PENGARUH ZIKIR TERHADAP SKOR KECEMASAN MAHASISWA KEPERAWATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA MENGHADAPI UJIAN SKILL-LAB
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)
Oleh: MOHAMMAD FANSHURI ABDILLAH NIM: 1110104000032
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1435 H
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA
Undergraduate Thesis, July 2014 Mohammad Fanshuri Abdillah, NIM: 1110104000032 The Effect of Zikir on Nursing Student Anxiety Scale When Taking on Skilllab Exam in Nursing Scholl of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta xvii + 79 pages + 11 tables + 3 schemes + 11 attachments ABSTRACT Skill-lab exam is one of stressor that can cause anxiety in nursing students. Anxiety experienced by student can disrupt academic performance, even when taking on skill-lab examination can hinder student ability that can not perform the procedure appropriately. Anxiety coming up when taking the skill-lab exam needs to be reduced. Zikir intervention is an integration of autogenic techniques, meditation, and deep breathing techniques that can significantly reduce anxiety. The aim of this study was to determine the effect of Zikir on anxiety of nursing student when taking on skill-lab examination. This quasi-experimental study using randomized control group pre-test and post-test designe conducted on Maternity IUD insertion skill-lab exam in Nursing School of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta with 48 respondents. The anxiety is measured by using the Hamilton Anxiety Scale (Ham-A). There was statistically reduction of nursing student anxiety between before and after treatment in the treatment group (p=0.000), whereas the control group showed an increase in anxiety (p=0.000). Thus, research proof that zikir can decrease nursing student anxiety significantly in taking on skill-lab exam. This result sugggest nursing student to practice Zikir relaxation technique to reduce anxiety when taking on skill-lab exam. Keywords
: Anxiety, Skill-lab Exam, Nursing Student, Zikir
Reference
: 110 (years 2003-2014)
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2014 Mohammad Fanshuri Abdillah, NIM: 1110104000032 Pengaruh Zikir Terhadap Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menghadapi Ujian Skill-lab xvii + 79 halaman + 11 tabel + 3 skema + 11 lampiran ABSTRAK Ujian praktikum merupakan salah satu stressor yang dapat menyebabkan kecemasan pada mahasiswa keperawatan. Kecemasan yang dialami mahasiswa dapat mengganggu kegiatan akademik siswa, bahkan kecemasan saat menghadapi ujian praktikum dapat menyebabkan siswa tidak dapat melakukan tindakan dengan tepat. Kecemasan yang muncul saat menghadapi ujian merupakan masalah yang perlu dilakukan penanganan. Intervensi zikir merupakan integrasi dari tehnik autogenik, meditasi, dan napas dalam yang dapat menurunkan kecemasan secara signifikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zikir terhadap kecemsan mahasiswa keperwatan saat menghadapi ujian praktikum. Penelitian ekperimen semu ini menggunakan metode randomized control group pre-test and post-test design yang dilakukan pada ujian praktikum pemasangan AKDR mata kuliah Maternitas di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan responden 48 mahasiswi semester 6. Gejala kecemasan yang dialami mahasiswa diukur dengan menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Scale (HamA). Pada penghitungan statistik ditemukan adanya penurunan skor kecemasan yang signifikan antara sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok perlakuan (p = 0.000), sedangkan kelompok kontrol menunjukkan peningkatan skor (p = 0.000). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Zikir dapat menurunkan kecemasan mahasiswa keperawatan saat menghadapi ujian praktikum. Hasil penelitian ini menyarankan agar mahasiswa dapat melakukan tehnik relaksasi Zikir untuk mengurangi kecemasan yang dialami saat menghadapi ujian praktikum. Kata Kunci
: Kecemasan, Ujian Praktikum, Mahasiswa Keperawatan, Zikir
Refrensi
: 110 (tahun 2003-2014)
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: MOHAMMAD FANSHURI ABDILLAH
Tempat, tanggal Lahir
: Cirebon, 16 Januari 1993
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Ds. Dukuhwidara Rt/Rw 03/05 Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon
Hp
: +6281909970300
E-mail
:
[email protected]
Fakultas/Jurusan
: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN 1. TK Islam An-Nasuha Kalimukti
1996-1998
2. MI Salafiyah An-Nasuha Kalimukti
1998-2004
3. MTs Manbaul-Hikmah Gedongan
2004-2007
4. MA Manbaul-Hikmah Gedongan
2007-2010
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2010-sekarang
viii
APA-TAH INI
الهي انا الفقير فى غناي ال اكون فقيرا فى فقري Tuhanku, aku fakir dalam kayaku; apatah lagi dalam fakirku!
الهي انا الجهول فى علمي فكيف ال اكون جهوال فى جهلي Tuhanku, aku bodoh dalam tahuku; apatah lagi dalam bodohku!
الهي مني ما يليق بلؤمي ومنك مايليق بكرميك Tuhanku, segala yang datang dariku sesuai dengan kehinaanku, segala yang datang dari-Mu sesuai dengan kemuliaanmu!
الهي ما الطفك بي مع عظيم جهلي وما اارحمك بي مع قبيح فعلي Tuhanku, betapa Engkau mengasihiku padahal aku begitu dungu. Betapa Engkau menyayangiku padahal begitu buruk perbuatanku!
الهي ما اقربك مني وما ابعدني عنك Tuhanku, betapa Engkau sangat dekat denganku, dan betapa aku sangat jauh dariMu!
الهي كم من طاعة بنيتها وحالة شيدتها هدم اعتمادي عليها عدلك بل اقالني منها فضلك Tuhanku, betapa banyak ketaatan yang kulakukan dan keadaan yang telah kuperbaiki, tiba-tiba harapanku kepadanya dihancurkan oleh keadilan-Mu. Namun, karunia-Mu kemudian membebaskanku darinya!
الهي كيف اعزم و انت القاهر وكيف الاعزم وانت االمر Tuhanku, bagaimana aku akan bertekad sementara Engkaulah yang menentukan? Tetapi, bagaimana aku tidak akan bertekad sementara Engkau yang memberi perinta?
الهي كيف اخيب وانت املي ام كيف اهان وعليك متكلي Tuhanku,bagaiman aku kecewa sementara Engkaulah harapanku? Bagaimana aku terhina sementara Engkaulah sandaranku!
الهي قد علمت باختالف االثاروتنقالت االطوار ان مرادك مني ان تتعرف الي فى كل شئ حتى ال اجهلك فى شئ Tuhanku, lewat perubahan keadaan dan pergantian masa aku menyadari Engkau hendak memperkenalkan diri-Mu kepadaku dalam segala sesuatu sehingga aku tidak lalai dari-Mu! Syekh Imam Tajuddin Abu Muhammad ibn Athaillah r.a
ix
KATA PENGANTAR
Semesta puja dan puji selamanya dipanjatkan kehadirat Allah ArRahman, Tuhan yang penuh kasih yang kasihnya tak pernah pilih kasih, Tuhan yang Maha Melembutkan hati saat manusia mulai gelap dan merasa mati. Atas rahmat Allah-lah penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini. Untaian shalawat dan doa selalu tercurahkan kepada Imam para Nabi, penutup para Rasul, sang pencerah sepanjang zaman, Muhammad ibnu Abdillah SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep) pada PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai wadah latihan bagi penulis untuk belajar berfikir kritis dan metodologis. Dengan segenap kesadaran, penulis mengakui, meskipun telah berusaha maksimal dalam penyusunan proposal skripsi ini, pastilah masih ada hal-hal yang kurang dan mesti diperbaiki, baik dari segi materi maupun metodologi, oleh karena itu segala masukan dan komentar mengenai tulisan ini penulis terima sebagai sebuah apresiasi. Dan pada ahirnya, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, mengarahkan, dan mendukung penyusunan skripsi ini. Rangkaian terima kasih ini penulis sampaikan kepada: 1. Prof. DR (hc). Dr. Muhammad Kamil Tadjuddin, SP. And., selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep., MKM., selaku Ketua Program Studi dan Ns. Eni NurainiAgustini, S. Kep., M. Sc., selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Ratna Pelawati, M. Biomed., dan Ibu Gusrina Komara Putri, MSN., selaku Dosen Pembimbing, yang selalu memberikan semangat untuk berlari, dan selalu setia mengoreksi dan meluruskan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Segenap jajaran pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rasa-rasanya tak cukup empat tahun ini untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari bangku kuliah ini. 5. Kedua orang tua, Bpk. Thoyib dan Ibu Rohanah. Bagaimanapun, sejauhmanapun, setinggi apapun, tak akan pernah habis ilmu dan pengetahun yang bisa dipelajari dari ketabahan, keteguhan sikap, dan keikhlasan dari kedua orangtuaku ini. Ridho Allah telah menunggu kalian di depan pintu firdaus. 6. Adikku tercinta, Nur Hikmatul Maulia -Nok Nik- terimakasih nok. Tetaplah menjadi wanita yang yang rendah hati dalam keluhuran ahlak, mulia, dan berlapang rasa. Rasa-rasanya belum bisa kakakmu ini menjadi uswatun hasanah untuk-mu.
x
7. KH. Drs. Bisyri Imam. M. Ag -Abuya- dan Hj. Dra. Dzarrotul Jannah. MA -Ibu- selaku pengasuh Ma‟had Al-Shighor Al-Islamy Ad-Dauly, dan segenap jajaran pengurus -A‟mam dan „Ammah- yang telah membekali penulis dengan segudang pengetahuan dan nilai-nilai “alhayatu lil khidmah” untuk mengahadapi hari esok. 8. Pihak Kementrian Agama RI, Direktorat Pendidikan Islam, yang dengan komitmennya telah mengantarkan penulis sampai ke pintu gerbang ahir pendidikan akademik di perguruan tinggi ini. Allah tak akan lalai dengan apa yang diamalkan oleh hamba-Nya. 9. Sahabat-sahabat PSIK 2010, CSS MoRA UIN Jakarta, PMII KOMFAKKES. Kita berlari dalam harmoni. 10. Jama‟ah Mushalla Ar-Rahmah yang selalu memberi inspirasi, dan orangorang yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan kasih penulis, karena dengan dukungannyalah penulis mampu melangkah sampai garis ini. Terimakasih.
Ciputat, Juni 2014
Mohammad Fanshuri Abdillah
xi
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul
i
Pernyataan Keaslian Karya
ii
Abstract
iii
Abstrak
iv
Pernyataan Persetujuan
v
Lembar Pengesahan
vi
Daftar Riwayat Hidup
vii
Catatan Penulis -Apatah ini-
ix
Kata Pengantar
x
Daftar Isi
xii
Daftar Singkatan
xv
Daftar Tabel dan Bagan
xvi
Daftar Lampiran
xvii
1.
2.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
5
1.3 Pertanyaan Penelitian
6
1.4 Tujuan Penelitian
6
1.5 Manfaat Penelitian
7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Umum Kecemasan
9
2.1.1 Pengertian Kecemasan
9
2.1.2 Teori Kecemasan
10
2.1.3 Klasifikasi Tingkat Kecemasan
12
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan
14
xii
2.1.5 Faktor Resiko Kecemasan
15
2.1.6 Sumber Stres
17
2.1.7 Skala Pengukur
17
2.2 Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-Lab 2.2.1 Praktikum Keperawatan
19
2.2.2 Kecemasan Saat Praktikum
21
2.2.3 Pengaruh Kecemasan Mahasiswa
22
2.2.4 Penanganan Kecemasan Mahasiswa
23
2.3 Zikir
3.
4.
19
26
2.3.1 Definisi
26
2.3.2 Jenis
27
2.3.3 Zikir Asmaul Husna
29
2.3.4 Bilangan Zikir
31
2.3.5 Manfaat Zikir
32
2.4 Pengaruh Zikir Terhadap Kecemasan
34
2.5 Kerangka Teori
35
2.6 Penelitian Terkait
35
BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep
38
3.2 Hipotesis Penelitian
40
3.3 Definisi Operasional
41
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian
42
4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling
43
4.3 Kriteria Sampel
44
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
45
4.5 Instrumen Penelitian
45
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
47
4.7 Prosedur Pengumpulan Data
49
4.8 Etika Penelitian
52
xiii
4.9 Prosedur Pengolahan Data
53
4.10 Analisa Data
54
5. BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Responden
56
5.2 Hasil Analisis Univariat
57
5.3 Hasil Analisis Bivariat
60
6. BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pembahasan
65
6.2 Keterbatasan Penelitian
76
7. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan
77
7.2 Saran
79
Daftar Pustaka Lampiran
xiv
DAFTAR SINGKATAN UIN
: Universitas Islam Negeri
PSIK
: Program Studi Ilmu Keperawatan
GAD
: General Anxiety Disorder
QS
: Qur’an Surat
GABA
: Gamma Aminobutyric Acid
HT
: Hydroxytyptamine
DSM
: Diagnostic and Statistical Manual
ADIS
: Anxiety Disorder Interview Schedule
SCID
: Structural Clinical Interview
ASI
: Anxiety Sensivity Index
BAI
: Beck Anxiety Inventory
Ham-A
: Hamilton Anxiety Scale
DASS
: Depression Anxiety Stress Scale
PSWQ
: Penn State Worry Questionarre
STAI
: Speilberg Stae-Trait Anxiety Inventory
NLN
: National League of Nurse
RN
: Registered Nurse
TMAS
: Taylor Manifest Anxiety Scale
SWT
: Subhanahu Wa Ta’ala
SAW
: Shallahu ‘Alayhi Wasallam
RA
: Radhiyallahu ‘Anhu
SC
: Sectio Cessaria
RSU
: Rumah Sakit Umum
SD
: Standar Deviasi
PMS
: Pre Menstrual Syndrom
UI
: Universitas Indonesia
AKDR
: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
CRH-ACTH
: Corticotropin Releasing Hormone-Adrenocorticotropic Hormone
DLPFC
: Dorsolateral Prefontal Cortex
HRV
: Heart Rate Variability
xv
DAFTAR TABEL DAN BAGAN Halaman Skema 2.1 Kerangka Teori
35
Bagan
3.1 Kerangka Konsep
39
Tabel
3.1 Definisi Operasional
43
Bagan
4.1 Alur Penelitian
51
Tabel
5.1 Distribusi Skor Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test Pada Kedua Kelompok
Tabel
57
5.2 Distribusi Skor Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Post-tes Pada Kedua Kelompok
Tabel
5.3 Distribusi
Presentase
Tingkat
Kecemasan
58 Mahasiswa
Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test Tabel
5.4 Distribusi
Presentase
Tingkat
Kecemasan
58 Mahasiswa
Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Post-tes Tabel
59
5.5 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test Pada Kedua Kelompok
Tabel
61
5.6 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Antara Pre-test dan Post-test Pada Kelompok Perlakuan
Tabel
62
5.7 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Antara Pre-test dan Post-test Pada Kelompok Kontrol
Tabel
62
5.8 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Post-test Pada Kedua Kelompok
Tabel
63
5.9 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test dan Post-test Pada Kedua Kelompok
Tabel
64
6.1 Perubahan Yang Dialami Mahasiswa Saat Menghadapi Ujian Praktikum Yang Berkaitan Dengan Kecemasan Pada Pre-test
xvi
67
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Dokumen Perizinan
Lampiran 2.
Penjelasan Penelitian
Lampiran 3.
Kuesioner Penelitian
Lampiran 4.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5.
Hasil Pilot Study
Lampiran 6.
Satuan Acara Pelatihan Zikir
Lampiran 7.
Izin Instrumen Penelitian
Lampiran 8.
Tingkat Kecemasan Mahasiswa
Lampiran 9.
Analisa Uji Bivariat
Lampiran 10. Perubahan Terkait Kecemasan Lampiran 11. Rekapitulasi Skor Kecemasan Responden
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Cemas
(ansietas)
merupakan
perasaan
tidak
nyaman
atau
kekhawatiran yang samar disertai respon autonom (Nanda, 2013). Cemas juga diartikan sebagai perasaan yang berlebihan tentang sesuatu yang tidak jelas dan dianggap sebagai suatu ancaman (Hyman dan Pedrick, 2011). Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi (Videbeck, 2008). Cemas merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya yang akan datang (DiTomasso dan Gosch, 2002 dalam Stein et al., 2009). Cemas mempengaruhi seseorang dalam tiga hal; 1) perubahan fisik menunjukkan
perubahan
pada
frekuensi
jantung,
mual,
muntah,
ketegangan otot, berkeringat, dan nafas pendek; 2) perubahan mental, khawatir, gelisah,
bingung, dan penurunan tingkat konsentrasi; 3)
perubahan perilaku seperti menjauhi benda, tempat atau situasi tertentu (Hyman dan Pedrick, 2011). Ansietas dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat sampai panik. Setiap tingkat menyebabkan perubahan fisiologis dan emosional pada individu (Videbeck, 2008). Kecemasan tingkat tinggi dapat mengganggu
ingatan,
bahasa,
organisasi,
(Begley,1995 dalam Meltzer, 2010).
1
dan
kontrol
keinginan
2
Stres pada siswa dapat menyebabkan kecemasan yang kemudian dapat mengganggu kegiatan akademik siswa dengan menurunkan kemampuan koping (Moscaritolo, 2009). Berbagai penelitian (Burnstein, 1998; Hogan, 2004; Kimberly Hye-Kyung, 1997; Kleehammer, Hart, dan Keck, 1990) menunjukkan bahwa seting klinik merupakan salah satu sumber peningkatan kecemasa pada siswa (Ward, 2008). Afolayan et al. (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kecemasan merupakan penyebab umum dari buruknya penampilan akademik siswa keperawatan saat melakukan ujian. Dalam sebuah studi yang dilakukan menunjukkan bahwa kecemasan yang dialami siswa memprovokasi adanya penurunan motivasi belajar siswa dan menjadikan siswa hanya berorientasi pada nilai ujian, bukan pada kemampuan belajar mereka (Mellincavage, 2008). Kecemasan yang dialami mahasiswa dapat ditangani dengan tehnik relaksasi karena dapat menurunkan ketegangan fisiologis (Asmadi, 2008). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa relaksasi dapat secara efektif digunakan sebagai penanganan kecemasan pada mahasiswa perguruan tinggi (Hughes, 1993, dalam Rice, 2008). Tehnik relaksasi mempunyai banyak jenis, salah satunya adalah relaksasi autogenik (Asmadi, 2008). Autogenik adalah kegiatan terus-menerus mengulangi sebuah pernyataan positif kepada diri sendiri dalam keadaan relaksasi (Barnabas, 2008). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pelatihan tehnik autogenik dapat menurunkan tingkat kecemasan secara signifikan (Kanji, White, dan Ernst, 2004). Penelitian lain yang dilakukan Prato dan Yucha pada April 2013 menyimpulkan bahwa latihan autogenik merupakan tehnik yang
3
paling efektif dan secara statisik menurunkan respiration rate dan suhu perifer yang merupakan gejala dari gangguan cemas. Asmadi (2008) menyatakan bahwa tehnik relaksasi autogenik mudah dilakukan dan tidak beresiko. Prinsip tehnik ini adalah seseorang harus mampu berkonsentrasi sambil membaca mantra, doa, atau zikir dalam hati seiring dengan ekspirasi udara paru. Kata
zikir
secara
bahasa
berarti
menyebut,
mengingat,
memperhatikan, mengenang, menuturkan, dan mengerti (Syukur, 2004 dalam Harahap dan Reza, 2008). Zikir menurut istilah diartikan sebagai segala proses komunikasi seorang hamba dengan sang Khaliq untuk senantiasa ingat dan tunduk kepada-Nya dengan cara membaca takbir, tahmid, tasbih, membaca Al-Quran, dan lainnya (Almahfani, 2006). Mengingat Allah (zikir) merupakan hal yang diperintahkan Allah kepada manusia. Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab/33: 41sebagai berikut:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan sebanyak-banyaknya zikir. Dan bertasbihlah kepada-Nya pagi dan sore hari .” (QS. Al-Ahzab: 41-42). Allah S.W.T berfirman dalam surat Ar-Ra’du/13: 28 mengenai zikir:
4
Artinya: “ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah, ingatlah dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’du: 28). Dalam Miftahu Al-Falah wa Mishbahu Al-Arwah Ibnu A’thaillah As-Sakandari mencatat setidaknya terdapat 68 faidah (manfaat) yang akan didapatkan oleh orang yang rajin berzikir (Junaidi, 2007). Manfaat zikir yang berkaitan dengan kondisi kesehatan fisik dan psikis seseorang antara lain menghilangkan kecemasan, kegundahan, kesulitan dan depresi (Zainul, 2007). Berbagai penelitian tentang manfaat zikir telah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Maimunah dan Sofia (2011) menunjukkan bahwa pelatihan relaksasi dengan
zikir dapat
digunakan untuk
menurunkan kecemasan pada kehamilan ibu primipara. Penelitian lain menyimpulkan bahwa intervensi psikoterapi Islami (termasuk didalamnya zikir) dapat menurunkan gejala General Anxiety Disorder (GAD) pada mahasiswa (Abdullah et al., 2013). Sebagai dasar untuk menyusun konsep dan desain penelitian ini, peneliti memandang perlu untuk melakukan sebuah studi dini (pilot study). Pilot Study merupakan sebuah langkah untuk memfasilitasi penelitian untuk dijadikan sebagai acuan dalam menyusun tinjauan pustaka, kerangka, dan metode suatu
penelitian (Gau, 2007). Dalam hal ini,
peneliti melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui rata-rata kecemasan mahasiswa menghadapi ujian skill-lab, mata kuliah
5
yang dianggap paling mencemaskan, dan durasi munculnya kecemasan tersebut. Berdasarkan hasil pilot study yang dilakukan pada 50 mahasiswa yang dibagi secara proporsional pada masing-masing semester dengan menggunakan skala kecemasan Hamilton, menunjukkan 4% mahasiswa tidak mengalami kecemasan, 55% pada kecemasan ringan, 38% kecemasan sedang dan 8% pada kecemasan berat. Masing-masing angkatan memiliki nilai rata-rata yang berbeda, dengan nilai rata-rata tertinggi terdapat pada angkatan 2011 yaitu 43% kecemasan sedang, 14% kecemasan berat, dan 43% kecemasaan ringan. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengalami gejala kecemasan saat menghadapi ujian praktikum (skill-lab) dan dapat mengganggu penampilan siswa saat ujian sehingga perlu dilakukan penanganan.
1.2. Rumusan Masalah Melihat hasil pilot study yang menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengalami kecemasan saat menghadapi ujian praktikum, dan berlandaskan pada teori kecemasan, peneliti menyimpulkan perlu dilakukan intervensi (perlakuan) untuk mengatasi masalah kecemasan tersebut. Berdasarkan pemaparan teori, nass (ayat al-Quran) dan hasil berbagai penelitian terkait kecemasan, ujian skill lab dan zikir diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh zikir terhadap skor
6
kecemasan menghadapi ujian skill lab yang dialami mahasiswa keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Apakah dapat menurunkan atau tidak.
1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan
rumusan
masalah
diatas,
maka
dapat
diambil
pertanyaan penelitian sebagai berikut; apakah zikir dapat mempengaruhi skor kecemasan mahasiswa keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta saat menghadapi ujian skill-lab (praktikum).
1.4. Tujuan 1.4.1. Tujuan umum Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zikirsebagai terapi terhadap skor kecemasan menghadapi ujian skill lab pada mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 1.4.2. Tujuan khusus a. Mengidentifikasi skor dan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjelang ujian skill lab pada Tahun 2014 saat pre-test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. b. Mengidentifikasi skor dan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjelang ujian
7
skill lab pada Tahun 2014 saat post-test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. c. Mengidentifikasi pengaruh zikir terhadap skor kecemasan mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menghadapi ujian skill lab.
1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Pendidikan Tehnik zikir dapat digunakan oleh mahasiswa keperawatan untuk menurunkan kecemasan saat menghadapi ujian skill-lab sehingga mahasiswa menjadi lebih tenang dan siap untuk mengikuti ujian. 1.5.2. Penelitian Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi oleh peneliti lain baik secara teoritis maupun secara metodologis mengenai penelitian terkait tingkat kecemasan mahasiswa, ujian skill lab, dan penanganannya. 1.5.3. Keperawatan Proses dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber dan landasan pengembangan keilmuan keperawatan khususnya keperawatan jiwa dengan menggunakan pendekatan religi.
8
1.6. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggambarkan pengaruh zikir terhadap skor kecemasan mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menghadapi ujian skill lab. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah tingkat akademik (tingkat 1,2,3, dan 4) yang mengalami kecemasan ketika menghadapi ujian praktikum (skilllab). Penelitian ini dilakukan dengan metode analitik kuantitatif dengan desain quasi experimental. Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang diperoleh peneliti melalui pengukuran langsung skor kecemasan pada mahasiswa menjelang ujian skill lab sebelum dan setelah dilakukan intervensi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Umum Kecemasan 2.1.1. Pengertian Kecemasan Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi (Videbeck, 2008). Cemas diartikan sebagai suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis (Tomb, 2004). Cemas juga diartikan sebagai perasaan yang berlebihan tentang sesuatu yang tidak jelas dan dianggap sebagai suatu ancaman (Hyman dan Pedrick, 2012). Cemas merupakan pengalaman
yang
tidak
menyenangkan
dan
meningkatkan
kewaspadaan terhadap bahaya yang akan datang (DiTomasso dan Gosch, 2002 dalam Stein et al., 2009). Mlek (2011) mendefinisikan kecemasan sebagai emosi atau perasaan menyakitkan yang timbul dari ketidakamanan sosial atau ketidakmampuan memenuhi kebutuhan biologis secara puas. Cemas mempengaruhi seseorang dalam tiga hal; 1) perubahan fisik menunjukkan perubahan pada frekuensi jantung, mual, muntah, ketegangan otot, berkeringat, dan nafas pendek; 2) perubahan mental, khawatir, gelisah, bingung, dan penurunan tingkat konsentrasi; 3)
9
10
perubahan perilaku, menjauhi benda, tempat atau situasi tertentu (Hyman dan Pedrick, 2012). Pada dasarnya, cemas tidak dapat dibedakan dari takut karena individu yang merasa takut atau cemas mengalami pola respons perilaku, fisiologis, dan emosional dalam rentang yang sama. Perbedaan nyata antara keduanya ialah bahwa rasa takut timbul sebagai respon terhadap objek yang dapat diidentifikasi dan spesifik (Videbeck, 2008). Kecemasan memiliki dua aspek yakni aspek sehat dan aspek membahayakan, yang bergantung pada tingkat, lama, dan kemampuan koping individu terhadap kecemasan tersebut (Videbeck, 2008). Dari beberapa penjelasan mengenai definisi kecemasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan merupakan perasaan tidak menyenangkan yang berlebihan terhadap sesuatu hal yang tidak jelas dan meningkatkan kewaspadaan dengan menunjukkan berbagai rentang respon baik yang adaptif maupun maladaptif. Respon tubuh terhadap kecemasan meliputi tiga hal, yaitu perubahan fisik, mental, dan perilaku. 2.1.2. Teori Kecemasan Videbeck (2008) dalam bukunya menjelaskan berbagai teori yang menjelaskan tentang terjadinya kecemasan, yaitu teori biologi dan teori psikodinamik.
11
A.
Teori Biologi a)
Teori Genetik Ansietas memiliki komponen yang dapat diwariskan dari kerabat
tingkat
pertama
individu
yang
mengalami
peningkatan ansietas, insidennya mencapai 25% pada kerabat tingkat pertama dan wanita mempunyai resiko dua kali lipat dari pria. Kromosom 13 dikatakan terlibat dalam proses terjadinya gangguan panik dan sakit kepala hebat. b)
Teori Neurokimia GABA (asam gama-amino butirat) merupakan suatu neurotransmiter inhibitor yang berfungsi sebagai agen ansietas alami tubuh dengan mengurangi eksitabilitas sel sehingga mengurangi frekuensi bangkitan neuron. Selain itu beberapa senyawa lain ikut terlibat dalam proses tersebut, diantaranya benzodiazepin dan serotonin (5-HT).
B.
Teori Psikodinamik a)
Psikoanalitis Freud memandang ansietas merupakan hal alamiah seseorang sebagai stimulus untuk perilaku. Ia menjelaskan bahwa respon cemas merupakan mekanisme pertahanan manusia
untuk
stimulus tertentu.
mengendalikan
kesadaran
terhadap
12
b)
Teori Perilaku Teori ini memandang bahwa ansietas sebagai sesuatu yang dipelajari melalui pengalaman individu. Individu dapat memodifikasi perilaku
maladaptif tanpa
memahami
penyebab perilaku tersebut. Perilaku yang berkembang dan
mengganggu kehidupan individu dapat ditiadakan
atau dibuang melalui pengalaman berulang yang dipandu oleh seorang ahli. c)
Teori Interpersonal Sullivan (1952) berpendapat bahwa ansietas timbul dari masalah-masalah dalam hubungan interpersonal dan ini erat kaitannya dengan kemampuan untuk berkomunikasi. Semakin
tinggi
tingkat
ansietas,
semakin
rendah
kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan dengan orang lain. 2.1.3. Klasifikasi Tingkat Kecemasan Kecemasan dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat, dan panik. Tingkat atau level kecemasan yang dialami seseorang tergantung pada tingkat stres dan durasi stres tersebut (Videbeck, 2008). Setiap tingkat menyebabkan perubahan fisiologis dan emosional pada individu (Basavanthappa, 2007). A.
Mild Anxiety (kecemasan ringan) Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori
13
meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berfikir, bertindak, merasakan, dan melindungi dirinya. B.
Moderate Anxiety (kecemasan sedang) Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada sesuatu yang berbeda, individu menjadi gugup dan agitasi.
C.
Severe Anxiety (kecemasan berat) Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, ia memperlihatkan respon takut dan distres. Ketika individu mengalami kecemasan berat, kemampuan untuk bertahan menurun, terjadi respon defensif, dan keterampilan kognitif menurun secara signifikan.
D.
Panik Ketika individu mencapai tingkat tertinggi kecemasan; panik, semua pikiran rasional berhenti dan individu tersebut mengalami respon fight, flight, atau freez. Videbeck (2008) menjelaskan bahwa dalam keadaan panik, alam psikomotoremosional
individu
mendominasi.
Lonjakan
menyebabkan tanda-tanda vital sangat
adrenalin
meningkat, pupil
membesar dan proses kognitif hanya berfokus pada pertahanan individu tersebut.
14
2.1.4. Faktor Yang Mempengaruhi Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor penyebab munculnya perasaan cemas (Stuart dan Michele, 2005). A.
Teori Pshykoanalitik Freud (1969) mengidentifikasi bahwa kecemasan terbagi dalam dua macam, yaitu cemas primer (utama) dan cemas pengikut (subsequent). Dengan meningkatnya perkembangan ego seseorang, maka kecemasan yang dihadapi juga berbeda. Freud menganggap bahwa kecemasan subsquent merupakan produk dari konflik antara id dan superego individu.
B.
Teori Interpersonal Sullivan (1953) berbeda pendapat dengan Freud, ia menganggap bahwa kecemasan akan muncul sampai seseorang memiliki kewaspadaan terhadap lingkungannya. Tingkat harga diri seseorang merupakan faktor yang sangat penting kaitannya dengan kecemasan. Seseorang yang mempunyai penghargaan tinggi bagi dirinya lebih mampu untuk mengatasi cemas.
C.
Teori Perilaku Beberapa teori perilaku mengajukan bahwa kecemasan merupakan hasil dari frustasi yang disebabkan oleh berbagai hal yang berkaitan dengan pencapaian sebuah tujuan. Pendapat lain juga mengatakan bahwa kecemasan muncul karena adanya stimulus tertentu. Kecemasan juga disebabkan karena adanya
15
konflik internal ketika individu diharuskan untuk memilih diantara banyak pilihan.
2.1.5. Faktor Resiko Dalam berespon terhadap suatu stres yang dialami, individu dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko yang memungkinkan seseorang untuk beradaptasi dengan baik ataupun maladaptif (Stuart dan Michele, 2005). A.
Usia Usia seseorang erat kaitannya dengan jenis stres, sumber pendukung, dan kemampuan koping terhadap stres tersebut. Suyamto et al. (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa antara mahasiswa usia dibawah 21 tahun dan diatas 21 tahun memiliki tingkat kecemasan yang berbeda.
B.
Jenis Kelamin Secara umum, gangguan psikiatrik dapat dialami oleh pria dan wanita secara seimbang. Namun kemampuan dan ketahanan dalam menghadapi dan koping terhadap masalah tersebut secara luas lebih tinggi pada pria. Puskar (2009) menyimpulkan bahwa pada masyarakat pedesaan, wanita memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dari pada pria.
C.
Tingkat Pendidikan Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pendidikan merupakan sumber koping yang penting dalam berespon
16
terhadap sebuah stres. Individu dengan tingkat pendidikan rendah menunjukkan sikap yang kurang dalam mencari pelayanan psikiatrik dan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi lebih sering mencari pelayanan psikiatrik. D.
Pendapatan (tingkat ekonomi) Para ahli sepakat bahwa kemiskinan merupakan faktor besar yang mempengaruhi terjadinya gangguan psikiatrik. Meskipun pengaruh dari kemiskinan tidak dapat digeneralisir untuk semua kelompok sosial dan budaya, namun prevalensi tertinggi ada pada kelompok wanita, lansia, dan kalangan minoritas.
E.
Etnik Etnik individu, meliputi ras, bangsa, suku, dialek bahasa, budaya atau latar belakang seseorang. Etnik tertentu memiliki budaya
tertentu
yang
has
dan
spesifik.
Kebudayaan
mempengaruhi seseorang dalam sikap dan perilaku, termasuk didalamnya kemampuan untuk beradaptasi dengan stres. F.
Kepercayaan Keyakinan seseorang meliputi semua aspek kehidupan. Kepercayaan, pandangan hidup, agama, dan spiritualitas memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental individu. Seorang religius hidup dengan penuh arti dan tujuan. Agama menyediakan dasar penghargaan terhadap diri dan identitas
17
seseorang baik secara individu maupaun sebagai anggora dari suatu masyarakat (komunitas).
2.1.6. Sumber Stres Perasaan cemas disebabkan oleh berbagai faktor. Secara umum, stressor yang mempenagruhi kecemasan terbagi dua yaitu yang mengancam fisik dan yang mengancam sistem diri (Stuart dan Michele, 2005). A.
Ancaman terhadap integritas fisik Ancaman
terhadap
integritas
fisik
meliputi
ketidakmampuan fisik atau penurunan kemampuan fisik untuk melakukan aktifitas, dan dapat berupa ancaman dari luar, seperti infeksi, polusi lingkungan dan dari dalam, seperti penyakit jantung, gangguan sistem imun, dan lainnya. B.
Ancaman terhadap sistem-diri Hal yang dapat mengancam keutuhan sistem-diri terbagi dalam dua jenis, yaitu internal dan external. Ancaman internal meliputi kesulitan dalam hubungan interpesonal. Sedangkan ancaman external meliputi kehilangan seseorang karena kematian, perceraian, atau relokasi.
2.1.7. Skala Pengukur Kecemasan Ada banyak instrumen yang sering digunakan untuk mengkaji dan mendiagnosa kecemasan. Dalam pengkajian klinis, area yang
18
perlu dikaji meliputi keluhan utama, riwayat gejala saat ini, riwayat psikiatri dan riwayat kesehatan, riwayat perkembangan sosial, dan pengkajian status mental (Tusaie dan Joyce, 2013). A.
Diagnostic Assesment (pengkajian diagnostik) a)
Anxiety Disorder Interview Schedule untuk DSM-IV (ADIS-IV) Wawancara semi-terstruktur untuk mengkaji adanya temuan gangguan kecemasan DSM-IV. Digunakan untuk mengkaji adanya gangguan perasaan, dan gejala psikotik.
b)
Structural Clinical Interview untuk DSM-IV (SCID-1) Axis 1 Wawancara terstruktur yang mengandung modul dari setiap diagnosis DSM-IV-TR axis 1. Prosedur skoring digunakan untuk memastikan data diagnosis.
B.
General Anxiety (kecemasan umum) a)
Anxiety Sensivity Index (ASI) Quesioner yang terdiri dari 16 pertanyaan untuk mengukur ketakutan akan kecemasan. Diperkenalkan oleh Reiss, Peterson, Gursky, dan McNally (1986).
b)
Beck Anxiety Inventory (BAI) Quesioner yang terdiri dari 21 pertanyaan untuk mengukur tingkat pengalaman seseorang tentang gejala kecemasan dalam 2 minggu terahir.
19
c)
Hamilton Anxiety Scale (Ham-A) Skala pengukuran semi-terstruktur yang digunakan pada hasil pengobatan kecemasan. Terdiri dari 14 pertanyaan tentang berbagai gejala kecemasan. Diperkenalkan oleh Hamilton (1859).
d)
Depression Anxiety Stress Scale (DASS 21) Quesioner mengenai perasaan seseorang yang terdiri dari 21 pertanyaan untuk mengukur gejala kecemasan pada 1 minggu terahir.
e)
Penn State Worry Questionnare (PSWQ) Quesioner yang terdiri dari 16 pertanyaan untuk mengkaji karakteristik dari kecemasan yang dialami. Diperkenalkan oleh Meyer, Miller, Metzger, dan Borkovec (1990).
f)
Speilberg State-Trait Anxiety Inventory (STAI) Quesioner mengenai perasaan seseorang yang terdiri dari 40 pertanyaan yang mengukur tingkat kecemasan saat ini dan selama ini. Diperkenalkan oleh Speilberger (1983).
2.2. Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-Lab 2.2.1. Praktikum Keperawatan (Skill-lab) Praktikum (simulasi) merupakan media dalam pendidikan keperawatan yang relatif baru digunakan untuk membantu siswa dalam
berlatih
berbagai
penilaian
dan
keterampilan
klinis
keperawatan. Metode pembelajaran praktikum pertama kali diterapkan
20
sebagai kurikulum pada tahun 1960-an (Gosselin, 2013). Simulasi didefinisikan sebagai upaya untuk meniru beberapa atau hampir semua aspek penting dari situasi klinis sehingga situasi tersebut dapat lebih mudah dipahami dan dikelola ketika itu terjadi secara nyata dalam praktek klinis (Cato, 2013). Literatur pendidikan keperawatan melaporkan bahwa simulasi (praktikum) umum digunakan dalam instrumen klinik. Penggunaan simulasi dalam pendidikan keperawatan terbukti efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan kognitif dan berfikir kritis siswa. Kegiatan
praktikum
telah
dimasukkan
kedalam
pendidikan
keperawatan karena memungkinkan siswa untuk terlibat dalam proses kritis dalam pengambilan keputusan klinis yang dibutuhkan saat praktek (Cato, 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan praktikum membantu dalam transformasi pengetahun dari kelas ke bed-side dan terus mengarah pada pengembangan penilaian klinis (Horsley, 2012). Liga Perawat Nasional (National League of Nurse/NLN) Amerika mendukung
akan
penggunaan
praktikum
dalam
rangka
mempersiapkan siswa dalam berpikir kritis dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi lingkungan klinis yang kompleks (Sanford, 2010). Dalam sebuah survei nasional di Amerika tahun 2010 menunjukkan bahwa 1.060 program RN menggunakan simulasi laboratotium, dan 87% siswa yang terlibat dalam aktif dalam program tersebut (Gosselin, 2013).
21
2.2.2. Kecemasan Saat Praktikum Karakter pendidikan keperawatan mengalami banyak perubahan beberapa tahun terahir. Jones dan Johnston (1997) menemukan bahwa mahasiswa keperawatan tidak hanya tertekan karena tugas kuliah, namun juga berbagai stres yang berkaitan dengan perkuliahan, seperti ketakutan akan gagal ujian, tidak adanya waktu luang, dan panjangnya jam kuliah (Kanji, White, dan Ernst, 2004). Penelitian membuktikan bahwa simulasi merupakan stres dan menjadi masalah bagi siswa keperawatan. Beberapa siswa melaporkan adanya gejala kecemasan saat pembelajaran simulasi (praktikum). Beberapa siswa juga melaporkan mengalami gejala kecemasan berat saat melakukan simulasi pada semua mata kuliah (Cato, 2013). Kecemasan sering dikaitkan dengan kegiatan simulasi pada program keperawatan di Universitas of New Hampshire (Gosselin, 2013). Siswa melaporkan adanya peningkatan kecemasan dan stres ketika mereka ditonton oleh fakultas (pengajar) dari jendela ruang kontrol selama melakukan praktikum (Horsley, 2012). Afolayan et al. (2013) mengamati bahwa sekitar 30% siswa keperawatan mengalami kecemasan terutama saat ujian, pemeriksaan, dan presentasi. Para peneliti menemukan bahwa kecemasan pada siswa dapat mempengaruhi kinerja akademik siswa (Horsley, 2012). Meskipun sindrom kecemasan saat simulasi tidak nyata benar-benar ada, namun gejala dan hasil negatif memang ada dan harus diatasi. Penanganan
22
yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi resiko dan memastikan keberhasilan praktikum (Blazeck, 2010).
2.2.3. Pengaruh Kecemasan Mahasiswa Literatur
pendidikan
keperawatan
menyebutkan
bahwa
kecemasan dalam pengaturan klinis dapat mempengaruhi hasil pembelajaran dan kemampuan klinis siswa (Cook, 2005). Stres yang dialami siswa tidak selamanya menjadi pengalaman negatif dalam lingkungan belajar. Joel (2006) berpandangan bahwa stres juga dapat meningkatkan pembelajaran, pada waktu dan taraf tertentu. Jadi stres yang menyebabkan kecemasan dapat berpengaruh positif dan negatif (Cato, 2013). Stres pada siswa dapat menyebabkan kecemasan yang kemudian dapat menggganggu akademik siswa dengan menurunkan kemampuan koping. Stres dan kecemasan tingkat tinggi dapat menghambat memori dan kemampuan untuk memecahkan masalah, yang pada gilirannya daat mempengaruhi kinerja akademik dan belajar siswa (Beddoe dan Murphy, 2004 dalam Moscaritolo, 2009). Afolayan et al. (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kecemasan merupakan penyebab umum dari buruknya penampilan akademik siswa keperawatan saat melakukan ujian. Kecemasan yang dialami mempengaruhi siswa secara fisiologis dan psikologis. Beberapa siswa tidak dapat melakukan tindakan secara lengkap saat mereka dalam keadaan cemas. Evaluasi terhadap
23
kecemasan yang dialami siswa perlu dilakukan. Dalam sebuah studi yang dilakukan menunjukkan bahwa kecemasan yang dialami siswa memprovokasi adanya penurunan motivasi belajar siswa dan menjadikan siswa hanya berorientasi pada nilai ujian, bukan pada kemampuan belajar mereka (Elcigil dan Yildrim, 2007 dalam Mellincavage, 2008).
2.2.4. Penanganan Kecemasan Mahasiswa Kecemasan pada mahasiswa dapat mempengaruhi belajar dan kinerja siswa. Hal ini penting bagi pihak institusi untuk melakukan penanganan dengan menurunkan kecemasan mahasiswa melalui dukungan dan mempromosikan lingkungan belajar yang positif. Bahkan lebih baik lagi jika pihak institusi keperawatan melakukan integrasi strategi penurunan kecemasan siswa kedalam kurikulum pendidikan yang diterapkan (Purfeerst, 2011). Ada banyak strategi yang diajukan oleh para ahli untuk menurunkan kecemasan mahasiswa keperawatan. A. Pelatihan Autogenik Autogenik adalah kegiatan terus-menerus mengulangi sebuah pernyataan positif kepada diri sendiri dalam keadaan relaksasi (Barnabas, 2008). Asmadi menyatakan bahwa tehnik relaksasi autogenik mudah dilakukan dan tidak beresiko. Prinsipnya seseorang harus mampu berkonsentrasi sambil membaca mantra, doa, atau zikir dalam hati seiring dengan ekspirasi udara paru
24
(Asmadi,
2008).
Pelatihan
autogenik
memberikan
efek
menenangkan pada pikiran dan tubuh dan dapat digunakan untuk mengobati kondisi medis terkait stres, misalnya angina pektoris, hipertensi, dan dispepsia (Kanji, White, dan Ernst, 2004). Prato dan Carolyn (2013) dalam penelitiannya terkait kecemasan pada mahasiswa keperawatan menyimpulkan bahwa tehnik autogenik merupakan strategi yang paling efektif untuk menurunkan respiratory rate, nadi, dan suhu perifer. B. Pendekatan Perilaku Kognitif Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Schiraldi (2004) membandingkan antara pendekatan perilaku kognitif dan manajemen
stres
konvensional
dalam
menurunkan
gejala
kecemasan pada mahasiswa menunjukkan bahwa bahwa tindakan yang pertama berhasil menurunkan kecemasan, sedangkan yang kedua gagal untuk merubah (Brown dan Schiraldi, 2004 dalam Masterman, 2012). C. Pernafasan Dalam dan Santai Busch et al. (2012) dalam penelitiannya mengenai pengaruh nafas dalam
terhadap
nyeri,
aktifitas
autonomik,
dan
mood
menunjukkan bahwa tehnik nafas dalam dapat mempengaruhi proses autonomik dan respon terhadap nyeri. D. Meditasi Jurnal Biological Psychological mendefiniskan meditasi sebagai sebuah proses psikologi yang mendemonstrasikan penurunan
25
aktifitas metabolik untuk merelaksasikan fisik dan mental untuk mencapai keseimbangan emosi (Eifring, 2013). Studi komperatif yang dilakukan Burns et al. (2011) menunjukkan bahwa meditasi dapat menurunkan secara signifikan tingkat stres dan kecemasan seseorang (Burns et al., 2011, dalam Masterman, 2012). E. Mentoring Instruksi dan mentoring oleh teman sebaya dapat menurunkan kecemasan siswa, dan dapat diimplementasikan pada setiap level dan jenjang pendidikan keperawatan (Purfeerst, 2011). Becker dan Neuwrith
(2002)
mengembangkan
model
pembelajaran
laboratorium klinis dengan melibatkan level senior untuk mendampingi level junior. Evaluasi yang dilakukan menunjukkan penurunan kecemasan dan meningkatkan kemampuan klinis siswa sampai 87% (Becker dan Neuwrith, 2002 dalam Moscaritolo, 2009). F. Aroma Terapi Sebuah studi yang dilakukan oleh Kim dan Yun (2010) mengenai pengaruh
penggunaan
menyimpulkan
bahwa
aroma
tertentu
penggunaan
aroma
secara terapi
inhalasi dapat
menurunkan kecemasan siswa saat praktek pemberian injeksi intravena. G. Humor Humor sebagai strategi pengajaran memiliki banyak manfaat, diantaranya membuat proses belajar menjadi menyenangkan,
26
memfokuskan
perhatian,
menguatkan
hubungan
sosial,
meningkatkan harga diri, dan meringankan stres dan kecemasan (Moscaritolo, 2009). H. Relaksasi Otot Suyamto et al. (2009) dalam penelitiannya tentang pengaruh relaksasi otot dalam menurunkan skor kecemasan TMAS mahasiswa
menjelang
ujian
ahir
program
di
Akademi
Keperawatan Notokusumo Yogyakarta menyimpulkan bahwa intervensi ini mempunyai pengaruh dalam menurunkan kecemasan mahasiswa.
2.3. Zikir 2.3.1. Definisi
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan sebanyak-banyaknya zikir. Dan bertasbihlah kepada-Nya pagi dan sore hari .” (QS. Al-Ahzab: 41-42) Almahfani (2006) menjelaskan bahwa zikir secara etimologis berasal dari bahasa Arab dzakara-yadzkuru-dzikran (ذكر-يركر- )ذكرyang berarti mengingat atau menyebut. Namun banyak ayat-ayat Al-Quran yang mengusung makna berbeda untuk arti kata zikir, antara lain; sebagai nama lain Al-Quran, peringatan, keagungan, wahyu, dan pengajaran.
27
Sedangkan
zikir
menurut
istilah
adalah
segala
proses
komunikasi seorang hamba dengan sang Kholiq untuk senantiasa ingat dan tunduk kepada-Nya dengan cara mengumandangkan takbir, tahmid, tasbih, memanjatkan doa, membaca Al-Quran, dan lain-lain yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, baik sendiri atau berjamaah, dengan aturan-aturan yang telah ditentukan (Almahfani, 2006). Sejumlah cendikiawan barat cenderung mendefinisikan zikir dari sudut pandang latihan spiritual yang biasa dilakukan para penganut tarikat. Junaedi (2007) menyebutkan bahwa Arberry, Alfred Duillaume, serta Spencer Trimingham hampir sepakat mendefinisikan zikir sebagai suatu latihan spiritual yang bertujuan untuk menyatakan kehadiran Tuhan seraya membayangkan wujud-Nya. Atau suatu metode yang dipergunakan untuk mencapai konsentrasi spiritual dengan menyebut nama Tuhan secara ritmis dan berulang-ulang.
2.3.2. Jenis Istilah yang mengungkapkan mecam-macam zikir sangat banyak, diantaranya adalah zikir dengan hati saja atau zikir khafi (samar) dan zikir lisan atau jahr (jelas). Selain zikir yang dilakukan dengan hati dan lisan, ada pula istilah zikir ruh, zikir sosial, zikir fardi (individu), zikir jama’i (berjamaah), zikir mutlak (tidak terikat dengan waktu), dan zikir muqoyyad (terikat dengan waktu) (Harahap dan Reza, 2008).
28
A.
Zikir Lisan Zikir lidah (lisan) adalah dengan mengucapkan nama Allah dengan lidah serta berulang-ulang
bertasbih, bertahmid,
bertakbir, dan bertahlil dengan mengucapkan
الإله إالهللا
(Ghadeer, 2006). Zikir dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan lisan atau lidah saja. Zikir dengan lisan semata adalah peringkat zikir terendah (Harahap dan Reza, 2008). B.
Zikir Qalbu (Hati) Berzikir dengan hati berarti berucap sesuatu dengan lisan dan menghadirkan makna sedalam-dalamnya kedalam hati (AlSyafi‟i, 2010). Zikir hati yaitu menghadapkan hati sepenuhnya hanya pada Allah. Mengingat Allah adalah ketika manusia berhadapan dengan hal yang haram, lalu ia takut pada Allah lalu meninggalkan yang haram tersebut (Ghadeer, 2006). Al-Imam Abul-Hasanat Muhammad „Abdul-Hayyi Al-Lumnawi Al-Hindi menjelaskan bahwa sesungguhnya zikir adalah lawan dari lupa, dan zikir itu asalnya merupakan perbuatan qalbu (hati) dan bukan lisan. Dan berzikir dengan hati memiliki pengaruh yang istimewa yang tidak ada dalam zikir lisan (Ilham dan Debby, 2003).
C.
Zikir Af’al Zikir af’al (perbuatan) diartikan sebagai refleksi dari zikir lisan dan zikir hati. Ini merupakan zikir yang bersifat aktif dan
29
berdimensi sosial. Zikir ini diwujudkan dalam perbuatan seharihari, seperti menyantuni kaum papa, menginfakkan harta untuk kepentingan sosial, dan melakukan hal-hal yang berguna bagi pembangunan bangsa serta agama (Harahap dan Reza, 2008). Para ‘Ulama berpendapat bahwa sebaik-baiknya zikir adalah zikir dengan hati dan lisan secara bersamaan, dan berzikir dengan hati saja lebih baik dari berzikir dengan lisan saja. Tidak diragukan lagi bahwa berzikir dengan lisan namun hatinya lalai (tidak berzikir) memiliki faidah yang kecil (Al-Syafi‟i, 2010).
2.3.3. Zikir Asmaul Husna Al-Syafi‟i menjelaskan bahwa zikir mempunyai banyak bentuk (lafal), dan satiap lafal zikir memiliki keutamaan dan pahala yang besar. Dan dari sekian banyak jenis lafal zikir, tang paling utama dan mulia adalah berzikir dengan kalimat الإله إالهللا, Rasulullah SAW bersabda; “Sebaik-baiknya zikir adalah الإله إالهللا, dan sebaik-baiknya doa adalah ” الحمدهللdalam hadis lain Rasulullah bersabda: “ سبحان هللا adalah setengah mizan, الحمد هللmelengkapinya, dan الإله إالهللاtidak ada baginya dan Allah pembatas ” (Al-Syafi‟i, 2010). Muhammad Hasbi Ash Shiddiqie, dalam bukunya Pedoman Zikir dan Doa menjelaskan bahwa zikir dapat dilakukan dengan menyebut nama-nama Allah (Almahfani, 2006). Di dalam Al-Quran Al-Karim terdapat dorongan untuk berdoa kepada Allah dengan
30
menggunakan asmaul husna (nama-nama Allah yang indah) (AsShadr, 2007). Allah berfirman mengenai nama-nama indah-Nya:
Artinya: “Dan milik Allah-lah asmaul husna (nama-nama yang baik) maka berdoalah kepada-Nya dengan itu (asmaul husna).” (QS. AlA‟raf: 180). Salah satu nama asmaul husna milik Allah adalah Ya Lathyfu yang berarti Maha Lembut. Allah berfirman:
Artinya: “Allah Maha Lembut kepada hamba-hamba-Nya; Dia memberikan rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan Dia-lah yang MahaKuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Asy-Syura: 19). Lemah lembut membawa kebaikan, persahabatan, dan dan kasih sayang yang tulus. Sebaliknya. Sikap kasar akan membuat orang menjauh, bahkan membenci kita. Dengan memperbanyak membaca Ya Lathyfu, insya Allah usaha kita akan memperoleh kesuksesan. Wallahu A’lam (El-Bantani, 2009). Seseorang yang sedang merasa cemas dan tegang, dengan membaca zikir Ya Lathyfu, berarti mengharap Allah melembutkan hati individu tersebut.
31
2.3.4. Bilangan Zikir Allah berfirman:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan sebanyak-banyaknya zikir. Dan bertasbihlah kepada-Nya pagi dan sore hari .” (QS. Al-Ahzab: 41-42) Diriwayatkan oleh Hasan bin „Isa bahwa Rasulullah S.A.W pernah bersabda:
ِ ِ ٌ مع ِّقب ِ ث َوثَالَثُو َن ٌ َصالَ ٍة َم ْكتُوبٍَة ثَال َ ُدبُ َر ُك ِّل- أ َْو فَاعلُ ُه َّن- يب قَائلُ ُه َّن َ َُ ُ ات الَ يَخ ًث َوثَالَثُو َن َ ْي ِ ي َيةً َوأ َْربَ ٌ َوثَالَثُو َن َ ْكبِ َيرة ٌ َييةً َوثَال َ َِ ْ ب Artinya: “Akan dibalas dan tidak akan kecewa orang yang membaca (mengerjakan) setiap setelah sholat wajib kalimat tasbih 33x, kalimat tahmid 33x, dan kalimat takbir 34x”. Ubaidillah bin Musa dalam riwayatnya menceritakan bahwa ada seorang muslim fakir yang mengadu kepada Rasulullah karena merasa iri dengan orang-orang kaya diantara mereka, kemudian Rasul bersabda:
ٍ ِ ِ وهللُ أَ ْكبَ ُر:صالَ ٍة َ صَ ْعتُ ُ ووُ أَ ْد َرْكتُ ْ م ْ َل فَ ْ ل ِه ْ قُووُوو ُدبُ َر ُك ِّل َ أَفَالَ أُ ْ بِ ُرُك ْ بِ َ ْ ِ ْن ِ وس ْبيا َن, ً وووْي ُي وِلَّ ِه ِح َيى َع ْ رةَ م َّرة, ًِح َيى َع ْ رةَ م َّرة , ًوهلل ِ ْح َيى َع ْ َرةَ َم َّرة ْ ْ َ َُ َ َ َْ َ َ َ ِ ِ َ َو ْح َيوُ الَ َش ِر،َُوالَ ِو ََه ِالَّ وهلل ْ ُ ْي ِرُكوو م ْ َل فَ ْ ل ِه, ِ ْح َيى َع ْ َرَة َم َّرًة،ُيك وَه
32
Artinya: “Apakah kalian ingin kuberitahu suatu hal yang jika kalian lakukan hal tersebut kalian akan mendapatkan keutamaan (kekayaan) seperti mereka?, bacalah setiap seetelah sholat هللاُهللا َأ ْككبَأ ُهللار11 kali, ْكال َأح ْكم ُهللاد
ِهَّلِلهللِهَّلِل11 kali, ُهللاسب َأْكحانَأ هللاِهَّلِل11 kali, الَأ إِهَّلِللَأهَأ إِهَّلِلال هللاُهللا َأ ْك َأد ُهللا الَأ َأ ِهَّلِلرييَأ لَأهُهللا11 kali, niscaya akan kalian dapatkan keutamaan seperti mereka (orang kaya).”
2.3.5. Manfaat Zikir Allah berfirman:
Artinya: “Maka, ingatlah kalian kepada-Ku (dzikir) niscaya Aku mengingat kalian, bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqoroh: 152). Allah S.W.T berfirman :
Artinya: “ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah, ingatlah dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra‟du: 28). Diriwayatkan dari Abi Hurairoh R.A bahwa Rasulullah Muhammad S.A.W bersabda:
ِ ِ بيي ما كت ِبه شفتُاُو َ َقاّ َل وهلل ب ْ ير َ َ أنَا م َ َع:ارك و َعاوَى ّ ذكرن َو
33
Artinya: “Allah berfirman: Aku bersama hamba-Ku selama dia mengingat-Ku dan bergetar kedua bibirnya (berzikir kepada-Ku).” Hadis ini di-tahrij oleh Ibnu Majjah, di-shohih-kan oleh Ibnu Hibban, dan disebutkan kembali oleh Imam Buhkori (Al-„Asqolany, 852 H). Zikir secara maksimal memiliki banyak manfaat bagi manusia. Manfaat zikir yang berkaitan dengan kondisi kesehatan fisik dan psikis seseorang antara lain dapat menghilangkan kecemasan, kegundahan, kesulitan, dan depresi sehingga dapat mendatangkan ketenangan, kedamaian, kebahagiaan dan kelapangan (Zainul, 2007). Sayyid Abdul Wahab Asy-Sya‟rani menyebutkan beberapa faedah zikir (Susetya, 2012). Diantaranya adalah sebagai berikut: pertama, zikir merupakan ketetapan dan syarat kewalian; kedua, zikir merupakan kunci dari ibadah-ibadah yang lain; ketiga, zikir merupakan syarat atau perantara untuk masuk kehadirat Ilahi; keempat, zikir akan membuka dinding hati dan menciptakan keihlasan hati yang sempurna; dan kelima, melunakkan hati. Al-Hakim Abu Muhammad At-Turmudzi menjelaskan bahwa zikir kepada Allah bisa membasahi hati dan melunakkannya. Sebaliknya, bila hati kosong dari zikir, ia akan menjadi panas oleh dorongan nafsu dan api syahwat, sehingga hatinya menjadi kering dan keras. Anggota badannya pun menjadi sulit untuk diajak taat kepada Allah (Susetya, 2012).
34
2.4.Pengaruh zikir terhadap kecemasan Berbagai penelitian dan studi mengenai strategi untuk menurunkan kecemasan
telah
banyak
dilakukan,
diantara
intervensi
yang
diterapkanadalah zikir yang secara ilmiah terbukti dapat menurunkan kecemasan seseorang. Abdullah et al. (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa metode intervensi Psikoterapi Islami memberikan efek positif untuk menurunkan General Anxiety Disorder (GAD) pada mahasiswa. pada penelitian lain pun menunjukkan bahwa pelatihan relaksasi dengan zikir dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan kehamilan pada ibu hamil pertama (Maimunah, 2011). Dalam sebuah studi mengenai pengaruh religiusitas terhadap stres kematian menunjukkan hubungan negatif secara signifikan, meskipun memang tidak kuat karena banyak faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol (Al-Sabwah dan Ahmed, 2006). Supradewi (2008) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pelatihan zikir efektif untuk menurunkan afek negatif pada mahasiswa. Sebuah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh zikir terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre-operasi Sectio Caesarea menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan (Yuliza, 2012).
35
2.5. Kerangka Teori Sumber Stres (ancaman)
Strategi Penanganan
Ancaman SelfSystem
Mentoring
Humor
Faktor yang mempengaruhi Usia
Stress
Jenis kelamin Pendidikan Etnik
Aroma Terapi
Kecemasan saat Ujan Praktikum
Relaksasi Otot Pendekatan Perilaku Kognitif
Kepercayaan
Zikir
Ekonomi Autogenik Dampak Penampilan klinik buruk saat ujian
Pernafasan Dalam Meditasi
Skema 2.1 Kerangka Teori Sumber: Modifikasi dari (Stuart dan Michele, 2005; Asmadi, 2008; Barnabas, 2008; Moscaritolo, 2009; Suyamto et al., 2009; Kim dan Yun, 2010; Purfeerst, 2011; Busch et al., 2012; Masterman, 2012; Afolayan et al., 2013; Eifring, 2013; Abdullah et al., 2013).
2.6. Penelitian Terkait 2.6.1. Penelitian tentang kecemasan mahasiswa keperawatan saat praktikum A. Afolayan et al. (2013) tentang hubungan antara kecemasan dan penampilan akademik mahasiswa keperawatan Universitas Niger Delta, Nigeria. Penelitian dengan desain deskriptif untuk
36
menghubungkan kedua variabel diatas dengan melibatkan 100 mahasiswa keperawatan Universitas Niger Delta. Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa kecemasan berkontribusi terhadap buruknya keterampilan dan penampilan klinik mahasiswa saat ujian. B. Blazeck (2010) tentang presentasi dan penanganan sindrom kecemasan saat praktikum. Sebuah studi kasus pada mahasiswa keperawatan Universitas Pittsburgh. Studi ini menyimpulkan bahwa meskipun sindrom kecemasan saat praktikum tidak benarnyata adanya, namun efek negatifnya ada, sehingga perlu dilakukan
tindakan
untuk
mencegah
kecemasan
berlanjut
menggangu pembelajaran siswa. C. Horsley (2012) tentang pengaruh kehadiran dosen terhadap tingkat kecemasan, kepercayaan diri, dan keterampilan klinis mahasiswa keperawatan saat praktikum. Desain penelitian ini berupa quasiexperimental dan melibatkan 91 mahasiswa keperawatan di salah satu universitas
di
Amerika Utara.
Hasil
penelitian
ini
menyimpulkan bahwa kehadiran dosen meningkatkan tingkat kecemasan mahasiswa saat prakitikum. D. Suyamto, Yayi, dan Caria (2009) tentang pengaruh relaksasi otot dalam
menurunkan
skor
menjelang ujian ahir Notokusumo
kecemasan
program di
Yogyakarta.
Penelitian
T-TMAS Akademi semi
mahasiswa Keperawatan
eksperimen
ini
37
melibatkan 50 responden. Penelitian ini menyimpulkan bahwa relaksasi otot dapat menurunkan skor kecemasan mahasiswa.
2.6.2. Penelitian tentang pengaruh zikir terhadap kecemasan A. Maimunah dan Sofia (2011) tentang pengaruh pelatihan relaksasi dengan zikir untuk mengatasi kecemasan ibu hamil pertama. Penelitian ini merupakan penelitian semi eksperimen dengan jumlah responden 10 orang ibu hamil. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan relaksasi dengan zikir dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan kehamilan ibu hamil pertama. B. Yuliza (2012) tentang pengaruh zikir terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre-operasi sectio secarea (SC) di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Desain penelitian ini berupa one-goup pre-test-post test yang dilakukan selama 2 bulan (AprilMei 2012). Kesimpulan peneilitan ini menyatakan bahwa zikir mempengaruhi kecemasan pasien pre-operasi SC. C. Abdullah et al. (2013) tentang efektifitas intervensi psikoterapi Islami
terhadap
GAD
pada
mahasiswa.
penelitian
ini
menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menemukan
bahwa
metode
intervensi
psikoterapi
Islami
memberikan pengaruh positif untuk membantu menurunkan GAD pada mahasiswa.
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Konsep
adalah
abstraksi
dari
suatu
realitas
agar
dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antarvariabel. Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2008). Pengembangan kerangka konsep dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu dengan melihat hubungan variabel dependen-independen dan melalui pendekatan input-output (Wasis, 2006). Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2007). Variabel bebas (independent) adalah variabel yang dimanipulasi oleh peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada variabel dependent. Variabel ini biasanya diamati, diukur untuk diketahui hubungannya dengan variabel lain (Setiadi, 2007). Variabel bebas pada penelitian ini adalah membaca zikir ”Ya Lathyfu”. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas terhadap segala perubahan. Variabel ini juga disebut sebagai variabel efek, hasil, outcome, atau event (Hidayat, 2007). Variabel terikat pada penelitian ini adalah skor kecemasan mahasiswa mengahadapi ujian skill-lab.
38
39
Variabel
perancu
(confounding)
merupakan
variabel
yang
berhubungan dengan variabel bebas dan variabel terikat yang nilainya ikut menentukan variabel lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Identifikasi variabel perancu sangat penting untuk menghindari keseimpulan yang salah (Nursalam, 2008). Variabel perancu pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, angkatan (semester), stressor, etnik, kepercayaan, dan tingkat ekonomi. Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Mahasiswa keperawatan yang menghadapi ujian skill-lab
Variabel dependen Variabel independen Zikir“YaLathyfu”
Mahasiswa keperawatan yang menghadapi ujian skill-lab
Variabel diidentifikasi Variabel diidentifikasi untuk dilakukan matching
Skor Kecemasan mahasiswa menghadapi ujian skill-lab (0-56)
Usia Jenis Kelamin Semester Stressor Etnik Kepercayaan Tingkat ekonomi Variabel perancu
Suatu hasil penelitian bisa terjadi bias karena adanya faktor perancu (confounding) yang sangat mempengaruhi (Riyanto, 2011). Untuk menghindari bias yang disebabkan variabel perancu, harus dilakukan pengontrolan terhadap variabel tersebut. Pada penelitian ini variabel perancu
40
dikontrol dengan metode matching yaitu menyingkirkan perancu dengan cara menyamarkan variabel perancu diantara dua kelompok. Cara matching yang sering digunakan adalah individual matching. Pada cara ini variabel perancu pada kedua kelompok sudah disamakan, yaitu usia, jenis kelamin, semester, stressor, etnik, kepercayaan, dan tingkat ekonomi. Seluruh sampel penelitian ini berada pada rentang usia yang sama, yaitu antara 18-21 tahun, pada tingkat semester yang sama yaitu semester 6, memilik sumber stres yang sama yaitu ujian maternitas, kepercayaan sama yaitu agama Islam, dan tingkat ekonomi yang sama berada diatas rata-rata pendapatan perkapita nasional.
3.2. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian, patokan duga yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Setiadi, 2007). Adapun hipotesa yang diajukan untuk penelitian ini adalah: zikir mempengaruhi skor kecemasan mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menghadapi ujian skill-lab (praktikum) tahun ajaran akademik 2013-2014.
41
3.3. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Definisi
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil
Skala
Zikir “Ya
Membaca zikir “Ya Lathyfu” 11 x pada
Zikir dihitung dengan
Observasi
Mahasiswa membaca
-
Lathyfu”
satu kali ekspirasi napas dalam dan
jari dan waktu dengan
zikir“Ya Lathyfu” 11
diulang sampai 3 kali. Dilakukan
jam.
kali saat ekspirasi napas
Independen
dengan posisi relaksasi dan dilakukan
dalam dengan posisi
10 menit sebelum mengikuti ujian skill-
relaksasi dan diulang
lab
sampai 3 kali.
Dependen Skor
Skor kecemasan mahasiswa ketika akan
Skor (angka)
Hamilton Anxiety
kecemasan
mengikuti ujian skill-lab. Jumlah nilai
Kecemasan diukur
Scale (HAM-A)
mahasiswa
yang diukur menunjukkan seseorang
dengan kuesioner.
menghadapai
berada pada tingkat kecemasan tertentu.
ujian skill-lab
Skor Kecemasan 0-56
Rasio
42
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental sesuai dengan apa yang dirumuskan pada penjelasan rumusan dan tujuan penelitian. Desain penelitian eksperimen semu sering digunakan pada penelitian lapangan, pada penelitian ini tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancamanancaman validitas (Riyanto, 2011). Dengan rancangan randomized control group pre-test and post-test design, yaitu dengan membagi sampel menjadi dua kelompok, kelompok yang diberi perlakukan (intervensi) dan kelompok pembanding (kontrol) (Setiadi, 2007). Kedua kelompok dipilih secara acak, lalu diberi pretest untuk mencari perbedaan dengan kelompok kontrol terhadap eksperimen yang akan digunakan (Hidayat, 2007). K1
X
K1X
K2
0
K20
R
Keterangan: R
: Randomisasi
K1
: Kelompok perlakuan
K2
: Kelompok kontrol
X
: Perlakuan (intervensi)
O
: Tanpa Perlakuan 42
43
K1X
: Kelompok perlakuan sesudah mengalami perlakuan X
K20
: Kelompok kontrol tanpa mengalami perlakuan X
4.2. Populasi, Sampel dan Sampling Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari; objek atau subjek yang mempunyai kuantitas, dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2004 dalam Hidayat, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahap akademik yang mengalami kecemasan saat menghadapi uijan skill-lab (praktikum). Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan cara purposive yaitu penentuan sampel penelitian dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti (Setiadi, 2007). Penghitungan besar sampel minimal menggunakan penghitungan uji hipotesis beda dua mean (Riyanto, 2011) dengan penghitungan sebagai berikut:
n
=
2𝜎 2 (𝑧 1−𝛼 /2 +𝑧 1−𝛽 )2
n
= Jumlah sampel minimal
α
= Derajat kemaknaan (0,5)
1 – β = Tingkat kesalahan (0,1)
(𝜇 1−𝜇 2 )2
44
σ
= Simpangan baku
µ1
= Rerata tingkat kecemasan pada populasi
µ2
= Rerata tingkat kecemasan setelah perlakuan(16.24) Dari penelitian sebelumnya didapat nilai SD 5,76 dan rerata tingkat
kecemasan pada populasi 23,365 (Suyamto et al., 2009) didapat jumlah sampel minimal untuk masing-masing kelompok adalah 25 mahasiswa. Dengan ketentuan jumlah kelompok perlakuan sama dengan kelompok kontrol maka total sampel adalah 2n= 50 mahasiswa. Berdasarkan pilot study yang telah dilakukan, maka sampel akan diambil adalah mahasiswa angkatan 2011yang mempunyai skor rata-rata kecemasan tertinggi. Untuk matching, dilakukan pemilahan responden sesuai kriteria inklusi sampel. Pembagian kedua kelompok menggunakan metode simple random sampling, yaitu pembagian kelompok secara acak sederhana (Riyanto, 2011). Pembagian anggota kelompok pelakuan dan kelompok kontrol dilakukan dengan tehnik tabel bilangan. Bilangan ganjil akan dijadikan kelompok perlakuan, dan bilangan genap dikelompokkan kedalam kelompok kontrol.
4.3. Kriterai Sampel Kriterai sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 4.3.1. Kriteria Inklusi a. Mahasiswa aktif PSIK UIN Jakarta angkatan 2011 b. Jenis kelamin perempuan
45
c. Bersedia menjadi responden
4.4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gedung Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada ujian praktikum mata kuliah
Keperawatan Maternitas II tahun ajaran 2013-2014, ini berdasarkan hasil Pilot Study yang menunjukkan bahwa ujian praktikum Keperawatan Maternitas menimbulkan kecemasan tertinggi dari pada mata kuliah lain. Alasan pemilihan tempat penelitian di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah peneliti merupakan mahasiswa aktif
pada Universitas tersebut,
sehingga akan mempunyai nilai manfaat yang lebih, baik bagi mahasiswa keperawatan UIN lainnya, maupun bagi institusi Keperawatan itu sendiri.
4.5. Instrumen Penelitian Data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan tehnik pengumpulan data primer yaitu didapatkan secara langsung dari responden mengenai permasalahan yang diteliti melalui kuesioner. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir (Setiadi, 2007). Penelitian ini menggunakan kuesioner skala kecemasan Hamilton. Hamilton Anxiety Scale (Ham-A) merupakan kuesioner skala kecemasan yang terdiri dari 14 pertanyaan tentang suasana hati, ketegangan, ketakutan, insomnia, konsentrasi, depresi, tonus otot, sensori somatik, gejala
46
kardiovaskuler, gejala sistem respirasi, gejala sistem gastrointestinal, gejala sistem genitourinaria, gejala otonom dan perilaku (Videbeck, 2008). Format original dari kuesioner Ham-A berbahasa inggris, bentuk terjemahan dalam Bahasa Indonesia diambil dari buku Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Karya Nursalam (2008). Pada penelitian ini, dilakukan beberapa penyesuaian dari masingmasing gejala pada 14 pertanyaan tanpa mengurangi skor total keusioner. Penyesuaian ini dilakukan dengan menghapus tanda dan gejala yang dianggap tidak relevan dengan penelitian pada beberapa item pertanyaan. Pada kusioner kecemasan Hamilton, setiap pertanyaan mendapatkan nilai 0 sampai 4, nilai 0 untuk jawaban yang tidak ada gejala, nilai 1 untuk jawaban gejala ringan, nilai 2 untuk jawaban gejala ringan, nilai 3 untuk gejala berat, dan nilai 4 untuk gejala sangat berat. Penilaian dilakukan dengan cara menjumlahkan skor jawaban yang hasilnya dapat diketahui serajat kecemasan seseorang (Reinhold dan Grace, 2014). Skor ≤ 6 menunjukkan tidak ada kecemasan, skor 7-14 menunjukkan kecemas ringan, 15-24 menunjukkan kecemas sedang, skor 25 – 30 menunjukkan kecemas berat, dan skor > 30 menunjukkan kecemasan sangat berat (Nursalam, 2008; Reinhold dan Grace, 2014). Kuesioner skala kecemasan Hamilton telah banyak digunakan pada berbagai penelitian terkait tingkat kecemasan; tingkat kecemasan pada mahasiswa yang mengalami sindrom PMS (Pre Menstrual Syndrom) (Singal, 2013), gambaran tingkat kecemasan orang tua dari bayi yang dirawat
(Damarwati,
2012),
hubungan
tingkat
kecemasan
dengan
47
keberhasilan memberikan obat melalui infus pada mahasiswa FIK UI angkatan 2010 (Eka, 2012). Dan menurut perhitungan aplikasi fuzzy total integral, skala kecemasan Hamilton cocok untuk menunjukkan tingkat keparahan gejala kecemasan (Kusumadewi, 2008). Izin penggunaan resmi kuesoiner ini diperoleh dari Library of Scales (Outcometracker.org).
4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 4.6.1. Hasil Uji Validitas Validitas merupakan ketepatan atau kecermatan pengukuran, valid artinya alat tersebut dapatmengukur apa yang ingin diukur secara tepat. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen dilakukan dengan cara melakukan korelasi antarskor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel dikatakan valid jika skor variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya (Riyanto, 2011). Perhitungan validitas dilakukan dengan rumus korelasi Pearson Product Moment dengan rumus berikut:
𝑟𝑋𝑌 =
𝑛 𝑛.
𝑋𝑌 −
𝑋 . ( 𝑌)
𝑋 2 − ( 𝑋)2 . 𝑛.
Keterangan: r
= Koefisien korelasi
n
= Jumlah Responden
X
= Skor tiap pertanyaan
Y
= Skor total
𝑌 2 − ( 𝑌)2
48
Keputusan uji, bila r hitung (r pearson) ≥ r tabel maka pertanyaan tersebut valid. Apabila r hitung (r pearson) ≤ r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid (Riyanto, 2011). Pada penelitian ini, uji coba instrumen dilakukan pada 4-5 Mei tahun 2014. Uji coba dilakukan pada 18 mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012 dan 2013. Mahasiswa yang diikutsertakan dalam uji coba instrumen ini tidak termasuk dalam resonden penelitian. Hasil korelasi tiap-tiap item pernyataan pada kueseioner kecemasan Hamilton berkisar antara 0.475 sampai 0.951. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan r tabel ada signifikansi 5% dengan uji 2 sisi dan n=18, yaitu sebesar 0.468. Karena seluruh item memiliki nilai hitung lebih dari nilai r tabel, maka dapat dinyatakan kuesioner ini valid dan layak digunakan untuk penelitian. 4.6.2. Hasil Uji Reliabilitas Reliabilitas artinya kestabilan pengukuran, alat dikatakan reliabel jika digunakan berulang-ulang nilainya sama. Sedangkan pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Riyanto, 2011). Penghitungan reliabilitas yang digunakan adalah uji Cronbach’s Alpha dengan rumus sebagai berikut: 𝑘 𝑆𝑖2 𝑟𝑖𝑖 = 1− 2 𝑘−1 𝑆𝑡
𝑟𝑖𝑖 = Koefisien relibitas test
49
𝑘
= Cacah butir
𝑆𝑖2 = Varians skor butir 𝑆𝑖2 = Varians skr total Keputusan uji diambil bila nilai Cronbach’s Alpha ≥ konstanta (0.6), maka pertanyaan reliabel. Sedangkan apabila nilainya ≤ konstanta maka pertanyaan tersebut tidak relaibel (Riyanto, 2011). Pada penelitian ini, reliabilitas kuesioner menghasilkan nilai α = 0.787, angka tersebut lebih besar dari nilai konstanta (0.6) sehingga instrumen ini dianggap reliabel dan dapat dipercaya. 4.7. Prosedur Pengumpulan Data Penelitian dimulai setelah proposal disetujui pembimbing dan penguji, selanjutnya melakukan prosedur administratif dan prosedur teknis. 4.7.1. Prosedur Administratif a. Mendapatkan Fakultas
surat ijin penelitian dari Bidang Akademik
Kedokteran
dan
Ilmu
Kesehatan
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta. b. Mendapatkan ijin melakukan penelitian dari Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. c. Mendapatkan ijin melakukan penelitian dari Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
50
4.7.2. Prosedur Teknis a. Melakukan
pendataan
kepada
calon
responden
dengan
menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian. b. Melakukan pemilihan responden berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan peneliti. Pemilihan responden menggunakan kuesioner. c. Menjelaskan kepada responden sesuai dengan etika penelitian dan memberikan lembar persetujuan. d. Membagi responden secara acak menjadi dua kelompok, kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan jumlah yang sama. e. Memberikan kuesioner pre-test pada kedua kelompok. f. Melakukan intervensi (perlakuan) pada kelompok perlakuan. g. Memberikan kuesioner post-test sebelum responden mengikuti ujian skill-lab (praktikum) pada kedua kelompok. h. Memberikan materi pelatihan pada kelompok kontrol i. Mengumpulkan data dan untuk selanjutnya diolah dan dianalisa. Tingkat atau level kecemasan yang dialami seseorang tergantung pada tingkat stres dan durasi stres tersebut (Videbeck, 2008), ini menunjukkan bahwa pre-post test yang dilakukan harus sangat
memperhatikan
durasi
kecemasan
mahasiswa
saat
menghadapi ujian. Pre-post test pada penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh zikir terhadap kecemasan pasien preoperasi SC dilakukan dengan interval sampai 2 bulan (Yuliza, 2012).
51
Penelitian
lain
tentang
pengaruh
zikir
terhadap
penurunan
kecemasan pasien pre operatif kanker serviks, intervensi diberikan dua jam sebelum dua jam sebelum ujian (Sari dan Nunung, 2012). Cato (2013) menyatakan bahwa kecemasan siswa keperawatan muncul sejak awal praktikum dimulai. Berdasarkan hasil pilot study yang menunjukkan bahwa ratarata kecemasan mahasiswa menghadapi ujian praktikum mulai muncul pada satu hari sebelum ujian (38%) dan mengalami puncak kecemasan pada 5 menit sebelum ujian (38%), maka pre-test akan dilakukan pada satu hari sebelum ujian dan post-test akan dilakukan 5 menit sebelum mahasiswa mengikuti ujian praktikum.
Gambar 4.1Alur Penelitian Penentuan responden sesuai kriteria sampel
Post-test pada kedua kelompok
Ujian skill-lab
Responden
Kelompok perlakuan Melakukan intervensi zikir 15 menit sebelum Ujian
Pemberian materi pelatihan kepada kelompok kontrol
Pembagian kelompok perlakuan dan kontrol
Pre-test pada kedua kelompok (1 hari sebelum ujian)
Intervensi zikir pada keolmpok perlakuan
Pelatihan zikir untuk kelompok perlakuan (setelah pre-test)
Pengolahan data
52
4.8. Etika Penelitian Etika penilitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, karena penilitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2007). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain: 4.8.1. Informed Consent (Lembar Persetujuan) Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden
penelitian
dengan
memberikan
lembar
persetujuan. Lembar persetujuan tersebut diberikan sebelum penilitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya. 4.8.2. Anonymity (Tanpa Nama) Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 4.8.3. Confidentiality (Kerahasiaan) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalahmasalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
53
4.9. Prosedur Pengolahan Data Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan merubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis (Hidayat, 2007). Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, yaitu: 4.9.1. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Jika saat dipastikan jawaban belum diisi secara lengkap, peneliti dapat meminta data kembali responden untuk melengkapi jawabannya. 4.9.2. Coding Coding merupakan kegiatan memberikan kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. 4.9.3. Sorting Sorting adalah proses memilih atau mengelompokkan data menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data). 4.9.4. Entri Data Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudain dimasukkan dalam tebel dengan cara menghitung frekuensi data.
54
Memasukkan data boleh dengan cara manual atau melalui pengolahan komputer. 4.9.5. Cleaning Melakukan pembersihan data, melihat variabel apakah data sudah benar atau belum. 4.9.6. Melakukan teknik analisis Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang akan dianalisis. Tehnik analisa yang digunakan adalah penghitungan statistika inferensial, yaitu statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan statistik (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial.
4.10 Analisa Data 4.10.1 Analisis Univariat Analisa
univariat
digunakan
untuk
menjelaskan
atau
mendeskripsikan data secara sederhana. Cara penyajiannya dapat berupa prosentase atau tabel frekuensi, batang (bar), diagram map, dan diagram pie (Budiharto, 2006). Hasil analisis univariat ini terdiri dari distribusi frekuensi dan presentase untuk jenis data kategorik (usia dan jenis kelamin) dan tendensi sentral untuk data numerik meliputi mean, media, standar deviasi (skor kecemasan sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok).
55
4.10.2 Uji Normalitas Data Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped), dan data yang baik adalah data yang mempunyai pola distribusi normal (Santoso, 2010). Uji normalitas data juga bisa dilakukan dengan uji kesetaraan. Setelah hasil analisis data menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal atau setara, dilanjutkan dengan uji bivariat. 4.10.3 Analisis Bivariat Analisis ini diperlukan untuk menjelaskan hubungan dua variabel yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat (Budiharto, 2006). Analisa bivariat penelitian ini menggunakan uji statistik paired t-test dan independent t test. Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji perbedaan mean anatara dua kelompok data dependen (Sabri dan Hastono, 2006).
BAB V HASIL PENELITIAN
Penjelasan berikut memaparkan hasil penelitian pengaruh zikir terhadap skor kecemasan mahasiswa keperawatan. Penelitian ini dilakukan pada 48 mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dilakukan dalam tiga kali pertemuan, pertemuan pertama yaitu penjelasan penelitian kepada calon responden, pembagian kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dan pre-test untuk kedua kelompok. Pertemuan kedua yaitu pelatihan zikir Ya Lathyf, dan pertemuan ketiga yaitu intervensi dan post-test. Setelah post-test kelompok kontrol juga diberikan materi relaksasi zikir. Penelitian dilakukan pada ujian praktikum mata kuliah Maternitas II tindakan pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yang dilakukan dalam tiga gelombang, yaitu pada 22, 28 Mei, dan 5 Juni 2014.
5.1. Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan pada 48 mahasiswa, dengan jumlah responden pada masing-masing kelompok (perlakuan dan kontorl) adalah 24 mahasiswa. Jumlah ini berbeda dengan jumlah sampel minimal hasil penghitungan jumlah sampel dengan menggunakan metode uji hipotesis beda dua mean dengan α=0,5 yaitu sebesar 25 sampel untuk masing-masing kelompok.
Hal ini disebabkan karena hanya 48 calon responden yang
memenuhi kriteria inklusi penelitian. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan angkatan 2011 dan berjenis kelamin perempuan. Pada saat melakukan 56
57
pemilihan sampel ditemukan bahwa mahasiswa keperawatan angkatan 2011 yang berjenis kelamin perempuan adalah sebesar 48 orang. Pembagian responden menjadi dua kelompok (perlakuan dan kontrol) dilakukan dengan cara acak (simple random sampling) dengan jumlah sampel pada masingmasing kelompok adalah 24 mahasiswa.
5.2. Analisa Univariat Analisa univariat menjelaskan nilai skor dan tingkat kecemasan pretest dan post-test pada kedua kelompok. Untuk skor kecemasan ditampilkan dengan menghitung mean, median, simpangan baku (Standar Deviasi/SD), nilai minimal dan maksimal, sedangkan untuk tingkat kecemasan dihitung dengan presentase. 5.2.1. Skor Kecemasan Mahasiswa Saat Pre-test dan Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Skor kecemasan mahasiswa keperawatan mengahadapi ujian praktikum pada saat pre-test dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut; Tabel 5.1: Distribusi Skor Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test Pada Kedua Kelompok (n=48) Kelompok Responden
Mean
Median
Perlakuan Kontrol
16,71 12,00
14,50 11,50
Standar Deviasai (SD) 10,626 7,880
MinMaks 4 – 43 0 – 32
Sebaran nilai skor kecemasan mahasiswa menghadapi ujian skill-lab pada saat pre-test menunjukkan rata-rata yang cukup tinggi pada kedua kelompok, yaitu 16,71 pada kelompok perlakuan dan
58
12,00 pada kelompok kontrol. Skor kecemasan pada kelompok perlakuan relatif lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. 5.2.2. Skor Kecemasan Mahasiswa Saat Post-test Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Skor kecemasan mahasiswa menghadapi ujian praktikum pada saat post-test dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut; Tabel 5.2: Distribusi Skor Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Post-tes Pada Kedua Kelompok (n=48) Kelompok Responden
Mean
Median
Perlakuan Kontrol
11,17 22,33
8,50 22,00
Standar Deviasai (SD) 10,068 9,111
MinMaks 0 – 39 5 – 41
Sebaran nilai skor kecemasan mahasiswa menghadapi ujian skill-lab pada post-test pada kedua kelompok menunjukkan angka yang jauh berbeda, untuk kelompok perlakuan memiliki rata-rata skor relatif rendah yaitu 11,17, sedangkan kelompok kontrol memiliki rata-rata skor yang relatif lebih tinggi yaitu 22,33. 5.2.3. Tingkat Kecemasan Mahasiswa Saat Pre-test Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Tingkat kecemasan mahasiswa menghadapi ujian praktikum pada saat pre-test dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut; Tabel 5.3: Distribusi Presentase Tingkat Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test (n=48) Kelompok Responden Perlakuan Kontrol
Tidak Ringan Sedang Berat Sangat ada Berat n % n % n % n % n % 3 12,5% 9 37,5% 7 29,2% 1 4,2% 4 16,7% 7 29,2% 9 37,5% 7 29,2% 0 0% 1 4,2%
59
Sebaran presentase tingkat kecemasan mahasiswa menghadapi ujian skill-lab pada saat pre-test menunjukkan presentase yang relatif sama, kedua kelompok menunjukkan tingkat kecemasan terbanyak pada level yang sama, yaitu kecemasan ringan sebesar 37% (n=9). Pada tingkat kecemasan sedang, kedua kelompok juga menunjukkan presentase yang sama yaitu 29,2% (n=7) Perbedaan yang paling mencolok adalah pada tingkat kecemasan sangat berat, dimana kelompok perlakuan mencapai 16,7% (n=4) sedangkan pada kelompok kontrol hanya sebesar 4,2% (n=1).
5.2.4. Tingkat Kecemasan Mahasiswa Saat Post-test Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Tingkat kecemasan mahasiswa menghadapi ujian praktikum pada saat post-test dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut; Tabel 5.4: Distribusi Presentase Tingkat Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Post-tes (n=48) Kelompok Tidak ada Ringan Sedang Berat Sangat Responden Berat n % n % n % N % n % Perlakuan 10 41,7% 7 29,2% 4 16,7% 1 4,2% 3 8,3% 2 8,3% 5 20,8% 8 33,3% 5 20,8% 4 16,7% Kontrol
Sebaran presentase tingkat kecemasan mahasiswa menghadapi ujian skill-lab pada post-test menunjukkan angka yang variatif pada masing-masing
kelompok
responden.
Kelompok
perlakuan
menunjukkan tidak ada kecemasan dengan nilai presentase tertinggi yaitu 41,7% (n=10), sedangkan kelompok perlakuan menunjukkan
60
presantase tertinggi pada tingkat kecemasan sedang yaitu 33,3% (n=8).
5.3. Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian yaitu apakah zikir mempengaruhi skor kecemasan mahasiswa keperawatan saat menghadapi ujian skill-lab atau tidak. Pengujian keabsahan hipotesis dilakukan dengan menganalisa perbedaan rerata skor kecemasan mahasiswa sebelum dan setelah intervensi baik pada kelompok perlakuan, kelompok kontrol, dan juga perbedaan rerata antara kedua kelompok tersebut setelah dilakukan intervensi. Untuk penghitungan statistik beda rerata skor kecemasan pada kelompok yang sama menggunakan uji paired t-test, sedangkan penghitungan statistik beda rerata skor kecemasan pada kelompok yang berbeda menggunakan uji independent t-test. Uji - t (t-test) digunakan untuk membandingkan dua nilai apakah ada perbedaan anatara kedua nilia tersebut secara signifikan (Arikunto, 2010). Uji statistik pada kedua penghitungan tersebut dilakukan dengan tingkat kemaknaan 95% (alpha 0.05). 5.3.1. Uji Kesetaraan Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Validitas hasil penelitian quasi eksperimen antara lain dapat ditentukan oleh kesetaraan karakteristik responden penelitian antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sebuah hasil penelitian dapat dikatakan setara jika antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak memilik perbedaan yang bermakna (p>0.05) (Santoso,
61
2012). Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menganalisa perbedaan rata-rata skor kecemasan mahasiswa menghadapi ujian skill-lab pada saat pre-test antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hasil penghitungan uji kesetaraan dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut; Tabel 5.5: Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test Pada Kedua Kelompok (n=48) Kelompok Responden
Mean ± SD
t
p
n
Perlakuan Kontrol
16,71 ± 10,626 12,00 ± 7,880
1,744
0.088
24 24
Pada
penghitungan
independent
t-test
diatas
hasil
menunjukkan nilai p value = 0.088 untuk uji dua sisi. Karena nilai p>0.05 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor kecemasan pre-test antara kelompok intervensi dan kontrol adalah sama (tidak berbeda secara nyata). 5.3.2. Analisa Beda Rerata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test dan Post-test Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Analisa
perbedaan
rata-rata
kecemasan
mahasiswa
mengahadapi ujian praktikum saat pre-test dan post-test pada kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut;
62
Tabel 5.6: Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Antara Pre-test dan Posttest Pada Kelompok Perlakuan (n=24) Skor Kecemasan Pre-test Post-test
Mean ± SD 16,71 ± 10,626 11,17 ± 10,068
t
p
6,882
0,000
n 24 24
Hasil analisa uji paired t-test diatas menghasilkan nilai p value = 0,000 dan t hitung = 6,882. Karena nilai p < 0.05 dan nilai t hitung > t tabel pada df= 23 dan α=0,025 untuk uji dua sisi yaitu 2,069 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor kecemasan kelompok perlakuan pada pre-test dan post-test memiliki perbedaan secara nyata, dan disimpulan bahwa zikir menurunkan skor kecemasan mahasiswa saat menghadapi ujian praktikum. Analisa
perbedaan
rata-rata
kecemasan
mahasiswa
mengahadapi ujian praktikum saat pre-test dan post-test pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut; Tabel 5.7: Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Antara Pre-test dan Posttest Pada Kelompok Kontrol (n=24) Skor Kecemasan Pre-test Post-test
Mean ± SD 12.00 ± 7,880 23.33 ± 9,111
t -13,849
p 0,000
n 24 24
Penghitungan uji beda rata-rata antara skor kecemasan pre dan post pada kelompok kontrol manghasilkan nilai t = -13,849 dan nilai p value = 0,000. Ini menunjukkan ada perbedaan secara nyata (p<0.05) antara skor kecemasan pre dan post, namun perbedaan ini
63
relatif mengarah pada nilai yang lebih besar. Sehingga dapat dikatakan kelompok kontrol mengalami peningkatan kecemasan saat menghadapi ujian praktikum. Berbeda dengan kelompok perlakuan yang perbedaan rata-rata kecemasannya antara pre dan post mengarah pada nilai yang lebih kecil, dan disimpulkan kelompok perlakuan mengalami penurunan kecemasan. 5.3.3. Analisa Beda Rerata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Post-test Antara Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Analisa beda rata-rata skor kecemasan mahasiswa menghadapi ujian praktikum antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol saat post-test dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut; Tabel 5.8: Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Post-test Pada Kedua Kelompok (n=48) Kelompok Responden
Mean ± SD
Perlakuan Kontrol
11,17 ± 10,068 22,33 ± 9,111
t -4,029
p 0.000
n 24 24
Penghitungan beda rata-rata kecemasan mahasiswa saat posttest antara kedua kelompok dilakukan untuk melihat apakah antara kedua kelompok memiliki nilai perbedaan skor kecemasan yang nyata atau tidak. Hasil penghitungan independent t-test diatas menunjukkan nilai p value = 0.000 dan t hitung = -4,029. Karena nilai p<0.05 dan nilai t hitung lebih besar dari -t tabel (2,069) maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor kecemasan post-test antara
64
kelompok perlakuan dan kontrol adalah berbeda secara nyata dan signifikan. 5.3.4. Analisa Beda Rerata Perubahan Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test dan Posttest Antara Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Analisa beda rata-rata perubahan skor kecemasan mahasiswa menghadapi ujian praktikum antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada pre dan post dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut; Tabel 5.9: Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test dan Post-test Pada Kedua Kelompok (n=48) Skor Kecemasan Pre-test Post-test Perubahan Skor Kecemasan
Mean Kelompok Perlakuan 16,71 11,17 5,542
t
p
Kontrol 12,00 22,33
1,744 -4,029
0,088 0,000
-10,333
14,460
0,000
Hasil penghitungan independent t-test diatas menghasilkan nilai t hitung= 14,460 dengan signifikansi (p value) = 0,000. Dengan membandingkan t hitung dengan t tabel (2,069) dan nilai p dengan nilai α, didapat t hitung > t tabel dan p < α maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata perubahan skor kecemasan pada kedua kelompok berbeda secara nyata dengan perbedaan nilai yang signifikan.
BAB VI PEMBAHASAN
Kegiatan praktikum merupakan salah satu sumber stres dan menjadi masalah bagi mahasiswa keperawatan (Martos et al., 2011; Cato, 2013). Kecemasan sering dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran simulasi (praktikum) pada mahasiswa keperawatan (Horsley, 2012; Afolayan et al., 2013; Gosselin, 2013). Kecemasan yang dialami mahasiswa keperawatan dapat menurunkan kemampuan koping dan mempengaruhi kinerja akademik dan belajar siswa (Moscaritolo, 2009). Penelitian ini menemukan bahwa kedua kelompok responden, baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol mengalami kecemasan saat menghadapi ujian praktikum mata kuliah Maternitas II dengan presentase tertinggi berada pada tingkat kecemasan ringan 37,5% (n=18). Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Eka (2012) dalam penelitiannya yang mengatakan bahwa mahasiswa keperawatan mengalami kecemasan saat menghadapi ujian praktikum dengan rata-rata tertinggi pada tingkat kecemasan ringan 93,7% (n=36). Hal yang berbeda disampaikan Suyamto et al. (2009)
dalam penelitiannya mengenai
pengaruh relaksasi otot dalam menurunkan kecemasan mahasiswa yang menyatakan bahwa mahasiswa keperawatan mengalami kecemasan sedang saat menghadapi ujian. Perbedaan ini dikarenakan pada penelitian ini dan yang dilakukan Eka (2012) menggunakan responden yang akan mengikuti ujian praktikum, sedangkan Suyamto et al. (2009) menggunakan responden yang akan mengikuti ujian ahir program. Namun secara keseluruhan dapat disimpulkan
65
66
bahwa penelitian ini sejalan dengan penelitian lain (Kanji et al. 2004; Mellincavage, 2008; Blazeeck 2010; Mlek, 2011; Horsley, 2012; Souto et al., 2012; Afolayan et al., 2013; Cato, 2013; Gosselin, 2013) yang menyatakan bahwa mahasiswa keperawatan mengalami kecemasan saat menghadapi ujian praktikum dengan berbagai tingkat kecemasan. Kecemasan yang dialami responden mempengaruhi berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Hyman dan Pedrick (2012) mengatakan bahwa kecemasan mempengaruhi seseorang dalam tiga hal, yaitu perubahan fisik, perubahan mental, dan perubahan perilaku. Tabel berikut memaparkan berbagai perubahan yang dialami responden saat menghadapi ujian praktikum. Tabel 6.1: Perubahan Yang Dialami Mahasiswa Saat Menghadapi Ujian Praktikum Yang Berkaitan Dengan Kecemasan Pada Pre-test (N=48) TINGKAT (%) ASPEK Tidak Ringan Sedang Berat Sangat Perasaan Cemas
Ada 8,3%
18,8%
41,7%
25,0%
Berat 6,3%
Ketegangan
4,2%
31,3%
37,5%
22,9%
4,2%
Ketakutan
52,1%
29,2%
12,5%
4,2%
2,1%
Gangguan Tidur
22,9%
41,7%
20,8%
14,6%
0%
Gangguan Kecerdasan
6,3%
58,3%
20,8%
14,6%
0%
Perasaan Depresi
20,8%
37,5%
25,0%
16,7%
0%
Gejala Somatik
39,6%
31,3%
18,8%
10,4%
0%
Gejala Sensorik
47,9%
27,1%
22,9%
2,1%
0%
Gejala Kardiovaskuler
14,6%
18,8%
41,7%
20,8%
4,2%
Gejala Resiratori
16,7%
29,2%
35,4%
12,5%
6,3%
Gejala Gastrointestinal
31,3%
37,5%
18,8%
8,3%
4,2%
Gejala Urogenital
37,5%
37,5%
10,4%
8,3%
6,3%
Gejala Autonom
27,1%
29,2%
27,1%
14,6%
2,1%
Perubahan Sikap
6,3%
29,2%
45,8%
12,5%
6,3%
67
Tabel diatas menunjukkan bahwa semua responden mengalami berbagai perubahan terkait kecemasan yang meliputi perubahan fisik, mental, dan perilaku. Perubahan fisik yang dialami mahasiswa saat menghadapi ujian praktikum melibatkan berbagai sistem dalam tubuh. Respon saraf utama terhadap rangsangan stres adalah pengaktifan sistem saraf simpatis generalisata dan secara bersamaan sistem simpatis mengaktifkan penguatan hormon epinefrin dari medula adrenal dan berbagai hormon lain (Stuart dan Michele, 2005; , 2007; Sherwood, 2012; Stipanuk, 2013). Secara spesifik, sistem simpatis dan epinefrin meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung dan menyebabkan vasokontriksi generalisata (Sherwood, 2012). Epinefrin
menyebabkan dilatasi saluran
pernafasan, meningkatkan heart rate (MacDougall, 2011) dan bersama norepinefrin mengurangi aktifitas pencernaan dan menghambat pengosongan kandung kemih (Sherwood, 2012). Kecemasan yang dialami mahasiswa selain meningkatkan kadar epinefrin, juga mengaktifasi sistem CRH-ACTH-kortisol dan sistem renin-angiotensinaldosteron pada tubuh sehingga menimbulkan gejala ketegangan fisik, perubahan sistem kardiovaskular, sistem urogenital, dan gejala gastrointestinal (Goodman, 2010; Sherwood, 2012; Bolen, 2014). Stres dan kecemasan juga meningkatkan kinerja retikular neuron dalam batang otak dan medulla spinalis yang mengontrol fungsi vital dalam tubuh (Potter dan Perry, 2005) sehingga menyebabkan gejala somatik dan autonom. Seseorang yang mengalami kecemasan tinggi menunjukkan gejala respiratorik seperti hiper- atau hipoventilasi, semakin tinggi kecemasan semakin tinggi pula frekuensi pernafasan (Giardino et al., 2008; Homa dan Yuri, 2008).
68
Kecemasan yang dialami mahasiswa saat menghadapi ujian praktikum juga mengakibatkan perubahan psikologis, seperti timbulnya rasa takut, perasaan depresi, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, dan perubahan sikap. Shin dan Israel (2010) menyebutkan bahwa kecemasan tingkat tinggi dapat meningkatkan aktivasi beberapa regional otak, seperti Cortex Prefrontal Dorsolateral bagian kanan (DLPFC) dan sulcus kiri bagian depan dan bawah serta penurunan aktivasi cortex rostral-ventral anterior cingulate yang dapat menurunkan kinerja otak. Kecemasan tingkat tinggi juga dapat menyebabkan perubahan psikologis dan gejala insomnia (Drake et al. 2003; Branes et al., 2009) dan menurunkan Emotional Intelligence (Jacobs et al., 2008). Kecemasan yang dialami responden dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya tindakan klinis yang masih dianggap asing, yaitu pemasangan AKDR, responden penelitian belum pernah mengikuti ujian pemasangan AKDR sebelumnya, dan persiapan yang kurang. Hal ini ditunjukkan dengan kesibukan sejumlah responden untuk mengulang dan menghapalkan kembali Standar Operasional Prosedur (SOP) tindakan yang akan diujikan. Hal lain yang dianggap dapat menyebabkan kecemasan mahasiswa adalah tindakan yang selalu diawasi, karena keberadaan penguji dapat meningkatkan kecemasan. Cato (2013) menyebutkan beberapa hal
yang menyebabkan mahasiswa keperawatan
mengalami kecemasan saat melakukan ujian praktikum, yaitu situasi klinis dan orientasi atau persiapan tindakan. Permasalahan yang sering dihubungkan dengan situasi klinis saat ujian yaitu kemungkinan pengambilan keputusan atau tindakan yang salah (Horsley, 2012).
69
Intervensi zikir yang dilakukan pada penelitian ini merupakan integrasi dari tiga tehnik lain yaitu; tehnik relaksasi autogenik, meditasi, dan tehnik relaksasi napas dalam. Pada hal ini responden diminta untuk mengulang-ulang kalimat zikir “Ya Lathyfu” dengan jumlah bilangan tertentu (11 x 3 kali) dan memfokuskan fikiran pada satu titik; Allah Yang Maha Lembut dalam kondisi tenang (relaksasi) dengan dibarengi penggunaan napas dalam selama proses intervensi. Penghitungan beda rata-rata skor kecemasan antara pre-test dan post-test pada kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan secara nyata dan signifikan (p=0,000). Rata-rata skor kecemasan kelompok perlakuan pada pre-test adalah 16,71 dan 11,17 pada post-test. Perbedaan rata-rata skor kecemasan ini menunjukkan penurunan tingkat kecemasan, karena semakin kecil skor kecemasan menunjukkan individu tersebut mengalami penurunan tingkat kecemasan, sehingga dapat disimpulkan zikir dapat menurunkan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan dalam menghadapi ujian praktikum. Hal ini sejalan dengan penelitian Maimunah (2011),Yuliza (2012) dan Abdullah et al. (2013) yang ketiganya menyimpulkan bahwa zikir dapat menurunkan kecemasan secara signifikan. Penelitian yang dilakukan Maimunah (2011) membahas pengaruh zikir terhadap kecemasan kehamilan pertama yang dilakukan pada 10 ibu hamil primipara. Meskipun menghasilkan kesimpulan yang sama, ada beberapa hal yang membedakan penelitian ini dan yang dilakukan Maimunah (2011), diantaranya angka signifikansi perubahan kecemasan (p=0.008), jenis zikir yang digunakan yaitu lafaz ”Ya Allah” dan do’a tertentu yang diberikan saat pelatihan. Sedangkan
70
dalam penelitian ini jenis zikir yang digunakan adalah lafaz “Ya Lathyf” yang diajarkan dalam satu kali pelatihan, dan menghasilkan angka signifikansi lebih rendah (p=0.000). Sebagaimana yang dilakukan Maimunah (2011), Yuliza (2012) juga melakukan penelitian yang sama yaitu mengenai pengaruh zikir terhadap kecemasan namun menggunakan responden berbeda yaitu pasien pre-operasi Sectio Caesaraea (SC) yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh antara zikir terhadap tingkat kecemasan pasien pre-operasi setelah dilakukan intervensi (p=0.001). Hal yang membedakan penelitian penelitian ini dengan penelitian Yuliza (2012) adalah interval waktu penelitian, Yuliza (2012) melakukan penelitian selama 2 bulan dengan jumlah responden 15 orang, sedangkan penelitian ini dilakukan selama 2 hari dengan melibatkan 48 responden. Perbedaan ini dikarenakan kecemasan yang dialami dialami mahasiswa saat menghadapi ujian praktikum lebih ringan dari pada kecemasan yang dialami pasien pre-operasi. Allah S.W.T berfirman :
Artinya: “ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah, ingatlah dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’du: 28). Sebagaimana yang dijelaskan oleh ayat diatas, bahwa mengingat Allah, yang salah satunya dapat dilakukan dengan berzikir, dapat membuat hati menjadi
71
tenang. Seseorang yang mengalami kecemasan, hatinya menjadi risau dan gelisah, dan dengan berzikir dapat menghilangkan kegelisahan dan kecemasan tersebut (Zainul, 2007) dan menumbuhkan rasa percaya diri (Maimunah, 2011). Potter dan Perry (2005) menyebutkan bahwa aktivitas spiritual seperti berdoa dan meditasi dapat menurunkan stres. Assegaf (2009) menyebutkan bahwa kulitas respon relaksasi akan lebih optimal jika disertai dengan zikir, karena rasa berharap akan kasih sayang Allah dapat menumbuhkan optimisme dan menyeimbangkan gejolak emosi, hal tersebut akan menormalkan metabolisme tubuh dan memperbaiki regulasi hormon. Dengan berzikir sebelum mengikuti ujian praktikum, dapat menurunkan kecemasan yang dialami mahasiswa saat menghadapi ujian tersebut. Selama menjalani intervensi zikir, responden juga melakukan tehnik relaksasi autogenik, yaitu mengulang-ulang kalimat zikir dalam keadaan relaksasi. Kecemasan sering dihubungkan dengan kejadian penurunan variabilitas detak jantung (Heart Rate Variability/HRV) yang disebabkan oleh peningkatan kerja saraf simpatis dan penurunan kerja saraf parasimpatis (Gallo dan Harry, 2008; Carlstedt, 2009; Miu et al., 2009; Everly dan Jeffrey, 2012). Miu et al. (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa autogenik dapat meningkatkan HRV dan mengefektifkan vagal control terhadap kerja jantung. Schalmann et al. (2010) menyebutkan bahwa autogenic training dapat menyeimbangkan aktivitas saraf simpatis dan parasimpatis pada sistem saraf autonom. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa zikir yang dibarengi dengan tehnik autogenik dapat menurunkan kecemasan secara signifikan (p=0.000). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Kanji et al. (2004) tentang pengaruh autogenik yang menyimpulkan bawa autogenik dapat menurunkan
72
kecemasan yang dialami mahasiswa keperawatan (p<0.001) dan pasien postoperasi coronary angioplasty (p<0.001). Hidderlay dan Martin (2004) juga menunjukkan hal yang sama dalam penelitiannya mengenai pengaruh autogenik terhadap kecemasan pasien kanker stadium awal yang menyimpulkan bahwa relaksasi autogenik dapat menurunkan kecemasan (p=0.0027). Penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan apa yang dilakukan Kanji et al. (2004) dalam penelitiannya, diantaranya penggunaan instrumen untuk mengukur kecemasan, penelitian ini menggunakan Hamilton Anxiety Scale (Ham-A) sedangkan Kanji et al. (2004) menggunakan State-Trait Anxiety Inventory (STAI). Perbedaan ini disebabkan karena penggunaan interval waktu penelitian yang berbeda. STAI merupakan kuesioner kecemasan yang terdiri dari 40 pertanyaan (Tusaie dan Joyce, 2013) sehingga sangat sesuai digunakan untuk penelitian yang dilakukan dalam waktu lama (2 bulan), seperti yang dilakukan oleh Kanji et al. (2004), sedangkan Ham-A hanya terdiri dari 14 pernyataan dan dianggap tidak terlalu panjang sehingga sangat sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini yang dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Intervensi zikir yang dilakukan oleh responden, selain mengandung unsur autogenik, juga memuat unsur meditasi, sehingga ketika melakukan zikir, responden juga melakukan proses meditasi. Bermeditasi dapat memunculkan respon relaksasi (Losyk, 2005) yang dapat menurunkan respon fight-or-flight (melawan atau terbang) pada sistem saraf simpatis dengan meningkatkan respon saraf parasimpatis (Hanson, 2011; Johnson, 2012). Keadaan cemas dapat meningkatkan kerja amygdala(Antony dan Murray, 2008; Essau dan Thomas, 2012) dan menyebabkan perubahan frekuensi detak jantung dan respon autonom
73
lainnya (Hjemdhal et al., 2011). Goldin dan James (2010) menyebutkan bahwa meditasi dapat menurunkan aktifitas amygdala sehingga dapat menurunkan respon autonom terhadap kecemasan tersebut. Penelitian ini menunjukkan bahwa relaksasi zikir yang dibarengi dengan meditasi dapat menurunkan kecemasan mahasiswa saat menghadapi ujian skill-lab (p=0.000), hal ini sejalan dengan yang dilakukan Beauchemin et al. (2008) mengenai pengaruh meditasi terhadap kecemasan dan penampilan akademik siswa berkebutuhan khusus yang menyimpulkan adanya penurunan kecemasan setelah melakukan meditasi (p<0,05). Namun, sebuah telaah juranl mengenai meditasi menyebutkan bahwa setidaknya ada 15 penelitian tentang efek meditasi yang tidak menemukan efek positif yang jelas terhadap gangguan depresi dan kecemasan, namun pendapat ini tidak disertai alasan, meditasi hanya digunakan sebagai tindakan alternatif (Saeed et al., 2010). Selama proses intervensi zikir, responden melakukan tehnik relaksasi autogenik dan meditasi, dibarengi dengan penggunaan tehnik napas dalam, ini merupakan kunci pada intervensi ini. Seperti halnya relaksasi, tehnik napas dalam dapat mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, menurunkan frekuensi jantung dan tekanan darah, mengurangi konsumsi oksigen, dan meningkatkan fungsi pernafasan dan sistem kardiovaskular (Brody dan Paula, 2009; Seaward, 2012). Tehnik napas dalam disebut juga tehnik pernafasan diafragma (difraghmatic breathing), tehnik dasar pernafasan diafragma adalah dengan mengurangi frekuensi nafas menjadi 4-6 kali permenit (Seaward, 2012). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi zikir dengan menggunakan tehnik napas dalam dapat menurunkan kecemasan yang dialami
74
mahasiswa, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Chiang et al. (2009) mengenai pengaruh pernafasan diafragma terhadap kecemasan pasien anak dengan asma yang menunjukkan adanya penurunan kecemasan yang siginifikan pada kelompok perlakuan. Ghofur dan Eko (2007) mengemukakan hasil yang sama dalam penelitiannya tentang pengaruh tehnik napas dalam terhadap kecemasan pada ibu persalinan kala I yang menemukan adanya perbedaan yang signifikan (p=0.000) antara kecemasan sebelum dan setelah pelakuan. Penelitian ini memiliki perbedaan dalam penggunaan desain penelitian dengan penelitian yang dilakukan Ghofur dan Eko (2007). Penelitian ini menggunakan rancangan
randomized
control group pre-test and post-test design, yaitu dengan membagi responden menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebagai pembanding, sedangkan Ghofur dan Eko (2007) menggunakan one group pretest-postest, yaitu hanya menggunakan satu kelompok perlakuan, dan tidak memiliki kelompok pembanding, sehingga dapat menyebabkan bias hasil. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberikan perlakuan zikir sebelum post-test. Digunakannya kelompok kontrol bertujuan sebagai pembanding untuk kelompok perlakuan, baik untuk nilai pre, nilai post, dan beda antara keduanya. Dalam hal ini, responden pada kelompok kontrol dibiarkan menggunakan cara adaptasi masing-masing ketika menghadapi ujian praktikum, seperti halnya dengan membaca doa, atau dengan mengulang-ulang materi yang akan diujikan. Pada penghitungan uji beda rata-rata antara skor kecemasan pre dan post pada kelompok kontrol menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
75
(p=0.000). Namun perbedaan skor kecemasan ini menunjukkan adanya peningkatan. Pada saat pre-test ditemukan bahwa rata-rata kecemasan kelompok kontrol adalah 12,00 sedangkan pada post-test menunjukkan rata-rata 22,33. Peningkatan skor kecemasan ini menunjukkan adanya peningkatan kecemasan kelompok kontrol saat menghadapi ujian praktikum. Peningkatan kecemasan yang paling signifikan terlihat dari peningkatan tingkat kecemasan berat, dimana saat pre-test menunjukkan tidak ada anggota kelompok kontrol yang mengalami kecemasan berat (0%) sedangkan saat post-test yang mengalami kecemasan berat meningkat menjadi 5 orang (20,8%). Hasil penelitian ini yang menemukan bahwa kelompok kontrol mengalami peningkatan kecemasan sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suyamto et al. (2009) tentang pengaruh relaksasi otot terhadap kecemasan mahasiswa keperawatan menghadapi ujian ahir program, dan penelitian yang dilakukan Kanji et al. (2006) tentang pengaruh autogenik terhadap kecemasan yang dialami mahasiswa keperawatan. Keduanya menyimpulkan bahwa kelompok yang tidak diberikan perlakuan (kelompok kontrol) mengalami peningkatan kecemasaan saat pot-test. Pada pilot study menunjukkan bahwa kecemasan mahasiswa saat menghadapi ujian praktikum dapat meningkat ketika semakin dekat dengan waktu ujian.
Ketika seseorang tidak bisa beradaptasi
dengan baik
terhadap
kekhawatirannya, maka perasaan cemas akan terus meningkat. Begitupula yang dialami kelompok kontrol, kecemasan yang dibiarkan terus menerus tanpa dilakukan penanganan akan semakin meningkat saat waktu ujian semakin dekat.
76
Keterbatasan Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang diakui belum dapat dipenuhi dan menjadi kekurangan dalam penelitian ini. Berbagai kekurangan tersebut terdapat pada isi dan metodologi penelitian. 1. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan menggunakan kuesioner, sehingga penilaian kecemasan responden sangat bersifat subjektif dan sangat dimungkinkan adanya bias data. 2. Houthrone effect; subjek penelitian mengetahui bahwa dirinya sedang menjadi responden penelitian sehingga dapat mempengaruhi respon saat diteliti.
77
BAB VII PENUTUP
4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dan dijelaskan pada bab sebelumnya, maka berikut kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini: 1.
Rata-rata skor kecemasan mahasiswa
keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menghadapi ujian skill-lab saat pre-test adalah 16,71 dengan skor terendah 4 dan tertinggi 43 pada tingkat kecemasan ringan 37% (n=9) untuk kelompok perlakuan dan 12,00 dengan skor terendah 0 dan tertinggi 32 pada tingkat kecemasan ringan 37%(n=9) untuk kelompok kontrol. 2.
Rata-rata skor kecemasan mahasiswa
keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menghadapi ujian skill-lab saat post-test adalah 11,17 dengan skor terendah 0 dan tertinggi 39 pada tingkat kecemasan tidak ada kecemasan 41,7% (n=10) untuk kelompok perlakuan dan 22,33 dengan skor terendah 5 dan tertinggi 41 pada tingkat kecemasan sedang 33,3% (n=8) untuk kelompok kontrol. 3.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa zikir mempengaruhi skor kecemasan mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat menghadapi ujian skill-lab (p=0,000 t=6,882). Dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,069) menunjukkan ada perbedaan secara nyata antara rata-rata skor kecemasan mahasiswa sebelum dan
77
78
setelah perlakuan. Dan perbedaan rata-rata skor tersebut mengarah pada nilai yang labih kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa zikir dapat menurunkan skor kecemasan mahasiswa
keperawatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta saat menghadapi ujian skill-lab. 4.2. Saran 4.2.1. Bagi Mahasiswa Keperawatan Kecemasan
saat
menghadapi
ujian
praktikum
dapat
menganggu penampilan mahasiswa saat ujian, bahkan dapat menurunkan kemampuan siswa sehingga tidak dapat melakukan tindakan dengan tepat, sehingga kecemasan saat menghadapi ujian praktikum mesti ditangani. Salah satu metode yang dapat dilkukan untuk menurunkan kecemasan saat mengahadapi ujian praktikum adalah zikir. Dengan menggunakan pendekatan religi, selain dapat menurunkan kecemasan, zikir juga dianggap dapat meningkatkan kepercayaan diri. Berdasarkan hasil
penelitian ini diharapkan
mahasiswa dapat meluangkan waktu untuk berzikir dan berdoa saat menghadapi ujian. 4.2.2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan Penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami gejala kecemasan saat menghadapi ujian praktikum. Kecemasan ini dapat mengganggu penampilan mahasiswa saat melakukan tindakan. Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini disarankan kepada institusi pendidikan keperawatan agar memasukkan kegiatan berdoa
79
dan berzikir dalam rangkaian ujian atau bahkan dimasukkan kedalam Standar Operasional Prosedur (SOP) tindakan keperawatan. 4.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya 1. Dilakukan penelitian lain tentang hubungan kecemasan saat menghadapi ujian praktikum dengan nilai hasil ujian praktikum. 2. Dilakukan penelitian lain untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan ujian praktikum menimbulkan kecemasan. 3. Dilakukan penelitian lain tentang pengaruh zikir terhadap kecemasan pada responden lain, seperti pasien yang akan melakukan operasi, pasien yang sedang mengikuti program kemoterapi, pasien, pasien yang didiagnosis penyakit keganasan, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Che Haslina B. et al. (2013). The Effectiveness of Generalized Anxiety Disorder Intervention through Islamic Psychotherapy: The Preliminary Study. Asian Social Science , 9 (13). Afolayan, J.A et al. (2013). Relationship betwen anxiety and accademic performance of nursing students, Niger Delta University, Bayelsa State, Nigeria. Pelagia Research Library, 4 (5). Al „Asqolany, Abi Al-Fadhl Ahmad ibnu „Ali ibnu Hijr. (852 H). Bulughul Marom min Adillatil Ahkam. Surabaya: Darul‟Ilmi. Al Mahfani, M. Khalilurrahman. (2006). Keutamaan Doa dan Dzikir Untuk Hidup Bahagia. Jakarta: PT Wahyu Media. Al Maliky, „Abdu Bin Hamid Bin Nashor Abu Muhammad. (1408 H). AlMuntakhob Min Musnadi ‘Abdu Bin Hamid. Qohiroh: Maktabah AsSunnah. Al Sabwah, Mohammed N, dan Ahmed M. Abdel Khalek. (2006). Religiosity And Death Distress in Arabic Coleege Students. Death Studies , 30(365-375). Al Syafi‟i, AL-Habib „Abdullah bin „Alawy Al- Hadad Al-Husainy Al-Hadhrmy. (2010). An-Nashoih Ad-Diniyah wal Washoya Al-Imaniyah. Jakarta: Darul Hijrah. An-Nisabury, Abul Husain Muslim Bin Al-Hujjaj Bin Muslim Al-Qosyiri. AlJami’ Al-Sohih Al-Musamma Sohih Muslim. Bairut: Daarul Afaaq AlJadidah. Anthony, Martin M. At al. (2009). Oxford Handbbok of Anxiety and Related Disorders. New York: Oxford University Press Inc. Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ash-Shadr, Abdur Razzaq. (2007). Berzikir Cara Nabi; Merengkuh Puncak Pahala Zikir Tahmid, Tasbih, Tahlih, dan Haukala. Jakarta: Hikmah Press. Asmadi. (2008). Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Assegaf, Mohammad Ali Toha. (2009). 365 Tips Sehat Ala Rasulullah. Jakarta: Penerbit Hikmah.
Badan Pusat Statistik. (2013). Perkembangan Beberapa Indikator Utama SosialEkonomi Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Barker, Philip J. (2004). Assesment in Psychiatric and Mental Health Nursing. Cheltenham: Nelson Thornes Ltd. Barnabas, Stephen. (2008). Financial Self-Concept; Kunci Meraih Kekayaan dan Kesuksesan Sejati. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Basavanthappa, BT. (2007). Psychiatric Mental Helath Nursing. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher. Basten, Ulrike et al. (2012). Trait Anxiety and The Neural Efficiency of Manipulation in Working Memory. Cognitive Affect Behavior Neuroscience, 12 (571-588). Beauchemin, James, et al. (2008). Mindfulness Meditation May Lessen Anxiety, Promote Social Skills, and Improve Academic Performance Among Adolescents With Learning Disabilities. Compelementary Health Practice Review, 13 (34-35). Blazeck, Alice. (2010). Simulation Anxiety Syndrome: Presentation and Treatment. Clinical Simulation in Nursing, 4. Bolen, Barbara Bradley. (2014). When Stress Goes to Your Stomach. Data diakses dari http://ibs.about.com/od/diarrhea/a/Anxiety-and--Diarrhea.htm pada 17 Juni 2014 Brenes, Gretchen A. et al. (2009). Insomnia in Older Adult with Generalized Anziety Disorder. Am J Geriatr Psychiatry, 17 (465-472). Brody, Lori Thein, dan Paula Richley Geigley. (2009). Aquatic Exercise for Rehabilitation and Training. Canada: Human Kinetics. Budiharto. (2006). Metodologi Penelitian Kesehatan Dengan Contoh Bidang Ilmu Kesehatan Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran EGC. Busch, Volker et al. (2012). The Effect Of Deep And Slow Breathing On Pain Perception, Autonomic Activity, And Mood Processing. Pain Medicine Wiley Periodicals Inc, 1, 215-228. Calloway, Nancy Jane. (2007). A Comparative Study of The Effect of Photostimulation and Autogenic Training in Reducing Stress, Anxiety, and Depression. Dissertasi Ilmu Teologi: Holos University. Carsltedt, Roland A. (2010). Handbook of Integrative Clinical Psychology, Psychiatry, and Behavioral Medicine Practices, and Research. New York: Springer Publishing Company.
Cato, Mary Louise. (2013). Nursing Student Anxiety In Simulation Setting: A Mixed Methods Study. Disertasi Doktoral Pendidikan. Portland State University. Chiang, LC. et al. (2009). Effect of Relaxation-Breathing Training on Anxiety and Asthma Signs of Childre With Moderete-to-severe Asthma: A Randomized Controlled Trial. International Journal Nursing Student, 46 (8). Cook, Linda J. (2005). Inviting Teaching Behavior of Clinical Faculty and Nursing Students‟ Anxiety. Journal of Nursing Education , 44, 4. Damarwati, Tiningsih. (2012). Gambaran Tingkat Kecemasan Orang Tua Dari Bayi Yang Dirawat di Ruang NICU RSUP Fatmawati Jakarta. Skripsi S1 Keperawatan. Depok: Universitas Indonesia. Drake, Christopher. et al. (2003). Insomnia Causes, Consequences, and Therapeutics: An Overview. Depression and Anxiety, 18 (163-176). Eifring, Halvor. (2013). Meditation in Judaism, Christianity, and Islam: Cultural History. Chennai: Newgen Knowledge Works. Eka,
Angelina Roida. (2012). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Keberhasilan Memberikan Obat Melalui Infus Pada Mahasiswa FIK UI Angkatan 2010. Skripsi S1 Keperawatan. Depok: Universitas Indonesia.
El-Bantanie, Muhammad Syafi‟ie. (2009). Rahasia Keajaiban Asmaul Husna. Jakarta: PT Wahyu Media. Essau, Cecilia A. dan Thomas H. Ollendick. (). The Treatment of Childhood and Adolescent Anxiety. New Delhi: Apatra Inc. Everly, George S. Dan Jr. Jeffrrey M. Lating. (2012). A Clinical Guide to the Treatment of the Human Stress Resonse. New York: Springer Science and Business Media. Gallo, Fred P. Dan Harry Vicenzy. (2008). Energy Tapping. Canada: New Harbinger Publications Inc. Gau, Li-Shiue. (2007). Examining The Values Associated With Spector Sports And The Relationship Between The Values And Sport Spectator Behavior. Disertasi Doktoral Manajemen Olahraga. Florida: The Florida State University. Ghadeer. (2006). Zikir dan Amalan Nabi Sehari-hari. Jakarta: Ghadeer Foundation. Ghofur, Abdul dan Eko Purwoko. (2007). Pengaruh Teknik Napas Dalam Terhadap Perubahan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Persalinan Kala I di
Pondok Bersalin Ngudi Saras Trikilan Kali Jambe Sragen. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta. Giardino, Nicholas D. et al. (2007). Anxiety, Respiration and Cerebral Blood Flow: Implications Functional Brain Imaging. Comprehensive Psychiatry, 48 (103-112). Goetz, Christopher G. (2007). Textbook of Clinical Neurology, Third Edition. Canada: Elseiver Inc Goldin, Philippe R. dan James J. Gross. (2010). Effects of Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) on Emotional Regulation in Social Anxiety Disorder. American Psychological Association, 10 (83-91). Goodman, H. Goodman. (2010). Basic Medical Endocrynology, Fourth Edition. California: Elseiver Inc. Gosselin, Ashley M. (2013). Nursing Simulation Experience: Self-Eficacy, State Anxiety, Locus Of Control, And Simulation Effectiveness. Tesis Keperawatan. University of New Hampshire. Hales, Dianne. (2011). An Invitation to Health: Choosing to Change. Belmont: Wadswoth Cengage Learning. Harahap, Khoirul Amru dan Reza Pahlevi D. (2008). Dahsyatnya Doa dan Dzikir. Jakarta: Qultum Media. Harris, Karen R., dan Stave Graham. (2010). Promoting Executive Functioning in The Classroom. New York: Guilford Publication, Inc. Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta; Penerbit Salemba Medika. Hidderlay, Margaret dan Martin Holt. (2004). A Pilot Randomized Trial Assessing The Effects of Autogenic Training in Early Stage Cancer Patients in Relation to Psychological Status and Immune System Responses. European Journal of Oncology, 8 (61-65). Hjemdahl, Paul. et al., (2011). Stress and Cardiovascular Disease. New York: Springer-Verlag London Limited Homma, Ikuo dan Yuri Masako. (2008). Breathing Rhythms and Emotions. Exp Physical, 93 (1011-1021). Horsley, Trisha Leann. (2012). The Effect Of Nursing Faculty Presence On Students’ Level Of Anxiety, Self-Confidence, And Clinical Performance During A Clinical Simulation Experience. Disertasi Doktoral Keperawatan. Universitiy of Kansas.
Hurgobin, Shalini. (2006). Autogenic Training (AT) for Reducing Anxiety and Promoting Psychological Well-Being. Disertasi Psikologi: University of Zululand. Hyman, Bruce M., dan Cherry Pedrick. (2011). Anxiety Disorders. Minneapolis: Lerner Publishing Group, Inc. Ilham, Muhammad Arifin dan Debby Nasution. (2003). Hikmah Zikir Berjama’ah. Jakarta: Penerbit Republika Jacobs, Madeline et al. (2008). Association Between Level of Emotional Intelligence and Severity of Anxiety in Generalized Social Phobia. Journal of Anxiety Disorder, 22 (1478-1495). Johnson, Brian. (2012). Activating the Parasymphathetic Nervous System. Dikases dari http://www.entheos.com/ideas/brian-johnson/1400/activating-theparasympathetic-nervous-system pada 17 Juni 2014. Junaidi, Luqman. (2007). Rahasia dan Khasiat Zikir Setelah Shalat Untuk Kedamaian Jiwa dan Kebugaran Raga. Jakarta: PT Mizan Publika. Kanji, N dan E. Ernest. (2004). Autogenic Training Reduces Anxiety After Coronary Angioplasty: A Randomized Clinical Trial. American Health Journal, 002 (8703). Kanji, Nasim et al. (2006). Autogenic Training to Reduce Anxiety in Nursing Student: Randomized Controlled Tria. Journal of Advanced Nursing,. 53(6), 729-735. Kim, Mijong dan Yun jung Kwon. (2010). Effects Of Aroma Inhalation On Blood Pressure, Pulse, Visula Analog Scale, And McNair Scale In Nursing Students Practicing Intravenous At The First Time. International Journal of Advanced Science and Technology, 23. Kusumadewi, Sri. (Juni, 2008). Aplikasi Fuzzy Total Integral Pada Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Yogyakarta. Liliweri, Alo. (2005). Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultural. Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara Yogyakarta. Losy, Bob. (2005). Kendalikan Stres Anda! Cara Mengatasi Stres dan Sukes di Tempat Kerja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Macdougall, Rovert C. (2011). Drugs & Media: New Perspectives on Communication, Consumption, and Consciousness. New York: Bloomsburry Publishing USA
Maimunah, Annisa dan Sofia Retnowati. (2011). Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk Mengatasi Kecemasan Ibu Hamil Pertama. Jurnal Psikologi Islam, 8(1). Martos, M Pulido et al. (2011). Sources of Stress in Nursing Student: A Systematic Review of Quantitative Studies. International Nursing Review,59 (15-25). Masterman, Heather. (2012). Anxiety Allevating Intervention Strategies: Applicability For Nursing Students. Tesis Magister Pendidikan Keperawatan. St. Catherine University. Melincavage, Sharon Maric. (2008). Anxiety in Student Nurses in The Clinical Setting; A Phenomenological Study. Disertasi Doktoral Pendidikan. Pennsylvania: The Pennsylvania State University. Meltzer, Lynn. (2010). Promoting Executive Functioning in The Classroom. New York: The Guildford Press. Miu, Andrei et al. (2009). Reduced Heart Rate Variability and Vagal Tone in Anxiety: Trait Versus State, and The Effects of Autogenic Training. Autonomic Neuroscience: Basic and Clinical, 145 (99-103). Mlek, Magdalena. (2011). Nursing Students’ Learning Experiences in Clinical Setting: Stress, Anxiety and Coping. Tesis Master Pendidikan. Canada: Universitas Concordia. Moscaritolo, Linda M. (2009). Interventional Strategies to Decrease Nursing Student Anxiety in the Clinical Learning Environment. Journal of Nursing Education, 48 (1). Nanda International. (2013). Diagnosis Keperawatan ; Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Potter, Patricia A. dan Anne Griffin Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktek, Vol. 1, Ed. 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Prato, Catherine A., dan Carolyn B. Yucha. (2013). Biofeedback-Assisted Relaxation Training to Decrease Test Anxiety in Nursing Student. Nursing Education Researh, 34(2). Purfeerst, Christina R. (2011). Decreasing Anxiety in Nursing Students. Tesis Pendidikan Keperawatan. St. Ctehrine University.
Puskar et al. (2009). Sex Differences in Self-Reported Anxiety in Rural Adolescent,” International Journal of Mental Helath Nursing , 18 (417423). Reinhold, Jennifer A., dan Grace Earl. (2014). Cilinical Therapeutics Primer: Link to the Evidance for The Ambulatory Care Pharmacist. Burnington: Ascend Learning Company. Rice, Crist Lynn. (2008). Reducing Anxiety in Middle Scholl and High School Student: a Comparison of Cognitive Behavioral Therapy and Relaxation Training Approaches. Phoenix: The University of Arizona. Rick Hanson. (2009). The Practical Neuroscience of Buddha’s Brain Happines, Lova and Wisdom. Oakland: New Harbinger Publications Inc. Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Sabri Luknis, Hastono Sutanto P. (2006). Statistik Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Saeed, Sy Atezaz et al. (2010). Exercise, Yoga, and Meditation for Depressive and Anxiety Disorder. American Family Physician, 81(8). Sanford, Pamela G. (2010) “Simulation in Nursing Education: A Review Research,” The Qualitative Report,15 (4). . (2012). Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Santoso, Singgih. (2010). Statistik Multivariat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Schlamann, Marc et al. (2012). Autogenic Training Alters Cerebral Activation Patterns in fMRI. Int. Journal of Clinical and Experimental Hypnosis, 58 (444-456). Schreiner, Istavan dan James P. Malcolm. (2008). The Bennefits of Mindfulness Meditaion: Changes in Emotional States of Depression, Anxiety, and Stress. Behavior Changes, 25 (156-168). Seaward, Brian Luke. (2012). Managing Stress: Principles and Strategies for Health and Well-Being, 7rd Ed. Jones & Bartlett Learning. Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta; Graha Ilmu. Persada. Sherwood, Lauralee. (2012). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Shin, Lisa M. dan Israel Liberzion. (2010). The Neurocircuitry of Fear, Stress, and Anxiety Disorders. Neuropsychopharmacology Review, 35 (169-191). Singal, Alen Albertina. (2013). Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswi yang Mengalami Sindrom Premenstruasi di Asrama Lili Universitas Advent Indonesia Bandung. Skripsi S1 Fakultas Keperawatan Univesitas Advent Indonesia Bandung. Souto, Etish Barbosa et al. (2012). Analysis of The Anxiety Level of The Nursing Undergraduate Students. Journal of Nursing UFPE, 6 (5). Stein, Dan J., et al. (2009). Text Book of Anxiety Disorders. Arlington: American Pshyciatric Publishing, Inc. Stipanuk, Martha H. dan Marie A. Caudill. (2013). Biochemical, Physiological, and Molecular Aspect of Human Nutrition. Canada: Elseiver Inc Stuart, Gail Wiscarz, dan Micehele T.L. (2005). Priciples and Practice of Oshyciatric Nursing (8th ed.). St. Louis: Mosby. . (2012). Jika Surga dan Neraka (Tak Pernah) Ada. Jakarta: Penerbit Republika. Susetya, Wawan. (2006). Cermin Hati Perjalanan Rohani Menuju Ilahi. Solo: Tiga Serangkai. Suyamto, et al. (2009). Pengaruh Relaksasi Otot Dalam Menurunkan Skor Kecemasan T-TMAS Mahasiswa Menjelang Ujian Akhir Program di Akademi Keperawtan Notokusumo Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat, 25(3). Tomb, David A. (2004). Buku Saku Psikiatri Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Tusaie, Kathleen R., dan Joyce J. Fitzpatrick. (2013). Advanced Practice Psychiatric Nursing. NewYork: Springer Publishing Company, LLC. Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC. Ward, Brandon Keith. (2008). Anxiety in Nurse Anesthesia Students. Ann Arbor: Mountain State University. Wasis. (2006). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Yuliza, Rentika. (2012). Pengaruh Dzikir Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea (SC) Di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Skripsi S1 Keperawatan. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Zainul, Zen. (2007). Kekuatan Metode Lafidzi; Hidup Sehat dengan Olah Lahir, Fikir, dan Fikir. Jakarta: Duantum Media. Zimmerman, Mark. (2013, November 29). Library of Scales. Data diakses dari https://outcometracker.org/scales_library.php
Lampiran 2
PENJELASAN PENELITIAN
Saya Mohammad Fanshuri A, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Islam
Negeri
Syarif
Hidayatullah
Jakarta
dengan
NIM
1110104000032, bermaksud melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh zikir terhadap skor kecemasan mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menghadapi Ujian skill-lab ”: Tujuan untuk mengetahui pengaruh zikir terhadap tingkat kecemasan mahasiswa ketika mengahadapi ujian skill-lab. Menfaat penelitian ini adalah untuk menerapkan metode relaksasi zikir yang dapat menurunkan kecemasan mahasiswa saat menghadapi ujian skill-lab Peneliti akan menjaga segala hal yang menyangkut kerahasiaan responden selama dan setelah penelitian dilakukan..
Ciputat, 20 Mei 2014 Peneliti
Mohammad Fanshuri Abdillah 1110104000032
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Judul Penelitian: Pengaruh zikir terhadap tingkat kecemasan mengahadapi ujian skill-lab pada mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: .......................
Usia
:........................
Jenis kelamin :....................... Semester
: .......................
Menyatakan telah memahami penjelasan tentang tujuan , manfaat dan kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini dan saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Ciputat, ... ..................... 20 ...
Saksi,
Responden,
Peneliti,
... ... ... ... ...
... ... ... ... ...
Moh. Fanshuri Abdillah 1110104000032
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH ZIKIR TERHADAP SKOR KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKILL-LAB PADA MAHASISWA KEPERAWATAN UIN JAKARTA
1. Data Umum Responden a. Usia
:
2. Skala Kecemasan Hamilton (HAM-A) Silahkan berikan tanda √ pada kolom berikut sesuai dengan apa yang anda rasakan saat menghadapi ujian praktikum. Keterangan
:
0
: Tidak ada gejala
1
: Ada gejala ringan
2
: Ada gejala sedang
3
: Ada gejala berat
4
: Ada gejala sangat berat
Petunjuk Pengisian. A. Kuesioner ini terdiri dari 14 pernyataan, dan setiap pernyataan memiliki beberapa sub-pernyaaan yang merupakan pilihan. B. Setiap sub-pernyataan dapat dipilih sesuai dengan yang sedang dialami saat ini yang kemudian dinilai sebagai sebuah gejala. NO
Gejala Kecemasan
Keterangan 0
1
Perasaan cemas Cemas/Firasat buruk/Takut akan pikiran sendiri/Mudah tersinggung.
1
2
3
4
2
Ketegangan Merasa tegang/Lesu/Tidak bisa istirahat tenang/Mudah terkejut/Mudah menangis/Gemetar/Gelisah
3
Ketakutan Takut Pada gelap/Pada orang asing/Ditinggal sendiri/Pada kerumunan banyak orang
4
Gangguan tidur Terbangun malam hari/Tidak tidur nyenyak/Bangun tidur dengan lesu/Mimpi buruk/Mimpi menakutkan
5
Gangguan kecerdasan Susah untuk konsentrasi/Daya ingat menurun/Daya ingat buruk
6
Perasaan depresi Hilangnya minat/ Merasa sedih/Bangun dini hari/Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7
Gejala somatik / fisik (otot) Sakit dan nyeri otot/Kaku/Kedutan otot/Gigi menggerutuk/Suara tidak stabil
8
Gejala somatik / fisik (sensorik) Tinitus (telinga berdenging)/Muka merah atau pucat/Merasa lemas
9
Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) Takikardi (denyut jantung cepat/Denyut nadi mengeras/Rasa lesu/lemas
10
Gejala respiratori (pernafasan) Sering menarik nafas/Nafas pendek/sesak
11
Gejala gastrointestinal (pencernaan) Sulit menelan/Perut melilit/Nyeri sebelum dan sesudah makan/Perasaan terbakar di perut/Rasa penuh atau kembung/Mual/Muntah/BAB lembek/Susah BAB (konstipasi)
12
Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin) Sering BAK, Tidak dapat menahan BAK/Menjadi dingin (frigid)
13
Gejala Autonom Mulut kering/Mudah berkeringat/Kepala pusing/Kepala terasa berat/Kepala terasa sakit/Bulu-bulu berdiri sendiri.
14
Tingkah laku (sikap) Gelisah/Tidak tenang/Gemetar/Kening mengkerut/Muka tegang/Otot tegang /mengeras Total skor
ooo Terima Kasih Atas Kerja Sama Suadara ooo
Lampiran 4
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 18
94.7
1
5.3
19
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .787
15
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
31.33
216.471
.615
.774
VAR00002
31.67
210.706
.818
.766
VAR00003
31.33
216.471
.615
.774
VAR00004
32.22
219.359
.475
.778
VAR00005
31.44
211.085
.818
.766
VAR00006
32.00
216.471
.546
.774
VAR00007
31.89
219.634
.534
.777
VAR00008
32.44
219.673
.571
.777
VAR00009
31.56
211.673
.627
.769
VAR00010
31.61
212.252
.825
.767
VAR00011
32.11
213.987
.765
.770
VAR00012
32.06
206.997
.736
.763
VAR00013
32.11
214.575
.669
.771
VAR00014
31.94
217.232
.600
.775
VAR00015
17.83
67.794
.951
.916
Lampiran 5
HASIL PILOT STUDY Tabel Skor Kecemasan Mahasiswa Menjelang Ujian Praktikum (2013) ANGKATAN
TIDAK ADA (<6) 0 0 0 2 2
2013 2012 2012 2010 JUMLAH
RINGAN (614) 7 6 6 6 25
SEDANG (15-27) 6 5 6 2 19
BERAT (>27) 0 1 2 1 4
MEAN 14.92 16.25 16.43 12.09 14.92
Tabel Mata Kuliah Yang Menyebabkan Kecemasan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
MATA KULIAH Fundamental of nursing P2k2 Histologi Anatomi Biologi Biokimia Fisiologi KGD Maternitas Keperawatan dasar KMB Semua ujian Total
JUMLAH 1 8 6 2 1 5 1 1 16 3 3 3 50
PERSEN (%) 2 16 12 4 2 10 2 2 32 6 6 6 100%
Tabel Interval Waktu Kecemasan Menjelang Ujian Praktikum Waktu (sebelum ujian) satu minggu Satu hari Beberapa jam Satu jam 30 menit 15 menit 10 menit 5 menit
Awal muncul 3 19 18 1 2 3 1 3
Waktu (sebelum ujian) Satu minggu Satu hari Beberapa jam Satu jam 30 menit 15 menit 10 menit 5 menit
Puncak 2 6 5 4 5 5 4 19
Grafik Skor Kecemasan Mahasiswa Menjelang Ujian Praktikum (2013) 8 7 6 5 TIDAK ADA 4
RINGAN SEDANG
3
BERAT 2 1 0 SMT 1
SMT 3
SMT 5
SMT 7
Grafik Skor Total Kecemasan Mahasiswa Menjelang Ujian Praktikum (2013)
TOTAL TIDAK ADA 4% BERAT 8% SEDANG 38%
RINGAN 50%
Grafik Mata Kuliah Yang Menyebabkan Kecemasan 18 16
P2K2 Histologi
14
Anatomi 12
Biokimia
10
Fisiologi KGD
8
Maternitas Keperawatan Dasar
6
KMB
4
FN
2
Biologi Semua Ujian
0 TOTAL
Grafik Awal Muncul Kecemasan
AWAL MUNCUL KECEMASAN
Grafik Puncak Kecemasan
PUNCAK KECEMASAN SEBELUM UJIAN
15 satu menit 10 5 menit minggu 6% menit 6% 6% 2% 30 menit 4% Satu jam 2%
satu minggu 4%
Satu hari 38%
5 menit 38%
Bebera pa jam 36% 10 menit 8%
Satu hari 12%
30 15 menit menit 10% 10%
Beberap a jam 10%
Satu jam 8%
Lampiran 6 SATUAN ACARA PELATIHAN RELAKSASI DZIKIR
A. Topik Latihan relaksasi zikir “Ya Lathyfu” B. Sasaran Kelompok perlakukan (intervensi) penelitian, yaitu 25 orang. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah diberikan pelatihan selama 20 menit seluruh anggota kelompok perlakuan mengerti cara melakukan relaksasi zikir “Ya Lathyfu” 2. Tujuan Khusus Setelah diberikan pelatihan selama 20 menit seluruh anggota kelompok perlakuan mampu; a. Menjelaskan apa pengertian dan manfaat zikir b. Memperagakan kembali tehnik nafas dalam dengan benar c. Memperagakan kembali tehnik relaksasi zikir “Ya Lathyfu” dengan benar d. Memperagakan kembali menghitung hitungan zikir dengan jari D. Materi Materi pelatihan yang akan diberikan meliputi;
1.
Latar Belakang Sebuah pilot study yang dilakukan peneliti pada 50 mahasiswa yang
dibagi secara proporsional pada masing-masing semester dengan menggunakan skala kecemasan Hamilton,menunjukkan 4% mahasiswa tidak mengalami kecemasan, 55% pada kecemasan ringan, 38% kecemasan sedang dan 8% pada kecemasan berat. Masing-masing angkatan memiliki nilai rata-rata yang berbeda, dengan nilai rata-rata tertinggi terdapat pada semester 5 yaitu 43% kecemasan sedang, 14% kecemasan berat, dan 43% kecemasaan ringan. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengalami gejala kecemasan saat menghadapi ujian praktikum (skill-lab) dan dapat mengganggu penampilan siswa saat ujian sehingga perlu dilakukan penanganan. 2.
Landasan Berfikir Allah berfirman:
ۖ فَا أدعٌُهُ بِيَا
ََٰ ّلِل أاْلَ أس َما ُء أال ُح أسن ِ ًَ ِ ه
Artinya: “Dan milik Allah-lah asmaul husna (nama-nama yang baik) maka berdoalah kepada-Nya dengan itu (asmaul husna).” (QS. Al-A’raf: 180).
ه ُ لَ ِ ٌف ْي ِب ِ َا ِد ِه َّ أ ُ ُ َ أ َّ َ ا ُء ًَىُ ٌَ أال َ ٌُُِّي أال َ ِيّ ُي Artinya:
“Allah
Maha
Lembut
kepada
hamba-hamba-Nya;
Dia
memberikan rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan Dia-lah yang Mahakuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Asy-Syura: 19).
ُاله ِ ّ َ َ نٌُا ًَ َ أ َم ِ ُّي ُ ٌُبُيُ أ ِب ِ أ ِ ه ِ ۗ َ َ ِب ِ أ ِ ه ِ َ أ َم ِ ُّي أال ُ ٌُو Artinya: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah, ingatlah dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’du: 28) Ubaidillah bin Musa dalam riwayatnya menceritakan bahwa ada seorang muslim fakir yang mengadu kepada Rasulullah karena merasa iri dengan orang-orang kaya diantara mereka, kemudian Rasul bersabda:
َُُ َأ
:َ َ ٍء
َ نَ أ ُ ُمٌهُ َ أد َ أ ُ أ ِ أ َ فَ أ ِ ِي أ ٌُلٌُا ُدبُ َ ُ ِّل
, ً ِ ِحأ دٍَ َع أ َ َ َ ه
َفَ َ ُ أ ِ ُ ُ أ ِب َ أِ ٍءء ِ أ
َ ًَ ُس َأحا, ً ّلِل ِحأ دٍَ َع أ َ َ َ ه ِ ًَ أال َح أم ُد ِ ه, ً ِحأ دٍَ َع أ َ َ َ ه
ُ أد ِ ُ ٌا ِ أ َ فَ أ ِ ِي أ, ً ِحأ دٍَ َع أ َ َ َ ه،ُ ًَحأ َدهُ َ َش ِّكَ لَو،ُ
ًَ َ ِلَ َو ِ ه
Artinya: “Apakah kalian ingin kuberitahu suatu hal yang jika kalian lakukan hal tersebut kalian akan mendapatkan keutamaan (kekayaan) seperti mereka?, bacalah setiap seetelah sholat ُ َ ُ َ أ11 kali, ّلِل ِ أال َح أم ُد ِ ه11 kali, ِ
َ ُس َأحا11 kali,
ُ ًَحأ َدهُ َ َش ِّكَ لَو،ُ
َ ِلَ َو ِ ه11 kali, niscaya akan
kalian dapatkan keutamaan seperti mereka (orang kaya)”. 3.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zikir terhadap
kecemasan mahasiswa menghadapi ujian praktikum (skill-lab)
4.
Zikir “Ya Lathyfu” Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab (33) ayat 41; يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُىا ْاذ ُك ُروا الَّهَ ِذ ْك ًرا َكثِي ًرا
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman ingatlah Allah dengan ber-dzikir sebanyak-banyaknya”. Zikir secara maksimal memiliki banyak manfaat bagi manusia, diantaranya
adalah
untuk
menemukan
ketenangan
hati
dengan
memperbanyak mengingat Tuhan dan memasrahkan kebutuhan hidupnya dengan sepenuh hati kepada sang maha pencipta. Manfaat zikir yang berkaitan dengan kondisi kesehatan fisik dan psikis seseorang antara lain dapat menghilangkan kecemasan, kegundahan, kesulitan, dan depresi sehingga dapat mendatangkan ketenangan, kedamaian, kebahadiaan dan kelapangan (Zainul, 2007). Tehnik dasar relaksasi dilakukan sebelum memulai zikir, yaitu dengan memposisikan tubuh pada kondisi senyaman mungkin, bisa duduk bersila, bersimpuh, duduk dikursi, duduk dilantai dengan meluruskan kaki atau posisi lainnya. Diawali dengan 3 kali nafas dalam dan diikuti dengan membaca surat Al-Fatihah satu kali. Selanjutnya yaitu gerakan inti. Zikir Ya Lathyfu dilakukan dengan melakukan nafas dalam, membaca kalimat Ya Lathyfu sebanyak 11 kali saat menghembuskan nafas. Saat melakukan ekspirasi sambil membaca kalimat zikir, pikiran juga difokuskan kedalam pusat kesadaran (bermeditasi), dengan membaca nama Allah Ya Lathyfu yang berarti Maha Lembut, memohon kepada Allah untuk melembutkan hati yang sedang tegang (cemas) menghadapi ujian. Kegiatan ini dilakukan berulang selama 10 menit. Agar lebih terbiasa, latihan tehnik relaksasi ini dapat dilakukan kembali setiap setelah
sholat. Dengan demikian, perlakuan yang dilakukan diharapkan memiliki dampak sesuai apa yang diharapkan. Tehnik zikir “Ya Lathyf”: 1. Duduk dalam posisi paling nyaman. 2.
Baca Basmalah
3.
Ambil nafas dalam 3x sambil menenangkan tubuh, panca indra, dan hati dengan khusyu dan konsentrasi.
4.
Baca surat Al-Fatihah.
5.
Tarik nafas sedalam-dalamnya.
6. Keluarkan nafas secara perlahan sambil membaca kalimat “Ya Lathyf” 11x sampai batas ahir ekspirasi dengan diiringi penghayatan dalam hati meyakini bahwa Allah adalah Maha Lembut dan memohon kuasa-Nya untuk melembutkan hati kita 7. Ulangi no.6 sampai 3x Tarik nafas dalam, kemudian keluarkan sambil membaca Hamdalah. E. Metode Metode yang digunakan pada pelatihan ini adalah ceramah, simulasi dan tanya jawab. F. Media Media yang digunakan pada pelatihan ini adalah prin-out materi dan Lcd. G. Waktu Pelaksanaan Hari
: Selasa
Tanggal
: 29 April 2014
Alokasi waktu : 25 menit.
No
Waktu
Kegiatan pelatihan
1
5 menit
Pembukaan
Kegiatan peserta
Salam pembuka
Menjawab salam
Menjelaskan topik dan
Mendengarkan
tujuan pelatihan 2
5 menit
dan
memeprhatikan penyaji
Pelatihan
Menjelaskan tentang
materi
pengertian,
Menjelaskan
materi
dan
memperhatikan materi
tujuan, dan jenis dzikir.
Mendengarkan
yang dijelaskan
Mengajukan
tentang Dzikir dengan
pertanyaan bila kurang
asmaul
mengerti
husna
“Ya
Lathyfu”.
Menjelaskan
tehnik
relaksasi nafas dalam.
Menjelaskan
tehnik
relaksasi dzikir
Memberi
kesempatan
peserta untuk bertanya 3
10 menit
Simulasi
Memperagakan tehnik
Memperagakan
relaksasi napas dalam
kembali
tehnik
Memperagakan tehnik
relaksasi napas dalam
dzikir
Memperagakan kembali tehnik dzikir
4
5 menit
Penutupan
Melakukan dengan
evaluasi memberikan
Memberikan kesemapatan
kepada
peserta untuk bertanya kembali
jika
dirasa
kurang jelas
Menjawab pertanyaan (jika ada)
Salam penutup
Bertanya
jika dirasa
kurang jelas
Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
Menjawab pertanyaan pemateri
pertanyaan
Menjawab salam
H. Tempat Pelaksanaan 1. Tempat
: Ruang 409 lantai 4 Gedung FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2. Setting tempat
: Keterangan: Meja Pemateri Kursi Pemateri Layar LCD Kursi Peserta Pintu
I. Rencana Evaluasi No
Aspek
Waktu
Metode
1
Kognitif
Segera saat pelatihan
Tanya -jawab
2
Afektif
segera saat pelatihan dan saat Observasi post-test
3
Psikomotor
Segera saat pelatihan dan saat Observasi post-tes
Lampiran 7
IZIN PENGGUNAAN INSTRUMEN
Gambar Izin Skala Cemas Hamilton A
Gambar Izin Skala Kacemasan Hamilton B
Lampiran 8
Frequencies Statistics PRE_INTERVEN SI N
POS_INTERVEN PRE_KONTROL
Valid
SI
POS_KONTROL
24
24
24
24
0
0
0
0
Mean
16.71
12.00
11.17
22.33
Median
14.50
11.50
8.50
22.00
10.626
7.880
10.068
9.111
Minimum
4
0
0
5
Maximum
43
32
39
41
Missing
Std. Deviation
Frequency Table TINGKAT_PRE_INTERVENSI Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
TIDAK ADA
3
12.5
12.5
12.5
RINGAN
9
37.5
37.5
50.0
SEDANG
7
29.2
29.2
79.2
BERAT
1
4.2
4.2
83.3
SANGAT BERAT
4
16.7
16.7
100.0
24
100.0
100.0
Total
TINGKAT_PRE_KONTROL Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
TIDAK ADA
7
29.2
29.2
29.2
RINGAN
9
37.5
37.5
66.7
SEDANG
7
29.2
29.2
95.8
SANGAT BERAT
1
4.2
4.2
100.0
24
100.0
100.0
Total
Frequency Table TINGKAT_POS_INTERVENSI Cumulative Frequency Valid
TIDAK ADA
Percent
Valid Percent
Percent
10
41.7
41.7
41.7
RINGAN
7
29.2
29.2
70.8
SEDANG
4
16.7
16.7
87.5
BERAT
1
4.2
4.2
91.7
SANGAT BERAT
2
8.3
8.3
100.0
24
100.0
100.0
Total
TINGKAT_POS_KONTROL Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
TIDAK ADA
2
8.3
8.3
8.3
RINGAN
5
20.8
20.8
29.2
SEDANG
8
33.3
33.3
62.5
BERAT
5
20.8
20.8
83.3
SANGAT BERAT
4
16.7
16.7
100.0
24
100.0
100.0
Total
Lampiran 9
Paired t-test Paired Samples Correlations N Pair 1
Correlation
PRE_INTERVENSI &
Sig.
24
.929
.000
24
.918
.000
POS_INTERVENSI Pair 2
PRE_KONTROL & POS_KONTROL
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Lower Pair 1
PRE_INTERVENSI -
Upper 3.876
7.208
-11.877
-8.790
POS_INTERVENSI Pair 2
PRE_KONTROL POS_KONTROL
Paired Samples Test
t Pair 1
PRE_INTERVENSI -
df
Sig. (2-tailed)
6.882
23
.000
-13.849
23
.000
POS_INTERVENSI Pair 2
PRE_KONTROL POS_KONTROL
Independent t-test Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F PRE_TEST
Equal variances assumed
t-test for Equality of Means
Sig.
t
2.019
.162
Equal variances not assumed
df 1.744
46
1.744
42.422
Independent Samples Test t-test for Equality of Means
Std. Error Sig. (2-tailed) PRE_TEST
Mean Difference
Equal variances assumed
.088
4.708
2.700
Equal variances not assumed
.088
4.708
2.700
Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Lower PRE_TEST
Difference
Upper
Equal variances assumed
-.727
10.144
Equal variances not assumed
-.739
10.156
Independent t-test Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F POS_TEST
t-test for Equality of Means
Sig.
Equal variances assumed
t
.125
.725
Equal variances not assumed
df -4.029
46
-4.029
45.549
Independent Samples Test t-test for Equality of Means
Std. Error Sig. (2-tailed) POS_TEST
Mean Difference
Equal variances assumed
.000
-11.167
2.772
Equal variances not assumed
.000
-11.167
2.772
Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Lower POS_TEST
Difference
Upper
Equal variances assumed
-16.746
-5.588
Equal variances not assumed
-16.747
-5.586
Independet t-test Group Statistics KELOMPOK_P ERBEDAAN PERDEDAAN_SKOR
N
Mean
PERLAKUAN
24
5.54
KONTROL
24
-10.33
Group Statistics KELOMPOK_P ERBEDAAN PERDEDAAN_SKOR
Std. Deviation
Std. Error Mean
PERLAKUAN
3.945
.805
KONTROL
3.655
.746
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of
t-test for Equality
Variances
of Means
F PERDEDAAN_SKOR
Sig.
Equal variances assumed
.402
t .529
14.460
Equal variances not assumed
14.460
Independent Samples Test t-test for Equality of Means
df PERDEDAAN_SKOR
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
46
.000
15.875
45.735
.000
15.875
Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Difference PERDEDAAN_SKOR
Lower
Upper
Equal variances assumed
1.098
13.665
18.085
Equal variances not assumed
1.098
13.665
18.085
Lampiran 10
Frequency Table Cemas/Firasat buruk/Takut akan pikiran sendiri/Mudah tersinggung Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
TIDAK ADA
4
8.3
8.3
8.3
RINGAN
9
18.8
18.8
27.1
SEDANG
20
41.7
41.7
68.8
BERAT
12
25.0
25.0
93.8
3
6.3
6.3
100.0
48
100.0
100.0
SANGAT BERAT Total
Merasa tegang/Lesu/Tidak bisa istirahat tenang/Mudah terkejut/Mudah menangis/Gemetar/Gelisah Cumulative Frequency Valid
TIDAK ADA
Percent
Valid Percent
Percent
2
4.2
4.2
4.2
RINGAN
15
31.3
31.3
35.4
SEDANG
18
37.5
37.5
72.9
BERAT
11
22.9
22.9
95.8
2
4.2
4.2
100.0
48
100.0
100.0
SANGAT BERAT Total
Takut Pada gelap/Pada orang asing/Ditinggal sendiri/Pada kerumunan banyak orang Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
TIDAK ADA
25
52.1
52.1
52.1
RINGAN
14
29.2
29.2
81.3
SEDANG
6
12.5
12.5
93.8
BERAT
2
4.2
4.2
97.9
SANGAT BERAT
1
2.1
2.1
100.0
48
100.0
100.0
Total
Terbangun malam hari/Tidak tidur nyenyak/Bangun tidur dengan lesu/Mimpi buruk/Mimpi menakutkan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TIDAK ADA
11
22.9
22.9
22.9
RINGAN
20
41.7
41.7
64.6
SEDANG
10
20.8
20.8
85.4
7
14.6
14.6
100.0
48
100.0
100.0
BERAT Total
Susah untuk konsentrasi/Daya ingat menurun/Daya ingat buruk Frequency Valid
TIDAK ADA
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
6.3
6.3
6.3
RINGAN
28
58.3
58.3
64.6
SEDANG
10
20.8
20.8
85.4
7
14.6
14.6
100.0
48
100.0
100.0
BERAT Total
Hilangnya minat/ Merasa sedih/Bangun dini hari/Perasaan berubah-ubah sepanjang hari Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TIDAK ADA
10
20.8
20.8
20.8
RINGAN
18
37.5
37.5
58.3
SEDANG
12
25.0
25.0
83.3
8
16.7
16.7
100.0
48
100.0
100.0
BERAT Total
Sakit dan nyeri otot/Kaku/Kedutan otot/Gigi menggerutuk/Suara tidak stabil Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TIDAK ADA
19
39.6
39.6
39.6
RINGAN
15
31.3
31.3
70.8
SEDANG
9
18.8
18.8
89.6
BERAT
5
10.4
10.4
100.0
48
100.0
100.0
Total
Tinitus (telinga berdenging)/Muka merah atau pucat/Merasa lemas Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TIDAK ADA
23
47.9
47.9
47.9
RINGAN
13
27.1
27.1
75.0
SEDANG
11
22.9
22.9
97.9
1
2.1
2.1
100.0
48
100.0
100.0
BERAT Total
Takikardi (denyut jantung cepat/Denyut nadi mengeras/Rasa lesu/lemas Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
TIDAK ADA
7
14.6
14.6
14.6
RINGAN
9
18.8
18.8
33.3
SEDANG
20
41.7
41.7
75.0
BERAT
10
20.8
20.8
95.8
2
4.2
4.2
100.0
48
100.0
100.0
SANGAT BERAT Total
Sering menarik nafas/Nafas pendek/sesak Cumulative Frequency Valid
TIDAK ADA
Percent
Valid Percent
Percent
8
16.7
16.7
16.7
RINGAN
14
29.2
29.2
45.8
SEDANG
17
35.4
35.4
81.3
BERAT
6
12.5
12.5
93.8
SANGAT BERAT
3
6.3
6.3
100.0
48
100.0
100.0
Total
Sulit menelan/Perut melilit/Nyeri sebelum dan sesudah makan/Perasaan terbakar di perut/Rasa penuh atau kembung/Mual/Muntah/BAB lembek/Susah BAB Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
TIDAK ADA
15
31.3
31.3
31.3
RINGAN
18
37.5
37.5
68.8
SEDANG
9
18.8
18.8
87.5
BERAT
4
8.3
8.3
95.8
SANGAT BERAT
2
4.2
4.2
100.0
48
100.0
100.0
Total
Sering BAK, Tidak dapat menahan BAK/Menjadi dingin Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
TIDAK ADA
18
37.5
37.5
37.5
RINGAN
18
37.5
37.5
75.0
SEDANG
5
10.4
10.4
85.4
BERAT
4
8.3
8.3
93.8
SANGAT BERAT
3
6.3
6.3
100.0
48
100.0
100.0
Total
Mulut kering/Mudah berkeringat/Kepala pusing/Kepala terasa berat/Kepala terasa sakit/Bulu-bulu berdiri sendiri. Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
TIDAK ADA
13
27.1
27.1
27.1
RINGAN
14
29.2
29.2
56.3
SEDANG
13
27.1
27.1
83.3
BERAT
7
14.6
14.6
97.9
SANGAT BERAT
1
2.1
2.1
100.0
48
100.0
100.0
Total
Gelisah/Tidak tenang/Gemetar/Kening mengkerut/Muka tegang/Otot tegang /mengeras Cumulative Frequency Valid
TIDAK ADA
Percent
Valid Percent
Percent
3
6.3
6.3
6.3
RINGAN
14
29.2
29.2
35.4
SEDANG
22
45.8
45.8
81.3
BERAT
6
12.5
12.5
93.8
SANGAT BERAT
3
6.3
6.3
100.0
48
100.0
100.0
Total
Lampiran 11 REKAPITULASI SKOR KECEMASAN RESPONDEN
Skor Kecemasan Pre- Kelompok Perlakuan Responden A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X TOTAL AVERAGE
1 2 3 4 2 2 0 3 2 2 2 3 2 1 0 1 2 1 0 3 2 1 0 1 2 4 4 3 2 3 2 2 2 2 0 1 2 1 0 0 2 2 0 2 2 1 0 1 2 1 0 1 2 2 0 2 2 2 0 0 2 1 0 1 2 1 0 1 2 2 0 1 2 2 0 0 2 0 0 0 2 2 0 2 2 0 0 2 2 1 1 2 2 2 0 1 2 1 0 0 48 37 9 33 2 1,5 0,4 1,4
5 0 3 1 1 3 3 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 36 1,5
TOTAL 11 12 13 14 2 0 1 3 3 4 4 2 4 33 3 3 2 2 2 2 1 3 2 32 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 1 0 0 1 1 1 0 1 1 12 2 2 0 2 2 3 0 3 3 25 3 2 2 3 3 3 3 3 3 43 1 0 2 3 4 3 2 3 4 36 2 0 0 1 2 1 1 0 2 14 0 0 0 1 1 0 0 0 1 7 0 1 0 2 1 1 1 2 2 16 1 0 0 0 0 2 0 1 0 8 1 0 1 2 2 1 1 0 2 15 2 2 1 2 2 1 2 2 2 23 1 0 0 0 0 1 0 0 1 7 0 0 0 1 1 0 0 1 1 7 1 1 1 2 2 1 1 1 1 15 1 1 0 1 1 0 0 2 2 13 3 3 0 0 0 1 1 4 2 20 2 0 0 0 0 0 1 0 0 4 3 3 1 1 0 1 0 2 2 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 1 1 1 0 0 1 11 3 2 1 2 2 0 0 1 1 19 1 0 1 2 1 1 0 0 1 10 33 20 13 32 31 28 18 31 39 401 1,38 0,83 0,54 1,3 1,29 1,2 0,8 1,3 1,6 16,70833
Pernyataan Kuesioner 6 7 8 10 9
Skor Kecemasan Post- Kelompok Perlakuan Responden A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X TOTAL AVERAGE
1 3 2 1 1 2 2 3 2 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 29 1,17
2 4 2 0 1 1 3 2 2 0 1 0 1 2 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 26 1
Pernyataan Kuesioner TOTAL 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0 1 2 0 1 3 3 2 0 2 2 3 26 0 0 2 0 2 2 2 1 0 2 2 2 19 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 4 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 9 0 1 1 1 0 1 1 1 0 2 2 2 15 2 3 2 2 3 4 3 3 2 3 4 3 39 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 34 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 2 12 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 6 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 9 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 8 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 10 2 0 1 0 0 0 2 2 0 0 2 3 15 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 5 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 8 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 4 1 2 1 2 1 0 1 2 1 2 1 1 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 0 1 2 2 0 1 1 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 3 16 18 25 17 21 23 38 36 20 27 34 43 268 0,54 0,58 0,83 0,46 0,58 0,63 1,21 1,08 0,38 0,63 0,88 1,21 11,1667
Skor Kecemasan Pre- Kelompok Kontrol Responden 1 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X TOTAL AVERAGE
2
3
4
5
2 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 2 2 0 0 2 2 0 2 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2 1 1 0 0 3 2 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 1 0 3 1 2 1 1 1 1 1 2 0 2 2 2 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 2 1 2 2 1 1 1 0 0 0 0 3 2 0 2 1 31 20 8 23 23 1,29 0,83 0,33 0,96 0,96
Pernyataan Kuesioner 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 2 2 2 2 2 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 2 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 2 1 0 0 1 2 1 1 2 1 0 1 1 2 1 0 1 1 2 0 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 0 0 0 2 1 0 1 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 1 2 3 3 4 4 4 0 0 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 0 2 2 1 2 2 0 1 1 1 1 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 3 0 2 2 1 3 1 3 15 17 12 29 25 18 26 19 27 0,63 0,71 0,5 1,21 1,04 0,75 1,08 0,79 1,13
TOTAL 4 13 18 11 11 5 14 14 11 20 12 1 8 3 0 32 16 22 17 3 11 16 3 23 288 12
Skor Kecemasan Post- Kelompok Kontrol Responden A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X TOTAL AVERAGE
1 2 3 4 1 1 2 0 3 2 0 1 2 2 1 1 3 3 1 3 3 3 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 3 3 0 0 3 3 0 3 2 2 1 1 3 1 1 0 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 0 0 4 4 1 1 2 3 3 0 3 3 2 3 3 3 1 2 0 1 1 0 2 3 1 1 3 3 1 2 3 2 0 1 3 3 3 2 58 57 30 32 2,38 2,29 1,13 1,17
5 1 1 1 3 1 1 2 1 3 2 1 1 1 1 0 2 1 3 2 1 1 2 1 3 41 1,5
Pernyataan Kuesioner TOTAL 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 1 1 2 1 1 0 0 1 13 1 1 2 2 2 2 2 2 3 24 2 2 2 2 2 2 1 2 2 24 1 0 0 3 1 0 1 0 2 21 1 1 1 3 2 0 0 1 2 21 0 0 0 2 1 0 1 0 2 13 2 1 2 2 2 2 1 2 2 24 2 1 2 2 2 1 2 2 2 23 2 0 0 3 3 0 1 1 2 21 1 2 1 4 4 2 3 3 3 34 1 1 1 2 2 1 1 1 3 20 0 1 0 2 1 0 1 1 2 14 2 1 0 1 2 1 1 1 2 18 1 2 2 2 1 1 1 1 1 20 0 0 0 0 1 0 0 1 1 5 3 2 0 4 4 4 1 3 4 37 1 1 2 2 2 2 2 2 2 25 3 3 2 3 2 2 1 2 2 34 2 1 1 3 3 1 4 2 2 30 0 0 0 1 1 0 0 0 1 6 1 2 2 2 2 2 3 1 2 25 2 1 1 3 3 1 4 2 2 30 1 1 0 2 0 0 0 1 1 13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41 39 35 33 64 57 39 46 47 63 536 1,38 1,17 1,04 2,29 1,96 1,17 1,42 1,42 2,04 22,3333