ANALISIS PENGARUH PROFIT MARGIN DAN PERPUTARAN AKTIVA USAHA TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Oleh : EKA SULASTRI NIM : 101081223197
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Dosen............................................................................
i
Lembar Pengesahan Komprehensif................................................................
ii
Lembar Pengesahan Skripsi...........................................................................
iii
Daftar Riwayat Hidup....................................................................................
iv
Abstract.........................................................................................................
v
Abstrak..........................................................................................................
vi
Kata Pengantar ..............................................................................................
vii
Daftar Isi .......................................................................................................
ix
Daftar Tabel ..................................................................................................
xi
Daftar Gambar...............................................................................................
xii
Daftar Lampiran ............................................................................................ xiii BAB I
BAB II
Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian.......................................................
1
B. Perumusan Masalah................................................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................
6
Tinjauan Pustaka A. Pengertian Laporan Keuangan................................................
7
B. Pengertian Rasio Keuangan....................................................
11
C. Pengertian Aktiva Usaha ........................................................
12
D. Klasifikasi Aktiva Usaha ........................................................
16
E. Pengertian Rentabilitas...........................................................
19
F. Hubungan Antara Profit Margin dan Perputaran Aktiva Usaha
BAB III
Dengan Rentabilitas Ekonomi ................................................
28
G. Kerangka Pemikiran ...............................................................
31
H. Hipotesis Penelitian................................................................
31
Metodologi Penelitian A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................
32
B. Metode Penentuan Sampel .....................................................
32
C. Metode Pengumpulan Data.....................................................
33
ix
BAB IV
BAB V
D. Metode Analisis .....................................................................
36
E. Operasional Variabel Penelitian .............................................
38
Penemuan dan Pembahasan A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian ............................
40
B. Analisa dan Pembahasan .........................................................
42
Kesimpulan dan Implikasi A. Kesimpulan ............................................................................
53
B. Implikasi .................................................................................
54
Daftar Pustaka...............................................................................................
56
x
ANALISIS PENGARUH PROFIT MARGIN DAN PERPUTARAN AKTIVA USAHA TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Eka Sulastri NIM: 101081223197
Di bawah Bimbingan,
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA
NIP. 131 474 891
NIP. 132 055 044
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429H/2008M
i
Hari ini Jum’at Tanggal 14 Bulan Juli Tahun Dua Ribu Enam telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Eka Sulastri NIM: 101081223197 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH PROFIT MARGIN DAN PERPUTARAN AKTIVA USAHA
TERHADAP
RENTABILITAS
EKONOMI”
(Studi
Empiris
Pada
Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka mahasiswa tersebut telah dapat mengikuti ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Juli 2006
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA
Ketua
Sekretaris
Rini SE, Ak., M.Si Penguji Ahli
ii
Hari Jum’at Tanggal 13 Bulan Februari Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Eka Sulastri NIM: 101081223197 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH PROFIT MARGIN DAN PERPUTARAN AKTIVA USAHA TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI” (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka mahasiswa tersebut telah dapat mengikuti ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Februari 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Dr. Abdul Hamid, MS
Dr. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBM
Ketua
Sekretaris
Rini SE, Ak., M.Si Penguji Ahli
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Eka Sulastri
Tempat/Tanggal Lahir
: Tangerang, 12 Januari 1983
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Otista No. 116 Rt. 011 Rw. 09 Kedaung-Pamulang 15415
Pendidikan
:
1. MI AD-DIYANAH, Lulus Tahun 1994 2. MTsN I Pamulang, Lulus Tahun 1997 3. SMK Dua Mei Ciputat, Lulus Tahun 2000 4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Lulus Tahun 2009
iv
ABSTRACT
This research has the intention of providing an effect of profit margin and turn over of operating assets to the rentability of economic at the manufactur company that listing in the stock exchange of Indonesia, with take a sample is the manufactur company that publicate the financial statement by continuously since 2005 until 2007, the sample of the research is about 30 company by using 3 variable that consist of 2 independent variable that is profit margin and turn over operating assets and 1 dependent variable that is rentability of economic. The data used in this research is using secondary data. The method o analysis are used multiple regression, researchert to test what do the study happened deviation with multicolinearity, autocorrelation, heteroscedasticity and normality. The result of analiysis of regresi found at this research are that the profit marginhave strong positive relation with rentability of economic equal to 0.360 while the turn over of operating assets have very low relation with rentability of economic equal to 0.040. at coefficient of determination, the effect of the profit margin and turn over of operating assets to the rentability of economic are 50.3% and 49.7% is other factors outside both of the independent variable.
v
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profit margin dan perputaran aktiva usaha terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan mengambil sampel perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangannya secara continue mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. sampel pada penelitian ini sebanyak 30 perusahaan. Variabel yang digunakan sebanyak 3 variabel yang terdiri dari 2 variabel independen yaitu profit margin dan perputaran aktiva usaha dan 1 variabel dependen yaitu rentabilitas ekonomi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda, peneliti juga menguji apakah ada penyimpangan asumsi multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan normalitas. Hasil analisis Regresi yang ditemukan pada penelitian ini menyatakan bahwa profit margin memiliki hubungan yang positif dengan rentabilitas ekonomi dengan signifikansi sebesar 0.360 sedangkan perputaran aktiva usaha mempunyai tingkat hubungan yang sangat rendah dengan rentabilitas ekonomi yaitu sebesar 0.040. pada koefisien determinasi pengaruh profit margin dan perputaran aktiva usaha terhadap rentabilitas ekonomi adalah sebesar 50.3% dan selebihnya sebesar 49.7% adalah faktor lain di luar kedua variabel independent.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw. Terspesial terima kasih yang sebesar-besarnya penulis mengucapkam kepada (Alm) Ibu ku yang tidak sempat melihat skripsi ini sampai selesai, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan juga ma… yang sudah tertunda begitu lama, maafkan aku karena tidak bisa mempersembahkan skripsi ini saat mama masih ada, aku akan selalu mencintai dan menyayangimu, dan kupersembahkan juga untuk Bapakku yang memberikan kasih sayang dan perhatian kepada penulis, serta dukungan yang terus menerus agar skripsi ini bisa selesai agar tidak ada pengorbanan yang sia-sia dan kepada Suami dan anakku (Yasmin Ummu Hani) tercinta, yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini, aku sayang kalian. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulis banyak sekali mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku dosen pembimbing I yang dalam kesibukannya selalu meluangkan waktu untuk penulis serta dengan sabar selalu memberikan bimbingan dan masukannya kepada penulis.
vii
2. Dr. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBM selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan perhatian, saran dan selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis. 3. Bapak Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Amilin, SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi khususnya jurusan akuntansi yang besar peranannya bagi penulis selama menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Seluruh Staff akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Teman-teman baikku: Maya, Alwie, Mia, Diah, Rima, Gina, Vera, Ria, Milah, yang tidak bosan-bosan mengingatkan agar cepat menyelesaikan skripsi ini dan yang telah memberi semangat sekaligus penasehat yang baik dikala penulis sedang mengalami kesulitan dan membutuhkan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Sahabatku Yayu (Yoenk) yang selalu ada dikala suka dan duka, semoga persahabatan kita abadi. Dan pihak-pihak lain yang telah berjasa bagi penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu. Penulis menyadari sekali bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan skripsi ini, terima kasih. Jakarta, Februari 2009 Penulis
DAFTAR LAMPIRAN viii
Nomor
Keterangan
Halaman
1 Profit Margin Tahun 2005-2007 61 2 Perputaran Aktiva Usaha Tahun 2005-2007 62 3 Rentabilitas Ekonomi Tahun 2005-2007 63 4 Profit Margin Tahun 2005 64 5 Perputaran Aktiva Usaha Tahun 2005 65 6 Rentabilitas Ekonomi Tahun 2005 66 7 Profit Margin Tahun 2006 67 8 Perputaran Aktiva Usaha Tahun 2006 68 9 Rentabilitas Ekonomi Tahun 2006 69 10 Profit Margin Tahun 2007 70 11 Perputaran Aktiva Usaha Tahun 2007 71 12 Rentabilitas Ekonomi Tahun 2007 72 13 Hasil Uji Regresi 73 14 Hasil Uji Asumsi K
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri maupun perdagangan ataupun
bidang
lainnya
senantiasa
menginginkan
adanya
kontinuitas
dan
perkembangan dari usahanya. Kontinuitas dan perkembangan tersebut akan dapat terlaksana apabila ditunjang oleh adanya kemampuan mengkoordinir fungsi-fungsi perubahan secara efektif. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana. Dana diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari utang, dana yang diterima oleh perusahaaan digunakan untuk membeli aktiva tetap untuk memproduksi barang, membeli barang-barang untuk kepentingan produksi dan penjualan ataupun membeli surat berharga baik untuk kepentingan transaksi maupun menjaga likuiditas perusahaan. Perusahaan didalam melakukan bisnis memerlukan aktiva riil (real assets), baik yang berwujud seperti mesin, pabrik, kantor, kendaraan maupun yang tidak berwujud seperti keahlian teknis, merk dagang dan hak paten. Untuk memperoleh aktiva riil tersebut, perusahaan harus mencari uang untuk membayarnya antara lain dengan menjual saham , obligasi bagi perusahaan yang terbentuk Perseroan Terbatas antaupun sekuritas lain atau mencari kredit dari bank. Dilihat dari suatu saat tertentu, kelompok dana yang ada dalam perusahaan bersifat statis yang mencerminkan keadaan pada suatu saat, yaitu yang tercermin pada jumlah aktiva lancar dan jumlah
aktiva tidak lancar pada suatu saat tertentu, jumlah sumber dana yang digunakan untuk membelanjai atau mendanai aktiva tersebut pada suatu saat tertentu. Pembelanjaan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang memegang peranan penting bagi keberhasilan suatu perusahaan. Yang dimaksud pembelanjaan disini adalah keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Masalah pembelanjaan adalah masalah yang sentral dalam pencapaian tujuan perusahaan disamping masalahmasalah penting lain yang meliputi produksi, marketing, dimana antara satu fungsi dengan yang lainnya berkaitan erat dan saling menunjang. Prinsip manajemen perusahaan menuntut agar baik dalam memperoleh maupun dalam menggunakan dana harus didasarkan kepada pertimbangan efisiensi dan efektivitas. Dengan demikian, maka pembelanjaan perusahaan tidak lain adalah manajemen untuk fungsi-fungsi pembelanjaan. Dalam pengertian manajemen terkandung fungsi-fungsi perencanaan, pengarahan dan pengendalian. Berhubung dengan itu maka perlu ada perencanaan dan pengendalian yang baik dalam menggunakan maupun dalam pemenuhan kebutuhan dana. Dari uraian tersebut maka pada dasarnya dapat dikatakan bahwa fungsi pembelanjaan meliputi fungsi penggunaan dana atau pengalokasian dana dan fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau fungsi pendanaan. Fungsi penggunaan atau pengalokasian dana harus dilakukan secara efisien. Ini berarti bahwa setiap rupiah dana yang tertanam dalam aktiva harus digunakan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan rentabilitas yang maksimal. Fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan aktiva lancar
maupun aktiva tetap. Agar dana yang tertanam dalam masing-masing unsur aktiva tersebut disatu pihak tidak terlalu kecil jumlahnya sehingga dapat mengganggu kontinuitas usaha, dan dilain pihak tidak terlalu besar jumlahnya sehingga dapat menimbulkan pengangguran dana. Maka pengalokasian dana tersebut didasarkan pada perencanaan yang tepat sehingga penggunaan dana dapat dilakukan secara optimal. Efisiensi penggunaan dana secara langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan rentabilitas. Fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau fungsi pendanaan juga harus dilakukan secara efisien. Dimana manager keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang dilakukan dengan biaya yang minimal dengan syaratsyarat yang paling menguntungkan. Manager keuangan harus mempertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya dari masing-masing sumber dana yang akan dipilih dalam mengambil keputusan pendanaan. Maka dengan itu pengertian pembelanjaan perusahaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Pada umumnya masalah rentabilitas di perusahaan lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belum merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja secara efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh pada suatu periode tertentu dengan kekayaan atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Atau dengan kata lain
kemampuan untuk menghasilkan laba tidak cukup diukur berdasarkan profitabilitas dari hasil penjualannya saja, tetapi juga dari rentabilitas modal yang dimilikinya. Menurut Nasir Asman (2007) salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai tingkat rentabilitas yang wajar, dimana tingkat rentabilitas ini merupakan alat ukur dari tingkat efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan modal yang tersedia untuk menghasilkan laba. Sebagaimana diketahui setiap perusahaan selalu berupaya meningkatkan peranan aktiva, karena kemampuan material dalam perusahaan bersumber dari kekuatan assetnya. Dilain pihak, perusahaan tentu tidak dapat membiarkan peranan assetnya tanpa mengkaji secara dalam efektivitas yang dapat ditimbulkan oleh rentabilitas ekonomi. Jadi analisa rentabilitas ekonomi sebagai alat pengukur efisiensi penggunaan modal, maka dengan membandingkan tingkat rentabilitas untuk beberapa periode akan dapat diketahui bagaimana perkembangan efisiensi penggunaan modal yang telah digunakan oleh perusahaan. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fauzi (1994) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara perputaran aktiva usaha dengan rentabilitas ekonomi pada PT. BAT Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Karmawati (1999) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara perputaran aktiva usaha dengan rentabilitas ekonomi pada Badan Pengolahan Pasar Modal (BAPEPAM). Penelitian yang dilakukan Umar (1991) menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara perputaran aktiva usaha dengan rentabilitas ekonomi pada PT. Pernisa Adi Pratama sedangkan Ramah menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara operating profit margin dan total assets turn over terhadap rentabilitas ekonomi. Penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya menarik peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya, penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fauzi (1994). Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Perbedaan Objek Penelitian Objek yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya hanya mengambil satu sampel perusahaan saja yaitu PT. BAT Indonesia, sedangkan pada penelitian ini mengambil 30 sampel perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 2. Perbedaan Variabel Penelitian Dalam penelitian ini tidak hanya menguji satu variabel perputaran aktiva usaha saja tetapi ada variabel lain yang diteliti yaitu profit margin.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pengaruh profit margin terhadap rentabilitas ekonomi? 2. Bagaimanakah pengaruh perputaran aktiva usaha terhadap rentabilitas ekonomi? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh profit margin terhadap rentabilitas ekonomi. b. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh perputaran aktiva usaha terhadap rentabilitas ekonomi. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya: a. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara profit margin dan perputaran aktiva usaha dengan rentabilitas ekonomi. b. Bagi perusahaan, untuk membantu menilai kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya sehingga dapat dijadikan dasar oleh pemilik perusahaan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang akan diambil dan sebagai bahan pertimbangan dimasa-masa yang akan datang sehingga dapat diambil keputusan yang lebih tepat. c. Bagi pembaca, dapat dijadikan sebagai sumber referensi yang dapat dimanfaatkan dan dapat dijadikan studi perbandingan agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai mata uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhir pun disajikan dalam nilai uang. Laporan keuangan merupakan informasi histories. Laporan keuangan inilah yang akan menjadi bahan informasi bagi para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggung jawaban, serta untuk mengambarkan indikator kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
1. Arti Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut IAI dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2007:07), adalah sebagai berikut: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, laporan keuangan juga sebagai pertanggung jawaban, serta untuk mengambarkan indikator kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuannya”. Ikatan Akuntan Indonesia telah mengolaborasikannya laporan akuntasi sebagai neraca, perhitungan rugi laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampiran termasuk sumber dana pengunaan dana. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi 7
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut, sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil.
2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut IAI dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2007:12-14), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuagan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambil keputusan ekonomi. b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu. c. Laporan keuangan juga menujukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya dipercayakan kepadanya. Sedangkan dalam PSAK No. 1 : penyajian laporan keuangan (2007:05), menyatakan bahwa: “Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusankeputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung
jawaban (stewardship)
manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”. Menurut Jay M. Smith dan K. Fred Skousen (2006:33-37) dalam FSAB Concept Statement No. 1, merumuskan beberapa tujuan laporan keuangan, yaitu sebagai berikut : a. Tujuan Umum Tujuan menyeluruh dari laporan keuangan adalah menghasilkan
informasi
yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Penekanan dalam tujuan menyeluruh ini terletak pada investor dan kreditor sebagai pemakai eksternal utama, maka kebutuhan umum dari pemakai lainnya akan terpenuhi. Tujuan ini juga mempertimbangkan pemakai yang memadai tentang laporan keuangan, yaitu mereka yang mempunyai pemahaman yang cukup mengenai akuntansi dan bisnis serta keinginan untuk mempelajari dan menganalisis informasi yang disaksikan di dalam laporan keuangan. b. Tujuan khusus Sedangkan tujuan khusus dari pelaporan keuangan adalah menghasilkan informasi yang berguna yaitu untuk :
1) Mengetahui kondisi keuangan perusahaan Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik dari suatu perusahaan untuk membantu para investor, kreditor, serta pihak-pihak lain dalam mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan disamping likuiditas dan solvabilitas.
Informasi ini akan mambatu para pemakai untuk menentukan kondisi keuangan perusahaan, yang selanjutnya akan memberikan wawasan mengenai prospek arus kas di masa mendatang. 2) Menilai prestasi dan laba perusahaan Tujuan pelaporan keuangan perusahaan lain yang penting adalah untuk menyediakan informasi mengenai suatu perusahaan dalam periode tertentu. Prestasi ini terutama dievaluasi berdasarkan laba yang diperoleh perusahaan. 3) Mengetahui bagaimana dana diperoleh dan digunakan Disamping penekanan pada laba, tujuan lain dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai arus kas perusahaan selama priode tertentu. Tujuan ini meliputi informasi mengenai pinjaman dan pembayaran kembali dan yang dipinjam, transaksi-transaksi modal, seperti penerbitan saham, dan pembayaran deviden, serta faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan.
3. Unsur Laporan Keuangan Menurut IAI dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2007:47), laporan keuangan mengambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan.
Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.
B. Pengertian Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, diperlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks. Dengan demikian rasio
keuangan
digunakan
untuk
menganalisis
laporan
keuangan,
yang
menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi satu sama lainnya, sehingga dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini. Selain itu juga dapat memungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi para kreditor dan investor dan memberikan pandangan ke dalam tentang bagaimana kira-kira dana dapat diperoleh. Menurut Kuswadi (2008:56) analisis rasio keuangan hanya dapat dilakukan oleh proses yang melaksanakan administrasi keuangan yang sesuai dengan prinsipprinsip/kondisi akuntan yang benar sehingga neraca dan laporan laba rugi yang dihasilkannya memiliki data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Menurut Bambang Riyanto (1999:32), “rasio keuangan terdiri atas rasio likuiditas, aktivitas, leverage, dan profitabilitas”. Sedangkan
menurut
Agnes
Sawir
(2005:7),
rasio-rasio
keuangan
dikelompokkan ke dalam 5 kelompok besar, yaitu: Likuiditas, leverage, aktivitas,
profitabilitas, dan penilaian. Sejumlah rasio yang tak terbatas banyaknya dapat dihitung, akan tetapi dalam prakteknya cukup digunakan beberapa jenis rasio saja. Rentabilitas ekonomi merupakan salah satu rasio dari rasio profitabilitas. Rentabilitas ekonomi atau disebut juga Daya Laba Besar (Basic Earning Power) adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang menunjukkan rentabilitas ekonomi.
C. Pengertian Aktiva Usaha Menurut Baridwan (2002:20) menyatakan bahwa aktiva adalah manfaat ekonomis dimasa yang akan datang yang diharapkan akan diterima oleh suatu badan usaha sebagai hasil dari transaksi-transaksi dimana lalu. Sedangkan
menurut
Ikatan
Akuntansi
Indonesia
(2007:49.1)
aktiva
didefinisikan sebagai berikut: “aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan”. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat terbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas operasional perusahaan. Perusahaan biasanya mengunakan aktiva untuk memproduksi barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan pelanggan, maka pelanggan bersedia membayar sehingga memberikan sumbangan kepada arus kas perusahaan.
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva dapat mengalir ke dalam perusahaan dengan beberapa cara, Misalnya: aktiva dapat digunakan baik sendiri maupun bersama aktiva lain dalam produksi barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan, dipertukarkan dengan aktiva lain, digunakan untuk menyelesaikan kewajiban, atau dibagikan kepada para pemilik perusahaan. Suatu aktiva mempunyai tiga sifat pokok penting, yaitu: mempunyai kemungkinan manfaat dimasa datang yang berbentuk kemampuan (baik sendiri atau kombinasi dengan aktiva lainya) untuk menyumbang pada aliran kas masuk dimasa mendatang baik langsung maupun tidak langsung, suatu badan usaha tertentu dapat memperoleh manfaatnya dan mengawasi manfaat tersebut, transaksi-transaksi yang menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut sudah terjadi. Aktiva juga mempunyai sifat-sifat lain seperti, diperoleh dengan jumlah sebesar harga perolehan, berwujud, dapat ditukar dengan aktiva lain atau mempunyai kekuatan hukum. Sifat-sifat lain ini tidak mutlak karena tanpa sifat-sifat ini, suatu elemen dapat berupa aktiva. Misalnya, aktiva dapat diperoleh tanpa cost, dapat juga berwujud dan lain-lain. Jadi yang dimaksud dengan aktiva usaha adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. 1. Pengakuan Aktiva
a. Aktiva diakui dalam neraca jika besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya dimasa depan diperoleh perusahaan dan aktiva tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. b. Aktiva tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam perusahaan setelah periode akuntansi berjalan. Dengan perlakuan ini tidak berarti pengeluaran yang dilakukan manajemen mempunyai maksud yang lain daripada menghasilkan manfaat ekonomi bagi perusahaan dimasa depan atau bahwa manajemen salah arah. Implikasi satu-satunya adalah bahwa tingkat kepastian dari manfaat ekonomi yang diterima perusahaan setelah periode akuntansi berjalan tidak mencukupi untuk memebenarkan pengakuan aktiva.
2. Pengukuran Aktiva Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Berbagai dasar pengukuran aktiva adalah sebagai berikut: a. Biaya Historis Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar atau imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. b. Biaya Kini (current cost) Aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang harus dibayar bila aktiva yang sama atau setara kas diperoleh sekarang.
c. Nilai Realisasi/Penyelesaian (realizable value) Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal. d. Nilai Sekarang (present value) Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih dimasa depan didiskontokan kenilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan oleh perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan adalah biaya histories. Ini biasanya digabungkan dengan dasar pengukuran yang lain. Misalnya, persediaan biasanya dinyatakan sebesar nilai terendah dari biaya historis atau nilai realisasi bersih. Menurut Munawir (2005:87) yang dimaksud dengan aktiva usaha adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.
D. Klasifikasi Aktiva Usaha Menurut Munawir (2005:14), aktiva usaha dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian utama, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. 1. Aktiva Lancar adalah aktiva yang diharapkan akan segera terkonversi menjadi kas, terjual atau terpakai dalam periode kurang dari satu tahun atau kurang dari satu periode operasi normal, biasanya diartikan sebagai jangka waktu siklus dari penggunaan kas untuk memperoleh barang dan jasa dan kemudian mengolah dan
menjualnya sampai kas tersebut diperoleh kembali (Suwardjono 2007:104), yang termasuk dalam kelompok aktiva lancar adalah: a. Kas, atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Yang termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit. b. Investasi Jangka Pendek, adalah investasi yang sifatnya sementara dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara waktu belum dibutuhkan dalam operasi. c. Piutang Wesel, adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian uang yang diatur dalam undang-undang. d. Piutang Dagang, adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditur atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit. e. Persediaan, untuk perusahaan dagang yang dimaksud persediaan adalah barang-barang yang diperdagangkan yang masih tanggal neraca masih di gudang/belum laku dijual. f. Piutang Penghasilan yang masih harus diterima, adalah penghasilan yang masih menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasanya. g. Biaya dibayar dimuka, adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran itu belum menjadi biaya atau jasa pihak lain itu belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini.
2. Aktiva Tidak Lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang, didalam pengertian aktiva usaha yang termasuk dalam aktiva tidak lancar antara lain: a. Aktiva Tetap, menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:16.5) adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. b. Aktiva Tidak Berwujud, menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:19.2) adalah aktiva tak lancar dan tak berbentuk yang memberikan hak keekonomian dari hukum kepada pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak dicakup secara terpisah ke dalam klasifikasi aktiva yang lain. Dan menurut Haryono (2001:207) bahwa aktiva tak berwujud adalah kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak nampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. Aktiva tak berwujud timbul dari: pemerintah (seperti: hak paten, hak cipta, merk dagang), perusahaan lain (seperti goodwill), dan perjanjian tertentu (seperti sewa guna usaha). c. Aktiva Sewa Guna Usaha, dimana property yang diperoleh melalui sewa guna usaha adalah aktiva, jika perusahaan mengendalikan manfaat yang diharapkan dari property tersebut. Klasifikasi aktiva sangat penting dalam akuntansi, dengan mengelompokkan asset aktiva tertentu sebagai aktiva lancar dan tidak lancar. Klasifikasi aktiva lancar
pada awal mulanya dilakukan untuk menunjukkan urutan-urutan likuiditas dan tingkat-tingkat solvabilitas tertentu. Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk melanjutkan aktivitas usahanya sehari-hari tanpa mengalami kesulitan pendanaan/keuangan. Anggapan lain adalah bahwa pengklasifikasian aktiva tersebut memberikan identifikasi tentang sumber dana suatu perusahaan yang terus menerus berputar. Klasifikasi memungkinkan pengelompokkan-pengelompokkan yang relevan sehingga pengkajian dapat dilakukan dengan lebih seksama. Tujuan klasifikasi aktiva adalah untuk memungkinkan pengelompokkan data akuntansi sedemikian rupa sehingga mempunyai makna, misalnya: pengertian mengenai kegiatan dan keadaan keuangan perusahaan, makna angka-angka perbandingan dari beberapa periode dan beberapa perusahaan, dan diprediksi mengenai arus kas dikemudian hari (Theodorus 2000:268).
E. Pengertian Rentabilitas Perusahaan yang berbentuk badan usaha pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan laba yang memadai agar tetap dapat hidup dan berkembang. Makin besar jumlah pendapatan dan semakin kecil biaya yang dikeluarkan akan semakin besar pula laba yang diperoleh, tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran efisiensi terhadap usaha yang dilakukan. Pengertian ini lebih bisa dipahami dengan pernyataan sebagai berikut: “laba yang besar saja belum merupakan ukuran bahwa perusahaan telah bekerja secara efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang
diperoleh itu dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba itu, dengan kata lain menghitung rentabilitasnya” (Bambang Riyanto 1999:37). Berhubungan dengan pernyataan tersebut maka bagi perusahaan pada umumnya dalam menjalankan kegiatan lebih diarahkan untuk mendapatkan titik rentabilitas maksimal daripada laba maksimal. Jadi yang penting bagi perusahaan adalah bagaimana caranya untuk meningkatkan rentabilitas ekonominya. Rentabilitas merupakan jumlah relatif laba yang dihasilkan dari sejumlah investasi atau modal yang ditanamkan dalam suatu usaha. Rentabilitas merupakan kriteria penilaian yang secara luas dan dianggap paling valid untuk dipakai sebagai alat pengukur tentang hasil pelaksanaan operasi perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (1999:35), Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, dan umumnya dirumuskan sebagai berikut: L x 100% M Dimana: L : Jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu M : Modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut Berbeda dengan pengertian laba, maka rentabilitas dalam faktor modal atau aktiva telah diperhitungkan juga, sehingga dengan demikian bahwa rentabilitas ekonomi menunjukkan efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan. Ratio ini mencerminkan keuntungan yang diperoleh tanpa mengingat dari mana sumber modal
dan menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam melaksanakan operasi perusahaan. Adapun cara untuk dapat menilai rentabilitas perusahaan adalah bermacammacam dan bergantung pada laba atau aktiva mana yang akan diperbandingkan atau dengan kata lain bentuk modal dalam perusahaan ada bermacam-macam, misalnya: Modal asing, modal sendiri, modal total, begitu pula halnya dengan laba: laba bruto, laba netto operasi, laba sebelum pajak, laba netto sesudah pajak. Mengenai cara-cara yang digunakan tergantung dari perusahaan. 1. Macam-macam Rentabilitas Rentabilitas dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: a. Rentabilitas Ekonomi Menurut Bambang Riyanto (1999:36), Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri atau modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.
Rentabilitas
ekonomi
sering
pula
dimaksudkan
sebagai
kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba. Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating asset). Dengan demikian modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (net operating income). Dengan
demikian maka yang diperoleh dari usaha-usaha yang diperoleh dari luar perusahaan tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi. Pengertian rentabilitas ekonomi pada umumnya digunakan dengan istilah “Earning Power”. b. Rentabilitas modal sendiri Menurut Bambang Riyanto (1999:44), Rentabilitas modal sendiri atau sering juga dinamakan rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Atau dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan laba yang diperhitungkan. Untuk menghitung rentabilitas sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau income tax. Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja dalam perusahaan. Menurut Nengah Sudjana (2007), Moch. Ichsan (2007) dan Lukman Syamsuddin (2008) rentabilitas modal sendiri merupakam bagian yang akan dinikmati oleh para pemilik atas jumlah dana yang telah diserahkan kepada perusahaan. Oleh karena itu, bagi perusahaan yang menggunakan dana pinjaman maka semakin besar tingkat Return on Investment (ROI) dibandingkan dengan tingkat bunga pinjaman maka akan dapat memperbesar rentabilitas modal sendiri.
Hubungan antara rentabilitas ekonomi terhadap rentabilitas modal sendiri adalah pengaruh dari perubahan rentabilitas ekonomi terhadap rentabilitas modal sendiri pada berbagai tingkat penggunaan modal asing, dapat dikatakan bahwa makin tinggi rentabilitas ekonomi, penggunaan modal asing uang lebih besar akan mengakibatkan kenaikan rentabilitas modal sendiri. Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa dalam keadaan yang demikian suatu perusahaan yang menggunakan modal asing lebih besar akan mendapatkan kenaikan rentabilitas modal sendiri yang lebih besar dari pada perusahaan lain yang mempunyai jumlah modal asing yang lebih kecil. Situasi ekonomi yang memburuk sebaliknya dimana rentabilitas ekonomi perusahaan pada umumnya menurun, perusahaan yang mempunyai modal asing yang besar akan mengalami penurunan rentabilitas modal sendiri yang lebih besar dari pada perusahaan lain yang mempunyai jumlah modal asing yang lebih sedikit. Pada saat sulit untuk menaksir biaya modal sendiri dan peningkatan risiko yang ditanggung pemodal karena menggunakan tambahan hutang, analisis yang berdasarkan pada pemikiran bahwa penggunaan hutang bisa dibenarkan sejauh diharapkan bisa memberikan tambahan laba operasi yang lebih besar dari bunga yang dibayar, dapat dipergunakan (Suad Husnan 2006:337). 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentabilitas Ekonomi Rentabilitas yang dihasilkan suatu perusahaan pada umumnya selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun, baik berupa penurunan ataupun
kenaikan. Menurut Bambang Riyanto (1999:37) tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi ditentukan 2 faktor, yaitu: a. Profit Margin Profit Margin yaitu perbandingan antara laba usaha dengan penjualan bersih, perbandingan dinyatakan dalam persentase. Jadi profit margin adalah selisih antara penjualan bersih dengan biaya operasi, selisihnya dinyatakan dalam persentase dari penjualan bersih (Bambang Riyanto 1999:37). Rumus Profit Margin yaitu: Profit Margin =
Laba Usaha x
100 %
Penjualan Bersih
Menurut Daljono (2008) dan Puspitaningtyas Endah (2008) Profit Margin mengindikasikan kemampuan suatu badan usaha untuk menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu dan juga menilai kemampuan manajemen perusahaan untuk mengontrol berbagai pengeluaran yang langsung digunakan dalam menghasilkan penjualan. Profit Margin yang tinggi sangat diinginkan, karena mengindikasikan pendapatan yang dihasilkan melebihi harga pokok penjualan. Besar kecilnya profil margin pada setiap transaksi penjualan ditentukan oleh 2 faktor, yaitu penjualan bersih dan laba usaha. Besar kecilnya laba usaha atau net operating income tergantung pada hasil penjualan dan besarnya biaya usaha. Dengan jumlah biaya usaha tertentu profit margin dapat diperbesar dengan memperbesar penjualan, atau dengan jumlah penjualan tertentu profit margin dapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil biaya usahanya.
Dengan demikian maka ada 2 alternatif dalam usaha untuk memperbesar profit margin, yaitu: 1) Dengan menambah biaya usaha sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan penjualan yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain tambahan penjualan harus lebih besar daripada tambahan biaya usaha. 2) Dengan mengurangi pendapatan dari penjualan sampai tingkat tertentu diusahakan adanya pengurangan biaya usaha yang sebesar-besarnya atau dengan kata lain mengurangi biaya usaha relatif besar daripada berkurangnya pendapatan dari penjualan. Meskipun jumlah penjualan selama periode tertentu berkurang, tetapi oleh karena disertai dengan berkurangnya biaya usaha yang lebih sebanding maka akibatnya ialah bahwa profit marginnya akan lebih besar. b. Tingkat Perputaran Aktiva Usaha (Turn over of operating assets) Tingkat perputaran aktiva usaha yaitu kecepatan berputarnya aktiva dalam suatu periode tertentu. Perputaran tersebut ditentukan dalam membagi penjualan bersih dengan total aktiva usaha. Tingkat perputaran aktiva usaha untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva untuk menghasilkan penjualan, penjualan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan selama suatu periode akuntansi (Bambang Riyanto 1999:37). Tingkat perputaran aktiva usaha (asset turnover) merupakan rasio antar laporan, dan ada juga yang mengelompokkannya ke dalam rasio aktivitas, yaitu rasio yang dimaksudkan untuk mengukur seberapa berat efektifitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Dalam menghitung
tingkat perputaran aktiva ini selain dapat menggunakan total aktiva sebagai dasar perbandingannya juga dapat menggunakan total aktiva usaha. Menurut Munawir (2005:87) yang dimaksud dengan total aktiva usaha adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan rutin atau usaha pokok perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (1999:37), rumus tingkat perputaran aktiva usaha, yaitu: Penjualan Bersih Tingkat Perputaran Aktiva Usaha = Total Aktiva Usaha Misalnya penjualan bersih sebesar Rp. 4.000.000 dan total aktiva sebesar Rp. 3.000.000, maka tingkat perputaran aktiva usahanya adalah: 4.000.000 = 1,33 x 3.000.000
Kesimpulannya
adalah
kemampuan
dana
yang
tertanam
dalam
keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam setahun berputar 1,33 atau setiap rupiah aktiva selama setahun dapat menghasilkan revenue Rp. 1,33. Dalam menganalisa ratio ini sebaiknya diperbandingkan beberapa tahun sehingga diketahui penggunaan dari aktiva usaha. Suatu angka rasio yang cenderung naik memberikan gambaran bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa apabila tingkat rentabilitas
ekonomi
yang
dicapai
itu
rendah,
maka
menunjukkan
kemungkinan sebagai berikut: a) Adanya investasi yang berlebihan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dari aktiva tersebut. b) Rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos yang diperlukan. Tingkat rentabilitas ekonomi yang dicapai apabila meningkat, biasanya disebabkan oleh faktor intern perusahaan, antara lain: a) Sudah tepatnya kebijaksanaan investasi dalam berbagai aktiva, baik investasi dalam aktiva tetap maupun investasi dalam aktiva lancar. b) Efesiensi aktiva pada bagian produksi, pemasaran maupun pada bagian administrasi dan umum. Peningkatan rentabilitas ekonomi disamping disebabkan oleh faktor intern juga dapat disebabkan oleh faktor ekstern. Faktor ekstern antara lain karena keadaan perekonomian, baik buruknya perekonomian akan membawa dampak terhadap jalannya operasi perusahaan (Handoko:2003.57).
F. Hubungan Antara Profit Margin dan Perputaran Aktiva Usaha dengan Rentabilitas Ekonomi Tingkat perputaran aktiva usaha mempunyai hubungan dengan rentabilitas ekonomi, karena semakin tingginya tingkat perputaran aktiva usaha menunjukkan
indikasi bahwa pihak manajemen perusahaan dapat mengoperasikan aktiva yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha perusahaan dengan efisien, sehingga dapat meningkatkan perolehan hasil penjualan dari tahun ke tahun, dan hal ini menimbulkan meningkatnya perolehan hasil penjualan sehingga menyebabkan laba usaha yang diperoleh perusahaan mengalami kenaikan sehingga meningkatnya rentabilitas ekonomi (Bambang Riyanto:1999.85). Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan sedangkan tingkat perputaran aktiva usaha dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dalam melihat kepada kecepatan perputaran aktiva usaha dalam periode tertentu. Profit margin dan tingkat perputaran aktiva apabila digabungkan, hal ini akan menentukan tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi. Oleh karena itu makin tinggi profit margin atau tingkat perputaran aktiva usaha masing-masing atau kedua-duanya akan mengakibatkan naiknya rentabilitas ekonomi atau dapat dikatakan bahwa rentabilitas ekonomi akan meningkat apabila: 1) Profit margin meningkat, sedangkan perputaran aktiva usaha tetap. 2) Tingkat perputaran usaha meningkat, sedangkan profit margin tetap. 3) Profit margin meningkat dan tingkat perputaran aktiva usaha meningkat. Menurut Bambang Riyanto (1999:38) hubungan antara profit margin dan tingkat perputaran aktiva usaha dapat digambarkan sebagai berikut: Profit Margin
x
Tingkat Perputaran Aktiva Usaha
=
Rentabilitas Ekonomi
Laba Usaha Penjualan Bersih
x
Penjualan Bersih Total Aktiva Usaha
=
Laba Usaha Total Aktiva Usaha
Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan tujuannya dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor-faktor yang terdapat di dalam tubuh perusahaan itu sendiri maupun yang terdapat di luar perusahaan. Faktor-faktor yang terdapat dalam perusahaan menyangkut masalah penjualan dan biaya, laba usaha dan juga modal Dari perusahaan itu sendiri. Sedangkan faktor luar diantaranya menyangkut masalah situasi perekonomian, kebijaksanaan pemerintah serta kebijaksanaan dari lembagalembaga keuangan yang menyalurkan kredit kepada sektor swasta. Proses berjalannya suatu perusahaan terjadi perkembangan dan perubahanperubahan. Perkembangan dan perubahan ini berlangsung akibat faktor-faktor yang bekerja di dalam dan di luar perusahaan itu sendiri. Misalnya perubahan dari peningkatan sektor penjualan yang meningkat pesat harus dipelajari dan dianalisa agar perusahaan dapat segera mengantisipasi peningkatan dari sektor penjualan tersebut. Peningkatan penjualan dari perusahaan kurang membawa pengaruh positif bagi rentabilitas ekonomi suatu perusahaan apabila peningkatan dari sektor penjualan tersebut lebih besar di akibatkan oleh karena peningkatan aktiva dari perusahaan. Jadi dalam hal ini faktor produktivitas dan efisiensi belum diperhatikan. Oleh karena itu agar tercapai suatu peningkatan rentabilitas ekonomi yang tinggi maka persentase peningkatan penjualan harus lebih tinggi dari persentase peningkatan aktiva perusahaan tersebut (Syariffudin:2005) Definisi peningkatan produktivitas berarti peningkatan kuantitas produksi dan itu tidak perlu seseorang/perusahaan bekerja lebih keras, jika masih ada kemungkinan pemasukan lain seperti sarana, alat dan prosedur kerja. Sehubungan dengan
meningkatnya penjualan produk perusahaan, perusahaan dapat menerapkan misalnya dengan memperbaiki prosedur, sarana atau segala sesuatu hal yang mempengaruhi volume dan harga penjualan. Penjualan merupakan peranan yang penting dalam lancar atau tidaknya arus uang diperusahaan dan juga menentukan tinggi rendahnya perputaran aktiva usaha perusahaan. Dari teori tersebut dapat diduga bahwa tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi suatu perusahaan dipengaruhi oleh profit margin dan perputaran aktiva usahanya.
G. Kerangka Pemikiran Untuk mempermudah melakukan penelitian ini, maka berikut ini kerangka pemikiran skripsi yang menggambarkan permasalahan penelitian pada perusahaan hingga proses pemecahannya. Profit Margin Rentabilitas Ekonomi Perputaran Aktiva Usaha Keterangan: X1= Profit Margin X2 = Perputaran aktiva usaha Y = Rentabilitas ekonomi = Arah hubungan H. Hipotesis Penelitian Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang sebenarnya harus di uji. Hipotesis bisa saja benar bisa saja salah. Berdasarkan pada
kerangka penelitian yang digambarkan di atas dan teori-teori yang menyangkut permasalahan penelitian yang telah dibahas sebelumnya maka dalam penelitian ini hipotesis penelitiannya adalah: 1. H1: Profit Margin berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas
ekonomi
2. H2: Perputaran Aktiva Usaha berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi 3. H3: Profit Margin dan Perputaran Aktiva Usaha berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 20052007. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan berupa laporan keuangan. Ruang lingkup penelitian ini menguji variabel bebas (independent variable) yaitu Profit Margin (X1) dan Perputaran Aktiva Usaha (X2) yang diduga secara bebas berpengaruh terhadap variable dependen, sedangkan variable terikat (dependent variable) yaitu Rentabilitas Ekonomi (Y) yang dipengaruhi oleh variabel independen.
B. Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel penelitian yang peneliti gunakan adalah dengan menggunakan purposif sampling yaitu metode penentuan sampel berdasarka pada sifat situasional dan tergantung dari kepentingan penelitian. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah perusahaan manufaktur yang telah menyampaikan laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI)
C. Metode Pengumpulan Data 32
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan untuk penelitian adalah penelitian kepustakaan yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder berupa kegiatan perusahaan dan data-data perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Peneliti memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian ini dari Pusat Referensi Pasar Modal di Gedung Bursa Efek Indonesia. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai laba usaha penjualan bersih, dan total aktiva perusahaan yang diperoleh dari laporan keuangan Laba Rugi dan Neraca.
D. Metode Analisis Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data dengan: 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Menurut Ghazali (2002:74) Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Ghazali (2002: 76) Untuk mengetahui data normal atau tidak maka dapat dideteksi dengan melihat normality
probability plot. Adapun
dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah: a) Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Multikolinearitas Menurut Ghazali (2002:57) Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah yang mempunyai nilai tolerance mendekati 1 dan VIF berkisar angka 1 hingga 8 (Santoso, 2002:203). c. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2002:61), Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Dalam mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW), dimana hipotesis yang diuji adalah: HO: tidak ada autokorelasi (r = 0) HA: ada autokorelasi (r ≠ 0)
Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: a) Jika nilai DW di bawah -2 maka ada autokorelasi positif b) Jika nilai DW diantara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi c) Jika nilai DW di atas +2 maka ada autokorelasi negatif d) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan kepengamatan yang
lain.
Model
regresi
yang
baik
adalah
yang
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot, dengan dasar analisis sebagai berikut: a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2002:210). 2. Metode Analisis Data a. Analisa Regresi Berganda Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel terikat dengan
menggunakan data variabel bebas yang telah diketahui besarnya. Singgih Santoso (2002:163). Analisis ini digunakan untuk menganalisa kontribusi profit margin dan perputaran aktiva usaha sebagai variabel bebas terhadap rentabilitas ekonomi sebagai variabel terikat. Adapun regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b1X1+b2X2+et Dimana: Y
= Rentabilitas Ekonomi
X1
= Profit Margin
X2
= Perputaran Aktiva Usaha
a
= Konstanta
b1,b2 = Koefisien Regresi et
= Error Term
Pengujian Bagi Kelinieran dan Pengujian Koefisien Regresi 1. Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R²) Analisis korelasi (R) digunakan untuk mengetahui apakah diantara 2 variabel terdapat hubungan dan jika ada hubungan, bagaimana arah hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut. Untuk mengetahui apakah diantara 2 variabel terdapat hubungan atau tidak, maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0.05 atau 0.01. jika
nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 atau 0.01 maka Ho diterima, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 atau 0.01 maka Ho ditolak (Santoso, 2002: 149-152). Uji Koefisien Determinasi (R²) untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen maka perlu diketahui nilai Koefisien Determinasi (Adjusted R Square). Jika nilai Adjusted R Square adalah sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel independen. Jika nilai Adjusted R Square berkisar 0 sampai 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen, sebaliknya jika nilai Adjusted R Square semakin mendekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen (Ghozali, 2002:45)
2. Uji Signifikansi parameter Individual (Uji Statistik t) Menurut Ghazali (2002:44), uji statistik t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independent secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Hipotesis Penelitian: Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan H1 : terdapat pengaruh yang signifikan Kriteria Pengujian:
Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak
3. Uji signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Menurut Ghazali (2002:44), uji statistik F (uji simultan) dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis Penelitian: Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan H3 : terdapat pengaruh yang signifikan Kriteria Pengujian : Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak
E. Operasional Variabel Penelitian Menurut Nazir ( 2001 : 152 ), definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Dan variabel yang digunakan penelitian ini adalah : 1. Profit Margin Adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profit Margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Adapun skala pengukurannya adalah sebagai berikut: Laba Usaha Operating Profit Margin =
x 100% Penjualan Bersih
2. Perputaran Aktiva Usaha
Adalah untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Dalam mencari hubungan atara perputaran aktiva dengan rentabilitas ekonomi, peneliti menggunakan perhitungan rasio aktivitas, yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya. Adapun skala pengukurannya adalah sebagai berikut: Penjualan Bersih Total Perputaran Aktiva Usaha = Total Aktiva Usaha 3. Rentabilitas Ekonomi Adalah bertujuan untuk melihat kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang tersedia. Adapun skala pengukurannya adalah sebagai berikut: Laba Usaha Rentabilitas Ekonomi =
x 100% Total Aktiva Usaha
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Perusahaan-perusahaan yang menjadi objek peneliti adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi atau produk, yang siap untuk dijual kepada masing-masing40pelanggan yang sifatnya sangat berbeda dengan bahan bakunya.
Sampel yang dipilih peneliti adalah 30 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Dimana dalam penelitian ini diambil data laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi yang berakhir 31 Desember 2005-2007 pada perusahaan tersebut. Berikut ini adalah jumlah sampel 30 perusahaan yang diteliti, yaitu: PT. Bentoel Internasional Investama Tbk, PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk, PT. Cahaya Kalbar Tbk, PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk, PT. Duta Pertiwi Tbk, PT. Gajah Tunggal Tbk, PT. GoodYear Indonesia Tbk, PT. GT Kabel Indonesia Tbk, PT. Gudang Garam Tbk, PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, PT. Indofarma (PERSERO) Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Kedawung Setia Industrial Tbk, PT. Langgeng Makmur Industri Tbk, PT. Lion Metal Works Tbk, PT. Mandom Indonesia Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, PT. Merck Tbk, PT. Mustika Ratu Tbk, PT. Polychem Indonesia Tbk, PT. Roda Vivatex Tbk, PT. Schering-Plough Indonesia Tbk, PT. Semen Gresik (PERSERO) Tbk, PT. Sepatu Bata Tbk, PT. Siantar Top Tbk, PT. Sumi Indo Kabel Tbk, PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk, PT. Suryo Toto Indonesia Tbk, PT. Tempo Scan Pacific Tbk, PT. Unilever Indonesia Tbk.
B. Analisa dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif Dalam statistik deskriptif berisi tentang jumlah sampel yang diteliti, nilai minimum dan maksimum, mean, standar deviasi.
Tabel 4.1 Descriptif Statistics Descriptive Statistics .
Profit Margin Perputaran Aktiva Usaha Rentabilitas Ekonomi Valid N (listwise)
N 30
Minimum .03
Maximum .52
Mean .1880
Std. Deviation .13747
30
.48
6.74
2.9450
1.49475
30 30
.02
.38
.0963
.09027
Sumber: Pengolahan Data
Tabel 4.1 menyajikan statistik deskriptif dari sampel penelitian yang dapat memberi tahu nilai rata-rata, standar deviasi, nilai minimum , dan nilai maksimum. Nilai N menunjukkan banyaknya data yang digunakan dalam penelitian, yaitu 30 perusahaan. Dari tabel tersebut diketahui nilai profit margin terendah sebesar 0.03 (dalam jutaan rupiah), profit margin tertinggi adalah sebesar 0.52, mean sebesar 1880 dan standar deviasi sebesar 13747. Nilai perputaran aktiva usaha terendah sebesar 0.48, perputaran aktiva usaha tertinggi sebesar 6.74, mean sebesar 2.9450 dan standar deviasi sebesar 1.49475. Nilai rentabilitas ekonomi terendah sebesar 0.02, rentabilitas ekonomi tertinggi sebesar 0.38, mean sebesar 0.963 dan standar deviasi sebesar 0.9027.
2. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji regresi berganda,
terlebih
penyimpangan
dahulu
asumsi
akan
klasik
dilakukan yaitu
pengujian
melalui
multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas
apakah
pengujian
terdapat
normalitas,
Menurut Ghozali (2002:74) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen (terkait) dan variabel independen (bebas) keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini: Gambar 4.1 Grafik Normality probability Plot Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Rentabilitas Ekonomi
Expected Cum Prob
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Dari gambar 4.1 dapat diketahui bahwa data ditunjukkan berupa titiktitik yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal normal probability plot, yang menunjukkan bahwa data adalah normal atau mendekati normal. Maka model regresi yang digunakan peneliti memenuhi asumsi normalitas. b. Multikolienaritas Menurut Ghazali (2002:57) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (bebas). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas. Untuk menguji ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Santoso (2002:203) suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah memiliki nilai VIF berkisar angka 1 hingga 8 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1. Dalam pengujian multikolinearitas ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang signifikan antara profit margin dan perputaran aktiva usaha. Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients(a) Collinearity Statistics
Mode l 1
Tolerance Profit Margin .927 Perputaran Aktiva Usaha .927 a Dependent Variable: Rentabilitas Ekonomi
VIF 1.079 1.079
Berdasarkan pengujian multikolinearitas pada tabel 4.2 diperoleh nilai tolerance dan VIF, terlihat bahwa angka tolerance untuk profit margin dan perputaran aktiva usaha sebesar 0.927 sedangkan nilai VIF untuk profit margin dan perputaran aktiva usaha sebesar 1.079. Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa model regresi yang ada tidak terdapat multikolinearitas, karena nilai tolerance 0.927 yaitu mendekati 1 dan nilai VIF 1.079 yaitu berkisar angka 1 hingga 8, maka model regresi ini layak dipakai dalam pengujian. c. Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul Karena observasi yang beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2002:61). Hasil uji autokorelasi data dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi b Model Summary(b) Adjusted R Std. Error of R R Square Square the Estimate Durbin-Watson .733(a) .538 .503 .06361 1.979 a Predictors: (Constant), Perputaran Aktiva Usaha, Profit Margin b Dependent Variable: Rentabilitas Ekonomi Model 1
Deteksi adanya autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson, dimana angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, angka D-W diantara -2 sampai +2 tidak ada autokorelasi, dan angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif (Santoso, 2002:219). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. d. Heteroskedastisitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan kepengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot.
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Scatterplot Dependent Variable: Rentabilitas Ekonomi 4
Regression Studentized Residual
3 2 1 0 -1 -2 -3 -2
0
2
Regression Standardized Predicted Value
Berdasarkan grafik scatterrplot terlihat bahwa sebaran data berada disekitar titik nol serta menyebar secara acak atau tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta titik-titik yang menyebar dibawah dan diatas angka nol pada sumbu Y, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada pola regresi sehingga model regresi layak dipakai.
3. Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, maka dapat dilakukan pengujian statistik/signifikan model regresi untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial (individual) maupun secara simultan (bersama-sama) yang diukur dengan nilai uji statistik t untuk uji parsial dan nilai uji statistik f untuk uji secara simultan. a. Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R²) Analisis korelasi (R) digunakan untuk mengetahui apakah diantara 2 variabel terdapat hubungan dan jika ada hubungan, bagaimana arah hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut (Santoso, 2002: 149-152). Koefisien
Determinasi (R²) dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2002:45). Tabel 4.4 Koefisien Determinasi (R²) Model Summary Adjusted R Std. Error of R R Square Square the Estimate .733(a) .538 .503 .06361 a Predictors: (Constant), Perputaran Aktiva Usaha, Profit Margin Model 1
Berdasarkan tampilan output pada tabel 4.4 terlihat bahwa nilai R adalah sebesar 0.733 yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat karena berada diatas 0.5. Nilai R Square sebesar 0.538 dan nilai Adjusted R Square sebesar 0.503. Hal ini berarti sebesar 50.3% variabel dependen (rentabilitas ekonomi) bisa dipengaruhi oleh variabel independen (profit margin dan perputaran aktiva usaha). Sedangkan sisanya 49.7% (100%-50.3%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain profit margin dan perputaran aktiva usaha. Faktorfaktor lain diantaranya menyangkut masalah situasi perekonomian, kebijakan pemerintah yaitu kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi, misalnya dengan perluasan modal usaha, serta kebijakan dari lembaga-lembaga keuangan yang menyalurkan kredit kepada sektor swasta, misalnya promosi dengan bunga rendah atau pinjaman dengan pembayaran cicilan flat. b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik)
Uji t statistik dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel bebas secara individual, dalam hal ini adalah menguji pengaruh profit margin terhadap rentabilitas ekonomi dan menguji pengaruh perputaran aktiva usaha terhadap rentabilitas ekonomi.
Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant) Profit Margin Perputaran Aktiva Usaha
B -.088
Std. Error .035
.360 .040
.089 .008
Standardized Coefficients
t
Sig.
-2.526
.018
4.038 4.833
.000 .000
Beta .549 .657
a Dependent Variable: Rentabilitas Ekonomi
1) Uji t statistik 1 Uji t statistik 1 untuk menguji pengaruh profit margin terhadap rentabilitas ekonomi. Tabel 4.6 Hasil Uji t Hipotesis 1 Coefficients(a)
Model 1
(Constant) Profit Margin
Unstandardized Coefficients B Std. Error -.088 .035 .360
a Dependent Variable: Rentabilitas Ekonomi
.089
Standardized Coefficients Beta .549
t
Sig.
-2.526
.018
4.038
.000
Berdasarkan hasil uji SPSS versi 14 dari tabel 4.6 terlihat bahwa hasil uji t hipotesis tersebut koefisien regresi menunjukkan bahwa koefisien arah regresi sebesar 0.360 dan konstan sebesar -0.088. Dengan demikian hubungan antara profit margin dengan rentabilitas ekonomi mempunyai persamaan:
Y (Rentabilitas Ekonomi) = -0.088+0.360X1 (Profit Margin). Hasil tersebut, konstanta sebesar -0.088 menyatakan bahwa jika tidak ada profit margin maka tingkat rentabilitas ekonomi perusahaan manufaktur adalah 0.088 atau 88%. Koefisien regresi profit margin sebesar 0.360 menyatakan bahwa setiap penambahan satu rupiah, maka akan menaikkan tingkat rentabilitas ekonomi sebesar 0.360 atau 36%. Berdasarkan koefisien arah regresi dengan menggunakan uji t pada taraf signifikan 0.05 mengenai pengaruh profit margin (X1) terhadap rentabilitas ekonomi (Y) diperoleh nilai t hitung sebesar 4.038 dengan tingkat signifikan 0.000. karena tingkat probabilitas lebih kecil dari 0.05 yaitu sebesar 0.000 maka H1 didukung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan profit margin (X1) terhadap rentabilitas ekonomi (Y). Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang di lakukan oleh Ety Nurbaeti Ramah (2005) yang menyatakan bahwa profit margin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomi.
2) Uji t statistik 2
Uji t statistik 2 untuk menguji perputaran aktiva usaha terhadap rentabilitas ekonomi.
Tabel 4.7 Hasil Uji t Hipotesis 2 Coefficients(a) Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model 1
(Constant)
-.088
.035
.040 a Dependent Variable: Rentabilitas Ekonomi
.008
Perputaran Aktiva Usaha
Standardized Coefficients Beta
.657
T
Sig.
-2.526
.018
4.833
.000
Hasil regresi berganda kedua adalah menguji pengaruh perputaran aktiva usaha (X2) terhadap rentabilitas ekonomi (Y). berdasarkan hasil uji t hipotesis terlihat koefisien regresi menunjukkan koefisien arah regresi sebesar 0.040 dan konstan sebesar -0.08. dengan demikian hubungan antara perputaran aktiva usaha (X2) terhadap rentabilitas ekonomi mempunyai persamaan: Y (Rentabilitas Ekonomi) = -0.08+0.040X2 (Perputaran Aktiva Usaha) Hasil tersebut, konstanta sebesar -0.088 menyatakan bahwa jika tidak ada perputaran aktiva usaha maka tingkat rentabilitas ekonomi perusahaan manufaktur adalah -0.088 atau 88%. Koefisien regresi perputaran aktiva usaha sebesar 0.040 menyatakan bahwa setiap penambahan satu rupiah, maka akan menaikkan tingkat rentabilitas ekonomi sebesar 0.040 atau 4%.
Berdasarkan koefisien arah regresi dengan menggunakan uji t pada taraf signifikan 0.05 mengenai pengaruh perputaran aktiva usaha (X2) terhadap rentabilitas ekonomi (Y) diperoleh nilai t hitung sebesar 4.833 dengan tingkat signifikan 0.000. karena tingkat probabilitas lebih kecil dari 0.05 yaitu sebesar 0.000 maka H2 didukung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan perputaran aktiva usaha (X2) terhadap rentabilitas ekonomi (Y). penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Arief Fauzi MS (1994) yang menyatakan bahwa perputaran aktiva usaha mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomi.
3) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji simultan ini dilakukan untuk menguji pengaruh secara bersama-sama semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik F ANOVA(b)
Model 1
Regression Residual
Sum of Squares .127 .109
Df 2
Mean Square .064
27
.004
F 15.700
Sig. .001(a)
Total
.236 29 a Predictors: (Constant), Perputaran Aktiva Usaha, Profit Margin b Dependent Variable: Rentabilitas Ekonomi
Berdasarkan hasil pengujian statistik F pada tabel 4.8 diperoleh F hitung sebesar 15.700 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.001. karena tingkat probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05 maka H3 didukung. Hal ini mengindikasikan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel bebas (profit margin dan
perputaran aktiva usaha) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (rentabilitas ekonomi).
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan data-data yang telah dikumpulkan dan diolah, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, dapat diketahui bahwa koefisien regresi profit margin sebesar 0.360 menyatakan bahwa setiap penambahan satu rupiah, maka akan menaikkan tingkat rentabilitas ekonomi sebesar 0.360 atau 36%. Sedangkan koefisien regresi
perputaran aktiva usaha sebesar 0.040
menyatakan bahwa setiap penambahan satu rupiah, maka akan menaikkan tingkat rentabilitas ekonomi sebesar 0.040 atau 4%. 2. Setelah dilakukan uji t test yang merupakan pengujian secara parsial maka dapat dikatakan bahwa variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Profit margin mempunyai pengaruh yang signifikan dengan rentabilitas ekonomi yaitu sebesar 4.038 dengan tingkat signifikan 0.000. Sedangkan pengaruh perputaran aktiva usaha terhadap rentabilitas ekonomi sebesar 4.833 dengan tingkat signifikan 0.000. 3. Berdasarkan nilai koefisien determinasi dapat diketahui bahwa nilai R adalah sebesar 0.733 yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat. Nilai R Square sebesar 0.538 dan nilai Adjusted R Square sebesar 0.503. Hal ini berarti sebesar 50.3% variabel dependen (rentabilitas ekonomi) bisa dipengaruhi oleh variabel independent (profit margin dan perputaran aktiva usaha). Sedangkan 53
sisanya 49.7% (100%-50.3%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain profit margin dan perputaran aktiva usaha.
B. Implikasi Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi diantaranya: 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dalam pengambilan keputusan agar perusahaan dapat lebih meningkatkan rentabilitas ekonominya dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki seefisien mungkin
demi
tercapainya rentabilitas ekonomi yang optimal. Selain itu perusahaan seharusnya memperhatikan faktor produktifitas dan efisiensi dengan mempelajari dan menganalisa perubahan dari peningkatan sektor penjualan yang meningkat pesat agar dapat segera mengantisipasi peningkatan dari sektor penjualan tersebut, apakah peningkatan penjualannya seimbang dengan peningkatan perputaran aktivanya. Karena peningkatan penjualan kurang membawa pengaruh positif bagi rentabilitas ekonomi apabila peningkatan dari sektor penjualan tersebut lebih besar diakibatkan oleh peningkatan aktiva dari perusahaan, namun tingkat perputaran aktivanya rendah tetapi jika peningkatan aktiva tersebut dapat meningkatkan pula perputaran aktivanya maka akan membawa pengaruh positif bagi rentabilitas ekonomi. Oleh karena itu, agar tercapai suatu peningkatan rentabilitas ekonomi yang tinggi, maka persentase peningkatan penjualan harus lebih tinggi dari persentase peningkatan aktiva perusahaan tersebut.
Dengan demikian, maka akan dapat diketahui besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan, dan kecepatan perputaran aktiva dalam periode tertentu dalam meningkatkan efisiensi perusahaan. 2. Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan mempertimbangakan jumlah sampel yang digunakan, agar tidak hanya menggunakan data perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) saja dan periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini hanya tiga tahun, diharapkan bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan jangka waktu yang lebih panjang lagi, dengan harapan penelitian selanjutnya dapat lebih mencerminkan kondisi yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Fauzi, “Hubungan Antara Perputaran Aktiva Usaha Dengan Rentabilitas Ekonomi Di PT. BAT Indonesia. Skripsi, UNJ, Jakarta, 1994 Asman, Nasir, ”Pengaruh Struktur Modal Terhadap Tingkat Rentabilitas Ekonomi”, Grage Ekonomika, Vol. 2 No. 2 Juli 2007 Baridwan, Zaki, “Intermediate Accounting”, BPFE, Yogyakarta, 2002 Dajan, Anto, “Pengantar Metode Statistik”, LP3ES, Jakarta, 2006 Daljono, Puspitaningtyas, Endah, ” Analisis Pengaruh Penerapan Metode Arus Biaya Persediaan, Nilai Persediaan dan Profit Margin Terhadap Market Value Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Maksi, Vol. 5 No. 2 Agustus 2008 : 161-174 Ety, Nurbaeti, Ramah, “Analisis Pengaruh Operating Profit Margin Dan Total Assets Turn Over Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Industri Barang Konsumsi: Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi, FE UIN, Jakarta, 2005 Fatah, Nur, “Manajemen Keuangan”, Asoka, 2005 Fazli, Umar, ”Hubungan Antara Perputaran Aktiva Usaha Dengan Rentabilitas Ekonomi Pada PT. Pernisa Adi Pratama Skripsi, UNJ, Jakarta, 1991 Garrison, Ray H, and Eric W Noreen, “Akuntansi Manajerial”, Penerjemah A Totok Budisantoso, Salemba Empat, Jakarta, 2005 Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Universitas Diponegoro, Semarang, 2002 Hamid, Abdul, “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan Pertama, FEIS UIN Press, Jakarta, 2004 Handoko, “Manajemen”, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2003 Husnan, Suad, “Pembelanjaan Perusahaan”, Liberty, Yogyakarta, 2003 Husnan, Suad, “Manajemen Keuangan Teori dan Penerapannya”, Liberty, Yogyakarta, 2006 Ikatan Akuntansi Indonesia, “Standar Akuntansi Keuangan”, Salemba Empat, Jakarta, 2007
56
J F Weston and Thomas, E C “Manajemen Keuangan”, Alih Bahasa Jaka wasana dan Kirbandoko, Erlangga, Jakarta, 2005 Jusup, Al Haryono, “Dasar-dasar kuntansi”, Universitas Gajah Mada, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2005 Kuswadi, “Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008 Munawir S, “Analisa Laporan Keuangan”, Liberty, Yogyakarta, 2005 Nazir, Mohammad, “Metode Penelitian”, Ghalia Indonesia, IKAPI Riyanto, Bambang, “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan”, BPFE, Yogyakarta, 1999 Santoso, Singgih, “Buku Latihan SPSS Statistik Versi 10.6”, PT Elex Media Computindo, Jakarta, 2002 Sawir, Agnes, “Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan”. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005 Smith, Jay M, and Fred Skousen, “Akuntansi Intermediate”, Erlangga, Jakarta, 2006 Stoner, James A F, dkk, “Manajemen”, PT Prenhallindo, Jakarta, 2006 Sudjama, “Metode Statistik”, Tarsito, Bandung, 2006 Sudjana, Nengah, Ichsan, Moch, Syamsuddin, Lukman, ” Analisis Sumber Dana Perusahaan Dan Pengaruhnya Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri”, Wacana, Vol. 1 No. 1, 2007 dan 2008 Sugiono, “Metode Penelitian Bisnis”, Alfabeta, Bandung, 2003 Sundjaja, Ridwan S, dan Inge Barlian, “Manajemen Keuangan Satu”, Prenhallindo, Jakarta, 2001 Syamsudin, Lukman, “Manajemen Keuangan Perusahaan”, Rajawali Pers, Jakarta, 2002 Syarifudin, Alwi, “Alat-alat dalam Pembelanjaan”, Andi Offset, yogyakarta, 2005 Theodorus M Tuanakkota, “Teori akuntansi”, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 20