ANALISIS PENGARUH GROSS PROFIT MARGIN (GPM), OPERATING PROFIT MARGIN (OPM), NET PROFIT MARGIN (NPM), DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2008 -2012)
Disusun Oleh: Emma Jahrona Batubara NIM: 106082002592
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (FEB) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Emma Jahrona Batubara
2. Jenis Kelamin
: Wanita
3. Tempat & Tanggal lahir : Tapsel, 09 Maret 1988
II.
III.
4. Agama
: Islam
5. Alamat
: Jl. Masjid 1 Rt 04/12 No. 30, Depok
6. Nomor Telepon
: 081243535656
7. Email
:
[email protected]
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN 1. SDN Cilandak Timur 01 Pagi
: Tahun 1994-2000
2. SLTPN 1 Ciputat
: Tahun 2001-2003
3. MAN 7 JAKARTA
: Tahun 2003-2006
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah 2. Tempat & Tanggal lahir 3. Alamat 4. Telepon 5. Ibu
i
ANALISIS PENGARUH GROSS PROFIT MARGIN, OPERATING PROFIT MARGIN, NET PROFIT MARGIN DAN RETURN ON ASSET TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2012)
ABSTRAK Emma Jahrona Batubara, Pengaruh Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin dan Return on Asset terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. Sampel penelitian ini sebanyak 10 perusahaan manufaktur sektor industri konsumsi di BEI, dimana metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan uji t secara parsial, uji f secara simultan dengan level of significance 5% dan uji koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara bersama-sama atau simultan ada pengaruh signifikan antara Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Dan Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM) dan Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikansi terhadap harga saham. Operating Profit Margin (OPM) secara parsial berpengaruh signifikansi terhadap harga saham. Besarnya koefisien determinasi atau R2 adalah 0,608 artinya persentase kontribusi variabel Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham sebesar 60,8% sedangkan sisanya 39.2% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Kata Kunci: Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA) ,dan Harga Saham.
ii
Analysis of The Influence of Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin and Return on Assets of Stock Price (Case Studies on Industrial Sector Manufacturing Company of Consumer Goods that are listed on The Indonesia Stock Exchange Period 2008-2012)
ABSTRACT Emma Jahrona Batubara, Analysis of The Influence of Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin and Return on Assets of Stock Price (Case Studies on Industrial Sector Manufacturing Company of Consumer Goods that are listed on The Indonesia Stock Exchange Period 2008-2012. This research are to perform for knowning the influence of Gross Profit Margin Effect (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), and Return on Assets (ROA) partially or simultaneously to the stock Price On the Company Manufacturing Consumer Goods Industry Sector listed on the Indonesia Stock Exchange period 2008-2012. The sample of this research as many as 10 companies manufacturing industrial sector consumption in the BEI, where the method used is a multiple regression analysis and hypothesis testing using the test t partially, f test simultaneously with the level of significance of 5% and the coefficient determination test. These results of this research show that there are simultaneous or jointly significant influence between the Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), and the Return on Assets (ROA) against the stock price on the industrial sector manufacturing company of consumer goods that are listed on the Indonesia Stock Exchange. Partially Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM) and Return on Assets (ROA) had no effect on share prices of significance. As for the Operating Profit Margin (OPM) partially affect the significance of the stock price. The magnitude of the coefficient of determination or R2 is 0.608 mean the percentage contribution of variable Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), and the Return on Assets (ROA) against the stock price of 60.8% while the rest were 39.2 % is affected by other variables that are not included in this research.
Keywords: Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), and Stock Price
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr. Wb. Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dan tidak lupa shalawat serta salam teriring pada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW. Skripsi yang telah penulis selesaikan merupakan salah satu nikmat yang Allah SWT berikan dan terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan doa banyak pihak, untuk itu penulis merasa perlu mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik, walaupun masih banyak kekurangan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua, Bapak Khairul Imran Batubara dan ibuku Nurholidah terima kasih atas do’a dan dukungan yang tiada henti-hentinya, serta untuk setiap cinta dan kasih sayang yang selalu diberikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Yahya Hamza, MM selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan wawasan, pengarahan dan membimbing saya dengan baik, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Afif Sulfa, SE, M.Si selaku dosen pembimbing II atas bimbingan, ilmu serta nasehatnya selama ini. iv
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan penyelesaian skripsi ini. 5. Para Dosen Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kesempatan untuk penulis melanjutkan skripsi ini. 6. Segenap jajaran akademik FEB yang telah memberikan kesempatan penulis dengan memberi perpanjangan masa studi sehingga skripsi dapat diselesaikan. 7. Bapak/Ibu pimpinan perusahaan yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian. 8. Uwa ku tersayang yang ada di Jambi yang selalu memberikan doa, semangat serta materi yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Bibiku tersayang Emmyda Fachri Hasibuan dan pamanku Fachri Hasibuan yang selalu membantu baik berupa doa maupun materi, serta selalu memberi nasehat yang memacu semangat penulis. 10. Kedua adikku tersayang, Ida Rahmayani dan Muhammad Adriansyah terima kasih atas do’a dan dukungannya. 11. Sahabat-sahabat terbaikku CApEEDE: Chairunnisa, Apriliana, Endah Nilam Ramadhani, Eneng Fitri Zakiyah, Dina Anggraeni dan Evi Kirana yang telah memberikan semangat dan dukungannya sampai akhir sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
v
12. Teman spesialku Opi Aji yang selalu menjadi semangatku dalam menyelesaikan skripsi ini dan selalu menyemangatiku dikala penulis merasa pusing. 13. Untuk sahabatku Dede Komala yang telah membantu dengan menjelaskan cara mengerjakan SPSS sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, 14. Dan semua pihak keluarga maupun teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dorongan, semangat dan doanya selama ini. Dalam penyusunan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih banyak kelemahan baik mengenai isi, maupun bahasannya. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis. Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya selama pembuatan hingga terselesaikannya penulisan tugas akhir ini. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan dalam pembahasan, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya, seberapapun kecilnya, insyaAllah. Hormat Saya,
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup...................................................................……………
i
Abstract……................................................................................…………..
ii
Abstrak……................................................................................……………
iii
Kata Pengantar……................................................................................……
iv
Daftar Isi................................................................................…….…………
vii
Daftar Tabel..........................................................................………………… xii Daftar Gambar......................................................................………………… xiii Daftar Lampiran......................................................................…...…………..
BAB I
xiv
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………..………………………………………….... 1 B. Perumusan Masalah………………………………………………... 6 C. Tujuan Penelitian…………….....................................……………. 7 D. Manfaat Penelitian..................................…………………………. 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saham..............…………………………………………. 9 B. Jenis-jenis atau Klasifikasi Saham................................................ 9 C. Nilai Saham…………………………………………………………. 14
vii
D. Harga Saham…………………………………………………………16 E. Laporan Keuangan……………………….......................................19 F. Tujuan Laporan Keuangan............................................................20 G. Jenis-jenis Laporan Keuangan.......................................................21 H. Pihak-pihak yang berkepentingan Atas Laporan Keuangan………....22 I. Analisis Rasio Keuangan……………………………………………..24 1. Pengertian Analisis Rasio………………………………………...24 2. Manfaat Analisis Rasio………………………………………......24 J. Macam-macam Analisis Rasio……………………………………….25 K. Gross Profit Margin (GPM)………………………………………….26 L. Operating Profit Margin (OPM)……………………………………..28 M. Net Profit Margin (NPM)…………………………………………….29 N. Return On Assets (ROA)…………………………………………….29 O. Penelitian Terdahulu…………………………………………………31 P. Kerangka Pemikiran…………………………………………………33 Q. Pengembangan Hipotesis…………………………………………….35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian…………………………….………………….39 B. Metode Penetuan Sampel……………………………..…….….…....39 C. Metode Pengumpulan Data..…………………………..…….….…...40
viii
D. Metode Analisis Data………..…………………………..…….….…41 1. Uji Asumsi Klasik……………………………………………….42 a. Uji Normalitas………………………………………………42 b. Uji Multikolinearitas………………………………………..43 c. Uji Heteroskedastisitas……………………………………...43 d. Uji Autokorelasi…………………………………………….44 2. Analisis Regresi Linear Berganda………………………….…...44 3. Analisis Koefisien Determinasi………………………….……...46 4. Uji Hipotesis………………………………………………….....47 a. Uji Parsial (uji-t)…………………………………………….47 b. Uji Simultan (uji F)………………………………………….47 E. Operasional Variabel Penelitian……………………………………..48 1. Variabel Bebas (Variabel Independen)………………………….48 a. Variabel Gross Profit Margin (GPM)……………………….48 b. Variabel Operating Profit Margin (OPM)…………………..49 c. Variable Net Profit Margin (NPM)………………………….49 d. Variable Return On Assets (ROA)………………………… 49 2. Variable Terikat………………………….………………………50
ix
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian…………………….…………51 B. Deskripsi Data……………………………………………………..52 1. Analisis Gross Profit Margin (GMP)………………………….52 2. Nilai Operating Profit Margin (OPM)…………………………54 3. Net Profit Margin (NPM)…………………………………...…56 4. Return On Assets (ROA)………………………………………58 5. Harga Saham…………………………………………………..60 C. Analisis Data………………………………………………………62 1. Uji Asumsi Klasik……………………………………………..62 a. Uji Normalitas……………………………………………...62 b. Uji Multikolinearitas…………………………………….…65 c. Uji Autokorelasi……………………………………………66 d. Uji Hesteroskedastisitas……………………………………67 2. Analisis Koefisien Determinasi………………………………..69 3. Uji Regresi Linier Berganda…………………………………...69 4. Pengujian Hipotesis…………………………………………….74 a. Uji Parsial (Uji-t)……………………………………...……74 b. Uji Simultan (uji f)………………………………………….77 D. Interpretasi Hasil Penelitian………………………………………...79 a. Pengaruh Gross Profit Margin terhadap Harga Saham………..79
x
b. Pengaruh Operating Profit Margin terhadap Harga Saham…...81 c. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham…………..82 d. Pengaruh Return On Assets terhadap Harga Saham…………...84 e. Interprestasi Hasil Penelitian Secara Simultan…………………85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan…………………………………………………………87 B. Keterbatasan Penelitian…..………………………………………...88 C. Saran………………………………………………………………..89
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Hal
2.1
Penelitian Terdahulu .................................................... …………31
4.1
Matriks Kriteria Sampel ………………………………………..51
4.2
Daftar Nama Perusahaan yang Dijadikan Sampel Pemelitian.….52
4.3
Nilai Gross Profit Margin………………………………………53
4.4
Nilai Operating Profit Margin………………………………….55
4.5
Nilai Net Profit Margin………………………………………....56
4.6
Nilai Return on Asset ................................................................... 58
4.7
Harga Saham ................................................................................ 60
4.8
Test of Normality ......................................................................... 64
4.9
Coefficient .................................................................................... 65
4.10
Model Summary ........................................................................... 66
4.11
Koefisien Determinasi .................................................................. 69
4.12
Variabel Entered/ Removed ......................................................... 70
4.13
Coefficient .................................................................................... 71
4.14
Uji Statistik t ................................................................................ 75
4.15
Uji Simultan (Uji F)……………………………………………..78
xii
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Hal
2.1
Kerangka Pemikiran ................................................................... 33
3.1
Hubungan Variabel Dependen dan Variabel Independen……. 45
4.1
Uji Normalitas ............................................................................ 63
4.2
Kurva Uji Autokorelasi .............................................................. 67
4.3
Uji Heteroskedaksitas................................................................. 68
4.4
Model Persamaan Regresi Berganda ......................................... 73
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi sekarang ini, perekonomian suatu negara membutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh
dari
pinjaman
maupun
modal
sendiri,
yang
dalam
penggunaannya dana dapat dialokasikan sebagai suatu investasi, dimana investasi disini dapat diartikan sebagai penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan laba untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan atau juga dapat digunakan oleh perusahaan untuk membuat perencanaan di masa yang akan datang (Astuti, 2004:20). Jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya. Dalam melakukan investasi di pasar modal, investor sering menggunakan rasio keuangan sebagai alat bantu untuk memprediksi harga saham suatu perusahaan. Rasio-rasio keuangan yang sering digunakan investor pasar modal yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan rasio aktivitas. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, harga saham juga selalu dipengaruhi oleh faktor-
1
faktor internal maupun eksternal. Faktor internal perusahaan meliputi informasi arus kas, informasi laba, dan informasi akuntansi lainnya yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan. Faktor eksternal meliputi transaksi saham, tingkat bunga deposito, kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal, kondisi sosial politik dan kebijaksanaan perekonomian makro lainnya. Bagi
perusahaan
yang
ingin
terus
memajukan
serta
mengembangkan usahanya tentu harus dapat meningkatkan modal usahanya dengan cara melakukan penjualan saham di pasar modal. Pasar modal menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi karena dapat menjadi sumber dan alternatif bagi perusahaan disamping bank. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini membutuhkan dukungan informasi yang cepat dan berkesinambungan. Salah satunya adalah informasi kondisi keuangan. Oleh sebab itu laporan keuangan harus mampu menggambarkan posisi keuangan dan hasil-hasil dari usaha perusahaan pada saat tertentu secara wajar. Salah satu obyek investasi yang paling banyak diminati dalam perdagangan pasar modal yaitu saham, dan saham merupakan salah satu sekuritas yang memiliki risiko tingkat paling tinggi. Risiko saham biasanya berhubungan dengan keadaan perekonomian, politik, industri, dan keadaan perusahaan itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan yang baik membutuhkan manajemen yang handal. Dimana keberhasilan operasi, kinerja dan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang 2
tergantung dari keputusan manajemen, dikarenakan manajemen perlu melakukan penilaian atas kinerja keuangannya setiap periode sehingga menjadi landasan penilaian untuk mengetahui keberhasilan perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan salah satu tolak ukur bagi calon investor dalam menilai kelayakan perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya dalam bentuk pembelian saham. Pasar modal juga merupakan salah satu sarana yang paling efektif untuk mendapatkan modal serta memperoleh keuntungan dengan biaya yang relatif murah dan juga tempat untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang. Perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek setiap tahun wajib menyampaikan laporan tahunan baik yang bersifat moneter maupun non moneter kepada Bursa Efek dan para investor. Pasar modal merupakan lembaga yang sangat berperan bagi perkembangan ekonomi di negara-negara maju. Pasar modal juga mempunyai pengertian pasar yang terorganisir dimana efek-efek atau disebut juga sekuritas perdagangan. Setiap investor yang menanamkan saham di pasar modal memerlukan informasi tentang perusahaan mana yang dapat memberikan keuntungan dikemudian hari. Informasi yang terdapat pada laporan keuangan sangat berguna bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan di perusahaan tersebut, contohnya manajemen sebagai pihak intern perusahaan menggunakan laporan keuangan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan. Bagi pihak ekstern, seperti investor menggunakan laporan keuangan untuk membantu kegiatan investasi di 3
pasar modal. Pasar modal merupakan wahana bagi pihak yang memerlukan dana (borrower) dengan pihak yang kelebihan dana (Lender). Rasio profitabilitas adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Dan juga merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui sebuah perusahaan dalam priode tertentu untuk menghasilkan laba. Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan dan menjanjikan laba di masa mendatang maka akan semakin banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham tersebut. Dan hal itu tentu saja mendorong naiknya harga saham menjadi lebih tinggi. Ada beberapa pengukuran tinggkat profitabilitas yaitu Gross profit margin (GPM) merupakan persentase dari laba kotor (sales-cost of goods sold) dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa cost of goods sold relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin, semakin kurang baik operasi perusahaan. Operating profit margin (OPM) menggambarkan apa yang biasanya disebut “pure profit” yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajibankewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Seperti halnya gross profit margin, maka 4
semakin tinggi ratio operating profit margin akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan. Net profit margin (NPM) merupakan ratio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan. Sedangkan ROA (Return On Asset) berpengaruh negatif terhadap harga saham (Syamsudin, 2009:59). Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Pemakaian rasio keuangan dalam mewakili kinerja keuangan berdasarkan pada hasil penelitian terdahulu membuktikan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan yang kuat antara rasio keuangan dengan perubahan harga saham, dan kegunaan rasio keuangan dalam mengukur dan memprediksi kinerja keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham. Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya memberikan suatu indikasi kinerja perusahaan yang akan datang. Dengan mengetahui bagaimana analisis rasio-rasio keuangan dan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan, dapat membantu perusahaan dalam menentukan bagaimana seharusnya pemenuhan kebutuhan dana harus dilakukan sehingga tujuan perusahaan
5
untuk memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham (pemilik) dapat tercapai melalui peningkatan harga saham. Berdasarkan paparan latar belakang penelitian diatas, maka penulis melakukan penelitian untuk menyajikan skripsi dengan judul “Pengaruh Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun 2008 -2012)”.
B. Perumusan Masalah Masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Gross Profit Margin (GPM) terhadap Harga Saham. 2. Bagaimana pengaruh Operating Profit Margin (OPM) terhadap Harga Saham. 3. Bagaimana pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham. 4. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham. 5. Bagaimana pengaruh Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham.
6
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti atas hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh Gross Profit Margin (GPM) terhadap Harga Saham. 2. Untuk mengetahui pengaruh Operating Profit Margin (OPM) terhadap Harga Saham. 3. Untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham. 4. Untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham. 5. Untuk mengetahui pengaruh Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada: 1. Bagi Penulis Dapat menambah ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dari bangku kuliah dan membandingkan antara teori-teori yang diterima dari bangku kuliah dengan dunia nyata melalui pengaplikasian teoriteori dalam dunia kerja.
7
2.
Bagi Universitas Untuk memenuhi salah satu prasyarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya dalam pengendalian internal untuk mewujudkan corporate governance serta bagi pihak manajemen perusahaan yang dapat digunakan sebagai masukan atau dasar untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari rasio keuangan yang baik menunjukkan prospek bagus bagi perusahaan di masa yang akan datang yang dapat menarik investor
untuk
menanamkan
modal
di
perusahaan
sehingga
dimungkinkan dapat menambah modal untuk usaha pengembangan perusahaan dan sebagai bahan informasi dalam pengambilan keputusan. 4. Bagi Almamater Dapat bermanfaat dalam menambah literatur acuan yang membahas mengenai alternatif pembiayaan aktiva tetap yang hemat pajak sebagai karya tulis yang menambah wawasan dan pengetahuan. 5. Bagi Masyarakat Diharapkan dapat menambah wawasan yang berguna dalam aktivitas usaha dan bisnis, serta diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan pada penelitian selanjutnya.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Saham Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Saham adalah sekuritas yang paling sering di perdagangkan dan dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk (Astuti, 2004:49). Saham
adalah
surat
berharga
yang
menunjukan
adanya
kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham bagian modal suatu peruasahaan (Simatupang, 2010:19). Dari beberapa devinisi yang ada dapat di ambil kesimpulan bahwa saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Adapula yang mendefinisikan saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder) (Samsul, 2006:45).
B. Jenis - Jenis atau Klasifikasi Saham Saham dapat juga dibedakan antara saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock) (Siamat, 2005:507). Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain adalah sebagai berikut: 9
1.
Berdasarkan jenisnya saham terbagi menjadi 2 jenis: a. Saham Biasa (common stock) 1) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. 2) Memiliki hak suara (one share one vote). 3) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. b. Saham Preferen (preferred stock) 1) Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen. 2) Tidak memiliki hak suara. 3) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus. 4) Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham terlebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan dilikuidasi. 5) Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan disamping penghasilan diterima secara tetap.
2.
Klasifikasi saham menurut Martalena dan Malinda (2011:37), dapat dibagi berdasarkan nilai kapitalisasinya, terbagi menjadi 3 jenis saham. a. Big-Cap atau yang sering disebut saham blue chip Merupakan kelompok saham yang berkapitalisasi besar dengan nilai kapitalisasi di atas Rp. 1 triliun. Saham-saham ini diterbitkan oleh perusahaan yang sudah mapan.
10
b. Mid-Cap Merupakan kelompok saham yang berkapitalisasi besar antara Rp. 100 milyar sampai dengan Rp. 1 triliun. Saham ini sering disebut juga saham lapis kedua.
c. Small-Cap Merupakan kelompok saham yang nilai kapitalisasinya di bawah Rp. 100 milyar, bisa disebut saham lapis ketiga.
3.
Berdasarkan fundamental perusahaan dan kondisi perekonomian, saham dibagi menjadi : a. Income stocks Saham yang mampu memberikan dividen yang lebih besar dari rata-rata dividen yang diberikan saham lain. b. Growth stocks Saham yang emitennya perusahaan memiliki pertumbuhan penjualan dan pendapatan yang lebih tinggi. c. Speculative stocks Saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang pendapatannya tidak stabil. d. Cyclical stocks Saham
yang
pergerakannya
searah
dengan
pergerakan
perekonomian makro dan pendapatannya berfluktuasi bisnis industri.
11
e. Defensive stocks Saham yang tak berpengaruh oleh perekonomian makro.
Ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham (Siamat, 2005:508), yaitu : 1.
Dividen Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
dan
berasal
dari
keuntungan
yang
dihasilkan
perusahaan.Dividen diberikan setelah mendapat mendapat persetujuan pemegang saham perusahaan dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relative lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam priode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapat dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai yang artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen saham yang berati kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian saham tersebut.
12
2.
Capital Gain Capital Gain yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih tinggi rendah dari harga beli Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham dipasar sekunder.
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko (Siamat, 2005:509), antara lain: 1.
Capital Loss Merupakan kebalikan dari Capital Gain ,yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli sehingga mengalami kerugian.
2.
Risiko Likuidasi Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika mendapat sisa dari hasil penjualan kekayaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham
13
dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
C. Nilai Saham Menurut
Simatupang
(2010:20),
setiap
saham
yang
di
perdagangkan di pasar modal memiliki 3 jenis nilai yang melekat pada suatu saham perusahaan go-public. Nilai dari saham tersebut perlu dipahami investor karena akan sangat membantu para investor dalam mempertimbangkan melakukan investasi saham di pasar modal. Adapun nilai saham tersebut yaitu : 1.
Nilai Nominal Nilai nominal saham adalah nilai yang tertera di dalam saham, yang diperoleh dari hasil pembagian total modal perusahaan terhadap jumlah saham yang beredar. Nilai nominal digunakan lebih kepada kepentingan akuntansi dan hukum. Nilai nominal tidak mengukur nilai riil suatu saham tetapi hanya digunakan untuk menentukan besarnya modal disetor penuh dalam neraca. Sehingga besar kecilnya nilai nominal sangat tergantung dari besarnya modal disetor perusahaan dan jumlah saham yang diterbitkan.
2.
Nilai Wajar Saham Nilai wajar saham adalah nilai yang diberikan oleh para investor atau analisis pasar modal terhadap setiap saham yang diperdagangkan di bursa efek dengan berpedoman kepada masing-masing industri dari
14
setiap
perusahaan
tersebut
dan
penggunaan
metode-metode
perhitungan nilai/harga suatu saham yang berlaku umum seperti misalnya dengan menggunakan metode Gross profit margin (GPM), Operating profit margin (OPM), Net profit margin (NPM), Return on asset (ROA) dan lain-lain.
3.
Nilai Pasar Nilai pasar atau harga pasar saham suatu perusahaan go-public adalah nilai yang diperdagangkan di bursa efek. Nilai pasar berbeda dengan nilai nominal dan nilai wajar. Nilai pasar terbentuk dari perkiraan para investor terhadap prospek perusahaan. Semakin banyak para investor yang memperkirakan kinerja perusahaan akan semakin baik di masa akan datang, maka semakin banyak para investor melakukan pembelian dan semakin tinggi harga saham dan sebaliknya
semakin
banyak
investor
memperkirakan
kinerja
perusahaan akan menurun maka akan semakin banyak investor yang melakukan penjualan saham dan harga saham akan menurun.
Pendapat lain menurut Martalena dan Malinda (2011:37), Nilai dari suatu saham dapat memiliki 4 konsep yaitu : 1.
Nilai Nominal Merupakan nilai per saham yang berkaitan dengan akuntansi dan hukum. Nilai ini diperlihatkan pada neraca perusahaan dan
15
merupakan modal disetor penuh dibagi dengan jumlah saham yang diedarkan. 2.
Nilai Buku Nilai buku perlembar saham menunjukan nilai aktiva bersih perlembar saham yang merupakan nilai ekuitas dibagi dengan jumlah lembar saham.
3.
Nilai Pasar Nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang terbentuk di bursa saham.
4.
Nilai Intirinsik Merupakan harga wajar saham yang mencerminkan harga saham yang sebenarnya. Nilai intirinsik ini merupakan nilai sekarang dari semua arus kas di masa datang (yang berasal dari capital gain dan dividen).
D. Harga Saham Harga Saham adalah nilai jual saham dalam rupiah pada setiap perusahaan sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga Saham ditentukan berdasarkan harga penutupan yang merupakan harga yang diminta dan ditawarkan oleh penjual dan pembeli. Harga saham menurut Martono (2007:13) yaitu refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan deviden)
16
dan pengelolaan asset. Sedangkan menurut Kesuma (2009:40) harga saham adalah nilai nominal penutupan (closing Price) dari penyertaan atau pemilikan seeorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang berlaku secara regular di pasar modal. Menurut Rusdin (2008:66) harga saham ditentukan menurut hukum permintaan-penawaran atau kekuatan tawar-menawar. Maka makin banyak orang yang ingin membeli, maka harga saham tersebut cenderung naik. Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka saham tersebut akan bergerak turun. Menurut Widoatmojo (2001:45) harga saham dibedakan menjadi 8 (delapan) : 1.
Harga Nominal Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal menentukan arti penting saham karena dividen biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal. a. Harga Perdana Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh pinjaman emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat, biasanya untuk menentukan harga perdana.
17
b. Harga Pasar Saham Harga pasar merupakan harga jual emisi dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lama. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi ini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi, harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar. c. Harga Pembukaan Setelah saham dicatatkan di bursa, saham ini akan diperdagangkan setiap hari. Jika harga pasar adalah besarnya nilai rupiah yang disepakati oleh penjual dan pembeli saat transaksi, maka harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat jam bursa dibuka. d. Harga Penutupan Harga penutupan merupakan harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir bursa. e. Harga Tertinggi Transaksi atas suatu saham tidak hanya terjadi sekali atau dua kali dalam satu hari bursa, tetapi bisa berkali-kali dan tidak terjadi
18
pada harga yang sama. Bisa saja pada awal hari bursa, harga satu saham mencapai harga yang tertinggi, kemudian terus menurun pada akhir bursa atau sebaliknya. Harga yang paling tinggi pada satu hari bursa inilah yang dimaksud dengan harga tertinggi. f. Harga Rendah Harga ini adalah lawan dari harga tertinggi. g. Harga Rata-rata Harga rata-rata merupakan perataan dari harga tertinggi dan terendah. Mengetahui ketiga harga ini (harga tertinggi, harga terendah, dan harga rata-rata) cukup penting, sebab dari sini dapat diketahui seberapa jauh kekuatan dan kelemahan suatu saham dalam satu hari kerja, satu bulan bursa atau satu tahun bursa.
E. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah sebuah laporan yang dihasilkan oleh entitas bisnis sebagai hasil dari proses akuntansi yang terdiri dari laporan posisi keuangan yang menunjukan nilai asset kewajiban dan modal perusahaan, laporan laba rugi yang menunjukan kinerja manajemen dalam usaha menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, laporan arus kas yang menunjukan arus kas masuk dan arus kas keluar yang terjadi didalam aktivitas perusahaan tersebut pada suatu periode. Laporan-laporan tersebut akan digunakan oleh stakeholder dalam mengambil keputusan-keputusan dimasa yang akan datang dan sebagai dasar diambilnya kebijakan-
19
kebijakan oleh manajemen dimasa yang akan datang. Selain itu, laporan keuangan digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan
atau
berkepentingan
aktifitas terhadap
perusahaan posisi
kepada
keuangan
pihak-pihak
maupun
yang
perkembangan
perusahaan. Pihak yang berkepentingan tersebut dibagi menjadi dua pihak, yaitu pihak internal dan pihak eksternal. Laporan Keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut (Fahmi, 2011:2). Definisi lain dari laporan keuangan adalah hasil kinerja akuntan dalam melaporkan realitas ekonomi suatu perusahaan (Prihadi, 2010:4) Menurut Brigham dan Houston (2010:84), laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis diatasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang berada dibalik angka tersebut.
F. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan yaitu sebagai berikut : 1. Menyajikan secara wajar dan sesuai dengan pedoman akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan. 2. Memperlihatkan hasil usaha, dan
20
3. Perubahan lain dalam posisi keuangan. Sedangkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tujuan laporan keuangan, yaitu sebagai berikut : 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan. 2. Memberikan hasil kinerja dalam satu periode, serta 3. Perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
G. Jenis-jenis Laporan Keuangan Menurut Himayati dalam bukunya Zahir accounting (2007:4-5) beberapa laporan yang biasanya ada dalam laporan keuangan yaitu : 1.
Neraca, adalah salah satu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang kekayaan yang dikuasai dan digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu laba serta utang (kewajiban) dan modal pada saat tertentu.
2.
Laba Rugi, adalah laporan yang memberikan informasi tentang hasil usaha dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu, selisih antara pendapatan (hasil usaha) dengan biaya adalah laba atau rugi. Elemen yang termasuk dalam laporan laba rugi adalah elemen pendapatan, biaya, dan elemen laba atau rugi.
21
3.
Laporan Perubahan Modal, adalah laporan yang menginformasikan perubahan modal selama periode tertentu. Elemen yang termasuk laporan ini adalah investasi mula-mula atau modal awal, laba atau rugi selama periode bersangkutan, prive atau penarikan modal dari pemilik.
4.
Laporan Arus Kas memberikan informasi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar akibat adanya transaksi yang terjadi di perusahaan selama periode tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian: (1) aktivitas operasi, (2) aktivitas investasi, (3) aktivitas pendanaan.
H. Pihak-pihak yang berkepentingan Atas Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:1) pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, kreditur, pelanggan, pemerintah, dan lembaga-lembaganya serta masyarakat. Menurut Sugiono dan Untung (2007:4), pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan adalah pihak internal dan pihak eksternal. 1.
Pihak Internal a. Pihak
Manajemen,
berkepentingan
langsung
dan
sangat
membutuhkan informasi keuangan untuk tujuan pengendalian
22
(controlling), pengkoordinasian (coordinatning) dan perencanaan (planning) suatu perusahaan. b. Pemilik Perusahaan dengan menganalisa laporan keuangannya, pemilik dapat menilai berhasil atau tidaknya manajemen dalam memimpin perusahaan. 2.
Pihak Eksternal a. Investor, memerlukan analisa laporan keuangan dalam rangka penentuan kebijakan penanaman modalnya. Bagi investor, yang penting adalah tingkat imbalan hasil (return) dari modal yang telah atau akan ditanam dalam suatu perusahaan tersebut. b. Kreditur, mereka merasa berkepentingan terhadap pengembalian atau pembayaran kredit yang telah diberikan kepada perusahaan, mereka perlu mengetahui kinerja keuangan jangka pendek (likuiditas), dan profitabilitas perusahaan. c. Pemerintah, informasi ini sangat berguna untuk tujuan pajak dan juga oleh lembaga yang lain seperti statistik, dan lain-lain. d. Karyawan, berkepentingan laporan keuangan dari perusahaan dimana mereka bekerja karena sumber penghasilan mereka tergantung pada perusahaan bersangkutan.
23
I. Analisis Rasio Keuangan 1. Pengertian Analisis Rasio Pengertian Rasio itu sendiri menurut Sumastuti dan Laksmiwati (2006:70) adalah menggambarkan hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Sehingga dari pengertian rasio tersebut dikaitkan dengan rasio keuangan adalah sesuatu
yang didesain
untuk
memperlihatkan hubungan atau
perimbangan antara item-item pada laporan keuangan yang meliputi neraca dan laba rugi yang meliputi rasio likuiditas, solvabilitas, (leverange), aktifitas (efisiensi), dan profitabilitas. Analisis rasio adalah teknik yang dikembangkan dalam analisis laporan keuangan (Prihadi, 2010:98). Seorang analisis perlu mengenali laporan keuangan dengan beberapa teknik dasar. Rasio keuangan sangat popular dalam diskusi manajemen sehari-hari , terutama rasio tentang profitabilitas.
2. Manfaat Analisia Rasio Menurut Sumastuti dan Laksmiwati (2006:71), analisia rasio mempunyai manfaat sebagai berikut : a. Bagi manajemen untuk mengetahui kinerja perusahaan, sehingga dapat diketahui kelebihan dan kelemahan perusahaan.
24
b. Bagi manajemen dapat digunakan sebagai masukan untuk perencanaan perusahaan yang akan datang. c. Bagi kreditor akan digunakan sebagai salah satu dasar pemberian kredit. d. Bagi pemegang saham untuk mengetahui pendapatan yang akan diterima dari investasinya.
J. Macam-macam Analisis Rasio Menurut Hanafi dan Halim (2009:76), analisis rasio dikelompokan ke dalam 5 macam kategori, yaitu : 1. Rasio Likuiditas Rasio yang mengukur perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya.
2. Rasio Aktivitas Rasio yang mengukur sejauh mana efektifitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset. Rasio aktivitas terdiri dari 4 macam, yaitu: a. Rata-rata umur piutang b. Perputaran persediaan c. Perputaran aktiva tetap d. Perputaran total aktiva 25
3. Rasio Solvabilitas Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio solvabilitas terdiri dari 4 macam, yaitu : a. Rasio total hutang terhadap total aset b. Rasio hutang modal saham c. Rasio times interest earned d. Rasio fixed charges coverage
4. Rasio Prifitabilitas Rasio
yang
mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. Rasio profitabilitas terdiri dari 3 macam, yaitu : a. Profit Margin b. Return On Total Asset (ROA) c. Return On Equity (ROE)
K. Gross Profit Margin (GPM) Rasio ini merupakan persentase dari laba kotor (sales-cost of goods sold) dibandingkan dengan sales (Syamsudin, 2009:59). Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa cost of goods sold relatif lebih rendah
26
dibandingkan dengan sales. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin, semakin kurang baik operasi perusahaan. Gross margin ratio adalah merupakan ratio atau perimbangan antara gross profit (laba kotor) yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama (Munawir, 2008:99). 1. Gross Profit Margin Ratio Gross profit margin ratio dapat dihitung dengan rumus:
Gross Profit Margin (GPM) =
oo
x 100%
Sumber : Munawir (2008:99) Ratio gross profit margin mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan, atau bila ratio ini dikurangkan terhadap angka 100% maka akan menunjukan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya operasi dan laba bersih. Data gross profit margin ratio dari beberapa periode akan dapat memberikan informasi tentang kecenderungan gross profit margin ratio yang diperoleh dan bila dibandingkan standar ratio akan diketahui apakah margin yang diperoleh perusahaan sudah tinggi atau sebaliknya. Gross Profit Margin digunakan untuk mengetahui persentase laba dari kegiatan usaha murni dari bank yang bersangkutan setelah dikenai biaya-biaya (Kasmir, 2010:234).
27
L. Operating Profit Margin (OPM) R sio ini mengg m
k n p y ng i s ny dise u “pure profit”
yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Seperti halnya gross profit margin, maka semakin tinggi ratio operating profit margin akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan.
Operating Profit Margin (OPM) =
x 100%
Sumber : Syamsuddin (2009:59) Selisih antara net margin ratio (ratio laba bersih dengan penjualan) dengan 100% menunjukan persentase yang tersisa untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya operasi, persentase yang tersisa ini dinamakan operating margin ratio atau ratio antara (harga pokok penjualan + biaya operasi) dengan penjualan bersih (Munawir, 2008:100). Definisi lain dari Operating Profit Margin (OPM) adalah rasio yang mengukur kemampuan untuk meningkatkan laba sebelum bunga dan pajak dengan penjualan yang dicapai perusahaan (Sudana, 2011:23).
28
M. Net Profit Margin (NPM) Net profit margin adalah merupakan ratio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan. Net Profit Margin (NPM) dihitung sebagai berikut: Net Profit Margin (NPM) =
x 100 %
Sumber : Syamsuddin (2009:59)
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya (Kasmir, 2010:235). Sedangkan menurut Harahap (2010:301), Net Profit Margin (NPM) menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio.
N. Return On Asset (ROA) Rasio ini menunjukan kemampuan dari Total aktiva atau jumlah aset untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Semakin tinggi nilai ROA, bisa berarti bahwa perusahaan telah efisien dalam menciptakan laba dengan cara mengolah dan mengelola semua total aktiva
29
yang dimilikinya, pada akhinya akan memprediksi pergerakan atau perubahan harga saham perusahaan (Salim, 2010:85). Menu u B igh m d n Hous on (2001), “R sio l
e sih e h d p
total aktiva mengukur pengembalian atas total aktiva (ROA) setelah bunga d n p j k”. Menu u Ho ne d n W chowicz (2005), “Re u n on Asse s (ROA) mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia; daya untuk menghasilkan laba dari modal y ng diinves sik n”. Ho ne d n W chowicz menghi ung Re u n on Assets (ROA) dengan menggunakan rumus laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva. Return on assets (ROA) adalah perbandingan antara keuntungan sebelum biaya bunga dan pajak (EBIT = Earning before interest and taxes) dengan seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang ada didalamnya untuk menghasilkan keuntungan, dengan menggunakan data yang ada pada Neraca dan Perhitungan Laba Rugi pada perusahaan tersebut. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Return On Asset =
x 100 %
Sumber : Horne dan Wachowicz (2005) Sedangkan menurut Desmond Wira (2011:45), Return on assets (ROA) adalah rasio keuangan yang menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan aktiva yang dipergunakan.
30
O. Penelitian Terdahulu No 1.
Peneliti
Judul Penelitian
Lia Rosalina
Pengaruh rasio profitabilitas harga saham pada sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di BEI
2.
Indah Nurmalasari
Analisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham emiten lq45 yang terdaftar di BEI tahun 2005-2008
Variabel Return On Asset (ROA) dan Earning PerShare (EPS) memilki berpengaruh terhadap harga saham secara parsial dengan tingkat sig (0,000 dan 0,004) sedangkan rasio keuangan yang lainnya tidak berpengaruh. Untuk rasio keuangan yang terdiri dari NPM, ROE, ROI dan EPS berpengaruh secara bersama sama terhadap harga saham pada tahun 2005-2008.
3.
Noer Sasongko
Pengaruh eva (Economic Value Added) dan rasio-rasio profitabilitas yang diukur dengan roa (Return on Asset), ROE (Return on Equity), ROS (Return on Sales), EPS
Adanya pengaruh dari ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity),ROS (Return on Sales), EPS (Earning Per Share), BEP (Basic Earning Power),dan EVA (Economic Value Added) memiliki pengaruh
31
Hasil Penelitian Secara simultan dapat diketahui bahwa variabel Net Profit Margin (NPM), Returnon Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS), dan Deviden per Share (DPS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dengan nilai Fhitung = 53,901 > Ftabel = 2,59. Pada pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel Earning per Share (EPS) yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap harga saham dengan nilai thitung = 6,704 > ttabel =1,980.
(Earning Per Share),dan yang signifikan BEP (Basic Earning harga saham Power) terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEJ untuk periode 20012002 Sumber: Jurnal dan Skripsi
terhadap
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Waktu penelitian ini dalam rentang waktu antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. 2. Pengujian dengan menggunakan 4 variabel bebas yaitu Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham pada perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi periode 2008-2012. 3. Sampel yang digunakan akan diolah dengan perhitungan secara manual atau diolah sendiri dengan program Microsoft Excel dan hasil olahan tersebut akan diuji kembali dengan mengunakan alat analisis SPSS 20,0 for windows.
32
P. Kerangka Pemikiran Fenomena Teoritis: Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu periode akuntansi dapat memberikan banyak informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan. Dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan, investor maupun pihak-pihak yang berkepentingan dapat
menggunakan rasio-rasio keuangan yang terkandung dalam laporan keunagan.
K O N F I R M A S I
Fenomena situasional:
Jurnal Pendukung:
Pergerakan harga dipengaruhi banyak faktor, baik internal maupun eksternal perusahaan.Hal ini dikarenakan para investor yang mengharapkan nilai kembalinya investasi tergambar jelas pada kinerja perusahaan.
Lia Rosalina, J. Kuleh, Maryam Nadir (2012) Indah Nurmalasari (2010) Noer Sasongko & Nila Wulandari Sri Paryanti (2012)
Analisis Pengaruh Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham
Variabel Independen (X) - Gross Profit Margin (X1) (Syamsuddin (2009:59)
-
- Operating Profit Margin (X2) (Munawir, 2008:100)
-
Net Profit Margin (X3) (Syamsuddin (2009:59) Return On Asset(X4) (Horne dan Wachowicz (2005)
Variabel Dependen (Y) Harga Saham(Brigham and Houston (2010)
Proses Deduktif :Identifikasi Masalah, Hipotesis
Proses Induktif :Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI
Persamaan Regresi : Y =α+ β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 +ε
Uji Hipotesis : Analisis Linier Regresi Berganda ( uji t dan uji F) Hasil Penulisan : Menjelaskan Analisis Pengaruh Rasio Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin dan Return on asset (ROA) terhadap harga saham.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 33
Dari gambar diatas ditujukan agar memudahkan pemahaman tentang arah penelitian yang dilakukan dan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti mengenai pengaruh Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012. Dari teori tersebut dapat terbentuk suatu fenomena yaitu fenomena teoritis dan fenomena situsional. Fenomena teoritis merupakan fenomena yang didasarkan pada buku, sedangkan fenomena situsional didasarkan pada kenyataan atau realita yang terjadi. Fenomena teoritis dalam penalitian ini adalah ada dua analisis dalam menganalisa harga saham bagi investor diantaranya yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Sedangkan fenomena situsional dalam penelitian ini adalah banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham baik internal maupun eksternal perusahaan. Hal ini disebabkan karena investor memiliki harapan sejumlah pengembalian atas nilai investasinya tergambar jelas pada kinerja perusahaan.
Dengan
melihat
fenomena-fenomena
tersebut,
maka
penelitian ini difokuskan pada pengaruh Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham. Dimana harga saham adalah variabel dependen, sedangkan GPM, OPM, NPM, dan ROA sebagai variabel independen dalam penelitian ini.
34
Selanjutnya penulis akan melakukan tahap penelitian yang terdiri dari proses deduktif dan induktif. Proses deduktif (proses dari umum ke khusus) dengan melakukan identifikasi masalah dan hipotesis. Sedangkan proses induktif (proses dari khusus ke umum) dengan melakukan studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari kedua proses tersebut kemudian penulis melakukan analisis data dengan mengunakan uji regresi linier. Dalam uji regresi linier ini akan menjelaskan adanya pengaruh Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sektor industry konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20082012.
Q. Pengembangan Hipotesis Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang
dibuat
untuk
menjelaskan
hal
itu
dan
juga
dapat
menuntun/mengarahkan penyelidikan selanjutnya (Umar, 2008:104). Hipotesis juga dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2011:135). Dari uraian gambar kerangka pemikiran teoritis serta dengan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
35
Hipotesis 1 : Gross Profit Margin Merupakan persentase dari laba kotor dibandingkan dengan penjualan. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa cost of goods sold relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profitmargin, semakin kurang baik operasi perusahaan. HO1: Gross Profit Margin (GPM) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. HA1: Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Hipotesis 2 : Operating Profit Margin merupakan rasio yang mengukur kemampuan untuk meningkatkan laba sebelum bunga dan pajak dengan penjualan yang dicapai perusahaan, dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Semakin tinggi Operating Profit Margin akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan.
HO2: Operating Profit Margin(OPM) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
36
HA2: Operating Profit Margin(OPM)berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Hipotesis 3 : Net Profit Margin merupakan ratio antara laba bersih yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan
dengan
penjualan,
dimana
kemampuan
perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan.
HO3: Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. HA3: Net Profit Margin (NPM) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Hipotesis 4 : Return On Asset merupakan perbandingan antara keuntungan sebelum biaya bunga dan pajak dengan seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA, bisa berarti bahwa perusahaan telah efisien dalam menciptakan laba dengan cara mengolah dan mengelola semua total aktiva yang dimilikinya, pada akhinya akan memprediksi pergerakan atau perubahan harga saham perusahaan.
37
HO4 :
Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
HA4:
harga saham.
Return on Asset (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Hipotesis 5 : Variabel Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM) dan Return on Asset (ROA) merupakan muatan informasi dalam sebuah perusahaan. Hal-hal tersebut dapat merupakan gambaran bagaimana sebuah perusahaan menjalankan kegiatan operasinya. Jika keempat faktor ini memiliki hasil yang baik akan mempengaruhi harga saham tersebut di pasar modal. Maka keempat variabel ini akan memiliki pengaruh terhadap harga saham. HO5 :
Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM) dan Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
HA5 : Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM) dan Return on Asset (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:2). Dalam penelitian ini diperlukan data dan informasi yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, data dan informasi yang diperoleh harus cukup lengkap dan benar sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam membahas masalah yang ada. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penyusunan skripsi ini adalah metode kasual, yaitu metode yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel yang berkaitan dengan masalah sehingga peneliti dapat menemukan proposisi hepotesis penelitian studi kasus yang ditunjukan kepada pengujian hipotesis. B. Metode Penentuan Sampel Metode yang digunakan adalah Sampling Purposive yang terdapat dalam
Nonprobability
Sampling
yaitu
teknik
penentuan
dengan
pertimbangan tertentu. Peneliti akan meneliti tentang Pengaruh Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham. Sampel sumber data peneliti untuk menganalisis adalah Laporan Keuangan Perusahaan
Manufaktur
Sektor
Industri
Barang
Konsumsi
yang 39
menerbitkan data keuangan perusahaan yang lengkap tahun 2008 sampai dengan 2012. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan kriteria-kriteria tertentu, yaitu sebagai berikut: 1.
Perusahaan manufaktur sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2012.
2.
Perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan yang lengkap (laba bersih dan laba kotor) selama periode 2008-2012.
3.
Perusahaan manufaktur sektor industry konsumsi yang tidak mengalami kerugian selama tahun penelitian 2008-2012.
C. Metode Pengumpulan Data Data yang diteliti merupakan data sekunder. Adapun cara penulis untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan tersebut maka penulis melakukan berbagai macam kegiatan antara lain : 1. Riset Kepustakaan (Library Research) Merupakan penelitian yang mendapatkan landasan yang kuat tentang teori, baik berupa rumus-rumus teknis pengumpulan maupun teoriteori yang mendukung objek penelitian. Sumber riset kepustakaan yang dilakukan yaitu melalui buku-buku text book, literatur-literatur, jurnal-jurnal, maupun internet serta sumber lain yang relevan dengan objek permasalahan yang diteliti.
40
2. Riset Lapangan (Field Research) Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder untuk keperluan analisis. Adapun data skunder yang dikumpulkan penulis yaitu berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industry konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012, dan dipublikasikan di website BEI serta memiliki data lengkap pada tahun tersebut. D. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan untuk menganalisa pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen adalah model regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Method) (Sugiyono, 2010: 31).
.
Analisis data dilakukan dengan bantuan SPSS sebagai alat untuk meregresikan
model
yang
telah
dirumuskan.
Untuk
mengetahui
keberartian pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen, perlu pengujian hipotesis, baik simultan maupun secara parsial. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan setelah model regresi bebas dari gejala-gejala penyimpangan asumsi klasik agar hasil perhitungan dapat diinterprestasikan dengan akurat, efisien dan bebas dari kelemahankelemahan yang terjadi karena adanya gejala-gejala tersebut. Setelah data yang didapat dianggap cukup memadai untuk diolah, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data dan menganalisis data hasil penelitian.
41
Hubungan struktural antara variabel dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam model berikut : 1. Uji Asumsi Klasik Beberapa hal yang mendasari tentang perlunya uji asumsi klasik atau uji persyaratan regresi linear berganda adalah agar besaran atau koefisien statistik yang diperoleh benar-benar merupakan penduga parameter yang memang dapat dipertanggung jawabkan. Pengujian terhadap penyimpangan terhadap asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastistas dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak (Duwi Priyanto, 2011:277). Jadi dalam hal ini yang di uji bukan masingmasing variabel independen (bebas) dan dependen (terikat) tetapi nilai resaidual yang dihasilkan dari model regresi tersebut. Model regresi adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Ada dua cara yang digunakan dalam menguji model regresi antara lain dengan menggunakan analisis grafik (normal PP Plot) Regresi dan uji One Sample Kolmogorof-Smimov. Cara untuk mendeteksi uji normalitas dengan menggunakan metode grafik P-P Plot yaitu dengan melihat penyebaran data
42
pada sumber diagonal pada grafiknormal P-P Plotof Regression Standarized Residual sebagai dasar pengambilan keputusan. Jika menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka residual pada model regresi tersebut berdistribusi secara normal. Cara yang kedua untuk mendeteksi uji Normalitas dengan menggunakan metode One Sample Kolmogorof-Smimov yaitu dengan melihat nilai signifikansi residual. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka residual terdistribusi secara normal. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (bebas) (Duwi Priyanto, 2011:288). Model regresi yang baik, tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (bebas). Metode pengujian yang biasa digunakan yaitu dengan melihat nilai variance Invlation Factor (VIF) dan tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah data sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka hal tersebut disebut homoskedastisitas (Santoso, 2010:207). Dan jika
43
varians dari pengamatan satu ke pengamatan lain berbeda disebut sebagai heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
d.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Santoso, 2010:213). Secara praktis, bisa dikatakan bahwa nilai residu yang ada tidak berkorelasi satu dengan yang lain. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Sedangkan model regresi yang baik adalah regresi yang terbebas dari autokorelasi.
2. Analisis Regresi Linear Berganda Uji regresi linear berganda dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan X terhadap
44
perubahan Y apakah positif atau negatif, dan memperkirakan atau meramalkan nilai Y bila variabel X yang berkorelasi dengan Y mengalami kenaikan atau penurunan. Regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh simultan dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat yang berskala interval (Uma Sekaran, 2009:299).
Gambar 3.1. Hubungan variabel Dependen dan Variabel Independen
Gross Profit Margin (GPM) (X1)
€
Operating Profit Margin (OPM) (X2)
Net Profit Margin (NPM) (X3)
Β1X1 Harga Saham (Y)
Β2X2 Β3X3 Β4X4
Return On Asset (ROA) (X4)
Adjusted Gambar 3.1
Y=α+
+
+
+
+€
Keterangan :
45
= Pengaruh antrara variabel Gross Profit Margin (
)
terhadap Y (harga saham) = Pengaruh antara variabel Operating Profit Margin (
)
terhadap Y (harga saham) = Pengaruh antara variabel Net Profit Margin (
) terhadap
Y (harga saham) = Pengaruh antara variabel Return on Asset (
) terhadap Y
(harga saham) Adjusted €
= koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)
= standar error
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda karena memiliki variabel independen lebih dari satu. Model berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas dan terbebas dari asumsi klasik statistik. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin dan Return On Asset, sedangkan variabel dependen adalah harga saham. Model persamaan dapat dilihat pada gambar 3.1.
3. Analisis Koefisien Determinasi (uji
)
Digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen
46
(Duwi Priyanto, 2011:251). Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada output model summary dari hasil analisis regresi linear berganda. Untuk regresi dengan lebih dua variabel bebas digunakan Adjusted sebagai koefisien determinasi. Adjusted
adalah nilai R Square
yang telah disesuaikan.
4. Uji Hipotesis Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Maksud dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk itu maka koefisien regresi harus diuji. Ada dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan, yaitu dengan uji t dan uji F.
a. Uji Parsial (uji-t) Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Menurut tingkat signifikansi (α) yaitu sebesar 5% dapat dilakukan dengan berdasarkan
nilai
profitabilitas,
dengan
cara
pengambilan
keputusan, jika nilai profitabilitas > 0,05 maka Ho diterima, dan
47
Ha ditolak. Jika nilai profitabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, dan Ha diterima (Duwi Priyanto, 2011:252). b. Uji Simultan (uji F) Uji simultan atau uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tergantung. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 5 % dapat dilakukan dengan berdasarkan nilai signifikansi, jika nilai signifikansi > 0,005 maka Ho diterima, dan jika nilai signifikansi < 0,005 maka Ho ditolak (Duwi Priyanto, 2011:258).
E. Operasional Variabel Penelitian Dalam melakukan analisa dibutuhkan berbagai variabel penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan 5 variabel yaitu 4 variabel bebas (independen) dan 1 variabel tidak bebas (dependen). 1.
Variabel Bebas (Variabel Independen) Variabel bebas (variabel independen) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel tidak bebas baik secara positif maupun secara negatif. Jika terdapat variabel bebas maka variabel tidak bebas pun hadir dan dengan setiap unit kenaikan atau penurunan dari variabel bebas akan mempengaruhi pula kenaikan atau penurunan pada variabel tidak bebas.
48
Variabel independen yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi: a. Variabel Gross Profit Margin (GPM) Gross margin ratio adalah merupakan ratio atau perimbangan antara gross profit (laba kotor) yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama (Munawir, 2008:99). Gross Profit Margin Ratio dapat diformulasikan sebagai berikut : Gross Profit Margin (GPM) =
aba
t r
x 100%
Sumber : Munawir (2008:99)
b. Variabel Operating Profit Margin (OPM) Operating Profit Margin yaitu rasio yang mengukur seberapa besar tingkat keuntungan operasional atau usaha perusahaan dari setiap penjualannya artinya belum memperhitungkan biaya bunga dan pajak perusahaan. Operating Profit Margin (OPM) =
x 100%
Sumber : Syamsuddin (2009:59)
c. Variabel Net Profit Margin (NPM) Net profit margin adalah merupakan ratio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh
49
expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan.
Net Profit Margin (NPM) =
x 100 %
Sumber : Syamsuddin (2009:59)
d. Variabel Return on Asset (ROA) Rasio ini menunjukan kemampuan dari Total aktiva atau jumlah aset untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Menurut Joko Salim (2010:85), semakin tinggi nilai ROA, bisa berarti bahwa perusahaan telah efisien dalam menciptakan laba dengan cara mengolah dan mengelola semua total aktiva yang dimilikinya, pada akhinya akan memprediksi pergerakan atau perubahan harga saham perusahaan. Return On Asset (ROA) =
x 100 %
Sumber : Horne dan Wachowicz (2005)
2.
Variabel Terikat (Variabel Dependen) Menurut Duwi Priyanto (2008:8) variabel terikat sering disebut variabel tergantung yaitu variabel yang di pengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Dalam hal ini variabel dependen adalah harga saham, yang mana harga saham tersebut di nilai dari harga saham pada akhir tahun (closing price) (Sumber : www.finance.yahoo.com).
50
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek
penelitian
skripsi
ini
adalah
perusahaan-perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2012 yang totalnya berjumlah 34 perusahaan. Dan untuk menentukan perusahaan mana yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, maka peneliti membuat beberapa kriteria penting untuk menentukan perusahaan mana saja yang dapat dijadikan sampel penelitian sebagai berikut: Tabel 4.1 Matriks Kriteria Sampel Penelitian No Kriteria 1 Jumlah perusahaan manufaktur sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2012 2 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki laporan keuangan yang lengkap (laba bersih dan laba kotor) selama periode 2008-2012 3 Perusahaan manufaktur sector industry konsumsi yang mengalami kerugian selama tahun penelitian 2008-2012 4 Total perusahaan yang masuk kriteria untuk dijadikan sampel
Jumlah 34
(21)
(3) 10
Berdasarkan dari hasil seleksi diatas, maka jumlah perusahaan yang masuk kriteria dan dapat dijadikan sampel penelitian berjumlah 10 perusahaan.
51
Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan Yang Dijadikan Sampel Penelitian No Kode Emiten 1 ULTJ
2 3 4 5 6 7 8
MYOR PSDN STTP CEKA KAEF TSPC INAF
10
INDF
Nama Perusahaan PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Cahaya Kalbar Tbk PT. Kimia Farma Tbk PT. Tempo Scan Pacific Tbk PT. Indofarma Tbk
Industri
Sektor Makanan dan Minuman
Sektor Farmasi
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Sumber : IDX Statistik yang diolah Penulis.
Jumlah perusahaan yang berpotensi sesuai kriteria peneliti dan akan dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 10 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012.
B. Deskripsi Data 1.
Analisis Gross Profit Margin (GPM) Rasio ini merupakan persentase dari laba kotor (sales-cost of goods sold) dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin
baik
keadaan
operasi
perusahaan,
karena
hal
ini
menunjukkan bahwa cost of goods sold relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales. Demikian pula sebaliknya, semakin
52
rendah gross profit margin, semakin kurang baik operasi perusahaan. Gross Profit Margin(GPM) dapat dihitung sebagai berikut: Gross Profit Margin(GPM) =
oo
x 100%
Berikut tabel Gross Profit Margin (GPM) perusahaan yang dijadikan objek penelitian : Tabel 4.3 Nilai Gross Profit Margin (Dalam Persen) No
Kode Emiten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ULTJ MYR PSDN STTP CEKA KAEF TSPC INAF SKLT INDF
Tahun 2008 0.19 0.19 0.15 0.15 0.11 0.27 0.39 0.23 0.18 0.28
2009 0.26 0.24 0.15 0.16 0.12 0.28 0.37 0.28 0.19 0.28
2010 0.31 0.24 0.11 0.17 0.12 0.28 0.37 0.30 0.20 0.33
2011 0.30 0.18 0.10 0.17 0.16 0.30 0.38 0.33 0.21 0.28
2012 0.32 0.22 0.12 0.19 0.15 0.31 0.38 0.32 0.23 0.27
Sumber : Laporan keuangan yang sudah diolah Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui kemampuan perusahaan mengelola Gross Profit Margin (GPM). Hasil analisis yang dilakukan penulis terhadap 10 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012 Gross Profit Margin (GPM). Pada tahun 2008 Gross Profit Margin (GPM) terbesar adalah 0,39 dan Gross Profit Margin (GPM) terkecil adalah 0,11 serta rata-rata Gross Profit Margin (GPM) pada tahun tersebut adalah 0,214. Pada tahun 2009 Gross Profit Margin (GPM) terbesar adalah 0,37 dan Gross Profit Margin (GPM) terkecil adalah 0,12 serta rata-rata Gross Profit
53
Margin (GPM) pada tahun tersebut adalah 0,233. Pada tahun 2010 Gross Profit Margin (GPM) terbesar adalah 0,37 dan Gross Profit Margin (GPM) terkecil adalah 0,11 serta rata-rata Gross Profit Margin (GPM) pada tahun tersebut adalah 0,243. Pada tahun 2011 Gross Profit Margin (GPM) terbesar adalah 0,38 dan Gross Profit Margin (GPM) terkecil adalah 0,10 serta rata-rata Gross Profit Margin (GPM) pada tahun tersebut adalah 0,241. Pada tahun 2012 Gross Profit Margin (GPM) terbesar adalah 0,38 dan Gross Profit Margin (GPM) terkecil adalah 0,12 serta rata–rata Gross Profit Margin (GPM) pada tahun tersebut adalah 0,251. 2.
Nilai Operating Profit Margin (OPM) R sio ini mengg m
k n p y ng i s ny dise u “pure profit”
yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial serupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Seperti halnya gross profit margin, maka semakin tinggi ratio operating profit margin akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan. Operating Profit Margin (OPM) dihitung sebagai berikut: Operating Profit Margin (OPM) =
x 100%
54
Tabel 4.4 Nilai Operating Profit Margin (Dalam Persen) No
Kode Emiten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ULTJ MYR PSDN STTP CEKA KAEF TSPC INAF SKLT INDF
Tahun 2008 0.05 0.09 0.09 0.05 0.04 0.00 0.10 0.04 0.02 0.12
2009 0.10 0.11 0.05 0.06 0.08 0.04 0.10 0.04 0.01 0.12
2010 0.10 0.11 0.05 0.06 0.08 0.05 0.11 0.05 0.02 0.16
2011 0.09 0.08 0.04 0.06 0.12 0.07 0.11 0.08 0.03 0.15
2012 0.15 0.11 0.05 0.07 0.08 0.08 0.11 0.07 0.03 0.14
Sumber : Laporan keuangan yang sudah diolah Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui kemampuan perusahaan mengelola Operating Profit Margin (OPM). Hasil analisis yang dilakukan penulis terhadap 10 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012 Operating Profit Margin (OPM). Pada tahun 2008 Operating Profit Margin (OPM) terbesar adalah 0,10 dan Operating Profit Margin (OPM) terkecil adalah 0,00 serta rata-rata Operating Profit Margin (OPM) pada tahun tersebut adalah 0,06. Pada tahun 2009 Operating Profit Margin (OPM) terbesar adalah 0,12 dan Operating Profit Margin (OPM) terkecil adalah 0,01 serta rata-rata Operating Profit Margin (OPM) pada tahun tersebut adalah 0,07. Pada tahun 2010 Operating Profit Margin (OPM) terbesar adalah 0,16 dan Operating Profit Margin (OPM) terkecil adalah 0,02 serta rata-rata Operating Profit Margin (OPM)
55
pada tahun tersebut adalah 0,079. Pada tahun 2011 Operating Profit Margin (OPM) terbesar adalah 0,15 dan Operating Profit Margin (OPM) terkecil adalah 0,03 serta rata-rata Operating Profit Margin (OPM) pada tahun tersebut adalah 0,083. Pada tahun 2012 Operating Profit Margin (OPM) terbesar adalah 0,15 dan Operating Profit Margin (OPM) terkecil adalah 0,03 serta rata-rata Operating Profit Margin (OPM) pada tahun tersebut adalah 0,089.
3.
Net Profit Margin (NPM) Net profit margin adalah merupakan ratio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan. Net Profit Margin (NPM) dihitung sebagai berikut: Net Profit Margin (NPM) =
x 100 %
Tabel 4.5 Nilai Net Profit Margin (Dalam Persen) No
Kode Emiten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ULTJ MYR PSDN STTP CEKA KAEF TSPC INAF SKLT INDF
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
0.22 0.05 0.01 0.01 0.01 0.02 0.09 0.00 0.01 0.08
0.04 0.08 0.05 0.07 0.04 0.02 0.08 0.00 0.05 0.08
0.06 0.07 0.03 0.06 0.04 0.04 0.10 0.01 0.02 0.10
0.05 0.05 0.02 0.04 0.08 0.05 0.10 0.03 0.02 0.11
0.13 0.07 0.02 0.06 0.05 0.06 0.10 0.04 0.02 0.10
Sumber : Laporan Keuangan yang sudah diolah
56
Dari tabel 4.5
diatas dapat diketahui kemampuan perusahaan
mengelola Net Profit Margin (NPM). Hasil analisis yang dilakukan penulis terhadap 10 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012 Net Profit Margin (NPM). Pada tahun 2008 Net Profit Margin (NPM) terbesar adalah 0,22 dan Net Profit Margin (NPM) terkecil adalah 0,00 serta rata-rata Net Profit Margin (NPM) pada tahun tersebut adalah 0,05. Pada tahun 2009 Net Profit Margin (NPM) terbesar adalah 0,08 dan Net Profit Margin (NPM) terkecil adalah 0,00 serta rata-rata Net Profit Margin (NPM) pada tahun tersebut adalah 0,051. Pada tahun 2010 Net Profit Margin (NPM) terbesar adalah 0,10 dan Net Profit Margin (NPM) terkecil adalah 0,02 serta rata-rata Net Profit Margin (NPM) pada tahun tersebut adalah 0,053. Pada tahun 2011 Net Profit Margin (NPM) terbesar adalah 0,11 dan Net Profit Margin (NPM) terkecil adalah 0,02 serta rata-rata Net Profit Margin (NPM) pada tahun tersebut adalah 0,055. Pada tahun 2012 Net Profit Margin (NPM) terbesar adalah 0,13 dan Net Profit Margin (NPM) terkecil adalah 0,02 serta rata-rata Net Profit Margin (NPM) pada tahun tersebut adalah 0,065.
57
4.
Return On Asset (ROA) Return on assets (ROA) adalah perbandingan antara keuntungan sebelum biaya bunga dan pajak (EBIT = Earning before interest and taxes) dengan seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang ada
didalamnya
untuk
menghasilkan
keuntungan,
dengan
menggunakan data yang ada pada neraca dan perhitungan laba rugi pada perusahaan tersebut. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Return On Asset =
x 100 % Tabel 4.6
Nilai Return On Asset (Dalam Persen) No
Kode Emiten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ULTJ MYR PSDN STTP CEKA KAEF TSPC INAF SKLT INDF
Tahun 2008 0.17 0.07 0.03 0.01 0.05 0.04 0.10 0.01 0.02 0.07
2009 0.04 0.01 0.03 0.15 0.09 0.04 0.11 0.00 0.07 0.07
2010 0.05 0.11 0.06 0.13 0.03 0.08 0.14 0.02 0.02 0.08
2011 0.05 0.07 0.06 0.09 0.12 0.10 0.14 0.03 0.03 0.09
2012 0.15 0.09 0.04 0.12 0.06 0.10 0.14 0.04 0.03 0.08
Sumber : Laporan Keuangan yang sudah diolah Dari tabel
4.6
diatas dapat diketahui kemampuan perusahaan
mengelola Return on assets (ROA). Hasil analisis yang dilakukan penulis terhadap 10 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012 Return on assets (ROA). Pada tahun
58
2008 Return on assets (ROA) terbesar 0,17 adalah dan Return on assets (ROA) terkecil adalah 0,01 serta rata-rata Return on assets (ROA) pada tahun tersebut adalah 0,057. Pada tahun 2009 Return on assets (ROA)
terbesar adalah 0,15 dan Return on assets (ROA)
terkecil adalah 0,00 serta rata-rata Return on assets (ROA) pada tahun tersebut adalah 0,061. Pada tahun 2010 Return on assets (ROA) terbesar adalah 0,14 dan Return on assets (ROA) terkecil adalah 0,02 serta rata-rata Return on assets (ROA) pada tahun tersebut adalah 0,072. Pada tahun 2011 Return on assets (ROA) terbesar adalah 0,14 dan Return on assets (ROA)
terkecil adalah 0,03 serta rata-rata
Return on assets (ROA) pada tahun tersebut adalah 0,078. Pada tahun 2012 Return on assets (ROA) terbesar adalah 0,15 dan Return on assets (ROA) terkecil adalah 0,03 serta rata-rata Return on assets (ROA) pada tahun tersebut adalah 0,085.
59
5.
Harga Saham Harga Saham yaitu refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan dividen), dan pengelolaan asset. Tabel 4.7 Harga Saham (LogN) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kode Emiten ULTJ MYR PSDN STTP CEKA KAEF TSPC INAF SKLT INDF
Tahun 2008 6.68 6.88 4.79 4.98 6.45 4.33 5.99 3.91 4.50 6.84
2009 6.33 8.41 5.00 5.39 7.13 4.84 6.59 4.42 5.01 8.17
2010 7.10 9.44 4.38 5.95 7.00 5.07 7.44 4.38 4.94 8.44
2011 6.98 9.56 5.74 6.54 6.86 5.83 7.84 5.09 4.94 8.43
2012 7.19 9.88 5.32 6.96 7.17 6.61 8.21 5.80 5.19 8.67
Sumber : Laporan Keuangan yang sudah diolah Untuk ukuran perusahaan biasanya di proxy dengan menghitung LogN total asset ataupun total sales. Dalam penelitian ini semua variabel independen (GPM, OPM, NPM dan ROA) menggunakan satuan persen serta kepemilikan institusi juga menggunakan satuan persen sedangkan size yang biasanya diukur melalui total asset atau sales yang satuannya bisa bisa mencapai triliunan rupiah maka secara ekonometrik
menjadi
bermasalah
(menyebabkan
error
dalam
pemaknaannya) sehingga untuk menghindari terjadi masalah (pada saat memasukkan data ke analisis tidak ada kesalahan pengukuran variabel) tersebut dilakukan normalisasi terhadap ukuran triliun tersebut menjadi LogN. Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui harga
60
saham suatu perusahaan. Hasil analisis yang dilakukan penulis terhadap 10 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012. Pada tahun 2008 harga saham terbesar adalah 6,88 (MYR) dan harga saham terkecil adalah 3,91 (INAF) serta rata-rata harga saham pada tahun tersebut adalah 5,535. Pada tahun 2009 harga saham terbesar adalah 8,41 (MYR) dan harga saham terkecil adalah 4,42 (INAF) serta rata-rata harga saham pada tahun tersebut adalah 6,129. Pada tahun 2010 harga saham terbesar adalah 9,44 (MYR) dan harga saham terkecil adalah 4,38 (PSDN dan INAF) serta rata-rata harga aaham pada tahun tersebut adalah 6,414. Pada tahun 2011 harga saham terbesar adalah 9,56 (MYR) dan harga saham terkecil adalah 4,94 (SKLT), serta rata-rata harga saham pada tahun tersebut adalah 6,781. Pada tahun 2012 harga saham terbesar adalah 9,88 (MYR) dan harga saham terkecil adalah 5,19 (SKLT) serta rata-rata harga saham pada tahun tersebut adalah 7,1.
61
C. Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas data dilakukan untuk menguji kenormalan distribusi data, dimana data yang normal akan memusat pada nilai rata-rata dan median. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar data terdistribusi secara normal dalam variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Data yang baik dalam suatu penelitian adalah data yang terdistribusi secara normal. Penelitian
ini
mengunakan
dua
cara
yaitu:
pertama
menggunakan pengujian dengan melihat probability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua akan digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov, apabila mengunakan ukuran ini maka harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang kita tetapkan sebelumnya apakah 10%, 5% atau 1% (Sudarmanto, 2005:108). Kriteria yang digunakan adalah signifikansi 5%. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.
62
Uji Normalitas
Gambar 4.1 Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 20 Pada gambar 4.1, terlihat bahwa sebaran data berada disekitar garis diagonal atau tidak terpencar jauh dari garis lurus. Hal ini berarti model regresi ini normal atau mendekati normal sehingga layak digunakan dalam penelitian.
63
Tabel 4.8 Tests of Normality One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
HARGA SAHAM
.106
50
.200*
.956
50
.063
GPM
.115
50
.098
.957
50
.069
OPM
.099
50
.200*
.981
50
.605
NPM
.119
50
.074
.893
50
.000
ROA
.113
50
.131
.958
50
.073
a.
Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance. Sumber : hasil diolah dengan SPSS 20
Dari tabel diatas, kelima variabel memiliki nilai sig yang lebih besar dari 0,05 yaitu harga saham adalah 0,200, gross profit margin (GPM) adalah 0,98, operating profitmargin (OPM) adalah 0,200, net profit margin (NPM) adalah 0,74 dan return on asset (ROA) adalah 0,131. Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel harga saham, Gross Profit Margin, Operating profit margin, Net profit margin, Return On asset berdistribusi normal. Angka Statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka distribusi data semakin normal. df = jumlah data.
64
b. Uji Multikolinearitas Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas didalam model regresi, salah satu caranya adalah, dengan melihat besarnya nilai tolerance dan VIF. Menurut Nugroho (2005:58) jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai toleransi tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Analisis dengan menggunakan SPSS 20 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.9 Coefficientsa
Model 1 (Constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error 4.426 .449
GPM 3.208 1.850 OPM 28.888 4.719 NPM 3.405 6.284 ROA 4.718 4.904 a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Standardized Coefficients Beta .173 .726 .092 .141
t 9.861
Sig. .000
1.734 6.122 .542 .962
.090 .000 .591 .341
Collinearity Statistics Tolerance VIF .801 .568 .280 .373
1.249 1.761 3.575 2.684
Dari hasil diatas dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF) masing-masing yaitu gross profit margin (GPM) adalah 1,249, operating profit margin (OPM) adalah 1,761, net profit margin (NPM) adalah 3,575 dan return on asset (ROA) adalah 2,684, keempatnya tidak memiliki nilai variance inflation factor (VIF) lebih dari 10 dan nilai tolerance keempat variabel tidak kurang dari 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa antar variabel independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas.
65
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain dengan model regresi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada penelitian ini dilihat dari Durbin-Watson (DWtest) dengan ketentuan sebagai berikut. Ho
:
Tidak terjadi autokorelasi
Ha
:
Terjadi autokorelasi
Masalah autokorelasi diuji melalui tabel Durbin Watson dengan menggunakan tabel batas bawah (dL) dan batas atas (dU) untuk mengetahui daerah auto korelasi dari nilai Durbin Watson, dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 4.10 Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate 1 .800a .640 .608 .94820 a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, OPM, NPM b. Dependent Variable: HARGA SAHAM Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 20
DurbinWatson 2.175
Dari data diatas didapatkan nilai DW dari model regresi yang digunakan adalah 2,175, sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi n = 50 dengan k = 4 diperoleh nilai dL sebesar 1.378 dan dU sebesar 1,721. Karena nilai DW (2,175) berada di daerah
66
dU (1,721) dan 4-dU (2,279), maka menerima Ho dan dapat disimpulkan dari model regresi yang digunakan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif pada data di dalam penelitian.
Gambar 4.2 Kurva Uji Autokorelasi
Inconlusive
Inconlusive
Tidak ada Korelasi
Korelasi (-)
Korelasi (+) dL 1,378
dU 1,721
dW 2,175
4-dU 2,279
4-dL 2,622
4
d. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi residual absolute sama atau tidak untuk semua pengamatan. Model regresi yang baik adalah model yang dikatakan homoskedastisitas dimana memiliki persamaan varians residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Metode yang digunakan untuk uji heteroskedastisitas yaitu dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi. Metode ini yaitu dengan cara melihat
67
grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID). Ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan yaitu: 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 20 Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di
68
bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi, sehingga model regresi layak dipergunakan di dalam penelitian.
2. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh semua variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Tabel 4.11 Koefisien determinasi
Model 1
R .800a
Model Summaryb Adjusted R Std. Error of the R Square Square Estimate Durbin-Watson .640 .608 .94820 2.175
a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, OPM, NPM b. Dependent Variable: HARGA SAHAM Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 20
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan dengan program SPSS diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar
0,608 atau 60,8%.
Koefisien ini menunjukkan bahwa 60,8% harga saham disebabkan oleh variabel gross profit margin, operating profit margin, net profit margin dan return on asset sedangkan sisanya 39,2% disebabkan oleh variabel lain di luar penelitian ini.
3. Uji Regresi Linier Berganda Uji regresi ini adalah untuk memprediksikan nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel dependen mengalami kenaikan atau 69
penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negative.
Tabel 4.12 Variables Entered/ Removed Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered ROA, GPM, OPM, NPM
Variables Removed
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: HARGA SAHAM Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 20
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa metode yang digunakan untuk mengolah regresi ini adalah metode enter karena dengan metode tersebut memberikan keterangan tentang variabel independen yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap variabel dependen dan tidak terdapat variabel yang dikeluarkan (removed) atau dengan kata lain keempat variabel bebas dimasukkan dalam perhitungan regresi linear berganda dengan metode enter.
70
Tabel 4.13 Coefficientsa
1
Model (Constant) GPM OPM NPM ROA
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 4.426 .449
t 9.861
Sig. .000
3.208 28.888 3.405 4.718
1.734 6.122 .542 .962
.090 .000 .591 .341
1.850 4.719 6.284 4.904
.173 .726 .092 .141
Collinearity Statistics Tolerance VIF .801 .568 .280 .373
1.249 1.761 3.575 2.684
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 20
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persamaan regresinya yaitu : Y=α+
+
+
+
+€
Y = 4,426 + 3,208X1 + 28,888X2 + € Keterangan : Y = Harga Saham α = Konstanta X1 = Gross Profit Margin X2 = Operating Profit Margin X3 = Net Profit Margin X4 = Return on Asset Persamaan regresi tersebut dapat diinterpresentasikan sebagai berikut : 1)
Konstanta sebesar 4,426 artinya jika Gross Profit Margin (X1), Operating Profit Margin (X2 ), Net Profit Margin (X3), Return on Asset (X4) nilainya adalah 0 maka prediksi Harga saham dimasa yang akan datang (Y) nilainya adalah 4,426.
71
2)
Koefisien regresi variabel Gross Profit Margin (X1) sebesar 3,208 artinya variabel independen lainnya tetap dan Gross Profit Margin (X1) mengalami kenaikan 1% maka prediksi harga saham dimasa yang akan datang (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 3,208. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara variabel independen dan variabel dependen, semakin naik Gross Profit Margin (X1) maka semakin naik prediksi Harga saham dimasa yang akan datang (Y) ataupun sebaliknya.
3)
Koefisien regresi variabel Operating Profit Margin (X2 ) sebesar 28,888 artinya variabel independen lainnya tetap dan Operating Profit Margin (X2 ) mengalami kenaikan 1% maka prediksi harga saham dimasa yang akan datang (Y) akan mengalami penurunan sebesar 28,888. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara variabel independen
dengan
variabel
dependen,
semakin
naik
Operating Profit Margin maka semakin naik harga saham dimasa yang akan datang (Y) ataupun sebaliknya.
Untuk koefisien variabel Net Profit Margin dan Return on Asset tidak perlu dimasukkan ke dalam persamaan regresi Y karena kedua variabel tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
72
Berdasarkan pengujian regresi linier berganda dengan metode enter maka dapat dilihat pada gambar di bawah pengaruh antara Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin dan Return On Asset terhadap harga saham, Model persamaan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.4 Model Persamaan Regresi Berganda
Gross Profit Margin (GPM) (X1) Operating Profit Margin (OPM) (X2)
3,208
€ 39,2
28,888
Harga Saham (Y) Net Profit Margin (NPM) (X3)
3,405
4,718
Return On Asset (ROA) (X4)
60,8
= Pengaruh antrara variabel Gross Profit Margin (
)
terhadap Y (harga saham) = Pengaruh antara variabel Operating Profit Margin (
)
terhadap Y (harga saham) = Pengaruh antara variabel Net Profit Margin (
) terhadap
Y (harga saham)
73
= Pengaruh antara variabel Return on Asset (
) terhadap Y
(harga saham) Adjusted €
= koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)
= standar error
4. Pengujian Hipotesis a. Uji Parsial (Uji t) Uji parsial (uji t) dilakukan untuk menggambarkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen (Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset) secara parsial atau sendiri-sendiri dalam menerangkan variabel dependen (Harga Saham).
Ho
= Gross Profit Margin tidak berpengaruh terhadap harga saham
Ha1 = Gross Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham Ho2 = Operating Profit Margin tidak berpengaruh terhadap harga saham Ha2 = Operating Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham Ho3 = Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap harga saham Ha3 = Net Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham Ho4 = Return On Asset tidak berpengaruh terhadap harga saham Ha4 = Return On Asset berpengaruh terhadap harga saham
74
Tabel 4.14 Uji Statistik t Coefficientsa
Model 1(Constant) GPM OPM NPM ROA
Unstandardized Coefficients B Std. Error 4.426 .449 3.208 28.888 3.405 4.718
1.850 4.719 6.284 4.904
Standardized Coefficients Beta
.173 .726 .092 .141
t 9.861
Sig. .000
1.734 6.122 .542 .962
.090 .000 .591 .341
Collinearity Statistics Tolerance VIF
.801 .568 .280 .373
1.249 1.761 3.575 2.684
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Hal yang perlu dilakukan dalam uji parsial (uji t) adalah : 1)
Menentukan tingkat signifikansi yaitu 0,05. Jika nilai signifikan penelitian > 0,05 maka Ho diterima, dan jika nilai signifikansi penelitian < 0,05 maka Ho ditolak.
2) Menentukan t hitung yaitu : t hitung untuk Gross Profit Margin (X1) = 1,734 ; t hitung untuk Operating Profit Margin (X2) = 6,122 ; t hitung untuk Net Profit Margin (X3) = ,542 ; t hitung untuk Return On Asset (X4) = ,962. 3) Menentukan t tabel. T el dis i usi dic i p d α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) : n-k-1 dimana n = jumlah data ; k = jumlah variabel independen. Jadi derajat kebebasan (df) = 50 – 4 - 1 = 45. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel adalah : 2,014.
75
4) Kriteria pengujian: Ho diterima jika – t tabel < t hitung < t tabel, dan Ho ditolak jika – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel. Tabel 4.14 diatas adalah tabel yang menerangkan koefisien regresi
yang
dihasilkan
dari
perhitungan
SPSS.
Dengan
memperhatikan tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Pengujian koefisien regresi variabel Gross Profit Margin (X1). Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t hitung (1,734)
< t tabel (2,014) atau dapat di lihat dari
probabilitas value adalah 0,090 lebih besar dari 0,05 (0,090 > 0,05 ), sehingga dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa secara parsial (sendiri-sendiri) ternyata Gross Profit Margin tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Dengan demikian Ho1 diterima dan Ha1 ditolak. 2) Pengujian koefisien regresi variabel Operating Profit Margin (X2). Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t hitung (6,122) > t tabel (2,014) atau dapat di lihat dari probabilitas value adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), sehingga dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa secara parsial (sendiri-sendiri) ternyata Operating Profit Margin mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Dengan demikian Ho2 ditolak dan Ha2 diterima.
76
3) Pengujian koefisien regresi variabel Net Profit Margin (X3). Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t hitung (0,542)
0,05), sehingga dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa secara parsial (sendiri-sendiri) ternyata Net Profit Margin tidak mempunyai
pengaruh
terhadap
harga
saham.
Dengan
demikian Ho3 diterima dan Ha3 ditolak. 4) Pengujian koefisien regresi variabel Return On Asset (X4). Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t hitung (0,962) > t tabel (2,014) atau dapat di lihat dari probabilitas value adalah 0,341 lebih besar dari 0,05 (0,341 > 0,05), sehingga dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa secara parsial (sendiri-sendiri) ternyata Return On Asset tidak mempunyai
pengaruh
terhadap
harga
saham.
Dengan
demikian Ho4 diterima dan Ha4 ditolak.
b. Uji Simultan (uji f) Uji Simultan (uji f) dilakukan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel independen (Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset) mampu menjelaskan keragaman atau tingkah laku dari variabel dependen.
77
Hipotesis : Ho5 = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Gross Profit Margin, Operating
Profit Margin, Net Profit Margin,
Return On Asset terhadap harga saham. Ha5 = Ada pengaruh yang signifikan antara Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset terhadap harga saham. Kriteria hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut : Jika signifikan penelitian < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika signifikan penelitian > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima Atau dengan cara melihat f hitung dengan f tabel : Jika f hitung > f tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika f hitung < f tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima Tabel 4.15 Uji Simultan (uji f) ANOVAb Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares 71.986 40.459 112.445
df
Mean Square 4 17.997 45 .899 49
F 20.016
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, OPM, NPM b. Dependent Variable: HARGA SAHAM Sumber Hasil diolah dengan SPSS 20
Dari uji ANOVA atau uji f test tersebut, f hitung sebesar 20,016 sedangkan dengan tingkat signifikan 5% di peroleh f tabel sebesar F tabel di hitung dari df1 = 5-1 = 4 dan df2 = 50-4-1 = 45
78
diperoleh f tabel 2,579. Maka dalam hal ini f hitung 20,016 > f tabel 2,579, atau dapat juga dilihat pada nilai probabilitas yaitu 0,000 (0,000 < 0,05) maka Ho di tolak dan Ha di terima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset secara simultan (bersama-sama) terhadap harga saham.
Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh antara Gross Profit Margin, Operating
Profit Margin, Net Profit Margin dan
Return On Asset terhadap harga saham di atas maka ada beberapa hal yang dapat di jelaskan dalam penelitian ini dengan pembahasan variabel X terhadap variabel Y secara parsial sebagai berikut : a. Pengaruh Gross Profit Margin terhadap Harga Saham Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t hitung (1.734) < t tabel (2,014) atau dapat di lihat dari probabilitas value adalah 0,090 lebih besar dari 0,05 (0,090 > 0,05 ), sehingga dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa secara parsial (sendirisendiri) ternyata Gross Profit Margin tidak mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah di lakukan pada hipotesis pertama ternyata Ho1 diterima dan Ha1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Gross Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan mempunyai hubungan yang positif. Ratio gross profit margin
79
mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan, atau bila ratio ini dikurangkan terhadap angka 100% maka akan menunjukan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya operasi dan laba bersih. Data gross profit margin ratio dari beberapa periode akan dapat memberikan informasi tentang kecenderungan gross profit margin ratio yang diperoleh dan bila dibandingkan standar ratio akan diketahui apakah margin yang diperoleh perusahaan sudah tinggi atau sebaliknya (Munawir, 2008:99). Dalam penelitian ini Gross Profit Margin tidak berpengaruh dominan terhadap harga saham, hal ini bisa disebabkan pengeluaran biaya-biaya yang dilakukan perusahaan kurang efisien sehingga mengurangi laba yang diperoleh oleh perusahaan. Selain itu kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba yang tinggi maka akan diikuti pula dengan peningkatan harga saham yang dimiliki, dengan kata lain profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi harga saham. Namun tidak hanya faktor dalam menghasilkan suatu laba saja yang dapat mempengaruhi harga saham tetapi juga faktor penjualan dan biaya. Penambahan laba bersih belum tentu diikuti dengan penambahan penjualan, selain itu hasil penjualan yang diterima tidak sepadan dengan biaya yang digunakan dalam memproses pembuatan suatu barang yang tinggi, sehingga mengakibatkan
80
suatu perusahaan tidak dapat menutupi biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dan dapat menimbulkan hutang pada perusahaan.
b. Pengaruh Operating Profit Margin terhadap Harga Saham Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t hitung (6,122) > t tabel (2,014) atau dapat dilihat dari probabilitas value adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), sehingga dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa secara parsial (sendiri-sendiri) ternyata Operating Profit Margin mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Dengan demikian Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Karena Operating Profit Margin adalah perbandingan laba operasi terhadap penjualan, maka dapat diasumsikan jika Operating Profit Margin tinggi maka harga sahampun akan ikut naik. Rasio ini menggambarkan apa yang i s ny dise u “pure profit” y ng di e im
s se i p upi h d i
penjualan yang dilakukan. Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial serupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Seperti halnya gross profit margin, maka semakin tinggi ratio operating profit margin akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan
81
(Syamsudin, 2009:59). Hal ini dapat diartikan bahwa variabel Operating
Profit
Margin
mampu
berdiri
sendiri
untuk
mempengaruhi harga saham. Jika Operating Profit Margin tinggi maka harga saham pun akan ikut naik. Kenaikan harga saham dikarenakan oleh naiknya permintaan terhadap saham perusahaan oleh para investor. Secara parsial variabel bebas Operating Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham. Maka para investor sangat tertarik membeli saham perusahaan karena dilihat dari jumlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak.
c. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t hitung (0,542) > t tabel (2,014) atau dapat di lihat dari probabilitas value adalah 0,591 lebih besar dari 0,05 (0,591 > 0,05), sehingga dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa secara parsial (sendiri-sendiri) ternyata Net Profit Margin tidak mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Dengan demikian Ho3 diterima dan Ha3 ditolak. Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Semakin besar Net Profit
82
Margin semakin baik karena dianggap perusahaan mampu dalam mendapatkan laba yang cukup tinggi. Dengan besarnya Net Profit Margin, kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya. Kelemahan dari Net Profit Margin itu sendiri adalah karena rasio ini tidak memperhitungkan penjualan serta tidak menggambarkan keuntungan bersih untuk setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya non operasional. Situasi di pasar saham cenderung tidak mencerminkan teori yang sudah ada. Pada kenyataannya walaupun suatu perusahaan memiliki Net Profit Margin yang baik namun belum cukup untuk memenuhi kriteria keinginan investor yang mempengaruhi daya tarik dan daya jual saham tersebut. Keinginan investor dan tingkat ukur analisis yang berbeda-beda mengakibatkan kurang diperhatikannya Net Profit Margin dalam pengambilan keputusan untuk membeli sebuah saham. Sehingga naik atau turunnya harga saham belum tepat jika sangat dipengaruhi Net Profit Margin. Secara parsial variabel bebas Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Oleh karena itu Net Profit Margin kurang layak menjadi salah satu faktor pertimbangan investor dalam memprediksi harga saham.
83
d. Pengaruh Return On Asset terhadap Harga Saham Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t hitung (0,962) > t tabel (2,014) atau dapat di lihat dari probabilitas value adalah 0,341 lebih besar dari 0,05 (0,341 > 0,05), sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara parsial (sendirisendiri) ternyata Return On Asset tidak mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Dengan demikian Ho4 diterima dan Ha4 ditolak. Return On Asset disini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Dalam penelitian ini Return On Asset (ROA) disimpulkan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, ini berarti perusahaan lebih banyak memiliki total aktiva dibandingkan dengan laba bersih. Return On Asset (ROA) hanya jadi tolak ukur kinerja dari sebuah perusahaan, bukan dijadikan patokan untuk investor dalam menanamkan modalnya. Return On Asset (ROA) akan menarik investor jika asset perusahaan dikelola dengan baik oleh manajemen. Dalam penelitian perusahaan
ini
para dalam
investor
tidak
menghasilkan
mengukur
kemampuan
keuntungan
dengan
memanfaatkan tingkat pendapatan, aset maupun modal saham tertentu saja. Tetapi para investor juga mempertimbangkan hal-hal
84
lain seperti keuntungan yang akan diperoleh untuk setiap lembar saham yang dimilikinya, besar hutang dan kemampuan modal sendiri
perusahaan
tersebut
untuk
memenuhi
seluruh
kewajibannya. Sehingga Return On Asset (ROA) tidak akan mempengaruhi harga saham suatu perusahaan karena pada dasarnya yang mempengaruhi harga saham di pasar modal hanya faktor permintaan dan penawaran saja.
e. Interpretasi Hasil Penelitian Secara Simultan Secara Simultan atau bersama-sama dapat dijelaskan pengaruh antara variabel independen yaitu Gross Profit Margin (GPM), Operating (NPM)
Profit Margin (OPM), Net Profit Margin
dan Return On Asset (ROA)
terhadap harga saham.
Berdasarkan uji ANOVA atau uji f test tersebut, f hitung sebesar 20,016 sedangkan dengan tingkat signifikan 5% di peroleh f tabel sebesar F tabel di hitung dari df1 = 5-1 = 4 dan df2 = 50-4-1 = 45 diperoleh f tabel 2,579. Maka dalam hal ini f hitung 20,016 > f tabel 2,579, atau dapat juga dilihat pada nilai probabilitas yaitu 0,000 (0,000 < 0,05) maka Ho di tolak dan Ha di terima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset secara simultan (bersama-sama) terhadap harga saham. Sehingga dapat dikatakan bahwa antara Gross Profit Margin (GPM), Operating
Profit
85
Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM) dan Return On Asset (ROA) berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap harga saham. Pada tabel model summary angka Adjusted R square sebesar
0,608 atau 60,8%. Koefisien ini menunjukkan bahwa
60,8% harga saham disebabkan oleh variabel gross profit margin, operating profit margin, net profit margin dan return on asset sedangkan sisanya 39,2% disebabkan oleh variabel lain di luar penelitian ini.
86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM) dan Return On Asset (ROA) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur sektor industri konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, baik secara simultan (bersamasama) maupun secara parsial (sendiri-sendiri). Penelitian ini menggunakan alat penguji ananalisis linear berganda, setelah dilakukan penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara gross profit margin terhadap harga saham secara parsial (sendiri-sendiri). 2. Ada pengaruh yang signifikan antara operating profit margin terhadap harga saham secara parsial (sendiri-sendiri). 3. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara net profit margin terhadap harga saham secara parsial (sendiri-sendiri). 4. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara return on asset terhadap harga saham secara parsial (sendiri-sendiri).
87
5. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, return on asset terhadap harga saham secara simultan (bersama-sama).
B. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak memiliki keterbatasan. Beberapa keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian ini diantaranya: 1. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terlalu banyak yaitu berjumlah 10 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2012 yang memenuhi syarat yang digunakan oleh peneliti didalam penelitian ini. 2. Periode pengamatan merupakan periode yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, dalam hal ini adalah kondisi Negara yang tidak stabil seperti ekonomi makro, kondisi politik, kebijakan pemerintah, tingkat inflasi dan lainnya. 3. Hanya menggunakan empat variable independen yaitu gross profit margin (GPM), operating profit margin (OPM), net profit margin (NPM) dan return on asset (ROA) yang mempengaruhi pergerakan saham perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan komponennya.
88
C. Saran 1. Saran untuk penelitian selanjutnya: a. Kepada
peneliti
selanjutnya
masih
memungkinkan
untuk
menambah variabel-variabel yang lainnya dan untuk menambah data untuk tahun dan sektor-sektor perusahaan industri lainnya agar hasilnya lebih baik dan untuk kesempurnaan penelitian-penelitian berikutnya. b. Memperbanyak bahan baik berupa buku-buku maupun jurnal yang dapat memperluas wawasan dalam membuat penelitian.
2. Saran untuk kebijakan manajerial a. Untuk perusahaan industri
barang
hendaknya perusahaan manufaktur sektor konsumsi
dan
komponennya
dapat
lebih
memperhatikan pergerakan atau perubahan operating profit margin (OPM) karena variable tersebut dapat mempengaruhi naik atau turunnya harga saham perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi. Sedangkan variabel lain seperti gross profit margin (GPM), net profit margin (NPM) dan return on asset (ROA) meskipun tidak mempunyai pengaruh yang signifikan tetap harus menjadi perhatian bagi perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi untuk di masa yang akan datang. b. Pihak manajemen lebih banyak mengadakan pelatihan dan pengarahan kepada karyawan atau pekerja mengenai kinerja.
89
3. Saran untuk investor tentunya dengan hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan atau pedoman dalam menganalisa laporan keuangan dengan menggunakan
operating profit margin
(OPM) untuk
mengetahui pergerakan atau perubahan harga saham untuk perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi.
90
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul dan Hanafi, 2003, Analisa Laporan Keuangan, Uppamp YKPN, Yogyakarta.
Sugiyono, Arihf dan Edy Untung, 2009, Panduan Praktis Dasar Analisis Laporan Keuangan, Grasindo, Jakarta.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Huston, 2010, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku terjemahan Ali Akbar Yulianto, Salemba Empat, Jakarata.
Astuti, Dewi, 2004, Manajemen Keuangan Perusahaan, Ghalia Indonesia, Jakarta. Siamat, Dahlan, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan, LPFEUI, Jakarta.
Hanafi, Mahmud M. dan Abdul Halim, 2009, Analisis Laporan Keuangan, Edisi ke-4 Cetakan I, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPI, Yogyakarta.
Irham, Fahmi, S.E, M.Si, 2011, Analisis Laporan Keuangan, Alfabeta, Bandung.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009, Standar Akluntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.
Salim, Joko, 2010, Cara Gampang Bermain Saham, Visimedia, Jakarta.
Kasmir, SE., M.M, 2010, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Tiga, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Martono dan Agus Harjito, 2007, Manajemen Keuangan, Ekonisia, Yogyakarta.
93
Martalena dan Maya Malinda, 2011, Pengantar Pasar Modal. Andi, Yogyakarta.
Munawir, 2008, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta.
Prityanto, Duwi, 2013, Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20, CV Andi Offset, Yogyakarta.
Selamet, Riyadi, 200,. Banking Asset and Liability Management. Edisi 3, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Rusdin, 2008, Pasar Modal: Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik. Alfabeta, Bandung.
Sekaran, Uma, 2011, Reaserch Methods For Business, Salermba Empat, Jakatra.
Samsul, Mohamad, 2006, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Erlangga, Surabaya.
Simatupang, Mangsa, 2010, Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksa Dana, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Syafri Harahap, Sofyan, 2010, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sudana, I made, 2011, Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik, Erlangga, Surabaya.
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung.
93
Syamsuddin, lukman, 2009, Manajemen Keuanagan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan, Edisi Baru, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Prihadi, Toto, 2010, Analisis Laporan Keuangan, Teori dan Aplikasi, PPMI, Jakarta.
Website : www.idx.co.id www.finance.yahoo.com www.kajinpustaka.com @JendelaDuniaPysikologi
93
Lampiran 1
RANGKUMAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI PERIODE TAHUN 2008 S/D 2012 DALAM PERSEN No
Kode Gross Profit Margin (Dalam Persen) Emiten 2008 2009 2010 2011 1 ULTJ 0.19 0.26 0.31 0.30 2 MYR 0.19 0.24 0.24 0.18 3 PSDN 0.15 0.15 0.11 0.10 4 STTP 0.15 0.16 0.17 0.17 5 CEKA 0.11 0.12 0.12 0.16 6 KAEF 0.27 0.28 0.28 0.30 7 TSPC 0.39 0.37 0.37 0.38 8 INAF 0.23 0.28 0.30 0.33 9 SKLT 0.18 0.19 0.20 0.21 10 INDF 0.28 0.28 0.33 0.28 Sumber : Laporan keuangan yang sudah diolah
Kode Operating Profit Margin (Dalam Persen) Emiten 2008 2009 2010 2011 1 ULTJ 0.05 0.10 0.10 0.09 2 MYR 0.09 0,11 0.11 0.08 3 PSDN 0.09 0.05 0.05 0.04 4 STTP 0.05 0.06 0.06 0.06 5 CEKA 0.04 0.08 0.08 0.12 6 KAEF 0.00 0.04 0.05 0.07 7 TSPC 0.10 0.10 0.11 0.11 8 INAF 0.04 0.04 0.05 0.08 9 SKLT 0.02 0.01 0.02 0.03 10 INDF 0.12 0.12 0.16 0.15 Sumber : Laporan keuangan yang sudah diolah
2012 0.32 0.22 0.12 0.19 0.15 0.31 0.38 0.32 0.23 0.27
No
2012 0.15 0.11 0.05 0.07 0.08 0.08 0.11 0.07 0.03 0.14
Lampiran 1
RANGKUMAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI PERIODE TAHUN 2008 S/D 2012 DALAM PERSEN
No
Kode Net Profit Margin (Dalam Persen) Emiten 2008 2009 2010 2011 1 ULTJ 0.22 0.04 0.06 0.05 2 MYR 0.05 0.08 0.07 0.05 3 PSDN 0.01 0.05 0.03 0.02 4 STTP 0.01 0.07 0.06 0.04 5 CEKA 0.01 0.04 0.04 0.08 6 KAEF 0.02 0.02 0.04 0.05 7 TSPC 0.09 0.08 0.10 0.10 8 INAF 0.00 0.00 0.01 0.03 9 SKLT 0.01 0.05 0.02 0.02 10 INDF 0.08 0.08 0.10 0.11 Sumber : Laporan keuangan yang sudah diolah
Kode Return On Asset (Dalam Persen) Emiten 2008 2009 2010 2011 1 ULTJ 0.17 0.04 0.05 0.05 2 MYR 0.07 0.01 0.11 0.07 3 PSDN 0.03 0.03 0.06 0.06 4 STTP 0.01 0.15 0.13 0.09 5 CEKA 0.05 0.09 0.03 0.12 6 KAEF 0.04 0.04 0.08 0.10 7 TSPC 0.10 0.11 0.14 0.14 8 INAF 0.01 0.00 0.02 0.03 9 SKLT 0.02 0.07 0.02 0.03 10 INDF 0.07 0.07 0.08 0.09 Sumber : Laporan keuangan yang sudah diolah
2012 0.13 0.07 0.02 0.06 0.05 0.06 0.10 0.04 0.02 0.10
No
2012 0.15 0.09 0.04 0.12 0.06 0.10 0.14 0.04 0.03 0.08
Lampiran 1
RANGKUMAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI PERIODE TAHUN 2008 S/D 2012 DALAM PERSEN
No
Kode Harga Saham (LogN) Emiten 2008 2009 2010 2011 1 ULTJ 6.68 6.33 7.10 6.98 2 MYR 6.88 8.41 9.44 9.56 3 PSDN 4.79 5.00 4.38 5.74 4 STTP 4.98 5.39 5.95 6.54 5 CEKA 6.45 7.13 7.00 6.86 6 KAEF 4.33 4.84 5.07 5.83 7 TSPC 5.99 6.59 7.44 7.84 8 INAF 3.91 4.42 4.38 5.09 9 SKLT 4.50 5.01 4.94 4.94 10 INDF 6.84 8.17 8.44 8.43 Sumber : Laporan keuangan yang sudah diolah
Kode Harga Saham (Dalam Rupiah) Emiten 2008 2009 2010 2011 1 ULTJ 800.00 560.00 1,210.00 1,080.00 2 MYR 977.00 4,500.00 12,542.00 14,250.00 3 PSDN 120.00 148.00 80.00 310.00 4 STTP 145.00 220.00 385.00 690.00 5 CEKA 630.00 1,250.00 1,100.00 950.00 6 KAEF 76.00 127.00 159.00 340.00 7 TSPC 400.00 730.00 1,710.00 2,550.00 8 INAF 50.00 83.00 80.00 163.00 9 SKLT 90.00 150.00 140.00 140.00 10 INDF 930.00 3,550.00 4,650.00 4,600.00 Sumber : www.finance.yahoo.com
2012 7.19 9.88 5.32 6.96 7.17 6.61 8.21 5.80 5.19 8.67
No
2012 1,330.00 19,600.00 205.00 1,050.00 1,300.00 740.00 3,675.00 330.00 180.00 5,850.00
Lampiran 2 Tabel distributif t (T tabel)
Lampiran 3 Tabel distributif F (F tabel) Taraf Signifikansi 5%
Lampiran 4:
Tabel DW (Durbin Watson) Signifikansi 0.05 atau 5%
k=1
k=2
n 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 45
dL 0.610 0.700 0.763 0.824 0.879 0.927 0.971 1.010 1.045 1.077 1.106 1.133 1.158 1.180 1.201 1.221 1.239 1.257 1.273 1.288 1.302 1.316 1.328 1.341 1.352 1.363 1.373 1.383 1.393 1.402 1.411 1.416 1.427 1.435 1.442 1.475
dU 1.400 1.356 1.332 1.320 1.320 1.324 1.331 1.340 1.350 1.361 1.371 1.381 1.391 1.401 1.411 1.420 1.429 1.437 1.446 1.454 1.461 1.469 1.476 1.483 1.489 1.496 1.502 1.508 1.514 1.519 1.525 1.530 1.535 1.540 1.544 1.566
dL 0.467 0.559 0.629 0.697 0.658 0.812 0.861 0.905 0.946 0.982 1.015 1.046 1.074 1.100 1.125 1.147 1.168 1.188 1.206 1.224 1.240 1.255 1.270 1.284 1.297 1.309 1.321 1.333 1.343 1.354 1.364 1.373 1.382 1.391 1.430
dU 1.896 1.777 1.699 1.641 1.604 1.579 1.562 1.551 1.543 1.539 1.536 1.535 1.536 1.537 1.538 1.541 1.543 1.546 1.550 1.553 1.556 1.560 1.563 1.567 1.570 1.574 1.577 1.580 1.584 1.587 1.590 1.594 1.597 1.600 1.615
k=3 dL dU 0.368 2.287 0.455 2.128 0.525 2.016 0.595 1.928 0.658 1.864 0.715 1.816 0.767 1.779 0.814 1.750 0.857 1.728 0.897 1.710 0.933 1.696 0.967 1.685 0.998 1.676 1.026 1.669 1.053 1.664 1.078 1.660 1.101 1.656 1.123 1.654 1.143 1.652 1.162 1.651 1.181 1.650 1.198 1.650 1.214 1.650 1.229 1.650 1.244 1.650 1.258 1.651 1.271 1.652 1.283 1.653 1.295 1.654 1.307 1.655 1.318 1.656 1.328 1.658 1.338 1.659 1.383 1.666
k=4 dL dU 0.296 2.588 0.376 2.414 0.444 2.283 0.512 2.177 0.574 2.094 0.632 2.030 0.685 1.977 0.734 1.935 0.779 1.900 0.820 1.872 0.859 1.848 0.894 1.828 0.927 1.812 0.958 1.797 0.986 1.785 1.013 1.775 1.038 1.767 1.062 1.759 1.084 1.753 1.104 1.747 1.124 1.743 1.143 1.739 1.160 1.735 1.177 1.732 1.193 1.730 1.208 1.728 1.222 1.726 1.236 1.724 1.249 1.723 1.261 1.722 1.273 1.722 1.285 1.721 1.336 1.720
k=5 dL dU 0.243 2.822 0.316 2.645 0.379 2.506 0.445 2.390 0.505 2.296 0.562 2.220 0.615 2.157 0.664 2.104 0.710 2.060 0.752 2.023 0.792 1.991 0.829 1.964 0.863 1.940 0.895 1.920 0.925 1.902 0.953 1.886 0.979 1.873 1.004 1.861 1.028 1.850 1.050 1.841 1.071 1.833 1.090 1.825 1.109 1.819 1.127 1.813 1.144 1.808 1.160 1.803 1.175 1.799 1.190 1.795 1.204 1.792 1.218 1.789 1.230 1.786 1.287 1.776
50
1.503
1.585
1.462
1.628
1.421 1.674 1.378 1.721 1.335 1.771
55 60
1.528 1.549
1.601 1.616
1.490 1.514
1.641 1.652
1.452 1.681 1.414 1.724 1.374 1.768 1.480 1.689 1.444 1.727 1.408 1.767
Sumber: Duwi Priyatno (2008)
Lampiran 5 HASIL-HASIL UJI SPSS
Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 20
Lampiran 5
Model 1 (Const ant) GPM
Coefficientsa Standardiz ed Unstandardized Coefficient Coefficients s Std. B Error Beta 4.426 .449
t Sig. 9.861 .000
3.208
1.850
.173
1.734
.090
OPM
28.888
4.719
.726
6.122
.000
NPM
3.405
6.284
.092
.542
.591
ROA
4.718
4.904
.141
.962
.341
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 .800 .640 .608 .94820 a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, OPM, NPM b. Dependent Variable: HARGA SAHAM Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 19
DurbinWatson 2.175
Collinearity Statistics Toleranc e VIF
.801 1.24 9 .568 1.76 1 .280 3.57 5 .373 2.68 4
Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 20 Correlations HARGA SAHAM GPM HARGA Pearson Correlation 1 .208 SAHAM Sig. (2-tailed) .146 N 50 50 GPM Pearson Correlation .208 1 Sig. (2-tailed) .146 N 50 50 ** OPM Pearson Correlation .767 .425** Sig. (2-tailed) .000 .002 N 50 50 ** NPM Pearson Correlation .583 .367** Sig. (2-tailed) .000 .009 N 50 50 ROA Pearson Correlation .466** .280* Sig. (2-tailed) .001 .049 N 50 50 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
OPM .767** .000 50 .425** .002 50 1 50 .612** .000 50 .415** .003 50
NPM .583** .000 50 .367** .009 50 .612** .000 50 1 50 .787** .000 50
ROA .466** .001 50 .280* .049 50 .415** .003 50 .787** .000 50 1 50
HARGA SAHAM GPM
OPM
NPM
ROA
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Correlations HARGA SAHAM GPM 1 .208 .146 50 50 .208 1 .146 50 50 .767** .425** .000 .002 50 50 .583** .367** .000 .009 50 50 ** .466 .280* .001 .049 50 50
OPM .767** .000 50 .425** .002 50 1 50 .612** .000 50 .415** .003 50
‘Model Summaryb M o d e Adjusted R Std. Error of l R R Square Square the Estimate a 1 .800 .640 .608 .94820 a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, OPM, NPM b. Dependent Variable: HARGA SAHAM Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 19
DurbinWatson 2.175
NPM .583** .000 50 .367** .009 50 .612** .000 50 1 50 .787** .000 50
ROA .466** .001 50 .280* .049 50 .415** .003 50 .787** .000 50 1 50
Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Variables Removed Method ROA, GPM, OPM, . Enter NPM a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: HARGA SAHAM Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 19
Unstandardized Coefficients
Coefficientsa Standardize d Coefficient s
Model B Std. Error Beta 1 (Constan 4.426 .449 t) GPM 3.208 1.850 .173 OPM 28.888 4.719 .726 NPM 3.405 6.284 .092 ROA 4.718 4.904 .141 a. Dependent Variable: HARGA SAHAM Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 19
t 9.861
Sig. .000
1.734 6.122 .542 .962
.090 .000 .591 .341
Collinearity Statistics Toleranc e VIF
.801 .568 .280 .373
1.249 1.761 3.575 2.684
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1(Constant ) GPM OPM NPM ROA
B Std. Error 4.426 .449 3.208 28.888 3.405 4.718
1.850 4.719 6.284 4.904
Standardize d Coefficients Beta
.173 .726 .092 .141
t 9.861
Sig. .000
1.734 6.122 .542 .962
.090 .000 .591 .341
Collinearity Statistics Toleranc e VIF
.801 .568 .280 .373
1.249 1.761 3.575 2.684
Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficients
Model B Std. Error Beta 1(Constant 4.426 .449 ) GPM 3.208 1.850 .173 OPM 28.888 4.719 .726 NPM 3.405 6.284 .092 ROA 4.718 4.904 .141 a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Collinearity Statistics Toleranc e VIF
t 9.861
Sig. .000
1.734 6.122 .542 .962
.090 .000 .591 .341
.801 .568 .280 .373
F 20.016
Sig. .000a
ANOVAb Sum of Mean Model Squares df Square 1 Regression 71.986 4 17.997 Residual 40.459 45 .899 Total 112.445 49 a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, OPM, NPM b. Dependent Variable: HARGA SAHAM Sumber Hasil diolah dengan SPSS 19.0
1.249 1.761 3.575 2.684