ANALISIS RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh SHIFFA FAUZIAH NIM 21311017
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
i
ii
ANALISIS RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh SHIFFA FAUZIAH NIM 21311017
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
iii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudara: Nama
: Shiffa Fauziah
NIM
: 21311017
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan
: Perbankan Syariah (S1)
Judul
: ANALISIS RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2014
Demikian diajukan dalam sidang Munaqosah. Demikian untuk menjadikan periksa.
Salatiga, 29 November 2015 Pembimbing
Fetria Eka Yudiana, M.Si NIP. 19740228 200901 2 005
iv
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PENGESAHAN ANALISIS RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2014
DISUSUN OLEH SHIFFA FAUZIAH NIM : 2131101
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 05 Januari 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Ekononi Syari’ah. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Dr. Agus Waluyo, M.Ag.
Sekretaris Penguji
: Fetria Eka Yudiana, M.Si
Penguji I
: Mochlasin, M.Ag.
Penguji II
: H. Ahmad Mifdhol M., Lc., M.Si.
Salatiga, 12 Januari 2016 Dekan
Dr. Anton Bawono, M.Si NIP. 19740320 200312 1 001
v
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Shiffa Fauziah
NIM
: 21311017
Jurusan
: S1 Perbankan Syariah
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis Islam
Menyatakan
bahwa
skripsi
berjudul
“ANALISIS
RASIO
TINGKAT
KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2014”, yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 29 November 2015 Yang menyatakan,
Shiffa Fauziah NIM. 21311017
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “Intelligence is not the measurement, but intelligence support all” Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar daripada ketakutanmu.
PERSEMBAHAN
Skipsi ini saya persembahkan kepada: 1. Almarhumah ibuku 2. Bapakku 3. Adikku tersayang 4. Dosen pembimbingku yang senantiasa sabar dalam mengarahkanku 5. Para dosen yang telah mengajarkanku banyak hal 6. Sahabat-sahabatku serta teman-temanku yang selalu mendukungku
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur atas segala limpahan rahmat, karunia serta hidayah yang telah diberikan oleh Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan taslim juga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang seperti sekarang ini. Terima kasih yang tak terhingga kepada ibuku, ibuku, ibuku serta bapakku dan adikku tersayang yang senantiasa memberikan kasih sayang dan dukungan dalam berbagai bentuk, serta restu dan doa yang selama ini diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar, Alhamdulillah. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan, serta doa. Rasa terima kasih yang sebesar - besarnya disampaikan kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. 3. Ibu Fetria Eka Yudiana M.Si selaku Kepala Jurusan Perbankan Syariah S1 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga sekaligus dosen pembimbing yang selalu sabar membimbing dan memberikan saran-saran agar skripsi ini terselesaikan dengan baik.
viii
4. Ibu Hikmah Endraswati SE, M.Si yang telah memberikan motivasi dan semangat untuk mengerjakan skripsi agar terselesaikan dengan baik. 5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan ilmu, ajaran, dan bantuan kepada penulis. 6. Almarhumah ibu Siti Muflihatun, tanpa beliau aku tidak akan bisa ada di dunia ini dan semoga ibu turut bangga atas pencapaianku. 7. Bapak Supriyanto yang tanpa henti memberikan banyak dukungan berupa do’a, saran-saran serta dukungan finansial. 8. Adikku tersayang Fahrizal Rizqi Annas yang tanpa henti memberiku banyak pelajaran berharga atas usaha-usahanya untuk menyemangatiku agar terselesaikannya skripsi ini. 9. Pakdhe Yaoni dan Budhe Titin yang selalu memberikan dukungan, nasehat serta semangat dalam segala hal. 10. Pakdhe Di dan Budhe Warni yang selalu mendukungku dalam banyak hal. 11. Budhe Kopshoh sekeluarga yang mendukungku untuk bisa terus kuliah. 12. Keluarga besar di Kudus yang telah memberiku banyak pelajaran dalam hidupku khususnya untuk Bulek Zul yang selalu ada saat aku hilang semangat dalam masa-masa kuliahku. 13. Mbak Fajar, Mbak Nina, Mbak Dewi dan Mas Fendi yang menjadi motivasiku untuk terus mengejar cita-citaku agar aku bisa sukses seperti kalian.
ix
14. Sahabat-sahabatku
Septiandika,
Wiwit
Ayu
Nofitasari,
Fadhilatu
Dhakiroh, Atina Rahmi Arba’ati, Indah Choirul Erni, dan Zuhrotul Koniah atas segala hal yang telah kita lalui selama lebih dari 4 tahun ini semoga kita tetap menjadi sahabat sampai kita tua nanti. 15. Devi Nur Halimah (Dephy) dan Siti Aliyah (Mbak Alya) yang telah mendukungku dan memotivasiku selama ini saat aku senang maupun saat tidak bersemangat dalam mengerjakan skripsi supaya skripsiku cepat selesai. 16. Teman - teman angkatan 2011 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan banyak cerita, pengalaman serta pelajaran sebagai mahasiswa kepada penulis. 17. Anak didikku, Jawi, Farid, Yong, Khofif, Afifah dan Najwa semoga kalian menjadi anak-anak yang membanggakan orang tua. 18. Seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya. Akhir kata , penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang berkepentingan. Terima kasih.
Salatiga, 29 November 2015
Penulis
x
ABSTRAK Fauziah, Shiffa. 2015. Analisis Rasio Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Periode 2010-2014. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah (S1). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Fetria Eka Yudiana, M. Si
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel risiko kredit (NPL/NPF), risiko pasar (NIM), risiko likuiditas (LDR/FDR), rentabilitas (BOPO) dan permodalan (CAR) terhadap Kinerja Bank yang diproksikan dengan ROA. Data yang digunakan adalah publikasi laporan tahunan bank-bank yang terdaftar dalam Bank Umum Syariah yang diperoleh melalui website bank-bak tersebut sejak tahun 2010 sampai dengan 2014. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 55 sampel diambil dari 11 bank yang termasuk dalam BUS dengan rentang waktu 5 tahun. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan dianalisis menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel risiko kredit (NPL/NPF), risiko pasar (NIM), risiko likuiditas (LDR/FDR), rentabilitas (BOPO) dan permodalan (CAR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank (ROA) dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05. Untuk variabel risiko kredit (NPL/NPF), risiko likuiditas (LDR/FDR), dan permodalan (CAR) tidak berpengaruh terhadap kinerja bank pada tingkat signifikansi 5%. Sedangkan variabel risiko pasar (NIM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bank pada signifikansi 10%. Variabel rentabilitas (BOPO) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja bank. Koefisien determinasi menunjukkan bahwa dalam model regresi sebesar 18,9% perubahan variabel kinerja bank disebabkan oleh kelima variabel yang diteliti, sedangkan sisanya 81,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
Kata kunci: NPL/NPF, NIM, LDR/FDR, BOPO, CAR dan Kinerja Bank.
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...........................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN..........................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...........................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................
v
KATA PENGANTAR.........................................................................
vi
ABSTRAK...........................................................................................
ix
DAFTAR ISI.......................................................................................
x
DAFTAR TABEL...............................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................
1
A. Latar Belakang.........................................................................
1
B. Rumusan Masalah....................................................................
5
C. Tujuan......................................................................................
6
D. Manfaat....................................................................................
6
E. Sistematika Penulisan..............................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................
9
A. Telaah Pustaka...........................................................................
9
B. Kerangka Teori.............................................................................
15
1. Teori Keagenan.................................................................
15
xii
2. Bank Syariah.....................................................................
17
a. Pengertian Bank Syariah..............................................
17
b. Kegiatan Bank Syariah.................................................
18
c. Sumber Dana Bank Syariah..........................................
21
d. Prinsip Operasi Perbankan Syariah...............................
23
e. Tujuan Bank Syariah.....................................................
26
3. Kesehatan Bank...................................................................
27
4. Rasio Keuangan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank...........
34
a. Profil Risiko (Risk Profile)............................................
35
1) Risiko Kredit (Credit Risk)......................................
36
2) Risiko Pasar (Market Risk).......................................
37
3) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk).............................
38
b. Rentabilitas (Earning).....................................................
38
c. Permodalan (Capital).......................................................
39
5. Kinerja Bank..........................................................................
40
C. Kerangka Penelitian......................................................................
42
D. Hipotesis.......................................................................................
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................
50
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian...................................................
50
B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................
50
C. Populasi dan Sampel......................................................................
50
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................
52
E. Jenis dan Sumber Data..................................................................
53
xiii
1) Jenis Data................................................................................
53
2) Sumber Data...........................................................................
53
F. Definisi Operasional.....................................................................
53
1. Komponen Kesehatan Bank...................................................
54
a. Profil Risiko (Risk Profile)...............................................
54
1) Risiko Kredit (Credit Risk)........................................
54
2) Risiko Pasar (Market Risk)........................................
55
3) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)...............................
56
b. Rentabilitas (Earning).......................................................
56
c. Permodalan (Capital)........................................................
57
2. Kinerja Keuangan....................................................................
57
G. Instrumen Penelitian......................................................................
60
H. Analisis Data dan Hipotesis............................................................
61
1) Analisis Data............................................................................. 61 a) Uji Deskriptif Statistik........................................................
61
b) Asumsi Klasik..................................................................... 61 (1) Normalitas..................................................................... 61 (2) Heterokedastisitas.........................................................
62
(3) Autokorelasi.................................................................. 62 (4) Multikolinearitas..........................................................
63
c) Analisis Regresi Linier Berganda.......................................
64
2) Hipotesis...................................................................................
66
a) Analisis Koefisien Determinasi (R2)................................... 66
xiv
b) Uji F (Uji Serempak)..........................................................
66
c) Uji T (Uji Parsial)...............................................................
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................ 68 A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................................
68
B. Hasil Penelitian...............................................................................
69
1. Statistik Deskriptif....................................................................
69
2. Pengujian Asumsi Klasik.......................................................... 71 a. Uji Normalitas....................................................................
71
b. Uji Heterokedastisits........................................................... 72 c. Uji Autokorelasi.................................................................. 74 d. Uji multikolinearitas...........................................................
75
3. Analisis Statistik.......................................................................
76
4. Pengujian Hipotesis..................................................................
79
a. Uji R2..................................................................................
79
b. Uji Ftest................................................................................
80
c. Uji Ttest................................................................................
82
BAB V PENUTUP.....................................................................................
91
A. Kesimpulan....................................................................................
91
B. Saran...............................................................................................
92
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
93
LAMPIRAN-LAMPIRAN.........................................................................
98
xv
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1
Research gap.................................................................
2.2
Kategori Peringkat Komposit untuk Tingkat Kesehatan
14
Bank...............................................................................
32
3.1
Daftar Nama Bank Sampel.............................................
51
3.2
Definisi Operasional.....................................................
58
4.1
Daftar Nama Bank Umum Syariah.................................
69
4.2
Deskriptif Statistik........................................................
70
4.3
Uji Normalitas..............................................................
72
4.4
Uji Heterokedastisitas......................................................
73
4.5
Uji Autokorelasi............................................................
74
4.6
Perbaikan Uji Autokorelasi...............................................
75
4.7
Uji Multikolineritas.......................................................
76
4.8
Hasil Uji Regresi..........................................................
77
4.9
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi.........................
80
4.10
Uji Signifikansi Simultan.................................................
81
4.11
Uji Signifikansi Parsial..................................................
82
xvi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Halaman Kerangka Penelitian.........................................................
xvii
42
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
I
Daftar Riwayat Hidup......................................
99
II
Tabel Variabel X dan Y...................................
100
III
Hasil Pengolahan SPSS.................................... 102
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bank Umum salah satu dari industri yang tertua. Bank pertama didirikan pada tahun 1782 sebelum pensahan undang-undang dasar federal dan banyak bank yang dibentuk pada tahun 1800-an dan masih ada pada saat ini. Bank umum adalah lembaga keuangan yang paling penting dalam suatu negara dilihat dalam jumlah asetnya (Reed and Gill, 1995:1). Bank sendiri terbagi dalam beberapa jenis salah satunya adalah berdasarkan kegiatan operasionalnya bank dibedakan menjadi bank konvensional dan bank syariah. Menurut Veitzhal (2007:733) bank syariah adalah bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Sedangkan bank umum syariah menurut UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah mendefinisikan bahwa bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam kegiatannya bank umum syariah melakukan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana dan kegiatan jasa lain. Dalam meningkatkan kegiatan operasionalnya bank umum syariah juga harus dapat menjaga kepercayaan nasabahnya dan meningkatkan kinerja perbankan.
1
Perkembangan bank syariah cukup pesat terbukti adanya peningkatan dari tahun 1992 sampai bulan Juni 2015 yaitu dari yang awalnya hanya ada satu Bank Umum Syariah dan 9 BPRS pada tahun 1992 dan pada tahun 2014 telah menjadi menjadi 11 BUS, 24 UUS dan 160 BPRS (Statistik Perbankan Syariah, 2014). Pada tahun 2010 juga dilakukan upaya Grand Strategy Pengembangan Pasar Syariah salah satunya bertujuan membentuk citra baru perbankan syariah nasional yang bersifat insklusif dan universal di tengah pemerintah masih memulihkan perekonomiannya akibat krisis global. Hal ini mendorong persaingan bank-bank syariah tersebut dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya berorientasi terhadap laba. Pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank karena kegiatan utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya dengan tujuan memperoleh pendapatan. Oleh karena itu Bank Indonesia menerapkan pembinaan dan pengawasan bank melalui aturan tentang kesehatan bank. Berdasarkan UU RI No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan pasal 29 menyebutkan bahwa bank dikatakan sehat apabila bank tersebut memenuhi dalam aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen, rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank. Berdasarkan ketentuan dalam undang-undang tentang perbankan, Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran No. 26/ 5/ BPPP tanggal 29 Mei 1993 yang mengatur tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dan digantikan dengan tata cara penilaian berdasarkan Surat Keputusan
2
Direksi Bank Indonesia No. 30/11 KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Tata cara penilaian ini dikenal dengan metode CAMEL (Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity) (Dendawijaya, 2009:141). Akibat dari krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997, beberapa peristiwa terjadi khususnya di perbankan nasional sejak November 1997 sampai April 1998 yaitu usaha yang dilakukan pemerintah RI dan International Monetary Funds (IMF) dalam menyehatkan bank dan membenahi kinerja bank yang berakibat pada pencabutan ijin usaha (likuidasi) 16 bank swasta pada tanggal 24 November 1997 oleh menteri keuangan dan pada tanggal 21 Juni 1998 yang dilakukan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional membekukan 8 bank dan mengambil alih 7 bank (Dendawijaya, 2009:160). Selain peristiwa pada tahun 1997-1998 masih ada peristiwa lain yang menimpa perbankan nasional hingga tahun 2004 yaitu kasus Bank Bali, kasus Texmaco hingga kasus dibekukannya Bank Global pada tahun 2004 (Dendawijaya, 2009:261). Berlatar belakang peristiwa yang telah terjadi di perbankan nasional tersebut maka pengawasan bank lebih diperketat dengan dikeluarkannya tingkat penilaian kesehatan yang baru pada tahun 2004. Standar penilaian tingkat kesehatan bank dalam hal ini dinamakan CAMELS (Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity, and sensitivity to risk market). Analisis CAMELS diatur dalam Peraturan BI No. 6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah (Kasmir,
3
2013:40). Kemudian dikeluarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE BI No. 13/24/DPNP yang berlaku per Januari 2012 menganggantikan CAMELS dengan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital). Dengan regulasi tentang penilaian kesehatan maka dapat meningkatkan kinerja bank dan menumbuhkan tingkat kepercayaan masyarakat (www.kompas.com). Menurut Kuncoro (2002:572) langkah strategis peningkatan kinerja bank melalui peningkatan kesehatan bank memiliki pengaruh terhadap meningkatnya laba perusahaan. Dengan meningkatnya kesehatan bank, maka perolehan atas laba akan meningkat, ini dikarenakan masyarakat khususnya investor dan kreditor mempercayakan dananya untuk diinvestasikan pada bank yang “Sehat”. Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank tersebut, sehingga apabila kinerja buruk bukan tidak mungkin para direksi ini akan diganti. Kinerja juga merupakan pedoman hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya (Kasmir, 2009:259). Penilaian terhadap kinerja memang dibutuhkan oleh setiap pelaku ekonomi dalam menjalankan setiap kegiatan karena salah satu tujuan penilaian adalah untuk mengetahui laba yang dihasilkan dan berusaha untuk meningkatkan profit atau laba. Menurut Rachmawati (2013) profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Kemampuan bank dalam menghasilkan profit akan bergantung pada kemampuan manajemen bank yang bersangkutan dalam mengelola aset dan likuiditas yang ada. Menurut
4
Sudiyatno (2013) ukuran profitabilitas pada industri perbankan yang digunakan pada umumnya adalah Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasinya, sedangkan Return On Equity (ROE) mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut. Dalam perbankan, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA dan tidak memasukkan unsur ROE. Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas bank lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya
sebagian
besar
berasal
dari
dana
simpanan
masyarakat
(Dendawijaya, 2009:119). Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian terhadap “Analisis Rasio Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Periode 20102014”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh variabel permodalan (CAR), risiko pasar (NIM), rentabilitas (BOPO), risiko likuiditas (LDR) dan risiko kredit (NPL) secara bersama-sama terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah? 2. Bagaimana pengaruh variabel permodalan (CAR), risiko pasar (NIM), rentabilitas (BOPO), risiko likuiditas (LDR) dan risiko kredit (NPL) secara parsial terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah?
5
3. Variabel manakah yang paling dominan terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah? C. Tujuan Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka penelitian ini mempunyai tujuan yang diharapkan yaitu: 1. Menganalisis pengaruh secara bersama-sama variabel permodalan (CAR), risiko pasar (NIM), rentabilitas (BOPO), risiko likuiditas (LDR) dan risiko kredit (NPL) terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah. 2. Menganalisis pengaruh secara parsial permodalan (CAR), risiko pasar (NIM), rentabilitas (BOPO), risiko likuiditas (LDR) dan risiko kredit (NPL) terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah. 3. Menganalisis variabel permodalan (CAR), risiko pasar (NIM), rentabilitas (BOPO), risiko likuiditas (LDR) dan risiko kredit (NPL) yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah. D. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut: 1. Bagi pihak Bank Syariah Bagi perbankan, dapat dijadikan bahan pertimbangan dan bahan kepustakaan guna menambah pengetahuan di dunia perbankan. Penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuwan dan wawasan mengenai tingkat kesehatan di dunia perbankan syariah.
6
2. Bagi Akademisi Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya sebagai salah satu sumber informasi. Dan dapat menambah wawasan yang luas untuk masyarakat pada umumnya. 3. Bagi Penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis tentang bagaimana mengetahui tingkat kesehatan bank dapat berpengaruh terhadap kinerja perbankan. E. Sistematika Penulisan Untuk kejelasan dan ketetapan arah pembahasan dalam skripsi ini penulis menyusun sistematika sebagai berikut: Bab I PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan tujuan sistematika penelitian. Bab II KAJIAN PUSTAKA menguraikan tentang telaah pustaka yang berisi ringkasan penelitian terdahulu, kerangka teori yang berkaitan dengan topik penelitian, kerangka yang berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan model penelitian yang di uji, serta hipotesis penelitian yang menjadi pedoman dalam analisis data. Bab III METODE PENELITIAN bab ini berisi jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, devinisi variabel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
7
Bab IV ANALISA PENELITIAN menguraikan tentang deskripsi objek penelitian serta analisa data. Bab
V PENUTUP mencakup uraian yang berisi kesimpulan yang
diperoleh dari hasil penelitian
dan saran-saran untuk kemajuan obyek
penelitian.
8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka Telaah pustaka merupakan kumpulan hasil penelitian-penelitian terdahulu dan mempunyai kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan sebagai rasio dependen adalah ROA (Return On Asset) dan rasio independen adalah rasio-rasio yang digunakan dalam pengukuran kesehatan di perbankan yaitu permodalan dihitung dengan CAR (Capital Adequacy Ratio), risiko pasar dihitung dengan NIM (Net Interset Margin), rentabilitas dihitung dengan BOPO (Biaya Operasional/Pendapatan Operasional), risiko likuiditas dihitung dengan LDR/FDR (Loan/Financing to Deposite Ratio) dan risiko kredit dihitung dengan NPL/NPF (Non Performing Loan/Finance). Wibowo dan Syaichu (2013) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suku bunga, inflasi, CAR, BOPO, dan NPF terhadap profitabilitas bank syariah. Populasi yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang laporannya telah dipublikasikan ke Bank Indonesia periode 2008-2011. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling diperoleh 3 bank umum syariah. Data penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari website masing-masing bank dan Bank Indonesia. Metode analisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa suku bunga, inflasi, CAR, NPF
9
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Sedangkan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Anggraeni dan Suwardika (2014) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal di ukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), risiko kredit di ukur dengan Non Performing Loan (NPL), suku bunga kredit terhadap profitabilitas pada bank BUMN di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel jenuh, yaitu dengan mengambil semua anggota populasi sabagai sampel. Data yang diperoleh adalah data bulanan dari laporan keuangan publikasi bank-bank pemerintah selama tiga tahun, yaitu tahun 2010-2012. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel DPK dan CAR berpengaruh positif, sedangkan NPL dan Suku Bunga Kredit berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA). Dewi, Sinarwati, Darmawan (2014) penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh capital adequacy ratio (CAR), loan to deposit ratio (LDR), dan perbandingan biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO) terhadap return on assets (ROA) pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012 secara parsial dan simultan. Sampel yang digunakan adalah 20 Bank Umum yang terdaftar di BEI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA, LDR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA, BOPO mempunyai pengaruh yang signifikan
10
terhadap ROA, dan CAR, LDR, dan BOPO secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap ROA. Aldi, Nugraha dan Saryadi (2015) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CAR, NIM, BOPO, dan LDR terhadap Tingkat Profitabilitas. Metode penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu 35 bank go public periode 2008-2012 yang bersumber dari direktori perbankan Indonesia dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Skala pengukuran menggunakan skala ukur rasio. Pada analisis digunakan uji regresi linier dan uji signifikansi menggunakan bantuan SPSS 15.0. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa, CAR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. NIM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. BOPO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. LDR tidak memiliki pengaruh yang signfikan terhadap profitabilitas. Secara simultan, CAR, NIM, BOPO, dan LDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas sebesar 95,6 %. NIM memiliki pengaruh paling besar dengan standardized coefficient beta sebesar 0,350. Peneliti menyarankan agar manajemen mempertimbangkan juga faktor-faktor lain selain faktor CAR, NIM, BOPO, dan LDR sebagai bahan pertimbangan dalam melihat tingkat profitabilitas bank. Ariani dan Ardiana (2015) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecukupan modal, tingkat efisiensi, risiko kredit dan likuiditas terhadap profitabilitas. Penelitian ini dilakukan di LPD Kabupaten Badung Bali dari tahun 2011-2013 dengan metode proportional random sampling
11
sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 94 unit LPD. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa kecukupan modal (CAR) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA), tingkat efisiensi (BOPO) dan risiko kredit (NPL) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA), serta likuiditas (LDR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA). Dayu (2015) penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Tingkat Kecukupan Modal, Likuiditas, Risiko Pasar, dan Risiko Kredit terhadap Kinerja Keuangan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 Bank Konvensional. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang tidak ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik. Hal ini menunjukkan data yang tersedia telah memenuhi syarat menggunakan model persamaan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Tingkat Kecukupan Modal, Likuiditas, dan Risiko Kredit tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Variabel Risiko Pasar berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan. Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap Kinerja Keuangan dalam
12
penelitian ini sebesar 45.3%, sedangkan sisanya 54.7% ditentukan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Djazuli (2015) Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode Risk Based Bank Rating terhadap kinerja keuangan bank umum syariah di Indonesia yang diproksi dengan Return on Asset (ROA). Sedangkan rasio yang digunaka dalam pengukuran Risk Based Bank Rating mencangkup risiko kedit (Non Performing Financing/NPF), risiko likuiditas (Financing to Deposit Ratio/FDR), nilai komposit Good Corporate Governance, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Net Operating Margin (NOM), dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dengan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan tahunan bank syariah di Indonesia periode 2010-2013 dengan sampel sebanyak 8 bank. Hasilnya menunjukkan bahwa melalui uji F NPF, FDR, GCG, BOPO, NOM dan CAR berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) sebesar 60,8%. Sedangkan melalui uji t hanya variabel FDR dan NOM yang berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). Dari kedua variabel tersebut FDR adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi ROA. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya maka dapat disimpulkan terdapat beberapa research gap, seperti yang tertuang dalam tabel 2.1 sebagai berikut:
13
Tabel 2.1 Research Gap No 1.
Rasio
CAR
2.
NIM
3.
BOPO
4.
LDR
5.
NPL
Peneliti Anggraeni dan Suwardika (2014) Aldi, Nugraha dan Saryadi (2015) Dewi, Sinarwati dan Darmawan (2014) Dewi, Herawati dan Sulindawati (2015) Dayu (2015)
Hasil Penelitian CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA CAR berpengaruh terhadap ROA
tidak
signifikan
berpengaruh signifikan terhadap ROA
NIM positif dan signifikan berpengaruh terhadap ROA Djazuli (2015) NIM tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA Wibowo dan BOPO berpengaruh negatif signifikan Syaichu (2013) terhadap ROA Sudiyatno BOPO berpengaruh negatif signifikan (2013) terhadap ROA Ardi, Nugaraha BOPO berpengaruh signifikan terhadap dan Saryadi ROA (2015) Djazuli (2015) BOPO berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA Dayu (2015) LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA Ardi, Nugaraha LDR berpengaruh tidak signifikan dan Saryadi terhadap ROA (2015) Djazuli (2015) LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA Djazuli (2015) NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA Wibowo dan NPL berpengaruh tidak signifikan Syaichu (2013) terhadap ROA Dayu (2015) NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA Ariani dan NPL berpengaruh signifikan terhadap Ardiana (2015) ROA
Sumber: Anggraeni dan Suwardika (2014); Aldi, Nugraha dan Saryadi (2015); Dewi,
14
Sinarwati dan Darmawan (2014); Dayu (2015); Djazuli (2015); Wibowo dan Syaichu (2013); Ariani dan Ardiana (2015)
Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk menguji faktor-faktor dari kesehatan bank yang mempengaruhi profitabilitas perbankan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sampel penelitian ini yaitu 11 bank yang termasuk dalam Bank Umum Syariah. Selain dilihat dari sampelnya dapat dilihat pula dari tahun penelitian yang berbeda serta jumlah sampel yang berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian di atas kebanyakan meneliti bank yang termasuk dalam bank umum yang bersifat konvensional dan syariah yang termasuk dalam BUMN maupun dalam daftar BEI tetapi penelitian ini hanya menitikberatkan pada bank yang termasuk dalam Bank Umum Syariah. B. Kerangka Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) memiliki hubungan dengan kinerja bank, karena kinerja dari suatu perusahaan perbankan tidak dapat dipisahkan dengan manajemen bank. Jensen dan Meckling (1976) dalam Ujiyanto (2007) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal). Dengan adanya hubungan antara kedua belah pihak maka manajer (agent) mempunyai tanggung jawab untuk melaporkan hasil kerjanya kepada para pemegang saham atau pemilik. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah keagenan (agency problem) karena kemungkinan manajer (agent) tidak
15
selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost) (Najmudin, 25:2011). Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham) hal tersebut menimbulkan asimetri
informasi
(http://anggyansyah.blogspot).
Sehingga
para
pemegang saham khawatir manajer hanya bekerja untuk memaksimalkan kepentingan sendiri daripada bekerja untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Untuk mengurangi adanya hal tersebut maka dilakukan perencanaan kompensasi yang baik yang memotivasi manajer agar bekerja bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri namun juga para pemegang saham (Najmudin, 26:2011). Eisenhardt (1989) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya (Haris, 2004) dalam Ujiyantho (2007). Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka diketahui bahwa manajer maupun pemegang saham mempunyai kepentingan yang berbeda dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat keuntungan yang dikehendaki.
16
2. Bank Syariah a. Pengertian Bank Syariah Bank syariah adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Menurut Veitzhal (2007:733) bank syariah adalah bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan Syariah. Dijelaskan lebih lanjut oleh Veitzhal (2007:759) bank syariah adalah lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), berprinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal. Bank syariah sering dipersamakan dengan bank tanpa bunga. Bank tanpa bunga merupakan konsep yang lebih sempit dari bank syariah, ketika sejumlah instrumen atau operasi syariah selain menghindari bunga, juga secara aktif turut berpartisipasi dalam mencapai sasaran dan tujuan dari ekonomi Islam yang berorientasi pada kesejahteraan sosial.
17
Menurut ensiklopedia Islam, bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran operasionalnya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank syariah adalah lembaga yang menghimpun dan menyalurkan dana serta jasa-jasa lain sesuai prinsip-prinsip syariah. b. Kegiatan Bank Syariah Berdasarkan booklet Perbankan Indonesia (2014), kegiatan usaha bank umum syariah adalah: 1) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 2) Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 3) Menyalurkan
pembiayaan
bagi
hasil
berdasarkan
akad
mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
18
4) Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam, akad istishna’, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 5) Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 6) Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 7) Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 8) Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. 9) Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip syariah, antara lain, seperti akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah. 10) Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau BI. 11) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan prinsip syariah.
19
12) Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu akad yang berdasarkan pinsip syariah. 13) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan prinsip syariah. 14) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah. 15) Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah. 16) Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan prinsip syariah. 17) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 18) Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip syariah. 19) Melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. 20) Melakukan
kegiatan
penyertaan
modal
sementara
untuk
mengatasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya.
20
c. Sumber Dana Bank Syariah Sumber dana bank ( Kasmir, 2014:50) adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Perolehan dana tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lain. Dana-dana
yang digunakan
bank
untuk
melaksanakan
operasionalnya berasal dari dana-dana sebagai berikut (Sinangun, 1993): 1) Dana pihak pertama, yaitu dana milik sendiri yang berasal dari para pemilik saham. 2) Dana pihak kedua, yaitu dana yang berasal dari pinjaman kepada pihak luar. 3) Dana pihak ketiga, yaitu dana yang berasal dari simpanan masyarakat. Bank syariah dapat menarik dana pihak ketiga tersebut dalam berbagai bentuk simpanan yaitu: a) Titipan (wadiah), yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan. b) Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko untuk investasi umum dimana bank akan membayar keuntungan secara proporsional dengan portofolio yang didanai dengan modal tersebut.
21
c) Investasi khusus dimana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee, jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil risiko atas investasi. Dengan demikian dana yang dimilki oleh bank syariah berasal dari (Muhammad, 2002:232): 1) Modal inti (Core Capital), adalah modal sendiri yang berasal dari pemegang saham. Pada umumnya dana modal terdiri dari: a) Modal yang disetor para pemegang saham. b) Cadangan. c) Laba yang ditahan. 2) Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account) Bank menghimpun dana berasal dari bagi hasil atas dasar prinsip mudharabah, yaitu akad kerjasama atas pemilik dana dengan pengusaha untuk melakukan usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya sebagai pemilik dana, bank menyediakan berbagai jasa bagi para investor berupa: a) Rekening investasi umum. b) Rekening investasi khusus. c) Rekening tabungan mudharabah. 3) Titipan (wadiah) atau simpanan tanpa imbalan
22
Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank yang biasanya berupa giro atau tabungan. d. Prinsip Operasi Perbankan Syariah Prinsip syariah dalam kegiatan usaha bank syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antar bank dan pihak lain untuk penyimpanan dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah. Prinsip operasi bank syariah menurut Simorangkir, (2004 : 40) adalah sebagai berikut : 1) Wadi’ah Perjanjian antara pemilik barang (termasuk uang) dengan penyimpan (termasuk bank) dimana pihak penyimpan bersedia untuk menyimpan dan menjaga keselamatan barang yang dititipkan padanya. Dalam hal ini terdapat dua jenis wadi’ah yaitu wadi’ah amanah dan wadi’ah dhamanah. 2) Mudharabah Perjanjian antara pemilik modal (uang atau barang) dengan pengusaha (entrepreneur). Mudharabah merupakan hubungan berserikat antara pemilik dana atau harta dan pihak yang memiliki keahlian atau pengalaman. Dalam perjanjian ini pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu proyek atau usaha dan pengusaha setuju untuk mengelola usaha atau proyek tersebut dengan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian.
23
3) Musyarakah Perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih pemilik modal (uang atau barang) untuk membiayai suatu usaha. Keuntungan dari usaha tersebut dibagi sesuai dengan persetujuan pihak-pihak tersebut. 4) Murabahah Persetujuan jual beli suatu barang dengan harga sebesar harga pokok ditambah keuntungan yang disepakati bersama. Persetujuan tersebut juga meliputi cara pembayaran sekaligus. 5) Bai’ Bithaman Ajil Persetujuan jual beli barang dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama. Persetujuan ini termasuk pula jangka waktu pembayaran dan jumlah angsuran. 6) Ijarah Perjanjian
antara
pemilik
barang
dengan
penyewa
yang
membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Setelah masa sewa berakhir maka barang akan dikembalikan pada pemilik. 7) Ta’jiri Perjanjian
antara
pemilik
barang
dengan
penyewa
yang
membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa sesuai persetujuan kedua belah pihak.
24
Setelah masa sewa berakhir, pemilik barang menjual barang tersebut kepada penyewa dengan harga yang disetujui kedua belah pihak. 8) Sharf Kegiatan jual beli mata uang dengan mata uang lainnya. Apabila yang diperjual belikan adalah mata uang yang sama, nilai mata uang tersebut haruslah sama, dan penyerahannya juga pada waktu yang sama. 9) Al Qard Ul Hasan Perjanjian pinjam meminjam uang atau barang dengan tujuan untuk membantu
penerima
pinjaman.
Penerima
pinjaman
wajib
mengembalikan utangnya dalam jumlah yang sama. Apabila peminjam tidak mampu mengembalikannya pada waktunya maka peminjam tidak boleh dikenakan sanksi. Atas kerelaannya, peminjam diperbolehkan memberikan uang atau barang kepada pemilik. 10) Al Bai’al Dayan Perjanjian jual beli secara diskonto atas piutang tagihan yang berasal dari jual beli barang dan jasa. 11) Kafalah Jaminan yang diberikan dari suatu pihak kepada suatu pihak lain, dimana
pihak
pemberi
25
jaminan
bertanggung
jawab
atas
pembayaran kembali suatu utang atau pelaksanaan prestasi tertentu yang menjadi hak penerima jaminan. 12) Rahn Menjadikan barang-barang berharga
sebagai agunan untuk
menjamin dipenuhinya suatu kewajiban. 13) Hiwalah Pengalihan kewajiban dari suatu pihak yang mempunyai kewajiban kepada pihak lain. 14) Wakalah Perjanjian pemberian kuasa kepada pihak lain yang ditunjuk untuk mewakilinya dalam melaksanakan suatu tugas/kerja atas nama pemberi kuasa. e. Tujuan Bank Syariah Bank syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut (Melasari, 2013) : 1) Menggairahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalat secara Islam, khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan agar
terhindar
dari
praktik-praktik
riba
atau
jenis-jenis
usaha/perdagangan lain yang mengandung unsur gharar (tipuan), dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi rakyat.
26
2) Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana. 3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian usaha. 4) Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari negara-negara yang sedang berkembang. Upaya bank syariah dalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program pembinaan produsen, pembinaan pedagang perantara, program pembinaan konsumen, program pengembangan modal kerja, dan program pengembangan usaha bersama. 5) Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas bank syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi diakibatkan adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak sehat antara lembaga keuangan. 3. Kesehatan Bank Berdasarkan UU RI No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan pasal 29 menyebutkan bahwa bank dikatakan sehat apabila bank tersebut
27
memenuhi dalam aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen, rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank. Budisantoso dan Triandaru (2006:51) dalam Anshari (2013) mengartikan bahwa kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal seperti kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari modal sendiri, kemampuan mengelola dana, kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain, pemenuhan peraturan perbankkan yang berlaku dan mampu memenuhi semua kewajiban dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Dari pengertian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan bank adalah kemampuan bank untuk melakukan kegiatan operasionalnya sesuai dengan aturan yang berlaku. Kesehatan bank mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh bank, kegiatan ini meliputi (Susilo,dkk : 2000): a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari modal sendiri. Bank menghimpun dana dari masyarakat biasanya dilakukan dengan menawarkan berbagai jenis produk simpanan. Jenis-jenis simpanan yang biasanya digunakan adalah simpanan giro, tabungan dan deposito. Sedangkan pengimpunan dana dari lembaga lain dilakukan
28
saat bank mengalami kesulitan keuangan. Dana tersebut diperoleh dari Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), pinjaman antar bank (call money), pinjaman dari bank-bank luar negeri dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Kemudian dana bank yang berasal dari modal sendiri adalah dana yang diperoleh dari setoran para pemegang saham. b. Kemampuan mengelola dana. Bank hendaknya mampu mengelola dananya dengan baik, mulai dari mencari sumber-sumber dana bank, mengatur regulasi dana bank agar tidak terjadi kredit macet dan bank kekurangan dana, serta mengatur agar dapat selalu memecahkan masalah keuangan yang dihadapi. c. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal dan pihak lain. Kewajiban
bank
kepada
masyarkat
adalah
kewajiban
bank
menyediakan dana masyarkat yang telah dititipkan apabila sewaktuwaktu akan diambil. Kemudian kewajiban bank kepada karyawan adalah kewajiban memberikan upah sesuai dengan yang diperjanjikan serta tepat waktu. Kewajiban bank terhadap pemilik modal adalah kewajiban untuk memberikan pendapatan atau keuntungan sesuai dengan dana yang telah diinvestasikan. Sedangkan kewajiban bank terhadap pihak lain adalah apabila bank meminjam dana, maka bank harus mengembalikan dana tersebut sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
29
d. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya, bank mempunyai aturan yang berasal dari Bank Indonesia maupun pihak lain yang berwenang membuat peraturan. Kewajiban bank adalah mematuhi peraturan tersebut agar kegiatan bank terlaksana dengan baik. Berdasarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia telah menetapkan sistem penilaian tingkat kesehatan bank berbasis risiko menggantikan penilaian CAMELS yang dulunya diatur dalam PBI No.6/10/PBI/2004. Penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan berdasarkan risiko (Risk-based Bank Rating) merupakan penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik, rentabilitas, dan permodalan. Pendekatan tersebut memungkinkan Bank Indonesia sebagai pengawas melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan (Wirawan:2013). Dalam PBI No. 13/1/PBI/2011 penilaian Risk Based Bank Rating (RBBR) penilaiannya meliputi:
30
a. Profil risiko (risk profile) Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank yang dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko yaitu: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi. Berdasarkan hasil pengawasan, jenis risiko yang menonjol dalam industri perbankan nasional adalah risiko kredit dan operasional. b.
Good Corporate Governance (GCG) Penilaian terhadap faktor GCG merupakan penilaian terhadap manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG sebagaimana diatur dalam PBI GCG yang didasarkan pada 3 (tiga) aspek utama yaitu Governance Structure, Governance Process dan Governance Outcomes. Governance Structure mencakup pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komisaris dan Direksi serta kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite. Governance Process mencakup penerapan fungsi kepatuhan bank, penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi audit intern dan ekstern, penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern, penyediaan dana kepada pihak terkait dan dana besar, serta rencana strategis bank. Governance Outcomes mencakup transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal. Penerapan GCG yang memadai sangat diperlukan dalam pengelolaan
31
perbankan mengingat SDM yang menjalankan bisnis perbankan merupakan faktor kunci yang harus memiliki integritas dan kompetensi yang baik. c. Rentabilitas (earnings) Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings) meliputi penilaian terhadap
kinerja
earnings,
sumber-sumber
earnings,
dan
sustainability earnings bank. Tindakan pengawasan yang dilakukan antara
lain
meminta
bank
agar
meningkatkan
kemampuan
menghasilkan laba seperti melalui peningkatan efisiensi dan volume usaha dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. d. Permodalan (capital) Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan. Bagi bank yang dinilai masih perlu meningkatkan modal untuk mendukung kegiatan usaha, Bank Indonesia antara lain meminta agar pemegang saham bank menambah modal, mencari investor baru dan/atau mengurangi proporsi pembagian dividen kepada pemegang saham. Sedangkan untuk penilaiannya untuk tingkat kesehatan bank juga berbeda yaitu menggunakan komposit dalam penilaiannya. Tabel 2.2 Kategori Peringkat Komposit untuk Tingkat Kesehatan Bank PK PK-1
Keterangan Mencerminkan kondisi bank secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh
32
PK-2
PK-3
PK-4
PK-5
negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktorfaktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum sangat baik. Apabila terdapat kelemahan, maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan. Mencerminkan kondisi Bank secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum baik. Apabila terdapat kelemahan, maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan. Mencerminkan kondisi Bank secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktorfaktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum cukup baik. Apabila terdapat kelemahan, maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan apabila tidak berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu kelangsungan usaha Bank. Mencerminkan kondisi Bank secara umum kurang sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktorfaktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan yang secara umum signifikan dan tidak dapat diatasi dengan baik oleh manajemen serta mengganggu kelangsungan usaha Bank. Mencerminkan kondisi Bank secara umum tidak sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktorfaktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang baik. Terdapat kelemahan yang secara umum sangat signifikan sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan dana dari pemegang saham atau sumber dana dari pihak lain untuk memperkuat kondisi keuangan Bank.
Sumber : Bank Indonesia (2011)
33
4. Rasio Keuangan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Rasio keuangan adalah angka
yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara Utang dan Modal, antara Kas dan Total Aset, antara Harga Pokok Produksi dengan Total Penjualan, dan sebagainya (Harahap, 2013:297). Teknik ini sangat lazim digunakan para analisis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Keunggulan analisis rasio keuangan dibandingkan analisis dengan teknik lain adalah (Harahap, 2013:298): a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhstisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain Kelemahan analisis rasio keuangan dibanding analisis dengan teknik lain adalah (Harahap, 2013:298): a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat. b. Sulit jika data tidak sinkron. c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. Mengenai penilaian tingkat kesehatan bank dengan metode Risk Based Bank Rating (RBBR) (berupa faktor kuantitatif dan kualitatif yang
34
terdiri dari: Profil risiko, Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas dan Permodalan). Namun biasanya faktor yang mudah diukur adalah faktor kuantitatif karena berupa rasio – rasio keuangan dan datanya mudah diperoleh. Dalam penilaian tingkat kesehatan bank dengan metode Risk Based Bank Rating (RBBR) faktor kuantitatif adalah profil risiko: risiko keuangan (kuantitatif), rentabilitas dan permodalan. a. Profil Risiko (Risk Profil) Bank Indonesia mendefinisikan risiko sebagai potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian (loss). Hal ini berarti pula bahwa risiko selalu melekat pada setiap aktivitas usaha bank dan risiko akan dapat menjadi berbahaya apabila tidak dimengerti, tidak terukur dan tidak dikelola atau dikendalikan (Wirawan, 2013). Manajemen risiko dalam pengawasan bank akan memfokuskan pada dual hal pokok, yaitu proses manajemen risiko itu sendiri dan pendekatan kuantitatif atas risiko tersebut. Proses manajemen risiko perlu untuk mengetahui apakah kegiatan pengendalian atas setiap risiko sudah dilakukan dalam kegiatan operasional bank, sedangkan pendekatan kuantitatif diperlukan untuk mengatur sampai seberapa jauh risiko yang dihadapi dan seberapa besar kerugian yang akan dialami (Eva, 2010).
35
1) Risiko Kredit (Credit risk) Risiko kredit (credit risk) didefinisikan sebagai kemungkinan kegagalan debitur mengembalikan kredit yang diberikan oleh bank. Bank Indonesia mengklasifikasikan kredit non produktif kedalam tiga kategori yaitu kredit kurang lancar, diragukan, dan macet. Risiko kredit ditunjukkan dengan besaran Non performing loan atau dalam bank syariah dikenal dengan nama Non Performing Finance yaitu jumlah aktiva non produktif dibagi dengan total kredit yang diberikan bank (Latumaerissa, 1999:84). Rasio NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk kualitas kredit yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar sehingga dapat menyebabkan kemungkinan suatu
bank
dalam
kondisi
bermasalah
semakin
besar
(Herdiningtyas,2005). Maka dalam hal ini semakin tinggi rasio NPL maka semakin rendah profitabilitas suatu bank.
Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, NPL dihitung dari perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit. Dalam bank syariah kredit digantikan dengan nama pembiayaan. NPL/NPF =
(
) (
36
)
(2.1)
2) Risiko Pasar (Market Risk) Risiko pasar (Market Risk) adalah risiko dari suatu entitas yang mungkin mengalami kerugian sebagai akibat dari fluktuasi pergerakan harga pasar, karena perubahan harga (volatilitas) instrumen-instrumen
pendapatan
tetap,
instrumen-instrumen
ekuitas, komoditas, kurs mata uang, dan kontrak-kontrak di luar neraca terkait. Selain itu, risiko pasar juga berasal dari risiko valuta asing umum dan risiko komoditas seluruh bank ( di bidang perdagangan
dan
pembukuan
perbankan)
(Greuning
dan
Bratanovic, 2011:197). Risiko pasar dihitung dengan Net Interset Margin yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga kredit yang disalurkan. Semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil dan kinerja bank tersebut akan semakin baik ( Griha, Zulbahridar, dan Andri ,2014).
Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, NIM dihitung dari
perbandingan antara
pendapatan bunga terhadap aktiva produktif. NIM =
(2.2)
37
3) Risiko Likuiditas (Liquidity risk) Risiko likuiditas (liquidity risk) menunjukkan risiko yang dihadapi oleh bank karena mengalami kegagalan untuk memenuhi kewajiban terhadap deposannya, dengan alat-alat likuid yang tersedia karena harus digunakan oleh bank yang bersangkutan untuk membayar kewajiban yang harus segera dilunasi (Harahap, 2013:301). Dalam penelitian ini menggunakan Loan/Finance to Deposite Ratio untuk menghitung likuiditas dimana semakin tinggi rasio likuiditas maka kemungkinan bank mengalami kerugian semakin rendah karena dapat menyalurkan kredit dengan efektif secara otomatis laba akan semakin meningkat (Dewi, Sinarwati dan Darmawan, 2014). Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, LDR dihitung dari perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah dana pihak ketiga. Dalam bank syariah kredit digantikan dengan nama pembiayaan. LDR/FDR =
(
)
(2.3)
b. Rentabilitas (Earning) Rentabilitas (earnings) (Veitzhal, 2007:720) adalah untuk memastikan efisiensi dan kualitas pendapatan bank secara benar dan akurat yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings) meliputi penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber earnings, dan sustainability earnings Bank.
38
Rasio
keuangan
penilaian
rentabilitas
dalam
penelitian
ini
menggunakan rasio BOPO. Rasio ini yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional
terhadap
pendapatan
operasional
(Dendawijaya,
2009:130). Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan laba bank akan semakin meningkat (Griha, Zulbahridar, dan Andri ,2014). Besarnya nilai BOPO dapat dihitung dengan rumus
(Dendawijaya, 2009:129): BOPO =
x 100%
(2.4)
c. Permodalan (Capital) Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan. Rasio untuk menilai permodalan ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
39
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya, 2009: 121). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Dendawijaya, 2009:121): CAR =
x 100 %
(2.5)
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko (Dendawijaya, 2009:121). Seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR. Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank (Griha, Zulbahridar, dan Andri ,2014)
5. Kinerja Bank Kinerja Bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik yang menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia (Jumingan, 2006:239). Berdasarkan apa yang dinyatakan di atas, kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana
40
yang biasa diukur dengan indikator solvabilitas, likuiditas dan profitabilitas (Harahap, 2013:300). Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi (Harahap, 2013:303). Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka
pendeknya
(Harahap,
2013:301).
Rasio
profitabilitas
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapat laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan , jumlah cabang, dan sebagainya (Harahap, 2013:301). Menurut Rachmawati (2013) profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Profitabilitas atau disebut dengan rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Hasibuan, 2006:100). Profitabilitas suatu bank digunakan untuk mengukur dan melihat keberhasilan, kemampuan serta kinerja suatu bank didalam menggunakan aktivanya secara produktif (Rachmawati,2013). Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan, salah satunya dengan menggunakan rasio Return On Asset.. ROA adalah rasio yang digunakan mengukur kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relatif dibandingkan dengan total asetnya (Harahap, 2013:305). Besarnya ROA dapat dihitung dengan rumus (Harmono, 2009 : 119):
41
ROA =
x 100%
(2.6)
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya, 2009:118). C. Kerangka Penelitian Berdasarkan uraian landasan teori dan penelitian terdahulu di atas, maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Resiko Kredit (NPL/NPF) (X1) Resiko Pasar (NIM) (X2) Resiko likuiditas (LDR/FDR)(X3) Rentabilitas (BOPO)(X4)
H1 (-) H2 (+)
Kinerja Bank (Y)
H3 (+) H4 (-) H5 (+)
Permodalan (CAR) (X5)
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
D. Hipotesis Hipotesis merupakan suatu jawaban permasalahan sementara yang bersifat dugaan dari suatu penelitian. Dugaan ini harus dibuktikan kebenarannya melalui data empiris (fakta lapangan). Hipotesis dapat benar
42
atau terbukti dan tidak terbukti setelah didukung oleh fakta-fakta dari hasil penelitian lapangan (Supardi, 2005:69). Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Pengaruh Risiko Kredit Terhadap Kinerja Bank Credit risk didefinisikan sebagai kemungkinan kegagalan debitur mengembalikan kredit yang diberikan oleh bank. Bank Indonesia mengklasifikasikan kredit non produktif kedalam 3 kategori yaitu kredit kurang lancar, diragukan, dan macet. Risiko kredit ditunjukkan dengan besaran Non performing loan atau dalam bank syariah dikenal dengan nama Non Performing Finance yaitu jumlah aktiva non produktif dibagi dengan total kredit yang diberikan bank (Latumaerissa, 1999:84). Herdiningtyas (2005) dan Rachmawati (2013) menyatakan bahwa
Semakin besar Non Performing Loan (NPL) berarti risiko kredit semakin tinggi.
Bank
dapat
mengkompensasikan
pemberian
kredit
yang
mempunyai risiko tinggi diimbangi dengan pendapatan yang lebih tinggi melalui penetapan suku bunga di atas normal. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan pemberian kredit yang tepat dan efektif yang diterapkan perbankan agar tingkat kredit bermasalah dapat berkurang. Semakin rendah rasio ini maka kemungkinan bank mengalami kerugian sangat rendah yang secara otomatis laba akan semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djazuli (2015) di 8 Bank Umum Syariah tahun 2010-2013 menyatakan bahwa
43
NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA dan penelitian Wibowo dan Saichu (2013) di bank syariah tahun 2008-2011 juga mendapatkan hasil yang tidak signifikan. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Dayu (2015) di 30 Bank Konvensional pada tahun 20102013 juga mendapatkan hasil bahwa NPL tidak signifikan terhadap ROA. Ariani dan Ardian (2015) di LPD kab. Bandung pada tahun yang sama membuktikan bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis: H1 : Risiko Kredit (NPL/NPF) berpengaruh negatif terhadap Kinerja Bank (ROA) 2. Pengaruh Risiko Pasar Terhadap Kinerja Bank Resiko pasar (Market Risk) adalah risiko dari suatu entitas yang mungkin mengalami kerugian sebagai akibat dari fluktuasi pergerakan harga pasar, karena perubahan harga (volatilitas) instrumen-instrumen pendapatan tetap, instrumen-instrumen ekuitas, komoditas, kurs mata uang, dan kontrak-kontrak di luar neraca terkait. Selain itu, risiko pasar juga berasal dari risiko valuta asing umum dan risiko komoditas seluruh bank (di bidang perdagangan dan pembukuan perbankan) (Greuning dan Bratanovic, 2011:197). Risiko pasar dihitung dengan Net Interset Margin yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga kredit yang disalurkan.
44
Menurut Rachmawati (2013) dan Griha, Zulbahridar, dan Andri (2014) semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan
bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil dan kinerja bank tersebut akan semakin baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi, Herawati dan Sulindawati (2015) di Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar di BEI periode 2009-2013 mendapatkan hasil bahwa NIM berpengaruh signifikan terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan Dayu (2015) di 30 Bank Konvensional pada tahun 2010-2013 juga mendapatkan hasil bahwa NIM positif dan signifikan berpengaruh terhadap ROA. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis: H2 : Risiko Pasar (NIM) berpengaruh positif terhadap Kinerja Bank (ROA) 3. Pengaruh Risiko Likuiditas Terhadap Kinerja Bank Liquidity risk menunjukkan risiko yang dihadapi oleh bank karena mengalami kegagalan untuk memenuhi kewajiban terhadap deposannya, dengan alat-alat likuid yang tersedia karena harus digunakan oleh bank yang bersangkutan untuk membayar kewajiban yang harus segera dilunasi (Harahap,
2013:301).
Dalam
beberapa
penelitian
sebelumnya
menyimpulkan bahwa dimana semakin tinggi rasio likuiditas maka kemungkinan bank mengalami kerugian semakin rendah secara otomatis
45
laba akan semakin meningkat. LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir, 2011:290). Semakin tinggi rasio LDR maka semakin baik kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin tinggi kemampuan bank yang bersangkutan dalam menyalurkan kredit yang potensial bagi peningkatan laba (Dendawijaya, 2009:116). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Djazuli (2015) di 8 Bank Umum Syariah tahun 2010-2013 bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis: H3 : Resiko Likuiditas (LDR/FDR) berpengaruh positif terhadap Kinerja Bank (ROA) 4. Pengaruh Rentabilitas Terhadap Kinerja Bank Earnings (Veitzhal, 2007:720) adalah untuk memastikan efisiensi dan kualitas pendapatan bank secara benar dan akurat yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings) meliputi penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber earnings, dan sustainability earnings Bank. Rasio keuangan penilaian rentabilitas dalam penelitian ini menggunakan rasio BOPO.
46
Rasio ini yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Dendawijaya, 2009:130). Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan laba bank akan semakin meningkat (Dewi, Sinarwati dan Darmawan, 2014). Hal ini didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wibowo dan Saichu (2013) di Bank Syariah pada tahun 2008-2011 menunjukkan hasil bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA hal ini juga didukung Sudiyatno (2013) dengan penelitian yang dilakukan di 96 perusahaan perbankan selama 2007-2010. Penelitian oleh Ardi, Nugaraha dan Saryadi (2015) dengan penelitian di 35 bank umum yang telah go public pada tahun 2008-2012 juga menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh terhadap ROA. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis: H4 : Rentabilitas (BOPO) berpengaruh negatif terhadap Kinerja Bank (ROA) 5. Pengaruh Permodalan Terhadap Kinerja Bank Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan. Rasio untuk menilai permodalan ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR).
47
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, serat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya, 2009:121). Tingkat
CAR
yang
ideal
akan
meningkatkan
kepercayaan
masyarakat sebagai pemilik dana terhadap bank sehingga masyarakat akan memiliki keinginan yang lebih untuk menyimpan dananya di bank, yang pada akhirnya bank akan memiliki kecukupan dana untuk menjalankan kegiatan operasionalnya seperti pemberian kredit kepada masyarakat yang memungkinkan bank untuk dapat memperoleh laba lebih dari kenaikan pendapatan bunga kredit yang dikucurkannya (Dewi, Sinarwati dan Darmawan, 2014). Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank (Griha, Zulbahridar, dan Andri ,2014).
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni dan Suwardika (2014) di BUMN dengan data yang diperoleh
48
adalah data bulanan dari laporan keuangan publikasi bank-bank pemerintah selama tiga tahun, yaitu tahun 2010-2012 mendapatkan hasil bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA dan hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Aldi, Nugraha dan Saryadi (2015) di 35 Bank Umum periode 2008-2012. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis: H5 : Permodalan (CAR) berpengaruh positif terhadap Kinerja Bank (ROA)
49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian kuantitatif dengan data yang digunakan adalah data sekunder untuk semua variabel yaitu kinerja bank dan data rasio-rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan Bank Syariah selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Perbankan Syariah di Indonesia pada periode 2010-2014, melalui akses internet ke website bank-bank yang termasuk dalam sampel maupun akses ke www.bi.go.id C. Populasi dan Sampel Populasi menurut Supardi (2005:101) adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah dan waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan diamati. Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Syariah di Indonesia. Sampel menurut Supardi (2005:103) adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek penelitian sebagai wakil dari para anggota populasi.teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling (penarikan sampel secara tidak acak). Menurut Sugiyono (2010:66), nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota yang dipilih menjadi sampel. Bagian dari nonprobability sampling
50
yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010:68) yang dimaksud purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan cara pertimbangan tertentu. Kriteria-kriteria pemilihan sampel tersebut diantaranya, perusahaan perbankan yang terdaftar sebagai perusahaan perbankan yang go public antara lain: 1) Bank yang menerbitkan annual report selama 5 tahun berturut-turut yaitu tahun 2010-2014. 2) Laporan keuangan dalam annual report harus mempunyai tahun buku yang berakhir 31 desember. 3) Bank Syariah yang termasuk dalam Bank Umum Syariah. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah bank yang termasuk dalam Bank Umum Syariah berjumlah 11 bank yaitu sebagai berikut: Tabel 3.1 Daftar nama bank sampel No. Nama Bank 1 BNI Syariah 2 Bank Mega Syariah 3 Bank Muamalat 4 Bank Mandiri Syariah 5 BRI Syariah 6 Bank Syariah Bukopin 7 Bank Jabar Banten Syariah 8 BCA Syariah 9 Panin Bank Syariah 10 Bank Victoria Syariah 11 Maybank Syariah Sumber : www.bi.go.id Alasan menggunakan Bank Umum Syariah adalah: 1. Jumlah modal yang disetor minimal 1 Triliyun dapat berupa rupiah atau valuta asing. Hal ini menggambarkan bahwa modal yang dimiliki 51
dapat menjamin bank tersebut baik dari segi permodalan dan dapat berdampak pada perluasan bank dan berorientasi profit. Karena bank yang terlalu kecil modalnya dapat mengakibatkan ketidakpercayaan calon nasabah karena takut uang miliknya tidak dapat diambil lagi ketika bank mengalami resiko kerugian usaha (Latumaerissa, 1999:84). 2. Sumber dana modal disetor untuk pendirian bank umum baru tidak boleh berasal dari dana pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank atau pihak lain di Indonesia. Hal ini mengantisipasi adanya risiko likuiditas karena disetorkan untuk modal pendirian bank. Saat modal disetor tersebut berasal dari pinjaman maka pemilik modal tidak memiliki tidak mempunyai jaminan apapun ketika terkena likuiditas sehingga tidak dapat mengcover kerugian jangka
panjang
yang
disebabkan
oleh
penurunan
aktivanya
(Dendawijaya, 2009:120). D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengumpulan data dari basis data sebab penulis mengambil data sekunder. Metode ini dilakukan melalui pengumpulan dan pencatatan data laporan tahunan pada masing-masing bank syariah yang menjadi sampel penelitian selama periode tahun 2010-2014. Data dalam penelitian ini diperoleh dari internet dengan cara mendownload laporan tahunan dari masing-masing bank tersebut yang dipublikasikan melalui website Bank Indonesia.
52
E. Jenis dan Sumber Data 1) Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu (Bawono, 2006: 30). Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari data rasio-rasio kesehatan bank yaitu permodalan dihitung dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), risiko pasar dihitung dengan Net Interest Margin (NIM), risiko kredit dihitung dengan Non Performing Loan / Finance (NPL/NPF), risiko likuiditas dihitung dengan Loan to Deposit Ratio/ Finance to Deposite Ratio (LDR/FDR), rentabilitas dihitung dengan Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) dan kinerja bank dihitung dengan Return on Asset (ROA) tahun 2010-2014. 2) Sumber Data Sumber data diperoleh dari website Bank Indonesia, yaitu www.bi.go.id dan dari website bank yang dijadikan obyek dalam penelitian F. Definisi Operasional Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh kesehatan bank terhadap kinerja di bank syariah. Komponen dari kesehatan bank yaitu diukur menggunakan metode Risk Based Bank Rating (RBBR). Tiap-tiap komponen dihitung dengan menggunakan rumus masing-masing variabel.
53
1. Komponen Kesehatan Bank d. Profil Risiko (Risk Profil) Bank Indonesia mendefinisikan risiko sebagai potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian (loss). Hal ini berarti pula bahwa risiko selalu melekat pada setiap aktivitas usaha bank dan risiko akan dapat menjadi berbahaya apabila tidak dimengerti, tidak terukur dan tidak dikelola atau dikendalikan (Wirawan,2013). 4) Resiko Kredit (Credit risk) Credit risk didefinisikan sebagai kemungkinan kegagalan debitur mengembalikan kredit yang diberikan oleh bank. Bank Indonesia mengklasifikasikan kredit non produktif kedalam 3 kategori yaitu kredit kurang lancar, diragukan, dan macet. Risiko kredit ditunjukkan dengan besaran Non performing loan atau dalam bank syariah dikenal dengan nama Non Performing Finance yaitu jumlah aktiva non produktif dibagi dengan total kredit yang diberikan bank (Latumaerissa, 1999:84). Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, NPL dihitung dari perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit. Dalam bank syariah kredit digantikan dengan nama pembiayaan. NPL/NPF =
(
) (
54
)
(3.1)
Perhitungan NPL/NPF yang digunakan adalah NPL/NPF dari bank sampel yaitu 11 bank yang termasuk dalam Bank Umum Syariah. 5) Resiko Pasar (Market Risk) Resiko pasar (Market Risk) adalah risiko dari suatu entitas yang mungkin mengalami kerugian sebagai akibat dari fluktuasi pergerakan harga pasar, karena perubahan harga (volatilitas) instrumen-instrumen
pendapatan
tetap,
instrumen-instrumen
ekuitas, komoditas, kurs mata uang, dan kontrak-kontrak di luar neraca terkait. Selain itu, resiko pasar juga berasal dari resiko valuta asing umum dan resiko komoditas seluruh bank (di bidang perdagangan
dan
pembukuan
perbankan)
(Greuning
dan
Bratanovic, 2011:197). Dalam penelitian ini resko pasar dihitung dengan rasio Net Interest Margin (NIM). Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, NIM dihitung dari
perbandingan antara
pendapatan bunga terhadap aktiva produktif. Net Interest Margin yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank
dalam
menyalurkan
kredit,
mengingat
pendapatan
operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga kredit yang disalurkan. NIM =
(3.2)
55
Perhitungan NIM yang digunakan adalah NIM dari bank sampel yaitu 11 bank yang termasuk dalam Bank Umum Syariah. 6) Resiko Likuiditas (Liquidity risk) Liquidity risk menunjukkan risiko yang dihadapi oleh bank karena mengalami kegagalan untuk memenuhi kewajiban terhadap deposannya, dengan alat-alat likuid yang tersedia karena harus digunakan oleh bank yang bersangkutan untuk membayar kewajiban yang harus segera dilunasi (Harahap, 2013:301). Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, LDR dihitung dari perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah dana pihak ketiga. Dalam bank syariah kredit digantikan dengan nama pembiayaan. LDR/FDR =
(
)
(3.3)
Perhitungan LDR/FDR yang digunakan adalah LDR/FDR dari bank sampel yaitu 11 bank yang termasuk dalam Bank Umum Syariah. e. Rentabilitas (Earning) Earnings (Veitzhal, 2007:720) adalah untuk memastikan efisiensi dan kualitas pendapatan bank secara benar dan akurat yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio keuangan penilaian rentabilitas dalam penelitian ini menggunakan rasio BOPO. Rasio ini yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
56
operasional
terhadap
pendapatan
operasional
(Dendawijaya,
2009:130). Besarnya nilai BOPO dapat dihitung dengan rumus (Dendawijaya, 2009:129): BOPO =
x 100%
(3.4)
Perhitungan BOPO yang digunakan adalah BOPO dari bank sampel yaitu 11 bank yang termasuk dalam Bank Umum Syariah. f. Permodalan (Capital) CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, serat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Dendawijaya, 2009:121): CAR =
x 100 %
(3.5)
Perhitungan CAR yang digunakan adalah CAR dari bank sampel yaitu 11 bank yang termasuk dalam Bank Umum Syariah. 2. Kinerja Bank Kinerja Bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik yang menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia (Jumingan, 2006:239).
57
Menurut Rachmawati (2013) profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Profitabilitas atau disebut dengan
rentabilitas
adalah
kemampuan
suatu
perusahaan
untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu (Hasibuan, 2006:100). Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan, salah satunya dengan menggunakan rasio Return On Asset.. ROA adalah rasio yang digunakan mengukur kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relatif dibandingkan dengan total asetnya (Harahap, 2013:305). Besarnya ROA dapat dihitung dengan rumus (Harmono, 2009 : 119): ROA =
x 100%
(3.6)
Perhitungan NPL/NPF yang digunakan adalah NPL/NPF dari bank sampel yaitu 11 bank yang termasuk dalam Bank Umum Syariah. Secara garis besar definisi operasional digambarkan pada tabel 3.2 sebagai berikut : Tabel 3.2 Definisi Operasional No
Variabel
Definisi
Pengukuran
1
CAR
rasio kinerja CAR bank untuk mengukur x 100 % kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
58
Skala Pengukuran = Rasio (
)
2
BOPO
3
NIM
4
NPL/NPF
mengundang atau menghasilkan resiko Rasio ini yang BOPO sering disebut rasio efisiensi ini digunakan 100% untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional Net Interset NIM Margin yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga kredit yang disalurkan. Menghitung NPL/NPF resiko kredit = yang muncul
59
= Rasio x
= Rasio
( ) dalam laporan ( ) keuangan perbankan LDR/FDR mengukur LDR = Rasio 5 komposisi x jumlah kredit yang diberikan 100% dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. ROA ROA Rasio 6 ROA = x 100% digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan. Sumber : Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001; Dendawijaya (2009); Harmono (2009)
G. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari website masing-masing bank yang dijadikan sampel serta pada link www.bi.go.id. Data yang diambil yaitu data-data tentang rasio-rasio kesehatan bank terhadap kinerja bank yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan / Finance (NPL/NPF), Loan to Deposit Ratio/ Finance to Deposite Ratio (LDR/FDR), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) dan Return on Asset (ROA) selama tahun 2010-2014.
60
H. Analisis Data dan Hipotesis 1) Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian agar dapat diinterpretasikan dan mudah dipahami adalah: a) Uji Deskriptif Statistik Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum,
sum,
range,
kurtosis
dan
skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19). b) Asumsi Klasik Uji asumsi klasik terdiri dari heterokesdatisitas, autokorelasi, multikolinieritas, normalitas, yaitu sebagai berikut (Bawono, 2006: 115-186) : (1) Normalitas Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi, data variabel dependen dan independen yang kita pakai apakah berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji kolmogorovsmirnov untuk menguji kenormalan suatu data karena dengan uji ini menghasilkan nilai yang pasti. Jika nilai dari Asymp. Sig. (2tailed)-nya menunjukkan angka lebih dari 5% atau 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal tetapi sebaliknya jika nilai dari
61
Asymp. Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan angka kurang dari 5% atau 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. (2) Heterokesdatisitas Uji heterokesdatisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari pengamatan satu ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan beberapa metode. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode White Test. Dimana X2
hitung
< X2
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada gejala heterokedastisitas tetapi sebaliknya jika X 2 hitung > X2
tabel
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
ada
gejala
heterokedastisitas. (3) Autokorelasi Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode saat ini dengan periode sebelumnya. Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara data saat ini dengan data sebelumnya. Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan
62
pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut: (a) 0 < d < dl
: ada autokorelasi positif
(b) 4-dl < d < 4
: ada autokorelasi negatif
(c) Du < d < 4-du
: tidak ada autokorelasi positif maupun negatif
(d) dl ≤ d ≤ du
: tidak dapat disimpulkan
(e) du ≤ d ≤ 4-dl
: tidak ada autokorelasi negatif
(4) Multikolinearitas Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat kolerasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya. berarti multikolinearitas berguna untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan linier yang sempurna (pasti) di antara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Alat statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan variance inflation factor (VIF). Dalam metode variance inflation factor (VIF) dilihat dari hasil tolerance dan VIF-nya. Jika nilai dari tolerance lebih dari 0,1 maka dikatakan tidak terjadi multikolinearitas tetapi sebaliknya, jika nilai tolerance kurang dari 0,1 maka dikatakan terjadi multikolinearitas. Dan jika nilai VIF-nya menunjukkan nilai yang kurang dari 10,00 maka dikatakan tidak terjadi multikolinearitas tetapi, jika nilai VIF-nya
63
menunjukkan nilai yang lebih dari 10,00 maka dikatakan terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013:105). c) Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda adalah suatu teknik ketergantungan. Maka untuk menggunakannya, Anda harus dapat membagi variabel menjadi variabel dependen dan independen. Analisis regresi juga merupakan alat statistik yang digunakan bila variabel dependen dan independen berbentuk metrik. Akan tetapi, dalam keadaan tertentu variabel independen yang berupa data nonmetrik (variabel dummy, data berbentuk ordinal atau nominal) dapat juga digunakan (Sulaiman, 2004 : 77). Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan mempergunakan program SPSS 19. Analisis regresi berganda dipakai untuk menghitung besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian (variabel X) terhadap kejadian lainnya (variabel Y). Analisis regresi berganda dalam
penelitian ini
digunakan untuk mengetahui
pengaruh
permodalan dihitung dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), risiko pasar dihitung dengan Net Interest Margin (NIM),risiko kredit dihitung dengan Non Performing Loan/Finance (NPL/NPF),risiko likuiditas dihitung dengan Loan to Deposit Ratio/Finance to Deposite Ratio
(LDR/FDR),rentabilitas
dihitung
Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO)
64
dengan
Biaya
terhadap Return on
Asset (ROA) sebagai rasio kinerja di Bank Syariah periode tahun 2010-2014. Formulasi persamaan regresi berganda sendiri adalah sebagai berikut: Y = α - β1X1 + β2X2 + β3X3 - β4X4 + β5X5 + ε Di mana: Y = ROA (Return on Asset) α = bilangan konstanta β1-β5 = koefisien regresi dari masing-masing variabel independen X1 = NPL/NPF (Non Performing Loan / Finance) X2 = NIM (Net Interest Margin) X3 = LDR/FDR (Loan to Deposit Ratio/ Finance to Deposite Ratio) X4 = BOPO (Biaya Operasional/Pendapatan Operasional) X5 = CAR (Capital Adequacy Ratio) ε = variabel residual atau predictor error Analisa regresi berganda sering disebut juga analisa multivariate, karena variabel yang mempengaruhi naik turunnya dependen (Y) lebih dari satu variabel independen (X). Kondisi variabel independen (X) dalam mempengaruhi variabel dependen (Y) bervariasi bisa positif dan bisa negatif atau beraneka kondisi yang mempengaruhi (Bawono, 2006:85).
65
2) Hipotesis a) Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dan independen. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R 2 ≥ 1). Semakin besar R2 (mendekati 1) , semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka tidak ada hubungan antara variabel independen dan variabel independen (Bawono, 2006 : 94). Jika (R2) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 makin mendekati nol maka semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi untuk mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi semakin baik. b) Uji F ( Uji Serempak) Uji F dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel independen (X) secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen (Y). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel (Bawono, 2006 : 91). Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap varibel terikat. Dimana Fhitung>Ftabel, maka H0 ditolak.
66
Sebaliknya apabila Fhitung
ά (0,05), maka H0 diterima. (b) Jika sig < ά (0,05), maka H0 ditolak. c) Uji T (Uji Parsial) Uji T dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan dengan memperbandingkan t hitung dengan t tabel (Bawono, 2006 : 89). Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) . Signifikan berarti pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Penelitian ini menggunakan signifikansi 0,1 (10%). Jika sig > ά (0,1), maka H0 diterima dan jika sig < ά (0,1), maka H0 ditolak.
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pasal 1 ayat 3 menetapkan bahwa salah satu bentuk usaha bank adalah menyediakan pembiayaan dan atau melakukan usaha lain berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Veitzhal (2007:759) bank syariah adalah lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), berprinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal. Bank syariah sering dipersamakan dengan bank tanpa bunga. Bank tanpa bunga merupakan konsep yang lebih sempit dari bank syariah, ketika sejumlah instrumen atau operasi syariah selain menghindari bunga, juga secara aktif turut berpartisipasi dalam mencapai sasaran dan tujuan dari ekonomi Islam yang berorientasi pada kesehjahteraan sosial. Sedangkan bank umum syariah menurut UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah mendefinisikan bahwa bank umum syariah adalah bank
68
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Tabel 4.1 Daftar Nama Bank Umum Syariah No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Bank BNI Syariah Bank Mega Syariah Bank Muamalat Bank Mandiri Syariah BRI Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Jabar Banten Syariah BCA Syariah Panin Bank Syariah Bank Victoria Syariah Maybank Syariah Sumber: www.bi.go.id
B. Hasil Penelitian Sebelum melakukan pengujian hipotesis, penelitian ini terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan. Pengujian ini menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan untuk melakukan pengujian terhadap regresi berganda. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel penelitian. Dengan memberikan penjelasan tentang statistik deskriptif diharapkan dapat memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti.
69
Tabel 4.2 Deskriptif statistik Statistics NPL/NPF N
Valid
NIM
LDR/FDR
BOPO
CAR
ROA
55
55
55
55
55
55
0
0
0
0
0
0
,0192
,0585
,9690
,7887
,2942
,0161
,01504
,03607
,38657
,29194
,31385
,01545
Minimum
,00
,00
,17
,08
,11
-,03
Maximum
,05
,15
2,89
1,82
1,95
,07
Missing Mean Std. Deviation
Sumber: data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.2 yang merupakan hasil tes deskriptif statistik, dapat dilihat bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini sangat bervariasi. Jumlah data yang diteliti adalah 55 sampel. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai ROA terendah adalah -0,03 dan nilai tertinggi adalah 0,15 sedangkan mean dan standar deviasi sebesar 0,0161 dan 0,01545 dapat disimpulkan bahwa data ini relatif baik karena standar deviasi ROA lebih kecil dibanding rata-ratanya. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai NIM terendah adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 0,07 sedangkan mean dan standar deviasi sebesar 0,0585 dan 0,03607 dapat disimpulkan bahwa data ini relatif baik karena standar deviasi NIM lebih kecil dibanding rata-ratanya. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai NPL/NPF terendah adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 0,05 sedangkan mean dan standar deviasi sebesar 0,0192 dan 0,01504 dapat disimpulkan bahwa data ini relatif baik karena standar deviasi NPL/NPF lebih kecil dibanding rataratanya.
70
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai LDR/FDR terendah adalah 0,17 dan nilai tertinggi adalah 2,89 sedangkan mean dan standar deviasi sebesar 0,9690 dan 0,38657 dapat disimpulkan bahwa data ini relatif baik karena standar deviasi LDR/FDR lebih kecil dibanding rataratanya. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai BOPO terendah adalah 0,08 dan nilai tertinggi adalah 1,82 sedangkan mean dan standar deviasi sebesar 0,7887 dan 0,29194 dapat disimpulkan bahwa data ini relatif baik karena
standar deviasi BOPO lebih kecil dibanding rata-
ratanya. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai CAR terendah adalah 0,11 dan nilai tertinggi adalah 1,95 sedangkan mean dan standar deviasi sebesar 0,2942 dan 0,31385. 2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi, data variabel dependen dan independen yang kita pakai apakah berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji kolmogorov-smirnov untuk menguji kenormalan suatu data karena dengan uji ini menghsilkan nilai yang pasti. Jika nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan angka lebih dari 5% atau 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal tetapi sebaliknya jika nilai dari Asymp.
71
Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan angka kurang dari 5% atau 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas pada pengujian terhadap 55 data terlihat dalam tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.3 Normalitas Bank Sampel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Data Asli) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
55
Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000 ,01325720
Absolute
,149
Positive
,149
Negative
-,102
Kolmogorov-Smirnov Z
1,101
Asymp. Sig. (2-tailed)
,177
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : data yang telah diolah Berdasarkan hasil pada tabel 4.3 di atas, data terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov – Smirnov sebesar 1,101 dan signifikan pada 0,177 yang lebih besar dari dari 0,05. Hal ini berarti data residualnya terdistribusi secara normal, karena nilai signifikansinya lebih dari 0,05. b. Uji Heterokedastisitas Uji heterokesdatisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu
72
pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari pengamatan satu ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan beberapa metode. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode White Test. Dimana X2 < X2
hitung
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala
heterokedastisitas tetapi sebaliknya jika X2
hitung
> X2
tabel
maka dapat
disimpulkan bahwa ada gejala heterokedastisitas. Tabel 4.4 Heterokedastisitas bank sampel Uji White Test Model Summary
Model
R
1
R Square ,857
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,735
,578
,00034161
a. Predictors: (Constant), X5.X5, X2.X3, X1.X5, X4.X4, X3.X3, X1.X1, X1.X2, X3.X4, X3.X5, X2.X2, X4.X5, BOPO, X2.X5, X1.X4, X1.X3, X2.X4, NIM, NPL/NPF, LDR/FDR, CAR
Sumber : data yang diolah Hasil dari R2 menunjukkan angka 0,735 atau 73,5 %. Maka untuk mencari X2hitung kita harus menghitungnya dengan mengalikan n*R2 yaitu 0,735*55= 40,37 = X2 hitung . sedangkan X2 tabel = n-k-1 = 49 Dengan tingkat kepercayaan 5% = 66,3386 Karena X2 hitung < X2 tabel
maka
dapat
disimpulkan
heterokedastisitas.
73
bahwa
tidak
ada
gejala
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode saat ini dengan periode sebelumnya. Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara data saat ini dengan data sebelumnya. Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut: (f) 0 < d < dl
: ada autokorelasi positif
(g) 4-dl < d < 4
: ada autokorelasi negatif
(h) Du < d < 4-du
: tidak ada autokorelasi positif maupun negatif
(i) dl ≤ d ≤ du
: tidak dapat disimpulkan
(j) du ≤ d ≤ 4-dl
: tidak ada autokorelasi negatif
Tabel 4.5 Autokorelasi bank sampel Uji Durbin-Watson Model Summary
Model 1
R a
,514
b
R
Adjusted R
Std. Error of the
Durbin-
Square
Square
Estimate
Watson
,264
,189
,01392
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, LDR/FDR, BOPO, NPL/NPF b. Dependent Variable: ROA
Sumber: data yang telah diolah
74
1,524
Dalam menguji autokorelasi dapat dilihat dari sehingga model dapat dikatakan ada gejala penyakit autokorelasi. Karena dl= 1.3743 sedangkan du 1.7681 dan 4-du = 4- 1,7681 = 2,2319. Maka, du >DW test < 4-du ada gejala autokorelasi. Tetapi setelah adanya perbaikan menjadi Tabel 4.6 Perbaikan Autokorelasi bank sampel Uji Durbin-Watson Model Summary
Model
R
R Square
1
,473
a
b
Adjusted R
Std. Error of the
Durbin-
Square
Estimate
Watson
,223
,142
,01422
1,817
a. Predictors: (Constant), lagX1, NIM, CAR, LDR/FDR, BOPO b. Dependent Variable: lagY
Sumber : data yang diolah Setelah diperbaiki maka dalam pengujian autokorelasi dapat dilihat dari sehingga model dapat dikatakan tidak ada gejala penyakit autokorelasi. Karena dl= 1.3743 sedangkan du 1.7681 dan 4-du = 41,7681 = 2,2319. Maka, du < DW test < 4-du tidak ada gejala autokorelasi. d. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat kolerasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya. berarti multikolinearitas berguna untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan linier yang sempurna (pasti) di antara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Alat statistik yang digunakan dalam 75
penelitian ini adalah dengan variance inflation factor (VIF). Dalam metode variance inflation factor (VIF) dilihat dari hasil tolerance dan VIF-nya. Jika nilai dari tolerance lebih dari 0,1 maka dikatakan tidak terjadi multikolinearitas tetapi sebaliknya, jika nilai tolerance kurang dari 0,1 maka dikatakan terjadi multikolinearitas. Dan jika nilai VIFnya menunjukkan nilai yang kurang dari 10,00 maka dikatakan tidak terjadi multikolinearitas tetapi, jika nilai VIF-nya menunjukkan nilai yang lebih dari 10,00 maka dikatakan terjadi multikolinearitas. Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas Bank Sampel Uji Variance Inflation Factor (VIF) Test KETERANGAN
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
,663
1,508
TIDAK ADA MULTIKOLINEARITAS
,992
1,008
TIDAK ADA MULTIKOLINEARITAS
,932
1,072
TIDAK ADA MULTIKOLINEARITAS
,743
1,345
TIDAK ADA MULTIKOLINEARITAS
,798
1,252
TIDAK ADA MULTIKOLINEARITAS
Sumber : data yang telah diolah Dilihat dari hasil yang ditunjukkan pada tolerance dan VIF nya dapat disimpilkan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas karena tolerance menunjukkan hasil lebih dari 0,1 dan VIF nya menunjukkan angka lebih kecil dari 10,00. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. 3. Analisis Statistik Analisis regresi berganda adalah suatu teknik ketergantungan. Maka untuk menggunakannya, Anda harus dapat membagi variabel menjadi
76
variabel dependen dan independen. Analisis regresi juga merupakan alat statistik yang digunakan bila variabel dependen dan independen berbentuk metrik. Analisis regresi berganda dipakai untuk menghitung besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian (variabel X) terhadap kejadian lainnya (variabel Y). Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh permodalan dihitung dengan Capital Adequacy Ratio (CAR),risiko pasar dihitung dengan Net Interest Margin (NIM), risiko lkredit dihitung dengan Non Performing Loan/Finance (NPL/NPF), risiko likuiditas dihitung dengan Loan to Deposit Ratio/Finance to Deposite Ratio (LDR/FDR),rentabilitas dihitung dengan Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap
Return on Asset (ROA) sebagai rasio kinerja di Bank Syariah periode tahun 2010-2014. Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
,017
,009
NPL/NPF
-,102
,155
NIM
,106
LDR/FDR BOPO CAR
a
T
Sig.
1,870
,067
-,099
-,657
,514
,053
,246
2,004
,051*
,008
,005
,197
1,553
,127
-,016
,008
-,311
-2,189
,033**
,001
,007
,025
,183
,856
a. Dependent Variable: ROA
77
* : signifikan pada 10% ** : signifikan pada 5% *** : signifikan pada 1%
Sumber: data yang telah diolah ROA = 0,017 - 0,102 NPL//NPF + 0,106 NIM + 0,008LDR/FDR – 0,016 BOPO + 0,001 CAR + ε Dari persamaan fungsi di atas dapat diartikan bahwa: a. Konstan
: 0,017
Bahwa ketika NIM, NPL/NPL, LDR/FDR, BOPO dan CAR konstan atau tidak ada, maka ROA mengalami kenaikan sebesar 0,017 dengan asumsi cateris paribus. b. NPL/NPF : -0,102 Bahwa ketika NPL/NPF mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan NIM, LDR/FDR, BOPO dan CAR konstan atau tidak ada, maka ROA mengalami penurunan sebesar 0,102 dengan asumsi cateris paribus. c. NIM
: 0,106
Bahwa ketika NIM mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan NPL/NPL, LDR/FDR, BOPO dan CAR konstan atau tidak ada, maka ROA mengalami kenaikan sebesar 0,106 dengan asumsi cateris paribus. d. LDR/FDR : 0,008 Bahwa ketika LDR/FDR mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan NIM, NPL/NPL, BOPO dan CAR konstan atau tidak ada, maka ROA mengalami kenaikan sebesar 0,008 dengan asumsi cateris paribus.
78
e. BOPO
: -0,016
Bahwa ketika BOPO mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan NIM, NPL/NPL, dan CAR konstan atau tidak ada, maka ROA mengalami penurunan sebesar 0,016 dengan asumsi cateris paribus. f. CAR
: 0,001
Bahwa ketika CAR mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan NIM, NPL/NPL, dan BOPO konstan atau tidak ada, maka ROA mengalami kenaikan sebesar 0,001 dengan asumsi cateris paribus. 4. Pengujian Hipotesis a. Uji R2 Menurut Bawono (2006: 92) koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X1,2,3,...), atau sejauh mana kontribusi variabel independen (X1,2,3,...) mempengaruhi variabel independen (Y). Jika (R2) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R 2 makin mendekati nol maka semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.
79
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2) Bank Sampel Model Summary
Model 1
R ,514
R Square a
,264
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,189
,01392
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, LDR/FDR, BOPO, NPL/NPF
Sumber : data yang diolah Nilai R menerangkan tingkat hubungan antar variabel-variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0,514 atau 51,4%. Itu artinya hubungan antara variabel independen yaitu NIM, NPL/NPL, LDR/FDR, BOPO dan CAR terhadap variabel dependen yaitu ROA adalah 51,4%. Angka sebesar 51,4% mengindikasikan bahwa NIM, NPL/NPL, LDR/FDR, BOPO dan CAR memiliki hubungan dengan ROA. Nilai Adjusted R Square (R2) pada tabel 4.8 sebesar 0,189 atau 18,9%, artinya variabel independen yaitu NIM, NPL/NPL, LDR/FDR, BOPO dan CAR dapat menerangkan variabel dependen yaitu ROA sebesar 18,9% atau 18,9% rata-rata variasi variabel terikat dijelaskan oleh rata-rata variabel bebas. Sedangkan sisanya sebesar 81,1% diterangkan oleh variabel lain yang tidak di masukkan dalam model regresi pada penelitian ini. b. Uji Ftest Uji F dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel independen (X) secara bersama-sama dapat mempengaruhi 80
variabel dependen (Y). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel (Bawono, 2006 : 91). Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap varibel terikat. Dimana Fhitung>Ftabel, maka H0 ditolak. Sebaliknya apabila Fhitung ά (0,05), maka H0 diterima. (b) Jika sig < ά (0,05), maka H0 ditolak. Tabel 4.10 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Bank Sampel b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
,003
5
,001
Residual
,009
49
,000
Total
,013
54
F 3,518
Sig. a
,009
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, LDR/FDR, BOPO, NPL/NPF b. Dependent Variable: ROA
Sumber : data yang diolah Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai Ftest sebesar 3,518 dengan probabilitas 0,009 dengan besar Ftabel 2,286. Ftabel dapat dilihat dalam tabel F pada alfa 0,05 dengan derajat bebas / degree of freedom (df) untuk pembilang sebesar 6 (df untuk
81
pembilang = k + 1 berarti 5 + 1 = 6), dan derajat penyebut 50 (df untuk penyebut = n – k berarti 55 - 5 = 50) sehingga dapat diketahui bahwa nilai F tabel adalah sebesar 2,286. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen karena Ftest > Ftabel. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 atau 5% , maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja bank (ROA) atau dapat dikatakan bahwa secara bersama-sama NIM, NPL/NPL, LDR/FDR, BOPO dan CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA. c. Uji Ttest Uji T dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan dengan memperbandingkan T hitung dengan T tabel (Bawono, 2006 : 89). Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Signifikan berarti pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Penelitian ini menggunakan signifikansi 0,1 (10%). Jika sig > ά (0,1), maka H0 diterima dan jika sig < ά (0,1), maka H0 ditolak.
82
Tabel 4.11 Uji signifikansi Parsial (Uji T) Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
,017
,009
NPL/NPF
-,102
,155
NIM
,106
LDR/FDR BOPO CAR
a
T
Sig.
1,870
,067
-,099
-,657
,514
,053
,246
2,004
,051*
,008
,005
,197
1,553
,127
-,016
,008
-,311
-2,189
,033**
,001
,007
,025
,183
,856
a. Dependent Variable: ROA
* : signifikan pada 10% ** : signifikan pada 5% *** : signifikan pada 1%
Sumber: data yang telah diolah Dari data tabel 4.11 dapat ditulis rumus regresi linier sebagai berikut: ROA = 0,017 - 0,102 NPL//NPF + 0,106 NIM + 0,008LDR/FDR –
0,016 BOPO + 0,001 CAR + ε
Dari data tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa : 1. Pengaruh Risiko Kredit (Non Performing Loan/Finance (NPL/NPF)) terhadap Kinerja Bank (Return On Asset (ROA)). Risiko kredit ditunjukkan dengan besaran Non performing loan atau dalam bank syariah dikenal dengan nama Non Performing Finance yaitu jumlah aktiva non produktif dibagi dengan total kredit yang diberikan bank (Latumaerissa, 1999:84).
83
Dari hasil perhitungan secara parsial variabel NPL berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel ROA yang ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,514 dengan nilai t test menunjukkan angka -0,057. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitaian Ariani dan Ardian (2015) di LPD kab. Bandung pada tahun yang sama membuktikan bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Maka H1 ditolak karena nilai NPL/NPF pada bank sampel relatif rendah memungkinkan angka kredit macet di bank sampel juga rendah sehingga NPL/NPF tidak mempengaruhi profitabilitas. Hal tersebut didukung oleh penelitian Djazuli (2015) di 8 Bank Umum Syariah tahun 2010-2013 menyatakan bahwa NPL berpengaruh tidak
signifikan terhadap ROA dan penelitian
Wibowo dan Saichu (2013) di bank syariah tahun 2008-2011 juga mendapatkan hasil yang tidak signifikan. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Dayu (2015) di 30 Bank Konvensional pada tahun 2010-2013 juga mendapatkan hasil bahwa NPL tidak signifikan terhadap ROA. 2. Pengaruh Risiko Pasar (Net Interest Margin (NIM)) terhadap Kinerja Bank (Return On Asset (ROA)). Net Interset Margin yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan
84
dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit,
mengingat
pendapatan
operasional
bank
sangat
tergantung dari selisih bunga kredit yang disalurkan. Dari hasil perhitungan secara parsial variabel NIM berpengaruh positif signifikan terhadap variabel ROA yang ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi sebesar 0,051 dengan nilai t test menunjukkan angka 2,004. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitaian Djazuli (2015) di 8 Bank Umum Syariah tahun 2010-2013 yang penelitiannya mendapatkan hasil bahwa NIM tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Maka H2 diterima karena NIM dapat meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil dan kinerja bank tersebut akan semakin baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi, Herawati dan Sulindawati (2015) di Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar di BEI periode 2009-2013 mendapatkan hasil bahwa NIM berpengaruh signifikan terhadap ROA. Penelitian
yang
dilakukan
Dayu
(2015)
di
30
Bank
Konvensional pada tahun 2010-2013 juga mendapatkan hasil bahwa NIM positif dan signifikan berpengaruh terhadap ROA.
85
3. Pengaruh Risiko Likuiditas (Loan/Financing to Deposite Ratio (LDR/FDR)) terhadap Kinerja Bank (Return On Asset (ROA)). LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir, 2011:290). Dari hasil perhitungan secara parsial variabel LDR/FDR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel ROA yang ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi sebesar 0,127 lebih besar dari 0,05 dengan nilai t test menunjukkan angka 1,553. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitaian Dayu (2015) di 30 Bank Konvensional pada tahun 2010-2013 juga mendapatkan hasil bahwa LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ardi, Nugaraha dan Saryadi (2015) dengan penelitian di 35 bank umum yang telah go public pada tahun 2008-2012. Maka H3 ditolak karena semakin tinggi rasio ini maka memungkinkan memperoleh laba tetapi juga memiliki resiko yang besar karena kemampuan bank yang kurang bisa efektif dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan yang mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya sehingga dapat menimbulkan kerugian pada turunnya profitabilitas.
86
Hal ini sejalan dengan penelitian Dayu (2015) di 30 Bank Konvensional pada tahun 2010-2013 juga mendapatkan hasil bahwa LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ardi, Nugaraha dan Saryadi (2015) dengan penelitian di 35 bank umum yang telah go public pada tahun 2008-2012. 4. Pengaruh
Rentabilitas
(Biaya
Operasional/
Pendapatan
Operasional (BOPO)) terhadap Kinerja Bank (Return On Asset (ROA)). Dalam mengukur efisiensi operasional, rasio BOPO merupakan rasio yang salah satunya mempengaruhi ROA. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin besar rasio BOPO, maka semakin tidak efisien suatu bank. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak
sebagai
perantara,
yaitu
menghimpun
dan
menyalurkan dana, maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan pendapatan bunga. Setiap peningkatan
biaya
operasional
akan
berakibat
pada
berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2009).
87
Dari hasil perhitungan secara parsial variabel BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel ROA yang ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi sebesar 0,033 lebih kecil dari 0,05 dengan nilai t test menunjukkan angka 2,189. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitaian Djazuli (2015) di 8 Bank Umum Syariah tahun 2010-2013 bahwa BOPO berpengaruh tidak
signifikan terhadap ROA. Maka H3
diterima karena meningkatnya rasio BOPO akan menurunkan profitabilitas. Hal ini sejalan dengan penelitian Wibowo dan Saichu (2013) di Bank Syariah pada tahun 2008-2011 menunjukkan hasil bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA hal ini juga didukung Sudiyatno (2013) dengan penelitian yang dilakukan di 96 perusahaan perbankan selama 2007-2010. Penelitian oleh Ardi, Nugaraha dan Saryadi (2015) dengan penelitian di 35 bank umum yang telah go public pada tahun 2008-2012 juga menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh terhadap ROA. 5. Pengaruh Permodalan (Capital Adecuacy Ratio (CAR)) terhadap Kinerja Bank (Return On Asset (ROA)). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh
aktiva
bank
yang
mengandung
resiko
(kredit,
penyertaan, serat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai
88
dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya, 2009:121). Dari hasil perhitungan secara parsial variabel CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel ROA yang ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi sebesar 0,856 lebih besar dari 0,05 dengan nilai t test menunjukkan angka 0,185. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitaian Anggraeni dan Suwardika (2014) di BUMN dengan data yang diperoleh adalah data bulanan dari laporan keuangan publikasi bank-bank pemerintah selama tiga tahun, yaitu tahun 2010-2012 mendapatkan hasil bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA dan hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Aldi, Nugraha dan Saryadi (2015) di 35 Bank Umum periode 2008-2012. Maka H3 ditolak karena CAR tidak berpengaruh signifikan karena bank tidak mampu untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko
89
(kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) sehingga profitabilitas bank yang didapatkan kecil. Hasil ini didukung oleh penelitian Dewi, Sinarwati dan Darmawan (2014) di 20 bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012 menunjukkan hasil bahwa Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset.
90
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari data sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel secara bersama – sama risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL/NPL), risiko likuiditas (LDR/FDR), rentabilitas (BOPO) dan permodalan (CAR) berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Artinya, setiap perubahan yang terjadi pada variabel independen yaitu risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL/NPL), risiko likuiditas (LDR/FDR), rentabilitas (BOPO) dan permodalan (CAR) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja bank (ROA) pada Bank Syariah di Indonesia.
2
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara parsial variabel risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL/NPL), risiko likuiditas (LDR/FDR), rentabilitas (BOPO) dan permodalan (CAR) ada yang berpengaruh signifikan tetapi ada pula yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Penjelasan secara terperinci sebagai berikut: a. Variabel risiko pasar (NIM) berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja bank (ROA) pada Bank Syariah pada tahun 2010 – 2014. b. Variabel risiko kredit (NPL/NPF) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja bank (ROA) pada Bank Syariah pada tahun 2010 – 2014.
91
c. Variabel risiko likuiditas (LDR/FDR) berpengaruh positif
tidak
signifikan terhadap kinerja bank (ROA) pada Bank Syariah pada tahun 2010 – 2014. d. Variabel rentabilitas (BOPO) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja bank (ROA) pada Bank Syariah pada tahun 2010 – 2014. e. Variabel permodalan (CAR) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja bank (ROA) pada Bank Syariah pada tahun 2010 – 2014. 3
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel rentabilitas (BOPO) yang paling berpengaruh terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah dilihat dari hasil uji parsial.
B. SARAN Dari penelitian di atas adapun saran-saran yang disampaikan: 1. Bagi pihak manajemen perbankan harus lebih meningkatkan nilai dari rasio kuantitatif RGEC agar pertumbuhan Bank menjadi lebih baik. Karena secara bersama-sama rasiokuantitatif RGEC mempengaruhi pertumbuhan Bank. 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya meneliti Bank yang menjadi bank sampel dalam penelitian ini tetapi diharapkan dapat dikembangkan.
92
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas. 2005. Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Keuangan Perbankan Periode 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Universitas Diponegoro Semarang (Online) Vol. 7, No. 2 (http://eprints.undip.ac.id/28664/1/article.pdf, diakses tanggal 21 Oktober 2015) Anggraini, Made Ria dan Suwardika, I Made Madha. 2014. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Resiko Kredit dan Suku Bunga Kredit Pada Proffitabilitas. Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana, (Online), Vol. 9, No. 1 (http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle=195924, diakses tanggal 21 Oktober 2015) Anshari, Arief. 2013. Analisis Rasio CAMEL dan Model Z-Score Untuk Menilai Kesehatan Bank (Studi pada Bank Central Asia Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk, dan Bank Artha Graha Internasional Tbk). Skripsi. Universitas Hasanuddin Makasar (Online) (http://respiratory.unhas.ac.id, diakses tanggal 11 Agustus 2015). Ardiana, Putu Agus dan Ariani, Made Windi. 2015. Pengaruh Kecukupan Modal, Tingkat Efisiensi, Risiko Kredit dan Likuiditas Pada Profitabilitas LPD Kabupaten Badung. Jurnal Akuntansi (Online) Vol. 13 No.1 (http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/12640, diakses 26 Juli 2015). Arief, Anggiyansyah.2013.Teori Keagenan. http://anggyansyah.blogspot.in/2013/01/teori-kagenan-agency-theory.html, diakses tanggal 25 Oktober 2015. Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis Dengan SPSS. Salatiga : STAIN Salatiga Press. Bratanovic, Sonja Brajovic dan Hennie van Greuning. 2009. Analisis Risiko Perbankan : Kerangka Kerja untuk Menaksir Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko. Jakarta : Salemba Empat. Darmawan, Nyoman Ari Surya, dkk. 2014. Pengaruh Capital Adeuacy Ratio (CAR), Loan to Deposite Ratio (LDR), Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 200893
2012. Jurnal Ilmiah Mahasiswa S1 (JIMAT), (Online), Vol. 2, No. 1 (http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/S1ak/article/view/3389, diakses tanggal 22 September 2015). Dayu, Putri Qoniah. 2015. Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal, Likuiditas, Risiko Pasar, dan Risiko Kredit Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Konvensional (Studi Empiris Pada Bank Konvemsional Terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi. Universitas Negeri Padang (Online) Vol. 3, No.1 (http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/view/1649/1272, diakses tanggal 20 September 2015). Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Bogor : Ghalia Indonesia. Djazuli, Atim. 2015. Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Menurut Risk Based Bank Rating Terhadap Kinerja Keuangan (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia). Jurnal. Universitas Brawijaya Malang (Online), (http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/1473, diakses tanggal 22 September 2015). Ervani, Eva. 2010. Pengaruh Capital Adecuacy Ratio, Loan to Deposite Ratio dan Biaya Operasional Terhadap Profitabilitas Bak Go Public di Indonesia Periode 2000-2007. JEJAK. Universitas Negeri Semarang (Online) Vol. 3, No. 2, (http://ep.unnes.ac.id/wp-content/upload, diakses tanggal 25 September 2015). Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Universitas Diponegoro. Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Harmono. 2009. Manajemen Keuangan : Berbasis Balance Scorecard. Jakarta : PT Bumi Aksara Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT Bumi Aksara. http://www.ojk.go.id/booklet-perbankan-indonesia-2014 Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Kasmir. 2009. Pemasaran Bank. Jakarta : Kencana. . 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi 2014). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
94
Latumaerissa, Julius R. 1999. Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum. Jakarta: Sinar Grafika Offset. Melasari. 2013. Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Pada PT Bank BRI Syariah Periode 2009-2011. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta (Online) (http://eprints.uny.ac.id/16521/1/skripsi%20full%20text.pdf, diakses 22 Juli 2015). Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta :UPP AMP YKPN. Muhammad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam : Pendekayan Kuantitatif (Dilengkapi dengan Contoh-Contoh Aplikasi Proposal Penelitian dan Laporannya). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern. Yogyakarta : Andi. Nuzula, Nila Firdausi, dkk. 2014. Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital) (Studi Pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Periode 2011-2013). Jurnal Administrasi. Universitas Brawijaya (Online) Vol. 13, No. 2 (http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id, diakses 22 September 2015). Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/ 1/ PBI/ 2011 Tentang Kesehatan Bank Umum dan Unit Usaha Syariah. Rachmawati, Mega Fitrah. 2013. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Non-Performing Loan, Biaya Operasional dan Net Interest Margin Terhadap Profitabilitas Bank (Studi Pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012). Jurnal. Universitas Brawijaya (Online) (http://jimfeb.ub.ac.id, diakses 11 Oktober 2015). Reed, Edward W. Dan Edward K. Gill. 1995. Bank Umum. Jakarta : PT Bumi Aksara. Rivai, Veithzal dkk. 2007. Bank and Financial Institution Management Conventional and Sharia System. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. S., R. Andri,dkk. 2014. Analisis Faktor Rasio Camel Terhadap Profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat di Pekanbaru Tahun 2008-2012. Jurnal Ekonomi FEKON. Universitas Riau (Online) Vol.1, No.2 (http://jom.unri.ac.id, diakses tanggal 22 Juli 2015)
95
Saryadi, dkk. 2015. Pengaruh CAR, NIM, BOPO, dan LDR Terhadap Tingkat Profitabilitas (Pada Bank Umum Go Public Periode 2008-2012). Journal Of Social and Political Of Science Universitas Diponegoro (Online) Vol.4, No. 3 (http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jiab/article/view/8874, diakses tanggal 20 Oktober 2015). Simorangkir, O.P. 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan NonBank. Ghalia Indonesia: Bogor. Sinangun, Muchdarsyah. 1993. Manajemen Dana Bank, Edisi Kedua. Jakarta : PT Bumi Aksara. Sudiyatno, Bambang dan Asih Fatmawati. 2013. Pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Bank (Studi Empiris pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Organisasi dan Manajemen. Universitas Terbuka (Online), Vol. 9, No. 1 (http://jurnal.ut.ac.id, diakses tanggal 21 Oktober 2015). Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sulindawati, dkk. 2015. Analisis Pengaruh NIM, BOPO, LDR dan NPL Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Bank Umum Swasta Nasional yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Universitas Pendidikan Ghanesa (Online), Vol. 3 No. 1 (http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php.S1ak/article/view/4752, diakses tanggal 26 Juli 2015). Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : UII Press. Susilo, Y. Sri. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat. Syaichu, Muhammad dan Wibowo, Edhi Satriyo. 2013. Analisis Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Journal Of Management. Universitas Diponegoro (Online) Vol. 2, No. 2 (http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/djom, diakses tanggal 22 September 2015). Ujiyantho, Muh. Arief dan Pramuka, Bambang Agus. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (Studi Pada Peusahaan Go Publik Sektor Manufaktur). Simposium Akuntansi Nasional X. Universitas Esa Unggul Jakarta (Online)
96
(http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-6119.pdf, diakses tanggal 25 Oktober 2015). Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Pasal 29 Tentang Perbankan Wirawan, Rizki Yudha. 2013. Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan BUMN Sektor Perbankan di Indonesia. Skipsi. Universitas Hasanuddin Makasar (Online) (http://respiratory.unhas.ac.id/handle/123456789/4994, diakses tanggal 10 Juni 2015). www.bcasyariah.co.id www.bi.go.id www.bjbsyariah.co.id www.bmi.co.id www.bnisyariah.co.id www.brisyariah.co.id www.bukopinsyariah.co.id www.kompas.com www.maybanksyariah.co.id www.megasyariah.co.id www.paninbanksyariah.co.id www.syariahmandiri.co.id www.victoriasyariah.co.id
97
LAMPIRAN - LAMPIRAN
98
LAMPIRAN I DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama
: SHIFFA FAUZIAH
Tempat Tanggal Lahir: KUDUS, 21 SEPTEMBER 1992 Jenis Kelamin
: PEREMPUAN
Agama
: ISLAM
Kewarganegaraan
: INDONESIA
Alamat
: DUSUN KRAJAN BRINGIN RT 01/ RW 01 DESA
BRINGIN KECAMATAN BRINGIN KAB. SEMARANG Jenjang Pendidikan
: 1. SD NEGERI 02 BRINGIN 2. SMP NEGERI 02 BRINGIN 3. SMA NEGERI 1 BRINGIN 4. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM JURUSAN
PERBANKAN
SYARIAH
(S1)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Demikian riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya, kemudian bagi yang berkepentingan harap maklum adanya.
99
Salatiga, 28 November 2015 Penulis
Shiffa Fauziah NIM : 21311017 LAMPIRAN II TABEL VARIABEL X DAN Y
NO
NAMA BANK
1 BNI SYARIAH
2 BANK MEGA SYARIAH 3 BANK MUAMALAT
4 BANK MANDIRI SYARIAH 5 BCA SYARIAH
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013
NPL (X1)
NIM (X2)
0,0197 0,0242 0,0142 0,0113 0,01 0,0352 0,0303 0,0267 0,0298 0,0389 0,0351 0,0178 0,0181 0,0156 0,0485 0,0129 0,0095 0,0114 0,0229 0,0429 0,012 0,002 0,001 0,001
0,0507 0,0807 0,0731 0,0951 0,09 0,1549 0,1533 0,1394 0,1066 0,0833 0,0524 0,0501 0,0464 0,0464 0,0336 0,0657 0,0748 0,0725 0,0725 0,0619 0,0948 0,113 0,008 0,001
100
RASIO KEUANGAN BOPO LDR (X3) (X4)
0,6892 0,786 0,8499 0,9786 0,9258 0,7817 0,8308 0,8888 0,9337 0,9361 0,9152 0,8518 0,9415 0,9999 0,8414 0,8254 0,8603 0,944 0,8937 0,8213 0,7789 0,788 0,799 0,835
0,8805 0,8786 0,8539 0,8394 0,8503 0,8886 0,908 0,7728 0,8609 0,9761 0,8738 0,8525 0,8447 0,8512 0,9733 0,6393 0,6722 0,6643 0,84 0,9849 0,119 0,2494 0,082 0,1044
CAR (X5)
ROA (Y)
0,2768 0,2075 0,1422 0,1654 0,1876 0,1314 0,1203 0,1351 0,1299 0,1926 0,1326 0,1201 0,1157 0,1727 0,1415 0,1336 0,1534 0,1548 0,141 0,1476 0,7639 0,459 0,315 0,224
0,0061 0,0129 0,0148 0,0145 0,0127 0,019 0,0158 0,0381 0,0233 0,0029 0,0136 0,0152 0,0154 0,0137 0,0017 0,0355 0,0337 0,035 0,0153 0,0017 0,0113 0,009 0,008 0,001
6 BRI SYARIAH
7 BJB SYARIAH
2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
0,001 0,0214 0,0212 0,0184 0,0326 0,0365 0,0029 0,0041 0,005 0,0064 0,03
0,008 0,075 0,0699 0,0715 0,0627 0,0604 0,0732 0,0689 0,0644 0,0796 0,08
0,912 0,9582 0,9055 1,0096 1,027 0,939 0,7154 0,7295 0,7409 0,9647 0,92
0,1173 0,9877 0,9925 0,8663 0,9042 0,9947 0,766 0,8002 0,7931 0,7941 0,91
0,296 0,2062 0,1444 0,1135 0,1449 0,1289 0,2285 0,1836 0,1811 0,1651 0,15
0,008 0,0035 0,002 0,0119 0,0115 0,0008 0,0315 0,0265 0,0246 0,0261 0,03
LANJUTAN LAMPIRAN II TABEL VARIABEL X DAN Y
NO
NAMA BANK
8 PANIN BANK SYARIAH 9 BUKOPIN SYARIAH
10 VICTORIA SYARIAH
11 MAYBANK SYARIAH
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
NPL (X1)
NIM (X2)
0 0,0082 0,0019 0,0077 0,0029 0,0381 0,0174 0,0459 0,0427 0,0407 0 0,0194 0,0241 0,0331 0,0475 0 0 0,0125 0 0,0429
0,0532 0,007 0,04 0,04 0,05 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,0682 0,0212 0,0236 0,0296 0,0334 0,0643 0,0592 0,0578 0,0561 0,0665
101
RASIO KEUANGAN BOPO LDR (X3) (X4)
0,6976 1,6297 1,0566 0,904 0,9404 0,9915 0,8354 0,9198 1,0029 0,9289 0,1693 0,4608 0,7378 0,8465 0,9591 1,7226 2,892 1,977 1,5287 1,5777
1,8231 0,743 0,476 0,8131 0,6847 0,9357 0,9386 0,9159 0,9229 0,9673 0,8375 0,864 0,879 0,9195 1,4331 0,3773 0,5518 0,5377 0,6779 0,696
CAR (X5)
ROA (Y)
0,5481 -0,0253 0,6198 0,0175 0,322 0,0348 0,2083 0,0103 0,2569 0,0199 0,1151 0,0074 0,1529 0,0052 0,1278 0,0055 0,111 0,0069 0,1585 0,0027 1,9514 0,0109 0,452 0,0693 0,2808 0,0143 0,184 0,005 0,1527 -0,0187 1,2443 0,0448 0,7344 0,0357 0,6389 0,0288 0,5941 0,0287 0,5213 0,0361
LAMPIRAN III HASIL PENGOLAHAN SPSS DESKRIPTIF STATISTIK Statistics NPL/NPF N
Valid
NIM
LDR/FDR
BOPO
CAR
ROA
55
55
55
55
55
55
0
0
0
0
0
0
,0192
,0585
,9690
,7887
,2942
,0161
,00203
,00486
,05213
,03936
,04232
,00208
,0178
,0619
,9120
,8512
,1727
,0137
,00
,00
a
a
a
,01504
,03607
,38657
,29194
,31385
,01545
,000
,001
,149
,085
,099
,000
Range
,05
,15
2,72
1,74
1,84
,09
Minimum
,00
,00
,17
,08
,11
-,03
Maximum
,05
,15
2,89
1,82
1,95
,07
1,06
3,22
53,30
43,38
16,18
,89
10
,0006
,0030
,7239
,3261
,1202
,0017
15
,0014
,0080
,7561
,5433
,1293
,0028
20
,0029
,0248
,7864
,6659
,1328
,0050
25
,0050
,0336
,8213
,6847
,1410
,0061
30
,0081
,0451
,8342
,7614
,1440
,0079
40
,0122
,0527
,8552
,8229
,1531
,0114
45
,0145
,0581
,8958
,8409
,1598
,0127
50
,0178
,0619
,9120
,8512
,1727
,0137
60
,0213
,0675
,9318
,8708
,2008
,0154
70
,0298
,0726
,9468
,9050
,2609
,0236
75
,0326
,0748
,9647
,9159
,2960
,0265
80
,0352
,0799
,9982
,9331
,4260
,0298
90
,0428
,0997
1,5483
,9860
,6274
,0356
Missing Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance
Sum Percentiles
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
102
,17
,08
,11
a
,00
UJI ASUMSI KLASIK A. UJI NORMALITAS (KOLMOGROV-SMIRNOV)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
55
Normal Parameters
a,b
Mean
,0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
,01325720
Absolute
,149
Positive
,149
Negative
-,102
Kolmogorov-Smirnov Z
1,101
Asymp. Sig. (2-tailed)
,177
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
B. UJI MULTIKOLINEARITAS (UJI VIF) Coefficients
a
Standardize Unstandardized
d
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Model
B
1
(Constant)
,017
,009
NPL/NPF
-,102
,155
NIM
,106
LDR/FDR BOPO CAR
Std. Error
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
1,870
,067
-,099
-,657
,514
,663
1,508
,053
,246
2,004
,051
,992
1,008
,008
,005
,197
1,553
,127
,932
1,072
-,016
,008
-,311
-2,189
,033
,743
1,345
,001
,007
,025
,183
,856
,798
1,252
a. Dependent Variable: ROA
103
Coefficient Correlations Model 1
CAR Correlations
NIM
LDR/FDR
BOPO
1,000
,005
-,146
,015
,369
NIM
,005
1,000
,050
-,052
,056
-,146
,050
1,000
,171
-,036
BOPO
,015
-,052
,171
1,000
-,432
NPL/NPF
,369
,056
-,036
-,432
1,000
CAR
4,560E-5
1,616E-6
-4,995E-6
7,508E-7
,000
NIM
1,616E-6
,003
1,347E-5
-2,075E-5
,000
-4,995E-6
1,347E-5
2,574E-5
6,545E-6
-2,816E-5
7,508E-7
-2,075E-5
6,545E-6
5,661E-5
-,001
,000
,000
-2,816E-5
-,001
,024
LDR/FDR BOPO NPL/NPF a. Dependent Variable: ROA
C. UJI HETEROKEDASTISITAS (UJI WHITE TEST) Model Summary
Model 1
R ,857
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
,735
,578
,00034161
a. Predictors: (Constant), X5.X5, X2.X3, X1.X5, X4.X4, X3.X3, X1.X1, X1.X2, X3.X4, X3.X5, X2.X2, X4.X5, BOPO, X2.X5, X1.X4, X1.X3, X2.X4, NIM, NPL/NPF, LDR/FDR, CAR
D. UJI AUTOKORELASI (UJI DURBIN WATSON) Model Summary
Model 1
R ,473
NPL/NPF
CAR
LDR/FDR
Covariances
a
R Square a
,223
b
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,142
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, lagX1, LDR/FDR, BOPO b. Dependent Variable: lagY
104
,01422
Durbin-Watson 1,817
REGRESI BERGANDA A. R2 Model Summary
Model
R
1
,514
R Square a
b
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,264
,189
Durbin-Watson
,01392
1,524
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, LDR/FDR, BOPO, NPL/NPF b. Dependent Variable: ROA
B. UJI F b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
,003
5
,001
Residual
,009
49
,000
Total
,013
54
F
Sig.
3,518
a
,009
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, LDR/FDR, BOPO, NPL/NPF b. Dependent Variable: ROA
C. UJI T Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
,017
,009
NPL/NPF
-,102
,155
NIM
,106
LDR/FDR BOPO CAR
Coefficients Beta
t
Sig.
1,870
,067
-,099
-,657
,514
,053
,246
2,004
,051
,008
,005
,197
1,553
,127
-,016
,008
-,311
-2,189
,033
,001
,007
,025
,183
,856
a. Dependent Variable: ROA
105