PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF, KECUKUPAN MODAL. DAN LIKUIDITAS TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus Pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya) Achmad Nurfauji (093403193) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya
ABSTRACT This study aimed to determine: (1) Effect of Productive Asset Quality to Capital Adequacy (2) Effect of Productive Asset Quality to Liquidity (3) Effect of Capital Adequacy to Liquidity (4) Effect partially of Productive Asset Quality, Capital Adequacy, and Liquidity to Rentability (5) Effect simultaneously of Productive Asset Quality, Capital Adequacy, and Liquidity to Rentability . In this study the authors used descriptive analytical method with a case study approach. The tecniques of analyze data is used path analysis. The data in take from quarterly financial statement PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya in march 2010 period – December 2012 period. The result showed that : Productive Asset Quality significant effect on Capital Adequacy, Productive Asset Quality no significant effect on Liquidity, Capital Adequacy no significant effect on Liquidity, Productive Asset Quality, Capital Adequacy, and Liquidity partially no significant effect negative on Rentability, and Productive Asset Quality, Capital Adequacy, and Liquidity simultaneously no significant effect on Rentability Keywords: Productive Asset Quality ratio, Capital Aduquacy ratio, Loan to Deposit ratio, Return On Asset ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Kecukupan Modal, (2) Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Likuiditas (3) Pengaruh Kecukupan Modal terhadap Likuiditas, (4) pengaruh secara parsial Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas, (5) pengaruh secara parsial Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriftif analitis dengan pendekatan studi kasus. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Data diambil dari laporan keuangan triwulan PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya periode Maret 2010 – periode Desember 2012. Hasil penelitian menunjukan bahwa : Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh signifikan terhadap Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh tidak signifikan terhadap Likuiditas, Kecukupan Modal berpengaruh tidak signifikan terhadap Likuiditas, Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Rentabilitas, dan Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap Rentabilitas Kata Kunci : Rasio KAP, CAR, LDR, ROA
PENDAHULUAN Saat ini persaingan dunia perbankan dikategorikan pada tingkat yang tinggi, dimana bank dituntut
untuk lebih aktif dalam menjaring nasabah baru sebanyak-banyaknya guna mendapatkan sumber pendanaan baru dalam pengeluaran kredit, hal ini berkaitan dengan fungsi bank sebagai perantara keuangan atau ”financial Intermediary” yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana kemudian disalurkan kembali kemasyarakat yang kekurangan dana dalam bentuk kredit ataupun bentuk pinjaman lain. Banyaknya regulasi perbankan yang dilakukan oleh Bank Indonesia tentunya akan membuat persaingan semakin tajam di industri tersebut. Persaingan yang semakin tajam tersebut akan mendorong pihak manajemen bank untuk bekerja keras dengan lebih baik supaya dapat bersaing dan bertahan. Pengelolaan manajemen yang baik akan menghindarkan bank dari kredit macet, selain itu akan menjamin pertumbuhan serta perkembangan bank yang bersangkutan.
Perbankan adalah lembaga keuangan yang berperan sangat vital dalam aktivitas perdagangan internasional serta pembangunan ekonomi nasional. Pada dunia ekonomi modern saat ini, masyarakat sangat bank minded. Ini dapat dilihat dari makin maraknya minat masyarakat untuk menyimpan, berbisnis, bahkan sampai berinvestasi melalui perbankan. Hal ini menyebabkan semakin maraknya dunia perbankan yang dapat dilihat dari tumbuhnya bank-bank swasta baru walaupun pemerintah semakin memperketat regulasi pada dunia perbankan. Contoh dari bank swasta itu adalah BPR. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah. Dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. BPR sudah ada sejak jaman sebelum kemerdekaan yang dikenal dengan sebutan Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani dan Bank Dagang Desa atau Bank Pasar. BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut secara jelas disebutkan bahwa ada dua jenis bank, yaitu BANK UMUM dan BPR. Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran kreditnya BPR menggunakan prinsip 3T yaitu Tepat waktu, Tepat jumlah, dan Tepat sasaran karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sedikit. Tingkat pertumbuhan bank BPR dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan perekonomian. Jumlah nasabah dan investor pun semakin meningkat,
hal ini menjadi persaingan yang ketat di kalangan perbankan. Setiap bank akan bersaing untuk menarik minat investor dan nasabahnya sehingga dapat bersaing dengan perbankan lainnya. Hal ini tentunya membuat setiap bank harus menjaga setiap aspek yang dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatan banknya. Dan pada bank BPR dalam menentukan tingkat kesehatan banknya dengan menggunakan analisis Camel sama dengan bank umum yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia melalui surat Surat Keputusan Direksi BI No. 30/11/KEP/DIR tahun 1997 dan Surat Keputusan direksi BI No.30/277/KEP/DIR tahun 1998 analisis CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity) ditetapkan sebagai panduan untuk menilai tingkat kesehatan bank. Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal & mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Kegiatan tersebut adalah kemampuan menghimpun dana, kemampuan mengelola dana, kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat, kemampuan memenuhi kewajiban kepada pihak lain dan pemenuhan peraturan yang berlaku (Y. Sri Susilo 2000:22). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rentabilitas suatu bank diantaranya adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Net Perfoming Loan (NPL) dan Loan Deposito Ratio (LDR). Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, Salah satu penilaian kesehatan bank menurut Bank Indonesia adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), yaitu rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank dalam menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang beresiko. Jika nilai CAR tinggi berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002: 573). Kualitas Aktiva Produktif adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya, sehingga kredit merupakan salah satu bentuk dari aktiva produktif (Budisantoso dan Triandaru 2006: 118). Dengan meningkatnya Kualitas Aktiva Produktif diharapkan kinerja bank juga meningkat (terutama pencapaian laba). Dahlan Siamat (2005 : 71) menyatakan jika
kualitas aktiva produktif meningkat, maka perolehan laba bank juga meningkat; karena perolehan laba bank sangat tergantung dengan penempatan dana disisi aktiva (produktif). Disamping Capital Adequacy Ratio (CAR) dan KAP (Kualitas Aktiva Produktif), kesehatan bank juga dapat diukur berdasarkan likuiditas bank. Likuiditas merupakan indikator yang mengukur kemampuan bank unuk memenuhi atau membayar kewajiban (simpanan masyarakat ) yang harus segera di penuhi. Likuiditas diukur dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang merupakan rasio kredit (pinjaman) yang di berikan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank yang bersangkutan. Menurut Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi.. Besarnya LDR akan berpengaruh terhadap laba melalui penciptaan kredit. Semakin besar penyalur dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya resiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan. Berdasarkan uraian diatas, maka indentifikasi masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Kecukupan Modal pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya 2. Bagaimana pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Likuiditas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya 3. Bagaimana pengaruh Kecukupan Modal terhadap Likuiditas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya 4. Bagaimana Pengaruh secara Parsial Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya 5. Bagaimana Pengaruh secara Simultan Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya.
Setelah mengidintifikasi masalah yang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Kecukupan Modal pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya 2. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Likuiditas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya
3. Untuk mengetahui pengaruh Kecukupan Modal terhadap Likuiditas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya 4. Untuk mengetahui Pengaruh secara Parsial Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas trehadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya 5. Untuk mengetahui Pengaruh secara Simultan Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya.
KERANGKA PEMIKIRAN Perbankan adalah lembaga keuangan yang berperan sangat vital dalam aktivitas perdagangan
internasional serta pembangunan ekonomi nasional. Pada dunia ekonomi modern saat ini, masyarakat sangat bank minded. Ini dapat dilihat dari makin maraknya minat masyarakat untuk menyimpan, berbisnis, bahkan sampai berinvestasi melalui perbankan. Hal ini menyebabkan semakin maraknya dunia perbankan yang dapat dilihat dari tumbuhnya bank-bank swasta baru walaupun pemerintah semakin memperketat regulasi pada dunia perbankan. Tingkat pertumbuhan bank dari tahun ke tahun mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan perekonomian. Jumlah nasabah dan investor pun semakin meningkat, hal ini menjadi persaingan yang ketat di kalangan perbankan. Setiap bank akan bersaing untuk menarik minat investor dan nasabahnya sehingga dapat bersaing dengan perbankan lainnya. Hal ini tentunya membuat setiap bank harus menjaga setiap aspek yang dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatan banknya.
Kinerja bank yang baik akan tercermin dalam rasio keuangannya
terutama
rentabilitasnya. Menurut Kasmir (2008 : 297) rasio rentabilitas sering disebut profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Laba yang diraih dari kegiatan yang dilakukan merupakan cerminan kinerja sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dengan kata lain, rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Sementara menurut Menurut Malayu Hasibuan (2009 : 100) rentabilitas bank adalah suatu kemampuan bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Rentabilitas pada dasarnya adalah laba (Rp) yang dinyatakan dalam % profit. Hasibuan (2009 : 100) memaparkan bahwa Bank Indonesia menilai kondisi rentabilitas perbankan di Indonesia didasarkan pada dua indikator antara lain : (1) return on assets
(ROA), dan (2) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Dalam penelitian ini rasio rentabilitas yang digunakan adalah ROA. ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva / assets yang dimilikinya. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Veithzal Rivai, 2006 : 157). Artinya semakin tinggi ROA yang dicapai maka semakin tinggi perusahaan tersebut menghasilkan profit.
Alasan dipilihnya ROA karena Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian nilai profitabilitas atau rentabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat (Lukman Dendawijaya, 2009 : 119). Suatu bank dapat dimasukkan dalam kategori sehat apabila memiliki rasio ROA minimal 1,5%. Sementara itu, menurut Lukman Dendawijaya (2009 : 119) dalam penentuan tingkat kesehatan banknya lebih mementingkan kepada besarnya nilai rasio ROA yang mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya berasal dari simpanan masyarakat. Pada industri perbankan pengukuran profitabilitas suatu bank lebih mengutamakan ROA karena berfokus untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Murtanto dan Arviana (2002) juga mengemukakan bahwa penurunan profitabilitas dapat diartikan sebagai penurunan kinerja yang dapat menyebabkan financial distress, yaitu keadaan yang sangat sulit bahkan mendekati kebangkrutan yang jika tidak diselesaikan akan berdampak pada menurunnya penilaian kinerja perusahaan di mata masyarakat. Menurut Riahi-Belkaoui seperti yang dikutip oleh Mawardi (2005: 85), Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan-perusahaan multinasional khususnya dari sudut pandang profitabilitas dan kesempatan berinvestasi. Menurut Lukman Dendawijaya (2009:118), mengatakan Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat kuntungan yang dicapai bank tersebut dari segi penggunaan asset. Dari teori Lukman Dendawijaya (2009:118), yang mempengaruhi Rentabilitas bank yang diukur dengan ROA adalah Kualitas Aktiva Produktif. Penilaian asset suatu bank cenderung kepada penilaian Kualitas Aktiva Produktif (KAP) untuk lebih mengetahui sejauh mana kualitas aktiva yang dimiliki sebagai salah satu faktor pendukung dalam menghasilkan laba pada suatu bank (Abdullah dan Suryanto, 2004: 27). Menurut Widayati (2008) tujuan penilaian
aktiva produktif adalah untuk menilai keadaan kredit secara keseluruhan dan menilai kecukupan cadangan penghapusan terhadap kredit non lancar dalam satu periode. Rasio Kualitas Aktiva Produktif merupakan rasio yang mengukur kemampuan kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank untuk menutup aktiva produktif yang diklasifikasikan berupa kredit yang diberikan oleh bank. Rasio ini mengindikasikan bahwa semakin besar rasio ini menunjukkan semakin menurun kualitas aktiva produktif (Taswan, 2010:167). Artinya KAP berpengaruh positif terhadap Rentabilitas (ROA), sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi KAP maka semakin tinggi pula rentabilitas (ROA) bank. Salah satu variabel yang digunakan dalam mengukur Rentabilitas bank adalah kecukupan modal. Jika CAR lebih dari 8%, maka ini berarti idle money atau bahkan pemborosan, karena sebenarnya modal utama bank adalah kepercayaan, sedangkan CAR 8% hanya dimaksudkan bank Indonesia untuk menyesuaikan kondisi dengan perbankan Internasional sesuai BIS (Bank for International Settlements) (Mawardi, 2005: 91). Tingginya rasio capital dapat melindungi nasabah sehingga dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank (Werdaningtyas, 2002: 27). Dengan CAR yang cukup atau memenuhi ketentuan, bank tersebut dapat beroperasi sehingga terciptalah laba. Penyaluran kredit yang optimal dengan asumsi tidak terjadi kredit macet akan menaikkan laba yang akhirnya akan meningkatkan ROA. Rendahnya CAR menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya dapat menurunkan profitabilitas. Namun sebaliknya, semakin tinggi CAR semakin baik kinerja suatu bank. Selain itu, likuiditas juga mempengaruhi nilai Rentabilitas bank. Simorangkir (2004: 141) mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan bank untuk melunasi kewajiban-kewajiban yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Likuiditas menunjukkan ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat ini dan masa yang akan datang. Pengaturan likuiditas bank terutama dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban yang harus segera dibayar (Dendawijaya dalam Ahmad Yazid, 2009). Peningkatan LDR berarti penyaluran dana ke pinjaman semakin besar sehingga laba akan meningkat. Peningkatan laba tersebut mengakibatkan Rentabilitas bank yang diukur dengan ROA semakin tinggi. Selain ketiga varibel tersebut yang mempengaruhi terhadap nilai Rentabilitas bank yang diukur dengan ROA, ketiga variabel tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Seperti kualitas aktiva produktif yang mempengaruhi kecukupan modal. Menurut Malayu Hasibun
(2009:60) semakin banyak asset yang produktif (kredit lancer dan earning assets) maka kebutuhan akan modal semakin mudah dipenuhi. Sebaliknya jika banyak terjadi kredit macet, kebutuhan dana bank semakin sulit untuk dipenuhi bank bersangkutan. Kelangsungan usaha bank tergantung pada kesiapan untuk menghadapi risiko kerugian dari penanamann dana. Oleh sebab itu dalam rangka kesiapan menghadapi risiko kerugian, bank berkewajiban menjaga kualitas aktiva produktifnya. Penilaian kualitas aset mencerminkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya. Didalam menganalisis Kualitas aktiva produktif suatu bank dilakukan secara cermat selain itu perhatian difokuskan pada kecukupan modal bank karena masalah solvensi sangat penting. Kualitas aktiva produktif bank yang sangat jelek secara implikasinya akan menghapus modal bank. Walaupun secara riil bank memiliki modal yang cukup besar, apabila kualitas aktiva produktifnya sangat buruk dapat mengakibatkan kondisi modalnya menjadi buruk juga. Hal ini antara lain terkait dengan berbagai permasalahan seperti pembentukan cadangan, penilaian asset, pemberian pinjaman kepada pihak terkait dan sebagainya. Kualitas Aktiva Produktif dalam indikatornya membandingkan kredit bermasalah (APYD) dengan total aktiva, dimana kredit yang di berikan kepada nasabah dalam pengembaliaanya dikatakan lancar atau tidak lancar. Sehingga dengan tidak langsung kualitas aktiva produktif dapat berpengaruh terhadap likuiditas suatu bank dalam memenuhi kewajiban yang harus dibayar. Kualitas Aktiva Produktif dalam hal ini yang diangkat adalah kredit yang bermasalah yang dapat mempengaruhi likuiditas suatu bank. Menurut Dahlan Siamat (2005:92), Resiko Kredit merupakan : “Suatu resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan atau dijadwalkan”. Perputaran kas yang rendah karena jumlah persediaan kas yang minim yang disebabkan oleh adanya kredit bermasalah, akan mengakibatkan bank tersebut mengalami risiko likuiditas atau liquidity risk. Dimana risiko likuiditas terjadi apabila lembaga keuangan tidak memiliki dana untuk memenuhi semua penarikan oleh deposan, pemegang polis, atau pemegang unit penyertaan reksa dana terbuka. Sehingga bank tersebut dikatakan tidak likuid, karena bank tersebut tidak bisa membayar kewajiban utang jangka pendeknya (Dahlan Siamat, 2005: 14).
Likuiditas dapat pula dipengaruhi oleh kredit bermasalah, karena dengan munculnya kredit bermasalah, kas yang semestinya masuk dan menambah likuiditas bank tidak terjadi, sehingga mengakibatkan bank tersebut tidak mampu lagi membayar kewajiban jangka pendeknya sehingga bank tersebut berada dalam keadaan illikuid. Apabila bank dalam keadaan illikuid, maka akan mengurangi kesempatan bank untuk mendapatkan laba (Dahlan Siamat, 2005: 339). Apabila kondisi Kualitas Aktiva Produktif dilihat dari kredit yang bermasalahnya semakin membaik maka perputaran kredit akan semakin cepat dan tidak ada kredit yang macet juga akan selalu ada ketersediaan dana atau kas untuk memenuhi kewajiban yang harus dibayar bank setiap saat sehingga kondisi likuiditas bank juga akan semakin baik, begitu pula sebaliknya. Selain itu, tingkat kecukupan modal juga berpengaruh terhadap tingkat likuiditas suatu bank. Menurut Siamat (2005) fungsi utama modal bank memenuhi kebutuhan minimum dan untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Dengan kata lain, CAR merupakan tingkat kecukupan modal yang dimiliki bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Tingkat kecukupan suatu bank sangat penting dalam menyalurkan kredit pada masyarakat. Bila tingkat kecukupan modal bank baik, maka masyarakat akan tertarik untuk mengambil kredit, dan pihak bank memiliki dana cadangan jika sewaktu-waktu terjadi masalah kredit macet. Pemberian kredit bank pada masyarakat diwakili dengan rasio LDR. Bank yang memiliki kecukupan modal yang tinggi maka akan meningkatkan kepercayaan diri dalam menyalurkan kredit, sehingga apabila CAR meningkat maka akan meningkatkan LDR.
METODELOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus OPERASIONALISASI VARIABEL Dalam penelitian ini terdapat tiga variable independen yaitu Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal dan Likuiditas, serta satu variable dependen yaitu Rentabilitas bank.
Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Kualitas Aktiva Produktif (X1)
Definisi Indikator Aktiva produktif yaitu seluruh penanaman modal dalam Aktifa Produktif bentuk rupiah dan valuta asing yang bertujuan untuk yang bermasalah mendapatkan penghasilan berdasarkan Total Aktiva. fungsinya(Siamat,1995:230).
Kecukupan Modal (X2)
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. (Lukman Dendawijaya,2009:121). Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi. Rentabilitas bank adalah Kemampuan suatu bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan. (Agnes Sawir, 2003:31)
Likuiditas (X3)
Rentabilitas (Y)
Skala Rasio
modal aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR)
Rasio
Kredit yang diberikan Dana Yang Diterima
Rasio
Laba Sebelum Pajak (EBT) Total Aktiva
Rasio
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Adapun teknik pengumpulan data yang penulois gunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Riset Lapangan (field research), Yaitu teknik pengumpulan data secara langsung pada
obyek penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data-data primer dari penelitian yang dilakukan dengan cara wawancara dan observasi tanpa tanpa terlibat kerja dan hanya sebagai pengamat independen 2. Riset Kepustakaan (library research), Yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh data-data sekunder guna mendukung data-data primer yang diperoleh selama penelitian. Data-data sekunder ini diperoleh dengan cara mempelajari dan mengkaji permasalahan dalam buku, perundang-undangan, diklat, dokumen-dokumen, kertas kerja dan bahanbahan lainnya yang berkaitan dengan penelitian dan penentuan teori-teori yang berhubungan dengan bidang penelitiannya. RANCANGAN ANALISTIS DATA Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Tujuan digunakan analisis jalur (path analysis) untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variable
serta mengetahui pengaryh langsung dan tidak langsung variable penyebab terhadap sebuah variable akibat. Dari struktur path analysis, maka dilakukan langkah – langkah sebagai berikut : 1. Menghitung koefisien korelasi (r) Koefisien korelasi digunakan untuk menentukan tingkat keeratan hubungan antara X1 dengan X2, X3 dan X2 dengan X3. Adapun rumus yang digunakan adalah :
rX i X j
n
n
n
h 1
h 1
h 1
n X ih X jh X ih X jh 2 2 n n n n n X X . n X X ih ih jh jh h 1 h 1 h 1 h 1
(Sumber: Sitepu, 1994:19)
Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antar variabel kuat. Demikian jika hubungan antar variabel tidak kuat maka nilai r akan kecil, besarnya koefisien korelasi ini akan diinterpretasikan sebagai berikut : Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, 2012 : 250 2. Pengujian secara simultan Pengujian secara simultan menggunakan rumus sebagai berikut: n
YXi bYXi
Xi h
2
h 1 n
Yh
2
(Sumber: Sitepu, 1994:19) Keterangan:
YXi = Koefisien jalur dari variabel X terhadap variabel Y i bYXi = Koefisien regresi variabel Xi terhadap variabel Y
3. Pengujian Faktor Residu/ Sisa
Yi
1 R 2YiX 1 X 2 ... X k
=
Di mana R2YX1X2........Xk =
k
Y X rYXi i
i 1
i
4. Pengujian Hipotesis Menguji keberartian (signifikan) dari hubungan variabel bebas Xi dengan variabel Xj Ho : r X 2 X 1 = 0 Ha : r X 2 X 1 ≠ 0 Dengan kriteria penolakan Ho jika t hitung> t tabel a. Pengujian secara simultan yx 3
Ho : ρ yx1 = ρ yx 2 = ρ Ha : ρ yx1 = ρ yx 2 = ρ
yx 3
=0
≠0
Dengan kriteria penolakan Ho jika Fhitung> Ftabel Uji signifikansi menggunakan rumus:
n k 1RYX2 X ...X
F=
1
2 k 1 RYX 1X 2
2
k
Statistik uji ini mengikuti distribusi F dengan derajat bebas V1 = k dan V2 = n-k-l b. Pengujian secara parsial Hipotesis operasional: Ho : ρYXi = 0 Ha : ρYXi≠ 0 Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel Uji statistik menggunakan rumus :
ti
YX1
1 R YX ...X n k 11 R X X ... X ...X 1
k
i
1
i
k
; i = 1, 2, ...,(Sitepu, 1994:28)
Statistik uji di atas mengikuti distribusi t dengan derajat bebas n-k-l Mencari Pengaruh dari satu variabel ke variabel lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat disajikan melalui formula yang disajikan dalam Tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3 Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Antar Variabel Penelitian No
Pengaruh Langsung
Pengaruh Tidak Langsung
Total Pengaruh
1.
Variabel X1
-
A
Y X1 Y : (PYX1) = A Melalui X2Y X1 Ω X2 Y (pYX1) (ρX1X2) (ρYX2) = B Melalui X3Y X1 Ω X3 Y
B C
(ρYX1) (ρX2X3) (ρYX3) = C
2.
Total pengaruh X1 Y
-
A+B+C
Variabel X2
-
D
Melalui X3Y X1 Ω X3 Y
E
Y X2 Y : (PYX2) = D
(ρYX1) (ρX2X3) (ρYX3) = E
3.
Total pengaruh X2 Y
-
D+E
Variabel X3
-
F
-
F
Y X3 Y : (PYX3) = F
Total pengaruh X3 Y Total pengaruh X1,X2, X3
(A+B+C)+(D+E +F) = 1
Dalam proses perhitungan path analysis di atas, penulis akan menggunakan software SPSS. PENGUJIAN HIPOTESIS Uji hipotesis akan dimulai dengan penetapan hipotesis operasional, penetapan tingkat signifikan, uji signifikan, kriteria dan penarikan kesimpulan. 1.
Penetapan Hipotesis Operasional a) Kualitas Aktiva Produktif terhadap Kecukupan Modal Ho1, = 0
: Kualitas Aktiva Produktif tidak berpengaruh terhadap Kecukupan Modal
Ha1, 0
: Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh terhadap Kecukupan Modal
b) Kualitas Aktiva Produktif terhadap Likuiditas
Ho2, = 0
: Kualitas Aktiva Produktif tidak berpengaruh terhadap Likuiditas
Ha2, 0
: Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh terhadap Likuiditas
c) Kecukupan Modal terhadap Likuiditas Ho3, = 0
: Kecukupan modal tidak berpengaruh terhadap Likuiditas
Ha3, 0
: Kecukupan modal berpengaruh terhadap Likuiditas
d) Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas secara parsial. Hipotesis yang diujikan adalah : Ho4, = 0
: Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan modal, dan Likuiditas secara parsial tidak berpengaruh terhadap Rentabilitas
Ha4, 0
: Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan modal, dan Likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap Rentabilitas
e) Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas secara simultan. Hipotesis yang diujikan adalah : Ho5, = 0
: Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan modal, dan Likuiditas secara simultan tidak berpengaruh terhadap Rentabilitas
Ha5, 0
: Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan modal, dan Likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap Rentabilitas
2. Penetapan tingkat signifikansi Taraf signifikansi () ditetapkan sebesar 5%, ini berarti kemungkinan kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95%, atau toleransi kemelesetan 5%. Taraf signifikansi ini adalah tingkat yang umum digunakan dalam penelitian sosial karena dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. 3.
Uji Signifikansi Untuk menguji signifikansi dilakukan dua pengujian yaitu : a. Secara parsial menggunakan uji T b. Secara simultan menggunakan uji F
4.
Kaidah keputusan Kaidah keputusan yang digunakan adalah : a. Tolak H0 jika t < -t½ df (n-2) atau t > t ½ df(n-2) Terima H0 jika - t ½ df (n-2) ≤ t ≤ t ½ df(n-2)
Atau Tolak H0 jika t <-t½ df (n-k-1) atau t > t ½ df(n-k-1) Terima H0 jika - t ½ df (n-k-1) ≤ t ≤ t ½ df(n-k-1) b. Tolak H0 jika F hitung > F tabel dan terima H0 jika F hitung ≤ F tabel. 5.
Penarikan Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian seperti tahapan di atas maka akan dilakukan analisis secara kuantitatif. Dari hasil tersebut akan ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang ditetapkan dapat diterima atau ditolak.
Pembahasan Nilai r merupakan koefisien korelasi untuk menentukan tingkat keeratan hubungan antara variable. Nilai r Kualitas Aktiva Produktif terhadap Kecukupan Modal PT. Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya dilihat dari nilai hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,578, maka nilai r dalam keterkaitan hubungannya dikategorikan sedang. Besarnya koefisien determinasi (r)2 sebesar 0,334 atau 33,4%, hal ini berarti Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh terhadap Kecukupan Modal PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya sebesar 33,4% dan sisanya 66,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis teliti salah satunya Non Performing Loan atau kredit bermasalah dan cadangan Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif. Untuk uji signifikasi pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Kecukupan Modal dapat dilihat dari dari uji t dengan nilai thitung adalah sebesar 2,237 jika dibandingkan dengan ttabel dimana α = 5% dan df = 12-2=10, didapat ttabel sebesar 2,228 maka thitung (2,237) > ttabel (2,228). Atau dapat dilihat dari sig output SPSS sebesar 0,049 lebih kecil dari tingkat α = 5 % atau α = 0,05. Karena thitung (2,237) > ttabel (2,228), maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis Ha alternative diterima artinya bahwa Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh segnifikan terhadap Kecukupan Modal. Dengan kata lain Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh signifikan terhadap Kecukupan Modal PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya. Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Likuiditas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya Nilai r merupakan koefisien korelasi untuk menentukan tingkat keeratan hubungan antara variable. Nilai r Kualitas Aktiva Produktif terhadap Likuiditas PT. Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya dilihat dari nilai hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,521, maka nilai r dalam keterkaitan hubungannya dikategorikan sedang. Besarnya koefisien determinasi sebesar 0,272
atau 27,2%, hal ini berarti Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh terhadap Likuiditas PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya sebesar 27,2% dan sisanya 72,8% dan sisanya 66,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis teliti salah satunya Non Performing Loan atau kredit bermasalah dan cadangan Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif.
Untuk uji
signifikasi pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Likuiditas dapat dilihat dari uji t dengan nilai thitung adalah sebesar 1,932 jika dibandingkan dengan ttabel dimana α = 5% dan df = 12-2=10, didapat ttabel sebesar 2,228 maka thitung (1,932) < ttabel (2,228). Atau dapat dilihat dari nilai sig hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,082 lebih besar dari tingkat α = 5 % atau α = 0,05. Dari hasil pengujian tersebut mengandung makna pada tingkat keyakinan 95% hipotesis Ha alternative ditolak artinya bahwa Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh tidak signifikan terhadap Likuiditas. Atau dengan kaidah keputusan terima Ha jika thitung > ttabel dan diperoleh thitung = 1,932 dan ttabel = 2,228 maka thitung jatuh pada daerah penerimaan Ho sehingga Ha ditolak. Pengaruh Kecukupan Modal terhadap Likuiditas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya Nilai r merupakan koefisien korelasi untuk menentukan tingkat keeratan hubungan antara variable. Nilai r Kecukupan Modal terhadap Likuiditas PT. Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya dilihat dari nilai hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,080, maka nilai r dalam keterkaitan hubungannya dikategorikan sangat rendah. Besarnya koefisien determinasi sebesar 0,006 atau 0,6%, hal ini berarti Kecukupan Modal berpengaruh terhadap Likuiditas PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya hanya sebesar 0,6% sisanya 99,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis teliti salah satunya Non Performing Loan atau kredit bermasalah dan cadangan Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif. Untuk uji signifikasi pengaruh Kecukupan Modal terhadap Likuiditas dapat dilihat dari uji t dengan nilai thitung adalah sebesar 0,255 jika dibandingkan dengan ttabel dimana α = 5% dan df = 12-2=10, didapat ttabel sebesar 2,228 maka thitung (0,255) < ttabel (2,228). Atau dapat dilihat dari nilai sig hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,804 lebih besar dari tingkat α = 5 % atau α = 0,05. Dari hasil pengujian tersebut mengandung makna pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternative Ha ditolak artinya bahwa Kecukupan Modal berpengaruh tidak signifikan terhadap Likuiditas. Atau dengan kaidah keputusan terima Ha jika thitung > ttabel dan diperoleh thitung = 1,932 dan ttabel = 2,228 maka thitung jatuh pada daerah penerimaan Ho sehingga Ha ditolak.
Pengaruh secara parsial antara Kualitas Aktiva Produktif terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalya. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan perhitungan SPSS versi 17 diketahui hasil antara Kualitas Aktiva Produktif terhadap Rentabilitas sebesar -0,093 (dilihat dari Standardized Coefficients β), karena nilainya negatif menunjukan bahwa setiap perubahan pada rasio Kualitas Aktiva Produktif akan berbanding terbalik dengan perubahan rentabilitas bank. Semakin tingginya nilai rasio Kualitas Aktiva Produktif yang berarti semakin memburuk Kualitas Aktiva Produktifnya yakni yang lebih dominan disebabkan oleh kredit bermasalh atau Non Performong Loan yang semakin besar akan menyebabkan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang semakin besar pula sehingga nilai return On Asset semakin menurun begitu pula sebaliknya. Besarnya koefisien determinasi beta adalah sebesar 0,009 atau 0,9% yang berarti bahwa Kualitas Aktiva Produktif mempengaruhi terhadap rentabilitas bank hanya sebesar 0,9% dan sisanya 99,1% dipengaruhi faktor lain yang tidak ditelti oleh penulis yaitu adanya kredit bermasalah (NPL), perputaran kredit, cadangan penyisishan penghapusan Aktiva Produktif (Apabila PPAP naik, maka ROA akan turun karena PPAP merupakan beban bagi bank), kebijakan pemerintah dan kebijakan perbankkan itu sendiri. Diperoleh nilai thitung yang didapat dari uji t adalah sebesar -0,179 jika dibandingkan dengan ttabel dimana α = 5% dan df = 12-3-1=8, didapat ttabel sebesar 2,306 sehingga thitung < ttabel (-0,179 < 2,306) dengan tingkat signifikansi yang dilihat dari nilai sig hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,863 lebih besar dari 0,05. Dari hasil pengujian tersebut mengandung makna pada tingkat keyakinan 95% hipotesis Ha ditolak artinya bahwa Kualitas Aktiva Produktif secara parsial berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Rentabilitas bank. Atau dengan kaidah keputusan terima Ha jika thitung > t tabel
dan diperoleh thitung = -0,179 dan ttabel = 2,306 maka thitung jatuh pada daerah penerimaan
Ho sehingga Ha ditolak. Pengaruh Secara Parsial Kecukupan Modal terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan perhitungan SPSS versi 17 diketahui hasil antara Kualitas Aktiva Produktif terhadap Rentabilitas sebesar -0,130 (dilihat dari Standardized Coefficients β), karena nilainya negatif menunjukan bahwa setiap perubahan pada rasio Kecukupan Modal akan berbanding terbalik dengan perubahan rentabilitas bank. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya Kecukupan Modal (CAR) belum tentu menyebabkan besar kecilnya keuntungan bank. Bank yang memiliki modal besar
namun tidak dapat menggunakan modalnya itu secara efektif untuk menghasilkan laba, maka modal yang besar pun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas bank (sutedja, 2008 : 67). Besarnya koefisien determinasi beta adalah sebesar 0,018 atau 1,8% yang berarti bahwa Kecukupan Modal mempengaruhi terhadap Rentabilitas bank hanya sebesar 1,8% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis yaitu diantaranya Non Performing Loan dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif. Diperoleh nilai thitung yang didapat dari uji t adalah sebesar -0,292 jika dibandingkan dengan ttabel dimana α = 5% dan df = 12-3-1=8, didapat ttabel sebesar 2,306 sehingga thitung < ttabel (-0,179 < 2,306) dengan tingkat signifikansi yang dilihat dari nilai sig hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,778 lebih besar dari 0,05. Dari hasil pengujian tersebut mengandung makna pada tingkat keyakinan 95% hipotesis Ha ditolak artinya bahwa Kecukupan Modal secara parsial berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Rentabilitas bank. Atau dengan kaidah keputusan terima Ha jika thitung > t tabel
dan diperoleh thitung = -0,292 dan ttabel = 2,306 maka thitung jatuh pada daerah penerimaan
Ho sehingga Ha ditolak. Pengaruh Secara Parsial Likuiditas terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan perhitungan SPSS versi 17 diketahui hasil antara Kualitas Aktiva Produktif terhadap Rentabilitas sebesar -0,081 (dilihat dari Standardized Coefficients β), karena nilainya negatif menunjukan bahwa setiap perubahan pada rasio Likuiditas akan berbanding terbalik dengan perubahan rentabilitas bank. Dalam penelitian ini bahwa ketika Rasio likuiditany cenderung buruk dengan mendekati nilai batas 110% dengan dikatagorikan jelek tetapi laba yang dihasilkannya malah cenderung bagus yaitu diatas 1,5%. Seharusnyan dalam Rentabilitas yang tinggi, likuiditasnya harusnya dalam keadaan baik dengan nilai persentasinya sebesar kurang dari 75% (menurut Matriks Kriteria Peringkat Komponen LDR yang bersumber dari SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004). Hal ini mungkin disebabkan oleh data yang didapat oleh peneliti dari pihak bank berupa data akumulatif perbulan. Besarnya koefisien determinasi beta adalah sebesar 0,007 atau 0,7% yang berarti bahwa Likuiditas mempengaruhi terhadap rentabilitas bank hanya sebesar 0,7% dan sisanya 99,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis yaitu Non Performing Loan dan cadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif.
Diperoleh nilai thitung yang didapat dari uji t adalah sebesar -0,191 jika dibandingkan dengan ttabel dimana α = 5% dan df = 12-3-1=8, didapat ttabel sebesar 2,306 sehingga thitung < ttabel (-0,191 < 2,306) dengan tingkat signifikansi yang dilihat dari nilai sig hasil output SPSS versi 17 sebesar 0,853 lebih besar dari 0,05. Dari hasil pengujian tersebut mengandung makna pada tingkat keyakinan 95% hipotesis Ha ditolak artinya bahwa Likuiditas secara parsial berpengaruh namun tidak signifikan terhadap Rentabilitas bank. Atau dengan kaidah keputusan terima Ha jika thitung > t
tabel
dan
diperoleh thitung = -0,191 dan ttabel = 2,306 maka thitung jatuh pada daerah penerimaan Ho sehingga Ha ditolak. Pengaruh secara Simultan Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya Hasil perhitungan SPSS 17 diperoleh nilai r yaitu sebesar 0,235 dan koefisien determinasinya sebesar 0,055 atau 5,5%. Artinya jika Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas secara bersama – sama meningkat atau memberikan dampak positif, maka Rentabilitas bank juga akan memberikan dampak positif atau meningkat pula. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis penelitian teruji bahwa Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas berpengaruh terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Artha Jaya Mandiri Tasikmalaya. Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Fhitung
sebesar 0,156 dengan kriteria
penerimaan Ho jika Fhitung < Ftabel dengan mengambil taraf signifikan α sebesar 5%, maka dari tabel distribusi F-Snedector diperoleh F;α;k (n-k-1) = 12-3-1 = 8 adalah sebesar 4,07 atau dengan melihat sig F yaitu 0,923 yang artinya dengan α lebih besar dari 5% maka menunjukan tidak signifikan tetapi berpengaruh walaupun pengaruhnya sangat rendah. Dikarenakan 0,156 lebih kecil dari 4,07 dan sig F sebesar 0,923, maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas secara simultan berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Rentabilitas sebesar koefisien determinasi 0,055 atau 5,5%. PENUTUP SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian mengenai pengaruh Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Rentabilitas bank dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh signifikan terhadap Kecukupan Modal.
2. Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Likuiditas. 3. Kecukupan Modal berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Likuiditas. 4. Secara parsial Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Rentabilitas. 5. Secara simultan Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, dan Likuiditas berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Rentabilitas.
SARAN Saran dalam penelitian ini diantaranya : 1. Bagi Pihak Bank Dalam hasil penelitian ini rasio Kualitas Aktiva Produktif mengalami peningkatan sehingga menyebabkan Kualitas Aktiva Produktif rendah. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kredit macet. Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian. Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara : Rescheduling (penjadwalan ulang), Reconditioning (persyaratan ulang), Retructuring (penataan ulang), Kombinasi antara Rescheduling (penjadwalan ulang), Reconditioning (persyaratan ulang) dan Retructuring (penataan ulang), dan penyitaan jaminan (Kasmir 2006 : 129). CAR menunjukan kemampuan bank untuk mengantisipasi risiko yang mungkin timbul dari setiap penciptaan bank. Untuk itu bank harus dapat mengindentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol resiko – resiko dari penciptaan aktiva, khususnya dalam penyaluran kredit kepada pihak ketiga. Tingkat Kecukupan Modal (CAR) PT. BPR ARtha Jaya Mandiri Tasikmalaya sudah berada diatas tingkat CAR minum yang telah ditetapkan BI sebesar 8% dan sebaiknya di pertahankan karena Ketetapan CAR sebesar 8% bertujuan untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada pihak bank, melindungi dana pihak ketiga pada bank bersangkutan, dan untuk memenuhi ketetapan standar BIS perbankan Internasional (Malayu Hasibuan 2009 : 58). Dalam penelitian ini bahwa likuiditas bank harus lebih ditingkatkan dan lebih mendekati kriteria peringkat komponen LDR yang di tetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 75% agar likuiditas bank bias tettap likuid karena likuiditas bank merupakan kemampuan bank untuk membayar semua untang jangka pendeknya dengan alat – alat likuid yang dikusainya. Bank dikatakan likuid jika bank tersebut mempunyai cash asset sebesar kebutuhan yang akan digunakan untuk memenuhi likuiditasnya, cash asset lebih kecil dari butir (1) diatas, tetapi bank juga mempunyai asset lainnya (khususnya surat – surat berharga) yang dapat dicairkan sewaktu – waktu tanpa mengalami penurunan niali pasarnya, dan kemampuan untuk menciptakan cash asset baru melalui berbagai bentuk untang (Malayu Hasibuan 2009 : 94).
Untuk menjaga dan meningkatkan Rentabilitas bank khususnya dengan perhitungan ROA maka harus dapat menjaga Kualitas Aktiva Produktif, menekan biaya operasional, selektif dalam pemberian kredit, menjaga tingkat likuiditas agar tidak terlalu tinggi dan selalu likuid dan memanfaatkan aktiva yang tidak Produktif. Hal ini, karena pendapatan bank atau rentabilitas bank dapat menjamin kontinuitas berdirinya bank, dapat membayar deviden pemegang saham bank, dapat membayar dan meningkatkan kompensasi karyawannya, merupakan tolak ukur tingkat kesehatan bank, merupakan tolak ukur baik atau buruknya manajemen bank, dapat meningkatkan daya saing bank bersangkutan dan dapat meningkatkan status bank bersangkuta ((Malayu Hasibuan 2009 : 100). 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mencari dan melakukan penelitian terhadap beberapa variabel lainnya yang terikat atau menabah rasio variabelnya dan yang ingin mengkaji kembali Kualitas Aktiva Produktif, Kecukupan Modal, Likuiditas dan Rentabilitas yang sama namun dipergunakan pada perusahaan lain atau pada bank syariah dan bank umum, dengan menggunakan data persemester atau pertahun dan perluasan subjek penelitian atau dengan mengubah satu maupun keseluruhan variabel penelitian dengan konsep lain yang berbeda agar memperoleh hasil yang signifikan. DAFTAR PUSTAKA
Alhaq , Muhammad., Taufik, Taufeni., Desmiyawati. 2011. Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Kualitas Aktiva Produktif,Non Performing Loan Dan Loan To Deposit Ratio Terhadapprofitabilitas. Riau : Universitas Riau. Bunga Arumsari ,Nyimas. 2009. Pengaruh Rasio Likuiditas, Kualitas Aktiva, Sensitivitas, Efisiensi Dan Profitabilitas Terhadap Car Pada Bank-Bank Pemerintah. Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Fitrianto, Hendra., Mawardi, Wisnu. 2006. Analisis Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, Rentabilitas, Dan Efisiensi Terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi. Volume 3, Nomor 1, Januari, Tahun 2006, Halaman 1-11. Semarang: Universitas Diponogoro Rohimat, Rudi. 2012. Pengaruh Kecukupan Modal Dan Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Rentabilitas Bank Studi Kasus Pada PT. BPR POLADANA Tasikmalaya. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi. Edginarda, Cynthia. 2012. Analisis Pengaruh Rasio Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Pada Bank Pemerintah Di Indonesia Periode 20032010. Makasar: Universitas Hasanudin.
Sartika, Dewi. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif Dan Likuiditas Terhadap Return On Assets (ROA) (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2010). Makasar: Universitas Hasanudin. Suryandani, Wulan. 2011. Analisis Pengaruh Rasio Kecukupan modal, Aktiva Produktif, Nim, Bopo Dan Likuiditas Terhadap Tingkat Return On Asset (Studi pada Bank Umum Konvensional Tahun 2006 – 2010). Semarang: Universitas Diponogoro. Erista Ika. D, Valentina. 2011. Analisis Pengaruh Car, Kap, Nim, Bopo, Ldr, Dan Sensitivity To Market Risk Terhadap Tingkat Profitabilitas Perbankan ( Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode 2005 – 2008). Semarang: Universitas Diponogoro. Syarif, Syahru. 2006.
Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Camelsterhadap Net Interest
Margin(Study Empiris Pada Bank-bank yang Listed di Bursa Efek JakartaPeriode Tahun 2001 – 2004). Semarang: Universitas Diponogoro. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/30/DPBPR tanggal 12 Desember 2006 perihal Bank Perkreditan Raktyat Peraturan Bank Indonesia. Nomor: 8/19/Pbi/2006, Tentang Kualitas Aktiva Produktif Dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Perkreditan Rakyat. Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 15 /Pbi/2012, Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. Damayanti, Finishia. 2012. Analisis Pengaruh Car, Ldr, Bopo, Dan Kap Terhadap Kinerja Perbankan (Studi Komparatif Antara Bank Devisa dan Bank Non Devisa Periode 2007-2011). Semarang: Universitas Diponogoro. Monthly. 2012. Bank Indonesia. Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 10, No. 2, Januari 2012. ISSN: 2086-2954. Riadi
Muchlisin.
30,
Januari,
2013.
Pengertian
dan
Fungsi
Perbankan.
http://www.kajianpustaka.com/2013/01/pengertian-dan-fungsi-perbankan.html. (
). 31, Januari, 2013. Jenis - jenis bank. http://www.kajianpustaka.com/2013/01/jenis-jenisbank.html.
Hendrawaty, Rina. 29, February, 2012. Penilaian Kesehatan Perbankan Dengan Camels. http://fe.wisnuwardhana.ac.id. Nirwan Sitepu. 1994. Path Analysis. Jakarta: Ghalia Indonesia. Susilo, Y Sri, Triandaru Sigit, Budi Santoso, A. Totok (2000), Bank dan Lembaga Keuangan lain, Salemba Empat, Jakarta. Muljono, Teguh P. 2001. Analisa Lapora Keuangan untuk Perbankkan. Jakarta : Djambatan. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta : BPFE. Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal. 2006. Credit Management Handbook. Jakarta : Raja Grafindo Persada Kasmir. 2008. Manajemen Perbankkan. Edisi kesatu Cetakan Kelima. Jakarta : Institut Bankir Indonesia Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hasibun, Melayu. 2009. Dasar – Dasar Perbankan. Cetakan Kedelapan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Taswan. 2010. Manajemen Perbankkan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-16. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan ke-21. Bandung: CV. Alfabeta. Anggraeni Luthfihani, Chindy. 2010. Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif (Kap) Dan Kredit Bermasalah Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Bandung: Universitas Komputer Indonesia. Permana, Anjar. 2012. Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Kredit Yang Diberikan Terhadap Rentabilitas (Studi Kasus Pada Pd. Bpr Artha Sukapura Tasikmalaya). Tasikmalay: Universitas Siliwangi.
Fitriyana, Anita. 2011. Analisis Pengaruh Rasio Kecukupan Modal, Likuiditas, Non Performing Loans, Equity To Asset Ratio Dan Time Deposit Ratio Terhadap Return On Assets Bank (Studi Empiris Pada Bank Umum Konvensional di Indonesia Periode 2006-2010). Semarang: Universitas Diponogoro. Maulidya Latifah Nurul, Rodhiyah, Saryadi.2011. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Non Performing Loan (Npl) Dan Loan To Deposit Ratio (Ldr) Terhadap Return On Asset (Roa) (Studi kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2010). Semarang. Universitas Diponogoro. Hidayah, Al. 2009. Pengaruh Penyaluran Kredit Terhadap Pendapatan Operasional Bank (Studi Pada Bank BRI Cabang Malang Kawi). Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Tri Yusnita, Rita. 2011. Pengaruh Kredit Bermasalah Terhadap Perputaran Kas Dan Dampaknya Terhadap Likuiditas (Studi Kasus Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya). Jurnal Akuntansi. Volume 6, nomor 2, desember 2011. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi.