Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007
STUDI TENTANG SIKAP PROFESIONAL PERAWAT SEBAGAI PELAKSANA ASUHAN KEPERAWATAN (CARE GIVER) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. DAMANHURI BARABAI Wahidah1, La Ode Jumadi Gafar2,Adijani al-Alabij3 1,2,3STIkes
Muhammadiyah Banjarmasin
ABSTRAK Profil perawat adalah gambaran dan penampilan menyeluruh perawat dalam melakukan akitivitas keperawatan yang meliptui peran dan fungsi asuhan atau pelayanan keperawatan maupun praktik keperawatan, untuk membentuk profil perawat profesional tersebut dibutuhkan sikap profesional perawat: keterlibatan, respek, empati dan kesungguhan, karena sikap profesional perawat mempengaruhi kualitas dan pelayanan seorang perawat yang utama baik pada waktu sekarang mapun masa yang akan datang. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, sampel penelitian yang diambil adalah perawat yang sesuai dengan kriteria inklusi dengan besar sampel sebesar 30 responden. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterlibatan perawat terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan baik di Rumah Sakit Umum Daerah H. Damanhuri Barabai adalah baik : 37,5%, cuku 25%, kurang 37,5%, sedangkan keterlibatan cukup : 13,6%, cukup 54,5%, krang 42,9%, aspek cukup : baik12,5%, cukup 62,5%, kurang 25%. Empati perawat terhadap asuhan keperawatan baik : 33,3%, cukup 21,4%, kurang 20,0%. Empati cukup: baik 66,7%, cukup 78,6%, kurang 80,0%. Sedangkan kesungguhan perawat terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan : baik 37,5%, cukup 50%, kurang 28,6%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sikap profesional perawat terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah H. Damanhuri Barabai menunjukkan sikap yang cukup terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil tersebut, disarnkan pihak rumah sakit melakukan supervisi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan untuk melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan untuk melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kata
Kunci:
Sikap perawat keperawatan.
yang
profesional,
penerapan
59
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007
PENDAHULUAN Profil keperawatan profesional adalah gambaran dan penampilan menyeluruh perawat dalam melakukan aktifitas keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan. Aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi pemberian asuhan/pelayanan keperawatan, praktirk keperawatan, pengelolaan institusi keperawatan, pendidikan klien (individu, keluarga dan masyarakat) dan juga keperawatan sebagai profesi dituntut semakin sadar akan kedudukan, peran dan tanggung jawabnya sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa melalui upaya peningkatan kualitas pelayanan keperawatan. Pembentukan sikap profesional ini dapat dibina dan ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sumber daya manusia, yaitu melalui pendidikan keperawatan berkelanjutan baik pada tingkat pendidikan profesional pemula maupun pada tingkat sarjana, melakukan studi banding ke berbagai rumah sakit model, dan meningkatkan frekuensi kegiatan pembahasan kasus yang diharapkan secara langsung dapat mempengaruhi sikap, menambah pengetahuan dan keterampilan professional (Gafar, 1997) “Selain pembentukan sikap profesional untuk meningkatkan kualitas pelayanan standar praktik dalam memberikan asuhan keperawatan juga merupakan komitmen profesi keperawatan dalam melindungi masyarakat
terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi. Standar praktik keperawatan ini khusus untuk perawat profesional” (DPP PPNI, 1999:4). “Pada proses hubungan perawat-klien mempercayakan dirinya terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, untuk itu perawat mempunyai kewajiban menghargai kepercayaan klien dengan memberikan asuhan secara kompeten, melindungi harkat klien, dan menjaga kerahasiaan klien” (Mimin Emi Suhaimi, 2003:16). Keperawatan sebagai bagian integral dari pelaynan kesehatan merupakan profesi pemegang kunci keberhasilan utama dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan yang secara signifikan dan serius harus menyikapi pandangan yang positif, tenaga keperawatan dituntut untuk terus berbenah kearah profesionalisme. Dalam kenyataannya sampai saat ini masih terdengar adanya keluhan, kritik, sindiran dan bahkan tidak sedikit celaan yang kesemuanya berkonotasi ekstensi perawat masih belum mencapai keberadaan seperti yang diharapkan klien, keluarga, masyarakat dan profesi lain didalam melaksanakan peran primernya. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan (pengalaman lapangan menemukan); di media massa contohnya sering diterbitkan seperti perawat kenes, cerewet, kaku, judes dan malas. Kecenderungan sikap yang 60
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007
ditampilkan ini mungkin juga tidak disadari oleh perawat itu sendiri, akan tetapi dari kacamata masyarakat umum hal ini tetap merupakan suatu bukti konkrit tentang bagian dari sisi kelemahan sumber daya perawat. “Dipihak lain dikatakan pula bahwa penyelenggaraan keperawatan belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat, karena perawat belum dapat melaksanakan peran primernya secara optimal, sehingga tidak mengherankan jika pada saat ini banyak ditemukan keluhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan/keperawatan” (Azrul Azwar, 1999: Nursalam, 2002:23). Untuk mendapatkan gambaran nyata dari fenomena tersebut maka penulis ingin meneliti sejauhmana perawat perawat telah bersikap profesional dalam melaksanakan peran primernya sebagai pelaksana asuhan keperawatan (care giver) pada Rumah Sakit Umum Daerah H. Damanhuri Barabai, dan penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan. METODE PENELITIAN Desain Penelitian adalah penelitian deskriptif yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran/deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif. Berdasarkan tujuan penelitian ini, desain yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu dimana peneliti
melakukan observasi atau pengukuran variabel sesaat. “Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti. Variabel tersebut bisa berupa orang, kejadian, prilaku, dan lain-lain. Populasi juga dapat diartikan target, yaitu populasi yang memenuhi sampling kriteria dan menjadi sasaran akhir penelitian” (Nursalam, 2000:64). Sampel penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana asuhan keperawatan dengan latar belakang D-III Keperawatan di ruang Jamrud, Yaqud, Mutiara dan VIP sejumlah 30 orang yang berdinas pada pagi hari di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah H. Damanhuri Barabai. Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan/layak untuk diteliti, sebagai berikut: a. Perawat dengan latar belakang pendidikan minimal D-III Keperawatan, baik yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) maupun yang masih berstatus sebagai tenaga kontrak/honorer b. Perawat yang berdinas pada pagi hari. c. Tidak sedang mengalami gangguan jiwa. d. Bersedia menjadi responden.dalam penelitian yang dibuktikan dengan tanda tangan pernyataan bersedia tanpa tekanan atau paksaan. Kriteria eksklusif a. Responden 61
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007
b. Responden dalam keadaan sakit c. Responden dalam keadaan cuti d. Responden dalam keadaan sibuk dan sulit dihubungi. “Pada penelitian ini menggunakan metode sampling penelitian dengan Purposive Sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti” (Nursalam dan Pariani, 2003:68).Penelitian dilaksanakan bertempat di Rumah Sakit Umum Daerah H. Damanhuri Barabai dan diperkirakan waktu pelaksanaannya dimuali pada minggu kedua bulan Juli yaitu pada tanggal 14 sampai dengan 9 tahun 2005. Jenis instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas dua macam, yaitu dengan observasi dan kuesioner. Alas an peneliti menggunakan instrumen ini sebagai alat ukur, selain pertimbangan dana dan waktu pelaksanaannya terbatas, instrumen jenis ini sangat cocok digunakan penelitian yang bersifat observasional.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahap: pertama melalui penyebaran kuesioner pada responden yang diteliti dan kedua dengan melakukan observasi atas pelaksanaan asuhan keperawatan dengan Chek List.
HASIL DAN BAHASAN Rumah Sakit Umum H. Damanhuri adalah Rumah Sakit tipe C+ yang terletak di jalam Murakata No. Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan ketenagaan sebagai berikut: dokter spesialis obstetric dan genekologi, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dokter spesialis bedah, dokter spesialis mata, dokter spesialis THT, dokter gigi, 4 dokter umum PNS, 1 dokter umum PTT. Total kapasitas tempat tidur keseluruhan 87 buah. Terdiri atas ruangan dengan total kapasitas tempat tidur. Ruang VIP 19 buah, ruangan penyakit dalam 20 buah, ruang bedah 20 buah, ruang anak 16 buah dan ruang kebidanan 12 buah. Tenaga keperawatan berjumlah 119 orang yang terdiri dari: D III Keperawatan 52 orang PNS, TKS 33 orang, SPK 33 orang, TKS 13 orang, 1 orang S.Kep., 14 orang bidan serta dari tenaga pendidikan umum 14 orang. Jumlah pasien rawat inap pada tahun 2005 adalah sebesar 2.397 orang. Keterlibatan perawat dengan pasien terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan.Dari tabel hasil evaluasi silang antara hasil kuesioner dan observasi (lihat lampiran) menggambarkan hubungan keterlibatan yang baik terhadap asuhan keperawatan: baik 37,5% (3 orang), cukup 25,0% (2 orang), kurang 37,5% (3 orang) dan keterlibatan perawat dengan katagori cukup terhadap pelaksanaan asuhan 62
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007
keperawatan: Baik 13,6% (2 orang), cukup 54,5% (12 orang), kurang 31,8% (7 orang). Berdasarkan data di atas keterlibatan perawat terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan menunjukkan bahwa tingkat keterlibatan perawat dengan pasien di ruang perawatan RSU H. Damanhuri
cukup terhadap asuhan keperawatan. “Perawat orang sakit harus terlibat dengan kejadiankejadian yang terjadi berkenaan dengan pasien yang bersangkutan, ini merupakan suatu ketentuan yang logis, tapi ternyata dalam praktek seharihari adalah sujar sekali” (PJM., Steven et.al., 1999:15)
%
%
%
%
%
%
Grafik : Berdasarkan sikap pasien terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Respek perawat dengan pasien terhadap asuhan keperawatan Hasil tabulasi silang antara kuesioner dan data observasi (lihat lampiran) menggambarkan hubungan respek perawat dengan kategori baik terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan: baik 28,6% (4 orang), cukup 28,6% (4 orang), kurang 42,9% (6 orang). Respek perawat dengan kategori cukup terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan: baik 12,5% (2 orang), cukup 62,5% (10 orang) dan kurang 25,0% (4 orang). Berdasarkan data di atas respek perawat terhadap
keterlibatan perawat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan menunjukkan bahwa respek perawat dengan pasien di ruang perawatan RSU. H. Damanhuri Barabai cukup terhadap asuhan keperawatan.“Respek digambarkan sebagai kebutuhan manusia yang paling dalam” (Herre, 1980; Roger B. Ellis, 2000:192). “Mempunyai respek bagi yang terlibat dalam pelayanan untuk pasien yang dirawat merupakan suatu keharusn. Respek untuk sesama manusia harus menjadi dasar sikap seorang perawat, respek diperlukan agar pasien dapat merasa dihargai manusia” (PJM., Steven et.al., 1999:53)
63
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007
%
%
%
%
%
%
Grafik : Berdasarkan sikap respek perawat dengan pasien terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Empati perawat dengan pasien pelaksanaan asuhan terhadap asuhan keperawatan keperawatan menunjukkan Hasil tabulasi silang antara bahwa empati perawat dengan kuesioner dan data observasi pasien di ruang perawatan (lihat lampiran) RSU. H. Damanhuri Barabai menggambarkan hubungan cukup terhadap asuhan empati perawat dengan kategori keperawatan. “Respek baik terhadap pelaksanaan digambarkan sebagai asuhan keperawatan: baik kebutuhan manusia yang 33,3% (2 orang), cukup 21,4% paling dalam” (Herre, 1980; (3 orang), kurang 20,0% (2 Roger B. Ellis, orang). Empati perawat yang 2000:192).“empati atau ikut cukup terhadap pelaksanaan merasakan adalah suatu asuhan keperawatan : baik kemampuan untuk mengalami 66,7% (4 orang), cukup 78,6% hidup pihak lain. Secara nyata (11 orang) dan kurang 80,0% dapat dikatakan untuk dapat (8 orang) sementara menjadi orang lain” Berdasarkan data di atas (PJM., Steven et.al., 1999:55). empati perawat terhadap
%
%
%
%
%
%
Grafik : Berdasarkan sikap empati perawat dengan pasien terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Hasil tabulasi silang antara pelaksanaan asuhan kuesioner dan data observasi keperawatan: baik 37,5% (3 (lihat lampiran) orang), cukup 37,5% (3 orang), menggambarkan hubungan kurang 25,0% (2 orang). kesungguhan perawat dengan Kesungguhan perawat yang kategori baik terhadap cukup terhadap pelaksanaan 64
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007
asuhan keperawatan : baik 13,6% (3 orang), cukup 50,0% (11 orang) dan kurang 36,4% (8 orang). Berdasarkan data di atas kesungguhan perawat terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan menunjukkan bahwa empati perawat dengan pasien di ruang perawatan RSU. H. Damanhuri Barabai cukup terhadap asuhan keperawatan.
“Kesungguhan dalam sikap adalah memperlihatkan sebagaimana adanya. Sekarang perawat (pengasuh) kadangkadang harus memerankan sikap profesional, sikap apa yang disebut ‘perawat dengan senyum’ yang mencari pasienpasien dengan dingin dan profesional, yang memberi kesenangan pada pasien-pasien yang beku/kritis” (PJM., Steven et.al., 1999:56).
% %
% %
% %
Grafik : Berdasarkan sikap kesungguhan perawat dengan pasien terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. SIMPULAN DAN SARAN orang), cukup 62,5% (10 Tingkat keterlibatan yang orang), kurang 25,0% (4 orang). baik terhadap asuhan Tingkat empati perawat keperawatan di Rumah Sakit terhadap pelaksanaan asuhan Umum Daerah H. Damanhuri keperawatan di Rumah Sakit Barabai: baik 37,5% (3 orang), Umum H. Damanhuri Barabai: cukup 25,0% (2 orang), kurang baik 33,3% (2 orang), cukup 37,5% (3 orang) dan 21,4% (3 orang), kurang 20,0% keterlibatan perawat dengan (2 orang). Empati perawat yang katagori cukup terhadap cukup terhadap pelaksanaan pelaksanaan asuhan asuhan keperawatan : baik keperawatan: Baik 13,6% (2 66,7% (4 orang), cukup 78,6% orang), cukup 54,5% (12 (11 orang) dan kurang 80,0% orang), kurang 31,8% (7 orang). (8 orang). Tingkat respek yang Tingkat kesungguhan baik terhadap asuhan perawat terhadap pelaksanaan keperawatan di Rumah Sakit asuhan keperawatan di Rumah Umum Daerah H. Damanhuri Sakit Umum H. Damanhuri Barabai: baik 28,6% (4 orang), Barabai: baik 37,5% (3 orang), cukup 28,6% (4 orang), kurang cukup 37,5% (3 orang), kurang 42,9% (6 orang). Respek 25,0% (2 orang). Kesungguhan perawat dengan katagori cukup perawat dengan kategori cukup terhadap pelaksanaan asuhan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan: Baik 12,5% (2 keperawatan : baik 13,6% (3 65
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007
orang), cukup 50,0% (11 orang) dan kurang 36,4% (8 orang). Untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, hendaknya pihak rumah sakit dan pihak-pihak yang berkompeten lainnya memberikan kesempatan kepada perawat untuk mengikuti pelatihan-pelatihan khususnya yang berhubungan dengan pelaksanan praktik asuhan keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dapat dipertahankan secara terus menerus dan berkesinambungan. Meningkatkan frekuensi pembahasan kasus, baik ditingkat ruangan maupun kompensasi kasus yang dilaksanakan antar ruangan secara terus menerus dan berkesinambungan. Pihak rumah sakit yang dalam hal ini kewenangan untuk melakukan supervisi terhadap pelaksanaan hendaknya benarbenar secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap pelaksanaan pelayanan keperawatan.Pihak rumah sakit kiranya perlu membuat batasan tugas yang jelas terhadap perawat guna meningkatkan efektifitas pelayaan keperawatan serta mengurangi overlapping beban kerja yang selama ini hampir seluruhna dibebankan kepada perawat, sehingga justru berakibat terbengkalaina tugas-
tugas keperawatan yang seharusnya menjadi prioritas. Terciptanya lingkungan yang kondusif dengan ketersediaan fasilitas atau sarana yang mennjang dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.Perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap profesional perawat dalam melaksanakan peran primernya sebagai pelaksana asuhan keperawatan, sehingga setiap upaya yang berkaitan dengan peningkatan mutu pelayanan keperawatan senantiasa berhasil dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Ali, Zaidin, H.(2001) . Dasardasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medica. Andrew McGhie (1996). Psikologi Dalam Perawatan. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica dan Andi. Baron, RA. & Byrne D, (1991). Social Psychology, Understanding Human th Interaction,6 Edition, Boston, MA. Burns, N & Grove, SK. (1991). The Practice of Nursing Research: Conducts Crtiques and Utilisation. 2nd .WB. Saunders Co. Philadelphia. Chandra YA., (2000). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
66
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007
Depkes RI. (1997). Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta. Cetakan Keenam. Sugeng Seto. DPP PPNI. (1999). Standar Praktek Keperawatan Perawat Profesional. Gd. Akper Depkes RI. Jakarta. Depkes RI. (1994). Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan Dasar di Rumah Sakit. Jakarta. Cetakan Kedua. PPNI. Hurlock E. (1998). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Imran M. (1989). Dasar-dasar Sosial Budaya Pendidikan. Dep. P dan K, Ditjen.PT, P2LPKT. Jakarta. Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC. La Ode JG. (1999). Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC. Made Pidarta. (1997). Landasan Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Notoatmojo, S. (1993). Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. Notoatmojo, S. (1997). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. Notoatmojo, S. (2002). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nursalam & Siti Pariani. (2001). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV. Sagung Seto. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit Salemba Medica. PJM. Stevens et.al (1999). Ilmu Keperawatan. Jakarta: EGC. Purwanto, H.. (1995). Pengantar Statistik Keperawatan. Jakarta: EGC. Robert, P. (1995). Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC. Saifuddin, A. (2002). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suhaimi, Mimin Emi, Hj. (2003). Etika Keperawatan. Jakarta: EGC. Sukandarrumidi, (2002). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Cetakan Pertama. Sugiyono, (2002). Statistika Untuk Penelitian. Cetakan keempat. Bandung: CV. Alfabeta. Suharsimi, A. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Sudjana. (199). Metode Statistika. Edisi 6: Bandung: Tarsito
67