ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF
PENGARUH PEMEKARAN KECAMATAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT (Studi Pada Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun) Sri Utari Haloho Email :
[email protected] Jl. Dr. Sofyan No 1 Kampus FISIP USU Departemen Ilmu Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara Diterima 9 Juni 2015/ Disetujui 23 Juni 2015
Abstract This study aims to determine how much influence the expansion districts on the socio-economic conditions of people in the District Pamatang Sidamanik. The socio-economic indicators in this study can be seen from the income, education, health and housing. The method used in this research is quantitative. The data obtained by distributing questionnaires to 100 (one hundred) respondents consisting of community. Furthermore, the data that is processed by techniques Product Moment Correlation Test, significant, and the coefficient determinant to see how big the effect of variable X to variable Y. Keyword: Expansion of the District, Socio Economic Conditions, Simalungun district
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemekaran kecamatan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Pamatang Sidamanik. Adapun indikator sosial ekonomi dalam penelitian ini dapat dilihat dari pendapatan, pendidikan, kesehatan dan perumahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif. Data-data yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 (seratus) responden yang terdiri dari masyarakat. Selanjutnya data yang ada diolah dengan Teknik Korelasi Product Moment, Uji signifikan, dan koefisien determinan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Kata kunci : Pemekaran Kecamatan, Kondisi Sosial Ekonomi, Kabupaten Simalungun.
PENDAHULUAN Kebijakan otonomi daerah telah memberikan peluang yang besar bagi daerah untuk mengelola dan mengembangkan daerah berdasarkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan aspirasi dan inisiatif masing-masing daerah. Dengan kewenangan yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri berarti juga daerah tersebut
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
berusaha untuk mengatasi kendalakendala yang dihadapi dalam upaya mengelola dan mengembangkan daerah agar dapat lebih maju dari sebelumnya.Kecamatan Pamatang Sidamanik merupakan salah satu daerah Otonom di Kabupaten Simalungun,berdasarkan Peraturan Derah Kabupaten Simalungun Nomor 9 Tahun 2002 ,Kecamatan Pamatang Sidamanik resmi untuk dimekarkan pada
513
PERSPEKTIF
hari Kamis ,tanggal 16 Januari 2003 oleh Bupati Simalungun Ir.John Hugo Silalahi. Pemekaran daerah kecamatan dapat dilakukan jika paling tidak terdiri dari 5 desa dan terdiri dari beberapa kelurahan dan dusun. Wilayah Kecamatan Pamatang Sidamanik sendiri terdiri dari 10 desa yaitu Desa Sopolha Horison, Desa Pem.Tambun Raya, Desa Sihaporas, Desa Desa Jorlang Huluan,desa Bandar Manik, desa Sait Buttu Saribu,desa Pematang Sidamanik,desa Sarimantin , desa Simantin,dan desa Gorak dan itu sudah memenuhi syarat untuk dapat memekarkan daerah kecamatan selain tentunya faktor-faktor lainnya seperti sumber daya alam dan sumber daya manusia yang memadai. Melihat kondisi sumber daya alam yang cukup baik maka sudah selayaknyalah dimekarkan, selain itu juga pemekaran ini sangat didukung penuh oleh masyarakat setempat karena dengan adanya pemekaran tentunya akan sangat membantu kehidupan masyarakat setempat juga untuk mengembangkan daerah Kecamatan Pamatang Sidamanik menuju kecamatan yang lebih maju dan berkembang. Menurut Badan Pusat Statistik Pemerintah Kabupaten Simalungun, jumlah penduduk Kecamatan Pamatang Sidamanik pada tahun 2011 adalah 20.842 jiwa yang terdiri dari 10.362 perempuan dan 10.480 laki-laki dan dengan 4764 kepala keluarga (KK). Dari tahun ke tahun jumlah penduduk kecamatan ini terus bertambah baik itu dengan adanya kelahiran ataupun pendatang yang pada akhirnya menetap dan memilih tinggal di daerah ini. Potensi Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun sebagai salah satu daerah pemekaran memang tidaklah salah melihat dari besarnya potensi yang dimilki daerah ini untuk dapat berdiri sendiri. Potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh daerah ini sangatlah besar tetapi belum efektif dalam meningkatkan
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
kesejahteraan masyarakat karena kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengembangkan sumber daya alam yang ada serta kurangnya penyuluhan yang diberikan oleh pemerintah daerah setempat. Tulang punggung perekonomian masyarakatnya sebagian besar bertumpu pada sektor pertanian, selain itu ada juga pada sektor perkebunan dan juga perikanan.Wilayah Kecamatan Pamatang Sidamanik adalah wilayah yang sangat subur untuk bercocok tani dan berkebun.Mayoritas masyarakat di Kecamatan Pamatang Sidamanik bercocok tanam padi dan berkebun Kopi.di Kecamatan Pamatang Sidamanik ini terdapat perkebunan teh PTP Nusantara IV milik BUMN sehingga minoritas penduduknya bekerja sebagai karyawan perkebunan. Sebagian desa yang berada di Kecamatan Pamatang Sidamanik juga tepat berada di tepi Danau Toba.Jadi ,apabila dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya ini dapat menambah pemasukan bagi pemerintah daerah ataupun masyarakat setempat dari sektor pariwisata.Selain itu beberapa desa yang berada tepat di pinggir Danau Toba ,penduduknya dapat berprofesi menjadi nelayan ,dengan menangkap langsung ataupun membuat keramba. Setelah pemekaran daerah, masyarakat banyak mendapatkan pengarahan dari pemerintah daerah seperti petani diberikan penyuluhan bagimana cara bercocok tanam yang baik sehingga hasil panen melimpah ruah, apalagi kecamatan ini terkenal dengan setiap desanya penghasil kopi. Selain itu juga para nelayan digalakkan oleh pemerintah setempat bagaimana agar hasil tangkapan ikan lebih banyak lagi agar hasilnya dapat menambah perekonomian para nelayan.Setelah pemekaran pemerintahah daerah Kecamatan Pamatang Sidamanik juga banyak mendirikan organisasi dalam masyarakat seperti koperasi-koperasi dan perserikatan para petani dan buruh.
514
PERSPEKTIF
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pemekaran kecamatan terhadap kondisi Sosial Ekonomi masyarakat di Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun.
ISSN : 2085 – 0328
kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan.
TELAAH PUSTAKA Pengertian Otonomi Daerah Secara etimologis, pengertian otonomi daerah menurut Situmorang (1993) dalam Shinta (2009) berasal dari bahasa Latin, yaitu “autos” yang berarti sendiri dan “nomos” yang berarti aturan. Jadi dapat diartikan bahwa otonomi daerah adalah mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri. Dalam bahasa Inggris, otonomi berasal dari kata “autonomy”, dimana “auto” berarti sendiri dan “nomy” sama artinya dengan “nomos” yang berarti aturan atau Undang-undang. Jadi “autonomy” adalah mengatur diri sendiri. Sementara itu, pengertian lain tentang otonomi ialah sebagai hak mengatur dan memerintah diri sendiri atas insiatif dan kemauan sendiri. Hak yang diperoleh berasal dari pemerintah pusat. Lebih lanjut Undang-Undang Otonomi Daerah Nomor 32 tahun 2004 mendefinisikan otonomi daerah sebagai hak, wewenang, dan kewajiban daerah mengatur dan mengurus pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Sedangkan Daerah Otonom atau disebut juga dengan daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Otonomi Daerah Banyak faktor dan variabel yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah. Tidak sedikit pula pakar yang mengidentifikasikan faktor-faktor dan variabel-variabel yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah itu. Pada umumnya faktor-faktor dan atau variabel-variabel yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah adalah kemampuan sumber daya (aparat maupun masyarakat), sumber daya alam, kemampuan keuangan (finansial), kemampuan manajemen, kondisi sosial budaya masyarakat, dan karakteristik ekologis. Kaho (dalam Salam, 2004:108) mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi dan sangat menentukan penelenggaraan otonomi daerah antara lain dengan: 1. Sumber daya manusia dan kemampuan aparatur serta partisipasi masyarakat. 2. Keuangan yang stabil. 3. Peralatan yang lengkap. 4. Organisasi dan manajemen yang baik. Paramitha (dalam Salam, 2004:109) membagi variabel yang memperanguhi keefektifan organisasi ke dalam dua kelompok . Pertama, kelompok variabel sumber daya yang terdiri dari varabel besarnya organisasi dan pembagian kerja. Kedua, kelompok variabel struktural yang terdiri dari variabel struktur yang terdiri dari variabel sentralisasi, kerumitan, formalisasi, komunikasi, dan koordinasi.
Prinisip dan Tujuan Otonomi Daerah Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluasluasnya dalam arti, daerah diberikan
Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, yang dimaksud dengan
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
515
PERSPEKTIF
pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah oleh DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Republik Indonesia tahun 1945, pemerintahan daerah meliputi : 1) Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah. 2) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Pemerintah daerah sebagai badan eksekutif daerah dalam PP No.8/2003 tentang pedoman organisasi perangkat daerah meliputi kepala daerah beserta perangkat daerah. Kepala daerah dalam hal ini untuk kecamatan adalah Camat, untuk kabupaten adalah Bupati dimana kepala daerah ini dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah. Kepala daerah dan wakilnya dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di daerah yang bersangkutan. Berhasil tidaknya seseorang yang menjabat suatu jabatan dalam menjalankan tugas-tugasnya tergantung kepada kualitas yang dimilikinya. Demikian pula halnya dengan kepala daerah, berhasil tidaknya ia menjalankan tugas-tugasnya tergantung kepada kualitas yang dimilikinya serta loyalitasnya kepada masyarakat. Pemekaran Kecamatan Menurut pasal 66 UU No.22 Tahun 1999, kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten dan daerah
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
kota yang dipimpin oleh Kepala Camat yang diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul dari sekretaris daerah kabupaten/kota dan Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat. Sebagai perangkat daerah organisasi Kecamatan yang dipimpin oleh Camat melaksanakan sebagian urusan otonomi daerah yang dilimpahkan Bupati dan tugastugas umum pemerintahan. Dalam pelaksanaan otonomi daerah organisasi Kecamatan menjadi ujung tombak pelayanan masyarakat. Hal ini disebabkan Kecamatan menjadi penyambung kebijakan pemerintah daerah dengan masyarakat luas, fungsi-fungsi koordinatif dan pembinaan pada level desa dan kelurahan menjadi tanggung jawab Kecamatan.(Poernomo, 2004 : 28) Oleh karena itu Kecamatan menerima sebagian wewenang yang dilimpahkan oleh Kepala Daerah. Disamping itu Kecamatan adalah sebagai koordinator dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan umum. Ada dua tugas utama Kecamatan yaitu sebagai pelayan masyarakat dan melakukan pembinaan wilayah.Tugas pembinaan wilayah dilakukan dengan melakukan koordinasi pemerintahan terhadap seluruh instansi pemerintah di wilayah kecamatan, penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban, penegakan peraturan perundangundangan, pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan, serta pelaksanaan tugas pemerintahan lainnya yang belum dilaksanakan oleh pemerintahan desa/kelurahan dan/atau instansi pemerintah lainnya di wilayah kecamatan, sedangkan dari segi pelayan masyarakat, pihak Kecamatan menjalankan sebagian wewenang yang diberikan oleh Pemerintah daerah. Oleh sebab itu pengembangan lembaga Kecamatan menjadi hal yangurgen untuk dilaksanakan. Kebijakan otonomi daerah merupakan suatu itikad baik pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kecamatan sebagai unsur
516
PERSPEKTIF
perangkat daerah memiliki peran vital dalam keberhasilan otonomi daerah, kecamatan dilihat dari sistem pemerintahan Indonesia, merupakan ujung tombak dari pemerintahan daerah yang langsung berhadapan dengan masyarakat luas. Citra birokrasi pemerintahan secara keseluruhan akan banyak ditentukan oleh kinerja organisasi tersebut. Masyarakat perkotaan yang peradabannya sudah cukup maju, mempunyai kompleksitas permasalahan lebih tinggi dibandingkan pada masyarakat tradisional sehingga diperlukan aparatur pelayanan yang profesional. (Tobalilo80/2009/01). Pengertian Sosial Ekonomi Kata sosial berasal dari kata “socious” yang berarti kawan atau teman. Dalam hal ini kawan adalah mereka atau orang-orang yang berada di sekitar tempat tinggal kita dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat (Salim, 2002 : 454), sedangkan dalam konsep sosiologi manusia sering disebut sebagai makhluk sosial, yang artinya bahwa manusia tidak dapat hidup dengan wajar tanpa keterlibatan orang lain disekitarnya. Dalam mengahadapi sekelilingnya, manusia harus hidup berkawan dengan manusia lainnya dan juga bergaul untuk mendatangkan kepuasan baginya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti segala sesuatu tentang azas - azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan seperti perdagangan, hal keuangan dan perindustrian (Salim, 2002 : 379). Seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat, maka pengertian ekonomi juga sudah lebih luas. Ekonomi juga diartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi, dapat
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
dikatakan bahwa ekonomi bertalian dengan proses pemenuhan keperluan hidup manusia sehari-hari.sosial ekonomi itu sendiri merupakan gabungan dari pendidikan, pendapatan dan pekerjaan. Kondisi Sosial Ekonomi Kondisi adalah suatu keadaan pada suatu waktu tertentu. Kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, sedangkan kata ekonomi berarti segala sesuatu tentang azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barangserta kekayaan. Jadi kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Untuk melihat kondisi sosial ekonomi seseorang maka perlu diperhatikan beberapa faktor, antara lain yaitu : pendapatan, pendidikan, kesehatan dan perumahan Selain faktor-faktor tersebut, ada juga faktor-faktor lain yang sering diikutkan oleh para ahli dalam melihat kondisi sosial ekonomi seseorang seperti pekerjaan, dan sosialisasi dalam lingkungan masyarakat. Pendapatan merupakan penerimaan-penerimaan atas sejumlah uang yang di dapat dari hasil usaha yang dikerjakan. Sedangkan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Kesehatan adalah keadaan dimana stamina tubuh fit dan tejaga sehingga dapat melakukan aktivitas sehari – hari dengan baik. Sedangkan perumahan adalah bangunan tempat tinggal atau tempat berteduh bagi. Uraian tersebut diatas adalah merupakan gambarankondisi sosial
517
PERSPEKTIF
ekonomi. Kehidupan sosial merupakan suatu strategi yang dilakukan oleh sekelompok orang guna pemenuhan kebutuhan hidup serta menggunakan penghasilannya untuk mengarahkan produksi barang yang diperlukan. Oleh karena itu, maka perlu dikembangkan suatu strategi yang diarahkan pada tujuan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Adapun model pemenuhan kebutuhan dasar sebagai suatu strategi harus mampu memiliki 5 (lima) sasaran utama, yaitu : 1.Terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan dan papan, peralatan sederhana dan berbagai kebutuhan yang secara luas dipandang perlu oleh masyarakat. 2.Dibukanya kesempatan yang luas untuk memperoleh berbagai pelayanan umum,seperti : pendidikan, kesehatan, air minum dan pemukiman yang sehat. 3.Dijaminnya hak untuk memperoleh kesempatan untuk bekerja yang produktiftermasuk kemungkinan menciptakan usaha sendiri. 4.Terbinanya prasarana yang memungkinkan produksi barang dan jasa dengan kemampuan untuk menyisihkan tabungan bagi pembiayaan usaha selanjutnya. 5.Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan atas pelaksanaan pembangunan dan juga sosialisasi dalam lingkungan masyarakat. Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara atau tentative answer yang hendak dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian.Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : Adanya pengaruh pemekaran kecamatan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun.
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
Maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini untuk mebuktikan yaitu : Hipotesis Nol (Ho) : Pernyataan yang mengatakan tidak ada hubungan pemekaran kecamatan (Variabel x) dengan kondisi sosial sosial ekonomi masyarakat (Variabel Y) yang akan diteliti ,atau Variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen. Hipotesis Alternative (Ha) : Pernyataan yang menyatakan terdapat hubungan antara pemekaran kecamatan (Variabel x) dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat (Variabel Y) atau variabel independen mempengaruhi variabel dependen. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah metode penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variabel yang satu memiliki hubungan sebab akibat dengan variabel yang lain. Karena penelitian ini menghubungkan dua variabel saja, maka korelasionalnya di sebut korelasi sederhana. PEMBAHASAN Analisis Product Moment Korelasi Pearson atau sering disebut Korelasi Product Moment (KPM) merupakan alat uji statisik yang digunakan untuk menguji hipotesa asosiatif (uji hubungan) dua variabel bila datanya berskala interval atau rasio.Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier (searah bukan timbal balik) antara dua variabel atau lebih. Untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara variabel X (Pemekaran Kecamatan)sebagai variabel bebas dengan variabel Y (Kondisi Sosial Ekonomi)di Kecamatan Pamatang
518
PERSPEKTIF
Sidamaniksebagai variabel terikat yang berskala interval (scale). Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika korelasi menghasilkan angka positif maka hubungan kedua variabel bersifat searah (Sugiyono, 2011 : 213) Searah mempunyai makna jika variabel bebas maka variabel terikatnya juga besar.Jika korelasi menghasilkan angka negatif maka hubungan kedua variabel bersifat tidak searah.Tidak searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka variabel terikatnya menjadi kecil.Angka korelasi ini berkisar antara 0 s/d 1 dengan ketentuan jika angka mendekati satu atau negatif satu maka hubungan kedua variabel semakin kuat tetapi sebaliknya jika angka korelasi mendekat angka 0 maka hubungan kedua variabel semakin melemah. Teknik analisis korelasi product moment (korelasi sederhana) digunakan untukmenguji keeratan hubungan sekaligus menghitung besarnya pengaruh atau kontribusi(daya penentu) dari variabel bebas (X) secara terpisah/sendiri-sendiriterhadap variabel terikat (Y). Korelasi product moment dihitung ∑ dengan rumus : rxy = √ Dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan SPSS 22.00 untuk mengetahui hipotesa asosiatif (uji hubungan dua variabel, hasil out put untuk korelasi penelitian adalah seperti pada tavel dibawah ini :
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
Tabel 1.Koefisien Korelasi Product Moment (r) Correlations Kond isi Peme Sosia karan l Keca Ekon mata omi n Pearson Kondisi Correlation Sosial 1.000 .568 Ekonomi Pemekaran 1.00 .568 Kecamatan 0 Sig. (1Kondisi tailed) Sosial . .000 Ekonomi Pemekaran .000 . Kecamatan N Kondisi Sosial 100 100 Ekonomi Pemekaran 100 100 Kecamatan Sumber : Data Penelitian Diolah, SPSS (2015) Hasil dari tabel ini tentang korelasi product moment mempunyai makna: 1. Variabel Pemekaran Kecamatan (X) dengan Kondisi Sosial Ekonomi (Y) di Kecamatan pamatang sidamanik adalah sebesar 0,568 dengan arah positif. Hal ini berarti perubahan yang dialami pada Pemekaran Kecamatan akan diikuti secara positif oleh Kondisi Sosial Ekonomi. Hubungan antara kedua variabel tersebut adalah sedang dan signifikan. Hubungan keduanya sebesar -0,568 atau 5.68 % yang artinya hubungan keduanya sedang. 2. Untuk Uji signifikan maka yang diperhatikan adalah nilai p value (sig) dimana : P value ≤ 0,5 maka hubungan kedua variabel adalah signifikan
519
PERSPEKTIF
P value ≥ 0,5 maka hubungan kedua variabel adalah tidak signifikan Dari hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara Pemekaran Kecamatan dengan Kondisi Sosial Ekonomi di Kecamatan Pamatang Sidamanik, dengan hubungan antara kedua variabel tersebut sedang dan signifikan. Pada penelitian ini korelasi Sig. (1-tailed)antara kedua variabel adalah sebesar 0,000 yang kecil dari 0.5 (0,000 ≤ 0,5) maka hal ini mengindikasikan hubungan antara kedua variabel singnifikan. 3. Angka 100 pada tabel korelasi menunjukan jumlah responden dalam penelitian ini. Uji Normalitas Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel independen dan dependennya memiliki distribusi normal atau tidak.Distribusi dikatakan normal jika Pertama, data yang mendekati nilai rata-rata (mean) jumlahnya terbanyak, setengah data memiliki nilai lebih kecil dan setengah data memiliki nilai lebih besar.Kedua, data yang memiliki nilai ekstrim (terlalu besar/terlalu kecil) tidak terlalu banyak.Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Normalitas digunakan dengan analisis grafik dan dapat dilakukan dengan dua alat grafik yaitu histogram,PP Plot, dan Uji heterodegenitas. Karena data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal
ISSN : 2085 – 0328
Gambar 1. Grafik Histogram
Sumber : Data Primer Diolah Dengan SPSS Versi 22 (2015) Gambar dapat dilihat bahwa data dengan bentuk melengkung keatas seperti lonceng menandakan data berdistribusi Normal Uji Normalitas P-P PLot Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi berdistribusi normal.Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual.Gambar dari hasil uji normalitas tersebut dengan menggunakan software SPPSS 22 akan menunjukan apakah titik menyebar di sekitar garis diagonal, ada yang menyebar di atas garis diagonal dan ada yang menyebar di bawah garis diagonal maka data telah berdistribusi normal. Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual.Hasilnya dapat di lihat pada gambar Penhujian Normalitas di bawah ini
Uji Normalitas Grafik Histogram Pada grafik histogram data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk melengkung ke atas atau seperti lonceng. Adapun grafik histogram pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
520
ISSN : 2085 – 0328
PERSPEKTIF
Gambar 2. Pegujian Normalitas.
Sumber : Data Primer Diolah Dengan SPSS Versi 22.00 (2015) Gambar dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Uji Hipotesis Penelitian Pengujian Hipotesis adalah analisis data yang paling penting karena berperan untuk menjawab rumusan masalah penelitian dan membuktikan Hipotesis penelitian. Dalam pengujian Hipotesis maka digunakan beberapa analisis diantaranya Analisis regresi, Uji Parsial/uji T , Uji Serempak/uji F, dan analisis hasil Koefisien determinasi. Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linear sederhana dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana perubahan pada variabel Y (Kondisi Sosial Ekonomi) jika terjadi perubahan pada variabel x (Pemekaran Kecamatan) tiap satuan.Persamaan umumnya adalah : Y= a + b X
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
Tabel 2. Regresi Linier Sederhana Coefficientsa Unstandard Standar ized dized Coefficient Coeffic Si s ients t g. Std. Erro Model B r Beta 1 (Co .0 15.9 2.85 5.5 nsta 0 53 8 82 nt) 0 Pem ekar .0 an 6.8 .538 .079 .568 0 Kec 38 0 amat an Coefficientsa Collinearit Correlations y Statistics Zero To ler orde Parti Pa an Model r al rt ce VIF 1 (Cons tant) Peme karan .56 1.0 Keca .568 .568 1.000 8 00 mata n Sumber : Data Primer Diolah Dengan SPSS Versi 22.00 (2015) a. Dependent Variable: Kondisi Sosial Ekonomi interpretasi dari persamaan di atas adalah; Y= a + Bx Y= 15.953+538X Koefisien b dinamakan koefisien arah regresi yang menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X sebesar satu unit.Perubahan ini merupakan pertambahan bila b bertanda positif dan merupakan pengurangan bila b 521
PERSPEKTIF
bertanda negatif. Hasil dari persamaan regresi diatas mempunyai makna: 1. Hasil perhitungan pada tabel 5.2 diperoleh nilai konstanta (a) sebesar 15.953 dan nilai b 0.538 yang artinya jika variabel independen yaitu pemekaran kecamatan tetap maka tetap (X=0) maka perubahan kondisi sosial ekonomi sebesar 15,953 atau 16 %. Koefisien regresi bernilai 0.538 mengakibatkan pemekaran kecamatan berpengaruh positif terhadap kondisi sosial ekonomi. Nilai ini menunjukan bahwa setiap adanya upaya penambahan satu satuan pada pemekaran kecamatan atau variabel X ditingkatkan 100% maka perubahan kondisi sosial; ekonomi akan bertambah sebesar 0.538. Uji Parsial /Uji- t Uji-t (uji parsial) dilakukan untuk melihat secara individual pengaruh secara positif/negatif dan signifikan dari variabel bebas (X)yaitu Pemekaran Kecamatanterhadap Perubahan kondisi Sosial Ekonomi di Kecamatan Pamatang Sidamanik sebagaivariabel terikat (Y). Berdasarkan Tabel untuk melihat kriteria penerimaan dan penolakan terhadap hipotesis adalah: a) Tolak H0 Jika nilai probabilitas hitung(sig.) ≤ probabilitas yang di tetapkan sebesar 0,05 (sig.≤ α 0.05) b) Terima H0 Jika nilai probabilitas hitung(sig.) ≥ probabilitas yang di tetapkan sebesar 0,05 (sig.≥ α 0.05) Nilai tabeldiperoleh dengan cara: Derajat bebas = n – k = 100 – 2 = 98 Uji hitung dilakukan adalah uji dua, maka ttabelyang diperoleh adalah pada alpha 5% adalah 1.986 . Berdasarkan tabel diatas diperoleh data sebagai berikut :
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
Nilai thitung untuk Pemekaran kecamatan sebesar 5.68 dibandingkan dengan nilai ttabel 1.98 atau sig t untuk variabel Nilai thitunguntukPemekaran kecamatan sebesar 5.68 dibandingkan dengan nilai ttabel 1.986 atau sig t untuk variabel Pemekaran Kecamatan 0.000 lebih kecil dari alpha 0.05. dari hasil tersebut maka maka dapat ditarik kesimpulan Tolak H0 yang menyatakan tidak adanya hubungan, karena nilai sig. 0,000 ≤ 0.05. Maka kesimpulannya adalah terima H0 yang menyatakan terdapat pengaruh antara pemekaran kecamatan pamatang sidamanik terhadapperubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Uji Serempak/Uji- F Uji-F (uji serempak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama (serempak) pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel bebas berupa Pemekaran Kecamatan(X) terhadap variabel terikat (Y) berupa Kondisi Sosial Ekonomi Jika model signifikan maka model bisa digunakan untuk prediksi/peramalan, sebaliknya jika non/tidak signifikan maka model regresi tidak bisa digunakan untuk peramalan. untuk melihat kriteria penerimaan dan penolakan terhadap hipotesis adalah: a) Tolak H0 Jika nilai probabilitas hitung(sig.) ≤ probabilitas yang di tetapkan sebesar 0,05 (sig.≤ α 0.05) b) Terima H0 Jika nilai probabilitas hitung(sig.) ≥ probabilitas yang di tetapkan sebesar 0,05 (sig.≥ α 0.05)
522
PERSPEKTIF
ISSN : 2085 – 0328
terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Tabel 3. Dengan pemekaran diharapkan dapat Uji Serempak/Simultan (Ujimemunculkan pusat-pusat pertumbuhan F) ekonomi baru ,yang mampu ANOVAa meningkatkan berbagai potensi yang Sum of Mean Model Squares Df Square F selama Sig. ini belum tergarap secara optimal 1 Regressi 380.57 46.7 baik .000 potensi sumberdaya alam maupun 380.575 1 b sumberdaya manusia, membuka on 5 54 “keterkungkungan” masyarakat terhadap Residual 797.707 98 8.140 pembangunan dan dapat memutus mata Total 1178.282 99 rantai pelayanan yang sebelumnya terpusat di satu tempat/ Ibukota Sumber : Data Primer Diolah Dengan kabupaten atau Ibukota kecamatan, SPSS Versi 19.00 (2014) memicu motivasi masyarakat untuk ikut secara aktifdalam proses pembangunan Nilai Ftabeldiperoleh dengan cara: dalam rangka meningkatkan taraf Derajat bebas = n – k hidupnya, dan sebagainya. = 100 – 2 Dengan adanya data dan hasil = 98 analisa yang telah dilakukan, dapat Pengujian secara simultan diketahui bahwa setelah melakukan terhadap X dan Y dari tabel diatas perhitungan statistik dengan bantuan diperoleh Fhitung sebesar 46.754 dengan SPSS Versi 22.0 didapatkan hasil dari nilai probabilitas sig = 0.000. nilai Fhitung pengaruh Pemekaran Kecamatan (46,754) > Ftabel (3.09) atau nilai terhadap Perubahan kondisi sosial 0.000<0.05.Maka diperoleh ekonomi masyarakat. Berdasarkan hasil kesimpulan bahwa Pemekaran perhitungan statistik diketahui bahwa Kecamatan secara bersama – sama Pemekaran kecamatan mempunyai (simultan) mempengaruhi perubahan pengaruh terhadap perubahankondisi kondisi sosial ekonomi masyarakat. Sosial Ekonomi masyarakat. Faktor-faktor yang mendukung Uji Koefisien Determinasi keberhasilan pemekaran kecamatan Pengujian koefisien determinasi seperti rentang kendali penyelenggaraan adalah bertujuan untuk mengetahui pelayanan pemerintahan, ketersediaan koefisien korelasi determinan yakni sarana dan prasarana, aktivitas berapa besar persentase variabel bebas perekonomian telah mempengaruhi (X) mempengaruhi variabel terikat (Y). perubahan-perubahan dalam kehidupan Adapun formula menghitung koefisiens sosial ekonomi masyarakat di kecamatan determinasi adalah sebagai berikut : pematang sidamanik. PerubahanD = (rxy)2 x 100% perubahan sosial ekonomi yang langsung dimana : dirasakan oleh masyarakat pamatang D = Koefisien Determinasi sidamanik antara lain adalah, rxy = Nilai koefisien korelasi peningkatan usaha sampingan selain product moment pekerjaan tetap untuk meningkatkan Adapun nilai Koefisien sumber pendapatan, bantuan modal determinasi dalam penelitian ini adalah usaha yang diperoleh setelah pemekaran sebagai berikut : Kecamatan Pamatang Sidamanik. Sarana pendidikan yang bertambah, fasilitas Pemekaran kecamatan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang merupakan salah satu indikator untuk lebih memadai.Hal-hal tersebut meningkatkan kualitas pelayanan oleh merupakan indikator perubahan yang pemerintah guna mempercepat PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
523
PERSPEKTIF
dialami masyarakat pamatang sidamanik pasca pemekaran. Hasil analisis regresi linear diperoleh kesimpulan bahwa faktorfaktor Pemekaran kecamatan memiliki pengaruh terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat di kecamatan Pamatang Sidamanik. Berdasarkan hasil Uji T diatas juga menyimpulan bahwa seluruh hipotesis alternative diterima dan seluruh bagian variabel Pemekaran kecamatan memiliki pengaruh terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Pamatang Sidamanik. Hasil uji Uji-F (uji serempak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama (serempak) pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel bebas berupa Pemekaran Kecamatan(X) terhadap variabel terikat (Y) berupa Kondisi Sosial Ekonomi. Pengujian secara simultan terhadap X dan Y diperoleh Fhitung sebesar 46.754 dengan nilai probabilitas sig = 0.000. nilai Fhitung (46,754) > Ftabel (3.09) atau nilai 0.000<0.05.Maka diperoleh kesimpulan bahwa Pemekaran Kecamatan secara bersama – sama (simultan) mempengaruhi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pada Pengujian normalitas dengan menggunakan alat grafik yaitu histogram, PP Plot dan uji heterodegenitas menunjukan bahwa data yang digunakan pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk memprediksi faktorfaktor variabel dependen. Hal ini dapat dilihat dari Pertama pada pengujian grafik histogram menunjukan bahwa data pada grafik histogram melengkung ke atas atau membentuk seperti lonceng, hal ini menandakan bahwa data berdistribusi normal. Kedua, Pada pengujian Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini menandakan data berdistribusi normal.
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
Nilai koefisien determinasi yaitu R Square sebesar 0.323. Hal ini juga menunjukan bahwa 32.3% variabel Pemekaran Kecamatan (X) dapat mempengaruhi perubahan kondisi sosial ekonomi (Y).sedangkan sisanya 67.7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar dari penelitian ini. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada masyarakat di kecamatan pamatang sidamanik yaitu tentang pengaruh pemekaran kecamatan terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan setelah menganalisa data-data yang ada dari hasil penelitian dan pengolahan data dengan menggunakan bantuan software SPSS 22 dapat diambil suatu kesimpulan yang dirumuskan sebagai hasil dari penelitian yaitu: 1. Hasil analisis korelasi product moment diperoleh nilai bahwa korelasi X terhadap Y adalah sebesar 0,568 dengan nilai p (sig) sebesar 0.000. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara Pemekaran Kecamatan dengan Perubahan kondisi sosial ekonomi di Kecamatan Pamatang Sidamanik,dimana nilai r mendekati angka -1. Angka signifikan dapat dilihat dari nilai p value (sig) jauh lebih kecil dari α = 0,5 sehingga menolak hipotesis nol ( H0) dalam penelitian ini dan menerima hipotesis awal (Ha) yaitu terdapat hubungan yang positif antara Pemekaran Kecamatan dengan Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi masyarakat. 2. Hasil perhitungan regresi diperoleh nilai konstanta (a) sebesar 15.953 dan nilai (b) 0.538 yang artinya jika variabel independen yaitu pemekaran kecamatan tetap (X=0) maka perubahan kondisi sosial
524
PERSPEKTIF
ekonomi sebesar 15,953 atau 16 %. Koefisien regresi bernilai 0.538 mengakibatkan pemekaran kecamatan berpengaruh positif terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi. Nilai ini menunjukan bahwa setiap adanya upaya penambahan satu satuan pada pemekaran kecamatan atau variabel X ditingkatkan 100% maka perubahan kondisi sosial ekonomi akan bertambah sebesar 0.538. 3. Koefisien Determinasi (D) =( rxy )2 x 100 %, sehingga diperoleh D = 0.5682 X 100%, KD= 32.3 %. Jumlah tersebut menjelaskan bahwa perubahan pada peningkatan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Pamatang Sidamanik dipengaruhi oleh faktor Pemekaran kecamatan sebesar 32.3 % persen sedangkan sisanya 67,7 % (100% - 32.3%) di pengaruhi oleh faktor lain diluar yang tidak ikut diperhitungkan didalam penelitian ini. 4. Hasil analisis uji T dan uji F mengambarkan bahwa pada uji T hasilnya adalah sig. 0,000 ≤ 0.1. dan pada uji F hasilnya menunjukan nilai sig. 0,000 ≤ 0.1. Disimpulkan untuk Tolak H0 dan terima Ha yang menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara Pemekaran Kecamatan dengan Perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada di Kecamatan Pamatang Sidamanik. Saran Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan oleh penulis diatas, maka terkait dengan apa yang disimpulkan, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Kepada aparatur pemerintahan Kecamatan Pamatang Sidamanik, baik itu Camat dan segenap perangkatnya hendaknya dapat meningkatkan perhatiannya kepada seluruh masyarakat dengan
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
ISSN : 2085 – 0328
memperhatikan kebutuhan masyarakat yang dapat meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat terutama setelah adanya pemekaran daerah Kecamatan Pamatang Sidamanik. 2. Di masa yang akan datang kiranya masyarakat dan aparatur pemerintahan di Kecamatan ini agar lebih kompak lagi dalam bekerjasama, lebih terbuka dan mau bekerjasama dengan pihak – pihak yang berupaya membuat suatu perubahan untuk lebih memajukan Kecamatan Pamatang Sidamanik dan meningkatan sumber pendapatan masyarakat. Dengan demikian pemerintah akan lebih mudah melakukan pendekatan dengan masyarakat agar mau menerima program – program yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di Kecamatan Pamatang Sidamanik ini. 3. Kepada seluruh masyarakat di Kecamatan Pamatang Sidamanik kiranya selalu menggali dan mengembangkan potensi di setiap desa yang ada sehingga kesejahteraan masyarakat akan tercapai dan keberhasilan pemekaran ini bisa dinikmati oleh semua masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2003 Manajemen Penelitian, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta Arikunto,1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, 2005, “MetodePenelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi” PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Bambang Wahyudi, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Sulita Bandung.
525
PERSPEKTIF
ISSN : 2085 – 0328
Cornelius Trihendradi.2005.step by step analisi data statistik.Yogyakarta:Andi Ofset.Hal.134 Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Grasindo, Jakarta, 2007. Nurcholis, Hanif. 2007, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah .Grasindo :Jakarta Poernomo, Mangku. 2004, Pembaruan Desa Mencari Bentuk Penataan Produksi Desa.Lapera Pustaka Utama : Yogyakarta. Rasyid, M Ryaas. (1997). Awal Birokrasi Pemerintahan Politik Orde Baru. Jakarta: MIPI, Yarsip. Salam, Dharma Setyawan. (2004). Manajemen Pemerintahan Indonesia. Jakarta : Penerbit Djambatan. Salim, Peter dan Yenny Salim. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:Modern English Press. Silalahi, Ulber.2009, Metode Penelitian Sosial. PT. Rafika Aditama : Bandung Singarimbun, Masri & Sofian Effendi, 2006. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LPES Singarimbun, Masri.1995. Metode Penelititan Survei. LP3S, Jakarta Situmorang, Victor, 1993, Perdamaian dan Perwasitan Dalam Hukum Acara Perdata, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Sugiono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Widarta, I. 2005. Cara mudah Memahami Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Bantul: Pondok Edukasi. Widarta, I. 2005. Statistik untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
PERSPEKTIF/ VOLUME 8/ NOMOR 2/ OKTOBER 2015
526