PENENTUAN FLAVONOID, POLIFENOL, KAPASITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DAN SARI BUAH PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.)
Rizki Farouk Farissi, Sri Wardatun, Mira Miranti Program Studi Farmasi FMIPA UNPAK
ABSTRAK Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis kadar senyawa flavonoid, polifenol, dan kapasitas antioksidan ekstrak etanol 70% buah dan sari buah pepaya California (Carica papaya L.). Kandungan flavonoid diuji dengan pereaksi aluminium klorida, pengujian polifenol dengan pereaksi biru prusi, dan pengujian kapasitas antioksidan menggunakan metode ABTS. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 70% buah pepaya mengandung flavonoid sebesar 0,0905%, untuk sari buah 0,0893%, kandungan polifenol ekstrak etanol 70% buah pepaya 0,09923% SAG dan sari buah pepaya 0,0916% SAG. Ekstrak etanol 70% buah pepaya mengandung kapasitas antioksidan 0,3158% SAG dan sari buah pepaya 0,2726% SAG. Kata kunci: Buah pepaya California, flavonoid, polifenol, kapasitas antioksidan, ABTS.
ABSTRACT The objective of this research was to analyze the content of flavonoids, polyphenols and antioxidant activity of ethanol extract 70% of the fruit and fruit juice California papaya (Carica papaya L.). The content of flavonoids tested with reagents aluminum chloride, testing polyphenols with blue reagent prusi, and testing of the antioxidant capacity using ABTS method. The results showed ethanol extract 70% of papaya fruit contains flavonoids of 0,0905% to 0,0893% fruit juice, the polyphenol content of ethanol extract 70% of papaya fruit SAG 0,09923% and 0,0916% papaya juice SAG. ethanol extract 70% of papaya fruit contains antioxidant capacity SAG 0,3158% and 0,2726% papaya juice SAG. Keywords: Papaya California, flavonoids, polyphenols, antioxidant capacity, ABTS.
PENDAHULUAN Keanekaragaman hayati Indonesia sangat berpotensi dalam penemuan senyawa baru flavonoid, polifenol, dan sebagai antioksidan. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa tumbuhan terbukti bermanfaat melindungi tubuh manusia dari bahaya radikal bebas, karena adanya antioksidan yang terdapat dalam tumbuhan tersebut. Secara alami, tumbuhan yang mengandung antioksidan tersebar pada berbagai bagian tumbuhan seperti akar, batang, kulit, ranting, daun, buah, bunga dan biji (Kuncahyo dan Sunardi, 2007). Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Hal tersebut dapat menghambat kerusakan sel. Radikal bebas yang berlebih dapat menyerang berbagai macam terutama yang rentan seperti lipid, protein dan berakibat pada timbulnya berbagai penyakit degenratif. Oleh karena itu pembentukan radikal bebas harus dihalangi atau dihambat dengan antioksidan. Flavonoid termasuk senyawa potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktifitas sebagai obat. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C, anti-inflamasi, mencegah keropos tulamh dan sebagai antibiotic (Marinova dan Batcharov, 2011). Senyawa fenol merupakan kelas utama antioksidan yang berada dalam tumbuh-tumbuhan. Kandungan senyawa fenolat banyak diketahui sebagai penghancur radikal bebas dan pada umumnya kandungan senyawa fenolat berkorelasi positif terhadap aktivitas
antioksidan ((Marinova dan Batcharov, 2011). Buah pepaya realtif lebih disukai sebagai buah segar karena cita rasanya yang enak, kaya akan vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan vitamin E yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Berdasarkan penelitian dari Marelli et al (2008) buah pepaya memiliki kandungan vitamin C dan betakaroten. Metode ABTS (2,2-azinobis-(3Ethylbenzothiazoline-6-Sulfonic Acid) adalah salah satu metode metode yang secara langsung mengukur antioksidan dalam bahan alam. Metode ABTS memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode lain, yaitu pengujian sederhana, mudah diulang, menggunakan alat yang sederhana serta tidak menggunakan alat khusus untuk menghitung total antioksidan (Yu, 2008). METODE PENELITIAN Alat Alat yang digunakan yaitu timbangan digital, botol coklat, erlenmeyer, gelas kimia, juice extractor, stopwatch, hot plate, pisau stainless steel, pengaduk, alat-alat gelas, alat spektrofotometer UV - Vis @optizen. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah dan sari buah pepaya california, etanol 70%, etil asetat, akuades, asam klorida, ammonia pekat, kuersetin, asam galat, kalium feri sianida, natrium asetat, reagen ABTS. Pengumpulan Bahan Buah pepaya California yang digunakan untuk penelitian diperoleh dari perkebunan Rancabungur kab.Bogor.
Pembuatan Ekstrak Buah Segar Pepaya California Ekstrak buah pepaya california dibuat dengan cara maserasi, buah pepaya california dibersihkan, sebanyak 50 gr buah pepaya California segar dihancurkan dengan menggunakan mortal, kemudian ditambahkan 500 mL pelarut etanol 70% dimasukkan ke dalam wadah, ditutup dan dibiarkan selama 24 jam terlindung dari cahaya sambil diaduk, disaring sehingga didapat maserat, maserat dimasukkan ke dalam labu ukur 500 mL dan volume digenapkan sampai batas menggunakan etanol 70%. Pembuatan Ekstrak Sari Buah Pepaya California Tahapan proses pembuatan sari buah pepaya california dimulai dari pemilihan buah dengan mengambil 50 gr buah pepaya california dengan kriteria buah telah mencapai derajat kematangan optimum dengan ciri-ciri berwarna orange kemerahan. Kemudian buah dicuci dengan menggunakan air mengalir, setelah itu dilakukan penirisan. Langkah berikutnya yaitu trimming bertujuan untuk membuang bagian yang tidak dikehendaki seperti bonggol atau tangkai pada buah. Selanjutnya dilakukan pengupasan secara manual dengan menggunakan pisau stainless steel yang bertujuan untuk memisahkan daging buah dari kulit dan bijinya. Dilakukan ekstraksi menggunakan alat juice extractor sehingga diproleh sari buah, Kemudian sari buah diencerkan sampai 500mL dengan air suling. Uji Fitokimia Ekstrak Buah dan Sari Buah Uji Alkaloid Sebanyak 1 mL ekstrak etanol 70% buah atau sari buah dilarutkan dalam 10
mL klorofom dan 4 tetes NH4OH kemudian disaring dan filtratnya dimasukkan ke dalam tabung reaksi bertutup. Ekstrak kloroform dalam tabung reaksi dikocok dengan 6 mL H2SO4 2M dan lapisan asamnya dipisahkan ke dalam tabung reaksi yang lain. Lapisan asam diteteskan pada lempengan tetes dan ditambahkan pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf yang akan menimbulkan endapan warna berturut-turut putih, cokelat, dan merah jingga. Uji Saponin Sebanyak 1 mL ekstrak etanol 70% buah atau sari buah dilarutkan ke dalam gelas piala kemudian ditambahkan 100 mL air panas dan dididihkan selama 5 menit. Setelah itu, disaring dan filtratnya digunakan untuk pengujian. Sebanyak 10 mL filtrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi tertutup kemudian dikocok selama 10 detik dan dibiarkan selama 10 menit. Adanya saponin ditunjukkan dengan terbentuknya buih yang stabil. Uji Tanin Sebanyak 1 mL ekstrak etanol 70% buah atau sari buah, dilarutkan 5 mL air panas dan diaduk, setelah dingin disentrifugasi dan bagian cair didekantasi, diberi larutan NaCl 10% kemudian saring 1 mL ditambahkan 3 mL larutan gelatin 10% diperhatikan adanya endapan (Fransworth, 1966). Uji Flavonoid Sebanyak 1mL ekstrak etanol 70% buah dan sari buah pepaya masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dipanaskan selama 5 menit. Selanjutnya ditambahkan 0,5 mL HCl pekat. Ditambahkan 0,2 gr bubuk Mg. Kemudian dipanaskan di atas penangas air. Setelah itu ditambahkan dengan amil alkohol,
dikocok hingga tercampur rata. Hasil positifnya adalah tertariknya warna kuning-merah pada lapisan alkohol (Sangi dkk., 2008). Penentuan Kadar Air Penentuan kadar air ditentukan dengan metode Gravimetri dengan cara pemanasan menggunakan oven. Sampel ditimbang sebanyak ± 2 g didalam cawan uap, dimasukan kedalam oven pada suhu 105°C selama 24 jam, kemudian didiamkan lalu sampel ditimbang. Rumus perhitungan kadar air sebagai berikut: % Kadar Air =
B Awal−B Akhir B Buah atau Sari Buah
x
100% Penentuan Kadar Flavonoid Total Penentuan kadar flavonoid total dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri menggunakan reagen Alumunium Klorida. Sebanyak 5 mL ekstrak etanol 70% buah atau sari buah dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL lalu ditambahkan akuades ± 20 mL, ditambahkan alumunium klorida 10% 1 mL, ditambahkan 1mL natrium asetat 1 M, dan air suling hingga batas, kemudian inkubasi campuran larutan selama 25 menit. Ukur absorban pada panjang gelombang 430 nm. Buat perhitungan ratarata dari tiga kali pengulangan dengan kandungan flavonoid dinyatakan kesetaraan pembanding baku. Penentuan Kadar Polifenol Total Dipipet masing-masing 5 mL ekstrak etanol buah dan sari buah dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL lalu ditambahkan ± 30 mL akua demineralisata, ditambahkan 1 mL besi klorida 0,1 M dan kalium besi sianida 0,01 M, kemudian ditambahkan akua
demineralisata sampai batas. Diinkubasi campuran larutan selama 12 menit. Ukur absorban pada panjang gelombang 660 nm. Buat perhitungan rata-rata dari tiga kali pengulangan. Dan kandungan polifenol dinyatakan dengan SAG (Standar Asam Galat). Penentuaan Kapasitas dengan Metode ABTS
Antioksidan
Dipipet masing-masing 10 mL ekstrak etanol buah dan sari buah dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL, ditambahkan 0,1 mL larutan ABTS 7mM, kemudian diencerkan dengan etanol 96% sampai tanda batas. Campuran dihomogenkan dan diinkubasi selama 10 menit. Diukur absorban pada panjang gelombang 415 nm. Buat perhitungan ratarata dari tiga kali pengulangan. Dan kandungan antioksidan dinyatakan dengan SAG (Standar Asam Galat). HASIL DAN PEMBAHASAN Determinasi Tanaman Determinasi terhadap buah pepaya california dilakukan di Pusat Penelitian Biologi “Herbarium Bogoriense”, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-Lembanga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Kebun Raya, Kota Bogor. Hasil determinasi menunjukkan bahwa benar buah yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Carica papaya L. Suku Caricaeae, Pepaya California. Hasil Uji Fitokimia Tabel 1. Hasil uji fitokimia sampel ekstrak etanol buah dan sari buah. Parameter Uji Sampel Flavonoid Alkaloid Saponin Tanin Ekstrak Etanol + 70% Sari + Buah
Dari tabel 1 diketahui bahwa ekstrak etanol buah dan sari buah pepaya mengandung senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid. Kadar Air Kadar air pada sampel buah segar dan sari buah segar didapatdengan cara pemanasan menggunakan oven yaitu 28,699% pada buah segar dan 27,908% sari buah. Kandungan Flavonoid Flavonoid pada ekstrak etanol 70% dan sari buah dengan cara memasukan nilai absorbansi pada kurva standar kuersetin denfan persamaan kurva y = 0,0692x + 0,0826 (R2 = 0,9987) sehingga hasil dari besar flavonoid pada ekstrak etanol 70% yaitu sebesar 0,0905% dibanding dengan sari buah yaitu sebesar 0,0893%, hal ini menunjukkan bahwa dengan bantuan pelarut kimia senyawa flavonoid yang terkandung dalam buah pepaya california bisa lebih banyak terekstrak dalam bentuk senyawa flavonoid murni. Flavonoid merupakan senyawa polar umumnya larut dalam pelarut polar seperti metanol, etanol, butanol dan air. Adanya gula yang terikat pada flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam pelarut polar (Markham, 1988).
Kandungan Polifenol Kadar polifenol pada ekstrak etanol 70% buah dan sari buah dibuat dengan cara memasukan nilai kurva kalibrasi yang menghasilkan persamaan regresi linier y= 0,507x + 0,0064 (R2 = 0,9978). Setelah mengetahui kurva kalibrasi dari larutan standar biru prussi, dilakukan pengukuran kadar polifenol pada ekstrak etanol 70% dan sari buah pepaya California.
Kadar polifenol tertinggi didapat pada ekstrak buah segar dengan cara maserasi dengan pelarut etanol 70% buah sebesar 0,0923%. Tingginya kandungan fenol dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan untuk ekstraksi. Pelarut etanol merupakan pelarut yang umum digunakan dan efektif untuk ekstraksi komponen – komponen fenolik dari bahan alam (Shahidi and Wanasundra, 1992). Penentuan Kapasitas Antioksidan Pada penelitian ini penentuan kapasitas antioksidan dilakukan dengan metode ABTS. Prinsip uji ABTS adalah penghilangan warna kation ABTS untuk mengukur kapasitas antioksidan yang langsung bereaksi dengan radikal kation ABTS, adanya aktivitas ABTS dapat dihambat oleh antioksidan pada medium reaksi dengan aktivitas dipengaruhi waktu reaksi dan jumlah antioksidan. (Yu, 2008). Data yang akan diukur dalam menentukan kapasitas antioksidan berupsa absorbansi. Absorbansi tersebut didapat saat pengukuran pada panjang gelombang maksimal larutan 0,1 mL larutan ABTS 7 mM, kemudian diencerkan dengan etanol 96%. Dapat ditulis persamaan regresi dengan nilai b = 0.0871 dan a = 0,427 dan nilai R2 = 0,9968. Didapat besarnya kapasitas antioksidan pada ektrsak etanol 70% sebesar 0,3158% SAG dan sari buah 0,2726% SAG, Hal ini kemungkinan terkait dengan penarikan senyawa antioksidan yang bersifat polar lebih banyak sehingga ekstrak etanol 70% memberikan aktivitas antioksidan lebih tinggi karena etanol bersifat lebih polar dibandingkan dengan sari buah pepaya yang tidak ada penambahan bahan dan pelarut kimia lain. Besarnya angka antikosidan tersebut dipengaruhi oleh jenis pelarut yang digunakan dalam
mengekstrak dan erat hubunganya dengan kandungan flavonoid dan polifenol yang terkandung dan pelarut yang digunakan dalam sampel yaitu etanol 70% pada buah pepaya hal ini menujukan bahwa proses maserasi sangat berpengaruh untuk mengeluarkan senyawa dan kandungan flavonoid dan fenol. Hasil antioksidan metode ABTS dihitung terhadap kesetaraan dengan asam galat. Nilai kesetaraan asam galat aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan kadar fenol total. Hal ini dimungkinkan ada senyawa lain yang ikut berkontribusi terhadap aktivitas antioksidan. KESIMPULAN 1. Kadar senyawa flavonoid ekstrak etanol 70% buah pepaya 0,0905% sedangkan sari buah pepaya 0,0893%. 2. Kadar polifenol ekstrak etanol 70%buah pepaya 0,0923% SAG sedangkan sari buah pepaya 0,0916% SAG. 3. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70%buah pepaya 0,3158% SAG sedangkan sari buah pepaya 0,2726% SAG. SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk penetapan senyawa flavonoid lain yang tidak bereaksi dengan aluminium klorida, misalnya penetapan flavonoid dengan 2,4 dinitrofenilhidrazin. DAFTAR PUSTAKA Fransworth, N.R. 1966 Biological and Phytochemical Screening of Plants. Journal of Pharmaceutical Science, 55 (3). Diakses 23 juni 2015 Pukul 07.35 Kuncahyo, I dan Sunardi. 2007. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Blimbing Wuluh (Averrhoa blimbi , L) Terhadap 1,1-diphenyl-2picrylhidrazil (DPPH). Prosiding Seminar Nasional Teknologi ISSN 1978-9997. Yogyakarta. Marelli de Souza, L, Ferreira, K.S., Chaves, J.B.P, dan Teixeira,S.L.2008.L.Ascorbic Acid, Betacarotenen and Lycopen Content in Papaya Fruit (Carica papaya L) With or Without Physioilogical Skin Freckle. Journal Sci.Agric. (Piracicaba, Braz). 65, (3) Marinova, G., Batcharov ,V. 2011 Evalution The Method Determination of The Free Radical Scavenging Activity By DPPH. Jurnal of Agricurtural Science, 17 (No.1). 11-24 Sahidi F, Wanasundara PK. 1992 Phenolics Antioxydans. Crit Rev Food Sci Nutr 32: 67-103. Sangi, M., Max, R. J. R., Herny, E. I., Veronica, M. A. M. 2008. Analisis fitokimia tumbuhan obat di Kabupaten Minahasa Utara. Chem. Prog. Vol 1 (1): 47-53. Yu, L. 2008. Wheat Antioxidants. Uniteds States Of America. Diakses 27 Agustus 2015.