PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VIII DI SMPI YAPKUM DEPOK
Oleh : IDA LAELA NIM: 18100110000029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013/2014
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi berjudul Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Siswa Kelas VIII di SMPI Yapkum Depok disusun oleh Ida Laela, NIM. 18100110000029, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 26 Nopember 2014
Yang mengesahkan Pembimbing,
Marhamah Saleh, Lc., MA. NIP. 19720313 200801 2 010
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Siswa Kelas VIII di SMPI Yapkum Depok disusun oleh Ida Laela, NIM. 18100110000029, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 20 Januari 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
ABSTRAK
Ida Laela. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Siswa Kelas VIII di SMPI Yapkum Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara perhatian orang tua terhadap akhlak siswa kelas VIII di SMPI Yapkum Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, merupakan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan atau gambaran umum tentang suatu fenomena atau gejala yang dilandasi pada teori, asumsi atau andaian, dalam hal ini dapat diartikan sebagai pola fikir yang menunjukkan hubungan antara variabelvariabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel 24% dari jumlah populasi yaitu 30 siswa. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum perhatian orang tua siswa sudah sangat baik, ini dapat dilihat dari nilai skor sebesar 1192 yang berada pada posisi sangat baik. Akhlak siswa kelas VII SMPI Yapkum Depok cukup baik, ini dapat dilihat dari nilai skor sebesar 970 yang berada pada posisi cukup baik. Dari hasil analisis statistik diketahui bahwa korelasi antara perhatian orang tua dengan akhlak siswa 0,639 yang berada pada kategori tingkat korelasi yang tergolong kuat. Perhatian orang tua mempunyai pengaruh sebesar 40,8% terhadap akhlak siswa SMPI Yapkum Depok. Sedangkan dari uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel perhatian orang tua terhadap akhlak siswa kelas VIII SMPI Yapkum Depok. Kata kunci: Perhatian orang tua, Akhlak siswa
ABSTRACT
Ida Laela. Islamic Education Department of the Faculty of Science of MT and Teaching. Effect of Attention Parents Against Morals Grade VIII in SMPI Yapkum Depok. This study aims to determine the effect of parental attention toward morals eighth grade students in SMPI Yapkum Depok. This study uses a quantitative approach, the research done to get the answer to a question or a general description of a phenomenon or symptom that is based on the theory, assumptions or assumption, in this case can be interpreted as the mindset that shows the relationship between the variables studied. In this study, the authors took a sample of 24% of the total population that is 30 students. The techniques used in data collection in this study, observation, interviews and questionnaires. The results showed that in general the attention of the parents has been very good, it can be seen from the score of 1192 which is located in a very good position. Morals class VII SMPI Yapkum Depok good enough, it can be seen from the score of 970 which is in a position good enough. From the results of statistical analysis known that the correlation between parents' attention to the morals of 0.639 students who are in the category of relatively strong degree of correlation. Attention parents have the effect of 40.8% against the morals of students SMPI Yapkum Depok. While the hypothesis test showed that there is influence between the variables of attention of parents of eighth grade students SMPI character Yapkum Depok. Keywords: Attention parents, students Morals
PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Ida Laela
NIM
: 18100110000029
Jurusan/Prodi
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Siswa Kelas VIII di SMPI Yapkum Depok
Dosen Pembimbing
: Marhamah Saleh, Lc., MA.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulilah, Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya, serta kepada seluruh muslimin dan muslimat. Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin, senantiasa penulis panjatkan kepada-Nya. Karena atas ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dirinya adalah makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup mandiri. Begitu pula dengan proses pelaksanaan penyusunan skripsi, penulis membutuhkan bimbingan, bantuan, dukungan, dan do’a dari berbagai pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Sebagai ungkapan rasa hormat yang teramat sangat, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Nurlena Rifa’i, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. H. Abd. Majid, Khon, M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, berkat jasa beliau penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, beliau juga yang senantiasa memberikan yang terbaik untuk seluruh mahasiswa Pendidikan Agama Islam. 3. Marhamah Saleh, Lc., M.A., selaku dosen pembimbing, berkat jasa beliau, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. 4. Para dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan ilmu kepada saya, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah kau berikan dengan pahala yang berlipat. 5. Dra. Juhriatul Fitriah, kepala sekolah SMPI Yapkum Depok, yang telah memberikan penulis kesempatan untuk mengadakan penelitian di sekolah.
i
6. Kedua orang tua, yang senantiasa memberikan kasih sayang serta dukungan moril dan materil. Juga tak henti-hentinya memanjatkan do’a kepada-Nya untuk penulis, agar senantiasa mendapatkan ridho-Nya di setiap langkah perjuangan dalam menempuh perjalanan yang berliku untuk menggapai kesuksesan. 7. Suami tercinta Maswadi yang telah memberikan doa, serta motivasi moril dan materil. 8. Anak-anakku tersayang Muhammad Faathir Raihan dan Zulfa Fathiyah Kamil yang selalu memberikan semangat. 9. Kawan-kawan seperjuangan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan banyak inspirasi kepada penulis. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan do’a dan dukungan selama proses penyusunan skripsi. Penulis panjatkan do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, semoga jasa yang telah mereka berikan menjadi amal shaleh dan mendapatkan balasan yang jauh lebih baik dari-Nya. Amin. Akhirul kalam, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, dan dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang konstruktif. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, 26 Nopember 2014 Penulis
Ida Laela
ii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK KATA PENGANTAR .......................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................
4
C. Pembatasan Masalah....................................................................
4
D. Perumusan Masalah .....................................................................
4
E. Tujuan Penelitian ..........................................................................
4
F. Kegunaan Penelitian .....................................................................
5
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .....................
6
A. Deskripsi Teoritik .........................................................................
6
1. Perhatian Orang Tua ...............................................................
6
2. Akhlak .................................................................................... 11 3. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Anak ........ 22 B. Hasil Penelitian Yang Relevan ..................................................... 25 C. Kerangka Berfikir ......................................................................... 26 D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 28 A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 28 B. Metode dan Desain Penelitian ...................................................... 28 C. Populasi dan Sampel..................................................................... 28 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 29 E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 31 F. Teknik Analisis Data .................................................................... 32 G. Hipotesis Statistik ......................................................................... 35 iii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 36 A. Gambaran umum SMPI Yapkum Depok ..................................... 36 1. Sejarah SMPI Yapkum Depok ............................................... 36 2. Visi dan Misi SMPI Yapkum Depok...................................... 37 3. Keadaan Siswa........................................................................ 38 B. Deskripsi Data .............................................................................. 39 C. Analisis Data ................................................................................ 54 BAB V
PENUTUP ......................................................................................... 58 A. Kesimpulan ................................................................................... 58 B. Implikasi ....................................................................................... 58 C. Saran ............................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 60 LAMPIRAN
iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat.1 Baik tidaknya suatu masyarakat ditentukan oleh baik tidaknya keadaan suatu keluarga umumnya pada masyarakat tersebut. Oleh karena itu, apabila kita menghendaki terwujudnya suatu masyarakat yang baik dan tertib mulailah dari keluarga. Dari institusi keluarga inilah akan lahir anak-anak yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa. Dalam kaitannya dengan pembentukan dan pembekalan terhadap generasigenerasi baru ini maka orang tua yang ada di dalam keluarga tersebutlah yang secara kodrati diserahi tanggung jawab untuk mendidik mereka. Bagi seorang muslim pendidikan anak ini merupakan tanggung jawab yang sangat penting. Mendidik dan mengajar anak bukan merupakan hal yang mudah, bukan pekerjaan yang dapat dilakukan serampangan, dan bukan pula hal yang bersifat sampingan. Mendidik dan mengajar anak ini sama kedudukannya dengan kebutuhan pokok dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap muslim yang mengaku dirinya memeluk agama yang hanif ini.2 Bahkan mendidik dan mengajar anak merupakan tugas yang harus dan mesti dilakukan oleh setiap orang tua karena perintahnya datang dari Allah sebagaimana yang tersimpulkan dari makna firmanNya: 1
Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Penduduk dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, h. 2 2
Jamaal Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak: Teladan Rasulullah SAW, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2005). Cet. I, h. 23
1
2
(٦ : )اﻟﺘﺤﺮﱘ...ﺎ اﻟﱠﺬِ ﻳﻦ َ آﻣ َ ﻨُ ﻮا ﻗُﻮا أَﻧـْﻔُﺴ َ ﻜُﻢ ْ و َ أَﻫ ْ ﻠِ ﻴﻜُﻢ ْ َ ر ً ا Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka… (Q.S. At Tahrim: 6)3 Hal tersebut merupakan peringatan kepada kita agar ketika di dunia sungguh-sungguh dalam mengajarkan dan mengawasi keluarga dan anak-anak kita, jangan sampai tergelincir pada perbuatan-perbuatan yang
melanggar
ketetapan agama. Berdasarkan survey di SMPI Yapkum Depok diketahui bahwa banyaknya kedua orang tua siswa yang bekerja dari pagi sampai sore
hari. Sehingga
perhatian mereka terhadap pembentukan akhlak anak kurang maksimal. Konsekuensi dari kurangnya perhatian orang tua ini, pembentukan akhlak siswa kurang optimal yang mengakibatkan perilaku dan emosional mereka cenderung labil. Apabila tidak dibekali dengan pembinaan keagamaan yang kuat sejak dini, dikhawatirkan ketika mereka menghadapi zaman globalisasi, mereka tidak mampu menahan godaan yang menghampirinya. Untuk itu peran orang tua sangat dibutuhkan, terutama pada anak masa pubertas. Masa Pubertas sering juga disebut masa transisi dari sautu tahapan masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Biasanya mulai usia 14 tahun pada anak lakilaki dan usia 12 tahun pada anak wanita. Biasanya anak berada dalam jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).4 Masa pubertas ini biasanya anak ingin mencoba hal-hal baru yang belum pernah mereka temukan sebelumnya. Dan juga pada masa ini anak mulai melakukan hal-hal yang mereka inginkan tanpa memperdulikan disekitarnya, serta pada masa pubertas ini mereka mulai merasa ingin bebas, tidak ada aturan yang membelenggu mereka. 3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 1999), h. 951
4
Ummi Aghla, Mengakrabkan Anak Pada Ibadah, (Jakarta: Almahira, 2004), h. 48
3
Masa terpenting untuk sebuah pendidikan adalah masa kanak-kanak, yang merupakan masa terpanjang dalam kehidupan manusia. Dengan itu diperlukan adanya pendidikan akhlak, sehingga ketika mereka beranjak dewasa, mereka sudah terbiasa dengan akhlak yang baik. Oleh karena itu orang tua selaku pendidik pertama memiliki peran yang sangat menentukan dalam membentuk anak agar memiliki kepribadan yang baik. Secara umum akhlak Islam dibagi menjadi dua, yaitu akhlak mulia (alakhlaq
al-mahmudah/al-karimah)
dan
akhlak
tercela
(al-akhlaq
al-
madzmumah/qabihah). Akhlak mulia adalah yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, sedang akhlak tercela adalah akhlak yang harus kita jauhi jangan sampai kita praktikkan dalam kehidupan kita sehari-hari.5 Akhlak itu tumbuh dan berkembang dari pengalaman-pengalaman yang dilalui oleh anak-anak sejak ia lahir. Pembinaan akhlak tidak dapat terjadi hanya melalui pengertian-pengertian tanpa adanya latihan, pembiasaan dan contohcontoh yang diperoleh sejak kecil. Kebiasaan itu tertanam dengan berangsurangsur sesuai dengan pertumbuhan kecerdasannya, sesudah itu, barulah si anak diberikan pengertian-pengertian tentang akhlak. Pertumbuhannya baru dapat dikatakan mencapai kematangannya pada usia 13-21 tahun. Dalam upaya menjaga diri dan keluarga, tidak ada jalan lain kecuali orang tua secara penuh bertanggung jawab, menanamkan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya, sehingga dari hasil didikan itu akan terbentuk kepribadian yang religius, yang terasah kefahamannya dan dapat diaktualisasikan di dunia nyata, serta kemudian dapat dikembangkan dalam lembaga-lembaga berikutnya, sehingga wewenang lembaga tersebut tidak diperkenankan mengubah apa yang telah dimilikinya, tetapi cukup dengan mengombinasikan antara pendidikan yang diperoleh dari keluarga dengan lembaga pendidikan tersebut, sehingga sekolah merupakan tempat peralihan dari pendidikan keluarga.
5
Marzuki, Prinsip Dasar Akhlak Mulia, (Yogyakarta: Debut Wahana Press & FISE UNY, 2009), h. 21-22
4
Sejalan dengan pentingnya perhatian orang tua terhadap akhlak anak terutama masa pubertas yang berada dalam jenjang SMP, penulis tertarik untuk mengkajinya melalui penelitian ilmiah dengan judul: “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Siswa Kelas VIII SMPI Yapkum Depok”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka peneliti mencoba membahas masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap akhlak anak dapat menimbulkan perilaku yang menyimpang. 2. Banyaknya perilaku siswa yang melanggar tata tertib sekolah. 3. Pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak siswa.
C. Pembatasan Masalah Batasan pada penelitian ini ialah untuk mengetahui peranan perhatian orang tua terhadap akhlak anak, apakah dapat memberi pengaruh yang berarti atau tidak. Penelitian ini dilaksanakan di SMPI Yapkum Depok Tahun Pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 60 siswa dengan menggunakan penelitian lapangan (field research). Ada dua batasan pokok dalam penelitian ini yaitu pehatian orang tua anak dan akhlak siswa kelas VIII SMPI Yapkum Depok Tahun Pelajaran 2014/2015. Maksud perhatian orang tua yaitu membimbing, melatih, mengajak, memberikan teladan, mengajarkan dan memperhatikan. Sedangkan akhlak siswa yaitu akhlak terhadap Allah, terhadap sesama manusia dan terhadap lingkungan.
D. Perumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Adakah pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak siswa kelas VIII SMPI Yapkum Depok tahun pelajaran 2014/2015?”
5
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perhatian orang tua siswa kelas VIII di SMPI Yapkum Depok. 2. Untuk mengetahui akhlak siswa kelas VIII di SMPI Yapkum Depok. 3. Untuk mengetahui apakah perhatian orang tua berpengaruh terhadap akhlak siswa kelas VIII di SMPI Yapkum Depok.
F. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian yang dilakukan oleh penulis diantaranya: 1. Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk mengambangkan teori pendidikan tentang perhatian orang tua terhadap akhlak anak. 2. Secara praktis a. Bagi peneliti, untuk kelengkapan persyaratan dalam rangka mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan untuk mengetahui hambatan atau kekurangan yang belum dilakukan berhubungan dengan siswa, sekolah, orang tua, bahkan lingkungan sekolah sehingga
dapat ikut berperan dalam usaha
pembentukan akhlak peserta didik sesuai yang diharapkan. b. Bagi peserta didik, agar menyadari pentingnya kedisiplinan belajar, mengatur waktu, sopan terhadap semua serta selalu membiasakan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah atau masyarakat. c. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan laporan/pedoman mengambil kebijakan mengingatkan orang tua tentang pentingnya perhatian terhadap akhlak anak. d. Bagi masyarakat, sebagai sumbang pikir ilmiah menambah wawasan pengetahuan Pendidikan Agama Islam khususnya dalam pembentukan akhlak anak.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik 1. Perhatian Orang Tua Pendidikan orang tua terhadap anak-anaknya adalah pendidikan yang didasarkan pada rasa kasih sayang terhadap anak-anak, dan yang diterimanya dari kodrat. Orang tua adalah pendidik sejati, pendidik karena kodratnya. Oleh karena itu, kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya hendaklah kasih sayang yang sejati pula.1 Keluarga memegang perenan utama dalam pemeliharaan dan pembiasaan sikap hormat kepada semua anggota keluarga tersebut. Kasih sayang semua anggota keluarga yang tumbuh akibat dari hubungan darah dan akan diberikan kepada anak dengan wajar atau sesuai kebutuhan, mempunyai arti penting bagi anak, karena anak akan merasa diperhatikan oleh semua anggota keluarga. Apabila keluarga tidak memberikan kasih sayang kepada anak, anak akan merasakan bahwa kehadiran dirinya tidak mempunyai arti bagi kedua orang tuanya, akibatnya anak sulit diatur, mudah berontak, dan mempunyai sikap negatif lain. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tayangan televisi terbukti cukup efektif untuk membentuk dan mempengaruhi perilaku anak-anak karena media ini 1
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 80
6
7
sekarang telah berfungsi sebagai sumber rujukan dan wahan peniruan. Televisi secara tidak langsung telah ikut mendidik dan menemani anak-anak di saat orang tua disibukkan dengan berbagai aktivitas. Oleh karena itu untuk membantu agar anak dapat memanfaatkan tayangan televisi secara positif tentunya sangat dibutuhkan peran optimal orang tua dalam mendampingi dan mengontrolnya. Orang tua harus sabar mendampingi anak-anak saat menonton televisi. Sangat wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan terletak di tangan kedua orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain karena ia adalah darah dagingnya, kecuali berbagai keterbatasan kedua orang tua ini. Maka sebagian tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain, yaitu melalui sekolah.2 Pada umumnya pendidikan rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh-mempengaruhi secara timbal balik antara orangtua dan anak. Anak lahir dalam keadaan suci atau fitrah sedangkan jika tidak beragama tauhid (menyimpang dari fitrah) itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan terutama lingkungan keluarga. Oleh karena itu, orang tua harus mendidik anakanak atau anggota keluarga agar mentaati Allah. Keharusan tanggung jawab orang tua untuk menyelamatkan diri dan keluarganya melalui pendidikan Islam juga telah ditegaskan dalam firman Allah surat At-Tahrim ayat 6:
ِﺠ َ وﺎرََ ةُ ﻋَ ﻠَ ﻴـ ْ ﻬ َ ﺎ ُ ﱠﺎس ْآﻣ َ ﻨُ ﻮا ﻗُﻮا أَﻧـْﻔُﺴ َ ﻜُﻢ ْ و َ أَﻫْ ﻠِ ﻴﻜُﻢ ْ َ ر ً ا و َ ﻗُﻮدُﻫَ ﺎ اﻟﻨاﳊ (٦:ﻻَ ﻳـ َ ﻌ ْ ﺼ ُ ﻮنَ ا ﱠ َ ﻣ َ ﺎ أَﻣ َ ﺮ َ ﻫُ ﻢ ْ و َ ﻳـ َ ﻔْ ﻌ َ ﻠُﻮنَ ﻣ َ ﺎ ﻳـ ُ ﺆْ ﻣ َ ﺮ ُ ونَ )اﻟﺘﺤﺮﱘ “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At Tahrim: 6) 2
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 88
8
Dalam membentuk akhlak anak dengan baik, orang tua harus memberikan pendidikan kepada anak. Pendidikan adalah sebagai usaha membentuk akhlak manusia melalui proses yang panjang, dengan hasil (resultan) yang tidak dapat diketahui dengan segera. Dalam proses pembentukan, diperlukan suatu perhitungan yang matang dan hati-hati berdasarkan pandangan dan pikiran-pikiran atau teori yang tepat sehingga kegagalan atau kesalahan langkah pembentukan terhadap anak dapat dihindarkan, karena sasaran pendidikan adalah makhluk yang sedang tumbuh dan berkembang dan mengandung berbagai kemungkinan, bila salah bentuk maka akan sulit memperbaikinya. Allah SWT berfirman dalam surat An Nisa ayat 9:
ﺿِ ْﻌ َ ﺎﻓًﺎ ﺧَ ﺎﻓُﻮا ﻋَ ﻠَﻴ ْ ﻬِ ﻢ ْ ﻓـَ ﻠْﻴـ َ ﺘـﱠﻘُ ﻮا ا ﱠ َ و َ ﻟْﻴـ َ ﻘُﻮﻟُﻮا ّ ﺶ َْ ذُر َﺨْﻬِ ﻢ ِﺧَْﻴﻠْﻔ ِﻳﱠﺔً ﻟَﻮ َ اﻟﱠﺬِ ﻳﻦ ﻣِ ﻦ ْ و َ ﻟ (٩ :ﻗـَﻮ ْ ﻻً ﺳ َ ﺪِ ﻳﺪً ا )اﻟﻨﺴﺎء Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (QS An Nisa: 9) a. Pengertian perhatian Perhatian adalah modus dari fungsi. Modus yaitu cara berposisi dan menggerakkan. Perhatian adalah pemusatan tenaga/kekuatan jiwa tertuju kepada suatu objek.3 Menurut Sayekti Pujdo Suwarno, perhatian adalah menaruh hati. Menaruh hati pada seluruh anggota keluarga adalah dasar pokok hubungan yang baik diantara pada anggota keluarga. Menaruh hati terhadap kejadian dan peristiwa yang terjadi di dalam keluarga berarti mengikuti dan memperhatikan perkembangan seluruh keluarga. 4 Berdasarkan
pendapat
yang
telah
disebutkan
sebelumnya
dapat
disimpulkan bahwa perhatian adalah pemusatan pikiran, perasaan dan kemauan yang dilakukan oleh individu terhadap suatu objek. 3 4
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 34
Sayekti Pudjo Suwarno, Bimbingan dan Konseling Keluarga, (Yogyakarta: Menara Mas, 1994), h. 54
9
Dalam penelitian ini istilah perhatian dikaitkan dengan orang tua, sehingga terbentuklah istilah perhatian orang tua. Orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu dan bapak. b. Sifat dan Jenis Perhatian Perhatian dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis: 1) Perhatian yang konsentratif: dalam hal ini perhatian kita terpusat pada suatu objek, terbatas. 2) Perhatian yang statis, yaitu dengan suatu perangsangan saja sudah dapat menimbulkan perhatian dalam waktu yang cukup lama tercurah kepada suatu objek/kesibukan saja. Lawannya: perhatian yang dinamis, yaitu agar perhatian itu terus berlangsung diperlukan perangsangan berkali-kali, karena lagi-lagi perhatian itu merendah. 3) Perhatian yang pasif: dalam hal ini (di luar kehendak kita) kita tertarik pada suatu objek. Lawannya adalah: perhatian yang aktif yaitu kita harus sengaja (dibawah pengaruh kehendak) mencurahkan perhatian terhadap sesuatu hal. Jenis-jenis perhatian: 1) Type terpusat (Fixerend);
yaitu orang yang mudah memusatkan
perhatiannya dan sebaliknya sukar mengalihkan perhatian kepada hal yang baru/lainnya. 2) Type tersebar (Fluctuerend); yaitu orang yang mudah mengalihkan perhatiannya dari suatu objek kepada objek lainnya, perhatiannya mudah dibelokkan ke arah yang lain.5 Dari pengertian perhatian serta macam-macam perhatian seperti telah dikutip di atas dihubungkan dengan perhatian orang tua yang tertuju pada akhlak anak, sehingga perhatian orang tua dapat diartikan sebagai pemusatan energi yang dilakukan secara sengaja, intensif dan terkonsentrasi dari orang tua yang dilandasi rasa penuh kesadaran dalam melakukan tindakan demi tercapainya akhlak mulia pada anak. 5
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), h. 44-45
10
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua Perhatian merupakan kesadaran manusia untuk melakukan respon dengan memusatkan tenaga psikis tertuju pada obyek yang merangsang kesadaran seorang didalam melakukan respon yang berbeda, sehingga obyek dan kesadaran manusia yang berbeda akan mempunyai perbedaan terhadap besar kecilnya perhatian. Orang tua yang disibukkan dengan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, lupa terhadap perkembangan yang terjadi pada anaknya. Keadaan psikis anak semakin parah karena orang tua mengalami gangguan emosional disebabkan persaingan hidup dimasyarakat. Hal ini membuat orang tua stress, berperilaku negatif seperti cepat marah, bertengkar, anak dibiarkan sendiri bahkan ditinggal bekerja ke tempat yang jauh untuk memenuhi persaingan hidup keadaan tersebut berpengaruh negatif terhadap anak, anak akan bandel, kurang sopan bahkan sikap seperti ini dibawa ke sekolah dan akhirnya mempengaruhi kestabilan pribadi dan akhlak anak. Menurut Sayekti Pudjo Suwarno, faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anak adalah: a) ajaran dan pengalaman agama, b) membiasakan kebersihan dan menjaga kesehatan, c) berbuat baik kepada sesama manusia, d) mencintai tanah air, e) memberi tauladan yang baik, f) perasaan cinta kasih, disiplin dan beraturan. 6 Suatu hal yang perlu diperhatikan setiap orang tua dalam membimbing anak adalah penyesuaian bimbingan pada perkembangan jiwa anak-anak. Banyak keluarga kurang berhasil didalam membimbing putra-putrinya hanya karena kurang perhatian terhadap masalah yang berhubungan dengan perkembangan akhlak anak. Dari pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anak antara lain: a) tuntunan kemajuan zaman, b) kondisi orang tua, c) lingkungan, d) keutuhan rumah tangga, e) keadaan ekonomi, f) kesadaran orang tua, g) perasaan cinta kasih. Sehubungan dengan hal tersebut maka perhatian orang tua yang dicurahkan pada anak tak lepas dari pengalaman-pengalaman yang pernah 6
Sayekti Pudjo Suwarno, op.cit., h. 56
11
dimiliki yang diantaranya persepsi terhadap nilai pendidikan yaitu menumbuhkan dan mengembangkan aspek akhlak anak.
2. Akhlak Dalam era modern sekarang ini, akhlak seolah-olah hanya sebagai slogan dalam menilai karakter seseorang. Banyak terlihat dengan jelas di sekitar kita bagaimana pola pergaulan yang bahkan dilakukan oleh umat Islam sendiri menyimpang dari esensi dan nilai akhlak. Oleh sebab itu, perlu disadari bahwa Islam datang dan disyiarkan pertama kali oleh Rasulullah saw adalah dengan dasar akhlak. Bahkan Rasulullah saw sendiri memproklamirkan kerasulannya adalah untuk menyempurnakan akhlak. a. Pengertian akhlak Secara etimologi (lughotan) akhlaq (Bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti tabiat, budi pekerti.7 Sedangkan Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.8 Menurut Ahmad Amin yang dikutip oleh Abuddin Nata menjelaskan Bahwa Ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai baik atau buruk. Tetapi tidak semua amal yang baik atau buruk itu dapat dikatakan perbuatan akhlak. Banyak perbuatan yang tidak dapat disebut perbuatan akhlaki, dan tidak dapat dikatakan baik atau buruk. Perbuatan manusia yang dilakukan tidak atas dasar kemauannya atau pilihannya seperti bernafas, berkedip, berbolak-baliknya hati, dan kaget ketika tiba-tiba terang setelah sebelumnya gelap tidaklah disebut akhlak, karena perbuatan tersebut yang dilakukan tanpa pilihan.9 Di antara tujuan mempelajari akhlak adalah karena misi utama diutusnya Nabi Muhammad saw adalah karena akhlak. Karena seluruh ibadah yang kita 7
Al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progressif, 2007), h. 364
8
Ahmad A.K. Muda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Reality Publisher, 2006), hal 45-50 9
13, h. 5
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet.
12
lakukan tujuan utamanya adalah memurnikan akhlak. Jika tidak, maka ibadah tidak lebih dari sekedar latihan dan olah raga semata. Selanjutnya, di antara tujuan memperlajarinya adalah menghindari pemisah dan mempererat kaitan antara akhlak dengan ibadah. Atau singkatnya, mempererat hubungan antara agama dan dunia. Pemisah dalam hal ini sama sekali bukan dari ajaran Islam. Islam adalah satu kesatuan, saling melengkapi, komprehensif dan tidak parsial. Maka janganlah seperti orang yang hanya membuat orang banyak terpengaruh dengan ibadah-ibadahnya, tetapi perilakunya sangat berbeda dengan akhlak Islam.
b. Jenis-jenis akhlak Secara umum akhlak Islam dibagi menjadi dua, yaitu akhlak mulia (alakhlaq
al-mahmudah/al-karimah)
dan
akhlak
tercela
(al-akhlaq
al-
madzmumah/qabihah). Akhlak mulia adalah yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, sedang akhlak tercela adalah akhlak yang harus kita jauhi jangan sampai kita praktikkan dalam kehidupan kita sehari-hari.10 Dilihat dari ruang lingkupnya akhlak Islam dibagi menjadi dua bagian, yaitu akhlak terhadap Khaliq (Allah SWT.) dan akhlak terhadap makhluq (selain Allah). Akhlak terhadap makhluk masih dirinci lagi menjadi beberapa macam, seperti akhlak terhadap sesama manusia, akhlak terhadap makhluk hidup selain manusia (seperti tumbuhan dan binatang), serta akhlak terhadap benda mati. Diantara contoh-contoh dari akhlak terpuji (Al-Akhlaaqul Mahmuudah) adalah: 1) Akhlak baik terhadap Allah, di antaranya meliputi: a) Shalat (As-Sholaat), yaitu amalan yang disyariatkan kepada kita untuk mengingat Allah Azza Wajalla. Shalat sangatlah penting karena hal itu merupakan pernyataan lahiriah seseorang menjadi muslim. Sebagai seorang muslim diwajibkan mendirikan shalat wajib lima kali sehari, 10
Marzuki, Prinsip Dasar Akhlak Mulia, (Yogyakarta: Debut Wahana Press & FISE UNY, 2009), h. 21-22
13
selain shalat-shalat sunnah lainnya sesuai dengan yang di amalkan Rasulullah saw, dan agar mengetahui betapa besar manfaat shalat bagi individu seorang muslim. Rasulullah saw telah mengisyaratkan dalam hadist:
ُْﺖ َ ﻣِﻪﻨ َﻋَ َﻠِﻪِﺻ َﻼَﻪﺗُُ ﻓَﺈِنْﺒﺗـُّﻘُِﻠ ﻘَِﺎﻣ َﺔِﻣِﻦ ْ ﻤ ْإِنَو أَلَﻣﺎَ ﻳ ُﺴ ْ ﺄَلُﻋَﻪﻨُْ ﻌاﺒﻟَْ ْﺪُﻳـﻮَ ْم َ اﻴﻟ )رواﻩ أﲪﺪ
ِﻋَ َﻠِﻪ ت ْﺻ َﻼَﻪﺗُُر ُﺳدﱠَﺮﺎﺋُِ ﻤ َإِرنْ ُ دﱠ.ﻋَ َﻠِﻪِو ﺻ َﻼَﻪﺗُُ ﺗـُﺒـﻘَُ ﻠَﺖ ْﻣِﻪﻨُْﺳ َﺮﺎﺋُِ ﻤ (أﰉ داود و إﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ
Amal yang pertama-tama ditanyai Allah pada hamba dihari Kiamat nanti ialah amalan shalat. Bila shalatnya dapat diterima, maka akan diterima seluruh amalnya, dan bila shalatnya ditolak akan tertolak pula seluruh amalnya. (HR Ahmad, Abi Daud, dan Ibnu Majah). Setiap muslim semestinya mengetahui bahwa tujuan hakiki dari shalat adalah membangkitkan perasaan akan keagungan Tuhan sehingga ia merasa takut. Dengan demikian, ia akan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya 11 b) Puasa (As-Saum) yaitu menahan masuknya sesuatu ke dalam rongganya, maka puasa itu batal dengan makan, minum, obat yang dihirup (sa'uth) dan suntikan. Dengan puasa, banyak sekali manfaat yang didapat, diantaranya dapat mendatangkan kelembutan dan mengalahkan syahwat, serta menolak kejahatan dan kesombongan. Dan diantara hikmah lapar adalah tidak melupakan siksaan dan mengalahkan syahwat lainnya. Rasulullah saw bersabda:
ََﺿَ ْﻒٍ إِﻻَاﻟﺼﻮَمْ ِ ﻓَﻪﺈِﻧَﱃُ ِ ْو َ أ ﻞﻛُ ْ ﺣ َﺴ َﻨَﺔِﺑـﻌَ َﺸْﺮِ ﻣأَْﺜِﻬﻠََﺎ إِﱃَﺳ ﺒَـﻌْ َﻤِﺎﺋَﺔِ ﻌ (ﺟَ َْ ى ﻪﺑَِ )رواﻩ اﳌﺴﻠﻢ ﺮأ Setiap kebaikan digandakan sepuluh hingga tujuh ratus kali kecuali puasa, karena puasa adalah untuk-Ku dan Akulah yang memberikan balasnya. (HR. Muslim)12
11
Al-Jaziri, Kitab Shalat Fikih Empat Mazhab, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2010), h. 3
12
Imam Al Ghozali, Mutiara Ihya Ulumuddin, (Bandung: Penerbit Mizan, 1998), h. 87
14
c) Membaca Al-Qur’an (Qiraatul Qur'an) adalah salah satu tradisi (sunnah) Rasulullah saw, yang harus hidup dan membumi dalam kehidupan setiap muslim. Karena Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi ummat Islam, agar kita selamat dunia dan akhirat. Rasulullah saw bersabda:
()رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ
. ِﺻ ْﺤ َﺎﺑِﻪ َﻔِﻌْ ً ﺎ ﻷ ﻘَِﺎﻣ َﺔِ ﺷَﻴـ ْﺮإِﻗَـْ أُوا ﺮاﻟْﻘُْ اَنَ ﻓَﺄِﻪﻧﱠُ َﺗِْﻰ ﻳـﻮَ ْم َ اﻴﻟ
Bacalah Al-Qur'an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari Kiamat sebagai penolong orang yang rajin membacanya. (HR. Muslim) Membaca Al-Qur’an dengan penuh khusyu dan tadabbur sangat dianjurkan oleh Allah SWT. Bahkan, orang yang tidak mentadaburi AlQur’an disebut sebagai orang yang tertutup (terkunci) hatinya. 13 d) Berdzkir (Adz-Zikru) yaitu mengingat Allah Yang Maha Pencipta. Dengan mengingat Allah swt maka hati menjadi tenang dan orang-orang yang beriman hatinya selalu terpaut pada Allah, ia menjadi tenang dalam hidupnya karena Allah ada dan menyertainya. Allah swt berfirman:
(٤٢)
ً(ﻜْﺮ َ ةً و َ أَﺻِ ﻴﻼ٤١ ُ ﺜِﲑُ ًﻮﻩا ُ) ﺑ ذِﻛْ ﺮﺳ ًَ اﺒ ّﻛَِﺤ َ ﻬ َ ﺎ اﻟﱠﺬِ ﻳﻦ َ آﻣ َ ﻨُ ﻮا اذْﻛُﺮ ُ وا ا ﱠ َ و
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyakbanyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (QS Al Ahzab: 41-42) e) Berdo’a (Ad-Du'a) adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah swt. Allah swt sangat mencintai hamba-Nya yang berdo’a kepada-Nya. Berdo’a hukumnya sunnah, barangsiapa yang tidak berdo’a kepada Allah berarti ia telah meninggalkan kebaikan yang banyak. Allah swt berfirman:
ِ ﺐ َْ ﻳﻟَﻜَﺴُﻢ ْْ◌ﺘَ ۚﻜْﱪ ِ ُ ونَ ﻋَ ﻦ ْ ﻋِ ﺒ َ ﺎدَﰐ اﻟﱠﺬِ ﻳﻦ ِ َﺳنْﱠ ﺘَﺠ َِﺎلَ ر َ ﺑﱡﻜُﻢ ُ ادْ ﻋُﻮﱐ ِ أإ َ ﺳ َ ﻴ َ ﺪْ ﺧُ ﻠُﻮنَ ﺟ َ ﻬ َ ﻨﱠﻢ َ دَ اﺧِ ﺮِﻳﻦ Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orangorang yang menyombongkan 13
Effendi, Jurus Jitu Menghafal Al-Qur’an, (Bekasi: Muntada Ahlil Qur’an, 2009) h. 32
15
diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. (QS. Ghofir: 60) 2) Akhlak baik terhadap sesama manusia, diantaranya: a) Jujur (As-Shidqu) yaitu kesesuaian ucapan dengan hati kecil dan kenyataan obyek yang dikatakan. Diriwayatkan dalam hadist dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
„
anhu “Sesungguhnya kejujuran mengantarkan
kepada kebaikan, dan kebaikan mengantar kepada surga. Sesungguhnya seseorang biasa berlaku jujur hingga ia disebut shiddiq (orang yang senantiasa
jujur).
Sedang
dusta
mengantarkan
kepada
perilaku
menyimpang (dzalim) dan perilaku menyimpang mengantarkan kepada neraka. Sesungguhnya seseorang biasa berlaku dusta hingga ia disebut pendusta besar”. (HR Bukhari). Allah swt berfirman:
ْ ﻓَﺈِذَ ﺪَ ﻗُﻮا ا ﱠ َ ﻟَﻜَﺎنَ ﺧَ ﻴـ ْ ﺮ ً ا ﳍَُﻢ َ◌ ۚﺻ ْ ٌوف ﻃَﺎﻋَ ﺔٌا وﻋََ ﺰﻗ َـَﻮم َْ لٌاﻷ ْﻣ ََﻣ ْﻌ ْﺮ ﺮُ ُ ﻓـَﻠَﻮ Ta'at dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. (QS Muhammad: 21) b) Memberi
salam
(At-Tasliim)
yaitu
mengucapkan
salam
„
Assalamu'alaikum'. Salam juga merupakan amalan dan tradisi (sunnah)
para rasul-rasul Allah dan para malaikat-Nya. Dalam Islam bukan hanya sekedar sapaan saja, tetapi lebih mulia dari itu. Ia merupakan sebagian dari ibadah kepada Allah subhanahu wata'ala, yang jelas mempunyai nilai dan pahala yang besar di sisi-Nya. Ucapan salam itu adalah doa. Sedangkan doa itu sendiri merupakan inti ibadah dan diberikan pahala bagi siapa yang mengucapkannya. Allah swt berfirman:
ِ ّ ﻛَ ﺎنَ ﻋَ ﻠَﻰ ٰ ﻛُﻞ ۗ ◌ﱡوﻫََ ﺎ ْ ﺑِﺘَﺤِ ﻴﱠﺔٍ ﻓَﺤ َ ﻴﱡﻮا َِﺣ ْ ﺴ َ ﻦ َ ﻣِ ﻨـْ ﻬ َ ﺎ أَو ْ إِرنﱠُ اد ﱠ ﺷَ ﻲ ْ ء ٍ ﺣ َ ﺴ ِ ﻴﺒ ً ﺎ
16
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu. (QS An Nisa: 86) c) Menghormati orang tua; orang-orang yang terdekat dengan kita adalah anggota keluarga, kerabat, saudara dan tetangga. Sebagai seorang muslim, harus saling menghormati, yang muda menghormati yang tua, yang tua menyanyangi yang muda. Anak harus menghormati kedua orang tuanya, murid menghormati gurunya. Rasulullah saw bersabda:
و َ ﺻ َ ﻠُﻮ ْ ا، َ و َ أَﻃْﻌِﻤ ُ ﻮا اﻟﻄَﻌ َ ﺎم، َ و َ ﺻِ ﻠُﻮ ْ ا اﻻَر ْﺣ َ ﺎم، َ ُ ا اﻟﺴ َ ﻼَ م ( ﺗَﺪْ ﺧُ ﻠُﻮا اﳉََ ﻨَﺔَ ﺑِﺴ َ ﻼَمٍ )رواﻩ اﻟﱰﻣﺬى، ُ ِ و َ اﻟﻨَﺎس ُ ﻧِ ﻴ َ ﺎم Hai manusia, syiarkan salam, dan hubungi keluargakeluarga dan berilah makan dan sembayanglah pada malam ketika manusia tidur, niscaya kamu masuk surga dengan sejahtera. (HR Tirmidzi) d) Larangan hidup boros; Islam tidak membenarkan penggunaan harta secara boros, yakni menggunakan harta untuk sesuatu yang tidak benar menurut Allah SWT dan Rasul-Nya. Karena, pemborosan merupakan kebiasaan setan yang sangat merugikan manusia. Harta akan cepat habis, sementara kebiasaan berlebihan menjadi sangat sulit untuk ditinggalkan, meskipun dia tidak memiliki harta yang cukup.14 Sebagaimana difirmankan Allah:
( إِنﱠ٢٦) ﻪ ُ و َ اﻟْﻤِ ﺴ ْ ﻜِﲔَ و َ اﺑ ْﻦ َ اﻟﺴﱠ ﺒِﻴﻞِ و َ ﻻَ ﺗـُﺒ َ ﺬّ ِ ر ْ ﺗـَﺒ ْ ﺬِ ﻳﺮ ً ا (٢٧) ْﻄَﺎنُ ﻟِ ﺮ َ ﺑ ّ ِﻪِ ﻛَﻔُﻮر ً ا ۖ ◌ِﺎﻃِﲔ ﺎنَﱠﻴ َاﻟﺸﱠﻴ ْﻤ ُ ﺒ َ ﺬّ ِ رِﻳﻦ َ ﻛَﺎﻧُﻮا إِﺧ ْ ﻮ َ وانََﻛَاﻟﺸ Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS Al Isra: 26-27)
14
Ahmad Yani, 53 Materi Khotbah Ber-Angka, (Jakarta: Al Qalam, 2008), hlm 259
17
3) Akhlak baik terhadap lingkungan Alam dan sekitarnya adalah anugerah Allah swt yang amat besar yang diciptakan-Nya untuk keperluan hidup manusia seperti udara, sungai, hutan, lautan dan lain sebagainya. Manusia wajib menjaga keutuhan dan kebersihannya agar kehidupan atau ekosistem dapat seimbang. Manusia, hewan, tumbuhan dan lainnya dapat hidup dengan baik. Allah swt berfirman:
ۖ ◌ٍ ﺎﻗًﺎ◌ ۖﺧ َ ﻠْﻖِ اﻟﺮﱠﲪ َْ ٰﻦِ ﻣِ ﻦ ْﻔَ ﺗﺎوـَ ُ ت ِ ىٰﺒ َﰲ ِـَﺮ َ ﻃ ٍ ات ﺬِي ﺧَ ﻠَﻖ َ ﺳ َ ﺒ ْ ﻊ َ ﲰََ ﺎوﻣ َ ﺎ ﺗ ٍﺟ ِ ﻊِ اﻟْﺒ َﺼ َ ﺮ َ ﻫَ ﻞ ْ ﺗـَﺮ َ ىٰ ﻣِ ﻦ ْ ﻓُﻄُﻮر (Allah) yang telah menciptakan tujuh langit berlapislapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS Al Mulk: 3) Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menurut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. 15 Dalam
pandangan akhlak
Islam,
seseorang
tidak
dibenarkan
mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya.16 Mencabut atau menebang pepohonan dilarang, kecuali kalau terpaksa, tetapi itupun harus seizin Allah. Dalam Al-Qur’an disebutkan:
َ ّﻴﻨَْﻠَﻰ ﺗٰـَﺮ أَُﺻ ُ ﻮﳍ ِ َﺎ ﻓَﺒِﺈِذْنِ اﻟﻠﱠـﻪِ و َ ﻟ ِ ﻴ ُﺨ ْ ﺰِي َﻋ ﺔٍﻟِ أَو ًﻗَﺎﺋِﻤّ َﻦﺔ ِﻮﻫَ ﺎﺘُﻢ ﻣ ْ ﻗَﻄَﻌ ُ ﻛْ ﺎﺘُﻤ َﻣ َاﻟْﻔَ ﺎﺳِ ﻘِ ﲔ Apa saja yang kamu tebang dari pohon (kurma) atau kamu biarkan tumbuh, berdiri di atas pokoknya, maka itu semua adalah atas izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik. (QS. Al-Hasyr, 59:5). 15
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), h. 358
16
Ibid.
18
Binatang, tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah SWT, dan menjadikan milik-Nya, serta semua memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengatarkan manusia untuk menyadari bahwa semuanya adalah umat Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik. Diantara contoh-contoh dari akhlak tercela (Al-Akhlaaqul Mahzumuumah) adalah: 1) Akhlak tercela terhadap Allah, diantaranya meliputi: a) Syirik secara bahasa adalah menyamakan dua hal, sedangkan menurut pengertian istilah, terdiri atas definisi umum dan definisi khusus. Definisi umum adalah menyamakan sesuatu dengan Allah dalam hal-hal yang secara khusus dimiliki Allah. Adapun definisi syurik secara khusus adalah menjadikan sekutu selain Allah SWT, dan memperlakukannya seperti Allah SWT, seperti berdoa dan meminta syafaat. 17 Allah SWT berfirman:
ُِﺸْﺒ َﺮِﺎدَ ةِ ﺑِر َّ ﻪ ِكْ ﻳﺑِﻌ َﺎنَْﺟ ُﻤﻳـ َﻮ ﺮﻞﻟِْْﻘَ ﺎءﻋََﻤ َر َﻼً ﺻ َ ﺎﳊ ِ ً ﺎ و َ ﻻ َ ﻌ... َﻛ ﺑِ ّ ﻣﻪَِ ﻓﻦـَ ﻠْﻴـ (١١٠ :أَﺣ َ ﺪً ا )اﻟﻜﻬﻒ “… Barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahf, 10: 110) b) Kufur secara bahasa berarti menutupi. Kufur merupakan kata sifat dari kafir. Jadi, kafir adalah orangnya, sedangkan kufur adalah sifatnya. Menurut syara’, kufur adalah tidak beriman kepada Allah SWT, dan RasulNya, baik dengan mendustakan atau tidak mendustakan.
َ ﻛَﺬِاﻓـْ ﺘًـَ ﺮأ ََو ْ ﻛَﺬﱠب َ ِ ﳊْ َﻖِ ّ ﻟَﻤﱠﺎ ﺟ َ ﺎء َ ﻩ ُ◌ أَﻟ َۚﻴ ْﺲ ِاﻟﻠﱠـﻪِ ِ ﱠﻦ ْﻠَﻢ ُ ﳑ و َ ﻣ َىٰﻦ ْﻋَأَﻇﻠَﻰ (٦٨ :ﻳﻦ َ )اﻟﻌﻨﻜﺒﻮت ِﰲ ِ ﺟ َ ﻬ َ ﻨﱠﻢ َ ﻣ َ ﺜـْﻮ ً ى ﻟِ ّﻠْﻜَﺎﻓِ ﺮ Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengadaadakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala 17
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 122
19
yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahanam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?. (QS. Al-‘Ankabut, 29:68)18 2) Akhlak tercela terhadap sesama manusia, diantaranya: a) Dengki, dalam bahasa Arab, dengki disebut hasad, yaitu perasasan y ang timbul dalam diri seseorang setelah memandang sesuatu yang tidak dimiliki olehnya, tetapi dimiliki oleh orang lain, kemudian dia menyebarkan berita bahwa yang dimiliki orang tersebut diperoleh dengan tidak sewajarnya. Dalam hadist disebutkan:
()رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ
وﻻﲢﺎ ﺳﺪوا وﻻﺗﺪاﺑﺮوا وﻛﻮﻧﻮا ﻋﺒﺎدﷲ إﺧﻮا
Jauhilah sifat dengki karena dengki itu melalap kebaikan sebagaimana api memakan kayu. (HR. Muslim)19 b) Gibah (mengupat), Raghib Al-Anshfahani menjelaskan bahwa gibah adalah membicarakan aib orang lain dan tidak ada keperluan dalam penyebutannya. Allah SWT berfirman:
(١ : )اﳍـﻤﺰة. ٍَ ﻳ ْﻞ ٌ ﻟِ ّﻜُﻞِ ّ ﳘَُﺰ َ ةٍ ﻟﱡﻤ َ ﺰ َ ة “Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela”. (QS. Al-Humazah, 104:1)20 3) Akhlak tercela terhadap lingkungan a) Membuang sampah tidak pada tempatnya b) Mencemari air atau udara c) Membuang limbah di sungai atau laut d) Menebang hutan secara berlebihan. Allah swt berfirman:
ﺾ َ اﻟﱠﺬِ ي ْ ﺮ ّ ِ و َ اﻟْﺒ َﺤ ْ ﺮِ ﲟ ِ َﺎ ﻛَﺴ َ ﺒ َﺖ ْ أَﻳ ْﺪِي اﻟﻨﱠﺎسِ ﻟِ ﻴ ُ ﺬِ ﻳﻘَﻬ ُ ﻢ ْ ﺑـ َ ﻌ 18
Ibid., h. 125
19
Ibid., h. 132-133
20
Ibid., h. 135-136
20
َﻋَﻤِ ﻠُﻮا ﻟَﻌ َ ﻠﱠﻬ ُ ﻢ ْ ﻳـ َ ﺮ ْﺟ ِ ﻌ ُ ﻮن Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagin dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS Ar Ruum: 41) Itulah beberapa contoh tentang akhlak baik dan buruk terhadap Tuhan, akhlak baik dan buruk terhadap manusia serta lingkungan, yang penulis uraikan dalam penelitian ini. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami oleh manusia sekarang ini, tidak sedikit dampak negatifnya terhadap sikap hidup dan perilakunya; baik ia sebagai manusia yang beragama, maupun sebagai makhluk individual dan sosial. Diantaranya dampak negatifnya adalah kecenderungan menganggap bahwa satu-satunya yang dapat membahagiakan hidupnya adalah nilai materil, sehingga manusia terlampau mengejar materi, tanpa menghiraukan nilai-nilai
spiritual
yang
sebenarnya
berfungsi
untuk
memelihara
dan
mengendalikan akhlak manusia. Secara moralistik, pembinaan akhlak merupakan salah satu cara untuk membentuk mental manusia agar memiliki pribadi yang bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan bersusila; berarti pula cara tersebut sangat tepat untuk membina mental anak remaja. Dalam proses ini tersimpul indicator bahwa pembinaan akhlak merupakan penuntun bagi umat manusia untuk memiliki sikap mental dan kepribadian sebaik yang ditunjukkan Nabi Muhammad saw. Pada kenyataannya di lapangan, usaha-usaha pembinaan akhlak melalui berbagai lembaga pendidikan dan melalui berbagai macam metode terus dikembangkan. Ini menunjukkan bahwa akhlak memang perlu dibina dan pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa terbentuknya pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah dan rasul-Nya, hormat kepada ibu-bapak, sayang kepada sesama makhluk Tuhan dan seterusnya. Sebaliknya keadaan sebaliknya juga menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak dibina akhlaknya, atau dibiarkan tanpa bimbingan, arahan dan pendidikan, ternyata
21
menjadi anak-anak yang nakal, mengganggu masyarakat, melakukan berbagai perbuatan tercela dan seterusnya. Ini menunjukkan bahwa akhlak memamng perlu dibina.21
c. Sumber akhlak Sumber untuk menentukan akhlak dalam Islam, apakah termasuk akhlak yang baik atau akhlak yang tercela, sebagaimana keseluruhan ajaran Islam lainnya adalah al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Baik dan buruk dalam akhlak Islam ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia.22 Dalam konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata-mata karena Syara’ (Al-Qur’an dan Sunnah) menilai demikian. Dan Islam tidak menafikan peran hati nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam menentukan baik dan buruk. Tapi semua keputusan Syara’ tidak akan bertentangan dengan hati nurani manusia, karena kedua-duanya berasal dari sumber yang sama yaitu Allah swt. Maka semua penilaian harus dikembalikan kepada Syara’.
d. Kemuliaan Akhlak dalam Islam Dalam pandangan para humanis dan juga menurut kultur yang berkembang saat ini, setiap orang diklaim, karena ia manusia, mempunyai nilai alami kemuliaan, sekalipun misalnya pernah melakukan pembunuhan dan kejahatan. Berbeda dengan Islam yang memandang ada dua jenis kemuliaan, yaitu: kemuliaan umum, yakni bahwa setiap manusia tanpa peduli apa perilakunya memiliki kemuliaan. Kemuliaan jenis ini adalah kemuliaan ciptaan yang memang Allah Swt. telah menjadikan manusia sebagai ahsani-taqwim. Kemuliaan yang dimiliki manusia ini adalah karena manusia diberi akal pikiran sedang makhluk 21 22
Abuddin Nata, op.cit., hlm 134-135
Marzuki, Prinsip Dasar Akhlak Mulia, (Yogyakarta: Debut Wahana Press & FISE UNY, 2009), hlm. 19
22
yang lain tidak. Demikian pula Allah dengan tegas sudah menyatakan tentang kemuliaan bani Adam dengan firman-Nya:
ْ اﻟﻄﱠﻴِ ّ ﺒ َ ﺎت ِ و َ ﻓَﻀﱠﻠْﻨَﺎﻫُ ﻢ َ ـْﻨَﺎﻫُْﱪﻢَو َِﻣِاّﻟْﺒّ ﻦَﺤَ ْو َﺮِر ﲪََ ﻠْﻨَﺎﻫُ ﻢ ْ زَﰲﻗ ِ اﻟ َﻘَﺪْو َﻛَﺮﱠ َ ﻣ ْ ﻨَﺎ ﺑ َﲏ ِ و َآدَﻟ م (٧٠ :ﺜِﲑٍﻠَﻘْ ﻨَﺎ ﺗـَﻔْ ﻀِ ﻴﻼً )اﻹﺳﺮاء َّﱠﻦٰ ْﻛَﺧ ﳑﻋَِ ﻠَﻰ Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS. al-Isra’, 17:70) Jenis kemuliaan yang kedua adalah kemuliaan yang dicapai dan dijangkau dengan kehendak dan pilihan bebas manusia. Di sinilah manusia akan dinilai siapa yang paling baik dan berlomba-lomba untuk beramal kebajikan. Dalam kemuliaan jenis ini manusia tidak semuanya sama. Bahkan jika seseorang tidak berusaha dan mengerjakan amal kebajikan bisa terjatuh derajatnya sedemikian rupa menjadi lebih rendah dari binatang. Kemuliaan seseorang dengan demikan akan sangat ditentukan oleh kerja kerasnya untuk senantiasa melaksanakan kebajikan dan juga ditentukan oleh kualitas amaliahnya.23
3. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Anak Keluarga mempunyai fungsi dan pengaruh yang besar terhadap pendidikan dan kelanjutan anak, karena orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama. Keluarga harus merupakan basis untuk memenuhi kebutuhan setiap anggotanya, sehingga merasa berkembang dengan baik sebagai anggota masyarakat. Rumah tangga harus merupakan koordinasi harmonis yang harus diciptakan oleh suami istri sehingga ketenangan keluarga sebagai kebutuhan primer terpenuhi. Akhir-akhir ini, telah muncul gejala yang kurang baik yang menimbulkan kegoncangan dalam kehidupan keluarga diantaranya adalah kenakalan anak. Salah satu sebab timbulnya kenakalan anak, karena kurangnya perhatian orang tua terhadap anak utamanya pembinaan akhlak. 23
Ibid., h. 24-26
23
Pembinaan akhlak sangat penting dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Pembinaan akhlak adalah mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dan makhluk hewani. Manusia tanpa pembinaan akhlak akan hilang derajat kemanusiaannya sebagai makhluk Allah yang paling mulia. Nilai-nilai akhlak harus ditanamkan sejak usia dini melalui pendidikan dalam keluarga, sebagai makhluk individu, manusia mempunyai potensi (fitrah) yang dibawa sejak lahir dan sangat potensial untuk dikembangkan. Potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan sempurna tanpa melalui proses pendidikan. Oleh karena itu, disinilah pentingnya pendidikan utamanya pembinaan akhlak. Sekarang ini, banyak orang tua lebih mengutamakan pekerjaan misalnya lembur larut malam, urusan bisnis, pertemuan rekan kerja, bahkan ada saja orang tua tidak pulang ke rumah, sehingga pembinaan akhlak dan kasih sayang yang seharusnya diberikan oleh orang tua terhadap anak menjadi terbengkalai. Adanya kesibukan orang tua yang diwujudkan dalam bentuk bekerja, mencari nafkah dan lain-lain merupakan suatu hal yang wajar dalam kehidupan sosial manusia demi untuk kebutuhan keluarganya. Namun apa yang dilakukan oleh orang tua tentunya tidak harus melepaskan tanggung jawabnya sebagai pembimbing dan pendidik dalam rumah tangga. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama seharusnya memberikan pembinaan akhlak, kasih sayang, perhatian, arahan dan bimbingan kepada anak-anaknya sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Ahli pendidikan menetapkan bahwa setelah melewati masa kelahiran, seorang anak mengalami beberapa fase pertumbuhan dan perkembangan yang harus diketahui oleh orang tua, sehingga orang tua mampu membuat program untuk diterapkan dalam pembinaan akhlak secara tepat yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Mengingat itu semua, maka kiranya perlu dikemukakan batas-batas usia perkembangan sebagaimana yang diajukan oleh seorang ahli psikologi perkembangan. Sekali lagi, batas-batas usia ini tidak dapat dijadikan, ukuran mutlak, akan tetapi kiranya dapat dijadikan ancer-acer untuk memperkirakan
24
berbagai tahap perkembangan, terutama jika kondisi psiko-sosial orang yang diselidiki Hurlock, yaitu manusia-manusia di negara maju seperti Amerika Serikat. Adapun tahapan-tahapan perkembangan menurut Hurlock yang dikutip oleh Sarlito selengkapnya adalah sebagai berikut: 1. -
: prenatal
2. 0 – 2
: orok (infancy)
3. 2 minggu – 2 tahun : bayi (babyhood) 4. 2 – 6 tahun
: anak-anak awal (early childhood)
5. 6 – 12 tahun
: anak-anak akhir (late childhood)
6. 12 – 14 tahun
: pubertas (puberty)
7. 14 – 17 tahun
: remaja awal (early adolescence)
8. 17 – 21 tahun
: remaja akhir (late adolescence)
9. 21 – 40 tahun
: dewasa awal (early adulthood)
10. 40 – 60 tahun
: setengah baya (middle age)
11. 60 tahun ke atas
: tua (senescence)24
Islam memandang keluarga sebagai awal kehidupan manusia yang dapat memberikan kemungkinan baik buruk, bahagia atau celaka bagi anggotanya. Anak bagi orang tua dipandang sebagai amanat dan titipan Allah swt. Orang tua mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi sebagai pendidik keluarga dan sebagai pemelihara keluarga. Menurut Islam, anak bagi orang tuanya merupakan karunia sekaligus amanat dari Allah swt. Anak menempati posisi yang sangat bernilai, karena anak dapat menjadi hiasan bagi rumah tangga dan sekaligus menghapus kesan yang kurang enak yang datang dari masyarakat terhadap keluarga yang tidak mempunyai keturunan. Alangkah sepinya dalam sebuah keluarga yang tidak mempunyai anak. Itulah makna anak sebagai karunia Allah swt. Anak merupakan titipan Allah swt yang harus dipelihara, dibimbing dan dididik. Allah berfirman dalam surat Al Anfal ayat 28:
(٢٨ :)اﻻﻧﻔﺎل 24
ٌ ﻢ ْ و َ أَو ْ ﻻَ دُﻛُﻢ ْ ﻓِ ﺘـْ ﻨَﺔٌ و َ أَنﱠ ا ﱠ َ ﻋِ ﻨْﺪَ ﻩ ُ أَﺟ ْ ﺮ ٌ ﻋَﻈِ ﻴﻢ
Sarlito W Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), h. 38-39
25
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. (QS Al Anfal 28) Berdasarkan kutipan ayat di atas, anak merupakan titipan Allah swt dan merupakan ujian bagi setiap orang tua. Dengan kata lain anak merupakan titipan Allah swt yang diberikan kepada orang tuanya agar tidak disia-siakan. Orang tua berkewajiban mengasuh, membimbing, dan mendidiknya agar kelak setelah dewasa anak berhasil mengarungi kehidupannya, menjadi manusia yang shalih, manusia yang berkualitas sesuai yang diharapkan orang tua. Orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar bagi pengembangan dan pendidikan anak-anaknya. Orang tua (ayah ibu) memegang peranan yang penting dan berpengaruh terhadap pendidikan anak-anaknya. Sejak lahir, ibunya yang selalu ada disisinya, oleh karena itu anak akan meniru perangai ibunya. Ibu merupakan orang yang pertama kali dikenal anak, menjadi teman dan dipercayainya. Apapun yang dilakukan ibu dapat dimaafkannya kecuali apabila anak ditinggalkan dan tidak diperhatikan. Orang tua merupakan figur bagi anggota keluarganya terutama bagi anakanak yang masih memerlukan bimbingan. Sikap dan perilaku orang tua dalam kehidupan sehari-hari harus menunjukkan perbuatan yang positif karena secara tidak langsung sikap itu akan ditiru oleh anaknya. Anak usia 12-15 tahun yaitu fase remaja atau baligh masih memerlukan bimbingan dan perhatian orang tua agar kelak tumbuh kepribadian yang baik dan dapat diterima di lingkungan sosial dan masyarakat.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Nasrullah, (2013). Skripsinya yang berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Sikap dan Prestasi Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Husna Jakarta Selatan”. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari hasil penelitiannya menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara Perhatian orang tua dengan Sikap belajar siswa, dan terdapat hubungan antara Perhatian orang tua dengan Prestasi belajar siswa. Perhatian orang tua sangat penting bagi siswa karena dapat memberikan dampak positif baik
26
kepada sikap belajar dan prestasi belajar siswa. Untuk itu guru atau pihak sekolah harus berperan aktif dan juga harus mengimbangi tingginya tingkat perhatian orang tua dan sikap belajar siswa itu sehingga memberikan dampak lebih positif terhadap prestasi belajar siswa. 2. Mursalim, (2011). Skripsinya yang berjudul “Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Akhlak Siswa di SMA PGRI 56 Ciputat”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa diperoleh r hitung sebesar 0,92 yang dalam indeks korelasi r product moment berkisar antara 0,90 – 1,00 artinya terdapat pengaruh yang sangat kuat antara motivasi orang tua terhadap akhlak siswa dan jika dilihat dari r hitung tersebut, ternyata hasil r hitung lebih besar dari harga r tabel, pada taraf signifikan 5% (0,92 > 0,273). Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan pula antara motivasi orang tua terhadap akhlak siswa. 3. Dias Woro Pertiwi, (2010). Skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pengawasan
Orang Tua
Sa’adatuddarain
Mampang
Terhadap Jakarta
Pendidikan Selatan”.
Akhlak di MTS Hasil
penelitiannya
menerangkan bahwa ada pengaruh yang positof antara pengawasan orang tua dengan pendidikan akhlak anak. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan hitungan korelasi antara hasil penelitian angket pengaruh pengawasan orang tua terhadap pendidikan akhlak anak di MTS Sa’adatuddarain Mampang Jakarta Selatan sebesar rxy = 0,572 terletak antara rentang 0,40 – 0,70, yang menunjukkan korelasi yang sedang atau cukup.
C. Kerangka Berpikir Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa perhatian pemusatan pikiran, perasaan dan kemauan yang dilakukan oleh individu terhadap suatu objek, dalam hal ini orang tua yaitu ibu dan bapak. Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama dalam hal pembentukan akhlak bagi anaknya. Disebut pendidik utama karena besar sekali pengaruhnya
27
serta pendidik pertama karena merekalah yang pertama mendidik anak-anaknya. Sekolah, pesantren, dan guru agama yang di undang ke rumah hanyalah institusi pendidikan dan orang yang sekedar membantu anaknya. Anak lahir dalam keadaan suci atau fitrah sedangkan jika tidak beragama tauhid (menyimpang dari fitrah) itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan terutama lingkungan keluarga. Oleh karena itu, orang tua harus mendidik anakanak atau anggota keluarga agar mentaati Allah. Pembinaan, pendidikan dan penanaman nilai-nilai akhlaqulkarimah sangat tepat bagi anak agar didalam perkembangan mentalnya tidak mengalami hambatan dan penyimpangan ke arah negatif. Media yang dapat digunakan yakni lewat contoh-contoh, latihan-latihan dan praktek-praktek nyata yang dilakukan oleh kedua orang tua didalam kehidupan keluarga; oleh para guru dilingkungan sekolah. Sejumlah nilai yang harus ditanamkan pada anak antara lain: kejujuran (shidq), kasih sayang (ar-rahmah), dan segala macam cakupan nilai positif didalamnya. Tidak berlebih-lebihan (zuhud), menghormati orang tua (birrul walidain), memelihara kesucian diri (al-iffah), taat melaksanakan syariat dan bertaqwa.
D. Hipotesis Penelitian Dari kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho : Tidak ada pengaruh antara perhatian orang tua terhadap akhlak siswa kelas VIII di SMP Yapkum Depok. Ha : Ada pengaruh antara perhatian orang tua terhadap akhlak siswa kelas VIII di SMP Yapkum Depok.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPI Yapkum Depok yang berlokasi di Jln. H. Usman No. 27 Meruyung Depok. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 sampai 20 September 2014.
B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, merupakan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan atau gambaran umum tentang suatu fenomena atau gejala yang dilandasi pada teori, asumsi atau andaian, dalam hal ini dapat diartikan sebagai pola fikir yang menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti, sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan adalah untuk merumuskan hipotesis, dan teknik analisis statistik yang hendak digunakan1 dengan metode kurva dan teknik korelasional.
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya 1
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Referensi, 2013), Cet. 5,
h. 17
28
29
merupakan penelitian populasi. 2 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SMPI Yapkum Depok kelas VIII yang berjumlah 125 siswa. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati. Penelitian terhadap sampel biasanya disebut studi sampling.3 Dikarenakan jumlah populasi cukup besar maka penulis mengambil sampel dengan system random sampling yaitu penelitian “mencampur” subjeksubjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Dari sejumlah populasi sebanyak 125 siswa, dalam penelitian ini, penulis akan mengambil sampel 24% dari jumlah populasi yaitu 30.
Setelah angket yang diberikan kepada responden telah dikembalikan, tahap berikutnya adalah penyuntingan (editing) yaitu memeriksa angket yang telah dikembalikan oleh responden dalam tahap untuk mengelola data.
D. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Salah satu cara pengumpulan data yang utama dalam mengkaji situasi sosial yang dijadikan sebagai objek penelitian ini dengan menggunakan teknik observasi partisipatif, di mana penelitian berinteraksi secara penuh dalam situasi sosial dengan subjek penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengamati, memahami peristiwa secara cermat, mendalam dan terfokus terhadap subjek penelitian, baik dalam suasana formal maupun santai.4 2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet. 15, h. 173 3
Iskandar, op.cit., h. 70
4
Ibid., h. 77-78
30
Orang seringkali mengartikan observasi sebagai suatu aktiva yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan lengsung.5
2. Wawancara Untuk memperoleh data yang memadai sebagai Cross Ceks, peneliti juga menggunakan teknik wawancara dengan subyek yang terlibat dalam interaksi sosial yang dianggap memiliki pengetahuan, mendalami situasi dan mengetahui informasi untuk mewakili obyek penelitian. Wawancara dilakukan secara formal dan informal (terjadwal dan tidak terjadwal) di tempat resmi dan di tempat umum atau tidak resmi.6 Pada penelitian ini dilakukan wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam dan orang tua siswa.
3. Kuesioner Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan yang disusun secara logis, sistematis tentang konsep yang menerangkan tentang variabel-variabel yang diteliti. Penyebaran kuesioner atau angket kepada subjek penelitian bertujuan untuk memperoleh data atau informasi mengenai masalah penelitian yang menggambarkan varibel-variabel yang diteliti. Kuesioner yang diedarkan kepada responden harus mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi.7 Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan untuk mengungkap data variabel penelitian ini adalah angket tertutup, di mana setiap item telah diberikan sejumlah jawaban sehingga subjek penelitian tinggal memilih mana yang paling tepat sesuai dengan kondisi yang ada. 5
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 199-200
6
Iskandar, op.cit., h. 78
7
Ibid.
31
E. Instrumen Penelitian Kisi-kisi instrumen dalam penyusunan angket tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian No. 1
Variabel Perhatian
-
Orang Tua (X)
Indikator Membimbing
untuk
Butir Soal 1
dalam
2,3,4,7
untuk
5
teladan
6
dalam
8,9,10,12
Jumlah 12
beribadah -
Melatih beribadah
-
Mengajak beribadah
-
Memberikan dalam bersikap
-
Mengajarkan berprilaku
-
Memperhatikan kerapihan
11 dan
kesopanan 2
Akhlak
-
Siswa (Y)
Akhak
siswa
kepada
1,2,3,4,5
Akhlak siswa terhadap
6,7,8,9,12
Allah -
sesama manusia -
Akhlak baik terhadap lingkungan
10,11
12
32
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan, penulis menempuh carasebagai berikut: 1. Teknik Pengolahan Data a. Editing Mengedit adalah mempersiapkan naskah untuk dicetak dengan memperhatikan susunan bagian-bagiannya, peraturan paragrafnya, ejaan salah-salah titik (tulisan) dan sebagainya. Setelah instrumen penelitian diisi oleh responden dan diserahkan kepada penulis, selanjutnya penulis memeriksa satu persatu angka tersebut. Bila ada jawaban yang diragukan atau tidak dijawab, maka penulis
menghubungi
responden
yang
bersangkutan
untuk
menyempurnakan jawabannya. Tujuan dari editing adalah mengurangi kesalahan pada pengolaan data selanjutnya. b. Skoring Setelah data-data tersebut melalui tahap editing, maka selanjutnya penulis memberi skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 2 Instrumen skala likert Pernyataan
Positif
Selalu
4
Sering
3
Kadang-kadang
2
Tidak pernah
1
c. Tabulating Langkah selanjutnya mengolah data dengan memindahkan jawaban yang terdapat didalam angket dan telah dikelompokkan kedalam bentuk tabel frekuensi. Ini untuk memudahkan penulis dalam mengolah data yang telah diedit.
33
Serta untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya hubungan perhatian orang tua dengan akhlak siswa, selain itu pula penulis juga menggunakan rumus “r” product moment untuk mencari titik nilai korelasi antara variabel X (perhatian orang tua) dengan variabel Y (akhlak siswa). Setelah diketahui skor tiap indikatornya maka seluruh data tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui hasil pengukurannya. 2. Teknik Analisis Data a. Deskriptif data Untuk menjelaskan gambaran dalam penelitian ini berikut akan dijabarkan deskripsi data berupa rentang sekor, rata-rata, standar deviasi, dan modus. Selain itu, data akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogram untuk memperjelas deskripsi masing-masing variabel yang diteliti. Skala data nominal menghasilkan data dalam bentuk kategori jawaban yang bisa dihitung jumlahnya dan dilukiskan dalam tabel frekuensi jawaban. Demikian juga data interval dalam bentuk skor-skor hasil pengukuran dapat dibuat kategori skor sehingga bisa dibuat dalam bentuk tabel distribusi skor. Untuk mengukur frekuensi digunakan rumus persentase sebagai berikut: P=
F 100 N
Keterangan: P = Persentase F = Jumlah jawaban responden N = Jumlah responden Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing alternatif jawaban apakah tergolong sangat baik, cukup baik, kurang baik dan sangat tidak baik, terlebih dahulu menentukan interval dengan cara berikut:
34
Interval =
Skor tertinggi - Skor terendah Banyaknya bilangan
b. Uji Korelasi Konsep analisis korelasi dapat dipahami melalui salah satu bentuk korelasi yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan teknik korelasi “product-moment” Person-r untuk melihat korelasi antara bariabel bebas dengan variabel terikat. 8 Rumus Product Moment yaitu:
Keterangan: rxy
= Angka Indeks korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases
XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y X
= Jumlah seluruh skor X
Y
= Jumlah seluruh skor Y Penafsiran nilai koefisien korelasi lebih jelasnya dinyatakan sebagai
berikut : Tabel 3 Interprestasi Tingkat Hubungan Korelasi
8
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,199
Sangat rendah
0,20-0,399
Rendah
0,40-0,599
Sedang
0,60-0,799
Kuat
0,80-1,000
Sangat Kuat
Iskandar, op.cit., h. 130
35
c. Koefesien Deteminasi Selanjutnya, untuk mengukur besarnya kontribusi / sumbangan dari variabel X terhadap variabel Y berdasarkan angka indeks korelasi (rxy) atau “r” hitung dapat dihitung dengan menggunakan “Koefisien Determinasi” yakni merupakan hasil kuadrat dari koefisien sederhana yang dinyatakan dengan rumus: Rumus Koefesien Determinan: KD = R2 x 100% Keterangan: KD 2
R
= Konstribusi variabel X terhadap variabel Y = Koefesien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y
d. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Untuk menghitung nilai thitung digunakan rumus sebagai berikut: thitung =
r n2 r 1 r2
Keterangan: r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel Kriteria yang digunakan: Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak G. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik adalah pernyataan yang dapat diuji secara statistik mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian. Hipotesis statistik penelitian ini adalah: Ho : ρ ≤ 0, artinya tidak ada pengaruh antara perhatian orang tua terhadap akhlak siswa. Ha : ρ > 0, artinya ada pengaruh antara perhatian orang tua terhadap akhlak siswa.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMP Islam Yapkum Depok SMP ISLAM YAPKUM didirikan pada tahun 1979. Gagasan berdirinya sekolah tersebut diawali keinginan pada tokoh masyarakat dan alim ulama setempat yang tergabung dalam jamaah Majlis Taklim Masjid Jami AlMuthmainnah Meruyung Kecamatan Sawangan Kabupaten Bogor. Timbulnya gagasan tersebut karena saat itu diwilayah kecamatan Limo (sekarang) dan sekitarnya belum ada sekolah SMP atau yang sederajat baik negeri maupun swasta. Gagasan tersebut juga mendapat respon yang baik dari kalangan generasi muda dan masyarakat sekitar yang sebagian besar berprofesi sebagai buruh tani, dengan harapan tentunya bisa menyekolahkan anak-anak tanpa harus mengeluarkan biaya untuk transportasi. Diawali dengan penyebaran amplop (sampul beramal) keseluruh masyarakat Meruyung yang dipungut setiap satu minggu sekali. Dalam jangka waktu beberapa bulan kemudian terkumpulah dana untuk memulai operasi, dengan dana yang sangat minim dan perlengkapan seadanya, maka dibentuklah sebuah yayasan dengan nama “Yayasan Pendidikan Kesejahteraan Ummat” yang disingkat “YAPKUM” sebagai salah satu persyaratan berdirinya sekolah.
36
37
Tanggal 5 Desember 1978 No. 8 oleh H. Bebasa Daeng Lalo, SH. Notaris di Jakarta, surat Akta Yayasan tersebut ditanda tangani/disahkan. Tanggal 17 Januari 1979 akta tersebut didaftarkan dan ditanda tangani oleh Panitera Pengadilan Negeri Bogor. Juli 1979 beroperasilan SMP ISLAM YAPKUM yang berlokasi sementara menumpang di MI Hayatul Islamiyah Meruyung Kecamatan Sawangan Kabupaten Bogor. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan sore hari dari jam 13.00 WIB s.d. 18.00 WIB dengan jumlah murid pertama 27 orang, Guru 10 orang TU 1 orang.
2. Visi, Misi dan Tujuan a. Visi: Meningkatkan Disiplin Menciptakan Lulusan yang Berilmu Amaliyah dan Beramal Ilmiyah Selaras dengan Tatanan Iman b. Misi: 1) Meningkatkan semangat berdisiplin untuk memberdayakan sekolah secara optimal sehingga tercipta kondisi sekolah yang memiliki karakteristik dan berwibawa 2) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. 3) Meningkatkan kerja warga sekolah melalui inovasi dan kreativitas dalam input dan proses pembelajaran serta memiliki komitmen, pemahaman, dan kemampuan dalam melaksanakan tugas. 4) Menjunjung tinggi nilai-nilai agama, sehingga nuansa agama terasa dan dilaksanakan oleh seluruh sekolah sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku. 5) Dukungan masyarakat terhadap program-program sekolah yang dibuktikan dengan tingkat partisipasi yang tinggi dari orang tua dan pihak lain terhadap sekolah.
38
c. Tujuan Membentuk siswa berkepribadian baik sesuai dengan nilai-nilai Islam, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, memiliki
kebugaran fisik dan kesehatan mental, mampu berkomunikasi secara baik dan lancar, serta memiliki sifat kepemimpinan dan keahlian hidup.
3. Keadaan Siswa Tabel 1 Data Jumlah Siswa SMP Islam Yapkum Tahun Pelajaran 2014/2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kelas 7.A 7.B 7.C 7.D 8.A 8.B 8.C 8.D 9.A 9.B 9.C Jumlah
Tingkat Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Jumlah
L 22 21 21 21 15 16 18 20 19 21 19 213
P 16 17 16 15 15 14 20 17 16 16 18 180
Jumlah Pertingkat L P 85 64 69 66 59 50 213 180
Jumlah 39 39 37 36 30 30 33 32 35 37 37 385
Jumlah 151 125 109 385
39
B. Deskripsi Data 1. Analisis deskripsi perhatian orang tua Untuk mengetahui gambaran responden terhadap perhatian orang tua dapat diketahui dengan melakukan perhitungan frekuensi jawaban responden berikut ini: Tabel 2 Orang tua membimbing siswa agar selalu mengerjakan shalat lima waktu Pernyataan
F
Persentase
Selalu
15
50%
Sering
8
26.7%
Kadang-kadang
7
23.3%
Tidak pernah
0
0
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 15% orang tua siswa selalu membimbing agar selalu mengerjakan shalat lima waktu, 26.7% yang menjawab sering dan 23.3% yang menjawab kadang-kadang. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa orang tua siswa membimbing agar selalu mengerjakan shalat lima waktu. Tabel 3 Orang tua melatih selalu berdzikir kepada Allah setelah shalat Pernyataan
F
Persentase
Selalu
8
26.7%
Sering
9
30%
Kadang-kadang
12
40%
Tidak pernah
1
3.3%
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 26.7% orang tua selalu melatih selalu berdzikir setelah shalat, 30% yang menjawab sering, 40% yang menjawab kadang-kadang dan 3.3% yang menjawab tidak pernah. Dengan
40
demikian dapat diindikasikan bahwa orang tua melatih siswa berdzikir setelah shalat lima. Tabel 4 Orang tua melatih dan membiasakan berdo’a kepada Allah setelah shalat Pernyataan
F
Persentase
Selalu
21
70%
Sering
7
23.3%
Kadang-kadang
1
3.3%
Tidak pernah
1
3.3%
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 70% orang tua selalu melatih dan membiasakan berdo’a kepada Allah setelah shalat, 23.3% yang menjawab sering, 3.3% yang menjawab kadang-kadang dan 3.3% yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa orang tua siswa selalu melatih dan membiasakan berdo’a kepada Allah setelah shalat lima. Tabel 5 Orang tua melatih membaca Al-Qur’an setelah shalat maghrib Pernyataan
F
Persentase
Selalu
13
43.3%
Sering
8
26.7%
Kadang-kadang
9
30%
Tidak pernah
0
0
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 43.3% orang tua siswa selalu melatih membaca Al-Qur’an setelah shalat maghrib, 26.7% yang menjawab sering dan 30% yang menjawab kadang-kadang. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa orang tua siswa selalu melatih membaca Al-Qur’an setelah shalat maghrib.
41
Tabel 6 Orang tua mengajak berpuasa di Bulan Ramadhan Pernyataan
F
Persentase
Selalu
25
93.3%
Sering
2
6.7%
Kadang-kadang
0
0
Tidak pernah
0
0
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 93.3% orang tua siswa selalu mengajak berpuasa di bulan Ramadhan dan 6.7% yang menjawab sering. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa orang tua siswa selalu mengajak berpuasa di bulan Ramadhan. Dari pernyataan-pernyataan di atas sesuai dengan pernyataan salah satu orang tua siswa melalui wawancara yaitu membimbing dan melatih mereka sejak kecil untuk sering pergi kemasjid, membiasakan shalat berjama’ah dan membaca Al-Qur’an dan senantiasa selalu mengingat Allah dimana pun ia berada.1 Tabel 7 Orang tua memberikan tauladan untuk bersikap jujur Pernyataan
F
Persentase
Selalu
19
63.3%
Sering
8
26.7%
Kadang-kadang
3
10%
Tidak pernah
0
0
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 63.3% orang tua siswa selalu memberikan tauladan untuk bersikap jujur, 26.7% yang menjawab sering
1
Wawancara dengan orang tua siswa pada hari Jum’at, 12 September 2014
42
dan 10% yang menjawab kadang-kadang. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa orang tua siswa memberikan tauladan untuk bersikap jujur. Tabel 8 Orang tua melatih untuk membiasakan diri mengucapkan salam ketika masuk rumah Pernyataan
F
Persentase
Selalu
18
60%
Sering
7
23.3%
Kadang-kadang
4
13.3%
Tidak pernah
1
3.3%
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 60% orang tua selalu melatih membiasakan diri mengucapkan salam ketika masuk rumah, 23.3% yang menjawab sering, 13.3% yang menjawab kadang-kadang dan 3.3% yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa orang tua siswa selalu melatih anaknya untuk membiasakan diri mengucapkan salam ketika masuk rumah. Tabel 9 Orang tua mengajarkan anaknya untuk menghormati orang yang lebih tua Pernyataan
F
Persentase
Selalu
21
70%
Sering
7
23.3%
Kadang-kadang
2
6.7%
Tidak pernah
0
0
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 63.3% orang tua siswa selalu mengajarkan anaknya untuk menghormati orang yang lebih tua, 23.3% yang menjawab sering dan 6.7% yang menjawab kadang-kadang. Dengan
43
demikian dapat diindikasikan bahwa orang tua siswa selalu mengajarkan anaknya untuk menghormati orang yang lebih tua. Dari pernyataan tersebut sesuai apa yang dikatakan orang tua siswa melalui wawancara yaitu mengajarkan mereka untuk bersikap baik kepada orang lain baik teman, guru maupun kepada orang yang lebih tua.2 Tabel 10 Orang tua mengajarkan agar menyisihkan uang saku untuk beramal di sekolah Pernyataan
F
Persentase
Selalu
7
23.3%
Sering
7
23.3%
Kadang-kadang
15
50%
Tidak pernah
1
3.3%
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 23.3% orang tua selalu mengajarkan agar menyisihkan uang saku untuk beramal di sekolah, 23.3% yang menjawab sering, 50% yang menjawab kadang-kadang dan 3.3% yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa orang tua siswa kadang-kadang mengajarkan agar menyisihkan uang saku untuk beramal di sekolah. Tabel 11 Orang tua mengajarkan agar selalu menjaga kebersihan lingkungan Pernyataan
F
Persentase
Selalu
13
43.3%
Sering
9
30%
Kadang-kadang
7
23.3%
Tidak pernah
1
3.3%
30
100%
Jumlah 2
Wawancara dengan orang tua siswa pada hari Jum’at, 12 September 2014
44
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 43.3% orang tua selalu mengajarkan agar selalu menjaga kebersihan lingkungan, 30% yang menjawab sering, 23.3% yang menjawab kadang-kadang dan 3.3% yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa orang tua siswa sering mengajarkan agar selalu menjaga kebersihan lingkungan. Tabel 12 Orang tua memperhatikan atau mengontrol dalam kerapihan/kesopanan berpakaian Pernyataan
F
Persentase
Selalu
16
53.3%
Sering
7
23.3%
Kadang-kadang
7
23.3%
Tidak pernah
0
0
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 53.3% orang tua siswa selalu memperhatikan atau mengontrol dalam kerapihan/kesopanan berpakaian, 23.3% yang menjawab sering dan 23.3% yang menjawab kadang-kadang. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa orang tua siswa selalu memperhatikan atau mengontrol dalam kerapihan/kesopanan berpakaian. Tabel 13 Orang tua mengajarkan untuk pamit terlebih dahulu ketika anaknya hendak meninggalkan rumah Pernyataan
F
Persentase
Selalu
17
56.7%
Sering
7
23.3%
Kadang-kadang
5
16.7%
Tidak pernah
1
3.3%
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 56.7% orang tua selalu mengajarkan untuk pamit terlebih dahulu ketika anaknya hendak meninggalkan
45
rumah, 23.3% yang menjawab sering, 16.7% yang menjawab kadang-kadang dan 3.3% yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa orang tua siswa sering mengajarkan untuk pamit terlebih dahulu ketika anaknya hendak meninggalkan rumah.
2. Analisis deskripsi akhlak siswa Untuk mengetahui gambaran responden terhadap akhlak siswa dapat diketahui dengan melakukan perhitungan frekuensi jawaban responden berikut ini: Tabel 14 Pernah meninggalkan shalat 5 waktu Pernyataan
F
Persentase
Selalu
0
0%
Sering
7
23.3%
Kadang-kadang
23
76.7%
Tidak pernah
0
0
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 23.3% siswa sering meninggalkan shalat 5 waktu dan 76.7% siswa yang menjawab kadang-kadang. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa siswa kadang-kadang meninggalkan shalat 5 waktu. Tabel 15 Setelah shalat siswa selalu berdzikir Pernyataan
F
Persentase
Selalu
3
10%
Sering
2
3.7%
Kadang-kadang
24
80%
Tidak pernah
1
3.3%
30
100%
Jumlah
46
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 10% setelah shalat siswa selalu berdzikir, 3.7% yang menjawab sering, 80% yang menjawab kadangkadang dan 3.3% yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa setelah shalat siswa selalu berdzikir. Tabel 16 Setelah shalat siswa berdo’a Pernyataan
F
Persentase
Selalu
17
56.7%
Sering
6
20%
Kadang-kadang
7
23.3%
Tidak pernah
0
0
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 56% setelah shalat siswa selalu berdo’a, 20% yang menjawab sering dan 23.3% yang menjawab kadang-kadang. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa setelah shalat siswa selalu berdo’a. Tabel 17 Siswa membaca al-Qur’an setiap hari Pernyataan
F
Persentase
Selalu
6
20%
Sering
4
13.3%
Kadang-kadang
18
60%
Tidak pernah
2
6.7%
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 20% siswa selalu membaca al-Qur’an setiap hari, 13.3% yang menjawab sering, 60% yang menjawab kadang-kadang dan 6.7% yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa siswa sering membaca al-Qur’an setiap hari.
47
Tabel 18 Selalu berpuasa di bulan Ramadhan Pernyataan
F
Persentase
Selalu
18
60%
Sering
5
16.7%
Kadang-kadang
7
23.3%
Tidak pernah
0
0
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 60% siswa selalu berpuasa di bulan Ramadhan, 16.7% yang menjawab sering dan 23.3% yang menjawab kadang-kadang. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa siswa selalu berpuasa di bulan Ramadhan. Tabel 19 Berbohong kepada orang tua maupun orang lain Pernyataan
F
Persentase
Selalu
0
0%
Sering
3
10%
Kadang-kadang
26
86.7%
Tidak pernah
1
3.3%
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 10% siswa sering berbohong kepada orang tua maupun orang lain, 86.7% yang menjawab kadangkadang dan 3.3% yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa siswa kadang-kadang berbohong kepada orang tua maupun orang lain.
48
Tabel 20 Setiap masuk rumah selalu mengucapkan salam terlebih dahulu Pernyataan
F
Persentase
Selalu
17
56.7%
Sering
9
30%
Kadang-kadang
3
10%
Tidak pernah
1
3.3%
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 56.7% siswa selalu mengucapkan salam terlebih dahulu ketika masuk rumah, 30% yang menjawab sering, 10% yang menjawab kadang-kadang dan 3.3% yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa selalu mengucapkan salam terlebih dahulu ketika masuk rumah.
Tabel 21 Mengucapkan kata-kara kasar kepada orang yang lebih tua Pernyataan
F
Persentase
Selalu
0
0%
Sering
3
10%
Kadang-kadang
20
66.7%
Tidak pernah
7
23.3%
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 10% siswa sering mengucapkan kata-kara kasar kepada orang yang lebih tua, 66.7% yang menjawab kadang-kadang, 23.3% yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa siswa kadang-kadang mengucapkan kata-kara kasar kepada orang yang lebih tua.
49
Tabel 22 Ketika mendapatkan rizki siswa menyisihkan uang untuk beramal Pernyataan
F
Persentase
Selalu
4
13.3%
Sering
2
6.7%
Kadang-kadang
23
76.7%
Tidak pernah
1
3.3%
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 13.3% siswa ketika mendapatkan rizki siswa selalu menyisihkan uang untuk beramal, 6.7% yang menjawab sering, 76% yang menjawab kadang-kadang dan 3.3% yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa kadang-kadang menyisihkan uang untuk beramal ketika mendapatkan rizki. Pada setiap hari Jum’at sekolah mengadakan pengumpulan uang amal dari siswa. Sesuai dengan keterangan guru PAI melalui wawancara yaitu diadakannya kegiatan amal dengan tujuan Melatih siswa bersodaqoh dengan menyisihkan sedikit uang sakunya untuk dikumpulkan pada hari Jumat yang dikenal dengan Amal Jumat.3 Tabel 23 Membersihkan halaman ketika kotor tanpa disuruh terlebih dahulu Pernyataan
F
Persentase
Selalu
7
23.3%
Sering
5
16.7%
Kadang-kadang
16
53.3%
Tidak pernah
2
6.7%
30
100%
Jumlah
3
Wawancara dengan Guru PAI pada hari Senin, 15 September 2014
50
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 23.3% siswa selalu membersihkan halaman kotor tanpa disuruh terlebih dahulu, 16.7% yang menjawab sering, 53.3% yang menjawab kadang-kadang dan 6.7% yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa kadangkadang membersihkan halaman yang kotor tanpa disuruh terlebih dahulu. Tabel 24 Berpakaian rapih ketika berada di sekolah, di rumah maupun ketika sedang berpergian Pernyataan
F
Persentase
Selalu
14
46.7%
Sering
8
26.7%
Kadang-kadang
7
23.3%
Tidak pernah
1
3.3%
30
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 46.7% siswa selalu berpakaian rapih ketika berada di sekolah, di rumah maupun ketika sedang berpergian, 26.7% yang menjawab sering, 23.3% yang menjawab kadang-kadang dan 3.3% yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa selalu berpakaian rapih ketika berada di sekolah, di rumah maupun ketika sedang berpergian. Tabel 25 Pamit kepada orang tua ketika hendak meninggalkan rumah Pernyataan
F
Persentase
Selalu
17
56.7%
Sering
6
20%
Kadang-kadang
7
23.3%
Tidak pernah
0
0
30
100%
Jumlah
51
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 56.7% siswa selalu pamit kepada orang tua ketika hendak meninggalkan rumah, 20% yang menjawab sering dan 23.3% yang menjawab kadang-kadang. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa siswa selalu pamit kepada orang tua ketika hendak meninggalkan rumah. Jika dibuat skor masing-masing butir pertanyaan dari kedua variabel yaitu perhatian orang tua dan akhlak siswa kelas VII sebanyak 30 siswa adalah sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 26 Skor Pernyataan Variabel Perhatian Orang Tua No.
Pernyataan
Skor
1
Orang tua membimbing siswa agar selalu mengerjakan 98
shalat lima waktu 2
Orang tua melatih selalu berdzikir kepada Allah setelah 84
shalat 3
Orang tua melatih dan membiasakan berdo’a kepada 108
Allah setelah shalat 4
Orang tua melatih membaca al-Qur’an setelah shalat 94
magrib 5
Orang tua mengajak kamu berpuasa ramadhan dibulan 118
Ramadhan 6
Orang tua memberi tauladan kepada untuk bersikap 106
jujur 7
Orang
tua
melatih
untuk
membiasakan
diri
mengucapkan salam ketika masuk rumah 8
Orang tua mengajarkan kamu untuk menghormati orang yang lebih tua
9
109
Orang tua mengajarkan agar menyisihkan uang saku untuk beramal di sekolah
10
102
Orang tua selalu menganjurkan agar selalu menjaga
80 94
52
kebersihan lingkungan 11
Orang tua memperhatikan atau mengontrol dalam 99
kerapian/kesopanan berpakaian 12
Orang tua mengajarkan untuk pamit terlebih dahulu 100
ketika hendak meninggalkan rumah Jumah Skor Maksimum : 1 x 30 x 12
= 1440
Minimum
: 4 x 30 x 12
= 360
Interval
: (1440 – 360) : 4 = 270
1192
Interval skor: Sangat tidak baik 360
Cukup baik
Kurang baik 630
900
Sangat baik 1170
1440
1192
Skor interval di atas menunjukkan bahwa variabel perhatian orang tua siswa berada pada posisi sangat baik, ini berarti orang tua siswa kelas VII selalu mendidik serta memberikan arahan yang baik terhadap anaknya agar anak tersebut memiliki akhlak dan kepribadian yang baik.
Tabel 27 Skor Pernyataan Variabel Akhlak Siswa No.
Pernyataan
Skor
1
Pernah meninggalkan shalat 5 waktu
67
2
Setelah shalat siswa selalu berdzikir
67
3
Setelah shalat siswa berdo’a
100
4
Membaca al-Qur’an setiap hari
74
5
Selalu berpuasa di bulan Ramadhan
101
53
6 7 8 9 10 11 12
Pernah berbohong kepada orang tua maupun kepada orang lain Setiap masuk rumah selalu mengucapkan salam terlebih dahulu Mengucapkan kata-kata kasar kepada orang yang lebih tua Ketika mendapat nikmat rizki siswa menyisihkan uang untuk beramal Membersihkan halaman ketika kotor tanpa disuruh terlebih dahulu Berpakaian rapih baik di sekolah, di rumah maupun ketika berpergian Pamit kepada orang tua ketika hendak meninggalkan rumah Jumah Skor
Maksimum : 1 x 30 x 12
= 1440
Minimum
: 4 x 30 x 12
= 360
Interval
: (1440 – 360) : 4 = 270
62 102 56 69 77 95 100 970
Interval skor:
360
Cukup baik
Kurang baik
Sangat tidak baik 630
900
Sangat baik 1170
1440
970
Skor interval akhlak siswa tersebut menunjukkan bahwa variabel perhatian akhlak siswa berada pada posisi cukup baik, ini menunjukkah bahwa akhlak siswa kelas VII SMP Yapkum Depok sudah cukup baik. Namun demikian pernyataan “mengucapkan kata-kata kasar kepada orang yang lebih tua” merupakan penyataan yang mendapat nilai skor yang paling rendah, sehingga dapat diartikan bahwa siswa kadang-kadang masih berkata kasar kepada orang yang lebih tua darinya.
54
C. Analisis Data 1. Uji korelasi Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel X (perhatian orang tua) dengan variabel Y (akhlak siswa) dengan menggunakan rumus Product Moment. Penghitungannya adalah sebagai berikut: Tabel 28 Variabel Perhatian orang tua (X) dan Variabel Akhlak Siswa (Y) Resp.
X
Y
X2
Y2
XY
1
27
25
729
625
675
2
26
28
676
784
728
3
37
32
1369
1024
1184
4
39
28
1521
784
1092
5
40
35
1600
1225
1400
6
42
32
1764
1024
1344
7
43
33
1849
1089
1419
8
38
27
1444
729
1026
9
44
31
1936
961
1364
10
42
28
1764
784
1176
11
33
26
1089
676
858
12
38
35
1444
1225
1330
13
37
34
1369
1156
1258
14
36
32
1296
1024
1152
15
43
31
1849
961
1333
16
38
28
1444
784
1064
17
41
34
1681
1156
1394
18
40
36
1600
1296
1440
19
37
31
1369
961
1147
20
42
36
1764
1296
1512
21
40
34
1600
1156
1360
22
36
33
1296
1089
1188
23
43
34
1849
1156
1462
24
42
38
1764
1444
1596
25
45
36
2025
1296
1620
26
44
38
1936
1444
1672
55
27
48
38
2304
1444
1824
28
42
31
1764
961
1302
29
41
30
1681
900
1230
30
48
36
2304
1296
1728
1192
970
48080
31750
38878
Diketahui: N
= 30
∑X2
= 48080
2
= 31750
∑X = 1192
∑Y
∑Y = 970
∑XY = 38878
Untuk menghitung korelasi antara variabel X dengan variabel Y, data di atas akan diuji dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut: rxy
N . XY ( x )( Y )
N .
X2
( X ) 2 N . Y 2 ( Y ) 2
30 38878 (1192)(970)
30 48080 (1192) 30 31750 (970) 2
2
1166340 1156240
1442400 1420864952500 940900 10100 21536 11600 10100 249817600 10100 15805,619
r = 0.639 Berdasarkan perhitungan korelasi tersebut diketahui bahwa korelasi antara perhatian orang tua dengan akhlak siswa SMPI Yapkum Depok sebesar = 0,639. Nilai indeks koefisien korelasi sebesar 0,639 ternyata terletak antara 0,60 – 0,799. Berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dikatakan bahwa angka 0,639 dalam kategori tingkat korelasi
56
yang tergolong kuat. Dengan demikian secara sederhana dapat diberikan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara perhatian orang tua dengan akhlak siswa SMPI Yapkum Depok.
2. Koefisien Determinasi Selanjutnya, untuk mengukur besarnya kontribusi dari variabel X terhadap variabel Y berdasarkan angka indeks korelasi (rxy) atau “r” hitung sebesar = 0,639 tersebut diinterpretasikan berapa prosentase variansi variabel pertama berasosiasi dengan variansi variabel kedua. Artinya, berapa persen variansi perhatian orang tua (Variabel X) berasosiasi dengan variansi akhlak siswa (Variabel Y). Ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus Koefisien Determinasi yakni merupakan hasil kuadrat dari koefisien sederhana yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% = 0,639 2 x 100% = 0,408 x 100% = 40,8 % Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui besar koefisien determinasi yaitu 40,8% yang berarti bahwa perhatian orang tua mempunyai pengaruh sebesar 40,8% terhadap akhlak siswa SMPI Yapkum Depok.
3. Uji hipotesis Untuk menguji kemaknaan koefisien regresi digunakan uji t. Nilai t dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut:
t Keterangan : r = koefisien korelasi n = banyaknya sampel
r n2 r 1 r2
57
Maka perhitungannya sebagai berikut: t
t
0,639 30 2 1 0,639 2
3,381 0,769
t = 4,397 Dari tabel di atas didapatkan nilai t hitung = 4,397. Untuk df = 30 – 2 = 28, dengan signifikansi (α) 0,05 diperoleh t tabel = 2,048. Dengan demikian nilai t hitung (4,397) > t tabel (2,048) maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel Perhatian orang tua (X) mempunyai pengaruh yang terhadap Akhlak siswa (Y). Koefisien regresi tersebut dapat digambarkan kurva sebagai berikut: Gambar 1 Kurva Pengaruh Perhatian Orang Tua (X) terhadap Akhlak Siswa (Y) Daerah Penerimaan Ho Daerah Penerimaan Ha
0
2,048 ttabel
4,397 thitung
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian yang telah di paparkan sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa temuan sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis product moment menunjukkan bahwa korelasi antara perhatian orang tua dengan akhlak siswa 0,639 yang berada pada kategori tingkat korelasi yang tergolong kuat. 2. Dari uji hipotesis menunjukkan nilai t hitung (4,397) > t tabel (2,048) maka Ho ditolak atau Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh antara variabel perhatian orang tua terhadap akhlak siswa kelas VIII SMPI Yapkum Depok. 3. Perhatian orang tua mempunyai pengaruh sebesar 40,8% terhadap akhlak siswa SMPI Yapkum Depok, sedangkan sisanya 59,2% akhlak siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. B. Implikasi Sesuai dengan penemuan dalam penelitian ini, maka implikasi dari penemuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini terdapat pengaruh positif antara perhatian orang tua terhadap akhlak siswa. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik perhatian orang tua terhadap anaknya maka akhlak akan semakin baik pula. Perlu upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perhatian orang tua kepada anak
58
59
untuk dapat lebih memberikan perhatian yang sesuai dengan ajaran Islam, sehingga diharapkan akhlak siswa juga meningkat. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan bahwa dengan perhatian orang tua yang ada dirumah secara optimal dapat meningkatkan akhlak siswa dengan diikuti pendidikan agama di sekolah. Semakin baik perhatian orang tua di rumah ditambah dengan pendidikan agama di sekolah maka akhlak yang baik akan semakin tinggi.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa hal yang penulis sarankan yaitu: 1. Untuk orang tua, walaupun perhatian orang tua sudah sangat baik, alangkah baiknya
perhatian
tersebut
dipertahankan
bahkan
ditingkatkan
lagi.
Berdasarkan pernyataan siswa mengenai perhatian orang tua ada hal yang perlu lebih diperhatikan lagi, yaitu agar orang tua menambahkan perhatiannya agar anak menyisihkan uang saku untuk beramal di sekolah, karena skor pernyataan tersebut berada posisi yang paling rendah. 2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar menambah variabel independen yang lainnya, yang dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dengan perhatian orang tua dan diharapkan memberikan hasil penelitian yang lebih lengkap yang menjadi acuan bagi sekolah maupun orang tua dalam membentuk akhlak anak menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aghla, Ummi, Mengakrabkan Anak Pada Ibadah, Jakarta: Almahira, 2004. Al-Ghozali, Imam, Mutiara Ihya Ulumuddin, Bandung: Penerbit Mizan, 1998. Al-Jazairi, Syeikh Abdurrahman, Kitab Shalat Fikih Empat Mazhab, Jakarta: PT. Mizan Publika, 2010. Al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 2007. Anwar, Rosihon, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2010. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, Cet. 15 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag RI, 1999. Effendi, Taufik Hamim, Jurus Jitu Menghafal Al-Qur’an, Bekasi: Muntada Ahlil Qur’an, 2009. Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2013. Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: Referensi, 2013. Marzuki, Prinsip Dasar Akhlak Mulia, Yogyakarta: Debut Wahana Press & FISE UNY, 2009. Muda, Ahmad A.K., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Reality Publisher, 2006. Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Rahman, Jamal Abdur, Tahapan Mendidik Anak: Teladan Rasulullah SAW, Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2005. Sabri, M. Alisuf, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993. Sarwono, Sarlito W, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2003.
60
61
Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1996. Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Penduduk dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Yani, Ahmad, 53 Materi Khotbah Ber-Angka, Jakarta: Al Qalam, 2008.
ANGKET PENELITIAN PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK SISWA
Identitas Responden Nama
: …………………………..
Kelas
: …………………………..
Jenis Kelamin
:(P/L)
Pertanyaan A. Perhatian Orang Tua 1. Apakah orang tuamu, membimbing kamu mengerjakan shalat lima waktu? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 2. Apakah orang tuamu, melatih kamu berdzikir kepada Allah setelah shalat? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 3. Apakah orang tuamu melatih dan membiasakan kamu berdo’a kepada Allah setelah shalat? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 4. Apakah orang tuamu, melatih kamu membaca al-Qur’an setelah shalat magrib? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 5. Apakah orang tuamu, mengajak kamu berpuasa ramadhan dibulan Ramadhan? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 6. Apakah orang tuamu, memberi tauladan kepada kamu untuk bersikap jujur? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 7. Apakah orang tuamu, melatih kamu untuk membiasakan diri mengucapkan salam ketika masuk rumah? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 8. Apakah orang tuamu, mengajarkan kamu untuk menghormati orang yang lebih tua? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah
9. Apakah orang tuamu, mengajarkan kamu agar menyisihkan uang saku untuk beramal di sekolah? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 10. Apakah orang tuamu menganjurkan agar selalu menjaga kebersihan lingkungan? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 11. Apakah orang tuamu memperhatikan atau mengontrol kerapian/kesopanan berpakaian? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah
kamu
dalam
12. Apakah orang tuamu mengajarkan untuk pamit terlebih dahulu ketika anda hendak meninggalkan rumah? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah
B. Akhlak 1. Apakah anda meninggalkan shalat 5 waktu? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 2. Apakah setelah shalat anda selalu berdzikir? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 3. Apakah setelah shalat anda berdo’a? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 4. Apakah anda membaca al-Qur’an setiap hari? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 5. Apakah berpuasa di bulan Ramadhan? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 6. Apakah anda berbohong kepada orang tua maupun kepada orang lain? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 7. Apakah anda setiap anda masuk rumah mengucapkan salam terlebih dahulu? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah
8. Pernahkah anda mengucapkan kata-kata kasar kepada orang yang lebih tua? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 9. Ketika anda mendapat nikmat rizki, apakah anda menyisihkan uang untuk beramal? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 10. Ketika anda melihat rumah atau halaman rumah kotor, apakah anda membersihkannya tanpa disuruh terlebih dahulu? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 11. Apakah anda berpakaian rapih baik di sekolah, di rumah maupun ketika anda berpergian? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 12. Apakah anda pamit kepada orang tua ketika hendak meninggalkan rumah? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 2 2 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 2 2 4 3 4 3 2 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4
2 2 2 2 3 2 4 4 2 3 4 2 3 2 2 4 3 2 3 2 3 3 1 3 2 4 2 4 3 4 4
3 3 3 1 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 2 2 4 3 4 2 4 2 4 4 2 4 4 3 4 3 2 2 3 4 2 2 4 4 3 3 4 3 3 4
5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Perhatian Orang Tua 6 7 8 9 10 3 2 2 1 3 2 1 2 2 2 3 4 4 2 2 4 2 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 2 4 3 3 4 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 2 1 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4
11 2 3 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
12 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 1 4 2 4 4 4 3 3 4
Jumlah 27 26 37 39 40 42 43 38 44 42 33 38 37 36 43 38 41 40 37 42 40 36 43 42 45 44 48 42 41 48
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
2 2 2 2 2 2 4 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2
3 2 2 3 4 3 2 4 2 4 3 2 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4
4 1 3 4 2 4 2 2 2 2 3 1 2 4 2 2 2 2 2 3 4 2 2 3 4 2 2 4 2 2 2
5 2 3 4 2 4 4 4 2 2 3 3 4 4 2 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
AKHLAK SISWA 6 7 8 9 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 2 1 4 1 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 3 2 4 3 3 3 1 2 4 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 4 2 2 2 3 2 2 2 4 3 2 2 4 1 2 2 3 2 2 2 4 2 3 2 4 2 2 2 3 2 2 2 4 1 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 4 2 4 2 4 2 2 2 4 1 4 2 4 2 2 2 3 2 2 3 4 1 2 2 4 2 4
10 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 3 2 1 3 4 4 4 4 4 2 4
11 3 3 3 1 4 2 4 2 4 3 2 3 3 4 4 2 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2
12 2 2 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 4
Jumlah 25 28 32 28 35 32 33 27 31 28 26 35 34 32 31 28 34 36 31 36 34 33 34 38 36 38 38 31 30 36
PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK SISWA
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
X 27 26 37 39 40 42 43 38 44 42 33 38 37 36 43 38 41 40 37 42 40 36 43 42 45 44 48 42 41 48 1192
Y 25 28 32 28 35 32 33 27 31 28 26 35 34 32 31 28 34 36 31 36 34 33 34 38 36 38 38 31 30 36 970
X2 729 676 1369 1521 1600 1764 1849 1444 1936 1764 1089 1444 1369 1296 1849 1444 1681 1600 1369 1764 1600 1296 1849 1764 2025 1936 2304 1764 1681 2304 48080
Y2 625 784 1024 784 1225 1024 1089 729 961 784 676 1225 1156 1024 961 784 1156 1296 961 1296 1156 1089 1156 1444 1296 1444 1444 961 900 1296 31750
XY 675 728 1184 1092 1400 1344 1419 1026 1364 1176 858 1330 1258 1152 1333 1064 1394 1440 1147 1512 1360 1188 1462 1596 1620 1672 1824 1302 1230 1728 38878