PENGARUH TINGKAT KECUKUPAN MODAL, TINGKAT LABA, DAN KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP RENTABILITAS BANK (Studi PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KEPRI YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA) PERIODE 2010 – 2012 Novrianty (100462201329) Email :
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Fisabilillah
ABSTRAK NOVRIANTY. 100462201329 PENGARUH TINGKAT KECEKUPAN MODAL, TINGKAT LABA, KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP RENTABILITAS BANK (ROA) Skripsi, Fakultas Ekonomi, 2015 Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Tingkat Kecukupan Modal, Tingkat Laba, Kualitas Aktiva Produktif Terhadp Rentabilitas Bank Pada perusahaan Bank Indonesia (BI) pada periode 2010-2012. Metode analisis data yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jumlah sampel 6 perusahaan dan jumlah 60 data, Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan Regresi Linier Berganda , maka terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi klasik.Hasil Penelitian, secara [ersial (uji t) menunjukan Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal berpengaruh terhadap Return On Asset, Tingkat Laba berpengaruh terhadap Return On Asset, sedangkan Kualitas Aktiva Produktif tidak berpengaruh terhadap Return On Asset. Secara simultan (uji f) Tingkat Kecukupan Modal, Tingkat Laba, Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh terhadap Return On Asset. Kata kunci : Tingkat Kecukupan Modal, Tingkat Laba, Kualitas Aktiva Produktif, Rentabilitas Bank
PENDAHULUAN Sejalan dengan era globalisasi sekarang bank merupakan salah satu tempat penyimpanan dana dan meminjam dana untuk masyarakat yang membutuhkan, bank juga menyediakan jasajasa pembayaran, saat ini yang memegang peran penting dalam lembaga keuangan itu adalah perbankan. Bank merupakan salah satu peran yang penting bagi masyarakat, sesuai dengan fungsinya perbankan indonesia sebagai penyaluran dan penghimpun dana dalam masyarakat yang bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam meningkatkan pemerataan tingkat pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peran sebagai penyalur dana dilakukan dengan melayani masyarakat yang membutuhkan pinjaman dana dari bank, misalnya membutuhkan modal usaha, keperluan untuk pembangunan, dan keperluan yang lainnya.
Menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998 yaitu Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Menurut IAI, defenisi bank (PSAK No.31, 2002, par 01) “Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak memerlukan dana (defisit unit), serta sebagai lembaga-lembaga yang memperlancar dan mempermudah pembayarannya”. Selain itu jasa yang dilakukan bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpan pinjam, jasa pengiriman uang (transfer), jasa penjualan mata uang asing (Valas), jasa save deposit box, card, draft, garansi bank dan referensi bank, penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing) serta jasa bank yang lainnya. Salah satu alasan masyarakat bersedia menyimpan sebagian dana yang dimiliki karena adanya kepercayaan terhadap bank tersebut. Dengan adanya krisis yang terjadi dalam industri diperbankan maka akan mengurangi kepercayaan masyarakat dalam menyimpan dananya kepada bank tersebut. Langkah yang diambil didalam dunia perbankan adalah dengan adanya memperbaiki kinerja bank dalam mempertahankan tingkat kesehatannya. Apabila kesehatan bank itu baik maka bank tersebut mampu meraih kepercayaan masyarakat untuk bergabung dalam menyimpan sebagian dananya dan kinerja bank dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk menilai kesehatan suatu bank. Tingkat kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aset yang mengandung dan menghasilkan resiko demi pengembangan usaha dan peningkatan profitabilitas bank dalam tingkat kecukupan modal yang digunakan rasio CAR (Capital Aduquacy Ratio). CAR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas ROA (Return On Assets) semakin rendah CAR maka akan semakin rendah pula kemampuan bank dalam memperoleh laba ROA (Return On Assets). Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukan tingkat kecukupan modal yang ditetapkan dalam lembaga pengatur yang khusus berlaku bagi industri-industri yang berada dibawah pengawasan pemerintah misalnya, Bank dan Asuransi. Tingkat kecukupan modal yang digunakan dalam ratio CAR (Capital Aduquacy Ratio) yang berpengaruh terhadap ROA (Return On Assets) pada bank konvensional. ROA adalah rasio untuk mengukur kemampuan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA maka menunjukan kinerja perusahaan yang semakin membaik. Laba Operasional (Net Operating Incomme) adalah laba perusahaan yang diperoleh dari pokok perusahaan yang bersangkutan dalam waktu tertentu. Laba juga menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas. Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu atau periode tertentu. Kualitas Aktiva Produktif diharapkan kinerja bank juga meningkatkan terutama pencapaian laba. Jika kualitas aktiva produktif meningkat, maka perolehan laba bank juga akan meningkat, karena perolehan laba bank sangat tergantung dengan penempatan dana disisi aktiva produktif.
Umumnya rentabilitas itu lebih penting dari pada masalah laba, karena laba yang besar bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisiensi suatu usaha baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh itu dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain ialah menghihung rentabilitasnya. Rasio Rentabilitas dijadikan sebagai ukuran untuk menilai kemampuan bank didalam menghasilkan laba dan rasio ini diharapkan dapat mewakili beberapa penilaian yang seharusnya dijadikan sebagai patokan bank dalam menjalankan usahanya. BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur berdasarkan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998. Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa ada dua jenis bank, yaitu Bank Umum dan BPR. Bank perkreditan Rakyat merupakan bank yang menjalankan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak melayani lalu lintas pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) memiliki peranan penting dalam mendukung pembiayaan bagi Usaha Makro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan menggunakan dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya. Sebagai kepercayaan, BPR wajib menjaga dan memelihara kualitas kredit maupun aktiva produktif lainnya agar senantiasa lancar. Dalam rangka mendukung pengembangan UMKM, diperlukan suatu aturan yang dapat mendorong BPR umtuk menyalurkan kredit kepada UMKM namun tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Aspek permodalan bagi perbankan (BPR) sangatlah penting dalam menentukan operasi suatu bank secara sehat. Fungsi dari permodalan yaitu sebagai ukuran kemampuan bank menyerap kerugian yang tidak bisa dihindarkan, sebagai dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan dan sebagai alat pengukur kekayaan. Disamping itu, permodalan bagi bank juga merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha, yaitu untuk menampung kerugian. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penilaian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah pengaruh tingkat kecukupan modal terhadap Return On Assets (ROA) ? 2. Apakah pengaruh tingkat laba terhadap Return On Assets (ROA) ? 3. Apakah pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap Return On Assets (ROA) ? 4. Apakah pengaruh tingkat kecukupan modal, tingkat laba, dan tingkat kualitas aktiva produktif terhadap Return On assets (ROA) ? Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat kecukupan modal terhadap Rerturn On Assets (ROA). 2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat laba terhadap Return On Assets (ROA). 3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap Return On Assets (ROA). 4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat kecukupan modal, tingkat laba, dan tingkat kualitas aktiva produktif terhadap Return On Assets (ROA). Hubungan antara Tingkat Kecukupan Modal terhadap Rentabilitas Bank (ROA). Tingkat Kecukupan Modal adalah untuk menaikan modal atau aktiva bersih, Nilai yang positif menunjukan adanya hubungan yang searah antara variabel Rentabilitas Bank (ROA)
dengan variabel tingkat kecukupan modal yang artinya jika nilai tingkat kecukupan modal naik sebesar 1% maka nilai Rentabilitas Bank (ROA) akan naik juga. Dalam penelitian Pasaribu dan Sari (2011) dari uji t statistik diperoleh Ha diterima, yang artinya berpengaruh antara Tingkat Kecukupan Modal terhadap Return On Assets, sedangkan menurut Rohimat (2013) secara uji persial Tingkat Kecukupan Modal tidak signifikan terhadap rentabilitas bank dan tidak berpengaruhnya modal terhadap Return On Assets. Hubungan antara Tingkat Laba terhadap Rentabilitas Bank (ROA). Tingkat laba merupakan perbandingan antara pendapatan dengan beban, jika pendapatan melebihi beban maka hasilnya adalah laba bersih. Hal ini berarti Tingkat Laba adalah rasio perbandingan laba bersih dengan modal sendiri perusahaan yang menunjukan seberapa efisien perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang digunakan. Hasil tersebut membuktikan bahwa investor percaya bahwa Tingkat Laba yang menguntungkan hingga mengalami peningkatan sehingga berpengaruh terhadap Rentabilitas Bank (ROA). Dalam penelitian Devi dan Badjra (2010) bahwa Tingkat Laba berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Assets. Hubungan antara Kualitas Aktiva Produktif terhadap Rentabilitas Bank (ROA). Kualitas aktiva produktif merupakan rasio antara Aktiva Produktif yang diklasifikasikan (APYD) terhadap Total Aktiva Produktif. APYD merupakan aktiva produktif bank yang sudah mampu mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian maka Kualitas Aktiva Produktif itu berpengaruh terhadap Rentabilitas Bank (ROA). Dalam penelitian rohimat (2013) Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh tidak signifikan terhadap Retun On Assets. HIPOTESIS H1 : Diduga adanya pengaruh Tingkat Kecukupan Modal terhadap Return On Assets (ROA). H2 : Diduga adanya pengaruh Tingkat Laba terhadap Return On Assets (ROA). H3 : Diduga adanya pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Return On Assets (ROA). H4 : Diduga adanya pengaruh Tingkat Kecukupan Modal, Tingkat Laba dan Kualitas Aktiva Produktif secara simultan terhadap Return On Assets (ROA). POPULASI Populasi yang digunakan adalah Bank Perkreditan Rakyat yang ada di Kepulauan Riau yang terdaftar di Bank Indonesia. METODELOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data Kuantitatif dan menggunakan data sekunder.
VARIABEL PENELITIAN Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang terdiri dari Tingkat kecukupan modal (CAR), tingkat laba, kualitas aktiva produktif terhadap Retun on Assets (ROA). No. Variabel Rasio Kecukupan 1. Modal CAR (Capital Adequency Ratio)
Daftar Variabel Penelitian Definisi Variabel Perbandingan modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko dilakukan berdasarkan ketentuan kewajiban penyediaan modal minimum yang berlaku. Berdasarkan surat edaran kepada semua Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Nomor 8/
Pengukuran Modal bank ATMR
28 /DPBPR Tanggal 12 Desember 2006. 2.
Laba ROE (Return On Equity)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Berdasarkan surat edaran kepada semua Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Nomor 8/ 28
Laba setelah pajak Total Equity
/DPBPR Tanggal 12 Desember 2006. 3.
Kualitas Aktiva Produktif PPAP (Penyisahan Penghapusan Aktiva Produktif)
Antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan. Berdasarkan surat edaran kepada semua Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Nomor 8/ 28
/DPBPR Tanggal 12 Desember 2006.
PPAP yang diberikan Total aktiva produktif
4.
Rentabilitas Bank (ROA)
Perbandingan laba sebelum pajak dengan total aktiva. Berdasarkan surat edaran kepada semua Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Nomor 8/ 28
Laba sebelum pajak Total aktiva
/DPBPR Tanggal 12 Desember 2006. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data dengan sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Sekunder, yaitu peneliti menggunakan studi dokumentasi yang mengumpulkan data-data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan serta informasi yang berkaitan dengan penelitian data ini. 2. Studi Kepustakaan, yaitu Menurut Sugiyono (2013), studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan permasalahan dan lingkup penelitian, nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. METODE ANALISIS DATA Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier dengan menggunakan bantuan Software SPSS for windows F.20. Ada dua jenis penelitian yang dapat dipakai dalam penelitian ini yaitu uji asumsi klasik dan mengujian hipotesis. Analisis Statistik Deskriptif, yaitu digunakan untuk memperoleh gambaran umum sampel data. Hasil statistik deskriptif dari sampel data penelitian dapat dilihat melalui jumlah data, ratarata sampel dan standar devisiasi. Uji Asumsi Klasik, yaitu Metode regresi berganda akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bisa jika telah memenuhi persyaratan Best Liniear Uniniased Estimation (BLUE). Oleh karena itu diperlukan adanya uji asumsi klasik terhadap model yang telah diformulasikan yang mencakup pengujian yang akan dilakukan : (1) Uji Normalitas, (2) Uji Multikolinearitas, (3) Uji Heteroskedastisitas, (4) Uji Autokorelasi. UJI HIPOTESIS Koefisien Determinasi (R2) Menurut Gozali (2006) koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Uji Parsial (Uji T) Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006: 88). Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5% dengan level off confidance 95% (α = 0.05) dan degree of freedom (n – k – 1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ttabel dengan ketentuan: - jika thitung < ttabel, atau – thitung > - ttabel maka H0 tidak dapat ditolak dan Ha tidak dapat diterima untuk α = 5%. - jika thitung > ttabel atau – thitung < - ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima untuk α = 5%. Uji Simultan (Uji F) Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5% dengan level of confidence 95% (α = 0.05) dan degree of freedom ( n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi f hitung dengan ftabel dengan ketentuan: - jika fhitung < ftabel maka H0 tidak dapat ditolak dan Ha tidak dapat diterima untuk α = 5%. - jika fhitung > ftabel maka Ha diterima dan H0 ditolak untuk α = 5%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
60
3.36
39.85
12.7999
8.44611
TINGKAT LABA (ROE)
60
3.44
50.02
18.7458
10.61473
KUALITAS AKTIVA
60
.33
1.76
.6627
.21184
RENTABILITAS BANK (ROA)
60
1.12
7.60
3.9869
1.37062
Valid N (listwise)
60
TINGKAT KECUKUPAN MODAL (CAR)
PRODUKTIF (KAP)
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa: 1. Jumlah data (N) sebanyak 60 data, ini berdasarkan jumlah sampel sebanyak 20 perusahaan dan periode penelitian selama 3 tahun (20 x 3 = 60).
2. Tingkat Kecukupan modal (CAR) dengan nilai n = 60 memiliki nilai minimum 3,36, nilai maximum 39,85, nilai mean 12,7999 dan standar deviation 8,44611 3. Tingkat Laba (ROE) dengan nilai n = 60 memiliki nilai minimum 3,44, nilai maximum 50,02, nilai mean 18,7458 dan standar deviation 10,61473 4. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dengan nilai n = 60 memiliki nilai minimum 0,33, nilai maximum 1,76, nilai mean 0,6627 dan standar deviation 0,21184 5. Rentabilitas (ROA) dengan nilai n = 60 memiliki nilai minimum 1,12, nilai maximum 7,60, nilai mean 3,9869 dan standar deviation 1,37062 Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal. Untuk menguji normalitas data berikutnya maka dilakukan uji one sample kolmogorof-smirnov dengan menggunakan unstandardized variabel, tabel dibawah ini hasil output uji normalitas terebut:
Uji kolmogorov-Smirnov Data Asli One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
60
Normal Parameters
Mean
a,b
.0000000
Std. Deviation
Most Extreme Differences
1.00680221
Absolute
.066
Positive
.066
Negative
-.063
Kolmogorov-Smirnov Z
.510
Asymp. Sig. (2-tailed)
.957
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Uji Multikolinieritas Uji ini dapat dilihat melalui VIF (Variance Inflantion Factor) pada hasil analisis SPSS. Jika nilai VIF < 10, maka tidak ada gejala multikoliniaritas. Uji Multikolinieritas Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
a
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
Error (Constant)
.377
.706
.534
.596
TINGKAT
.076
.021
.468
3.655
.001
.586
1.705
.113
.017
.872
6.799
.000
.586
1.707
.794
.637
.123
1.247
.218
.995
1.005
KECUKUPAN MODAL (CAR) 1
TINGKAT LABA (ROE) KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF (KAP)
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai VIF untuk semua variabel independen < 10. Dimana nilai VIF untuk CAR = 1.705, untuk ROE = 1.707, dan untuk KAP = 1.005. Hal ini sesuai dengan syarat tidak terjadinya multikolieritas, sehingga semua variabel independen tersebut layak digunakan untuk variabel predictor. Dengan kata bahwa, diantara variabel independen tersebut tidak ada korelasi atau tidak terjadi multikolonieritas pada model regresi linier berganda. Uji Heteroskedastesitas Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Berikut merupakan hasil ujinya: Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa titik-titik kurang menyebar dan terdapat beberapa tumpukan pada gambar scatterplot tersebut sehingga dapat disimpulkan kemungkinan terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. Untuk itu uji heteroskedastisitas akan dilihat menggunakan metode uji glejser, berikut hasil uji heteroskedastisitas:
Uji Glejser a
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
t
Sig.
Beta
(Constant)
.732
.403
1.819
.074
TINGKAT KECUKUPAN
.013
.012
.182
1.058
.295
.002
.009
.033
.193
.848
-.171
.363
-.062
-.471
.640
MODAL (CAR) 1 TINGKAT LABA (ROE) KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF (KAP) a.
Dependent Variable: RES2
Hasil tampilan Output SPSS dengan jelas menunjukan tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi vaariabel dependen nilai absolut Ut (absurt) hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% (0.05). Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Dalam uji ini digunakan uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokolerasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lain diantara variabel independen. Menurut Ghozali (2006:95) Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi secara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu caranya dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test). Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin Watson (DW test) dengan keputusan du < d < 4 – du. Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary Model
1
R
a
.679
b
R
Adjusted
Std. Error of the
Square
R Square
Estimate
.460
.432
1.03342
Durbin-Watson
2.008
a. Predictors: (Constant), KAP, CAR, ROE b. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan tabel 4.6, hasil uji Durbin-Watson dibandingkan dengan nilai tabel DurbinWatson. Hasil nilai tabel Durbin-watson pada sampel sebesar 60 adalah didapatkan nilai dU sebesar 1,6889 nilai 4-dU sebesar 2,3111. Data terbebas dari autokorelasi apabila nilai Durbin-
Watson terletak diantara dU dan 4-dU. Dengan nilai Durbin-Watson sebesar 2,008 yang terletak antara nilai dU (1,6689) dan 4-dU (2,3111). Maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan uji autokerelasi pada data yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis Regresi Berganda Regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabelvariabel bebas (Tingkat kecukupan modal, tingkat laba, dan kualitas aktiva produktif) terhadap variabel terikat Rentabilitas Bank (ROA). Analisis regresi tersebut menghasilkan koefisien regresi yang menunjukan arah hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Hasil Regresi Berganda Coefficients Model
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.377
.706
TINGKAT KECUKUPAN
.076
.021
TINGKAT LABA (ROE)
.113
KUAALITAS AKTIVA
.794
t
Sig.
Beta .534
.596
.468
3.655
.001
.017
.872
6.799
.000
.637
.123
1.247
.218
MODAL (CAR) 1
PRODUKTIF (KAP)
a.
Y 1.
2.
3.
Dependent Variable: ROA
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh hasil persamaan regresi linier sebagai berikut: = 0,377 + 0,076 CAR + 0,113 ROE + 0,794 KAP + e Dari persamaan model regresi linear tersebut, dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Konstanta (α) Nilai konstanta (α) sebesar 0,377, menunjukan bahwa apabila nilai tingkat kecukupan modal, tingkat laba, dan kualitas aktiva prodiktif bernilai nol atau tidak ada, maka nilai variabel Rentabilitas Bank (ROA) sebesar 0,377. Koefisien b1 untuk variabel tingkat kecukupan modal Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0,076 nilai b1 yang positif menunjukan adanya hubungan yang searah antara variabel Rentabilitas Bank (ROA) dengan variabel tingkat kecukupan modal yang artinya jika nilai tingkat kecukupan modal naik sebesar 1% maka nilai Rentabilitas Bank (ROA) akan naik sebesar 0,076. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Koefisien b2 untuk variabel tingkat laba Besarnya nilai koefisien regresi (b2) sebesar 0,113 nilai b2 yang positif menunjukan adanya hubungan yang searah antara variabel Rentabilitas Bank (ROA) dengan variabel tingkat laba yang artinya jika nilai tingkat laba naik sebesar 1% maka nilai Rentabilitas Bank (ROA) akan naik sebesar 0,113. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
4.
Koefisien b3 untuk variabel kualitas aktiva produktif Besarnya nilai koefisien regresi (b3) sebesar 0,794 nilai b3 yang negatif menunjukan adanya hubungan yang berlawanan arah antara variabel Rentabilitas Bank (ROA) dengan variabel kualitas aktiva produktif yang artinya jika nilai kualitas aktiva produktif naik sebesar 1% maka nilai Rentabilitas Bank (ROA) akan turun sebesar 0,794. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
UJI HIPOTESIS Koefisien Determinasi Hasil Uji Determinasi Model Summary Model
R
R Square
a
1
.679
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.460
.432
Durbin-Watson
1.03342
2.008
b. Dependent Variable: RENTABILITAS BANK
Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi, diketahui bahwa 0.432 yang berarti bahwa tingkat kecukupan modal. Tingkat laba, dan kualitas aktiva produktif mempengaruhi sebesar 43,2% dari Rentabilitas Bank (ROA), sisanya sebesar 56,8% dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Uji Parsial (Uji t) Hasil Uji t Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
Std. Error
(Constant)
.377
.706
CAR
.076
.021
ROE
.113
KAP
.794
Beta .534
.596
.468
3.655
.001
.017
.872
6.799
.000
.637
.123
1.247
.218
1
a. Dependent Variable: ROA
1.
Dari tabel tingkat signifikansi hasil pengelolan data diketahui bahwa tingkat kecukupan modal mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.001 < (α) 0.05. sedangkan didapat nilai Thitung > Ttabel yaitu 3.655 > 1.745. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kecukupan
modal terhadap Rentabilitas Bank (ROA). Dari hasil tersebut maka H1 yang menyatakan tingkat kecukupan modal berpengaruh terhadap Rentabilitas Bank (ROA) terbukti. Dari tabel tingkat signifikansi hasil pengelolan data diketahui bahwa tingkat laba mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.000 < (α) 0.05. Sedangkan didapat nilai Thitung > Ttabel yaitu 6.799 > 1.745. sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat laba terhadap Rentabilitas Bank (ROA). Dari hasil tersebut maka H2 yang menyatakan tingkat laba berpengaruh terhadap Rentabilitas Bank (ROA) terbukti. Dari tabel tingkat signifikansi hasil pengelolan data diketahui bahwa kualitas aktiva produktif mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.218 > (α) 0.05. sedangkan didapat nilai Thitung < Ttabel yaitu 1.247 < 1.745. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kecukupan modal terhadap Rentabilitas Bank (ROA). Dari hasil tersebut maka H3 yang menyatakan kualitas aktiva produktif berpengaruh terhadap Rentabilitas Bank (ROA) tidak terbukti.
2.
3.
Uji Simultan (Uji F) Hasil Uji F a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
51.032
3
17.011
Residual
59.805
56
1.068
110.837
59
Total
F 15.928
Sig. b
.000
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), KAP, CAR, ROE
Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 15.928 dengan probabilitas 0.000. dapat diketahui bahwa F hitung lebih besar dari F tabel, yaitu 15.928 > 3.24, dengan nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas, yaitu 0.000 < 0.05. maka model regresi dapat digunakan untuk mengetahui Rentabilitas Bank (ROA) dapat dikatakan bahwa tingkat kecukupan modal, tingkat laba, dan kualitas aktiva produktif secara bersama-sama berpengaruh terhadap rentabilitas KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan analisis data dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Secara persial , Tingkat Kecukupan Modal terhadap Rentabilitas Bank (ROA) pada perusahaan bank berpengaruh secara signifikan. 2. Secara persial, Tingkat Laba terhadap Rentabilitas Bank (ROA) pada perusahaan bank berpengaruh secara persial.
3. Secara persial, Kualitas Aktiva Produktif terhadap Rentabilitas Bank (ROA) pada perusahaan bank berpengaruh secara persial. 4. Secara Simultan, Hasil penelitian ini menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara Tingkat kecukupan Modal, Tingkat Laba, Kualitas Aktiva Produktif terhadap Rentabilitas Bank (ROA). Saran Berdasarkan simpulan dari penelitian tersebut di atas, maka diajukan saran sebagai berikut: 1. Untuk menarik lebih banyak investor, maka perusahaan harus menjaga kinerja keuangannya, diantaranya Tingkat Kecukupan Modal (CAR), Tingkat Laba (ROE), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Rentabilitas Bank (ROA). Karena rasio tersebut dapat digunakan oleh para investor sebagai pertimbangan sebelum melakukan investasi pada perusahaan perbankan. 2. Profit merupakan cerminan dari kinerja perusahaan, maka dari itu investor dan manajer hendaknya mempertimbangkan informasi yang terkait dengan kinerja keuangan perusahaan terutama Tingkat Kecukupan Modal (CAR), Tingkat Laba (ROE), Kualitas Ktiva Produktiv (KAP) dan Rentabilitas Bank (ROA), karena rasio ini berpengaruh pada peningkatan profit. 3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melakukan penelitian lanjutan dengan memperluas sampel dan data penelitian. Misalnya dengan menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang serta memasukkan rasio-rasio yang berpengaruh dan dapat memprediksi profitabilitas bank.
DAFTAR PUSTAKA Agung Edy Wibowo, S. M. (2012). Aplikai Praktis SPSS dalam Penelitan. Yogyakarta: Gava Media, Cetakan 1. Alam, P., & Brown, C. A. Dissaggregated earnings and the predicton of ROE and stock prices: a case of the banking industry. Fitriantod, H., & Mawardi, W. (2006). Analisis pengaruh kualitas aset, likuiditas, rentabilitas, dan efisiensi terhadap rasio kecukupan modal perbankan yang terdapat di bursa efek jakarta. jurnal manajemen, Vol.3 . Harahap, S. S. (2013). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, cetakan ke 11. Harahap, S. S. (2007). Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Huang, D.-F. Book-tax differences and earnings quality for the banking industry evidence from taiwan. International, Vol 25 . Kasmir, D. (2013). Analisis Laporan Keuangan . Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, cetakan ke 6. Kasmir, D. (2013). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, cetakan ke 12. Laksmi Putu Safitri Devi, & Bagus Ida, B. Pengaruh roe, npm, leverage, dan nilai pasar terhadap harga saham. Pasaribu, H., & sari, R. L. (2011). Analisis tingkat kecukupan modal dan LOAN TO DEPOSIT RATIO terhadap profitabilitas . Vol. 4. No.2 . Rohimat, R. Pengaruh Kecukupan modal dan kualitas aktiva produktif terhadap rentabilitas bank. Sochih, M. (2008). Analisis tingkat kesehatan bank ditinjau dari CAMEL, untuk mengukur keberhasilan manajemen pada PT. BPRS MARGIZKI. Jurnal Pendidikan Akuntansi, Vol. 6. Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta, Cetakan 1. Tsoulfidis, L., & Paitaridis, D. Revisiting Adam Smith's theory of the falling rate of profit. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentng Perbankan. Yasa, G. W., & dkk. Pengaruh pertumbuhan aktiva produktif dan dana pihak ketiga pada kinerja operasional lembaga pengkreditan desa.