“PENGARUH RENTABILITAS OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PT. BUKIT ASAM, TBK” Oleh : SUMARSID ABSTRACT It is an open secret that most investors tend to chase stock companies with high profitability in the stock market due to the high profitability reflects that the company is able to generate high rates of return as well. The market price of the company's stock is high tend to be larger than similar companies with lower profitability. Based on the authors feel interested in doing research on the effect of profitability Operating Profit Margin to the market price of shares in the coal mining PT. Bukit Asam Tbk. From the analysis it is known that the Operating Profit Margin PT. Bukit Asam Tbk continues to increase from year to year, and the company's operations in the most efficient existing in 2009 with the Operating Profit Margin of 39.7%, so that every dollar of sales earned a profit of Rp. 0.397. While most inefficient state there in 2006 with a ratio of 18.6%. Here we see that in every dollar sales produced only Rp. 0.186 earnings The results of the analysis of the correlation coefficient r value of 0.63 obtained indicating that a strong relationship because the value of r close to 1. Relations between the two variables is strong, direct and positive means any increase or decrease in Operating Profit Margin Profitability will be followed by an increase or decrease in the market price of the shares of PT. Bukit Asam Tbk. Based on the analysis of the coefficient determinant of the results obtained 39.69%, which means the role or contribution Profitability Operating profit margin for the market price of the shares of PT. Bukit Asam Tbk is equal to 39.69%. Mean percentage of 39.69% Operating Profit Margin Profitability has a substantial contribution to the ups and downs of the stock market price PT. Bukit Asam Tbk, while the remaining 43.75% is influenced by other factors outside Profitability Operating Profit Margin are not conscientious writers include: Operating Profit, Turnover of working capital, and Accounts Receivable. As for suggestions that can convey the writer as an input for the company include: should PT. Bukit Asam Tbk is not simply trying to maximize profits, but more important is to try to enhance rentabilitasnya, and in order to make efforts to increase sales volume and lower total operating costs to a minimum in order to obtain greater profits and increase market share . PENDAHULUAN 1.1 Pandangan Umum Saat Indonesia mengalami krisis ekonomi, terjadi resesi, inflasi (kenaikan harga), kenaikan suku bunga, yang mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi menurun dan banyak perusahaan yang kinerjanya sangat tidak menggembirakan, termasuk perusahaan yang terdaftar di BEJ yang sekarang sudah
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
bergabung dengan BEI. Banyak perusahaan yang tidak sanggup membiayai operasional usahanya dan pailit. Menurunnya laba dan meningkatnya laba yang harus dibayar membuat perusahaan tidak lancar dalam membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Saham merupakan surat berharga sebagai bukti tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan,
31
PENGARUH RENTABILITAS OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PT. BUKIT ASAM, TBK Oleh : Sumarsid
khususnya perusahaan publik yang memperdagangkan sahamnya. Investasi dalam bentuk saham banyak dipilih investor karena saham mampu memberikan keuntungan yang menarik. Dalam aktifitas perdagangan saham sehari-hari, harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Indeks harga saham merupakan suatu indikator yang menunjukan pergerakan harga saham. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini, pergerakan indeks harga saham menjadi semakin sulit diramalkan. Untuk menghasilkan keputusan investasi yang tepat, investor perlu untuk semakin menyempurnakan peralatan yang dipergunakan dalam membaca dan memperkirakan kondisi yang terjadi sekarang dan yang akan datang. Sehingga investor dapat meminimalisasi kerugian yang dapat terjadi, keputusan investor dalam melakukan transaksi menanamkan modalnya dipasar modal atau saham diharapkan tepat sasaran dan memperoleh keuntungan yang diinginkan. Salah satunya dengan melihat indikator kinerja keuangan suatu perusahaan dengan rentabilitas yang tinggi, ataupun dengan indeks investor sehingga dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat ini. Pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat dan menjadi indikator penting bagi investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual atau menahan saham. 1.2 Identifikasi Masalah Rasio rentabilitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan keuntungan. Dalam dunia usaha dengan peta persaingan seperti pada masa sekarang ini, sudah dapat dipastikan bahwa rentabilitas merupakan salah satu elemen penting dalam rangka memperhatikan kelangsungan bisnis yang dijalankan. Perusahaan dengan rentabilitas yang rendah, tentunya tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk jangka waktu yang lama. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan perusahaan tersebut untuk meraih keuntungan yang diharapkan sebagai “modal” untuk melanjutkan aktivitas bisnis dikemudian hari. Namun sebaliknya, perusahaan
32
dengan rentabilitas yang tinggi akan dapat melanjutkan aktivitas bisnisnya sampai dengan jangka waktu yang cukup lama. Perusahaan semacam ini akan mempunyai cukup “persediaan” untuk melanjutkan operasinya di masa yang akan datang karena tingginya keuntungan yang diperoleh pada periode usaha sebelumnya. Kebanyakan investor mengasosiasikan rentabilitas perusahaan sebagai kinerja keuangan perusahaan. Mereka berpendapat bahwa kinerja keuangan yang baik adalah tingkat keuntungan yang tinggi. Hal ini sangatlah wajar bila ditinjau dari sudut pandang investor. Sebagai pemilik perusahaan, investor tentunya berharap bahwa modal yang ditanamkan pada suatu perusahaan akan dapat berkembang dengan pesat. Hal ini hanya mungkin terjadi bila modal tersebut ditanamkan pada perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan yang tinggi. Perusahaan semacam itu akan mempunyai cukup uang untuk dibagikan sebagai dividen bagi para pemilik perusahaan. Menurut kebanyakan investor, perusahaan semacam itu adalah perusahaan yang baik untuk dijadikan sebagai lahan investasi. Sudah merupakan suatu rahasia umum bahwa kebanyakan investor cenderung akan menanamkan dananya pada perusahaan yang mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi. Perilaku seperti ini tentunya juga terlihat pada pasar modal Indonesia. Harga pasar saham perusahaan yang tinggi cenderung akan lebih besar daripada perusahaan sejenis dengan rentabilitas yang lebih rendah. Hal ini dapat dimengerti secara logis. Kebanyakan investor akan memburu saham perusahaan dengan rentabilitas yang tinggi di bursa saham. Sesuai dengan hukum permintaan yang menyebutkan bahwa bila kuantitas produk yang ditawarkan berada dalam keadaan tetap sedangkan permintaan terhadapnya mengalami peningkatan, maka harga pasar saham perusahaan– perusahaan dengan rentabilitas yang tinggi, harga saham mereka akan bergerak naik karena banyaknya permintaan yang ada. Dengan demikian dapat diperoleh suatu gambaran bahwa terdapat pengaruh yang positif dari rentabilitas perusahaan terhadap harga pasar saham biasa.
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH RENTABILITAS OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PT. BUKIT ASAM, TBK Oleh : Sumarsid
Berdasarkan pandangan umum yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis merumuskan masalahnya yaitu apakah ada pengaruh rentabilitas operating profit margin terhadap pasar saham ? 1.3 Batasan Masalah Dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang ada, maka penelitian ini hanya akan memfokuskan pembahasan pada rentabilitas Operating Profit Margin dan harga pasar saham biasa perusahaan PT. Bukit Asam Tbk dari tahun 2004 hingga tahun 2010. Data yang diperoleh dan digunakan dalam penelitian ini adalah akurat. Faktor lain yang mempengaruhi harga pasar saham perusahaan PT. Bukit Asam Tbk, selain rentabilitas Operating Profit Margin tidak dibahas dalam penelitian ini. 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan topik pembahasan permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah : Mengetahui pengaruh rentabilitas Operating Profit Margin terhadap harga pasar saham biasa pada perusahaan pertambangan PT. Bukit Asam Tbk, serta untuk mengetahui kontribusi rentabilitas Operating Profit Margin terhadap harga saham biasa pada perusahaan pertambangan PT. Bukit Asam Tbk. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Relevan Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini merupakan kajian ilmu manajemen keuangan. Oleh karena itu, terlebih dahulu perlu dilakukan peninjauan teoritis atas beberapa hal penting yang terkait dengan ilmu manajemen keuangan. Manajemen keuangan, yang pada awalnya dikenal dengan nama Ilmu Belanja atau Pembelanjaan Perusahaan, baru diperkenalkan dan berkembang pada awal abad ke 20. Ilmu tersebut telah berkembang dengan pesat sekali. Manajemen keuangan merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhaan. Disebut sebagai manajemen keuangan karena manajemen ini digunakan untuk fungsi-fungsi keuangan. Kegiatan yang harus dijalankan dalam fungsi-fungsi keuangan
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
antara lain personalia, produksi, pemasaran dan lainlain. Masing-masing fungsi tersebut memiliki kegiatan yang harus dijalankan guna mencapai tujuan perusahaan. Pelaksanaan manajemen keuangan pada setiap perusahaan berbeda-beda walaupun prinsip dasarnya sama. Hampir seluruh kegiatan perusahaan membutuhkan dana yang dari waktu kewaktu selalu mengalami perubahan. Hal ini disebut dengan aliran dana. Yang berwenang untuk mengatur aliran dana dalam perusahaan adalah manajemen keuangan. Dengan demikian manajemen keuangan adalah mengelola aliran dana suatu perusahaan agar dapat mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Berikut akan diuraikan mengenai pengertian manajemen keuangan dari beberapa pendapat di antaranya: menurut Susan Irawan (2006, p 1) memberikan pengertian bahwa : “Manajemen keuangan adalah seluruh aktifitas atau kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan upaya untuk mendapatkan dana perusahaan dengan meminimalkan biaya serta upaya penggunaan dan pengalokasian dana tersebut secara efisien dalam memaksimalkan nilai perusahaan yaitu harga, di mana calon pembeli siap atau bersedia membayar jika perusahaan menjualnya.” Selanjutnya definisi manajemen keuangan yang dikemukakan oleh Suad Husnan (2010, p 4) : “Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan. Mereka yang melaksanakan kegiatan tersebut sering disebut sebagai manajer keuangan. Meskipun demikian, kegiatan keuangan tidaklah terbatas dilakukan oleh mereka yang menduduki jabatan seperti Direktur Keuangan, Manager Keuangan, Kepala bagian keuangan,dan sebagainya. Direktur Utama, Direktur Pemasaran, Direktur Produksi, dan sebagainya, mungkin sekali melakukan kegiatan keuangan. Sebagai misal, keputusan untuk memperluas kapasitas pabrik,menghasilkan produk baru,jelas akan dibicarakan dan diputuskan oleh berbagai Direktur,tidak terbatas hanya Direktur Keuangan. Banyak keputusan yang harus diambil oleh manager keuangan dan berbagai kegiatan-
33
PENGARUH RENTABILITAS OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PT. BUKIT ASAM, TBK Oleh : Sumarsid
kegiatan tersebut dikelompokkan menjadi dua kegiatan utama yaitu; kegiatan menggunakan dana dan mencari pendanaan. Dua kegiatan utama tersebut disebut sebuagai fungsi keuangan”. Dengan kata lain manajemen keuangan merupakan manajemen (pengelolaan) menganai asset untuk mencapai tujuan perusahaan. Dari definisi tersebut ada 3 fungsi utama dalam manajemen keuangan yaitu : a. Keputusan investasi b. Keputusan pendanaan c. Keputusan pengelolaan asset Sedangkan tujuan manajemen keuangan dalam suatu perusahaan adalah selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan itu sendiri, yaitu meningkatkan atau memaksimalkan nilai perusahaan yang berarti meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham, sedangkan koperasi adalah untuk memakmurkan dan mensejahterakan para anggotanya. 2.2 Konsep Rentabilitas 2.2.1 Pengertian Rentabilitas Di dalam sebuah perusahaan masalah rentabilitas lebih penting daripada masalah laba. Hal ini disebabkan laba yang besar saja bukanlah merupakan ukuran bahwa manajemen perusahaan telah bekerja dengan baik. Hal tersebut baru dapat diketahui setelah laba yang diperoleh dibandingkan dengan modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Dengan demikian maka yang harus diperhatikan tidak hanya bagaimana cara untuk memperbesar laba tetapi adalah usaha untuk meningkatkan rentabilitasnya. Beberapa pendapat para ahli mengenai rentabilitas antara lain: Menurut Drs Lukman Syamsudin, dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan (2009, p 61) : “Rentabilitas merupakan alat untuk mengukur tingkat efektifitas pengelolaan (manajemen) perusahaan yang ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi”. Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (2010, p 35) : “Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aset
34
atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”. Sedangkan menurut Arief Sugiono dan Edy Untung (2009, p 70) : “Rasio rentabilitas bertujuan untuk mengukur efektifitas manajemen yang tercermin pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolaan kewajiban dan modal”. Menurut Prof. Dr. Dermawan Sjahril.,M.M. (2011, p 40) : “Rentabilitas merupakan pengukuran kemampuan dalam memperoleh laba dengan menggunakan aset atau modal perusahaan”. Menurut Munawir, Ak. Dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2007, p 33) : “Rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan assetnya secara produktif”. Menurut Drs. H. Sutriso, M.M. Dalam bukunya Manajemen Keuangan (2009, p 16) : “Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja di dalamnya”. Dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. 2.2.2 Rasio-rasio Rentabilitas Terdapat beberapa pendapat mengenai apa saja rasio-rasio keuangan yang merupakan bagian dari rasio rentabilitas ini. Menurut Drs. S. Munawir Ak. (2007, p 86) rasio-rasio pengukur rentabilitas adalah : “Ratio operating income dengan operating assets, Turnover dari operating assets, Return on investment”. Prof. Dr. Dermawan Sjahril.,M.M. (2009, p 35) menuliskan rasio rentabilitas terdiri dari : “Rasio laba kotor, Rasio laba operasi, Rasio biaya operasi, Rasio laba bersih, Rasio laba bersih terhadap modal” .
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH RENTABILITAS OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PT. BUKIT ASAM, TBK Oleh : Sumarsid
Menurut Hendra S. Raharjaputra (2011, p 205) macam-macam rasio rentabilitas adalah: “Gross profit margin, operating profit margin, Net profit nargin, Total assets turnover, Return on investment dan Du pontformula”. Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto (2010, p 333) macam-macam rasio rentabilitas adalah: “Profit margin ratio, gross profit margin, operating margin ratio, operating ratio, rate on return on asset dan rate of return on investment”. a. Operating profit margin Rasio ini adalah untuk mengukur hubungan antara penjualan dengan laba bersih operasi. Laba Usaha Operating profit margin = ------------------ x 100% Penjualan Jika profit margin tidak sebanding dengan operating assets turnover maka perusahaan belum mencapai pengembalian yang memuaskan bagi para investor. Operating margin yang rendah dapat disebabkan oleh : 1. Harga jual rendah 2. Besarnya biaya yang dikeluarkan 3. Turunnya penjualan Sedangkan profit margin yang tinggi disebabkan oleh : 1. Harga jual yang tinggi 2. Biaya yang dikeluarkan rendah 3. Adanya kenaikan penjualan Profit margin yang baik adalah yang angka rasionya tinggi, hal ini berarti perusahaan mampu beroperasi dengan efisiensi yang tinggi dan dapat menekan struktur biaya perusahaan sehingga dapat memiliki kemampuan untuk bersaing dalam harga jual produknya. b.
Gross profit margin Rasio ini menunjukkan efisiensi dari produksi dalam hubungannya antara biaya produksi dengan harga penjualan. Laba kotor Gross profit margin = --------------- x 100% Penjualan
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba kotor dalam setiap rupiah penjualan. Semakin besar gross profit margin menunjukkan rendahnya cost of good sold (harga pokok penjualan), maka akan semakin baik operasi perusahaannya karena harga pokok bisa turun. Gross profit margin yang tinggi berarti penjualan mengalami kenaikan yang lebih besar daripada ongkosnya atau biaya operasinya. c.
Operating rasio Rasio ini adalah untuk mengukur seberapa besar efisiensi biaya yang dipakai untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan. HPP+Biaya operasi Operating rasio = -------------------- x 100% Penjualan Operating rasio akan mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan. Dengan operating rasio yang tinggi menunjukkan suatu keadaan di mana perusahaan kurang baik. Hal ini disebabkan karena biaya penjualan yang meningkat, sehingga laba yang ada terserap untuk menutup biaya-biaya operasi. Jadi tinggi rendahnya operating rasio tergantung pada biaya operasi. Operating rasio yang baik adalah yang angkanya rendah karena berarti biaya-biaya operasi turun dalam menghasilkan penjualan yang berarti perusahaan bekerja secara efisien.
d.
Sales margin Rasio ini menunjukkan berapa keuntungan bersih yang didapat dari setiap rupiah penjualannya. Laba Bersih Net Profit Margin = ------------------- x 100% Penjualan
e.
Rate of return on assets Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam meraih laba usaha atas pendayagunaan aktiva usaha. Rasio ini juga dikenal sebagai earning power.
35
PENGARUH RENTABILITAS OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PT. BUKIT ASAM, TBK Oleh : Sumarsid
Laba sebelum Pajak Earning Power ---------------------- = x 100% Total Assets Dengan rasio ini dapat diketahui berapa besarnya keuntungan yang diperoleh per rupiah modal perusahaan. earning power yang baik adalah yang angkanya tinggi karena menunjukkan bahwa perusahaan dapat mendayagunakan aktiva usahanya semaksimal mungkin guna menghasilkan laba usaha. f.
g.
36
Rate of Return on Invesement (ROI) Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Laba Bersih Setelah Pajak rate of ROI = ---------------------------- x 100% Total Aktiva Cara lain untuk menghitung ROI adalah dengan du pont systems, yaitu : Laba Bersih Penjualan rate of ROI = ----------------- x ---------------Penjualan Total Aktiva ROI ini sebenarnya hasil perkalian dari Net profit dengan total asset turnover. Dengan demikian ROI dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan net profit margin atau meningkatkan total assets turnover. ROI yang baik adalah yang angkanya tinggi karena ini berarti perusahaan telah efisien dalam menggunakan seluruh modal atau aktiva usaha yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba bersih perusahaan. Rate of Return on equity (ROE) Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam meraih laba bersih untuk para pemegang saham atau berapa banyak laba yang dihasilkan dari penggunaan modal sendiri perusahaan. Laba bersih ROE = ------------------------ x 100% Modal sendiri
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Data Secara fundamental harga suatu saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang bisa dilihat dari perkembangan perusahaan, neraca perusahaan, laporan rugi laba dan lain-lain. Pada umumnya apabila kinerja perusahaan mengalami perkembangan yang baik, akan bisa meningkatkan harga saham. Baik buruknya kinerja perusahaan tercermin dari rasio-rasio keuangan yang secara rutin diterbitkan oleh emiten. Banyak sekali rasio keuangan yang dapat dianalisis dan penting bagi investor, misalnya rasio rentabilitas. Penelitian ini akan membahas tentang analisis keuangan melalui rasio rentabilitas operating profit margin sebagai alat keputusan investasi dengan menggunakan data-data dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh PT. Bukit Asam Tbk. 3.1.1 Laporan Keuangan PT. Bukit Asam Tbk. Dalam melakukan analisa data ini, penulis mengambil data yang dapat mendukung penelitian melalui Laporan keuangan PT. Bukit Asam Tbk, yaitu neraca dan laporan rugi laba, yang nanti akan dianalisa dengan rasio rentabilitas operating profit margin. Hasil analisarasio rentabilitas operating profit margin akan digunakan sebagai variabel X, dan data harga pasar saham (closing price) PT. Bukit Asam Tbk selama periode tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 akan digunakan sebagai variabel Y. Sebelum analisa data tersebut dilakukan terlebih dahulu akan penulis sajikan laporan keuangan PT. Bukit Asam Tbk pada periode per 31 Desember tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009 dan tahun 2010 sebagai berikut : a. Neraca Keuangan Neraca keuangan ini memuat semua informasi mengenai sumber dana dan equity. Dengan demikian, necara keuangan mencerminkan semua transaksi yang dibuat oleh perusahaan pada periode tertentu. Adapun neraca keuangan yang disajikan di sini adalah neraca PT. Bukit Asam Tbk untuk periode tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, dan tahun 2010, sebagai berikut :
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH RENTABILITAS OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PT. BUKIT ASAM, TBK Oleh : Sumarsid
Tabel 1 NERACA PT. BUKIT ASAM TBK (Dalam jutaan Rp) KETERANGAN ASET Kas dan setara kas Piutang usaha (bersih) Persediaan (bersih) Aset lancar lainnya Aset lancar Taksiran klaim atas kelebihan pembayaran pajak Investasi pada perusahaan asosiasi Property pertambangan Aset tetap (bersih) Aset tidak lancar lainnya Aset tidak lancar Jumlah aset KEWAJIBAN DAN EKUITAS Hutang usaha Biaya yang masih harus dibayar Hutang pajak Kewajiban lancar lainnya Kewajiban lancar Penyisihan manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan Penyisihan beban pengelolaan lingkungan hidup setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu Tahun Kewajiban jangka panjang lainnya Kewajiban tidak lancar Jumlah kewajiban Hak minoritas Jumlah ekuitas Jumlah kewajiban dan ekuitas Sumber : PT. Bukit Asam Tbk
Tabel 3 NERACA PT. BUKIT ASAM TBK LANJUTAN KETERANGAN
2006
TAHUN 2005
2004
1.295.035 744.159 261.249 17.318 2.347.761 1.519
1.229.290 588.661 245.890 25.116 2.088.957 8.686
993.730 430.115 155.440 59.372 1.638.657 8.001
1.025 403.254 355.200 759.973 3.107.734
444.205 297.842 750.733 2.839.690
484.502 253.981 746.484 2.385.141
16.545 310.539 64.998 39.451 431.533 292.950
45.284 303.123 63.515 51.113 463.035 257.109
38.020 232.922 104.728 57.496 433.166 208.830
75.127
56.569
44.685
483 368.560 800.093 12.181 2.295.460 3.107.734
313.678 776.713 10.317 2.052.690 2.839.720
253.515 686.681 9.197 1.689.263 2.385.141
Tabel 2 NERACA PT. BUKIT ASAM TBK LANJUTAN
ASET Kas dan setara kas Piutang usaha (bersih) Persediaan (bersih) Aset lancar lainnya Aset lancar Taksiran klaim atas kelebihan pembayaran pajak Investasi pada perusahaan asosiasi Property pertambangan Aset tetap (bersih) Aset tidak lancar lainnya Aset tidak lancar Jumlah aset KEWAJIBAN DAN EKUITAS Hutang usaha Biaya yang masih harus dibayar Hutang pajak Kewajiban lancar lainnya Kewajiban lancar Penyisihan manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan Penyisihan beban pengelolaan lingkungan hidup setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Kewajiban jangka panjang lainnya Kewajiban tidak lancar Jumlah kewajiban Hak minoritas Jumlah ekuitas Jumlah kewajiban dan ekuitas Sumber : PT. Bukit Asam Tbk
3.041.720 1.376.624 420.040 111.133 4.949.517 -
2.222.819 560.508 271.482 25.541 3.080.350 -
125.972 199.063 383.932 447.908 1.156.875 6.106.392
83.019 360.571 455.241 898.831 3.979.181
69.190 644.152 562.661 76.987 1.352.990 553.779
99.137 293.352 188.055 163.870 744.414 447.347
120.848
99.765
1.116 675.743 2.028.733 79.527 3.998.132 6.106.392
547.112 1.291.526 12.154 2.675.501 3.979.181
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
5.054.075 997.178 423.678 171.022 6.645.953
4.709.104 1.491.460 409.901 172.926 6.783.391 -
266.979 187.542 921.005 701.220 2.076.746 8.722.699
122.620 199.063 371.523 601.981 1.295.187 8.078.578
73.156 748.235 197.836 128.501 1.147.728 959.072
58.097 789.369 431.230 102.212 1.380.908 759.792
174.343
151.266
308 1.133.723 2.281.451 74.512 6.366.736 8.722.699
774 911.832 2.292.740 84.466 5.701.373 8.078.578
b.
(Dalam jutaan Rp) TAHUN 2008 2007
KETERANGAN
ASET Kas dan setara kas Piutang usaha (bersih) Persediaan (bersih) Aset lancar lainnya Aset lancar Taksiran klaim atas kelebihan pembayaran pajak Investasi pada perusahaan asosiasi Property pertambangan Aset tetap (bersih) Aset tidak lancar lainnya Aset tidak lancar Jumlah aset KEWAJIBAN DAN EKUITAS Hutang usaha Biaya yang masih harus dibayar Hutang pajak Kewajiban lancar lainnya Kewajiban lancar Penyisihan manfaat pensiun dan kesejahteraan karyawan Penyisihan beban pengelolaan lingkungan hidup setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Kewajiban jangka panjang lainnya Kewajiban tidak lancer Jumlah kewajiban Hak minoritas Jumlah ekuitas Jumlah kewajiban dan ekuitas Sumber : PT. Bukit Asam Tbk
(Dalam jutaan Rp) TAHUN 2010 2009
Laporan Laba Rugi Laporan Laba/Rugi merupakan hasil dari kegiatan operasional PT. Bukit Asam Tbk pada periode waktu tertentu. Dalam hal ini diambil data dari tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, dan tahun 2010. Di dalamnya terdapat informasi mengenai inflow assets (revenue), outflow assets (expences), dan kenaikan atau penurunan yang dihasilkan semua kegiatan tersebut. Laporan Laba/Rugi ini menjelaskan pendapatan dan pengeluaran pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, dan tahun 2010, dan dapat menjawab pertanyaan tentang besarnya laba atau kerugian yang dihasilkan oleh perusahaan, dan variabel-variabel pendapatan serta pengeluaran apa saja yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah tabel laporan Laba/ Rugi PT. Bukit Asam Tbkpada periode 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, dan tahun 2010.
37
PENGARUH RENTABILITAS OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PT. BUKIT ASAM, TBK Oleh : Sumarsid
Tabel 4 LABA RUGI PT. BUKIT ASAM TBK (Dalam Jutaan Rp kecuali laba bersih per saham) KETERANGAN Penjualan Harga pokok penjualan Laba kotor Beban usaha Laba usaha Pendapatan lain-lain (bersih) Bagian (rugi)/laba bersih dari perusahaan asosiasi Laba sebelum pajak penghasilan Pajak penghasilan Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Laba bersih Laba bersih per saham Jumlah saham beredar Sumber : PT. Bukit Asam Tbk
2006 3.533.480 (2.198.407) 1.335.073 (678.297) 656.776 12.174 -
TAHUN 2005 2.998.686 (1.840.195) 1.158.491 (597.493) 560.998 92.247 -
2004 2.614.472 (1.573.069) 1.041.403 (538.056) 503.347 73.691 -
668.950
653.245
577.038
(180.771) (2.509)
(184.186) (1.999)
(155.576) (1.660)
485.670 211 2.304
467.060 210 2.304
419.802 197 2.304
Tabel 5 LABA RUGI PT. BUKIT ASAM TBK (Dalam Jutaan Rp kecuali laba bersih per saham) LANJUTAN KETERANGAN Penjualan Harga pokok penjualan Laba kotor Beban usaha Laba usaha Pendapatan lain-lain (bersih) Bagian (rugi)/laba bersih dari perusahaan asosiasi Laba sebelum pajak penghasilan Pajak penghasilan Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Laba bersih Laba bersih per saham Jumlah saham beredar Harga pasar saham terhadap laba bersih per saham EBITDA Pengeluaran usaha Sumber : PT. Bukit Asam Tbk
TAHUN 2008 2007 7.216.228 4.123.855 (3.686.136) (2.501.030) 3.530.092 1.622.825 (1.036.150) (725.841) 2.493.942 896.984 56.687 114.514 1.043 (1.936) 2.551.672 (837.055) (6.846)
1.009.562 (282.750) (601)
1.707.771 741 2.304 9
726.211 315 2.304 38
2.622.156 4.644.957
1.082.001 3.153.831
Tabel 6 LABA RUGI PT. BUKIT ASAM TBK (Dalam Jutaan Rp kecuali laba bersih per saham) LANJUTAN KETERANGAN Penjualan Harga pokok penjualan Laba kotor Beban usaha Laba usaha Pendapatan lain-lain (bersih) Bagian (rugi)/laba bersih dari perusahaan asosiasi Laba sebelum pajak penghasilan Pajak penghasilan Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Laba bersih Laba bersih per saham Jumlah saham beredar Harga pasar saham terhadap laba bersih per saham EBITDA Pengeluaran usaha Sumber : PT. Bukit Asam Tbk
38
TAHUN 2010 2009 7.909.154 8.947.854 (4.258.988) (4.104.301) 3.650.166 4.843.55. (1.346.008) (1.295.238) 2.304.158 3.548.315 301.057 217.039 (5.565) (3.352) 2.599.650 (600.713) 9.954
3.762.002 (1.032.675) (1.593)
2.008.891 872 2.304 26
2.727.734 1.184 2.304 15
2.669.063 5.531.862
3.844.559 5.315.389
Sebelum analisa data dilakukan terlebih dahulu akan penulis kemukakan penjelasan mengenai kinerja keuangan PT. Bukit Asam Tbk, yang telah disajikan di atas yaitu pada per 31 Desember 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, dan tahun 2010. PT. Bukit Asam Tbk memiliki struktur neraca yang cukup kuat. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2004 posisi kas PT. Bukit Asam Tbk mencapai Rp.993.730.000, pada tahun 2005 mencapai lebih dari Rp. 1,2 trilliun, pada tahun 2006 Rp. 1,29 trilliun, akan tetapi pada tahun 2007mengalami penurunan yaitu Rp.2,2 triliun, dan pada tahun 2008 kas meningkat lagi yaitu mencapai lebih dari Rp. 3 triliun kemudian pada tahun 2009 meningkat lagi mencapai lebih dari Rp. 4,7 trilliun dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp. 5,05 triliyun. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2009 PT. Bukit Asam Tbk mencatat harga jual rata-rata ke pasar ekspor mencapai US$ 74,16 perton atau Rp. 750.000 perton. Hal ini memperlihatkan bahwa PT. Bukit Asam Tbk berhasil menjual batubara dengan harga yang tinggi tidak hanya ke pasar domestic melainkan juga ke pasar ekspor. PT. Bukit Asam Tbk memperkirakan bahwa dampak penurunan harga komoditas batubara yang terjadi tahun 2009 akan berdampak terhadap harga jual rata-rata PT. Bukit Asam Tbk pada tahun 2010. Posisi kas yang kuat ini memberi ruang yang luas bagi PT. Bukit Asam Tbk untuk melakukan ekspansi usaha di masa depan. Dengan struktur neraca seperti sekarang PT. Bukit Asam Tbk memiliki pilihan yang luas dalam mendanai ekspansi baik dengan menggunakan kas internal maupun dengan penerbitan hutang baru. 3.1.2 Data Harga Pasar Saham PT. Bukit Asam Tbk Saham PT. Bukit Asam Tbk diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode perdagangan PTBA sejak Initial Public Offering (IPO) Desember tahun 2002. Selain tercatat di papan utama, saham PTBA tercatat sebagai anggota dari Jakarta Mining Index, LQ45 (45 saham terlikuid di (BEI), Jakarta Islamic Index, Index Bisnis-27 dan Indeks Kompas 100.
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH RENTABILITAS OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PT. BUKIT ASAM, TBK Oleh : Sumarsid
Seiring perkembangan transasksi di BEI, saham PT. Bukit Asam Tbk juga mengalami perkembangan harga dan volume transaksi yang dinamis. Setelah ditutup pada posisi Rp. 1,525 per saham pada tahun 2004 kemudian pada tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi Rp.1,800 per saham, demikian seterusnya harga saham PT. Bukit Asam Tbk terus meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2006 ditutup dengan harga Rp. 3,525 per saham, lalu pada tahun 2007 ditutup dengan harga Rp.12,000. Setelah ditutup pada posisi Rp. 6.900 per saham di akhir Desember 2008, harga saham PT. Bukit Asam Tbk sempat berada di level Rp. 8.200 per saham pada pertengahan Januari 2009. Lalu pada tahun 2010 posisi akhir saham PT. Bukit Asam Tbk ditutup pada harga Rp. 22.950 per saham. Pola perkembangan harga pasar saham (closing price) PT. Bukit Asam Tbk dari tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, dan tahun 2010, akan disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 7 HARGA SAHAM (CLOSING PRICE) PT. BUKIT ASAM TBK TAHUN 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 SumbPT. Bukit Asam Tbk
HARGA SAHAM (Sebagai Variabel Y) 1,525 1,800 3,525 12,000 6,900 17,250 22,950
3.2 Pembahasan 3.2.1 Analisa Rasio Rentabilitas Operating Profit Margin Rasio ini adalah untuk mengukur hubungan antara penjualan dengan laba bersih operasi.Jika profit margin tidak sebanding dengan operating assets turnover maka perusahaan belum mencapai pengembalian yang memuaskan bagi para investor. Profit margin yang baik adalah yang angka rasionya tinggi, hal ini berarti perusahaan mampu beroperasi dengan efisiensi yang tinggi dan dapat
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
menekan struktur biaya perusahaan sehingga dapat memiliki kemampuan untuk bersaing dalam harga jual produknya. Laba Usaha Operating profit margin =
x 100% Penjualan
503.347 2004
=
X 100 % = 19,3 2.614.472 560.998
2005
=
X 100 % = 18.7 2.998.685 656.775
2006
=
X 100 % =18,6 3.533.480 896.984
2007
=
X 100% = 21,8 4.123.855
2.493.934 2008
=
X 100% =34,6 7.216.228 3.548.315
2009
=
X 100% =39,7 8.947.854 2.304.158
2010
=
X 100% = 29,1 7.909.1
Tabel 8 ANALISA RASIO RENTABILITAS OPERATING PROFITMARGIN PT. BUKIT ASAM TBK TAHUN 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Rentabilitas Operating Profit Margin (Sebagai Variabel X) (%) 19,3 18,7 18,6 21,8 34,7 39,7 29,1
Sumber : PT. Bukit Asam Tbk
39
PENGARUH RENTABILITAS OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PT. BUKIT ASAM, TBK Oleh : Sumarsid
Dari hasil analisis Rasio Rentabilitas Operating Profit Margin yang diperoleh maka diketahui bahwa Operating Profit Margin PT. Bukit Asam, Tbk terus mengalami peningkatandari tahun ke tahun, oleh karena itu perusahaan dianggap efisien dalam menjalankan kegiatan operasi sehari-hari perusahaan. Kegiatan operasi perusahaan yang paling efisien ada pada tahun 2009 dengan Operating Profit Margin sebesar 39,7%, sehingga setiap rupiah penjualannya menghasilkan laba sebesar Rp. 0,397. Sedangkan keadaan yang paling tidak efisien ada pada tahun 2006 dengan rasio 18,6%. Di sini terlihat bahwa dalam setiap rupiah penjualan hanya menghasilkan Rp. 0,186 laba usaha.
Selanjutnya dimasukkan kedalam rumus koefisien korelasi, perhitungannya sebagai berikut : n.∑XiYi – (∑Xi).(∑Yi) r = √ n.∑Xi2 – (∑Xi)2 . √ n. ∑Yi2 – (∑Yi)2 7. (1.981.668) – (181,8).(65.950) r = √7.(5.163,4) – (181,8)2 . √7.(1.033.866.250) – (65.950)2 13.871.673– 11.989.710 r = √36.144–.33.051 . √7.237.063.750– 4.349.402.500 1.881.963 r = √ 3093. √ 2.887.661.250 1.881.963 r = 55,61. 53.736,96
3.2.2 Analisa Koefisien Korelasi Merupakan indeks atau bilangan yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui kedekatan hubungan antara variabel yang disimbolkan dengan ( r ). Jika nilai r positif ( + ) maka variabelnya berkorelasi positif, semakin dekat nilai r dengan nilai +1 maka menandakan semakin kuat korelasinya, demikian pula sebaliknya. Untuk lebih jelas akan penulis sajikan lembar kerja koefisien korelasi antara Rentabilitas Operating Profit Margin sebagai variabel X dan harga pasar saham PT. Bukit Asam Tbk sebagai variabel Y dalam tabel perhitungan korelasi berikut ini : Tabel 9 PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI Tahun
X
2
Y
2
X
Y
2004
19,3
1.525
372,49
2.335.625
29.433
2005
18,7
1.800
349,69
3.240.00
33.660
2006
18,6
3.525
346
12.425.625
65.565
2007
21,8
12.000
475
144.000.000
261.600
2008
34,6
6.900
1.197
47.610.000
238.740
2009
39,7
17.250
1.576
297.562.500
684.825
2010 N= 7
29,1 181,8
22.950 65.950
847 5.163,4
526.702.500 1.033.866.250
667.845 1.981.668
Sumber : Data Hasil Olahan
40
XY
1.881.963 r = 2.988.312,35 r =
0,63
Hasil analisa koefisien korelasi untuk membuktikan bahwa Rentabilitas Operating Profit Margin mempunyai suatu pengaruh atau hubungan terhadap harga pasar saham PT. Bukit Asam, Tbk didapat nilai r sebesar 0,63 hal ini menunjukkan bahwa hubungan keduanya kuat karena nilai r yang mendekati angka 1. Hubungan kedua variabel yang kuat, searah dan positif artinya setiap kenaikan atau penurunan Rentabilitas Operating Profit Margin akan diikuti oleh kenaikan atau penurunan harga pasar saham PT. Bukit Asam, Tbk. 3.2.3Analisa Koefisien Penentu Analisa koefisien penentu digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi dari variabel X (Rentabilitas Operating profit margin) terhadap naik turunnya variabel Y (harga pasar saham) PT. Bukit Asam Tbk. Setelah memperoleh hasil koefisien korelasi, maka perhitungan untuk koefisien penentu sebagai berikut: KP = r2 x 100 % KP = ( 0,63 )2 x 100 % KP = 0,3969 x 100 % KP = 39,69 %
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH RENTABILITAS OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PT. BUKIT ASAM, TBK Oleh : Sumarsid
Dari hasil analisa koefisien penentu (KP) yang diperoleh dari pengkuadratan nilai koefisien korelasi (r2) yaitu didapat hasil sebesar 39,69% yang artinya besar peranan atau kontribusi Rentabilitas Operating Profit Margin terhadap harga pasar saham PT. Bukit Asam, Tbk adalah sebesar 39,69%. Prosentase sebesar 39,69% berarti Rentabilitas Operating Profit Margin mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap naik turunnya harga pasar saham PT. Bukit Asam, Tbk, sedangkan sisanya sebesar 43,75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar Rentabilitas Operating Profit Margin yang tidak penulis teliti di antaranya : Laba Usaha, Perputaran modal kerja dan Piutang Usaha. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan yang telah diuraikan serta hasil analisa data yang diperoleh maka penulis menyimpulkan sebagai berikut : a.
b.
Hasil Analisa Rasio Rentabilitas Operating Profit Margin Dari hasil analisis diketahui bahwa Operating Profit Margin PT. Bukit Asam, Tbk terus mengalami peningkatandari tahun ke tahun, oleh karena itu perusahaan dianggap efisien dalam menjalankan kegiatan operasi sehari-hari perusahaan. Kegiatan operasi perusahaan yang paling efisien ada pada tahun 2009 dengan Operating Profit Margin sebesar 39,7%, sehingga setiap rupiah penjualannya menghasilkan laba sebesar Rp. 0,397. Sedangkan keadaan yang paling tidak efisien ada pada tahun 2006 dengan rasio 18,6%. Di sini terlihat bahwa dalam setiap rupiah penjualan hanya menghasilkan Rp. 0,186 laba usaha. Hasil Analisa Koefisien Korelasi Hasil analisa koefisien korelasi didapatkan bahwa Rentabilitas Operating Profit Margin mempunyai suatu pengaruh atau hubungan yang lemah terhadap harga pasar saham PT. Bukit Asam, Tbk hal ini dibuktikan dengan nilai r sebesar 0,63. Hubungan kedua variabel lemah, searah dan positif artinya setiap kenaikan atau
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
c.
penurunan Rentabilitas Operating Profit Margin akan diikuti oleh kenaikan atau penurunan harga pasar saham PT. Bukit Asam, Tbk. Hasil Analisa Koefisien Penentu Hasil analisa koefisien penentu (KP) didapat hasil sebesar 39,69% yang artinya besar peranan atau kontribusi Rentabilitas Operating Profit Margin terhadap harga pasar saham PT. Bukit Asam, Tbk adalah sebesar 39,69%. Prosentase sebesar 39,69% berarti Rentabilitas Operating Profit Margin mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap naik turunnya harga pasar saham PT. Bukit Asam, Tbk, sedangkan sisanya sebesar 43,75% dipengaruhi oleh 7 faktor-faktor lain di luar Rentabilitas Operating Profit Margin yang tidak penulis teliti di antaranya : Laba Usaha, Perputaran modal kerja dan Piutang Usaha.
4.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mencoba memberikan saran-saran kepada pihak PT. Bukit Asam, Tbk diantaranya sebagai berikut : a. Ditinjau dari hasil analisa rentabilitas operating profit margin maka perusahaan hendaknya mengetahui bahwa masalah rentabilitas adalah lebih penting dari masalah laba, karena laba yang besar belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan telah berjalan dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba dengan tingkat efisiensi perusahaan dalam melakukan operasi seharihari. Dengan demikian PT. Bukit Asam, Tbk hendaknya tidak hanya berusaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah berusaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. b. Agar PT. Bukit Asam, Tbk melakukan upayaupaya untuk meningkatkan rentabilitas operating profit margin misalnya dengan meningkatkan volume penjualan dan menekan total biaya operasional seminimal mungkin agar laba yang diperoleh semakin besar serta dapat meningkatkan harga pasar sahamnya.
41
PENGARUH RENTABILITAS OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PT. BUKIT ASAM, TBK Oleh : Sumarsid
DAFTAR PUSTAKA Husnan, Suad, 2010, Pembelanjaan Perusahaan, (Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta, Liberty. Irawan, Susan, 2006, Manajemen keuangan, Cetakan I, Bandung, Grassindo. Munawir, S., 2007, Analisa Laporan Keuangan, Cetakan 14, Yogyakarta, Liberty. Rahardjaputera,S. Hendra, 2011, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Untuk Eksekutif Perusahaan, Jakarta, Salemba Empat. Riyanto, Bambang, 2010, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, Yogyakarta, BPFE. Sjahril, Dermawan, 2011, Dasar-dasar
42
Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, Yogyakarta, BPFE. Sugiono, Arief dan Edi Untung, 2009, Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan, Jakarta, Grasindo. Supranto, J., 2008, Statistika Teori dan Aplikasi, Jilid 1, Edisi 7, Jakarta,Erlangga. Sutrisno, 2009, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka utama. Syamsudin, Lukman, 2009, Manajemen Keuangan Perusahaan, Yogyakarta, BPFE.
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi