PENGARUH NET PROFIT MARGIN (NPM) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA, Tbk (PERIODE 2007-2012) AKBAR ARIF LAMUSU 931 409 096 ABSTRAK Akbar Arif Lamusu. NIM.931 409 096. pengaruh Net Profit Margin (NPM) dan Debt Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Skripsi. Program Studi s1 manajemen fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Negeri Gorontalo. 2013. Di bawah bimbingan Bapak Imran Rosman Hambali, S.Pd, SE, MSA dan Ibu Dewi Indrayani Hamim, SE, MM. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan jumlah perusahaan sebanyak 1 perusahaan yaitu perusahan PT. Bank Negara Indonesia Tbk. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh baik dari IDX, JSX Watch atau dari laporanlaporan keuangan yang diambil dari sumber lain maupun situs Bursa Efek Indonesia (BEI). Proses analisa data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Net Profit Margin (NPM) mempunyai pengaruh terhadap harga saham, Debt Equity Ratio
(DER) tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham, dan secara simultan Net Profit Margin (NPM) dan Debt Equity Ratio (DER) berpengaruh secara significan terhadap harga saham pada perusahaan PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Nilai Adjusted R Square adalah 0.959 mengindikasikan bahwa 95,9% perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variabelvariabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 4,1% dijelaskan oleh variable independen lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Kata kunci : Net Profit Margin, Debt Equity Ratio, HargaSaham BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu bentuk pasar keuangan, dimana para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus fund) melakukan investasi dalam bentuk surat berharga yang ditawarkan. Banyak sekali informasi yang dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling populer. Harga saham mencerminkan nilai suatu perusahaan, pada prinsipnya semakin baik prestasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, maka akan berpengaruh pula pada tingkat permintaan saham perusahaan tersebut, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut. Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya bahkan setiap detik. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Harga suatu saham dapat ditentukan menurut hukum
permintaan dan penawaran (kekuatan tawar-menawar). Perkembangan harga saham selain dipengaruhi faktor makro ekonomi yang berada diluar perusahaan seperti tingkat suku bunga, tingkat inflasi, nilai tukar valuta asing,serta pengumuman industry sekuritas (securities announcements) : laporan pertemuan tahunan, volume/harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan trading selain itu harga saham dipengaruhi oleh faktor mikro, antara lain ditunjukan oleh rasio keuangan perusahaan seperti laba operasi setelah pajak dengan modal sendiri (Return mikro ekonomi (Samsul, 2006). Net Profit Margin merupakan satu rasio yang di gunakan investor untuk menganalisa laporan keuangan, Menurut Bastian dan (Suhardjono 2006) Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Selain rasio profitabilitas seperti Net Profit Margin, salah satu rasio yang sering di kaitkan dengan rasio profitabilitas yaitu rasio solvabilitas seperti Debt To Equity Ratio (DER) yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Debt To Equity Ratio (DER) juga memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang perusahaan dijamin modal sendiri. Debt To Equity Ratio (DER) akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Semakin besar Debt To Equity Ratio (DER) menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin besar Debt To Equity Ratio (DER) mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai Debt To Equity Ratio (DER) yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin kecil rasio hutang (DER) harga saham semakin naik sesuai dengan teori modligiani dan
miller (dalam husnan: 2001) yang menunjukan bahwa sejauh mana pembayaran bunga bisa dipergunakan untuk mengurangi beban pajak, maka penggunaan hutang memberikan manfaat bagi pemilik perusahaan.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Net Profit Margin dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham Pada PT Bank Negara Indonesia.Tbk,”
1.2 Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang di atas, identifikasi masalah yaitu: 1.2.1 Perubahan laba bersih setelah pajak dan jumlah penjualan pada perusahaan mengakibatkan perubahan pada Net Profit Margin, sehingga mengakibatkan perubahan harga saham PT. Bank Negara Indonesia.Tbk 1.2.2 Penggunaaan hutang yang terus meningkat dibandingkan aktiva perusahaan menyebabkan perubahan Debt To Equity Rasio, sehingga berdampak pada perubahan harga saham PT. Bank Negara Indonesia.Tbk. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun suatu rumusan masalah yaitu Bagaimana Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada PT. Bank Negara Indonesia.Tbk? KAJIAN TEORI 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Net Profit Margin Rasio Net Profit Margin disebut juga dengan rasio pendapatan
terhadap penjualan. Darsono dan Ashari (2005). Laba bersih dibagi penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan besar laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Mengenai profit margin ini Joel G. Siegel dan Jae K. Shim, mengatakan “(1) margin laba bersih sama dengan laba bersih di bagi penjualan bersih. Ini menunjukkan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan khusus. Dengan memeriksa margin laba dan norma industri sebuah perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya, kita dapat menilai efisiensi operasi dan strategi penempatan harga serta status persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tersebut. (2) margin laba kotor sama dengan laba kotor dibagi laba bersih. Margin laba yang tinggi lebih disukai karena menunjukkan bahwa perusahaan mendapat hasil yang baik yang melebihi harga pokok penjualan.”
2.1.2 Debt To Equity Ratio Debt to Equity Ratio (DER) (Weston dan Coveland,1998) dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan. Mengenai Debt To Equity Ratio ini Joel G.Siegel dan Jae K.Shim mendefinisikan sebagai “ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor.” Mengatakan adapun rumus Debt To Equity Ratio adalah Total Liabilities Total Shareholders’ Equity Keterangan :
total shareholders’equity = total mandiri sendiri shareholders’equity diperoleh dari total asset dikurangi total utang. Lebih jauh James C. Van Horne dan John M. Wachowicz “ Alternatively, the book value of a company’s common stock (at part) plus additional paid-in capital and retained earning”. Dalam persoalan Debt To Equity Ratio ini yang perlu dipahami bahwa, tidak ada batasan berapa debt to equity ratio yang aman bagi suatu perusahaan, namun untuk konservatif biasanya debt to equity ratio yang lewat 66% atau 2/3 sudah dianggap berisiko. 2.2 Saham 2.2.1 Pengertian Saham Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan perusahaan. (Gitman:2000) sedangkan menurut (Weston dan Coveland,1998) saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. 2.2.2 Jenis Saham 1. Saham biasa (common stock) Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hakhak istimewa). Karakteristik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan jika perusahaan memperoleh laba. 2. Saham preferen (preferred stock) Saham preferen memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi. Ada persamaan antara saham preferen dengan obligasi :
1. ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya 2. selama masa saham berlaku dividen akan tetap 3. memiliki hak tebus dan dapat ditukar dengan saham biasa 2.2.3 pengertian harga Saham Menurut Sawidji Widoatmojo (1996) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga): a. Harga Nominal Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oieh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besaraya harga nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal. b. Harga Perdana Harga ini merapakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek.Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya imtuk menentukan harga perdana. c. Harga pasar Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lama. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten daii penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Faktor yang mempengaruhi harga saham menurut Weston dan Brigham (1993) adalah proyeksi laba, tingkat risiko dari proyeksi laba, proporsi hutang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian dividen. Faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah keadaan eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak, keadaan bursa saham. 2.3 Hubungan antara Net Profit Margin dan Debt To Equity Ratio terhadap harga saham Net profit margin merupakan satu rasio yang di gunakan investor untuk menganalisa laporan keuangan, Menurut Bastian dan Suhardjono (2006) Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar Net Profit Margin, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Menurut Darsono dan Ashari (2005) Laba bersih dibagi penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan besar laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan mencerminkan
keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Debt To Equity Ratio (DER) yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Debt To Equity Ratio (DER) juga memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang perusahaan dijamin modal sendiri. Debt To Equity Ratio (DER) akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Semakin besar Debt To Equity Ratio (DER) menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin besar Debt To Equity Ratio (DER) mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai Debt To Equity Ratio (DER) yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin kecil rasio hutang (DER) harga saham semakin naik sesuai dengan teori modligiani dan miller (dalam husnan: 2001) yang menunjukan bahwa sejauh mana pembayaran bunga bisa dipergunakan untuk mengurangi beban pajak, maka penggunaan hutang memberikan manfaat bagi pemilik perusahaan. 2.4 Penelitian terdahulu Dalam penelitian ini didukung adanya teori-teori atau penelitian sebelumnya. Diantaranya adalah Penelitian yang di lakukan oleh Indah Nurmalasari (2009), analisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham emiten LQ45 yang terdaftar di
bursa efek indonesia tahun 20052008, variable yang digunakan Return On Assets, Return On Equity, Net Profit Margin, dan Earning Per Share. Unit analisis yang digunakan adalah perusahaan emiten LQ45 diakhir tahun 2005-2008. Teknik analisis data yang di gunakan yaitu Uji asumsi Klasik,Uji F dan Uji T .Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) memilki berpengaruh terhadap harga saham secara parsial dengan tingkat sig (0,000 dan 0,004) sedangkan rasio keuangan yang lainnya tidak berpengaruh.Untuk rasio keuangan yang terdiri dari Return On Assets, Return On Ekuity, Net Profit Margin, dan Earning Per Share berpengaruh secara bersama-sama terhadap harga saham pada tahun 2005-2008. Penelitian yang di lakukan oleh Leornardo Guntur silitonga (2009) yang berjudul Price Earning Ratio, Return On Equity, Net Profit Margin terhadap harga saham pada industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2001 – 2008 dengan menggunakan analisis Regresi Berganda, Uji Asumsi Klasik, UJi F dan Uji T, menunjukkan adanya pengaruh Price Earning Ratio, Net Profit Margin secara parsial dan variabel lainnya seperti Return On Equity tidak berpengaruh secara parsial. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nini safitri aziz (2012) dengan judul Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Tingkat Suku Bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham sektor perbankan di bursa efek indonesia (periode 2003-2010) membuktikan bahwa Secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh positif, Debt to Equity
Ratio (DER) berpengaruh negative tetapi tidak signifikan sementara variabel tingkat suku bunga dan tingkat inflasi sama-sama memiliki pengaruh yang negative dan signifikan terhadap return saham sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003-2010. Secara simultan menunjukkan bahwa secara bersama-sama semua variabel independent berpengaruh signifikan terhadap return saham. Yang dimana tingkat signifikansi dilihat dari nilai sig. yang menunjukkan angka <0,05 Penelitian yang di lakukan oleh Ricky Setiawan (2010) yang berjudul pengaruh Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Price Book Value terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur 2007-2009, menunjukkan bahwa Return On Assets dan Debt to Equity Ratio berpengaruh tetapi tdk signifikan terhadap harga saham sedangkan untuk variabel Price Book Value tidak berpengaruh terhadap harga saham. 2.5 Kerangka pikir
menghubungkan dari variable – variable yang diteliti. Adapun Hipotesis yang di ajukan dalam masalah ini adalah : H1 :
H2 :
Net Profit Margin (NPM) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham PT. Bank Negara Indonesia.Tbk Net Profit Margin (NPM) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham PT. Bank Negara Indonesia.Tbk BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Obyek penelitian adalah Net Profit Margin ,Debt To Equity Rasio, dan harga saham PT. Bank Negara Indonesia.Tbk Tahun 2007-2012.
3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian yang direncanakan oleh peneliti berlangsung selama + 3 bulan yaitu dari bulan maret - mei 2013.
Laporan Keuangan
Analisis Rasio
Net Profit Margin (NPM)
Debt To Equity Ratio (DER)
Analisis Regresi Linear Berganda
Harga Saham
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.6 Pengajuan Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara atas sebuah masalah yang harus di uji kebenarannya, dimana suatu hipotesisi selalu di rumuskan dalam bentuk pernyataan yang
3.1.3 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah PT. Bank Negara Indonesia.Tbk Sejak tahun 2007 sampai tahun 2012. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yakni menganalisis adanya pengaruh antara variabel yang satu dengan yang lain yang dalam penelitian ini yaitu variabel X1 (Pengaruh Net Profit Margin), X2 (Pengaruh Debt To Equity Rasio) dan variabel Y (Harga Saham). Metode penelitian ini bersifat korelasional yang menjelaskan pengaruh Net Profit Margin, Debt
To Equity Rasio terhadap harga saham merupakan data time series. Dengan demikian penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian yang sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya dan mencoba menganalisa untuk memberikan kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh. Adapun desain penelitiannya, dapat digambarkan sebagai berikut :
3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah desktiptif, yaitu suatu teknik analisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dari nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih kemudian membuat perbandingan atau menghubungkan antra variabel yang satu dan yang lainnya dilanjutkan dengan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008). Analisis deskriptif dilakukan antara lain dengan menggunakan alat analisis.
X1 Y X2
Gambar 3.2 Desain Penelitian
3.3 Sumber Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti dari lokasi penelitian secara tidak langsung, melalui media perantara (diperoleh dan dicatat orang lain atau yang telah dipublikasikan seperti di LQ45). 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi yaitu pengumpulan data yang bersumber pada bendabenda tertulis (Arikunto,2002). Pengumpulan data berdasarkan dokumen atau laporan tertulis yang terpublikasi dan dapat dipertanggung jawabkan. Pencarian data secara dokumentatif dapat melalui media cetak, website. Melalui teknik dokumentasi didapat laporan keuangan bank yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
3.6.1 Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik yang digunakan yaitu: uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: 3.6.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal/mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali, 2006).
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali (2006) uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik antar variabel independen seharusnya tidak terjadi kolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi diilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang dapat dilihat dari output SPSS.
Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan: a. Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi. b. Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinaeritas antar variabel bebas dalam model regresi. 3.6.1.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2006). DW test sebagai bagian dari statistik non–parametrik dapat digunakan untuk menguji korelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. DW test dilakukan dengan membuat hipotesis: a. Ho : tidak ada autokorelasi ( r = 0) b. Ha : ada autokorelasi ( r ≠ 0 ) Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah: a. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4–du) maka koefisien autokorelasi = 0, berari tidak ada autokorelasi. b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower boun (dl) maka koefisien
autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif. c. Bila nilai DW lebih besar dari (4dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif. d. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. 3.6.1.4 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dasar analisisnya: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik –titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola tertentu serta titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot. 3.7. Pengujian Hipotesis
3.7.1 Analisis Regresi Linear Berganda Teknik analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang persamaannya menggunakan rumus (Sugiyono, 2008) : Y = α + b1 X1 + b2 X2 + e keterangan: Y = Harga Saham X1 = Net Profit Margin X2 = Debt to Equity Ratio b 1,b2 = Koefisien regresi α = konstanta e = error term (kesalahan yang mempunyai nilai penghargaan sebesar 0) Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis, mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel bebas dengan variabel terikat (dependen), setiap kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan kenaikan variabel terikat (dependen). Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan penurunan nilai variabel terikat (dependen). 3.7.1.1 Uji F / Uji Kelayakan Model Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen yang digunakan dalam model penelitian mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Cara pengujiannya :
1. Membandingkan antara F hitung dengan F tabel: a. Bila F hitung < F tabel ; maka variabel bebas secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Bila F hitung > F tabel ; maka variabel bebas secara
serentak berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Berdasarkan Profitabilitas Bila profitabilitas lebih besar daripada 0,05 (α), maka variabel bebas secara serentak tidak berpengaruh terhadap beta risiko. Sedangkan bila probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (α), maka variabel bebas secara serentak berpengaruh terhadap risiko. 3.7.1.2 Uji t Uji t dilakukan pada pengujian hipotesis secara parsial, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan uji 2 (dua) arah, sebagai berikut :
1. Membandingkan antara t hitung dengan t tabel: a. Bila t hitung < t tabel ; variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebas. b. Bila t hitung > t tabel ; variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap variabel tak bebas. 2. Berdasarkan profitabilitas Bila profitabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap risiko. Sedangkan bila probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (α) maka variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap risiko. 3.7.2 Koefisien Determinasi (R2) Digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R2 terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Perhitungan nilai koefisien deteminasi ini diformulasikan sebagai berikut: ESS 2 R = TSS R2 = Koefisien determinasi majemuk (multiple coeficient of determinant), yaitu proporsi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama. ESS = Explained sum of squares, atau jumlah kuadrat yang dijelaskan atau variabel nilai variabel terikat yang ditaksir di sekitar rata-ratanya. TSS = Total sum of squares, atau total variabel nilai variabel terikat sebenarnya di sekitar rata-rata sampelnya. Bila R2 mendekati 1 (100%), maka hasil perhitungan menunjukkan bahwa makin baik atau makin tepat garis regresi yang diperoleh. Sebaliknya jika nilai R2 mendekati 0 maka menunjukkan semakin tidak tepatnya garis regresi untuk mengukur data observasi. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. HasilPeneltiian 4.1.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Sejarah BNI “Sejak awal didirikan pada tanggal 5 Juli 1946, sebagai Bank Pertama yang secara resmi dimiliki Negara RI, BNI merupakan pelopor terciptanya berbagai produk & layanan jasa perbankan. BNI terus memperluas perannya, tidak hanya terbatas sebagai bank pembangunan, tetapi juga ikut melayani kebutuhan transaksi perbankan masyarakat umum dengan berbagi segmentasinya, mulai
dari Bank Terapung, Bank Sarinah (bank khusus perempuan) sampai dengan Bank Bocah khusus untuk anak-anak. Seiring dengan pertambahan usianya yang memasuki 67 tahun, BNI tetap kokoh berdiri dan siap bersaing di industri perbankan yang semakin kompetitif. Dengan semangat “Tak Henti Berkarya” BNI akan terus berinovasi dan berkreasi, tidak hanya terbatas pada penciptaan produk & layanan perbankan, bahkan lebih dari itu BNI juga bertekad untuk menciptakan “value” pada setiap karyanya. ”Pada akhir tahun 2012, BNI memiliki total asset sebesar Rp 333,3 triliun dan mempekerjakan lebih dari 24.861 karyawan. Untuk melayani nasabahnya, BNI mengoperasikan jaringan layanan yang luas mencakup 1.585 outlet domestik dan 5 cabang luar negeri di New York, London, Tokyo, Hong Kong dan Singapura, 8.227 unit ATM milik sendiri, 42.000 EDC serta fasilitas Internet banking dan SMS banking. BNI selalu berusaha untuk menjadi bank pilihan yang menyediakan layanan prima dan solusi bernilai tambah kepada seluruh nasabah. Bank Negara Indonesia atau BNI adalah sebuah institusi bank milik pemerintah, dalam hal ini adalah perusahaan BUMN, di Indonesia yang bergerak di bidang Perbangkan. 4.2. Deskripsi Variabel Peneltiian 4.2.1Net Profit Margin (NPM) Data perkembangan Net Profit Margin perusahaan, dalam hal ini PT. Bank Negara Indonesia, Tbk selama tahun 2007 sampai dengan 2012 dapa dilihat pada grafik 4.1 berikut ini:
Grafik4.1 Net Profit margin (NPM)
Net Profit Margin 100.00 50.00 0.00 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Dari table 4.1 di atas dapat di lihat perkembangan Net profit Margin pada tahun 2007 sebesar 21,74 mengalami penurunan pada tahun 2008 sebesar 7,35, dari tahun 2009 hingga tahun 2012 Net Profit Margin mengalami kenaikan, pada tahun 2009 Net profit margin sebesar 12,77 dan meningkat samapi dengan 21,77 pada tahun 2010. Begitu pula pada tahun 2011 Net Profit Margin mengalami kenaikan sebesar 28,95 dan pada tahun 2012 menjadi 85,28. kenaikan Net Profit Margin dapat disebabkan penjualan yang meningkat dan menyebabkan peningkatan laba suatu perusahaan sehingga Net Profit Margin mengalami kenaikan. 4.2.2 Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity ratio dari PT. Bank Negara Indonesia, Tbk., dari tahun 2007 sampai dengan 2012 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik4.2. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio 15.00 10.00 5.00 0.00 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Dari grafik di atas, terlihat bahwa Debt to Equity Ratio (DER) PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. Pada tahun 2007 sebesar 9,64 dan mengalami kenaikan pada tahaun 2008 sebesar 12,07. Sedangkan pada tahun 2009
Debt To Equity Ratio sebesar 10,88 mengalami penurunan sampai 6,50 pada tahun 2010. Sedangkan di tahun 2011 Debt To Equity Ratio naik sebesar 6,90 dan di tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 6,65. Perolehan Debt to Equity Ratio, semakin kecil yang berarti bahwa proporsi hutang perusahaan terhadap Equity menurun dari tahun ketahun. Hal ini memberikan dampak yang baik terhadap harga saham perusahaan. 4.2.3 Harga Saham Berikut ini adalah grafik perkembangan Harga Saham PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. Selama periode penelitian. Grafik 4.3. Harga Saham PT. BNI, Tbk
Harga Saham 6000 4000 2000 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Dilihat dari grafik 4.3 perkembangan harga saham perusahaan PT. Bank Negara Indonesia,Tbk. Pada tahun 2007 sebesar 1.868 dan mengalami penurunan pada tahun 2008 sebesar 680. Sedangkan di tahun 2009 dan 2010 harga saham mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 1.980 menjadi 3.875. dan pada tahun 2011 dan 2012 harga saham mengalami penurunan sebesar 3.800 sampai 3.700. kondisi ini menunjukkan bahwa laba bersih bersih setelah pajak menurun dan tingkat penggunaan hutang yang meningkat sehingga menyebabkan harga saham menurun.
4.3. Uji Asumsi Klasik 4.3.1Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk meguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 ( P > 0.05 ) maka Ho diterima, artinya data tersebut sudah berdistribusi normal.
Variabel Net Profit Margin Debt to Equity Ratio
Tabel 4.1 Uji Normalitas Kolmogorov Keterangan – smirnov 0,480 Normal
0,732
Normal
Tabeldiatasmenunjukannilaipro babilitasuntukkedua variable lebih besar dari alpha 0,05, dimana untuk variable net profit margin P value 0,480 > 0,05 dan debt to equity ratio P value 0,732 > 0,05. Hal ini berarti untuk kedua variable yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal. 4.3.2Uji Multikolinieritas Selanjutnya untuk mengetahui apakah dalam penelitian ini kedua variable terdapat multikolinearitas atau tidak maka perlu dilakukan pengujian multikolinieritas.Uji multikolinieritas adalah suatu keadaan yang menggambarkan adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel independen dari model yang diteliti. Multikolinieritas akan mengakibatkan koefisien regresi tidak pasti atau mengakibatkan kesalahan standarnya menjadi tidak terhingga sehingga menimbulkan bias spesifikasi. Berikut ini adalah table multikolinieritas :
Tabel 4.2. Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant) 7622.540 NPM
-2.616
Std. Error
Standardiz ed Coefficient s Beta
886.112 7.086
DER -557.883 82.896 a. Dependent Variable: Saham
Collinearity Statistics t
Sig. Tolerance VIF
8.602 .003 -.056
-.369 .737
.606 1.651
-1.013 -6.730 .007
.606 1.651
Pada tabel di atas, nilai Tolerance untuk kedua variable tidak melebihi 10, atau dengan kata lain bahwa nilai tolerance semuanya < 10 sehingga untuk kedua variable dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas. 4.3.3 Uji Heterokedastisitas Persyaratan selanjutnya untuk uji asumsi klasik adalah ada tidaknya gejala heteroskedastisitas y a n g dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot .Jika ada pola tertentu seperti titik – titik yang membentuk pola teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit maka dikatakan telah terjadi heteroskedastistas. Gambar 4.1 Uji Heterokedastisitas
Pada gambar diatas tidak telihat adanya pola tertentu, sehingga dapat disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas. Artinya model regresi tersebut layak dipakai variabel prediktor terhadap variabel harga saham.
4.4. Hasil Penelitian Hasil pengujian hipotesis secara simultas dilihat pada table berikut : Tabel 4.3 Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
R Square
R a
Adjusted R Std. Error of Square the Estimate
1 .979 .959 .931 a. Predictors: (Constant), DER, NPM b. Dependent Variable: Saham
DurbinWatson
348.86628
2.059
Tabel diatas menunjukkan nilai korelasi berganda (R) sebesar 0,979 dan mempunyai hubungan yang cukup kuat dengan R2 sebesar 0.959 (95,9%). Hal ini berarti bahwa 95,9% variable Harga Saham dapat dijelaskan oleh variable NPM dan DER. Pengaruh ini sangat kuat jika dilihat dari pedoman yang diberikan oleh Sugiyono (2010) pada table berikut ini : Tabel 4.4. Inter Tingkat koefisien Pengaruh 0.00 – 0.19 0.20 - 0.39
Saham. Berikut ini adalah pengujian hipotesis pertama Tabel 4.5
Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai Fhitung sebesar 34,927 > Ftabel 5,786 dengan probabilitas 0.008. Hal ini berarti bahwa probabilitas jauh lebih kecil dari nilai alpha sebesar 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Harga Saham yang berarti bahwa NPM dan DER berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham. Oleh karena itu, hipotesis pertama diterima
2. Pengujian secara parsial (Uji-t) Hipotesis kedua dan ketiga dilakukan dengan menggunakan uji t. uji t dilakukan dengan membandingkan antara nilait hitung dengan ttabel. Berikut ini adalah table hasil pengujian hipotesis secara parsial :
Sangat Rendah
Tabel 4.6. Coefficientsa Standar dized Unstandardized Coeffici Coefficients ents
Rendah
0.40 – 0.59
Sedang
0.60 – 0.79
Kuat
0.80 – 1.00
Sangat Kuat
Model
1. Pengujian Secara Simultan (Uji-F) Uji-F dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama (simultan) variabel NPM dan DER terhadap Harga
B
Std. Error
Beta
1 (Constant) 7622.5 886.112 40 NPM
Dalam hasil penelitian ini pengaruh dari NPM dan DER adalah sebesar 95,9 %, sedangkan sisanya 4,1% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
hasil
-2.616
7.086
557.88 82.896 3 a. Dependent Variable: Saham
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolera nce
VIF
8.602
.003
-.056
-.369
.737
.606 1.651
-1.013
-6.730
.007
.606 1.651
DER
Berdasarkan Tabel 4.7. diatas dapat dituliskan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Ŷ = 7622.540 + -2.616X1 + -557.883X2 Hasil persamaan regresi linier berganda menunjukkan bahwa jika dilakukan perubahan NPM (X1) dan DER (X2) kearah perubahan kepada Harga Saham di PT. Bank Negara Indonesia,Tbk. Dalam penelitian ini nilai t table pada alpha 5% atau 0,05 adalah sebesar -2,570. Pada table diatas dapat dilihat bahwa untuk variable NPM nilai thitung (-0,369) > ttabel (-2,570). Hal ini berarti bahwa
hipotesis kedua diterima, yang berarti bahwa terdapat pengaruh dari NPM terhadap Harga Saham. Sementara untuk variable DER pada pengujian hipotesis diperoleh nilai thitung (-6,730) < ttabel (-2,570). Dalam pengujian ini hipotesis kedua ditolak karana nilai thitung < ttabel, yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh DER terhadap Harga Saham. Pembahasan a. Secara Simultan Pada hasil penelitian ini, pengujian secara simultan, variable NPM dan DER memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap harga saham, hal ini bisa dilihat dari hasil penelitian nilai korelasi berganda menunjukkan 95,9% dipengaruhi NPM dan DER sedangkan untuk 4,1% di pengaruhi oleh faktor lain. Hasil ini diperkuat dengan fenomena yang terjadi diamana perubahan yang terjadi pada NPM dan DER dapat mempengaruhi harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari (2003) yang meneliti mengenai Analisis Pengaruh Faktor Fundamental, Volume Perdagangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar terhadap Harga Saham di BEJ (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur dan Perbankan) dengan menggunakan metode multiple regression dimana variabel independennya adalah ROA, NPM, DER, PBV, volume perdagangan dan nilai kapitalisasi pasar, sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ROA, NPM, DER, dan PBV secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. b. Secara Parsial NPM berpengaruh terhadap harga saham Pengujian secara parsial menghasilkan variable NPM yang mempengaruhi harga saham, dalam penelitian ini nilai t table pada alpha
5% atau 0,05 adalah sebesar -2,570. Variable NPM nilai thitung (-0,369) > ttabel (-2,570). Hal ini disebabkan oleh pengaruh tingkat laba suatu perusahaan sangatlah menuntukan harga saham suatu perusahaan karena dari tingkat laba tersebut para investor semakin banyak yang membeli saham perusahaan sehingga secara hukum permintaan jika permintaan barang semakin banyak maka harga barang tersebut akan naik,itulah sebabbnya laba perusahaan yang diwakili NPM dapat mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. teori yang dikemukakan Ang (1997) yaitu semakin besar nilai NPM berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan yang berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih sehingga berpengaruh terhadap harga saham, selain teori di atas penelitian ini mendukung hasil Penelitian yang di lakukan oleh Leornardo Guntur silitonga (2009) yang berjudul Price Earning Ratio, Return On Equity, Net Profit Margin terhadap harga saham pada industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2001 – 2008 dengan menggunakan analisis Regresi Berganda, Uji Asumsi Klasik, UJi F dan Uji T, menunjukkan adanya pengaruh Price Earning Ratio, Net Profit Margin secara parsial dan variabel lainnya seperti Return On Equity tidak berpengaruh secara parsial, DER berpengaruh terhadap harga saham Sementara untuk variable DER pada pengujian hipotesis diperoleh nilai thitung (-6,730) < ttabel (-2,570). Dalam pengujian ini hipotesis kedua ditolak karana nilai thitung < ttabel, yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh DER terhadap Harga Saham. hal ini menunjukkan adanya para investor lebih memilih tingkat laba
yang tinggi di bading tingkat hutang suatu perusahaan,namun bebrapa fakta menyatakan bahwa investor cenderung memilih tingkat hutang yang tinggi karena hutang yang semakin tinggi tentunya laba perusahaan akan tinggi pula. Penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Nini safitri aziz (2012) dengan judul Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Tingkat Suku Bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham sektor perbankan di bursa efek indonesia (periode 2003-2010) membuktikan bahwa Secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negative tetapi tidak signifikan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Berdasrakan hasil penelitian nilai korelasi berganda (R) sebesar 0,979 dan mempunyai hubungan yang cukup kuat dengan R2 sebesar 0.959 (95,9%). Hal ini berarti bahwa 95,9% variable Harga Saham dapat dijelaskan oleh variable NPM dan DER. 2. pengujian secara parsial menunjukkan Fhitung sebesar 34,927 > Ftabel 5,786 dengan probabilitas 0.008. Hal ini berarti bahwa probabilitas jauh lebih kecil dari nilai alpha sebesar 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Harga Saham yang berarti bahwa NPM dan DER berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham. Oleh karena itu, hipotesis pertama diterima, untuk pengujian secara parsial menjelaskan bahwa terdapat pengaruh dari NPM terhadap Harga Saham., Sementara untuk variable DER pada pengujian hipotesis
diperoleh nilai thitung (-6,730) < ttabel (-2,570). Dalam pengujian ini hipotesis kedua ditolak karana nilai thitung < ttabel, yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh DER terhadap Harga Saham. 5.2 Saran 1. Analisis rasio bukan merupakan satu-satunya informasi yang digunakan oleh para investor dalam pengambilan keputusan investasi, masih banyak faktor lain yang tidak diteliti baik internal maupun eksternal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan investasi sebelum melakukan perdagangan saham di pasar modal. 2. Pengambilan keputusan yang tepat dalam melakukan jualbeli saham di pasa modal akan dapat memaksimalkan keuntungan yang diperoleh dari transaksi perdagangan saham yang dilakukan. 3. Penelitian dirancang sebagai suatu penelitian tentang pengarruh rasio di pasar modal, sehingga faktor -faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham yang diteliti hanya sebatas rasio saja. Oleh karena itu penelitian ini masih dapat diuji lebih lanjut menggunakan penelitian yang lebih luas cakupannya (di luar analisis rasio) dengan memasukkan variabel-variabel baru ke dalam model penelitian. Penelitian ini dilakukan pada kondisi ekonomi yang secara makro dalam kondisi yang belum stabil dari krisis ekonomi. Untuk penelitian berikutnya sebaiknya dilakukan pada kondisi yang berbeda dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Pakarti,Piji(2001).Pengantar Pasar Modal. Jakarta: PT.Rineka Cipta Amelia ,Anggun,2012 , Analisis Pengaruh Roa, Eps, Npm, Der Dan Pbv Terhadap Return Saham (Studi kasus pada industri Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20072009) ,skripsi, semarang Arifin,Zaenal.2007. Teori Keuangan dan pasar modal.ekonisia,Jokyakarta analisa keuangan,rasio keuangan sumber :syafarudin alwi dan bambang riyanto,2012 Arief,Basuki.2012. Analisis Pengaruh Cash Ratio,Debt To Equity Ratio, Return On Assets, Dan Net Profit Margin Terhadap Devidend.Skripsi.Semarang
Data perusahaan yang list di Bursa Efek Indonesia. Terpublikasikan melalui website: www.idx.ac.id Diakses tanggal: 12 April 2013 Fahmi, Irham(2012). Pengantar Manajemen Keuangan, Malaysia. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga saham http://ekaagustianingsih.blogspo t.com/2010/11/faktor-yangmempengaruhi-pergerakan.html Diakses tanggal: 14 April 2013 Husnan.Suad, 1998. Manajemen Keuangan(teori dan Penerapan manajemen keuangan) Edisi 4. Jokyakarta: BPFF. Jumingan, 2006. Analisis laporan Keuangan.Jakarta: Bumi Aksara kemala,hayati,2011,analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham dalam keputusan berinvestasi pada perusahaan sektor pertanian.skripsi,bogor Laporan keuangan BNI http://www.bni.co.id/Portals/0/BNIlapkeu-indo-30sep12.pdf Diakses Tanggal : 12 april 2013
Miranda,Titut,2006,pengaruh rasio keuangan (per, der, npm, pbv) terhadap proporsi kepemilikan saham asing pada perusahaan manufaktur di bej.Skripsi,Yokyakarta pengertian saham dan jenis – jenisnya http://coki002.wordpress.com
Diakses tanggal: 13 April 2013 Priadi,toto, 2008.analisis rasio keuangan. jakarta. PPM(pengembangan ekslusif).
Prihatini, Ratna ,Se.2009, Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER Dan CR Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate And Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2003 – 2006). Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang. Safitri, Nini, 2012, Pengaruh return on asset (roa), debt to equity ratio (der), tingkat suku bunga dan tingkat inflasi terhadap return saham sektor perbankan di bursa efek indonesia (periode 20032010), Skripsi, Makkasar. Setiawan,Ricky,2011,pengaruh return on assets,debt equity rasio,price to book value terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di Bei periode 20072009,skripsi,semarang. Sinarmas Sekuritas,Indonesia stcock exchange(IDX),2008, Panduan Pemodal,PT. Bursa Efek Indonesia. Sinarmas Sekuritas, Indonesia stcock exchange(IDX), 2012, IDX LQ45, Jakarta Wijaya,Chandra.2006.Metodologi Penelitian Keuangan:Prosedur, Ide Dan Kontrol:Edisi PertamaYokyakarta:Graha Ilmu. (www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduat e/economy/2009/Artikel_20205630.pdf)