1 | Antologi UPI... Vol 3 Edisi No 2 Agustus 2015
EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Ratih Shintia Devi, Margaretha Sri Yuliariatiningsih, Tita Mulyati Program Studi PGSDUniversitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh siswa yang kesulitan untuk menjelaskan atau mendefinisikansuatu konsep menggunakan bahasanya sendiri, mengaitkan suatu konsep dengan konsep lainnya, serta memberikan contoh dari suatu konsep.Hal tersebut merupakan indikasi dari kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep yang telah dipelajari.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode Mind Mapping jika dibandingkan dengan pembelajaran biasa dan sikap siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping. Penulis menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain Nonequivalent control group (kuasi eksperimen). Penelitian ini dilaksanakandi kelas IV SDN Ciherang Rancaekek, Kabupaten Bandung.Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian berupa tes dan non tes.Instrumen tes yang digunakan adalah tes pemahaman konsep pada materi pokok sumber daya alam dan teknologi, sedangkan instrumen non tes yang digunakan adalah angket respon siswa.Hasil penelitian memperlihatkan bahwa peningkatan pemahaman konsep IPA siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode Mind Mapping lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. Hal tersebut ditunjukkan melalui pengujian statistik, bahwa terdapat perbedaan rata-rata gain pada kedua kelompok secara signifikan sebesar 0,000. Selain itu, pembelajaran mengunakan metode Mind Mapping mendapat respon yang sangat baik dari siswa.
Kata Kunci: Mind Mapping, Pemahaman Konsep
Ratih Shintia Devi1, Margaretha Sri Yuliariatiningsih2, Tita Mulyati3|2 Efektivitas Metode Mind Mapping terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran IPA
EFFECTIVENESS OF MIND MAPPING METHOD ABOUTTHE CONCEPT COMPREHENSION IMPROVEMENT OF STUDENT ON NATURAL SCIENSE LESSON ABSTRACT This research is based on the backgroundbythe studentswho have difficultytoexplainordefine aconcept usingtheir own language, linkingone concept toanother, as well as providingan exampleofaconcept. This is an indicationofa lack ofstudent comprehension of theconceptthat have been studied.The purpose ofthis researchwas to determinethe increase instudent’s concept comprehensionin science lessonby useMind Mappingmethodwhen compared toregularlearning. The Second purpose is to knowstudents' attitudesabout learningwithMind Mappingmethod. The author usesexperimentalresearch methodswithNonequivalentcontrol groupdesign (quasi-experimental). This research have been implemented at IV grade in SDN Ciherang Rancaekek, Bandung.The instrument that usedto collect datain researchis test andnontest. Test instrumentused wasa testin the subject matterof concept comprehension ofnatural resourcesandtechnology, while thenon-testinstrumentused is thestudent questionnaire responses. The results showed that student’s comprehension improvement ofsciencestudentsacquirelearningMind Mappingmethodis betterthan thestudents who acquirethe usuallearning. This is shownthroughstatistical tests, there are differences inthe averagegainin both groupssignificantly by0,00. In addition, the learningwithMind Mapping method isreceivedan excellentresponsefromstudents.
Keywords: Mind Mapping, Concept Comprehension
1. 2. 3.
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1105579 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggug Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggug Jawab
3 | Antologi UPI... Vol 3 Edisi No 2 Agustus 2015
Peran seorang guru adalah menjadi fasilitator belajar, sang motivator bagi siswa, serta seorang sutradara bagi berlangsungnya sebuah proses pembelajaran. Terutama guru sekolah dasar (SD), dituntut untuk menanamkan banyak hal penting kepada siswanya selain membelajarkan membaca, menulis, ataupun berhitung. Seorang guru SD harus mampu merancang suatu kegiatan pembelajaran agar konsep-konsep dan materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan efektif, karena konsep yang dimiliki oleh siswa SD merupakan konsepkonsep yang akan dikembangkan ketika siswa melanjutkan pendidikan di jenjang selanjutnya. Proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA sangat penting bagi siswa untuk memiliki pemahaman yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Trianto (2010, hlm. 137) mengungkapkan bahwa IPA hakikatnya adalah suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produkproduk sains, dan sebagai aplikasi, teoriteori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberikan kemudahan bagi kehidupan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada beberapa siswa kelas V SD dari beberapa sekolah yang berbeda, masih ditemui siswa yang kesulitan untuk menjelaskan atau mendefinisikan suatu konsep menggunakan bahasanya sendiri, mengaitkan suatu konsep dengan konsep lainnya, serta memberikan contoh dari suatu konsep. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya di sekolah.Menurut Brunner (dalam Budiningsih, 2012, hlm.43), seseorang telah menguasai konsep apabila telah mengetahui unsur berikut.
1. Nama 2. Contoh-contoh baik yang positif maupun yang negatif 3. Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak 4. Rentangan karakteristik 5. Kaidah Permasalahan di atas dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu di antaranya yaitu guru masih menggunakan metode pembelajaran yang tidak menuntut siswa untuk belajar aktif dan kurang menyenangkan. Maksudnya, siswa hanya dijadikan sebagai subjek pasif serta pembelajaran berlangsung satu arah, yakni guru hanya mentrasfer pengetahuan saja kepada siswa. Oleh karena itu pembelajaran yang dirasakan menjadi tidak bermakna bagi siswa sehingga mengakibatkan siswa mudah mengalami lupa akan materi yang sudah dipelajarinya. Pemahaman konsep sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA di SD, di samping merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa, pemahaman konsep juga merupakan sesuatu hal yang sangat penting sebelum siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan ke dalam kehidupan sehari-hari.Anderson dan Krathwohl (dalam Gunawan dan Palupi, 2012, hlm. 36) mengungkapkan bahwa pemahaman terbagi ke dalam 7 kategori kognitif, yakni 1. Menafsirkan 2. Mencontohkan 3. Mengklasifikasikan 4. Merangkum 5. Menyimpulkan 6. Membandingkan 7. Menjelaskan Ketujuh kategori kognitif tersebut merupakan indikator untuk mengetahui pemahaman terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari oleh siswa. Selain pemahaman, yang menjadi permasalahan adalah sikap siswa terhadap pembelajaran.Fisbein dan Ajzen (dalam Muslich, 2011, hlm. 166) berpendapat
Ratih Shintia Devi1, Margaretha Sri Yuliariatiningsih2, Tita Mulyati3|4 Efektivitas Metode Mind Mapping terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran IPA
bahwa “sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang”. Sikap dapat dikatakan sebagai respon seseorang terhadap objek yang ada di sekitarnya. Siswa dapat memberikan sikapnya terhadap berbagai hal yang ada di sekitarnya, seperti teman, guru, mata pelajaran, maupun kegiatan pembelajaran. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan suatu cara membelajarkan siswa agar tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyampaikan konsep dengan baik, terstruktur, menarik, serta dapat meningkatkan ingatan dan pemahaman siswa yaitu metode pembelajaran Mind Mapping.DePorter dan Hernacki (2002, hlm. 152) berpendapat bahwa Mind Map menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Mind Map ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan dapat memancing ingatan dengan mudah. Sejalan dengan itu, Buzan (2010, hlm. 9) mengungkapkan bahwa Mind Map adalah alat pilihan untuk membantu menajamkan ingatan.Mind Map dapat bekerja baik karena menggunakan kedua pemain utama dalam otak, yaitu imajinasi dan asosiasi. Dengan mengasosiasikan setiap kata kunci, ingatan dalam otak akan saling terhubung. Imajinasi membantu siswa untuk menkonkretkan suat konsep menggunakan gambar atau simbol sehingga Mind Map dapat meminimalisir terjadinya kejenuhan dalam otak. Oleh karana itulah penggunaan Mind Map sangat baik karena dapat melatih kerja otak bagian kanan. Metode Mind Mapping merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat 1. 2. 3.
membantu siswa untuk mengorganisir pengetahuan maupun konsep di dalam otak dengan baik. Melalui ingatan yang baik, pengetahuan tersebut dapat dengan mudah dikaitkan satu dengan lainnya sehingga dapat mempermudah siswa dalam meningkatkan pemahamannya. Selain itu, metode Mind Mapping juga menuntut siswa untuk belajar lebih aktif sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru. Siswa dilatih untuk mengkonstruk pemahamannya melalui Mind Map yang dibuat berdasarkan permasalahan yang disajikan oleh guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode Mind Mappingjika dibandingkan dengan pembelajaran biasa, serta untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran IPA menggunakan metode Mind Mapping. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen atau percobaan. Penelitian eksperimen menurut Ruseffendi (2010, hlm. 35) adalah penelitian yang dilakukan guna melihat hubungan sebab-akibat, yaitu perlakuan (treatment) diberikan pada variabel bebas dapat dilihat hasilnya pada variabel terikat. Variabel bebas (independent) yang yang dikaji adalah metode pembelajaran Mind Mapping, sedangkan variabel terikat (dependent) yang dilihat hasilnya adalah pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent group control (kuasi eksperimen) dengan penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara acak. Populasi dalam penelitiann ini adalah siswa SD kelas IV di Kabupaten Bandung dengan sampel yang digunakan adalah siswa kelas IV di SDN Ciherang Rancaekek.Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 61
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1105579 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggug Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggug Jawab
5 | Antologi UPI... Vol 3 Edisi No 2 Agustus 2015
siswa yang terbagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 30 dan kelompok kontrol dengan jumlah siswa 31. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes dan non tes.Penggunaan instrumen tes pada penelitian ini adalah untuk mengukur pemahaman siswa secara kognitif yang direpresentasikan menggunakan indikator pemahaman yang telah ditentukan. Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, tes yang berupa butir-butir soal ini dilakukan ujicoba terlebih dahulu untuk selanjutnya dianalisis dan dikembangkan.Jumlah tes yang digunakan adalah 22 butir soal jenis pilihan ganda.Sedangkan non tes adalah teknik yang digunakan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat kuantitatif, seperti pada domain afektif. Sikap merupakan salah satu dimensi dari domain afektif yang dapat diukur menggunakan skala sikap berupa angket. Pada penelitian ini digunakan angket sebagai alat pengumpul data sikap berupa respon siswa terhadap pembelajaran.Angket berisi 14 butir yang terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah untuk mencapai hasil berupa pemahaman konsep siswa.Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan perlakuan yang berbeda.Pembelajaran pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa penggunaan metode Mind Mapping, sedangkan pada kelompok kontrol diberikan pembelajaran biasa. Kedua kelompok mempelajari materi pokok yang sama, yakni sumber daya alam dan teknologi. Dalam penelitian ini, pembelajaran dibagi ke dalam 6 kali pertemuan. Sebelum dilaksanakan pembelajaran, seluruh siswa pada kedua kelompok diberikan pretes berupa tes
pemahaman konsep dengan jenis dan jumlah soal yang sama. Berikut adalah data statistik perolehan skor pretes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jml. Min. Maks. Siswa Eksperimen 31 18,18 81,82 Kontrol 32 18,18 81,82 Kel.
RataRata 38,86 43,47
Dapat dilihat pada tabel di atas, bahwa pemahaman awal siswa di kelompok kontrol lebih tinggi daripada siswa di kelompok eksperimen.Data pretes kedua kelompok perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui perbedaan rata-rata skor pretes. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan adalah sebesar 0,180, yakni nilai signifikansi ≥ 0,05. Artinya, pemahaman awal siswa terhadap konsep sumber daya alam dan teknologi pada kedua kelompok tidak berbeda atau sama. Setelah siswa diberikan perlakuan berupa pembelajaran pada kedua kelompok, seluruh siswa diberikan postes dengan menggunakan jenis dan jumlah soal yang sama dengan pretes. Berikut adalah data statistik perolehan skor postes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jml. Siswa Eksperimen 31 Kontrol 32 Kel.
RataRata 31,82 95,45 65,54 18,18 95,45 52,98
Min.
Maks.
Dapat dilihat pada tabel di atas, bahwa pemahaman siswa setelah diberikan perlakuan di kelompok eksperimen lebih tinggi daripada siswa di kelompok kontrol.Data pretes kedua kelompok perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui perbedaan rata-rata skor pretes. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan adalah sebesar 0,004, yakni nilai signifikansi < 0,05. Artinya, pemahaman siswa setelah
Ratih Shintia Devi1, Margaretha Sri Yuliariatiningsih2, Tita Mulyati3|6 Efektivitas Metode Mind Mapping terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran IPA
diberikan perlakuan pada kedua kelompok memiliki perbedaan yang signifikan. Selanjutnya untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep pada kedua kelompok dilakukan pengujian gain ternormalisasi. Hasil gain ternormalisasi pada kedua kelompok dapat dilihat pada grafik di bawah ini. 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 0.00
0.44
0.17
gain ternormalisasi eksperimen
kontrol
Berdasarkan grafik di atas, gain ternormalisasi pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.Peningkatan pemahaman pada kelompok eksperimen termasuk ke dalam kategori sedang, sedangkan pada kelompok kontrol termasuk ke dalam kategori rendah.Hasil gain ternormalisasi perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui kelompok yang mengalami peningkatan pemahaman lebih baik. Hasil uji perbedaan rata-rata terhadap gain ternormalisasi pada kedua kelompok memperlihatkan nilai signifikansi satu pihak (1-tailed) sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman konsep pada kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Selain pengolahan data pretes dan postes di atas, data angket juga diolah untuk mengetahui sikap siswa.Setiap pernyataan dalam angket diberikan skor sesuai jenis pernyataan (positif atau negatif) dengan rentang skor 1-4.Jumlah skor dikategorikan menjadi empat kategori sikap siswa. Berikut adalah penentuan kategori sikap siswa berdasarkan skor yang
1. 2. 3.
diperoleh menurut Muslich(2011, hlm. 181) Skor Per Siswa 45-56 39-44 28-38 14-27
Kategori Sikap Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
Berdasarkan hasil pengolahan data angket dari 32 siswa, dapat diketahui bahwa 26 siswa (81,25%) termasuk ke dalam kategori sangat tinggi, 4 siswa (12,5%) termasuk ke dalam kategori tinggi, 2 siswa (6,25%) termasuk ke dalam kategori rendah, dan tidak ada siswa (0%) yang termasuk ke dalam kategori sangat rendah dalam merespon pembelajaran IPA menggunakan metode Mind Mapping. Berdasarkan datayang dihasilkan, dapat diasumsikan bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping adalah positif, karena 93,75% siswa memberikan respon yang tinggi. Selain berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, terdapat asumsi lain menunjukkan pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dibandingkan dengan pembelajaran biasa. Hal tersebut didasarkan pada beberapa kemungkinan yang terjadi saat pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping, di antaranya sebagai berikut. 1. Dengan membuat sebuah Mind Map, siswa dapat menampilkan kembali pengetahuan yang telah didapatinya dengan caramengorganisasi seperti menghubungkan menggunakan diagram non-linear secara verbal dan simbolik yang dapat mengasumsikan skema (Liu, dkk, 2014, hlm. 3). Siswa menjelaskan kembali sesuatu yang telah dipelajarinya secara terorgainsir ke dalam bentuk yang lebih bervariasi.Melalui kata kunci dan gambar yang dibuatnya, siswa dapat menjelaskan kembali konsep dengan
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1105579 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggug Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggug Jawab
7 | Antologi UPI... Vol 3 Edisi No 2 Agustus 2015
baik. Selain itu, dengan membuat cabang-cabang kata kunci siswa juga dapat membuat kategorisasi suatu konsep dengan lebih tertata. Hal tersebut merupakan bagian dari indikator pemahaman menurut Anderson dan Krathwohl. 2. Melalui Mind Map siswa dapat meningkatkan ingatan dengan cara mengasosiasikan dan mengimajinasikan konsep (Buzan, 2010, hlm. 9). Gambar atau simbol yang digunakan dapat membantu siswa untuk menkonkretkan konsep. Kata kunci yang saling barkaitan membuat siswa semakin mudah mengingat. Pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus dan melakukan pengulangan dapat membantu siswa menyimpan ingatan dalam jangka panjang. 3. Pembelajaran dengan metode Mind Mapping membuat siswa menjadi lebih aktif. Siswa tidak hanya menyimak penjelasan guru, namun siswa mengeksplorasi pemahamannya dengan membuat Mind Map. Setelah itu siswa langsung menjelaskan kembali informasi yang telah diperolehnya ke dalam sebuah Mind Map. 4. Dengan membuat Mind Map, siswa menjadi lebih senang dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dikarenakan proses pembuatanMind Map melibatkan kinerja otak kanan yang dapat memicu kreativitas siswa sehingga siswa menjadi lebih bebas mengungkapkan apapun yang ada di dalam pikirannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2013) yang melakukan penelitian mengenai penerapan metode Mind Mapping terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas X SMA. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, metode Mind Mapping lebih tepat
digunakan dibandingkan metode ceramah untuk meningkatkan pemahaman siswa. Meskipun demikian, pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping memiliki kekurangan yakni dibutuhkan waktu yang lebih banyak.Siswa lebih senang membuat Mind Map dalam kondisi kelas yang santai dan tenang sehingga waktu yang dibutuhkan juga cukup banyak.Namun, pembelajaran dapat terlaksana dengan baik sampai kegiatan akhir. Berdasarkan hasil penelitian, penulis merekomendasikan metode Mind Mapping untuk digunakan sebagai salah satu alternatif dalam melaksanakan pembelajaran IPA pada materi pokok sumber daya alam dan teknologi.
KESIMPULAN Berdasarkan data hasil penelitian mengenai penggunaan metode Mind Mapping, dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping dengan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. Berdasarkan pengujian statistik parametrik terhadap data postes pada kedua kelompok diperolah nilai signifikansi < 0,05, yakni sebesar 0,004. 2. Peningkatan pemahaman konsep IPA siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. Hal tersebut ditunjukkan melalui pengujian statistik non parametrik terhadap data gain ternormalisasi dengan hasil nilai signifikansisatu pihak (1-tailed) < 0,05 yakni sebesar 0,000. 3. Siswa memberikan sikap yang baik terhadap pembelajaran IPA menggunakan metode Mind Mapping. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang memberikan sikap dengan kategori sangat tinggi sebesar 81,25% dan kategori tinggi sebesar 12,5% dari jumlah siswa yang mengisi angket.
Ratih Shintia Devi1, Margaretha Sri Yuliariatiningsih2, Tita Mulyati3|8 Efektivitas Metode Mind Mapping terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran IPA
DAFTAR PUSTAKA Budiningsih, A. C. (2012). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Buzan, T. (2010). Buku pintar mind map untuk anak: agar anak mudah hafal dan berkonsentrasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. DePorter, B. & Hernacki, M. (2002). Quantum learning. Bandung: Kaifa. Gunawan, I. &Palupi, A. R. (2012). Taksonomi Bloom – revisi ranah kognitif: kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan penilaian.Premiere educandum: jurnal pendidikan dasar dan pembelajaran, 2(2), hlm. 16-40. Muslich, M. (2011) Authentic assessment: penilaian berbasis kelas dan kompetensi. Bandung: Refika Aditama. Ruseffendi (2010). Dasar-dasar penelitian pendidikan & bidang non-eksakta lainnya. Bandung: Tarsito. Setyowati, D. (2013). Pengaruh penerapan metode mind mapping untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Trianto (2010) Model pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
1. 2. 3.
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1105579 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggug Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggug Jawab