PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ANEKA TAMBANG, Tbk PERIODE 2004-2013 Arif Abuniyo 1, Supardi Nani2, Idham Masri Ishak3 Oleh Arif Abuniyo Nim 931 410 250 ABSTRAK
Arif Abuniyo, NIM 931 410 250. 2015. “Pengaruh Earning Per Share dan Net Profit Margin terhadap Harga Saham Pada PT. Aneka Tambang, Tbk”. Skripsi, Program Studi S-1 Manajemen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negri Gorontalo. Dibawah bimbingan Supardi Nani, SE., M.Si selaku pembimbing I dan Idham Masri Ishak, SE, M.Si selaku pembimbing II. Penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah yaitu seberapa besar Pengaruh Earning Per Share dan Net Profit MarginTerhadap Harga Saham Pada PT. Aneka Tambang, Tbk. Adapun yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada PT. Aneka Tambang, Tbk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini digunakan untuk meramalkan pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, dalam penelitian ini yaitu variabel (pengaruh Earning Per Share (EPS)) (pengaruh Net Profit Margin (NPM)) merupakan variable Independen (Terikat) dan variabel Y (Harga Saham) merupakan variabel Dependen (Bebas). Instrument yang digunakan adalah data sekunder serta untuk menganalisis data digunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dan segnifikan antara Earning Per Share dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham PT. Aneka Tambang, Tbk dengan hasil (R-Square) sebesar 0,66.4 atau 66.4%. sementara sisanya sebesar 33.6% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lainya yang tidak dimasukan oleh peneliti dalam penelitian ini seperti, perubahan tingkat suku bunga, gejolak sosial politik dan nilai tukar mata uang. Kata Kunci : Earning Per Share, Net Profit Margin, Harga Saham
1
Arif Abuniyo, Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo Supardi Nani Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas NegeriGorontalo. 3 . Idham Masri Ishak Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas NegeriGorontalo 2
PENDAHULUAN Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah bursa saham dijakarta yang merupakan bursa tempat dimana orang memperjual belikan efek di Indonesia.Pada tanggal 1 desember 2007 bursa efek Jakarta dan bursa efek Surabaya melakukan penggabungan usaha yang secara efektif mulai beroperasi pada1 desember 2007 dengan nama baru yaitu bursa efek Indonesia. Keputusan investasi merupakan suatu masalah penting yang sering dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang go-publik termasuk perusahaan-perusahaan manufaktur. Keputusan ini mempengaruhi nilai perusahaan di mata para investor yang dicerminkan dengan harga saham perusahaan tersebut. Investasi saham sangat rentan terhadap situasi politik dan ekonomi. Keadaan tersebut sering menyebabkan investor luar negeri dan dalam negeri kehilangan kepercayaan dalam berinvestasi. Fluktuasi harga saham juga dapat bergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran saham di pasar modal. Harga saham adalah harga dari suatu saham yang ditentukan pada saat pasar saham sedang berlangsung dengan berdasarkan kepada permintaan dan penawaran pada saham yang dimaksud. Harga saham setiap perusahaan berbedabeda satu sama lain. Menurut Alwi (2003), yang mempengaruhi harga saham salah satunya pengumuman laporan-laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earning Per Share (EPS) dan Deviden Per Share (DPS), Price Earning Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan lain-lain. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba yang dihasilkan dari dengan menggunakan asset perusahaan baik lancar maupun tetap selama setahun atau periodik. Profit suatu perusahaan dapat dilihat melalui jumlah laba perusahaan tersebut dan dikaitkan dengan aktifa yang digunakan dalam bisnis. Menurut Tandelilin (2001) Earning Per Share atau laba per lembar saham menunjukan besarnya laba bersih perusahaan atau jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham. Bagi para investor informasi EPS merupakan informasi yang paling mendasar dan berguna, karena bias menggambarkan prospec
earning perusahaan dimasa mendatang. Apabila Earning Per Share (EPS) perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi. Net Profit Margin (NPM) pada tahun 2004 PT. Aneka Tambang, Tbk mengalami kenaikan sebesar 0.28% sedangkan pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 0.26%. pada tahun 2006 dan 2007 mengalami kenaikan sebesar 0.28% dan 0.43%, sedangkan pada tahun selanjutnya mengalami penurunan yaitu pada tahun 2008 sebesar 0.14%, tahun 2009 0.07%. pada tahun 2010, 2011 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya masing-masing sebesar 0.19%. pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 0.29%. pada tahun 2013 Net Profit Margin mengalami penurunan sebesar 0.04% Closing price (Harga Saham) pada tahun 2004 2005 2006 PT. Aneka Tambang, Tbk mengalami kenaikan masing-masing sebesar Rp 1.725 Rp 3.575 Rp 8.000, pada tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan sebesar Rp 4.475 dan Rp 1.090, pada tahun 2009 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp 2.200 dan Rp 2.450, pada tahun 2011 2012 dan 2013 harga saham mengalami penurunan masingmasing sebesar Rp 1.620 Rp 1.280 dan Rp 1.090 Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti: Pengaruh Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada PT. Aneka Tambang, Tbk Periode 2004-2013. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka yang menjadi indentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Menurunnya nilai EPS disebabkan oleh menurunnya laba bersih perusahaan yang lebih besar dan tidak sebanding dengan penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar. 2. Jika nilai NPM yang sangat rendah maka laba perusahaan semakin kecil sehingga tidak akan mampu memberikan kompensasi atau imbalan jasa untuk menarik para investor. Dari indentifikasi diatas maka dapat disusun suatu rumusan masalah yakni seberapa besar pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham Pada PT. Aneka Tambang, Tbk. Adapun tujuan penulisan dalam melakukan penelitian yaitu untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh: Earning Per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham Pada PT. Aneka Tambang, Tbk.
Adapun manfaat yang diperoleh dan diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.5.1. Manfaat Teoritis Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini yakni sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam membandingkan penelitian-penelitian terdahulu tentang Earning Per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham dan juga bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapa tmenjadi bahan perbandingan dan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 1.5.2 Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini yakni bagi perusahaan dalam hal ini hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan informasi tentang Earning Per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Earning Per Share (EPS) sebagai salah satu rasio yang biasa digunakan dalam prospectus, bahan penyajian dan laporan tahunan kepada pemegang saham yang merupakan laba bersih dikurangi dividen (laba tersedia bagi pemegang saham biasa) dibagi dengan rata-rata tertimbang dari saham biasa yang beredar akan menghasilkan laba per saham. Sehingga Earning Per Share (EPS) merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar. Alat ukur yang paling sering digunakan adalah Earning Per Share (EPS). Angka yang ditujukan dari EPS inilah yang sering di publikasikan mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya ke masyarakat luas (go public) karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa Earninng Per Share mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya Dividen Per Saham dan tingkat harga saham dikemudian hari, serta Earning Per Share juga relevan untuk menilai efektifitas manajemen dan kebijakan pembayaran dividen. Menurut Darmadji (2001) semakin tinggi nilai Earning Per Share akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Dengan meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik, begitu juga sebaliknya, hal itu juga akan diikuti perubahan return sahamnya. Sedangkan menurut Sihombing (2008) Earning Per Share (EPS) adalah laba bersih
yang diterima dari setiap lembar saham, jika untuk modal usahanya emiten hanya mengeluarkan saham biasa (Common Stock) maka EPS dihitung dengan cara membagi laba bersih dengan jumlah saham perusahaan yang beredar.
Menurut Fabozzi (2001) “Earning Per Share (EPS) adalah perbandingan antara laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba setelah pajak dikurangi dividen saham preferen) dengan jumlah saham beredar selama periode perhitungan yang dilakukan”. Dengan demikian Earning Per Share merupakan besaran pendapatan yang diterima oleh para pemegang saham dari setiap lembar saham biasa yang beredar dalam satu periode waktu tertentu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Earning Per Share adalah: 1. Pengguna Hutang Dalam menentukan sumber dana untuk menjalankan perusahaan manajemen dituntut untuk mempertimbangkan kemungkinan perusahaan dalam struktur modal yang mampu memaksimumkan harga saham perusahaannya. Brigham dan Houston (2010), mengemukakan bahwa “ perubahan dalam penggunaan hutang akan mengakibatkan perubahan laba per lembar saham Earning Per Share dan karena itu juga mengakibatkan perubahan harga saham”. Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa perubahan penggunaan hutang, merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat besaran Earning Per Share. 2. Tingkat Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) Dalam memenuhi sumber dananya, manajemen pun dihadapkan pada beberapa alternatif sumber pendanaan, apakah dengan modal sendiri atau dengan pinjaman (modal asing). Menurut Sutrisno (2001) “ Dalam memilih alternatif sumber dananya tersebut, perlu diketahui pada tingkat profit sebelum Bunga dan Pajak (EBIT= Earning Before Interest and Tax) berapa apabila dibelanjai dengan modal sendiri atau hutang mengasilkan Earning Per Share yang sama “. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat laba bersih sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya laba per lembar saham. Faktor penyebab kenaikan Earning Per Share yaitu; 1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap. 2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun. 3. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
4. persentase kenaikan laba bersih besar dari pada persentasi kenaikan
jumlah
lembar saham biasa yang beredar. 5. persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar dari pada persentase penurunan laba bersih. Faktor penyebab penurunan Earning Per Share yaitu; 1. Laba bersih tetap dan jumlah saham biasa yang beredar naik. 2. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap. 3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik. 4. Persentase penurunan laba bersih lebih besar dari pada persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar. 5. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar dari pada persentase kenaikan laba bersih. Net Profit Margin adalah sebuah alat ukur bagi perusahaan dalam mengelola kegiatan operasional bisnisnya yang pada akhirnya dapat memprediksi berapa besar perusahaan tersebut mampu mendapatkan laba dari kegiatan operasionalnya. Dari laba ini, kita dapat mengetahui berapa banyak dividen yang dapat dibagikan kepada para investor. Semakin besar dividen yang akan dibagikan dari hasil laba bersih perusahaan, semakin banyak para investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut, dan hal ini tercermin dalam besar kecilnya harga saham. Hubungan kedua variabel ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Tandelilin (2001) yang berpendapat seperti ini: Saham merupakan secarik kertas yang menunjukan hak pemilik kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut dan berbagai kondisi untuk melaksanakan hak tersebut. Surat berharga dalam bentuk saham lebih disukai dari obligasi dan suarat berharga lainnya yang diperdagangkan di pasar modal. Menurut Keown (2001) mengemukakan saham merupakan secarik kertas yang dijadikan bukti kepemilikan perusahaan atau penyertaan modal yang diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki manfaat berupa deviden, capital gain, dan manfaat non financial. Menurut Samsul (2006) “saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan
dimana
pemiliknya
disebut
juga
sebagai
(Shareholder
atau
Stockholder)”. Sedangkan menurut Rusdin (2008) yaitu: “Sertifikat menunjukan bukti kepemilikan perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktifa perusahaan.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006) jenis-jenis saham diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Jenis dilihat dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim dibedakan menjadi: a. Saham Biasa: Saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian deviden, hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. b. Saham Preferen: Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap ( seperti bunga obligasi ), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap. 2. Jenis saham dilihat dari segi cara peralihannya dibedakan menjadi: a. Saham atas unjuk: Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindah tangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam rapat umum pemegang saham. b. Saham atas nama: merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa namanya pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. 3. Jenis saham dilihat dari segi kinerja perdagangan dibedakan menjadi: a. Blue-Chip Stock: saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. b. Income Stock: saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahu sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen secara tunai. Emiten ini tidak suka menelan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham. c. Growth Stock: Saham-saham dari emiten memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga Growth Stocks yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri Growth Stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang popelar di kalangan emiten.
d. Speculative Stock: saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti. e. Counter Cyclikal Stock: saham yang tidak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis cecara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan deviden tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat seperti rokok dan Consumer goods. Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dijelaskan pada skema sebagai berikut:
EPS merupakan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar
NPM merupakan perbandingan antara laba bersih dengan jumlah penjualan
Dasar Teori
Penelitian Terdahulu
Earning Per Share menurut Tandelilin (2001), “Earning Per Share atau laba per lembar saham menunjukan besarnya laba bersih perusahaan atau jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham.
Arif Akbar Lamusu (2013) hasil penelitiannya secara simultan net profit margin (NPM) dan Debt Equityn Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Periode 2007-2012.
Menurut Rahardi (2003) Net Profit Margin merupakan persentase laba bersih dibandingkan dengan penjualan.Semakin tinggi Net Profit Margin, semakin baik operasi suatu perusahaan.
Verawati Refli Mumu (2014) hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Earnng Per Share dan Net profit Margin secara bersama-sama terhadap Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Periode 2001-2012.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran HARGA SAHAM
Menurut Sugiyono (2010) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, sebelum jawaban yang empirik. Sehubungan dengan penelitian ini, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut; diduga terdapat pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham pada PT. Aneka Tambang, Tbk. METODOLOGI PENELITIAN Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Earning Per Share (EPS) Net Profit Margin (NPM) dan Harga Saham Pada PT. Aneka Tambang, Tbk. Penelitian yang direncanakan oleh peneliti berlangsung selama±3 bulan yakni mulai bulan januari sampai maret 2015 yang mencakup semua langkah-langkah penelitian mulai dari persiapan sampai pelaksanaan penelitian. Lokasi penelitian adalah perusahaan PT. Aneka Tambang, Tbk sejak tahun 2004 sampai tahun 2013, dan ruang lingkup penelitian ini adalah laporan keuangan yang memenuhi kriteria variabel penelitian dan tetap dipublikasikan selama tahun pengamatan. Metode penelitian ini bersifat korelasional yang menjelaskan pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham merupakan data time series. Dengan demikian penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian yang sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya dan mencoba menganalisa untuk memberikan kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh. Adapun desain penelitiannya, dapat digambarkan sebagai berikut: EPS (X1)
HARGA SAHAM (Y)
NPM (X2)
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data sumber penelitian yang diperoleh peneliti dari lokasi penelitian secara tidak langsung, melalui media perantara, (diperoleh dan dicatat orang lain atau yang telah dipublikasikan). Adapun metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah suatu pengumpulan data yang berasal dari sumber tertulis yaitu berupa data laporan keuangan PT. Aneka Tambang, Tbk. Berdasarkan dari Singarimbun (2000) definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Tabel 3.2 Operasional Variabel Jenis variabel Earning
Devinisi variable
Parameter
per Merupakan
share
Laba bersih setelah pajak Rasio
perbandingan
(X1)
bersih
Skala
laba dibagi
setelah
dengan
jumlah
pajak saham yang beredar
dengan jumlah saham yang beredar.
Net
profit Merupakan
margin (X2)
perbandingan laba
bersih
Laba bersih dibagi dengan Rasio antara jumlah
penjualan
dikali
dengan 100%
jumlah penjualan Variabel
Harga saham adalah Persentase harga saham Nominal
terikat:
harga
Harga saham
dengan surat berharga periode sebelumnya dibagi
(Y)
yang
terikat diperoleh dari harga saham
tersebut (stock) atau dengan harga
pada
penutupan
harga
saham
saat periode selanjutnya dikali 100%
Teknik analisis data yang diguanakan adalah deskriptif, yaitu suatu teknik analisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dari nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih kemudian membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang satu dengan yang lainnya dilanjutkan dengan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Husnan 2010). Analisis deskripsi dilakukan antara lain dengan menggunakan alat analisis. Pengujian
asumsi
klasik
yang
digunakan
yaitu:
uji
normalitas,
multikolinearitas, heteroskedastisitas dan auto korelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variable independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal/mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali 2006). Menurut Ghozali (2005) uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Pada model regresi yang baik antara variabel independen seharusnya tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang dapat dilihat dari output SPSS. Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan. a. Jika nilai tolerance >10 persen dan nilai VIF <10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi. b. Jika nilai tolerance <10 persen dan nilai VIF >10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, didapatkan informasi Earning Per Share Tahun 2004 – 2013 yang ditampilkan dalam bentuk grafik dibawah ini:
Earning Per Share 1000 814 500 0
425 441
537 143 63
177 202
313
43 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Earning Per Share
Grafik diatas tentang Earning Per Share PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, menunjukkan perkembangan yang pluktuatif selama 10 tahun, dari tahun 2004 – 2013. Dimana Earning Per Share tahun 2004 sampai tahun 2006 mengalami kenaikan sampai sebesar Rp. 814,dan selanjutnya mengalami penurunan sampai tahun 2009, penurunan Earning Per Share sampai sebesar Rp. 63,- setelah itu PT. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, didapatkan informasi Net Profit Margin Tahun 2004 – 2013 yang ditampilkan dalam bentuk grafik dibawah ini:
Net Profit Margin 0,500 0,430
0,400 0,300
0,290
0,280 0,260 0,280
0,200 0,140
0,100
Net Profit Margin
0,190 0,190 0,070
0,000
0,040
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Grafik Net Profit Margin PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, menggambarkan perkembangan yang yang pluktuatif selama 10 tahun, dari tahun 2004 – 2013. Net Profit Margin tahun 2005 mengalami penurunan, selanjutnya Net Profit Margin sampai tahun 2007, mengalami kenaikan sampai mencapai sebesar 0.430, setelah itu mengalami penurunan sampai mencapai sebesar 0.070 pada tahun 2009, dan sampai tahun 2012 mengalami kenaikan Net Profit Margin mencapai sebesar 0.290, selanjutnya mengalami penurunan kembali Net Profit Margin tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.” Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda melalui SPSS (Statistical Product Service Solution) versi 16. Dimana persamaan regresinya adalah: ŷ = a + b1X1 + b2X2 + e Berikut ini data hasil SPSS (Statistical Product Service Solution), yang menyatakan hasil persamaan regresi berganda tentang pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Net Profit
Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk: Coefficients
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
a
Correlations
Collinearity Statistics
ZeroModel 1
B (Constant
Std. Error
.855
.522
EPS
.002
.002
NPM
3.438
3.395
)
Beta
t
Sig.
order
Partial
Part
Tolerance
VIF
3.639
.001
.509
3.458
.002
.784
.483
.319
.394
2.540
.354
3.013
.002
.750
.357
.222
.394
2.540
a. Dependent Variable: Harga_Saham
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya yakni untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham
PT. Aneka
Tambang (Persero) Tbk, maka peneliti akan melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t. Uji t dilakukan untuk membandingkan antara t hitung dengan t tabel pada taraf signifikan () = 5% (0,05), berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dengan kriteria sebagai berikut: Ha > Earning Per Share berpengaruh terhadap Harga Saham PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Ho ≤ Earning Per Share tidak berpengaruh terhadap Harga Saham PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Jika t hitung ≤ t tabel : Ho diterima dan Ha ditolak. Jika t hitung ≥ t tabel : Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan pernyataan hipotesis sebelumnya, maka dengan memperhatikan hasil olahan SPSS pada tabel 4.1 Coefficient di atas, untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian (HA) yang menyatakan Earning Per Share berpengaruh pada Harga Saham PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk perlu membandingkan besarnya nilai t hitung dengan
besarnya nilai t tabel. Perbandingan antara t
hitung
dan t
tabel
dari koefisien regresi (b1) dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut: Koefisien Regresi
t hitung
t tabel
3,458
2,262
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya yakni untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham PT. PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk, maka peneliti akan melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t. Uji t dilakukan untuk membandingkan antara t hitung dengan t tabel pada taraf signifikan () = 5% (0,05), berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dengan kriteria sebagai berikut: Ha > Net Profit Margin berpengaruh terhadap Harga Saham PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk Ho ≤ Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap Harga Saham PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk Jika t hitung ≤ t tabel : Ho diterima dan Ha ditolak. Jika t hitung ≥ t tabel : Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan pernyataan hipotesis sebelumnya, maka dengan memperhatikan hasil olahan SPSS pada tabel 4.1 Coefficient di atas, untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian (H a) yang menyatakan Net Profit Margin berpengaruh pada Harga Saham PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk, perlu membandingkan besarnya nilai t hitung dengan besarnya nilai t tabel. Perbandingan antara t
hitung
dan t
tabel
dari koefisien regresi (b1) dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut: Koefisien Regresi
t hitung
t tabel
3,013
2,262
PEMBAHASAN Earning Per Share atau laba per lembar saham menunjukan besarnya laba bersih perusahaan atau jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham. Bagi para investor informasi EPS merupakan informasi yang paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospec earning perusahaan dimasa mendatang. Earning Per Share (EPS) adalah laba bersih yang diterima dari setiap lembar saham, jika untuk modal usahanya emiten hanya mengeluarkan saham biasa (Common Stock) maka EPS dihitung dengan cara membagi laba bersih dengan jumlah saham perusahaan yang beredar. Net Profit Margin (NPM) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih digunakan untuk mengukur kemampuan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dengan setiap rupiah penjualan. Net Profit Margin (NPM) menunjukan kemampuan manajemen perusahaan sampai cukup berhasil memulihkan harga pokok barang dagang atau jasa, beban operasi (termasuk penyusutan) dan biaya pinjaman. Net Profit Margin (NPM) yang tinggi tidak hanya sekedar menunjukan kekuatan bisnis tetapi juga semangat yang kuat pihak manajemen untuk malakukan kontrol terhadap biaya. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (Statistical Product Service Solution) pada tabel 4.1 di atas, diperoleh persamaan regresi linear berganda dimana ŷ = 0.855 + 0.002X1 + 3.438X2 yang telah teruji keberartiannya pada tingkat signifikan = 5% (0,05). Hal ini menunjukkan nilai sebesar 0.855 menyatakan bahwa Harga Saham (Y) sebesar 0.855 satuan bila Earning Per Share (X1) dan Net Profit Margin (X2) dianggap konstan. Koefisien regresi variabel Earning Per Share (X1) sebesar 0,002 ini menunjukkan besarnya perubahan Harga Saham (Y) karena pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham. Dengan kenaikan satu satuan skor variabel Earning Per Share (X1) maka Harga Saham akan meningkat sebesar 0,002 dengan anggapan faktor lain konstan. Koefisien regresi variabel Net Profit Margin (X2) sebesar 3.438 ini menunjukkan besarnya perubahan Harga Saham (Y) karena pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham. Dengan kenaikan
satu satuan skor variabel Net Profit Margin (X2) maka Harga Saham akan meningkat sebesar 3.438 dengan anggapan faktor lain konstan. PENUTUP
Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) menunjukkan sebesar 0,66.4 atau 66,4% termasuk pada kategori pengaruh yang kuat. Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa Earning Per Share dan Net Profit Margin berpengaruh terhadap Harga Saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. dengan tingkat pengaruh sebesar 66,4%, dan sisanya sebesar 33,6% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lainnya yang tidak dimasukkan oleh peneliti dalam penelitian ini seperti, perubahan tingkat suku bunga, gejolak sosial politik dan nilai tukar mata uang. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji hipotesis (Uji F/simultan) membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara variabel Earning Per Share dan Net Profit Margin terhadap Harga Saham PT. Aneka
Tambang, (Persero), Tbk dengan membandingkan tingkat signifikan
pada F – test dengan tingkat signifikan 5%, dimana hasilnya sebesar 0,002 < 0,05. 2. Uji hipotesis (Uji T) membuktikan bahwa masing-masing variabel X1 (Earning Per Share) dan X2 (Net Profit Margin) terdapat pengaruh terhadap Harga Saham PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk, dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel untuk masing-masing variabel X, dimana variabel X1 (Earning Per Share) t hitung 3.458 > t tabel 2,262. Dan variabel X2 (Net Profit Margin) t hitung 3.013 > t tabel 2,262. Hasil persamaan regresi menunjukkan koefisien determinasi (R Square) menunjukkan sebesar 0,66.4 atau 66,4% termasuk pada kategori pengaruh yang kuat. Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa Earning Per Share dan Net Profit Margin berpengaruh terhadap Harga Saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. dengan 3.
tingkat pengaruh sebesar 66,4%, dan sisanya sebesar 33,6% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lainnya yang tidak dimasukkan oleh peneliti dalam penelitian
ini seperti, perubahan tingkat suku bunga, gejolak sosial politik dan nilai tukar mata uang. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Z Iskandar. 2003. “Pasar Modal Teori dan Aplikasi”. Jakarta. Edisi Pertama: Penerbit Yayasan Pancur Siwah. Anoraga, pandji. 2008, pengantar pasar modal (edisi revisi) jakrta: rineka cipta. Brigham,f Eugene. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Ciracas Jakarta: Erlangga. Darmadji, T. & Fakhruddin, H. M. (2001). Pasar Modal di Indonesia. (Edisi 2). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Fabozzi, frank. 2001, manajemen investasi buku dua. Salemba empat. Jakarta. Hermuningsih, Sri. 2012. Pengantar pasar modal Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Husnan, Suad. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Jogiyanto, 2003, teori portofolio dan analisis investasi, edisi ke-2, BPFE. Yogyakarta. Keown, Scott, Martin dan Petty. 2001. Dasar–dasar manajemen keuangan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Prasetyantoko A. 2008. Bencana Finansial Stabilitas sebagai Barang Publik. PT. Kompas Media Nusantara: Jakarta Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Media Kom Erlangga. Jakarta. Rusdin, 2008, pasar modal: teori, masalah, dan kebijakan dalam praktik. Bandung: ALFABETA. Rahardi, F. 2003 Cerdas Beragrobisnis. PT. Agro Media Puataka: Jakarta. Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT BALANCE SCORECARD, PT. Gramedia pustaka Utama: Jakarta. Samsul, 2006, pasar modal & manajemen potofolio, erlangga, Jakarta. Sihombing, gregorius 2008, Kaya Pinter Jadi Trader dan Investor Saham. Yogyakarta. Singarimbun, Masri, dan Sopian Efendi. 2000. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES.
Sundjaja, S Ridwan & Barlian Inge, 2003 . Manajemen Keuangan Dua, Edisi Keempat. Literata Lintas Media, Jakarta. Sutrisno, 2001, Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Ekonisia, Yogyakarta. Syafri harahap, sofyan, 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Tandelilin, 2001.Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi 1.BPFEYogyakarta: Yogyakarta. Tandelilin, Eduardus 2010, Portofolio dan Investasi – Teori dan Aplikasi, Kanisius, Yogyakarta. Tandelilin, Eduardus. 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE. Wibisono, Yusuf. 2009. Metode Statistik. Yogyakarta: gajah Mada Universitas Press. Wild, john J. et. al,2008, Financial Statement Analysis – Analysis laporan.