Penghematan Energi Pada Bangunan untuk menunjang Kebijakan Energi Nasional Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa
Mengapa kita harus Hemat Energi dalam penggunaan energi? 1. Cadangan Energi Fosil Terbatas • Dapat mengurangi penggunaan energi fosil (batu bara, minyak bumi dan gas bumi yang saat ini dominan). Energi fosil, suatu saat akan habis jika terus dieksploitasi. Dengan menghemat penggunaan energi fosil, pemerintah dapat menyimpannya sebagai cadangan dalam rangka menjaga ketahanan energi nasional. 2. Mengurangi Kerusakan Lingkungan Hidup • Mengurangi emisi gas rumah kaca dan kerusakan lingkungan hidup. Saat ini, sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia dari pembakaran energi fosil yang menyebabkan polusi gas rumah kaca dan pemanasan global, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan hidup.
3. Mengurangi Subsidi Pemerintah untuk Energi Fosil • Saat ini subsidi pemerintah untuk energi fosil mendekati Rp 300 triliun untuk BBM dan Rp. 101 T untuk Listrik. Jika kita berhasil menggunakan energi secara efisien, maka subsidi pemerintah untuk energi fosil dapat dikurangi 4. Memberikan Keuntungan bagi Pengguna Energi • Efisiensi berdampak langsung pada pengurangan biaya oleh pengguna energi. Industri barang dan jasa menjadi lebih produktif dan kompetitif jika biaya pemakaian energi dapat ditekan. Pada sektor rumah tangga, penghematan energi juga mengurangi biaya pemakaian listrik dan gas suatu rumah tangga.
Arah kebijakan utama pemerintah meliputi: • Konservasi Energi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dan pemanfaatan energi (Demand Side). • Diversifikasi Energi untuk meningkatkan pangsa energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional (Supply Side). • Definisi konservasi energi pada PP No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi, adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Pelaksanaan konservasi energi mencakup : Penyediaan Energi Pengusahaan Energi Pemanfaatan Energi Konservasi Sumber Daya Energi
Indikator Energi • Indikator energi dapat dilihat dari elastisitas energi dan intensitas energi. • Elastisitas energi adalah perbandingan antara laju pertumbuhan konsumsi energi dengan laju pertumbuhan ekonomi. Semakin kecil angka elastisitas, maka semakin efisien penggunaan energi di suatu negara. Elastisitas energi Indonesia pada tahun 2009 masih cukup tinggi yaitu 2,69. Sebagai perbandingan, menurut penelitian International Energy Agency pada tahun 2009, angka elastisitas Thailand adalah 1,4, Singapura 1,1 dan negara-negara maju berkisar dari 0,1 – 0,6. • Intensitas energi : jumlah konsumsi energi per Produksi Domestik Bruto (PDB). Indonesia pada tahun 2009 = 565 TOE (ton-oilequivalent) per 1 juta USD. Artinya, untuk meningkatkan PDB sebesar 1 juta USD, Indonesia memerlukan energi sebanyak 565 TOE. Malaysia = 439 TOE/juta USD, Rata-rata negara maju dalam OECD (Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan) = 164 TOE/juta USD. • Angka elastisitas dan intensitas energi di atas,menunjukkan bahwa pemakaian energi di Indonesia masih belum efisien.
Kebijakan Terkait Konservasi Energi Instruksi ke kantor pemerintahan agar : • menghemat penggunaan energi dan air •Membuat tim khusus untuk memonitor implementasi penghematan energi dan air
Mencapai elastisitas energi < 1 pada 2025
Inpres No 2/2008 (Penghematan UU No 30/2007 Energi & Air) (Energi) PeraturanPresiden No 5/2006 (Kebijakan Energi Nasional)
Rencana Induk konservasi energi nasional (RIKEN) 2005 Mengurangi intensitas energi sekurangnya 1 % per tahun hingga 2025
• Pemerintah, produsen, dan konsumen memiliki tanggung jawab dalam implementasi konservasi energi. • Pemerintah akan memberikan insentif & disinsentif dalam implementasi konservasi energi
PP No 70/2009 (Konservasi Energi) Aturan untuk pengguna energi besar agar menunjuk manajer energi dan melakukan audit energi Penerapan labeling energi pada peralatan
Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan aktivitas penghematan energi Undang Undang
Peraturan Pemerintah
• UU No. 8 tahun 1999 (Perlindungan Konsumen) • UU No. 30 tahun 2007 (Energi) • UU No. 30 tahun 2009 (Ketenagalistrikan) • PP No. 102 Tahun 2000 (Standardisasi Nasional) • PP No. 3 Tahun 2005 (Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik) • PP No.70 Tahun 2009 (Konservasi Energi)
ENERGY STANDARD & LABEL (ES&L)
SNI Safety
SNI Performance
Label Hemat Energi
Cont’d • untuk produk pemanfaat listrik • Melindungi konsumen • Diatur oleh Kementerian Perindustrian
Untuk peralatan rumah tangga dan sejenisnya Informasi mengenai konsumsi energi Diatur oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Peraturan Menteri ESDM Peraturan Menteri PerMen ESDM No. 0038 Tahun 2005
PerMen ESDM No.11 Tahun 2007
PerMen ESDM No.15 Tahun 2009
PerMen ESDM No.06 Tahun 2011
SNI Terkait
Keterangan
Keselamatan Pemanfaat Tenaga Listrik untuk SNI 04-6292.1-2003 rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1: Persyaratan Umum Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnyaSNI 04-6292.2.80-2006 KeselamatanBagian 2.80: Persyaratan khusus untuk Kipas Angin Perlengkapan - Kendali lampu - Bagian 1: SNI 04-6959.1-2003 Persyaratan umum dan keselamatan Perlengkapan - Kendali lampu - Bagian 2-3: SNI 04-6959.2.3-2003 Persyaratan khusus ballas elektronik disuplai a.b. untuk lampu fluoresen Pembubuhan Label Tanda Hemat Energi SNI IEC 60969:2009 Untuk Lampu Swabalast
Menteri Perdagangan & Menteri Perindustrian Kepmen No.14/M-DAG/PER/3/2007 tentang standarisasi jasa bidang perdagangan dan pengawasan SNI terhadap barang dan jasa yang diperdagangkan Kepmen No.19/M-DAG/PER/5/2009 tentang Pendaftaran petunjuk penggunaan (Manual) dan kartu jaminan/garansi purna jual dalam bahasa Indonesia bagi produk telematika dan elektronika Kepmen No.62/M-DAG/PER/12/2009 diubah menjadi Kepmen No.22/M-DAG/PER/5/2010 tentang Kewajiban pencantuman Label pada Barang Kepmen 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
TAHAPAN INSENTIF-DISINSENTIF DALAM PROGRAM ESL
PROGRAM LABELISASI PENENTUAN SPESIFIKASI PRODUK YG MENDAPAT INSENTIF DAN DISINSENTIF
Manajemen Energi
Konsumsi listrik Bangunan Komersial Hotel
65%
15% 3% 17%
Hospital
57%
Shopping mall
57%
22%
Government office
55%
27%
Office building
16%
47% 0%
Air-conditioner
20%
25% 40%
Lighting + Outlet
60% Elevator
14% 5%
13% 16%
4% 14% 22% 80%
6% 100%
Others
Kebanyakan konsumsi energi berasal dari sistem tata udara dan pencahayaan. JICA Study (2008)
16
Pendekatan Manajemen Energi
Manajemen Energi yang terintegrasi
Tingkatan Program Manajemen Energi • Management Demand Side • Pemeliharaan Peralatan / perawatan / prosedur pengoperasian peralatan yang baik • Modifikasi Peralatan untuk mengurangi rugi-rugi sehingga meningkatkan efisiensi. • Penggantian peralatan / penambahan system
Konsumsi Energi Spesifik (KES) KES merupakan perbandingan antara besar konsumsi energi listrik dengan jumlah produk yang dihasilkan Pola/Trend pemakaian energi dapat diketahui dengan membandingkan KES perbulan, sehingga dapat dianalisis apabila terjadi perubahan KES, yang selanjutnya dapat diupayakan penghematan energi. • Perhitungan KES dapat dilakukan secara umum, yaitu membandingkan total konsumsi energi listrik dengan total produksi yang dihasilkan pada suatu Industri. • Atau KES dapat dihitung lebih spesifik yaitu KES per peralatan, yaitu membandingkan total konsumsi energi suatu peralatan dengan produk yang dihasilkan oleh peralatan tersebut. Data KES ini lebih akurat dalam memonitoring performance suatu peralatan tersebut. akan tetapi lebih sulit dan membutuhkan biaya tinggi apabila ingin dilakukan.
Kemungkinan Penghematan
OBJEK PENGHEMATAN
AUDIT Energi Listrik Pd Sistem Penerangan • Pendataan jumlah, jenis, spesifikasi dan konsumsi energi Penerangan listrik pada Bangunan • Ukur tingkat iluminasi dari setiap ruangan bandingkan dengan tingkat kebutuhan untuk masing masing ruangan tersebut Nama Ruangan R. Pasien R. Dokter R. Periksa R. Kerja R. Tunggu R. Rapat R. ICU & CVC Koridor Resepsionis Medical record Toilet R. Tamu Hostel Kantin Dapur R. Tidur Asrama R. Panel kontrol R. AHU
Tingkat pencahayaan (Lux) Terukur Dianjurkan 294 200 312 250 266 200 241 200 262-700 100 264 200 128 200 175 50 326 150 200 200 68 200 97 100 90-322 100 165 150 105 100 60 150 85 100
Keterangan di atas standar di bawah standar di atas standar di atas standar di atas standar di atas standar di bawah standar di atas standar di atas standar standar di bawah standar di bawah standar di atas standar di atas standar di atas standar di bawah standar di bawah standar
Peluang penghematan Energi pada Motor Penggerak
Peluang efisiensi pada Motor Penggerak
Prosentasi losses pada motor penggerak
Peluang 1 : Korektif suply listrik •Pelihara level tegangan sedekat mungkin dng nameplate maksimum deviasi 5%, pada teg.kurang 5%, maka rugi tembaga naik sebesar 10% •Minimalkan ketidakseimbangan fasa dng tolerasni 1% (Deviasi 3,5% 1 faa dari rata-rata fasanya menaikkan temperatur motor hingga 14% dan berkurangnya unjuk kerja motor) •Pelihara faktor daya yang tinggi utk mengurangi rugi sistem distribusi •Avoid excessive harmonit content •Gunakan kabel dengan ukuran lebih untuk mengurangi rugi tembaga (menggunakan ukuran kabel lebih besar payback periodnya +/- 1 tahun)
Peluang ke 2 : Improve Efisiensi Motor
•Lilit ulang motor induksi •Atur temperatur drive motor
•Gunakan sistem pengaturan on/off, menggunakan timer, PLC dan lainlain untuk motor jika diperlukan (sedrhana tapi seringkali efektif utk kondisi-kondisi tertentu) Peluang ke 3: Penyesuaian sistem yg lebih baik
•Pasang pengatur kecepatan jika beban bervariasi, (penggantian damper, katup pengatur, atau peralatan yg tidak efisien) •Sesuaikan ukuran motor dengan kebutuhan beban Seringkali motor bekerja hanya melayani 65% dari beban penuh(Hampir 50% motor bekerja lebih rendah dari 65% beban)
Peluang ke 4: Atur Beban dan Optimisasi Proses
•Ubah atau konfigurasi ulang proses atau gunakan sesuai kebutuhan sehingga input power lebih rendah. Perhatikan ukuran ducting dan pipa. Dapatkah proses di improve? Apakah proses ini membutuhkan banyak energi •Turunkan ukuran pompa, kipas, kompresor atau beban lainnya •Pasang susbsistem mekanikal yang lebih efisien. Apakah kopling, gerabox, fan, atau pompa efisien?
Rugi-rugi Karena Harmonik Semua beban non-linear menciptakan harmonik ‘Sinusoidal’ tegangan suplai
Harmonik = gelombang terdistorsi – bagian 50Hz/60Hz dalam gelombang
Beban non-liniear
Dari mana harmonik berasal? •
Power electronics, converters, drives...
• •
– Rectifiers – Inverters – ... Uninterruptible power supplies (UPS) Sistem Lampu Fluorescent
© UNIVERSITAS INDONESIA December 11, 2014 | Slide 36
Gelombang segi tiga
Penyearah
Flat top Voltage
Notched Voltage
Masalah yang dihasilkan harmonik 1. Dua Faktor Daya • Perpindahan / Displacement Power Faktor
– Sama dengan perpindahan sudut antara fundamental tegangan dan fundamental arus – Sama dengan kW / kVA hanya untuk sinusoidal V, I • Total Power Faktor
– Ukuran dari kW / kVA – Termasuk efek harmonik – Kapasitor yang benar hanya perpindahan PF. Total PF < DPF
2. Total harmonik Distorsi 0%
3.
33%
39%
44%
Peak
100%
133%
168%
204%
RMS
100%
105%
108%
110%
Gangguan di pemutus sirkuit 3. Meningkatkan Termal RMS Meningkatkan Magnitude Puncak
4. Sekering putus
5. Rugi-rugi • Pemanasan yang berlebih pada perangkat pemanas
Distorsi Peningkatan RMS Rugi-rugi # R . I2RMS = R . I12 + R . Ih2
6. Kabel Daya
- Kabel yang termasuk dalam sistem resonansi dapat terkena tegangan stres dan korona, yang dapat mengakibatkan kerusan isolasi - Penyebab kabel derating, arus nonsinusoidal dalam konduktor menyebabkan pemanasan tambahan, menguatkan rugi-rugi I2 Rac.
7. Motor dan Generator - Peningkatan pemanasan akibat rugi-rugi inti dan tembaga pada frekuensi harmonik - Berdenyut dan mengurangi torsi (penolakan starting atau peningkatan slip)
8. Pemanasan Transformer
- Tranformer memberikan rata-rata tegangan dan arus penuh (hanya) dengan sinusoidal, tegangan seimbang dan arus THD kurang dari 5 %
© UNIVERSITAS INDONESIA December 11, 2014 | Slide 42
Pengukur Harmonik
© UNIVERSITAS INDONESIA December 11, 2014 | Slide 43
CONTOH PELUANG PENGHEMATAN ENERGI
Matriks Manajemen Energi TINGKAT
4
KEBIJAKAN DAN SISTEM
ORGANISASI
Komitmen perusahaan atau Organisasi korporat terhadap Sistem penanggungjawab Manajemen Energi mencakup : penggunaan energi sudah Kebijakan, Sistem kerja dan terintegrasi dalam struktur rencana Kerja. manajemen.
SISTEM KOMUNIKASI
PENGAWASAN DAN PELAPORAN
KESADARAN
INVESTASI
Manajer energi beserta staf sudah menggunakan sistem komunikasi terpadu dalam pengaturan penggunaan energi
Menentukan target, mengawasi konsumsi energi, menangani permasalahan dan mengevaluasi penggunaan energi dalam hubungannya dengan produksi
Sosialisasi pentingnya konservasi dan efisiensi energi kepada seluruh karyawan dan pihak yang berkepentingan
Perusahaan dalam melakukan investasi, sudah beriorentasi efisiensi energi
Program pelatihan untuk staf, peningkatan kesadaran dan kampanye reguler
Kriteria pay back untuk semua investasi. Kajian singkat untuk membangun baru dan peluang peningkatan efisiensi penggunaan energi.
Laporan monitoring dan sasaran untuk masing-masing Sudah ada alokasi dana individu berdasar pada sub- untuk manajemen energi, metering/ monitoring tetapi serta beberapa staf penghematan tidak dilaporkan diikutkan dalam pelatihan pada pengguna secara efektif
Investasi menggunakan kriteria short term pay back criteria
3
Sudah ada kebijakan manajemen energi, tetapi belum nformal konservasi energi dan belum ada komitmen dari Pimpinan Persahaan atau Korporat
Manajer energi yang accountable pada komite energi yang diketuai oleh anggota dari salah seorang manajemen puncak
2
Sudah ada kebijakan energi informal yang dibuat oleh kepala devisi, atau kepala departemen, akan tetapi belum menjadi kebijakan Perusahaan
Manajer energi sudah ada, namun dukungan dan penugasan belum jelas.
1
Ada ketertarikan tentang manajemen energi, tetapi belum dibuat suatu kebijakan tertulis, karena dianggap sesuatu yang tidak terlalu menentukan.
Manajer energi dilakukan oleh seseorang bersifat paruh waktu dengan pengaruh dan otoritas terbatas
Laporan biaya berdasar pada Komunikasi antara pengguna Ada komunikasi informal data tagihan. Engineer energi dengan jajaran dan tidak sistimatis untuk mengkompilasi laporan untuk pimpinan hanya melalui meningkatkan kesadaran penggunaan internal invoice penggunaan dan tentang efisiensi dan berkaitan dengan departemen biaya energi konservasi energi teknis
Hanya langkah berbiaya rendah atau tanpa biaya dalam dalam usaha konservasi energi yang dilakukan
Tidak ada sama sekali kebijakan manajemen,
Tidak ada manajer energi atau formal organisasi yang bertanggung jawab terhadap penggunaan energi
Tak ada komunikasi antara Tidak ada sistem informasi. pimpinan dengan pengguna Tidak ada akuntansi konsumsi energi bahan bakar dan energi
Tidak ada investasi pada peningkatan efisiensi energi
0
Laporan pengawasan dan Tim pelaksana mengatur pencapaian belum seluruhnya komunikasi untuk pengaturan berdasarkan pengukuran, dan pengawasan konsumsi tanpa ada feed back dari energi pengguna
Ada komunikasi dengan pengguna energi utama, dikoordinir oleh seorang manajer
Tidak ada sosialisasi tentang efisiensi dan konservasi energi
Rekomendasi Non Teknis No. Rekomendasi non-teknis
Tujuan / Manfaat
melaksanakan usaha konservasi energi secara lebih serius
mengelola penggunaan energi baik energi listrik maupun energi termal
memberi masukan kepada pihak manajemen mengenai program-program penghematan yang mungkin dilakukan di lingkungan perusahaan
1.
Pembentukan Komite Energi
2.
Kampanye ”Hemat Energi” melalui himbauan, pengumuman atau aturan
3.
Terus menugaskan staf dan karyawan untuk mengikuti pelatihan di bidang konservasi energi
Kontinuitas dan keandalan dapur agar tetap terjaga
4.
Pemeliharaan yang baik, pada semua peralatan yang akan mempengaruhi fungsi dan keandalan dapur agar tetap terjaga Pengadaan peralatan keselamatan dan pengukuran listrik
Untuk memonitor penggunaan/ konsumsi energi listrik
5.
mensosialisasikan budaya ”Hemat Energi” mengefisienkan biaya energi membekali staf dan karyawan dengan wawasan, pengetahuan dan teknik melakukan usaha konservasi energi sesuai bidang tugasnya masing-masing. Pelatihan dapat diperoleh dari berbagai institusi yang berkaitan dengan konservasi energi.
Down time dapur yang tidak terjadwal dapat dihindari Perbaikan tap to tap time
Untuk menjaga keselamatan pegawai dalam bekerja
Peluang Penghematan Energi • Perbaikan Temperatur Motor PM-0201A • Perbaikan Faktor Daya pada Incoming 11 kV dari 0,78 menjadi 0,85 • Perbaikan Faktor Daya pada Motor PM0301A dari 0,3 menjadi 0,85 • Penyesuaian Sistem Pencahayaan dan Tata Udara • Optimasi Sistem Suplai dan Demand Daya Listrik
Ringkasan Rekomendasi Teknis
No
Peluang Implementasi Konservasi Energi
Penghematan Energi (kWh/bulan)
Total Penghematn (Rp/bulan)
1
Perbaikan Temperatur Lilitan Motor PM-0201A
20.160
24.321.830
2
Penambahan Kapasitor Bank pada Incoming 11 kV
14.853
17.919.253
3
Penambahan Kapasitor Bank pada Motor PM 0301A
5.155
6.219.198
4
Penggantian Trafo 7500 kVA menjadi 2500 kVA
297.540
358.964.158
5
Penggantian Trafo 7500 kVA menjadi 4000 kVA
123.984
149.579.257
TOTAL PENGHEMATAN PERBULAN (1+2+3+4)
407.424.440
TOTAL PENGHEMATAN PERBULAN (1+2+3+5)
198.039.539
INSTALASI PENGOLAHAN AIR 1
Qtotal
= QP1 + QP2 + QP3 + QP4 + QP5 + Qstasiun kebayoran
PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK Non MVVSD ( kW )
Keterangan
Total konsumsi energli listrik / hari
16,704.88
Rata-rata konsumsi listrik @ 2400 LPS
MV-VSD (kW) Manual
PLC
Saving (%) Manual
PLC
7,269.61
7,969.51
56%
52%
889.66
489.93
516.54
45%
42%
Rata-rata konsumsi listrik @ 1800 LPS
777.05
285.93
302.22
63%
61%
Rata-rata konsumsi listrik @ 1700 LPS
702.45
240.70
295.00
66%
58%
Rata-rata konsumsi listrik @ 1100 LPS
477.37
214.48
228.05
55%
52%
kWh
Perbandingan pemakaian energi listrik 1000.00 800.00 600.00 400.00 200.00 0.00
Non-MV-VSD MV-VSD (manual) MV-VSD (PLC)
Time
PERBANDINGAN KONSUMSI DAN BIAYA ENERGI LISTRIK Time 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 Total
kWh 998.37 995.88 712.10 711.92 705.36 695.03 697.71 698.07 702.14 701.90 975.30 975.23 693.88 690.36 442.41 442.59 442.71 442.10 440.70 440.70 438.03 687.44 983.31 991.63 16,704.88
Non MV-VSD LWBP (Rp.803) WBP (Rp.1204.5) 801,693.06 799,693.71 571,815.87 571,669.57 566,402.97 558,112.96 560,258.61 560,551.20 563,818.44 563,623.38 1,174,743.66 1,174,670.52 835,779.65
355,397.75 355,495.28 355,007.63 353,886.04 353,886.04 351,740.39 552,017.36 789,599.39 796,280.17 10,380,949.85
831,537.11 532,877.19
4,549,608.12
MV-VSD ( manual operation ) kWh LWBP (Rp.803) WBP (Rp.1204.5) 489.93 393,415.92 285.93 229,605.26 285.93 229,605.26 240.70 193,285.25 240.70 193,285.25 240.70 193,285.25 240.70 193,285.25 285.93 229,605.26 285.93 229,605.26 489.93 393,415.92 489.93 590,123.89 240.70 289,927.87 240.70 289,927.87
214.48 214.48 214.48 214.48 214.48 214.48 214.48 240.70 489.93 489.93 489.93 7,269.61
172,225.75 172,225.75 172,225.75 172,225.75 172,225.75 193,285.25 393,415.92 393,415.92 393,415.92 4,713,055.63
258,338.62 258,338.62
1,686,656.87
MV-VSD ( PLC operation ) kWh LWBP (Rp.803) WBP (Rp.1204.5) 516.54 414,780.64 302.22 242,685.70 302.22 242,685.70 295.00 236,886.70 295.00 236,886.70 295.00 236,886.70 295.00 236,886.70 302.22 242,685.70 302.22 242,685.70 516.54 414,780.64 516.54 622,170.96 295.00 355,330.05 295.00 355,330.05
228.05 228.05 228.05 228.05 228.05 228.05 228.05 295.00 516.54 516.54 516.54 7,969.51
183,126.11 183,126.11 183,126.11 183,126.11 183,126.11 236,886.70 414,780.64 414,780.64 414,780.64 5,144,710.03
Total cost/day (Rp)
14,930,557.97
6,399,712.50
7,026,919.43
Total cost/month (Rp)
447,916,739.12
191,991,375.08
210,807,582.81
255,925,364.05 57%
237,109,156.32 53%
saving
274,689.16 274,689.16
1,882,209.39
NILAI INVESTASI MV-VSD STASIUN POMPA JAKARTA, IPA I Item Pekerjaan
Biaya
Pekerjaan Sipil
Rp. 572.000.000,-
Pekerjaan Electrical
Rp. 3.576.100.000,-
Jumlah Investasi
Rp. 4.148.100.000,-
ANALISA KELAYAKAN INVESTASI Metode
Mode
Parameter
Keterangan
Manual
PLC
PP
PP < 5 tahun
1.35 tahun
1.46 tahun
Layak
NPV
NPV harus bernilai positif
Rp. 8,277,234,797.30
Rp.7,363,696,267.96
Layak
IRR
IRR > 7.5 %
24.50%
22.50%
Layak
PI
PI > 1
2
1.78
Layak
Hasil Pengukuran Iluminasi Waktu
Lokasi
Iluminasi (lux) Meja Kerja
1 Titik Lampu
2 Titik Lampu
10.45
R.Rapat
620
690
612
10.48
LK3
650
760
10.51
Poliklinik
210
10.54
Kom. Sekuriti
10.57
4 Titik Lampu
Keterangan
400 cerah
tirai terbuka
820
280 cerah
tirai terbuka
240
290
194 cerah
tirai terbuka
210
390
340
90 cerah
tirai terbuka
ISO. Integritas
150
124
66 cerah
tirai terbuka
R. Keuangan
144
188
276
106 cerah
tirai terbuka
11.03
R. Kasir
400
376
432
100 cerah
tirai terbuka
11.06
Patra Niaga
1000
560
660
140 cerah
tirai terbuka
11.09
R. Penjualan
160
190
200
126 cerah
tirai terbuka
11.12
Komlek
210
660
510
320 cerah
tirai terbuka
11.15
QQ
520
250
480
560
106 cerah
tirai terbuka
11.18
SDM
273
280
338
380
120 cerah
tirai tetutup
11.21
ADM P3
400
410
420
200 cerah
tirai terbuka
11.24
TAS
733
1200
600
480 cerah
tirai terbuka
11.27
P. Teknik
960
800
350 cerah
tirai terbuka
11.3
Sekretaris
690
770
590
230 cerah
tirai terbuka
11.33
Per.Adm. Teknik
560
680
950
152 cerah
tirai terbuka
11.36
Per.Adm. Teknik-Pengawas
580
670
930
148 cerah
tirai terbuka
11.39
TTU
850
1060
840
990
550 cerah
tirai terbuka
11.42
Pengawas Utama
766
570
440
586
304 cerah
tirai terbuka
11
Gedung Kantor
734
Tepi
Kondisi Cuaca
Hasil Pengukuran Pencahayaan Ruangan
Standar Iluminasi (SNI)
Iluminasi (LUX)
Keterangan
Ruang rapat
300
620
Di atas standar
LK3
350
650
Di atas standar
Poliklinik
350
210
Di bawah standar
Kom. Sekuriti
350
210
Di bawah standar
ISO Integritas
350
150
Di bawah standar
R. Keuangan
350
144
Di bawah standar
R. Kasir
350
400
Di atas standar
Patra Niaga
350
1000
Di atas standar
R. Penjualan
350
160
Di bawah standar
Komlek
350
210
Di bawah standar
QQ
350
520
Di atas standar
SDM
350
273
Di bawah standar
ADM P3
350
400
Di atas standar
TAS
350
733
Di atas standar
P. Teknik
350
960
Di atas standar
Sekretaris
350
690
Di atas standar
Per.Adm.Teknik
350
560
Di atas standar
Per.Adm.Teknik-Pengawas
350
580
Di atas standar
OH (Operational Head)
350
850
Di atas standar
Pws. Utama PPP
350
766
Di atas standar
Hasil Pengukuran Temperatur dan Tata Udara Ruangan
Temperatur
RH %
Ruangan
(°C)
Temperatur
RH %
(°C)
R.Rapat
28.3
60.3
QQ
27.8
73.2
LK3
26.2
56.8
SDM
27.4
61.4
Poliklinik
24.3
55.7
ADM P3
28.3
65.7
Kom. Sekuriti
27
63.6
TAS
28.8
63.3
ISO. Integritas
25.8
64.6
P. Teknik
28.3
62.5
25
60.3
Sekretaris
28.9
66.4
R. Kasir
25.2
60.7
Per.Adm. Teknik
28.2
64
Per.Adm. Teknik-
27.3
63.3
Patra Niaga
24.5
58.9
Pengawas
R. Penjualan
22.5
60.4
TTU
27.7
62.1
Komlek
25.4
69.4
Pengawas Utama
27.4
61.4
R. Keuangan
Ket Tabel:
Ruangan sesuai standar SNI 03-6390-2000