PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI PENGUKURAN WAKTU SISWA KELAS V MIN 15 BINTARO (Penelitian Quasi Eksperimen di MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh : MARTUNIK RAFIKA ISNURHIDAYAH 1110018300032
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H
LEMBAR PENGESAIIAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TE,4CHING AND LEARNING TERIIADAP PEMAHAMAN KONSEP
PADA MATERI PENGUKURAN WAKTU SISWA KELAS.V MIN 15 BINTARO @enelitian Quasi Eksperimen di MrN 15 Bintaro Jakarta Selatan)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar sarjana pendidikan (s.pd) oleh
Martunik Rafika Isnurhidayah NIM 1110018300032 an,
Dr. Tita Khalis Marvati. M. Kom. NIP. 19690924 199903 2 003
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN T,NIYERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1436 rv201s
M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul "Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teuching and Learning Terhadap Pemahaman Konsep Pada Materi Pengukuran Waktu Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro". Di susun oleh Martunik
Rafika Isnurhidayah, NIM:1110018300032, Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh pihak fakultas.
Jakarta, 07 Jarntari 2015
Yang Mengesahkan, Pembimbing
Dr. Tita Khalis Maryati. M. Kom
NIP:
19690924 199903
2003
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teuching and LearningTerhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Pengukuran
Waktu Siswa Kelas Isnurhidayah
NIM
V MIN 15 Bintaro.
Disusun oleh Martunik Rafika
1110018300032, Jurusan Pendidikan
Guru
Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan.Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 23 Januari 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
Sl (S.Pd) dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMr). Jakarta, 23 J an:uari 201 5
Panitia Ujian Munaqosah
fanggal Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Dr. Fauzan. MA. NIP. 19761107 200701
4 I
(o>l %ts
013
Sekretaris jurusan Asep Ediana Latip. M. Pd NIP. 19810623 200912 | 003
Penguji
I
Maifalinda Fatra. M. Pd NrP. 19700528199603 2 002
Penguji
t9
-vt-
u,
q-a- b(i
II
Dedek Kustiawati. M. Pd NIP.
13-oz-20,{
Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
NIP. 19591020 198603 2 001
Tanda Tangan
SURAT PERNYATAAN KARYA ILNTIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
Martunik Rafi ka Isnurhidavah
NIM
1110018300032
Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Angkatan Tahun
20t0
Alamat
Jl. Bintara 1 No.65 RT 013/002 Kelurahan
Bintara,
ecamatan Bekasi Barat, Kodya Bekasi, Kode Pos 17134.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul
"Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaclting and Learning Terhadap Pemahaman Konsep Pada Materi Pengukuran Waktu Sisrva Kelas V MIN 15 Bintaro" adalahbenar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: Dr. Tita Khalis Maryati, M. Kom
Nama
:
NIP
: 19690924 199903 2 003
Dosen
Jurusan
: Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan
ini
saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 07 Januari 2015
Martunik Rafika Isnurhidayah
NIM:
1110018300032
ABSTRAK Martunik Rafika Isnurhidayah (1110018300032) “Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Terhadap Pemahaman Konsep Pada Materi Pengukuran Waktu Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Pemahaman konsep matematika adalah kemampuan siswa dalam menerjemahkan, menafsirkan dan menyimpulkan suatu konsep matematika berdasarkan pembentukan pengetahuannya sendiri bukan sekedar menghafal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas V pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 materi pengukuran waktu di MIN 15 Bintaro. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian Control Group Pretest Posttest. Sampel penelitian yang pertama berjumlah 30 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan pendekatan CTL dan 30 siswa untuk kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan konvensional. Berdasarkan analisis dengan uji-t, diperoleh thitung > ttabel yaitu thitung sebesar 2,725 dan ttabel sebesar 2,042 pada taraf signifikan 5%. Maka artinya rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang diberikan dengan pendekatan CTL lebih tinggi daripada pemahaman konsep matematika dengan pendekatan konvensional.
Kata Kunci: Metode Eksperimen, Contextual Teaching and Learning, Pemahaman Konsep Matematika, Pengukuran Waktu
i
ABSTRACT Martunik Rafika Isnurhidayah (1110018300032) “The Influence of the Use of Contextual Teaching and Learning Approach Towards Students’ Understanding in Time Measurement Material at the V Grade Students of MIN 15 Bintaro. Skripsi, Department of Teacher’s Education of Elementary Islamic School, Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2014. Contextual Teaching and Learning (CTL) approach is a learning concept that helps teacher to relate the teaching material with the students’ real life situations. The understanding of mathematic concept is students’ ability to translate, interpret, and conclude a mathematic concept based on their own knowledge not just by memorize it. The objective of this study is to find out the influence of Contextual Teaching and Learning approach towards students’ understanding of mathematic concept in time measurement material at the fifth grade students in the first semester of the academic year 2014/2015 MIN 15 Bintaro. The method of the study is quasi-experiment with the design of the study is Control Group Pretest and Posttest. The sample of this study is 30 students of experimental class using CTL approach and 30 students of control class using conventional approach. Based on the analysis with t-test, obtained that tcount > ttable with 2,725 and ttable by 2,042 on the 5% as significance level. So, it means understanding mathematical concepts is given by CTL approach higher than conventional approaches.
Keywords: Experimental Methods, Contextual Teaching and Learning, Understanding of Mathematic Concept, Measurement of Time.
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat
dan
hidayah-Nya
kepada
penulis
sehingga
dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan doa, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.
Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Dr. Fauzan, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Dosen pembimbing akademik, Bapak Abdul Ghofur, MA yang telah memberikan arahan dan bimbingan.
4.
Ibu Dr. Tita Khalis Maryati, M. Kom, Dosen pembimbing skripsi yang memberikan motivasi, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dengan sabar untuk membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
5.
Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
6.
Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan.
iii
7.
Bapak A. Taufiqillah, S.Ag.MM, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. Ibu Dra. Hj. Nurbadriah selaku Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas V dan seluruh dewan guru MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan, yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini di sekolah.
8.
Teristimewa untuk keluargaku khususnya kedua orang tuaku tercinta, yang tak henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan dan motivasi baik moril dan materil, serta selalu mendorong penulis untuk tetap semangat dalam menyelesaikan studi ini.
9.
Kawan-kawan terbaik selama di bangku kuliah (Roro, Ai, Zizah, Nufus, Fitri, Ima, Vina, Ihda, Tutu, Erien, Nc, dan Lina). Terima kasih untuk canda tawa dan kebersamaan selama empat tahun ini.
10. Teman-teman (Irfan, Tuti dan Ai) dan seluruh teman-teman seperjuangan Pendidikan Guru Madrasah Ibitidaiyah angkatan 2010 yang selalu memberikan bantuan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta kepada semua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-mudahan segala bantuan, yang telah diberikan mendapat balasan oleh Allah SWT. Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembacanya.
Jakarta, 07 Januari 2015
Martunik Rafika I
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRACT .................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... v DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4 D. Perumusan Masalah .................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5 BAB II : KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ................... 7 A. Deskripsi Teoritik........................................................................ 7 1. Hakikat Pembelajaran Matematika ...................................... 7 2. Pemahaman Konsep Matematika ........................................ 9 a. Pengertian Pemahaman Konsep ................................... 9 b. Pemahaman Konsep Matematika ................................. 12 3. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ....... 15 a. Landasan Filosofis CTL ............................................... 15 b. Pengertian Pendekatan CTL ......................................... 15 c. Karakteristik Pembelajaran CTL .................................. 17 d. Ciri-ciri Pembelajaran CTL .......................................... 17 e. Komponen Pembelajaran CTL ..................................... 18 f. Langkah-langkah Pembelajaran CTL ........................... 19 4. Kajian Materi Pengukuran Waktu ....................................... 21 a. Menentukan Tanda Waktu dengan Notasi 12 Jam ....... 21
v
b. Menentukan Tanda Waktu dengan Notasi 24 Jam ....... 22 c. Satuan Waktu Jam, Menit dan Detik ............................ 23 d. Operasi Hitung yang Melibatkan Satuan Waktu .......... 24 e. Menyelesaikan Masalah Berkaitan dengan Satuan Waktu ................................................................ 24 5. Hubungan CTL dengan Pemahaman Konsep pada Materi Pengukuran Waktu dan Implementasinya ........................... 25 B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 27 C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 28 D. Hipotesis Penelitian..................................................................... 29 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 30 A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 30 B. Metode dan Desain Penelitian .................................................... 30 C. Variabel Penelitian ...................................................................... 31 D. Populasi dan Sampel ................................................................... 31 E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 32 F. Analisis Instrumen ...................................................................... 34 1. Uji Validitas ......................................................................... 34 2. Reliabilitas Instrumen .......................................................... 35 3. Taraf Kesukaran Soal .......................................................... 36 4. Daya Beda Soal.................................................................... 36 G. Tehnik Analisis Data .................................................................. 37 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ....................................... 37 a. Uji Normalitas .............................................................. 38 b. Uji Homogenitas ........................................................... 39 2. Pengajuan Hipotesis............................................................. 39 H. Hipotesis Statistik ....................................................................... 41 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 42 A. Deskripsi Data............................................................................. 42 1. Deskripsi Data Kemampuan Awal (Pretest) Pemahaman Konsep Matematika Siswa .............................. 43
vi
a. Deskripsi Data Kemampuan Awal (Pretest) Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelompok Eksperimen ................................................. 43 b. Deskripsi Data Kemampuan Awal (Pretest) Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelompok Kontrol ........................................................ 44 c. Pengujian Prasyarat Analisis Data Kemampuan Awal (Pretest) ........................................................................ 47 1) Uji Normalitas ....................................................... 47 2) Uji Homogenitas .................................................... 48 3) Uji Hipotesis Data Kemampuan Awal (Pretest) ... 49 2. Deskripsi Data Kemampuan Akhir (Posttest) Pemahaman Konsep Matematika Siswa ...................................... 49 a. Deskripsi Data Kemampuan Akhir (Posttest) Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelompok Eksperimen ......................................................... 50 b. Deskripsi Data Kemampuan Akhir (Posttest) Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelompok Kontrol ................................................................ 51 c. Pengujian Prasyarat Analisis Data Kemampuan Akhir (Posttest)............................................................................... 55
1) Uji Normalitas ....................................................... 55 2) Uji Homogenitas .................................................... 56 3) Uji Hipotesis Data Kemampuan Akhir (Posttest) . 56 B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 57 1. Analisis Hasil Penelitian ................................................. 57 2. Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning ................................ 58 3. Pemahaman Konsep Matematika.................................... 64 4. Keterbatasan Penelitian................................................... 71
vii
BAB V : PENUTUP ...................................................................................... 72 A. Kesimpulan .......................................................................................... 72 B. Saran .................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 74
viii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Rancangan Desain Penelitian ...................................................... 31
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep ............................ 32
Tabel 3.3
Validitas Soal ............................................................................ 34
Tabel 3.4
Kriteria Koefisien Reliabilitas .................................................... 35
Tabel 3.5
Indeks Kesukaran Instrumen Tes .............................................. 36
Tabel 3.6
Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes .................................. 36
Tabel 3.7
Kriteria Daya Pembeda Instrumen Tes ...................................... 37
Tabel 3.8
Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................ 37
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Data Pretest Kelompok Eksperimen......... 43
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Data Pretest Kelompok Kontrol .............. 45
Tabel 4.3
Perbandingan Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ..................................................................... 46
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest .................................. 48
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest .............................. 49
Tabel 4.6
Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelompok Eksperimen......... 50
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ...... 50
Tabel 4.8
Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelompok Kontrol ............... 52
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Kontrol ............. 52
Tabel 4.10
Perbandingan Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ..................................................................... 53
ix
Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest................................. 56
Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Posttest ............................. 56
Tabel 4.13
Hasil Uji Perbedaan dengan Statistik Uji-t................................ 57
Tabel 4.14
Presentase per Aspek Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol............. 69
Tabel 4.15
Daftar Pertanyaan Wawancara dan Jawaban Siswa .................. 70
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Diagram Batang Pemahaman Konsep Pretest Kelompok Eksperimen ............................................................. 44
Gambar 4.2
Diagram Batang Pemahaman Konsep Pretest Kelompok Kontrol ................................................................... 45
Gambar 4.3
Diagram Batang Perbandingan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......................47
Gambar 4.4
Diagram Batang Pemahaman Konsep Posttest Kelompok Eksperimen ............................................................. 51
Gambar 4.5
Diagram Batang Pemahaman Konsep Posttest Kelompok Kontrol .................................................................. 53
Gambar 4.6
Diagram Batang Perbandingan Nilai Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ....................... 54
Gambar 4.7
Contoh Masalah Kontekstual .................................................... 59
Gambar 4.8
Tahap Masyarakat Belajar ........................................................ 60
Gambar 4.9
Tahap Permodelan .................................................................... 60
Gambar 4.10 Tahap Kontruktivisme ............................................................... 61 Gambar 4.11 Tahap Inkuiri ............................................................................. 62 Gambar 4.12 Tahap Refleksi .......................................................................... 62 Gambar 4.13 Tahap Bertanya ......................................................................... 62 Gambar 4.14 Tahap Penilaian Nyata ............................................................... 63 Gambar 4.15 Siswa Mengerjakan LKS Secara Individu ................................ 64 xi
Gambar 4.16 Siswa Berdiskusi Dengan Teman Sebangkunya ....................... 64 Gambar 4.17 Hasil Jawaban Posttest Tahap Translasi Kelompok Eksperimen ............................................................. 65 Gambar 4.18 Hasil Jawaban Posttest Tahap Translasi Kelompok Kontrol ... 66 Gambar 4.19 Hasil Jawaban Posttest Tahap Interpretasi Siswa Kelompok Eksperimen ............................................................. 67 Gambar 4.20 Hasil Jawaban Posttest Tahap Interpretasi Siswa Kelompok Kontrol ................................................................... 67 Gambar 4.21 Hasil Jawaban Posttest Tahap Ekstrapolasi Siswa Kelompok Eksperimen ............................................................. 68 Gambar 4.22 Hasil Jawaban Posttest Tahap Ekstrapolasi Siswa Kelompok Kontrol ................................................................... 68
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Wawancara Prapenelitian Lampiran 2 : Lembar Kuesioner Siswa Prapenelitian Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol Lampiran 7 : Kisi-kisi Pemahaman Konsep Sebelum Uji Validitas Lampiran 8 : Soal Instrumen Sebelum Uji Validitas Lampiran 9 : Kisi-kisi Pemahaman Konsep Setelah Uji Validitas Lampiran 10 : Soal Instrumen Setelah Uji Validitas Lampiran 11 : Kunci Jawaban Instrumen Tes Lampiran 12 : Pedoman Penskoran Lampiran 13 : Hasil Perhitungan Uji Validitas Lampiran 14 : Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Lampiran 15 : Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Lampiran 16 : Hasil Perhitungan Daya Pembeda Lampiran 17 : Rekapitulasi Analisis Butir Soal Lampiran 18 : Nilai Pretest Kelas Eksperimen Lampiran 19 : Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen Lampiran 20 : Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Lampiran 21 : Nilai Pretest Kelas Kontrol
xiii
Lampiran 22 : Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol Lampiran 23 : Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol Lampiran 24 : Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Lampiran 25 : Perhitungan Uji Hipotesis Statistik Pretest Lampiran 26 : Nilai Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 27 : Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 28 : Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 29 : Nilai Posttest Kelas Kontrol Lampiran 30 : Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol Lampiran 31 : Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol Lampiran 32 : Perhitungan Uji Homogenitas Posttest Lampiran 33 : Perhitungan Uji Hipotesis Statistik Posttest Lampiran 34 : Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 35 : Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Posttest Kelas Kontrol Lampiran 36 : Hasil Wawancara Siswa Setelah Treatment di Kelas Eksperimen Lampiran 37 : Dokumentasi
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Tujuan matematika di jenjang pendidikan dasar diantaranya adalah untuk mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa hasil pembelajaran matematika harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata siswa dalam menyelesaikan masalah matematika sehari-hari. Selain siswa dituntut untuk menguasai konsep-konsep matematika, siswa juga harus mampu menghubungkan dan menggunakan konsep-konsep tersebut dengan situasi dunia nyata. Dengan kata lain, siswa dapat memahami makna kontekstualnya. Ruang lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek bilangan, geometri dan pengukuran serta pengolahan data. Cornelius mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika yaitu karena matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas dan sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.1 Kelima alasan tersebut menunjukkan banyaknya manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari matematika. Melalui belajar matematika, siswa dapat berpikir logis dan simetris serta dapat memecahkan segala permasalahan dalam kehidupan. Namun pada kenyataannya, matematika sering dianggap oleh siswa sebagai mata 1
Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012),
h. 204
1
2
pelajaran yang sulit, membosankan bahkan ada pula yang beranggapan bahwa pelajaran matematika itu menakutkan sehingga menyebabkan hasil belajar matematika kurang memuaskan dan tidak memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal (KKM). Konsep matematika yang diberikan pada siswa sekolah dasar (SD) sangatlah sederhana dan mudah, tetapi sebenarnya materi matematika SD memuat konsep-konsep yang mendasar dan penting serta tidak boleh dipandang sepele. Diperlukan kecermatan dalam menyajikan konsep-konsep tersebut, agar siswa mampu memahaminya secara benar, sebab kesan dan pandangan yang diterima siswa terhadap suatu konsep di sekolah dasar dapat terus terbawa pada masa-masa selanjutnya. Kegagalan guru dalam menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan pula saat proses belajar mengajar guru kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Pembelajaran matematika masih berorientasi pada pengembangan aspek kognitif yang menstransfer pengetahuan dari guru ke siswa yang diikuti dengan latihan-latihan untuk membentuk kemampuan sesaat. Metode yang di gunakan cenderung masih menggunakan metode konvensional dan satu arah. Metode pembelajaran yang bervariatif juga masih kurang dikembangkan sehingga siswa cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Kondisi dan fakta di lapangan juga menunjukkan kurang dari 75% siswa yang mencapai ketuntasan nilai KKM. Berdasarkan data awal dan wawancara yang dilakukan terhadap guru matematika di MIN 15 Bintaro, dimana pada tahun pelajaran 2013/2014 sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika bagi siswa adalah 70. Permasalahan yang umum terjadi adalah kurangnya minat serta rendahnya pemahaman konsep siswa terutama pada mata pelajaran matematika. Misalnya pada materi pengukuran waktu (jam), beberapa siswa mengalami kesulitan ketika belajar tentang materi pengukuran waktu terutama pada tipe soal uraian. Kurangnya pemahaman konsep pada materi ini membuat siswa bingung ketika menemui soal yang membutuhkan panalaran lebih. Kesulitan ini disebabkan karena kurangnya siswa memiliki
3
pemahaman konsep yang baik. Guru sering kali lebih menekankan pada hafalan siswa, bahwa satu jam adalah 60 menit dan sebaginya tanpa menghadirkan jam atau alat peraga lain ke dalam kelas. Sehingga ketika menemui soal dalam bentuk cerita atau uraian beberapa siswa mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal tersebut. Menjelaskan materi jam tidak hanya menghadirkan jam nyata ketika proses pembelajaran berlangsung, namun perlu juga mengaitkan hubungan jam dengan kegiatan sehari-hari siswa. Hal ini membuat siswa cenderung kurang memahami pentingnya memiliki pemahaman konsep yang baik tentang materi jam serta bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata. Guru hendaknya mampu menyampaikan materi secara kontekstual berdasarkan kegiatan sehari-hari siswa. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Dengan demikian pembelajaran selain akan lebih menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya sehingga proses pembelajaran
menjadi
lebih
pembelajaran
Contextual
bermakna.
Teaching
Dengan
Learning
menggunakan
(CTL)
diharapkan
konsep dapat
memperbaiki pemahaman konsep siswa sehingga hasil belajarnyapun meningkat. Oleh karena itu disini penulis akan membahas dan mencoba menerapkan salah satu pendekatan pembelajaran, yaitu pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL). Dengan upaya keaktifan seluruh peserta didik dalam proses pembelajaran dan peningkatan kemampuan pemahaman konsepnya dapat terlihat. Geometri dan pengukuran merupakan bahan ajar matematika yang erat kaitannya dengan kehidupan siswa. Pembelajaran geometri dengan menerapkan model CTL sangat relevan, yakni dapat membantu siswa untuk menjembatani pemikiran siswa SD yang konkrit dalam memahami konsep-konsep yang lebih abstrak. Pada akhirnya, diharapkan siswa dapat menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajarinya dalam kehidupannya.
4
Berdasarkan uraian di atas, masalah ini penting untuk diteliti sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH PENERAPAN LEARNING
PENDEKATAN TERHADAP
CONTEXTUAL
PEMAHAMAN
TEACHING
KONSEP
PADA
AND
MATERI
PENGUKURAN WAKTU SISWA KELAS V MIN 15 BINTARO”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat didefinisikan masalah yang timbul dilihat dari berbagai aspek, diantaranya: 1. Model ataupun pendekatan pembelajaran yang bervariatif masih kurang dikembangkan dan guru cenderung menggunakan model konvesional pada beberapa pembelajaran yang dilakukannya. 2. Penggunaan pendekatan/model pembelajaran tidak menghubungkan dengan konteks keseharian dunia nyata siswa pada pelajaran matematika. 3. Pembelajaran matematika masih didominasi pandangan bahwa pengetahuan sebagai fakta atau dihafal. 4. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran matematika terutama pada materi pengukuran waktu. 5. Siswa cenderung pasif dalam kegiatan belajar di kelas. 6. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah.
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya maka diperlukan pembatasan masalah, adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas V semester I tahun ajaran 2014/2015 di MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan pada materi pengukuran waktu. 2. Pendekatan Contextual Teaching and Learning yang dimaksud adalah konsep belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
5
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Pendekatan konvensional yang dimaksud adalah pendekatan dengan metode ceramah dan tanya jawab. 4. Pemahaman konsep matematika yang digunakan adalah menggunakan teori Bloom yaitu penerjemahan (translation), penafsiran (interpretation) dan ekstrapolasi (ekstrapolation).
D. Perumusan Masalah Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi sebagaimana di atas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa kelas V pada materi pengukuran waktu?” E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran matematika terhadap pemahaman konsep siswa pada materi pengukuran waktu. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain: a. Bagi Siswa Meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika sehingga hasil belajarnya juga meningkat b. Bagi Guru Sebagai masukan bagi guru dalam memberikan variasi mengajar agar menjadi salah satu alternatif dalam memilih pendekatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kualitas belajar siswa c. Bagi Sekolah Dapat memberikan wacana baru tentang pembelajaran matematika yang diinginkan oleh para siswanya.
6
d. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan meningkatkan keterampilan dalam mengajar agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik Terdapat beberapa komponen yang akan dijelaskan dalam deskripsi teoritik. Diantaranya yaitu hakikat pembelajaran matematika, pemahaman konsep dalam matematika, pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), kajian materi pengukuran waktu dan hubungan CTL dengan pemahaman konsep pada materi pengukuran waktu dan implementasinya. 1. Hakikat Pembelajaran Matematika Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di SD/MI karena matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari siswa dan diperlukan sebagai dasar untuk mempelajari matematika lanjut dan mata pelajaran lain. Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar).1 Sebagaimana diketahui, bahwa matematika adalah ilmu deduktif, formal, hierarkis, menggunakan bahasa simbol dan sebagian bersifat abstrak. Perbedaan karakteristik antara usia SD/MI dan matematika, mengakibatkan adanya kesulitan dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu diperlukan cara yang efektif untuk menjembatani antara tahap berpikir anak usia SD/MI yang masih dalam operasional konkret dan matematika yang bersifat abstrak. Bruner (dalam Mustangin) berpendapat bahwa belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur abstrak yang terdapat di
1
Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 3.
7
8
dalam matematika serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika. Siswa akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui siswa tersebut.2 Di dalam proses belajar matematika, terjadi juga proses berpikir, sebab siswa dikatakan berpikir bila siswa itu melakukan kegiatan mental. Seperti yang diungkapkan Mustangin bahwa belajar matematika merupakan kegiatan mental yang sangat tinggi.3 Bruner (dalam Ruseffendi) dalam metode penemuannya mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. Menemukan di sini terutama adalah menemukan lagi (discovery), atau dapat juga menemukan yang sama sekali baru (invention). Oleh karena itu, kepada siswa materi disajikan bukan dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya. Dalam pembelajaran ini, guru harus lebih banyak berperan sebagai pembimbing dibandingkan sebagai pemberi tahu.4 Pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Dalam matematika, setiap konsep berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep menjadi prasyarat bagi konsep yang lain. Oleh karena itu, siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melakukan keterkaitan tersebut.5 Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan pembelajaran matematika adalah upaya-upaya yang dilakukan seorang guru untuk membangun pemahaman terhadap matematika. Pembelajaran merupakan proses membantu siswa-siswi untuk membangun konsep-konsep matematika. Sehingga tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai.
2
Esti Yuli Widayanti, dkk, Pembelajaran Matematika MI, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), h. 1-9. 3 Ibid., h. 1-9. 4 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010), Cet. III, h. 4. 5 Ibid., h. 4.
9
2. Pemahaman Konsep Matematika a. Pengertian Pemahaman Konsep Pemahaman merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar. Proses pemahaman dapat terjadi ketika siswa sudah melakukan tahap pengetahuan dan pengenalan. Seperti yang dikatakan Bloom dalam Hamalik, salah satu tujuan pendidikan adalah kompetensi kognitif yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.6 Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Memahami maksudnya menangkap maknanya, adalah tujuan akhir dari setiap belajar. Comprehension atau pemahaman memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu, skill pengetahuan dan sikap yang tidak akan bermakna.7 Menurut teori kontruktivisme, konsep pembelajaran adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Ciri stimuli adalah objekobjek atau orang. Proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru dan pengetahuan baru berdasarkan data. 8 Pengetahuan berhubungan dengan kemampuan menangkap suatu konsep dengan kata-kata sendiri.9 Sehingga siswa diharapkan dapat menerjemahkan dan menyebutkan kembali apa yang telah didengarnya dengan bahasanya sendiri. Pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan menerangkan suatu hal dengan kata-kata yang berbeda dengan yang terdapat dalam buku teks, kemampuan mengiterpretasikan atau menarik kesimpulan. Pemahaman tampak pada alih bahan dari suatu bentuk ke bentuk lainnya, penafsiran dan memperkirakan. Hal ini sejalan dengan taksonomi Bloom yang diterangkan
6
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 2, Ed. 1, h. 79 7 Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 19, h. 42-43. 8 Sukarjo, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Rajawali Pers), Ed. 1, h. 55-56. 9 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 157
10
Hamalik, pemahaman adalah kemampuan untuk menguasai pengertian atau makna konsep.10 Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan pemahaman adalah kemampuan siswa untuk dapat menjelaskan, mengkomunikasikan suatu objek dengan cara lain, misalnya menggunakan gambar, grafik, menjelaskan dengan kalimat sendiri serta siswa mampu mengimplementasikan suatu objek kedalam hal yang sesuai. Dengan demikian, seseorang dikatakan memahami sesuatu apabila ia mampu mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Siswa tidak lagi hanya mengingat dan menghafal suatu informasi yang diperolehnya, melainkan ia harus dapat memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut. termasuk di dalamnya menafsirkan suatu bagan, gambar, grafik untuk menjelaskan dengan kalimatnya sendiri. Konsep merupakan buah pikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prisip, hukum dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berpikir abstrak.11 Hal ini sejalan dengan pendapat Rosser dalam Sagala yang menyatakan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama.12 Sedangkan konsep adalah suatu gagasan abstrak yang digeneralisasi dari contoh-contoh khusus.13 Para ahli berbeda-beda dalam mendefinisikan suatu konsep. Hamalik menyatakan bahwa, “Konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum.14 Rumusan definisi tersebut mempunyai makna yang sama, yaitu konsep merupakan abstraksi yang menggambarkan ciriciri umum dari sekelompok objek, proses, peristiwa, fakta atau pengalaman lainnya.
10
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. 4, h.121 11 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 71. 12 Ibid., h. 73 13 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 298. 14 Oemar Hamalik, ibid, h. 162.
11
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpukan bahwa konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan siswa dapat mengklasifikasikan objek ke dalam contoh atau bukan contoh dan menghubungkan ide abstrak tersebut ke dalam objek atau peristiwa yang memiliki relasi. Dengan demikian, mempelajari suatu konsep merupakan kemampuan mengelompokkan benda atau peristiwa yang mempunyai suatu relasi. Konsep menunjuk kepada pemahaman dasar. Siswa dapat mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan benda-benda atau ketika mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu. Konsep mewakili sebuah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama dan dituangkan dalam bentuk suatu kata yang mewakili konsep itu. Jadi lambang konsep dituangkan dalam bentuk suatu kata atau bahasa. Menurut Gagne, individu memperoleh konsep melalui dua cara, yaitu melalui formasi konsep dan asimilasi konsep.15 Formasi konsep menyangkut cara materi atau informasi diterima peserta didik. Formasi konsep diperoleh individu sebelum ia masuk sekolah, karena proses perkembangan konsep yang diperoleh semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman sepanjang perkembangan individu. Formasi konsep merupakan proses pembentukan konsep secara induktif dan merupakan suatu belajar menemukan. Ada beberapa keuntungan dari pengajaran konsep yaitu: 1) Mengurangi beban berat bagi memori karena kemampuan manusia dalam mengkategorikan berbagai stimulus terbatas. 2) Konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun berpikir. Artinya dengan
memahami
sebuah
konsep,
siswa
mampu
membangun
pemikirannya mengenai suatu pelajaran yang sedang dipelajari. 3) Konsep-konsep merupakan dasar untuk proses mental yang lebih tinggi. Misalnya untuk melakukan penalaran, menyelesaikan masalah, seseorang memerlukan konsep sebagai dasar proses berpikirnya. 4) Konsep perlu untuk memecahkan masalah. Artinya seorang siswa akan mampu memecahkan masalah matematika, apabila ia menguasai konsepkonsep matematika. 15
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009) h. 73.
12
Suatu konsep biasanya digunakan secara berkesinambungan untuk menjelaskan konsep lain. oleh karena itu siswa harus benar-benar mampu mengklasifikasikan konsep dalam masalah dan memahami relasinya atau keterkaitannya. Karena apabila terjadi kesalahan konsep yang diterima siswa maka akan berakibat fatal untuk mempelajari konsep-konsep berikutnya yang masih ada keterkaitan dengan konsep sebelumnya. Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang dengan baik jika terlebih dahulu disajikan konsep-konsep yang paling umum sebagai jembatan informasi baru dengan informasi yang telah ada pada struktur kognitif siswa. Penyajian konsep yang paling umum perlu dilakukan sebelum penjelasan yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat keterkaitan antara informasi yang baru dengan informasi yang telah diterima pada struktur kognitif siswa. Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep merupakan tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu menguasai konsep, situasi, fakta yang diketahui, serta dapat menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya dengan tidak mengubah arti. b. Pemahaman Konsep Matematika Dalam pembelajaran matematika, pemahaman ditukan terhadap konsepkonsep matematika, sehingga lebih dikenal dengan istilah pemahaman konsep matematika. Pemahaman dalam pengertian pemahaman konsep matematika mempunyai beberapa tingkat kedalaman arti yang berbeda-beda. Berikut diuraikan beberapa jenis pemahaman konsep matematika menurut para ahli. 1) Pemahaman konsep matematika menurut Skemp terbagi menjadi dua jenis, yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman relasional:16 a) Pemahaman instrumental merupakan kemampuan pemahaman di mana siswa hanya tahu atau hapal suatu rumus dan dapat menggunakannya dalam menyelesaikan soal secara algoritmik saja. Pada tahap ini, siswa
16
Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), h. 168.
13
juga belum atau tidak bisa menerapkan rumus tersebut pada keadaan baru yang berkaitan. b) Pemahaman relasional merupakan kemampuan pemahaman di mana siswa tidak hanya sekedar tahu atau hapal suatu rumus, tetapi dia juga dapat menerapkan rumus tersebut untuk menyelesaikan masalahmasalah yang terkait pada situasi yang lain. 2) Bloom membedakan bahwa ada tiga kategori pemahaman, yakni penerjemahan (translation), penafsiran (interpretation) dan ekstrapolasi (extrapolation). Adapun masing-masing kategori pemahaman mengandung pengertian sebagai berikut:17 a) Pengubahan (translation), kemampuan dalam memahami suatu objek yang dinyatakan dengan cara lain dari pernyataan asal yang dikenal sebelumnya. Pada pembelajaran matematika pemahaman (translation) berkaitan dengan kemampuan siswa menerjemahkan kalimat dalam soal menjadi bentuk lain. b) Pemberian arti (interpretation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menentukan konsep-konsep yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah. c) Pembuatan eksrapolasi (extrapolation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan siswa menerapkan konsep dalam perhitungan matematis untuk menyelesaikan soal. Secara operasional pemahaman konsep matematika didefinisikan sebagai kemampuan siswa dalam menjelaskan, menguraikan, merumuskan, mengubah, menyimpulkan, menentukan suatu konsep dalam berbagai bentuk representasi ataupun dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Seseorang dikatakan memahami suatu konsep matematika bila ia telah mampu melakukan beberapa hal di bawah ini:18 1) Menemukan kembali suatu konsep yang belum diketahui berdasarkan pada pengetahuan dan pengalaman yang diketahui dan dipahami sebelumnya.
17
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 157 Suhendra dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007) h. 7-21. 18
14
2) Mendefinisikan atau mengungkapkan suatu konsep dengan kalimat sendiri dengan gagasan konsep tersebut. 3) Mengidentifikasi hal-hal yang relevan dengan suatu konsep dengan cara yang tepat. 4) Memberikan contoh dan bukan contoh atau ilustrasi yang berkaitan dengan suatu konsep. Tingkat pemahaman konsep siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:19 1) Pengorganisasian bahan ajar, semakin baik bahan ajar semakin baik tingkat pemahaman siswa terhadap bahan ajar tersebut. 2) Kejelasan kata, yaitu menggunakan kata yang jelas dan bermakna pasti hanya satu. 3) Untuk mempermudah pemahaman, sebaiknya informasi diperjelas dengan contoh-contoh dua arah. Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang baik jika terlebih dahulu disajikan konsep yang paling umum perlu dilakukan sebelum penjelasan yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat keterkaitan antara informasi yang telah ada dengan informasi yang baru diterima pada struktur kognitif siswa. Pada penelitian ini, pemahaman konsep matematika yang digunakan adalah pemahaman konsep matematika menurut Bloom, yaitu translation, interpretation, dan extrapolation. Pemahaman konsep penting ditanamkan pada siswa, karena keberhasilan dan kesalahan dalam pemahaman konsep-konsep yang bersifat mendasar dalam kajian suatu baham mempunyai dampak pada konsepkonsep dalam bahan kajian lainnya, karena matematika adalah ilmu yang terus berjenjang dari tahap awal ke tahap selanjutnya. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematika adalah kemampuan siswa dalam menerjemahkan, menafsirkan, dan menyimpulkan
19
suatu
konsep
matematika
berdasarkan
pembentukan
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004), Ed. Pertama, h. 153.
15
pengetahuannya sendiri bukan sekedar menghafal. Selain itu siswa dapat menemukan dan menjelaskan kaitan suatu konsep dengan konsep lainnya. 3. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Sub bab ini akan membahas mengenai landasan filosofis CTL, pengertian pendekatan CTL, karakteristik pembelajaran CTL, ciri-ciri pembelajaran CTL, komponen pembelajaran CTL dan langkah-langkah dalam pembelajaran CTL. a.
Landasan Filosofis CTL CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang mulai digagas
oleh Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh Jean Piaget. Piaget berpendapat, bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan skema. Skema terbentuk karena pengalaman. Semakin dewasa anak, maka semakin sempurnalah skema yang dimilikinya. Proses penyempurnaan skema dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses penyempurnaan skema dan akomodasi adalah proses mengubah skema yang sudah ada hingga terbentuk skema baru. Semua itu terbentuk berkat pengalaman.20 Pandangan Piaget tentang bagaimana sebenarnya pengetahuan itu terbentuk dalam struktur kognitif anak, sangat berpengaruh terhadap beberapa model pembelajaran di antaranya model pembelajaran kontekstual. Menurut pembelajaran kontekstual, pengetahuan itu akan bermakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa. Pengetahuan yang diperoleh dari pemberitahuan orang lain, tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan yang demikian akan mudah dilupakan dan tidak fungsional.21 b. Pengertian Pendekatan CTL CTL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.22 20
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi KBK, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 111-112. 21 Ibid., h. 113. 22 Ibid., h. 109.
16
Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang beranggapan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah, artinya belajar akan lebih bermakna jika anak “bekerja” dan “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan sekedar “mengetahuinya”.23 Johnson mengartikan pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya dan budayanya.24 Sistem CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.25 Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran CTL adalah konsep belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Siswa
memperoleh
pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Dengan menerapkan pembelajaran kontekstual, pembelajaran menjadi berpusat kepada siswa. Sebagian besar waktu pembelajaran digunakan oleh siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui berbagai kegiatan, antara lain: praktikum, diskusi, presentasi, mengerjakan LKS atau tugas-tugas lain, membaca untuk menemukan konsep atau kalimat-kalimat kunci. Peran guru dalam bentuk pembimbingan tetap dibutuhkan selama kegiatan-kegiatan tersebut, tetapi lebih bersifat fasilitator bukan decision maker.
23
Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 271. Kunandar, Ibid, h. 273. 25 Elaine B. Johnson, CTL Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: Kaifa, 2010), cet. ke-1, h. 67. 24
17
c.
Karakteristik Pembelajaran CTL Terdapat lima karakteristik penting yang harus diperhatikan dalam poses
pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL, yaitu: 1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain. 2) Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara deduktif,
yaitu
mempelajari
secara
keseluruhan
dulu,
kemudian
memperhatikan detailnya. 3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihapal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan. 4) Mempraktikkan
pengetahuan
dan
pengalaman
tersebut
(applying
knowledge), artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa. 5) Melakukan
refleksi
(reflecting
knowledge)
terhadap
strategi
pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.26 d. Ciri-ciri Pembelajaran CTL Berdasarkan karakteristik pembelajaran CTL, maka Kunandar memaparkan beberapa ciri-ciri pembelajaran kontekstual antara lain: 1) Adanya kerjasama antar semua pihak. 2) Menekankan pentingnya pemecahan masalah atau problem. 3) Bermuara pada keragaman konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda. 4) Saling menunjang. 5) Menyenangkan, tidak membosankan. 6) Belajar dengan bergairah. 26
Wina Sanjaya, op.cit, h. 256.
18
7) Pembelajaran terintegrasi. 8) Menggunakan berbagai sumber. 9) Siswa aktif. 10) Sharing dengan teman. 11) Siswa kritis, guru kreatif. 12) Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa. 13) Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan sebagainya.27 e.
Asas-asas Pembelajaran CTL Ada tujuh asas utama pembelajaran yang mendasari penerapan
pembelajaran kontekstual di kelas, yaitu sebagai berikut: 1) Konstruktivisme. Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Dalam konstruktivisme pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Dalam pandangan konstruktivisme “strategi memperoleh” lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. 2) Inkuiri (menemukan). Artinya, proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis bukan hasil mengingat seperngkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. 3) Bertanya
(Questioning).
Bertanya
merupakan
strategi
utama
pembelajaran berbasis kontekstual. Bertanya dalam pembelajaran sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. 4) Masyarakat belajar (learning community). Dalam kelas CTL, penerapan asas
masyarakat
belajar
dapat
dilakukan
dengan
menerapkan
pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompokkelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari
27
Wina Sanjaya, op. cit, h. 298-299.
19
kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya. 5) Pemodelan
(modeling),
adalah
proses
pembelajaran
dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga guru memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. 6) Refleksi (reflection), adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL, setiap akhir proses pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk “merenung” atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Biarkan secara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya. 7) Penialaian nyata (authentic assessment), adalah kegiatan menilai siswa yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrument penilaian. Jadi siswa dinilai kemampuannya dengan berbagai cara, tidak melulu dari hasil ulangan tulis.28 f.
Langkah-langkah Pembelajaran CTL Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
CTL, tentu saja terlebih dahulu guru harus membuat disain (skenario) pembelajarannya, sebagai pedoman umum sekaligus sebagai alat kontrol dalam pelaksanaannya. Pada intinya pengembangan setiap komponen CTL tersebut dalam pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut:29 1) Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang harus akan dimilikinya.
28
Wina Sanjaya, op.cit., h. 118-122. Laksmi Dewi Masitoh. Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2009), h. 285-286. 29
20
2) Melakukan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan. 3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaanpertanyaan. 4) Menciptakan masyarakat belajar seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya jawab dan lain sebagainya. 5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model bahkan media yang sebenarnya. 6) Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. 7) Melakukan penilaian secara objektif yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa. Selain langkah-langkah penerapan CTL, ada pula tujuh strategi yang harus digunakan secara proposional dan rasional dalam pendekatan CTL, yaitu: 1) Pengajaran berbasis problem atau masalah, dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama siswa ditantang untuk berfikir kritis untuk memecahkannya, problem seperti ini membawa makna personal dan sosial bagi siswa. 2) Menggunakan konteks yang beragam, guru membermaknakan pusparagam konteks sehingga makna yang diperoleh siswa menjadi semakin berkualitas. 3) Mempertimbangkan kebhinekaan siswa, guru mengayomi individu dan meyakini
bahwa
dibermaknakan
perbedaan
menjadi
individual
mesin
dan
penggerak
sosial
untuk
seyogyanya
belajar
saling
menghormati dan membangun toleransi demi terwujudnya keterampilan interpersonal. 4) Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri, setiap manusia menjadi pembelajar aktif sepanjang hayat, melalui pendidikan untuk belajar mandiri di kemudian hari. Untuk itu siswa mesti dilatih berfikir kritis dan kreatif dalam mencari dan menganalisis informasi dengan sedikit bantuan atau malah secara mandiri.
21
5) Belajar melalui kolaborasi, siswa dibiasakan belajar dari dan dalam kelompok untuk berbagi pengetahuan dan menentukan fokus belajar. 6) Menggunakan penilaian autentik, pembelajaran dengan CTL penilaiannya adalah penilaian individual, yakni mengakui kekhasan sekaligus keluasan dalam pembelajaran, materi ajar, dan prestasi yang dicapai siswa. 7) Mengejar standar tinggi, standar unggul sering dipersepsi sebagai jaminan untuk mendapatkan pekerjaan, atau minimal membuat siswa merasa pede untuk menentukan pilihan masa depan. Agar menjadi manusia yang kompetitif, maka dari itu menentukan kompetensi lulusan dari tahun ke tahun terus ditingkatkan.30 4. Kajian Materi Pengukuran Waktu a. Menentukan Tanda Waktu dengan Notasi 12 Jam (Melibatkan Keterangan Pagi, Siang, Sore, atau Malam) Siang hari dari matahari terbit hingga matahari terbenam, lamanya 12 jam. Malam hari dari matahari terbenam hingga matahari terbit, lamanya 12 jam. Matahari terbit pukul enam pagi, ditulis pukul 06.00 pagi. Matahari terbenam pukul enam sore, ditulis pukul 06.00 sore. Tengah hari pukul dua belas, ditulis pukul 12.00 siang. Menentukan tanda waktu dengan notasi 12 jam, harus diberi keterangan pagi, sore, atau malam. Pukul 08.00 tanpa keterangan mempunyai 2 arti yaitu pukul 08.00 pagi atau pukul 08.00 malam. Contoh :
Pukul 07.00 pagi
Pukul 04.10 sore
Dibaca: pukul tujuh pagi
Dibaca: pukul empat lewat sepuluh menit sore
30
Gelar Dwi Rahayu dan Munasprianto Ramli, Pendekatan Baru Dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar, (Jakarta: Project Implementation Committee (PIC) UIN Jakarta, 2007), h. 90.
22
b. Menentukan Tanda Waktu dengan Notasi 24 Jam Dalam sehari semalam ada 24 jam. Waktu dimulai pada pukul 00.00 tengah malam, dilanjutkan pukul 01.00 sampai pukul 12.00 siang. Setelah pukul 12.00 siang penulisan waktu dilanjutkan pukul 13.00, pukul 14.00, dan seterusnya sampai pukul 24.00. Kadang-kadang ditambah keterangan waktu di belakang jam tersebut, misalnya pagi, siang, sore, atau malam. Contoh: 1) Pukul 08.30, artinya pagi 2) Pukul 20.30, artinya pukul 08.30 malam 3) Pukul 11.15, artinya siang 4) Pukul 11.15 malam, ditulis pukul 23.15 5) Pukul 12.00, artinya pukul 12.00 tengah hari 6) Pukul 12.00 tengah malam, ditulis pukul 24.00 Contoh lain:
Pukul 01.00 siang atau pukul 13.00
Pukul 06.00 sore atau pukul 18.00
Pukul 09.00 malam atau pukul 21.00
23
c. Satuan Waktu Jam, Menit dan Detik Ada 3 jarum yang terdapat pada jam. a. Jarum pendek (jarum jam), dari satu angka ke angka berikutnya lamanya 1 jam b. Jarum panjang (jarum menit), satu kali putaran lamanya 60 menit c. Jarum detik, satu kali putaran lamanya 60 detik Sehingga: 1 menit = 60 detik 1 jam
= 60 menit
1 hari
= 24 jam
Perhatikan contoh berikut ini. Contoh: 1) 2 menit = ........ detik Jawab: 2 menit = 2 x 60 detik = 120 detik Jadi, 2 menit = 120 detik 2) 2 jam = .......... menit = ........... detik Jawab: 2 jam = 2 x 60 menit = 120 menit = 120 x 60 menit = 7.200 detik Jadi, 2 jam = 120 menit = 7.200 detik.
24
d. Operasi Hitung yang Melibatkan Satuan Waktu Satuan waktu yang lebih kecil daripada menit yaitu detik. Berikut ini adalah kesetaraan antarsatuan detik, menit dan jam. 1 menit = 60 detik 1 jam
= 60 menit
1 hari
= 24 jam
Perhatikan contoh berikut ini. Contoh: 1) 2 jam + 30 menit = ........ menit Jawab: 2 jam = 2 x 60 menit = 120 menit 2 jam + 30 menit = 120 menit + 30 menit = 150 menit 2) 20 menit – 180 detik = .......... menit Jawab: 180 detik = 180 : 60 menit = 3 menit 20 menit – 180 detik = 20 menit – 3 menit = 17 menit
e. Menyelesaikan Masalah Berkaitan dengan Satuan Waktu Contoh Soal Cerita: Sebuah bus kota berangkat dari Jakarta pukul 06.00. Bus tiba di Cisarua pukul 07.30. Setelah berhenti selama 15 menit di Cisarua, bus tersebut melanjutkan perjalanan menuju Bandung. Sampai di Bandung pada pukul 09.15. Berapa total waktu yang diperlukan bus tersebut?
25
Jawab: Diketahui
: waktu berangkat
= 06.00
tiba di Cisarua
= 07.30
istirahat
= 15 menit
sampai di Bandung = 09.15 Ditanyakan
: jarak yang ditempuh
Pengerjaan
: penjumlahan
Penyelesaian
:
Total waktu
= (07.30 – 06.00) + 15 menit + (09.15 – 07.45) = 90 menit + 15 menit + 90 menit = 195 menit = 3 jam 15 menit
5. Hubungan CTL dengan Pemahaman Konsep pada Materi Pengukuran Waktu dan Implementasinya Pelajaran matematika merupakan ilmu terstruktur, jadi penyampaian materi matematika harus berdasarkan pada usia pendidikannya. Pembelajaran matematika di sekolah dasar yang sudah diperkenalkan konsep dasar matematika pada kelas 4. Usia siswa sekolah dasar kelas 4 sekitar 10-12 tahun. Pada usia ini menurut Piaget masih pada tahap operasi kongkrit. Artinya bahwa pembelajaran matematika harus disampaikan siswa dengan menggunakan konteks yang sesuai dengan keadaan lingkungan siswa sendiri.31 Menurut Elain B. Johnson bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekan CTL dianggap suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran matematika, artinya bagian-bagian dalam pembelajaran matematika jika digabungkan akan menghasilkan pemahaman matematika yang lebih optimal.32 Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa pelajaran matematika khususnya pada materi pengukuran waktu merupakan salah satu materi yang cukup sulit untuk dipahami dan dipelajari para siswa terlebih pada tingkat sekolah
31
Gelar Dwi Rahayu dan Munasprianto Ramli, ibid, h. 88. Gelar Dwi Rahayu dan Munaspriyanto Ramli, ibid, h. 88-89.
32
26
dasar. Hal ini diakibatkan adanya keterbatasan kemampuan guru mendesain pembelajaran dan kurangnya fasilitas pembelajaran yang tersedia. Ketika siswa belajar tentang materi pengukuran waktu (jam) guru sering kali langsung memberikan konsep yang abstrak. Misalnya guru langsung menghadirkan jam kemudian memutarnya sampai menunjukkan pada pukul tertentu lalu menanyakan kepada siswa siapa yang tau jam berapakah ini? Padahal kalau saja siswa diberikan terlebih dahulu diberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan konteks kehidupan nyata siswa melalaui pengalaman yang telah mereka alami ditambah lagi dengan menyediakan media yang konkret, siswa akan lebih memahami konsep pengukuran waktu (jam) dengan baik. Misalnya, dalam contoh soal pembelajaran kontekstual: Jam berapakah kalian masuk sekolah? Jam berapakah kalian pulang sekolah? Dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kegiatan siswa sehari-hari. Kemudian guru menghadirkan jam atau replikanya demi menunjang pemahaman siswa yang lebih baik jika menghadirnkan alar peraganya. Setelah itu guru mencoba mengajak siswa mengenal dan memahami materi pengukuran waktu ini dengan menggunakan berbagai media dengan tujuan mengkontekskan dengan kehidupan nyata siswa. Contoh:
Membuat
komik
sederhana.
Langkah-langkahnya
adalah
guru
mempersiapkan sebuah kertas karton dengan sudah ditempel gambar jam tanpa lengan jarum jam. Siswa diminta menuliskan satu kegiatan yang biasanya di lakukan pada jam jam tertentu misalkan mereka mengambar arah jarum jam hingga menunjukkan pukul 6 kemudian menuliskannya sebagai jam digital lalu menuliskan pula kegiatan apakah yang dilakukan dan menggambarkan jenis kegiatan yang dilakukannya pada kotak yang telah disediakan. Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya misal pada materi jam siswa hafal bahwa 1 jam ada 60 menit dan 1 menit ada 60 detik, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan. Selain itu beberapa siswa juga memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah.
27
Cara terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata pelajaran tertentu, sehingga semua siswa dapat menggunakan dan mengingatnya lebih lama konsep tersebut. Siswa dibantu untuk membangun keterkaitan antara informasi/pengetahuan baru dengan pengalaman/pengetahuan lain yang telah mereka miliki atau mereka kuasai. Selain itu juga diajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas. Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang banyak diterapkan di sekolah sekarang ini, CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan
menggali
sendiri
materi
pelajaran.Sedangkan,
dalam
pembelajaran
konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif.33 Pendekatan CTL mampu memotovasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan demikian pemahaman konsep siswa dan prestasi siswa tersebut bisa dicapai, karena guru menggunakan suatu pendekatan pembelajaran dan pengajaran kontekstual. B. Hasil Penelitian yang Relevan Adapun penelitian-penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini antara lain yaitu: 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Riona Mei Wanita Sari (2010) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Pengukuran Waktu Melalui Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas II SDN Tanggung 2 Kota Blitar” yang menunjukkan hasil bahwa : 1) terdapat peningkatan hasil belajar siswa, 2) nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 21,65%.
2.
Penelitian yang dilakukan oleh Sutinah (2013) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Operasi Penjumlahan Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IVB MIN Kebonagung Imogiri Bantul” yang 33
Wina Sanjaya, opcit, h. 261.
28
menunjukkan hasil bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 5,57%. 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Khumaidi (2011) dengan judul “Upaya Meningkatkan
Pemahaman
Konsep
Ruang
Sisi
Datar
dengan
Menggunakan Media Manipulatif” dengan hasil penelitian bahwa media manipulatif dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa sebesar 9,87%. 4.
Penelitian yang dilakukan oleh Fatkhul Muin (2011) dengan judul “Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Dalam Belajar Matematika” dengan hasil penelitian ini adalah: terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
siswa
dengan
menggunakan
pendekatan
RME
dengan
menggunakan model konvensional. C. Kerangka Berpikir Pembelajaran matematika saat ini masih berpusat pada guru atau pembelajaran satu arah. Dalam hal ini, siswa hanya menerima informasi dari guru tanpa dilibatkan langsung dalam proses belajar. Dalam pembelajaran satu arah, pengetahuan yang diterima siswa tidak diperoleh dari diri mereka sendiri atau pembelajarannya tidak memberikan pengalaman langsung kepada siswa, sehingga materi pelajaran yang didapat tidak tahan lama, mudah lupa dan sulit diaplikasikan pada keadaan yang berbeda, sehingga pemahaman mengenai konsep mengenai materi yang diajarkan masih rendah. Perkembangan anak usia SD/MI yang ada pada tahapan operasional kongkret mengakibatkan adanya kesulitan dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu diperlukan cara yang efektif untuk menjembatani antara tahap berpikir anak usia SD/MI yang masih dalam operasional konkret dan matematika yang bersifat abstrak. Terkadang, pembelajaran matematika yang dilakukan di SD/MI bersifat pasif, dimana siswa hanya sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh guru tanpa melakukan kegiatan untuk mendapatkan hal yang baru. Salah satu metode pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa adalah melalui pendekatann CTL. Konsep yang mendasar dari pendekatan CTL adalah bahwa pengetahuan itu tidak diberikan langsung dari pikiran guru kepada pikiran siswa secara utuh, melainkan siswa diprogram agar
29
selalu aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan sedemikian rupa dan dilibatkan secara penuh agar memperoleh pengalaman dalam rangka mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran serta mengaitkan dengan kehidupan seharihari siswa. Pada akhirnya output yang dihasilkan akan lebih bermakna secara fungsional dan materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa sehingga tidak akan mudah dilupakan. Berdasarkan uraian tersebut di atas terlihat bahwa ada keterkaitan antara pendekatan CTL terhadap pemahaman konsep matematika. Dengan demikian, diharapkan bahwa penerapan pendekatan CTL berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematika siswa.
Pemahaman konsep matematika siswa masih rendah
Pemahaman konsep matematika siswa meningkat
Penerapan pendekatan CTL
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan deskripsi teoritik dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat diajukan hipotesis penelitian, yaitu pemahaman konsep siswa yang menggunakan pendekatan CTL lebih baik dibandingkan konvensional.
pemahaman
konsep
siswa
yang
menggunakan
metode
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan pada kelas V, yang terletak di Jalan Mawar I No. 73 RT. 002/013 Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2014/2015 di semester ganjil yaitu pada bulan Mei sampai Oktober 2014. B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen (penelitian semu). Metode quasi eksperimen yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap semua variabel yan relevan. Pengontrolannya hanya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang paling dominan.1 Desain penelitian yang digunakan adalah Control Group Pretest Posttest. Dalam desain ini, penelitian dilakukan terhadap dua kelompok. Kelompok pertama
adalah
kelas
eksperimen
yang
pembelajarannya
menggunakan
pendekatan contextual teaching and learning. Kemudian dibandingkan dengan kelompok kedua yaitu kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional. Sebelum pembelajaran dimulai kedua kelompok diberikan tes awal (pretest). Setelah pembelajaran berakhir kedua kelompok tersebut diberikan tes akhir (posttes). Kemudian hasil postes kedua kelompok dianalisis. Rancangan desain penelitian sebagai berikut:2
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.59 2 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2006), h.103.
30
31
Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
E
O1
X
O2
C
O1
-
O2
Keterangan : E
: Kelompok eksperimen
C
: Kelas kontrol
O1
: Tes awal yang sama pada kedua kelompok (pretest)
X
: Pemberian materi dengan pendekatan CTL
O2
: Tes akhir yang sama pada kedua kelompok (posttest)
C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu: 1.
Variabel pendekatan CTL. Variabel ini menduduki posisi sebagai variabel independen (bebas) yakni masukan yang memberi pengaruh terhadap hasil, variabel ini disimbolkan dengan huruf X.
2.
Variabel pemahaman konsep matematika yaitu variabel ini menduduki posisi sebagai variabel dependen (terikat) yakni hasil sebagai pengaruh variabel independen, variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.
D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian terdiri atas populasi target dan populasi terjangkau. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Populasi target adalah populasi yang ditentukan sesuai dengan masalah penelitian sebelum penelitian dilakukan, populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti. Adapun populasi target adalah seluruh siswa MIN 15
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet 14, h. 173
32
Bintaro, sedangkan populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas V di MIN 15 Bintaro. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive sampling adalah suatu teknik yang dilakukan bertujuan untuk menentukan kelas yang sudah ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian.5 Dari pengambilan sampel diperoleh kelas V A sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 30 siswa dan kelas V C sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 siswa. Kelas V B tidak digunakan sebagai kelas penelitian dikarenakan jam pelajaran matematika pada kelas ini cenderung kurang efektif. Misalnya dalam satu hari jam pelajaran matematika hanya 1 jam pelajaran saja. E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan instrument tes. Tes adalah kumpulan pertanyaan yang harus dijawab siswa dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan penalaran. Data yang diperoleh berupa skor hasil belajar matematika setelah pemberian perlakuan yang berbeda kepada kedua kelompok. Pemahaman konsep yang diteliti adalah materi pengukuran waktu, dengan memberikan tes yang sama kepada kedua kelompok. Tes berupa uraian sebanyak 10 nomor. Dengan kisi-kisi tes pemahaman konsep sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep No
1.
Indikator Pencapaian Mengubah jam ke menit dan detik, dan sebaliknya
4
Aspek Pemahamann Translation
Interpretation
Extrapolation
1, 2
Ibid.,h. 174 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.254. 5
Butir Soal
33
2.
3.
4.
Menyelesaikan operasi hitung satuan waktu
3, 4
Mengidentifikasi tanda waktu dengan notasi 24 jam
5, 6, 7
Menyelesaikan masalah berkaitan dengan satuan waktu
8, 9, 10
Instrumen penelitian tersebut diujicobakan terlebih dahulu, untuk memenuhi persyaratan tes yang baik. Instrumen yang diujicobakan terdiri dari 13 butir soal uraian. Uji coba dilakukan pada siswa kelas VI. Kemudian data hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui karakteristik setiap butir soal, meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal. Hasilnya yaitu 10 butir soal yang dapat digunakan. Selain tes, guru mewawancarai beberapa siswa kelas eksperimen. Guru mewawancarai beberapa siswa terkait dengan respon siswa setelah diterapkan pendekatan pendidikan matematika realistik. Butir pertanyaan dalam wawancara tersebut yaitu 4 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut, sebagai berikut: 1.
Apakah
kamu
suka
ketika
belajar
matematika
dikaitkan
dengan
kegiatan/kehidupan sehari-hari? 2.
Apakah ketika pelajaran matematika dikaitkan dengan kegiatan/kehidupan sehari-hari belajar menjadi menyenangkan?
3.
Apakah belajar matematika masih susah, meskipun belajarnya sudah dikaitkan dengan kegiatan/kehidupan sehari-hari?
4.
Apakah
kamu
ingin
belajar
matematika
kegiatan/kehidupan sehari-hari pada materi lain?
dengan
mengaitkan
34
F. Analisis Instrumen Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan penelitian. Instrument yang digunakan harus di uji coba terlebih dahulu. Sebab instrument yang baik adalah instrument tes yang valid dan reliabel. Berikut analisa yang dilakukan terhadap istrumen tes, yaitu: 1.
Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau
kesahihan suatu alat ukur. Uji validitas digunakan pada instrumen tes pemahaman konsep adalah dengan menggunakan validitas butir soal. Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:6
rhitung = √*
(
) ( (
)(
) +*
) (
) +
Keterangan: r hitung = koefisien korelasi = jumlah skor item = jumlah skor total jumlah responden Uji
validitas
instrumen dilakukan dengan
membandingkan hasil
perhitungan di atas dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% dan ketentuan jika rhitung > rtabel berarti butir soal valid, sedangkan jika rhitung < rtabel berarti butir soal tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dengan nilai α = 0,05 dan rtabel = 0,355 diperoleh 10 soal yang dinyatakan valid dan 3 soal yang tidak valid. Soal yang tidak valid tersebut yaitu nomor 3, 8 dan 12. Tabel 3.3 Validitas Soal No Soal 1 2 3 4 5 6
Nilai Validitas 0,40179 0,3969 0,32574 0,42036 0,54798
Validitas Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2009) , h. 87
35
6 7 8 9 10 11 12 13 2.
0,65425 0,73298 0,3012 0,77693 0,82927 0,49237 0,34894 0,77032
Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah suatu instrumen cukup di percaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas instrumen tes menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:7 (
)(
)
Keterangan: = reliabilitas tes secara keseluruhan = banyaknya item soal = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh hasil uji reliabilitas yaitu 0,80358. Dengan nilai reliabilitas demikian, maka instrunen tersebut memiliki reliabilitas yang sangat tinggi dan memenuhi persyaratan instrumen yang baik. Tabel reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Reliabilitas8 Interval 0,80 ≤ r ≤ 1,00 0,70 ≤ r < 0,80 0,40 ≤ r < 0,70 0,20 ≤ r < 0,40 r ≤ 0,20 7
Suharsimi Arikunto, Ibid.,h.122 Suharsimi Arikunto, Ibid.,h.89
8
Kriteria Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah (tidak valid)
36
3. Taraf Kesukaran Soal Tingkat kesukaran untuk setiap item soal menunjukkan apakah butir soal itu tergolong sukar, sedang atau mudah. Untuk menghitung taraf kesukaran rumus tingkat kesukaran soal dapat ditulis sebagai berikut:9
Keterangan: P
= indeks kesukaran
B
= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS
= jumlah siswa peserta tes Tabel 3.5 Indeks Taraf Kesukaran10 P 0,00-0,30 0,31-0,70 0,71-1,00
Keterangan Sukar Sedang Mudah
Dari perhitungan uji taraf kesukaran butir soal yang valid diperoleh 4 butir soal dengan kriteria mudah, 4 butir soal dengan kriteria sedang dan 2 butir soal dengan kriteria sulit. Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kategori Soal Sukar Sedang Mudah Jumlah
Jumlah Soal 2 4 4 10
Persentase (%) 20 % 40 % 40 % 100%
4. Daya Beda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:11 9
Suharsimi Arikunto, Ibid.,h.223 Suharsimi Arikunto, Ibid.,h.225
10
37
D=
-
Keterangan: D = daya pembeda BA = Total skor yang diperoleh peserta kelas atas BB = Total skor yang diperoleh peserta kelas bawah JA = Skor maksimum yang diperoleh peserta kelas atas JB = Skor maksimum yang diperoleh peserta kelas bawah Tabel 3.7 Indeks Daya Pembeda12 Daya beda soal 0,00-0,20 0,21-0,40 0,41-0,70 0,71-1,00
Keterangan Jelek Cukup Baik Baik sekali
Dari perhitungan uji daya pembeda soal yang valid diperoleh 2 butir soal dengan kriteria cukup dan 8 butir soal dengan kriteria baik. Tabel 3.8 Hasil Uji Daya Pembeda Kategori Soal Cukup Baik Jumlah
Jumlah Soal 2 8 10
Persentase (%) 20 % 80 % 100%
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data meliputi uji analisis inferensial yang didalamnya terdapat uji normalitas, uji homogenitas, serta pengujian hipotesis statistik. 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data Analisis inferensial dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Sebelum menguji hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji 11 12
Suharsimi Arikunto, Ibid., h.228 Suharsimi Arikunto, Ibid.,h.232
38
prasyarat. Uji prasyarat analisis yang perlu dipenuhi adalah uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi-kuadrat, dengan langkah-langkah sebagai berikut:13 1) Buatlah daftar frekuensi. 2) Hitung nilai rata-rata ̅ (mean) 3) Hitung simpangan baku 4) Buat tabel terdiri dari batas kelas, z batas kelas, luas tiap kelas interval frekuensi yang diharapkan dan frekuensi yang diamati. 5) Cari z dengan rumus: Z=
̅
6) hi diisikan dengan rumus: luas kelas interval x 100 7) oi diisikan nilai f pada tabel 8) Masukkan nilai chi-kuadrat, dengan rumus: (
x²hitung=
atau x²=
(
) )
+
(
)
+
(
)
+ ....
9) Tetapkan taraf signifikannya (α) 10) Tentukan kriteria pengujiannya x²hitung. Jika x²hitung ≤ x²tabel maka data berdistribusi normal. 11) Cari x²tabel dengan dk=k-3 dan k=banyak kelas dengan menggunakan didapat nilai x²tabel . 12) Bandingkan nilai x²hitung dan x²tabel .
13
Husaini Usman dan R Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta:Bumi Aksara, 2010), h. 278
x²
39
b.
Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk melihat kehomogenan populasi. Uji
homogen yang dilakukan adalah uji fisher, dengan rumus sebagai berikut:14 1) Tentukan hipotesis 2) Bagi data menjadi dua kelompok 3) Tentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok 4) Tentukan Fhitung dengan rumus:
F=
(
dengan S12=
Keterangan :
(
) )
= varians besar = varians kecil n = jumlah sampel x = data
5) Tentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil). dk pembilang = n – 1 (untuk varians terbesar) dk penyebut = n – 1 (untuk varians terkecil) dengan taraf signifikan
=5%
6) Tentukan kriteria pengujian : Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen. Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen. 2. Pengujian Hipotesis Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Jika hasil uji normalitas signifikan atau data dari masing-masing kelompok ekperimen dan kelompok kontrol berdistribusi
14
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung:PT Refika Aditama, 2010), h. 160
40
normal, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Adapun rumus uji t yang digunakan sebagai berikut:15
t hitung
̅
̅
=
dengan S gab =
(
√
)
(
(
) )
Keterangan : = jumlah sampel pada kelompok eksperimen = jumlah sampel pada kelompok kontrol ̅ = rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen ̅ = rata-rata hasil belajar kelompok kontrol varians kelompok eksperimen = varians kelompok kontrol Setelah harga thitung diperleh, kita lakukan pengujian kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya thitung dengan ttabel, dengan terlebih dahulu menetapkan degree of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan dk = (n1 + n2) – 2 diperolehnya dk, maka dapat dicari ttabel pada
.
Dengan kriteria pengujian: Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak Jika uji prasyarat analisis tidak terpenuhi, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berasal dari populasi berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik non-parametrik. Adapun jenis uji statistik non-parametrik yang digunakan adalah Uji Mann-Whiteney (Uji “U”). Adapun langkah-langkah dalam tes Mann-Whitney adalah sebagai berikut:16: 1) Menggabungkan data kelompok 1 dan kelompok 2, kemudian memberi ranking pada data terkecil hingga data terbesar. Data terkecil diberi urutan atau ranking 1, data berikutnya diberi urutan ranking 2 dan seterusnya.
15
Husaini Usman dan R Purnomo Setiady Akbar, Op Cit, h.142 Budi Susetyo, Op cit, h. 236
16
41
2) Hitunglah jumlah ranking pada masing-masing kelompok data. 3) Tentukan harga U dengan rumus: (
)
(
)
Keterangan : = jumlah sampel kelas eksperimen = jumlah sampel kelas kontrol = jumlah peringkat kelas eksperimen = jumlah peringkat kelas kontrol = jumlah ranking pada sampel kelas eksperimen = jumlah ranking pada sampel kelas kontrol 4) Metode untuk mentransformasi harga U menjadi Z dengan cara berikut:
(
√
)(
)(
)
5) Jika harga harga Zhitung mempunyai kemungkinan yang sama besar dengan, atau lebih kecil dari-Z (Z tabel), tolak
dan menerima
.
Kriteria pengujian: Jika Zhitung
Ztabel , maka tolak
Jika Zhitung > Ztabel , maka terima
H. Hipotesis Statistik Secara statistik, hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: H0 : µ1 ≤ µ2 H1: µ1 > µ2 Keterangan : µ1 = rata- rata hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen µ2 = rata- rata hasil belajar matematika siswa kelompok kontrol
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan yaitu pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 dengan kelas V-A sebagai kelas eksperimen dan kelas V-C sebagai kelas kontrol. Kelompok eksperimen terdiri dari 30 siswa yang melakukan pembelajaran matematika dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Sementara kelompok kontrol yang juga terdiri dari 30 siswa melakukan pembelajaran matematika dengan strategi ekspositori. Pokok bahasan yang diajarkan pada penelitian ini adalah Pengukuran Waktu. Pemahaman konsep matematika kedua kelompok dapat diukur setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian kedua kelas diberikan tes akhir berbentuk uraian dengan soal yang sama. Sebelum diberikan tes akhir, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen sebanyak 10 soal uraian. Uji coba instrumen tersebut dilakukan pada kelas VI-A yang berjumlah 30 siswa. Data hasil penelitian ini adalah data pretest dan posttest dari kelompok eksperimen dan kelas kontrol. Pretest dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum proses pembelajaran. Pretest ini dilakukan untuk mengukur kemampuan awal pemahaman konsep matematika siswa pada kedua kelompok tersebut. Setelah kedua kelompok melaksanakan proses pembelajaran yang berbeda, kelompok eksperimen menggunakan pendekatan CTL sedangkan kelompok kontrol menggunakan strategi ekspositori, kemudian dilaksanakan posttest. Posttest bertujuan untuk mengukur kemampuan akhir pemahaman konsep matematika siswa pada kedua kelompok. Kemudian setelah peneliti memberikan treatment di kelas eksperimen, peneliti mewawancarai beberapa siswa untuk mengetahui tanggapan siswa setelah belajar dengan pendekatan CTL. Berikut ini disajikan deskripsi data beserta analisis hasil tes pemahaman konsep matematika siswa sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan sesudah
42
43
perlakuan (posttest) kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol MIN 15 Bintaro, yang dilakukan setelah delapan kali pembelajaran. 1. Deskripsi Data Kemampuan Awal (Pretest) Pemahaman Konsep Matematika Siswa Data kemampuan awal (pretest) pemahaman konsep matematika digunakan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa kelompok eksperimen lebih rendah atau sama dengan pemahaman konsep siswa kelompok kontrol. Deskripsi data kemampuan awal (pretest) pemahaman konsep matematika siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut: a. Data Kemampuan Awal (Pretest) Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelompok Eksperimen Data hasil pretest yang berasal dari kelompok eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa, diperoleh nilai terendah yaitu 25 dan nilai tertinggi yaitu 78. Nilai kemampuan awal (pretest) pemahaman konsep matematika siswa kelompok eksperimen terdapat pada lampiran. Selain itu, dari hasil perhitungan data pretest kelompok eksperimen juga diperoleh mean sebesar 50,53, median sebesar 49,3, modus sebesar 46,5 varians sebesar 214,740, dan simpangan baku sebesar 14,654. Berikut ini disajikan data distribusi frekuensi data pretest siswa kelompok eksperimen. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Pretest Siswa Kelompok Eksperimen No 1. 2. 3. 4. 5.
Interval Kelas 25-35 36-46 47-57 58-68 69-79 Jumlah
f Absolut 5 8 8 4 5 30
Presentase f Absolut 16,66% 26,67% 26,67% 13,34% 16,66% 100%
fk ≤ 5 13 21 25 30
Presentase fk ≤ 16,66% 43,33% 70% 83,33% 100%
44
Hasil dari perhitungan berdasarkan data dari Tabel 4.1 menunujukkan bahwa frekuensi tertinggi siswa terdapat pada interval 69-79 yaitu sebanyak 5 siswa dengan presentase 16,66%. Sedangkan frekuensi terendah terdapat pada interval 25-35, yaitu sebanyak 5 siswa dengan presentase 16,66%. Nilai rata-rata yang diperoleh sejumlah 50,53 dengan presentase nilai siswa di atas rata-rata yaitu 46,67%, sebanyak 14 siswa. Sedangkan presentase dibawah nilai rata-rata sebesar 53,33% yaitu sebanyak 16 siswa. Secara visual, penyebaran data hasil pretest kelas eksperimen dapat disajikan dalam Gambar 4.1
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
25-35
36-46
47-57
58-68
69-79
0
Gambar 4.1 Diagram Batang Pemahaman Konsep Pretest Kelompok Eksperimen b. Data Kemampuan Awal (Pretest) Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelompok Kontrol Data hasil pretest yang berasal dari kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa, diperoleh nilai terendah yaitu 23 dan nilai tertinggi yaitu 78. Nilai kemampuan awal (pretest) pemahaman konsep matematika siswa kelompok kontrol terdapat pada lampiran. Selain itu, dari hasil perhitungan data pretest kelompok eksperimen juga diperoleh mean sebesar 52,83, median sebesar 50,27, modus sebesar 42,83 varians sebesar 205,057, dan simpangan baku sebesar 14,319.
45
Berikut ini disajikan data distribusi frekuensi data pretest siswa kelompok kontrol. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Pretest Siswa Kelompok Kontrol No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Interval Kelas 23-32 33-42 43-52 53-62 63-72 73-82 Jumlah
f Absolut 1 7 9 5 4 4 30
Presentase f Absolut 3,33% 23,33% 30% 16,66% 13,34% 13,34% 100%
fk ≤
Presentase fk ≤ 3,33% 26,66% 56,66% 73,33% 86,66% 100%
1 8 17 22 26 30
Hasil dari perhitungan berdasarkan data dari Tabel 4.2 menunujukkan bahwa frekuensi tertinggi siswa terdapat pada interval 73-82 yaitu sebanyak 4 siswa dengan presentase 13,34%. Sedangkan frekuensi terendah terdapat pada interval 23-32, yaitu sebanyak 1 siswa dengan presentase 3,33%. Nilai rata-rata yang diperoleh sejumlah 52,83 dengan presentase nilai siswa di atas rata-rata yaitu 43,33%, sebanyak 13 siswa. Sedangkan presentase dibawah nilai rata-rata sebesar 56,66% yaitu sebanyak 17 siswa. Secara visual, penyebaran data hasil pretest kelas kontrol dapat disajikan dalam Gambar 4.2
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
23-32
33-42
43-52
53-62
63-72
73-82
0
Gambar 4.2 Diagram Batang Pemahaman Konsep Pretest Kelompok Kontrol
46
Berdasarkan uraian mengenai data pretest pemahaman konsep matematika siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditemukan adanya perbedaan yang disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 Perbandingan Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pretest Statistika
Eksperimen
Kontrol
Banyak Sampel
30
30
Nilai Terendah
25
23
Nilai Tertinggi
78
78
Mean
50,53
52,83
Median
49,3
50,27
Modus
46,5
42,83
Varians
214,740
205,057
Simpangan Baku
14,654
14,319
Tabel 4.3 menunjukkan tidak adanya perbedaan perhitungan statistik deskriptif yang tidak signifikan antara kedua kelompok ditunjukkan dari nilai tertinggi dan terendah pada kelompok eksperimen hampir sama dengan kelompok kontrol. Artinya, pemahaman konsep matematika perorangan pada kedua kelompok adalah sama. Jika dilihat dari nilai mean kelompok eksperimem lebih kecil dari kelompok kontrol. Jika dilihat dari simpangan baku, pemahaman konsep matematika siswa kelompok eksperimen menyebar sedangkan kelompok kontrol lebih merata. Dilihat dari variansnya, kelompok eksperimen memiliki varians yang lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Artinya nilai pemahaman konsep matematika siswa di kelompok eksperimen lebih beragam dibandingkan dengan nilai pemahaman konsep matematika siswa kelompok kontrol.
47
Secara visual, perbandingan penyebaran data pretest pada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:
60 50.53
52.83
50
50.27
49.3
46.5
42.83
40 30 20
14.654 14.319
10 0 Mean
Median Eksperimen
Modus
Standar Deviasi
Kontrol
Gambar 4.3 Diagram Batang Perbandingan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Gambar 4.3 menunjukkan bahwa nilai antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda signifikan. Mean kedua kelompok terdapat pada kelas interval yang sama. c. Pengujian Prasyarat Analisis Data Kemampuan Awal (Pretest) Pengujian analisis data pretest dilakukan untuk menguji kesamaan ratarata kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum melakukan uji kesamaan rata-rata maka dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan uji persyaratan analisis data, maka sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap data hasil penelitian. Uji persyaratan analisis yang perlu dipenuhi adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Kemudian setelah uji persyaratan sudah terpenuhi, peneliti melakukan uji hipotesis yaitu uji-t. 1) Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kudrat (chi square). Dari hasil pengujian kelas eksperimen diperoleh nilai x²hitung= 3,823 dan dari tabel nilai
48
kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai x²tabel untuk n=30 pada taraf signifikan α=0,05 dan derajat kebebasan (dk)=k-3=5-3=2 adalah 5,991. Karena x²hitung kurang dari x²tabel (3,823<5,991) maka Ho diterima, artinya data yang terdapat pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada kelas kontrol yang digunakan sama seperti kelas eksperimen yaitu uji chi kudrat (chi square). Dari hasil pengujian kelas eksperimen diperoleh nilai x²hitung= 5,926 dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat (chi square) diperoleh nilai x²tabel untuk n=30 pada taraf signifikan α=0,05 dan (dk)=k-3=6-3=3 adalah 7,815. Karena x²hitung lebih kecil dari x²tabel (5,926< 7,815) maka Ho diterima, artinya data yang terdapat pada kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:
Kelompok Eksperimen Kontrol
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest n x²hitung x²tabel Kesimpulan 30 3,823 5,991 Kedua populasi berdistribusi normal 30 5,926 7,815
2) Uji Homogenitas Setelah dilakukan uji normalitas diketahui bahwa kedua kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji Fisher. Dari hasil pengujian homogenitas, diperoleh nilai Fhitung=1,047. Sedangkan dari table F dengan taraf signifikan 5% dan taraf signifikan α=0,05 untuk df penyebut (varians terbesar) 30 dan dk pembilang (varians kecil) 30, dengan Microsoft excel (FINV) diperoleh Ftabel=1,840 dengan jumlah siswa sebanyak 30 di kelas eksperimen dan 30 di kelas kontrol. Karena Fhitung
49
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Data Hasil n eksperimen dan n kontrol 30 dan 30 214,740 S2Eksperimen 205,057 S2Kontrol FHitung 1,047 FTabel 1,840 Kesimpulan Homogen 3) Uji Hipotesis Data Kemampuan Awal (Pretest) Analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu pengujian hipotesis: Setelah uji prasyarat normalitas dan homogenitas telah terpenuhi sehingga untuk menguji kesamaan dua rata-rata populasi dapat menggunakan uji t. Dengan menggunakan Microsoft excel (TINV), diperoleh ttabel= 2,042. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung= 0,635 dan ttabel= 2,042. Dari pengujian uji t diperoleh thitung > ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak. Hipotesa Statistik Hipotesa statistik pada hasil penelitian ini adalah: Ho : µA ≤ µB Hi : µA > µB Maka berdasarkan hipotesa statistik tersebut menunjukkan bahwa nilai thitung < ttabel atau 0,635 < 2,042 pada taraf signifikan 5 % (α = 0,05). Sehingga data pretest terletak pada daerah penerimaan Ho. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata pemahaman konsep matematika siswa pada kelompok eksperimen lebih rendah atau sama dengan rata-rata pemahaman konsep matematika siswa pada kelompok kontrol. 2. Deskripsi Data Kemampuan Akhir (Posttest) Pemahaman Konsep Matematika Siswa Data kemampuan akhir (posttest) digunakan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan pemahaman konsep matematika pada kelompok kontrol. Deskripsi data kemampuan akhir (posttest) pemahaman konsep matematika siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:
50
a. Data Kemampuan Akhir (Posttest) Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelompok Eksperimen Berdasarkan hasil
perhitungan data
posttest
pemahaman konsep
matematika pada kelompok eksperimen dari 30 siswa, diperoleh data skor terendah 33. Sedangkan skor tertinggi 100. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil posttest siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi kumulatif berikut ini : Tabel 4.6 Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelompok Eksperimen Keterangan
Nilai
Banyak Sampel
30
Nilai Terendah
33
Nilai Tertinggi
100
Mean
78,1
Median
80,5
Modus
80,5
Varians
289,489
Simpangan Baku
17,014
Berdasarkan Tabel 4.6 pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 78,1. Dengan skor varians dan simpangan baku sebesar 289,489 dan 17,014. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata lebih banyak dibanding siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata. Hasil perhitungan posttest pada kelas eksperimen, dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Eksperimen No 1. 2. 3. 4.
Interval Kelas 33-44 45-56 57-68 69-80
f Absolut 2 2 2 9
Presentase f Absolut 6,67% 6,67% 6,66% 30%
fk ≤ 2 4 6 15
Presentase fk ≤ 6,66% 13,33% 20% 50%
51
5. 6.
81-92 93-104 Jumlah
9 6 30
30% 20% 100%
24 30
80% 100%
Hasil dari perhitungan berdasarkan data dari Tabel 4.7 menunujukkan bahwa frekuensi tertinggi siswa terdapat pada interval 93-104 yaitu sebanyak 6 siswa dengan presentase 20%. Sedangkan frekuensi terendah terdapat pada interval 3344, yaitu sebanyak 2 orang dengan presentase 6,67%. Nilai rata-rata yang diperoleh sejumlah 78,1 dengan presentase nilai siswa di atas rata-rata yaitu 56,67%, sebanyak 17 siswa. Sedangkan presentase dibawah nilai rata-rata sebesar 43,33% yaitu sebanyak 13 siswa. Secara visual, penyebaran data hasil posttest kelas eksperimen dapat disajikan dalam Gambar 4.4. 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
33-44
45-56
57-68
69-80
81-92
93-104
0
Gambar 4.4 Diagram Batang Pemahaman Konsep Posttest Kelompok Eksperimen b. Data Kemampuan Akhir (Posttest) Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelompok Kontrol Berdasarkan hasil
perhitungan data
posttest
pemahaman konsep
matematika pada kelompok kontrol dari 30 siswa, diperoleh data skor terendah 38. Sedangkan skor tertinggi 93. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil posttest siswa kelas kontrol dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi kumulatif berikut ini :
52
Tabel 4.8 Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelompok Kontrol Keterangan
Nilai
Banyak Sampel
30
Nilai Terendah
38
Nilai Tertinggi
93
Mean
67,166
Median
66,25
Modus
65
Varians
225,747
Simpangan Baku
15,024
Berdasarkan Tabel 4.8 pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 67,166. Dengan skor varians dan simpangan baku sebesar 225,747 dan 15,024. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata lebih sedikit dibanding siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata. Hasil perhitungan posttest pada kelas kontrol, dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Kontrol No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Interval Kelas 38-47 48-57 58-67 68-77 78-87 88-97 Jumlah
f Absolut 3 5 8 7 3 4 30
Presentase f Absolut 10% 16,67% 26,66% 23,33% 10% 13,34% 100%
fk ≤ 3 8 16 23 26 30
Presentase fk ≤ 10% 26,66% 53,33% 76,66% 86,66% 100%
Hasil dari perhitungan berdasarkan data dari Tabel 4.9 menunujukkan bahwa frekuensi tertinggi siswa terdapat pada interval 88-97 yaitu sebanyak 4 siswa dengan presentase 13,34%. Sedangkan frekuensi terendah terdapat pada interval 38-47, yaitu sebanyak 3 orang dengan presentase 10%.
53
Nilai rata-rata yang diperoleh sejumlah 67,166 dengan presentase nilai siswa di atas rata-rata yaitu 46,66%, sebanyak 14 siswa. Sedangkan presentase dibawah nilai rata-rata sebesar 53,33% yaitu sebanyak 16 siswa. Pada interval 58-67 terdapat nilai median yaitu 66,25 dan pada interval itu pula terdapat nilai modus yaitu 65. Sedangkan varians yang diperoleh sebesar 225,747 dan standar deviasi sebesar 15,024. Secara visual, penyebaran data hasil posttest kelas eksperimen dapat disajikan dalam Gambar 4.5. 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
38-47
48-57
58-67
68-77
78-87
88-97
0
Gambar 4.5 Diagram Batang Pemahaman Konsep Posttest Kelompok Kontrol Berdasarkan
uraian
mengenai
data
posttest
pemahaman
konsep
matematika siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditemukan adanya perbedaan yang disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.10 Perbandingan Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Posttest Statistika
Eksperimen
Kontrol
Banyak Sampel
30
30
Nilai Terendah
33
38
Nilai Tertinggi
100
93
Mean
78,1
67,166
Median
80,5
66,25
54
Modus
80,5
65
Varians
289,489
225,747
Simpangan Baku
17,014
15,024
Tabel 4.10 menunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistik deskriptif yang tidak signifikan antara kedua kelompok ditunjukkan dari nilai tertinggi pada kelompok eksperimen sebesar 100, sedangkan nilai tertinggi pada kelompok kontrol sebesar 93. Artinya, pemahaman konsep matematika perorangan tertinggi terdapat pada kelompok eksperimen. Jika dilihat dari nilai mean kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Jika dilihat dari simpangan baku, pemahaman konsep matematika siswa lebih menyebar sedangkan kelompok kontrol lebih merata. Dilihat dari variansnya, kelompok eksperimen memiliki varians lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Secara visual perbandingan penyebaran data posttest pada kedua kelompok yaitu kelompok yang diberikan perlakuan pembelajaran dengan mengguakan pendekatan CTL (kelompok eksperimem) dan kelompok yang diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan strategi ekspositori (kelompok kontrol) disajikan pada gambar berikut ini: 100 80
80.5
78.1 67.166
80.5 66.25
65
60 40 17.014 15.024
20 0 Mean
Median Eksperimen
Modus
Standar Deviasi
Kontrol
Gambar 4.6 Diagram Batang Perbandingan Nilai Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
55
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa nilai tertinggi terdapat pada kelompok eksperimen. Selain itu juga nampak bahwa nilai kemampuan akhir pemahaman konsep matematika siswa pada kelompok eksperimen tersebar diatas nilai kemampuan akhir pemahaman konsep matematika siswa pada kelompok kontrol. c. Pengujian Prasyarat Analisis Data Kemampuan Akhir (Posttest) Pengujian analisis data posttest dilakukan untuk menguji kesamaan ratarata kemampuan akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum melakukan uji kesamaan rata-rata maka dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan uji persyaratan analisis data, maka sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap data hasil penelitian. Uji persyaratan analisis yang perlu dipenuhi adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Kemudian setelah uji persyaratan sudah terpenuhi, peneliti melakukan uji hipotesis yaitu uji-t. 1) Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kudrat (chi square). Dari hasil pengujian kelas eksperimen diperoleh nilai x²hitung= 7,392 dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai x²tabel untuk n=30 pada taraf signifikan α=0,05 dan derajat kebebasan (dk)=k-3=5-3=2 adalah 7,815. Karena x²hitung kurang dari x²tabel (7,392<7,815) maka Ho diterima, artinya data yang terdapat pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada kelas kontrol yang digunakan sama seperti kelas eksperimen yaitu uji chi kudrat (chi square). Dari hasil pengujian kelas eksperimen diperoleh nilai x²hitung= 3,980 dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat (chi square) diperoleh nilai x²tabel untuk n=30 pada taraf signifikan α=0,05 dan (dk)=k-3=6-3=3 adalah 7,815. Karena x²hitung lebih kecil dari x²tabel (3,980 < 7,815) maka Ho diterima, artinya data yang terdapat pada kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.11
56
Kelompok Eksperimen Kontrol
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest n x²hitung x²tabel Kesimpulan 30 7,392 7,815 Kedua populasi berdistribusi normal 30 3,980 7,815
2) Uji Homogenitas Setelah dilakukan uji normalitas diketahui bahwa kedua kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji Fisher. Dari hasil pengujian homogenitas, diperoleh nilai Fhitung= 1,282. Sedangkan dari table F dengan taraf signifikan 5% dan taraf signifikan α=0,05 untuk df penyebut (varians terbesar) 30 dan dk pembilang (varians kecil) 30, dengan Microsoft excel (FINV) diperoleh Ftabel=1,840 dengan jumlah siswa sebanyak 30 di kelas eksperimen dan 30 di kelas kontrol. Karena Fhitung
ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak. Hipotesa Statistik Hipotesa statistik pada hasil penelitian ini adalah:
57
Ho : µA ≤ µB Hi : µA > µB Maka berdasarkan hipotesa statistik tersebut menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel atau 2,725 > 2,042 pada taraf signifikan 5 % (α = 0,05). Sehingga data posttest terletak pada daerah penerimaan Hi. Dengan demikian Hi diterima dan Ho ditolak atau dengan kata lain rata-rata pemahaman konsep matematika pada kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan pendekatan CTL lebih tinggi daripada rata-rata pemahaman konsep matematika siswa kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil uji hipotesis tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.13 Hasil Uji Perbedaan dengan Statistik Uji-t thitung 2,725
ttabel 2,042
Kesimpulan Ho ditolak
Berdasarkan Tabel 4.14 terlihat thitung > ttabel (2,725 > 2,042), hal ini menjelaskan bahwa Ho ditolak atau Hi diterima. Berarti terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil tes pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan CTL dengan siswa yang tidak menggunakan pendekatan CTL. Dengan demikian ini bisa menguji kebenaran hipotesis yaitu pemahaman konsep matematika yang diajarkan dengan pendekatan CTL lebih baik dari pada siswa yang diajarkan dengan metode konvensional. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Analisis Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pretest diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 50,53 dan kelompok kontrol sebesar 52,83 sedangkan berdasarkan hasil posttest nilai rata-rata kelompok eksperimen 78,1 dan kelompok kontrol sebesar 67,166. Terjadi perbedaan rata-rata pemahaman konsep matematika siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang disebabkan karena adanya perbedaan perlakuan dalam belajar. Pada kelompok eksperimen diterapkan dengan pendekatan CTL dan pada kelompok kontrol tidak diterapkan pendekatan CTL.
58
Kelompok eksperimen dan kelas kontrol berada pada data distribusi normal, baik pada hasil uji pretest maupun posttestnya.. Hal tersebut terbukti pada hasil uji persyaratan yang menyatakan bahwa x²hitung x²tabel. Kedua kelompok ini bersifat homogen. Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis juga menunjukkan adanya perbedaan pemahaman konsep matematika siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,725 dan 2,042. Berdasarkan perhitungan analisis data melalui uji hipotesis dengan uji-t, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan CTL berpengaruh positif terhadap pemahaman konsep matematika siswa. Pada kelas eksperimen pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan pendekatan CTL, sedangkan pada kelas kontrol pendekatan ekspositori. Tahapantahapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL menjadikan pemahaman konsep siswa lebih tinggi daripada kelas kontrol. 2. Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Sebelum dilakukan penelitian, peneliti telah membuat perencanaan yang matang. Diantaranya yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan sesuai dengan
kurikulum
KTSP
dan
pada
pembelajaran
matematika
serta
menggambarkan kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL. Menyiapkan lembar kerja siswa serta alat dan bahan yang akan digunakan pada materi pengukuran waktu. Sama seperti kegiatan pembelajaran pada umumnya, sebelum guru menjelaskan materi yang akan disampaikan kepada siswa terdapat kegiatan eksplorasi untuk mengetahui dan menggali pengetahuan apa yang telah dimiliki siswa terkait materi pengukuran waktu yang pernah di ajarkan pada materi sebelumnya di kelas IV. Kegiatan eksplorasi dilakukan dengan melakukan tanya jawab antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Hal ini dapat membantu guru untuk menganalisa kemampuan awal yang dimiliki siswa. Ketika pertemuan berlangsung, peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan
salam, berdoa
bersama, menanyakan
kabar dan
mengkondisikan kelas . Setelah siswa siap untuk mengikuti pembelajaran, peneliti memberikan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang
59
hal yang berkaitan dengan materi yang akan di ajarkan. Peneliti memulai dengan pertanyaan yang kontekstual seperti pada gambar berikut:
Aksa berangkat ke rumah nenek pada pukul 11.30. Jika lama perjalanan 2 jam, pukul berapa Aksa tiba di rumah nenek? Gambar 4.7 Contoh Masalah Kontekstual Ketika peneliti mengajukan pertanyaan seperti itu, pada awalnya siswa masih merasa ragu untuk mengemukakan pendapatnya karena merasa takut apa yang akan disampaikannya salah. Tapi setelah peneliti memberi motivasi dan mengulang pertanyaannya kembali, akhirnya ada 3 siswa yang mengacungkan tangan. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab didepan kelas dan menuliskannya di papan tulis. Siswa pertama menjawab “pukul 01.30 siang Bu”, siswa kedua menjawab “iya bu betul setengah dua”, dan siswa ketiga menjawab “pukul 13.30 Bu”. Peneliti menjawab “Ya, betul sekali jawabannya adalah pukul 13.30 atau setengah dua siang”. Kemudian sebagai bentuk apresiasi peneliti terhadap siswa, peneliti memberikan tepuk tangan untuk siswa yang berani mengemukakan pendapatnya. Selanjutnya kegiatan inti pembelajaran, peneliti menerapkan pendekatan CTL dengan terlebih dahulu mengelompokkan siswa dan mengatur posisi duduknya. Pengelompokan siswa ini dilakukan agar siswa dapat bertukar pikiran dengan temannya sehingga dapat menambah pengetahuan siswa. Dalam pendekatan CTL, pengelompokkan siswa ini disebut masyarakat belajar.
60
Gambar 4.8 Tahap Masyarakat Belajar Kemudian peneliti menjelaskan sekilas mengenai konsep penulisan tanda waktu dengan notasi 24 jam dan meminta beberapa siswa untuk menjawab soal didepan kelas dengan memutarkan arah jarum jam pada jam dinding yang sudah di persiapkan oleh peneliti sehingga menjadi contoh bagi siswa yang lainnya dan melatih keberanian siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran seperti terlihat pada Gambar 4.8. Percontohan siswa untuk maju ke depan kelas dan memutarkan arah jarum jam ini merupakan bagian dari tahapan pembelajaran CTL yaitu permodelan. Selain permodelan dengan menggunakan media atau alat peraga, bisa juga dengan pendemonstrasian guru atau siswa di depan kelas.
Gambar 4.9 Tahap Permodelan
61
Selanjutnya peneliti bertanya kepada siswa “Disini ada yang suka membaca komik?” Dengan antusias siswa menjawab “Suka Bu”. Kemudian peneliti meminta setiap kelompok untuk membuat komik sederhana pada karton dengan pensil warna yang sudah disiapkan peneliti. Komik sederhana ini berisi tentang kegiatan siswa pada hari libur sekolah dengan diberi keterangan notasi waktu 24 jam pada setiap jalan ceritanya. Siswa mendiskusikan tema liburannya dan bersama-sama menyelesaikan tugas kelompok tersebut seperti pada Gambar 4.10. Hal ini dimaksudkan agar siswa belajar untuk membangun pengetahuannya sendiri dan dapat bertukar pikiran dengan teman kelompoknya yang lain. Dalam tahap
pendekatan
CTL,
kegiatan
siswa
dengan
megkonstruksi
sendiri
pengetahuannya disebut kontruktivisme.
Gambar 4.10 Tahap Kontruktivisme Untuk memperkuat pemahaman siswa, seperti terlihat pada Gambar 4.11 peneliti membagikan lembar permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan penulisan notasi waktu 24 jam pada tiap kelompok. Hal ini dimaksudkan agar dalam proses pembelajaran siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya melalui proses berpikir. Tahap dalam pendekatan CTL ini disebut inkuiri.
62
Gambar 4.11 Tahap Inkuiri Kegitan akhir pembelajaran atau refleksi dalam pembelajaran CTL, yaitu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat kepada siswa. Dalam kegiatan tanya jawab ini, guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaannya. Dengan demikian dapat dilihat siswa mana saja yang sudah paham dan yang belum paham terhadap materi yang telah disampaikan seperti pada gambar berikut:
Gambar 4.12 Tahap Refleksi Adapun untuk tahap bertanya dalam pembelajaran CTL yaitu kegiatan bertanya atau tanya jawab yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Gambar 4.13 Tahap Bertanya
63
Selain itu siswa juga mengisi jurnal harian yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa tertarik atau tidak pada pembelajaran yang telah dilakukan. Dan untuk tahap penilaian nyata dalam pembelajaran CTL dilakukan peneliti dengan menilai hasil kerja kelompok, LKS dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Kemudian kegiatan penutup dilakukan dengan membuat kesimpulan bersama siswa, menyampaikan materi yang akan datang dan menutup pembelajaran dengan doa.
Gambar 4.14 Tahap Penilaian Nyata Pada pembelajaran di kelas kontrol, peneliti menggunakan pendekatan konvensional. Pendekatan konvensional merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, guru memegang peran yang dominan. Peneliti mengajarkan materi tersebut dengan ceramah, permainan, penugasan dan tanya jawab. Selain itu peneliti juga dapat mengajukan pertanyaan, merespon pertanyaan yang diajukan siswa, siswa maju ke depan, diskusi dengan teman sebangku untuk menyelesaikan LKS. Tahapan-tahapan yang peneliti lakukan, yaitu: a.
Peneliti memberikan materi secara formal dan matematika.
b.
Peneliti meminta siswa mengerjakan LKS. LKS tersebut dikerjakan secara individu dan dapat dilihat pada Gambar 4.15.
64
Gambar 4.15 Siswa Mengerjakan LKS Secara Individu Tetapi, pada beberapa pertemuan peneliti meminta siswa mengerjakan LKS secara diskusi dengan teman sebangkunya dan dapat dilihat pada Gambar 4.12. Selama siswa mengerjakan LKS, guru berkeliling dan melihat siswa.
Gambar 4.16 Siswa Berdiskusi dengan Teman Sebangkunya c.
Setelah siswa mengerjakan LKS. Guru meminta siswa bersama-sama memeriksa jawaban di LKS.
3. Pemahaman Konsep Matematika Dalam penelitian ini pemahaman konsep matematika yang diteliti menggunakan tiga aspek pemahaman konsep menurut Bloom, yaitu translasi (menerjemahkan),
interpretasi
ekstrapolasi (menyimpulkan).
(memperhitungkan
atau
menentukan)
dan
65
Aspek 1 : Translation Pada aspek translation, siswa diharapkan mampu untuk menerjemahkan kalimat dalam soal menjadi bentuk matematika. Dalam hal ini, siswa mampu untuk menguraikan apa yang terdapat di dalam soal sehingga mempermudah mereka untuk mengetahui hal-hal yang ditanyakan pada soal. Dari soal posttest yang diberikan, pertanyaan yang terdapat pada aspek translation adalah soal nomor 1, 2, 3 dan 4. Dari hasil posttest diperoleh bahwa kemampuan siswa dalam menerjemahkan soal pada kelas eksperimen sebesar 84,2% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 77,5%. Sebagai gambaran umum hasil penelitian mengenai pemahaman konsep matematika siswa, berikut ini akan soal beserta jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Salah satu hasil kerja siswa adalah sebagai berikut: Soal nomor 1: 2 jam = ....... menit Jawaban:
Gambar 4.17 Hasil Jawaban Posttest Tahap Translasi Siswa Kelompok Eksperimen
Gambar 4.18 Hasil Jawaban Posttest Tahap Translasi Siswa Kelompok Kontrol
66
Dari hasil jawaban posttest nomor 1, terlihat bahwa proses pengerjaan soal pada siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen sama. Hanya saja pada siswa kelas eksperimen, siswa mampu menjawab dengan benar, dan menyimpulkan jawaban akhir dari soal. Sedangkan pada siswa kelas kontrol siswa sudah memahami konsep, akan tetapi pada penulisannya belum ada kesimpulan dari hasil akhir jawaban. Aspek 2 : Interpretation Pada aspek interpretation, diharapkan siswa mampu untuk menentukan konsep yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan soal. Soal yang meliputi aspek interpretation terdapat pada soal nomor 5, 6 dan 7. Dari hasil posttest diperoleh bahwa kemampuan siswa dalam menentukan konsep pada kelas eksperimen sebesar 78,1% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 60,3%. Sebagai gambaran umum hasil penelitian mengenai pemahaman konsep matematika siswa, berikut ini akan soal beserta jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Salah satu hasil kerja siswa adalah sebagai berikut: Soal nomor 7: Ghani berangkat ke rumah paman pada pukul 13.30. Jika lama perjalanan 1 jam 25 menit, pukul berapa Ghani tiba di rumah paman? Jawaban:
Gambar 4.19 Hasil Jawaban Posttest Tahap Interpretasi Siswa Kelompok Eksperimen
67
Gambar 4.20 Hasil Jawaban Posttest Tahap Inter Siswa Kelompok Kontrol Pada hasil jawaban posttest nomor 7, hasil kerja siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol telah memiliki pemahaman pada aspek interpretasi. Namun pada kelas eksperimen siswa bisa mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dalam soal untuk selanjutnya memutuskan konsep yang tepat untuk menyelesaikan soal tersebut. Aspek 3 : Ekstrapolation Pemahaman konsep dalam aspek ekstrapolasi indikatornya adalah mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu, mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Siswa diharapkan mampu dalam menyimpulkan konsep yang telah diketahui
dengan
menerapkannya
dalam
perhitungan
matematis
untuk
menyelesaikan soal. Pada soal nomor 8, 9 dan 10 mengandung aspek ekstrapolation. Dari hasil posttest diperoleh bahwa kemampuan siswa dalam menyimpulkan konsep yang tepat dan dapat menerapkannya dalam perhitungan pada kelas eksperimen sebesar 68,3% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 58,3%. Sebagai gambaran umum hasil penelitian mengenai pemahaman konsep matematika siswa, berikut ini akan soal beserta jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Salah satu hasil kerja siswa adalah sebagai berikut: Soal nomor 9: Sebuah bus berangkat dari Jakarta pukul 06.00. Bus tiba di Cisarua pukul 07.30. Setelah berhenti selama 15 menit di Cisarua, bus tersebut melanjutkan perjalanan
68
menuju Bandung. Sampai Bandung pada pukul 09.15. Berapa total waktu yang diperlukan bus tersebut? Jawaban:
Gambar 4.21 Hasil Jawaban Posttest Tahap Ekstrapolasi Siswa Kelompok Eksperimen
Gambar 4.22 Hasil Jawaban Posttest Tahap Ekstrapolasi Siswa Kelompok Kontrol Berdasarkan hasil jawaban posttest nomor 9, pada aspek ekstrapolation terdapat perbedaan jawaban diantara siswa pada kelas eksperimen dan siswa pada kelas kontrol. Siswa pada kelas eksperimen mengerjakan soal dengan cara yang sistematis, sedangkan siswa pada kelas kontrol siswa bisa mengerjakan dengan benar hanya saja urutannya tidak sesistematis kelas eksperimen. Sehingga terlihat siswa pada kelas kontrol belum terbiasa untuk mengerjakan soal secara sistematis. Berdasarkan penjelasan diatas, menunjukkan bahwa siswa pada kelas eksperimen mampu menggunakan konsep-konsep yang akan digunakan dan dapat menerapkannya dalam perhitungan untuk menyelesaikan soal. Sehingga dalam hal ini, siswa pada kelas eksperimen telah memasuki aspek ekstrapolation.
69
Jika dilihat pada aspek pemahaman konsep, siswa yang diajar menggunakan pendekatan CTL memiliki pemahaman pada aspek translation dan interpretation dengan baik. Namun terdapat beberapa siswa pada aspek ekstrapolation yang masih kurang menguasai. Maka dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen sebagian besar siswa sudah memiliki pemahaman konsep matematika yang baik. Untuk lebih jelas, presentase skor per aspek pemahaman konsep matematika siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.14 Presentase per Aspek Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No
Aspek Kemampuan
Kelompok
Kelompok
Pemahaman Konsep
Eksperimen
Kontrol
Matematika 1.
Translasi
84,2%
77,5%
2.
Interpretasi
78,1%
60,3%
3.
Ekstrapolasi
68,3%
58,3%
Berdasarkan Tabel 4.14 menunjukkan bahwa presentase per aspek pemahaman konsep matematika siswa pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan tabel dan penjelasan mengenai analisis hasil jawaban siswa yang telah dijelaskan sebelumnya, menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan pendekatan CTL lebih baik dari pada kelas kontrol yang pembelajaraanya menggunakan pembelajaran konvensional. Pengaruh positif lainnya tidak hanya terlihat pada pemahaman konsep matematika siswa, tetapi juga dapat dilihat dari respon siswa terhadap pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa antusias, aktif, dan senang dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran. Hal tersebut peneliti ketahui setelah mewawancarai beberapa siswa setelah menerepkan pendekatan tersebut. Beberapa siswa menjawab suka belajar dengan pendekatan CTL. Mereka mengatakan bahwa
70
pembelajaran seperti ini menyenangkan, membuat pelajaran matematika tidak susah lagi dan mereka ingin belajar dengan pendekatan ini kembali pada bab berikutnya. Daftar pertanyaan dan jawaban siswa dapat dilihat pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Daftar Pertanyaan Wawancara dan Jawaban Siswa No 1.
Pertanyaan Apakah kamu suka ketika belajar matematika dikaitkan dengan kegiatan/kehidupan sehari-hari?
Jawaban Ya, Suka belajar matematika dengan seperti ini.
Persentase 100%
2.
Apakah ketika pelajaran Ya, menyenangkan. matematika dikaitkan dengan kegiatan/kehidupan seharihari belajar menjadi menyenangkan?
3.
Apakah belajar matematika masih susah, meskipun belajarnya sudah dikaitkan dengan kegiatan/kehidupan sehari-hari?
Tidak susah lagi. Biasa saja. Masih susah.
61,53% 23,07% 15,38%
4.
Apakah kamu ingin belajar matematika dengan mengaitkan kegiatan/kehidupan seharihari pada materi lain?
Ya. Tidak.
84,61% 15,38%
100%
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dapat perbedaan pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan pendekatan CTL dengan siswa yang tidak menggunakan pendekatan tersebut. Pendekatan CTL dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi pengukuran waktu di kelas V. Hal ini dapat dilihat dari pemahaman konsep matematika siswa yang mengalami peningkatan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Selain itu berdasarkan hasil uji hipotesis yaitu uji t, menujukkan thitung > ttabel, thitung sebesar 2,725 dan ttabel sebesar 2,042.
71
4. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang optimal. Walaupun demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, antara lain: a.
Penelitian ini hanya dilaksanakan pada pokok bahasan pengukuran waktu saja, sehingga belum dapat dilihat hasilnya pada pokok bahasan matematika lainnya.
b.
Sekolah yang peneliti pilih memiliki karakteristik kelas besar, sehingga peneliti cukup kesulitan untuk melakukan bimbingan per kelompok.
c.
Kondisi siswa yang merasa bingung pada awal proses pembelajaran dengan pendekatan CTL, karena siswa terbiasa menerima informasi yang diberikan oleh guru.
d.
Siswa belum terbiasa berdiskusi kelompok. Beberapa siswa ada yang tidak mau berkelompok dan mengganggu kelompok lain. Sehingga pembelajaran kurang kondusif.
e.
Manajemen waktu sangatlah penting, karena dalam pendekatan CTL terdapat beberapa tahapan yang harus dipenuhi sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
f.
Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya pada aspek pemahaman konsep matematika siswa, sedangkan aspek lainnya tidak terkontrol.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkatan tahapan pemahaman konsep pada kelas eksperimen yaitu translasi (terjemahan) sebesar 84,2%, interpretasi (penafsiran) sebesar 78,1%, dan ekstrapolasi sebesar 68,3%. Sedangkan pada kelas kontrol yaitu translasi (terjemahan) sebesar 77,5%, interpretasi (penafsiran) sebesar 60,3%, dan ekstrapolasi sebesar 58,3%. Dari data tersebut, baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki hasil tertinggi pada tahap translasi dan hasil terendah pada tahap ekstrapolasi, namun pada akhirnya presentase pada tiap tahapan pemahaman konsep pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Berdasarkan analisis dengan uji-t, maka diperoleh thitung > ttabel yaitu thitung sebesar 2,725 dan ttabel sebesar 2,042 pada taraf signifikan 5%. Maka berarti Ho ditolak artinya rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang diberikan dengan pendekatan pembelajaran dan pengajaran kontekstual lebih tinggi daripada pemahaman konsep matematika dengan pendekatan konvensional. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengalaman yang terjadi selama penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran-saran berikut ini: 1.
Guru mata pelajaran dapat menerapkan pendekatan pembelajaran dan pengajaran kontekstual sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika khususnya dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa.
2.
Terdapat
banyak tahapan pendekatan
pembelajaran dan pengajaran
kontekstual yang harus dilakukan guru. Maka hendaknya guru perlu lebih bijak dalam memberikan alokasi waktu yang cukup untuk setiap tahap pendekatan agar pemahaman siswa sempurna dan setiap tahapnya dapat dilaksanakan dengan maksimal.
72
73
3.
Pada tahap kontruktivisme yang dilakukan secara berkelompok sering terjadi beberapa siswa dalam suatu kelompok sudah mengerti sementara anggota kelompok yang lain belum mengerti. Sebaiknya guru berkeliling melihat jalannya proses pembelajaran dan dapat memantau setiap anggota kelompok sehingga siswa mampu memahami konsep penting yang ditemukan dalam tahap ini.
4.
Pada tahap inkuiri karena keadaan siswa yang belum terbiasa untuk melakukan diskusi kelompok, masih terdapat beberapa anggota kelompok yang pasif atau bahkan berkeliling mengganggu jalannya diskusi kelompok lain. Untuk itu guru perlu terus mengarahkan siswa agar ikut terlibat aktif dalam diskusi kelompok, menyampaikan pendapat, bekerja sama dalam pengerjaan LKS dan tugas projek kelompok. Hal ini dimaksudkan agar suasana belajar berlangsung kondusif.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2012. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Heruman. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Jihad, Asep. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008. Johnson, Elaine B. CTL Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Kaifa, 2010. Kunandar. Guru Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. M, Sardiman A. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo, 2011. Masitoh, Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009. Rahayu, Gelar Dwi dan Munasprianto Ramli. Pendekatan Baru dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar. Jakarta: Project mplementation Committee (PIC) UIN Jakarta, 2007. Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demikratis. Jakarta: Kencana, 2004. Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2009. Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi KBK. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Indeks, 2008.
74
75
Suhendra dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007. Sukarjo. Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Susetyo, Budi. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama, 2010. Suwangsih, Erna dan Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press, 2006 Usman, Husaini dan R. Purnomo Seriady Akbar. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Widayanti, Esti Yuli, dkk. Pembelajaran Matematika MI. Surabaya: LAPIS PGMI, 2009.
Lampiran 1 Lembar Hasil Wawancara Prapenelitian No 1.
Pertanyaan Apakah Bapak/Ibu guru selalu Iya, menyiapkan
2.
Jawaban
RPP
saya
membuat
RPP
tapi
sebelum pembuatan RPP sudah di kolektif
mengajar matematika?
untuk satu semester.
Metode apakah yang biasanya
Tergantung kepada materinya, tapi
dipakai Bapak/Ibu guru ketika
biasanya saya menggunakan metode
menyampaikan materi pada
ceramah dan tanya jawab atau
pelajaran matematika?
kadang juga pakai tutor sebaya jadi siswa yang sudah paham dengan materi
yang
diajarkan
dia
mengajarkan kepada temannya yang belum paham. 3.
Apakah Bapak/Ibu guru tahu Saya sudah pernah dengar tapi saya tentang pendekatan CTL?
kurang
tahu
bagaimana
proses
pembelajaran dengan pendekatan itu. 4.
Jika sudah, bagaimana penerapan (kemudian CTL
tersebut
dalam
pembelajaran matematika?
peneliti
menjelaskan
proses secara singkat tentang pendekatan CTL) oh kalau CTL seperti itu, di beberapa
materi
saya
pernah
mengajarkan
materi
dengan
mengaitkan
materi
dengan
kehidupan siswa, tapi ya mengalir saja dan tidak memenuhi seluruh tahapan yang ada di CTL seperti yang sudah disebutkan tadi. 5.
Apakah
Bapak/Ibu
guru Kadang menggunakan, tapi itu tidak
menggunakan media/alat peraga sering paling saya hanya memberi ketika menyampaikan pelajaran gambar-gambar matematika?
saja
menunjang pembelajaran.
untuk
6.
Apakah siswa berperan aktif Beberapa siswa aktif, tapi tidak dalam pembelajaran?
semua. Biasanya yang bertanya juga siswa yang itu-itu saja.
7.
Bagaimana hasil belajar siswa Memang belum semuanya tuntas pada materi pengukuran waktu?
8.
KKM, tapi sudah cukup baik.
Apakah materi pengukuran waktu Sepertinya begitu, karena masih termasuk materi yang sulit bagi banyak yang keliru ketika menemui menurut siswa?
soal dam bentuk soal cerita atau uraian.
Beberapa
siswa
pemahaman/nalar nya tuntas tapi beberapa juga masih
kurang dan
perlu ditingkatkan. 9.
Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam Biasanya saya memberikan remidial mengatasi masalah tersebut?
pada siswayang nilainya belum lulus KKM.
Lampiran 2
Kuesioner Untuk Siswa Nama
:
Kelas
:
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang kamu pilih! 1. Apakah kamu suka pelajaran matematika? a. Suka, karena ........................................................................................................ b. Biasa saja, karena................................................................................................. c. Tidak Suka, karena............................................................................................... 2. Bagaimana cara guru mengajar dikelas? a. Ceramah
c. Tanya jawab
b. Permainan
d. Menggunakan alat peraga
c. ................................... 3. Apakah kamu merasa kesulitan ketika memahami materi jam? a. Ya, karena ............................................................................................................ b. Biasa saja, karena ................................................................................................ c. Tidak, karena ....................................................................................................... 4. Apakah kamu mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal cerita (uraian) pada materi jam? a. Ya, karena ............................................................................................................ b. Biasa saja karena ................................................................................................. c. Tidak karena ........................................................................................................ 5. Apa saja yang di gunakan guru ketika menyapaikan materi jam? a. Jam
d. Papan tulis
b. LKS
e. Buku gambar
c. In focus
f. .......................
6. Apakah ketika menjelaskan materi jam guru mengaitkan dengan kegiatan sehari-hari kamu? a. Ya b. Tidak
Terima Kasih
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Nama Sekolah
: MIN 15 Bintaro
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V / Ganjil
Pertemuan Ke-
: 1 dan 2
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
B. KOMPETENSI DASAR 2.1 Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam C. INDIKATOR 1. Menuliskan jam, menit dan detik dengan notasi 12 jam 2. Mengidentifikasi tanda waktu dengan notasi 12 jam yang melibatkan keterangan pagi, siang, sore, atau malam 3. Menggambarkan jam, menit dan detik dalam notasi 12 jam dengan benar 4. Menunjukkan tanda waktu dengan melibatkan keterangan waktu dalam bahasa inggris (am/pm) D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa mampu menuliskan jam, menit dan detik dengan notasi 12 jam 2. Siswa mampu mengidentifikasi tanda waktu dengan notasi 12 jam yang melibatkan keterangan pagi, siang, sore, atau malam 3. Siswa mampu menggambarkan jam, menit dan detik dalam notasi 12 jam dengan benar 4. Siswa mampu menunjukkan tanda waktu dengan melibatkan keterangan waktu dalam bahasa inggris (am/pm) E. MATERI AJAR Pengukuran Waktu F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Contextual Teaching and Learning
G. METODE PEMBELAJARAN 1. Diskusi 2. Kerja kelompok 3. Tanya Jawab 4. Penugasan H. NILAI KARAKTER Aktif, percaya diri, kerjasama, tanggap. I. LANGKAH-LANGAKAH PEMBELAJARAN Pertemuan Ke-1 No 1.
Langkah Kegiatan
Komponen CTL
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama dengan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Apersepsi:
Guru mengecek pemahaman awal siswa mengenai materi jam di kelas 4
d. Guru mengingatkan kembali siswa melalui proses tanya jawab misalnya e. Motivasi:
Guru memberikan penjelasan mengenai kegunaan materi pembelajaran di dalam kehidupan sehari-hari.
Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa pada pertemuan ini.
Guru menyampaikan materi dengan mengaitkan
15 Menit
masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Siswa mengelompokkan diri ke dalam 5 kelompok yang beranggotakan 7 sampai 8 siswa dalam setiap kelompok dengan bimbingan guru.
Masyarakat Belajar
b. Elaborasi
Guru membagikan bahan ajar dan LKS kelompok berbasis pendekatan kontekstual kepada siswa.
Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk bersama-sama mengingat kembali materi menentukan tanda waktu dengan notasi 12 jam pada materi kelas 4 dan penjelasan guru hari ini.
Siswa melakukan sharing pengetahuan yang dimiliki kepada setiap anggota kelompoknya dengan arahan guru.
Guru memfasilitasi diskusi yang dilakukan oleh setiap kelompok dengan mengontrol jalannya diskusi setiap kelompok.
Setelah siswa menyelesaikan LKS guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengambil undian yang telah dibuat oleh guru untuk menentukan kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi dan LKS kelompok.
-
Kontruktivisme
Inkuiri
45 Menit
Siswa menyamakan persepsi dan memperluas pengetahuan mengenai materi yang telah dipelajari dengan bantuan guru yang memberikan penjelasan materi menggunakan media jam dinding/replika jam.
-
Permodelan
Siswa mengajukan pertanyaan berkenaan dengan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan bimbingan guru.
-
Bertanya
c. Konfirmasi
Melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar serta meluruskan apabila
terjadi kesalah pahaman selama proses pembelajaran. 3.
Kegiatan Akhir a. Simpulan
Guru meminta siswa membuat kesimpulan pembelajaran hari ini dengan melakukan tanya jawab.
Guru memberikan kesimpulan akhir terhadap proses pembelajaran.
b. Refleksi Siswa mengisi jurnal harian dibawah bimbingan guru dan memberikan kesan dan pesan tentang pembelajaran yang telah diikuti.
10 Menit -
Refleksi
-
Penilaian nyata
c. Penutup
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran.
Pertemuan Ke-2 No 1.
Langkah Kegiatan
Komponen CTL
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama dengan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Apersepsi:
Guru mengecek pemahaman awal siswa mengenai materi penulisan tanda waktu dengan notasi 12 jam pada pertemuan sebelumnya.
Guru mengingatkan kembali siswa melalui proses tanya jawab.
d. Motivasi:
Guru memberikan penjelasan mengenai kegunaan materi pembelajaran di dalam kehidupan sehari-hari.
15 Menit
Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa pada pertemuan ini.
Guru menyampaikan materi dengan mengaitkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Siswa mengelompokkan diri menjadi 5 kelompok dengan bimbingan guru.
45 Menit
-
Masyarakat Belajar
-
Kontruktivisme
b. Elaborasi
Guru memfasilitasi siswa dengan permainan berdasarkan kelompok yag sudah dibentuk. Masing-masing kelompok mendapat satu buah karton, satu buah spidol, dan delapan lembar kertas berbentuk bulat bergambarkan jam. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa dalam kelompok untuk menempelkan kertas bergambar jam pada karton kemudian menuliskannya dalam bentuk a.m dan p.m.
Siswa melakukan sharing pengetahuan yang dimiliki kepada setiap anggota kelompoknya dengan arahan guru.
-
Inkuiri
Masing-masing kelompok mempersiapkan delegasi untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
-
Permodelan
Guru membagikan bahan ajar dan LKS kelompok berbasis pendekatan kontekstual kepada siswa.
Siswa berdiskusi untuk bersama-sama mengerjakan LKS dengan anggota kelompoknya mengenai penulisan tanda waktu dalam bahasa inggris yaitu a.m dan p.m.
Siswa mengajukan pertanyaan berkenaan dengan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan bimbingan guru.
-
Bertanya
c. Konfirmasi
3.
Melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar serta meluruskan apabila terjadi kesalah pahaman selama proses pembelajaran.
Kegiatan Akhir a. Simpulan
Guru meminta siswa membuat kesimpulan pembelajaran hari ini dengan melakukan tanya jawab.
Guru memberikan kesimpulan akhir terhadap proses pembelajaran.
b. Refleksi Siswa mengisi jurnal harian dibawah bimbingan guru dan memberikan kesan dan pesan tentang pembelajaran yang telah diikuti.
10 Menit -
Refleksi
-
Penilaian nyata
c. Penutup
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran.
J. ALAT DAN BAHAN Replika jam, kertas undian, karton, spidol, gambar jam dan Lembar Kerja Siswa. K. SUMBER BELAJAR 1. Terampil Berhitung Matematika Jilid 5 Penerbit Erlangga 2. Matematika Kelas 5 SD Penerbit Yudhistira 3. Gemar Matematika 5 Penertbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 4. Matematika 5 Penertbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
L. PENILAIAN LKS Terlampir
Jakarta,
2014
Guru Bidang Studi
Peneliti
Dra. Hj. Nurbadriah NIP. 19690817 200312 2 003
Martunik Rafika I NIM. 1110018300032
Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Taufiqillah, S.Ag, MM NIP. 19681229 199703 1 002
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Nama Sekolah
: MIN 15 Bintaro
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V / Ganjil
Pertemuan Ke-
: 3-4
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
B. KOMPETENSI DASAR 2.1 Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam C. INDIKATOR 1. Menentukan jam, menit dan detik dengan notasi 24 jam 2. Menuliskan jam, menit dan detik dengan notasi 24 jam meliputi pukul 00-24 3. Mengidentifikasi tanda waktu dengan notasi 24 jam yang melibatkan keterangan pagi, siang, sore atau malam 4. Menggambarkan jam, menit dan detik dalam notasi 24 jam dengan benar 5. Membedakan jam analog dan jam digital 6. Menentukan perbedaan waktu di Indonesia (WIB, WIT, WITA) D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa mampu menentukan jam, menit dan detik dengan notasi 24 jam 2. Siswa mampu menuliskan jam, menit dan detik dengan notasi 24 jam meliputi pukul 00-24 3. Siswa mampu mengidentifikasi tanda waktu dengan notasi 24 jam yang melibatkan keterangan pagi, siang, sore atau malam 4. Siswa mampu menggambarkan jam, menit dan detik dalam notasi 24 jam dengan benar 5. Siswa mampu membedakan jam analog dan jam digital 6. Siswa mampu menentukan perbedaan waktu di Indonesia (WIB, WIT, WITA) E. MATERI AJAR Pengukuran Waktu
F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Contextual Teaching and Learning G. METODE PEMBELAJARAN 5. Diskusi 6. Kerja Kelompok 7. Tanya Jawab 8. Penugasan H. NILAI KARAKTER Aktif, percaya diri, kerjasama, teliti. I. LANGKAH-LANGAKAH PEMBELAJARAN Pertemuan Ke-3 No 1.
Langkah Kegiatan
Komponen CTL
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama dengan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Apersepsi:
Guru mengecek pemahaman awal siswa mengenai materi menentukan tanda waktu dengan notasi 12 jam dalam bahasa inggris yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru mengingatkan kembali siswa melalui proses tanya jawab .
d. Motivasi:
Guru memberikan penjelasan mengenai kegunaan materi pembelajaran di dalam kehidupan sehari-hari.
Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
15 Menit
2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
45
Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa pada pertemuan ini.
Guru mulai memberikan materi tentang tanda waktu dengan notasi 24 jam dengan menggunakan media jam dinding dan mengaitkan masalah secara kontekstual.
Siswa mengelompokkan diri menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 8 siswa tiap kelompoknya dengan bimbingan guru.
Menit
-
Masyarakat Belajar
b. Elaborasi
Guru memfasilitasi siswa dengan memberikan sebuah karton dan beberapa pensil warna/crayon kepada masing-masing kelompok yang nantinya karton ini akan menjadi komik sederhana berisi tentang kegiatan sehari-hari siswa yang di beri narasi dan gambar serta dibubuhkan keterangan waktu kegiatan yang di lakukan dengan notasi 24 jam. Masing-masing kelompok mempersiapkan delegasi untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
Guru membagikan bahan ajar dan LKS kelompok berbasis pendekatan kontekstual kepada siswa.
Siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS dengan anggota kelompoknya mengenai penulisan tanda waktu dalam notasi 24 jam.
Siswa melakukan sharing pengetahuan yang dimiliki kepada setiap anggota kelompoknya dengan arahan guru.
Siswa mengajukan pertanyaan berkenaan dengan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan bimbingan guru.
Kontruktivisme
-
Permodelan
-
Inkuiri
-
Bertanya
c. Konfirmasi
Melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar serta meluruskan apabila terjadi kesalah pahaman selama proses pembelajaran.
Kegiatan Akhir 3.
a. Simpulan
Guru meminta siswa membuat kesimpulan pembelajaran hari ini dengan melakukan tanya jawab.
Guru memberikan kesimpulan akhir terhadap proses pembelajaran.
10 Menit
b. Refleksi Siswa mengisi jurnal harian dibawah bimbingan guru dan memberikan kesan dan pesan tentang pembelajaran yang telah diikuti.
-
Refleksi
-
Penilaian nyata
c. Penutup
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran.
Pertemuan Ke-4 No 1.
Langkah Kegiatan
Komponen CTL
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama dengan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Apersepsi:
Guru mengecek pemahaman awal siswa mengenai materi menentukan tanda waktu dengan notasi 24 jam yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
15 Menit
Guru mengingatkan kembali siswa melalui proses tanya jawab .
d. Motivasi:
Guru memberikan penjelasan mengenai kegunaan materi pembelajaran di dalam kehidupan sehari-hari.
Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa pada pertemuan ini.
Guru menyampaikan materi secara kontekstual dengan mengaitkan masalah dalam kehidupan sehari-hari siswa menggunakan gambar jam dan atlas.
Siswa mengelompokkan diri menjadi 5 kelompok dengan bimbingan guru.
45 Menit
-
Masyarakat Belajar
-
Kontruktivisme
-
Inkuiri
-
Permodelan
b. Elaborasi
Guru membagikan bahan ajar dan LKS berbasis pendekatan kontekstual kepada siswa.
Siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS dengan anggota kelompoknya mengenai perbedaan jam analog dan jam digital serta pembagian waktu di Indonesia.
Siswa melakukan sharing pengetahuan yang dimiliki kepada setiap anggota kelompoknya dengan arahan guru.
Siswa mengambil undian yang telah dibuat oleh guru untuk menentukan kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi kemudian masing-masing kelompok mempersiapkan delegasi untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas dengan membawa
gambar dan atlas.
Siswa mengajukan pertanyaan berkenaan dengan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan bimbingan guru.
-
Bertanya
c. Konfirmasi
Melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar serta meluruskan apabila terjadi kesalah pahaman selama proses pembelajaran.
Kegiatan Akhir 3.
a. Simpulan
Guru meminta siswa membuat kesimpulan pembelajaran hari ini dengan melakukan tanya jawab.
10 Menit
Guru memberikan kesimpulan akhir terhadap proses pembelajaran.
b. Refleksi Siswa mengisi jurnal harian dibawah bimbingan guru dan memberikan kesan dan pesan tentang pembelajaran yang telah diikuti.
-
Refleksi
-
Penilaian
c. Penutup
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran.
nyata
J. ALAT DAN BAHAN Karton, pensil warna, jam dinding, gambar jam analog, gambar jam digital, atlas dan Lembar Kerja Siswa. K. SUMBER BELAJAR 1. Terampil Berhitung Matematika Jilid 5 Penerbit Erlangga 2. Matematika Kelas 5 SD Penerbit Yudhistira
3. Gemar Matematika 5 Penertbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 4. Matematika 5 Penertbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional L. PENILAIAN LKS Terlampir
Jakarta,
2014
Guru Bidang Studi
Peneliti
Dra. Hj. Nurbadriah NIP. 19690817 200312 2 003
Martunik Rafika I NIM. 1110018300032
Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Taufiqillah, S.Ag, MM NIP. 19681229 199703 1 002
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Nama Sekolah
: MIN 15 Bintaro
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V / Ganjil
Pertemuan Ke-
:5
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
B. KOMPETENSI DASAR 2.2 Melakukan operasi hitung satuan waktu C. INDIKATOR 1. Menjelaskan satuan waktu jam, menit, dan detik 2. Mengubah jam ke menit dan detik, dan sebaliknya D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa mampu menjelaskan satuan waktu jam, menit, dan detik 2. Siswa mampu mengubah jam ke menit dan detik, dan sebaliknya E. MATERI AJAR Pengukuran Waktu F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Contextual Teaching and Learning G. METODE PEMBELAJARAN 1. Diskusi 2. Permainan 3. Tanya Jawab 4. Penugasan H. NILAI KARAKTER Aktif, percaya diri, kerjasama, teliti.
I. LANGKAH-LANGAKAH PEMBELAJARAN No 1.
Langkah Kegiatan
Komponen CTL
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama dengan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Apersepsi:
Guru mengecek pemahaman awal siswa mengenai materi perbedaan jam analog dan jam digital serta perbedaan waktu di Indonesia yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
15 Menit
Guru mengingatkan kembali siswa melalui proses tanya jawab .
d. Motivasi:
Guru memberikan penjelasan mengenai kegunaan materi pembelajaran di dalam kehidupan sehari-hari.
Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa pada pertemuan ini.
Guru menyampaikan materi dengan mengaitkan hal-hal yang berkenaan langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Siswa mengelompokkan diri menjadi 5 kelompok dengan bimbingan guru.
45 Menit -
Masyarakat Belajar
-
Kontruktivisme
b. Elaborasi
Guru membagikan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual kepada siswa.
Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya
mengenai materi mengubah jam, menit, detik dan sebaliknya.
Siswa melakukan sharing pengetahuan yang dimiliki kepada setiap anggota kelompoknya dengan arahan guru.
Guru memfasilitasi siswa dengan permainan berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk. Masing-masing kelompok mendapat satu buah karton yang di dalamnya sudah tertulis soal pada kolom soal dan di beri kartu pilihan jawaban untuk nantinya ditempelkan pada kolom jawaban. Siswa di beri waktu untuk mengerjakan soal tersebut secara berkelompok kemudian menempelkan kartu jawaban yang dianggap benar pada kolom jawaban.
Guru dan siswa mengoreksi jawaban secara bersama-sama.
Guru membagikan LKS kelompok.
Siswa mengajukan pertanyaan berkenaan dengan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan bimbingan guru.
-
Inkuiri
-
Permodelan
-
Bertanya
c. Konfirmasi
3.
Melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar serta meluruskan apabila terjadi kesalah pahaman selama proses pembelajaran.
Kegiatan Akhir a. Simpulan
Guru meminta siswa membuat kesimpulan pembelajaran hari ini dengan melakukan tanya jawab.
10
Guru memberikan kesimpulan akhir terhadap proses pembelajaran.
b. Refleksi Siswa mengisi jurnal harian dibawah bimbingan
Menit -
Refleksi
guru dan memberikan kesan dan pesan tentang pembelajaran yang telah diikuti.
-
Penilaian nyata
c. Penutup
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran.
J. ALAT DAN BAHAN Karton, spidol dan LKS. K. SUMBER BELAJAR 1. Terampil Berhitung Matematika Jilid 5 Penerbit Erlangga 2. Matematika Kelas 5 SD Penerbit Yudhistira 3. Gemar Matematika 5 Penertbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 4. Matematika 5 Penertbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional L. PENILAIAN LKS Terlampir
Jakarta,
2014
Guru Bidang Studi
Peneliti
Dra. Hj. Nurbadriah NIP. 19690817 200312 2 003
Martunik Rafika I NIM. 1110018300032
Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Taufiqillah, S.Ag, MM NIP. 19681229 199703 1 002
SOAL CARD MATCH (Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-5) 1. Jika sekarang pukul 16.30, maka pukul berapakah 6 jam yang lalu? 2. Adi belajar dari pukul 19.15 sampai dengan pukul 21.25. Berapa menit waktu Adi belajar? 3. Untuk berlari mengelilingi lapangan, Yuli memerlukan waktu 3 menit 12 detik. Yuli mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali. Berapa menit waktu yang diperlukan yuli? 4. Untuk menyelesaikan soal matematika, Rika membutuhkan waktu 12 menit. Jika Rika diberi 10 soal matematika, berapa jam waktu yang diperlukan Rika untuk menyelesaikannya?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Nama Sekolah
: MIN 15 Bintaro
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V / Ganjil
Pertemuan Ke-
: 6 dan 7
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
B. KOMPETENSI DASAR 2.2 Melakukan operasi hitung satuan waktu C. INDIKATOR 1. Menyelesaikan operasi hitung satuan waktu 2. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan satuan waktu D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa mampu menyelesaikan operasi hitung satuan waktu 2. Siswa mampu menyelesaikan masalah berkaitan dengan satuan waktu E. MATERI AJAR Pengukuran Waktu F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Contextual Teaching and Learning G. METODE PEMBELAJARAN 5. Diskusi 6. Kerja Kelompok 7. Tanya Jawab 8. Penugasan H. NILAI KARAKTER Aktif, percaya diri, kerjasama, teliti.
I. LANGKAH-LANGAKAH PEMBELAJARAN Pertemuan Ke-6 No 1.
Langkah Kegiatan
Komponen CTL
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama dengan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Apersepsi:
Guru mengecek pemahaman awal siswa mengenai materi satuan waktu dalam jam menit dan detik yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
15 Menit
Guru mengingatkan kembali siswa melalui proses tanya jawab .
d. Motivasi:
Guru memberikan penjelasan mengenai kegunaan materi pembelajaran di dalam kehidupan sehari-hari.
Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa pada pertemuan ini.
Guru mrnyampaikan materi dengan mengaitkan masalah yang ditemui siswa pada kehidupan sehari-hari.
Siswa mengelompokkan diri menjadi 5 kelompok dengan bimbingan guru.
b. Elaborasi
Guru membagikan bahan ajar dan LKS
45 Menit
-
Masyarakat Belajar
kelompok berbasis pendekatan kontekstual kepada siswa.
Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya mengenai penyelesaian hitung satuan waktu.
-
Kontruktivisme
Siswa melakukan sharing pengetahuan yang dimiliki kepada setiap anggota kelompoknya dengan arahan guru.
-
Inkuiri
Siswa mengambil undian yang telah dibuat oleh guru untuk menentukan kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi.
-
Permodelan
Guru dan siswa mengoreksi jawaban secara bersama-sama.
Siswa mengajukan pertanyaan berkenaan dengan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan bimbingan guru.
-
Bertanya
-
Refleksi
-
Penilaian
c. Konfirmasi
3.
Melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar serta meluruskan apabila terjadi kesalah pahaman selama proses pembelajaran.
Kegiatan Akhir a. Simpulan
Guru meminta siswa membuat kesimpulan pembelajaran hari ini dengan melakukan tanya jawab.
Guru memberikan kesimpulan akhir terhadap proses pembelajaran.
b. Refleksi Siswa mengisi jurnal harian dibawah bimbingan guru dan memberikan kesan dan pesan tentang pembelajaran yang telah diikuti. c. Penutup
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
nyata
10 Menit
Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran.
Pertemuan Ke-7 No 1.
Langkah Kegiatan
Komponen CTL
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama dengan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Apersepsi:
Guru mengecek pemahaman awal siswa mengenai materi operasi hitung satuan waktu yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
15 Menit
Guru mengingatkan kembali siswa melalui proses tanya jawab .
d. Motivasi:
Guru memberikan penjelasan mengenai kegunaan materi pembelajaran di dalam kehidupan sehari-hari.
Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa pada pertemuan ini.
Guru menyampaikan materi dengan menghubungkannya dengan masalah yang biasa di temui oleh siswa dalam kehidupan seharihari.
Siswa mengelompokkan diri menjadi 5 kelompok dengan bimbingan guru.
45 Menit
-
Masyarakat Belajar
b. Elaborasi
Guru membagikan bahan ajar dan LKS berbasis pendekatan kontekstual kepada siswa.
Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya mengenai penyelesaian masalah mengenai satuan waktu.
Siswa melakukan sharing pengetahuan yang dimiliki kepada setiap anggota kelompoknya dengan arahan guru.
Guru memfasilitasi siswa dengan permainan berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk. Masing-masing kelompok mendapat kertas hvs, kertas hvs ini nantinya akan digunakan untuk melakukan perhitungan soal yang diberikan guru. Mula-mula guru membacakan soal, kemudian siswa diberi waktu untuk menghitung, kelompok yang tercepat dan jawabannya betul maka akan mendapat 1 stiker bintang. Dan kelompok pemenang adalah kelompok yang memperoleh bintang paling banyak.
Guru dan siswa mengoreksi jawaban secara bersama-sama.
Siswa mengajukan pertanyaan berkenaan dengan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan bimbingan guru.
-
Kontruktivisme
-
Inkuiri
-
Permodelan
Bertanya
c. Konfirmasi
3.
Melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar serta meluruskan apabila terjadi kesalah pahaman selama proses pembelajaran.
Kegiatan Akhir a. Simpulan
Guru meminta siswa membuat kesimpulan pembelajaran hari ini dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan kesimpulan akhir terhadap
10 Menit
proses pembelajaran. b. Refleksi Siswa mengisi jurnal harian dibawah bimbingan guru dan memberikan kesan dan pesan tentang pembelajaran yang telah diikuti.
-
Refleksi
-
Penilaian nyata
c. Penutup
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran.
J. ALAT DAN BAHAN Karton dan LKS K. SUMBER BELAJAR 5. Terampil Berhitung Matematika Jilid 5 Penerbit Erlangga 6. Matematika Kelas 5 SD Penerbit Yudhistira 7. Gemar Matematika 5 Penertbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional L. PENILAIAN LKS Terlampir Jakarta,
2014
Guru Bidang Studi
Peneliti
Dra. Hj. Nurbadriah NIP. 19690817 200312 2 003
Martunik Rafika I NIM. 1110018300032
Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Taufiqillah, S.Ag, MM NIP. 19681229 199703 1 002
SOAL CERITA (Kelas Eksperimen Pertemuan Ke-7) 1. Ari berlari mengelilingi lapangan sebanyak 3 kali. Jika setiap mengelilingi lapangan dibutuhkan waktu 35 menit, maka untuk mengelilingi lapangan 3 kali di butuhkan waktu.... 2. Anton belajar mulai pukul 18.25. Anton belajar selama 2 jam 12 menit. Anton selesai belajar pada pukul.... 3. Siswa menerima pelajaran sehari selama 7 jam. Jika siswa pulang pukul 14.00, jam berapa pelajaran di mulai? 4. Pak Rinto membuat sebuah lemari mulai pukul 06.00 dan selesai pada pukul 14.30. Berapa jam Pak Rinto membuat lemari? 5. Ihsan pergi les pukul 02.30 siang. Ia baru kembali ke rumah pukul 17.00. Berapa lama Ihsan les?
Bahan Ajar Pertemuan Ke-1 Menentukan Tanda Waktu dengan Notasi 12 Jam (Melibatkan Keterangan Pagi, Siang, Sore, atau Malam) Siang hari dari matahari terbit hingga matahari terbenam, lamanya 12 jam. Malam hari dari matahari terbenam hingga matahari terbit, lamanya 12 jam. Matahari terbit pukul enam pagi, ditulis pukul 06.00 pagi. Matahari terbenam pukul enam sore, ditulis pukul 06.00 sore. Tengah hari pukul dua belas, ditulis pukul 12.00 siang. Menentukan tanda waktu dengan notasi 12 jam, harus diberi keterangan pagi, sore, atau malam. Pukul 08.00 tanpa keterangan mempunyai 2 arti yaitu pukul 08.00 pagi atau pukul 08.00 malam. Contoh :
Pukul 07.00 pagi
Pukul 04.10 sore
Dibaca: pukul tujuh pagi
Dibaca: pukul empat lewat sepuluh menit sore
Pukul 01.15 siang
Pukul 09.30 malam
Dibaca: pukul satu lewat
Dibaca: pukul sembilan lewat
lima belas menit siang
tiga puluh menit malam
Bahan Ajar Pertemuan Ke-2 AM dan PM AM dan PM adalah format waktu yang digunakan untuk membedakan siang dan malam dalam satu hari. Format ini biasa digunakan di Amerika dan Eropa. Di Indonesia format waktu ini tidak digunakan karena hanya menggunakan format waktu 24 jam. Sebagaimana kita ketahui bahwa hitungan jam secara konvensional yaitu hanya sampai angka 12, sedangkan dalam satu hari ada 24 jam. Untuk membedakannya dibagi menjadi 2 periode yaitu jam 12 siang dan jam 12 malam. 1. a.m. singkatan dari ante meridiem artinya before noon yaitu sebelum tengah hari. a.m. dimulai dari jam 12.00 malam sampai dengan jam 11.59 siang atau sebelum tengah hari. 2. p.m. singkatan dari post meridiem artinya after noon yaitu setelah tengah hari. p.m. dimulai dari jam 12.00 siang sampai dengan jam 11.59 malam atau setelah tengah hari. Contoh : a. Pukul 6 pagi
= 06.00 a.m.
b. Pukul 5 sore
= 03.00 p.m.
c. Pukul 11 pagi
= 11.00 a.m.
d. Pukul 2 siang
= 02.00 p.m.
e. Pukul 4 sore
= 04.00 p.m
f. Pukul 7 malam
= 07.00 p.m.
g. Pukul 9 malam
= 09.00 p.m.
h. Pukul 7 pagi
= 07.00 a.m.
i. Pukul 9 malam
= 09.00 p.m.
j. Pukul 10 pagi
= 10.00 a.m.
Bahan Ajar Pertemuan Ke-3 Menentukan Tanda Waktu dengan Notasi 24 Jam Dalam sehari semalam ada 24 jam. Waktu dimulai pada pukul 00.00 tengah malam, dilanjutkan pukul 01.00 sampai pukul 12.00 siang. Setelah pukul 12.00 siang penulisan waktu dilanjutkan pukul 13.00, pukul 14.00, dan seterusnya sampai pukul 24.00. Kadang-kadang ditambah keterangan waktu di belakang jam tersebut, misalnya pagi, siang, sore, atau malam. Contoh: Pukul 08.30, artinya pagi Pukul 20.30, artinya pukul 08.30 malam Pukul 11.15, artinya siang Pukul 11.15 malam, ditulis pukul 23.15 Pukul 12.00, artinya pukul 12.00 tengah hari Pukul 12.00 tengah malam, ditulis pukul 24.00 Contoh lain:
Pukul 01.00 siang atau pukul 13.00
Pukul 06.00 sore atau pukul 18.00
Pukul 09.00 malam atau pukul 21.00
Bahan Ajar Pertemuan Ke-4 Perbedaan Jam Analog dan Jam Digital Jam Analog
Jam Digital
Pembagian Waktu di Indonesia
Wilayah Negara Indonesia dibagi menjadi tiga daerah waktu. 1. Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), meliputi Pulau Jawa, Pulau Sumatra, Pulau Madura, dan Wilayah Kalimantan Barat. 2. Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA), meliputi Pilau Bali, wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi, wilayah Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. 3. Waktu Indonesia bagian Timur (WIT), meliputi wilayah Maluku, dan Papua. Tiap daerah waktu yang satu dengan daerah waktu yang lain mempunyai selisih waktu satu jam. Misalnya, Jakarta (WIB) pukul 07.00 TIB maka di Makassar (WITA) pukul 08.00 WITA dan di Papua (WIT) pukul 09.00 WIT.
Bahan Ajar Pertemuan Ke-5 Satuan Waktu Jam, Menit dan Detik Ada 3 jarum yang terdapat pada jam. a. Jarum pendek (jarum jam), dari satu angka ke angka berikutnya lamanya 1 jam b. Jarum panjang (jarum menit), satu kali putaran lamanya 60 menit c. Jarum detik, satu kali putaran lamanya 60 detik Sehingga: 1 menit = 60 detik 1 jam
= 60 menit
1 hari
= 24 jam
Perhatikan contoh berikut ini. Contoh: 1) 2 menit = ........ detik Jawab: 2 menit = 2 x 60 detik = 120 detik Jadi, 2 menit = 120 detik
2) 2 jam = .......... menit = ........... detik Jawab: 2 jam = 2 x 60 menit = 120 menit = 120 x 60 menit = 7.200 detik Jadi, 2 jam = 120 menit = 7.200 detik.
Bahan Ajar Pertemuan Ke-6 Operasi Hitung yang Melibatkan Satuan Waktu Satuan waktu yang lebih kecil daripada menit yaitu detik. Berikut ini adalah kesetaraan antarsatuan detik, menit dan jam. 1 menit = 60 detik 1 jam
= 60 menit
1 hari
= 24 jam
Perhatikan contoh berikut ini. Contoh: 1) 2 jam + 30 menit = ........ menit Jawab: 2 jam = 2 x 60 menit = 120 menit 2 jam + 30 menit = 120 menit + 30 menit = 150 menit 2) 20 menit – 180 detik = .......... menit Jawab: 180 detik = 180 : 60 menit = 3 menit 20 menit – 180 detik = 20 menit – 3 menit = 17 menit
Bahan Ajar Pertemuan Ke-7 Menyelesaikan Masalah Berkaitan dengan Satuan Waktu Contoh Soal Cerita: Sebuah bus kota berangkat dari Jakarta pukul 06.00. Bus tiba di Cisarua pukul 07.30. Setelah berhenti selama 15 menit di Cisarua, bus tersebut melanjutkan perjalanan menuju Bandung. Sampai di Bandung pada pukul 09.15. Berapa total waktu yang diperlukan bus tersebut? Jawab: Diketahui
: waktu berangkat
= 06.00
tiba di Cisarua
= 07.30
istirahat
= 15 menit
sampai di Bandung = 09.15 Ditanyakan
: jarak yang ditempuh
Pengerjaan
: penjumlahan
Penyelesaian
:
Total waktu
= (07.30 – 06.00) + 15 menit + (09.15 – 07.45) = 90 menit + 15 menit + 90 menit = 195 menit = 3 jam 15 menit
Jurnal Harian Siswa Apa yang kamu pelajari hari ini? ..................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................... Apakah ada hal yang menarik yang kamu temui selama kamu mengikuti kegiatan pembelajaran matematika hari ini? ..................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................... Apakah kamu masih merasa kesulitan dalam memahami materi yang diberikan oleh guru? ..................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................... .....................................................................................................................................................................
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Nama Sekolah
: MIN 15 Bintaro
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V / Ganjil
Pertemuan Ke-
: 1 dan 2
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
B. KOMPETENSI DASAR 2.1 Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam C. INDIKATOR 1. Menuliskan jam, menit dan detik dengan notasi 12 jam 2. Mengidentifikasi tanda waktu dengan notasi 12 jam yang melibatkan keterangan pagi, siang, sore, atau malam 3. Menggambarkan jam, menit dan detik dalam notasi 12 jam dengan benar 4. Menunjukkan tanda waktu dengan melibatkan keterangan waktu dalam bahasa inggris (am/pm) D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa mampu menuliskan jam, menit dan detik dengan notasi 12 jam 2. Siswa mampu mengidentifikasi tanda waktu dengan notasi 12 jam yang melibatkan keterangan pagi, siang, sore, atau malam 3. Siswa mampu menggambarkan jam, menit dan detik dalam notasi 12 jam dengan benar 4. Siswa mampu menunjukkan tanda waktu dengan melibatkan keterangan waktu dalam bahasa inggris (am/pm) E. MATERI AJAR Pengukuran Waktu F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Ekspositori
G. METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah
3. Tanya Jawab
2. Diskusi
4. Penugasan
H. NILAI KARAKTER Aktif, percaya diri, kerjasama, tanggap. I. LANGKAH-LANGAKAH PEMBELAJARAN Pertemuan Ke-1 No 1.
Langkah Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama dengan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Apersepsi:
Guru memotivasi siswa agar semangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
15 Menit
Guru mengecek pemahaman awal siswa mengenai materi jam di kelas 4
Guru mengingatkan kembali siswa melalui proses tanya jawab.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa pada pertemuan ini.
Guru menjelaskan materi tanda waktu dengan notasi 12 jam dengan media jam dinding.
b. Elaborasi
Guru menginstruksikan kepada beberapa siswa untuk maju ke depan kelas dan memutarkan arah jarum jam sehingga menunjukkan waktu tertentu disertai tanya jawab dengan siswa yang lain.
Guru membagi kan LKS dan menginstruksikan kepada siswa untuk mengerjakan LKS secara individu.
c. Konfirmasi
Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi LKS.
45 Menit
Melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar serta meluruskan apabila terjadi kesalah pahaman selama proses pembelajaran.
Kegiatan Akhir
3.
Guru meminta siswa membuat kesimpulan pembelajaran hari ini dengan melakukan tanya jawab.
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran.
10 Menit
Pertemuan Ke-2 No 1.
Langkah Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama dengan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Apersepsi:
Guru memotivasi siswa agar semangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
Guru mengecek pemahaman awal siswa mengenai materi penulisan tanda waktu dengan notasi 12 jam.
Guru mengingatkan kembali siswa melalui proses tanya jawab.
15 Menit
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa pada pertemuan ini.
Guru menjelaskan materi penulisan keterangan waktu dalam bahasa inggris (a.m/p.m).
b. Elaborasi
Guru memberikan bahan ajar untuk di diskusikan dengan teman sebangku mereka.
Guru membagi kan LKS dan menginstruksikan kepada siswa untuk mengerjakan LKS secara individu.
45 Menit
c. Konfirmasi
3.
Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi LKS.
Melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar serta meluruskan apabila terjadi kesalah pahaman selama proses pembelajaran.
Kegiatan Akhir
Guru meminta siswa membuat kesimpulan pembelajaran hari ini dengan melakukan tanya jawab.
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran.
10 Menit
J. ALAT DAN BAHAN Jam dinding, Bahan Ajar untuk siswa dan Lembar Kerja Siswa K. SUMBER BELAJAR 1. Matematika Kelas 5 SD Penerbit Yudhistira 2. Gemar Matematika 5 Penertbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 3. Matematika 5 Penertbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional L. PENILAIAN LKS Terlampir Jakarta,
2014
Guru Bidang Studi
Peneliti
Dra. Hj. Nurbadriah NIP. 19690817 200312 2 003
Martunik Rafika I NIM. 1110018300032 Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Taufiqillah, S.Ag, MM NIP. 19681229 199703 1 002
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Nama Sekolah
: MIN 15 Bintaro
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V / Ganjil
Pertemuan Ke-
: 3-4
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
B. KOMPETENSI DASAR 2.1 Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam C. INDIKATOR 1. Menentukan jam, menit dan detik dengan notasi 24 jam 2. Menuliskan jam, menit dan detik dengan notasi 24 jam meliputi pukul 00-24 3. Mengidentifikasi tanda waktu dengan notasi 24 jam yang melibatkan keterangan pagi, siang, sore, atau malam 4. Menggambarkan jam, menit dan detik dalam notasi 24 jam dengan benar 5. Membedakan jam analog dan jam digital 6. Menentukan perbedaan waktu di Indonesia (WIB, WIT, WITA) D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa mampu menentukan jam, menit dan detik dengan notasi 24 jam 2. Siswa mampu menuliskan jam, menit dan detik dengan notasi 24 jam meliputi pukul 00-24 3. Siswa mampu mengidentifikasi tanda waktu dengan notasi 24 jam yang melibatkan keterangan pagi, siang, sore, atau malam 4. Siswa mampu menggambarkan jam, menit dan detik dalam notasi 24 jam dengan benar 5. Siswa mampu membedakan jam analog dan jam digital 6. Siswa mampu menentukan perbedaan waktu di Indonesia (WIB, WIT, WITA) E. MATERI AJAR Pengukuran Waktu
F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Ekspositori G. METODE PEMBELAJARAN 3. Ceramah
3. Demonstrasi
4. Tanya Jawab
4. Penugasan
H. NILAI KARAKTER Aktif, percaya diri, kerjasama, teliti. I. LANGKAH-LANGAKAH PEMBELAJARAN Pertemuan Ke-3 No 1.
Langkah Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama dengan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Apersepsi:
Guru memotivasi siswa agar semangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
15 Menit
Guru mengingatkan kembali siswa tentang materi yang telah dipelajari melalui proses tanya jawab.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa pada pertemuan ini.
Guru mengecek pemahaman awal siswa tentang penulisan keterangan waktu dengan notasi 24 jam.
b. Elaborasi
Guru menjelaskan materi tanda waktu dengan notasi 24 jam dengan membawa jam dinding disertai tanya jawab dengan siswa.
Guru membagi kan LKS dan menginstruksikan kepada siswa untuk mengerjakan LKS secara individu.
c. Konfirmasi
Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi LKS.
45 Menit
Melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar serta meluruskan apabila terjadi kesalah pahaman selama proses pembelajaran.
Kegiatan Akhir
3.
Guru meminta siswa membuat kesimpulan pembelajaran hari ini dengan melakukan tanya jawab.
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran.
10 Menit
Pertemuan Ke-4 No 1.
Langkah Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama dengan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Apersepsi:
Guru memotivasi siswa agar semangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
15 Menit
Guru mengingatkan kembali siswa melalui proses tanya jawab mengenai materi penulisan tanda waktu dengan notasi 24 jam.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa pada pertemuan ini.
Guru mengecek kemampuan awal siswa tentang jam analog, jam digital dan perbedaan waktu yang ada di Indonesia.
b. Elaborasi
Guru menjelaskan materi tentang perbedaan jam analog dengan jam digital dan perbedaan waktu yang terjadi di Indonesia dengan media gambar jam analog, digital dan atlas.
Guru membagi kan LKS dan menginstruksikan kepada siswa untuk mengerjakan LKS secara individu.
45 Menit
c. Konfirmasi
3.
Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi LKS.
Melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar serta meluruskan apabila terjadi kesalah pahaman selama proses pembelajaran.
Kegiatan Akhir
Guru meminta siswa membuat kesimpulan pembelajaran hari ini dengan melakukan tanya jawab.
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran.
10 Menit
J. ALAT DAN BAHAN Jam dinding, gambar jam analog, gambar jam digital, atlas dan LKS. K. SUMBER BELAJAR 1. Terampil Berhitung Matematika Jilid 5 Penerbit Erlangga 2. Matematika Kelas 5 SD Penerbit Yudhistira 3. Gemar Matematika 5 Penertbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional L. PENILAIAN LKS Terlampir Jakarta,
2014
Guru Bidang Studi
Peneliti
Dra. Hj. Nurbadriah NIP. 19690817 200312 2 003
Martunik Rafika I NIM. 1110018300032 Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Taufiqillah, S.Ag, MM NIP. 19681229 199703 1 002
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Nama Sekolah
: MIN 15 Bintaro
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V / Ganjil
Pertemuan Ke-
:5
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
B. KOMPETENSI DASAR 2.2 Melakukan operasi hitung satuan waktu C. INDIKATOR 1. Menjelaskan satuan waktu jam, menit, dan detik 2. Mengubah jam ke menit dan detik, dan sebaliknya D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa mampu menjelaskan satuan waktu jam, menit, dan detik 3. Siswa mampu mengubah jam ke menit dan detik, dan sebaliknya E. MATERI AJAR Pengukuran Waktu F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Ekspositori G. METODE PEMBELAJARAN 5. Ceramah 6. Penugasan H. NILAI KARAKTER Aktif, percaya diri, kerjasama, teliti.
I. LANGKAH-LANGAKAH PEMBELAJARAN No 1.
Langkah Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama dengan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Apersepsi:
Guru memotivasi siswa agar semangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
Guru mengecek pemahaman awal peserta didik mengenai materi pada pertemuan sebelumnya.
Guru mengingatkan kembali siswa melalui proses tanya jawab.
15 Menit
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa pada pertemuan ini.
Guru mengecek pemahaman awal siswa tentang materi mengubah jam, menit, detik dan sebaliknya dengan melakukan tanya jawab.
45 Menit
b. Elaborasi
Guru menjelaskan materi mengubah jam, menit, detik dan sebaliknya.
Guru membagi kan LKS dan menginstruksikan kepada siswa untuk mengerjakan LKS secara individu.
c. Konfirmasi
Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi LKS.
Melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar serta meluruskan apabila terjadi kesalah pahaman selama proses pembelajaran.
Kegiatan Akhir 3.
Guru meminta siswa membuat kesimpulan pembelajaran hari ini dengan melakukan tanya jawab.
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran.
10 Menit
J. ALAT DAN BAHAN LKS K. SUMBER BELAJAR 1. Terampil Berhitung Matematika Jilid 5 Penerbit Erlangga 2. Matematika Kelas 5 SD Penerbit Yudhistira 3. Gemar Matematika 5 Penertbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 4. Matematika 5 Penertbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional L. PENILAIAN LKS Terlampir
Jakarta,
2014
Guru Bidang Studi
Peneliti
Dra. Hj. Nurbadriah NIP. 19690817 200312 2 003
Martunik Rafika I NIM. 1110018300032
Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Taufiqillah, S.Ag, MM NIP. 19681229 199703 1 002
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Nama Sekolah
: MIN 15 Bintaro
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: V / Ganjil
Pertemuan Ke-
: 6 dan 7
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
B. KOMPETENSI DASAR 2.2 Melakukan operasi hitung satuan waktu C. INDIKATOR 1. Menyelesaikan operasi hitung satuan waktu 2. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan satuan waktu D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa mampu menyelesaikan operasi hitung satuan waktu 2. Siswa mampu menyelesaikan masalah berkaitan dengan satuan waktu E. MATERI AJAR Pengukuran Waktu F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Ekspositori G. METODE PEMBELAJARAN 7. Ceramah 8. Diskusi 9. Permainan 10.
Penugasan
H. NILAI KARAKTER Aktif, percaya diri, kerjasama, teliti.
I. LANGKAH-LANGAKAH PEMBELAJARAN Pertemuan Ke-6 No 1.
Langkah Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama dengan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Apersepsi:
Guru memotivasi siswa agar semangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
Guru mengecek pemahaman awal siswa mengenai materi mengubah jam, menit, detik dan sebaliknya.
Guru mengingatkan kembali siswa melalui proses tanya jawab.
15 Menit
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa pada pertemuan ini.
Guru menjelaskan materi operasi hitung satuan waktu.
b. Elaborasi
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
Guru memfasilitasi siswa dengan permainan cerdas cermat. Mulamula guru membacakan soal dan tiap kelompok mencatat soal yang diberikan oleh guru kelompok yang tercepat menemukan jawaban akan diberi satu bintang. Dan kelompok dengan bintang terbanyak lah yang menjadi pemenang.
Guru membagi kan LKS dan menginstruksikan kepada siswa untuk mengerjakan LKS secara individu.
c. Konfirmasi
Melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar serta meluruskan apabila terjadi kesalah pahaman selama proses pembelajaran.
45 Menit
3.
Kegiatan Akhir
Guru meminta siswa membuat kesimpulan pembelajaran hari ini dengan melakukan tanya jawab.
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran.
10 Menit
Pertemuan Ke-7 No 1.
Langkah Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama dengan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Apersepsi:
Guru memotivasi siswa agar semangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
Guru mengecek pemahaman awal siswa mengenai materi operasi hitung satuan waktu.
Guru mengingatkan kembali siswa melalui proses tanya jawab.
15 Menit
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Guru menyampaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa pada pertemuan ini.
Guru menjelaskan materi operasi hitung satuan waktu.
b. Elaborasi
Guru membagikan bahan ajar untuk di diskusikan dengan teman sebangkunya.
Guru membagi kan LKS dan menginstruksikan kepada siswa untuk mengerjakan LKS secara individu.
c. Konfirmasi
Melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pencapaian indikator, pencapaian kompetensi dan kompetensi dasar serta meluruskan apabila terjadi kesalah pahaman selama proses pembelajaran.
45 Menit
3.
Kegiatan Akhir
Guru meminta siswa membuat kesimpulan pembelajaran hari ini dengan melakukan tanya jawab.
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, menutup pelajaran.
10 Menit
J. ALAT DAN BAHAN Karton dan LKS K. SUMBER BELAJAR 5. Terampil Berhitung Matematika Jilid 5 Penerbit Erlangga 6. Matematika Kelas 5 SD Penerbit Yudhistira 7. Gemar Matematika 5 Penertbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 8. Matematika 5 Penertbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional L. PENILAIAN LKS Terlampir Jakarta,
2014
Guru Bidang Studi
Peneliti
Dra. Hj. Nurbadriah NIP. 19690817 200312 2 003
Martunik Rafika I NIM. 1110018300032 Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Taufiqillah, S.Ag, MM NIP. 19681229 199703 1 002
Lampiran 5
Nama Kelompok
:
Nama Anggota
: 1. 2. 3. 4.
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menuliskan jam, menit dan detik dengan notasi 12 jam Siswa mampu mengidentifikasi tanda waktu dengan notasi 12 jam yang melibatkan keterangan pagi, siang, sore, atau malam Siswa mampu menggambarkan jam, menit dan detik dalam notasi 12 jam dengan benar
Jawablah dengan benar soal-soal di bawah ini! 1. Sheila suka sekali menonton televisi, berikut adalah jadwal penayangannya: Jadwal Acara Televisi No. 1. 2. 3. 4. 5.
Acara
Keterangan Waktu 07.30 Pagi 10.15 Pagi 01.45 Siang 04.30 Sore 07.15 Malam
Masha and The Bear Upin-Ipin Doraemon Spongebob Barbie
Coba gambarkan jarum jam yang menunjukkan waktu-waktu di atas!
Masha
Upin
Doraemon
Spongebob
Barbie
2. Berikut adalah jadwal kegiatan Kiddo sehari-hari. Coba tuliskan waktu menurut gambar jam berikut:
Bangun Tidur
Makan Siang
Main Sepak Bola
Belajar
Tidur
.....................
.....................
.....................
.....................
.....................
Selamat Mengerjakan!
Nama Kelompok
:
Nama Anggota
: 1. 2. 3. 4.
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menunjukkan tanda waktu dengan melibatkan keterangan waktu dalam bahasa inggris (am/pm)
Materi Ajar AM dan PM AM dan PM adalah format waktu yang digunakan untuk membedakan siang dan malam dalam satu hari. Format ini biasa digunakan di Amerika dan Eropa. Di Indonesia format waktu ini tidak digunakan karena hanya menggunakan format waktu 24 jam. Sebagaimana kita ketahui bahwa hitungan jam secara konvensional yaitu hanya sampai angka 12, sedangkan dalam satu hari ada 24 jam. Untuk membedakannya dibagi menjadi 2 periode yaitu jam 12 siang dan jam 12 malam. 1. a.m. singkatan dari ante meridiem artinya before noon yaitu sebelum tengah hari. a.m. dimulai dari jam 12.00 malam sampai dengan jam 11.59 siang atau sebelum tengah hari. 2. p.m. singkatan dari post meridiem artinya after noon yaitu setelah tengah hari. p.m. dimulai dari jam 12.00 siang sampai dengan jam 11.59 malam atau setelah tengah hari.
Isilah soal berikut dengan menuliskan huruf “B” jika pernyataan kamu anggap benar dan huruf “S” jika pernyataan kamu anggap salah! No. 1.
Pernyataan Guruku tiba di sekolah pukul 06.00 pagi. 06.00 pagi = 06.00 a.m.
2.
Ghani bermain sepak bola pukul 04.00 sore. 04.00 sore = 04.00 a.m.
3.
Henri pulang sekolah pukul 02.00 siang. 02.00 siang = 02.00 p.m.
4.
Aku dan keluargaku makan malam pukul 08.00 malam. 08.00 malam = 08.00 a.m.
5.
Bel sekolah berbunyi pukul 07.00 pagi. 07.00 pagi = 07.00 p.m.
6.
Ayu tidur siang pukul 01.00 01.00 siang = 01.00 a.m.
7.
Mika mengerjakan PR pukul 07.00 malam. 07.00 malam = 07.00 p.m.
8.
Ayah pergi ke kantor pukul 08.00 pagi. 08.00 pagi = 08.00 a.m.
9.
Adik menyiram tanaman pukul 09.00 pagi. 09.00 pagi = 09.00 p.m.
10.
Arina pergi ke sekolah pukul 06.30 pagi. 06.30 pagi = 06.30 a.m.
Selamat Mengerjakan!
B/S
Nama Kelompok
:
Nama Anggota
: 1. 2. 3. 4.
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menentukan jam, menit dan detik dengan notasi 24 jam Siswa mampu menuliskan jam, menit dan detik dengan notasi 24 jam meliputi pukul 00-24 Siswa mampu mengidentifikasi tanda waktu dengan notasi 24 jam yang melibatkan keterangan pagi, siang, sore, atau malam Siswa mampu menggambarkan jam, menit dan detik dalam notasi 24 jam dengan benar
Gambarkan jarum jam yang menunjukkan waktu-waktu berikut! No.
Kegiatan
1.
Razzan berangkat sekolah pukul 06.15
2.
Razzan tidur siang pukul 13.30
3.
Razzan bermain bola pukul 16.00
Gambar
Pukul berapa Pita melakukan kegiatannya? Tuliskan dalam notasi 24 jam!
1. Pita bangun pagi pada pukul ......... 2. Pita berangkat sekolah pada pukul .......... 3. Pita tidur siang pada pukul ............ 4. Pita nonton tv pada pukul ............ 5. Pita belajar malam pada pukul ........... 6. Pita tidur malam pada pukul ...........
Selamat Mengerjakan
Nama Kelompok
:
Nama Anggota
: 1. 2. 3. 4.
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu membedakan jam analog dan jam digital Siswa mampu menentukan perbedaan waktu di Indonesia (WIB, WIT, WITA)
Perhatikan gambar berikut! A
B
C
D
E
Manakah yang termasuk jam analog?
F
G
Manakah yang termasuk jam digital?
H
I
J
Berdasarkan gambar di atas, jawablah pertanyaan berikut: a. Jika acara kartun Upin-ipin ditayangkan pukul 17.00 di Bandung, maka pukul berapakah acara tersebut tayang di Merauke?
b. Pada saat bulan Ramadhan, jika di Aceh imsak pukul 04.15, maka pukul berapakah waktu imsak untuk Yogyakarta dan sekitarnya?
c. Pergantian tahun baru biasanya dirayakan oleh hampir seluruh warga Indonesia dengan menyalakan kembang api tepat pukul 24.00. Jika di Jakarta kembang api sudah dinyalakan, maka berapa jam lagi warga Makassar menyalakan kembang api?
Selamat Mengerjakan!
Nama Kelompok
:
Nama Anggota
: 1. 2. 3. 4.
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menjelaskan satuan waktu jam, menit, dan detik Siswa mampu mengubah jam ke menit dan detik, dan sebaliknya
Coba selesaikan soal-soal di bawah ini! 1. Pukul berapa 3 jam sebelum pukul 11.00?
2. Ujian matematika untuk kelas 5 dimulai pukul 10.25 dan selesai pukul 11.55 Berapa jam waktu ujian tersebut?
3. Amira berangkat sekolah pukul 06.15 dan tiba di sekolah pukul 06.35 Berapa menit perjalanan yang di tempuh Amira?
4. Pada lomba lari cepat selisih waktu Kiddo dan Henri adalah menit. Jika dihitung dalam detik, berapakah selisih waktu mereka?
Selamat Mengerjakan!
Nama Kelompok
:
Nama Anggota
: 1. 2. 3. 4.
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menyelesaikan operasi hitung satuan waktu
Pukul berapa Adi melakukan kegiatan di bawah ini?
Di sekolah
1 jam kemudian
selama 5 jam
Pukul:
Pukul 06.30
Pukul: 2 jam kemudian Adi tidur siang
Pukul:
Pukul: 3 jam kemudian
Ayo, lanjutkan dengan menyeselaikan cerita di bawah ini!
Anto pulang sekolah pada pukul 12.45. Satu setengah jam kemudian dia tidur siang. Anto bangun setelah dia tidur selama satu jam. Pukul berapa Anto bangun? Jawaban:
Setelah bangun tidur, Anto bermain balapan sepeda dengan teman-temannya. Mereka berlomba mengelilingi lapangan dua kali. Pemenangnya yang waktu tempuhnya paling sedikit. Anto mengelilingi lapangan selama 5 menit 10 detik, Budi 5 menit 20 detik, Andi 4 menit 10 detik, dan Roni 4 menit 20 detik. Siapakah yang menjadi pemenang? Berapa selisih waktu tempuh Anto dan Roni? Jawaban:
Selamat Mengerjakan!
Nama Kelompok
:
Nama Anggota
: 1. 2. 3. 4.
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menyelesaikan masalah berkaitan dengan satuan waktu Perhatikan gambar di bawah ini!
Hai Tom, sekarang sudah pukul 10.00, kapan kamu berangkat ke rumah nenekmu?
Oh ya, aku berangkat tiga perempat jam lagi. Satu setengah jam yang lalu ayah memberi tahu bahwa kami akan berangkat bersama-sama.
Rudi
Jadi, kamu akan berangkat pada pukul pukul 10.45 10.45.? pada
Tomi
Perhatikan percakapan Rudi dan Tomi di depan, kemudian jawablah pertanyaan pertanyaan ini: 1. Pukul berapakah percakapan itu terjadi? 2. Pukul berapakah Tomi diberi tahu ayahnya bahwa mereka akan berangkat bersama-sama? 3. Benarkah ucapan Rudi bahwa Tomi akan berangkat pada pukul 10.45?
Perhatikan lagi soal di bawah ini! 4. Hari ini Dina ulang tahun. Pesta ulang tahunnya dimulai pada pukul 08.30. Seluruh teman Dina datang ikut merayakan. Pesta ulang tahun diakhiri pada pukul 11.15. Berapa lama pesta ulang tahun Dina berlangsung?
5. Menurut jadwal pemberangkatan, kereta api Parahyangan dari Jakarta ke Bandung berangkat pukul 06.00 dan tiba pukul 08.40. Akan tetapi, karena terjadi suatu kerusakan, maka kereta api tersebut mengalami keterlambatan pemberangkatan selama 47 menit. a. Pukul berapa kereta api itu berangkat dari Jakarta? b. Pukul berapa kereta api itu tiba di Bandung?
Lampiran 6
Nama : Kelas : Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menuliskan jam, menit dan detik dengan notasi 12 jam Siswa mampu mengidentifikasi tanda waktu dengan notasi 12 jam yang melibatkan keterangan pagi, siang, sore, atau malam Siswa mampu menggambarkan jam, menit dan detik dalam notasi 12 jam dengan benar
Contoh:
Dibaca: Pukul 08.00 Pagi
Isilah titik-titik berikut! 1.
3.
...........
...........
Pagi
Siang
2.
4.
.......... Sore
........... Malam
Gambarlah jarum jam yang menunjukkan waktu berikut! 5. Pukul 06.15 pagi
8. Pukul 07.45 malam
6. Pukul 01.50 siang
9. Pukul 09.00 malam
7. Pukul 04.30 sore
10. Pukul 05.20 pagi
Selamat Mengerjakan!
Nama : Kelas :
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menunjukkan tanda waktu dengan melibatkan keterangan waktu dalam bahasa inggris (am/pm)
Materi Ajar AM dan PM AM dan PM adalah format waktu yang digunakan untuk membedakan siang dan malam dalam satu hari. Format ini biasa digunakan di Amerika dan Eropa. Di Indonesia format waktu ini tidak digunakan karena hanya menggunakan format waktu 24 jam. Sebagaimana kita ketahui bahwa hitungan jam secara konvensional yaitu hanya sampai angka 12, sedangkan dalam satu hari ada 24 jam. Untuk membedakannya dibagi menjadi 2 periode yaitu jam 12 siang dan jam 12 malam. 1. a.m. singkatan dari ante meridiem artinya before noon yaitu sebelum tengah hari. a.m. dimulai dari jam 12.00 malam sampai dengan jam 11.59 siang atau sebelum tengah hari. 2. p.m. singkatan dari post meridiem artinya after noon yaitu setelah tengah hari. p.m. dimulai dari jam 12.00 siang sampai dengan jam 11.59 malam atau setelah tengah hari.
Contoh: Pukul 6 pagi = 06.00 a.m.
Jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Pukul 5 sore
=
2. Pukul 11 pagi
=
3. Pukul 7 malam
=
4. Pukul 10 pagi
=
5. Pukul 9 malam
=
6. Pukul 8 pagi
=
7. Pukul 4 sore
=
8. Pukul 2 siang
=
9. Pukul 3 sore
=
10. Pukul 1 siang
=
Selamat Mengerjakan!
Nama : Kelas : Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menentukan jam, menit dan detik dengan notasi 24 jam Siswa mampu menuliskan jam, menit dan detik dengan notasi 24 jam meliputi pukul 00-24 Siswa mampu mengidentifikasi tanda waktu dengan notasi 24 jam yang melibatkan keterangan pagi, siang, sore, atau malam Siswa mampu menggambarkan jam, menit dan detik dalam notasi 24 jam dengan benar
Contoh: Siang
Pukul 02.00 siang ditulis: Pukul (12.00 + 02.00) = pukul 14.00 Kerjakan soal berikut ini seperti contoh! 1.
2. Sore
Pukul ........ sore ditulis:
Malam
Pukul ............. malam ditulis:
3.
4. Siang
Pukul ......... siang ditulis:
Malam
Pukul ............ malam ditulis:
Coba gambar jarum jam yang menunjukkan waktu-waktu berikut: 5. Pukul 04.25
6. Pukul 17.15
7. Pukul 14.30
8. Pukul 20.00
9. Pukul 08.45
10. Pukul 22.10
Selamat Mengerjakan
Nama : Kelas :
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu membedakan jam analog dan jam digital Siswa mampu menentukan perbedaan waktu di Indonesia (WIB, WIT, WITA)
Perhatikan gambar berikut! A
B
C
D
E
Manakah yang termasuk jam analog?
F
G
Manakah yang termasuk jam digital?
H
I
J
Berdasarkan gambar di atas, jawablah pertanyaan berikut: a. Jika di Bali pukul 07.00 pagi, maka di Aceh pukul ...........
b. Jika waktu menunjukkan pukul 14.30 di Jakarta, maka di Papua adalah pukul .........
c. Jika acara kartun Doraemon ditayangkan pukul 17.00 di Solo, maka pukul berapakah acara tersebut tayang di Padang?
Selamat Mengerjakan!
Nama : Kelas :
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menjelaskan satuan waktu jam, menit, dan detik Siswa mampu mengubah jam ke menit dan detik, dan sebaliknya
Coba selesaikan soal-soal di bawah ini! 1. 2 jam
= ............... detik
2. 1 jam
= ............... menit
3. 120 menit
= ............... jam
4.
= ............... detik
menit
5. 16 menit
= ............... detik
6. 180 detik
= ............... menit
7. 240 detik
= ............... jam
8. 4 jam
= ............... menit
9. 9 menit
= ............... detik
10. 800 detik
= ............... jam
Selamat Mengerjakan!
Nama : Kelas :
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menyelesaikan operasi hitung satuan waktu
Ayo, selesaikan soal-soal di bawah ini! 1) 4 jam + 60 menit = ................ detik
2) 7 jam – 240 detik = ................. menit
3) 9 jam + 120 menit + 3.600 detik = ................. jam
4) 1 jam
14 menit
23 detik
2 jam
40 menit
58 detik +
5) 7 jam 3 jam
37 menit 18 menit
26 detik 30 detik -
Selamat Mengerjakan!
Nama : Kelas :
Tujuan Pembelajaran: Siswa mampu menyelesaikan masalah berkaitan dengan satuan waktu
Mari kerjakan soal-soal berikut! 1. Ucok belajar dari pukul 07.30 hingga pukul 08.45. Berapa menitkah Ucok belajar?
2. Rika pergi ke sekolah dengan mengendarai motor. Ia berangkat dari rumah pukul 06.20. ia sampai di sekolah pukul 06.50. Berapakah lama perjalanan Rika?
3. Waktu belajar di SD pada hari Jumat adalah pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.30, dengan satu kali istirahat selama 10 menit. Jika pada hari itu mendapat 5 mata pelajaran, berapa menit lama satu mata pelajaran?
4. Ibu pergi ke pasar 45 menit yang lalu dan akan tiba di rumah 90 menit lagi. Sekarang pukul 07.30. a. Pukul berapa ibu berangkat ke pasar? b. Pukul berapa ibu tiba di rumah?
5. Dito mulai mengerjakan tes tertulis pukul 07.30. Setelah tes selesai Dito beristirahat selama 30 menit. Kemudian Dito mengikuti tes wawancara selama 45 menit. Jika tes wawancara selesai pukul 11.15, pukul berapa tes tertulis diakhiri?
Selamat Mengerjakan!
Lampiran 7 KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP SEBELUM UJI VALIDITAS Satuan Pendidikan
: MIN 15 Bintaro
Kelas/Semester
: V (Lima) /1 (Satu)
Standar Kompetensi
: 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
: 2.1 Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam 2.2 Melakukan operasi hitung satuan waktu
No
1.
2.
3.
4.
Indikator Pencapaian Mengubah jam ke menit dan detik, dan sebaliknya Menyelesaikan operasi hitung satuan waktu Mengidentifikasi tanda waktu dengan notasi 24 jam Menyelesaikan masalah berkaitan dengan satuan waktu
Aspek Pemahamann Translation
Interpretation
Extrapolation
Butir Soal 1, 2
3, 4, 5
6, 7, 8, 9
10, 11, 12, 13
Lampiran 8
Soal Instrumen Tes Pemahaman Konsep Sebelum Uji Validitas Ayo kerjakan soal-soal di bawah ini!
1. 2 jam = ....... menit 2. 35 menit = ...... detik 3. 4 jam + 60 menit
= ........... detik
4. 2 jam + 240 detik
= ............... menit
5. 9 jam + 120 menit + 3.600 detik
= ................. jam
6. Dua jam yang lalu pukul 11.00 siang. Pukul berapakah tiga jam yang akan datang? 7. Jika sekarang pukul 20.30 maka pukul berapakah lima jam yang lalu? 8. Irvan mengerjakan soal ujian dari pukul 07.30 hingga pukul 08.45. Berapa menitkah Irvan mengerjakan soal ujian? 9. Ghani berangkat ke rumah paman pada pukul 13.30. Jika lama perjalanan 1 jam 25 menit, pukul berapa Ghani tiba di rumah paman? 10. Razzan makan malam pada pukul 18.00. Satu jam kemudian menonton televisi. Setelah menonton televisi Razzan tidur pada pukul 20.45. Berapa lama Razzan menonton televisi? 11. Sebuah bus berangkat dari Jakarta pukul 06.00. Bus tiba di Cisarua pukul 07.30. Setelah berhenti selama 15 menit di Cisarua, bus tersebut melanjutkan perjalanan menuju Bandung. Sampai Bandung pada pukul 09.15. Berapa total waktu yang diperlukan bus tersebut?
12. Menurut jadwal pemberangkatan, kereta api Parahyangan dari Jakarta ke Bandung berangkat pukul 06.00 dan tiba pukul 08.40. Akan tetapi, karena terjadi suatu kerusakan, maka kereta api tersebut mengalami keterlambatan pemberangkatan selama 47 menit. Pukul berapa kereta api itu berangkat dari Jakarta? 13. Pada pukul 10.30 bel istirahat berbunyi. Lima belas menit kemudian bel masuk berbunyi dan pelajaran dilanjutkan. Dua jam berikutnya bel pulang berbunyi. Pukul berapakah waktu bel pulang?
Selamat Mengerjakan
Lampiran 9 KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP SETELAH UJI VALIDITAS Satuan Pendidikan
: MIN 15 Bintaro
Kelas/Semester
: V (Lima) /1 (Satu)
Standar Kompetensi
: 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
: 2.1 Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam 2.2 Melakukan operasi hitung satuan waktu
No
1.
2.
3.
4.
Indikator Pencapaian Mengubah jam ke menit dan detik, dan sebaliknya Menyelesaikan operasi hitung satuan waktu Mengidentifikasi tanda waktu dengan notasi 24 jam Menyelesaikan masalah berkaitan dengan satuan waktu
Aspek Pemahamann Translation
Interpretation
Extrapolation
Butir Soal 1, 2
3, 4 5, 6, 7
8, 9, 10
Lampiran 10
Soal Instrumen Tes Pemahaman Konsep Setelah Uji Validitas Ayo kerjakan soal-soal di bawah ini!
1. 2 jam = ....... menit 2. 35 menit = ...... detik 3. 2 jam + 240 detik
= ............... menit
4. 9 jam + 120 menit + 3.600 detik
= ................. jam
5. Dua jam yang lalu pukul 11.00 siang. Pukul berapakah tiga jam yang akan datang? 6. Jika sekarang pukul 20.30 maka pukul berapakah lima jam yang lalu? 7. Ghani berangkat ke rumah paman pada pukul 13.30. Jika lama perjalanan 1 jam 25 menit, pukul berapa Ghani tiba di rumah paman? 8. Razzan makan malam pada pukul 18.00. Satu jam kemudian menonton televisi. Setelah menonton televisi Razzan tidur pada pukul 20.45. Berapa lama Razzan menonton televisi? 9. Sebuah bus berangkat dari Jakarta pukul 06.00. Bus tiba di Cisarua pukul 07.30. Setelah berhenti selama 15 menit di Cisarua, bus tersebut melanjutkan perjalanan menuju Bandung. Sampai Bandung pada pukul 09.15. Berapa total waktu yang diperlukan bus tersebut? 10. Pada pukul 10.30 bel istirahat berbunyi. Lima belas menit kemudian bel masuk berbunyi dan pelajaran dilanjutkan. Dua jam berikutnya bel pulang berbunyi. Pukul berapakah waktu bel pulang?
Selamat Mengerjakan
Lampiran 11 Kunci Jawaban Instrumen Test NO 1.
Jawaban 2 jam =
x 60 menit
= = 150 menit Jadi, 2 jam adalah 150 menit. 2.
35 menit = 35 x 60 detik = 2.100 detik Jadi, 35 menit adalah 2.100 detik.
3.
2 jam
= 2 x 60 menit = 120 menit
240 detik = 240 : 60 menit = 4 menit 2 jam + 240 detik = 120 + 4 = 124 menit Jadi 2 jam + 240 detik adalah 124 menit. 4.
9 jam = 9 jam 120 menit = 120 : 60 menit = 2 jam 3.600 detik = 1 jam
9 jam + 120 menit + 3.600 detik = 9 + 2 + 1 = 12 jam Jadi, 9 jam + 120 menit + 3.600 detik sama dengan 12 jam. 5.
2 jam yang lalu pukul
= 11.00
Sekarang pukul
= 13.00
3 jam yang akan datang = 13.00 03.00 + = 16.00 Jadi, 3 jam akan datang adalah pukul 16.00 6.
Sekarang pukul = 20.30 5 jam lalu pukul = 20.30 05.00 15.30 Jadi, jika sekarang pukul 20.30 maka 5 jam yang lalu adalah pukul 15.30
7.
Waktu berangkat pukul = 13.30 Lama perjalanan 1 jam 25 menit Sampai = 13.30 01.25 + 14.55 Jadi, Ghani tiba dirumah Paman pukul 14.55
8.
Makan malam pukul = 18.00 Satu jam kemudian menonton TV = 18.00 + 01.00 = 19.00 Tidur pukul = 20.45
Lama menonton TV = 20.45 19.00 – 01.45 Jadi, Razzan menonton televisi selama 1 jam 45 menit. 9.
Diketahui: Berangkat pukul
= 06.00
Sampai di Cisarua pukul = 07.00 Istirahat
= 15 menit
Sampai di Bandung
= 09.15
Ditanya: Total waktu? Jawab: Total waktu = 1,5 jam + 15 menit + 90 menit = 1,5 jam + 15 menit + 1,5 jam = 3 jam 15 menit Jadi, total waktu yang diperlukan bus tersebut hingga sampai tujuan adalah 3 jam 15 menit. 10.
Bel istirahat pukul = 10.30 15 menit kemudian bel masuk berbunyi. Bel masuk = 10.30 15 + 10.45 2 jam kemudian bel pulang berbunyi. Bel pulang = 10.45 02.00 + 12.45 Jadi, siswa pulang pukul 12.45
Lampiran 12
Pedoman Penskoran Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kriteria
Skor
Jawaban benar dan cara benar
4
Jawaban salah dan cara benar
3
Jawaban benar dan cara salah
2
Jawaban salah dan cara salah
1
Tidak ada jawaban
0
Lampiran 13 REKAPITULASI VALIDITAS UJI COBA INSTRUMEN TES No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
X1 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 1 4 4 3 4 3 4 4 4 4 1 2 4 0
X2 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 1 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4
X3 4 2 4 2 1 4 2 3 3 4 1 4 1 4 2 2 3 4 2 3 4 4 1 4
X4 4 1 3 1 4 4 1 1 2 4 1 4 4 4 4 1 4 2 2 4 4 1 4 4
X5 4 4 4 1 4 4 3 1 3 4 1 2 3 4 2 1 4 3 2 4 4 1 4 4
X6 1 1 4 1 4 1 3 0 0 1 0 1 0 1 2 0 2 2 0 1 2 0 0 1
X7 4 1 3 1 2 4 3 0 2 1 1 2 2 3 4 3 2 4 1 2 3 2 2 0
X8 3 3 4 2 2 3 3 0 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 1 3
X9 3 0 4 1 3 4 4 0 4 4 2 2 3 3 2 2 2 4 1 0 2 1 2 0
X10 4 0 4 1 1 4 2 0 3 3 1 1 4 2 3 1 2 3 1 1 2 1 1 0
X11 2 0 4 2 1 4 3 2 2 0 1 0 2 0 4 1 0 0 0 0 1 2 0 0
X12 4 0 4 1 3 2 3 0 4 0 1 1 0 0 1 2 0 0 2 0 0 2 3 2
X13 3 0 4 1 4 4 4 0 3 0 1 0 3 4 2 1 4 1 1 2 2 1 1 0
JUMLAH 44 18 50 19 37 46 39 15 36 33 16 29 31 35 36 22 34 33 23 29 32 24 27 22
25 26 27 28 29 30
Y Z AA BB CC DD JUMLAH r hitung r tabel STATUS
4 4 4 4 4 4 102 0,40179
4 4 4 4 4 4 107 0,3969
Valid
Valid
4 1 4 0 2 4 4 3 0 0 4 3 3 1 1 4 4 4 1 0 4 2 4 4 4 4 4 3 1 3 92 86 92 35 62 0,32574 0,42036 0,54798 0,65425 0,73298 0,355 Invalid Valid Valid Valid Valid
3 4 3 2 4 4 92 0,3012 Invalid
2 1 0 1 1 0 0 0 2 0 3 2 1 3 0 0 0 0 2 0 4 4 2 1 4 3 2 0 0 3 65 54 34 44 54 0,77693 0,82927 0,49237 0,34894 0,77032 Valid
Valid
Valid
Invalid
Valid
27 25 32 25 45 35
Lampiran 14 REKAPITULASI RELIABILITAS UJI COBA INSTRUMEN TES No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U
X1 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 1 4 4 3 4 3 4 4 4 4 1
X2 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 1 4 3 1 4 4 4 4 4
X3 4 1 3 1 4 4 1 1 2 4 1 4 4 4 4 1 4 2 2 4 4
X4 4 4 4 1 4 4 3 1 3 4 1 2 3 4 2 1 4 3 2 4 4
X5 1 1 4 1 4 1 4 0 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2
X6 4 1 3 1 2 4 3 0 2 1 1 2 2 3 4 3 2 4 1 2 3
X7 3 0 4 1 3 4 4 0 4 4 2 2 3 3 2 2 2 4 1 0 2
X8 4 0 4 1 1 4 2 0 3 3 1 1 4 2 3 1 2 3 1 1 2
X9 3 3 4 2 2 4 3 3 2 0 2 2 3 4 4 1 2 1 2 4 3
X10 3 0 4 1 4 4 4 0 3 0 1 0 3 4 2 1 4 1 1 2 2
Total 34 16 38 14 32 37 32 13 26 25 12 22 28 32 30 15 30 28 20 26 27
22 23 24 25 26 27 28 29 30
V W X Y Z AA BB CC DD TOTAL Si² ΣSi² St² r₁₁
2 4 1 1 1 2 1 1 2 1 4 4 4 4 1 2 2 1 3 1 0 4 4 4 1 0 0 0 2 0 4 4 1 4 1 2 2 1 0 1 4 4 4 3 0 0 0 0 0 0 4 4 3 3 1 1 3 2 2 0 4 4 4 4 1 0 0 0 0 0 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 3 2 2 3 102 107 86 92 45 62 65 54 69 54 1,35172 0,94368 1,77471 1,30575 1,22414 1,65057 2,07471 1,82069 1,59655 2,44138 16,1839 62,6713 0,80358
16 26 15 20 15 23 17 38 29
Lampiran 15 REKAPITULASI TARAF KESUKARAN UJI COBA INSTRUMEN TES
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
X1 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 1 4 4 3 4 3 4 4 4 4
X2 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 1 4 3 1 4 4 4 4
X3 4 2 4 2 1 4 2 3 3 4 1 4 1 4 2 2 3 4 2 3
X4 4 1 3 1 4 4 1 1 2 4 1 4 4 4 4 1 4 2 2 4
X5 4 4 4 1 4 4 3 1 3 4 1 2 3 4 2 1 4 3 2 4
X6 1 1 4 1 4 1 3 0 0 1 0 1 0 1 2 0 2 2 0 1
X7 4 1 3 1 2 4 3 0 2 1 1 2 2 3 4 3 2 4 1 2
X8 3 3 4 2 2 3 3 0 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4
X9 3 0 4 1 3 4 4 0 4 4 2 2 3 3 2 2 2 4 1 0
X10 4 0 4 1 1 4 2 0 3 3 1 1 4 2 3 1 2 3 1 1
X11 2 0 4 2 1 4 3 2 2 0 1 0 2 0 4 1 0 0 0 0
X12 4 0 4 1 3 2 3 0 4 0 1 1 0 0 1 2 0 0 2 0
X13 3 0 4 1 4 4 4 0 3 0 1 0 3 4 2 1 4 1 1 2
Total 44 18 50 19 37 46 39 15 36 33 16 29 31 35 36 22 34 33 23 29
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
U V W X Y Z AA BB CC DD TOTAL Kriteria
1 2 4 0 4 4 4 4 4 4 102 0,85 Mudah
4 4 4 4 2 3 3 2 2 1 0 2 4 4 1 1 0 2 3 1 1 2 2 1 4 1 4 4 0 2 1 2 1 0 3 1 4 4 4 4 1 0 3 0 0 0 2 0 4 4 1 4 0 2 3 2 1 0 1 1 4 4 4 3 0 0 4 0 0 0 2 0 4 4 3 3 1 1 3 3 2 1 3 0 4 4 4 4 1 0 2 0 0 0 2 0 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 3 1 3 4 3 2 0 0 3 107 92 86 92 35 62 92 65 54 34 44 54 0,89167 0,76667 0,71667 0,76667 0,29167 0,51667 0,76667 0,54167 0,45 0,28333 0,36667 0,45 Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Sedang Mudah Sedang Sedang Sulit Sedang Sedang
32 24 27 22 27 25 32 25 45 35
Lampiran 16 REKAPITULASI DAYA BEDA UJI COBA INSTRUMEN TES No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 pembeda 1 17 18 19 20
Nama A B C D E F G H I J K L M N O Q R S T
X1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4
X2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4
X3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 3 3 3
X4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 3 3 2
X5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 3 3 3 3
X6 4 4 4 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 30 1 1 1 1
X7 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 46 2 2 2 2
X8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 56 3 3 3 3
X9 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 50 2 2 2 2
X10 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 44 1 1 1 1
X11 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 33 1 0 0 0
X12 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 39 1 1 1 1
X13 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 1 47 1 1 1 1
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 16 pembeda 2
U V W X Y Z AA BB CC DD P Daya Pembeda Kriteria
4 4 4 3 3 3 2 1 1 1 0 42 0,3 Cukup
4 4 4 4 4 3 3 2 1 1 1 47
3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 32
2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 26
3 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 32
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
0,21667 0,46667 0,56667 0,46667 0,41667 Cukup Baik Baik Baik Baik
2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 16 0,5 Baik
3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 0 36
2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 15
1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 10
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7
0,33333 0,58333 0,56667 0,53333 0,56667 0,66667 Cukup Baik Baik Baik Baik Baik
Lampiran 17 Rekapitulasi Analisis Butir Soal No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Validitas Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
Taraf Kesukaran Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sulit Sedang Mudah Sedang Sedang Sulit Sedang Sedang
Daya Pembeda Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik
Keterangan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan
Lampiran 18
NILAI PRETEST KELAS EKSPERIMEN NO
NAMA
NILAI
1 2
A B
40 33
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA
50 33 45 60 65 55 55 33 40 43 73 38 35 43 35 53 50 55 53 25 30 78 75 68 63
28 29 30
BB CC DD
70 50 70
Lampiran 19
DISTRIBUSI FREKUENSI PRETEST KELAS EKSPERIMEN 1) Distribusi frekuensi 25
30
33
33
33
35
35
38
40
40
43
43
45
50
50
50
53
53
55
55
55
60
63
65
68
70
70
73
75
78
2) Banyak data (n) = 30 3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin Keterangan : R
= Rentangan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi) Xmin = Nilai minimum (terendah) R = Xmax – Xmin = 78 – 25 = 53 4) Banyak kelas interval (K) = 1+ 3,3 log n Keterangan : K
= Banyak kelas
n
= Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + (3,3 x 1,47) = 1 + 4,851 = 5,851 ≈ 5 5) Panjang kelas (i) = =
= 10,6 ≈ 11
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI PRETEST KELAS EKSPERIMEN
Nilai 25-35 36-46 47-57 58-68 69-79 Jumlah
Frekuensi 5 8 8 4 5 30
Xi 30 41 52 63 74
fiXi 150 328 416 252 370 1516
Xi2 900 1681 2704 3969 5476
fiXi2 4500 13448 21632 15876 27380 82836
1) Mean/Nilai Rata-rata (Me) Mean ( X ) =
fX f i
i
i
Keterangan : Me
= Mean/ Nilai Rata-rata
f X i
i
= Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-masing interval dengan frekuensinya.
f
i
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa
Mean ( X ) =
fX f i
i
=
= 50,53
i
2) Median/ Nilai Tengah (Md)
1 n fk P Md BB 2 fi Keterangan : Md
= Median/ Nilai Tengah
BB
= Batas bawah dari interval kelas median
n
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa
fk
= Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas median
fi
= Frekuensi kelas median
P
= Panjang kelas
1 n fk 2 P 46,5 15 13 11 49,3 Md = l fi 8 3) Modus (Mo)
1
P 2 1
Mo BB
Keterangan : Mo
= Modus/ Nilai yang paling sering muncul
BB
= Batas bawah dari interval kelas modus
1
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
P
= Interval kelas
Mo =
1 0 P 46,5 l 11 46,5 04 1 2
4) varians (s2) s2 =
∑
∑
–
=
=
= 214,740
5) Simpangan baku (s)
s=√ =√
∑
∑
=√
= 14,654
–
=√
Lampiran 20 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Nilai
Batas kelas
24,5
Z
-1,777
Luas 0-Z
-1,026 -0,275
0,3936
0,4754
0,6808
47 - 57 57,5 58 - 68 68,5
1,2261 1,9767
3,465
0,680
0,2397
7,191
0,091
0,2872
8,616
0,044
0,208
6,24
0,804
0,0868
2,604
2,204
0,8888
69 - 79 79,5
0,1155
∑
0,1539
36 - 46 46,5
Ei
0,0384
25 - 35 35,5
Selisih Luas Kurva Normal
0,9756
Jumlah
3,823
Ket :
Z
= batas kelas – rata-rata/simpangan baku
Luas 0-Z
= lihat tabel z
Luas kurva normal = selisih luas 0-Z yang berikutnya dengan yang mendahuluinya Ei = banyak siswa (n) x luas kurva normal Mencari chi kuadrat hitung dengan rumus; = X hitung = ∑
∑
= 0,680 + 0,091 + 0,044 + 0,804 + 2,204 = 3,823
Membandingkan (x²)hitung dengan (x²)table
untuk α = 0,05 dengan derajat
kebebasan (dk) = k -3 = 5-3 = 2 , pada table chi kuadrat didapat = 5,991. Kriteria pengujian : Jika (x²)hitung ≥ (x²)table , artinya distribusi data tidak normal Jika (x²)hitung < (x²)table artinya data distribusi normal. Berdasarkan perhitungan diperoleh hitung
<
tabel,
hitung
= 3,823 dan
tabel
= 5,991. Jadi,
maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Lampiran 21
NILAI PRETEST KELAS KONTROL NO
NAMA
NILAI
1 2
A B
33 50
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA
40 43 40 65 75 50 50 38 60 38 78 60 48 23 45 48 70 60 35 45 58 50 68 73 38
28 29 30
BB CC DD
70 58 75
Lampiran 22
DISTRIBUSI FREKUENSI PRETEST KELAS KONTROL 1) Distribusi frekuensi 23
33
35
38
38
38
40
40
43
45
45
48
48
50
50
50
50
55
58
60
60
60
68
68
70
70
73
75
75
78
2) Banyak data (n) = 30 3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin Keterangan : R
= Rentangan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi) Xmin = Nilai minimum (terendah) R = Xmax – Xmin = 78 – 23 = 55 4) Banyak kelas interval (K) = 1+ 3,3 log n Keterangan : K
= Banyak kelas
n
= Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + (3,3 x 1,47) = 1 + 4,851 = 5,851 ≈ 6 5) Panjang kelas (i) = =
= 9,1 ≈ 10
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI PRETEST KELAS KONTROL Nilai 23-32 33-42 43-52 53-62 63-72 73-82 Jumlah
Frekuensi 1 7 9 5 4 4 30
Xi 27,5 37,5 47,5 57,5 67,5 77,5
fiXi 27,5 262,5 427,5 287,5 270 310 1585
Xi2 756,25 1406,25 2256,25 3306,25 4556,25 6006,25
fiXi2 756,25 9843,75 20306,25 16531,25 18225 24025 89687,5
1) Mean/Nilai Rata-rata (Me) Mean ( X ) =
fX f i
i
i
Keterangan : Me
= Mean/ Nilai Rata-rata
f X i
i
= Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-masing interval dengan frekuensinya.
f
i
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa
Mean ( X ) =
fX f i
i
=
= 52,83
i
2) Median/ Nilai Tengah (Md)
1 n fk P Md BB 2 fi Keterangan : Md
= Median/ Nilai Tengah
BB
= Batas bawah dari interval kelas median
n
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa
fk
= Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas median
fi
= Frekuensi kelas median
P
= Panjang kelas
1 n fk 2 P 42,5 15 8 10 50,27 Md = l fi 9 3) Modus (Mo)
1
P 2 1
Mo BB
Keterangan : Mo
= Modus/ Nilai yang paling sering muncul
BB
= Batas bawah dari interval kelas modus
1
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
P
= Interval kelas
Mo =
1 2 P 42,5 l 10 42,83 2 4 1 2
4) varians (s2) s2 =
∑
∑
–
=
=
= 205,057
5) Simpangan baku (s)
s=√ =√
∑
∑
=√
= 14,319
–
=√
Lampiran 23 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol Nilai
Batas kelas
22,5
Z
-2,118
Luas 0-Z
-1,42 -0,722 -0,023 0,6751 1,3734 2,0717
4,74
1,077
0,2562
7,686
0,224
0,2566
7,698
0,945
0,2322
6,966
1,26
0,0661
1,983
2,051
0,9147
73 - 82 82,5
0,158
0,7486
63 - 72 72,5
0,363
0,492
53 - 62 62,5
1,812
0,2358
43 - 52 52,5
0,0604
∑
0,0778
33 - 42 42,5
Ei
0,0174
23 - 32 32,5
Selisih Luas Kurva Normal
0,9808
Jumlah
5,926
Ket :
Z
= batas kelas – rata-rata/simpangan baku
Luas 0-Z
= lihat tabel z
Luas kurva normal = selisih luas 0-Z yang berikutnya dengan yang mendahuluinya Ei = banyak siswa (n) x luas kurva normal Mencari chi kuadrat hitung dengan rumus; = X hitung = ∑
∑
= 0,363 + 1,077 + 0,224 + 0,945 + 1,26 + 2,051 = 5,926
Membandingkan (x²)hitung dengan (x²)table
untuk α = 0,05 dengan derajat
kebebasan (dk) = k -3 = 5-3 = 2 , pada table chi kuadrat didapat = 7,815. Kriteria pengujian : Jika (x²)hitung ≥ (x²)table , artinya distribusi data tidak normal Jika (x²)hitung < (x²)table artinya data distribusi normal. Berdasarkan perhitungan diperoleh hitung
<
tabel,
hitung
= 5,926 dan
tabel
= 7,815. Jadi,
maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Lampiran 24
UJI HOMOGENITAS PRETEST Data
Nilai
n data eksperimen
30
n data kontrol
30
S2Eksperimen
214,740
2
S
205,057
Kontrol
FHitung
1,047
FTabel
1,840
Kesimpulan
Homogen
Uji Homogenitas Dua Kelas Fhitung =
=
= 1,047
Menentukan kriteria pengujian: Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima Jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima Dari table F dengan taraf signifikan 5% dan taraf signifikan α = 0,05 untuk df penyebut (varians terbesar) 30 dan dk pembilang (varians kecil) 30, dengan Microsoft excel (FINV) diperoleh Ftabel = 1,840. Karena Fhitung < Ftabel (1,047 < 1,840) maka dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen.
Lampiran 25
PENGUJIAN HIPOTESIS PRETEST Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus “T” test. Langkahlangkah yaitu: 1. Menentukan hipotesis dan kriteria Ho : µ1 ≤ µ2 Ha : µ1
µ2
Keterangan : Ho = hipotesis nihil Ha = hipotesis alternatif µ1= rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen µ2 = rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol Dengan kriterianya yaitu: thitung ≤ ttabel , maka Ho diterima thitung > ttabel , maka Ho ditolak. 2. Menentukan thitung
Dengan
=√
sg
=√
=√ =√ thitung =
̅ √
̅
= 14,487
=
√
=
= 0,635
3. Melakukan pengambilan kesimpulan Dengan menggunakan Microsoft excel (TINV) diperoleh ttabel = 2,042. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung = 0,635 dan ttabel = 2,042. Dari pengujian uji t diperoleh thitung < ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak atau dengan kata lain tidak ada perbedaan data hasil belajar matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Lampiran 26
NILAI POSTTEST KELAS EKSPERIMEN NO
NAMA
NILAI
1 2
A B
75 48
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA
80 55 75 88 93 88 85 58 65 78 90 65 70 78 70 80 83 83 88 33 40 100 100 98 88
28 29 30
BB CC DD
100 85 95
Lampiran 27
DISTRIBUSI FREKUENSI POSTTEST KELAS EKSPERIMEN 1) Distribusi frekuensi 33
40
48
55
58
65
70
70
75
75
75
78
78
80
80
83
83
85
85
88
88
88
88
90
93
95
98
100
100
100
2) Banyak data (n) = 30 3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin Keterangan : R
= Rentangan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi) Xmin = Nilai minimum (terendah) R = Xmax – Xmin = 100 – 33 = 67 4) Banyak kelas interval (K) = 1+ 3,3 log n Keterangan : K
= Banyak kelas
n
= Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + (3,3 x 1,47) = 1 + 4,851 = 5,851 ≈ 6 5) Panjang kelas (i) = =
= 11,1 ≈ 12
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI POSTTEST KELAS EKSPERIMEN Nilai 33-44 45-56 57-68 69-80 81-92 93-104 Jumlah
Frekuensi 2 2 2 9 9 6 30
Xi 38,5 50,5 62,5 74,5 86,5 98,5
fiXi 77 101 125 670,5 778,5 591 2343
Xi2 1482,25 2550,25 3906,25 5550,25 7482,25 9702,25
fiXi2 2964,5 5100,5 7812,5 49952,25 67340,25 58213,5 191383,5
1) Mean/Nilai Rata-rata (Me) Mean ( X ) =
fX f i
i
i
Keterangan : Me
= Mean/ Nilai Rata-rata
f X i
i
= Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-masing interval dengan frekuensinya.
f
i
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa
Mean ( X ) =
fX f i
i
=
= 78,1
i
2) Median/ Nilai Tengah (Md)
1 n fk P Md BB 2 fi Keterangan : Md
= Median/ Nilai Tengah
BB
= Batas bawah dari interval kelas median
n
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa
fk
= Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas median
fi
= Frekuensi kelas median
P
= Panjang kelas
1 n fk 2 P 80,5 15 15 12 80,5 Md = l fi 9 3) Modus (Mo)
1
P 2 1
Mo BB
Keterangan : Mo
= Modus/ Nilai yang paling sering muncul
BB
= Batas bawah dari interval kelas modus
1
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
P
= Interval kelas
Mo =
1 0 P 80,5 l 12 80,5 0 3 1 2
4) varians (s2) s2 =
∑
∑
–
=
=
= 289,489
5) Simpangan baku (s)
s=√ =√
∑
∑
=√
= 17,014
–
=√
Lampiran 28 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen Nilai
Batas kelas
32,5
Z
-2,68
Luas 0-Z
-1,916 -1,152
71,5
-0,388
0,352
84,5
0,3762
0,6443
69 - 80 81 - 92 1,1402 1,5516
4,915
-0,16
-4,8
-9,633
0,2269
6,807
3,394
0,2923
8,769
0,006
0,2286
6,858
0,669
0,0665
1,995
8,040
0,8729
93 - 104 104,5
8,442
0,1251
57 - 68
97,5
0,2814
∑
0,2851
45 - 56 58,5
Ei
0,0037
33 - 44 45,5
Selisih Luas Kurva Normal
0,9394
Jumlah
7,392
Ket :
Z
= batas kelas – rata-rata/simpangan baku
Luas 0-Z
= lihat tabel z
Luas kurva normal = selisih luas 0-Z yang berikutnya dengan yang mendahuluinya Ei = banyak siswa (n) x luas kurva normal Mencari chi kuadrat hitung dengan rumus; = X hitung = ∑
∑
= 4,915 + -9,633 + 3,394 + 0,006 + 0,669 + 8,040 = 7,392
Membandingkan (x²)hitung dengan (x²)table
untuk α = 0,05 dengan derajat
kebebasan (dk) = k -3 = 5-3 = 2 , pada table chi kuadrat didapat = 7,815. Kriteria pengujian : Jika (x²)hitung ≥ (x²)table , artinya distribusi data tidak normal Jika (x²)hitung < (x²)table artinya data distribusi normal. Berdasarkan perhitungan diperoleh hitung
<
tabel,
hitung
= 7,392 dan
tabel
= 7,815. Jadi,
maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Lampiran 29
NILAI POSTTEST KELAS KONTROL NO
NAMA
NILAI
1 2
A B
43 65
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA
55 55 63 77 93 65 70 50 75 53 93 78 65 38 65 65 75 73 40 65 65 70 78 90 53
28 29 30
BB CC DD
85 68 88
Lampiran 30
DISTRIBUSI FREKUENSI POSTTEST KELAS KONTROL 1) Distribusi frekuensi 38
40
43
50
53
53
55
55
63
65
65
65
65
65
65
65
68
70
70
73
75
75
75
78
78
85
88
90
93
93
2) Banyak data (n) = 30 3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin Keterangan : R
= Rentangan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi) Xmin = Nilai minimum (terendah) R = Xmax – Xmin = 93 – 38 = 55 4) Banyak kelas interval (K) = 1+ 3,3 log n Keterangan : K
= Banyak kelas
n
= Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + (3,3 x 1,47) = 1 + 4,851 = 5,851 ≈ 6 5) Panjang kelas (i) = =
= 9,16 ≈ 10
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI POSTTEST KELAS KONTROL Nilai 38-47 48-57 58-67 68-77 78-87 88-97 Jumlah
Frekuensi 3 5 8 7 3 4 30
Xi 42,5 52,5 62,5 72,5 82,5 92,5
fiXi 127,5 262,5 500 507,5 247,5 370 2015
Xi2 1806,25 2756,25 3906,25 5256,25 6806,25 8556,25
fiXi2 5418,75 13781,25 31250 36793,75 20418,75 34225 141887,5
1) Mean/Nilai Rata-rata (Me) Mean ( X ) =
fX f i
i
i
Keterangan : Me
= Mean/ Nilai Rata-rata
f X i
i
= Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-masing interval dengan frekuensinya.
f
i
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa
Mean ( X ) =
fX f i
i
=
= 67,166
i
2) Median/ Nilai Tengah (Md)
1 n fk P Md BB 2 fi Keterangan : Md
= Median/ Nilai Tengah
BB
= Batas bawah dari interval kelas median
n
= Jumlah frekuensi/ banyak siswa
fk
= Frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval kelas median
fi
= Frekuensi kelas median
P
= Panjang kelas
1 n fk 2 P 57,5 15 8 10 66,25 Md = l fi 8 3) Modus (Mo)
1
P 2 1
Mo BB
Keterangan : Mo
= Modus/ Nilai yang paling sering muncul
BB
= Batas bawah dari interval kelas modus
1
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
P
= Interval kelas
Mo =
1 3 P 57,5 l 10 65 3 1 1 2
4) varians (s2) s2 =
∑
∑
–
=
=
= 225,747
5) Simpangan baku (s)
s=√ =√
∑
∑
=√
= 15,024
–
=√
Lampiran 31 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol Nilai
Batas kelas
37,5
Z
-1,975
Luas 0-Z
-1,309 -0,643
67,5
0,0222
0,508
77,5
0,6877
0,7823
68 - 77 78 - 87 1,3533 2,0189
0,315
0,1643
4,929
0,001
0,2469
7,407
0,047
0,2743
8,229
0,183
0,1955
5,865
1,399
0,0663
1,989
2,033
0,9115
88 -- 97 97,5
2,172
0,2611
58 - 67
87,5
0,0724
∑
0,0968
48 - 57 57,5
Ei
0,0244
38 - 47 47,5
Selisih Luas Kurva Normal
0,9778
Jumlah
3,980
Ket :
Z
= batas kelas – rata-rata/simpangan baku
Luas 0-Z
= lihat tabel z
Luas kurva normal = selisih luas 0-Z yang berikutnya dengan yang mendahuluinya Ei = banyak siswa (n) x luas kurva normal Mencari chi kuadrat hitung dengan rumus; = X hitung = ∑
∑
= 0,315 + -0,001 + 0,047 + 0,183 + 1,399 + 2,033= 3,980
Membandingkan (x²)hitung dengan (x²)table
untuk α = 0,05 dengan derajat
kebebasan (dk) = k -3 = 5-3 = 2 , pada table chi kuadrat didapat = 7,815. Kriteria pengujian : Jika (x²)hitung ≥ (x²)table , artinya distribusi data tidak normal Jika (x²)hitung < (x²)table artinya data distribusi normal. Berdasarkan perhitungan diperoleh hitung
<
tabel,
hitung
= 3,980 dan
tabel
= 7,815. Jadi,
maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Lampiran 32
UJI HOMOGENITAS POSTTEST Data
Nilai
n data eksperimen
30
n data kontrol
30
S2Eksperimen
289,489
2
S
225,747
Kontrol
FHitung
1,282
FTabel
1,840
Kesimpulan
Homogen
Uji Homogenitas Dua Kelas Fhitung =
=
= 1,282
Menentukan kriteria pengujian: Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima Jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima Dari table F dengan taraf signifikan 5% dan taraf signifikan α = 0,05 untuk df penyebut (varians terbesar) 30 dan dk pembilang (varians kecil) 30, dengan Microsoft excel (FINV) diperoleh Ftabel = 1,840. Karena Fhitung < Ftabel (1,282 < 1,840) maka dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen.
Lampiran 33
PENGUJIAN HIPOTESIS POSTTEST Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus “T” test. Langkahlangkah yaitu: 1. Menentukan hipotesis dan kriteria Ho : µ1 ≤ µ2 Ha : µ1
µ2
Keterangan : Ho = hipotesis nihil Ha = hipotesis alternatif µ1= rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen µ2 = rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol Dengan kriterianya yaitu: thitung ≤ ttabel , maka Ho diterima thitung > ttabel , maka Ho ditolak. 2. Menentukan thitung
Dengan
=√
sg
=√
=√ =√ thitung =
̅ √
̅
= 16,050
=
√
=
= 2,725
3. Melakukan pengambilan kesimpulan Dengan menggunakan Microsoft excel (TINV) diperoleh ttabel = 2,042. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung = 2,725 dan ttabel = 2,042. Dari pengujian uji t diperoleh thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima atau dengan kata lain pemahaman konsep matematika pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Lampiran 34 Presentase Pemahaman Konsep Posttest Kelompok Eksperimen
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 1 4 1 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4
3 4 1 1 3 1 4 4 4 4 1 1 4 4 2 1 1 2 4 2 4 4
HASIL POST TEST KELAS EKSPERIMEN Butir Soal 4 5 6 7 3 2 4 1 1 1 3 3 4 1 4 4 1 2 4 3 4 1 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 1 2 4 4 4 2 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 3 4 1 4 3 2 2 3 3 4 2 4 4 4 1 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3
8 3 3 4 1 3 4 4 3 4 2 4 2 2 2 1 4 1 4 4 2 2
9 1 1 2 1 2 3 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3
10 4 1 4 2 3 4 4 4 4 2 1 4 4 0 4 4 4 3 3 4 3
Jumlah 30 19 32 22 30 35 37 35 34 23 26 31 36 26 28 31 28 32 33 33 35
Nilai 75 48 80 55 75 88 93 88 85 58 65 78 90 65 70 78 70 80 83 83 88
22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
V W X Y Z AA BB CC DD Jumlah
Translasi Interpretasi Ekstrapolasi
1 4 4 4 4 2 4 3 4 114
1 3 4 4 4 4 4 4 4 103 95 85,83333 336,67 84,2% 234,167 78,1% 205 68,3%
1 1 4 4 4 4 4 4 4 86 71,66667
4 1 4 4 4 3 4 4 4 101 84,16667
1 1 4 4 4 4 4 2 4 69 57,5
1 1 4 4 4 4 4 4 4 110 91,66667
1 1 1 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 102 85 85 70,83333
1 2 4 4 4 4 4 3 3 67 55,83333
1 1 4 4 4 3 4 4 3 94 78,33333
13 16 40 40 39 35 40 34 38 931
33 40 100 100 98 88 100 85 95
Lampiran 35 Presentase Pemahaman Konsep Posttest Kelompok Kontrol
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V
1 4 2 2 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 2
2 2 2 3 2 1 4 4 3 4 1 3 1 4 4 4 2 4 1 4 4 4 2
3 1 3 4 2 4 3 4 1 4 1 1 1 4 4 3 2 2 4 3 2 1 4
HASIL POST TEST KELAS KONTROL Butir Soal 4 5 6 7 1 1 4 1 3 2 4 2 3 2 3 1 1 1 4 3 1 1 1 4 4 2 4 1 4 4 1 4 4 1 1 4 1 1 1 4 1 2 3 1 4 4 3 2 4 1 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 3 1 3 2 1 1 1 1 2 2 2 3 4 1 3 2 4 2 4 1 4 1 4 4 1 1 1 4 4 1 2 3
8 1 3 1 4 4 4 4 2 3 3 4 1 4 1 1 1 3 2 4 4 1 2
9 1 2 2 1 1 2 4 1 3 1 1 1 4 1 2 1 3 2 1 1 1 4
10 1 3 1 3 4 2 4 1 4 3 4 3 1 4 3 1 2 2 4 1 1 2
Jumlah 17 26 22 22 25 30 37 22 28 20 30 21 37 31 26 15 26 25 30 29 16 26
Nilai 43 65 55 55 63 75 93 55 70 50 75 53 93 78 65 38 65 63 75 73 40 65
23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
W X Y Z AA BB CC DD Jumlah Tranlasi
Interpretasi Ekstrapolasi
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 102 94 85 78,33333 310 77,5% 180,83 60,3% 175 58,3%
2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 87 89 72,5 74,16667
1 2 1 2 3 3 1 4 54
3 3 2 2 2 2 1 1 4 2 1 3 4 4 4 2 1 1 1 1 4 4 2 3 1 4 1 1 3 4 4 3 83 80 73 56 45 69,16667 66,66667 60,83333 46,66667
4 4 4 4 1 4 3 3 81 67,5
26 28 31 36 21 34 27 35 799
65 70 78 90 53 85 68 88
Lampiran 36 Hasil Wawancara di Kelompok Eksperimen Wawancara dilakukan kepada perwakilan 13 orang siswa yang diambil secara acak setelah siswa tersebut mengerjakan soal posttest dari peneliti. Wawancara ini bertujan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Berikut ini pertanyaan dalam wawancara, sebagai berikut: 1.
Apakah
kamu
suka
ketika
belajar
matematika
dikaitkan
dengan
kegiatan/kehidupan sehari-hari? 2.
Apakah ketika pelajaran matematika dikaitkan dengan kegiatan/kehidupan sehari-hari belajar menjadi menyenangkan?
3.
Apakah belajar matematika masih susah, meskipun belajarnya sudah dikaitkan dengan kegiatan/kehidupan sehari-hari?
4.
Apakah
kamu
ingin
belajar
matematika
dengan
mengaitkan
kegiatan/kehidupan sehari-hari pada materi lain? Jawaban siswa 1.
Dari 13 siswa, mereka menjawab saya suka belajar matematika dengan seperti ini.
2.
Dari 13 siswa, mereka menjawab belajar matematika dengan seperti ini menjadi menyenangkan.
3.
Jawaban siswa bermacam-macam. Ada 5 siswa menjawab tidak susah, 3 orang menjawab ada yang susah ada yang gampang, 2 orang menjawab susah dan 3 orang menjawab lumayan
4.
Dari 13 siswa, mereka menjawab ingin 11 orang dan 2 orang menjawab tidak. Dari jawaban siswa tersebut dapat disimpulkan mereka menjawab suka
belajar matematika dengan pendekatan CTL. Mereka juga menganggap pendekatan ini membuat pembelajaran matematika menjadi menyenangkan. Tetapi, siswa ada yang merasa matematika masih susah dan ada yang merasa dengan pembelajaran seperti ini tidak susah. Mereka ingin belajar matematika dengan pendekatan ini pada materi lain.
Lampiran 37 Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Ke1
2
3
Foto Kegiatan
4
5
6
7
Kegiatan Siswa Kelas Kontrol Kegiatan Pretest
Mengerjakan LKS
Diskusi dengan Teman Sebangku
Posttest
Foto
IDENTITAS SEKOLAH
1. Nama Sekolah Bintaro 2. NSS/NISN 3. NPSN 4. User Name ( SIMDIK INFO ) 5. Pass Word 6. Akreditasi 7. Periode Penilaian 8. Alamat Sekolah a. Jalan b. Desa/Kelurahan c. Kecamatan d. Kabupaten/ Kota e. Provinsi f. Kode Pos g. Telepon h. Faks i. E-mail j. Website 9. Kepala Sekolah a. Nama b. Status PNS c. NIP d. Pangkat/ Golongan Ruang/ TMT e. Jabatan Fungsional f. NUPTK g. TMT sebagai Kepala Sekolah h. TMT Kepsek di Sekolah ini 10. Komite Sekolah a. Nama b. Periode
: Madrasah Ibtidaiyah Negeri ( MIN ) : 111131740003 : 20102842 : 10104703 : 04703 :A : 2012 - 2016 : : Mawar I No. 73 RT. 002/013 : Bintaro : Pesanggrahan : Jakarta Selatan : DKI Jakarta : 12330 : 021-7371040 : 021-7371040 : [email protected] : -: A. Taufiqillah, S. Ag, MM : Aktif : 196812291997031002 : IV/a/ Pembina : Guru Golongan IV : 8561746648110020 : 07-07-2009 : 05-12-2011 : Jalaluddin, S. Pd : 2010-2013
SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA MIN BINTARO Sebelum lahirnya MIN Bintaro, ada proses perjuangan yang cukup panjang yang melibatkan guru, orang tua siswa dan warga sekitar tempat berdirinya MIN Bintaro, yaitu di kelurahan Bintaro Kecamatan Peasanggrahan. MIN Bintaro sebelumnya merupakan Kelas Jauh ( KJ ) dari MIN Petukangan Selatan. Sejak berdirinya pada tahun 1996 MIN Bintaro dan MIN Petukangan Selatan di pimpin oleh satu orang kepala madrasah. Baru pada tahun 2004 MIN Bintaro dinyatakan mandiri berdasarkan SK Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta. Sejak tahun 2004 MIN Bintaro mandiri dan dipimpin oleh kepala Madrasahnya, bapak Asim S. Ag. Ada perjuangan yang tidak boleh dilupakan, beberapa orang guru yang boleh dikatakan penggagas berdirinya MIN Bintaro, yang pada waktu itu menjadi guru dan kepala madrasah di MIN Petukangan Selatan, yaitu bapak Abd. Rosyid, Bapak A. Taufiqillah, dan bapak Muhimin, merekalah yang berulang kali mengusulkan agar dibangun gedung untuk MIN Bintaro. Setelah berdirinya gedung untuk MIN Bintaro, mereka jualah yang berjuang mencari siswa, membersihkan gedung dari semak belukar, dan yang lebih berat lagi menyelesaikan sengketa jalan menuju MIN Bintaro, Antara Depag, warga sekitar dan ahli waris masing mengklaim tanah milik mereka. Secara berurutan, kepala sekolah yang pernah memimpin MIN Bintaro adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Drs. Abdul Rosyid H. Moh. Noor Hasan Asim, S. Ag Drs. H. Cecep Suhendi Drs. H. Abd. Hay A. Taufiqillah, S. Ag
: 1997 – 1999 : 2000 – 2004 : 2004 – 2008 : 2008 – 2009 : 2009 – 2010 : 2010 - Sampai sekarang
Demikianlah sejarah singkat MIN intaro.
VISI DAN MISI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI ( MIN ) BINTARO VISI “TERWUJUDNYA LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR YANG KOMPETEN DALAM PEMBINAAN IMTAQ SERTA BERKUALITAS DALAM PENGEMBANGAN ILMU, SEJALAN KEMAJUAN IPTEK” Indikator Visi 1. Terwujudnya lingkungan madrasah yang islami. 2. Terwujudnya lingkungan madrasah yang kondusif untuk terciptanya proses pembelajaran yang inovativ 3. Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia (pendidik dan tenaga kependidikan) yang professional. 4. Meningkatnya proses pembelajaran yang memanfaatkan kemajuan IPTEK 5. Terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana pendidikan 6. Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam bidang akademik maupun non akademik 7. Terwujudnya madrasah sebagai pusat pembelajaran, pusat disiplin, pusat kebudayaan, dan pusat dakwah.
A. MISI MADRASAH 1. Menanmkan keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia melalui pengamalan ajaran agama 2. Mengoptimalkan proses KBM dan Bimbingan Keagamaan. 3. Mengembangkan pengetahuan dibidang IPTEK, bahasa, olahraga dan seni, sesuai dengan bakat, minat serta potensi siwa 4. Mengoptimalkan SDM demi terwujudnya output yang berkualitas 5. Memanfattkan kemajuan IPTEK sebagai media dan sumber pembelajaran 6. Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan masyarakat
Indikator Pencapaian Misi Sholat zuhur berjamaah berjalan dengan tertib dan khusyu Pembelajaran agama mengutamakan praktik Kegiatan pembelajaran bidang studi umum terlaksana dengan lancar dan berkualitas Lulusan dapat melanjutkan ke sekolah negeri dan unggulan Situasi sekolah kondusif Kegiatan ekstra kurikuler aktif dan beragam Sarana dan prasarana bertambah lengkap Hubungan dengan komite madrasah dan orang tua siswa makin harmonis Disiplin Guru, karyawan dan siswa meningkat Lingkungan sekolah bersih, indah, sehat dan aman Terlaksananya kegiatan senam massal secara rutin Komputerise dalam setiap kegiatan dan kearsipan
UJI REFERENSI
Nama
: Martunik Rafika Isnurhidaya
NIM
: 1110018300032
Jurusan/Fak : PGMVIImu Tarbiyah dan Keguruan Judul
skripsi
: Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and
LearningTerhadap
Pemahaman Konsep Pada Materi Pengukuran Waktu Siswa Kelas
V MIN
15
Bintaro
Judul Buku dan Nama Pengarang
No
Paraf Dosen Pembimbing
BAB 1
I
Mulyono Abdurrahrnan. Anak Berkestilitan Belajar, (Jakarla: Rineka Cipta, 2012),h.253.
BAB 1
2.
3.
-v
-.4'
II
Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 3.
qe
Esti Yuli Widayanti, dkk, Pembelclaran Matematika MI, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), h. 1-9.
.{>
rbid., h. 1-9.
4
lL.'
\(-/
4.
Heruman, Model Pembelajaran Matentatikct di Sekolah Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010), Cet. III, h. 4.
5.
rbid., h. 4.
6.
Oemar Hamalik, KurilailtLm dan Pembelajnran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), CeL 2, Ed. 7, h.7 9
7.
Sardiman, A.M,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarla: PT Raja Grafindo Persada, 20ll), Cet. 19, h. 55-56.
1" --f, 'ld {.
ft
8.
Sukarjo, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta:
Rajawali Pers), Ecl. 1, h. 55. 9.
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. t57
10.
Oemar Hamalik, P er encanaan P engaj aron B er das arkan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. 4, h.l2l
fv
r?
P endekatan
4v
11
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h.7 r.
12.
Ibid.,h.13
13.
Roberl E. Slavin, Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik, (Jakarla: PT Indeks, 2008), h.298.
t4.
Oemar Hamalik,
15.
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009)h.73.
16.
Asep Jihad,
/f' .Id
@ ibid,h.
P enge
fv
162.
mbangan KtLrilaLlum Matematika, (Y
o
fr
gyakarla: Multi
Pressindo, 2008), h. 168.
t7.
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 157
18.
Suhendra dkk, P en g e mb an gan Ktt r i ktt h. Lm d an P e m b e I aj a r an Matematika. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007) h. 7 -21.
4, 4,
19.
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (lakarta: Kencana,
2004), Ed. Pertama, h. 153.
20.
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi KBK, (Jakarla: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 1ll-112.
21
rbid.,h.l13.
-frv-/
.Fx ' \
(-,/
22.
Ibid.,h.109.
23.
Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2007),h.27t.
-.f) '{>
ft
24.
Ktrnandar, Ibid, h. 273.
25.
Elaine B. Johnson, CTL Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandun-e: Kaifa, 2010), cet. ke-1, h.67.
26.
Wina Sanjaya, op. cit, h. 256.
27.
Wina Sanjaya, op. cit,h.298-299.
28.
Wina
Sanj aya, op.
f-
frr 6 (a
cit., h. l 18- 122.
{, 29.
Laksmi Dewi Masitoh. Strategi Pembelajaran. (Jakafia: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Deparlemen Agama RI. 2009), h. 285.
30.
Gelar Dwi Rahayu dan Munasprianto Ramli, Pendekatan Baru Dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar, (Jakarla: Project Implementation Committee (PIC) UN Jakar1a,2007), h. 90.
3l
Gelar Dwi Rahayu dan Munasprianto Ramli,
32.
Gelar Dwi Rahayu dan Munaspriyanto Ramli, ibid,h.88-89.
BAB I
ibid,h.88.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarla: PT.RajaGrafindo Persada,2006),h.103.
3.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet 74,h. 173
4.
rbid.,h. t74
G @ 4"-
III
PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.59 2.
ft
G
ft (v
a
5.
Suharsimi Arikunto, D as ar-das ar Evaluasi Aksara 2009) ,h.87
6.
Suharsimi Arikunto, Ibid., h.122
P endidikan,
(Jakarla: Bumi
f, @
7
Suharsimi Arikunto, Ibid., h.223
tu fv
9.
ft
10.
Suharsimi Arikunto, Ibid., h.228
11
Suharsimi Arikunto, Ibid., h.232
t2.
Husaini Usman dan R Purnomo Setiady Akbar,Pengantar S tatis
13.
{T
fv
tika,(Jakarla: Bumi Aksara,20 l0),h.27 8
Budi Susetyo,S tati s tika Untuk Analis
is
D at a P ene li ti an,(B andung:
PT
Refika Aditama,20 1 0),h. 1 60 14.
o
Husaini Usman dan R Purnomo Setiady Akbar,Op Cit,h.l4z
(, 15.
q,
Budi Susetyo,Op cit,h.236
J akar1,a,
07 J anluari 20 I 5
Dosen Pembimbing
Dr. Tita Khalis Maryati. M. Kom NIP : 19690924 199903 2 003
UJI REFERENSI Setruruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
"Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Terhadap Pemahaman Konsep Pada.Materi Pengukuran Waktu Siswa Kelas
V MIN 15 Bintaro" yang disusun oleh Martunik Rafika Isnurhidayah dengan NIM 1110018300032, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh Jakarta, telah
diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal
-
Januari 2015.
J
akarla, 07 Januari 20 1 5
Pembimbing
Dr. Tita Khalis Maryati, M. Kom NIP. 19690924 199903 2 003
KEMENTERlAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl lr H
FoRM (FR)
No Dokumen
FITK-FR-AKD-085
Tgl, Terbit
1
Maret 2010
Juanda No 95 Ctpulal 1 Sl 1 2 tndanesta
PERMOHONAN SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nontor Lanrpiran Perihal
: Istimewa : Satu berkas Proposal
ll
Jakana,
Februari 201-l
: Bimbingan Skripsi Kepada Yth. Ka. Subbag Akadernik & Kemahasislaan Fakultas Ilnru Tarbit'ah dan Keguruan di Tempat ,4s
s'ulunt u'
u Iu
ikum y'r. y,b.
Yang bertanda tangan di barvah ini Nama
l\{artunik Rafika I.
NIM Jurusan/Prodi Semester
1110018300032 Pendidikan Guru lVladrasah Ibtidaivah
VIII A
Dengan ini mengajukan permohonan surat bimbingan skripsi, sebagai salah satu syarat menyelesaikan program s-l (Strata l) uIN syarif Hidlyatullah Jakarta. Adapun judul skripsi yang diajukan adalah:
Pengaruh Penerapan Pendekatqn Contexttrul Teaching and Learning terhadap Pemahaman Konsep pada Materi pengukuran waktu siswa Kelos II
SD Bani Saleh Bekasi.
Dosen Pembimbing Skripsi yang diusulkan: ,Trla t<[Lrr0^] U6fU+h' Pembimbing Pembimbing II :
I
:
,0t.
-
lebaqai bahan pertimbangan saya lampirkan proposal. Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas lerhatiannya diucapkan
terima kasih.
Was sqlamu' al
aikum wr. wb.
MengQtahui, Pemohon,
NIIvI. 1i10018300032 Teilbusan: 1. Dosen Penasehat Akadentik
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl
lr.
H
FORM (FR)
Juanda No 95 Ciputal 15412 lndonesia
:
No.
Dokumen
Tgl
Terbit :
FITK-FR-AKD-081
1 Maret
No. Revisi:
01
Ha
1t1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.0l/F.l /KM.01 .31........12014 Lamp. :Hal :Bimbingan Skripsi
Jakarta,
l3 Februari
2014
Kepada Yth.
Dr. Tita Khalis Nlaryati, IvI. Kom. Pernbimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. As
salamu' alaikunt wr.wb.
Dengan
ini
diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama
Martunik Rafika I
NIM
1l 10018300032
Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaivah
Semester
VIII
Judul Skripsi
Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teoching and Learning Terhadap Pemahaman Konsep Pada Materi Pengukuran Waktu Siswa Kelas II SD Bani Saleh Bekasi
(Delapan)
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 13 Februari 2014, abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu. diharapkan selesai dalam waktu 6 '(enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Bimbingan skripsi
ini
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Was
s
al amu' al aikum wr.wb.
Tembusan: Dekan FITK Mahasiswa ybs
L 2.
2010
: FITK-FR-AKD{82 1 Maret 2010 Terbit : FORM (FR) No. Revisi: : 01 Judrda lb *5 Ctpu|6I 15112 h&neii) Hal . 111 PERMOHONAN IZIN PENELITIAN SURAT
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl- k- H-
Nomor : Un.01/F. lA(M .ot.l*l2l\otq Lamp. : Outline/Proposal
Hal
: Permohonan
No.
Dokumen
Tgl-
Jakarta, 14 Oktober 2014
Izin Peneiitian
Kepada YttrKepala MIN 15 Bintaro
di Tempat A s s al
amu' al oikum
w
r.w b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
Martunik Rafi ka Isnurhidayah
NIM
1
Jurusan
PGMiI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah)
Semester
9 (Sembilan)
Judul Skripsi
I 10018300032
Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Terhadap Pemahaman Konsep Pada Materi Pengukuran Waktu Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (nset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara oimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudar4 kami ucapkan terima kasih. Was
salamu' alaikum wr.w
b.
Latip, M.Pd
2009t2 Tembusan:
l. 2. 3.
DekanFITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan
|
003
KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI BINTARO IAIGRTA SELATAN Jl.
Mawar I/Sawo No' 73 Rt.002/013 Kel. Bintaro Kec. Pesanggrahan Jakarta Selatan 12330 Telp,73ZtO40 Email: Telp.021 Z37|O4O
SURAT KETERANGAN Nomor : Mi.09.04.15 /PP.00,1
Yang bertanda tangan menerangkan bahwa
di
bawah
ini
I
164 I 2Ot4
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri 15 Bintaro jakarta
:
Nama
Martunik Rafika Isnurhidayah
NIM.
1
Jurusan
PGMI ( Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Semester
9 ( Sembilan )
r 10018300032
Adalah benar telah melaksanakan Penelitian ( riset
)
) di Madrasah kami dengan judul
pengaruh
Penerapan Pendekatan Contextual Teac.hing and Learning Terhadap Pemahaman Konsep pada
Materi Pengukuran Waktu Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro. Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
J
akarta, 7 November 201 4
Kepala,
MIN
15 Bintaro
291997031002
BIODATA PENULIS Martunik
Rafika
1110018300032,
Jurusan
Isnurhidayah,
NIM.
Pendidikan
Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2010. Penulis lahir di Jawa Tengah, tepatnya di Banjarnegara, 14 Maret 1992. Bertempat tinggal di Jalan Bintara 1 No.65 RT 013/002 Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi Barat, Kodya Bekasi, Kode Pos 17134. Penulis merupakan anak semata wayang. Orangtua penulis ialah Bapak Ahmad S. dan Ibu Siti Bariroh. Riwayat pendidikan penulis, diawali dari SDN 2 Bantarwaru tamat tahun 2004-2005, SMPN 3 Banjarnegara tahun pelajaran 2006-2007, MA Persatuan Islam 69 Jakarta Timur 2009/2010, Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lulus tahun 2015. Pengalaman organisasi; BEM-J PGMI, BEM-FITK, dan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Demikian semoga skripsi ini bisa bermanfaat, aamiin...