Pengaruh Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Abstract
This study aimed to get a valid answer (right) and reliable (trustworthy) and provide empirical evidence on Influence Return On Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER) and Net Profit Margin (NPM) on stock prices of companies property and real estate in Indonesia Stock Exchange in 2014-2015, partial and simultaneous. The research strategy used is the strategy of associative research. Model hypothesis testing using multiple linear regression analysis (Multiple Regression Analysis). The data in this research is secondary data. Secondary data in this research is data audited financial statements and stock price sub-sector property & real estate in 2014-2015. The population in this study are all companies subsector property & real estate in 2015 as many as 49 companies. while samples in this study were 30 companies sub-sector property & real estate listing on the Indonesian Stock Exchange in 2014-2015. The study concluded: 1) Return on Assets have a significant positive influence on stock price on the Property and Real Estate Company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2015, 2) Price Earning Ratio has a positive and significant effect on stock prices at Property and Real Estate companies listed in Indonesia stock Exchange in 2014-2015, 3) Net Profit Margin (NPM) has a positive effect but not significant to the company's stock price on the Property and Real Estate listed on the Indonesia stock Exchange in 2014-2015 and 4) Return on Assets (ROA), Price Earning Ratio (PER) and Net Profit Margin (NPM) simultaneously significant effect on stock price of the Company's Property and Real Estate listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2015.
Keyword :
Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Net Profit Margin (NPM), Stock Price
1.PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penelitian Perusahaan Real Estate merupakan salah satu dari pelaku bisnis di Bursa
Efek Indonesia yang bergerak di bidang property dan memiliki peranan penting dalam Pembangunan Indonesia. Penurunan suku bunga, populasi meningkat dan ledakan jumlah bangunan mengubah Indonesia menjadi tempat favorit di dunia untuk melakukan investasi saham di bidang properti. Perdagangan saham pada sektor property dan real estate di Bursa Efek Indonesia semakin diminati oleh para investor dikarenakan return saham yang dihasikan terus meningkat. Investasi properti merupakan investasi jangka panjang karena berbentuk fixed asset dan harga properti semakin meningkat sepanjang tahun. Properti semakin marak diperdagangkan baik dalam bentuk asset (harta tidak bergerak) maupun berbentuk saham yang diperdagangkan di pasar modal. Namun, kenaikan harga properti menjadi tidak terkendali dan pertumbuhannya sangat sensitif terhadap kondisi perekonomian. Dampak global economic crisis tahun 2008 menjadi goncangan untuk ekonomi global yang melanda hampir diseluruh Negara di dunia tak terkecuali perekonomian Indonesia dan berpengaruh negatif terhadap iklim investasi pasar modal. Banyak masyarakat yang menginvestasikan modalnya di industri properti dikarenakan harga tanah yang cenderung naik. Penyebabnya adalah supply tanah bersifat tetap sedangkan demand akan selalu besar seiring pertambahan penduduk. Tranghanda (2015) mengemukakan bahwa pasar properti di 2016 diprediksi akan mencari titik keseimbangan baru setelah mencapai titik penurunan terendah sepanjang tahun 2015. Ini titik terendah, tapi trendnya ke depan akan naik. Pasar properti segera takeoff. Mungkin di awal tahun belum keliatan, namun di pertengahan 2016 pergerakan pasar mulai terlihat.Pada tahun 2015 ada beberapa faktor penghambat pasar properti. Diantaranya, adalah isu perpajakan yang membuat banyak pembeli di segmen menengah atas menunda pembelian. 1
Kemudian aturan LTV juga turut menganggu konsumen dan pengembang, belum adanya relaksasi kebijakan di sektor properti, dan adanya beberapa daerah yang sudah mengalami koreksi harga sangat tinggi sehingga butuh waktu untuk mencapai fase baru siklus properti. . Pola perilaku perdagangan saham di pasar modal dapat memberi kontribusi bagi pola perilaku harga saham di pasar modal tersebut. Pola perilaku harga saham akan menentukan pola return yang diterima dari saham tersebut (Budi dan Nurhatmini, 2003 dalam Yulianto dan Suratno, 2015:154. Menurut Pandji dan Piji (2003:58) dalam Situmorang et al (2015:4) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 yaitu harga nominal, harga saham perdana, dan harga pasar. Faktor-faktor yang memperngaruhi harga saham adalah proyeksi laba per lembar saham saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi hutang perusahaan pada equitas, serta kebijakan pembagian deviden. Return On Asset (ROA) menurut Kasmir (2012:201) adalah rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yangdigunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Menurut I Made Sudana (2011:22) mengemukakan bahwa “Return On Assets (ROA) menunjukan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak”. Lebih lanjut, menurut Munawir (2007:91), Return On Asset (ROA) selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya Return On Asset (ROA) dapat digunakan sebagian dasar untuk pengembalian keputusan kalau perusahaan akan mengadakan ekspansi. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha”.
Net Profit Margin juga merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang mengukur seberapa jauh perusahaan mendapatkan laba dari kegiatan operasionalnya. Net Profit Margin adalah salah satu faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar modal. Net Profit Margin juga berfungsi untuk mengetahui laba perusahaan dari setiap penjualan atau pendapatan perusahaan, dan laba perusahaan mempengaruhi fluktuasi harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa ketika laba meningkat maka harga saham cenderung naik, sedangkan ketika laba menurun maka harga saham ikut juga menurun”. Perkembangan besarnya variable ROA, PER, dan NPM terhadap harga saham pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2013-2014 tampak pada table di bawah ini : Tabel 1.1 Data Variabel Harga Saham,ROA,PER, dan NPM Pada Perusahaan Property dan Real Estate tahun 2013-2014 No
Harga Saham
ROA
2013
2014
2013
PER
NPM
Nama Perusahaan 2014
2013
2014
2013
2014
1
APLN (Agung Podomoro Land Tbk)
215
335
4.73% 4.15%
5.18
10.17
18.98%
18.58%
2
MDLN (Modern Realty Tbk)
390
520
25.41% 6.81%
1.99
9.09
132.96%
25.04%
3
SMRA (Summarecon Agung Tbk)
780
1.520
8.02% 9.02%
10.21
18.61
26.77%
26.01%
4
ASRI (Alam Sutera Reality Tbk)
430
560
6.17% 6.95% 9.64% 10.08% 24.15%
32.41%
5
LPCK (Lippo Cikarang Tbk)
4.875
10.400 15.32% 19.59%
5.74
7.98
44.48
47.10
Sumber : IDX 2015
Dari Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa telah terjadi perubahan pada harga saham dari tahun 2013 – 2014 pada perusahaan-perusahaan tersebut. Fluktuasi harga saham tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga perlu diketahui atau diteliti lanjut faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, terdapat suatu kesenjangan (gap), yaitu fenomena (gap) dan research(gap) antara teori yang selama ini dianggap benar dan pengaruh antara ReturnOn Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Net Profit Margin terhadap harga saham industri property dan real estate. Sehingga membutuhkan penelitian lanjutan mengenai
masalah tersebut. Puspita (2008), pengaruh Price Earning Ratio (PER), terhadap harga pasar saham setelah penawaran perdana di BEI. Hasil analisis ini menujukan bahwa hanya PER yang berpengaruh secara signifikan penentuan harga pasar saham perusahaan. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas. Penelitian ini mengkaji lebih lanjut mengenai “PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), PRICE EARNING RATIO (PER), DAN NET PROFIT MARGIN(NPM) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.
1.2.Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2015? 1.3.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jawaban yang valid (benar)
dan reliable (dapat dipercaya) serta memberikan bukti empiris atas : Bagaimana Pengaruh Return On Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2015. 2. Landasan Teori dan Hipotesis 2.1.
Landasan Teori
2.1.1. Return on Asset (ROA) Return on asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. ROAdigunakan untuk
melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik suatu perusahaan. Lumbantoruan (2008:425) dalam Dewi dan Hidayat (2014:2), menyatakan rasio return on assets (ROA) mengukur keberhasilan manajemen menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. Putri (2011:143) ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva yang dipergunakan. ROA atau pengembalian aktiva dapat dihitung dengan cara yaitu laba sebelum pajak dibagi total aktiva dan dikalikan 100%. Brigham dan Houston (2001:90) dalam Daniel (2015:866) mengemukakan bahwa ROA merupakan Rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan. Return on Asset (ROA) merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang dihasilkan dari hasil bagi laba bersih perusahaan terhadap nilai buku total aset perusahaan. ROA diukur dengan rumus: ROA =
Laba bersih x 100% Total Aset
Dalam penelitian ini pengukuran tingkat profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio laba bersih terhadap total aset. Keunggulan dalam menggunakan ROA (return on assets) menurut Anthony (2000:389) dalam Dewi dan Hidayat (2014:3) adalah: (1) mendorong
manajer untuk memfokuskan pada hubungan antara penjualan, beban, dan investasi, sebagaimana diharapkan dari seorang manajer pusat investasi, (2) mendorong manajer memfokuskan pada efisiensi, dan (3) mendorong manajer memfokuskan pada efisiensi aktiva operasi. Sedangkan kelemahan dalam menggunakan ROA (return on assets) menurut Munawir (2004: 390) dalam Dewi dan Hidayat (2014:3) adalah (a) ROA mengakibatkan munculnya perhatian kepada profitabilitas divisional yang sempit atas beban profitabilitas keseluruhan perusahaan, (2) ROA mendorong para manajer untuk memperhatikan kepentingan jangka pendek atas beban jangka panjang. 2.1.2. Price Earning Ratio (PER) Menurut Irham & Hadi, 2011 dalam Daniel (2015:866), menyatakan bahwa Price earning ratio merupakan salah satu dari rasio pasar yang digunakan untuk memprediksi harga saham. Bagi para investor semakin tinggi price earning ratio maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan Dengan begitu price earning ratio (ratio harga terhadap laba) adalah perbandingan antara market price pershare (harga pasar perlembar saham) dengan earning pershare (laba perlembar saham). Price Earning Ratio (PER), merupakan rasio yang menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Safitri,
2013:2).
Gitman
dalam
Hadianto
(2008:164),
Price
Earning
Ratiomengindikasikan derajat kepercayaan investor pada kinerja masa depan perusahaan. Menurut Harahap (2002:60) dalam Irfrianto (2015:419) menyatakan bahwa price earning ratio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin dari EPS (Earning per share) berhubungan erat dengan peningkatan harga saham. Apabila fluktuasi EPS makin tinggi maka semakin tinggi juga perubahan harga sahamnya dan return sahamnya.
Menurut Tandelilin (2001:191) dalam Irfrianto (2015:419), PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan, rasio ini juga menunjukkan berapa besar investor menilai harga saham terhadap kelipatan earning. Besarnya nilai PER biasanya terkait dengan tahap pertumbuhan perusahaan,
sehingga
perusahaan-perusahaan
yang
berada
dalam
tahap
pertumbuhan biasanya memiliki PER yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada dalam kondisi yang sudah mapan. Sesuai dengan pandangan bahwa harga saham mencerminkan harapan para investor atau pasar terhadap prospek suatu perusahaan. Maka faktor-faktor harga saham juga akan mempengaruhi PER. Maka pendekatan lain dalam menilai harga saham adalah dengan mencari faktor-faktor yang diduga mempengaruhi PER secara nyata, kemudian dibuat suatu model tersebut untuk menilai PER perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat dinilai pada kewajaran harga saham perusahaan. Menurut Tandelilin (2001:193)dalam Irfrianto (2015:419), variabelvariabel yang mempengaruhi PER atau disebut juga sebagai faktor-faktor multiplier earning adalah: 1. Rasio pembayaran dividen (divident payout ratio) 2. Tingkat return yang diisyaratkan investor dari saham bersangkutan 3. Tingkat pertumbuhan deviden yang diharapkan dari saham tersebut. Price Earning Ratio (PER) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara harga saham per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham. Price Earning Ratio dihitung dengan rumus:
PER
=
Harga saham per lembar x 100% Laba per lembar saham
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa harapan investor terhadap Earning perusahaan pada masa yang akan datang, direfleksikan pada
harga saham yang bersedia mereka bayar atas saham perusahaan tersebut yang selanjutnya berpengaruh terhadap PER dengan mengetahui besarnya PER suatu perusahaan, analisis bisa memperkirakan bagaimana posisi suatu saham relatif terhadap saham-saham lainnya, apakah saham tersebut dibeli atau tidak.
2.1.3. Net Profit Margin (NPM) Menurut Astuti (2004:36) dalam Irfrianto (2015:419), Net profit Margin atau laba bersih terhadap penjualan merupakan penentu nilai kunci yang mempengaruhi penilaian atas perusahaan dimana perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan menunjukkan laba per rupiah penjualan dan dinyatakan dalam satuan kali. Net Profit Margin ini dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan. Semakin tinggi Net Profit Margin, semakin baik karena mencerminkan perusahaan telah mengoptimalkan penjualan. Net Profit Margin yang rendah menunjukkan perusahaan menanggung biaya yang terlalu tinggi dan harga jual yang terlalu rendah. Menurut Rinati (2001:75) dalam Irfrianto (2015:419), Net Profit Margin menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Sedangkan menurut Sianipar (2005:37) dalam Irfrianto (2015:419), Net Profit Margin yang tinggi dapat menunjukkan kinerja perusahaan yang bagus karena dapat menghasilkan laba bersih yang besar melalui aktivitas penjualannya sehingga saham perusahaan tersebut banyak diminati investor dan akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut. Rasio net profit margin sering juga disebut sebagai rentabilitas perusahaan (profitability ratio), menurut Lumbantoruan (2008:418) dalam Dewi dan Hidayat (2014:2), jenis rasio keuntungan yang sering dipergunakan yaitu rasio net profit margin. Penggunaan net profit margin juga didukung oleh Lumbantoruan yang meneliti penggunaan berbagai instrumen laporan keuangan untuk meratakan penghasilan. Selain itu Astuti (2004:36) dalam Dewi dan Hidayat (2014:2) menyatakan Net profit margin disebut juga dengan marjin atas penjualan. Rasio
ini mengukur laba per rupiah penjualan yang dihitung dari laba bersih dibagi dengan penjualan. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan biaya dan pengeluaran sehubungan dengan penjualan. Abdullah (2005:56) dalam Dewi dan Hidayat (2014:2) menyatakan bahwa rasio marjin laba bersih digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih yang dicapai dari sejumlah penjualan tertentu, rasio ini yang umumnya dipakai dibandingkan dengan marjin laba kotor dan marjin laba operasi, mengingat laba yang dihasilkan adalah laba bersih perusahaan. Angka dari rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari setiap rupiah penjualan yang dihasilkan. Net profit margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Net Profit margin dihitung dengan rumus: NPM =
Earning after tax x 100% Total Sales
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak.
2.1.4. Harga Saham Jogiyanto (2008:143) dalam Ardianto et. al. (2015:70), harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar modal. Sunariyah (2004:128) dalam Ardianto et. al. (2015:70), harga saham adalah harga selembar saham yang berlaku dalam pasar saat ini di bursa efek. Harga saham adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price) dari suatu saham.Dalam penelitian ini, harga saham yang dimaksud adalah rata-rata harga saham 15 (lima belas) hari setelah publikasi laporan keuangan pada periode pengamatan. Laporan keuangan dapat menyajikan informasi yang relevan dengan model keputusan yang digunakan oleh investor dalam membuat keputusan buy,hold, atau sell saham. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga dari suatu saham tersebut akan ditentukan antara kekuatan penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek, maka harga saham cenderung akan naik. Harga saham dalam penelitian ini dihitung dengan rumus:
Harga saham (P) =
Pt 1 Pt 2 ............. t t 15 15 hari
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. 2.1.5. Pengaruh Return on Asset terhadap Harga Saham Return On Asset (ROA) merupakan perbandingan antara aset dan laba. Robert Ang (1997) dalam Abigael K dan Ika S (2008:78), menyatakan bahwa semakin besar ROA, maka semakin baik karena tingkat keuntungan yang dihasilkan perusahaan dari pengelolaan asetnya semakin besar, dengan pengelolaan aset yang semakin efisien maka tingkat kepercayaan investor
terhadap perusahaan akan meningkat yang nantinya akan meningkatkan harga saham. Tandelilin dalam Rahmi et al. (2013:4), menyatakan bahwa return on assets menggambarkan sejauh mana kemampuan asset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio ROA menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak, yang juga dapat diartikan bahwa kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal juga akan semakin meningkat, dengan kata lain ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat kembalian akan semakin besar. Semakin tinggi rasio ROA, maka semakin tinggi harga saham perusahaan. Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Abigael K dan Ika S (2008), Zuliarni (2012), yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap Harga Saham.
2.1.6. Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Harga Saham Bagi para investor semakin tinggi PER maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan. Banyak pembahasan dunia nyata tentang penilaian pasar saham yang berfokus pada pengali harga terhadap laba perusahaan. PER sebenarnya merupakan cerminan dari sikap optimis pasar tentang prospek pertumbuhan perusahaan. Rasio PER digunakan seorang analisis untuk harus memutuskan apakah ia lebih optimis atau lebih tidak optimis dibandingkan pasar. Lebih optimis, maka mereka akan merekomendasikan untuk membeli saham. Gitman dalam Hadianto (2008:164) Rasio ini mengindikasikan derajat kepercayaan investor pada kinerja masa depan perusahaan. Semakin tinggi PER, investor semakin percaya pada emiten, sehingga harga saham semakin mahal,
Darmadji dan Fakhruddin (2011:198). Penyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Hadianto (2008), Stella (2009), Wijayanti (2010), Hatta dan Dwiyanto (2012) serta Zuliarni (2012), yang menyatakan bahwa PER berpengaruh positif terhadap harga saham.
2.1.7. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham Semakin tinggi Net Profit Margin, semakin baik karena mencerminkan perusahaan telah mengoptimalkan penjualan. Net Profit Margin yang rendah menunjukkan perusahaan menanggung biaya yang terlalu tinggi dan harga jual yang terlalu rendah. Menurut Sianipar dalam dalam Irfrianto (2015:419), Net Profit Margin yang tinggi dapat menunjukkan kinerja perusahaan yang bagus karena dapat menghasilkan laba bersih yang besar melalui aktivitas penjualannya sehingga saham perusahaan tersebut banyak diminati investor dan akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut. Rasio profit margin merupakan suatu rasio yang menunjukkan perputaran operasi perusahaan dalam memperoleh laba yang maksimal, dimana apabila nilai dari profit margin tinggi, ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba cukup maksimal, dengan demikian hal ini memberikan peluang bagi para investor untuk dapat menanamkan dana pada perusahaan. dengan kata lain rasio net profit margin yang tinggi memberikan indikasi kinerja yang baik pula. Dengan kinerja keuangan yang baik pada perusahaan akan memberikan timbal balik kepercayaan para investor untuk menanamkan saham mereka, sehingga hal ini juga akan meningkatkan nilai saham perusahaan di pasaran. 2.2.
Hipotesis Menurut Sugiyono (2012:84), hipotesis diartikan sebagai jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan Return On Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham.
3.Metodologi Penelitian 3.1. Pengambilan Sampel Arikunto (2010:173) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sub sektor property & real estate tahun 2015 sebanyak 49 perusahaan. Adapun pengertian sampel menurut Sugiyono (2012:116) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sugiyono (2012:126), menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan yang dilakukan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah: 1. Perusahaan sub sektor property & real estate yang listing di Bursa efek Indonesia sebelum tahun 2014-2015. 2. Perusahaan
sub
sektor
property
&
real
estate
yang
telah
mempublikasikan laporan keuangan auditan tahun 2014-2015. 3. Perusahaan sub sektor property & real estate yang menyajikan laporan keuangan auditan tahun 2014-2015 dalam satuan rupiah. 3.2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan strategi arsip. Menurut Jogiyanto (2010:22), strategi arsip (archival) yaitu data dikumpulkan dari catatan atau basis data yang sudah ada. Sumber data strategi ini adalah data sekunder (secondary data). Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan auditan perusahaan sub sektor property & real estate yang listing di Bursa efek Indonesia tahun 2015 yang diperoleh dari situs resmi www.idx.co.id, serta harga saham perusahaan yang diperoleh dari www.yahoofinance.co.id.
3.3. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis regresi berganda dengan mengunakan SPSS 22 dalam penelitian ini digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional antara variabel independen harga saham, return on asset, price earning ratio dan profit margin dan variabel dependen yaitu harga saham, kemudian untuk menguji besarnya pengaruh menggunakan uji koefisien determinasi.
3.4.Model Empiris Adapun bentuk model regresi yang digunakan sebagai dasar adalah bentuk fungsi linear yakni: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan: Y
= Harga saham
X1 = Return On Asset X2 = Price Earning Ratio X3 = Net Profit Margin a
= Konstanta
b
= Koefisien Regresi
e
= Faktor penggangu 4.Hasil dan Diskusi
4.1
Pengujian Hipotesis
4.1.1
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio
(PER), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20142015, maka penulis menggunakan teknik analisis regresi dengan bantuan program komputer SPSS Versi 22.0. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh hasil regresi berganda dalam bentuk tabel 4.1. berikut ini.
Tabel 4.1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
3.734
.681
17.843
5.421
Price Earning Ratio
.522
Net Profit Margin
.091
Return on Asset
Beta
t
Sig. 5.481
.000
.593
3.292
.002
.189
.352
2.760
.008
1.322
.012
.069
.945
a. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS (2016) Berdasarkan hasil analisis regresi berganda di atas, maka dapat diperoleh suatu persamaan garis regresi sebagai berikut : Ŷ = 3,734 + 17,843 X1 + 0,522 X2 + 0,091 X3 Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1. Konstanta a sebesar 3,734 menyatakan bahwa jika variabel X1, X2dan X3 konstan, maka variabel Y adalah Rp. 3,734. 2. Koefisien regresi X1 sebesar 17,843 menyatakan bahwa setiap peningkatan return on asset sebesar 1%,- akan meningkatkan harga saham sebesar Rp.17,843 dengan asumsi variabel bebas lain besarnya konstanta. 3. Koefisien regresi X2 sebesar 0,522 menyatakan bahwa setiap peningkatan price earning ratio sebesar 1 kali akan meningkatkan variabel harga saham sebesar Rp. 0,522 dengan asumsi variabel bebas lain besarnya konstanta. 4. Koefisien regresi X3 sebesar 091,223 menyatakan bahwa setiap peningkatan net profit margin sebesar 1% akan meningkatkan harga saham sebesar Rp. 0,091 dengan asumsi variabel bebas lain besarnya konstanta.
4.1.2
Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk pengujian signifikan secara simultan
(overall significance) pada suatu persamaan regresi berdasarkan uji hipotesis. Untuk menguji apakah model regresi ini secara nyata dapat dipakai untuk meramalkan Y maka akan digunakan uji-F sesuai dengan perhitungan SPSS dapat dilihat dalam tabel 4.10. yang berupa ringkasan dari output Anova. Tabel 4.10. Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
37.384
3
12.461
Residual
92.560
56
1.653
129.945
59
Total
F
Sig.
7.539
.000a
a. Predictors: (Constant), Net Profit Margin, Price Earning Ratio, Return on Asset b. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber : Output SPSS (data diolah) Untuk pengujian hipotesis maka ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut dibawah ini. 1. Merumuskan hipotesis, yaitu: H04 : b1,b2,b3 = 0
Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Net Profit Margin (NPM) secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2015.
Ha4 : b1,b2,b3 ≠ 0 Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Net Profit Margin (NPM) secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2015. 2. Pengujian
hipotesis
dengan
menggunakan
uji-F,
yaitu
dengan
membandingkan F hitung dengan F tabel pada α = 5% dan derajat bebas
(k), (n-k-1) dimana k adalah jumlah variabel independen dengan kriteria keputusan sebagai berikut. Jika Fhitung ≤ Ftabel : H0 diterima atau Ha ditolak Jika Fhitung> Ftabel : Ha diterima atau H0 ditolak = F(1- α){(dk=k), (dk=n-k-1)}
Ftabel
= F (1- α){(dk=3), (dk=60-3-1)} = F (1- 0,05)(3,56) Cara mencari Ftabel
= 3, sebagai angka pembilang = 56, sebagai angka penyebut
Ftabel
= 2,77
Pada hasil perhitungan SPSS Ver. 22.00, diperoleh nilai Fhitung sebesar 7,539. Setelah diketahui nilai Fhitung dan Ftabel, maka dapat ditunjukkan keputusan penerimaan maupun penolakan Ho pada gambar berikut:
Membandingkan nilai statistik uji dengan daerah kritis Gambar 4.5. Daerah penolakan Ho X1, X2 dan X3 terhadap Y
Ha diterima H0ditolak
2,77 7,539
Sumber : Sugiono (2008), diolah Hasil analisis regresi yang ditaksirkan pada tabel 4.19. menunjukkan nilai Fhitung = 7,539 sedangkan nilai F tabel pada α = 0,05 dan derajat bebas 3 dan n = 60 df = 56 adalah 2,77 Jadi Fhitung = 7,539 > F
tabel
2,77. Ini berarti bahwa H0
ditolak dan Ha diterima pada tingkat signifikansi α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Net Profit Margin (NPM) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2015. 4.1.3. Uji Koefisien Determinasi Adapun koefisien determinasi berganda antara pengaruh Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2015, disajikan bentuk tabel 4.11. dibawah ini: Tabel 4.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model 1
R .536a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .288
.250
1.2856382
a. Predictors: (Constant), Net Profit Margin, Price Earning Ratio, Return on Asset b. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber : Output SPSS (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.11. di atas, menunjukkan bahwa R2 = 0,288, ini dapat ditafsirkan bahwa pengaruh Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2015 sebesar 28,8% atau dengan kata lain 28,8% variasi nilai variabel harga saham dapat diterangkan oleh Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Net Profit Margin (NPM) sedangkan sisanya sebesar 71,2% merupakan kontribusi atau pengaruh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini.
4.1.4
Uji Koefisien Beta Uji koefisien beta digunakan untuk menunjukkan variabel bebas manakah
diantara Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Net Profit Margin (NPM) yang lebih dominan mempengaruhi harga saham, dapat dilakukan dengan melihat nilai koefisien beta yang distandarisasi paling besar. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai koefisien beta sebagai berikut: Tabel 4.12. Hasil Uji Koefisien Beta Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
3.734
.681
17.843
5.421
Price Earning Ratio
.522
Net Profit Margin
.091
Return on Asset
Beta
t
Sig. 5.481
.000
.593
3.292
.002
.189
.352
2.760
.008
1.322
.012
.069
.945
a. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber : Data sekunder diolah dengan SPSS 22.0
Berdasarkan hasil uji koefisien Beta dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan adalah variabel Return on assets (X1) yang ditunjukkan dengan nilai Koefisien Beta yang distandarisasi sebesar 0.593, dapat dikatakan bahwa Return on Assets lebih berpengaruh terhadap harga saham dibandingkan dengan price earning ratio dan net profit margin.
5. Simpulan, Keterbatasan dan Riset Anjuran 5.1.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Net Profit Margin (NPM) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2015.Penelitian membuktikan bahwa Return on Assets serta Price Earning Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Untuk itu, hendaknya perusahaan dapat menjaga dan meningkatkan Return on Assets serta
Price
Earning
Ratio,
untuk
dapat
meningkatkan
harga
saham
perusahaan.Sedangkan meskipun Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, hendaknya perusahaan tetap melakukanstrategi penetapan
harga
penjualan
dan
meningkatkan
kemampuannya
untuk
mengendalikan beban usaha sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para investor dan dapat meningkatkan harga saham perusahaan. 5.2.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan dan masih dapat dilakukan
pengembangan penelitian di masa mendatang sebagai berikut: 1. Keterbatasan Penelitian a. Variabel yang diteliti hanya return on assets, price earning ratio, net profit margin serta harga saham. b. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. c. Periode penelitian hanya 2 tahun terakhir, yakni 2014-2015 5.3. Riset Anjuran a. Penelitian
dapat
dikembangkan
dengan
menambah
variabel
independen yang diduga mempengaruhi harga saham seperti kurs rupiah, inflasi, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, earning per share,
book value per share, dividend payout ratio, debt to equity ratio, return on equity, risiko sistematik dan variabel-variabel lainnya. b. Penelitian dapat dilakukan pada perusahaan sektor industri lain sehingga hasil penelitian dapat dijadikan perbandingan. c. Penelitian juga dapat dikembangkan dengan menambah periode penelitian sehingga hasil penelitian lebih komprehensif.
DAFTAR REFERENSI
Abigael K, Ika Veronica dan Ardiani Ika S. 2008. Pengaruh Return On Asset, Price Earning Ratio, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price to Book Value terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Dalam Jurnal SOLUSI, Volume 7 No.4. Hal 75-90. Semarang: Universitas Semarang. Ardianto, Dimas Chandra., Cholifah, dan Abdul Fattah. 2015. Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan earning Per Share terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Periode 2012-2014. Jurnal Manajemen Branchmarck ISSN: 2407-8239. Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Bastian, Indra., dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Buku Dua. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Carlo, Michael Aldo. 2014. Pengaruh Return on Equity, Dividend Payout Ratio, dan Price to Earnings Ratio pada Return Saham.E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 (2014):150-164 ISSN: 2302-8556. Daniel. 2015. Pengaruh Faktor Internal terhadap Harga saham pada Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA Vol. 3 No. 3 Sept. 2015, Hal. 863-876 ISSN 2303-11. Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: ANDI. Darmadji dan Fakhruddin. 2011. Pasar Modal di Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Dewi, Sari Puspita dan Rahmat Hidayat. 2014.Pengaruh Net Profit Margin dan Return On Assets terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Ilman Journal, Vol.1, No.1, pp. 110, Pebruari 2014 ISSN: 2355-1488. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Edisi kelima. Semarang: Universitas Diponegoro. Hadianto, Bram. 2008. Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham Sektor Perdagangan Besar dan Ritel Pada Periode 2000-2005 Di Bursa Efek Indonesia. Dalam Jurnal Ilmiah Akuntansi, Volume 7 No.2.Hal 162-173 Bandung: Universitas Kristen Maranatha Bandung. Hatta,Atika Jauharia dan Bambang Sugeng Dwiyanto.2012.The Company Fundamental Factors and Systematic Risk in Increasing Stock Price.Dalam Journal of Economics Business and Accountancy Ventura, Volume 15 No.2. Hal 245-256.Yogyakarta:University of Proklamasi 45. Heikal, Mohd.,Muammar Khaddafi dan Ainatul Ummah. 2014. Influence Analysis of Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), and Current Ratio (CR), Against Corporate Profit Growth In Automotive In Indonesia Stock Exchange.International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences December 2014, Vol. 4, No. 12 ISSN: 2222-6990. Irfrianto, Indra. 2015.Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi pada Bursa Efek Indonesia.e-Journal Administrasi Bisnis, 2015, 3 (2): 416-429 ISSN 2355-5408. Jogiyanto. 2010. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Edisi IV, Andi Offset, Yogyakarta. Kachchhy, Udayan S.,Bhavik U Swadia dan Shailja C Tiwari. 2014.Accounting Information and Stock Price Reaction of Listed Companies-Empirical Evidence From All Listed Companies From Nse In Oil and Gas Sector.International Journal of Research & Development in Technology andManagement Science-Kailash Volume-21 Issue 5 December 2014 ISBN - 1-63102-449-3. Kasmir. 2012.Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. Munawir., S.. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Empat. Yogyakarta: PT. Liberty. Puspita, Karina Dewi. 2008. Pengaruh EPS, PER, ROA, dan DER Terhadap Harga Saham Sub Sektor Pada Industri Textille yang Go Public di BEI.Skripsi. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Putri, Andini Fitri.2011. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan, dan Posisi Kas Terhadap Kebijakan Dividen. Skripsi program sarjana fakultasEkonomi UniversitasWidyatama Bandung. Rahmi, Atika.,Muhammad Arfan, dan Jalaluddin. 2013.Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009).Jurnal Akuntansi Volume 2, No. 2, Mei 2013 ISSN 2302-0164 pp. 1-15. Rinati, Ina. 2009. Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Retrun on Equity (ROE) terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang tercantum Dalam Indeks LQ45. Jurnal. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Jakarta. Safitri, Abied Luthfi. 2013. Pengaruh Earning per Share, Price Earning Ratio, Return on Asset, Debt to Equity Ratio dan Market Value Added terhadap Harga Saham Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index.Management Analysis JournalMAJ 2 (2) (2013) ISSN 2252-6552. Situmorang, Jonnar., Elfreda Aplonia Lau dan Rina Masithoh. 2015. Aktor Penentu Harga Saham Pertambanagn Sub Sektor Batu Bara yang Terdaftar di Bursa Efek IndonesiA (BEI). Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Stella.2009.Pengaruh Price to Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Price to Book Value terhadap Harga Saham.Dalam Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 11. No.2.Hal 97-106.STIE Trisakti. Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan.Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Thim, Chan Kok.,Yap Voon Choong, dan Nur Qasrina Binti Asri. 2012.Stock Performance of the Property Sector in Malaysia. Journal of Modern Accounting and Auditing, ISSN 1548-6583 February 2012, Vol. 8, No. 2, 241-246. Vedd, Rishma., dan Nataliya Yassinski (2015:15) yang dimuat dalam Journal of Business and Accounting Vol. 8, No. 1; Fall 2015 dengan judul “The Effect of Financial Ratios, Firm Size & Operating Cash Flows On Stock Price: Evidence From The Latin America Industrial Sector”. Wijayanti.2010.Analisis Kinerja Keuangan dan Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI).Dalam Journal of Indonesian Applied Economics, Volume 4 No.1.Hal 71-80.Malang:Universitas Brawijaya. Yulianti., Eka Budi dan Suratno. 2015. Return on Equity , Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Assets Growth, Inflasi dan Return Saham Perusahaan
Property dan Real Estate. Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hal 153-166ISSN 2339-1545. Zuliarni, Sri.2012.Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam Jurnal Aplikasi Bisnis, Volume 3 No.1.Hal 36-48 Pekanbaru Riau:Universitas Riau.