Artikel
PENGASIH, BANGUN KESEJAHTERAAN LEWAT POSDAYA Sri Harmintarti & Mardiya
Sebuah prestasi luar biasa baru saja dicapai oleh Kecamatan Pengasih, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam bidang pengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Prestasi yang dimaksud adalah penghargaan bergengsi dari Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) kerjasama dengan Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) dalam rangka Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional kepada Camat Pengasih Dra. Sri Harmintarti, MM yang telah berhasil menjadi penggerak Kesetiakawanan Sosial sekaligus mutiara bangsa dalam pemberdayaan keluarga dan masyarakat menuju cita-cita besar mewujudkan keluarga dan masyarakat Pengasih yang mandiri dan sejahtera. Piagam penghargaan itu sendiri diberikan langsung oleh Prof. Dr. Haryono Suyono selaku Pimpinan Yayasan Damandiri di Studio TVRI Nasional Jakarta, Jumat malam (24/12) lalu. Keberhasilan ini menjadi keberhasilan seluruh warga masyarakat dan komponen yang ada di dalamnya, beserta institusi pemerintahan termasuk lintas sektor di wilayah Kecamatan Pengasih. Dengan demikian, penerimaan piagam penghargaan tersebut akan menjadi pemicu dan pemacu bagi semua pihak yang terlibat dalam pengembangan Posdaya untuk lebih giat lagi berjuang untuk mewujudkan kemandirian masyarakat dan kesejahteraan keluarga dalam arti yang sebenar-benarnya. Patut dicatat, sejak awal pendiriannya yang diinisiasi Yayasan Damandiri bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo dan UST Taman Siswa pada tahun 2008 lalu, Posdaya di Kecamatan Pengasih dibentuk dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara terpadu, Tidak hanya kesejahteraan di sisi perekonomian, tetapi juga di sisi kesehatan, pendidikan dan pelestarian lingkungan. Bahkan dalam lingkup keluarga, upaya peningkatan
1
kesejahteraan melalui Posdaya telah menyentuh pada seluruh aspek kehidupan berkeluarga yang diaktualisasikan dalam delapan fungsi keluarga. Mulai dari fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi melindungi, dan fungsi reproduksi, hingga fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan. Hal ini tercermin dari ragam dan bentuk kegiatan yang dikembangkan secara sinergis dalam Posdaya, seperti Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA), Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), Bina Lingkungan Keluarga (BLK), PKK, Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), Kelompok Pengajian/Keagamaan, Kelompok Seni/Budaya, Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja, Karang Taruna, Kelompok Tani baik kelompok tani ternak, ikan maupun pertanian, Kelompok Simpan Pinjam (Pra Koperasi), dan bahkan yang terkini bersinergi dengan “Karya Bakti” TNI AD Koramil Pengasih dalam Pusbangdiklat Posdaya melalui Pelatihan Budidaya Ikan (Lele), juga dengan PERWOSI Ranting Kecamatan Pengasih dalam Pelatihan Senam Bugar Lansia. Saat ini di wilayah Kecamatan Pengasih yang berpenduduk 45.514 jiwa dan tercluster dalam 13.467 KK telah tumbuh dan berkembang 100 Posdaya. dengan rincian: Desa Tawangsari 13 , Karangsari 14, Margosari 11, Kedungsari 9 Pengasih 15, Sendangsari 13, Sidomulyo 14. Posdaya yang berbasis PWRI 8, berbasis Agama 2, dan Pemuda 1, Total anggota Posdaya di Kecamatan Pengasih sekarang ini mencapai tidak kurang dari 1.902 anggota dan mereka inilah yang menjadi penggerak untuk mengembangkan Posdaya di lingkunganya masing masing. Posdaya ini kegiatannya tidak hanya sebatas pada pertemuan rutin dan kegiatan simpan pinjam (pra koperasi), tetapi telah mengarah ke pembinaan di lima bidang (kewirausahaan, kesehatan-KB, pendidikan, lingkungan hidup dan mental spiritual) serta berbagai kegiatan pelatihan ketrampilan dari mahasiswa KKN Tematik Posdaya antara lain yang pernah dilakukan oleh
LPM Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) seperti: pembuatan susu jagung,
criping gedebog pisang, sirup dari kulit pisang dan pembuatan asesoris hantaran kue. 2
Di tahun 2009, seiring dengan semakin intensifnya pendampingan dari Petugas Puskesmas, Pertanian, PAUD dan Dikdas, KB, KUA, PUSKESWAN dll yang tergabung dalam Tim Pembina
Posdaya Kecamatan Pengasih,
maupun koordinasi dengan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) terkait di tingkat Kabupaten,
selain kualitas kelompok terus
meningkat, juga telah terbentuk Forum Posdaya Kecamatan bahkan dalam perkembangannya Posdaya-posdaya yang ada di wilayah Desa merasa perlu untuk membentuk Forum Posdaya Desa, sehingga beberapa desa membuat Forum Posdaya Desa yang diharapkan mampu menjadi motor penggerak bagi 100 Posdaya yang dipastikan ragam kegiatannya akan terus berkembang di masa mendatang. Belakangan, dengan dijiwai semangat “dari, oleh, untuk” masyarakat, Forum Posdaya
telah
mampu
memunculkan
gagasan
cemerlang
yang
kemudian
diaktualisasikan dalam bentuk Koperasi (KSU) Posdaya Kecamatan Pengasih. Forum ini juga berkomitmen untuk selalu menyanyikan lagu ”Indonesia Raya” pada saat mengawali pertemuan, lagu GEMARI (Gerakan Masyarakat Mandiri) dan lagu ”Bagimu Negeri” sebelum pertemuan berakhir.
Lebih dari itu, melakukan gerakan penggunaan bahan pangan lokal sebagai
penjabaran dari Instruksi Bupati Kulonprogo No 1 Tahun 2009. Kemudian juga melakukan kegiatan studi banding pengelolaan sampah di Serut Palbapang Bantul dan di Sukunan Gamping Sleman yang difasilitasi oleh Kantor Lingkungan Hidup (KLH). Kegiatan lainnya berupa penanaman sayuran dan buah-buahan untuk menunjang pemanfaatan pekarangan sebagai taman gizi yang difasilitasi Dinas Pertanian dan Kehutanan, dan penyuluhan tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) oleh TP PKK, Dharmawanita, Puskesmas, RSUD Wates dan Kecamatan. Sedangkan di tahun 2010 ini telah dikembangkan Perpustakaan Keliling dengan fasilitas ”Motor Pintar” dari Kantor Perpustakaan dan ”Gerakan Menabung” kerjasama dengan PNPM Mandiri Pedesaan ke seluruh anggota Posdaya dan warga Kecamatan Pengasih. Bahkan yang lebih menggembirakan, belum lama ini telah berdiri Pusat Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan (Pusbangdiklat) Posdaya yang dibentuk atas dasar kebutuhan akan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia pelaku Posdaya, baik secara personal maupun 3
komunal dalam melakukan sebuah gerakan sosial melalui pemberdayaan keluarga. Ke 100 Posdaya yang ada di Kecamatan Pengasih ini nantinya akan menjadi pusat belajar learning to think, learning to do, learning to be, dan learning to live together, yang diharapkan semakin melaju setelah dicanangkan oleh Prof. Dr. H. Haryono Suyono bersama Bupati Kulonprogo H. Toyo Santoso Dipo saat kunjungan di Posdaya “Paripurna Sae”
Dusun Paingan, Desa
Sendangsari. Pusbangdiklat Posdaya yang ada di Pengasih ini adalah yang pertama di Indonesia, dan telah melakukan berbagai kegiatan di antaranya Pelatihan Koperasi Tanggung Renteng, Pelatihan Manajemen Teknis Simpan Pinjam kerjasama dengan Bank Bukopin dan Pelatihan Budidaya Lele yang didukung Karya Bakti TNI AD Koramil Pengasih. Keberadaan Posdaya di Kecamatan Pengasih ke depan akan semakin difungsikan tidak hanya sebagai media untuk mengangkat kesejahteraan keluarga dan masyarakat, tetapi juga sebagai media untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersamaan untuk mengatasi berbagai persoalan hidup dalam rangka membangun kemandirian. Sehingga tradisi gotong royong yang belakangan sempat memudar akan digiatkan kembali di tengah-tengah masyarakat. Sikap toleransi dan ”tepo sliro” serta tanggap terhadap penderitaan orang lain juga akan ditingkatkan. Juga sikap menghargai perbedaan pendapat, menghormati karya jasa orang lain, dan sikap untuk selalu hormat pada orang yang lebih tua. Tidak kalah pentingnya, Posdaya ke depan juga akan difungsikan untuk membuka akses informasi yang seluas-luasnya kepada seluruh warga masyarakat termasuk para remaja dan ibu rumah tangga tentang berbagai hal yang selama ini belum diketahui. Sekedar contoh, para remaja yang selama ini pengetahuannya hanya terfokus pada kegiatan belajar mengajar di sekolah dan bermain, mulai dikenalkan oleh Posdaya tentang bagaimana berusaha untuk memperoleh penghasilan dengan beternak, berjualan atau menciptakan produk tertentu yang layak jual. Juga para ibu rumah tangga yang selama ini hanya berkutat di dapur, sumur dan kasur, mulai dikenalkan dengan berbagai aktivitas di luar rumah yang memberi peluang pada kaum perempuan untuk lebih berperan di masyarakat, mengembangkan kegiatan sambilan yang menghasilkan dan sebagainya. Untuk itulah Posdaya 4
di Pengasih akan semakin giat merubah sikap dan mental masyarakat yang selama ini kurang mendukung
atau tidak mendukung terhadap berbagai program pembangunan yang
dikembangkan pemerintah, menjadi sangat mendukung dan secara optimal mau mengabdikan tenaga,
pikiran, dan sebagian dananya untuk menyukseskan program pembangunan di
wilayahnya masing-masing. Meskipun secara statistik hasil pengembangan Posdaya di Kecamatan Pengasih dari sisi kesejahteraan dan kemandirian keluarga belum dapat ditampilkan, namun realita di masyarakat sudah jelas sekali terlihat bahwa Posdaya memberi pengaruh yang positif terhadap kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Dalam lingkup keluarga, ayah sebagai kepala keluarga tidak lagi egois dengan kebutuhan dan kesenangannya sendiri, tetapi mulai memperhatikan kesejahteraan keluarganya. Sementara ibu semakin tekun merawat anak dan memperhatikan kecukupan gizinya. Sedangkan anak-anak juga semakin patuh terhadap orangtua, tidak nakal dan tidak berperilaku negatif. Sementara di lingkup masyarakat yang lebih luas, kehidupan dan tradisi ketimuran kembali bergairah setelah sempat memudar karena derasnya dampak negatif dari globalisasi. Seni dan budaya tradisional juga makin terpelihara, termasuk berbagai aktivitas memelihara keseimbangan hubungan antara sesama manusia, manusia dengan lingkungannya dan manusia dengan Sang Pencipta. Dr. Robert (Bob) Gallespie, seorang wakil dari Amerika yang mengikuti kunjungan anggota Partners Population and Development (PPD) ke Posdaya Dahlia IX Dusun Gletak, Desa Kedungsari, Kecamatan Pengasih, Kamis, 28 Oktober 2010 lalu mengukuhkan bahwa apa yang dicapai oleh Posdaya Pengasih dalam membangun kehidupan dan kesejahteraan masyarakat tidak perlu diragukan lagi. Beliau yang sejak lama mejadi pengagum keberhasilan Program KB di Indonesia merasa bahwa pendekatan Posdaya yang disaksikannya di Pengasih sungguh sangat menakjubkan dan pantas diangkat ke forum internasional. Bahkan Bob, demikian nama akrabnya, bermaksud menulis lebih banyak keberhasilan pengembangan Posdaya di Pengasih dengan ragam kegiatannya, agar bisa dicontoh oleh teman-teman lain dari 5
program serupa di berbagai negara. Bob juga merasa bahwa pendekatan pemberdayaan di pedesaan dalam rangka pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)
belum pernah
dilaksanakan di negara manapun. Umumnya negara-negara berkembang melakukan upaya penurunan kemiskinan, peningkatan pendidikan, kesehatan, kewirausahaan serta pemeliharaan lingkungan hidup dengan pendekatan tidak langsung secara makro tanpa mempedulikan keikutsertaan rakyat banyak di pedesaan. Pendekatan Posdaya di Pengasih, menurut Gallespie, sungguh menjadikan rakyat yang menjadi sasaran pembangunan ikut serta secara aktif dan langsung bisa merasakan manfaatnya biarpun program yang dilaksanakan belum selesai atau dalam posisi pengembangan awal. Atas dasar itu, sudah selayaknya
upaya pengembangan Posdaya dalam rangka
membangun kesejahteraan dan kemandirian keluarga maupun masyarakat yang ada di Kecamatan Pengasih, mendapat dukungan semua pihak. Bukan hanya dari Pemerintah Kabupaten, Provinsi maupun Pusat, tetapi juga dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Profesi, Organisasi Sosial Keagamaan maupun para pengusaha dan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Perguruan Tinggi. Dukungan dapat dalam bentuk pembinaan, pendampingan dan pelatihan. Juga dapat dalam bentuk kerjasama, kemitraan dan perluasan akses jaringan. Dukungan ini tentu akan menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi Posdaya di wilayah Kecamatan Pengasih untuk menghantarkan keluarga dan masyarakat Kecamatan Pengasih agar kehidupannya menjadi lebih sejahtera. Semoga. Dra. Sri Harmintarti, MM, Camat Pengasih Drs. Mardiya, Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan KB dan Kesehatan Reproduksi Badan PMPDP dan KB Kabupaten Kulonprogo. Catatan: Naskah ini mohon dapat diterbitkan dalam bentuk kerjasama antara Harian Bernas Jogja dengan Badan PMPDP & KB Kabupaten Kulonprogo pada hari Selasa, 4 Januari 2011 bersamaan dengan Kunjungan Tamu dari Pemda dan TP PKK Kabupaten Solok, Padang, Pemda dan TP PKK Kabupaten Pacitan, Jawa Timur serta Civitas Akademika Perguruan se Indonesia di Posdaya Dahlia IX Dusun Gletak, Desa Kedungsari, serta Posdaya Manggala Dusun Blubuk, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo. Untuk informasi dan tindaklanjut dapat menghubungi Drs. Mardiya HP. 081328819945. 6
7