Jurnal Ruang - Volume 1 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN 1858-3881 __________________________________________________________________________________________________________________
PENGARUH KEBERADAAN DESA WISATA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus : Desa Karang Tengah, Kabupaten Bantul) Rarin Karisma Azahra1 dan Parfi Khadiyanto2 1
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Perencanan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Email :
[email protected]
Abstrak: Kepariwisataan saat ini banyak diperbincangkan karena dengan mengembangkan sektor pariwisata dapat berpengaruh pada sektor lainya. Salah satu jenis pariwisata yang dibangun oleh masyarakat desa yaitu desa wisata. Suatu desa dapat mengembangkan potensinya pada lahan pertanian dan perkebunan tetapi tidak semua masayarakat di desa yang terdapat potensi wisata dapat dijangkau sebelum adanya desa wsiata. Kondisi Desa Karang Tengah sebelum adanya desa wisata ini, masyarakatnya sulit untuk mencapai kesejahteraan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan dan pengaruh indikator kesejahteraan di desa wisata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Setelah masyarakat bekerjasama untuk menjadikan lahan tersebut sebagai lahan yang dijadikan tempat pariwisata yang berupa desa wisata agrowisata, masyarakat dekat maupun yang jauh dapat menjangkau manfaat dari desa wisata ini. Aktivitas yang dilakukan masyarakat di dalam mengembangkan desa wisata dapat menghasilkan maupun meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar desa wisata. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif yang akan didukung dengan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis crosstab. Hasil dalam penelitian ini adalah hubungan antara tiga indikator yaitu pendapatan, pendidikan, kesehatan dengan desa wisata yang nantinya akan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat. Setelah mengetahui adanya keterkaitan ketiga indikator tersebut dengan desa wisata dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat adalah menganalisis indikator mana saja yang berpengaruh besar di dalam desa wisata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di Karang Tengah. Selain pengaruh dan hubungan, juga akan terlihat dari indikator tersebut peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah adanya desa wisata di Karang Tengah. Kata Kunci : Desa Wisata, Kesejahteraan Masyarakat, Indikator Kesejahteraan Abstract: Tourism is currently much criticized because developing the tourism sector can affect other sectors. A type of tourism that was built by the villagers of village tourism. A village can develop its potential in agricultural land and plantations but not all masayarakat in the village of the tourism potential is just before the village of wsiata. Karang Tengah Village conditions prior to this tourist village, its people difficult to prosper. goals to be achieved in this research is to identify the relationship and influence the indicators of well-being in tourist villages against an increase in welfare of society. After the community working together to make the land as land for tourism in the form of agro-tourism, community tourism village near and far reaching benefits of this tourist village. Activities performed societys in developing tourist village can produce and raising revenue for local residents tourist village. The study is done with a method of quantitative analysis that will be supported by descriptive quantitative analysis and crosstab. Results in this research is a relation between three indicators: income, education, health with tourist village that will eventually affects well-being of society. After aware of the interconnectedness third these indicators with tourist village and affects well-being society is analyzing indicators for which has huge in the tourist village against improving the welfare of society in Karang Tengah Village. And relations, in addition to the influence of will also be seen from the indicators improving the welfare of society in the wake of tourist village in Karang Tengah Village. Keywords : Rural Tourism, Social Welfare, Welfare Indicators Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 51-60
| 51
Pengaruh Keberadaan Desa Wisata terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus : Desa Karang Tengah, Kab. Bantul)
PENDAHULUAN Desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Desa Wisata Karang Tengah merupakan salah satu desa di Kecamatan imogiri yang daerahnya berupa pegunungan. Desa ini sebelum adanya desa wisata hanya berupa lahan pertanian dan perkebunan yang masyarakatnya sebagian besar bekerja sebagai petani. Masyarakat hanya mendapatkan pendapatan dari hasil pertanian yang berupa padi dan perkebunan jambu mete dan tanaman buah lainnya. Manfaat dan hasil dari lahan pertanian dan perkebunan ini belum menjangkau ke semua masyarakat di Desa Karang Tengah. Desa wisata adalah pengembangan dari suatu desa yang memiliki potensi wisata. Desa wisata muncul karena memiliki potensi atau kekayaan yang layak atau dapat untuk di jual oleh masyarakat sendiri. Dari hasil identifikasi potensi diketahui tanaman dari perkebunan tersebut salah satu adalah pohon jambu mete. Pohon jambu mete tersebut merupakan tempat yang tepat untuk berkembangbiaknya ulat sutra. Ulat yang ada pada jambu mete berupa ulat sutra liar yang dapat menghasilkan bahan baku kain sutra. Dari bahan baku ulat sutra tersebut masyarakat dapat membuat home industry pengolahan kain sutra. Selain itu juga terdapat tanaman yang ditanam oleh masyarakat Desa Karang Tengah seperti daun kesumbo yang bermanfaat untuk dijadikan pewarna alami untuk pewarna kain batik. Disini masyarakat yang tidak memiliki aktivitas sebagai petani, dapat menjadi tenaga kerja dalam pembuatan batik yang warnanya menggunakan pewarna alami dari daun kesumbo itu sendiri. Dari dua jenis usaha tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang belum memiliki pendapatan tetap dapat ikut serta dalam usaha home industry tersebut. Dari segi pendapatan, aktivitas tersebut dapat menjadikan masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan dapat menjadi tenaga kerja yang nantinya dapat menghasilkan pendapatan. Hasil dan peningkatan pendapatan ini dapat mendukung dalam pemenuhan kebutuhan Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 51-60
Rarin K. A. dan Parfi Khadiyanto
sehari-hari masyarakat Desa Karang Tengah itu sendiri. Dari segi pendidikan, masyarakat yang memiliki keterampilan selain dalam bertani dan berkebun juga dapat memanfaatkan hasil dari perkebunan di desa wisata ini seperti pengolahan kain sutra dan pembuatan batik memakai pewarna alami. Tidak harus memiliki pendidikan yang tinggi tetapi memiliki pendidikan yang berupa keterampilan untuk membuat kain sutra dan batik dengan memanfaatkan bahan baku dari desa wisata itu sendiri. Permasalahan yang terdapat di Desa Karang Tengah adalah perkembangan desa yang masih belum menjangkau semua masyarakat sebelum adanya desa wisata. Dalam pengembangan desa wisata, indikator dari peningkatan kesejahteraan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 aspek yaitu tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan. Akan tetapi sebelum adanya desa wisata ini, masyarakat sulit untuk mencapai kesejahteraan karena perkembangan desa yang masih belum menjangkau ke semua masyarakat di Desa Karang Tengah. Desa Karang Tengah yang mayoritas penduduknya menggantungkan dengan memanfaatkan hasil pertanian tetapi masih belum merasakan keuntungan yang dihasilkan dari bertani. Berdasarkan permasalahanpermasalahan yang terdapat di Desa Wisata Karang Tengah maka ditarik suatu pertanyaan penelitian yaitu “apakah benar adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Karang Tengah dipengaruhi oleh adanya desa wisata dilihat dari dua indikator yaitu tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan?” Penelitian ini mencakup Desa Wisata Karang Tengah Bantul, Daerah Istimewa Yogjakarta. Desa wisata ini berada 20 km dari Keraton Yogjakarta. Secara administratif Desa Wisata Karang Tengah memiliki batas-batas sebagai berikut. Sebelah Utara : Desa Girirejo Sebelah Timur : Desa Sriharjo dan Desa Mangunan Sebelah Selatan : Desa Sriharjo Sebelah Barat : Desa Sriharjo Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1. | 52
Pengaruh Keberadaan Desa Wisata terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus : Desa Karang Tengah, Kab. Bantul)
Peta Kota Yogyakarta
Peta Kab. Bantul
Peta Desa Karang Tengah Sumber: Hasil Analisis, 2013
2.
GAMBAR 1 PETA KONSTELASI WILAYAH STUDI
KAJIAN LITERATUR Desa Wisata Desa Wisata adalah suatu kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya atraksi, akomodasi, makanan-minuman, dan kebutuhan wisata lainnya (Priasukmana dan Mulyadin, 2001). Untuk suksesnya pembangunan desa wisata, perlu ditempuh upaya-upaya, sebagai berikut (Priasukmana dan Mulyadin, 2001). 1. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Pelaksanaan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), bisa dilakukan melalui pendidikan, pelatihan dan keikutsertaan dalam seminar, diskusi, dan lain sebagainya, serta di bidang-bidang kepariwisataan. Pendidikan diperlukan untuk tenaga-tenaga yang akan Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 51-60
3.
4.
5.
Rarin K. A. dan Parfi Khadiyanto
dipekerjakan dalam kegiatan manajerial. Untuk itu, sebaiknya ditugaskan generasi muda dari desa yang bersangkutan untuk dididik pada sekolah-sekolah kepariwisataan, sedangkan pelatihan diberikan kepada mereka yang akan diberi tugas menerima dan melayani wisatawan. Keikutsertaan dalam seminar, diskusi, dan lain sebagainya diberikan kepada para petugas kepariwisataan di desa, kecamatan, dan kabupaten, karena penduduk desa umumnya hanya mempunyai keterampilan bertani. Kepada mereka dapat diberikan pelatihan keterampilan lain untuk menambah kegiatan usaha seperti kerajinan, industri rumah tangga, pembuatan makanan lokal, budi daya jamur, cacing, menjahit, dan lain sebagainya. Kemitraan Pola kemitraan atau kerjasama dapat saling menguntungkan antara pihak pengelola desa wisata dengan para pengusaha pariwisata di kota atau pihak pembina desa wisata dalam hal ini pihak dinas pariwisata daerah. Bidang-bidang usaha yang bisa dikerjasamakan, antara lain seperti bidang akomodasi, perjalanan, promosi, pelatihan, dan lain-lain. Kegiatan Pemerintahan di Desa Kegiatan dalam rangka desa wisata yang dilakukan oleh pemerintah desa, antara lain seperti rapat-rapat dinas, pameran pembangunan, dan upacara-upacara harihari besar diselenggarakan di desa wisata. Promosi Desa wisata harus sering dipromosikan melalui berbagai media, oleh karena itu desa atau kabupaten harus sering mengundang wartawan dari media cetak maupun elektronik untuk kegiatan hal tersebut. Festival / Pertandingan Secara rutin di desa wisata perlu diselenggarakan kegiatan-kegiatan yang bisa menarik wisatawan atau penduduk desa lain untuk mengunjungi desa wisata tersebut, misalnya mengadakan festival kesenian, pertandingan olah raga, dan lain sebagainya. | 53
Pengaruh Keberadaan Desa Wisata terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus : Desa Karang Tengah, Kab. Bantul)
6. Membina Organisasi Warga Penduduk desa biasanya banyak yang merantau di tempat lain. Mereka akan pulang ke desa kelahirannya pada saat lebaran Idul Fitri, yang dikenal dengan istilah “mudik”. Mereka dapat diorganisir dan dibina untuk memajukan desa wisata. Sebagai contoh di Desa Tambaksari, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat telah berkembang organisasi kemasyarakatan atau disebut “warga”, yaitu ikatan keluarga dari dari satu keturunan yang hidup terpencar, mereka tersebut bertujuan ingin mengeratkan kembali tali persaudaraan diantara keturunan mereka. Pada setiap hari raya Idul Fitri mereka berkumpul secara bergiliran saling ketemu sambil mengenalkan anak cucu mereka, kemudian mereka membentuk suatu organisasi. Badan organisasi dinamakan koperasi keluarga, mereka yang sukses membantu keluarga yang kurang mampu. Fenomena kemasyarakat ini perlu didorong dan dikembangkan untuk memajukan desa wisata. 7. Kerjasama dengan Universitas. Universitas-Universitas di Indonesia mensyaratkan melakukan Kuliah Kerja Praktek Lapangan (KKPL) bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya, sehubungan dengan itu sebaiknya dijalin atau diadakan kerjasama antara desa wisata dengan Universitas yang ada, agar bisa memberikan masukan dan peluang bagi kegiatan di desa wisata untuk meningkatkan pembangunan desa wisata. Permasalahan kemiskinan menjadi permasalahan yang sering terjadi di kehidupan masyarakat di negara-negara berkembang. Kemiskinan tidak hanya berarti kurangnya pendapatan tetapi juga mencakup kerentanan dan kekurangan dalam menyampaikan aspirasi atau suara, kekuasaan dan representasi dampak kemiskinan ini bersifat multidimensional yang dapat saling berkaitan yaitu dari segi ekonomi, sosial politik dan kekuatan budaya (World Bank, 2000 dalam Michael, 2007:11). Kemiskinan dapat didefinisikan yaitu suatu kondisi tidak 54|
Rarin K. A. dan Parfi Khadiyanto
terpenuhinya kebutuhan dasar (esensial) individu sebagai manusia (Jhon Friedman dalam Puji, 2006:34). Kemiskinan di pedesaan memiliki 5 karateristik yang saling terkait yaitu kemiskinan material, kelemahan fisik, keterkucilan dan keterpencilan, kerentanan dan ketidakberdayaan (Chambers dalam Puji, 2006:34). Sehingga dapat disimpulkan definisi kemiskinan yaitu suatu kondisi seseorang yang mengalami kekurangan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan dasar atau sosial yang mengalami kerentanan dan ketidakberdayaan untuk melangsungkan kehidupan secara layak. Pengentasan kemiskinan merupakan strategi untuk dapat mengurangi angka kemiskinan yang terjadi di beberapa daerah yang mengalami kemiskinan. Pengentasan kemiskinan ini biasanya menjadi dasar dalam fokus pemerintah dalam pembangunan untuk dapat mengurangi angka kemiskinan. Banyak cara untuk dapat mengurangi kemiskinan. Salah satunya yaitu pengentasan kemiskinan dengan dengan memberdayakan masyarakat pedesaan dengan mengembangkan sektor pariwisata. Sektor pariwisata memiliki peran yang sangat penting untuk dapat mengurangi kemiskinan karena karateristik pariwisata yang dapat mengurangi masyarakat miskin yaitu (Basuki, 2011:3). 1. Konsumen atau wisatawan yang datang ke tempat tujuan sehingga membuka peluang bagi penduduk lokal untuk memasarkan berbagai komoditi dan pelayanan. 2. Membuka peluang bagi upaya untuk mendiversikan ekonomi lokal yang dapat menyentuh kawasan – kawasan marginal. 3. Membuka peluang bagi usaha – usaha ekonomi padat karya yang berskala kecil dan menengah yang terjangkau oleh kaum miskin. Tidak hanya tergantung pada modal, akan tetapi juga tergantung pada modal budaya (cultural capital) dan modal alam (natural capital) yang sering kali merupakan aset yang dimiliki oleh masyarakat miskin. Berikut filosofi pertumbuhan pariwisata dan pengurangan kemiskinan (Michael, 2007:10). Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 51-60
Pengaruh Keberadaan Desa Wisata terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus : Desa Karang Tengah, Kab. Bantul)
Pertumbuhan Pariwisata
Perubahan Yang Lebih Baik Bagi Kemiskinan
Pertumbuhan Ekonomi Regional
Pertumbuhan Pariwisata
Rarin K. A. dan Parfi Khadiyanto
Pengurangan Kemiskinan
Sumber : Michael, 2007:10
GAMBAR 2 FILOSOFI PERTUMBUHAN PARIWISATA DAN PENGENTASAN KEMISKINAN
Kesejahteraan Masyarakat Pembangunan kesejahteraan masyarakat, yang merupakan bagian integral pembangunan yang memiliki tujuan untuk tercapainya kondisi kesejahteraan sosial yang adil dan merata serta berjalannya suatu sistem kesejahteraan masyarakat yang mapan dan melembaga menuju masyarakat Indonesia yang maju, mandiri, dan sejahtera lahir batin. Untuk mencapai hasil secara maksimal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat juga diselenggarakan bersama-sama oleh masyarakat dan pemerintah. Adapun indikator kesejahteraan masyarakat, pada tabel 1. METODE PENELITIAN Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh keberadaan desa wisata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, sehingga menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode pengumpulan data membahas tentang pengumpulan data yang dilakukan pada lokasi penelitian. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik pengumpulan data primer dan skunder. Adapun pengambilan jumlah sampel dengan menggunakan teknik pengambilan sampel dan formulasi Notoatmodjo (2003) sebagai berikut: n=
N Nd2 + 1
Keterangan: n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi (jumlah KK) d : Derajat kecermatan Penelitian ini menggunakan derajat nilai ketelitian (d) sebesar 10 %, hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan penelitian sebesar 90 %. Berikut merupakan hasil jumlah sampel yang diperoleh melalui perhitungan sampel di atas. n = 1327 1327 (0,1)2 + 1 N = 99,99 sampel dibulatkan menjadi 100
TABEL I SINTESA INDIKATOR KESEJAHTERAAN No. 1.
Sumber www.bps.go.id
2.
www.bappedadepok.go.id
3.
Indeks Manusia
Pembangunan
Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 51-60
-
Indikator Pendapatan Rumah Tangga Konsumsi makanan rumah tangga Keadaan tempat tinggal Fasilitas Tempat tinggal Fasilitas kesehatan Pendidikan Pendapatan Kesehatan Pendidikan Angka Harapan Hidup Standar Hidup Layak Tingkat Pendidikan
Hasil Sintesa (Variabel)
- Pendapatan - Pendidikan
| 55
Pengaruh Keberadaan Desa Wisata terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus : Desa Karang Tengah, Kab. Bantul)
No. 4.
Sumber Otto Soemarwoto (2010)
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Indikator - Reproduksi, makan, minum, kesehatan - Pekerjaan dan pendidikan - Ekonomi (pendapatan)
Jenis analisis yang digunakan dalam penelitian ini dua macam yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan analisis crosstab. Untuk menjawab dan mencapai tujuan penelitian yang sesuai dengan sasaran penelitian yang akan dicapai yaitu: 1. Analisis potensi pariwisata di Karang Tengah yaitu dengan ditemukannya tanaman buah-buahan pada lahan perkebunan dan pertanian serta pemandangan atas bukit yang nantinya dapat dijadikan pariwisata yang berbentuk agrowisata 2. Analisis indikator pendapatan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu adanya peningkatan jumlah pendapatan dari sebelum adanya desa wisata dengan setelah adanya desa wisata. Selain itu juga pada indikator pendapatan terdapat pengaruh dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. 3. Analisis indikator pendidikan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu adanya peningkatan tingkat pendidikan masyarakat dari sebelum adanya desa wisata dengan setelah adanya desa wisata. 4. Analisis indikator kesehatan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu dalam indkator ini tidak terdapat hubungan dan pengaruh dari indiaktor kesehatan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. 5. Analisis peningkatan indikator sebelum dan setelah adanya desa wisata yaitu adanya peningkatan dari sebelum dan setelah adanya desa wisata pada indikator pendidikan dan pendapatan. 6. Analisis crosstab indikator kesejahteraan yaitu analisis yang menghubungkan antara indikator pendapatan dan pendidikan dengan kesejahteraan masyarakat.
56|
Rarin K. A. dan Parfi Khadiyanto
Hasil Sintesa (Variabel)
HASIL PEMBAHASAN Potensi Pariwisata Karang Tengah Lahan Pertanian dan Perkebunan Buah-buahan
Lahan pertanian dan perkebunan ini memiliki potensi yaitu banyaknya tanaman buah yang dapat dijadikan wisata yang berupa agrowisata. Di agrowisata yang dibuat nantinya dapat memetik buah secara langsung yang ada di lahan pertanian dan perkebunan Desa Wisata Karang Tengah. Potensi agrowisata ini dimanfaatkan para petani di Karang Tengah untuk meningkatkan penghasilan yang berasal dari pengunjung wisatawan. Wisatawan dapat membeli buah dengan memetik secara langsung serta dapat juga membeli bibit buah-buahan yang ada di agrowisata. Selain untuk dipetiik, buah ini juga secara langsung menjadi bahan baku untuk home industri yang nantinya akan dijual untuk oleh-oleh dari Karang Tengah. Tanaman Jambu Mete (Produksi Ulat Sutra Jambu Mete)
Ulat sutra ini berasal dari tanaman jambu mete yang ada di lahan pertanian dan perkebunan Desa Wisata Karang Tengah. Jambu mete ini menghasilkan buah yang dapat dipetik secara langsung di agrowisata. Selain buahnya juga terdapat ulat bulu yang merupakan ulat sutra liar yang dijadikan bahan baku untuk diolah oleh masyarakat menjadi kain sutra. Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 51-60
Pengaruh Keberadaan Desa Wisata terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus : Desa Karang Tengah, Kab. Bantul)
Pemandangan dari atas bukit
Pemandangan ini dapat dilihat apabila kita sedang berada diatas bukit yang memiliki lahan perkebunan dan banyak sekali tanaman buahbuahan. Desa ini berbentuk bukit sehingga termasuk dataran tinggi. Pemandangan ini juga dapat mendukung apabila wisatawan memetik buah secara langsung dan sangat terasa alam yang masih belum terpengaruh oleh polusi. Tanaman Indigovera, Daun Kesumbo, dan Tanaman Buah-buahan
Pada lahan pertanian dan perkebunan masyarakat terdapat tanaman buah-buahan, tanaman indigovera, dan daun kesumbo. Tanaman buah-buahan ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bahan baku pembuatan produksi makanan. Sedangkan tanaman indigovera dan daun kesumbo dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pewarna batik sehingga masyarakat dapat memproduksi batik yang memiliki ciri khas dari Karang Tengah.
Indikator Pendapatan Pendapatan masyarakat Desa Karang Tengah berasal dari mata pencaharian yang mereka miliki. Pendapatan masyarakat ini dapat memperlihatkan apakah masyarakat mendapatkan kesejahteraan atau tidak mendapatkan kesejahteraan. Tidak hanya itu saja, dapat juga memperlihatkan peningkatan ataupun penurunan kesejahteraan dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat dapat dikatakan sejahtera apabila rata-rata pendapatannya minimal Rp 20.000,00/hari (World Bank) dengan mata pencaharian yang Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 51-60
Rarin K. A. dan Parfi Khadiyanto
mereka miliki. Masyarakat desa ini sebelum adanya desa wisata belum bisa dikatakan sejahtera karena masih banyak masyarakat yang memiliki besar pendapatan dibawah Rp 600.000,00 yang merupakan per harinya, masyarakat belum memenuhi rata-rata World Bank yaitu Rp 20.000,00. Setelah adanya desa wisata, semakin banyak lapangan kerja baru bagi masyarakat sehingga masyarakat dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga mereka dengan bekerja pada lapangan baru tersebut. Berikut merupakan daftar pendapatan rumah tangga yang dimiliki oleh sebagian masyarakat Desa Karang Tengah. TABEL II FREKUENSI PENDAPATAN MASYARAKAT DESA KARANG TENGAH Sebelum Adanya Desa Wisata (2006/2007) N Penghasilan/ ∑ o bln 1. <600.000 54 2. 600.000 28 3. >600.000 18 TOTAL 100
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Setelah Adanya Desa Wisata (2012/2013) Penghasilan/ ∑ bln <600.000 15 600.000 49 >600.000 36 TOTAL 100
Indikator Pendidikan Masyarakat Desa Karang Tengah memiliki mata pencaharian dan memperoleh pendapatan didasari oleh tingkat pendidikan yang mereka jalani. Pendidikan di Desa Karang Tengah terbagi menjadi dua yaitu pendidikan formal seperti SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Sedangkan pendidikan nonformal seperti penyuluhan yang dilakukan pemerintah dalam menambah pengetahuan masyarakat untuk memiliki keterampilan diluar pendidikan formal. Tingkat pendidikan terakhir yang dimiliki masyarakat dan keluarganya seperti anak-anak mereka juga dipengaruhi oleh pendapatan yang masyarakat atau khususnya yang Kepala keluarga terima per bulan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari khususnya pada bidang pendidikan yaitu sekolah. Berikut merupakan peningkatan kesejahteraan pada tingkat pendidikan dari sebelum adanya desa wisata sampai dengan setelah adanya desa wisata. | 57
Pengaruh Keberadaan Desa Wisata terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus : Desa Karang Tengah, Kab. Bantul)
TABEL III FREKUENSI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT DESA KARANG TENGAH Sebelum Setelah Adanya Desa Wisata Adanya Desa Wisata No Pendidikan ∑ Pendidikan ∑ 1. SD 61 SD 23 2. SMP 23 SMP 27 3. SMA 15 SMA 34 4. PT 1 PT 16 TOTAL 100 TOTAL 100
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Peningkatan Indikator Sebelum dan Setelah Adanya Desa Wisata Masyarakat Karang Tengah sangat merasakan adanya pengaruh dari keberadaan desa wisata di Karang Tengah. Berikut merupakan masyarakat yang beranggapan bahwa keberadaan desa wisata ini membuat mereka sejahtera. Peningkatan Indikator Pendapatan 60 50 40 30 20 10 0
pendapatannya lebih dari Rp 600.000,00 mengalami peningkatan dari tahun 2006 ke tahun 2012. Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa kesejahteraan masyarakat pada indikitaor pendapatan rumah tangga meningkat karena berkurangnya masyarakat yang kurang sejahtera dan sebagian besar masyarakat sejahtera pada tahun 2012 yaitu setelah adanya desa wisata. Dari grafik di atas terlihat adanya peningkatan pendapatan rumah tangga yang disebabkan oleh adanya desa wisata di Desa Karang Tengah sehingga pendapatan di atas rata-rata banyak dicapai oleh masyarakat Desa Karang Tengah. Peningkatan Indikator Pendidikan 80 60 40
2006
20
2012
0 SD 2006 2012
Sumber: Hasil Analisis, 2013
GAMBAR 3 GRAFIK PENDAPATAN MASYARAKAT
Pada gambar di atas, grafik warna biru menunjukkan pendapatan rumah tangga masyarakat pada tahun 2006. Pendapatan rumah tangga dengan warna merah merupakan pendapatan masyarakat Desa Karang Tengah pada tahun 2012. Pendapatan masyarakat yang kurang dari Rp 600.000,00 atau dapat dikatakan belum sejahtera mengalami penurunan dari tahun 2006 ke tahun 2012. Sedangkan pendapatan masyarakat sudah dapat dikatakan sejahtera dengan pendapatan rumah tangga sebesar Rp 600.000,00 mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai tahun 2012. Masyarakat yang dikatakan sejahtera juga masyarakat yang 58|
Rarin K. A. dan Parfi Khadiyanto
SMP
SMA
PT
Sumber: Hasil Analisis, 2013
GAMBAR 4 TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan SD pada sebelum adanya desa wisata sebasar 61% dan merupakan jumlah paling tinggi dibandingkan tingkat pendidikan lainnya. Sedangkan setelah adanya desa wisata tingkat pendidikan SD ini menurun menjadi 23% karena dipengaruhi oleh besarnya pendapatan yang meningkat sehingga masyarakat masih dapat melanjutkan jenjang sekolahnya. Pada grafik sebelum adanya desa wisata, tingkat pendidikan terakhir SMP sebesar 23% dan pada grafik setelah adanya desa wisata, jumlah dari masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMP menjadi 27% yang secara tidak langsung meningkat. Tingkat pendidikan terakhir SMA pada sebelum adanya desa wisata hanya sekitar 15% dan meningkat pada setelah adanya desa wisata yaitu 34%. Peningkatan yang terlihat signifikan terjadi pada tingkat pendidikan terakhir Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 51-60
Pengaruh Keberadaan Desa Wisata terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus : Desa Karang Tengah, Kab. Bantul)
perguruan tinggi dari 1% pada sebelum adanya desa wisata dan menjadi 16% pada setelah adanya desa wisata. Tingkat pendidikan yang mengalami peningkatan hanya SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Pendidikan meningkat karena pendapatan hasil dari adanya desa wisata sehingga dapat mendukung anggota keluarga untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Pengaruh Desa Wisata Kesejahteraan Masyarakat
terhadap
Pengaruh Keberadaan Desa Wisata
masyarakat sejahtera
21% 79%
masyarakat tidak sejahtera
Sumber: Hasil Analisis, 2013
GAMBAR 5 PENGARUH KEBERADAAN DESA WISATA
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa 79% masyarakat Desa Karang Tengah sejahtera dan beranggapan bahwa adanya keberadaan desa wisata sangat berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Banyak masyarakat yang berpendapat bahwa setelah adanya desa wisata sumber pendapatan semakin meningkat sehingga kepala keluarga dapat meningkatkan pendidikan keluarganya mencapai wajib belajar 9 tahun. Sedangkan sebesar 21% masyarakat yang mengatakan tidak sejahtera setelah adanya desa wisata ini. Masyarakat yang sejahtera sebesar 79% terbagi menjadi masyarakat yang memiliki mata pencaharian petani, buruh tani, buruh home industri, dan pedagang. Dibawah ini merupakan prosentasi masyarakat yang beranggapan bahwa mereka sejahtera setelah adanya desa wisata. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Pendapatan masyarakat mulai meningkat dan sudah dapat dikatakan sejahtera karena sebagian masyarakat Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 51-60
Rarin K. A. dan Parfi Khadiyanto
memiliki pendapatan lebih dari Rp 600.000,00 per bulan yang sesuai dengan World Bank yang memiliki standar atau batasan pendapatan yaitu Rp 600.000,00 per bulan atau dapat di rata-rata yaitu Rp 20.000,00 per harinya. Tidak hanya pendapatan yang mulai meningkat, akan tetapi tingkat pendidikan dari kepala keluarga sampai dengan anggota keluarga juga meningkat. Setelah adanya desa wisata ini tingkat pendidikan terakhir yang banyak jumlahnya ada pada SMP, SMA dan Perguruan tinggi. Hal ini terlihat karena anggota keluarga khususnya kepala keluarga memiliki pendapatan yang meningkat sehingga dapat melanjutkan pendidikan anakanaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan lebih baik. Pendapatan dan pendidikan juga terlihat adanya hubungan yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Rekomendasi Perlu adanya usaha dari masyarakat untuk mengembangkan kain sutra dari hasil produksi ulat sutra tanaman jambu mete tanpa perlu diekspor secara langsung ke Jepang, seperti membuat kios atau showroom penjualan kain sutra yang nantinya akan dipromosikan ke seluruh yogjakarta dan di luar Yogjakarta. Perlunya tambahan publikasi atau promosi untuk desa wisata ini yang dapat menambah atau meningkatkan daya tarik pengunjung untuk berwisata di Desa Wisata Karang Tengah. DAFTAR PUSTAKA Antariksa, Basuki. 2011. “Peluang dan Tantangan Pengembangan Kepariwisataan di Indonesia.” Makalah sosialisasi dan Gerakan Sadar Wisata, Solok: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Kementrian Kebudayaan Dan Pariwisata Hadiyanti, Puji. 2006. “Kemiskinan dan Upaya Pemberdayaan Masyarakat.” Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam. Vol. 2 No.1 Bogor: IPB. Hall, Michael. 2007. Pro-poor Tourism: Who Benefits? Prespectiveson Tourism and | 59
Pengaruh Keberadaan Desa Wisata terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus : Desa Karang Tengah, Kab. Bantul)
Rarin K. A. dan Parfi Khadiyanto
Proverty Reduction. Canada: Channel View Publication. Priasukmana, Soetarso dan Mulyadin, Mohamad. 2001. Pembangunan Desa Wisata: Pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah. Info Sosial Ekonomi Vol. 2 No. 1 (2001) pp. 37 – 44. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfa Tra. www.bps.go.id (website resmi Badan Pusat Statistik Pusat) www.bappedadepok.go.id (website resmi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah di Depok)
60|
Ruang; Vol. 1; No. 1; Th. 2013; Hal. 51-60