PENGARUH PENGHASILAN SOPIR ANGKUTAN UMUM TERHADAP KUALITAS PELAYANANNYA KEPADA MASYARAKAT PENGGUNA ANGKUTAN UMUM ( STUDI KASUS BUS KOTA NON PATAS dan ANGKOT BERKODE TRAYEK G di KOTA SURABAYA ) Nama Mahasiswa NRP Jurusan Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
: Imawati : 3112 040 510 : Teknik Sipil FTSP-ITS : Ir. Djoko Sulitiono, MT : Amalia Firdaus M, ST, MT
Abstrak Kemacetan di Kota Surabaya semakin meresahkan pemerintah. Fasilitas angkutan umum yang tidak memadai dan pelayanan penyedia jasa yang kurang memuaskan mengakibatkan masyarakat beralih menggunakan kendaraan pribadi dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Penelitian tugas akhir ini dilakukan dengan memberi kuesioner kepada responden masingmasing 100 sopir bus kota non patas, 200 sopir angkot dan pengguna jasa angkutan umum tersebut. Kemudian dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas kuesionerdengan program SPSS Version 13.0, demikian pula dengan hubungan secara simultan maupun parsial antara gaji (X 1 ), bonus (X 2 ), tunjangan (X 3 ) terhadap kualitas pelayanan (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaji (X 1 ), bonus (X 2 ), tunjangan (X 3 ) secara simultan terhadap kualitas pelayanan (Y) dengan nilai Uji F Sebesar 0.00 lebih kecil dari α = 0,05 ditunjukkan dengan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut Y Sopir Bus = 1.282 + 0.213 X 1 + 0.203 X 2 + 0.185 X 3 dan Y Sopir Angkot = 2.459 + 0.140 X 1 + 0.123 X 2 + 0.107 X 3 Analisis regresi menunjukkan koefisien korelasi (R) sebesar 0.713 dan 0.568 berarti ada hubungan yang kuat antara variabel gaji, bonus dan tunjangan terhadap kualitas pelayanan, sedangkan koefisien determinasi R2 sebesar 0.509 dan 0.344 berarti pengaruh variabel gaji, bonus, tunjangan adalah sebesar 50.9% dan 34.4 % sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Kata Kunci : Angkutan Umum, Sopir, Pelayanan, Upah
Pelayanan angkutan umum yang baik sangat penting karena jika pelayanan tersebut buruk maka masyarakat tidak akan mau menggunakan angkutan umum. Kemacetan yang terjadi akan semakin parah dikarenakan sedikit yang mau pindah ke angkutan umum mereka lebih menyukai menggunakan kendaraan pribadi. Menurut Winarso (2010 ) menyatakan bahwa buruknya pelayanan transportasi umum yang ada saat ini karena tidak adanya time table ( terjadwal ) yang pasti, tidak berhenti di halte, buruknya kualitas kendaraan, buruknya pelayanan sopir dan kondektur Kondisi ini secara langsung dan secara tidak langsung meningkatkan kecenderungan orang untuk menggunakan mobil pribadi atau motor sebagai alat transportasi sehari-hari. Dalam standar pelayanan angkutan umum ( Suwardjoko Warpani 2010 ) selain nyaman, pelayanan pada angkutan umum merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan transportasi di kota Jakarta Secara umum definisi transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi ada tiga macam yaitu transportasi darat, laut dan udara. Sedangkan berdasarkan kepemilikan sarana transportasi dibedakan antara angkutan pribadi dan angkutan umum. Sistem angkutan umum ini memiliki jadwal rute yang tetap, tersedia untuk digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat yang mampu membayar ongkosnya ( tarif ). Sebagai contoh untuk jenis moda ini dalam bentuk bus, angkot, taxi dan juga dalam bentuk lain.
1
item dalam kriteria angkutan perkotaan yang efektif. Berdasarkan keputusan Gubernur Jawa Timur Soekarwo Tahun 2013 kota Surabaya yang berpenduduk ± 3 juta jiwa memiliki 31 kecamatan yang 74,63 % penduduknya berpendapatan > Rp.600.000,( BPS Surabaya Dalam Angka,2012 ) dengan nilai UMR ( Upah Regional Minimum ) adalah Rp.1.740.000,Pertumbuhan transportasi sendiri di kota Surabaya sangatlah pesat, kini kota Surabaya memiliki berbagai macam sarana transportasi massal dengan jumlah angkot 58 armada, taxi 4493 armada dan bus kota 282 armada (Dinas Perhubungan Kota Surabaya). Arus penumpang bus di terminal purabaya pada tahun 2011 menembus angka 10 juta orang namun hanya memiliki 2 terminal bertipe A dengan halte yang tidak lebih dari 60 titik yang tersebar di seluruh wilayah kota Surabaya.
3. 4. 5.
1.4
Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh hubungan penghasilan sopir dengan kualitas pelayanannya kepada masyarakat pengguna angkutan umum, sehingga dapat diketahui langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki kualitas pelayanan tersebut.
1.5
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan salah satu aspek untuk memperbaiki kinerja sopir angkutan umum guna mewujudkan sistem transportasi massal yang lebih baik sehingga dapat mengurangi kemacetan di kota Surabaya.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penghasilan sopir bus kota non patas dan angkot untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari ? apakah para sopir puas dengan penghasilan tersebut ? 2. Bagaimana kualitas pelayanan sopir sopir bus kota non patas dan angkot kepada masyarakat pengguna angkutan umum ? apakah masyarakat puas dengan pelayanan tersebut ? 3. Bagaimana hubungan antara penghasilan sopir sopir bus kota non patas dan angkot dengan kualitas pelayanannya pada masyarakat pengguna angkutan umum ? 1.3
1.
2.
yang beroperasi di wilayah kota Surabaya Tidak membahas masalah rute Tidak membahas masalah tarif atau biaya Tidak membahas mengenai manajemen dan pengelolaan angkutan umum
1.6
Lokasi Studi
Gambar 1.1. Gambar Lokasi Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Batasan Masalah Adapun batasan masalah penulisan tugas akhir ini adalah: Survey dilakukan pada angkutan umum jenis bus non patas dan angkot berkode trayek G di Surabaya yang memiliki demand tinggi Survey hanya dilakukan pada angkutan umum bus dan angkot
2.1.
2.1. Pengertian Umum Pengangkutan adalah proses pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Dimana dalam hubungan unsur – unsur yang meliputinya yaitu : ada muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkutnya, adanya jalanan yang dapat dilaluinya, ada terminal asal dan terminal
2
2) Alkohol dan obat 3) Sakit 4) Cuaca 5) Postur 2.10.2. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku, fungsi penting syaraf adalah mengintegrasikan seluruh aktivitas manusia seperti : 1) Motivasi 2) Pengaruh lingkungan 3) Pendidikan 2.10.3. Faktor manusia yang berlaku di desain jalan raya ( Kent Lall, 2003 ) : 1. Ketika kecepatan bertambah, konsentrasi penglihatan bertambah. Objek yang tegak lurus dengan jalan akan terlihat lebih jelas, sedangkan objek yang sejajar dengan jalan tidak terlihat jelas. 2. Ketika kecepatan bertambah, maka titik titik konsetrasi akan semakin menjauh 3. Ketika kecepatan bertambah, maka penglihatan tepi akan berkurang 4. Ketika kecepatan bertambah, detail pada latar depan akan mulai kabur 5. Seiring bertambahnya kecepatan, persepsi ruang menjadi berkurang
tujuan serta sumber daya manusia atau organisasi yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut. Angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Tujuan utama angkutan umum adalah menyelenggarakan pelayanan angkutan yang aman, cepat, nyaman dan murah pada masyarakat yang tiap tahun mobilitasnya meningkat. ( Vuchic, 1981 ) mengklasifikasikan angkutan penumpang perkotaan berdasarkan jenis operasi dan penggunaannya kedalam tiga kategori, yaitu : angkutan pribadi, angkutan untuk disewa, dan angkutan umum. Umumnya angkutan penumpang dikenal sebagai transit, atau angkutan massal. Sistem angkutan ini memiliki jadwal rute yang tetap, tersedia untuk digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat yang mampu membayar ongkosnya ( tarif ). Sebagai contoh untuk jenis moda ini dalam bentuk bus, kereta api ringan, kereta api cepat, dan juga dalam bentuk lain. Upah adalah segala sesuatu yang diterima karyawan atau buruh/pekerja sebagai balas jasa atas kerja yang telah dilakukan. Upah juga bisa dikatakan sebagai imbalan yang diberikan kepada tenaga kerja langsung yang hasil kerjanya dapat diukur dengan satuan tertentu ( jumlah fisik barang yang dihasilkan atau masa atas jasa pekerjaan yang diserahkan ). Pemberian upah kepada buruh/pekerja hendaknya berdasar atas jasa asas keadilan yang artinya adil bagi buruh/pekerja atas apa yang dikerjakannya serta mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup layak.
2.11. Pengertian Populasi dan Sampel dalam Penelitian 2.11.1. Pengertian Populasi Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Populasi sampling contoh apabila kita mengambil angkutan umum sebagai sampel sedangkan yang diteliti adalah angkutan umum yang ada di darat, maka seluruh jenis angkutan umum adalah populasi sampling 2. Populasi sasaran, sesuai dengan contoh di atas, maka seluruh angkutan umum yang ada di darat adalah populasi sasaran 2.11.2. Pengertian Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat: 1) Harus meliputi seluruh unsur sampel
2.10.
Manusia sebagai pengemudi Perilaku seorang pengemudi dipengaruhi oleh faktor luar berupa keadaan sekelilingnya, cuaca, daerah pandangan serta penerangan jalan. 2.10.1. Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja mengemudi : Berbagai faktor yang mempengaruhi karakteristik psikologi dasar pengendaran dan dapat mempengaruhi secara tetap atau sementara seperti : 1) Kelelahan
3
3)
Disproportional stratified random sampling 4) Area Sampling, teknik pengambilan sample berdasar wilayah 5) Cluster sampling teknik pengambilan sample berdasar gugus atau clusters, misal: sebuah penelitian ingin mengetahui pendapatan keluarga dalam suatu desa, dengan berbagai klaster, misal dari segi pekerjaan: Tani, Buruh, PNS, Nelayan b. Non-Probability Sampling. Non probability sampling terdiri dari: 1) Sampling sistematis, yaitu memilih sampel dari suatu urutan daftar menurut urutan tertentu, missal tiap individu urutan no ke-n (10, 15, 20 dst) 2) Sampling kuota, (quota sampling), teknik sampling yang didasarkan pada terpenuhinya jumlah sample yang diinginkan (ditentukan) 3) Sampling accidental, sample yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada dan bersedia diwawancara 4) Purposive sampling, teknik pengambilan sample didasarkan atas tujuan tertentu. (orang yang dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel) 5) Sampling jenuh (sensus) 6) Snowball sampling, dimulai dari kelompok kecil yang diminta untuk menunjukkan kawan masingmasing. Kemudian kawan tesrebut diminta untuk menunjukkan kawannya lagi dan seterusnya sampai secukupnya. 2.11.4. Teknik Penentuan Sample ( Surakhmad, 1994 ) apabila ukuran populasi sebanyak ≤ 100 maka pengambilan sampel minimal adalah 50 % dari ukuran populasi. Apabila populasi ≥ 1000 maka sampel minimal adalah 15 % dari ukuran populasi. Dengan rumus sebagai berikut :
2) Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali 3) Harus up to date 4) Batas-batasnya harus jelas 5) Harus dapat dilacak dilapangan Ciri-ciri sample yang ideal adalah: 1) Dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti 2) Dapat menentukan presisi ( precision ) dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku ( standar ) dari taksiran yang diperoleh 3) Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan 4) Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang rendah Ada empat faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan besar kecilnya sampel, antara lain: 1) Degree of homogenity dari populasi, makin homogen populasi makin sedikit jumlah sampel yang diambil 2) Presisi yang dikehendaki, makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki makin banyak jumlah sampel yang diambil 3) Rencana analisa 4) Tenaga biaya dan waktu 2.11.3. Teknik Pengambilan Sample Ada beberapa teknik dalam pengambilan sampel, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi dua: a. Probability Sampling atau Random Sampling 1) Simple random sampling pengambilan sample secara acak sederhana adalah sebuah sample yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sample. Metode yang digunakan dengan cara undian, ordinal ( angka kelipatan ), atau tabel bilangan random 2) Proportionate stratified random sampling misal dengan lokasi terminal sebagai sampelnya, maka perlu ada klasifikasi sample lokasi terminal misalnya terminal tipe A, B dan C
S = 15 % + 1000 – n ( 50 % - 15 % ) ….( Rumus 2.1 ) 1000 – 100 Dimana : S = Ukuran sampel yang diambil
4
n
6)
= Ukuran populasi.
2.12.
Daerah Kajian Daerah kajian adalah suatu daerah yang didalamnya terletak semua zona asal dan zona tujuan yang diperhitungkan dalam model kebutuhan transportasi. Wilayah diluar daerah kajian dibagi menjadi beberapa zona internal. Aktifitas tata guna lahan atau sistem kegiatan diasumsikan berlokasi pada satu titik tertentu dalam zona yang disebut pusat zona. Adapun beberapa kriteria yang harus ditetapkan dalam menentukan suatu zona adalah : 1) Ukuran zona sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga alat pengelompokan yang timbul akibat asumsi pemusatan seluruh aktivitas pada suatu pusat zona menjadi tidak terlalu besar. Sebaiknya dirancang suatu sistem zona dengan banyak zona kecil karena nantinya zona tersebut akan bisa digabungkan dengan berbagai cara, tergantung pada tujuan kajian yang disarankan. 2) Batas zona sebaiknya harus sesuai dengan batas sensus, batas administrasi daerah, batas alami, atau batas zona yang digunakan oleh kajian terdahulu yang sudah dipandang sebagai kriteria utama. 3) Ukuran zona sebaiknya harus disesuaikan dengan kepadatan jaringan yang akan dimodelkan. Biasanya ukuran zona semakin membesar jika semakin jauh dari pusat kota. 4) Ukuran zona harus lebih besar dari yang seharusnya untuk memungkinkan arus lalu lintas dibebankan ke atas jaringan jalan dengan ketepatan seperti yang disyaratkan. 5) Batas zona harus dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jenis pola pengembangan untuk setiap zona, misalnya pemukiman, industri, dan perkantoran. Tipe tata guna lahan setiap zona sebaiknya homogen untuk menghindari tingginya jumlah pergerakan intrazona dan untuk mengurangi tingkat kerumitan model.
7)
Batas zona harus sesuai dengan batas daerah yang digunakan dalam pengumpulan data. Ukuran zona ditentukan pula oleh tingkat kemacetan. Ukuran zona pada daerah macet sebaiknya lebih kecil dibandingkan dengan daerah tidak macet.
2.13.
Uji Kualitas Data Sebelum analis data dilakukan, data harus dipastikan mampu menjelaskan variabel yang diukur ( valid ) dan memiliki tingkay kompensasi yang tinggi ( realiabel ). Data yang telah didapatkan akan diuji validitasnya dan reabilitasnya. Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui akurasi dari suatu instrumen pengukur untuk suatu variabel penelitian. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Instrumen pengukur yang berupa item – item dalam bentuk pertanyaan dalam kuesioner. Pengujian reliabilitas data dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Konsep reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Tingkat keterkaitan antara butir pertanyaan dalam instrumen mengukur suatu variabel tertentu menunjukkan tingkat reliabilitas instrumen pengukur yang bersangkutan. Pengujian validitas akan dilakukan dengan teknik korelasi Product Moment Pearson sedangkan pengujian reliabilitas dilakukan dengan teknik Cronboach Alpha. Dalam pengujian ini penelitian menggunakan program SPSS. 2.13.1. Uji Validitas Menurut ( Arikunto, 2006 ) validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan keahlian suatu instrumen, yang dalam penelitian ini adalah kuisioner. Suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki validitas tinggi, sebaliknya instrumen dikatakan kurang valid apabila memiliki validitas rendah. Langkah dalam menguji validitas butir pertanyaan pada kuisioner adalah
5
Setelah data yang diperoleh dari responden yang masih berupa data mentah maka dilakukan pengolahan data menggunakan program SPSS. Untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan maka dalam penelitian ini digunakan : a) Analisis Deskriptif Kuantitatif Analisis deskriptif kuantitatif. Merupakan metode yang bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang ringkas, dimana hasil penelitian beserta analisanya diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah yang mana dari analisa tersebut akan dibentuk suatu kesimpulan. b) Analisis Kuantitatif Dalam mengetahui hubungan dan pengaruh antara kemanfaatan dan kemudahan penggunaan teknologi informasi dengan kinerja karyawan digunakan teknik analisis regresi berganda, untuk mengetahui besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan (variabel X) terhadap kejadian lainnya (variabel Y). Analisis regresi menggunakan rumus persamaan regresi berganda. 2.14.1. Regresi Linear Berganda Model analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan rumus sebagai berikut ( Tamin,2008 ) :
dengan mencari r hitung dengan rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat validitas, yaitu Pearson Correlation Product Moment: (Umar, 2002, p.105):
(Rumus 2.2) Keterangan: r = Pearson Product Moment Correlation n = jumlah sampel (responden penelitian) X = skor tiap item Y = skor total Dengan ketentuan bahwa sebuah item kuesioner dinyatakan valid jika nilai r memiliki tingkat signifikansi kurang dari 5%. 2.13.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seorang sampel terhadap pernyataan bersifat konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dengan demikian reliabel adalah suatu keadaan di mana instrumen penelitian tersebut akan tetap menghasilkan data yang sama meskipun disebarkan pada sampel yang berbeda dan pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Cronbach’s Alpha (α), di mana suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha (a) adalah di atas 0,6. Adapun rumus reliabilitas adalah (Umar, 2002, p.120): Rumus Reliabilitas:
Y = A + B 1 X 1 + B 2 X 2 + ……B Z X Z…………. ( Rumus 2.4 ) Keterangan : Y = Kualitas pelayanan A = Konstanta X1 = Gaji X2 = Bonus X3 = Tunjangan B1-3 = Koefisien Regresi
…( Rumus 2.3 ) Keterangan:
2.15. Pengujian Hipotesis 2.15.1. Hipotesis 1 dengan uji F ( Uji Serempak ) Uji F merupakan metode pengujian dalam statistik yang digunakan untuk menguji besarnya pengaruh semua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Langkah-langkah melakukan Uji F adalah sebagai berikut:
α = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan = varians total = jumlah varian butir
2.14.
Teknik Analisis Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh upah terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh sopir angkutan umum.
6
Dipilih level of significant (α/2) = 5%/2 (0,025) Derajat bebas pembagi (df) = n – k – 1 3.) Menghitung nilai statistik t (t hitung ) dapat dicari dengan menggunakan rumus:
1.) Merumuskan hipotesa statistik H 0 : b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 , b 6 = 0, berarti variabel-variabel bebas (X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , X 6 ) secara berganda tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y). H a : b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 , b 6 ≠ 0, berarti variabel-variabel bebas (X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , X 6 ) secara berganda berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y). 2.) Menentukan nilai kritis (F tabel ) Dipilih level of significant (α) = 5% (0,05) Derajat bebas pembilang (df1) = k Derajat bebas pembagi (df) = n – k – 1 3.) Menghitung nilai statistik (F hitung ) dapat dicari dengan menggunakan rumus:
………………….
( Rumus 2.6 ) Dimana: regresi
bi
=
koefisien
SE (bi) = standard error koefisien regresi 4.) Kriteria perhitungan H 0 ditolak dan H a diterima apabila t hitung > t tabel H 0 diterima dan H a ditolak apabila t hitung < t tabel 2.15.3. Skala Likert ( Likert’s Summated Ratings ) Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam pengukuran jawaban responden, pengisian kuesioner kemanfaatan dan kemudahan penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja sopir diukur dengan menggunakan skala likert, dengan tingkatan sebagai berikut : a) Jawaban Sangat Setuju : diberi bobot 5 b) Jawaban Setuju : diberi bobot 4 c) Jawaban Netral : diberi bobot 3 d) Jawaban Tidak Setuju : diberi bobot 2 e) Jawaban Sangat Tidak Setuju : diberi bobot 1
…………………... ( Rumus 2.5 ) Dimana: SS reg = sum square regression SS res = sum square residual df = degrees of freedom 4.) Kriteria perhitungan H 0 ditolak dan H a diterima apabila F hitung > F tabel H 0 diterima dan H a ditolak apabila F hitung < F tabel
2.15.2. Hipotesis 2 dengan uji T Uji t merupakan metode pengujian dalam statistik yang digunakan untuk menguji besarnya pengaruh semua variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Langkah-langkah melakukan Uji t adalah sebagai berikut: 1.) Merumuskan hipotesa statistik H 0 : bi = 0, berarti variabel bebas (X i ) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y). H a : bi ≠ 0, berarti variabel bebas (X i ) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y). 2.) Menentukan nilai kritis (t tabel )
2.15.4. Koefisien Determinasi ( R2 ) dan Koefisien Berganda ( Multiple R )
Koefisien determinasi berganda adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Menurut Malhotra (2004, p.515), rumus koefisien determinasi berganda adalah sebagai berikut:
7
……………….( Rumus 2.7 ) Keterangan : = koefisien determinasi R2 berganda SS Reg = Regression sum of squares SS y = Total sum of squares Nilai R2 bervariasi dari 0 sampai 1, yang artinya jika R2 = 1 maka variabel bebas memberikan pengaruh terhadap variabel terikat, namun jika R2 = 0 maka variabel bebas tidak memberikan pengaruh terhadap variabel terikat. Semakin R2 semakin tinggi atau mendekati 1, maka model yang digunakan semakin baik.
4)
5)
6)
7)
Tabel 2.2 Koefisien R2 Nilai R2 0,8 - 1 0,6 - 0,8 0,4 - 0,6 0,2 - 0,4 0,0 - 0,2
Keterangan Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Tidak Kuat Sangat Tidak Kuat
8)
9)
Sumber : Riduwan 2.16. Kualitas Service Kualitas layanan adalah adalah ketidaksesuaian antara harapan atau keinginan konsumen dengan persepsi konsumen ( Zeithaml, 1990 ).Faktor Utama yang Menentukan kualitas kepuasan pelanggan atau jasa meliputi: 1) Tangibles Keberadaan fisik pemberi pelayanan, meliputi tempat parker, fasilitas gedung, tata letak dan keterampilan barang, kenyamanan fasilitas fisik, peralatan dan perlengkapan modern. 2) Realiability Mencakup 2 hal pokok yaitu konsistensi kerja dan kemampuan untuk dipercaya. Hal ini berarti perusahaan memberikan pelayanannya secara tepat sejak saat pertama. Selain itu juga berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan memenuhi janjinya. 3) Responsiveness
10)
Pelayanan yang baik harus disertai dengan tingkat adaptasi yang tinggi yaitu membantu segera memecahkan masalah. Competence Pelayanan yang baik harus didasarkan pada keterampilan yang tinggi. Accsess Memberikan dan menyediakan keinginan pelanggan dan pelayanan yang mudah dihubungi. Courtesy Pelayanan yang baik harus disertai dengan sikap keramahan dan kesopanan kepada pihak yang dilayani. Communication Pelayanan yang baik harus didasarkan pada kemampuan berkomunikasi yang baik terhadap pihak yang dilayani. Credibility Pelayanan yang baik harus dapat memberikan rasa kepercayaan yang tinggi kepada pihak yang dilayani. Security Pelayanan yang baik harus bias memberikan rasa aman kepada pihak yang dilayani dan membebaskan segala resiko atau keragu-raguan kepada pelanggan. Understanding the Customer Pelayanan yang baik harus didasarkan pada kemampuan menanggapi kepada pihak yang dilayani.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir dengan judul ” Pengaruh Penghasilan Sopir Angkutan Umum Terhadap Kualitas Pelayanannya Kepada Masyarakat Pengguna Angkutan Umum ( Studi Kasus Bus Kota dan Angkot di Kota Surabaya ) ” dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 3.1. Metodologi Akhir 3.1.1. Umum
8
Pengerjaan
Tugas
Banyak rumus pengambilan sampel penelitian yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel penelitian. Pada prinsipnya penggunaan rumus-rumus penarikan sample penelitian digunakan untuk mempermudah teknis penelitian. Sebagai misal, bila populasi penelitian terbilang sangat banyak atau mencapai jumlah ribuan atau wilayah populasi terlalu luas, maka penggunaan rumus pengambilan sample tertentu dimaksudkan untuk memperkecil jumlah pengambilan sampel atau mempersempit wilayah populasi agar teknis penelitian menjadi lancar dan efisien. Rumus yang digunakan dalam penarikan sample pada penelitian ini ada rumus Surakhman yang telah dijelaskan pada bab tinjauan pustaka.
Dalam pembahasan bab ini akan diuraikan mengenai kerangka operasional yang meliputi pengambilan data di lapangan sampai dengan pengolahan data. Studi yang dilakukan dalam tugas akhir ini melalui dua sumber, yaitu bersumber pada data yang berada dilapangan dan yang kedua bersumber pada institusional. Studi pada sumber yang pertama dilakukan dengan dua cara. Yang pertama dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan sebagai persiapan untuk menyusun materi-materi data tertulis. Cara kedua merupakan wawancara dengan menggunakan kuisioner terstruktur kepada obyek responden dilapangan. Studi yang bersumber pada institusional dilakukan untuk tujuan untuk mendapatkan data pendukung yang berupa data jumlah penduduk, pendapatan penduduk, data jumlah armada angkutan umum, jumlah terminal, jumlah halte, jumlah penumpang angkutan umum kota Surabaya. Serta data yang didapat dapat dipergunakan untuk menghitung jumlah sample yang diperlukan untuk kebutuhan survey. 3.1.2. Perijinan Persiapan awal merupakan proses perijinan pembuatan surat dari pihak ITS untuk kemudian diberikan kepada instansi – instansi terkait guna mendapatkan data – data yang diperlukan dalam proses penyusunan tugas akhir ini.
Pembuatan Kuesioner Pertanyaan – pertanyaan dalam kuisioner diusahakan sesedikit mungkin, tetapi akurat dan sesuai dengan kebutuhan. Contoh kuisioner yang dipakai disajikan dalam lampiran. Kuisioner dibuat dalam 3 bagian yaitu : 1) Bagian I : Latar belakang penumpang dan sopir angkutan umum. Hal ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang penumpang bus dan kereta api. 2) Bagian II : Bagian mengenai kinerja sopir dan upah angkutan umum. 3) Bagian III : Bagian mengenai kepuasan penumpang terhadap pelayanan sopir angkutan umum
3.1.3.
Studi Pustaka Studi literatur dilakukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan dengan membaca pustaka yang berkaitan dengan studi yang dilakukan. Studi pustaka yang dilakukan bersumber pada literatur dan juga internet. 3.1.4. Uji Quesioner Sebelum dilakukan survey sebenarnya, perlu dilakukan survey pendahuluan yang tujuannya adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas form kuisioner serta menentukan jumlah sampel yang harus diambil sebelum survey yang sesungguhnya. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi obyek yang dijadikan lokasi studi dengan mengamati langsung kondisi lapangan sehingga dapat lebih mengenali situasi yang sebenarnya di area yang dijadikan lokasi studi.
3.1.5. Survey Survey dilakukan pada pengguna jasa angkutan umum, sopir angkot dan sopir bus dengan metode accidental probability yang telah dijelaskan pada bab tinjauan pustaka. Form quesioner menggunakan metode skala likert. Secara teknis, metode survey yang akan diterapkan adalah sebagai berikut : 1) Surveyor mendatangi responden, dalam hal ini para penumpang angkutan umum dan sopir bus dan angkot
9
2)
Suveyor mengisi form quesioner berdasarkan jawaban dari responden
3.2.
Bagan Metodologi
3.1.6. Pengumpulan Data Primer Data sekunder yang diperlukan untuk Tugas Akhir ini antara lain adalah Melalui form quesioner pada saat wawancara diperlukan data menegenai: 1) Data mengenai pendapat sopir terhadap kepuasaan penghasilannya 2) Persepsi masyarakat mengenai kualitas pelayanan sopir 3) Persepsi masyarakat mengenai kenyamanan menggunakan angkutan umum 3.1.7. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder yang diperlukan untuk Tugas Akhir ini antara lain adalah : 1) Jumlah armada angkutan umum yang ada di kota Surabaya 2) Jumlah penumpang angkutan umum kota Surabaya 3) Jumlah halte di kota Surabaya 4) Data jumlah pendapatan penduduk kota Surabaya
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi
3.1.8. Pengolahan Data Pengolahan data dalam tugas akhir ini menggunakan metode statistik uji T dan uji F yang telah dijelaskan metodenya dalam bab tinjauan pustaka. Pengolahan data bertujuan untuk mendapatkan model regresi linear dari penelitian yang telah dilakukan.
BAB IV PENGUMPULAN DATA
1.1
4.1 Umum Penelitian yang dilakukan memiliki pada tiga macam responden yang pertama yaitu sopir angkot yang kedua sopir bus dan yang terakhir adalah pengguna angkutan umum. Untuk responden sopir angkot dan bus kota survey dilakukan di terminal Bratang, Bungurasih, Joyoboyo dan Osowilangon kota Surabaya yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh besarnya penghasilan terhadap pelayanan mereka terhadap para pengguna jasa angkutan umum. Sedangkan untuk responden survey dilakukan pada pemukiman penduduk, kampus, mall, pasar dan terminal yang berada di kota Surabaya yang bertujuan untuk menganalisa bagaimana pelayanan sopir angkutan umum terhadap pengguna jasa angkutan umum. Untuk responden sopir angkot dan bus kota masing – masing adalah 200 dan 100 orang, sedangkan untuk responden pengguna angkutan umum di
3.1.9.
Kesimpulan Tahap ini adalah tahap terakhir, dimana ditarik suatu kesimpulan yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang diselesaikan.
10
sampel minimal yang diperlukan dihitung dengan rumus :
hitung dengan perbandingan 1:2 yaitu masing – masing 400 dan 200 orang. Untuk mengarah pada tujuan tersebut maka dilakukan pengumpulan informasi dengan metode survey menggunakan form kuisioner sehingga didapatkan data yang berguna untuk pembahasan selanjutnya. Survey dilakukan selama 2 minggu terhitung mulai tanggal 1 Juni 2013 – 14 Juni 2013 rentang antara pukul 08.00-18.00, menyesuaikan dengan jumlah responden yang ada dan bersedia untuk mengisi form survey. Setelah didapatkan hasil dari survey, selanjutnya dilakukan input data profil responden serta menggolong-golongkan setiap responden berdasarkan umur, penghasilan dan sebagainya sesuai dengan form survey. Kemudian hasil suvey diolah menggunakan program SPSS Versi 13.0 untuk mengetahui nilai R2. Apabila hasil R2 diatas nilai yang ditetapkan maka data survey dapat digunakan
S = 15 % + 1000 – n
( 50 % -
15 % ) 1000 – 100 S = 15 % + 1000 – 312 ( 50 % 15 % ) 1000 – 100 S = 130 Sampel dibulatkan menjadi 200 sampel 4.1.3. Responden Sopir Bus Kota Non Patas Berdasarkan data pada dinas perhubungan untuk jumlah bus kota non patas Surabaya pada tahun 2012 adalah 157 armada. Maka sampel minimal yang diperlukan dihitung dengan rumus : S = 15 % + 1000 – n ( 50 % 15 % ) 1000 – 100 S = 15 % + 1000 – 157 ( 50 % 15 % ) 1000 – 100 S = 75 Sampel dibulatkan menjadi 100 sampel
1.2
4.1.1 Perhitungan Sampel Untuk perhitungan sampel menggunakan rumus (Surakhmad, 1994) apabila ukuran populasi sebanyak ≤ 100 maka pengambilan sampel minimal adalah 50 % dari ukuran populasi. Apabila populasi ≥ 1000 maka sampel minimal adalah 15 % dari ukuran populasi. Dengan rumus sebagai berikut :
4.1.4. Responden Pengguna Angkutan Umum Untuk jumlah responden pengguna angkutan umum diasumsikan menggunakan perbandingan 1:2 dengan jumlah sampel responden sopir yang di survey, maka ditentukan jumlah sampel minimal untuk jumlah pengguna angkutan umum masingmasing adalah 400 sampel untuk angkot dan 200 sampel untuk bus kota.
S = 15 % + 1000 – n ( 50 % 15 % ) …..(Rumus 4.1) 1000 – 100 Dimana : S = Ukuran sampel yang diambil n = Ukuran populasi.
1.3 Profil responden 4.2.1. Untuk kuisioner yang dibagikan kepada responden sopir terdiri atas 2 bagian yaitu 1. Profil Responden, bagian mengenai data pribadi responden meliputi: jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan, penghasilan, dan lama mengemudi. 2. Ukuran untuk mengetahui tingkat kepuasan mengenai kompensasi finansial dilakukan dengan menggunakan skala likert mengenai penerimaan upah, bonus dan tunjangan yang diterima oleh sopir
4.1.2. Responden Sopir Angkot Berdasarkan data pada dinas perhubungan untuk jumlah armada angkutan kota Surabaya pada tahun 2012 adalah 4827 armada. Berdasarkan data yang ada maka diambil populasi terbanyak yaitu angkot berkode trayek G jurusan JoyoboyoKarangmenjangan/Karang Pilang/Lakarsantri PP dengan jumlah populasi sebanyak 312 armada. Maka
11
bahwa koresponden tersebut telah mewakili seluruh populasi sopir bus, sopir angkot dan pengguna jasa angkutan umum yang ada di kota Surabaya khususnya bus non patas dan angkot dengan jumlah armada terbanyak di kota Surabaya. Pembagian karakteristik responden yaitu berdasarkan pembagian berikut ini:
4.2.2. Untuk kuesioner yang dibagikan kepada responden pengguna jasa angkutan umum terdiri atas 2 bagian yaitu 1. Profil Responden, bagian mengenai data pribadi responden meliputi: jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan, penghasilan, dan lama mengemudi.
2.
1. Jenis kelamin 2. Usia 3. Lama mengemudi/lama menggunakan angkutan umum 4. Tujuan perjalanan ( Bekerja / Sekolah / Lainnya ) 5. Besar penghasilan
Ukuran untuk mengetahui persepsi responden mengenai pelayanan sopir angkutan umum meliputi tangible, courtsey, realibilty, responsivness, competence, security, credibilty, communication, dan acsess.
Pengelompokan dibagi menjadi empat level penghasilan sebagai berikut: a. Penghasilan < Rp. 1 Juta b. Penghasilan Rp 1 – Rp 2 Juta c. Penghasilan Rp 2 juta – Rp 3 juta d. Penghasilan > Rp 3 juta
4.3.
Karakteristik Responden Dengan jumlah sampel sebanyak 200 orang untuk sopir angkot, 100 orang untuk sopir bus dan 600 sampel untuk responden pengguna jasa angkutan umum diharapkan Variabel
Item r hitung Signifikansi Keterangan X 2 .1 0.613 0.000 valid X 2 .2 0.771 0.000 valid Bonus BAB V X 2 .3 0.815 0.000 valid ANALISA DATA DAN X 2 .4 0.727 0.000 valid X 3 .1 0.899 0.000 valid PEMBAHASAN Tunjangan X .2 0.781 0.000 valid 3 Hasil Analisa Penelitian X .3 0.764 0.000 valid 3 5.1.1. Uji Validitas Y 0.737 0.000 valid 1 Uji validitas dilakukan untuk Y2 0.302 Tidak valid 0.111 mengetahui sejauh mana indikator dalam Y3 0.590 0.001 valid kuesioner dapat mengukur konsep yang Y 0.466 0.011 valid diinginkan. Untuk mengukur validitas 4 Y5 0.767 0.000 valid digunakan korelasi product moment Y6 0.634 0.000 valid pearson. Jika signifikansi korelasi product Kualitas moment pearson antara masing-masing Y7 0.700 0.000 valid Layanan pertanyaan dengan skor total adalah lebih Y8 0.442 0.016 valid kecil dari 0.05 (α=5%), maka item Y9 0.449 0.015 valid pertanyaan (indikator) tersebut dapat Y 10 0.474 0.009 valid dinyatakan valid. Berikut adalah hasil Y 11 0.596 0.001 valid pengujian validitas masing-masing item Y 12 0.398 0.032 valid pertanyaan pada kuesioner dengan Y 13 0.410 0.027 valid menggunakan pre-test 30 responden: Sumber : Hasil Analisa Pengolahan Data 1.3.1.1.1.1 Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui Kuesioner bahwa semua item pertanyaan atau indikator Variabel Item r hitung Signifikansi Keteranganpada variabel upah, tunjangan dan bonus X 1 .1 0.859 0.000 valid menghasilkan nilai signifikansi r hitung X 1 .2 0.932 0.000 valid yang lebih kecil dari 0.05 ((α=5%), dengan Upah X 1 .3 0.876 0.000 valid demikian dapat dikatakan bahwa item-item X 1 .4 0.874 0.000 valid pertanyaan yang mengukur variabel-variabel
12
tersebut dapat dinyatakan valid. Sementara itu pada variabel kualitas layanan, terdapat 1 indikator yaitu Y 2 yang memiliki signifikansi r hitung di atas 0.05 ((α=5%), atau dengan kata lain disimpulkan bahwa indikator ini tidak memenuhi syarat validitas sehingga akan direduksi pada analisis selanjutnya.
1.
2.
5.1.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk mengukur reliabilitas digunakan nilai cronbach’s alpha. Jika nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.6, maka kuesioner dinyatakan reliabel. Berikut adalah hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan data 30 responden (pre-test):
Tabel 5.2 Kuesioner
Hasil
Uji
3.
Penghasilan rata-rata untuk sopir bus kota non patas adalah 1-2 Juta sedangkan untuk sopir angkot < 1 Juta dengan nilai mean 3,40 artinya sopir kurang puas dengan penghasilan yang mereka terima. Masyarakat pengguna angkutan umum khususnya bus kota non Patas dan Angkot cukup puas dengan pelayanan mereka didapatkan nilai mean rata-rata 3,29 dalam skala likert Hasil persamaan regresi linear berganda untuk sopir bus kota non patas adalah Y = 1.282 + 0.213 Upah + 0.203 Bonus + 0.185 Tunjangan dan nilai R2=0,509
sedangkan hasil persamaan regresi linear berganda untuk sopir angkot adalah Y = 2.459 + 0.140 Upah +
Reliabilitas
Cronbach’s Dimensi Keterangan Alpha Upah 0.904 reliabel Bonus 0.692 reliabel Tunjangan 0.750 reliabel Kualitas Layanan 0.796 reliabel Sumber : Hasil Analisa Pengolahan Data beberapa alternatif, yaitu dengan membandingkan antara biaya (tarif) dengan waktu. Semakin cepat waktu tempuh yang diberikan sebagai alternatif semakin mahal pula harga yang ditawarkan. Adapun persentase penumpang yang akan berpindah moda dapat dilihat pada tabel berikut ini :
0.123 Bonus + 0.107 Tunjangan dan nilai R2=0,344 5.2. Saran Saran yang diberikan merupakan ringkasan dari hasil analisa dan pengamatan langsung, antara lain : 1. Pada penelitian selanjutnya dapat digunakan faktor peubah yang lain selain upah, bonus dan tunjungan guna mendeteksi nilai signifikansi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan faktor peubah yang sudah diteliti 2. Pada penelitian selanjutnya dapat diambil studi kasus moda transportasi yang lain
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Dari seluruh analisa yang telah dilakukan dan dijelaskan pada bab sebelumnya, maka pada akhirnya dapat diambil beberapa kesimpulan dan pemberian saran berkaitan dengan hasil penilaian dari masing-masing kelompok responden. 1.4
5.1
Adisasmita, Rahardjo, 2011. Manajemen Transportasi Darat, Penerbit Graha Ilmu Ansori,
Alik,
2005.
Rekayasa
Lalu
Lintas,Penerbit UMM.
Kesimpulan
Black,
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
J.A.,
1981.
Urban
Planning, Croom Helm, London.
16
Transport
Miro, F., 2004, Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga. Tamin,
O.Z.,
2000,
Perencanaan
dan
Permodelan Transportasi, Penerbit ITB. www.wikipedia.com Warpani, Suwardjoko, 1990. Merencanakan Sistem Perangkutan, Penerbit ITB Edward, K.M., 1995, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta. Miro, F., 2004, Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga.. Tamin, O.Z., 2000, Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Penerbit ITB. UU No. 13/1992, Direktorat Jenderal Perkeretapian Departemen Perhubungan. Vuchic., 1981, Urban Public Transportation System and Technology, University of Pensylvania. Warpani, S., 1990, Merencanakan Sistem Perangkutan, Penerbit IT
17