P E N E L I T I A N PENGARUH RANGSANGAN PUTING SUSU TERHADAP WAKTU KALA II PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOWEL PAMEKASAN
INFLUENCE OF THE SECOND PERIOD TIME AT MOTHER GIVE BIRTH WHICH IS CONDUCTED BY EXCITEMENT OF BREAST NIPPLE IN PRIVATE PRACTICE MIDE WIFE IN REGIONAL OF PUSKESMAS KOWEL PAMEKASAN
HAMIMATUS ZAINIYAH*)
*) Program Studi DIV Kebidanan *) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Ngudia Husada Madura
I LM I A H
ABSTRACT The excitement breast nipple by flanker of child birth at the time of mother give birt to represent action in the form of rubbing his BREAST NIPPLE where will improve uterus contraction so that can yield natural ocsitosin. In fact there are some mother give birth that is lengthening the second period time.the aim of this research is to know there is or not influence at mother give birth which is conducted by excitement of breast nipple in Regional of Puskesmas Kowel Pamekasan. The Type Research is Analytic, research desain is Prospectif which is its population is pregnant mother with estimate of month child birth of October 2012 counted 30 people in Regional of Puskesmas Kowel Pamekasan. From the mother give birth, the 24 mother conducted by breast nipple excitement and 6 mother not be conducted. The collecting of data is use appliance assist in the form of observation sheet, and then processed and conducted by tabulation traverse by using test of Mann-Whitney U. The Result of research to 30 mother give birthis got from 24 mother conducted by breast nipple excitement got 73,33 % mother give birth is bear quickly and from 6 mother which not be conducted got 10 % mother give birth is bear tardy. Pursuant to result of statistical test of got by Mann-Whitney U is result ρ : 0,000 so ρ < α : 0.05 so that Ho refused. So the flanker of child birth must conduct by excitement of the breast nipple when the second period time to prevent delay when the second period time give birth so that can degrade and the mother and his baby Keyword : the second period time,
PENDAHULUAN Pada persalinan dibagi menjadi 4 kala. Pada kala I servik membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. kala II dinamakan pula kala pembukaan. Kala II disebut pula kala pengeluaran, oleh karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengejan janin didorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau kala URI placenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam, dalam kala itu diamati, apakah terjadi pendarahan postpartum. Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat
mother give birth, excitement of breast nipple kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul , maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rectum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin mulai tampak dalam vulva waktu his.
Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1½ jam dan pada multipara rata-rata ½ jam. Berdasarkan pengamatan pada bulan Januari 2011 terdapat 20 ibu bersalin dengan rincian 10 ibu dilakukan rangsangan puting susu pada waktu kala II dan 10 ibu tidak di lakukan rangsangan. Dari 10 ibu yang terdiri dari primi 1½ jam 4 orang dan multi ½ jam 6 orang yang dilakukan rangsangan puting susu terdapat mengalami kontraksi yang cepat, mengalami kontraksi normal dan mengalami kontrasi yang lambat. Terjadinya keterlambatan pada kala II seringkali disebabkan oleh inersia uteri, kecemasan dan ketakutan, pemberian analgetik yang kuat atau pemberian analgetik yang terlalu cepat pada persalinan dan pemberian anastesi sebelum fase aktif, abnormalitas pada panggul, kelainan pada letak dan bentuk janin. Keterlambatan pada kala II tersebut sering kali disebabkan oleh inersia uteri, dimana salah satu menyebabkan adanya faktor psikis ibu (kecemasan dan ketakutan). Sedangkan kejadian yang sering kali menghambat pada saat persalinan terutama pada proses kala II, antara lain: pertama power (kekuatan ibu untuk meneran) disebut pula kelainan tenaga (kelainan his) yaitu his yang tidak normal dalam pembukaan atau sifatnya menyebabkan rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, sehingga mengalami keterlambatan dan kemacetan. Kedua, kelainan janin yaitu persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena dalam letak atau dalam berat janin. Ketiga, kelainan jalan lahir yaitu dalam ukuran atau bentuk jalan lahir, bisa menghalangi kemajuan persalinan dan menyebabkan kemacetan. Adapun keterlambatan pada kala II akan berakibat pada proses persalinan itu sendiri. Seperti bayi dengan asfiksia yang akan menyebabkan kematian bayi, terjadi robekan perineum lebih besar dan kemacetan pada kala II. Salah satu upaya penanganan persalinan dengan keterlambatan kala II adalah memberikan dukungan (support) dengan pendampingan suami/keluarga, sering mengubah posisi atau dalam setengah duduk untuk memperoleh posisi yang nyaman pada
ibu, posisi jongkok atau berdiri juga dapat membantu turunnya kepala janin jika persalinan berjalan lambat, posisi merangkak dapat membantu jika terdapat kesulitan pada proses perputaran janin, posisi ini dapat memberikan relaksasi dan membantu mencegah laserasi perineum, serta dengan rangsangan pada puting susu oleh pendamping persalinan agar dapat meningkatkan kontraksi uterus dengan rangsangan oksitisin alamiah, dimana efektifitasnya melunakkan serviks dan membantu proses kelahiran. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah Menganalisa pengaruh pelaksanaan rangsangan putting susu dengan proses waktu kala II pada ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel Pamekasan. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini bersifat Analitik yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat adanya perlakuan tertentu. Desain penelitian yang digunakan Prospektif adalah penelitian yang bersifat ke depan (forward looking), artinya penelitian dimulai dari variable penyebab atau factor resiko, kemudian diikuti akibatnya pada waktu yang akan datang. Penelitian ini berangkat dari variabel independen kemudian diikuti akibat dari independen variabel tersebut terhadap dependen variabel. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rangsangan pada puting susu pada saat ibu bersalin dan Variabel dependen dalam penelitian ini adalah waktu kala II. populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin sebanyak 30 ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel Pamekasan Pada Bulan Oktober 2012. Penelitian ini teknik yang digunakan adalah consecutive sampling yaitu pengambilan sampel dimana responden tidak tersedia (masih menunggu) dalam kurun waktu yang ditentukan (Sugiyono, 2007). Dari sample diambil 30 orang Pengambilan data peneliti mengadakan pendekatan kepada klien (ibu hamil dan keluarga) untuk mendapatkan persetujuan dari klien sebagai responden penelitian. Adapun instrumen yang digunakan adalah lembar observasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji statistik Mann-Whitney U (Sugiyono, 2007). Tingkat kepercayaan yang diinginkan 0,05.
Pekerjaan HASIL PENELITIAN Karakteristik Umum Responden Karakteristik umum responden dalam penelitian ini meliputi usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, paritas Hasil penelitian tentang karakteristik umum responden adalah : Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel Bulan Oktober Tahun 2012
Frekuensi
Ibu Rumah 19 Tangga 5 PNS 4 Wira Swasta 2 Tani Jumlah 30 Sumber : Data Primer 2012
Prosentase (%) 63 17 13 7 100
Berdasarkan tabel 3 dapat diinterpretasikan bahwa lebih dari separuh responden sebanyak 19 Orang (63%) mempunyai pekerjaan ibu rumah tangga. Tabel 4
Umur
Frekuensi
20 7 21-30 15 31-40 8 Jumlah 30 Sumber : Data Primer 2012
Prosentase (%) 23 50 27 100
Berdasarkan tabel 1 dapat diinterpretasikan bahwa separuh responden berumur antara 21-30 tahun sebanyak 15 orang (50%). . Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel Bulan Oktober Tahun 2012. Tingkat Frekuensi Pendidikan SD 15 SMP 11 SMA 3 Perguruan 1 Tinggi Jumlah 30 Sumber : Data Primer 2012
Prosentase (%) 50 36,67 10 3,33 100
Berdasarkan tabel 2 dapat diinterpretasikan bahwa separuh responden sebanyak 15 Orang (50%) mempunyai pendidikan sekolah dasar.
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel Pada Bulan Oktober Tahun 2012.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas Di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel Bulan Oktober Tahun 2012 Paritas
Frekuensi
Primi Gravida
20
Prosentase (%) 66,67
Multi Gravida
10
33,33
Jumlah 30 Sumber : Data Primer 2012
100
Berdasarkan tabel 4 dapat diinterpretasikan bahwa lebih dari separuh responden sebanyak Primi Gravida 20 Orang (66,67%).
Pelaksanaan Rangsangan Pada Ibu Bersalin
Puting Susu
Hasil penelitian tentang pelaksanaan rangsangan puting susu pada ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel adalah :
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pelaksanaan Rangsangan Puting Susu Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel. Pelaksanaan
Frekuensi
Dilakukan
24
Prosentase (%) 80
Tidak dilakukan
6
20
Jumlah 30 Sumber : Data Primer 2012
100
Berdasarkan Tabel 5 dapat diinterpretasikan bahwa lebih dari separuh responden dilakukan rangsangan puting susu pada ibu bersalin sebanyak 24 Orang (80%) Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa pemberian rangsangan puting susu memiliki manfaat yang besar. Artinya kehadiran pendamping persalinan dalam melakukan rangsangan pada puting susu selain dapat memberikan rangsangan oksitosin alamiah dapat juga membantu dalam proses kelahiran yaitu dengan memberikan dukungan pada ibu saat proses persalinan. Adapun penyebab ibu melakukan rangsangan puting susu adalah umur seseorang. Berdasarkan tabel 1 separuh responden usianya 21-30 Tahun (50%), dikatakan usia dewasa sehingga berperilaku yang baik sesuai anjuran nakes. Perilaku kesehatan adalah semua aktifitas atau kegiatan seseorang baik yang diamati (obsrvable) maupun yang tidak bisa diamati (unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo,2010:20). Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa 6 ibu bersalin yang tidak dilakukan rangsangan pada puting susu. Ibu tidak melakukan rangsangan puting susu dikarenakan ibu tidak mau dilakukan rangsangan, mengalami kesakitan pada saat pendamping persalinan memilir puting susu ibu dan kurangnya informasi pada ibu tersebut.
Waktu Kala II
Cepat Normal Lambat
22 5 3
Jumlah 30 Sumber : Data Primer 2012
73,33 16,67 10 100
Berdasarkan Tabel 6 dapat diinterpretasikan bahwa hampir seluruhnya responden yang pada kala II nya cepat sebanyak 22 Orang (73,33%). Pada ibu bersalin yang mengalami persalinan cepat disebabkan ibu sudah berpengalaman dalam persalinan. Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa dari 10 orang ibu bersalin terdiri dari ibu yang multi gravida 33,33 % dilakukan rangsangan putting susu, dimana otot persalinan sudah lentur dan tidak kaku lagi, sehingga persalinan berjalan dengan cepat. Penyebab keterlambatan waktu kala II sering kali disebabkan inertia uteri, dimana salah satu yang dapat menyebabkan adanya faktor psikis ibu (kecemasan dan ketakutan). Sedangkan kejadian yang sering kali menghambat pada saat persalinan terutama pada proses kala II antara lain, pertama, power (kekuatan ibu untuk meneran) disebut juga kelainan tenaga (kelainan his), yaitu his yang tidak normal dalam pembukaan atau sifatnya menyebabkan rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, sehingga mengalami hambatan atau kemacetan. Kedua, kelainan janin yaitu persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena letak atau berat janin. Ketiga, kelainan jalan lahir, yaitu kelainan ukuran atau bentuk jalan lahir, bisa menghalangi kemajuan persalinan dan menyebabkan kemacetan. (Sarwono : 2006).
Hasil penelitian tingkat responden berdasarkan waktu kala II pada ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel adalah : Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Waktu Kala II Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel Waktu Kala II
Frekuensi
Prosentase (%)
Waktu Kala II Pada Ibu Bersalin Yang Dilakukan dan Tidak Dilakukan Rangsangan Puting Susu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel Hasil analisis Waktu Kala II Pada Ibu Bersalin Yang Dilakukan dan Tidak Dilakukan
Rangsangan Puting Susu Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kowel : Tabel 7
Tabulasi silang Waktu Kala II Pada Ibu Bersalin Yang Dilakukan dan Tidak Dilakukan Rangsangan Puting Susu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel Waktu Kala II Cepat N %
Normal N %
Lambat N %
Tidak dilakukan Dilakukan
0 22
3 2
10 6,7
3 0
Jumlah
22
5
16, 7
3
Rangsangan Puting susu
0 73,3 3 73,3 3
Uji Statistik
α
: 0,05
Mann-Whitney U
ρ
: 0,000
Total N
%
10 0
6 24
20 80
10
30
100
Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan tabulasi silang menunjukkan bahwa 24 responden yang dilakukan rangsangan puting susu dan 6 yang tidak dilakukan rangsangan puting susu pada waktu kala II menunjukkan suatu pengaruh dengan hasil dimana responden yang dilakukan rangsangan puting susu atau tidak dilakukan pada waktu kala II sebagian besar mengalami persalinan yang cepat sebanyak 22 orang (73,33%), Persalinan normal 5 Orang (16,7%), Persalinan yang lambat sebanyak 3 orang (10%). Berdasarkan hasil analisa MannWhitney U untuk menunjukkan bahwa ρ : 0,000 jadi ρ < α : 0.05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh rangsangan puting susu terhadap waktu kala II di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel Pamekasan. Dari hasil analisa statistik dengan uji Mann-Whitney U menunjukkan bahwa ada pengaruh rangsangan puting susu dengan proses kala II pada ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel Pamekasan. Hal ini berdasarkan tabel 7 yang menunjukkan dari 30 ibu bersalin, dimana 24 ibu bersalin dilakukan rangsangan puting susu, 80 %, mengalami persalinan yang cepat 22 ibu bersalin (73,33), normal 2 ibu bersalin (6,7%) dan 6 ibu bersalin yang tidak dilakukan
rangsangan puting susu 20%, mengalami 3 persalinan yang lambat (10%), persalinan normal 3 (10%) . Hal tersebut dikuatkan dengan hasil Uji Mann-Whitney U. Hasil di atas dipengaruhi oleh rangsangan puting susu yang dilakukan oleh pendamping persalinan pada saat ibu bersalin, yaitu tindakan dalam bentuk memilir puting susu ibu akan meningkatkan kontraksi uterus sehingga dapat menghasilkan oksitosin alamiah. (Ali,2005). Oleh karena itu pemberian rangsangan puting susu mempunyai manfaat yang sangat besar, artinya kehadiran pendamping persalinan dalam melakukan rangsangan puting susu selain dapat memberikan rangsangan oksitosin alamiah juga dapat membantu dalam proses kelahiran yaitu dengan memberikan dukungan kepada ibu. Disamping itu juga berdasarkan tabel 3 63 % pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga, dimana pekerjaan rumah biasanya dilakukan sendiri oleh ibu. Secara tidak sadar ternyata di dalam aktivitas sehari-hari tersebut ibu sudah melakukan pelatihan peregangan otot jalan lahir sehingga persalinan otot-otot jalan lahir sudah terlatih dan tidak kaku lagi, dimana ibu hamil memang sangat dianjurkan untuk melakukan senam kehamilan yang tujuannya untuk membantu kelenturan otototot jalan lahir. Dengan kondisi inilah ibu
bersalin akan lancar didalam persalinannya karena kelenturan dan kekakuan otot jalan lahir mempengaruhi cepat atau lambatnya persalinan. kehadiran pendamping persalinan dalam melakukan rangsangan puting susu selain dapat memberikan rangsangan oksitosin alamiah juga dapat membantu dalam proses kelahiran yaitu dengan memberikan dukungan kepada ibu (Sarwono, dkk). Pada ibu yang tidak dilakukan rangsangan puting susu pada waktu kala II sebanyak 6 ibu bersalin mengalami persalinan yang lambat sebanyak 20%. Penyebab keterlabatan pada waktu kala II sering kali disebabkan oleh intertia uteri, dimana salah satu yang menyebabkan adanya faktor psikis ibu (kecemasan dan ketakuatan). Kejadian yang sering kali menghambat pada saat persalinan terutama pada proses kala II antara lain: pertama, power (kekuatan ibu untuk meneran) disebut pula kelainan tenaga (kelainan his), yaitu his yang tidak normal dalam pembukaan atau sifatnya menyebabkan rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, sehingga mengalami hambatan atau kemacetan. Kedua, kelainan janin, yaitu persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan dalam letak atau berat janin. Ketiga, kelainan jalan lahir yaitu kelainan dalam ukuran dan bentuk jalan lahir, bisa menghalangi kemajuan persalinan dan menyebabkan kemacetan. (Sarwono : 2006). Namun dalam upaya mencegah keterlambatan pada waktu kala II di lapangan masih ditemukan pendamping persalinan merasa riskan/malu untuk melakukan rangsangan puting susu. Dengan demikian diharapkan dengan dilakukannya rangsangan puting susu akan dapat mengurangi angka kesakitan ibu, angka kematian ibu dan bayi yang disebabkan keterlambatan waktu kala II sehingga dengan rangsangan puting susu pada waktu kala II saat ibu bersalin oleh pendamping peresalinan menjadi alternatif sederhana yang memiliki dampak yang besar terhadap penurunan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Dengan demikian jelas terlihat bahwa terdapat pengaruh rangsangan puting susu terhadap waktu kala II pada ibu bersalin di Wilayah Kerja puskesmas Kowel Pamekasan.
KESIMPULAN Lebih dari separuh ibu bersalin melaksanakan rangsangan puting susu pada ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel Pamekasan Lebih dari separuh proses kala II pada ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel Pamekasan mengalami persalinan cepat. Ada pengaruh rangsangan puting susu ibu terhadap waktu kala II di Wilayah Kerja Puskesmas Kowel Pamekasan. DAFTAR PUSTAKA Arief,
Nurhaeni. 2008. Kehamilan dan Kelahiran Sehat. Yogyakarta: Dianloka. Arief.2000. Buku Acuan Pelatihan Persalinan Bersih dan Aman. Jakarta:Depkes. RI. Azrul, Azwar. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JHPIEGO. http://www.google.co.id. Info Kesehatan.Fase Laten Dalam Persalinan. Diakses 24 januari 2010. http://www.google.co.id. Info Kesehatan.Batasan Persalinan Kala II. Diakses 24 januari 2010. http://www.google.co.id. Mochtar, Rustam. 2000. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. Notoatmodjo. 2003. Metodologi Peneltian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV Agung Seto. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: CV. Agung Seto. Rubrik.Hubungan Rangsangan Putting Susu Dengan Peningkatan kontraksi Uterus pada Kala II Persalinan.Diakses 24 januari 2010. Sarwono, P. 2000. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta: Bina Pustaka. Sarwono. 2000. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Bina Pustaka. Sarwono.2003.Perilaku Kesehatan, Jakarta:Bina Pustaka. Yuwieluenninet.Persalinan Macet. Diakses 24 januari 2010.
http://www.google.co.id