LAPORAN UTAMA
17 Tahun Yayasan Damandiri Bersinergi Bersama Mitra
Bangun Keluarga Sejahtera melalui Posdaya Terbangun dari rasa kepedulian, kini Yayasan Damandiri pada 15 Januari 2013 ini berusia 17 tahun. Selama 17 tahun pengabdiannya selalu dilakukan dengan cara sederhana membantu pemberdayaan sumber daya manusia melalui program pembangunan keluarga yang dinamai Pos Pemberdayaan keluarga (Posdaya). Dukungan pembangunan dan pemberdayaan keluarga ini merupakan upaya dan wujud nyata keikutsertaannya menyukseskan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 1945 dan pencapaian target Millennium Development Goals (MDGs).
Salah satu pemberdayaan Yayasan Damandiri melalui Posdaya adalah anak-anak PAUD, mereka dengan bangga mengibarkan Merah Putih sebagai kebanggan dan harapan masa depan. [FOTO: SULAEMAN]
P
EMBANGUNAN keluarga melalui pos-pos pemberdayaan keluarga (Posdaya), menguatkan kemitraan Yayasan Damandiri dengan perguruan tinggi negeri maupun swasta, organisasi sosial masyarakat, lembaga keuangan dan pemda. Kemitraan yang telah berlangsung selama 17 tahun ini terbingkai dalam sinergi kebersamaan melaksanakan satu komitmen pembangunan melalui Posdaya sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, utamanya keluarga-keluarga miskin. Berangkat dari rasa tanggung jawab dan keprihatinan, sebagai bagian dari warga bangsa dalam upayanya ikut mempercepat upaya mengurangi jumlah orang miskin pada era tahun 1990-an, Presiden Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn) Soeharto memprakarsai pembentukan organisasi swasta, yang dinamis, tanggap dan peduli. Organisasi swatsa tersebut bertugas meminimalisir jumlah kantong-kantong kemiskinan yang masih ada.
Sehingga kemiskinan lebih cepat dikurangi. Organisasi yang dinilai tepat untuk itu berbentuk yayasan. Pada 15 Januari 1996, Soeharto sebagai pribadi warga negara bersama warga bangsa ini yang mempunyai komitmen dan kepedulian sama mendirikan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) sebagai wujud dari organisasi swasta nirlaba yang diharapkan dapat bergerak dinamis, lincah, tanggap dan peduli itu. Yayasan Damandiri dengan bermodal dana sumbangan yang terkumpul sebesar Rp 250.000.000, memulai tugas dan pengabdiannya berkarya membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, utamanya peningkatan derajat kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan melalui program Takesra (Tabungan Keluarga Sejahtera) dan Kukesra (Kredit Usaha Keluaga Sejahtera). Melalui program Takesra, keluarga-keluarga yang tergolong dalam Keluarga Gemari Edisi 144/Tahun XIII/Januari 2013
7
Mahasiswa KKN Posdaya ketika meninjau kolam ikan lele di Posdaya Srikandi Bekasi, Jabar. [FOTO-FOTO: SULAEMAN]
Prasejahtera, Keluarga Sejahtera I dan Keluarga kurang mampu lainnya didorong untuk menabung dengan modal tabungan yang diberikan oleh Yayasan. Berkat program Kukesra, keluarga-keluarga kurang mampu tersebut dapat mengambil kredit di Bank dengan menggunakan tabungannya sebagai agunan. Dengan adanya kedua program tersebut, maka disatu pihak mereka dapat mempunyai akses perbankan dan dipihak lainnya mendorong mereka untuk menabung dari hasil kerjanya. Program pemberdayaan Damandiri pada
akhir tahun 2000, program ini dimodifikasi penerapannya menjadi Skim Kredit Pundi dan Kredit Pundi Rakyat. Pemberian Kredit ini dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak Perbankan dan Lembaga Keuangan lainnya. Kredit Pundi adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha yang telah “bankable”, dengan plafon kredit maksimal Rp 50 juta per nasabah dan dengan bunga yang lebih rendah dari bunga Bank pada umumnya. Adapun Kredit Pundi Rakyat adalah Kredit Pundi yang diberikan kepada pengusaha yang tidak “bankable” dengan plafon maksimal Rp 10 juta per nasabah. Semakin meluasnya keluarga-keluarga miskin yang diberdayakan, Yayasan Damadiri meluncurkan Program Posdaya sebagai upaya untuk lebih mempertajam tujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan derajat kesejahteraan keluarga-keluarga miskin. Dengan kemitraan yang semakin meluas, upaya ini dilakukan melalui sinergi kemitraan yang makin mantap. Sehingga di usia 17 tahun, Yayasan Damandiri bersama mitra melakukan penguatan-penguatan sebagai upaya menuju kemandirian keluarga-keluarga
Penguatan dan Penyegaran
H
ASIL sinergi kemitraan yang mencerdaskan dan dibangun lewat Koordinasi dengan LPPM dari sekitar 150 Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia di berbagai pusat perguruan tinggi di berbagai kota dalam pembentukan dan pengisian Posdaya melalui KKN Tematik Posdaya itu, dicatat dengan penuh kebanggaan bahwa lima pilar utama penyangga kerja sama gotong royong di kalangan rakyat di tingkat pedesaan, yaitu peran fasilitatif dari pemerintah daerah, peran kerja keras dan motivatif yang terarah dari mahasiswa dan dosen pem8
Pimpinan Daerah pun jatuh hati dengan Posdaya, terlihat Bupatii Bangli Sang Nyoman Sedana Arta bersama istri melihat kolam ikan kebun bergizi sebuah Posdaya di Bogor. [FOTO: SULAEMAN]
bimbing dari lingkungan perguruan tinggi, peran lembaga swadaya masyarakat atau organisasi sosial kemasyarakatan di tingkat pedesaan, peran lembaga keuangan pedesaan serta peran aktif masyarakat untuk
Gemari Edisi 144/Tahun XIII/Januari 2013
ikut mengembangkan dan mengisi Posdaya, makin tajam dan berkembang dengan pesat. “Posdaya sebagai program pembangunan keluarga tidak akan dan tidak pernah berkeinginan menggan-
yang selama ini masih termarjinalkan. “Melalui sinergi kemitraan yang cantik dan mencerdaskan yang dibangun lewat Koordinasi dengan LPPM dari sekitar 150 Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia di berbagai Pusat Perguruan Tinggi di berbagai kota, Yayasan yang sejak 1996 silam telah berkomitmen membantu pemerintah dalam upaya mengentaskan kemiskinan ini, mempersiapkan pengembangan keterpaduan yang lebih kokoh serta mengisi sekitar 20.000 – 25.000 Posdaya yang telah berhasil dibentuk di berbagai desa sebagai hasil dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya serta pengembangan sekitar 10.000 Posdaya baru untuk tahun 2013,” kata Prof Dr Haryono Suyono, selaku Ketua Yayasan Damandiri. Menko Kesra era Presiden HM Soeharto dan Presiden BJ Habibie ini mengungkapkan, Posdaya merupakan forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi yang sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsifungsi keluarga secara terpadu. Ketua Yayasan Damandiri ini mengaskan, melalui Posdaya diharapkan keluargatikan atau mengambil alih peran lembaga atau organisasi yang ada di desa yang makin hilang, melalui sinergi Posdaya justru menguatkan dan makin mendapat kepercayaan,” tutur Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono. Pria kelahiran Pacitan, Jatim, ini menegaskan, Posdaya ini oleh masyarakat dan kalangan luas justru sangat diperlukan untuk mempertajam sasaran dan mengembangkan sinergi berbagai progam dan kegiatan yang ada. Peran sinergi itu makin menonjol manakala kebersamaan gotong royong dan rasa saling curiga menghilang. “Keterpaduan lima pilar pembangunan, yang dikuatkan lagi melalui seruan Menko Kesra Dr HR Agung Laksono melalui pengembangan kebersamaan antar aparatur pemerintah, pemerintah dan masyarakat dan antar kekuatan yang ada dalam
Kaum perempuan yang tergabung dalam kelompok kewirausahaan Posdaya menjadi lebih berdaya.
keluarga yang lebih mampu, dengan dukungan dan pendampingan petugas-petugas pemerintah atau organisasi masyarakat, dapat membantu keluarga yang membutuhkan. “Dengan demikian Posdaya menjadi wahana bersama untuk pemberdayaan, menambah wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan dalam meningkatkan fungsi-fungsi keluarga, sehingga setiap keluarga dapat meningkatkan kualitas kehidupannya,” ujarnya. Melalui program Posdaya ini Damandiri bersama seluruh mitra kerjanya berkomitmen mensukseskan program pembangunan yang
masyarakat untuk bersama-sama menyelesaikan masalah bangsa, sungguh sangat menarik. Tidak boleh lagi ada kecurigaan antar lembaga pemerintah dan masyarakat, atau sebaliknya, yang sama-sama komit menolong, membantu dan mendampingi masyarakat di pedesaan, tidak boleh lagi saling curiga serta jalan sendiri-sendiri. Program pemerintah harus menjadi pemicu dan sekaligus pendukung program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat dengan kekuatan mandiri. Melalui kebersamaan diharapkan program dan kegiatan yang sinergi itu makin kuat dan mengarah pada sasaran yang tepat serta berkesinambungan,” paparnya. Atas dasar idealisme itu, lanjut Haryono, mulai tahun 2013, para Pimpinan LPPM dan organisasi masyarakat yang bekerja sama dengan Yayasan Damandiri diajak mengembangkan
sinergi pada tingkat pedesaan dengan mengacu arahan simbolis hari-hari besar nasional melalui penggunaan tema senada agar sekaligus memperkokoh tema yang dianut pemerintah untuk hari-hari besar itu. Diuraikan, selama bulan Januari – Maret tahun depan, bertepatan dengan Ulang Tahun Yayasan Damandiri, momentum itu diisi dengan mempersiapkan Posdaya agar mampu mengambil partisipasi yang maksimal sebagai tuan rumah dari berbagai kegiatan yang diharapkan menyebar sampai ke tingkat desa dan pedukuhan. Pada bulan April 2013, seluruh jajaran Posdaya diharapkan melakukan inventarisasi di desa dan kampungnya, apakah sudah memiliki pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Ia mengatakan, apabila tidak terdapat PAUD, bersama jajaran Dinas Pendidikan serta masyarakat
Gemari Edisi 144/Tahun XIII/Januari 2013
9
Kader Posdaya berlatih ketrampilan memfilet dan mengolah ikan.
berkeadilan sesuai Inpres Nomor 3 Tahun 2010. Dengan Posdaya, Haryono berharapkan Yayasan Damandiri akan dapat ikut memberikan baktinya bagi upaya pencapaian Millennium Development Goals (MDG’s) pada tahun 2015. Mantan Kepala BKKBN Pusat yang sukses membawa progam keluarga berencana (KB) hingga mengalirkan banyak penghargaan dari dunia internasional menambahkan, kegiatan pemberdayaan keluarga melalui Posdaya memprioritaskan pada bidang pendidikan, kesehatan, kewirausahaan dan lingkungan. Hingga akhir 2012 lalu, Haryono menyebut, luas segera dipersiapkan pembentukan PAUD, agar pada Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei bisa diresmikan atau bisa dilakukan pembukaan dari prototype PAUD berupa penyegaran gerakan Bina Keluarga Balita atau semacamnya. Pada bulan April itu pula dilakukan inventarisasi dari anak-anak usia sekolah, utamanya diselidiki apakah di setiap desa ada anak perempuan usia sekolah dari keluarga miskin yang tidak sekolah. “Diusahakan agar pada bulan itu anak-anak perempuan yang belum sekolah diberi kemudahan untuk sekolah atau kalau putus sekolah dikembalikan lagi ke sekolah masingmasing. Pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei itu Posdaya mendorong anak-anak muda di daerahnya untuk sekolah kembali, atau mengusahakan diper10
sinergi lima pilar Posdaya sudah berjalan. Sinergi Posdaya sudah berjalan, seperti yang ada di Posdaya Kota Bekasi di mana kegiatan Posdaya awalnya dilaksanakan oleh Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Kota Bekasi dilanjutkan oleh kaderkader Tim Penggerak PKK Kota Bekasi dan difasilitasi Pemerintah Kota melalui Kantor Pemberdayaan Masyarakat (Kapermas) Kota Bekasi, Jawa Barat. Demikian pula, sinergi Posdaya di Provinsi Sumatera Barat, dimotori oleh Lembaga Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (LKKKS) yang diketuai Hj Nevy Irwan Prayitno yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi yang ditandai dengan launching oleh Gubernur Sumatera Barat Prof Dr Irwan Prayitno. Selanjutnya di masing-masing daerah kabupaten/ kota di Provinsi Sumbar ini dikembangkan oleh Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial kabupaten/kota. Sinergi lainnya, kata Haryono, ada di Pacitan dengan penggeraknya para Relawan Posdaya. Di Yogyakarta, sinergi Posdaya selain dimotori perguruan tinggi, juga dilakukan oleh PWRI (Persatuan Wredatama Republik Indonesia) di antaranya dengan mendirikan Sentra Kulakan Posdaya dan Warung-warung serta Kios-kios Posdaya.
siapkannya pendidikan ketrampilan di luar sekolah di desanya,” tandasnya. Akhir bulan Mei 2013, tepatnya tanggal 29 Mei, adalah Hari Lanjut Usia Nasional. Di tingkat desa diadakan kegiatan yang diikuti oleh penduduk lanjut usia menggantikan keluarga muda mengantar anak-anak balita ke sekolah PAUDnya. Para lansia mengajak anak-anak remaja dan keluarga muda mengikuti gerakan belajar ketrampilan agar dengan kemampuan barunya bisa mengentaskan kemiskinan. “Penduduk lanjut usia, dipelopori anggota PWRI, mendirikan Silver College atau Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Ketrampilan (P3K) di tingkat pedesaan untuk tiga generasi, generasi sesama lansia, generasi muda dan generasi anak-anak sebagai persiapan untuk menyongsong masa
Gemari Edisi 144/Tahun XIII/Januari 2013
depan yang lebih maju dan sejahtera,” uapnya. Kemudian, pada Bulan Juni adalah persiapan untuk seluruh keluarga merayakan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tanggal 29 Juni 2013. Setiap keluarga, termasuk keluarga miskin, perlu mengadakan introspeksi, apakah delapan fungsi keluarga yang menopang kemajuan keluarganya sudah dipersiapkan dengan baik. Delapan fungsi keluarga yang dimaksud itu adalah fungsi keagamaan, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi kesehatan dan reproduksi, fungsi pendidikan, fungsi wirausaha dan fungsi lingkungan hidup yang menopang kehidupan harmonis. “Seluruh fungsi itu perlu dikembangkan agar pada akhir bulan itu keluarga Indonesia dapat merayakan Hari Keluarga Nasional sekaligus
Sedangkan di Provinsi Bali gerakan sinergi Posdaya yang difasiltasi pemerintah daerah dilakukan oleh masyarakat dengan basis gerakannya Banjar sehingga disebut Posdaya Banjar. Sementara di Kabupaten Malang dengan support luar biasa Bupati Rendra Kresna menjadikan sinergi Posdaya berbasis koperasi semakin tumbuh di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Di Kabupaten Malang pula bersama UIN Maulana Malik Ibrahim sinergi Posdaya Berbasis Masjid dan Pondok Pesantren. Demikian pula di Bantul, Kulonporogo dengan Posdaya KAKB (Keluarga Asuh Keluarga Binaan). Posdaya di Semarang, Bantul ada yang dibangun oleh anggota pensiunan PNS yang tergabung dalam Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Selain itu di DKI Jakarta, Posdayanya digerakan oleh TP PKK Provinsi DKI Jakarta yang tersebar di 263 kelurahan. ”Jadi sekarang sinergi Posdaya dengan berbagai program lain sudah mulai nampak, sehingga pada tahun 2013 akan kita mantapkan dengan pengisian-pengisian, tidak lagi pada perluasan jangkauan tetapi pada pengisian-pengisian Posdaya, pada pengisian-pengisian bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi secara berturut-turut,”katanya. Sehingga mulai bulan Januari 2013 kita melakukan mengadakan gerakan baru makan ikan sebagai wujud nyata budaya maritim untuk merangsang pengembangan keluarga sehat dengan makan ikan dan sayur dari Kebun Bergizi di halaman rumahnya, sebagai ciri yang kuat dari budaya bangsa maritim yang juga kaya dengan perikanan darat yang subur,” kata Prof Haryono. Ditambakannya, pengembangan keluarga itu dibarengi dengan pengembangan ekonomi kerakyatan, yang hasilnya perlu dimunculkan melalui tumbuhnya koperasi di banyak desa di Indonesia. Peringatan Hari Koperasi tahun 2013 yang jatuh pada tanggal 12 Juli, kiranya diperingati dengan muculnya Koperasi Posdaya di banyak desa yang mengurusi kebutuhan
kegiatan-kegiatan yang isinya banyak dengan kegiatan pelatihan-pelatihan dan praktek, serta pemberian modal kepada keluargakeluarga miskin dan mau bekerja keras. Kalau mereka mau bekerja keras ternyata bisa,” paparnya. Untuk menuju sinergitas tersebut, kata Haryono, dalam pelatihan dibutuhkan pola pelatihan yang sederhana saja. Misalnya, ujarnya, untuk usaha ekonominya sesuai Instruksi Presiden, yaitu ekonomi insklusi atau ekonomi mikro bukan ekonomi konglomerat. Ekonomi mikro yang dilakukan bersama-sama dalam kelompok. Karena yang dibentuk dalam kegiatan Posdaya adalah super tim, bukan superman. HARI
Prof Dr Haryono Suyono melihat hasil keratif wirausaha Posdaya di Surabaya. [FOTO-FOTO: HARI]
Lansia pun tetap kreatif dan berkarya di Posdaya. [FOTO: SULAEMAN]
utama penduduk desa seperti pendirian warung koperasi Posdaya dan warung atau kegiatan lain yang membawa semangat kooperatif di antara keluarga pedesaan. “Melalui program dan kegiatan itu, tanggal 23 Juli kita peringati
sebagai Hari Anak Nasional dengan penuh kebanggaan, karena budaya gotong royong telah disegarkan dan Hari Anak Nasional menjadi awal dari peringatan Hari Proklamasi dengan semangat baru,” tandas Prof Haryono. HARI
Gemari Edisi 144/Tahun XIII/Januari 2013
11