JADWAL MISA Misa Harian: Senin s/d Jumat 06.00 wib
17 Januari 2016
Tahun VII – No. 02
Memperkuat Iman lewat Mukjizat
Hari Sabtu : 17.00 wib Hari Minggu : 06.30 - 09.00 - 17.00 wib Misa Jumat Pertama : 06.00 - 12.00 - 19.30 wib Adorasi Ekaristi : Setiap hari Senin 15.00 s/d 22.00 di Kapel ditutup pukul 22.00 dengan ibadat penutup (completorium) PENYELIDIKAN KANONIK (dengan perjanjian) Hari Senin, 17.00 – 18.30 wib Romo A.S. Gunawan, Pr. Hari Kamis, 17.00 – 18.30 wib Romo Anton Baur, Pr. PELAYANAN MISA REQUIEM DI GEREJA Dapat diselenggarakan pada hari Senin hingga Jumat. Hubungi Sekretariat Paroki. Website: www.parokisanmare.or.id Facebook Group: SanMaRe Kontribusi artikel, pengumuman, iklan:
[email protected]
Yang selalu menjadi persoalan dalam sejarah kehidupan iman bangsa Israel adalah pola kutuk dan berkat. Mereka berkali-kali mengalami berkat tetapi juga mengalami kutuk berupa hukuman. Setiap kemalangan nasional juga selalu dipandang sebagai hukuman Tuhan karena kedosaan. Para nabi diutus untuk menjaga iman bangsa Israel, namun persoalan selalu berulang. Mereka kembali melupakan Tuhan dan baru disadarkan ketika kemalangan menimpa. Nabi Yesaya dalam bacaan pertama menubuatkan kabar baik yang intinya, kendati umat Israel berada dalam kemalangan di pembuangan, namun Tuhan tetaplah mengingat mereka dan berkenan memberi pertolongan.
Apa peranan Yesus dalam siklus berkat dan kutuk ini? Yesus berbeda dari para nabi. Dia langsung merasuk ke akar permasalahan kenapa manusia harus mengalami kemalangan terus-menerus. Dengan wafat-Nya, Yesus membongkar akar permasalahan yang mengganggu relasi manusia dengan Allah -1-
yaitu kuasa dosa. Kuasa dosa yang membawa kematian dilumpuhkan-Nya. Dengan demikian, kematian dalam pandangan iman kristiani adalah pintu masuk menuju kehidupan abadi. Kristus sendiri yang menjadi jalan, kebenaran, dan hidup. Karena keyakinan akan jasa Kristus yang mengalahkan kematian dan kuasa dosa, Paulus berani bertanya: "Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" (1Kor 15:55). Mukjizat perubahan air menjadi anggur menjadi tanda di mana "saat" kemuliaan Allah telah datang dalam Yesus. Kemuliaan itu tidak tampil dalam suasana gegap gempita, tetapi dalam keheningan dan menyentuh permasalahan yang konkret. Kitapun barangkali pernah mengalami (saya yakin sudah pernah) mukjizat Tuhan yang halus dan lembut, tetapi mampu menyelesaikan permasalahan krisis hidup kita.
Mukjizat sebagai tanda Tuhan yang mengundang kita untuk beriman. Para murid mampu menangkap peristiwa mukjizat tersebut dan mereka menjadi beriman karenanya. Mukjizat Kana juga mengubah tradisi lama ke dalam tradisi baru yang dibawa oleh Yesus. Pembersihan yang hanya bersifat ritual diubah menjadi pembersihan yang memurnikan hidup manusia berkat wafat-Nya di kayu salib. Pembersihan fisik tak bermakna apapun jika tidak disertai dengan pembersihan batin. Dengan pembersihan batin itulah kita semakin mampu menyaksikan mukjizat Tuhan lebih banyak lagi. Dan akibatnya, kitapun semakin mampu menghayati kehidupan iman.
Bagi umat Katolik, kisah mukjizat di Kana semakin meneguhkan pandangan kita akan peranan Bunda Maria. Bunda Maria amat tahu apa yang menjadi persoalan anak-anaknya. Dia pun paling tahu bagaimana memohon agar Yesus berkenan memberikan pertolongan. Kita tidak usah ragu untuk memohon rahmat pertolongan Tuhan dengan pengantaraan Bunda Maria.
Kehadiran Yesus mengubah air menjadi anggur. Adakah kehadiran Yesus di dalam hidup kita telah mampu membawa perubahan? Perubahan terjadi jika kita bersedia untuk diubah. Tuhan dapat memakai otoritasnya untuk mengubah manusia menjadi beriman secara radikal seperti ketika menangkap Paulus di Damsyik. Namun Tuhan pun dapat mengubah kita dengan cara Bapa yang menantikan anaknya yang hilang. Yang penting, ada keterbukaan dari diri kita untuk diubah kendati sering berubah menjadi baik itu sulit dan menyakitkan.
Kerapkali hidup perkawinan menjadi tawar. Kita mohon agar Yesus berkenan mengubah rasa tawar itu kembali menjadi anggur manis dan berkualitas. Kita perlu memohon dengan penuh kerendahan hati, dan juga bersedia menjadi pelayan yang menyediakan air agar Yesus sendiri yang mengubahnya menjadi anggur.. Sumber: renungan (alm) Rm. A. Hari Kustono Pr. di pujosumarto.web.id
-2-
Disiapkan oleh Rm Anton Baur Pr.
Misericordiae Vultus
Memahami Wajah Kerahiman Allah (1) Paus Fransiskus menyatakan, tahun 2016 adalah Tahun Yubelium Luar Biasa Kerahiman Allah. Hal ini dikatakan oleh beliau dalam Bulla Misericordiae Vultus (Wajah Kerahiman Allah) yang disampaikan pada 11 April 2015. Tahun Yubelium Luar biasa ini dimulai pada Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda pada 8 Desember 2015 dan diakhiri pada Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam pada 20 November 2016. Di dalam Bulla inilah, dijelaskanlah maksud rohani yang utama dari adanya Tahun Yubelium Luar Biasa ini. Bapa Paus memiliki refleksi yang begitu mendalam akan Wajah Kerahiman Allah. Kini, kita akan bersamasama mencoba mengenali Bulla ini dalam beberapa kesempatan di warta paroki kita. Kita akan mengenalinya paragraf per paragraf dalam terjemahan Bahasa Indonesia secara berseri.
1. Yesus Kristus adalah Wajah Kerahiman Bapa. Katakata ini mungkin juga merangkum misteri iman Kristiani. Kerahiman itu telah menjadi hidup dan terlihat dalam Yesus dari Nazaret, mencapai puncaknya dalam diri-Nya. Bapa, yang "kaya dengan rahmat" (Ef 2:4), setelah mengungkapkan namanya kepada Musa sebagai " penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya," (Kel 34:6), tidak pernah berhenti untuk menunjukkan, dalam berbagai cara di sepanjang sejarah, keilahian-Nya. Dalam "kepenuhan waktu" (Gal 4:4), ketika semuanya telah diatur sesuai dengan rencana penyelamatan-Nya, Ia mengutus Anak-Nya ke dalam dunia, lahir dari Perawan Maria, untuk mengungkapkan cinta-Nya kepada kita. Siapapun yang melihat Yesus melihat Bapa (Yoh 14:9). Yesus dari Nazaret, melalui sabda-sabda-Nya, perbuatan-Nya, dan seluruh diri-Nya (Dei Verbum 4), mengungkapkan kemurahan Allah. 2. Kita perlu terus-menerus untuk merenungkan misteri kerahiman Allah. Ia adalah sumber sukacita, ketenangan, dan kedamaian. Keselamatan kita bergantung padanya. Kerahiman adalah kata yang sangat mengungkapkan misteri Tritunggal Mahakudus. Kerahiman merupakan tindakan utama dan tertinggi di mana Tuhan datang untuk menemui kita. Kerahiman adalah hukum utama yang bersemayam di hati setiap orang yang terlihat tulus ke dalam mata saudari dan saudaranya di jalan kehidupan. Kerahiman merupakan jembatan yang menghubungkan Allah dan manusia, membuka hati kita untuk harapan dicintai oleh-Nya selamanya meskipun dosa kita. (Bersambung) -3-
KATEGORIAL
Artikel ini dipersembahkan oleh Felix
Menjadi Pendekar Kristus? Siapa Takut ! Mengenal Tunggal Hati Seminari (THS) dan Tunggal Hati Maria (THM) Pendekar Biru seringkali diidentikkan untuk anggota organisasi pencak silat Tunggal Hati Seminari (THS) dan Tunggal Hati Maria (THM) karena seragam warna biru yang mereka kenakan. Sejarah THS-THM ini berawal dari sekelompok siswa di Seminari Menengah Mertoyudan yang mempunyai keinginan untuk mempunyai kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang bela diri. Maka romo rektor meminta Frater Martinus Sukamartaya Hadiwijaya, kita mengenalnya sebagai Rm Hadiwijaya Pr yang merupakan imam untuk Kesuskupan Agung Jakarta, yang waktu itu sedang belajar di Seminari Tinggi Kentungan untuk melatih para seminaris tersebut. Inilah cikal bakal terbentuknya THS-THM. Bela diri merupakan sarana kerasulan yang digagas Rm. Hadiwijaya untuk menempa orang muda menjadi kader-kader Gereja Katolik yang tangguh. Tepat pada tanggal 10 November 1985 Organisasi pencak Silat Tunggal Hati Seminari diresmikan di Gelanggang Remaja Jakarta Utara. Setahun kemudian atas permintaan Mgr. Leo Soekoto SJ, tepatnya 10 November 1986, dibentuklah Organisasi Pencak Silat Tunggal Hati Maria untuk kaum hawa di Gereja St. Bonaventura Pulau Mas Jakarta. Sejak saat itu THS-THM berkembang ke seluruh nusantara dalam keuskupan-keuskupan setempat. Struktur organisasi THS-THM pun mengikuti hierarki Gereja: ranting bisa disamakan dengan paroki, distrik disamakan dengan keuskupan, dan penanggung jawab organisasi ini di level nasional adalah Koordinator Nasional (KorNas). Untuk paroki St. Maria Regina Bintaro, ide pembentukan Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria tercetus sejak tahun 2011. Saat itu, pembina Bina Iman Remaja (BIR) Paroki Santa Maria Regina (SanMaRe) Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten, sedang mencari apa bentuk kegiatan paling tepat untuk remaja usia 10 – 15 tahun yang menarik namun bisa juga memperdalam iman mereka. Tercetuslah oleh Ignatius Wuryanto Hadisumarto, yang saat itu sebagai Ketua Seksi Katekese SanMaRe, THS/THM sebagai pilihan. Menurutnya, melalui THS/THM diharapkan dapat membantu remaja untuk menyalurkan aktifitas fisiknya -4-
sekaligus masuk ke dalam aktifitas rohani karena dalam kurikulum THS-THM ada 4 pilar utama dalam setiap 2 jam per pertemuan, yaitu: pendalaman iman/ Kitab Suci /ajaran-ajaran Gereja; latihan bela diri pencak silat; latihan berorganisasi; dan rekreasi. Sempat tertunda selama lebih satu tahun karena tim BIR sendiri masih harus membenahi diri, pertengahan tahun 2012 ide ini mulai disiapkan secara lebih serius. Albertus Indrakaryana (Mas Indra), yang juga menjabat sebagai Ketua Lingkungan Santo Theodorus Wilayah 3, diminta untuk mempersiapkannya. Mas Indra adalah salah satu anggota THS saat masih sekolah dan kuliah, sehingga ia dinilai paham seluk beluk THS/THM itu sendiri. Persiapan pembentukan kegiatan ini dilakukan secara serius, mulai dari minta masukan dari Romo H. Warnata Natawardaya Pr (Romo Noto) yang saat itu sebagai Pastor Kepala Paroki maupun Romo A.Yus Noron Pr selaku Pastor Moderator Seksi Katekese sampai harus mencari info ke Keuskupan Agung Jakarta dan berdiskusi dengan beberapa romo di sana. Pemberitahuan akan dibentuknya organisasi ini pun sudah lama dilakukan dalam rapat Dewan Paroki Pleno. Akhirnya THS-THM di Paroki Santa Maria Regina (SanMaRe) Bintaro Jaya resmi dibentuk pada hari Minggu, 9 Juni 2013. Acara peresmian dilaksanakan di Aula Gereja Santa Maria Regina Bintaro Jaya setelah misa kedua mulai pukul 11.00 WIB – 13.00 WIB. Peresmian dilakukan oleh Pastor Kepala Paroki, Romo H. Warnata Natawardaya Pr, yang secara simbolik melakukan serah terima kepada Y. Tri Wahyu Widodo (Mas Dodod) yang saat itu menjabat sebagai Koordinator THS/THM SanMaRe. Dalam acara peresmian ini dihadiri pula para pendekar THS/THM Ranting Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda (HSPMTB) Tangerang yang melakukan demo. Tepat tanggal 10 Agustus 2015, kegiatan Tunggal Hati Seminari- Tunggal Hati Maria St. Maria Regina Bintaro mendapat pengesahan definitif dari distrik Keuskupan Agung Jakarta sebagai ranting. Dengan status sebagai ranting, kegiatan THS-THM ranting SanMaRe menjadi mandiri menjalankan kegiatan organisasi. THS-THM ranting SanMare dimoderatori oleh Rm. Anton Baur yang juga pernah ikut dalam kegiatan THS waktu di Seminari Menengah Mertoyudan. Sampai saat ini THS-THM SanMaRe masih di bawah naungan Sub Seksi Bina Iman Remaja, Seksi Katekese, Paroki SanMaRe. Kegiatan ini menjaring calon anggota usia mulai dari kelas 4 SD atau sudah menerima komuni pertama dan yang sudah dibaptis secara Katolik. Tak lupa OMK (Orang Muda Katolik) diajak untuk terlibat dalam kegiatan ini. Sejauh ini, kegiatan THS-THM mendapat respons sangat baik, karena melihat perkembangannya yang sangat positif terhadap pembinaan iman dan mental para remaja yang telah mengikuti kegiatan ini. Latihan dilakukan setiap Sabtu pagi pukul 07.00 - 09.00 di depan aula gereja/gua maria. Untuk Contact Person bisa menghubungi: Felix (087871738449) atau Hesti (08111884323). Semoga banyak remaja dan OMK yang mau bergabung menjadi Pendekar Kristus dalam THS-THM. *** -5-
-6-
JADWAL LITURGI MINGGU BIASA III, 24 Januari MINGGU BIASA IV, 31 Januari Bacaan: Neh. 8:3-5a,6-7,9-11; Mzm. 19:8,9,10,15; Ul: Bacaan: Yer. 1:4-5,17-19; Mzm. 71:1-2,3-4a,5Yoh. 6:63c; 1Kor. 12:12-30; Luk. 1:1-4; 4:14-21 Saran Lagu: PS 337, 366, 368, 369, 370, 371, 372, 376, 616, 852, 956 Sabtu, 23 Januari, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Thomas Rasul Putra/i Altar: Antonius Totonafo Harefa, Michael Cathney, Gabriela Alexander Putri, Peter Bradley, Alvin Kindy Setiawan, Nicholas Yabes Condi, Helena Keren Imanuela, Yohanna Emarina, Maria Carolina Itu Leba, Maria Carmelita Ome Leba Prodiakon: Yohanes Budi Purwanto, Yustinus T. Mudjihardjo, Agustinus Darmawan, Metty Suprapti, Antonius E. Nelwan, Agung Wahyu Wibowo, Fransiskus P. Narendra, Thomas Erwin Kurniawan Minggu, 24 Januari, pukul 06.30 Koor dan Tatib: St. Theodorus Putra/i Altar: Elisabeth Novadiana Kurniasavitri T., Genoveva Audrey Divavolney, Marcus Aurelius Brehatmaja D.D., Bernadette Claudia Katikasari Sutandi, Margaretha Velicia, Aurelia Anindita Herputri, Katarina Sari Kusuma Dewi Mursito, Kristina Irmadani Darwin, Robertus Darren Radyan, Aurelia Yashodara Nareswari Prodiakon: Agus Munandar, Esther Meinelsa Manurung, Heru Santosa, Georgino Godong, Paul August Liqui, Saly Listiyadhi Minggu, 24 Januari, pukul 09.00 Koor dan Tatib: Beata Teresa Pemazmur: Niken Putra/i Altar: Helena Amithya da Rato, Gabriel Rolf Stevandhy, Mikhael Abhiseka Pramono, Santos Ferdinand Tambunan, Paulus Winton Fernandez Tambunan, Jonathan Stevandhy, Kevin Stevandhy, Michael David Christopher, Dylan
Alexander Christanto Prodiakon: Soetojo Dharmadi, Tjhong Vincentius, Y. Pudjiastoto, Gatot Kusumo Atmojo, Bayu Rajasa, Fifi Amaliawaty, Grace Theresia Supit, I. Y. Supriyanto, Temmy Royani, Ingewati Kusuma, Heru Yuniriyanto, Didi Hartanto, V. Kani, Yosep Yendi, Rudyanto Gunawan, Dwi Respati, Bambang Sulistyo P., F. A. Soedjarno, Donanta Octaviardi,
6ab,15ab,17; Ul:15ab; 1Kor. 12:31 - 13:13; Luk. 4:21-30 Saran Lagu: PS 682, 683, 688, 691, 692, 693, 695, 697, 829, 963 Sabtu, 30 Januari, pukul 17.00 Koor dan Tatib: Sta. Angela Putra/i Altar: N. Sekar Dinda Kartikasari, G. Febrian Winto, Fr. Yola Yunita, M. Sheren Angela Asroyo, Vincentius Kevin Anggoro Redak Muda, C. Jennifer Juwana, B. Grace Simon, E. Lovisia Eva Karensa, Ign. Rahardianto Patiung, Josephine Isabel Varella Prodiakon: Didik Wiryawan AP, Ignatius Sudarmadi, Floribertus Rismantoro, Gregorius Suyanto Utomo, Joannes Suharno, Lucas Hanifa Natahusada, Yadi Djuhandi, Ping Julianto Widjaja Minggu, 31 Januari, pukul 06.30 Koor dan Tatib: St. Gregorius Putra/i Altar: Anastasya Cecilia Ruth Kilapong, Emmanuela Kristina, Rodulfus David Dharmautama, Maria Seraphine Marvella, Elisabeth Margaretha Manalu, Timotius Patrick Lie Leonard, Naomi Cynthia, Debritto Maurizt Angara Sitorus, Anselmus Abimayung Prayudi, Antonius
Rangga Hapsoro W Prodiakon: Willem Dagi, Yuliana Yelly, Agnes A. Sayan Rampisela, Albertus Sugianto Supriadi, Wahid Gunawan, Saras Damai Susetyo
Minggu, 31 Januari, pukul 09.00 Koor dan Tatib: St. Petrus Pemazmur: Santi Putra/i Altar: M. Guido Yosa Adiyatma, Joanna Carmely Gloria, Titus Mahatma Ekapandya, YM Jonathan Glenn Paskalis, Eugenia Puspa Pitaloka, Maria Tania Pangastuti, Petrus Jason Bhaskara, Stefani Nathania Sanchia, Claudia Michelle Ivane Prodiakon: Irwan Wijaya, Agustono Widjaja, Helfina M. Tisnakusuma, Marcus B. Samosir, Maryono Suwargo, R. Ponidjan, Hesti Purbaningsih, Yasinta Fatmawati, Y. F. Irjayanto, Agnes Bertha Tabarani, A. Haryanto, Anna Retno Hapsari, Josz Juswanto, FX Andri, Probel Gultom, Johanes Sumardi, Cynthia Catharina, Prima Widi Hatmi, Ronald C. Sampayan, Th. Erwin Kurniawan, -7-
Noegroho Tjiptorahardjo, Joachim Sulistyo
Yohanes Budi Purwanto, Yustinus T. Mudjihardjo
Minggu, 24 Januari, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Yakobus Putra/i Altar: Patricia Kayla Putri Cahyono, Y. Purba Sangga Becik, Abraham Arindra Sarwonawadya, Alexandra Ashley Soetardi, Th. Avila Revabelle Maharani, A. Kevin Bagasksatria, Catherine Inez Maharani P., C. Susan Mahadewi Gadis Amara, A. Anjani Cita Permata Kusuma, M.
Minggu, 31 Januari, pukul 17.00 Koor dan Tatib: Emanuel Putra/i Altar: Antonius Totonafo Harefa, Michael Cathney, Yohanna Emarina, Maria Carolina Itu Leba, Giacinta Maretha Prita Pradita, Christina Simamora, Maria Carmelita Ome Leba, Rafael Christian, Bernadette Nathania Sukieche, Benedict Matthew Sukieche, Prodiakon: Agustinus Darmawan, Metty Suprapti, Antonius E. Nelwan, Agung Wahyu Wibowo, Fransiskus P. Narendra, Heribertus Darno, Agus Munandar, Esther Meinelsa Manurung, Rinto Setiono, Royandi Ernestus DP
Fransiska Chelsea Novelia Prodigma Gunawan Prodiakon: Kamilus Arifin, M. Yoke Edna, P. L. Mardjono, Hadi Susanto, Hendrawan Thiodorus, Y. Martahan Sitorus, Gunawan Gunarso, Adrianus Nggala, G. Pangemanan, Ferry Kodrat
PENGUMUMAN 1. Perubahan jadwal untuk penyuluhan baptis bayi Januari diundur pada tanggal 07 Februari dan upaya baptis bayi diadakan pada tanggal 14 Februari. 2. Misa HUT perkawinan untuk bulan Desember dan Januari akan diadakan pada hari Sabtu, 30 Januari 2016 pukul 17.00, bagi yang merayakan dapat mendaftar melalui sekretariat. 3. PDKK mengundang Bpk/Ibu untuk mendengarkan firman Tuhan pada hari Kamis, 21 Januari 2016 pukul 19.30 di Aula SanMaRe dengan pembawa firman ibu Esther Kandaw, Diharapkan kehadiran umat. 4. Komunitas Pemazmur mengundang Bapak/Ibu/Sdr/i, Pemazmur Aktif maupun yg berminat menjadi Pemazmur (Usia diatas 16 Tahun), untuk berlatih bersama pada: Hari Minggu, 24 Januari 2016, Jam 10.30 s/d 12.30 di ruang 301. Bagi yg memiliki Buku Mazmur Tanggapan dan Alleluya agar dibawa. Keterangan lebih lanjut hubungi: Agung (WA. 085959532517) Dibutuhkan: Rekan pengemudi max. 45 thn area operasi Jabodetabek dengan bantuan aplikasi online, bagi hasil. Bersedia langsung kerja, bagi yang memenuhi kriteria akan dihubungi. Foto, copy KTP + SIM A disertai info kegiatan saat ini dikirim lewt email ke
[email protected]. Info 081905055267 – Hans (SMS)
Dibutuhkan: driver/supir dengan kriteria usia 40 tahun atau lebih, memiliki SIM A atau B1, bisa mengendarai mobil matic dan manual, lokasi tinggal di sekitar Bintaro. CV, pas foto 3x4, fotocopy KTP dan fotocopy KK dapat dikirim ke Jl. Gunung Sahari XI Speed Plaza Blok B 30 Jakarta Pusat 10720, telp. (021) 6597207
IKLAN BARIS – Wahana bagi umat yang ingin mengiklankan informasi lowongan pekerjaan atau mencari pekerjaan. Materi iklan diserahkan ke sekretariat paroki setiap hari kerja atau email ke:
[email protected]
-8-