-_____
ISSN: 2088-6217
N DAN BISNIS
SAIFUL AMRI
PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA
MASYARAKAT PT.BANK BPD ACEH CABANG SIGTI
M.BAKRI
PENGARUH FAKTOR.FAKTOR PENDIDIKAN FORMAL TERHADAP PRESTAST KERJA KARYAWAN PT.PLN (PERSERo)WILAYAH. I
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
BADARUDDIN
PENGARUH KEPEMI MPINAN,MOTIVASI,PELATI HAN DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANWIL
BANK RAKYAT INDONESIA PROVINSI ACEH
ANWAR
PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
BAGIAN PELAYANAN PTPLN BAT.IDA AGEH
SYAIFUDDIN
YANA
POTENSI PENGEMBANGAN USAHA KERAJINAN SOUVENIR KHAS ACEH DI KOTA BANDA ACEH
DITERBITKAN OLEH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT PT. BANK BPD ACEH CABANG SIGLI SAIFUL AMRI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya promosi terhadap penghimpunan dana masyarakat pada PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli. Kegiatan penghimpunan dana melalui produk giro, tabungan dan deposito. Dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data menggunakan tiga jenis produk tersebut yang telah ditotalkan setiap tahunnya (sejak tahun 2005 s/d 2008). Biaya promosi terbagi atas empat yaitu periklanan, personal selling, sales promotion dan hubungan masyarakat. Dana yang dihimpun dari masyarakat sejak tahun 2005 s/d 2008 sebesar Rp. 1.568.369 juta yang rata-rata Rp.313.673,8 juta pertahun. Dan biaya promosi yang dikeluarkan selama 5 tahun terakhir ini sebesar Rp. 2.901 juta yang rata-rata Rp. 580,2 juta pertahun. Dari pengolahan data diperoleh persamaan regresi Y = 60279,38+ 436,74 x. Namun hubungan biaya promosi dengan dana yang dihimpun PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli tidak erat. Ini ditunjukkan dari hasil koefisien korelasi r =0,3794 dengan r 2 = 0,1439. Koefisien determinasi sebesar 0,1439 berarti bahwa dana yang dihimpun masyarakat yang dipengaruhi oleh biaya promosi hanya sebesar 14,39%. Dari hasil uji F menunjukkan bahwa tingkat signifikan F masih di atas 5% dan dapat diartikan bahwa dana masyarakat yang dihimpun akan tetap ada meskipun tanpa adanya pengeluaran biaya promosi yang dilakukan oleh PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli. Kata Kunci: Promosi, penghimpunan dana masyarakat, giro dan tabungan deposito.
PENDAHULUAN Perkembangan sektor finansial dewasa ini dapat terwujud karena terjadinya reformasi dalam dunia perbankan. Dampaknya terlihat dengan semakin dominannya sektor finansial dalam menunjang laju pertumbuhan ekonomi. Dengan sendirinya lembaga keuangan Perbankanpun berkiprah dalam persaingan yang kompetitif di antara sesamanya, terutama dalam hal produk-produk Perbankan yang dihasilkan dan cara pengelolaan bank itu sendiri. Lembaga keuangan Perbankan itu sendiri dapat tumbuh dan berkembang karena memiliki kemampuan dalam mengumpulkan dana, menyalurkan dana serta meningkatkan pelayanan terhadap nasabah. Dengan kemampuan tersebut maka akan mudah dalam menghadapi pesaing-pesaing. Terciptanya iklim persaingan akan mendorong pihak-pihak yang bergerak dalam sektor ini lebih bersifat aktif dalam melihat peluang untuk memasarkan produk-produk yang dihasilkan. Hal ini juga terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam, dengan semakin banyaknya Bank yang didirikan dan beroperasi di kawasan Propinsi ini. Salah satu hal yang mendorong adalah semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam menyimpan uang dan kebutuhan masyarakat terhadap jasa-jasa yang ditawarkan oleh bank. Hal ini dapat kita lihat pada Tabel.1 sebagai berikut: Tabel 1. Jumlah Kantor Bank Umum Menurut Status Di Propinsi NAD (dalam satuan) BU Pemerintah
Akhir Periode
BPD
BU Swasta Nasional
KW KP KC KCP KK KP KC KCP KK KP KC KCP
Jumlah
KK
1996-1997
1
-
28
108
7
1
10
5
19
-
12
0
6
199
1997-1998
1
-
28
108
7
1
10
5
19
-
16
2
6
203
1998-1999
1
-
28
115
7
1
10
5
19
-
14
2
6
209
1999-2000
1
-
28
116
9
1
10
5
19
-
14
2
6
209
20001 28 116 9 Sumber: Kanwil Statistik D.I. Aceh, 2001
1
10
5
19
-
14
2
6
205
Keterangan : KP = Kantor Pusat; KW = Kantor Wilayah; KC = Kantor Cabang; KCP= Kantor Cabang Pembantu termasuk kantor unit BRI; KK= Kantor Kas Pada Tabel 2 di bawah ini kita dapat melihat posisi tabungan menurut kelompok Bank.
Tabel 2. Posisi Tabungan Menurut Kelompok Bank. Di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 20052008 (dalam jutaan) Bank Umum Bank Bank Umum Sub Jumiah Jumlah Pemerintah Perkreditan Akhir Swasta Nasional Rakyat Periode Penabung (Satuan)
P O SI SI (Rp.)
2004/2005 882.152 473.037 2005/2006 1.008.187 632.261 2006/2007 1.132.439 740.346 2007/2008 1.114.964 1.092.179
Penabung P O SI SI Penabung (Satuan) (Rp.) (Satuan) 109.516 139.521 130.630 134.708
POS IS I
(Rp)
Penabug Posisi Penabung (Satuan) (Rp.) (Satuan)
133.039 991.668 606.076 138.339 1 1476708 770.600 129.516 1.263.069 869.862 287.393 1.249.672 1.379.572
26.486 32.870 39.854 44.324
2.434 3.651 4.394 5.169
P O SIS I
(Rp.)
1.018.154 608.510 1.180.578 774.251 1.302.923 874.256 1.293.996 1.384.741
Sumber : BPS, 2008 Dari kedua tabel menunjukkan bahwa PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli merupakan salah satu lembaga keuangan yang memberikan jasa kepada masyarakat, yang bergerak dalam usaha menghimpun dan menyalurkan dana. Untuk dapat memperkuat dan mempertahankan maksud pendirian tersebut maka pihak PT. Bank BPD Aceh berupaya memenangkan persaingan, karena itu PT. Bank BPD Aceh menyediakan berbagai macam jasa layanan keuangan baik fisik maupun non fisik. Jasa-jasa yang ditawarkan dan disediakan oleh Bank Pembangunan Daerah berdasarkan dari permintaan atau kebutuhan masyarakat pada saat ini yang telah diproses berdasarkan kebijaksanaan organisasi yang dianut oleh bank tersebut. Pihak bank harus selalu melihat jenis jasa apa yang memiliki peluang pasar yang besar, di dalam memasarkan produknya. Dengan mengenal pasar sasaran, maka akan lebih mudah bagi pihak Bank dalam menyampaikan informasi tentang layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Karena dengan adanya informasi yang benar dan akurat akan lebih mudah bagi masyarakat dalam memutuskan dan memilih alternatif pemenuhan kebutuhan akan jasa-jasa keuangan yang akan dibelinya. Informasi yang di dapat oleh masyarakat di Nanggroe Aceh Darussalam mengenai jasa Perbankan sangatlah beraneka ragam. Oleh karena itu manajemen PT. Bank BPD Aceh melalui Kantor Pusat Operasionalnya maupun melalui semua kantor Cabang, Cabang Pembantu dan semua Kantor Kas yang menjadi jaringan operasional PT. Bank BPD Aceh melakukan kegiatan promosi yang sangat diperlukan untuk menghadapi para pesaing dari berbagai lembaga keuangan lainnya dalam menghimpun dana dari masyarakat. Identifikasi Masalah Rumusan masalah pada penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh promosi dan peranannya dalam menghimpun dana masyarakat? 2. Tingkat kesadaran dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan khususnya PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dilakukan adalah: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh promosi terhadap dana yang dihimpun dan kepercayaan masyarakat terhadap PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli. 2. Untuk mengetahui bagaimana kesadaran dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan khususnya PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengertian Promosi Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi juga sering dikatakan sebagai "Proses berlanjut" karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Oleh karena itu, menurut Swastha (1998: 222), promosi dipandang sebagai: “Arus informasi atau persuasi satu-arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.” Hal tersebut di atas menjelaskan bahwa suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui kemanfaatannya, dengan sendirinya konsumen tidak akan membeli. Sofjan Assauri (1996 : 240) menyampaikan bahwa promosi merupakan usaha perusahaan untuk mempengaruhi dengan merayu (persuasive communication) calon pembeli, melalui pemakaian segala unsur acuan pemasaran. Dengan kegiatan promosi yang dilakukan, perusahaan akan berusaha untuk membujuk para calon pembeli dan langganan untuk melakukan pembelian atas produk yang dipasarkan, dalam hal ini perusahaan melakukan komunikasi dengan para konsumen. Komunikasi dapat diartikan sebagai penggunaan lambang atau tanda dan bentuk lain yang serupa untuk mendapatkan penerangan
informasi yang sama mengenai suatu objek atau kejadian. Jadi tujuan perusahaan melakukan promosi adalah untuk menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Menurut Sofjan Assauri (1996:242), saluran yang mempengaruhi (channel of influence) yang terdapat dalam komunikasi yang mejadi dasar promosi dapat dibedakan atas saluran perorangan/pribadi dan saluran yang bukan perorangan/ pribadi. Saluran perorangan, terdiri dari: a. Saluran advokat (advocate channels), seperti pramuniaga (salesman) dan sebagainya, b. Saluran tenaga ahli (expect channels) seperti dokter, konsultan dan sebagainya, c. Saluran lingkungan sosial (social channels), seperti teman, tetangga, dan sebagainya. Saluran-saluran tersebut merupakan komunikasi dari mulut ke mulut (word mouth). Saluran yang bukan perorangan/pribadi terdiri dan : a. Media massa dan selektif (mass and selective media), seperti koran, radio, dan sebagainya, b. Penciptaan suasana (atmosphere), yaitu penciptaan iklim agar orang mempunyai persepsi yang baik terhadap perusahaan, dan c. Kejadian tertentu (events), seperti pembukaan secara besar-besaran, price deals dan sebagainya. Dari beberapa definisi dan pendapat para ahli tentang promosi maka dapat diambil satu kesimpulan, bahwa pada dasarnya promosi itu adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu, atau organisasi dalam memperkenalkan produknya kepada pihak lain agar pada akhirnya mereka dapat melakukan pembelian. Bauran Promosi Menurut Sofjan Assauri (1996:242), menyebutkan bauran promosi itu adalah Advertensi (periklanan), personal selling (yang merupakan penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat terealisasinya penjualan). Bentuk promosi lainnya adalah : a. Promosi penjualan (sales promotion), yang merupakan segala kegiatan pemasaran yang merangsang pembelian oleh konsumen dan keefektifan agen seperti pameran, pertunjukan, demonstrasi dan segala usaha penjualan yang tidak dilakukan secara teratur dan kontinyu. b. Publisitas (publicity), yang merupakan usaha untuk merangsang per-mintaan dan suatu produk secara non personal dengan membuat, baik yang berupa benda yang bersifat komersial tentang produk tersebut di dalam media tercetak atau tidak, maupun hasil wawancara yang disiarkan dalam media tersebut. Menurut Sofjan Assauri (1996:243), agar bauran promosi yang optimal dapat dicapai, maka perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara lain : a. Besarnya jumlah dana yang disediakan untuk kegiatan promosi. b. Luas dari pasar dan konsentrasi pasar yang ada. c. Jenis dan si fat dari produk yang dipasarkan. d. Tingkat atau tahap dari siklus usaha atau daur hidup produk (product life cycle) Type dan perilaku para langgunan. Kegiatan Operasional Bank Pada pasal 6 Udang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyebutkan usaha Bank umum meliputi : a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro berjangka, seperti deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b. Memberikan kredit; c. Menerbitkan surat pengakuan berutang; d. Membeli/menjual atau menjamin atas resiko sendiri mampu untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diaseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; Surat pengakuan tentang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dan kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; Sertifikat Bank Indonesia (SBI); Obligasi; Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel untuk, cek atau sarana lainnya; g. Menerima pembayaran dari tagihan atau surat berharga dan melakukan perhitungan; h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan barang berharga;
i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek; k. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya tersebut wajib dicairkan secepatnya; l. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat; m. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang diterapkan da lam peraturan pemerintah; n. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang dibawah ini dalam peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Promosi Terhadap Produk Bank Bank menghasilkan bermacam jenis produk seperti deposito, giro dan tabungan. Ketiga jenis produk tersebut berbeda satu sama lainnya. Misalnya tabungan, penarikannya hanya dapat dilakukan dengan menggunakan kuitansi atau sejenisnya yang telah disediakan oleh bank. Dan penabungan dapat dilakukan pada setiap hari kerja. PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli telah melakukan melakukan promosi dalam bentuk periklanan. Menurut Kotler (1998:235), menyatakan bahwa periklanan adalah segala bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Untuk pasar target tertentu, ada enam jenis pokok sasaran periklanan: a. Kesadaran (Awaraness) Ini dilakukan sekedar membangkitkan atau pengenalan akan nama merk, konsep produk atau informasi dimana atau bagaimana membeli suatu produk. b. Mengingatkan Berguna untuk mengingatkan para pembeli untuk menggunakan produk atau menambah persediaan produk. c. Mengubah sikap tentang penggunaan bentuk produk. Guna menarik pemakai baru atau untuk meningkatkan jumlah pemakaian. d. Mengubah persepsi tentang pentingnya atribut merek. Ini dengan cara penempatan posisi yang berbeda dengan cara mengiklankan yang berbeda dengan yang dilakukan pesaing. e. Mengubah keyakinan tentang merek Dengan meningkatkan nilai produk dimata konsumen dalam hal atribut yang penting itu atau mengubah penilaian reiatif dari produk-produk pesaing dalam hal atribut tersebut. f. Mengubah sikap (Attitude Reinforcement) Dengan memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa merek atau pembekal tersebut terus menerus memberikan tingkat kepuasan tertinggi untuk manfaat yang paling penting. Dengan sendirinya tujuan dari periklanan yang dilakukan oleh PT Bank BPD Aceh adalah untuk memperkenalkan, membujuk atau mengingatkan nasabah akan produk yang dijualnya. Di samping melakukan promosi dalam bentuk iklan PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli juga melakukan kegiatan promosi lainnya seperti promosi penjualan, personal selling dan kadang-kadang melakukan publisitas meskipun itu tidak rutin dilakukan. Hipotesis Sebagai bahan pedoman dalam menyusun skripsi ini, penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut: H0 = Biaya promosi mempunyai pengaruh yang lemah dan negatif terhadap dana yang dihimpun. H1= Biaya promosi mempunyai pengaruh yang kuat dan positif terhadap dana yangdihimpun.
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan secara langsung pada PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli yang berlokasi di jalan Tgk. Chik Di Tiro No. 01 Sigli. Dan penelitian tersebut guna memperoleh data primer yang merupakan data utama yang diperlukan untuk menyusun karya tulis ini. Data-data tersebut dikumpulkan, dianalisa dan diselaraskan dengan topik permasalahan. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah : a. Penelitian lapangan (field research) yaitu melakukan wawancara yang merupakan salah satu teknik mengumpulkan data dengan cara menanyakan langsung pada pihak yang bersangkutan mengenai berapa besar biaya promosi (X) pertahun yang dikeluarkan dan beberapa jumlah dana yang dihimpun (Y) pada PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli.
b.
Studi kepustakaan terutama dilakukan pada Perpustakaan Induk Unsyiah, Perpustakaan Eonomi Unsyiah, Perpustakaan BPD Aceh dan selebihnya berdasarkan buku-buku yang dimiliki oleh penulis.
Analisis Pengolahan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan regresi tunggal, dengan rumus : Y = a + bx + e Dimana : Y = Dana yang dihimpun. a = Konstanta b = Koefisien regresi (slope) x = Biaya promosi e = Tingkat kesalahan (error) Dan dari perhitungan regresi akan diperoleh jenis hubungan antara penghimpunan dana (Y) dengan biaya promosi (X), apakah hubungan ini positif atau negatif. Koefesien regresi (b) menunjukkan besarnya perubahan penghimpunan Dan dari penghimpunan regresi akan diperoleh jenis hubungan antara penghimpunan dana (Y) dengan biaya promosi (X), apakah hubungan ini positif atau negatif. Koefisien regresi (b) menunjukkan besarnya perubahan penghimpunan dana dengan adanya setiap perubahan satu satuan biaya promosi. Apabila (b) bernilai positif maka perubahan itu mengalami penurunan.
HASIL PENELITIAN Kegiatan Promosi Perusahaan Kegiatan promosi apa saja yang dilakukan oleh PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli dapat diketahui oleh penulis dengan cara melakukan wawancara dengan karyawan dan staf yang bekerja di biro perencanaan sebagaian manajemen produk dan promosi. dan kegiatan ini mencakup bauran promosi yang terdiri dari periklanan (Advertising), promosi penjualan (sales promotion), penjualan secara pribadi (personal selling), dan hubungan masyarakat (public relation). Di bawah ini penulis akan memaparkan kegiatan promosi tersebut. a. Periklanan (Advertising). Bauran promosi berupa iklan (advertising) yang dilaksanakan oleh PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli dengan menggunakan dua media. Pertama melalui media cetak seperti pemberian brosur-brosur tentang produk yang disediakan oleh bank, dengan menggunakan spanduk (bill board) dan memasang di tempat-tempat yang strategis agar dapat dilihat oieh calon nasabah, reklame serta pendirian tugu Bank Pembangunan Daerah. Media kedua yang digunakan adalah media elektronik (Audio Visual). Periklanan ini melalui beberapa radio yang ada di Banda Aceh seperti RRI, Radio Baiturrahman, CBS dan juga dengan menggunakan televisi Stasiun Banda Aceh. Tindakan ini diambil oleh manajemen PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli untuk lebih memperluas jangkauan iklan sehingga dapat meraih nasabah lebih besar jumlahnya. b. Promosi Penjualan (Sales Promotion). Biasanya kegiatan promosi penjualan yang dilakukan oleh bank dengan menghubungi nasabah secara langsung. Pada saat menjelang akhir lahun bank akan memberikan hadiah berupa kalendcr kepada nasabahnya agar mereka selalu mengingat keberadaan bank. Di samping itu juga diberikan buku tulis, pena dan berbagai alat tulis lainnya yang berlogo Bank Pembangunan daerah aceh. Khusus untuk kalangan pebisnis akan diberikan sesuatu yang juga berlogo Bank Pembangunan Daerah seperti; jam tangan jam dinding, buku agenda. Setahun belakangan ini PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli juga melakukan promosi penjualan secara besarbesaran dengan memberikan undian berupa pemberian hadiah seperti rumah, sepeda motor .dan paket perhiasan. Sehingga total biaya promosi pada tahun 2000 naik secara drastis dari tahun sebelumnya. Dan pihak bank mengharapkan dengan cara ini akan mengubah dan memberi kesan baik para nasabah terhadapnya. Biaya dalam melakukan promosi penjualan juga dimasukkan ke dalam total keseluruhan biaya promosi. Dan dengan melakukan promosi penjualan diharapkan akan menambah jumlah nasabah, sehingga dana yang terhimpun dari mereka juga meningkat. Pada dasarnya Bank melakukan promosi penjualan adalah untuk mempertahankan nasabah yang telah ada agar tidak beralih pada bank pesaing. c. Penjualan Secara Pribadi (Personal Selling) Penjualan secara pribadi adalah salah satu promosi dengan cara bertatap muka antara pihak penjual dengan calon pembelinya. Secara umum kegiatan personal selling atau penjualan secara pribadi ini dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan menggunakan wiramaga (sales) atau disebut juga sales peaple. Dan yang kedua disebut tenaga pelayanan (Services personnel), yang terdiri dari operator, tenaga pelindung, tenaga perbaikan dan juga termasuk resepsionis. PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli sebagai salah satu bank yang beroperasi di propinsi ini, dalam memasarkan produk barunya terlebih dahulu pelatihan (training), pendidikan dan pengetahuan kepada karyawan mengenai produk baru tersebut. Karyawan yang dipilih tersebut mewakili dari masing-masing kantor cabang, dan dana yang digunakan untuk program ini biasanya dikeluarkan oleh masing-masing kantor cabang. Setiap karyawan yang telah diberi pengetahuan tentang produk baru tersebut diharapkan dapat mengetahui bagaimana tanggapan konsumen mengenai produk yang mereka tawarkan, sehingga pada akhirnya pelaksanaan dari program penjualan secara pribadi ini dapat meningkatkan jumlah nasabah dan dana yang dihimpun dari masyarakat.
d. Hubungan Masyarakat (Public Relation) Hubungan masyarakat merupakan suatu kegiatan pemasaran yang terencana untuk membentuk dan mempengaruhi pandangan dan sikap masyarakat sehingga perusahaan mendapatkan pengertian dan good-will dari konsumen, perusahaan lain, karyawan, pedagang, pejabat pemerintah dan Iain-lain. Tanpa dukungan hubungan masyarakat, dana atau uang yang dihabiskan untuk berbagai macam kegiatan tidak dapat berhasil sebagaimana seharusnya. PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli untuk menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat juga meiakukan seminar baik yang bersifat intern atau terbuka untuk umum. Dalam memperingati hari jadi perusahaan mengundang pejabat-pejabat dari instansi yang ada di daerah ini dan juga tidak lupa wartawan dan masyarakat yang bertempat tinggal di dekat kantor. Pihak bank juga sering mensponsori kegiatan-kegiatan olahraga seperti volley, sepak bola, adanya BPD Cup yang diperebutkan dan juga untuk menjaga hubungan yang baik dengan karyawan bank lainnya maka diadakan olahraga seperti sepak bola untuk persahabatan. Adanya hubungan yang baik dengan masyarakat pers atau pihak-pihak tertentu sehingga mereka akan mengeluarkan pernyataan atau berita yang dapat menguntungkan bank. Selain berita yang bersifat positif adakalanya berita dapat juga merugikan perusahaan. Agar masyarakat dapat lebih mengenal perusahaan, maka PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli menciptakan identitas visual seperti logo bank, alat tulis, brosur, tanda, formulir bisnis, kartu bisnis, bangunan dan cara berpakaian para karyawan. Dengan adanya identitas visual tersebut, bank mengharapkan adanya perhatian dari masyarakat dan tumbuhnya citra yang baik terhadap bank sehingga nasabah atau terlebih-lebih calon nasabah mempercayakan dananya pada PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli. Dampak dari hubungan masyarakat tersebut dapat dibuktikan dengan semakin kuatnya keberadaan bank dipropinsi ini. Dan peningkatan terhadap penghimpunan dana pada PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli, menunjukkan bahwa semakin tingginya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan ini. Pengeluaran Biaya Promosi Tahun 1996-2000 Dalam melakukan promosi, pihak manajement telah menyediakan sejumlah biaya yang dapat dilihat dalam Anggaran Dasar Tahunan yang telah direncanakan oleh PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli. Biaya promosi merupakan salah satu biaya operasional yang dikeluarkan oleh Bank. Pada tabel 3 dibawah ini ditampilkan penggunaan biaya promosi selama 5 tahun terakhir. Tabel 3. Biaya promosi pt. Bank BPD Aceh Cabang Sigli Tahun 1996-2000 (dalam jutaan rupiah) Tahun Anggaran Biaya Promosi 1996 674 1997 583 1998 569 1999 349 2000 726 Sumber : Dikutip dari data-data keuangan PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli, 2001. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 1999 terjadi penurunan biaya promosi sebesar Rp. 220 juta dari tahun sebelum. Dan pada tahun 2000 biaya promosi menjadi Rp. 726 juta naik sebesar Rp. 377 juta dari tahun 1999. Dampak dari kenaikan biaya promosi dapat dilihat dengan semakin besar jumlah dana yang dihimpun (lihat tabel 4). Dana Masyarakat Yang Dihimpun Penghimpunan dana dari masyarakat pada PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli diperoleh melalui giro, tabungan dan deposito. Dan dari pengamatan dan penelitian menunjukkan adanya penngkatan jumlah dana yang dihimpun selama 5 tahun ini. Jumlah keseluruhan dana yang dihimpun tersebut diperoleh dari sejumlah kantor cabang PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli. Berikut ini dituliskan jumlah dana yang dihimpun oleh bank selama 5 tahun. Tabel 4. Perkembangan penghimpunan dana masyarakat oleh PT. Bank Bpd Aceh Cabang Sigli Tahun 1996-2000 (dalam jutaan rupiah) Dana Dihimpun
Tahun 1996 1997 1998 1999 2000
Giro 62.814 54.199 57.972 95.412 311.141 581.538
Tabungan 78.703 85.852 63.961 103.940 215.940 547.540
Total Deposito 56.462 82.331 127.383 94.813 78.302 547.540
197.979 222.382 249.316 294.165 604.527 1.568.369
Peningkatan (%) 12,33 12,11 17,99 105,51
Sumber : Dikutip dari data-data keuangan PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli, 2001. Penghimpunan dana dari masyarakat pada posisi akhir tahun 2000 sebesar Rp. 604,527 juta, yang menunjukkan kenaikan sebesar Rp. 310.362 juta atau 105,51% dari tahun 1999. Sedangkan pada tahun 1998 kenaikan dana yang dihimpun dari masyarakat hanya 12,11%. Kenaikan jumlah dana pada tahun 2000 seiring dengan dilakukannya promosi GEBYAR 2000 oleh PT. Bank
BPD Aceh Cabang Sigli. Dan tujuan daripada melakukan sales promotion tersebut adalah untuk lebih mempertinggi jumlah dana yangakan dihimpun dari masyarakat. Promosi Gebyar 2000 ini khusus untuk Tabungan S1MPEDA. Dan setiap orang dapat memiliki tabungan ini (nasabah perorangan, perusahaan, yayasan, koperasi). Undian dilaksanakan secara regional dan secara nasional. Dan dampaknya sangat positif terhadap penghimpun dana masyarakat. Ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah dana yang dihimpun oleh PT. Bank BPD Aceh Cabang Sigli dari produk berjenis tabungan. Tabel 5. Posisi Tabungan Cabang Sigli Periode 2005 - 2008 Periode
Jumlah Tabungan (Dalam Rupiah)
1996
28.001.200.476
1997
28.401.268.896
1998
30.844.715.191
1999
47.797.819.068
2000
46.538.587.726
PEMBAHASAN Analisis Kebijaksanaan Promosi Promosi merupakan aktivitas uniuk mengkomunikasikan eksistensi suatu produk kepada para konsumen sasaran (target market). Dengan promosi ini diharapkan para konsumen tersehut akan mengetahui berbagai hal misalnya kualitas, rasa atau ukuran tentang produk itu. Dengan demikian, diharapkan pula konsumen akan terdorong untuk melakukan pembelian (buying) dan pembelian ulang (rebuying). Promosi terdiri dan berbagai sarana (promo tools) yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas dan penjualan pribadi. Manajemen harus memilih atau mengkombinasikan sarana-sarana tersebut untuk menghasilkan efektivitas maksimum dalam mempengaruhi konsumen sasaran. Pada PT. Bank BPD, kebijaksanaan promosi tersebut dikatagorikan berdasarkan cepat atau lambat pengaruhnya terhadap motivasi membeli dari konsumen. Hal ini sangat tergantung pada siklus penjualan, karakteristik segmen pasar yang dituju dan kompetitor, sebenarnya dari promo tools yang ada salah satu diantaranya harus ditekankan dalam frekwensi yang lebih banyak dibandingkan dengan yang lain. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pengeluaran biaya promosi setiap tahunnya terjadi perubahan. Pada tahun 1997 jumlah biaya promosi yang dikeluarkan mengalami penurunan sebesar Rp 91 juta (13,50%). tahun 1998 mengalami penurunan sebesar Rp 14 juta (2.40%) dan tahun 1999 mengalami penurunan sebesar Rp 220 juta (38,66%), sedangkan pada tahun 2000 mengalami kenaikan sebesar Rp 377 juta (108%). Analisis Perkembangan Dana yang Dihimpun Perkembangan dana yang dihimpun masyarakat oleh PT. Bank BPD Aceh seperti terlihat pada Tabel 4 adalah cenderung meningkat. Perkembangan penghimpunan dana masyarakat yang tertinggi dicapai pada tahun 2000 yaitu sebesar Rp 604.527 juta dan yang terendah pada tahun 1996 yaitu sebesar Rp 197.979 juta. Rata-rata perkembangan penghimpunan dana masyarakat per tahun adalah Rp. 313.673.8 juta yang berarti bahwa perkembangan penghimpunan dana masyarakat pada tahun 1996, 1997, 1998 dan 1999 adalah dibawah rata-rata, sementara pada tahun 2000 berada diatas rata-rata. Analisis Pengaruh Variabel Biaya Promosi Terhadap Penghimpunan Dan Masyarakat Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan-kegiatan pemasaran suatu barang. Aktivitas ini berupa segala usaha yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan produknya kepada calon konsumen dan membujuk mereka agar membeli serta mengingatkan kembali konsumen lama agar melakukan pembelian ulang. Ini berarti bahwa tujuan utama promosi adalah untuk selalu berusaha meningkatkan volume penjualan. `Kebijaksanaan promosi yang dilakukan oleh PT. Bank BPD Aceh telah dibahas pada bagian sebelumnya. Pada bagsan ini akan dianalisis sejauh mana pengaruh kebijaksanaan promosi yang dilaksanakan itu dapat mendorong kenaikan tingkat penjualan. Untuk tujuan ini akan dihitung persamaan regresi linier tunggal antara dana yang dihimpun dari masyarakat dengan alokasi biaya promosi yang dikeluarkan. Perkembangan penghimpunan dana masyarakat per tahun pada Tabel 4 dilambangkan dengan Y (variabel dependen) dan biaya promosi pada Tabel 3 dilambangkan dengan X (variabel independen). Hasil perhitungan pada lampiran 2, diketahui bahwa persamaan regresi linear adalah Y = 60279,38+ 436,74 X. Nilai koefisien dan hasil persamaan regresi linier tunggal diatas dapat diinterprestrasikan sebagai berikut: Apabila nilai X sebesar Rp. 2 maka Y (dana yang dihimpun) = 60279,38 + 436,74 (2) = Rp. 61 152,86. Selanjutnya dapat kita lihat adalah koefisien korelasi sederhana antara variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variabel) adalah sebesar 0,3794 (r = 37,94%). yang artinya keeratan hubungan antara variable bebas dengan variabel terikat sebesar 37,94%. Keadaan ini menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut tidak erat. Koefisien determinasi diperoleh sebesar 0.1439 ( r2 - 14,39%) yang berarti bahwa dana yang dihimpun dari masyarakat dipengaruhi oleh biaya promosi sebesar 14,39% dan selebihnya sebesar 85,61% dipengaruhi oleh variabel
lainnya. Selanjutnya untuk menguji secara keseluruhan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan statistik uji F (F test). Pada tingkat Signifikan F sebesar 0.5288 (52,88%), yang berarti tingkat Signiflkan F tersebut masih diatas 5% sehingga hipotesis H0 diterima dan menoiak hipotesis alternatif H1. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa dana yang dihimpun dari masyarakat (Y) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap biaya promosi yang dikeluarkan oleh PT. Bank BPD Aceh. Sedangkan Standard Error yang diperoleh adalah sebesar 0.1387 atau 13,87%, yang berarti tingkat kesalahan/penyimpangan yang terjadi dalam penyajian data tersebut lersebut adalah sebesar 13,87%.
KESIMPULAN Kesimpulan pada penelitian ini adalah: 1. Promosi yang dilakukan oleh PT. Bank BPD Aceh sudah cukup baik bila ditinjau dari segi bauran promosi yang ada. 2. Rata-rata realisasi biaya promosi sebanyak Rp. 580,2 juta dari total keseluruhan realisasi biaya sejumlah Rp. 2.901 juta. 3. Rata-rata peningkatan jumlah dana masyarakat yang terhimpun adalah sebesar Rp. 313.673,8 juta setiap tahunnya dan keseluruhan total dana masyarakat yang terhimpun selama 5 tahun. 4. Dari persamaan regresi linear mcmperoleh hasil Y = 60279,38 + 436.74X Perhitungan analisa regresi menghasilkan koetlsien korelasi r = 0.3794, ataupun r = 0,1439. mi menunjukkan bahwa pengaruh biaya promosi terhadap dana yang dihimpun adalah tidak erat. Dan hanya 14,39% saja biaya promosi yang mempengaruhi dana yang dihimpun, selebihnya sebanyak 85,61% dipengaruhi oleh variabel lain diluar biaya promosi.
SARAN-SARAN Saran-saran itu adalah sebagai berikut: 1. Dalam menghadapi persaingan antara bank-bank yang beroperasi di propinsi ini, maka yang harus diperhatikan oleh PT. Bank BPD Aceh adalah lebih meningkatkan keterampilan tenaga-tenaga pemasaran dan kualitas SDM yang telah ada. 2. Biaya promosi yang selama mi digabungkan seharusnya dipisahkan berdasarkan bauran promosi yang dijalankan oleh bank, sehingga akan dapat dihitung komponen bauran promosi mana yang memiliki pengaruh lebih baik dan yang mana yang perlu diperbaiki atau dikurangi alokasi biayanya karena dianggap tidak memberikan manfaat bagi penghimpunan dana. 3. Kemudian pilihlah media promosi yang diketahui dan dinilai mempunyai pengaruh dan manfaat uniuk jangka panjang. Untuk daerah ini sebaiknya dipilih media radio atau televisi yang dapat menjangkau masyarakat lebih luas. 4. Pesan atau berita yang ingin disampaikan harus mampu memotivasi calon nasabah atau nasabah agar tetap berhubungan dengan PT. Bank BPD Aceh.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Assauri, Sofjan, Manajemen Pemasaran, Cetakan Kelima, PT, Raja Grafindo Persada : Jakarta, 1996. Gultinan P. Seph dan Gordon W Paul, Strategi dan Program, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua, CV. Erlangga : Jakarta, 1992. Infer Bank Nomor 07/TH.XII/1994. Pemasaran Jasa Bank. Kantor Statistik D.I Aceh, Perkembangan Tabungan di Daerah Istimewa Aeeh. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Bam, Cetakan Keempat, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. 2000. Kotler, Phillip, Manajemen Pemasaran, Marketing Management GE,Analisis, Perencanaan, Implementsi dan Kontrol, Edisi Indonesia,Northwestern University : USA. 1998. Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Edisi Kelima, Jilid Kedua, CV. Erlangga : Jakarta.1990. Munandar. M, Budgeting, Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Edisi Pertama. RPFF. : Yogyakarta.. 1997. Sinungan, Muchdarsyah. liang dan Bank Bumi Aksara : Jakarta, 1986.
Sp, Hasibuan, Melayu, Manajemen Perbankan, Dasar dan Kunci Keberhasilan Perekonomian, Cetakan Kedua, CV. Haji Masagung Jakarta, 1994. Svvastha, DH, Basu, Pengantar Bisnis Modern, Edisi Ketiga, Cetakan Keanam, Liberty : Yogyakarta, 1998.
Pengaruh Faktor-faktor Pendidikan Formal Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam. M. Bakri ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang faktor-faktor pendidikan formal yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan pada PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam. Pengambilan sampel dilakukan yaitu sebanyak 25 responden dari 190 orang karyawan perusahaan. Pengambilan sampel menggunakan sampel random sedangkan metode pengumpulan data digunakan kuesioner (angket) dengan pengukuran Skala Likert dengan lima rentangan. Setelah data-data diperoleh, masing-masing variabel dianalisis dengan metode statistik melalui program SPSS yaitu prosedur korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendidikan formal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja karyawan, hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung, sebesar 7,727 dengan tingkat signifikan sebesar 0,011 sedangkan thitung mempunyai nilai sebesar 2,780 yang berarti bahwa thitung lebih besar dari ttabel. Di samping itu, persamaan yang didapat adalah Y = 1,898 + 0,445X, artinya koefisien a = 1,898 dan koefisien b = 0,445. Dari hasil pembahasan yang dilakukan dapat diketahui bahwa faktor-faktor pendidikan formal mempunyai hubungan yang kuat, hal ini ditunjukkan dengan nilai R sebesar 0,501 dan R Square = 0,251. Sedangkan nilai alpha sebesar 0,6155 dan Standardized item alpha = 0,6292 ini berarti bahwa alat ukur (kuesioner) yang digunakan dapat diandalkan (Reliabilitas). Berarti, hipotesis Ha bahwa adanya pengaruh pendidikan formal terhadap prestasi kerja karyawan, dapat diterima. Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor pendidikan formal dengan prestasi kerja karyawan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh pendidikan formal terhadap prestasi kerja karyawan mempunyai hubungan fungsional yang kuat secara positif. Kata Kunci: Faktor-faktor pendidikan formal dan prestasi kerja karyawan.
PENDAHULUAN Pada era globalisasi seperti saat ini memaksa setiap kegiatan usaha termasuk dalam hal ini PT. PLN dituntut untuk melakukan berbagai perbaikan dalam hal perbaikan kinerjanya. Perbaikan yang dimaksud yaitu untuk dapat menghasilkan suatu pekerjaan yang berkualitas tinggi. Agar dapat mencapai tujuan tersebut pemimpin harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya: sumber daya alam, sumber daya manusia, manajemen sarana dan prasarana. Faktor sumber daya manusia atau karyawan merupakan faktor yang sangat menentukan terhadap maju mundurnya perusahaan, karena karyawan memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan suatu perusahaan, sehingga terkadang karyawan yang dimiliki oleh suatu perusahaan kurang memiliki kemampuan dengan didukung oleh pendidikan formal, akibatnya prestasi kerja rendah pula sehingga tujuan perusahaan akan sulit dicapai. Melihat pentingnya bidang usaha yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam, sudah selayaknyalah bagi perusahaan ini terus berusaha meningkatkan kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas yang diembannya. Kondisi seperti ini akan memberikan nilai kompetitif bagi perusahaan lain baik dalam lingkup regional maupun nasional. Peningkatan kemampuan karyawan dalam suatu perusahaan tidak terlepas dari upaya peningkatan sumber daya manusianya sebab produktifitas kerja yang tinggi tidak akan tercapai tanpa adanya sumber daya yang berkualitas, artinya dengan sumber daya manusia yang memiliki prestasi kerja yang tinggi maka akan mempertinggi keuntungan perusahaan itu sendiri. Untuk mencapai kondisi tersebut maka sumber daya manusia yang memiliki prestasi kerja yang tinggi tidaklah mudah dicapai karena banyak faktor yang menentukannya, salah satu diantaranya adalah pendidikan formal karyawan. Pendidikan seseorang menjadi tonggak utama dalam melaksanakan suatu pekerjaannya. Berdasarkan hal di atas maka, pihak manajemen sumber daya manusia pada PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam memberikan data tentang jumlah karyawan menurut komposisi jenjang pendidikan antara lain, pendidikan formal S1, D3, SMU, SLTP, dan SD. Dengan demikian pendidikan menempati prosentase kelayakan tertinggi untuk kemampuan dasar dan dari data tersebut diartikan jenjang pendidikan S1 hanya dimiliki oleh beberapa orang karyawan saja dan karyawan inilah pada Perusahaan PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam yang memimpin pucuk pimpinan dalam organisasi perusahaan yang berdasarkan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidangnya. Sedangkan jenjang pendidikan D3, SMU, SLTP, dan SD menjadi bawahan organisasi perusahaan. Untuk itu berbagai upaya dilakukan agar para karyawan memiliki kemampuan kerja yang tinggi, misalnya dengan melakukan seleksi dan penempatan karyawan, memberikan pelatihan, penyesuaian kompensasi, sistim promosi jabatan, pengawasan dan penilaian, pemeliharaan hubungan dan lain-lain. Dalam upaya peningkatan produktifitas kerja para karyawan, PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam telah melakukan berbagai upaya, upayaupaya tersebut difokuskan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam berbagai bidang. Dalam bidang pembangunan; pengembangan personil dilakukan dengan cara memberikan diklat, yang meliputi: diklat penjenjangan menejerial, diklat teknis substantial dan diklat pengembangan karir. Dalam bidang administrasi, upaya yang telah dilakukan PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam adalah dengan memberikan promosi jabatan, pengadaan tenaga yang berkompeten, pengisian jabatan yang sesuai dengan kebutuhan, mutasi personil serta upaya-upaya lain yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas karyawan. Demikian pula dengan upaya yang dilakukan dalam bidang kesejahteraan, seperti pembentukan dewan
kehormatan karyawan, penyuluhan program pensiun, pemberian penghargaan puna karya dan kegiatan-kegiatan sejenis lainnya. Identifikasi Masalah Dari uraian di atas maka yang menjadi identifikasi masalah yaitu: 1. Bagaimana pengaruh faktor-faktor pendidikan formal terhadap prestasi kerja karyawan? Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah maka yang menjadi tujuan penelitian yaitu: 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor pendidikan formal terhadap prestasi kerja karyawan.
STUDI KEPUSTAKAAN Pengertian Pendidikan dan Pendidikan Formal Suatu pekerjaan yang harus diselesaikan dengan standar mutu dan waktu tertentu membutuhkan suatu kecakapan khusus bagi orang yang melakukannya. Kecakapan tersebut dibangun dari serangkaian pendidikan formal yang mendukungnya, misalnya dari adanya akumendasi antara bakat dan pengetahuan kemudian didukung oleh latihan dan pengalaman maka timbullah kemampuan seseorang. Ranupandojo dan Husnan (1990:77), memberikan penjelasan bahwa: “Pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan penguasaan teori dan keterampilan memutuskan persoalan-persoalan kegiatan untuk mencapai tujuan”. Selanjutnya Purwono (1992:79) memberikan definisi tentang pendidikan dan pendidikan formal sebagai berikut: Pendidikan dimaksudkan suatu pembinaan dalam proses perkembangan manusia dimana manusia itu belajar untuk berfikir sendiri dan mendorong berkembangnya kemampuan-kemampuan yang ada padanya. Pendidikan formal adalah merupakan pendidikan yang diisyaratkan sebelum seseorang tenaga kerja masuk bekerja sebelum dimasukkan ke dalam corps personalia dalam roda organisasi. Menurut Driyakarsa (1994:4), pendidikan formal adalah : “Upaya memanusiakan manusia muda ke dalam pengangkatan manusia ke taraf organisasi yang bersifat mendidik’. Dari uraian di atas maka pendidikan formal dapat diartikan sebagai berikut : 1. Suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan. 2. Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak didik dalam jenjang tingkatannya. 3. Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang dikehendaki oleh masyarakat. 4. Suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak didik dalam menuju pembentukan manusia yang siap pakai. Indikator-Indikator Pendidikan Formal (Kemampuan Dasar) Ada beberapa indikator tentang pendidikan formal yang harus dimiliki oleh seseorang untuk menduduki jabatan atau pekerjaan tertentu. Menurut Rusli Syarif (1991:27) mengidentifikasikan delapan indikator sebagai berikut : a. Pendidikan yang diperlukan, antara lain meliputi, jenis sekolah (Umum atau Kejuruan), yaitu jenjang atau tingkat pendidikan serta jurusannya. b. Pengalaman, seperti pelatihan yang pernah diikuti, jenis atau bidang pekerjaan yang pernah dilakukan dan lamanya berkerja dalam bidang-bidang tersebut. c. Keterampilan, kecerdasan, bakat yang diperlukan, seperti pengetahuan dan keterampilan dan lain-lain. d. Bentuk fisik yang sesuai mencakup persyaratan fisik (tinggi, berat, anatomi, kesehatan), penampilan, tingkah laku, cara berkomunikasi dan usia. e. Syarat pribadi seperti minat, agama dan sebagainya. f. Sikap atau pembawaan, seperti disenangi orang, berpengaruh; mandiri, emosi stabil, terbuka dan sebagainya. g. Keadaan, seperti menikah atau tidak, daerah asal, kesediaan penempatan dan sebagainya. h. Dorongan kerja yang diperlukan seperti uang, jaminan keamanan, harga diri, rasa turut memiliki, kekuasaan dan sebagainya. Di samping kesehatan fisik, kematangan berfikir dan emosional juga menjadi persyaratan, seperti minat, motivasi, kemampuan bekerja di bawah tekanan-tekanan, kecepatan, keruwetan dan bahaya, kestabilan dan penyesuaian diri. Kondisi fisik dan mental sangat erat kaitannya dengan usia, oleh karena itu tuntutan kerja harus disesuaikan dengan pendidikan formal yang dimiliki oleh setiap karyawan secara loyalitas. Pendidikan Formal sebagai Fungsi Prestasi Karyawan Banyak ahli yang membahas kaitan antara pendidikan formal dengan prestasi yang dicapainya, dimana pendidikan formal merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wardiman Djoyonegoro (1991:3), sebagai berikut: “Produktifitas tinggi akan mudah dicapai dengan menggunakan tehnologi canggih tersebut hanya dalam bidang kerjanya, sedangkan penguasaan tehnologi canggih tersebut hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam bidang tersebut”. Sejalan dengan pendapat di alas, Mathias Aroet (1991:27) menyatakan bahwa, Hambatan yang banyak ditemui dalam upaya meningkatkan produktifitas perusahaan berkisar pada persoalan : a. Rendahnya pengetahuan dan pendidikan para karyawan,
b. c. d. e. f.
Keterampilan fisik dan mentalnya cepat kadaluarsa Etos dan semangat kerja selalu terhadang oleh norma-norma sosial Sikap dan prilaku yang selalu cepat puas Kurang mandiri Memiliki ciri kontra produktif yang cukup kuat.
Prestasi Kerja Karyawan Sebagai pelaksanaan di dalam administrasi kepegawaian, istilah-istilah ini dapat dikatakan sinonim. Menurut Handoko (1995:99) penilaian prestasi kerja didefinisikan sebagai: “Proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan”. Sedangkan Manullang (1993:100) mengatakan: “Penilaian pegawai adalah sebuah penilaian sistematis daripada seorang oleh atasan atau beberapa orang lainnya yang faham akan pelaksanaan pekerjaan pegawai atau jabatan”. Di samping itu, Halsey (1993:190) mendefinisikan merit rating (penilaian jasa) sebagai: “Analisa dan penilaian yang teratur, sistematis dan dihitung dengan cermat mengenai jasa-jasa seseorang, didasarkan pada pengamatan dan selama waktu yang cukup lama dan juga pada pemeriksaan semua catatan objektif mengenai prestasi dan perilaku. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi kerja adalah suatu proses untuk mengevaluasi jasa-jasa seseorang pada perusahaan yang didasarkan pada pengamatan yang lama dan secara objektif. Atau dengan kata lain, prestasi kerja bukanlah faktor dari independen melainkan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terjadi akumendasi berbagai faktor. Kerangka Berfikir Bagaimana pengaruh faktor-faktor pendidikan formal terhadap prestasi kerja karyawan
Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor pendidikan formal terhadap prestasi kerja karyawan
Pendidikan formal : Tingkat pendidikan Pengetahuan dan kecakapan kerja Kondisi fisik dan metnal
Prestasi kerja karyawan
Hipotesis Prestasi kerja karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam dipengaruhi oleh faktorfaktor pendidikan formal.
METODE PENELITIAN Objek dan Lakasi Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah karyawan-karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam. Populasi dan Sampel PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam mempunyai karyawan sebanyak 190 orang yang terbagi dalam berbagai tingkat maupun jabatan. Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 25 responden atau sebesar 13% dari jumlah populasi. Teknik Pengumpulan Data Mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang penting dalam melakukan penelitian. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer
b.
Merupakan data yang bersumber dari lapangan melalui wawancara yaitu dengan melakukan komunikasi langsung kepada pihak-pihak yang penulis anggap penting (terkait) serta penyebaran kuesioner (daftar pertanyaan) kepada responden yang digunakan untuk memperoleh informasi yang menggunakan skala tertentu. Data Sekunder Data yang diperoleh dari laporan-laporan dan informasi aktual serta literatur yang menyangkut dengan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini sehingga mendukung data primer.
Skala Pengukuran Untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini digunakan Skala Likert dengan lima rentangan. Dalam Skala Likert, dapat digunakan untuk mengukur item-item pernyataan yang bersifat positif (favourable) terhadap masalah yang diteliti maupun pernyataan yang bersifat negatif (unfavourable). Alternatif penilaian dalam pengukuran untuk item-item yang bersifat positif yaitu 1. Sangat setuju; 2. Setuju; 3. Netral; 4. Tidak setuju; 5. Sangat tidak setuju Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Jenis-jenis dan sifat kuesioner yang digunakan adalah : a. Tertutup, responden tinggal memilih atas jawaban yang sudah disediakan. b. Bersifat langsung, responden menjawab tentang dirinya, tidak menyangkut/menjawab tentang orang lain. c. Skala bertingkat, yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan dari sangat setuju sampai ke tingkat sangat tidak setuju. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data yang dikumpulkan selama penelitian, penulis menggunakan metode analisis : a. Kualitatif, yaitu suatu metode analisis yang menggambarkan keadaan perusahaan atau dengan melihat langsung masalah-masalah yang sedang berlangsung pada saat sekarang ini. b. Kuantitatif, yaitu suatu metode analisis -yang menggambarkan data-data yang berbentuk angka yang kemudian dibahas melalui peralatan analisis yang digunakan untuk mendukung data-data kualitatif. Peralatan Analisis Untuk menganalisis data tersebut, penulis akan memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dengan persentase yang berpedoman pada patokan dari Arikunto (1996:224), yaitu : 76 – 100 = pada umumnya 56 – 75 = sebagian besar 40 – 55 = sebagian kecil Dibawah 40 = sedikit sekali Regresi dan Korelasi Untuk mengetahui dan menguji hipotesis tentang pengaruh pendidikan formal (kemampuan dasar) terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam, maka digunakan analisis persamaan regresi, yaitu: y = a + bX dengan menggunakan bantuan SPSS (Statistical Package for Social Science). Faktor-faktor yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : y = Prestasi kerja karyawan. Aspek-aspek yang terkandung di dalamnya adalah : - Kesetiaan - Hasil kerja - Kejujuran - Disiplin kerja - Prakarsa - Kreatifitas - Kerjasama - Kepribadian - Tanggung jawab X = Pendidikan formal. Aspek-aspek yang terkandung di dalamnya adalah : - Tingkat pendidikan - Pengetahuan dari kecakapan kerja sesuai bidangnya - Kondisi fisik dan mental Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS, maka dapat diketahui kuat tidaknya hubungan antara pendidikan formal terhadap prestasi kerja karyawan dimana akan memberikan 3 (tiga) alternatif, yaitu: − Apabila r mendekati +1, berarti mempunyai pengaruh yang kuat dan positif terhadap perkembangan variabel y. − Apabila r mendekati -1, berarti mempunyai pengaruh yang kuat dan negatif terhadap perkembangan variabel y. − Apabila r mendekati 0, berarti x kurang berpengaruh terhadap perkembangan variabel y.
Pengujian Hipotesis Untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara pendidikan formal, dengan prestasi kerja karyawan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho : Tidak ada pengaruh antara pendidikan formal dengan prestasi kerja karyawan. Dengan kata lain, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor pendidikan formal dengan prestasi kerja karyawan. Ha : Pendidikan formal berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan. Dengan kata lain, terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor pendidikan formal dengan prestasi kerja karyawan. Ho ditolak apabila thitung > dari ttabel. Ho diterima apabila thitung < dari ttabel, pada taraf signifikansi sebesar 5% atau tingkat kepercayaan sebesar 95%. PENGUMPULAN DATA Persentase Keahlian Karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam pada saat ini berjumlah 190 karyawan. Para karyawan tersebut ditempatkan pada berbagai bidang sesuai dengan keahlian dan kemampuannya masing-masing. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah karyawan pada PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Keadaan karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam berdasarkan jalur profesi No. Jalur Profesi Jumlah Karyawan Persentase 1. Manajemen Atas 1 0,53 2. Manajemen Menengah 5 2,63 3. Manajemen Dasar 19 10 4. Ahli Teknis Madya 3 1,58 5. Ahli Teknis Muda 36 18,95 6. Supervisori 17 8,95 7. Terampil Utama 95 50 8. Terampil 14 7,36 Jumlah 190 100 Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam, (2010) Dari masing-masing jalur profesi tersebut di atas, maka jumlah karyawan yang berada pada jalur profesi Terampil Utama lebih tinggi persentasenya ataupun lebih banyak karyawannya. Hal ini disebabkan jabatan pada tingkat ini memiliki kewajiban dan tanggung jawab melaksanakan pekerjaan dengan keterampilan tertentu atau keahlian khusus untuk memproduksi hasil kerja yang telah ditetapkan. Di samping itu, keadaan karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam berdasarkan jenjang pendidikan, dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Keadaan karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam berdasarkan jenjang pendidikan No. Jenjang Pendidikan Jumlah Karyawan 1. SD 2 2. SLTP 4 3. SMU 119 4. Sarjana Muda 21 5. Sarjana 14 Jumlah 190 Sumber: PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam, (2010) Berdasarkan tabel dua di atas, menunjukkan bahwa jumlah karyawan pada 1 Januari 2002 menurut jenjang pendidikan terdiri dari SD sebanyak 2 orang, SLTP sebanyak 4 orang, SMU sebanyak 119 orang, Sarjana muda sebanyak 21 orang dan Sarjana sebanyak 44 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keadaan karyawan menurut jenjang pendidikan didominasi oleh yang berpendidikan SMU (Sekolah Menengah Umum). Untuk mengetahui keadaan karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam berdasarkan golongan, dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Keadaan karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam berdasarkan golongan No. Golongan Jumlah Karyawan 1. I 4 2. II 131 3. III 52 4. IV 3 Jumlah 190 Sumber: PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam, (2010) Pendidikan Formal Faktor-faktor pendidikan formal yang akan dianalisis, yang memberikan pengaruh terhadap prestasi kerja karyawan, yaitu:
a. b. c.
Tingkat pendidikan Pengetahuan dan kecakapan kerja sesuai bidangnya Kondisi fisik dan mental
Tingkat Pendidikan Untuk mengetahui tingkat pendidikan responden, dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Distribusi frekuensi responden menurut tingkat pendidikan No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1. SD 1 4 2. SMP 3 12 3. SMU 10 40 4. Sarjana Muda 6 24 5. Sarjana 5 20 Jumlah 25 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2010 Berdasarkan tabel delapan di atas, menunjukkan bahwa sebagian kecil responden memiliki tingkat pendidikan SMU yaitu sebesar 40% sedangkan yang memiliki tingkat pendidikan sarjana muda dan sarjana yaitu sebesar 24% dan 20% serta yang memiliki tingkat pendidikan SMP dan SD sebanyak 3 dan 1 orang atau sekitar 12% dan 4%.
PEMBAHASAN Analisis dan evaluasi yang dibahas, berpedoman pada tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui secara jelas tentang pengaruh faktor-faktor pendidikan formal terhadap prestasi kerja karyawan. Adapun analisis dan evaluasinya adalah sebagai berikut : Analisis Pendidikan Formal Berdasarkan basil penelitian dapat penulis simpulkan bahwa posisi/jabatan yang diduduki responden saat ini sudah sesuai dengan tingkat pendidikan, demikian juga halnya dengan pengetahuan dan kecakapan kerja, juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Kemudian, sebagian besar responden menyatakan bahwa kondisi fisik dan mental sangat mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Pendapat responden tentang penghargaan penuh atas pengetahuan dan kecakapan kerja yang diberikan perusahaan kepada karyawan sudah baik. Selanjutnya, hasil penelitian yang penulis peroleh menunjukkan bahwa sebagian besar responden sangat setuju dengan adanya kesempatan bagi karyawan untuk mengikuti pelatihan dalam rangka pengembangan keterampilan dan kecakapan kerja. Di samping itu, responden juga setuju tentang adanya kebijaksanaan yang dibuat perusahaan untuk memberikan pelatihan kepada karyawan yang tujuannya dapat mendorong karyawan agar bekerja lebih giat dan dapat menjadikan karyawan lebih percaya diri terutama dalam usaha meningkatkan prestasi kerja. Oleh sebab itu, responden menyatakan setuju bahwa pelatihan merupakan faktor yang paling penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan. Prestasi Kerja Karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesempatan untuk berfikir dan bertindak dalam melakukan pekerjaan, kesempatan untuk maju dan berprestasi, kesempatan untuk berpendapat dan mewujudkan potensi diri dan kesempatan untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan demi terwujudnya tujuan perusahaan, sebagian besar responden menyatakan sudah baik. Pihak perusahaan memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya bagi karyawan untuk maju dan meniti karir yang setinggi-tingginya. Dan pada umumnya, yang menjadi penyebab seorang karyawan dapat meniti karir yang tinggi, yaitu dengan prestasi kerja yang tinggi pula. Untuk menentukan prestasi kerja karyawan, perusahaan menetapkan prosedur penilaian prestasi kerja yang terbuka, dimana penilaian dilakukan oleh atasan langsung dan karyawan diberi kesempatan untuk menyanggah hasil penilaian tersebut jika dirasakan ada hal-hal yang tidak sesuai. Dan pernyataan di atas dapat dilihat bahwa salah satu cara agar seorang karyawan dapat lebih maju dalam meniti karir yaitu dengan memiliki prestasi kerja yang tinggi pula. Jadi, apabila seorang karyawan yang kesehariannya memiliki prestasi kerja yang tinggi, maka dia akan berpeluang untuk meniti karir yang lebih tinggi. Atau dapat juga dikatakan bahwa apabila seorang karyawan ingin meniti karir yang lebih tinggi maka dia harus berprestasi dalam pekerjaannya. Apabila hal ini dapat dicapai oleh seorang karyawan, maka dengan sendirinya mempunyai peluang untuk maju dan kesempatan ini terbuka luas, karena adanya komitmen dari pimpinan perusahaan untuk memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi karyawan yang ingin maju dan berprestasi. Lebih lanjut, responden menyatakan bahwa dengan adanya kebersamaan dalam tim kerja, dapat mempengaruhi penyelesaian pekerjaan. Demikian juga dengan kepribadian yang baik dan saling menghargai antar sesama karyawan, juga mempengaruhi dalam bekerja. Pengaruh Faktor-faktor Pendidikan Formal Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di lapangan didapat keadaan dimana prestasi kerja karyawan pada PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam pada umumnya berpredikat baik. Prestasi kerja karyawan pada perusahaan ini dipengaruhi oleh pendidikan formal karyawan. Pada dasarnya pendidikan formal dan prestasi kerja merupakan variabel yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Pendidikan formal merupakan sarana untuk mendorong karyawan dalam menyelesaikan setiap tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya yang
pada akhirnya akan mengarah pada prestasi kerja. Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, salah satu cara meningkatkan prestasi kerja yaitu melalui peningkatan pengetahuan dan kecakapan (pelatihan) kerja. Adapun prestasi kerja yang terdapat pada Lampiran 3 dilambangkan dengan Y yang merupakan variabel dependen. Sedangkan pendidikan formal karyawan merupakan variabel independen yang dilambangkan dengan X. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS, dapat diuraikan sebagai berikut : R = 0,501 X = 0,445 R Square = 0,251 thitung = 2,780 Fhitung = 7,727 Sig. = 0,011 Significant of F = 0,011 Alpha = 0,6155 (Constant) = 1,898 Standardized item alpha = 0,6292 Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa nilai alpha sebesar 0,6155 hal ini berarti bahwa alat ukur (kuesioner) yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya (diandalkan) untuk mengukur pengaruh pendidikan formal terhadap prestasi kerja karyawan. Di samping itu, nilai thitung lebih besar dari ttabel dengan demikian hipotesis nol yang berbunyi “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor pendidikan formal dengan prestasi kerja”, ditolak. Sebaliknya; hipotesis alternatif, yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor pendidikan formal dengan prestasi kerja”, diterima. Karena significant of F = 0,011, maka dengan ditolaknya hipotesis Ho, kemungkinan salah adalah sebesar 0,011%. Berdasarkan hasil pengujian di atas, diketahui bahwa pengaruh dari seluruh faktor pendidikan formal secara bersama-sama terhadap prestasi kerja karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam adalah signifikan. Hal ini sesuai dengan hasil perhitungan korelasi yang menunjukkan hubungan yang sangat tinggi. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa prestasi kerja karyawan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal para karyawan. Berdasarkan basil perhitungan tersebut diketahui bahwa persamaan regresi yang diperoleh adalah : Y = 1,898 + 0,445X. Ini berarti semakin besar nilai Y (prestasi kerja), maka semakin besar pula nilai X (pendidikan formal). Persamaan tersebut menjelaskan bahwa koefisien a = 1,898 artinya tanpa adanya pendidikan formal, maka prestasi kerja karyawan pada PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam secara konstan berkisar pada skala 1,898. Selanjutnya koefisien b = 0,445 menjelaskan bahwa setiap terjadinya perubahan peningkatan terhadap pendidikan formal dapat meningkatkan skala prestasi kerja sebesar 0,445. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara pendidikan formal dengan prestasi kerja karyawan adalah positif. Hal ini ditunjukkan dengan. nilai koefisien regresi positif yaitu 0,445. Persamaan regresi di atas menyatakan bahwa apabila r mendekati +1, berarti mempunyai pengaruh yang kuat dan positif terhadap perkembangan variabel Y. Dengan demikian jelaslah bahwa terdapat pengaruh yang positif antara pendidikan formal dengan prestasi kerja karyawan. Keadaan seperti ini bukan terjadi dengan sendirinya melainkan sebagai hasil dari upaya perusahaan dalam meningkatkan jenjang pendidikan bagi karyawannya, misalnya dengan mengadakan kegiatan pendidikan dan pelatihan, dengan tujuan bahwasanya perusahaan senantiasa melakukan upaya agar para karyawan memiliki jenjang pendidikan sesuai dengan bidang pekerjaannya. Untuk melihat kuat atau lemahnya pengaruh pendidikan formal terhadap prestasi kerja karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam, dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh data bahwa R = 0,501 atau R Square = 0,251. Dari nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan bahwa pendidikan formal mempunyai hubungan yang kuat dan erat sekali dengan prestasi kerja karyawan. Dengan kata lain, R mendekati +1, berarti mempunyai pengaruh yang kuat dan positif terhadap perkembangan variabel Y. Berdasarkan data yang sama, R Square sebesar 0,251 yang menunjukkan bah«-a terdapat pengaruh antara pendidikan formal dengan prestasi kerja karya«-an yang ada di PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa R Square di atas menunjukkan bahwa tinggi rendahnya prestasi kerja (Y) dan pendidikan formal karyawan (X) mempunyai hubungan fungsional yang sangat kuat secara positif.
KESIMPULAN Sehubungan dengan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut : a. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa keseluruhan aspek (variabel) pendidikan formal mempengaruhi prestasi kerja karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam. Faktor-faktor pendidikan formal karyawan mempunyai hubungan/pengaruh fungsional yang kuat dan positif terhadap perkembangan variabel Y (prestasi kerja karyawan). b. Dari hasil penelitian didapat persamaan regresi yaitu Y = 1,898 + 0,445X dengan nilai alpha sebesar 0,6155 dan Standardized item alpha sebesar 0,6292. Sedangkan R mempunyai nilai sebesar 0,501 dan R Square = 0,251 serta nilai Fhitung sebesar 7,727 dan Significant of F = 0,011. Di samping itu, thitung sebesar 2,780 dan Sig. = 0,011 yang menunjukkan bahwa pengaruh dari seluruh faktor pendidikan formal terhadap prestasi kerja karyawan adalah signifikan. Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa hipotesis Ha yang berbunyi adanya pengaruh pendidikan formal terhadap prestasi kerja karyawan, dapat diterima. Dengan kata lain, terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor pendidikan formal dengan prestasi kerja karyawan. c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi/jabatan yang diduduki karyawan saat ini sudah sesuai dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan kecakapan kerja yang dimiliki masing-masing karyawan.
d.
PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya bagi karyawan yang mempunyai prestasi kerja yang menonjol untuk berfikir maju dan meniti karir yang setinggitingginya.
SARAN Saran–saran pada penelitian ini adalah: Upaya pengembangan sumber daya manusia (karyawan) dalam meningkatkan pendidikan formal sebagai landasan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan, sebaiknya tidak hanya terfokus kepada peningkatan keterampilan kerja sebagaimana dituntut dalam pekerjaan sehari-hari. Akan tetapi harus diimbangi dengan peningkatan sikap dan moral kerja. Aspek-aspek tersebut harus seiring, artinya prestasi kerja tidak akan meningkat secara optimal apabila sikap dan moral kerja karyawan relatif rendah. Oleh sebab itu, dengan meningkatkan sikap dan moral kerja karyawan di samping keterampilan kerjanya, diharapkan minat, motivasi, kecintaan terhadap pekerjaannya serta keuletan karyawan dalam menghadapi berbagai tekanan dapat dioptimalkan. Kondisi demikian sangat efektif dalam upaya mencapai prestasi kerja karyawan ke jenjang yang lebih tinggi. b. Kecakapan kerja yang merupakan dasar untuk meningkatkan prestasi kerja dan produktifitas harus terus ditingkatkan. Berkenaan dengan hal ini, sebaiknya pihak perusahaan dapat memberikan perhatian yang lebih besar untuk meningkatkan kesetiaan, prakarsa, kreatifitas, kepribadian dan tanggung jawab karyawan terhadap perusahaan, sebab berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek-aspek tersebut mempunyai nilai yang lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai-nilai aspek yang lainnya. Hal ini guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja karyawan. Diharapkan kepada perusahaan agar lebih memprioritaskan peningkatan pendidikan formal karyawan agar upaya peningkatan prestasi kerja dapat berhasil dengan optimal. Dan kepada karyawan hendaknya dapat meningkatkan loyalitas dan dedikasi yang tinggi kepada perusahaan PT. PLN (Persero) Wilayah – I Nanggroe Aceh Darussalam. a.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan Kesepuluh (Edisi Revisi). PT. Rineka Cipta, Jakarta. Aryono, Kresnohadi. (1995). Kerjasama Berwawasan Lingkungan Antara Pekerja dengan Manajemen. No. 5/Tahun XXIV, Bandung. Dharma, Agus, SH, M.Ed. (1985). Manajemen Prestasi Kerja. CV. Rajawali, Jakarta. Dirgo, Setiadi. (1995). Tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Era Ekonomi Global. Mimbar Pendidikan. No. 1/Tahun XIV, Bandung. Djojonagoro, W. (1991). Produktifitas, Teknologi dan Pendidikan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta. Evi Sofiati. (1995). Mencari Pola Kepemimpinan Yang Efektif. Manajemen dan Usahawan Indonesia. No. 9/Tahun XXIV, Jakarta. Hadipoerwono. (1991). Tata Personalia. Jambatan, Jakarta. Halsey, D. (1993). Bagaimana Memimpin dan Mengawasi Petugas Anda. Terjemahan Anaf, S. Bagindo dan M. Ridwan. Angkasa Baru, Jakarta. Handoko, Hani, T. (1995). Manajemen Personalia dun Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. Penerbit Liberty, Yogyakarta. Hasibuan, SP. Malayu. (1994). Manajemen Sumber Daya Manusia. Dasar dan Kunci Keberhasilan. CV. Haji Mas Agung, Jakarta. Manullang, M. (1993). Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia, Jakarta. Simanjuntak, J. Payaman. (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sudjana. (1995). Metode Statistika. Edisi Keenam. Tarsito, Bandung. Terry, R. George. (1993). Azas-azas Manajemen. Alumni, Bandung.
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, PELATIHAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANWIL BANK RAKYAT INDONESIA PROVINSI ACEH BADARUDDIN ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kepemimpinan, motivasi, pelatihan dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh dan untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan, motivasi, pelatihan dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. Penelitian ini dilakukan pada Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. Objek penelitian ini adalah para seluruh karyawan pada Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh, dengan jumlah responden sebanyak 44 orang. Hasil penelitian berdasarkan uji-F mengindikasikan bahwa bahwa variabel psikologi kepemimpinan (x1), motivasi (x2), lingkungan kerja (x3), pelatihan (x4), secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh, hal ini dapat dilihat dari Fhitung sebesar > Ftabel, artinya secar statistik membuktikan bahwa hipotesis alternatif yang digunakan dapat diterima. Sedangkan secara parsial bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh adalah variabel psikologis dan motivasi mempunyai pengaruh dominan dalam meningkatkan kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh karena diperoleh koefisien regresi lebih besar dibandingkan dengan variabel lainnya. Kata Kunci: Pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja, pelatihan, lingkungan kerja, dan kinerja karyawan.
PENDAHULUAN Semua perusahaan pasti memerlukan manajemen yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi perusahaan tersebut. Tidak hanya pada sektor swasta, sektor publik juga memerlukan manajemen yang baik agar dapat memberikan pelayanan kepada publik atau masyarakat yang memerlukan dengan baik pula. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung oleh keberhasilannya dari pada individu organisasi itu sendiri dalam menjalankan tugas mereka. Berbagai macam hambatan pasti akan ditemui oleh para individu organisasi untuk bisa bekerja dengan baik sehingga kinerja mereka dapat diterima dengan baik oleh perusahaan dan masyarakat yang memerlukan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, antara lain: motivasi, kepemimpinan lingkungan kerja, insentif, budaya kerja, komunikasi, jabatan, pemberian gizi karyawan, pelatihan, dan masih banyak yang lainnya. Semua faktor itu pasti berpengaruh; ada yang dominan ada juga yang tidak. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana pengaruh motivasi, kepemimpinan, pelatihan, dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Bagi organisasi yang memberikan pelayanan kepada publik, tentu saja kinerja karyawan itu dapat dilihat dari bagaimana organisasi tersebut dalam memberikan pelayanan kepada publik, seperti pada Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh yang memberikan pelayanan mengenai fasilitas air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memberikan pengarahan kepada karyawan apalagi pada saatsaat sekarang ini di mana semua serba terbuka, maka kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang bisa memberdayakan karyawannya. Kepemimpinan yang bisa menumbuhkan motivasi kerja karyawan adalah kepemimpinan yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri para karyawan dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Selain kepemimpinan, pelatihan juga penting bagi para karyawan. Oleh sebab itu, kualitas pelayanan pimpinan kepada karyawan perlu ditingkatkan. Melalui pelatihan ini para karyawan bisa terbantu mengerjakan pekerjaan yang ada, dapat pula meningkatkan prestasi kerja karyawan. Pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Motivasi juga dapat memberikan sumbangan yang signifikan dalam peningkatan kualitas pelayanan. Seperti teori Maslow tentang motivasi adalah seperti kerucut, manusia akan termotivasi apabila kebutuhan yang menjadi sasaran hidup terpenuhi dengan baik mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan aktualisasi diri. Semakin kebutuhannya terpenuhi maka akan semakin besar kinerja pegawai dalam melakukan tugas dan kewajibannya di perusahaan. Lingkungan kerja di perusahaan juga mempengaruhi kinerja yang dilaksanakan oleh karyawan Lingkungan kerja ini sendiri terdiri atas fisik dan nonfisik yang melekat dengan karyawan sehingga tidak dapat dipisahkan dari usaha pengembangan kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang segar, nyaman, dan memenuhi standart kebutuhan layak akan memberikan kontribusi terhadap kenyamanan karyawan dalam melakukan tugasnya. Lingkungan kerja nonfisik yang meliputi keramahan sikap para karyawan, sikap saling menghargai diwaktu berbeda pendapat, dan lain sebagainya adalah syarat wajib untuk terus membina kualitas pemikiran karyawan yang akhirnya bisa membina kinerja mereka secara terus-menerus. Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh berperan besar dalam memberikan pelayanan perbankan kepada masyarakat khususnya di Kota Banda Aceh. Dengan meningkatnya jumlah penduduk yang semakin pesat maka semakin banyak pula masyarakat yang memerlukan kemudahan pelayanan dalam sektor perbankan terutama dalam mendukung sektor usaha masyarakat. Berdasarkan pengamatan penulis dari kenyataan dan juga banyaknya keluhan masyarakat di media massa yang ditujukan ke Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh, ternyata kualitas pelayanan dari Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh tersebut masih kurang memuaskan.
Hal ini berdasarkan banyaknya kritik maupun keluhan masyarakat sebagai pengguna jasa baik yang secara langsung maupun yang tidak langsung seperti kelambanan dalam menangani masalah, diskriminasi, kurangnya tanggapan terhadap keluhan masyarakat, dan lain sebagainya. Belum maksimalnya pelayanan itu tentu tidak lepas dari faktor kepemimpinan yang diterapkan, motivasi kepada karyawan, pelatihan maupun lingkungan kerja, serta faktorfaktor yang lain. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kepemimpinan, motivasi, pelatihan dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh? 2. Berapa besar pengaruh kepemimpinan, motivasi, pelatihan dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh?
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah kepemimpinan, motivasi, pelatihan dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan, motivasi, pelatihan dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kepemimpinan Wahjisumidjo (1998 : 27) mendefinisikan kepemimpinan adalah: “Kepemimpinan adalah hubungan dimana satu orang yakni pimpinan mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama dalam usaha mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan, untuk mencapai hal-hal yang diinginkan oleh pimpinan tersebut”. Sedangkan Sondang P.S. (1993 : 8) menyatakan bahwa: "Kepemimpinan adalah suatu kemampuan seseorang meyakinkan orang lain sehingga dapat diarahkan maksimal untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu“. Kepemimpinan itu perlu dimiliki oleh stiap calon pimpinan. Bertolak dari kedua konteks kepemimpinan tersebut, maka dapat didefinisikan unsur dalam kepemimpinan adalah (Hadari Nawawi, 1993 : 15): 1. Adanya seseorang yang berfungsi sebagai pemimpin, yang disebut pimpinan 2. Adanya orang lain yang dipimpin 3. Adanya kegiatan menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan menggairahkan perasaan, pikiran dan tingkah laku. 4. Adanya tujuan yang hendak dicapai baik yang dirumuskan secara sistematis maupun bersifat seketika. Menurut Matunina (19992 : 70) pimpinan adalah “suatu kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat diarahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu”. Menurut Garvin (2000 : 4) “keberadaan pimpinan dalam perusahaan sebenarnya lebih dari sekedar menajer. Selain kegiatannya berorientasi pada tindakan, pendelegasikan dan keputusan-keputusan, keberadaan pimpinan dalam perusahaan harus memiliki wawasan kedepan dengan menyusun target, mengembangkan strategi dan mengkomunikasikan visi dan misi perusahaan”. Pengertian Motivasi Kerja Menurut Manullang (1994 : 31) menjelaskan secara komprehensif mengenai motivasi kerja adalah “Motivasi yakni merangsang dan mendorong pegawai bekerja segiat-giatnya berbeda antara pegawai yang satu dengan karyawan yang lain. Perbedaan ini juga terlihat karena perbedaan waktu, suasana tempat karyawan bekerja. Motivasi seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan juga tidak terlepas dari kekuatan motif yang paling kuat pada diri seseorang melakukan pekerjaaan. Sehingga pimpinan dalam usaha memotivasi karyawan untuk melaksanakan suatu pekerjaan tidak hanya memberikan motivasi yang berbentuk material tetapi juga motivasi yang berbentuk non material, diharapkan dengan memberikan motivasi tersebut pekerjaan dapat dilaksanakan sebaik mungkin”. Sedangkan menurut Ranupandojo dan Husnan (1987 : 256) menyatakan: Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada pada seorang akan mewujudkan suatu prilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu, perilaku yang tampak, didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut. Selanjutnya, Menurut Ranupandojo dan Husnan (1987 : 80) pemberian motivasi dapat berupa: Gaji yang cukup Memperhatikan kebutuhan rohani Sekali-kali perlu adanya kerja yang santai Adanya memperhatikan harga diri karyawan Menempatkan karyawan pada posisi yang tepat Memberikan kesempatan untuk maju bagi karyawan yang berprestasi Perasaan aman menghadapi masa depan Menanamkan motivasi pada karyawan Melakukan diskusi dengan karyawan
-
Pemeberian insentif yang tearah Fasilitas kerja yang aman
Pelatihan Pelatihan merupakan suatu siklus yang harus terjadi secara terencana dan berkesinambungan. Menurut Notopatmodjo (2002:8), siklus pendidikan dan latihan ini secara garis besarnya sebagai berikut: a. Analisis kebutuhan pendidikan dan latihan b. Menetapkan tujuan c. Pengembangan kurikulum d. Persiapan pelaksanaan diklat e. Pelaksanaan diklat f. Evaluasi Menurut Heidjrachman dan Husnan (2000: 77) pengertian terhadap istilah-istilah tersebut adalah “Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan penguasaan toeri dan ketrampilan, memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan pencapaian tujuan. Pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas ekonomi. Latihan membantu pegawai dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya guna meningkatkan ketrampilan, kecakapan, dan sikap yang diperlukan organisasi dalam usaha pencapaian tujuan”. Menurut Siagian (2001: 175) pengertian dari pendidikan adalah keseluruhan proses tehnik dan metode belajar mengajar dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan arti latihan adalah meningkatkan ketrampilan dan kemampuan kerja seseorang atau kelompok orang. Nitisemeto (2002: 86) menjelaskan tentang pengertian latihan atau training adalah “Suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk memperbaiki dan memperkembangkan sikap, tingkah laku, ketrampilan, pengetahuan dari pada karyawan, sesuai dengan keinginan dari perusahaan yang bersangkutan”. Lingkungan Kerja Menurut Nitisemeto (2002 : 186)Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada disekitar tempat karyawan bekerja, dimana secara langsung dapat mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan tugasnya dan unsurunsur yang dapat digolongkan kedalam lingkungan kerja antara lain: a. Kebersihan Lingkungan b. Desain Meja dan kursi serta peralatan lainnya. c. Tata letak penerangan, ventilasi dan AC d. Dan Lain-lain. Kesemua unsur diatas merupakan suatu hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar semangat dan gairah kerja serta prestasi kerja dapat meningkat Kinerja Karyawan Kata “Kinerja” merupakan istilah yang diberikan untuk kata “performance” di dalam bahasa Inggris, yang berarti pekerjaan/perbuatan. Dalam kamus Bahasa Indonesia (1995 : 503), pengertian kinerja diartikan sebagai sesuatu yang harus dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan kemauan kerja. Robbins (1996 : 212), mendefinisikan prestasi kerja karyawan sebagai hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Oleh karena itu prestasi kerja umumnya menyangkut dengan pekerjaan atau macam pekerjaan manusia yang mengerjakan pekerjaan tersebut dan kemampuan/ketrampilan serta lingkungan daripada pekerjaan tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi II, kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan/kemampuan kerja seseorang (1993 : 503). Gibson, Ivannenich, Donnelly (1993: 167) mengemukakan bahwa : "Evaluasi prestasi adalah evaluasi sistematik dan formal atas prestasi kerja karyawan dan potensi pengembangannya di masa depan". Selanjutnya Robbins (1996: 327) mengemukakan bahwa “Kinerja karyawan (Employee Performance) adalah tingkat terhadap mana karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah proses yang mengukur kinerja karyawan. Penilaian kinerja pada umumnya mencakup aspek kualitatif maupun kuantitatif dari pelaksanaan pekerjaan. Penilaian kinerja berkenaan dengan seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan atau yang diberikan”. Kemudian Matindas (1997:112) berpendapat "Penilaian karya adalah kegiatan memberikan umpan balik kepada karyawan mengenai unjuk kerjanya selama kurun waktu tertentu. Hipotesis “Bahwa kepemimpinan, motivasi, pelatihan dan lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh.
METODE PENELITIAN Lokasi Dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. Objek penelitian ini adalah para seluruh karyawan pada Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. Populasi Dan Penarikan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh yaitu sebanyak 44 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sensus yaitu karena mengikutsertakan seluruh populasi menjadi sampel penelitian. Adapun komposisi subjek penelitian sebagai responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 1: Jumlah Responden Penelitian No Jabatan 1 Wakil Pimpinan Wilayah 2 Bagian Bisnis Ritel 3 Bagian Operasional 4 Bagian SDM 5 Bagian Logistik Umum Bisnis Mikro 6 Bagian RPKB 7 Bagian ARK 8 9 Bagian ADK Group Account Officer 10 11 Legal Officer Jumlah
Jumlah 1 8 11 4 4 5 3 1 3 2 1 44
Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Kanwil Banda Aceh (2009) Teknik Pengumpulan Data Di dalam pengumpulan data untuk penulisan tesis ini penulis menggunakan metode pengumpulan data, yaitu: 1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung oleh penulis melalui kuisioner yang terdiri dari item-item pertanyaan yang dibagikan kepada karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. Skala Pengukuran Penelitian ini menggunakan suatu model angket yang memiliki lima alternatif tanggapan dengan menggunakan skala Likert. Dalam kuisioner penelitian ini pernyataan sangat tidak setuju (STS) diberi poin 1, untuk pernyataan tidak setuju (TS) diberi poin 2, untuk pernyataan netral (N) diberi poin 3, untuk pernyataan setuju (S) diberi poin 4, dan untuk pernyataan sangat setuju (SS) diberi poin 5. Peralatan Analisis Data Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan, motivasi, pelatihan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh, dilakukan analisis dengan menggunakan model persamaan ekonometrik dengan dua variabel bebas dan satu variabel terikat (Regresi Linear Berganda) yang dinyatakan sebagai berikut, (Umar, 2001: 180): Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e Dimana: Y = Kinerja Karyawan a = Konstanta b = Parameter (koefisien regresi) x1 = Kepemimpinan x2 = Motivasi x3 = Pelatihan x4 = Lingkungan kerja e = Tingkat kesalahan (error) Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas (x1, x2, x3, x4) dengan variabel terikat (Y) secara partial digunakan analisis korelasi dengan mencari partial dan untuk melihat berapa besar pengaruh kepemimpinan, motivasi, pelatihan dan lingkungan kerja, terhadap kinerja karyawan secara keseluruhan digunakan koefisien determinasi.
Operasional Variabel Tabel 2. Definisi Operasional Variabel No
Variabel
Independent 1. Kepemimpinan (x1)
2.
3.
4.
Motivasi (x2)
Lingkungan Kerja (x3)
Pelatihan (x4)
Dependent 5. Kinerja Karyawan (Y)
Definisi Variabel
Indikator
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, motivasi perilaku untuk mencapai tujuan mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. (Rivai,2005: 257) adalah kekuatan atau dorongan yang menyebabkan orang berprilaku dnegan cara tertentu, Saydan, (1996)
• • • •
Kerjasama Koordinasi Komunikasi Pengarahan
Agresif Kreatif Mutu pekerjaan Mematuhi jam kerja Tugas sesuai Inisiatif Kesetiaan Terjalin hubungan Tercapainya tujuan Menghasilkan informasi
Terjadinya hubungan interpersonal yang baik diantara para pekerja akan menghasilkan tingkat kepuasan kerja yang tinggi dan tumbuhnya sikap yang positif terhadap kelompok kerja walaupun prestasi kerja mereka hanya sedang-sedang saja, Sumber: (Richard, 2003) Proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar system pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktik dari pada teori. (Rivai,2005 :256)
• • • • • •
Kesesuaian Pertanggunggjawaban Standar kerja Penghargaan Kejelasan organisasi Kekompakan
• • • • • •
Wawasan Karir Manfaat Semangat Cakap Perilaku
sebagai kemampuan kerja seseorang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Robbins (1996)
Perwujudan sasaran tugas Tujuan yang direncanakan untuk berbagai tugas Misi dan visi yang diemban Kinerja nyata
Skala Pengukura n
Skala
Item Pertanyaan
1–5
Ordinal
A1-A4
1–5
Ordinal
B1-B10
1–5
Ordinal
D1-D6
1–5
Ordinal
C1-C6
1–5
Ordinal
E1-E4
Pengujian Hipotesis Ha1 = Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. Ha2 = Motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. Ha3 = Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. Ha4 = Pelatihan berpengaruh terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai statistik hitung dengan nilai statistik tabel. Apabila nilai statistik Fhitung > Ftabel maka hipotesis alternatif Ha ditolak dan apabila signifikan Fhitung < Ftabel maka hipotesis null (Ho) diterima, dengan tingkat kepercayaan 95%.
HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini merupakan ciri-ciri dari responden terutama mengenai jenis kelamin dari para responden, tingkat usia responden, pendidikan terakhir responden, dan status perkawinan dari para responden. Berdasarkan hasil penelitian, penulis kemudian mengidentifikasi karakteristik responden seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.Karakteristik Responden No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Uraian Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Usia responden: 20 – 29 tahun 30 – 39 tahun 40 – 49 tahun > 50 tahun Status Perkawinan Kawin Belum kawin Pendidikan terakhir SMA Diploma III Sarjana Masa kerja 0 – 4 tahun 5 – 9 tahun 10 –14 tahun > 15 tahun Penghasilan Rp. 2.000.000 - 2.499.999, Rp. 2.500.000 - 2.999.999, Rp. 3.000.000 - 3.499.999, > Rp. 3.500.000,-
Jumlah
Frekuensi
Persentase
30 13
69.8 30.2
1 18 20 4
2.3 41.9 46.5 9.3
38 5
88.4 11.6
3 26 14
7.0 60.5 32.6
3 27 9 4
7.0 62.8 20.9 9.3
14 15 10 4 43
32.6 34.9 23.3 9.3 100.0
Sumber : Data Primer, 2010 (diolah) Pengujian Validitas Berdasarkan output komputer (lampiran output SPSS versi 15.0) seluruh pernyataan dinyatakan valid karena memiliki tingkat signifikansi di bawah 5%. Sedangkan jika dilakukan secara manual maka nilai korelasi yang diperoleh masing-masing pernyataan harus dibandingkan dengan nilai kritis korelasi product moment dimana hasilnya menunjukkan bahwa semua pernyataan mempunyai nilai korelasi di atas nilai kritis 5% yaitu diatas 0.301 (Lihat Tabel Nilai Kritis Korelasi r Product–Moment untuk n = 43 pada lampiran output SPSS), sehingga pernyataan-pernyataan tersebut adalah signifikan dan memiliki validitas konstrak. Atau dalam bahasa statistik terdapat konsistensi internal (internal consistence) yang berarti pernyataan-pernyataan tersebut mengukur aspek yang sama. Ini berarti bahwa data yang diperoleh adalah valid dan dapat dipergunakan untuk penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4. Hasil Uji Validitas No Nilai Kritis 5% Variabel Koefisien Korelasi Pernyataan (N=43) 1 2 3 4 1. A1 0.819 2. A2 0.870 3. A3 0.828 x1 0.301 4. A4 0.778 5. A5 0.693 6. B1 0.889 7. B2 x2 0.835 0.301 8. B3 0.891 9. C1 0.856 10. C2 0.878 x3 0.301 11. C3 0.765 12. C4 0.772 13. D1 x5 0.788 14. D2 0.855 0.301 15. D3 0.882 16. E1 0.708 17. E2 0.823 18. E3 0.708 Y 0.301 19. E4 0.711 20. E5 0.540 21. E6 0.662 Sumber: Data Primer 2010, (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini semuanya dinyatakan valid karena mempunyai nilai korelasi di atas nilai kritis sebesar 0.301, sehingga semua pertanyaan yang terkandung dalam kuesioner penelitian ini dinyatakan valid untuk dilanjutkan penelitian yang lebih mendalam. Uji Reliabilitas Alat Ukur Untuk menilai kehandalan kuesioner yang digunakan, maka dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas berdasarkan Cronbach Alpha yang lazim digunakan untuk pengujian kuesioner dalam penelitian ilmu sosial. Analisis ini digunakan untuk menafsirkan korelasi antara skala yang dibuat dengan skala variabel yang ada. Menurut Nunnaly (1967: 45) koefisien yang dapat diterima diatas 0,50, dan menurut Malhotra koefisien minimum yang dapat diterima diatas 0,60. Uji reliabilitas memperlihatkan bahwa secara keseluruhan tingkat keandalan telah memenuhi persyaratan baik menurut Nunnally (1967 : 67) maupun Malhotra (Anastasi, 1978 : 58 dalam Singarimbun). Untuk lebih jelasnya besarnya nilai alpha pada masing-masing variabel diperlihatkan pada tabel berikut ini: Tabel 5. Reliabilitas Variabel Penelitian (Alpha) No.
Variabel
Rata-rata
Item Variabel
Nilai Alpha
Keterangan
1.
Kepemimpinan (x1)
3.991
5
0.857
Handal
2.
Motivasi (x2)
4.101
3
0.837
Handal
3.
Lingkungan kerja (x3)
4.076
4
0.832
Handal
4.
Pelatihan (x4)
3.961
3
0.794
Handal
7. Kinerja karyawan (Y) 4.097 6 0.774 Handal Sumber: Data Primer, 2010 (diolah) Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa alpha untuk masing-masing variabel yaitu untuk variabel Kepemimpinan (x1) diperoleh nilai alpha sebesar 71.5 persen, variabel Motivasi (x2) diperoleh nilai alpha sebesar 69.9 persen, variabel Lingkungan kerja (x3) diperoleh nilai alpha sebesar 64.9 persen, variabel Pelatihan (x4) diperoleh nilai alpha sebesar 69.7 persen, dan variabel kinerja karyawan (Y) diperoleh nilai alpha sebesar 65.0 persen, dengan demikian pengukuran reliabilitas terhadap variabel penelitian menunjukkan bahwa pengukuran keandalan memenuhi salah satu persyaratan baik menurut Nunally maupun Malhotra. PEMBAHASAN Pengujian Asumsi Klasik Dengan menggunakan model regresi linier berganda pada pembahasan analisa data, maka dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu, dimana dalam hal ini ada 3 jenis asumsi yang digunakan yaitu : a. Normalitas Asumsi klasik yang pertama diuji adalah normalitas. Residual variabel yang terdistribusi normal akan terletak disekitar garis horizontal ( tidak terpencar jauh dari garis diagonal. Berdasarkan dari gambar normal P–P Plot pada lampiran menunjukkan sebaran standarrized residual berada dalam kisaran garis diagonal. Seperti terlihat pada gambar berikut: Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Kinerja Karyawan
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 1. Normalitas kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh b. Pengujian Multikulinearitas Pengujian Multikulinearitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1. Dengan person correlation matrix
Rule of thumb bila nilai korelasi antara sesama variabel ≥ 0.80 , maka terdapat multikulinearitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara variabel independent yang ≥ 0,80 tidak ada, maka tidak terdapat korelasi matrik. 2. Dengan Variance Inflating Faktor (VIF) Multikulinearitas diuji dengan melihat VIF dari masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent. Bila VIF < 5 maka tidak terjadi multikolinearitas atau Non multikolinearitas (Santoso, 2000). Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 6. Nilai VIF Variabel Bebas Variabel Bebas VIF Keterangan Kepemimpinan (x1) 0.601 1.665 Non Multikolinieritas Motivasi (x2) 0.354 2.827 Non Multikolinieritas Lingkungan kerja (x3) 0.425 2.352 Non Multikolinieritas Pelatihan (x4) 0.846 1.182 Non Multikolinieritas Sumber: Data Primer, 2010 (diolah) c. Pengujian Autokorelasi Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada tingkat signifikan 5% nilai d (DW) untuk 43 observasi dan 4 variabel yang menjelaskan dan termasuk intersep adalah du (batas atas) = 1.01 dan 4 – du adalah sebesar 2.99. Hasil pengujian menunjukkn DW = 2.272, sehingga 1.57 > 2.272 < 2.99, dengan demikian tidak terdapat autokorelasi positif maupun negatif dalam model penelitian, yang berarti tidak terkena masalah autokorelasi baik positif atau negatif. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh Kinerja karyawan merupakan pencapaian tujuan yang ditetapkan dengan usaha secara kerja sama maupun individu untuk mencapai tujuan bersama. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu kepemimpinan (x1), motivasi (x2), lingkungan kerja (x3), pelatihan (x4) terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh (Y). Pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara terinci dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 7. Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Standar Nama Variabel ß thitung ttabel Sig. Error Konstanta 2.303 0.122 18.891 1.995 0.000 Kepemimpinan 0.132 0.034 3.915 1.995 0.000 Motivasi 0.126 0.041 3.087 1.995 0.003 Lingkungan kerja 0.068 0.028 2.400 1.995 0.018 Pelatihan 0.101 0.025 3.984 1.995 0.000 Koefisien Korelasi ( R) = 0.822a a. Predictors : (Constant), kepemimpinan, Koefisien Determinasi (R²) =0.675 motivasi, lingkungan kerja, dan pelatihan Adjusted (R²) =0.662 b. Dependent Variable : Kinerja karyawan Kanwil Fhitung = 49.376 Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh Ftabel = 2.515 Sig. F=0.000a Sumber: Data Primer, 2010 (diolah) Berdasarkan dari hasil dari output komputer melalui program SPSS seperti terlihat pada tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut. Y = 2.303 + 0.132x1 + 0.126x2 + 0.068x3 + 0.101x4 Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut: 1) Koefisien korelasi (R) Berdasarkan dari output komputer di atas maka diperoleh koefisien korelasi dalam penelitian diperoleh nilai sebesar 0.822 dimana dengan nilai tersebut terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah sebesar 82.2%. Artinya kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh erat hubungannya dengan faktor-faktor kepemimpinan (x1), motivasi (x2), lingkungan kerja (x3), dan pelatihan (x4). 2) Koefisien Determinasi (R²) Sementara itu koefisien determinasi yang diperoleh dengan nilai sebesar 0.675 Artinya bahwa sebesar 67.5% perubahan-perubahan dalam variabel terikat (kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh) dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan dalam faktor-faktor kepemimpinan (x1), motivasi (x2), lingkungan kerja (x3), dan pelatihan (x4). Sedangkan selebihnya sebesar 32.5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar empat variabel seperti dijelaskan di atas. 3) Koefisien Regresi (b) : • Dalam penelitian diperoleh nilai konstanta sebesar 2.303. Artinya bilamana faktor kepemimpinan (x1), motivasi (x2), lingkungan kerja (x3), dan pelatihan (x4), dianggap konstan, maka kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh, adalah sebesar 2.303 pada satuan skala likert atau kepuasan kerja pegawai masih rendah.
•
•
•
•
Koefisien regresi kepemimpinan (x1) sebesar 0.132. Artinya setiap 100% perubahan dalam variabel kepemimpinan akan meningkatkan kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh sebesar 13.2% dengan asumsi variabel, motivasi (x2), lingkungan kerja (x3), pelatihan (x4) di anggap konstan. Koefisien regresi motivasi (x2) sebesar 0.126. Artinya setiap 100% perubahan (perbaikan) dalam variabel motivasi secara relatif akan meningkatkan kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh sebesar 12.6% dengan asumsi variabel kepemimpinan (x1), lingkungan kerja (x3), pelatihan (x4) di anggap konstan. Koefisien regresi lingkungan kerja (x3) sebesar 0.068. Artinya setiap 100% perubahan (perbaikan) dalam variabel lingkungan kerja secara relatif akan meningkatkan kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh sebesar 6.8% dengan asumsi kepemimpinan (x1), motivasi (x2), pelatihan (x4) di anggap konstan. Koefisien regresi pelatihan (x4) sebesar 0.101. Artinya setiap 100% perubahan (perbaikan) dalam variabel pelatihan secara relatif akan meningkatkan kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh sebesar 10.1%, dengan asumsi variabel kepemimpinan (x1), motivasi (x2), lingkungan kerja (x3) di anggap konstan.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa dari keempat variabel yang diteliti, ternyata variabel kepemimpinan dan motivasi mempunyai pengaruh dominan dalam meningkatkan kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh karena diperoleh koefisien regresi masing-masing sebesar 13.2% dan 12.6%. Hasil Uji Statistik a. Hasil Uji F (Secara Simultan) Berdasarkan hasil pengujian dari uji ANOVA atau uji-F (secara simultan) diperoleh Fhitung sebesar 49.514, sedangkan Ftabel pada tingkat signifikansi ∝ = 5% adalah sebesar 2.515. Hal ini memperlihatkan bahwa Fhitung > Ftabel, dengan tingkat signifikansi 0.000. Hasil perhitungan ini dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, artinya bahwa variabel kepemimpinan (x1), motivasi (x2), lingkungan kerja (x3), pelatihan (x4) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. b.
Hasil Uji-t Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh secara parsial dapat dilihat dari hasil uji-t. Hasil perhitungan yang diperlihatkan pada tabel 5.2 dapat diketahui besarnya nilai thitung untuk masing-masing variabel dengan tingkat kepercayaan atau derajat signifikansi sebesar α = 5%. 1. Kepemimpinan (x1) Hasil penelitian terhadap variabel kepemimpinan (x1) diperoleh nilai thitung sebesar 3.915 sedangkan nilai ttabel sebesar 1.995, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. 2. Motivasi (x2) Temuan hasil penelitian terhadap variabel motivasi diperoleh nilai thitung sebesar 3.087, sedangkan nilai ttabel sebesar 1.995, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0.003. Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. 3. Lingkungan Kerja (x3) Hasil penelitian terhadap variabel lingkungan kerja diperoleh nilai thitung sebesar 2.400, sedangkan nilai ttabel sebesar 1.995, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.018 atau probabilitas lebih kecil dari = 5%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. 4. Pelatihan (x4) Berdasarkan temuan hasil penelitian terhadap variabel pelatihan diperoleh nilai thitung sebesar 3.984 sedangkan nilai ttabel sebesar 1.995, hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik memperlihatkan bahwa secara parsial variabel pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. Pembuktian Hipotesis Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat terbukti bahwa hipotesis alternatif dapat diterima bahwa kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh sangat dipengaruhi oleh variabel kepemimpinan (x1), motivasi (x2), lingkungan kerja (x3), pelatihan (x4) sama-sama mempunyai pengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh yaitu dengan diperoleh nilai Fhitung sebesar 49.514, dan Ftabel pada tingkat signifikansi ∝ = 5% adalah sebesar 2.515 dengan tingkat signifikansi 0.000. Hal tersebut menyatakan bahwa secara
simultan (bersama-sama) variabel tersebut berpengaruh terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh. Sedangkan secara parsial variabel yang diteliti semuanya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh, sehingga secara parsial variabel kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja, pelatihan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh.
KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah: a. Berdasarkan persepsi responden terhadap faktor kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh, rata-rata responden mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan variabel kepuasan kerja pegawai dengan diperoleh nilai rata-rata lebih besar dari pada 3. b. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh adalah variabel psikologis dan motivasi mempunyai pengaruh dominan dalam meningkatkan kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh karena diperoleh koefisien regresi lebih besar dibandingkan dengan variabel lainnya. c. Koefesien korelasi (R) menunnukkan adanya derajat hubungan yang erat antara kepemimpinan (x1), motivasi (x2), lingkungan kerja (x3), dan pelatihan (x4), terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh Banda Aceh. d. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel psikologi kepemimpinan (x1), motivasi (x2), lingkungan kerja (x3), pelatihan (x4), secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh, hal ini dapat dilihat dari Fhitung sebesar > Ftabel, artinya secar statistik membuktikan bahwa hipotesis alternatif yang digunakan dapat diterima.
SARAN-SARAN Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah: a. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja karyawan Kanwil Bank Rakyat Indonesia Provinsi Aceh, sehingga perlu diupayakan oleh pimpinan agar karyawan memperoleh pelatihan kerja yang memadai. b. Pimpinan hendaknya lebih memotivasi para karyawan untuk dapat meningkatkan kinerjanya karena dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. c. Pimpinan hendaknya berperan aktif dalam memberikan teladan atau contoh tentang perilaku yang lebih baik kepada karyawan dalam menjalankan aktivitas kerjanya setiap hari.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Budiningsih, Ismaryati. 2002. “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kehewanan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Wonogiri” (Tesis). Surakarta: Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana UMS. Dessler, Garry. 1992. Manajemen Personalia, Teknik, dan Konsep Modern (Terj.). Jakarta: Erlangga. Gomes Cardoso, Faustino. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan V). Yogyakarta: CV Andi Offset. Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Handoko, T. Hani. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Jahrie, A. Fikri, S. Hariyoto. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Pertama) Jakarta: Asosiasi Institut Manajemen Indonesia. Kartono, Kartini. 1999. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonom (Cetakan I). Yogyakarta: AMP YKPN,. Mangkuprawira, Syafri. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Jakarta: Ghalia Indonesia. Mathis, Robert L, Jackson, John H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Cetakan Pertama). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi. Jakarta: Prehallindo.
Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi 10,01, Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan II). Yogjakarta: Penerbit STIE YKPN. Supardi, Anwar. 2002. Dasar-dasar Perilaku Organisasi (Cetakan Pertama). Yogyakarta: UII Press. Teguh, Muhammad. 1999. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Wardono, Kun Hertantyo Wisnu. 2002. ”Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Kedinasan bagi Pegawai Negeri Sipil terhadap Kinerja Pegawai Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali” (Tesis). Surakarta: Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana UMS. Winardi. 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen (Cetakan Pertama). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PELAYANAN PT. PLN BANDA ACEH ANWAR ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kinerja karyawan pada bagian pelayanan PT. PLN Banda Aceh dan untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan pada bagian pelayanan PT. PLN Banda Aceh. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada bagian pelayanan PT. PLN Banda Aceh yang berjumlah 22 orang. Mengingat jumlah populasi yang tidak terlalu banyak, maka semua populasi dijadikan sampel penelitian ini (total sampel). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, interview dan menggunakan kuesioner, sedangkan pengolahan data dilakukan dengan metode kuantitatif menggunakan peralatan statistik Regresi Linier Berganda. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Berdasarkan skor yang diperoleh dari perhitungan skala Likert yaitu 2,5 (dari skala 4) maka dapat dikatakan bahwa kinerja karyawan PT. PLN Banda Aceh adalah baik. 2. Terdapat pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan yang positif dan signifikan. Kata Kunci: Kompensasi dan kinerja karyawan.
PENDAHULUAN Setiap perusahaan yang didirikan memiliki visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai. Untuk merelisasikan visi, misi dan tujuan tersebut, perusahaan mendayagunakan sumber-sumber daya baik sumber daya alam, sumber daya kapital, sumber daya manusia, dan sumber daya informasi. Sumber daya alam dapat berupa tanah, dan segala sesuatu yang berada di atasnya seperti tanaman dan bangunan. Sumber daya kapital dapat berupa uang yang ada padanya dan pendapatan yang diperolehnya. Sumber daya manusia adalah insan yang berakal yang dapat digunakan sebagai tenaga kerja untuk merealisasikan tujuan perusahaan. Sumber daya informasi adalah segala data-data baik internal maupun eksternal yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperbaiki kebijakan dan kinerja perusahaan. Untuk dapat merealisasikan tujuan perusahaan sumber daya manusia sebagai karyawan merupakan faktor yang paling penting, karena itu harus dikelola dengan baik. Setiap karyawan tidak terlepas dari selalu adanya keinginan untuk berprestasi dalam bekerja. Prestasi yang baik dapat terlihat dari kinerjanya. Tinggi rendahnya kinerja karyawan berhubungan erat dengan kompensasi yang diberikan oleh perusahaan dimana mereka bekerja. Pemberian kompensasi yang tidak tepat dapat berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja seseorang (Lucinda, 2009:67). Menurut Handoko (2007:155) “Pemberian kompensasi untuk meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan.” Pengertian kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2007:114). Jadi melalui kompensasi tersebut karyawan dapat meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja serta meningkatkan kebutuhan hidupnya. Siagian (2006:36) menyatakan bahwa “Kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada para tenaga kerja, karena tenaga kerja tersebut telah memberikan sumbangan tenaga dan fikiran demi kemajuan perusahaan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Dengan diterapkan kebijakan pemberian kompensasi kepada karyawan akan meningkatkan motivasi kerja yang tinggi dan juga kinerjanya. Kinerja menurut Mangkunegara (2001:67), Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Susilo (2002:91), Kinerja karyawan adalah hasil kerja selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misal standar, target atau kriteria yang disepakati bersama. Gibson (2001:70) menyatakan kinerja adalah hasil yang diinginkan dari perilaku. Kinerja individu merupakan dasar dari kinerja organisasi. Jadi kinerja merupakan suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya, sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan dalam pekerjaan itu. Sebagai salah satu perusahaan publik PT. PLN Banda Aceh dalam menjalankan tugasnya harus dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan memuaskan. Pelayanan yang memuaskan dapat dilihat dari perilaku karyawan yang menangani tugas rutin seperti responsif terhadap keluhan konsumen, mengutamakan kepentingan konsumen daripada kepentingan pribadi, bersikap sopan dan ramah, jujur, empati, melaksakan pekerjaan dengan benar, cepat, tepat waktu, dan penuh tanggung jawab. Namun pada kenyataannya tidak semua karyawan dapat menunjukkan perilaku dan hasil kerja yang baik. Terjadinya kondisi yang demikian, erat kaitannya dengan tingkat kompensasi yang diterima karyawan sehingga dapat berpengaruh pada kinerja karyawan. Berdasarkan hasil observasi awal di lapangan, PT. PLN Banda Aceh selalu berusaha meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan menerapkan Tunjangan Kompensasi Karya (TKK) yang dihitung berdasarkan jumlah jam kerja dan hasil kerja karyawan menurut tingkatan pengalaman, keahlian, tingkat pendidikan dan jabatan yang dimilikinya. Tunjangan ini diberikan dalam upaya memotivasi dan merangsang gairah kerja karyawan agar lebih rajin dan giat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan adanya tunjangan kompensasi tersebut diharapkan kinerja pegawai PT. PLN Banda Aceh khususnya pada bagian pelayanan akan meningkat.
1
2
Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kinerja karyawan pada bagian pelayanan PT. PLN Banda Aceh. 2. Apakah terdapat pengaruh kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan pada bagian pelayanan PT. PLN Banda Aceh. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui kinerja karyawan pada bagian pelayanan PT. PLN Banda Aceh. 2. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan pada bagian pelayanan PT. PLN Banda Aceh.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada bagian pelayanan PT. PLN Banda Aceh yang berjumlah 22 orang. Mengingat jumlah populasi yang tidak terlalu banyak, maka semua populasi dijadikan sampel penelitian ini (total sampel). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan agar dapat mendukung data yang berhubungan dengan teoritis, yang diperoleh melalui buku-buku, artikel, majalah dan bahan-bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian. 2. Penelitian Lapangan Untuk mendapatkan data yang diperlukan digunakan teknik: a. Observasi b. Wawancara atau interview c. Angket Teknik Analisa Data Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu pengolahan datadata dalam bentuk angka-angka dengan menggunakan rumus-rumus statistik berupa Multiple Regresi. Formula rumus Multiple Regresi adalah sebagai berikut : (Sudjana, 2002:348) Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 Dimana : Y = Kinerja Karyawan X1 = Kompensasi finansial X2 = Sarana dan Prasarana b0 = Intercept b1-2 = Merupakan koefisien regresi masing-masing variabel X1 dan X2 Selanjutnya untuk mengetahui hubungan kompensasi finansial (X1) dan sarana prasarana (X2) serta kinerja (Y) dilakukan analisa dengan koefisien determinasi (R2) seperti dikemukakan Sudjana (2000:383) yaitu sebagai berikut: R2
=
∑ ∑ ∑ ∑
R = √ Keterangan: R2 = Koefisien Determinasi R = Koefisien Korelasi n = Jumlah Tahun Pengukuran b1 = Koefisien regresi kompensasi finansial b2 = Koefisien regresi sarana dan prasarana X1 = Kompensasi finansial X2 = Sarana dan prasarana Y = Kompensasi finansial Penerimaan atau penolakan hipotesis menggunakan peralatan statistik uji F dan Uji t. (Sudjana, 2002:355). = 1 − − − 1 Keterangan : F = Nilai F hitung R2 = koefisien determinasi berganda
3
k n
= jumlah variabel = ukuran sampel
Selanjutnya Uji t digunakan akan uuntuk mengetahui signifikan pengaruh masing-masing variabel variab secara parsial terhadap kinerja karyawan pada bagian agian pelayanan PT. PLN Banda Aceh, dengan rumus sebagai gai berikut: b (Sudjana, 2002:380). √ − 2 = √1 − HASIL PENELITIAN Kompensasi Keuangan Hasil pengolahan data dari ari variabel va kompensasi finansial dan sarana dan prasarana dapat apat dilihat d dari tabel berikut ini. Tabel 1. Persepsi Responden Terhadap dap Pernyataan Pe yang Berhubungan dengan Variabel Kompensasi Keuangan Keu
Sumber : Data Primer, 2013 (diolah) tas da dapat diketahui jawaban responden tentang gaji yang diberikan rikan oleh perusahaan Berdasarkan tabel 1 di atas lebih dari cukup terlihat adanya 36,4% % re responden yang menyatakan netral, 40,9% responden setuju ju dan sisanya terdapat 22,7% responden yang sangat setuju. ju. Untuk Un pernyataan tunjangan Jabatan diberikan sesuai dengann beban beb kerja terdapat 50% responden yang menyatakan netral, etral, 36,4% responden setuju dan sisanya 13,6% responden yang ang menyatakan me sangat setuju. Lebih lanjut untuk pernyataan yataan bahwa perusahaan memberikan kenaikan gaji secara berkala erkala terlihat adanya 54,5% responden menyatakan netral, 40,9% 40 responden setuju dan sisanya 4,5% responden yang menyatakan me sangat setuju. Untuk pernyataan perusahaan an mem memberikan fasilitas rumah bagi karyawan yang berprestasii terlihat terlih adanya 68,2% responden yang menyatakan netral, 22,7% responden setuju dan sisanya 9,1% responden yang menyataka yatakan sangat setuju. Seterusnya untuk pernyataan taan bbahwa perusahaan selalu membantu karyawan untuk mendapat ndapatkan rumha yang layak huni, terlihat adanya 4,5% responde sponden yang menyatakan tidak setuju, 54,5% netral, 22,7% setuju tuju dan da sisanya 18,2% responden yang menyatakan sangat at setuju. setu Untuk pernyataan perusahaan memberikan tunjangan an transportasi tra sesuai dengan wilayah kerja terlihat adanya nya 68 68,2% responden yang menyatakan netral dan sisanya 31,8% 1,8% responden yang menyatakan setuju. Berikutnya, untuk pernyataan taan bbagi karyawan yang meninggal perusahaan memberikan santun antunan terlihat adanya 59,1% responden yang menyatakan n netral, netr 36,4% setuju dan sisanya 4,5% responden yang menyatak yatakan sangat setuju. Untuk pernyataan perusahaan memberi mberikan kompensasi pensiun yang layak bagi karyawan terlihat terliha adanya 54,5% responden yang menyatakan netral al dan da 45,5% responden yang menyetakan setuju. Kemudian ian untuk u pernyataan perusahaan memberikan bonus pada da kar karyawan terlihat adanya 13,6% responden yang menyatakan an tidak tida setuju, 63,6% netral, dan sisanya 22,7% responden n yang menyatakan setuju. Sarana dan Prasarana Selanjutnya untuk melihat at jawaban jaw yang diberikan responden penelitian (Karyawan pada ada bidang bi pelayanan) atas pertanyaan terhadap variabel Sarana arana dan Prasarana pada PT. PLN Banda Aceh dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 2. Persepsi Responden Terhadap dap Pernyataan Pe yang Berhubungan dengan Variabel Sarana dan Prasarana Prasa
4
Sumber : Data Primer, 2013 (diolah) dapat diketahui jawaban responden tentang perusahaan membe emberikan kendaraan Berdasarkan tabel 2 di atas da dinas bagi karyawan sesuai dengan jabatannya jabata terlihat adanya 50% responden yang menyatakan netral, etral, dan sisanya 50% responden setuju dengan pernyataan an tersebut. ters Untuk pernyataan peralatan komputer di kantor anda nda sudah s mencukupi terlihat adanya 59,1% responden yang ng me menyatakan netral, dan 36,4% responden setuju dan sisanyaa 4,5% responden yang menyatakan sangat setuju dengan pernyat ernyataan tersebut. Lebih lanjut untuk pernyataan yataan bahwa Perusahaan menyediakan asuransi kesehatan terlihat terlih adanya 4,5% responden menyatakan tidak setuju,, 45,5% responden yang menyatakan netral, dan sisanya terdapat at 50% 50 responden yang menyatakan sangat setuju. Untuk pernyat ernyataan perusahaan menyediakan baju seragam kerja terdapatt 4,5% responden yang menyatakan tidak setuju, 45,5% responde sponden yang menyatakan netral, serta sisanya 50% responden penelitian peneli menyatakan setuju. Seterusnya untuk pernyataan taan ka karyawan mendapatkan rumah dinas yang layak terlihat adanya anya 45,5% 4 responden yang menyatakan netral dan sisanyaa 54,5% 54,5 responden menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Untuk pernyataan perusahaan menyediakan ruangan kerja yang y layak, terliahta adanya 81,8% responden yang menyatak yatakan netral, 13,6% responden setuju dan sisanya 4,5% respon responden menyatakan sangat setuju. Berikutnya, untuk pernyataan taan rruang kerja anda dilengkapi dengan pendingin terkihat adanya danya 4,5% responden yang menyatakan tidak setuju, 54,5% % netral, net 36,4% setuju dan sisanya 4,5% responden menyatakan n sangat sang setuju. Untuk pernyataan terdapat sarana olah ragaa terli terlihat adanya 4,5% responden yang menyatakan tidak setuju, u, 36,4% 36,4 netral, 36,4% setuju dan sisanya 22,7% responden en menyatakan me sangat setuju. Kemudian, untuk pernyataan tersedia rsedia fasilitas air dan listrik terlihat adanya 4,5% responden den yang y menyatakan tidak setuju, 59,1% netral, 22,7% setuju ju dan da sisanya 13,6% responden menyatakan sangat setuju. Kinerja Karyawan Jawaban yang diberikan respon responden atas pertanyaan yang berhubungan dengan variabel Kinerja Kiner Karyawan (Y) pada bagian pelayanan PT. PLN Banda nda A Aceh dapat disajikan pada tabel berikut: Tabel 3. Persepsi Responden Terhadap dap Pernyataan Pe yang Berhubungan dengan Variabel Kinerja Karyawa ryawan Alternatif Pilihan Jawaban% Per Pertanyaan TS N S SS 9,1 22,7 63,6 4,5 1.Mampu mpu menjaga nama baikk peru perusahaan 4,5 27,3 63,6 4,5 2.Mampu mpu bbekerja dengan prestasi stasi yyang baik 4,5 31,8 63,6 3.Mampu mpu bersikap jujur dalam am pek pekerjaan anda 13,6 31,8 54,5 4.Mampu mpu menyelesaikan pekerjaan erjaan yang sulit 4,5 50 45,5 5.Mampu mpu bekerja sama dengan gan aatasan maupun rekan an kerja ker 50 50 6.Mampu mpu berkomunikasi dengan gan baik dengan atasan san dan da rekan kerja. 9,1 27,3 63,6 7.Bersikap rsikap sopan sehingga dihargai argai oleh rekan kerja. 13,6 36,4 45,5 4,5 8.Mampu mpu bertanggu tanggungjawab terhadap adap pekerjaan.
5
9.Selalu alu menyelesaikan 4,5 54,5 13,6 27,3 pekerjaan erjaan tepat pada waktunya ktunya. Sumber : Data Primer, 2013 (diolah) Berdasarkan tabel 3 di atas dap dapat diketahui jawaban responden bahwa karyawan mampu pu menjaga me nama baik perusahaan terlihat adanya 4,5% respond esponden yang menyatakan tidak setuju, 63,6% responden menyatak nyatakan netral, 22,7% responden setuju dan sisanya 9,1% resp responden menyatakan sangat setuju dengan peryataan tersebut. but. Untuk U pernyataan karyawan mampu bekerja dengan presta prestasi yang baik terdapat 4,5% responden yang menyatakann tidak tida setuju, 63,6% responden menjawab netral, dan 27,3% ,3% rresponden setuju serta sisanya terdapat 4,5% responden yang ang menyatakan me sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Lebih lanjut untuk pernyataan ataan bahwa karyawan mampu bersikap jujur dalam pekerjaan terlihat terlih adanya 63,6% responden yang menyatakan netral, l, 31,8 31,8% responden menyatakan setuju serta sisanya terdapat 4,5% responden yang menyatakan sangat setuju. Untuk perny pernyataan karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan yang sulit terdapat 54,5% responden yang menyatakan netral, sebes sebesar 31,8% responden menyatakan setuju, dan sisanya 13,6% % responden resp penelitian menyatakan sangat setuju. Seterusnya untuk pernyataan ataan mampu bekerjasama dengan atasan dan rekan kerja terlihat terliha adanya 45,5% responden yang menyatakan netral, l, 50% setuju dan sisanya 4,5% responden yang menyatakan sangat sang setuju. Untuk pernyataan mampu berkomunikasi deng dengan baik dengan atasan dan rekan kerja, terlihat adanya 50% responden yang menyatakan netral, dan 50% responden den menyatakan m setuju. Berikutnya untuk pernyataan ataan bersikap sopan sehingga dihargai oleh rekan kerja, terliaha rliahat adanya 63,6% responden yang menyatakan netral, 27,3% 27 setuju dan sisanya 9,1% responden menyatakan sanga sangat setuju. Untuk pernyataan mampu bertanggung jawab ab terhadap te pekerjaan terlihat adanya 4,5% responden yang menyata enyatakan tidak setuju, 45,5% netral, 36,4% setuju dan sisanya nya 13 13,6% responden menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan ataan tersebut. Kemudian, untuk pernyataan ataan selalu menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya terlihat terlih adanya 4,5% responden yang menyatakan tidak setuju, setuju 54,5% netral, 13,6% setuju dan sisanya 27,3% responden en me menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Berdasarkan skor yang diperol iperoleh adalah 2,5 maka dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan karyaw pada bagian pelayanan PT. PLN Banda Aceh berada rada ppada kategori baik. PEMBAHASAN Pengaruh Kompensasi Keuang euangan (X1) dan Sarana Prasarana (X2) terhadap Kinerja Karyawan Karya (Y) Bagian Pelayanan PT. PLN Banda Aceh dapat apat dihitung d dengan menggunakan rumus korelasi dan regresii berganda berg yang dapat dianalisis dengan program komputerr berupa beru SPSS versi 15. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada da tabel berikut: Tabel 4. Koefisien Korelasi Variabel riabel Kompensasi Keuangan dan Sarana Prasarana Terhadap dap Kinerja K Pegawai. Coefficientsa
a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai gawai Dari bagian output SPSS di ata atas, persamaan Regresi Linier Berganda yang menjelaskan pengaruh penga Kompensasi Keuangan (X1), Sarana dan Prasarana arana (X2) dan Kinerja Karyawan (Y) Bagian Pelayanan PT. T. PL PLN Banda Aceh, diformulasikan sebagai berikut: Y = 0,168+ 0,494X1 + 0,464X2 Hasil koefisien regresi diatas dapat diinterpretasikan diinte sebagai berikut: Nilai konstanta sebesar 0,168 ,168 berarti b bahwa jika variabel Kompensasi Keuangan dan Sarana arana Prasarana tetap, maka diperkirakan Kinerja Karyawan an Bagian Bag Pelayanan PT. PLN Banda Aceh sebesar 0,187. Nilai koefisien (b1) = 0,494 494 da dapat diartikan bahwa apabila Kompensasi Keuangan (X1)) meningkat men 1 persen, maka Kinerja Karyawan Bagian Pelayan elayanan PT. PLN Banda Aceh akan bertambah sebesar 49,8 persen dengan asumsi variabel yang lain tetap. Nilai koefisien fisien (b2) = 0,464 dapat diartikan jika jumlah Sarana Prasarana na bertambah ber 1 persen maka tingkat Kinerja Karyawan Bagian gian P Pelayanan PT. PLN Banda Aceh akan bertambah sebesar 46,4 6,4 persen pe secara ratarata, dengan asumsi variabel yang lain ain tetap. tet Koefisien Korelasi (R) dan Determinas minasi (R2) Selanjutnya untuk mengetahui etahui keeratan hubungan antara semua variabel independen dengan deng kinerja dapat digunakan koefisien korelasi (R). Hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS,, memperlihatkan mem nilai koefisien korelasi (R) seperti dibawah ah ini: Tabel 5 Model Summaryb
6
a. Predictors: (Constant), VAR00002, 2, VA VAR00001 b. Dependent Variable: VAR00003 Berdasarkan tabel 6 makaa diperoleh dipe koefisien korelasi (R) dalam penelitian ini sebesar 0,931 dimana dengan nilai tersebut terdapat hubungan antara ntara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 93,1%. Artinya rtinya tingkat Kinerja Karyawan Bagian Pelayanan PT. PLN LN B Banda Aceh erat hubungannya dengan variabel Kompensasi si Keuangan Ke (X1) dan variabel Sarana Prasarana (X2). Selanjutnya nilai koefisien en dete determinasi R2 sebesar 0,867 artinya bahwa sebesar 86,7% perubahan-perubahan perub dalam variabel terikat (Kinerja Karyawa ryawan Bagian Pelayanan PT. PLN Banda Aceh) dapat dijelaskan askan oleh perubahanperubahan dalam variabel Kompensasi nsasi Keuangan (X1) dan variabel Sarana Prasarana sedangkan kan selebihnya se 13,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak idak di diteliti dalam penelitian ini. Tanggapan Terhadap Hipotesis a. Hasil Uji-t (Secara Parsial) Hasil penelitian terhadap Pengaruh Penga faktor Kompensasi Keuangan dan jumlah Sarana Prasarana sarana terhadap tingkat Kinerja Karyawan Bagian Pelayanann PT. PLN Banda Aceh, Secara parsial (terpisah-pisah) dapat dilihat ilihat dari d hasil analisis Uji-t pada tingkat kepercayaan atau derajat deraja signifikan sebesar α = 5%. 1) Indikator Variabel Kompensasii Keua Keuangan (X1) Untuk variabel Kompensasi Keuan Keuangan (X1) diperoleh nilai thitung sebesar 2,098 sedangkan an nilai nil ttabel sebesar 1,720. Hasil perhitungan ini menu menunjukkan bahwa thitung > ttabel (t hitung lebih besar dari t tabel). Dengan demikian hasil perhitungan menunju enunjukkan bahwa secara parsial variabel faktor Kompensasi Keuangan Keuan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawa ryawan Bagian Pelayanan PT. PLN Banda Aceh. 2) Indikator variabel Sarana Prasarana arana (X2) ( Untuk variabel Sarana Prasarana ana (X2) (X diperoleh nilai thitung sebesar 1,917 sedangkan nilaii ttabel ttabe sebesar 1,720. Hasil perhitungan ini menunjukkan kkan bahwa t hitung > t tabel. Dengan demikian hasil statistik tersebut terseb menunjukkan secara parsial va riabel faktor Sarana Saran Prasarana juga berpengaruh terhadap peningkatan Kinerja erja Karyawan K Bagian Pelayanan PT. PLN Banda Aceh. b. Hasil Uji F (Secara Simultan) Untuk melihat besarnya peng pengaruh secara keseluruhan terhadap variabel yang diteliti liti maka m akan di uji berdasarkan uji Anova seperti dijelaskan askan pada tabel 6 berikut ini. Tabel 6 Analisis Of Variance (ANOVA) ANOVAb
a. Predictors: (Constant), VAR00002, 2, VAR00001 VA b. Dependent Variable: VAR00003 Berdasarkan pengolahan data ddengan menggunakan SPSS melalui uji Anova atau uji-F dipero diperoleh nilai Fhitung sebesar 61,859 sedangkan Ftabel pada ada ti tingkat signifikan ∞ = 5% adalah sebesar 4,35. Hal ini mempe emperlihatkan bahwa Fhitung > Ftabel. Hasil perhitungan an diatas dia dapat diambil suatu kesimpulan bahwa menerima hipotes ipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, artinya bahwa wa va variabel Kompensasi Keuangan (X1) dan variabel Sarana Prasarana Prasa (X2) secara bersama-sama berpengaruh terhadapp Kinerja Kine Karyawan Bagian Pelayanan PT. PLN Banda Aceh. Hasil penelitian ini sejalan an dan konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian n yang yan dilakukan oleh Karsono (2010) berhubungan dengan an Pengaruh Pen Kompensasi Terhadap Kinerja Guru Berdasarkan Pengal engalaman Dan Status Sekolah di kota Semarang yang menunj enunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh signifikan terhadap dap kinerja ki guru SMK teknologi dan industri se Kota Semaran arang. Hal ini mengindikasikan bahwa jika sebuah organisasi ingin mengembangkan organisasinya melalui peningakatann kerja karyawan maka harus diperhatikan dengan bijak bagaimana ana sistem s pemberian kompensasi kepada karyawan khususnya usnya Kompensasi Keuangan. Lebih lanjut, hasil penelitian itian ini i juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan Fatmawa mawati (2011) dengan judul Pengaruh Kompensasi Dan Motiva otivasi Terhadap Kinerja Pegawai Panti Karya Wanita “Wanita nita Utama” U Surakarta. Penelitian yang mengambil sampell seban sebanyak 41 responden pegawai pada panti tersebut menyimpulkan an bahwa variabel Kompensasi dan variabel motivasi secara secar bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerjaa pegawai pega Panti Karya Wanita Utama di Surakarta.
7
KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan dan direkomendasikan saran-saran sebagai berikut: 1. Berdasarkan skor yang diperoleh dari kuesioner yang berkaitan dengan kinerja pegawai diperoleh 2,5. Ini berarti kinerja karyawan bagian pelayanan PT. PLN Banda Aceh berada pada katagori baik. 2. Faktor Kompensasi Keuangan (X1) dan Sarana Prasaranaa (X2) mempunyai pengaruh dalam meningkatkan Kinerja Karyawan (Y) yaitu dengan diperoleh Fhitung sebesar 61,859 dan Ftabel pada tingkat signifikansi α = 5% sebesar 4,35 dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal tersebut menyatakan Kompensasi Keuangan dan Sarana Prasaranaa berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada bagian pelayanan PT. PLN Banda Aceh.
SARAN 1. 2.
3.
Saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan di atas adalah sebagai berikut : PT. PLN cabang Banda Aceh diharapkan lebih memperhatikan citra perusahaan dimata pelanggan dengan selalu memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat. Selain itu PT. PLN cabang Banda Aceh harus lebih meningkatkan kinerja pelayanannya terhadap pelanggan antara lain dengan petugas cepat tanggap atas keluhan pelanggan dan menyelesaikannya dengan tuntas, cepat dan tepat serta agar petugas dapat melayani konsumen dengan sopan dan ramah. Karena masih adanya pengaruh faktor lain, yang mempengaruhi Kinerja Karyawan PT. PLN cabang Banda Aceh, maka diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mengindentifikasikan variabel-variabel lain yang belum diteliti selain dari variabel Kompensasi Keuangan dan Sarana Prasaranaa dalam meningkatkan Kinerja Karyawan PT. PLN Banda Aceh.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara. Fatmawati, Ari (2011). Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Terhadap Kinerja Pegawai Panti Karya Wanita “Wanita Utama” Surakarta. Surakarta. UMS. Gibson, Donelly. (2001). Organization, Diterjemahan oleh Djoerban Wahid, Organisasi dan Manajen. Jakarta: Erlangga Handoko, T. Hani. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. Liberty. Hasibuan, S.P (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara. Komaruddin (2006). Pengembangan dan Pelatihan. Bandung. Kappa_Sigma. Lucinda, Nur (2009). Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan di Pondok, Jatim Park, Kota Batu. Fakultas Ekonomi, UM. Mangkunegara, A.P. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Offset. Manullang,M , (2000). Dasar-dasar Manajemen. Jakarta. Ghalia Indonesia Mondy, Wayne & Noe, M. (2005). Human Resource Management. New Jersey. Pearson Education. Sarwoto, (2008). Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta. Ghalia Indonesia. Sedarmayanti (2007). Manajemen SDM. Cetakan I. Bandung. PT. Revika Aditama. Siagian, Sondang P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. Jakarta. Bumi Aksara. Sudjana. (2002). Metoda Statistika, Bandung. Penerbit Tarsito. Sugiarto, Meilan (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. UPN. Sugiyono, (2005). Metode Penelitian Bisnis, Jakarta. Penerbit CV Alfabeta. Susilo, Willy. (2002). Audit Sumber Daya Manusia. Jakarta. Vorgistatama Binamega. Timpe, Dale (2006). Productivity, Seri Manajemen, Bandung: Gramedia. Wursanto, IG., (2006). Manajemen Kepegawaian I, Yogyakarta. Kanisius.
POTENSI PENGEMBANGAN USAHA KERAJINAN SOUVENIR KHAS ACEH DI KOTA BANDA ACEH SYAIFUDDIN YANA ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi pengembangan usaha kerajinan souvenir di Kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh adalah salah satu penghasil souvenir kerajinan bordir Aceh. Keberadaan kerajinan souvenir Aceh adalah selain bertujaun untuk mengembangkan seni budaya Aceh dan disamping itu, membantu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Kota Banda Aceh, dan tentunya membantu untuk mengurangi angka pengangguran bagi masyarakat Kota Banda Aceh dengan bekerja sebagai pengrajin souvenir mereka bisa mendapatkan penghasilan setiap hari tergantung kuantitas produk yang laku dijual dipasar. Souvenir lazimnya dianggap sebagai cendramata yang diberikan kepada tamu yang mengunjungi kota Banda Aceh. Pada penelitian ini dilakukan observasi langsung ke sentras usaha kerajinan souvenir dan wawancara ke beberapa tokoh penting dalam usaha tersebut. Responden yang digunakan adalah pimpinan usaha, pemilik usaha kerajinan souvenir yang ada di Kota Banda Aceh. Wawancara juga dilakukan pada pengumpulan atau penampung barang kerajinan yang ada di Kota Banda Aceh tersebut. Usaha kerajinan souvenir yang ada di Kota Banda Aceh perlu untuk digalakkan didorong dan dilestarikan agar eksistensinya dapat dipertahankan. Untuk itu diperlukan beberapa perbaikan dari sisi peningkatan teknologi yang sesuai dengan usaha, peningkatan skill pekerja, perbaikan saluran distribusi pemasaran kerajinan souvenir. Kata Kunci: Pengembangan usaha, kerajinan souvenir, khas Aceh dan pengrajin.
PENDAHULUAN Banda Aceh sebagai ibukota Aceh memiliki berbagai daya tarik, diantaranya adalah berbagai macam kerajinan khas Aceh yang dibuat dalam bentuk produk atau souvenir yang memiliki keunikan tersendiri dan dapat memikat khususnya tamu-tamu yang datang untuk mengunjungi Kota Banda Aceh. Keberadaan pengrajin souvenir tersebur tersebar di beberapa sentra pengrajin souvenir, dimana hasil kerajinan dalam bentuk souvenir tersebut selanjutnya banyak di jual outlet-outlet pasar souvenir yang terdapat di Kota Banda Aceh. Kerajinan Aceh telah berjaya dan dikembangkan oleh kerajaan Aceh tempo dulu. Sebagaimana kita ketahui bahwa sejak dahulu Kota Banda Aceh sebagai pusat kebudayaan raja-raja terdahulu yang menyimpan nilai seni baik arsitektur yang bernuansa islami dan berkarakter kerajaan Islam yang berkembang hingga masih dapat dilihat pada saat itu. Budaya untuk menghasilkan nilai seni tersebut terus berkembang sampai anak cucu hingga sampai sekarang ini. Keberadaan kegiatan industri kerajinan souvenir bernuansa Aceh tersebut tentunya saat ini lebih kepada menghasilkan nilai tambah yang memiliki potensi pasar yang lebih luas dan sebagai ciri kekhasan daerah yang ditawarkan kepada konsumen yang tertarik terhadap produk kerajinan souvenir tersebut. Dalam produksi kerajinan souvenir khas Aceh tersebut juga ditawarkan berbagai jenis produk kerajinan dalam berbagai bentuk seperti atribut/souvenir, anyaman, sulaman, keramik, pandai besi, pandai emas, dan lain sebagainya. Selanjutnya produk souvenir tersebut menjadi andalan Kota Banda Aceh yang dapat memberikan daya tarik bagi para tamu yang datang ke Aceh dan sekaligus dapat membawa oleh-oleh souvenir sebagai cinderamata atau kenangkenangan dari Kota Banda Aceh. Tentunya tamu yang datang atau para pembeli souvenir tersebut datang dari berbagai daerah, lokal, provinsi sampai kepada mancanegara sehingga potensi nilai jual produk souvenir tersebut akan memberikan arti yang positif dalam industri souvenir itu sendiri. Dalam hal ini, tamu yang berkunjung ke Banda Aceh tentunya diharapkan akan sangat terkesan dan memberikan kenangan tersendiri dengan kerajinan souvenir yang mereka peroleh/beli dari berbagai outlet/toko-toko yang berada di sekitaran Kota Banda Aceh. Dari perspektif industri kreatif atau ekonomi kreatif yang berbasis usaha kecil, jelas keberadaan atribut yang memperkenakan daerah dalam bentuk cinderamata atau souvenir sangat menguntungkan daerah sebagai tujuan wisata. Dijelaskan lebih lanjut dalam pengembangan ekonomi kreatif melalui sektor wisata oleh Yozcu dan Đçöz (2010), bahwa kreativitas akan merangsang daerah tujuan wisata untuk menciptakan produk-produk inovatif yang akan memberi nilai tambah dan daya saing yang lebih tinggi dibanding dengan daerah tujuan wisata lainnya. Dari sisi wisatawan, mereka akan merasa lebih tertarik untuk berkunjung ke daerah wisata yang memiliki produk khas untuk kemudian dibawa pulang sebagai souvenir. Di sisi lain, produk-produk kreatif tersebut secara tidak langsung akan melibatkan individual dan pengusaha enterprise bersentuhan dengan sektor budaya. Persentuhan tersebut akan membawa dampak positif pada upaya pelestarian budaya dan sekaligus peningkatan ekonomi serta estetika lokasi wisata. Jadi jelaslah bahwa cinderamata atau souvenir dari hasil kerajinan yang berbasis home industri sangat memiliki peran untuk mengembangkan daerah wisata khususnya di Kota Banda Aceh. Sebagaimana dijelaskan terdahulu bahwa perkembangan kerajinan souvenir di Aceh terus berkembang pesat sesuai dengan perkembangan zaman sehingga produk-produk souvenir yang dihasilkan dapat tetap menarik bagi pelancong yang membeli souvenir kerajinan Aceh tersebut. Disamping itu, souvenir khususnya yang berasal dari Kota Banda Aceh juga memberikan suatu nilai keunikan tersendiri bagi pengunjung yang melihatnya, karena umumnya memiliki atribut yang bernuansa kerajinan khas Aceh yang tidak hilang dan turun temurun sebagai peninggalan kerajaan terdahulu. Ciri khas yang ditawarkan oleh seouvenir sendiri adalah sangat bervariasi sesuai dengan produk yang ditawarkan oleh produk souvenir tersebut. Misalnya tas bordir yang memiliki desain yang unik dan disesuaikan dengan motif yang umumnya sangat digemari oleh konsumen yang memiliki daya tarik tersendiri khususnya bagi pelanggan wanita atau ibu-ibu yang suka membeli atau mengkoleksi tas.
Produksi kerajinan souvenir khas Aceh sangat mudah untuk di dapat di Kota Banda Aceh, yaitu terdapat di toko-toko souvenir yang tersebar di Kota Banda Aceh. Sedangkan pasarnya adalah baik itu pasar lokal, maupun di jual ke luar daerah dalam bentuk pesanan ataupun order yang biasanya dipesan oleh pelanggan. Disamping itu, hasil kerajinan souvenir itu juga ada yang terjual sampai ke manca negara sebagaimana banyaknya turis yang datang ke Kota Banda Aceh dimana mereka mencari souvenir yang dapat dijadikan kenang-kenangan oleh turis pelancong tersebut. Sebagian besar sentra kerajinan souvenir adalah merupakan usaha kecil menengah yang sebagian besarnya adalah meruakan kerajinan yang diproduksi oleh kerajinan rumah tangga yang memiliki tenaga kerja tidak begitu banyak dan paling banyak adalah kurang lebih sekitar 20 sampai dengan 40 orang pekerja. Umumnya tenaga kerja tersebut memiliki skill mulai dari yang biasa sampai dengan ahli. Biasanya pemilik usaha memberikan pelatihan kepada pekerjanya sesuai dengan pekerjaan dan kemampuan si pekerja. Jadi jelaslah bahwa dengan adanya industri kerajinan produk souvenir ini, keberadaannya dapat memberikan nilai tambah baik si pengusaha tersebut dan pekerjanya dalam bentuk nilai income yang mereka peroleh. Disamping itu juga memberikan nilai tambah bagi sentra industri tersebut, dan memberikan suatu nilai tambah bagi daerah yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi pemerintah daerah dimana secara akumulatif jika sentra industri ini dapat tumbuh dan berkembang akan mendorong potensi ekonomi daerah khususnya Kota Banda Aceh dan sekitarnya. Perumusan masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana potensi pengembangan usaha kerajinan souvenir di Kota Banda aceh saat ini? Tinjauan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui Prospek Pengembangan Usaha Souvenir di Kota Banda Aceh saat ini.
STUDI KEPUSTAKAAN Pengertian Souvenir Tidak banyak literatur yang menyampaikan perihal definisi dan sifat-sifat dari souvenir dan cenderamata. Namun sudah lazim bahwa souvenir atau cinderamata yang lazim adalah suatu produk yang memiliki nuansa unik dan memiliki atribut yang memiliki ciri khas tersendiri dan biasanya sangat memberikan nuansa dan memiliki ciri khas daerah dimana souvenir atau cinderamata tersebut di produksi. Dalam kaitannya dengan ekonomi kreatif dan sektor wisata merupakan dua hal yang saling berpengaruh dan dapat saling bersinergi jika dikelola dengan baik (Ooi, 2006). Konsep kegiatan wisata dapat didefinisikan dengan tiga faktor, yaitu harus ada something to see, something to do, dan something to buy (Yoeti, 1985). Something to see terkait dengan atraksi di daerah tujuan wisata, something to do terkait dengan aktivitas wisatawan di daerah wisata, sementara something to buy terkait dengan souvenir khas yang dibeli di daerah wisata sebagai memorabilia pribadi wisatawan. Dalam tiga komponen tersebut, ekonomi kreatif dapat masuk melalui something to buy dengan menciptakan produkproduk inovatif khas daerah. Industri cinderamata/souvenir memegang peranan kunci/penting dalam rangka meningkatkan industri pariwisata. Salah satu kegiatan usaha untuk memperkenalkan daerah wisata dan kunjungan wisata melalui suatu cinderamata/souvenir dan kaitannya dengan promosi adalah memainkan peranan penting dalam meningkatkan laju pertumbuhan dunia wisata. Karena produk tersebut memainkan peran sebagai media promosi yang berkaitan dengan atribut atau citarasa daerah kunjungan wisata. Pengembangan ekonomi kreatif sebagai penggerak sektor wisata memerlukan sinergi antar stakeholder yang terlibat di dalamnya, yaitu pemerintah, cendekiawan, dan sektor swasta (bisnis). Dalam Konvensi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015 yang disampaikan oleh Dr. Mari Elka Pangestu dalam Suparwoko (2010: 9), berhasil dirumuskan model sinergitas antar stakeholders ekonomi kreatif, khususnya pada sub sektor kerajinan. Sebagai catatan, sub sektor kerajinan merupakan bentuk ekonomi kreatif yang paling dekat dengan pengembangan wisata. Kerajinan termasuk pada pembuatan souvenir atau memorabilia yang memberikan “kenangan” pada wisatawan sehingga membuka peluang agar wisatawan tersebut kembali berkunjung di kesempatan lain. Demikian juga halnya dengan kerajinan souvenir Aceh merupakan suatu kerajinan yang memiliki ciri khas budaya daerah yang turun temurun dari kakek nenenk dan kerajaan Aceh tempo dulu. Namun sriirng dengan perkembangan waktu, nuansa-nuansa tersebut berkembang dengan atribut kekinian sesuai dengan keaadan saat ini walaupun ciri khas tersebut sendiri tidak berubah, hanya mengalami perubahan dari hal-hal tertentu saja. Sebagaimana dengan souvenir daerah lainnya, dalam hal ini souvenir dengan ciri khas Aceh tentu juga menjadi kekayaan baik daerah maupun kekayaan intelektual bagi negara tentunya. Karena hal tersebut merupakan atribut yang mencerminkan kekhasan daerah, oleh karena itu sudah tentu produk tersebut menjadi bagian unik dari suatu bangsa yang ikut memberikan ciri khas tersendiri bagi kekayaan khasanah budaya bagi suatu bangsa tentunya. Oleh sebab itu, souvenir dalam hal ini memberikan peran dalam memperkaya khasanah budaya daerah asalnya dan sekaligus mengenalkan atribut-atribut budaya yang melekat pada daerah tersebut kepada daerah atau dunia luar. Tentunya hampir semua pengrajin produk souvenir tersebut, berupaya membuat suatu kreasi yang unik dan memiliki daya tarik tersendiri sehingga produk souvenir tersebut menarik dan disukai di pasar tentunya. Pengertian Kerajinan Kerajinan adalah satu aktivitas yang menghasilkan kreasi yang unik dan memiliki daya tarik tersendiri dari produk yang dihasilkannya. Kerajinan adalah suatu proses untuk mewujudkan suatu jenis barang yang dihasilkan
melalui keterampilan tangan, atau membuat sebuah karya seni dengan cara mengolah suatu benda untuk menjadi karya seni yang menarik, Roller (2003 : 50). seperti misalnya, tas wanita, peci, dompet, yang telah dibordir sehingga kerajinan yang dibuat dari beldru dan kain diolah menjadi karya seni yang menarik dan sangat diminati oleh masyarakat aceh dan luar daerah lainnya. Pengaruh Konsumen terhadap produk Souvenir Setiap daerah memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, demikian juga budaya dan hasil cipta yang dihasilkan oleh daerah memiliki karakteristik yang berbeda dan unik sehingga memiliki daya tarik tersendiri. Demikian juga halnya, kerajinan souvenir memiliki daya tarik tersendiri. Semakin unik dan menarik suatu souvenir semakin diminati oleh konsumen. Dalam hal ini, bagaimana produksi kerajinan souvenir tersebut menciptakan suatu keunikan baik dari sisi bentuk, karakter, desain dan lain sebagainya sehingga memiliki nilai unik yang memberik daya tarik tersendiri bagi calon pembeli produk souvenir tersebut. Souvenir yang menjadi komuditas andalan masyarakat Aceh, menawarkan berbagai nuansa keindahan dan keunikan dari setiap produk souvenir yang dihasilkan oleh pengrajin dari usaha kecil menengah tersebut. Pengertian perilaku konsumen Engel, et al (2004:3) mengemukakan pengertian perilaku konsumen adalah sebagai berikut : “Perilaku konsumen adalah tindakan individu yang secara langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan itu”. Sementara itu Peter et. al (2000), American Marketing Association mendefinisikan: Perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Basu Swasta et. al. (2003:9) yang dimaksud dengan perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu secara langsung yang terlibat untuk mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya pada proses pengambilan keputusan untuk persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Dari pengertian perilaku konsumen di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses yang dilakukan oleh konsumen terhadap bagaimana proses pengambilan keputusan konsusmen Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Perilaku konsumen sangat menentukan dalam proses pengambilan keputusan membeli yang tahapannya dimulai dari pengenalan masalah, mencari informasi tentang produk atau jasa yang dibutuhkan, evaluasi alternatif yang berupa penyeleksian, tahap pengambilan keputusan pembelian, dan diakhiri dengan perilaku sesudah pembelian (Umar, 1999). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen, akan tetapi keseluruhan faktor-faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor ekstern dan intern. Adapun faktor ekstern maupun intern dapat dijelaskan sebagai berikut (Kotler, 2005:194). Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, perbedaan indivisual dan proses biologis untuk lebih jelas Setiadi (2003 : 11) mengemukakan sebagai berikut: a. Faktor – faktor kebudayaan 1. kebudayaan 2. Sub-Budaya b. Faktor – faktor Sosial 1. Kelompok Referensi 2. Keluarga 3. Peran dan Status c. Faktor – faktor Pribadi 1. Umur dan Tahapan dalam Sklus Hidup 2. Pekerjaan 3. Keadaan ekonomi 4. Gaya hidup 5. kepribadian dan konsep diri d. Faktor – faktor Psikologis 1. Motivasi 2. Persepsi 3. Proses Belajar 4. Kepercayaan dan sikap Pengertian Penjualan Menurut Philip Kotler (2009:22) dalam bukunya yang berjudul Analisis & Disain, menjelaskan bahwa “konsep penjualan adalah meyakini bahwa para konsumen dan perusahaan bisnis, tidak akan secara teratur membeli cukup banyak produk-produk yang ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh karena itu, organisasi yang bersangkutan harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. “Dasar-dasar pemikiran yang terkandung dalam konsep penjualan adalah sebagai berikut: a. Tugas utama dari perusahaan adalah mendapatkan penjualan cukup dari produknya. b. Para konsumen tidak akan mungkin membeli barang dengan jumlah yang cukup banyak tanpa mendapat dorongan.
Disamping itu, Kottler (2002: 178) penjualan dapat diartikan suatu pendapatan yang berasal dari penyelesaian suatu transaksi perusahan yang dilakukan dengan cara menyerahkan barang atau jasa kepada pihak penerima barang atau jasa tersebut menyerahkan uang kepada pihak lain. Pada umumnya penjualan dibagi dua jenis yaitu penjualan tunai dan kredit. Penjualan merupakan suatu aktifitas yang sangat penting untuk memperoleh pendapatan bagi perusahaan, maka penjualan dikelola sebaik mungkin untuk menghindari dari hal-hal yang tidak di inginkan agar tidak merugikan perusahaan. Dalam rangka untuk memperoleh volume penjualan pada umumnya perusahan akan menjual produknya dengan cara penjualan kredit atau investasi dalam piutang, karena dengan cara kredit perusahan akan mampu menjual lebih banyak produknya dibandingkan dengan perusahaan yang menuntut pembayaran tunai. Sebagai akibat meningkatnya volume penjualan maka akan semakin besar keuntungan yang diperoleh. Hal ini terjadi apabila kontribusi marjina/laba kotor lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan akibat penjualan.
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan terhadap beberapa industri kerajinan souvenir yang berada di Kota Banda Aceh. Responden Responden yang dipilih untuk mengisi kuesioner adalah pimpinan usaha, pemilik usaha kerajinan souvenir Aceh atau manajer yang ditunjuk oleh pimpinan usaha pengrajin souvenir yang berada di Kota Banda Aceh. Metode pengumpulan data Metode Pengumpulan data terdiri dari a. Penelitian kepustakaan, yaitu melalui buku-buku, artikel-artikel, perturan-peraturan, pedoman dan literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan penulisan ini. b. Penelitian Lapangan yaitu, melakukan observasi di beberapa tempat usaha kerajinan di Kota Banda Aceh. Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam studi lapangan yaitu dengan: 1. Wawancara : yaitu dengan pengadaan tanggung jawab dengan pemilik tempat usaha dan para pengrajin yang bekerja ditempat itu. 2. Observasi : yaitu melihat atau meneliti secara langsung cara pembuatan dan cara mengerjakan kerajinan sovenir aceh tersebut supaya dapat memperoleh data yng dinginkn yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini. Metode Pengolahan Data a. Metode Deskriptif, yaitu metode dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh dilapangan, kemudian dianalisa dengan landasan teoritis. b. Metode Dedukatif, yaitu data dengan cara mengambil suatu kesimpulan dngan memberikan saran-saran yang berguna dan bermanfaat untuk melihat kelemahan yang ditemui dalam objek penelitian.
HASIL PENELITIAN Sebagaimana kebijakan pemerintah daerah untuk menggairahkan kegiatan usaha kecil menengah dan termasuk dalam hal ini industri kerajinan souvenir yang berbasis rumah tangga atau home industry. Produksi sebuah perusahaan khas Aceh souvenir merupakan salah satu dari beberapa produk unggulan yang terdapat di Kota Banda Aceh. Beberapa keunggulan yang dihasilkan diantaranya yaitu: • Mempunyai ciri khas tersendiri yaitu ciri khas Aceh, • Memiliki bentuknya unik dan yang menarik ciri khas Aceh dengan tampilan yang menawan. • Memiliki nuansa aneka warna yang menarik dengan berbagai tampilan. • Buatan tangan (hand made) sehingga memiliki daya tarik tersendiri jika dibandingkan dengan produk mass melalui industri yang dihasilkan oleh mesin. Sudah dapat dipastikan bahwa produk souvenir khas Aceh dalam hal ini mempunyai daya tarik sendiri dan dapat memperkenalkan budaya Aceh sebagaimana wacana pemerintah Aceh untuk mempromosikan budaya Aceh kepada pelancong (turis) yang datang ke Aceh baik dari dalam negeri maupun dari mancanegara. Disamping itu, yang menjadi daya tarik produk kerajinan souvenir khas Aceh sebagaimana yang telah disampaikan di atas, minat pengunjung baik dari dalam negeri maupun luar negeri jika dibandingkan dengan produk souvenir dari daerah lainya memiliki perbedaan diantarnya yaitu: • Khas Corak daerah Aceh yang unik. • Model Aceh yang sangat berbeda dengan daerah lainnya. • Kualitas bunga atau corak yang berbeda-beda. • Bordirnya sangat rapi dan mencerminkan khas budaya Aceh. Sedangkan khusus untuk pembeli kerajinan souvenir yang berasal dari daerah Aceh (lokal) adalah dengan beberapa alasan diantaranya: • Memiliki nilai seni tradisional dengan citra Aceh yang tinggi nilai budayanya.
Adanya kebanggaan tersendiri karena mengalir pesan-pesan budaya Aceh. Ingin menghargai budaya sendiri sebagai warisan dari nenek moyang sehingga budaya Aceh dapat dilestarikan dan menjadi kebanggaan yang merupakan identitas bagi daerah Aceh. Souvenir Aceh diproduksi secara buatan tangan dengan memakai alat-alat bantu kerja yang sangat sederhana. Produksi buatan tangan tentu memiliki ciri khas tersendiri dan sulit untuk dapat ditiru dan berbeda dengan produk yang dihasilkan oleh mesin. • •
Selanjutnya, menurut sejarah kebudayaan Aceh ini mulai dipakai pada masa Sultan Ali Mugayatsyah memerintah Kerajaan Aceh pada tahun 1514-1528. pada waktu inilah yang sebenarnya seperti terdapat sekarang ini. Yang berorentasi pada kepercayaan Islam yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial budaya masyarakat di daerah ini. Karena itu kedudukan khas daerah dapat diartikan sebagai berikut: Motif dan corak serta campur warna di sesuaikan dengan daerah itu masing-masing. Ukiran motif yang berbentuk aksara Arab dan Kaligrafi Bentuk-bentuk lainnya banyak terdapat pada Dinas Sosial kebudayaan yang menampilkan ke Islaman. Bentuk dan kreasi yang lebih dominan pada bentuk yang mempunyai makna itu sehingga menampilkan keceriaan baru setiap pemakai. Rangkaian dari aksara BA, MIN, LAM, dan HA itu mewujudkan kalimah atau Kaligrafi juga motif Pintu Aceh. Tinjauan Aspek Teknis Usaha Kerajinan Souvenir Pada aspek teknis yang menjadi perhatian yaitu perihal yang beraitan dengan bagaimana kegiatan produksinya dan sekaligus proses produksinya sehingga dihasilkan produk jadi yaitu kerajinan souvenir. Disamping itu, yang berkaitan dengan produksi dari sisi bagaimana penggunaan teknologinya yang dalam hal ini alat bantu kerja seperti mesin jahir dan mesin bordir, serta alat bantu kerja (peralatan/perlengkapan) sederhana lainnya yang membantu dalam menghasilkan produk kerajinan souvenir. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan usaha kerajinan souvenir agar dapat tetap berkiprah dalah usaha kecil menengah di bidang kerajinan souvenir diantaranya adalah: 1. Memiliki fasilitas (mesin/alat bantu kerja) yang baik dengan teknologi yang memadai. Saat ini umumnya usaha kerajinan souvenir yang berada di Kota Banda Aceh dan sekitarnya masih menggunakan teknologi dan alat kerja yang sederhana yaitu mesin jahit biasa, mesin bordir, peralatan bantu sederhana lainnya yang secara kuantitas masih belum begitu dapat memproduksi dalam jumlah relatif banyak. Disamping itu dalam hal kualitas walaupun kualitas yang dihasilkan tergolong baik, akan tetapi sebaiknya sudah dapat memikirkan pengembangan kualitas yang exelen dengan menerapkan ISO 9000 dan lain sebagainya sebagai peningkatan kualitas produk kerajinan souvenir. Pengadaan perangkat mesin itu juga sebaiknya tidak terlalu mahal, karena mengingat jika terlalu mahal tidak akan berimbang dengan nilai jual terhadap produk tersebut. Beberapa produk kerajinan souvenir merupakan produk handicraft yang diproduksi dalam skala terbatas. 2. Memiliki keahlian dan skill yang diperlukan Umumnya pekerja kerajinan souvenir merupakan usaha keluarga dan dikerjakan oleh anggota keluarga terdekat. Adapun dalam skala yang lebih besar mereka menggunakan tenaga eksternal (outsourching), hal ini sangat tergantung keperluan, untuk tenaga ahli mungkin hanya diperlukan satu atau beberapa orang yang membantu untuk menghasilkan produk kekhasan Aceh dengan karakteristik tertentu. Makin rumit produk makin diperlukan keahlian (keahlian seorang profesional). Sedangkan untuk tenaga harian yang tidak memerlukan keahlian yang terlalu tinggi cukup dengan tenaga pekerja biasa dan dengan keahlian biasa sampai menengah. Biasanya usaha/perusahaan tersebut memberikan pelatihan sederhana kepada pekerja mereka untuk dapat mengerjakan perkerjaan tertentu. 3. Didukung oleh Stakeholders Dukungan oleh seluruh stakeholder adalah sangat diperlukan. Bentuk dukungan dari masyarakat, pemerintah (pusat maupun daerah) yang biasanya berkoordinasi dengan dinas terkait adalah sangat diperlukan untuk keberlangsungan usaha kerajinan souvenir tersebut. Demikian juga dengan dukungan dan kerjasama dengan pihak swasta, adalah sangat diperlukan misalnya dalam hal pendanaan, promosi produk bersama, pemberian pelatihan tertentu yang berkaitan dengan peningkatan skill dan keahlian sehingga dapat menghasil kan produk kerajinan souvenir yang kompetitif dan dapat menarik perhatian tidak hanyak dari dalam negeri akan tetapi lebih jauh lagi turis dari manca negara. 4. Melakukan promosi dan penetapan harga yang memadai Walaupun dalam penelitian ini tidak dikhususkan pada strategi pemasaran, akan tetapi ada baiknya untuk memperhatikan aspek pemasaran khususnya yang berkaitan dengan promosi dan penentapan harga. Promosi yang dilakukan oleh usaha kerajinan souvenir Aceh adalah masih sangat jarang. Biasanya promosi dilakukan melalui brosur, leaflet dan kadangkala melalu radio dan surat kabar dalam frekuensi yang terbatas. Sedangkan penetapan harga walaupun tidak ada metode khusus, akan tetapi penetapan harga yang biasa dilakukan adalah dengan cara menghitung pengeluaran biaya produksi dan dihitung presentasenya untuk mendapatkan keuntungan setelah dipotong biaya lainnya seperti pajak, promosi, dan lainnya. 5. Layout pabrikasi Untuk usaha kerajinan multi usaha, umumnya bangunan usahanya relatif lebih besar dan memiliki bilik tertentu untuk kegiatan spesifik yang telah diatur oleh manajemen perusahaan. Bagi usaha yang relatif lebih besar mereka menetapkan sendiri layout pabrik kecil (semi pabrikasi) dengan cara yang sederhana pula. Untuk itu diperlukan suatu upaya penetapan/penentuan layout pabrik untuk menghitung efisiensi dan efektifitas kerja sehingga output
produksi dapat tercapai dan sekaligus tujuan efisiensi/efektifitas kerja pabrik dapat dicapai dan pengeluaran biaya produksi pabrik dapat dikontrol hendaknya.
PEMBAHASAN Berbagai jenis produk yang dihasilkan oleh usaha kecil menengah yang berbasis rumah tangga yang berada di Kota Banda Aceh dan sekitarnya. Berikut karakteristik yang dihasilkan dan kualitas yang ditawarkan serta kuantitas yang dapat dihasil dalam produksi kerajinan souvenir tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Jenis-jenis Souvenir Aceh a. Aneka Tas Bordir Aceh Berbagai macam dan beraneka tas bordir yang dihasilkan dalam produk kerajinan tas dengan menggunakan sulaman baik emas maupun kuningan pada dasar bordir di bagian atasnya, dan bawah dengan mencampurkan benang corak yang berbeda sehingga kesannya mewah dan mempesona untuk memberikan daya tarik tersendiri. Kembang tidak begitu menyolok Desaing kembang yang disesuaikan dengan perkembangan dan keadaan keterkinian. Dominasi kembang pintu Aceh lebih mencolok Ada beberapa yang berbentuk aksara Arab Jadi produksi kerajinan souvenir yang dihasilkan tersebut disesuaikan dengan budaya Aceh dan memiliki daya tarik tersendiri sehingga memiliki seni yang indah dan berkelanjutan. b. Peci Bordir Aceh Pada umumnya produksi peci mempergunakan motif dan corak yang berbeda-berbeda sehingga memiliki daya tarik tersendiri khususnya bagi kaum pria yang ingin menggunakan peci (kopiah) khas yang bernuansa Aceh. Walaupun daerah lain memproduksi produk kerajinan peci tersendiri, akan tetapi memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya khususnya dengan peci (kopiah) khas Aceh yang di produksi oleh pengrajin Aceh. Dalam rangka mengembangkan budaya daerah Aceh dan sekaligus untuk mengangkat produk kerajinan khas Aceh menjadi produk yang berkelanjutan sehingga penggunaan dan promosi produk peci bordir Aceh dapat senantiasa untuk dilestarikan. Sebagai gambaran, umumnya pemakai peci adalah para pejabat, ustat, masyarakat umum dan termasuk dalam hal ini kalangan artis karena dianggap peci Aceh memiliki kekhasan tersendiri. Kerajinan dalam pembuatan peci khas Aceh ini biasanya terbuat dari kain Beludru dan Benang Bordir serta dengan menggunakan sulaman benang emas. Pengerjaan dan produksi souvenir peci adalah sangat sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yaitu: a. Beldru Made in India b. Benang Bordiran c. Benang Rasap yang berwarna Emas.
c.
d.
Ukiran-ukiran tersebut lebih banyak seninya dari nilai kharismanya, sedangkan kharismanya terpancar juga dari dalamnya, Bordiran yang indah serta motif-motif yang dibuat banyak juga persamaan dengan seni hias ( ukir ) atau pun Sulaman. Motif-motif yang terdapat pada hasil sulaman pada peci khas Aceh diantaranya bermotif: − Ukiran Pintu Aceh − Motif Peci T.Umar − Bungong Jeumpa − Bungong Seulanga − Pucok Rebong Baju Koko atau Baju Shalat Umumnya baju koko yang diproduksi di Aceh adalah memiliki ciri khas tersendiri yaitu mempunyai bordir dengan motif Pintu Aceh. Selain itu, didukung oleh bentuk motif pendukung lainnya yaitu dengan bentuk dan motif yang berbagai macam seperti: − Bunga-bunga (Bungong) Jeumpa − Pintu Aceh (Pinto Aceh) − Kacang-kacangan − Daun Melur − Angan-angan berputar − Dan Lain-lain Motif yang dihasilkan tersebut dibentuk dengan nuansa kreatifitas yang berbda-beda sesuai dengan nuansa yang ingin ditampilkan. Hal tersebut dibuat agar produk yang dihasilkan tidak monoton pada konsep yang sama tanpa adanya variasi terhadap motif dengan citra dan nuansa yang berbeda-beda. Disamping itu, kadangkala motif tertentu di produksi disesuaikan dengan permintaan pasara atau permintaan konsumen yang dalam hal ini memenuhi kuantitas yang memadai tentunya. Dompet Wanita atau Pria
Umumnya produk dompet yang dibuat juga dibordir sesuai dengan potongan yang telah di bentuk polanya sehingga waktu menjahit tidak menyulitkan dalam pembentukannya untuk menjadi produk dompet yang diinginkan. Pada dompet wanita memiliki ciri khas tersendiri yaitu keunikan karena bordirnya lebih halus, rapi dan juga melambangkan motif pintu Aceh serta motif kerawang Gayo. Penggunaan Benang dan jenisnya lebih kepada penyesuaian akan selera dan permintaan pasar. Jika dilihat dari bentuk yang di tampilkan oleh Produksi tidak jauh beda dengan dompet yang telah di pasarkan yang bahan dasar maka produk dompet ukiran tersebut tidak jauh beda dengan produk kulit atau sintetis yang ada di pasar. Produk dompet bordir yang dihailkan oleh pengrajin tersebut bordirannya menggunakan bahan baku kain pada bahan dasar yang mudah dibordir sehingga tampilannya lebih terlihat mewah dan unik, serta halus dan rapi tidak jauh beda dengan buatan pabrik yang dibuat dengan alat yang canggih serta lebih modern. Disamping itu terdapat beberapa manfaat dan kegunaan dompet wanita secara umum diantaranya yaitu: • Sebagai Perhiasan Dompet ini dipergunakan sehari-hari sebagai perhiasan pakaian yang di pegang ditangan dan dapat menyimpan barang-barang yang berharga lainnya. • Sebagai Seni Sebagai kerajinan Tradisional yang dipakai dalam pertunjukkan pesta atau keundangan dan lain-lain. • Dompet sebagai pelengkap Wanita Dipergunakan sebagai pegangan dalam untuk menjalankan tugas untuk kegiatan apa saja. • Dompet juga banyak gunanya Yang terpenting selain yang tersebut di atas dompet merupakan pakaian wanita dalam menjalankan rutinitas sehari-hari serta dapat menyimpan barang-barang yang berharga seperti uang untuk melindungi dari hal yang menyebabkan uang itu kececer atau jatuh. Terdapat beberapa tempat kegiatan usaha produksi kerajinan souvenir yang ada di Kota Banda Aceh dan sekitarnya diantaranya yaitu: − Usaha souvenir di Kampung Laksana − Usaha Massana Souvenir − Usaha Nyakni di Blower, dan − Beberapa usaha kerajinan souvenir kecil lainnya. Sedangkan outlet-outlet dan toko-toko tersebat di berbagai penjuru Kota Banda Aceh dan sekitarnya seperti diantaranya: 1. Jalan Mohammad Jam, Putroe Aceh Souvenir 2. Jalan K.H. Ahmad Dahlan Putroe Aceh Souvenir 3. Lam Lagang Jalan Soekarno Hatta 4. Jalan T. Pelajar Merduati Aceh Putra 5. Jalan Polsek Khasanah Souvenir 6. Jalan R.T.Saffiatuddin depan Kodam Pusaka Souvenir 7. Jalan Pucot Baren No.39 E Massana Souvenir. 8. Bandara Sultan Iskandar Muda (dikhususkan untuk tujuan wisata bagi pelancong lokal dan manca negara). Keberadaan otulet-outlet dan toko-toko souvenir yang berada di Kota Banda Aceh dan sekitarnya telah memainkan peran dalam mempromosikan produk kerajinan souvenir Aceh kepada khalayak ramai baik pembeli lokal, daerah lain, dan turis mancanegara. 2. Aspek Produksi Produk Kerajinan Souvenir Dalam memproduksi produk kerajinan souvenir Aceh Bahan baku yang digunakan dapat dibagi manjadi 5 (lima) bagian: a. Beldru Kain beludru di potong sesuai bentuk dan ukurannya disesuaikan dengan bahan yang digunakan untuk membuat Souvenir tersebut. Sedangkan kekhasannya dapat digolongkan dalam 3 (tiga) jenis yaitu: Beldru itu jahit dengan menggunakan benang Bordir 1. Ukiran motif dibentuk atau dijahit sesuai keadaan dan model barang dihasilkan. 2. Di jahit pada dasar kain sehingga membentuk motif 3. Lapisan dalam dan kancing yang di pakai Beludru dan Kain dari: 1. Beldru 2. Kain Saten untuk lapisan barang yang akan dijahit 3. Pola sesuai dengan motif yang ingin di jahit kerawang atau bentuk motif yang ingin ditampilkan pada barang Souvenir. Souvenir yang banyak dipasarkan seperti: a. Beludru jenis queen dari india b. Tas bermotif Pintu Aceh
b.
c.
c. Peci bermotif Keupiah Meukotop d. Baju Koko atau Baju Shalat motif dan jenis kerawang lainnya. Ukiran Souvenir Untuk memperindah motif diberikan variasi dengan membuat ukiran pada model dan desain. Ukiran-ukiran dari benang emas dan di gunakan pada garis-garis sketsa bentuk kembang yang akaan di tampilkan tidak begitu mencolok atau menantang. Ukiran-ukiran Souvenir menurut pandangan masyarakat Aceh bersumber pada Kaligrafi dan motif melayu dari sumber ini dibentuk ukiran-ukiran yang indah dan mempunyai gaya seni tersendiri yang sangat menarik. Souvenir yang bentuk Bordiran Maksud dari Bordiran yaitu: bagian gambar motif yang terdiri dari kreasi lukisan sebagai dasar dalam membuat Bordir. Bordir ini memiliki ciri khas tersendiri dan berbeda dengan motif/bordir dari daerah lainnya di luar Aceh dan motif Aceh tidak akan menyerupaia motif dari daerah lainnya. Untuk itu, produsen usaha kerajinan akan tetap mengawasi kreasinya dengan prosedur produksinya telah ditetapkan oleh masingmasing produsen tersebut keasliannya masih tetap dapat terjaga dan akan sulit untuk ditiru oleh produsen lainnya.
3. Jenis-jenis Motif Aceh Berbagai macam motif pintu Aceh yang juga mempunyai keindahan dan makna yang mengesankan yang terdapat seperti pada ukiran-ukiran warna pintu Aceh yang berwarna kuning keemasan yang melambangkan bentuk kerajaan yang mempunyai arti kemegahan. Beberapa produk yang mempunyai ciri khas Aceh diantaranya adalah: a. Motif Koupiah Meukutop Koupiah Meutukop memiliki arti bagi setiap pemakainya. Hal ini seperti dipakai oleh tokoh-tokoh yang berkuasa di Aceh pada jaman dahulu pada msa kerajaan dan penguasa Aceh terdahulu, seperti dipakai oleh Sultan, pahlawan nasional dan pejuang Aceh dalam mengusir penjajah Belanda yaitu Teuku Umar Johan Pahlawan. b. Peci Bordir Aceh Peci Bordir Aceh saat ini sedang berkembang dan sudah dikenal keseluruh penjuru tanah Air terutama kedaerah-daerah yang banyak orang muslim seperti di pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi (Makassar). 4. Prospek Perkembangan Usaha Souvenir di Kota Banda Aceh Dalam usaha produksi kerajinan souvenir dapat dirasakan manfaatnya yaitu bertambahnya income bagi si pengelola usaha dan sekaligus penghasilan bagi pekerja pengrajin tersebut. Secara keseluruhan usaha kerajinan souvenir ini akan memberikan nilai tambah juga bagi pemerintahan melalui penyerapan tenaga kerja dan disamping itu menghidupkan perekonomian daerah tentunya. Hasil yang diperoleh bagi usaha kerajinan souvenir ini adalah bervariasi tergantun berapa banyak produk yang hasilkan dan berapa produk yang terserap atau laku dijual di pasar. Souvenir yang dianggap sebagai barang langka yang memiliki kekhasan tersendiri yang dihasilkan oleh suatu daerah. Produksi kerajinan souvenir khas daerah Aceh ini dapat meningkatkan pelancong atau turis yang datang dan berkunjung ke daerah Aceh, dimana keberadaan souvenir itu sendiri menjadi daya tarik bagi pelancong/turis tersebut. Disamping itu, keberadaan produk souvenir ini juga menjadi daya tarik tersendiri sebagai daya tarik untuk tujuan wisata oleh turis-turis internasional dengan prakondisi dimana berbagai souvenir dan cendera mata yang disuguhkan oleh pengrajin Aceh dapat mempertahankan keistimewaan dan kekhasan daerah Aceh yang unik dan menarik. Disamping itu diperlukan pengembangan produk souvenir khas Aceh yang berlandaskan budaya spesifik dan kompetitif jika dibandingkan dengan souvenir dari daerah lainnya. Akan tetapi terdapat persaingan terhadap produk-produk souvenir dan hasil kerajinan tangan yang diproduksi oleh pengrajin dari luar negeri misalnya dari malaysia, Timur Tengah, India dan negara lainnya yang dijual di pasar internasional. Untuk dapat memasarkan produk kerajinan Aceh tentunya diperlukan juga jalur distribusi yang memdai baik di Indonesia sendiri, negara tetangga dan pasar internasional lainnya. Berdasarkan peluang-peluang yang ada yang telah dipaparkan di atas, namun produksi kerajinan souvenir tersebut masih dihadapkan beberapa kendala diantaranya: a. Tantangan kualitas sumber daya manusia Pekerja yang bekerja saat ini pada usaha kerajinan souvenir tersebut yaitu berada pada tingkat pendidikan variatif (mulai dari tamat SMP sampai sarjana) dan memiliki keahlian/pengalaman yang berbedabeda. Pekerja/karyawan ditempatkan sesuai dengan keahlian dan pengalaman yang mereka miliki, misalnya dalam hal pengoperasian mesin-mesin peralatan produksi dalam hal pengolahan bahan baku dilakukan oleh tenaga teknis yang memahami permesinan. Dalam beberapa kondisi hasil observasi dan wawancara dengan beberapa tokoh kunci pada usaha kerajinan souvenir tersebut, kendala kualitas SDM masih dirasakan umumnya pada pekerja dimana mereka bekerja pada kondisi yang serba terbatas dan dalam beberapa usaha kecil mereka hanya memiliki peralatan sederhana, disamping keahlian pekerja yang terbatas dan bekerja pada hal yang sama (monoton). Untuk memperbaiki kondisi tersebut diperlukan upaya yaitu peningkatan kapasitas pekerja/pegawai melalui pelatihan khusus untuk peningkatan dan pengembangan kemampuan pekerja/karyawan.
b. Tantangan teknologi dan informasi Perkembangan teknologi yang begitu pesat juga memaksa para pemilik usaha kerajinan untuk dapat mengadaptasikan diri dengan perubahan teknologi tersebut, seperti pembaharuan mesin kerja seperti mesin jahit dan bordir untuk meningkatkan baik kapasitas usaha, dari sisi kuantitas yang diperoleh dapat lebih banyak dalam waktu relatif singkat jika dibandingkan dengan mesin sederhana tersebut. Disamping itu juga adaptasi teknologi dapat meningkatkan kualitas produk yang dapat menghasilkan produk dengan mutu yang lebih baik. Adaptasi teknologi secara umum dapat meningkatkan kinerja usaha/perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi penggunaan teknologi tersebut juga masih dalam kapasitas yang diperlukan dan disesuaikan dengan kemampuan usaha/perusahaan. Sebagai contoh pada kondisi tertentu misalnya untuk merancang/desain produk souvenir akan lebih presisi dan lebih mudah dengan menggunakan teknologi komputer (desain dengan corel draw, photoshop dan lainnya) dibandingkan dengan menggunakan tangan akan lebih rumit dan memerlukan waktu pengerjaan yang relatif lama. c. Tantangan situasi perekonomian dan stabilitas keamanan Globalisasi dan krisis dunia tahun 2008 yang berpengaruh terhadap segala jenis usaha. Krisis perekonomian dunia juga berdampak kepada sektor industri dan dalam hal ini berdampak kepada usaha kecil menengah yaitu usaha kerajinan souvenir Aceh secara umum. Implikasi dari krisi global juga berpengaruh kepada daya beli masyarakat dunia sehingga kegiatan usaha mengalami gangguan dan lesu darah. Mensiasati hal tersebut, pengusaha pada usaha kerajinan souvenir perlu melakukan pengaturan strategi ulang usaha mereka untuk melakukan kegiatan usaha yang lebih kompetitif dan fokus pada perbaikan kinerja usaha. Diamping itu, diperlukan upaya untuk nelakukan kerja sama dalam hal jaringan distribusi baik lokal maupun lebih luas lagi regional maupun internasional. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar kepercayaan akan kerajinan souvenir Aceh tetap terjaga. d. Manajemen Keluarga (Family Management) Usaha yang dilakukan pada usaha kerajinan souvenir pada umumnya masih dikelola oleh keluarga. Beberapa posisi puncak dalam hal ini sudah pasti ditempati oleh anggota keluarga. Hal ini dilakukan karena dengan alasan untuk menjaga kelanggengan usaha dan keutuhan usaha keluarga. Beberapa kelemahan yang terjadi dimana ada kesungkanan yang nyata terjadi misalnya ketika seorang ayah sebagai pimpinan melakukan kesalahan sedangkan anak sebagai bawahannya akan sungkan untuk menyampaikannya. Disamping itu, kadangkala dalam hal pengambilan keputusan masih mengutamakan perasaan kekeluargaan yang belum tentu benar. Sudah pasti hal tersebut sangat menjadi kendala utama jika dibandingkan dengan menerapkan manajemen yang lebih profesional sehingga segala kegiatan harus dapat dipertanggung jawabkan.
KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah: 1. Kegiatan kerajinan souvenir pada usaha kecil menengah yang berada di Kota Banda Aceh masih mempunyai potensi dan prospek yang baik untuk melakukan pengembangan kegiatan usahanya. Keberadaan kerajinan bordir Aceh saat ini sudah sangat di kenal tidak hanya di Aceh akan tetapi diluar Aceh dan mancanegara. 2. Keberadaan usaha kerajinan souvenir sangat mendukung pemerintah Aceh dalam hal menggalakkan Aceh sebagai tujuan wisata. 3. Usaha kerajinan souvenir juga dapat mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Aceh. 4. Usaha kerajinan souvenir dapat memberikan peningkatan income bagi pengelolanya dan pendapatan bagi pekerja dan membantu perekonomian daerah secara akumulatif. 5. Keberadaan kerajinan souvenir khas Aceh memberikan dampak kepada peningkatan perikehidupan sosial yang lebih baik dimana juga dapat melestarikan budaya Aceh dan meningkatkan kecintaan masyarakat akan budaya dan daerah Aceh dengan simbol-simbol khas Aceh yang ditampilkan. 6. Simbol-simbol khas Aceh yang bernuansa islami dapat mempererat persatuan masyarakat Aceh secara menyeluruh.
SARAN Saran-saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah: 1. Untuk pengembangan usaha kerajinan souvenir ini dimasa yang akan datang perlu hendaknya untuk memikirkan peningkatan kemampuan yang berbasis teknologi seperti penggunaan mesin bordir dan mesin jahit yang lebih baik. Disamping itu, untuk desain dan perancangan produk yang unggul dan kompetitif perlu hendaknya dirancang dengan menggunakan teknologi komputer. 2. Perlu hendaknya memberikan pelatihan khusus kepada karyawan (pekerja) sebagai bentuk peningkatan ilmu pengetahuan dan penyegaran yang berguna untuk peningkatan kapasitas karyawan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja usaha kerajinan souvenir secara menyeluruh. 3. Perlunya peningkatan saluran distribusi penjualan produk ke pasar-pasar potensial dengan cara kerja sama dengan pihak distributor baik lokal maupun internasional sehingga dapat mendongkrak penjualan produk kerajinan souvenir. 4. Sebaiknya pengusaha sudah memikirkan untuk memproduksi produk yang lebih variatif dan penyesuaian produk terhadap perkembangan kekinian dan tentunya mengikuti permintaan pasar.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Adi Nogroho (2002), Studi Kelyakan Bisnis. Graha Ilmu, Yogyakarta Engel, James. F, Roger D. Blackwell dan Paul W. Miniard. 2004. Perilaku Konsumen. Jakarta : Binarupa Aksara. Hal 26. Ilyas, Yaslis (2003) Kinerja Teori, Penilaian dan Penelitian. Universitas Indonnesia Jakfar & Kasmir (2003), Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media, Jakarta Timur Jhon C. Mowen (2002), Perilaku Konsumen. Prenada Media, Jakarta Timur Kottler, Philip (2002) Manajemen Pemasaran, Edisi milenium, jilid I PT. Prenhallindo, Jakarta Ooi, Can-Seng (2006). ”Tourism and the Creative Economy in Singapore” Pangestu, Mari Elka (2008). “Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025”, disampaikan dalam Konvensi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015 yang diselenggarakan pada Pekan Produk Budaya Indonesia 2008, JCC, 4 -8 Juni 2008 Peter, J. paul dan Jerry, C. Olson (2000). Consumer Behaviour, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi 4, Jilid 2, Erlangga, Jakarta. Roller (2003), Seni dan Budaya. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta Setiadi, J. Nugroho (2003) Perilaku Konsumen. Prenada Media, Jakarta Timur Suparwoko (2010:9). Pengembangan Ekonomi Kreatif Sebagai Penggerak Industri Pariwisata Umar, Husein. 2002. Metode Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Yahya, Yohanes (2006) Pengantar Manajemen. Graha Ilmu, Yogyakarta Yoeti, Oka A. (1985). Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa Yozcu, Özen Kırant dan Đçöz, Orhan (2010). “A Model Proposal on the Use of Creative Tourism Experiences in Congress Tourism and the Congress Marketing Mix”, PASOS, Vol. 8(3) Special Issue 2010