ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan
Disusun Oleh : YOGA ARDIWINATA J 200 060 044
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009
i
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Harga diri merupakan suatu nilai yang terhormat atau rasa hormat yang dimiliki seseorang terhadap diri mereka sendiri. Hal ini menjadi suatu ukuran yang berharga bahwa mereka memiliki sesuatu dalam bentuk kemampuan dan patut dipertimbangkan (Townsend, 2005). Harga diri rendah adalah suatu masalah utama untuk kebanyakan orang dan dapat diekspresikan dalam tingkat kecemasan yang tinggi. Harga diri rendah kronik merupakan suatu keadaan yang maladaptif dari konsep diri, dimana perasaan tentang diri atau evaluasi diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang cukup lama. Termasuk didalam harga diri rendah ini evaluasi diri yang negatif dan dihubungkan dengan perasaan lemah, tidak tertolong, tidak ada harapan, ketakutan, merasa sedih, sensitif, tidak sempurna, rasa bersalah dan tidak adekuat. Harga diri rendah kronik merupakan suatu komponen utama dari depresi yang ditunjukkan dengan perilaku sebagai hukum dan tidak mempunyai rasa (Stuart & Laraia, 2001). Beberapa penelitian menunjukan depresi yang diakibatkan karena harga diri rendah, yang salah satunya mempunyai hasil 15.600 siswa sekolah di Amerika, tingkat 6 sampai 10 menunjukan harga diri rendah yang diakibatkan karena sering dilakukan pengintimidasian/pengejekan berakibat menimbulkan resiko depresi pada usia dewasa (Kandree,2002,2,http:
1
2
//Makendree,Edu/Scholar/2001/Wiloe.htm. Diperoleh tanggal 13 Maret 2006). Pemerintah hanya mengalokasikan anggaran di bawah 1% untuk penyakit jiwa (mental health) dari total anggaran kesehatan di Indonesia. Jika dibandingkan dengan Thailand yang mengalokasikan dana untuk penyakit jiwa sebesar 3%, Australia 8%, dan negara maju di atas 10%, persentase anggaran kesehatan jiwa di Indonesia sangat kecil, bahkan yang terkecil di Asia. Seperti diungkapkan oleh Irmansyah, Ketua Umum Panitia Penyelenggara Konferensi Nasional Skizofrenia IV di Batam, Minggu (19/11). Acara yang berlangsung selama tiga hari, 17-19 November, dihadiri para dokter kesehatan jiwa, pers, dan pemerhati kesehatan. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta orang. Kecilnya anggaran untuk menangani pasien sakit jiwa juga berdampak pada pelayanan kesehatan di rumah sakit jiwa. Data Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), saat ini hanya tersedia sekitar 8.500 tempat tidur di rumah sakit jiwa seluruh Indonesia. Demikian juga dengan tenaga medis, seperti dokter jiwa, saat ini hanya sekitar 500 orang, yang menangani 2.500 pasien. Hal ini berbeda dengan kondisi di Thailand. Setiap dokter jiwa hanya menangani satu pasien gangguan jiwa, sehingga pemantauannya lebih mudah. Padahal reputasi dokter kesehatan jiwa Indonesia cukup baik dalam menangani pasien gangguan jiwa.
3
Para dokter kesehatan jiwa di Indonesia mampu menangani pasien gangguan jiwa dengan tingkat kesembuhan mencapai 70%,'' kata Irwansyah. Hanya saja, penanganan gangguan jiwa ini menjadi tidak maksimal karena minimnya dana dan sumber pendukung
untuk
melakukan riset lebih
lanjut. Akibatnya, banyak kasus gangguan jiwa yang pada akhirnya tidak dapat tertangani secara konsisten. Untuk menangani gejala gangguan jiwa, para psikiatri Indonesia mampu menanganinya dengan baik (depkes RI, 1995). Klien sebagai sistem menjadi suatu tolak ukur bahwa keluarga dan masyarakat adalah bagian dari subsistem tersebut. Keluarga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Mereka terdiri dari dua atau lebih orang dan meliputi anak-anak. Semua anggota keluarga saling mempengaruhi satu dan lainnya melalui interaksi dan saling memberikan support dalam memperlihatkan fungsi dasar yang perlu untuk kesejahteraan keluarga. Dengan latar belakang keluarga, maka anggota akan belajar bagaimana berhubungan dan berkomunikasi dengan yang lainnya. Keluarga juga mempengaruhi perkembangan individual. Jika keluarga memiliki pengaruh yang positif pada anggotanya, mereka akan mempunyai rasa dan pengakuan diri serta harga diri positif, dan akan menjadi produktif sebagai anggota masyarakat (Shives : 1998). Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung,
4
namun gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam berkarya serta ketidaktepatan individu dalam berperilaku yang dapat mengganggu
kelompok
dan
masyarakat
serta
dapat
menghambat
pembangunan karena mereka tidak produktif (Hawari,2000). Data-data diatas menunjukan adanya dampak yang begitu besar pada kasus diri rendah kronis sehingga diperlukan
intervensi,
keperawatan
secara holistik, komprehensif dan paripurna. Intervensi dapat berupa terapi keperawatan kepada individu, keluarga dan masyarakat, dan psikofarma jika diperlukan sehingga lebih efektif dalam usaha pengambilan fungsi hidup klien sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
B.
Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengetahui gambaran penyakit dan penatalaksanaan asuhan keperawatan pada Nn.L dengan Harga Diri Rendah.
C.
Tujuan Tujuan penelitian ini dibagi menjadi : 1. Tujuan khusus a). Penulis mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Harga Diri Rendah b). Mendiagnosis keperawatan berdasarkan data yang diperoleh untuk mengatasi masalah Harga Diri Rendah
5
c). Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan yang tepat untuk mengatasi Harga Diri Rendah d). Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan yang tepat untuk mengatasi masalah Harga Diri Rendah e). Mengevaluasi untuk mengetahui keberhasilan yang sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah diberikan 2. Tujuan umum Dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah.
D.
Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis Untuk memperdalam pengetahuan tentang penyakit Harga Diri Rendah. 2. Bagi pasien dan Keluarga Agar dapat mengetahui atau memahami tentang pengertian, penyebab, tanda gejala, pencegahan dan cara pengobatan HDR 3. Bagi institusi pendidikan Dapat dijadikan acuan dalam penelitian HDR lebih lanjut 4. Bagi pembaca Dapat menggunakan penelitian ini sebagai perbandingan dan dapat dikembangkan lagi untuk penelitian-penelitian berikutnya.