PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK PRIBADI TERHADAP PEMAHAMAN PENERAPAN SISTEM DROP BOX DALAM PELAPORAN SPT TAHUN 2008 ( Survey Wajib Pajak Pribadi di Jajaran Pemkot Surakarta )
SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh : IMANUEL SAKTIARI WIBOWO NIM F 1307549
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Permasalahan Kemudahan demi kemudahan terus membanjiri wajib pajak. Demi menjaring Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ) sebanyakbanyaknya, Direktorat Jendral Pajak ( DJP ) terus memberikan berbagai kemudahan kepada wajib pajaknya dalam menunaikan kewajiban perpajakannya. Memang definisi pajak yang tidak memberikan imbalan langsung kepada para pembayar pajaknya telah basi. Wajib pajak sekarang menuntut adanya imbalan langsung dari pajak yang dibayarnya, paling tidak
imbalan
berupa
kemudahan
saat
menunaikan
kewajiban
perpajakannya. Hal itu segera ditangkap oleh DJP dan menggelontorkan sejumlah kebijakan yang sangat memudahkan wajib pajak. Salah satu kemudahan yang diberikan kepada wajib pajak saat ini adalah kemudahan dalam menyampaikan SPT Tahunan. Jika dalam UU, SPT wajib disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) tempat terdaftar baik secara langsung ataupun dengan pos tercatat, saat ini DJP membuat gebrakan baru dengan membuat drop box di setiap KPP ataupun di tempattempat strategis lainnya. Sehingga wajib pajak tidak perlu bersusah payah datang ke KPP tempat dia terdaftar ataupun mengeluarkan ongkos untuk mengirim SPT-nya melalui pos tercatat. Cukup dengan datang ke pusat perbelanjaan atau ke KPP terdekat (bukan KPP tempat terdaftar) dan SPT
1
2
tahunan dapat disampaikan/dilaporkan (images.taxlearning.multiply.com). Ini diwujudkan dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE24/PJ/2009 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 19/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan disampaikan tentang Tempat Khusus Penerimaan Surat Pemberitahuan Tahunan (Drop Box) adalah tempat lain yang dapat digunakan untuk menerima SPT Tahunan. Surat pemberitahuan sebagai sarana pelaporan bagi wajib pajak sering dianggap sebagai hal kecil, mengingat sanksi atas keterlambatan atau tidak melapor masih terlalu ringan. Pegawai negeri sebagai wajib pajak orang pribadi mempunyai kewajiban untuk melaporkan SPT Tahunannya sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Pegawai negeri sebagai aparatur negara dan juga sebagai wajib pajak harus mampu memberikan
contoh
yang
baik
dalam
melaksanakan
kewajiban
perpajakannya, dalam hal penyampaian SPT Tahunan PPh orang pribadi baik sebagai usahawan ataupun non usahawan. Sistem pelaporan SPT Tahunan memang saat ini adalah tolak ukur kepatuhan wajib pajak atas pelunasan kewajiban pajaknya bagi pihak pemotong pajak (Fiscus), untuk itu seiring perkembangan jaman yang menuntut efektifitas di semua bidang maka untuk pelaporan SPT Tahunan sendiri sekarang ini mengalami kemajuan atas pelaksanaannya, dimana menggunakan sistem drop box dalam pengumpulannya dari wajib pajak sendiri.
3
KPP Solo yang termasuk dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Jawa Tengah II harus dapat memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak dengan transparan dan akuntabel agar kesadaran dan kepatuhan masyarakat akan pentingnya pajak dapat meningkat. Kesadaran wajib pajak dapat dilihat dari pelaporan SPT Tahunan yang meningkat tiap tahunnya, dimana persepsi wajib pajak sangat berperan dalam pemahaman pelaksanaan administrasi atas pemungutan maupun pelaporannya, apakah penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT cukup dipahami oleh Wajib Pajak dan nantinya berpengaruh dalam pelaksanaannya, sehingga dapat menjadi pengukuran yang efektif bagi fiscus atas kepatuhan pajak wajib pajak sendiri tentunya. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Wiyanto (2007) yang menguji pengaruh persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap sistem monitoring pelaporan pembayaran pajak ( MP3 ) pada KPP Surabaya ” X ”. Dari proksi pengujian persepsi wajib pajak pribadi yang diuji dalam penelitian ini, penulis mengacu penelitian Kartawan dan Kusmayadi (2002), yaitu proksi dari persepsi adalah proses belajar, motivasi, dan kepribadian. Dari pengujian terhadap variabelnya juga berbeda dari penelitian sebelumnya, yaitu pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan Tahun 2008, di dalam penelitian ini penulis menguji variabel persepsi wajib pajak terhadap variabel pemahamannya atas pelaksanaan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan di KPP Solo, penulis mengkhususkan untuk membahas pelaksanaan kewajiban
4
perpajakan pegawai negeri sipil sebagai wajib pajak orang pribadi, dikarenakan pegawai negeri sebagai aparatur negara, dan juga sebagai wajib pajak harus mampu memberikan contoh yang baik dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya dalam hal penyampaian SPT Tahunan dalam pemenuhan kewajiban penyampaian SPT Tahunan PPh orang pribadi, yang akan dituangkan dalam penyusunan skripsi ini dengan mengangkat
judul
“PENGARUH
PERSEPSI
WAJIB
PAJAK
PRIBADI TERHADAP PEMAHAMAN PENERAPAN SISTEM DROP BOX DALAM PELAPORAN SPT TAHUN 2008”
1.2
Rumusan Permasalahan 1. Apakah persepsi wajib pajak pribadi berpengaruh terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahun 2008 ? 2. Apakah penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahun 2008 sudah benar – benar memberikan kemudahan bagi wajib pajak pribadi dalam pelaporan SPT Tahunan ?
1.3
Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisa apakah persepsi wajib pajak pribadi berpengaruh terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahun 2008. 2. Untuk memberi bukti empiris bahwa persepsi wajib pajak pribadi berpengaruh terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam
5
pelaporan SPT Tahun 2008, dan untuk mengetahui apakah penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan Periode Akhir Maret 2009 sudah benar – benar memberikan kemudahan bagi wajib pajak pribadi dalam pelaporn SPT Tahunan.
1.4
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk banyak kalangan, antara lain: 1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk penerapan ilmu yang didapat selama mengikuti pendidikan di perkuliahan sehingga dapat diaplikasikan dalam dunia nyata. 2. Bagi pembaca, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan evaluasi dalam menyikapi atas program-program pemerintah yang diperkenalkan
pada
rakyat
apakah
benar-benar
tepat
untuk
memberikan kemudahan bagi rakyat dan kemajuan bagi Negara khususnya di bidang perpajakan 3. Bagi masyarakat, dan khususnya wajib pajak pribadi maupun badan, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui program baru pemerintah Indonesia, khususnya Direktorat Jendral Pajak terutama mengenai pelaporan SPT Tahunan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam penelitian ini penulis akan membahas atau menganalisis pengaruh persepsi wajib pajak pribadi terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan periode akhir maret 2009. Oleh karena itu, penulis akan menyampaikan landasan teori yang berkaitan dengan hal tersebut
2.1
Pengertian Persepsi “Perception is the process through which people select, receive, organize, & interpret information from their environment” Situasi yang sama bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang yang berlainan Setiap individu memiliki pandangan yang berbeda tentang dunia nyata. Informasi yang diperoleh dianalisa dan yang tidak berharga dibuang, sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi adalah akar dari perilaku organisasi, karena berbagai situasi dapat dianalisa dalam terminology atau konotasi berbeda.(dhimaskasep.files.wordpress.com/2008/03/02) Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Persepsi meliputi juga kognisi (pengetahuan), yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang
6
7
dari sudut pengalaman yang bersangkutan. Persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor utama, yakni pengalaman masa lalu dan faktor pribadi, ( psikologi-unnes.blogspot.com/2008/08/pengertian-persepsi ) Dengan persepsi kita dapat berinteraksi dengan dunia sekeliling kita, khususnya antar manusia. Dalam kehidupan sosial di kelas tidak lepas dari interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa, antara mahasiswa dengan dosen. Adanya interaksi antar komponen yang ada di dalam kelas menjadikan masing-masing komponen (mahasiswa dan dosen) akan saling memberikan tanggapan, penilaian dan persepsinya. Adanya persepsi ini adalah penting agar dapat menumbuhkan komunikasi aktif, sehingga dapat meningkatkan kapasitas belajar di kelas. Persepsi adalah suatu proses yang kompleks dimana kita menerima dan menyadap informasi dari lingkungan. Persepsi juga merupakan proses psikologis sebagai hasil penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir. Persepsi seseorang akan mempengaruhi proses belajar (minat) dan mendorong mahasiswa untuk melaksanakan sesuatu (motivasi) belajar persepsi merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu keberhasilan. Persepsi seseorang dalam menangkap informasi dan peristiwa-peristiwa dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1) orang yang membentuk persepsi itu sendiri, khususnya kondisi intern (kebutuhan, kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu dan kepribadian), 2) stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa tertentu (benda, orang, proses dan lain-lain), 3) stimulus dimana pembentukan
8
persepsi itu terjadi baik tempat, waktu, suasana (sedih, gembira dan lainlain), www.infoskripsi.com/Article/2008 Pada hakekatnya persepsi meliputi proses yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi proses pemahaman ini melalui penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Dengan demikian persepsi merupakan proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, memahami, mengorganisir, menafsirkan yang memungkinkan situasi, peristiwa yang dapat memberikan kesan perilaku yang positif atau negatif. Faktor pembentuk persepsi ada 2, yaitu faktor dari dalam diri dan faktor lingkungan. Faktor dari dalam diri terdiri dari proses belajar, motivasi, dan kepribadian (Kartawan dan Kusmayadi, 2002 ), 1. Proses belajar merupakan proses perolehan pengetahuan melalui pengalaman 2. Motivasi merupakan fungsi dari berbagai macam variabel yang saling mempengaruhi dan merupakan proses psikologis yang menunjukan usaha-usaha tingkat tinggi untuk menjangkau tercapainya suatu tujuan. Konsep motivasi dipergunakan untuk menunjukan arah perilaku serta menjelaskan perbedaan dalam intensitas perilaku 3. Kepribadian seseorang merupakan pola total cara berpikir, perasaan dan perilaku yang memberikan keabsahan mengenai perbedaan individu dalam kaitannya dengan lingkungannya. Dengan demikian kepribadian berkaitan dengan proses belajar dan motivasi
9
Untuk
mengkaji
persepsi
wajib
pajak
pribadi
terhadap
pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan, penulis rasakan sangat penting karena surat pemberitahuan (SPT) sebagai sarana pelaporan bagi wajib pajak sering dianggap sebagai hal kecil, mengingat sanksi atas keterlambatan atau tidak melapor masih terlalu ringan. Pegawai negeri sebagai wajib pajak orang pribadi mempunyai kewajiban untuk melaporkan SPT Tahunannya sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Pegawai negeri sebagai aparatur negara dan juga sebagai wajib pajak harus mampu memberikan contoh yang baik dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya dalam hal penyampaian SPT Tahunan PPh orang pribadi.
2.2
Pengertian Pemeriksaan Pajak Khusus tentang pemeriksaan pajak pengertiannya dijelaskan dalam Undang - Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang No. 16 tahun 2000. Menurut Undang-Undang tersebut, pemeriksaan pajak "adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang–undangan perpajakan."
10
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 545/KMK.04/2000 tanggal 22 Desember 2000 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak, tujuan Pemeriksaan Pajak adalah sebagai berikut : 1.
Menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, yaitu dalam hal : a. Surat Pemberitahuan menunjukkan kelebihan pembayaran pajak dan/atau rugi, b. Surat Pemberitahuan tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu yang telah ditetapkan, c. Surat Pemberitahuan memenuhi kriteria yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak, d. Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban tersebut pada point b tidak dipenuhi.
2.3
Penyampaian dan pelaporan SPT Tahunan Setelah berakhirnya tahun pajak, Wajib Pajak diwajibkan untuk menyampaikan SPT Tahunan (SPT Tahunan PPh Badan – SPT 1771). SPT Tahunan paling lambat disampaikan 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun pajak atau tahun buku apabila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim. Apabila Wajib Pajak tidak atau terlambat menyampaikan SPT Tahunan tersebut akan dikenakan sanksi berupa denda sebesar Rp 100.000,- dan dapat diusulkan untuk dilakukan pemeriksaan pajak.
11
Fungsi SPT Tahunan bagi Wajib Pajak adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung-jawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang serta untuk melaporkan tentang : 1) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) tahun pajak atau bagian tahun pajak. 2) Penghasilan yang merupakan objek pajak atau bukan objek pajak. 3) Harta dan kewajiban.
2.4
Sistem drop box Dalam Pelaporan SPT Tahunan Dikarenakan peningkatan jumlah wajib pajak terdaftar, sehingga dapat dipastikan terjadi antrean pada saat pelaporan SPT tahunan, dan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan memberikan kemudahan bagi wajib pajak, maka menurut Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-24/PJ/2009 Tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 19/PJ/2009, Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan disampaikan tentang Tempat Khusus Penerimaan Surat Pemberitahuan Tahunan (Drop Box) adalah tempat lain yang dapat digunakan untuk menerima SPT Tahunan. Drop Box ditempatkan di KPP, pusat perbelanjaan, pusat bisnis, atau tempat – tempat tertentu lainnya. Petugas TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box menerima amplop tertutup yang berisi SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dari Wajib Pajak, termasuk dari Wajib Pajak yang tidak terdaftar di wilayah kerja KPP
12
dimana TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box tersebut berada, dan langsung memberikan Tanda Terima SPT kepada Wajib Pajak tanpa didahului penelitian atas kelengkapan SPT. Ada perbedaaan mendasar dari tata cara lama dan tata cara baru dari sistem pelaporan SPT tersebut, yaitu dimana SPT langsung dimasukan ke dalam drop box dengan keadaan di dalam amplop tertutup yang diberikan petugas tanpa melalui pemeriksaaan terlebih dahulu, untuk SPT yang tidak lengkap akan diberikan surat permintaan untuk melengkapi SPT paling lama 2 bulan setelah waktu memasukan SPT ke dalam drop box, setelah petugas KPP menemukan ketidaklengkapan SPT dan telah mengirimkan surat permintaan untuk melengkapi SPT, maka wajib pajak paling lama 30 hari untuk melengkapi SPT. Jadi sistem ini selain bertujuan untuk memudahkan wajib pajak dalam melaporkan SPT tahunannya, dimana wajib pajak dapat melaporkan SPT tanpa perlu datang ke KPP langsung, tetapi di lingkungan kerjanya atau tempat perbelanjaan tertentu, dan tidak membutuhkan waktu lama untuk pemeriksaan kelengkapan SPT, karena pemeriksaan dilakukan setelah SPT masuk drop box dan diperiksa oleh petugas KPP. Ada kemudahan lagi yang ditawarkan oleh DJP, yaitu apabila wajib pajak berada diluar kota atau tempat dimana wajib pajak tidak terdaftar sebagai wajib pajak KPP tersebut, tetapi tetap dapat melaporkan melaui drop box yang telah disediakan.
13
2.5
Tinjauan Yuridis Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-24/PJ/2009 tentang
Penyampaian
Peraturan
Direktur
Jenderal
Pajak
Nomor
19/PJ/2009, Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan dengan jelas menyampaikan hal-hal sebagai berikut: a
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan, perlu diatur tata cara penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
b
Tempat khusus Penerimaan Surat Pemberitahuan Tahunan (drop box) adalah tempat lain yang dapat digunakan untuk menerima SPT Tahunan.
c
Drop box ditempatkan di KPP, pusat perbelanjaan, pusat bisnis, atau tempat-tempat tertentu lainnya, dan setiap wajib pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan di mana saja. Jelas sekali tujuan dari Direktorat Jendral Pajak adalah untuk
meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak, dalam hal ini adalah pelayanan kepada wajib pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan. Dengan diluncurkannya sistem penerimaan Surat Pemberitahuan Tahunan (drop box) diharapkan wajib pajak merasa dimudahkan dalam memenuhi kewajibannya.
14
Tindak lanjut dari Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-24/PJ/2009 Tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 19/PJ/2009, Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan adalah diadakannya penyuluhan dan sosialisasi melalui Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat kepada wajib pajak, dalam hal ini adalah bendahara pengeluaran.dari seluruh dinas dan kantor di bawah pemkot Surakarta.
2.6
Kerangka Teoritis Penulis melakukan penelitian hipotesa dikarenakan untuk menguji hipotesa yang telah penulis susun (Indriantoro dan Supomo, 2002). Jenis penelitian ini menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan atau pengaruh antar variabel. Dalam penelitian ini meneliti hubungan atau pengaruh persepsi wajib pajak pribadi yang diproksikan oleh proses pembelajaran, motivasi, dan kepribadian wajib pajak pribadi sebagai variable independen terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan dalam penelitian ini dikhususkan terhadap pelaporan SPT pada periode yang berakhir maret 2009 sebagai variabel dependen. Pada penelitian yang dilakukan Kartawan dan Kusmayadi (2002), ditemukan bahwa persepsi yang diproksikan dalam tiga faktor pembentuk persepsi dari dalam diri, pertama meliputi proses belajar yang merupakan proses perolehan pengetahuan melalui pengalaman, kedua yaitu motivasi
15
yang merupakan proses psikologis yang menunjukan usaha-usaha tingkat tinggi untuk menjangkau tercapainya suatu tujuan, dan yang ketiga adalah kepribadian seseorang yang merupakan pola total cara berpikir, perasaan dan perilaku yang memberikan keabsahan mengenai perbedaan individu dalam kaitannya dengan lingkungannya ketiganya secara serentak mempengaruhi terhadap UU pajak penghasilan baik wajib pajak badan BUMS maupun BUMD di Tasikmalaya. Di dalam penelitian Kerangka teoritis berpikir yang dapat menjadi dasar bagi pengambilan hipotesa oleh penulis adalah sebagai berikut :
VARIABEL INDEPENDEN
VARIABEL DEPENDEN
Proses Pembelajaran Pemahaman Penerapan Sistem drop box Dalam Pelaporan SPT Tahunan
Motivasi
kepribadian
Gambar 1. Model Penelitian
16
2.7
Perumusan Hipotesis Penelitian Internasional di bidang pajak yang dilakukan oleh Mohd Rizal Palil (2004) tentang Perkembangan dalam dunia teknologi akhir-akhir ini telah membawa banyak arus perubahan terutamanya dalam aktivitas belanja. Konsumen dapat membeli barang dengan mudah melalui internet. Dalam waktu beberapa menit, barang sampai di tangan konsumen. Skenario demikian dikenal sebagai perdagangan elektronis. Kemunculan perdagangan elektronis mengubah prilaku belanja konsumen serta sistem perpajakan di Malaysia. Tujuan penelitian Mohd Rizal Palil adalah untuk mengetahui efek perdagangan elektronis terhadap sistem perpajakan di Malaysia dengan penekanan pada pengenaan pajak dan hak pemajakan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 82 sample praktisi perpajakan dan 22 akademisi. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa praktek pengenaan pajak dalam perdagangan elektronis belum sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga tidak dapat memaksimalkan penerimaan pajak dari perdagangan elektronis. Sampai pada nantinya disahkannya Undang-undang perpajakan yang mengatur pada pengenaan pajak atas perdagangan lewat internet, masyarakat pelaku perdagangan lewat internet ini masih belum dimudahkan dalam pengenaan pajaknya karena di Malaysia masih menganut sistem pemungutan pajak yang tidak dapat mengenakan pajak atas beberapa transaksi lewat internet, sehingga secara tidak langsung akan menghambat perdagangan lewat internet.
17
Dengan membandingkan pada penelitian sebelumnya, dimana kemudahan wajib pajak sangat penting dalam suatu negara atas pengenaan pajak dan hak pemajakan. Pada penelitian ini penulis meneliti apakah sistem yang baru diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia melalui Dirjen Pajak dalam hal pelaporan SPT Tahunan melalui drop box, akan benarbenar memberi kemudahan bagi wajib pajak dalam pelaksanaanya, sehingga tentunya wajib pajak akan mendapat pelayanan dalam memenuhi kewajiban pajaknya. Dikarenakan drop box adalah sistem pelaporan SPT tahunan yang terbaru, maka kemudahan yang dirasakan bagi wajib pajak masih belum dapat dipastikan. Untuk itu penelitian ini menitikberatkan pada pemahaman penerapan sistem terbaru ini, mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan, maka hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Proses Pembelajaran Dalam penelitian ini penulis menguji proses pembelajaran dari tiap personil pegawai negeri sipil di jajaran pemkot Surakarta sebagai wajib pajak pribadi, terhadap pemahamannya atas penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan yang nantinya dapat diuji dari hasil kuesioner yang akan dibagikan. Menurut Mohd Rizal Palil (2004) bahwa sebuah sistem pengenaan pajak yang dilaksanakan di Malaysia atas perdagangan lewat internet belum memudahkan masyarakat sebelum ada Undang-undang yang jelas yang mengaturnya, dalam hal
18
ini sangat menarik perhatian bagi peneliti untuk meneliti apakah pelaksanaan sebuah sistem baru, yaitu sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan akan benar-benar memberi kemudahan bagi wajib pajak dalam pelaksanaanya sehingga tentunya wajib pajak merasa tidak dipersulit dalam memenuhi kewajiban pajaknya, penelitian ini mengujikan persepsi wajip pajak pribadi terhadap pemahaman atas pelaksanaan sebuah sistem baru yaitu sistem drop box, jelas sekali bahwa pemahaman atas sebuah sistem baru adalah awal dari sebuah pelaksanaan dari sebuah sistem tersebut. Kartawan dan Kusmayadi (2002)
menemukan
merupakan
proses
bahwa perolehan
proses
belajar
pengetahuan
dimana melalui
merupakan pengalaman
mempunyai pengaruh secara positif terhadap terhadap persepsi baik wajib pajak badan BUMS maupun BUMD mengenai UU pajak penghasilan dan berpengaruh terhadap pelaksanaan sistem self ssesment di Tasikmalaya. Dari penelitian sebelumnya tersebut, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari proses pembelajaran terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan. 2. Motivasi Melalui penelitian Kartawan dan Kusmayadi (2002) yang meneliti tentang motivasi sebagai salah satu variabel yang mempunyai pengaruh secara positif terhadap terhadap persepsi baik wajib pajak badan BUMS maupun BUMD mengenai UU pajak penghasilan dan berpengaruh
19
terhadap pelaksanaan sistem self ssesment di Tasikmalaya, sedangkan penelitian dari Srinatin (2007) dengan menggunakan Uji t menemukan bahwa
motivasi
mempengaruhi
dalam
penerapan
sistem
self
assessment, untuk itu penulis menggunakan motivasi dari tiap personil pegawai negeri sipil di jajaran pemkot Surakarta sebagai wajib pajak pribadi terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan yang nantinya dapat diuji dari hasil kuesioner yang akan dibagikan. Dari pernyataan di atas dimunculkan hipotesis berikut : H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari motivasi terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan 3. Kepribadian Penulis menggunakan kepribadian dari tiap personil pegawai negeri sipil di jajaran pemkot Surakarta sebagai wajib pajak pribadi terhadap pemahamannya atas penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan, yang nantinya dapat diuji dari hasil kuesioner yang akan dibagikan. Ini didasarkan dari penelitian Kartawan dan Kusmayadi (2002) yang meneliti tentang kepribadian sebagai salah satu variabel yang mempunyai pengaruh secara positif terhadap terhadap persepsi, baik wajib pajak badan BUMS maupun BUMD mengenai UU pajak penghasilan, dan berpengaruh terhadap pelaksanaan sistem self ssesment di Tasikmalaya, sedangkan dari penelitian Andriani (2004) diperoleh hasil yang jauh berbeda, dimana kepribadian tidak
20
berpengaruh secara signifikan atau negatif terhadap pemahaman sistem self assessment dan kepada kepatuhan pemenuhan kewajian perpajakan. Dari hasil penelitian sebelumnya yang masing – masing diperoleh hasil yang berbeda, maka hipotesis yang ketiga dapat dirumuskan : H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari kepribadian terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan. 4. Proses belajar, motivasi, dan kepribadian berpengaruh secara serentak atau bersama-sama terhadap persepsi wajip pajak pribadi pada pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan, maka hipotesis yang keempat dapat disusun seperti : H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari pembelajaran, motivasi, dan kepribadian terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian hipotesa karena bertujuan untuk menguji hipotesa yang telah penulis susun. Jenis penelitian ini menjelaskan hubungan atau pengaruh antar variabel. Di dalam penelitian ini penulis meneliti hubungan atau pengaruh persepsi wajib pajak pribadi terhadap pemahaman penerapan pelaksanaan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan yang berakhir pada Maret 2009.
3.2
Desain Penelitian 1. Unit Analisis Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis data (Sekaran, 2003). Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah unit analisis individu, dimana peneliti menggunakan PNS golongan tiga atau yang bertugas sebagai bendahara pengeluaran di Jajaran Pemkot Surakarta sebagai unit analisis individu. 2. Horizon Waktu Penelitian ini termasuk ke dalam golongan studi cross sectional, dimana sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali
21
22
dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan rumusan masalah dalam sebuah penelitian (Sekaran, 2003). Data dalam penelitian ini dikumpulkan selama satu bulan dengan objek penelitian wajib pajak pribadi di Jajaran Pemkot Surakarta. 3. Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional a Tekhnik Pengukuran Variabel Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah kuesioner. Skala yang digunakan adalah skala likert, skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok. Skala ini berinteraksi 1 sampai dengan 4 dengan penjabaran sebagai berikut: 1. STP
= Sangat Tidak Paham
2. TP
= Tidak Paham
3. P
= Paham
4. SP
= Sangat Paham
Pemberian skor untuk masing-masing jawaban dalam kuesioner adalah sebagai berikut: 1. Pilihan pertama memiliki nilai skor 1 ( satu ) 2. Pilihan kedua memiliki nilai skor 2 ( dua ) 3. Pilihan ketiga memiliki nilai skor 3 ( tiga ) 4. Pilihan keempat memiliki nilai skor 4 ( empat )
23
b Definisi Operasional Dalam peneltian ini variabel yang penulis gunakan memiliki hubungan kausal / sebab akibat, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Variabel bebas ( independent variable ) Adalah variabel yang mempengaruhi (secara positif atau negatif) variabel terikat. Yang termasuk variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi wajib pajak pribadi, dalam peneltian ini adalah pegawai negeri di jajaran pemkot Surakarta yang meliputi pegawai negeri di Balaikota Surakarta, pegawai kelurahan di Surakarta dan pegawai di Kecamatan di Surakarta. Sebagai proksi dari persepsi wajib pajak pribadi adalah : a) Proses pembelajaran Proses
pembelajaran
merupakan
proses
perolehan
pengetahuan melalui pengalaman. Belajar dalam konteks ini dimaksudkan sebagai proses belajar formal yang biasa dilakukan di sekolah atau pendidikan formal dan pendidikan non formal, misalnya kursus yang berkaitan dengan peningkatan ketrampilan pekerjaan.
Pendidikan
adalah
suatu
kegiatan
untuk
meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk di dalamnya penguasaan teori-teori, dan ketrampilan untuk memutuskan persoalan yang menyangkut tujuan suatu kegiatan. Pengalaman adalah pelajaran yang berharga dalam pengambilan keputusan, pengalaman memberikan petunjuk, dan memberikan
24
jawaban atas pertanyaan ”apa yang harus dilakukan dalam situasi ini”. Dengan demikian seseorang yang berpendidikan tetapi kurang berpengalaman akan sulit mengambil keputusan, karena kurang mengetahui proses pengambilan keputusan yang baik. Di dalam penelitian ini Penulis menggunakan proses pembelajaran dari tiap personil pegawai negeri sipil di jajaran pemkot Surakarta sebagai wajib pajak pribadi terhadap pemahamannya atas penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan yang nantinya dapat diuji dari hasil kuesioner yang akan dibagikan. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Srinatin (2007) dengan indikator dari variabel ini adalah: 1) Pendidikan formal terakhir wajib pajak 2) Kursus / pelatihan / penyuluhan di bidang perpajakan yang pernah diikuti 3) Seminar / lokakarya / temu ilmiah di bidang perpajakan yang pernah diikuti 4) Lamanya waktu wajib pajak memenuhi kewajiban pajaknya 5) Teknis pelaporan SPT tahunan
25
b) Motivasi Motivasi merupakan proses psikologis yang menunjukan usaha-usaha tingkat tinggi untuk menjangkau tercapainya suatu tujuan. Konsep motivasi dipergunakan untuk menunjukan arah perilaku serta untuk menjelaskan perbedaan dalam intensitas prilaku dimana prilaku yang bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang lebih kuat. Motivasi dibentuk oleh motivasi internal, dan eksternal. Banyak teori membicarakan motivasi yang mencoba menjelaskan hubungan antara perilaku dengan hasilnya. Umumnya teori-teori tersebut dikelompokan jadi 2 (dua) kategori: (1) Teori kepuasan yang memusatkan perhatian pada faktor-faktor di dalam diri orang-orang yang menggerakan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan prilaku. (2) Teori proses yang menguraikan, dan menganalisis bagaimana prilaku itu digerakkan, diarahkan, dan dihentikan. Di dalam penelitian ini penulis menggunakan motivasi dari tiap personil pegawai negeri sipil di jajaran pemkot Surakarta sebagai wajib pajak pribadi terhadap pemahamannya atas penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan yang nantinya dapat diuji dari hasil kuesioner yang dikembangkan oleh Srinatin (2007). Indikator dari variabel ini adalah:
26
1) Kesadaran bahwa pembangunan negara merupakan tanggung jawab setiap warga negara 2) Kesadaran bahwa pajak merupakan kewajiban setiap wajib
pajak
terhadap
negara
guna
menunjang
pembangunan negara c) Kepribadian Kepribadian seseorang yang merupakan pola total cara berpikir, perasaan dan perilaku yang memberikan keabsahan mengenai
perbedaan
individu
dalam
kaitannya
dengan
lingkungannya. Dengan demikian kepribadian berkaitan atau berintegrasi
dengan
proses
pembelajaran
dan
motivasi.
Kepribadian merupakan sesuatu yang menggambarkan ciri khas keunikan dari seseorang yang membedakan orang tersebut dari orang lain. Terdapat dua pendapat yang bertentangan tentang faktor pembentuk kepribadian : (1) Aliran yang percaya bahwa kepribadian seseorang secara murni ditentukan oleh faktor bawaan. Seorang ahli yang dikenal berpegang teguh pada pendapat ini adalah Lanbroso, yang dikenal dengan “ a born criminal ” menurutnya seseorang itu menjadi jahat karena ia dilahirkan sebgai penjahat. (2) Yang menggunakan pengaruh faktor lingkungan, tokohnya antara lain adalah John Locke dengan teorinya yang menurut dia seorang bayi dilahirkan ibarat selembar kertas putih, lingkunganlah yang dapat menentukan
27
apakah kertas putih itu akan jadi hitam, kuning, merah atau apapun. Penulis menggunakan kepribadian dari tiap personil pegawai negeri sipil di jajaran pemkot Surakarta sebagai wajib pajak pribadi apakah berpengaruh terhadap pemahamannya atas penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan yang nantinya dapat diuji dari hasil kuesioner yang dikembangkan oleh Srinatin (2007) yang akan dibagikan.. Indikator dari variabel ini adalah: 1) Kesadaran pajak sebagai sumber penerimaan Negara yang terbesar tidak akan pernah dihapuskan walaupun dirasa memberatkan bagi wajib pajak sendiri, 2) Itikad baik dalam melaksanankan tanggung jawab perpajakan, tidak akan menjamin dan berpengaruh langsung dalam pencapaian tujuan 3) Teknis dari pelaporan SPT yang selama ini dirasa merepotkan bagi wajib pajak 2) Variabel Terikat ( dependent variable ) Adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen variabel). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan, khususnya periode yang berakhir pada maret 2009.
28
3.3
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi
adalah
kelompok
subjek
yang
hendak
dikenai
generalisasi atas hasil penelitian yang telah dilakukan. Dijelaskan juga bahwa kelompok subjek ini harus memiliki ciri ciri atau karakteristik karakteristik bersama yang membedakan dengan kelompok subjek lainnya. Di dalam Sekaran (2003), populasi adalah jumlah dari keseluruhan kelompok individu, kejadian-kejadian yang menarik perhatian peneliti untuk diteliti atau diselidiki. Untuk penelitian ini digunakan populasi semua pegawai negeri sipil di bawah jajaran Pemkot Surakarta, yang meliputi semua Dinas di dalam Balaikota Surakarta, Kelurahan – Kelurahan di bawah Pemkot Surakarta, dan Kecamatan – Kecamatan di bawah Pemkot Surakarta. Dalam penelitian ini jenis kelamin tidak dibedakan. Teknik pengambilan sampel dipilih dengan pendekatan purposive sampling yang merupakan suatu metode nonprobability sampling untuk menentukan sampel dari populasi yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Sekaran, 2003). Sampel diseleksi dengan kriteria sebagai berikut : 1. Pegawai Negeri Sipil di bawah Pemkot Surakarta yang bekerja di dalam Dinas di Balaikota Surakarta yang termasuk dalam PNS golongan tiga (3), atau dengan kata lain yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Dan di dalam dinasnya bertugas sebagai bendahara pengeluaran.
29
2. Pegawai Negeri Sipil di bawah Pemkot Surakarta yang bekerja di dalam Dinas di Balaikota Surakarta yang termasuk dalam PNS golongan dua (2), tetapi di dalam dinasnya bertugas sebagai bendahara pengeluaran. 3. Pegawai Negeri Sipil di bawah Pemkot Surakarta yang bekerja di Kelurahan-Kelurahan di Surakarta, yang termasuk dalam PNS golongan tiga (3), atau dengan kata lain yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Dan di dalam dinasnya bertugas sebagai bendahara pengeluaran. 4. Pegawai Negeri Sipil di bawah Pemkot Surakarta yang bekerja di Kelurahan-Kelurahan di Surakarta, yang termasuk dalam PNS golongan dua (2), tetapi di dalam dinasnya bertugas sebagai bendahara pengeluaran. 5. Pegawai Negeri Sipil di bawah Pemkot Surakarta yang bekerja di Kecamatan-Kecamatan di Surakarta, yang termasuk dalam PNS golongan tiga (3), atau dengan kata lain yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Dan di dalam dinasnya bertugas sebagai bendahara pengeluaran. 6. Pegawai Negeri Sipil di bawah Pemkot Surakarta yang bekerja di Kelurahan-Kelurahan di Surakarta, yang termasuk dalam PNS golongan dua (2), tetapi di dalam dinasnya bertugas sebagai bendahara pengeluaran.
30
3.4
Metode Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan penelitian yang berbentuk survei dimana data yang diambil adalah data yang berupa data primer. Data primer merupakan
data
yang
diperoleh
melalui
survei
lapangan
yang
menggunakan semua metode pengumpulan data original (Sekaran, 2003). Di samping data primer, peneliti juga memerlukan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain (Sekaran, 2003). Data sekunder ini digunakan sebagai dasar menyusun landasan teori dan dapat berasal dari artikel dalam jurnal, text books, dan dari sumber lainnya. Data diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan dan tanggapan yang diajukan oleh peneliti melalui kuesioner. Kuesioner adalah serangkaian pertanyaan tertulis yang disusun, dimana responden mencatat jawaban mereka, biasanya jawaban tersebut terbatas pada alternatif jawaban yang diberikan. Kuesioner merupakan salah satu instrumen pengumpulan data yang efisien, dimana peneliti dapat mengetahui secara pasti apa yang dibutuhkan dan bagaimana mengukur variabel-variabel yang digunakan (Sekaran, 2003). Kuesioner akan ditujukan penulis kepada sampel dari penelitian yang telah diseleksi dari keseluruhan populasi sesuai dengan kriteria diinginkan yang akan diuji dalam penelitian ini. Selain itu juga akan diadakan wawancara dan observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung, khusunya
31
mengenai penerpan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan tahun 2008.
3.5
Model Analisis Data Data yang telah terkumpul kemudian akan dianalisis dengan model analisis, yaitu : 1. Uji Regresi Linear Berganda Uji regresi linear berganda digunakan untuk menjelaskan pengaruh persepsi wajib pajak pribadi yang diproksikan ke proses pembelajaran, motivasi, dan kepribadian dari tiap personil PNS di jajaran Pemkot Surakarta terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahun 2008. Rumus untuk persamaan regresi linear berganda yang mempunyai tiga variabel bebas adalah : Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3+e Dimana keterangannya adalah : Y = adalah variabel pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahun 2008
a = konstanta
x1 = Variabel proses pembelajaran x2 = Variabel motivasi x3 = Variabel kepribadian
32
b1 = koefisien regresi parsial yang mengukur besaran perubahan varabel dependen Y sehubungan dengan perubahan variabel independen x1, dengan asumsi x2 dan x3 konstan.
b2 = koefisien regresi parsial yang mengukur besaran perubahan varabel dependen Y sehubungan dengan perubahan variabel independen x2, dengan asumsi x1 dan x3 konstan.
b3 = koefisien regresi parsial yang mengukur besaran perubahan varabel dependen Y sehubungan dengan perubahan variabel independen x3, dengan asumsi x1 dan x2 konstan. e
3.6
= error random term
Uji Instrumen Di dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa alat uji instrumen untuk mengukur apakah instrumen penelitian benar – benar mampu mengukur konstruk yang digunakan. Beberapa alat uji yang digunakan adalah : 1. Uji Validitas Validitas alat ukur adalah sejauh mana kecermatan dan ketepatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut benar - benar mengukur konsep yang seharusnya diukur, dan akan dianalisis menggunakan program komputer SPSS for Windows.
33
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas sebagai sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Uji reliabilitas dilakukan terhadap pertanyaan yang sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang pada kelompok yang sama dan alat ukur yang sama. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach’s Alpha, yaitu koefisien reliabilitas yang menunjukkan seberapa baik item dalam kuesioner berkorelasi positif dengan item yang lainnya. Seperti halnya pada uji validitas, maka untuk uji reliabilitas ini akan dianalisis menggunakan program komputer SPSS for Windows.
3.7
Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi berganda, terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji heterokedastisitas dan uji multikolinearitas. a) Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai
34
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. b) Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain. c) Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamataan ke pengamatan yang lain.
2. Uji Hipotesis F dan t Dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dan bersama-sama. a) Uji Regresi Simultan (Uji F) Uji regresi simultan (uji F) merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Adapun mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1) Ho : b1 = b2 = …. = bk = 0, artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen
35
2) Ha : b1 : ¹ b2 ¹ …. ¹ bk ¹ 0, artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan, artinya bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua
variabel
independen
secara
serentak
dan
signifikan
mempunyai variabel dependen. b) Uji Regresi Parsial (Uji t) Uji regresi parsial (uji t) merupakan pengujian yang dilakukan terhadap koefisien regresi secara individual, yakni dengan melihat pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Adapun mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1) Ho : b i = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen atau variabel bebas terhadap variabel dependen atau variabel terikat. 2) Ha : b i ¹ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen atau variabel bebas terhadap variabel dependen atau variabel terikat. Untuk menentukan apakah terdapat pengaruh atau tidak terdapat pengaruh antara variabel independen atau variabel bebas secara
36
parsial terhadap variabel terikat, maka pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan menggunakan distribusi probabilitas dengan derajat atau signifikasi sebesar 5 % atau (0,05). Selanjutnya dilihat, apabila nilai probabilitas lebih dari 5% (0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak (sig > a), atau dengan kata lain bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen atau variabel bebas secara parsial atau individual terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila nilai probabilitas kurang dari 5% (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima (sig > a), atau dengan kata lain bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen atau variabel bebas secara parsial atau individual terhadap variabel dependen.
3. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur persentase variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh semua variabel bebasnya. Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 (0 < R <1), dimana semakin tinggi nilai R suatu Regresi atau semakin mendekati 1, maka hasil regresi tersebut semakin baik.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menggunakan data primer melalui penyebaran kuesioner. Di dalam penelitian ini, kuesioner disebarkan kepada responden yang berada di Jajaran Pemkot Surakarta secara langsung. Penyebaran kuesioner dimulai pada pertengahan bulan Juli 2009 dan datanya dapat terkumpul pada pertengahan bulan Agustus 2009. Jadi, proses penyebaran dan pengumpulan kuesioner untuk dijadikan data membutuhkan waktu sekitar kurang lebih satu bulan. Dari populasi seluruh PNS di Jajaran Pemkot Surakarta, sampel yang ditentukan adalah 14 responden terdiri dari 1 responden untuk masing – masing dinas, 5 responden terdiri dari 1 responden untuk masing – masing kecamatan, dan 47 responden terdiri dari 1 responden untuk masing – masing kelurahan. Dari 14 kuesioner untuk bendahara pengeluaran dari Dinas di bawah Balaikota Surakarta yang disebarkan oleh peneliti, sebanyak 12 kuesioner yang kembali dan 11 kuesioner yang dapat diolah. Sebanyak 5 kuesioner untuk responden Kecamatan di bawah Pemkot Surakarta kembali dan dapat diolah, juga 44 lembar kuesioner untuk responden dari Kelurahan yang kembali, dan yang dapat diolah sebanyak 41 lembar kuesioner.
37
38
Tabel IV. 1 Distribusi Kuesioner dan Pengembalian Kuesioner
Kuesioner
Tingkat
yang disebar
yang kembali
pengembalian
Responden Bendahara Pengeluaran 14 Dinas Bendahara Pengeluaran 5 Kecamatan Bendahara Pengeluaran 47 Kelurahan Jumlah 66 Sumber: Data Primer yang Diolah
Kuesioner yang diolah
12
85,71%
11
5
100%
5
44
93,61%
41
61
92,42%
57
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah seluruh kuesioner yang disebar adalah 66 lembar kuesioner. Total kuesioner yang diterima sebanyak 61 lembar kuesioner, sehingga dapat diketahui bahwa tingkat pengembalian kuesioner sebesar 92,42% dan yang dapat diolah adalah sebesar 86,36 %.
4.2
Analisis Uji Instrumen Absahnya hasil dari suatu penelitian ditentukan oleh alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti, terutama penelitian yang dilakukan dengan data primer. Apabila alat ukur yang digunakan dalam proses pengumpulan data tidak valid dan tidak dapat dipercaya, maka hasil penelitian tidak akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya, karena itu suatu alat ukur perlu diuji dengan pengujian validitas, dan reliabilitas.
39
1 Uji Validitas Tujuan pengujian validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi bila alat ukur tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
maksud
dilakukannya
pengukuran
tersebut.
Uji
yang
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai uji yang memiliki validitas rendah. Uji validitas dilakukan untuk menilai seberapa baik suatu instrumen ataupun proses pengukuran terhadap konsep yang diharapkan untuk mengetahui apakah yang kita tanyakan dalam kuesioner sudah sesuai dengan konsepnya (Ghozali, 2005). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan pearson correlation product moment dengan bantuan program SPSS 15.0 for windows. Data dikatakan valid apabila skor masing-masing butir pertanyaan berkorelasi secara signifikan terhadap skor total. Hasil uji validitas terhadap item pertanyaan untuk proses pembelajaran dengan menggunakan pearson correlation product moment dapat dilihat pada tabel IV.2. Keseluruhan pertanyaan mengenai proses pembelajaran ini adalah valid.
40
Tabel IV.2 Hasil Uji Validitas Proses Pembelajaran Pertanyaan
Nilai pearson correlation
Sig (2-tailed)
Keterangan
P1
0,466 **
0.000
Valid
P2
0,735 **
0.000
Valid
P3
0,662 **
0.000
Valid
P4
0,680 **
0.000
Valid
P5
0,562 **
0.000
Valid
P6
0,540**
0.000
Valid
** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed) Sumber : Data primer yang diolah
41
Pengujian validitas kedua adalah untuk item pertanyaan mengenai motivasi. Hasil dari pengujian validitas dengan menggunakan pearson correlation product moment ditunjukkan pada tabel IV.3. Keseluruhan item pertanyaan mengenai motivasi adalah valid. Tabel IV.3 Hasil Uji Validitas Motivasi Pertanyaan
Nilai pearson correlation
Sig (2-tailed)
Keterangan
P7
0,735**
0.000
Valid
P8
0,550 **
0.000
Valid
P9
0,597**
0.000
Valid
P10
0,754 **
0.000
Valid
P11
0,674 **
0.000
Valid
** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed) Sumber : Data primer yang diolah
42
Pengujian validitas ketiga adalah untuk item pertanyaan mengenai kepribadian. Hasil dari pengujian validitas dengan menggunakan pearson correlation product moment ditunjukkan pada tabel IV.4. Keseluruhan item pertanyaan mengenai kepribadian adalah valid. Tabel IV.4 Hasil Uji Validitas Kepribadian Pertanyaan
Nilai pearson correlation
Sig (2-tailed)
Keterangan
P12
0,613**
0.000
Valid
P13
0,677**
0.000
Valid
P14
0,658**
0.000
Valid
P15
0,729**
0.000
Valid
P16
0,633 **
0.000
Valid
** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed) Sumber : Data primer yang diolah
43
Hasil uji validitas terhadap item pertanyaan untuk pemahaman penerapan sisten drop box dalam pelaporan SPT tahunan tahun 2008 dengan menggunakan pearson correlation product moment dapat dilihat pada tabel IV.5 Keseluruhan pertanyaan mengenai pemahaman penerapan sisten drop box dalam pelaporan SPT tahunan tahun 2008 ini adalah valid. Tabel IV.5 Hasil Uji Validitas Pemahaman Penerapan drop box Pertanyaan
Nilai pearson correlation
Sig (2-tailed)
Keterangan
P17
0,654**
0.000
Valid
P18
0,749**
0.000
Valid
P19
0,869**
0.000
Valid
P20
0,857**
0.000
Valid
P21
0,794**
0.000
Valid
P22
0,901**
0.000
Valid
P23
0,906**
0.000
Valid
P24
0,880**
0.000
Valid
P25
0,889**
0.000
Valid
** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed) Sumber : Data primer yang diolah
44
2 Uji Reliabilitas Setelah pengujian validitas, maka tahap selanjutnya adalah pengujian reliabilitas. Uji reliabilitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur apakah kuesioner benar-benar merupakan indikator yang mengukur suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang konsisten dari waktu ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas dari indikator penelitian ini dilakukan dengan menggunakan koefisien cronbach’s alpha. Koefisien cronbach’s alpha yang mendekati 1 menandakan reliabilitas konsistensi yang tinggi. Ghozali (2005) menjelaskan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,60. Reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan metode cronbach’s alpha dengan bantuan program SPSS 15.0 for windows. Hasil uji reliabilitas akan disajikan pada tabel IV.6 berikut ini.
Variabel
Tabel IV.6 Hasil Uji Reliabilitas Number of Koefisien Item cronbach’s alpha
Keterangan
Proses Pembelajaran
6
0,655
Reliabel
Motivasi
5
0,686
Reliabel
Kepribadian
5
0,673
Reliabel
Pemahaman
9
0,945
Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
45
Dari hasil Uji Reliabilitas pada tabel IV.6. semua item-item yang digunakan dalam kuesioner penelitian terbebas dari kesalahan, sehingga memberikan hasil pengukuran yang konsisten pada kondisi yang berbeda dan pada masing-masing butir dalam instrumen. Maka dapat disimpulkan bahwa semua item dinyatakan reliabel karena memiliki cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60.
4.3
Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Sebelum data yang diperoleh diolah untuk dianalisis lebih lanjut, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kepastian distribusi data yang diperoleh apakah memenuhi syarat normalitas. Uji normalitas ini dilakukan sebagai dasar pertimbangan menentukkan alat uji statistik yang paling tepat digunakan. Apabila data berdistribusi normal maka pengujian hipotesis dilakukan statistik parametik. Sedangkan apabila datanya berdistribusi tidak normal maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistik non parametik. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik one-sample kolmogorov smirnov test yang terdapat dalam program SPSS 15.0 for windows, yaitu pengujian dengan menggunakan dua sisi untuk membandingkan nilai taraf signifikansinya. Dalam penelitian ini diterapkan nilai taraf signifikansi 5%. Data dikatakan
46
terdistribusi dengan normal apabila residual terdistribusi dengan normal yaitu memiliki tingkat signifikansi di atas 5% (Ghozali, 2005). Apabila hasil uji normalitas diperoleh nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi normal dan sebaliknya apabila nilai probabilitas kurang dari 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas berdasarkan masing-masing responden disajikan pada tabel IV.7 berikut ini. Tabel IV.7. Hasil Uji Normalitas Data Variabel
Asymp Sig.
Status
(2-tailed)
Distribusi
Proses Pembelajaran
0,921
Normal
Motivasi
0,334
Normal
Kepribadian
0,305
Normal
Pemahaman
0,211
Normal
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel IV.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp Sig. (2-tailed) untuk Proses Pembelajaran sebesar 0,921 lebih besar dari 0,05, sehingga datanya berdistribusi normal. Motivasi bernilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0,334 lebih besar dari 0,05 sehingga datanya berdistribusi normal. Untuk Kepribadian nilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0,305 lebih besar dari 0,05 sehingga datanya juga berdistribusi normal, sehingga data keseluruhan berdistribusi normal.
47
2. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, penelitian ini menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Syarat suatu data tidak terjadi multikolinearitas adalah jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1.
Variabel
Tabel IV.8 Hasil Uji Multikolinearitas Tolerance VIF
Keterangan
Proses Pembelajaran
0,766
1,306
Non Multikolinearitas
Motivasi
0,558
1,792
Non Multikolinearitas
Kepribadian
0,641
1,561
Non Multikolinearitas
Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel IV.7 di atas dapat dilihat bahwa variabel – variabel tersebut mempunyai nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut bebas multikolinearitas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pada penelitian ini untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
48
SRESID dan ZPRED, apabila penyebaran tidak ada pola maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Tabel IV.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Regression Standardized Predicted Value
Scatterplot Dependent Variable: Pemahaman 3
2
1
0
-1
-2 -2.0
-1.5
-1.0
-.5
0.0
.5
1.0
1.5
2.0
Regression Standardized Residual
Sumber : Data primer yang diolah Grafik hasil pengujian di atas dapat diketahui bahwa seluruh model regresi memiliki grafik scatterplot dengan titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu dengan jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 (nol) pad sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
49
4.4
Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen. Variabel-variabel tersebut adalah proses belajar, motivasi, dan kepribadian terhadap variabel dependen pemahaman penerapan sistem drop box. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini: Tabel IV.10 Hasil Regeresi Linear Berganda Coefficientsa
Model 1
(Constant) Proses Belajar Motivasi Kepribadian
Unstandardized Coefficients B Std. Error -8.441 5.367 .375 .181 .920 .425 .836 .346
Standardized Coefficients Beta .239 .293 .305
t -1.573 2.075 2.167 2.420
Sig. .122 .043 .035 .019
a. Dependent Variable: Pemahaman
Sumber : Data primer yang diolah Pada tabel IV.10 di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Persaman Regresi, Y = -8,441 + 0,375x1 + 0,920x2 + 0,836x3+ e t=
2,075
2,167
2,420
sig =
0,043
0,035
0,019
50
1. Uji Regresi Simultan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk menguji adanya pengaruh variabel independen (proses belajar, motivasi, kepribadian) secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen (pemahaman penerapan drop box). Tabel IV.11 Hasil Uji F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 911.198 1070.802 1982.000
df 3 53 56
Mean Square 303.733 20.204
F 15.033
a. Predictors: (Constant), Kepribadian, Proses Belajar, Motivasi b. Dependent Variable: Pemahaman
Sumber : Data primer yang diolah Pada tabel IV.11 hasil uji F diperoleh nilai F sebesar 15,033 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05, maka variabel proses pembelajaran, motivasi, dan kepribadian secara bersama-sama atau simultan berpengaruh secara statistik signifikan terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahun 2008.
Sig. .000a
51
2. Uji Regresi Parsial (uji t) Uji t bertujuan untuk menguji apakah variabel independen (proses belajar, motivasi, kepribadian) secara parsial atau individual mampu mempengaruhi besarnya variabel dependen (pemahaman penerapan drop box). Tabel IV.12 Hasil Uji t Coefficientsa
Model 1
(Constant) Proses Belajar Motivasi Kepribadian
Unstandardized Coefficients B Std. Error -8.441 5.367 .375 .181 .920 .425 .836 .346
Standardized Coefficients Beta .239 .293 .305
t -1.573 2.075 2.167 2.420
Sig. .122 .043 .035 .019
a. Dependent Variable: Pemahaman
Sumber : Data primer yang diolah
Untuk menjelaskan hasil uji t tabel IV.12 dapat dilihat pada tabel IV.13 Tabel IV.13 Keterangan Hasil Uji t Variabel
t
sig.
Status
Keterangan
Proses Pembelajaran
2,075
0,043
Terima H1
Signifikan
Motivasi
2,167
0,035
Terima H2
Signifikan
Kepribadian
2,420
0,019
Terima H3
Signifikan
Sumber : Data primer yang diolah
52
Hasil pengujian sampel dengan uji t membuktikan bahwa proses pembelajaran mempunyai nilai t sebesar 2,075 dan nilai probabilitas 0,043, untuk motivasi mempunyai nilai t sebesar 2,167 dan nilai probabilitas sebesar 0,035, dibuktikan juga bahwa kepribadian mempunyai nilai t sebesar 2,420 dan nilai probabilitas 0,019. a.
Proses Pembelajaran Untuk variabel proses pembelajaran mempunyai nilai t sebesar 2,075 dan nilai probabilitas 0,043 yang tidak melebihi dari taraf signifikansi 0,05. Nilai ini menunjukan bahwa variabel proses pembelajaran berpengaruh positif secara statistik terhadap variabel pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan. Hasil ini memperkuat hasil penelitian Kartawan dan Kusmayadi (2002) yang memperoleh hasil melalui uji t, dengan t hitung 2,2834 untuk variabel proses pembelajaran pada wajib pajak BUMS dan t hitung 13, 4916 untuk variabel proses pembelajaran pada wajib pajak BUMD, hasil keduanya tersebut lebih besar dari t tabel, dimana menunjukan bahwa variabel proses pembelajaran berpengaruh positif terhadap persepsi mengenai UU pajak penghasilan baik wajib pajak badan BUMS maupun BUMD di Tasikmalaya dan terhadap pelaksanaan sistem self assesment.
b.
Motivasi Untuk variabel motivasi mempunyai nilai t sebesar 2,167 dan nilai probabilitas sebesar 0,035 yang dibawah dari taraf signifikansi
53
0,05, ini menunjukan bahwa variabel motivasi berpengaruh secara statistik terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan. Hasil ini juga sama dengan hasil penelitian Srinatin (2007) yang memperoleh hasil t sebesar 2, 348 dan nilai probabilitas 0, 025 yang dibawah dari taraf signifikansi 0,05, sehingga secara parsial variabel motivasi berpengaruh terhadap penerapan sistem self assesment. c.
Kepribadian Untuk variabel kepribadian mempunyai nilai t sebesar 2,420 dan nilai probabilitas 0,019. Yang jauh dibawah taraf signifikansi 0,05, dan ini menunjukan bahwa variabel kepribadian berpengaruh secara statistik terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Andriani (2004) dimana untuk variabel kepribadian mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,855 yang melebihi taraf signifikansi 0,05, sehingga variabel kepribadian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman sistem self assesment dan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Hasil yang berbeda tersebut disebabkan objek penelitian dan sampel penelitian yang berbeda atas variabel dependen yang berbeda.
54
3. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk mempredikasi variasi variabel dependen (Ghozali 2005). Tabel IV.14 Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (R 2 ) Model Summary Model 1
R R Square .678a .460
Adjusted R Square .429
Std. Error of the Estimate 4.495
a. Predictors: (Constant), Kepribadian, Proses Belajar, Motivasi
Sumber : Data primer yang diolah Koefisien determinasi (R Square = R 2 ) sebesar 0,460, dengan koefisiensi determinasi yang terkoreksi dari faktor bias kesalahan (Adjusted R Square) sebesar 0,429, menyatakan besarnya pengaruh variabel independen, yaitu proses pembelajaran, motivasi, dan kepribadian dengan variabel dependen, yaitu pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan. Artinya sebesar 42,9 % keragaman variabel pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan ditentukan oleh proses pembelajaran, motivasi, dan kepribadian,
55
sedangkan sisanya 57,1 % ditentukan oleh faktor lain (di luar persamaan model regresi). 4. Pembahasan Hasil Analisis Hipotesis a. Pengaruh Proses Pembelajaran Wajib Pajak Pribadi Terhadap Pemahaman Penerapan Sistem drop box dalam Pelaporan SPT Tahunan H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari proses pembelajaran terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan. Hipotesis bertujuan apakah proses pembelajaran wajib pajak pribadi berpengaruh terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan dengan menggunakan level signifikan 5% (0,05) dan hasil melalui Uji t untuk variabel proses pembelajaran menunjukan nilai t sebesar 2,075 dan nilai probabilitas 0,043 yang tidak melebihi taraf signifikansi 0,05. Nilai ini menunjukan bahwa variabel proses pembelajaran wajib pajak pribadi berpengaruh secara statistik dan signifikan terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan tahun 2008, artinya hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. b. Pengaruh Motivasi Wajib Pajak Pribadi Terhadap Pemahaman Penerapan Sistem drop box dalam Pelaporan SPT Tahunan H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari motivasi terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan
56
Hipotesis bertujuan apakah motivasi wajib pajak pribadi berpengaruh terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan dengan menggunakan level signifikan 5% (0,05) dan hasil melalui Uji t untuk variabel motivasi menunjukan nilai t sebesar 2,167 dan nilai probabilitas 0,035 yang tidak melebihi taraf signifikansi 0,05. Nilai ini menunjukan bahwa variabel motivasi wajib pajak pribadi berpengaruh secara statistik dan signifikan terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan tahun 2008, artinya hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima. c. Pengaruh Kepribadian Wajib Pajak Pribadi Terhadap Pemahaman Penerapan Sistem drop box dalam Pelaporan SPT Tahunan H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari kepribadian terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan. Hipotesis bertujuan apakah kepribadian wajib pajak pribadi berpengaruh terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan dengan menggunakan level signifikan 5% (0,05) dan hasil melalui Uji t untuk variabel kepribadian menunjukan nilai t sebesar 2,420 dan nilai probabilitas 0,019 yang tidak melebihi taraf signifikansi 0,05. Nilai ini menunjukan bahwa variabel kepribadian wajib pajak pribadi berpengaruh secara statistik dan signifikan terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam
57
pelaporan SPT Tahunan tahun 2008, artinya hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. Hasil analisis tentang pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan tahun 2008 dengan adanya persepsi dari wajib pajak pribadi di jajaran pemkot Surakarta, bahwa persepsi wajib pajak pribadi yang diproksikan dengan proses pembelajaran, motivasi, dan kepribadian berpengaruh positif atau signifikan terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan tahun 2008, terbukti dengan Uji F yang menunjukan nilai sebesar 15,033 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas sebesar 0,000 jauh lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, maka variabel proses pembelajaran, motivasi, dan kepribadian berpengaruh
secara
statistik
signifikan
terhadap
pemahaman
penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan tahun 2008. Hasil penelitian penulis ini diperkuat dengan hasil penelitian Srinatin (2007) yang menguji pengaruh persepsi terhadap penerapan sistem self assesment dengan menggunakan uji F dengan nilai 6, 504 dan nilai probabilitas sebesar 0,002 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi0,05, artinya ketiga variabel berpengaruh secara statistik signifikan terhadap penerapan sistem self assessment. Dengan koefisien determinasi yang terkoreksi dari faktor bias kesalahan (Adjusted R Square) sebesar 0,429 menyatakan besarnya pengaruh variabel independen, yaitu proses pembelajaran, motivasi,
58
dan kepribadian wajib pajak pribadi dengan variabel dependen, yaitu pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan tahun 2008. Artinya sebesar sebesar 42,9 % keragaman variabel pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan ditentukan oleh proses pembelajaran, motivasi, dan kepribadian wajib pajak pribadi, sedangkan sisanya 57,1 % ditentukan oleh faktor yang lain. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa wajib pajak, khususnya pegawai negeri sipil di pemkot surakarta dengan sampel 57 orang yang bertugas melaporkan SPT Tahunan telah memahami sistem penerimaan pelaporan SPT Tahunan melalui sistem drop box, pemahaman tersebut dipengaruhi oleh persepsi wajib pajak tersebut terhadap penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan tahun 2008, tentunya persepsi wajib pajak diproksikan oleh proses pembelajaran, motivasi, dan kepribadian masing-masing dari diri wajib pajak, ketiganya tersebut berpengaruh terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan tahun 2008 secara bersama-sama dan individual. Tujuan dari Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE24/PJ/2009 telah dirasakan memberi kemudahan bagi wajib pajak dalam pelapran SPT tahun 2008, selain hasil empiris juga diperkuat hasil wawancara, dimana wajib pajak tidak perlu antri dan menunggu untuk waktu yang lama saat melaporkan SPT Tahunan tahun 2008.
59 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pembelajaran, motivasi, dan kepribadian wajib pajak pribadi berpengaruh secara statistik signifikan terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan tahun 2008. Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan, keterbatasan, dan saran sebagai berikut :
5.4
Kesimpulan Setelah dilaksanakan analisis terhadap permasalahan dalam penelitian, dan berdasarkan
hipotesis yang telah dirumuskan, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pembelajaran wajib pajak pribadi berpengaruh secara statistik dan signifikan terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan tahun 2008. 2. Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi wajib pajak pribadi berpengaruh secara statistik dan signifikan terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT Tahunan tahun 2008. 3. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepribadian wajib pajak pribadi berpengaruh secara statistik dan signifikan terhadap pemahaman penerapan sistem drop box dalam pelaporan SPT tahunan tahun 2008. 5.2
Keterbatasan Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan yang perlu diperhatikan bagi penelitian
yang akan datang, yaitu sebagai berikut:
59
60 1. Kemungkinan timbulnya bias terhadap respon dari responden, karena a. Adanya ketidakseriusan responden dalam menjawab semua pertanyaan yang ada dalam kuesioner, semakin tidak serius dalam menjawab, maka kemungkinan timbulnya bias akan semakin tinggi. b. Kesalahan interpretasi oleh responden mengenai maksud pertanyaan yang sesungguhnya, sehingga menyebabkan variabel tidak terukur secara sempurna. 2. Lingkup penelitian hanya di Surakarta relatif lebih kecil dibandingkan populasi wajib pajak yang berada di Indonesia. 3. Variabel yang digunakan sebagai indikator hanya 3 (tiga) variabel, sementara masih ada variabel yang tidak dimasukan dalam peneltian.
5.3
Saran Saran-saran yang dapat disampaikan oleh penulis sebagai hasil dari penelitian,
pembahasan, dan kesimpulan di atas adalah: 1. Memperbesar jumlah sampel penelitian 2. Memperluas lokasi penelitian, misalnya untuk Jajaran pemerintahan kota DIY, pemerintahan provinsi Jawa Tengah atau bahkan sampai di pemerintahan seluruh Indonesia, sehingga kesimpulan yang diperoleh dapat digeneralisasikan secara umum pada seluruh wajib pajak pribadi pegawai negeri sipil. 3. Melakukan pengujian lebih lanjut terhadap variabel dengan memasukan variabel lain yang mempengaruhi pemahaman penerapan suatu sistem perpajakan, misalnya profesionalisme
fiscus,
kontinuitas
pemeriksaan dan pengawasan pajak.
60
penyuluhan
perpajakan,
dan
kuntinuitas
61
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Nur, Novasita. 2004. “Pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Sistem Self Assessment dan Pengaruhnya Pada Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan”. Skripsi Tidak dipublikasikan. Strata I. Universitas Sebelas Maret. dhimaskasep.files.wordpress.com/2008/03/02 Ghozali, Imam. 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Edisi ketiga. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. images.taxlearning.multiply.com Indriantoro, Nur & Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Kartawan., dan Kusmayadi, Dedi. 2002. ”Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Badan Mengenai Undang-Undang Pajak Penghasilan Terhadap Pelaksanaan Sistem Self Assessment Pada BUMS Dan BUMD Kantor Pelayanan Pajak Tasikmalaya”. Pascasarjana Universitas Gunadarma, dan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Keputusan Menteri Keuangan No. 545/KMK.04/2000 tanggal 22 Desember 2000 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak, tujuan Pemeriksaan Pajak Palil, Rizal, Mohd. The Effect Of E-commerce On Malaysian Tax System : An Empirical Evidence From Academicians And Malaysian Tax Practitioners. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 6, No.1, Mei 2004. Universitas Kebangsaan Malaysia. petra digitallibrary/jiunkpe/s1/eakt/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-32403021-7100 psikologi-unnes.blogspot.com/2008/08/pengertian-persepsi Sekaran, Uma. 2003. Research Methodology For Business. New York: John Wiley and Sons, Inc. Srinatin. 2007. Internal Set Factor yang Mempengaruhi Pesepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Penerapan Sistem Self Assessment. Skripsi Tidak dipublikasikan. Strata I. Universitas Sebelas Maret.
62
61
62 Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-24/PJ/2009 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 19/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan. Wiyanto, Christian. 2007. Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) Pada KPP Surabaya X. Badan Penerbit Universitas Kristen Petra. www.infoskripsi.com/Article/2008
62
63
63