PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA TALAGA KECAMATAN CIKUPA KABUPATEN TANGERANG (STUDI KASUS PT. RINNAI)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: IKE ULAN RIA 1112015000011
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M
ABSTRAK Ike Ulan Ria (NIM 1112015000011): Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang, (Studi Kasus PT. Rinnai). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang, (Studi Kasus PT. Rinnai). Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat Desa Talaga yang bekerja di industri PT. Rinnai yang berjumlah 267 reponden. Dalam penelitian ini, penentuan sampel berdasarkan tingkat kepercayaan 90% dan tingkat kesalahan 10% yang dikembangkan dari Slovin sehingga berjumlah 73 responden. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah angket dengan skala likert dan metode analisis data menggunakan regresi sederhana dengan pengujian asumsi dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji regresi dengan taraf signifikansi 10% atau 0,10, maka didapatkan persamaan regresi Y = 60,43 + 0,298 X yang digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan tingkat kondisi sosial ekonomi yang dipengaruhi oleh keberadaan industri. Perhitungan dari hipotesis menggunakan uji t taraf signifikansi 10% atau 0,10 berdasakan nilai (thitung = 1,865 >ttabel =3,55). Menunjukkan bahwa variabel independen dengan cermat terbukti signifikan. Kemudian melalui uji F berdasarkan nilai (Fhitung = 3,479 >Ftabel= 2,97), dapat diketahui bahwa variabel independen dapat digunakan untuk menguji kondisi sosial ekonomi. Angka adjusted Rsquare 0,033 menunjukkan 3,3%. Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Keberadaan Industri berpengaruh signifikan Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang (Studi Kasus PT. Rinnai). Kata kunci: Keberadaan Industri, Kondisi Sosial Ekonomi
i
ABSTRACT Ike Ulan Ria (NIM 1112015000011): The Effect of Industrial Existence on Socio-Economic Condition In Desa Talaga Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang (A Case Study of PT. Rinnai). The impact of Industrial Existence on Socio-Economic Condition In Desa Talaga, Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang (A Case Study at PT. Rinnai). The man object of this research is the resindent of Desa Talaga, who work at PT. Rinnai company, and it took 267 respondents. In this study, sampling decision was based on 90% confident and 10% error rate according to Slovin which finally resulted on 73 respondents. The survey and quantitative approach are the methodology carried out on this research, and the sampling technique was isswed from simple random sampling. Additionally, questionnaire with likert scale was applied as the instrument and simple regression with basic assumption testing was used as the analytical method. The results showed that the regression test with significant level at 10% or 0.10, obtained a regressive equation Y = 60.43 + 0.298 X which was used as a basis to predict the sosio-economic level condition influenced by the presence of the industry. The calculation of hypothesis utilized t-test of significant level at 10% or 0.10 based on the formula (thitung = 1.865 > ttable = 3.55). Which presented that the accurate independent variabel proved significantly. Then, according to F test based on the value (Fhitung = 3.479 > Ftabel = 2.97), it can be seen that the independent variable can be used to examine the socio-economic condition. Figure adjusted R square 0,033 demonstrated 3.3%. Eventually this research explained that the variable of the industrial presence impacted remarkably on socio-economic of in habitants in Desa Talaga, Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangeran (A Case Study at PT. Rinnai). Keywords: Existence of Industry, Socio-Economic Condition
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahman nirrahim Assalamu’alaikum wr.wb Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan Rosul-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi syarat menyelesaikan studi S-1 Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi “Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang (Studi Kasus PT. Rinnai)”. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. Syaripulloh, M.Si, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Drs. A. Banajid dan Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis. 5. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan serta arahan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 6. Ibu Anissa Windarti, M.Sc selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan
iii
dan arahan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 7. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Khususnya pada Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak terhingga banyaknya dan sangat berguna bagi penulis. 8. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan UPI Bandung, dan Perpustakaan UI Depok. 10. Kedua orang tua Muhammad Asmarudin dan Icah, adik Indah Mega Ria, Ayu Andini, Muhammad Raffi Rafahel dan seluruh keluarga besar tercinta yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan mendoakan penulis tiada henti serta memberikan dukungan, motivasi yang sangat besar kalian menjadi inspirasi dan panutan penulis dalam berjuang dikehidupan nyata dan selama menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 11. Bapak Manager Mangara Lubis dan Staf Karyawan PT. Rinnai yang telah memberikan izin dan partisipasinya dalam penelitian ini. 12. Kepala Desa Talaga dan seluruh warga di Desa Talaga yang telah memberikan izin dan partisipasinya dalam penelitian ini.. 13. Sahabat penulis yaitu Ari yanti Alita, Feby Famela Iffah, Fauziah Nurahma, Prisda Ayutt Mutiami, Siti Muthi’ah, Ravena Siva, Muhammad Ikrom Rosyidin, Safitri, dan Tri Fadilah Rahmawati yang selalu memberikan bantuan, dukungan, motivasi, semangat, keceriaan, dan menghibur penulis ketika merasa tidak mampu dalam menyelesaikan berbagai tugas dan semoga persahabatan dan persaudaraan kita tak lekang oleh waktu. 14. Sahabat seperjuangan Rempongers (Maulyda Wulandari, Khoirunnisa, Dessy, Siti Syarah, Annisa Rahmadhani, Sri Setyowati), yang mewarnai
iv
perkuliahan dan hidup penulis. 15. Ahmad Khojaeni, yang telah memberikan motivasi, dan terima kasih atas waktu serta doa yang telah diberikan kepada penulis selama penulis menjalani perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 16. Sahabat Srikandi (Tri Sugiarti, Resty Prihatiningsih dan Maesyaroh), terima kasih banyak atas semangat, dukungan, hiburan dan doanya. 17. Teman-teman Pendidikan IPS angkatan 2012 khususnya teman-teman prodi Geografi yang telah memberikan pengalaman dan warna selama menjalani perkuliahan. 18. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu peneliti ucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
Semoga semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Harapan penulis, semoga penyusunan Skripsi ini akan dapat membantu mahasiswa dalam penyusunan skripsi di semester akhir dan menjadi acuan pula bagi adik-adik yang hendak pula akan mengerjakan skripsi. Wassalamualaikum wr.wb
Jakarta, 10 Januari 2017 Penulis
Ike Ulan Ria
v
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ABSTRAK ......................................................................................................
i
ABSTRACT ....................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...............................................................
6
C. Pembatasan Masalah ..............................................................
7
D. Perumusan Masalah ...............................................................
7
E. Tujuan Penelitian....................................................................
7
F.
8
Manfaat Penelitian .................................................................
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik ...................................................................
10
1. Tinjauan Industri .............................................................
10
a.
Pengertian Industri ..................................................
10
b.
Jenis – Jenis Industri ................................................
12
vi
c.
Industri .....................................................................
13
d. Teori Lokasi Industri ................................................
14
2. Teori Kebutuhan ..............................................................
16
a.
Pengaertian Teori Kebutuhan ...................................
16
b.
Faktor – Fakror Yang Mempengaruhi Kebutuhan ..
19
Kondisi Sosial Ekonomi..................................................
22
a.
Pendidikan ................................................................
23
b.
Pendapatan ...............................................................
26
c.
Kesehatan .................................................................
27
d.
Kepemilikan Fasilitas Hidup ....................................
29
4. Tinjauan Masyarakat .......................................................
30
3.
BAB III
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan
a.
Pengertian Masyarakat .............................................
30
b.
Ciri – Ciri Masyarakat..............................................
30
c.
Unsur – Unsur Masyarakat .......................................
31
d.
Masyarakat Desa ......................................................
32
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..............................................
33
C. Kerangka Berpikir ..................................................................
40
D. Hipotesis Penelitian ................................................................
42
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
43
1. Tempat Penelitian ............................................................
43
2. Waktu Penelitian .............................................................
44
B. Metode Penelitian...................................................................
45
C. Populasi dan Sampel ..............................................................
45
vii
1.
Populasi Penelitian ..........................................................
45
2.
Sampel penelitian ............................................................
46
D. Jenis dan Sumber Data ...........................................................
49
E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
49
1.
Angket Atau Kuesioner ...................................................
50
2.
Wawancara ......................................................................
52
3.
Observasi .........................................................................
52
Instrumen Penelitian...............................................................
54
G. Definisi Variabel.....................................................................
57
F.
1.
Keberadaan Industri ........................................................
58
a.
Definisi Konseptual .................................................
58
b.
Definisi Operasional ................................................
58
Kondisi Sosial Ekonomi .................................................
58
a.
Definisi Konseptual .................................................
58
b.
Definisi Operasional ................................................
59
H. Teknik Analisis Data ..............................................................
60
2.
1.
Uji Instrumen Kuesioner .................................................
60
a.
Uji Validitas ..............................................................
60
b.
Uji Reliabilitas .........................................................
61
Uji Asumsi Dasar ............................................................
61
a.
Uji Normalitas ..........................................................
62
b.
Uji Homogenitas ......................................................
62
3.
Analisis Regresi Linear Sederhana .................................
62
4.
Koefisien Determinasi ....................................................
63
5.
Uji Hipotesis ...................................................................
64
2.
viii
I. BAB IV
a.
Uji Parsial (Uji t) ......................................................
64
b.
Uji Simultan (Uji F) ................................................
65
Hipotesis Statistik ...........................................................
65
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian ...................................................
66
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ......................................
66
a.
Letak dan Luas .........................................................
66
b. Topografi ..................................................................
67
c.
Iklim ........................................................................
67
d.
Penggunaan Lahan ...................................................
68
Kondisi Sosial Daerah Penelitian ....................................
68
a.
Jumlah dan Kepadatan Penduduk ............................
68
b.
Komposisi Penduduk Desa Talaga Berdasarkan Umur danJenis Kelamin ...........................................
70
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian ..............................................................
73
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan................................................................
74
Deskripsi Responden .....................................................
75
a.
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................
75
b.
Responden Berdasarkan Usia .................................
76
c.
Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........
76
d.
Responden Berdasarkan Status Perkawinan ...........
77
e.
Deskripsi Kepemilikan Fasiltas Hidup ...................
77
Deskripsi Data Penelitian .....................................................
79
1.
79
2.
c.
d.
3.
B.
Deskripsi Keberadaan Industri PT. Rinnai .....................
ix
2.
Deskripsi Pengaruh keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat .............................
88
Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis .................................
100
1.
Uji Instrumen Kuesioner ................................................
100
a.
Uji Validitas..............................................................
100
b.
Uji Reliabilitas .........................................................
102
Uji Asumsi Dasar ............................................................
102
a.
Uji Normalitas ..........................................................
102
b.
Uji Homogenitas ......................................................
104
3.
Deskripsi Statistik ...........................................................
105
4.
Uji Regresi Linear Sederhana .........................................
107
5.
Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................
109
6.
Uji Hipotesis ...................................................................
110
a.
Uji t (parsial) ............................................................
110
b.
Uji F (simultan) ........................................................
112
7.
Hasil Wawancara .............................................................
113
8.
Hasil Observasi ...............................................................
117
D. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................
120
E. Keterbatasan Penelitian..........................................................
129
C.
2.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................
130
B. Implikasi .................................................................................
132
C. Saran ......................................................................................
132
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Keterangan Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu ......................................................................
37
Tabel 3.1
Susunan Waktu Penelitian .............................................................
44
Tabel 3.2
Kisi – kisi Intrumen Kuesioner .....................................................
55
Tabel 3.3
Kisi – kisi Intrumen Wawancara ...................................................
56
Tabel 3.4
Kisi – kisi Instrumen Observasi ....................................................
57
Tabel 4.1
Luas Wilayah Menurut Penggunaan di Desa Talaga .....................
68
Tabel 4.2
Komposisi Penduduk Desa Talaga Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin .........................................................................................
70
Tabel 4.3
Komposisi Penduduk Desa Talaga Berdasarkan Usia Produktif...
72
Tabel 4.4
Komposisi Penduduk Desa Talaga Berdasarkan Mata Pencaharian ...................................................................................
73
Komposisi Penduduk Desa Talaga Berdasarkan Tingkat Pendidikan .....................................................................................
74
Tabel 4.6
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................
75
Tabel 4.7
Jumlah Responden Berdasarkan Usia ...........................................
76
Tabel 4.8
Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ..................
76
Tabel 4.9
Jumlah Responden Berdasarkan Status Perkawinan .....................
77
Tabel 4.10 Kepemilikan Rumah ......................................................................
77
Tabel 4.11 Kepemilikan Alat Elektronik.........................................................
78
Tabel 4.12 Kepemilikan Kendaraan ................................................................
79
Tabel 4.13 – 4.42 Pembahasan Hasil Jawaban Responden ..............................
81
Tabel 4.43 Hasil Uji Validitas .........................................................................
101
Tabel 4.44 Hasil Uji Reliabilitas .....................................................................
102
Tabel 4.5
xi
Tabel 4.45 Hasil Uji Normalitas......................................................................
104
Tabel 4.46 Hasil Uji Homogenitas ..................................................................
105
Tabel 4.47 Statistik Keberadaan Industri ........................................................
105
Tabel 4.48 Frekuensi Keberadaan Industri......................................................
106
Tabel 4.49 Statistik Kondisi Sosial Ekonomi..................................................
106
Tabel 4.50 Frekuensi Kondisi Sosial Ekonomi ...............................................
107
Tabel 4.51 Hasil Uji Regresi Sederhana .........................................................
108
Tabel 4.52 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ...........................................
109
Tabel 4.53 Hasil Uji Signifikansi Parsial (uji t) ..............................................
110
Tabel 4.54 Hasil Uji Signifikansi Simultan (uji F) .........................................
112
Tabel 4.55 Definisi Hasil Observasi................................................................
117
xii
DAFTAR GAMBAR
Keterangan Gambar 2.1 Kerangka Berpikir.......................................................................
42
Gambar 3.1 Peta Kecamatan Cikupa ..............................................................
43
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Cikupa ..............................................................
66
Gambar 4.2 Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas ................................
103
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan Lampiran 1
Angket Penelitian ....................................................................
138
Lampiran 2
Pedoman Wawancara ...............................................................
147
Lampiran 3
Pedoman Observasi .................................................................
158
Lampiran 4
Hasil Uji Validitas Variabel Keberadaan Industri ...................
159
Lampiran 5
Hasil Uji Validitas Variabel Kondisi Sosial Ekonomi .............
162
Lampiran 6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keberadaan Industri ................
167
Lampiran 7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kondisi Sosial Ekonomi ..........
168
Lampiran 8
Hasil Uji Validitas Variabel Keberadaan Industri dan Variabel Kondisi Sosial Ekonomi ...........................................................
169
Uji Prasyarat Analisis ..............................................................
170
Lampiran 10 Hasil Deskripsi Statistik Variabel Keberadaan Industri ...........
171
Lampiran 11 Hasil Deskripsi Statistik Variabel Kondisi Sosial Ekonomi .....
172
Lampiran 12 Hasil Frekuensi Variabel Keberadaan Industri .........................
173
Lampiran 13 Hasil Frekuensi Variabel Kondisi Sosial Ekonomi ..................
174
Lampiran 14 Analisis Data ...........................................................................
175
Lampiran 15 Tabel r Hitung ..........................................................................
176
Lampiran 16 Tabel F Distribusi ....................................................................
180
Lampiran 17 Foto Hasil Observasi Lapangan ...............................................
184
Lampiran 18 Foto Hasil Pengisian Angket ...................................................
186
Lampiran 19 Foto Hasil Wawancara .............................................................
188
Lampiran 9
Lampiran 20 Surat – Surat
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan
merupakan
suatu
proses
perubahan
yang
direncanakan sebagai salah satu upaya manusia dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Pembangunan secara nasional yang berkaitan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki baik dengan menggunakan bantuan teknologi maupun tanpa bantuan teknologi. Pembangunan nasional melibatkan berbagai sektor, seperti sektor industri, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Indonesia
merupakan
negara
berkembang
yang
sedang
mengupayakan perkembangan ekonomi melalui industrialisasi. Selain itu proses industrialisasi akan dapat menjadi penggerak utama laju pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja. Proses industrialisasi merupakan satu jalur kegiatan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Sehingga konsep pembangunan sering kali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Salah satu pembangunan nasional yang sedang mendapatkan perhatian pemerintah adalah pembangunan di bidang ekonomi.1 Industri menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam perkembangan dan pembangunan wilayah. Perkembangan ekonomi merupakan salah satu dampak dari kegiatan industri. Secara umum kegiatan industri mampu menjamin keberlangsungan proses pembangunan ekonomi wilayah.2 Industri di Indonesia merupakan sektor paling penting yang memberikan kontribusi terbesar dan salah satu komponen perekonomian yang penting. Perindustrian memungkinkan perekonomian Indonesia berkembang pesat dan semakin baik, sehingga membawa
1
Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan. (Yogyakarta: STIE YKPN, 1992), h. 353. Fittiara Aprilia Sari dan Sri Rahayu, “Kajian Dampak Keberadaan Industri PT. Korindo Ariabima Sari Di Kelurahan Mendawai, Kabupaten Kotawaringin Barat”, Jurnal Teknik PWK, Vol 3, 2014, h. 107. 2
1
2
perubahan dalam struktur perekonomian nasional. Industri sendiri menurut jumlah tenaga kerja dapat dibagi menjadi tiga yaitu industri besar, sedang dan kecil. Dengan adanya berbagai jenis industri yang ada, tentu saja akan memiliki manfaat baik. Industri dapat diartikan sebagai kegiatan yang memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, misalnya mesin.3 Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Perkembangan dan perluasan pada sektor industri telah nampak hampir ke seluruh pelosok wilayah indonesia. Pembangunan pada sektor indutri ini di harapkan akan mampu meingkatkan penyerapan tenaga kerja dan mengurangi jumlah pengangguran. Jadi salah satu tujuan dari adanya pembangunan industri itu diantaranya untuk memperluas lapangan kerja, dan mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak, sehingga secara otomatis peluang untuk bekerja bagi penduduk semakin luas, maka pendapatanpun semakin
baik
dan
merata
untuk
dapat
menunjang
pemerataan
pembangunan sehingga ketimpangan antar wilayah dapat diminimalisir, dan menciptakan daerah yang mandiri sehingga dapat membantu perekonomian negara. Kegiatan industri dapat dimanfaatkan oleh setiap daerah sesuai potensi yang dimiliki desa tersebut, baik potensi fisik maupun potensi non fisik sehingga berkembangnya suatu industri berbeda tergantung sumber daya alam dan sumber daya manusia yang terdapat di desa tersebut. Pembangunan industri di setiap daerah atau wilayah memiliki perbedaan, hal ini didasarkan kepada perbedaan karakteristik setiap tempat atau wilayah yang dapat menunjang berdirinya suatu industri. Desa Talaga merupakan kawasan industri yang berada di Kecamatan Cikupa yang terletak di bagian tengah Kabupaten Tangerang. Menurut Data kelurahan dan Buku Monografi Desa keadaan pada bulan 3
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi keempat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 534.
3
Januari Tahun 2015 luas wilayah Desa Talaga 411,60 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 13.609 jiwa, 3138 KK.4 Desa Talaga merupakan salah satu desa di Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang yang memiliki perkembangan industri, adapun industri yang berkembang di desa ini adalah industri PT. Rinnai, dan PT. Miyako. Industri di Desa Talaga, Kecamatan Cikupa yang berskala besar yaitu salah satunya PT. Rinnai Indonesia, perusahaan milik Jepang yang memproduksi kompor gas yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Soeharto pada tanggal, 30 Juli 1991 dengan Menteri Perindustrian Republik Indonesia oleh Bapak Hartarto, yang menjadi salah satu sektor ekonomi. Dengan aset – aset perusahaan yang terdiri dari luas tanah
40.100m2 (12.151 tsubo), luas bangunan F1 18.445m2 (5.590
tsubo), dan mesin yang beroperasi dari pukul 07.00 - 16.00 wib dengan jumlah karyawan 739 orang. Kondisi ini didukung oleh letak yang strategis yaitu secara spasial berbatasan langsung dengan Ibukota Jakarta. PT. Rinnai Indonesia mengalami industrialisasi yaitu pemekaran cabang baru yang terletak di Jl. Serang km 27,9 Desa Cangkudu Balaraja perkembangannya terjadi pada tahun 2012 sampai sekarang ini. Data lahan yang digunakan 157.915 m2, luas bangunan 38.835 m2, dan mesin yang beroperasi dari pukul 07.00 24.35 dengan jumlah karyawan 1000 orang, karyawan yang berkerja di PT. Rinnai baik itu Rinnai 1 ataupun Rinnai 2 dengan pendidikan rata-rata lulusan sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK). Jumlah produksi dengan protuaktif yaitu produksi yang bisa naik dan bahkan bisa turun, tempat tinggal karyawan kebanyakan tinggal di kontarakan karena rata – rata pedatang dari luar kabupaten tangerang.5 Dengan begitu tersedianya lapangan pekerjaan yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk berprofesi sebagai mata pencaharian utama. 4 5
Monografi Desa Talaga, Januari (2015) Data PT. Rinnai Indonesia (2016)
4
Kabupaten Tangerang merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Banten. Kabupaten Tangerang memiliki banyak industri baik dalam skala besar, sedang dan kecil yang tersebar disetiap Kecamatan bahkan Desa. Kabupaten Tangerang memang tumbuh menjadi wilayah industri dan manufaktur. Saat ini hampir 50 % pekerja utama di kabupaten Tangerang bekerja pada sektor industri dan manufaktur. 6 Menurut data BPS pada tahun 2013 kabupaten Tangerang dihuni 3.157.780 jiwa . Dengan rata rata kepadatan penduduk secara luasan per km2 mencapai 3.121 jiwa/km2. Pertumbuhan penduduk di kabupaten Tangerang tumbuh sebesar 3,34 % . Sektor Industri dan manufaktur terus tumbuh dengan dibukanya banyak kawasan industri baru. Berdasarkan lapangan pekerjaan, sektor industri pengolahan menduduki peringkat pertama penyerapan tenaga kerja di Tangerang dengan persentase mencapai 44,89 persen. Sektor industri merupakan sektor ekonomi utama untuk menunjang perekonomian Kabupaten Tangerang.7 Bila dilihat dari jumlah industri yang ada di Kabupaten Tangerang yang sangat dekat dengan Ibukota dan transportasi yang mudah serta memadai. Menyebabkan Kabupaten Tangerang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitip bagi pelaku industri. Oleh karena itu, kawasan industri memegang peranan penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tangerang. Perkembangan industri PT. Rinnai yang berada di Kabupaten Tangerang saat ini memiliki cabang karena terjadinya industrialisasi merupakan salah satu industri kompor gas yang dijadikan produk unggulan. Produksi industri kompor gas dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dapat dilihat dari tersedianya produk kompor gas rinnai disetiap toko-toko.
6
Kompasiana, Kabupaten Tangerang Menyongsong Peran Kota Cerdas, (http://Kabupaten Tangerang Menyongsong Peran Kota Cerdas - KOMPASIANA.com.htm) diakses Sabtu 12 September 2015 pukul 05:15 Wib. 7 Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang, 2013
5
Lokasi industri di suatu daerah tidak terlepas dari pengaruhnya terhadap masyarakat di sekitanya. Demikian halnya dengan keberadaan industri PT. Rinnai di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang akan memberikan dampak bagi masyarakat setempat baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, perubahan itu meliputi berbagai aspek kehidupan penduduknya. Perubahan yang dirasakan secara langsung adalah terbukanya lapangan pekerjaan dan daya serap tenaga kerja bagi penduduk. Dengan tersedianya lapangan pekerjaan diharapkan dapat menjadi peluang besar untuk perbaikan pendapatan, dan fasilitas hidup yang lebih baik. Industri PT. Rinnai ini, berpotensi pula pada masalah dan perubahan sosial ekonomi di daerah tersebut. Selain itu industri ini juga berpengaruh terhadap kesehatan, seperti diberlakukannya sistem shift atau penggantian waktu kerja pegawai dalam satu hari mengakibatkan pola hidup masyarakat menjadi tidak sehat, dalam satu hari biasanya terdapat 2 hingga 3 shift. 2 shift biasanya dimulai pada jam 07.00 sampai jam 16.00 dengan waktu istirahat 1 jam, dilanjutkan shift ke dua 16.00 sampai 12.00 secara keseluruhan maksimal waktu kerja 9 jam dengan rentan waktu 5 hari kerja dalam satu minggu. Sitem kerja dengan 3 shift yaitu 8 jam dengan waktu istirahat 1 jam dalam perputaran waktu hingga 24 jam per hari selama rentan waktu 6 hari dalam seminggu belum lagi jika ditambah dengan jam lemburan yang biasanya tiga jam perhari (tergantung banyaknya stok barang) dengan bayaran 3 kali lipat perjam, disisi lain kita diuntungkan dengan bayaran yang cukup tinggi namun kesehatan kita terancam akibat terkurasnya tenaga dan berkurangnya waktu beristirahat. Biasanya para karyawan pabrik menyisatinya dengan meminum suplemen atau obat guna membugarkan dan menghilangkan kantuk. Hasilnya kurang begitu maksimal, para karyawan tetap saja merasa ngantuk saat bekerja shift malam. Sistem kerja outsorcing/kontrak adalah sistem kerja yang memberlakukan masa kerja dengan kurun batas waktu tertentu, setiap pabrik industri menetapkan jangka waktu outsorcing yang
6
berbeda-beda antara lain 3-12 bulan. Jika kita menilik pada sistem penerapan kerja secamam ini tentunya akan merugikan para karyawan pabrik, ketika masa kontrak kerjanya telah habis dan tidak di perpanjang maka karyawan pabrik harus mencari pekerjaan yang lain agar tidak menganggur. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakankan penelitian mengenai keberadaan industri PT. Rinnai di Desa Talaga Kecamatan Cikupa, terutama ingin mengetahui bagaimana keberadaan industri PT. Rinnai dan bagaimana pengaruhnya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang. Dengan demikian peneliti mengajukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Tangerang (Studi Kasus PT. Rinnai)”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat identifikasikan permasalahan yang terjadi melalui observasi mengenai keberadaan industri PT. Rinnai terhadap kondisi sosial masyarakat. Masalah-masalah yang terjadi dapat diidentifikasikan yaitu, sebagai berikut: 1. Keberadaan industri PT. Rinnai di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang akan memberikan dampak bagi masyarakat setempat. 2. Pola hidup masyarakat yang tidak sehat akibat sistem shift,dan sitem kerja kontrak atau outsorcing. 3. Pengaruh industri PT. Rinnai dengan kondisi sosial ekonomi tenaga kerja yang tinggal di Desa Talaga. Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini untuk mengantisipasi terjadi penyimpangan terhadap fokus kajian. Batasan masalah dalam
7
penelitian ini adalah industri PT. Rinnai yang dilihat dari tenaga kerja, dan kondisi sosial ekomoni masyarakat yang mencakup aspek pendidikan, pendapatan, kesehatan dan kepemilikan fasilitas hidup. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan indentifikasi masalah yang sudah dijelaskan diatas, maka masalah yang diteliti dibatasi pada: Pengaruh keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.
D. Perumusan Masalah Melihat fenomena yang terjadi dilatar belakang di atas maka peneliti akan mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana keberadaan industri PT. Rinnai di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang? 2. Bagaimana pengaruh keberadaan industri PT. Rinnai terhadap kondisi sosial ekonomi tenaga kerja yang tinggal di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hal-hal berikut: 1. Mengetahui keberadaan industri PT. Rinnai di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang. 2. Mengetahui pengaruh keberadaan industri PT. Rinnai terhadap kondisi sosial ekonomi tenaga kerja yang tinggal di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang?
8
F. Manfaat Penelitian Suatu penelitian akan lebih bermakna bila bermanfaat baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan, maupun bagi kehidupan masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan informasi, evaluasi, gambaran dan pembekalan mengenai pengaruh industri terhadap kondisi sosial ekonomi pada masyarakat Desa Talaga khususnya yang diakibatkan industri setempat serta masyarakat umum yang mencakup berbagai kalangan. Adapun manfaat yang diharapkan peneliti diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis, yakni yang diperoleh dari penelitian ini dapat berguna menjadi referensi dan memberikan wawasan keilmuan bagi peneliti, memberikan sumbangan konsep – konsep baru, yang berkenaan dengan bidang industri. 2. Manfaat praktis, Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara langsung maupun tidak langsung dalam praktik kehidupan sehari – hari, diantaranya: a. Bagi peneliti, semoga semakin memperluas wawasan berfikir mengenai masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian fakta di lapangan dengan teori yang dipelajari. b. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat membantu dan meningkatkan hasil produksi PT. Rinnai di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang. c. Bagi Dinas Perindustri atau perusahaan, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai industri PT. Rinnai. d. Bagi intansi pemerintah, penelitian ini diharapkan sebagai data dan informasi mengenai pengaruh keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang (Studi Kasus PT. Rinnai), serta dapat
dimanfaatkan
sebagai
bahan
pertimbangan
dan
9
sumbangan pemikiran bagi dinas – dinas terkait dalam bidang ini.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. a.
Tinjauan Industri Pengertian Industri Menurut Teguh bahwa “Industri adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk yang sejenis, atau produk pengganti yang mendekati”.8 Sedangkan menurut Rustiati bahwa, “Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan siap pakai untuk memenuhi kebutuhan manusia”.9 Berdasarkan pengertian di atas dapat di tarik kesimpulannya bahwa industri tempat produksi atau sekumpulan perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau produk pengganti yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuahan manusia. Industri mempunyai pengertian dalam arti luas dan arti sempit. Menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2008 industri mempunyai dua pengertian, yaitu: Secara luas, industri mencangkup semua usaha dan kegiatan di bidang ekonomi bersifat produktif, sedangkan pengertian secara sempit, industri hanyalah mencangkup industri pengolahan yaitu sutau kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah sesuatu barang dasar mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi, kemudian barang yang kurang nilainya dan sifatnya lebih kepada pemakaian akhir.10 Menurut Sumaatmadja (dalam Imam Nawawi) industri dalam arti luas dan sempit, yaitu:
8
Muhammad Taguh, Ekonomi Industri, (Jakarta: Rajawali Pers. 2010), h.250 Ita Rustiati Ridwan, “Dampak Industri Terhadap Lingkungn Sosial,” GEA Pendidikan Geografi, PGSD UPI Serang Banten, 2007, h. 2, tidak dipublikasikan. 10 Data Badan Pusat Statistik Tahun 2008, Tentang Perindustrian 9
10
11
Dalam arti yang luas industri adalah segala kegiatan manusia memanfaatkan sumber daya alam sedangkan dalam arti yang sempit industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi (manufacturing industry).11 Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian, menyebutkan bahwa Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.12 Berdasarkan pengertian di atas, bahwa industri merupakan segala usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam mengenai pengolahan bahan baku atau bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi untuk kebutuhan manusia, dimana barang yang dihasilkan industri nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya. Pembangunan industri tidak sebatas hanya untuk mengolah bahan baku menjadi setengah jadi atau barang jadi saja, akan tetapi banyak
tujuan
lain
dengan
adanya
pembangunan
industri.
Sebagaimana menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian, bahwa pembanguan industri bertujuan untuk:13 1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam, dan/atau hasil budidaya serta dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup; 2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang sebagai upaya untuk 11
Imam Nawawi, “Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat (Stdi di Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung),” Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.11 tidak dipublikasikan. 12 Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian diakses 06/07/2016 Pkl 09:34 wib 13 Ibid.,
12
3.
4.
5.
6.
7.
8.
mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri pada khususnya; Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya teknologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan terhadap kemampuan dunia usaha nasional; Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan ekonomi lemah, termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam pembangunan industri; Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan peranan koperasi industri; Meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor hasil produksi nasional yang bermutu, disamping penghematan devisa melalui pengutamaan pemakaian hasil produksi dalam negeri, guna mengurangi ketergantungan kepada luar negeri; Mengembangkan pusat – pusat pertumbuhan industri yang menunjang pembangunan daerah dalam rangka pewujudan Wawasan Nusantara; Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional. Dari uraian di atas bahwa tujuan dari adanya pembangunan
industri sangat penting bagi masyarakat dan negara, adanya pembangunan industi tidak hanya menyediakan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran saja akan tetapi masih banyak tujuan lain
seperti
meningkatkan
pertumbuhan
perekonomian,
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, meningkatkan penerimaan devisa, dan menunjang serta memperkuat stabilitas nasional dalam rangka memperkuat ketahanan sosial. b. Jenis – Jenis Industri Jumlah dan jenis – jenis industri berbeda – beda untuk setiap daerah atau Negara tergantung pada sumber daya yang tersedia. Menurut Abdurachmat dan Maryani (dalam Dimas Bagus Ananta) mengklasifikasikan industri berdasarkan sifat bahan mentah dan sifat produksinya, industri diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
13
a. Industri Primer, yaitu industri – industri yang mengolah bahan mentah hasil produksi sektor primer baik dari pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, maupun pertambangan. Industri ini pada umumnya lebih berorientasi kepada bahan mentah dan di tempatkan. b. Industri Sekunder, yaitu industri – industri yang mengolah lebih lanjut hasil – hasil indutri lain (industri primer) bahan bakunya adalah barang jadi atau setengah jadi yang diproduksi industri lain. Pada umumnya ditempatkan berdekatan dengan industriindustri yang menghasilkan bahan bakunya.14 Klasifikasi industri berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu: a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang.15 c.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Industri Menurut Daldjoeni (dalam Imam Nawawi) bahwa “Faktor yang mempengaruhi keberadaan industri meliputi faktor ekonomi, historis, manusia, politis, dan faktor geografis”.16 Sedangkan menurut Smith (dalam Dimas Bagus Ananta) menggolongkan syarat dan faktor – faktor yang mempengaruhi kegiatan industri antara lain:17
14
Dimas Bagus Ananta, “Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan,” Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.11 tidak dipublikasikan 15 Daud Sajo Geografi, Klasifikasi Industri, 2015, (http://www. Klasifikasi Industri.html), diakses 25/08/2016 Pkl 15:56 wib 16 Imam Nawawi, “Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat (Stdi di Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung),” Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.15 tidak dipublikasikan 17 Dimas Bagus Ananta, “Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan,” Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.12 tidak dipublikasikan
14
a. Faktor sumber daya 1) Bahan mentah 2) Bahan energi 3) Penyedian air 4) Iklim dan bentuk lahan b. Faktor sosial 1) Penyedian tenaga kerja 2) Keterampilan dan kemampuan teknologi 3) Kemampuan mengorganisasi c. Faktor ekonomi 1) Pemasaran 2) Modal 3) Nilai dan harga tanah, pajak 4) Transportasi d. Faktor kebijakan pemerintah Berdasarkan uraian diatas bahwa faktor yang mempengaruhi kegiatan industri tersebut meliputi faktor sumber daya merupakan faktor yang sangat berpengaruh karena modal utama terciptanya suatu proses industri, faktor sosial merupakan salah satu indikator penting berkembangnya suatu industri baik dalam penyediaan tenaga kerja, skil, kemampuan teknologi dan kemampuan mengorganisasi, faktor ekonomi juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dalam hal modal dan pemasaran hasil industri. Kemudian faktor kebijakan pemerintah juga mempengaruhi perkembangan dan keberdaan suatu industri seperti dalam hal ketentuan perpajakan dan tarif, dan pembatasan impor ekspor. Faktor tersebut saling mempengaruhi dan saling mendukung terhadap keberadaan industri. d. Teori Lokasi Industri Penempatan lokasi industri mempunyai peranan yang sangat penting, sebab akan mempengaruhi perkembangan dan kontinuitas proses dan kegiatan industri itu sendiri, lokasi industri dalam hal ini kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi, jadi diputuskan berdasarkan berbagai macam orientasi,
15
menurut Djamari (dalam Melly Nurmiladiyah) membagi pemilihan lokasi menjadi golongan yaitu:18 a. Industri yang berorientasi kepada bahan mentah (Raw Materials Oriented Manufactures. b. Industri yang berorientasi kepada pasaran (Market Oriented Manufactures). c. Industri yang berorientasi kepada tenaga kerja (Labour Oriented Manufactures). d. Industri yang berorientasi kepada sumber tenaga/energi (Power Oriented Manufactures. Penyebaran lokasi industri ke daerah – daerah mempunyai arti penting bagi pembangunan daerah yang dijadikan lokasi industri, potensi yang ada dapat terolah dan dapat dimanfaatkan sebaik – baiknya, baik itu potensi manusia maupun potensi alam, seperti yang dikemukakan oleh Djamari (dalam Dimas Bagus ananta) yang mengemukakan: Faktor – faktor yang bermacam – macam itu biasanya berinteraksi satu sama lain tetapi suksesnya suatu industri biasanya bukan karena semua faktor itu ada secara lengkap dan optimum pada suatu wilayah. Tetapi dari sekian banyak faktor – faktor itu ada sebagian faktor yang dominan, yang sangat menentukan, sehingga suatu industri ditempatkan di tempat tertentu.19 Sedangkan
Djojodipuro
(dalam
Melly
Nurmiladiyah)
mengemukakan bahwa: Dalam teori weber, faktor yang mempengaruhi lokasi industri yaitu biaya angkutan dan tenaga kerja yang merupakan faktor regional yang bersifat umum dan faktor deglomerasi yang bersifat lokal dan khusus. Sehingga dalam teori weber tersbut biaya angkutan 18
Melly Nurmiladiyah, “Pengaruh Keberadaan Industri Batu Alam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pekerja Di Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka,” Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.27 tidak dipublikasikan. 19 Dimas Bagus Ananta, “Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan,” Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.17 tidak dipublikasikan
16
dianggap sebagai penentu utama lokasi industri; biaya produksi tidak dianggap menentukan secara langsung, akan tetapi lebih dilihat sebagai fungsi berat yang diangkut dan jarak yang ditempuh.20 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang menunjang dalam keberdaan suatu industri, namun biasanya ada faktor yang lebih dominan lainnya yang dapat menentukan diamana suatu industri ditempatkan. Lokasi industri sangat menentukan keberhasilan suatu industri, karena dalam penentuan lokasi industri, gejala – gejala geografi suatu daerah harus mempunyai kemampuan sebagai penunjang kegiatan industri tersebut, selain hatus memperhatikan unsur tenaga kerja, bahan mentah, pasaran, dan pengembangan wilayah.
2. a.
Teori Kebutuhan Pengertian Teori Kebutuhan Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material. Dalam setiap masyarakat selalu akan terdapat keingianan yang relatif tidak terbatas untuk menikmati berbagai jenis barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat itu sendiri. Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers, ed, mengatakan bahwa: Kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar atau basic Human needs dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan atau konsumsi individu (makan, perumahan, pakaian) maupun keperluan pelayanan sosial tertentu (air minum, sanitasi, transportasi, kesehatan, dan pendidikan).21
20
Melly Nurmiladiyah, “Pengaruh Keberadaan Industri Batu Alam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pekerja Di Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka,” Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.28 tidak dipublikasikan 21 Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers, ed, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, (Jakarta: Rajawali, 1982), h.2
17
Manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya selalu berusaha mencari yang terbaik. Kebutuhan mencerminkan adanya perasaan kekurangan yang ingin dipenuhi dalam diri manusia, yang lapar ingin makan, yang haus ingin minum dan yang sakit ingin sembuh serta yang bodoh ingin menjadi pintar. Kebutuhan masyarakat yang dimaksudkan adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengkonsumsikan barang dan jasa.22 Keingianan ini dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu keinginan yang disertai dengan kemampuan seseorang dalam pencapaian kebutuhan barang atau jasa, dan keinginan yang tidak disertai
dengan
kemampuan
seseorang
dalam
memenuhi
kebutuhannya. Menurut Lukman dan Indoyana Nasrudin, “Kebutuhan manusia (needs) adalah keluasan jangkauan kebutuhan hidup berbeda setiap manusia karena perkembangan kebutuhan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan budaya manusia sendiri.”23 Secara umum jenis kebutuhan manusia dapat dikelompokan menjadi: a. Kebutuhan Pokok (Basic Needs) Merupkan kebutuhan kebendaan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup, yang merupakan kebutuhan paling dasar yang harus dipenuhi seperti, sandang, pangan, dan papan. b. Kebutuhan Adat Istiadat (Conventional Needs) Merupakan kebutuhan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang merupakan jati diri / sebagai ciri khas suatu kehidupan bermasyarakat seperti, pakaian adat penganten. c. Kebutuhan Pekerjaan (Occupational Needs) Merupakan kebutuhan manusia akan pekerjaan dan alat-alat yang diperlukan dan digunakan untuk menghasilkan pemenuhan 22
Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, Ed.3, Cet. 27, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.5. 23 Lukman dan Indoyana Nasarudin, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h.2
18
kebutuhan yakni barang-barang dan jasa untuk mempertahankan kelangsungan hidup seperti jadi pegawai / karyawan. d. Kebutuhan Pribadi (Personality Needs) Merupakan jenis kebutuhan pengakuan terhadap keberadaan diri dan kepribadian seperti status sosial, hobi, tabiat dan pendidikan. Menurut Suherman Rosyidi, sebenarnya kebutuhan manusia itu ada pula batasnya. Hanya saja untuk sebagian terbesar penduduk – penduduk setiap negara. Bahkan penduduk dunia sebagai suatu keseluruhan, keinginan dan kebutuhan itu adalah sedemikian banyaknya sehingga jauh melampaui jumlah barang dan jasa yang dengan keduanya itulah keinginan dan kebutuhan mereka terpenuhi.24 Ada beberapa tingkatan kebutuhan manusia menurut Suherman Rosyidi:25 1) Kebutuhan Primer (Primary Needs), yaitu kebutuhan pada tingkat yang pertama untuk membutuhkan sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (tempat tinggal). 2) Kebutuhan Sekunder (Secondary Needs), yaitu kebutuhan pada tingkat kedua, kebutuhan ini muncul karena telah terpenuhinya kebutuhan tingkat pertama maka muncullah kebutuhan sekunder yang merupakan kebutuhan sekunder akan barang – barang perlu antara lain, kebutuhan sepatu, sepeda, pendidikan, dan sebagainya. 3) Kebutuhan Tersier (Tertiary Needs), yaitu kebutuhan tingkat ketiga yang berisi kebutuhan akan barang mewah yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah terpenuhi seperti, mobil mewah, piano, berlian, dan sebagainya. 4) Kebutuhan Kuarter (Quartiary Needs), yaitu kebutuhan tingkat keempat yang berisi kebutuhan akan barang yang benar-benar 24
Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2011), h. 50 25 Ibid.,
19
mubazir (yang sebenarnya tidak diperlukan sama sekali), dan seterusnya. Masyarakat akan sampai pada suatu tingkat kebutuhan tertentu hanya setelah tingkat kebutuhan sebelumnya terpenuhi. Bagi masyarakat kaya atau berkecukupan (offluent society), uang tersedia dengan relatif amat mudah. Bagi masyarakat seperti itu, kebutuhan tersier dan kebutuhan kuarter sudah mereka penuhi, tetapi uang masih melimpah, lalu muncullah kebutuhan bermacam-macam lainnya. Maslow menyatakan bahwa: Walaupun terdapat peringkat kebutuhan, sifatnya tidak kaku. Namun dalam kehidupan sehari – hari ternyata bahwa kegagalan untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar menyebabkan manusia bersikap tidak abnormal. Hal ini sangat mungkin terjadi apabila kebutuhan – kebutuhan psikologis atau spiritual yang lebih tinggi tingkatnya tidak terpenuhi dengan memuaskan. Lagipula, semakin tinggi derajat kebutuhan, semakin besar pula kekuasaan untuk memberikan kepuasaan.26 Manusia
dan
kebutuhannya
senantiasa
berubah
dan
berkembang. Jika seseorang sudah bisa memenuhi salah satu kebutuhannya, dia akan merasa puas dan akan menikmati kesejahteraan serta bebas untuk berkembang menuju potensi kebutuhan yang lebih besar. b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan manusia sebagai berikut:27
26
Soerjono Soekanto, Sosiologi Industri Suatu Pengantar, (Bandung: Anggota IKAPI, 1967), h. 16. 27 Lukman dan Indoyana Nasarudin, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 4
20
a. Faktor Ekonomi Kondisi ekonomi sangat mempengaruhi jenis kebutuhan dan cara memenuhi
kebutuhan
seseorang.
Kebutuhan
orang
kaya
cenderung lebih banyak daripada orang miskin. Contohnya kebutuhan orang kaya yang membutuhkan mobil mewah. Rumah sewa, sedangkan orang miskin tidak memerlukan barang – barang tersebut. Perbedaan ini terjadi karena orang kaya mampu memenuhi kebutuhan dengan mudah. Sedangkan orang miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok saja sangat sulit. b. Faktor Lingkungan Budaya Sosial Naluri manusia untuk mempertahankan hidup menuntut manusia memenuhi kebutuhan biologis berupa makanan, minuman, dan pakaian. Alat pemuas kebutuhan tersebut diambil di lingkungan sekitar tempat tinggal. Dengan demikian kondisi lingkungan suatu daerah sedikit banyak mempengaruhi cara hidup dan kebutuhan manusia yang tinggal di dalamnya. c. Faktor Fisik Manusia diciptakan Tuhan dalam bentuk fisik yang berbeda – beda. Ada laki – laki ada perempuan. Ada yang berpostur tinggi dan ada yang berpostur rendah, hal ini otomatis menyebabkan kebutuhan manusia yang berbeda – beda. d. Faktor Pendidikan Tinggi rendahnya seseorang akan memepengaruhi jenis dan jumlah kebutuhan. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin banyak pula biaya yang dikeluarkan tetapi semakin tinggi pendidikan semakin besar pula kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. e. Faktor Bencana Apabila terjadi bencana, baik bancana alam maupun karena kecerobohan manusia, maka akan timbul keinginan manusia
21
untuk mengatasinya. Oleh sebab itu muncul keinginan memenuhi kebutuhan akan barang guna mengatasi bencana. f. Faktor Mode Masyarakat cenderung ingin memenuhi kebutuhannya sesuai dengan mode terbaru/mutakhir. Mialnya rumah, sepeda, motor, hand phone, mobil, jenis pakaian g. Faktor Peradaban Kebutuhan manusia selalu mengikuti perkembangan zaman. Makin
tinggi
peradaban
manusia
semakin
banyak
pula
kebutuhannya, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. h. Faktor Agama Agama merupakan kebutuhan rohani yang penting bagi manusia. Setiap agama memiliki peraturan peribadatan sendiri – sendiri yang berbeda – beda. i. Mata pencaharian Dalam memenuhi kebutuhan, manusia dipengaruhi oleh mata pencahariannya. Petani lebih membutuhkan alat bercocok tanam, misalnya cangkul, pupuk, bibit, dan lain-lain. Sedangkan nelayan lebih membutuhkan perahu, jala, umpan dan lain – lain. Banyak kebutuhan manusia yang harus terpenuhi, karena jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka manusia tidak akan bisa melakukan aktivitasnya bahkan tidak bisa hidup. Macam – macam kebutuhan tersebut jelas mempunyai dampak terhadap manusia dan lingkungannya, namun karena sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan manusia yang tak terbatas, maka terjadi kelangkaan dimana-mana, artinya banyak kebutuhan yang tak terpenuhi. Kebutuhan manusia yang satu tidak selalu sama dengan kebutuhan manusia lainnya. Hal ini terkait dengan tingkat kesejahteraan manusia, semakin tinggi tingkat kesejahteraannya maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan yang akan dipenuhui,
22
misalnya kebutuhan rumah mewah dan kendaraan mewah ini tidak akan terjadi pada seseorang yang tingkat kesejahteraannya rendah. Kebutuhan yang akan dipenuhinya sangat berbeda. 3.
Kondisi Sosial Ekonomi Menurut Singarimbum dan Penny (dalam Imam Nawawi) mengatakan bahwa, “Kondisi sosial ekonomi adalah keadaan struktur sosial ekonomi masyarakat dalam suatu daerah. Dengan empat parameter yang digunakan untuk mengukur kondisi sosial ekonomi yaitu: mata pencaharian, pendidikan, kesehatan, dan transportasi.“ 28 Sedangkan kondisi sosial menurut Bintarto (dalam Imam Nawawi) adalah sebagai berikut: Kondisi sosial ekonomi adalah sutau usaha bersama dalam suatu masyarakat untuk menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup. Dengan lima parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kondisi sosial ekonomi yaitu: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.29 Berdsarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulannya bahwa kondisi sosial ekonomi merupakan sutau usaha dari masyarakat untuk menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup serta dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan menggunakan beberapa parameter untuk kondisi sosial ekonomi antara lain: : usia, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan, dan pendapatan. Pada akhirnya faktor – faktor tersebut akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan. Jadi kondisi sosial ekonomi merupakan segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat terutama dalam kaitannya untuk mencapai kesejahteraan dengan cara memanfaatkan tenaga, waktu, dan sebagainya.
28
Iman Nawawi, “Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat (Stdi di Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung),” Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.18 tidak dipublikasikan. 29 Ibid., h. 19.
23
Keberadaan industri di suatu daerah dalam skala industri besar maupun skala indusrti kecil akan memberi pengaruh dan membawa perubahan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya baik secara langsung maupun tidak langsung seperti tersedianya lapangan pekerjaan dan akan berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat. Tumbuh kembangnya industri di tengah – tengah masyarakat dapat memberikan peluang adanya kesempatan kerja. Dengan demikian sutu masyarakat akan memperoleh pekerjaan dan jaminan sosial. Kondisi sosial ekonomi yang di maksud dalam penelitian ini adalah gambaran umum mengenai keadaan sosial ekonomi masyarakat Desa Talaga yang bekerja di PT. Rinnai, meliputi tingkat pendidikan, kesehatan, pendapatan, dan kepemilikan fasilitas hidup. Adapun secara umum perbaikan kondisi sosial ekonomi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a.
Pendidikan Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk dan menciptakan masyarakat sesuai dengan yang diharapkan karena pendidikan berfungsi mengembangkan wawasan dan meningkatkan kualitas manusia terhadap agama, ekonomi, sosial sehingga dapat membawa masyarakat untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Menurut Abdullah Idi, bahwa “Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang diberikan atau disampaikan dari orang yang sudah dewasa kepada anak yang belum dewasa menuju perkembangan ke arah kedewasaan pribadi yang matang dan mandiri, baik jasmani maupun rohani.”30
30
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan: Individu, Masyarakat dan Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.195
24
Berbeda dengan yang tercantum dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ( ayat 1 dan 4), disebutkan bahwa pendidikan adalah: Usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.31 Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas adalah sebuah rujukan normatif penyelenggaraan pendidikan yang sarat dengan landasan filosofi dan keilmuan pendidikan.32 Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa pendidikan merupakan proses pembelajaran agar peserta didik mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dan menjadi gambaran sosok manusia masa depan yang tumbuh kembangnya terimplementasikan dalam pembelajaran anak manusia yang diimpikan menjadi generasi emas. Pada dasarnya pendidikan dibedakan menjadi pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan nonformal, yang membedakan dari ketiga penddikan tersebut yaitu dalam hal penyelenggaraannya. Pendidikan formal bisa diperoleh dari sekolah, pendidikan nonformal didapatkan dari lingkungan masyarakat dan bimbingan belajar, serta pendidikan informal diperoleh dari lingkungan keluarga yang berlangsung secara natural dan wajar. Sedangkan pendidikan non formal diperoleh dari lingkungan masyarakat seperti bimbingan belajar dan kursus yang aturannya sedikit longgar.
31 32
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas Frieda Mangunsong, dkk, Pendidikan Yang Memperdayakan, (Depok: UI, 2014), h.3
25
Pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan meningkatkan daya saingnya dalam dunia pekerjaan, sehingga akan berdampak baik pada peningkatan pendapatan, pendidikan merupakan salah satu pokok yang dapat mengatasi kemiskinan dan pengangguran. Dharmawan mengemukakan pentingnya sektor pendidikan dalam industri, yaitu sebagai berikut: Pendidikan memegang peranan pokok dalam perkembangan masyarakat industri, sebab masyarakat tersebut menuntut adanya spesialisasi dalam berbagai fungsi yang terdapat disetiap bidang kehidupan. Karena suatu sistem pendidikan yang utuh dan mantap sangat di butuhkan.33 Selain itu industri dengan pendidikan mempunyai hubungan yang timbal balik, sebagaimana dikemukakan Parker dkk bahwa: Hubungan antara industri dan sistem pendidikan bersifat timbal balik, serta memiliki pengaruh besar terhadap tenaga kerja yang telah terlatih atau calon tenaga kerja yang memiliki latar belakang dan tingkat pendidikan yang cukup memadai untuk mendapatkan suatu latihan.34 Keberdaan industri
di
tengah masyarakat
memberikan
pengaruh dalam berbagai hal, begitu pula dengan pendidikan yang ikut terpengaruh dengan adanya industri. Menurut Parker dkk pengaruh nyata dan mudah dilihat dari sektor
industri
terhadap
sektor
pendidikan
ialah,
“Adanya
kecenderungan untuk menyusun dan menerapkan kurikulum serta
33
A. Dharmawan, Aspek-aspek dalam Sosiologi Industri, (Bandung: Binacipta, 1984),
34
S.R. Parker dkk, Sosiologi Industri, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985), h. 42
h.19
26
materi pelajaran di sekolah maupun universitas agar sesuai dengan kebutuhan sektor industri.”35 Pendidikan yang dimaksud dalam hal ini adalah bentuk pengawasan dan perhatian terhadap anak dalam hal belajar guna meningkatkan mutu pendidikan, karena biasanya sebagai karyawan pabrik yang sehari – hari terbiasa bekerja maka pengawasan belajar terhadap anak dirasa akan kurang, karena orang tua yang sibuk bekerja di pabrik. b. Pendapatan Pendapatan merupakan hasil berupa uang atau barang yang didapatkan dari usaha manusia melalui pekerjaan dan merupakan salah satu faktor penentu tingkat kesejahteraan. Menurut Arsyad (dalam Dimas Bagus Ananta) mengungkapkan bahwa pendapatan merupakan
parameter
penting
untuk
menentukan
suatu
kesejahteraan. Sedangkan Menurut kamus besar bahasa Indonesia, “Pendapatan adalah hasil kerja atau usaha”.36 Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulannya bahwa pendapatan adalah hasil kerja atau usaha dan merupakan parameter penting untuk menentukan kesejahteraan. Menurut Mahyu Danil mengemukakan bahwa “Pendapatan seseorang dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu.”37 Menurut Mubyarto mengemukakan “Pendapatan adalah hasil berupa uang atau material lainnya.”38
35
Ibid., Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Basaha Inonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 293. 37 Mahyu Danil, Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konumsi Pada Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Bupati Kabupaten Bireun, Jurnal ekonomi Universitas Almuslim Bireuen Vol. IV No. 7, 2013, h, 37. 38 Ibid,. 36
27
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulannya bahwa pendapatan seseorang adalah sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai dengan uang atau material lainnya yang dapat dihasilkan oleh seseorang melalui usahanya. Pedapatan
adalah
seluruh
penerimaan
seseorang
atau
kelompok baik berupa uang maupun barang, baik dari hasil sendiri maupun dari pihak lain yang dinilai dengan uang atas harga yang berlaku dalam jangka waltu tertentu, pendapatan seseorang atau kelompok yang lebih dikenal dengan pendapatan masyarakat dapat dibagi dalam dua bentuk yaitu: a. Pendapatan berupa uang adalah penghasilan berupa uang yang diterima sebagai balas jasa karena prestasi. b. Pendapatan berupa barang adalah segala pendapatan yang nilainya sama dengan harga barang tersebut dan diterima dalam bentuk barang. Pendapatan juga bisa menjadi indikator dalam hal sosial ekonomi. Tinggi rendahnya pendapatan akan mempengaruhi sikap masyarakat dalam mengatur prilaku ekonomi masyarakat itu sendiri. Tingkat pendapatan dapat menyebabkan terjadinya dinamika kehidupan sosial dalam masyarakat suatu daerah. Semakin tinggi pendapatan masyarakat maka semakin mapan pula kehidupan ekonominya, dan semakin tinggi pula kedudukannya di masyarakat.
c.
Kesehatan Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Secara keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi dari fisik, mental, dan kesejahteraan sosial ekonomi.39 Kesehatan menjadi modal dasar untuk dapat melangsungkan hidupnya.
39
Charis Christiani, Pratiwi, Bambang, “Analisis Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat Provinsi Jawa Tengah”, Jurnal Ilmiah, h. 104.
28
sebagaimana
pengertian
kesehatan
Kesehatan Dunia WHO) Tahun 1948
menurut (Organisasi menyebutkan bahwa
pengertian kesehatan adalah sebagai “Suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.” Sedangkan menurut Ridley kesehatan merupakan unsur penting agar kita menikmati hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan. Kesehatan juga merupakan faktor penting menjaga keberlangsungan sebuah organisasi.40 Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulannya bahwa kesehatan merupakan unsur penting agar kita menikmati hidup yang berkualitas baik itu keadaan fisik, mental, maupun sosial kesejahteraan manusia baik di rumah maupun dalam pekerjaan dan juga
Kesehatan
juga
merupakan
faktor
penting
menjaga
keberlangsungan sebuah organisasi. Terciptanya kondisi sehat harus dilakukan agar kesehatan itu terpelihara, usaha – usaha tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Entjang (dalam Imam Nawawi) yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Memelihara kebersihan Konsumsi makanan yang sehat Cara hidup yang teratur Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan jasmani Meningkatkan taraf kesehatan rohaniah Melengkapi rumah dengan fasilitas yang menjamin hidup sehat Pemeriksaan kesehatan.41 Uraian di atas menjelaskan bahwa begitu banyak usaha yang
bisa dilakukan dalam menciptakan kesehatan, sehingga kesehatan tersebut terjaga, seperti pemeliharaan kebersihan baik itu jasmani maupun rohaniah. Kesehatan masyarakat menjadi indikator yang penting dalam melihat kondisi sosial ekonominya, karena dengan
40
Achmad Suaeb, “ Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (Studi Kasurs: Pembersih Kaca Jendela)”, Jurnal Ilmiah, Vol. 100, 2016, h. 3. 41 Iman Nawawi, “Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat (Stdi di Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung),” Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.23 tidak dipublikasikan.
29
kesehatan yang baiklah para masyarakat dapat melakukan aktifitas kesehariannya dengan baik. d. Kepemilikan Fasilitas Hidup Keberadaan industri akan berpengaruh terhadap tingkat kondisi sosial ekonomi masyarakat baik sebagai pekerja maupun masyarakat biasa. Pendapatan yang besar akan berpengaruh t erhadap gaya hidup seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Keberadaan
industri
akan
berpengaruh
terhadap
pola
kehidupan masyarakat menjadi lebih konsumtif terhadap barangbarang sebagai akibat dari peningkatan pendapatan masyarakat dari sektor tersebut. Menurut Abdulsyani (dalam Melly Nurmiladiyah) bahwa “Kepemilikan kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti perhiasaan, televisi, kulkas, dan lain – lain dapat menunjukan adanya pelapisan dalam masyarakat”.42 Kepemilikan fasilitas hidup dalam penelitian ini yaitu berupa barang – barang elektronik, rumah, alat komunikasi dan sarana transportasi. Barang – barang tersebut sering dijadikan tolak ukur untuk melihat kondisi sosial ekonomi dalam masyarakat. Oleh karena itu, kepemilikan fasilitas hidup menjadi salah satu faktor penentu kondisi sosial ekonomi di masyarakat. Apabila masyarakat mempunyai pendapatan yang baik dan tinggi maka secara tidak langsung dan tingkat kepemilikan fasilitas hidupnya juga akan tinggi, karena dengan pendapatan yang tinggi masyarakat
mempunyai
kesempatan
untuk
dapat
memenuhi
kebutuhan hidupnya dan memfasilitasi hidupnya.
42
Melly Nurmiladiyah, “Pengaruh Keberadaan Industri Batu Alam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pekerja Di Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka,” Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.27 tidak dipublikasikan.
30
4.
Tinjauan Masyarakat
a.
Pengertian Masyarakat Menurut Soerjono Soekanto bahwa,”Masyarakat merupakan suatu sistem karena mencangkup beberapa unsur pokok yang dalam kaitan
fungsionalnya
membentuk
suatu
sistem.
Sistem
kemasyarakatan itu sendiri merupakan kesatuan ruang dengan semua manusia serta sikap tindaknya maupun hasil sikap tindak itu.”43 Sedangkan menurut Elly M. Setiadi dan Usman Kolip Bahwa “Masyarakat adalah sekelompok manusia yang bertempat tinggal di daerah tertentu dalam waktu yang relatif lama, memiliki normanorma yang mengatur kehidupannya menuju tujuan yang dicita – citakan bersama, dan di tempat tersebut anggota – anggotanya melakukan regenawrasi (beranak pinak).”44 Berdasarkan uraian di atas masyarakat merupakan sekolompok manusia yang saling berinteraksi dalam waktu yang relatif lama dan saling membutuhkan yang diatur oleh norma – norma kehidupan dengan berbagai tujuan. Masyarakat selalu berproses dan hal tersebut menimbulkan perubahan baik perubahan besar ataupun kecil. b. Ciri – Ciri Masyarakat Menurut Marion Levy, (dalam Elly M. Setiadi dan Usman Kolip) membuat kriteria masyarakat untuk kehidupan kelompok manusia, diantaranya:45 1. Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seorang anggota. 2. Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi atau kelahiran. 3. Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada. 43
Soerjono Soekanto, Sosiologi Industri Suatu Pengantar, (Bandung:Anggota IKAPI,
1967), h.38 44
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya, (Jakarta:Kencana, 2011), h.37 45 Ibid., h.37
31
4. Kesetian pada sistem tindakan utama secara bersama-sama. Yang kemudian di tambah oleh Talcott Parson, yaitu: melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya. Berdasarkan uraian di atas, dari masyarakat diantaranya kemampuan atau masa hidup lebih lama dari individual normal serta dalam merekrut anggotanya secara reproduksi biologis kemudian melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya. c.
Unsur – Unsur Masyarakat Meurut Soejono Soekanto masyarakat yang mencangkup beberapa unsur berikut ini:46 1. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran mutlak ataupun angka pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi, secara teoritis angka minimnya adalah dua orang yang hidup bersama. 2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kupulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda – benda mati seperti umpamanya kursi, meja, dan sebagainya. Karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusiamanusia baru. Manusia itu juga bercakap – cakap, merasa dan mengerti, mereka juga mempunyai keinginan – keinginan untuk menyampaikan kesan – kesan atau perasaan – perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan timbullah peraturan – peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam kelompok tersebut. 3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan. 4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya. Berdasarkan uraian di atas, manusia senantiasa mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan sesamanya, karena manusia tidak akan mampu hidup sendiri karena manusia adalah makhluk sosial, karena masyarakat merupakan wadah untuk memenuhi berbagai kepentingan dan untuk bertahan hidup.
46
Soerjono soekanto, Sosiologi Suatu pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.22
32
d. Masyarakat Desa Saat ini belum ada kesepakatan umum tentang keberadaan masyarakat pedesaan dalam bentuk pengertian yang baku. Menurut Elly M. Setiadi dan Usman Kolip menyatakan bahwa “Masyarakat pedesaan acap kali dideskripsikan sebagai tempat kehidupan masyarakat dimana anggota masyarakatnya bergaul dengan rukun, tenang, selaras, dan akur.”47 Sedangkan yang tertuang dalam Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang pengertian desa yaitu sebagai berikut:48 Suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat, termasuk anggota masyarakat hukum, yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri, dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan pengertian di atas dapat di tarik kesimpulannya bahwa masyarakat desa adalah sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk anggota masyarakat hukum, yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat, dimana anggota masyarakatnya bergaul dengan rukun, tenang, selaras, dan akur dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri, dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masyarakat pedesaan ditandai dengan memiliki ikatan perasaan batin yang kuat serta hubungan erat sesama warga desa, dan berkelompok atas dasar kekeluargaan. Elly M. Setiadi dan Usman Kolip menyebutkan ciri – ciri dari masyarakat desa antara lain: 1. Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
47
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya, (Jakarta:Kencana, 2011), h. 837 48 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Desa diakses 05/08/2016 pkl 09.08 wib.
33
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan 3. Sebagai besar masyarakat pedesaan hidup dari pertanian 4. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, dan adat istiadat.49 Pada umumnya masyarakat pedesaan memiliki ciri kehidupan yang bersifat paguyuban, menutut Soerjono Soekanto bahwa, “Paguyuban (gemeinschaft) merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta besifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan.” Oleh karena itu masyarakat pedesaan dapat dikatakan masyarakat yang tradisional karena tetap bertahan dan kuat dalam memegang tradisi sebagai norma kehidupan. B. Hasil Penelitian Yang Relevan Sebagai bahan pembanding dan bahan kajian dalam penyusunan dan penulisan proposal skripsi ini, maka peneliti mengulas dan membahas sekelumit skripsi berikut ini. 1. Jurnal a. Sebagai bahan rujukan penelitian pertama adalah penelitian dari Fittiara Aprilia Sari dan Sri Rahayu (2014), Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, tentang Kajian Dampak Keberdaan Industri PT. Korindo Ariabima Sari Di Kelurahan Mendawai, Kabupaten Kotawaringin Barat. Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa industri PT. Korindo Ariabima Sari cenderung memberikan dampak negatif terhadap kondisi fisik (penggunaan lahan) dan lingkungan. Luas perubahan penggunaan lahan di Kelurahan Mendawai sejak Tahun 1979-2012 sekitar 163,038 Ha dengan perubahan terbesar terjadi pada hutan seluas 59,318 Ha menjadi 49
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya, (Jakarta:Kencana, 2011), h. 840
34
permukiman (17,847 Ha) dan industri (16,271 Ha). Selain itu, dampak negatif terhadap kondisi lingkungan ditunjukkan dengan terjadinya degradasi lingkungan ditinjau berdasarkan kebisingan, pencemaran udara, dan pencemaran air. Selain dampak negatif, industri tersebut juga memberikan dampak positif terhadap kondisi fisik (ketersediaan fasilitas umum dan kondisi prasarana jalan) dan sosial ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas umum dan kondisi prasarana jalan cukup lengkap dan memadai, sedangkan tingkat pendapatan masyarakat saat ini diatas UMR Kota Pangkalan Bun sebesar Rp. 1.600.000,-.50
2. Skripsi a. Penelitian dari Dimas Bagus Ananta (2014), lulusan S1 Jurusan Pendidkan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tentang Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan. Hasil yang terjabar dalam penelitian tersebut menunjukan bahwa keberadaan industri sirup jeruk nipis peras sudah cukup baik dimana bahan mentah yang digunakan sudah cukup dan mudah didapatkan, dalam penyerapan tenaga kerja industri dapat menyerap 12 hingga 18 tenaga kerja dari masyarakat sekitar, pemasaran yang dilakukan sudah cukup baik dimana pemasaran dilakukan melalui agen dengan jangkauan pemasaran hingga luar provinsi, modal yang digunakan juga sudah tergolong besar yakni Rp. 10.000.000 dengan asal modal dari pengusaha atau pinjaman dari bank. Kondisi sosial ekonomi masyarakatpun sudah cukup baik dilihat dari pendapatan, pendidikan, dan kesehatan pengusaha dan tenaga 50
Fittiara Aprilia Sari dan Sri Rahayu, “Kajian Dampak Keberadaan Industri PT. Korindo Ariabima Sari Di Kelurahan Mendawai, Kabupaten Kotawaringin Barat”, Jurnal Teknik PWK, Vol 3, 2014, h.106
35
kerja. Pengaruh keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yakni sebesar 14,91%. Keberadaan industri sirup jeruk nipis peras memiliki peranan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan.51 b. Penelitian yang dilakukan oleh Imam Nawawi (2014), lulusan S1 Jurusan
Pendidkan
Geografi,
Fakultas
Pendidikan
Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Dimana judul penelitiannya adalah Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat (Studi di Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung). Fokus tersebut mengenai keberadaan industri dengan meneliti lebih dalam serta pengaruhnya pada kondisi sosial ekonomi dan budaya. Kondisi sosial ekonomi lebih difokuskan pada aspek pendidikan, kesehatan, pendapatan, mata pencaharian, dan kepemilikan fasilitas hidup. Sementara kondisi budaya akan difokuskan pada gotong royong. Berikut adalah hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi, dengan tingkat korelasi yang tinggi dari mata pencaharian, pendapatan, kesehatan, dan kepemilikan fasilitas hidup,
sedangkan
pendidikan
berkorelasi
rendah
dengan
keberadaan industri. Kemudian tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari keberadaan industri terhadap kondisi budaya. Kegiatan gotong royong masyarakat masih dijalankan dengan baik dan dilestarikan sampai sekarang serta tidak berubah meskipun adanya pembangunan industri di Desa lagadar.52 51
Bagus Ananta, “Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan,” Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.17 tidak dipublikasikan 52 Iman Nawawi, “Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat (Stdi di Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung),” Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.23 tidak dipublikasikan.
36
c. Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Melly Nurmiladiyah (2012), lulusan S1 Jurusan Pendidkan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tentang Pengaruh Keberadaan Industri Batu Alam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pekerja Di Kecamatan
Sindangwangi
Kabupaten
Majalengka.
Hasil
penelitiannya terjabar bahwa dalam penelitian tersebut menunjukan bahwa keberadaan dan perkembangan industri batu alam di Kecamatan Sindangwangi adalah ditunjang oleh faktor produksi yang mendukungnya, diantaranya adalah dalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, dan
transpoertasi
yang memadai,
serta
keterampilan dan pengusaan teknologi. Pengaruh keberadaan industri batu alam terhadap pendapatan pekerja sama-sama berkorelasi sempurna, artinya keduanya sangat memberikan pengaruh yang besar bagi kondisi sosial ekonomi pekerja. Lain halnya dengan kepemilikan fasilitas hidup yang tiap kepala keluarga memiliki fasilitas hidup yang bervariasi.53
53
Melly Nurmiladiyah, “Pengaruh Keberadaan Industri Batu Alam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pekerja Di Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka,” Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.27 tidak dipublikasikan.
37
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Yang Relevan No 1
Nama Fittiara Aprilia dan Rahayu
Judul
Hasil
Kajian Sari Dampak Sri Keberdaan Industri
Perbedaan
Berdasarkan hasil analisis, Penelitian
Meneliti
menunjukkan
tentang
industri
bahwa sebelumnya
PT.
Korindo hanya
PT. Ariabima Sari cenderung meneliti
Korindo
Persamaan
keberadaan industri
memberikan dampak positif variabel y
Ariabima Sari terhadap
kondisi
fisik
Di Kelurahan (ketersediaan
fasilitas
Mendawai,
umum
kondisi
Kabupaten
prasarana jalan) dan sosial
Kotawaringin
ekonomi.
Barat.
dilihat
(Jurnal
fasilitas umum dan kondisi
Ilmiah)
prasarana
dan
Hal
dari
lengkap
ini
dapat
ketersediaan
jalan dan
cukup memadai,
sedangkan
tingkat
pendapatan masyarakat saat ini
diatas
UMR
Kota
Pangkalan Bun sebesar Rp. 1.600.000,-
2
Dimas Bagus Pengaruh
Hasil yang terjabar dalam Peneliti
Meneliti
Ananta
Keberadaan
penelitian
variabel
(2014)
Industri Sirup menunjukan Jeruk
tersebut sebelumnya bahwa meneliti
tentang
Nipis keberadaan industri sirup industri
kondisi
Peras
jeruk nipis peras dalam pangan yaitu sosial
Terhadap
penyerapan
Kondisi
industri dapat menyerap 12 jeruk nipis.
tenaga
kerja industri sirup ekonomi dengan
y
38
Sosial
hingga 18 tenaga kerja dari Sedangkan
indikator
Ekonomi
masyarakat
pendidikan,
Masyarakat
pemasaran yang dilakukan variabel x nya pendapata,
Di
sekitar, peneliti
Desa sudah cukup baik dimana adalah
kesehatan.
Ciawigebang
pemasaran
dilakukan keberadaan
Kecamatan
melalui
Ciawigebang
jangkauan
Kabupaten
hingga
luar
provinsi. (Kompor Gas)
Kuningan
Kondisi
sosial
ekonomi
agen
dengan industri
PT.
pemasaran Rinnai
masyarakatpun sudah cukup baik dilihat dari pendapatan, pendidikan, dan kesehatan pengusaha dan tenaga kerja. Pengaruh industri
keberadaan terhadap
kondisi
sosial ekonomi masyarakat yakni sebesar 14,91%. 3
Imam
Pengaruh
hasil
penelitian Meneliti
Nawawi
Keberadaan
menunjukkan
(2014)
Industri
terdapat
Terhadap
signifikan
Kondisi
industri
Sosial
sosial
bahwa variabel
pengaruh
ekonomi,
y meneliti
yang dengan mata tentang
keberadaan pencaharian terhadap
Sama-sama
keberadaan
kondisi sebagai
industri dan
dengan indikator
kondisi
Ekonomi dan tingkat korelasi yang tinggi kondisi sosial sosial Budaya
dari
mata
pencaharian, ekonomi
Masyarakat
pendapatan, kesehatan, dan
(Studi di Desa kepemilikan fasilitas hidup, Lagadar
sedangkan
pendidikan
Kecamatan
berkorelasi rendah dengan
Margaasih
keberadaan
Kabupaten
Kemudian
industri. tidak
terdapat
ekonomi masyarakat
39
Bandung).
pengaruh yang signifikan dari
keberadaan
industri
terhadap kondisi budaya. Kegiatan
gotong
royong
masyarakat
masih
dijalankan dengan baik dan dilestarikan
sampai
sekarang serta tidak berubah meskipun
adanya
pembangunan
industri
di
Desa lagadar. 4 Melly
Pengaruh
Penelitian
Nurmiladiyah Keberadaan (2014)
tersebut Penelitian
menunjukan
Sama-sama
bahwa sebelumnya
Industri Batu keberadaan
dan variabel
meneliti X variabel
Alam
perkembangan industri batu mengenai
kondisi
Terhadap
alam
sosial
Kondisi
Sindangwangi
adalah industri
Sosial
ditunjang
faktor alam, variabel
Ekonomi
produksi
Pekerja
di
Kecamatan keberadaan
oleh
yang y
batu ekonomi
meneliti
Di mendukungnya, diantaranya indikator
Kecamatan
adalah dalah bahan baku, kondisi sosal
Sindangwangi tenaga
kerja,
Kabupaten
dan
Majalengka.
memadai,
pemasaran, ekonomi nya
transpoertasi
yang pendapatan serta dan
fasilitas
keterampilan dan pengusaan kepemilikan teknologi. keberadaan
Pengaruh hidup industri
batu sedangkan
alam terhadap pendapatan Peneliti pekerja
sama-sama menambahkan
berkorelasi artinya
sempurna, pendidikan
keduanya
sangat dan kesehatan
y
40
memberikan pengaruh yang besar bagi kondisi sosial ekonomi
pekerja.
Lain
halnya dengan kepemilikan fasilitas hidup yang tiap kepala keluarga memiliki fasilitas
hidup
yang
bervariasi.
C. Kerangka Berfikir Perubahan masyarakat atau perubahan sosial ditinjau dari teori modernisasi bahwa perubahan dalam masyarakat merupakan proses yang bertahap dan memerlukan waktu yang panjang. Menurut Setiadi dan Kolip lebih menekankan pada proses dari suatu bangsa untuk melakukan pembangunan di berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara dalam mencapai taraf kehidupan yang lebih baik.54 Modernisasi merupakan proses yang sistematis yang melibatkan perubahan secara terus menerus pada berbagai aspek sosial, dimana dalam mencapai status modernnya mengganti nilai tradisional dengan nilai-nilai modern. Ciri dari modernisasi yaitu adanya industrialisasi. Modernisasi berkaitan erat dengan industrialisasi, akan tetapi mempunyai arti yang berbeda.
Modernisasi
dapat
disebabkan
oleh
industrialisasi,
dan
industrialisasi dapat menyebabkan modernisasi. Menurut Walt Whitman Rostow (7 Oktober 1916 – 13 Februari 2003) seorang ahli ekonomi dan politikus dalam teori ekonominya (dalam Elly Setiadi) menyatakan “pembangunan lebih ditekankan pada tahapan pertumbuhan 54
ekonomi”.
Adapun
dalam
pandangan
sosiologi,
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya, (Jakarta:Kencana, 2011), h. 679
41
pembangunan lebih ditekankan pada perubahan besar pada sektor nonekonomi yang menyangkut perubahan yang mengandung berbagai macam perbedaan.55 Dengan adanya keberadaan industri PT. Rinnai di tengah masyarakat merupakan salah satu ciri dari perkembangan masyarakat ke arah modern. Keberadaan dan pertumbuhan industri sedikit banyak akan membawa dampak dan pengaruh terhadap masyarakat sekitar. Oleh karena itu keberadaan industri PT. Rinnai dipercaya sebagai penyebab perubahan kondisi sosial ekonomi yang besar terhadap masyarakat. Sebagai contoh kegiatan industri yang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam pabrik sehingga menimbulkan masyarakat menjadi kurang waktunya untuk hidup bermasyarakat. Untuk itu dalam penelitian ini, peniliti akan melihat apakah ada pengaruh dari keberadaan industri terhadap masyarakat di Desa Talaga yang bekerja di PT. Rinnai yang dilihat dari kondisi sosial ekonomi yang meliputi pendidikan, pendapatan, kesehatan, mata pencaharian dan kepemilikan fasilitas hidup.
55
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya, (Jakarta:Kencana, 2011), h. 678
42
Berikut kerangka berpikir dari penelitian ini. Keberadaan Industri Merupakan ciri dari pertumbuhan ekonomi dan perkembanganan masyarakat modern
Kegiatan Industri
Masyarakat
Kondisi Sosial Ekonomi 1. 2. 3. 4.
Pendidikan Pendapatan Kesehatan Kepemilikan Fasilitas Hidup
Kesimpulan Gambar 2.1
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan suatu jawaban atau pernyataan semetara atas yang sedang diteliti dalam penelitian. Berikut hipotesis penelitian ini, yaitu : a. Hipotesis nol (Ho): Tidak terdapat pengaruh antara keberadaan industri PT. Rinnai dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga. b. Hipotesis kerja (Ha) : Terdapat pengaruh antara keberadaan industri PT. Rinnai dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di wilayah kawasan industri PT. Rinnai. Bertempat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang – Banten. Berdasarkan letak geografisnya Desa Talaga memiliki batasan-batasan sebagai berikut:
Sebelah Utara
Sebelah Selatan : Kelurahan Sukamulya/Desa Bojong. Di
Sebelah Timur
: Desa Talagasari.
Sebelah Barat
: Desa Sukanegara.56
: Desa Wanakerta.
Gambar 3.1 Peta Kecamatan Cikupa
56
Data Monografi Desa Talaga Januari 2015.
43
44
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap dimulai dari perencanaan, penentuan alat data penelitian, persiapan instrumen kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian. Penelitian ini dilakukan pada masa kuliah semester VIII (delapan) terhitung sejak bulan Februari – Desember 2016 maka penelitian ini akan di proses seefisien mungkin atau disesuaikan dengan waktu penelitian guna mendapatkan hasil yang tepat dan maksimal. Kiranya dalam kurun waktu yang relatif singkat tersebut diharapkan penelitian ini akan menghasilkan data lapangan yang akurat dan relevan. Tabel 3.1 Susunan Waktu Penelitian Keterangan
Waktu Penelitian Tahun 2016 Februari
Revisi Proposal Penyusunan Bab I Penyusunan Bab II Penyusunan Bab III Melakukan pengisian Kuesioner dan wawancara Penyusunan Bab IV Pengambilan kesimpulan dan Penyusunan Bab V Penulisan Abstrak dan Penutupan
Agustus
September
Oktober
Nopemeber
Desember
45
B. Metode Penelitian Penggunaan
metode
akan
berpengaruh
pada
keberhasilan
penelitian, oleh karena itu penelitian haruslah ilmiah dan proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis sehingga penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah “Penelitian survei merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur/sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis.”57 Penelitian kuantitatif adalah penelitian berupa angka-angka dan analisis data menggunakan statistik.58 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang alamiah, dimana peneliti harus melakukan perlakuan seperti mengedarkan angket dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk dapat mengetahui pengaruh keberdaan industri PT. Rinnai (Variabel Bebas) yang akan diberikan simbol X dengan kondisi sosial Ekonomi (Variabel Terikat) yang diberi simbol Y.
C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Penelitian Menurut
Sugiyono
bahwa,
“Populasi
adalah
wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”59 Sedangkan menurut Nurul
57
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 58 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2015), h. 12 59 Ibid., h. 117,
46
Zuriah “Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.60 Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa yang menjadi populasi itu seluruh data yang menjadi perhatian peneliti, dan tidak subyeknya saja, akan tetapi juga objek dan benda – benda alam yang lainnya bisa menjadi populasi asalkan mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Maka dari itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja industri PT. Rinnai yang tinggal di Desa Talaga, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang sebanyak 267 orang baik laki – laki maupun perempuan, agar memperoleh data yang representatif.
2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Sugiyono, bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”61 Sedangkan sampel menurut Nurul Zuriah “Sampel merupakan bagian terintegral yang tidak dapat dipisahkan dengan populasi, dan merupakan cermin dari populasi.”62 Berdasarkan pengertian di atas sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dengan populasi, dan sampel merupakan cermin dari populasi. Menurut Sugiyono, “ Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sample. Teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi 60
dua
yaitu
probability
sampling
dan
nonprobability
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan TeoriAplikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 116 61 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2015),, h.118. 62 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan TeoriAplikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 128
47
sampling.”63 Pada penelitian ini menggunakan teknik sampel probability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random sampling. Menurut Sugiyono”Simple random sampling dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.”64 Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi, sampel disini mewakili dari populasi yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk menentukan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:65
Dimana: n
: Jumlah sampel
N
: Jumlah populasi
e
: Batas toleransi kesalahan (1%, 5% , dan 10%)
Dari rumus tersebut perhitungan sampel yang diambil dengan tingkat kepercayaan 90% dan tingkat kesalahan 10% adalah sebagai berikut:
63
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2015), h. 118-119 64 Ibid., h. 120 65 V. Wiratna Sujaweni dan Poly Endrayanto, Statiska Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 17
48
Jadi sampel penelitian untuk populasi 267 orang dengan tingkat kepercayaan 90% dan kesalahan 10% adalah 73 orang. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai data. Selanjutnya peneliti akan memilih responden masyarakat Desa Talaga yang bekerja di PT. Rinnai selama waktu yang diperlukan agar benar – benar mendapatkan hasil yang di Inginkan. Selanjutnya peneliti mengedarkan kuesioner terhadap 73 responden yaitu masyarakat Desa Talaga yang bekerja di PT. Rinnai dan peneliti melakukan sesi wawancara mendalam terhadap tokohtokoh masyarakat Desa Talaga guna mendapatkan hasil yang objektif dan maksimal.
49
D. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah: 1. Data Primer Adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.66 2. Data Sekunder Adalah data yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi kepustakaan, jurnal, literatur yang berkaitan dengan permasalahan, dan informasi dokumentasi lainnya.
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Menurut Sugiyono, “Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data.”67 Dalam penelitian tidak hanya menggunakan metode saja yang tepat, tetapi juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Menurut Nurul Zuriah “Penggunaan teknik dan data pengumpul data yang tepat memungkinkan diperoleh data yang objektif.”68 Menurut Burhan Bungin “Metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian.”69
66
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.41 67 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2015), h. 193. 68 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan TeoriAplikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 171 69 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 3, h.133
50
Teknik pengumpulan berkenaan ketepatan cara – cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuesioner (angket), wawancara dan Observasi.
1. Angket atau Kuesioner Menurut Nurul Zuriah “Kuesioner adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.”70 Sedangkan menurut Sugiyono “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”71 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa angket atau kuesioner adalah salah satu alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian dengan memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi yang mengenai masalah tersebut. Peneliti memilih teknik penyebaran angket dengan tujuan untuk memperoleh data dalam bentuk kuantitatif khususnya dalam mengumpulkan data mengenai kondisi sosial ekonomi. Pertimbangan lain memilih teknik penyebaran angket karena jumlah responden yang banyak dan tersebar dilokasi penelitian yang luas. Sasaran dalam penyebaran angket adalah masyarakat Desa Talaga yang bekerja di industri PT. Rinnai yang sudah dianggap sebagai sampel atau yang dianggap mewakili dari keseluruhan objek penelitian. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui angket ini dapat membantu peneliti dalam mencari dan mengumpulkan data dari lapangan. Tujuan menggunakan kuesioner atau angket dalam 70
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan TeoriAplikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), , h. 182 71 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2015), h.199
51
penelitian ini yaitu memudahkan dalam pengkodean dan menghemat waktu bagi peneliti. Maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Menurut Sugiyono bahwa, “Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.72 Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan skala pengukuran berupa skala likert. Menurut Sugiyono bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel”.73 Kemudian indikator variabel dijadikan sebagai titik tolak untuk menyususn item – item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Skala ini banyak digunakan karena mudah dibuat, bebas memasukan pertanyaan yang relevan, realibilitas yang tinggi dan aplikatif pada berbagai aplikasi. Penelitian ini menggunakan sejumlah Statemen dengan skala 5. Skala Likert bentuk pilihan ganda. a.
Sangat Setuju
b.
Setuju
c.
Ragu-ragu/Netral
d.
Tidak Setuju
e.
Sangat Tidak Setuju Pada penelitian ini pengkodean dengan frekuensi, dimana
jawaban pada poin memiliki bobot atau skor. Maka, ditetapkanlah skor untuk angket yang telah dibuat sebagai berikut: a. Sangat Setuju diberi skor 5 b. Setuju diberi skor 4 72 73
Ibid., h. 133 Ibid., h. 134.
52
c. Ragu-ragu/Netral diberi skor 3 d. Tidak Setuju diberi skor 2 e. Sangat Tidak Setuju diberi skor 1 Skala ini mudah dipakai untuk penelitian yang terfokus pada responden dan obyek. Jadi peneliti dapat mempelajari bagaimana respon yang berbeda dari tiap-tiap responden. 2.
Wawancara Menutut sugiyono bahwa, “wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peniliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil.”74 Peneliti melakukan teknik wawancara dengan tujuan menggali informasi mendalam dari responden mengenai hal yang akan diamati dan sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk wawancara sistematik, dimana peneliti terlebih dahulu menyiapkan pedoman wawancara sebelum melakukan wawancara terhadap responden. Alasan peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan wawancara untuk memperdalam dan menguatkan data kuantitatif yang diperoleh melalui angket.
3. Observasi Pemanfaatan teknik observasi menjadi sangat penting sebagai metode utama untuk mendapatkan informasi karena di dalam pengamatan dan pencatatannya ini dilakukan terhadap objek di tempat berlangsungnya peristiwa.
74
Ibid., h.194
53
Menurut Sugiyono bahwa ”Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek – obyek alam yang lain.75 Sedangkan menurut Burhan Bungin “ Metode Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.”76 Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi langsung. Menurut Burhan Bungin “ Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang diobservasikan, dalam arti bahwa pengamatan tidak menggunakan media – media transparan.”77 Sedangkan observasi langsung Menurut Nurul Zuriah “Observasi langsung yaitu observasi yang dilakukan dimana observer berada bersama objek yang diselidiki.”78 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa observasi langsung adalah pengamatan langsung pada objek yang observasikan yang dilakukan dimana observer berada bersama objek yang diselidikinya. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kajian pengaruh keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga Kecamatan cikupa Kabupaten Tangerang (Studi kasus PT. Rinnai) dengan cara mendatangi langsung lokasi Desa Talaga dan PT. Rinnai yang menjadi tempat penelitian.
75
Ibid., h. 203. Burhan Bungin, Metodologi penelitian Kuantitatif: Komunikasi, ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), h.133 77 Ibid., h.134 78 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan TeoriAplikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), , h,173 76
54
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam melakukan pengumpulan data. Menurut Sugiyono bahwa,”Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.”79 Sedangkan menurut Arikunto ”Instrumen penelitian alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.”80 Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti sehingga akan lebih mudah untuk diolah. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu keberdaan industri sebagai variabel X dan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebagai variabel Y. Instrumen dalam penelitian kuantitatif ini peneliti menggunakan beberapa alat data primer yang bersumber dari hasil observasi, hasil wawancara dan kuesioner.
79
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2015), h.133 80 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 203
55
Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrumen Kuesioner Variabel Variabel Bebas (Keberadaan industri)
Varibel Kondisi Sosial Ekonomi (Y)
Indikator
Sub Indikator
Responden
Instrumen
Tenaga Kerja
Angket
Tenaga Kerja Tenaga Kerja Tenaga Kerja b. Sistem upah Tenaga Kerja c. Status Pekerja Tenaga Kerja a. Persepsi terhadap Tenaga pendidikan Kerja b. Rencana pendidika anak Tenaga Kerja c. Pendidikan keluarga Tenaga Kerja d. Kondisi pendidikan Tenaga Kerja a. Kondisi Kesehatan Tenaga Kerja b. Tujuan Tenaga Kerja c. Riwayat kesehatan Tenaga Kerja a. Jumlah pendapatan Tenaga perbulan Kerja b. Anggapan masyarakat Tenaga terhadap pendapatan Kerja
Angket
5, 6, 7
Angket
8, 9
Angket
10
Angket
11
Angket
12
Angket
13
Angket
14
Angket
15, 16
Angket
17
Angket
18
Angket
19
Angket
20, 21
Angket
22
Angket
23, 24
c. Tanggungan hidup
Angket
25
Angket
26
Angket
27, 28, 29 30
1.Kegiatan industri
a. Anggapan masyarakat terhadap keberadaan industri b. Kegiatan industri untuk masyarakat 2.Dampak dari a. Dampak terhadap industri masyarakat 3.Tenaga Kerja a. Lama kerja
1. Pendidikan
2. kesehatan
3.Pendapatan
4.Kepemilikan fasilitas hidup
Tenaga Kerja d. Jumlah Pengeluaran Tenaga perbulan Kerja a. Kepemilikan rumah Tenaga Kerja b. Kendaraan pribadi Tenaga Kerja
Angket
No Angket 1, 2, 3, 4
56
Tabel 3.3 Kisi – kisi Instrumen Wawancara Variabel A.Keberadaan industri (X)
B.Kondisi Sosial Ekonomi (Y)
Indikator 1.Kegiatan industri
Sub Indikator
Instrumen
a. Anggapan Masyarakat terhadap industri PT. Rinnai b.Kegiatan industri untuk masyarakat c. intensitas kegiatan
Pedoman Wawancara
No Pedoman Wawancara 1
Pedoman Wawancara Pedoman Wawancara 2. Dampak dari a.Dampak kegiatan Pedoman Industri industri Wawancara 1. Pendidikan a.Tingkat pendidikan Pedoman sebelum dan sesudah Wawancara adanya industri PT. Rinnai 2.Mata a. Mata pencaharian Pedoman Pencaharian sebelum dan sesudah Wawancara adanya industri PT. Rinnai b. Perubahan mata Pedoman pencaharian Wawancara a.Pendapatan masyarakat Pedoman 3. Pendapatan Wawancara
2, 4
4. Kesehatan
Pedoman Wawancara
12
Pedoman Wawancara
13
a. Kondisi transportasi Pedoman sebelum dan sesudah Wawancara adanya industri
14
a. kondisi kesehatan Masyakat sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai 5. Kepemilikan a. Kepemilikan fasilitas Fasilitas Hidup hidup 6. Transportasi
3 5 6, 7, 8
9
10 11
57
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Observasi Variabel
Sub Indikator
Instrumen
A. Keberadaan industri (X)
a. Kegiatan Industri
Observasi
B. Kondisi Sosial Ekonomi a. Bentuk Rumah
Observasi
(Y)
b. Alat Elektronik
Observasi
c. Sarana Komunikasi
Observasi
d. Alat Transfortasi
Observasi
G. Definisi Variabel Menurut Sugiyono,”Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”81 Sedangkan Menurut Arikunto, “Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.”82 Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulannya bahwa variabel penelitian adalah objek suatu penelitian yang memiliki variasi tertentu untuk dapat dipelajari sehingga diperoleh informasi kemudian ditarik kesimpulannya. Terdapat dua macam variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel independen dan variabel dependen sebagaimana menurut Sugiyono: Variabel independen variabel ini sering disebut variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen variabel ini sering disebut variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat.83
81
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2015),, h.60 82 Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.161 83 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2015), h. 61
58
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan keberadaan industri sebagai variabel independen atau variabel bebas (X) yakni masukan yang akan memberi pengaruh pada kondisi sosial ekonomi. Sedangkan kondisi sosial ekonomi sebagai variabel dependen atau variabel terikat (Y). Variabel ini merupakan hasil dari pengaruh dari variabel independen.
1. Keberadaan Industri a. Definisi Konseptual Secara konseptual industri menurut Teguh “Industri adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk yang sejenis, atau
produk
pengganti
yang
mendekati”.84
Jadi,
Industri
merupakan kegiatan guna meningkatkan perekonomian suatu daerah karena industri adalah salah satu usaha ekonomi yang efektif. b. Definisi Operasional Industri
merupakan
persepsi
masyarakat
mengenai
keberadaan industri yang dilihat dari kegiatan industri, dampak dari industri, dan tenaga kerja. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator dari keberadaan industri PT. Rinnai adalah tenaga kerjanya.
2. Kondisi Sosial Ekonomi a. Definisi Konseptual Secara konseptual kondisi sosial ekonomi masyarakat Menurut Singarimbum dan Penny (dalam Imam Nawawi) mengatakan bahwa, “Kondisi sosial ekonomi adalah keadaan struktur sosial ekonomi masyarakat dalam suatu daerah. Dengan empat parameter yang digunakan untuk mengukur kondisi kondisi
84
Muhammad Teguh, Ekonomi Industri, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 250
59
sosial ekonomi yaitu: mata pencaharian, pendidikan, kesehatan, dan transportasi.“ 85 b. Definisi Operasional Kondisi sosial ekonomi merupakan perubahan yang terjadi pada masyarakat dengan adanya industri PT. Rinnai. Kondisi sosial ekonomi merupakan variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini kondisi sosial ekonomi yang dimaksud adalah persepsi masyarakat tentang kondisi sosial ekonomi tenaga kerja industri PT. Rinnai di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang yang meliputi pendidikan, kesehatan, pendapatan, dan kepemilikan fasilitas hidup. Teknik
pengumpulan
data
yang
digunakan
untuk
mendapatkan variabel kondisi sosial ekonomi adalah angket atau kuesioner. Dari definisi oprasional di atas, maka dapat di ketahui dua variabel yaitu keberadaan Industri PT. Rinnai dan kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang
yang
meliputi
bidang
pendidikan,
kesehatan,
pendapatan,, dan fasilitas hidup. Dimana keberadaan industri merupakan variabel bebas sedangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat yang meliputi tingkat pendidikan, tingkat Kesehatan, tingkat pendapatan dan fasilitas hidup merupakan variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
85
Iman Nawawi, “Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat,” Skripsi pada Strata 1 Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.18, tidak dipublikasikan.
60
Variabel Penelitian
Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
Keberadaan Industri
Kondisi Sosial Ekonomi
H. Teknik Analisis Data 1. Uji Instrumen Kuesioner a. Uji Validitas Suatu instrumen dikatakan layak dan baik apabila memenuhi persyaratan valid dan reliabel. Oleh karena itu sebelum digunakan instrumen yang digunakan akan di uji coba terlebih dahulu melalui validitas instrumen agar instrumen yang di gunakan valid atau tepat untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur. Menurut Arikunto bahwa, “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi”.86 Sebuah instrumen dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan mampu mengukur apa yang diinginkan dan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut digunakan untuk menganalisis apa yang seharusnya akan diteliti. Dalam pengujian instrumen peneliti menggunakan aplikasi yang memiliki kemampuan mengolah statistik yakni Statitical Produk and Servis Solutions atau dikenal dengan sebutan SPSS for windowa 23, dan jika suatu alat ukur mempunyai nilai yang signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka dikatakan alat skor tersebut valid. 86
Suharsimi Arikunto, Produsedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 211
61
b. Uji Reliabilitas Menurut Zuriah bahwa “Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan”.87 Sedangkan menurut Sugiyono bahwa “ Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali
untuk
mengukur
obyek
yang sama,
akan
menghasilkan data yang sama”.88 Berdasarkan uraian di atas bahwa, Reliabilitas adalah suatu alat pengukuran yang dapat dipercaya atau dapat diandalkan apabila instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama sehingga akan menghasilkan data yang sama. Sebab itu, instrumen dalam penelitian harus valid dan reliabel. Karena instrument yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Dalam melakukan perhitungan Alpha, digunakan alat bantu program Statitical Produk and Servis Solutions atau dikenal dengan sebutan SPSS for windowa 23 dengan menggunakan model Alpha. Sedangkan dalam pengambilan keputusan reliabilitas, kuesioner atau angket dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,6.
2. Uji Asumsi Dasar Uji asumsi dasar digunakan untuk mengetahui pola dan varian serta kelineritasan dari suatu populasi (data). Apakah populasi atau data berdistribusi normal atau tidak, atau juga uji dapat digunakan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai beberapa varian yang sama, serta untuk menguji kelinearitasan data.89 87
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan TeoriAplikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 192 88 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2015), h. 173 89 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2013), h.153.
62
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.90 Metode yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data yaitu metode Kolmogorov-Smirnov.
b. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek (tiga sampel atau lebih) yang diteliti mempunyai varian yang sama. Bila objek yang diteliti tidak mempunyai varian yang sama. Maka uji anova tidak dapat diberlakukan. Metode yang digunakan dalam melakukan uji homogenitas ini adalah metode varian terbesar dibandingkan varian terkecil.91
3. Analisis Regresi Linear Sederhana Salah satu alat yang dapat digunakan dalam memprediksi permintaan di masa yang akan datang dengan berdasarkan data data masa lalu, atau untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas (dependent) adalah menggunakan regresi linear.92 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan regresi linear sederhana yang digunakan hanya untuk satu variabel bebas (independent) dan satu variabel tak bebas (dependent). Tujuan penerapan metode ini adalah untuk meramalkan atau memprediksi besaran nilai variabel tak
90
Singgih Santoso, Statistik Multivariat, (Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2014), h.
43 91
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Bumi Aksara), h.167. 92 Ibid., 379
63
bebas (dependent) yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independent). Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut: Y= a + bX Keterangan : Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) X = Variabel Independen a = Konstanta (nilai Y apabila X=0) b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan).
4. Koefisien Determinasi Merupakan kuadrat dari korelasi pada persamaan regresi. Nilai koefisien.93 Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap variabel dependen. Sedangkan nilai yang mendekati 0 berarti variabel independen tidak memberikan informasi yang pengaruh terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen yaitu nilai adjusted R square. Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya variabel terikat dengan angka persentase, maka menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:
93
KD
= Koefisien Determinasi
r
= Koefi
Bambang Suharjo, Statistik Terapan Disertai Contoh aplikasi Dengan SPSS, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 93
64
5. Uji Hipotesis a. Uji Parsial (Uji t) Pengambilan keputusan dari Ho dan Ha diterima atau ditolak, maka untuk itu dilakukan pengujian atas hipotesis ini dengan menggunakan Uji t yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen apakah pengaruhnya signifikan atau tidak. Uji t dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel guna mengetahui
seberapa
jauh
masing-masing
variabel
bebas
(keberadaan industri) mempengaruhi tingkat kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang (studi kasus PT. Rinnai). Rumus yang dapat digunakan dalam menerapkan uji t adalah sebagai berikut:94 ̅ √ Keterangan: ̅ = rata-rata hasil pengambilan data = nilai rata-rata ideal s = standar deviasi sampel n = jumlah sampel
kaidah keputusan: jika thitung < ttabel maka Ho diterima, artinya variabel X tidak berpengaruh nyata terhadap variabel Y.
thitung > ttabel maka Ho di tolak, artinya variabel X berpengaruh nyata terhadap variabel Y.
94
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Bumi Aksara), h.195
65
b. Uji Simultan (Uji F) Tidak seperti uji t yang menguji signifikansi koefisien parsial regresi secara individu dengan uji hipotesis terpisah bahwa setiap koefisien regresi sama dengan nol. Uji F dilakukan dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel. Berdasarkan perbandingan antara Fhitung dan Ftabel. Jika : Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima. Jika : Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak.
I. Hipotesis Statistik Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh adanya keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang (Studi kasus PT. Rinnai) adalah: a.
Ho : µo = 0; Keberadaan industri tidak berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang (Studi kasus PT. Rinnai).
b.
Ha : µo ≠ 0; Keberadaan industri berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang (Studi kasus PT. Rinnai). Keterangan : µ = nilai dugaan µo = rata-rata nilai ideal.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian Untuk mengetahui keadaan fisik dari daerah penelitian dapat digambarkan seperti berikut ini, yaitu: a.
Letak dan Luas Desa Talaga merupakan suatu Desa di Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang dengan luas keseluruhan sekitar 246.96 Ha, mempunyai 6 RW dan 23 RT. Wilayah ini berbatasan dengan daerah sebagai berikut: Sebelah utara
: Desa Wanakerta, Kecamatan Sindang Jaya
Sebelah Selatan
: Kelururahan Sukamulya/Desa Bojong
Sebelah Barat
: Desa Sukanegara
Sebelah Timur
: Desa Talagasari
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Cikupa
66
67
Jarak dari Desa Talaga ke pusat Pemerintahan Kecamatan sekitar 1,7 km dengan lama jarak tempuh bila menggunnakan kendaraan bermotor sekira 10-15 menit. Sedangkan jarak ke ibukota Kabupaten sekitar 9 km dengan lama jarak tempuh sekitar 1 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Secara letak wilayahnya, Desa Talaga masuk kedalam Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Desa Talaga terdiri dari daerah permukiman padat penduduk, dikelilingi kawasan industri dan pergudangan, beberapa perumahan dan sedikit wilayah pertanian. Untuk menjangkau Desa Talaga Kecamatan Cikupa ini sangat mudah dengan menggunakan transportasi pribadi maupun umum. Kondisi jalan yang menghubungkan Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang dengan daerah sekitarnya sangat baik. Adapun pergerakan manusia dan arus barang baik dari luar atau sebaliknya sangat lancar. Berdasarkan letak yang strategis, maka industri di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, yang salah satunya memudahkan industri dalam bidang transportasi sehingga untuk penyediaan bahan baku maupun pemasaran hasil produksi dapat dengan mudah dilakukan.
b. Topografi Secara topografi wilayah Desa Talaga membentang datar dengan ketinggian ± 13 mdpl.
c.
Iklim Desa Talaga mempunyai iklim tropis dengan suhu rata-rata harian 300 C samapai 330 C, deengan curah hujan rata-rata 2500mm pertahun.
68
d. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Desa Talaga terbagi menjadi beberapa bagian wilayah sebagaimana tertera dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan di Desa Talaga 2014 No
Penggunaan Lahan
Luas
Presentase (%)
1
Luas Pemukiman
148,76 ha/m2
81,71%
2
Perkantoran
1,400 ha/m2
0,77%
3
Luas Persawahan
30 ha/m
2
16,48%
4
Luas Lapangan
1 ha/m2
0,55%
5
Luas Ladang
0,9 ha/m2
0,49%
182,06 ha/m2
100%
Total Luas
Sumber: Data Profil Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang 2014 Berdasarkan tabel 4.1 di atas bahwa sebagian besar luas wilayah Desa Talaga sebesar 148,76 ha/m2 atau 81, 71%, 0, 77% digunakan untuk pemukiman, 1,400 ha/m2 atau 0,77% digunakan untuk perkantoran, 30 ha/m2 atau 16,48% digunakan untuk luas persawahan, 1 ha/m2 atau 0,55% digunakan untuk luas lapangan, 0,9 ha/m2 atau 0,49% digunakan untuk luas ladang.
2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian Gambaran umum mengenai kondisi sosial daerah penelitian meliputi meliputi jumlah penduduk, kepadatan penduduk, komposisi penduduk. Aspek-aspek tersebut dianggap penting untuk data pendukung penelitian ini. a.
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Penduduk adalah orang yang tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu. Pengertian penduduk menurut Undang-Undang No
69
10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan keluarga sejahtera adalah “orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu wilayah dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu”. Jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah akan terus mengalami perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh proses demografi seperti fertilitas, mortalitas dan migrasi. Faktor penduduk merupakan faktor yang penting dalam gerak pembanguanan suatu daerah, sehingga dalam pendayagunaan sumber daya manusia diperlukan tenaga-tenaga produktif yang tampil. Penduduk yang mendiami suatu wilayah erat kaitannya dengan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk dapat diklasifikasikan menjadi kepadatan penduduk kasar, kepadatan penduduk agraris dan kepadatan penduduk fisiologis. Berdasarkan data monografi Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang Tahun 2015, jumlah penduduk di Desa Talaga Kecamatan Cikupa berjumlah 13.609 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 6.783 jiwa, jumlah penduduk perempuan sebanyak 6.826 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebanyak 3.138 KK. Desa Talaga memiliki luas wilayah sebesar 411,60 Ha, untuk mengetahui kepadatan penduduk di Desa Talaga Kecamatan Cikupa dapat dihitung dengan menggunakan rumus, yaitu sebagai berikut: ∑ ∑
= 3306 Jiwa/Km2
70
Mengenai ketentuan kepadatan penduduk menurut UndangUndang No 5 Tahun 1960 adalah sebagai berikut: 1) 0 – 51 orang/Km2 termasuk wilayah tidak padat; 2) 51 – 250 orang/Km2 termasuk wilayah kurang padat; 3) 251 – 400 orang/Km2 termasuk wilayah padat; 4) > 400 orang/Km2 termasuk wilayah sangat padat; Berdasarkan hasil perhitungan, maka Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang termasuk kedalam wilayah sangat padat, karena rata-rata kepadatan penduduknya > 400 Jiwa/Km2, yaitu mencapai 3306 Jiwa/Km2. b. Komposisi Penduduk Desa Talaga Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin memegang peranan penting dalam pembagian produktivitas kerja serta
erat
kaitannya
dengan
kemungkinan-kemungkinan
pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang. Hal tersebut didasarkan pada ketentuan-ketentuan bahwa kelompok usia 0 – 14 tahun dianggap sebagai penduduk belum produktif, kelompok usia 15 – 64 tahun sebagai kelompok penduduk produktif, dan kelompok usia 65 tahun ke atas dianggap sebagai kelompok penduduk yang non
produktif.
Berikut
komposisi
penduduk
Desa
Talaga
berdasarkan umur dan jenis kelamin. Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Desa Talaga Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015 No
Kelompok Umur
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-Laki
Perempuan
(Jiwa)
1
0 – 4 tahun
707
547
1254
2
5 – 9 tahun
485
584
1069
3
10 – 14 tahun
539
479
1018
71
4
15 – 19 tahun
896
996
1892
5
20 – 24 tahun
900
961
1861
6
25 – 29 tahun
726
691
1417
7
30 – 34 tahun
467
585
1052
8
35 – 39 tahun
400
480
880
9
40 – 44 tahun
415
298
713
10
45 – 49 tahun
338
297
635
11
50 – 54 tahun
318
232
550
12
55 – 59 tahun
224
348
572
13
60 - 64 tahun
248
204
452
14
>65 tahun
120
124
244
6783
6826
13609
Jumlah
Sumber: Data Profil Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang 2015 Dari tabel di atas dapat diketahui rasio jenis kelamin (sex ratio) untuk penduduk yang ada di daerah penelitian, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa rasio jenis kelamin di Desa Talaga Kecamatan Cikupa sebesar 100 yang berarti pada tiap 100 perempuan terdapat 100 laki-laki dengan kata lain rasionya hampir sama antara jenis kelamin laki-laki dengan perempuan. Komposisi penduduk ini memegang peranan penting dalam produktifitas dengan memberikan kemungkinan-kemungkinan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang.
72
Adapun komposisi penduduk berdasarkan pada usia belum produktif, usia produktif dan usia tidak produktif adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Desa Talaga Berdasarkan Usia Produktif Tahun 2015 No
Kelompok Umur
Jumlah
Presentase (%)
1
0 – 14 tahun
3341
24%
2
15 – 64 tahun
10024
74%
3
> 65 tahun
244
2%
13609
100
Jumlah
Sumber: Data Profil Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang 2015 Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa lebih dari setengahnya (74%) penduduk Desa Talaga termasuk ke dalam usia produktif. Dari tabel tersebut dapat diketahui angka beban tanggungan (dependence ratio), angka beban tanggungan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
dibulatkan menjadi 46 Dari hasil perhitungan di atas, diartikan bahwa setiap 100 penduduk produktif harus menanggung beban penduduk non
73
produktif (penduduk belum produktif dan penduduk tidak produktif) sebanyak 46 jiwa.
c.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian Mata pencaharian merupakan kebutuhan dasar dan bagian dari ekonomi yang paling penting karena sebagai sumber penghidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Mata pencaharian penduduk di pengaruhi oleh potensi wilayah dan juga manusianya, potensi wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Manfaat mata pencaharian berpengaruh terhadap tingkat pendapatan masyarakatnya, dimana setiap jenis mata pencaharian memiliki tingkat pendapatan yang berbeda. Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang, penduduknya memiliki mata pencaharian cukup bervariasi, mulai dari sektor pertanian, perdagangan, industri hingga sektor jasa. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Talaga dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Desa Talaga Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian No.
Mata Pencaharian
Jumlah
1
Petani
130 orang
2
Buruh Tani
274 orang
3
PNS
69 orang
4
Buruh / Karyawan Swasta
5
Pedagang
500 orang
6
Pengusaha
1000 orang
7
Montir
20 orang
8
Pengrajin
15 orang
79137 orang
74
9
Bidang Jasa
5 orang
Jumlah
81150 orang
Sumber: Data Profil Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang 2015
Berdasarkan tabel di atas bahwa sebagian besar penduduk Desa Talaga, jenis mata pencahariannya adalah karyawan swasta atau pabrik sebanyak 79137 orang. Hal ini terjadi karena di daerah Talaga terdapat industri-industri dalam skala besar yang menyerap tenaga kerja salah satunya PT. Rinnai.
d. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah salah satu tolak ukur sejauh mana perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi manusia, karena tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap tingkat kualitas sumber daya manusia, pola pikir dan tingkah laku seseorang, sehingga pendidikan diarahkan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dalam kehidupannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi juga kualitas hidupnya, dan sebaliknya. Berikut data tingkat pendidikan penduduk di Desa Talaga, antara lain sebagai berikut: Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Desa Talaga Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2015 No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase (%)
1
Belum sekolah
3918
41, 3%
2
Tingkat TK
95
1,1%
3
Tamat SD
2120
22, 3%
4
Tamat SLTP
1547
16, 3%
5
Tamat SMA
1420
15%
75
6
Perguruan Tinggi Jumlah
368
4%
9468
100%
Sumber: Data Profil Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang 2015 3. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Talaga yang bekerja di PT. Rinnai. Jumlah responden yang dipilih sebagai responden sebanyak 73 orang dengan karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan status perkawinan. Adapun karakteristik klasifikasi demografis responden dapat dijabarkan sebagai berikut: a.
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.6 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin
Jumlah
Persentase
Laki-laki
65
89%
Wanita
8
11%
Total
73
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.6 di atas diketahui bahwa 73 responden masyarakat Desa Talaga yang bekerja yang bekerja di PT. Rinnai terdiri dari 65 orang atau 89% adalah responden laki-laki dan 8 orang atau 11% adalah responden perempuan.
76
b.
Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.7 Jumlah Responden Berdasarkan Usia Usia
Jumlah
Persentase(%)
<20 tahun
2
2, 8%
20 – 30 tahun
19
26, 1%
31 – 40 tahun
32
43,8%
>40 tahun
20
27, 3%
Jumlah
73
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.7 di atas diketahui bahwa 73 responden masyarakat Desa Talaga yang bekerja di industri PT. Rinnai terdiri dari 2 orang atau 2,8% adalah responden berusia <20 tahun, 19 orang atau 26,1% adalah responden berusia 20 – 30 tahun, 32 orang atau 43,8% adalah responden berusia 31 – 40 tahun, dan 20 orang atau 27,3% adalah responden berusia > 40 tahun.
c.
Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 4.8 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir
Jumlah
Persentase(%)
SD
1
1,4%
SMP
24
32,9%
SMA/SMK
48
65,7%
Jumlah
73
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.8 di atas diketahui bahwa 73 responden masyarakat Desa Talaga yang bekerja di industri PT. Rinnai terdiri dari 1 orang atau 1,4% adalah responden yang berpendidikan
77
terakhirnya adalah SD, 24 orang atau 32,9% responden yang berpendidikan terakhirnya adalah SMP, dan 48 orang atau 65,7% responden berpendidikan SMA/ SMK.
d. Responden Berdasarkan Status Perkawinan Tabel 4.9 Jumlah Responden Berdasarkan Status Perkawinan Status Perkawinan
Jumlah
Persentase(%)
Nikah
62
84,93%
Belum Nikah
11
15, 07%
Jumlah
73
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.9 di atas diketahui bahwa 73 responden masyarakat Desa Talaga yang bekerja yang bekerja di industri PT. Rinnai terdiri dari 62 orang atau 84,93% adalah responden yang sudah menikah dan 11 orang atau 15,07% adalah responden yang belum menikah.
e.
Deskripsi Kepemilikan Fasilitas Hidup Kondisi sosial ekonomi dari masyarakat bisa diukur dengan melihat dari kepemilikan fasilitas hidup seperti kepemilikan rumah, kepemilikan alat elektronik dan kendaraan, berikut data responden mengenai kepemilikan rumah, antara lain: Tabel 4.10 Kepemilikan Fasilitas Hidup Seperti Kepemilikan Rumah No
Milik
Jumlah
Persentase (%)
1
Sendiri (Pribadi)
41
56,16%
2
Orang tua/Mertua
16
21,92
3
Menyewa
0
0
4
Mengontrak
16
21,92
78
5
Menumpang Jumlah
0
0
73
100
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Berdasarkan data diatas sekitar 56,16% atau lebih besar dari setengahnya responden memiliki rumah atas kepemilikan sendiri, 21,92% kepemilikan rumahnya merupakan kepemilikan orang tua/ mertua, dan sekitar 21,92% responden rumahnya mengontrak. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa lebih besar dari setengahnya masyarakat Desa Talaga yang bekerja di industri PT. Rinnai sudah mempunyai rumah masing-masing dengan status kepemilikan sendiri, dengan jenis bangunan dari rumah responden rata-rata adalah permanen. Selanjutnya kepemilikan atas alat elektronik responden dengan data sebagai berikut: Tabel 4.11 Kepemilikan Fasilitas Hidup Seperti Kepemilikan Alat Elektronik No
Alat Elektronik
Jumlah
Persentase (%)
1
TV
73
24%
2
Radio
26
8,4%
3
Mesin Cuci
39
13%
4
VCD
43
14%
5
Dispenser
48
15,6%
6
Telpon
3
1%
7
HP
73
24%
Jumlah
307
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari data di atas
73 orang atau 24% responden sudah
mempunyai TV, dan HP, 48 orang atau 15,6% responden memiliki dispenser, 43 orang atau 14% responden memiliki VCD, 39 orang atau 13% responden memiliki mesin cuci, 26 orang atau 8,4%
79
responden memiliki radio, dan 3 orang atau 1% responden memiliki telfon rumah. Tabel 4.12 Kepemilikan Fasilitas Hidup Seperti Kepemilikan Kendaraan No
Jenis Kendaraan
Jumlah
Persentase(%)
1
Mobil dan motor
8
7%
2
Mobil
8
7%
3
Motor
72
60%
4
Sepeda
30
25,2%
5
Tidak punya
1
0,8%
119
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2016
Dari data di atas dapat dilihat bahwa lebih besar dari setengahnya (60%) dari responden sudah mempunyai kendaraan motor, dan hanya sebagian kecil saja dari responden yang tidak mempunyai kendaraan yaitu sebesar 0,8%. Dari data tersebut bahwa kendaraan bermotor sudah menjadi barang yang sangat dibutuhkan atau kebutuhan yang harus dipenuhi.
B. Deskripsi Data Penelitian 1.
Deskripsi Keberadaan Industri PT. Rinnai Pada tahun 1920 berlokasi di Nagoya, Jepang. Rinnai Japan Comporation didirikan oleh Mr. Hidejiro dan Mr. Kenkichi Hayashi. Pada awalnya dimulai dengan memproduksi peralatan seperti kompor gas, pemanas air, kompor tanam, dan terus berkembang hingga sekarang dengan memperoduksi mesin pencuci piring, pemanggang daging, penghisap asap, dan beraneka ragam produk lainnya. Saat ini jaringan Rinnai Japan Comporation tersebar di 15 negara di seluruh dunia, yaitu di Korea, Guangzhou, Shanghai,
80
Taiwan, Singapur, Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, Amerika Serikat, Inggris, Brazil, Italia, Selandia Baru, dan Australia. Di indonesia, produk Rinnai telah hadir sejak tahun 1979, dan pabrik pertama didirikan di Desa Talaga Kecamatan Cikupa, Tangerang pada tahun 1988. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan akan produk Rinnai, Pabrik kedua diresmikan pada 3 September 2012 di Balaraja, Tangerang. Rinnai di Indonesia akan terus mempertahankan posisi sebagai market leader produk gas berkualitas dan aman. Hal ini dipertegas dengan didapatkannya perhargaan seperti Indonesian Customer Satisfication Award (ICSA) tahun 2008-2013, Best Brand Platinum tahun 2012 dan 2013, No. 1 Choise Award For Indonesian Women survey 2012 dan 2013, Indonesia’s Most Favourite Women Brand 2012, iDea Rumah Award Reade’s Choice 2014 untuk kategori Kitchen Appliances dan Water Heater. Pembangunan industri skala besar di Desa Talaga sudah ada dari sejak tahun 1980 an, salah satunya industri PT. Rinnai. Keberadaan industri PT. Rinnai di tengah masyarakat tentunya akan membawa pengaruh terhadap sosial ekonomi masyarakat sekitar. Agar dapat mengetahui pendapat yang diberikan oleh 73 responden pada masing-masing variabel keberadaan industri PT. Rinnai dan kondisi sosial ekonomi maka dianalisis deskripsi persentase terhadap hasil tanggapan responden terhadap 30 pertanyaan. Hasil penelitian mengenai tanggapan masyarakat mengenai keberadaan industri PT. Rinnai di Desa Talaga, antara lain sebagai berikut:
81
Tabel 4.13 Apakah Bapak/Ibu/Saudara merasa tidak terganggu dengan keberadaan industri PT. Rinnai No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat tidak terganggu
23
31,6%
2
Tidak terganggu
50
68,4%
3
Biasa saja
0
0%
4
Terganggu
0
0%
5
Sangat terganggu
0
0%
73
100%
Jumlah Sumber : Hasil Penelitian 2016
Dari tabel 4.13 Di atas menjelaskan bahwa 23 responden atau 31,6% menyatakan sangat tidak terganggu, 50 responden atau 68,4% menyatakan tidak terganggu, 0 responden atau 0% menyatakan biasa saja, 0 responden atau 0% menyatakan terganggu, dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak terganggu terhadap tanggapan masyarakat bahwa masyarakat merasa tidak terganggu
dengan
keberadaan industri PT. Rinnai.
Tabel 4.14 Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju dengan keberadaan industri PT. Rinnai di Desa Talaga No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat setuju
16
21,9%
2
Setuju
56
76,7%
3
Ragu
1
1,4%
4
Tidak setuju
0
0%
5
Sangat tidak setuju
0
0%
82
73
Jumlah
100%
Sumber : Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.14 Di atas menjelaskan bahwa 16 responden atau 21,9% menyatakan sangat setuju, 56 responden atau 76,7% menyatakan setuju, 1 responden atau 1,4% menyatakan ragu, 0 responden atau 0% menyatakan tidak setuju, dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa masyarakat bahwa masyarakat setuju dengan keberadaan industri PT. Rinnai di Desa Talaga. Tabel 4. 15 Apakah dengan keberadaan industri membuat kehidupan masyarakat lebih baik No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat baik
12
16,4%
2
Baik
57
78,0%
3
Biasa saja
2
2,8%
4
Tidak baik
2
2,8%
5
Sangat tidak baik
0
0
73
100%
Jumlah
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.15 Di atas menjelaskan bahwa 12 responden atau 16,4% menyatakan sangat baik, 57 responden atau 78,0% menyatakan baik, 2 responden atau 2,8% menyatakan biasa saja, 2 responden atau 2,8% menyatakan tidak baik, dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak baik terhadap pertanyaan bahwa dengan keberadaan industri membuat kehidupan masyarakat lebih baik.
83
Tabel 4.16 Menurut Bapak/Ibu/saudara seberapa penting pembangunan industri PT. Rinnai di Desa Talaga No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Penting sekali
3
4,1%
2
Penting
67
91,7%
3
Biasa saja
1
1,4%
4
Tidak penting
2
2,8%
5
Sangat tidak penting
0
0%
73
100%
Jumlah
Sumber : Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.16 Di atas menjelaskan bahwa 3 responden atau 4,1% menyatakan penting sekali, 67 responden atau 91,7% menyatakan penting, 1 responden atau 1,4% menyatakan biasa saja, 2 responden atau 2,8% menyatakan tidak penting, dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak penting terhadap pertanyaan bahwa masyarakat sebagian besar menganggap pembangunan industri PT. Rinnai di Desa Talaga penting bagi mereka. Tabel 4. 17 Seberapa sering kegiatan yang dilakukan oleh ndustri PT. Rinnai untuk masyarakat No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat sering
2
2,8%
2
Sering
22
30,2%
3
Kadang-kadang
42
57,5%
4
Pernah ada
6
8,1%
5
Tidak pernah ada
1
1,4%
73
100%
Jumlah
Sumber: Hasil Penelitian 2016
84
Dari tabel 4.17 Di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 2,8% menyatakan sangat sering, 22 responden atau 30,3% menyatakan sering, 42 responden atau 57,5% menyatakan kadangkadang, 6 responden atau 8,1% menyatakan pernah ada, dan 1 responden atau 1,4% menyatakan tidak pernah ada terhadap pertanyaan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh ndustri PT. Rinnai untuk masyarakat. Tabel 4.18 Menurut Bapak/Ibu/Saudara bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh industri PT. Rinnai untuk masyarakat No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat positif
3
4,1%
2
Positif
62
85%
3
Biasa saja
8
10,9%
4
Negatif
0
0%
5
Sangat negatif
0
0%
Jumlah
73
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.18 Di atas menjelaskan bahwa 3 responden atau 4,1% menyatakan sangat positif, 62 responden atau 85% menyatakan positif, 8 responden atau 10,9% menyatakan biasa saja, 0 responden atau 0% menyatakan negatif, dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat negatif terhadap pertanyaan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh industri PT. Rinnai untuk masyarakat. Tabel 4.19 Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh industri PT. Rinnai untuk masyarakat No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Memberikan lowongan
72
98,6%
85
pekerjaan 2
Memberikan barang sisa dari
1
1,4%
0
0%
pabrik 3
Kegiatan sosial untuk masyarakat
4
Mencemari lingkungan
0
0%
5
Membuang limbah
0
0%
73
100%
sembarangan Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.19 Di atas menjelaskan bahwa 72 responden atau 98,6% menyatakan memberikan lowongan pekerjaan, 1 responden atau 1,4% menyatakan memberikan barang sisa dari pabrik , 0 responden atau 0% menyatakan kegiatan sosial untuk masyarakat, 0 responden atau 0% menyatakan mencemari lingkungan, dan 0 responden atau 0% menyatakan membuang limbah sembarangan terhadap pertanyaan bahwa bentuk kegiatan yang dilakukan oleh industri PT. Rinnai untuk masyarakat. Tabel 4.20 Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari keberadaan industri PT. Rinnai terhadap Masyarakat Desa Talaga. No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat positif
12
16,4%
2
Positif
60
82,2%
3
Biasa saja
1
1,4%
4
Negatif
0
0%
5
Sangat negatif
0
0%
Jumlah
73
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2016
86
Dari tabel 4.20 Di atas menjelaskan bahwa 12 responden atau 16,4% menyatakan sangat positif, 60 responden atau 82,2% menyatakan positif, 1 responden atau 1,4% menyatakan biasa saja, 0 responden atau 0% menyatakan negatif, dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat negatif terhadap pertanyaan bahwa dampak yang ditimbulkan
dari
keberadaan
industri
PT.
Rinnai
terhadap
Masyarakat Desa Talaga. Tabel 4.21 Apa saja dampak yang Bapak/Ibu/Saudara rasakan dengan adanya pembangunan industri PT. Rinnai. No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Adanya lapangn pekerjaan
70
95,9%
2
Bertambahnya pendapatan
3
4,1%
sehari-hari 3
Biasa-biasa saja
0
0%
4
Tidak ada manfaat bagi
0
0%
0
0%
73
100%
masyarakat setempat 5
Pencemaran lingkungan Jumlah
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4. 21 Di atas menjelaskan bahwa 70 responden atau 95,9% menyatakan m adanya lapangn pekerjaan, 3 responden atau 4,1%
menyatakan
bertambahnya
pendapatan
sehari-hari,
0
responden atau 0% menyatakan biasa-biasa saja, 0 responden atau 0% menyatakan tidak ada manfaat bagi masyarakat setempat, dan 0 responden atau 0% menyatakan pencemaran lingkungan terhadap pertanyaan bahwa dampak yang Bapak/Ibu/Saudara rasakan dengan adanya pembangunan industri PT. Rinnai.
87
Tabel 4.22 Sudah berapa lama Bapak/Ibu/Saudara menjadi pekerja industri PT. Rinnai ini No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Lebih dari 10 tahun
39
53,4%
2
6 -10 tahun
19
26,1%
3
2 – 5 tahun
12
16,4%
4
Kurang dari 2 tahun
3
4.1%
5
Kurang dari 1 tahun
0
0%
73
100%
Jumlah Sumber:Hasil Penelitian 2016
Dari tabel 4.22 Di atas menjelaskan bahwa 39 responden atau 53,4% menyatakan lebih dari 10 tahun , 19 responden atau 26,1% menyatakan 6–10 tahun, 12 responden atau 16,4% menyatakan 2–5 tahun, 3 responden atau 4,1% menyatakan kurang dari 2 tahun, dan 0 responden atau 0% menyatakan kurang dari 1 tahun terhadap pertanyaan bahwa Bapak/Ibu/Saudara menjadi pekerja industri PT. Rinnai ini. Tabel 4.23 Sistem upah yang saudara terima No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Bulanan
73
100%
2
Kurang dari satu bulan
0
0%
3
Mingguan
0
0%
4
Harian
0
0%
5
Tidak tentu
0
0%
73
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2016
88
Dari tabel 4.23 Di atas menjelaskan bahwa 73 responden atau 100% menyatakan bulanan, 0 responden atau 0% menyatakan kurang dari satu bulan, 0 responden atau 0% menyatakan mingguan, 0 responden atau 0% menyatakan harian, dan 0 responden atau 0% menyatakan tidak tentu terhadap pertanyaan bahwa stem upah yang saudara terima. Tabel 4.24 Status tenaga kerja Bapak/Ibu/Saudara No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Tetap
60
82.2%
2
Kontrak
13
17.8%
3
Harian
0
0%
4
Borongan
0
0%
5
Tidak tentu
0
0%
73
100%
Jumlah
Sumber:Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.24 Di atas menjelaskan bahwa 60 responden atau 82,1% menyatakan tetap, 13 responden atau 17,9% menyatakan kontrak, 0 responden atau 0% menyatakan harian, 0 responden atau 0% menyatakan borongan, dan 0 responden atau 0% menyatakan tidak tentu terhadap pertanyaan bahwa status tenaga kerja Bapak/Ibu/Saudara diindustri PT. Rinnai. 2.
Deskripsi Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Tabel 4.25 Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu/Saudara terhadap pendidikan No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat positif
42
57,5%
89
2
Positif
31
42,5%
3
Biasa saja
0
0%
4
Negatif
0
0%
5
Sangat negatif
0
0%
Jumlah
73
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.25 Di atas menjelaskan bahwa 42 responden atau 57,5% menyatakan sangat positif, 31 responden atau 42,5% menyatakan positif, 0 responden atau 0% menyatakan biasa saja, 0 responden atau 0% menyatakan negatif, dan 0 responden atau 0% menyatakan
sangat
negatif
terhadap
pertanyaan
tanggapan
Bapak/Ibu/Saudara terhadap pendidikan. Tabel 4.26 Rencana pendidikan anak No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sarjana
70
95,8%
2
Diploma
0
0%
3
SMA/SMK
2
2,8%
4
SMP/MTS
1
1,4%
5
SD
0
0%
Jumlah
73
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.26 Di atas menjelaskan bahwa 70 responden atau 95,8% menyatakan sarjana, 0 responden atau 0% menyatakan diploma, 2 responden atau 2,8% menyatakan SMA/SMK, 1 responden atau 1,4% menyatakan SMP/MTS, dan 0 responden atau 0% menyatakan SD terhadap pertanyaan bahwa rencana pendidikan anak.
90
Tabel 4.27 Apakah semua anak Bapak/Ibu/Saudara pernah/sedang mengikuti pendidikan sekolah No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Ya
68
93,1%
2
Sebagian
3
4,1%
3
Ragu-ragu
0
0%
4
Tidak tahu
0
0%
5
Tidak ada
2
2,8%
73
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2016
Dari tabel 4.27 Di atas menjelaskan bahwa 68 responden atau 93,1% menyatakan ya, 3 responden atau 4,1% menyatakan sebagian, 0 responden atau 0% menyatakan ragu-ragu, 0 responden atau 0% menyatakan tidak tahu, dan 2 responden atau 2,8% menyatakan tidak ada
terhadap
pertanyaan
bahwa
anak
Bapak/Ibu/Saudara
pernah/sedang mengikuti pendidikan sekolah. Tabel 4.28 Berapa jumlah anak Bapak/Ibu/Saudara yang masih mengikuti pendidikan No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Perguruan tinggi
2
2,8%
2
SMA/SMK
10
13,6%
3
SMP/MTS
12
16,4%
4
SD
26
35,6%
5
Tidak ada
23
31,6%
73
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2016
91
Dari tabel 4.28 Di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 2,8% perguruan tinggi, 10 responden atau 13,6% menyatakan SMA/SMK, 12 responden atau 16,4% menyatakan SMP/MTS, 26 responden atau 35,6% menyatakan SD, dan 23 responden atau 31,6% menyatakan Tidak ada terhadap pertanyaan bahwa jumlah anak Bapak/Ibu/Saudara yang masih mengikuti pendidikan. Tabel 4.29 Menurut Bapak/Ibu/Saudara bagaimana kondisi pendidikan setelah adanya industri di Desa Talaga No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat meningkat
53
72,6%
2
Meningkat
17
23,3%
3
Tidak ada perubahan
3
4,1%
4
Mengalami penurunan
0
0%
5
Tidak tahu
0
0%
73
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2016
Dari tabel 4.29 di atas menjelaskan bahwa 53 responden atau 72,6% menyatakan sangat meningkat, 17 responden atau 23,3% menyatakan meningkat, 3 responden atau 4,1% menyatakan tidak ada perubahan, 0 responden atau 0% menyatakan mengalami penurunan, dan 0 responden atau 0% menyatakan tidak tahu terhadap pertanyaan bahwa Bapak/Ibu/Saudara bagaimana kondisi pendidikan setelah adanya industri di Desa Talaga.
92
Tabel 4.30 Menurut Bapak/Ibu/Saudara bagaimana kondisi kesehatan tenaga kerja di perusahaan ini No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat baik
18
24,6%
2
Baik
53
72,6%
3
Biasa saja
2
2,8%
4
Buruk
0
0%
5
Sangat buruk
0
0%
Jumlah
73
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.30 di atas menjelaskan bahwa 18 responden atau 24,6% menyatakan sangat baik, 53 responden atau 72,6% menyatakan baik, 2 responden atau 2,8% menyatakan biasa saja, 0 responden atau 0% menyatakan buruk, dan 0 responden atau 0% menyatakan
sangat
buruk
terhadap
pertanyaan
bahwa
Bapak/Ibu/Saudara bagaimana kondisi kesehatan tenaga kerja di perusahaan ini. Tabel 4.31 Apabila Bapak/Ibu/Saudara atau keluarga sakit, biasanya berobat ke No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Rumah sakit
2
2,8%
2
Dokter
52
71,2%
3
Puskesmas
0
0%
4
Klinik
19
26,0%
5
Pengobatan alternatif
0
0%
73
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2016
93
Dari tabel 4.31 di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 2,8% menyatakan rumah sakit, 52 responden atau 71,2% menyatakan dokter, 0 responden atau 0% menyatakan puskesmas, 19 responden atau 26,0% menyatakan klinik, dan 0 responden atau 0% menyatakan pengobatan alternatif terhadap pertanyaan bahwa Bapak/Ibu/Saudara atau keluarga sakit, biasanya berobat. Tabel 4.32 Seringnya penyakit yang Bapak/Ibu/Saudara derita No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Tidak tentu
73
100%
2
Tahunan
0
0%
3
Bulanan
0
0%
4
Mingguan
0
0%
5
Setiap hari
0
0%
73
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2016
Dari tabel 4.32 Di atas menjelaskan bahwa 73 responden atau 100% menyatakan memberikan tidak tentu, 0 responden atau 0% menyatakan tahunan, 0 responden atau 0% menyatakan bulanan, 0 responden atau 0% menyatakan mingguan, dan 0 responden atau 0% menyatakan setiap hari terhadap pertanyaan bahwa seringnya penyakit yang Bapak/Ibu/Saudara derita. Tabel 4.33 Apakah bentuk bantuan yang diberikan dari tempat kerja No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Jamsostek
1
1,4%
2
BPJS
50
68,4%
3
Dokter
0
0%
94
4
Uang
0
0%
5
Obat
22
30,2%
73
100%
Jumlah
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.33 Di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,4% menyatakan jamsostek, 50 responden atau 68,4% menyatakan BPJS, 0 responden atau 0% menyatakan dokter, 0 responden atau 0% menyatakan uang, dan 22 responden atau 30,2% menyatakan obat terhadap pertanyaan bahwa bentuk bantuan yang diberikan dari tempat kerja. Tabel 4.34 Berapakah pendapatan yang Bapak/Ibu/Saudara peroleh perbulan. No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Lebih dari Rp. 3.000.000
72
98,6%
2
Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000
1
1,4%
3
Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000
0
0%
4
Rp. 500.0000 – Rp. 750.000
0
0%
5
Kurang dari Rp. 500.000
0
0%
73
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2016
Dari tabel 4.34 Di atas menjelaskan bahwa 72 responden atau 98,6% menyatakan lebih dari Rp. 3.000.000, 1 responden atau 1,4% menyatakan Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000, 0 responden atau 0% menyatakan Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000, 0 responden atau 0% menyatakan Rp. 500.000 – Rp. 750.000, dan 0 responden atau 0% menyatakan kurang dari Rp. 500.000 terhadap pertanyaan bahwa pendapatan yang Bapak/Ibu/Saudara peroleh perbulan
95
Tabel 4.35 Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu/Saudara mengenai kecukupan penghasilan sebelum Bapak/Ibu/Saudara bekerja di perusahaan ini. No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat mencukupi
72
98,6%
2
Mencukupi
0
0%
3
Kurang mencukupi
0
0%
4
Tidak mencukupi
1
1,4%
5
Sangat tidak mencukupi
0
0%
73
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2016
Dari tabel 4.35 Di atas menjelaskan bahwa 72 responden atau 98,6% menyatakan sangat mencukupi, 0 responden atau 0% menyatakan mencukupi, 0 responden atau 0% menyatakan kurang mencukupi, 1 responden atau 1,4% menyatakan tidak mencukupi, dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak mencukupi terhadap pertanyaan bahwa tanggapan Bapak/Ibu/Saudara mengenai kecukupan penghasilan sebelum Bapak/Ibu/Saudara bekerja di perusahaan ini. Tabel 4.36 Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu/Saudara mengenai kecukupan penghasilan sesudah Bapak/Ibu/Saudara bekerja di perusahaan ini. No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat mencukupi
1
1,4%
2
Mencukupi
72
98,6%
3
Kurang mencukupi
0
0%
4
Tidak mencukupi
0
0%
5
Sangat tidak
0
0%
96
mencukupi 73
Jumlah
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.36 Di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,4% menyatakan sangat mencukupi, 72 responden atau 96,8% menyatakan mencukupi, 0 responden atau 0% menyatakan kurang mencukupi, 0 responden atau 0% menyatakan tidak mencukupi, dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak mencukupi terhadap pertanyaan
bahwa
tanggapan
Bapak/Ibu/Saudara
mengenai
kecukupan penghasilan sesudah Bapak/Ibu/Saudara bekerja di perusahaan ini. Tabel 4.37 Berapa jumlah tanggungan Bapak/Ibu/Saudara No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Lebih dari 4 orang
3
4,1%
2
4 orang
12
16,4%
3
3 orang
31
42,5%
4
2 orang
17
23,4%
5
1 orang
10
13,6%
73
100%
Jumlah
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.37 Di atas menjelaskan bahwa 3 responden atau 4,1% menyatakan lebih dari 4 orang, 12 responden atau 16,4% menyatakan 4 orang, 31 responden atau 42,5% menyatakan 3 orang, 17 responden atau 23,4% menyatakan 2 orang, dan 10 responden atau 13,6% menyatakan 1 orang terhadap pertanyaan bahwa jumlah tanggungan hidup Bapak/Ibu/Saudara.
97
Tabel 4.38 Berapa pengeluaran rata-rata Bapak/Ibu/Saudara. No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Diatas Rp. 1.000.000
72
98,6%
2
Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000
1
1,4%
3
Rp. 500.000 – Rp. 750.000
0
0%
4
Rp. 250.000 – Rp. 500.000
0
0%
5
Kurang dari Rp. 250.000
0
0%
73
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2016
Dari tabel 4.38 Di atas menjelaskan bahwa 72 responden atau 98,6% menyatakan diatas Rp. 1.000.000, 1 responden atau 1,4% menyatakan Rp. 750.000 - Rp. 1.000.000, 0 responden atau 0% menyatakan Rp. 500.000 - Rp. 750.000, 0 responden atau 0% menyatakan Rp. 250.000 – Rp. 500.000, dan 0 responden atau 0% menyatakan kurang dari Rp. 250.000 terhadap pertanyaan bahwa berapa pengeluaran rata-rata Bapak/Ibu/Saudara. Tabel 4.39 Rumah yang anda tempati milik siapa. No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Milik pribadi
41
56,16%
2
Milik orang tua/mertua
16
21,92%
3
Menyewa
0
0%
4
Mengontrak
16
21,92%
5
Menumpang
0
0%
73
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2016
98
Dari tabel 4.39 Di atas menjelaskan bahwa 41 responden atau 56,16% menyatakan milik pribadi, 16 responden atau 21, 92% menyatakan milik orang tua/mertua, 0 responden atau 0% menyatakan menyewa, 16 responden atau 21,92% menyatakan mengontrak, dan 0 responden atau 0% menyatakan menumpang terhadap pertanyaan bahwa rumah yang anda tempati milik siapa. Tabel 4.40 Bagaimana kondisi fisik bangunan rumah yang Bapak/Ibu/saudara tempati sebelum bekerja di industri PT. Rinnai No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Permanen
70
95,9%
2
Semi permanen
3
4,1%
3
Rumah kayu/papan
0
0%
4
Rumah panggung
0
0%
5
Rumah dari kardus
0
0%
73
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2016
Dari tabel 4.40 Di atas menjelaskan bahwa 70 responden atau 95,9% menyatakan permanen, 3 responden atau 4,1% menyatakan semipermanen, 0 responden atau 0% menyatakan rumah kayu/papan, 0 responden atau 0% menyatakan Rumah panggung, dan 0 responden atau 0% menyatakan Rumah dari kardus terhadap pertanyaan
bahwa
kondisi
fisik
bangunan
rumah
yang
Bapak/Ibu/saudara tempati sebelum bekerja di industri PT. Rinnai.
99
Tabel 4.41 Bagaimana kondisi fisik bangunan rumah yang Bapak/Ibu/saudara tempati sesudah bekerja di industri PT. Rinnai No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Permanen
73
100%
2
Semi permanen
0
0%
3
Rumah kayu/papan
0
0%
4
Rumah panggung
0
0%
5
Rumah dari kardus
0
0%
Jumlah
73
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Dari tabel 4.41 Di atas menjelaskan bahwa 73 responden atau 100% menyatakan permanen, 0 responden atau 0% menyatakan semipermanen, 0 responden atau 0% menyatakan rumah kayu/papan, 0 responden atau 0% menyatakan Rumah panggung, dan 0 responden atau 0% menyatakan Rumah dari kardus terhadap pertanyaan
bahwa
kondisi
fisik
bangunan
rumah
yang
Bapak/Ibu/saudara tempati sesudah bekerja di industri PT. Rinnai. Tabel 4.42 Menggunakan apa Bapak/Ibu/Saudara pergi ke tempat kerja No
Tanggapan
Jumlah
Persentase (%)
1
Dengan menggunakan motor/mobil
72
98,6%
2
Dengan menggunakan kendaraan
0
0%
umum 3
Dengan menggunakan sepeda
0
0%
4
Menumpang
0
0%
5
Berjalan kaki
1
1,4%
Jumlah
73
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2016
100
Dari tabel 4.42 Di atas menjelaskan bahwa 72 responden atau 98,6% menyatakan dengan menggunakan motor/mobil, 0 responden atau 0% menyatakan dengan menggunakan kendaraan umum, 0 responden atau 0% menyatakan dengan menggunakan sepeda, 0 responden atau 0% menyatakanmenumpang, dan 1 responden atau 1,4% menyatakan berjalan kaki terhadap pertanyaan bahwa Dengan menggunakan apa Bapak/Ibu/Saudara pergi ke tempat kerja C. Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. a.
Uji Instrumen Kuesioner Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Untuk mendapatkan data primer peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada responden masyarakat Desa Talaga yang bekerja di PT. Rinnai. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai dari tiap butir pernyataan atau r hitung tersebut positif dan lebih besar dari r tabel. Pada uji try out 50 responden, peneliti menggunakan rumus df = n-2, jadi 50 - 2 = 48 dan didapati nilai 0,235 sebagai r tabel. Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi data dalam jangka waktu tertentu, yaitu untuk megetahui sejauh mana pengukuran yang dapat dipercaya atau diandalkan. Variabelvariabel tersebut dikatakan Cronbach Alpha-nya memiliki nilai > 0,60 yang berarti bahwa instrumen dapat dipergunakan sebagai pengumpul data yang handal yaitu pengukuran relatif koefisien jika dilakukan pengukuran ulang. Uji reliabilitas ini bertujuan untuk melihat konsistensi. Sebelum kuesioner dibagikan ke 73 responden, peneliti melakukan try out atau pra survey terhadap 50 responden dengan memberikan 30 pertanyaan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari seluruh pertanyaan tersebut. Berikut ini adalah hasil uji validitas
101
dan reliabilitas pada variabel penelitian keberadaan industri dan kondisi sosial ekonomi. Hasil uji validitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.43 Rekapitulasi hasil uji validitas No. Soal Hasil hitungan Keterangan 1 0,347 Valid 2 0,471 Valid 3 0,508 Valid 4 0,469 Valid 5 0,647 Valid 6 0,552 Valid 7 0,647 Valid 8 0,438 Valid 9 0,385 Valid 10 0,663 Valid 11 0,508 Valid 12 0,385 Valid 13 0,302 Valid 14 0,540 Valid 15 0,448 Valid 16 0,590 Valid 17 0,494 Valid 18 0,594 Valid 19 0,633 Valid 20 0,494 Valid 21 0,594 Valid 22 0,302 Valid 23 0,448 Valid 24 0,594 Valid 25 0,540 Valid 26 0,590 Valid 27 0,302 Valid 28 0,633 Valid 29 0,540 Valid 30 0,448 Valid Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2016 Hasil try out tabel 4.43 menunjukkan bahwa 30 item pertanyaan yang diberikan kepada 50 responden memiliki nilai r
102
hitung yang lebih besar dari r tabel 0, 235 yang berarti semua item pertanyaan dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten.95 Dimana, suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk uji reliabilitas didapati hasil sebagai berikut: Tabel 4.44 Rekapitulasi hasil uji reliabilitas Variabel Cronbach’s Alpha N of item Keterangan Keberadaan Industri 0,625 12 Reliabel Kondisi Sosial 0,839 18 Reliabel Ekonomi Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.44 di atas semua variabel yaitu keberadaan industri dan kondisi sosial ekonomi memiliki nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,60 maka semua variabel dinyatakan reliabel.
2. a.
Uji Asumsi Dasar Uji Normalitas Tujuan dari penggunaan uji normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunkan kurva normal P-Plot dan one-sample kolmograv smirnov test untuk memprediksi apakah data berdistribusi normal atau tidak.
95
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 87.
103
Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas
Gambar 4.2 Berdasarkan hasil analisis data pada gambar 4.2 Di atas kurva normal p-plot, dapat disimpulkan bahwa dalam kurva normal p-plot terlihat titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Berarti dari kurva ini menunjukkan bahwa model regresi sesuai assumsi normalitas dan layak digunakan. Selain uji grafik peneliti juga melengkapi pengujian normalitas dengan uji statistik. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S).96 Dengan hipotesis: 1) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat Ho: data residual berdistribusi normal Ha: data residual berdistribusi tidak normal 2) Kaidah pengujian Jika probabilitas (sig) > 0,1 maka Ho diterima Jika probabilitas (sig) < 0,1 maka Ho ditolak
96
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23, (Semarang:Undip, 20013), Cet.VII. h. 158
104
3) Keputusan Data berdistribusi normal. Tabel 4.45 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
73 0E-7 3,65669803 ,094 ,044 -,094 ,806 ,534
Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.45 Besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov adalah 0,806 dapat diketahui bahwa nilai unstandardized residual memiliki nilai Asymp. Sig > 0,1 dan ini mengartikan bahwa data terdistribusi dengan normal.
b. Uji Homogenitas Hipotesis yang akan di uji:97 Ho : Tidak ada perbedaan nilai varian dari beberapa kelompok data Ha : Ada perbedaan varian dari beberapa kelompok data.
97
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 169.
105
Tabel 4.46 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Kondisi Sosial Ekonomi Levene Statistic df1 df2 Sig. 1,648 11 61 ,108 Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2016 Dari tabel di atas dapat diketahui kriteria pengujian: Jika probabilitas (sig) > 0,10, maka Ho diterima Jika probabilitas (sig) < 0,10, maka Ho ditolak Berdasarkan tabel 4.46 pengujian homogenitas di atas besarnya nilai signifikan adalah 0,108. Nilai ini menunjukkan bahwa nilai sig < α = 0,108 < 0,10, maka Ho di tolak dan Ha diterima dan data terdistribusi homogen. 3.
Deskripsi Statistik Tabel 4.47 Deskripsi Statistik Keberadaan Industri (Variabel X) N
Valid Missing
Mean Median Std. Deviation Minimum Maximum
73 0 52,97 53,00 2,718 47 58
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Berdasarkan tabel 4.47 Di atas menunjukkan bahwa kuesioner dari 73 responden dengan data yang valid untuk keberadaan industri (variabel X) adalah minumumnya 47 dan nilai maximum 58, dan nilai rata tengahnya 53.00 rata-ratanya 52.97 dengan standar devisiasi 2.71.
106
Jika dibuat rentang keberadaan industri dengan jumlah responden 73 orang yang semuanya valid, maka dapat dilihat frekuensi pada tabel berikut: Tabel 4.48 Frekuensi Keberadaan Industri (Variabel X) Frequency Percent Valid 47 2 2,7 48 3 4,1 49 2 2,7 50 10 13,7 51 6 8,2 52 4 5,5 53 13 17,8 54 8 11,0 55 13 17,8 56 5 6,8 57 5 6,8 58 2 2,7 Total 73 100,0 Sumber: Hasil Penelitian 2016
Valid Percent 2,7 4,1 2,7 13,7 8,2 5,5 17,8 11,0 17,8 6,8 6,8 2,7 100,0
Cumulative Percent 2,7 6,8 9,6 23,3 31,5 37,0 54,8 65,8 83,6 90,4 97,3 100,0
Tabel 4.49 Deskripsi Statistik Kondisi Sosial Ekonomi (Variabel Y) N
Valid Missing
Mean Median Std. Deviation Minimum Maximum
73 0 76,21 76,00 3,745 65 83
Sumber: Hasil Penelitian 2016 Berdasarkan tabel 4.49 Di atas menunjukkan bahwa kuesioner dari 73 responden dengan data yang valid untuk kondisi sosial ekonomi (variabel Y) adalah minumumnya 65 dan nilai maximum
107
83, dan nilai rata tengahnya 76.00 rata-ratanya 76.21 dengan standar devisiasi 3.74. Jika dibuat rentang keberadaan industri dengan jumlah responden 73 orang yang semuanya valid, maka dapat dilihat frekuensi pada tabel berikut: Tabel 4.50 Frekuensi Kondisi Sosial Ekonomi (Variabel Y) Frequency Percent Valid 65 1 1,4 69 1 1,4 70 4 5,5 71 2 2,7 72 2 2,7 73 7 9,6 74 7 9,6 75 7 9,6 76 9 12,3 77 5 6,8 78 3 4,1 79 12 16,4 80 4 5,5 81 3 4,1 82 3 4,1 83 3 4,1 Total 73 100,0 Sumber: Hasil Penelitian 2016
Valid Percent 1,4 1,4 5,5 2,7 2,7 9,6 9,6 9,6 12,3 6,8 4,1 16,4 5,5 4,1 4,1 4,1 100,0
Cumulative Percent 1,4 2,7 8,2 11,0 13,7 23,3 32,9 42,5 54,8 61,6 65,8 82,2 87,7 91,8 95,9 100,0
4. Uji Regresi Linear Sederhana Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian in adalah teknik analisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel indevenden terhadap variabel dependen.
108
Tabel 4.51 Rekapitulasi Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Coefficientsa Model Unstandardized Standardized T Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 60,430 8,469 7,136 1 VAR00001 ,298 ,160 ,216 1,865 a. Dependent Variable: VAR00002 Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2016
Sig.
,000 ,066
Dari tabel Coefficients di atas dapat dianalisis Y=a+b.X Y = 60,43 + 0,298 X Keterangan: Y
= variabel terikat
X
= variabel bebas
a dan b = konstanta Dari tabel Coefficients (a) menunjukan bahwa model persamaan regresi untuk memperkirakan pemenuhan tingkat kondisi sosial ekonomi masyarakat yang dipengaruhi oleh keberadaan industri adalah Y = 60,43 + 0,298 X. Dimana Y adalah pemenuhan tingkat kondisi sosial ekonomi masyarakat, sedangkan X adalah keberadaan industri. Dari persamaan di atas dapat dianalisis beberapa hal, antara lain: 1) Bila masyarakat Talaga tanpa keberadaan industri (X= 0), maka diperkirakan ia akan mampu memberikan pemenuhan kondisi sosial ekonomi pada masyarakat Talaga dengan tingkat kondisi sosial ekonomi 60,43 sedangkan bila keberadaan industri PT.
109
Rinnai di Desa Talaga selama 1 tahun (X=1), maka diperkirakan ia akan memberikan pemenuhan kondisi sosial ekonomi sebanyak 60,43 + 0,298 (1) = 60, 728. 2) Koefisien regresi b = 0,298 mengidentifikasikan besaran penambahan pemenuhan tingkat kondisi sosial ekonomi untuk setiap pertambahan keberadaan industri. Persamaan regresi Y = 60,43 + 0,298 X yang digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan tingkat kondisi sosial ekonomi yang dipengaruhi oleh keberadaan industri. 5.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel dependennya yang dilihat melalui adjusted R square. Untuk mengetahui determinasi variabel yang diteliti dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 4.52 Rekapitulasi Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary Mode R R Square Adjusted R Std. Error of the l Square Estimate 1 ,216a ,047 ,033 3,682 a. Predictors: (Constant), Keberadaan Industri b. Dependen Variable: Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2016 Dari tabel di atas di ketahui nilai koefisien R sebesar 0,216 mengandung arti bahwa hubungan antara variabel keberadaan industri dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebesar 0,216 atau mempunyai hubungan yang kuat positif. Dalam penelitian ini peneliti mengambil nilai dari koefisien determinasi Adjusted R Square.
110
Nilai koefisien R2 (Adjusted R Square) 0,033 hasil ini menunjukkan bahwa 3,3% variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat dapat dijelaskan oleh variabel independen (keberadaan industri), nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Dalam kenyataan nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati (dalam Imam Ghozali) mengatakan jika dalam uji empiris di dapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R2 =1, maka Adjusted R2= R2 = 1 sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1- k)/(n – k). Jika > 1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif.98 Kontribusi yang disumbangkan keberadaan industri (X) terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat (Y) adalah koefisien determinasi R2 = 3,3%. 6.
Uji Hipotesis a. Uji t (parsial) Tabel 4.53 Rekapitulasi Hasil Uji t (parsial) Coefficientsa Model Unstandardized Standardized t Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 60,430 8,469 7,136 1 VAR00001 ,298 ,160 ,216 1,865 a. Dependent Variable: VAR00002 Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2016
98
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23, (Semarang:Undip, 20013), Cet.VII. h. 95
Sig.
,000 ,066
111
Untuk
menguji
kevalidan
persamaan
regresi,
dapat
menggunakan cara yaitu berdasarkan uji – t 1) Berdasarkan Uji t (parsial) a) Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat Ho
: Tidak terdapat pengaruh antara keberadaan industri terhadap
kondisi sosial ekonomi
masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang, (Studi kasus PT. Rinnai) Ha
: Terdapat pengaruh antara keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang, (Studi kasus PT. Rinnai).
b) Membuat hipotesis dalam bentuk model statistik Ho : α = 0 Ha : α ≠ 0 c) Kaidah pengujian Jika, - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima Jika, thitung > ttabel, maka Ho ditolak.99 Dari tabel coefficients (a) diperoleh nilai thitung = 1,865 Nilai ttabel dapat dicari dengan menggunakan tabel t-student ttabel
= t (a/2)(n-2) = t (0,10/2)(73-2) = t(0,05)(71) = 3,55
d) Membandingkan thitung dan ttabel Ternyata: thitung = 1,865 > ttabel =3,55, maka Ho ditolak. Kesimpulannya: Terdapat pengaruh yang signifikan anatara kebaeradaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Di Desa 99
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.87
112
Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang, (studi kasus PT. Rinnai). Hasil uji t variabel keberadaan industri (X), terhadap kondisi sosial masyarakat (Y) menunjukkan nilai signifikan 0,066 < 0,10. Karena sig. >α, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi pada variabel keberadaan industri signifikan. Artinya keberadaan industri secara parsial (individu) berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakata. Jadi hasil analisis di atas menunjukan bahwa variabel keberadaan industri berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
di
Desa
Talaga Kecamatan
Cikupa Kabupaten
Tangerang, (Studi Kasus PT. Rinnai).
b. Uji F (simultan) Tabel 4.54 Rekapitulasi Hasil Uji F (simultan)
Model
ANOVAa Df Mean Square
Sum of F Squares Regression 47,174 1 47,174 3,479 1 Residual 962,744 71 13,560 Total 1009,918 72 a. Dependent Variable: VAR00002 b. Predictors: (Constant), VAR00001 Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2016
Dari tabel anova di atas dapat dianalisis dalam uraian kalimat: 1. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat: Ho
: Model regresi sederhana tidak dapat digunakan dalam memprediksi kondisi sosial ekonomi masyarakat yang dipengaruhi oleh keberadaan industri.
Sig. ,066b
113
Ha
: model regresi sederhana dapat digunakan dalam meprediksi kondisi sosial ekonomi masyarakat yang dipengaruhi oleh keberadaan industri.
2. Kaidah pengujian Jika : Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima Jika : Fhitung > maka Ho di tolak. Di mana: Nilai Fhitung dari tabel anova sebesar = 3,479 dan nilai Ftabel dari tabel F = 2,79 3. Membandingkan Ftabel dan Fhitung serta sig α Ternyata: = 3,479 > Ftabel = 2,97 maka Ho ditolak Kesimpulannya: Model regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kondisi sosial ekonomi masyarakat yang dipengaruhi oleh keberadaan industri. Nilai F hitung yang diperoleh 3,479 dengan tingkat signifikansi 0,066 karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,1. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa variabel keberadaan industri secara sama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang, (Studi Kasus PT. Rinnai).
7. a.
Hasil Wawancara Keberadaan industri 1) Masyarakat Kegiatan yang dilakukan oleh pihak industri PT. Rinnai untuk masyarakat selain memberikan lowongan pekerjaan bagi masyarakat sekitar juga memberikan limbah, kemudian limbah tersebut dimanfaatkan dengan cara diolah atau dijual. Akan tetapi kegiatan tersebut kegiatan tersebut kadang-kadang dilakukan.
114
Selain kegiatan tersebut, pihak industri PT. Rinnai juga memberikan dan menyediakan lowongan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang ingin bekerja di PT. Rinnai. Hal tersebut disambut respon positif dan pihak Desa Talaga pun bekerjasama dengan PT. Rinnai. Oleh karena itu masyarakat Desa Talaga dengan banyaknya warga yang bekerja di industri PT. Rinnai sehingga pengangguran dapat dikurangi. Cara untuk bekerja di industri PT. Rinnai sama dengan lamaran kerja seperti biasanya dengan memasukan lamaran atau identitas diri. Akan tetapi tenaga kerja yang masuk tergantung dari pihak industri PT. Rinnai yang membutuhkan.
b.
Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi 1) Pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Talaga antara sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai baik – baik saja, yang membedakan adalah sebelum adanya industri PT. Rinnai tingkat pendidikan masyarakat hanya tingkat SMP dan hanya sebagian masyarakat saja yang sampai tingkat SMA. Setelah adanya industri PT. Rinnai di Desa Talaga tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar sampai sekolah perguruan tinggi dan tingkat pendidikannya lebih baik dari sebelum adanya industri PT. Rinnai. Dengan
adanya
industri
PT.
Rinnai
tidak
banyak
mempengaruhi tingkat pendidikan masyarakat, karena sebagian besar masyarakat yang bersekolah atau berpendidikan tinggi dengan alasan ingin lebih pintar dan lebih sukses bukan ingin bekerja di industri PT. Rinnai atau pabrik lainnya. Dan tingkat pendidikan yang dibutuhkan sebagian besar oleh industri PT. Rinnai tidak yang tinggi seperti sarjana tetapi sesuai dengan
115
kebutuhan pabrik dan kebanyakan tingkat pendidikan yang dibutuhkan oleh industri PT. Rinnai adalah tingkat SMA. 2) Mata Pencaharian, Pendapatan dan Kepemilikan Fasilitas Hidup Pendapatan
seseorang
bisa
dilihat
dari
mata
pencahariannya. Sebagian besar masyarakat Desa Talaga sebelum adanya industri bermata pencaharian sebagai petani hal tersebut karena pada waktu dulu masih ada ladang dan persawahan. Akan tetapi dengan adanya pembanguan industri di Desa Talaga terjadi perubahan lahan dari yang sebelumnya ladang sekarang menjadi bangunan – bangunan industri sehingga yang bekerja sebagai petani karena lahannya dijual beralih fungsi menjadi karyawan pabrik atau bekerja disektor industri. Sehingga mata pencaharian masyarakat Desa Talaga setelah adanya industri sebagian besar bekerja pabrik. Selain itu masyarakat yang tidak bekerja di pabrik mengganti mata pencahariannya dengan berdagang disekitar kawasan industri, ada yang membuka jasa jahit, dan ada yang bekerja sebagai tukang ojeg dan lain-lain. Dengan keberadaan industri PT. Rinnai di Desa Talaga membuat perubahan dalam mata pencaharian masyarakat. Keberadaan
industri
tersebut
tentunya
memberikan
pengaruh pula pada pendapatan masyarakat. Bagi sebagian masyarakat pendapatannya mengalami peningkatan. Selain bekerja di industri PT. Rinnai, masyarakat mendapat pendapatan lain dari bidang lain, seperti membuka warung, membuka ruko, membuka kontrakan, menjadi tukang ojeg, atau menjual limbah pabrik. Karena dengan adanya industri baik itu PT. Rinnai di Desa Talaga telah memberikan lowongan pekerjaan baru dan membuka bagi pekerja lainnya, suasana Desa Talaga menjadi lebih ramai karena banyak pula karyawan pabrik yang berasal
116
dari luar Talaga dan hal tersebut bagi sebagian orang menjadi berpengruh positif. 3) Kesehatan Kondisi kesehatan dari masyarakat Desa Talaga antara sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai cukup baik. Akan tetapi dengan adanya pembangunan industri di Desa Talaga kesehatan masyarakat sedikit terganggu dengan polusi dan kebisingan suara kendaraan yang bertambah banyak. Untuk kesehatan khususnya masalah amdal PT. Rinnai tidak ada masalah, karena PT. Rinnai selalu berkordinasi tentang masalah amdal atau pencemaran lingkungan. 4) Transportasi Transportasi di Desa Talaga sebelum adanya industri sedikit sulit dan angkutan umum masih sedikit dan jarang. Akan tetapi dengan banyaknya pembangunan industri di Desa Talaga transportasi mudah dan kendaraan umumpun banyak ditambah dengan kendaraan yang keluar masuk industri seperti angkutan umum untuk karyawan, truk untuk angkut barang – barang pabrik dan kendaraan bermotor sehingga membuat jalanan di Desa Talaga sekarang semakin ramai.
117
8. Hasil Observasi Tabel 4.55 Hasil Observasi No
Aspek yang diamati
Penilaian Ya
1.
Tidak
Keberadaan Industri (PT. Rinnai) Kegiatan Industri a. Memberikan lowongan pekerjaan
√ √
b. Adanya sistem shift 2. Kondisi Sosial Ekonomi a. Bangunan rumah
√
1) Permanen
√
2) Semipermanen b. Alat Elektronik
√ √
1) TV 2) Radio
√
3) Mesin Cuci
√
4) VCD
√
5) Dispenser √
c. Sarana Komunikasi 1) Telefon
√
2) Hp d. Alat Transportasi
√
1) Mobil
√
2) Motor
√
3) Sepeda Sumber: Hasil Observasi Data 2016 Desa Talaga
118
Dari hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa: 1.
Keberadaan Industri (PT. Rinnai) Peran industri PT. Rinnai memberikan kesempatan lowongan pekerjaan bagi masyarakat Desa Talaga, tidak hanya untuk masyarakat Desa Talaga dari luar daerahpun diberi kesempatan untuk dapat bekerja di PT. Rinnai agar dapat mengurangi pengangguran. Kegiatan dari industri PT. Rinnai terdapat tiga shift , shift pertama di mulai dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore dengan istirahat 1x ketika waktu shalat dzuhur, kemudian shift kedua dimulai dari jem 4 samapi 11 malam, kemudian dilanjut pada shift ketiga atau shift malam yang dimulai jam 11 malam sampai jam 7 pagi. Masyarakat menganggap bahwa dengan
keberadaan industri
PT. Rinnai dapat memberikan dampak positif seperti kegiatan yang dilakukan oleh pihak industri untuk masyarakat memberikan dan menyediakan lowongan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang ingin bekerja di PT. Rinnai, hal tersebut disambut respon positif oleh masyarakat Desa Talaga, karena dengan banyaknya warga yang bekerja di PT. Rinnai mengakibatkan pengangguran dapat dikurangi dan bisa meningkatkan pendapatan seperti membuka kontrakan dan ruko-ruko disekitar wilayah industri sehingga membuat kehidupan masyarakat setempat menjadi lebih baik. Hasil
pengamatan
dari
lapangan
secara
langsung.
Masyarakat/warga Desa Talaga mulai menjalankan aktivitas sejak pagi, seperti kebiasaan kehidupan di desa masyarakat selalu membersihkan rumah dan halaman di pagi hari sebelum menjalankan kesibukannya. Kemudian warga mulai sibuk dengan rutinitas masingmasing. Ada yang pergi ke sekolah, universitas, dan pabrik. Jika dilihat dari interaksi masyarakat Desa Talaga interaksinya baik, setiap warga masih saling tegur sapa ketika bertemu, dan kehidupan bermasyarakatnyapun warga Desa Talaga hidup bersama
119
dengan rukun satu sama lain. Meskipun banyak masyarakat pendatang dari luar Desa Talaga masyarakatnya hidup berdampingan dan saling menguntungkan. Meski masyarakat Desa Talaga mayoritas bermata pencaharian sebagai karyawan pabrik yang dalam kehidupan seharihari menghabiskan waktu 8-12 jam perhari di pabrik namun tak mengurangi nilai kekeluargaan karena tetap berinteraksi. 2.
Kondisi Sosial Ekonomi Kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Talaga dengan melihat kondisi tempat tinggal atau rumah masyarakat dengan kondisi bangunan rumah masyarakat yang sebagian besar bangunan rumahnya sudah permanen bahkan ada yang sampai dua lantai. Masyarakatnya sebagian besar sudah dapat memenuhi kebutuhan hidupnya akan barang-barang mewah seperti alat elekronik contohnya, TV, Mesin Cuci, VCD, dan dispenser. Sarana komunikasi seperti HP, akan tetapi warga yang memiliki sarana komunikasi seperti telefon rumah hanya beberapa orang saja. Tetapi untuk alat transfortasi kebanyakan masyarakat Desa Talaga hanya memiliki motor, motor dan sepeda. Sedangkan untuk mobil hanya sebagian warga yang memilikinya. Maka dapat disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Talaga jauh lebih baik. Karena dengan adanya perolehan pendapatan sebagai karyawan di industri PT. Rinnai masyarakat sebagian besar dapat memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan masyarakat Desa Talaga yang bekerja di PT. Rinnai jarak tempuh karyawan ke pabrik yang paling dekat itu berjarak hanya 5 m dan yang paling jauh sekitar 10 km. Jalan yang dilalui oleh masyarakat Desa Talaga yang bekerja di PT. Rinnai jalananya tidak dilalui oleh kendaraan umum seperti angkot, tetapi selalui ramai oleh karyawan pabrik hilir mudik menggunakan kendaraan roda dua/ sepeda motor dan kendaraan pribadi roda empat/ mobil serta bus jemputan.
120
D. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian di atas merupakan proses penelitian yang telah dilakukan peneliti dengan pemenuhan persyaratan administrasi penelitian dan pengurusan surat izin penelitian. Dan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, tentang apakah ada pengaruh keberadaan industri PT. Rinnai terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang. Dan berikut pembahasan yang akan diinterpretasikan sesuai dengan instrumen dan hasil penelitian lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang (studi kasus PT. Rinnai). Hal ini terlihat dari permasalahan yang telah dipaparkan di Bab I yaitu tentang keberadaan industri PT. Rinnai di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang dan pengaruh keberadaan industri PT. Rinnai terhadap kondisi sosial ekonomi tenaga kerja yang tinggal di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang. Dari hasil pemaparan permasalahan di atas keberadaan industri dan pengaruh keberadaan industri PT. Rinnai terhadap kondisi sosial ekonomi tenaga kerja yang tinggal di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang dilihat bahwa keberadaan industri baik skala besar maupun kecil akan memberi pengaruh dan membawa perubahan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar, dimana industri akan mendukung bagi upaya pembangunan baik secara nasional maupun daerah. Hal ini sesuai dengan teori yang tercantum dalam Undang-Undang No 5 Tahun 1984 bahwa keberadaan industri akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri pada
121
khususnya.100 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pembanguanan industri di Desa Talaga bagi masyarakat sekitar merupakan pembanguanan yang sangat penting sebagaimana berdasarkan hasil penelitian bahwasannya 92% responden merasa pembanguan industri PT. Rinnai di Desa Talaga itu penting, sekitar 68% responden merasa tidak terganggu dengan keberadaan industri terutama PT. Rinnai di Desa Talaga. Pembangunan industri PT. Rinnai di Desa Talaga memberikan dampak positif bagi masyarakat yaitu industri PT. Rinnai memberikan kesempatan – kesempatan kepada masyarakat untuk bekerja, sebagaimana hasil penelitian sekitar 82,2% bahwa dampak yang ditimbulkan oleh industri PT. Rinnai bagi masyarakat positif. Kemudian kegiatan yang dilakukan oleh industri PT. Rinnai untuk masyarakat kadang – kadang dilakukan atau sekitar 58%. Sekitar 95,9% responden menyatakan dengan adanya industri PT. Rinnai membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Akan tetapi tidak semua dari masyarakat bekerja di industri PT. Rinnai. Berdasarkan hasil penelitian yang diamati bahwa industri PT. Rinnai memberikan peluang bagi karyawan yang memiliki kualifikasi kerja yang baik untuk ditugaskan ke Jepang. Dilihat dari pengaruh keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat berdasarkan dari indikator pendidikan, pendapatan, kesehatan, dan kepemilikan fasilitas hidup, hasil penelitian yang telah dilakukan bahwasannya pendidikan masyarakat Desa Talaga yang bekerja di industri PT. Rinnai bahwa sebagian besar tingkat pendidikannya SMA/SMK sebanyak 66%. Meskipun demikian mereka beranggapan bahwa pendidikan itu sangat penting terlihat dari hasil penelitian sekitar 57,6% dari responden menganggap pendidikan itu sangat penting, dan banyak dari mereka ingin anaknya bersekolah setinggi mungkin. 100
09:34 wib
Undang-Undang RI N0. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian diakses 06/07/2016 Pkl
122
Jika dikaitkan dengan keberadaan industri PT. Rinnai dengan pendidikan di Desa Talaga tidak memberikan pengaruh bagi masyarakat, meski dari hasil penelitian terdapat 72,6% yang menyatakan kondisi pendidikan setelah adanya industri PT. Rinnai di Desa Talaga sangat meningkat. Tetapi sebagian besar masyarakat yang bersekolah atau berpendidikan tinggi dengan alasan ingin lebih pintar dan lebih sukses bukan karena ingin bekerja di sektor industri atau pabrik. Karena tingkat pendidikan yang dibutuhkan sebagian besar oleh industri bukan tingkat pendidikan yang tinggi seperti sarjana tapi sesuai dengan kebutuhan pabrik dan kebanyakan tingkat pendidikan yang dibutuhkan oleh industri adalah tingkatan SMA. Berdasarkan pendapatan hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan bersih perbulan yang diperoleh masyarakat Desa Talaga yang bekerja di industri PT. Rinnai akan mempengaruhi tingkat kebutuhan. Hal ini sesuai dengan teori dari Lukman dan Indoyana bahwa tingkat pendapatan akan mempengaruhi jenis kebutuhan dan cara memenuhi kebutuhan seseorang.101 Dari penelitian diperoleh bahwa sebagian responden 98,6% pendapatan sebulannya mencapai lebih dari Rp. 3.000.000, dari data tersebut bahwa kurang dari setengahnya masyarakat berpendapatan cukup tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang diamati dilapangan bahwa sekitar 12 responden dari 73 responden memiliki usaha sampingan lain selain sebagai karyawan pabrik dan penghasilannya tidak hanya bersumber dari gaji pokok saja. Mengingat sistem kerja outsorcing yang bisa mengancam PHK (pemutusan hubungan kerja) yang sewaktu-waktu bisa terjadi ketika perusahaan goyah. Adapun usaha sampingan yang dilakoni 9 responden dari 73 responden yaitu membangun kontrakan dan ruko. Selain memiliki rumah pribadi untuk kebutuhan dirinya sendiri, mereka juga membangun 101
Lukman dan Indoyana Nasrudin, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, (Jakarta: UIN jakarta Perss, 2007), h. 3
123
kontrakan dan ruko untuk menginvestasikan sebagian uang yang mereka punya dan sekitar 3 responden dari 73 responden usaha sampingannya adalah menjadi bos limbah, yang mengumpulkan limbah-limbah pabrik kemudian menjual atau mendaur ulang kemabali. Jadi keberadaan industri di Desa Talaga mempengaruhi tingkat pendapatan masayarakat, peningkatan pendapatan tersebut bisa dengan cara bekerja sebagai karyawan atau membuka ruko atau kontrakan bagi karyawan yang berasal dari luar Desa Talaga. Jika dilihat dari tingkat kesehatan tenaga kerja di industri PT. Rinnai sangat baik meskipun menggunakan sistem kerja Shift malam yang rentan membahayakan kesehatan para karyawan pabrik. Bisa dilihat dari hasil penelitian diperoleh bahwa sekitar 72,6% reponden menyatakan sangat baik, tidak hanya kondisi tenaga kerja saja masyarakat Desa Talaga tidak merasa kesehatannya terganggu oleh industri PT. Rinnai. Jika melihat dari tempat tujuan berobat saat sakit, sekitar 71,2% sudah berobat ke dokter. Melihat pengaruh keberadaan industri terhadap kesehatan dari penelitian ini, bahwa industri tidak memberikan pengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat Desa Talaga dan jika dilihat dari kepemilikan Fasilitas
Hidup,
pendapatan
seseorang
yang
tinggi
juga
bisa
mempengaruhi pada kepemilikan fasilitas hidup. Kebanyakan dari manusia jika pendapatannya tinggi maka kebutuhannya pun ikut bertambah dengan alasan karena punya uang. Hal tersebut dapat dilihat dari kepemilikan fasiltas hidup seperti kepemilikan atas alat elektronik dan jenis kendaraan masyarakat Desa Talaga cukup tinggi, hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian bahwa sebesar 73 orang atau 24% responden sudah mempunyai TV, dan HP, 48 orang atau 15,6% responden memiliki dispenser, 43 orang atau 14% responden memiliki VCD, 39 orang atau 13% responden memiliki mesin cuci, 26 orang atau 8,4% responden memiliki radio, dan 3 orang atau 1% responden memiliki telfon rumah, kemudian di lihat dari kepemilikan jenis kendaraan hampir seluruh
124
responden sekitar 6o% sudah mempunyai kendaraan bermotor, karena pada saat ini motor merupakan suatu yang harus dimiliki dan menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi, terlihat dari banyaknya masyarakat yang sudah mempunyai banyak kendaraan bermotor. hal tersebut dipengaruhi oleh keberadaan industri yang meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga kepemilikan fasilitas hidupnya pun ikut meningkat. Hal ini sesuai dengan teori dari Bintarto (dalam Imam Nawawi) bahwa tingkat kondisi sosial ekonomi merupakan usaha bersama dalam suatu masyarakat untuk menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup.102 Hasil ini juga dapat dibuktikan dari uji asumsi dasar yang dilihat dari uji normalitas yang menggunakan metode kolmograv smirnov. Berdasarkan besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov adalah 0,806 dapat diketahui bahwa nilai unstandardized residual memiliki nilai Asymp. Sig > 0,1 dan ini mengartikan bahwa data terdistribusi dengan normal. Selanjutnya berdasarkan pengujian homogenitas di atas besarnya nilai signifikan adalah 0,108. Nilai ini menunjukkan bahwa nilai sig < α = 0,108 < 0,10. Hal ini menunjukkan Ho di tolak dan Ha diterima dan data terdistribusi homogen. Setelah itu dilakukan dengan pengujian koefisien determinasi di ketahui nilai koefisien R sebesar 0,216 mengandung arti bahwa hubungan antara variabel keberadaan industri dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebesar 0,216 atau mempunyai hubungan yang kuat positif. Dalam penelitian ini peneliti mengambil nilai dari koefisien determinasi Adjusted R Square. Nilai koefisien R2 (Adjusted R Square) 0,033 hasil ini menunjukkan bahwa 3,3% variabel kondisi sosial ekonomi masyarakat dapat dijelaskan oleh variabel independen (keberadaan industri), nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.
102
Iman Nawawi, “Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat (Stdi di Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung),” Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, tidak dipublikasikan.
125
Berdasarkan uji t dengan taraf signifikansi 10% keberadaan industri PT. Rinnai memiliki pengaruh signifikan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat berdasakan nilai (thitung = 1,865 > ttabel =3,55). Dan berdasarkan uji f nilai (Fhitung = 3,479 > Ftabel = 2,97), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kemudian dilakukan analisis regresi dari hasil pengujian regresi Y = 60,43 + 0,298 X yang digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan tingkat kondisi sosial ekonomi yang dipengaruhi oleh keberadaan industri. Artinya, apabila keberdaan industri X nilainya adalah 0, maka kondisi sosial ekonomi masyarakat Y nilainya 60,43 (b) =
koefisien regresi
variabel keberadaan industri X sebesar = 0,298. Hal ini ini diperkuat dari hasil observasi yang peneliti lakukan bahwa keberadaan industri memberikan dampak positif industri dan PT. Rinnai memberikan lowongan pekerjaan bagi masyarakat Desa Talaga, tidak hanya untuk masyarakat Desa Talaga dari luar daerahpun diberi kesempatan untuk dapat bekerja di PT. Rinnai agar dapat mengurangi pengangguran meskipun dengan sistem kerja yang menggunakan Shift. Jika dilihat dari masyarakat Desa Talaga, masyarakat mulai menjalankan aktivitas sejak pagi, seperti kebiasaan kehidupan di desa pada umumnya, masyarakat selalu membersihkan rumah dan halaman di pagi hari sebelum menjalankan kesibukannya. Kemudian warga mulai sibuk dengan rutinitas masing-masing. Ada yang pergi ke sekolah, universitas, dan pabrik. Sedangkan dari interaksi masyarakat Desa Talaga interaksinya baik, setiap warga masih saling tegur sapa ketika bertemu. Meskipun banyak masyarakat pendatang dari luar Desa Talaga masyarakatnya hidup berdampingan dan saling menguntungkan, dengan mayoritas bermata pencaharian sebagai karyawan pabrik yang dalam kehidupan sehari-hari mengabiskan waktu 8-12 jam perhari di pabrik namun tak mengurangi nilai kekeluargaan karena tetap berinteraksi. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan warga Desa Talaga masih bisa hidup bersama dengan rukun satu sama lain.
126
Sedangkan berdasarkan hasil observasi kondisi sosial ekonomi Kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Talaga dengan melihat kondisi tempat tinggal atau rumah masyarakat dengan kondisi bangunan rumah yang sudah permanen bahkan ada yang sampai dua lantai. Masyarakatnya sebagian besar sudah dapat memenuhi kebutuhan hidupnya akan barangbarang mewah seperti alat elekronik, Sarana komunikasi, dan alat transportasi contohnya, TV, Mesin Cuci, VCD, dan dispenser, Hp, motor dan mobil. Maka dapat disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Talaga jauh lebih baik. Karena dengan adanya perolehan pendapatan sebagai karyawan di industri PT. Rinnai masyarakat sebagian besar dapat memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan PT. Rinnai dan tokoh masyarakat bahwa keberadaan industri PT. Rinnai yang berada ditengah – tengah masyarakat Desa Talaga yang memberikan lowongan pekerjaan. Hal tersebut direspon positif oleh masyarakat Desa Talaga. Oleh karena itu dengan banyaknya warga sekitar yang bekerja di PT. Rinnai dapat mengurangi pengangguran. Selain kegiatan tersebut pihak industri memberikan kesempatan untuk karyawan yang memiliki kualifikasi dan kinerja yang baik untuk ditugaskan ke Jepang sealama satu tahun. Selama satu tahun karyawan yang dipilih itu jumlahnya tidak menentu tergantung bagaimana pimpinan perusahaan menilai dan merekomendasikannya. Karyawan – karyawan yang terpilih untuk bekerja di PT. Rinnai yang berada di Jepang adalah karyawan yang memiliki kinerja bagus dan kedisiplinan yang baik, karena sistem kerja PT. Rinnai yang berada di Desa Talaga dengan yang berada di Jepang itu sangat berbeda.
Di
Jepang
sistem
kerjanya
lebih
rapih,
teratur,
dan
kedisiplinannya lebih ketat dibandingkan dengan PT. Rinnai yang berada di Desa Talaga. Berdasarkan produknya, produk kompor gas yang di Jepang itu lebih maju, lebih bagus, dan lebih berkualitas. Setiap produk memiliki kualitas dan kuantitas yang berbeda karena melihat bagaimana sistem
127
produksi dari suatu perusahaannya. Berdasarkan pendapatan yang diperolehpun itu memiliki perbedaan. Pendapatan yang diperoleh karyawan yang bekerja di PT. Rinnai yang berada di Desa Talaga pendapatannya 3 sampai 4 jutaan lebih perbulannya, sedangkan karyawan yang ditugaskan untuk bekerja di Jepang pendapatannya 16 juta perbulannya dan hidup mereka disana terjamin seperti tempat tinggal, makanan dan asuransi. Industri PT. Rinnai berperan penting untuk masyarakat. Pengaruh keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi dari tingkat pendidikan masyarakat di Desa Talaga antara sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai baik – baik saja, yang membedakan adalah setelah adanya industri PT. Rinnai tingkat pendidikan masyarakat sangat meningkat. Dengan adanya industri PT. Rinnai mempengaruhi tingkat pendidikan
masyarakat,
karena
sebagian
besar
masyarakat
yang
bersekolah atau berpendidikan tinggi dengan alasan ingin lebih pintar dan lebih sukses bukan ingin bekerja di industri PT. Rinnai atau pabrik lainnya. Kondisi kesehatan dari masyarakat Desa Talaga antara sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai cukup baik. Akan tetapi dengan adanya pembangunan industri di Desa Talaga kesehatan masyarakat sedikit terganggu dengan polusi dan kebisingan suara kendaraan yang bertambah banyak Keberadaan industri tersebut tentunya memberikan pengaruh pula pada pendapatan masyarakat, karena pendapatan seseorang bisa dilihat dari mata pencahariannya. Sebagian besar masyarakat Desa Talaga sebelum adanya industri bermata pencaharian sebagai petani hal tersebut karena pada waktu dulu masih ada ladang dan persawahan. Akan tetapi dengan adanya pembanguan industri di Desa Talaga terjadi perubahan lahan dari yang sebelumnya ladang sekarang menjadi bangunan – bangunan industri sehingga yang bekerja sebagai petani karena lahannya dijual beralih fungsi menjadi karyawan pabrik atau bekerja disektor industri.
Bagi
sebagian
masyarakat
pendapatannya
mengalami
128
peningkatan. Selain bekerja di industri PT. Rinnai, masyarakat mendapat pendapatan lain dari bidang lain, seperti membuka warung, membuka ruko, membuka kontrakan, menjadi tukang ojeg, atau menjual limbah pabrik, sehingga kepemilikan fasilitas hidup pun meningkat sesuai dengan kebutuhan hidup. Transportasi di Desa Talaga sebelum adanya industri sedikit sulit dan angkutan umum masih sedikit dan jarang. Akan tetapi dengan banyaknya pembangunan industri di Desa Talaga transportasi mudah dan kendaraan umumpun banyak ditambah dengan kendaraan yang keluar masuk industri seperti angkutan umum untuk karyawan, truk untuk angkut barang – barang pabrik dan kendaraan bermotor sehingga membuat jalanan di Desa Talaga sekarang semakin ramai. Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa keberadaan industri memberikan pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi. Dari penelitian ini terdapat kemiripan hasil yang terdapat pada penelitian yang terdahulu. Yakni, Skripsi milik Imam Nawawi, Mahasiswa Universitas pendidikan Indonesia Bandung 2014 dengan judul “Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat (Studi di Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung)”. Penelitian ini meneliti untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Dengan hasil pengaruh keberadaan industri pada Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung mempunyai pengaruh signifikan antara keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Persamaan penelitian ini ialah sama-sama membahas keberadaan industri, pendidikan, pendapatan, kesehatan, dan kepemilikan
129
fasilitas hidup yang ada di suatu wilayah pada masyarakat. Perbedaannya ada pada metode penelitian, objek dan subjek atas penelitian.103
E. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah diusahakan dan dilakukan sesuai prosedur ilmiah, tetapi masih memiliki keterbatasan antara lain: 1. Disadari bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kondisi sosial ekonomi, sementara penelitian ini hanya melibatkan dua variabel saja yaitu keberadaan industri dan kondisi sosial ekonomi. 2. Meskipun variabel bebas dan variabel terikat terdapat pengaruh dan memiliki sumbangan sebesar 3,3% tetapi masih terdapat pengaruh sebesar 96,3% dari faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel yang diteliti belum dapat menjelaskan
secara
menyeluruh
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat. 3. Meskipun terdapat asumsi bahwa dengan dugunakannya angket dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data maka responden diharapkan akan memberikan jawaban sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya untuk mengetahui faktor tersebut dapat mempengaruhi keberadaan insustri, tetapi pada kenyataannya masih banyak faktor lain yang tidak diteliti dapat mempengaruhi keberadaan industri.
103
Iman Nawawi, “Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat (Stdi di Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung),” Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, tidak dipublikasikan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Data yang telah peneliti teliti tentang pengaruh keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang. 1. Dengan keberadaan industri PT. Rinnai di Desa Talaga yang sudah ada sejak tahun 1988. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan akan produk Rinnai, oleh karena itu terjadinya industrialisasi atau perkembangan di industri PT. Rinnai. Pembangunan industri PT. Rinnai di Desa Talaga sangat penting bagi masyarakat sekitar, akan tetapi keberadaan industri PT. Rinnai tersebut seperti dalam hal kegiatan yang dilakukan dari pihak industri atau perusahaan untuk masyarakat itu jarang dilakukan, tetapi secara keseluruhan dampak positif dari industri PT. Rinnai dirasakan oleh masyarakat sekitar.
2. Kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga dilihat dari kondisi yaitu: tingkat pendidikan di Desa Talaga termasuk meningkat dengan rata – rata tingkat pendidikan SMA dan Perguruan tinggi karena sebelum adanya industri PT. Rinnai pendidikan masyarakat hanya sampai SMP tidak banyak sampai tingkat SMA. Sebagian besar pendapatan per bulan dari masyarakat sudah lebih dari Rp. 3.000.000 dan sudah cukup tinggi jika dilihat pendapatannya. karena pendapatan seseorang bisa dilihat dari mata pencahariannya. Sebagian besar masyarakat Desa Talaga sebelum adanya industri bermata pencaharian sebagai petani hal tersebut karena pada waktu dulu masih ada ladang dan persawahan. Akan tetapi dengan adanya pembanguan industri di Desa Talaga terjadi perubahan lahan dari yang sebelumnya ladang sekarang menjadi bangunan – bangunan industri sehingga yang bekerja sebagai petani karena lahannya dijual beralih fungsi menjadi karyawan
130
131
pabrik atau bekerja disektor industri. Kemudian kondisi kesehatan dari masyarakat Desa Talaga antara sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai cukup baik. Kepemilikan fasilitas hidupnya jika dilihat dari kepemilikan alat elektronik dan kendaraan bermotor sebagian besar masyarakat sudah memiliki alat-alat seperti TV, VCD, Hp, Radio dan motor. Dan transportasi di Desa Talaga sebelum adanya industri sedikit sulit dan angkutan umum masih sedikit dan jarang. Akan tetapi dengan banyaknya pembangunan industri di Desa Talaga transportasi mudah dan banyak sehingga membuat jalanan di Desa Talaga sekarang semakin ramai. Berdasarkan data yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan data berupa olahan dari program SPSS yaitu bahwa penelitian ini memiliki keefisien b = 0,298 mengindentifikasikan besaran penambahan pemenuhan tingkat kondisi sosial ekonomi untuk setiap pertambahan keberadaan industri. Persamaan regresi Y = 60,43 + 0,298 X yang digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan tingkat kondisi sosial ekonomi yang dipengaruhi oleh keberadaan industri. Artinya, apabila keberdaan industri X nilainya adalah 0, maka kondisi sosial ekonomi masyarakat Y nilainya 60,43 (b) = koefisien regresi variabel keberadaan industri X sebesar = 0,298 Variabel keberadaan industri berkontribusi pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sebesar adjusted R square = 0,033. Kemudian berdasarkan uji t keberadaan industri PT. Rinnai memiliki pengaruh signifikan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat berdasakan nilai (thitung = 1,865 > ttabel =3,55). Dan berdasarkan uji f berdasarkan nilai (Fhitung = 3,479 > Ftabel = 2,97), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang (Studi kasus PT. Rinnai). Dan penelitian ini membuktikan terjawabnya Hipotesis Penelitian yaitu Ha diterima.
132
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan, maka peneliti dapat memberikan implikasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat. 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang penting bagi pemilik industri di daerah kabupaten tangerang, dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas kondisi sosial ekonomi bagi masyarakat Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang dengan memberikan lapangan pekerjaan yang lebih banyak lagi. 2. Peran pemerintah setempat sangat mendukung dalam pelaksanaan pembangunan industri di Desa Talaga yang bertujuan untuk mensejahterkan masyarakat setempat. 3. Peran masyarakat atau karyawan sangat mendukung dalam sebuah industri atau perusahaan, karna pada dasarnya industri atau perusahaan tidak akan mampu berjalan jika tidak ada campur tangan masyarakat atau karyawan.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat dijabarkan bebrapa saran untuk menyajikan penelitian yang lebih berkualitas di masa mendatang, Diantaranya sebagai berikut: 1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menambah variabel independen yang berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. 2. Untuk penelitian sselanjutnya diharapkan memperluas objek penelitian, memperluas daerah survei dan memperbanyak ragam sampel sehingga data yang diperoleh lebih valid. 3. Untuk penelitian selanjutnya hendak melibatkan pendapat dari dinas perindustrian daerah setempat. Sehingga objek penelitian lebih berkualitas.
133
4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mempersiapkan biaya, mempersiapkan lebih banyak waktu dan tenaga agar proses peneltian berjalan dengan lancar, sesuai yang diharapkan dan tepat waktu dalam penyajiannya sehingga hasil penelitian lebih berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Arsyad, Lincolin. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN, 1992. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2008.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi keempat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008. Dharmawan, A. Aspek-aspek dalam Sosiologi Industri. Bandung: Binacipta, 1984 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Semarang:Undip, 2013 Idi, Abdullah. Sosiologi Pendidikan: Individu, Masyarakat dan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2011 Lukman dan Nasarudi, Indoyana. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007 Mangunsong, Frieda. Dkk. Pendidikan Yang Memperdayakan. Depok: UI, 2014 Parker, S.R. dkk. Sosiologi Industri. Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985 Prasetyo, Bambang. dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012 Rosyidi, Suherman. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2011. Santoso, Singgih. Statistik Multivariat. Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2014
134
135
Setiadi , Elly M. dan Kolip, Usman. Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan
Sosial:
Teori,
Aplikasi,
Dan
Pemecahannya.
Jakarta:Kencana, 2011. Siregar, Syofian. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT Bumi Aksara 2013. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Industri Suatu Pengantar. Bandung: Anggota IKAPI, 1967. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 2010
Sugiyono,
Metode
Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung, Alfabeta, 2015 Suharjo, Bambang. Statistik Terapan Disertai Contoh aplikasi Dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013 Sujaweni, V. Wiratna dan Endrayanto, Poly.
Statiska Untuk Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012 Sukirno, Sadono. Mikroekonomi Teori Pengantar, Ed.3, Cet. 27. Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Sumardi, Mulyanto. dan Evers, Hans Dieter. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: Rajawali, 1982. Taguh, Muhammad. Ekonomi Industri. Jakarta: Rajawali Pers. 2010. Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers, 2011 Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan TeoriAplikasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007
Sumber Skripsi Ananta, Dimas Bagus, “Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Ciawigebang
136
Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan,” Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: 2014. tidak dipublikasikan. Nawawi, Imam,
“Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Dan Budaya Masyarakat (Stdi di Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung),” Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014. tidak dipublikasikan. Nurmiladiyah, Melly. “Pengaruh Keberadaan Industri Batu Alam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pekerja Di Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka,” Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014. tidak dipublikasikan.
Sumber Jurnal Christiani, Charis dkk, Jurnal Ilmiah. Analisis Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat Provinsi Jawa Tengah. Danil , Mahyu. Jurnal ekonomi. Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konumsi Pada Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Bupati Kabupaten Bireun, Universitas Almuslim Bireuen Vol. IV No. 7, 2013
Sari, Fittiara Aprilia dan Rahayu, Sri Rahayu. Jurnal Teknik PWK, Kajian Dampak Keberadaan Industri PT. Korindo Ariabima Sari Di Kelurahan Mendawai, Kabupaten Kotawaringin Barat, , Vol 3, 2014. Suaeb, Achmad. Jurnal Ilmiah. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (Studi Kasurs: Pembersih Kaca Jendela). Vol. 100, 2016 Ridwan, Ita Rustiati. GEA Pendidikan Geografi, Dampak Industri Terhadap Lingkungn Sosial, PGSD UPI Serang Banten, 2007.
Sumber Dokumen Data Badan Pusat Statistik Tahun 2008, Tentang Perindustrian Data BPS Kabupaten Tangerang, 2013 Data PT. Rinnai Indonesia, 2016
137
Data Monografi Desa Talaga, Januari 2015 Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1979 Tentang Desa. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Tentang sisdiknas..
Sumber Internet Geografi , Daun Sajo. “Klasifikasi Industri, 2015”, www. Klasifikasi Industri.com diakses 25 Agustus 2016 Kompasiana, “Kabupaten Tangerang Menyongsong Peran Kota Cerdas”, www. Kabupaten Tangerang Menyongsong Peran Kota Cerdas KOMPASIANA.com. diakses 12 September 2015
138
ANGKET PENELITIAN
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr Di tempat
Dengan hormat, Dalam rangka penelitian, bersama ini saya mohon bantuan Bapak/Ibu/ Saudara sebagai responden dalam peneltian ini. Bersama ini saya mohon angket ini diisi oleh Bapak/Ibu/ Saudara untuk menjawab seluruh pertanyaan yang telah disediakan. Sehubungan tersebut jawaban responden diharapkan objektif dan sesuai keadaan yang sebenarnya karena tidak akan mempengaruhi status dan jabatan responden, hanya jawaban yang objektif dan realistislah yang saya butuhkan. Peneltian
ini
bertujuan
ingin
mengetahui
“PENGARUH
KEBERADAAN INDUSTRI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
DI
DESA
TALAGA
KECAMATAN
CIKUPA
KABUPATEN TANGERANG (STUDI KASUS PT. RINNAI).” Demikian pengantar ini dibuat, atas perhatian serta bantuannya saya ucapkan terima kasih. Jakarta, 26 September 2016
Ike Ulan ria
139
Angket Penelitian Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang (Studi Kasus PT. Rinnai)
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Mohon angket ini di isi oleh Bapak/Ibu/Saudara untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada Berilah tanda silang (X) pada pilihan yang telah disediakan dan pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya. Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu/Saudara atas partisipasi guna mensuksekan penelitian ini.
Identitas Responden Nama
:
Usia
:
Jenis Kelamin
: L/P
Pendidikan Terakhir : Status Perkawinan
: Nikah/Belum Nikah
Alat elektronik, sarana komunikasi, transportasi yang Bapak/Ibu/Saudara miliki Beri tanda (X) sesuai kondisi Bapak/Ibu/Saudara
Barang Tv Radio Mesin Cuci VCD Dispenser Telepon
Ada
Tidak
Jumlah
140
HP Mobil Motor Sepeda
Keberadaan Industri 1. Apakah Bapak/Ibu/Saudara merasa terganggu atau tidak dengan keberadaan industri? a. Sangat Tidak Terganggu b. Tidak terganggu c. Biasa Saja d. Terganggu e. Sanagat Terganggu 2. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju dengan keberadaan industri di daerah ini? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 3. Apakah dengan keberadaan industri membuat kehidupan masyarakat lebih baik? a. Sangat Baik b. Baik c. Biasa Saja d. Tidak Baik e. Sangat Tidak Baik 4. Menurut Bapak/Ibu/Saudara seberapa penting pembangunan industri di daerah ini? a. Penting sekali
141
b. Penting c. Biasa-biasa d. Tidak penting e. Sangat tidak penting 5. Seberapa sering kegiatan yang dilakukan oleh industri untuk masyarakat? a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah ada e. Tidak pernah ada 6. Menurut Bapak/Ibu/Saudara bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh industri untuk masyarakat? a. Sangat Positif b. Positif c. Biasa saja d. Negatif e. Sangat Negatif 7. Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh industri untuk masyarakat? a. Memberikan lowongan pekerjaan b. Memberikan barang sisa dari pebrik c. Kegiatan sosial untuk masyarakata d. Mencemari lingkungan e. Membuang limbah sembarangan 8. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari keberadaan industri terhadap masyarakat? a. Sangat positif b. Positif c. Biasa saja d. Negatif e. Sangat negatif
142
9. Apa saja dampak yang Bapak/Ibu/Saudara rasakan dengan adanya pembangunan industri? a. Adanya lapangan pekerjaan baru b. Bertambahnya pendapatan sehari-hari c. Biasa-biasa saja d. Tidak ada manfaat bagi masyarakat setempat e. Pencemaran lingkungan 10. Sudah berapa lama Bapak/Ibu/Saudara menjadi pekerja industri PT. Rinnai ini? a. Lebih dari 10 tahun b. 6-10 Tahun c. 2-5 Tahun d. Kurang dari 2 tahun e. Kurang dari satu tahun 11. Sistem upah yang saudara terima? a. Bulanan b. Kurang dari satu bulan c. Mingguan d. Harian e. Tidak tentu 12. Status tenaga kerja Bapak/Ibu/Saudara di perusahaan? a. Tetap b. Kontrak c. Harian d. Borongan e. Tidak tentu Kondisi Sosial Ekonomi Pendidikan 13. Bagaimana tanggapan Bapak/ibu/Saudara terhadap pendidikan? a. Sangat Penting
143
b. Penting c. Biasa d. Tidak penting e. Sangat Tidak Penting 14. Rencana Pendidikan Anak ? a. Sarjana b. Diploma c. SMA/SMK d. SMP/MTS e. SD 15. Apakah semua anak Bapak/Ibu/Saudara pernah/ sedang mengikuti pendidikan sekolah? a. Ya b. Sebagian c. Ragu-ragu d. Tidak tahu e. Tidak ada 16. Berapa
jumlah
anak
Bapak/Ibu/Saudara
yang
masih
mengikuti
pendidikan? a. Perguruan Tinggi (.... orang) b. SMA(.... orang) c. SMP (.... orang) d. SD (.... orang) e. Tidak ada 17. Menurut Bapak/Ibu/Saudara bagaimana kondisi pendidikan setelah ada industri di daerah ini? a. Sangat meningkat b. Meningkat c. Tidak ada perubahan d. Mengalami penurunan e. Tidak tahu
144
Kesehatan 18. Menurut Bapak/Ibu/Saudara bagaimana kondisi kesehatan tenaga kerja di perusahaan ini? a. Sangat baik b. Baik c. Biasa saja d. Buruk e. Sangat buruk 19. Apabila Bapak/Ibu/Saudara atau keluarga sakit, biasanya berobat ke .... a. Rumah sakit b. Dokter c. Puskesmas d. Klinik e. Pengobatan alternatif 20. Seringnya penyakit yang Bapak/Ibu/Saudara derita? a. Tidak tentu b. Tahunan c. Bulanan d. Mingguan e. Setiap hari 21. Apakah bentuk bantuan yang diberikan dari tempat kerja? a. Jamsostek b. BPJS c. Dokter d. Uang e. Obat Pendapatan 22. Berapakah pendapatan yang Bapak/Ibu/Saudara peroleh perbulan? a. Lebih dari Rp. 3.000.000 b. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 c. Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000
145
d. Rp. 500.000 – Rp.750.000.000 e. Kurang dari Rp. 500.000 23. Bagaimana
tanggapan
Bapak/Ibu/Saudara
mengenai
kecukupan
penghasilan sebelum Bapak/Ibu/Saudara bekerja di perusahaan ini? a. Sangat mencukupi b. Mencukupi c. Kurang mencukupi d. Tidak mencukupi e. Sangat tidak mencukupi 24. Bagaimana
tanggapan
Bapak/Ibu/Saudara
mengenai
kecukupan
penghasilan sesudah Bapak/Ibu/Saudara bekerja di perusahaan ini? a. Sangat mencukupi b. Mencukupi c. Kurang mencukupi d. Tidak mencukupi e. Sangat tidak mencukupi 25. Berapa jumlah tanggungan hidup Bapak/Ibu/Saudara? a. Lebih dari 4 orang b. 4 orang c. 3 orang d. 2 orang e. 1 orang 26. Berapa pengeluaran rata-rata bapak/ibu/saudara dalam sebulan? a. Diatas Rp. 1.000.000 b. Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000 c. Rp. 500.000 – Rp. 750.000 d. Rp. 250.000 – Rp. 500.000 e. Kurang dari Rp. 250.000 Kepemilikan Fasilitas Hidup 27. Rumah yang ada tempati milik siapa?
146
a. Milik pribadi b. Milik mertua/ orang tua c. Menyewa d. Mengontrak e. Menumpang 28. Bagaimanakah kondisi fisik banguanan rumah yang Bapak/Ibu/Saudara tempati sebelum bekerja di Industri? a. Permanen b. Semi permanen c. Rumah kayu/papan d. Rumah panggung e. Rumah dari kardus 29. Bagaimanakah kondisi fisik banguanan rumah yang Bapak/Ibu/Saudara tempati sesudah bekerja di Industri? a. Permanen b. Semi permanen c. Rumah kayu/papan d. Rumah panggung e. Rumah dari kardus 30. Dengan menggunakan apa Bapak/Ibu/Saudara pergi ke tempat kerja? a. Dengan menggunakan motor/mobil pribadi b. Dengan menggunakan kendaraan umum c. Dengan menggunakan sepeda d. Menumpang e. Berjalan kaki
147
Pedoman Wawancara Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin: Pekerjaan
:
Pendidikan
:
1. Bagaimana tanggapan saudara tentang industri PT. Rinnai yang ada di Desa Talaga? 2. Kegiatan seperti apa yang dilakukan oleh industri PT. Rinnai untuk masyarakat setempat? 3. Seberapa sering kegiatan tersebut dilakukan? 4. Apakah kegiatan dari industri PT. Rinnai memberikan/ membuka lowongan pekerjaan baru? 5. Apa dampak positif dari kegiatan industri PT. Rinnai bagi masyarakat di daerah ini? 6. Bagaimana pendidikan masyarakat sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai di daerah ini? 7. Apakah masyarakat bersekolah untuk bekerja di industri PT. Rinnai? 8. Tingkat pendidikan yang dibutuhkan oleh Industri PT. Rinnai? 9. Bagaimana mata pencaharian masyarakat antara sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai? 10. Apakah dengan adanya industri PT. Rinnai merubah mata pencaharian masyarakat? 11. Apakah dengan adanya industri PT. Rinnai di tengah masyarakat mempengaruhi pendapatan masyarakat setempat? 12. Bagaimana kondisi kesehatan masyarakat antara sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai? 13. Apakah keberadaan industri mempengaruhi kepemilikan fasilitas hidup masyarakat?
148
14. Bagaimana kondisi transportasi yang ada di Desa Talaga sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai?
149
Pedoman Wawancara Nama
: Sarnata
Umur
: 44 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki Pekerjaan
: RT
Pendidikan
: SMP
1. Bagaimana tanggapan saudara tentang industri PT. Rinnai ? Adanya industri PT. Rinnai di Desa Talaga sangat baik dan penting. 2. Kegiatan seperti apa yang dilakukan oleh industri PT. Rinnai untuk masyarakat setempat? Memberikan lowongan pekerjaan 3. Seberapa sering kegiatan tersebut dilakukan? Kadang-kadang. 4. Apakah kegiatan dari industri PT. Rinnai memberikan/ membuka lowongan pekerjaan baru? Iya memberikan lowongan pekerjaan kepada masyarakat. 5. Apa dampak positif dari kegiatan industri PT. Rinnai bagi masyarakatdi daerah ini? Membantu masyarakat sekitar meskipun tidak seluruhnya. 6. Bagaimana pendidikan masyarakat sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai di daerah ini? Tingkat pendidikannya sebelum dan sesudah adanya PT. Rinnai itu sama saja dan tidak terganggu sama sekali. 7. Apakah masyarakat bersekolah untuk bekerja di industri PT. Rinnai? Tidak, sebagian masyarakat sekolah untuk masa depannya. 8. Tingkat pendidikan yang dibutuhkan oleh Industri PT. Rinnai? Sama ya dimana-mana semua perusahaan SMA Sederajat.
150
9. Bagaimana mata pencaharian masyarakat antara sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai? Sebelum adanya PT. Rinnai masyarakat Desa Talaga mata pencahariannya sebagai petani dan sekarang banyak yang bekerja di pabrik. 10. Apakah dengan adanya industri PT. Rinnai merubah mata pencaharian masyarakat? Untuk sebagian masyarakat Desa Talaga merubah karena selaain bekerja sebagai karyawan pabrik, masyarakat ada yang bekerja pada sektor jasa seperti jasa ojek, berdagang disekitar pabrik. 11. Apakah dengan adanya industri PT. Rinnai di tengah masyarakat mempengaruhi pendapatan masyarakat setempat? Bisa dikatakan meningkat, karena adanya industri PT. Rinnai memberikan peluang usaha bagi masyarakat seperti berjualan warung nasi. 12. Bagaimana kondisi kesehatan masyarakat antara sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai? Kondisi kesehatan masyarakat Desa Talaga sebelum dan sesudah adanya industri itu baik – baik saja. Memang ya sekarang banyaknya pencemaran polusi yang mengganggu masyarakat. 13. Apakah keberadaan industri mempengaruhi kepemilikan fasilitas hidup masyarakat? Mempengaruhi,
dilihat
dari
banyaknya
masyarakat
yang
mempunyai motor, hal tersebut dipengaruhi oleh pendapatan. 14. Bagaimana kondisi transportasi yang ada di Desa Talaga sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai? Alhamdulillah sekarang transportasi itu mudah dan banyak ya terus jalanan pun ramai, kalau dulu sebelum adanya industri atau pabrik itu sangat jarang sekali transportasi dan sekarang masyarakat sudah banyak yang memiliki motor.
151
Pedoman Wawancara Nama
: Suryani
Umur
: 41 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki Pekerjaan
: Staff Desa Talaga
Pendidikan
: SLTA
1. Bagaimana tanggapan saudara tentang industri PT. Rinnai ? Menurut saya adanya PT. Rinnai yang berada di lingkungan Desa Talaga itu sangat penting dan tidak ada masalah dengan warga setempat.
2. Kegiatan seperti apa yang dilakukan oleh industri PT. Rinnai untuk masyarakat setempat? Kegiatannya seperti memberikan lowongan pekerjaan untuk masyarakat tidak hanya masyarakat Desa Talaga saja dari luar Desa Talaga juga berkesempatan untuk bekerja di PT. Rinnai sehingga membuka lapangan pekerjaan. 3. Seberapa sering kegiatan tersebut dilakukan? Kegiatannya tidak sering, ya setahun dua kali. 4. Apakah kegiatan dari industri PT. Rinnai memberikan/ membuka lowongan pekerjaan baru? Iya memberikan lowongan pekerjaan. Memang PT. Rinnai berkerjasama dengan pihak Desa Talaga dalam
hal tenaga kerja
khususnya.
5. Apa dampak positif dari kegiatan industri PT. Rinnai bagi masyarakat di daerah ini? Positifnya ya seperti bisa menampung sebagian warga dari pengangguran, minimal pengangguran di Desa Talaga berkurang kalau untuk menutupi ya tidak bisa pasti yang namanya pengangguran ada aja.
152
6. Bagaimana pendidikan masyarakat sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai di daerah ini? Untuk tingkat pendidikan sebelum dan sesudah itu baik-baik saja tidak ada masalah meskipun adanya PT. Rinnai,
bahkan yang
orang tuanya bekerja di PT. Rinnai bisa menyekolahkan anakanaknya ada yang sampai perguruan tinggi, sedangkan sebelum adanya pabrik Rinnai masyarakat di sini itu tidak banyak anaknya sampai sekolah perguruan tinggi. 7. Apakah masyarakat bersekolah untuk bekerja di industri PT. Rinnai? Tidak, masyarakat sekolah itu untuk kebutuhan dirinya sendiri, untuk menjadi orang pintar dan sukses. Tetapi ada juga yang lulus SMA/ SMK untuk bekerja. 8. Tingkat pendidikan yang dibutuhkan oleh Industri PT. Rinnai? Tingkat SMA kadang SMP juga ada tergantung perusahaan membutuhkannya. 9. Bagaimana mata pencaharian masyarakat antara sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai? Dulu sebelum adanya industri dan masih kampung itu masyarakat Desa Talaga mata pencaharian itu dari jadi kuli bangunan, bertani karena dulu masih ada ladang kosong, sawah. Sekarang karena banyaknya industri di daerah kabupaten Tangerang ini kebanyakan bekerja di pabrik sebagai karyawan. 10. Apakah dengan adanya industri PT. Rinnai merubah mata pencaharian masyarakat? Merubah karena itu tadi masyarakat di Desa Talaga ini kebanyakan bekerja di pabrik, bahkan dengan adanya PT. Rinnai masyarakat yang tidak dapat bekerja bisa berjualan mebuka warung makan, toko bahkan ada yang sampai punya kontrakan. 11. Apakah dengan adanya industri PT. Rinnai di tengah masyarakat mempengaruhi pendapatan masyarakat setempat?
153
Ya, karena dengan adanya industri PT. Rinnai memberikan peluang bagi masyarakat yang tidak bekerja atau sudah tidak produktif lagi di perusahaan
seperti berjualan warung nasi
disekitar pabrik, adanya ojeg didekat
industri sebagai alat
transportasi sebagian karyawan, membuka kontrakan untuk karyawan yang berasal dari luar Desa Talaga, sehingga untuk pendapatan dikatakan meningkat. 12. Bagaimana kondisi kesehatan masyarakat antara sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai? Kesahatan masyarakat baik-baik saja, ya itu tergantung dari pola hidup masing – masing setiap individunya. Sebelum adanya PT. Rinnai atau industri lainnya itu memang tidak seberisik sekarang ya, dulu polusi juga masih bagus suara kendaraan tidak ramai, kalau sekarangkan polusi sedikit buruk karena di Desa Talaga pepohonan udah berkurang, banyaknya rumah – rumah, bangunan kontrakan, dan banyaknya bangunan industri. 13. Apakah keberadaan industri mempengaruhi kepemilikan fasilitas hidup masyarakat? Ya mempengaruhi karena pendapatannya meningkat. Seperti banyaknya masyarakat yang sudah mempunyai motor bahkan ada juga yang punya motor dan mobil. 14. Bagaimana kondisi transportasi yang ada di Desa Talaga sebelum dan sesudah adanya industri PT. Rinnai? Sebelum adanya industri di Desa Talaga kendaraan tidak banyak seperti sekarang ya dan angkutan umumpun masih sedikit dan jarang. Sekarang kendaraan umum banyak terus banyaknya kendaraan seperti truk, bus yang keluar masuk industri dan jalananpun sekarang ramai.
154
Pedoman Wawancara (Karyawan PT. Rinnai yang Ke Jepang) Nama
: Ade Mulyadi
Umur
: 48 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Pendidikan
: SMA
1. Apakah saudara pernah ditugaskan ke PT. Rinnai Jepang ? Iya saya pernah ditugaskan ke Jepang oleh PT. Rinnai Indonesia 2. Waktu kapan saudara ditugaskan ke Jepang? Waktu tahun 2006 sampai 2007 3. Berapa orang yang ditugaskan ke Jepang setiap tahunnya? Karyawan yang ditugaskan ke Jepang waktu tahun 2006 gelombang ke dua itu hanya 2 orang saja, sebelumnya itu waktu tahun 2005 itu 4 orang. 4. Bagaimana saudara bisa terpilih untuk ditugaskan ke Jepang dan faktor apa yang mendukung ? Rekomendasi dari pimpinan perusahaan, kalau kita sih tidak tahu bagaimana layak atau tidaknya, mungkin dari sudut pandang lainnya dari Jepangnya sendiri menilai saya mungkin kerja saya di PT. Rinnai baik dan bagus. 5. Apakah status saudara di PT. Rinnai yang berada di Desa Talaga, sebagai karyawan tetap atau kontrak dan dibagian apa saudara bekerja? Saya di PT. Rinnai Indonesia sebagai karyawan tetap dan bekerja di bagian perbaikan sistem atau assembling. 6. Apakah status saudara di PT. Rinnai di Jepang sebagai karyawan tetap atau kontrak dan dibagian apa saudara bekerja?
155
Di Jepang saya tidak tentu ya bagiannya karena sistemnya ditugaskan ke Jepang itu untuk belajar jadi setiap bagian apa saja kita dimasukin kesitu untuk mempelajarinya kaya semacam training kerja. 7. Berapa pendapatan yang di peroleh saudara baik di PT. Rinnai di Desa Talaga maupun di Jepang? Kalau pendapatan atau sistem gaji kita mengikuti perusahaan yang di Jepang. Di PT. Rinnai di Jepang kita di gaji 12 jutaan sebulan itu waktu tahun 2006, sedangkan gaji di PT. Rinnai di Desa Talaga waktu tahun 2006 UMR masih Rp. 1, 600.000 perbulan. 8. Bagaimana sistem kerja di PT. Rinnai yang di Desa Talaga dengan yang di Jepang apakah ada perbedaan atau tidak? Sistem kerjanya lebih rapih, kedisiplinan kerja lebih ketat, dan dalam produksinya juga berbeda kompor gas yang ada di PT. Rinnai Indonesia itu tidak ada di Jepang karena di Jepang itu lebih maju lagi. Disana itu lebih belajar sistem kerjanya. 9. Apakah karyawan yang ditugaskan ke Jepang hidupnya terjamin? Menurut saya di Jepang lebih terjamin ya dari asuransinya, makan, tempat tinggal pokok terjamin. Dari kultur budayanya juga lebih bagus. 10. Adakah penghargaan atau sertifikat yang saudara dapatkan selama bekerja di PT. Rinnai yang di Jepang? Untuk sertifikat itu tidak ada.
156
Pedoman Wawancara (Karyawan PT. Rinnai yang Ke Jepang) Nama
: Sholeh
Umur
: 45 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Pendidikan
: SMA
1. Apakah saudara pernah ditugaskan ke PT. Rinnai Jepang ? Iya saya pernah 2. Waktu kapan saudara ditugaskan ke Jepang? Waktu tahun 2014 sampai 2015 3. Berapa orang yang ditugaskan ke Jepang setiap tahunnya? Karyawan yang ditugaskan ke Jepang waktu saya itu gelombang ke-10 tahun 2014 – 2015 itu berjumlah 2 orang dan tidak tetap berapa orangnya karena yang saya tahu setiap tahun itu beda – beda. 4. Bagaimana saudara bisa terpilih untuk ditugaskan ke Jepang dan faktor apa yang mendukung ? Dari kinerjanya baik atau tidaknya, kalau kerjanya tidak pernah absen terus bagus ya dapat rekomendasi dari pimpinan. 5. Apakah status saudara di PT. Rinnai yang berada di Desa Talaga, sebagai karyawan tetap atau kontrak dan dibagian apa saudara bekerja? Saya di PT. Rinnai di Talaga sebagai karyawan tetap di bagian produksi. 6. Apakah status saudara di PT. Rinnai di Jepang sebagai karyawan tetap atau kontrak dan dibagian apa saudara bekerja?
157
Di Jepang hanya setahun disana itu sebenarnya Training kerja jadi tidak tetap bagiannya beda dengan di PT. Rinnai di Talaga. 7. Berapa pendapatan yang di peroleh saudara baik di PT. Rinnai di Desa Talaga maupun di Jepang? Kalau gaji di Jepang itu saya waktu tahun 2014 Rp. 16.000.000 perbulan sedangkan di PT. Rinnai di Talaga itu Rp. 3.000.000 8. Bagaimana sistem kerja di PT. Rinnai yang di Desa Talaga dengan yang di Jepang apakah ada perbedaan atau tidak? Sistem kerjanya sama 8 jam kerja perhari dalam seminggu hanya 5 hari kerja. Di Jepang lebih baik sistem kerjanya dan disana sangat disiplin sekali. 9. Apakah karyawan yang ditugaskan ke Jepang hidupnya terjamin? Di jamin semuanya seperti tempat tinggal, makan, asuransi dan tunjangan. 10. Adakah penghargaan atau sertifikat yang saudara dapatkan selama bekerja di PT. Rinnai yang di Jepang? tidak ada.
158
Lembar Pedoman Observasi Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang (Studi Kasus PT. Rinnai) No
Aspek yang diamati
Penilaian Ya
1.
Tidak
Keberadaan Industri (PT. Rinnai) Kegiatan Industri c. Memberikan lowongan pekerjaan
√ √
d. Adanya sistem shift 2. Kondisi Sosial Ekonomi e. Bangunan rumah
√
1) Permanen
√
2) Semipermanen f. Alat Elektronik
√ √
6) TV 7) Radio
√
8) Mesin Cuci
√
9) VCD
√
10) Dispenser √
g. Sarana Komunikasi 3) Telefon
√
4) Hp h. Alat Transportasi
√
4) Mobil
√
5) Motor
√
6) Sepeda
159
Hasil Uji Validitas Variabel Keberadaan Industri Correlations VA
VA
VA
VA
VA
VA
VA
VA
VA
VA
VA
VA
VA
R00 R00 R00 R00 R00 R00 R00 R00 R00 R00 R00 R00 R00 001 Pearson Correlati VA R00 001
on Sig. (2-
Pearson
R00 002
Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson
VA R00 003
Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson
VA R00 004
Correlati on Sig. (2tailed) N
50 ,061
R00 005
50 ,155
-
-
-
,061 ,155 ,041
50
50
50 ,041
50
1 ,143 ,038
005
006
tailed)
50
50
,143
1
009
010
011 ,155
012
,246
013 ,347 *
50
,038
50 ,438 **
50 ,438 **
50
,284 *
50 ,284 *
50
50
,254
50
50
,284 *
50
50
,173 ,112
50 ,297 *
50
50
,143 ,112
50 ,471 **
50
50
50
50
50
50
50
,327 1,00 *
0
**
50
,025
50 ,508 **
50 ,332 *
50
50
,117 ,017
1
50
R00 Correlati ,223 ,254 ,121
50
50
50
50
,017 ,221 ,093 ,103
50 ,438 **
50
,093
50 ,469 **
,907 ,018 ,907 ,123 ,523 ,477 ,001 ,523 ,001
,071 ,046 ,420 ,907 50
50
,117 ,121 ,117 ,128 ,025
1 ,017
,775 ,792 ,001 50
50
,001 ,420 ,403 ,420 ,376 ,865 ,020 ,000 ,865 ,000
Pearson
006 on
008
,258 ,223 ,258 ,047 ,246 ,219
50
50
*
0
**
50
50
,207 ,118
50 ,361 *
50
50
,117 ,118
50 ,647 **
,011 ,000 ,149 ,416 ,010 ,420 ,416 ,000 50
,332 ,355 *
50
,355 1,00
on Sig. (2-
007
,322 ,792 ,046 ,076 ,046 ,230 ,439 ,036 ,322 ,439 ,001
,283 ,322
Correlati ,258
N VA
004
,673
Pearson VA
003
,673 ,283 ,775 ,071 ,119 ,071 ,747 ,085 ,127 ,283 ,085 ,013
tailed) N
VA
1
002
*
50
1
50
50
50
,355 ,313
-
*
*
,089
50
50
,040 ,121
50
50
- ,552 ,089
**
160
Sig. (2tailed) N
,119 ,076 ,403 ,018 ,011 50
Pearson VA R00 007
Correlati ,258
50 ,284 *
50
50
,117 ,017
on Sig. (2tailed) N
50
R00 008
0
**
50
50
50
50
50
009
Sig. (2tailed)
50
50
50
50
50
on Sig. (2tailed)
010
50
Correlati ,219
Sig. (2tailed)
Pearson
R00 011
Correlati on Sig. (2tailed) N
50
50
,297 ,327 *
*
50
,103
50 ,361 *
R00 012
*
50
,207
50
50
50
50
,117 ,118
50
50
1 ,051 ,009 ,128 ,051
50 ,647 **
50 ,438 **
50 ,089
50
,728 ,951 ,376 ,728 ,001 50
50
,118 ,051
1
50
,040
50 ,361 *
50
,009
50 ,465 **
50
,025
50
50
1,00 ,385 0
**
**
,001 ,865 ,000 ,006 50 ,465 **
50
1
,127 ,036 ,020 ,477 ,010 ,781 ,010 ,951 ,001 50 ,155
50
,143
50
50
1,00 ,438 0
**
**
50
50
50
50
,327 ,465 ,663 *
**
**
50
50
50
50
50
on
tailed) N
50
50
50
,020 ,001 ,000 50 ,327 *
50
50 ,089
50
50
,118 ,051
50
50
1,00 ,465 0
**
**
50
1 ,025
,283 ,322 ,000 ,001 ,420 ,403 ,420 ,376 ,865 ,020
Correlati ,246 ,112 ,025 ,093 ,118
Sig. (2-
50
,117 ,121 ,117 ,128 ,025
Pearson VA
,361
50
on
N
VA
*
50
,149 ,416 ,010 ,420 ,416 ,000
,085 ,439 ,865 ,523 ,416 ,538 ,416 ,728
Pearson
R00
,313
50
1 ,207 ,118
,747 ,230 ,376 ,123 ,149 ,027 ,149
Correlati ,246 ,112 ,025 ,093 ,118
N
VA
50
50
on
Pearson
R00
*
50
,071 ,046 ,420 ,907 ,000 ,011
Correlati ,047 ,173 ,128 ,221 ,207
N
VA
50
1,00 ,355
Pearson VA
,011 ,027 ,538 ,781 ,403 ,538 ,000
50
50
50
50
50
50
50
50
50
,508 **
,865 ,000 50
50
,025
1
,085 ,439 ,865 ,523 ,416 ,538 ,416 ,728 ,000 ,001 ,865 50
50
50
50 ,385 **
,006 50
50
161
Pearson Correlati VA R00 013
,347 ,471 ,508 ,469 ,647 ,552 ,647 ,438 ,385 ,663 ,508 ,385 *
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
1
on Sig. (2tailed) N
,013 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,001 ,006 ,000 ,000 ,006 50
50
50
50
50
50
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
50
50
50
50
50
50
50
162
Hasil Uji Validitas Variabel Kondisi Sosial Ekonomi Correlations VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA VA R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 R0 00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
-
-
-
-
1,0
-
1,0
-
-
-
Pears on VA Correl
1 ,03 ,04 5
R0 ation 00
Sig.
01
(2-
Pears on VA Correl R0 ation 00
Sig.
02
(2tailed) N Pears on
VA Correl R0 ation 00
Sig.
03
(2tailed) N
8
,09 2
,05 5
,09 ,09 9
2
,05 5
00
*
,04
*
9
,05 5
,03 5
VA Correl
8
00
* *
,09 ,03 ,04 9
5
9
,30 2
*
50
9
3
5
4
5
5
4
5
0
3
5
9
5
0
5
9
3
3
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
,03
1
5
,80
,04 9
9
1
**
5
7
*
8
5
7
*
,03 5
,01 ,29 9
7
*
1,0 00
* *
1
**
,03 5
,19 8
1,0 00
* *
,01 ,54 9
0
**
50
,01 9
8
8
5
6
8
5
6
9
8
6
0
8
9
8
0
8
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
1
,73 ,89 3
8
50
50
,20 ,24 ,15 ,31 ,24 ,15 7
5
1
4
*
5
1
- 1,0 ,04 00 9
* *
,15 ,01 ,20 1
9
1
**
7
,04 9
,31 ,01 4
*
9
1,0 00
*
,44
*
8
**
,14 ,08 ,29 ,02 ,08 ,29 ,73 ,00 ,29 ,89 ,14 ,73 ,02 ,89 ,00 ,00
50
,12 ,37 ,20 8
,37
,89 ,00 ,75 ,03 ,16 ,75 ,03 ,80 ,89 ,03 ,00 ,00 ,80 ,16 ,00 ,89 ,00
9 50
,01 ,37 ,04 ,29 ,19 ,04 ,29
9
6
4
7
6
4
3
0
4
8
9
3
7
8
0
1
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
Pears on
,12
,80 ,73 ,37 ,52 ,70 ,49 ,52 ,70 ,00 ,73 ,70 ,80 ,37 ,00 ,49 ,80 ,73 ,03
tailed) N
9
,12
7
1
,04 ,02 ,26 ,04 ,02 ,12 ,20 ,02 ,37 3
7
2
3
7
8
7
7
1
**
1,0 00
* *
,12 ,26 ,37 ,20 ,59 8
2
1
**
7
0
**
R0 ation 00
Sig.
04
(2tailed) N
,37 ,00 ,14 5
8
9
50
50
50
,76 ,85 ,06 ,76 ,85 ,37 ,14 ,85 ,00 ,00 ,37 ,06 ,00 ,14 ,00
50
4
3
6
4
3
5
9
3
8
0
5
6
8
9
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
163
Pears on VA Correl R0 ation 00
Sig.
05
(2tailed) N
,09 2
,04 ,24 ,04 5
5
3
1
,52 ,75 ,08 ,76 4
5
6
4
50
50
50
50
,36 ,61 6
**
3
**
1,0 00
* *
50
VA Correl
,05 ,29 ,15 ,02 ,36 5
7
*
1
7
6
**
,09 2
,24 ,36 ,04 ,04 5
6
**
5
3
,09 2
,61 ,04 ,24 ,49 3
**
5
5
4
**
,00 ,00 ,00 ,00 ,52 ,08 ,00 ,75 ,76 ,52 ,00 ,75 ,08 ,00 9
0
0
9
4
6
9
5
4
4
0
5
6
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
Pears on
,36
6
**
1
,40 ,36 1
**
6
**
1,0 00
* *
,05 ,15 5
1
1,0 00
* *
,29 ,02 ,05 ,40 ,29 ,15 ,59 7
*
7
5
1
**
7
*
1
4
**
R0 ation 00
Sig.
06
(2tailed) N Pears on
VA Correl R0 ation 00
Sig.
07
(2tailed) N Pears on
VA Correl R0 ation 00
Sig.
08
(2tailed) N
,70 ,03 ,29 ,85 ,00 5
6
4
3
9
50
50
50
50
50
,09 9
VA Correl
50
,19 ,31 ,26 ,61 ,40 8
4
*
2
3
**
1
**
4
9
0
5
4
0
6
3
5
4
6
4
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
1
,49 ,16 ,02 ,06 ,00 ,00 5
8
7
6
0
4
50
50
50
50
50
50
,09 2
,04 ,24 ,04 5
5
3
1,0 00
* *
6
3
**
50
3
**
4
5
6
4
0
9
0
50
50
50
50
50
50
50
,05 ,29 ,15 ,02 ,36 5
7
*
1
7
6
**
1,0 00
* *
1
**
,09 9
,31 ,40 ,19 ,26 4
*
1
**
8
2
- 1,0 ,09 00
* *
9
,19 ,31 ,63 8
4
*
3
**
,00 ,00 ,49 ,02 ,00 ,16 ,06 ,49 ,00 ,16 ,02 ,00
,36 ,61 **
,61 ,40
0
4
5
7
4
8
6
5
0
8
7
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
1
,52 ,75 ,08 ,76 ,00 ,00 ,00
Pears on
,00 ,00 ,00 ,70 ,29 ,00 ,03 ,85 ,70 ,00 ,03 ,29 ,00
1
6
**
,09 2
,24 ,36 ,04 ,04 5
6
**
5
3
,09 2
,61 ,04 ,24 ,49 3
**
5
5
4
**
,00 ,52 ,08 ,00 ,75 ,76 ,52 ,00 ,75 ,08 ,00
50
,40 ,36 **
,36
6
**
9
4
6
9
5
4
4
0
5
6
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
1
,05 ,15 5
1
1,0 00
* *
,29 ,02 ,05 ,40 ,29 ,15 ,59 7
*
7
5
1
**
7
*
1
4
**
R0 ation 00
Sig.
09
(2tailed) N
,70 ,03 ,29 ,85 ,00 ,00 ,00 ,00 5
6
4
3
9
0
4
9
50
50
50
50
50
50
50
50
,70 ,29 ,00 ,03 ,85 ,70 ,00 ,03 ,29 ,00
50
5
4
0
6
3
5
4
6
4
0
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
164
Pears on VA Correl
1,0 00
* *
R0 ation 00
Sig.
10
(2tailed) N Pears on
VA Correl R0 ation 00
Sig.
11
(2tailed) N
-
-
,03 ,04 5
9
,12 8
,09 2
VA Correl
5
-
-
,09 ,09 9
2
,05 5
1 ,04 9
,00 ,80 ,73 ,37 ,52 ,70 ,49 ,52 ,70 0
9
3
5
4
5
5
4
5
50
50
50
50
50
50
50
50
50
,04 9
,01 9
1,0 00
* *
,20 ,24 ,15 ,31 ,24 ,15 7
5
1
4
*
5
1
50
,04
0
9
6
4
7
6
4
3
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
5
7
*
1
7
6
**
00
* *
,40 ,36 1
**
6
**
1,0 00
* *
,03 5
,12 8
1,0 00
* *
-
-
-
,09 ,03 ,04 9
5
9
,30 2
*
5
9
5
0
5
9
3
3
50
50
50
50
50
50
50
50
50
1
9
8
1,0
5
-
3
-
3
,05 ,29 ,15 ,02 ,36
,05
,73 ,70 ,80 ,37 ,00 ,49 ,80 ,73 ,03
,73 ,89 ,00 ,14 ,08 ,29 ,02 ,08 ,29 ,73
Pears on
,05
1
9
7
,04 9
,31 ,01 4
*
9
1,0 00
*
,44
*
8
**
,29 ,89 ,14 ,73 ,02 ,89 ,00 ,00
50
,05 ,15 5
,15 ,01 ,20
1
4
8
9
3
7
8
0
1
50
50
50
50
50
50
50
50
1
,29 ,02 ,05 ,40 ,29 ,15 ,59 7
*
7
5
1
**
7
*
1
4
**
R0 ation 00
Sig.
12
(2tailed) N Pears on
VA Correl R0 ation 00
Sig.
13
(2tailed) N
,70 ,03 ,29 ,85 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,70 ,29 5
6
4
3
9
0
4
9
0
5
4
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
- 1,0 ,03 00
* *
5
,01 ,37 ,04 ,29 ,19 ,04 ,29 9
VA Correl
5
7
*
8
5
7
*
,03 5
50
,01 ,29 9
7
*
6
3
5
4
6
4
0
50
50
50
50
50
50
50
1
,80 ,00 ,89 ,00 ,75 ,03 ,16 ,75 ,03 ,80 ,89 ,03 9
0
8
8
5
6
8
5
6
9
8
6
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
Pears on
1
**
-
,03 ,85 ,70 ,00 ,03 ,29 ,00
,12 ,37 ,20 8
1
**
7
1,0 00
* *
7
2
3
7
8
7
7
1
**
,03 5
,19 8
1,0 00
* *
,01 ,54 9
0
**
,00 ,80 ,16 ,00 ,89 ,00
50
,04 ,02 ,26 ,04 ,02 ,12 ,20 ,02 ,37 3
,37
1
**
8
9
8
0
8
0
50
50
50
50
50
50
1
,12 ,26 ,37 ,20 ,59 8
2
1
**
7
0
**
R0 ation 00
Sig.
14
(2tailed) N
,37 ,00 ,14 ,00 ,76 ,85 ,06 ,76 ,85 ,37 ,14 ,85 ,00 5
8
9
0
4
3
6
4
3
5
9
3
8
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
,37 ,06 ,00 ,14 ,00
50
5
6
8
9
0
50
50
50
50
50
165
Pears on VA Correl
1,0 00
* *
R0 ation 00
Sig.
15
(2tailed) N Pears on
VA Correl R0 ation 00
Sig.
16
(2tailed) N Pears on
VA Correl R0 ation 00
Sig.
17
(2tailed) N Pears on
VA Correl R0 ation 00
Sig.
18
(2tailed) N
-
-
,03 ,04 5
9
,12 8
,09 2
,05 5
-
-
,09 ,09 9
2
,05 5
1,0
-
*
,04
*
9
00
,05 5
,03 5
,12 8
-
9
3
5
4
5
5
4
5
0
3
5
9
5
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
,09 9
,19 ,31 ,26 ,61 ,40 8
4
*
2
3
**
1
**
1,0 00
* *
,61 ,40 3
**
1
**
,09 9
,31 ,40 ,19 ,26 4
*
1
**
8
2
9
50
,09
7
6
0
4
0
0
4
5
7
4
8
6
5
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
,03 00
*
5
9
1
**
5
7
*
8
5
7
*
,03 5
,01 ,29 9
7
*
1,0 00
* *
,37 1
**
3
50
50
50
50
1
,03 5
,19 ,31 ,63 8
50
,19 8
0
8
8
5
6
8
5
6
9
8
6
0
8
9
8
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
,04 9
9
1,0 00
* *
,20 ,24 ,15 ,31 ,24 ,15 7
5
1
4
*
5
1
- 1,0 ,04 00
* *
9
,15 ,01 ,20 1
9
7
,04 9
4
*
3
**
,16 ,02 ,00
9
,01
*
3
8
7
0
50
50
50
1
,80 ,00 ,89 ,00 ,75 ,03 ,16 ,75 ,03 ,80 ,89 ,03 ,00 ,00 ,80 ,16
-
2
9
9
8
,01 ,37 ,04 ,29 ,19 ,04 ,29
9
5
-
5
*
5
,30
,49 ,80 ,73 ,03
,49 ,16 ,02 ,06 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,49 ,02 ,00 ,16 ,06 ,49
- 1,0
-
1 ,09 ,03 ,04
,00 ,80 ,73 ,37 ,52 ,70 ,49 ,52 ,70 ,00 ,73 ,70 ,80 ,37 0
-
4
9
0
**
,89 ,00
50
,31 ,01 *
,01 ,54
9
8
0
50
50
1
,73 ,89 ,00 ,14 ,08 ,29 ,02 ,08 ,29 ,73 ,00 ,29 ,89 ,14 ,73 ,02 ,89 3
8
0
9
6
4
7
6
4
3
0
4
8
9
3
7
8
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
,44 8
**
,00 1 50
50
Pears on VA R0
Correl
,30 ,54 ,44 ,59 ,49 ,59 ,63 ,49 ,59 ,30 ,44 ,59 ,54 ,59 ,30 ,63 ,54 ,44 2
*
0
**
8
**
0
**
4
**
4
**
3
**
4
**
4
**
2
*
8
**
4
**
0
**
0
**
2
*
3
**
0
**
8
**
ation
00 19
Sig. (2tailed)
,03 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,03 ,00 ,00 ,00 ,00 ,03 ,00 ,00 ,00 3
0
1
0
0
0
0
0
0
3
1
0
0
0
3
0
0
1
1
166
N
50
50
50
50
50
50
50
50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
167
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keberadaan Industri Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,625
12
168
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kondisi Sosial Ekonomi Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,839
18
169
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Keberadaan industri dan Kondisi Sosial Ekonomi No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
r hitung
r tabel
Keterangan
0,347 0,471 0,508 0,469 0,647 0,552 0,647 0,438 0,385 0,663 0,508 0,385 0,302 0,540 0,448 0,590 0,494 0,594 0,633 0,494 0,594 0,302 0,448 0,594 0,540 0,590 0,302 0,633 0,540 0,448
0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
170
Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Unstandardize d Residual 73 0E-7 3,65669803 ,094 ,044 -,094 ,806 ,534
Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2016
2. Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Kondisi Sosial Ekonomi Levene Statistic 1,648
df1
df2 11
Sig. 61
,108
171
Hasil Deskripsi Statistik Variabel Keberadaan Industri N
Valid Missing
73 0
Mean
52,97
Median
53,00
Std. Deviation
2,718
Minimum
47
Maximum
58
172
Hasil Deskripsi Statistik Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
N
Valid Missing
Mean Median Std. Deviation Minimum Maximum
73 0 76,21 76,00 3,745 65 83
173
Hasil Deskripsi Frekuensi Variabel Keberadaan Industri
Valid 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 Total
Frequency Percent 2 2,7 3 4,1 2 2,7 10 13,7 6 8,2 4 5,5 13 17,8 8 11,0 13 17,8 5 6,8 5 6,8 2 2,7 73 100,0
Valid Percent 2,7 4,1 2,7 13,7 8,2 5,5 17,8 11,0 17,8 6,8 6,8 2,7 100,0
Cumulative Percent 2,7 6,8 9,6 23,3 31,5 37,0 54,8 65,8 83,6 90,4 97,3 100,0
174
Hasil Deskripsi Frekuensi Variabel Kondisi Sosial Ekonomi
Valid 65 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 Total
Frequency Percent 1 1,4 1 1,4 4 5,5 2 2,7 2 2,7 7 9,6 7 9,6 7 9,6 9 12,3 5 6,8 3 4,1 12 16,4 4 5,5 3 4,1 3 4,1 3 4,1 73 100,0
Valid Percent 1,4 1,4 5,5 2,7 2,7 9,6 9,6 9,6 12,3 6,8 4,1 16,4 5,5 4,1 4,1 4,1 100,0
Cumulative Percent 1,4 2,7 8,2 11,0 13,7 23,3 32,9 42,5 54,8 61,6 65,8 82,2 87,7 91,8 95,9 100,0
175
Hasil Uji Analisis Data Model Summary Mode R R Square Adjusted R Std. Error of the l Square Estimate a 1 ,216 ,047 ,033 3,682 c. Predictors: (Constant), Keberadaan Industri d. Dependen Variable: Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2016
Model
ANOVAa Df Mean Square
Sum of Squares Regression 47,174 1 1 Residual 962,744 71 Total 1009,918 72 a. Dependent Variable: VAR00002 b. Predictors: (Constant), VAR00001
47,174 13,560
F
Sig. ,066b
3,479
Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 60,430 8,469 1 VAR00001 ,298 ,160 ,216 a. Dependent Variable: VAR00002
t
7,136 1,865
Sig.
,000 ,066
176
Tingkat signifikansi untuk uji satu arah 0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005 Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
df = (N-2)
0.1
0.05
0.02
0.01
0.001
1
0.9877
0.9969
0.9995
0.9999
1.0000
2
0.9000
0.9500
0.9800
0.9900
0.9990
3
0.8054
0.8783
0.9343
0.9587
0.9911
4
0.7293
0.8114
0.8822
0.9172
0.9741
5
0.6694
0.7545
0.8329
0.8745
0.9509
6
0.6215
0.7067
0.7887
0.8343
0.9249
7
0.5822
0.6664
0.7498
0.7977
0.8983
8
0.5494
0.6319
0.7155
0.7646
0.8721
9
0.5214
0.6021
0.6851
0.7348
0.8470
10
0.4973
0.5760
0.6581
0.7079
0.8233
11
0.4762
0.5529
0.6339
0.6835
0.8010
12
0.4575
0.5324
0.6120
0.6614
0.7800
13
0.4409
0.5140
0.5923
0.6411
0.7604
14
0.4259
0.4973
0.5742
0.6226
0.7419
15
0.4124
0.4821
0.5577
0.6055
0.7247
16
0.4000
0.4683
0.5425
0.5897
0.7084
17
0.3887
0.4555
0.5285
0.5751
0.6932
18
0.3783
0.4438
0.5155
0.5614
0.6788
19
0.3687
0.4329
0.5034
0.5487
0.6652
20
0.3598
0.4227
0.4921
0.5368
0.6524
21
0.3515
0.4132
0.4815
0.5256
0.6402
22
0.3438
0.4044
0.4716
0.5151
0.6287
23
0.3365
0.3961
0.4622
0.5052
0.6178
24
0.3297
0.3882
0.4534
0.4958
0.6074
25
0.3233
0.3809
0.4451
0.4869
0.5974
26
0.3172
0.3739
0.4372
0.4785
0.5880
27
0.3115
0.3673
0.4297
0.4705
0.5790
28
0.3061
0.3610
0.4226
0.4629
0.5703
29
0.3009
0.3550
0.4158
0.4556
0.5620
30
0.2960
0.3494
0.4093
0.4487
0.5541
31
0.2913
0.3440
0.4032
0.4421
0.5465
32
0.2869
0.3388
0.3972
0.4357
0.5392
33
0.2826
0.3338
0.3916
0.4296
0.5322
34
0.2785
0.3291
0.3862
0.4238
0.5254
35
0.2746
0.3246
0.3810
0.4182
0.5189
36
0.2709
0.3202
0.3760
0.4128
0.5126
177
37 38
0.2673 0.2638
0.3160 0.3120
0.3712 0.3665
0.4076 0.4026
0.5066 0.5007
39
0.2605
0.3081
0.3621
0.3978
0.4950
40
0.2573
0.3044
0.3578
0.3932
0.4896
41
0.2542
0.3008
0.3536
0.3887
0.4843
42
0.2512
0.2973
0.3496
0.3843
0.4791
43
0.2483
0.2940
0.3457
0.3801
0.4742
44
0.2455
0.2907
0.3420
0.3761
0.4694
45
0.2429
0.2876
0.3384
0.3721
0.4647
46
0.2403
0.2845
0.3348
0.3683
0.4601
47
0.2377
0.2816
0.3314
0.3646
0.4557
48
0.2353
0.2787
0.3281
0.3610
0.4514
49
0.2329
0.2759
0.3249
0.3575
0.4473
50
0.2306
0.2732
0.3218
0.3542
0.4432
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
178
df = (N-2)
Tingkat signifikansi untuk uji satu arah 0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005 Tingkat signifikansi untuk uji dua arah 0.1
0.05
0.02
0.01
0.001
51
0.2284
0.2706
0.3188
0.3509
0.4393
52
0.2262
0.2681
0.3158
0.3477
0.4354
53
0.2241
0.2656
0.3129
0.3445
0.4317
54
0.2221
0.2632
0.3102
0.3415
0.4280
55
0.2201
0.2609
0.3074
0.3385
0.4244
56
0.2181
0.2586
0.3048
0.3357
0.4210
57
0.2162
0.2564
0.3022
0.3328
0.4176
58
0.2144
0.2542
0.2997
0.3301
0.4143
59
0.2126
0.2521
0.2972
0.3274
0.4110
60
0.2108
0.2500
0.2948
0.3248
0.4079
61
0.2091
0.2480
0.2925
0.3223
0.4048
62
0.2075
0.2461
0.2902
0.3198
0.4018
63
0.2058
0.2441
0.2880
0.3173
0.3988
64
0.2042
0.2423
0.2858
0.3150
0.3959
65
0.2027
0.2404
0.2837
0.3126
0.3931
66
0.2012
0.2387
0.2816
0.3104
0.3903
67
0.1997
0.2369
0.2796
0.3081
0.3876
68
0.1982
0.2352
0.2776
0.3060
0.3850
69
0.1968
0.2335
0.2756
0.3038
0.3823
70
0.1954
0.2319
0.2737
0.3017
0.3798
71
0.1940
0.2303
0.2718
0.2997
0.3773
72
0.1927
0.2287
0.2700
0.2977
0.3748
73
0.1914
0.2272
0.2682
0.2957
0.3724
74
0.1901
0.2257
0.2664
0.2938
0.3701
75
0.1888
0.2242
0.2647
0.2919
0.3678
76
0.1876
0.2227
0.2630
0.2900
0.3655
77
0.1864
0.2213
0.2613
0.2882
0.3633
78
0.1852
0.2199
0.2597
0.2864
0.3611
79
0.1841
0.2185
0.2581
0.2847
0.3589
80
0.1829
0.2172
0.2565
0.2830
0.3568
81
0.1818
0.2159
0.2550
0.2813
0.3547
82
0.1807
0.2146
0.2535
0.2796
0.3527
83
0.1796
0.2133
0.2520
0.2780
0.3507
84
0.1786
0.2120
0.2505
0.2764
0.3487
85
0.1775
0.2108
0.2491
0.2748
0.3468
86
0.1765
0.2096
0.2477
0.2732
0.3449
179
87
0.1755
0.2084
0.2463
0.2717
0.3430
88
0.1745
0.2072
0.2449
0.2702
0.3412
89
0.1735
0.2061
0.2435
0.2687
0.3393
90
0.1726
0.2050
0.2422
0.2673
0.3375
91
0.1716
0.2039
0.2409
0.2659
0.3358
92
0.1707
0.2028
0.2396
0.2645
0.3341
93
0.1698
0.2017
0.2384
0.2631
0.3323
94
0.1689
0.2006
0.2371
0.2617
0.3307
95
0.1680
0.1996
0.2359
0.2604
0.3290
96
0.1671
0.1986
0.2347
0.2591
0.3274
97
0.1663
0.1975
0.2335
0.2578
0.3258
98
0.1654
0.1966
0.2324
0.2565
0.3242
99
0.1646
0.1956
0.2312
0.2552
0.3226
100
0.1638
0.1946
0.2301
0.2540
0.3211
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
180
Tabel F Distribution
181
182
183
184
Foto Hasil Observasi Lapangan Industri PT. Rinnai
Gedung Pertama PT. Rinnai
Area untuk mobil muatan
Gedung Kedua PT. Rinnai
Simbolis peresmian PT. Rinnai oleh Presiden RI Bapak Soeharto
Area parkir motor PT. Rinnai
Area pintu masuk PT.Rinnai
185
Keadaan Rumah Masyarakat
Rumah Bpk. Sholeh karyawan PT. Rinnai
Rumah Bpk. H Suherman
Jarak rumahnya 410 m ke PT. Rinnai
karyawan PT. Rinnai jarak rumahnya 170 m ke PT. Rinnai
Rumah Ibu Rohaniyah karyawati PT. Rinnai rumahnya 200 m ke PT. Rinnai
Rumah Bpk. Samlawi jarak PT. Rinnai jarak rumahnya 380 m ke PT. Rinnai
186
Foto Hasil Pengisian Angket
Keterangan: Foto – foto diatas adalah foto kegiatan pengisian angket yang dilakukan oleh karyawan PT. Rinnai di rumah masing – masing yang berlokasi di Desa Talaga.
187
Keterangan: Foto – foto diatas adalah foto kegiatan pengisian angket yang dilakukan oleh karyawan dan karyawati PT. Rinnai yang dilakukan di PT. Rinnai yang berlokasi di Desa Talaga.
188
Foto Hasil Wawancara
Foto setelah melaksanakan wawancara
Berpose dengan Sekdes
Dengan ketua RT Bapak Sarnata
Desa Talaga setelah Melaksanakan sesi wawancara
189
Surat – surat
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
BIODATA PENULIS
Ike Ulan Ria, 1112015000011, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Progam Studi Geografi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012. Putri pertama dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak Muhamad Asmarudin dan Ibu Icah. Penulis Lahir di Tangerang 28 November 1993, bertempat tinggal di Kp. Pabuaran RT 002 RW 002 Kel. Merak Kec. Sukamulya Tangerang – Banten. Penulis telah menyelesaikan pendidikan di SDN Merak III tahun 2000 – 2006, Madrasah Tsanawiyah Assanusiyah Balaraja tahun 2006 – 2009, SMA Informatika Serang tahun 2009 – 2012 dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012 – 2017 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Program Studi Geografi. Skripsi yang penulis buat berjudul “Pengaruh Keberadaan Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Talaga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang (Studi Kasus PT. Rinnai)”. Skripsi ini dibuat melalui berbagai arahan dan bimbingan dari Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si dan Ibu Anissa Windarti, M.Sc.