PERSEPSI KEMAMPUAN PERAWAT MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME DI RUMAH SAKIT
Nurfita1 dan Allenidekania2 Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424, Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi kemampuan perawat pada anak dengan gangguan spektrum autisme (GSA) yang dirawat di rumah sakit. Desain penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan menggunakan metode cross sectional dengan teknik total sampling menggunakan sampel 59 perawat dari rawat inap anak, unit thalasemia, serta ruang bedah anak di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Instrumen yang digunakan Survey.Brachlow5 milik Allison Golnik tahun 2009 dengan perubahan demografi sesuai kebutuhan populasi di Indonesia. Hasil penelitian antara lain persentase usia muda 54,2%, perempuan 91,5%, jenjang pendidikan D3 78%, pengalaman kerja kurang dari 5 tahun 39%, lokasi ruangan rawat inap 57,6%, tidak pernah training 98,3%, tingginya kapasitas perawat 55,9%, tingginya sumber pengetahuan perawat 58,8%, tingginya pengetahuan perawat 57,1%,tingginya kepercayaan orang tua 100% hambatan perawat 59,3% mengaku kurangnya pendidikan mengenai gangguan spektrum autisme. Saran dari penelitian antara lain diadakan training pada perawat di rumah sakit serta penambahan ilmu mengenai GSA di instansi pendidikan. Kata kunci: gangguan spektrum autisme, perawat, persepsi.
Abstract The purpose of this study was to determine the perception of the ability of nurses in children with autism spectrum disorders (ASD) were hospitalized. This study was a descriptive analysis using cross sectional method with a total sampling technique using samples of 59 nurses from the children’s inpatient, thalassemia unit, as well as the child's surgery in Cipto Mangunkusumo Hospital. Instruments used Survey.Brachlow5 owned by Allison Golnik (2009) with the changing demographics of the population in Indonesia as needed. The results of the study include the percentage of young age of 54.2%, 91.5% female, 78% diploma degree, work experience of less than 5 years of 39%, the location of the children’s inpatient was 57.6%, 98.3% said never training, the high capacity of nurses 55.9%, 58.8% of high source of knowledge, nurse 57.1% high knowledge, high trust of parents 100% , barrier 59.3% of nurses admitted lack of education about autism spectrum disorders. Suggestions of research are conducted training to nurses in hospitals as well as the addition of knowledge about the ASD in educational institutions. Keywords: autism spectrum disorders, nurses, perception.
Gambaran persepsi kemampuan ..., Nurfita, FIK UI, 2014
Pendahuluan Kompas dalam Septiono (2010) menyebutkan bahwa rasio jumlah anak dengan gangguan spektrum autisme dilahirkan pada tahun 2009 adalah 1:100 dengan survey sebelumnya pada tahun 2000 adalah 1:500. Jika setiap tahun terjadi peningkatan kelahiran anak dengan gangguan spektrum autisme di Indonesia, maka anak dengan gangguan spektrum autisme yang di hospitalisasi juga dapat meningkat. Data dari Center for Disease Control and Prevention (2008) di Amerika menyebutkan rasio anak dengan gangguan spektrum autisme yang dirawat di rumah sakit adalah 11:1000 anak. Selain itu, van der Walt & Moran (2001) menyebutkan anak dengan gangguan spektrum autisme dari 87 anak yang dioperasi pada kurun waktu empat tahun, 59 diantaranya dengan gangguan spektrum autisme. Gangguan spektrum autisme merupakan kelompok dari berbagai macam kecacatan perkembangan otak. Autisme atau gangguan autistik, Sindrom Asperger, Sindrom Rett, gangguan perkembangan pervasif yang tidak spesifik, gangguan disintegrasi masa kanakkanak termasuk dalam gangguan spektrum autisme (GSA). Anak dengan gangguan spektrum autisme yang dirawat di rumah sakit selain membutuhkan perawatan yang sama dengan anak normal dibutuhkan juga modifikasi lingkungan dengan tingkat kebisingan yang rendah, menjauhkan dari benda-benda yang dapat menyebabkan injury, serta mengetahui apa yang anak tidak suka dan suka (Throne, 2007). Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pasti memiliki hambatan. Perawat sebagai pemberi pelayanan utama di ruang rawat menurut Lee, Walter, & Cleary,
(2012) harus memiliki pengetahuan yang baik karena kurangnya pengetahuan dapat menurunkan kualitas asuhan keperawatan. pengetahuan yang baik didapat dari sumber pengetahuan yang baik juga. Selain itu, tingkat kepercayaan orang tua dengan gangguan spektrum autisme dapat meningkatkan kualitas anak selama masa perawatan. Metode Desain penelitian ini dengan menggunakan cross sectional dengan teknik total sampling menggunakan 59 responden perawat. Lokasi penelitian adalah perawat di departemen anak RSUPN Cipto Mangunkusumo yang terdiri dari ruang rawat inap, rawat inap bedah anak, serta unit thalasemia. Hasil Responden penelitian ini adalah 59 perawat di RSUPN Cipto Mangunkusumo dengan lokasi di ruang rawat inap, rawat inap bedah anak, serta unit thalasemia. Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata berusia muda dengan jumlah responden 32 perawat (54,2%). Rata-rata responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 54 perawat (91,5%). Rata-rata jenjang pendidikan responden sebanyak 46 perawat adalah D3 (78%). Rata-rata pengalaman kerja kurang dari 5 tahun sebanyak 23 perawat (39%). Rata-rata responden berada di ruang inap sebanyak 34 perawat (57,6%). Rata-rata perawat tidak pernah mengikuti training sebanyak 58 perawat (98,3%). Rata-rata tahun kelulusan perawat adalah 2001-2013 sebanyak 51 perawat (86,4%). Tabel 1. Karakteristik Responden Variabel Usia Usia Muda Usia Tua Jenis Kelamin
Gambaran persepsi kemampuan ..., Nurfita, FIK UI, 2014
Jumlah
%
32 27
54,2 45,8
Laki-Laki Perempuan Jenjang Pendidikan S1 Ners D3 SPK Pengalaman Kerja < 5 Tahun 5-10 Tahun > 10 Tahun Lokasi Ruangan Rawat Inap Unit Thalasemia Rawat Inap Bedah Anak Training Pernah Tidak Pernah Tahun Kelulusan 1980-1990 1991-2000 2001-2013 Total
5 54
8,5 91,5
12 46 1
20,3 78 1,7
23 13 22
39 23,7 37,3
34 7 18
57,6 11,9 30,5
1 58
1,7 98,3
1 7 51 59
1,7 11,9 86,4 100
Tabel 2 menunjukkan kapasitas perawat dengan rata-rata tinggi kapasitas perawat berada di ruang rawat inap sebanyak 19 perawat (44,1). Hasil tersebut didapat berdasarkan nilai cut of point median. Median dijadikan cut of point karena distrubusi variabel tidak normal (Hastono, 2007).
Variabel
Tingkat Tinggi Rendah Jumlah % Jumlah %
Sumber pengetahuan perawat Ruang Rawat Inap Unit Thalasemia Rawat Inap Bedah Anak
20 3 7
58, 8 42, 9 38, 9
14
41,2
4
57,1
11
61,1
Tabel 4 menunjukkan pengetahuan perawat dengan rata-rata tinggi berada di unit thalasemia dengan persentase 57,1%. Hasil tersebut didapat berdasarkan nilai cut of point median. Median dijadikan cut of point karena distrubusi variabel tidak normal (Hastono, 2007). Tabel 4. Pengetahuan Perawat Variabel
Tingkat Kapasitas Perawat Ruang Rawat Inap Unit Thalasemia Rawat Inap Bedah Anak
Tabel 3. Sumber Pengetahuan Perawat
Tingkat
Tabel 2. Kapasitas Perawat Variabel
tersebut didapat berdasarkan nilai cut of point median. Median dijadikan cut of point karena distrubusi variabel tidak normal (Hastono, 2007).
Tinggi Jumlah %
Rendah Jumlah %
19
55,9
15
44,1
3
42,9
4
57,1
10
55,6
8
44,4
Tabel 3 menunjukkan sumber pengetahuan perawat dengan rata-rata tinggi berada di ruang rawat inap sebesar 58,8%. Hasil
Tinggi Jumlah %
Pengetahuan Perawat Ruang Rawat Inap Unit Thalasemia Rawat Inap Bedah Anak
Rendah Jumlah %
18 52,9
16 47,1
4 57,1
3 42,9
10 55,6
8 44,4
Tabel 5 menunjukkan tingkat kepercayaan orang tua terhadap perawat. Rata-rata tinggi tingkat kepercayaan orang tua terhadap perawat berada di unit thalasemia dengan persentase 100%. Hasil tersebut didapat
Gambaran persepsi kemampuan ..., Nurfita, FIK UI, 2014
berdasarkan nilai cut of point median. Median dijadikan cut of point karena distrubusi variabel tidak normal (Hastono, 2007). Tabel 5. Tingkat Kepercayaan Orang Tua Terhadap Perawat Tingkat Variabel
Tinggi Jumlah %
Kepercayaan orang tua Ruang Rawat Inap Unit Thalasemia Rawat Inap Bedah Anak
Rendah Jumlah %
24 70,6 7
10 29,4
100
0
15 83,3
3 16,7
Tabel 6 menunjukkan hambatan perawat ratarata perawat mengaku kurang pendidikan tentang gangguan spektrum autisme sebanyak 35 perawat (59,3%). Tabel 6. Hambatan perawat Variabel Hambatan perawat Kurang waktu bersama pasien Waktu pengembalian Kurang koordinasi bantuan perawatan Kurang pendidikan tentang kelainan Kurang pendidikan tentang pengobatan komplementer dan alternatif Kurang tersedianya
0
Frekuensi Persentase Ya Tidak Ya Tidak 33
26 55,9
44,1
12
47 20,3
79,7
19
40 32,2
67,8
pelayanan terapi perilaku Kurang pelayanan evaluasi diagnostik formal dari lingkungan luar Kurang panduan praktik klinis Kurang kepercayaan orang tua Penggunaan tenaga kesehatan yang sering (dokter, terapis bicara) Penggunaan obat alternatif dan komplementer yang sering Penggantian terapi yang sering Penambahan medikasi seiringnya peningkatan frekuensi sakit Lainnya
16
43
27,1
72,9
28
31
47,5
52,5
11
48
18,6
81,4
11
48
18,6
81,4
9
50
15,3
84,7
7
52
11,9
88,1
9
50
15,3
84,7
6
53
10,2
89,8
Pembahasan 35
24 59,3
40,7
26
33
44,1
55,9
23
36
39,0
61,0
Responden dalam penelitian rata-rata berusia muda dengan mean 33 tahun. Dewasa awal dikelompokkan dari 26-35 tahun (Departemen Kesehatan, 2009). Dewasa awal secara kognitif sedang berkembang lebih baik.. Perawat membutuhkan seseorang dengan kemampuan analisis secara kritis, memecahkan masalah, serta membuat keputusan juga meningkat pada masa dewasa
Gambaran persepsi kemampuan ..., Nurfita, FIK UI, 2014
awal hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bestable (2002). Jenis kelamin perawat dalam penelitian ini rata-rata perempuan (91,5%). Penelitian oleh Tannen (2005) menyatakan bahwa perempuan lebih mengutamakan negosiasai untuk mendekatkan diri dengan orang lain ketika orang lain membutuhkan dukungan. Pendidikan rata-rata perawat adalah D3 (78%). Menurut Robbins (2006), peningkatan jenjang pendidikan akan berpengaruh pada meningkatnya kemampuan seseorang. Pengalaman kerja perawat rata-rata kurang dari 5 tahun dengan persentase 39%. Lusiani (2006) menyatakan terdapat hubungan antara perawat yang memiliki pengalaman kerja yang lama dengan kemampuan melakukan asuhan keperawatan dengan baik. Perawat tidak pernah mengikuti training sebanyak 98,3%. Training dibutuhkan untuk meningkatkan sumber daya manusia (Gillies, 1996). Training merupakan salah satu hal penting untuk menambah keterampilan serta pengetahuan perawat. Rata-rata tahun kelulusan perawat adalah tahun 2001-2013 (86,4%). Menurut McNamara (2001), perawat merupakan profesi yang membutuhkan pembelajaran seumur hidup karena ilmu pengetahuan dan riset selalu berkembang. Pembelajaran seumur hidup salah satunya bisa didapat melalui pendidikan. Rata-rata kapasitas perawat tinggi berada di ruang inap sebesar 55,9%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Manojlovich dan Sidan (2008) bahwa kapasitas perawat lebih baik apabila perawat berada di tatanan ruang rawat inap. Rata-rata sumber pengetahuan tinggi berada di ruang rawat inap sebanyak 58,8%. Penggunaan sumber pengetahuan di ruang
rawat inap bermanfaat dalam mengurangi lama rawat (Cowan et al., 2006). Semakin cepat perawatan di rumah sakit semakin berkurang stress pada orang tua dan anak. Rata-rata pengetahuan perawat tinggi berada di unit thalasemia dengan persentase 57,1%. Kurangnya pengetahuan perawat dapat menyebabkan sulitnya mendapat kepercayaan klien (Lee, Walter & Cleary, 2012). Tingkat kepercayaan orang tua terhadap perawat sebesar 100% terdapat di unit Thalasemia. Nurse-Family Partnership (2011) menyatakan bahwa orang tua lebih percaya kepada perawat dari profesional lain untuk memberikan nasihat dan perawatan pada anak. Hambatan perawat rata-rata mengaku kurangnya pendidikan mengenai gangguan spektrum autisme sebanyak 59,3%. Giarelli, Ruttenberg, dan Segal (2012) menyatakan pendidikan merupakan salah satu cara untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman tentang gangguan spektrum autisme.
Kesimpulan Penelitian ini didapatkan mayoritas usia perawat termasuk dalam kategori muda (54,2%) dengan mean 33,17 tahun. Perawat perempuan sebanyak 91,5%, jenjang pendidikan D3 sebanyak 78%, pengalaman kerja kurang dari 5 tahun sebanyak 39%, responden terbanyak di lokasi ruangan rawat inap (57,6%), perawat tidak pernah mengikuti training (98,3%). Tahun kelulusan perawat 2001-2013 sebanyak 86,4%, kapasitas tinggi perawat di ruang rawat inap 55,9%, sumber pengetahuan tinggi di rawat inap 58,8%, pengetahuan perawat tinggi di unit thalasemia 57,1%, tingkat kepercayaan orang tua terhadap perawat 100% di unit thalasemia, serta hambatan perawat yang
Gambaran persepsi kemampuan ..., Nurfita, FIK UI, 2014
mengaku kurangnya pendidikan mengenai gangguan spektrum autisme sebesar 59,3%. Penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan institusi pendidikan dalam memasukkan ke dalam kurikulum mengenai gangguan spektrum autisme dan pihak rumah sakit untuk memberikan training mengenai gangguan spektrum autisme. Selain itu, penelitian ini sebagai data dasar diharapkan memotivasi perawat dalam mempelajari lebih banyak mengenai gangguan spektrum autisme dan penelitian selanjutnya Referensi •
•
Communicating with children with autism spectrum disorders and their families. •
•
care
•
education
validation
and
Nurse-Family Partnership. (2011).
www.nursefamilypartnership.org •
Robbins,S.P. (2006). Organizational Behaviour. Pearson
Giarelli, E., Berg, J.R., Segal, A. Continuing
Dose:
based on science.
3456789/37798/5/Chapter%20I.pdf •
Septiono, W. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan defisit
for
spektrum
nurses in the clinical management of
disorder
pada
anak
penyandang autis di rumah autis
autism spectrum disorders: results of a pilot evaluation. The Journal of
bekasi
Continuing Education in Nursing Vol
Universitas Indonesia, Depok). •
43, No. 4 •
Manojlovich, K., Sidan, S. (2008).
Nurse-Family Relationship: success
reducing
Departemen Kesehatan (2009) dalam
(2012).
McNamara, S.A. (2001). The future of
Refinement of a concept.
Cowan, et al. (2006). Evaluation of
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
•
sistem
nurse’s role.
inpatient drug utilization and cost. •
dan
Universitas Indonesia, Jakarta).
Nurse
in
individu
di RS Sumber Waras Jakarta. (Tesis,
Publishers.
model
Hubungan
nursing and patient safety : The
learning. Boston: Jones and Bartlett
management
(2006).
menurut persepsi perawat pelaksana
Bestable, S.B. (2002). Nurse as
practitioners-led
M.
penghargaan dengan kinerja perawat
•
nurse
Lusiani,
karakteristik
educator: principles of teaching and
•
Lee, C., Walter, G., Cleary, M. (2012).
tahun
2010.
(Skripsi,
Tannen, D. (2005). Conversational
Hastono, S.P. (2007). Analisa Data
style: analyzing talk among friends.
Kesehatan.
New York: Oxford University Press.
Kesehatan Indonesia.
Jakarta:
Fakultas
Masyarakat
Universitas
•
Van der Walt, J.H., Moran, C. (2001). An audit of perioperative management of
autistic
anasteshia. Gambaran persepsi kemampuan ..., Nurfita, FIK UI, 2014
children
:
paediatic