PENGGUNAAN PARAGRAF
Makalah Bahasa Indonesia Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Kelengkapan Mata Kuliah Bahasa Indonesia
OLEH :
Edi Riwanto
FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS Dr. SOETOMO 2009
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................................................ KATA PENGANTAR………..…………………………………………....................i DAFTAR ISI.……………….……………………………………………...................i BAB I PENDAHULUAN...............................................……...………………..........1 1.1 Latar Belakang...........................................................................................1 1.2 Masalah atau Topik Bahasan.....................................................................2 1.3 Tujuan Penulisan Makalah.........................................................................2 BAB II PEMBAHASAN... ………………………………….…………....................3 2.1. Sejarah Turunnya Al-Quran…………………………...............................3 2.2 Sistim Penalaran Menurut Al-Quran…….………………………….........4 2.3 Ciri Khas Ilmu pengetahuan. ……….…………………...……..…...........5 2.4 Keotentikan Al-Quran. ………….………………….……...................6 2.4.1 Bukti bukti dari Al-Quran Sendiri. ………….………………...…7 2.4.2 Bukti bukti kesejarahan…………………………………….....…..8 2.4.3 Penulisan mushaf……………………………………….……........9 2.5 Perkembangan Tafsir…………………………………….....…….….......10 BAB III PENUTUP...…............................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA…………………………….........…………………...............12
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini dengna baik dan lancar. Dalam makalah ini, penulis akan menguraikan tentang sejarah turun dan tujuan pokok Al-Qur’an untuk memahami agama-agama yang kita ambil dari berbagai sumber yang kami baca. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Sebagai mahasiswa kami mengharapkan bimbingan, bantuan, saran dan dukungan dari Bapak Ibu dosen serta pihak lain agar makalah ini bisa berhasil dan berguna bagi kita semua amin, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan makalah ini tidak terlepas bantuan semua pihak, maka pada kesempatan ini tidak lupa penulis Mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan, bantuan dan do’a, serta kasih sayang dan keikhlasan dengan memberikan motivasi kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan. 2. Ibu Wahyu Sriutami Msi, selaku dosen pembimbing. 3. Buat Teman-teman thank’s atas kerja samanya. Dalam penulisan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membamgun semangat penulis dari semua pihak, diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata besar harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu menunjang perkembangan ilmu pengetahuan serta memberikan manfaat yang berguna amin.
Surabaya, 29 Desember 2009
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini, karena dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat. Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami atau saling mengerti, erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang kita miliki. Kita dapat memahami maksud dan tujuan orang lain berbahasa atau berbicara apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang dia katakan. Untuk itu keseragaman berbahasa sangatlah penting, supaya komunikasi berjalan lancer. Maka daripada itu bangsa Indonesia pada tahun 1945 menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, dan sampai sekarang pemakaian bahasa Indonesia makin meluas dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Kita sebagai generasi muda, marilah kita pelihara bahasa Indonesia ini, memgingat akan arti pentingya bahasa untuk mengarungi kehidupan masa globalisasi, yang menuntuk akan kecerdasan berbahasa, berbicara, keterampilan menggunakan bahasa dan memegang teguh bahasa Indonesia, demi memajukan bangsa ini, supaya bangasa kita tidak dipandang sebelah mata oleh bangsa lain. Maka dari itu disini penulis akan mencoba menguraikan tentang “Berbahasa Yang Baik Dan Benar” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah
sebagaimana
yang
telah
dikemukakan, rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana cara pembuatan kata atau paragraf dalam suatu kalimat agar bisa diterima dan dapat dimengerti oleh pihak pembaca?”
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui bagaimana cara penulisan sebuah paragraf yang baik dan benar. 2. Mengetahui bagaimana cara pemilihan kata atau bahasa dalam suatu kalimat agar mudah dimengerti oleh pembaca.
1.4 Manfaat penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak diantaranya adalah: 1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang bagaimana cara penulisan sebuah kalimat atau wacana yang baik dan benar. 2. Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan bahan masukan bagi penulis maupun pembaca. 3. Dapat dijadikan referensi dan motivasi untuk penelitian lebih lanjut.
BAB II PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Paragraf Paragraf dari bahasa Yunani paragraphos yang artinya "menulis di samping" atau "tertulis di samping" adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan, terkadang juga dimasukkan tanpa memulai baris baru. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti. Paragraf atau Alinea adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya akan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam kenyataannya kadang kita menemukan paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat, yang memang dimungkinkan. Dalam menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu dilakukan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat paragraf yang membicarakan satu gagasan atau gagasan tunggal. Kepaduan berarti kalimat dalam paragraf yang kompak, saling berkaitan mendukung gagasan paragraf. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat, dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang alinea sebenarnya sudah memasuki
kawasan wacana atau karangan sebab karangan formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri atas satu paragraf. 2.1.2. Jenis-jenis Paragraf Paragraf banyak ragamnya. Untuk membedakan pargraf yang satu dengan yang lain berdasarkan kelompoknya. Dan ada beberapa jenis paragraf diantaranya : 2.1.2.1 Jenis Paragraf menurut Posisi kalimat Topiknya. Jenis-jenis paragraf diantaranya adalah: 1. Paragraf Deduktif. Adalah Paragraf yang inti pokok kalimatnya ada di awal paragraf. Contohnya: “Salah satu cara untuk mengurangi tingkat kelahiran yang ada di Indonesia, yaitu dengan melakukan KB. Agar tingkat produktifitas penduduk di Indonesia berkurang, sehingga mengurangi beban perekonomian Indonesia dan mengurangi pemanasan global”. 2. Paragraf Induktif. Adalah Paragraf yang inti pokok kalimatnya ada di akhir paragraf. Contohnya : “Yang dimaksud dengan mengurangi tingkat kelahiran, adalah mengurangi tingkat produktifitas yang ada di Indonesia, adapun cntohnya dengan melakukan KB. Dengan demikian yang dapat disimpulkan bahwa tingkat produktifitas sangat mempengaruhi kesetabilan ekonomi Indonesia”.
3. Paragraf Deduktif dan Induktif. Adalah Paragraf yang inti pokok kalimatnya ada di awal dan di akhir paragraf. Contonya : “Salah satu cara untuk mengurangi tingkat kelahiran yang ada di Indonesia, yaitu dengan melakukan KB. Agar tingkat produktifitas penduduk di Indonesia berkurang, sehingga mengurangi bebean perekonomian Indonesia dan mengurangi pemanasan
global.
Yang
dimaksud
dengan
ini
adalah
mengurangi tingkat produktifitas pada setiap individu, adapun cntohnya dengan melakukan KB. Dengan demikian yang dapat disimpulkan bahwa tingkat produktifitas sangat mempengaruhi kesetabilan ekonomi Indonesi”. 4. Paragraf Penuh Kalimat Topik Adalah seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga satupun Kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Contoh : “Aku hirup udara pagi, dengan berseri, melihat suasana pagi yang dingin dan begitu cerah, dan betapa indahnya aku melihat matahari terbit sambil ditemani musik yang amat merdu”. 2.1.2.2 Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat digolongkan atas lima macam yaitu : 1. Paragraf Persuasif : Jika isi Paragraf mempromosikan suatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
2. Paragraf Argumentatif : Paragraf yang membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung. 3. Paragraf Naratif : Paragraf yang menjelaskan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita. 4. Paragraf eksposisi : Paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu. 5. Paragraf
Deskriptif
:
Paragraf
yang
melukiskan
atau
menggambarkan sesuatu dengan bahasa. 2.1.2.3 Jenis Paragraf menurut fungsinya dalam karangan. Berdasarkan fungsi dalam karangan, paragraf dapat dibedakan atas tiga macam yaitu: 1. Paragraf Pembuka. Isi paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan, Paragraf pembuka harus dapat di fungsikan untuk : a. Menghantar pokok pembicaraan. b. Menarik minat dan perhatian pembaca. 2. Paragraf Pengembang. Paragraf ini bertujuan untuk mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan di dalam Paragraf pembuka. Paragraf pengembang di dalam karangan dapat difungsikan untuk : 1.
Mengemukakan inti persoalan.
2.
Memberi ilustrasi atau contoh.
3.
Menjelaskan hal yang akan diuraikan.
4.
Meringkas paragraf sebelumnya.
5.
Mempersiapkan landasan kesimpulan.
3. Paragraf Penutup. Paragraf penutup berisi kesimpulan bagian karangan atau kesimpulan seluruh karangan.mengingat paragraf penutup di masukan untuk mengakiri karangan atau bagian karangan. 1.
Sebagai bagian Penutup.
2.
Isi paragraf harus berisi kesimpulan sementara.
3.
Sebagai bagian yang paling akhir dibaca.
2.1.3 Paragraf tutur dan paragraf tulis Di dalam bahasa indonesia lisan maupun tulis, dapat ditemukan sosok paragraf atau alinea. Penanda alinea atau penanda paragaraf yang paling jelas dan paling gampang dilihat dalam bahasa tulis adalah ihwal indensi, yakni penulisan awal paragraf yang dibuat sedikit menjorok ke dalam sebanyak sejumlah ketukan huruf atau karakter. Di dalam bahasa Indonesia lisan ada satuan struktural yang menandai pergeseran gagasan yang satu ke dalam topik berikutnya, yang lazim disebut dengan paragraf tutur. Sosok paragraf tutur itulah yang lantas lazim disebut dengan paraton (paratone) di dalam sumber kepustakaan linguistik ( lihat Brown, 1977). Kalau penanda- penanda dalam paragraf tulis itu mudah dilihat dan ditandai secara ortografis, mereka mudah dicermati memang kasat mata sifatnya, di dalam paragraf tutur kejelasan dan kekasataan itu tidak demikian gampang ditemukan. Paragraf tutur dapat ditengarai dengan penanda pembatasan atau penanda pewatasan, dan permulaan paragraf tutur dapat digunakan sebagai peranti untuk menunjukkan adanya pergeseran topik yakni dari topik lama ke dalam topik yang baru. Lazimnya, awal paragraf tutur dimulai dengan tinggi nada (pitch) yang sengaja dinaikan. Hal ini digunakan sebagai penanda kehadiran ungkapan pengantar yang digunakan penutur, untuk memberitahukan persoalan yang hendak dibicarakan dalam keseluruhan paragraf tutur
yang akan segera datang. Kemudia di dalam bagian akhir paragraf tutur terdapat semacam sinyal penganti atau pengubah (turning signal), yang mebawah sosok yang dibicarakan di dalam paragraf tutur, lambat laun sampai ke dalam titik akhir dengan tinggi nada atau pitch yang rendah, dengan amplitudo yang semakin lenyap menghilng, diikuti dengan kesenyapan antara atau jeda yang cukup panjang, bahkan sering hingga mencapai lebih dari dua-tiga detik lamay 2.1.4 Tujuan Pembuatan Paragraf Dalam pembuatan paragraf memiliki dua tujuan diantarannya: 1. Memudahkan pemahaman bacaan dengan membedakan pokok pikiran masing-masing paragraf. Karena itu tiap paragraf
hanya
boleh mengandung satu pokok pikiran saja. 2. Memisahkan dan menegaskan pemberhentian membaca secara wajar, formal daripadadi akhir kalimat agar dapat lebih berkonsentrasi dan terarah dalam memahami bacaan. 2.2 PENYAJIAN DATA
2.3 ANALISIS DATA 2.3.1 Persyaratan Paragraf yang baik dan benar Dalam pembuatan suatu paragraf yang efektif dan benar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya: 1. Kepaduan Paragraf Agar paragraf menjadi baik, Anda harus memperhatikan persyaratan. Persyaratan paragraf yang baik yaitu adanya kepaduan, kesatuan, dan kelengkapan. Untuk mencapai kepaduan, langkah-langkah yang harus
Anda tempuh adalah kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu. Bagaimanakah agar kalimat-kalimat bertahan secara logis dan padu? Gunakanlah kata penghubung. Terdapat dua jenis kata penghubung yaitu: 1. kata penghubung intrakalimat. 2. kata penghubung antarkalimat. Kata penghubung intrakalimat adalah kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya. Contoh penghubung intrakalimat yaitu karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka, dan lain-lain. Contoh kata penghubung antarkalimat yakni oleh karena itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya, bahkan, dan lain-lain
2. Kesatuan Paragraf. Selain kepaduan, persyaratan penulisan paragraf yang baik adalah prinsip kesatuan. Yang dimaksud kesatuan adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf dinamakan paragraf deduktif, sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Terdapat ciri-ciri dalam membuat kalimat utama, yakni kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan yang berpotensi untuk diperinci atau diuraikan lebih lanjut. Sebagai contoh “David Beckham adalah pemain sepak bola yang sukses” adalah kalimat utama yang bisa dijelaskan lebih lanjut apa saja yang membuktikan bahwa David Beckham seorang yang sukses. Ciri-ciri lain yaitu kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata penghubung, baik kata penghubung antarkalimat maupun kata penghubung intrakalimat. Perhatikan paragraf deduktif dan induktif berikut ini.
3. Kelengkapan Paragraf Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dan lain-lain. Selain itu, kalimat penjelas berarti apabila dihubungkan dengan kalimat-kalimat di dalam paragraf. Kemudian kalimat penjelas sering memerlukan bantuan kata penghubung, baik kata penghubung antarkalimat maupun kata penghubung intrakalimat. 2.3.2 Pengembangan Paragraf. Paragraf dapat dikembangkan dengan cara pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat, definisi, dan klasifikasi. Perhatikan contoh berikut ini. 1. Cara Pertentangan Pengembangan paragraph dengan cara pertentangan biasanya menggunakan
ungkapan-ungkapan
seperti
berbeda
dengan,
bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari. 2. Cara perbandingan Biasanya menggunakan ungkapan seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, kan tetapi, sedangkan, dan sementara itu. 3. Cara Analogi Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan analogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata – kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan. 4. Cara Contoh – contoh
Kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain–lain adalah ungkapan–ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan paragraph dengan contoh 5. Cara Sebab Akibat Pengembangan paragraph dengan cara sebab akibat dilakukkan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena. 6. Cara Definisi Kata–kata yang digunakkan dalam mengembangkan paragraf dengan cara definisi. Kata adalah biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat. 7. Cara Klasifikasi Cara Klasifikasi adalah pengembangan paragraph melalui pengelompokkan berdasarkan ciri – cirri tertentu. Kata – kata atau ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
BAB III PENUTUP 3.1
Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang diuraikan pada bab diatas, maka ditarik kesimpulan bahwa, dalam ketatabahasaan bahasa Indonesia paragraf bukan saja ditemukan dalam bahasa tulis seperti dalam buku-buku bacaan, laporan kegiatan atau tulisan karya ilmiah tetapi dalam bahasa lisan pun ditemukan adanya paragraf. Paragraf tulis lebih mudah dicermati karena disusun secara ortografis sedangkan paragraf tutur dalam bahasa Indonesia lisan kejelasan dan kekasat mataan itu tidak gampang ditemukan. Pada setiap pembuatan paragraf dibutuhkan adanya persyaratan yang perlu diperhatikan harus memiliki kepaduan, kesatuan dan kelengkapan dalam sebuah paragraph, sehingga dalam sebuah paragraf bisa memiliki makna atau isi agar mudah dimengerti si pembaca.
3.2. Saran 1. Perlu dilakukan adanya pemilihan kata atau kalimat agar suatu paragraf itu memiliki makna yang benar. 2. memperhatikan ejaan agar