PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BERBICARA KELAS XI DI SMA
Asiyah Lu’lu’ul Husna Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Dalam kurikulum KTSP bahasa Indonesia untuk SMA/MA, pembelajaran berbicara memiliki porsi yang cukup banyak untuk menunjang kecakapan siswa. Ada 16 kompetensi dasar yang terangkum dalam silabus pembelajaran. Kompetensi dasar ini terbagi dalam kelas X, XI, dan XII. Kompetensi dasar yang tersusun memiliki kesinambungan materi dalam tiap jenjang kelas, sehingga memudahkan guru untuk menyampaikan bahan ajar. Karena tidak bertolak dengan materi yang disampaikan sebelumnya. Pengembangan bahan ajar berbicara yang disusun peneliti tentunya didasari oleh beberapa pendekatan. Pendekatan tersebut disesuaikan dengan konteks pembelajaran di dalam kelas yang dihadapi oleh guru. Pendekatan pembelajaran ini mencakup pendekatan kontekstual, kooperatif, dan berbasis masalah. Dari pendekatan tersebut lahirlah beberapa model/strategi pembelajaran yang sesuai dengan konteks kompetensi yang dicapai. Pengembangan bahan ajar pembelajaran berbicara ini terdiri dari tiga aspek penilaian yaitu: isi, bahasa, dan penyajian. Bahan ajar ini menggunakan jenis penelitian pengembangan yang terdiri dari (a) melakukan analisis produk yang akan dikembangkan, (b) mengembangkan produk awal, (c) validasi ahli dan revisi, (d) Uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk. Susunan bahan ajar yang dihasilkan terdiri dari (a) pembangun konsep, (b) sistematika penyampaian, dan (c) praktik uji coba. Subjek uji coba penelitian ini adalah siswa kelas XI MAN Tambakberas Jombang. Hasil uji pakar dan uji lapangan menunjukkan bahan ajar ini layak dimplementasikan. Kata kunci: pengembangan, bahan ajar, berbicara Persiapan pembelajaran hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang dilakukan. Dengan demikian, persiapan mengajar merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam mengembangkan persiapan mengajar, terlebih dahulu harus menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat dalam kesiapan mengajar. Kemampuan membuat Persiapan mengajar
merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran (Ahmadi, 2011: 163). Kebutuhan akan pendidikan yang berkualitas menuntut peran guru untuk mengembangkan aspek profesionalnya. Salah satu ciri guru profesional adalah kemampuan guru dalam memilih dan mempersiapkan bahan ajar atau materi pelajaran dengan baik. Kecakapan guru dalam memilih dan mempersiapkan
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 521
bahan ajar tergantung pada pengetahuan guru itu sendiri. Guru harus mengetahui jenis-jenis bahan ajar yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran dan prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar tersebut. Sehingga pembelajaran akan lebih bervariasi, menarik dan tidak membosankan. Dengan pengetahuan guru mengenai jenis-jenis bahan ajar tersebut guru dapat melakukan proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga hasilnya adalah siswa dapat mencapai kompetensi yang dibutuhkan. Kompetensi pelajaran bahasa Indonesia yang harus dicapai siswa sangat beragam. Hal ini berkaitan dengan keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Belajar bahasa Indonesia memerlukan konsep yang tepat dan siasat yang jitu untuk meraih standar belajar yang ditentukan. Konsep yang tepat dan siasat yang jitu terdapat dalam bahan ajar yang bermutu. Dalam kurikulum KTSP bahasa Indonesia untuk SMA/MA, pembelajaran berbicara memiliki porsi yang cukup banyak untuk menunjang kecakapan siswa. Ada 16 kompetensi dasar yang terangkum dalam silabus pembelajaran. Kompetensi dasar ini terbagi dalam kelas X, XI, dan XII. Kompetensi dasar yang tersusun memiliki kesinambungan materi dalam tiap jenjang kelas, sehingga memudahkan guru untuk menyampaikan bahan ajar. Karena tidak bertolak dengan materi yang disampaikan sebelumnya. Beberapa kompetensi dasar berbicara yang harus dikuasai siswa tingkat SMA/MA adalah berdiskusi, pidato, wawancara, bermain drama, berpuisi, dan lain sebagainya. Untuk itu, performa guru dituntut sempurna dalam menyampaikan materi dan
mengantarkan siswa untuk mengusai kompetensi yang diajarkan.Setiap kompetensi dasar memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda.Oleh karena itu, guru harus selalu siap dalam mengolah pembelajaran di dalam kelas.Salah satunya adalah dengan terpenuhinya bahan ajar yang sistematis, efisien dan efektif. Bahan ajar yang ideal terdiri dari materi yang aktual, strategi yang menarik, dan pengukuran yang akurat.Untuk itu, peneliti mencoba mengembangkan bahan ajar pembelajaran berbicara tingkat SMA yang mencakup semua kompetensi dasar, khususnya keterampilan berbicara. Pengembangan bahan ajar ini diharapkan menjadi solusi dan “penyegaran” dalam proses pembelajaran di kelas. Sehingga dapat menjadi acuan referensi guru dan petunjuk instruksional siswa. Hasil observasi berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara pada siswa, menunjukkan kebosanan siswa terhadap penyampaian materi yang disampaikan guru. Mereka berpendapat bahwa guru hanya menyampaikan konsep materi tanpa praktik/pemodelan. Lalu, siswa diinstruksikan untuk praktik berbicara. Hal ini tentunya menjadi sebuah permasalahan dalam pembelajaran yang bila diabaikan akan merugikan siswa. Pengembangan bahan ajar berbicara yang disusun peneliti tentunya didasari oleh beberapa pendekatan. Pendekatan tersebut disesuaikan dengan konteks pembelajaran di dalam kelas yang dihadapi oleh guru. Pendekatan pembelajaran ini mencakup pendekatan kontekstual, kooperatif, dan berbasis masalah. Dari pendekatan tersebut lahirlah beberapa model/strategi pembelajaran yang sesuai dengan konteks kompetensi yang dicapai. Produk bahan ajar dalam penelitian ini berupa buku teks pembelajaran. bahan ajar tersebut berisi tentang
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 522
konsep, strategi, dan petunjuk praktik pembelajaran berbicara. Bahan ajar ini dapat digunakan untuk siswa kelas XI SMA. Guru akan terbantu dengan bahan ajar ini, karena dapat dijadikan referensi bacaan untuk mengolah pelaksanaan pembelajaran. Spesifikasi produk Spesifikasi produk dalam penelitian pengembangan ini adalah buku ajar pembelajaran berbicara yang berisi kompetensi dasar berbicara siswa kelas XI. Bahan ajar ini dilengkapi dengan materi, model pembelajaran, panduan praktik berbicara dan latihan soal. Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah (a) buku ajar sebagai bahan ajar pembelajaran berbicara kelas XI SMA (b) Susunan penyajian buku ajar tersebut terdiri dari 5 komponen utama, yaitu: pendahuluan yang berisi pengenalan materi, latihan yang berisi langkahlangkah praktik berbicara, rangkuman berisi bentuk singkat materi, refleksi, dan evaluasi berisi tes uji praktik berbicara individu (c) buku ajar tersebut berbentuk media cetak dalam ukuran kertas A4, berukuran 17 x 25 cm danmenggunakan tipe huruf garramond, ukuran 12 spasi 1,5 dan (d) bahan ajar tersebut diharapkan dapat memenuhi 3 aspek penilaian kualitas yaitu aspek isi materi, aspek penyajian dan bahasa bahan ajar, serta keefektifan bahan ajar pembelajaran berbicara. METODE PENELITIAN Penelitian ini berjenis penelitian pengembangan research and development (RnD) yang bersifat kualitatif deskriptif. Prosedur penelitian ini menurut Borg & Gall (1983) menggariskan langkah-langkah umum dalam penelitian dan pengembangan adalah (a) Analisis kebutuhan (needs assessment) suatu proses yang yang sistematis untuk menentukan tujuan, mengidentifikasi ketidaksesuaian antara kenyataan dan kondisi yang diinginkan.
Meliputi kajian pustaka, pengamatan atau observasi kelas dan persiapan laporan awal. Penelitian awal atau analisis kebutuhan sangat penting dilakukan guna memperoleh informasi awal untuk melakukan pengembangan. Ini bisa dilakukan misalnya melalui pengamatan kelas untuk melihat kondisi riil lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan obesrvasi ke beberapa guru dan siswa kelas XI MAN Tambakberas Jombang. Bahwasanya pembelajaran berbicara yang dilakukan selama ini hanya untuk melaksanakan kompetensi dasar saja, tanpa mempertimbangkan aspek vokasi siswa, yaitu aspek jangka panjang untuk membekali siswa dalam dunia skill dan ekonomi. Bahan ajar keterampilan berbicara pun tidak ditemukan dalam pelaksanan pembelajaran siswa selama ini. Dari pengamatan tersebut, peneliti ingin mencoba memberikan suplemen pengetahuan berupa pengembangan bahan ajar berbicara untuk siswa kelas XI tingkat SMA (b) perencanaan, yang mencakup merumuskan kemampuan, merumuskan tujuan khusus untuk menentukan urutan bahan, dan uji coba skala kecil (uji ahli atau ujicoba pada skala kecil, atau expert judgement).dalam penelitian ini dilakukan perencanaan penyusunan bahan ajar yang meliputi: pengklasifikisian kompetensi dasar, pengumpulan literatur sebagai materi bahan ajar, dan pembagian skema bahan ajar yang disusun (c) pengembangan format produk awal, pengembangan format produk awal yang mencakup penyiapan bahan-bahan pembelajaran, handbook dan alat-alat evaluasi. Format pengembangan program yang dimaksud apakah berupa bahan cetak, urutan proses, atau prosedur yang dilengkapi dengan video. Dalam penelitian ini produk yang digunakan adalah bahan ajar berbentuk buku teks, yang bisa dipelajari guru dan siswa selama pelaksanaan pembelajaran. Adapun
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 523
media pendukung berupa rekaman, video, dll akan digunakan ketika pembelajaran berlangsung, (d) validasi produk awal, uji ahli atau validasi, dilakukan dengan responden para ahli perancangan model atau produk. Kegiatan ini dilakukan untuk mereview produk awal, memberikan masukan untuk perbaikan. Proses validasi ini disebut dengan Expert Judgement atau Teknik Delphi. Uji ahli atau validasi dilakukan dengan dosen pembimbing lalu dilanjutkan pada uji ahli, yaitu dosen yang memiliki kompetensi pada bidangnya. Materi bahan ajar yang diujikan dalam bahan ajar ini meliputi isi, bahasa, sajian, dan uji lapangan, (e) revisi produk tahap awal, dilakukan berdasarkan hasil validasi awal. Hasil uji coba lapangan tersebut diperoleh informasi kualitatif tentang program atau produk yang dikembangkan. Dalam penelitian ini, revisi bahan ajar dilakukan berulang-ulang hingga bahan ajar layak untuk digunakan guru dan siswa, (f) uji coba produk di lakukan terhadap siswa kelas XI MAN Tambakberas Jombang dengan melibatkan 39 subjek Hasil belajar dikumpulkan dan dianalisis sesuai dengan tujuan khusus yang ingin dicapai (g) revisi produk akhir, melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan, (h) desiminasi dan implementasi melaporkan dan menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama dengan penerbit untuk sosialisasi produk agar komersial, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas. Uji coba dilakukan 3 kali: (1) Uji ahli, (2) Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk dan (3) Uji lapangan (field Testing). Dengan uji coba kualitas model atau produk yang dikembangkan betul-betul teruji secara empiris.
Dalam penelitian pengembangan ini subjek uji coba yang dipilih adalah siswa MAN Tambakberas Jombang. Produk bahan ajar akan digandakan sesuai jumlah siswa, lalu guru memratikkan beberapa materi yang tertera dalam bahan pembelajaran berbicara. Dalam penelitian teknik analisis data yang digunakan penelitian ini mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik dengan tabel, bagan, atau grafik. 1) Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan 1) Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif. 2) Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, dengan tanpa interpretasi pengembang, sehingga sebagai dasar dalam melakukan revisi produk. 3) Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan produk yang akan dikembangkan. 4) Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa dan disesuaikan dengan konsumen, atau calon pemakai produk. Layak atau tidaknya suatu bahan ajar dapat dilihat dari data angket-angket yang digunakan dalam bentuk skala Likert. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan isi bahan ajar terdiri dar lima pokok bahasan tema. Berikut deskripsi isi materi bahan ajar yang tercantum dalam kompetensi dasar dalam bentuk pokok bahasan. Pokok bahasan 1 tentang menjelaskan isi artikel yang mencakup hal-hal sebagai berikut.
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 524
Tahap pembangunan konteks berisi materi tentang tahapan-tahapan menjelaskan isi artikel. Tahap pemodelan teks berisi sistematika menjelaskan is artikel. Latihan pemahaman baik mandiri maupun kelompok yang berisi sajian teks artikel sebagai bahan latihan menjelaskan isi artikel. Selain itu, siswa juga mencari artikel secara mandiri untuk disampaikan secara lisan dalam kelompok belajar. Pokok bahasan 2 tentang membacakan berita dengan intonasi, lafal, dan sikap membaca yang baik. 1) Tahap pembangunan konteks berisi materi tentang tahapantahapan membacakan berita secara lisan. 2) Tahap pemodelan berisi contoh tayangan video presenter berita dan sistematika membacakan berita. Siswa dapat mengetahui urutan membacakan berita yang terdiri dari pembuka, isi, dan penutup. Mereka pun juga dapat mengetahui bagaimana sikap yang harus ditampilkan ketika membaca berita. 3) Latihan pemahaman baik mandiri maupun kelompok yang berisi kerja mandiri yang mengacu pada indikator. Adapun soal tes membacakan berita adalah tiga teks sajian yang harus dipilih siswa dan dipraktikkan. Pokok bahasan 3 tentang menyampaikan dialog tokoh sesuai watak tokoh, berikut isi bahan ajarnya. 1) Tahap pembangunan konteks berisi materi tentang tahapantahapan yang harus dipelajari untuk dapat menyampaikan dialog drama sesuai watak tokoh. 2) Tahap pemodelan berisi latihan berdialog drama dengan memperhatikan olah wajah, olah gerak, olah vokal. Hal ini tersaji
dalam sebuah permainan “jadi cermin dan “tebak gaya”. 3) Latihan praktik menyampaikan dialog drama yang mengacu pada indikator dalam bentuk kelompok belajar dengan menggunakan instrumen penilaian antarteman (peer asesmen). Adapun instrumen praktik menyampaikan dialog drama meliputi faktor kebahasaan dan nonkebahasaan yang mengacu pada teori buku Arsjad Maidar dan Abdul Rani. Pokok bahasan 4 tentang mempresentasikan hasil penelitian yang mencakup hal-hal sebagai berikut. 1) Tahap pembangunan konteks berisi materi tentang cara mempresentasikan penelitian yang berisi tahapan menemukan pokok-pokok isii penelitian, menyajikan pokok- pokok isi penelitian dan mempresentasikannya. 2) Tahap pemodelan presentasi penelitian dijabarkan melalui sistematika mempresentasikan hasil penelitian yang meliputi pembuka, isi, dan pengembangan. 3) Latihan praktik mempresentasikan hasil penelitian secara kelompok dan individu. Siswa mencari sebuah hasil penelitian, dibaca dan dipahami, lalu disajikan dalam presentation power point. Pokok bahasan 5 tentang mengomentari pendapat dalam diskusi atau seminar yang mencakup hal-hal sebagai berikut. 5) Tahap pembangunan konteks berisi materi tentang tahapantahapan untuk dapat mengomentari atau berpendapat dalam sebuah diskusi atau seminar. Tahapan-tahapan tersebut meliputi cara bertanya dan cara menjawab sebuah pertanyaan atau pendapat.
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 525
1) Tahap pemodelan dijabarakan melalui sistematika cara berpendapat atau bertanya yang terdiri dari pembuka, isi, dan pengembangan. 2) Latihan praktik mengomentari pendapat dalam diskusi dipaparkan melalui kelompok diskusi. Kelompok tersebut dibagi menjadi kelompok lawan dan kawan. Model diskusi yang yang dilakukan dalam bahan ajar ini adalah strategi problem posing. Pada akhir kegiatan belajar terdapat rangkuman, refleksi dam tes kompetensi. Tes kompetensi berupa soal objektif yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Soal-soal tersebut mengacu pada indikator dalam setiap kompetensi dasar yang disajikan dalam bahan ajar. Hasil Pengembangan dari Segi Isi Validasi produk dilakukan kepada tiga pakar/ahli. Ahli pertama adalah ahli materi bahan ajar pembelajaran berbicara untuk siswa SMA kelas XI yaitu Dr. Hasan Busri, M. Pd. Ahli kedua adalah ahli dalam sajian dan bahasa bahan ajar pembelajaran berbicarayaitu Dr. Sri Wahyuni, M.Pd. Selanjutnya uji lapangan dilakukan kepada 39 siswa kelas XI MAN Tambakberas Jombang. KAJIAN DAN SARAN Kajian Produk yang Telah Direvisi Pengembangan bahan ajar ini terdiri dari lima KD. Dari lima KD dipetakan menjadi lima tema pelajaran. Masingmasing pelajaran terdiri dari dua hingga tiga indikator. Masing-masing tema pelajaran terdiri dari materi tiap-tiap KD, rangkuman, refleksi, dan evaluasi. Setiap KD dijabarkan dalam bentuk kegiatan belajar yang terdiri dari pembangunan konteks (materi), tahap pemodelan teks (contoh), dan tahap latihan pemahaman baik mandiri maupun kelompok.
Isi Bahan Ajar Produk pengembangan isi pada bahan ajar meliputi beberapa kompetensi dasar yang dijabarkan dalam indikator-indikator. Pengembangan isi dalam bahan ajar ini didasarkan pada aspek-aspek, yaitu (1) kesesuaian bahan ajar pembelajaran dengan materi, (2) kemudahan isi bahan ajar, (3) kesesuaian isi bahan ajar membacakan dialog drama, (4) keaktualan isi bahan ajar membacakan berita dilihat dari kebutuhan siswa, dan (5) kejelasan petunjuk yang menyertai bahan ajar, dan (6) kemanfaatan bahan ajar. Bahasa Bahan Ajar Pembelajaran Kelayakan bahasa dalam bahan ajar pembelajaran ini terdiri dari kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan intelektual siswa, kesesuaian bahasa dengan tingkat emosional siswa, ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, kesesuaian pilihan kata dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, penyusunan paragraf, kekomunikatifan bahasa, grafika yang ditampilkan dalam bahan ajar pembelajaran, dan kemudahan cara penyampaian pesan. Bahasa yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan dan tingkat perkembangan kognitif siswa SMA. Penyajian Bahan Ajar Pembelajaran Produk pengembangan penyajian pada bahan ajar meliputi variasi tuntutan pembelajaran berbicara untuk siswa,, ketersediaan pembangkit motivasi, bagian pendahulu yang memuat materi prasyarat, konteks yang dekat dengan siswa, contoh-contoh konkret dan aktual, dan konsistensi pola urutan dan komponen sajian. Keefektifan Penggunaan Bahan ajar Pemanfaatan bahan ajar pembelajaran berbicara dinilai efektif. Hal tersebut tampak pada hasil pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar tersebut. Nilai yang
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 526
didapatkan siswa melebihi SKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Seluruh siswa dinilai terampil berbicara dengan efektif. (a) Saran Saran yang diberikan adalah (a) bahan ajar pembelajaran berbicara dapat diaplikasikan ke dalam semua kondisi kelas agar pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan menarik, (b) bahan ajar pembelajaran berbicara ini dapat dimanfaatkan oleh semua guru agar membantu dalam pelaksanaan pembelajaran, dan (c) ahan ajar pembelajaran berbicara dapat dikembangkan lebih lanjut karena metode ini dapat mengaktifkan kelas dan membuat pembelajaran menjadi semakin menarik dan bermakna. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Khoiru Iif. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: Prestasi Pustaka. Arsjad, G. Maidar dan Mukti U.S. 2005. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Belawati, dkk.2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Borg, W.R. and Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction. London: Longman. Dawud, dkk. 2004. Bahasa Indonesia Kelas X, XI, XII. Jakarta: Erlangga. Depdiknas. 2002 dan 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Diknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Hendrikus, Dori Wuwur. 2009. Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta: Kanisius.
Kamarudin.1999. Bahan Ajar dalam Pembelajaran. Bandung: Grafindo. Kasimbar, Adi. Bahan Ajar dan Pengembangan Bahan Ajar. http: adikasimbar. wordpress. com. diakses tanggal 14 Maret 2014. Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Sudjana, Nana. 2009. Persiapan Mengajar. Yogyakarta: Grasindo. Suhartono dan Mbolu. 2004. Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: Kanisius. http://pakguruku.blogspot.com/2010/01/ metode-penelitian-pengembangan.html. Diposkan oleh Shilvia Citra Rusti di 08.07
NOSI Volume 2, Nomor 6, Agustus 2014___________________________________Halaman | 527