PENGARUH PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP DAMPAK EKONOMI (STUDI KASUS : PULAU UNTUNG JAWA – PROVINSI DKI JAKARTA) Ayuningtyas Widiani Jalan Hebras Blok G8 No 58 Sektor 1.4 BSD City
Vitria Ariani Faculty of Economics and Communication Hotel Management Department, Binus University
Abstrak Tujuan Penelitian ialah untuk mengetahui besarnya pengaruh yang dihasilkan oleh pengembangan pariwisata terhada dampak ekonomi di Pulau Untung Jawa – Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan kasus survei yang menggunakan metode penelitian Deskriptif Kuantitatif dengan metode pengumpulan data berupa kuesioner sebagai data primernya. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Analisi Regresi Linier Sederhana yang digunakan untuk menguji besarnya pengaruh antara variabel Pengembangan Pariwisata dengan variabel Dampak Ekonomi. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara variabel Pengembangan Pariwisata sebesar 38,9% terhadap variabel Dampak Ekonomi. Simpulan dari penelitian ini adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pengembangan pariwisata di Pulau Untung Jawa – DKI Jakarta adalah fakto rpengembangan pariwisata sebesar 38,9% dan 61,1% lainnya dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak ada dalam penelitian ini.
Kata kunci: pengembangan pariwisata, dampak ekonomi, Pulau Untung Jawa
Abstract The purpose of research is to determine the influence generated by the economic impact of tourism development on the Pulau Untung Jawa–Provinsi DKI Jakarta. This study uses a case study to the case of surveys using Quantitative Descriptive research methods with the method of data collection in the form of a questionnaire as a data primary. The analysis conducted in this study is the Simple Linear Regression Analysis is used to examine the influence of variables with the variables of Tourism Economic Impact. The results achieved from this research is that there is influence of variables Tourism Development of 38.9% on the Economic Impact of variables. The conclusions of this study is one of the factors that influence the development of tourism on the Pulau Untung Jawa–Provinsi DKI Jakarta is a factor of 38.9%, and 61.1% are influenced by other factors that are not present in this study. (ESV)
Keywords: Tourism Development, Economic Impact, Pulau Untung Jawa – DKI Jakarta
1
2 Pariwisata merupakan fenomena global yang telah diminati saat ini. Dimana pariwisata saat ini telah menjadi trend bagi beberapa lapisan masyarakat, bahkan telah menjadi kebutuhan. Kecenderungan perkembangan kepariwisataan di dunia dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan antara lain oleh daya beli yang semakin meningkat, faktor sosial dan budaya, intensitas pemasaran yang tinggi dan aksesibilitas yang tinggi. Banyaknya minat dari wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara untuk melakukan kegiatan wisata yang nantinya dapat menjadi pendorong dalam pengembangan kegiatan wisata nasional (Lubis : 2012 :157). Di zaman yang terus berkembang ke arah yang lebih maju, kegiatan pariwisata mampu menjadikan suatu komoditas dan penghasil devisa yang besar dalam setiap wilayah pariwisata. Industri pariwisata di Indonesia sendiri kini telah menjadi salah satu penyumbang devisa yang besar untuk negara. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, pariwisata menempati urutan ke lima pada tahun 2012 dalam penyumbang devisa bagi Indonesia serta urutan ke empat di tahun 2013. Perkembangan pariwisata di Indonesia telah dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi penting (Sumantoro : 2004 : 35). Sektor ekonomi yang berkembang mempengaruhi sektor pariwisata itu sendiri adalah : meningkatkan investor untuk berinvestasi dalam sektor pariwisata, menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar dan penerimaan devisa. Pemerintah berupaya mengembangan dan mendayagunakan berbagai potensi pariwisata nasional untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan, lama tinggal, dan jumlah pengeluaran wisatawan selama melakukan perjalanan wisata di tempat wisata. Ditegaskan kembali oleh Mahmud (2010:3) yang mengatakan bahwa pariwisata merupakan industri gaya baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dalam kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor lain di dalam daerah penerimaan wisatawan. Jakarta sebagai ibu kota negara dan menjadi kota dengan kepadatan penduduk nomer satu di Indonesia (Badan Pusat Statistik : 2010), memiliki daya tarik tujuan wisata yang menarik. Tidak hanya itu saja, Jakarta mulai membenahi diri untuk melihat sektor pariwisata mampu meningkatkan sumbangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sebagai pintu masuk terbesar ke dua setalah Bali yaitu 187.123 orang wisatawan mancanegara pada bulan Januari 2014. Sudah saatnya Jakarta mengembangkan sektor pariwisata yang telah dimiliki agar pariwisata Jakarta terus berlanjut. Tidak lepas dari image Indonesia sebagai Negara Maritim yang memiliki ribuan pulau yang terhampar dari sabang hingga marauke, serta wisatawan asing yang mengenal Indonesia dari wisata pantainya. Begitu pula Jakarta, tidak hanya sekedar kota metropolitan yang berisi ratusan gedung pencakar langit dan asap polusi di sepanjang jalan serta ketimpangan ekonomi di setiap sudut kota. Jakarta masih memiliki sejuta pesona pariwisata yang tetap harus dikembangkan semaksimal mungkin oleh pemerintah dan warga sekitar. Di bagian utara Jakarta terhampar ratusan pulau kecil di Laut Jawa yang dikenal dengan Pulau Seribu. Sebagai Kabupaten Administrasi Pulau Seribu adalah satu dari sekian banyak wilayah di Jakarta yang memiliki sektor pariwisata yang potensial. Memiliki luas wilayah 869,61 Ha yang terbagi menjadi 2 kecamatan dan 110 pulau serta 158 pulau pasir.
3 Sudah saatnya pemerintah dalam mulai mengembangkan pariwisata di Kepulauan Seribu. Karena pariwisata merupakan suatu sektor yang tidak berbeda dari sektor lainnya karena dalam proses pengembangannya juga mempunyai beberapa dampak yang salah satunya adalah dampak ekonomi, seperti dikutip dari Lubis (2012 : 158). Diantaranya adalah Pulau Untung Jawa yang berada dalam wilayah Kepulauan Seribu yang sudah menjadi Kabupaten Kepulauan Seribu pada tahun 1999 serta diatur dalam UU 34 Tahun 1999 Tanggal 31 Agustus 1999 tentang Pemerintahan Khusus Ibu Kota RI Jakarta. Pulau Untung Jawa memiliki berbagai macam potensi pariwisata. Hanya berjarak 4.67km dari Tanjung Pasir (Banten) dan 12.5km dari Kali Adem atau Muara Angke (Jakarta) menjadikan salah satu tujuan wisata pulau yang ramai dikunjungi oleh wisatawan. Memiliki 11 akses transportasi dari Tangerang, Jakarta dan Bekasi sehingga memudahkan wisatawan berkunjung ke pulau tersebut. Menurut survey Badan Pusat Statistik tahun 2010 – 2013 total wisatawan yang berkunjung ke Pulau Untung Jawa berjumlah 649.846 orang dan menempati peringkat pertama dari 12 pulau yang menjadi tujuan wisata di Kepulauan Seribu
4 Table 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Kepulauan Seribu – DKI Jakarta Wisman
Wisnus
(Orang)
(Orang)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Pulau Ayer
0
17.461
17.461
2
Pulau Bidadari
0
31.673
31.673
3
PulauKotok Tengah
1.003
1.255
2.258
4
Pulau Sepa
844
1.682
2.526
5
Pulau Putri
1.734
1.040
2.774
6
Pulau Untung Jawa
0
649.846
649.846
7
Pulau Pramuka
3.494
119.626
123.120
8
Pulau Tidung
3.576
370.311
373.887
9
Pulau Harapan
1.460
64.836
66.296
10
Pulau Kelapa
0
9.483
9.483
11
Pulau Pari/Lancang
3.410
215.620
219.030
12
Pulau Macan
0
116
116
Jumlah
15.521
1.482.949
1.498.470
2012
8.422
651.237
659.659
2011
6.692
552.306
558.998
2010
4.786
226.234
231.020
No
Uraian
(1)
Jumlah
Sumber : Balai Pusat Statistik 2014
Dapat dilihat dalam diagram tersebut, bahwa pertumbuhan wisatawan yang datang ke Kepulau Seribu meningkat setiap tahunnya. Dan Pulau Untung Jawa masuk ke dalam peringkat pertama dan jauh diatas Pulau Tidung yang berada di urutan ke dua. Itu semua tidak lepas dari peranan pemerintah dan penduduk lokal dalam turut serta membangun Pulau Untung Jawa. Sektor pariwisata sudah mulai berkembang sejak sepuluh lalu. Dimana pemerintah mulai membuka paradigma penduduk lokal tentang pariwisata. Bantuan dan turut serta pemerintah DKI Jakarta dalam membangun sektor pariwisata Pulau Untung Jawa membuat masyarakat mulai sadar terhadap potensi–potensi wisata pulaunya. Pembangunan infrastruktur, dermaga, jalan, dan pondokan rumah makan sebagai salah satu
5 penunjang pariwisata pulau tersebut. Adanya kapal cepat atau yang lebih dikenal dengan speed boat makin memudahkan akses wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Untung Jawa. Pulau Untung Jawa menarik wisatawan dari kalangan menengah khususnya dari wilayah Jakarata, Tangerang dan sekitarnya. Wisatawan dapat menikmati keindahan alamnya serta menikmati beberapa atraksi dan permainan air. Berkeliling hutan bakau dan mangrove dengan sepeda dimana menjadi tempat konservasi tanaman tersebut. Pulau Untung Jawa merupakan satu dari sekian pulau pariwisata di dalam program pengembangan pariwisata oleh Pemerintah DKI Jakarta. Sektor pariwisata inilah yang masuk ke dalam sebuah pulau yang dahulunya tertutup dengan peradaban luar dan hanya menjadikan sektor traditional sebagai komoditas mata pencaharian masyarakatnya ke sektor usaha yang bergerak dalam bidang pariwisata. Seiring dengan berkembangnya Pulau Untung Jawa sebagai kawasan wisata, terdapat berbagai dampak terhadap perubahan nilai – nilai dalam kehidupan masyarakat lokal pulau tersebut. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif dan dampak negatif, yang nantinya akan mempengaruhi keberlangsungan pariwisata dan masyarakat Pulau Untung Jawa. Pergeseran terhadap mata pencaharian masyarakat Pulau Untung Jawa yang hanya sebagai nelayan dan petani rumput laut, mulai berubah.
Penduduk mulai mencoba untuk berwirausaha
mandiri dengan bimingan dari pemirintah dan modal pinjaman yang terjangkau. Para ibu rumah tangga yang awalnya hanya menunggu suami mereka kembali dari berlaut, sekarang ini mulai untuk mencari nafkah sendiri dengan membuka tempat makan atau penyewaan alat menyelam. Selain itu kumpulan ibu – ibu Pulau Untung Jawa mampu membuat industri rumahan berupa keripik talas, sirup jambu merah, kerajinan dari kulit kerang dan kerajinan daur ulang Penawaran jasa penginapan dan warung makan semakin berkembang. Transaksi antara wisatawan dan masyarakat lokal mulai meningkat seiring pertumbuhan pariwisata di Pulau Untung Jawa. Peralihan mata pencaharian inilah yang mengubah taraf hidup ekonomi ke arah yang lebih baik. Tidak seperti Pulau Resort lainnya yang dikelola oleh perorangan atau badan swasta, tetapi Pulau Untung Jawa merupakan gabungan antara pemerintah dan masyarakat lokal dalam pengembangan kepariwisataannnya. Menjadi tempat wisata favorit bagi golongan menengah, pulau ini menyuguhkan berbagai macam kegiatan wisata yang murah.
6
PEMBAHASAN
4.1
Kondisi Umum dan Demografi Kepulauan seribu merupakan gugusan pulau–pulau kecil yang terletak di
perairan Teluk Jakarta. Adapun nama “Kepulauan Seribu” bukan berarti pulaunya ada seribu melainkan hanya sebuah nama dari Kabupaten itu sendiri. Menurut pengalaman orang-orang terdahulu mereka hanya memperkirakan banyaknya pulau yang mereka temukan, sehingga mereka berkesimpulan menyebutnya dengan Pulau Seribu, padahal jumlahnya hanya 110 pulau bukan 1000 pulau. Salah satu pulau di Kepualaun Seribu yaitu Pulau Untung Jawa yang menjadi kawasan andalan wisata pemukiman dan percontohan desa nelayan. Di usianya yang cukup tua, Pulau Untung Jawa menyimpan sejarah seputar pemerintahan Hindia Belanda, Pemerintahan Jepang hingga Pemerintahan Republik Indonesia. Saat Indonesia di kuasain oleh Hindia Belanda, Pulau Untung Jawa ternyata sudah dihuni oleh masyarakat pribumi yang berasal dari Pulau Jawa. Sejak tahun 1920 pulau tersebut sudah dipimpin oleh Bek Fi’i dan Bek Kasim, mereka berdomisili di Pulau Kkerkof yang sekarang di sebut Pulau Kelor. Mereka merupakan pemimpin pada zamannya yang memimpin pulau-pulau yang ada disekitarnya, antara lain : •
Pulau Amiterdam (Pulau Untung Jawa)
•
Pulau Middbur (Pulau Rambut/Suaka Margasatwa)
•
Pulau Rotterdam (Pulau Ubi Besar)
•
Pulau Purmerend (Pulau Bidadari/Pulau Sakit)
•
Pulau Kkerkof (Pulau Kelor
•
Pulau Kuiper (Pulau Cipr/Pulau Khayangan)
•
Pulau Undrus (Pulau Onrust/Pulau Sibuk tempo dulu) Sekitar tahun 1930 Bek Fi’i dan Bek Kasim diganti oleh Bek Marah. Beliau
menganjurkan kepada rakyatnya untuk Pindah Ke Pulau Untung Jawa karena adanya abrasi di Pulau Kelor. Perjalanan menggunakan perahu layar sekitar 8 jam hingga ke Pulau Untung Jawa yang sudah ada penduduknya. Penduduk Pulau Untung Jawa
7 menyambut baik atas kedatangan penduduk yang bermigrasi dan mempersilahkan mereka untuk mencari lahan dan langsung menggarapnya. Karena itulah nama Pulau Untung Jawa berubah dari yang semula bernama Pulau Amiterdam. Untung Jawa berarti keberuntungan bagi orang – orang yang berasal dari daratan Jawa pada saat itu.
Gambar 4.1
Prasasti Pulau
Amiterdam
Pada tahun 1940, serangan nyamuk secara besar – besaran menyerbu Pulau Untung Jawa. Dan Bek Senan yang sedang memerintah saat itu menyuruh warganya untuk Pindah ke Pulau Ubi Besar yang dulu dikenal dengan Pulau Rotterdam. Lambat laut Pulau Ubi Besar pun terkena abrasi pantai dan sekarang sudah hilang. Maka pada tahun 13 Febuari 1954 masyarakat untuk ke dua kalinya pindah ke Pulau Untung Jawa dan mendirikan “Tugu Peringatan Perpindahan Masyarakat Pulau Ubi ke Pulau Untung Jawa” yang terletak ditengah – tengah Pulau Untung Jawa. Tidak hanya itu saja, di sebelah timur Pulau Untung Jawa berdiri tegak “Tugu Arung Samudra”.Tugu ini didirikan dalam rangka 50 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia oleh para pelaut dari 22 negara yang mengikuti “Fleet Review Arung Samudra 95”, dimulai dari Benoa Bali dan berakhir di Pulau Untung Jawa. Tugu ini diresmikan oleh Panglima Armada RI Kawasan Barat Laksamana Muda TNI Widodo AS.
8
Gambar 4.2 Tugu Arung
Umumnya setiap wilayah atau daerah memiliki beberapa ciri karakteristik sosial budaya begitu pula dengan masyarakat Pulau Untung Jawa, diantaranya : •
Bercirikan masyarakat pesisir yang memiliki tradisi saling tolong – menolong, ikatan kekerabatan yang sangat kuat dan religius
•
Semua penduduk di wilayah Pulau Untung Jawa beragama Islam dan hampir rata – rata merupakan penduduk asli pulau
•
Ketergantungan masyarakat terhadap alam cukup tinggi karena sebagian besar mata pencaharian penduduk di dominasi nelayan, adapun mata pencaharian lainnya sebagai dari pedagang, pegawai negeri sipil, TNI/Polri, dan pegawai swasta
•
Terdapat pulau dengan peruntukan cagar budaya (Pulau Onrust, Pulau Cipir, Pulau Kelor) yang memiliki potensi wisata sejarah dan edukatif
•
Mayoritas penduduk Pulau Untung Jawa merupakan penduduk pribumi asli kelahiran Pulau Untung Jawa dan Pulau Ubi Besar.
9 4.2
Deskripsi Kelurahan Pulau Untung Jawa
Gambar 4.3 Pencitraan Pulau Untung Jawa dari satelite
Kecamatan Kepulauan Seribu merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kotamadya Jakarta Utara yang ditingkatkan statusnnya menjadi Kabupaten Administrasi berdasarkan Bab IX (Ketentuan Peralihan) Pasal 32 Undang – Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta yang menyebutkan “Kecamatan Kepulauan Seribu ditingkatkan statusnya menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu”. Oleh karena itu maka pada tanggal 9 November 2001 bertempat di Pulau Pramuka, telah diresmikan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang ditandai dengan pelantikan Bupati pertama.
10
Gambar 4.4 Lambang Pulau Jawa
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 55 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor : 44 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Kelurahan Pulau Untung Jawa merupakan bagian dari Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Dan satu dari enam kelurahan yang ada di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dengan luas wilayah 105,18 Ha dengan jumlah pulau sepuluh pulau dan lima pulau sudah tenggelam.
Tabel 4.1 Pulau-Pulau di Kelurahan Pulau Serbu Nama Pulau
Peruntukan
Luas Wilayah
Pulau Untung Jawa
Permukiman
40,10 Ha
Pulau Bidadari
Resort
6 Ha
Pulau Ayer Besar
Resort
6,50 Ha
Pulau Rambut
Cagar Alam
20 Ha
Pulau Onrust
Cagar Budaya
12 Ha
Pulau Cipir
Cagar Budaya
1,6 Ha
Pulau Kelor
Cagar Budaya
2 Ha
Pulau Damar Besar
Perambuan
12,5 Ha
Pulau Damar Kecil
Perambuan
2,15 Ha
11 Pulau Dapur
Tenggelam
-
Pulau Nusi
Tenggelam
-
Pulau Nyamuk Besar
Tenggelam
-
Pulau Nyamuk Kecil
Tenggelam
-
Pulau Ubi Besar
Tenggelam
-
Pulau Ubi Kecil
Tenggelam
-
Sumber : Buku Profile Kelurahan Pulau Untung Jawa
Adapun batas – batas Kelurahan Pulau Untung Jawa meliputi : Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Pulau Panggang Timur : Berbatasan dengan Laut Jawa atau Tanjung Karawang – Jawa Barat Selatan : Berbatasan dengan Kota Administrasi Jakarta Utara atau Provinsi Banten Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Pulau Pari
4.3
Deskripsi Sosial Pulau Untung Jawa Penduduk Pulau Untung Jawa sebagian besar adalah masyarakat pribumi, yang
silsilahnya berasal dari Pulau Untung Jawa dan perpindahan masyarakat Pulau Ubi Besar tanggal 13 Februari 1954. Kultur budaya masyarakat Pulau Untung Jawa masih melekat kuat dengan budaya Banten. Karena sebagian penduduk Pulau Untung Jawa banyak yang menikah dengan masyarakat pesisir Tangerang (Banten) sehingga terjadilah alkulturasi budaya. 1. Jumlah Penduduk Pulau Untung Jawa Jumlah penduduk Pulau Untung Jawa pada Febuari 2014 berjumlah 2.152 orang dengan jumlah laki – laki sebesar 1.121 orang dan perempuan sebesar 1.301 orang. Disamping itu Pulau Untung Jawa memiliki 605 kepala keluarga.
12
Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan Untung Jawa Bulan Febuari 2014 Gambar 4.5Jumlah Penduduk Pulau Untung Jawa
Dengan banyaknya penduduk di Pulau Untung Jawa menjadikan Pulau Untung Jawa sebagai salah satu pulau dengan kepadatan penduduk terpadat . a. Strata Sosial Pulau Untung Jawa memiliki klasifikasi soasial di dalam kependudukan wargannya. Seperti : jompo, manula, yatim piatu, fakir miskin dan penyandang cacat.
Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan Pulau Untung Jawa Bulan Febuari 2014 Gambar 4.6Strata Sosial
13 4.4
Pengembangan Pariwisata di Pulau Untung Jawa Berawal dari niat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
Kepulauan Seribu dan membuka potensi pariwisata baru dengan pengembangan pariwisata di pulau berpenduduk. Pulau pertama dalam program pemerintah Jakarta yaitu Pulau Untung Jawa. Dipilih sebagai pulau percontohan dan pengembangan pariwisata berbasis pemukiman karena wilayah yang sangat strategis yaitu pulau pemukiman terdekat dengan daratan. Sehingga memudahkan dalam pengontrolan pengembangan pariwisata di pulau tersebut. Diawali dengan pendirian homestay pertama di Pulau Untung Jawa yang berdiri pada tahun 2003 dengan mengembangkan potensi alam dan pariwisata di pulau tersebut. Dari situlah mulai pariwisata berkembang, perlahan tapi pasti wisatawan mulai berdatangan ke Pulau Untung Jawa. Pengembangan di berbagai sektorpun pariwisata mulai tumbuh dan berkembang.
1. Wisatawan Kunjungan wisatawan nusantara jauh lebih dominan dari pada wisatawanmancanegara. Tabel4.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2009 - 2013 Tahun
Wisatawan
Wisatawan
Total Kunjungan
Nusantara
Mancanegara
Wisatawan
2013
649.846
-
649.846
2012
237.188
55
237.243
2011
162.162
79
162.241
2010
54.415
784
55.199
2009
88.706
-
88.706
Sumber : Suku Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu 2009 – 2013 Dapat dilihat dari bagan diatas bahwa kunjungan wisatawan ke Pulau Untung Jawa mengalami peningkatan dari tahun 2010 – 2013. Dan sempat mengalami penurunan di tahun 2010. Kunjungan wisatawan lebih di dominasi
14 oleh wisatawan nusantara. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara hanya pada tahun 2010 – 2012 saja, di tahun 2013 dan 2009 tidak ada kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Untung Jawa.
2. Transportasi Ada 12 akses pintu masuk menuju Pulau Untung Jawa, yaitu : Tanjung Kait, Tanjung Pasir, Muara Kamal, Kamal, Muara Angke, Pantai Mutiara, Sunda Kelapa, Marina Ancol, Tanjung Priok, Kali Baru dan Marunda.
Gambar 4.7Peta menuju Pulau Untung Jawa
Tabel 4.3 Pelabuhan dari dan ke Pulau Untung Jawa Daerah
Jarak
Jenis Kapal
Tanjung Kait
18.8 km
Carter
Tanjung Pasir
4.67 km
Kayu
/
Nelayan
(Dikelola
oleh
masyarakat Untung masyarakat
Pulau Jawa
dan
Tanjung
15 Pasir) Muara Kamal
12.5 km
Kapal Cepat (Dikelola oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta)
Kamal
-
Carter
Muara Angke
16.9 km
Carter
Pantai Mutiara
17 km
Carter
Sunda Kelapa
18.9 km
Carter
Marina Ancol
20.5 km
Kapal Cepat (Dikelola oleh Sea Leader Marine dan
pihak
swasta
lainnya) Tanjung Priok
23.6 km
Carter
Kali Baru
27.3 km
Carter
Marunda
29.1 km
Carter
Sumber : Olah data penulis, 2014
Transportasi dari dan ke Pulau Untung Jawa bagi wisatawan dan masyarakat lokal dapat mengaksesnya melalu Tanjung Pasir, Muara Angke dan Marina Ancol.
16
Gambar 4.8 Pelabuhan Akses Muara Angke
Akses yang paling sering di lalui oleh masyarakat dan wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Untung Jawa melewati Tanjung Pasir karena hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke tujuan. Tanjung Pasir berada di wilayah Kabupaten Tangerang, yang letaknya tidak jauh dari Bandara International Sukarno Hatta. Hanya dengan membayar Rp 15.000 – Rp 20.000 untuk sekali jalannya. Kapal yang digunakan sebagai alat transportasi penyebrangan menggunakan kapal kayu atau kapal angkut milik
17 penduduk Pulau Untung Jawa ataupun milik masyarakat Tanjung Pasir. Pulau Untung Jawa sendiri memiliki 3 kapal angkut yang dapat mengangkut penumpang dan barang. Pelabuhan Tanjung Pasir di setiap akhir pekan dikarenakan wisatawan yang mendatangi Pulau tersebut selalu memuncak saat musim akhir pekan. Kapal mulai beroprasi pada pukul 5 pagi hingga jam 6 malam. Tetapi jika cuaca tidak mendukung maka kapal
akan berhenti
beroprasi hingga menunggu cuaca normal kembali. Sedangkan di Muara Angke yang biasa disebut dengan Kali Adem, merupakan pelabuhan yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. Pelabuhan ini menyediakan angkutan cepat menggunakan speedboat yang hanya berangkat pada pukul 8.30 WIB, dan kembali pada pukul 14.00. Dalam sehari hanya ada satu kali keberangkatan dan satu kali kedatangan. Untuk biaya dari dan ke Pulau Untung Jawa sebesar Rp 42.000 sudah termasuk asuransi Rp 2.000. Pelabuhan ini tergolong baru, untuk memudahkan masyarakat dan wisatawan mengakses Kepulauan Seribu. Bagi wisatawan dan masyarakat yang ingin menggunakan transportasi dari Kali Adem.Untuk pembelian tiketnya harus mengantri di loket dan maksimal pembelian 4 tiket. Dikarenakan jumlah unit yang terbatas. Kapal ini akan berhenti di setiap-setiap pulau.
Gambar 4.9Daftar harga tiket kapal
18
Gambar 4.10 Harga Tiket Kapal Dan Asuransi
Gambar 4.11 Price List Dermaga 6 Ancol
19 Marina Ancol berada di dalam kawasan Ancol Jakarta. Pelabuhan ini lebih kepada melayani wisatawan yang ingin berlibur ke pulau resort, seperti : Pulau Bidadari, Pulau Sepa, Pulau Kotok, Pulau Putri, Pulau Macan, Pulau Pantara, Pulau Tengah, dan Pulau Aer. Tetapi jika ada wisatawan yang ingin berkunjung ke pulau penduduk untuk berlibur, transportasi dari Marina Ancol pun bisa diandalkan. Menggunakan kapal dengan mesin 3 atau mesin 4 perjalan ke Pulau Untung Jawa hanya memakan waktu 20 menit saja dari Marina Ancol. Biaya yang dikeluarkan untuk sekali jalan relatif mahal dikarenakan fasilitas lebih yang penumpang dapatkan serta waktu yang cepat dibandingkan dengan kapal kayu atau kapal traditional. Tarif sekali jalan Marina Ancol – Untung Jawa seharga Rp 82.500. Kapal berangkat dari dermaga 6 pada pukul 8 WIB.
Gambar 4.12 Daftar Harga Sea Leader Marine (Kapal Cepat) 3. Obyek dan Daya Tarik Wisata Adanya Obyek dan daya tarik wisata di Pulau Untung Jawa adalah hal yang penting dalam pengembangan pariwisata. Pulau Untung Jawa merasa siap terhadap potensi wisata dan obyek wisata yang dimilikinya. Pulau Untung Jawa memiliki obyek wisata diantarannya :
20 a. Obyek wisata alam Dari awal dibentuknya pariwisata di Pulau Untung Jawa, pariwisata di pulau tersebut mencoba menjual pemandangan alamnya. Pulau tersebut memiliki pantai dan hutan mangrove yang tumbuh dibagian belakang pulau.
Gambar 4.13 Pantai Pulau Untung Jawa
b. Obyek wisata budaya Wisatawan dapat menikmati kebiasaan perilaku masyarakat Pulau Untung Jawa. Prilaku dan kebiyasaan yang mungkin tidak ada di kota besar seperti Jakarta dan Tangerang. Menikmati gaya hidup dan keseharian masyarakat lokal serta berbaur dalam lingkungan masyarakat pulau tersebut.
Gambar 4.14Alat Transportasi gerobak. Gerobaksebagai alat pengangkut barang
21 c. Obyek minat khusus Tidak hanya kondisi alam dan budaya yang dijual oleh masyarakat Pulau Untung Jawa. Dengan adanya pengembangan wisata, masyarakat lokal ada yang membuka usaha permainan air. Permainan air dapat menjadi salah satu pilihan hiburan dan atraksi di Pulau Untung Jawa. Hingga saat ini Pulau Untung Jawa memiliki 11 unit permainan air (Banana Boat, Pillow Fly, Flying Fish).
Gambar 4.15 Permainan air di Pulau Untung Jawa
4.
Fasilitas Pelayanan Tidak hanya obyek wisata yang dikembangkan oleh masyarakat dan pmerintah dalam hal pengembangan pariwisata, fasilitas pelayanan pun ikut dikembangkan bersamaan. a. Akomodasi Seperti layaknya tempat wisata lainnya, Pulau Untung Jawa memiliki tempat akomodasi atau yang masyarakat lokal sebut homestay. Setiap tahunnya jumlah homestay selalu meningkat di Pulau Untung Jawa, itu sendiri karena masyarakat menyadari bahwa kunjungan wisatawan akan terus meningkat.
22 Tabel 4.4 Jumlah Akomodasi Tahun 2008 - 2013 Tahun
Jumlah Akomodasi
2008
32 unit
2009
59 unit
2010
-
2011
90 unit
2012
104 unit
2013
138 unit
Sumber : Laporan Tahunan Kelurahan Pulau Untung Jawa 2008 – 2013 Keterangan : Untuk data di tahun 2010 tidak dijelaskan berapa jumlah homestay yang ada di Pulau Untung Jawa.
Gambar 4.16 Salah Satu Homsestay Di Pulau Untung Jawa
5. Rumah Makan Salah satu usaha yang ikut meramaikan pariwisata di Pulau Untung Jawa yaitu Rumah Makan dan pedagang yang mencari keuntungan dalam sektor pariwisata. Menurut hasil observasi
23 lapangan langsung kebanyakan dari mereka adalah ibu-ibu rumah tangga yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan. Di akhir pekan pedagang mingguan dan keliling meramaikan tepi pantai Pulau Untung Jawa. Pedagang atau warung ikan bakar hampir semuanya buka di akhir pekan tidak seperti hari biasa (Senin – Jumat). Toko kelontong merupakan warung kecil yang menjual perabotan rumah tangga dan penunjang wisatawan yang saat berkunjung, seperti : peralatan dan keperluan mandi, makanan, dan lainnya. Tidak hanya itu saja pedagang suvenir pun ikut mengambil keuntungan saat akhir pekan, contohnya : baju Pulau Untung Jawa, cinderamata, asesoris.
Tabel 4.6 Jumlah pedagang dan rumah makan di Pulau Untung Jawa
No
Jenis Usaha
Jumlah
Keterangan
1
Warung Nasi
5 unit
Warung Tegal
2
Warung Langsam
24 unit
Sembilan Bahan Pokok
3
Toko Kelontong
3 unit
Alat Rumah Tangga
4
Pedagang Ikan Bakar
17 unit
Ikan Bakar
5
Pedagang Mingguan
51 unit
Jajanan
6
Pedagang Keliling
8 unit
Bakso, Sayuran, Jamu, dll
7
Pedagang
8 unit
Suvenir
Jumlah
116 unit
Sumber : Laporan Bulan Febuari tahun 2014
24
Gambar 4.17 Pedagang Mingguan
25 6. Pelayanan Keamanan Pulau Untung Jawa memiliki 1 unit pos polisi, 1 pos kamla (keamanan laut) dan 1 pos hansip yang semua dalam kondisi baik. Pelayanan keamanan tidak hanya diberikan kepada masyarakat Pulau Untung Jawa tetapi juga kepada wisatawan yang berkunjung ke pulau tersebut.
Tabel 4.7Jumlah pos keamanan di Pulau Untung Jawa No
Pos Keamanan
Jumlah
Keterangan
1
Pos Polisi
1 Unit
Baik
2
Pos Kamla (Keamanan Laut)
1 Unit
Baik
3
Pos Hansip
1 Unit
Baik
Sumber : Laporan Bulan Febuari tahun 2014
Pelayanan keamanan di Pulau Untung Jawa bekerja secara maksimal. Dengan adanya kegiatan siskamling terus menerus yang dilakasanakan oleh masyarakata di tiap RW dengan instansi terkait seperti Babinsa, Babinkantibmas dan Kamla. Hingga mampu menciptakan Pulau Untung Jawa yang aman. Dikarenakan tidak adanya kasus-kasu seperti pencurian, pemerkosaan, perkelahian, penganiayaan, perampokan (Laporan Pulau Untung Jawa bulan Febuari 2014 : 9)
26
Gambar 4.18Pos Hansip Pulau Untung Jawa
Gambar 4.19 Pos Polisi Pulau Untung Jawa
Gambar 4.20 Pos Kamla Pulau Untung Jawa
27 7. Pelayanan Kesehatan Pulau Untung Jawa memiliki 1 unit Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) yang dapat digunakan oleh masyarakat lokal dan wisatawan yang berkunjung ke pulau tersebut.
Gambar 4.21Puskesmas Pulau Untung Jawa
8. Travel Agent Adanya travel agent memudahkan wisatawan merencanakan liburan mereka. Di Pulau Untung Jawa, masyarakatlah yang sebagai travel agent. Sebagian masyarakat lokal terjun langsung menjadi pemandu wisata di daerahnya.
28
Gambar 4.22Salah satu travel agent lokal di Pulau Untung Jawa
9.
Infrastruktur Pendukung Sebagai suatu kawasan pemukiman dan kawasan wisata, Pulau Untung Jawa tentunya tetap harus memiliki infrastruktur pendukung guna mempermudah masyarakat dan wisatawan saat berada di pulau tersebut.
Tabel 4.8Jumlah infrastruktur pendukung di Pulau Untung Jawa No Fasilitas
Jumlah
Kondisi
1
Sumur Bor / Reverse Osmosis
1 Unit
Baik
2
Penampungan Air Hujan
15 Unit
Baik
3
MCK
3 Unit
Baik
4
Masjid
1 Unit
Baik
5
Mushollah
8 Unit
Baik
7
Dermaga
10 Unit
Baik
Sumber : Laporan Bulanan Pulau Untung Jawa Febuari tahun 2014
29 Diantara 10 dermaga yang ada di Pulau Untung Jawa, hanya 3 dermaga yang digunakan untuk sarana transportasi menuju dan dari pulau tersebut. Dan sisanya merupakan dermaga kecil yang digunakan oleh masyarakat untuk menaruh kapal ataupun untuk pemberhentian nelayan. Dermaga utama menjadi tempat pemberhentian kapal penumpang atau pengangkat barang. Terletak di bagian depan pulau yang langsung mengarah ke pemukiman dan pantai. Dermaga ini akan berhenti beroprasi jika air pasang, dan akan dialihkan ke Dermaga Timur yang berada di belakang Pulau Untung Jawa. Dermaga Utama dan Dermaga Timur khusu kepada penumpang yang berangkat dan pergi dai Tanjung Pasir, Tangerang.
Gambar 4.23Dermaga Timur
30 Dermaga yang terletak persis di depan Kelurahan Pulau Untung Jawa diperuntukan untuk kapal yang dikelola oleh Dishub Jakarta yang berasal dari Mura Angke dan kapal cepat yang bersal dari Marina Ancol. Tidak hanya itu, untuk kapal dinas juga melalui dermaga ini.
Gambar 4.24 Dermaga 2 yang diperuntukan khusus kapal yang dikelola oleh Dishub dan dari Marina Ancol
10. Masyarakat Lokal Kesiapan masyarakat lokal dalam menerima pariwisata di Pulau Untung Jawa sangat terlihat dari observasi langsung. Dimana mereka mampu untuk melayani setiap wisatawan. Selain itu, masyarakat Pulau Untung Jawa memegang peranan penting terhadap pariwisata di pulau mereka. Karenanya masyarakat lokal yang mengetahui tentang kondisi pulau mereka. Tidak hanya itu saja, masyarakat harusnyalah menjaga kondisi pariwisata di Pulau Untung Jawa agar pariwisata terus berlanjut. Menurut Observasi yang dilakukan, bahwa masyarakat Pulau Untung Jawa sudah siap terhadap pariwisata yang ada. Pemberdayaan masyarakat dalam hal pariwisata sering dilakukan untuk menambah wawasan dan pemahan tentang pariwisata.
31
Gambar 4.25Masyarakat Lokal Pulau Untung Jawa
11.
Informasi Wisata Mudahnya mendapatkan informasi pariwisata di Pulau Untung Jawa membuat wisatawan mudah mengakses pariwisata. Adanyha website dari beberapa travel agent lokal yang menawarkan paket liburan di Pulau Untung Jawa, blog yang di tulis oleh blogger dan website pemerintah yang khusus diperuntukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengena Pulau Untung Jawa.
32 4.5
Dampak Ekonomi Pulau Untung Jawa Adannya pariwisata di Pulau Untung Jawa tentunnya sangat mempengaruhi
perekonomian masyarakat lokal pulau tersebut. Menurut hasil observasi, wawancara dan kasus survei yang dilakukan menunjukan bahwa kegiatan pariwisata di Pulau Untung Jawa memberikan dampak ekonomi yang sangat terlihat. Perubahan nilai – nilai ekonomi masyarakat lokal Pulau Untung Jawa sangat terasa sejak tahun 2003. Masuknya pariwisata di Pulau Untung Jawa dimulai saat pemerintah Jakarta yaitu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta (DISPARBUD) dan Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu (SUDIN PARBBUD Kepulauan Seribu) mulai membangun homestay percontohan di Pulau Untung Jawa. Pulau Untung Jawa menjadi pulau pemukiman pertama yang dikembangkan oleh pemerintah untuk dijadikan kawasan wisata. Dikarenakan letaknnya yang dekat dengan Jakarta dan Tangerang serta pulau pemukiman yang paling dekat dengan daratan. Yaitu jarak terdekat 2.52 mil dari Tanjung Pasir Tangerang. Pariwisata menjadi salah satu faktor yang sangat penting di Pulau Untung Jawa. Pariwisata dapat merubah nilai – nilai ekonomi masyarakat lokal di pulau tersebut. Bisa di lihat dari bangunan – bangunan yang ada, tampak hampir semuanya bersifat permanen. Banyaknya masyarakat lokal yang hidup dari membuka homestay, warung makan, pedangan. Ibu rumah tangga yang tadinnya hanya menunggu suami mereka berlayar mencari ikan, tetapi dengan adannya pariwisata mampu memproduktifkan ibu rumah tangga menjadi seorang pedagang ataupun pemilik warung makan. Selain itu masyarakat Pulau Untung Jawa yang sehari – hari menjadi pekerja, di akhir pekan pun mereka sibuk dengan usaha di sektor pariwisata. 1. Pendapatan dari Valuta Asing Pulau Untung Jawa memang belum memiliki tempat penukaran valuta asing atau yang lebih dikenal dengan sebutan money changer. Dikarenakan kurangnnya wisatawan asing yang datang ke pulau tersebut. Tetapi masyarakat lokal lebih menginginkan adanya Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebagai pelengkap transaksi perbangkan mereka. 2. Menyehatkan Neraca Perdagangan Luar Negeri Adannya kerajinan kulit kerang yang mampu mebuat industri rumah tangga ini berkembang hingga mengekspor ke negeri tetangga yaitu
33 Singapura. Serta menjadi salah satu penyumbang devisa bagi negara. Tidak hanya di kirim ke luar negeri. Tetapi kerajinan kulit kerang juga di jual di Pulau Untung Jawa. Wisatawan dapat memilih dan memesan sesuai keinginan mereka.
Gambar 4.26Hiasan dari kulit kerang 3. Pendapatan dari Usaha atau Bisnis Pariwisata Dengan adanya pariwisata di Pulau Untung Jawa. Industri rumah tangga pun ikut berkembang. Produksi skala rumah tangga mampu di jual kepada masyarakat Pulau Untung Jawa ataupun wisatawan yang berkunjung. Produk – produk tersebut juga dibawa ke daratan (Jakarta dan Tangerang) untuk dijual.
34 Disamping itu, sektor pariwisata di Pulau Untung Jawa mampu membuka lapangan usaha baru bagi masyarakat lokal. Ada yang menjadikan usaha tersebut sebagai faktor utama sumber pendapatan mereka ataupun faktor penunjang. Banyaknya homestay dan rumah makan merupakan salah satu bukti kuat bahwa pariwisata mampu membuka lahan usaha baru bagi masyarakat lokal. Tidak hanya itu usaha dalam bidang transportasi berbasis masyarakat pun nampak. Masuknya sinyal telekomunikasi membuat sebagian masyarakat membuka konter pulsa untuk melayani wisatawan dan masyarakat lokal. Pulau Untung Jawa sangat mandiri dalam segi perekonomiannya. Sudah adannya perubahan pola pikir masyarakat bahwa ternyata pariwisata mampu memberikan penghasilan untuk mereka. Adanya kerajinan khas dari masyarakat menambah nilai baru dalam warna industri pariwisata di Pulau Untung Jawa. Produksi suvenir dari kerang – kerangan, baju dengan gambar Pulau Untung Jawa, kerajinan daur ulang, manisan rumput laut, dan lainnya.
Tabel 4.9 Jenis Usaha Rumah Tangga di Pulau Untung Jawa No
Jenis Usaha
Jumlah
1
Tukang Batako
2 orang
2
Pengrajin Keripik Sukun
5 kelompok
3
Pengrajin Mute
1 kelompok
4
Pengrajin Daur Ulang
2 kelompok
5
Pengrajin Kerang – kerangan
2kelompok
Sumber : Laporan Bulan Febuari 2014
35
Gambar 4.27 Keripik buatan industri rumah tangga Pulau Untung Jawa
Gambar4.28 Salah Satu Pedagang Yang Menjual Kerajinan Mote-Mote Hasil Karya Pulaun Untung Jawa
36 4. Pendapatan Pemerintah Pendapatan dalam sektor pajak di Pulau Untung Jawa dalam hal pajak penghasilan belum ditetapkan oleh pemerintah dalam memungut pajak di sektor pariwisata. Adapun pajak yang di dapat yaitu berasal dari Pajak Bumi dan Bangunan. Dengan SPPT 2014 sesuai dengan ketetapn berjumlah Rp 478.229.540,-. Awalnya Pulau Untug Jawa menetapkan retribusi sebesar Rp 3.000 kepada wisatawan yang berkunjung ke Pulau Untung Jawa. Retribusi tersebut digunakan untuk perawatan dan pembangunan fasilitas penunjang wisatawan. Tetapi saat ini retribusi sudah tidak ditetapkan lagi kepada wisatawan yang berkunjung. Pemerintah belum menetapkan pajak 10% kepada pelaku usaha pariwisata di Pulau Untung Jawa. Dikarenakan usaha atau bisnis yang ada di Pulau Untung Jawa masih berbasis pada masyarakat.
5. Penyerapan Tenaga Kerja Terbukannya lapangan kerja baru dalam sektor pariwisata merupakan salah satu dampak langsung dari pengembangan pariwisata. Banyaknya usaha – usaha baru yang bermunculan di Pulau Untung Jawa yang berkaitan dalam sektor pariwisata pastinya akan membuka lapangan kerja baru untuk masyarakat lokal sekitar wilayah pariwisata tersebut. Semenjak masuknya pariwisata, banyak masyarakata Pulau Untung Jawa yang tadinya pengangguran akhirnya memiliki pekerjaan atau usaha baru dalam sektor pariwisata. Dan penyerapan tenaga kerja berasal dari Pulau Untung Jawa sendiri. Berkurangnya angka pengangguran di Pulau Untung Jawa merupakan bukti kesuksesan sektor pariwisata. Masyarakat menjadikan serktor pariwisata sebagai mata pencaharian utama maupun sekundernya. Tidak hanya itu saja, peralihan mata pencaharian masyarakat dari yang hanya sebagai nelayan beralih ke sektor pariwisata. Walaupun mereka masih tetap ada yang bekerja dalam sektor perikanan, tetapi
37 masyarakat lokal tetap mengambil peluang dalam sektor pariwisata. Seperti menyewakan kapal kepada wisatawan.
6. Multiplier Effect Multiplier effect merupakan suatu dampak yang dihasilkan oleh sektor pariwisata yang nantinya akan berdampak kepada sektor lainya. Dalam hal ini sektor pariwisata di Pulau Untung Jawa. Berawal dari pengeluaran wisatawan saat menghabiskan atau membelanjakan uang mereka di Pulau Untung Jawa, kemudian dari uang tersebut dapat digunakan oleh masyarkat lokal dalam banyak hal. Seperti saat penulis melakukan observasi ke Pulau Untung Jawa, uang yang penulis keluarkan untuk membayar ikan bakar nantinya untuk membeli ikan segar ke nelayan, uang yang dimiliki oleh nelayan akan digunakan untuk menyewa perahu, dan begitu seterusnya. Kebocoran dalam perputaran uang tersebut akan terjadi jika masyarakat membelanjakan di luar wilayah Pulau Untung Jawa. Dan salah satu pendapatan masyarakat lokal berasal dari sektor pariwisata yaitu pengeluaran wisatawan. Multiplier effect tidak hanya fokus kepada perputaran uang saja. Tetapi juga kepada faktor – faktor lainya. Dalam pembangunan sektor pariwisata pastinya akan mempengaruhi sektor disekitarnya seperti : sektor perikanan, sektor pendidikan, lingkungan, sektor perhubungan, sektor ekonomi, sektor sosial budaya, sektor suprastruktur dan infrastruktur.
7. Pemanfaatan Infrastruktur Pariwisata Masyarakat Pulau Untung Jawa dapat ikut merasakan infrastruktur pariwisata di pulaunya. Adanya jalan yang sudah di konblok, dermaga, bangunan warung permanen yang dibangun pemerintah. Sebanyak 14 bagunan warung permanen diberikan kepada masyarakat untung menunjang pariwisata di Pulau Untung jawa. Untung sarana penunjang transportasi Pulau Untung Jawa memiliki 4 unit dermaga yang dalam kondisi baik serta 1 unit tambat labuh.
38 Transportasi dari dan ke Pulau Untung Jawa sangat mudah. Memiliki 12 akses dari daratan yaitu : Tanjung Kait, Tanjung Pasir, Muara Kamal, Kamal, Muara Angke, Pantai Mutiara, Sunda Kelapa, Marina Ancol, Tanjung Priok, Kali Baru, Marunda.
Untuk akses wisatawan dan
masyarakat lokal dapat melalui Tanjung Kait dan Tanjung Pasir (Tangerang) dengan menggunakan kapal kayu traditional yang dijalankan oleh masyarakat, dengan harga berkisar Rp 15.000 – Rp 20.000 sekali jalan. Sedangkan angkutan transportasi yang dijalankan oleh Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta dapat melalui Muara Angke atau yang biasa dikenal dengan Kali Adem, menggunakan kapal cepat yang harganya biasa relatif lebih mahal yaitu Rp 40.000 ditambah asuransi Rp 2.000 sekali jalan.
Gambar 4.29Kapal cepat dari Pelabuhan Muara Angke
Gambar 4.30 Becak Motor Merupakan Transportasi Penumpang Dan Angku Di Pulau Untung Jawa
39 Tidak hanya itu, masyarakat lokal Pulau Untung Jawa juga dapat memanfaatkan fasilitas penunjang pariwisata di pulau tersebut. Seperti warung makan, WC umum, ikut merasakan permainan air, warung dan toko, musholla, mesjid, saung pinggir pantai, dan taman bermain
Gambar 4.31 Toilet umum
Gambar 4.32 Mushollah
40
Gambar 4.33 Warung nasi
4.6
Analisa Kasus Survei Dalam analisa kasus survei, penarikan kuesioner sejumlah 100 responden
untuk meminimalkan tingkat kerusakan kuesioner. Sample yang diambil sejumlah 86 responden secara acak. 4.6.1 Besar Pendapatan Responden Dari 86 responden yang menjawab kuesioner maka dapat ditarik kesimpulan 13 responden mempunyai penghasilan dibawah Rp 1.000.000 yang rata-rata adalah ibu rumah tangga yang menjadi penjual mingguan dan tidak menjadikan penghasilan mereka sebagai penghasilan utama. 12 responden mendapatkan Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 setiap bulannya, 11 responden mendapatkan Rp 2.000.000 – Rp Rp 3.000.000 perbulannya, 13 responden menjawab Rp 3.000.000 – Rp Rp 4.000.000 setiap bulan, 16 responden mendapatkan Rp 4.000.000n- Rp 5.000.000 perbulannya dan 5 orang responden menjawab mampu mendapatkan lebih dari Rp 5.000.000 setiap bulannya dan mereka adalah pemilik homestay ataupun pengrajin kulit kerang.
41
Gambar 4.34 Besar Pendapatan Responden
4.6.2
Mata Pencaharian Responden Dari penarikan hasil kuesioner, sebanyak 40 responden merupakan ibu
rumah tangga yang pada akhir pekan menjadi pedagang musiman. 22 responden merupakan wiraswasta dalam sektor pariwisata. 17 responden adalah pedagang, 7 responden adalah nelayan. Ternyata lapangan pekerjaan tidak hanya di Pulau Untung Jawa tetapi mereka ada yang bekerja di daratan dengan perolehan responden sebanyak 3 orang yang bekerja sebagai pegawai swasta. 3 responden menjawab guide permainan air ataupun pemandu lokal. 2responden pegawai harian lepas di kelurahan, 2 responden menjawab pengangguran, 2 responden seorang guru ,1 responden seorang buruh, 1 responden adalah honorer Dishub dan 1 responden seorang pelajar.
42
Gambar 4.35 Mata Pencaharian Responden
4.6.3 Jenis Kelamin Responden Menurut hasil kuesioner bahwa respoden terbanyak adalah wanita dengan jumlah 68 responden dan pria sejumlah 32 responden. Dalam penarikan sample, pria sebanyak 32 responden dan wanita sebanyak 68 responden.
Gambar 4.36 Jenis Kelamin Responden
43 4.7
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan deskripsi dari data yang digunakan untuk
menghasilkan persamaan regresi. Pada bagian statistik deskriptif ini, akan ditunjukan nilai minimum, maximum, mean dan standar deviasi. Berikut adalah hasil statistik deskripsi yang diperoleh berdasarkan data yang diolah.
Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics PENGEMBANGAN PARIWISATA (X) N
Valid
DAMPAK EKONOMI (Y) 86
86
1
1
Mean
98,01
67,42
Median
98,00
68,00
Missing
Mode
92
Std. Deviation
62
a
9,633
7,309
Minimum
36
36
Maximum
112
82
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Berdasarkan pada tabel diatas daat dilihat nilai rata-rata dari variabel Pengembangan Pariwisata adalah sebesar 98,01 dengan nilai standard deviasi sebesar 9,633. Nilai rata-rata dari variabel Dampak Ekonomi adalah sebesar 67,42 dengan nilai standard deviasi sebesar 7,309.
44 4.7.1
Penjabaran Mean
• Pengembangan Pariwisata (X)
N Indikator o 1 Wisatawan
Tabel 4.11 Pengembangan Pariwisata (X) No Pernyataan Mean Mode Max
Min
1 2
2
Transportasi
3
4
3
Objek dan daya tarik wisata
5 6 7
4
Fasilitas pelayanan
8 9
10
11 12 5
Infrastruktur pendukung
13 14 15
16
17 18
Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara Sarana dan prasarana transportasi penumpang dari dan ke tujuan Sarana dan prasarana transportasi lokal Adanya objek wisata alam Adanya objek wisata budaya Adanya objek wisata minat khusus Tersedianya akomodasi Tersedianya restoran atau rumah makan Tersedianya pelayanan kesehatan Tersedianya tourist information center Tersedianya WC umum Adanya air bersih Adanya listrik Ketersediannya layanan telekomunikasi Pengelolaan tempat pembuangan akhir sampah Sumur bor dan sumur resapan air Adanya sistem keamanan
4,21 3,90
4.00
5.00
1.00
4.00
5.00
1.00
4.00
5.00
1.00
4.00
5.00
1.00
5.00
5.00
1.00
4.00
5.00
1.00
4.00
5.00
1.00
4.00
5.00
1.00
4.00
5.00
1.00
4.00
5.00
1.00
4.00
5.00
1.00
4.00
5.00
1.00
4.00 2.00 5.00
5.00 5.00 5.00
1.00 1.00 1.00
5.00
5.00
1.00
5.00
5.00
1.00
5.00
5.00
1.00
4,31
4,35 4,53 4,01 4,15 4,13 4,15
4,21 4,23 4,19 4,26 4,42 4,21
3,90 4,31 4,35
45 6
Masyarakat lokal
19
20
7
21
22
8
Informasi
23
Kesiapan masyarakat dalam peran serta dan dukungannya terhadap sektor pariwisata Masyarakat memegang peranan penting dalam pengembangan pariwisata Masyarakat mengetahui berbagai jenis kualitas layanan yang dibutuhkan oleh wisatawan Masyarakat melihat pariwisata sebagai suatu faktor budaya dan pekerjaan Adanya informasi pariwisata
Menurut hasil Tabel
4.00
5.00
1.00
4.00
5.00
1.00
4.00
5.00
1.00
4.00
5.00
1.00
5.00
5.00
1.00
4,53
4,01
4,30
4,45 4,45
diatas dinyatakan bahwa mean dengan nilai
tertinggi pada pernyataan nomer 5 yaitu sebesar 4,53. Yang menjelaskan Pulau Untung Jawa memiliki objek wisata alam yang memang menjadi andalan wisatanya. Sedangkan untuk nilai mean terendah pada nomer 2 dengan pernyataan wisatawan mancanegara dan nomer 16 yang menjelaskan tempat pembuangan akhir sampah. Nilai yang keluar dari proses pengolahan data sebesar 3,90. Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Pulau Untung Jawa memang relatif sedikit dan dalam kurun waktu 2013 jumlah wisatawan mancanegara yang bberkunjung tidak ada. Sedangkan untuk pembuangan akhir sampah, memang Pulau Untung Jawa selama ini membuang sampah pada bagian depan pulau, dimana saat wisatawan berkunjung ke Pulau Untung Jawa akan langsung melihat tumpukan sampah dari masyarakat.
46 • Dampak Ekonomi (Y)
N Indikator o 1 Pendapatan dari penukaran mata uang asing 2 Menyehatkan neraca perdagangan luar negeri 3
No 1
2
Pendapatan dari 3 usaha atau bisnis pariwisata 4 5
4
Pendapatan pemerintah
5
Penyerapan penyerapan tenaga kerja
6 7 8 9
10
11
12
6
Multiplier Effect 13
14
7
Pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh
15
Tabel 4.12 Dampak Ekonomi (Y) Pernyataan Mean Mode Adanya tempat penukaran valuta asing Adanya hasil produksi masyarakat yang mampu di jual ke luar negeri Adanya industri rumahan yang mandiri Munculnya bisnis pariwisata Adanya kerajinan asli masyarakat lokal Pajak penghasilan Retribusi daerah Service Tax Terbukannya lapangan kerja baru di sektor pariwisata Berkurangnya angka pengangguran Peralihan mata pencaharian masyarakat lokal ke sektor pariwisata Penyerapan tenaga kerja berasal dari masyarakat lokal Perputaran mata uang di wilayah tersebut berasal dari sektor pariwisata Pengeluaran wisatawan menjadi pendapatan masyarakat lokal Pemanfaatan infrastruktur pariwisata
Max
Min
4.00
5,00
1,00
4.00
5,00
1,00
4.00
5,00
1,00
4.00
5,00
1,00
5.00
5,00
1,00
4.00 4.00 2.00 5.00
5,00 5,00 5,00 5,00
1,00 1,00 1,00 1,00
4.00
5,00
1,00
4.00
5,00
1,00
4.00
5,00
1,00
4.00
5,00
1,00
4.00
5,00
1,00
4.00
5,00
1,00
3,30
4,17
4,23 4,36 4,50 3,40 3,48 2,95 4,14
4,15
3,78
4,05
3,98
4,10
4,35
47 masyarakat lokal
16
17
pemanfaatan Pemanfaatan transportasi oleh masyarakat lokal Pemanfaatan fasilitas penunjang pariwisata oleh masyarakat lokal
4.00
5,00
1,00
4.00
5,00
1,00
4,27
4,21
Menurut hasil Tabel diatas dinyatakan bahwa mean dengan nilai tertinggi pada pernyataan nomer 5 dengan nilai 4,50. Yang menjelaskan bahwa pernyataan tersebut mendapat respon terbaik. Pulau Untung Jawa mempunyai kerajinan asli masyarakat. Sedangkan untuk nilai terendah pada nomer 8 dengan nilai 2,95 tentang service tax. Pulau Untung Jawa tidak menetapkan service tax sebesar 10% kepada wisatawan yang datang.
4.7.2
Analisa Deskriptif
• Analisa Deskriptif Variable X (Pengembangan Pariwisata) Tabel 4.13Analisa Deskriptif Variable X (Pengembangan Pariwisata) Butir Pernyataan Jawaban Frekuensi Keterangan P1 4 39 Setuju P2 4 51 Setuju P3 4 55 Setuju P4 4 46 Setuju P5 5 50 Sangat Setuju P6 4 48 Setuju P7 4 61 Setuju P8 4 54 Setuju P9 4 56 Setuju P10 4 52 Setuju P11 4 55 Setuju P12 4 46 Setuju P13 4 43 Setuju P14 5 44 Sangat Setuju P15 5 39 Sangat Setuju P16 5 44 Sangat Setuju P17 5 47 Sangat Setuju P18 5 47 Sangat Setuju P19 4 48 Setuju P20 4 54 Setuju P21 4 52 Setuju P22 4 59 Setuju P23 5 46 Sangat Setuju
48
Dari hasil pengolahan data yang di dapat dalam tabel, maka dapat disimpulkan untuk tiap butirnya bahwa : 1.
Untuk butir pertanyaan P1 mayoritas responden setuju bahwa Pulau Untung Jawa menempati urutan pertama diantara Pulau Seribu lainnya.
2.
Untuk butir pertanyaan P2 mayoritas responden setuju bahwa Pulau Untung Jawa merupakan salah satu tempat kunjungan wisatawan mancanegara.
3.
Untuk butir pertanyaan P3 mayoritas responden menjawab setuju sarana transportasi di Pulau Untung Jawa mudah diakses oleh masyarakat dan wisatawan.
4.
Untuk butir pertanyaan P4 mayoritas responden menjawab setuju bahwa tersedianya transportasi lokal di Pulau Untung Jawa.
5.
Untuk butir pertanyaan P5 mayoritas responden menjawab sangat setuju bahwa Pulau Untung Jawa memiliki objek wisata alam.
6.
Untuk butir pertanyaan P6 mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Pulau Untung Jawa memiliki objek wisata budaya.
7.
Untuk butir pertanyaan P7 mayoritas responden menjawab setuju bahwa adanya objek wisata minat khusus di Pulau Untung Jawa.
8.
Untuk butir pertanyaan P8 mayoritas responden menjawab setuju bahwa dengan dibangunya homestay ataupun tempat penginapan mampu menambah pendapatan masyarakat Pulau Untung Jawa.
9.
Untuk butir pertanyaan P9 mayoritas responden menjawab setuju bahwa dengan membuka rsetoran atau rumah makan dapat menjadi sumber mata pencaharian sebagian masyarakat Pulau Untung Jawa.
49 10. Untuk butir pertanyaan P10 mayoritas responden menjawab setuju bahwa Puskesmas Pulau Untung Jawa dapat menjadi fasilitas kesehatan bagi masyarakat dan wisatawan yang berkunjung. 11. Untuk butir pertanyaan P11 mayoritas responden menyatakan setuju dengan adanya pusat informasi wisatawan memudahkan wisatawan mendapatkan informasi mengenai Pulau Untung Jawa. 12. Untuk butir pertanyaan P12
mayoritas responden menyatakan setuju
bahwa WC umum yang bersih merupakan salah satu penunjang wisatawan saat berkunjung ke Pulau Untung Jawa. 13. Untuk butir pertanyaan P13 mayoritas responden menyatakan setuju bahwa air bersih mudah diperoleh di Pulau Untung Jawa. 14. Untuk butir pertanyaan P14 mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa listrik sangat mempermudahkan masyarakat dan wisatawan beraktifitas di malam hari. 15. Untuk butir pertanyaan P15 mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa telekomunikasi mempermudahkan masyarakat mengakses dunia luar. 16. Untuk butir pertanyaan P16 mayoritas responden menjawab sangat setuju bahwa pengelolaan tempat pembuangan akhir sampah sangat penting untuk menjaga kebersihan dan kelestarian Pulau Untung Jawa. 17. Untuk butir pertanyaan P17 mayoritas responden menjawab sangat setuju bahwa sumur bor dan sumur resapan air merupakan tempat resapan air bersih. 18. Untuk butir pertanyaan P18 mayoritas responden menyatakan adanya sistem keamanan menambah rasa aman bagi masyarakat dan wisatawan.
50 19. Untuk butir pertanyaan P19 mayoritas responden menyatakan setuju bahwa masyarakat Pulau Untung Jawa sudah siap dengan kesiapan dan dukungannya terhadap pengembangan pariwisata di pulau tersebut. 20. Untuk butir pertanyaan P20 mayoritas responden menyatakan setuju bahwa masyarakat Pulau Untung Jawa memegang peranan penting terhadap pariwisata di pulau tersebut. 21. Untuk butir pertanyaan P21 mayoritas responden menyatakan setuju bahawa masyarakat Pulau Untung Jawa mengetahui kualitas pelayanan yang dibutuhkan oleh wisatawan. 22. Untuk butir pertanyaan P22 mayoritas responden setuju bahwa masyarakat Pulau Untung Jawa melihat pariwisata sebagai suatu faktor budaya dan pekerjaan. 23. Untuk butir pertanyaan P23 mayoritas responden sangat setuju bahwa adanya informasi mengenai Pulau Untung Jawa memudahkan wisatawan mengetahui informasi mengenai Pulau tersebu.
• Analisis Deskriptif Variabel Y (Dampak Ekonomi) Tabel 4.14Deskriptif Variabel Y (Dampak Ekonomi) Butir Pernyataan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14
Jawaban 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4
Frekuensi 42 40 51 42 51 27 35 27 43 49 43 40 56 49
Keterangan Setuju Setuju Setuju Setuju Sangat Setuju Setuju Setuju Tidak Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju
51 P15 P16 P17
4 4 4
50 47 55
Setuju Setuju Setuju
Berdasarkan hasil pengolahan data yang didapat dalam tabel, maka dapat disimpulkan untuk tiap bbutirnya : 1. Untuk butir pertanyaan P1 mayoritas responden menyatakan setuju dengan adanya tempat penukaran mata uang asing di Pulau Untung Jawa. 2. Untuk butir pertanyaan P2 mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Pulau Untung Jawa memiliki kerajinan lokal yang mampu menembus pasar international. 3. Untuk butir pertanyaan P3 mayoritas responden menyatakan setuju bahwa adanya industri rumahan yang mandiri di Pulau Untung Jawa. 4. Untuk butir pertanyaan P4 mayoritas responden menyatakan dengan adanya pengembangan pariwisata bermunculanya bisnis pariwisata . 5. Untuk butir pertanyaan P5 mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa Pulau Untung Jawa memiliki kerajinan asli lokal. 6. Untuk butir pertanyaan P6 mayoritas responden menyatakan setuju bahwa pendapatan pemerintah salah satunya dari sektor pariwisata yang berupa pajak. 7. Untuk butir pertanyaan P7 mayoritas responden menjawab setuju bahwa infrastruktur pariwisata di Pulau Untung Jawa dibiayai oleh retribusi daerah. 8. Untuk butir pertanyaan P8 mayoritas responden menyatakan setuju terhadap penetapan pajak 10% dalam sektor pariwisata. 9. Untuk butir pertanyaan P9 mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa pengembangan pariwisata mampu membuka lapangan kerja baru di sektor pariwisata.
52 10. Untuk butir pertanyaan P10 mayoritas responden menyatakan setuju bahwa jumlah pengangguran berkurang dengan adanya pariwisata. 11. Untuk butir pertanyaan P11 mayoritas responden menyatakan setuju bahwa adanya perubahan mata pencaharian. 12. Untuk butir pertanyaan P12 mayoritas responden menyatakan setuju bahwa pariwisata di Pulau Untung Jawa menyerap tenaga kerja yang berasal dari masyarakat. 13. Untuk butir pertanyaan P13 mayoritas responden menyatakan setuju bahwa pariwisata di Pulau Untung Jawa berasal dari sektor pariwisata. 14. Untuk butir pertanyaan P14 mayoritas responden menyatakan setuju bahwa salah satu sumber pendapatan masyarakat Pulau Untung Jawa berasal dari pengeluaran wisatawan. 15. Untuk butir pertanyaan P15 mayoritas responden menyatakan setuju bahwa masyarakat Pulau Untung Jawa ikut menikmati infrastruktur pariwisata. 16. Untuk butir pertanyaan P16 mayoritas responden menyatakan setuju bahwa masyarakat Pulau Untung Jawa ikut menikmati sarana transportasi dari dan ke Pulau Untung Jawa. 17. Untuk butir pertanyaan P17 mayoritas responden menyatakan setuju bahwa masyarakat Pulau Untung Jawa ikut memanfaatkan fasilitas penunjang pariwisata.
4.8
Uji Instrumen Data 4.8.1 Uji Validitas Uji validitas dalam penelitian digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Jadi, semakin tinggi validitas suatu alat ukur, semakin tepat alat ukur tersebut mengenai sasaran. Pengujian validitas dalam penelitian ini adalah dengan mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan
53 dengan total skor konstruk atau variabel yang ada. Uji korelasi yang digunakan dengan menggunakan “Pearson Correlation”. Adapun dasar pengambilan keputusan dengan menmbandingkan nilai signifikansi dengan level of significant (10%) adalah sebagaiberikut: -
Jika Signifikansi < 0.10 maka Item Pertanyaan Valid.
-
Jika Signifikansi > 0.10 maka Item Pertanyaan tidak Valid. Berikut adalah hasil pengujian validitas berdasarkan data yang diperoleh,
yang diolah menggunakan SPSS 22.0.
•
Pengembangan Pariwisata (X) Tabel 4.15 Pengembangan Pariwisata (X) No
Item Pertanyaan
r-hitung
Keterangan
1
P1
,215
Valid
2
P2
,465
Valid
3
P3
,763
Valid
4
P4
,465
Valid
5
P5
,572
Valid
6
P6
,274
Valid
7
P7
,625
Valid
8
P8
,464
Valid
9
P9
,521
Valid
10
P10
,648
Valid
11
P11
,676
Valid
12
P12
,602
Valid
13
P13
,394
Valid
14
P14
,702
Valid
15
P15
,534
Valid
16
P16
,632
Valid
17
P17
,632
Valid
18
P18
,652
Valid
19
P19
,688
Valid
20
P20
,562
Valid
54 21
P21
,610
Valid
22
P22
,579
Valid
23
P23
,637
Valid
Hasil uji validitas pada variabel Pengembangan Pariwisata menunjukan bahwa ada pada variabel tersebut adalah valid, karena nilai Sig. dari masingmasing item adalah lebih kecil dari 0,10. •
Dampak Ekonomi (Y) Tabel 4.16 Dampak Ekonomi (Y) No
Item Pertanyaan
r-hitung
Keterangan
1
P1
,139
Valid
2
P2
,379
Valid
3
P3
,605
Valid
4
P4
,602
Valid
5
P5
,445
Valid
6
P6
,460
Valid
7
P7
,376
Valid
8
P8
,116
Valid
9
P9
,410
Valid
10
P10
,406
Valid
11
P11
,422
Valid
12
P12
,434
Valid
13
P13
,262
Valid
14
P14
,462
Valid
15
P15
,427
Valid
16
P16
,239
Valid
17
P17
,453
Valid
Hasil uji validitas pada variabel Dampak Ekonomi menunjukan bahwa seluruh item yang ada pada variabel tersebut adalah valid, karena nilai Sig. dari masing-masing item adalah lebih kecil dari 0,10.
55 4.8.2 Uji Reliabilitas Uji realiabilitas diperlukan untuk mengukur tingkat keandalan kuesioner.Untuk itu, dilakukan uji realiabilitas pada instrumen penelitian dengan menghitung nilai Cronbach Alpha. • Pengembangan Pariwisata (X) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,919
23
Dari Hasil Uji reliabilitas pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s alpha pada variabel Pengembangan Pariwisata adalah 0,919 dengan nilai lebih besar dari 0.6, sehingga dapat dikatakan item pertanyaan pada variabel tersebut adalah Reliabel. • Dampak Ekonomi (Y) Reliability Statistics Cronbach's
N
Alpha
Items
,780
17
of
Dari Hasil Uji reliabilitas pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s alpha pada variabel Dampak Ekonomi adalah 0,780 dengan nilai lebih besar dari 0.6, sehingga dapat dikatakan item pertanyaan pada variabel tersebut adalah Reliabel.
4.9
Analisis Korelasi Analisis korelasi bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan linier
antara dua variabel serta mengukur keeratan hubungan dari kedua variabel tersebut. Kriteria tingkat kekuatan korelasi antara dua variabel adalah sebagai berikut.
56 Tabel 4.17Interprestasi koefisien korelasi nilai Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 - 1,000
Sangat Kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,40 – 0,599
Cukup Kuat
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2007:223)
Berikut adalah hasil perhitungan koefisien korelasi berdasarkan data hasil kuesioner yang diperoleh dan diolah menggunakan SPSS 21.0. Hipotesis : •
H0 :
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Pengaruh
Pengembangan Pariwisata terhadap Dampak Ekonomi •
Ha :
Terdapat hubungan yang signifikan antara Pengaruh
Pengembangan Pariwisata terhadap Dampak Ekonomi
Tabel 4.18Koefisien Korelasi Data SPSS Correlations PENGEMBANGAN
DAMPAK
PARIWISATA (X)
EKONOMI (Y)
PENGEMB Pearson Correlation ANGAN
Sig. (2-tailed)
PARIWISA N TA (X) DAMPAK
Pearson Correlation
EKONOMI Sig. (2-tailed) (Y)
1
N
,624
**
,000 86
86
**
1
,624
,000 86
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari korelasi antara Dampak Ekonomi dengan Pengembangan Pariwisata adalah 0,000 yang bernilai kurang dari taraf signifikansi 10% (0,10), sehingga keputusan adalah tolak H0, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara Dampak Ekonomi dengan Pengembangan Pariwisata. Dari uji korelasi pearson di atas, memiliki korelasi positif dengan nilai
86
57 Pearson Correlation adalah sebesar 0,624 yang tergolong pada kategori kuat. Nilai koefisien korelasi yang bertanda positif menunjukan bahwa hubungan antara variabel Dampak Ekonomi dan variabel Pengembangan Pariwisata adalah memiliki hubungan yang searah.
4.10 Analisis Model Regresi Analisis regresi linier sederhana dilakukan dengan Pengembangan Pariwisata (X) sebagai variabel bebas serta Dampak Ekonomi (Y) sebagai variabel terikat. Adapun rumus regresi adalah sebagai berikut:
Y = a + bX
Tabel 4.19 Regresi Linier Sederhana Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) PENGEMBANGAN PARIWISATA (X)
a
Std. Error
21,046
6,374
,473
,065
Beta
t
,624
Sig.
3,302
,001
7,310
,000
a. Dependent Variable: DAMPAK EKONOMI (Y)
Y = 21,046 + 473X Keterangan : •
X : Pengembangan Pariwisata
•
Y : Dampak Ekonomi
Berdasarkan hasil persamaan regresi diatas dapat dilihat bahwa nilai koefiensi regresi variabel Pengembangan Pariwisata (X) adalah sebesar 473, artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan nilai dari Pengembangan Pariwisata mengalami kenaikan 1 satuan, maka nilai dari Dampak Ekonomi akan mengalami kenaikan sebesar 473 satuan. Begitupula sebaliknya, jika variabel independen lain nilainya tetap dan nilai dari Pengembangan Pariwisata mengalami penurunan 1 satuan, maka nilai dari variabel Dampak Ekonomi akan mengalami penurunan
58 sebesar 473 satuan. Dalam hal ini pengaruh dari variabel independen Pengembangan Pariwisata adalah berbanding lurus dengan Dampak Ekonomi, artinya semakin meningkat Pengemangan Pariwisata, maka nilai Dampak Ekonomi juga akan semakin meningkat, begitu pula sebaliknya. Selanjutnya adalah dilakukan pengujian hipotesis. Uji hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil perhitungan berdasarkan data yang diperoleh:
Hipotesis : • H0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara Pengembangan Pariwisata (X) terhadap Dampak Ekonomi (Y). • H1 : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh antara Pengembangan Pariwisata (X) terhadap Dampak Ekonomi (Y). Keputusan : Terdapat pengaruh antara Dampak Ekonomi (X) terhadap Pengembangan Pariwisata (Y)(p-value 0.000 < 0.10) Tolak Ho
Dari tabel diatas menunjukan nilai signifikansi adalah 0.000 yang bernilai kurang dari α = 0.05, oleh karena itu keputusan adalah tolak H0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara Dampak Ekonomi (X) terhadap Pengembangan Pariwisata (Y). 4.11 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa baik garis regresi sesuai dengan data aktualnya (goodness of fit). Koefisien determinasi ini mengukur presentase total variasi variabel dependen Y yang dijelaskan oleh variabel independen di dalam garis regresi
Tabel 4.20Koefisien Determinasi Model Summary Mod el 1
R ,624
a
Adjusted R
Std. Error of the
R Square
Square
Estimate
,389
,382
5,748
a. Predictors: (Constant), PENGEMBANGAN PARIWISATA (X)
59 Dari tabel diatas diperoleh koefisien determinasi atau R Square adalah 0.389 artinya 38,9 % variabel terikat yaitu Pengembangan Pariwisata (Y) variasinya dapat dijelaskan oleh variabel bebas Dampak Ekonomi (X) dan sisanya sebesar 61,1 % dijelaskan oleh variabel diluar variabel yang digunakan.
4.12 Penjabaran Frekuensi 4.12.1 Variabel Pengembangan Pariwisata (X) 1. Wisatawan • Wisatawan Nusantara Tabel 4.21Variabel Wisatawan Nusantara P1 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
2,3
Ragu-Ragu
11
12,8
12,8
15,1
Setuju
39
45,3
45,3
60,5
Sangat Setuju
34
39,5
39,5
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 1 responden tidak setuju, 11 responden ragu-ragu, 39 responden setuju dan 34 responden sangat setuju bahwa Pulau Untung Jawa menempati urutan pertama kunjungan wisata ke Pulau Untung Jawa.
60 • Wisatawan Mancanegara Tabel 4.22Variabel Wisatawan Mancanegara P2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
2
2,3
2,3
3,5
Ragu-Ragu
17
19,8
19,8
23,3
Setuju
51
59,3
59,3
82,6
Sangat Setuju
15
17,4
17,4
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 2 responden tidak setuju, 17 responden ragu-ragu, 51 responden setuju dan 15 responden sangat setuju bahwa Pulau Untung Jawa merupakan salah satu tempat kunjungan wisatawan mancanegara.
2. Transportasi •
Sarana dan prasarana transportasi
Tabel 4.23VariabelSarana dan Prasarana Transportasi P3 Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
1,2
1,2
1,2
Setuju
55
64,0
64,0
65,1
Sangat Setuju
30
34,9
34,9
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 55 responden setuju, dan 30 responden sangat setuju bahwa sarana transportasi penumpang mudah di akses oleh masyarakat dan wisatawan.
61 •
Sarana dan prasarana transportasi lokal Tabel 4.24VariabelSarana dan Prasarana Transportasi Lokal P4 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Setuju
2
2,3
2,3
2,3
Ragu-Ragu
2
2,3
2,3
4,7
Setuju
46
53,5
53,5
58,1
Sangat Setuju
36
41,9
41,9
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 2 responden tidak setuju, 2 responden ragu-ragu, 46 responden setuju dan 36 responden sangat setuju bahwa tersedianya transportasi di Pulau Untung Jawa.
3. Objek dan Daya Tarik Wisata •
Objek wisata alam
Tabel 4.25VariabelObjek Wisata Alam P5 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Ragu-Ragu
1
1,2
1,2
2,3
Setuju
34
39,5
39,5
41,9
Sangat Setuju
50
58,1
58,1
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 1 responden ragu-ragu, 34 responden setuju dan 50 responden sangat setuju bahwa Pulau Untung Jawa memiliki objek wisata alam.
62 •
Objek wisata budaya Tabel 4.26VariabelSarana dan Prasarana Transportasi P6 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
2,3
Ragu-Ragu
15
17,4
17,4
19,8
Setuju
48
55,8
55,8
75,6
Sangat Setuju
21
24,4
24,4
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 1 responden tidak setuju, 15 responden ragu-ragu, 48 responden setuju dan 21 responden sangat setuju bahwa Pulau Untung Jawa memiliki objek wisata budaya.
•
Objek wisata minat khusus Tabel 4.27VariabelObjek Wisata Minat Khusus P7 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Ragu-Ragu
4
4,7
4,7
5,8
Setuju
61
70,9
70,9
76,7
Sangat Setuju
20
23,3
23,3
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 4 responden ragu-ragu, 61 responden setuju dan 20 responden sangat setuju bahwa Pulau Untung Jawa memiliki objek wisata minat khusus.
63 4. Fasilitas Pelayanan •
Akomodasi Tabel 4.28VariabelAkomodasi P8 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
3
3,5
3,5
3,5
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
4,7
Ragu-Ragu
3
3,5
3,5
8,1
Setuju
54
62,8
62,8
70,9
Sangat Setuju
25
29,1
29,1
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 3 responden sangat tidak setuju, 1 responden tidak setuju, 3 responden ragu-ragu, 54 responden setuju dan 25 responden sangat setuju bahwa dengan adanya homestay atu tempat penginapan mampu menambah pendapatan masyarakat Pulau Untung Jawa •
Restoran atau rumah makan Tabel 4.29VariabelRestoran atau Rumah Makan P9 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
3
3,5
3,5
4,7
Ragu-Ragu
2
2,3
2,3
7,0
Setuju
56
65,1
65,1
72,1
Sangat Setuju
24
27,9
27,9
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 3 responden tidak setuju, 2 responden ragu-ragu, 56 responden setuju dan 24 responden sangat setuju bahwa dengan membuka restoran atau rumah
64 makan dapat menjadi sumber mata pencaharian sebagian masyarakat Pulau Untung Jawa. •
Fasilitas kesehatan Tabel 4.30VariabelFasilitas Kesehatan P10 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
2
2,3
2,3
3,5
Ragu-Ragu
3
3,5
3,5
7,0
Setuju
52
60,5
60,5
67,4
Sangat Setuju
28
32,6
32,6
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 2 responden tidak setuju, 3 responden ragu-ragu, 52 responden setuju dan 28 responden sangat setuju bahwa Puskesmas Pulau Untung Jawa dapat menjadi fasilitas kesehatan bagi masyarakat dan wisatawan yang berkunjung. •
Information center Tabel 4.31VariabelInformation Center P11 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
2,3
Ragu-Ragu
2
2,3
2,3
4,7
Setuju
55
64,0
64,0
68,6
Sangat Setuju
27
31,4
31,4
100,0
Total
86
100,0
100,0
65 Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 1 responden tidak setuju, 2 responden ragu-ragu, 55 responden setuju dan 27 responden sangat setuju dengan adanya pusat informasi wisatawan memudahkan wisatawan mendapatkan informasi mengenai Pulau Untung Jawa. •
WC Umum Tabel 4.32VariabelWC Umum P12 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
2
2,3
2,3
3,5
Ragu-Ragu
7
8,1
8,1
11,6
Setuju
46
53,5
53,5
65,1
Sangat Setuju
30
34,9
34,9
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 2 responden tidak setuju, 7 responden ragu-ragu, 46 responden setuju dan 30 responden sangat setuju bahwa WC umum yang bersih merupakan salah satu pununjang wisatawan saat berkunjung ke Pulau Untung Jawa.
66 5. Infrastruktur •
Air bersih Tabel 4.33VariabelSarana dan Prasarana Transportasi P13 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Setuju
3
3,5
3,5
3,5
Ragu-Ragu
6
7,0
7,0
10,5
Setuju
43
50,0
50,0
60,5
Sangat Setuju
34
39,5
39,5
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 3 responden tidak setuju, 6 responden ragu-ragu, 43 responden setuju dan 34 responden sangat setuju bahwa air bersih mudah diperoleh di Pulau Untung Jawa.
•
Listrik Tabel 4.34VariabelListrik P14 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Ragu-Ragu
5
5,8
5,8
7,0
Setuju
36
41,9
41,9
48,8
Sangat Setuju
44
51,2
51,2
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 5 responden ragu-ragu, 36 responden setuju dan 44 responden sangat setuju bahwa listrik sangat memudahkan masyarakat dan wisatawan beraktifitas.
67 •
Layanan Komunikasi Tabel 4.35VariabelLayanan Komunikasi P15 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
2,3
Ragu-Ragu
8
9,3
9,3
11,6
Setuju
37
43,0
43,0
54,7
Sangat Setuju
39
45,3
45,3
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 1 responden tidak setuju, 8 responden ragu-ragu, 37 responden setuju dan 39 responden sangat setuju bahwa telekomunikasi memudahkan masyarakat mengakses dunia luar.
•
Pengelolaan tempat pembuangan akhir Tabel 4.36 VariabelSarana dan Prasarana Transportasi P16 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Ragu-Ragu
2
2,3
2,3
3,5
Setuju
39
45,3
45,3
48,8
Sangat Setuju
44
51,2
51,2
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 2 responden ragu-ragu, 39 responden setuju dan 44 responden sangat setuju bahwa pengelolaan tempat pembuangan akhir sampah sangat penting untuk menjaga kebersihan dan kelestarian Pulau Untung Jawa.
68 •
Sumur bor atau sumur resapan air Tabel 4.37VariabelSarana dan Prasarana Transportasi P17 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Ragu-Ragu
5
5,8
5,8
7,0
Setuju
33
38,4
38,4
45,3
Sangat Setuju
47
54,7
54,7
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel
diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak
setuju, 5 responden ragu-ragu, 33 responden setuju dan 47 responden sangat setuju bahwa sumur bor dan sumur resapan air merupakan tempat resapan air bersih.
69 •
Keamanan Tabel 4.38VariabelKeamanan P18 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Ragu-Ragu
5
5,8
5,8
7,0
Setuju
33
38,4
38,4
45,3
Sangat Setuju
47
54,7
54,7
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 5 responden ragu-ragu, 33 responden setuju dan 47 responden sangat setuju bahwa
6. Masyarakat lokal •
Kesiapan masyarakat Tabel 4.39VariabelKesiapan Masyarakat P19 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Ragu-Ragu
9
10,5
10,5
11,6
Setuju
48
55,8
55,8
67,4
Sangat Setuju
28
32,6
32,6
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 9 responden ragu-ragu, 48 responden setuju dan 27 responden sangat setuju bahwa masyarakat Pulau Untung Jawa siap dan akan terhadap pengembangan pariwisata.
mendukung
70 •
Masyarakat lokal memegang peranan penting Tabel 4.40VariabelPeranan Penting Masyarakat Lokal P20 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Ragu-Ragu
1
1,2
1,2
2,3
Setuju
54
62,8
62,8
65,1
Sangat Setuju
30
34,9
34,9
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 1 responden ragu-ragu, 54 responden setuju dan 33 responden sangat setuju bahwa masyarakat Pulau Untung Jawa memegang peranan penting terhadap pariwisata di pulau tesebut.
•
Kualitas Pelayanan Tabel 4.41VariabelKualitas Pelayanan P21 Cumulative Frequency
Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
1,2
1,2
1,2
Ragu-Ragu
10
11,6
11,6
12,8
Setuju
52
60,5
60,5
73,3
Sangat Setuju
23
26,7
26,7
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden tidak setuju, 10 responden ragu-ragu, 52 responden setuju dan 3 responden sangat setuju bahwa masyarakat mengetahui kualitas pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
71 •
Pariwisata sebagai suatu faktor budaya dan pekerjaan Tabel 4.42VariabelKesiapan Masyarakat P22 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
2,3
Ragu-Ragu
3
3,5
3,5
5,8
Setuju
59
68,6
68,6
74,4
Sangat Setuju
22
25,6
25,6
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 1 responden tidak setuju, 3 responden ragu-ragu, 59 responden setuju dan 22 responden sangat setuju bahwa masyarakat Pulau Untung Jawa melihat pariwisata sebagai suatu faktor budaya dan pekerjaan.
•
Informasi Tabel 4.43VariabelInformasi P23 Cumulative Frequency
Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
1,2
1,2
1,2
Setuju
39
45,3
45,3
46,5
Sangat Setuju
46
53,5
53,5
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden tidak setuju, 39 responden setuju dan 46 responden sangat setuju bahwa semakin banyaknya akses informasi mengenai Pulau Untung Jawa memudahkan wisatawan mengetahui informasi pulay tersebut.
72 4.12.2 Dampak Pariwisata (Y) 1. Pendapatan dari valuta asing Tabel 4.44VariabelPendapatan dari Valuta Asing P1 Cumulative Frequency Valid
Sangat Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Percent
9
10,5
10,5
10,5
Tidak Setuju
16
18,6
18,6
29,1
Ragu-Ragu
10
11,6
11,6
40,7
Setuju
42
48,8
48,8
89,5
9
10,5
10,5
100,0
86
100,0
100,0
Sangat Setuju Total
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 9 responden sangat tidak setuju, 16 responden tidak setuju, 10 responden ragu-ragu, 42 responden setuju dan 9 responden sangat setuju dengan adanya tempat penukaran mata uang asing. 2. Menyehatkan neraca perdagangan luar negeri Tabel 4.45VariabelMenyehatkan Neraca Perdagangan Luar Negri P2 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
2
2,3
2,3
2,3
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
3,5
Ragu-Ragu
10
11,6
11,6
15,1
Setuju
40
46,5
46,5
61,6
Sangat Setuju
33
38,4
38,4
100,0
86
100,0
100,0
Total
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 2 responden sangat tidak setuju, 1 responden tidak setuju, 10 responden ragu-ragu, 40 responden setuju dan 33 responden sangat setuju bahwa Pulau Untung Jawa memiliki kerajinan asli lokal yang dapat menembus pasar luar negeri.
73 3. Pendapatan dari usaha tau bisnis pariwisata •
Industri rumah tangga yang mandiri Tabel 4.46VariabelIndustri Rumah Tangga Mandiri P3 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
2
2,3
2,3
2,3
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
3,5
Ragu-Ragu
2
2,3
2,3
5,8
Setuju
51
59,3
59,3
65,1
Sangat Setuju
30
34,9
34,9
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 2 responden sangat tidak setuju, 1 responden tidak setuju, 2 responden ragu-ragu, 51 responden setuju dan 30 responden sangat setuju bahwa adanya industri rumah tangga yang mandiri di Pulau Untung Jawa. •
Munculnya bisnis pariwisata Tabel 4.47VariabelMunculnya Bisnis Pariwisata P4 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Ragu-Ragu
5
5,8
5,8
7,0
Setuju
42
48,8
48,8
55,8
Sangat Setuju
38
44,2
44,2
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden tidak setuju, 5 responden ragu-ragu, 42 responden setuju dan 38 responden sangat setuju bahwa dengan adanya pengembangan pariwisata bermunculan pula bisnis pariwisata.
74 •
Adanya kerajinan asli masyarakat lokal Tabel 4.48VariabelAdanya Kerajinan Asli Masyarakat Lokal P5 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
1
1,2
1,2
2,3
Ragu-Ragu
3
3,5
3,5
5,8
Setuju
30
34,9
34,9
40,7
Sangat Setuju
51
59,3
59,3
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 1 responden sangat tidak setuju, 1 responden tidak setuju, 3 responden ragu-ragu, 30 responden setuju dan 51 responden sangat setuju bahwa Pulau Untung Jawa memiliki kerajijnan khas.
4. Pendapatan pemerintah •
Pajak penghasilan Tabel 4.49VariabelPajak Penghasilan P6 Cumulative Frequency
Valid
Sangat Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Percent
3
3,5
3,5
3,5
Tidak Setuju
17
19,8
19,8
23,3
Ragu-Ragu
24
27,9
27,9
51,2
Setuju
27
31,4
31,4
82,6
Sangat Setuju
15
17,4
17,4
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 3 responden sangat tidak setuju, 17 responden tidak setuju, 24 responden ragu-ragu, 27 responden setuju dan 51 responden sangat setuju bahwa pendapatan pemerintah salah satunya berasal dari sektor pariwisata berupa pajak.
75 •
Retribusi Daerah Tabel 4.50VariabelRetribusi Daerah P7 Cumulative Frequency
Valid
Sangat Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
1,2
1,2
1,2
Tidak Setuju
14
16,3
16,3
17,4
Ragu-Ragu
25
29,1
29,1
46,5
Setuju
35
40,7
40,7
87,2
Sangat Setuju
11
12,8
12,8
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel
diatas dapat dijelaskan 1responden sangat tidak setuju, 14
responden tidak setuju, 25 responden ragu-ragu, 35 responden setuju dan 11 responden sangat setuju bahwa. Sebagian responden menyadari bahwa infrastruktur pariwisata dibiayayai oleh retribusi daerah. •
Service Tax Tabel 4.51VariabelService Tax P8 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
10
11,6
11,6
11,6
Tidak Setuju
27
31,4
31,4
43,0
Ragu-Ragu
17
19,8
19,8
62,8
Setuju
21
24,4
24,4
87,2
Sangat Setuju
11
12,8
12,8
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 10 responden sangat tidak setuju, 27 responden tidak setuju, 17 responden ragu-ragu, 21 responden setuju dan 11 responden sangat setuju terhadap penetapan pajak 10% dalam sektor pariwisata.
76 5. Penyerapan tenaga kerja •
Terbukanya lapangan kerja baru Tabel 4.52VariabelTerbukanya Lapangan Kerja Baru P9 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
3
3,5
3,5
3,5
Tidak Setuju
9
10,5
10,5
14,0
Ragu-Ragu
4
4,7
4,7
18,6
Setuju
27
31,4
31,4
50,0
Sangat Setuju
43
50,0
50,0
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 3 responden sangat tidak setuju, 9 responden tidak setuju, 4 responden ragu-ragu, 27 responden setuju dan 43 responden sangat setuju bahwa pengembangan pariwisata mampu membuka lapangan kerja baru. •
Berkurangnya angka pengangguran Tabel 4.53VariabelBerkurangnya Angka Pengangguran P10 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
2
2,3
2,3
2,3
Tidak Setuju
4
4,7
4,7
7,0
Ragu-Ragu
2
2,3
2,3
9,3
Setuju
49
57,0
57,0
66,3
Sangat Setuju
29
33,7
33,7
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 2 responden sangat tidak setuju, 4 responden tidak setuju, 2 responden ragu-ragu, 49 responden setuju dan 29 responden sangat setuju bahwa adanya berkurangnya pengangguran di masyarakat Pulau Untung Jawa setelah masuknya pariwisata.
77 •
Perubahan mata pencaharian Tabel 4.54VariabelPerubahan Mata Pencaharian P11 Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Sangat Tidak Setuju
3
3,5
3,5
3,5
Tidak Setuju
8
9,3
9,3
12,8
Ragu-Ragu
13
15,1
15,1
27,9
Setuju
43
50,0
50,0
77,9
Sangat Setuju
19
22,1
22,1
100,0
Total
86
100,0
100,0
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan 3 responden sangat tidak setuju, 8 responden tidak setuju, 13 responden ragu-ragu, 43 responden setuju dan 19 responden sangat setuju bahwa adanya perubahan mata pencaharian masyarakat setelah masuknya pariwisata.
SIMPULAN DAN SARAN 1.
Pengembangan pariwisata telah ada sejak tahun 2003 di Pulau Untung Jawa dan itu terus hingga saat ini. Adanya pengembangan pariwisata memberikan perubahan – perubahan kepada masyarakat dalam banyak hal. Pengembangan pariwisata di Pulau Untung Jawa berlandaskan kepada pengembangan masyarakat lokal juga. Disamping itu pula masyarakat dapat ikut serta merasakan pengembangan pariwisata yang ada. Dalam perhitungan kasus survei mayoritas responden memilih jawaban yang sama dalam hal menanggapi pertanyaan untuk variabel pengembangan pariwisata (X) dimana rata – rata jawaban adalah 4 dan 5 atau setuju dan sangat setuju. Hal ini menunjukan adanya pengembangan pariwisata di Pulau Untung Jawa. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa pengembangan
pariwisata
mempunyai
pengaruh
yang
sangat
signifikan
antara
pengembangan pariwisata dan dampak ekonomi dengan nilai 0,624 yang berarti kuat. 2.
Adanya dampak ekonomi yang terjadi di masyarakat Pulau Untung Jawa, yaitu pergeseran mata pencaharian dan terbukannya lapangan usaha baru bagi masyarakat Pulau Untung Jawa. Dari hasil observasi melihat bahwa rumah penduduk di Pulau Untung Jawa bersifat permanen dan hanya sedikit yang bersifat semi permanen. Selai itu alat moda transportasi sepeda motor adalah hal yang biasa bagi mereka dan hampir semua masyarakat lokal disana
78 memilikinya. Hali ini jelas mengatakan bahwa masyarakat lokal Pulau Untung Jawa telah sanggup secara ekonomi. Dalam hasil perhitungan kasus survei mayoritas responden memilih jawaban yang sama dalam menanggapi pertanyaan untuk variabel dampak ekonomi (Y) dimana rata – rata jawaban adalah 4 dan 5 atau setuju dan sangat stuju. Hal ini menyatakan bahwa masyarakat Pulau Untung Jawa merasakan adanya dampak ekonomi yang terjadi di kehidupan mereka. 3.
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, di dapat hasil pengaruh antara variabel pengembangan pariwisata (X) dan dampak ekonomi (Y) sebesar 38,9% yang berarti adanya pengaruh pengembangan pariwisata terhadap dampak ekonomi. Sisa pengaruh sebesar 61,1% dapat berupa faktor – faktor lain diluar variabel yang digunakan.
Menurut hasil penelitian studi kasus ini, peneliti dapat memberikan saran berupa : 1.
Selama ini masyarakat Pulau Untung Jawa lebih menginginkan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) daripada money changer.Hal ini dilihat saat observasi langsung kepada masyarakat. Meskipun dalam hasil kuesioner, mayoritas responden menjawab setuju dengan adanya tempat penukaran uang asing. Untuk itu, kepada pemerintah terkait seharusnyalah memberikan fasilitas ATM seperti di Pulau Pramuka dan Pulau Tidung utuk memudahkan transaksi keuangan masyarakat.
2.
Pada pertanya nomer 2 pada variabel Pengembangan Pariwisata dijelaskan bahwa Pulau Untung Jawa merupakan salah satu tujuan wisatawan. Mayoritas responden menjawab setuju, tetapi dalam kenyataanya menurut hasil arsip dan data yang diperoleh Pulau Untung Jawa bukan merupakan tujuan wisatawan mancanegara dilihat dari kunjungan wisatawan asing yang berkunjung dan hasil observasi selama 15 hari. Untuk itu, pemerintah seharusnyalah lebih mempromosikan Pulau Untung Jawa kepada wisatawan mancanegara mengingat pulau tersebut merupakan pulau pemukiman pertama yang dikembangkan untuk pariwisata dan sebagai desa percontohan nelayan. Masyarakat Pulau Untung Jawa pun harusnylah ikut terlibat dalam mempromosikan pulau mereka ke mancanegara dengan website yang berbahasa inggris, promosi ke media sosial dan lainnya.
3.
Mayoritas responden setuju bahwa pengelolaan pembuangan akhir sampah sangat penting untuk menjaga kebersihan dan kelestarian Pulau Untung Jawa. Tetapi permasalahan yang ditemui dalam penelitian ini melihat bahwa tempat pembungan akhir sampah posisinya di depan pulau tersebut dan tepat di pinggir jalan. Sehingga wisatawan dan masyarakat dapat langsung melihat kubangan penuh sampah. Untuk itu masyarakat dan pemerintah sebaiknyalah memindahkan posisi tempat pembuangan sampah ke bagian belakang pulau. Karena dengan begitu Pulau Untung Jawa akan terlihat lebih bersih dan asri.
4.
Pulau Untung Jawa menerapkan sistem keamanan 24 jam dan itu diaminin oleh responden dengan hasil mayoritas menjawab sangat setuju. Tetapi yang sebenarnya terjadi di lapangan bahwa pos-pos kemanan yang ada di pulau tampak kosong dan tidak ada yang menunggui.
79 Sebaiknyalah pemerintah dan masyarakat tetap konsisten dengan pelayanan keamanan yang diberikan untuk masyarakat dan wisatawan. Sehingga memudahkan masyarakat dan wisatawan menghubungi pihak kemanan jika dibutuhkan. 5.
Dalam pernyataan tentang service tax 10%, mayoritas responden menjawab tidak setuju terhadap penetapan pajak 10% kepada wisatawan. Dalam hal ini pemerintah tidak menetapkan pajak kepada wisatawan yang berkunjung ke Pulau Untung Jawa dalam setiap transaksinya. Karena pariwisata di Pulau Untung Jawa bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Dan untuk kedepannya pun pemrintah tetap kosnsisten untuk tidak menerapkan service tax, terlebih lagi jika proyek besar pemerintah Jakarta yang akan menghubungkan setiap kepulauan di seribu dan menjadikan tempat wisata komersil.
6.
Hasil pertanyaan nomer 10 dalam variabel dampak ekonomi mayoritas responden menjawab setuju jika pengangguran di Pulau Untung Jawa berkurang setelah masuknya pariwisata. Tetapi keadaan di lapangan masih adanya pengangguran di pulau tersebut. Untuk itu pemerintah sebaiknya tetap konsisten dalam mengurangi angka pengangguran di Pulau Untung Jawa.
REFERENSI •
Buku Profil Kelurahan Untung Jawa
•
Buku Saku. 2013. Profil Kelurahan Pulau Untung Jawa Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
•
Cook, Roy A., Yale, Laura J., Marqua, Joseph J. 2010. Tourism The Business of Travel. Ohio: Pearson
•
Fletcher, John. 2005. Tourism Principles and Practice. England: Pearson Education Limited
•
Goeldner, Charles R., Ritchie, JR Brent. 2009. Tourism Principles, Practices, Philosophies. New Jersey: John Wiley & Sons Inc
•
http://suara jakarta.co
•
http://www.tempo.co/read/news/2014/03/06/202559869/Pariwisata-IndonesiaLampau-Pertumbuhan-Ekonomi
•
Laporan Kelurahan Untung Jawa Bulan Febuari 2014
•
Lubis, Ruhut Mangaradja. 2012. Pariwisata dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kepulauan (Kasus : Pulau Pramuka Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu). Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
•
Mahmud, H. Muchtar. (2010). Jurnal Varia Pariwisata Vol. 1 No. 2
•
Pitana, I Gde., Diarta, I Ketut Surya. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi
80 •
Pitana, I Gde., Diarta, I Ketut Surya. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi
•
Raza, Abdur., Suprihardjo, Rimadewi. Pengembangan Kawasan Pariwisata Terpadu di Kepulauan Seribu. 2013. Jurnal Teknik Pomits Vol. 2, No. 1
•
Riduwan., Kuncoro, Ahmad Engkos. 2007. Analisa Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta
•
Ridwan, Mohammad. 2012. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT. Softmedia
•
Siregar, Sofyan. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
•
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
•
Sulaiman, Samsudin. 2013. Pengantar Statistika Pariwisata. Bandung: Alfabeta
•
Suwantoro, G. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi
•
Wardiyanto.,Baiquni, DR. M. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Bandung: Lubuk Agung
•
World Travel and Tourism Council (WTTC) 2013
•
Yin, Robert K. 2014. Studi Kasus, Desain & Metode. Depok: Rajagrafindo
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Ayuningtyas Widiani lahir di kota Depok pada 21 Januari 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Hotel Management pada 2014.