ANALISIS KEMAMPUAN KOMPONEN RASIO RENTABILITAS DAN RASIO AKTIVA PRODUKTIF DALAM MENINGKATKAN KECUKUPAN MODAL BANK UMUM SYARIAH Periode 2013-2015
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh: RISKI AMELIA NIM : 1112046100051
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, termasuk pencabutan gelar akademik.
Jakarta, 18 Agustus 2016
Riski Amelia
ABSTRAK Riski Amelia (NIM: 1112046100051), Analisis Kemampuan Komponen Rasio Rentabilitas dan Rasio Aktiva Produktif dalam Meningkatkan Kecukupan Modal Bank Umum Syariah Periode 2013-2015. Skripsi strata 1 (S1) konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah jakarta 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan rasio rentabilitas (ROA, BOPO) dan rasio aktiva produktif (NPF) dalam meningkatkan kecukupan modal (CAR). Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan data yang bersumber dari laporan publikasi triwulan 11 Bank Umum Syariah periode 2013-2015. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode analisis regresi data panel. Hasil penelitian menyatakan bahwa ROA, BOPO dan NPF berpengaruh secara signifikan terhadap CAR secara bersama-sama sebesar 93,85%. Kemudian secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA dan NPF berpengaruh signifikan, sedangkan BOPO tidak berpengaruh signifikan.
Kata Kunci
: Rentabilitas (ROA, BOPO), Aktiva Produktif (NPF), dan Kecukupan Modal (CAR)
Pembimbing
: Aini Masruroh, SEI., M.M.
Daftar Pustaka
: 1995 s/d 2013
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Kemampuan Komponen Rasio Rentabilitas Dan Rasio Aktiva Produktif Dalam Meningkatkan Kecukupan Modal Bank Umum Syariah”. Shalawat beriring salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa ummat dari zaman jahiliyah sampai ke zaman yang terang-benderang dan penuh dengan khazanah keilmuan saat sekarang ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini bisa terselesaikan berkat doa, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada: 1.
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Phil Asep Saepudin Jahar, M.A.
2.
Ketua Program Studi Muamalat Bapak AM. Hasan Ali, M.A. yang telah memberikan ilmunya.
3.
Sekretaris Program Studi Muamalat Bapak Dr. Abdurrauf, M.A.yang telah memberikan ilmunya.
4.
Dosen Pembimbing Skripsi Ibu Aini Masruroh, SEI., M.M. yang telah meluangkan waktu kepada penulis untuk membimbing, mengarahkan dan
memberikan banyak masukan saran-saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga apa yang telah ibu ajarkan dan arahkan mendapat balasan dari Allah SWT. 5.
Seluruh Dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya selama ini.
6.
Kedua orang tuaku tersayang Bapak Azhari dan Ibu Djuliriani, yang dengan tulus selalu mendo’akan, memberi dorongan dan semangat yang tiada henti kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga mama dan papa selalu berada di lindungan dan kasih sayang-Nya.
7.
Kakakku, Risca Azhari, serta adik-adikku Risma Alvionita dan Maulana Rafli, yang telah memberikan motivasi dan mental yang kuat.
8.
Tegar Akbar, yang selalu memberikan semangat, motivasi dan selalu setia menemani sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9.
Sahabat-sahabatku, Nanda Rusandy, Nuke Wulandari, Rahma Julianti yang telah menjadi sahabat yang baik selama ini, terima kasih untuk semua kebaikan dan kasih sayang kalian, semoga kita selalu dalam lindungan Allah.
10. Untuk seluruh teman-teman seperjuangan PS B 2012, teman-teman KKN Pribumi 2015, kebaikan kalian tidak pernah terlupakan. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung atas do’a dan bantuannya kepada penulis, saya ucapkan terimakasih banyak. Semoga do’a yang baik akan di ijabah oleh Allah SWT dan kembali kepada kalian. Aamiin aamiin yaa robbal alamiin.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua pihak yang turut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi. Wassamu’alaikum Warah Matullahi Wabarakatuh Jakarta, 18 Juli 2016
Riski Amelia
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................
I
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................
iii
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................
iv
ABSTRAK ..................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ...............................................................................
vi
DAFTAR ISI ..............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
7
C. Pembatasan Penelitian .................................................................
7
D. Perumusan Masalah ....................................................................
8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................
8
F. Kerangka Penelitian ....................................................................
10
G. Sistematika Penulisan .................................................................
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kinerja .........................................................................................
13
B. Sumber Permodalan Bank ..........................................................
15
C. Rasio Kecukupan Modal .............................................................
16
D. Rasio Rentabilitas .......................................................................
20
1. Return On Assets ..................................................................
22
2. Beban Operasional Pendapatan Operasional ........................
24
E. Rasio Aktiva produktif ................................................................
26
F. Review Studi Terdahulu ..............................................................
28
G. Hipotesis Penelitian .....................................................................
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................
35
1. Jenis Penelitian ......................................................................
35
2. Jenis dan Sumber Data ..........................................................
35
B. Objek Penelitian ..........................................................................
37
C. Metode Pengumpulan Data .........................................................
38
D. Metode Analisis Data ..................................................................
39
1. Model Regresi Data Panel .....................................................
39
2. Pengujian Model ...................................................................
43
3. Uji Asumsi Klasik .................................................................
45
4. Pengujian Statistik .................................................................
47
E. Operasional Variabel ...................................................................
51
1. Variabel Dependen ................................................................
51
2. Variabel Independen .............................................................
51
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................
54
B. Deskripsi Data Penelitian ............................................................
55
C. Pengujian Model Regresi Data Panel ..........................................
60
1. Uji Chow ...............................................................................
60
2. Uji Haussman ........................................................................
61
D. Uji Asumsi Klasik .......................................................................
61
1. Uji Normalitas .......................................................................
62
2. Uji Autokorelasi ....................................................................
63
3. Uji Multikolinearitas .............................................................
64
4. Uji Heteroskedastisitas ..........................................................
64
E. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Data Panel ..........
65
1. Uji t .......................................................................................
65
2. Uji F ......................................................................................
68
3. Koefisien Determinasi ...........................................................
70
4. Persamaan Model Regresi .....................................................
71
F. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................
76
B. Saran ............................................................................................
77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
78
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1.1 Laba Bank-Bank Umum Syariah ............................................
3
2.1 Penelitian Terdahulu ...............................................................
33
4.1 Uji Chow .................................................................................
60
4.2 Uji Haussman ..........................................................................
61
4.3 Uji Autokorelasi ......................................................................
63
4.4 Uji Multikolinearitas ...............................................................
64
4.5 Uji Heteroskedastisitas ...........................................................
65
4.6 Uji t ..........................................................................................
66
4.7 Uji F .........................................................................................
69
4.8 Koefisien Determinasi .............................................................
70
4.9 Model Regresi .........................................................................
71
DAFTAR GAMBAR
1.1 Kerangka Penelitian................................................................................
10
4.1 Fluktuasi Rata-Rata CAR Bank Umum Syariah Periode 2013-2015.....
56
4.2 Fluktuasi Rata-Rata ROA Bank Umum Syariah Periode 2013-2015 ....
57
4.3 Fluktuasi Rata-Rata BOPO Bank Umum Syariah Periode 2013-2015..
58
4.4 Fluktuasi Rata-Rata NPF Bank Umum Syariah Periode 2013-2015 .....
59
4.5 Uji Normalitas .......................................................................................
62
LAMPIRAN 1.
Data Rasio Keuangan Triwulan 11 Bank Umum Syariah Periode 2013-2015
2.
Output Hasil Pengujian Data Menggunakan Eviews 8.0
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memperoleh keuntungan merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha lainnya. Keuntungan yang diperoleh tidak saja digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, seperti membayar gaji serta biaya-biaya lainnya, akan tetapi juga digunakan untuk ekspansi usaha melalui berbagai kegiatan pada masa yang akan datang. Kemudian yang lebih penting lagi apabila suatu badan usaha terus-menerus memperoleh keuntungan maka ini berarti kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan terjamin.1 Bank sebagai salah satu badan usaha yang bergerak dibidang jasa memiliki tujuan tertentu didalam operasionalnya. Tujuan bank secara mikro adalah menciptakan laba, sedangkan tujuan makronya menurut pasal 3 UU No. 10/1998 adalah menunjang pelaksaan pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan itu, maka bank harus benar-benar menjalankan fungsinya dengan baik; diantaranya adalah fungsi penghubung (financial intermediary) antara savers (pihak kelebihan dana) dengan lenders (pihak kekurangan dana), fungsi pembangunan, fungsi pelayanan, dan fungsi transmisi.2
1
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: Rajawali Press, 2003), h. 1. Ade Arthesa dan Edia Handiman, Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (Jakarta: PT. Indeks, 2006), h. 12 2
1
2
Dalam menjalankan usahanya, bank harus mampu melakukan peningkatan kualitas agar lebih mendapatkan kepercayaan nasabah. Upaya yang bisa dilakukan bank dalam menjaga eksistensinya adalah dengan memperhatikan kriteria pengukuran kesehatan dan kinerja perbankan. Indikator kesehatan perbankan yang sangat penting salah satunya adalah indikator modal. Berdasarkan SEOJK.03/2014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, salah satu matriks parameter untuk menilai kesehatan bank dapat diukur melalui penilaian faktor rentabilitas serta melalui rasio kualitas aset. Rasio rentabilitas yang tercermin dalam ROA dan BOPO menunjukkan tingkat kemampuan bank untuk memperoleh laba dari aktivitas usahanya. Apabila laba suatu bank meningkat, maka akan meningkatkan modal bank dan meminimumkan tingkat resikonya sehingga laba yang tinggi akan meningkatkan CAR. Sedangkan rasio aktiva produktif dapat dilihat melalui rasio NPF yang menunjukkan permbiayaan bermasalah yang diberikan kepada pihak ketiga. Semakin tinggi Rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk sehingga dapat menurunkan tingkat CAR. Agar terciptanya perbankan yang sehat, BI mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, dimana salah satu ketentuannya mengatur tentang tingkat kecukupan permodalan Bank (CAR) minimum sebesar 8%. Besar kecilnya CAR yang dimiliki oleh bank akan dapat dipengaruhi oleh kinerja
3
aspek keuangan lainnya yaitu aspek likuiditas, aspek kualitas aktiva, aspek sensitivitas terhadap pasar, serta aspek profitabilitas.3 Upaya meningkatkan tingkat kecukupan modal sebagaimana telah diatur oleh Bank Indonesia merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena tingkat kecukupan modal mencerminkan kemampuan bank dalam menanggung risiko kerugian yang mungkin timbul. Tingginya tingkat kecukupan modal yang dimiliki bank, tidak terlepas dari besarnya tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank. Berikut dibawah ini perkembangan laba bank-bank umum syariah periode 2013-2015. Tabel 1.1 Laba Bank-Bank Umum Syariah (Dalam Jutaan Rupiah) No
Bank Umum Syariah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
BNI Syariah Bank Mega Syariah Bank Muamalat Bank Syariah Mandiri BCA Syariah BRI Syariah BJB Syariah Bank Panin Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah Maybank Syariah
2013 117.462 149.739 165.144 651.240 12.701 129.564 28.316 21.332 19.548 4.075 41.367
Tahun 2014 163.251 17.635 121.343 71.778 12.950 6.577 22.744 70.939 8.662 - 19.365 55.953
2015 228.525 12.224 125.469 289.576 23.437 122.637 7.279 53.578 29.450 - 24.001 - 294.391
Sumber: Data Laporan Keuangan Bank-Bank Umum Syariah
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa laba yang dihasilkan bank-bank umum syariah mengalami perubahan naik turun. Pergerakan laba
3
Ponttie Prasnanugraha P, “Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi Di Indonesia)”. Tesis, (Semarang: Universitas Diponegoro. 2007).
4
yang fluktuatif tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat pengaruhnya terhadap kecukupan modal yag dimiliki oleh bank. Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Mei 2015 rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbanan syariah sebesar 14,29%. Menurun dibanding tahun 2014 yang mencapai 16,85%. Disisi lain, catatan CAR dibulan Mei 2015 membaik dibanding awal tahun yang sempat anjlok hingga 13,75%. CAR sangat tergantung pada rasio pembiayaan bermasalah karena rasio pembiayaan bermasalah menggerus modal. 4 Pemilihan CAR sebagai variabel dependen dikarenakan CAR merupakan indikator yang paling penting menurut Bank Indonesia dalam menjaga tingkat kesehatan bank. Dimana Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank sebagai pengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko.5 CAR dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah rasio rentabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Selain itu juga 4
Yogie Respati, Rasio Kecukupan Modal Bank Syariah Menurun, Artikel ini diakses pada 03 September 2016 20.48 WIB dari http://keuangansyariah.mysharing.co/rasio-kecukupanmodal-bank-syariah-menurun/. 5 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, Edisi Kedua), h. 121.
5
dipengaruhi oleh rasio kualitas aktiva produktif yang dimiliki oleh bank, yang digunakan untuk melihat apakah aktiva produktif
digunakan untuk
menghasilkan laba secara maksimal.6 Rasio rentabilitas yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP adalah ROA (Return on Assets) dan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional). Sedangkan rasio yang digunakan untuk menilai aktiva produktif adalah NPF (Non Performing Financing). ROA merupakan indikator dari rasio rentabilitas dijadikan variabel independen yang mempengaruhi CAR karena perusahaan yang tingkat pengembalian investasinya tinggi akan menggunakan hutang yang kecil agar tingkat biaya modal yang mengandung risiko relatif kecil sedangkan modal sendiri bank relatif tinggi sehingga dapat meningkatkan CAR. BOPO dijadikan variabel independen yang mempengaruhi CAR karena semakin kecil BOPO, menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya, karena biaya operasi yang harus ditanggung lebih kecil dari pendapatan operasinya sehingga aktivitas operasional bank menghasilkan keuntungan, dimana hal tersebut mampu meningkatkan modal
6
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013), h. 95.
6
bank dan dan meminimumkan tingkat resikonya, sehingga BOPO yang relatif rendah mampu meningkatkan CAR. NPF dijadikan variabel independen yang mempengaruhi CAR karena semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Bank dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif, maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank dan dapat menurunkan kecukupan modal yang dimiliki bank.7 Berdasarkan penjelasan diatas, terlihat adanya keterkaitan antara kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan dan tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank dengan tingkat kecukupan modal yang dimiliki bank. Hal ini juga mampu menilai kinerja yang dimiliki bank, sehingga bank syariah dapat lebih cepat tumbuh menjadi bank yang besar dan menjadi pilar sistem perbankan di Indonesia, Dengan adanya informasi terkait kesehatan bank, dapat membantu, khususnya masyarakat, dalam mengambil keputusan untuk menempatkan dananya agar tidak salah dalam memilih bank. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memilih judul penelitian: ”Analisis Kemampuan Komponen Rasio Rentabilitas dan Rasio Aktiva Produktif dalam Meningkatkan Kecukupan Modal Bank Umum Syariah” 7
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 96.
7
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Beberapa bank umum syariah mengalami penurunan laba bersih pada periode 2013-2015.
2.
Tingkat kecukupan modal bank syariah mengalami penurunan.
C. Pembatasan Penelitian Masalah-masalah tersebut sangat luas untuk dibahas dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk membatasi masalah-masalah yang akan dibahas. Untuk itu pembahasan hanya akan dibatasi sebagai berikut: 1.
Bank syariah yang dipilih adalah bank yang sudah berdiri menjadi bank umum syariah di Indonesia sejak tahun 2013 sampai dengan 2015 dan mempunyai
kelengkapan
data
laporan
keuangan
yang
telah
dipublikasikan. 2.
Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi dengan rasio rentabilitas (ROA dan BOPO) dan rasio aktiva produktif (NPF).
3.
Metode analisis yang dilakukan dibatasi dengan model analisis regresi data panel dan analisis statistik uji asumsi klasik.
8
D. Perumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana pengaruh komponen rasio rentabilitas (ROA dan BOPO) dan rasio aktiva produktif (NPF) dalam meningkatkan kecukupan modal (CAR) pada Bank Umum Syariah?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu: 1) Untuk menganalisis kemampuan komponen rasio rentabilitas dan rasio aktiva produktif dalam meningkatkan kecukupan modal pada Bank Umum Syariah. 2) Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh komponen rasio rentabilitas dan aktiva produktif dalam meningkatkan kecukupan modal pada Bank Umum Syariah. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1) Bagi industri perbankan syariah, untuk meningkatkan pemahaman dan menambah wawasan dalam meningkatkan kecukupan modal yang dimiliki Bank Umum Syariah agar dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi bank.
9
2) Bagi Akademis, sebagai bahan referensi literatur kepustakaan ekonomi islam mengenai kemampuan komponen rasio rentabilitas dan rasio aktiva produktif dalam meningkatkan kecukupan modal bank. 3) Bagi masyarakat, diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi mengenai kesehatan dan kinerja Bank Umum Syariah sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk menempatkan dananya di bank tersebut.
10
F. Kerangka Penelitian Secara sistematis, alur pemikiran penelitian ini terlihat pada kerangka pemikiran berikut: Gambar 1.1 Kerangka Penelitian Bank Umum Syariah
Variabel Independen
Variabel Dependen
Rasio Rentabilitas : ROA (X1)
CAR (Y)
BOPO (X2) Rasio Aktiva Produktif : NPF (X3)
Analisis Kemampuan Komponen Rasio Rentabilitas dan Rasio Aktiva Produktif dalam Meningkatkan Kecukupan Modal Bak Umum Syariah Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas
Uji Regresi Data Panel Kesimpulan
11
G. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat
penelitian,
kerangka
pemikiran,
dan
sistematika penulisan. BAB II
LANDASAN TEORI Pada bab ini menjelaskan teori-teori. Diantaranya teori kinerja bank , teori sumber permodalan dan kecukupan modal bank, teori rasio rentabilitas, teori rasio aktiva produktif, review studi terdahulu dan hipotesis.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan. Didalamya akan dijelaskan mengenai ruang lingkup penelitian, data penelitaian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, dan teknik pengolahan data. Kemudian bab ini juga membahas tentang metode analisis yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji F, uji t, dan analisis regresi data panel.
12
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi informasi gambaran umum objek penelitian dan hasil penelitian berupa analisis statistik.
BAB V
PENUTUP Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian serta saran dari penulis.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Banyak batasan yang diberikan para ahli mengenai istilah kinerja, semuanya memiliki visi dan pandangan yang berbeda. Istilah kinerja yang didengar, sering kali mengantarkan kita pada suatu bentuk pekerjaan yang dilakukan, serta seberapa banyak hasil yang diperolehnya dari pekerjaannya itu. Menurut Suyadi Prawirosetno, yang dikutip oleh Joko Widodo, kinerja adalah suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.1 Menurut Whitmore, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, atau apa yang diperlihatkan seseorang melalui keterampilan yang nyata.2 Kinerja menuntut adanya pengekspresian seseorang. Kinerja yang nyata menetapkan standar-standar yang melampaui apa yang diminta atau diharapkan.
1
Joko Widodo, Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja, (Malang: Bayu Publishing, 2005), Cet ke-1, h. 75. 2 John Whitmore, Coaching For Performance; Seni Mengarahkan Untuk Mendongkrak Kinerja, terjemahan Dwi Helly Purnomo dan Louis Novianto, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), h. 108.
13
14
Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “suatu yang dicapai” atau prestasi yang dicapai atau diperlihatkan sehingga kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kinerja oleh individu perusahaan.3 Oleh karena itu, pengukuran kinerja adalah mengidentifikasikan indikator pekerjaan yang telah dilakukan dan hasil yang dicapai oleh aktivitas, proses, atau unit organisasi.4 Dalam Standar Akuntansi Keuangan, dijelaskan juga mengenai informasi dari kinerja perusahaan, yaitu informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas dimana diutamakan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Kinerja keuangan bank dapat dikatakan sebagai hasil kerja bank untuk meningkatkan nilai usahanya melalui peningkatan laba, peningkatan kualitas aset, dan prospek bank kedepan. Disamping itu, kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank.5 Penilaian kinerja bank dengan menggunakan indikator kecukupan modal (CAR) dilakukan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko.
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Balai Pustaka, 1997), Cet ke 9, h. 22. 4 Edward J, Blocher, et.al, Manajemen Biaya Dengan Tekanan Strategik, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), Cet. Ke-1, h. 133. 5 Jumingan, Analisa Laporan Keuangan, Cet. Pertama, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 239.
15
Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang digunakan oleh manajemen bank untuk memenuhi kewajibannya terhadap penyandang dana dan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.
B. Sumber Permodalan Bank Modal merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank sekaligus berfungsi sebagai penjaga kepercayaan masyarakat. Dimana modal merupakan sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan.6 Oleh karena itu, modal juga harus dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas investasi pada aktiva, terutama yang berasal dari dana-dana pihak ketiga atau masyarakat. Selain itu, bank dilarang melakukan distribusi modal atau laba yang dapat mengakibatkan kondisi permodalan bank tidak mencapai rasio wajib minimum.7 Seperti bank pada umumnya, komponen modal bank syariah terdiri dari tiga komponen utama yaitu, modal inti (tier 1), modal pelengkap (tier 2), dan modal pelengkap tambahan (tier 3). Modal pelengkap dan modal pelengka tambahan hanya diperhitungkan setinggi-tingginya 100% dari modal inti. Sedangkan modal inti dan modal pelengkap diperhitungkan
6
Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustakan Alvabet Anggota IKAPI. 2006), h. 135. 7 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/13/PBI/2005 tanggal 10 Juni 2005 tentang Kewajiban Penyedian Modal Minimum Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah
16
dengan faktor pengurang yang berupaseluruh penyertaan yang dilakukan oleh bank.8 Permodalan berfungsi sebagai sumber utama pembiayaan terhadap kegiatan operasional, penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian, dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Modal yang dimiliki oleh suatu bank pada dasarnya harus cukup untuk menutupi seluruh risiko usaha yang dihadapi bank. Untuk memastikan bahwa industri perbankan memiliki permodalan yang cukup dalam mendukung kegiatan usahanya, Bank Indonesia bertanggungjawab menentukan jumlah minimum permodalan yang harus dimiliki bank dan mengeluarkan ketentuan mengenai permodalan minimum (regulatory capital). Pemenuhan regulatory capital tersebut menjadi salah satu komponen penilaian dalam pengawasan bank yang tercermin dari pemenuhan rasio kecukupan modal.9
C. Rasio Kecukupan Modal Kecukupan modal perbankan salah satunya diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah perbandingan antara total modal dengan
8
Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustakan Alvabet Anggota IKAPI. 2006), h. 136 9 Ferri N. Idroes. Manajemen Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan Basel II terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2008), h. 66.
17
aset tertimbang menurut risiko yang oleh Bank Indonesia diterjemahkan menjadi KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum).10 Rasio permodalan ini berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar-kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya. Modal bank selain sebagai sumber penting dalam memenuhi dana bank juga akan mempengaruhi keputusan-keputusan manajemen. Perhitungan aspek permodalan bank, dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko kerugian yang mungkin timbul dari pembiayaan yang diberikan bank kepada pihak lain.11 Rasio utama pada permodalan adalah rasio Kewajiban Penyedia Modal Minimum (KPMM) atau lebih dikenal sebagai rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Rumus untuk menghitung CAR/KPMM adalah sebagai berikut:12 CAR =
Di mana: Mtier1
: Modal inti
Mtier2
: Modal pelengkap
10
Benyamin Molan, Glosarium Prentice Hall untuk Manajemen dan Pemasaran, (Jakarta: PT. Prenhallindo. 2002), h. 16. 11 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013), h. 90. 12 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 93.
18
Mtier3
: Modal pelengkap tambahan
Penyertaan
: Penanaman dana Bank dalam bentuk saham yang bergerak dibidang keuangan syariah atau jenis transaksi tertentu berdasarkan prinsip syariah yang berakibat Bank memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.
ATMR
: Aktiva Tertimbang Menurut Risiko adalah nilai total masing-masing aktiva Bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko aktiva tersebut. BI
menetapkan
ketentuan
modal
minimum
bagi
perbankan
sebagaimana ketentuan dalam standar Bank for International Settlements (BIS) bahwa setiap bank umum diwajibkan menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).13 Berdasarkan PBI Nomor: 7/13/PBI/2005 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% (delapan per seratus) dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Dalam perjalanannya, rasio kecukupan modal (CAR) pada perbankan syariah perlu memperhatikan faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kegiatan mereka. Hal tersebut diantaranya pengaruh faktor eksternal berkaitan indikator moneter berupa kurs rupiah terhadap dollar. Kurs dinilai berpengaruh terhadap kecukupan modal (CAR) karena jika
13
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 40.
19
rupiah terhadap dollar menguat mengindikasikan banyak modal yang masuk ke Indonesia, termasuk kedalam bank syariah. Maka jumlah modal yang diterima bank menambah sehingga rasio kecukupan modal pun bertambah sehat. Hubungan Nilai Tukar rupiah terhadap dollar terhadap CAR adalah positif. Begitu pula dengan inflasi dapat dikatakan salah satu indikator yang berhubungan terhadap kecukupan modal (CAR) karena dikala tingkat Inflasi sedang tinggi kecenderungan harga barang-barang menjadi naik, maka pemerintah akan menerapkan kebijakan moneter untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara menaikkan suku bunga pada bank. Agar masyarakat cenderung menabungkan uang mereka di bank daripada membelanjakan uang mereka, karena kepuasan dari konsumsi akan sedikit yang diterima. Dengan masuknya dana masyarakat yang dihimpun oleh bank akan semakin bagus tingkat kesehatan modal bank itu sendiri dan nilainya akan jauh dari tingkat minimum.14 Selain faktor eksternal, ada faktor internal juga yang harus diperhatikan oleh bank syariah dalam memperhatikan kesehatan bank antara lain likuiditas (FDR), aktiva produktif (NPF) dan rentabilitas (ROA dan BOPO). Berdasarkan SEOJK.03/2014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, salah satu matriks parameter untuk menilai kesehatan bank dengan indikator kecukupan modal dapat
14
F. Artin, Sitawati. Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio (studi empiris : bank umum di Indonesia periode 2001-2004). Tesis, (Semarang: Universitas Diponegoro. 2006).
20
diukur melalui penilaian faktor rasio rentabilitas serta melalui rasio kualitas aset.
D. Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian terhadap komponen-kompenen sebagai berikut:15 (Pasal 4, No. 4) a.
Kemampuan dalam menghasilkan laba, kemampuan laba dalam mendukung ekspansi dan menutup risiko, serta tingkat efisiensi; Diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan
b.
fee based income, dan diversifikasi penanaman dana, serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengkuan pendapatan dan biaya. Rentabilitas atau profitability, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.16
15
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013), h. 99. 16 Munawir, Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. 1995), h. 33.
21
Jumlah keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian penganalisa didalam menilai profitability atau rentabilitas suatu perusahaan. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel. Oleh karena itu bagi manajemen atau pihak-pihak lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar.17 Masalah rentabilitas bagi bank lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa bank tersebut telah bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dan laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan yaitu biasa disebut laba usaha. Rasio rentabilitas bank masuk dalam kelompok earning yang secara umum dibedakan dalam beberapa rasio antara lain : (1) return on assets, dan (2) biaya operasi terhadap pendapatan operasi (BOPO).
17
Munawir, Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. 1995), h. 33.
22
1.
Return On Assets (ROA) Return on Assets (ROA) adalah rasio rentabilitas yang menunjukkan
perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Rumus menghitung ROA sebagai berikut: 18 ROA = Laba Sebelum Pajak Rata-rata Total Aset ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara laba sebelum pajak atau earning before interest tax (EBIT) terhadap total assets. EBIT merupakan pendapatan bersih sebelum bunga dan pajak. Total asset merupakan total asset perusahaan dari awal tahun dan akhir tahun. Total asset yang lazim digunakan untuk produktif terdiri dari penempatan surat-surat berharga (seperti Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, penempatan dalam saham perusahaan lain, penempatan dalam Call Money atau Money Market) dan penempatan dalam bentuk kredit (kredit konsumtif maupun
produktif
baik
kepada
perorangan
maupun
institusi
atau
perusahaan).19 ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva atau aset yang dimiliknya. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara 18
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013), h. 101. 19 Robert Ang, Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Mediasoft Indonesia. 1997), h. 18.32-18.33.
23
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.20
2.
Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO adalah rasio perbandiangan antara Biaya Operasional dengan
Pendapatan Operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada diperusahaan. Rumus:21 BOPO = Yang termasuk beban operasional adalah semua jenis biaya yang berkaitan langsung dengan kegiatan usaha bank. Beban operasional terdapat dalam laporan laba rugi yang diperoleh dengan menjumlahkan biaya bagi hasil, biaya tenaga kerja, biaya umum administrasi, biaya Penyusutan dan Penyisihan Aktiva Produktif, biaya sewa gedung dan inventaris, dan sebagainya.22 Sedangkan yang termasuk pendapatan operasional adalah semua pendapatan yang merupakan bagi hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional didapat dalam laporan laba rugi yang diperoleh dengan menjumlahkan pendapatan jual-beli, 20
Veitzhal Rivai dan Andria Permata, Credits Management Handbook : Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006), h. 157. 21 Veitzhal Rivai dan Andria Permata, Credits Management Handbook : Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah, h. 159. 22 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Bogor: Ghalia Indonesia. 2005, Edisi Kedua), h. 111.
24
pendapatan sewa, pendapatan bagi hasil, pendapatan administrasi, dan pendapatan opersional lainnya yanng terdiri dari provisi dan komisi serta dividen yang diterima dari saham yang dimiliki.23 Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional. Rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasioanl dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya (SE. Intern BI, 2004).
E. Rasio Aktiva Produktif Rasio aktiva produktif merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva produktif, yaitu penanaman dana bank dalam rupiah ataupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain dan penyertaan. Peniliaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal. Selain itu, penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul.24 Rasio aktiva produktif termasuk dalam kelompok aset, yang salah satunya dapat diukur melalui non performing loan, yang dalam terminologi bank syariah disebut non performing financing.
23
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h. 111. Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013), h. 95. 24
25
NPF (Non Performing Financing) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. Salah satu risiko yang dihadapi suatu bank ialah risiko tidak terbayarnya pembiayaan yang telah diberikan atau yang disebut dengan risiko kredit. Risiko kredit umumnya timbul dari berbagai kredit masuk yang tergolong kredit bermasalah. Keberadaan tingkat pembiayaan bermasalah yang tinggi memberikan kesulitan sekaligus menurunkan tingkat kecukupan modal yang dimiliki bank serta tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia, kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet. Rumus menghitung NPF sebagai berikut : Non Performing Financing (NPF) = Pembiayaan (KL, D, M) Pembiayaan NPF pada bank syariah selalu digunakan oleh bank pada saat mempublikasikan kondisi kinerja bank. Bank dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.25
F. Pengaruh ROA, BOPO dan NPF Terhadap Kecukupan Modal 1. Pengaruh ROA terhadap CAR CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
25
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 96.
26
disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Dapat diduga, apabila laba suatu bank meningkat maka kan meningkatkan modal bank tersebut pula, dengan asumsi laba tersebut ditanamkan kembali ke dalam modal bank dalam bentuk laba ditahan. Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Masyhud Ali bahwa setiap kali bank mengalami kerugian, modal bank menjadi berkurang nilainya dan sebaliknya jika bank meraih untung maka modalnya akan bertambah.26 Selain itu, dilihat dari hubungan laba, aset dan modal yaitu jika laju pertumbuhan laba dan aset berjalan lambat, maka bank yang bersangkutan akan menghadapi risiko yang lebih besar dibandingkan dengan bank yang mengalami pertumbuhan yang sehat. Oleh karena itu, untuk mengatasi risiko yang lebih besar dari itu, maka diperlukan modal yang lebih besar. Sehingga dapat dikatakan ROA berpengaruh positif terhadap CAR.
2. Pengaruh BOPO terhadap CAR Semakin besar BOPO menunjukkan kurang efisiensinya bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya karena biaya operasional yang harus ditanggung lebih besar daripada pendapatan operasional yang diperoleh sehingga ada kemungkinan modal digunakan untuk menutupi biaya operasional yang tidak tertutup oleh pendapatan operasional.27
26
Masyhud Ali, Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006), h. 264. 27 Faisal Abdhullah A., Manajemen Perbankan (Teknik Analisa Kinerja Keuangan Bank) (Malang: UMM Press. 2003), h. 56
27
Sebaliknya, semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiennya bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, karena biaya operasional yang harus ditanggung lebih kecil dari pada pendapatam operasionalnya. Sehingga aktivitas operasional bank menghasilkan keuntungan, dimana hal tersbut mampu meningkatkan modal bank dan meminimumkan tingkat risikonya. Selain itu, hubungan BOPO dengan CAR dapat dilihat semakin efisien bank menghasilkan laba melalui biaya operasionalnya, semakin meningkat pula modal yang ditanamkannya. Sehingga dapat dilihat hubungan negatif antara BOPO dengan CAR. Saat BOPO meningkat akan menurunkan CAR, dan begitu pula saat BOPO menurun, maka akan meningkatkan CAR.
3. Pengaruh NPF terhadap CAR Kredit bermasalah atau sering juga disebut Non Performing Loan (NPL) yaitu kualitas aktiva kredit yang bermasalah akibat pinjaman oleh debitur yang gagal melakukan pelunasan karena adanya faktor eksternal. Batas maksimal NPL yaitu 5 persen. Peningkatan NPL akan mencerminkan resiko kredit yang ditanggung pihak bank. Apabila semakin tinggi NPL maka tunggakan bunga kredit semakin tinggi sehingga menurunkan pendapatan bunga dan CAR akan turun pula.28 Dalam terminologi bank syariah, NPL disebut sebagai non performing financing.
28
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Ketiga (Jakarta: LPFE Universitas Indonesia. 2001), h. 174.
28
Semakin tinggi rasio NPF, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Bank dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif, maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.29 Sehingga dapat menurunkan kecukupan modal yang dimiliki bank Maka dengan kata lain, NPF berpengaruh negatif terhadap CAR.
G. Review Studi Terdahulu 1.
Penulis Dewa Ayu Anjani dan Ni Ketut Purnawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dengan judul “Pengaruh Non Performing Loan (NPL), Likuiditas dan Rentabilitas terhadap Rasio Kecukupan Modal”. Tujuannya untuk menguji pengaruh non performing loan, loan to deposit ratio, return on equity dan net interest margin terhadap capital adequacy ratio secara parsial. Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011 adalah studi kasus penelitian ini. Uji t dipergunakan dalam teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian memaparkan bahwa NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap CAR. LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.30 Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan penulis teliti terlihat dari variabel bebas 29
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013), h. 96. 30 Dewa Ayu Anjani dan Ni Ketut Purnawati. Pengaruh Non Performing Loan (NPL), Likuiditas dan Rentabilitas terhadap Rasio Kecukupan Modal. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi dan Bisinis, Universitas Udayana.
29
yang digunakan dan objek penelitian. Pada penelitian diatas, variabel bebas yang digunakan ialah NPL, LDR, ROE dan NIM , dengan objek penelitian Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Sedangkan variabel bebas yang penulis teliti ialah ROA, ROE, NIM, BOPO dan NPF dengan objek PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Sedangkan persamaannya terdapat pada variabel terikat yang digunakan, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR). 2.
Penulis Farah Margaretha dan Diana Setiyaningrum Fakultas Ekonomi Universitas
Trisakti
dengan
judul
“Pengaruh
Resiko,
Kualitas
Manajemen, Ukuran dan Likuiditas Bank terhadap Capital Adequacy Ratio Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah efek resiko, kualitas manajemen, ukuran bank dan likuiditas mempunya pengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR). Penelitian ini adalah penelitian eksplorasi. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling terhadap bank umum go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan yang lengkap selama periode 2003-2008. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multiple Regression dengan Pooled OLS (Ordinary Least Square) sebagai pengujian common effect dan Fixed-effect Regression. Hasil penelitian ini adalah tingkat pengembalian aset (risiko index), kualitas manajemen, dan likuiditas asset mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. Untuk likuiditas pasiva dilihat dari variabel Equity to Total
30
Liabilities (EQTL) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.31 Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan penulis teliti terlihat dari variabel bebas yang digunakan dan objek penelitian. Pada penelitian diatas, variabel bebas yang digunakan ialah resiko index, kualitas manajemen, ukuran dan likuiditas bank, dengan objek penelitian Bank Umum go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan yang lengkap selama periode 2003-2008. Sedangkan persamaannya terdapat pada variabel terikat yang digunakan, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR). 3.
Skripsi yang ditulis Feby Loviana Nazaf Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang berjudul “Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, dan Profitabilitas terhadap Tingkat Kecukupan Modal Perbankan”. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris dari pengaruh kualitas aset terhadap tingkat kecukupan modal perbankan, pengaruh likuiditas terhadap tingkat kecukupan modal perbankan dan pengaruh profitabilitas terhadap tingkat kecukupan modal perbankan. Penelitian ini tergolong penelitian kausatif. Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012. Sampel ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, sebanyak 26 perusahaan. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis regresi panel, tingkat kecukupan modal perbankan sebagai variabel dependen, kualitas aset, likuiditas dan profitabilitas sebagai variabel independen. 31
Farah Margaretha dan Diana Setiyaningrum. Pengaruh Resiko, Kualitas Manajemen, Ukuran dan Likuiditas Bank terhadap Capital Adequacy Ratio Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti.
31
Pengolahan data dengan bantuan eviews6. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh yang signifikan negatif antara kualitas aset terhadap tingkat kecukupan modal, tidak ada pengaruh antara likuiditas terhadap tingkat kecukupan modal perbankan dan pengaruh yang signifikan positif antara profitabilitas terhadap tingkat kecukupan modal perbankan.32 Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan penulis teliti terlihat dari variabel bebas yang digunakan, dan objek penelitian. Pada penelitian diatas, variabel bebas yang digunakan ialah kualitas aset, likuiditas dan profitabilitas, dengan objek penelitian seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012. Sedangkan persamaannya terdapat pada variabel terikat yang digunakan, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR). 4.
Skripsi yang ditulis Siti Fatimah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berjudul “Pengaruh Rentabilitas, Efisiensi dan Likuiditas terhadap Kecukupan Modal Bank Umum Syariah”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh rentabilitas (ROA), efisiensi (BOPO) dan likuiditas (FDR) terhadap kecukupan modal (CAR), tujuan lain yaitu untuk melihat hubungan jangka pendek maupun jangka panjang rentabilitas (ROA), efisiensi (BOPO) dan likuiditas (FDR) terhadap kecukupan modal (CAR). Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan data yang bersumber dari laporan publikasi bulanan Bank Syariah Mandiri 32
Feby Loviana Nazaf. Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, dan Proftabilitas terhadap Tingkat Kecukupan Modal Perbankan. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang, 2010.
32
2009-2012. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode analisis VECM. Hasil penelitian menyatakan ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR, BOPO berpengaruh positif signifikan dan FDR berpengaruh negatif signifikan
terhadap CAR. Selain itu, terdapat
hubungan jangka panjang antara BOPO dan FDR terhadap CAR, sedangkan dalam jangka pendek terdapat hubungan antara ROA. BOPO, FDR dan CAR.33 Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan penulis teliti terlihat dari variabel bebas yang digunakan, dan objek penelitian. Pada penelitian diatas, variabel bebas yang digunakan ialah ROA, BOPO dan FDR, terdapat dua variabel yang sama dengan peneliti. Sedangkan variabel bebas yang peneliti gunakan ialah ROA, ROE, NIM, BOPO dan NPF. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan publikasi bulanan Bank Syariah Mandiri 2009-2012. Persamaan dengan peneliti terdapat pada variabel terikat yang digunakan, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR). Berdasarkan penelitian sebelumnya tersebut, maka peneliti memilih untuk melakukan penelitian mengenai ”Analisis Kemampuan Komponen Rasio Rentabilitas dan Rasio Aktiva Produktif dalam Meningkatkan Kecukupan Modal Bank Umum Syariah”.
33
Siti Fatimah. Pengaruh Rentabilitas, Efisiensi dan Likuiditas terhadap Kecukupan Modal Bank Umum Syariah. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Neger Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
33
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti
Dewa Ayu Anjani dan Ni Ketut Pernawati
Farah Margaretha dan Diana Setiyaningrum
Feby Loviana Nazaf
Siti Fatimah
Variabel Terikat (Y)
CAR
CAR
CAR
CAR
Variabel Bebas (X)
NPL, LDR, ROE, NIM
Resiko, Kualitas Manajemen, Ukuran Bank, dan Likuiditas Bank
Kualitas Aset, Likuiditas, dan Profitabilitas
ROA, BOPO, FDR
Periode
2009-2011
2003-2008
2008-2012
2009-2012
Objek
Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia
Bank umum go public yang terdaftar di BEI
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI
Bank Syariah Mandiri
Metode Penelitian
Kuantitatif
Eksplorasi
Kausatif
Kuantitatif
Teknik Analisis
Regresi Berganda
Regresi Berganda
Regresi Panel
Hasil
NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap CAR. LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.
Tingkat pengembalian aset (risiko index), kualitas manajemen, dan likuiditas asset mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. Untuk likuiditas pasiva dilihat dari variabel Equity to Total Liabilities (EQTL) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh yang signifikan negatif antara kualitas aset terhadap tingkat kecukupan modal, tidak ada pengaruh antara likuiditas terhadap tingkat kecukupan modal perbankan dan pengaruh yang signifikan positif antara profitabilitas terhadap tingkat kecukupan modal perbankan.
Analisis VECM Hasil penelitian menyatakan ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR, BOPO berpengaruh positif signifikan dan FDR berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR.
34
H. Hipotesis Penelitian Berdasarkan penelitian yang direncanakan, dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: 1.
ROA H0 1 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ROA terhadap CAR Bank Umum Syariah. Ha 1 : terdapat pengaruh yang signifikan dari ROA terhadap CAR Bank Umum Syariah.
2.
BOPO H0 2 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari BOPO terhadap CAR Bank Umum Syariah. Ha 2 : terdapat pengaruh yang signifikan dari BOPO terhadap CAR Bank Umum Syariah.
3.
NPF H0 3 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari NPF terhadap CAR Bank Umum Syariah. Ha 3 : terdapat pengaruh yang signifikan dari NPF terhadap CAR Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
4.
Rasio Rentabilitas (ROA dan BOPO) dan Rasio Aktiva Produktif (NPF) H0 4 : tidak terdapat hubungan dari ROA, BOPO dan NPF dalam meningkatkan CAR Bank Umum Syariah. Ha 4
: terdapat hubungan dari ROA, BOPO dan NPF dalam meningkatkan CAR Bank Umum Syariah.
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bank-Bank Umum Syariah yang sudah berdiri menjadi Bank Umum Syariah di Indonesia sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, yaitu sebanyak 11 Bank Umum Syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Adapun variabel dependen (Y) penelitian ini adalah kecukupan modal yang dijelaskan oleh CAR. Sedangkan variabel independennya (X) terdiri dari tiga variabel yaitu rasio rentabilitas yang dijelaskan oleh ROA (X1), BOPO (X2) dan rasio aktiva produktif yang dijelaskan oleh NPF (X3). Periode penelitian ini Januari 2013 sampai dengan Desember 2015. Jenis Penelitian
1.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang pada analisisnya menekankan data-data numerik (angka) yang diolah dengan metode statistika.1 2.
Jenis dan Sumber Data
a.
Jenis Data Data ialah serangkaian bukti-bukti, fakta-fakta, sesuatu yang secara
pasti diketahui atau serangkaian informasi yang ada di sekitar kita. Selain itu,
1
Made Wirartha, Metode Penelitian Sosial Ekonomi (Yogyakarta: ANDI. 2006), h. 160.
35
36
data juga dapat di definisikan sebagai sekumpulan informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan.2 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang merupakan data statistik berbentuk angka-angka.3 Data Kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala numerik (angka) yang dibedakan menjadi data interval dan data rasio.4 Selain itu, serangkain observasi (pengukuran) dapat dinyatakan angka-angka, maka kumpulan rasio observasi tersebut dinamakan data kuantitatif.5 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan triwulan keuangan Bank Umum Syariah periode 20132015. Dimana data sekunder merupakan data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengelola data tersebut.6 Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan jenis data time series (waktu). Dimana, data runtut waktu (time series) yaitu data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu.7 Sumber data berasal dari laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah periode 2013-2015. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah:
2
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi (Jakarta: Erlangga. 2003),
h. 124. 3
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005) h. 118. 4 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, h. 119. 5 Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis (Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003) h. 69. 6 Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, h. 76. 7 Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, h. 125.
37
a.
Data Triwulan ROA 11 Bank Umum Syariah tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.
b.
Data Triwulan BOPO 11 Bank Umum Syariah tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.
c.
Data Triwulan NPF 11 Bank Umum Syariah tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.
d.
Data Triwulan CAR 11 Bank Umum Syariah tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.
b. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Laporan Publikasi keuangan 11 Bank Umum Syariah periode 2013-2015. 2) Buku-buku terkait judul penelitian. 3) Koran, jurnal yang memuat, artikel-artikel dan berita terkait penelitian. 4) Internet. 5) Dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini.
B. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang sudah memiliki kelengkapan data laporan keuangan yang telah dipublikasikan pada periode 2013-2015. Bank-bank umum syariah ini meliputi: BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, BCA Syariah,
38
BRI Syariah, BJB Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Victoria Syariah, dan Maybank Syariah.
C. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan sekunder. Dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.8 1.
Studi Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan bertujuan untk mendapatkan landasan dan
konsep yang kuat agar dapat memeecahkan permasalahan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah, bukubuku, artikel dan jurnal yang terkait penelitian ini. 2.
Field Research Pengumpulan data yang terkait penelitian ini diperoleh dari laporan
keuangan triwulan 11 Bank Umum Syariah yang terpubikasi. 3.
Internet Research Pengumpulan data terkini, peneliti melakukan akses internet untuk
mendapat sumber data laporan keuangan triwulan 11 Bank Umum Syariah pada www.ojk.go.id dan www.bi.go.id.
8
Ir. Syofian Siregar, M.M., Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & Spss, (Jakarta: KENCANA, 2013), h. 17.
39
D. Metode Analisis Data Teknik yang digunakan penulis untuk menganalisis data ialah metode analisis
statistik
dan
metode
analisis
deskriptif
komparatif
yang
membandingkan perubahan nilai variabel ROA, BOPO, NPF dan CAR di periode tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Pada penelitian kuantiatif kegiatan analisis datanya meliputi pengolahan data dan penyajian data, melakukan perhitungan untuk mendeskripsikan data dan melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik.9 Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Data panel adalah kumpulan data yang terdiri atas data seksi silang (beberapa variabel) dan data runtut waktu (berdasarkan waktu).10 Untuk mengubah data mentah menjadi data yang dapat terbaca dengan baik, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengolahan data mnggunakan peranagkat lunak Microsoft Excel 2010 dan Eviews 8.0.
1.
Model Regresi Data Panel Dalam analisis data panel, terdapat 3 macam pendekatan yaitu
Common Effect, Fixed Effect, dan Random Effect. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Fixed Effect.
9
Ir. Syofian Siregar, M.M., Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & Spss, (Jakarta: KENCANA, 2013), hal. 86. 10 Wing Wahyu Winarso, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011,), Ed. Ketiga, hal. 102.
40
a. Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square/ Common Effect) Pendekatan ini merupakan pendekatan paling sederhana dalam analisis data panel. Dengan pendekatan ini kita tidak bisa melihat perbedaan antar individu dan perbedaan antar waktu karena intercept maupun slope tidak berubah baik antar individu maupun antar waktu.11 Persamaan untuk Pooling Least Square sebagai berikut:
Dengan: Yit
= Variabel dependent pada unit observasi ke-i dan ke-t
Xit
= Variabel independent pada unit observasi ke-i dan ke-t
β = Koefisien slope atau koefisien arah β0 = Intersep model regresi εit = Komponen error pada unit observasi ke-i dan ke-t
b. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect) Kelemahan dalam pendekatan Common Effect adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu model yang menunjukan perbedaan konstanta antar objek, meskipun dengan koefisien regresor yang sama. Model ini dikenal dengan Fixed Effect (efek tetap). Efek tetap disini maksudnya adalah bahwa suatu objek, memiliki 11
Nachrowi Djalal dan Hardius Ustman, Ekonometrika, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), h. 312.
41
konstanta yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke waktu (time invariant).12 Untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya, digunakan variabel semu (variable dummy). Oleh karena itu, model ini sering juga disebut dengan Least Square Dummy Variable dan disingkat LSDV. Persamaan model ini adalah sebagai berikut:
Dengan: Yit
= Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Xit
= Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β
= Koefisien slope atau koefisien arah
β0i
= Intersep model regresi
εit
= Komponen error pada unit observasi ke-i dan ke-t Konstanta β0i sekarang diberi subskrip 0i, i menunjukan objeknya.
Dengan demikian masing-masing objek memiliki konstanta yang berbeda. Variabel semu d1i=1 untuk objek pertama dan 0 untuk objek lainnya. Variabel d2i=1 untuk objek kedua dan 0 untuk objek lainnya. Variabel semu d3i=1 untuk objek ketiga dan 0 untuk objek lainnya.13
9.15
12
Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, h. 9.14-
13
Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, h. 9.15
42
c. Pendekatan Efek Acak (Random Effect) Efek random digunakan untuk mengatasi kelemahan model efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehinga model mengalami ketidakpastian. Keputusan untuk memasukan variabel semu dalam model efek akan dapat menimbulkan konsekuensinya sendiri. Penambahan variabel semu ini akan dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasam (degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisensi dari parameter yang diestimasi. Berkaitan dengan hal ini, dalam model data panel dikenal pendekatan yang ketiga yaitu model efek acak (random effect). Tidak seperti pada model efek tetap (β0 dianggap tetap), pada model ini β0 diasumsikan bersifat random, sehingga dapat dituliskan dalam persamaan : β0 = β0 + ui , i = 1,….., n Sehingga persamaan model yang digunakan adalah:
Dengan: Yit
= Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Xit
= Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β
= Koefisien slope atau koefisien arah
β0i
= Intersep model regresi
ui
= komponen error pada unit observasi ke-i
εit
= Komponen error pada unit observasi ke-i dan ke-t
43
Untuk menganalisis dengan metode efek acak ini ada satu syarat, yaitu objek data silang harus lebih besar daripada banyaknya koefisien14.
2.
Pengujian Model Untuk menentukan model regresi data panel yang tepat untuk
digunakan dalam analisis regresi data panel, maka kita dapat melakukan 2 pengujian model, yaitu: a.
Uji Chow Uji Chow (F statistik) adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect atau fixed effect.15 Rumus yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut:
Dimana: N = Jumlah data cross section T = Jumlah data time series K = Jumlah variabel penjelas Pengujian Uji Chow dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H0 : Model menggunakan pendekatan Common Effect H1 : Model menggunakan pendekatan Fixed Effect Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik, dimana jika F statistik lebih besar dari Ftabel maka H0 ditolak. Nilai Chow menunjukan nilai F 14
Wing Wahyu Winarso, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011, Ed. Ketiga), hal. 9.17. 15 Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi, (Bogor: IPB Press, 2012), h.193
44
statistik dimana bila nilai Chow yang kita dapat lebih besar dari nilai Ftabel yang digunakan berarti kita menggunakan model fixed effect.16 Atau kita dapat melihat pada nilai probabilitas cross section F dan Chi Square, dengan ketentuan: Jika probabilitas < 0,05, berarti H0 ditolak, dan menggunakan H1 Jika probabilitas >0,05 berarti H0 diterima.
b. Uji Haussman Uji Haussman Adalah penggunaan uji statistic sebagai dasar pertimbangan kita dalam memilih apakah menggunakan model Fixed Effect atau model Random Effect. Pengujian uji Hausman dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H0 : Model menggunakan pendekatan Random Effect H1 : Model menggunakan pendekatan Fixed Effect Uji ini menggunakan distribusi chi square dimana jika probabilitas dari hausman lebih kecil dari α (hasil Hausman tes siginfikan) maka H0 ditolak dan model Fixed Effect yang digunakan. Atau kita dapat melihat pada nilai probabilitas cross section random, dengan ketentuan17: Jika probabilitas < 0,05, berarti H0 ditolak, dan menggunakan H1 Jika probabilitas >0,05 berarti H0 diterima.
16 17
Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi, h. 195. Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi, h. 197.
45
3.
Uji Asumsi Klasik Model regresi linear berganda yang baik apabila model dapat
memenuhi kriteria BLUE (Blue Linear Unbiases Estimator). Kriteria tersebut dapat dicapai apabila asumsi-asumsi klasik berupa normalitas, autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas terpenuhi. Model regresi linear berganda akan dikatakan sebagai suatu model yang BLUE apabila data berdistribusi secara normal, tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi multikolinearitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini penjelasan mengenai uji asumsi klasik: a.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
dalam penelitian normal atau tidak. Normal dalam arti mempunyai distribusi data yang normal. Normal atau tidaknya berdasar pada patokan distribusi normal dari data dengan mean dan standar deviasi yang sama. Keputusan berditribusi normal atau tidaknya data yang digunakan secara sederhana dengan membandingkan nilai probabilitas Jarque Bera hitung dengan tingkat alpha 0,05 (5%). Jika nilai probabilitas Jarque Bera hitung lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal.18
18
Regresi Linear Berganda, Diakses melalui http://dosen.perbanas.id/wpcontent/uploads/2015/08/Regresi-Linear-Berganda-Eviews pada 06 September 2016 pukul 15:51 WIB.
46
b. Uji Autokorelasi Autokorelasi bisa didefinisikan sebagai “korelasi di antara anggota observasi yang diurut menurut waktu (seperti deret berkala) atau ruang (seperti data lintas-sektoral). Untuk melihat ada tidaknya penyakit autokorelasi dapat juga digunakan uji Langrange Multiplier (LMTest) dengan membandingkan nilai probabilitas R-Squared dengan alpha 0,05.19 Apabila probabilitas OBS*Rsquared lebih besar dari 0,05 maka data tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi. Apabila probabilitas OBS*Rsquared lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut mengandung masalah autokorelasi. c.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel indepenen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.20 Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai koefisien korelasi pada masing-masing variabel independen melalui uji matriks korelasi. Jika nilai koefisien korelasi untuk masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,8 maka terjadi masalah multikolinearitas.21 d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke 19
Damodar Gujarati, Basic Econometric, (New York: Mc. Graw Hill, 2003). Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 105. 21 Shochrul R. Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h. 35. 20
47
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika variance tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.22 Dalam penelitian ini, digunakan uji White untuk mendeteksi ada atau tidaknya
masalah
heteroskedastisitas.
Apabila
nilai
probabilitas
OBS*Rsquared lebih besar dari 0,05 maka model tersebut tidak terdapat gejala heterokedastisitas. Sebaliknya, apabila OBS*Rsquared lebih kecil dari 0,05 maka model tersebut terdapat Heteroskedastisitas.
4.
Pengujian Statistik Untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel independen (X)
kepada variabel dependen (Y), maka dilakukan uji regresi data panel yang terdiri dari: a.
Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel ROA,
BOPO dan NPF secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel CAR dengan cara:23 a) Membandingkan t hitung dengan t tabel Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. 22
Nachroni D. dan Usman, Pendekatan Popular Dan Praktis Ekonometrik Untuk Analis Ekonomi Dan Keuangan, (Jakarta: FEUI, 2006). 23 Ety Rochaety, dkk., Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 115.
48
Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Sedangkan t tabel yaitu dengan menentukan taraf signifikansi 0,05 dan menghitung besarnya derajat kebebasan (DK = n - k). Dimana n adalah banyaknya sampel dan k adalah banyaknya variabel. b) Membandingkan taraf signifikansi (sig) penelitian dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0.05 (5%). Signifikansi penelitian > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Signifikansi penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika H0 ditolak, maka variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. Sebaliknya, jika H0 diterima berarti variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. b. Uji F Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel ROA, BOPO dan NPF secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap CAR, yaitu dengan cara:24 a) Membandingkan F hitung dengan F tabel. Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Cara mencari nilai F tabel yaitu dengan cara menghitung numerator (df1/pembilang = k - 1) dan denumerator (df2/penyebut = n - k) serta derajat
24
Ety Rochaety, dkk., Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 119.
49
kebebasan (α) yang digunakan dimana k adalah jumlah variabel dan n adalah jumlah sampel yang diteliti. b) Membandingkan nilai probabilitas (prob.) penelitian dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05 (5%). Nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Jika H0 ditolak, berarti minimal ada satu variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dan model layak digunakan. Jika H0 diterima, maka tidak ada satu pun variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. Setelah dilakukan pengujian terhadap hipotesis guna mengetahui ada atau tidaknya pengaruh ROA, BOPO dan NPF terhadap CAR baik secara simultan maupun parsial, maka untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh ROA, BOPO dan NPF terhadap CAR perlu dilakukan penghitungan koefisien determninasi (R2) dan penghitugan koefisien determinasi parsial. c.
Koefisien Determinasi Dalam penelitian ini, penghitungan koefisien determinasi dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel ROA, BOPO dan NPF secara simultan terhadap tingkat CAR. Angka koefisien determinasi dapat dilihat dengan perhitungan berikut:25 Koefisien Determinasi = R2 x 100%
25
Algifari, Analisis Regresi: Teori, Kasus dan Solusi (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2009), h. 45.
50
Nilai R2 yang semakin besar mendekati nilai 1 merupakan indikator yang menunjukkan semakin kuatnya kemampuan variabel independen menjelaskan perubahan variabel dependen.26 Semakin besar nilai koefisien determinasi menunjukkan semakin besar pengaruh atau kontribusi ROA, BOPO dan NPF secara simultan terhadap CAR. Sebaliknya, semakin kecil nilai koefisien determinasi menggambarkan semakin kecilnya pengaruh atau kontribusi ROA, BOPO dan NPF terhadap CAR. d. Persamaan Model Regresi Data Panel Penelitian dengan regresi data panel ini digunakan untuk melihat pengaruh atara variabel independen terhadap variabel dependen. Hubungan rasio rentabilitas dan rasio aktiva produktif dalam meningkatkan kecukupan modal dapat diformulasikan sebagai berikut: CARit = β0i + β1 ROAit + β2 BOPOit + β3 NPFit + εit Dengan: β0i
= konstanta model regresi pada unit observasi ke i
β1 - β3
= koefisien regresi
CARit
= CAR pada unit observasi ke i dan waktu ke t
ROAit
= ROA pada unit observasi ke i dan waktu ke t
BOPOit
= BOPO pada unit observasi ke i dan waktu ke t
NPFit
= NPF pada unit observasi ke i dan waktu ke t
εit
= Komponen error pada unit observasi ke i dan waktu ke t
26
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 99.
51
E. Operasional Variabel Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel dependen (variabel terikat) yang dinyatakan oleh Y dan variabel independen (variabel bebas) yang dinyatakan dengan X. Variabel terikat penelitian ini yaitu CAR, sedangkan variabel bebas terdiri dari tiga variabel, yaitu ROA, BOPO dan NPF. Variabel Dependen / Terikat (Y)
1.
a. Kecukupan Modal 1) Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank.27 CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.28 Rumus untuk menghitung CAR/KPMM adalah sebagai berikut:29 CAR = 2.
Variabel Independen / Bebas (X) a. Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur
tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam 27
Slamet Riyadi, Banking Asset and Liability Management (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2004), h. 142. 28 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 144. 29 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013), h. 93.
52
menghasilkan laba.30 Rasio rentabilitas bank masuk dalam kelompok earning yang secara umum dibedakan dalam beberapa rasio antara lain : (1) return on assets, dan (2) biaya operasi terhadap pendapatan operasi (BOPO). 1) ROA (Return on Assets) Return on Assets (ROA) adalah rasio rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Rumus menghitung ROA sebagai berikut:31 ROA = Laba Sebelum Pajak Rata-rata Total Aset
2) BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) BOPO adalah rasio perbandiangan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada diperusahaan. Rumus:32 BOPO =
30
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 99. Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 101. 32 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 159. 31
53
b. Rasio Aktiva Produktif Rasio aktiva produktif, rasio ini digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva produktif, yaitu penanaman dana bank dalam rupiah ataupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain dan penyertaan. Peniliaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal. Selain itu, penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul.33 1) Non Performing Financing NPF (Non Performing Financing) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. Salah satu risiko yang dihadapi suatu bank ialah risiko tidak terbayarnya pembiayaan yang telah diberikan atau yang disebut dengan risiko kredit. Risiko kredit umumnya timbul dari berbagai kredit masuk yang tergolong kredit bermasalah. Keberadaan tingkat pembiayaan bermasalah yang tinggi memberikan kesulitan sekaligus menurunkan tingkat kecukupan modal yang dimiliki bank serta tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. Rumus menghitung NPF sebagai berikut : Non Performing Financing (NPF) = Pembiayaan (KL, D, M) Pembiayaan
33
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013), h. 95.
54
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi Bank Umum Syariah yang sudah berdiri di Indonesia sejak tahun 2013 sampai dengan 2015 dan memiliki kelengkapan data laporan keuangan yang telah dipublikasikan. Bank Umum Syariah yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 11 Bank Umum Syariah, yaitu BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, BCA Syariah, BRI Syariah, BJB Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Victoria Syariah, dan Maybank Syariah. Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat 54
55
merekatkan hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksitransaksi yang bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang. Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.
B. Deskripsi Data Penelitian Data yang diperlukan baik dalam proses analisis statistik maupun analisis komparatif adalah data yang bersumber dari Laporan Triwulan 11 Bank Umum Syariah berupa rasio CAR, ROA, BOPO dan NPF mulai dari tahun 2013 hingga tahun 2015 sebagai berikut:
56
Gambar 4.1 Fluktuasi Rata-Rata CAR Bank Umum Syariah Periode 2013-2015
CAR 30 25 20 15 10 5 Nov 2015
Sep 2015
Jul 2015
May 2015
Mar 2015
Jan 2015
Nov 2014
Sep 2014
Jul 2014
May 2014
Mar 2014
Jan 2014
Nov 2013
Sep 2013
Jul 2013
May 2013
Mar 2013
0
CAR (Y) (%) Linear (CAR (Y) (%))
Dari gambar 4.1 terlihat bahwa fluktuasi rata-rata CAR Bank Umum Syariah periode 2013-2015 cenderung menurun karena linear trendline bergerak menurun dari sisi kiri ke sisi kanan. Hal ini menggambarkan bahwa bank belum cukup mampu menjaga kecukupan modalnya di berbagai kondisi. CAR beberapa kali naik hingga pernah mencapai titik tertingi 24,16% pada Maret 2013. Meskipun cenderung menurun, namun CAR selalu berada diatas batas minimum yang ditentukan Bank Indonesia yakni 8%.
57
Gambar 4.2 Fluktuasi Rata-Rata ROA Bank Umum Syariah Periode 2013-2015
ROA 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 Nov 2015
Sep 2015
Jul 2015
May 2015
Mar 2015
Jan 2015
Nov 2014
Sep 2014
Jul 2014
May 2014
Mar 2014
Jan 2014
Nov 2013
Sep 2013
Jul 2013
May 2013
Mar 2013
0.00
ROA (X1) (%) Linear (ROA (X1) (%))
Dari gambar 4.2 fluktuasi rata-rata ROA Bank Umum Syariah periode 2013-2015 cenderung menurun karena linear trendline bergerak menurun dari sisi kiri ke sisi kanan. Hal ini mencerminkan bahwa bank belum cukup mampu untuk meningkatkan kapabilitas dalam mengelola aset guna menghasilkan keuntungan. Rasio ROA beberapa kali mengalami penurunan hingga pernah mencapai titik terendah di angka 0,71% pada Desember 2015.
58
Gambar 4.3 Fluktuasi Rata-Rata BOPO Bank Umum Syariah Periode 2013-2015
BOPO 120 100 80 60 40 20 Nov 2015
Sep 2015
Jul 2015
May 2015
Jan 2015
Mar 2015
Nov 2014
Sep 2014
Jul 2014
May 2014
Mar 2014
Jan 2014
Sep 2013
Nov 2013
Jul 2013
May 2013
Mar 2013
0
BOPO (X2) (%) Linear (BOPO (X2) (%))
Dari gambar 4.3 fluktuasi rata-rata BOPO Bank Umum Syariah periode 2013-2015 cenderung meningkat karena linear trendline bergerak meningkat dari sisi kiri ke sisi kanan. . Hal ini mencerminkan bahwa bank cukup memiliki banyak beban operasional yang menandakan bahwa bank sedang melakukan ekspansi bisnis dan pengembangan produk. Rasio BOPO beberapa kali mengalami peningkatan hingga pernah mencapai titik tertinggi di angka 105,32% pada Juni 2015. .
59
Gambar 4.4 Fluktuasi Rata-Rata NPF Bank Umum Syariah Periode 2013-2015
NPF
Nov 2015
Sep 2015
Jul 2015
May 2015
Mar 2015
Jan 2015
Nov 2014
Sep 2014
Jul 2014
May 2014
Mar 2014
Jan 2014
Nov 2013
Sep 2013
Jul 2013
May 2013
Mar 2013
4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
NPF (X3) (%) Linear (NPF (X3) (%))
Dari gambar 4.4 fluktuasi rata-rata NPF Bank Umum Syariah periode 2013-2015 cenderung meningkat karena linear trendline bergerak meningkat dari sisi kiri ke sisi kanan. Hal ini mencerminkan bahwa bank belum cukup mampu mengatasi pembiayaan bermasalah yang dihadapi oleh bank. Rasio NPF beberapa kali mengalami peningkatan hingga pernah mencapai titik tertinggi di angka 3,20% pada Desember 2015.
60
C. Pengujian Model Regresi Data Panel Model yang digunakan dalam penelitian ini dalah regresi data panel, utnuk menguji spesifikasi model dan kesesuaian teori-teori dengan kenyataan. Pengolahan data dilakukan secara elektronik
dengan menggunakan
peranagkat lunak Microsoft Excel 2010 dan Eviews 8.0. 1. Uji Chow Uji Chow dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect (pooled least square) atau fixed effect. Uji Chow dilakukan dalam pengujian data panel dengan memilih fixed effect pada cross section panel option. Dengan ketentuan jika nilai probabilitas > 0,05 maka menggunakan pendekatan common effect (pool least square). Tetapi jika probabilitas < 0,05 berarti menggunakan pendekatan fixed effect. Tabel 4.1 Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic 173.014176 363.165176
d.f.
Prob.
(10,118) 10
0.0000 0.0000
Sumber: Output Eviews
Hasil pengujian tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai probabilitas cross section adalah 0,000 atau < 0,05, maka penelitian ini menggunakan pendekatan fixed effect.
61
2. Uji Haussman Uji Haussman digunakan untuk menentukan apakah model yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random effect. Dalam penelitian ini, Uji Haussman dilakukan dalam pengujian data panel dengan memilih random effect pada cross section panel option. Dengan ketentuan jika nilai probabilitas > 0,05 maka menggunakan pendekatan random effect. Akan tetapi jika probabilitas < 0,05 maka menggunakan pendekatan fixed effect. Tabel 4.2 Uji Haussman
Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled Test cross-section random effects
Test Summary
Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
331.587594
3
0.0000
Sumber: Output Eviews
Hasil pengujian pada tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai probabilitas cross section adalah 0,000 atau < 0,05, maka berarti model penelitian ini menggunakan fixed effect.
D. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian signifikansi terhadap hipotesis, perlu dilakukan uji asumsi klasik terhadap data-data yang digunakan sebagai berikut:
62
1.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel berdistribusi normal atau tidak. Keputusan berditribusi normal atau tidaknya data yang digunakan secara sederhana dengan membandingkan nilai probabilitas Jarque Bera hitung dengan tingkat alpha 0,05 (5%). Jika nilai probabilitas Jarque Bera hitung lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal.1 Gambar 4.5 Uji Normalitas
Sumber: Output Eviews
Dari histogram diatas, menunjukkan nilai probabilitas Jarque Bera hitung adalah sebesar 0,928950 atau > 0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data-data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
1
Regresi Linear Berganda, Diakses melalui http://dosen.perbanas.id/wpcontent/uploads/2015/08/Regresi-Linear-Berganda-Eviews pada 06 September 2016 pukul 15:51 WIB.
63
2.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1.2 Uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai probabilitas Chi-Square, jika lebih besar dari 0,05 maka data tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi. Apabila probabilitas ChiSquare lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut mengandung masalah autokorelasi. Tabel 4.3 Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
229.3844 103.5580
Prob. F(2,126) Prob. Chi-Square(2)
0.3035 0.1185
Sumber: Output Eviews
Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai probabilitas dari Chi-Square adalah sebesar 0,1185 atau > 0,05. Karena nilai probabilitas dari Chi-Square lebih besar dari 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data-data pada penelitian ini tidak terdapat masalah autokorelasi.
2
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 110.
64
3.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. 3 Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai koefisien korelasi pada masing-masing variabel independen melalui uji matriks korelasi. Jika nilai koefisien korelasi untuk masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,8 maka terjadi masalah multikolinearitas.4 Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ROA__X1____ BOPO__X2___ NPF__X3_____ ROA__X1____ 1.000000 -0.609235 -0.386185 BOPO__X2___ -0.609235 1.000000 0.493068 NPF__X3____ -0.386185 0.493068 1.000000 Sumber: Output Eviews
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai koefisien korelasi antar variabel independen dibawah 0,80. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa data dalam penelitian ini tedak terjadi masalah multikolinearitas.
4.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.5
3
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 105. 4 Shochrul R. Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h. 35. 5 Nachroni D. dan Usman, Pendekatan Popular Dan Praktis Ekonometrik Untuk Analis Ekonomi Dan Keuangan, (Jakarta: FEUI, 2006).
65
Dalam penelitian ini, digunakan uji White untuk mendeteksi ada atau tidaknya
masalah
heteroskedastisitas.
Apabila
nilai
probabilitas
OBS*Rsquared lebih besar dari 0,05 maka model tersebut tidak terdapat gejala heterokedastisitas. Sebaliknya, apabila OBS*Rsquared lebih kecil dari 0,05 maka model tersebut terdapat Heteroskedastisitas. Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS Sumber: Output Eviews
5.326264 14.64938 57.58446
Prob. F(3,128) Prob. Chi-Square(3) Prob. Chi-Square(3)
0.0617 0.0721 0.0681
Dari hasil output diatas, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas OBS*Rsquared adalah 0,0721 atau > 0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data-data yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
E. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Data Panel 1.
Pengaruh Variabel ROA, BOPO, dan NPF terhadap CAR Secara Parsial (Uji t) Untuk melihat besarnya pengaruh variabel ROA, BOPO dan NPF
secara parsial terhadap CAR digunakan Uji t. Pengujian parsial atau Uji t digunakan untuk menguji pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependennya.
66
Apabila nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependennya. Apabila t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependennya. Selain itu dapat dengan indikator lain, yaitu apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka hasilnya signifikan yang berarti terdapat pengaruh dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Tabel 4.6 Uji t Dependent Variable: CAR? Method: Pooled Least Squares Date: 09/08/16 Time: 10:44 Sample: 2013Q1 2015Q4 Included observations: 12 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 132 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ROA? BOPO? NPF?
22.49495 0.861247 0.000609 -0.738577
3.746568 0.261015 0.040631 0.284970
6.004148 3.299602 0.014988 -2.591772
0.0000 0.0013 0.9881 0.0108
Sumber: Output Eviews
a. Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Hasil pengujian pada tabel 4.6 menunjukkan nilai t hitung untuk variabel ROA sebesar 3,299602. Sedangkan t tabel untuk taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (DK = n - k → 132 - 4 = 128) adalah sebesar 1,97867. Dari penghitungan nilai t untuk variabel ROA diketahui bahwa t
67
hitung > t tabel (3,299602 > 1,97867) maka H0 ditolak dan Ha diterima. (t hitung berada pada daerah penerimaan Ha). Selain itu, dari tabel 4.6 diketahui pula bahwa nilai probabilitas penelitian untuk variabel ROA < 0,05 (0,0013 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima.. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kecukupan modal (CAR) Bank Umum Syariah. b. Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO)
terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Hasil pengujian pada tabel 4.6 menunjukkan nilai t hitung untuk variabel BOPO sebesar 0.014988. Sedangkan t tabel untuk taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (DK = n - k → 132 - 4 = 128) adalah sebesar 1,97867. Dari penghitungan nilai t untuk variabel BOPO diketahui bahwa t hitung < t tabel (0.014988 < 1,97867) maka H0 diterima dan Ha ditolak (t hitung berada pada daerah penerimaan H0). Selain itu, dari tabel 4.6 diketahui pula bahwa nilai probabilitas penelitian untuk variabel BOPO > 0,05 (0,9881 < 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa BOPO secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kecukupan modal (CAR) Bank Umum Syariah.
68
c. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Hasil pengujian pada tabel 4.6 menunjukkan nilai t hitung untuk variabel NPF sebesar -2,591772. Sedangkan t tabel untuk taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (DK = n - k → 132 - 4 = 128) adalah sebesar 1,97867. Dari penghitungan nilai t untuk variabel ROA diketahui bahwa t hitung > t tabel (2,591772 > 1,97867) maka H0 ditolak dan Ha diterima. (t hitung berada pada daerah penerimaan Ha). Selain itu, dari tabel 4.6 diketahui pula bahwa nilai probabilitas penelitian untuk variabel NPF < 0,05 (0,0108 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima.. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa NPF secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kecukupan modal (CAR) Bank Umum Syariah.
2.
Pengaruh Variabel ROA, BOPO, dan NPF terhadap CAR Secara Simultan (Uji F) Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel independen secara
simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.6 Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Apabila nilai F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat 6
disimpulkan
bahwa
variabel
independen
secara
simultan
Ety Rochaety, dkk., Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 119.
69
mempengaruhi varibel dependen. Apabila F hitung < F tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan tidak mempengaruhi varibel dependen. Tabel 4.7 Uji F Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.944583 0.938478 3.167858 1184.168 -332.1035 154.7170 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
21.32530 12.77176 5.243992 5.549744 5.368235 1.194507
Sumber: Output Eviews
Dari tabel 4.7 terlihat bahwa nilai F hitung adalah sebesar 154,7170 Sedangkan F tabel didapat dengan cara menghitung: Numerator (df1 = k - 1) → 4 - 1 = 3 Denumerator (df2 = n - k) → 132 - 4 = 128 Derajat Kebebasan (α) = 0,05 Maka nilai F tabel = 2,68 Dari perhitungan nilai F, diketahui bahwa F hitung > F tabel (154,7170 > 2,68) maka H0 ditolak dan Ha diterima (F hitung berada di daerah penerimaan Ha). Kemudian juga terlihat dari nilai probabilitas (prob.) dari tabel diatas yaitu sebesar 0,000 atau < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, secara statistika dapat disimpulkan bahwa rasio rentabilitas (ROA dan BOPO) dan rasio aktiva produktif (NPF) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan dalam meningkatkan
70
kecupukan modal (CAR) pada Bank Umum Syariah. Sehingga model regresi dapa digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
3.
Koefisien Determinasi (R-Square) Koefisien determinasi dalam regresi data panel digunakan untuk
mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variabel dependen. Tabel 4.8 Koefisien Determinasi Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.944583 0.938478 3.167858 1184.168 -332.1035 154.7170 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
21.32530 12.77176 5.243992 5.549744 5.368235 1.194507
Sumber: Output Eviews
Berdasarkan tabel diatas, besarnya angka Adjusted R-Squared (R2) adalah 0,938478. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 93,85%. Atau dapat diartikan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 93,85% terhadap variabel dependennya. Sedangkan sisanya 6,15% lainnya dipengaruhi faktor lain di luar model regresi tersebut.
71
Nilai koefisien determinasi sebesar 93,85% dapat dikatakan sangat besar pengaruhnya, sehingga model regresi bisa digunakan untuk memperkirakan kecukupan modal yang dimiliki oleh Bank Umum Syariah. Hubungan variabel-variabel rasio rentabilitas dan rasio aktiva produktif (ROA, BOPO dan NPF) tersebut dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kecukupan modal Bank Umum Syariah. Kemudian sisanya 6,15% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Faktor tersebut yaitu rasio likuiditas, tingkat nilai tukar rupiah terhadap dollar, inflasi, serta tingkat GWM.
4.
Persamaan Model Regresi Penelitian dengan regresi data panel ini digunakan untuk melihat
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 4.9 Model Regresi Dependent Variable: CAR? Method: Pooled Least Squares Date: 09/08/16 Time: 10:44 S Sample: 2013Q1 2015Q4 Included observations: 12 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 132 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ROA? BOPO? NPF? Sumber: Output Eviews
22.49495 0.861247 0.000609 -0.738577
3.746568 0.261015 0.040631 0.284970
6.004148 3.299602 0.014988 -2.591772
0.0000 0.0013 0.9881 0.0108
72
Berdasarkan hasil Eviews diatas, maka diperoleh persamaan model regresi antara variabel CAR Bank Umum Syariah dan variabel ROA, BOPO, NPF sebagai berikut: CARit = 22.49495 + 0.861247 ROAit + 0.000609 BOPOit - 0.738577 NPFit + εit Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa: a) Nilai Konstanta = 22,49495 menunjukkan bahwa jika nilai ROA, BOPO dan NPF adalah nol maka nilai kecukupan modal (CAR) adalah 22,49495. b) Nilai koefisien ROA = 0,861247 menunjukkan bahwa jika ROA mengalami kenaikan 1% maka CAR akan mengalami kenaikan sebesar 0,861247% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Hubungan searah ini dapat dilihat dari koefisien ROA pada fungsi regresi yang bernilai positif. c) Nilai koefisien BOPO = 0.000609, menunjukkan bahwa jika BOPO mengalami kenaikan 1% maka CAR akan mengalami kenaikan sebesar 0.000609% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Hubungan searah ini dapat dilihat dari koefisien BOPO pada fungsi regresi yang bernilai positif. d) Nilai koefisien NPF = - 0.738577 menunjukkan bahwa jika NPF mengalami kenaikan 1% maka CAR akan mengalami penurunan sebesar 0.738577% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Hubungan
73
berlawanan arah ini dapat dilihat dari koefisien NPF pada fungsi regresi yang bernilai negatif.
F. Interpretasi Hasil Penelitian 1. Return On Assets (ROA) Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan bahwa Ha 1 diterima. Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh signifikan positif terhadap CAR. Dapat di interpretasikan bahwa jika ROA mengalami kenaikan 1% maka CAR akan mengalami kenaikan sebesar 0,861247% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa meningkatnya ROA dapat meningkatkan CAR, hal ini dikarenakan laba yang dihasilkan dengan menggunakan total asset akan memperkecil tingkat resiko bank ke arah kebangkrutan karena total asset yang dimiliki menanggung resiko yang relatif rendah. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Rachmat Ramdhani 7 dimana ROA mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap CAR. ROA juga merupakan ukuran efektif bank dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk kegiatan operasional bank. Berhubungan dengan hasil penenlitian ini yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap CAR, maka Bank 7
Rachmat Ramdani, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permodalan Bank, (Semarang: Tesis Universitas Diponegoro, 2008).
74
Umum syariah diharapkan untuk meningkatkan nilai ROA, karena ROA mengindikasikan tingkat kemampuan bank dalan menghasilkan keuntungan dan kemampuan mengalokasikan asetnya.8
2. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan bahwa Ha 2 ditolak. Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa BOPO berpengaruh positif tetapi tidak ada pengaruh signifikan terhadap CAR. Dapat di interpretasikan bahwa jika BOPO mengalami kenaikan 1% maka CAR akan mengalami kenaikan sebesar 0.000609% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa meningkatnya BOPO maka dapat menurunkan CAR, hal ini mungkin dikarenakan tambahan modal yang didapat Bank dari pemegang saham ataupun dana pihak ketiga. Sehingga meskipun BOPO meningkat, maka bank tetap memliki kecukupan modal yang meningkat juga. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Etty dan Aryati9 yang menunjukkan hasil bahwa tidak ada perbedaan rata-rata BOPO yang signifikan antara CAR bank yang sehat dan CAR bank yang gagal. Sehingga BOPO tidak mampu memprediksikan kebangkrutan bank.
8
Rachmat Ramdani, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permodalan Bank, (Semarang: Tesis Universitas Diponegoro, 2008). 9 Etty Naser dan Titik Aryati, Model Analisis CAMEL untuk Memprediksi Financial Distress pada Sektor Perbankan yang Go Public, (Jurnal Auditing dan Akuntansi Indonesia, Volume 4, 2000).
75
3. Non Performing Financing (NPF) . Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, ditemukan bahwa Ha 3 diterima. Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. Dapat di interpretasikan bahwa jika NPF mengalami kenaikan 1% maka CAR akan mengalami penurunan sebesar 0.738577% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila NPF meningkat maka CAR akan menurun, karena NPF meningkatkan risiko bank. NPF menunjukkan rasio pinjaman yang bermasalah terhadap total pinjamannya. Semakin tinggi NPF mengakibatkan semakin tinggi tunggakan yang berpotensi menurunkan pendapatan dan mengakibatkan biaya pencadangan untuk pinjaman dalam golongan NPF terus bertambah, yang berdampak langsung menurunkan modal bank. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Yansen Krisna 10 yang menunjukkan hasil bahwa pembiayaan bermasalah berpengaruh negatif terhadap CAR, hal ini dikarenakan pembiayaan bermasalah merupakan salah satu faktor yang berdampak pada pengurangan modal.
10
Yansen Krisna, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2008).
76
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada Bab IV mengenai kemampuan rasio rentabilitas dan rasio aktiva produktif dalam meningkatkan kecukupan modal Bank Umum Syariah periode 2013-2015 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Secara simultan, hasil penelitian menunjukkan rasio rentabilitas (ROA, BOPO) dan rasio aktiva produktif (NPF) mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kecukupan modal (CAR) pada Bank Umum Syariah. Adapun pengaruh secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio ROA dan NPF secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kecukupan modal (CAR). Sedangkan rasio BOPO secara parsial tidak berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kecukupan modal (CAR) pada Bank Umum Syariah. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) diketahui bahwa nilai R-square adalah sebesar 0,938478. Angka tersebut menunjukkan bahwa besarnya kontribusi pengaruh variabel rasio rentabilitas (ROA, BOPO) dan rasio aktiva produktif (NPF) dalam meningkatkan kecukupan modal (CAR) adalah sebesar 93,85%. Sedangkan sisanya sebesar 6,15% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam analisis penelitian ini.
76
77
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk dapat meningkatkan kecukupan modal yang dimiliki oleh bank, diantaranya dapat dilakukan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Mengefisiensikan ekspansi usaha agar tidak memberatkan beban operasional perusahaan.
2.
Karena penurunan rasio non performing financing (NPF) berdampak buruk bagi tingkat kecukupan modal yang dimiliki
bank, sebaiknya
Bank Umum Syariah di Indonesia hendaknya memperhatikan nilai rasio NPF. 3.
Untuk peneliti selanjutnya, agar menganalisis lebih dalam tentang faktorfaktor lain yang dapat mempengaruhi kecukupan modal bank, serta memperpanjang periode waktu penelitian agar dapat memberikan hasil penelitian yang lebih akurat.
78
DAFTAR PUSTAKA
A, Faisal Abdhullah. Manajemen Perbankan (Teknik Analisa Kinerja Keuangan Bank). Malang: UMM Press, 2003. Ajija, Shochrul R, dkk. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat, 2011. Algifari. Analisis Regresi: Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2009. Ali, Masyhud. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Ang, Robert. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia, 1997. Anjani, Dewa Ayu dan Ni Ketut Purnawati. Pengaruh Non Performing Loan (NPL), Likuiditas dan Rentabilitas terhadap Rasio Kecukupan Modal. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi dan Bisinis. Universitas Udayana. Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustakan Alvabet Anggota IKAPI, 2006. Arthesa, Ade dan Edia Handiman. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: PT. Indeks, 2006. Blocher, Edward J, et.al. Manajemen Biaya Dengan Tekanan Strategik. Jakarta: Salemba Empat, 2000. D, Nachroni dan Usman. Pendekatan Popular Dan Praktis Ekonometrik Untuk Analis Ekonomi Dan Keuangan. Jakarta: FEUI, 2006.
79
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan (edisi kedua). Bogor: Ghalia Indonesia, 2005. Djalal, Nachrowi dan Hardius Ustman, Ekonometrika. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006. Fatimah, Siti. Pengaruh Rentabilitas, Efisiensi dan Likuiditas terhadap Kecukupan Modal Bank Umum Syariah. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011. Gujarati, Damodar. Basic Econometric. New York: Mc. Graw Hill, 2003. Idroes, Ferri N. Manajemen Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan Basel II terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. Ihsan, Dwi Nur’aini. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013. Juanda, Bambang dan Junaidi. Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi. Bogor: IPB Press, 2012. Jumingan. Analisa Laporan Keuangan, Cet. Pertama. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Balai Pustaka, 1997. Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Press, 2009. Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Press, 2003.
80
Krisna, Yansen. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio. Semarang: Universitas Diponegoro, 2008. Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga, 2003. Margaretha, Farah dan Diana Setiyaningrum. Pengaruh Resiko, Kualitas Manajemen, Ukuran dan Likuiditas Bank terhadap Capital Adequacy Ratio Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi. Universitas Trisakti. Molan, Benyamin. Glosarium Prentice Hall untuk Manajemen dan Pemasaran. Jakarta: PT. Prenhallindo, 2002. Munawir, Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1995. Nazaf, Feby Loviana. Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, dan Proftabilitas terhadap Tingkat Kecukupan Modal Perbankan. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang, 2010. Naser, Etty dan Titik Aryati, Model Analisis CAMEL untuk Memprediksi Financial Distress pada Sektor Perbankan yang Go Public. Jurnal Auditing dan Akuntansi Indonesia, Volume 4, 2000. P, Ponttie Prasnanugraha P, “Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi Di Indonesia)”. Tesis Universitas Diponegoro. Semarang, 2007. Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/13/PBI/2005 tanggal 10 Juni 2005 tentang Kewajiban Penyedian Modal Minimum Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Ramdani, Rachmat. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permodalan Bank. Semarang: Tesis Universitas Diponegoro, 2008.
81
Regresi
Linear
Berganda,
Diakses
melalui
http://dosen.perbanas.id/wp-
content/uploads/2015/08/Regresi-Linear-Berganda-Eviews
pada
06
September 2016 pukul 15:51 WIB. Rivai, Veitzhal dan Andria Permata. Credits Management Handbook : Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Rivai, Veithzal, dkk. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. Riyadi, Selamet. Banking and Liability Management (edisi ketiga). Jakarta: LPFE Universitas Indonesia, 2006. Rochaety, Ety, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007. Santoso, Singgih. Latihan SPSS Statistik Parameter. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo, 2000. Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Ketiga. Jakarta: LPFE Universitas Indonesia, 2001. Siregar,
Syofian.
Metode
Penelitian
Kuantitatif:
Dilengkapi
Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & Spss. Jakarta: KENCANA, 2013. Sitawati, F. Artin. Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio (studi empiris : bank umum di Indonesia periode 20012004). Tesis Universitas Diponegoro, 2006. Soeratno dan Lincolin Arsyad. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003.
82
Sugiyarso, G. dan F. Winarni. Manajemen Keuangan: Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban, dan Modal , serta Pengukuran Kinerja Perusahaan. Yogyakarta: Media Pressindo, 2005. Teguh, Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Whitmore, John. Coaching For Performance; Seni Mengarahkan Untuk Mendongkrak Kinerja, terjemahan Dwi Helly Purnomo dan Louis Novianto. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997. Widodo, Joko. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang: Bayu Publishing, 2005. Winarso, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011. Wirartha, Made. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: ANDI, 2006. Yogie Respati, Rasio Kecukupan Modal Bank Syariah Menurun, Artikel ini diakses
pada
03
September
2016
20.48
WIB
http://keuangansyariah.mysharing.co/rasio-kecukupan-modal-banksyariah-menurun/. www.bi.go.id www.ojk.go.id
dari
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 : Data Rasio Keuangan Triwulan 11 Bank Umum Syariah Periode 2013-2015
Nama Bank
Kode Bank
Tahun
CAR (%)
ROA (%)
BOPO (%)
NPF (%)
Bank BNI Syariah
BNIS
Mar 2013
18.68
1.62
82.95
0.97
Bank BNI Syariah
BNIS
Jun 2013
18.90
1.24
84.44
1.54
Bank BNI Syariah
BNIS
Sep 2013
16.63
1.22
84.06
1.49
Bank BNI Syariah
BNIS
Des 2013
16.23
1.37
83.94
1.13
Bank BNI Syariah
BNIS
Mar 2014
15.67
1.22
84.51
1.27
Bank BNI Syariah
BNIS
Jun 2014
14.53
1.11
90.36
1.36
Bank BNI Syariah
BNIS
Sep 2014
19.35
1.11
85.85
1.52
Bank BNI Syariah
BNIS
Des 2014
18.43
1.27
85.03
1.04
Bank BNI Syariah
BNIS
Mar 2015
15.40
1.20
89.87
1.30
Bank BNI Syariah
BNIS
Jun 2015
15.11
1.30
90.39
1.38
Bank BNI Syariah
BNIS
Sep 2015
15.38
1.32
91.60
1.33
Bank BNI Syariah
BNIS
Des 2015
15.48
1.43
89.63
1.46
Bank Mega Syariah
BMS
Mar 2013
13.49
3.57
77.48
1.42
Bank Mega Syariah
BMS
Jun 2013
13.01
2.94
81.41
2.26
Bank Mega Syariah
BMS
Sep 2013
12.70
2.57
84.21
2.33
Bank Mega Syariah
BMS
Des 2013
12.99
2.33
86.09
1.45
Bank Mega Syariah
BMS
Mar 2014
15.28
1.18
89.82
1.62
Bank Mega Syariah
BMS
Jun 2014
15.93
0.99
91.90
2.13
Bank Mega Syariah
BMS
Sep 2014
16.34
0.24
97.96
2.34
Bank Mega Syariah
BMS
Des 2014
18.82
0.29
97.61
1.81
Bank Mega Syariah
BMS
Mar 2015
15.62
-1.21
110.53
1.96
Bank Mega Syariah
BMS
Jun 2015
16.54
-0.73
104.80
3.07
Bank Mega Syariah
BMS
Sep 2015
17.81
-0.34
102.33
3.08
Bank Mega Syariah
BMS
Des 2015
18.74
0.30
99.51
3.16
Bank Muamalat Indonesia
BMI
Mar 2013
12.08
1.72
82.07
1.76
Bank Muamalat Indonesia
BMI
Jun 2013
12.41
1.69
82.37
1.86
Bank Muamalat Indonesia
BMI
Sep 2013
12.75
1.68
82.67
1.26
Bank Muamalat Indonesia
BMI
Des 2013
14.05
0.50
93.86
0.78
Bank Muamalat Indonesia
BMI
Mar 2014
17.64
1.44
85.55
1.56
Bank Muamalat Indonesia
BMI
Jun 2014
16.37
1.03
89.11
3.18
Bank Muamalat Indonesia
BMI
Sep 2014
14.72
0.10
98.32
4.74
Bank Muamalat Indonesia
BMI
Des 2014
14.15
0.17
97.33
4.76
Bank Muamalat Indonesia
BMI
Mar 2015
14.61
0.62
93.37
4.73
Bank Muamalat Indonesia
BMI
Jun 2015
14.91
0.51
94.84
3.81
Bank Muamalat Indonesia
BMI
Sep 2015
13.71
0.36
96.26
3.49
Bank Muamalat Indonesia
BMI
Des 2015
13.31
0.22
97.13
3.19
Bank Syariah Mandiri
BSM
Mar 2013
15.23
2.56
69.24
1.55
Bank Syariah Mandiri
BSM
Jun 2013
14.16
1.79
81.63
1.10
Bank Syariah Mandiri
BSM
Sep 2013
14.33
1.51
87.53
1.59
Bank Syariah Mandiri
BSM
Des 2013
14.10
1.53
84.03
2.29
Bank Syariah Mandiri
BSM
Mar 2014
14.83
1.77
81.99
2.65
Bank Syariah Mandiri
BSM
Jun 2014
14.86
0.66
93.03
3.90
Bank Syariah Mandiri
BSM
Sep 2014
15.53
0.80
93.02
4.23
Bank Syariah Mandiri
BSM
Des 2014
14.76
0.17
98.64
4.29
Bank Syariah Mandiri
BSM
Mar 2015
12.63
0.81
91.57
4.41
Bank Syariah Mandiri
BSM
Jun 2015
11.97
0.55
96.16
4.70
Bank Syariah Mandiri
BSM
Sep 2015
11.84
0.42
97.41
4.34
Bank Syariah Mandiri
BSM
Des 2015
12.85
0.56
94.78
4.05
Bank BCA Syariah
BCAS
Mar 2013
30.70
0.92
88.76
0
Bank BCA Syariah
BCAS
Jun 2013
27.93
0.97
88.36
0
Bank BCA Syariah
BCAS
Sep 2013
24.75
0.99
87.46
0
Bank BCA Syariah
BCAS
Des 2013
22.35
1.01
86.91
0
Bank BCA Syariah
BCAS
Mar 2014
21.68
0.86
85.37
0.05
Bank BCA Syariah
BCAS
Jun 2014
21.83
0.69
88.95
0.04
Bank BCA Syariah
BCAS
Sep 2014
35.18
0.67
88.95
0.05
Bank BCA Syariah
BCAS
Des 2014
29.57
0.76
88.11
0.10
Bank BCA Syariah
BCAS
Mar 2015
25.53
0.71
90.62
0.88
Bank BCA Syariah
BCAS
Jun 2015
23.56
4.05
94.89
0.48
Bank BCA Syariah
BCAS
Sep 2015
36.60
0.86
94.61
0.44
Bank BCA Syariah
BCAS
Des 2015
34.30
0.96
94.14
0.52
Bank BRI Syariah
BRIS
Mar 2013
18.68
1.62
82.95
0.97
Bank BRI Syariah
BRIS
Jun 2013
15.00
1.41
87.55
1.94
Bank BRI Syariah
BRIS
Sep 2013
14.66
1.36
80.80
2.14
Bank BRI Syariah
BRIS
Des 2013
14.49
1.15
83.23
3.26
Bank BRI Syariah
BRIS
Mar 2014
15.89
1.22
84.51
1.27
Bank BRI Syariah
BRIS
Jun 2014
13.99
0.05
99.84
3.61
Bank BRI Syariah
BRIS
Sep 2014
13.86
0.20
97.35
4.19
Bank BRI Syariah
BRIS
Des 2014
12.89
0.08
99.77
3.65
Bank BRI Syariah
BRIS
Mar 2015
13.21
0.53
96.20
3.96
Bank BRI Syariah
BRIS
Jun 2015
11.03
0.78
93.84
4.38
Bank BRI Syariah
BRIS
Sep 2015
13.82
0.80
93.91
3.86
Bank BRI Syariah
BRIS
Des 2015
13.94
0.76
93.79
3.89
Bank BJB Syariah
BJBS
Mar 2013
20.54
1.92
71.47
0.98
Bank BJB Syariah
BJBS
Jun 2013
18.94
0.93
84.52
0.89
Bank BJB Syariah
BJBS
Sep 2013
17.94
0.91
85.04
1.13
Bank BJB Syariah
BJBS
Des 2013
17.99
0.91
85.76
1.16
Bank BJB Syariah
BJBS
Mar 2014
18.10
0.15
133.60
2.33
Bank BJB Syariah
BJBS
Jun 2014
16.90
0.07
98.82
2.41
Bank BJB Syariah
BJBS
Sep 2014
16.08
0.46
92.98
5.63
Bank BJB Syariah
BJBS
Des 2014
15.83
0.69
96.94
3.93
Bank BJB Syariah
BJBS
Mar 2015
13.85
0.08
98.73
4.98
Bank BJB Syariah
BJBS
Jun 2015
12.20
0.07
97.42
4.78
Bank BJB Syariah
BJBS
Sep 2015
22.44
0.95
104.25
4.50
Bank BJB Syariah
BJBS
Des 2015
22.53
0.25
98.78
4.45
Bank Panin Syariah
BPS
Mar 2013
27.09
2.72
59.42
0.60
Bank Panin Syariah
BPS
Jun 2013
23.11
2.34
64.34
0.56
Bank Panin Syariah
BPS
Sep 2013
19.75
2.18
64.17
1.01
Bank Panin Syariah
BPS
Des 2013
20.83
1.03
81.31
0.77
Bank Panin Syariah
BPS
Mar 2014
31.15
1.45
80.67
0.94
Bank Panin Syariah
BPS
Jun 2014
25.52
1.64
75.58
0.57
Bank Panin Syariah
BPS
Sep 2014
26.16
1.82
72.90
0.43
Bank Panin Syariah
BPS
Des 2014
25.69
1.99
82.58
0.29
Bank Panin Syariah
BPS
Mar 2015
24.71
1.56
79.19
0.64
Bank Panin Syariah
BPS
Jun 2015
21.17
1.22
88.80
0.55
Bank Panin Syariah
BPS
Sep 2015
21.44
1.13
89.57
1.24
Bank Panin Syariah
BPS
Des 2015
20.30
1.12
89.29
1.94
Bank Syariah Bukopin
BSB
Mar 2013
12.63
1.08
88.67
4.28
Bank Syariah Bukopin
BSB
Jun 2013
11.84
1.04
88.82
4.03
Bank Syariah Bukopin
BSB
Sep 2013
11.18
0.79
91.50
3.86
Bank Syariah Bukopin
BSB
Des 2013
11.10
0.69
92.29
3.68
Bank Syariah Bukopin
BSB
Mar 2014
11.24
0.22
97.33
3.97
Bank Syariah Bukopin
BSB
Jun 2014
10.74
0.27
96.83
3.86
Bank Syariah Bukopin
BSB
Sep 2014
16.15
0.23
97.08
3.81
Bank Syariah Bukopin
BSB
Des 2014
15.85
0.27
96.73
3.34
Bank Syariah Bukopin
BSB
Mar 2015
14.50
0.35
96.10
3.95
Bank Syariah Bukopin
BSB
Jun 2015
14.10
0.49
94.78
2.47
Bank Syariah Bukopin
BSB
Sep 2015
16.26
0.66
93.14
2.45
Bank Syariah Bukopin
BSB
Des 2015
16.31
0.79
91.99
2.74
Bank Victoria Syariah
BVS
Mar 2013
26.58
1.22
78.78
1.83
Bank Victoria Syariah
BVS
Jun 2013
26.91
1.34
81.02
1.98
Bank Victoria Syariah
BVS
Sep 2013
25.14
1.67
79.82
3.49
Bank Victoria Syariah
BVS
Des 2013
18.40
0.50
91.95
3.31
Bank Victoria Syariah
BVS
Mar 2014
16.53
0.49
91.65
3.74
Bank Victoria Syariah
BVS
Jun 2014
16.85
-0.02
100.24
6.44
Bank Victoria Syariah
BVS
Sep 2014
20.19
-1.52
112.17
4.72
Bank Victoria Syariah
BVS
Des 2014
15.27
-1.87
143.31
4.75
Bank Victoria Syariah
BVS
Mar 2015
17.97
-1.65
114.78
4.58
Bank Victoria Syariah
BVS
Jun 2015
20.39
1.37
90.02
3.53
Bank Victoria Syariah
BVS
Sep 2015
19.87
0.05
99.74
4.40
Bank Victoria Syariah
BVS
Des 2015
16.14
-2.36
119.19
4.82
Maybank Syariah
MBS
Mar 2013
70.07
5.21
67.63
1.39
Maybank Syariah
MBS
Jun 2013
68.97
2.32
74.00
0
Maybank Syariah
MBS
Sep 2013
63.87
2.84
69.28
0
Maybank Syariah
MBS
Des 2013
59.41
2.87
67.79
0
Maybank Syariah
MBS
Mar 2014
64.82
5.61
53.53
0
Maybank Syariah
MBS
Jun 2014
61.51
2.36
80.21
4.70
Maybank Syariah
MBS
Sep 2014
64.03
3.75
67.86
0.37
Maybank Syariah
MBS
Des 2014
52.24
3.61
69.62
4.29
Maybank Syariah
MBS
Mar 2015
51.37
-2.63
124.36
2.56
Maybank Syariah
MBS
Jun 2015
44.50
-16.40
212.62
4.41
Maybank Syariah
MBS
Sep 2015
43.05
-10.59
145.50
4.35
Maybank Syariah
MBS
Des 2015
38.40
-20.13
192.60
4.93
Lampiran 2 : Output Hasil Pengujian Data Menggunakan Eviews 8.0 1.
Common Effect Dependent Variable: CAR? Method: Pooled Least Squares Date: 09/08/16 Time: 10:43 Sample: 2013Q1 2015Q4 Included observations: 12 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 132 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
ROA? BOPO? NPF?
1.086173 0.305914 -3.213016
0.380313 0.023788 0.765293
2.855995 12.85983 -4.198410
0.0050 0.0000 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.048496 0.033745 12.55442 20332.13 -519.7522 0.166896
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
21.32530 12.77176 7.920487 7.986006 7.947111
2.
Fixed Effect Dependent Variable: CAR? Method: Pooled Least Squares Date: 09/08/16 Time: 10:44 Sample: 2013Q1 2015Q4 Included observations: 12 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 132 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ROA? BOPO? NPF? Fixed Effects (Cross) _BNIS--C _BMS--C _BMI--C _BSM--C _BCAS--C _BRIS--C _BJBS--C _BPS--C _BSB--C _BVS--C _MBS--C
22.49495 0.861247 0.000609 -0.738577
3.746568 0.261015 0.040631 0.284970
6.004148 3.299602 0.014988 -2.591772
0.0000 0.0013 0.9881 0.0108
-6.032835 -6.177691 -6.883586 -7.160852 4.474303 -6.692292 -3.017533 0.505368 -6.942069 0.449072 37.47812 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.944583 0.938478 3.167858 1184.168 -332.1035 154.7170 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
21.32530 12.77176 5.243992 5.549744 5.368235 1.194507
3.
Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
Cross-section F Cross-section Chi-square
d.f.
Prob.
173.014176 363.165176
(10,118) 10
0.0000 0.0000
Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: CAR? Method: Panel Least Squares Date: 09/08/16 Time: 10:45 Sample: 2013Q1 2015Q4 Included observations: 12 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 132 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ROA? BOPO? NPF?
45.72854 -1.825840 -0.184288 -2.586993
13.02698 0.906170 0.141497 0.755131
3.510294 -2.014898 -1.302411 -3.425887
0.0006 0.0460 0.1951 0.0008
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.132051 0.111709 12.03728 18546.70 -513.6861 6.491381 0.000400
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
21.32530 12.77176 7.843728 7.931086 7.879226 0.115918
4.
Random Effect Dependent Variable: CAR? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 09/08/16 Time: 10:46 Sample: 2013Q1 2015Q4 Included observations: 12 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 132 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ROA? BOPO? NPF? Random Effects (Cross) _BNIS--C _BMS--C _BMI--C _BSM--C _BCAS--C _BRIS--C _BJBS--C _BPS--C _BSB--C _BVS--C _MBS--C
27.56982 0.307857 -0.035225 -1.323932
3.733171 0.256583 0.039972 0.261374
7.385093 1.199836 -0.881238 -5.065269
0.0000 0.2324 0.3798 0.0000
-5.389308 -4.996623 -5.393802 -5.403602 2.780970 -5.155727 -2.076379 -0.332632 -5.187321 1.035085 30.11934 Effects Specification S.D.
Cross-section random Idiosyncratic random
2.002353 3.167858
Rho 0.2855 0.7145
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.169911 0.150456 5.983051 8.733466 0.000026
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
8.859153 6.491272 4582.003 0.290543
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.048362 20335.01
Mean dependent var Durbin-Watson stat
21.32530 0.065467
5.
Uji Haussman Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled Test cross-section random effects Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
331.587594
3
0.0000
Random
Var(Diff.)
Prob.
0.307857 -0.035225 -1.323932
0.002294 0.000053 0.012891
0.0000 0.0000 0.0000
Test Summary Cross-section random
Cross-section random effects test comparisons: Variable ROA? BOPO? NPF?
Fixed 0.861247 0.000609 -0.738577
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: CAR? Method: Panel Least Squares Date: 09/08/16 Time: 10:46 Sample: 2013Q1 2015Q4 Included observations: 12 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 132 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ROA? BOPO? NPF?
22.49495 0.861247 0.000609 -0.738577
3.746568 0.261015 0.040631 0.284970
6.004148 3.299602 0.014988 -2.591772
0.0000 0.0013 0.9881 0.0108
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.944583 0.938478 3.167858 1184.168 -332.1035 154.7170 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
21.32530 12.77176 5.243992 5.549744 5.368235 1.194507
6.
Uji Normalitas
7.
Uji Multikolinearitas ROA__X1____ BOPO__X2___ NPF__X3____
ROA__X1____ BOPO__X2___ NPF__X3_____ 1.000000 -0.609235 -0.386185 -0.609235 1.000000 0.493068 -0.386185 0.493068 1.000000
8.
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
5.326264 14.64938 57.58446
Prob. F(3,128) Prob. Chi-Square(3) Prob. Chi-Square(3)
0.0617 0.0721 0.0681
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 09/08/16 Time: 10:53 Sample: 1 132 Included observations: 132 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ROA__X1_____^2 BOPO__X2_____^2 NPF__X3_____^2
506.1910 5.086822 -0.048763 2.495892
102.1950 1.379051 0.013287 4.490898
4.953190 3.688639 -3.669912 0.555767
0.0000 0.0003 0.0004 0.5793
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.110980 0.090144 389.0024 19369328 -972.4622 5.326264 0.061721
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
140.5053 407.8175 14.79488 14.88224 14.83038 0.461598
9.
Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
229.3844 103.5580
Prob. F(2,126) Prob. Chi-Square(2)
0.3035 0.1185
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 09/08/16 Time: 10:54 Sample: 1 132 Included observations: 132 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
ROA__X1_____ BOPO__X2_____ NPF__X3_____ C RESID(-1) RESID(-2)
1.603740 0.146307 0.324801 -15.23588 0.778323 0.145535
0.434511 0.066782 0.353844 6.157008 0.083679 0.085477
3.690906 2.190806 0.917921 -2.474559 9.301339 1.702625
0.0003 0.0303 0.3604 0.0147 0.0000 0.0911
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.784530 0.775980 5.631722 3996.253 -412.3804 91.75376 0.798018
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-5.93E-15 11.89865 6.339097 6.470133 6.392344 1.914131