Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi Nama Inovasi Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi Produk Inovasi Advokasi Kebijakan Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri Sebagai Bagian dari Program Energi Nasional Penggagas Dr. Ir. Soni Solistia Wirawan, M.Eng Kelompok Inovator Kementrian / Lembaga Gambar Ilustrasi
1/5
Deskripsi
2/5
Aplikasi kogenerasi membuka peluang penghematan energi sampai dengan sekitar 13 ribu GWh per tahun dan sekaligus memberikan manfaat pengurangan CO2 sekitar 10,1 juta ton per tahun.
Efisiensi pada sektor industri dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan menggunakan sistem kogenerasi (co-generation) atau dikenal sebagai sistem Combined Head and Power (CHP). Sistem CHP merupakan suatu pendekatan dalam penerapan teknologi dimana energi listrik dan energi panas dihasilkan dalam satu sistem terintegrasi. Metode konvensional yang dihasilkan panas dan listrik secara terpisah memiliki efisiensi terpadu sebesar 35 – 40%, sementara sistem CHP efisiensi energinya dapat mencapai 80%. Peluang penghematan energi dari aplikasi teknologi kogenerasi sangatlah besar. Dari kajian yang telah dilakukan BPPT dengan mengaplikasikan teknologi kogenerasi di mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Tenaga Gas (PLTMG), serta tyrbin gas (PLTG) di pembangkit PLN saja, aplikasi kogenerasi membuka peluang penghematan energi sampai dengan sekitar 13 ribu GWh per tahun dan sekaligus memberikan manfaat pengurangan CO2 sekitar 10,1 juta ton per tahun. Potensi tersebut secara eknonomi memberikan penghematan di PLN sebesar Rp. 14,01 Trilyun/tahun, dengan asumsi proyeksi biaya pokok penyediaan PLN rata-rata tahun 2014 sebesar Rp. 1.078/KWh. Sedangkan untuk industri, pemanfaatan teknologi kogenerasi untuk mendaur ulang panas buang, diidentifikasi berpotensi menghemat energi sampai dengan 13,8 ribu GWh pertahun sekaligus memberikan pengurangan emisi CO2 sekitar 10,7 juta ton per tahun. Potensi ini menawarkan penghematan pada sektor industri di Indonesia sebesar Rp. 15,34 Trilyun/tahun dengan tarif dasar industri rata-rata per Oktober 2013 sebesar Rp. 1.112/KWh sehingga sejalan dengan Program Energi Nasional dan sejalan dengan rencana induk Konservasi Energi Nasional. Stakeholders yang terlibat dalam proyek perubahan ini adalah BPPT, Kementerian PPN/Bappenas, Kemristek, Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup, PLN, UNDP, Asosiasi dari sektor industri terkait.
Jenis Inovasi Metode Nama Instansi BPPT Unit Instansi Balai Besar Teknologi Energi BPPT Tahun Inisiasi 2013 Tahun Implementasi 2014 Faktor Pendorong Faktor pendorong berhasilnya Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri adalah 1. Dukungan multi stakeholder secara penuh baik dari BPPT, Bappenas, KESDM, Usaha industri, PLN, UNDP, KLH, Kemenristek, Kemenperin, dan lain-lain 2. Cadangan energi panas dan energi listrik yang tersedia untuk teknologi kogenerasi 3. Teknologi kogenerasi masuk RPJMN 2014-2019 Faktor Penghambat Faktor penghambat dari Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri adalah
3/5
1. Kurangnya dukungan dan komitmen dari para pimpinan stakeholder terkait. 2. Kurangnya dukungan dan komitmen dari proponent dan pengguna teknologi kogenerasi yang enggan untuk menggunakan teknologi baru. 3. Sulit didapatkannya data yang akurat untuk meyakinkan para anggota project board untuk mau merekomendasikan teknologi kogenerasi agar masuk ke dokumen RPJMN 2015-2019. 4. Perlu suatu pilot project yang berhasil untuk dapat membuktikan bahwa teknologi kogenerasi betul-betul dapat menghemat dan menguntungkan para industri pengguna secara ekonomi. 5. Koordinasi yang melibatkan berbagai pihak baik akademisi, bisnis, dan regulator. 6. Keterbatasan anggaran untuk kegiatan penelitian dan pengembangan. 7. Bervariasinya jenis dan sektor industri yang membutuhkan kegiatan audit untuk mencari potensi kogenerasi dengan waktu yang cukup lama dan biaya yang besar.
Alternatif Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah 1. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan stakeholder terkait (KESDM, Industri) untuk mengadakan review dan kajian penerapan teknologi kogenerasi di Industri. 2. Membuat suatu proyek percontohan implementasi teknologi kogenerasi di Industri yang berhasil dan mudah dihitung besaran penghematannya. 3. Sosialisasi industri yang telah berhasil menerapkan teknologi kogenerasi dan merasakan manfaat penghematannya. 4. Meyakinkan pemerintah untuk mendukung program penerapan teknologi kogenerasi di industri yang ujung-ujungnya menghemat penggunaan listrik dan energi nasional. Tahapan Proses Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Mengadakan rapat dan FGD penyiapan program teknologi kogenerasi dengan stakeholders terkait. Menyusun laporan hasil kajian program teknologi kogenerasi. Mengajukan surat Persetujuan ke Kepala BPPT terkait kajian potensi kogenerasi. Mengajukan usulan agar Teknologi kogenerasi masuk di dalam draft dokumen background study RPJMN 2015 – 2019. Sosialisasi program efisiensi energi dan peresmian demo plant Microturbine Cogeneration kapasitas 65 KWh yang dipasang di Hotel Borobudur. 6. Melakukan Kajian potensi teknologi kogenerasi pada beberapa jenis industri. Manfaat Kemanfaatan dari Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri ternyata melebihi dari apa yang diharapkan ketika gagasan ini diusulkan. Kemanfaatan implementasi program tersebut adalah 1. Terciptanya efisiensi energi dengan CHP. 2. Pecepatan program Konservasi Energi Nasional. Capaian proyek perubahan Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri sudah sesuai dengan milestone yang telah disusun pada saat laboratorium kepemimpinan berjalan. Capaian saat ini berupa : 1. 2. 3. 4.
Teknologi kogenerasi masuk RPJMN 2015-2019. Sosialisasi program efisiensi energi. Potensi teknologi kogenerasi pada beberapa jenis industri. Monitoring pelaksanaan program teknologi kogenerasi.
Prasyarat Replikasi Pengimplementasian Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri dapat direplikasi di wilayah lain dengan cara sebagai berikut 1. Adanya Teknologi siap digunakan di industri. 2. Dukungan kajian secara mendalam perhitungan penghematan yang didapat dengan mengimplementasikan teknologi
4/5
kogenerasi ini. 3. Adanya kebijakan yang mendukung pemanfaatannya. Kontak Person Balai Besar Teknologi Energi – BPPT Gedung 620 Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15314 Telp. (021) 7560916, 7560550 Sumber Dokumen proyek perubahan Diklatpim & verifikasi Instrumen Direktori Inovasi lewat Teknik Validasi Data Sekunder Jumlah Dilihat 141 Kali Waktu Dibuat 2016-03-23 22:44:18 Terakhir Diubah
Waktu Diunduh 2017-02-03 19:43:46
5/5 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)