PENGARUH WHOLESALE PRICE INDEX, SALES GROWTH, NET PROFIT MARGIN, BOOK VALUE DAN FIRMSIZE TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Consumer Goods Periode 2009-2013)
OLEH: ATIN FAJAR WATI NIM: 1110081000143
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
PENGARUH WHOLESALE PRICE INDEX, SALES GROWTH, NET
PROFIT MARGIN, BOOK VALUE DAN FIRM SIZE TERHADAP BARGA
SAHAM
(Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Consumer Goods Periode 2009-2013)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Ge1ar SaIjana Ekonomi
01eh
Atin Fajar Wati
NIM: 1110081000143
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Hj.Pudji Astuty, SE., MM
Titi Dewi Warninda, SE.,M.Si
NIP: 0311065804
NIP:197312 21200501 2002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
11
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini tanggal26 Agustus 2015, telah dilakukan ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama
: Atin Fajar Wati
2. NIM
: 1110081000143
3. Jurusan
: Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Wholesale Price Index, Sales Growth, Net Profit Margin, Book Value dan Firm Size terhadap Harga Saham.
(Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Consumer Goods Periode 2009-2013) Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kernampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lu1us dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat 'Jntuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Agustus 2015 1. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP NIP: 19730615200501 1 009
(
2. Ela Patriana, Ir., MM NIP: 196905281008012010
(
3. Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB NIP: 19741127200112 1002
(
4. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM NIDN : 0311065805
(
5. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si NIP: 19731221 200501 2002
(
r;flx ,
f!
)
Pembimbing II
IV
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Atin Fajar Wati
NIM
:1110081000143
Jurusan
: Manajemen
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan 2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang Jain tanpa menyebutkan sumber asH atau tanpa izin pemiliknya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis DIN SyarifHidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan saya buat sesungguhnya.
Jakarta,
Juli 2015
Yang Menyatakan
(Atin Fajar Wati)
v
DAFfAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama
: Atin Fajar Wati
Tempat, Tanggallahir: Sragen, 26 Maret 1992 Alamat
: Bibis Rt/Rw 025109, Kelurahan Hadiluwih, Kec. Sumberlawang, Kab. Sragen, Jawa Tengah
Email
:
[email protected]
Phone
: 081310963062
RIWAYAT PENDIDIKAN
1997-1998
:TK'Aisyiyah Bustanul Athfal Hadiluwih
1998-2004
:SD Negeri Hadiluwih 2 Sumber Lawang
2004-2007
:SMP Negeri 1 Sumberlawang
2007-2010
:SMK Sukawati Gemolong
VI
ABSTRACK
This research aim to anayze the influence of Wholesale price index, Sales growth, Net profit margin, Book value and Firm size to Stock price of sector Consumer goods in 2009-2013. The analysis method used in the research is the analysis of panel data regression perfomed with Eviews version 7. The empirical result showed that the simultaneous indicated that Wholesale price index, Sales growth, Net profit margin, Book value and Firm size had significant influence to Stock price. in the partial indicated that Wholesale price index and Book value did not have significant influence to Stock price. Meanwhile, the Sales growth, Net profit margin and Firm size had significant influence to Stock Price.
Key Word: Panel data regression, Wholesale price index, Sales growth, Net profit margin, Book value, Firm size and Stock price.
Vll
ABSTRAK
Penelitian ini ibertujuan untuk meneliti pengaruh variabel Wholesale price index, Sales Growth, Net profit margin, Book value dan Firm size terhadap Harga saham perusahaan sektor Consumer Goods. Periode penelitian selama 5 tahoo dari 2009 sampai 2013. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan Eviews versi 7. Hasil penelitian menunnjukkan bahwa secara simultan Wholesale price index, Sales growth, Net profit margin, Book value dan Firms size berpengaruh terhadap Harga saham. Secara parsial Wholesale price index dan Book value tidak berpengaruh terhadap Harga saham. Sedangkan Sales Growth, Net profit margin dan Firm size berpengaruh terhadap Harga saham.
Kata kunci: Regresi data panel, Wholesale price index, Sales growth, Net profit margin, Book value, Firm size dan Harga saham.
Vlll
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam tidak lupa penulis ucapkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Tujuan dari penulisan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah beIjasa anatara lain: 1. Kedua orang tua beserta keluarga besar. Tak henti-hentinya mereka memberikan semangat dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk kedua orang tuaku terimakasih telah memberikan semangat dan motivasi serta dukungan materil yang luar biasa dari mulai perkuliahan sampai pada tahap ini. Jasa mereka tidak pernah bisa terlupakan. 2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini Le., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN SyarifHidayatullah Jakarta 3. Ibu Titi Dewi Waminda, S.E.,M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis 4. Ibu Dr. Pudji Astuty, SE., MM selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis. 5. Ibu Titi Dewi Warninda, S.E.,M.Si selaku dosen pembimbing II
yang
telah memberikan arahan dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
IX
ABSTRAK
Penelitian ini ibertujuan untuk meneliti pengaruh variabel Wholesale price index, Sales Growth, Net profit margin, Book value dan Firm size terhadap Harga saham perusahaan sektor Consumer Goods. Periode penelitian selama 5 tahun dari 2009 sampai 2013. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan Eviews versi 7. HasH penelitian menwmjukkan bahwa secara simultan Wholesale price index, Sales growth, Net profit margin, Book value dan Firms size berpengaruh terhadap Harga saham. Secara parsial Wholesale price index dan Book value tidak berpengaruh terhadap Harga saham. Sedangkan Sales Growth, Net profit margin dan Firm size berpengaruh terhadap Harga saham.
Kata kunci: Regresi data panel, Wholesale price index, Sales growth. Net profit margin, Book value, Firm size dan Harga saham.
Vlll
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam tidak lupa penulis ucapkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Tujuan dari penulisan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar SaIjana Ekonomi jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah beIjasa anatara lain: 1. Kedua orang tua beserta keluarga besar. Tak henti-hentinya mereka memberikan semangat dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk kedua orang tuaku terimakasih telah memberikan semangat dan motivasi serta dukungan materil yang luar biasa dari mulai perkuliahan sampai pada tahap ini. Jasa mereka tidak pemah bisa terlupakan. 2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini Le., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN SyarifHidayatullah Jakarta 3. Ibu Titi Dewi Waminda, S.E.,M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis 4. Ibu Dr. Pudji Astuty, SE., MM selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis. 5. Ibu Titi Dewi Waminda, S.E.,M.Si selaku dosen pembimbing II
yang
telah memberikan arahan dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
IX
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah mernberikan ilmu yang bennanfaat kepada penulis serta staf karyawan yang telah memberikan pelayanan kepada mahasiwa. 7. Terimakasih kepada temanku Astuti Soares, Gizzyan deva, Neni Suryanti, Ani fitriawati, Indana Zulfa yang telah memberikan inspirasi dan semangat kepada penulis. 8. Untuk temanku-temanku Alumni SMK SUKAWATI GEMOLONG jurusan Akuntansi, terimakasih atas saran dan nasehat serta canda tawa yang tak pernah bosan menemani dan mendengarkan keluhan-keluhan dalam penulisan skripsi ini 9. Terimakasih kepada ternan-ternan Manajernen D dan Manajernen Keuangan yang tidak bisa disebutkan satu per satu. 10. Terimakasih pada teman baik ku yang telah memberikan dukungan dan semangat yang luar biasa.
Jakarta, 3 juli 2015
Atin Fajar Wati
x
DAFTAR ISI Cover luar ...................................................................................................
i
Halaman Sampul Dalam ............................................................................
ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif .....................................................
iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................
iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...............................................
v
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................
vi
Abstrak .......................................................................................................
vii
Abstrak .......................................................................................................
viii
Kata pengantar ............................................................................................
ix
Daftar Isi ....................................................................................................
xi
Taftar Tabel ................................................................................................
xiv
Daftar Gambar ............................................................................................
xv
Daftar Lampiran .........................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang ...............................................................................
1
B. Perumusan Masalah .......................................................................
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................
13
A. Landasan Teori ................................................................................
13
1. Sekilas Pasar Modal Indonesia .................................................
13
2. Peranan Pasar Modal ................................................................
14
3. Instrument Pasar Modal ...........................................................
15
4. Saham .......................................................................................
17
xi
a. Pengertian Saham ................................................................
17
b. Harga Saham ......................................................................
19
5. Analisa Laporan Keuangan ......................................................
26
6. Faktor yang mempengaruhi Harga Saham ...............................
29
a. Wholesale Price Index.........................................................
29
b. Sales Growth ......................................................................
31
c. Net Profit Margin ...............................................................
32
d. Book Value ..........................................................................
34
e. Firm Size ............................................................................
35
7. Pengaruh Variable Independen Terhadp Variable Dependen ..
36
B. Penelitian Terdahulu ......................................................................
41
C. Kerangka Penelitian .......................................................................
46
D. Ahipotesis Penelitian ......................................................................
49
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................
50
A. Ruang Lingkup Penelitian ..............................................................
50
B. Metode Penentuan Sampel .............................................................
50
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................
52
D. Metode Analisis Data .....................................................................
53
1. Analisi Data Panel .....................................................................
53
2. Tahap Analisis Data .................................................................
58
3. Uji Asumsi Klasik ....................................................................
62
a. Normalitas ..........................................................................
62
b. Multikolineritas ..................................................................
64
c. Heterokedastisitas ..............................................................
65
d. Autokorelasi .......................................................................
68
4. Uji Signifikasi ..........................................................................
69
a. Koefisien Determinasi ........................................................
69
b. Uji Parsial ...........................................................................
70
c. Uji Simultan .......................................................................
71
E. Definisi Operasional Variabel ........................................................
73
xii
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ............................................
76
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penilaian ....................................
76
B. Pengujian dan Pembahasan ............................................................
79
1. Deskripsi Sampel .....................................................................
79
2. Deskripsi Variabel ....................................................................
80
a. Harga Saham .....................................................................
81
b. Wholesale Price Index ........................................................
83
c. Sales Growth ......................................................................
84
d. Net Profit Margin ...............................................................
87
e. Book Value .........................................................................
90
f. Firm Size ............................................................................
92
C. Analisa dan Pembahasan ................................................................
95
1. Pemilihan Model Regresi .........................................................
95
2. Uji Asumsi Klasik ....................................................................
100
a. Normalitas ..........................................................................
100
b. Multikolinieritas .................................................................
101
c. Heterokdastisitas ................................................................
102
d. Autokorelasi .......................................................................
105
3. Uji Signifikasi ..........................................................................
107
a. Koefisien Determinasi ........................................................
107
b. Uji Signifikasi Parisal ........................................................
109
c. Uji Sifnifikasi Simultan .....................................................
112
4. Analisis Regresi Data Panel .....................................................
114
5. Interprestasi ..............................................................................
116
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ...........................................
123
A. Kesimpulan ....................................................................................
123
B. Implikasi .........................................................................................
124
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
125
xiii
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Penelitian Terdahulu
44
3.1 Tabel Kriteria Pemilihan Sampel.................................
51
4.1 Tabel Sejarah Pasar Modal Indonesia
76
4.2 Tabel Sampel Penelitian
80
4.3 Tabel Harga Saham
81
4.4 Tabel Wholesale Price Index
83
4.5 Tabel Sales Growth.................................................. ............................. 85
4.6 Tabel Net Profit Margin
88
4.7 Tabel Book Value
90
4.8 Tabel Firm Size
93
4.9 Tabel Hasil Uji Chow.......................................................................... 97
4.1 0 Tabel Hasil Uji Hausman
99
4.11 Tabel HasH Uji Multikolineritas
102
4.12 Tabel Hasil Regresi Kelompok 1........................................................ 104
4.13 Tabel Hasil Regresi Kelompok 2........................................................ 104
4.14 Tabel Hasil Uji Autokorelasi
106
4.15 Tabel Uji Durbin-Watson
106
4.16 Tabel Uji Adjustd R2
108
4.17 Tabel Uji t
110
4.18 TabelUji F
113
4.19 Tabel Uji Data Panel
114
XIV
DAFfAR GAMBAR
1.1 Grafik Perkembangan Pasar Modal
2
2.1 Kerangka Pemikiran
47
2.2 Kerangka Konseptual Penelitian........................................................... 48
4.1 Grafik Hasil Uji Normalitas.................................................................. 101
xv
DAFfAR LAMPIRAN 1. Data Seluruh Variabel Penelitian
129
2. Hasil Output Regresi Data Panel.......................................................... 133
XVI
BABI
PENDAHVLVAN
A. Latar Belakang Masalah Pasar modal sangat memberikan sumbangan berarti bagi pembangunan ekonomi Indonesia me1alui penyediaan sember dana jangka panjang bagi duma usaha. Realita tersebut dapat dilihat dari jumlah tersedianya perusahaan yang go public dan jumlah dana yang dapat dihimpun untuk: tujuan yang produktif
serta aktivitas transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEl). Jika dilihat dari potensi yang ada maka tidak ada alasan bahwa pasar modal tidak akan berkembang dengan baik di masa yang akan datang. Potensi pengembangan pasar modal cukup besar baik ditinjau dari supply maupun demand. Potensi dari sudut supply dapat dilihat dari besarnya jumlah perusahaaan yang diperkirakan
dengan mudah dapat memenuhi persyaratan go public (Mar' ati dan Purnomo ,2011 :71). Menurut Jogiyanto (1998: 10) pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual sahamnya atau mengeluarkan obligasi (Silim, 2013: I). Menurut Rijanto dalam Djauharotun (2005:1), perkembangan pasar modal dipengaruhi oleh partisipasi yang aktif, baik dari perusahaan yang akan menjual sahamnya maupun pihak-pihak lain yang terlibat dalam kegiatan pasar modal. Ini berarti bahwa tanpa adanya partisipasi yang aktif dan perusahaan yang potensial untuk go public, tidak adanya investor yang bergairah untuk
menanamkan danaya dalam surat berharga, dan kurang aktifuya lembaga lembaga penunjang pasar modal, maka suatu pasar modal tidak akan berkembang dengan baik. GrafIk 1.1
Perkembangan pasar modal indonesia
---------------,
4,500,000 4,000,000 3,500,000 3,000,000 II Volume perdagangan (dIm jutaan)
2,500,000 2,000,000
iii Kapitalisasi pasar (dalam milliaran)
1,500,000 1,000,000 500,000
o 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber: www.idx.co.id
Perkembangan pasar modal indonesia tiap periode mengalami kemajuan hal ini bisa dilihat dari grafik perkembangan pasar modal diatas. Berdasarkan grafik tersebut nilai kapitalisasi pasar tiap periode selalu mengalami peningkatan. Volume perdagangan selama periode penelitian mengalami penuruan pada tahoo 2010 dan meningkat kembali pada tahoo 2013. Selain itu juga jumlah perusahaan yang terdaftar juga mengalami peningkatan tiap periode. Hal ini menunjukkan bahwa berbagai pihal berperan aktif dalam kegiatan pasar modal.
2
Fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk pengumpulan dana yang berasal dari masyarakat umum yang kemudian diinvestasikan di pasar modal yang memiliki tujuan untuk mencari keuntungan yang akan berguna untuk memajukan perusahaannya dan membantu mendukung perekonomian suatu negara (yanti dan Safitri, haLl) Keadaan pasar modal sebagai langkah bagi investor untuk memutuskan membeli saham. Informasi yang ada di pasar modal mempengaruhi kepercayaan investor yang membentuk efisiensi pasar modal. Kenaikan dan penurunan
volume
transaksi
dan
indeks harga
saham menunjukkan
kepercayaan investor untuk melakukan transaksi di pasar modal ( Djauharotun, 2005:1). Tujuan investor melakukan investasi adalah untuk memperoleh dividen dan capital gain. Capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh dari investasi dalam surat berharga atau efek dimana nilainya melebihi harga pembe1ian. Selisih antara harga jual yang lebih tinggi dan harga pembelian yang lebih rendah
menghasilkan
keuntungan
finansial
bagi
investor
tersebut.(id.m.wikipedia.org pada tanggal 26 juni 2015). Dengan adanya kegiatan investasi tersebut perusahaan dapat memperoleh dana tambahan untuk melakukan kegiatan operasional usaha sehingga akan memaksimalkan kinetja perusahaan. Terdapat berbagai instrumen yang dapat dijadikan altematif investasi di pasar modal. Salah satunya adalah saham. Saham merupakan kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan di ikuti hak dan
3
kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegeng sahamnya (fahmi, 2013:271). Harga saham juga mencenninkan nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi yang baik dicapai perusahaan dapat dilihat dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (Dini dan Indarti,ha12). Faktor yang mempengaruhi harga saham ada dua, yaitu faktor internal yang meliputi infonnasi arus kas, infonnasi laba dan infonnasi akuntansi lailmya yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan dan faktor eksternal perusahaan yang meliputi transaksi saham, tingkat suku bunga deposito, kepercayaan masyararakat terhadap pasar modal, kondisi sosial politik dan kebijakan perekonomian makro lainnya (Sumamo dan Gunistiyo). Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan pennintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat banyak orang menjual saham, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan (Anoraga,2003:58 dalam Mulia dan Nurdhiana, hal 2). Sebelum melakukan investasi atau transaksi saham, investor harus memperhitungkan resiko dan keuntungan yang akan diperoleh dari investasi tersebut.Terdapat dua pendekatan atau alat analisis yang bisa digunakan oleh investor untuk menganalisis suatu harga efek khususnya harga saham, yaitu pendekatan fundamental (mendasarkan pada infonnasi -infonnasi yang
4
diterbitkan oleh emiten yang dikaitkan dengan faktor-faktor fundamental seperti perekonomian makro dan kondisi sektor industri serta kineIja emiten) dan analisis teknikal yang analisisnya mendasarkan pada data harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang serta cenderung mengakaikan risiko dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari penawaran dan permintaan terhadap saham (Halim, 2005:5 dalam Mulia dan Nurdhiana hal 2). Analisis
fundamental
merupakan
analisis
terhadap
aspek-aspek
fundamental perusahaan yang merupakan gambaran dari kineIja perusahaan tersebut. Berdasarkan aspek fundamental, perusahaan bisa dinilai melalui rasio keuangan yang bisa dilihat dari laporan keuangan dari perusahaan tersebut (Amanda dan Pratomo, 2013:207). Informasi fundamental
yang baik adalah informasi yang mampu
mencerminkan kineIja atau nilai perusahaan yang dalam hal ini dicerminkan oleh harga saham. Informasi fundamental merupakan faktor internal yang berasal dari perusahaan berupa laporan keuangan (Viandita, Suhadak dan Husaiani, hall). Analisis teknikal adalah metode analisis berdasarkan pergerakan harga saham sesuai dengan kemungkinan teknis dari historikal data statistik pergerakannya pada jangka waktu tertentu (Mulia dan Nudhiana, hal.2). Model analisis teknikal lebih menekankan pada perilaku pasar modal dimasa datang dengan berdasarkan kebiasaan di masa lalu dan berupaya untuk
5
memperkirakan kondisi pasar ( harga saham ) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut di waktu lalu ( Cahyono dan Sutrisno, 2013:266).
Wholesale price index atau indeks harga perdagangan besar adalah angka indeks yang menunjukkan perubahan pada harga pembelian barang oleh pedagang besar dari konsumen.
Indeks harga perdagangan besar sangat
bermanfaat bagi para pedagang besar untuk mengetahui sejauh mana perubahan-perubahan yang terjadi pada harga-harga pembelian barang dagangan. Se1ain itu juga, indeks harga dapat dijadikan dasar untuk memperkirakan kondisi harga yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang. Disamping itu dengan diketahuinya indeks harga perdagangan besar, para pedagang besar dapat mengetahui faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan harga sehingga pengetahuan indeks harga tersebut dapat digunakan
untuk
menetapkan
harga
dasar
bagi
para
konsumen
(tikanov.blogspot.com diambil pada tanggal 2 juli 2015). Pertumbuhan penjualan mencerminkan prospek perusahaan-perusahaan di masa mendatang. Apabila perusahaan memiliki keuntungan yang meningkat, maka pertumbuhan penjualan pun ikut meningkat dan kinerja perusahaan semakin baik dari tahun ke tahun. Dengan demikian juga akan berdampak pada harga saham yang kemungkinan akan naik karena pada dasaarnya harga saham dipengaruhi oleh keuntungan di masa yang akan datang (Ningsih, 2011 dalam Afrianti, hal. 7). Tingkat pertumbuhan penjualan menunjukkan tingkat perubahan penjualan dari tahun ke tahun. Semakin tinggi tingkat pertumbuhannya, suatu perusahaan
6
akan
lebih
banyak
mengandalkan
modal
ekstemal
(Mahapsari
dan
Taman,2013:141). Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambakan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi,2013:80).
Net profit margin (NPM) merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan.
Net profit margin sangat penting bagi investor untuk menilai masa depan perusahaan. Investor akan memilih perusahaan yang memiliki NPM yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang hanya memiliki NPM rendah. Bagi investor perusahaan yang memiliki tingkat NPM yang tinggi memberikan indikasi bahwa risiko pada perusahaan rendah (Rahmi, Arfan dan Jalaluddin, 2013:6).
Book value merupakan nilai per lembar saham. Besamya book value dapat diketahui dengan membandingkan antara modal perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. Nilai book value secara normal akan terus naik tergantung pada kinerja perusahaan. Semakin bagus kinerja perusahaan akan berdampak pada bertambahnya nilai dari per lembar saham. Book value juga sebagai ukuran atau patokan untuk menentukan wajar tidaknya dari harga saham.
7
Perusahaan yang berukuran besar merniliki basis pemegang kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi investor kebijkan perusahaan akan berimplikasi terhadap prospek
cash flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi pemerintah akan berdampak terhadap besarnya pajak yang akan diterima, serta efektifitas peran pernberian perlindungan terhadap masyarakat umum (Gunarso, 2014:65). Sektor consumer goods di indonesia merupakan salah satu sektor yang merniliki prospek yang cerah dimasa depan. Perusahaan consumer goods dengan fundamental yang bagus biasanya lebih tahan banting saat menghadapi krisis. Sektor consumer good mempunyai korelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi indonesia. Sampai tahun 2013 jumlah perusahaan yang termasuk dalam sektor consumer goods sebanyak 37 perusahaan yang terbagi dalam 5 kelompok yaitu: 1) kelompok Food and Beverages terdapat 16 perusahaan, 2)
Tobacco manufacturers tedapat 4 perusahaan, 3) Pharmaceuticals terdapat 10 perusahaan,4) Cosmetic and Household terdapat 4 perusahaan dan Housware terdapat 3 perusahaan. Terdapat beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian terhadap variabel wholesale price index, sales growth, net profit margin, book value dan
firm size terhadap harga saham. Tahun 2012, Sarbapriya ray melakukan penelitian
tentang
"Testing
granger
causal
relationship
between
macroeconomic variables and stock price behavior: Evidence from India" . Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah consumer price index,
8
gold price, industrial production index, oil price, foreign exchange rate, money supply, interest rate, gross fued capital formation. foreign direct invesment, gross domestic product, wholesale price index, balance of trade dan foreign exchange resen'e. Hasil penelitian menunjukkan bahwa oil price dan gold price berpengaruh negatif terhadap harga saham sedangkan balance of trade, interest rate, foreign exchange reserve, gross domestic product, industrial production index, dan money supply berpengaruh positifterhadap harga saham dan inflation rate, foreign direct invesment, exchange rate dan wholesale price
index tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tita detiana pada tahun 2011 dengan periode penelitian selama 4 tahun dari tahun 2004-2008. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham sedangkan likuiditas, pertumbuhan penjualan dan dividen tidak berpengaruh terhadap harga saham. Wendy cahyono dan sutrisno (2013) melakukan penelitian tentang "Pengaruh rasio profitabilitas, DER, PBV, dan PER terhadap harga saham ". Sampel penelitian adalah perusahaan yang terdaftar dalam jakarta islamic index
periode
2008-2011.
Hasil
penelitian
mengungkapkan
bahwa
profitabilitas, DER. PBV, dan PER berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian tentang book value terhadap harga saham pernah dilakukan oleh Sumarno dan Gunistiyo pada perusahaan yang termasuk dalam kelompok LQ 45 periode 2002-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa book value berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.'
9
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang " Pengaruh Wholesale Price Index, Sales Growth, Net
Profit Margin, Book Value dan Firms Size terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Consumer Goods periode 2009-2013) "
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pennasahalan diatas, maka seeara nnel rumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: I. Apakah terdapat pengaruh antara Wholesale price index, Sales
growth, Net profit margin, Book value dan Firm size terhadap Harga saham seeara parsial pada perusahaan sektor Consumer
goods periode 2009-2013. 2. Apakah terdapat pengaruh antara Wholesale price index, Sales
growth, Net profit margin, Book value dan Firm size terhadap Harga saham seeara simultan pada perusahaan sektor Consumer
goods periode 2009-2013. 3. Variabel manakah yang dominan mempengaruhi Harga saham pada perusahaan sektor consumer goods periode 2009-2013.
10
c. Tujuan dan Manfaat penelitian. 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah di tuliskan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menetukan apakah terdapat pengaruh secara parsial antara variabel Wholesale price index, Sales growth, Net profit margin. Book
value dan Firm size terhadap Harga saham pada perusahaan consumer goods periode 2009-2013. 2. Untuk menetukan apakah terdapat pengaruh secara simultan antara variabel Wholesale price index, Sales growth, Net profit margin. Book
value dan Firm size terhadap Harga saham pada perusahaan sektor consumer goods periode 2009-2013. 3. Untuk menetukan variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap Harga saham pada perusahaan sektor consumer goods periode 3009-3013. 2. Manfaat Penelitian 1. Bagi pihak perusahaan, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan selanjutnya. 2. Bagi pihak investor, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.
1I
3. Bagi pihak akademis, penelitian ini bennanfaat untuk menambah wawasan tentang variabel-variabel yang mempengaruhi harga saham dan sebagai bacaan atau referensi untuk penelitian selanjutnya.
12
BABIl
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Sekilas Pasar Modal Indonesia
Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan. Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar kongret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun keatas. Sedangkan menurut David L. Scott, Pasar modal adalah pasar untuk dana jangka panjang di mana saham biasa, saham preferen dan obligasi di perdagangkan (Siamat, 2005:487) Fungsi ekonomi dari pasar modal menurut Martalena dan Malinda (2011 :3) adalah sebagai berikut: a Fungsi saving Pasar modal dapat menjadi altematif bagi masyarakat yang mgm menghindari penurunan masa uang. b Fungsikekayaan Masyarakat
dapat
mengembangkan
nilai
kekayaan
dengan
berinvestasi dalam berbagai instrument pasar modal yang tidak akan mengalami penyusutan nilai sebagaimana yang terjadi pada investasi nyata.
13
c Fungsi likuiditas Instrumen pasar modal pada umumnya mudah untuk dicairkan sehingga memudahkan masyarakat memperoleh kembali dananya dibandingkan rumah dan tanah. d Fungsi pinjaman Pasar modal merupakan sumber pinjaman bagi pemerintah maupun perusahaan membiayai kegiatannya.
2. Peranan dan Manfaat Pasar Modal Menurut Martono (2010:183) Secara makro, peranan pasar modal adalah sebagai piranti untuk melakukan alokasi sumber daya ekonomi secara optimal. Dampak positif dari alokasi sumber-sumber (reosurces ) secara optimal adalah naiknya pendapatan nasional, terciptanya kesempatan kerja, dan semakin meningkatnya pemerataan pendapatan. Manfaat pasar modal bagi emiten, investor dan pemerintah diantaranya: a. Manfaat bagi emiten, diantaranya: 1. Perusahaan yang menerbitkan sekuritas pada pasar perdana dan dapat memperoleh dana sekaligus dalam jumlah yang besar. 2. Dengan menerbitkan saham dapat mengurangi ketergantungan perusahaan (emiten) kepada bank dan dapat memperbaiki struktur modal. 3. Dengan menerbitkan saham (emisi saham) tidak ada beban tetap berupa pembayaran bunga dan jangka waktu penggunaan dana dari penjualan saham tidak terbatas. 14
b. Manfaat bagi investor, diantaranya: 1. Investor yang membeli saham akan memperoleh dividen dan investor yang membeli obligasi akan memperoleh bunga. 2. Investor sekaligus dapat membeli beberapa macam saham dan obligasu untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dan mengurangi resiko. 3. Mempunyai hak suara dalam rapat pemegang saham bagi pemegang saham. c. Manfaat bagi pemerintah, diantaranya: 1. Meningkatkan investasi 2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi 3. Menciptakan lapangan keIja 4. Meningkatkan pemerataan pendapat.
3. Instrumen Pasar Modal Instrumen pasar modal menurut Martono (2010:191) merupakan semua surat-surat berharga (efek) yang umum dipeIjual belikan melalui pasar modal. Beberapa surat berharga yang dipeIjual belikan di pasar melalui bursa efek di Indonesia, diantaranya: a. Saham Saham (stock) merupakan surat tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas (PT). b. Obligasi
15
Obligasi (Bonds) merupakan surat pengakuan utang dari emiten yang dijamin oleh penanggung yang menanggung janji pembayaran bunga serta pinjaman yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo. c. Derivarif dari efek yang terdiri dari: 1) Right; Merupakan hak memesan saham terlebih dahulu yang
melekat pada saham yang memungkikan para pemegang saham untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan o1eh perusahaan (emiten) 2) Warrant; Merupakan salah satu bentuk surat berharga yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dengan syarat-syarat yang telah ditentukan terlebih dahulu. 3) Obligasi konvertibel; Merupakan obligasi yang setelah jangka waktu tertentu dan selama masa tertentu, dengan perbandingan dan harga tertentu dapat ditukarkan menjadi saham dari perusahaan. 4) Saham dividen; Keuntungan perusahaan dapat dibagi dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk saham dividen. 5) Saham bonus;
Perusahaan menerbitkan saham bonus yang
dibagikan kepada para pemegang saham lama. 6) Sertifikat reksadana; Sertifikat yang menjelaskan bahwa pemodal menitipkan uang kepada manajer investasi sebagai pengelola dana untuk diinvestasikan baik di pasar modal maupun di pasar uang.
16
4. Saham a. Pengertian Saham Menurut Siamat (2005:507) saham merupakan surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas dan merupakan instrument yang paling dominan diperdagangkan. Menurut Fahmi (2013:271) saham dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Saham biasa adalah suaatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nila nominal dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (rapat umum pemegang saham) dan RUPSLB (rapat umum pemegang saham luar biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas)
atau
tidak,
yang selanjutnya
diakhir
tahun
akan
memperoleh keuntungan dalam bentuk deviden. Saham biasa memiliki beberapa jenis, diantaranya : a. Blue Chip-Stock (Saham Unggulan) adalah saham dari perusahaan yang dikenal secara nasional dan memiliki sejarah laba, pertumbuhan, dan manajemen yang berkualitas. b. Growth
Stock
adalah
saham-saham
yang
diharapkan
memberikan pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari rata rata saham -saham lain dan karenanya mempunyai PER yang tinggi. c. Defensive Stock ( Saham-saham defensif) adalah saham yang cenderung lebih stabil dalam masa resesi atau perekonomian 17
yang tidak menentu berkaitan dengan deviden, pendapatan dan kinerja pasar. Biasanya perusahaan yang termasuk dalam kategori saham ini adalah perusahaan yang produknya memang dibutuhkan oleh publik. d. Cyclical Stock adalah sekuritas yang cenderung naik nilainya secara cepat saat ekonomi semarak dan jatuh juga cepat saat ekonomi
lesu.
Contoh dari saham ini adalah saham
perusahaan pabrik mobil dan real estate. Sebaliknya saham non
siklis
mencakup
saham-saham
perusahaan
yang
memproduksi barang-barang kebutuhan umum yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi. e. Seasonal Stock adalah
perusahaan
yang penjualannya
bervariasi karena dampak musiman,
f. Speculative Stock adalah saham yang kondisinya memiliki tingkat
spekulasi
tinggi,
yang
kemungkinan
tingkat
pengembalian hasilnya adalah rendah atau negative. Ini biasanya dipakai untuk membeli saham pada perusahaan pengeboran minyak. 2. Saham preferen (saham istimewa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal dimanna pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang biasanya akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan). 18
b. Harga Saham. Harga saham sebagai salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pengelolaan perusahaan, dimana kekuatan pasar di bursa saham ditunjukk.an dengan adanya transaksi jual beli saham perusahaan tersebut di pasar modal. TeIjadi syarat transaksi tersebut didasarkan pengamatan para investor terhadap prestasi perusahaan dalam meningkatkan keuntungan (Rahmi, Arfan dan Jalaluddin, 2013: 1) Harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham dan umumnya harga saham itu diperoleh untuk menghitung nilai saham ( Moo press Team Work, 1998). Faktor - faktor yang mempengarui harga saham berasal dari faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yang
mempengarui harga saham diantaranya adalah keputusan deviden, struktur pennodalan, risiko dan pertumbuhan laba. Sedangkan faktor eksternal yang mempengarui harga saham adalah peraturan yang ada, resesi ekonomi, sentimen pasar dll.(Weston dan Brigham, 1993) Menurut Halim (2005) dalam Cahyono dan Sutrisno (2013) harga pada suatu saham dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Harga Nominal : Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
19
2. Harga Perdana : harga pada waktu harga saham tersebut dicatat di Bursa Efek.Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten akan dijual kepada masyarakat dan biasanya akan digunakan untuk menentukan harga perdana. 3. Harga Pasar : adalah apabila harga perdana merupakan harga jual dari petjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar merupakan harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga pasar merupakan harga dipasar sekunder dan harga pasarlah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya. Harga pasar adalah harga yang setiap hari di umumkan di surat kabar atau media
lain.Menurut
UU
No
8
tahun
1985
dikutip
di
(www.bapepam.go.id) Harga pasar saham adalah harga suatu saham yang sedang berlangsung dalam suatu pasar modal. Jika bursa tutup maka harga pasarnya adalah terbesar pada saat penutupan atau clossing price. Menurut Salim (2012;55-56) dalam Amanda dan Pratomo (hal.208), pergerakan harga saham tersebut setidaknya ada tiga macam, yaitu:
1. Bullish, yaitu dimana harga saham naik terus-menerus dariwaktu ke waktu. Hal ini bisa terjadi karena berbagai macam sebab, bisa dikarenakan dengan keadan finansial secara global atau kebijakan manajemen perusahaan.
20
2. Bearish, yaitu dimana keadaan harga saham turun terus-menerus dan merugikan investor. Investor yang mempunyai saham ini dapat melakukan penjualan diharga rendah dan rugi atau juga bisa melakukan pembelian ulang bila ada informasi akurat harga saham bisa naik di masa depan.
3. Sideway, yaitu dimana harga saham stabil. Dikatan stabil karena harga saham bergerak naik atau turun sehingga membentuk grafik mendatar dari waktu ke waktu. Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham yaitu : a. Analisis Fundamental Analisis yang membandingkan antara nilai instrinsik suatu saham (nilai yang sesungguhnya) dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah mencerminkan nilai instrinsiknya atau belum. Nilai instrinsik suatu saham ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh kondisi industri dan perekonomian secara makro ( Halim, 2005:21). Menurut Rodoni (2005 :61) analisis fundamental merupakan analisis yang dilakukan terhadap perusahaan itu sendiri yang berhubungan
21
dengan prospek pertumbuhan dan kemampuan memperoleh keuntungan yang meliputi tiga tahap analisis: 1. Ekonomi Makro : analisis ini bertujuan untuk melihat faktor yang menguntungkan dalam ekonomi makro dalam kaitanya dengan kegiatan perusahaan itu sendiri. 2. Industri: analisis ini lebih spesifik dan bertujuan untuk melihat kaitan industri dengan perusahaan seperti perkembangan perusahaan pesaing, standar industri dan pertumbuhan pasar. 3. Perusahaan : analisis ini bertujuan untuk melihat situasi perusahaan yang meliputi berbagai aspek perusahaan seperti kondisi keuangan perusahaan. Didalam analisis fundamental terdapat dua pendekatan yang biasa di lakukan yaitu : a. Pendekatan top down Pendekatan yang dimulai dari tingkatan ekonomi makro kemudian kepada situasi dan pertumbuhan industri kemudian situasi dan pertumbuhan perusahaan. b. Pendekatan bottom up Pendekatan yang dimulai dari tingkatan mikro (perusahaan) yang kemudian berkembang kepada analisa industri dan analisa makro ekonomi. Analisis Fundamental dilakukan untuk memperoleh nilai instrinsik (z'ntrinsic value) suatu saham, kemudian membandingkannya dengan
22
harga pasar saat ini (current market price) pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Apabila nilai instrinsik lebih besar dari harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harga terlalu rendah), dan merupakan waktu yang tepat untuk membeli saham. 2. Apabila nilai instrinsik lebih keeil dari harga pasar saat ini, maka saham tersebut overvalued (harganya terlalu tinggi), dan merupakan waktu yang tepat untuk menjual saham. 3. Apabila nilai instrinsik sama dengan harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan. b. Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah suatu jenis analisis yang selalu berorientasi kepada harga (pembukaan, pernutupan, tertinggi dan terendah) dari suatu instrumen investasi pada timeframe tertentu (price oriented). Analisis ini mempelajari tentang perilaku pasar yang diteIjemahkan ke dalam grafik riwayat harga dengan tujuan untuk memprediksi harga di masa yang akan datang. Harga yang tereermin dalam grafik merupakan harga kesepakatan transaksi antara supply dan demand. Terdapat tiga asumsi utama dalam analisis teknikal, yaitu: 1. Pasar mempertimbangkan semua persoalan. Para
analis
teknikal
pereaya
bahwa
semua
faktor
yang
mempengaruhi harga pasar akan tereermin dalam harga tersebut.
23
Kekuatan-kekuatan tertentu yang mempengarui pennintaan akan menyebabakan pasar bergerak ke atas atau ke bawah. 2. Harga Bergerak mengikuti arah aliran. Tujuan dilakukan analisis teknikal adalah untuk memastikan arah aliran pada tahap awal dengan maksud melakukan perdagangan mengikuti arah aliran tersebut.Menurut Prings (1997) seni analisis teknikal
mencoba
untuk
mengidentifikasi
kecenderungan
perubahan pada tahap pennulaan dan menjaga investasi atau sikap perdagangan tersebut sehiingga menunjukan bukti bobotnya atau kecenderungan atau sebaliknya. 3. Sejarah akan berulang. Pada hakekatnya analisis teknikal digunakan untuk melihat atau meyelidiki
psikologi
pasar.
Grafik
yang
digunakan
untuk
menggambarkan pola (pattren) tertentu. Sejauh ini metode chart
pattern telah berhasil dengan baik di masa lalu dan diberbagai bursa. Hal ini diasumsikan bahwa kinerjanya juga akan berjalan baik di masa depan. Adapun kekuatan dan kelemahan analisis teknikal yang dapat di identifikasikan adalah (Susanto dan Sabardi,2002 dalam Kodrat dan Indonanjaya, 2010:6): 1. Analisis teknikal dapat digunakan secara luas hampir di semua pasar modal di seluruh dunia.
24
2. Grafik dapat digunakan untuk menganalisis dalam satua waktu, jam , hari, minggu, bulan bahkan tahun. 3. Banyak tersedia alat-alat analisis teknikal dan teknik-teknik yang tersedia untuk digunakan sesuai kebutuhan di berbagai sektor pasar yang berbeda. 4. Prinsip dasar analisis teknikal mudah dipahami dan lebih memperhatikan pada kejadian sesungguhnya di pasar. 5. Analisis teknikal dapar menggunakan data secara akurat dan setiap saat tersedia di RTI (Real Time Information) dan IMQ (Information Market Quote) Beberapa kelemahan analisis teknikal adalah (Susanto dan Sabardi,2002 dalam Kodrat dan Indonanjaya, 2010) : 1. Analisis teknikal menganggap bahwa sifat manusia adalah konstan sehingga pola kecenderungan akan selalu berulang. 2. Analisis teknikal memperhatikan tingkat kemungkinan suatu kejadian akan teIjadi, bukan kepastian dari kejadian tersebut. 3. Beberapa analisis teknikal modern berdasarkan pada konsep matematik dan statistik yang cukup kompleks. 4. Untuk keberhasilan analisis teknikal, maka informasi yang dipakai harus akurat dan tepat waktu.
25
5. Analisa Laporan Keuangan a
Defmisi Laporan Keungan Laporan
keuangan
merupakan
suatu
informasi
yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut (Fahmi, 2013:21). Pengertian laporan keuangan menurut Munawir adalah alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan denngan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Sofyan Assauri menyatakan laporan keuangan merupakan laporan pertanggung jawaban manajemen sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Dalam Praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti: I. Neraca, Neraca merupakan laporan keuangan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2. Laporan laba rugi Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode. Laporan ini dibuat dalam suatu siklus operasi atau periode tertentu guna mengatahui jumlah perolehan perndapatan dan biaya yang telah dikeluarkan
26
sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi. 3. Laporan perubahan modal Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Laporan ini menunjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal. 4. Laporan cacatan atas laporan keuangan Laporan cacatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab-penyebabnya. Tujuannya agar penggunan laporan keuangan dapat memahami jelas data yang disajikan. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-benar tepat. Kesalahan dalam memasukkan angka atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai. Kemudian perhitungan tersebut dianalisis adn diinterpretasikan
sehingga
diketahui
posisi
keuangan
yang
sesungguhnya (Kasmir,20 12:67).
b Tujuan dan Manfaat Analisis Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Diantaranya sebagai berikut: 27
1 Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2 Untuk mengetahui keelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3
Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4
Untuk mengetahui langkah-Iangkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5 Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6
Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang dicapai.
Dalam praktiknya terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut: 1 Analisis Vertikal (Statis) Analisis ini merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis ini dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode.
28
2 Analisis Horizontal (Dinamis) Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.
6. Faktor- faktor yang mempengaruhi harga saham a. Wholesale Price Index Wholesale price index atau indeks harga perdagangan besar merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Wholesale price indeks bisa dijadikan sebagai indikator inflasi (Muhammad dan dan Aamir,2012:301). Pengertian lain
Wholesale price index atau
indeks
harga
perdagangan besar merupakan indikator yang menggambarkan besarnya perubahan harga di tingkat pedagang besar/harga grosir dari komoditi yang diperdagangkan disuatu negaraldaerah. Komoditas tersebut merupakan hasil produksi dalam negeri yang dipasarkan di dalam negeri atau diekspor, dan komoditi yang diimpor dari luar negen (www.bps.go.id). Data Indeks harga perdagangan besar diklasifikasikan ke dalam 5 sektor yaitu : 1) Sektor pertanian terdiri dari 37 komoditas,
29
2) Sektor pertambangan dan penggalian
terdiri
dari
7
komoditas, 3) Sektor industri terdiri dari 177 komoditas, 4) Sektor impor terdiri dari 48 komoditas, 5) Sektor ekspor terdiri dari 46 komoditas. Pengklasifikasian dilakukan berdasarkan Klasifikasi barang dan jasa perdagangan besar sesuai SNA 1968. Data indeks harga perdaganan besar dihitung menurut Indeks Laspayres, dengan rumus sebagai berikut:
L :n In =
x Pn-l Qo
n~po Qo X 100
Keterangan: : Indeks bulan ke n : Harga bulan ke n : Harga bulan ke n-1 (periode sebelumnya) P n - I X Qo POX
Qo
: Nilai tertimbang bulan n-l(bulan sebelumnya) : Nilai tertimbang tahoo dasar
Wholesale price index atau indeks harga perdagangan besar merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat inflasi. Terdapat tiga indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi diantaranya:
30
a. Indeks harga konsumen / Consumer price index merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur biaya rumah tangga dalam mernberi sejumlah barang bagi keperluan kebutuhan hidup. b. Indeks harga perdagangan besar / Wholesale price index. Indeks yang lebih menitikberatkan pada perdaganan besar seperti harga bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks ini sejalan dengan indeks harga konsumen. c. GNP deflator merupakan indeks yang mencakup jumlah barang danjasa yang termasuk dalam hitungan GNP.
b. Sales Growth
Sales Growth atau pertumbuhan penjualan merupakan manifestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri (Detiana,2011 :59). Pendekatan pertumbuhan perusahaan merupakan suatu komponen untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Dapat disimpulkan
bahwa
pertumbuhan
perusahaan
merupakan
suatu
komponen untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang dan dalam manajernen keuangan diukur berdasarkan perubahan total
penjualan
perusahaan
(Murni
dan
Andriana
dalam
Detiana,2011 :60). 31
Tingkat pertumbuhan yang didasarkan pada kemampuan keuangan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tingkat pertumbuhan atas kekuatan
(internal
sendiri
growth
rate)
dan
tingkat
pertumbuhan
berkesinambungan (sustainable growth rate). Internal growth rate merupakan tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan
tanpa
membutuhkan
dana
eksternal
atau
tingkat
pertumbuhan yang hanya dipicu oleh tambahan atas laba ditahan.
Sustainable growth rate merupakan tingkat pertumbuhan maksimum yang dicapai perusahaan tanpa melakukan pembiayaan modal, tetapi dengan memelihara perbandingan antara hutang dengan modal (Pratama, 2014:28). Pertumbuhan penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: . Penjualan t - Penjualan t-l pertumbuhan penJualan = p. l enJua ant-l
c. Net Profit Margin Net Profit Margin
Merupakan
ukuran keuntungan
dengan
membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan
penjualan.
Rasio
ini
menunjukkan
pendapatan
bersih
perusahaan atas penjualan. Menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim dalam Fahmi (2013:81) mengatakan bahwa :
32
1. Margin laba bersih sarna dengan laba bersih dibagi dengan penjualan bersih. Ini menunjukkan kestabilan kesatuan untuk menghasi1kan perolehan pada tingkat pernjualan khusus. Dengan memeriksa margin laba dan nonna industri sebuah perusahaan pada tahun sebelumnya sehingga dapat menilai efisiensi operasi dan strategi penetepan harga serta status persaingan perusahaan dengan perusaan lain dalarn industri tersebut. 2. Margin laba kotor sama dengan laba kotor dibagi dengan laba bersih. Margin laba yang tinggi lebih disukai karena menunjukkan perusahaan mendapatkan hasil yang lebih baik yang melebihi dari harga pokok penjualan. Rumus untuk menghitung Net Profit Margin adalah sebagai berikut:
Net Profit Margin =
Earning After Tax (EAT) S l x 100%
a es
Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan
modalnya
pada
perusahaan
tersebut.
Rasio
ini
menunjukkan seberapa besar presentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemarnpuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hasil dari perhitungan mencenninkan keuntungan netto per rupaih penjualan. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemarnpuan perusahaan untuk 33
mengahasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan tersebut profitable atau tidak (Bastian dan Suhardjono,2006:299 dalam Rianti ha1.5). d. Book Value
Book Value merupakan nilai buku per lembar dari suatu saham yang diterbitkan. Book value per lembar saham yang diterbitkan pada dasarnya mewakili jumlah asset / ekuitas yang dimiliki perusahaan tersebut (dikutip dari : www.main-saham.com tanggal 15 november 2014,9:34).
Book Value menurut Hartono dalam Rahmi, Arfan dan lalaluddin (2013) merupakan nilai buku per lembar saham yang menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Nilai buku saham mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan tercermin pada nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai buku saham bersifat dinamis tergantung pada perubahan
nilai
kekayaan
bersih
ekonomis
pada
suatu
saat
(Halim,2005 :20). Secara normal book value suatu perusahaan akan terns naik seiring naiknya kinerja perusahaan, demikian pula sebaliknya. Mengetahui nilai book value dari suatu saham sangat penting untuk mengetahui tingkat kapasitas dari harga per lembar saham selain itu book value digunakan untuk menentukan wajar atau tidaknya harga saham di pasar 34
(Tryfino,2009: 12 dalam Mulia dan Nurdhiana :6). Rumus untuk menghitung book value adalah sebagai berikut :
Ekuitas Book Value = - - - - - - - - - - - ]umlah Saham yang Beredar
e. Firm Size Ukuran perusahaan didefinikan oleh Gibson (1998:217) dalam Sambharakreshna (2010:205) yaitu : "Comparation of.firm of different
sizes may be more difficult than comparation of.firms ofequal size. For example, larger firms often have accses to wide and more sophisticated capital market, can buy in large quantities, and service wider markets. " " Be aware ofdifferent size of.firm size of.firm under comparison. This different can be seen by looking at relative sales, assets, or profit sizes. Dari definisi tersebut dapat disebutkan bahwa untuk melihat perbedaan ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari
tingkat
pernjualannya, aktiva atau ukuran laba. Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang memiliki aktiva dengan jumlah yang besar dapat disebut dengan ukuran perusahaan . Menurut Sujoko 2007 dalam Gunarso (2014) menjelaskan ukuran perusahaan
yang
besar
menunjukkan
perusahaan
mengalami
perkembangan sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Tingkat nilai perusahaan yang meningkat
35
akan meningkatkan daya saing perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil. Menurut \Viliandri (2011 :98) dalamViandita, Suhadak dan Husaini: "Variabel size atau ukuran perusahaan sangat bergantung pada besar kecilnya perusahaan. Perusahaan besar lebih mudah memperoleh pinjaman karena nilai aktiva yang dijadikan jaminan lebih besar dan tingkat kepercayaan bank juga lebih tinggi. Aktiva yang dijaminkan dapat berupa aktiva tetap berwujud serta aktiva lainnya seperti piutang dagang dan persediaan. Makin besar ukuran sebuah perusahaan (size) yang dapat dilihat dari besarnya total aset sebuah perusahaan maka harga saham perusahaan semakin tinggi, sedangkan jika ukuran perusahaan semakin kecil maka harga saham akan semakin rendah Besamya nilai Firm Size diketahui dengan rumus sebagai berikut : Firm Size
= LN (Total Asset)
7. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen a. Pengaruh Wholesale Price Index terhadap Harga Saham
Wholesale
price
index
merupakan
indikator
yang
menggambarkan besarnya perubahan harga di tingkat pedagang besar/harga grosir dari komoditi yang diperdagangkan disuatu negaraldaerah. Peningkatan yang terjadi pada Wholesale price
index akan berdampak pada harga saham. Peningkatan harga pada tingkat pedagang besar atau grosir
menyebabkan 36
teIjadinya kenaikan harga di tingkat konsumen, sehingga daya beli konsumen akan menurun dan berakibat pada penurunan minat investor untuk melakukan investasi dan akan teIjadi penuruan harga saham perusahaan (Ayudya, 2011 dalam Nofiatin,2013:216). Pellelitian tentang pengaruh Wholesale price index terhadap Harga saham telah dilakukan oleh Muhammad mubashir Hussain dan Muhammad aamir pada tahun 2012 yang menemukan bahwa wholesale price index berpengaruh terhadap harga saham. b. Pengaruh Sales Growth terhadap Harga Saham.
Sales growth merupakan merupakan manifestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang (Detiana,2011 :59). Apabila perusahaan memiliki keuntungan yang meningkat, maka pertumbuhan penjualan pun ikut meningkat dan kineIja perusahaan semakin baik dari tahun ke tahun. Dengan demikian juga akan berdampak pada harga saham yang kemungkinan akan ikut naik. Karena pada dasarnya harga saham dipengaruhi oleh keuntungan dimasa yang akan datang (Afrianti, 2012:7). Penelitian tentang Pertumbuhan penjualan telah dilakukan oleh Nunky rizka mahapsari dan Abdullah taman pada tahun 2013 dan Tita detiana pada tahun 2011 yang menemukan bahwa tidak 37
terdapat pengaruh antara variabel Pertumbuhan penjualan terhadap Harga saham. c. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham
Net profit margin merupakan rasio perbandingan antara laba bersih perusahaall dengan punjualan. Semakin besar nilai net
profit margin semakin baik karena menunjukka tingkat produktivitas perusahaan.
Rasio ini dijadikan pertimbangan
investor karena net profit margin memberikan informasi berapa besar keuntungan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan sehingga
investor
bisa
menentukan
apakah
perusahaan
profitable atau tidak. Pellelitian tentang net profit margin pemah dilakukan oleh Wendi Cahyono dan Sutrisno (2013) dan Lucky Putranto (2014) menunjukkan bahwa net profit margin berpengaruh terhadap Harga saham d. Pengaruh Book Value terhadap Harga Saham
Book value merupakan nilai bersih aktiva per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Book value menunjukkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan tercermin pada nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya (Halim,2005:20). Besamya book value dapat diketahui dengan membagi jumlah ekuitas dengan jumlah saham beredar.
38
Besarnya book value secara dinamis akan naik atau turun tergantung dari kineIja perusahaan. Perusahaan yang memiliki kineIja yang baik akan tercermin pada kekayaan bersih yang dihasilkan akan meningkat. Book value yang mengalami peningkatan akan menjadi daya tarik bagi investor untuk menginvestasikan dananya banyak
investor
yang
kedalam
perusahaan.
menanamkan
Semakin
modalnya
akan
mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Atika Rahmi, Muhammad Arfan dan lalaluddin (2013), Oktavia Dewi Yanti dan Ervita Safitri menemukan bahwa Book value berpengaruh terhadap
Harga
saham. e. Pengaruh Firm Size terhadap Harga Saham Firm Size atau Ukuran Perusahaan merupakan suatu alat ukur yang menentukan besar kecil nya suatu perusahaan. Beberapa pendapat yang menyatakan besar kecilnya suatu perusahaan seperti pendapat yang dikemukakan oleh sujoko (2007) dalam Gunarso (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang besar menunjukkan perusahaan mengalami perkembangan sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Tingkat nilai perusahaan yang meningkat akan meningkatkan daya saing perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil. 39
Ukuran suatu perusahaan dapat diketahui dengan logaritma natural dari total asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Besarnya ukuran perusahaan ditentukan oleh besarnya total aktiva yang dihasilkan oleh perusahaan. Seperti yang dinyatakan oleh Sujoko bahwa perusahaan yan besar akan menjadikan perusahaan memiliki daya saing yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil hal ini akan menjadi daya tarik investor. Semakin besar nilai aktiva yang dimilliki oleh perusahaan akan menjadi daya tarik bagi investor karena perusahaan yang memiliki aktiva yang besar menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola aktiva untuk menghasilkan laba sehingga akan meningkatkan aktiva perusahaan. Semakin tinggi ukuran perusahaan akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Pujo Gunarso (2014)
serta Tamara Dca Viandita,
Suhadak, Achmad Husaini
menunjukkan bahwa Firm Size berpengaruh terhadap Harga Saham.
40
B. Penelitian Sebelurnnya
Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya,
diantaranya sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Mubashir Hussain dan Muhammad Aamir (2012). Periode penelitian selama sepu1uh tahun dari tahun 2001-2010. Variabel yang digunakan adalah Exchange Rate
(ER), Foreign Exchange Reserve (FER), Industrial Production Index (IPI), Interest Rate (IR), Import (M), Money Supply (MS), Wholesale Price Index (WPI) dan Ekspor (X) terhadap Harga saham. Metode yang digunakan adalah Johansen Co-integration test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FER, IR, M, MS dan WPI berpengaruh positif dan signifikan terhadap stock prices, ER dan X berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap stock prices dan IPI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stock prices. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Tita Detiana (2011). Periode penelitian selama empat tahun dari 2004-2008. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Likuiditas, Profotabilitas, Sales growth dan Dividen terhadap Harga saham. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan profitabilitas berpengaruh terhadap Harga saham. Sedangkan variabel likuiditas, Profitabilitas dan Sales growht tidak berpengaruh terhadap harga saham.
41
3. Penelitian yang dilakukan oleh Lucky Putranto (2014) yang menguji pengaruh Return on Asset (ROA), Net Profit Margiin (NPM) dan
Eraning per Share (EPS) terhadap Harga Saham sektor properti dan real estate periode 2011-2013. Metode analisis yang digunakan regresi linier berganda. Hasil penelitiannya Net profit margin berpengaruh negatif signifikan terhadap Harga saham. Sedangkan Return on asset dan Earning per share berpengaruh positif signifikan terhadap Harga saham. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Wendi Cahyono dan Susanto (2013) meneliti pengaruh Rasio prfitabilitas (NPM,ROA, ROE, EPS), DER, PBV dan PER terhadap Harga Saham perusahaan yang terdaftar di 111 2008-2011. Metode analisis yang digunakan adalah uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial semua variabel berpengaruh terhadap Harga Saham. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Atika Rahmi, Muhammad Arfan dan lalaluddin (2013). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Faktor Fundamental (Earning per share, Price earning ratio,
Book value per share, Dividend payout ratio, Debt to equity ratio, Return on asset, Return on equity, Net profit margin) dan Systematic risk terhadap Harga saham. Sampel perusahaan pada perusahaan yang sektor manufaktur tahun 2007-2009. Metode analisis dengan regresi berganda. Hasil penellitian menunjukkan bahwa Faktor Fundamental dan Resiko sistematis bepengaruh terhadap Harga Saham. 42
6. Penelitian yang dilakukan oleh Menike M. G. P. D. dan U. S. Prabath (2014) menguji pengaruh Earning per share (EPS), Dividend per
share (DPS) dan Book value pe share (B V) terhadap Harga saham perusahaan yang terdaftar di Colombo Stock Exchange selama periode 2008-2012. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan Variabel Earning per share,
Dividend per share dan Book value berpengaruh terhadap Harga saham. 7. Penelitian yang dilakukan oleh Pujo Gunarso (2014). Periode selama tiga tahun dari 2008-2010. Variabel yang digunakan adalah Laba akuntansi, Leverage dan Ukuran perusahaan terhadap Harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laba akuntansi dan Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Harga saham sedangkan Leverage tidak berpengaruh terhadap Harga saham. 8. Penelitian yang dilakukan Tamara Oca Viandita, Suhadak dan Achmad Husaini yang meneliti pengaruh Debt ratio (DR), Price earning ratio
(PER), Earning per share (EPS) dan Size terhadap Harga saham pada perusahaan sektor Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Earning per share berpengaruh dominan terhadap Harga saham. 43
Tabel2.1
Penelitian Terdahulu
No 1.
2.
3.
4.
Peneliti
Variabel
Metode Hasil Analisis Muhamma Dependen: Johansen Co Foreign Exchange Stock Price d integration Reserve, Interest Rate, Mubashir Import, Money supply dan Independen: test Exchange rate Hissain Wholesale Price Index berpengaruh positif dan dan (ER), Foreign Muhamma Exchange signifikan terhadap Stock d Aamir Reserve (FER), Prices, Exchange Rate dan (2012) Industrial Export berpengaruh Production negatif dan tidak Index (IPI), signifikan terhadap Stock Interest Rate dan Industrial Prices (IR),Import Production Index tidak (M), Money berpengaruh terhadap Supply (MS), Stock Prices Wholesale Price Index (WPI), dan Export (X) Tita Dependen: Regresi Profitabilitas berpengaruh Detiana Harga Saham terhadap Harga Saham dan Linier (2011) Berganda variabel Likuiditas, Sales Independen: Likuiditas, Growth dan Dividen tidak Profitabilitas, berpengaruh terhadap Sales Growth, Harga Saham. Dividen Lucky Regresi Net profit margin Dependen: Putratanto Harga Saham Linier berpengaruh negatif (2014) Berganda Independen: signifikan terhadap Harga Return on Saham, Earning per Share berpengaruh positif Asset, Net signifikan terhadap Harga Profit Margin Earning dan Saham. Return on Asset berpengaruh positif dan per Share tidak signifikan terhadap Harga Saham. : Regresi Wendi Variabel independen Dependen Harga Saham Linier Cahyono berpengaruh terhadap dan Berganda Harga Saham. Earning per Independen: Net Profit Sutrisno Share memiliki pengaruh (2013) yang tinggi terhadap Margin. 44
5.
6.
7.
Return on Asset, Return on Equity, per Earning Share, Debt to Equity Ratio, Price Book dan Value Price Earning Ratio Regresi Dependen:
Atika Rahmi, Harga Saham Linier Muhamma Independen: Berganda d Arfan Fakor Fundamenta dan lalaluddin (Earning per Share, Price (2013)
Earning Ratio, Value Book per Share, Dividend Payout Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin) dan Resiko sistematik Dependen : Regresi
Menike Linier M. G. P. Harga Saham D. Dan U. Independen : Berganda per S. Prabath Earning Share, (2014)
Pujo Gunarso (2014)
Harga Saham
Faktor Fundamental dan Resiko Sistematis berpengaruh Harga Saham
terhadap
Earning per Share, Dividend per Share dan Book Value per Share berpengaruh Harga Saham.
terhadap
Dividend per Share dan Book Value per Share Regresi linier Hanya Dependen: Harga Saham Independen: Laba Akuntansi. Leverage dan Ukuran
berganda
Variabel Laba Akuntasi dan Ukuran Perusahaan yang signifikan terhadap Harga Saham
45
8.
Tamara Oca Viandita, Suhadak dan Achmad Husaini
c.
Perusahaan Dependen : Regresi linier berganda Harga Saham Independen: Debt Ratio, Price Earning Ratio, Earning per Share dan Size
Debt Ratio, Price Earning Ratio, Earning per Share dan Size berpengaruh terhadap Harga Saham
Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran bertujuan untuk menentukan arah dalam melakukan
penelitan serta untuk mempermudah dalam menganilisis masalah yang ada dalam penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa apakah terdapat pengaruh Wholesale Price Index, Sales Growth. Net Profit Margin, Book
value dan Firm Size terhadap Harga Saham. Periode penelitian selama lima tahun dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Dibawah ini merupakan kerangka pemikiran dari penelitian ini:
46
Perusahaan Sektor Consumer Goods periode 2009-2013
~ Variabel Independen : 1. Wholesale Price Index 2. Sales Growth 3. Net Profit .Margin 4. Book Value 5. Firm Size
Variabel Dependen : Harga Saham
, Model Estimasi Data Panel
I
I
~ I
~
Common Effect
I I
I
I
•
I
Fixed Effect
I
Chow Test
I
•
1
Random Effect I
Hausman Test ,
I
"I Uji Lagrange Multiplier ~
~
I
Uji Asumsi Klasik
I
1 1. Normalitas 2. Multikolinieritas 3. Heteroskedastisitas 4. Autokorelasi
~ [
Interpretasi
I
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
47
XII Wholesale price index
X21 Sales growth Y I Harga saham
X 31Net profit margin
xv Book value X I Firm size
Gambar 2.12
Kerangka konseptual penelitian
48
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan perumusan masalah diatas. Sehingga dapat ditulis hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Ho : b i = 0
Wholesale price index, Sales growth, Net profit margin. Book value dan Firm size tidak berpengaruh secara parsial terhadap Harga saham.
Wholesale price index, Sales growth,
Net profit margin, Book value dan Firm size
berpengaruh secara parsial terhadap Harga
saham.
Wholesale price index, Sales growth,
Net profit margin, Book value dan Firm size
tidak berpengaruh secara simultan terhadap
Harga saham.
Wholesale price index, Sales growth.
Net profit margin, Book value dan Firm size
berpengaruh secara simultan terhadap Harga
saham.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh variabel Wholesale
Price Index, Sales Growth, Net profit Margin, Book Value dan Firm Size terhadap Harga Saham perusahaan sektor Consumer Goods selama periode Desember 2009-Desember 2013. Dimana variabel independen (X) adalah
Wholesale Price Index, Sales Growth, Net Profit Margin, Book Value dan Firm Size sedangkan variabel dependen (Y) adalah Harga Saham. Model analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda.
B Metode Penentuan Sampel 1 Populasi Menurut
Sugiyono
(2010:115)
populasi
adalah
wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyeklsubyek yang mempunyai kalitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyeklsubyek
yang
dipelajari,tetapi
meliputi
seluruh
karakteristiklsifat yang dimiliki oleh subyeklobyek. Populasi dalam
50
penelitian ini adalah seluruh Perusahaan Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di BEl selama periode 2009-2013.
2
Sampel Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang akan diuji hams memberikan gambaran terhadap populasi dari penilitian. Sehingga diperlukan teknik temtentu untuk menentukan jumlah sampel yang yang akan diuji. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive Sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2010:122). Pemilihan sampel dengan tidak acak ini membutuhkan pertimbangan tertentu agar reievan dengan tujuan dari penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini adalah 23 perusahaan yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu diantaranya: No 1 2 3
4
Kriteria pengambilan sampel Perusahaan Consumer Goods periode 2009 2013 Perusahaan Consumer Goods yang tidak terdelisted selama periode 2009-2013 Perusahaan Consumer Goods yang mempublikasikan laporan keuangan selama periode 2009-2013 Perusahaan Consumer Goods yang tidak mengalami rugi usaha selama periode 2009 2013 Jumlah sampel penelitian
Jumlah perusahaan 37 perusahaan 30 perusahaan 23 perusahaan
23 perusahaan
23 perusahaan
51
Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan 23 sampel pernsahaan yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu :
Tabel3.1 Sampel Perusahaan Consumer Goods NO I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
KODE ADES CEKA DLTA INDF MLBI PSDN MYOR SKLT SITP AISA TBLA ULTJ GGRM HMSP DVLA KLBF KAEF MERK PYFA TSPC TCID KDSI SQBB
Perusahaan PT.Akasha Wira International Tbk, PT.Cahaya Kalbar Tbk, PT.Delta Djakarta Tbk, PT.Indofood Sukses Makmur Tbk, PT.Multi Bintang Indonesia Tbk, PT.Prasida Aneka Niaga Tbk, PT.Mayora Indah Tbk, PT.Sekar Laut Tbk, PT.Siantar Top Tbk, PT.Tiga Pilar Seiahtera Tbk, PT.Tunas Barn Lampung Tbk PT.Ultra Jaya Milk Tbk, PT.Gudang Garam Tbk, PT.HM Sampoema Tbk, PT.Daya Varia Laboratoria Tbk, PT.Kalbe Farma Tbk, PT.Kimia Farma Tbk, PT.Merck Indonesia Tbk, PT.Pyridam Farma Tbk, PT.Tempo Scan Pasific Tbk, PT.Mandom Indonesia Tbk, PT.Kedaung Setia Industrial Tbk, PT.Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk,
Sumber: data diolah
C Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Sekunder Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan menggunakna data yang telah diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia yang diakses 52
melalui
www.idx.co.id
www.financeyahoo.com
dan
periode Badan
2009-2013
dan
Statistik
melalui
Pusat
www.bps.go.id 2. Studi Pustaka Penelitian ini dilakukan dengan memahami, menelaah berbagai sumber dari buku, majalah, jurnal yang berkaitan dengan variabel dalarn penelitian ini, D Metode Analisis Data
1. Analisis Data Panel
Data panel merupakan gabungan antara data time series dan cross section dengan kata lain data panel merupakan data dari beberapa individu
sarna
yang
diamati
dalarn
kurun
waktu
tertentu
(Widarjono,2013 :353). Keuntungan menggunakan data panel menurut baltagi (2005) dalam Ali (2013:52) adalah sebagai berikut: a
Analisis data panel memiliki control terhadap heterogenitas data individual dalam suatu periode.
b Analisis dadta panel menyajikan data lebih informative, bervariasi, memiliki kolinieritas antar variabel yang lebih kecil, memiliki derajat kebebasan yang lebih besar dan lebih efisien. c
Analisis datapanel lebih tepat dalam mempelajari dinamika penyesuaian (dynamics ofchange) 53
d Analisis data panel lebih bauk mengidentifikasi dan megukur pengaruh-pengaruh yang secara sederhana tidak dapat terdeksi dalam time series dan cross section saja. e Model analisis data panel digunakan untuk membuat dan menguji model model perilaku yang lebih komplek dibandingkan dengan analisis data time series mumi dan
cross section mumi. f Data
panel
mikro
yang
dikumpulkan
pada
skala
individu,perusahaan dan rumah tangga dapat lebih akurat diukur dari pada variabel yang sama yang diukur pada tingkat makro. g Analisis data panel dalam level makro memiliki time series yang lebih panjang tidak seperti masalah jenis distribusi yang tidak standard dari unit roor test dalam analisis data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Wholesale
Price Index. Sales Growth, Net Profit Margin, Book Value dan Firm Size Terhadap Harga Saham Sektor Consumer Goods selama periode 2009-2013.Penelitian ini mengguankan Software Eviews 7.0 dalam pengolahan data. Model regresi data panel dalam penelitian ini adalah
54
Dimana Y = Variabel dependen (Harga Saham)
a
=
Konstanta
Xl = Variabel Wholesale Price Index
X2= Variabel Sales Growth
X3= Variabel Net Profit Nlargin
X4= Variabel Book Value
X5= Variabel Firm Size
e
=
eror
~ =
Koefisisen Regresi
i
=
Perusahaan
t
= Waktu.
Menurut WidaIjono (2013:355) ada beberapa metode yang digunkana untuk mengestimasi model regresi dengan data panel, diantaranya adalah : a
Koefisen Tetap Antar Waktu dan Individu (Common Effect) Model
Common
Effect
adalah
model
dengan
mengkombinasikan data time series dan cross section dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square). Dalarn pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu dan mengasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sarna dalarn berbagai kurun waktu. Persarnaan Regresi dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut:
55
Dimana : Y = Variabel Dependen X = Variabel independen i = Jenis Perusahaan
t = Waktu. b
Slope Konstan Tetapi Intersep Berbeda Antar Individu (Fixed
Effect) Teknik Fixed Effect adalah teknik yang mengestimasikan data
panel
dengan
menggunakan
variabel
dummy
untuk
menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan narnun sarna intersepnya antar waktu
(time invariant). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisisen regresi (slope) tetap antar perusahaan dah antar waktu. Untuk mengestimasikan model ini dimana intersep berbeda antar perusahaan digunakan metode teknik variabel dummy untuk menjelaskan perbedaan intersep tersebut. Model estimasi ini sering disebut dengan teknik Least Square Dummy Variables (LSDV). Persarnaan regresi dengan menggunakan teknik ini adalah :
Dimana: Y = Variabel Dependen X = Variabel Independen 56
P= Koefisien Regresi i = Jems perusahaan t = Periode D I.l.3t = 1 untuk perusahaan dan 0 untuk perusahaan lainnya. c
Estimasi dengan pendekatan Random Effects Dalam pendekatan ini akan mengestimasikan data panel
dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Model ini sangat berguna jika individual perusahaan yang kita ambil sebagai sampel adalah dipilih secara random dan merupakan wakil dari populasi. Nama metode random effect berasal dari pengertian bahwa variabel gangguan secara menyeluruh Vit
yaitu kombinasi time
series dan cross section dan variabel gangguan secara individu eit . Dalam hal ini variabel gangguan Pi adalah berbeda-beda antar individu tetapi tetap antar waktu. Sehingga model ini sering disebut dengan Error Component Model (ECM). Persamaan regresi dengan menggunakan model ini adalah :
Dimana:
y = Variabel Dependen X
=
VariabeI Independen
57
2
Tahap Analisis Data
Tahap in bertujuan untuk menentukan teknik yang tepat untuk mengestimasi data panel. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan yaitu : a. Uji Chow Uji chow digunakan untuk memilih model manakah yang paling baik diantara model Common Effect atau
Fixed
Effect. Hipotesis dalam uji ini adalah sebagai berikut:
Ho : Common effect Model H a : Fixed Effect Model.
Dasar pengambilam keputusan dalam uji ini adalah dengan membandingkan nilai F hitung dengan F kritis. Jika F hitung > F kritis maka menolak hipotesis nol dan model yang terbaik adalah Fixed Effect Model. Sebalinya jika F hitung < F kritis maka menerima hipotesis nol dan model yang
terbaik
adalah
Common
Effect
Model
(WidaIjono,20 13 :362). Rumus untuk mencari F hitung (Baltagi, 2005:13 dalam Ali ,2013:57) adalah sebagai berikut : (SSE1_SSEz )
.
F hztung
=
(n -1) SSE
z
(nt-n-k)
58
Dimana:
SSE) : sum squared Error metode Common Efect
SSE2 : sum squared Error metode Fixed Effect.
n
: Jumlah individual (cross section)
nt
: Jumlah cross section x time series.
K
: Jwnlah variabel independen. Menurut Putranto (2014:11) " Chow test result can be
seen as follows Cross Section F and Chi Square is 0,0000 smaller than Alpha 0,05 so we reject the null hypothesis". Dapat disimpulkan bahwa dalam pengambilan keputusan uji ini bisa dilihat dari nilai Cross Section F dan Chi
Square, jika nilainya kurang dari 0,05 sehingga menolak hipotesis nol yang berarti model yang terbaik dalam uji ini adalah mengikuti model Fixed Effect b. Uji Hausman Uji Hausman dapat difenisikan sebagai pengujian untuk memilih apakah model flXed effect atau random effect yang paling tepat digunakan.
Uji ini dikembangkan oleh
Hausman dengan didasarkan pada ide bawha kedua metode OLS dan GLS konsisten tapi OLS tidak efisien di dalam hipotesis nol. Dilain pihak, hipotesis altematifuya metode OLS konsisten dan GLS tidak konsisten. Sehingga uji
59
hausman bisa dilakukan dengan berdasarkan estimasi tersebut. Hipotesis uji ini adalah sebagai berikut:
Ho : Random effect model HI: Fixed effect model.
Uji
Hausman
akan
mengikuti
distribusi
chi-square
sehingga rumus uji Hauman adalah sebagai berikut: m
= q var (tj)-lq
Dimana:
q = [,BOLS - ,BGLS] var(q) = var(,BolS) - var(,BGLS) Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik Chi
Square dengan degree offreedom sebanyak k dimana k adalah jumlah variabel independen. Jika nilai statistik Hausman> dari nilai kritis maka menolak hipotesis nol dan model yang baik adalah Fixed Effect. Sebaliknya jika nilai statistim Hausman < dari nilai kritis maka menerima hipotesis nol dan model yang baik adalah model Random Effect (Widarjono,2013:365). Menurut Putranto (2014:12) " Base his decision making is
when a random cross-section is not significant at the 5% level, the model used is the fixed effect model the test results are significant (p-value 0.0000 is ess than 5%) so HO is rejected and Hi is accepted". Dapat disimpulkan bahwa dalam pengambilan keputusan uji ini dilihat dari nilai random cross 60
section tidak signifikan pada level 5%, sehingga keputusannya
adalah menolak hipotesis nol
dan menerima hipotesis
altematif. c. Uji Lagrange Multiplier (LJI,f) Uji ini untuk mengetahui apakah model Random Effect atau metode OLS. Uji signifikasi random effect ini dikembangkan oleh Breusch-Pagan. Uji ini didasarkan pada nilai residual dari metode OLS. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah : Ho : Model mengikuti Common Effect Ha : Model mengikuti Random Effect Nilai statistik LM
dihitung berdasarkan fonnula
sebagai berikut :
Dimana: n : Jumlah individu F : Jumlah periode waktu dan
e adalah residual metode
OLS. Uji LM didasarkan pada distribusi chi-squares dengan degree offreedom sebesar jumlah variabel independen. Jika nilai LM
statistik > dari nilai kritis statistic chi-squares maka menolak hipotesis nol dan model yang terbaik adalah model random effect. Sebaliknya jika nilai LM statistik < nilai statistic chi 61
squares malca menerima hipotesis nol dan model yang terbaik
adalah OLS (common effect) (WidaIjono,2013:363).
3. Uji Asumsi Klasik a
Uji Normalitas Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai
residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata ratanya. Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan karena distribusi data yang dianalisis tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem pada data yang diambil. Hipotesis dalam uji normalitas adalah sebagai berikut : Ho : Residual dalam model berdistribusi normal HI: Residual dalam model tidak berdistribusi normal
Menurut Winarno didalam Eviews untuk mendekteksi masalah normalitas data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu histogram dan uji Jarque-Bera. Uji normalitas dengan menggunakan histogram namun dengan menggunakan histogram seringkali polanya tidak mengikuti bentuk kurva normal sehingga sulit disimpulkan. Jarque-Bera merupakan uji statistik untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan skewness 'dan 62
kurtosis. Rumus
yang digunakan untuk menghitung Jarque-Bera
adalah: N- k(
Jarque - Bera = -6- 52 +
(K
4
3)2)
Dimana: S adalah skewness dan K adalah Kurtosis Dengan Ho pada dadta berdistribusi nonnal, uji Jarque-Bera didistribusi dengan X2 dengan derajat bebas (degree of freedom) sebesar 2. Probability menunjukkan kemungkinan nilai Jarque-Bera melebihi (dalam nilai absolute) nilai terobservasi dibawah hipotesis nol. Nilai probabilitas yang kecil cenderung mengarahkan pada penolakan hipotesis nol berdistribusi nonnal. Untuk mengatahui nonnalitas sebuah data lebih mudah jika dilakukan dengan melihat koefisien Jarque-Bera dan Probabilitas-nya. Kedua angka ini bersifat saling mendukung. Dengan ketentuan sebagai beikut : 1) Bila nilai J-B tidak seignifikan (lebih kecil dari 2), maka data berdistribusi nonnal 2) Bila probabilitas lebih besar dari 5% (Jika menggunakan tingkat signifikansi tersebut), maka data berdistribusi nonnal (hipotesis nolnya adalah data berdistribusi nonnal)
63
b Uji Multikolineritas Multikolinieritas berarti terjadi korelasi linier yang mendekatai sempuma antar dua variabel bebas. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada kolerasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinier. (suliyanto,20 11 :81) Menurut Widarjono (2013;101) Adanya multikolinieritas masih menghasilkan estimator yang BLUE, tetapi menyebabkan suatu model mempunyai varian yang besar. Dampak adanya multikolinieritas di dalam model regresi jika kita menggunakan teknik estimasi dengan model kuadrat terkecil (OLS) tetapi masih mempertahankan asumsi lain adalah sebagai berikut: 1) Estimator
masih
bersifat
BLUE
dengan
adanya
multikolinieritas namun estimator mempunyai varian dank ovarian yang besar sehingga sulit mendapatkan estimasi yang tepat. 2) Akibat no. 1, maka interval estimasi akan cenderung lebih besar dan nilai hitung statistic uji t akan kecil sehingga membuat
variabel
independen
secara
statistic
tidak
signifikan mempengarui variabel independen.
64
3) Walaupun secara individu variabel
independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen melalui uji statistic
R!
masih bisa relative
Untuk mendeteksi masalah multikolinieritas
dengan menguji
t, namun nilai koefisien determinasi tinggi.
koefisien korelasi (r) antar variabel independen. Sebagai aturan kasar
(ntle ofthumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi di atas 0,85 sehingga disimpulkan
mengandung
unsur
multikolinieritas
dalam
model.
Sebaliknya jika koefisien korelasi rendah dibawah 0,85 sehingga disimpulkan tidak mengandung unsure multikolinieritas.
c
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi
yang tidak sarna (konstan). Yang diharapkan pada model regresi adalah yang homokedastisitas. Masalah heteroskedastisitas sering teIjadi pada penelitian yang menggunakan data cross-section.
Menurut
WidaIjono
(2013;115)
dengan
adanya
heteroskedaastisitas, estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang
Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) hanya menghasilkan Linear Unbiased Estimator (LUE). Jika terdapat heteroskedastisitas dan tetap menggunakan model OLS sehingga mengakibatkan sebagai berikut:
65
1) Jika varian tidak minimum maka menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak lagi bisa dipercaya kebenarannya. 2) Akibat no.1 maka interval estimasi maupun uji hipotesis yang didasarkan pada dsitribusi t maupun F tidak lagi bisa dipercaya untuk evaluasi hasil regresi.
Dalam mendeteksi masalah heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode GoldFeld-Quandt. Menurut metode GoldFeld-Quandt, mengasumsikan bahwa heteroskedastisitas
Cal)
merupakan fungsi
positif dari variabel independen.
Hipotesis yang digunakan dalam uji GoldFeld-Quandt ini adalah:
Ho : Tidak ada Heteroskedastisitas Ha : Ada Heteroskedastisitas Metode GoldFeld-Quandt meliputi perhitungan dua regresi. Regresi kelompok pertama merupakan kelompok data yang diduga mempunyal vanan variabel gangguan yang rendah dan regresi yang kedua berdasarkan data yang diduga mempunyai varian variabel gangguan yang tinggi. Jika varian variabel gangguan setiap kelompok harnpir sarna maka diduga varian variabel gangguan mempunyai karakteristik
homokedastisitas.
menunjukkan
tren
yang
Jika
vanan
meningkat
maka
variabel model
gangguan mengandung 66
heteroskedastisitas. Prodedur metode GoldFeld-Quandt adalah sebagai berikut:
I. Mengurutkan data sesuai dengan X, dimulai dari yang kecil hingga yang paling besar. 2. Menghilangkan observasi yang ditengah (c). Membagi data yang tersisa (n-c) menjadi dua kelompok. Kelompok pertama berkaitan dengan nilai X yang kecil dan ke1ompok kedua berhubungan dengan data dengan nilai X yang besar. 3. Me1akukan regresi pada setiap kelompok secara terpisah. D ata setIap . regresl. terd"Ian dan. -z(n-c) .
4. Dapatkan SSRl yang berhubungan dengan nilai X kecil dan SSR2 yang berhubungan dengan nilai X yang besar. 5. Menghitung nilai F dengan rumus:
. SSRz/df F hLtun,g = SSR /df 1
Dimana: SSR 1 = Sum squared resid kelompok 1 SSRz = Sum squared resid ke1ompok 2
df
= degree ojfreedom, ditentukan dengan menggunakan rumus
(n-c-Zk)
Z
Jika nilai F hi tung lebih besar dari nilai F kritis maka dapat ditarik kesimpulan menolak hipotesis nol dan menerima hipotesis altematif 67
yang berarti terdapat masalah heterokedastisitas. Sebaliknya jika F hitung lebih kecil dari nilai F kritis sehingga menerima hipotesis nol dan menolak hipotesis altematif sehingga dapat ditarik kesimpulan tidak ada masalah heterokedastisitas (Widardjono,2013:121).
d Uji Autokorelasi Menurut Winarno (2005:5.26) Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dpengaruhi oleh data masa-masa sebelumnya. Autokorelasi juga sering terjadi pada data yang bersifat antar objek (cross section). Menurut Widmjono (2013:139) Dengan adanya autokorelasi, estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang BLUE ( Best Linear
Unbiased Estimator) hanya LUE (Linear Unbiased Estimator). Jika estimator tidak mempunyai varian yang minimum akan menyebabkan : 1) Jika varian tidak minimum akan menyebabkan perhitungan
standard error
metode OLS tidak lagi bisa dipercaya
kebenarannya. 2) Interval estimasi maupun uji hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak lagi bisa dipercaya untuk evaluasi hasil regresi.
68
Hipotesis penelitian dalam uji ini adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada masalah autokorelasi HI : Ada masalah autokorelasi. Dalam mendeteksi masalah autokorelasi dapat digunakan metode Durbin-Watson. Metode Durbin-Watson (D-W) diperkenalkan oleh J.Durbin dan Gs. Watson tahun 1951. Untuk menarik kesimpulan ada tidak autokorelasi dapat digunakan kriteria sebagai berikut : 1) 0 < d < dL maka menolak hipotesis not dan dapat disimpulkan ada autokorelasi positif. 2) dL < d < d u merupakan daerah tidak dapat diputuskan 3) d u < d < 4-du maka menerima hipootesis not dan dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi positif / negative. 4) 4-du < d < 4-dL merupakan daerah tidak dapat diputuskan. 5) 4-dL < d < 4 maka menolak hipotesis not dan dapat disimpulkan ada autokorelasi negatif. 4
Uji SignilIkasi
a
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa baik garis regresi cocok dengan datanya atau mengukur presentase total variasi Y yang dijelaskan oleh garis regresinya. Nilai koefisisen determinasi mempunyai interval sebagai berikut :
a :s
R2
:s 1 69
Semakin angkanya mendekati 1 maka semakin baik garis regrcsi karena mampu menjelaskan data aktualnya. Semakin mendekati nol maka kita mempunyai garis regresi yang kurang baik. Koefisisen determinasi tidak pernah menurun terhadap jumlah variabel independen. Artinya koefisisen determinasi akan semakin besar jika menambah variabel independen di dalam model. Oleh karena nilai R2 yang selalu naik dika menambah variabel independen walaupun variabel tersebut belum tentu mempunyai pembenaran dari teori ekonomi maupun logika ekonomi, sebagai alternatifuya adalah dengan menggunakan R2 yang disesuaikan (Adjusted R square).(Widardjono,2013:70)
b Uji Parsial (Uji t) Uji t merupakan suatu prosedur yang mana hasil sampel dapat digunakan untuk verivikasi kebenaran atau kesalahan hipotesis nol (
Ho ).Keputusan untuk menolak atau menerima Ho dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data. Uji hipotesis dua sisi digunakan jika peniliti tidak mempunyai landasan teori atau dugaan yang kuat. Dalam uji dua sisi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam persamaan regresi bisa positif maupun negative. Pengambilan kesimpulandilakukan dengan membandingka antara nilai t hitung
70
dengan nilai t kritis. t hitung dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut: t
Dimana : /31 merupakan nilai pada hipotesis DOl. Nilai t hitung umumnya telah disediakan pada hasil regresl. Sedangkan nilai t tabel terletak pada besarnya df (degree offreedom) yang digunakan df pada regresi berganda (n-k). Jika t hitung > nilai t tabel maka menolak hipotesis nol yang berarti secara individu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika t hitung < t tabel maka menerima hipotesis nol yang berari secara individu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Widatjono,20 13 :65). c
Uji Simultan (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Nilai F hitung diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
. R 2 / (k -1) F hltung = (1- R2)/(n - k)
Dimana:
F hitung : Nilai dari koefisien F
R2 '
:
Koefisien Determinasi.
71
n
: Jumlah Observasi
k
: Jumlah variabel bebas.
Dalam hasil regresi yang dilakukan dengan pengolahan software sudah di hitung nilai F hitung. Langkah selanjutnya adalah mencari nilai F tabel. F kritis ditetapkan berdasarkan besarnya a dan df
(degree offreedom) dimana bbesarnya ditentukan oleh numerator (k 1) dan df untuk denominator (n-k) n merupakan jumlah observasi dan k merupakan jumlah variabel bebas. Pengambilan keputusan dalam Uji F ini didasarkan pada nilai F hitung dan nilai F kritis. Jika nilai F hitung > dari F kritis sehingga menolak hipotesis nol yang berarti secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika F hitung < F kritis sehingga menerima hipotesis nol yang berarti secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Selain itu didalam menentukan menerima atau menolak hipotesis nol dapat dilakukan dengan melihat besarnya probabilitas yang menunjukkan besarnya a, Dari perhitungan Eviews dapat dilihat nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitas > 5% maka menerima hipotesis nol yang berarti secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terrhadap variabel independen. Sebaliknya jika nilai probabilitas < 5% maka menolak hipotesis nol yang berarti secara
72
bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel independen (Widarjono,20 13 :67).
E Defmisi Operasional Variabel 1 VariabelIndependen Variabel independen yang digunakan dalam penelitian terdiri dari
Wholesale Price Index, Sales Growth, Net Profit Margin (NPM), Book Value dan Firm Size. a. Wholesale Price Index
Wholesale
Price
Index
merupakan
indikator
yang
menggambarkan besamya perubahan harga di tingkat pedagang
besar/harga
grosir
dari
komoditi
yang
diperdagangkan disuatu negara/daerah. (www.bps.go.id) Data Wholesale price index yang digunakan adalah data tahunan yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik.
b. Sales Growth Sales
Growth
merupakan
merupakan
maenifestasi
keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi perturnbuhan masa yang akan datang.
Sales
Growth
dapat
dihitung
dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Sales Growth =
Sales t - Sales t - l S l a es t-l 73
c. Net Profit Margin
Net Profit Margin merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara Laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Rumus untuk menghitung Net Profit
Margin adalah: Earning After Tax (EAT)
Net Profit Margin =<:nlp~ x 100%
d. Book Value Book Value merupakan Nilai buku perlembar saharn yang diterbitkan. Semakin tinggi nilai book value maka semakin tinggi nilai kineIja suatu perusahaan. Book value dapat dihitung dengan membandingkan jumlah ekuitas terhadap jumlah saharn beredar. Rumus untuk menghitung
Book Value adalah sebagai berikut: Book Value
Ekuitas
=------- ]umlah Saham Beredar
e. Firm Size Firm Size menunjukkan seberapa besar tingkat kemajuan yang dialarni oleh suatu perusahaan. Semakin tinggi ukuran perusahaan maka semakin tinggi daya saing suatu perusahaan dan Firm size yang tinggi
akan
mendapatkan respon positif dari para investor. Firm size
74
dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
sebagai
berikut: Firm Size
2
= Ln (Total Asset)
Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham. Harga saham merupakan suatu harga yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penwaran saham yang dilakukan di pasar modal. Harga saham yang digunakan adalah harga saham pada tanggal terakhir bulan desember yang di unduh di www.financeyahoo.com
75
BABIV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Pasar Modal Indonesia Secara historis pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka, Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912, Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan Kolonial atau VOC, Perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, Pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, Pemerintah
Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar
modal pada tahun 1977 dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah, Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel4.1 Perkembangan Pasar modal Indonesia Desember 1912
Bursa efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda
1914-1918
Bursa Efek di Batavia ditutup selama perang dunia I
76
1925-1942
Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Awal tahun 1939 Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Surabaya dan Semarang di tutup, 1942-1952
Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Duma II
1956
Program nasionalisasi perusahaan Belanda, Bursa Efek semakin tidak aktif
1956-1977
Perdagangan di Bursa Efek vakum
10 Agustus 1977
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto, BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM(Badan Pelaksana Pasar Modal), Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal, Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama Tahun 2008
1977-1987
Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu, Jumlah emiten hingga 1987 barn mencapai 24, Masyarakat lebih memilih instrument perbankan dibandingkan dengan instrumen Pasar Modal,
1987
Ditandai (PAKDES
dengan 87)
hadirnya yang
paket
memberikan
Desember
1987
kemudahan
bagi
perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia 77
1988-1990
Paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal diluncurkan, Pintu BEJ terbuka untuk asing,Aktivitas bursa terlihat meningkat
2 Juni 1988
Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE) sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer,
Desember 1988
Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
16 Juni 1989
Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
13 Juli 1992
Swastanisasi BEJ, BAPEPAM, berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal, Tanggal ini diperingati sebagai HUTBEJ
22 Mei 1995
Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan system computer, JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
10 1995
November Pemerintah mengeluarkan Undang- Undang No, 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996
78
1995
Bursa Pararel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya Sistern Perdagangan Tanpa Warkat (Scripless Trading)
2000
mulai diaplikasikan di Pasar Modal Indonesia, BEJ mulai mengaplikasikan sistern perdagangan jarak jauh
2002
(Remote Trading) Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
2007
Jakarta (BEJ) dan berubah menjadi Bursa Efek Indonesia (BEl) 02 Maret 2009
Peluncuran Perdana sistem perdagangan barn PT Bursa Efek Indonesia JATS-NEXG
Sumber:www.idx.co.id B. Pengujian dan Pembahasan 1. Deskriptif Sampel
Penelitian ini menggunakan 23 perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 untuk dijadikan sampel penelitian, Perusahaan tersebut termasuk 23 perusahaan selama periode 2009-2013, Berikut ini daftar 23 perusahaan yang digunakan dalam penelitian :
79
Tabel4.2
Sampel Penelitian periode 2009-2013
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
KODE ADES CEKA DLTA INDF MLBI PSDN MYOR SKLT STIP AISA TBLA ULTJ GGRM HMSP DVLA KLBF KAEF MERK PYFA TSPC TCID KOSI SQBB
Perusahaan PT.Akasha Wira International Tbk, PT.Cahaya Kalbar Tbk, PT.Delta Djakarta Tbk, PT.Indofood Sukses Makmur Tbk, PT.Multi Bintang Indonesia Tbk, PT.Prasida Aneka Niaga Tbk, PT.Mayora Indah Tbk, PT.Sekar Laut Tbk, PT.Siantar Top Tbk, PT.Tiga Pilar Sejahtera Tbk, PT.Tunas Bam Lampung Tbk PT.Ultra Jaya Milk Tbk, PT.Gudang Garam Tbk, PT.HM Sampoerna Tbk, PT.Daya Varia Laboratoria Tbk, PT.Kalbe Farma Tbk, PT.Kimia Farma Tbk, PT.Merck Indonesia Tbk, PT.Pyridam Farma Tbk, PT.Tempo Scan Pasific Tbk, PT.Mandom Indonesia Tbk, PT.Kedaung Setia Industrial Tbk, PT.Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk,
Sumber: data dlOlah
2. Deskriptif Variabel Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga Saham periode 2009-2013, Sedangkan variabel
independen terdiri dari
Wholesale Price Index (WPI), Sales Growth, Net Profit Margin (NPM), Book Value (BV) dan Firm Size selama periode 2009-2013.
80
a. Harga Saham Harga Saham merupakan harga suatu saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh pennintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal, pada saat tertentu dalam artian sewaktu-waktu harga saham dapat berubah ubah. Tabel4.3 Barga Saham selama periode 2009-2013
NO
KODE
2009 2010 2011 2012 2013 1 ADES 640 1.620 1.010 1.900 2.000 2 CEKA 1250 1.100 950 1.230 1.160 3 DLTA 62.000 120.000 111.500 225.000 380.000 4 INDF 3.550 4.875 4.600 6.600 5.850 MLBI 150.100 274.950 5 359.000 735.000 1.200.000 PSDN 6 148 80 310 205 150 4.500 14.250 19.600 26.000 MYOR 10.750 7 8 SKLT 150 140 140 180 180 STTP 220 9 385 690 1.140 1.550 332 10 AISA 721 495 1.080 1.430 11 TBLA 340 410 590 490 470 ULTJ 1.210 560 1.080 1.380 4.500 12 13 GGRM 21.550 40.000 62.050 42.000 56.000 14 HMSP 10.400 28.150 39.000 59.000 62.400 1.490 2.200 1.170 1.150 1.690 15 DVLA 1.300 3.250 3.400 1.250 16 KLBF 1.030 340 17 KAEF 127 159 720 590 18 MERK 86.000 96.500 132.500 152.000 189.000 19 PYFA 110 127 176 172 147 20 TSPC 2.550 730 1.710 3.675 3.250 21 TCID 11.000 8.100 7.200 7.700 11.900 22 KDSI 155 235 245 510 345 23 9.500 10.500 10.500 10.500 SQBB 10.500 Mean 15.793,57 26.314,87 32.792,43 56.058,78 84.679,22 sumber: www.financeyahoo.com 81
Berdasarkan tabel Harga saham dapat diketahui bahwa rata rata harga saham tahun 2009 sebesar Rp. 15.793,57. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah ADES, CEKA, INDF, PSDN, MYOR, SKLT, STIP, AISA, TBLA, ULTJ, HMSP, DVLA, KLBF, KAEF, PYFA, TSPC, TCll, KDSI dan SQBB. Sedangka yang berada diatas rata-rata adalah DLTA, MLBI, GGRM dan MERK. Pada tahun 2010 rata-rata harga saham sebesar Rp. 26.314,87. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah ADES, CEKA,INDF, PSDN, MYOR, SKLT, STIP, AISA, TBLA, ULTJ, DVLA, KLBF, KAEF, PYFA, TSPC, TCID, KDSI dan SQBB. Sedangkall yang berada diatas rata-rata adalah DLTA, MLBI, GGRM, HMSP dan MERK. Periode 2011 rata-rata harga saham sebesar Rp. 32.702,43. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah ADES, CEKA, INDF, PSDN, MYOR, SKLT, STIP, AISA, TBLA, ULTJ, DVLA, KLBF, KAEF, PYFA, TSPC, TCID, KDSI dan SQBB. Sedangkan perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah DLTA, MLBI, GGRM, HMSP dan MERK. Periode 2012 rata-rata harga saham sebesar Rp. 56.058,78. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah ADES, CEKA, INDF, PSDN, MYOR, SKLT, STIP, AISA, TBLA, ULTJ, DVLA, KLBF, KAEF, PYFA, TSPC, TCID, KDSI dan SQBB. Perusahaan
82
yang berada diatas rata-rata adalah DLTA, MLBI, GGRM, HMSP danMERK. Pada tahun 2013 rata-rata harga saham sebesar Rp. 84.679,22. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah ADES, CEKA, INDF, PSDN, MYOR, SKLT, STTP, AISA, TBLA, ULTJ, GGRM, HMSP, DVLA, KLBF, KAEF, PYFA, TSPC, TCll, KDSI dan SQBB. Perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah DLTA, MLBI dan MERK.
b. Wholesale Price Index Wholesale Price Index atau Indeks Harga Perdangan Besar (IHPB) merupakan indikator yang menggambarkan besarnya perubahan harga ditingkat pedagang besar/harga grosir dari komoditi-komoditi
yang
diperdagangkan
di
suatu
negara
(www.bps.go.id). Berikut ini merupakan tabel Wholesale Price
Index selama periode 2009-2013. Tabel4.4
Wholesale Price Index periode 2009-2013
No TAHUN WPI 1 163 2009 2 171 2010 3 2011 183 4 193 2012 5 2013 129 sumber:www.bps.go.id
83
Dilihat dari tabel diatas nilai WPI cenderung mengalami peningkatan dari periode 2009-2013. Tetapi pada periode 2013 nilai WPI kembali turon. Selama periode penelitian angka WPI tertinggi pada tahun 2012 yaitu sebesar 193. Peningkatan WPI pada periode tersebut dikarenakan terdapat peningkatan disektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, impor dan ekspor. Peningkatan tertinggi dialami oleh sektor impor sebesar 7%. Sedangkan peningkatan terendah dimiliki oleh sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industri sebesar 4% Angka WPI terendah selama periode penelitian teIjadi pada tahun 2013. Pada periode tersebut angka WPI sebesar 129. Selama periode sektor pertanian, sektor pertambangan dan pengga1ian, sektor industri, sektor impor dan sektor ekspor mengalami penurunan. Sektor yang mengalami penuruan terendah adalah sektor ekspor migas sebesar 0,1%. Sedangkan sektor yang mengalami penurunan tertinggi teIjadi pada sektor industri 52%.
c. Sales Growth Sales
growth
atau
pertumbuhan
penjualan
merupakan
manifestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan penjualan pada masa yang datang (Detiana,2011 :59). Berikut ini merupakan tabel sales
84
growth perusahaan sektor consumer goods selama periode 2009 2013. Tabel4.5
Sales Growth periode 2009-2013
NO
KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
ADES CEKA DLTA INDF MLBI PSDN MYOR SKLT STIP AISA TBLA ULTJ
GGRM
HMSP DVLA KLBF KAEF MERK PYFA TSPC TCID KDSI SQBB Mean sumber: data diolah
2009 2010 0,038 0,627 -0,392 -0,399 0,075 -0,047 -0,017 0,027 0,219 0,108 -0,169 0,568 0,223 0,512 -0,118 0,137 0,004 0,216 0,090 0,323 -0,254 0,060 0,184 0,165 0,090 0,143 0,124 0,113 0,539 0,069 0,154 0,125 0,055 0,116 0,179 0,059 0,104 0,067 0,238 0,141 0,120 0,056 -0,110 0,170 0,1692 -0,2726 0,067 0,134
2011 0,369 0,724 0,157 0,180 0,038 0,048 0,309 0,096 0,348 1,485 0,270 0,118 0,111 0,218 -0,032 0,067 0,206 0,154 0,073 0,126 0,128 0,051 0,1197 0,233
2012 0,592 0,093 0,234 0,117 -0,157 0,047 0,112 0,166 0,249 0,568 0,020 0,337 0,171 0,261 0,209 0,250 -0,028 0,012 0,170 0,147 0,119 0,102 0,1337 0,170
2013 0,054 1,254 0,164 0,150 1,273 -0,020 0,143 0,412 0,520 0,476 0,026 0,231 0,130 0,126 0,013 0,173 I 0,163 0,284 1,926 0,034 0,095 0,062 0,1003 0,339
Berdasarkan tabel perhitungan Sales Growth dapat dilihat bahwa rata-rata pada tahun 2009 sebesar 0,067. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah ADES, CEKA, INDF, PSDN, SKLT, STIP, TBLA dan KDSI. Sedangkan perusahaan yang berada diatasa rata-rata adalah DLTA, MLBI, MYOR, AISA, 85
ULTJ, GGRM, HMSP, DVLA, KLBF, KAEF, MERK, PYFA, TSPC, TCID dan SQBB. Periode 2010 rata-rata sales growth sebesar 0,134. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah CEKA, DLTA, INDF, MLBI, TBLA, HMSP, DVLA, KLBF, KAEF, MERK, PYFA, TCID dan SQBB. Sementara perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah ADES, PSDN, MYOR, SKLT, STIP, AISA, ULTJ, GGRM, TSPC dan KDSI. Periode 2011 rata-rata sales growth adalah 0,233. Perusahaan yang memilikii sales growth dibawah rata-rata adalah DLTA, INDF, MLBI, PSDN, SKLT, ULTJ, GGRM, HMSP, DVLA, KLBF,
KAEF,
MERK, PYFA, TSPC, TCID dan KDSI.
Perusahaan yang memiliki sales growth diatas rata-rata adalah ADES, CEKA, MYOR, STIP, AISA, TBLA dan SQBB. Tahun 2012 rata-rata sales growth sebesar 0,170. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah CEKA, INDF, MLBI, PSDN, MYOR, .SKLT, TBLA, KAEF, MERK, TSPC, TCID, KDSI dan SQBB. Untuk perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah ADES, DLTA, STIP, AISA, ULTJ, GGRM, HMSP, DVLA, KLBF dan PYFA. Tahun 2013 rata-rata sales growth sebesar 0,339. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah ADES, DLTA, INDF, PSDN, MYOR, TBLA, ULTJ, GGRM, HMSP, DVLA, KLBF, KAEF,
86
MERK, TSPC, TCrn, KDSI dan SQBB. Untuk perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah CEKA, MLBI, SKLT, STIP, AISA danPYFA.
d. Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang mengukur perbandingan pendapatan bersih terhadap penjualan
bersih.
Semakin besar rasio ini, berarti semakin bagus perusahaan dalam menghasilkan laba. Berikut ini merupakan net profit margin selama 2009-2013.
87
Tabel4.6
Net Profit Margin periode 2009 -2013 (dalam %)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
KODE ADES CEKA DLTA INDF MLBI PSDN MYOR SKLT STIP A1SA TBLA ULTJ
GGRM HMSP DVLA KLBF KAEF MERK PYFA TSPC TCID KDSI SQBB
Mean sumber: data diolah
2009 12,1 4,2 10,4 7,6 21,1 7,6 8,0 7,3 6,5 6,5 9,0 3,7 10,6 13,1 8,5 11,6 2,2 19,5 2,9 8,0 9,9 1,1 31,27
2010 14,5 4,1 12,1 10,2 24,7 2,8 6,9 1,5 05,5 10,7 8,4 5,7 11,2 14,8 12,2 13,1 4,4 14,9 2,9 9,6 9,0 1,5 30,34
2011 8,6 7,8 10,9 10,8 27,3 1,9 5,1 1,1 4,1 8,6 11,3 6,1 11,8 15,3 13,4 14,0 4,5 23,2 3,4 10,1 8,5 2,0 35,12
9.7
10.0
10.6
2012 17,5 5,2 12,4 9,5 28,9 2,0 7,1 2,0 5,8 9,2 6,4 12,6 8,3 14,9 13,8 13,0 5,5 11,6 3,0 9,6 8,1 2,8 34,80 10.6
2013 11,1 2,6 13,5 5,9 33,5 1,7 8,8 2,0 6,8 8,5 2,3 7,1 7,9 14,4 11,4 12,3 5,0 14,7 3,2 9,3 7,9 2,6 35,06 9.9
I
Berdasarkan perhitungan net profit margin diatas dapat dilihat bahwa tahun 2009 rata-rata net profit margin sebesar 9,7%. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah CEKA, INDF, PSDN, SKLT, STTP, AISA, ULTJ, DVLA, KAEF, PYFA, TSPC dan KDSI. Untuk perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah
88
ADES, DLTA, MLBI, MYOR, TBLA, GGRM, HMSP, KLBF, MERK, TCID dan SQBB. Periode 201
° rata-rata
net profit margin adalah 10%.
Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah CEKA, PSDN, MYOR, SKLT, STTP, TBLA, ULTJ, KAEF, PYFA, TSPC, TCID dan KDSI. Untuk perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah ADES, DLTA, INDF, MLBI, AISA, GGRM, HMSP, DVLA, KLBF, MERK dan SQBB. Tahun 2011 rata-rata net profit margin sebesar 10,6%. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah ADES, CEKA, PSDN, MYOR, SKLT, STTP, AISA, ULTJ, KAEF, PYYFA, TSPC, TCID dan KDSI. Sedangkan perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah DLTA, INDF, MLBI, TBLA, GGRM, HMSP, DVLA, KLBF, MERK dan SQBB. Tahun 2012 rata-rata net profit margin
sebesar 10,6%.
Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah CEKA, INDF, PSDN, MYOR, SKLT, STTP, AISA, TBLA, GGRM, KAEF, PYFA, TSPC, Tcrn dan KDSI. Untuk perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah ADES, DLTA, MLBI, ULTJ, HMSP, DVLA, KLBF, MERK dan SQBB. Periode 2013 rata-rata net profit margin adalah 9.9%. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah CEKA, INDF, PSDN, MYOR, SKLT, STTP, AISA, TBLA, ULTJ, GGRM, 89
KAEF, PYFA, TSPC, TCID dan KDSI. Sedangkan perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah ADES, DLTA, MLBI, HMSP, DVLA, KLBF, MERK dan SQBB.
e. Book Value Book value merupakan Nilai buku per lembar saham yang diterbitkan. Book value dapat dihitung dengan membagi total equity di bagi dengan jumlah saham beredar, Tabel4.7
Book Value periode 2009-2013
NO
KODE
2010 2011 2009 213,16 1 ADES 115,64 169,31 1.013,45 1.037,82 1.361,54 2 CEKA DLTA 36.983,67 36.074,52 35.778,98 3 1.156,60 1.911,60 3.600,07 4 INDF 4.993,40 22.371,52 25.166,96 MLBI 5 143,25 PSDN 87,10 133,98 6 MYOR 2.063,38 2.661,36 3.162,95 7 164,26 171,27 177,92 SKLT 8 341,32 374,09 STIP 308,78 9 626,38 10 AISA 396,65 344,35 215,70 260,64 325,35 11 TBLA 412,54 443,13 468,072 12 ULTJ 9.511,79 11.016,73 12.759,77 13 GGRM 2.350,59 14 HMSP 2.386,86 2.336,63 649,92 990,93 571,96 15 DVLA 641,58 466,78 16 KLBF 568,32 179,20 200,58 225,54 17 KAEF 18 MERK 15.811,78 16.206,10 22.061,68 136,47 144,32 153,99 19 PYFA 535,30 479,69 676,87 20 TSPC 4.717,24 5.074,99 21 TCID 4.380,62 689,30 22 KDSI 589,25 630,9637 28.425,59 29.030,13 32.639,23 23 SQBB 4.484,67 5.734,64 6.484,67 Mean sumber : data diolah
2012 354,50 1.557,69 37.357,44 3.888,49 15.655,10 284,42 4.001,97 187,45 442,51 694,96 356,02 580,43 13.827,70 3.036,37 751,38 725,84 259,54 18.604,54 163,91 745,14 5.455,01 780,26 35.105,63 6.296,36
2013 448,85 1.775,71 42.250,06 4.370,30 46.870,09 289,99 4.404,05 202,17 529,86 805,45 363,80 697,67 15.288,42 3.229,53 816,69 837,44 292,46 22.866,90 175,49 583,43 5.883,57 869,15 37.446,22 8.317,28 90
Berdasarkan perhitungan book value diatas rata-rata tahun 2009 adalah Rp. 4.475,75. Perusahaan yang berada dibawah rata rata adalah ADES, CEKA, INDF, PSDN, MYOR, SKLT, STTP, AISA, TBLA, ULTJ, HMSP, DVLA, KLBF, KAEF, PYFA, TSPC, TCID, dan KDSI. Sedangkan perusahaan yang berada diatas rata rata adalah DLTA, MLBI, MERK, SQBB dan GGRM. Tahun 2010 rata-rata book value adalah Rp. 5.734,64. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah ADES, CEKA, INDF, PSDN, MYOR, SKLT, STTP, AISA, TBLA, ULTJ, HMSP, DVLA, KLBF, KAEF, PYFA, TSPC, TCID dan KDSI. Perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah DLTA, MLBI, GGRM, MERK dan SQBB. Periode 2011 rata-rata book value sebesar Rp. 6.484,67. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah ADES, CEKA, INDF, PSDN, MYOR, SKLT, STTP, AISA, TBLA, ULTJ, HMSP, DVLA, KLBF, KAEF, PYFA" TSPC, TCID dan KDSI. Sedangkan perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah DLTA, MLBI, GGRM, MERK dan SQBB. Tahun 2012 rata-rata book value sebesar Rp. 6.296,36. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah ADES, CEKA, INDF, PSDN, MYOR, SKLT, STTP, AISA, TBLA, ULTJ, HMSP, DVLA, KLBF, KAEF, PYFA, TSPC, TCID dan KDSI. Sedangkan
91
perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah DLTA, MLBI, GGRM, MERK dan SQBB. Periode 2013 rata-rata book value sebesar Rp. 8.317,28. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah ADES, CEKA, INDF, PSDN, MYOR, SKLT, STIP, AISA, TBLA, ULTJ, HMSP, DVLA, KLBF, KAEF, PYFA, TSPC, TCll dan KOSI. Sedangkan untuk perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah DLTA, MLBI, GGRM, MERK dan SQBB.
t
FirmSize Firm Size merupakan ukuran besar kecilnya suatu perusahaan dalam sektor consumer goods semakin besar ukuran perusahaan akan meningkatkan daya saing perusahaan di bandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil. Firm Size diperoleh dengan cara melognaturalkan
total asset yang
dimiliki oleh suatu perusahaan.
92
Tabel4.8
Firm Size periode 2009-2013
NO
KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
ADES CEKA DLTA INDF MLBI PSDN MYOR SKLT STIP AISA TBLA ULTJ
GGRM
HMSP DVLA KLBF KAEF MERK PYFA TSPC TCID KDSI SQBB Mean sumber: Data diolah
2009 12,091 27,066 20,449 17,513 13,808 26,591 28,808 26,002 27,03 28,092 28,655 28,18 30,933 30,505 27,387 29,581 28,079 26,796 25,327 28,813 27,625 27,034 26,488 25,776
2010 12,69 27,469 20,378 17,671 13,943 26,75 29,112 26,018 27,199 28,292 28,926 28,327 31,056 30,652 27,473 29,744 28,136 26,798 25,334 28,909 27,667 27,047 26,491 25,912
2011 12,663 27,436 20,361 17,796 14,015 26,766 29,518 26,09 27,563 28,909 29,076 28,41 31,296 30,592 27,55 29,5 28,125 27,093 25,494 29,074 27,754 27,099 26,614 26,034
2012 12,871 27,658 20,429 17,898 13,957 27,249 29,747 26,243 27,854 28,983 29,279 28,515 31,356 30,898 27,703 29,873 28,361 27,067 25,634 29,164 27,863 27,069 26,707 26,190
2013 12,996 27,689 20,58 18,173 14,393 27,248 29,904 26,433 28,016 29,244 29,457 28,664 31,558 30,941 27,805 30,057 28,536 27,269 25,888 29,318 28,013 27,468 26,766 26,366
Berdasarkan hasil perhitungan firm size diatas dapat diketahui bahwa rata-rata tahun 2009 sebesar 25,776. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata diantaranya: ADES, INDF, MLBI dan PYF A. Untuk perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah CEKA, DLTA, PSDN, MYOR. SKLT, STIP, AI SA, TBLA,
93
ULTJ, GGRM, HMSP, DVLA, KLBF, KAEF, MERK, TSPC, TCID, KDSI dan SQBB. Tahun 2010 rata-rata firm size sebesar 25,912. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata adalah ADES, DLTA, INDF, MLBI dan PYFA. Sedangkan untuk perusahaan yang berada diatas rata rata adalah CEKA, PSDN, MYOR, SKLT, STTP, AISA, TBLA, ULTJ, GGRM, HMSP, DVLA, KLBF, KAEF, MERK, TSPC, TCID, KDSI dan SQBB. Periode tahun 2011 rata-rata firm size sebesar 26,034. Perusahaan dengan firm size dibawah rata-rata adalah ADES, DLTA, INDF, MLBI dan PYFA. Sedangkan perusahaan dengan
firm size diatas rata-rata adalah CEKA, PSDN, MYOR, SKLT, STTP, AISA, TBLA, ULTJ, GGRM, HMSP, DVLA, KLBF, KAEF, MERK, TSPC, TCID, KDSI dan SQBB. Tahun 2012 rata-rata firm size sebesar 26,190. Perusahaan yang berada dibawah rata-rata firm size adalah ADES, DLTA, INDF, MLBI dan PYFA. Sedangkan perusahaan yang berada diatas rata-rata adalah CEKA, PSDN, MYOR, SKLT, STTP, AISA, TBLA, ULTJ, GGRM, HMSP, DVLA, KLBF, KAEF, MERK, TSPC, TCID, KDSI dan SQBB. Periode 2013 rata-rata firm size sebesar 26,366. Perusahaan yang memiliki firm size dibawah rata-rata diantaranya ADES, DLTA, INDF, MLBI dan PYFA. Sedangkan CEKA, PSDN, 94
MYOR, SKLT, STIP, AISA, TBLA, ULTJ, GGRM, HMSP, DVLA, KLBF, KAEF, MERK, TSPC, Tcrn, KDSI dan SQBB merupakan perusahaan denganfirm size diatas rata-rata.
C
Analisa dan Pembahasan 1. Uji pemilihan Model Regesi Berdasarkan pennasalahan,tujuan penelitian dan perumusan hipotesis yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumya maka langkah selanjutnya melakukan analisis data. Penelitian ini menggunakan data panel yang merupakan gabungan dari data time series dan cross section. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan software eviews 7.0 Sebelum melakukan analisis data langkah pertama adalah melakukan pemilihan model terbaik untuk menghasilkan analisis yang baik. Terdapat tiga pendekatan dalam pemilihan model terbaik yaitu: Common Effect,
Fixed Effect, Random Effect. a
Uji Chow Test Chow Test merupakan uji untuk menentukan model yang paling
tepat antara Common effect dengan Fixed effect yang akan digunakan dalam untuk mengestimasi data panel. Hipotesis dalam pengujian ini adalah: Ho : Model yang terbaik adalah Common effect Ha : Model yang terbaik adalah Fixed effect. 95
Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis diatas dengan membadingkan antara F-statistik dengan F tabel. Jika F-statistik > F tabel maka Ho ditolak sehingga model yang baik adalah Model Fixed
effect. Begitu sebaliknya. Jika F-statistik < F tabel maka HI ditolak sehingga model yang baik adalah Model Common effect. Langkah lain dalam pengambilan keputusan dilihat dari nilai Probabilitas. Jika probalilitas > 5% maka HI ditolak sehingga model yang baik adalah model Common effect. Begitu sebaliknya jika probabillitas < 5% maka Ho ditolak sehingga model yang baik adalah
Fixed effect.
96
Tabel4.9
Basil Pengujian Chow Test
Redundant Fixed Effects Tests Equation: HASILJIX Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
!Cross-section F Cross-section Chi-square
dJ.
Prob.
84.446780 357.307450
(22,87) 22
0.0000 0.0000
~ross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: LN_HRGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 04/07115 TIme: 23:43 Sample: 2009 2013 Periods included: 5 Cross-sections included: 23 Total panel (balanced) observations: 115
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
LOG_WPI
SALES_GROWHT
NPM
BVPS
FIRM_SIZE
7.833572 -0.586895 -0.211018 9.489243 0.000102 -0.004664
5.687176 2.512066 0.489365 2.732425 1.86E-05 0.032327
1.377410 -0.233631 -0.431207 3.472828 5.507860 -0.144291
0.1712 0.8157 0.6672 0.0007 0.0000 0.8855
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid I,-og likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.556835 0.536506 1.593476 276.7691 -213.6774 27.39159 0.000000
Mean dependent var S.D.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
7.975808 2.340580 3.820476 3.963690 3.878606 0.159656
Sumber : data dlOlah
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat hasil chow test bahwa nilai probalilitas < 5% sehingga dapat disimpulkan menolak Ho dan menerima HI sehingga model yang paling baik adalah rnengikuti model Fixed effect,
97
b Hausman Test Hausman test merupakan uji untuk menentukan model yang baik antara Fixed effect dengan Random effect yang akan digunakan untuk mengestimasikan data panel. Hipotesis dalam pengujian ini adalah Ho: Model yang baik adalah Fixed effect. Ha : Model yang baik adalah Random effect Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis diatas dengan membandingkan antara F-statistik dengan F tabel. Jika F statistic> F tabel maka HO ditolak sehingga model yang baik adalah model random effect. Begitu sebaliknya, jika F statistic < F tabel maka HI ditolak sehingga model yang baik adalah model Fixed effect. Cara lain untuk mengambil keputusan dari uji hipotesis 1m dengan melihat nilai probabilitas hasH uji. Jika nilai probabilitas > 5%, maka model yang baik adalah model Random effect. Begitu sebaliknya, Jika nilai probabilitas < 5%, maka model yang baik adalah model Fixed effect.
98
Tabe14.10 Hasil Uji Hausman Test
!correlated Random Effects - Hausman Test Equation: HASIL_FIX lTest cross-section random effects
'rest Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. dJ.
63.101450
5
Prob.
0.0000
Cross-section random effects test comparisons: Variable LOG_WPI SALES_GROWHT NPM BVPS FIRM_SIZE
Fixed 0.427323 -0.303108 5.339438 0.000019 1.321041
Random
Var(Diff.)
Prob.
.0.778850 .0.108750 5.902681 0.000046 0.135431
0.028166 0.001182 0.297234 0.000000 0.025078
0.0000 0.0000 0.3016 0.0000 0.0000
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: LN_HRGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 04/07/15 Time: 23:43 Isample: 2009 2013 Periods included: 5 ICross-sections included: 23 Irotal panel (balanced) observations: 115 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG_WPI SALES_GROWHT NPM BVPS FIRM_SIZE
-27.99700 0.427323 -0.303108 5.339438 1.85E.o5 1.321041
5.031896 0.641426 0.137955 1.893328 1.27E.o5 0.171401
-5.563906 0.666207 -2.197152 2.820134 1.459965 7.707325
0.0000 0.5070 0.0307 0.0059 0.1479 0.0000
Effects Specification ICross-section fixed (dummy variables) R-squared ~djusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistie) Sumber. Data dlolah
0.980175 0.974023 0.377240 12.38099 -35.02367 159.3147 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn eriter. Durbin-Watson stat
7.975808 2.340580 1.096064 1.764395 1.367336 1.777113
99
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat nilai probablitas hasil uji hausman < 0,05 (5%), sehingga dapat disimpulkan menolak HI dan menerima Ho. Model yang baik berdasarkan Hausman test adalah model Fixed effect.
2
Uji Asumsi Klasik a
Uji Normalitas Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual
yang telah terstandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistriibusi normal jika nilai residual terstandarisasi
tersebut
sebagian
besar
mendekati
nilai
rata
ratanya.(Sulisyanto,20I1 :69) Hipotesis dalam uji normalitas adalah:
Ho : Residual dalam model berdistribusi normal
Ha : Residual dalam model tidak berdistribusi normal.
Menurut Winarno untuk melihat data berdistribusi normal dapat dilakukan dengan melihat koefisien Jarque-Bera dan Probabilitas-nya. Kedua angka tersebut bersifat saling mendukung. 1) Bila nilai J-B tidak signifikan ( lebih kecil dari 2), maka data berdistribusi normal. 2) Bila probabilitas lebih besar dari 5% ( bila menggunakan tingkat signifikasi tersebut), maka data berdistribusi normal ( hipotesis nolnya adalah data berdistribusi normal)
100
Berikut ini adalah hasil uji nonnalitas dengan variabel dependen harga saham. GraiIk 4.1
Basil Uji Normalitas Series: Standardized Residuals . Sample 2009 2013 Observations 115 10
8 6 4
0"'" -0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4
0.6
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
1.55e-16 -0.003671 0.926720 -0.816137 0.329553 0.192248 3.683546
Jarque-Bera Probability
2.947221 0.229097
0.8
Berdasarkan hasil uji diatas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas dari uji tersebut adalah 0,229097 yang berarti lebih besar dari 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi nonnal.
b Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti teIjadi korelasi linier yang mendekati sempuma antar lebih dari dua variabel bebas. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempuma diantara variabel bebas. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempuma diantara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinieritas. (Suliyanto,20 11 :81). Metode yang digunakan untuk mengetahui adanya masalah multikolinieritas dengan menguji koefisien korelasi (r) antar variabel 101
independen. Sebagai aturan yang kasar (rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi diatas 0,85 maka kita duga ada masalah multikolinieritas dalarn model. Sebaliknya jika koefisien korelasi relative rendah maka kita duga model tidak mengandung unsur multikolinieritas
(Widarjono,2013:104).
Berikut
ini
hasil
Uji
Multikolinirtitas :
TabeI4.11 Hasil Uji Multikolinieritas SALES_GROW LOG WPI
HT
NPM
BVPS
FIRM SIZE
LOG WPI SALES_GROW
1.000000
-0.165808
0.035474
-0.061155
-0.017383
HT
-0.165808 0.035474 -0.061155 -0.017383
1.000000 -0.004471 -0.005385 -0.059257
-0.004471 1.000000 0.689618 -0.303530
-0.005385 0.689618 1.000000 -0.297186
-0.059257 -0.303530 -0.297186 1.000000
NPM BVPS FIRM SIZE
Berdasarkan tabel hasil uji diatas dapat dilihat bahwa hubungan antar varibel independen diatas 0,85. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian tersebut bebas dari masalah multikolinieritas.
c
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel dalarn model
regresi yang tidak sarna (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai yang sarna (konstan) maka disebut homokedastisitas. Masalah Heteroskedastisitas sering terjadi pada penelitian yang menggunakan data cross-section.
102
Dengan adanya heteroskedastisitas estimator OLS ( Ordinary Least Square ) tidak menghasilkan estimator yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) hanya Linear Unbiased Estimator (LUE).
Dalam mendeteksi masalah heteroskedastisitas dalam model dapat dilakukan dengan uji GoldFeld-Quandt. Uji GoldFeld-Quandt mengasumsikan bahwa metode deteksi heteroskedastisitas (al) merupakan
fungsi
positif
dari
variabel
independen.
(Widardjono,2013:116). Hipotesis dalam uji ini adalah: Ho: Tidak ada masalah Heteroskedastisitas Ha : Ada masalah Hetereskedastisitas. Pengambilan keputusan dalam uji ini adalah Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F kritis maka dapat ditarik kesimpulan menolak hipotesis nol dan menerima hipotesis altematif yang berarti terdapat masalah heterokedastisitas. Sebaliknya jika F hitung lebih kecil dari nilai F kritis sehingga menerima hipotesis nol dan menolak hipotesis altematif sehingga dapat ditarik kesimpulan tidak ada masalah heterokedastisitas (Widardjono,20 13: 121).
103
Tabe14.12
Hasil regresi kelompok 1
R-squared fA,djusted R-squared ~E. of regression ~um squared resid I",og likelihood
0.772708 0.743568 1.056974 43.57053 -63.12590 26.51713 0.000000
~tatistic
Prob(F-statistic)
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn eriter. Durbin-Watson stat
8.367730 2.087268 3.072262 3.313151 3.162063 0.873155
TabeI4.13
Hasil regresi kelompok 2
R-squared fA,djusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid og likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.665855 0.623016 1.006240 39.48827 -60.91241 15.54319 0.000000
't
F h lung
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn eriter. Durbin-Watson stat
6.763747 1.638855 2.973885 3.214773 3.063686 0.886674
z /df) = (SSR (SSR1/df)
(~)
F hitung
= e3.~:OS3)
F hitung
= 0,906307
Degree offreedom diperoleh dengan rumus: (n-c-2k)
df=~~ 2
df =
(115-25-10) 2
df = 40
104
Nilai F tabel a 5% dengan df 40 adalah 1,692797. Berdasarkan hasil perhitungan diatas besamya F hitung sebesar 0,906307 dan F tabel sebesar 1,692797. Sehingga dapat dilihat bahwa F hitung lebih kecil daripada F tabel sehingga dapat disimpulkan menerima hipotesis nol dan menolak hipotesis altematif sehingga data tersebut terbebas dari masalah heterokedastisitas.
d Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengarui oleh data pada masa-masa sebelumnya. Meskipun demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada data yang bersifat antarobjek (cross section). Dalam mendeteksi masalah autokorelasi digunakan dengan Uji Durbin- Watson.
105
Tabe14.14
Hasil uji Autokorelasi
Dependent Variable: D(LN_HRGA_SAHAM) Method: Panel Least Squares Date: 04/08/15 Time: 11 :37 Sample (adjusted): 2010 2013 Periods included: 4 !cross-sections included: 23 ~otal panel (balanced) observations: 92 Variable C D(LOG_WPI) D(SALES_GROWHT) D(NPM) D(BVPS) D(FIRM_SIZE) R-squared IAdjusted R-squared Is.E. of regression ~um squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
0.267018 0.504118 -0.252187 3.841325 1.02E-05 -0.099652
0.059848 0.494766 0.116126 1.494538 1.12E-05 0.306917
4.461600 1.018902 -2.171674 2.570243 0.909256 -0.324687
0.0000 0.3111 0.0326 0.0119 0.3658 0.7462
0.148816 0.099328 0.392126 13.22361 -41.31224 3.007142 0.015025
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.234190 0.413183 1.028527 1.192991 1.094906 2.158486
sumber: data dlolah
Tabe14.15 Tabel Uji Durbin-Watson
Ada
Tidak dapat
Autokorelasi
diputuskan
Iridak dapat
dl 1,5955
Ada
Autokorelasi diputuskan ~utokorelas'
2,158486
Positif
o o
Tidak ada
du 1,7851
4-du 2,2149
Negatif
4-dl 2,4045
4 4
106
Dari tabel uji Durbin-Watson dapat dilihat nilai uji Durbin Watson sebesar 2,158486. Hal ini berarti nilai hasil uji Durbin-Watson terletak diantara 1,7851 - 2,2149 sehingga dapat
disimpulkan
menerima hipotesis nol atau penelitian ini tidak ada masalah autokorelasi.
3.
Uji SignifIkasi a
Koefisien Determinasi (R2) Menurut WidaIjono (2013:69) Koefisien Determinasi adalah
untuk menjelaskan seberapa besar proporsi variasi variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen. Semakin besar nilai R2 maka sekin baik hasil dari model regresi tersebut. Koefisien detelminasi selalu naik jika menambah jumlah variabel independen dalam suatu model .walaupun penambahan variabel indeppenden tersebut belum tentu mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Sebagai alternative digunakan R2 yang disesuaikan (Adjusted k).Berikut ini hasil Adjusted R2
:
107
Tabe14.16
Hasil Adjusted If
Dependent Variable: LN_HRGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 04/07/15 TIme: 23:41 iSample: 20092013 Periods included: 5 Cross-sections included: 23 Total panel (balanced) observations: 115 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG_WPI SALES_GROWHT NPM BVPS FIRM_SIZE
-27.99700 0.427323 .0.303108 5.339438 1.85E.o5 1.321041
5.031896 0.641426 0.137955 1.893328 1.27E.o5 0.171401
-5.563906 0.666207 -2.197152 2.820134 1.459965 7.707325
0.0000 0.5070 0.0307 0.0059 0.1479 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid og likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.980175 0.974023 0.377240 12.38099 -35.02367 159.3147 0.000000
Mean dependent var S.D.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
7.975808 2.340580 1.096064 1.764395 1.367336 1.777113
sumber: data dlolah
Berdasarkan hasil uji diatas dapat dilihat bahwa nilai Adjusted If adalah 0,974023 yang berarti bahwa kemapuan variabel independen yang digunakan dalam penelitian yaitu Wholesale Price Index, Sales
Growth, Net Profit Margin, Book Value dan Firm Size dalam menjelaskan variabel dependen sebesar 97,40% sisanya 2.60% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
108
b
Uji SigniIIkasi ParsiaJ (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel
independen secara individu terhadap variabel dependen. Pengarnbilan keputusan pada uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t-tabel. Hipotesis dalarn uji ini adalah: Ho : Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh. HI : Variabel independen secara parsial berpengaruh. Jika nilai t-hitung > t-tabel dapat disimpulkan menolak hipotesis not yang berarti Variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya, Jika nilai t-hitung < t-tabel dapat disimpulkan
menerima
hipotesis
nol
yang
berarti
Variabel
indepeneden secara parsial berpengaruh terhadap harga saharn. Uji t dilakukan dengan menggunakan uji 2 arah (two tail test) dengan a=5%, sehingga t-tabel diperoleh sebagai berikut: a
= {'2 ; df= (n-k)} =
;
t·~5 df = (l15-6)}
= 1,98197
Berikut ini merupakan tabel hasil uji t :
109
Tabe14.17 Hasil uji t
Dependent Variable: LN_HRGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 04/07/15 Time: 23:41 ~ample: 2009 2013 IPeriods included: 5 ~ross-sections included: 23 Total panel (balanced) observations: 115 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG_WPI SALES_GROWHT NPM BVPS FIRM_SIZE
-27.99700 0.427323 -0.303108 5.339438 1.85E-05 1.321041
5.031896 0.641426 0.137955 1.893328 1.27E-05 0.171401
-5.563906 0.666207 -2.197152 2.820134 1.459965 7.707325
0.0000 0.5070 0.0307 0.0059 0.1479 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.980175 0.974023 0.377240 12.38099 -35.02367 159.3147 0.000000
Mean dependent var S.D.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
7.975808 2.340580 1.096064 1.764395 1.367336 1.777113
sumber: data dlolah
Berdasarkan hasil estimasi t-tabel sebesar 1,98197 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Pengaruh Wholesale Price Index terhadap Harga saham Berdasarkan tabel 4.17 bahwa nilai t-hitung sebesar 0,666207 berarti lebih besar dari 1,98197. Nilai probabilitas sebesar 0,5070 > 0,05 sehingga menerima hipotesis not yang berarti bahwa
Wholesale Price Index tidak berpengaruh terhadap harga saham.
110
2) Pengaruh Sales Growth terhadap Harga saham Berdasarkan tabel diatas 4.17 nilai t hitung sebesar -2.197152 yang berarti lebih besar dati -1,98197. Nilai probabilitas sales growht adalah 0,03 < 0,05 sehingga menolak hipotesis nol dan dapat disimpulkan bahwa Sales Growht berpengaruh terhadap harga saham. 3) Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil uji diatas bahwa t-hitung NPM sebesar 2,820143 yang berarti lebih besar dati t-tabel 1,98197. Sedangkan nilai probabilitas hasil uji NPM sebesar 0,0059 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa vatiabel NPM berpengaruh terhadap harga saham. 4) Pengaruh Book Value terhadap Harga Salam Berdasarkan tabel 4.17 diatas nilai t-hitung sebesar 1,459965 yang berarti lebih kecil dari t -tabel 1,98197. Nilai probabilitas dati Book Value adalah 0,1749 yang lebih besar dati 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Book Value tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. 5) Pengaruh Firm Size terhadap Harga Saharn Berdasarkan tabel 4.17 nilai t-hitung sebesar 7,707325 yang berarti lebih besar dari 1,98197. Nilai probabilitas dati hasil uji sebesar 0,0000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan menolak
111
hipotesis nol yang berarti bahwa Firm Size berpengaruh terhadap harga saham.
c
Vji Signif1kasi Simultan (Vji F) Uji F digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel
independen (Wholesale price index,Sales growth, Net profit margin,
Book value dan Firm size ) terhadap variabel dependen. Hipotesis dalam uji ini adalah: Ho : Variabel independen secara simultan tidak berpengaruh HI : Variabel independen secara simultan berpengaruh. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai F tabel dengan nilai F hitung. Jika F-hitung > F-tabel dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ditolak atau Variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya, jika F-hitung < F tabel dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol diterima atau Variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Selain dilihat dari nilai F-hitung, altematif lain bisa dilihat dari hasil probabilitas F-hitung. Jika nilai probabilitas F-hitung > 5%, dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis nol
atau Variabel
Independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya, Jika probabilitas F-hiutng < 5%, dapat disimpulkan bahwa menolak hipotesis nol atau Variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.Berilrut ini hasil uji F:
112
Tabe14.17
HasiJ uji F
Dependent Variable: LN_HRGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 04/07/15 Time: 23:41 iSample: 20092013 Periods included: 5 ~ross-sections included: 23 !rotar panel (balanced) observations: 115 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG_WPI SALES_GROWHT NPM BVPS FIRM_SIZE
-27.99700 0.427323 -0.303108 5.339438 1.85E-05 1.321041
5.031896 0.641426 0.137955 1.893328 1.27E-05 0.171401
-5.563906 0.666207 -2.197152 2.820134 1.459965 7.707325
0.0000 0.5070 0.0307 0.0059 0.1479 0.0000
Effects Specification ~ross-section fixed (dummy variables)
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid og likelihood F-statistic ProblF-statistic) sumber: data dlolah
0.980175 0.974023 0.377240 12.38099 -35.02367 159.3147 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
7.975808 2.340580 1.096064 1.764395 1.367336 1.777113
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai F-hitung sebesar
159,3147 dan F-tabel
sebesar 2,30.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa F-hitung > F-tabel maka rnenolak hipotesis nol yang artinya variabel independen secara sirnultan berpengaruh terhadap harga saham. Selain itu dapat dilihat bahwa nilai F probablitas sebesar 0,000 yang lebih kecil dan 5% maka dapat disimpulkan menolak hipotesis 113
nol yang artinya Variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.
4
Analisis Regresi Data Panel.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Wholesale Price
Index, Sales Growth, Net Profit Margin, Book Value dan Firm Size terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Consumer Goods periode 2009-2013. Model analisis yang digunakan adalah model Fixed Effect. Berikut ini hasil regresi data panel : Tabe14.19
Hasil Uji Data Panel
Dependent Variable: LN_HRGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 04/07/15 Time:23:41 ~ample: 2009 2013 Periods included: 5 Cross-sections included: 23 Total panel (balanced) observations: 115 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG_WPI SALES_GROWHT NPM BVPS FIRM_SIZE
-27.99700 0.427323 -0.303108 5.339438 1.85E-05 1.321041
5.031896 0.641426 0.137955 1.893328 1.27E-Q5 0.171401
-5.563906 0.666207 -2.197152 2.820134 1.459965 7.707325
0.0000 0.5070 0.0307 0.0059 0.1479 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared iAdjusted R-squared ~.E. of regression Sum squared resid 09 likelihood F-statistie Prob(F-statistie) sumber: data dlolah
0.980175 0.974023 0.377240 12.38099 -35.02367 159.3147
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn eriter. Durbin-Watson stat
7.975808 2.340580 1.096064 1.764395 1.367336 1.777113
0.000000
114
Persamaan regresi dari output diatas dengan variabel dependen Harga Saham adalah sebgai berikut: Y = -27.99700 - 0.303108 X2 (Sales Growth) + 5.339438 X3 (NPM) + 1.321041 Xs (Firm Size)
Berdasarkan persamaan diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Kontasnta Nilai konstanta sebesar -27.99700yang berarti jika variabel bebas yang terdiri dari Wholesale Price Index, Sales Growht, Net Profit A1argin, Book Value dan Firm Size bernilai nol maka variabel Harga Saham mempunyai nilai -27.99700 b Nilai probabilitas Sales Growth sebesar 0,0307 yang berada dibawah tingkat signifikasi sehingga menolak HO dan menerima Ha. Dengan nilai koefisien Sales Growth sebesar -0.303108 yang menunjukkan bahwa jika Sales Growth mengalami kenaikan 1 satu satuan sehingga akan mengakibatkan penurunan harga saham sebanyak 0,303108 satuan. Dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
c Nilai probabilitas Net Profit A1argin sebesar 0.0059 yang berada dibawah tingkat signifikasi yang berarti menolak HO dan menerima Ha. NPM yang memiliki nilai koefisien sebesar 5.339438 yang menunjukkan bahwa jika NPM mengalami kenaikan satu satuan
115
akan meningkatkan harga saham sebesar 5,339438 satuan. Dengan asumsi variabellain bemilai tetap. d Firm Size yang memiliki nilai probabilitas 0,0000 yang berada dibawah tingkat signifikasi sehingga menolak HO dan menerima Ha. Nilai koefisien dari Firm Size adalah sebesar 1.321041 yang menunjukkan jika Firm Size mengalami kenaikan satu satuan sehingga akan menaikkan harga saham sebanya 1,321041 satuan.
5. Interpretasi Berdasarkan hasil analisa diatas dapat dilihat bahwa ada tiga variabel yang berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham yaitu
Sales Growth, Net Profit Margin dan Firm Size. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai signifiakan dari masing-masing variabel independen yang lebih kecil dari 0,05. Variabel Book Value dan Wholesale price
index tidak berpengaruh terhadap Harga Saham karena nilai signifikan dari variabel tersebut lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya seperti penelitian yang dilakukan oleh Oktavia Dewi Yanti dan Ervita Savitri berjudul " Pengaruh Faktor Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia(BEI)". Variabel yang digunakan adalah earning per share, return on asset, return on
eqiuity, book value, current ratio. price earning ratio. dan operating profit margin. Metode analisis yang digunakan adalah statistik 116
deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eraning per share, return on asset dan book value berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan return on equity, current
ratio, price eraning ratio dan operating margin ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham Dari uraian diatas dapat dilihat adanya perbedaan hasil penelitian. Perbedaan ini dikarenakan perbedaan jumlah sampel yang dijadikan objek penelitian dan adanya perbedaan periode penelitian.
Wholesale Price Index berpengaruh terhadap Harga Saham Wholesale price index atau indeks harga perdagangan besar merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Wholesale
price
indeks
bisa
dijadikan
sebagai
indikator
inflasi
(Muhammad,2012:301). Semakin besar nilai dari wholesale price index menunjukkan semakin besar tingkat kenaikan harga yang tetjadi di tingkat pedagang besar berdampak pada perubahan harga di tingkat konsumen. Namun terdapat perbedaan hasil penelitian karena besamya perubahan harga di tingkat pedagang besar tidak mempengarui harga saham. Perbedaan ini teIjadi karena perbedaan periode penelitian dan sampel yang digunakan. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa rata-rata perubahan indeks harga perdagangan besar tiap tahunnya kurang dari 10%. Perubahan dari indeks harga perdaganan besar tentunya akan 117
mempengarui perubahan harga yang akan diterima oleh konsumen. Karena perubahan sebesar 10% masih diterima oleh konsumen sehingga tidak akan mempengaruhi keputusan konsumen. Sehingga tidak
akan
berpengaruh
terhadap
harga
saham
perusahaan
(Kewal,2012:61). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suramaya Suci Kewal pada tahun 2012 dan Sarbapriya Ray pada tahun 2012 yang mengungkapkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan. Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Mubashir Hussain pada tahun 2012 yang mengungkapkan bahwa wholesale price index berpengaruh terhadap harga saham. Sales Growth berpengaruh terhadap Harga Saham. Sales Growth
merupakan manifestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang ( Detiana,2011 :60). Berdasarkan pertumbuhan
hasil
penelitian
penjualan
diatas
berpengaruh
menunjukkan
terhadap
harga
bahwa saham.
Pertumbuhan penjualan yang meningkat tiap periode memberikan kepercayaan kepada investor bahwa perusahaan tersebut dapat memberikan
keuntungan
di
masa
yang
akan
datang
(Djauharotun,2005: 19).
118
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tita detiana (2011) yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan olah Febian rahmandia (2013) yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap harga saham. Net Profit Margin berpengaruh terhadap Harga Saham. Net profit margin merupakan rasio yang membandingkan antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar nilai NPM yang tinggi menandakan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. NPM yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu. NPM yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen (Kodrat dan Indonanjaya 2010:240 dalam Rahmi, Arfan dan lalaluddin 2013). Perusahaan yang memiliki NPM tinggi mampu menggunakan sumber daya yang ada sehingga menghasilkan penjualan yang meningkat pada biaya tertentu sehingga akan meningkatkan laba perusahaan. Hal ini akan mendorong investor untuk membeli saham tersebut kama keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya. Semakin tinggi NPM akan diminati oleh investor sehingga akan berakibat pada naiknya Harga Saham. Hasil ini didukung dengan hasil temuan sebelumnya yang dilakukan oleh Atika Rahmi, Muhammad Arfan dan Jalaluddin 119
(2013), Wendi Cahyono dan Sutrisno (2013) dan Lucky Putranto (2014) yang menemukan bahwa NPM berpengaruh terhadap harga Saham. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astri wulan dini dan lin indarti yang menemukan bahwa net profit margin tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Book Value tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. Book Value merupakan nilai buku per lembar saham dari setiap lembar saham yang dimiliki oleh investor. Hasil temuan ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa secara nonnal book value suatu perusahaan akan terus naik seiring naiknya kinerja perusahaan, demikian pula sebaliknya (Tryfino,2009: 12 dalam Mulia dan Nurdhiana :6). Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangan oleh investor dalam menentukan investasinnya seperti pertumbuhan usaha, tingkat likuidasi perusahaan, faktor ekstemal seperti kondisi perekonomian, politik dan kebijakan pemerintah. Meskipun Book Value memiliki nilai
yang positif, hal
ini
tidak menjadikan
investor untuk
menginvestasikan dananya. Investor biasanya menggunakan Book
Value untuk mengevaluasi harga saham apakah undervalue atau overvalue. Hasil temuan ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Atika rahmi, Muhammad Arfan dan lalaluddin (2013), Oktavia 120
Dewi Yanti dan Ervita Safitri dan Menike M. G. P. D. Dan U. S. Prabath(2014) yang menunjukkan bahwa Book value berpengaruh terhadap Harga Saham.
Firm Size berpengaruh terhadap Harga Saham. Firm Size merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan dengan melihat dari aktiva perusahaan. Hasil temuan ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar ukuran sebuah perusahaan (size) yang dapat dilihat dari besarnya total aset sebuah perusahaan maka harga saham perusahaan semakin tinggi, sedangkan jika ukuran perusahaan semakin kecil maka harga saham akan semakin rendah (Wiliandi (2011 :98) dalam Tamara). Perusahaan besar akan memiliki infonnasi yang lebih lengkap serta
kebijakan
yang
dibuat
oleh perusahaan
tersebut
akan
berpengaruh terhadap perusahaan yang berukuran kecil. Selain itu perusahaan yang besar akan memiliki tingkat persaingan yang lebih luas sehingga akan mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Hal ini akan menjadi daya tarik investor untuk menginvestasikan dananya, semakin banya investor yang membeli saham perusahaan tersebut sehingga akan menaikkan harga saham perusahaan itu sendiri Hasil temuan ini diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pujo Gunarso (2014) dan Tamara Oca Viandita,
121
Suhadak dan Achmad Husaini yang menemukan bahwa Finn Size berpengaruh terhadap Harga Saham.
122
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLlKASI
A
KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh variabel Wholesale
Price Index, Sales Growth, Net Profit Margin, Book Value dan Firm Size terhadap Harga Saham perusahaan sektor Consumer Goods. Berdasarkan hasH penelitian sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: I. Secara parsial terdapat 3 variabel yang berpengaruh terhadap harga saham diantaranya :Sales Growth, Net Profit Margin dan Firm
Size. Variabel yang tidak berpengaruh terhdap Harga Saham yaitu Book value dan Wholesale price index 2. Secara simultan variabel Wholesale price index, Sales growth,
NPM, Book Value dan Firm Size memiliki pengaruh terhadap Harga Saham. Dengan nilai F-hitung sebesar 159.3147 yang berari lebih besar dari nilai F-tabel sebesar 2,30. Nilai Koefisien Detenninasi sebesar 0.974023 atau 97,40 yang menunjukkan bahwa variabel independen tersebut marnpu menjelaskan pengaruh terhadap Harga Saham sebesar 97,40%. Sisanya dijelaskan oleh variabellain yang tidak dimasukkan dalarn penelitian. 3. Variabel yang memiliki pengaruh tertinggi terhadap harga saham adalah Net profit margin.
123
B IMPLlKASI
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian diatas, Semoga penelitian ini bennanfaat bagi semua pihak, diantaranya: 1. Bagi Lingkungan Akademis Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya khususnya dilingkup manajemen Keuangan, ootuk mengetahui reaksi harga saham terhadap perubahan rasio rasio keuangan. 2. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam melakukan transaksi dan perdagangan di pasar modal. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Bagi penelitian selanjutnya, Hasil penelitian ini hanya menggunakan lima rasio keuangan dengan periode selama lima tahoo pada sektor Consumer Goods. Penelitian selanjutnya diharapkan agar menggunakan rasio-rasio keungan yang lain dan menambah periode penelitian serta menggunakan sektor yang lain.
124
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, Amelia Novi, " Pengandz Likuiditas, Solvabilitas, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Perubahan Harga Saham pada Sektor Industri Barang Konsumsi di BEl 2009-2011 ". Tanjung Pinang. Cahyono, \Vendi dan Strisno, " Pengaruh Rasio Profitabilitas, DER, PBV dan PER Terhadap Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index". ISBN 978-979-636-147-2, Yogyakarta, 2013. Detiana, Tita, "Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan Dividen Terhadap Harga Saham ". Vo1.3, No.1 ,Jurna1 Bisnis dan Akuntansi, 2011. Dini, Astri wu1an dan Indarti, lin, "Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity(ROE) Terhadap Harga Saham yang Terdaftar dalam Indeks Emiten LQ 45 tahun 2008-2010" Semarang. Djauharotun, " Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Tekstil dan Garmen di BEJ". Semarang, 2005. Fahmi, Irham, " Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab ". Bandung: A1fabeta. Gunarso, Pujo " Laba Akuntansi, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia ". Vo1.18, Jurna1 Keuangan dan Perbankan, Ma1ang, 2014. Halim, Abdul "Analisa Investasi ", Sa1emba Empat, Jakarta, 2005. Hussain, Muhammad Mubashir dan Aamir, Muhammad "The Impact of Macroeconomic Variables on Stock Prices: An Empirical Analysis of Karachi Stock Exchange ". Vo1. 3 (3) September 2012 , Lahore, Pakistan, 2012 Kasmir, " Analisis Laporan Keuangan" Rajawa1i Pers, Jakarta,201 1. Kewa1, Suramaya Suci, "Pengaruh Injlasi, Suku Bunga, Kurs dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan". Vo1. 8, No.1, Jurna1 Economica, 2012 Kodrat, David Sukardi dan Indonanjaya, Kurniawan, " Manajemen Investasi Pendekatan Telrnikal dan Fundamental untuk Analisis Saham ", Graha Ilmu, Jakarta, 2010.
125
M. G. P. 0, Menike dan Prabath, U. S "The Impact ofAccounting Variables on Stock Price: Evidence From the Colombo Stock Exchange, Sri Lanka ". Vol. 9, No.5, ISSN 1833-3850, Canadian Center of Science and Education, 2014 Mahapsari, Nunky Rizka dan Taman, Abdullah, " Pengaruh Profitabilias, Struktur Aktiva, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia ". Vol. 2, No.1 , Yogyakarta, 2013. Martalena dan Marlinda, " Pengantar Pasar Modal" Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2010. Mar'ati, Fudji Lestari dan Purnomo, Ashari, " Pengaruh Profitabilitas dan Firm size Terhadap Financial Structure Perusahaan yang Tergabung dalam Indekx LQ 45 di Bursa Efek Indonesia (BEl) ", VolA, No.7, Salatiga, 2011. Martono, " Bank dan Lembaga Keuangan ", Ekonosia, Jakarta, 2010. Mulia, Fredy Hennawan dan Nurdhiana, "Pengaruh Book Value (BV), Price to Book Value (PBV), dan Price to Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Perrusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010". Semarang. Nofiatin, Ike, "Hubungan Injlasi, Suku Bunga, Produk Domestik Bruto, Nilai Tukar, Jumlah Uang Beredar dan Indeks Harga Saham Gabungan Periode 2005-2011 ". Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Putranto, Lucky" The Effect ofNet Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), and Earning per Share (EPS) on Stock Prices on Real Estate and Property Companies Listed on IDXperiod 2011-2013 ". Malang, 2014. Rahmandia, Febian, " Faktor-Faktor yang Memengarui Harga Saham Perusahaan di Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEl Periode 2007-2011 ", Vo1.2, No.1, Surabaya, 2013. Rahmi, Atika, Arfan, Muhammad dan Jalaluddin, "Pengaruh Faktor- Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham ". ISSN 2302-0164, Banda Aceh, 2013. Ray, Sarbapriya " Testing Granger Causal Relationship Between Macroeconomic Variables and Stock Price Behaviour: Evidence From India ". Vol. 3, No 1, 2012, ISSN 2167-6348, World Science Publisher, United States, 2012.
126
Rianti, Ina, " Pengaruh Net Profit Margin (NPMj, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Tercantum dalam Indeks LQ 45" Depok Rodoni, Ahmad, " Analisa Teknikal dan Fundamental pada Pasar Modal", Penerbit Center For Social Economics Studies (CSES) Pres, Jakarta, 2005. Sambharakreshna, Yudhanta, " Pengaruh Firm Size, Growth, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan ", ISSN 1829-9857, Vol. 6, No. 2, Jumal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Publik (JAl\tIBSP), Universitas Trunojoyo, 2010. Siamat, Dahlan "Manajemen Lembaga Keuangan". Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005. Silim, Lusiana, "Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Indeksk Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011 ", Vol.2, No.2, Jumal Ilmiah Mahasiswa Universitas Brawijaya, 2013. Sugiyono, "Metode Penelitian Bisnis", CV. Alfabeta, Bandung, 2010. Suliyanto, " Ekonometrika Terapan, Teori dan Aplikasi dengan SPSS". Penerbit Andi, Yogyakarta, 2011. Sumamo dan Gunistyo, " Analisis Pengaruh Book Value per Share Terhadap Harga Saham ". Viandita, Tamara Oca, Suhadak dan Husaini, Ahmad, " Pengaruh Debt Ratio (DR), Price to Earning Ratio (PER), Earning per Share (EPS), dan Size Terhadap Harga Saham. WBBA, Amanda dan Pratomo, Wahyu Ario, "Analisis Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perbankan yang Terdaftar pada Indeks LQ 45". YoU, No.3, Jumal Ekonomi dan Keuangan, 2013" Widarjono, Agus, " Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya" Ekonosia FE UII, Yogyakarta,2009. Winamo, Wing Wahyu, " Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews" , Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2009. Yanti, Oktavia Dewi dan Safitri, Ervita, "Pengaruh Faktor- Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham ". Jumal Manajemen Keuangan. bps.go.id "lndikator Makroekonomi".Diakses melalui http://www.bps.go.id. idx.co.id, " Fact Book". Diakses melalui http://www.idx.co.id
127
idx.co.id,
" Laporan Keuangan http://www.idx.cojd
Yahoo Finance,
H
dan
Tahunan ".
Diakses
Melalui
Harga Saham", diakses melalui www.yahoofinance.com
128
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Seluruh Variabel Penelitian 2009-2013.
Harga Saham
Book Vallie
?PM
Sales Growth
Firm Size
WPI
2009 ADES
640
115,6456
0,1214
0,038
12,091
163
201O ADES
162O
169,3143
0,1447
0,627
12,69
171
ADES
1010
213,1660
0,0863
0,369
12,663
183
2012 ADES
190O
354,5060
0,1749
0,592
12,871
193
2013 ADES
2000
448,8547
0, II 07
0,054
12,996
129
2009 AISA
332,77
396,6472
0,0651
0,090
28,092
163
AISA
721,01
344,3556
0,1066
0,323
28,292
171
2011 AISA
495
626,3899
0,0855
1,485
28,909
183
2012 AISA
1080
694,9600
0,0923
0,568
28,983
193
2013 AISA
1430
805,4589
0,0854
0,476
29,244
129
2009 CEKA
1250
1013,4562
0,0424
-0,392
27,066
163
2010 CEKA
1100
1037,8245
0,0411
-0,399
27,469
171
2011 CEKA
950
1361,5420
0,0777
0,724
27,436
183
2012 CEKA
1230
1557,6970
0,0519
0,093
27,658
193
2013 CEKA
116O
1775,7140
0,0256
1,254
27,689
129
2009 DLTA
62000
36983,6719
0,1041
0,075
20,449
163
2010 DLTA
120000
36074,5259
0,1211
-0,047
20,378
171
2011 DLTA
111500
35778,9890
0,1088
0,157
20,361
183
2012 DLTA
225000
37357,4403
0,1240
0,234
20,429
193
2013 DLTA
380000
42250,0689
0,1351
0,164
20,58
129
2009 DVLA
1490
990,9313
0,0848
0,539
27,387
163
2010 DVLA
117O
571,9661
0,1219
0,069
27,473
171
2011 DVLA
115O
649,9262
0,1344
-0,032
27,55
183
I Tahuo ,,
2011
Perusahaan
I
201O
I
'I
129
Harga Saham
Book Vallie
NPM
Sales Growth
Firm Size
WPI
2012 OVLA
1690
751,3807
0,1378
0,209
27,703
193
2013 OVLA
2200
816,6990
0,1141
0,013
27,805
129
2009 GGRM
21550
9511,79
0,1057
0,090
30,933
163
2010 GGRM
40000
11016,7320
0,1118
0,143
31,056
171
2011 GGRM
62050
12759,7739
0,1183
0, III
31,296
183
2012 GGRM
56000
13827,7007
0,0829
0,171
31,356
193
2013 GGRM
42000
15288,4228
0,0790
0,130
31,558
129
2009 HMSP
10400
2386,8619
0,1305
0,124
30,505
163
2010 HMSP
28150
2336,6333
0,1480
0,113
30,652
171
2011 HMSP
39000
2350,5982
0,1525
0,218
30,592
183
2012 HMSP
59000
3036,3723
0,1492
0,261
30,898
193
2013 HMSP
62400
3229,5311
0,1441
0,126
30,941
129
2009 INOF
3550
1156,6061
0,0763
-0,017
17,513
163
2010 INDF
4875
1911,6008
0,1024
0,027
17,671
171
2011 INDF
4600
3600,0785
0,1079
0,180
17,796
183
2012 INOF
5850
3888,4983
0,0954
0,117
17,898
193
2013 INDF
6600
4370,3035
0,0591
0,150
18,173
129
2009 KAEF
127
179,2068
0,0219
0,055
28,079
163
2010 KAEF
159
200,5813
0,0435
0,116
28,136
171
2011 KAEF
340
225,5419
0,0447
0,206
28,125
183
2012 KAEF
720
259,5487
0,0550
-0,028
28,361
193
2013 KAEF
590
292,4657
0,0495
0,163
28,536
129
2009 KOSI
155
589,2547
0,0109
-0,110
27,034
163
2010 KOSI
235
630,9637
0,0150
0,170
27,047
171
2011 KOSI
245
689,3063
0,0200
0,051
27,099
183
2012 KOSI
510
780,2620
0,0279
0,102
27,069
193
Tahuo
Perusahaan
I
130
NPM
Sales Growtlt
Firm Size
WPI
869,1577
0,0259
0,062
27,468
129
1300
568,3251
0,1155
0,154
29,581
163
2010 KLBF
3250
641,5838
0,1313
0,125
29,744
171
2011 KLBF
3400
466,7846
0,1395
0,067
29,5
183
2012 KLBF
1030
725,8402
0,1301
0,250
29,873
193
2013 KLBF
1250
837,4330
0,1231
0,173
30,057
129
2009 MERK
86000
15811,7850
0,1952
0,179
26,796
163
2010 MERK
96500
16206,1010
0,1492
0,059
26,798
171
2011 MERK
132500
22061,6834
0,2320
0,154
27,093
183
2012 MERK
152000
18604,5475
0,1159
0,012
27,067
193
2013 MERK
189000
22866,9027
0,1469
0,284
27,269
129
2009 MLBI
150100
4993,4029
0,2107
0,219
13,808
163
2010 MLBI
274950
22371,5234
0,2474
0,108
13,943
171
2011 MLBI
359000
25166,9672
0,2729
0,038
14,015
183
2012 MLBI
735000
15655,1024
0,2893
-0,157
13,957
193
2013 MLBI
1200000
46870,0996
0,3347
1,273
14,393
129
2009 MYOR
4500,01
2063,3817
0,0800
0,223
28,808
163
2010 MYOR
10750,04
2661,3699
0,0691
0,512
29,112
171
2011 MYOR
14250,06
3162,9531
0,0511
0,309
29,518
183
2012 MYOR
19600,06
4001,9754
0,0708
0,112
29,747
193
2013 MYOR
26000
4404,0584
0,0880
0,143
29,904
129
2009 PSDN
148
87,1031
0,0758
-0,169
26,591
163
2010 PSDN
80
133,9800
0,0276
0,568
26,75
171
2011 PSDN
310
143,2563
0,0191
0,048
26,766
183
2012 PSDN
205
284,4286
0,0196
0,047
27,249
193
2013 PSDN
150
289,9998
0,0166
-0,020
27,248
129
Harga Sabam
Book Vallie
2013 KDSI
345
2009 KLBF
Tabun
Perusabaan
I
I
,
131
Harga Saham
Book Value
NPM
Sales Growth
Firm Size
WPI
2009 PYFA
11O
136,4767
0,0285
0,104
25,327
163
2010 PYFA
127
144,3245
0,0292
0,067
25,334
171
2011 PYFA
176
153,9905
0,0342
0,073
25,494
183
2012 PYFA
172
163,9109
0,0300
0,170
25,634
193
2013 PYFA
147
175,4901
0,0321
1,926
25,888
129
2009 SKLT
150
164,2699
0,0726
-0,118
26,002
163
2010 SKLT
140
171,2727
0,0153
0,137
26,018
171
2011 SKLT
140
177,9254
0,0109
0,096
26,09
183
2012 SKLT
180
187,4547
0,0198
0,166
26,243
193
2013 SKLT
180
202,1748
0,0200
0,412
26,433
129
2009 STIP
220
308,7856
0,0654
0,004
27,03
163
2010 STIP
385
341,3280
0,0547
0,216
27,199
171
2011 STIP
690
374,0955
0,0410
0,348
27,563
183
2012 STIP
1140
442,5124
0,0581
0,249
27,854
193
2013 STIP
1550
529,8690
0,0675
0,520
28,016
129
2009 TBLA
340
215,7036
0,0904
-0,254
28,655
163
2010 TBLA
410
260,6470
0,0840
0,060
28,926
171
2011 TBLA
590
325,2292
0,1129
0,270
29,076
183
2012 TBLA
490
356,0220
0,0641
0,020
29,279
193
2013 TBLA
470
363,8077
0,0233
0,026
29,457
129
2009 TCrn
8100
4380,6229
0,0987
0,120
27,625
163
2010 TCrn
7200
4717,2433
0,0896
0,056
27,667
171
2011 TCrn
7700
5074,9973
0,0846
0,128
27,754
183
2012 TCrn
11000
5455,0144
0,0812
0,119
27,863
193
2013 TCrn
11900
5883,5743
0,0789
0,095
28,013
129
2009 TSPC
730
535,3046
0,0802
0,238
28,813
163
Tahun I
,I
Perusahaan
132
Harga Saham
Book Value
NPM
Sales Growth
Firm Size
WPI
2010 TSPC
1710
479,6929
0,0963
0,141
28,909
171
2011 TSPC
2550
676,8746
0,1014
0,126
29,074
183
2012 TSPC
3675
745,1457
0,0957
0,147
29,164
193
2013 TSPC
3250
853,4337
0,0931
0,034
29,318
129
2009 ULTJ
560
412,5434
0,0373
0,184
28,18
163
2010 ULTJ
1210
443,1383
0,0570
0,165
28,327
171
2011 ULTJ
1080
468,0721
0,0610
0,118
28,41
183
2012 ULTJ
1380
580,4353
0,1257
0,337
28,515
193
2013 ULTJ
4500
697,6731
0,0708
0,231
28,664
129
2009 SQBB
9500
28425,5929
0,3127
0,1692
26,488
163
2010 SQBB
10500
29030,1302
0,3034
-0,2726
26,491
171
2011 SQBB
10500
32639,2363
0,3512
0,1197
26,614
183
2012 SQBB
10500
35105,6353
0,3480
0,1337
26,707
193
2013 SQBB
10500
37446,2962
0,3506
0,1003
26,766
129
Tahun
r----
Perusahaan
133
HasH Output Regresi Data Panel Lampiran 2: Hasil Uji Common Effect Dependent Variable: LN_HRGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 04/07/15 Time: 23:41 Sample: 2009 2013 Periods included: 5 Cross-sections included: 23 Irotal panel (balanced) observations: 115 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG_WPI SALES_GROWHT NPM BVPS FIRM_SIZE
7.833572 -0.586895 -0.211018 9.489243 0.000102 -0.004664
5.687176 2.512066 0.489365 2.732425 1.86E-05 0.032327
1.377410 -0.233631 -0.431207 3.472828 5.507860 -0.144291
0.1712 0.8157 0.6672 0.0007 0.0000 0.8855
R-squared fl\djusted R-squared S.E. of regression ~um squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.556835 0.536506 1.593476 276.7691 -213.6774 27.39159 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
7.975808 2.340580 3.820476 3.963690 3.878606 0.159656
134
Lampiran 3: Hasil Uji Fixed effect Dependent Variable: LN_HRGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 04/07/15 Time: 23:41 Sample: 20092013 Periods included: 5 Cross-sections included: 23 Total panel (balanced) observations: 115 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG_WPI SALES_GROWHT NPM BVPS FIRM_SIZE
-27.99700 0.427323 -0.303108 5.339438 1.85E-05 1.321041
5.031896
0.641426
0.137955
1.893328
1.27E-05
0.171401
-5.563906 0.666207 -2.197152 2.820134 1.459965 7.707325
0.0000 0.5070 0.0307 0.0059 0.1479 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared fA,djusted R-squared ~.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.980175 0.974023 0.377240 12.38099 -35.02367 159.3147 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
7.975808 2.340580 1.096064 1.764395 1.367336 1.777113
135
Lampiran 4: Hasil Uji Random Effect Dependent Variable: LN_HRGA_SAHAM
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 04/07/15 Time: 23:42
Sample: 2009 2013
Periods included: 5
Cross-sections included: 23
Total panel (balanced) observations: 115
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG_WPI SALES_GROWHT NPM BVPS FIRM_SIZE
5.306092 -0.778850 -0.108750 5.902681 4.64E-05 0.135431
2.337162 0.619082 0.133602 1.813134 1.19E-05 0.065573
2.270314 -1.258073 -0.813982 3.255512 3.900170 2.065356
0.0252 0.2111 0.4174 0.0015 0.0002 0.0413
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
1.649832 0.377240
Rho 0.9503 0.0497
Weighted Statistics R-squared IAdjusted R-squared Is.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.236613 0.201596 0.468479 6.756960 0.000016
Mean dependent var S.D.dependentvar Sum squared resid Durbin-Watson stat
0.811352 0.524299 23.92256 1.092523
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.273114 453.9606
Mean dependent var Durbin-Watson stat
7.975808 0.057573
136
Lampiran 5: Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: HASILJIX est cross-section fixed effects
If
Effects Test
d.f.
Prob.
84.446780 357.307450
(22,87) 22
0.0000 0.0000
Statistic
Cross-section F
Cross-section Chi-square
Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: LN_HRGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 04/07/15 Time: 23:43 Sample: 2009 2013 Periods included: 5 Cross-sections included: 23 Total panel (balanced) observations: 115 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG_WPI SALES_GROWHT NPM BVPS FIRM_SIZE
7.833572 -0.586895 -0.211018 9.489243 0.000102 -0.004664
5.687176 2.512066 0.489365 2.732425 1.86E-05 0.032327
1.377410 -0.233631 -0.431207 3.472828 5.507860 -0.144291
0.1712 0.8157 0.6672 0.0007 0.0000 0.8855
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.556835 0.536506 1.593476 276.7691 -213.6774 27.39159 0.000000
Mean dependent var S.D.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn eriter. Durbin-Watson stat
7.975808 2.340580 3.820476 3.963690 3.878606 0.159656
137
Lampiran 6: Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: HASILJIX Test cross-section random effects
Irest Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. dJ.
Prob'l
63.101450
5
0.0000
Cross-section random effects test comparisons: Variable LOG_WPI SALES_GROWHT NPM BVPS FIRM_SIZE
Fixed 0.427323 -0.303108 5.339438 0.000019 1.321041
Random
Var(Diff.)
Prob.
-0.778850 -0.108750 5.902681 0.000046 0.135431
0.028166 0.001182 0.297234 0.000000 0.025078
0.0000 0.0000 0.3016 0.0000 0.0000
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: LN_HRGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 04/07/15 Time: 23:43 Sample: 2009 2013 Periods included: 5 Cross-sections included: 23 Irotal panel (balanced) observations: 115 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG_WPI SALES_GROWHT NPM BVPS FIRM_SIZE
-27.99700 0.427323 -0.303108 5.339438 1.85E-05 1.321041
5.031896 0.641426 0.137955 1.893328 1.27E-05 0.171401
-5.563906 0.666207 -2.197152 2.820134 1.459965 7.707325
0.0000 0.5070 0.0307 0.0059 0.1479 0.0000
Effects Specification ~ross-section fixed (dummy variables)
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob( F-statistic)
0.980175 0.974023 0.377240 12.38099 -35.02367 159.3147 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
7.975808 2.340580 1.096064 1.764395 1.367336 1.777113
138
Lampiran 7 :Uji Nonnalitas 14
Series: Standardized Residuals Sample 2009 2013 Observations 115
,
12
10
n
,"
i II
I!
8
6
n
I
4
2
o
'nmJH -0.8
-0.6
-0.4
m
IT -0.2
0.0
0.2
0.4
0.6
I
Ih
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
1.55e-16 -0.003671 0.926720 -0.816137 0.329553 0.192248 3.683546
Jarque-Bera Probability
2.947221 0.229097
0.8
Lampiran 8: Uji Multikolinieritas SALES_GROW LOG WPI SALES_GROW
HT NPM BVPS FIRM SIZE
HT
LOG WPI 1.000000
-0.165808
NPM 0.035474
BVPS -0.061155
FIRM SIZE -0.017383
-0.165808 0.035474 . -0.061155 -0.017383
1.000000 -0.004471 -0.005385 -0.059257
-0.004471 1.000000 0.689618 -0.303530
-0.005385 0.689618 1.000000 -0.297186
-0.059257 -0.303530 -0.297186 1.000000
139
Lampiran 9: Hasil Regresi Kelompok 1
Dependent Variable: LN_HRGA_SAHAM Method: Least Squares Date: 04/08/15 Time: 10:53 Sample: 1 45 Included observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG_WPI SALES_GROWHT NPM BVPS FIRM_SIZE
10.57355 -3.221688 -0.625764 25.18508 0.000119 0.075225
5.868818 2.650663 0.481276 4.507633 1.41 E-05 0.026595
1.801649 -1.215427 -1.300220 5.587207 8.410056 2.828546
0.0793 0.2315 0.2012 0.0000 0.0000 0.0073
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.772708 0.743568 1.056974 43.57053 -63.12590 26.51713 0.000000
Mean dependent var S.D.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
8.367730 2.087268 3.072262 3.313151 3.162063 0.873155
140
Lampiran 10:Hasil Regresi Kelompok 2
Dependent Variable: LN_HRGA_SAHAM Method: Least Squares Date: 04/08/15 Time: 10:49 Sample: 71 115 Included observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG_WPI SALES_GROWHT NPM BVPS FIRM_SIZE
-14.69709 0.520327 0.122441 0.511636 0.000115 0.718509
8.177411 2.668352 0.514803 6.988315 6.48E-05 0.165796
-1.797280 0.195000 0.237840 0.073213 1.776752 4.333678
0.0800 0.8464 0.8133 0.9420 0.0834 0.0001
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob( F-statistic)
0.665855 0.623016 1.006240 39.48827 -60.91241 15.54319 0.000000
Mean dependent var S.D.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
6.763747 1.638855 2.973885 3.214773 3.063686 0.886674
Lampiran 11 :Hasil Uji Autokorelasi dengan Deferensi. Dependent Variable: D(LN_HRGA_SAHAM) Method: Panel Least Squares Date: 04/08/15 Time: 11:37 !sample (adjusted): 2010 2013 Periods included: 4 Cross-sections included: 23 'rotaI panel (balanced) observations: 92 Variable C D(LOG_WPI) D(SALES_GROWHT) D(NPM) D(BVPS) D(FIRM_SIZE) R-squared ft\djusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
0.267018 0.504118 -0.252187 3.841325 1.02E-05 -0.099652
0.059848 0.494766 0.116126 1.494538 1.12E-05 0.306917
4.461600 1.018902 -2.171674 2.570243 0.909256 -0.324687
0.0000 0.3111 0.0326 0.0119 0.3658 0.7462
0.148816 0.099328 0.392126 13.22361 -41.31224 3.007142 0.015025
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn cnter. Durbin-Watson stat
0.234190 0.413183 1.028527 1.192991 1.094906 2.158486
141
Lampiran 12: Regresi Data Panel. Dependent Variable: LN_HRGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 04107/15 Time: 23:41 Sample: 2009 2013 Periods included: 5 Cross-sections included: 23 Total panel (balanced) observations: 115 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOG_WPI SALES_GROWHT NPM BVPS FIRM_SIZE
-27.99700 0.427323 -0.303108 5.339438 1.85E-05 1.321041
5.031896 0.641426 0.137955 1.893328 1.27E-05 0.171401
-5.563906 0.666207 -2.197152 2.820134 1.459965 7.707325
0.0000 0.5070 0.0307 0.0059 0.1479 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.980175
0.974023
0.377240 12.38099 -35.02367 159.3147 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
7.975808 2.340580 1.096064 1.764395 1.367336 1.777113
142