Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 4 No. 1, Juni 2015
Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Penerapan e-Filing Terhadap Kepatuhan Dalam Menyampaikan Spt Tahunan Di Kota Surabaya Eugenia Sareba’ Sesa, Vierly Ananta Upa, Josephine K. Tjahjono Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya, Indonesia
[email protected] [email protected] [email protected] Abstrak - Pajak merupakan salah satu sumber pemasukan bagi Negara Indonesia yang terbesar. Langkah yang diambil oleh pemerintah untuk menjaga sumber pendapatan negara adalah dengan memaksimalkan penerimaan pajak dari berbagai kegiatan. Selain membayar pajak seorang wajib pajak juga mempunyai kewajiban dalam melaporkan SPT Tahunannya. Dalam situs DJP dituliskan tentang fakta mengenai jumlah wajib pajak yang melaporkan SPT Tahunannya ternyata masih rendah. Untuk mengatasi masalah rendahnya pelaporan SPT Tahunan ini maka pemerintah membuat sebuah terobosan baru yaitu sistem pelaporan SPT Tahunan secara online yaitu dengan menggunakan e-Filing. Pelaporan SPT Tahunan secara online baru berlaku pada dua jenis SPT untuk Wajib Pajak Orang Pribadi, yaitu SPT 1770 S dan SPT 1770 SS. Fenomena pelaporan SPT Tahunan secara online masih merupakan hal yang menarik untuk di teliti karena setiap orang akan mempunyai persepsi yang berbeda terhadap penerapan e-Filing. Penelitian ini menggunakan dua faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT Tahunan, yaitu persepsi kemudahan dan persepsi kebermanfaatan e-Filing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh persepsi kemudahan dan persepsi kebermanfaatan e-Filing dalam menyampaikan SPT Tahunan. Objek penelitian adalah wajib pajak orang pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan di Kota Surabaya. Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah non purposive sampling dengan responden sebanyak 88 orang wajib pajak. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dengan menggunakan analisis regresi berganda dan uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kemudahan e-Filing dan persepsi kebermanfaatan e-filing tidak berpengaruh terhadap kepatuhan dalam menyampaikan SPT Tahunan. Kata kunci
: persepsi kemudahan, persepsi kebermanfaatan dan kepatuhan formal wajib pajak.
I. PENDAHULUAN Penerimaan pajak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keuangan negara, karena pajak merupakan suatu sumber pendapatan negara yang terbesar (Laihad, 2013). Selain pajak, sumber pendapatan negara yang cukup besar adalah dari hasil penerimaan minyak bumi dan gas. Kenyataannya adalah minyak bumi dan gas merupakan sumber daya alam yang terbatas dan hal tersebut tidak akan menjamin kondisi keuangan negara akan tetap baik untuk waktu yang lama. Selain menjaga sistem keuangan negara, pemerintah juga harus mengambil langkah yang pasti agar perekonomian di negara ini tidak terganggu. Langkah yang diambil adalah dengan memaksimalkan penerimaan pajak dari berbagai kegiatan.
Setiap wajib pajak (WP) diwajibkan memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). NPWP digunakan sebagai syarat dalam melakukan transaksi perpajakan. Selain membayar pajak wajib pajak juga mempunyai kewajiban dalam melaporkan surat pemberitahuan tahunan (SPT). Kegiatan melaporkan SPT tahunan dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP). SPT yang harus disampaikan ke KPP mempunyai batas waktu sesuai dengan jenis SPT dan jenis pajaknya. Adapun batas waktu penyampaian SPT sesuai dengan UU Nomor 28 Tahun 2007 yaitu SPT Tahunan Pajak Penghasilan WP Orang Pribadi, paling lama tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak dan untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan WP Badan, paling lama empat bulan setelah akhir Tahun Pajak (Padiangan, 2010).
70
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 4 No. 1, Juni 2015 Situs Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menuliskan tentang fakta mengenai jumlah wajib pajak yang patuh dalam menyampaikan SPT tahunannya ternyata masih rendah. Hal yang dilakukan oleh pemerintah untuk mensiasati rendahnya kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT tahunannya adalah dengan membuat biaya kepatuhan menjadi rendah. Kepala kantor wilayah DJP Jakarta Barat, Sakli Anggoro mengatakan ketika biaya kepatuhan dalam membayar pajak rendah, maka jumlah kepatuhan wajib pajak juga akan meningkat. Rendahnya kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT tahunan mendorong pemerintah mencari cara untuk mengatasai masalah tersebut. Langkah yang diambil oleh pemerintah adalah dengan menggunakan perkembangan teknologi yang ada sebagai sarana bagi wajib pajak dalam menyampaikan SPT tahunannya. Data Internet World Statistic mengatakan bahwa Indonesia berada pada posisi ke empat pada jumlah pengguna internet di Asia. Selain itu Indonesia masuk dalam daftar negara dengan jumlah pengguna internet dan berada pada posisi ke delapan dengan estimasi populasi penduduk Indonesia tahun 2012 sekitar 248.645.008 orang dengan pengguna internetnya sebesar 55.000.000 orang, ini merupakan peningkatan yang sangat tinggi dalam dunia pengguna internet dibandingkan dengan tahun 2006 jumlah pengguna internet di Indonesia adalah 2.000.000. Salah satu cara yang dibuat oleh Pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan minat dan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT tahunannya adalah dengan membuat sistem pelaporan secara online yaitu e-Filing. Muktia Agus Budi Santosa, selaku Kepala Seksi Pengembangan dan Penyuluhan Dirjen Pajak di Kantor Pajak Jakarta dalam situs DJP mengungkapkan bahwa eFiling ini dibuat untuk mengurangi pertemuan langsung antara wajib pajak dengan petugas pajak, mengurangi volume antrean, mengurangi berkas fisik dokumen perpajakan, jadi sekarang sudah jauh lebih mudah. Faisal (2009) mengatakan bahwa untuk dapat menggunakan e-Filing wajib pajak harus mengajukan permohonan ke kantor pajak dan akan diberikan e-FIN yaitu semacam indentitas online. Untuk memperoleh e-FIN wajib pajak perlu melayangkan permohonan yang dilengkapi dengan fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), SKT dan surat pengukuhan PKP (untuk SPT PPN). Selain e¬-FIN, wajib pajak juga mendapatkan sertifikat digital dari website ASP yang berfungsi sebagai pengaman data SPT. Ada beberapa keuntungan dalam menggunakan e-Filing seperti yang dituliskan dalam buku Faisal (2009) yang berjudul “Bagaimana Menjadi Wajib Pajak yang Lebih Cerdas” keuntungan tersebut antara lain real time 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu dengan standar
waktu WIB, kemudian tidak terlalu terikat dengan jatuh tempo pelaporan karena ada kelonggaran 14 hari selain itu e-Filing juga hemat biaya, waktu dan tenaga. Penelitian ini difokuskan untuk mengatahui persepsi wajib pajak terhadap penerapan e-Filing, yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Penelitian ini juga akan menghubungankan pengaruh antara persepsi kemudahan e-Filing dan persepsi kebermanfaatan e-Filing terhadap kepatuhan dalam menyampaikan SPT Tahunan. II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Persepsi Menurut Hardjana (2010) persepsi adalah pandangan orang tentang kenyataan. Persepsi merupakan proses yang kompleks yang dilakukan orang untuk memilih, mengatur dan memberikan makna pada kenyataan yang dijumpai disekelilingnya.Persepsi dipengaruhi oleh pengalaman, pendidikan, dan kebudayaan. Sementara menurut Robbin dan Judge (2008) pengertian persepsi adalah proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Selain itu menurut Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2007) persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seorang individu memberikan arti pada lingkungan. Berdasarkan pengertian persepsi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian persepsi adalah sebuah proses yang dialami oleh setiap induvidu dalam menentukan arti dari aktivitas atau suatu benda yang ada disekitarnya. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi. Robin dan Judge (2008) menjabarkan tiga faktor yang membentuk dan mempengaruhi persepsi. Faktor pertama berasal dari diri individu tersebut yang meliputi sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman masa lalu, dan harapan-harapan seseorang. Sedangkan faktor kedua berasal dari dalam diri objek atau target yang diartikan meliputi sesuatu yang baru, gerakan, ukuran, latar belakang, kedekatan, kemiripan. Faktor yang ketiga yaitu faktor dalam situasi yang meliputi waktu, keadaan kerja, dan keadaan sosial. Gasperz (1999) menuliskan faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi konsumen yaitu kebutuhan dan keinginan, pengalaman masa lalu, pengalaman dari teman-teman, serta komunikasi melalui iklan dan pemasaran. Berdasarkan faktor-faktor persepsi yang dituliskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi setiap orang untuk suatu benda atau objek yang sama akan selalu berbeda dan itu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang ada. Surat Pemberitahuan (SPT)
71
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 4 No. 1, Juni 2015 SPT adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Nugroho, 2009). SPT berfungsi sebagai sarana melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan oleh wajib pajak (Waluyo, 2010). Pasal 3 UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 menegaskan bahwa setiap WP wajib mengisi surat pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikan ke kantor DJP tempat WP terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh DJP. Ada dua jenis SPT yang diatur dalam UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 pasal 1 angka 12 dan 13 yaitu SPT Masa dan SPT Tahunan. SPT Masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak, sementara SPT Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak. UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 pasal 3 angka 3 dituliskan tentang batas waktu penyampaian SPT. SPT Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir masa pajak, dan SPT Tahunan WPOP paling lama 3 bulan setelah akhir tahun pajak, sedangkan SPT WP Badan, paling lama 4 bulan setelah akhir tahun pajak.
mengatakan bahwa penyampaian SPT secara elektronik ditetapkan DJP dengan diterbitkannya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP05/PJ/2005 Tanggal 12 Januari 2005 tentang Tata Cara Penyampaian SPT Secara Elektronik e-Filing melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan dalam dunia perpajakan dibedakan menjadi dua bagian yaitu, kepatuhan formal dan kepatuhan material. Kepatuhan material adalah suatu keadaan yang dimana seorang wajib pajak melakukan atau memenuhi semua ketentuan material yang ada didalam undang-undang perpajakan. Wajib pajak yang patuh secara material bisa dilihat dari pengisian SPT dengan jujur, baik dan benar serta menyampaikan SPT Tahunan sebelum batas waktu yang ditentukan. Sedangkan pengertian dari kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana seorang wajib pajak melakukan dan memenuhi ketentuan perpajakan secara formal sesuai dengan undang-undang perpajakan misalnya, menyampaikan SPT Tahunan sebelum batas waktu yaitu 31 Maret (Nurmantu, 2003). Menurut Bwoga, Agus dan Marsyahrul (2005) tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan adalah merupakan tujuan utama dari pemeriksaan pajak, sehingga bagi wajib pajak yang tingkat kepatuhannya tergolong masih rendah maka akan dilakukan pemeriksaan. Selain itu Bwoga, Agus dan Marsyahrul (2005) juga mengatakan bahwa seorang wajib pajak termasuk dalam kategori wajib pajak yang patuh ketika memenuhi kriteria sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK.04/2000 sebagai berikut: a. Tepat waktu dalam menyampaikan surat pemberitahuan untuk semua jenis pajak dalam dua tahun terakhir. b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak. c. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir. d. Dalam dua tahun pajak terakhir menyelanggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 UU. KUP dan dalam hal wajib pajak yang pernah mengalami pemeriksaan, koreksi pada pemerikasaan terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang terutang paling banyak 5%. e. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk dua tahun terakhir diaudit oleh akuntan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba-rugi fiskal. Laporan keuangannya harus diaudit oleh akuntan publik.
e-Filing Wajib pajak bisa melakukan penyampaian SPT Tahunan melalui media internet, penyampaian lewat internet itu dikenal dengan sebutan e-Filing. Salah satu sistem yang dibuat oleh DJP untuk memfasilitasi wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan secara online adalah e-Filing. Penyampaian SPT melalui e-Filing bisa dilakukan selama 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu, hal ini sangatlah membantu bagi setiap wajib pajak, bisa dilakukan dengan menggunakan komputer ataupun smart phone. Wajib pajak yang akan menyampaikan SPT harus memiliki Electronic Filing Indentification Number (eFIN) dan memperoleh sertifikat dari DJP, eFIN adalah nomor identitas yang diberikan oleh KPP tempat wajib pajak terdaftar. eFIN diterbitkan oleh KPP tempat WP terdaftar berdasarkan permohonan wajib pajak. Permohonan diajukan secara tertulis kepada Kepala KPP tempat wajib pajak terdaftar, dengan melampirkan fotokopi kartu NPWP atau surat keterangan terdaftar dan dalam hal pengusaha kena pajak disertai surat pengukuhan pengusaha kena pajak (Pandiangan, 2008). Waluyo (2010) menuliskan tentang penyampaian SPT menggunakan e-Filing melalui ASP (Application Service Provider) atau penyedia jasa aplikasi yang ditunjuk oleh DJP sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian SPT atau pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik ke DJP. Waluyo (2010) juga
72
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 4 No. 1, Juni 2015 Technology Acceptance Model (TAM) Teori ini dikembangkan oleh Davis pada tahun 1989. Davis menyatakan bahwa TAM merupakan model yang digunakan untuk memprediksi penerimaan penggunaan terhadap teknologi berdasarkan dua variabel yaitu persepsi kebermanfaatan dan persepsi kemudahan (Davis, 1989 dalam Laihad, 2013). Laihad (2013) menyatakan bahwa persepsi kemudahan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem dapat digunakan dengan mudah dan dapat diperlajari sendiri, sementara itu persepsi kebermanfaatan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa dengan menggunakan suatu item, maka akan dapat meningkatkan kinerja pengguna tersebut.
sebagai sarana penyampaian SPT dengan kemudahan dan pertimbangan bahwa manfaat yang diperoleh jauh lebih banyak maka hal ini bisa mendorong seseorang untuk lebih tertib dan patuh dalam menyampaikan SPT Tahunan. Persepsi WP OP bahwa dengan menggunakan e-Filing sebagai sarana pelaporan SPT online akan sangat bermanfaat, maka hipotesis yang diajukan dari penelitian ini adalah: H2: Persepsi kebermanfaatan Wajib Pajak Orang Pribadi pada penerapan e-Filing berpengaruh terhadap kepatuhan dalam menyampaikan SPT Tahunan. III.
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling dimana setiap anggota populasi diberikan kesempatan yang sama supaya bisa dipilih menjadi anggota sampel. Kriteria yang digunakan dalam menentukan pengambilan sampel yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi khusus karyawan yang menyampaikan SPT Tahunan 1770 S dan 1770 SS, sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya sebatas pada WPOP yang menyampaikan SPT Tahunan 1770S dan 1770SS karena DJP baru menerapkan e-Filing pada dua jenis SPT tersebut. Model penelitian yang digunakan adalah:
Hubungan Persepsi Kemudahan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada e-Filing Terhadap Kepatuhan Dalam Menyampaikan SPT Tahunan. Robin dan Judge (2008) mengungkapkan faktor yang membentuk dan mempengaruhi persepsi bisa berasal dari diri individu tersebut yang meliputi sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman masa lalu, dan harapan-harapan seseorang. Selain itu Laihad (2013) juga menemukan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan e-Filing, Dengan demikian seorang akan mempunyai persepsi positif terhadap terobosan baru yang dikeluarkan oleh DJP dalam menyampaikan SPT secara online jika terobosan itu mudah digunakan. Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang digunakan, persepsi kemudahan e-Filing akan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan. Persepsi itu bersifat positif saat seseorang pertama kali mengetahui dan melihat e-Filing dalam menyampaikan SPT tahunan kemudian menginterpretasikan kesan sensoris saat melihat e-Filing. Adanya persepsi positif tentang kemudahan penggunaan e-Filing dari seseorang bisa membuat seseorang patuh dalam menyampaikan SPT Tahunannya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1: Persepsi kemudahan Wajib Pajak Orang Pribadipada e-Filing berpengaruh terhadap kepatuhan dalam menyampaikan SPT Tahunan.
Gambar 1: Model Penelitian Sumber: data diolah (2014)
Pengumpulan data akan menggunakan metode survei yaitu dengan melakukan penyebaran kueisoner kepada responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala Likert. Djaali dan Muljono (2007) Skala Likert yaitu skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang gejala atau fenomena dalam hal ini tentang e-Filing. Variabel dependen akan diukur dengan menggunakan skala ini dan dijabarkan menjadi indikator variabel dimana bentuk jawaban dari skala likert adalah sangat setuju (4), setuju (3), tidak
Hubungan Persepsi Kebermanfaatan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada e-Filing Terhadap Kepatuhan Dalam Menyampaikan SPT Tahunan. Penelitian yang dilakukan oleh Noviandini (2012) menemukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi kebermanfaatan terhadap penggunaan e-Filing. Timbul persepsi positif dimana seseorang akan merasa bahwa menggunakan eFiling jauh lebih bermanfaat dalam segala hal misalnya, biaya dan waktu. Penggunaan e-Filing
73
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 4 No. 1, Juni 2015 setuju (2) dan sangat tidak setuju (1). Sama halnya dengan variabel independen untuk persepsi kemudahan dan kebermanfaatan penggunaan eFiling, skala likert dimulai dari poin sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2) dan sangat tidak setuju (1).
Nilai R square menunjukkan seberapa besar perubahan variabel dependen yang disebabkan oleh variabel independen. Ghozali (2009) menyatakan bahwa jika nilai adjusted R2 mendekati satu, maka variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Jika nilai adjusted R2 mendekati nol maka variabel independen yang digunakan tidak mampu menerangkan variabel dependen. Berikut hasil analisis koefisien determinasi. Tabel 2 Hasil Uji Analisis Determinasi Model R R Square Adjusted R Square
IV. HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan regresi berganda dalam menguji hubungan antar variabel. Alat analisis statistik yang digunakan untuk menjawab formulasi masalah dalam penelitian ini adalah SPSS 22.0
1
0.263
0.069
0.047
Sumber: data diolah (2014)
Regresi Berganda Subiyanto (2000) menyatakan bahwa regresi berganda sangat bermanfaat untuk mendeteksi beberapa variabel yang berelasi dengan variabel yang diuji. Berikut hasil analisis regresi berganda : Tabel 1 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda Unstandardized Coefficients Model B 1 ( Constant) 2.588 Persepsi Kemudahan 0.192 Persepsi 0.092 Kebermanfaatan
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa nilai koefisien determinasi adjusted R2 sebesar 0,047. Hal ini menunjukkan bahwa variabel persepsi kemudahan dan kebermanfaatan e-Filing hanya mampu menjelaskan variabel kepatuhan wajib pajak sebesar 4,7%, nilai ini tergolong sangat kecil. Hal ini menunjukkan terdapat 95,3% varian variabel kepatuhan wajib pajak yang dijelaskan oleh faktor lain. Keeratan hubungan diantara dua variabel independen terhadap variabel dependen juga bisa dilihat dari nilai korelasi berganda (R) yaitu sebesar 0,263 atau sebesar 26,3%.
Sumber : data diolah (2014)
Uji Hipotesis Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh satu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2009). Alat uji yang digunakan adalah uji statistik t. Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, begitupun dengan sebaliknya. Berikut hasil uji t pada penelitian ini.
Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 1 diatas, maka dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut : KPWP = 2,588 + 0,192PKM + 0,092PKB Berikut keterangan atas hasil regresi tersebut : a. Konstanta mempunyai nilai sebesar 2,588. Jika nilai dari PKM, PKB adalah nol maka kepatuhan wajib pajaknya (Y) bernilai 2,588. b. Koefisien regresi variabel persepsi kemudahan adalah 0,192 artinya jika persepsi kemudahan mengalami kenaikan sebesar satu, maka penentuan kepatuhan wajib pajak akan mengalami kenaikan sebesar 0,192. Koefisien bernilai positif maka peningkatan persepsi kemudahan penggunaan e-Filing akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. c. Koefisien regresi pada variabel persepsi kebermanfaatan mempunyai nilai sebesar 0,092. Jika persepsi kebermanfaatan mengalami kenaikan sebesar satu, maka kepatuhan wajib pajak naik sebesar 0,092. Koefisien bernilai positif maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan persepsi kebermanfaatan penggunaan e-Filing akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak,
Tabel 3 Hasil Uji t Variabel Persepsi Kemudahan Persepsi Kebermanfaatan
Sig. 0.144 0.496
Keterangan Tidak terdapat pengaruh Tidak terdapat pengaruh
Sumber : data diolah (2014)
Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa variabel persepsi kemudahan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,144. Hal ini menunjukkan bahwa variabel persepsi kemudahan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan. Sementara untuk persepsi kebermanfaatan, nilai signifikansinya sebesar 0,496. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi kebermanfaatan tidak
Koefisien Determinasi
74
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 4 No. 1, Juni 2015 memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan.
perkembangan yang baik ditandai dengan semakin canggihnya alat-alat komunikasi dan didukung dengan aplikasi yang memenuhi kebutuhan manusia untuk berkomunikasi, namun jika hal tersebut tidak didukung dengan sosialisasi yang maksimal dari DJP. Iklan dan sosialisasi terkait e-Filing juga jarang ditemukan ditempat-tempat umum. Jika DJP membuat iklan tentang e-Filing, misalnya saja pelaporan SPT sudah bisa diakses dengan menggunakan smartphone dan tidak membutuhkan waktu lama, kemudian iklan tersebut dipasang pada billboard yang terdapat dipinggir-pinggir jalan. Maka WPOP bisa melihat iklan tersebut dan akhirnya mendapatkan informasi tentang terobosan baru yang dibuat oleh DJP, sehingga penyebaran informasi dari DJP bisa dilakukan. Meskipun DJP menyediakan petunjuk penggunaan e-Filing , dengan tujuan untuk memudahkan WPOP dalam mempelajari dan menggunakannya dalam melaporkan SPT Tahunan. Namun, jika tidak didukung dengan tindakan nyata lewat sosialisasi dan pelatihan yang terus menerus dilakukan maka hal tersebut tidak akan membuat kepatuhan WPOP meningkat, justru akan tetap berada pada titik dimana WPOP terbiasa dengan pelaporan di KPP atau pelaporan melalui dropbox. Salah satu responden yang diwawancari dalam penelitian ini mengatakan bahwa selama ini pelaporan SPT Tahunan dilakukan secara manual yaitu dengan mengisi formulir SPT dan menyetorkan formulir tersebut di KPP dimana responden ini terdaftar. Responden mengaku bahwa pada tahun 2009 sudah pernah mencoba e-Filing, tetapi pada saat itu sistemnya belum sebagus sekarang. Akhirnya responden memutuskan untuk menggunakan pelaporan SPT Tahunan secara manual. Responden mengatakan bahwa sosialisasi pelaporan SPT secara online melalui e-Filing harus selalu dilakukan supaya proses pelaporan pajak menjadi efisien dan diharapkan bahwa sistem eFiling harus diperbaiki supaya orang tidak kecewa ketika ingin menggunakan e-Filing dalam melaporkan SPT Tahunan. Reponden lain mengungkapkan bahwa selama ini belum pernah mendengarkan tentang eFiling. Selama menjadi wajib pajak pelaporan SPT Tahunan dilakukan secara manual yaitu dengan mendatangi lokasi dropbox yang disediakan oleh DJP ditempat-tempat umum. Responden merasa bahwa sosialisasi terkait penggunaan e-Filing masih kurang, pada kenyataannya jaman sekarang masyarakat cenderung memilih hal yang lebih cepat dan tepat. Untuk itulah DJP harus memberikan banyak informasi kepada wajib pajak dengan cara sosialisasi yang terus digencarkan. Pengaruh persepsi kemudahan wajib pajak pada e-Filing tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan karena sebagian besar responden yang ada dalam penelitian ini belum menggunakan e-
IV. PEMBAHASAN Pengaruh Persepsi Kemudahan e-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menyampaikan SPT Tahunan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa variabel persepsi kemudahan penggunaan e-Filing tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama ditolak. Penelitian yang dilakukan oleh Noviandini (2012) terkait pengaruh persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan penggunaan e-Filing, dan kepuasan wajib pajak terhadap penggunaan e-Filing wajib pajak di Yogyakarta menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan persepsi kemudahan penggunaan terhadap penggunaan eFiling, penelitian yang dilakukan oleh Noviandini juga tidak sejalan dengan penelitian ini. Hal ini disebabkan oleh objek penelitian yang digunakan berbeda. Noviandini menggunakan pengguna eFiling sebagai objek penelitian, sementara penelitian ini memiliki sebagian besar responden yang belum mengetahui tentang e-Filing. Situs resmi DJP mengungkapkan bahwa fasilitas yang diberikan kepada wajib pajak adalah penyampaian SPT pajak penghasilan (PPh) WPOP secara online melalui aplikasi e-Filing. Secara umum e-Filing bisa diakses melalui situs resmi DJP yang beralamatkan di www.pajak.go.id dan sistem pelaporan SPT ini menggunakan sarana internet, tanpa melalui pihak lain dan tanpa biaya apapun. DJP membuat e-Filing agar bisa memudahkan WP dalam pembuatan dan penyerahan laporan SPT dengan mudah, lebih cepat, dan lebih murah. Hal ini dimaksudkan agar WP tidak perlu menunggu antrian panjang di lokasi dropbox maupun KPP. Terobosan baru yang dikeluarkan oleh DJP dilakukan untuk memudahkan WP dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Penelitian ini menemukan bahwa persepsi kemudahan penggunaan tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan formal wajib pajak, hal ini terjadi karena sebagian besar responden tidak mengetahui tentang adanya penerapan e-Filing dan ketika kuesioner dibagikan kepada responden banyak yang memberikan pernyataan bahwa ini merupakan kali pertama mereka mendengar tentang e-Fling. Meskipun penggunaan e-Filing melalui media internet, dan pada jaman sekarang pengetahuan tentang internet mengalami
75
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 4 No. 1, Juni 2015 Filing dan hal ini ditunjukkan lewat karakteristik responden yang menunjukkan jumlah WPOP yang tidak menggunakan e-Filing jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah WPOP yang sudah menggunakan e-Filing dalam melaporkan SPT Tahunannya.
persepsi kebermanfaatan tidak memiliki pengaruh pada kepatuhan dalam menyampaikan SPT Tahunan. Wowor, Morasa dan Elim (2014) menunjukkan hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku wajib pajak untuk menggunakan e-Filing adalah faktor persepsi pengalaman, persepsi keamanan, dan kerahasiaan, serta persepsi kecepatan yang secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat perilaku penggunaan eFiling. Pengalaman penggunaan akan memberikan kesan bahwa penerapan e-Filing mempunyai manfaat bagi penggunanya sehingga bisa berpengaruh pada kepatuhan seseorang. Namun hal ini tidak bisa terjadi dalam penelitian ini karena melihat responden yang ada dalam penelitian ini terdiri dari orang-orang yang belum menggunakan eFiling.
Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan e-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menyampaikan SPT Tahunan. Manfaat yang akan diperoleh oleh wajib pajak sendiri ketika menggunakan e-Filing dalam melaporkan SPT Tahunan adalah pelaporannya lebih cepat dan menghemat tenaga serta biaya. Namun, persepsi kebermanfaatan ini tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan dalam menyampaikan SPT Tahunan. Situs software developer online pajak menuliskan tentang manfaat e-Filing untuk urusan pelaporan pajak. Manfaat tersebut antara lain keakuratan dan menghindari kesalahan umum karena dalam aplikasi e-Filing disediakan double checking yang akan memberikan pesan eror ketika terjadi kesalahan dalam menginput laporan. Hal ini memberikan jaminan kepada WPOP sendiri bahwa keamanan eFiling dalam melaporkan SPT Tahunan yang disediakan oleh DJP sudah dirancang dengan baik. Selain itu, manfaat lain e-Filing merupakan terobosan DJP yang ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan kertas, namun hal tersebut belum diketahui oleh WPOP karena kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh DJP. Sistem keamanan e-Filing yang dilengkapi dengan double checking yang menjamin keamanan e-Filing sudah dirancang dengan baik namum belum didukung dengan sosialisasi yang maksimal. Hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Yogyakarta oleh Noviandini (2012) tentang pengaruh persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan e-Filing, dan kepuasan wajib pajak terhadap penggunaan e-Filing wajib pajak di Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Noviandini menemukan bahwa persepsi kebermanfaatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan e-Filing. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hasil dari penelitian yang dilakukan. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa persepsi kebermanfaatan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formal WPOP dalam menyampaikan SPT Tahunan. Hal ini disebabkan oleh karena sebagian besar responden dalam penelitian ini belum menggunakan e-Filing. Akibatnya manfaat e-Filing belum bisa dirasakan oleh responden. Manfaat e-Filing hanya bisa dirasakan ketika responden sudah memiliki pengalaman dalam menggunakan e-Filing. Karakteristik responden yang ada dalam penelitian ini menunjukkan bahwa responden belum menggunakan e-Filing sehingga
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang sudah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan e-Filing dan persepsi kebermanfaatan penggunaan e-Filing tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formal wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan di Kota Surabaya. Hal ini disebabkan karena fasilitas yang disediakan oleh DJP ini belum diketahui oleh sebagian besar responden. Persepsi kebermanfaatan penggunaan eFiling tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan formal wajib pajak dalam melaporkan SPT Tahunan dikarenakan ketidaktahuan dan ketidakmengertian responden tentang pelaporan SPT Tahunan secara online yaitu dengan menggunakan e-Filing. Meskipun penggunaannya lebih menghemat biaya dan juga pelaporannya jauh lebih cepat, mengurangi penggunaan kertas, dan akhirnya bisa bermanfaat bagi lingkungan. Selain itu wajib pajak tidak perlu antri di KPP atau dropbox karena pelaporan SPT Tahunannya bisa dilakukan secara online, bisa diakses dari smartphone, dan komputer selama mendapatkan jaringan internet. Di sisi lain, persepsi responden pada umumnya memang bersifat positif terhadap penerapan e-Filing. Namun, karena kurangnya sosialisasi dan pelatihan yang diberikan kepada WPOP mengakibatkan sistem ini tidak bisa dinikmati oleh semua WPOP. Pernyataan Direktorat Jenderal Pajak sendiri yang mengatakan bahwa dengan adanya e-Filing yang merupakan terobosan baru DJP dalam memaksimalkan pelayanan pajaknya kepada masyarakat mampu memberikan kemudahan penyampaian SPT Tahunan dalam waktu yang lebih cepat. Selain itu diharapkan dengan adanya e-Filing wajib pajak lebih memperhatikan kewajibannya. Namun penyebaran informasi tentang penerapan e-Filing sendiri belum diketahui oleh semua pihak yang terkait, sehingga
76
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 4 No. 1, Juni 2015 kepatuhan dalam menyampaikan SPT belum bisa dimaksimalkan. Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa persepsi kemudahan dan persepsi kebermanfaatan penerapan e-Filing dalam menyampaikan SPT Tahunan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang perpajakan. Penelitian ini juga bisa digunakan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya terkait misalnya saja tentang evaluasi penerapan e-Filing. Implikasi Empiris dari penelitian ini mengungkapkan bahwa persepsi wajib pajak terkait kemudahan dan kebermanfaatan e-Filing memberikan hasil yang tidak begitu baik. Seperti yang diungkapkan dalam hasil penelitian bahwa persepsi kemudahan dan kebermanfaatan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan. Hasil ini dapat memberikan gambaran kepada DJP mengenai peningkatan pelayanan dalam dunia perpajakan, khususnya dalam bentuk penyuluhan kepada wajib pajak sendiri tentang e-Filing dan memberikan pelatihan penggunaan e-Filing secara langsung kepada wajib pajak, sehingga dengan adanya pelatihan dan sosialisasi tentang e-Filing membuat wajib pajak bisa lebih mengerti dan memahami penggunaanya. Pelatihan penggunaan e-Filing kepada wajib pajak juga akan bermanfaat bagi orang lain yang belum tahu menggunakan fasilitas tersebut sehingga dapat berlatih lewat orang yang sudah tahu menggunakan e-Filing. Pada akhirnya pekerjaan DJP jauh lebih efektif dan juga efisien, karena adanya penyebaran informasi dari individu yang satu kepada individu yang lain, dalam hal ini wajib pajak. Selain itu DJP bisa melakukan kerjasama dengan perusahaan khususnya peralihan penggunaan dropbox menjadi e-Filing dalam melaporkan SPT Tahunan, hal ini akan sangat membatu meningkatkan jumlah pengguna e-Filing dan jauh lebih menghemat kertas sehingga penggunaan kertas jauh lebih sedikit. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan didalam pelaksanaannhya. Berikut adalah beberapa keterbatasan dalam penelitian ini disertai dengan rekomendasi bagi pihak yang terkait: 1. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, ditemukan bahwa nilai Adjusted R2 yang diperoleh rendah yaitu 4,7%. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat variabel independen lain yang mempengaruhi kepatuhan formal wajib pajak, namun variabel tersebut tidak masuk dalam model penelitian ini. Oleh sebab itu diharapkan penelitian selanjutnya menambah variabel independen lainnya.
2.
3.
Misalnya saja mengenai persepsi keamanan, kerahasiaan, kecepatan dan lain sebagainya. Penelitian ini hanya dilakukan pada WPOP di Kota Surabaya, penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan di beberapa kota. Karakteristik responden untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan responden yang sudah pernah menggunakan eFiling. REFERENSI [1] Hanantha Bwoga, Agus BBN, Marsyahrul T. (2005). Pemeriksaan Pajak Di Indonesia, Jakarta: Grasindo. [2] DJP Undur Batas Penyampaian SPT PPh Orang Pribadi Via E-Filing. (2014, Maret 28). Retrieved Juni 8, 2014, from Kementrian Keuangan: http://www.kemenkeu.go.id [3] e-Filing, Jawaban Bagi Generasi Muda Sadar Pajak. (2014, Mei 26). Retrieved Mei 29, 2014, from Direktorat Jenderal Pajak: http://www.pajak.go.id [4] Faisal. (2009). Bagaimana Menjadi Wajib Pajak Yang Lebih Cerdas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Kompas Gramedia Building. [5] Gaspers, V. (n.d.). Ekonomi Manajerial Pembuatab Keputusan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. [6] Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. [7] John M.Ivancevich, R. K. (2005). Perilaku dan Manajemen Organisasi. Erlangga. [8] Komunikasi. (n.d.). Retrieved Juli 29, 2014, from Surabaya.go.id:
http://www.surabaya.go.id [9] Laihad, R. C. (2013). Pengaruh Perilaku Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-Filing Wajib Pajak di Kota Manado. EMBA, 4451. [10] Liberti, P. (2010). Hindari Kesalahan Pajak Rakyat Senang Jika Anda Patuhi 37 Larangan Perpajakan. Jakarta: Elex Media Komputindo. [11] Martono, N. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers. [12] Noviandini, N. C. (2012). Pengaruh Kebermanfaatan Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-Filing Bagai Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filing. Jurnal Nominal Vol. I Nomor I, 15-22. [13] Nugroho, S. D. (2009). Cara Mudah Menghitung Pajak Pribadi. Jakarta: Raih Asa.
77
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 4 No. 1, Juni 2015 [14] Nurmantu, S. (2003). Pengantar Perpajakan. Jakarta: Granit. [15] Pajak, D. J. (2012, November 18). Content: Mudahnya Pelaporan Pajak Melalui e-Filing. Retrieved November 13, 2014, from Situs Resmi DJP: http://www.pajak.go.id [16] Pajak, O. (2014). Manfaat e-Filing dalam Melapor Pajak. Retrieved November 13, 2014, from Online Pajak:
http://www.online-pajak.com [17] Pandiangan, L. (2010). Hindari Kesalahan Pajak Rakyat Senang Jika Anda Patuhi 37 Larangan Perpajakan. Jakarta: Elex Media Komputindo. [18] R.A Wowor, J. M. (2014, September ). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan e-Filing. Jurnal EMBA, 2. No.3 , 1340-1349. [19] Statistik, B. P. (2012). Statistik Telekomunikasi Indonesia 2012. Jakarta: BPS. [20] Waluyo. (2010). Perpajakan Indonesia Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat. [21] West, R & Turner, L.H. (2008). Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. (Maer, M.N.D, Trans.). Jakarta: Salemba Humanika. (Original work published 2009).
78