Protobiont 2013
Vol 2 (3): 161 - 166
Penggunaan Larutan Kalsium Klorida(CaCl2) dalam Menunda Pematangan Buah Pepaya (Carica papaya L.) Megasari Ramadani1, Riza Linda1, Mukarlina1 1
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, email korespondensi:
[email protected] Abstract
Papaya (Carica papaya L.) spreads in tropical areas. The harvested fruit generally is ripe between 4 and 5 days, therefore to maintain the quality of the fruit delaying ripening of it is needed. One of the ways to delay ripening of fruit is using Calsium Choloride (CaCl2) solution. The research project aims to find out of the influence of CaCl2solution as material for delaying ripening papaya. The study was conducted from December 2011 to May 2012 in Biology Laboratory of Biology department in Faculty of Mathematics and Natural Science, Tanjungpura University. The research methodology used experimental factorial complete randomized design which consisted of two treatments that are concentration of CaCl2 solution (C) with five levels; 0%, 2%, 4%, 6%, 8% and soaking time with five level; 0 minutes, 15 minutes, 30 minutes, 45 minutes, and 60 minutes. The investigation covered keeping period of time (days), weight decrease (%), food color, flesh color, tenderness and food glucose level (%). The best fruit storage time was 6% concentrate and soaking time was 60 minutes, and weight decrease, food color, flesh color and food glucose level was 6% concentrate and the soaking time was 30 minutes Keywords: Carica papaya L., CaCl2 Solution, Fruit Ripening
PENDAHULUAN Buah pepaya digolongkan buah klimakterik, yaitu buah yang mengalami kenaikan respirasi dan produksi etilen secara mendadak dan kemudian mengalami penurunan dengan cepat.Buah dengan laju respirasi yang tinggi umumnya lebih cepat rusak, sedang buah yang mempunyai laju respirasi rendah mempunyai umur simpan lebih lama (Pantastico, 1989). Umumnya buah pepaya yang dipanen telah memiliki semburat warna kuning. Buah pepaya yang dipanen pada tingkat kematangan ini akan masak dalam waktu empat atau lima hari dan akan busuk pada hari ke tujuh. Pepaya yang telah dipanen pada umumnya tidak habis terjual dalam waktu yang singkat sehingga buahmengalami pembusukan, sehingga perlu diadakan suatu upaya untuk mempertahankan kualitas dan menghambat proses pematangan buah sehingga buah dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama. Salah satu cara untuk menghambat proses pematangan dan mempertahankan kualitas buah adalah dengan pemberian bahan kimia secara eksogen. Kalsium (Ca) telah diketahui dapat memperpanjang daya simpan buah melalui
penghambatan pemasakan buah (Ferguson dan Drobak, 1988). Mekanisme kerja Ca dalam menghambat proses pematangan berkaitan dengan penyusunan komponen dinding sel dan enzim yang berperan dalam proses pematangan buah (Kramer, et al., 1989).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh larutan CaCl2 sebagai bahan penunda pematangan buah pepaya serta konsentrasi CaCl2 yang dapat digunakan untuk menunda pematangan buah pepaya. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Jurusan Biologi FMIPA UNTAN dan analisis kadar glukosa dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian UNTAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2011 sampai Mei 2012 meliputi persiapan, penelitian, dan pengamatan. Rancangan Percobaan Penelitian ini dilakukan secara eksperimen, menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor dan 5 ulangan. Faktor pertama yaitu konsentrasi larutan CaCl2dengan 5 taraf yaitu : C1= 0%, C2= 2%, C3= 4%, C4 =6% dan C5= 8%. Faktor kedua yaitu lama 161
Protobiont 2013
Vol 2 (3): 161 - 166 perendaman selama T1= 0 menit, T2= 15 menit, T3= 30 menit, T4= 45 menit dan T5= 60 menit. Cara Kerja Persiapan Sampel Buah Pepaya Buah pepaya yang digunakan memiliki tingkat kematangan yang sama. Kondisi fisik buah dalam keadaan yang baik, seragam ukuran dan beratnya.Buah yang terpilih dicuci dengan air mengalir, kemudian dikeringkan.Buah pepaya tersebut kemudian direndam pada larutan CaCl2 dengan konsentrasi dan waktu yang telah ditentukan, kemudian buah dikeringkan kembali dan disimpan di dalam suhu ruang sampai matang.Selama penyimpanan, dilakukan pengamatan kondisi fisik dan kimia dari buah pepaya. Penentuan Susut Bobot Berat awal bahan ditimbang sebelum perlakuan dan berat bahan setiap hari pengamatan setelah perlakuan. Kemudian dihitung pengurangan berat bahan sebagai susut bobot, dengan menggunakan rumus;
Susut bobot =
x 100%
Dimana: Wa= berat awal sebelum perlakuan Wb= berat akhir setelah perlakuan Warna Kulit, Warna Daging dan Kelunakan Kondisi fisik buah meliputi, kelunakan daging, warna daging dan warna kulit buah diamati 3 hari sekali.Kelunakan daging diukur secara kualitatif dengan tekanan jari.Warna daging dan kulit buah diamati secara visual. Kadar Glukosa Buah Pengukuran kadar glukosa dilakukan 3 hari sekali dengan menggunakan metode Smogy-Nelson. Analisis Data Data hasil pengamatan warna kulit, kelunakan daging dan warna daging dianalisis secara deskriptif dan hasil pengamatan lama masa penyimpanan, susut bobot dan kadarglukosa dianalisis secara statistik dengan uji ANOVA menggunakan SPSS 18.Jika didapatkan hasil yang berbeda nyata, selanjutnya dilakukan uji Duncan dalam selang 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ketahanan Buah Pepaya Selama Masa Penyimpanan Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh nyata interaksi konsentrasi (C) denganlama waktu perendaman (T) dalam larutan kalsium klorida (CaCl2) terhadap masa penyimpanan buah pepaya (F24,100=11,988, P=0,000; ANOVA) (Tabel 1).
Tabel 1. Lama Masa Penyimpanan Buah Pepaya(hari) C C1 C2 C3 C4 C5 T T1 6a 6,2a 6,4a 6,4a 6,6a a a a a T2 6 6,4 6,6 6,6 9,6c a a c c T3 6 6,6 9,2 9,8 12,4e T4 6a 8,4b 9,6c 11,6d 12,6e a c c e T5 6 9,2 9,8 12,4 12,8e Ket: *Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%.
Rerata umur simpan tersingkat diperoleh pada buah tanpa perlakuan yaitu 6 hari. Konsentrasi terendah yang memberikan waktu penyimpanan yang lama (12,4 hari) adalah pemberian larutan CaCl2 konsentrasi 6% dengan lama perendaman 60 menit. Susut Bobot Buah Pepaya Selama Masa Penyimpanan Hasil penelitian interaksi konsentrasi (C) denganlama waktu perendaman (T) dalam larutan kalsium klorida (CaCl2) terhadap perubahan susut bobot buah pepaya berpengaruh nyata pada pengamatan hari ke-3 (F24,100=4,489,P=0,000; ANOVA), hari ke-6 (F24,100=5,084, P=0,000; ANOVA), hari ke-9 (F24,100=5,173, P=0,000; ANOVA), dan hari ke-12 (F24,100=5,520, P=0,000; ANOVA) di setiap hari pengamatan (Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5). Tabel 2. Susut Bobot Buah Pepaya Pengamatan Hari ke-3 C C1 C2 C3 C4 C5 T T1 3,1a 3,1a 3,1a 3,1a 3,1a T2 3,1a 3,1a 3,1a 3,1a 3,1a a a b b T3 3,1 3,1 2,9 2,9 2,9b a b b b T4 3,1 2,9 2,9 2,9 2,9b T5 3,1a 2,9b 2,9b 2,9b 2,9b Ket: *Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%. Tabel 3. Susut Bobot Buah Pepaya Pengamatan Hari ke- 6 C C1 C2 C3 C4 C5 T T1 6,2a 6,2a 6,2a 6,2a 6,2a a a a a T2 6,2 6,2 6,2 6,2 5,3c T3 6,2a 6,2a 4,5b 4,5b 4,5b a b b b T4 6,2 4,5 4,5 4,5 4,5b T5 6,2a 4,6b 4,6b 4,6b 4,6b Ket: *Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%. Tabel 4. Susut Bobot Buah Pepaya Pengamatan Hari ke-9 C C1 C2 C3 C4 C5 T T1 0a 0a 0a 0a 0a T2 0a 0a 0a 0a 0a a a b b T3 0 0 6,2 6,2 6,2b a b b b T4 0 6,2 6,2 6,2 6,4b T5 0a 6,2b 6,2b 6,2b 6,5c Ket: *Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%.
162
Protobiont 2013
Vol 2 (3): 161 - 166
skor warna kulit
20
14
5
2
14
5
2
2
14
5
5
2
0 15
30
45
14 5 2
14 5 2
14 5 2
0
15
30
2
14 56
2
14 56 60
14 5 2
14 5 2
0
15
2
14 56
2
14 56
2
0 30
45
skor warna kulit
2
14
14
5
5
2
14 2
14
56
2
456
2
hari 0
15 30 45 lama perendaman (menit) hari 3
d. 20
hari 6
5
hari 12
Konsentrasi 6%
14 2
hari 9
60
2
14 56
2
14 6 5 4
2
13 6 5 4
2
13 6 5 4
0
56
2
56
2
556
556
2
2
0 15 30 45 60 lama perendaman (menit) hari 0 hari 3 hari 6 hari 9 10
Konsentrasi 2%
56
56 2
2
556 556 456 2 2 2
0 0 15 30 45 lama perendaman (menit)
10
hari 3
hari 6
60
hari 9
Konsentrasi 4%
56
56
2
2
2
45
6 2
45 5
6 23
4 45
0
10 13
2
56
2
0 15 30 45 lama perendaman (menit) hari 3
d.
456
56
0
hari 0
0 0
56
2
60
lama perendaman (menit) hari 0 hari 3 hari 6 hari 9 c. Konsentrasi 4% 20
56
c.
14 56
2
Konsentrasi
hari 0
skor warna daging buah
20
skor warna kulit
skor warna daging buah
lama perendaman (menit) hari 0 hari 3 hari 6 hari 9 b. Konsentrasi 2%
56
15 30 45 60 lama perendaman hari 0 hari 3 hari 6
b.
0 45
2
0
60
lama perendaman (menit) hari 0 hari 3 hari 6 a. Konsentrasi 0%
56
0
skor warna daging buah
0
2
a.
skor warna daging buah
skor warna kulit
14
5
2
20
skor warna kulit
14
10
10
skor warna daging buah
Tabel 5. Susut Bobot Buah Pepaya Pengamatan Hari ke-12 C1 C2 C3 C4 C5 C T T1 0a 0a 0a 0a 0a a a a a T2 0 0 0 0 0a a a a b T3 0 0 0 7,5 7,5b a a a b T4 0 0 0 7,6 8,3c T5 0a 0a 0a 7,8b 8,4c Ket: *Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%.
56 2
hari 6
hari 9
60 hari 12
Konsentrasi 6% 6 45 2
6 5 45 45 23 223 2233
0
hari 0
0 15 30 45 lama perendaman (menit) hari 3
e.
hari 6
hari 9
60 hari 12
Konsentrasi 8%
Gambar 2. Perubahan Skor Warna Daging Buah Pepaya Selama Masa Penyimpanan pada a) konsentrasi 0%, b) konsentrasi 2%, c) konsentrasi 4%, d) konsentrasi 6% dan e) konsentrasi 8%.
0 hari 0
15 30 45 60 lama perendaman (menit) hari 3 hari 6 hari 9 hari 12 e. Konsentrasi 8%
Gambar 1. Perubahan Skor Warna Kulit Buah Pepaya Selama Masa Penyimpanan pada a) konsentrasi 0%, b) konsentrasi 2%, c) konsentrasi 4%, d) konsentrasi 6% dan e) konsentrasi 8%.
163
Protobiont 2013
Vol 2 (3): 161 - 166 3
4
3
1
4
3
1
4
3
1
4
3
1
4
1
0 0
5
3
15 30 45 60 Lama perendaman (menit) hari 0 hari 3 hari 6 a. Konsentrasi 0%
4
3
1
4
3
1
4
33
1
4
33
1
4
1
0 15 30 45 60 lama perendaman (menit) hari 0 hari 3 hari 6 hari 9 b. Konsentrasi 2% 5
3
4
3
1
4
33
1
4
33
1
4
33
1
4
1
0 0 15 30 45 60 lama perendaman (menit) hari 0 hari 3 hari 6 hari 9
skor kelunakan buah
c.
Konsentrasi 4%
4
5
4
3 1
1
1
4
33
2 1
4 3
2
11
0 0 15 30 45 lama perendaman (menit)
hari 0
hari 3
hari 6
d. skor kelunakan buah
4 33
3
5
hari 9
4 33
4
hari 12
4
3
1
11
4
3 2
2 1
60
Konsentrasi 6%
4 3
11
3 2 11
0 0 15 30 45 60 lama perendaman (menit) hari 0
hari 3
hari 6
hari 9
30 menit dan 45 menit memiliki skor warna 5 (oranye) dan pada lama perendaman 60 menit memiliki skor warna 3 (kuning-oranye) pada hari ke-6 (Gambar 2d). Buah yang diberi perlakuan perendaman dalam larutan CaCl2 menunjukkan perubahan warna daging buah yang relatif lebih lambat. Kelunakan Daging Buah Pepaya Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh Interaksi konsentrasi (C) denganlama waktu perendaman (T) dalam larutan kalsium klorida (CaCl2) terhadap kelunakan buah pepaya selama masa penyimpanan (Gambar 3). Umumnya kelunakan buah pepaya mulai meningkat pada hari ke-3 (Gambar 3).Buah pepaya kontrol telah mencapai keadaan yang sangat lunak (skor 4) pada hari ke enam. Buah dengan konsentrasi 6% dan 8% pada perendaman selama 45 menit dan 60 menit memiliki skor 3 (lunak) pada hari ke-9 dan memiliki skor 4 (sangat lunak) pada hari ke-12.
0
skor kelunakan buah
skor kelunakan buah
Skor kelunakan buah
5
hari 12
e. Konsentrasi 8% Gambar 3. Perubahan Kelunakan Buah Pepaya Selama Masa Penyimpanan pada a) konsentrasi 0%, b) konsentrasi 2%, c) konsentrasi 4%, d) konsentrasi 6% dan e) konsentrasi 8%.
Gambar 2a menunjukkan bahwa pada hari ke-6, warna daging buah pepaya kontrol memiliki rerata skor 6 (oranye kemerahan). Buah yang direndam dalam larutan CaCl2 6% dengan lama perendaman
Kadar Glukosa Buah Pepaya Interaksi konsentrasi (C) denganlama waktu perendaman (T) dalam larutan kalsium klorida (CaCl2) memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada pengamatan hari ke-3 (F24,100=13,493,P=0,000;ANOVA), hari ke-6 (F24,100=72,833, P=0,000;ANOVA), hari ke-9 (F24,100=223,271, P=0,000;ANOVA), hari ke-12 (F24,100=285,936, P=0,000;ANOVA) terhadap perubaan kadar glukosa buah pepaya selama masa penyimpanan (Tabel 6, Tabel 7, Tabel 8, Tabel 9 dan Tabel 10). Tabel 6. Kadar Glukosa Pengamatan Hari ke-0 C C1 C2 C3 C4 C5 T T1 2,024a 2,024a 2,024a 2,024a 2,024a T2 2,024a 2,024a 2,024a 2,024a 2,024a T3 2,024a 2,024a 2,024a 2,024a 2,024a T4 2,024a 2,024a 2,024a 2,024a 2,024a T5 2,024a 2,024a 2,024a 2,024a 2,024a *Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%. Tabel 7. Kadar Glukosa Pengamatan Hari ke- 3 C C1 C2 C3 C4 T T1 3,676a 3,118a 3,173a 3,385a T2 3,451a 3,551a 3,204a 3,443a T3 3,642a 3,399a 3,298a 3,245a T4 3,205a 3,156a 3,248a 2,269b T5 3,355a 3,132a 3,271a 2,276b *Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak nyata pada uji Duncan 5%.
C5 3,412a 2,344b 2,350b 1,923c 2,262b berbeda
164
Protobiont 2013
Vol 2 (3): 161 - 166 Tabel 8. Kadar Glukosa Pengamatan Hari ke-6 C C1 C2 C3 C4 T T1 2,152b 2,020b 2,728b 3,129c T2 1,585a 2,152b 2,711b 3,143c a b c T3 1,821 2,025 3,693 3,459c T4 1,669a 3,807c 3,638c 2,644b a c c T5 1,551 3,578 3,652 2,717b *Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak nyata pada uji Duncan 5%. Tabel 9. Kadar Glukosa Pengamatan Hari ke-9 C C1 C2 C3 C4 T T1 0a 0a 0a 0a T2 0a 0a 0a 0a a a b T3 0 0 3,257 3,230b T4 0a 3,288b 3,193b 3,163b a b b T5 0 3,315 3,234 3,123b *Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak nyata pada uji Duncan 5%.
C5 2,613b 2,748b 2,549b 2,600b 2,549b berbeda
C5 0a 2,956c 3,116b 3,099b 2,809c berbeda
Tabel 10. Kadar Glukosa Pengamatan Hari ke-12 C C1 C2 C3 C4 C5 T T1 0a 0a 0a 0a 0a a a a a T2 0 0 0 0 0a a a a a T3 0 0 0 0 2,920c T4 0a 0a 0a 2,633b 2,569b a a a c T5 0 0 0 2,735 2,498b *Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%.
Buah pepaya kontrol menunjukkan peningkatan kadar glukosa pada hari ke tiga (3,676) (Tabel 7) dan terjadi penurunan pada hari ke enam (2,152) (Tabel 8). Buah dengan perlakuan konsentrasi 6% dan 8% memiliki pengaruh yang berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya di setiap hari pengamatan.Hari ke-3 buah pepaya yang direndam pada larutan CaCl2 6% dan lama perendaman 30 menit memiliki nilai kandungan glukosa yang lebih rendah (3,245) dibandingkan dengan nilai kandungan glukosa hari ke-3 pada kontrol (3,676) (Tabel7). Buah pepaya yang direndam dalam larutan CaCl2 6% dan lama perendaman 30 menit memiliki nilai kandungan glukosa yang mulai mendekati kontrol yaitu 3,459 pada hari ke-6 (Tabel 8). Pembahasan Selama penyimpanan, buah pepaya mengalami perubahan susut bobot, warna kulit dan daging buah, kelunakan dan perubahan kadar glukosa buah.Buah pepaya yang telah direndam dalam larutan CaCl2 memiliki masa penyimpanan yang relatif lebih lama dibandingkan yang tidak diberi perlakuan.Waktu buah mencapai kematangan (hari) cenderung meningkat dengan semakin tingginya konsentrasi pemberian CaCl2 dan semakin lamanya waktu perendaman (Tabel
1).Hasil ini sejalan dengan penelitian Sinto (1996) dimana buah pepaya yang direndam dalam larutan CaCl2 pada kondisi vakum mengalami penundaan pematangan buah selama 22 hari lebih lama dari buah kontrol . Pengaruh ion kalsium terhadap proses penundaan pematangan buah pepaya dapat terjadi karena ion kalsium berpengaruh terhadap penurunan sintesis etilen sebagai hormon untuk pematangan buah. Menurut Sosrodihardjo (1987), ion kalsium yang masuk ke dalam buah akan mengikat enzim lipoksigenase sehingga menjadi tidak aktif. Enzim lipoksigenase adalah enzim yang bekerja untuk menghasilkan oksigen yang diperlukan dalam sintesis etilen. Buah pepaya pada perlakuan kontrol mengalami susut bobot 6,2 % pada hari ke-6 (Tabel 3). Buah pepaya pada perlakuan kontrol mengalami pematangan yang lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan yang lain, disebabkan buah tanpa perlakuan CaCl2 mengalami proses transpirasi lebih cepat. Menurut Kader (1992) bahwa, saat terjadi proses pematangan pada buah, laju transpirasi akan dipercepat, sehingga kehilangan air pada buah juga besar. Perendaman dalam larutan CaCl2 dapat memperlama terjadinya susut bobot karena ion kalsium dapat menurunkan permeabilitas membran terhadap air.Menurut Glenn dan Pooviah (1989), ion kalsium dapat menyebabkan pengikatan kalsium dengan asam pektat membentuk Ca-pektat pada dinding sel sehingga mengurangi laju respirasi dan transpirasi. Selama masa penyimpanan terjadi perubahan warna kulit buah (Gambar 1).Buah yang diberi perlakuan perendaman dalam larutan CaCl2 menunjukkan perubahan warna kulit yang lebih lambat.Perubahan warna yang lambat ini karena adanya ion kalsium yang berikatan dengan asamasam amino sehingga menghambat terjadinya reaksi antara gugus amina dengan gula reduksi yang menyebabkan pencoklatan (Winarno, 2002). Selama masa penyimpanan juga menunjukkan adanya perubahan warna daging buah (Gambar 2).Perubahan warna pada buah pepaya dari hijau menjadi jingga-kemerahan disebabkan adanya destruksi klorofil pada bagian epidermis dan kulit pepaya, serta peningkatan pigmen karotenoid pada daging buah pepaya (Chen, 1963).Adanya penetrasi ion kalsium dalam kulit buah menyebabkan terhambatnya laju oksigen masuk ke dalam jaringan buah yang sekaligus menghambat pula keluarnya CO2 dari dalam 165
Protobiont 2013
Vol 2 (3): 161 - 166 jaringan buah (Rahayu, 2011). Buah dengan kandungan O2 yang rendah akan menyebabkan terhambatnya sintesis etilen. Rendahnya kandungan etilen dapat menyebabkan proses degradasi klorofil oleh klorofilase terhambat sehingga perubahan warna kulit buah dapat diperlambat. Perendaman buah pepaya dalam larutan CaCl2 menghambat terjadinya kelunakan pada daging buah (Gambar 3).Perubahan ketegangan buah dari kokoh menjadi lunak disebabkan karena terbentuknya pektin dari asam pektat yang merupakan hasil hidrolisa dari protopektin. Menurut Winarno dan Aman (1981), ion kalsium membentuk ikatan dengan karbonil dari asam galakturonat sehingga akan terjadi ikatan menyilang diantara gugus karbonil tersebut. Banyaknya jumlah ikatan menyilang menjadikan pektin yang terbentuk menjadi sukar larut sehingga tekstur menjadi lebih keras. Selama masa penyimpanan terjadi peningkatan dan penurunan kadar glukosa pada buah papaya(Tabel 6, Tabel 7, Tabel 8, Tabel 9 dan Tabel 10).Perendaman buah pepaya dalam larutan CaCl2 dapat meningkatkan kandungan kalsium dalam jaringan yang kemudian dapat menghambat laju respirasi. Menurut Rahayu (2011), adanya penetrasi ion kalsium pada kulit buah dapat menyebabkan terhambatnya laju oksigen yang masuk ke dalam jaringan dan juga menghambat keluarnya CO2 dari dalam jaringan buah sehingga mempengaruhi proses respirasi. Lambatnya proses respirasi dapat menyebabkan pembentukan glukosa lebih lambat.
Ferguson & Drobak, BK, 1988, ‘Calcium and Regulation of Plant Growth and Senescene’, Journal Horticultural Science, vol. 23, no. 2, hal. 262-266 Glenn, GM & Pooviah, BV, 1989, ‘Culticular Properties and Postharvest Calcium Applications Influence Cracking of Sweet Cherris’, Journal of American Society Horticultural Science, vol. 114, no. 5, hal. 781-788 Kader, AA, 1992, Postharvest Technology of Horticultural Crops, Second Edition, University of California, California Kramer, GFYC, Wang & Conway, WS, 1989, ‘Correlation of Reduced Softening and Increased Polyamin Levels During Lowoxygen Storage of ‘Mclntosch’ Appels’, Journal of American Society Horticultural Science, vol. 144, no. 5, hal. 942-946 Pantastico, ERB, 1989, Fisiologi Pasca Panen, Gadjah Mada Press, Yogyakarta Rahayu, YT, 2011, ‘Kajian Pemberian Kalsium (Ca) Untuk Mempertahankan Sifat Kimia Buah Sawo’, Jurnal ilmiah Fakultas Pertanian Yudharta Pasuruan, vol. 2, no. 4. Hal. 85-96 Sinto, 1996, ‘Pengaruh Konsentrasi Larutan CaCl2 dan Lama Perendaman Pada Kondisi Vakum untuk Menunda Kemasakan Buah Pepaya (Carica Papaya, L)’, Forum Pascasarjana, vol. 19, no. 1, hal. 21-35. Sosrodihardjo, S, 1987, Perlakuan Pasca Panen Untuk Memperpanjang Daya Simpan Hasil Hortikultura, Balai Penelitian Hortikultura Pasar Minggu Winarno, FG, & Aman, M, 1981, Fisiologi Lepas Panen, PT Sastra Hudaya, Jakarta Winarno, FG, 2002, Fisiologi Lepas Panen Produk Hortikulutura, M. Biro Press, Bogor
Kandungan glukosa akan meningkat ketika buah mengalami pematangan dan akan terus menurun seiring lamanya penyimpanan. Peningkatan kadar glukosa disebabkan adanya hidrolisis pati menjadi glukosa. Pada akhir masa penyimpanan terjadi penurunan kadar glukosa diduga karena hidrolisis pati berkurang sedangkan glukosa digunakan untuk respirasi yang terus berlangsung. Menurut Winarno (2002), bila pati terhidrolisis dan membentuk glukosa menyebabkan kadar glukosa buah meningkat, sedangkan penurunan kadar glukosa buah terjadi karena glukosa tersebut digunakan dalam proses respirasi. DAFTAR PUSTAKA Chen, NKL, 1963,Chemical Change During The Postharvest Ripening of Papaya Fruit,Marcel Dekker, Inc, New York 166