TESIS
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN BEBAN KERJA DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN IRNA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR
I GST A A PUTRI MASTINI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013
TESIS
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN BEBAN KERJA DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN IRNA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR
I GST A A PUTRI MASTINI NIM. 1192161019
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN BEBAN KERJA DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN IRNA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Udayana
I GST A A PUTRI MASTINI NIM. 1192161019
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013
ii
Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 19 Juli 2013
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. dr. NT. Suryadhi, MPH. PhD. NIP. 19430215 1969021 001
Dra. Alit Suryani, M. Kes NIP. 19590602 198403 2 001
Mengetahui Ketua Program Studi Magister IKM Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana
Prof. dr. D.N Wirawan, MPH NIP. 19481010 197702 1 001
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi. Sp.S (K) NIP.19590215 198510 2 001
iii
Tesis Ini Telah Diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Pascasarjana Universitas Udayana pada Tanggal 4 – 2 – 2013
Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No. : 0195/UN 14.4/HK/2013 Tanggal 4 – 2 – 2013 Panitia Penguji Penelitian Tesis adalah : Ketua
: Prof. dr. NT. Suryadhi, MPH, PhD.
Anggota
:
1. Dra. Alit Suryani, M. Kes 2. Dr. Adnyana Sudibya, SE, Ak, M. Kes 3. Dr. Luh Seri Ani, SKM, M. Kes 4. Dr. I Putu Ganda W, S. sos, M.M.
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: I GST A A PUTRI MASTINI
NIM
: 1192161019
Program Studi
: Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul Tesis/
: Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Beban Kerja Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Irna Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar,
Juli 2013
Yang membuat pernyataan
I GST A A PUTRI MASTINI
v
UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini merupakan tugas akhir yang dibuat sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Pendidikan Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Denpasar. Penulis menyadari tanpa bimbingan, pengarahan, sumbangan pikiran, dorongan semangat dan bantuan dari semua pihak, tugas akhir ini tidak akan terlaksana dengan baik. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang setulus-tulusnya dan
penghargaan
setinggi-tingginya kepada : 1. Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD.KEMD, selaku Rektor Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 2. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp OT (K) M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran Univesitas Udayana, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 3. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K), Selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar, yang telah memberikan
vi
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 4. Profesor dr. DN. Wirawan, MPH selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Denpasar, guru dan panutan, yang telah memberikan semangat, kesempatan, petunjuk, bimbingan dan arahan sejak mulai pendidikan sampai akhir pendidikan penulis. 5. Profesor dr. NT. Suryadhi, MPH.PhD., selaku Pembimbing I, guru dan panutan yang telah memberikan
arahan, bimbingan dan petunjuk serta
semangat yang tak terhingga sejak awal penyusunan rancangan penelitian hingga akhir penyusunan tesis ini. 6. Dra. Alit Suryani, M.Kes., selaku Pembimbing II, yang telah memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk serta semangat yang tak terhingga sejak awal penyusunan rancangan penelitian hingga akhir penyusunan tesis ini. 7. Dr. Wayan Sutarga, MPHM, Direktur RSUP Sanglah Denpasar, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan melakukan penelitian di RSUP Sanglah Denpasar, 8. dr. Ni Luh Dharma Kerti Natih, MHSM dan seluruh staf Rekam Medik RSUP Sangkah Denpasar yang telah memberikan informasi, bantuan dan kemudahan-kemudahan yang diberikan dalam penelitian ini. 9. dr. I Gst. Ag. Bgs. Krisna Wibawa, SPB sebagai Instalasi IGD (MS dan Ratna) RSUP Sanglah Denpasar yang telah memberikan kesempatan, petunjuk, bimbingan dan arahan sejak awal sampai akhir pendidikan penulis.
vii
10. Drg. Triputro Nugroho, M.Kkes., selaku Direktur Sumber Daya Manusia RSUP Sanglah Denpasar yang memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Udayana Denpasar. 11. Semua staf Ruang Medical Surgical Rumah Sakit Pusat Sanglah Denpasar atas masukan, bimbingan, dorongan dan bantuannya, pengertian dan kerjasama yang baik selama dalam penyusunan tesis ini. 12. Semua sampel penelitian atas kesediaan dan kerelaannya untuk ikut berpartisipasi selama penelitian berlangsung. 13. Ayahanda A.A. Ketut Sujana (alm) dan Ibunda A.A. Putu Sari yang telah membesarkan, mendidik, memberikan semangat dukungan, doa restu dan cinta yang tidak terkira selama ini dan selama menjalankan penelitian ini. 14. Kakanda : A.A. putu Suwela, A.A. Md. Suryani yang telah memberikan rasa cinta, dorongan dan semangat dalam menjalani proses pendidikan dan penelitian hingga berakhir. 15. Khususnya kepada suami tercinta A.A. Raka Suardana, serta anak-anak yang sangat saya cintai A.A. Pt. Chyntia P.S dan A.A. Md. Ananda P.S atas pengertian,
pengorbanan, kesabaran dan ketabahannya selama ini serta
dorongan semangat yang tiada henti-hentinya selama penulis menjalani dan menyelesaikan pendidikan ini. 16. Semua pihak yang telah membantu yang belum tercantum namanya di atas. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik yang telah diberikan kepada penulis. Kiranya penulis mendapat
viii
kekuatan dan selalu dalam karunia-Nya untuk dapat mengamalkan semua ilmu yang penulis peroleh bagi sesama. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya akhir ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, namun demikian besar harapan penulis semoga apa yang terkandung didalamnya akan dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan dunia keperawatan pada khususnya.
Denpasar,
Juli 2013
Penulis
ix
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN BEBAN KERJA DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN IRNA DI RSUP SANGLAH DENPASAR
Beban kerja perawat sangat berpengaruh terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang medical surgical RSUP Sanglah Denpasar, beban kerja sebgian besar tergolong katagori tingkat tinggi (70%) dan 30% tergolong sedang. Kurang lengkapnya pendokumentasian disebabkan oleh beban kerja yang tinggi serta terbatas sumberdaya yang ada, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, beban kerja dengan pendokumentasian asuhan keperawatan rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Desain penelitian yang digunakan adalah “Cross Sectional”. Sampel adalah perawat rawat inap yang ada di ruang Medical Surgical dan Ratna RSUP Sanglah Denpasar yang telah memenuhi kreteria. Jumlah sampel adalah 76 orang. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling. Data dikumpulkan menggunakan koesioner dan hasilnya dianalisis dengan uji Chi Square dan multivariate (regresi logistik) Subjek penelitian sebagian besar 44 (57,9%) berumur 31-40 tahun, berpendidikan D3 keperawatan 50 ( 65,8%), masa kerja 39 (51,3%) 6-10 tahun, pengetahuan baik 54 (71,1%), sikap positif 54 (71,1%). Hasil uji bivariat : pengetahuan baik dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai sebanyak 83,3% pengetahuan kurang dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai 86,4%, sikap positif dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai 100%, sikap negative dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai 88,9%. Pengetahuan, sikap berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian (p<0,05).Pada analisis multivariate didapat variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah beban kerja dengan nilai p=0,004 dengan nilai OR sebesar 44. Diperlukan upaya penambahan jumlah perawat sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan No. 282/Menkes/Per/VII/1997 dengan rasiao 1:1, di setiap IRNA supaya penanggungjawab ruangan mengeefektifkan Sumber Daya Manusia yang tersedia. Kata kunci : Pengetahuan, sikap, beban kerja dan pendokumentasian.
x
ABSTRACT RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE, ATTITUDE AND WORK LOAD WITH DOCUMENTING COMPREHENSIVENESS OF NURSING CARE IN IRNA RSU SANGLAH DENPASAR
Nurse workload is very influential on the documenting comprehensiveness of nursing care in medical surgical space RSU Sanglah Denpasar, the work load included most in high-level categories (70%) and 30% belong to average categories. Lack of comprehensive in documenting due to high workload and the limited resources available, this study aimed to determine the relationship of knowledge, attitude, and work load with inpatient nursing care documentation of Main General Hospital Sanglah Denpasar. The study design used was a "cross sectional". Samples are inpatient nurse in the Medical Surgical and Ratna Hospital Sanglah who have met the criteria. The number of samples is 76 persons. Selections of samples are done with accidental sampling method. Data were collected using koesioner and the results were analyzed with chi square tests and multivariate (logistic regression). Most of the research subjects are: 44 (57.9%) aged 31-40 years, 50 (65.8%) are educated in nursing D3, 39 (51, 3%) period of work 6-10 years, 54 (71.1%) good knowledge, 54 (71.1%) a positive attitude. Bivariate test results: good knowledge with appropriate comprehensive documentation about 83.3% , lack of knowledge with inappropriate comprehensive documentation about 86.4%, positive attitude with appropriate comprehensive documentation about 100%, negative attitudes with appropriate comprehensive documentation about 88.9%. Knowledge and attitudes are relate to documenting comprehensiveness (p <0.05). At multivariate analysis obtained the most dominant variables relate to documenting comprehensiveness of nursing care is the workload with value of p = 0.004 by the OR size 44. Required the addition of appropriate amounts of nurse with Health Ministry Regulation No.. Rasiao 282/Menkes/Per/VII/1997 with ratio 1:1, in each IRNA so that the justification chamber to make more effective the available Human Resources. Keywords: Knowledge, attitude, workload and documentation.
xi
RINGKASAN PENELITIAN “Hubungan Pengetahuan,Sikap,Beban Kerja Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan IRNA Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar” Tahun 2013 Oleh : I GST A.A Putri Mastini,
Pendokumentasian merupakan unsur pokok dalam pertanggung jawaban kinerja profesi keperawatan setelah melakukan intervensi keperawatan langsung ke pasien. Munculnya perkembangan dan paradigma baru rekam medis dan asuhan keperawatan sebagai manajemen informasi di bidang kesehatan merupakan dampak positif dari perkembangan teknologi informasi sesuai dengan perkembangan konsep dan tata cara berkomunikasi di bidang kesehatan. Hal ini membawa pengaruh yang besar bagi setiap tata nilai kehidupan dan pengetahuan, termasuk dalam dunia kesehatan, khususnya dalam manajemen di bidang kesehatan. Dalam rangka peningkatan pelayanan di rumah sakit perlu didukung dengan sistem pengelolaan dokumen asuhan keperawatan yang baik, benar dan aman(Handayaningsih,2009). Dokumentasian merupakan sarana komunikasi antar petugas kesehatan dalam rangka pemulihan kesehatan pasien,tanpa dokumentasi yang benar dan jelas,kegiatan pelayanan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh seseorang perawat profesional tidak dapat dipertanggung jawabkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan perbaikan status kesehatan pasien di rumah sakit.(Nursalam,2011) Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, jumlah tenaga keperawatan yang bertugas di instalasi rawat inap A,B,C dan D sebanyak 316 orang. sisanya bertugas tersebar di ruang operasi, instalasi gawat darurat, ruang intensif dan poliklinik. Dari 316 orang di Rumah Sakit Umum Pusat Denpasar dengan latar belakang pendidikan, Sekolah Pendidikan Kesehatan 25 orang, D3 Keperawatan 221 orang, D4 Gawat darurat 50 orang, S1 Keperawatan 20 orang. Perbandingan sumber daya manusia dalam merawat pasien di ruang rawat inap dapat disimpulkan 1 perawat merawat 3-5 pasien yang artinya dalam setiap shif yang seharusnya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 282/Menkes/Per/VII/1997 dengan rasio 1:1 yang artinya satu orang perawat merawat satu orang pasien. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu (Menteri Aparatur Negara, 2004). Berdasarkan pengamatan awal yang di lakukan di ruang medical surgical Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, mendapatkan data bahwa jumlah perawat jaga di ruang medical surgical berjumlah 25 orang dan terbagi dalam 3 shift kerja dimana 10 orang pada shif pagi, 6 orang pada shif sore dan malam, setiap shift terdapat satu orang perawat primer yang bertugas sebagai manajerial pada setiap shif. Ruang medical surgical merupakan ruangan intermediet yang
xii
tingkat ketergantungan tinggi, karena membutuhkan perhatian dan bantuan yang lebih spesifik merawat kasus bedah, neuro dan interna yang memerlukan observasi ketat. Dengan rasio perawat dengan pasien pada shif pagi adalah 1:4, shift sore dan malam 1:6 dengan rentang waktu untuk shif tujuh jam,shif sore Berdasarkan studi pendahuluan dengan wawancara dan observasi terhadap 10 orang perawat yang bertugas di ruang medical surgical rumah sakit umum pusat sanglah denpasar dengan menggunakan skala akhir SWAT secara subyektif, diperoleh bahwa beban kerja di ruang medical surgical sebagian besar tergolong kategori tingkat tinggi (70%) dan 30% tergolong sedang.sehingga penulis tertarik untuk meneliti apakah pengetahuan, sikap, beban kerja perawat berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna dan Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Diduga pengetahuan,sikap dan beban kerja berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan beban kerja perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian, serta dapat mengevaluasi penerapan dan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan dan pertimbangan untuk memperbaiki kinerja keperawatan dan bebas dari tuntutan hukum sesuai dengan perkembangan pelayanan dan persaingan nasional maupun internasional. Metoda penelitian adalah penelitian observasional yakni dengan hanya mengamati tanpa melakukan perlakuan pada obyek penelitian. menurut waktunya adalah cross sectional yakni pengamatan hanya dilakukan pada suatu saat saja. Menurut analisanya merupakan penelitian analitik yaitu hubungan antara, pengetahuan, sikap dan beban kerja dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat di rawat inap Ratna, Medical Surgical pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar yang berjumlah: 76 orang. Penelitian bulan Mei 2013 – Juni 2013. Penentuan sumber data yaitu data primer yang diperoleh dari perawat yang bertempat tugas di ruang rawat inap Ratna dan Medical Surgical Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan baik dengan pendokumentasian sesuai sebanyak 83,3% dan responden dengan pengetahuan kurang dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 86,4% Pengetahuan berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05).Responden sikap positf dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai 100% dan responden sikap negative dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 88,9%. Sikap berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05). Responden beban kerja ringan dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai sebanyak 90,4%, sedangkan responden beban kerja sedang dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 95,8% beban kerja berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05). Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel bebas yang paling berhubungan
xiii
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar adalah beban kerja dengan nilai p = 0,004, dengan nilai OR sebesar 44. Mengingat adanya hubungan ketiga variabel bebas di atas dengan kelengkapan pendokukentasian maka penulis menyarankan pentingnya mengevaluasi ulang beban kerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, karena masih ditemukannya tingkat beban kerja kategori sedang. Penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan pada unit-unit keperawatan lainnya, sehingga hasilnya dapat digenaralissi.
xiv
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL DALAM..................................................................................
i
PRASYARAT GELAR............................................................................
ii
LEMBARAN PENGESAHAN ................................................................
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..........................................
v
UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................
vi
ABSTRAK ..............................................................................................
x
ABSTRACT ............................................................................................
xi
RINGKASAN ..........................................................................................
xii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
xv
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xix
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
xx
DAFTAR SINGKATAN .........................................................................
xxi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xxii
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................
1
1.1
Latar Belakang ..............................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ........................................................
7
1.3
Tujuan Penelitian...........................................................
7
1.3.1 Tujuan Umum .....................................................
7
1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................
8
Manfaat Penelitian.........................................................
8
1.4.1 Manfaat Praktis .................................................
8
1.4.2 Manfaat Teoritis ................................................
9
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................
10
2.1 P enget ahuan ..............................................................
10
2.2
Sikap ............................................................................
13
2.2.1 Tingkatan sikap ...................................................
14
2.2.2 Ciri sikap .............................................................
15
Beban Kerja .................................................................
19
1.4
BAB II
2.3
xv
2.3.1 Pengertian beban kerja .........................................
19
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja .....
21
2.3.3 Prosedur penghitungan beban kerja .......................
21
2.3.4 Pendekatan penghitungan beban kerja ...................
22
2.4
Prilaku .........................................................................
34
2.5
Perubahan Prilaku .........................................................
38
2.6
Pembinaan Prilaku .......................................................
39
2.7
Pengembangan Prilaku .................................................
39
2.8
Dokumentasi Asuhan Keperawatan ...............................
39
2.9
Komponen Model Dokumentasi Keperawatan ...............
40
2.10 Tujuan Utama Pendokumentasian Asuhan Keperawatan .
42
2.11. Manfaat Dokumentasi Asuhan Keperawatan..................
43
2.12 Instrument Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan ...................................................................
45
2.13 Teknik Pencatatan ........................................................
47
2.13.1. Jenis-jenis Pencatatan/Dokumentasi ...................
47
2.13.2 Trend dan Perubahan yang Berdampak Terhadap Dokumentasi .....................................................
49
2.13.3 Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan.....................................................
52
2.13.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pendokumentasian ........................................... BAB III
BAB IV
54
KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...........................................
57
3.1
Kerangka Berpikir ........................................................
57
3.2
Kerangka Konsep .........................................................
58
3.3
Hipotesis ......................................................................
59
METODELOGI PENELITIAN ..............................................
60
4.1
Desain Penelitian ..........................................................
60
4.2
Lokasi Penelitian ...........................................................
60
xvi
BAB V
4.3
Populasi ........................................................................
61
4.4
Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian ......................
61
4.5
Variabel Penelitian .......................................................
62
4.6
Definisi Operasional .....................................................
62
4.7
Prosedur Penelitian .......................................................
64
4.8
Tehnik Pengolahan dan Analisa Data ............................
64
HASIL PEMBAHASAN ........................................................
67
5.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..............................
67
5.2
Karakteristik Sampel .....................................................
68
5.3
Penguji Instrumen Penelitian .........................................
69
5.4
Deskripsi Variabel Penelitian ........................................
70
5.5
Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan Pendokumentsian Asuhan Keperawatan ........................
5.6
Hubungan Sikap Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan .......................
5.7
72
73
Hubungan Beban Kerja Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan .......................
73
5.8 Variabel Yang Paling Berhubungan dengan Kelengkapan
BAB VI
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan .......................
74
PEMBAHASAN ....................................................................
75
6.1
Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan .....................
6.2
Hubungan Antara Sikap Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ....................
6.3
75 76
Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan .....................
78
6.4 Variabel Bebas Yang Paling Dominan Berhubungan Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan.....................................................................
xvii
79
BAB VII PENUTUP ............................................................................ 7.1
81
Kesimpulan ..................................................................
81
7.2. Saran .............................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel Tabel 2.1
Halaman Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergantungan Pasien ........................................................
30
Tabel 2.2.
Skala Akhir SWAT...............................................................
32
Tabel 5.1.
Distribusi Karakteristik Responden di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2013 ...........................................................
68
Tabel 5.2.
Hasil Uji Reabilitas Variabel ................................................
70
Tabel 5.3.
Distribusi Frekuensi Menurut Pengetahuan Asuhan Keperawatan ........................................................................
71
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Menurut Sikap......................................
71
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Menurut Beban Kerja ...........................
71
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Menurut Pendokumentasian Asuhan Keperawatan.........................................................................
72
Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ..............................
72
Hubungan Sikap Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ............................................................
73
Hubungan Beban Kerja Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ..............................
73
Tabel 5.10 Nilai Standard Error, Exp (B), CI dan Nilai P value Variabel Bebas Yang Berhubungan dengan Kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan ................................
74
Tabel 5.7
Tabel 5.8
Tabel 5.9
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep .....................................................
58
Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian ...............................................
60
xx
DAFTAR SINGKATAN
BAB
= Buang Air Besar
BAK
= Buang Air kecil
BLU
= Badan Layanan Umum
DEPKES
= Departemen Kesehatan
DRG
= Diagnosis Related Group
IRNA
= Instalasi Rawat Inap
JCI
= Join Comition International
MS
= Medical Surgical
POR
= Problem Oriented Methol
RI
= Republik Indonesia
RSUD
= Rumah Sakit Umum Daerah
RSUP
= Rumah Sakit Umum Pusat
SPK
= Sekolah Pendidikan Kesehatan
SWAT
= Subjektive Work Assesent Technique
UU
= Undang-Undang
WSD
= Water Sealed Drainage
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Persetujuan responden
Lampiran 2
: Informed consent
Lampiran 3
: Lembaran instrument
Lampiran 4
: Uji validitas dan reabilitas
Lampiran 5
: Hasil uji statistik penelitian
Lampiran 6
: Penyerahan ethical chearance
Lampiran 7
: keterangan kelaikan etik
Lampiran 8
: Surat rekomendasi penelitian
Lampiran 9
: Poto Tempat Kegiatan Penelitian
xxii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pendokumentasian merupakan unsur pokok dalam pertanggung jawaban
kinerja profesi keperawatan setelah melakukan intervensi keperawatan langsung kepada pasien. Munculnya perkembangan dan paradigma baru rekam medis dan asuhan keperawatan sebagai manajemen informasi di bidang kesehatan merupakan dampak positif dari perkembangan teknologi informasi sesuai dengan perkembangan konsep dan tata cara berkomunikasi di bidang kesehatan. Hal ini membawa pengaruh yang besar bagi setiap tata nilai kehidupan dan pengetahuan, termasuk dalam dunia kesehatan, khususnya dalam manajemen di bidang kesehatan. Dokumentasi asuhan keperawatan dikaitkan dengan adanya paradigma baru sebagai pusat informasi dan komunikasi, praktisi inginkan akan pengertian tentang peranan yang benar dalam dunia pelayanan kesehatan. Dalam rangka peningkatan pelayanan di rumah sakit perlu didukung dengan sistem pengelolaan
dokumen
asuhan
keperawatan
yang
baik,
benar
dan
aman(Handayaningsih,2009). Globalisasi mengakibatkan tingginya kompetisi di sektor kesehatan khususnya pada pendokumentasian di bidang kesehatan. Tingginya tuntutan masyarakat baik Nasional maupun Internasional terhadap tuntutan pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan yang baik, tepat, cepat, aman serta transparan dalam penulisan hasil intervensi merupakan indikator mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Persaingan antar rumah sakit baik swasta,
1
2
pemerintah maupun rumah sakit asing akan semakin leluasa berkembang. Untuk bersaing secara sehat dalam perebutan pasar bebas terhadap pelayanan di rumah sakit baik rumah sakit swasta, pemerintah dan asing, rumah sakit harus memberikan pelayanan kepada pasien langsung secara cepat, tepat, akurat, bermutu dengan biaya terjangkau (Muninjaya, 2005). Supremasi hukum dengan berlakunya UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, peraturan pemerintah No. 23 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan, peraturan Menteri Kesehatan RI No. 749a/Menkes/PER XII/1989 tentang rekam medis dan UU N0. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen menuntut pengelola rumah sakit lebih transparan, berkualitas dan memperhatikan kepentingan pasien (RSUP Sanglah, 2011). Menurut Tungpalan (1983) dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan proses pendokumentasian adalah merupakan pekerjaan atau merekam peristiwa baik dari obyek
maupun
memberi
jasa
yang
dianggap
berharga
dan
penting
(Handayaningsih, 2009). Pendokumentasian merupakan sarana komunikasi antar petugas kesehatan dalam rangka pemulihan kesehatan pasien, tanpa dokumentasi yang benar dan jelas, kegiatan pelayanan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh seseorang perawat profesional tidak dapat dipertanggung jawabkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan perbaikan status kesehatan pasien di rumah sakit. (Nursalam, 2011)
2
3
Temuan di rumah sakit menunjukkan formulir dokumentasi keperawatan yang telah disiapkan tidak tuntas atau tidak terisi lengkap. Ditemukan rata-rata perbulan rekam medis yang tidak lengkap antara 5 sampai 10 rekam medis setelah pasien pulang rawat inap di IRNA. Beberapa hal yang sering menjadi alasan petugas antara lain, banyak kegiatan-kegiatan di luar tanggung jawab perawat menjadi beban yang dikerjakan oleh profesi keperawatan. Sistem pencatatan yang diajarkan terlalu sulit dan banyak menyita waktu. Tidak semua tenaga perawat yang ada di institusi pelayanan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sama di dalam penulisan untuk membuat dokumentasi keperawatan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Tenaga keperawatan yang ada berasal dari berbagai jenjang pendidikan keperawatan (SPK, D3, D4, S1) dari rentang waktu lulusan yang sangat berbeda. Perawat lebih banyak mengerjakan pekerjaan koordinasi dan limpahan wewenang. Formulir tidak praktis sehingga terjadi penulisan yang tumpang tindih. Asuhan keperawatan di rumah sakit dilaksanakan oleh tenaga sumber daya manusia yang professional dengan tingkat pendidikan D3 Keperawatan dan sebagian kecil dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan. Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, jumlah tenaga keperawatan yang bertugas di instalasi rawat inap A,B,C dan D sebanyak 316 orang. sisanya bertugas tersebar di ruang operasi, instalasi gawat darurat, ruang intensif dan poliklinik. Dari 316 orang di rumah sakit umum pusat denpasar dengan latar belakang pendidikan, Sekolah Pendidikan Kesehatan 25 orang, D3 Keperawatan 221 orang, D4 Gawat darurat 50 orang, S1 Keperawatan 20 orang.
3
4
Perbandingan sumber daya manusia dalam merawat pasien di ruang rawat inap dapat disimpulkan 1 perawat merawat 3 sampai 5 pasien yang artinya dalam setiap shif yang seharusnya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 282/Menkes/Per/VII/1997 dengan rasio 1:1 yang artinya satu orang perawat merawat satu orang pasien. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu (Menteri Aparatur Negara, 2004). Perawat merupakan tenaga profesional yang memberikan asuhan keperawatan yang merupakan fungsi perawat sebagai care giver. Selain itu, dalam memenuhi kebutuhan psikologis pasien, perawat juga harus berperan sebagai educator seperti pemberian penyuluhan kesehatan kepada pasien serta masih banyak fungsi lain yang bisa dilakukan perawat untuk meningkatkan kualitas pelayanannya kepada pasien. Dalam memenuhi peran dan fungsinya di rumah sakit, perawat dituntut untuk bekerja secara efektif, efisien serta memenuhi kebutuhan pasien yang komprehensif yang mencakup bio-psiko-sosial-spiritual (Gafar, 2002). Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan di ruang medical surgical Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar didapatkan data bahwa jumlah perawat jaga di ruang medical surgical berjumlah 25 orang dan terbagi dalam 3 shift kerja dimana 10 orang pada shif pagi, 6 orang pada shif sore 6 orang pada shif malam, dan terdapat 3 orang perawat primer yang bertugas sebagai manajerial pada setiap shif. Ruang medical surgical merupakan ruangan intermediet yang merawat kasus bedah, neuro dan interna yang memerlukan observasi ketat. Dengan rasio perawat dengan pasien pada shif pagi adalah 1:4, shift sore dan
4
5
malam 1:6 dengan rentang waktu untuk shif tujuh jam,shif sore tujuh jam dan shif malam 12 jam, sedangkan standarnya adalah 1:1 setiap pergantian shif. Kondisi pasien di ruang medical surgical termasuk pada kelompok dengan ketergantungannya tinggi, karena membutuhkan perhatian dan bantuan yang lebih spesifik dibandingkan pasien-pasien lain serta keadaan umum pasien dengan observasi yang ketat. Berdasarkan formula Douglas maka seharusnya jumlah perawat pagi untuk 36 pasien di ruang medical surgical adalah sebanyak 12 orang, siang 11 orang dan malam sebanyak 7 orang. Jika dilihat dari kondisi yang ada di ruang medical surgical hal tersebut menggambarkan bahwa kondisi tenaga perawat di ruang medical surgical kurang sehingga beban kerja perawat bisa dikatakan overload. Berdasarkan studi pendahuluan dengan wawancara dan observasi terhadap 10 orang perawat yang bertugas di ruang medical surgical rumah sakit umum pusat sanglah denpasar dengan menggunakan skala akhir SWAT secara subyektif, diperoleh bahwa beban kerja di ruang medical surgical sebagian besar tergolong kategori tingkat tinggi (70%) dan 30% tergolong sedang. Beban kerja perawat tidak hanya merawat pasien saja yaitu kegiatan langsung, tetapi juga kegiatan tak langsung yang tak kalah penting seperti melengkapi dan melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan dan catatan medik yang terperinci. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan keperawatan yang berguna untuk kepentingan pasien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara
5
6
tertulis dengan tanggung jawab perawat dan merupakan bagian dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang menggunakan pendekatan proses keperawatan dan memilliki nilai hukum yang sangat penting (Hidayat, 2001). Untuk pelaksanaan proses pendokumentasi asuhan keperawatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di masing-masing rawat inap maka telah disiapkan berupa standar asuhan keperawatan DepKes tahun 1994, standar prosedur operasional rumah sakit umum pusat sanglah denpasar, serta kebijakankebijakan yang dikeluarkan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Denpasar, format baku instrument penerapan berupa cek lis dan formulir, namun masih ada pendokumentasian pasien masuk rumah sakit sampai pasien pulang belum lengkap terisi. Hasil pada rekam medik Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tentang pendokumentasian pasien pulang dan meninggal di ruangan rawat inap untuk rekam medis yang tidak lengkap lebih dari 7 hari pada tahun 2012, diperoleh tertinggi pada bulan Februari sebesar 1,28%. Sedangkan jumlah rekam medis tidak lengkap lebih dari 30 hari setelah pasien pulang dan meninggal di ruang rawat inap pada tahun 2012, diperoleh sebesar 0,74% pada bulan Februari. Hasil supervisi evaluasi keperawatan kepada perawat di ruang rawat diperoleh kelengkapan
dokumentasi
tidak
lengkap
secara
optimal
disebabkan
pendokumentasian asuhan keperawatan disebutkan dengan alasan formulir yang ada kurang sederhana, belum tersosialisasi dengan baik dan benar tentang cara pengisian, dirasakan menyita waktu dan menghambat pelayanan dalam proses penulisan dokumen, dan pemahaman petugas.
6
7
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti apakah pengetahuan, sikap dan beban kerja perawat berhubungan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna dan Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
1.2 Rumusan Masalah Dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu: 1.
Apakah ada hubungan pengetahuan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ?
2.
Apakah ada hubungan sikap dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ?
3.
Apakah
ada
hubungan
beban
kerja
perawat
dengan
kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan beban kerja perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
7
8
1.3.2
Tujuan Khusus 1.
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sangalah Denpasar.
2
Untuk
mengetahui
hubungan
antara
sikap
perawat
dengan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. 3
Untuk megetahui hubungan beban kerja perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
4
Untuk mengetahui variabel yang paling berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan yang bisa digunakan sebagai bahan pustaka dan acuan peneliti selanjutnya. Serta dapat mengevaluasi penerapan dan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan dan pertimbangan untuk memperbaiki kinerja keperawatan
8
9
dan bebas dari tuntutan hukum sesuai dengan perkembangan pelayanan dan persaingan nasional maupun internasional.
1.4.2 Manfaat Teoritis Menambah melaksanakan
pengetahuan penelitian
dan
pengalaman
khususnya
bagi
penelitian
peneliti
mengenai
dalam evaluasi
penerapan pendokumentasian asuhan keperawatan terhadap pengetahuan, sikap, dan beban kerja perawat di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pendidikan formal dan
informal
(Notoatmodjo, 2003). Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Namun peningkatan pengetahuan tidak selalu menggambarkan perubahan perilaku. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah pengetahuan dan sikap, namun pembentukan perilaku itu sendiri tidak semata-mata berdasarkan hal tersebut tapi masih dipengaruhi oleh banyak faktor yang sangat kompleks (Notoatdmodjo, 2003). Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu : 2.1.1 Tahu Adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalamnya adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang
10
11
spesifik terhadap suatu bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2.1.2 Memahami Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar, objektif yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 2.1.3 Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. 2.1.4 Analisis Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu subyek ke dalam suatu komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 2.1.5 Sintesis Suatu kemampuan untuk meletakkan suatu hubungan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru dari formulasi yang telah ada. 2.1.6 Evaluasi Evaluasi ini dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (perilaku) dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.
12
Rogers mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru dalam diri seseorang akan terjadi proses yang berurutan yaitu : 1. Awareness (kesadaran) Di mana orang menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus. 2. Interest Subyek mulai tertarik terhadap stimulus atau subyek tersebut. Di sini sikap subyek sudah mulai timbul. 3. Evaluation Pada tahap ini subyek mulai menimbang-nimbang baik buruknya stimulus terhadap dirinya. 4. Trial Di mana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendakioleh stimulus. 5. Adaption Di mana subyek lebih berprilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus Hasil penelitian sebelumnya terkait dengan pengetahuan terhadap pendokumentasian yang diteliti oleh Lukman (2002) didapatkan hasil penelitian pendokumentasian yang dilakukan di ruang rawat inap Dalam BPRSUD kota Salatiga yang meneliti tentang hubungan pengetahuan, sikap dan motivasi dengan pendokumentasian keperawatan dengan hasil pengetahuan perawat terhadap
13
pendokumentasian 40%, sikap perawat 55% dan motivasi perawat 53%, serta hasil pelaksanaan dokumentasi keperawatan menunjukkan 43%. Hal ini menunjukkan hubungan pengetahuan dan motivasi dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian.
2.2 Sikap Menurut Notoadmodjo (2000), sikap merupakan kesiapan atau kesedian untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tetap dari seseorang terhadap sesuatu stimulus atau objek, Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa sikap menentukan perilaku seseorang. Sikap yang positif diharapkan menjadi motivasi yang kuat dalam usaha melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. Sikap adalah suatu pola prilaku, tedensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimulsi sosial yang telah terkondisikan. Salah seorang ahli spikologi sosial Newcomb, dikutip Notoatmodjo, 2002 menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan tindakan atau prilaku/peran. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan
14
reaksi terbuka, merupakan reaksi terhadap obyek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek. Dalam bagian lain Allport dikutip Notoatmodjo, 2002 menyatakan bahwa sikap sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu (1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek. (2) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek dan (3) Kecendrungan untuk bertindak (trend to behave). Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
2.2.1 Tingkatan sikap 2.2.1.1 Menerima (Receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian itu terhadap ceramah-ceramah. 2.2.1.2 Merespon (Responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut. 2.2.1.3 Menghargai (Valuing)
15
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya : seorang petugas mengajak petugas yang lain (tetangganya, saudaranya dan sebagainya). Untuk ikut melaksanakan pendokumentasian yang lengkap, atau mendiskusikan tentang hal-hal terkait tentang cara pendokumentasian yang lengkap, adalah suatu bukti bahwa si petugas tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap pentingnya dokumentasi. 2.2.1.4 Bertanggung jawab (Responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Sikap mungkin terarah terhadap benda, orang tetapi juga peristiwa, pandangan, lembaga, norma dan nilai.
2.2.2 Ciri sikap 2.2.2.1 Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif
biogenetis seperti
lapar, haus, kebutuhan akan istirahat. 2.2.2.2 Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan dapat berubah pada orang-orang bila terdapat dan syarat tertentu. 2.2.2.3 Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi mempunyai hubungan terhadap suatu obyek. Sikap terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek yang dapat dirumuskan secara jelas.
16
2.2.2.4 Obyek sikap dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. 2.2.2.5 Sikap mempunyai segi motivasi dan perasaan. Sifat inilah yang membedakan sikap dari kecepatan atau pengetahuan yang dimiliki orang. Sikap merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal itu masih berbeda dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan mengenai suatu obyek tidak sama dengan sikap terhadap obyek itu. Pengetahuan mengenai suatu obyek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap obyek itu. Sikap dapat dibentuk atau berubah melalui 4 macam cara :
1. Adopsi Kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap. 2. Deferensisi Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang terjadi dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terdapat obyek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula. 3. Integrasi Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu.
17
4. Trauma Pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang bersangkutan. Pengalaman-pengalama yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap. Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui suatu proses tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dengan individu lain disekitarnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah : (1) faktor intern : yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan seperti selektifitas dan (2) faktor ektern yang merupakan faktor diluar manusia yaitu : 2. Sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap. 3. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap. 4. Sikap orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut. 5. Media komunikasi yang digunakan dalam penyampaian sikap. 6. Situasi pada saat sikap terbentuk. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Notoatmodjo (2002) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen yakni kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek dan kecendrungan untuk bertindak (trend to behave). Sikap merupakan respon seseorang yang berhubungan dengan nilai, interes (perhatian), apresiasi (penghargaan), persepsi (perasaan), (Suryabrata, 2003).
18
Sikap secara nyata menunjukan konotasi kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional. New Comb pada tahun 1967 menyatakan sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap sebelum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi predisposisi melalui suatu prilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek (Notoatmodjo, 2002) Sejalan
dengan
hasil
penelitian
Muhamad
Sayuti
(2006)
pendokumentasian yang dilakukan di ruang rawat inap RSUD Raden Mattaher Jambi,
yang
meneliti
tentang
faktor-faktor
pelaksanaan
dokumentasi
menyimpulkan persentase pelaksanaan dokumentasi sebesar 69,5%. Sementara itu pada studi awal yang dilakukan peneliti terhadap pendokumentasian di RSUD Muaro Jambi pada tanggal 4-5 mei 2010, dengan melihat 10 berkas pendokumentasian terdapat 6 berkas pendokumentasian yang kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatannya kurang dan tidak dilaksanakan secara benar oleh perawat rawat inap dan 4 berkas lainnya hanya pengisian pada kolom implementasi. Rendahnya tingkat kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan tersebut terkait dengan faktor pengetahuan dan motivasi perawat yang cukup beragam, baik dari aspek tata cara pengisian, kelengkapan pengisian dan kegunaannya dari aspek medis serta pelayanan kesehatan, maupun aspek lain yang terkait dengan kemampuan dan kemauan
19
perawat dalam mendokumentasikan hasil catatan asuhan keperawatan dalam melengkapi rekam medis.
2.3 Beban Kerja 2.3.1 Pengertian beban kerja Menurut Moekijat (2004) beban kerja adalah volume dari hasil kerja atau catatan tentang hasil pekerjaan yang dapat menunjukan volume yang dihasilkan oleh sejumlah pegawai dalam suatu bagian tertentu. Jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh sekelompok atau seseorang dalam waktu tertentu atau beban kerja dapat dilihat pada sudut pandang obyektif dan subyektif. Secara obyektif adalah keseluruhan waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Sedangkan beban kerja secara subyektif adalah ukuran yang dipakai seseorang terhadap pernyataan tentang perasaan kelebihan beban kerja, ukuran dari tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja. Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan (Marquis dan Huston, 2004). Pengertian beban kerja dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu secara subyektif dan obyektif. Beban kerja secara obyektif adalah keseluruhan waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Beban kerja subyektif adalah ukuran yang dipakai seseorang terhadap pertanyaan tentang beban kerja yang diajukan, tentang perasaan kelebihan jam kerja, ukuran dan tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja (Marquis dan Huston, 2004).
20
Menurut Caplan & Sadock (2006) beban kerja sebagai sumber ketidakpuasan disebabkan oleh kelebihan beban kerja secara kualitatif dan kuantitatif. Kelebihan beban kerja secara kuantitatif meliputi: 1. Harus melakukan observasi penderita secara ketat selama jam kerja. 2. Terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan demi kesehatan dan keselamatan penderita. 3. Beragam jenis pekerjaan yang dilakukan demi kesehatan dan keselamatan penderita. 4. Kontak langsung perawat klien secara terus menerus selama 24 jam. 5. Kurangnya tenaga perawat dibanding jumlah penderita. Sedangkan beban kerja secara kualitatif mencakup: 1. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tidak mampu mengimbangi sulitnya pekerjaan. 2. Tuntutan keluarga untuk kesehatan dan keselamatan penderita. 3. Harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang berkwalitas. 4. Setiap saat dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tepat. 5. Tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan asuhan keperawatan klien di ruangan. 6. Menghadapi pasien yang karakteristik tidak berdaya, koma, kondisi terminal. 7. Setiap saat melaksanakan tugas delegasi dari dokter. Beban kerja adalah jumlah pekerjaan yang
harus diselesaikan oleh
sekelompok atau seseorang dalam waktu tertentu dan sebagai sumber
21
ketidakpuasan disebabkan oleh kelebihan beban kerja secara kualitatif dan kuantitatif (Caplan & Sadock, 2006).
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja Untuk memperkirakan beban kerja keperawatan pada sebuah unit pasien tertentu, manajer harus mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi beban kerja diantaranya (Caplan & Sadock, 2006); 1. Berapa banyak pasien yang dimasukkan ke unit perhari, bulan atau tahun 2.
Kondisi pasien di unit tersebut
3.
Rata-rata pasien menginap
4.
Tindakan perawatan langsung dan tidak langsung yang akan dibutuhkan oleh masing-masing pasien
5.
Frekuensi masing-masing tindakan keperawatan yang harus dilakukan
6.
Rata-rata waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan masing-masing tindakan perawatan langsung dan tak langsung
2.3.3 Prosedur penghitungan beban kerja Asri (2006), menyebutkan bahwa secara terperinci prosedur perhitungan beban kerja tenaga dokter dan perawat dapat dibagi seperti langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Mempersiapkan peralatan yang dipakai dalam perhitungan beban kerja. Alat utama yang dipakai adalah : a. Stop watch yaitu alat mengukur waktu
22
b. Alat tulis yang digunakan untuk membuat catatan yang akan berguna dalam pengukuran 2.
Menetapkan metode kerja yang akan digunakan dalam perhitungan beban kerja terutama menetapkan metode standar seperti menyiapkan susunan tempat kerja yang akan diteliti, peralatan dan lain-lain.
3.
Memilih pekerja yang tepat, berpengalaman dan terlatih dalam bidangnya atau disebut sebagai pekerja normal
4.
Menyiapkan perlengkapan peralatan sehingga pengukuran tidak akan berhenti di tengah jalan
5.
Memperhatikan dan mencatat actual time (waktu nyata) setiap pekerjaan
6.
Menghitung waktu normal
7.
Menetapkan waktu cadangan (allowance)
8.
Menetapkan waktu standar
2.3.4 Pendekatan penghitungan beban kerja Seperti kita ketahui perawat merupakan proporsi tenaga yang paling besar di rumah sakit, diperkirakan sekitar 70% personel adalah perawat (Ilyas, 2004). Dengan dominannya jumlah perawat di rumah sakit , sejumlah peneliti, praktisi, dan asosiasi telah melakukan riset untuk dapat menghitung tenaga perawat dengan mengembangkan formula khusus untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat. 2.3.4.1 Pendekatan Penghitungan Beban Kerja Berdasarkan Formula Gillies Menurut Gilles (2006) tindakan keperawatan membagi menjadi tindakan keperawatan langsung, tidak langsung, dan penyuluhan kesehatan. Arti umum keperawatan langsung adalah perawatan yang diberikan anggota staf keperawatan
23
secara langsung kepada pasien tersebut dan perawatan tersebut dihubungkan secara khusus kepada kebutuhan fisik dan psikologisnya. Perawatan tidak langsung adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan atas nama pasien tetapi di luar kehadiran pasien yang berhubungan kepada lingkungan pasien atau keberadaan finansial dan kesejahteraan sosial si pasien, perawatan tidak langsung termasuk kegiatan seperti perencanaan perawatan, penghimpunan peralatan dan perbekalan, diskusi dengan anggota tim kesehatan lain, penulisan dan pembacaan catatan kesehatan pasien, pelaporan kondisi pasien kepada rekan kerja, dan menyusun sebuah rencana bagi perawatan pasien. Pengajaran kesehatan mencakup semua usaha oleh anggota staf keperawatan untuk memberitahu, dan memotivasi pasien dan keluarganya menyangkut perawatan setelah keluar dari rumah sakit. 2.3.4.2 Pendekatan Penghitungan Beban Kerja Berdasarkan Formula Illyas Ilyas (2004) mengkatagorikan tindakan keperawatan sebagai berikut : 1. Kegiatan langsung : semua kegiatan yang mungkin dilaksanakan oleh seorang perawat terhadap pasien, misalnya menerima pasien, anamnesa pasien, mengukur tanda vital, menolong buang air besar,buang air kecil, merawat luka,
mengganti
balutan,
mengangkat
jahitan,
kompres,
memberi
suntikan/obat/imunisasi, penyuluhan kesehatan 2.
Kegiatan tidak langsung : setiap kegiatan yang dilakukan oleh perawat yang berkaitan dengan fungsinya, tetapi tidak berkaitan langsung dengan pasien,
24
seperti : menulis rekam medik, mencari kartu rekam medis pasien, meng update data rekam medis, dokumentasi asuhan keeprawatan. 3.
Kegiatan tambahan : kegiatan pribadi yaitu semua kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan perawat yang diamati seperti makan, minum, pergi ke toilet: maupun bagian atau organisasi rumah sakit seperti menginput harga obat, ngamparah obat. Untuk menghitung beban kerja bukan sesuatu yang mudah. Selama ini
kecenderungan kita dalam mengukur beban kerja berdasarkan keluhan dari personel bahwa mereka sangat sibuk dan menuntut diberikan waktu lembur (Ilyas, 2004). Sedangkan untuk menghitung beban kerja personel menurut Ilyas (2004) ada tiga cara yang dapat digunakan yaitu : 1. Work Sampling Tehnik ini dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban kerja yang dipangku oleh personil pada suatu unit, bidang ataupun jenis tenaga tertentu. Pada work sampling kita dapat mengamati sebagai berikut : a.
Aktifitas yang sedang dikerjakan personil pada jam kerja
b.
Kaitan antara aktifitas personil dengan fungsi dan tugasnya pada waktu jam kerja
c.
Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak produktif
d.
Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan schedule jam kerja.
25
Langkah-langkah yang dilakukan dalam work sampling adalah sebagai berikut : a. Menentukan jenis personil yang diteliti. b. Melakukan pemilihan sample bila jumlah personil banyak. Dalam tahap ini dilakukan simple random sampling untuk mendapatkan presentasi populasi perawat yang akan diamati. c. Membuat formulir daftar kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan produktif dan tidak produktif dapat dan juga kegiatan langsung yang berkaitan dengan fungsi keperawatan dan kegiatan tidak langsung. d. Melatih pelaksana peneliti tentang kegiatan penelitian. e. Mengamati kegiatan perawat dilakukan dengan interval 2-15 menit tergantung kebutuhan peneliti. f. Pada work sampling yang diamati adalah kegiatan dan penggunaan waktunya, tanpa memperhatikan kualitas kerjanya (Ilyas, 2004). 4. Study Time and Motion Tehnik ini dilaksanakan dengan mengamati secara cermat kegiatan yang dilakukan oleh personil yang sedang diamati. Pada time and motion study, kita juga dapat mengamati sebagai berikut : a. Aktifitas yang sedang dikerjakan personil pada jam kerja b.
Kaitan antara petugas personil dengan fungsi dan tugasnya pada waktu jam kerja.
26
c.
Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak produktif.
d.
Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan schedule jam kerja. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam time and motion study
adalah sebagai berikut : a. Menentukan jenis personil yang diteliti. b. Menentukan sampel dari perawat yang akan diteliti dengan cara purposive sampling c. Membuat formulir daftar kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan produktif atau tidak produktif dapat
juga kegiatan
langsung yang berkaiatan dengan fungsi keperawatan dan kegiatan tidak langsung. d. Melatih pelaksana peneliti tentang kegiatan penelitian. e. Pengamatan dapat dilakukan selama 24 jam (3 shift) secara terus menerus, bagaiman perawat
melakukan aktivitasnya dan bagaimana kualitasnya
menjadi faktor penting dalam time and motion study. Kualitas kerja dapat dilihat dari kesesuian antara kegiatan yang dilakukan dengan standar profesi (Ilyas, 2004). 5. Daily Log Daily log merupakan bentuk sederhana dari work sampling, dimana orangorang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Penggunaan tehnik ini sangat tergantung pada kerjasama dan kejujuran dari personel yang diteliti. Dengan meggunakan
27
formulir kegiatan dapat dicatat jenis kegiatan, waktu, dan lamanya kegiatan dilakukan. 2.3.4.3 Pendekatan Penghitungan Beban Kerja Menurut Douglas Menurut Douglas (dalam Potter dan Perry, 2005) tentang jumlah tenaga perawat di rumah sakit didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore, dan malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien. Tingkat ketergantungan pasien diklasifikasikan berdasarkan teori Dorothea Orem. Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan teori self care (perawatan diri) (Potter dan Perry, 2005). Klasifikasi tingkat ketergantungan pasien berdasarkan teori D. Orem (Nursalam, 2003) yaitu: 1. Minimal Care : a.
Mampu naik turun tempat tidur
b.
Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c.
Mampu makan dan minum sendiri
d.
Mampu mandi sendiri/mandi sebagian dengan bantuan
e.
Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
f.
Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
g.
Mampu buang air kecil dan buang air besar dengan sedikit bantuan
h.
Status psikologi stabil
28
i. j.
Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik Operasi ringan
2. Partial Care a.
Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik turun tempat tidur
b.
Membutuhkan bantuan untuk ambulasi atau berjalan
c.
Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
d.
Membutuhkan bantuan untuk makan atau disuap
e.
Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f.
Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g.
Membutuhkan bantuan untuk buang air besar dan buang air kecil (tempat tidur/kamar mandi)
h.
Pasca operasi minor (24 jam)
i.
Melewati fase akut dari pasca operasi mayor
j.
Fase awal dari penyembuhan
k.
Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
l.
Gangguan emosional ringan
3. Total Care a.
Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur
b.
Membutuhkan latihan pasif
c.
Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena atau Nasal Gastrik Tube.
d.
Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e.
Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
29
f.
Dimandikan perawat
g.
Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter
h.
Keadaan pasien tidak stabil
i.
Perawatan kolostomi
j.
Menggunakan WSD
k.
Menggunakan alat traksi
l.
Irigasi kandung kemih secara terus menerus
m. Menggunakan alat bantu respirator n.
Pasien tidak sadar Menurut Douglas (dalam Ilyas, 2004) mengklasifikasikan ketergantungan
pasien berdasarkan standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut : a. Keperawatan Mandiri (Self care) : 1-2 jam/hari dimana pasien masih mampu melakukan pergerakan atau berjalan, makan, mandi maupun eleminasi tanpa bantuan. Bantuan hanya diberikan terhadap tindakan khusus. b.
Keperawatan Sebagian (Partial Care) : 3-4 jam/hari dimana pasien masih punya kemampuan sebagian tetapi untuk melakukan pergerakan secara penuh seperti berjalan, bangun, makan, mandi dan eleminasi perlu dibantu oleh seorang perawat.
c.
Keperawatan Total (Total Care) : 5-7 jam/hari dimana pasien memerlukan bantuan secara penuh, atau tingkat ketergantungan pasien terhadap perawat sangat tinggi, seperti pasien yang tidak sadar, atau yang sangat lemah dan tidak mampu melakukan pergerakan, mandi dan eleminasi perlu dibantu dan pada umumnya memerlukan dua perawat.
30
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergantungan Pasien Waktu Klasifikasi
Kebutuhan
Perawat
Pagi
Siang
Sore
Minimal
0,17
0,14
0,07
Intermediate
0,27
0,15
0,10
Maksimal
0,36
0,30
0,20
Douglas (dalam PPE, 2004) 2.3.4.4 SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) Metode Subjective Workload Assesment Technique (SWAT) pertama kali dikembangkan oleh Gary Reid dari Divisi Human Engineering pada Armstrong Laboratory, Ohio USA digunakan analisis beban kerja yang dihadapi oleh seseorang yang harus melakukan aktivitas baik yang merupakan beban kerja fisik maupun mental yang bermacam-macam dan muncul akibat meningkatnya kebutuhan akan pengukuran subjektif yang dapat digunakan dalam lingkungan yang sebenarnya (real world environment). Dalam penerapannya SWAT akan memberikan penskalaan subjektif yang sederhana dan mudah dilakukan untuk mengkuantitatifkan beban kerja dari aktivitas yang harus dilakukan oleh pekerja. SWAT akan menggambarkan sistem kerja sebagai model multi dimensional dari beban kerja, yang terdiri atas tiga dimensi atau faktor yaitu beban waktu (time load), beban mental (mental effort load), dan beban psikologis (psychological stress load). Masing-masing terdiri dari 3 tingkatan yaitu rendah,
31
sedang dan tinggi (Sritomo,2007). Yang dimaksud dengan dimensi secara definisi adalah sebagai berikut : 1. Time Load : adalah yang menunjukkan jumlah waktu yang tersedia dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring tugas. Beban waktu rendah, beban waktu sedang, beban waktu tinggi) 2.
Mental Effort Load : adalah menduga atau memperkirakan seberapa banyak usaha mental dalam perencanaan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas (beban usaha mental rendah, beban usaha mental sedang, beban usaha mental tinggi)
3.
Psychological Stress Load : adalah mengukur jumlah resiko, kebingungan, frustasi yang dihubungkan dengan performansi atau penampilan tugas (Beban tekanan psikologis rendah, beban tekanan psikologis sedang, beban tekanan psikologis tinggi). Prosedur penerapan metode SWAT terdiri dari 2 tahapan, yaitu tahap
penskalaan (scale development) dan tahap penilaian (event scoring). Pada langkah pertama 27 kombinasi tingkatan tingkatan beban kerja mental diurutkan dengan dari 27 kartu kombinasi dari urutan beban kerja terendah sampai dengan beban kerja tertinggi, menurut persepsi masing-masing pekerja. Dalam pengurutan kartu tersebut tidak ada suatu aturan mana yang benar atau yang salah. Dalam hal ini pengurutan kartu yang benar adalah yang dilakukan menurut intuisi dan preferensi yang dipahami oleh responden. Dari hasil pengurutan kemudian ditransformasikan ke dalam sebuah skala interval dari beban kerja dengan range 0-100 (dapat dilihat pada tabel 2.1). Pada kedua tahap penilaian sebuah aktivitas atau kejadian akan
32
dinilai dengan menggunakan rating 1 sampai 3 (rendah, sedang dan tinggi) untuk setiap tiga dimensi atau faktor yang ada. Nilai skala yang berkaitan dengan kombinasi tersebut yang dapat dari tahap penskalaan kemudian dipakai sebagai beban kerja untuk aktivitas yang bersangkutan (Wignjosoebroto, 2007). Hasil dari konversi ini maka dapat diketahui beban kerja masing-masing pekerja, adapun kategori beban kerja dari masing-masing pekerja adalah sebagai berikut : 1. Beban kerja rendah ratingnya berada di nilai 40 ke bawah 2. Beban kerja sedang jika ratingnya berada pada nilai 41 sampai 60 3. Beban kerja tinggi jika nilai SWAT ratingnya berada di nilai 61 sampai 100 Tabel 2.2. Skala Akhir SWAT
33
Menurut Zadry (2007), pengukuran beban kerja dengan metode SWAT dapat digunakan pada dunia penerbangan, sektor industri, seperti pada pabrikpabrik tekstil, pabrik-pabrik (perakitan) kendaraan bermotor, perusahaan penyedia jasa, dan pabrik-apbrik (perusahaan) yang memerlukan tingkat kecermatan yang tinggi, sektor perhubungan, seperti untuk meneliti tingkat beban kerja bagi para pengemudi bus jarak jauh atau para masinis kereta api. Selain itu Zadry (2007), juga mengungkapkan tentang cara pelaksanaan SWAT sebagai berikut : 1. Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan pengukuran kepada subjek (orang) yang akan diteliti. 2.
Memberikan kartu SWAT sebanyak 27 kartu yang harus diurutkan oleh subjek menurut urutan kartu yang menyatakan kombinasi workload yang terendah hingga tertinggi menurut persepsi ataupun intuisi dari tiap subjek.
3.
Melakukan pencatatan urutan kartu yang dibuat oleh subjek, kemudian di‘download’ di computer-program SWAT sehingga didapatkan nilai dari SWAT score untuk tiap subjek.
4.
Berdasarkan
nilai-nilai
SWAT
tersebut,
komputer
mengkonversikan
performansi kerja dari subjek tersebut dengan nilai kombinasi dari beban kerjanya (workload), yang terdiri dari : a. Time Load (T) : rendah (1), menengah (2), dan tinggi (3). b. Mental Effort Load (E) : rendah (1), menengah (2), dan tinggi (3). c. Psychological Stress Load (S) : rendah (1), menengah (2), dan tinggi (3).
34
Bila nilai konversi dari SWAT scale terhadap SWAT rating berada < 40, maka performansi kerja subjek tersebut berada pada level optimal. Bila SWAT rating-nya berada antara 40-100, maka beban kerjanya (workload) tinggi, artinya subjek pada saat itu tidak bisa diberikan jenis pekerjaan tambahan lain. 5.
Meng-assess pekerjaan kepada subjek, kemudian ditanyakan apakah pekerjaan yang sedang dilakukan pada saat tersebut beban kerjanya (kombinasi dari Time Load, Mental Effort, dan Stress Load) dikategorikan sebagai pekerjaan dengan beban kerja rendah (1), menengah (2), atau tinggi (3) menurut yang bersangkutan.
6.
Ulangi kembali langkah 4 untuk melihat apakah pekerjaan tersebut termasuk ke dalam kategori beban kerja rendah atau beban kerja tinggi, sehingga dapat diantisipasi langkah selanjutnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Maheri (2010) yang menemukan
hubungan yang positif antara beban kerja perawat dengan pendokumentasian proses asuhan keperawatan (r=0,541, p<0,05) dan tingkat kekuatan hubungan sedang. Penelitian ini menunjukkan dengan beban kerja sedang dokumentasi proses asuhan keperawatan yang dikerjakan oleh perawat dalam katagori sedang. 2.4 Prilaku Prilaku adalah suatu tindakan atau perubuatan suatu organisme yang dapat diamati atau bahkan dapat dipelajari. Adapun dalam pengertian yang lain disebut sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya (Notoatmodjo, 2002).
35
Dalam proses pembentukannya prilaku dipengaruhi oleh beberapa factor yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Factor-faktor tersebut antara lain : susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, proses belajar, lingkungan dan sebagainya. Perubahan prilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Motivasi yang diartikan sebagai dorongan dalam diri untuk bertindak untuk mencapai tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk prilaku. Prilaku dapat juga timbul akibat emosi. Prilaku dapat berubah dalam individu dengan melalui berbagai mekanisme dan diakibatkan oleh banyak factor. Menurut teori Hosland (1953) proses perubahan prilaku sama dengan proses belajar. Yang terdiri dari (Notoatmodjo, 2002). 1.
Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolsk. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti sampai di sini. Tetapi bilastimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
2.
Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme diterima maka ia mengerti stimulus ini dan dilajutkan kepada proses berikutnya.
3.
Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga menjadi kesediaan untuk bertidak demi stimulus yang telah diterianya (bersikap).
4.
Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan individu (perubahan prilaku).
36
Adapun menurut Kurt Lewin prilaku adalah suatu keadaan yang seimbang antara factor-faktor kekuatan pendorong dan kekuatan penghambat. Prilaku dapat berubah apabila dalam diri seseorang terdapat: 1. Kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi adanya stimulus yang mendorong terjadinya perubahan prilaku. Stimulus ini dapat berupa pengetahuan dan pendidikan. 2. Kekuatan penahan/menurun 3. Kekuatan pendorong meningkat dan kekuatan penahan Prilaku manusia sangatlah komplek, dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan, membagi prlaku itu ke dalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasankawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Ketiga domain prilaku tersebut meliputi ranah kognitif (cognitive domain), ranah afaktif (affaktive domain) dan ranah psikomotor (pcychomotor domain). Terbentuknya suatu prilaku baru, terutama pada orang dewasa, dimulai pada domain kognitif, dalam arti si subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau obyek yang di luarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subyek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subyek terhadap obyek yang diketahuinya itu. Akhirnya rangsangan, yakni obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut, akan menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau obyek tadi. Namun demikian di dalam kenyataannya stimulus yang diterima oleh si subyek dapat langsung menimbulkan
37
tindakan. Artinya seseorang dapat bertidak atau berprilaku baru tanpa terlebih dahulu mengetahui makanan dari stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain tindakan (action) seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap. Model pendekatan prilaku dari Lowrend Green (1980) menyebutkan bahwa prilaku individu atau masyarakat dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu (Notoatmodjo, 2002) : 1. Faktor predisposisi (Predisposing Factors) adalah faktor yang mendahului prilaku yang menjelaskan alasan atau motivasi untuk berprilaku, berupa pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai dan faktor demografi (status ekonomi, umur, jenis kelamin, besar keluarga). 2. Faktor pendukung (enabling factor) adalah faktor yang memungkinkan motivasi atau keinginan terlaksana termasuk lingkungan fisik (dan atau tidaknya fasilitas/sumber daya). 3. Factor pendorong (Reinforcing Factor) adalah faktor yang memperkuat perubahan prilaku seseorang yang dapat diakibatkan adanya sikap, prilaku petugas maupun tokoh masyarakat. Model lain untuk mempelajari sikap individu terhadap suatu hal yang baru adalah teori inovation decision proscess yang terdiri dari 4 tahap yaitu : 1. Tahap pengertian (knowledge) Pada tahap ini individu memperkenalkan akan adanya sesuatu yang baru (inovasi) dan individu lalu memperoleh pengertian tentang inovasi tersebut. 2. Tahap persuasi (persuation)
38
Setelah mengenal dan mempunyai sedikit pengertian tentang inovasi yang diperkenalkan kepadanya, maka dalam individu tersebut akan tumbuh sikap positif atau negatif terhadap inovasi tersebut. 3. Tahap pengambilan keputusan (decision making) Sesudah individu mempunyai sikap positif atau negatif, tertarik atau tidak tertarik, maka pada individu tersebut sampai pada tahap ini harus memutuskan apakah ia menolak tau menerima inovasi tersebut. 4. Tahap pemantapan Pada tahap ini individu mencari informasi-informasi lebih lanjut sehubungan dengan keputusan yang telah diambil. Kalau misalnya pada tahap pengambilan keputusan ia telah memutuskan untuk menerima inovasi tersebut, maka pada tahap ini ia akan masih bertanya-tanya kepada orang-orang yang mempunyai pengalaman tentang inovasi tersebut untuk meyakinkan dirinya, apakah keputusan yang diambil sudah tepat. Jadi tahap ini adalah pemantapan keputusan yang diambil. 2.5 Perubahan Prilaku Perubahan prilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dalam diri individu menjadi prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai individu tersebut atau dari prilaku negatif ke prilaku positif (Notoatmodjo, 2003).
39
2.6 Pembinaan Prilaku Pembimaam terutama ditujukan kepada individu petugas kesehatan agar mempertahankan pencatatan dalam pendokumentasian setelah melakukan intervensi, prilaku ini agar tetap dipertahankan. 2.7 Pengembangan Prilaku Pengembangan prilaku ditujukan untuk membiasakan dalam penulisan dokumentasi setelah intervensi tiga factor yang mempengaruhi prilaku tersebut (Green,1980) adalah : 2.8 Dokumentasi Asuhan Keperawatan 2.8.1 Pengertian Menurut Tupalan 1983 adalah catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti secara hukum. Menurut Fisbach 1981 adalah suatu dokumen yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tingkat kesakitan tetapi juga jenis dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. Menurut Effendi 1995 merupakan informasi keperawatan dan kesehatan pasien yang dilakukan perawat sebagai pertanggung jawaban terhadap pelayanan asuhan keperawatan yang telah diberikan. Dari beberapa difinisi dapat disimpulkan bahwa dokumentasi asuhan keperawatan adalah : 2.8.2 Informasi yang mencakup aspek bio-psiko-sosial dan spiritual yang terjadi pada setiap tahap proses keperawatan yang dicatat secara menyeluruh.
40
2.8.3 Informasi yang diperoleh menjadi dasar bagi penegakan diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan dan menjadi dasar umpan balik selanjutnya. 2.8.4 Informasi disusun secara sistimatis dalam format yang telah disepakati dan dapat dipertanggung jawabkan baik secara moral dan hukum. 2.9 Komponen Model Dokumentasi Keperawatan Komponen model dokumentasi yang digunakan mencakup tiga aspek yaitu ketrampilan
berkomunikasi,
keterampilan
mendokumentasikan
proses
keperawatan dan standar dokumantasi. Efektivitas dan efisien sangat bermanfaat dalam
memperoleh
data
yang
relevan
dan
meningkatkan
kualitas
pendokumentasian keperawatan. 2.9.1 Keterampilan berkomunikasi Perawat harus memberikan pendapat dan pemikirannya serta menerima pendapat dan pemikiran perawat lain setiap kali melihat dokumantasi keperawatan. Agar pendapat dan pemikirannya dapat disampaikan dengan baik, perawat memerlukan keterampilan dalam menulis. Keterampilan komunikasi yang baik memungkinkan perawat untuk mengomunikasikan kepada profesi kesehatan lainnya. Jika pendokumentasian dilakukan secara konsisten maka dokumentasi tersebut harus meliputi komponen riwayat keperawatan yaitu masalah yang terjadi saat dini maupun yang akan datang, masalah actual dan potensial, perencanaan dan tujuan saat ini dan yang akan datang, pemeriksaan, pengobatan, promosi kesehatan dan evaluasi tujuan keperawatan.
41
2.9.2 Keterampilan Mendokumentasikan Proses Keperawatan Perawat memerlukan keterampilan dalam mendokumentasikan proses keperawatan. Pendokumensian merupakan metode yang tepat untuk mengambil keputusan yang sistimatis. Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pendokumentasian proses keperawatan yang efektif menggunakan standar terminology (pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi), mengumpulkan
dan
mendokumentasikan
data
yang
bermanfaat,
menegakkan diagnosis keperawatan berdasarkan klasifikasi dan analisis yang
akurat,
mendokumentasikan
rencana
asuhan
keperawatan,
mendokumentasikan hasil observasi, mendokumentasikan evaluasi sesuai dengan urutan waktunya serta merevisi rencna asuhan keperawatan berdasarkan hasil yang diharapkan. 2.9.3
Standar dokumentasi Menurut pernyataan
Fisbach 1991 standar dokumentasi adalah suatu
tentang
kualitas
dan
kuantitas
dokumentasi
yang
dipertimbangkan secara adekuat dalam suatu situasi tertentu. Dengan adanya standar bahwa adanya suatu ukuran terhadap kualitas dokumentasi keperawatan. Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi untuk memperkuat pola
pencatatan
dan
sebagai
petunjuk
atau
pedoman
ptaktis
pendokumentasian dalam memberikan tindakan keperawatan. Fakta
42
tentang kemampuan perawat dalam pendokumentasian ditunjukan pada ketrampilan penulisan sesuai dengan standar dokumentasi yang konsisten, pola yang efektif, dan akurat. Yang diksudkan efektif dan akurat yaitu; pendokumantasian ditetapkan oleh profesi atau pemerintah dengan menggunakan pedomanpedoman yang berlaku, standar profesi keperawatan ditulis ke dalam catatan kesehatan, peraturan tentang praktik keperawatan dapat dilihat pada catatan pelayanan kesehatan dan pedoman harus diikuti secara konsisten. 2.10 Tujuan Utama Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Sebagai dokumen rahasia yang mencatat semua pelayanan keperawatan pasien, dokumentasi keperawatan dapat diartikan suatu catatan hukum yang mempunyai banyak manfaat : 2.10.1 Mengidentifikasi
status
kesehatan
pasien
dalam
rangka
mendokumentasikan kebutuhan pasien, merencanakan, melaksanakan asuhan keperawatan dan mengepaluasi intervensi. 2.10.2 Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika. Hal ini juga menyediakan : 1. Bukti kualitas asuhan keperawatan 2. Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban kepada pasien. 3. Informasi terhadap perlindungan individu. 4. Bukti aplikasi standar praktek keperawatan.
43
5. Sumber informasi statistic untuk standar dan riset keperawatan. 6. Pengurangan biaya informasi. 7. Sumber informasi untuk data yang harus dimasukkan. 8. Komunikasi konsep resiko asuhan keperawatan. 9. Informasi untuk peserta didik keperawatan. 10. Persepsi hak pasien. 11. Dokumentasi untuk tenaga professional, tanggungjawab etik dan menjaga kerahasiaan informasi pasien. 12. Suatu data keuangan yang sesuai. 13. Data perencanaan pelayanan kesehatan di masa yang akan datang. 2.11 Manfaat Dokumentasi Asuhan Keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan mempunyai makna yang sangat penting bila dilihat dari berbagai aspek antara lain : 2.11.1 Aspek hukum semua catatan informasi tentang keadaan pasien merupaka dokumentasi resmi dan bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan pasien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi diperlukan sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat dipergunakan sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan (perawat), tanggal, dan perlunya dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan interprestasi yang salah.
44
2.11.2 Jaminan mutu atau kualitas pelayanan Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan member kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah pasien dan untuk mengetahui sejauh mana masalah pasien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan yang akurat. Hal ini akan membantu meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan keperawatan. 2.11.3 Komunikasi Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat perekam terhadap masalah yang berkaitan dengan pasien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan bisa melihat catatan yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan. 2.11.4 Keuangan Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi pasien. 2.11.5 Pendidikan Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut kronologi dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.
45
2.11.6 Penelitian Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang terdapat di dalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau obyek penelitian dan pengembangan profesi keperwatan. 2.11.7 Akreditasi Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, dengan demikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberasilan pemberian asuhan keperawatan yang diberikan, guna pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat bagi peningkatan mutu bagi individu perawat dalam mencapai tingkat kepangkatan yang lebih tinggi. 2.12 Instrument Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Instrument evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan merupakan alat untuk mengukur mutu asuhan keperawatan di Rumah Sakit. Asuhan keperawatan dikatakan bermutu bila telah memenuhi kreteria standar profesi. Standar profesi adalah standar asuhan keperawatan yang diterbitkan oleh departemen Kesehatan Republik Indonesia dan diberlakukan melalui surat keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik No YM.00.03.2.7637 tahun 1993. Standar asuhan keperawatan merupakan bagian integral dan penjabaran dari standar pelayanan Rumah Sakit yang diberlakukan melalui surat keputusan Menteri Kesehatan No 436 tahun 1993.
46
2.12.1 Prinsip-prinsip pencatatan/dokumentasi Prinsip pencatatan ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi isi maupun teknik pencatatan. 2.12.2 Isi Pencatatan 1. Mengandung nilai administrative Misalnya
rangkaian
pendokumentasian
kegiatan
pelayanan
keperawatan merupakan alat pembelaan yang sah manakala terjadi gugatan. 2. Mengandung nilai hukum Misalnya catatan medis kesehatan keperawatan/kebidanan dapat dijadikan sebagai pegangan hukum bagi rumah sakit, petugas kesehatan, maupun klien. 3. Mengandung nilai keuangan Kegiatan
pelayanan
medis
keperawatan/kebidanan
akan
menggambarkan tinggi rendahnya biaya perawatan yang merupakan sumber perencanaan keuangan Rumah Sakit. 4.
Mengandung nilai riset Pencatatan mengandung data, atau informasi, atau bahan yang dapat digunakan sebagai objek penelitian, karena dokumentasi merupakan informasi yang terjadi dimasa lalu.
5. Mengandung nilai edukasi Pencatatan medis keperawatan/kebidanan dapat digunakan sebagai referensi atau bahan pengajaran dibidang profesi si pemakai.
47
2.13 Teknik Pencatatan 1. Menulis nama klien pada setiap halaman catatan perawat/bidan. 2. Mudah dibaca, sebaiknya menggunakan tinta warna biru atau hitam 3. Akurat, menulis catatan selalu dimulai dengan menulis tanggal, waktu dan dapat dipercaya secara factual. 4. Ringkas, singkatan yang biasa digunakan dan dapat diterima, dapat dipakai. Contoh : Kg untuk Kilogram. 5. Pencatatan mencakup keadaan sekarang dan waktu lampau. 6. Jika terjadi kesalahan pada saat pencatatan, coret satu kali kemudian tulis kata “salah” di atasnya serta paraf dengan jelas. Dilanjutkan dengan informasi yang benar “janga dihapus”. Validasi pencatatan akan rusak jika ada penghapusan. 7. Tulis nama jelas pada setiap hal yang telah dilakukan dan bubuhi tanda tangan. 8. Jika pencatatan bersammbung pada halaman baru, tandatangani dan tulis kembali waktu dan tanggal pada bagian halaman tersebut. 2.13.1 Jenis-jenis Pencatatan/Dokumentasi Ada dua jenis pencatatan : 1.
Catatan Klien secara Tradisional Catatan klien secara tradisional merupakan catatan yang berorientasi pada sumber dimana setiap sumber mempunyai catatan sendiri. Sumber bisa didapat dari perawat, dokter, atau tim kesehatan lainnya. Catatan perawat terpisah dari catatan dokter dan catatan perkembangan. Biasanya catatan
48
ditulis dalam bentuk naratif. Sistem dokumentasi yang berorientasi pada sumber yang ditulis secara terpisah-pisah sulit menghubungkan keadaan yang benar sesuai perkembangan pasien. Catatan tradisional umumnya mempunyai enam bagian, yaitu: catatan khusus, lembar catatan dokter, lembar riwayat medic, lembar identitas, catatan keperawatan, dan laporan khusus lainnya. 2.
Catatan Berorientasi pada Masalah Pencatatan yang beroientasi pada masalah berfokus pada masalah yang sedang dialami klien. Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh dr. Lawrence Weed dari USA, di mana dikembangkan satu sistem pencatatan dan pelaporan dengan penekanan pada klien tentang segala permasalahannya. Secara menyeluruh sistem ini dikenal dengan nama “Problem Oriented Method”. Problem Oriented Method (POR) merupakan suatu alat yang efektif untuk membantu tim kesehatan mengidentifikasi masalah-masalah klien, merencanakan terapi, diagnose, penyuluhan, serta mengevaluasi dan mengkaji perkembangan klien. POR adalah suatu konsep, maka disarankan untuk membuat suatu format yang baku. Tiap pelayanan dapat menerapkan konsep ini dan menyelesaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat. Komponen dasar POR terdiri dari empat bagian Yaitu :
1.
Data Dasar, identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan sebelumnya. Riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, laboratorium dan lain-lain data dasar diperlukan tergantung dari unit atau jenis asuhan yang akan diberikan, misalnya : data dasar unit kebidanan akan berbeda dengan unit bedah.
49
2.
Daftar Masalah, masalah klien didapar dari hasil kajian. Pencatatan dasar masalah dapat berupa gejala-gejala, kumpulan gejala, atau hasil laboratorium yang abnormal, masalah psikologis, atau masalah social. Masalah yang ada mungkin banyak sehingga perlu diatur menurut prioritas maslah dengan member nomor, tanggal pencatatan, serta menyebutkan masalahnya. Daftar memberikan keuntungan bagi perawat sebagai perencana keperawatan.
3.
Rencana. disesuaikan dengan tiap masalah yang ada. Dengan demikian perawat dapat merencanakan sesuai kebutuhan klien.
4.
Catatan Perkembangan Klien. Adalah semua catatan yang berhubungan dengan keadaan klien selama dalam perawatan. Pada umumnya catatan ini terdiri dari beberapa macam bentuk, antara lain : a.
Catatan Berkesinambungan (Flow Sheet). Digunakan untuk mencatat hasil observasi perawatan secara umum, khususnya pada keadaan klien yang sering berubah-ubah dengan cepat.
b.
Catatan secara Naratif (Notes).
c.
Catatan akan pulang/sembuh (Discharge Notes). Dokter maupun perawat membuat kesimpulan tentang keadaan klien selama dirawat, baik mengenai permasalahan maupun tindak lanjut yang dibutuhkan.
2.13.2 Trend dan Perubahan yang Berdampak Terhadap Dokumentasi Masalah yang muncul perlu di perhatikan dan dipertimbangkan sebelum penyelesaian masalah yang dapat di temukan dalam dokumentasi.Masalahmasalah
dokumentasi
dan
perubahan
pendokumentasian keperawatan adalah:
yang
mempengaruhi
pentingnya
50
1. Praktik Keperawatan Perubahan yang terjadi pada sistem pelayanan kesehatan di Indonesia membawa perubahan terhadap praktik keperawatan professional yang berdampak terhadap kegiatan pencatatan keperawatan. 2. Lingkungan Keperawatan Lingkungan praktik keperawatan yang berdampak terhadap dokumentasi perawatan antara lain : Persyaratan akreditasi, peraturan pemerintah, perubahan system pendidikan keperawatan, meningkatnya masalah klien yang semakin kompleks, serta meningkatnya praktik keperawatan mandiri dan kolaborasi, yang membawa dampak semakin lengkap dan tajam sebagai manifestasi bukti dasar lingkup wewenang dan pertanggungjawaban. 3. Data statistik keperawatan. Pendokumentasian yang lengkap dan akurat sangat bermanfaat dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien,data statistic yang sangat bermanfaat dalam penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan serta penentuan jasa pelayanan. 4. Intensitas pelayanan keperawatan dan kondisi penyakit. Pendokumentasian yang lengkap dan akurat tentang tingkat keparahan penyakit dan tipe atau jumlah intervensi yang diperlukan dapat sebagai dasar pertimbangan pemberian asuhan keperawatan kepada pasien dengan kasus yang sama dan perkiraan pembiayaan yang di perlukan. 5. Ketrampilan keperawatan. Meningkatnya rasionalisasi perawat dalam akurasi rumusan masalah dan intervensi keperawatan pada pendekatan proses keperawatan, terutama pada
51
perubahan keadaan pasien yang cepat dan sangat bermanfaat dalam pendokumentasian. 6. Konsumen Penggunaan
layanan
kesehatan
oleh
pasien
berpengaruh
terhadap
pendokumentasian. Waktu rawat inap yang pendek, biaya yang terjangkau dan adanya perawatan lanjutan di rumah(home care) bagi pasien yang tidak memerlukan perawatan maksimal merupakan tren pelayanan di masa depan, oleh karena itu perlu pembenahan tentang pendokumentasian yang lengkap dan akurat terutama pada pasien yang baru masuk rumah sakit, tingkat asuhan keperawatan dan ahli dalam pemberian pelayanan. 7. Biaya Perubahan
biaya
pelayanan
berdampak
terhadap
pendokumentasian,
pendokumentasian yang baik akan memberikan gambaran tentang pengeluaran biaya yang di tanggung oleh pasien. 8. Kualitas asuransi dan audit keperawatan Pendokumentasian juga di pengaruhi oleh prosedur kendali mutu terutama tentang audit catatan pelayanan kesehatan. Data tentang keadaan pasien sebelum masuk rumah sakit, pertanyaan dan wawancara dengan pasien merupakan sumber utama audit data. 9. Akreditasi control Perubahan tentang standar pelayanan kesehatan yang di susun oleh instalasi yang berwenang akan membawa pengaruh terhadap pendokumentasian.
52
Instalasi
pelayanan
harus
mengikuti
dan
menyesuaikan
aturan
pendokumentasian yang berlaku. 10. Coding dan klasifikasi Tren
klasifikasi
tingkat
ketergantungan
pasien
berdampak
terhadap
pendokumentasian sebelumnya klasifikasi pasien hanya berdasarkan pada diagnosis medis, pelayanan klinik atau tipe pelayanan tetapi saat ini pasien diklasifikasikan berdasarkan DRG (Diagnosis Related Group). Sedangkan informasi daftar kode (coding) memberikan gambaran kebutuhan pasien dan asuhan keperawatan yang telah diterima. 11. Prospektif sistem pembayaran Tren perubahan dalam sistem pembayaran berdampak terhadap dokumentasi prospektif pembayaran merujuk pada sistem pembayaran terhadap asuhan keperawatan yang diterima oleh semua pasien khususnya pada waktu pasien masuk rumah sakit. 12. Resiko tindakan Manajemen resiko adalah pengukuran keselamatan klien untuk melindungi perawat dari tindakan kelalaian. Manajemen resiko ditekankan pada keadaan klien yang mempunyai resiko terjadinya perlukaan atau kecacatan. Pencatatan yang paling penting meliputi : catatan tentang kejadian, perintah verbal dan nonverbal, informed consent, dan catatan penolakan klien terhadap tindakan. 2.13.3. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan Standar dokumentasi diartikan sebagai ukuran atau model terhadap sesuatu yang hampir sama. Model tersebut mencakup kualitas, karakteristik, sarana dan
53
kinerja yang diharapkan dalam suatu intervensi, pelayanan dan seluruh komponen yang terlibat. Manfaat dokumentasi keperawatan tersebut berdasarkan : 1.
Hukum Dokumentasi dapat digunakan sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif dan ditandatangani oleh perawat pelaksana, tanggal dan perlunya dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan interpretasi yang salah Jaminan mutu. Dengan pencatatan yang lengkap dan akurat akan membantu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2.
Komunikasi Dokumentasi keperawatan merupakan “perekam” terhadap masalah yang berkaitan dengan klien yang bisa dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan.
3.
Keuangan (sebagai pertimbangan biaya perawatan) Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua asuhan keperawatan yang belum,sedang dn telah diberikandidokumentasikan dengan lengkap dan dapat dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi pasien.
4.
Pendidikan Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau refrensi pembelajaran bagi peserta didik.
54
5.
Penelitian Dokumentasikeperawatan mempunyai nilai penelitian.data yang terdapat di dalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan pengembangan profesi keperawatan.
6.
Akreditasi Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan klien. Hal ini akan bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan dan bahan petimbangan dalam kenaikan jenjang karir/kenaikan pangkat.
2.13.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pendokumentasian Potter dan Perry (1989) memberikan panduan sebagai petunjuk cara mendokumentasikan dengan benar : 1.
Jangan menghapus menggunakan tip-ex atau mencoret tulisan yang salah ketika mencatat, karena akan Nampak seakan-akan perawat mencoba menyembunyikan informasi atau merusak dokumen. Cara yang benar adalah dengan membuat satu garis pada tulisan yang salah, tulis kata “salah” lalu diparaf kemudian tulis catatan yag benar.
2.
Tulislah kondisi obyektif klien dan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Jangan menulis komentar yang bersifat mengkritik klien maupun tenaga kesehatan lain karena menyatakan tersebut dapat dipergunakan sebagai bukti terhadap prilaku yang tidak profisional atau asuhan keperawatan yang tidak bermutu.
55
3.
Koreksi semua kesalahan sesegera mungkin karena kesalahan menulis dapat diikuti dengan kesalahan tindakan. Oleh karena itu jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan bahwa informasi akurat.
4.
Catatan hanya fakta, catatan harus akurat dan reliable. Pastikan apa yang ditulis adalah fakta, jangan berspekulasi atau menulis perkiraan saja.
5.
Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong, karena orang lain dapat menambahkan informasi yang tidak benar pada bagian yang kosong tadi. Untuk itu buat garis horizontal sepanjang area yang kosong dan bubuhkan tanda tangan dibawahnya.
6.
Semua catatan harus dapat dibaca, ditulis dengan tinta dan menggunakan bahasa yang lugas, karena tulisan yang tidak terbaca dapat disalah tafsirkan sehingga menimbulkan kealahan dan dapat dituntut ke pengadilan.
7.
Jika
mempertanyakan
suatu
instruksi,
catat
bahwa
anda
sedang
mengklarifikasi karena jika perawat melakukan tindakan di luar batas kewenangannya dapat dituntut. 8.
Tulis hanya untuk diri sendiri karena perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas informasi yang ditulisnya. Jadi jangan menuliskan pertanggungjawaban tindakan orang lain.
9.
Hindari penggunaan tulisanyang bersifat umum (kurang spesifik), tulis secara lengkap, singkat, padat dan obyektif.
10. Mulailah mencatat dokumentasi dengan waktu dan akhiri dengan tanda tangan (nama). Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditandatangani, hal ini menunjukkan orang yang bertanggung gugat atas
56
dokumentasi tersebut. Jangan tunggu sampai akhir giliran dinas baru mencatat perubahan penting yang terjadi beberapa jam lalu.
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Dokumen asuhan keperawatan merupakan hal yang sangat penting bagi perawat karena di dalam pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien membutuhkan pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai kemungkinan masalah yang dihadapi oleh pasien dalam memberikan pelayanan. Kurang lengkapnya pendokumentasian asuhan keperawatan saat ini disebabkan karena alasan formulir yang kurang sederhana, belum tersosialisasi dengan baik dan benar tentang cara pengisian, dirasakan menyita waktu dan menghambat pelayanan dalam proses penulisan dokumen, pemahaman petugas dan sosialisasi serta ketidakpuasan terhadap kompensasi pegawai yang diterima. Perubahan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku biasanya karena mendapatkan pengetahuan yang dianggapnya sebagai stimulus yang baik. Indikator seseorang akan bersikap baik apabila seseorang tersebut mempunyai kemampuan untuk menyebutkan faktor-faktor terjadinya perubahan sikap antara lain pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh media masa, lembaga pendidikan dan lain-lain. Beban kerja perawat dapat mencakup fungsi utamanya dan tugas tambahan yang ia kerjakan, serta jumlah pasien yang harus dirawatnya. Kapasitas kerjanya sesuai dengan pendidikan yang dia perolah, waktu kerja yang dia gunakan untuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan jam kerja yang berlangsung setiap hari, serta
57
58
kelengkapan fasilitas yang dapat membantu menyelesaikan kerjanya dengan baik. Banyak tugas tambahan yang harus dikerjakan oleh seorang perawat dapat mengganggu efektifitas kerja dari perawat tersebut, beban kerja yang berlebihan ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja dan tentu saja berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. 3.2 Konsep Berdasarkan rumusan masalah pada bab 1, sehingga landasan teori yang digunakan untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap dan beban kerja dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap (Ratna dan Medical Surgical) adalah teori Lawrence Green. Variabel Bebas
Variabel Terikat
Faktor Predesposisi - Umur - Pendididkan - Masa kerja - Nilai - Keyakinan -- Sikap Pengetahuan -- Pengetahuan Sikap
-
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Faktor Pendukung - Fasilitas - Sarana/prasarana
Faktor Pendorong - Dukungan atasan - Dukungan teman kerja
Beban Kerja - Waktu kerja - Kegiatan perawat
Gambar 3.1 : Skema Kerangka Konsep
59
Keterangan : = Variabel Yang Diteliti = Variabel Tidak Diteliti
Berdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa prilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna dan Medical Surgical berawal dari faktor yang mempermudah mencakup pengetahuan dan sikap. Adanya pengetahuan tentang kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan akan mempunyai sikap positif terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap positif akan mempengaruhi niat untuk melengkapi pendokumentasian asuhan keperawatan. Penggunaan waktu dan jenis kegiatan perawat merupakan indikator dari beban kerja yang dapat mempengaruhi pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna dan Medical Surgical. 3.3
Hipotesis
3.3.1 Ada hubungan yang signifikan pengetahuan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. 3.3.2 Ada
hubungan
yang
signifikan
sikap
dengan
kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. 3.3.3 Ada hubungan yang signifikan beban kerja perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
BAB IV METODELOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yakni dengan hanya mengamati tanpa melakukan perlakuan pada obyek penelitian. menurut waktunya adalah cross sectional yakni pengamatan hanya dilakukan pada suatu saat saja. Menurut analisanya merupakan penelitian analitik yaitu hubungan antara status perawat, pengetahuan, sikap, standar operasional dengan pendokumentasian asuhan keperawatan. Perawat Pengetahuan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Sikap
Beban Kerja
Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian 4.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di ruangan ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar pada bulan Mei 2013 – Juni 2013. Penentuan sumber data yaitu data primer yang diperoleh dari perawat yang bertempat tugas di ruang rawat inap Ratna dan Medical Surgical Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
60
61
4.3 Populasi Populasi dalam penelitian untuk variabel pengetahuan, sikap dan beban kerja adalah semua perawat di rawat inap Ratna, Medical Surgical pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar yang berjumlah: 316 orang. 4.4 Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian Prosedur sampel diambil dari populasi perawat pegawai negeri sipil dan kontrak yang ada di ruang rawat inap : A.B.C dan D, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, khususnya di ruang Ratna dan ruang Medical Surgical yang mempunyai pendokumentasian keperawatan rawat inap. a.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus : N n= 1+N (d2) 316 n= 1 + 316 (0,1)2 316 = 1 + 3,16 =
75,96 dibulatkan menjadi 76 sampel
Keterangan : n = besar sampel N = besar populasi d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
62
b. Tehnik pengambilan sampel Tehnik pengambilan sampel untuk masing-masing dalam penelitian ini dengan accidental sampling pada kelompok perawat. Tidak termasuk kepala ruangan karena kepala ruangan mempunyai tugas yang berbeda dengan perawat primer dan perawat assosiative. 4.5 Variabel Penelitian 4.5.1 Variabel Variabel penelitian yang akan diukur adalah pengetahuan, sikap, beban kerja dan pendokumentasian asuhan keperawatan. 4.5.1.1 Variabel bebas adalah pengetahuan, sikap, beban kerja perawat. 4.5.1.2 Variabel terikat adalah pendokumentasian asuhan keperawatan 4.6 Definisi Operasional No
Variabel
1
Pengetahuan
2
Sikap
Definisi Operasional Segala sesuatu yang dipahami oleh perawat tentang pendokumentasian asuhan keperawatan
Alat Ukur
Kuesioner yang terdiri dari 14 pertanyaan dengan 2 alternatif benar (1) dan salah (0) Sikap adalah Kuesioner persepsi atau yang terdiri keinginan untuk dari 20 melakukan pertanyaan pendokumentasian dengan 5 asuhan alternatif keperawatan sangat tidak setuju (1) tidak setuju (2), raguragu (3), setuju (4),
Kategori - Baik : skor ≥ (50%) dari skor total - Kurang : skor < (50%) dari skor total Positif : skor ≥ (50%) dari skor total - Negatif : skor < (50%) dari skor total
Skala Ukur Nominal
Nominal
63
3
4
Beban Kerja Kegiatan atau perawat aktifitas yang dilakukan perawat sesuai dengan jenis pekerjaan dan beratnya pekerjaan dalam satuan waktu tertentu Pendokumen tasian asuhan keperawatan
Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan intervensi
sangat setuju (5) Parameternya adalah pengisian kuesioner langsung oleh responden
Lembar wawancara yang terdiri dari 6 pertanyaan dengan 2 alternatif sesuai (1) dan tidak sesuai (0)
Ordinal
Ordinal
- 1-15 berat - 16-30 sedang - 31-44 ringan - > 45 tidak menjadi beban Sesuai : skor ≥ (50%) dari skor total - Tidak sesuai : skor < (50%) dari skor total
Nominal
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Untuk menguji tingkat validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan pengujian dengan teknik analisis Koefisien Korelasi Produk-Moment Pearson, dengan rumus sebagai berikut.
rxy =
NXY - ΣX.ΣY 2
(NX (X) 2 ) ( NY 2 (Y) 2
(Sugiyono, 2003 : 282)
Selain uji validitas dilakukan pula pengujian reliabilitas instrumen secara internal consistency yakni mencobakan instrumen sekali saja kemudian butir yang telah dinyatakan valid berdasarkan uji validitas dianalisis dengan Alpha Cronbach (Sugiyono, 2003 : 282) . apabila realibilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,6.
64
4.7 Prosedur Penelitian 1
Peneliti mengajukan ethical clearance ke Litbang Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
2
Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
3
Permohonan ijin disetujui, selanjutnya peneliti menyampaikan maksud dan tujuan kepada responden berkaitan dengan penelitian.
4
Setelah
memahami
tujuan
penelitian,
responden
diminta
untuk
menandatangani surat pernyataan kesediaan menjadi responden penelitian. 5
Peneliti mencari dokumentasi status kepegawaian yang difokuskan kepada pegawai yang berstatus sebagai perawat.
6
Peneliti
membagikan
kuesioner
tentang
pengetahuan,
sikap
dan
pendokumentasian asuhan keperawatan kepada responden penelitian. 7
Peneliti
melakukan observasi tentang pelaksanaan pendokumentasian
keperawatan di ruang rawat inap Ratna dan Medical Surgical.
4.8 Tehnik Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan data Data yang diperoleh diolah melalui beberapa tahapan : a. Editing Merupakan tahap pertama setelah data terkumpul dilakukan editing yang meliputi pemeriksaan kelengkapan dokumen kepegawaian, lembar
65
observasi, kuesioner, terkait pendokumentasian asuhan keperawatan untuk memudahkan proses penyempurnaan data yang kurang atau tidak sesuai. b. Coding Suatu proses penyusunan secara sistematis data mentah (yang ada dalam kuesioner) dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data. c. Data Entry Memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam alat bantu pengolah data. d. Data Cleaning Untuk memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan ke dalam alat bantu pengolah data sudah sesuai dengan yang sebenarnya e. Scoring Untuk keperluan analisis, maka dari hasil pengisian kuesioner oleh responden terhadap pengetahuan dan sikap kemudian dilakukan scoring. 2 Analisis data a.
Analisis univariat yaitu analisa yang digunakan untuk menganalisis variabel yang ada secara deskriptif dengan membuat tabel distribusi frekuensi. Variabel yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah variabel
status
perawat,
pengetahuan,
sikap,
beban
kerja
dan
pendokumentasian asuhan keperawatan. b.
Analisis bivariat Analisis bivariat yaitu analisa untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua
66
variabel yang diduga memiliki hubungan. Analisis pada penelitian ini yaitu variabel status perawat, pengetahuan, sikap, beban kerja dengan pendokumentasian asuhan keperawatan, maka uji statistik yang digunakan untuk mendapatkan korelasi antara kedua variabel tersebut digunakan uji chi square test apabila memenuhi kriteria chi square, apabila tidak memenuhi kriteria tersebut maka digunakan uji alternatif fisher exact. Dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 16.00 for windows. c.
Analisis Multivariate Analisis multivariate digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang memberikan korelasi paling tinggi terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini menggunakan analisis regression logistik dengan CI 95%.
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar yang dibangun sejak tahun 1959 diresmikan pertama kalinya tanggal 30 Desember 1959 dengan kapasitas 150 tempat tidur. Perkembangan selanjutnya, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Dalam perkembangannya Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar mengalami beberapa kali perubahan status, terakhir pada tahun 2005 berubah menjadi PPK BLU (Kep Menkes No.1243 tahun 2005 tanggal 11 Agustus 2005) dan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Tipe A sesuai dengan Permenkes 1636 tahun 2005 tertanggal 12 Desember 2005. Menjadi rumah sakit unggulan dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian tingkat nasional dan internasional. Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar merupakan rumah sakit rujukan dengan kapasitas ruang rawat inap yang terdiri dari beberapa kelas. Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar terdiri dari 26 instalasi antara lain Rawat Jalan, Rawat Darurat, Rawat Inap A, Rawat Inap B, Rawat Inap C, Rawat Inap D, Rawat Intensif, Bedah Sentral, Wing International, Geriatri, Pelayanan Jantung Terpadu, Rehabilitas Medik, Radiologi, Laboratorium klinik, Farmasi, Gizi, Sterilasasi Sentral, Binatu, Kedokteran Forensik, Rekam Medik, pengamanan dan Penertiban lingkungan, pemeliharaan sarana gedung dan sanitasi, Pemeliharaaan sarana medis dan non medis, dan Perbengkelan, Patologi
67
68
Anatomi, Elektronik data program, dan Hemodialisa. Yang
kapasitas tempat
tidurnya tahun 2012 ini akan dikembangkan menjadi 800 unit dari sebelumnya 600 unit. Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar merupakan rumah sakit pendidikan tipe A di kota Denpasar (Permenkes 1636 Tahun 2005 Tanggal 2 Desember 2005). Saat ini Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar berstatus Badan Layanan Umum (BLU milik Departemen Kesehatan RI dan merupakan rujukan untuk provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali. Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang lengkap dan sekarang sedang pada tanggal 12 Juni 2013 sudah berstandar International: Joint Comition International (JCI). 5.2 Karakteristik Sampel Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2013 Karakteristik f % Umur - 20-30 tahun 21 27,6 - 31-40 tahun 44 57,9 - 41-50 tahun 11 14,5 Pendidikan - SPK - D3 - S1 Masa kerja - 1-5 th - 6-10 th - 11-15 th - 16-20 th
3 50 23
3,9 65,8 30,3
27 39 4 6
35,5 51,3 5,3 7,9
69
Tabel di atas menunjukkan bahwa proporsi umur 31-40 tahun tertinggi (57,9%) dibandingkan kategori umur lainnya. Tingkat pendidikan responden mayoritas setingkat D3 (65,8%). Dan sebagian besar responden dengan masa kerja selamat 6-10 tahun (51,3%). 5.3 Pengujian instrumen penelitian Suatu instrumen dalam penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur dan dapat mengungkapkan dari data variabel yang diteliti secara tetap dan untuk dapat mengetahui apakah hasil analisis memenuhi syarat atau tidak maka ada ketentuan yang harus dipenuhi. 1. Uji validitas Analisis validitas untuk menunjukkan sejauh mana instrumen penelitian mengukur apa yang diukur. Pengujian validitas menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS. Setiap butir pertanyaan/pernyataan dalam penelitian akan valid jika memiliki koefisien korelasi > 0,3. Uji validitas terhadap variabel pengetahuan pendokumentasian yang terdiri dari 14 butir pertanyaan/pernyataan, variabel sikap yang terdiri dari 20 butir, variabel beban kerja yang terdiri dari 13 butir, variabel pendokumentasian asuhan keperawatan yang terdiri dari 29 butir, semuanya menunjukkan koefisien korelasi lebih dari 0,3 dan dinyatakan valid (Lampiran 2). 2. Uji reliabilitas Data yang reliabel diperoleh dari hasil pengukuran suatu alat yang mampu menunjukkan adanya konsistensi atas hasil-hasilnya ketika mengukur gejala yang
70
sama. Suatu instrumen yang reliabel adalah jika memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0,60. Hasil olah data dari indikator-indikator mengenai variabel-variabel penelitian sudah valid, maka langkah berikutnya adalah menguji reabilitasnya. Ringkasan uji reabilitasnya disajikan pada Tabel 5.2. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus alpha cronbach seperti disajikan pada Tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa koefisien alpha cronbach masing-masing variabel lebih dari 0,60 sehingga data dari semua variabel penelitian ini dapat dinyatakan reliabel. Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel No
Variabel
Cronbach
Standar
Alpha
Cronbach Alpha
1
Pengetahuan pendokumentasian
0,864
0,60
2
Sikap
0,911
0,60
3
Beban kerja
0,984
0,60
4
Pendokumentasian asuhan keperawatan
0,911
0,60
Sumber: Lampiran 2 5.4 Deskripsi Variabel Penelitian Penelitian ini menguji hubungan antara pengetahuan pendokumentasian, sikap dan beban kerja terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan. Terlebih dahulu akan dideskripsikan masing-masing variabel tersebut, seperti digambarkan di bawah ini:
71
5.4.1 Pengetahuan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Menurut Pengetahuan Asuhan Keperawatan Pengetahuan F % Baik
54
71,1
Kurang
22
28,9
Total
76
100
Pada tabel diperoleh sebagian besar responden berdasarkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan adalah kategori baik (71,1%) 5.4.2 Sikap
Sikap
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Menurut Sikap F
%
Positif
54
71,1
Negatif
22
28,9
Total
76
100
Pada tabel diperoleh sebagian besar responden berdasarkan sikap tentang pendokumentasian asuhan keperawatan adalah kategori positif (71,1%) 5.4.3 Beban Kerja Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Menurut Beban Kerja Beban Kerja F
%
Ringan
52
68,4
Sedang
24
31,6
Total
76
100
Pada tabel diperoleh sebagian besar responden berdasarkan bebam kerja dengan kategori ringan (68,4%).
72
5.4.4 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Menurut Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pendokumentasian F % Sesuai 48 63,2 Tidak Sesuai 28 36,8 Total 76 100 Pada
tabel
diperoleh
sebagian
besar
responden
berdasarkan
pendokumentasian tentang asuhan keperawatan dengan kategori sesuai (63,2%). 5.5
Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Tabel 5.7 Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pendokumentasian Sesuai
Tidak Sesuai
Total
Pengetahuan
f
%
F
%
f
%
Baik
45
83,3
9
16,7
54
100
Kurang
3
13,6
19
86,4
22
100
X2 = 32,633 (p<0,05) Tabel 5.7 menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan baik dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai sebanyak 83,3% dan responden dengan pengetahuan kurang dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak
86,4%
Pengetahuan
berhubungan
pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05).
dengan
kelengkapan
73
5.6
Hubungan Sikap Dengan Kelengkapn Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Tabel 5.8 Hubungan Sikap Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pendokumentasian Total Sikap Sesuai Tidak Sesuai f
%
F
%
f
%
Positif
0
100,0
22
0
22
100
Negatif
6
11,1
48
88,9
54
100
X2 = 53,079 (p<0,05) Tabel 5.8
menunjukkan bahwa responden sikap positif dengan
kelengkapan pendokumentasian sesuai 100% dan responden sikap negative dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 88,9%. Sikap berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05). 5.7
Hubungan Beban Kerja Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Tabel 5.9 Hubungan Beban Kerja Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pendokumentasian Total Beban Kerja Sesuai Tidak Sesuai f
%
F
%
f
%
Ringan
47
90,4
5
9,6
52
100
Sedang
1
4,2
23
95,8
24
100
X2 = 52,460 (p<0,05)
74
Tabel 5.9 diatas menunjukkan bahwa responden beban kerja ringan dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai sebanyak 90,4%, sedangkan responden beban kerja sedang dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 95,8%
beban kerja berhubungan dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05). 5.8
Variabel
Yang
Paling
Berhubungan
dengan
Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Tabel 5.10 Nilai Standard Error, Exp (B), CI dan Nilai P value Variabel Bebas yang Berhubungan dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan CI 95% P Exp Variabel Bebas SE (value) (B) Lower Upper Beban Kerja
1,3
0,004
44
3,44
562,10
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel bebas yang paling berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar adalah beban kerja dengan nilai p = 0,004, dengan nilai OR sebesar 44.
BAB VI PEMBAHASAN
6.1
Hubungan
Antara
Pengetahuan
Dengan
Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Notoadmodjo
(2003)
mengatakan
bahwa
pengetahuan
merupakan hasil tahu yang didapatkan dari lima penginderaan individu seperti indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan perasa terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan asuhan keperawatan ruang rawat inap dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang dipahami oleh perawat tentang pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan baik dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai sebanyak 83,3% dan responden
dengan
pengetahuan
kurang
dengan
kelengkapan
pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 86,4%. Pengetahuan berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05) dimana hasil didapat berdasarkan analisis dengan kuesioner pengetahuan sebanyak 14 kuesioner yang telah diisi oleh perawat yang bertugas di Ruang Medical Surgical dan Ruang Ratna. Pengetahuan menurut Locke (2004) yang menjelaskan bahwa setelah manusia mendapatkan informasi – informasi akan diolah lebih lanjut dengan memikirkan, mengolah, mempertanyakan, menggolongkan dan direfleksikan. Pengetahuan yang
75
sudah cukup
baik
ini hendaknya
76
dipertahankan dengan menggali lebih
mendalam pengetahuan tentang
pendokumentasian asuhan keperawatan
dengan
cara membaca dan
mengaplikasikan panduan pendokumentasian tersebut Begitu pula menurut pernyataan Bloom (2003) bahwa terbentuknya suatu perilaku baru, dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus sehingga
yang
berupa
materi atau
objek,
menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan
selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek yang diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action) sehubungan dengan stimulus yang telah diketahui. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Lukman (2002) yang menemukan bahwa pendokumentasian yang dilakukan di ruang inap dalam BPRSUD kota Salatiga yang meneliti tentang hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan pendokumentasian. 6.2
Hubungan Antara Sikap Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sikap positif dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai 100% dan responden sikap negative dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 88,9%. Sikap berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05) dimana hasil didapat berdasarkan analisis dengan kuesioner sikap sebanyak 20 kuesioner yang telah diisi oleh perawat yang bertugas di
77
Ruang Medical Surgical dan Ruang Ratna. Sikap sebagai penentuan yang dilakukan individu atau merupakan pernyataan (ekspresi) tentang seseorang yang menyukai atau tidak menyukai terhadap objek (stimulus) (Ajzen & Fishbein, 1980). Menurut asumsi peneliti, sikap yang muncul disini bisa diartikan apabila semakin baik (positif) sikap perawata
terhadap
pendokumentasian asuhan
keperawatan, biasanya ada kecenderungan melakukan pendokumentasian yang sesuai . Perubahan perilaku dalam hal kerja sama
berbagai kegiatan
merupakan hasil dari adanya perubahan setelah proses belajar, yaitu proses perubahan sikap yang tadinya tidak percaya diri menjadi lebih percaya diri karena pengetahuan atau keterampilannya yang semakin bertambah. Perubahan perilaku
terjadi
karena
adanya
perubahan
(penambahan) pengetahuan atau keterampilan serta adanya perubahan sikap yang sangat jelas (Nursalam,2007). Menurut Allport (Notoadmodjo, 2003) sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek,
kehidupan emosional atau evaluasi terhadap
objek,
dan kecenderungan untuk bertindak. Jadi, sikap yang positif dari perawat akan cenderung untuk membuat pendokumentasian yang sesuai, sedangkan sikap yang negatif terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan akan cenderung tidak sesuai dengan pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
78
Muhamad
Sayuti
(2006)
yang
menemukan
bahwa
pelaksanaan
pendokumentasian yang dilakukan di ruang inap dalam RSUD Raden Matthaer Jambi berhubungan signifikan dengan sikap perawat. 6.3 Hubungan
Antara
Beban
Kerja
Dengan
Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden beban kerja ringan dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai sebanyak 90,4%, sedangkan responden beban kerja sedang dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 95,8%
beban kerja berhubungan dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05) dimana hasil didapat berdasarkan analisis dengan kuesioner beban kerja sebanyak 13 kuesioner yang telah diisi oleh perawat yang bertugas di Ruang Medical Surgical dan Ruang Ratna. Seorang perawat diharapkan bersikap penuh perhatian dan kasih sayang terhadap pasien maupun keluarga pasien dalam melaksanakan tugasnya, namun pada kenyataannya dimasa sekarang ini masih banyak dijumpai keluhan masyarakat tentang buruknya kualitas pelayanan keperawatan yang ditulis di berbagai media masa.
Belum tercapainya
kualitas pelayanan keperawatan salah satunya disebabkan oleh beban kerja yang berlebihan sehingga pendokumentasian asuhan keperawatan yang merupakan standar bagi perawat profesional belum terlaksana dengan baik Beban kerja yang berlebih terjadi karena tidak sebandingnya rasio tenaga perawat dengan pasien, pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan oleh perawat misalnya membuat kwitansi pemakaian obat, konsul rontgen,
79
mengambil obat pasien ke apotik sehingga akan mempengaruhi penurunan kinerja
perawat
dalam
mendokumentasikan
asuhan
keperawatan.
Pendokumentasian merupakan indikator mutu pelayanan keperawatan, sehingga jika dokumentasi keperawatan sudah dilaksanakan dengan baik, mutu pelayanan keperawatan juga baik yang menimbulkan kepuasan terhadap pelayanan keperawatan demikan juga sebaliknya (Nursalam, 2008) Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Maheri (2010) yang menemukan hubungan yang positif antara beban kerja perawat dengan kelengkapan pendokumentasian proses asuhan keperawatan (r=0,541, p<0,05) dan
tingkat kekuatan hubungan sedang. Penelitian ini
menunjukkan dengan beban kerja sedang dokumentasi proses asuhan keperawatan yang dikerjakan oleh perawat dalam katagori sedang. 6.4
Variabel
Bebas
Yang
Paling
Dominan
Berhubungan
Dengan
Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas yang paling berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar adalah beban kerja dengan nilai p = 0,004, dengan nilai OR sebesar 44. Beban kerja yang berlebih terjadi karena tidak sebandingnya rasio tenaga perawat dengan pasien, pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan oleh perawat misalnya membuat kwitansi pemakaian obat, konsul rontgen, mengambil obat pasien ke apotik sehingga akan mempengaruhi penurunan kinerja
perawat
dalam
mendokumentasikan
asuhan
keperawatan.
Pendokumentasian merupakan indakator mutu pelayanan keperawatan,
80
sehingga jika dokumentasi keperawatan sudah dilaksanakan dengan baik , mutu pelayanan keperawatan juga baik yang menimbulkan kepuasan terhadap pelayanan keperawatan demikian juga sebaliknya (Nursalam, 2008), dari hasil analisa yang sudah didapatkan, predeksi atau asumsi bahwa beban
kerja
yang
sangat
berpengaruh
terhadap
ketidaklengkapan
pendokumentasian di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
BAB VII PENUTUP
7.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan, sikap dan
beban
kerja
dengan
kelengkapan
pendokumentasian
asuhan
keperawatan rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar sebagai berikut: 1. Ada hubungan pengetahuan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. 2. Ada hubungan sikap dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. 3. Ada hubungan beban kerja dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. 4. Beban kerja merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap
Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar. 7.2 Saran 1.
Pentingnya mengevaluasi ulang beban kerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, karena masih
81
82
ditemukannya tingkat beban kerja kategori sedang, agar beban kerja perawat optimal sehingga
pelayanan asuhan keperawatan yang
diberikan menjadi lebih berkualitas. 2.
Penambahan tenaga administratif juga perlu menjadi pertimbangan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical karena terlalu banyak pekerjaan administratif akan mengurangi perawat untuk melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien sehingga mengurangi kualitas pelayanan keperawatan.
3.
Penelitian
selanjutnya
diharapkan
dilakukan
pada
keperawatan lainnya, sehingga hasilnya dapat digenaralisasi.
unit-unit
83
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2010 Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2011. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Chaplin,J.F. 2001. Kamus Lengkap Psikologi, Terjemahan. Jakarta : Rajawali Dahlan, M.S. 2006. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Arkans. Effendi T.N. 1995. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan: PT Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta. Gemala R. Hatta. 2010. Pedoman Manajemen Informasi Di pelayanan Kesehatan : Erkadius, Nurul Ainy Sidik, Budi Sampurna. Jakarta : Universitas Indonesia (UI Press). Haston, S.P. 2007. Analisis Data Kesehatan. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Handayaningsi. 2009. Dokumentasi Keperawatan. Yogjakarta : Mitra Cendikia Press. Malayu, S.P. Hasibuan. 2000. Manajemen Sumber Data Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Manulung. M. 2008. Manajemen Personalia. Yogyakarta : Gajah Gadjah Mada University Press. Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi (BPFE) UII. Muninjaya, A.A Gede. (2005), Manajemen Keperawatan, Edisi kedua, Penerbit buku Kedokteran, Jakarta Niven, Neil. 2002. Psikologi Kesehatan dan Pengantar Untuk Perawat dan Professional Kesehatan Lain. Jakarta : EGC. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2005. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
84
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. 2009. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Potter, P.A & Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik, Volume 2. Edisi 4. Jakarta : EGC. Riskesdas. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2007. (online), (http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/PRofil%/20KEsehatan%20 Indonesia%202008.pdf, diakses 24 Oktober 2012). Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS statistic Non Parametrik. Jakarta : Elex Medika Komputindo. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung : Alfabeta. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabet. Uyanto, S.S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Jakarta : Graha Ilmu.
85 LAMPIRAN 1 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA 2013 PERSETUJUAN RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Umur Pendidikan Status Kepegawaian Masa Kerja
: : : : :
Menyatakan bahwa dengan kesadaran dan keikhlasan hati, saya bersedia berpartisipasi dan menjadi informan dalam penelitian yang dilakukan oleh I Gst. A. A. Putri Mastini, mahasiswa Program Pasca Sarjana, Konsentrasi Umum, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana yang berjudul “Hubungan Pengetahuan, Sikap, Beban Kerja Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan IRNA RSUP Sanglah Denpasar. Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Denpasar, .................... 2013. Yang memberi pernyataan,
(.............................................)
86 LAMPIRAN 2 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA 2013 INFORMED CONSENT Judul Penelitian
Peneliti Jabatan NIM Konsentrasi
: Hubungan Pengetahuan, Sikap, Beban Kerja Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan IRNA RSUP Sanglah Denpasar. : I Gst. A. A. Putri Mastini. : Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Denpasar. : 1192161019. : Umum.
Kepada Yth. Bapak / Ibu petugas Ruang Angsoka, MS dan Ratna. Pendokumentasian merupakan unsur pokok pelayanan dalam pertanggungjawaban kinerja profesi keperawatan setelah melakukan intervensi keperawatan langsung ke pasien. Tanpa dokumentasi yang benar dan jelas, kegiatan pelayanan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh seorang perawat profesional tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan dan perbaikan status kesehatan pasien di rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan beban kerja perawat dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di IRNA Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan, serta untuk mengevaluasi penerapan dan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan terhadap pengetahuan, sikap dan beban kerja perrawat di IRNA RSUP Sanglah Denpasar. Bapak / Ibu diharapkan parisipasinya dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya menjawab pertanyaan dari kuesioner yang diberikan dan jawaban disesuaikan dengan pengalaman Bapak / Ibu sehari-hari dalam pendokumentasian di IRNA RSUP Sanglah Denpasar. Kami sangat berterima kasih apabila Bapak / Ibu berkenan berpartisipasi dalam penelitian ini. Prtisipasi ini bersifat sukarela dan kami menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban yang Bapak / Ibu sampaikan.
87
LAMPIRAN 3 Saya I Gst AA Putri Mastini mahasiswa Magester Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universits Udayana di Denpasar yang sedang mengerjakan Penelitian. Dengan ini mohon kesediaan sudara/saudari untuk mengisikan kuesioner dari skala yang telah saya susun. Saya mohon agar pertanyaan dari skala yang telah saya buat agar diberi respon yang sebenar benarnya sesuai dengan apa yang saudara/saudari rasakan, sesuai petunjuk yang ada dimasing-masing skala. Sekian dari saya atas perhatian dan kerja sama saudara/saudari, saya ucapkan terima kasih. Hormat saya,
I Gst AA Putri Mastini NIM : 1192161019 Identitas Narasumber Nama/Inisial
:
Usia
:
Unit Kerja
:
Jenis Kelamin
:
88
LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, BEBAN KERJA DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN Kuesioner ini hanya untuk kepentingan penelitian tidak ada hubungannya dengan penilainan kerja
Keterangan: skor diisi oleh peneliti No responden : ………… Status perawat Petunjuk : pilihlah satu jawaban dengan memberi tanda ( X ) bila menurut saudara merupakan pernyataan yang sesuai. Skor A. usia saudara sampai sekarang
tahun
1. 20 - 30 tahun 2. 31 - 40 tahun 3. 41 - 50 tahun 4. > 50 tahun B. pendidikan terakhir 1. SPK/ sederajat 2. D3/ Akper/ Akbid 3. S1 Keperawatan/Kebidanan C. Masa kerja saudara sampai sekarang 1. 1 – 5 tahun 2. 6 – 10 tahun 3. 11 – 15 tahun 4. 16 – 20 tahun 5. > 20 tahun D. Status kepegawaian anda 1. Pegawai Negeri 2. Pegawai Kontrak
tahun
89 LAMPIRAN 3 Kuesioner Pengetahuan Berilah tanda (√ ) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat saudara Keterangan S : sesuai TS : tidak sesuai
No. 1
2
Pertanyaan Dokumentasi asuhan keperawatan adalah kumpulan informasi yang dikumpulkan oleh perawat sebagai pertanggung jawaban terhadap pelayanan yang telah diberikan Dokumentasi merupakan hal yang penting dalam kaitanya pada pemberian asuhan keperawatan karena merupakan fakta kemampuan perawat dalam menulis sesuai standar.
3
Tujuan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi tenaga keperawatan
4
Manfaat dokumentasi asuhan keperawatan adalah sebagai alat perekam terhadap masalah yang ada kaitanya dengan pasien
5
Sumber data dalam pendokumentasian asuhan keperawatan adalah pasien, orang terdekat, perawat lain, atau kepustakaan Penulisan dokumentasi asuhan keperawatan seharusnya dilakukan setelah pasien diterima sampai dengan pasien pulang. Syarat penulisan dokumentasian asuhan keperawatan adalah lengkap dan mencantumkan semua pelayanan keperawatan yang telah diberikan Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan salah satu tugas perawat
6 7
8 9 10 11 12 13 14
Dalam penulisan dokumentasi asuhan keperawatan merupakan pelaksanaan fungsi interdependen perawat Manfaat dilakukan perencanaan keperawatan adalah untuk mengatasi masalah pasien Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan Pelaksanaan evaluasi proses dilakukan oleh perawat pelaksana tindakan Pelaksana evaluasi hasil dilakukan oleh kepala bangsal Tindakan keperawatan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
Jawaban S TS
Skor
90 LAMPIRAN 3 Kuesioner sikap Berilah tanda (√ ) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat saudara Keterangan SS : sangat setuju S : setuju R : ragu – ragu TS : tidak setuju STS : sangat tidak setuju
NO
Pertanyaan
Jawaban SS
1
Asuhan keperawatan merupakan catatan perawat tentang pasien yang bisa dipertanggungjawabkan
2
Penulisan asuhan keperawatan menjadi tanggung jawab perawat
3
Saya merasa tenang bila sudah menulis kegiatan yang telah saya lakukan pada pasien
4
Saya kurang suka menulis asuhan keperawatan, bagi saya yang penting pelayanan pada pasien
5
Pendokumentasian asuhan keperawatan bisa melindungi perawat dari sangsi hukum
6
Dengan adanya pendokumentasian asuhan keperawatan bisa memudahkan perawat dalam memberikan pelayanan
7
Asuhan keperawatan bisa digunakan sebagi sarana komunikasi baik dengan
S
R
TS
STS Skor
91
LAMPIRAN 3 sesama perawat maupun profesi lain 8
Dalam penulisan asuhan keperawatan harus mengikuti tahapan pada proses asuhan keperawatan
9
Kinerja perawat dapat ditunjukan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
10
Pendokumentasian asuhan keperawatan berguna untuk mengetahui ketercapaian tujuan
11
Penulisan asuhan keperawatan bisa dilakukan setelah pasien pulang
12
Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses asuhan keperawatan
13
Diagnose keperawatan dilakukan untuk merencanakan tindakan
14
Semua yang ada diperencanaan pasti bisa dilakukan tindakan
15
Semua tindakan keperawatan harus dilakukan evaluasi
16
Tahap evaluasi dilakukan setelah tahap pelaksanaan tindakan
17
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketecapaian tujuan
18
Perawat sebagai tenaga profesional bertanggung jawab untuk mendokumentasian asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien
19
Penulisan asuhan keperawatan
92 LAMPIRAN 3 membuat pelayanan menjadi lambat 20
Adanya standar asuhan keperawatan hanya merepotkan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien
Kuesioner Beban Kerja Kode
4 = Tidak menjadi beban kerja 3 = Beban kerja ringan 2 = Beban kerja sedang 1 = Beban kerja berat
NO PERTANYAAN 1
Melakukan obsevasi pasien secara ketat selama jam kerja
2
Banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan demi keselamatan pasien
3
Beragamnya jenis pekerjaan yang harus dilakukan demi keselamatan pasien
4
Kontak langsung perawat dengan psien di ruangan secara kontinyu selama jam kerja
5
Kurangnya tenaga perawat disbanding dengan pasien yang dirawat
6
Pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki tidak mampu mengimbangi sulitnya pekerjaan di ruang rawat inap
7
Harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang berkualitas
8
Tuntutan keluarga untuk kselamatan pasien
1
2
3
4
SKOR
93 LAMPIRAN 3
9
Setiap saat diharapkan pada putusan yang tepat
10
Tanggung jawab dalam melaksanakan perawatan pasien di ruang rawat inap
11
Setiap saat menghadapi pasien dengan karakteristik tidak berdaya, koma, dan kondisi terminal
12
Tugas pemberian obat-obat yang diberikan secara intensif
13
Tindakan penyelamatan pasien
PENILAIAN PELAKSANAAN KERJA PERAWAT Nomor perawat (kode)
:
Penilai (kode)
:
Jabatan penilai
:
Ruang
:
Hari/tanggal
:
Petunjuk
:
Berilah tanda (V) pada angka
:
4 Bila telah dilakukan sepenuhnya dengan tepat 3 Bila dilakukan sepenuhnya namun tidak tepat 2 Bila dilaksanakan hanya sebagian 1 Bila hanya sedikit yang dilaksanakan 0 Bila tidak dikerjakan sama sekali
94 LAMPIRAN 3 No
1 2 3 4 5
6 7
8
9 10 11
12 13
14
Hal-hal yang dinilai PENGKAJIAN Melaksanakan pengkajian pada klien saat klien masuk rumah sakit Melengkapi format catatan pengkajian pasien (buku status pasien) dengan tepat Menilai kondisi pasien secara terus menerus Menilai kebutuhan akan pasien/keluarga Membuat prioritas masalah PERENCANAAN Membuat rencana perawatanberdasrkan kebutuhan pasien Bekerjasama dengan anggota tim kesehatan yang lain dalam merencanakan perawatan Membuat penjadwalan dalam melaksanakan rencana perawatan IMPLEMENTASI Memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh/holistic pada pasien yang menjadi tanggung jawabnya Menghormati martabat dan rahasia klien Mampu berfungsi secara cepat dan tepat dalam situasi kegawatan Melasanakan program pendidikan kepada dan keluarga Bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan
15
EVALUASI Mengevalusi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan pasien
16
Mengevaluasi praktik keperawatan dengan dibandingkan standar keperawatan Evaluasi dilakukan secara terus menerus
17 KETERAMPILAN KOMUNIKASI
S 0
C 1
O 2
R 3
E 4
95 LAMPIRAN 3
18
Berkomunikasi dengan baik dengan rekan sekerja dan anggota tim perawatan kesehatan lainnya
19
Mencatat pesanan secara akurat
20
Menanggapi dengan tepat terhadap permintaan dan pernyataan pasien/keluarga
21
HARAPAN INSTITUSI DAN PROFESI Turut mendukung kebijakan, visi dan misi rumah sakit
22
Terus menerus membuat dan memperluas pengetahuan dan keterampilan pribadi
23 24
25 26 27 28 29
Menghadiri penyuluhan/seminar/lokakarya yang berhubungan dengan perawatan setiap ada acara tersebut Mau berbagi pengetahuan dengan sesama rekan kerja Berpartisipasi dalam panitia keperawatan dan aktivitas lain yang memajukan pertumbuhan dan perkembangan keperawatan Berpartisipasi dalam belajar pengalaman untuk mahasiswa perawat Membantu orietasi pegawai baru Menampakkan penampilan profesional Bersikap disiplin dalam berbagai perbuatan Melakukan tugas-tugas sebagaimana yang diperlukan
Pedoman wawancara dengan Kepala bangsal 1. Bagaimana penulisan asuhan keperawatan yang sudah jalan selama ini ? 2. Bagaimana pelaksanaan prosedur tetap pendokumentsian asuhan keperawatan ?
96 LAMPIRAN 3 3. Bagaimana evaluasi yang sudah dilakukan ? 4. Menjadi tugas siapa monitoring dan evalusai pendokumentasian asuhan keperawatan ? 5. Bagaimana penghargaan dan sangsi yang telah diterapkan berkaitan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan ? 6. Bagaimana dengan format yang sudah ada ?
97
LAMPIRAN 4 Uji Validitas Variabel Pengetahuan Pendokumentasian
p1 p1
Pearson Correlation
1.000
p6
p7
p8
p9
p10
p11
p12
p13
p14
Pengetahuan
0.557
0.174
0.371
0.141
0.337
0.337
0.371
0.473
0.415
0.284
0.582
0.129
0.023
0.043
0.001
0.359
0.043
0.456
0.069
0.069
0.043
0.008
0.023
0.129
0.001
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.284
1.000
0.293
0.400
0.509
0.321
0.400
0.498
0.327
0.499
0.400
0.385
0.488
0.206
0.714
Sig. (2-tailed)
0.129
0.116
0.028
0.004
0.084
0.028
0.005
0.078
0.005
0.028
0.036
0.006
0.274
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.415
0.293
1.000
0.224
0.447
-0.120
0.671
0.340
0.176
0.388
0.671
0.351
0.280
0.488
0.632
Sig. (2-tailed)
0.023
0.116
0.235
0.013
0.529
0.000
0.066
0.352
0.034
0.000
0.057
0.134
0.006
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.371
0.400
0.224
1.000
0.667
0.301
0.167
0.380
0.315
0.315
0.375
0.539
0.447
0.036
0.627
Sig. (2-tailed)
0.043
0.028
0.235
0.000
0.106
0.379
0.038
0.090
0.090
0.041
0.002
0.013
0.849
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.557
0.509
0.447
0.667
1.000
0.312
0.389
0.254
0.604
0.342
0.389
0.850
0.745
0.267
0.814
Sig. (2-tailed)
0.001
0.004
0.013
0.000
0.093
0.034
0.176
0.000
0.065
0.034
0.000
0.000
0.154
0.000
N
N p5
p5
0.371
N
p4
p4
0.415
N
p3
p3
0.284
Sig. (2-tailed)
p2
p2
LAMPIRAN 4
N p6
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.174
0.321
-0.120
0.301
0.312
1.000
-0.200
0.120
0.358
0.200
0.134
0.367
0.239
0.029
0.397
Sig. (2-tailed)
0.359
0.084
0.529
0.106
0.093
0.288
0.527
0.052
0.289
0.481
0.046
0.203
0.878
0.030
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.371
0.400
0.671
0.167
0.389
-0.200
1.000
0.208
0.118
0.512
0.583
0.294
0.224
0.400
0.578
Sig. (2-tailed)
0.043
0.028
0.000
0.379
0.034
0.288
0.271
0.534
0.004
0.001
0.115
0.235
0.028
0.001
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.141
0.498
0.340
0.380
0.254
0.120
0.208
1.000
0.420
0.420
0.380
0.298
0.340
0.045
0.590
Sig. (2-tailed)
0.456
0.005
0.066
0.038
0.176
0.527
0.271
0.021
0.021
0.038
0.109
0.066
0.812
0.001
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.337
0.327
0.176
0.315
0.604
0.358
0.118
0.420
1.000
0.068
0.118
0.711
0.599
0.155
0.607
Sig. (2-tailed)
0.069
0.078
0.352
0.090
0.000
0.052
0.534
0.021
0.720
0.534
0.000
0.000
0.414
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.337
0.499
0.388
0.315
0.342
0.200
0.512
0.420
0.068
1.000
0.315
0.247
0.388
0.155
0.607
Sig. (2-tailed)
0.069
0.005
0.034
0.090
0.065
0.289
0.004
0.021
0.720
0.090
0.188
0.034
0.414
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
0.371
0.400
0.671
0.375
0.389
0.134
0.583
0.380
0.118
0.315
1.000
0.294
0.224
0.582
0.677
0.043
0.028
0.000
0.041
0.034
0.481
0.001
0.038
0.534
0.090
0.115
0.235
0.001
0.000
N p7
N p8
N p9
N p10
N p11
98
LAMPIRAN 4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
99
N p12
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.473
0.385
0.351
0.539
0.850
0.367
0.294
0.298
0.711
0.247
0.294
1.000
0.614
0.171
0.734
Sig. (2-tailed)
0.008
0.036
0.057
0.002
0.000
0.046
0.115
0.109
0.000
0.188
0.115
0.000
0.366
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.415
0.488
0.280
0.447
0.745
0.239
0.224
0.340
0.599
0.388
0.224
0.614
1.000
0.098
0.685
Sig. (2-tailed)
0.023
0.006
0.134
0.013
0.000
0.203
0.235
0.066
0.000
0.034
0.235
0.000
0.608
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.284
0.206
0.488
0.036
0.267
0.029
0.400
0.045
0.155
0.155
0.582
0.171
0.098
1.000
0.455
Sig. (2-tailed)
0.129
0.274
0.006
0.849
0.154
0.878
0.028
0.812
0.414
0.414
0.001
0.366
0.608
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.582
0.714
0.632
0.627
0.814
0.397
0.578
0.590
0.607
0.607
0.677
0.734
0.685
0.455
1.000
Sig. (2-tailed)
0.001
0.000
0.000
0.000
0.000
0.030
0.001
0.001
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.012
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
N p13
N p14
N Pengetahuan
N
0.012
30.000
100
LAMPIRAN 4 Variabel Sikap
s1
s1
Pearson Correlation
1.000
Sig. (2-tailed)
s2
s3
s4
s5
s2
s3
s4
s5
s6
s7
s8
s9
s10
s11
s12
s13
s14
s15
s16
s17
s18
s19
s20
Sikap
0.495
0.081
0.242
0.770
0.220
0.297
0.130
0.093
0.420
0.293
0.093
0.054
-0.003
0.154
0.117
0.117
0.162
0.321
0.338
0.391
0.005
0.671
0.197
0.000
0.242
0.111
0.493
0.624
0.021
0.116
0.624
0.779
0.988
0.416
0.538
0.538
0.391
0.083
0.068
0.033
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.495
1.000
0.342
-0.082
0.371
0.665
0.351
0.572
0.419
0.527
0.072
0.410
0.312
0.203
0.542
0.526
0.526
0.577
0.061
0.082
0.467
Sig. (2-tailed)
0.005
0.064
0.667
0.044
0.000
0.057
0.001
0.021
0.003
0.705
0.025
0.094
0.282
0.002
0.003
0.003
0.001
0.750
0.665
0.009
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.081
0.342
1.000
-0.083
0.108
0.436
0.273
0.311
0.448
0.245
-0.054
0.349
0.976
0.698
0.328
0.352
0.352
0.415
-0.061
-0.036
0.427
Sig. (2-tailed)
0.671
0.064
0.665
0.571
0.016
0.145
0.095
0.013
0.192
0.775
0.059
0.000
0.000
0.077
0.057
0.057
0.023
0.749
0.852
0.019
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.242
-0.082
-0.083
1.000
0.516
0.253
0.424
0.266
0.224
0.551
0.943
0.063
-0.034
0.424
0.302
0.309
0.309
0.221
0.935
0.903
0.718
Sig. (2-tailed)
0.197
0.667
0.665
0.003
0.178
0.020
0.156
0.234
0.002
0.000
0.739
0.860
0.019
0.105
0.097
0.097
0.241
0.000
0.000
0.000
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.770
0.371
0.108
0.516
1.000
0.447
0.316
0.301
0.400
0.703
0.476
0.215
0.127
0.165
0.427
0.447
0.447
0.411
0.509
0.538
0.646
101 LAMPIRAN 4
s6
s7
s8
s9
s10
Sig. (2-tailed)
0.000
0.044
0.571
0.003
0.013
0.089
0.106
0.028
0.000
0.008
0.253
0.503
0.385
0.019
0.013
0.013
0.024
0.004
0.002
0.000
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.220
0.665
0.436
0.253
0.447
1.000
0.567
0.860
0.740
0.793
0.315
0.832
0.389
0.481
0.815
0.856
0.856
0.932
0.291
0.323
0.790
Sig. (2-tailed)
0.242
0.000
0.016
0.178
0.013
0.001
0.000
0.000
0.000
0.090
0.000
0.033
0.007
0.000
0.000
0.000
0.000
0.119
0.081
0.000
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.297
0.351
0.273
0.424
0.316
0.567
1.000
0.488
0.452
0.449
0.466
0.349
0.247
0.423
0.462
0.464
0.464
0.507
0.448
0.466
0.663
Sig. (2-tailed)
0.111
0.057
0.145
0.020
0.089
0.001
0.006
0.012
0.013
0.009
0.059
0.189
0.020
0.010
0.010
0.010
0.004
0.013
0.009
0.000
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.130
0.572
0.311
0.266
0.301
0.860
0.488
1.000
0.626
0.757
0.302
0.716
0.253
0.515
0.677
0.709
0.709
0.802
0.240
0.224
0.682
Sig. (2-tailed)
0.493
0.001
0.095
0.156
0.106
0.000
0.006
0.000
0.000
0.105
0.000
0.178
0.004
0.000
0.000
0.000
0.000
0.201
0.235
0.000
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.093
0.419
0.448
0.224
0.400
0.740
0.452
0.626
1.000
0.632
0.159
0.534
0.447
0.433
0.650
0.740
0.740
0.743
0.170
0.196
0.659
Sig. (2-tailed)
0.624
0.021
0.013
0.234
0.028
0.000
0.012
0.000
0.000
0.402
0.002
0.013
0.017
0.000
0.000
0.000
0.000
0.370
0.300
0.000
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.420
0.527
0.245
0.551
0.703
0.793
0.449
0.757
0.632
1.000
0.525
0.659
0.274
0.504
0.748
0.793
0.793
0.739
0.498
0.482
0.848
Sig. (2-tailed)
0.021
0.003
0.192
0.002
0.000
0.000
0.013
0.000
0.000
0.003
0.000
0.142
0.004
0.000
0.000
0.000
0.000
0.005
0.007
0.000
102 LAMPIRAN 4
s11
s12
s13
s14
s15
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.293
0.072
-0.054
0.943
0.476
0.315
0.466
0.302
0.159
0.525
1.000
0.112
-0.022
0.412
0.332
0.315
0.315
0.255
0.966
0.945
0.744
Sig. (2-tailed)
0.116
0.705
0.775
0.000
0.008
0.090
0.009
0.105
0.402
0.003
0.557
0.907
0.024
0.073
0.090
0.090
0.173
0.000
0.000
0.000
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.093
0.410
0.349
0.063
0.215
0.832
0.349
0.716
0.534
0.659
0.112
1.000
0.310
0.322
0.678
0.724
0.724
0.786
0.094
0.121
0.552
Sig. (2-tailed)
0.624
0.025
0.059
0.739
0.253
0.000
0.059
0.000
0.002
0.000
0.557
0.095
0.083
0.000
0.000
0.000
0.000
0.622
0.524
0.002
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.054
0.312
0.976
-0.034
0.127
0.389
0.247
0.253
0.447
0.274
-0.022
0.310
1.000
0.695
0.359
0.389
0.389
0.372
-0.019
0.008
0.441
Sig. (2-tailed)
0.779
0.094
0.000
0.860
0.503
0.033
0.189
0.178
0.013
0.142
0.907
0.095
0.000
0.051
0.033
0.033
0.043
0.922
0.965
0.015
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
-0.003
0.203
0.698
0.424
0.165
0.481
0.423
0.515
0.433
0.504
0.412
0.322
0.695
1.000
0.352
0.419
0.419
0.439
0.363
0.328
0.667
Sig. (2-tailed)
0.988
0.282
0.000
0.019
0.385
0.007
0.020
0.004
0.017
0.004
0.024
0.083
0.000
0.056
0.021
0.021
0.015
0.048
0.077
0.000
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.154
0.542
0.328
0.302
0.427
0.815
0.462
0.677
0.650
0.748
0.332
0.678
0.359
0.352
1.000
0.944
0.944
0.886
0.373
0.403
0.754
Sig. (2-tailed)
0.416
0.002
0.077
0.105
0.019
0.000
0.010
0.000
0.000
0.000
0.073
0.000
0.051
0.056
0.000
0.000
0.000
0.043
0.027
0.000
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
30.00 0
103 LAMPIRAN 4
s16
s17
s18
s19
s20
Sika
0.724
Pearson Correlation
0.117
0.526
0.352
0.309
0.447
0.856
0.464
0.709
0.740
0.793
0.315
Sig. (2-tailed)
0.538
0.003
0.057
0.097
0.013
0.000
0.010
0.000
0.000
0.000
0.090
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.117
0.526
0.352
0.309
0.447
0.856
0.464
0.709
0.740
Sig. (2-tailed)
0.538
0.003
0.057
0.097
0.013
0.000
0.010
0.000
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.162
0.577
0.415
0.221
0.411
0.932
Sig. (2-tailed)
0.391
0.001
0.023
0.241
0.024
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
Pearson Correlation
0.321
0.061
-0.061
Sig. (2-tailed)
0.083
0.750
N
30.00 0
Pearson Correlation
0.389
0.419
0.944
0.000
0.033
0.021
0.000
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
0.793
0.315
0.724
0.389
0.419
0.000
0.000
0.090
0.000
0.033
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
0.507
0.802
0.743
0.739
0.255
0.000
0.004
0.000
0.000
0.000
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
0.935
0.509
0.291
0.448
0.240
0.749
0.000
0.004
0.119
0.013
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
0.338
0.082
-0.036
0.903
0.538
Sig. (2-tailed)
0.068
0.665
0.852
0.000
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
0.391
0.467
0.427
Pearson
1.000
1.000
0.932
0.343
0.375
0.777
0.000
0.000
0.064
0.041
0.000
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
0.944
1.000
1.000
0.932
0.343
0.375
0.777
0.021
0.000
0.000
0.000
0.064
0.041
0.000
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
0.786
0.372
0.439
0.886
0.932
0.932
1.000
0.266
0.296
0.753
0.173
0.000
0.043
0.015
0.000
0.000
0.000
0.156
0.112
0.000
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
0.170
0.498
0.966
0.094
-0.019
0.363
0.373
0.343
0.343
0.266
1.000
0.991
0.745
0.201
0.370
0.005
0.000
0.622
0.922
0.048
0.043
0.064
0.064
0.156
0.000
0.000
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
0.323
0.466
0.224
0.196
0.482
0.945
0.121
0.008
0.328
0.403
0.375
0.375
0.296
0.991
1.000
0.755
0.002
0.081
0.009
0.235
0.300
0.007
0.000
0.524
0.965
0.077
0.027
0.041
0.041
0.112
0.000
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
0.718
0.646
0.790
0.663
0.682
0.659
0.848
0.744
0.552
0.441
0.667
0.754
0.777
0.777
0.753
0.745
0.755
1.000
0.000
104 LAMPIRAN 4 p
Correlation Sig. (2-tailed)
0.033
0.009
0.019
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.002
0.015
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
N
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
30.00 0
LAMPIRAN 4 Variabel Beban Kerja
b1 b1
Pearson Correlation
1.000
b6
b7
b8
b9
b10
b11
b12
b13
Beban_Kerja
0.567
0.481
0.061
0.245
0.208
0.542
0.591
0.334
0.341
0.577
0.082
0.277
0.041
0.001
0.007
0.749
0.192
0.269
0.002
0.001
0.071
0.065
0.001
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.323
1.000
0.644
0.241
0.522
0.149
0.450
0.557
0.698
0.494
0.390
0.232
0.415
0.673
Sig. (2-tailed)
0.082
0.000
0.199
0.003
0.433
0.012
0.001
0.000
0.006
0.033
0.217
0.023
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.205
0.644
1.000
0.451
0.593
0.286
0.582
0.588
0.673
0.713
0.465
0.506
0.491
0.809
Sig. (2-tailed)
0.277
0.000
0.012
0.001
0.126
0.001
0.001
0.000
0.000
0.010
0.004
0.006
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.375
0.241
0.451
1.000
0.599
0.485
0.016
0.084
0.246
0.632
0.511
0.308
0.335
0.610
Sig. (2-tailed)
0.041
0.199
0.012
0.000
0.007
0.932
0.660
0.190
0.000
0.004
0.098
0.071
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
0.567
0.522
0.593
0.599
1.000
0.638
0.293
0.294
0.450
0.691
0.672
0.448
0.405
0.812
N
N b5
b5
0.375
N
b4
b4
0.205
N
b3
b3
0.323
Sig. (2-tailed)
b2
b2
Pearson Correlation
86
87
LAMPIRAN 4
Sig. (2-tailed)
0.001
0.003
0.001
0.000
0.000
0.117
0.115
0.013
0.000
0.000
0.013
0.026
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.481
0.149
0.286
0.485
0.638
1.000
-0.100
0.024
0.110
0.405
0.643
0.136
0.209
0.530
Sig. (2-tailed)
0.007
0.433
0.126
0.007
0.000
0.600
0.899
0.563
0.026
0.000
0.473
0.267
0.003
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.061
0.450
0.582
0.016
0.293
-0.100
1.000
0.691
0.680
0.316
-0.005
0.373
0.416
0.539
Sig. (2-tailed)
0.749
0.012
0.001
0.932
0.117
0.600
0.000
0.000
0.089
0.980
0.042
0.022
0.002
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.245
0.557
0.588
0.084
0.294
0.024
0.691
1.000
0.718
0.394
0.179
0.286
0.426
0.608
Sig. (2-tailed)
0.192
0.001
0.001
0.660
0.115
0.899
0.000
0.000
0.031
0.345
0.125
0.019
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.208
0.698
0.673
0.246
0.450
0.110
0.680
0.718
1.000
0.569
0.442
0.530
0.586
0.769
Sig. (2-tailed)
0.269
0.000
0.000
0.190
0.013
0.563
0.000
0.000
0.001
0.014
0.003
0.001
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.542
0.494
0.713
0.632
0.691
0.405
0.316
0.394
0.569
1.000
0.753
0.732
0.526
0.867
Sig. (2-tailed)
0.002
0.006
0.000
0.000
0.000
0.026
0.089
0.031
0.001
0.000
0.000
0.003
0.000
N b6
N b7
N b8
N b9
N b10
88 LAMPIRAN 4 N b11
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.591
0.390
0.465
0.511
0.672
0.643
-0.005
0.179
0.442
0.753
1.000
0.586
0.642
0.765
Sig. (2-tailed)
0.001
0.033
0.010
0.004
0.000
0.000
0.980
0.345
0.014
0.000
0.001
0.000
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.334
0.232
0.506
0.308
0.448
0.136
0.373
0.286
0.530
0.732
0.586
1.000
0.649
0.662
Sig. (2-tailed)
0.071
0.217
0.004
0.098
0.013
0.473
0.042
0.125
0.003
0.000
0.001
0.000
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.341
0.415
0.491
0.335
0.405
0.209
0.416
0.426
0.586
0.526
0.642
0.649
1.000
0.701
Sig. (2-tailed)
0.065
0.023
0.006
0.071
0.026
0.267
0.022
0.019
0.001
0.003
0.000
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.577
0.673
0.809
0.610
0.812
0.530
0.539
0.608
0.769
0.867
0.765
0.662
0.701
1.000
Sig. (2-tailed)
0.001
0.000
0.000
0.000
0.000
0.003
0.002
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
N b12
N b13
N Beban_Kerja
N
Variabel Pendokumentasian Keperawatan
0.000
30.000
89 LAMPIRAN 4
d1 d1
Pearson Correlation
1.000
d7
d8
d9
d10
d11
d12
d13
d14
d15
0.583
0.290
0.425
0.386
0.152
0.386
0.185
0.238
0.612
0.327
0.000
0.025
0.259
0.014
0.001
0.121
0.019
0.035
0.424
0.035
0.329
0.205
0.000
0.077
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.722
1.000
0.389
0.530
0.600
0.577
0.390
0.654
0.463
0.131
0.463
0.346
0.354
0.530
0.378
Sig. (2-tailed)
0.000
0.034
0.003
0.000
0.001
0.033
0.000
0.010
0.489
0.010
0.061
0.055
0.003
0.039
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.409
0.389
1.000
0.344
0.222
0.541
0.087
0.333
0.325
0.312
0.183
0.063
0.113
0.372
0.328
Sig. (2-tailed)
0.025
0.034
0.063
0.239
0.002
0.649
0.072
0.080
0.093
0.332
0.739
0.551
0.043
0.076
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.213
0.530
0.344
1.000
0.605
0.479
0.357
0.675
0.434
0.224
0.576
0.248
0.114
0.212
0.200
Sig. (2-tailed)
0.259
0.003
0.063
0.000
0.007
0.053
0.000
0.017
0.234
0.001
0.186
0.548
0.261
0.288
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.443
0.600
0.222
0.605
1.000
0.443
0.543
0.904
0.348
0.183
0.644
0.171
-0.017
0.187
0.281
Sig. (2-tailed)
0.014
0.000
0.239
0.000
0.014
0.002
0.000
0.060
0.334
0.000
0.365
0.929
0.324
0.132
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.583
0.577
0.541
0.479
0.443
1.000
0.290
0.366
0.238
0.152
0.238
0.262
0.238
0.442
0.327
Sig. (2-tailed)
0.001
0.001
0.002
0.007
0.014
0.121
0.047
0.206
0.424
0.206
0.163
0.205
0.014
0.077
N
N d6
d6
0.443
N
d5
d5
0.213
N
d4
d4
0.409
N
d3
d3
0.722
Sig. (2-tailed)
d2
d2
90 LAMPIRAN 4 N d7
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.290
0.390
0.087
0.357
0.543
0.290
1.000
0.351
-0.017
0.337
0.499
0.202
0.118
0.276
0.147
Sig. (2-tailed)
0.121
0.033
0.649
0.053
0.002
0.121
0.057
0.928
0.069
0.005
0.284
0.534
0.140
0.437
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.425
0.654
0.333
0.675
0.904
0.366
0.351
1.000
0.353
0.118
0.669
0.187
0.029
0.260
0.294
Sig. (2-tailed)
0.019
0.000
0.072
0.000
0.000
0.047
0.057
0.055
0.534
0.000
0.321
0.879
0.165
0.115
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.386
0.463
0.325
0.434
0.348
0.238
-0.017
0.353
1.000
-0.122
0.206
0.016
-0.145
0.145
0.175
Sig. (2-tailed)
0.035
0.010
0.080
0.017
0.060
0.206
0.928
0.055
0.522
0.274
0.931
0.443
0.443
0.355
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.152
0.131
0.312
0.224
0.183
0.152
0.337
0.118
-0.122
1.000
0.284
0.098
0.371
0.093
0.050
Sig. (2-tailed)
0.424
0.489
0.093
0.234
0.334
0.424
0.069
0.534
0.522
0.129
0.606
0.043
0.626
0.795
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.386
0.463
0.183
0.576
0.644
0.238
0.499
0.669
0.206
0.284
1.000
0.263
0.036
0.327
0.175
Sig. (2-tailed)
0.035
0.010
0.332
0.001
0.000
0.206
0.005
0.000
0.274
0.129
0.160
0.849
0.077
0.355
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.185
0.346
0.063
0.248
0.171
0.262
0.202
0.187
0.016
0.098
0.263
1.000
0.264
0.302
0.161
Sig. (2-tailed)
0.329
0.061
0.739
0.186
0.365
0.163
0.284
0.321
0.931
0.606
0.160
0.159
0.105
0.395
N d8
N d9
N d10
N d11
N d12
91 LAMPIRAN 4 N d13
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.238
0.354
0.113
0.114
-0.017
0.238
0.118
0.029
-0.145
0.371
0.036
0.264
1.000
0.250
0.134
Sig. (2-tailed)
0.205
0.055
0.551
0.548
0.929
0.205
0.534
0.879
0.443
0.043
0.849
0.159
0.183
0.481
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.612
0.530
0.372
0.212
0.187
0.442
0.276
0.260
0.145
0.093
0.327
0.302
0.250
1.000
0.535
Sig. (2-tailed)
0.000
0.003
0.043
0.261
0.324
0.014
0.140
0.165
0.443
0.626
0.077
0.105
0.183
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.327
0.378
0.328
0.200
0.281
0.327
0.147
0.294
0.175
0.050
0.175
0.161
0.134
0.535
1.000
Sig. (2-tailed)
0.077
0.039
0.076
0.288
0.132
0.077
0.437
0.115
0.355
0.795
0.355
0.395
0.481
0.002
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.327
0.614
0.242
0.701
0.848
0.464
0.516
0.854
0.175
0.174
0.467
0.337
0.134
0.200
0.286
Sig. (2-tailed)
0.077
0.000
0.198
0.000
0.000
0.010
0.004
0.000
0.355
0.359
0.009
0.068
0.481
0.288
0.126
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.152
0.131
0.312
0.224
0.183
0.152
0.337
0.118
-0.122
1.000
0.284
0.098
0.371
0.093
0.050
Sig. (2-tailed)
0.424
0.489
0.093
0.234
0.334
0.424
0.069
0.534
0.522
0.000
0.129
0.606
0.043
0.626
0.795
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.180
0.480
0.108
0.523
0.415
0.180
0.259
0.508
0.244
0.195
0.244
0.212
0.017
0.153
0.263
Sig. (2-tailed)
0.341
0.007
0.572
0.003
0.022
0.341
0.166
0.004
0.193
0.301
0.193
0.260
0.929
0.421
0.160
N d14
N d15
N d16
N d17
N d18
0.002
92 LAMPIRAN 4 N d19
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.056
0.391
0.206
0.444
0.537
0.056
0.398
0.604
0.106
0.244
0.558
0.167
0.138
0.035
0.203
Sig. (2-tailed)
0.767
0.032
0.275
0.014
0.002
0.767
0.029
0.000
0.578
0.194
0.001
0.378
0.466
0.856
0.281
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.152
0.131
0.312
0.224
0.183
0.152
0.337
0.118
-0.122
1.000
0.284
0.098
0.371
0.093
0.050
Sig. (2-tailed)
0.424
0.489
0.093
0.234
0.334
0.424
0.069
0.534
0.522
0.000
0.129
0.606
0.043
0.626
0.795
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.272
0.283
0.129
0.033
0.034
0.272
0.236
0.000
-0.073
0.186
0.073
0.151
0.500
0.167
0.267
Sig. (2-tailed)
0.146
0.130
0.496
0.864
0.859
0.146
0.208
1.000
0.702
0.326
0.702
0.426
0.005
0.379
0.153
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.461
0.444
0.453
0.211
0.311
0.397
0.084
0.377
0.246
0.128
0.246
0.097
0.267
0.282
0.570
Sig. (2-tailed)
0.010
0.014
0.012
0.264
0.095
0.030
0.659
0.040
0.189
0.500
0.189
0.610
0.154
0.131
0.001
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.313
0.271
0.496
0.163
0.065
0.313
0.332
-0.022
0.167
0.570
0.251
0.202
0.479
0.192
0.102
Sig. (2-tailed)
0.092
0.147
0.005
0.391
0.733
0.092
0.073
0.907
0.377
0.001
0.181
0.284
0.007
0.310
0.590
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.426
0.349
0.814
0.325
0.215
0.426
0.188
0.300
0.317
0.260
0.377
0.161
0.082
0.398
0.286
Sig. (2-tailed)
0.019
0.059
0.000
0.080
0.254
0.019
0.320
0.107
0.088
0.166
0.040
0.395
0.666
0.030
0.126
N d20
N d21
N d22
N d23
N d24
93 LAMPIRAN 4 N d25
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.190
0.110
0.261
-0.071
0.137
0.063
0.171
0.152
0.000
0.058
0.271
0.117
0.155
0.155
0.166
Sig. (2-tailed)
0.315
0.564
0.164
0.710
0.471
0.740
0.366
0.421
1.000
0.762
0.148
0.539
0.413
0.413
0.381
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.305
0.480
0.331
0.152
0.125
0.374
0.195
0.179
0.126
0.120
0.200
0.043
0.322
0.526
0.372
Sig. (2-tailed)
0.102
0.007
0.074
0.424
0.509
0.042
0.301
0.345
0.508
0.529
0.290
0.820
0.082
0.003
0.043
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.313
0.271
0.496
0.163
0.065
0.313
0.332
-0.022
0.167
0.570
0.251
0.202
0.479
0.192
0.102
Sig. (2-tailed)
0.092
0.147
0.005
0.391
0.733
0.092
0.073
0.907
0.377
0.001
0.181
0.284
0.007
0.310
0.590
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.152
0.131
0.312
0.224
0.183
0.152
0.337
0.118
-0.122
1.000
0.284
0.098
0.371
0.093
0.050
Sig. (2-tailed)
0.424
0.489
0.093
0.234
0.334
0.424
0.069
0.534
0.522
0.000
0.129
0.606
0.043
0.626
0.795
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.256
0.345
0.482
0.316
0.054
0.256
0.225
0.068
0.213
0.492
0.137
0.257
0.540
0.244
0.130
Sig. (2-tailed)
0.172
0.062
0.007
0.089
0.775
0.172
0.232
0.719
0.259
0.006
0.471
0.170
0.002
0.194
0.492
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.653
0.796
0.642
0.646
0.659
0.643
0.541
0.679
0.380
0.467
0.636
0.385
0.422
0.540
0.477
Sig. (2-tailed)
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.002
0.000
0.038
0.009
0.000
0.036
0.020
0.002
0.008
N d26
N d27
N d28
N d29
N Dokumentasi
94 LAMPIRAN 4 N
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
95 LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas
Variabel Pengetahuan Pendokumentasian
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
30 0 30
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .864
N of Items 14
Variabel Sikap
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
96 LAMPIRAN 4
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 100.0 .0 100.0
30 0 30
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .911
N of Items 20
Variabel Beban Kerja
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
30 0 30
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
% 100.0 .0 100.0
97 LAMPIRAN 4 Reliability Statistics Cronbach's Alpha .894
N of Items 13
Variabel Pendokumentasian Keperawatan
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
30 0 30
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .911
N of Items 29
% 100.0 .0 100.0
98 LAMPIRAN 5 Karakteristik responden
Umur
Valid
20-30 Th 31-40Th 41-50 Th Total
Frequency 21 44 11 76
Percent 27,6 57,9 14,5 100,0
Cumulative Percent 27,6 85,5 100,0
Valid Percent 27,6 57,9 14,5 100,0
Pendidikan
Valid
SPK D3 S1 Total
Frequency 3 50 23 76
Percent 3,9 65,8 30,3 100,0
Valid Percent 3,9 65,8 30,3 100,0
Cumulative Percent 3,9 69,7 100,0
Masa_kerja
Valid
1-5 Th 6-10 Th 1-15 Th 16-20 Th Total
Frequency 27 39 4 6 76
Percent 35,5 51,3 5,3 7,9 100,0
Valid Percent 35,5 51,3 5,3 7,9 100,0
Cumulative Percent 35,5 86,8 92,1 100,0
Frequencies Pengetahuan
Valid
BAIK KURANG Total
Frequency 54 22 76
Percent 71,1 28,9 100,0
Valid Percent 71,1 28,9 100,0
Cumulative Percent 71,1 100,0
99 LAMPIRAN 5
Sikap
Valid
Negatif Positif Total
Frequency 22 54 76
Percent 28,9 71,1 100,0
Valid Percent 28,9 71,1 100,0
Cumulative Percent 28,9 100,0
Beban_Kerja
Valid
Ringan Sedang Total
Frequency 52 24 76
Percent 68,4 31,6 100,0
Valid Percent 68,4 31,6 100,0
Cumulative Percent 68,4 100,0
Pendokumentasian
Valid
Sesuai Tidak Sesuai Total
Frequency 48 28 76
Crosstabs
Pengetahuan * Pendokumentasian
Percent 63,2 36,8 100,0
Valid Percent 63,2 36,8 100,0
Cumulative Percent 63,2 100,0
100 LAMPIRAN 5
Crosstab
Pengetahuan
BAIK
KURANG
Total
Count Expected Count % within Pengetahuan Count Expected Count % within Pengetahuan Count Expected Count % within Pengetahuan
Pendokumentasian Sesuai Tidak Sesuai 45 9 34,1 19,9 83,3% 16,7% 3 19 13,9 8,1 13,6% 86,4% 48 28 48,0 28,0 63,2% 36,8%
Total 54 54,0 100,0% 22 22,0 100,0% 76 76,0 100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test N of Valid Cases
Value 32,633b 29,707 33,847
df 1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) ,000 ,000 ,000
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,000
,000
76
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,11.
Sikap * Pendokumentasian
Crosstab
Sikap
Negatif
Positif
Total
Count Expected Count % within Sikap Count Expected Count % within Sikap Count Expected Count % within Sikap
Pendokumentasian Sesuai Tidak Sesuai 0 22 13,9 8,1 ,0% 100,0% 48 6 34,1 19,9 88,9% 11,1% 48 28 48,0 28,0 63,2% 36,8%
Total 22 22,0 100,0% 54 54,0 100,0% 76 76,0 100,0%
101 LAMPIRAN 5
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test N of Valid Cases
Value 53,079b 49,328 62,359
df 1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) ,000 ,000 ,000
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,000
,000
76
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,11.
Beban_Kerja * Pendokumentasian
Crosstab
Beban_Kerja
Ringan
Sedang
Total
Count Expected Count % within Beban_Kerja Count Expected Count % within Beban_Kerja Count Expected Count % within Beban_Kerja
Pendokumentasian Sesuai Tidak Sesuai 47 5 32,8 19,2 90,4% 9,6% 1 23 15,2 8,8 4,2% 95,8% 48 28 48,0 28,0 63,2% 36,8%
Total 52 52,0 100,0% 24 24,0 100,0% 76 76,0 100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test N of Valid Cases
Value 52,460b 48,820 58,798
df 1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) ,000 ,000 ,000
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,000
,000
76
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,84.
102 LAMPIRAN 5
Logistic Regression Case Processing Summary a
Unweighted Cases Selected Cases
N Included in Analysis Missing Cases Total
Unselected Cases Total
Percent 100,0 ,0 100,0 ,0 100,0
76 0 76 0 76
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding Original Value ,00 1,00
Internal Value 0 1
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b Predicted
Step 0
Observed Pendokumentasian
Pendokumentasian ,00 1,00 0 28 0 48
,00 1,00
Overall Percentage
Percentage Correct ,0 100,0 63,2
a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500
Variables in the Equation
Step 0
Constant
B ,539
S.E. ,238
Wald 5,138
df 1
Sig. ,023
Exp(B) 1,714
103 LAMPIRAN 5
Variables not in the Equation Step 0
Variables
Score 32,633 53,079 52,460 59,071
Pengetahuan Sikap Beban_kerja
Overall Statistics
df 1 1 1 3
Sig. ,000 ,000 ,000 ,000
Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients Step 1
Chi-square 73,221 73,221 73,221
Step Block Model
df
Sig. ,000 ,000 ,000
3 3 3
Model Summary -2 Log Cox & Snell likelihood R Square 26,812a ,618
Step 1
Nagelkerke R Square ,845
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.
Classification Tablea Predicted
Step 1
Observed Pendokumentasian
Pendokumentasian ,00 1,00 25 3 1 47
,00 1,00
Overall Percentage
Percentage Correct 89,3 97,9 94,7
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation
Step a 1
Pengetahuan Sikap Beban_kerja Constant
B S.E. -17,223 12146,459 37,046 14550,398 3,784 1,300 -20,922 8011,096
Wald ,000 ,000 8,476 ,000
df
a. Variable(s) entered on step 1: Pengetahuan, Sikap, Beban_kerja.
1 1 1 1
Sig. ,999 ,998 ,004 ,998
Exp(B) ,000 1E+016 44,000 ,000
95,0% C.I.for EXP(B) Lower Upper ,000 . ,000 . 3,444 562,103
104 LAMPIRAN 6
105 LAMPIRAN 7
106 LAMPIRAN 8
107 LAMPIRAN 9
108 LAMPIRAN 9
109 LAMPIRAN 9
110 LAMPIRAN 9
111 LAMPIRAN 9
112 LAMPIRAN 9
113 LAMPIRAN 9
114 LAMPIRAN 9
115 LAMPIRAN 9
116 LAMPIRAN 9
117 LAMPIRAN 9