1
PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT H Dwi Nuryani1, Rr. Tutik Sri Hariyati2 1.
Program Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424. Indonesia 2. Departemen Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424. Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Dokumentasi merupakan catatan yang tercetak, tertulis dan legal yang berisi asuhan keperawatan kepada pasien, dokumentasi yang lengkap dan akurat dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Kenyataan di lapangan sering tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, hal ini dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap yang dimiliki perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Mawar, Melati dan Jantung di Rumah Sakit H. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi, dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan tehnik simple random sampling dengan jumlah 87 responden. Hasil uji analisis mengatakan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan pendokumentasian asuhan keperawatan (p=0,044) sedangkan sikap perawat tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=1,0) hal ini menunjukkan semakin tinggi pengetahuan dan sikap seorang perawat maka semakin meningkat juga kinerjanya dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Kata kunci : Dokumentasi, Pengetahuan, Sikap. Documentation is printed records, and legal writing contains nursing care to patients, complete and accurate documentation can improve the quality of hospital services. Reality on the ground often do not correspond to what is expected, it can be influenced by the knowledge and the attitudes of nurses. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitudes of nurses with complete documentation of nursing care in inpatient wards Rose, Jasmine and Heart Hospital H. This study used a descriptive correlation design, the cross-sectional approach and using simple random sampling technique with a number of 87 respondents. Analysis of test results say there is a significant relationship between knowledge of nurses with documentation of nursing care (p = 0.044) whereas there were no nurses attitudes significant correlation (p = 1.0) this shows the higher knowledge and attitude of the nurse also increasing performance the documentation of nursing care. Keywords: Documentation, Knowledge, Attitude.
Pengetahuan dan..., Dwi Nuryani, FIK UI, 2014
Pendahuluan Persaingan rumah sakit di Indonesia semakin tinggi, untuk memperoleh banyak konsumen (pasien), masyarakat juga semakin banyak menuntut terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan rumah sakit tidak lepas dari pelayanan keperawatan, pendokumentasian merupakan unsur pokok dalam pertanggung jawaban pelayanan keperawatan setelah melakukan intervensi keperawatan langsung kepada pasien. Munculnya paradigma baru terhadap rekam medis, hal ini membawa pengaruh besar bagi pengetahuan, termasuk dalam dunia kesehatan, khususnya dalam manajemen dibidang kesehatan yaitu rumah sakit. Ditambah tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yaitu pelayanan yang baik, tepat, cepat, aman serta transparan dalam penulisan hasil intervensi maka pengelolaan dokumentasi asuhan keperawatan yang baik, aman dan benar sangat perlu, guna meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan di rumah sakit (Handayaningsih, 2009). Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat yang berguna sebagai dasar komunikasi dengan tim kesehatan lain , dokumentasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat dan bagian dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang menggunakan pendekatan proses keperawatan dan memilliki nilai hukum yang sangat penting (Hidayat, 2001). Dokumentasi keperawatan merupakan bagian yang penting dalam asuhan keperawatan (Mahler, 2007). Realitanya dokumentasi asuhan keperawatan masih kurang berkualitas dalam asuhan keperawatan karena yang dilakukan masih bersifat manual dan konvensional, belum disertai dengan perangkat tehnologi yang memadai sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek (Kozier, 2005). Lees (2010) mutu dokumentasi keperawatan yang rendah dapat menurunkan kualitas keperawatan dan mutu rumah sakit.
Hasil penelitian sebelumnya terkait dengan pengetahuan terhadap pendokumentasian yang diteliti oleh Lukman (2002) didapatkan hasil penelitian pendokumentasian yang dilakukan di ruang rawat inap. Dalam BPRSUD kota Salatiga yang meneliti tentang hubungan pengetahuan, sikap dan motivasi dengan pendokumentasian keperawatan dengan hasil pengetahuan perawat terhadap pendokumentasian 40%, sikap perawat 55% dan motivasi perawat 53%, serta hasil pelaksanaan dokumentasi keperawatan menunjukkan 43%. Hal ini menunjukkan hubungan pengetahuan dan motivasi dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian. Upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit tempat penelitian ini telah disediakan standar prosedur operasional pendokumentasian asuhan keperawatan serta kebijakan-kebijakan mengenai dokumentasi asuhan keperawatan. Audit mutu keperawatan pada dokumentasi masih ditemukan tidak lengkapnya pendokumentasian disebutkan dengan alasan formulir yang ada kurang sederhana, belum tersosialisasi dengan baik dan benar tentang cara pengisian, dirasakan menyita waktu dan menghambat pelayanan dalam proses penulisan dokumen, dan pemahaman petugas. Semua rumah sakit sedang menuju kearah standar akreditasi JCI (Joint Commision International ), salah satunya Rumah Sakit H membuat tim mutu keperawatan untuk mengaudit rekam medis apakah sudah lengkap dan sudah akurat dalam pendokumentasian khususnya asuhan keperawatan pasien, tetapi masih ditemukannya ketidaklengkapan dan tidak akurat dalam pengisian dokumentasi asuhan keperawatan. Rumusan masalah ini adalah apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penngetahuan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di rumah sakit. Penelitian ini juga memiliki tujuan untuk Mengetahui hubungan sikap perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di
Pengetahuan dan..., Dwi Nuryani, FIK UI, 2014
3
rumah sakit. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan.
Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Responden dalam penelitian ini adalah 110 perawat yang bekerja di rumah sakit. Kriteria dari responden adalah perawat pelaksana; telah bekerja minimal 1 tahun di rumah sakit tersebut, tidak dalam kondisi sakit dan tidak sedang cuti lebih dari 1 bulan, serta bersedia menjadi responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner I yang berisi tentang karakteristik perawat atau data demografi yang dibuat dan dikembangkan sendiri oleh peneliti. Kuesioner ini terdiri dari 6 pertanyaan yang meliputi jenis kelamin, umur, masa kerja, pendidikkan, dan status kepegawaian. Kuesioner I berisi 13 pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan pendokumentasi asuhan keperawatan. Kuesioner II merupakan kuesioner tentang sikap perawat terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan yang diadopsi dari penelitian sebelumya dan berlandaskan langsung dengan teori yang sudah dibuat. Kuesioner ini terdiri dari 17 pernyataan dan terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Pernyataan dinilai dengan skala Likert memiliki rentang nilai 1-4 dimana nilai tertinggi 4 dan nilai terendah 1. Setiap jawaban dari pernyataan positif diberi nilai 4= sangat setuju, 3= setuju, 2= tidak setuju, dan 1= sangat tidak setuju; sedangkan untuk pernyataan negatif diberi nilai 4= sangat tidak setuju, 3= tidak setuju, 2= setuju, 1= sangat setuju. Kuesioner yang telah terkumpul selanjutnya disortir dari kesalahan dan adanya data yang tidak lengkap. Selanjutnya dilakukan analisis data dengan bantuan program komputer. Analisis bertujuan untuk menilai gambaran distribusi frekuensi dari karakteristik perawat, variabel pengetahua, sikap perawat dan
kelengkapan pendokumentasian. Analisis juga dilakukan untuk menganalisis hubungan pengetahuan perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan, juga untuk mengetahui adanya hubungan sikap perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan. Pengujian analisis bivariat ini menggunakan uji Chi Square.
Hasil Hasil analisis karakteristik perawat (umur, jenis kelamin, masa kerja dan status kepegawaian) tertera pada tabel 1. Analisis pengetahuan dan sikap perawat terlihat pada tabel 2. Tabel 1 menunjukan hasil analisis karakteristik perawat, dari 87 perawat di rumah sakit H (59,8%) remaja akhir, Jenis kelamin perempuan (92,0%), pendidikan 96,6% DIII keperawatan, dan masa kerja <5 tahun (62,1%). Perawat yang status karyawan tetap sebanyak 52,0 %. Tabel 1. Karakteristik Perawat di RS H pada Bulan Mei 2014 dengan n=87 No
Karakteristik 1
2
3
4
5
Frekuensi
Presentase (%)
Total
52 27 8 87
59,8 31,0 9,2 100
Total
7 80 87
8,0 92,0 100
Total
84 2 1 87
96,6 2,3 1,1 100
54 7 26
62,1 8,0 29,9
110
100
48 39 110
52,0 48,0 100
Umur: Remaja akhir Dewasa Lansia awal Jenis kelamin: Laki-laki Perempuan Pendidikan: DIII S1 SPK Lama kerja: <5tahun 5-10tahun >510 tahun Total Status kepegawaian Tetap Kontrak Total
Pengetahuan dan..., Dwi Nuryani, FIK UI, 2014
4
Tabel 2. Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang kelengkapan pendokumentasian pada Bulan Mei 2014 dengan n=87 Variabel
Frekuensi
Pengetahuan Kurang Baik Total
Presentase (%)
53 34
47,7 52,3
110
100
Variabel
Sikap Baik Kurang
sikap Kurang Baik
46 64 110
Total
41,8 58,2 100
Tabel 2 menunjukkan sebagian besar perawat memiliki pengetahuan kurang tentang pendokumentasian asuhan keperawatan yaitu 60,2% dan 47,7 % perawat yang memiliki sikap baik terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil analisis hubungan pengetahuan perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan ditampilkan pada. Tabel 3. Hubungan pengetahuan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan diranap RS.H pada Bulan Mei 2014 dengan n=87 Variabel Sub variabel
Pengetahuan Baik Kurang Baik
Kelengkapan dokumentasi kurang Baik %
%
62,9 38,5
37,1 61,5
p value
0,044*
Tabel 4. Hubungan Sikap Perawat dengan pendokumentasian ASKEP di ranap RS. H pada Bulan Mei 2014 dengan n=87
OR (95% CI) 0,369 (0,1530,894)
Bermakna pada α = 0,05 Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa perbedaan ini bisa dikatakan bermakna, dengan p value 0.044 (α=0.05), dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara Memperhatikan nilai OR yaitu 0,369, maka dapat dikatakan bahwa perawat yang memiliki pengetahuan kurang baik, berpeluang 0,369 kali, kurang baik juga terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan, dibandingkan dengan perawat yang memiliki pengetahuan baik memiliki kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di RS. H yang baik juga hasilnya.
Pendokumen tasian Kura baik ng % % 48,9 47,6
51,1 52,4
p value
1,0
OR (95% CI) 0,950 (0,4102,205)
Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa perawat yang memiliki sikap baik atau positif terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan diruang rawat inap Mawar, Melati dan Jantung RS. H sebanyak 51,1% dan perawat yang sikap masih kurang baik terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan sebanyak 52,4%. Perbedaan yang terdapat antara dua kelompok ini bisa dikatakan tidak bermakna karena dengan p value 1,0 (α=0.05), dapat diartikan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan diruang rawat inap Mawar, Melati dan Jantung RS. H.
Pembahasan Penelitian ini menjelaskan mayoritas perawat pelaksana di ruang rawat inap Mawar, Melati dan Jantung RS. H sudah bekerja selama <5 tahun. Peneliti berpendapat bahwa masa kerja yang masih terbilang sebentar ini menghasilkan perawat yang kurang berpengalaman, tetapi harusnya perawat masih muda, masih sangat melekat pengetahuan yang didapat dari perkuliahan, dan memiliki sikap rasa ingin tahu lebih besar untuk selalu belajar dan menambah pengalaman kerja mereka. Hal ini dikarenakan bahwa secara tidak langsung masa kerja dapat mempengaruhi pengalaman kerja seseorang dimana semakin lama seseorang bekerja akan semakin banyak pengalaman, sehingga produktivitas kerja pun akan semakin meningkat (Siagian, 2009).
Pengetahuan dan..., Dwi Nuryani, FIK UI, 2014
5
Mayoritas perawat pelaksana di ruang rawat inap Mawar, Melati dan Jantung RS. H berpendidikan DIII Keperawatan, hal ini mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki perawat, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Sejalan dengan penelitian Putri (2013) bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Denpasar. Menurut Marquis dan Huston (2003) kualifikasi pendidikan menjadi bahan pertimbangan untuk setiap kategori pekerjaan dan ada hubungan antara pendidikan dengan pekerjaan tertentu. Rumah sakit H sudah memiliki program pengembangan staf, tidak hanya perawat yang disekolahkan tenaga medis lainnya pun mempunyai hak yang sama. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, dapat diperoleh dari pendidikan formal dan informal (Notoatmodjo, 2003) dan pengetahuan memiliki dua fungsi utama, pertama sebagai latar belakang dalam menganalisa sesuatu hal, mempersepsikan dan menginterpretasikannya, yang kemudian dilanjutkan dengan keputusan tindakan yang dianggap perlu (Achterbergh & Vriens, 2002) walaupun mayoritas dari hasil penelitian pendidikan formal DIII Keperawatan tetapi pendidikan informal dari berbagai pengalamannya kurang sehingga mempengaruhi pengetahuan, karena pengetahuannya kurang tentu akan mempengaruhi pekerjaan dari mulai menganalisa sampai menginterprestasikan pendokumentasian sehingga mempengaruhi kelengkapan pendokumentasian. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya terkait dengan pengetahuan terhadap pendokumentasian yang diteliti oleh Lukman (2002) didapatkan hasil penelitian pendokumentasian yang dilakukan di ruang rawat inap dalam BPRSUD kota Salatiga yang meneliti tentang hubungan pengetahuan, sikap
dan motivasi dengan pendokumentasian keperawatan dengan hasil pengetahuan perawat terhadap pendokumentasian 40%, sikap perawat 55% dan motivasi perawat 53%, serta hasil pelaksanaan dokumentasi keperawatan menunjukkan 43%. Hal ini menunjukkan hubungan pengetahuan dan motivasi dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian. Fakta-fakta di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan perawat diruang rawat inap Mawar, Melati dan Jantung RS. H kurang baik terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan sehingga kelengkapan dokumentasi juga kurang hal ini diakibatkan karena perawat tidak tahu data apa saja yang harus dimasukkan dan bagaimana cara dokumentasi yang benar dan kurangnya sosialisasi akan pendokumentasian asuhan keperawatan. Pihak manajemen diharapkan dapat melakukan perbaikan dari segala aspek terkait dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan. Dokumentasi keperawatan merupakan suatu aspek penting yang sampai saat ini perlu ditingkatkan, menurut Wustu (2006) masalah yang sering terjadi di Indonesia pada rumah sakit pemerintah maupun swasta yaitu masalah kelengkapan dokumentasi keperawatan yang kurang lengkap. Sejalan dengan penelitian Waruna (2003), tentang analisis perilaku berhubungan dengan kelengkapan pencatatan dokumentasi pasien rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan menyimpulkan bahwa persentase kelengkapan pengisian pencatatan dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan perawat masih kurang baru mencapai sebesar 68,2%. Sikap perawat dalam penelitian ini diartikan sebagai penilaian sikap perawat pelaksana terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan dilihat dari segi tanggung jawab sebagai perawat terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan, manerima dan merespon tugas.
Pengetahuan dan..., Dwi Nuryani, FIK UI, 2014
6
Hasil persentase sikap perawat yang baik dan kurang terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan diruang rawat inap Mawar, Melati dan Jantung RS. H selisihnya tidak jauh beda, sikap perawat dalam penelitian ini merupakan kesediaan untuk melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan guna melengkapi pendokumentasian asuhan keperawatan. Hal ini menunjukkan bahwa sikap seseorang berbeda-beda. Setiap perawat atau individu akan bersikap baik atau kurang terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan tergantung bagaimana individu atau perawat tersebut menilai dan mempersepsikannya. Pengawasan terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan perlu diperhatikan oleh manajemen RS. H untuk mengetahui kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan sudah lengkap dan optimal apa belum. Evaluasi kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan dalam pelaksanaannya juga masih kurang, evaluasi merupakan fungsi manajemen yang terakhir guna mengendalikan segala program yang dilakukan agar mencapai tujuan yang sudah ditetapkan (Marquis dan Huston, 2012) pengawasan dan evaluasi sangat diperlukan karena mempengaruhi mutu dan kualitas pelayan rumah sakit. Pihak manajemen RS. H tidak akan dapat mengetahui dimana letak kekurangan ataupun kelebihan dari sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan tanpa melakukan kegiatan pengawasan dan evaluasi, baik secara observasi ataupun menyebarkan angket kepada perawat, agar mengetahui hal apa saja yang mempengaruhi kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain kesulitan untuk melihat bukti pendokumentasian yang dilakukan perawat direkam medis, karena rekam medis juga dipakai oleh tenaga kesehatan lain atau sedang dipakai karena ada tindakan atau prosedur terhadap pasien. Kesulitan memberi kuesioner
karena yang menjadi responden adalah perawat, harus memperhatikan daftar dinas mereka dan perubahan daftar dinas juga dan sampel penelitian ini lebih banyak perawat perempuan dibandingkan dengan perawat lakilaki, sehingga kurang merata. Implikasi keperawatan penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan, sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk manajemen keperawatan manajemen rumah sakit untuk meningkatkan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan diantaranya sosialisasi, pengawasan dan evaluasi pada pendokumentasian asuhan keperawatan. Institusi Pelayanan dengan pembuatan SPO (standard procedure operasional) terkait dengan pendokumentasian asuhan keperawatan dapat disusun secara optimal oleh pihak manajemen dan disosialisasikan secara meneluruh sebagai langkah meningkatkan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan. Pihak manajemen juga perlu memikirkan dan melakukan pelatihan terlebih dahulu untuk meningkatkan pengetahuan perawat, ataupun penyegaran kembali terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan. Penelitian ini menggambarkan hubungan pengetahuan, sikap dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan diruang rawat inap Mawar, Melati dan Jantung Rumah Sakit H. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan lebih dalam dengan menganalisis sejauh mana hubungan pengetahuan, sikap dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan, atau dapat mengungkap faktor-faktor lain yang mempengaruhi kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan diruang rawat inap RS. H Penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel yang
Pengetahuan dan..., Dwi Nuryani, FIK UI, 2014
7
lebih merata sehingga dapat mewakili untuk semua perawat yang ada di rumah sakit H.
Kesimpulan Karakteristik perawat di ruang rawat inap Mawar, Melati rumah sakit rumah sakit H mayoritas berusia antara 17-25 tahun kategori remaja akhir, jenis kelamin perempuan, berpendidikan DIII Keperawatan dengan lama kerja <5 tahun, dan status kepegawaian tetap. Perawat yang memiliki pengetahuan kurang dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Mawar, Melati dan jantung rumah sakit H lebih banyak dibandingkan dengan perawat yang memiliki pengetahuan baik tentang pendokumentasian asuhan keperawatan. Perawat yang memiliki sikap baik terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan lebih banyak dibandingkan perawat yang memiliki sikap kurang baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Mawar, Melati dan Jantung rumah sakit H, sedangkan sikap perawat terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan tidak ada hubungannya. Saran kepada manajemen pelayanan keperawatan diharapkan dapat meningkatkan sosialisasi secara menyeluruh kepada staf atau karyawan yang terlibat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. mengevaluasi terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan secara rutin untuk melihat perkembangan dan hambatan dalam kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan, dan mengadakan penyegaran para staf atau karyawan rumah sakit yang terlibat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Saran untuk penelitian selanjutnya perlu Diharapkan dilakukan pada unit-unit keperawatan lainnya, sehingga hasilnya dapat
digeneralisa, perlu mengembangkan metode penelitian ini lebih dalam dan melakukan analisis pengaruh dari hubungan pengetahuan, sikap perawat terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan dan perlu mengembangkan kuesioner yang meneliti hubungan pengetahuan, sikap perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan.
Ucapan Terima Kasih Penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dr.Rr.Tutik Sri Hariyati, SKp., MARS., Kuntarti, SKp, M.Biomed., Dra. Juniati Sahar, SKp., M. App. Sc., Ph.D., Ibu Dewi Gayatri, SKp., M.Kes. Direktur Utama Rumah Sakit H Jakarta. Kepala ruangan dan staf ruangan Jantung dan Mawar, Melati Rumah Sakit H Jakarta., Ayahanda, Ibunda, Kakak dan Adik serta Rekan-rekan mahasiswa Program Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia angkatan 2012, serta seluruh komponen yang terlibat dalam penelitian ini, dan juga ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada suami dan anakku tercinta yang telah banyak berkorban dalam proses penyelesaian penelitian ini.
Referensi Ari, M. W. (2006). Praktik Keperawatan Profesional, Konsep Dasar dan Hukum. Jakarta: EGC. Achterbergh & Vriens. (2002). Prilaku Caring Perawat Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan. Buletin Fatmawati. Aziz, A, (2003). Hubungan Antara Faktor Karakteristik dan Motivasi dengan Kinerja Penyuluh Keluarga Berencana Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kota Jambi. FKM-UI. Darmanto, (2005). Hubungan Karakteristik Perawat dengan Penerapan Proses
Pengetahuan dan..., Dwi Nuryani, FIK UI, 2014
8
Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSD Raden Mattaher Jambi. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan. Bina Husada Palembang. Depkes RI. (2009). Undang-undang republik indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. Diperoleh dari http://www.dikti.go.id/files/atur/sehat/U U-44-2009RumahSakit.pdf Depkes RI. ( 1998 ). Standar Pelayanan Rumah sakit, Cetakan II. Jakarta: EGC. Depkes RI. ( 1995 ). Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta. Depkes. (2008). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta. Handayaningsih. (2009). Dokumentasi Keperawatan Panduan, Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Mitra Cendikia. Hastono, S.P., & Sabri, L. (2010) Statistik Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hidayat. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika. Kozier, at all. (2000). Fundamental of Nursing. Canada: Prentice-Hall. Lees. (2010). Improving the quality of nursing documentation. Nursing Times106.37 (Sep 21-Sep 27, 2010): 22-6. Lukman. (2002). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Motivasi dengan Pendokumentasian Keperawatan di BPRSUD Salatiga. Machfoedz, dkk. (2005). Metedologi Penelitian Bidang Kesehatan Keperawatan. Jogjakarta: Fitramaya.
Mahler et al., (2007). Effects of a Computerbased Nursing Documentation System on the Quality of Nursing Documentation. Journal of Medical Systems31.4 (Aug 2007): 274-82. Marquis, B.L., & Huston, C.J. (2010). Leadhership Roles and management function in nursing: Theory & Aplication, 4th Ed. (Widyawati, Wilda Eka H, Fruliolina A: penerjemah), USA: Lippincott Williams & Wilkins (Buku asli diterbitkan tahun 2003). Muhamad Sayuti. (2006). Analisa Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kayu Agung. Notoatmojo. (2003). Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo. (2005). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Notoatmojo. (2007). Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Notoatmojo. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. NPSF. (2000). Research Grant Recipients for the next Patient Safety Research. New York.http://search.proquest.com/docview /17242. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Fundamental of nursing: Concepts, process, and practice, 4th Ed, (Yasmin
Pengetahuan dan..., Dwi Nuryani, FIK UI, 2014
9
Asih et.al :Penerjemah) Mosby (buku asli diterbitkan tahun 1997). Pribadi, A. (2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan motivasi pelaksanaan analisis dokumentasi keperawatan di rumah sakit umum Kelet Jepara. Diakses (20 Mei 2014 Jam 19.30 WIB). Potter dan Perry. (2007). Basic Nursing Essensial for Practice.ed 6th. St. Louis Missoury: Mosb Potter & Perry, (2009), Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses & Praktik, alih bahasa Adrina Ferderika Nggie. Jakarta: EGC. Putri. (2014). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Beban Kerja dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di RSU Sanglah Denpasar. Riskesdas. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2007. (http://www.depkes.go.id/downloads/pub likasi/PRofil%/20KEsehatan%20 Indonesia%202008.pdf, diakses 17 Maret 2014). Siagian, S.P. (2002). Manajemen Sumber Daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara Indonesia. Wustu. (2006). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perawat dalam Melakukan Pendokumentasian. http//www.google.co.id diakses (21 Juni 2014 jam 21.00WIB). Waruna. (2003). Indikator Motivasi Kerja Perawat. http//www.google.co.id diakses (21 Juni 2014 jam 21.00WIB).
Pengetahuan dan..., Dwi Nuryani, FIK UI, 2014