PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP AKHLAK SISWA DI SMA PGRI 56 CIPUTAT SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Mursalim NIM : 105011000109
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
ABSTRAK
Mursalim “Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Akhlak Siswa (Studi Kasus di SMA PGRI 56 Ciputat)”
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Orang tua mempunyai posisi yang sangat penting sebagai pemimpin dalam keluarga atau rumah tangga terutama dalam kehidupan seorang anak. Perilaku, sikap, dan tata cara kehidupan yang orang tua lakukan merupakan sebagai unsur pendidikan yang secara tidak langsung dengan sendirinya akan masuk ke dalam perilaku anak. Oleh karena itu, orang tua hendaknya selalu memberikan motivasi, contoh, dan teladan yang baik kepada anak dalam berperilaku. Motivasi sangat penting dalam perkembangan kehidupan anak dan pembentukan akhlak anak, artinya anak melakukan akhlak yang baik ataupun yang buruk tergantung pada pengaruh motivasi yang orang tua berikan serta contoh perilaku, dan teladan yang orang tua lakukan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif-korelasi yang pengumpulan datanya melalui observasi (pengamatan) dan penyebaran angket (kuesioner) serta jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 56 siswa kelas XII SMA PGRI 56 Ciputat. Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, diperoleh r hitung sebesar 0,92 yang dalam indeks korelasi r product moment berkisar antara 0.90-1.00 artinya terdapat pengaruh yang sangat kuat antara motivasi orang tua terhadap akhlak siswa dan jika dilihat dari r hitung tersebut, ternyata hasil r hitung lebih besar dari harga r tabel, pada taraf signifikan 5% (0,92>0,273). Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan pula antara motivasi orang tua terhadap akhlak siswa.
ii
KATA PENGANTAR ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮّﺣﻤﻦ اﻟﺮّﺣﯿﻢ Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan nikmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Akhlak Siswa di SMA PGRI 56 Ciputat”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu dan teknologi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan walaupun waktu, tenaga, dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan penulis miliki demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari partisipasi beberapa pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, sehingga patut kiranya penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi, selaku dosen pembimbing I yang selalu sabar dan teliti dalam mengoreksi dan membimbing penulis dalam membuat skripsi ini. 4. Drs. Rusdi Djamil, M.Ag, selaku dosen pembimbing II yang selalu sabar dan teliti dalam mengoreksi dan membimbing penulis dalam membuat skripsi ini. 5. Prof. Dr. Salman Harun, M.A. selaku dosen penasehat akademik yang telah memberikan pengarahan dan masukan kepada penulis. 6. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada umumnya dan Jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya yang telah memberikan kontribusi pemikiran melalui pengajaran dan diskusi yang berkaitan dengan skripsi ini. 8. Drs. Asep Setiadi, M.Pd. Kepala Sekolah SMA PGRI 56 Ciputat, Kota Tangerang Selatan, serta para guru yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 9. Terkhusus buat kedua orang tuaku tercinta yang sudah pulang ke Rahmatullah,
doa’ku
selalu
menyertaimu
yang
telah
merawat,
membesarkan, mendidik, dan mencurahkan kasih sayang buat penulis. 10. Seluruh jamaah pengajian Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Mushalla ArRahman Ibu Dra. Hj. Nurjannah Somad dan suami, Ibu Sudarsono dan suami, Ibu Sunarto dan Suami, Ibu Kemal dan suami serta Ibu Hj. Umi yang telah memberikan bantuannya baik moril maupun materiil dan doa’nya kepada penulis. 11. Seluruh jamaah pengajian Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Mushalla AlIstiqomah Ibu Ustdzah Asiah dan suami, Ibu Hj. Siti Maryam dan suami, Ibu Nurlela, A.Md. dan suami, Ibu Hj. Dalilah serta para guru-guru TKQTPQ Al-Istiqomah dan Para remaja Ikatan Pemuda Insani Al-Istiqomah saudara Yunan Hilmi, S.E., Saudari Thea, Andri Wijaya serta terkhusus untuk Nurhasanah S.Pd.I tercinta yang telah memberikan bantuannya, dukungannya, dan doa’nya kepada penulis. 12. Kepada Pengurus Lingkungan RT 008 (Bapak RT Sobrih, Bapak Jajang, Bapak Marsad, Bapak Sutarjo, Bapak Udin) serta Bapak RW 005 (Bapak Niman Sulaiman) yang telah memberikan dukungan, dan bantuannya kepada penulis. 13. Buat adik-ku tercinta adinda Sri Hartini dan kakak-ku tersayang Ita Anita yang telah memberikan nasehat yang bermanfaat dan warna-warni dalam kehidupan penulis. 14. Untuk Bibi-ku (Bibi Lemah, Bibi Nintik, Bibi Badriah) dan Paman-ku (Sarman, Supandi, Subur, Suhanda) tercinta terima kasih telah merawat,
iv
dan menyayangi penulis serta keponakan-keponakan-ku tersayang (Maidah Sepriani, Fahrul Rozi, Indri Apriyani, Muhammad Gathan, Keyla, Tiara Sari, Jamal) yang selalu memberikan warna kepada penulis. 15. Seluruh teman-teman Mahasiswa Satu Angkatan 2005 Khususnya Kelas C yang selalu bercanda tawa dan telah memberi warna warni kehidupan penulis, khususnya Muhammad Nur, S.Pd.I, M. Royani, S.Pd.I., Masyarif Hidayat, S.Pd.I., Dedi, S.Pd.I, Kholid Amsy, S.Pd.I., M. Nur, S.Pd.I., Khoirona Agustina, S.Pd.I., Maryati S.Pd.I., Erfan, S.Pd.I., Istiqomah, S.Pd.I., Yunan, Zikril, Robi, Risydain, dan anak-anak kosan (Ale, dan Mustholihudin, S.Pd.I) terima kasih untuk semua dukungan dan perhatian yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. Dan juga kepada teman-temanku yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap dan berdo’a kepada allah SWT, agar seluruh pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis, akan mendapatkan balasan yang setimpal disisinya, jazakumullah khairan katsira.
Jakarta, April 2011 Penulis,
Mursalim
v
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………….
i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….
iv
BAB I
: PENDAHULUAN…………………………………………… 1 A. Latar belakang masalah………………………………….. 1 B. Identifikasi masalah............................................................ 5 C. Pembatasan......................................................................... 6 D. perumusan masalah............................................................. 6 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................ 6
BAB II : KAJIAN TEORI…...………………………………………... 7 A. Motivasi………………………………………………….. 7 1. Pengertian Motivasi………………………………….. 7 2. Fungsi Motivasi……………………………………… 10 3. Macam-Macam Motivasi ……………………….......... 11 4. Ciri-ciri Motivasi Dalam Tingkah Laku......................... 12 5. Indikator Motivasi........................................................... 12 B. Akhlak…………………………………………………….. 13 1. Pengertian Akhlak…………………………………….. 13 2. Sumber Akhlak ……………………………………….. 18 3. Macam-Macam Akhlak…………………………........... 19 4. Tujuan Akhlak…………………………………............ 23 5. Faktor Pembentukan Akhlak………………………….. 23
vi
6. Ciri-ciri Perbuatan Akhlak…………………….............. 24 C. Kerangka Berfikir………………………………………… 25 D. Hipotesa…………………………………………………… 26 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN…………………………….. 27 A. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................. 27 B. Metodologi Penelitian ......................................................... 28 C. Variabel Penelitian............................................................... 28 D. Populasi dan Sampel............................................................ 29 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 29 F. Teknik Pengolahan Data....................................................... 32 G. Teknik Analisa Data............................................................. 33 BAB IV : HASIL PENELITIAN……………………………………….. 37 A. Gambaran Umum SMA PGRI 56 CiputatKota Tangerang Selatan,....................................................... 37 1. Visi SMA PGRI 56 Ciputat............................................ 37 2.
Misi SMA PGRI 56 Ciputat........................................... 38
3.
Tujuan Sekolah SMA PGRI 56 Ciputat......................... 38
B. Deskripsi Data....................................................................... 39 C. Analisa Data......................................................................... 51 BAB V : PENUTUP.................................................................................. 56 A. Kesimpulan .......................................................................... 56 B. Saran-saran........................................................................... 57 DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 59 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL 1. Tabel 1 kisi-kisi instrumen variabel tentang motivasi orang tua terhadap akhlak siswa ............................................................................ 31 2. Tabel 2 indeks korelasi product moment………………………………34 3. Tabel 3 komunikasi orang tua dengan siswa ........................................... 39 4. Tabel 4 perhatian orang tua kepada siswa .............................................. 40 5. Tabel 5 orang tua memenuhi kebutuhan siswa ........................................ 40 6. Tabel 6 bimbingan orang tua kepada siswa ............................................. 41 7. Tabel 7 sanksi orang tua ketika siswa berbuat salah ............................... 42 8. Tabel 8 nasihat orang tua kepada siswa .................................................. 42 9. Tabel 9 teladan orang tua kepada siswa .................................................. 43 10. Tabel 10 arahan orang tua dalam mendirikan shalat kepada siswa .......... 43 11. Tabel 11 pujian orang tua kepada siswa ketika berbuat baik .................. 44 12. Tabel 12 orang tua mengajarkan siswa untuk saling menghormati kepada orang lain .................................................................................. 45 13. Tabel 13 siswa melaksanakan shalat lima waktu .................................... 45 14. Tabel 14 siswa suka membaca al-qur’an ................................................. 46 15. Tabel 15 bantahan siswa ketika diperintah orang tua............................... 46 16. Tabel 16 sikap siswa ketika diperintah oleh guru .................................... 47 17. Tabel 17 perilaku siswa ketika berbicara kepada orang tua ..................... 48 18. Tabel 18 sikap siswa ketika teman sebayanya terkena musibah............... 48 19. Tabel 19 perilaku siswa kepada pengemis............................................... 49 20. Tabel 20 sikap siswa ketika diganggu oleh teman sebayanya .................. 49 21. Tabel 21 pemberian maaf siswa ketika temannya berbuat salah .............. 50 22. Tabel 22 perilaku siswa ketika membuang sampah ................................ 51 23. Tabel 23 perhitungan variabel X dan variabel Y ..................................... 51
viii
DAFTAR LAMPIRAN 1. Keadaan guru SMA PGRI 56 Ciputat tahun ajaran 2009/2010 2. Keadaan siswa SMA PGRI 56 Ciputat tahun ajaran 2009/2010 3. Surat pengajuan proposal skripsi 4. Surat bimbingan skripsi 5. Surat permohonan izin penelitian 6. r tabel product moment 7. Contoh angket penelitian 8. Sumber data penelitian 9. Surat keterangan penelitian
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Baik tidaknya suatu masyarakat ditentukan oleh baik tidaknya keadaan keluarga dan umumnya pada masyarakat tersebut. Oleh karena itu, apabila menghendaki terwujudnya suatu masyarakat yang baik, tertib, dan di ridhoi Allah, maka mulailah dari keluarga. Keluarga juga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama yang dialami oleh anak serta merupakan lembaga pendidikan yang bersifat kodrati.1 Keluarga dikatakan sebagai lembaga tertua karena lahirnya keluarga sebagai lembaga pendidikan dimulai sejak adanya manusia, dimana orang tua yaitu ayah dan ibu sebagai pendidik serta anak sebagai terdidiknya. Keluarga dikatakan sebagai pendidikan informal karena pendidikan yang berlangsung di dalam keluarga tidak mempunyai kurikulum dan daftar pelajaran yang tertulis secara resmi dalam bentuk perencanaan tertentu dan jelas. Keluarga adalah lembaga pendidikan kodrati karena terdapatnya hubungan darah antara pendidik dan anak didiknya. Keluarga sebagai satuan hidup bersama, menurut ST Vembriarto mempunyai fungsi yang ada hubungannya dengan kehidupan si anak yaitu : 1. Fungsi Biologik, yaitu keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak. Secara biologis anak berasal dari orang tuanya. 1
Suwanto, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta : Rieneka Cipta, 1993), Cet. Ke-2, h.
60
1
2
2. Fungsi Afeksi, yaitu Keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan (penuh kasih sayang dan rasa aman). 3. Fungsi Sosialisasi, yaitu melalui interaksi sosial dalam keluarga anak mempelajari pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai dalam masyarakat guna mengembangkan kepribadiannya. 4. Fungsi Pendidikan, yaitu keluarga sejak dahulu merupakan institusi pendidikan dan sekarangpun keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dalam mengembangkan dasar kepribadian anak. 5. Fungsi Rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat atau medan rekreasi bagi seluruh anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan, dan kegembiraan. 6. Fungsi Keagamaan, keluarga merupakan pusat pendidikan, upacara, dan ibadah agama bagi para anggotanya. Fungsi ini penting artinya bagi penanaman jiwa agama pada si anak. 7. Fungsi Perlindungan, yaitu keluarga berfungsi untuk memelihara, merawat, dan melindungi si anak baik fisik maupun sosialnya.2 Islam sangat menganjurkan atau bahkan mewajibkan kepada pemeluknya agar proses pendidikan diberikan kepada anak-anaknya semenjak dalam buaian. Bahkan ketika masih dalam kandungan, sang ibu dianjurkan untuk melakukan ibadah-ibadah sunnah, mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berperilaku yang baik terhadap sesamanya. Hal ini dianjurkan agar si bayi dalam kandungan mendapatkan pendidikan yang baik dari suasana dan kondisi psikologis sang ibu yang menjalani masa kehamilannya dengan rajin beribadah. Karena Psikologi wanita hamil akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa sang bayi nantinya. Kepribadian manusia memang tidak lepas dari lingkungan keluarga karena dalam perkembangan anak pada masa bayi dan kanak-kanak peran
2
M.Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2004), Cet. Ke-1, h. 23-24.
3
orang tua sangat penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian anak. Selain itu, orang tua juga mempunyai posisi yang sangat penting sebagai pemimpin dalam keluarga atau rumah tangga terutama dalam kehidupan anak. Perilaku orang tua, sikap, dan tata cara kehidupan yang orang tua lakukan merupakan unsur-unsur pendidikan yang secara tidak langsung dengan sendirinya akan masuk ke dalam perilaku anak yang sedang dalam pertumbuhan.3 Jadi, dapat dikatakan bahwa perkembangan dalam perilaku anak sangat bergantung pada perilaku orang tuanya. Jika orang tua menghayati dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik serta selalu memberikan motivasimotivasi yang baik pula dalam kehidupan anak terutama dalam perilaku sehari-hari yang anak lakukan sehingga perilaku anakpun akan menjadi baik pula. Orang tua juga harus berupaya memenuhi berbagai kebutuhan yang diperlukan anaknya, terutama kebutuhan jasmani sebab kebutuhan tersebut merupkan kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup mereka. Memberikan kasih sayang kepada anaknya dan mengajarkan mereka perilaku yang luhur (baik) untuk mengasihi, mencintai, dan menyayanginya. Hak tertinggi yang terletak di pundak orang tua terhadap anak mereka adalah hak ketakwaan. Sewaktu seorang anak mencapai usia tujuh tahun, ia wajib mempelajari pelaksanaan shalat secara benar. Dan orang tua wajib memberikan motivasi kepadanya dengan memberikan sesuatu ataupun perhatian yang lebih kepadanya. Sungguh orang tua mempunyai peranan yang mendasar dalam mendidik anak hingga kepada persoalan sekecil-kecilnya. Lantaran itu mereka harus mengajarkan kepada anak cara bicara yang baik, duduk, memandang, dan berhubungan dengan orang lain di rumah, sekolah, dan masyarakat.4 3
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), Cet. Ke-II, hal. 67 Husain Mazhahiri, Pintar Mendidik Anak, (Jakarta : PT. Lentera Basritama, 2001) Cet. Ke-4, hal. xxvi 4
4
Keinginan memiliki anak yang berperilaku baik, taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, patuh kepada orang tua, berperilaku sopan kepada guru, serta selalu menghargai orang lain adalah cita-cita setiap orang tua di lingkungan keluarga dan guru di lingkungan sekolah. Terjadinya tawuran di kalangan para pelajar yang sekarang ini sering terjadi membuat masyarakat resah, masih banyaknya pelajar yang terlibat memakai narkoba dan meminum minuman keras, serta berakhlak tidak baik terutama di lingkungan sekolah mereka sendiri maupun dengan pelajar lainnya, membuat kita mengerutkan kening. Perilaku menyimpang itu juga tak jarang terjadi pada siswa-siswi di SMA PGRI 56 Ciputat, masih terlihat adanya perilaku siswa yang kurang baik, seperti suka membantah ketika diperintah oleh guru, kurang sopan ketika berbicara kepada guru, dan masih rendahnya penghayatan siswa dalam melakukan perilaku-perilaku yang baik di lingkungan sekolah padahal mata pelajaran pendidikan akhlak diajarkan. Memahami masalah di atas, diperlukan solusi yang baik dalam penyelesaiannya karena jika masalah ini secara terus menerus dibiarkan maka hal ini akan menjadi suatu kebiasaan yang buruk di lingkungan sekolah ini, khususnya bagi siswa yang seharusnya mempunyai perilaku yang baik kepada guru karena jika dilihat dari jasa-jasa seorang guru yang begitu besar kepada siswanya yang memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat dunia dan akhirat bagi kehidupan siswanya selain orang tua di lingkungan keluarga, maka sudah sepantasnya bagi para siswa menunjukkan perilaku yang baik kepada seorang guru. Fenomena ini juga tentunya harus menjadi perhatian pula bagi orang tua khususnya, dan sekolah sebagai lembaga formal umumnya. Orang tua diharapkan memberikan perhatiannya terhadap anak-anaknya sekaligus sebagai seorang siswa di rumah dengan memperhatikan kebutuhannya dan memberikan teladan yang baik bagi anak, karena setiap pengalaman yang dilalui oleh anak dalam hidupnya melalui penglihatan, pendengaran, perlakuan
5
yang diterimanya merupakan ikut menjadi bagian dalam membentuk perilaku anak yang baik. Terkadang orang tua melupakan kewajibannya dalam membimbing dan membina anaknya sehingga dalam perilaku anak sering terjadi penyimpangan serta perilaku yang buruk terutama ketika mereka berada di lingkungan keluarga dan sekolah, hal ini terjadi salah satunya karena faktor kurangnya motivasi orang tua dalam mendidik perilaku anaknya. Sedangkan sekolah adalah buatan manusia. Sekolah didirikan oleh masyarakat atau negara untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga dalam
memberi
bekal
persiapan
hidup
bagi
anak-anaknya.
Untuk
mempersiapkan agar anak hidup dengan cukup bekal kepandaian dan kecakapan (berbicara dengan sopan dan berakhlak baik) dalam masyarakat yang modern, yang telah tinggi kebudayaannya seperti sekarang ini, anakanak tidak cukup hanya menerima pendidikan dan pengajaran dari keluarganya saja.5 Pendidikan akhlak yang dilakukan orang tua dan sekolah bertujuan agar anak memiliki kemampuan yang tumbuh perlahan-lahan untuk merenungkan antara perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk. Melalui pendidikan akhlak yang diberikan oleh orang tua, diharapkan para siswa dapat menghindari perbuatan-perbuatan yang tercela, membentuk perangai dan tingkah laku yang mulia serta jauh dari tindakan-tindakan yang negatif karena hal tersebut dapat menjatuhkan dirinya ke dalam lembah kenistaan sehingga terbentuklah anak yang berakhlak mulia yang sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan teladan Rasulullah saw. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengangkat sebuah karya ilmiah dengan judul : ”PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP AKHLAK SISWA DI SMA PGRI 56 CIPUTAT” B. Identifikasi Masalah 1. Terjadinya tawuran di kalangan para pelajar yang meresahkan masyarakat 5
Drs. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-14, h. 124
6
2. Masih adanya para pelajar yang terlibat narkoba 3. Perilaku siswa yang kurang baik terhadap guru di sekolah. 4. Masih rendahnya sopan santun siswa dalam berbicara kepada guru. 5. Masih rendahnya perhatian orang tua yang baik kepada siswa di lingkungan keluarga. 6. Rendahnya penghayatan siswa terhadap perilaku-perilaku yang baik di lingkungan sekolah. C. Pembatasan Masalah Agar pembahasan penulis menjadi terarah dan tujuan yang jelas, maka penulis membatasi masalah ini sebagai berikut : 1. Motivasi yang dimaksud adalah dorongan orang tua kepada siswa untuk berakhlak yang baik 2. Akhlak yang dimaksud adalah perilaku siswa kepada guru (di sekolah). D. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang penulis lakukan adalah: “Adakah pengaruh motivasi orang tua terhadap akhlak siswa”. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh motivasi orang tua terhadap akhlak siswa. 2. Kegunaan Penelitian Selanjutnya penelitian ini dimaksudkan: a.
Sebagai sumber masukan untuk guru dan orang tua agar selalu memperhatikan anaknya terutama memberikan motivasi yang baik dalam hal tingkah lakunya baik di rumah maupun di sekolah.
b.
Sebagai sumber masukan bagi anak sekaligus sebagai murid (peserta didik) agar dapat berperilaku yang baik di mana saja.
c.
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
khazanah
ilmu
pengetahuan bagi penulis sebagai calon guru khususnya dan dapat memberikan informasi betapa pentingnya motivasi dalam perilaku anak sekaligus sebagai siswa
7
BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab dan daya penggerak.6 Motif adalah daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.7 Secara serupa Winkels mendefinisikan motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu pula.8 Sedangkan dalam pandangan psikologi, motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku.9 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.10 Oemar Hamalik dalam bukunya Kurikulum dan Pembelajaran menyebutkan ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi, yaitu: 11
6
Ali Imran, Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet. Ke-I,
h. 87. 7
Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, ”Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islam..., h. 19. 8 Ali Imran, Belajar & Pembelajaran..., h. 87. 9 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. Ke-3, h. 85. 10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. ke-I, h. 593. 11 Oemar Hamalik, Kurikulum & Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cet ke-6, h. 106.
8
1) Motivasi dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku orang lain. 2) Menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk tingkah laku seseorang. Petunjuk-petunjuk tersebut dapat dipercaya apabila tampak kegunaannya untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainnya. Mc. Donald mendefinisikan motivasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya “feeling” (gairah, semangat, dan dorongan) serta di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.12 Berdasarkan definisi tersebut, terdapat tiga unsur yang saling terkait, yaitu: 1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahanperubahan tertentu di dalam sistem neuropisiologis dalam organisme manusia, misalnya karena perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Tapi juga perubahan energi yang tidak diketahui. 2) Motivasi ditandai dengan timbulnya “feeling” perasaan. Mulamula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suatu emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin boleh terjadi dan mungkin juga tidak, kita hanya melihat dalam suatu perbuatan seseorang. 3) Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons-respons
yang
tertuju ke arah suatu tujuan. Kalau seseorang sudah mempunyai suatu motivasi, maka ia ada dalam ketegangan, dan ia siap mengerjakan hal-hal yang diperlukan 12
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta : Kizi Brother’s, 2008), Cet. Ke- 2, h. 41-42
9
sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Sesungguhnya motivasi menyangkut pemenuhan seperangkat kebutuhan, yang oleh Moslow diklasifikasi menurut kekuatan gaya pendorong atas lima kelompok, yaitu: 13 1) Kebutuhan fisiologis (antara lain: haus, lapar, seks). 2) Kebutuhan keamanan (antara lain menyelamatkan jiwa, ketertiban). 3) Kebutuhan berkerabat (antara lain: identifikasi, kasih sayang, persahabatan). 4) Kebutuhan penghargaan (antara lain: sukses, percaya diri, harga diri). 5) Kebutuhan berusaha (antara lain: mengembangkan diri). 14 Dalam membahas tentang motivasi, sering kita menemukan beberapa istilah yang mengandung relevansi dengan motivasi. Diantaranya adalah motif, kebutuhan, dorongan, dan instink. Motivasi merupakan suatu konstruk (construct) terjadinya tingkah laku. Motivasi juga yang mengaktifkan dan membangkitkan perilaku yang tertuju pada pemenuhan kebutuhan. Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku seseorang ke arah tujuan. Oleh karena itu, motivasi mempunyai 3 (tiga aspek), yaitu : (1) keadaan terdorong dalam diri organisme, yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan, misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan. (2) perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan. (3) Tujuan (goal) yang dituju oleh perilaku tersebut.15 Motivasi adalah tenaga yang mendorong seseorang untuk berbuat
sesuatu
keinginan,
kecenderungan
organisme
untuk
melakukan sesuatu sikap atau perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan kepada tujuan tertentu yang telah 13
Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: Rajawali Press, 1991), Cet. Ke-2, h. 215. Ali Imran, Belajar & Pembelajaran.., h. 88. 15 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta : Kizi Brother’s, 2008), Cet. Ke-2, h. 41-42 14
10
direncanakan sebelumnya, sifatnya sebagai pengontrol terhadap diri sendiri.16 Menurut beberapa pendapat di atas, mengenai pengertian motivasi penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa motivasi merupakan sesuatu dorongan atau gerakan yang mendasari perbuatan seseorang dalam melakukan suatu perbuatan sehingga tercapailah tujuan yang diharapkan. 2. Fungsi Motivasi Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha atau kegiatan seseorang. Motivasi juga berkaitan dengan tujuan/maksud. Menurut Sardiman A.M. motivasi berfungsi sebagai berikut : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi motivasi itu sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi, motivasi dalam hal merupakan sebagai motor penggerak di setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan. c. Menyeleksi perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan dan serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. 17 Berdasarkan pendapat di atas, motivasi mempunyai fungsi sebagai pendorong manusia dalam melakukan suatu perbuatan, menentukan arah dari perbuatan yang akan di lakukan dan merupakan sebagai penyeleksi dari perbuatan manusia sehingga perbuatan itu bermanfaat. 3. Macam-Macam Motivasi Bila dilihat dari kegunaannya, motivasi sangat penting dalam kehidupan kita karena motivasi dapat menjadi penggerak yang dapat mengarahkan kepada sesuatu hasil atau tujuan. 16
Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1993), Cet. Ke1, h. 160-161 17 Sardiman. A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. Ke-11, h. 85
11
Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, menurut Sardiman A.M. motivasi di bagi menjadi dua, yaitu : a. Motivasi bawaan adalah motivasi yang di bawa sejak lahir, jadi motivasi itu sudah ada tanpa dipelajari. Contoh : dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dan dorongan untuk beristirahat. b. Motivasi yang dipelajari yaitu motivasi yang timbul karena dipelajari. Contoh : dorongan untuk belajar di suatu cabang ilmu pengetahuan atau dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. 18 Pembentukan motivasi terbagi menjadi dua bagian yang berbeda, pertama motivasi itu ada sejak manusia dilahirkan (bawaan), kedua motivasi yang timbul karena hal itu dipelajari (dari luar). Motivasi menurut Frandsen, yang terdiri dari Cognitive Motives, Self Expression, Self Enhancement yang dijelaskan sebagai berikut : a. Cognitive Motives, menyangkut kepuasan individual yang berada dalam diri manusia dan berwujud proses dan produk mental, misalnya dalam pengembangan intelektual. b. Self Expression, adalah penampilan diri yang mampu membuat sesuatu. Hal ini diperlukan kreatifitas dan imajinasi, misalnya seseorang yang memiliki keinginan dan aktualisasi diri. c. Self Enhancement, adalah motivasi melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi guna untuk meningkatkan kemajuan diri seseorang. Sedangkan Menurut Woodworth dan Marquis, motivasi itu terdiri dari Motif Organis, Motif Darurat, dan Motif Objektif, yaitu: a. Motif atau Kebutuhan Organis, meliputi kebutuhan makan, minum, seksual, dan kebutuhan untuk beristirahat. b. Motif Darurat, adalah dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha. c. Motif Objektif, adalah menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, dan melakukan manipulasi. 18
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi..., h. 86-87
12
4. Ciri-Ciri Motivasi Dalam Tingkah Laku Ciri-Ciri di dalam tingkah laku, yaitu : a. Merangsang tingkah laku lain dengan tanggapan yang berbeda-beda. b. Rangsang yang lemah menimbulkan reaksi hebat atau sebaliknya. c. Mengarahkan pada tujuan tertentu. d. Positif Reinforcement, tingkah laku terulang kembali. e. Kekuatan perilaku akan melemah bila perbuatan tersebut bersifat tidak enak.19 Berdasarkan pendapat di atas, ciri-ciri dalam tingkah laku yaitu merangsang tingkah laku dengan jika rangsang itu lemah maka menimbulkan reaksi yang sangat hebat dan sebaliknya pada tujuan tertentu sehingga tingkah laku itu terulang kembali serta kekuatan tingkah laku akan melemah jika tingkah laku itu terasa tidak nyaman. 5. Indikator Motivasi Jika seseorang memiliki motivasi yang kuat, maka akan banyak menentuka terhadap kualitas perilaku yang dilakukannya. Dalam konteks studi psikologi, mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi seseorang dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya : a.
Waktu perilaku yang dilakukan
b.
Besarnya perilaku yang dilakukan
c.
Persistensi pada sebuah perilaku
d.
Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan serta kesulitan
e.
Pengorbanan untuk mencapai suatu tujuan, tingkat keinginan yang hendak dicapai dengan perilaku yang dilakukan, pengarahan sikap terhadap tujuan dalam perilaku yang dilakukan.20
B. Akhlak 1. Pengertian Akhlak
19 20
Zikri Neni Iska, PsikOlogi Pengantar…, h. 43-44 http// muhammadkhadapi (seorang ahli sosiologi dari Libya). blogspot. com
13
Secara etimologi perkataan “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, jama’ dari “Khuluqun” (ٌ )ﺧُﻠُﻖyang menurut lughah diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at.21 Dalam kamus bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan.22 Pengertian akhlak dari segi bahasa di atas, membantu kita dalam menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah. Jadi, pengertian akhlak dari segi istilah menurut para ahli di bidangnya. Ibnu Miskawaih, sebagai pakar dalam bidang akhlak terkemuka dalam kitabnya Tahdzibul akhlak, ia mengatakan bahwa akhlak adalah :
ٍﺣَﺎلَ ﻟِﻠﻨَﻔْﺲِ دَاﻋِﯿَﺔٌ ﻟَﮭَﺎ ِاﻟﻰَ اَﻓْﻌَﺎ ﻟِﮭَﺎ ﻣِﻦْ ﻏَﯿْﺮِ ﻓِﻜْﺮٍ وَرَوِﯾﱠﺔ Sikap yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (lagi). Menurut konsepnya akhlak adalah suatu sikap mental (halun lin-nafs) yang mendorong untuk berbuat tanpa pikir dan pertimbangan. Keadaan atau sikap jiwa ini terbagi menjadi dua, yaitu ada yang berasal dari watak (temperamen) dan ada yang berasal dari kebiasaan dan latihan. Dengan kata lain tingkah laku manusia mengandung dua unsur, yaitu unsur watak naluri dan unsur usaha melalui kebiasaan dan latihan.23 Sementara itu, Imam Al-Ghazali yang bergelar sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaannya memebela Islam dari berbagai paham yang menyesatkan, dengan agak luas lagi dengan yang dikemukakan Ibnu Miskawaih diatas. Akhlak dalam konsepsi Al-Ghazali tidak terbatas pada apa yang di kenal dengan ”teori menengah” dalam keutamaan seperti yang disebut oleh Aristoteles. Akhlak menurut Al Ghazali mempunyai tiga dimensi yakni:
21
Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah, (Bandung: CV.Diponegoro,1983), Cet. Ke-2, h.11 22 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: P.N. Balai Pustaka, 1991), h. 8 23 Ibnu Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, (Bandung : Mizan, 1995), Cet. Ke-3, h. 14-15
14
a. Dimensi diri, yakni orang dengan dirinya dan tuhannya seperti ibadah dan shalat. b. Dimensi sosial, yakni masyarakat, pemerintah dan pergaulannya dengan sesamanya. c. Dimensi metafisis, yakni aqiqah dan pegangan dasarnya. Imam Al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai berikut:
َﻋِﺒَﺎرَةٌ ﻋَﻦْ ھَﯿْﺌَﺔٍ ﻓِﻰ اﻟﻨﱠﻔْﺲِ رَاﺳِﺨَﺔٌُ ﻋَﻨْﮭَﺎ ﺗَﺼْﺪُرُ اْﻻَﻓْﻌَﺎلُ ﺑِﺴُﮭُﻮَْﻟﺔٍ ﻣِﻦْ ﻏَﯿْﺮِ ﺣَﺎﺟَﺔٍ اِﻟﻰ ًﻓِﻜْﺮٍ وَرَوِﯾَﺔٍ ﻓَﺎِنْ ﻛَﺎﻧَﺖْ اﻟﮭَﯿْﺌَﺔُ ﺑِﺤَﯿْﺚُ ﺗَﺼْﺪُرُ ﻋَﻨْﮭَِﺎ اْﻻَﻓْﻌَﺎلُ اْﻟﺠَﻤِﯿْﻠَﺔُ اْﻟﻤَﺤْﻤُﻮْدَةُ ﻋَﻘْﻼ ُوَﺷَﺮْﻋًﺎ ﺳُﻤِﯿَﺖْ ﺗِﻠْﻚَ اﻟﮭَﯿْﺌَﺔِ ﺧُﻠُﻘًﺎ ﺣَﺴَﻨًﺎ وَاِنْ ﻛَﺎنَ اﻟﺼﱠﺎدِرُ ﻋَﻨْﮭَﺎ اْﻻَﻓْﻌَﺎلُ اْﻟﻘَﺒِﯿْﺤَﺔ ﺳُﻤِﯿَﺖْ اﻟﮭَﯿْﺌَﺔِ اﻟﱠﺘِﻲْ ھِﻲَ اْﻟﻤَﺼْﺪَرُﺧُﻠُﻘًﺎ Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudahdan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara’, maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika yang lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk.24 Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akhlak itu mempunyai empat syarat, yakni: a. Perbuatan baik dan buruk b. Kesanggupan melakukannya c. Mengetahuinya d. Sikap mental yang membuat jiwa cenderung kepada salah satu dua sifat tersebut, sehingga mudah melakukan yang baik atau yang buruk. Sedangkan menurut Al-Farabi, ia menjelaskan bahwa akhlak itu bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan yang merupakan tujuan yang tertinggi yang dirindui dan diusahakan oleh setiap orang. Jika diperhatikan dengan seksama, tampak bahwa seluruh definisi akhlak sebagaimana tersebut di atas tidak bertentangan, melainkan saling 24
Ahmad Daud, Kuliah Filsafat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), Cet. Ke-3, h. 123
15
melengkapi, yaitu suatu sifat yang tertanam kuat dalam jiwa yang nampak dalam perbuatan lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran lagi dan sudah menjadi kebiasaan. Dorongan lain yang tersembunyi dalam diri manusia adalah berpegang pada nilai-nilai moral dan ini tergolong pada kata kategori nilainilai utama yang dalam konteksnya biasa disebut dengan akhlak yang baik (husn Al-Khuluq), manusia memiliki kecenderungan terhadap banyak hal, bukan hanya hal-hal itu bermanfaat baginya, tetapi karena hal-hal itu merupakan suatu keutamaan dan kebajikan. Misalnya, manusia menyukai kejujuran karena ia baik, dan membenci kebohongan karena perbuatan ini bertentangan dengan kejujuran. Ketergantungan terhadap kejujuran, amanah, ketakwaan, kesucian, dan lain-lain adalah ketergantungan terhadap keutamaan. Ketergantungan jenis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu individual dan sosial. Yang individual, misalnya ketergantungan terhadap sistem dan stabilisasi penguasaan diri dan keberanian yang berarti kekuatan hati, bukan kekuatan tubuh. Sedangkan yang sosial, misalnya senang membantu, bekerja sama, berbuat baik, dan berkorban untuk orang lain, baik jiwa maupun harta. Berdasarkan pengertian akhlak di atas, penulis dapat menyatakan akhlak merupakan suatu hal (keadaan), atau sifat-sifat yang telah meresap dalam jiwa seseorang, yang kesemuanya telah diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan-perbuatan secara spontan tanpa melalui proses pemikiran, tidak dibuat-buat, dan dipertimbangkan lagi. Masih berbicara mengenai pengertian akhlak, sebagaimana yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia, sering pula kata akhlak diganti dengan kata moral atau etika. Hal ini, perlu dijelaskan perbedaan antara pengertian akhlak, moral, etika, budipekerti, karakter, dan kode etik. Pengertian moral secara etimologi berasal dari bahasa Latin more, jamak kata mos yang berarti adat kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, moral berarti ajaran tentang baik-buruk yang diterima umum mengenai perbuatan sikap, kewajiban budi pekerti, akhlak.
Jadi yang
16
dimaksud dengan moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia antara yang baik dengan yang buruk. Jadi sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan yang oleh umum diterima yang meliputi kelompok sosial atau lingkungan tertentu. Sedangkan menurut Zakiah Daradjat seperti yang dikutip Moh. Ardani, moral adalah suatu masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja baik dalam masyarakat yang telah maju maupun dalam masyarakat yang masih terbelakang. Maka yang dimaksud dengan moral adalah kelakuan yang sesuai dengan ukuranukuran (nilai-nilai) masyarakat, yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan (tindakan) tersebut.25 Menurut Ensiklopedi Pendidikan (1976)
Sugarda Poerbakawatja
menyebutkan, sesuai dengan makna aslinya dalam bahasa latin (mos), adat istiadat menjadi dasar untuk menentukan apakah perbuatan seseorang baik atau buruk. 26 Magnis Suseno juga berpendapat tentang arti moral, menurutnya moral adalah suatu aturan atau tata cara hidup yang bersifat normatif yang sudah ikut serta bersama manusia seiring dengan umur yang manusia jalani. Titik tekan moral adalah aturan-aturan normatif yang perlu ditanamkan dan dilestarikan secara sengaja baik oleh keluarga maupun lembaga pendidikan.27 Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa moral adalah adat istiadat yang menjadi tolak ukur dalam menentukan perilaku seseorang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat umum. Sedangkan etika adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian 25
Moh. Ardani, Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti Dalam Ibadat dan Tasawuf, (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005), Cet. Ke-2, h. 25-31 26 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-5, h. 353. 27 Jurnal Pendidikan Islam, Mimbar Ilmiah Pendidikan Universitas Islam Jakarta, (Vol.VIII, 2005), h. 30
17
manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. Menurut pandangan filsafat, etika memandang perilaku perbuatan manusia secara universal (umum), sedangkan moral secara lokal menyatakan ukuran dan etika menjelaskan ukuran itu sendiri.28 Budipekerti dapat diartikan sebagai kesusilaan yang mencakup segisegi kejiwaan dan perbuatan manusia. Sedangkan manusia susila adalah manusia yang sikap lahiriah dan bathiniyahnya sesuai dengan moral dan etika.29 Jadi, dapat dikatakan bahwa budipekerti lebih mengacu pada sikap dan prilaku seseorang yang lebih mengedepankan moral dan etika. Karakter adalah pembanding yang tetap antara kehidupan bathin dengan perbuatan lahir seseorang. Oleh karena itu, karakter seolah-olah menjadi sendi dalam kehidupan seseorang mewujudkan sifat perangai yang khusus untuk setiap manusia. Sedangkan pengertian kode etik menurut Syaiful Bahri Djamarah, kode etik adalah tata susila (etika) atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu perbuatan. 30 Berdasarkan
pengertian
akhlak,
moral,
etika,
budipekerti,
karakteristik, dan kode etik di atas, terdapat perbedaan pada masingmasing pembahasan ini. Akhlak yaitu suatu keadaan atau sifat-sifat yang sudah meresap ke dalam jiwa tingkah laku atau perbuatan-perbuatan secara spontan tanpa melalui proses pemikiran, tidak dibuat-buat, dan dipertimbangkan lagi. Moral yang menilai perbuatan yang baik dan buruk dari perbuatan itu, sedangkan etika menjelaskan dari perbuatan yang baik dan buruk itu serta menunjukkan
28 29
perbuatan
yang
seharusnya
dilakukan.
Budipekerti
Moh. Ardani, Nilai-Nilai Akhlaq/Budi Pekerti…, h. 31-33 Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1976),
h. 9 30
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h. 49
18
perbuatan yang mengacu pada sikap lahiriah dan bathiniah sesuai dengan moral dan etika, karakter sebagai pembanding antara perbuatan kehidupan lahir dan bathin agar terwujud sifat perangai yang khusus untuk setiap manusia. Sedangkan, kode etik merupakan kumpulan peraturan-peraturan dari moral dan etika sebagai acuan dalam berperilaku dalam suatu masyarakat. 2. Sumber Akhlak Akhlak bukan bersumber pada akal pikiran, karena akal pikiran hanyalah salah satu kekuatan yang dimiliki untuk mencari kebaikan atau keburukan serta keputusan berangkatnya dari pengalaman empiris lain diolah menurut kemampuan pengetahuannya. Oleh karena itu, keputusan yang diberikan oleh akal hanya bersikap spekulatif dan subyektif. Sumber akhlak juga sepenuhnya diserahkan kepada kepada hati nurani, meskipun hati nurani bisa dijadikan ukuran yang baik dan yang buruk, karena manusia diciptakan oleh Allah SWT, karena fitrah itulah manusia cinta kepada kesucian dan kecenderungan kepada kebenaran serta hati nurani selalu merindukan, dan mengikuti ajaran-ajaran Tuhan, karena kebenaran datangnya dari sumber yang mutlak yaitu Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT, dalam A-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 147 yang berbunyi :
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, oleh sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. Namun, fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik, karena pengaruh luar seperti pengaruh pendidikan dan lingkungan. Fitrah hanyalah merupakan potensi dasar yang perlu dipelihara dan dikembangkan. Banyak manusia yang fitrahnya tertutup sehingga hati nuraninya tidak dapat lagi melihat kebenaran. 3. Macam - Macam Akhlak
19
Akhlak merupakan kepribadian seorang muslim, ketika seorang itu telah meninggalkan akhlaknya, ketika itu pula jati dirinya masuk dalam jurang kehinaan. Oleh karena itu, akhlak dapat membedakan antara manusia dengan
binatang,
demikian akhlak
pula
nantinya
bisa
memberatkan timbangan kebaikan seseorang pada hari kiamat kelak. Sabda Rasulullah saw :
ِﻣَﺎﻣِﻦْ ﺷَﻲْءٍ اَﺛْﻘَﺎلُ ﻓِﻲْ ﻣِﯿْﺰَانِ اْﻟﻌَﺒْﺪِ اْﻟﻤُﺆْﻣِﻦِ ﯾَﻮْمَ اْﻟﻘِﯿَﺎﻣَﺔِ ﻣِﻦْ ﺣُﺴْﻦِ اْﻟﺨُﻠُﻖ Tidak ada satupun yang akan lebih memberatkan timbangan kebaikan seseorang hamba mukmin nanti di hari kiamat, selain akhlak yang baik. ( H.R. Tirmidzi )31
Untuk menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur hendaklah orang tua harus selalu memberikan teladan perilaku yang baik kepada anak dalam kehidupan sehari-hari serta orang tua harus selalu memotivasi dalam perilaku yang baik tersebut. Menurut para ulama akhlak terbagi menjadi dua macam, yaitu : a.
Akhlak Mahmudah Akhlak mahmudah (akhlak yang baik) adalah segala tingkah laku manusia yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaannya kepada Allah S.W.T. karena akhlak yang terpuji lahir dari sifat-sifat terpuji pula.32 Akhlak al-karimah atau akhlak yang mulia amat banyak jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dapat dibagi kepada tiga bagian, yaitu : 1) Akhlak Kepada Allah Akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah. Banyak yang
31 32
Abu daud, Kitab al-Adab Bab Fi Husn Al-Khuluq, No. 4166 Mahyudin, Kuliah Akhlak Tasawuf, (Bandung :P.T. Pustaka Setia, 2006), h. 1
20
menjadi alasan manusia harus berakhlak baik kepada Allah, diantaranya sebagai berikut : a) Karena Allah telah menciptakan manusia dengan segala keistimewaan dan kesempurnaannya. b) Karena Allah telah memberikan perlengkapan pancaindera hati nurani dan naluri kepada manusia. c) Karena Allah menyediakan berbagai bahan dan sarana kehidupan yang terdapat di bumi, seperti tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang dan lainnya. 2) Akhlak Yang Baik Terhadap Diri Sendiri Berakhlak yang baik kepada diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena apa yang telah diberikan oleh Allah S.W.T. kepada manusia akan dimintai pertanggung jawaban. Untuk menjalankan perintah Allah dan mengikuti teladan Nabi Muhammad s.a.w maka setiap umat islam harus berakhlak dan bersikap sebagai berikut : a) Menghindari minuman keras b) Menghindari perbuatan yang tidak baik c) Memelihara kesucian jiwa d) Pemaaf dan memberi maaf e) Mempunyai perilaku yang sederhana dan jujur f) Menghindari perbuatan tercela 3) Akhlak Yang Baik Terhadap Sesama Manusia Manusia adalah makhluk sosial artinya bergantung kepada orang lain. Untuk itu, ia perlu bekerjasama dan saling tolong menolong dengan orang lain dengan menciptakan suasana yang baik, saling berakhlak yang baik, diantaranya memberikan bantuan, pertolongan, menghargainya, dan lainnya.33 b. 33
Akhlak Madzmumah Moh. Ardani, Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti…, h. 49-57
21
Akhlak madzmumah (akhlak yang buruk) adalah segala tingkah laku manusia yang tercela ataupun perbuatan jahat yang bisa merusak imannya kepada Allah S.W.T. serta dapat menjatuhkan harga dirinya.34 Berdasarkan petunjuk ajaran Islam, dijumpai berbagai macam akhlak tercela, di antaranya : 1) Berbohong, yaitu memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai, tidak cocok dengan yang sebenarnya. Berbohong ada tiga macam, yaitu : berbohong dengan perbuatan, berbohong dengan lisan, dan berbohong dengan hati. 2) Takabur, yaitu merasa atau mengaku dirinya mulia, tinggi, melebihi orang lain (sombong) 3) Dengki, yaitu rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain, dan berusaha untuk menghilangkan kenikmatan itu dari orang lain tersebut, baik dengan maksud supaya kenikmatan itu berpindah ke tangan sendiri atau tidak. 4) Bakhil (kikir), yaitu orang yang sangat hemat dengan apa yang menjadi miliknya, tetapi hematnya demikian itu sangat sukar membagi apa yang dimilikinya itu untuk disedekahkan kepada orang lain. Sifat bakhil dihubungkan dengan hak milik berupa harta benda. 35 Menurut Imam Al-Ghazali
tingkat keburukan akhlak dibagi
menjadi empat macam, yaitu : 5) Keburukan akhlak yang timbul karena ketidaksanggupan seseorang mengendalikan nafsunya. 6) Perbuatan yang diketahui keburukannya, tetapi ia tidak bisa meninggalkannya karena nafsunya sudah menguasainya.
34 35
Mahyudin, Kuliah Akhlak…, h. 2 Moh. Ardani, Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti…, h. 58-59
22
7) Keburukan akhlak yang dilakukan oleh seseorang, karena pengertian baik baginya sudah kabur sehingga perbuatan buruklah yang dianggap baik. 8) Perbuatan buruk yang sangat berbahaya terhadap masyarakat pada umumnya, sedangkan tidak terdapat tanda-tanda kesadaran begi pelakunya, kecuali hanya kekhawatiran akan menimbulkan pengorbanan yang lebih hebat lagi.36 Berdasarkan pendapat Imam Al-Ghazali keburukan akhlak yang terjadi pada manusia disebabkan karena manusia itu sendiri tidak sanggup mengendalikan hawa nafsunya pada hal jihad terbesar adalah jihad hawa nafsu jika manusia itu mengikuti hawa nafsunya maka akan terjadi hal-hal yang buruk dalam dirinya. Meskipun manusia itu sudah mengetahui bahwa yang dilakukannya sudah jelas buruk baginya namun orang tersebut sudah dikuasai hawa nafsunya sehingga ia
tidak
biasa
meninggalkan
perbuatan
tersebut.
Kurangnya
pengetahuan tentang perilaku yang baik terutama ilmu agama yang sebagai dasar penguat dalam dirinya sehingga perilaku yang buruk menjadi hal yang sudah biasa bagi dirinya dan di anggap baik menurut dirinya sendiri. Islam sangat melarang bagi para pengikutnya untuk berbuat keburukan Karena perilaku yang buruk berbahaya bagi orangorang yang disekitarnya sehingga menimbulkan rasa yang tidak nyaman di dalam masyarakat. Namun sangat disayangkan banyak orang yang melakukan hal yang buruk tetapi tidak ada kesadaran dalam dirinya bahwa hal tersebur dapat merugikan dirinya. 4.
Tujuan Akhlak Seluruh aktifitas manusia pastilah mempunyai tujuan masing-masing yang tujuan itu sesuai dengan kecenderungan hati nuraninya. Begitu juga dengan akhlak itu sendiri mempunyai tujuan pula, yaitu : 1) Menurut Athiyah Al-Abrasyi mengatakan bahwa tujuan pendidikan akhlak (moral) dalam islam adalah untuk membentuk orang-orang 36
A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung :CV.Pustaka Setia,1997), h. 18
23
yang bermoral baik keras dalam kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku, ikhlas, jujur, dan suci. 2) Menurut M. Ali Hasan tujuan pendidikan akhlak, yaitu : a) Supaya dapat terbiasa melakukan yang baik dan terpuji, menghindari yang buruk, jelek, hina dan tercela b) Supaya hubungan menusia dengan Allah SWT dan sesama manusia terpelihara dengan baik. c) Dapat mengetahui batas-batas yang baik dan yang buruk serta dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya. d) Dapat memperoleh taufik dan hidayah karena dengan demikian manusia dapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah terciptanya usaha pembiasaan perbuatan terpuji dan terpelihara hubungan yang harmonis antara sesama manusia terutama mendapat ridha Allah SWT. 5. Faktor-Faktor Penting dalam Pembentukkan Akhlak Faktor penting dalam
penentuan baik dan buruk tingkah laku
seseorang yang dapat“ mencetak “ dan mempengaruhi tingkah laku manusia dalam pergaulannya yang meliputi: 1) Manusia, manusia selaku makhluk yang istimewa dengan kelainankelainannya dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya, memiliki kelebihan-kelebihan juga kekurangan-kekuragan tertentu. Disamping itu karena manusia selaku pelaku akhlak yang memiliki kelebihan akal untuk berfikir dibandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya. 2) Instinct ( naluri ), naluri merupakan tabiat yang dibawa sejak lahir, jadi merupakan suatu pembawaan asli. Pandangan lain tentang “naluri” ialah sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan terpikir lebih dahulu ke arah tujuan itu tanpa didahului latihan itu. 3) Kebiasaan, adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan.
24
4) Keturunan, ada beberapa sifat yang biasa diturunkan, pada garis besarnya ada dua: a) sifat jasmaniah, yakni kekuatan dan kelemahan otot dan urat saraf orang tua dapat diturunkan kepada anak; b) sifatsifat rohaniah: yakni lemah atau kuatnya suatu naluri diturunkan pula oleh orang tua yang kelak mempengaruhi tingkah laku anak cucunya. 5) Lingkungan, dalam hubungan ini lingkungan dibagi menjadi dua bagian: 1) lingkungan alam yang bersifat kebendaan; 2) lingkungan pergaulan yang bersifat rohaniah. 6) Kehendak, salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku manusia adalah kemauan keras (‘azam). Itulah yang menggerakkan manusia berbuat dengan sungguh-sungguh. 7) Suara hati (dhamir), fungsi dari suara batin adalah memperingatkan bahayanya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya. 8) Pendidikan, yang dimaksud dengan pendidikan di sini ialah segala tuntunan dan pengajaran yang diterima seorang
dalam membina
kepribadian. Pendidikan itu mempunyai pengaruh yang besar dalam akhlak, sehingga ahli-ahli etika berpandangan bahwa pendidikan adalah faktor yang turut menentukan dalam etika, disamping faktorfaktor yang sebelumnya telah diterangkan.37 6. Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak Ciri-ciri perbuatan akhlak, adalah : 1) Perbuatan akhlak tersebut itu sudah menjadi kepribadian yang tertanam kuat dalam jiwa seseorang. 2) Perbuatan akhlak merupakan perbuatan yang dilakukan dengan acceptable dan tanpa pemikiran (unthought). 3) Perbuatan akhlak merupakan perbuatan tanpa paksaan. 4) Perbuatan yang dilakukan dengan sebenarnya tanpa ada unsur sandiwara.
37
56
Hamzah Ya’qub, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah (suatu pengantar)..., h. 55-
25
5) Perbuatan yang dilakukan dengan mengharap ridho Allah38 Berdasarkan pendapat di atas, bahwa perbuatan akhlak berciri-ciri perbuatan tersebut terjadi karena memang sudah ada dalam dirinya, perbuatan yang dilakukan terjadi secara spontan, tidak ada paksaan dalam dirinya dan unsur sandiwara yang menyebabkannya serta perbuatan tersebut dilakukan karena ingin mendapatka ridho Allah SWT. C. Kerangka Berfikir Anak adalah buah hati orang tua yang merupakan harapan masa depan. Oleh karena itu, anak harus dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, bermoral dan berakhlak baik berguna bagi masyarakat. Untuk itu, perlu dipersiapkan sejak dini. Anak sangat sensitif terhadap sikap lingkungannya dan orang-orang terdekatnya. Perilaku yang dilakukan oleh orang tua sangat mempengaruhi akhlak anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana cara memberikan motivasi kepada anak tentang akhlak yang baik sehingga terbentuklah dalam diri anak akhlak yang baik pula. Akhlak anak dapat terbentuk dengan melihat dan belajar dari orang-orang disekitar anak terutama lingkungan keluarga. Keluarga adalah orang yang terdekat bagi anak dan mempunyai pengaruh yang sangat besar. Segala perilaku orang tua yang baik maupun yang buruk akan ditiru oleh anak. Oleh karena itu, orang tua perlu menerapkan sikap dan perilaku yang baik demi pembentukan akhlak anak yang baik. Motivasi sangat penting dalam pembentukan akhlak anak difaktori oleh motivasi orang tua. Sehingga anak hidup dalam masyarakat, bergaul dengan lingkungan keluarga dan sekolah tentunya anak dapat berperilaku baik. Jika hal tersebut dilupakan oleh orang tua, maka pengaruh dari luar dapat merusak akhlak anak tidak dapat dikendalikan oleh orang tua, maka dengan menerapkan sikap-sikap yang baik dalam keluarga serta contoh atau tauladan dari orang tua. Orang tua yang bisa dianggap teman oleh 38
Abuddin ,Nata. dan Fauzan, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005), Cet. Ke-1, h. 280
26
anak akan menjadikan kehidupan yang hangat dalam keluarga. Sehingga antara orang tua dan anak mempunyai keterbukaan dan saling memberi. Anak diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, gagasan, keinginan, perasaan, serta kebebasan untuk menanggapi pendapat orang lain. Anak yang mendapatkan motivasi akan menghasilkan karakteristik anak yang dapat mengontrol diri, anak yang mandiri, mempunyai hubungan baik dengan orang tua, guru, orang lain dan teman sebayanya, mampu menghadapi stres serta mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Hipotesis Alternatif (Ha) : Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi orang tua dengan akhlak siswa. Hipotesis Nol (Ho)
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi orang tua dengan akhlak siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
27
Penelitian dilaksanakan di SMA PGRI 56 Jl. Pendidikan No.30 Ciputat Kota Tangerang Selatan. Dari penelitian ini waktu yang dibutuhkan adalah 1 bulan, yaitu 22 Juli 2010 - 22 Agustus 2010.
B. Metode Penelitian Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kuantitatif dengan teknik korelasi, yaitu penelitian yang bermaksud untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara sesuatu variable (faktor) dengan variabel yang lain.39 Untuk memperoleh data dalam skripsi ini, penulis menggunakan cara sebagai berikut: 1.
Kepustakaan, yaitu di maksudkan untuk mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan judul di atas dalam rangka penyusunan landasan teori penelitian yang dilakukan.
2.
Pendekatan Lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung ke obyek penelitian dalam rangka untuk mencari kebenaran dari teori yang ada.
C. Variabel Penelitian Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Akhlak Siswa di SMA PGRI 56 Ciputat, yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah: 1.
Variabel Bebas adalah Pengaruh Motivasi Orang Tua (Variabel X).
2.
Variabel Terikat adalah Akhlak Siswa di SMA PGRI 56 Ciputat (Variabel Y). a. Pengaruh Motivasi Orang Tua (Variabel X)
39
Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1995), cet. Ke-3, h. 90
28
1) Definisi konseptual Secara
konseptual,
yang
dimaksud
motivasi
adalah
dorongan atau suatu gerakan yang mendasari perbuatan seseorang dalam melakukan sesuatu sehingga dari perbuatan itu tercapailah suatu tujuan yang diharapkan. Karena itu motivasi mempunyai 3 aspek, yaitu (1) keadaan terdorong dalam diri organisme, yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan, misalnya kebutuhan jasmani karena lingkungan atau karena keadaan mental seperti berfikir dan ingatan. (2) Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan. (3) Tujuan (goal) yang dituju oleh perilaku tersebut. 2) Definisi Operasional Motivasi
merupakan
salah
satu
faktor
pendukung
keberhasilan perilaku anak. Motivasi juga peranannya yang khas dalam hal menumbuhkan semangat dan gairah anak dalam berperilaku yang baik dan mempunyai landasan nilai-nilai agama yang kuat.
b. Akhlak Siswa (variabel Y) 1.) Definisi Konseptual Akhlak berasal dari kata Khalaqa, Yakhluqu, Khulqun, Akhlak adalah jamak takstir dari khulqun yang berarti perangai, tabi’at dan adab. Karenanya akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung kepada nilai-nilai yang dipakai sebagai landasannya. 2.) Definisi Operasional Akhlak merupakan sikap yang mengakar dalam jiwa. Dari akhlak kemudian lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbangan.
D. Populasi dan Sampel
29
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian40. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMA PGRI 56 CiputatTangerang Selatan, yang berjumlah 225 orang, sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII yang berjumlah 94 siswa. Penulis memilih kelas XII dikarenakan kelas X dan XI tidak memungkinkan. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto mengemukakan pendapat bahwa “jika objek penelitian lebih dari 100 orang, maka sampel yang diambil ialah 10%, 15%,25%. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel yakni sebanyak 56 orang hasil perhitungan 225x25% dari kelas
XII SMA PGRI 56
Ciputat.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi (Pengamatan) Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung dalam rangka memperoleh data sekolah , selain itu observasi dilakukan untuk mengetahui tentang keadaan SMA PGRI 56 Ciputat, baik fisik (sarana dan prasarana), struktur organisasi, proses pendidikan, keadaan guru, dan siswanya. Observasi ini digunakan antara lain: a. Untuk mendapatkan data yang lebih obyektif jika dilakukan pengamatan secara langsung. b. Menagamati data secara langsung akan memudahkan dalam menganalisa data tersebut.
40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1998) hal. 131
30
2. Angket Angket (kuesioner) sebagai tekhnik pengumpulan data dengan cara menyusun item-item pertanyaan dalam suatu daftar pertanyaan agar
responden
mengisi
pertanyaan
tersebut
dan
dengan
menambahkan petunjuk-petunjuk pengisian. Metode ini di tujukan kepada siswa-siswi yang dijadikan responden untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan motivasi orang tua dalam masalah akhlak siswa di SMA PGRI 56 Ciputat yang berjumlah 56 siswa. Bentuk angket yang digunakan adalah angket langsung dan bersifat tertutup, yaitu berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup dengan jawaban alternatif yang telah tersedia dalam bentuk tabel yang bertujuan mengarahkan jawaban responden kepada pembahasan masalah dan mempermudah analisis data penelitian. Metode angket ini digunakan karena sampel penelitian merupakan orang yang paling mengerti tentang dirinya, jadi apa yang dikemukakan oleh responden adalah benar dan dapat dipercaya, sehingga dalam pengisian pernyataan dalam angket berdasarkan pengetahuan dan keyakinan masing-masing melalui pengalamannya.
Tabel 1 Kisi-kisi instrument variabel tentang Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Akhlak Siswa Variabel
Dimensi
Indikator-Indikator
No. Item
Jumlah
Variabel Motivasi
Kebutuhan
dan 1. Menunjukan sikap
Orang Tua
berkomunikasi
tanggap kepada
1, 2,
2
31
dengan anak
perilaku anak 2. Memberikan
3
1
4
1
5
1
6
1
7, 8, 9, 10
4
11,
1
12
1
13, 14
2
kebutuhan anak 3. Memusatkan perhatian kepada perilaku anak Dorongan aturan
dan 4. Memberikan dalam
petunjuk-petunjuk yang jelas tentang
keluarga
tingkah laku yang baik
5. Menegur anak ketika berperilaku tidak baik
6. Memberi nasihat dan arahan yang baik Akhlak Akhlak
kepada 7. Menjalankan
Allah
segala
Siswa
perintah-
Nya
Akhlak
kepada 8. Mencintai
Rasulullah saw
Akhlak orang tua
Rasulullah
kepada 9. Patuh
(taat)
kepada orang tua
32
Akhlak
kepada 10. Memiliki
sifat
yang baik (terpuji)
diri sendiri
orang 11. Menjalin
Akhlak lain
1
tali
silaturahmi baik
19
yang 15, 16, 17,
4
kepada 18
tetangga
Akhlak
kepada 12. Menjaga
lingkungan
dan
merawat
20
kebersihan lingkungan.
F. Teknik Pengolahan Data Setelah semua data selesai dikumpulkan dengan lengkap, maka tahap selanjutnya adalah tahap pengolahan data. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Editing, semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan kebenaran pengisian sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.
2) Scoring, setelah melalui tahap editing, maka selanjutnya adalah memberikan skor terhadap item-item pertanyaan yang terdapat pada angket dalam bentuk pilihan ganda. Untuk memudahkan perhitungan masing-masing diberi bobot nilai yang bergerak dari 4 sampai 1 sesuai dengan kualitas jawabannya yang disusun sebagai berikut :
Alternatif jawaban A, dengan bobot nilai 4
Alternatif jawaban B, dengan bobot nilai 3
1
33
Alternatif jawaban C, dengan bobot nilai 2
Alternatif jawaban D, dengan bobot niali 1
3) Tabulating, yaitu perhitungan terhadap hasil skor yang telah ada. Berdasarkan kuesioner tentang motivasi orang tua terhadap akhlak siswa. G. Teknik Analisis dan Interpretasi Data 1. Analisis Data a. Analisis deskripsi Dalam teknis pelaksanaan atau analisanya, yaitu dengan memeriksa jawaban-jawaban dari tiap responden atau siswa, lalu dijumlahkan dan menghasilkan skor total, diklasifikasikan dan tabulasikan (dibuat tabel), data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel masing-masing rumusan dari distribusi Frekuensi Relatif adalah: P = F x 100 N Keterangan: F
: Frekuensi yang sedang dicari presentasinya
N
: Number of cases (jumlah frekuensi / banyaknya individu)
P
: angka persentase41.
b. Analisis korelasional Untuk mengetahui Pengaruh motivasi orang tua terhadap akhlak siswa, penulis menggunakan teknik analisis korelasional dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: rxy =
N XY ( X )( Y ) N X ² - ( X)²N Y ² - ( Y)²
Keterangan: 41
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2003), Cet. 14, h. 43
34
rxy
= Angka indeks korelasi "r" product moment
ΣX
= Jumlah skor dalam sebaran X (pengaruh motivasi orang tua)
ΣY
= Jumlah skor dalam sebaran Y {terhadap akhlak siswa}
ΣXY = Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y ΣX²
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
ΣY²
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
N
= Banyaknya subyek (Number of Cases)
2. Interpretasi Data a) Interpretasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil perhitungan dengan indeks korelasi “r” product moment seperti dibawah ini : Tabel 2 Indeks Korelasi Product Moment Besarnya “r” Product
Interpretasi
Moment
Antara variabel x dan y terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat 0,00-0,20
lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi antara variabel x dan variabel y. Antara variabel x dan variabel y
0,20-0,40
terdapat korelasi yang lemah atau rendah Antara variabel x dan variabel y
0,40-0,70
terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70-0,90 0,90-1,00
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang kuat dan tinggi Antara variabel x dan variabel y
35
terdapat korelasi yang sangat kuat dan sangat tinggi
b) Interpretasi dengan menggunakan tebel nilai “r” product moment, prosedur yang harus dilalui diantaranya merumuskan hipotesis kerja atau alternatif (Ha) dan hipotesis nilai (Ho), kemudian menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang diajukan, dengan jalan membandingkan
besarnya
“r”
yang
telah
diperoleh
melalui
perhitungan dengan “r” yang tercantum dalam tabel (r), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau Degrees of Freedomnya (df) yang rumusnya :
df = N-nr Keterangan : df : degrees of freedom (derajat bebas) N : Jumlah subyek penelitian (sampel) nr : Jumlah variabel Dengan diperolehnya df atau db maka dapat dicari besarnya”r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment pada taraf signifikasi 5 %. Jika r
sama dengan atau lebih besar dari r maka Ha disetujui atau
diterima. Jika sebaliknya, maka Ho tidak disetujui atau tidak diterima. Selanjutnya untuk mencari seberapa besar kontribusi variabel X ( pengaruh motivasi orang tua) terhadap variabel Y (akhlak siswa), penulis menggunakan rumus : Coeficient of Determination (KD), yaitu : kd =
x 100 %
Keterangan : kd = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y r
= Koofisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
36
Apabila r product moment lebih besar dari r tabel, maka penelitian ini akan memperoleh pengaruh yang signifikan. Akan tetapi sebaliknya, jika dalam penelitian ini r product moment lebih kecil dari pada r tabel, maka akan diperoleh pengaruh yang tidak signifikan
BAB IV HASIL PENELITIAN
37
A. Gambaran Umum Sejarah berdirinya SMA PGRI 56 Ciputat SMA PGRI 56 Ciputat merupakan salah satu lembaga pendidikan perjuangan bangsa yang dinaungi oleh Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). SMA PGRI Ciputat sangat konsisten dengan tujuannya, yaitu: menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Sekolah Menengah Akhir (SMA) PGRI 56 Ciputat terletak di jalan Pendidikan no.30 Ciputat kota Tangerang Selatan 15411, Tlp. 0217409808. Sekolah ini didirikan pada tahun 1982 yang berdasarkan Surat Keputusan akreditasi lama /SK No. 086/102.Kep/E.84/16 Maret 1984, dan akreditasi baru yaitu /SK No. Ma. 002937/28.00.Ma.0003.06/ 27 Juni 2006. B. Struktur Organisasi Kepala Sekolah
: Drs. Asep Setiadi
Wakil Kepala Sekolah
: Dra. Novia Roza, M.Pd
Wakasek Kurikulum
: Junaedi, S.pd. MM
Wakasek Kesiswaan
: Drs. Sidup Usman
C. Visi dan Misi SMA PGRI 56 Ciputat 1.
Visi Menjadikan SMA PGRI 56 Ciputat sebagai Pusat Pengembangan Pendidikan, kebanggaan masyarakat yang menghasilkan kader-kader Bangsa yang Berkualitas yang unggul dalam IPTEK dan IMTAQ”.
2. Misi a.
Menyelenggarakan pendidikan umum yang bersifat nasional
b.
Menghasilkan tamatan yang kompeten, terampil, dan bermutu
c.
Menghasilkan tamatan yang berguna bagi dirinya, bangsa, dan negara
d.
Menjadikan lembaga pendidikan kebanggaan masyarakat Ciputat dan sekitarnya
e.
Menyelenggarakan
pendidikan
yang
berorientasi
kepada
pengembanagn potensi siswa dalam membentuk manusia seutuhnya.
38
3. Tujuan Sekolah a.
Tujuan jangka panjang: berisi tujuan jangka panjang sekolah (5 tahun kedepan)
b.
Tujuan jangka pendek: Berisi serangkaian tujuan jangka pendek yang mewujudkan dalam tahunan seperti: 1) Membentuk
pokja/Tim
kecil
sebagai
pionir
dalam
mengimplementasikan budaya profesional. 2) Menjaring calon siswa yang berkualitas. 3) Menganalisa dan mensinkronkan kurikulum dengan tuntutan Standar Kompetensi Nasional dan Internasional. 4) Meningkatkan kompetensi guru melalui sertifikasi kompetensi. 5) Menjalin kerjasama dengan lembaga/PP instansi terkait, dan masyarakat dalam rangka perkembanngan IPTEK. 6) Meningkatkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler unggulan yang sesuai dengan minat siswa. 7) Meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana serta program pendidikan untuk mendukung KBM dan hasil Belajar siswa. 8) Mempersiapkan peserta didik yang bertakwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. 9) Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang berprikepribadian, cerdas, berkualitas dan berprestasi dalam bidang olah raga dan seni. 10) Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi informasi dan komunikasi serta mampu mengembangkan diri secara mandiri. 11) Menanamkan peserta didik sikap ulet dan gigih dalam berkompetensi,
beradaptasi
mengembangkan sikap sportifitas.
dengan
lingkungan
dan
39
12) Membekali peserta didik dengan Ilmu pengetahuan dan teknologi agar mamapu bersaing dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. D. Deskripsi Data Data tentang pengaruh motivasi orang tua terhadap akhlak siswa yang dikumpulkan menggunakan angket dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Motivasi Orang Tua Terhadap Siswa di SMA PGRI 56 Ciputat Tabel 3 Apakah orang tua anda suka berkomunikasi dengan anda No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
A. Selalu (SL)
25
45 %
2
B. Sering (SR)
22
39 %
3
C. Kadang-Kadang (KK)
7
12 %
4
D. Tidak Pernah (TP)
2
4%
Jawaban
56
100 %
Tabel di atas, menunjukkan bahwa ( 45% ) menyatakan selalu orang tua berkomunikasi dengan anaknya. Kemudian (39 %) anak menyatakan sering orang tua orang tua berkomunikasi dengan anaknya. Sedangkan ( 12 %) anak
menyatakan kadang-kadang orang tua berkomunikasi
dengan anaknya, dan ( 4 % ) anak menyatakan bahwa tidak pernah orang tua berkomunikasi dengan anaknya. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab orang tua selalu berkomunikasi dengan anaknya. Tabel 4 Apakah orang tua anda mengajak berdiskusi ketika ada masalah dalam keluarga
40
No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
A. Selalu (SL)
17
30 %
2
B. Sering (SR)
21
38%
3
C. Kadang-Kadang (KK)
15
27 %
4
D. Tidak Pernah (TP)
3
5%
56
100 %
Jawaban
Tabel di atas menunjukkan bahwa (30% ) anak yang menyatakan bahwa orang tua selalu mengajak anak untuk berdiskusi ketika ada masalah dalam keluarga, kemudian ( 38 % ) anak menyatakan sering. Kemudian ( 27 % ) anak menyatakan kadang-kadang orang tua mengajak anak untuk berdiskusi ketika ada masalah dalam keluarga dan ( 5 % ) anak menyatakan tidak pernah. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab orang tua sering mengajak anak untuk berdiskusi ketika ada masalah dalam keluarga. Tabel 5 Apakah orang tua anda memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang anda perlukan No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
A. Selalu (SL)
24
43 %
2
B. Sering (SR)
26
46 %
3
C. Kadang-Kadang (KK)
4
7%
4
D. Tidak Pernah (TP)
2
4%
56
100 %
Jawaban
Tabel di atas menunjukkan bahwa ( 43 % ) anak menyatakan selalu orang tua memberikan kebutuhan-kebutuhan yang anak perlukan.. Kemudian ( 46 % ) anak menyatakan sering . Sedangkan ( 7 % ) anak
41
menyatakan kadang-kadang dan ( 4 % ) anak menyatakan tidak pernah orang tua memberikan kebutuhan-kebutuhan yang anak perlukan Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab orang tua sering memberikan kebutuhan-kebutuhan yang anak perlukan. Tabel 6 Apakah orang tua anda memberikan peraturan dalam tingkah laku anda No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
A. Selalu (SL)
21
38%
2
B. Sering (SR)
18
32 %
3
C. Kadang-Kadang (KK)
16
28%
4
D. Tidak Pernah (TP)
1
2%
56
100 %
Jawaban
Tabel di atas menunjukkan bahwa ( 38 % ) anak menyatakan selalu orang tua memberikan peraturan dalam tingkah laku anaknya. Kemudian ( 32 % ) anak menyatakan sering, sedangkan ( 28 % ) anak menyatakan kadang-kadang dan ( 2 % ) anak menyatakan tidak pernah. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab orang tua selalu memberikan peraturan dalam tingkah laku anaknya. Tabel 7 Apakah orang tua anda memberikan contoh akhlak yang baik kepada anda No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Selalu (SL)
21
38 %
2
Sering (SR)
20
36 %
3
Kadang-Kadang (KK)
8
14 %
4
Tidak Pernah (TP)
7
12%
42
Jawaban
56
100 %
Tabel di atas menunjukan bahwa ( 38 % ) anak menyatakan selalu orang tua memberikan contoh akhlak yang baik kepada anaknya. selanjutnya ( 36 % ) anak menyatakan sering. Kemudian ( 14 % ) anak menyatakan kadang-kadang dan ( 12 % ) anak menyatakan tidak pernah orang tua memberikan contoh akhlak yang baik. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab orang tua selalu memberikan contoh akhlak yang baik kepada anaknya. Tabel 8 Apakah orang tua anda memberikan hukuman jika anda melakukan kesalahan No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
A. Selalu (SL)
18
32 %
2
B. Sering (SR)
16
28 %
3
C. Kadang-Kadang (KK)
14
25 %
4
D. Tidak Pernah (TP)
8
15 %
56
100 %
Jawaban
Tabel di atas menunjukkan bahwa ( 32 % ) anak menyatakan selalu orang tua menghukum anaknya ketika melakukan kesalahan. Selanjutnya ( 28 % ) anak menyatakan sering. Kemudian ( 25 % ) anak menyatakan kadang-kadang dan ( 15% ) anak menyatakan tidak pernah. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab orang tua selalu menghukum anaknya ketika melakukan kesalahan. Tabel 9 Apakah orang tua anda memberikan nasihat kepada anda untuk berakhlak baik
43
No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Selalu (SL)
19
34 %
2
Sering (SR)
18
32 %
3
Kadang-Kadang (KK)
16
28 %
4
Tidak Pernah (TP)
3
6%
Jawaban
56
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa ( 34 % ) anak menyatakan selalu orang tua memberikan nasihat kepada anaknya untuk beakhlak yang baik, selanjutnya ( 32 % ) orang tua menyatakan sering. Kemudian ( 28 % ) anak menyatakan kadang-kadang dan ( 6 % ) anak menyatakan tidak pernah. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab orang tua selalu memberikan nasihat kepada anaknya untuk beakhlak yang baik. Tabel 10 Apakah orang tua mengajak anda untuk mendirikan shalat No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Selalu (SL)
18
32 %
2
Sering (SR)
25
45 %
3
Kadang-Kadang (KK)
11
19%
4
Tidak Pernah (TP)
2
4%
Jawaban
56
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa ( 32 % ) anak menyatakan selalu orang tua mengajak anaknya untuk mendirikan sholat. Selanjutnya, ( 45% ) anak yang menyatakan sering. Kemudian (19 % ) anak menjawab kadang-kadang dan ( 4% ) anak menjawab tidak pernah.
44
Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab orang tua sering mengajak anaknya mendirikan sholat dan mengaji. Tabel 11 Apakah orang tua anda memberikan pujian ketika anda berbuat kebaikan No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Selalu (SL)
30
54%
2
Sering (SR)
16
28 %
3
Kadang-Kadang (KK)
10
18 %
4
Tidak Pernah (TP)
0
0%
Jawaban
56
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa ( 54% ) anak menyatakan selalu orang tua memberikan pujian ketika anknya berbuat kebaikan, selanjutnya ( 28 % ) anak menjawab sering. Kemudian ( 18 % ) anak menjawab kadang-kadang dan ( 0 % ) anak menjawab tidak pernah orang tua memberikan pujian ketika anknya berbuat kebaikan. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab orang tua sealu memberikan pujian ketika anknya berbuat kebaikan.
Tabel 12 Apakah orang tua anda mengajarkan anda untuk saling menghormati dan menghargai orang lain No
Kategori jawaban
Frekuensi
1
Selalu (SL)
19
2
Sering (SR)
29
Persentase 34 % 52 %
45
3
Kadang-Kadang (KK)
8
14 %
4
Tidak Pernah (TP)
0
0 %
Jawaban
56
100 %
Tabel diatas menunjukkan bahwa (34% ) anak menyatakan selalu orang tua mengajarkan untuk saling menghormati dan menghargai orang lain. selanjutnya ( 52 % ) anak menyatakan sering. Kemudian ( 14 % ) anak menyatakan kadang-kadang, dan ( 0 % ) anak menyatakan tidak pernah orang tua mengajarkan untuk saling menghormati dan menghargai orang lain. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab orang tua sering mengajarkan untuk saling menghormati dan menghargai orang lain. 2. Akhlak Siswa Di SMA PGRI 56 Ciputat Tabel 13 Apakah anda suka melaksanakan shalat 5 waktu
No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Selalu (SL)
20
36 %
2
Sering (SR)
12
21 %
3
Kadang-Kadang (KK)
19
34 %
4
Tidak Pernah (TP)
5
9%
Jawaban
56
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa ( 36% ) anak menyatakan selalu suka melaksanakan sholat lima waktu. Selanjutnya ( 21 % ) anak menyatakan sering. Kemudian ( 34 % ) anak menyatakan kadang-kadang dan ( 9 % ) anak yang menyatakan tidak pernah melaksanakan sholat lima waktu. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab anak selalu melaksanakan sholat lima waktu.
46
Tabel 14 Apakah anda suka membaca al-qur’an
No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Selalu (SL)
23
41 %
2
Sering (SR)
7
13 %
3
Kadang-Kadang (KK)
23
41 %
4
Tidak Pernah (TP)
3
5%
Jawaban
56
100 %
Tabel diatas menunjukkan bahwa ( 41% ) anak menyatakan selalu membaca al-qur’an. Selanjutnya, ( 13% ) anak menyatakan sering. Kemudian ( 41 % ) anak menyatakan kadang-kadang dan (5 % ) anak menyatakan tidak pernah membaca al-qur’an. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab anak selalu membaca al-qur’an. Tabel 15 Apakah anda suka membantah ketika diperintah oleh orang tua
No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Selalu (SL)
7
13 %
2
Sering (SR)
14
25 %
3
Kadang-Kadang (KK)
25
45 %
4
Tidak Pernah (TP)
10
17 %
Jawaban
56
100 %
Tabel di atas menunjukan bahwa ( 13% ) anak menyatakan selalu membantah perintah orang tua. Kemudian ( 25 % ) anak menyatakan sering. Sedangkan ( 45 % ) anak menyatakan kadang-kadang dan ( 17 % ) anak menyatakan tidak pernah membantah perintah orang tua.
47
Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab kadang-kadang anak membantah perintah orang tua. Tabel 16 Apakah anda merasa malas melakukan yang diperintah oleh guru di sekolah No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Selalu (SL)
12
21 %
2
Sering (SR)
12
21 %
3
Kadang-Kadang (KK)
23
42 %
4
Tidak Pernah (TP)
9
16 %
Jawaban
56
100 %
Tabel di atas menunjukan bahwa ( 21 % ) anak menyatakan selalu merasa malas melakukan yang diperintah oleh guru di sekolah.. Selanjutnya ( 21 % ) anak menyatakan sering, kemudian ( 42 % ) anak menyatakan kadang-kadang dan ( 16% ) anak menyatakan tidak pernah merasa malas melakukan yang diperintah oleh guru di sekolah. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab kadang-kadang merasa malas melakukan yang diperintah oleh guru di sekolah.
Tabel 17 Apakah anda suka berbicara tidak sopan dengan guru anda
No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Selalu (SL)
22
39%
2
Sering (SR)
12
21 %
48
3
Kadang-Kadang (KK)
14
25%
4
Tidak Pernah (TP)
8
15 %
Jawaban
56
100 %
Tabel di atas menunjukan bahwa ( 39 % ) anak menyatakan selalu berbicara sopan dengan gurunya. Selanjutnya ( 21 % ) anak menyatakan sering. Kemudian ( 25 % ) anak menyatakan kadang-kadang dan (15 % ) anak menyatakan tidak pernah anak berbicara sopan dengan orang tua, teman-teman, dan gurunya. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab anak selalu berbicara sopan dengan gurunya. Tabel 18 Apakah anda merasa acuh (diam saja) ketika teman anda dalam kesusahan dan mendapat musibah
No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Selalu (SL)
19
34 %
2
Sering (SR)
15
27 %
3
Kadang-Kadang (KK)
18
32 %
4
Tidak Pernah (TP)
4
7%
Jawaban
56
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa ( 34 % ) anak menyatakan selalu menolong ketika temannya dalam kesusahan dan mendapat musibah. Kemudian ( 27 % ) anak menyatakan sering. Kemudian ( 32% ) anak menyatakan kadang-kadang dan ( 7 % ) anak menyatakan tidak pernah menolong ketika temannya dalam kesusahan dan mendapat musibah. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab anak selalu menolong ketika temannya dalam kesusahan dan mendapat musibah. Tabel 19
49
Apakah anda suka mencela pengemis di jalan
No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Selalu (SL)
15
27 %
2
Sering (SR)
13
23%
3
Kadang-Kadang (KK)
21
21 %
4
Tidak Pernah (TP)
7
9%
Jawaban
56
100 %
Tabel di atas menunjukan bahwa ( 27 % ) anak menyatakan selalu tidak mencela pengemis di jalan. Selanjutnya (23 % ) anak menyatakan sering. Kemudian ( 21 % ) anak menyatakan kadang-kadang dan (9 % ) anak menyatakan tidak pernah tidak mencela pengemis di jalan. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab anak kadang-kadang tidak mencela pengemis di jalan. Tabel 20 Ketika anda diganggu oleh teman sekelas anda apakah anda berkata yang tidak baik
No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Selalu (SL)
27
48%
2
Sering (SR)
16
29%
3
Kadang-Kadang (KK)
11
19 %
4
Tidak Pernah (TP)
2
4%
Jawaban
56
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa ( 48% ) anak menyatakan selalu berkata tidak baik ketika di ganggu temannya. Selanjutnya (29 % ) anak menyatakan sering. Kemudian ( 19 % ) anak menyatakan kadang-kadang
50
dan ( 4% ) anak menyatakan berkata tidak baik ketika di ganggu temannya. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab anak selalu berkata tidak baik ketika di ganggu temannya. Tabel 21 Apakah anda memberi maaf kepada teman anda ketika dia berbuat salah kepada anda
No
Kategori jawaban
Frekuensi
Persentase
1
Selalu (SL)
18
32 %
2
Sering (SR)
17
30 %
3
Kadang-Kadang (KK)
16
29 %
4
Tidak Pernah (TP)
5
9 %
Jawaban
56
100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa ( 32 % ) selalu anak memberi maaf kepada temannya ketika berbuat salah kepadanya . Selanjutnya ( 30 % ) anak
menyatakan sering, Kemudian ( 29 % )anak menyatakan
kadang-kadang dan (9 % ) anak menyatakan tidak pernah. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab selalu anak memberi maaf kepada temannya ketika berbuat salah kepadanya.
Tabel 22 Apakah anda suka membuang sampah pada tempatnya
No 1
Kategori jawaban Selalu (SL)
Frekuensi
Persentase
11
20 %
51
Sering (SR)
19
34 %
2
Kadang-Kadang (KK)
20
36 %
3
Tidak Pernah (TP)
6
10 %
Jawaban
56
100 %
4
Tabel di atas menunjukan bahwa (20% ) anak menyatakan selalu membuang sampah pada tempatnya. Selanjutnya ( 34% ) anak menyatakan sering. Kemudian ( 36 % ) anak menyatakan kadang-kadang dan ( 10 % ) tidak pernah anak membuang sampah pada tempatnya. Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, pada umumnya responden menjawab kadang-kadang anak membuang sampah pada tempatnya.
C. Analisis dan Interpretasi Data Untuk mengetahui hubungan antara variabel ( X ) motivasi orang tua dan variabel ( Y ) Akhlak siswa, maka digunakan rumus korelasi product moment. Untuk menjabarkan rumus tersebut dilihat tabel perhitungan variabel X dan variabel Y sebagai berikut: Tabel 23 Table Perhitungan Variable X dan Variable Y Responden
X
X2
Y
Y2
XY
1
30
900
25
625
750
2
34
1156
31
961
1054
3
34
1156
33
1089
1122
4
33
1089
36
1296
1188
5
33
1089
24
576
792
6
35
1225
24
576
840
7
33
1089
31
961
1023
8
32
1024
22
484
794
9
34
1156
23
529
782
52
10
34
1156
25
625
850
11
34
1156
23
529
782
12
35
1225
32
1024
1120
13
34
1156
28
784
952
14
31
961
28
784
868
15
32
1024
28
784
896
16
32
1024
21
441
672
17
33
1089
19
361
672
18
34
11556
32
1024
1088
19
33
1089
20
400
660
20
32
1024
40
1600
1280
21
34
1156
24
576
816
22
32
1024
26
676
832
23
28
784
18
324
504
24
29
841
27
729
783
25
27
729
20
400
540
26
33
1089
23
529
759
27
34
1156
19
361
646
28
32
1024
27
729
864
29
33
1089
28
784
924
30
25
625
25
625
625
31
28
784
28
784
784
32
25
625
24
576
600
33
26
676
24
576
624
34
27
729
29
841
783
35
25
625
26
676
650
36
31
961
28
784
868
37
30
900
32
1024
960
38
36
1296
33
1089
1188
39
24
576
28
784
672
53
40
27
729
27
729
729
41
28
784
35
1225
980
42
29
841
31
961
899
43
27
729
31
961
837
44
32
1024
29
841
928
45
25
625
40
1600
1000
46
28
784
32
1024
896
47
33
1089
33
1089
1089
48
27
729
32
1024
864
49
33
1089
33
1089
1089
50
25
625
25
625
625
51
21
441
29
841
609
52
38
1444
30
900
1140
53
35
1225
27
729
945
54
39
1521
40
1600
1560
55
37
1369
31
961
1147
56
22
484
27
729
594
N
1727
54065
1566
45249
2704482
Setelah diketahui N = 56, ∑ X = 1727, ∑ Y =1566, ∑ X² = 54062, ∑ Y² = 45248, ∑ XY = 2704482, maka dapatlah dicari indeks korelasinya, dengan menggunakan rumus: rxy =
=
N XY ( X )( Y ) N X ² - ( X)²N Y ² - ( Y)²
56.2704482 (1727)(1566) 56.54062 (1727)²56.45248 - (1566)²
=
151450992 2704482 3027640 - 29825292533888 - 2452356
=
148746510 4511181532
54
=
148746510 3677990052
=
148746510 161095116
=
0,923 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, ternyata angka korelasi antara
variabel X dan variabel Y yaitu sebesar: 0,923 yang bertanda positif. Apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara kasar atau sederhana dengan mencocokan hasil perhitungan dengan indeks korelasi ”r” product moment. Ternyata besarnya rxy (0,923) berkisar antara 0,90-1,00 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan ini signifikan atau tidak, maka ”r” hasil perhitungan dibandingkan dengan ”r” tabel dan sebelum membandingkan terlebih dahulu dicari derajat kebebasannya atau df (degree of fredoom) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: df
= N – nr = 56 – 2 = 54 Dengan memeriksa tabel nilai "r" product moment ternyata bahwa
dengan df sebesar 54, pada taraf signifikan 5% diperoleh "r" tabel = 0,273, dan pada taraf signifikan 1% diperoleh "r" tabel = 0,354. Jika dilihat dari rtabel tersebut, rxy lebih besar dari pada rtabel, pada taraf signifikansi 5% (0,923 > 0,273) maupun pada taraf signifikansi 1% (0,923 > 0,354). Dengan demikian Hipotesa Alternatif (Ha) diterima dan Hipotesa Nol (H0) ditolak. Artinya, terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengaruh motivasi orang tua terhadap akhlak siswa di SMA PGRI 56 Ciputat. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X menunjang keberhasilan variabel Y, maka dihitung terlebih dahulu suatu
55
koefisien yang disebut coefficient of determination (koefisien penentuan) dengan rumus sebagai berikut: kd = r ² x 100% = (0,923)2 x 100% = 0,851929 x 100% = 85,2% Dari perhitungan di atas, diperoleh kd sebesar 85,2% maka dapat diketahui bahwa pengaruh motivasi orang tua mempengaruhi akhlak siswa sebesar 85,2%, artinya motivasi orang tua mempunyai pengaruh yang sangat baik.
D. Interprestasi Data Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas terdapat pengaruh positif yang sangat kuat atau sangat tinggi antara pengaruh motivasi orang tua terhadap akhlak siswa di SMA PGRI 56 Ciputat. Hal ini berarti, bahwa hipotesa alternative (Ha) yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara motivasi orang tua terhadap akhlak siswa di SMA PGRI 56 Ciputat di terima atau benar. Sedangkan Hipotesa Nol (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi orang tua terhadap akhlak siswa di SMA PGRI 56 Ciputat Timur ditolak atau tidak benar. Jika dilihat dari hasil perhitungan, menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang sangat kuat antara motivasi orang tua terhadap akhlak siswa di SMA PGRI 56 Ciputat timur.
56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yaitu yang berjudul pengaruh motivasi orang tua terhadap akhlak siswa di SMA PGRI 56 Ciputat akhirnya penulis mengambil kesimpulan bahwa :Ada hubungan positif yang signifikan antara pengaruh motivasi orang tua terhadap akhlak siswa, hal ini dapat dibuktikan dari hasil yang diperoleh yaitu dengan menggunakan rumus r product moment, angka indeks korelasi sebesar 0,92 yang berkisar antara 0.90-1.00, ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y yaitu terdapat pengaruh yang kuat atau tinggi. Kemudian dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment ternyata dengan df sebesar 54, pada taraf signifikan 5% diperoleh “r” tabel =0,273. Jika dilihat pada rtabel tersebut, rxy lebih besar dari pada r tabel, pada taraf signifikan 5% (0,92>0,273. Dengan demikian, disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang sangat nyata antara motivasi orang tua terhadap akhlak siswa di SMA PGRI 56 Ciputat. Jadi, hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nol (Ho) ditolak.
B. Saran Setelah melaksanakan penelitian di atas dengan didasari rasa tidak ingin melakukan penilaian sepihak maka penulis memberikan saran yang kiranya menjadi masukan bagi SMA PGRI 56 Ciputat.
57
1) Orang tua hendaknya mengajari dan memberikan contoh akhlak yang baik kepada anak, karena perilaku orang tua merupakan suatu dasar dari pada pembentukan sikap anak, sebagaimana dibahas dalam skripsi ini bahwa semakin efektif pendidikan akhlak yang diberikan kepada anak maka akan berkurang juga tingkah laku yang kurang baik, baik di lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga 2) Hendaknya para guru senantiasa mengadakan arahan dan pengawasan terhadap siswa baik dengan lisan ataupun perbuatan mengenai sikap, tingkah laku dan moral siswa, agar siswa dapat mencontoh dan melaksanakan apa telah diajarkan dan dicontohkan guru kepadanya. 3) Dari pihak sekolah hendaknya mengadakan evaluasi terhadap programprogram yang telah direncanakan terutama mengenai masalah yang berkaitan dengan akhlak siswa seperti akhlak yang baik ketika bersosialisasi dengan teman, guru dan orang tua, akhlak yang baik ketika melakukan kegiatan sehari-hari dan sebagainya, sehingga dapat diketahui sejauh mana pelaksanaan dari program tersebut. 4) Kepada orang tua siswa, hendaknya dapat mengawasi dan membina anakanaknya ketika berada di rumah dan di lingkungan masyarakat agar anak tersebut dapat terhindar dari pergaulan yang tidak baik. Dan orang tua juga diharapkan dapat melakukan kerja sama dengan pihak sekolah agar tidak terjadi kesalah pahaman antara orang tua dengan pihak sekolah, dengan demikian tujuan dari kegiatan belajar mengajar khususnya yang bertujuan untuk pembinaan dan pembentukan akhlak siswa dapat terlaksana dengan baik. 5) Untuk kepala sekolah sebagai manager sekolah hendaknya secara intensif memberikan motivasi dan bimbingan kepada guru-guru untuk selalu lebih meningkatkan kualitas materi pengajaran yang baik khususnya dalam pengembangan Akhlak siswa.
58
DAFTAR PUSTAKA
Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : PT. Logos Wacana Ilmu, 1999
59
A.M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta :PT Raja Grafindo Persada, 2004
Amiri, Tatang M., Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1995
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1998
Ardani, Moh, Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti Dalam Ibadat dan Tasawuf, Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005 At-Tharsyah, Adnan, Serba-Serbi Wanita: Panduan Mengenal Wanita, Jakarta: Al-Mahira, 2001 Djamarah, Bahri, Syaiful, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998
Daud, Abu, Kitab al-Adab Bab Fi Husn Al-Khuluq, No. 4166
Davies , Ivor K., Pengelolaan Belajar, Jakarta: Rajawali Press, 1991
Daradjat, Zakiyah dkk, Methodik Khusus Pengajaran Agama, Jakarta: Bumi Aksara, 2001
Ensiklopedi Islam, Jakarta: P.T. Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1999
Fathurrohman, Pupuh, dan Sutikno, M. Sobry, ”Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islam, Bandung : Refika Aditama, 2007 Hamalik, Oemar, Kurikulum & Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007
60
Http//Muhammadkhadafi.blogspot.com
Imran, Ali, Belajar & Pembelajaran, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996
Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta : Kizi Brother’s, 2008
Jalaludin, Teologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001
Jurnal Pendidikan Islam, Mimbar Ilmiah Pendidikan Universitas Islam Jakarta, (Vol.VIII, 2005) Mazhahiri, Husain, Pintar Mendidik Anak, Jakarta : PT. Lentera Basritama, 2001
Mahyudin, Kuliah Akhlak Tasawuf, Bandung : PT.Pustaka Setia, 2006
Mustofa, A, Akhlak Tasawuf, Bandung :CV.Pustaka Setia,1997
Nata, Abudin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996
Nata, Abuddin,MA dan Fauzan,MA, Pendidikan Dalam Perspektif
Hadits”
Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005
Poerbakawatja, Soegarda, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Gunung Agung, 1976
Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: P.N. Balai Pustaka, 1991
Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta : Kalam Mulia, 2002
61
Rahman, Imam Jalaludin Abd. bin Abu Bakar As-suyuti, Al-Jami As-Shagir, Beirut: Dar al-Fikr,
Suwanto, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta :Rineka Cipta,1993
Sabri , M.Alisuf , Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta : UIN Jakarta Press,2004
, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 2007
Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1993
Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2003
Ya’kub, Hamzah, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah, Bandung: CV.Diponegoro,1983
Zainuddin, A, Al-Islam 2, Bandung :CV.Pustaka Setia,1999