Pengaruh Penggunaan Teknik Mind Map terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V MIN 16 Cipayung SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Serjana Pendidikan
Oleh: Eko Fardiansyah NIM: 1110018300062
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAP TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V MIN 16 CIPAYUNG
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Serjana Pendidikan
Oleh: Eko Fardiansyah NIM: 1110018300062
Pembimbing
Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si NIP: 19540310 198803 1001
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
ABSTRAK
Pengaruh Penggunaan Teknik Mind Map terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V MIN 16 Cipayung, Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kata kunci: Mind Map, Pemahaman Konsep, IPA
Metode penelitian yang digunakan ialah metode Quasi Eksperimen dengan rancangan Non-equivalent Control Group Design. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPA menggunakan teknik Mind Map, (2) pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPA menggunakan teknik konvensional, dan (3) pengaruh penggunaan teknik Mind Map terhadap pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPA. Pengambilan sampel menggunakan metode Cluster Random Sampling. Instrumen yang digunakan merupakan instrument soal objektif pembuatan Mind Map yang dinilai menggunakan acuan rubric penilaian Mind Map, serta soal tes berbentuk soal pilihan ganda yang mengacu kepada indikator pokok bahasan Sifat Bahan dengan Penyusunnya.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penggunaan teknik Mind Map terhadap pemahaman konsep siswa. Hal tersebut didasarkan pada perhitungan analisis hipotesis. Pada analisis hipotesis ditentukan taraf signifikan (α) sebesar 5%. Dari perhitungan nilai thitung yang didapat sebesar 1,75. Nilai t tabel sebesar 1,671 didapat dari ketentuan t (1-α). Kemudian dari perbandingan antara t hitung dan ttabel didapatkan bahwa t hitung lebih besar dari ttabel (thitung =1,75 > ttabel=1,671). Hasil tersebut juga diperkuat dengan perolehan nilai pembuatan Mind Map siswa yang tinggi.
iv
ABSTRACT The Influence of Using Mind Map Technique towards Student’s Concept Comprehension of Science in V Grade at MIN 16 Cipayung. Thesis in Department of Educational Elementary School’s Teacher, Faculty of Tarbiyah and Mastership Educational, Syarif Hidayatullah Islamic State University of Jakarta.
Key words: Mind Map, Concept Comprehension, Science
This research method used Quasi Experiment with Non-equivalent Control Group Design. The purpose of this research is knowing (1) student‟s concept comprehension in science using Mind Map technique, (2) student‟s concept comprehension in science using conventional technique, and (3) the influence of using Mind Map technique towards student‟s Concept Comprehension of Science in V Grade at MIN 16 Cipayung. Sample assembling used cluster random sampling method. This research used objective question instrument with Mind Map creating which is assessed by Mind Map rubric, and multiple choice question for checking understanding based on Physical Properties of Matter evaluating indicator. The result show there was influence of using Mind Map technique towards student‟s Concept Comprehension of Science in V Grade at MIN 16 Cipayung. It was based on hypothesis analytical calculation. Significant level confirmed at 5%. From the calculation obtained t count at 1,75 and ttable at 1,671by form t (1-α) from t-student‟s table. Then, from the proportion between t count and ttable obtained that t count is bigger than t table (tcount =1,75 > ttable =1,671). The result was streght by high result of student‟s Mind Map creating.
v
KATA PENGANTAR
Puja dan puji serta syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt. Tuhan semesta alam yang telah memberikan Rohman-Nya kepada penulis, dan semoga memberikan pula Rohim serta Ridho-Nya kepada penulis dalam penulisan karya ilmiah sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan dengan judul Pengaruh Penggunaan Teknik Mind Map terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V MIN 16 Cipayung. Sholawat serta salam tak kan lupa penulis sampaikan kepada junjungan umat Islam, Nabi Muhammad Saw. yang tak lelah menyampaikan tarbiyah membimbing umatnya menuju jalan yang diridhoi Allah Swt. dan semoga penulis khususnya, serta orang-orang terdekat mendapatkan syafaat dihari kemudian nanti. Karya ilmiah skripsi ini sengaja dibuat dalam rangka pembelajaran bagi penulis serta sebagai syarat terpenuhinya pencapaian gelar sarjana yang penulis usahakan untuk dicapai sejak memulai perkuliahan di Jurusan Pendidikan Guru MI, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah. Mengingat penulisan ini merupakan sarana belajar bagi penulis, maka penulis mengakui masih sangat banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Penuh rasa syukur penulis sampaikan kembali kepada Allah Swt. yang memberi bimbingan kepada penulis melalui orangorang terdekat yang rela mengorbankan waktu dan tenaganya untuk memberi dukungan dalam penulisan karya ilmiah ini baik dukungan berupa moral maupun materi. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada: 1.
Teristimewa untuk kedua orang tua tersayang, Bapak Drs. Kurnain dan Ibu Sri Patmiati, serta adik-adikku tercinta Dwi Fakhrulia dan M. Faza Tsalats, yang senantiasa memberi kehangatan dalam rumah, mengantar dengan nasihat dan menyambut dengan peluk hangat kasih sayang
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
3. Bapak Dr. Fauzan, M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta yang turut membantu dalam menentukan judul penelitian ini 4. Ibu Dra. Manerah., Selaku Dosen Penasehat Akademik Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bimbingan dan motivasinya 5.
Bapak Ir. Mahmud Maratua Siregar, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan segenap waktu,
arahan,
bimbingan,
dukungan,
dan
kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini 6.
Bapak Dr. Achmad Zaenuri, M.Si selaku orang tua serta guru yang dengan rela memberi motivasi serta nasihat di sela-sela waktu sibuknya
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan. 8.
Sahabat-sahabati seperjuangan PGMI, M. Izzet, S.Pd, Feby Yansasnie, S.S, Wajito, S.Pd, M. Arif, S.Pd, Masyhuri Baedhowi, S.Pd, Irfan Shiddiq, S.Pd, A. Maulana, S.Pd, Riski MP, S.Pd, Imam Hanafi, Nur Aini, Tri Astuti, Dinda Rachmawati, serta seluruh teman-teman PGMI angkatan 2010
9.
Sahabat-sahabati PMII rayon PGMI, Ahmad Fatah Yasin, Siti Khodijah, dan Rama Indarto
10. Guru-guru serta Saudara satu atap UICCI Ponpes Sulaimaniyah cabang Pejaten dan Ciputat, Abi Zeni, Abi Taufik, Khairul Rizal, Zaki Mubarok, Sofyan Hady, Abdusy Syakur, Ryan Ramdhani, Shekar Suryo, Nurfi Syahri, Warthoi, dan yang lainnya tanpa mengurangi rasa persaudaraan. 11. Sahabat-sahabat komunitas lukis KW, M. Imam Faizal, Dimas Koko, Sri Wahyuningsih, Ferawati, Aida Komalasari, dan Fathurachman 12. Lia Kurnia Pratiwi, S.St.Keb yang telah memberi warna canda tawa, marah kesal, serta motivasi lebih kepada penulis 13. Sahabat-sahabat kos Kumlo Irul dan Imam 14. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
vii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Jakarta, 15 April 2015
Penulis Eko Fardiansyah
viii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………
.i
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI……………………………..
iii
ABSTRAK……………………………………………………………………...
.iv
ABSTRACT………………………………………………………………….…
v
KATA PENGANTAR……………………………………………………….…
vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
ix
DAFTAR TABEL………………………………………………………………
xii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………
xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………
xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………………….. 1 B. Identifikasi Masalah…………………………………………
5
C. Pembatasan Masalah………………………………………..... 5 D. Perumusan Masalah………………………………………….. 6
BAB II
E. Tujuan Penelitian…………………………………………….
6
F. Manfaat Penelitian…………………………………………...
6
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis…………………………………………….
7
1. Teknik Pembelajaran Mind Map…………………………
7
a. Konsep Teknik Pembelajaran Mind Map……………. 7 b. Kelebihan Mind Map………………………………...
8
c. Penggunaan dan Cara Membuat Mind Map saat Pembelajaran di Kelas ………………………………… 10 d. Manfaat Mind Map…………………………………..
11
e. Penilaian Mind Map………………………………….
13
2. Pemahaman Konsep Siswa dalam Mata Pelajaran IPA…
15
a. Definisi Pemahaman Konsep (C2)…………………….. 24 ix
b. Tujuan Pembelajaran Pemahaman Konsep IPA di MI/SD……………………………………………….
17
c. Penilaian Pemahaman pada Proses dan Hasil Belajar
18
d. Prosedur Penilaian Pemahaman……………………...
23
3. Hubungan Teknik Mind Map dan Pemahaman Konsep...
25
B. Kerangka Berpikir……………………………………………. 29 C. Hipotesis Penelitian…………………………………………... 30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………..
31
B. Populasi dan Sampel………………………………………..
31
C. Metode dan Desain Penelitian……………………………….
31
D. Data dan Sumber Data……………………………………….
32
E. Instrumen Penelitian…………………………………………. 33
BAB IV
F. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan………………………...…
36
1. Uji Validitas……………………………………………..
36
2. Uji Reliabilitas…………………………………………..
37
3. Uji Taraf Kesukaran……………………………………..
38
4. Uji Daya Pembeda……………………………………….
39
G. Teknik Analisis Data Kuantitatif……………………………
39
1. Uji Asumsi Dasar………………………………………..
39
a. Uji Kenormalan Distribusi Populasi…………………
39
b. Uji Homogenitas Varians……………………………
41
2. Uji-t……………………………………………………...
42
3. Hipotesis Statistik………………………………………..
43
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Siswa…………………………………………..
44
1. Pretest dan Posttest Siswa………………………………
44
a. Hasil Pretest………………………………………….. 44 b. Hasil Posttest………………………………………… 44 x
2. Uji Asumsi Dasar…………………………………………. 45 a. Uji Normalitas………………………………………..
45
b. Uji Homogenitas……………………………………… 46 3. Analisis Hipotesis degnan Uji-t………….…………….
47
4. Peningkatan Pemahaman Siswa………………………….
48
a. Pemahaman Translation…………………………....
48
b. Pemahaman Interpretation…………………………...
49
c. Pemahaman Extrapolation…………………………...
50
5. Nilai Mind Map Siswa…………………………………...
51
6. Observasi…………………………………………………. 52 B. Pembahasan …………………………………………………... 53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan…………………………………………………..
55
B. Saran…………………………………………………………. 55 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
57
LAMPIRAN……………………………………………………………………...
59
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Soal Pilihan Ganda Menggunakan Distraktor
Tabel 3.1
Data dan Sumber Data
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Tes Tertulis Materi Benda dan Sifatnya
Tabel 3.3
Rubrik Penilaian Mind Map
Tabel 3.4
Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda
Tabel 4.1
Deskripsi Uji Normalitas Data Pretest
Tabel 4.2
Deskripsi Uji Normalitas Data Posttest
Tabel 4.3
Deskripsi Uji Homogenitas Data Pretest
Tabel 4.4
Deskripsi Uji Homogenitas Data Posttest
Tabel 4.5
Hasil Penghitungan Uji Beda Rata-rata
Tabel 4.6
Penilaian Mind Map
Tabel 4.7
Ukuran Pemusatan Data Nilai Mind Map Siswa
Tabel 4.8
Persentase Hitung Lembar Observasi
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Bagan Unsur Pembentuk Mapping
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
Gambar 3.1
Non-equivalent Control Group Design
Gambar 4,1
Mind Map Siswa
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
RPP Kelas Eksperimen
Lampiran 2
RPP Kelas Kontrol
Lampiran 3
Bahan Ajar
Lampiran 4
Lembar Kerja Siswa
Lampiran 5
Lembar Observasi Pra-Penelitian
Lampiran 6
Kisi-Kisi Soal Uji Validitas
Lampiran 7
Soal Uji Validitas
Lampiran 8
Kunci Jawaban Soal Uji Validitas
Lampiran 9
Soal Pre Tes
Lampiran 10
Kunci Jawaban Soal Pre Tes
Lampiran 11
Soal Pos Tes
Lampiran 12
Kunci Jawaban Soal Pos Tes
Lampiran 13
Penghitungan Uji Validitas
Lampiran 14
Penghitungan Uji Reliabilitas (Teknik Spearman Brown)
Lampiran 15
Penghitungan Uji Daya Beda Soal
Lampiran 16
Penghitungan Uji Taraf Kesukaran Soal
Lampiran 17
Hasil Belajar Pretest
Lampiran 16
Hasil Belajar Posttest
Lampiran 19
Penilaian Mind Map
Lampiran 20
Distribusi Nilai Pre Tes kelas Kontrol
Lampiran 21
Distribusi nilai Pre-Tes kelas Eksperimen
Lampiran 22
Distribusi Nilai Pos Tes Kelas Kontrol
Lampiran 23
Distribusi Nilai Pos Tes kelas Eksperimen
Lampiran 24
Penghitungan Uji Normalitas data Pre Tes kelompok Kontrol
Lampiran 25
Penghitungan Uji Normalitas data Pre Tes kelompok Eksperimen
Lampiran 26
Penghitungan Uji Normalitas data Pos Tes kelompok Kontrol
Lampiran 27
Penghitungan Uji Normalitas data Pos Tes kelompok Eksperimen
Lampiran 28
Penghitungan Uji Homogenitas data Pre Tes
Lampiran 29
Penghitungan Uji Homogenitas data Pos Tes xiv
Lampiran 30
Penghitungan Uji Beda Rata-Rata (UJI-T)
Lampiran 31
Lembar Hasil Observasi Eksperimen
Lampiran 32
Hasil LKS Siswa
Lampiran 33
Hasil Mind Map Individu Siswa
Lampiran 34
Hasil Mind Map Kelompok Siswa
Lampiran 35
Foto dokumentasi
Lampiran 36
Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
Lampiran 37
Lembar Uji Referensi
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Mata pelajaran IPA atau Sains erat hubungannya dengan konsep. Menurut Trianto (2010), “Mata pelajaran IPA itu sendiri tersusun dari tiga komponen penting yang salah satunya adalah konsep”. 1 Maka perlu diperhatikan perihal penanaman konsep yang benar sejak dini. Pembelajaran di usia dini memang menjadi suatu hal yang unik. Sebagai seorang pengajar pada, guru harus berusaha mencapai tujuan dalam pembelajaran. Namun, dalam pembelajaran pada siswa usia dini, penting bagi guru untuk memperhatikan karakteristik siswa dalam menerima pelajaran. Oleh karenanya, sudah menjadi tugas guru pada jenjang pendidikan dasar untuk menciptakan pembelajaran yang tidak menjenuhkan di mata siswa, namun juga tidak mengabaikan ketercapaian tujuan pembelajaran. Kenyataan pada saat ini, kegiatan dalam pembelajaran IPA atau sains di sekolah masih terdapat banyak kegagalan, menurut Felder (1993), “one of the primary reasons students fail in science is because they often have learning styles significantly different from those emphasized by most science courses”. 2 Alasan utama kegagalan dalam pembelajaran sains ialah kegagalan dalam memperoleh makna serta mengorganisasi informasi. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di MIN 16 Cipayung, pembelajaran IPA di kelas V masih menggunakan metode serta teknik pembelajaran yang kurang menarik perhatian siswa, serta keterbatasan dalam
1
Ika Anung Juliyastuti, dkk., Penerapan Mind Map untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Alat Peredaran Darah pada Pembelajaran IPA, Jurnal PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, 2009, diakses 2014, h.1, (http://download.portal-garuda.org/article.php? article=139093&val=4065) 2 Gömleksiz, M. N., Elementary School Students' Perceptions of the New Science and Technology Curriculum by Gender. Educational Technology & Society, 2012, pp. 117
1
2
pengembangan media dan sumber belajar. 3 Sebagian besar siswa mengalami kebosanan dalam pendidikan sains, sebagian besar karena faktor didaktik, termasuk metode pembelajaran yang berpusat pada guru.4 Penggunaan metode dan media yang menarik berdampak kepada motivasi dan perhatian siswa yang meningkat dalam pembelajaran begitu juga sebaliknya. Dari beberapa redaksi tersebut, permasalahan dalam pembelajaran sains pada umumnya masih berpangkal pada pemilihan metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran sains. Oleh karenanya, untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran sains ialah dengan menggunakan strategi, metode serta teknik pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa, salah satunya ialah pembelajaran dengan menggunakan teknik mencatat mind map. Teknik
mencatat
mind
map
termasuk
salah
satu
teknik
yang
direkomendasikan dalam pembelajaran sains. “mind maps in ways that best correspond with how they recall information, make sense of concepts and integrate their understandings of science content”.5 Mind map merupakan teknik mencatat yang digagas oleh Tony Buzan. Teknik tersebut sengaja diciptakan berdasarkan dua alasan Buzan. Dasar filosofis menunjuk bahwa mind map muncul sebagai sebuah penemuan yang dihasilkan dari kinerja, unsur dan juga susunan otak manusia. Sementara itu, dasar faktual lebih mengarah kepada kegelisahan Buzan atas berbagai teknik pencatatan yang dianggap bisa berbahaya bagi kinerja otak itu sendiri. 6 Kekhawatiran Buzan akan teknik mencatat biasa dikarenakan teknik tersebut merupakan teknik mencatat yang hanya banyak melibatkan satu bagian otak saja.
3
Lampiran 5 Zubaidah, “Penguasaan Konsep oleh Siswa Melalui Metode Problem Solving pada Konsep Sistem Respirasi”, Skripsi pada Prodi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, h. 1, tidak diterbitkan 5 Issam Abi-El-Mona, et al., The influence of Mind Mapping on Science achievement, Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd., 2010, diakses 2015, h. 66, (thinkbuzaninventorsofmindmapping.com) 6 Ika Anung Juliyastuti, op. cit, h. 2 4
3
Sistem pendidikan modern memiliki kecenderungan untuk lebih keterampilan-keterampilan “otak kiri”.
memilih
7
Penggunaan metode dan teknik yang efisien selalu dikaitkan dengan harapan peningkatan kompetensi siswa dalam proses pembelajaran dan pencapaian hasil belajar yang memuaskan, tak terkecuali penggunaan teknik Mind Map. Hasil atau prestasi belajar yang sejak lama erat dikaitkan dengan angka pencapaian belajar siswa masih menjadi momok yang membayangi proses pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Berdasarkan data Kementrian Pendidikan Nasional, Nuh menjelaskan, “di Indonesia masih banyak sekolah yang hampir semua siswanya tidak lulus ujian nasional”.8 Banyaknya siswa yang tidak lulus ujian nasional menunjukan bahwa prestasi belajar di Indonesia masih rendah, termasuk dalam pembelajaran IPA. Peningkatan kompetensi siswa, seperti peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa, tidak bisa dipisahkan dari pengaruh peningkatan pemahaman yang dimiliki oleh siswa. Namun sayangnya, perihal pemahaman siswa sering kali kurang diperhatikan. Berdasarkan hasil ulangan harian yang peneliti dapatkan di salah satu kelas V MIN 16 Cipayung, hasil belajar yang menunjukan perolehan nilai tes tertulis ulangan harian dari dua Standar Kompetensi (SK) yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa Standar Kompetensi (SK) yang berbunyi “Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan” mendapat perolehan rata-rata nilai lebih besar dengan 74,52 dibandingkan dengan perolehan hasil dari SK yang berbunyi “Memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan” dengan rata-rata nilai 69,92.9 Dari temuan tersebut disimpulkan bahwa hasil ulangan harian masih mendapat hasil yang tergolong rendah pada KKM 70. 7
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 50 Muhammad Chomsi Imaduddin, dkk., Efektifitas Metode Mind Map untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIII, Humanitas Vol:IX No:1, 2012, h. 63 9 Lampiran 31 8
4
Kemudian peneliti melakukan tes awal untuk mengetahui pemahaman awal siswa pada bahasan pokok Sifat Bahan dengan Penyusunnya. Rata-rata hasil yang didapatkan pada tes awal dari dua kelas ialah 77,0 dan 78,0. Dari KKM 70 rata-rata nilai tersebut, disimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa masih tergolong rendah, khususnya pada pokok bahasan Sifat Bahan dengan Penyusunnya. Juga sebagai penguat, observasi yang dilakukan oleh Ika Anung Juliyastui dan timnya pada siswa kelas V SD Negeri Paulan Karanganyar. Di SD ini siswa mendapati kesulitan memahami materi peredaran darah paling tidak dikarenakan beberapa hal. Kembali lagi, pemilihan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat bagi pembelajaran siswa menjadi faktor yang paling berpengaruh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ika dan timnya yang menggunakan metode Mind Map sebagai pemecahan masalah pemahaman siswa kelas V SD Negeri Paulan Karanganyar, didapatkan bahwa „mind map dapat meningkatkan pemahaman konsep alat peredaran darah‟. 10 Dari observasi yang peneliti lakukan, juga berdasarkan penelitian lain yang dilakukan oleh Ika Anung dan tim menunjukkan bahwa pemahaman konsep juga menjadi salah satu permasalahan dan merupakan permasalahan pangkal yang terdapat dalam pembelajaran sains. Dari penelitian yang dilakukan Ika juga disimpulkan bahwa permasalahan pemahaman tersebut dapat diatasi dengan penggunaan Mind Map. Oleh karenanya, melalui penggunaan teknik Mind Map peneliti tertarik untuk lebih lanjut lagi melakukan penelitian dalam meingkatkan pemahaman konsep siswa pada bahasan pokok Sifat Bahan dengan Penyusunnya yang merupakan salah satu materi esensi dari mata pelajaran IPA, dengan judul penelitian, “Pengaruh Penggunaan Teknik Mind Map terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V MIN 16 Cipayung”.
10
Ika Anung Juliyastuti, loc. cit
5
Pemahaman konsep dipilih karena peneliti menganalisa dari beberapa permasalahan yang telah disebutkan di atas, seperti hasil belajar serta prestasi belajar siswa yang rendah, berpangkal pada rendahnya pemahaman siswa akan konsep yang mereka pelajari serta eratnya kaitan antara Mind Map dengan Pemahaman Konsep. Pemahaman konsep siswa perlu ditingkatkan demi mencapai pemecahan terhadap permasalahan dalam pembelajaran IPA.
B.
Identifikasi Masalah Ditinjau dari latar belakang dan beberapa penelitian tersebut, peneliti
mengidentifikasi beberapa masalah dalam pembelajaran, khususnya masalah yang dianggap mampu diatasi menggunakan metode pembelajaran Mind Map. Adapun masalah-masalah tersebut antara lain: 1.
Metode dan teknik pembelajaran IPA yang kurang menarik
2.
Hasil dan prestasi belajar yang belum memuaskan
3.
Kemampuan siswa yang masih rendah dalam memahami konsep.
C.
Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang peneliti temukan, kemudian peneliti
membatasi penelitian ini hanya dalam lingkup permasalahan: 1.
Pemahaman konsep (C2) siswa menurut Bloom mencakup bentuk pemahaman
Translation,
Interpretation
dan
Ekstrapolation
pada
pembelajaran IPA tingkat Sekolah Dasar (SD) yang mampu diatasi dengan penggunaan teknik mencatat Mind Map. 2.
Konsep bahasan IPA yang digunakan pada penelitian ini dibatasi pada materi pokok Sifat Bahan dengan Penyusunnya.
3.
Teknik mind map digunakan sebagai teknik mencatat pelajaran.
6
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah peneliti tetapkan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan teknik Mind Map terhadap pemahaman konsep siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V MIN 16 Cipayung? 2. Bagaimana hasil mind map siswa?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknik Mind Map terhadap pemahaman konsep siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V MIN 16 Cipayung.
F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, diharapkan penelitian ini memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Adapun manfaat yang diharapkan ialah: 1. Bagi Sekolah Menjadi acuan membuat kebijakan peningkatan mutu pembelajaran, khususnya di bidang Ilmu Pengetahuan Alam. 2. Bagi Guru Memperoleh pengetahuan penggunaan teknik pembelajaran yang mengikutsertakan siswa secara aktif dengan melibatkan penggunaan Mind Map khususnya dalam pembelajaran IPA. 3. Bagi Siswa Meningkatkan pemahaman konsep siswa dengan diaplikasikannya pembelajaran yang menggunakan Mind Map, khususnya pada pembelajaran IPA.
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori 1. Teknik Pembelajaran Mind Map a.
Konsep Teknik Pembelajaran Mind Map Setiap tujuan pasti terdapat jalan untuk mencapainya. Begitu pun dalam
pembelajaran, ada berbagai cara dalam melakukan jalannya pembelajaran, yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran tersebut. Cara itu lah yang dikenal dengan metode pembelajaran. “Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta didik untuk mencapai kompetensi tertentu”.11 Metode pembelajaran yang sukses ialah metode pembelajaran yang membuat siswa semakin mudah mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan metode yang baik, juga perlu didukung dengan pemilihan teknik yang tepat. “Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan satu metode”.12 Teknik mencatat yang sudah banyak diketahui salah satunya ialah teknik mencatat Mind Map. Mind Map merupakan teknik mencatat pelajaran yang tidak biasa bagi siswa. Mencatat dengan Mind Map merupakan proses mengulang. Struktur Mind Map menyerupai bentuk pola-pola pikir, maka tindakan menggambarkannya adalah pengulangan yang alami dan mudah diingat.13 “Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita”. 14 Sutanto Windura, pengajar Mind Map yang telah terlisensi oleh Think Buzan Licenced Instructor, mengemukakan beberapa definisi mengenai Mind Map, salah satunya ia mendefinisikan “Mind Map sebagai 11
Iif Khoiru Ahmadi, dkk., Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya, 2011), h. 130. 12
Sudi Lestari, dik., Strategi Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Unindra Press, 2013), h. 8
13
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 61
14
Tony Buzan, op.cit, h. 4
7
8
sistem belajar dan berpikir yang menggunakan kedua belah otak”.15 Otak manusia terdiri dari dua belahan utama, yakni otak kanan dan otak kiri. Penggunaan otak yang tidak seimbang dapat menyebabkan proses yang disebut dengan balancing atau penyeimbangan. Penggunaan kedua belah otak oleh Buzan diibaratkan ketika kita menggunakan kedua belah kaki, bukan hanya dapat berjalan, namun kita juga dapat berlari. 16 Hal tersebut lah yang mendasari cara kerja Mind Map yang berbeda dengan teknik mencatat biasa. Mind Map dikatakan sebagai teknik mencatat yang menggunakan kedua belah otak karena kontennya yang tetap menggunakan huruf serta kata sebagai tugas kerja otak kiri, dan penggunaan garis, gambar serta berbagai macam warna yang melibatkan kerja otak kanan. Mind map bekerja berdasarkan kinerja kedua belah otak. Hal tersebut menghidarkan dari kebosanan yang akan dialami siswa ketika melakukan pembelajaran. Maka dari itu, dari beberapa redaksi tersebut dapat disimpulkan bahwa Mind Map menjadi salah satu teknik pembelajaran yang direkomendasikan dalam pembelajaran. b. Kelebihan Mind Map Seperti halnya peta kota yang memetakan jalan-jalan utama, sekunder hingga jalan-jalan kecil di dalam kota, begitu pula kerja mind map yang memetakan pikiranpikiran kita, mulai dari pikiran utama, sekunder hingga seterusnya. Dari penyamaan tersebut, akan didapat kelebihan dari mencatat dengan mind map sebagai berikut, (1) memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas, (2) memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada, (3) mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat, (4) mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru, dan (5) menyenangkan untuk dilihat,
15
Sutanto Windura, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2013),
16
Tony Buzan, op.cit, h. 10
h.12.
9
dibaca, dicerna dan diingat.17 Rancangan teknik mencatat menggunakan mind map memang sengaja dikembangkan berdasarkan sistem kerja otak yang memancarkan pikirannya secara hierarki terhadap informasi yang telah diperoleh, juga penggunaan simbol dan gambar-gambar kreatif. Dengan penggunaan mind map diharapkan siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran, khususnya pencatatan informasi, dengan lebih menyenangkan tanpa ada rasa mudah jenuh serta lebih kuat dalam pemerolehan konsep. Hal lain yang membedakan mind map dengan mencatat biasa dan menjadi kelebihan dari mind map ialah keunggulan memetakan sebuah informasi sebagai berikut: (1) meningkatkan kinerja manajemen pengetahuan, (2) memaksimalkan sistem kerja otak, (3) saling berhubungan satu sama lain sehingga makin banyak ide dan informasi yang dapat disajikan, (4) memacu kreativitas, sederhana, dan mudah dikerjakan, (5) sewaktu-waktu dapat me-recall data yang ada dengan mudah, (6) menarik dan mudah tertangkap mata (eye catching), (7) dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah, dan (8) dapat melihat sejumlah besardata dengan mudah.18 Salah satu penyebab mudahnya informasi diingat serta di-recall ialah penggunaan kata kunci. Penggunaan kata kunci dalam Mind Map merupakan rancangan yang disesuaikan dengan reflek otak manusia. Ketika seseorang ditanya untuk mengisahkan kembali peristiwa atau suatu kejadian, maka yang akan keluar dalam pikirannya ialah beberapa kata kunci yang dapat membuka kembali ingataningatan secara garis besar seseorang tersebut. Ia tidak perlu mengingat secara rinci kata demi kata secara lengkap mengenai peristiwa yang telah ia alami, begitu pun dalam kaitannya mengingat kembali pengetahuan atau pelajaran yang telah diperoleh siswa dalam proses pembelajaran sebelumnya. Dengan penggunaan teknik mind map 17
Norma Kusmintayu, Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama, Basastra Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, vol:1 No:1, 2012, h. 5. 18
Doni Swadarma, Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran, (Jakarta: Gramedia, 2013), h. 110.
10
dalam mencatat pelajaran yang telah mereka peroleh, secara mudah mereka dapat mengeluarkan memori-memori penting dari pikiran mereka yang menjadi inti-inti pelajaran dengan bantuan kata kunci dalam Mind Map. Inilah yang disebut mengapa penggunaan Mind Map dapat menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang lebih cepat dan efisien. Dalam pengajaran pada siswa sekolah dasar sangat diperlukan metode yang efisien, untuk menghindari kejenuhan siswa dalam belajar yang lebih mudah terjadi, juga tidak mengesampingkan tujuan pembelajaran yakni pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. c.
Penggunaan dan Cara Membuat Mind Map saat Pembelajaran di Kelas Sebagai sebuah teknik mencatat yang akan diaplikasikan menjadi sebuah
metode pembelajaran, penggunaan mind map perlu mendapat penyesuaian dengan tahap-tahap pembelajaran. Penempatan mind map dalam pembelajaran agar lebih jelas, merujuk pada langkah-langkah pembelajaran berikut ini: 19 (1) tahap persiapan dengan
mengorganisasikan
materi,
mempersiapkan
penguasaan
materi,
mempersiapkan media, menyiapkan alat evaluasi dan menentukan alat dan saran pembelajaran. (2) tahap pelaksanaan kegiatan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, menunjukkan media mind map dengan ukuran karton, menjelaskan prosedur pembuatan mind map, menuntun siswa membuat mind map dan menerima laporan serta hasil pembuatan mind map siswa. (3) tahap akhir kegiatan dengan memberi kesimpulan pembelajaran dan melakukan evaluasi. Dalam melakukan pembiasaan penggunaan mind map, perlu diawali dengan pembekalan akan cara pembuatan mind map yang dibenarkan dan sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh pakarnya. Berikut merupakan langkah-langkah membuat mind map:20
19
Ika Anung Juliyastuti, dkk., Penerapan Mind Map untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Alat Peredaran Darah pada Pembelajaran IPA, Jurnal PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, 2009, diakses 2014, h.3, (http://download.portal-garuda.org/article.php? article=139093&val=4065) 20
Tony Buzan, Sepuluh Cara Jadi Oang yang Jenius Kreatif, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 38
11
1) Mulailah di tengah-tengah sebuah kertas kosong dengan sisi terpanjangnya diletakkan mendatar. 2) Pilihlah sebuah gambar sebagai gagasan sentral kita. 3) Gunakan warna selama proses ini. 4) Hubungkan cabang-cabang utama dengan gambar sentral. 5) Buatlah cabang yang melengkung, bukan garis lurus. 6) Gunakan satu kata untuk setiap cabang. 7) Gunakan gambar di seluruh proses tersebut. Penggunaan garis, simbol, grafik dan gambar terlihat dominan dalam pembuatan mind map. Hal tersebut diakui berpengaruh dalam merangsang visualitas otak dalam penggunaan mind map dalam pembelajaran. Serta pemusatan sentral yang dianggap akan membuat kreator lebih mudah dalam mengembangkan pikirannya. d. Manfaat Mind Map Mind map sebagai sistem berpikir dan kreasi memiliki manfaat di berbagai segi dalam kehidupan sehari-hari mulai dari pembelajaran, keluarga hingga dalam bisnis. Namun, guna menjadi landasan penelitian pedidikan, hanya akan dipaparkan manfaat mind map dalam aspek pembelajaran. Menurut Bobbi DePorter, Mark Reardon, & Sarah Singer Nourie (2008), “metode ini dapat membantu kita mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasikan materi, dan memberikan wawasan baru karena di dalamnya memuat kata-kata kunci dalam sebuah topik”. 21 Dengan mengorganisasikan materi menggunakan skema dan kata kunci, pengguna mind map dapat lebih mudah mengingat dan memahami bahasan yang telah mereka dapat dan mereka catat menggunakan mind map. Kegunaan mind map yang dijelaskan oleh Buzan secara umum “mind maps are multi-sensory tools that use visuospatial orientation to help students integrate,
21
Norma Kusmintayu, op.cit, h. 209
12
organize, and retain information”.22 Secara umum penggunaan mind map dipengaruhi dan mempengaruhi system kerja otak, dengan mengolah informasi yang telah diperoleh otak, penggunaan mind map dapat membantu penggunanya mengingat kembali dan memahami informasi yang telah mereka dapat sebelumnya, serta dapat membantu memecahkan masalah yang kompleks. Penggunaan mind map pada pembelajaran disekolah, maka subjek yang merasakan langsung manfaat mind map adalah siswa dan guru yang melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Adapun manfaat mind map bagi siswa dalam belajar, berpikir dan merencanakan kegiatan sehari-hari ialah sebagai berikut:23 Mencatat, meringkas, mengarang, berpikir analis, berpikir kreatif, merencanakan (jadwal, waktu, kegiatan, dll), menguraikan artikel bacaan (misal: reading comprehension Bahasa Inggris), mengurai soal cerita matematika atau sains, dan lain sebagainya. Dengan menggunakan mind map siswa mendapat kemudahan dalam mempelajari kembali apa yang telah mereka pelajari dan mereka rangkum dan catat ke dalam mind map mereka. Keuntungan lainnya bagi siswa ialah dalam mencatat pelajaran yang telah mereka dapat, siswa tidak merasa terlalu bosan, terlebih lagi pada siswa sekolah dasar, karna mind map dirancang sebagai teknik mencatat yang kreatif dan menyenangkan siswa dengan menggunakan gambar, garis dan warnawarni. Adapun manfaat mind map bagi guru ialah:24 merancang kurikulum pengajaran yang komprehensif, menyatukan materi pengajaran dari berbagai sumber, meringkas materi pengajaran, mengembangkan ide materi mengajar, mempersiapkan
22
Anthony V. D‟Antoni, Does the Mind Map Learning Strategy Facilitate Information Retrieval and Critical Thinking in Medical Students?, Journal of the Academy of Chiropractic Orthopedists, Volume 8, Issue 1, 2010, diakses 2015, h. 20, (http://www.dcorthoacademy.com/ pdfsJournalsjournals%20/2011/March_2011_JACO.pdf) 23
Norma Kusmintayu, loc.cit
24
Ibid, h. 209
13
presentasi mengajar, presentasi mengajar, menejemen waktu dalam mengajar, membuat catatan mengajar di papan tulis atau whiteboard, dan lain sebagainya. Hal tersebut menunjukkan bahwa manfaat mind map tidak hanya dapat dirasakan oleh siswa, namun juga guru yang mengajarkannya. Akan tetapi kembali lagi, perihal pembiasaan dan penggunaan aturan-aturan yang tepat dalam pembuatan mind map harus diawali dan dibiasakan dalam lingkup kelas. Dengan pembekalan dan pembiasaan akan aturan-aturan mind map, dirasa akan mampu menciptakan karakter siswa dan guru yang kreatif serta lebih disiplin dan teratur. e.
Penilaian Mind Map Sebagai sebuah teknik mencatat, mind map memiliki beberapa aturan yang
ditentukan oleh penciptanya, yakni Tony Buzan. Dalam bukunya, 1st Mind Map, Sutanto Windura menyebutnya dengan aturan tersebut dengan Hukum mind map. Adapun Hukum mind map antara lain:25 1) Kertas Kertas yang digunakan ialah kertas polos yang minimal berukuran A4, yang dalam penggunaannya diposisikan landscape. 2) Pusat Mind Map Pusat mind map sekiranya tepat di tengah-tengah kertas dan menggunakan gambar. Ukuranya tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil, sekitar 4x4 cm2 atau 5x5 cm2 untuk kertas ukuran A4. Serta tidak dianjurkan menggunakan pigura atau garis tepi karena dapat mengganggu asosiasi informasi. Pemusatan mind map di tengah berfungsi untuk membentuk pancaran pikiran. Pancaran Pikiran atau Radiant Thinking sesuai dengan cara kerja otak. Dengan pancaran pikiran, otak men-asosiasi serta menghubungkan ide-ide atau konsep-konsep. 3) Cabang Utama
25
Sutanto Windura, op. cit, h. 50
14
Menempel dan memancar langsung dari pusat mind map. Cabang utama menggunakan bentuk organic line (dari tebal ke tipis) dan menggunakan warna berbeda untuk menandakan informasi berbeda tiap cabangnya. 4) Cabang-cabang Menggunakan garis melengkung dan disesuaikan dengan panjang kata kunci. Penggambaran cabang semakin jauh dari pusat mind map maka ia semakin tipis untuk menunjukan hierarki informasi. 5) Kata Kunci Merupakan kata kunci yang dituliskan di setiap cabang. Masing-masing cabang memiliki kata kunci. Penulisan kata kunci menggunakan huruf cetak sehingga lebih jelas, dan penulisannya semakin jauh dari pusat mind map maka semakin kecil, guna menunjukan hierarki informasi. Alasan penggunaan kata kunci pada mind map ialah sebagaimana yang disebutkan oleh Buzan dalam bukunya, bahwa penggunaan kata kunci akan menghindari siswa dari terhalangnya hubungan antar kata kunci-kata kunci dikarenakan terdapat banyak kata yang tidak perlu yang memisahkan. Sedangkan otak bekerja secara asosiasi. 26 Penggunaan kata kunci dipercaya akan lebih mudah bagi siswa untuk memahami informasi. Dengan menggunakan kata kunci, siswa dapat merangsang siswa mengingat informasi yang lebih utuh. 6) Warna Penggunaan warna pada cabang dimaksudkan untuk menunjukkan perbedaan informasi tiap cabangnya. Penggunaan warna yang menyala sangat dianjurkan untuk lebih membuat menarik. Selain membuat menarik, berdasarkan penelitian bahwa penggunaan warna pada mind map juga memiliki fungsi dalam pembelajaran seperti yang telah disebutkan yakni mampu menangkap perhatian siswa, memperbaiki pemahaman serta memori siswa.
26
Tony Buzan, Use Your Head, (Batam: Penerbit Interaksara, 2006), h. 110
15
7) Gambar Dianjurkan menggunakan gambar yang banyak, gambar juga sepatutnya sesuai dan mewakili kata kunci pada tiap cabang. Gambar dapat berfungsi sebagai pengganti atau penguat kata kunci. Ada pun alasan lain penggunaan gambar dalam mind map ialah sebagai penguat memori. Novak (1998), ”point out that the economical way Mind Maps summarise information into visual symbols, helps you to remember that information i.e. the Mind Map can be clearly pictured in your mind’s eye”.27 Penggunaan gambar yang sesuai dengan kata kunci, akan membuat kita lebih mudah mengingat kata kunci yang mengantarkan kita kepada informasi. Dengan begitu informasi yang telah tersimpan dalam memori akan lebih mudah dipanggil kembali.
2. Pemahaman Konsep Siswa dalam Mata Pelajaran IPA a.
Definisi Pemahaman Konsep (C2) Pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan utama dalam pembelajaran
IPA. Klasifikasi tujuan pembelajaran pertama kali dikembangkan secara mendalam oleh penelitian yang dilakukan oleh Benjamin Bloom dan timnya, yang banyak mengadopsi dari perilaku otak serta fisik manusia. Oleh karenanya klasifikasi ini lebih dikenal dengan taksonomi Bloom. Pada tahun 2001 terdapat perbaikan terhadap teori yang digagas Bloom oleh tim yang terdiri dari pakar pendidikan Peter W. Airasian, Kathleen A. Cruikshank, Richard E. Mayer, Paur E. Pitrich, James Raths dan Merlin C. Wittrock dalam buku yang berjudul A Taksonomy for Learning, Teaching and Assesing dengan editor Orin W. Anderson dan David R. Krathwohl. Dalam buku tersebut terdapat revisi terhadap aspek kognitif yang digagas Bloom,
27
Novak, J., Learning, creating and using knowledge. Concept maps as facilitative tools in schools and corporations, Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan. Ltd., 2010, diakses 2015, h. 28. (Thinkbuzan inventorsofmindmapping.com)
16
“dengan membagi menjadi dua dimensi, yakni dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif”.28 Terdapat tiga ranah kemampuan hasil belajar yang diklasifikasikan dalam Taksonomi Bloom hasil revisi, yakni ranah kognitif, ranah psikomotorik dan ranah afektif. Letak pemahaman ialah terdapat pada ranah kognitif yang meliputi 1) mengingat; 2) memahami; 3) Mengaplikasi; 4) Menganalisis; 5) Mensintesis; dan 6) Mengevaluasi”.29 Memahami merupakan tindak lanjut dari kegiatan mengingat. “Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep”. 30 Jika didefinisikan secara posisi tingkat berpikir, maka pemahaman berarti pemahaman merupakan kemampuan berpikir yang satu tingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Sedangkan yang dimaksud dengan pengetahuan, berdasarkan kutipan diatas, ialah fakta-fakta dan konsep. Oleh karenanya, sebagai tindak lanjut dari pengetahuan, pemahaman lebih menuntut otak manusia untuk mengerti pengertian atau definisi dari fakta serta konsep tersebut, menentukan contoh-contoh yang lebih konkretnya, serta mampu menjelaskan sebuah hubungan antar fakta dan konsep tersebut. Pemahaman merupakan proses memahami atas informasi yang telah kita peroleh sebelumnya. “Pemahaman disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya”.31 Oleh karenanya, pemahaman erat hubungannya dengan kemampuan berpikir, perolehan pengetahuan dan konsep. Sehingga untuk mengetahui pemahaman yang diperoleh seseorang, dapat dilihat melalui ketepatan konsep yang diutarakan oleh orang tersebut dalam rangka penindaklanjutan dari perolehan informasi sebelumnya. 28
Sudi Lestari, op. cit., h.67
29
Peter W. Airasian, et al., Classroom Assessment, (New York: McGraw Hill, 2008), p. 68.
30
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
h.131. 31
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.36.
17
Penjelasan konsep dijelaskan sebagai basic units of semantic memory – mental categories into which we place object, activities, abstractions (such as “liberal” and “concervative”), and events that have essential features in common.32 Konsep merupakan bagian dasar dari memori semantik. Semantic memory atau memori semantik bisa diartikan sebagai memori yang menjadi tempat dimana kita menempatkan atau mengingat objek, aktivitas, abstraksi (pemisahan) dan kejadian. Seseorang yang dalam otaknya sedang menyusun sebuah konsep, berarti ia sedang berusaha menempatkan suatu objek, aktivitas dan kejadian dalam memorinya untuk diingat. Dari beberapa penjelasan mengenai pemahaman dan konsep tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa definisi pemahaman konsep ialah sebuah bentuk usaha seorang siswa untuk mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan sebuah informasi berupa objek, aktivitas, abstraksi (pemisahan) serta kejadian yang telah ia terima atau alami ke dalam memori semantiknya, kemudian ia nyatakan informasi tersebut menggunakan caranya sendiri. Indikasi seorang siswa telah memahami konsep ialah mereka telah mampu menerjemahkan, menafsirkan dan menyatakan kembali menggunakan cara tertentu dengan minim miskonsepsi. b.
Tujuan Pembelajaran Pemahaman Konsep IPA di MI/SD Pembelajaran IPA tidak dapat dipisahkan dengan pemahaman konsep siswa.
Sering tidak tercapainya pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA tidak dapat dianggap sebagai hal yang biasa. Terlebih apabila pemahaman merupakan aspek kompetensi yang dijadikan sebagai tujuan pembelajaran. Seperti yang telah diungkapkan oleh Wina Sanjaya (2008), terdapat beberapa aspek dalam setiap kompetensi sebagai tujuan yang ingin dicapai, yaitu: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) kemahiran, (4) nilai, (5) sikap dan (6) minat. 33 “Pemahaman 32
Michael C. Passer, et al., Psychology: The Science of Mind and Behavior, (New York: The
McGraw Hill, 2007), p.292 33
Ibid, h. 133
18
(understanding) sebagai tujuan dapat diartikan sebagai kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap individu”.34 Pemahaman sebagai salah satu aspek yang dijadikan tujuan pembelajaran tidak dapat dianggap sepele. Terlebih aspek pemahaman merupakan tindak lanjut dari pemerolehan pengetahuan siswa dan sebagai pengukur kedalaman pengetahuan yang telah dicapai oleh siswa. Penting bagi guru untuk tidak hanya memperhatikan hasil, namun terlebih lagi untuk memperhatikan proses pemelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran IPA. Tujuan
pembelajaran
pemahaman
memiliki
beberapa
indikator
yakni
menerjemahkan, menginterpretasi dan meramalkan. Dapat disebutkan bahwa sub ranah pemahaman (comprehension) dapat dideskripsikan ke dalam tiga perilaku, “yakni (1) menerjemahkan makna pengetahuan (translation), (2) menafsirkan (interpretation) dan (3) ekstrapolasi (extrapolation)”.35 Dari ketiga deskripsi tersebut, terdapat tiga bentuk pemahaman. Kemampuan pemahaman menerjemahkan, kemampuan pemahaman menafsirkan dan kemampuan pemahaman ekstrapolasi. Seseorang dapat dikatakan telah mencapai kemampuan pemahaman kognitifnya apabila ia telah menguasai ketiga indikator pemahaman tersebut. c.
Penilaian Pemahaman pada Proses dan Hasil Belajar Dalam kegiatan pembelajaran terdapat unsur utama maupun unsur pendukung.
“Ada empat unsur utama proses belajar-mengajar, yakni tujuan, bahan, metode dan alat, serta penilaian”.36 Unsur utama merupakan unsur yang penting adanya dalam setiap kegiatan pembelajaran. Apabila kurang salah satunya, maka pembelajaran tersebut kurang sempurna dalam pelaksanaannya. Pada poin ini akan dibahas unsur penilaian dalam proses belajar mengajar. Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. “Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai 34
Ibid, h. 131
35
Suyono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 168.
36
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22.
19
alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa”.37 Dalam kegiatan belajar mengajar, penilaian menjadi salah satu unsur utama dikarenakan guru akan mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran yang dilaksanankannya telah tercapai. Dengan begitu, guru dapat melakukan tindak lanjut dalam pembelajaran selanjutnya, baik melakukan pengembangan atau perbaikan. Penilaian tidak dapat dipisahkan pada segi proses atau pun hasil. Keduanya saling berkaitan. “Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuanyang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. 38 Dengan kata lain, hasil belajar tidak ada gunanya tanpa adanya proses belajar mengajar yang dilakukan sebelumnya. Sedangkan proses tidak dapat diketahui ketercapaiannya tanpa dilakukannya penilaian. 1) Penilaian Proses Pembelajaran Pemahaman Penilaian proses pembelajaran dapat menggunakan asesmen yang mengacu pada NSES. The Nation Science Education Standard (NSES) merupakan standar pembelajaran sains yang sengaja didesain untuk standardisasi tujuan pembelajaran IPA yang digunakan di Amerika Serikat. NSES merekomendasikan aspek yang dinilai pada siswa dalam pembelajaran IPA pada salah satu dari dua ranah, yakni pemahaman dan penemuan. The NSES recommend assessing children in two broad areas, understanding and inquiry. Understanding means what you would espect it to means – werther children comprehend the science ideas you are teaching. Basic to the NSES approach to assessment is the use of prompts and rubric. A prompt is the question or group of question that includes the statement about a task to be done along with directions on how to do it. A scoring rubric is used to describe to criteria that should be used when assessing a child’s performance.39
37
Ibid, h. 22
38
Ibid
39
Joseph Abruscato, et al., Teaching Children Science A Discovery Approach, (USA: Pearson, 2010), h. 97.
20
Penilaian
pemahaman
yang
dilakukan
pada
proses
pembelajaran
menggunakan asesmen yang juga merupakan rekomendasi dari NSES. Dalam penilaian pemahaman asesmen yang digunakan adalah prompt dan rubric. Prompt merupakan pertanyaan yang disusun mengandung bahasan yang telah dipelajari. Penggunaan prompt ialah setelah pembelajaran usai dilaksanakan. Sedangkan dalam menilai pemahaman saat proses pembelajaran menggunakan rubrik. Rubrik dapat memberi gambaran kepada kita kriteria yang cocok saat menilai kinerja siswa. Dalam kaitannya mendapatkan hasil penelitian pengaruh penggunaan Mind Map, maka rubrik yang digunakan ialah rubrik Mind Map. Penyusunan rubrik Mind Map disesuaikan dengan proses pembuatan Mind Map dan juga konten yang terdapat dalam aturan atau hukum Mind Map. Rubrik yang telah disusun guna menilai pemahaman siswa pada penelitian ini dapat dilihat pada bab selanjutnya. 2) Hasil Belajar Tipe Pemahaman Hasil belajar dapat digunakan untuk mengukur seberapa dalam pemahaman konsep siswa, karena hasil belajar sangat dipengaruhi oleh Pemahaman konsep. “Pemahaman materi ajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar dengan didukung motivasi belajar yang baik, disamping itu memberikan efek yang penting bagi prestasi belajar siswa”. 40 Tipe penilaian hasil belajar yang ada pada saat ini dibentuk merujuk kepada klasifikasi hasil belajar yang sering dikenal dengan sebutan taksonomi Bloom. Klasifikasinya secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yakni kognitif, afektif dan psikomotorik, sedangkan tipe hasil belajar pemahaman masuk ke dalam ranah kognitif. Tipe hasil belajar pemahaman merupakan tipe hasil belajar yang setingkat lebih tinggi dari tipe hasil belajar pengetahuan. Kemudian pemahaman dapat dibedakan lagi menjadi tiga kategori: 41
40
Daniko Purnomo, “Hubungan Antara Pemahaman Materi, Motivasi Belajar, Dan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta”, Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, 2012, h. 6, tidak dipublikasikan. 41
Ibid, h. 24
21
a)
Tingkat terendah adalah pemahaman terjemah Terjemah yang dimaksudkan ialah menerjemahkan dalam arti sesungguhnya
seperti mengartikan dari bahasa Inggris menjadi bahasa Indonesia, atau mengartikan sebuah gagasan menjadi sebuah kata kunci. “Misalnya mengungkapkan tema, topik atau masalah yang sama dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan, tetapi materinya berbeda”. 42 Siswa dapat dikatakan telah menguasai pemahaman menerjemahkan apabila ia telah mampu menerjemahkan suatu konsep dengan bahasanya sendiri. b) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran Pemahaman jenis ini dimaksud sebagai kemampuan memahami siswa dalam menghubungkan sebuah gagasan yang telah mereka pelajari dengan gambar, denah, diagram atau grafik. Jika pemahaman menerjemahkan hanya menggambarkan menggunakan kata-kata atau sebaliknya, namun pemahaman penafsiran menuntut siswa lebih mampu untuk mengkonversi penjelasannya itu ke dalam sebuah gambar, grafik atau simbol lain, dan sebaliknya. c)
Tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi Pemahaman ekstrapolasi merupakan tingkat pemahaman yang paling tinggi.
“Dengan kemampuan pemahaman ini, diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis”. 43 Tanpa dibantu gambar, grafik atau simbol dan tanpa penjelasan secara definitif, siswa mampu memberi kesimpulan yang tersirat dari suatu konsep. Pengukuran pemahaman siswa dapat menggunakan pertanyaan atau soal setelah pembelajaran. “Cheking for understanding using tests is depent in part on the design and development of good test items”.44 Pengukuran pemahaman menggunakan soal pertanyaan bukan sekedar menggunakan pertanyaan dan jawaban saja, namun
42
Ibid, h. 25
43
Ibid, h. 25
44
Douglash Fisher, Cheking for Understanding : Formative Assessment Techniques for your Classroom, (Virginia USA: ASCD, 2007), h. 103
22
terdapat beberapa langkah yang harus dilalui, terlebih dalam proses perancangan soal tersebut. Salah satu jenis tes yang dapat digunakan dalam pengukuran pemahaman ialah soal pilihan ganda. Multiple-choice items are probably the most common type of objective test question (Linn & Miller, 2005). They provide the teacher with an opportunity to gauge student understanding in a fairly quick and efficient manner. They also are easy to analyze in the incorrect responses can be clustered as percentages and teachers can easily determine which of the incorrect responses students most commonly selected.45 Soal pilihan ganda merupakan rancangan tes yang biasa digunakan dalam pengukuran pemahaman. Menggunakan soal pilihan ganda memiliki kelebihan dapat mempermudah guru untuk menganalisis jawaban siswa. Ada beberapa tipe soal pilihan ganda, salah satunya yakni the response options. Obviously, the first rule to a good multiple-choice question is that only one answer can be correct. 46 Soal pilihan ganda tipe response option merupakan soal yang dirancang dengan pilihan jawaban yang hanya memiliki satu jawaban yang paling tepat. Merancang soal pilihan ganda yang lebih efektif dalam pengukuran pemahaman namun sulit dibandingkan dengan hanya membuat satu jawaban benar ialah dengan menggunakan pengecoh atau distractor. Dengan distractor, guru akan lebih mengetahui siswa mana yang benar-benar memahami konsep. Berikut merupakan contoh soal pilihan ganda yang menggunakan distractor.
45 46
Ibid, h.103 Ibid, h. 107
23
Tabel 2.1 Soal Pilihan Ganda Menggunakan Distractor47 Soal: Tubuhan dapat tumbuh besar dikarenakan A. Tumbuhan
Miskonsepsi
Siswa yang memilih jawaban ini tidak
mendapatkan
memahami bahwa nutrisi makanan
makanannya dari
dihasilkan dari dalam tumbuhan
dalam tanah B. Tumbuhan membutuhkan air
Salah
Siswa memahami bahwa tumbuhan
menyimpulkan
membuat makanan di dalam tubuhnya,
dan udara untuk
namun tidak memahami bahwa air dan
membuat
karbon dioksida (dari udara) tidak
karbohidrat
hanyadigunakan untuk menghasilkan karbohidrat tapi juga oksigen
C. Semua tumbuhan
Salah dalam
Siswa tidak memahami bahwa sebagian
memiliki klorofil
generalisasi
tumbuhan seperti parasit tidak memiliki
untuk membuat
klorofil
makanan D. Tumbuhan melakukan
Jawaban yang benar
fotosintesis
d. Prosedur Penilaian Pemahaman Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa penilaian pemahaman konsep dilakukan pada saat proses pembelajaran serta akhir pembelajaran. Penilaian pemahaman pada saat proses pembelajaran menggunakan rubrik. Sehubungan dengan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh mind map terhadap Pemahaman Konsep, maka rubrik yang digunakan sebagai asasemen ialah rubrik mind map. Rubrik penilaian mind map akan memberi gambaran kepada guru 47
Ibid, h. 108
24
bagaimana siswa menangkap instruksi yang telah diberikan oleh guru serta melakukan kinerja pembuatan mind map. Prosedur kinerja penggunaan mind map dibentuk berdasarkan unsur-unsur pembentuk mind map, yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1 Bagan Unsur Pembentuk Mapping 48
Penyusunan rubrik mind map dilakukan berdasarkan prosedur pembuatan mind map serta aturan atau konten mind map. Rubrik penilaian mind map dapat dilihat pada bab selanjutnya. Kemudian penilaian pemahaman konsep pada akhir pembelajaran dilakukan menggunakan tes hasil belajar tipe pemahaman. Penyusunan tes hasil belajar yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa, didasarkan pada Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) serta Indikator ketercapaian pembelajaran IPA pada konsep Sifat Bahan dengan Penyusunnya yang kemudian dirumuskan 48
Doni Swadarma, op.cit, h. 9
25
dalam soal-soal tes tulis piliha ganda. 49 Kisi-kisi indikator soal tes tulis dapat dilihat pada bab selanjutnya. 3. Hubungan Teknik Mind Map dan Pemahaman Konsep Hubungan mind map dengan Pemahaman Konsep dapat ditinjau salah satunya melalui pengertian mind map itu sendiri. “Mind mapping is an extremely valuable technique to be learnt and used by the students in learning process. As a notetaking technique, the mind map allows individuals to “organize facts and thoughts”.50 mind map merupakan teknik mencatat yang berbeda dengan teknik mencatat biasa lainnya. Seperti telah dibahas, hal yang membuat mind map berbeda ialah prioritasnya akan keseimbangan dua belah otak. Selain itu, secara teknis mind map dapat membantu siswa mengorganisasikan fakta dan ide, hal tersebut dirasa mampu membuat siswa lebih mudah dalam memahami konsep berupa fakta dan ide. Hubungan antara mind map dengan pemahaman konsep juga dapat ditinjau dari manfaat yang didapat dari penggunaan “Mind Map. In addition, the mind map helps students to assimilate new information, to think and to develop their conceptual schema. At the same time, adopting mind mapping strategy can significantly improve students’ achievement”.51 Penggunaan mind map dalam pembelajaran membantu siswa menggabungkan informasi baru dengan yang telah ia miliki sebelumnya, serta dapat membantunya memahami skema konseptualnya. Dengan manfaat seperti disebutkan, penggunaan mind map dirasa mampu untuk meningkatkan prestasi belajar. Sedangkan sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa prestasi belajar juga sangat dipengaruhi oleh pemahaman konsep.
49
Lampiran 31
50
T. K. Tee, dkk., Buzan Mind Mapping: An Efficient Technique for Note-Taking, International Journal of Social, Management, Economics and Business Engineering Vol:8 No:1, 2014, diakses 2014, h. 28, (http://waset.org/Publication/buzan-mind-mapping-an-efficient-technique-fornote-taking/9997038) 51
T.K.Tee, op.cit, h. 28
26
Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, T.K. Tee juga memaparkan manfaat penggunaan Mind Map. Mind Maps are also useful for: 52 a) Brainstorming - individually, and as a group. Mind Map dapat memberikan pencerahan atau penjelasan suatu gagasan atau informasi terhadap siswa, baik secara individual maupun kelompok. b) Summarizing information, and note-taking. Dengan Mind Map, pencatatan informasi menjadi lebih ringkas. c) Consolidating information from different research sources. Mind Map membantu siswa menggabungkan informasi baru dengan informasi lama yang telah mereka miliki sebelumnya. d) Thinking through complex problems. Mengurai permasalahan yang rumit menjadi lebih mudah dengan Mind Map. e) Presenting information in a format that shows the overall structure of your subject. Dengan menggunakan mind map, siswa dapat menunjukkan gagasan pikirannya secara keseluruhan. f) Studying, retaining and recall information. Sebagai media untuk pembelajaran, penguat serta pengingat informasi yang telah dipelajari. g) Promotes meaningful learning instead of memorization. Memberikan kepada siswa pengalaman belajara bermakana, dengan begitu informasi yang telah didapat akan lebih tersimpan mendalam di memori siswa. Penggunaan mind map dalam pembelajaran siswa tidak semata hanya sebagai teknik mencatat belaka. mind map digunakan sebagai metode yang diyakini mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hal tersebut terlihat dari konten mind map yang memang sangat sesuai dengan kerja dua belah otak serta berhubungan dengan pemahaman konsep siswa. In a map format containing a “central image, main 52
Ibid, h. 29
27
themes radiating from the central image, branches with key images and key words, plus branches forming a connected nodal structure”.53 Dalam teknis penggunaannya yang sesuai dengan hukumnya, Mind Map harus terdapat di dalamnya gambar pusat, skema yang terpusat di tengah, cabang-cabang yang berhubungan dengan pusat Mind Map berbentuk ranting-ranting pohon, yang diujungnya diberi keterangan menggunakan kata kunci serta gambar kunci. 4. Penelitian Relevan Selain tinjauan toritik seperti di atas, peneliti juga melakukan tinjauan dari hasil penelitian faktual yang dilakukan para peneliti lain sebelumnya mengenai hubungan Mind Map dengan Pemahaman Konsep. Tika Wulandari dengan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA pada siswa kelas V melalui metode pembelajaran mind mapping pada siswa kelas V SD N Ngombakan 01 Polokarto Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012. Bentuk penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas V SD N Ngombakan 01 berjumlah 29 orang yang terdiri dari 14 peserta didik laki-laki dan 15 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber data. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga komponen yakni reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA pada siswa kelas V SD N Ngombakan 01 Polokarto Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012. Nilai terendah pada siklus II ini adalah 61 dan nilai tertinggi 90. Sedangkan rata-rata nilai tes peserta didik adalah 75,9. siswa yang mampu mencapai KKM yaitu 26 atau 89,6% dari jumlah seluruh peserta didik. Sedangkan peserta didik yang belum men-capai KKM menjadi 3 atau 10,3% dari jumlah seluruh siswa. Dari 53
Ibid, h. 28
28
hasil tersebut dapat diketahui bahwa upaya peningkatan pemahaman kon-sep IPA khususnya materi tanah dan batuan sudah berhasil karena sudah mencapai indikator kinerja penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Ika Anung Juliyastuti dan timnya (2013) dengan judul Penerapan Mind Map untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Alat Peredaran Darah pada Pembelajaran IPA. Penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep alat peredaran darah melalui penerapan mind map. Bentuk penelitian tersebut adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dari penelitian tersebut adalah siswa kelas V SDN Paulan yang berjumlah 17 siswa. Sumber primer dari penelitian tersebut adalah siswa dan guru kelas V SDN Paulan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mind map dapat meningkatkan pemahaman konsep alat peredaran darah. Penelitian yang dilakukan oleh Cathy-Ann Radix dan Azim Abdool (2013) dengan judul Using mind maps for the measurement and improvement of learning quality menyebutkan bahwa Penggunaan Mind Map secara utuh dapat memberi penilaian akan proses pembelajaran konstruktivis. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa Mind Map berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran konstruktivis. Pembelajaran konstruktivis dijelaskan sebagai pembelajaran yang menkonstruksikan pengetahuan serta pemahaman akan makna konsep . Kemudian disertasi yang ditulis oleh Mary Barone Martine (2011) dengan judul Mindmaps for Conceptual Understanding: A Preliminary Report menyatakan bahwa Mind Map berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa. Disertasi yang menggunakan metode telaah pustaka ini menyatakan finally, for future reference and for use by students, the original mindmap from which the instructor developed his/her plans can be used to document future testing topics, importan ideas, the relationship of the concept to the rest of the course, and provide a map to the material from the
29
book an handouts which are related to the concept. Disimpulkan dari disertasi tersebut beberapa fungsi Mind Map antara lain mencatat bahasan ujian, gagasangagasan penting, serta hubungan antar konsep yang mengantarkan siswa kepada pemahaman konsep. B. Kerangka Berpikir Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1991) mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan degnan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. 54 Dalam penelitian ini, krangka berfikir ditunjukkan Gambar 2.2 sebagai berikut: Pemilihan Bahasan Pokok dan Gambar Pusat
Translation
Pembuatan Cabang Utama Pemilihan Kata Kunci Penggunaan Teknik Mind Map
Interpretation Pembuatan SubCabang Pemilihan Gambar Kunci
Presentasi Hasil Mind Map
Ekstrapolation
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir 54
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010) h. 91
Pemahaman Konsep Siswa
30
C. Hipotesis Penelitian Pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan menggunakan teknik Mind Map lebih tinggi dibandingkan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan teknik konvensional.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama semester ganjil tahun ajaran 2014/2015, yakni pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2014 dan dilakukan di MIN 16 Cipayung Jakarta Timur.
B. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian kali ini ialah seluruh siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri 16 Cipayung Jakarta Timur. Sedangkan sampel pada penelitian kali ini merupakan sampel yang diambil dengan teknik random sampling yaitu dua rombel kelas V, yakni kelas V-B sebagai kelas eksperimen dan V-C sebagai kelas kontrol dari jumlah keseluruhan 3 rombel kelas V di MIN 16 Cipayung Jakarta Timur. Kesamaan jumlah siswa dalam satu rombel, lebih memudahkan peneliti dalam mengacak atau merandom sampel. Salah satu yang juga menjadi alasan peneliti dalam menentukan MIN 16 Cipayung sebagai tempat penelitian ialah jumlah rombel kelas V yang berjumlah tiga rombel. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang dirasa cukup untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh mind map terhadap Pemahaman Konsep. Dari tiga rombel yang tersedia, peneliti memilih satu rombel yang penelitian jadikan kelompok tes uji validitas, yakni kelas V-A. Sedangkan dua kelompok lainnya peneliti jadikan kelompok eksperimen, yakni kelas V-B, dan kelompok kontrol, yakni kelas V-C dengan metode penarikan sampel dengan merandom.
C. Metode dan Desain Penelitian Guna menjawab pertanyaan mengenai pengaruh pemahaman konsep menggunakan metode pembelajaran mind map, maka peneliti memilih metode penelitian Kuasi Eksperimen dengan desain penelitian Non-equivalen Control Group Design.
31
32
Pretes
Postes
O1
X
O3
O2
C
O4
Gambar 3.1 Non-equivalent Control Group Design
Pencapaian pemahaman konsep siswa pada penelitian ini diukur salah satunya menggunakan hasil belajar. Sedangkan terdapat beberapa faktor yang dapat juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Guna menjawab penelitian pengaruh penggunaan mind map terhadap pemahaman konsep, peneliti membatasi faktor yang mempengaruhi hasil belajar hanya sebatas metode pembelajaran, yakni teknik mind map, menggunakan kuasi eksperimen. Dalam quasiexperiment, peneliti menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, namun tidak secara acak memasukkan (non-random assignmaent) para partisipan ke dalam dua kelompok tersebut.55 Yang dimaksud dengan tidak memasukkan partisipan secara acak ialah bahwa kedua kelompok merupakan kelompok utuh yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Penelitian ini menggunakan kelompok kontrol dengan rancangan kelompok eksperimen dan kontrol yang berbeda satu sama lain. Pembedaan tersebut berfungsi sebagai pengukur keberhasilan perlakuan yang dialami oleh kelompok yang menggunakan teknik Mind Map, yakni kelompok eksperimen.
D. Data dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh baik dari siswa maupun guru Mata Pelajaran IPA kelas V MIN 16 Cipayung Jakarta Timur. Data dan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
55
John W. Creswell, Research Design, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 238
33
Tabel 3.1 Data dan Sumber Data No.
Data
Sumber Data
Instrumen yang Digunakan
1
Permasalahan yang
Siswa dan guru
Lembar
dihadapi siswa dalam
mapel IPA kelas
Penelitian
pembelajaran
V MIN 16
observasi
Pra-
Cipayung Jakarta Timur 2
Proses pembelajaran
Siswa dan guru
Lembar observasi penelitian
mapel IPA kelas V MIN 16 Cipayung Jakarta Timur 3
Pemahaman konsep
Siswa kelas V MIN 16 Cipayung Jakarta Timur
1. Tes pengukuran pemahaman 2. Penilaian peta pikiran (rubrik mind map)
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang peneliti gunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini antara lain: 1.
Lembar Observasi Lembar observasi merupakan salah satu instrument yang digunakan pada
pra dan pasca penelitian. Observasi merupakan, instrumen yang digunakan bila objek bersifat prilaku manusia, proses kerja, gejala alam, responden kecil. 56 Oleh karenanya,
penilaian observasi dibentuk dari indikator langkah-langkah
pembelajaran siswa, dan yang menilai merupakan orang yang berada di luar pembelajaran. Peneliti bertugas sebagai observer ketika melakukan observasi pada kegiatan pembelajaran pra-penelitian serta pada kegiatan penelitian di kelas 56
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 172
34
kontrol. Sedangkan ketika kegiatan perlakuan di kelas eksperimen, yang berlaku sebagai observer ialah guru mata pelajaran IPA kelas V MIN 16 Cipayung. Pedoman observasi pra-penelitian dan pada saat pelaksanaan penelitian, baik kelas control maupun kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran. 2. Tes Pemahaman dengan Soal Tes yang diberikan berupa soal tertulis, baik sebelum (pretest) maupun setelah (posttest) perlakuan. Penyusunan instrumen tes tertulis mengacu pada kisikisi di Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Tertulis Materi Sifat Benda dengan Penyusunnya SK
KD
Indikator
Domain C1
4. Memahami
4.1 Mendes-
4.1.1 Mendeskripsikan pengertian
hubungan
kripsikan
antara sifat
hubungan
bahan
antara
dengan
sifat
penyusunny
bahan
a dan
dengan
perubahan
bahan
sifat benda
penyusun
sebagai
nya,
bahan penyusun, seperti benang,
hasil suatu
misalnya
kain dan kertas
proses
benang, kain, dan kertas
C2
√
sifat bahan 4.1.2 Menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti larut, kuat,
√
rapuh, lunak, dsb.
4.1.3 Mendeskripsikan pengertian
√
bahan penyusun 4.1.4 Menyebutkan berbagai macam
4.1.5 Menginterpretasikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
√
√**
35
√*
4.1.6 Memberi contoh benda-benda sekitar dengan berbagai macam sifat bahannya
√***
4.1.7 Membuat Mind Map hubungan sifat bahan dan penyusunnya secara individual
√***
4.1.8 Membuat Mind Map hubungan sifat bahan dan penyusunnya secara kelompok * pemahaman translation, ** pemahaman interpretation *** pemahaman ekstrapolation 3.
Tes Pemahaman dengan Rubrik Mind Map Penyusunan lembar penilaian mind map mengacu pada rubrik atau kisi-kisi
instrumen di Tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Mind Map 57 Kriteria
Kata kunci
58
(x7) _/28
Level 4
Level 3
Level 2
Level 1
(Sangat Baik)
(Baik)
( Cukup)
(Sangat Kurang)
Penggunaan
Semua ide
Penggunaan
Tidak ada atau
kata kunci yang
ditulis dalam
kata kunci
sangat terbatas
sangat efektif
kata kunci dan
terbatas (semua
dalam pemilihan
(semua ide
kalimat
ide ditulis dalam
kata kunci
bentuk kalimat)
(beberapa ide
ditulis dalam
57
bentuk kata
ditulis dalam
kunci)
bentuk paragraf)
Mind Mapping Rubric From Ohassta (Ontario history and social sciencesteachers’ association : 2004) 58 Suratmi, dkk., Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar, dalam Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013, h. 3
36
Hubungan
Menggunakan
Menggunakan 3
Menggunakan 2
Hanya
cabang utama
lebih dari 3
Cabang
Cabang
menggunakan 1
dengan
cabang
cabang
cabang lainnya59 (x6) _/24 Desain
Mengggunakan
Mengggunakan
Mengggunakan
Tidak
(warna
warna berbeda
warna berbeda
warna berbeda
mengggunakan
disetiap cabang
disetiap cabang
disetiap cabang
warna dan
gambar)
dan pemberian
dan pemberian
dan pemberian
gambar atau
(x7) _/28
gambar/ simbol
gambar/ simbol
gambar/ simbol
hanya
pada ide sentral,
hanya pada ide
pada ide sentral
menggunakan
cabang utama
sentral, dan
dan cabang
cabang utama
dan 60
satu warna
lainnya Penempatan
Landscape dan
Landscap, pusat
Potrait, pusat
Potrait, pusat mind
(posisi kertas
pusat mind map
mind map tidak
mind map di
map tidak di
dan pusat mind
di tengah
di tengah
tengah
tengah
map) (x5)_/20
F. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan 1.
Uji Validitas Validitas atau kesahihan menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur.61 Dengan uji validitas dapat diketahui instrumen mana yang pantas untuk mengukur apa yang ingin diukur. Rumus yang digunakan untuk mengetahui validitas konstruk alat ukur penelitian menggunakan rumus korelasi product moment dengan simpangan.
59
Ibid Ibid 61 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 75 60
37
Keterangan: n = jumlah responden x = skor variabel (jawaban responden) y = skor total dari variabel untuk responden ke-n Suatu instrumen penelitian dikatakan valid, bila: 62 1) Koefisien korelasi product moment melebihi 0,3 2) Koefisien korelasi product moment > r-tabel (α ; n-2) 3) Nilai sig ≤ α Langkah-langkah serta hasil penghitungan uji validitas pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 13. 2. Uji Reliabilitas Menggunakan rumus yang diberikan oleh Spearman dan Brown yang dikenal dengan rumus Spearman-Brown.
r11
= reabilitas instrumen
rxy
= nilai korelasi, didapat dengan rumus:
Instrumen penelitian dianggap reliabel apabila r 11 > r-tabel. Instrumen penelitian yang reabilitasnya diuji dengan teknik Spearman Brown adalah instrmen penilaian yang memiliki beberapa kriteria antara lain: 63 a)
Pilihan jawaban yang hanya memiliki dua kemungkinan yaitu benar atau salah
b) Jumlah instrumen penelitian genap, karena menggunakan teknik membelah. Ada dua teknik membelah dalam uji reabilitas Spearman Brown: 64 62
Ibid
63
Ibid, h. 97
38
1) Teknik belahan ganjil-genap 2) Teknik belahan awal-akhir Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik belahan ganjil genap. Jumlah soal yang dijawab benar dibedakan ke dalam kelompok soal ganjil dan soal genap. Kaidah pengujiannya adalah: Jika, r11 ≤ r tabel, maka Ho diterima Jika, r11 > r tabel, maka Ho ditolak. Langkah-langkah serta hasil penghitungan uji reliabilitas pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 14. 3.
Uji Taraf Kesukaran Pengujian taraf kesukaran butir soal menggunakan rumus: 65
P= Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Jumlah siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar Js = Jumlah total peserta Tinglat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel berikut:66
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks kesukaran soal Taraf Kesukaran
Klasifikasi
0,00 – 0,29
Soal Sukar
0,30 – 0,69
Soal Sedang
0,70 – 1,00
Soal Mudah
Langkah-langkah serta hasil penghitungan uji taraf kesukaran pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 15.
64
Ibid, h. 98
65
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
66
Ibid, h. 225
h. 223
39
4.
Uji Daya Pembeda Uji daya pembeda soal bertujuan mengetahui kemampuan soal dalam
membedakan kemampuan siswa. Rumus yang digunakan untuk pengujian daya pembeda adalah:67 DP =
-
Keterangan: DP = Daya Pembeda BA = Jumlah skor atas yang menjawab benar BB = Jumlah skor bawah yang menjawab benar JA = Jumlah skor maksimum kelompok atas yang seharusnya JB = jumlah maksimum klompok bawah yang seharusnya Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:68
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda
Klasifikasi
0,00 – 0,20
Jelek (pool)
0,21 – 0,40
Cukup (satisfaction)
0,41 – 0,70
Baik (good)
0,71 – 1,00
Baik Sekali (excellent)
Langkah-langkah serta hasil penghitungan uji daya pembeda pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 16.
G. Teknik Analisis Data 1.
Uji Asumsi Dasar
a.
Uji Kenormalan Distribusi Populasi Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah
untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. 69 Ada 67
Ibid, h. 228
68
Ibid, h.232
40
beberapa metode yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data. Dalam penelitian ini digunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data menggunakan metode Kolmogornov-Smirnov adalah sebagai berikut:70 1) Membuat hipotesis 2) Menentukan taraf signifikansi 3) Membuat tabel penolong a) Menentukan kolom kedua (K2)
Keterangan: i = sampel ke-i n = jumlah data b) Menentukan nilai kolom ketiga (K3)
c) Menentukan nilai kolom keempat (K4) Mengurutkan data dari yang terkecil hingga terbesar. d) Menentukan nilai kolom kelima (probability)
keterangan: ti = nilai sampel ke-i . = nilai rata-rata s = standar deviasi
e) Menentukan nilai kolom keenam (cumulative probability) Diperoleh dari nilai p yang dicari dari tabel distribusi normal
69
Syofian Siregar, op.cit, h. 153
70
Ibid
41
f) Menentukan nilai kolom ketujuh (D1) D1=max g) Menentukan nilai kolom kedelapan (D2) D2=max 4) Menentukan D hitung D hitung ditentukan dari perbandingan nilai kolom ke tujuh (K7) dan delapan (K8) kemudian diambil yang paling besar diantara keduanya 5) Menentukan D tabel Dapat dilihat di tabel Kolmogorov-Smirov dengan ketentuan D(ɑ, n-1) 6) Membandingkan Dhitung dan Dtabel 7) Membuat keputusan. Dengan kaidah pengujian , jika D hitung < Dtabel, maka Ho diterima.
b. Uji Homogenistas Varians Tujuan dilakukannya uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek yang diteliti mempunyai varian yang sama. 71 Adapun tahapan uji homogenitas ialah sebagai berikut: 72 1) Membuat hipotesis 2) Menentukan taraf signifikansi 3) Mencari Fhitung Fhitung = Keterangan: = varian terbesar = varian terkecil
Mencari varian terbesar atau terkecil menggunakan rumus: = 71
Ibid, h. 167
72
Ibid
42
4) Menentukan Ftabel Dilihat pada tabel F dengan ketentuan F-tabel (α, V1n-1, V2n-1) Keterangan: V1 = pembilang V2 = penyebut 5) Menentukan kriteria penilaian Jika F-hitung ≤ F-tabel maka data homogen
2.
Pengujian Beda Rata-rata (Uji-t atau t-Test) Penelitian eksperimen yang membandingkan dua sampel yang tidak
memiliki hubungan, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol, perlu diuji perbedaan rata-ratanya untuk mengetahui perbedaan pencapaian hasilnya. Uji-t atau pengujian beda rata-rata merupakan golongan statistik parametric, yakni statistic yang digunakan untuk data yang bersifat normal dan homogen. Pengujian perbedaan dua rat-rata yang tidak memiliki hubungan, memiliki ketentuan sebagai berikut:73 a.
Simpangan baku populasi (σ), σ1= σ2= σ masing-masing diketahui, maka menggunakan rumus:
Dimana: = rata-rata sampel kelompok 1 = rata-rata sampel kelompok 2 = simpangan baku populasi perbedaan rata-rata, diperoleh dari:
73
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), h. 202
43
b.
Simpangan baku populasi (σ), σ1= σ2= σ masing-masing tidak diketahui, maka menggunakan rumus:
Dimana: = rata-rata sampel kelompok 1 = rata-rata sampel kelompok 2 s = simpangan baku populasi perbedaan rata-rata, diperoleh dari:
Pada penelitian ini, pengujian yang dilakukan ialah pengujian satu pihak untuk mengetahui apakah penggunaan metode Mind Map lebih efektif dibandingkan dengan metode konvensional. Dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk = n1+n2-2.
H. Hipotesis Statistik H0 : µ1 > µ2 H1 : µ1 ≤ µ2 Kriteria pengujian satu pihak adalah: Ho diterima jika t ≤ t
tabel (1-α),
harga t
tabel (1-α)
diperoleh dari daftar distribusi
student (t) dengan peluang 1-α, sebaliknya Ho ditolak pada harga lainnya. 74
74
Ibid, h. 206
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Pretest dan Posttest Siswa a. Hasil Pretest Pada soal tes awal (pretest), soal tingkat pengetahuan (C1) yang dijawab benar oleh kelompok kontrol rata-rata sebesar 75,8 %, sedangkan pada kelompok eksperimen soal yang dijawab benar rata-rata sebesar 82,6 %. Pada soal tingkat pemahaman (C2) rata-rata soal yang dijawab benar oleh kelompok kontrol adalah 75,7 %, sedangkan pada kelompok eksperimen 68,7%. Pada kelas kontrol, item soal yang paling banyak terjawab benar adalah soal dengan nomor 3 dan 7 dengan frekuensi penjawab benar sebanyak 30 siswa. Sedangkan item soal yang paling sedikit terjawab benar adalah soal dengan nomor 12 dengan frekuensi penjawab benar sebanyak 3 siswa. Pada kelas eksperimen, item soal yang paling banyak terjawab benar adalah soal dengan nomor 3 dan 14 dengan frekuensi penjawab benar sebanyak 31 siswa. Sedangkan item soal yang paling sedikit terjawab benar adalah soal dengan nomor 17 dengan frekuensi penjawab benar sebanyak 7 siswa. b. Hasil Posttest Pada soal tes akhir (posttest), soal tingkat pengetahuan (C1) yang dijawab benar oleh kelompok kontrol rata-rata sebesar 83 %, sedangkan pada kelompok eksperimen soal yang dijawab benar rata-rata sebesar 86,1 %. Pada soal tingkat pemahaman (C2) rata-rata soal yang dijawab benar oleh kelompok kontrol adalah 80,2%, sedangkan pada kelompok eksperimen 86,8%. Pada kelas kontrol, item soal yang paling banyak terjawab benar adalah soal dengan nomor 2 dengan frekuensi penjawab benar sebanyak 31 siswa. Sedangkan item soal yang paling sedikit terjawab benar adalah soal dengan nomor 1 dengan frekuensi penjawab benar sebanyak 17 siswa. 44
45
Pada kelas eksperimen, item soal yang paling banyak terjawab benar adalah soal dengan nomor 2 dengan frekuensi penjawab benar sebanyak 31 siswa. Sedangkan item soal yang paling sedikit terjawab benar adalah soal dengan nomor 6 dengan frekuensi penjawab benar sebanyak 13 siswa. Secara umum, persentase dari gabungan hasil tes awal dan tes akhir. Dari kedua tabel di atas, didapatkan soal yang memiliki tingkat C1 memiliki peningkatan pada kelas kontrol sebesar 7,2% dan pada kelas eksperimen 3,5%. Sedangkan soal tingkat C2 memiliki peningkatan pada kelas kontrol sebesar 4,5% dan pada kelas eksperimen 18,2%. Maka dapat disimpulkan, pada tingkat pemahaman konsep (C2) kelas eksperimen memiliki peningkatan yang lebih besar dibandingkan kelas kontrol setelah mendapat perlakuan Mind Map.
2. Uji Asumsi Dasar a. Uji Normalitas Deskripsi uji normalitas data pretest dan posttest baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.1 Deskripsi uji normalitas data pretest Data
Eksperimen
Kontrol
N
31
31
D hitung
0,0970
0,1752
D tabel
0,2420
0,2420
Kesimpulan
Terdistribusi Normal
Terdistribusi Normal
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa D hitung data pretest, baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol, memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan Dtabel.
46
Tabel 4.2 Deskripsi uji normalitas data posttest Data
Eksperimen
Kontrol
N
31
31
D hitung
0,1793
0,1376
D tabel
0,2420
0,2420
Kesimpulan
Terdistribusi
Terdistribusi
Normal
Normal
Tabel di atas, juga menunjukan bahwa D hitung data posttest, baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol, memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan Dtabel. Dari kedua tabel di atas, dapat dilihat bahwa Dhitung memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan Dtabel. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh data terdistrubusi secara normal. b. Uji Homogenitas Hasil uji homogenitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Deskripsi uji homogenitas data pre-test S1 2
164,60
S2 2
129,11
F hitung
1,27
F table
1,84
Kesimpulan
Homogen
F hitung yang diperoleh dari data pretest kedua kelas lebih rendah daripada F tabel, dengan F hitung sebesar 1,27 sedangkan F tabel sebesar 1,84. Dengan begitu data pretest kedua kelas memiliki varian yang homogen.
47
Tabel 4.4 Deskripsi uji homogenitas data post-test S1 2
99,42
S2 2
94,06
F hitung
1,06
F table
1,84
F hitung yang diperoleh dari data posttest kedua kelas lebih rendah daripada F tabel, dengan F hitung sebesar 1,06 sedangkan F tabel sebesar 1,84. Dengan begitu data posttest kedua kelas memiliki varian yang homogen. Dari kedua tabel di atas, dapat dilihat bahwa Fhitung memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan Ftabel. Maka dapat disimpulkan bahwa data pretest maupun posttest, serta antara data post-test eksperimen dengan penilaian Mind Map, bervarian homogen.
3. Analisis Hipotesis dengan Uji-t Hasil dari penghitungan uji beda rata-rata hasil posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.5 Hasil penghitungan uji beda rata-rata Rata-rata eksperimen (X1)
85,8
Varian eksperimen (S12)
94,1
Rata-rata kontrol (X2)
81,4
Varian kontrol (S22)
99,4
t-hitung
1,75
t-tabel (1-α)
1,671
48
Perolehan t-hitung merupakan hasil dari perhitungan menggunakan rumus uji beda rata-rata satu pihak. Dari proses penghitungan didapatkan hasil t-hitung sebesar 1,75. Kemudian hasil perolehan t-hitung dibandingkan dengan t-tabel yang diperoleh dengan kriteria (1-α = 1-0,05=0,95) dan dk=n1 + n2 -2=60 dari tabel student (t), maka didapatkan t-tabel sebesar 1,671. Setelah didapat nilai t-hitung dan t-tabel, maka didapat perbandingan antara keduanya t-hitung = 1,75 > t-tabel = 1,671 yang berarti H0 uji beda rata-rata yang menyatakan efektifitas antara kedua perlakuan sama, ditolak. Sedangkan H1 uji beda rata-rata yang menyatakan bahwa efektifitas perlakuan pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, diterima.
4. Peningkatan Pemahaman Siswa a. Pemahaman Translation Tahapan pemahaman konsep siswa melalui penggunaan teknik Mind Map dapat dilihat dari deskripsi tahapan-tahapan model konstruktivisme. Pertama, penggunaan Mind Map pada tahap eksplorasi. Tahap eksplorasi merupakan tahap yang memprioritaskan guru untuk mengetahui pengetahuan awal yang siswa miliki atau naive conceptions. A person never really knows the world as it is. Each person construct beliefs about what is real. 75 Kegiatan pada tahap eksplorasi banyak membantu siswa pada tahap awal memahami konsep yakni melalui bentuk pemahaman translation. Pada tahap ini diharapkan siswa secara bebas dapat mengemukakan pengetahuan yang telah mereka tahu sebelumnya. Namun tidak semua siswa memiliki keberanian untuk mengungkapkan, oleh karenanya tugas guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran untuk merangsang siswa berpendapat. Kemudian dalam tahap ini siswa diperkenalkan materi/keterampilan baru mengenai konsep dan Mind Map.
75
Joseph Abruscato, dkk., Teaching Children Science: A Discovery Approach, (Boston: Pearson Education, Inc., 2010), h. 29.
49
Pada saat guru memberikan penjelasan mengenai Mind Map secara verbal, siswa tidak terlihat cukup antusias untuk memperhatikan penjelasan guru. Namun, pada pertemuan selanjutnya guru menunjukkan contoh Mind Map dalam ukuran besar dan peuh gambar serta warna, hampir seluruh siswa antusias memperhatikan penjelasan guru. Hal tersebut diduga karena mereka baru pertama kalinya mendengar teknik mencatat yang menggunakan skema garis serta gambar, yang terlihat ketika guru memberikan penjelasan mengenai Mind Map. Pembelajaran mulai tercipta suasana yang interaktif antara guru serta siswa yang diindikasikan dengan munculnya berbagai pertanyaan yang diajukan siswa kepada guru seputar pembuatan Mind Map. b. Pemahaman Interpretation Setelah tahap eksplorasi, tahapan yang dilalui dalam setiap pembelajaran konstruktivisme adalah tahap klarifikasi. Tahap klarifikasi atau konsolidasi yang mencakup kegiatan asimilasi atau assimilation. Student try to reconcile new experience and data whit their present understanding so that the new data support and deepen but do not change thei fundamental mental model.76 Pada tahap klarifikasi, siswa banyak mengalami proses menghubungkan atau interpretation. Pendapat awal siswa mendapat penyesuain dengan pengetahuan baru yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran. Penyesuaian tersebut dapat berupa penambahan informasi apabila informasi tersebut merupakan hal baru bagi siswa, berupa penguatan informasi apabila terdapat kesamaan informasi dengan pengetahuan awal yang siswa punya, atau pun pengkoreksian informasi apabila terdapat pengetahuan awal siswa yang keliru. Bentuk pemahaman interpretation juga banyak terjadi disebabkan penggunaan garis dan gambar dalam teknik Mind Map.
76
Ibid
50
Temuan yang paling terasa pada tahap ini ialah antusiasme siswa dalam pembelajaran penggunaan Mind Map yang diduga dipicu oleh media contoh Mind Map sebesar karton poster, yang sengaja dibuat oleh peneliti penuh warna serta gambar, supaya siswa dapat lebih memahami prosedur pembuatan Mind Map. Penggunaan warna dan gambar mampu menarik perhatian siswa, karena penggunan garis, gambar serta warna sesuai denga kinerja otak. c. Pemahaman Extrapolation Tahapan pembelajaran konstruktivisme yang menggunakan teknik Mind Map selanjutnya ialah tahap aplikasi yang menuntun siswa melakukan proses akomodasi atau accomodation. Student cannot reconcile new experiences and data with their present understanding and they have to change their mental model to logically explain the experience.77 Pengetahuan siswa yang telah didapat pada dua tahap sebelumnya dituntut untuk dikonversikan menjadi nilai, sikap atau prilaku siswa, baik pengetahuan mengenai materi sifat bahan dengan penyusunnya, maupun pengetahuan mengenai teknik mencatat Mind Map. Siswa
diharapkan
dapat
menerapkan
pengetahuan yang telah didapatkannya dalam pembelajaran dalam kelas dan kehidupan sehari-hari. Berkenaan dengan pokok
bahasan
sifat
bahan
dengan
penyusunnya, siswa diharap menguasai konsep bahwa setiap benda yang terdapat Gambar 4.1 Mind Map Siswa
di
lingkungan
sekitarnya
merupakan
benda yang disusun oleh bahan penyusunnya yang mempengaruhi sifat khusus benda tersebut. Sedangkan berkenaan dengan teknik mencatat Mind Map, siswa diharapkan menerapkan teknik mencatat Mind Map dalam mencatat setiap pelajaran disekolah, maupun dalam memanajemen kegiatan sehari-harinya. 77
Joseph Abruscato, loc.cit
51
5. Nilai Mind Map Siswa Penggunaan Mind Map dalam penelitian ini dilakukan tiap pertemuan. Adapun pertemuan pertama, penerapan Mind Map menggunakan LKS yang telah disiapkan peneliti berupa Mind Map dengan beberapa kolom rumpang. Pertemuan kedua, siswa diminta untuk membuat Mind Map mengenai konsep sifat bahan dan penyusunnya secara individual. Sedangkan peremuan ketiga, penerapan Mind Map dilakukan secara berkelompok. Nilai mind map siswa hanya didapat dari sampel kelas eksperimen, karena hanya kelas eksperimen saja yang mendapat perlakuan teknik mind map dari peneliti.
Tabel 4.6 Penilaian Mind Map Penerapan Mind Map
Rata-rata Skor
LKS Mind Map
89,39
Mind Map Individu
91,74
Mind Map Kelompok
92,42
Rata-rata Jumlah
91,18
Ketiga penerapan Mind Map diukur menggunakan rubrik indikator penilaian Mind Map. Dari tabel di atas dapat dilihat perolehan LKS Mind Map pada pertemuan pertama adalah 89,39. Perolehan Mind Map Individu pada pertemuan kedua adalah 91,74. Sedangkan perolehan hasil Mind Map Kelompok pada pertemuan ketiga adalah 92,42. Rata-rata dari jumlah perolehan nilai mind map dirata-ratakan lagi dalam penilaian mind map siswa secara keseluruhan yang dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
52
Tabel 4.7 Ukuran pemusatan data Nilai Mind Map Siswa mean modus median data ke-16
91,2 100 93
Dilihat dari Tabel 4.6 perolehan nilai mind map siswa secara keseluruhan dapat dikatakan sangat baik, dengan perolehan rata-rata 91,2. Perolehan rata-rata nilai mind map sejalan dengan perolehan hasil posttest siswa pada kelas eksperimen yang juga dapat dikatakan sangat baik.
6. Observasi Kegiatan observasidilakukan ketika proses belajar mengajar menggunakan perlakuan teknik mind map berlangsung. Observasi dilakukan oleh seorang observer penelitian yang bertugas mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar dan kemudian menuangkannya secara tertulis dalam lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi dirancang dan dihitung menggunakan rancangan skala Likert. Observasi dilakukan pada setiap kegiatan belajar mengajar dalam penelitian, yakni tiga pertemuan. Persentase hasil perhitungan skala observasi aktivitas siswa pada kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.8 Persentase Hitung Lembar Observasi Pertemuan
Persentase
1
65,91 %
2
78,41 %
3
80,70 %
53
Persentase hasil perhitungan skala observasi yang dapat dilihat dari tabel mengalami peningkatan dari setiap pertemuan. Hal tersebut berbanding lurus dengan tahapan atau tingkatan penyampaian materi menggunakan teknik mind map, bermula dari perkenalan teknik mind map, hingga kegiatan langsung siswa dalam pembuatan mind map sebagai teknik mencatat pelajaran. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik mind map berpengaruh positif tak terkecuali terhadap aktivitas belajar siswa secara kasat mata.
B. Pembahasan Berdasarkan pengalaman mengajar langsung dan dari data observasi yang dilakukan di kelompok eksperimen, peneliti mendapatkan suasana pembelajaran yang antusias ditunjukkan oleh siswa. Siswa tidak ragu dalam mengajukan pendapat serta pertanyaannya. Hal tersebut terjadi dikarenakan teknik Mind Map yang belum pernah mereka temui sebelumnya, serta media yang digunakan pengajar dinilai cukup menarik, yaitu poster contoh Mind Map. Juga seperti yang dikutip dalam jurnal Goodnough and Woods (2002). Goodnough and Woods (2002) discovered that partakers in their study perceived Mind Mapping as a fun, interesting and motivating approach to learning. Several of these participants attributed the fun aspect to the opportunity to be creative when creating Mind Maps through lots of choice in colour, symbols, key words and design.78 Goodnough menyatakan bahwa antusias siswa dikarenakan atribut-atribut mind map yang menarik bagi siswa. Media mind map yang disiapkan guru lebih menarik dengan pilihan warna, simbol, kata kunci dan desain mind map yang menarik. Pada kelompok kontrol, peneliti hanya bertindak sebagai observer kegiatan pembelajaran. Sedangkan kegiatan pengajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran IPA kelas V menggunakan metode konvensional. 78
Goodnough, K., op.cit, p, 9
54
Dari data observasi, peneliti mendapatkan kondisi pembelajaran yang kurang antusias. Terdapat siswa yang mengajukan pendapat dan pertanyaannya, namun hanya sedikit. Sebagian besar siswa sibuk sendiri berbincang dengan teman sebelahnya.
Hal
tersebut
diidentifikasi
karena
pembelajaran
yang
hanya
mengandalkan pusat suara dari pengajar/guru (teacher centered). Temuan tersebut dapat dikatakan sebagai kegagalan dalam proses pembelajaran seperti yang dikutip dari Gömleksiz (2012), one of the primary reasons students fail in science is because they often have learning styles significantly different from those emphasized by most science courses (Felder, 1993)79. Proses pembelajaran dalam penelitian menunjukan terdapatnya perbedaan peningkatan pemahaman konsep antara kelompok yang menerima perlakuan teknik Mind Map dengan kelompok yang tidak mendapat perlakuan apa-apa. Begitu juga bila dilihat dari hasil belajar siswa. Analisis pengaruh penggunaan teknik Mind Map dengan pemahaman konsep siswa ini menggunakan perhitungan uji-t yang menggunakan taraf signifikan (α) sebesar 5% atau 0,05. Dari proses perhitungan didapat nilai t-hitung sebesar 1,75. Nilai t-tabel didapat dengan melihat tabel t-student dengan ketentuan t (1-α) sebesar 1,671. Dari perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel didapatkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel (thitung=1,75 > ttabel=1,671). Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa yang menggunakan teknik Mind Map dengan pemahaman konsep siswa yang menggunakan teknik konvensional.
79
Gömleksiz, M. N., Elementary School Students' Perceptions of the New Science and Technology Curriculum by Gender. Educational Technology & Society, 2012, p. 117
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai Mind Map banyak dilakukan di berbagai jenjang pendidikan, tak terkecuali pendidikan dasar. Beberapa penelitian dapat diliah di berbagai buku, jurnal serta artikel mengenai dampak positif serta negatif penggunaan Mind Map. Penggunaan Mind map meembantu siswa lebih cepat mencatat dan mudah mengorganisasikan serta mengingat informasi, yang mengantarkan kepada pemahaman konsep siswa. Berdasarkan hasil penghitungan statistik pada penelitian ini, didapatkan nilai thitung sebesar 1,75 yang lebih besar dibandingkan dengan t tabel sebesar 1,671. Dengan demikian Ha yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang menggunakan teknik Mind Map dan siswa yang menggunakan teknik konvensional, diterima dan Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa yang menggunakan teknik Mind Map dan siswa yang menggunakan teknik konvensional, ditolak. Serta dengan diperkuat hasil penilaian Mind Map dengan rata-rata nilai sebesar 93,51 yang menunjukan kemampuan pemahaman translation dan interpretation siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa yang menggunakan teknik Mind Map dan siswa yang menggunakan teknik konvensional di mata pelajaran IPA materi sifat bahan dan penyusunnya pada siswa kelas V MIN 16 Cipayung.
B. Saran Bedasarkan penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut: 1. Mencatat dengan menggunakan teknik Mind Map bisa dikatakan dapat menjauhkan catatan siswa dari kesan rapi, namun mencatat pelajaran menggunakan teknik dan metode ini baik untuk mengeksplorasi kreatifitas serta meningkatkan pemahaman siswa dalam bentuk pemahaman translation 55
dan interpretation. Maka peneliti menyarankan guru untuk melatih siswa menggunakan teknik Mind Map dalam mencatat setiap pelajaran. 2. Bagi peneliti lain yang selanjutnya akan melakukan penelitian menggunakan teknik Mind Map, diharapkan terlebih dahulu memperdalam pengetahuan mengenai Mind Map yang dirancang oleh Tony Buzan, serta menggunakan aturan-aturan yang benar sebagaimana telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abruscato, Joseph, dkk. 2010, Teaching Children Science A Discovery Approach, Pearson, USA Ahmadi, Iif Khoiru, dkk. 2011, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, PT. Prestasi Pustakaraya, Jakarta Anokhin., 2010, „The forming of natural and artificial intelligence‟. Impact of Science in Society, Vol. XXIII 3. dalam Mind Mapping: Scientific Research
and
Studies,
ThinkBuzan,
Ltd.,
Diakses
2015,
thinkbuzaninventorsofmindmapping.com Arikunto, Suharsimi 2013 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta Buzan, Tony., 2007, Buku Pintar Mind Map, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Cain, 2010, „Using Mind Maps to raise standards in literacy, improve confidence and encourage positive attitudes towards learning‟. Study conducted at Newchurch Community Primary School, Warrington
dalam Mind
Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd., Diakses 2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com Creswell, John W 2010, Research Design, Pustaka Pelajar, Yogyakarta D‟Antoni, A. V., dkk, 2010, „Applications of the Mind Map Learning Technique in Chiropractic Education‟. Journal of Chiropractic Education, 19:53-4. dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd., Diakses 2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com D‟Antoni, A.V., 2010 „Does the Mind Map Learning Strategy Facilitate Information Retrieval and Critical Thinking in Medical Students?‟, dalam Journal of the Academy of Chiropractic Orthopedists, Volume 8, Issue 1, diakses
2015,
http://www.dcorthoacademy.com/pdfsJournalsjournals%20/2011/March_2 011_JACO.pdf
Dahar, Ratna Wilis 2011, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Erlangga, Jakarta El-Mona, Issam Abi, dkk., 2010, „The influence of Mind Mapping on Science achievement‟, dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd., Diakses 2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com Fisher, Douglash, dkk., 2007, Checking for Understanding: Formative Assessment Techniques for Your Classroom, ASCD Publications, Alexandria Imaduddin, Muhammad Chomsi, dkk. 2012, „Efektifitas Metode Mind Map untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIII‟, dalam Humanitas Vol:IX No:1 J., Novak, 2010, Learning, creating and using knowledge. Concept maps as facilitative tools in schools and corporations, dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan. Ltd., Diakses 2015, Thinkbuzan inventorsofmindmapping.com Juliyastuti, Ika Anung, dkk., 2013, „Penerapan Mind Map untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Alat Peredaran Darah pada Pembelajaran IPA‟, PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta. diakses 2014. http://download.portal-garuda.org/article.php? article=139093&val=4065 K., Goodnough, dkk., 2010, „Student and Teacher Perceptions of Mind Mapping: A Middle School Case Study‟. Paper presented at the Annual Meeting of American Educational Research Association, New Orleans, 1st to 5th April 2002
dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies,
ThinkBuzan, Ltd., Diakses 2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com Kusmintayu,
Norma
2012,
„Penerapan
Metode
Mind
Mapping
untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama‟, dalam Basastra Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, vol:1 No:1 Lestari, Sudi 2013, Strategi-strategi Belajar dan Pembelajaran, Unindra Press, Jakarta
M.J.A, Howe, 2010, „Using students‟ notes to examine the role of the individual learner in acquiring meaningful subject matter‟. Journal of Educational Research, 64, 61-3 Studies,
dalam Mind Mapping: Scientific Research and
ThinkBuzan.
Ltd.,.
Diakses
2015,
Thinkbuzan
inventorsofmindmapping.com M. N., Gömleksiz, 2012. „Elementary School Students' Perceptions of the New Science and Technology Curriculum by Gender‟. Educational Technology & Society, 15 (1) Musfah, Jejen 2011, Peningkatan Kompetensi Guru, Kencana, Jakarta Ozkan, Gulbin, 2012, „How Effective is “Conceptual Change Approach” In teaching Physics?‟, Journal of Educational and Instructional Studies in The World, May 2012, Volume: 2 Issue: 2 Article: 24 ISSN: 2146-7463, Dokuz Eylul University Purnomo, Daniko 2012, „Hubungan Antara Pemahaman Materi, Motivasi Belajar, Dan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta‟, Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Radix, Cathy-Ann, dkk., 2013, „Mind mapping allows students to imagine and explore associations between concepts‟, Caribbean Teaching Scholar Vol. 3, No. 1 Simon, Marilyn, dkk., 2011, „Mindmaps for Conceptual Understanding: A Preliminary Report‟, Department of Mathematical Sciences, Middle Tennessee
State
University,
Murfreesboro,.
diakses
2015,
http://dissertationrecipes.com/wpcontentuploads/2011/04/Mindmapexplan a-tion.pdf Siregar, Sofyan 2013, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, Bumi Aksara, Jakarta Situmeang, Merry R. 2013, „Problem Pembelajaran IPA di Sekolah‟, dalam Harian
Bintang
Papua.
papua.com/index.php/keerom/ sekolah
Diakses
2014.
http://bintang-
item/562-problem-pembelajaran-ipa-di-
Sudaryono, 2012, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, Graha Ilmu, Yogyakarta Sudjana, Nana 2010, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Sugiyono 2010, Metodologi Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung Suratmi, dkk., 2013, Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar, dalam Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung Susetyo, Budi 2010 Statistika untuk Analisis Data Penelitian, PT. Refika Aditama, Bandung Suyono 2011, Belajar dan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Swadarma,
Doni,
2013,
Penerapan
Mind
Mapping
dalam
Kurikulum
Pembelajaran, Gramedia, Jakarta Tee, T.K., dkk. 2014, „Buzan Mind Mapping: An Efficient Technique for NoteTaking‟, dalam International Journal of Social, Management, Economics and
Business
Engineering
Vol:8
No:1.
diakses
2014.
http://waset.org/Publication/buzan-mind-mapping-an-efficient-techniquefor-note-taking/9997038 ThinkBuzan. Ltd., 2010, „Mind Mapping: Scientific Research and Studies‟, Diakses 2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com Tucker, J.M., dkk., 2010, Profiling a mind map user: a descriptive appraisal, dalam
Journal
of
Instructional
Pedagogies,
,
diakses
2015
http://www.aabri.com /manuscripts/09264.pdf Uno, Hamzah B. 2011, Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta Windura, Sutanto 2013, Buku Pintar Mind Map, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta Yaumi, Muhammad, 2013, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan dengan kurikulum 2013, Kencana, Jakarta Zubaidah 2010, Penguasaan Konsep oleh Siswa Melalui Metode Problem Solving pada Konsep Sistem Respirasi, Prodi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
I.
Nama Sekolah
: MIN 16 Cipayung
II.
Mata Pelajaran
: IPA
III.
Kelas/Semester
: V/1
IV.
Standar Kompetensi : 4.
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses
V.
Kompetensi Dasar : 4.1
Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya benang, kain, dan kertas
VI.
Indiktor : 4.1.1 Mendeskripsikan pengertian sifat bahan 4.1.2 Menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti larut, kuat, rapuh, lunak, dsb. 4.1.3 Mendeskripsikan pengertian bahan penyusun 4.1.4 Menyebutkan berbagai macam bahan penyusun, seperti kayu, plastik, karet, kaca, dsb. 4.1.5 Meng-interpretasikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya 4.1.6 Memberi contoh benda-benda sekitar dengan berbagai macam sifat bahannya 4.1.7 Membuat Mind Map hubungan sifat bahan dan bahan penyusunnya secara individual 4.1.8 Menunjukan perbedaan sifat dua benda atau lebih menggunakan Mind Map secara kelompok
VII.
Tujuan : 1.
Siswa mampu mendeskripsikan pengertian sifat bahan
2.
Siswa mampu menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti larut, kuat, rapuh, lunak, dsb.
3.
Siswa mampu mendeskripsikan pengertian bahan penyusun
62
4.
Siswa mampu menyebutkan berbagai macam bahan penyusun, seperti kayu, plastik, karet, kaca, dsb.
5.
Siswa mampu meng-interpretasikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
6.
Siswa mampu memberi contoh benda-benda sekitar dengan berbagai macam sifat bahannya
7.
Siswa mampu membuat Mind Map hubungan sifat bahan dan bahan penyusunnya secara individual
8.
Siswa mampu menunjukan perbedaan sifat dua benda atau lebih menggunakan Mind Map secara kelompok
VIII.
Materi Ajar
:
A. Matter / Bahan Edward Victor dalam bukunya Science for Elementary School, menjelaskan, matter is anything that takes up or occupies spaces and has weight, bahwa yang dimaksud dengan bahan ialah segala sesuatu yang menempati alam semesta dan memiliki berat. Mengacu pada redaksi yang dituliskan dalam bukunya Edward Victor, beberapa bahan yang menjadi penyusun benda antara lain udara, air, kayu, batu, logam, kaca, karet, es, dan benang. Sedangkan dalam bukunya Hery Sulistyanto, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk MI/SD kelas V disebutkan bahwa bahan yang menjadi penyusun benda antara lain kayu, plastik, karet, bambu, kaca, batu dan benang. 80 Kemudian peneliti menetapkan bahwa macam-macam bahan penyusun benda yang sesuai diajarkan di Sekolah Dasar khususnya kelas V dalam penelitian kali ini, antara lain 1) Kayu, 2) Plastik, 3) Karet, 4) Kaca, 5) Batu, 6) Benang, 7) Bambu dan 8) Logam
B. Physical Properties of Matter / Sifat Fisik Bahan Sifat fisik bahan merupakan sifat yang dapat diketahui melalui pengamatan fisik suatu bahan. Merujuk pada pernyataan dalam buku Edwar Victor, Science for Elementary School, physical properties include such characteristics as color (warna), 80
Heri Sulistyanto, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas V, (Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas, 2008), h. 67
odor (bau), taste (rasa), heaviness (berat), hardness (kekuatan), brittleness (kerapuhan), elasticity (kelenturan), melting and boiling temperatures (titik didih dan titik lebur), solubility in water and other liquids (larut dalam cairan), conductivity of heat and electricity (menghantarkan panas dan listrik), ductility and malleability (kelunakan). Sedangkan dalam bukunya, Budi Suryatin, Kimia VII untuk SMP dan Mts kelas VII, disebutkan bahwa karakteristik sifat bahan penyusun antara lain, pemuaian, kelarutan, kekerasan/kekuatan, warna, bau, kemagnetan dan daya hantar listrik/panas. 81 Kemudian peneliti menentukan bahwa karakteristik sifat bahan yang sesuai diajarkan di Sekolah Dasar khususnya kelas V dalam penelitian kali ini antara lain: 1. Kelarutan (larut) 2. Kekuatan (kuat) 3. Kerapuhan (rapuh) 4. Kelunakan (lunak) 5. Keresapan, meliputi resap air atau kedap air 6. Berat, meliputi berat atau ringan 7. Warna 8. Bau, meliputi bau menyengat atau bau tidak menyengat 9. Kemagnetan, meliputi sifat magnetik atau non-magnetik 10. Kelenturan, meliputi kaku atau lentur 11. Daya hantar listrik atau panas, meliputi konduktor atau isolator
IX.
Model
: Konstruktivisme
X.
Metode
: Mind Map dan Mind Map 3D
XI.
Sumber
: Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas V, Hery Sulistyanto
XII.
Kegiatan Pembelajaran :
Tahapan Inkuiri
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Nilai Karakter
Kegiatan Awal
81
49
Budi Suryatin, Kimia VII untuk SMP dan Mts kelas VII, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008) h.
Membuka
Menjawab salam
pembelajaran
eligius
dengan mengucap salam
enghargai
Memandu
memulai pelajaran
pembacaan do'a
Membacakan
do'a
Membaca
isiplin
Memperhatikan
absensi siswa Kegiatan Inti Pertemuan I
Eksplorasi
dan
Meminta
Memberi pendapat materi
menampung
mengenai
pendapat siswa
sifat
mengenai sifat
bahan
benda
penyusunnya
dan
benda dan
Menghargai Disiplin Aktif
bahan penyusunnya
Memberi kesempatan siswa
melakukan pengamatan
untuk
melakukan
terhadap
pengamatan
benda sekitar dan
terhadap benda-
mencocokan
benda sekitar
pengamatan dengan
benda-
pendapat
awal mereka
Klarifikasi
Memberi
Membaca materi terdapat
kesempatan
yang
siswa
dalam buku
memperoleh informasi melalui sumber
Komunikatif Aktif
belajar
Memberi
penjelasan tentang
materi
Sifat Benda dan
Memperhatikan penjelasan guru
Melakukan pembelajaran yang
Bahan
interaktif
Penyusunnya
dengan
guru
menggunakan Mind Map
Aplikasi
Memberi lembar
kerja siswa berupa
kerja
siswa
berupa
Mind
Map
Mengisi lembar Map
Mind
Menghargai Aktif Komunikatif
rumpang
rumpang
Mengerjakan soal
berupa
post-test
Mengerjakan soal
yang
yang
diberikan guru
telah disiapkan oleh guru
Pertemuan II
Eksplorasi
Melakukan tanya
jawab
mengenai pembelajaran sebelumnya mengenai Sifat benda Bahan
dan
Melakukan tanya jaab dengan guru
Menghargai
Disiplin
Aktif
Penyusunnya
Menguatkan siswa
tentang
Memperhatikan penjelasan
pelajaran
dari
guru
pertemuan sebelumnya mengenai pembuatan Mind Map
Klarifikasi
Mengantar siswa
Membaca
materi
yang ada di buku
kepada
materi
Komunikatif Aktif
secara sekilas
selanjutnya mengenai bahan dan sifatnya
Menuntun
Mencatat
siswa mencatat
yang
materi
dipelajari
yang
baru
materi
baru
saja
menggunakan
saja
dipelajari
Mind Map dengan
menggunakan
bantuan guru
Mind Map
Aplikasi
Memberi
Mempresentasika
kesempatan
n
Mind
Map
siswa
buatannya
mempresentasik an Mind Map buatannya
Mendamping i proses tanya
Menghargai Aktif Komunikatif
atar
jawab siswa
Memberi komentar terhadap Mind Map yang dipresentasikan dan
melakukan
tanya jawab antar
siswa didampingi
Memberi
guru
penilaian terhadap proses
guru
pembelajaran
Mengerjakan soal
berupa
post-test
yang
telah disiapkan
yang
diberikan guru
Membentuk siswa
Mengerjakan soal
oleh guru
Memperhatikan
menjadi
beberapa kelompok untuk pertemuan
Membentuk
selanjutnya
kelompok
Memberi
pertemuan
informasi
selanjutnya
tentang peralatan yang dibutuhkan untuk pembelajaran selanjutnya
Mencatat informasi
untuk
Pertemuan III
Eksplorasi
Melakukan tanya
jawab
Melakukan tanya jaab dengan guru
mengenai pembelajaran sebelumnya mengenai Sifat benda
dan
Bahan Penyusunnya
Meminta
dan
menampung
mengenai
pendapat siswa mengenai sifat dan
Memberi pendapat
bahan
sifat
dan
bahan
penyusun
benda
yang mereka bawa
penyusun benda yang
mereka
bawa
Memberi kesempatan
siswa
yang mereka bawa
mengamati benda
Mengamati benda
yang
mereka bawa
Menguatkan siswa
tentang
Memperhatikan
pelajaran
penjelasan
pertemuan
guru
dari
Menghargai
Disiplin
Aktif
sebelumnya mengenai pembuatan Mind Map
Kalrifikasi
Duduk berkelompok
Membentuk
Komunikatif
kelompok
Aktif
Meminta siswa menyiapkan
peralatan yang diminta
Menyiapkan peralatan
untuk
dibawa
Menuntun siswa mencatat materi baru
yang saja
dipelajari
menggunakan Mind
yang
Map
materi
baru
saja
dipelajari
secara
menggunakan
kelompok
Mencatat
Mind Map dengan
Menuntun
bantuan
siswa membuat
guru
secara
Mind Map
berkelompok
Membuat Map
Mind secara
berkelompok dengan
bantuan
guru
Aplikasi
Memberi
Mempresentasika Mind
Map
kesempatan
n
siswa
buatannya secara
mempresentasik
berkelompok
Menghargai Aktif Komunikatif
an Mind Map buatannya secara berkelompok
Mendamping
i proses tanya jawab
komentar terhadap
atar
Mind Map yang
siswa
dipresentasikan
Memberi
dan
penilaian
kelompok
pembelajaran Mengerjakan soal
melakukan
tanya jawab antar
terhadap proses
Memberi
didampingi guru
berupa
post-test
Memperhatikan guru
yang
telah disiapkan oleh guru Mengerjakan
soal
yang diberikan guru Kegiatan Akhir
Memandu
Membaca do'a
pembacaan do'a
Memberi salam
XIII.
Alat dan Bahan dalam Pembelajaran 1. Kertas HVS polos
Menjawab salam
Religious
Menghargai
2. Alat tulis 3. Spidol atau pensil warna
XIV. Penilaian 1. Lembar Kerja Siswa (terlampir) 2. Tes Formatif 3. Penilaian Mind Map
Guru Mapel IPA
Mahasiswa Peneliti
M. Irwanto, S.Pd
Eko Fardiansyah
Mengetahui, Kepala MIN 16 Cipayung
H.M. Zubad, S.Ag, M.Pd.I
RENCANA PELAKSANAAN PMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran
: IPA
Kelas
: Vc
Semester
:1
Jumlah Pertemuan
:2
I. Standar Kompetensi: 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses
II. Kompetensi Dasar : 4.1 hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya benang, kain, dan kertas
III. Indikator
:
Menjelaskan definisi sifat bahan dan macam-macamnya
Menjelaskan definisi bahan penyusun dan macam-macamnya
Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menjelaskan definisi sifat bahan dan macam-macamnya
Siswa mampu menjelaskan definisi bahan penyusun dan macammacamnya
Siswa mampu mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
V. Materi Ajar
: Sifat Bahan dan Bahan Penyusun Benda
VI. Metode Pembelajaran : Ceramah, pemberian tugas VII.
Kegiatan pembelajaran pertemuan I
Kegiatan Awal (15 Menit)
:
-
Berdoa
-
Pemberian motivasi
-
Pre-tes
Kegiatan Inti (30 Menit) a. Eksplorasi Kegiatan Guru
Guru bertanya tentang
Kegiatan Siswa
hal-hal yang telah
Nilai Karakter
Siswa menjawab
Patuh
dengan benar
Perhatian
dipelajari
Guru menyimpulkan
dari KBM yang telah
Siswa menyimakdan memperhatikandengan
dipelajari
baik
b. Elaborasi Kegiatan Guru
Nilai Karakter
Siswa memperhatikan
Patuh
materi mengenai sifat
penjelasan guru dan
Tanggung jawab
bahan
mencatat penjelasan
perhatian
Guru menjelaskan
dalam buku catatan
Guru menjelaskan
Kegiatan Siswa
materi mengenai bahan penyusun benda c. Konfirmasi Kegiatan Guru
Guru bertanya
Kegiatan Siswa
mengenai materi yang
Siswa menjawab
Patuh
pertanyaan
Perhatian
telah dipelajari
Guru menyimpulkan
dari KBM yang telah dipelajarinya
Kegiatan Akhir (15 menit)
Nilai Karakter
Siswa menyimak dengan baik
-
Guru bertanya mengenai pelajaran yang telah dipelajari dan dijawab oleh siswa
-
Guru dan siswa membuat kesimpulanterhadap materi pelajaran
-
Siswa dan guru berdoa sebagai penutup dari KBM
-
Penugasan terstruktur : 1) Apakah yang dimaksud dengan sifat bahan? 2) Sebutkan macam-macam sifat bahan! 3) Apakah yang dimaksud dengan bahan penyusun? 4) Sebutkan macam-macam baha penyusun!
VIII.
Kegiatan pembelajaran pertemuan II
Kegiatan Awal (15 Menit) -
Berdoa
-
Pemberian motivasi
-
Pre-tes
Kegiatan Inti (30 Menit) d. Eksplorasi Kegiatan Guru
Guru bertanya tentang
Kegiatan Siswa
hal-hal yang telah
Nilai Karakter
Siswa menjawab
Patuh
dengan benar
Perhatian
dipelajari
Guru menyimpulkan
dari KBM yang telah
Siswa menyimakdan memperhatikandengan
dipelajari
baik
e. Elaborasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa Siswa memperhatikan
Patuh
materi mengenai
penjelasan guru dan
Tanggung jawab
hubungan antara sifat
mencatat penjelasan
perhatian
bahan dan bahan
dalam buku catatan
Guru menjelaskan
penyusunnya f. Konfirmasi
Nilai Karakter
Kegiatan Guru
Guru bertanya
Kegiatan Siswa
mengenai materi yang
Nilai Karakter
Siswa menjawab
Patuh
pertanyaan
Perhatian
telah dipelajari
Guru menyimpulkan
dari KBM yang telah dipelajarinya
Siswa menyimak dengan baik
Kegiatan Akhir (15 menit) -
Guru bertanya mengenai pelajaran yang telah dipelajari dan dijawab oleh siswa
-
Guru dan siswa membuat kesimpulanterhadap materi pelajaran
-
Siswa dan guru berdoa sebagai penutup dari KBM
-
Penugasan terstruktur : 1) Sebutkan macam-macam sifat bahan beserta contohnya! 2) Sebutkan sifat bahan dan bahan penyusun dari benda yang ditunjukkan!
IX. Alat/sumber/bahan pelajaran Buku pelajaran IPA kelas V
Catatan :
N = (jumlah skor maksimal) x 2
Bagi siswa yang tidak mencapai KKM akan diadakan remedial
Mengetahui, Kepala MIN 16 Cipayung
Guru Mapel IPA
H.M. Zubad, S.Ag, M.Pd.I
M. Irwanto, S.Pd
Lampiran 3
MATERI AJAR SIFAT BAHAN DENGAN PENYUSUNNYA
C. Matter / Bahan Edward Victor dalam bukunya Science for Elementary School, menjelaskan, matter is anything that takes up or occupies spaces and has weight, bahwa yang dimaksud dengan bahan ialah segala sesuatu yang menempati alam semesta dan memiliki berat. Mengacu pada redaksi yang dituliskan dalam bukunya Edward Victor, beberapa bahan yang menjadi penyusun benda antara lain udara, air, kayu, batu, logam, kaca, karet, es, dan benang. Sedangkan dalam bukunya Hery Sulistyanto, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk MI/SD kelas V disebutkan bahwa bahan yang menjadi penyusun benda antara lain kayu, plastik, karet, bambu, kaca, batu dan benang.82 Kemudian peneliti menetapkan bahwa macam-macam bahan penyusun benda yang sesuai diajarkan di Sekolah Dasar khususnya kelas V dalam penelitian kali ini, antara lain 1) Kayu, 2) Plastik, 3) Karet, 4) Kaca, 5) Batu, 6) Benang, 7) Bambu dan 8) Logam
D. Physical Properties of Matter / Sifat Fisik Bahan Sifat fisik bahan merupakan sifat yang dapat diketahui melalui pengamatan fisik suatu bahan. Merujuk pada pernyataan dalam buku Edwar Victor, Science for Elementary School, physical properties include such characteristics as color (warna), odor (bau), taste (rasa), heaviness (berat), hardness (kekuatan), brittleness (kerapuhan), elasticity (kelenturan), melting and boiling temperatures (titik didih dan titik lebur), solubility in water and other liquids (larut dalam cairan), conductivity of heat and electricity (menghantarkan panas dan listrik), ductility and malleability (kelunakan). Sedangkan dalam bukunya, Budi Suryatin, Kimia VII untuk SMP dan Mts kelas VII, disebutkan bahwa karakteristik sifat bahan penyusun antara lain, pemuaian, kelarutan, kekerasan/kekuatan, warna, bau, kemagnetan dan daya hantar listrik/panas. 83 Kemudian peneliti menentukan bahwa karakteristik sifat bahan yang sesuai diajarkan di Sekolah Dasar khususnya kelas V dalam penelitian kali ini antara lain:
82
Heri Sulistyanto, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas V, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2008), h. 67 83 Budi Suryatin, Kimia VII untuk SMP dan Mts kelas VII, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008) h. 49
12. Kelarutan (larut) 13. Kekuatan (kuat) 14. Kerapuhan (rapuh) 15. Kelunakan (lunak) 16. Keresapan, meliputi resap air atau kedap air 17. Berat, meliputi berat atau ringan 18. Warna 19. Bau, meliputi bau menyengat atau bau tidak menyengat 20. Kemagnetan, meliputi sifat magnetik atau non-magnetik 21. Kelenturan, meliputi kaku atau lentur 22. Daya hantar listrik atau panas, meliputi konduktor atau isolator
Lampiran 4
LEMBAR KERJA SISWA Kelas : Nama : ............... isolator
.......... .
sifat
..............................
.......... .
sifat benang
kayu
kuat ................. .................
sifat
.......... ..
.......... . .......... .
plastik
sifat
lentur kedap air
BAHAN ...............
....................... sifat
............ .... ............ .... ............ .... ............ .... ............ ....
................ .
.......... .. ............ ....
sifat
sifat
lentur ..................
sifat
........ .. ................ ................
..................
Lampiran 5 KEMENTERIAN AGAMA
No. Dokumen
:
UIN JAKARTA
Tgl. Terbit
:
No. Revisi:
:
Hal
:
FORM (FR)
FITK Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA EKSPERIMEN
1. Nama Observer
: M. Irwanto, S.Pd
2. Tempat Penelitian : MIN 16 Cipayung 3. Kelas
: V (Lima)
4. Mata Pelajaran 5. Tanggal
NO
: IPA : 21 November 2014
ASPEK YANG DIAMATI
PENGUKURAN 1
I
2
3
2. Kesiapan menerima pembelajaran
v
v
Sudah baik dengan berkelompok Belum tampak
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Membaca doa belajar 2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
III
4
Pra Pembelajaran 1. Tempat duduk masing-masing siswa
II
DESKRIPSI
v
Sudah terlihat
v
Belum terlihat
v
Belum tampak
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran 1. Eksplorasi a. Memberikan berpendapat awal
b. Mengkonfirmasi pendapatnya dengan pengamatan langsung atau dari sumber belajar 2. Klarifikasi
v
Tidak tampak
a. Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan materi b. Interaksi antar siswa c. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran 3. Aplikasi
v
Sudah terlihat v
v
Sudah ada interaksi Belum terlihat interaksinya
a. Memfasilitasi siswa mengaplikasikan informasi melalui LKS dan tugas B. Pendekatan/Strategi Belajar
v
ya
1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar
v
Sudah terlihat
2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan kesempatan
v
Terlihat
3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru
v
Ya
4. Mengikuti proses pembelajaran
V
Ada beberapa siswa belum
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran 2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi
v
v
3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan LKS
Hanya 1 media yang digunakan (papan tulis) Kurang sesuai
v
Ya
v
Ya
C. Penilaian Proses 1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru 2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar
v
Belum terlihat
D. Penggunaan Bahasa 1. Mengemukakan pendapat 2. Mengajukan pertanyaan
v v
Terlihat Belum terlihat
IV
PENUTUP Keterlibatan dalam member rangkuman/kesimpulan
v
terlihat
Catatan
Sebelum memulai KBM hendaknya selain dikondisikan tempat duduk, juga dikondisikan siswa agar siap menerima pembelajarab Media pembelajaran hendaknya lebih dari satu Bahan dan alat seharusnya diperlihatkan kepada siswa Sesuaikan materi dengan waktu yang tersedia Interaksi antara guru dengan siswa dalam materi belum terlihat
Mengetahui, Pengamat
M. Irwanto, S.Pd
KEMENTERIAN AGAMA
No. Dokumen
:
UIN JAKARTA
Tgl. Terbit
:
No. Revisi:
:
Hal
:
FORM (FR)
FITK Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR EKSPERIMEN
1. Nama Pengamat
: M. Irwanto, S.Pd
2. Tempat Pengamatan : MIN 16 Cipayung 3. Kelas
: V (Lima)
4. Mata Pelajaran 5. Tanggal
N O I
: IPA : 21 November 2014
ASPEK YANG DIAMATI
PENGUKURAN 1
2
3
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran
v v
Sudah terlaksana Belum terlihat
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi 2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
III
4
Pra Pembelajaran 1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa
II
DESKRIPSI
v v
Sudah tampak Belum terlihat
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran 1. Eksplorasi c. Memberi kesempatan siswa berpendapat
v
Sudah terlihat
d. Memberi kesempatan siswa mengkonfirmasi pendapatnya 2. Klarifikasi d.
v
Belum terlihat
Memberikan penjelasan materi pelajaran
v
Sudah terlihat
e. Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan materi f. Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa
v
Terlihat
g. Memfasilitasi interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran 3. Aplikasi
v
Belum terlihat
v
Belum terlihat
b. Memfasilitasi siswa mengaplikasikan informasi melalui LKS dan tugas B. Pendekatan/Strategi Belajar
v
Sudah terlihat
1. Melaksanakan pembelajaran aktif
v
Ya
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
v
Ya
3. Memberikan respon terhadap pertanyaan dan jawaban siswa
v
ya
4. Memotivasi siswa untuk bertanya
v
Belum
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran
v
Hanya satu media
2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi
v
Ada
3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan LKS
v
Belum ada
D. Penilaian Proses 1. Memberikan tugas/latihan
v
Ya
2. Melakukan penilaian
v
Ya
1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan perkembangan peserta didik
v
Ya
2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai
v
Ya
E. Penggunaan Bahasa
dengan kaidah IV
PENUTUP Melakukan konfirmasi
v
Ya
Memberikan kesimpulan dant indaklanjut
v
Ya
Catatan:
Sebelum memulai KBM hendaknya selain dikondisikan tempat duduk, juga dikondisikan siswa agar siap menerima pembelajarab Media pembelajaran hendaknya lebih dari satu Bahan dan alat seharusnya diperlihatkan kepada siswa Sesuaikan materi dengan waktu yang tersedia Interaksi antara guru dengan siswa dalam materi belum terlihat
Mengetahui, Pengamat
M. Irwanto, S,Pd
Lampiran 6
KISI-KISI SOAL UJI VALIDITAS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester Jumlah Soal No 1
Kompetensi Dasar 4.2 Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya benang, kain, dan kertas
Materi Bahan dan Sifatnya
: MIN 16 Cipayung : Ilmu Pengetahuan Alam : V (lima) : 1 (satu) : Pilihan Ganda 24 soal Indikator Soal
Bentuk Soal
Nomor Soal
4.1.1 Mendeskripsikan pengertian sifat bahan
PG
1,4
4.1.2 Menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti larut, kuat, rapuh, lunak, dsb.
PG
2,9,17,21,22
4.1.3 Mendeskripsikan pengertian bahan penyusun
PG
3,6
4.1.4 Menyebutkan berbagai macam bahan penyusun, seperti benang, kain dan kertas
PG
5,11,12,18,23
4.1.5 Meng-interpretasikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
PG
10,13,14,19,20
PG
7,8,15,16,24
-
-
-
-
4.1.6 Memberi contoh benda-benda sekitar dengan berbagai macam sifat bahannya
4.1.7 Membuat Mind Map hubungan sifat bahan dan penyusunnya secara individual
4.1.8 Membuat Mind Map 3D hubungan sifat bahan dan penyusunnya secara kelompok
KISI-KISI SOAL UJI VALIDITAS SK : 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses Kompetensi Dasar
Indikator Soal
Instrumen Soal
4.3 Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya
4.1.1 Mendeskripsikan 1. Yang dimaksud dengan sifat bahan ialah... pengertian sifat bahan a. Bahan pembentuk suatu benda b. Sifat khusus yang dimiliki suatu bahan pembentuk
Jenjang Kognitif
Hasil uji Validitas
C1
Valid
benang, kain, dan kertas
benda c. Benda yang tidak dimiliki orang lain d. Sifat yang ada hanya pada satu benda 4. Benda yang ada di sekitar kita memiliki sifat yang berbeda-beda karena.... a. dibeli di toko yang berbeda
C1
Valid
C1
Valid
C1
Valid
b. dimiliki oleh orang yang berbeda c. dibentuk oleh bahan yang berbeda d. dibuat oleh orang yang berbeda 4.1.2 Menyebutkan 2. Sifat benda yang dapat dilekuk-lekukkan sesuka hati berbagai macam sifat adalah... bahan, seperti larut, kuat, rapuh, lunak, a. kaku c. lentur dsb. b. halus
d. kasar
9. Benda yang memiliki sifat magnetik berarti... a. dapat menyerap air
b. dapat menghantarkan listrik c. dapat tertarik magnet d. menjauhi magnet 17.Sifat benda yang tidak tembus air adalah... a. lentur
c. menyerap
b. halus
d. kedap
21.Benda yang memiliki sifat konduktor maka...
C1
Valid
C1
Valid
C1
Valid
a. bentuknya tetap b. tidak menghantarkan listrik c. tidak tembus air d. menghantarkan listrik/panas 22. Benda yang memiliki sifat lentur biasanya dipilih karena alasan... a. kuat
c. Tahan panas
b. dapat larut air 4.1.3 Mendeskripsikan pengertian bahan penyusun
d. Mudah dibentuk
3. Benda-benda di sekitar kita dibentuk dari...
C1
Tidak Valid
a. alat pembuat benda b. barang-barang bekas c. perusahaan yang membuat d. bahan penyusun benda 6. Dalam membuat benda perlu disesuaikan bahan dengan...
4.1.4 Menyebutkan berbagai macam bahan penyusun, seperti benang, kain dan kertas
a. kegunaannya
c. kekuatannya
b. harganya
d. Keindahannya
5. Jika kita ke hutan, kita akan menemukan banyak bahan
C1
Valid
Tidak Valid
berupa.. a.
C1
c.
b.
d.
11. Burhan hendak pergi ke perpustakaan, maka ia akan
Tidak
menemukan banyak benda yang terbuat dari bahan.... a. Batu
c. bambu
b. Kertas
d. Benang
C1
Valid
12.Pada kegiatan pramuka banyak digunakan bahan berupa .... Valid a. kayu
c. plastik
b. tali
d. Kaca
C1
18.Jika hendak menemukan banyak bahan batu, sebaiknya kita pergi ke... Valid
a. sungai c. hutan b. pasar
d. perpustakaan
23.Usaha meubel merupakan usaha yang mengolah bahan....
C1
a. batu
c. karet
b. kain
d. kayu
Valid
C1 4.1.5 Menginterpretasikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
10.Kayu banyak digunakan untuk peralatan dapur. Hal ini
C2
Valid
C2
Tidak
disebabkan karena kayu memiliki sifat .... a. kuat
c. tidak menghantarkan panas
b. lentur
d. mudah patah
13.Bahan yang memiliki sifat tembus pandang, mudah dibentuk, mudah pecah, dan warnanya bening adalah .... a. bambu
c. batu
b. kaca
d. kain
Valid
14.Bahan yang memiliki sifat lentur, kenyal, tidak menghantarkan listrik dan panas, kuat, dan mudah dibentuk adalah ....
C2
Valid
a. karet
c. kayu
b. besi
d. benang
19.Bahan plastik biasanya digunakan untuk keperluan... a. menyerap air
C2
Valid
C2
Tidak
b. menyerap panas c. tidak mudah kusut d. kedap air / menahan air 20. Benda yang digunakan untuk meletakkan makanan sebaiknya... a. kuat
Valid
b. tidak memiliki bau menyengat c. magnetik d. tidak dapat menyerap air
4.1.6 Memberi contoh
7. Perabot di rumah yang disusun oleh bahan berupa kaca
C2
Tidak
adalah ....
benda-benda sekitar dengan berbagai macam sifat bahannya
a.
b.
8.
Valid c.
d.
gambar di samping merupakan salah satu benda yang disusun oleh bahan berupa ....
C2
Tidak Valid
a. kayu
c. kaca
b. batu
d. Benang Valid
15.Pada pembuatan alat musik angklung digunakan bahan berupa ....
C2
a. kayu
c. plastik
b. bambu
d. kaca
16.Berikut merupakan bahan yang dapat diolah menjadi
Valid
lemari... a. kain, karet, kayu
C2
b. kayu, besi, kertas c. Kayu, besi, plastik d. Rotan, benang, plastik 24.Karpet, korden, sajadah, baju, dan celana merupakan Valid
benda-benda yang disusun oleh kumpulan-kumpulan tali, yaitu .... a. benang
C2 c. kain
b. besi
d. kaca
4.1.7 Membuat Mind Map hubungan sifat bahan dan penyusunnya secara individual
-
-
4.1.8 Membuat Mind Map 3D hubungan sifat bahan dan penyusunnya secara kelompok
-
-
Lampiran 7 NILAI
SOAL UJI VALIDITAS MIN 16 CIPAYUNG Nama
:..........................................
Mata Pelajaran : IPA
Kelas
:..........................................
Hari/Tanggal
:.......................................
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan a, b, c atau d !
2. Yang dimaksud dengan sifat bahan ialah... e. Bahan pembentuk suatu benda f. Sifat khusus yang dimiliki suatu bahan pembentuk benda g. Benda yang tidak dimiliki orang lain h. Sifat yang ada hanya pada satu benda
2. Sifat benda yang dapat dilekuk-lekukkan sesuka hati adalah... a. kaku
c. lentur
b. halus
d. kasar
3. Benda-benda di sekitar kita dibentuk dari... a. alat pembuat benda b. barang-barang bekas c. perusahaan yang membuat d. bahan penyusun benda
4. Benda yang ada di sekitar kita memiliki sifat yang berbeda-beda karena.... a. dibeli di toko yang berbeda b. dimiliki oleh orang yang berbeda c. dibentuk oleh bahan yang berbeda d. dibuat oleh orang yang berbeda
6. Jika kita ke hutan, kita akan menemukan banyak bahan berupa.. c.
c.
d.
d.
6. Dalam membuat benda, perlu disesuaikan bahan dengan... a. kegunaannya
c. kekuatannya
b. harganya
d. keindahannya
7. Perabot di rumah yang disusun oleh bahan berupa kaca adalah ....
8.
a.
c.
b.
d.
Gambar di samping merupakan salah satu benda yang disusun oleh bahan berupa .... a. kayu
c. kaca
b. batu
d. benang
9. Benda yang memiliki sifat magnetik berarti... a. dapat menyerap air b. dapat menghantarkan listrik c. dapat tertarik magnet d. menjauhi magnet
10. Kayu banyak digunakan untuk peralatan dapur. Hal ini disebabkan karena kayu memiliki sifat .... a. kuat
c. tidak menghantarkan panas
b. lentur
d. mudah patah
12. Burhan hendak pergi ke perpustakaan, maka ia akan menemukan banyak benda yang terbuat dari bahan.... c. batu
c. bambu
d. kertas
d. benang
12. Pada kegiatan pramuka banyak digunakan bahan berupa .... a. kayu
c. plastik
b. tali
d. kaca
13. Bahan yang memiliki sifat tembus pandang, mudah dibentuk, mudah pecah, dan warnanya bening adalah .... a. bambu
c. batu
b. kaca
d. kain
14. Bahan yang memiliki sifat lentur, kenyal, tidak menghantarkan listrik dan panas, kuat, dan mudah dibentuk adalah .... a. karet
c. kayu
b. besi
d. benang
15. Pada pembuatan alat musik angklung digunakan bahan berupa .... a. kayu
c. plastik
b. bambu
d. kaca
16. Berikut merupakan bahan yang dapat diolah menjadi lemari... a. kain, karet, kayu
c. kayu, besi, plastik
b. kayu, besi, kertas
d. rotan, benang, plastik
17. Sifat benda yang tidak tembus air adalah... a. lentur
c. menyerap
b. halus
d. kedap
18. Jika hendak menemukan banyak bahan batu, sebaiknya kita pergi ke... a. sungai
c. hutan
b. pasar
d. perpustakaan
19. Bahan plastik biasanya digunakan untuk keperluan... a. menyerap air
c. tidak mudah kusut
b. menyerap panas
d. menahan air
20. Benda yang digunakan untuk meletakkan makanan sebaiknya... a. kuat b. tidak memiliki bau menyengat c. magnetik d. tidak dapat menyerap air
21. Benda yang memiliki sifat konduktor maka... a. bentuknya tetap b. tidak menghantarkan listrik c. tidak tembus air d. menghantarkan listrik/panas
22. Benda yang memiliki sifat lentur biasanya dipilih karena alasan... a. kuat
c. tahan panas
b. dapat larut air
d. mudah dibentuk
23. Usaha meubel merupakan usaha yang mengolah bahan.... a. batu
c. karet
b. kain
d. kayu
24. Korden, sajadah, baju, dan celana merupakan benda-benda yang disusun oleh kumpulankumpulan benang, yaitu .... a. tali
c. kain
b. besi
d. kaca
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 8
KUNCI JAWABAN SOAL UJI VALIDITAS No. Soal
Instrumen
1
Yang dimaksud dengan sifat bahan
Prediksi Masalah
Jawaban
B
ialah... i.
Bahan pembentuk suatu benda
j.
Sifat khusus yang dimiliki suatu
Terpaku pada satu situasi Memahami konsep
bahan pembentuk benda k. Benda yang tidak dimiliki orang
Terpaku pada satu situasi
lain l.
Sifat yang ada hanya pada satu
Terpaku pada satu situasi
benda 2
C
Sifat benda yang dapat dilekuklekukkan sesuka hati adalah...
3
a. kaku
Kesalahan menerjemahkan
b. halus
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi
c. lentur
Memahami konsep
d. kasar
Kesalahan menerjemahkan D
Benda-benda di sekitar kita dibentuk dari... a. alat pembuat benda
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
b. barang-barang bekas
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
c. perusahaan yang membuat
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
d. bahan penyusun benda 4
Memahami konsep C
Benda yang ada di sekitar kita memiliki sifat yang berbeda-beda karena.... a. dibeli di toko yang berbeda
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
b. dimiliki oleh orang yang
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
berbeda c. dibentuk oleh bahan yang
Memahami konsep
berbeda d. dibuat oleh orang yang berbeda
5
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur C
Benda yang ada di sekitar kita Jika kita ke hutan, kita akan menemukan banyak bahan berupa... a.
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi
b.
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
c.
Memahami konsep
d.
6
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi
A
Dalam membuat benda, perlu disesuaikan bahan dengan... a. kegunaannya
7
Memahami konsep
b. harganya
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
c. kekuatannya
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
d. keindahannya
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur D
Perabot di rumah yang disusun oleh bahan berupa kaca adalah .... a.
Kesalahan menerjemahkan dan interpretasi
b.
Kesalahan interpretasi
c.
Kesalahan menerjemahkan dan interpretasi
d.
Memahami konsep
8
A
Gambar di samping merupakan salah satu benda yang disusun oleh bahan berupa ....
9
a. kayu
Memahami konsep
b. batu
Kesalahan menerjemahkan
c. kaca
Kesalahan menerjemahkan
d. benang
Kesalahan menerjemahkan C
Benda yang memiliki sifat magnetik berarti... a. dapat menyerap air
Kesalahan menerjemahkan
b. dapat menghantarkan listrik
Kesalahan menerjemahkan
c. dapat tertarik magnet d. menjauhi magnet 10
Memahami konsep Kesalahan menerjemahkan B
Kayu banyak digunakan untuk peralatan dapur. Hal ini disebabkan karena kayu memiliki sifat .... a.
kuat
b. tidak menghantarkan panas c.
lentur
d. mudah patah
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi dan kesalahan interpretasi hubungan Memahami konsep Kesalahan menerjemahkan Kesalahan
menginterpretasi 11
B
Burhan hendak pergi ke perpustakaan, maka ia akan menemukan banyak benda yang terbuat dari bahan.... a. batu
12
Kesalahan interpretasi
b. kertas
Memahami konsep
c. bambu
Kesalahan interpretasi
d. benang
Kesalahan interpretasi B
Pada kegiatan pramuka banyak digunakan bahan berupa ....
13
a. kayu
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi
b. tali
Memahami konsep
c. plastik
Kesalahan interpretasi
d. kaca
Kesalahan interpretasi B
Bahan yang memiliki sifat tembus pandang, mudah dibentuk, mudah pecah, dan warnanya bening adalah .... a. bambu
14
Kesalahan menerjemahkan
b. kaca
Memahami konsep
c. batu
Kesalahan menerjemahkan
d. kain
Kesalahan menerjemahkan
Bahan yang memiliki sifat lentur, kenyal, tidak menghantarkan listrik
A
dan panas, kuat, dan mudah dibentuk adalah ....
15
a. karet
Memahami konsep
b. besi
Kesalahan menerjemahkan
c. kayu
Kesalahan menerjemahkan
d. benang
Kesalahan menerjemahkan B
Pada pembuatan alat musik angklung digunakan bahan berupa .... a. kayu
16
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
b. bambu
Memahami konsep
c. plastik
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
d. kaca
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur C
Berikut merupakan bahan yang dapat diolah menjadi lemari... a. kain, karet, kayu
Kesalahan interpretasi
b. kayu, besi, kertas
Kesalahan interpretasi
c. kayu, besi, plastik
Memahami konsep
d. rotan, benang, plastik 17
Sifat benda yang tidak tembus air
Kesalahan interpretasi D
adalah... a. lentur
Kesalahan menerjemahkan
b. halus
Kesalahan menerjemahkan
c. menyerap
Kesalahan menerjemahkan
d. kedap 18
Memahami konsep A
Jika hendak menemukan banyak bahan batu, sebaiknya kita pergi ke...
19
a. sungai
Memahami konsep
b. pasar
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi
c. hutan
Kesalahan interpretasi
d. perpustakaan
Kesalahan interpretasi D
Bahan plastik biasanya digunakan untuk keperluan... a. menyerap air
Kesalahan interpretasi
b. menyerap panas
Kesalahan interpretasi
c. tidak mudah kusut
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi
d. menahan air 20
Memahami konsep B
Benda yang digunakan untuk meletakkan makanan sebaiknya... a. kuat
b. tidak memiliki bau
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi Memahami konsep
menyengat
21
c. magnetik
Kesalahan interpretasi
d. tidak dapat menyerap air
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi D
Benda yang memiliki sifat konduktor maka... a. bentuknya tetap
Kesalahan menerjemahkan
b. tidak menghantarkan listrik
Kesalahan menerjemahkan
c. tidak tembus air
Kesalahan menerjemahkan
d. menghantarkan listrik/panas 22
Memahami konsep D
Benda yang memiliki sifat lentur biasanya dipilih karena alasan... a. kuat
Kesalahan menerjemahkan
b. dapat larut air
Kesalahan menerjemahkan
c. tahan panas
Kesalahan menerjemahkan
d. mudah dibentuk 23
Memahami konsep D
Usaha meubel merupakan usaha yang mengolah bahan....
24
a. batu
Kesalahan interpretasi
b. kain
Kesalahan interpretasi
c. karet
Kesalahan interpretasi
d. kayu
Memahami konsep
Korden, sajadah, baju, dan celana merupakan benda-benda yang
C
disusun oleh kumpulan-kumpulan benang, yaitu .... a. tali
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
b. besi
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
c. kain
Memahami konsep
d. kaca
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
Lampiran 9
NILAI
SOAL AWAL SIFAT BAHAN DENGAN PENYUSUNNYA MIN 16 CIPAYUNG Nama
:..........................................
Mata Pelajaran : IPA
Kelas
:..........................................
Hari/Tanggal
:.......................................
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan a, b, c atau d ! 3. Yang dimaksud dengan sifat bahan ialah...
7. Sifat benda yang tidak tembus air
a. Bahan pembentuk suatu benda b. Sifat khusus yang dimiliki suatu bahan pembentuk benda c. Benda yang tidak dimiliki orang lain
adalah... a. lentur
c. menyerap
b. halus
d. kedap
8. Benda yang memiliki sifat konduktor
maka...
d. Sifat yang ada hanya pada satu benda
a. bentuknya tetap b. tidak menghantarkan listrik
4. Dalam membuat benda perlu disesuaikan bahan dengan... a. kegunaannya
c. kekuatannya
b. harganya
d. Keindahannya
5. Sifat benda yang dapat dilekuklekukkan sesuka hati adalah... a. kaku
c. Lentur
b. halus
d. kasar
6. Benda yang memiliki sifat magnetik berarti... a. dapat menyerap air b. dapat menghantarkan listrik c. dapat tertarik magnet d. menjauhi magnet
c. tidak tembus air d. menghantarkan listrik/panas 9. Benda yang memiliki sifat lentur
biasanya dipilih karena alasan... a. kuat
c. Tahan panas
b. dapat larut air
d. Mudah dibentuk
10. Benda yang ada di sekitar kita memiliki sifat yang berbeda-beda karena.... a. dibeli di toko yang berbeda b. dimiliki oleh orang yang berbeda c. dibentuk oleh bahan yang berbeda d. dibuat oleh orang yang berbeda
11. Pada kegiatan pramuka banyak
digunakan bahan berupa ....
17. Pada pembuatan alat musik angklung
a. kayu
c. plastik
digunakan bahan berupa ....
b. tali
d. Kaca
a. kayu
c. plastik
b. bambu
d. kaca
12. Jika hendak menemukan banyak bahan
batu, sebaiknya kita pergi ke...
18. Berikut merupakan bahan yang dapat
a. sungai
c. hutan
diolah menjadi lemari...
b. pasar
d. perpustakaan
a. kain, karet, kayu
13. Usaha meubel merupakan usaha yang
b. kayu, besi, kertas c. kayu, besi, plastik
mengolah bahan.... a. batu
c. karet
b. kain
d. kayu
14. Kayu banyak digunakan untuk
d. rotan, benang, plastik 19. Karpet, korden, sajadah, baju, dan
celana merupakan benda-benda yang
peralatan dapur. Hal ini disebabkan
disusun oleh kumpulan-kumpulan tali,
karena kayu memiliki sifat ....
yaitu ....
a. kuat
a. benang
c. kain
b. lentur
b. besi
d. kaca
c. tidak menghantarkan panas d. mudah patah
15. Bahan yang memiliki sifat lentur,
kenyal, tidak menghantarkan listrik dan panas, kuat, dan mudah dibentuk adalah .... a. karet
c. kayu
b. besi
d. benang
16. Bahan plastik biasanya digunakan
untuk keperluan... a. menyerap air b. menyerap panas c. tidak mudah kusut d. kedap air / menahan air
Lampiran 10
KUNCI JAWABAN SOAL PRE-TEST Instrumen
No. Soal 1
Prediksi Masalah
Jawaban
B
Yang dimaksud dengan sifat bahan ialah... m. Bahan pembentuk suatu benda n. Sifat khusus yang dimiliki suatu
Terpaku pada satu situasi Memahami konsep
bahan pembentuk benda o. Benda yang tidak dimiliki orang
Terpaku pada satu situasi
lain p. Sifat yang ada hanya pada satu
Terpaku pada satu situasi
benda 2
A
Dalam membuat benda, perlu disesuaikan bahan dengan... e. kegunaannya
3
Memahami konsep
f. harganya
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
g. kekuatannya
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
h. keindahannya
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur C
Sifat benda yang dapat dilekuklekukkan sesuka hati adalah... e. kaku
Kesalahan menerjemahkan
f. halus
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi
g. lentur
Memahami konsep
h. kasar 4
Kesalahan menerjemahkan C
Benda yang memiliki sifat magnetik berarti... a. dapat menyerap air
Kesalahan menerjemahkan
b. dapat menghantarkan listrik
Kesalahan menerjemahkan
c. dapat tertarik magnet d. menjauhi magnet 5
Memahami konsep Kesalahan menerjemahkan D
Sifat benda yang tidak tembus air adalah... a. lentur
Kesalahan menerjemahkan
b. halus
Kesalahan menerjemahkan
c. menyerap
Kesalahan menerjemahkan
d. kedap 6
Memahami konsep D
Benda yang memiliki sifat konduktor maka... a. bentuknya tetap
Kesalahan menerjemahkan
b. tidak menghantarkan listrik
Kesalahan menerjemahkan
c. tidak tembus air
Kesalahan menerjemahkan
d. menghantarkan listrik/panas 7
Memahami konsep D
Benda yang memiliki sifat lentur biasanya dipilih karena alasan... a. kuat
Kesalahan menerjemahkan
b. dapat larut air
Kesalahan menerjemahkan
c. tahan panas d. mudah dibentuk 8
Kesalahan menerjemahkan Memahami konsep C
Benda yang ada di sekitar kita memiliki sifat yang berbeda-beda karena.... e. dibeli di toko yang berbeda
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
f. dimiliki oleh orang yang berbeda
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
g. dibentuk oleh bahan yang
Memahami konsep
berbeda h. dibuat oleh orang yang berbeda
9
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur B
Pada kegiatan pramuka banyak digunakan bahan berupa ....
10
a. kayu
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi
b. tali
Memahami konsep
c. plastik
Kesalahan interpretasi
d. kaca
Kesalahan interpretasi A
Jika hendak menemukan banyak bahan batu, sebaiknya kita pergi ke... a. sungai
Memahami konsep
b. pasar
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi
11
c. hutan
Kesalahan interpretasi
d. perpustakaan
Kesalahan interpretasi D
Usaha meubel merupakan usaha yang mengolah bahan....
12
a. batu
Kesalahan interpretasi
b. kain
Kesalahan interpretasi
c. karet
Kesalahan interpretasi
d. kayu
Memahami konsep B
Kayu banyak digunakan untuk peralatan dapur. Hal ini disebabkan karena kayu memiliki sifat ....
13
e.
kuat
f.
tidak menghantarkan panas
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi dan kesalahan interpretasi hubungan Memahami konsep
g. lentur
Kesalahan menerjemahkan
h. mudah patah
Kesalahan menginterpretasi A
Bahan yang memiliki sifat lentur, kenyal, tidak menghantarkan listrik dan panas, kuat, dan mudah dibentuk adalah .... a. karet
Memahami konsep
b. besi
Kesalahan menerjemahkan
c. kayu
Kesalahan menerjemahkan
d. benang
Kesalahan menerjemahkan
14
D
Bahan plastik biasanya digunakan untuk keperluan... a. menyerap air
Kesalahan interpretasi
b. menyerap panas
Kesalahan interpretasi
c. tidak mudah kusut
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi
d. menahan air 15
Memahami konsep B
Pada pembuatan alat musik angklung digunakan bahan berupa .... a. kayu
16
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
b. bambu
Memahami konsep
c. plastik
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
d. kaca
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur C
Berikut merupakan bahan yang dapat diolah menjadi lemari... a. kain, karet, kayu
Kesalahan interpretasi
b. kayu, besi, kertas
Kesalahan interpretasi
c. kayu, besi, plastik
Memahami konsep
d. rotan, benang, plastik 17
Korden, sajadah, baju, dan celana
Kesalahan interpretasi C
merupakan benda-benda yang disusun oleh kumpulan-kumpulan benang, yaitu .... a. tali
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
b. besi
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
c. kain
Memahami konsep
d. kaca
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
NILAI Lampiran 11
SOAL AKHIR SIFAT BAHAN DENGAN PENYUSUNNYA MIN 16 CIPAYUNG
Nama
:..........................................
Mata Pelajaran : IPA
Kelas
:..........................................
Hari/Tanggal
:.......................................
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan a, b, c atau d ! 20. Yang dimaksud dengan sifat bahan ialah... e. Bahan pembentuk suatu benda f. Sifat khusus yang dimiliki suatu bahan pembentuk benda g. Benda yang tidak dimiliki orang lain h. Sifat yang ada hanya pada satu benda
21. Sifat benda yang dapat dilekuk-lekukkan sesuka hati adalah... c. kaku
c. lentur
d. halus
d. kasar
22. Benda yang ada di sekitar kita memiliki sifat yang berbeda-beda karena.... e. dibeli di toko yang berbeda f. dimiliki oleh orang yang berbeda g. dibentuk oleh bahan yang berbeda h. dibuat oleh orang yang berbeda
23. Dalam membuat benda perlu disesuaikan bahan dengan... c. kegunaannya
c. kekuatannya
d. harganya
d. keindahannya
24. Benda yang memiliki sifat magnetik berarti... e. dapat menyerap air f. dapat menghantarkan listrik g. dapat ditarik oleh magnet
h. menjauhi magnet
25. Kayu banyak digunakan untuk keselamatan memasak pada peralatan dapur. Hal ini disebabkan karena kayu memiliki sifat .... e. kuat
c. tidak mudah panas
f. lentur
d. mudah patah
26. Pada kegiatan pramuka banyak digunakan bahan berupa .... c. kayu
c. plastik
d. tali
d. kaca
27. Bahan yang memiliki sifat lentur, kenyal, tidak menghantarkan listrik dan panas, kuat, dan mudah dibentuk adalah .... c. karet
c. kayu
d. besi
d. benang
28. Pada pembuatan alat musik angklung digunakan bahan berupa .... c. kayu
c. plastik
d. bambu
d. kaca
29. Berikut merupakan bahan yang dapat diolah menjadi lemari... e. kain, karet, kayu f. kayu, besi, kertas g. kayu, besi, plastik h. rotan, benang, plastik
30. Sifat benda yang tidak tembus air adalah... c. lentur
c. menyerap air
d. halus
d. kedap air
31. Jika hendak menemukan banyak bahan batu, sebaiknya kita pergi ke... c. sungai
c. hutan
d. pasar
d. perpustakaan
32. Bahan plastik biasanya digunakan untuk keperluan... e. menyerap air f. menyerap panas g. tidak mudah kusut h. kedap air / menahan air
33. Benda yang memiliki sifat konduktor maka... e. bentuknya tetap f. tidak menghantarkan listrik g. tidak tembus air h. menghantarkan listrik/panas
34. Benda yang memiliki sifat lentur biasanya dipilih karena alasan... c. kuat
c. tahan panas
d. dapat larut air
d. mudah dibentuk
35. Usaha meubel merupakan usaha yang mengolah bahan.... c. batu d. kain
c. karet d. kayu
36. Gorden, sajadah, baju, dan celana merupakan benda-benda yang disusun oleh bahan yang merupakan susunan tali/benang, yaitu .... c. benang d. besi
c. kain d. kaca
Lampiran 12
KUNCI JAWABAN SOAL POST-TEST Instrumen
No. Soal 1
Prediksi Masalah
Jawaban
B
Yang dimaksud dengan sifat bahan ialah... q. Bahan pembentuk suatu benda r. Sifat khusus yang dimiliki suatu
Terpaku pada satu situasi Memahami konsep
bahan pembentuk benda s. Benda yang tidak dimiliki orang
Terpaku pada satu situasi
lain t. Sifat yang ada hanya pada satu
Terpaku pada satu situasi
benda 2
C
Sifat benda yang dapat dilekuklekukkan sesuka hati adalah... i.
Kaku
Kesalahan menerjemahkan
j.
Halus
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi
k. lentur l. 3
kasar
Memahami konsep Kesalahan menerjemahkan C
Benda yang ada di sekitar kita memiliki sifat yang berbeda-beda karena.... i.
dibeli di toko yang berbeda
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
j.
dimiliki oleh orang yang berbeda
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
k. dibentuk oleh bahan yang berbeda
Memahami konsep
l.
4
dibuat oleh orang yang berbeda
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur A
Dalam membuat benda, perlu disesuaikan bahan dengan...
5
Memahami konsep
i.
kegunaannya
j.
harganya
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
k. kekuatannya
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
l.
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
keindahannya
C
Benda yang memiliki sifat magnetik berarti... a. dapat menyerap air
Kesalahan menerjemahkan
b. dapat menghantarkan listrik
Kesalahan menerjemahkan
c. dapat tertarik magnet d. menjauhi magnet 6
Memahami konsep Kesalahan menerjemahkan B
Kayu banyak digunakan untuk peralatan dapur. Hal ini disebabkan karena kayu memiliki sifat .... i.
kuat
j.
tidak mudah panas
k. lentur
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi dan kesalahan interpretasi hubungan Memahami konsep Kesalahan menerjemahkan
l.
mudah patah
7
Kesalahan menginterpretasi B
Pada kegiatan pramuka banyak digunakan bahan berupa ....
8
a. kayu
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi
b. tali
Memahami konsep
c. plastik
Kesalahan interpretasi
d. kaca
Kesalahan interpretasi A
Bahan yang memiliki sifat lentur, kenyal, tidak menghantarkan listrik dan panas, kuat, dan mudah dibentuk adalah .... a. karet
Memahami konsep
b. besi
Kesalahan menerjemahkan
c. kayu
Kesalahan menerjemahkan
d. benang
Kesalahan menerjemahkan
9
B
Pada pembuatan alat musik angklung digunakan bahan berupa .... a. kayu
b. bambu
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur Memahami konsep
10
c. plastik
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
d. kaca
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur C
Berikut merupakan bahan yang dapat diolah menjadi lemari... a. kain, karet, kayu
Kesalahan interpretasi
b. kayu, besi, kertas
Kesalahan interpretasi
c. kayu, besi, plastik
Memahami konsep
d. rotan, benang, plastik 11
Kesalahan interpretasi D
Sifat benda yang tidak tembus air adalah... a. lentur
Kesalahan menerjemahkan
b. halus
Kesalahan menerjemahkan
c. menyerap
Kesalahan menerjemahkan
d. kedap 12
Memahami konsep A
Jika hendak menemukan banyak bahan batu, sebaiknya kita pergi ke... a. sungai
Memahami konsep
b. pasar
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi
c. hutan
Kesalahan interpretasi
d. perpustakaan
Kesalahan interpretasi
13
D
Bahan plastik biasanya digunakan untuk keperluan... a. menyerap air
Kesalahan interpretasi
b. menyerap panas
Kesalahan interpretasi
c. tidak mudah kusut
d. menahan air 14
Gagasan anak memiliki berbagai konotasi Memahami konsep D
Benda yang memiliki sifat konduktor maka... a. bentuknya tetap
Kesalahan menerjemahkan
b. tidak menghantarkan listrik
Kesalahan menerjemahkan
c. tidak tembus air
Kesalahan menerjemahkan
d. menghantarkan listrik/panas 15
Memahami konsep D
Benda yang memiliki sifat lentur biasanya dipilih karena alasan... a. kuat
Kesalahan menerjemahkan
b. dapat larut air
Kesalahan menerjemahkan
c. tahan panas
Kesalahan menerjemahkan
d. mudah dibentuk
Memahami konsep
16
D Usaha meubel merupakan usaha yang mengolah bahan.... a. batu
Kesalahan interpretasi
17
b. kain
Kesalahan interpretasi
c. karet
Kesalahan interpretasi
d. kayu
Memahami konsep C
Korden, sajadah, baju, dan celana merupakan benda-benda yang disusun oleh kumpulan-kumpulan benang, yaitu .... a. tali
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
b. besi
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
c. kain
Memahami konsep
d. kaca
Cenderung tidak menginterpretasi hubungan unsur
Lampiran 13
PENGHITUNGAN UJI VALIDITAS No
No. Soal Uji Validitas
Siswa
(Xt)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1
A
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
18
2
B
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
18
3
C
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
20
4
D
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
20
5
E
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
16
6
F
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
14
7
G
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
20
8
H
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
16
9
I
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
10
J
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
18
11
K
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
16
12
L
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
18
13
M
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
14
14
N
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
16
15
O
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
20
16
P
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
19
17
Q
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
20
18
R
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
18
19
S
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
16
20
T
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
20
21
V
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
19
22
W
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
19
23
X
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
19
24
Y
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
15
25
Z
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
18
26
AA
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
20
27
BB
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
18
28
CC
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
29
DD
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
17
30 EE Jumlah penjawab benar p
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
18
16
29
5
26
30
23
18
30
28
3
29
23
30
27
27
27
23
27
22
9
14
29
21
27
544
0,53
0,96
0,16
0,86
1
0,76
0,6
1
0,93
0,1
0,96
0,76
1
0,9
0,9
0,9
0,76
0,9
0,73
0,3
0,46
0,96
0,7
0,9
q
0,46
0,03
0,83
0,13
0
0,23
0,4
0
0,06
0,9
0,03
0,23
0
0,1
0,1
0,1
0,23
0,1
0,26
0,7
0,53
0,03
0,3
0,1
Mp
18,9
18,2
19
18,42
18,1
18,26
17,78
18,1
18,21
20
18,13
18,6
18,1
18,51
18,3
18,25
18,78
18,18
18,5
18,4
18,8
18,2
19
18,3
1,3
0,93
0,74
1,02
0,47
0,7
0,25
0,52
1,02
1,02
0,85
valid
Tidak valid
valid
valid
valid
valid
Mt
18,13333333
Sdt
2,04504822
rpbis Ket.
0,67 valid
1,02
0,29
valid
Tidak valid
0,9
0
valid
Tidak valid
0,45
0
0
valid
Tidak valid
Tidak valid
0,74 valid
0,31
0,25
valid
Tidak valid
0,87
0
valid
Tidak valid
valid
valid
valid
valid
valid
Lampiran 14
PENGHITUNGAN UJI REABILITAS (TEKNIK SPEARMAN BROWN) No. Soal Uji Validitas
(Xt)
No
Sisw a
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1
A
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
18
2
B
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
18
3
C
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
20
4
D
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
20
5
E
0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
16
6
F
0 1 0 0 1 1 1 1 1 0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
14
7
G
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
20
8
H
0 1 0 1 1 0 1 1 1 0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
16
9
I
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
10
J
0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
18
11
K
1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
16
12
L
0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
18
13
M
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
14
14
N
0 0 0 1 1 1 0 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
16
Ganjil (X)
Genap (Y)
XY
X2
Y2
10
8
80
100
64
8
10
80
64
100
9
11
99
81
121
9
11
99
81
121
7
9
63
49
81
7
7
49
49
49
10
10
100
100
100
8
8
64
64
64
11
11
121
121
121
9
9
81
81
81
8
8
64
64
64
8
10
80
64
100
6
8
48
36
64
8
8
64
64
64
15
O
1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
20
16
P
1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
19
17
Q
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
20
18
R
1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
18
19
S
0 1 0 1 1 0 1 1 1 0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
16
20
T
0 1 0 1 1 0 1 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
20
21
V
0 1 0 1 1 1 0 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
19
22
W
1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
19
23
X
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
19
24
Y
0 1 0 1 1 0 1 1 1 0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
15
25
Z
1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
18
26
AA
0 1 1 1 1 0 1 1 0 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
20
27
BB
0 1 0 1 1 0 1 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
18
28
CC
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
29
DD
0 1 0 0 1 1 1 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
17
30
EE
0 1 0 0 1 1 0 1 1 0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
18
Jumlah
10
10
100
100
100
10
9
90
100
81
9
11
99
81
121
8
10
80
64
100
7
9
63
49
81
10
10
100
100
100
9
10
90
81
100
10
9
90
100
81
9
10
90
81
100
6
9
54
36
81
9
9
81
81
81
10
10
100
100
100
9
9
81
81
81
11
11
121
121
121
9
8
72
81
64
9
9
81
81
81
263
281
2484
2355
2667
Menentukan nilai korelasi (rxy)
0,495017
Menentukan r-hitung (r11)
= 0,662222
Menentukan r-tabel (menggunakan tabel product moment)
r(α, n-2) = r(0,05; 29) = 0,367 Membandingkan r hitung dan rtabel r-hitung = 0,662 > r-tabel = 0,367
Keputusan Menolak Ho dan menerima Ha, ada hubungan antara pengukuran belahan ganjil dengan pengukuran belahan genap (reliabel)
Lampiran 15
PENGHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL Resp
Nilai
kelompok atas
1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Soal
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
9
9.1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28
9.1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
8.3
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
4
8.3
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
7
8.3
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
15
8.3
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
17
8.3
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
20
8.3
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
26
8.3
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
16
7.9
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
21
7.9
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
22
7.9
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
23
7.9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
7.5
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
7.5
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
2
kelompok bawah
2
No.
1
1
1
1
1
1
1
1
BA
12
15
4
15
15
12
8
15
14
3
15
13
15
15
15
13
13
15
11
4
0 8
15
15
15
PA
0,8
1
0,26
1
1
0,8
0,53
1
0,93
0,2
1
0,86
1
1
1
0,86
0,86
1
0,73
0,26
0,53
1
1
1
10
7.5
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
12
7.5
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
18
7.5
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
25
7.5
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
27
7.5
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
30
7.5
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
29
7
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
5
6.6
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
8
6.6
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
11
6.6
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
14
6.6
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
19
6.6
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
24
6.2
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
6
5.8
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
13
5.8
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
BB
4
14
1
11
15
11
10
15
14
0
14
10
15
12
12
14
10
12
11
5
6
14
6
12
PB
0,26
0,93
0,06
0,73
1
0,73
0,6
1
0,93
0
0,93
0,6
1
0,8
0,8
0,93
0,66
0,8
0,73
0,33
0,4
0,93
0,4
0,8
D
0,53
0,06
0,2
0,26
0
0,06
0
0
0,2
0,06
0,2
0
0,2
0,2
0,2
0
0,06
0,6
0,2
jelek
cukup
cukup
jelek
jelek
jelek
jelek
cukup
jelek
cukup
jelek
cukup
cukup
cukup
cukup
jelek
-0,06 tidak baik
0,13
baik
-0,06 tidak baik
0,2
ket
-0,13 tidak baik
jelek
jelek
baik
cukup
Lampiran 16
PENGHITUNGAN TARAF KESUKARAN SOAL UJI
Nomor instrumen uji
Jumlah siswa menjawab benar
Taraf Kesukaran
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
16 29 5 26 30 23 18 30 28 3 29 23 30 27 27 27 23 27 22 9 14 29 21 27
0,5333333 0,9666667 0,1666667 0,8666667 1 0,7666667 0,6 1 0,9333333 0,1 0,9666667 0,7666667 1 0,9 0,9 0,9 0,7666667 0,9 0,7333333 0,3 0,4666667 0,9666667 0,7 0,9
sedang mudah sukar mudah mudah mudah sedang mudah mudah sukar mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah sukar sedang mudah sedang mudah
Lampiran 17
Hasil belajar pretest
Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya benang, kain, dan kertas
Eksperi -men
ƒ
%
ƒ
%
Aspek
4.4
1
4.1.1 Mendeskripsikan pengertian sifat bahan
Sifat Bahan
C1
Sedang
16
52
25
81
2
4.1.3 Mendeskripsikan pengertian bahan penyusun
Bahan Penyusun Benda
C1
Rendah
24
77
28
90
3
4.1.2 Menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti kuat, lentur, magnetik, konduktor, dsb.
Sifat Bahan
C1
Rendah
30
97
31
100
4
4.1.2 Menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti kuat, lentur, magnetik, konduktor, dsb.
Sifat Bahan
C1
Rendah
29
93
30
97
5
4.1.2 Menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti kuat, lentur, magnetik, konduktor, dsb.
Sifat Bahan
C1
Rendah
24
77
20
64
6
4.1.2 Menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti kuat, lentur, magnetik, konduktor, dsb.
Sifat Bahan
C1
Sedang
15
48
25
81
7
4.1.2 Menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti kuat, lentur, magnetik, konduktor, dsb.
Sifat Bahan
C1
Rendah
30
97
29
93
8
4.1.1 Mendeskripsikan
Sifat Bahan
C1
Rendah
27
87
30
97
No Soal
KD
Kontrol
Kesulit -an
Indikator
Konsep
pengertian sifat bahan 9
4.1.4 Menyebutkan berbagai macam bahan penyusun, seperti benang, kain dan kertas
Bahan Penyusun Benda
C1
Rendah
24
77
25
81
10
4.1.4 Menyebutkan berbagai macam bahan penyusun, seperti benang, kain dan kertas
Bahan Penyusun Benda
C1
Rendah
18
58
29
93
11
4.1.4 Menyebutkan berbagai macam bahan penyusun, seperti benang, kain dan kertas
Bahan Penyusun Benda
C1
Sedang
22
71
10
32
12
4.1.5 Menginterpretasikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusun-nya
C2
Tinggi
3
23
8
26
13
4.1.5 Menginterpretasikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusun-nya
C2
Rendah
28
90
28
90
14
4.1.5 Menginterpretasikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusun-nya
C2
Rendah
23
74
31
100
15
4.1.6 Memberi contoh benda-benda sekitar dengan berbagai macam sifat bahannya
hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusun-nya
C2
Rendah
28
90
27
87
16
4.1.6 Memberi contoh benda-benda sekitar dengan berbagai macam sifat bahannya
hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusun-nya
C2
Rendah
28
90
27
87
17
4.1.6 Memberi contoh benda-benda sekitar dengan berbagai macam sifat bahannya
hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusun-nya
C2
Rendah
27
87
7
22
Lampiran 18
Hasil belajar post-test
ƒ
ƒ
%
Aspek
Eksperi men
4.1.1 Mendeskripsikan pengertian sifat bahan
Sifat Bahan
C1
Sedang
17
55
23
74
4.1.2 Menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti kuat, lentur, magnetik, konduktor, dsb.
Sifat Bahan
C1
Rendah
31
100
31
100
4.1.1 Mendeskripsikan pengertian sifat bahan
Sifat Bahan
C1
Rendah
30
97
30
97
4
4.1.3 Mendeskripsikan pengertian bahan penyusun
Bahan Penyusun Benda
C1
Rendah
26
84
29
94
5
4.1.2 Menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti kuat, lentur, magnetik, konduktor, dsb.
Sifat Bahan
C1
Rendah
28
90
29
94
6
4.1.5 Menginterpretasikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
hubungan C2 antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
Tinggi
22
71
13
42
7
4.1.4 Menyebutkan berbagai macam bahan penyusun, seperti benang, kain dan kertas
Bahan Penyusun Benda
Rendah
20
65
30
97
No Soal
KD
Kontrol
Kesulitan
1
4.2 Mendeskripsikan hubungan 2 antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya benang, kain, dan kertas 3
Indikator
Konsep
C1
%
8
4.1.5 Menginterpretasikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
hubungan C2 antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
Rendah
27
87
26
84
9
4.1.6 Memberi contoh benda-benda sekitar dengan berbagai macam sifat bahannya
hubungan C2 antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
Rendah
28
90
29
94
10
4.1.6 Memberi contoh benda-benda sekitar dengan berbagai macam sifat bahannya
hubungan C2 antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
Rendah
28
90
28
90
11
4.1.2 Menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti kuat, lentur, magnetik, konduktor, dsb.
Sifat Bahan
C1
Rendah
26
84
25
81
12
4.1.4 Menyebutkan berbagai macam bahan penyusun, seperti benang, kain dan kertas
Bahan Penyusun Benda
C1
Rendah
30
97
29
94
13
4.1.5 Menginterpretasikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
hubungan C2 antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
Rendah
29
94
29
94
14
4.1.2 Menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti kuat, lentur, magnetik, konduktor, dsb.
Sifat Bahan
C1
Sedang
28
90
26
84
15
4.1.2 Menyebutkan berbagai macam sifat bahan, seperti kuat, lentur, magnetik, konduktor, dsb.
Sifat Bahan
C1
Rendah
20
65
29
94
16
4.1.4 Menyebutkan berbagai macam bahan penyusun, seperti benang, kain dan kertas
Bahan Penyusun Benda
C1
Sedang
26
84
31
100
17
4.1.6 Memberi contoh benda-benda sekitar dengan berbagai macam sifat bahannya
hubungan C2 antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
Rendah
16
51
17
55
Lampiran 19
PENILAIAN LKS MIND MAP SISWA Nama Abidillah Luqman A Adinda N H Amanda Shaila S Annisa T F Ashma Kamalia Aulia Eka Rahmadini Bagus Mukti Legowo Dafa Haikal Dendy Dwi N Dea Salsabila Farah Rafidah Fathihah Azzahra Hasnah Hilda Natasya Indhy Dwi A Khaula Putri F Lisa Listiani Mentari Jimmy M. Huzain Al Fikri Niyaz Nabillah Aisyah Nasywa Bunga Niluh Diah Laraswati Niursitatin H Rafly F R Raka Pratama Riski Dwi S Sandria Almanda A Shinta Zahra Vira Anisya P Win Riza F
Kata kunci Cabang Desain Penempatan Lv Sk Lv Sk Lv Sk Lv Sk 4 28 4 24 4 28 4 20 4 28 4 24 4 28 4 20 2 14 4 24 4 28 4 20 2 14 4 24 2 14 4 20 4 28 4 24 4 28 4 20
Jumlah Skor 100 100 86 72 100
4
28
4
24
4
28
4
20
100
2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4
14 28 28 28 28 14 28 28 28 28 14 14 28 28 14 28
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
3 4 4 4 4 2 2 4 2 4 2 2 4 2 2 4
21 28 28 28 28 14 14 28 14 28 14 14 28 14 14 28
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
79 100 100 100 100 72 86 100 86 100 72 72 100 86 72 100
4 2 4 2 4 2 2 4 4
28 14 28 14 28 14 14 28 28
4 4 4 4 4 4 4 4 4
24 24 24 24 24 24 24 24 24
3 4 4 3 4 2 2 4 2
21 28 28 21 28 14 14 28 14
4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 20 20 20 20 20 20 20 20
93 86 100 79 100 72 72 100 86
PENILAIAN MIND MAP INDIVIDU SISWA Nama Abidillah Luqman A Adinda N H Amanda Shaila S Annisa T F Ashma Kamalia Aulia Eka Rahmadini Bagus Mukti Legowo Dafa Haikal Dendy Dwi N Dea Salsabila Farah Rafidah Fathihah Azzahra Hasnah Hilda Natasya Indhy Dwi A Khaula Putri F Lisa Listiani Mentari Jimmy M. Huzain Al Fikri Niyaz Nabillah Aisyah Nasywa Bunga Niluh Diah Laraswati Niursitatin H Rafly F R Raka Pratama Riski Dwi S Sandria Almanda A Shinta Zahra Vira Anisya P Win Riza F
Kata kunci Cabang Desain Penempatan Lv Sk Lv Sk Lv Sk Lv Sk 4 28 3 18 4 28 3 15 4 28 2 12 3 21 4 20 4 28 3 18 3 21 3 15 4 28 3 18 2 14 3 15 4 28 4 24 4 28 4 20 4 28 4 24 4 28 4 20 4 28 4 24 3 21 4 20 4 28 4 24 4 28 4 20 4 28 4 24 4 28 4 20 4 28 4 24 4 28 4 20 4 28 4 24 4 28 4 20 4 28 3 18 3 21 4 20 4 28 4 24 4 28 4 20 4 28 4 24 3 21 3 15 4 28 4 24 3 21 4 20 4 28 4 24 4 28 4 20 4 28 4 24 4 28 4 20 4 28 3 18 2 14 3 15 4 28 4 24 4 28 4 20 4 28 3 18 4 28 4 20 4 28 3 18 2 14 3 15 4 28 4 24 3 21 4 20 4 28 3 18 4 28 3 15 4 28 4 24 4 28 4 20 4 28 3 18 4 28 4 20 4 28 4 24 4 28 4 20 4 28 3 18 4 28 4 20 4 28 3 18 2 14 4 20 4 28 3 18 2 14 3 15 4 28 3 18 4 28 4 20 4 28 4 24 3 21 4 20
Jumlah Skor 89 81 82 75 100 100 93 100 100 100 100 87 100 88 93 100 100 75 100 94 75 93 89 100 94 100 94 80 75 94 93
PENILAIAN MIND MAP KELOMPOK SISWA
kelompok 1 Abidillah Luqman A Amanda Shaila S Farah Rafidah Hasnah Indhy Dwi A Kelompok 2 Adinda N H Win Riza F Nabillah Aisyah Riski Dwi S Shinta Zahra Kelompok 3 Dafa Haikal Dea Salsabila Hilda Natasya Niluh Diah Laraswati Aulia Eka Rahmadini Kelompok 4 Annisa T F Lisa Listiani Sandria Almanda A Vira Anisya P Rafly F R Kelompok 5 Ashma Kamalia Bagus Mukti Legowo Dendy Dwi N M. Huzain Al Fikri Fathihah Azzahra Khaula Putri F Kelompok 6 Mentari Jimmy Nasywa Bunga Niyaz Niursitatin H Raka Pratama
Kata kunci Lv Sk
Cabang Lv Sk
Desain Lv Sk
Penempatan Lv Sk
Jumlah Skor
4
28
4
24
3
21
4
20
93
4
28
3
18
3
21
4
20
87
4
28
4
24
4
28
4
20
100
3
21
4
24
3
21
4
20
86
4
28
4
24
4
28
4
20
100
4
28
3
18
3
21
4
20
87
NILAI MIND MAP KESELURUHAN Skor Nama
Abidillah Luqman A Adinda N H Amanda Shaila S Annisa T F Ashma Kamalia Aulia Eka Rahmadini Bagus Mukti Legowo Dafa Haikal Dendy Dwi N Dea Salsabila Farah Rafidah Fathihah Azzahra Hasnah Hilda Natasya Indhy Dwi A Khaula Putri F Lisa Listiani Mentari Jimmy M. Huzain Al Fikri Niyaz Nabillah Aisyah Nasywa Bunga Niluh Diah Laraswati Niursitatin H Rafly F R Raka Pratama Riski Dwi S Sandria Almanda A Shinta Zahra Vira Anisya P Win Riza F
Mind Map Kelompok
Nilai
LKS
Mind Map Individu
100 100 86 72 100
89 81 82 75 100
93 87 93 86 100
94 89 87 78 100
100
100
100
100
79 100 100 100 100 72 86 100 86 100 72 72 100 86 72 100
93 100 100 100 100 87 100 88 93 100 100 75 100 94 75 93
100 100 100 100 93 100 93 100 93 100 86 87 100 87 87 87
91 100 100 100 98 86 93 96 91 100 86 78 100 89 78 93
93 86 100 79 100 72 72 100 86 Jumlah Rata-rata
89 100 94 100 94 80 75 94 93
100 87 86 87 87 86 87 86 87
94 91 93 89 94 79 78 93 89 2827 91,2
Lampiran 20
DISTRIBUSI NILAI POST-TEST KELAS KONTROL
Responden
Gender
Nilai Pre-Test
A B C D E F G H I J K L
2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1
76 76 94 94 59 53 88 59 94 82 65 76
M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE
1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1
53 71 94 82 82 76 65 82 88 88 71 53 82 82 71 94 71 82 82
Distribusi Frekuensi dan nilai tengah Pre-test Titik Kelas Interval kelas tengah Frekuensi kelas 1 2 3 4 5 6
45 - 54 55 - 64 65 - 74 75 - 84 85 - 94 95 - 104 Jumlah
49,5 59,5 69,5 79,5 89,5 99,5
3 2 6 12 8 0 31
Ukuran pemusatan data mean modus median
77,0 82 82
Tabel varian pre-test nilai (Xi) mean (X) (Xi - X)^2 76 77,0 0,3 76 77,0 0,3 94 77,0 291,7 94 77,0 291,7 59 77,0 331,8 53 77,0 580,7 88 77,0 125,3 59 77,0 331,8 94 77,0 291,7 82 77,0 28,2 65 77,0 152,1 76 77,0 0,3 53 77,0 580,7 71 77,0 41,6 94 77,0 291,7 82 77,0 28,2 82 77,0 28,2 76 77,0 0,3 65 77,0 152,1 82 77,0 28,2 88 77,0 125,3 88 77,0 125,3
71 53 82 82 71 94 71 82 82 Jumlah
77,0 77,0 77,0 77,0 77,0 77,0 77,0 77,0 77,0
41,6 580,7 28,2 28,2 41,6 291,7 41,6 28,2 28,2 4938,1
Ukuran penyebaran data rentangan 2
varian (S ) simpangan baku
41 164,6 12,8
Lampiran 21
DISTRIBUSI NILAI PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN
Responden
Gender
Nilai Pre-Test
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE
1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1
47 88 76 82 88 94 65 71 71 71 94 88 82 88 82 88 82 71 71 71 76 94 82 65 82 71 53 82 76 88 76
Distribusi Frekuensi dan nilai tengah Pretest Titik Interval Kelas tengah Frekuensi kelas kelas 1 2 3 4 5 6
45 - 54 55 - 64 65 - 74 75 - 84 85 - 94 95 - 104 Jumlah
49,5 59,5 69,5 79,5 89,5 99,5
2 0 8 12 9 0 31
Ukuran pemusatan data mean modus median
78,0 82 82
Tabel varian pre-test nilai (Xi) mean (X) (Xi - X)^2 47 78,0 956,7 88 78,0 105,0 76 78,0 2,3 82 78,0 19,0 88 78,0 105,0 94 78,0 260,1 65 78,0 176,4 71 78,0 54,8 71 78,0 54,8 71 78,0 54,8 94 78,0 260,1 88 78,0 105,0 82 78,0 19,0 88 78,0 105,0 82 78,0 19,0 88 78,0 105,0 82 78,0 19,0 71 78,0 54,8 71 78,0 54,8 71 78,0 54,8 76 78,0 2,3
94 82 65 82 71 53 82 76 88 76 Jumlah
78,0 78,0 78,0 78,0 78,0 78,0 78,0 78,0 78,0 78,0
260,1 19,0 176,4 19,0 54,8 627,4 19,0 2,3 105,0 2,3 3873,2
Ukuran penyebaran data rentangan 2
varian (S ) simpangan baku
47 129,1 11,4
Lampiran 22
DISTRIBUSI NILAI POST-TEST KELAS KONTROL
Responden
Gender
Nilai Post-Test
A B C D E F G H I J K L
2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1
76 94 88 88 82 76 76 82 82 71 71 88
M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE
1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1
59 65 71 82 94 82 76 82 94 100 94 76 94 94 71 76 82 71 82
Distribusi Frekuensi dan nilai tengah Pre-test Titik Kelas Interval kelas tengah Frekuensi kelas 1 2 3 4 5 6
45 - 54 55 - 64 65 - 74 75 - 84 85 - 94 95 - 104 Jumlah
49,5 59,5 69,5 79,5 89,5 99,5
0 1 6 14 9 1 31
Ukuran pemusatan data mean modus median
81,4 82 82
Tabel varian post-test nilai mean (Xi) (X) (Xi - X)^2 76 81,4 24,3 94 81,4 161,6 88 81,4 46,7 88 81,4 46,7 82 81,4 0,9 76 81,4 24,3 76 81,4 24,3 82 81,4 0,9 82 81,4 0,9 71 81,4 117,0 71 81,4 117,0 88 81,4 46,7 59 81,4 509,9 65 81,4 278,8 71 81,4 117,0 82 81,4 0,9 94 81,4 161,6 82 81,4 0,9 76 81,4 24,3 82 81,4 0,9 94 81,4 161,6
100 94 76 94 94 71 76 82 71 82 Jumlah
81,4 81,4 81,4 81,4 81,4 81,4 81,4 81,4 81,4 81,4
345,8 161,6 24,3 161,6 161,6 117,0 24,3 0,9 117,0 0,9 2982,5
Ukuran penyebaran data rentangan 2
varian (S ) simpangan baku
41 99,4 10,0
Lampiran 23
DISTRIBUSI NILAI POST-TEST KELAS EKSPERIMEN
Responden
Gender
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE
1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1
Nilai Pre-Test
76 82 59 82 94 100 82 100 94 88 76 100 88 82 71 94 94 65 88 88 88 94 88 82 76 88 88 82 82 88 94
Distribusi Frekuensi dan nilai tengah Post-test Titik Interval Kelas tengah Frekuensi kelas kelas 1 2 3 4 5 6
45 - 54 55 - 64 65 - 74 75 - 84 85 - 94 95 - 104 Jumlah
49,5 59,5 69,5 79,5 89,5 99,5
0 1 2 10 15 3 31
Ukuran pemusatan data mean modus median
85,8 88 82
tabel varian post-test mean (X) (Xi - X)^2 76 85,8 86,5 82 85,8 11,7 59 85,8 726,0 82 85,8 11,7 94 85,8 69,7 100 85,8 202,5 82 85,8 11,7 100 85,8 202,5 94 85,8 69,7 88 85,8 6,1 76 85,8 86,5 100 85,8 202,5 88 85,8 6,1 82 85,8 11,7 71 85,8 230,4 94 85,8 69,7 94 85,8 69,7 65 85,8 443,6 88 85,8 6,1 88 85,8 6,1 88 85,8 6,1
nilai (Xi)
94 88 82 76 88 88 82 82 88 94 Jumlah
85,8 85,8 85,8 85,8 85,8 85,8 85,8 85,8 85,8 85,8
69,7 6,1 11,7 86,5 6,1 6,1 11,7 11,7 6,1 69,7 2821,7
Ukuran penyebaran data rentangan 2
varian (S ) simpangan baku
41 94,1 9,7
Lampiran 24
PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA PRE-TEST KELOMPOK KONTROL 1) Hipotesis Ho : data berdistribusi normal Ha : data tidak berdistribusi normal 2) Taraf signifikansi α = 0,05 3) Tabel penolong Resp
Nilai
K2
K3
K4
K5
K6
D1
D2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
76 76 94 94 59 53 88 59 94 82 65 76 53 71 94 82 82 76 65 82 88 88 71 53 82 82 71 94 71 82 82
0 0,032 0,065 0,097 0,129 0,161 0,194 0,226 0,258 0,290 0,323 0,355 0,387 0,419 0,452 0,484 0,516 0,548 0,581 0,613 0,645 0,677 0,710 0,742 0,774 0,806 0,839 0,871 0,903 0,935 0,968
0,032 0,065 0,097 0,129 0,161 0,194 0,226 0,258 0,290 0,323 0,355 0,387 0,419 0,452 0,484 0,516 0,548 0,581 0,613 0,645 0,677 0,710 0,742 0,774 0,806 0,839 0,871 0,903 0,935 0,968 1,000
53 53 53 59 59 65 65 71 71 71 71 76 76 76 76 82 82 82 82 82 82 82 82 88 88 88 94 94 94 94 94
-1,88 -1,88 -1,88 -1,42 -1,42 -0,96 -0,96 -0,50 -0,50 -0,50 -0,50 -0,04 -0,04 -0,04 -0,04 0,41 0,41 0,41 0,41 0,41 0,41 0,41 0,41 0,87 0,87 0,87 1,33 1,33 1,33 1,33 1,33
0,0301 0,0301 0,0301 0,0778 0,0778 0,1685 0,1685 0,3085 0,3085 0,3085 0,3085 0,484 0,484 0,484 0,484 0,6591 0,6591 0,6591 0,6591 0,6591 0,6591 0,6591 0,6591 0,8078 0,8078 0,8078 0,9082 0,9082 0,9082 0,9082 0,9082
0,0301 -0,0022 -0,0344 -0,0190 -0,0512 0,0072 -0,0250 0,0827 0,0504 0,0182 -0,0141 0,1292 0,0969 0,0646 0,0324 0,1752 0,1430 0,1107 0,0785 0,0462 0,0139 -0,0183 -0,0506 0,0659 0,0336 0,0013 0,0695 0,0372 0,0050 -0,0273 -0,0595
0,002 0,034 0,067 0,051 0,083 0,025 0,057 -0,050 -0,018 0,014 0,046 -0,097 -0,065 -0,032 0,000 -0,143 -0,111 -0,078 -0,046 -0,014 0,018 0,051 0,083 -0,034 -0,001 0,031 -0,037 -0,005 0,027 0,060 0,092
4) Menentukan D hitung (nilai D terbesar ) Dhitung = 0,1752 5) Menentukan D tabel Dtabel = 0,2420 6) Membandingkan D-tabel dan D-hitung Dhitung = 0,1752 ≤ Dtabel = 0,2420 7) Membuat keputusan Data pre-test kelompok kontrol berdistribusi normal karena nilai D hitung lebih kecil dari Dtabel
Lampiran 25
PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA PRE-TEST KELOMPOK EKSPERIMEN 1) Hipotesis Ho : data berdistribusi normal Ha : data tidak berdistribusi normal 2) Taraf signifikansi α = 0,05 3) Tabel penolong Resp
Nilai
K2
K3
K4
K5
K6
D1
D2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
47 88 76 82 88 94 65 71 71 71 94 88 82 88 82 88 82 71 71 71 76 94 82 65 82 71 53 82 76 88 76
0 0,032 0,065 0,097 0,129 0,161 0,194 0,226 0,258 0,290 0,323 0,355 0,387 0,419 0,452 0,484 0,516 0,548 0,581 0,613 0,645 0,677 0,710 0,742 0,774 0,806 0,839 0,871 0,903 0,935 0,968
0,032 0,065 0,097 0,129 0,161 0,194 0,226 0,258 0,290 0,323 0,355 0,387 0,419 0,452 0,484 0,516 0,548 0,581 0,613 0,645 0,677 0,710 0,742 0,774 0,806 0,839 0,871 0,903 0,935 0,968 1,000
47 53 65 65 71 71 71 71 71 71 71 76 76 76 76 82 82 82 82 82 82 82 88 88 88 88 88 88 94 94 94
-2,72 -2,20 -1,17 -1,17 -0,65 -0,65 -0,65 -0,65 -0,65 -0,65 -0,65 -0,13 -0,13 -0,13 -0,13 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 1,42 1,42 1,42
0,0033 0,0139 0,121 0,121 0,2578 0,2578 0,2578 0,2578 0,2578 0,2578 0,2578 0,4483 0,4483 0,4483 0,4483 0,648 0,648 0,648 0,648 0,648 0,648 0,648 0,8159 0,8159 0,8159 0,8159 0,8159 0,8159 0,9222 0,9222 0,9222
0,0033 -0,0184 0,0565 0,0242 0,1288 0,0965 0,0643 0,0320 -0,0003 -0,0325 -0,0648 0,0935 0,0612 0,0289 -0,0033 0,1641 0,1319 0,0996 0,0674 0,0351 0,0028 -0,0294 0,1062 0,0740 0,0417 0,0094 -0,0228 -0,0551 0,0190 -0,0133 -0,0455
0,029 0,051 -0,024 0,008 -0,097 -0,064 -0,032 0,000 0,033 0,065 0,097 -0,061 -0,029 0,003 0,036 -0,132 -0,100 -0,067 -0,035 -0,003 0,029 0,062 -0,074 -0,042 -0,009 0,023 0,055 0,087 0,013 0,046 0,078
4) Menentukan D hitung (nilai D terbesar) Dhitung = 0,0970 5) Menentukan D tabel Dtabel = 0,2420 6) Membandingkan D-tabel dan D-hitung Dhitung = 0,0970 ≤ Dtabel = 0,2420 7) Membuat keputusan Data pre-test kelompok eksperimen berdistribusi normal karena nilai D hitung lebih kecil dari Dtabel
Lampiran 26
PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA POST-TEST KELOMPOK KONTROL 1) Hipotesis Ho : data berdistribusi normal Ha : data tidak berdistribusi normal 2) Taraf signifikansi α = 0,05 3) Tabel penolong Resp
Nilai
K2
K3
K4
K5
K6
D1
D2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
76 94 88 88 82 76 76 82 82 71 71 88 59 65 71 82 94 82 76 82 94 100 94 76 94 94 71 76 82 71 82
0 0,032 0,065 0,097 0,129 0,161 0,194 0,226 0,258 0,290 0,323 0,355 0,387 0,419 0,452 0,484 0,516 0,548 0,581 0,613 0,645 0,677 0,710 0,742 0,774 0,806 0,839 0,871 0,903 0,935 0,968
0,032 0,065 0,097 0,129 0,161 0,194 0,226 0,258 0,290 0,323 0,355 0,387 0,419 0,452 0,484 0,516 0,548 0,581 0,613 0,645 0,677 0,710 0,742 0,774 0,806 0,839 0,871 0,903 0,935 0,968 1,000
59 65 71 71 71 71 71 76 76 76 76 76 76 82 82 82 82 82 82 82 82 88 88 88 94 94 94 94 94 94 100
-2,26 -1,67 -1,08 -1,08 -1,08 -1,08 -1,08 -0,49 -0,49 -0,49 -0,49 -0,49 -0,49 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,69 0,69 0,69 1,28 1,28 1,28 1,28 1,28 1,28 1,87
0,0119 0,0475 0,1401 0,1401 0,1401 0,1401 0,1401 0,3121 0,3121 0,3121 0,3121 0,3121 0,3121 0,5398 0,5398 0,5398 0,5398 0,5398 0,5398 0,5398 0,5398 0,7549 0,7549 0,7549 0,8997 0,8997 0,8997 0,8997 0,8997 0,8997 0,9693
0,0119 0,0152 0,0756 0,0433 0,0111 -0,0212 -0,0534 0,0863 0,0540 0,0218 -0,0105 -0,0427 -0,0750 0,1204 0,0882 0,0559 0,0237 -0,0086 -0,0408 -0,0731 -0,1054 0,0775 0,0452 0,0130 0,1255 0,0932 0,0610 0,0287 -0,0035 -0,0358 0,0016
0,020 0,017 -0,043 -0,011 0,021 0,053 0,086 -0,054 -0,022 0,010 0,043 0,075 0,107 -0,088 -0,056 -0,024 0,009 0,041 0,073 0,105 0,138 -0,045 -0,013 0,019 -0,093 -0,061 -0,029 0,004 0,036 0,068 0,031
4) Menentukan D hitung (nilai D terbesar ) Dhitung = 0,1376 5) Menentukan D tabel Dtabel = 0,2420 6) Membandingkan D-tabel dan D-hitung Dhitung = 0,1376 ≤ Dtabel = 0,2420 7) Membuat keputusan Data post-test kelompok kontrol berdistribusi normal karena nilai D hitung lebih kecil dari Dtabel
Lampiran 27
PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA POST-TEST KELOMPOK EKSPERIMEN 1) Hipotesis Ho : data berdistribusi normal Ha : data tidak berdistribusi normal 2) Taraf signifikansi α = 0,05 3) Tabel penolong Resp
Nilai
K2
K3
K4
K5
K6
D1
D2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
76 82 59 82 94 100 82 100 94 88 76 100 88 82 71 94 94 65 88 88 88 94 88 82 76 88 88 82 82 88 94
0 0,032 0,065 0,097 0,129 0,161 0,194 0,226 0,258 0,290 0,323 0,355 0,387 0,419 0,452 0,484 0,516 0,548 0,581 0,613 0,645 0,677 0,710 0,742 0,774 0,806 0,839 0,871 0,903 0,935 0,968
0,032 0,065 0,097 0,129 0,161 0,194 0,226 0,258 0,290 0,323 0,355 0,387 0,419 0,452 0,484 0,516 0,548 0,581 0,613 0,645 0,677 0,710 0,742 0,774 0,806 0,839 0,871 0,903 0,935 0,968 1,000
59 65 71 76 76 76 82 82 82 82 82 82 82 88 88 88 88 88 88 88 88 88 94 94 94 94 94 94 100 100 100
-2,78 -2,17 -1,57 -0,96 -0,96 -0,96 -0,35 -0,35 -0,35 -0,35 -0,35 -0,35 -0,35 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,86 0,86 0,86 0,86 0,86 0,86 1,47 1,47 1,47
0,0027 0,015 0,0582 0,1685 0,1685 0,1685 0,3632 0,3632 0,3632 0,3632 0,3632 0,3632 0,3632 0,5987 0,5987 0,5987 0,5987 0,5987 0,5987 0,5987 0,5987 0,5987 0,8051 0,8051 0,8051 0,8051 0,8051 0,8051 0,9292 0,9292 0,9292
0,0027 -0,0173 -0,0063 0,0717 0,0395 0,0072 0,1697 0,1374 0,1051 0,0729 0,0406 0,0084 -0,0239 0,1793 0,1471 0,1148 0,0826 0,0503 0,0181 -0,0142 -0,0465 -0,0787 0,0954 0,0632 0,0309 -0,0014 -0,0336 -0,0659 0,0260 -0,0063 -0,0385
0,030 0,050 0,039 -0,039 -0,007 0,025 -0,137 -0,105 -0,073 -0,041 -0,008 0,024 0,056 -0,147 -0,115 -0,083 -0,050 -0,018 0,014 0,046 0,079 0,111 -0,063 -0,031 0,001 0,034 0,066 0,098 0,006 0,039 0,071
4) Menentukan D hitung (nilai D terbesar ) Dhitung = 0,1793 5) Menentukan D tabel Dtabel = 0,2420 6) Membandingkan D-tabel dan D-hitung Dhitung = 0,1793 ≤ Dtabel = 0,2420 7) Membuat keputusan Data post-test kelompok eksperimen berdistribusi normal karena nilai D hitung lebih kecil dari Dtabel
Lampiran 28
PENGHITUNGAN UJI HOMOGENITAS DATA PRE-TEST
Data
Pretest Kontrol
Eksperimen
NlaiTertinggi
94
94
Nilaiterendah
53
47
77,0
78,0
Median
82
82
Modus
82
82
Varians
164,6
129,1
Simpanganbaku
12,8
11,4
Mean
1) Hipotesis Kalimat Ho : tidak ada perbedaan nilai varian dari kedua data pre-test Ha : ada perbedaan nilai varian dari kedua data pre-test
2) Hipotesis Statistik Ho : S1 2 = S2 2 Ha : S1 2 ≠ S2 2
3) Taraf signifikansi α = 0,05
4) Mencari F-hitung Fhitung =
=
5) Menentukan F-tabel
= 1,27
Dilihat pada tabel F dengan ketentuan F-tabel (ɑ, V1n-1, V2n-1) Ftabel = F(0,05;30;30) = 1,84
6) Tabel S1 2
S2 2
F hitung
F tabel
164,60
129,11
1,27
1,84
7) Menentukan kriteria penilaian Fhitung = 1,27 ≤ Ftabel = 1,84 8) Membuat keputusan Data pre-test penelitian memiliki varian homogen, karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel
Lampiran 29
PENGHITUNGAN UJI HOMOGENITAS DATA POST-TEST
Tabel 4.5 Deskripsi data postest kelas eksperimen dan kontrol Data
Post-test Kontrol
Eksperimen
Nlai Tertinggi
100
100
Nilai terendah
59
59
81,4
85,8
Median
82
88
Modus
82
88
Varians
99,4
94,1
Simpangan baku
10,0
9,7
Mean
1) Hipotesis Kalimat Ho : tidak ada perbedaan nilai varian dari kedua data post-test Ha : ada perbedaan nilai varian dari kedua data post-test
2) Hipotesis Statistik Ho : S1 2 = S2 2 Ha : S1 2 ≠ S2 2
3) Taraf signifikansi α = 0,05
4) Mencari F-hitung Fhitung =
=
= 1,06
5) Menentukan F-tabel
Dilihat pada tabel F dengan ketentuan F-tabel (ɑ, V1n-1, V2n-1) Ftabel = F(0,05;30;30) = 1,84
6) Tabel S12
S22
F hitung
F tabel
99,42
94,06
1,06
1,84
7) Menentukan kriteria penilaian Fhitung = 1,06 ≤ Ftabel = 1,84 8) Membuat keputusan Data post-test penelitian memiliki varian homogen, karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel
Lampiran 30
PENGHITUNGAN UJI BEDA RATA-RATA (UJI-T Welch Satterthwaite)
Digunakan karena varians populasi tidak diketahui, ukuran sampel sama dan varians diasumsikan berbeda
Menentukan Hipotesis Ho : µ1 ≤ µ2 H1 : µ1> µ2
Menentukan mean dan varian (s2) data kontrol Mean
eksperimen 81,4 mean
2
varian (S )
85,8 2
99,4 varian (S )
Menentukan taraf nyata α = 0,05
Menentukan dk dk= n1+n2-2 dk= 31+31-2 dk= 60
Menentukan nilai t-hitung
94,1
t = 1,75
Menentukan nilai t-tabel Didapat dari daftar distribusi tabel t-student dengan ketentuan t (1-α) t = 1,671
Membandingkan nilai t hitung dan t tabel t-hitung = 1,75 > t-tabel = 1,671
Membuat keputusan Karena nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel, maka Ho ditolak. Terdapat perbedaan rata-rata antara kedua data. Rata-rata data eksperimen lebih besar dibandingkan ratarata data kontrol.
Lampiran 31
KEMENTERIAN AGAMA
No. Dokumen
:
UIN JAKARTA
Tgl. Terbit
:
No. Revisi:
:
Hal
:
FORM (FR)
FITK Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA EKSPERIMEN
6. Nama Observer
: M. Irwanto, S.Pd
7. Tempat Penelitian : MIN 16 Cipayung 8. Kelas
: V (Lima)
9. Mata Pelajaran 10. Tanggal
NO
: IPA : 28 November 2014
ASPEK YANG DIAMATI
PENGUKURAN 1
I
2
3
v
2. Kesiapan menerima pembelajaran
III
4
Pra Pembelajaran 1. Tempat duduk masing-masing siswa
II
DESKRIPSI
Sudah baik v
Sangat siap
Kegiatan Membuka Pelajaran 2. Membaca doa belajar
v
Ya
2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai
v
Ya
e. Memberikan berpendapat awal
v
Ya
f.
v
Ya
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran 4. Eksplorasi
Mengkonfirmasi pendapatnya dengan pengamatan langsung atau dari sumber
belajar 5. Klarifikasi h. Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan materi i. Interaksi antar siswa
v
Baik
v
Baik
j.
v
Baik
v
Ya
Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran 6. Aplikasi c. Memfasilitasi siswa mengaplikasikan informasi melalui LKS dan tugas B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar
v
Aktif
2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan kesempatan
v
Ya
3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru
v
Ya
4. Mengikuti proses pembelajaran
v
Ya
v
Baik
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran 2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi 3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan LKS
v
Sesuai
v
Ya
1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru
v
Ya
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar
v
Ya
1. Mengemukakan pendapat
v
ya
2. Mengajukan pertanyaan
v
Ya
C. Penilaian Proses
D. Penggunaan Bahasa
IV
PENUTUP
Keterlibatan dalam member rangkuman/kesimpulan
v
ya
Catatan: Siswa semua aktif belajar disebabkan metode dan media menyenangkan siswa
Mengetahui, Pengamat
M. Irwanto, S.Pd
KEMENTERIAN AGAMA
No. Dokumen
:
UIN JAKARTA
Tgl. Terbit
:
No. Revisi:
:
Hal
:
FORM (FR)
FITK Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR EKSPERIMEN
6. Nama Pengamat
: M. Irwanto, S.Pd
7. Tempat Pengamatan : MIN 16 Cipayung 8. Kelas
: V (Lima)
9. Mata Pelajaran 10. Tanggal
N O I
: IPA : 28 November 2014
ASPEK YANG DIAMATI
PENGUKURAN 1
2
3
4
Pra Pembelajaran 1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa
v
Ada pengaturan
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran II
v
Terkondisikan
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi
2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai III
DESKRIPSI
v
Mengajukan pertanyaan
v
Ya
v
Ya
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran 4. Eksplorasi g. Memberi kesempatan siswa berpendapat
h. Memberi kesempatan siswa mengkonfirmasi pendapatnya 5. Klarifikasi
v
Ya
k.
Memberikan penjelasan materi pelajaran
v
Ya
Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan materi m. Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa
v
Ya
v
Ya
n. Memfasilitasi interaksi antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran 6. Aplikasi
v
Ya
d. Memfasilitasi siswa mengaplikasikan informasi melalui LKS dan tugas B. Pendekatan/Strategi Belajar
v
Ya
1. Melaksanakan pembelajaran aktif
v
Ya
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
v
Ya
3. Memberikan respon terhadap pertanyaan dan jawaban siswa
v
Ya
4. Memotivasi siswa untuk bertanya
v
Ya
l.
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran
v
Sangat baik
2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi
v
Sesuai
3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan LKS
v
Ya
1. Memberikan tugas/latihan
v
Ya
2. Melakukan penilaian
v
Ya
D. Penilaian Proses
E. Penggunaan Bahasa 1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan perkembangan peserta didik
v
Sesuai
2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai
v
Sesuai
dengan kaidah IV
PENUTUP Melakukan konfirmasi
v
Ya
Memberikan kesimpulan dant indaklanjut
v
Ya
Catatan: Kalimat perintah atau bahasa penugasan sudah cukup baik, sudah bervariasi metode belajarnya, dan media belajarnya sudah baik
Mengetahui, Pengamat
M. Irwanto, S,Pd
Menunjuk Surat a.n. Dekan Kajur Pend. Guru MI Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) FITK Ciputat Tangerang Selatan Nomor: Un.01/F.1.3/2014 tanggal 11 November 2014, dengan ini Kepala MIN 16 Cipayung Kota Jakarta Timur menyatakan:
Nama
: Eko Fardiansyah
NIM
: 1110018300062
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Semester
: IX (Sembilan)
Program Studi
: S.1 / Strata Satu
Nama tersebut di atas benar akan melaksanakan penelitian untuk pengumpulan bahan Penulisan Skripsi di MIN 16 Cipayung Kota Jakarta Timur pada bulan November s.d. Desember 2014, dengan Judul Skripsi:
PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V MIN 16 CIPAYUNG
Survei di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 16 Cipayung Kelas v di Kota Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta.
Demikian surat keterangan ini kami berikan untuk diketahui
LEMBAR UJI REFERENSI Nama
: Eko Fardiansyah
NIM
: 1110018300062
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Skripsi
: Pengaruh Penggunaan Metode Mind Map terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V MIN 16 Cipayung
Dosen Pembimbing
No 1.
: Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si
Halaman dan Judul Buku/Referensi BAB I
Ika Anung Juliyastuti, dkk., „Penerapan Mind Map untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Alat Peredaran Darah pada Pembelajaran IPA‟, PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009, h.1, diakses 2014. http://download.portal-garuda.org/article.php? article=139093&val=4065 2.
3.
Gömleksiz, M. N. (2012). Elementary School Students' Perceptions of the New Science and Technology Curriculum by Gender. Educational Technology & Society, 15 (1), 117 Ibid
4.
Lampiran
5.
Zubaidah, „Penguasaan Konsep oleh Siswa Melalui Metode Problem Solving pada Konsep Sistem Respirasi‟, Prodi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, h. 1
6.
Merry R. „Situmeang, Problem Pembelajaran IPA di Sekolah‟, dalam Harian Bintang Papua, 2013, h. 1. Diakses 2014. http://bintangpapua.com/ index.php/keerom/ item/562-problem-pembelajaran-ipa-disekolah
7.
Issam Abi-El-Mona, dkk. The influence of Mind Mapping on Science achievement, dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd., 2010, h. 66. Diakses 2015,
Paraf Pembimbing
thinkbuzaninventorsofmindmapping.com 8.
Ika Anung Juliyastuti, loc. cit, h. 2
9.
T. K. Tee, dkk., Buzan Mind Mapping: An Efficient Technique for NoteTaking, dalam International Journal of Social, Management, Economics and Business Engineering Vol:8 No:1, 2014, h. 28, diakses 2014. http://waset.org/Publication/buzan-mind-mapping-an-efficient-techniquefor-note-taking/9997038
10.
Ibid, h. 30
11.
Norma Kusmintayu, Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama, dalam Basastra Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, vol:1 No:1, 2012, h. 206
12.
Ibid, h. 209
13.
Muhammad Chomsi Imaduddin, dkk., Efektifitas Metode Mind Map untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIII, dAlam Humanitas Vol:IX No:1, 2012, h. 63
14.
Ibid
15.
Lampiran
16.
Ika Anung Juliyastuti, loc. cit, h. 1
17.
Ibid
18.
D‟Antoni, A. V., dkk „Applications of the Mind Map Learning Technique in Chiropractic Education‟. Journal of Chiropractic Education, 19:53-4, dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd., 2010, h. 9. Diakses 2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com.
1.
BAB II Iif Khoiru Ahmadi, dkk., Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 130
2.
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 85
3.
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map untuk Anak, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 4
4.
Sutanto Windura, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2013), h.12
5.
Marilyn Simon, dkk., Mindmaps for Conceptual Understanding: A
Preliminary Report, Department of Mathematical Sciences, Middle Tennessee State University, Murfreesboro, 2011, h. 3. diakses 2015, http://dissertationrecipes.com/wpcontentuploads/2011/04/Mindmapexplanation.pdf 6.
Ika Anung Juliyastuti, dkk., „Penerapan Mind Map untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Alat Peredaran Darah pada Pembelajaran IPA‟, PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009, h.2, diakses 2014. http://download.portal-garuda.org/article.php? article=139093&val=4065
7.
Norma Kusmintayu, Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama, dalam Basastra Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, vol:1 No:1, 2012, h. 5
8.
Tony Buzan, Use Your Head, (Batam: Penerbit Interaksara, 2006), h. 110
9.
Ika Anung Juliyastuti, loc. cit, h. 3
10.
Norma Kusmintayu, loc.cit, h. 209
11.
Anthony V D‟Antoni, „Does the Mind Map Learning Strategy Facilitate Information Retrieval and Critical Thinking in Medical Students?‟, dalam Journal of the Academy of Chiropractic Orthopedists, Volume 8, Issue 1, 2010, h. 20, diakses 2015, http://www.dcorthoacademy.com/pdfsJournalsjournals%20/2011/March_ 2011_JACO.pdf
12.
Norma Kusmintayu, loc.cit, h. 209
13.
Ibid
14.
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map untuk Anak, h. 15
15.
Joanne M. Tucker, dkk., Profiling a mind map user: a descriptive appraisal, dalam Journal of Instructional Pedagogies, 2010, h. 2, diakses 2015 http://www.aabri.com /manuscripts/09264.pdf
16.
Sutanto Windura, loc. cit, h. 50
17.
Anokhin P.K. (1973). „The forming of natural and artificial intelligence‟. Impact of Science in Society, Vol. XXIII 3. dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd., 2010, h. 27. Diakses 2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
18.
Howe, M.J.A (1970), „Using students‟ notes to examine the role of the individual learner in acquiring meaningful subject matter‟. Journal of Educational Research, 64, 61-3 dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan. Ltd., 2010, h. 28. Diakses 2015, Thinkbuzan inventorsofmindmapping.com
19.
ThinkBuzan. Ltd., Mind Mapping: Scientific Research and Studies, 2010, h. 27. Diakses 2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
20.
Novak, J. (1998), Learning, creating and using knowledge. Concept maps as facilitative tools in schools and corporations, dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan. Ltd., 2010, h. 28. Diakses 2015, Thinkbuzan inventorsofmindmapping.com
21.
Sudi Lestari, Strategi-strategi Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Unindra Press, 2013), h. 66
22.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.131
23.
Sudi Lestari, loc. cit., h.67
24.
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.36
25.
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011), h. 154
26.
Ibid, h. 133
27.
Ibid, h. 131
28.
Sukardi, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 75
29.
Suyono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 168
30.
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 126
31.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22
32.
Ibid
33.
Ibid
34.
Joseph Abruscato, dkk., Teaching Children Science A Discovery Approach, (USA: Pearson, 2010), h. 97
35.
Daniko Purnomo, Hubungan Antara Pemahaman Materi, Motivasi Belajar, Dan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta, Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, 2012, h. 6
36.
Ibid, h. 24
37.
Ibid, h. 25
38.
Ibid
39.
Douglash Fisher, dkk., Checking for Understanding: Formative Assessment Techniques for Your Classroom, (Alexandria: ASCD Publications, 2007), h. 103
40.
Ibid
41.
Ibid, h. 107
42.
Ibid, h. 108
43.
Melvin L. Silbermen, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia, 2006), h. 200
44.
Lampiran
45.
T. K. Tee, dkk., Buzan Mind Mapping: An Efficient Technique for NoteTaking, dalam International Journal of Social, Management, Economics and Business Engineering Vol:8 No:1, 2014, h. 28, diakses 2014. http://waset.org/Publication/buzan-mind-mapping-an-efficient-techniquefor-note-taking/9997038
46.
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Gramedia, 2007), h. 7
47.
T.K.Tee, loc.cit, h. 28
48.
Ibid, h. 29
49.
Ibid, h. 28
50.
Sutanto Windura, loc. cit, h. 50
51.
Ibid
52.
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, 2010) h. 91
1.
BAB III
(Bandung: Alfabeta,
John W. Creswell, Research Design, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 238 2.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 172
3.
Ibid, h. 134
4.
Suratmi, dkk., Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar, dalam Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013, h. 3
5.
Ibid
6.
Ibid
7.
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 75
8.
Ibid
9.
Ibid, h. 97
10.
Ibid, h. 98
11. 12.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 223 Ibid, h. 225
13.
Ibid, h. 228
14.
Ibid, h.232
15.
Syofian Siregar, loc. cit., h. 153
16.
Ibid
17.
Ibid, h. 167
18.
Ibid
19.
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), h. 202
20.
Ibid, h. 206
1.
BAB IV Joseph Abruscato, dkk., Teaching Children Science: A Discovery Approach, (Boston: Pearson Education, Inc., 2010), h. 29
2.
Cain, M. E. (2001/2002), „Using Mind Maps to raise standards in literacy, improve confidence and encourage positive attitudes towards learning‟. Study conducted at Newchurch Community Primary School, Warrington dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd., 2010, h. 9. Diakses 2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
3.
Ibid
4.
Goodnough, K. and Woods, R. (2002), „Student and Teacher Perceptions of Mind Mapping: A Middle School Case Study‟. Paper presented at the Annual Meeting of American Educational Research Association, New Orleans, 1st to 5th April 2002 dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd., 2010, h. 9. Diakses 2015,
thinkbuzaninventorsofmindmapping.com 5.
Joseph Abruscato, loc.cit, h. 29
6.
D‟Antoni, A. V., and Pinto Zipp, G. (2005), „Applications of the Mind Map Learning Technique in Chiropractic Education‟. Journal of Chiropractic Education, 19:53-4. dalam Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan, Ltd., 2010, h. 9. Diakses 2015, thinkbuzaninventorsofmindmapping.com
7.
Cathy-Ann Radix, dkk., 2013, „Mind mapping allows students to imagine and explore associations between concepts‟, Caribbean Teaching Scholar Vol. 3, No. 1, h. 6
8.
Ibid, h. 13
9.
Goodnough, K., loc.cit, h, 9
10.
Gömleksiz, M. N. (2012). Elementary School Students' Perceptions of the New Science and Technology Curriculum by Gender. Educational Technology & Society, 15 (1), h. 117
Pembimbing
Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si NIP: 19540310 198803 1001