PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN LOKAL SUBAK DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI PEDESAAN (Studi Kasus: Subak Desa Loka Sari, Sidemen, Karangaem) Oleh: Eka Mita Suputra Administrasi Negara, Universitas Udayana ABSTRAK Penelitian mengenai capacity building pada kelembagaan lokal subak dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di pedesaan merupakan respon dari melemahnya eksistensi kelembagaan subak sebagai lembaga pertanian di pedesaan, akibat dari munculnya program nsimantri gapoktan dari pemerintah provinsi bali. penelitian ini dilaksanakan di Desa LokaSari, Sidemen, Karangasem, dengan menggunakan metode kualitatif deskriftif, adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini bagaimana perbandingan kapasitas antara subak dan simantri gapoktan serta bagaiamana konsep strategis dari pengembangan kapasitas kelembagaan lokal subak dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di pedesaan. dalam penelitian ini berhasil menganalisis faktor penyebab lemahnya kapasitas dari Subak, antara lain tidak jelasnya pembagian kerja pada Subak, tidak adanya visi misi yang jelas, serta lemah dari sisi sistem administrasi karena pemerintah mengalihkan bantuan anggaran kegiatan pertanian dominan kepada simantri gapoktan, dan minimnya transparansi serta akuntabilitas pada kelembagaan lokal subak. Adapun konsep strategis dalam pengembangan kapasitas kelembagaan lokal subak adalah dengan memaksimalkan peran subak sebagai modal sosial yang tidak diambil alih oleh simantri gapoktan seperti mengarahkan subak sebagai koperasi usaha tani, subak sebgai objek agrowisata, dan mengintegrasikan sistem subak berada di bawah naungan kelembagaan lokal subak. Kata Kunci: pengembangan kapasitas, kelembagaan subak, sistem simantri, gapoktan, dan pembangunan berkelanjutan. ABSTRACT A research of the capacity building at the local institutional of Subak in realizing a sustainable development in rural areas is a response to the weakening of this institutional existence as an local agricultural institutions, since of the emergence of Simantri Gapoktan program of the provincial government of Bali. This research was conducted in the village of Lokasari, Sidemen, Karangasem district, by using descriptive qualitative method. The formulation of the problem to be addressed in this study was to determine how the capacity ratio between Subak and Simantri Gapoktan and how the concept of institutional capacity development of this local institution in achieving sustainable development in the countryside. This study was analyzed the causes of the weakness of Subak, among others, there is no clear division of labor in Subak, the absence of a clear vision and mission, as well as the weaker of the administrative system as diverting government budgetary support to the dominant agricultural activities Simantri Gapoktan, and the lack of transparency and accountability in local institutional of Subak. The strategic concept in the development of the institutional capacity of Subak is to maximize the role as social capital which has not taken over by Simantri Gapoktan like directing Subak as cooperative farming, agrotourism, and integrate the Subak system is set to be under the auspices of the local institutional. Key Words: Capacity Building, Subak Institutional, Simantri System, Gapoktan, and Sustainable Development. 1
lingkup
PENDAHULUAN
pedesaan,
mengingat
sebagian
Istilah pembangunan berkelanjutan
besar wilayah Indonesia adalah pedesaan,
“Sustainable Development” pertama kali
dan dominasi penduduk di Indonesia juga
dikenal dari laporan komisi sedunia tentang
masih tinggal di lingkup wilayah pedesaan,
lingkungan hidup dan pebangunan (World
jadi cukup beralasan jika
Commision
pembangunan nasional
or
Environment
and
pencapaian
terlebih dahulu
development/WCED) yang dikenal dengan
berangkat dari pembagunan di lingkup
sebagai laporan Brundlandt, dan menjadi
pedesaan.
fokus perhatian utama
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di
dan menjadi
Dalam
pedesaan
KTT Bumi di Rio de Janeiro Brazil pada
pertumbuhan ekonomi masyarakat desa dan
tahun
istilah
pertumbuhan sosial haruslah selaras dengan
pembangunan berkelanjutan “ Sustainable
pelestarian lingkungan hidup dan sumber
Development”
daya
yang
mana
secara sederhana adalah
alam
rangka
dengan
kesepakatan global yang dihasilkan oleh
1992,
dalam
kaitannya
karena
mendorong
semua
pencapaian
konsep pembanguan di berbagai bidang
tersebut tak terlepas dari pemanfaatan
yang memiliki orientasi pada pemenuhan
sumber daya alam itu sendiri sebagai modal
kebutuhan manusia melalui pemanfaatan
mendasar dalam pembangunan. Selain itu
sumber daya alam secara bijaksana, efisien,
dalam
dan
berkelanjutan
memperhatikan
keberlangsungan
pelaksanaan di
pembangunan
pedesaan
haruslah
pemanfaatanya untuk generasi sekarang
memperhatikan karakteristik masyarakat
maupun untuk generasi di masa yang akan
desa setempat sebagai subjek sekaligus
datang.
objek Di
Indonesia
sendiri,
dalam
pencapaian pembangunan nasional tentu tak
pembangunan,
hal
ini
karena
masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya selalu terikat dengan adat dan
pernah terlepas dari pembangunan di 2
budaya
setempat,
yang
secara
tidak
kelembagaan lokal Subak. Subak sangat
langsung selalu berkaitan dengan proses
dikenal luas oleh masyarakat sebagai
perubahan ekonomi, sosial dan politik di
sekelompok masyarakat yang membentuk
wilayahnya.
suatu
Di Bali khususnya, kekayaan adat
kelembagaan
tradisional
yang
memiliki aturan tertulis berupa awig-awig,
istiadat dan tradisi yang ada senatiasa
dan
dijaga oleh penduduknya dan menjadikan
kehidupan bertani dengan sistem pengairan
Bali dipandang sebagai masyarakat adat
yang sistematis, koperhensif dan otonom.
tradisional yang tetap bertahan di tengah arus
perkembagan
zaman.
dalam
aktifitasnya
menjalankan
Subak sebagai suatu sistem sosial
Keteguhan
yang membentuk suatu kelembagaan lokal
masyarakat Bali dalam mempertahankan
yang berlaku di Bali memilki peranan yang
adat istiadat dan tradisi, salah satunya
sangat penting terutama bagi masyarakat
tercermin pada administrasi pemerintahnya
Bali yang kultur asli masyarakatnya berupa
dimana adanya dualisme pemerintahan
masyarakat agraris yang berprofesi di
dalam satu lingkup wilayah pedesaan
bidang pertanian dan tentunya memiliki
berupa desa dinas dan desa adat. Eksistensi
fungsi
desa adat di Bali hingga sampai saat ini
anggota dan masyarakat dalam proses
tetap terjaga bahkan bisa melampaui peran
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di
pemerintah desa dinas dalam pengaruhnya
pedesaan.
kepada masyarakat dan hal ini membuat
kelembagaan
masyarakat desa di Bali sangat terikat
pembangunan berkelanjutan akan lebih
dengan adat serta
efektif
semua kelembagaan
sebagai
penggerak
Dengan
dan
lokal
partisipasi
adanya ini,
proses
peran dalam
tepat
sasaran
karena
lokal
seperti
Subak
yang terikat langsung dengan adat. Salah
kelembagaan
satu lembaga yang dimaksud dan berada
mempunyai keistimewaan tersendiri yang
dibawah naungan adat tersebut adalah
tidak 3
dimiliki oleh institusi formal yang ada,
UNESCO sendiri mengharapkan Subak
yaitu kelembagaan lokal tentunya memiliki
dapat
kedekatan langsung dengan masyarakat
berkelanjutan di di dunia.
pedesaan
sebagai
pembentuknya
dan
menjadi
Namun
konsep
dalam
pembangunan
perkembanganya
tentunya lebih peka dengan kebutuhan
lembaga lokal Subak mulai mengalami
masyarakat,
keberadaan
disfungsional , aktivitas kelembagaan ini
kelembagaan lokal seperti Subak sangat
mulai terbatas karena berbagai hal, mulai
menentukan
dari permasalahan seperti alih fungsi lahan
sehingga
dalam
keberhasilan
pembangunan berkelanjutan di pedesaan. Subak
telah
resmi
Subak, minimnya inovasi di bidang struktur
landscape
warisan
hingga kebijakan serta program yang
budaya dunia oleh UNESCO sejak tanggal
dicetuskan pemerintah seperti Simantri dan
29 juni 2012, yang menjadi alasan kuat
Gapoktan yang memiliki peran serta fungsi
dinobatkanya
warisan
nyaris sama seperti Subak di pedesaan
budaya dunia kerena aktivitas kelembagaan
namun bernaung dibawah pemerintahan
lokal Subak secara hafiah mencerminkan
dinas. Tentunya hal ini
suatu konsep pembangunan berkelanjutan,
tumpang tindihnya aktivitas serta peran
dimana diluar dari sistem pendistribusian
organisasi di bidang pertanian dan secara
air untuk kegiatan pertanian, secara lebih
siginifikan berpengaruh pada eksistensi
jauh kelembagaan lokal Subak memiliki
lembaga lokal Subak yang seharusnya dapat
tujuan
menjadi
dinobatkan
sendiri
pertanian, masih terbatasnya SDM anggota
sebagai
Subak
peningkatan
sebagai
perekonomian
pilar
utama
menyebabkan
pembangunan
masyarakat, pembangunan di bidang sosial,
pedesaan karena merupakan suatu tradisi
serta tentunya kegiatan tersebut dicapai
dan merupakan hasil dari kebudayaan
melalui pemanfaatan sumber daya alam
masyarakat
tanpa mengorbankan alam itu sendiri, dan 4
“’institutional
capacity
sehingga keberadaanya sangat penting bagi
kelembagaan
masyarakat di Bali dan bukan sekedar suatu
building
program serta kebijakan politis pemerintah.
mewujudkan pembangunan berkelanjutan
Dengan
di
permasalahan
tersebut
pengembangan kapasitas ‘’institutional
capacity
kelembagaan
Subak
untuk
dilakukan
berkontribusi
maka
kelembagaan building”
’’
dan
pedesaan.
kontribusinya
Tulisan
dalam
pengembangan
kapasitas kelembagaan lokal Subak ini
pada
sendiri, secara garis besar menyangkut,
dianggap
penting
perbandingan kapasitas antara kelembagaan
sehingga
dapat
Subak dan Simantri Gapoktan di Desa Loka
pembanguan
Sari, Sidemen, Karangasem. Serta konsep
dalam
berkelanjutan di pedesaan.
strategis
Pada umumnya semua lingkup Desa
dari
kelembagaan
pengembangan
kapasitas
lokal
terhadap
Subak
Adat di Bali memiliki kelembagaan lokal
revitalisasi fungsi dan peran Subak dalam
Subak, namun penelitian ini akan berfokus
pembangunan berkelanjutan di pedesaan
mengambil studi kasus di Desa Loka Sari,
METODE PENELITIAN
Kecamatan
Sidemen,
Kabupaten
Jenis penelitian yang digunakan
Karangasem, yang merupakan salah satu
dalam
desa di Bali yang menjadikan Subak
deskriptif, yang menekankan pada usaha
sebagai
menjawab
wadah
penggerak
partisipasi
penelitian
ini
adalah
pertanyaan
penelitian
masyarakat dalam pembangunan pedesaan
sebagaimana
karena
masalah dengan cara berpikir formal dan
sebagian
besar
masyarakatnya
tertulis
kualitatif
yang
dalam
rumusan
merupakan petani yang terhimpun dalam
argumentatif
dituangkan
kelembagaan lokal Subak.
wilayah ini
deskriptif melalui kata kata atau gambar
dijadikan studi kasus karena kelembagaan
secara sistematis dan objektif. Dengan
lokal Subak di wilayah ini dipandang masih
metode Kualitatif ini diharapkan peneliti
perlu melakukan pengembangan kapasitas
mendapat
gambaran
secara
secara
riil 5
bagaimana permasalahan kapasitas yang
dari arsip kantor desa, kecamatan, hingga
terjadi pada kelembagaan lokal Subak.
dinas
Penelitian ini mengambil lokasi di Desa
informan kunci adalah Kelihan Subak Lebu
Loka Sari, Kecamatan Sidemen, Kabupaten
Desa Loka Sari, Kepala Simantri 291
Karangasem, Provinsi Bali yang merupakan
Gapoktan Catur Mekar Sari, Desa Loka
sebuah desa yang resmi berdiri di tahun
Sari , Sidemen, Karangasem, dan informan
2000 yang merupakan salah satu desa
lainya adalah
pemekaran
Sidemen,
Simantri Gapoktan terkait, Kepala Desa ,
diperlakukanya
dan Kelihan Adat Desa Loka Sari, Sidemen,
Karangasem desentralisasi
di
wilayah pasca
atau
otonomi
daerah.
terkait
di
kabupaten.
Dengan
krama Subak, Anggota
Karangasem.
Penelitian ini menggunakan jenis data
Dalam penelitian ini teknik analisis
primer dan sekunder melalui prosedur dan
data dilakukan pada saat pengumpulan data
teknik pengambilan data berupa interview,
berlangsung,
wawancara serta observasi serta
bentuk
pengumpulan data dalam periode tertentu.
informasi yang telah dikumpulkan pihak
Dalam menganalisis selama di lapangan
lain seperti arsip, jurnal penelitian, artikel,
peneliti menggunakan metode miles and
terkait dengan penelitian ini.
huberman yang mengemukakan bahwa
Selain
selesai
aktifitas dalam analisis data kualitatif
penelitian ini juga menggunakan sumber
dilakukan dengan cara interaktif yang
data sekunder, yaitu dan lain lain yang
berlangsung secara terus menerus sampai
terkait
sedang
tuntas. Adapun proses datanya mencakup
dilakukan, kaitanya dengan penelitian ini
reduksi data, Penyajian data, dan Penarikan
sumber data sekunder didapat dari arsip
Kesimpulan.
penelitian
data
setelah
primer
data
sumber
dan
yang
yang menyangkut pengembangan kapasitas kelembagaan lokal Subak yang bisa didapat 6
Hita Karana” yang terdiri dari parhyangan,
PEMBAHASAN Secara sederhana Subak merupakan suatu
kelembagaan
masyarakat
dalam
pawongan,
dan
palemahan
yang
merupakan konsep ajaran agama hindu
bidang irigasi pertanian secara otonom yang
yang
berada dibawah naungan pemerintahan desa
pembangunan berkelanjutan. Subak Desa
adat. Adapun tugas pokok dari Subak
Loka Sari Sidemen lebih dikenal dengan
sendiri mencakup dua hal yakni kegiatan
nama Subak Lebu, merupakan salah satu
dalam
dari
bidang
sistem
petanian
secara
juga
ribuan
mencerminkan
Subak
di
Bali.
konsep
secara
menyeluruh di lingkup desa adat dan urusan
Administratif Subak ini berlokasi di Desa
spiritualitas
lingkup
Loka Sari, Kecamatan Sidemen, Kabupaten
pertanian karena Subak sendiri dalam
karangasem, Provinsi Bali yang berjarak
keberadaanya berpatokan pada konsep “Tri
kurang lebih 40km ke arah timur dari Kota
terutama
dalam
Denpasar. Subak Lebu Desa Loka Sari
Gubernur Bali,
Made Mangku Pastika.
memiliki luas lahan garapan lahan kurang
Simantri
sendiri
didefinisikan
sebagai
lebih 1200ha yang mayoritas terdiri dari
program
yang
dimaksudkan
untuk
lahan kering dan sebagianya merupakan
mempercepat adopsi teknologi pertanian.
lahan basah. Anggota Subak sendiri terdiri
Dengan
dari
mengintegrasikan usaha budidaya tanaman
kurang
lebih
97
anggota
yang
kegiatan
dan
dan perkebunan.
pemanfaatan sumber daya yang ada. Latar
mengoptimalkan
(sistem
belakang didirikanya Simantri antara lain
manajemen pertanian terintegrasi) adalah
karena kelompok atau kelembagaan yang
serangkaian
ada sebelumnya dianggap belum mampu
MANDARA
SIMANTRI
dengan
adalah
semuanya berprofesi di lingkup pertanian
Sedangkan
ternak
utama
program di
unggulan
bidang
BALI
peningkatan
memaksimalkan SDA dan SDM yang ada
produksi pertanian yang digagas oleh 7
dalam proses pengembangan agribisnis
antara
khususnya
program Simantri oleh Gapoktan.
dipedesaan
secara
optimal,
kelembagaan
lokal
Subak
dan
sehingga belum terfokusnya dan terpadunya
Komparasi
kegiatan antar subsektor pertanian dan
Subak dan Program Simantri Gapoktan
sektor pendukung pertanian di wilayah
di Desa Loka Sari Sidemen Karangasem
tertentu. Hal lainya adalah kurangnya akses
Sesuai dengan kondisi yang sudah
sumber pemodalan, teknologi, dan pasar
dipaparkan sebelumnya bahwa dualisme
serta
ada
antara kelembagaan lokal Subak dengan
parsial,
program Simantri Gapoktan berdampak
kelembagaan
sebelumnya
masih
tani
yang
bersifat
sehingga keberlanjutanya tidak terjaga. Simantri di Desa Loka Sari lebih
pada
Kapasitas
berkurangnya
Kelembagaan
eksistensi
Subak
sebagai garda depan kegiatan pertanian di
dikenal dengan Simanrti 291 yang mulai
lingkup
berdiri pada tahun 2012 yang dilaksanakan
umumnya semua kegiatan pertanian seperti
oleh organisasi Gapoktan Catur Mekar Sari
irigasi,
proses
Desa Loka Sari yang berada langsung di
limbah
dan pengolahan hasil produksi
bawah pemerintahan Dinas Desa Loka Sari
semua dilaksanakan oleh kelembagaan
Sidemen Karangasem. anggota Gapoktan
lokal Subak kini sebagian besar kegiatan
Catur Mekar Sari semuanya terdiri dari
agraris tersebut diambil alih oleh Gapoktan
anggota kelembagaan lokal Subak Desa
Simantri.
Loka Sari, wilayah kerjanya pun sama
berdampak
dengan Subak, hanya saja Gapoktan tidak
keberadaan dan eksistensi Subak di Bali
terlibat dalam kegiatan irigasi dan spiritual.
dan ini cukup ironis mengingat Subak sejak
Namun tetap dalam pelaksanaanya di
tanggal 29 Juni 2012 baru saja ditetapkan
beberapa kegiatanya masih mengalami
sebagai salah satu warisan budaya dunia
benturan
kepentingan/
tumpang
pedesaan,
dahulu
produksi,
Secara cukup
tidak
yang
pada
pemanfaatan
langsung
signifikan
ini
terhadap
tindih 8
oleh
organisasi
pengetahuan,
dan
pendidikan,
ilmu
kebudayaan
PBB
(UNESCO).
Analisis
komparasi
antara
kelembagaan lokal Subak dan Simantri Gapoktan ini akan membandingkan kinerja
Untuk mengkaji masalah ini, penulis
kedua organisasi pertanian tersebut dari
haruslah terlebih dahulu memahami faktor-
berbagai perspektif, terutama dari faktor-
faktor yang menjadi alasan kuat mengapa
faktor
kelembagaan lokal seperti Subak yang
kelembagaan yang dianggap masih sangat
seharusnya
perlu dilaksanakan oleh kelembagaan lokal
kuat
secara
historis
tidak
pengembangan
mampu dominan dan bersaing dengan
Subak
produk
eksistesinya
pemerintah
seperti
Simantri
ditengah
mulai
dimasyarakat.
kapasitas
pudarnya Data
dari
Gapoktan. Walaupun sama-sama memiliki
komparasi antara kelembagaan lokal Subak
tujuan untuk meningkatkan produktifitas
desa Loka Sari dan Simantri 291, Gapoktan
pertanian dan mewujudkan pembangunan
catur mekar Sari Desa Loka Sari Sidemen
pedesaan secara berkelanjutan. Namun
ini diperoleh melalui observasi langsung
dalam kegiatanya keduanya sangat rawan
peneliti
dengan konflik mengingat kesamaan antara
mendalam dengan informan kunci dalam
fungsi dan peran lembaga Subak dan
penelitian ini yaitu kelihan Subak sebagai
Simantri Gapoktan membuat batas semu
ketua dari Subak Desa Loka Sari, dan ketua
diantara keduanya. Selain itu Simantri yang
Simantri Gapoktan Catur Mekar Sari Desa
merupakan program pemerintah dinilai
Loka Sari.
ditunjang
dengan
wawancara
memiliki kepentingan politis yang tentunya
Adapun faktor-faktor yang dianggap
ini rawan pula memicu konflik jika
perlu dikomparasi antara Subak Desa Loka
keberadaanya mendominasi Subak yang
Sari dan Simantri 291 Gapoktan Catur
cenderung memiliki karakteristik sebagai
Mekar Sari adalah faktor-faktor utama
lembaga sosial masyrakat.
dalam
pengembangan
kapasitas 9
kelembagaan seperti struktur organisasi,
dan perintah berjalan secara top-down. di
kinerja organisasi tersebut, dan termasuk
satu sisi struktur seperti ini memudahkan
pendanaan
seorang kelihan Subak dalam pengambilan
dari
organisasi
tersebut.
Sehingga dengan analisis ini, nantinya
keputusan, namun sangat sentralistik.
akan diperoleh faktor-faktor apa saja yang
Jika dilihat dari struktur, antara
menjadi titik lemah dari kelembagaan lokal
kelembagaan lokal Subak dan Gapoktan
Subak
siantri
Catur Mekar Sari keduanya relatif sama,
Gapoktan di Desa Loka Sari Sidemen, dan
Subak karena berada di lingkungan desa
menjadi
adat terdiri dari kelihan adat sebagai
dibandingkan
dengan
acuan dasar untuk menentukan
top model dari Subak itu sendiri.
penanggung jawab dan diketuai oleh
Komparasi Manajemen dan Struktur
seorang
Organisasi
seorang penyariakan sebagai sekretaris dan
pekaseh,dan
dilanjutkan
oleh
adalah suatu
pekaseh setara dengan bendahara dan
susunan dan hubungan antara tiap bagian
dibawahnya terdiri dari empat kelompok
serta posisi yang ada pada suatu organisasi
Subak abyan yang diketuai oleh juru arah
dalam menjalankan serangkaian aktifitas
adalah krama Subak.
Struktur organisasi
operasionalnya dalam mencapai tujuan
Namun dengan struktur sedemikian
organisasi itu sendiri. Pada dasarnya
rupa, Subak Lebu Desa Loka Sari tidak
kelembagaan
ditunjang dengan misi yang jelas dalam
lokal
Subak
maupun
Simantri Gapoktan di Desa Loka Sari
pelaksanaan fungsinya
masih menerapkan struktur yang sangat
Sehingga kinerja yang dilakukan oleh
tradisional
Subak ini cenderung kurang terarah dan
memiliki
dimana lini
dalam
perintah
strukturnya
yang
di
masyarakat.
sangat
terkonsep. Belum lagi dengan tidak adanya
sederhana, dengan membatasi otoritas pada
awig-awig atau aturan secara tertulis
tiap level manajemen sehingga persetujuan
membuat kinerja Subak kini cenderung 10
kurang efektif. Padahal jika dilihat sebelum
devisi seperti devisi produksi pertanian
masuknya Simantri 291 dan Gapoktan catur
yang membidangi segala macam kegiatan
mekar sari, seluruh kinerja Subak di bidang
pertanian mulai dari pembibitan hingga
pertanian di perdayakan dan diawasi oleh
panen, devisi peternakan yang membidangi
pemerintah, dan rutin diadakan penyuluhan
urusan
pertanian kepada petani yang tergabung
pengolahan
dalam
ternak
Simantri,
limbah
yang
dan
devisi
membidangi
kelembagaan
Subak,
sehingga
urusan pengelolaan limbah ternak untuk
pemerintah
terkait
pertanian
menjadi biogas dan pupuk.
program seperti
pencapaian
dahulunya
semua
swsembada
beras
dilaksanakan
oleh
kegiatan dari Simantri 291 Gapoktan catur mekar sari memiliki arah yang jelas.
kelembagaan lokal Subak.
Selain itu dalam kinerjanya, Simantri
sedangkan pada Simantri Gapoktan
291 Gapoktan catur mekar sari Desa Loka
catur mekar sari karena berposisi dibawah
Sari
pemerintahan
petugas
Sidemen
diawasi
Simantri
Gapoktan
Simantri tingkat kab/kota yang dalam hal
langsung diemban oleh kepala Desa Loka
ini adalah kabupaten karangasem. seluruh
Sari, dan dibawahnya terdiri dari ketua
perkembangan
Simantri
dan
Gapoktan dipantau dan selalu dibina dalam
bendahara secara hirarki, namun yang
pelaksanaanya. Dengan alih fungsi seperti
membedakan dengan Subak adalah dimana
ini tentu saja kelembagaan lokal Subak
anggota dari Simantri Gapoktan lebih jelas
cenderung kehilangan fungsi khusunya di
dalam pembagianya per departemen/devisi.
bidang produksi pertanian dan hanya
Hal
Gapoktan,
ini
sekretaris,
dikarenakan
Simantri
Gapoktan memiliki konsep serta misi yang yang jelas dengan
dari
dan
tim
oleh
penangung
kegiatan
pendamping
langsung
dinas,
jawaban
Desa
Sehingga
kegiatan
teknis
Simantri
berfokus pada sistem irigasi dan kegiatan spiritual pertanian.
menghadirkan devisi11
Komparasi Sistem Administrasi Subak
kelembagaan Lokal Subak dan Simantri
Lebu Loka Sari dan Simantri 291
Gapoktan dimana kedua organisasi ini
Gapoktan Catur Mekar Sari
memiliki peran, fungsi, dan wilayah kerja
Pada
bagian
ini
akan
banyak
yang
sama
namun
posisi
secara
dijelaskan bagaimana perbandingan sistem
administratif berbeda, Subak Lebu desa
administrasi antara kelembagaan lokal
Loka Sari berada di bawah naungan Desa
Subak dan Simantri. Pada umumnya sistem
Pakraman atau Desa Dinas sedangkan
administrasi adalah rangkaian kegiatan
Simantri 291 Gapoktan Catur Mekar Sari
yang meliputi pengaturan terhadap suatu
berada dibawah naungan Desa Dinas. Hal
organisasi yang dalam hal ini adalah Subak
ini merupakan hal yang unik pada sistem
dan Gapoktan dalam seluruh aktivitasnya
pemerintahan di indonesia, dimana adanya
untuk mencapai tujuan dari organisasi itu
dua sistem pemerintahan dengan beberapa
sendiri. Secara garis besar pengkajian
kelembagaan dan organisasi yang berbeda
terhadap sistem administrasi dari Subak
konsep namun memiliki fungsi dan peran
dan Simantri Gapoktan ini terdiri dari
yang sama berada pada satu wilayah kerja
beberapa
yang sama.
garis
besar
pembiayaan/pendanaan
yakni organisasi,
Kondisi ini secara tak langsung
penyerahan bantuan, serta pertanggung
menjadi permasalahan tersendiri bagi tiap
jawaban kinerja organisasi.
Desa di Bali bagaimana untuk menjalankan
Seperti
yang
telah
dijelaskan
dan
memaksimalkan
kelembagaan
tiap satu desa di Bali memiliki dualisme
Karena dengan posisi secara administratif
pemerintahan membuat hubungan seluruh
seperti ini akan menimbulkan benturan dan
lembaga atau organisasi di bawahnya
tumpang tindih diantara kelembagaan di
menjadi
bawah Desa Pakraman/Desa Dinas dan
kompleks.
Termasuk
organisasi
semua
sebelumnya kondisi administratif dimana
sangat
dan
kinerja
tersebut.
12
tetunya
akan
melemahkan
salah
satu
yang selalu bermuara ke kelembagaan lokal
kelembagaaan/organisasi itu sendiri atau
Subak. Bantuan terkait distribusi bantuan
bahkan
bibit dan pupuk sebelum tahun 2010 juga di
semua
kelembagaan/organisasi
.kegiatan tersebut
tidak
berjalan optimal. Dari
sepenuhnya di atur oleh kelembagaan lokal Subak. Dan pemerintah sendiri sebelum
hasil
wawancara
dengan
tahun 2010 rutin mendatangkan instruktur
informan, pada kenyataanya seperti itulah
atau petugas pelatihan dan penyuluhan
yanng terjadi pada kelembagaan lokal
terkait pertanian kepada petani anggota
Subak Lebu di Desa Loka Sari dan Simantri
Subak Lebu Desa Loka Sari Sidemen.
291 Gapoktan Catur Mekar Sari. Kedua kelembagaan/organisasi
ini
Namun berdasarkan informasi dari
mengalami
hasil wawancara pada beberapa petani
“benturan-benturan”, selain saling tumpang
anggota Subak, sebagian besar menyatakan
tindihnya
kegiatan
dan
bahwa seluruh pendanaan dan bantuan yang
Simantri
Gapoktan
kegiatanya
telah dijelaskan sebelumnya tidak dapat
antara terkait
Subak
operasionalnya, yang menjadi permasalahan
berfungsi
mendasar adalah permasalahan pendanaan
berpendapat pendanaan yang di terima oleh
dan
kedua
Subak Lebu Desa Loka Sari Sidemen masih
lembaga/organisasi ini. Berdasarkan hasil
terlalu kecil dibandingkan jumlah anggota
wawancara dengan informan kunci yaitu
dan luas wilayah kerja kelembagaan lokal
kelihan Subak Lebu desa Loka Sari,
Subak sehingga pendanaan dinilai kurang
sebelum tahun 2010 pemerintah provinsi
produktif. Pendistribusian bantuan kepada
Bali rutin memberikan dana hibah untuk
krama Subak juga dianggap tidak merata
pengembangan
karena bantuan yang diterima jauh dibawah
distribusi
bantuan
kepada
pertanian
sebesar
Rp.20.000.000; per tahun untuk Subak
secara
efektif.
Mereka
kebutuhan dari krama Subak itu sendiri
Lebu Desa Loka Sari, ditambah Bansos 13
Karena sifat kelembagaan lokal
hasil juara pada perlombaan Subak se
Subak sebagai lembaga sosial yang bersifat
provinsi Bali tahun 2013, dana sisa proyek
sangat tradisional dengan terbatasnya SDA
PNPM (Program Nasional Pemerdayaan
membuat kelembagaan lokal Subak
tidak
Masyarakat) Mandiri pembenahan sarana
menerapkan transparansi kepada krama
fisik saluran irigasi, dan yang mengejutkan
Subak
adalah
atau
pengelolaan
anggota
Subak
bantuanya.
dalam
sebagian
Dana
bantuan
yang
Pertanggung
diterima Subak Lebu Desa Loka Sari di
jawabanya pun sangat sederhana dan tidak
tahun 2014 ini adalah sebagian besar dari
mendetail. Dan ditambah pasifnya respon
bantuan Dana langsung dari beberapa calon
dari anggota Subak terkait hal ini membuat
anggota legislatif baik dari tingkat nasional,
informasi pendanaan dan pendistribusian
provinsi, maupun kabupaten/kota.
bantuan kepada krama Subak kurang optimal.
Berbeda halnya dengan Simantri 291 Gapoktan Catur Mekar Sari, yang di
Pasca munculnya program Simantri
tahun 2013 saja menerima bantuan Simantri
291 pada Gapoktan Catur Mekar Sari Desa
sebesar Rp.200.000.000 yang dialokasikan
Loka Sari Sidemen, pendistribusian bantuan
untuk kegiatan Simantri 291 Gapoktan
kepada Kelembagaan Subak mengalami
Catur Mekar Sari berupa pembelian ternak
penurunan mengingat sebagian fungsi dan
Simantri, serta pembangunan instalasi bio
kegiatan Lokal Subak telah diambil alih
gas dan bio urine. Dana dari Simantri ini
oleh organisasi Gapoktan yang menjalankan
sendiri
Simantri. Subak Desa Loka Sari tidak lagi
sedangkan
mendapat
berdasarkan
infrastruktur perdesaan untuk menunjang
wawancara dengan kelihan Subak, bantuan
kegiatan Simantri ini dibiayai dari kegiatan
terakhir yang diterima oleh kelembagaan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
lokal Subak desa Loka Sari adalah dana
yang anggaranya kepada Simantri 291
aliran
bansos,
berasal
dari untuk
APBD
provinsi,
pengembangan
14
Gapoktan Catur Mekar Sari pada tahun
Simantri kab/kota. Dan terkadang SKPD ini
2013 mencapai Rp.64.000.000;
juga membantu pemecahan masalah pada
Dalam pengajuanya Simantri 291 Gapoktan
Catur
dengan
berkoordinasi
dengan tim koordinassi provinsi. Hal ini
menyusun proposal pengajuan bantuan dana
dilakukan saat Simantri 291 Gapoktan
Simantri yang dilengkapi dengan rancangan
Catur Mekar Sari mendapatkan permasalah
unit kegiatan, dan rancangan anggaran
terkait pengolahan limbah ternak Simantri.
biaya kepada Dinas Pertanian Tanaman
Ini membuktikan bahwa seluruh lapisan
Pangan
pemerintah mendukung dan memfasilitasi
Bali
Sari
Simantri
harus
Provinsi
Mekar
lokasi
dan
pengajuan
anggaran akan turun setelah mendapat
secara
pengesahan dari Gubernur. Pertanggung
Gapoktan lebih dari pada Subak.
jawabanya sendiri, pengurus Simantri 291 Gapoktan
Catur
melaporkan
Mekar
kagiatanya
Sari
secara
harus berkala
kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan tingkat Kabupaten. Selain itu kegiatan dari Simantri 291 Gapoktan Catur Mekar Sari mendapatkan kunjungan
rutin
dari
Satuan
Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Bali. Menurut narasumber, SKPD ini bertugas memberikan
motivasi
dan
pembinaan
terhadap keberlanjutan kegiatan Simantri setelah
sebelumnya
juga
harus
berkoordinasi dengan PPL, dan tim teknis
penuh
Konsep
kegiatan
Strategis
Simantri
dan
Pengembangan
Kapasitas Kelembagaan Lokal Subak Terhadap Pembangunan Berkelanjutan di Pedesaan Pembangunan berkelanjutan secara umum diartikan sebagai pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang
akan
datang
untuk
memenuhi
kebutuhan mereka (generasi sekarang). Dengan kata lain maksud dari istilah pembangunan berkelanjutan di pedesaan adalah
bagaimana
tercapainya
tingkat
15
pembangunan perekonomian, sosial dengan
kelembagaan lokal Subak pada konsep
mempertimbangan keberlangsungan aspek
pembangunan berkelanjutan (sustainable
lingkungan.
development) di pedesaan. acuan penting
Subak
sendiri
merupakan
dalam melakukan pengembangan kapasitas
kelembagaan lokal yang memiliki tiga
suatu kelambagaan lokal yang berbasis
karakteristik
pada pembangunan berkelanjutan adalah
dalam
pencapaian
pembangunan berkelanjutan, dimana Subak
konsep
merupakan
yang
sustainable development , dimana dalam
meningkatkan
konsep ini menjelaskan bahwa Perlu adanya
kelembagaan
bertujuan
agraris
untuk
Hegley
perekonomian masyarakat pedesaan, juga
perpaduan
termasuk
mengintegrasikan
terkait
pencapaian
kebijakan
lembaga
sosial
dengan
ruang
masyarakat
untuk
capital)
saling
nantinya berimbas pada pembangunan di
memberikan bersama-sama
berinteraksi
bergotong-royong
dalam
memanfaatkan
dan
modal
dalam
biaya
sosial
(social
lingkungan
yang
pedesaan.
potensi dan sumber daya yang tersedia
Modal
sosial
didefinisikan
untuk mencapai kepentingan bersama dan
sebagai
tentukan segala aktifitas kelembagaan lokal
masyarakat
Subak tidak dapat terlepas dari faktor
mengatasi permasalahan bersama dengan
lingkungan sebagai modal utama dari
memaksimalkan potensi bersama untuk
kelembagaan lokal Subak.
mencapai
Dengan kondisi tersebut, maka dalam merencanakan
konsep
menentukan
top
pengembangan
strategis
mobilitas
pada
suatu
peningkatan
koletif wilyah
dari untuk
perekonomian.
Karena modal sosial merupakan energi
untuk
untuk
dalam
mencapai peningkatan perekonomian dalam
kelembagaan
suatu masyarakat dengan menciptakan dan
models
kapasitas
suatu
dapat
lokal Subak hendaknya tetap mengarahkan
meningkatkan
mempertahankan
potensi
hubungan
sosial
dalam
dan 16
pola organisasi sosial. Modal sosial menjadi
sosialidengan
pengikat
kelembagaan lokal Subak sebagai salah satu
individu
dalam
membentuk
aspek
norma, rasa saling percaya dan jaringan
kelembagaan
kerja.
sosial
bentuk mobilias modal sosial dalam seluruh
menciptakan suatu hubungan kerja sama
aktifitasnya tetap harus memperhatikan
yang
dan
dampak lingkungan, misal memaksimalkan
masyarakat
fungsi dan peran Subak dalam mengelola
Sehingga
saling
dengan
modal
menguntungkan,
memungkinkan
kelompok
melakukan aktifitas yang produktif. Untuk
tergolong
sebagai
sistem irigasi agar selalu memperhatikan
pembangunan
dan menjaga kualitas daerah aliran sungai,
berkelanjutan di pedesaan hendaknya segala
dengan demikian selain Subak mampu
kebijakan yang diambil agar senantiasa
mengembangkan
mengintegrasikan
antara
modal
kelembagaan yang mencerminkan modal
sosial
menegaskan
bahwa
pengolahan hasil produksi sudah dapat
merupakan
diambil alih dengan baik oleh Simantri
dengan konsep pembangunan
Gapoktan, maka kelembagaan lokal Subak
kelembagaan lembaga
mencapai
yang
lingkungan,
juga lokal
Subak
berkelanjutan di pedesaan.
kapasitasnya
sebagai
dapat dimanfaatkan sebagai koperasi usaha
Selain itu salah satu bentuk mobilitas
ekonomi pertanian dimana anggotanya
modal sosial yang dapat menjadi konsep
adalah seluruh anggota kelembagaan lokal
strategis bagi pengembangan kapasitas
Subak yang menjalankan aktifitas seperti
kelembagaan lokal Subak adalah dengan
melayani kredit mikro untuk usaha tani,
mengalihkan fungsi dan peran yang dapat
melakukan pembelian dan pengolahan hasil
dilakukan Subak dan tidak dilakukan pada
produksi serta memfasilitasi pemasaran dari
Simantri Gapoktan. Jika dalam pemaparan
hasil petani Subak. Dengan demikian
sebelumnya telah dijelaskan bahwa fungsi
diharapkan
produksi,
anggotanya dan selain itu Subak juga dapat
pengelolaan
limbah,
dan
Subak
memperdayakan
17
berjalan selaras dengan Simantri Gapoktan
Udayana, Prof Dr I Wayan Windia MS,
tanpa adanya benturan yang menyebabkan
konsep strategis yang paling efektif dan
konflik dan melemahkan salah satu dari
paling tepat yang hendaknya dilakukan
kelembagaan atau organisasi tersebut.
dalam pegembangan kapasitas kelembagaan
Selain itu yang erat kaitanya dengan
lokal terkait eksistensinya yang terancam
pembangunan berkelanjutan di pedesan
oleh Simantri Gapoktan adalah dengan
adalah
bagaimana
lokal
menerapkan Simantri dibawah naungan
Subak
dapat
seluruh
kelembagaan lokal Subak. Menurut beliau,
aktifitas dan ruang kerja mereka sebagai
kesalahan besar yang selama ini terjadi
agrowisata seperti halnya Subak di Desa
adalah kahadiran Simantri selama ini tidak
Jati Luwih Tabanan, mengingat dari segi
pernah berkoordinasi dengan kelembagaan
kultur dan bentang alam dari wilayah kerja
lokal Subak. meskipun Subak selama ini
Subak Lebu Desa Loka Sari juga serupa
mendapat
dengan Subak di Jati Luwih. Ditambah
pemerintah,
sudah
sejumlah
memperdayakan anggota Subak karena
akomodasi dan letak Desa Loka Sari yang
bantuan yang diberikan biasanya berupa
menjadi jalur utama daerah pariwisata
hibah
Sidemen sangat memungkinkan
perencanaan yang matang seperti halnya
lumayan
kelembagaan
memanfaatkan
tersedianya
Subak
berbagai namun
langsung
bantuan belum
tanpa
mampu
konsep
Simantri.
menjadi agrowisata dan tentunya hal ini
kelembagaan lokal Subak juga diarahkan
akan berdampak sangat luas tidak hanya
dan
bagi kelembagaan lokal Subak namun juga
manajemen. Selain itu dengan menerapkan
bagi masyarakat Desa Loka Sari Sidemen.
Simantri di bawah naungan kelembagaan
ketua pusat penelitian Subak Universitas
dituntut
konsep
pada
seperti
dan
Lebu Desa Loka Sari untuk dikembangkan
Bedasarkan hasil wawancara dengan
Dengan
dari
ini
penyempurnaan
lokal Subak selain memperdayakan petani Bali
sebagai
anggota
Subak
juga 18
turut
melestarikan
keberadaan
Adapun konsep strategis yang dapat
kelembagaan lokal Subak.
dilakukan untuk pengembangan kapasitas
KESIMPULAN DAN SARAN
kelembagaan
Bedasarkan hasil penelitian yang
dalam
mewujudkan
pembangunan berkelanjutan di pedesaan
telah dijabarkan pada bab sebelumnya
adalah
dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa
kelembagaan lokal Subak sebagai bentuk
kehadiran dari program Simantri 196
modal sosial dengan aspek lingkungan,
Gapoktan Catur Mekar Sari, Desa Loka
seperti
Sari Sidemen secara signifikan telah
pengembangan
mampu melemahkan fungsi dan peran
pemanfaatan secara maksimal peran dan
kelembagaan lokal Subak di Desa Loka
fungsi Subak yang selama ini belum di
Sari, Sidemen. Karena beberapa aktivitas
kembangkan
dari kelembagaan lokal Subak seperti
seperti misalnya menjadikan kelembagaan
kegiatan produksi pertanian, peternakan
lokal Subak sebagai koperasi usaha tani
sapi Bali, pengelolaan limbah pertanian
yang
dan pengolahan hasil panen telah mampu
kebutuhan dan mampu memperdayakan
di ambil alih oleh Simantri Gapoktan.
seluruh petani anggota Subak selain itu
Adapun hal ini terjadi karena adanya
yang
beberapa faktor yang menjadi titik lemah
pengembangan
sehingga Subak tidak memiliki cukup
lokal Subak adalah dengan memanfaatkan
kapasitas dalam bersaing dengan program
seluruh aktifitas kelembagaan lokal Subak
Simantri dan Gapoktan seperti pada bidang
sebagai
manajemen
organisasi
Sitem
lingkungan mampu dimanfaatkan secara
Administrasi
dari
Lokal
maksimal oleh kelembagaan lokal Subak
Subak.
dan
kelembagaan
dalam
dengan
mengintegrasikan
misalnya
melakukan
kapasitas
oleh
nanti
Simantri
mampu
dapat
melalui
Gapoktan
mengakomodasi
dilakukan kapasitas
Agrowisata,
pencapaian
dalam
kelembagaan
sehingga
faktor
pembangunan
di 19
keseriusan dari semua stakeholder terkait
Hikmat, Harry. 2004. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Humaniora Utama Press: Bandung
pengembangan
Israel,
pedesaan, namun konsep ini diperlukan
kapasitas
lokal Subak dan
kelembagaan
konsep strategis yang
paling memugkinkan dan paling cepat berpengaruh
pada
kelembagaan
lokal
Subak jika diimplementasikan adalah jika progran Simantri berada di bawah naungan dari kelembagaan lokal Subak, sehingga dengan
demikian
memperdayakan pemerintah
juga
selain
mampu
petani
pedesaan,
mampu
melestarikan
keberadaan kelembagaan lokal Subak. DAFTAR PUSTAKA __________.2013. Laporan Pertanggung Jawaban Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri 291) Gapoktan Catur Mekar Sari Desa Loka Sari Sidemen Karangasem. Bryant, C dan L.G, White. 1989. Manajemen Pembangunan untuk Negara Berkembang (terjemahan). Jakarta: LP3ES Data Dasar Gapoktan. Diunduh pada tanggal 8 mei 2014 melaui: http// database.deptan.go.id Eka Septyarini, Daning & fendy Sutrisna. Sistem irigasi subak di Bali. Di unduh melalui http: blog.ub.ac.id/daningfpub Hardjanto, imam. 2006, Pembangunan kapasitas lokal (local capacity building). Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya.
Arturo, 1990, pengembangan kelembagaan Pengalaman Proyekproyek Bank Dunia. Jakarta: LP3ES. Purnawan, Iwan. 2010, Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Administratif dan Pemerintahan Desa Pakraman di Bali.Bandung: Program Sarjana Unpad. Program Simantri Bali Mandara Provinsi Bali, dunduh pada tanggal 24 April 2014 melalui: http// distanprovinsibali.com Program Simantri, dunduh pada tanggal 24 April 2014 melalui: http// birohumas.baloprov.go.id Sugiyono. 2008, Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Bandung: PT Alfabeta. Syahyuti. 2003, Alternatif konsep kelembagaan untuk penajaman operasionalisasi dalam penelitian sosiologi. Forum penelitian Agroekonomi Vol. 21 Nomor 2 Desember 2003
20