POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
Juni 2011
PENGGUNAAN MANAGEMENT CONTROL SYSTEM UNTUK MERAIH KEUNGGULAN KOMPETITIF MELALUI DYNAMIC CAPABILITY: Studi kasus di RSI YARSIS SURAKARTA Erniyawati Mustaqomah1, Huriyah2 1. 2.
Jurusan Akuntansi, Politeknik Pratama Mulia, Surakarta 57149, Indonesia Jurusan Akuntansi, Politeknik Pratama Mulia, Surakarta 57149, Indonesia
ABSTRACT The purpose of this research is to investigate wheather the implementation of management control system through dynamic capability can support competitive advantage in RS Yarsis. This study find that this hospital has been implemented a management control system which is support competitive advantage, excluding from systemic firm wide. Our sugges for this company are: build a specific mechanism which can be able to motivate all company members having future in growing up together. Key word: Management control system, Dynamic capability, Competitive advantage’s strategies.
PENDAHULUAN Management Control System merupakan sesuatu yang sangat penting dalam tata kelola perusahaan. Perannya sebagai pengumpulan data untuk mencapai dan mengkoordinasikan proses pembuatan keputusan dan pengendalian sangat vital. Komponen – komponen MCS seperti : strategi, perencanaan strategi, dan management strategis, corporate governance, akuntansi pertanggungjawaban, pengukuran kinerja, penentuan Penggunaan Management…
arah, motivasi dan insentif mempengaruhi organisasi secara keseluruhan. Peran Management Control System hampir selalu dihubungkan dengan kemampuannya sebagai sumber daya kompetitif yang dimiliki perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Rumah sakit merupakan salah jenis perusahaan social yang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Banyak faktor yang mendasari keadaan tersebut, salah satunya adalah unlimited 24
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
customer yang tersedia bagi pasar rumah sakit. Service yang ditawarkan rumah sakit dapat mencapai semua segmen pasar. Dan hal inilah yang menjadi salah penyebab tingginya persaingan yang dihadapi oleh pihak manajemen rumah sakit. Agar dapat menghadapi persaingan yang begitu ketat, Rumah sakit harus mempunyai keunggulan kompetitif. Di sini peran MCS adalah sebagai sarana untuk mengidentifikasi sumber – sumber yang berdaya saing yang dimiliki oleh Rumah Sakit. Karakteristik usaha yang diselenggarakan oleh sebuah rumah sakit sangat terpengaruh oleh perubahan lingkungan yang tidak pasti dan uncontrollable. Sebagai usaha yang sangat mengutamakan customer satisfaction, perusahaan dituntut untuk dapat merespon perubahan lingkungan secepat mungkin dan mengimplementasikannya ke dalam rencana – rencana strategis mereka. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengidentifikasi sumber – sumber yang potensial berdaya saing tinggi adalah melalui Dynamic Capability. Dynamic Capability merupakan kemapuan unik untuk membuat dan mempertahankan keunggulan kompetitif berdasarkan proses, Penggunaan Management…
Juni 2011
posisi, dan jalur dimana perusahaan beroperasi. Dinamic Capability muncul dari distinctive organizational processes, posisi kompetensi, dan evolutionary paths. Sebagai sumber dari keunggulan competitive, kapabilitas ini dapat menambah nilai dimana dapat direplikasi secara internal dan externally inimitable. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti penggunaan Management Control System untuk meningkatkan keunggulan kompetitif melalui Dynamic Capability di Rumah Sakit Islam Yarsis. TINJAUAN PUSTAKA A. MANAGEMENT CONTROL SYSTEM DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF Keunggulan kompetitif diartikan sebagai kemampuan untuk membuat produk/system pengiriman dengan atribut- atribut yang merujuk pada criteria kunci pembelian customer di dalam target pasar.(Hall 1992,135). Lauri W.Pant menggunakan kerangka kerja Dinamic Capability yang dilontarkan Teece untuk mengexplorasi peran dari MCS dalam pengidentifikasi dan membangun sumber daya – 25
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
sumber daya yang potensial menjadi keunggulan kompetitif. Dengan cara : 1. Meningkatkan strategi pemahaman baik dari sisi manajemen maupun employee perihal persediaan yang saat ini berjalan melalui proses, posisi, dan jalur – jalur, 2. Membangun pengetahuan baru mengenai mekanisme untuk memasuki proses , posisi, dan jalur tersebut. Teori – teori masa kini memandang bahwa keunggulan kompetitif tidak dapat dicapai secara sendirian melalui pembuatan keputusan atau penetapan strategi oleh para manajer.Sebaliknya kemampuan manajerial adalah salah satu macam sumber daya dimana keunggulan kompetitif terbentuk. Barney berpendapat bahwa kombinasi antara capital fisik, human capital dan organizational capital (yang kemudian menjadi struktur formal dan informal mengenai planning, controlling dan coordinating) adalah inputinput yang signifikan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif. Kemampuan untuk mempertahankan daya saing organisasi adalah sebuah fungsi dari nilai dan kemampuan untuk tidak mudah ditiru dari sumber daya ini. Teece mendefinisikan dynamic Capabilities sebagai kemampuan Penggunaan Management…
Juni 2011
untuk mengidentifikasi peluang baru dan mengorganisasikannya secara efektif dan efisien. Dynamic capabilities muncul dari proses , posisi – posisi dan jalur yang jelas dari sebuah organisasi. Teece menjelaskan : Posisi merujuk pada pemanfaat teknologi, kekayaan intelektual, kekayaan pelengkap, customer base, dan hubungan dengan pihak luar, dalam hal ini dengan supplier dan perusahaan yang menghasilkan produk pelengkap, yang saat ini ada di perusahaan. Jalur merujuk kepada alternative strategi yang tersedia untuk perusahaan, dan ada atau tidak adanya peningkatan kembalian dan kehadiran ketergantungan – ketergantungan jalur. B. PENGENDALIAN KOMPETITIF Lihat lampiran gambar 1. Gambar diatas menjelaskan sebuah pandangan dari perspektif pengendalian secara tradisonal dan secara interaktif. Sebuah system pengendalian kompetitif harus didesain untuk: 1. Lebih meningkatkan pemahaman strategis baik dari sisi manajemen maupun employee terhadap proses, posisi, dan jalur yang ada di perusahaan, 2. Mengorganisasi mekanisme pembelajaran ke dalam proses , 26
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
posisi,dan jalur ini. Dibawah ini ditampilkan table yang berisi contoh – contoh mekanisme untuk pengenalan dan monitoring secara formal pada sumber – sumber keunggulan kompetitif yang sudah ada , dan membangkitkanulang mekanisme yang mengidentifikasi dan mengorganisasi peluang baru. Tabel 1 Dynamic Capability: MCS opportunites for Supporting Competitive Advantage
Proses
Building opportunies of competitive advantage
Coordinating and Integrating Process Evolving Control
Learning Process
Managing Informal Control Understanding Employment Sructure and Involment in History Strategy (Sumber, Laurie W. Pant , 2000
Position
Path
Understanding Source of Competitive Advantage
C. PROSES – PROSES Proses – proses dan struktur yang berhubungan merupakan batasan dari pengetahuan organisasional,yang digambarkan secara rutin sebagai salah satu dari asset yang sangat berharga dari sebuah perusahaan. Proses menangkap pengetahuan factual Penggunaan Management…
Juni 2011
dan know- how incorporate organisasional. Know how merupakan pemahaman kritis tentang bagaimana segala sesuatu dikerjakan. Proses organisasional menggunakan kow how ini untuk menunjukkan dua peran utama dalam organisasi, yaitu mengkoordinasikan dan mengintegrasikan aktivitas perusahaan, karena tidak mungkin organisasi mampu belajar dan mengubah dengan sendirinya. D. PROSES PEMBELAJARAN Tujuan MCS adalah menormalisasi atau merutinkan proses untuk mengurangi keragaman target atau standar. DynamicCapabilities menyarankan bahwa MCS dapat mengorganisasi sebuah analisa kesempatan / peluang dengan cara mengembangkannya ke dalam proses sebuah jalan untuk menimbulkan pertanyaan tentang apakah jalan yang sekarang ada untuk melaksanakan sesuatu sudah optimal. MCS menjadi sebuah sumber kesempatan untuk pembelajaran dengan cara menyediakan repository untuk proses ilmu pengetahuan. Perluasan pengetahuan eksternal datang dari pendekatan yang sistematis untuk 27
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
environmental scanning yang meningkatkan rekonfigurasi dan transformasi yang lebih cepat. Pembelajaran internal didorong oleh bantuan organisasi dalam mengambil simpanan aktivitas yang ada dan pembangunan sarana dimana pengetahuan tentang hal tersebut akan didokumentasikan dan dibagi kepada pihak – pihak terkait (Atkison,00).
Juni 2011
Dari perspektif dynamic capabilities, inovasi dan adaptasi merupakan sumber daya kunci yang harus dikelola. MCS dapat dimodifikasi untuk memotivasi secara jelas inovasi dan mengelola kemampuan beradaptasi melalui organisasi. E. JALUR – JALUR
Posisi menggambarkan sumber – sumber perusahaan yang unik pada perusahaan dan sulit untuk diperdagangkan. Spesialisasi peralatan dan lokasi geografi merupakan contoh – contoh dari sumber daya – sumber daya tersebut.
Teece menjelaskan karakteristik jalaur adalah sbb : 1. pembelajaran bersifat local, yaitu lebih diadaptasi berdasarkan percobaan baru – baru ini, umpan balik – penilaian. Rutinitas organisasional telah ditempatkan sebagai komponen penting atas apa dan bagaimana organisasi dapat belajar dengan cepat, 2. pengembalian internal untuk adopsi ( Arthur, 1996).
MANAGING CONTROL
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
POSISI – POSISI
INFORMAL
Menurut Hamel dan Prahlad, perusahaan perlu menemukan kembali dirinya dan yang lebih penting dari sumber daya kompetitif adalah kemampuan employee untuk menyatu dengan public, pengetahuan spesifik non perusahaan dengan pengetahuan perusahaan untuk menciptakan pengetahuan baru (Nonaka dan Takeuchi, 97) Penggunaan Management…
Mengacu pada permasalahan, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi keunggulan kompetitif serta membuktikan peran Management Control System dalam meningkatkan keunggulan kompetitif melalui Dynamic Capabilities di Rumah Sakit Islam Surakarta. 28
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
METODE PENELITIAN A. JENIS DAN PENELITIAN
TIPE
Dalam rangka mengindentifikasi penerapan Management Control System di Rumah Sakit Islam Yarsis Surakarta, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis data primer. Dari sisi sumber datanya, penelitian yang dilakukan ini lebih menekankan field study, yang meliputi kegiatan observasi lapangan, kuesioner, wawancara dengan responden kunci untuk memperoleh data primer. Studi kepustakaan dimaksudkan untuk mendapatkan teori dan konsep – konsep-konsep yang diperlukan sebagai landasan dasar. B.
DATA
Data dalam penelitian ini adalah data primer, dimana diambil secara langsung dari obyek penelitian melalui questioner dan wawancara serta data sekunder yang diambil dari permanen file obyek penelitian. Populasi merupakan kumpulan dari keseluruhan obyek yang akan diukur dalam penelitian (Cooper dan Schindler, 2003:179). Populasi dalam penelitian adalah
Penggunaan Management…
Juni 2011
semua karyawan di Rumah Sakit dalam berbagai level, mulai dari level manajemen sampai dengan level staff. Semua populasi juga secara langsung menjadi populasi, mengingat terbatasnya jumlah karyawan pada obyek penelitian. Sedangkan karakteristik sampel adalah semua pegawai tetap maupun kontrak di obyek penelitian, yang mempunyai masa kerja minimal 3 bulan. C. TEKNIK DATA
PENGAMBILAN
Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian, peneliti menggunakan alat pengumpulan data sebagai berikut : 1. Wawancara mendalam/Indeph interview Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seorang responden(Prabowo,1996). Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek – aspek apa yang harus dibahas. Wawancara tidak dilakukan secara ketat dan pertanyaan tertutup, akan tetapi lebih terbuka dan mengarah pada kedalaman informasi serta dengan cara yang tidak secara formal terstruktur( Sutopo,2005).
29
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
2. Pengamatan atau observasi Obervasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik thd unsur – unsure yang tampak dalam suatu gejala. Observasi merupakan kegiatan pengamaran langsung thd objek yang akan diteliti sehingga gambaran menjadi lebih konkret. 3. Quetioner Kuesioner merupakan pengumpulan data dengan menyebarkan pertanyaan tidak langsung kepada responden melalui media tertentu. Kuesioner dapat memberikan gambaran mengenai gejala masalah yang diteliti pada obyek penelitian. 4. Teknik Analisa Data Analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan yang selanjutnya ditarik kesimpulan. Data yang terkumpul dalam penelitian ini akan dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan menggambarkan keadaan subyek atau obyek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat pada saat sekarang berdasarkan fakta- fakta sebagaimana adanya. Dalam model analisis data peneliti menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman(1988). Dalam model Penggunaan Management…
Juni 2011
analisis ini data terdiri dari atas tiga komponen, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya(Sutopo, 2002). Ketiga komponen tersebut aktivitasnya berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data yang menggunakan proses siklus. Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan dan penyerdanaan dan abstraksi data kasar yang dilakukan selama berlangsungnya proses penelitian. Sajian data merupakan rangkaian selain bisa dilakukan dalam bentuk narasi kalimat juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar/skema, jaringan kerja kaitan kegiatan dan juga table pendukung narasinya(Sutopo, 2002). Teknik analisa interaktif dapat dilihat pada lampiran gambar 2. Teknik pengolahan menggunakan analisa kualitatif.
data data
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Proses pemetaan secara koordinatif dan integrative Dari tabel 2 lampiran dapat diketahui bahwa sharing data base telah dilakukan oleh perusahaan dengan lama implementasi lebih dari 4 tahun. 30
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
Sebagian responden telah mempergunakan informasi dari database yang dishare sebagai sumber utama dalam menciptakan inovasi dalam bekerja. Namun tidak semua karyawan memanfaatkan database tersebut dengan berbagai alasan. Salah satu alasan utama adalah ketidaktahuan mengenai sharing data base tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa proses komunikasi dan informasi belum merata ke semua lini dalam rumah sakit tersebut. Sebagai upaya pelayanan purna jual kepada pelanggan, semua responden setuju bahwa terdapat mekanisme untuk menampung keluhan konsumen yang diikuti dengan follow up perbaikan pelayanan. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa Sistem Pengendalian Manajemen telah diterapkan di rumah sakit ini. Dynamic capability telah ada akan tetapi masih sebatas embrio. 2. Pengelolaan pengendalian informal Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melakukan transfer knowledge adalah dengan mempekerjakan tenaga ahli eksternal dari luar perusahaan, baik sebagai konsultan maupun sebagai pegawai ahli kontrak.
Penggunaan Management…
Juni 2011
Rumah sakit Yarsis memilih menyewa tenaga ahli sebagai konsultan untuk jangka waktu tertentu. Keberadaan tenaga ahli tersebut menimbulkan respon yang beragam di kalangan pekerja yang lain. Sebagian besar menyambut gembira namun sebagian besar yang lain tidak begitu peduli dengan keberadaan tenaga ahli tersebut. Untuk pengaturan jenjang karier, rumah sakit telah mempunyai sistem promosi yang jelas bagi setiap karyawannya. Peningkatan keahlian yang dimiliki karyawan berdampak pada promosi dari karyawan yang bersangkutan. Tampaknya proses transfer knowledge dengan menyewa tenaga ahli dari eksternal akan sedikit menemui kendala di lapangan. Dengan berbagai respon dari para karyawan, transfer knowledge hanya efektif terjadi pada kalangan atau devisi tertentu saja. Tapi untuk sebagian kalangan lain tidak begitu termotivasi untuk melakukan transfer knowledge karena keberadaan tenaga ahli tersebut ditanggapi dengan biasan saja. Hal ini dapat menghambat proses peningkatan skill karyawan yang merupakan komponen penting dalam dynamic capability. Satu hal yang positif dari perusahaan ini adalah telah mempunyai
31
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
mekanisme pengaturan jenjang karier bagi para karyawannya dengan jelas. Dengan sedikit perbaikan dalam sosialisasi mengenai pemanfaatan tenaga ahli pengendalian informal akan menjadi salah satu sumber dynamic capability yang handal untuk memenangkan persaingan di rumah sakit ini.Lihat lampiran tabel 3. 3. Memperkuat pengendalian spesifik. Salah satu usaha untuk memperkuat pengendalian spesifik adalah dengan melakukan proses sertifikasi atas pelayanan rumah sakit. Rumah sakit ini telah melakukan proses akreditasi dan dengan adanya akreditasi tersebut berdampak pada profitabilitas sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan. Cara ini dapat dipertahankan karena merupakan salah satu sumber dynamic capability. Lihat lampiran tabel 4. 4. Pengendalian informal Leadership tampaknya masih menjadi permasalahan sentral dalam pengendalian informal. Pengetahuan tentang charisma seorang pemimpin sudah dimiliki oleh para karyawan, namun belum ditangkap dengan jeli oleh manajemen perusahaan. Training mengenai kepemimpinan belum Penggunaan Management…
Juni 2011
secara kontinyu dilakukan oleh perusahaan. Hal ini sangat penting karena pemimpin merupakan tonggak yang dipakai acuan para bawahannya dalam bekerja. Terlebih lagi dalam perusahaan yang sangat mengutamakan kerja tim, peran pemimpin sebagai coordinator sangat vital dalam menentukan keberhasilan penyelesaian tugas– tugas sehari-hari. Dengan perbaikan dalam leadership dan training pengendalian informal akan menjadi kuat dan menjadi dynamic capability bagi perusahaan. Lihat lampiran tabel 5. 5. Peningkatan pemahaman sejarah dan struktur perusahaan Gaya manajemen yang diterapkan di sebuah perusahaan dapat menentukan budaya kerja organisasi. Dynamic capability dapat tumbuh secara optimal pada sebuah manajemen yang menerapkan gaya partisipatif yang memungkinkan karyawan memberdayakan dirinya semaksimal mungkin dan mendapatkan penghargaan oleh atasan. Gaya manajemen di rumah sakit ini masih membingungkan karyawan, yang ditunjukkan dengan beragamnya jawaban jenis gaya manajemen. Perusahaan
32
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
telah melaksanakan program peningkatan keahlian bagi karyawannya melalui pelatihan. Pelatihan tersebut berdampak terhadap peningkatan pelayanan konsumen. Dengan penetapan gaya manajemen yang jelas terutama banyak melibatkan partisipasi karyawan akan semakin meningkatkan pemahaman perusahaan beserta strukturnya, sehingga menjadi sumber dynamic capability. Lihat lampiran tabel 6. 6. Adanya systematic firm wide untuk memimpikan masa depan karyawan Berdasarkan lampiran tabel 7 dapat diketahui bahwa perusahaan tidak senantiasa melibatkan karyawan dalam proyek perusahaan dan tindakan – tindakan manajemen juga belum dapat memfasilitasi cita – cita pribadi setiap karyawannya sehingga meningkatkan loyalitas. Tampaknya belum ada systematic firm wide yang dapat digali dari perusahaan ini. KESIMPULAN DAN SARAN Creating an Ownership Culture, Financial Executives Research
Penggunaan Management…
Juni 2011
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penerapan management control system di Rumah Sakit Islam Yarsis sudah baik. Dynamic capability juga sudah ada namun masih dalam bentuk embrio. Embrio ini bisa berkembang menjadi sebuah dynamic capability sangat tergantung dari manajemen dan kerjasama dengan semua lini dalam perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto suharsimi, 2000 Manajemen penelitian Sumanto,1995 Metode penelitian social dan pendidikan Barney, J. 1991. Firm resources and sustained competitive advantage, Journal of Management Studies, 17:99-120. Birnberg, J. 1998. Some reflections on the evolution of organizational control. Behavioral Research in Accounting, 10 supplement: 27-46. Barton, T., W. Shenkir, and T. Tyson, 1998. Open Book Management: Foundation. Hansen Mowen h, 2000 Akuntansi Manajemen,
33
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
Juni 2011
Mulyadi,
1999, Akuntansi Biaya Pant, Lauri. Using Management control system to promote competitive Advantage, The Accounting Review,2000. Hoque s, 2007. Strategic Management Accounting
Penggunaan Management…
34