Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2014, pp. 339~344 339
PENGARUH METODE HYPNOBIRTHING DALAM MENURUNKAN RASA CEMAS DAN NYERI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN KALA I DI PUSKESMAS CIBIRU HILIR – BANDUNG Sri Hayati Universitas BSI Bandung e-mail:
[email protected] Abstrak Nyeri pada saat persalinan disebabkan oleh dua hal, yaitu kontraksi rahim yang menyebabkan pendataran dan pembukaan serviks, serta iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Nyeri merupakan respon fisiologis dalam proses persalinan. Sekitar 85% - 95% wanita melahirkan melaporkan rasa nyeri yang amat sangat selama kala II persalinan, pembukaan serviks dan penurunan presentasi bayi. Nyeri menjadi salah satu lasan untuk memilih berbagai metode untuk mengurangi rasa nyeri saat persalinan (Hughs, 1992 dalam Bobak, Lowdermilk, Perry & Jensen, 1995).Nyeri pada saat persalinan dapat mempengaruhi ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai rasa takut. Perasaan takut tersebut akan semakin memperberat persepsi nyeri selama persalinan. Nyeri persalinan dapat menimbulkan respon fisiologis yang mengurangi kemampuan rahim saat kontraksi, sehingga dapat memperpanjang waktu persalinan (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 1995). Metode hipnosis yang digunakan dalam proses persalinan ini dikenal dengam nama Hypnobirthing (Andriana, 2007). Metode ini telah dibuktikan efektif untuk mengatasi nyeri, mengurangi kebutuhan penggunaan anestesi dan mengurangi rasa cemas, takut, dan nyeri yang berhubungan dengan proses persalinan (Martin, Schauble, rai & Curry, 2001). Penelitian ini menggunakan desain analitic dengan pendekatan comparasi 2 sampel berpasangan. Bertujuan membandingkan pengaruh metode hypnobirthing terhadap penurunan rasa cemas dan nyeri persalinan di Puskesmas Cibiru Hilir Bandung. Pengambilan sampel dengan total sampling sebanyak 50 orang ibu bersalin kala I. Pengumpulan data dengan menggunakan Skala Distress dan VAS. Harapan peneliti adalah mendapatkan gambaran bagaimana pengaruh metode hypnobirthing dalam menurunkan rasa cemas dan nyeri persalinan sehinga dapat menentukan intervensi nonfarmakologis yang tepat dalam menurunkan kecemasan dan nyeri persalinan. Kata Kunci : Hipnobirthing, Cemas, Nyeri Persalinan 1. Pendahuluan Ibu hamil sering khawatir tentang rasa nyeri yang akan mereka alami saat persalinan dan bagaimana mereka akan bereaksi untuk mengatasi nyeri tersebut. Oleh karena itu, saat ini mereka lebih perhatian dalam memilih cara, tempat dan siapa penolong persalinannnya. Mereka tidak ingin lagi pasif dalam menjalani proses melahirkan bayinya. Nyeri pada saat persalinan disebabkan oleh dua hal, yaitu kontraksi rahim yang menyebabkan pendataran dan pembukaan serviks, serta iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Nyeri merupakan respon fisiologis dalam proses persalinan. Ibu bersalin biasanya mengalami nyeri hanya pada saat kontraksi, dan bebas dari rasa nyeri pada saat interval kontraksi (relaksasai). Sekitar 85% - 95% wanita
melahirkan melaporkan rasa nyeri yang amat sangat selama kala II persalinan, pembukaan serviks dan penurunan presentasi bayi. Nyeri menjadi salah satu alasan untuk memilih berbagai metode untuk mengurangi rasa nyeri saat persalinan(Hughs, 1992 dalam Bobak, Lowdermilk, Perry & Jensen, 1995). Nyeri pada saat persalinan dapat mempengaruhi ketegangan emosi akibat rasacemas sampai rasa takut. Perasaan takut tersebut akan semakin memperberat persepsi nyeri selama persalinan. Nyeri persalinan dapat menimbulkan respon fisiologis yang mengurangi kemampuan rahim saat kontraksi, sehingga dapat memperpanjang waktu persalinan (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 1995). Peningkatan rasa takut akibat persepsi nyeri saat persalinan telah menjadi alas
Diterima 7 Februari, 2014; Revisi 2 Maret, 2014; Disetujui 15 Maret, 2014
ISBN: 978-602-61242-0-3
an para ibu bersalin untuk cenderung memilih cara bersalin dengan operasi seksio caesaria, anestesi atau analgesia. Tidak sedikit doketer kandungan yang memenuhi permintaan ibu-ibu bersalin untuk melakukan tindakan operasi tanpa indikasi yang seharusnya. Namun, perlu juga dipikirkan resiko atau komplikasi dari tindakan dan medikasi yang dapat dialami oleh ibu dan bayi, di samping tingginya nilai uang yang harus dikeluarkan. Berbagai intervensi dapat dilakukan, yang meliputi berbagai metode persiapan persalinan baik farmakologis maupun nonfarmakologis untuk membantu ibu, suami atau keluarga dalam mengatasi rasa tidak nyaman dalam persalinan. Intervensi yang dapat dipilih ibu bersalin tergantung keadaan dan pilihan, baik keadaan ibu dan calon bayimaupun tenaga kesehatan yang merawatnya. Metode hipnosis saat ini sudah menjadi salah satu metode nonfarmakologis yang merupakan pengembangan dari teknik relaksasi dalam mengurangi rasa nyeri selama persalinan. Metode hipnosis yang digunakan dalam proses persalinan ini dikenal dengam nama Hypnobirthing (Andriana, 2007). Metode ini telah dibuktikan efektif untuk mengatasi nyeri, mengurangi kebutuhan penggunaan anestesi dan mengurangi rasa cemas, takut, dan nyeri yang berhubungan dengan proses persalinan (Martin, Schauble, rai & Curry, 2001). Hipnosis dalam persalinan pada prinsipnya bertujuan untuk membuat ibu yang melahirkan lebih tenang dan rileks, sehingga sikap tersebut dapat memblokir rasa cemas dan takut yang dirasakan. Metode hipnosis selama persiapan persalinan dapat menumbuhkan rasa nyaman dan percaya diri serta memfasilitasi peningkatan sense of control dalam menjalani proses persalinan normal yang nyaman dan sehat (Martin, Schuble, Rai & Curry, 2001). Penelitian tentang hipnosis dalam persalinan telah banyak diterbitkan di luar negeri.Hosital Newspaper New York edisi 2 pada tahun 2006 menjelaskan bahwa telah lebih dari 6000 artikel tentang hipnosis diterbitkan di dalam berbagai jurnal medikal dan psikologi sejak tahun 1950-an (Ellner, 2006). Hal ini menunjukkan bahwa metode hipnosis telah menjadi perhatian khusus di kalangan praktisi kesehatan untuk terus
diteliti dan dikembangkan untuk menjadi salah satu kompetensi yang bisa dijadikan solusi dalam mengatasi masalah kesehatan. Salah satu penelitian tentang efek hipnosis dalam proses persalinan terhadap 42 responden, dimana kelompok pertama yang terdiri dari 22 ibu hamil dilakukan hipnosis mulai dari kehamilan 24 minggu, dan 20 ibu hamil sebagai grup kontrol. Hasil yang diperoleh adalah rata-rata lama rawat di rumah sakit setelah melahirkan pada kelompok yang dihipnosis adalah 2 hari, sedangkan yang tidak dihipnosis adalah 8 hari, 12 orang dalam kelompok kontrol mengalami tindakan pembedahan, sementara dalam kelompok hipnosis tidak ada. Penggunaan hipnosis dalam persiapan persalinan perlu dilakukan untuk mengurangi resiko tindakan pembedahan dan menurunkan lama rawat di rumah sakit sehingga biaya yang akan dikeluarkan oleh ibu menjadi lebih rendah (Martin, Schuble, Rai & Curry, 2001). Puskesmas Cibiru Hilir merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kecamatan Cileunyi Bandung. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada perawat yang bekerja disana, setiap ;tahun jumlah pasien bersalin mengalami peningkatan dikarenakan sebagian besar masyarakat di wilayah kerjanya adalah pasangan usia subur, dan belum adanya intervensi khusus dalam penanganan nyeri persalinan Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Metode Hypnobirthing dalam Menurunkan Rasa Cemas dan Nyeri Persalinan Pada Ibu Bersalin Kala I di Puskesmas Cibiru Hilir – Bandung”. 2. Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain analitic dengan pendekatan comparasi 2 sampel berpasangan, berarti menguji ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang berpasangan/berkorelasi. Sampel yang berpasangan dapat berupa satu sampel diukur dua kali (Sugiyono, 2003). Dalam hal ini peneliti akan membandingkan perbedaan tingkat kecemasan dan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan hypnobirthing
KNiST, 30 Maret 2014 340
ISBN: 978-602-61242-0-3
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin kala I yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cibiru Hilir Kecamatan Cileunyi Bandung yang berjumlah 50 orang. 3.2.2 Sampel Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu bersalin kala I yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cibiru Hilir Kecamatan Cileunyi Bandung yang berjumlah 50 orang. Peneliti menggunakan teknik total sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi secara keseluruhan sesuai dengan kriteria inklusi yang dibuat oleh peneliti (Sugiyono, 2005). Karakteristik sampel yang dapat dimasukkan dalam kriteria inklusi pada penelitian ini meliputi: 1. Responden bersedia menjadi subyek penelitian dengan cara menandatangani lembar persetujuan. Penelitian ini tidak memaksa sehingga responden dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu. Klien yang bersedia menjadi responden 2. Ibu bersalin kala I 3. Persalinan yang pertama/primipara sehingga klien masih belum memiliki pengalaman melahirkan 4. Kelahiran fisiologis untuk menghindari adanya resiko saat persalinan. 5. Belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang hypnobirthing 3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan data dilaksanakan di desa cibiru Hilir kecamatan Cileunyi Bandung wilayah kerja Puskesmas Cibiru Hilir. Waktu penelitian direncanakan selama 3 bulan. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Rasa cemas dan nyeri persalinan pada responden diukur dengan menggunakan Skala Distress dan VAS. Reseponden diberi perlakuan metode hypnobirthing selama kala I setelah melakukan pre test. Post-test menggunakan instrumen yang sama dengan saat pre-test. 3.6 Analisa Data Analisis data dilakukan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh hypnobirthing terhadap kecemasan dan rasa nyeri persalinan sebelum dan sesudah diberi
perlakuan dengan mengggunakan uji ttest dengan tingkat kemaknaan yang ditentukan sebesar (a) 0,05. Jika nilai (a) > 0,05, maka hipotesa kerja diterima, artinya ada pengaruh hypnobirthing terhadap rasa cemas dan nyeri pada saat persalinan kala I. 3.7 Pengolahan Data Pengolahan Data Pengolahan data sebelum analisis data dilakukan melalui empat langkah, yaitu editing, coding, processing dan cleaning (Hastono, 2007): 3.7.1 Editing Peneliti dan kolektor data melakukan pengecekan kelengkapan isian kuesioner, kejelasan penulisan jawaban, dan relevansi dengan pertanyaan.Hasilnya pengisian kuesioner lengkap dan jelas, sehingga peneliti tidak perlu mengklarifikasi kepada responden. 3.7.2 Coding Peneliti memberikan kode A1 diikuti nomor urut responden (A1.1,A1.2,...) untuk pre intervensi, dan A2 diikuti nomor urut responden (A2.1,A2.2,...) untuk post intervensi. Peneliti mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan berupa skor jawaban responden berdasarkan ketentuan yang ditetapkan peneliti untuk mempermudah analisis. 3.7.3 Processing Peneliti memproses data dengan cara melakukan entry data dari masing-masing responden Ke dalam program komputer. 3.7.4 Cleaning Peneliti mengecek kembali data yang telah di-entry. Setelah diketahui tidak ada kesalahan, dilakukan tahap analisis data sesuai jenis data. 3. Pembahasan Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan usia ibu bersalin kala I di RSUD Kota Bandung periode 15 Juli – 15 Oktober 2014. No. 1. 2 3 4 5 6 7 8 9
Usia 20 21 22 24 25 26 27 28 29
F 2 3 2 1 3 1 2 2 2
% 6.7 10.0 6.7 3.3 10.0 3.3 6.7 6.7 6.7
KNiST, 30 Maret 2014 341
ISBN: 978-602-61242-0-3
10 11 12 13 14
30 31 32 33 35 Jumlah
6 2 1 1 2 3 0
20.0 6.7 3.3 3.3 6.7 100.0
4 5
39 40 Total
2 13 30
6.7 43.3 100,00
Berdasarkan tabel 4.2 Usia kehamilan responden rata-rata 40 minggu (43,3%).
Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan usia kehamilan ibu bersalin kala I di RSUD Kota Bandung periode 15 Juli – 15 Oktober 2014 No. 1 2 3
Usia Kehamilan 36 37 38
F
% 6 2 7
20.0 6.7 23.3
Berdasarkan tabel 4.3 nyeri rata-rata sebelum diberikan intervensi adalah 3.50 dengan standar deviasinya adalah 0.630 dan nyeri rata-rata setelah diberikan intervensi adalah 2.00 dengan standar deviasi 0.640. Sedangkan rata-rata kecemasan pada responden sebelum dilakukan inervensi adalah 26.90 dengan standar deviasi 0.640 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata kecemasan responden 19.00 dengan standar deviasi 1.851. Pengaruh Hypnobirthing terhadap rasa cemas persalinan.
Berdasarkan table 4.2.1 didapatkan hasil analisis perbedaan yang bermakna tentang rasa cemas dan nyeri pada responden sebelum dan sesudah artinya Ho atau hipotesis kerja diterima, berarti ada penurunan kecemasan dan rasa nyeri pada ibu kala I setelah dilakukan hypnosis. PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari usia, dan usia kehamilan. Usia individu terhitung sejak
individu tersebut dilahirkan hingga saat berulang tahun (Nursalam, 2003). Permasalahan cemas dan nyeri berpengaruh terhadap cara ibu berusaha menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi. Usia kehamilan responden ratarata 40 minggu. Dalam kondisi tenang, ibu bisa diajarkan untuk menenangkan pikiran dengan cara fokus dan konsentrasi yang akhirnya ibu mampu menghipnotis diri sendiri (self hypnotis) dengan memasukkan sugesti positif ke dalam pikirannya. Melalui Hypnobirthing tersebut ibu diajarkan menanamkan katakata positif dalam alam bawah sadar. Rasa takut, cemas, dan tegang memicu produksi hormon prostaglandin sehingga timbul stres. Kondisi stres dapat mengurangi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri (Bobak, 2005, Maternity Nursing, http://health.discovery.com. Diakses tanggal 10 Maret 2014). Pengontrolan nyeri dan pencegahan kecemasan pada persalinan merupakan fokus dan tujuan dari keperawatan maternitas terhadap ibu bersalin. Pendekatan nonfarmakologi dalam manajemen nyeri sangat sesuai bagi perawat dan merupakan metoda alternatif yang dipilih oleh banyak ibu. Pendekatan nonfarmakologi dalam mengatsi nyeri meliputi berbagai macam tekhnik yang ditujukkan tidak hanya pada sensasi fisik dari nyeri tetapi juga untuk mencegah kecemasan dengan meningkatkan komponen psikoemosional dan spiritual
KNiST, 30 Maret 2014 342
ISBN: 978-602-61242-0-3
dari perawatan. Metoda nonfarmakologik untuk menurunkan nyeri tidak berpotensi dalam menimbulkan efek bahaya bagi ibu dan bayi. Diantara beberapa manfaat tekhnik nonfarmakologis selain menurunkan nyeri persalianan juga mempunyai sifat noninvasif, sederhana, efektif, dan tanpa efek yang membahayakan. Metoda farmakologis dalam persalinan umumnya ditemukan di lapangan lebih efektif dalam penurunan nyeri daripada metoda nonfarmakologis, meskipun demikian metoda tersebut tetap lebih mahal dan juga menimbulkan efek bahaya (Brown, Douglas & Flood, 2001). Salah satu metoda nonfarmakologis yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri dan cemas persalinan adalah penggunaan self hypnosis atau hypnobirthing. Hypnobirthing terdiri atas kata hypno (dari hypnosis) dan birthing (melahirkan), diartikan sebagai seni dan keterampilan untuk meningkatkan ketenangan pikiran sehingga dapat menghadapi persalinan dengan nyaman. Dengan kondisi ibu yang tenang, ketenangan pikiran juga dirasakan bayi dalam kandungan (E:\Melahirkan tanpa rasa sakit « Sukmayana.mht). Hypnosis mengubah sensasi atau perasaan sakit oleh perhatian seseorang secara langsung untuk keluar dari rasa sakit (mengalihkan perhatian) atau dengan meringankan kesan atau sugesti rasa sakit (Elton et al,1983). Dengan demikian Hypnobirthing adalah penggunaaan hypnosis untuk proses persalinan yang alami, lancar alami dan dilakukan dalam keadaan sadar. Dalam diri ibu muncul suasana rileks sehingga mengurangi rasa sakit saat melahirkan. Selain berguna untuk mengurangi rasa sakit dan memperlancar proses persalinan, hypnobirthing atau penggunaan self hypnosis selama persalinan bisa mencegah gangguan emosional baik saat sebelum persalinan dan setelah persalinan. Selain itu karena ibu masuk dalam proses pikiran bawah sadar, seorang ibu bisa menjalin komunikasi dan jalinan kasih sayang kepada janin di dalam rahim. Intinya manusia bisa mengkoordinasikan fungsi mind body soul (pikiran tubuh dan jiwa) secara harmonis sehingga didapatkan perasaan bahagia dalam proses persalinan maupun saat pasca melahirkan. Hasil penelitian didapatkan data bahwa responden jauh lebih tenang dan mampu melakukan distraksi untuk mengantisipasi
rasa nyeri persalinan sehingga ibu mampu menghadapi dan mengikuti pimpinan persalinan dengan baik. 4. Simpulan Skala nyeri ibu bersalin kala I di ruang bersalin RSUD Kota Bandung periode 15 Juli – 15 Oktober 2014 sebelum dilakukan Hypnobirthing adalah sedang dan berat, sedangkan sesudah dilakukan Hypnobirthing skala nyeri menjadi ringan dan sedang. Rasa cemas ibu bersalin kala I di ruang bersalin RSUD Kota Bandung periode 15 Juli – 15 Oktober 2014 sebelum dilakukan Hypnobirthing adalah sedang, sedangkan sesudah dilakukan Hypnobirthing rasa cemas mejadi ringan. Terdapat perbedaan yang bermakna pada penurunan rasa cemas dan nyeri persalinan sebelum dan setelah dilakukan metode hypnobirthing. Penelitian ini bermanfaat bagi penurunan rasa nyeri dan cemas yang secara langsung dirasakan oleh responden, sehingga diharapkan responden termotivasi dan mau menerapkan tekhik hypnosis yang telah diajarkan ketika menghadapi rasa nyeri maupun rasa cemas selain ketika bersalin dan berusaha mencari informasi yang lebih banyak tentang teknik hypnosis sehingga terlatih dalam melakukan hypnosis secara mandiri (self hypnosis). Perlu dilakukan penelitian-penelitian berikutnya, terkait dengan kecemasan dan nyeri saat persalinan , seperti: Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri dan cemas pada ibu bersalin. Bagi Pelayanan Kesehatan / Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak rumah sakit dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama dalam penerapan terapi nonfarmakologis sebagai alternatif tindakan untuk menurunkan rasa nyeri dan kecemasan, sehingga diharapkan rumah sakit membuat program terkait peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan terutama perawat dalam hal terapi nonfarmakologis terutama teknik hynosis yang dapat diterapkan bukan hanya di unit kebidanan tetapi juga di unit-unit yang lainnya.
KNiST, 30 Maret 2014 343
ISBN: 978-602-61242-0-3
Referensi Andriana, E. (2007). Melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode relaksasi hypno-birthing. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. (Ed.Revisi). Yogyakarta: Rineka Cipta. Bobak, I., Lowdermilk, D., Jensen, M. (1995). Maternity nursing. (4th ed). San Francisco: Mosby. Ellner, M. (2006). Certified hypnoterapist in hospital settings. Diambil pada tanggal 3 Januari 2013 dari www.ellner.info. Ladewig, P.A.W., London, M.L., & Davidson, M.R. (2006). Contemporary maternal newborn nursing care .(6thEd). New Jersey: Pearson Prentice Hall. Martin, A., Schauble, P., Rai, S., Curry, W. (2001). Effects of hypnosis on the labor process and birth outcomes of pregnant adolescents. Diambil pada tanggal 31 Januari 2013 dari http://www.findartcles.com/p/serach?. Mehl-Madrona, L. (2004). Hypnosis to facilitate uncomplicated birth. Diambil pada tanggal 31 Januari 2013 dari http://www.findartcles.com/p/serach?. Mongan, M. (2005). Hypno-birthing: the mongan method, melahirkan secara aman, mudah dan nyaman. (Udumbara, E. Trans). Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer. May, K.A., & Mahlmeister, L.R. (2000). Maternal & neonatal nursing: Family centered care. Philadelphia: J. B. Lippincot. Pillitteri, A. (2003). Maternal & child health nursing, care of the childbearing & childrearing family. (4th ed). Philadelphia: Lippincott. Sherwen, L.N., Scoloveno, M.A., & Weingarten,C.T (1995). Nursing care of the Childbearing Family, 2th ed, Norwalk: Apleton & Lange Sunardi, B. (2009). Neuro Linguistic Programming. Disampaikan dalam full day workshop for Obs-Gyn Practitioners. Jakarta 31 Juli 2009 Tomey, A.M., & Alligood, M.R. (2006). Nursing theorist and their work. (6Ed). St.Louis: Mosby Tournaire, M., Theau-Yonneau, A. (2007). Complementary and alternative to pain relief during labor. Diambil pada tanggal 31 Januari 2013 dari http://wwwcreativecommons.org/licens es/by-nc/2.0/uk/ th VandeVusse, L. (2007). Hypnosis for childbirth: a retrspective comparative
analysis of outcomes in one obstetrician’s practice. Diambil pada tanggal 3 Januari 2013 dari http://www.findartcles.com/p/serach?.
KNiST, 30 Maret 2014 344