ISSN : 1907-7556 PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) DALAM PAKAN TERHADAP BERAT ORGAN DALAM AYAM PEDAGING ( BROILER ) Mery C. Simanjuntak dan P. Patabo Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Satya Wiyata Mandala, Nabire.
ABSTRAK Ayam pedaging (broiler) mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak, harga yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat dengan rasa daging yang enak menjadikan ayam pedaging (broiler) sebagai prioritas utama untuk masyarakat sekarang ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun sirsak dalam pakan terhadap berat organ dalam ayam pedaging dan untuk mengetahui dosis yang efektif dari pemberian tepung daun sirsak dalam pakan terhadap berat organ dalam ayam pedaging. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 48 ekor DOC (Day Old Chick) broiler CP 707 yang dipelihara selama lima minggu. Ransum yang digunakan dalam penelitian adalah ransum komersil dengan penambahan tepung daun sirsak 1 - 3% dengan kandungan protein kasar ransum sebesar 23% dan energi metabolis 3100 kkal/kg. P0 sebagai pembanding yang menggunakan ransum komersial. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan empat ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan dibandingkan secara deskriptif dengan pada P0 yang menggunakan ransum komersial. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung daun sirsak sampai level 3 % tidak dapat digunakan sebagai pakan tambahan dalam pakan khususnya ayam pedaging (broiler). Hasil analisis sidik ragam (Anova) menunjukkan bahwa penambahan tepung daun sirsak dalam pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata (F < 0,05) terhadap berat Hati, Jantung, Ampela dan Pankreas ayam pedaging (broiler). Kata kunci : Broiler, tepung daun sirsak, berat organ dalam. ABSTRACT Broiler chicken has great importance as the source of animal based protein. With the affordable price for everyone and good quality, broiler chicken has become a main priority to most people. This research aims, firstly to find out the influence of soursop leaves flour contained in the animal feed towards the organ weight in the broiler chicken. Secondly, to discover the effective dose in giving sour-sop leaves flour to the animal feed comparing to the organ weight of broiler chicken. The materials used in this research are 48 of DOC (Day Old Chick) broiler CP 707 which have been raised for five weeks. The commercial diet is used by adding 1-3 % sour-sop leaves flour with 23 % of crude protein diet and 3100 kkal/kg metabolizable energy. P0 as the comparer used commercial diet. Completely Randomized Design is used as the trial scheme, consists of four treatments and four repetitions. The collected data analyzed with variance (ANOVA) and compared descriptively with P0 that used commercial diet. The result of this research concludes that the use of sour-sop leaves flour until 3% cannot be applied as the additional food exclusively for the broiler chicken feed. The result of variance analysis shows that applying sour-sop flour in the food does not give any real effect (F<0,05) to the weight of liver, heart, gizzard and broiler chicken pancreas. Keywords: Broiler, Sour-sop leaves flour, Internal organ weight.
58 PENDAHULUAN Ayam pedaging (broiler) mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak, harga yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat dengan rasa dagintg yang enak menjadikan ayam pedaging (broiler) sebagai prioritas utama untuk masyarakat sekarang ini. Ayam (broiler) memiliki karakteristik yang ekonomis dan memiliki pertumbuhan yang cepat, konversi pakan baik, siap dipotong pada usia muda, serta menghasilkan daging berkulitas serta lunak. Ciri - ciri DOC (Day Old Chick) ayam pedaging (broiler) yang baik adalah sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih. Dalam pemeliharaan ayam pedaging (broiler) penyediaan dan pemberian pakan dalam usaha peternakan merupakan masalah pokok yang perlu mendapat perhatian. Kuantitas serta kualitas pakan merupakan faktor penting dalam menentukan produktifitas ternak. Karena itu, perlu dilaksanakan banyak pengkajian mengenai pemanfaatan bahan-bahan pakan untuk ternak unggas. Pakan ayam pedaging mengandung protein yang cukup tinggi yaitu sekitar 1823% tergantung umurnya (Abdul Fatah, 2010). Kebutuhan pakan memerlukan biaya sekitar 60 – 70% dari total biaya produksi (Rasyaf, 2006). Hal ini mengakibatkan rendahnya efisiensi produksi ayam pedaging (broiler), yang disebabkan oleh tingginya harga pakan ayam pedaging (broiler), sehingga sering dilakukan upaya untuk mencampur pakan komersil dengan menambahkan pakan tambahan dari herbal yang dapat meningkatkan produksi ayam pedaging (broiler). Zat kimia yang terkandung dalam tanaman herbal mempunyai berbagai khasiat terhadap kesehatan, termasuk meningkatkan berat badan dan menurunkan kolestrol darah, sehingga pakan tambahan tersebut mampu menghasilkan kualitas produk yang optimal. Daun sirsak merupakan salah satu tanaman herbal yang diketahui mengandung senyawa flafonoid, alkaloid, acetogenin, asimisin dan bulatacin (Binar Eka Prananda, 2013)
Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016 Penelitian di Korea menemukan senyawa kimia yang berperan selektif membunuh sel kanker usus besar serta 10.000 kali lebih berpotensi sebagai obat kemoterapi. Disamping memiliki potensi yang sangat besar sebagai obat kemoterapi, senyawa kimia yang ada dalam daun sirsak bersifat selektif memilih sel target kanker sehingga tidak merusak sel-sel yang sehat (Ika Rusmiyati, 2010). Sekitar tahun 1965, sebagai studi para ilmuwan membuktikan bahwa kandungan daun sirsak memiliki khasiat yang lebih baik daripada kemoterapi, bahkan ekstrak tersebut bisa memperlambat pertumbuhan kanker. National Cancer Institute telah melalukan suatu penelitian ilmiah yang hasilnya menyatakan bahwa batang dan daun sirsak efektif untuk menyerang dan menghancurkan sel - sel klanker dalam tubuh. Hal tersebut terjadi karena sangat tingginya senyawa proaktif dalam daun sirsak bagi tubuh kita. Senyawa tersebut merupakan senyawa yang jarang atau susah ditemukan pada tumbuhan lain. Namun penggunaan daun sirsak sebagai pakan tambahan untuk ternak termasuk ayam belum banyak diketahui. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan daun sirsak sebagai pakan tambahan dilakukan penelitian tentang penggunaan tepung daun sirsak terhadap produktifitas ternak khususnya ayam pedaging yang antara lain ditunjukan oleh perkembangan berat organ dalamnya. Dengan berkembangnya organ dalam yang baik khususnya yang terkait dengan fungsi pencernaannya, diharapkan metabolism zat makan dalam tubuh ayam dapat berjalan dengan baik sehingga pertumbuhan ayam menjadi optimal. Rumusan, Tujuan dan Manfaat Penelitian Sebagaimana latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut : 1) Apakah penggunaan tepung daun sirsak sebagai pakan tambahan ayam pedaging berpengaruh terhadap berat organ dalam ayam pedaging (broiler). 2) Pada dosis berapakah tepung daun sirsak sebagai pakan tambahan berpengaruh efektif terhadap berat organ dalam ayam pedaging (broiler).
Pengaruh Pemberian Tepung Daun Sirsak (Annona Muricata L.) dalam Pakan terhadap Berat Organ dalam Ayam Pedaging ( Broiler )
59
Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016 Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun sirsak dalam pakan terhadap berat organ dalam ayam pedaging. 2) Untuk mengetahui dosis yang efektif pemberian tepung daun sirsak dalam pakan terhadap berat organ dalam ayam pedaging Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang pengaruh pemberian tepung daun sirsak dalam pakan terhadap berat organ dalam ayam pedaging (broiler). METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah Petak kandang ukuran 60 cm x 60 cm dengan tinggi 75 cm sebanyak 16 Petak, Tempat pakan ayam dengan kapasitas 500 gram, Tempat minum kapasitas 3 liter, Lampu pijar 15 watt sebanyak 20 buah, Kabel Ukuran panjang 50 meter, Fiting Lampu sebanyak 20 buah, Timbangan type duduk dengan kapasitas 5 Kg, Tirai Kandang, Paku, Palu, Sprayer 1 Buah ukuran 16.1, Gergaji, Meteran, Sabetan, dan Kamera Bahan yang digunakan adalah Bibit ayam pedaging sebanyak 48 ekor, Tepung daun sirsak, Ransum, Air Minum sesuai kebutuhan, Gula, Vita Stress, Vita Chick Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan pada ayam pedaging (broiler) adalah pemberian tepung daun sirsak yang dicampurkan pada makanan ayam pedaging (broiler). Adapun dosis masing-masing perlakuan adalah sebagai berikut : P0 =Tanpa menggunakan tepung daun sirsak sebagai kontrol P1 = Pemberian tepung daun sirsak sebanyak 1% dalam pakan dari jumlah konsumsi ayam pedaging (broiler) / ekor / hari. P2 = Pemberian tepung daun sirsak sebanyak 2% dalam pakan dari jumlah konsumsi ayam pedaging (broiler) / ekor / hari.
P3 = Pemberian tepung daun sirsak sebanyak 3% dalam pakan dari jumlah konsumsi ayam pedaging (broiler) / ekor / hari. Setiap perlakuan diulang empat (4) kali sehingga terdapat enam belas satuan percobaan, dan setiap percobaan terdiri dari tiga (3) ekor ayam sehingga jumlah keseluruhan ayam yang digunakan adalah 48 ekor ayam. Model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut : Yij = μ + Ti + Eij Keterangan : Yij = Respon atau nilai pengamatan pada perlakuan µ = Nilai tengah umum Ti = Pengaruh perlakuan Eij = Pengaruh galat pencobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke - j. Tahapan Penelitian Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua tahap yaitu : Tahap I. Melakukan penelitian secara eksperimen dengan memberikan perlakuan tepung daun sirsak yang dicampur dalam pakan ayam pedaging (broiler) yaitu konsentrat selama 35 hari. Tahap II Untuk memperoleh data berat organ dalam terlebih dahulu dilakukan Penyiapan atau prosesing karkas terhadap seluruh ayam setelah berakhirnya penelitian atau pada saat ayam dipanen. Berat organ dalam yang diukur atau diamati meliputi hati, jantung, ampela dan pankreas. a. Inspeksi ante mortem pada ayam hidup bertujuan untuk memeriksa kesehatan ayam. Hanya ayam yang benar-benar sehat yang dipilih untuk dipotong. b. Penyembelihan (Pemotongan) c. Pengeluaran darah (Bleeding) d. Scalding (Peredaman Ayam Panas) dengan temperature 52 – 60o C selama 3 - 5 menit. e. Pencabutan bulu
Mery C. Simanjuntak Dan P. Patabo
60
Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016
f. Dressing yaitu pemotongan kaki (Ceker), pengeluaran organ dalam dan pencucian dan dilanjutkan dengan pemotongan leher dan kepala serta kedua kakinya (Ceker). Pengukuran Variable Penunjang yang diamati adalah yang terkait dengan produktifitas ayam pedaging selama penelitian yang meliputi : 1. Konsumsi Ransum Konsumsi ransum yang diamati adalah konsumsi komulatif selama penelitian untuk setiap ekor ayam, dihitung dengan cara menimbang jumlah ransum yang disediakan dikurangi dengan jumlah ransum tersisa selama penelitian.
Konsumsi ransum dapat dihitung dengan rumus :
KR ( gram / ekor ) = JRB – JRS Dimana : KR = Jumlah ransum yang dikonsumsi JRB = Jumlah Ransum yang diberikan (gram) JRS = Jumlah Ransum yang tersisa (gram) 2. Pertambahan Bobot Badan Pertambahan bobot badan yang diamati adalah pertambahan berat badan komulatif selama penelitian yang diperoleh dari selisih hasil penimbangan berat badan akhir dan berat badan awal penelitian. Pertambahan berat badan ayam dapat dihitung dengan rumus : PBB = BBt – BBo
Dimana : PBB = Pertambahan Bobot Badan (Gram / Ekor) BBt = Berat Badan Akhir (gram /ekor) BBo = Berat Badan Awal (gram /ekor) 3. Bobot Potong Bobot potong adalah berat badan ayam pada akhir penelitian sebelum dipotong. Bobot potong dinyatakan dalam satuan gram / ekor.
Variable Utama Variable utama adalah variabel yang akan dianalisa datanya, dimana variabel utama yang diamati dalam penelitian ini adalah berat organ dalam ayam pedaging (broiler) hubungan yang terkait dengan kinerja pencernaan utama, metabolisme, penyerapan dan peredaran zat makanan pada tubuh ayam pedaging (broiler) yaitu hati, ampela, jantung, pankreas dan dalam umur panen 35 hari. Analisis data Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam (Anova) dan apabila terdapat pengaruh yang nyata dari perlakukan maka akan dilanjutkan dengan Uji Duncan Multiple Range Test ( DMRT ) HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagaimana disampaikan di depan bahwa variabel pengamatan dalam penelitian ini selain variabel utama berat organ dalam yang meliputi hati, jantung, ampela dan pankreas juga dilakukan pengamatan terhadap konsumsi pakan, pertambahan berat badan dan berat badan akhir ayam penelitian sebagai variabel penunjang. Konsumsi Pakan, Pertambahan Berat Badan Dan Berat Akhir Ayam Penelitian Variabel pengamatan terhadap konsumsi pakan, pertambahan berat badan komulatif dan berat badan akhir ayam penelitian yang diberi perlakuan tepung daun sirsak P0, P1, P2 dan P3 atau masing-masing dengan taraf 0, 1, 2 dan 3 % dari total kebutuhan pakan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Konsumsi Pakan Komulatif, Pertambahan Berat Badan Komulatif Dan Berat Badan Akhir Ayam Penelitian (gram/ekor) Variabel Pengamatan
Perlakuan P0
P1
P2
P3
Konsumsi Pakan
3042.92
3029.33
2997.42
3021.84
Pertambahan Berat Badan
1670.75
1607.42
1579.25
1595.33
Berat Badan Akhir
1713
1651.67
1623.75
1638
Dari tabel terlihat bahwa konsumsi pakan komulatif, pertambahan berat badan komulatif dan berat badan akhir tertinggi pada ayam yang diberi perlakuan P0 (kontrol) dan menurun
Pengaruh Pemberian Tepung Daun Sirsak (Annona Muricata L.) dalam Pakan terhadap Berat Organ dalam Ayam Pedaging ( Broiler )
61
Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016 sampai pada ayam yang diberi perlakuan P2, kemudian naik pada ayam yang diberi perlakuan P3, kenaikannya sampai melebihi ayam yang diberi perlakuan P2. Penurunan konsumsi pakan dimungkinkan karena adanya cita rasa pahit yang berakibat menurunnya palatabilitas pakan yang diberikan sehingga menurunkan konsumsi pakan. Menurut North (1990) yang disitasi oleh Widianingsih (2008), besar kecilnya konsumsi pakan tergantung pada palatabilitas, kandungan bahan kering pakan, ukuran tubuh ternak, jenis pakan dan kesehatan ternak. Dengan konsumsi pakan yang rendah mengakibatkan pertambahan berat badannya juga rendah yang pada akhirnya berat badan akhir ayam juga menjadi rendah. Abidin (2002) menyatakan bahwa pertambahan berat badan dipengaruhi oleh adanya asupan zat-zat makanan / nutrisi khususnya protein yang diperoleh dari konsumsi pakan. Protein berfungsi untuk pertumbuhan ayam pedaging (broiler) selama minggu pertama sampai minggu ke empat. Menurut Anggorodi (1994), protein merupakan bahan penyusunan bagian terbesar dari urat daging, organ tubuh, tulang rawan dan jaringan ikat luar dan dalam. Selanjutnya menurut Rasyaf ( 1992 ), pertambahan berat badan ayam pedaging (broiler) menggambarkan kemampuan ayam pedaging (broiler) dalam mengubah pakan yang di konsumsi menjadi daging (broiler). Hal ini sesuai pendapat Rasyaf (2004), bahwa pertumbuhan yang cepat adakalanya didukung dengan konsumsi ransum yang banyak pula. Pendapat ini juga sesuai dengan pendapat Jull (1978), bahwa untuk mencapai tingkat pertumbuhan optimal sesuai dengan potensi genetik, diperlukan makanan yang mengandung unsur gizi secara kualitatif dan kuantitatif, dengan demikian ada hubungan kecepatan pertumbuhan dengan jumlah konsumsi makanan. Selanjutnya menurut Soeparno (1994) berat badan ayam erat hubungannya dengan konsumsi pakan, apabila konsumsi pakan meningkat, maka berat badan juga ikut meningkat. Sedangkan terjadinya kenaikan konsumsi pakan, pertamabahan berat badan dan berat badan akhir pada ayam penelitian yang diberi perlakukan P3 banyak berjenis kelamin jantan. Menurut Anggorodi (1995) konsumsi pakan ayam pedaging (broiler) jantan lebih banyak
dibanding betina dan perbedaan ini semakin besar seiring bertambahnya umur. Perbedaan tingkat konsumsi pakan antara ayam pedaging jantan dan betina sebagimana ditunjukkan pada tabel 5 sebagai berikut : Tabel 5. Tingkat Konsumsi Pakan Ayam Pedaging (Broiler) Jantan dan Betina Umur (Minggu)
Konsumsi Pakan gram/ekor/ hari Betina
Jantan
1
11,8
11,6
2
26
23
3
47
40
4
62
51
5
77
61
6
100
80
7
115
95
Selanjutnya menurut pendapat Williamson dan Payne (1978) yang disitasi oleh Ruri (2012) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi berat badan ayam pedaging (broiler) adalah bangsa, jenis kelamin, umur dan pakan. Hati Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data rataan berat organ hati ayam penelitian untuk masing-masing perlakuan P0, P1, P2 dan P3 pada tabel 6. Hasil analisis sidik ragam (Anova ) sebagaimana terlihat pada tabel 7 menunjukkan bahwa pemberian tepung daun sirsak dalam pakan tidak memberikan pengaruh nyata (F < 0,05) terhadap berat hati ayam pedaging (broiler). Hal ini menggambarkan bahwa pemberian tepung daun sirsak tidak berdampak pada perkembangan hati karena volume inggesta yang akan dicerna maupun zat makanan yang akan dimetabolisme tidak mengalami kenaikan dan bahkan menurun karena menurunnya konsumsi pakan. Whittow (2002) menyatakan bahwa besar dan berat hati dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis hewan, besar tubuh, genetik serta pakan yang diberikan. Fungsi fisiologis hati yaitu sekresi empedu untuk mengemulsi lemak, penetralisir racun, tempat penyimpanan energi yang siap untuk dipakai glikogen serta menguraikan hasil sisa protein menjadi asam urat untuk dikeluarkan
Mery C. Simanjuntak Dan P. Patabo
62
Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016
oleh ginjal (Blakely and Bade, 1991). Garam empedu yang dihasilkan hati mengemulsi lemak dalam lekukan duodenal. Lemak berbentuk emulsi tersebut kemudian dipecah dalam asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase, suatu hasil getah pankreas. Zat-zat tersebut merupakan hasil akhir pencernaan lemak. Apabila kandungan lemak pakan terlalu tinggi maka hati akan lebih banyak mengeluarkan garam empedu untuk mengemulsi lemak, hal ini mungkin dapat mengakibatkan pembesaran pada organ hati (Anonymous, 2007). Secara analogi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Isroli dan Salam, (2013) dimana suplementasi jintan hitam pada level 1% dan 6% tidak meningkatkan persentase berat hati ayam pedaging (broiler). Berdasarkan Tabel 6, diketahui berat jantung ayam penelitian dari yang tertinggi sampai yang terendah berturut-
turut adalah P0 : 45.15gram, P1 : 44.58gram, P3 : 44.40gram dan P2 : 43.90gram. Apabila berat hati dipersentasekan terhadap berat hidup akhir ayam penelitian, rata - rata persentase berat hati yang didapat dari hasil penelitian ini berkisar antara 2,70 - 2.78 %. Rata - rata berat hati yang didapat dari hasil penelitian ini lebih tinggi sedikit dari pendapat Murtidjo (1987) yang menyatakan bahwa berat hati ayam pedaging berkisar antara 1,95 - 2,27 %.
Gambar 5. Diagram Organ Hati Ayam Penelitian
Jantung Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data rataan berat jantung ayam
penelitian untuk masing-masing perlakuan P0, P1, P2 dan P3 pada tabel 8 sebagai berikut :
Tabel 8. Rata-rata Berat Jantung Ayam Penelitian (gram/ekor)
Perlakuan
Ulangan
Total
1
2
3
4
P0
8.70
6.70
9.30
8.70
33.40
P1
8.30
7.30
7.30
9.30
32.20
P2
8.30
7.00
8.00
7.30
30.60
P3
7.00
8.70
6.70
8.70
31.10
Koefisien Keragaman =
Rata-rata 8,35 8,05 7,65 7,78
x 100% = 11.39968
Pengaruh Pemberian Tepung Daun Sirsak (Annona Muricata L.) dalam Pakan terhadap Berat Organ dalam Ayam Pedaging ( Broiler )
Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016
63
Tabel 9. Anova
F. Tabel
Sumber Keragaman
db
JK
KT
F hitung
Perlakuahn
2.43688
3
0.81229
0.98435
5% 3.8625
1% 6.992
Galat
9.9025
12
0.82521
Total
12.3394
15
Hasil analisis sidik ragam (Anova) pada tabel 9 menunjukkan bahwa pemberian tepung daun sirsak dalam pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata (F < 0,05) terhadap berat jantung ayam pedaging (broiler). Hal ini menggambarkan bahwa pemberian tepung daun sirsak tidak berdampak pada perkembangan jantung karena volume maupun konsentrasi darah yang berfungsi mengedarkan sari makanan keseluruh tubuh ayam tidak mengalami kenaikan dan bahkan menurun karena menurunnya konsumsi pakan. Jantung merupakan organ vital yang berfungsi sebagai pemompa sirkulasi darah (Retnodiati, 2001). Penambahan ukuran jantung biasanya disebabkan penambahan jaringan otot jantung. Berat jantung tergantung pada jenis, umur, besar dan beban kerja hewan (Ressang, 1984).
Secara analogi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Abbas dan Ahmed (2010) yang menyatakan bahwa suplementasi jintan hitam pada level 1% dan 2% dalam pakan ternyata tidak berpengaruh terhadap kontrol bahkan menghasilkan performa dan kualitas jantung yang menurun. Berdasarkan Tabel 8, diketahui berat jantung ayam penelitian dari yang tertinggi sampai yang terendah berturut-turut adalah P0 : 8,35 gram, P1 : 8,05 gram, P3 : 7,78 gram dan P2 : 7,65 gram. Apabila berat jantung dipersentasikan terhadap berat hidup akhir ayam penelitian diperoleh kisaran 0,48 – 0,50 %. Angka ini lebih rendah dari pendapat Murtidjo (1987), dimana rata-rata berat jantung ayam pedaging berkisar 0,6 % dari bobot badan.
Gambar 6. Diagram Organ Jantung Ayam Penelitian
Ampela Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data rataan berat ampela ayam penelitian
untuk masing - masing perlakuan P0, P1, P2 dan P3 pada tabel 10 sebagai berikut :
Tabel 10. Rata-rata Organ Ampela Perlakuan
Ulangan
Total
Rata-rata
39.70
140.40
35.10
33.30
32.30
129.20
32.30
26.00
32.00
33.00
118.70
29.68
33.00
31.70
31.30
128.70
32.18
1
2
3
4
P0
32.70
35.30
32.70
P1
31.30
32.30
P2
27.70
P3
32.70
Koefisien Keragaman =
x 100% = 9.093855% Mery C. Simanjuntak Dan P. Patabo
64
Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016
Tabel 11. Anova
Sumber Keragaman
F. Tabel 5% 1%
db
JK
KT
F hitung
Perlakuan
20.1125
3
6.70417
0.73534
3.8625
6.992
Galat
109.405
12
9.11708
Total
129.518
15
Hasil analisis sidik ragam (Anova) pada tabel 11 menunjukkan bahwa pemberian tepung daun sirsak dalam pakan sebagai pakan tambahan tidak memberikan pengaruh yang nyata (F < 0,05) terhadap berat ampela ayam pedaging (broiler). Hal ini menggambarkan bahwa pemberian tepung daun sirsak tidak berdampak pada perkembangan ampela karena volume inggesta yang akan dicerna tidak mengalami kenaikan dan bahkan menurun karena menurunnya konsumsi pakan. Sebagaimana diketahui bahwa ampela atau gizard erupakan organ pencernaan yang berfungsi sebagai penghancur partikel makanan atau bijibijian yang besar menjadi partikel makanan yang lebih kecil. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya ampela adalah ukuran ternak, jenis pakan dan jumlah (volume) pakan yang dikonsumsi. Pemberian grit dalam pakan dan bertambahnya kandungan serat kasar pada pakan dapat mempengaruhi kinerja ampela (Moran, 1982). Pakan yang digunakan selama penelitian berupa butiran kecil yang mempermudah kerja dari ampela dalam proses penghancuran
pakan, sehingga selain dari volume pakan yang dikonsumsi maka bentuk pakan ini dimungkinkan juga tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja ampela. Secara analogi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Arnold dan Purwadaria, (2009) yang menyatakan bahwa pemberian tepung temulawak pada level 0.1% tidak meningkatkan persentase ampela dan menurunkan kandungan lemak abdominal ayam pedaging (broiler). Berdasarkan Tabel 10 , diketahui berat ampela ayam penelitian dari yang tertinggi sampai yang terendah berturut - turut adalah P0 : 35,10 gram, P1 : 32,30 gram, P3 : 32,18 gram dan P2 : 29,68 gram. Apabila berat jantung dipersentasekan terhadap berat hidup akhir ayam penelitian diperoleh kisaran 1,87 - 2,10 %. Ampela merupakan organ yang memiliki otot unik yang penting sekali dalam proses pencernaan mekanik pakan. Ampela berfungsi memperkecil partikel pakan secara mekanik, jadi ampela harus mempunyai lapisan otot yang tebal.
Gambar 7. Diagram Organ Ampela Ayam Penelitian
Pankreas Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data rataan berat organ pankreas ayam
penelitian untuk masing-masing perlakuan P0, P1, P2 dan P3 pada tabel 12 sebagai berikut.
Pengaruh Pemberian Tepung Daun Sirsak (Annona Muricata L.) dalam Pakan terhadap Berat Organ dalam Ayam Pedaging ( Broiler )
Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016
65
Tabel 12. Rata-rata Organ Pankreas
Perlakuan
Ulangan
Total
Rata-rata
3.30
16.30
4.08
3.30
3.70
14.00
3.50
3.00
3.00
3.00
13.00
3.25
3.00
3.30
4.70
13.70
3.43
1
2
3
4
P0
4.30
5.00
3.70
P1
4.00
3.00
P2
4.00
P3
2.70
Koefisien Keragaman =
x 100% = 18.9794
Tabel 13. Anova
Sumber Keragaman
F. Tabel
db
JK
KT
F hitung
5%
1%
Perlakuan
0.4325
3
0.14417
0.26926
3.8625
6.992
Galat
6.425
12
0.53542
Total
6.8575
15
Hasil analisis sidik ragam (Anova) pada tabel 13 menunjukkan bahwa pemberian tepung daun sirsak dalam pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata (F < 0,05) terhadap berat pankreas ayam pedaging (broiler). Hal ini menggambarkan bahwa pemberian tepung daun sirsak tidak berdampak pada perkembangan pankreas karena volume inggesta yang akan dicerna tidak mengalami kenaikan dan bahkan menurun karena menurunnya konsumsi pakan. Sebagaimana diketahui bahwa pankreas merupakan kelenjar yang mengeluarkan getah pankreas yang mengandung enzim pankreas, protease, lipolitik yang berguna untuk menghidrolosis pati, pepton dan lemak yang kemudian diekskresikan ke duodenum (Indarto, 1990). Disamping itu kecepatan sekresi dari getah pankreas dipengaruhi oleh ketersediaan pakan yang masuk ke dalam usus halus (Whittow, 2000). Selanjutnya Yuwanta (2004) menyatakan bahwa fungsi eksokrin pankreas adalah mensuplai enzim yang mencerna karbohidrat, protein dan lemak ke dalam lumen
usus halus (Yuwanta, 2004). Secara analogi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ramdani, (2012) yang menyatakan bahwa penggunaan kombinasi dan interval pemberian ramuan herbal cair pada ayam pedaging (broiler) pada level 1 - 3% tidak meningkatkan persentase pankreas. Berdasarkan tabel 12, diketahui berat pankreas ayam penelitian dari yang tertinggi sampai yang terendah berturut - turut adalah P0 : 4,08 gram, P1 : 3,50 gram, P3 : 3,43 : gram dan P2 : 3,25 gram. Apabila berat jantung dipersentasekan terhadap berat hidup akhir ayam penelitian diperoleh kisaran 0,20 - 0,24 %. Persentase berat pankreas hasil penelitian ini sedikit lebih tinggi dari pendapat Murtidjo (1987) yang menyatakan bahwa rata – rata berat pankreas berkisar antara 0,18 – 0,23 %.
Mery C. Simanjuntak Dan P. Patabo
66
Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016
Gambar 8. Diagram Organ Pankreas Ayam Penelitian
KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun sirsak dalam
pakan sampai level 3 % tidak dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap berat organ dalam ayam pedaging (broiler).
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Pedaging. Agromedia Pustaka, Jakarta. Abun, 2008, nutrisi mineral pada unggas, jurusan nutrisi dan makanan ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor 2008 Analisa Lies, 2007, Efek Penggunaan Tepung Daun Kelor (moringa oleifera) Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam, Glukosa Darah dan Kolesterol darah Ayam Pedaging. Jurusan Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Anggrodi, H.R., 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Anonymous, 2007. Lohmann Meat Broiler Stock Performance Objectives. http://www.aviagen.com [ Diakses 18 Agustus 2014] --------------, 2008. Gamaran Umum Perkebunan Teh. Liplet Teh kerjasama PTPN VIII, PPTK Gambung dan ATI. Diakses 20 september 22014. --------------, 2012. http://manfaatdaunsirsaksehat.blogspot.com/2012/08/manfaat- daun-sirsak-untukmenurunkan.html diunduh 10 Oktober 2014 Arnold P. Sinurat, Purwadaria. T. 2009, Pemanfatan Kunyit dan Temulawak sebagai Imbuhan Pakan. Tesis, Balai Penelitian Ternak, PO. Box 221, Bogor 16002.
[email protected] Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Jl. Tentara Pelajar Cimanggu Bogor 1611.
[email protected] Behnke, K. C. and R. Scott Beyer. 2007. Effect of feed processing on broiler performance.http://www. veterinaria.uchile.cl/publication/VIIIpatologis/SEMINARIOS/semi2.pdf [2 Juni 2014] Blakely, J dan D.H. Bade, 1991. Ilmu Peternakan. Diterjemahkan oleh Srigandono, Bambang. UGM Press : Yogyakarta Butcher, G. D. and A. H. Nilipour. 2007. Broiler Production Goals-Important Numbers. http;//edis. ifas.ufl.edu/index.html. [12 Agustus 2014] Pengaruh Pemberian Tepung Daun Sirsak (Annona Muricata L.) dalam Pakan terhadap Berat Organ dalam Ayam Pedaging ( Broiler )
Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016
67
Harissita Ratih. 2009, Pengaruh Penggunaan Limbah Teh dalam Pakan terhadap persentase Karkas, Lemak Abdominal, Kandungan Lemak dalam daging dan berat organ dalam Ayam pedaging, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Malang Indarto, P., 1990. Beternak Unggas Berhasil. CV. Armico. Bandung. Pambudi J., 2006. Potensi Teh Sebagai Sumber Zat Gizi dan Perannya dalam Kesehatan. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. Isroli, Salam. S, Fatahilah .D, dan Sunarti. 2013, Berat Karkas dan Lemak Abdominal Ayam Broiler yang diberi Tepung Jintan Hitam (Nigella sativa) dalam Ransum selama Musim Panas. Tesis. Program Studi Magister Ilmu Ternak, Program Pascasarjana Fakultas Peternakan dan Pertanian, Jullian, R. J., 1987. The Effect Of Increased Sodium In The Drinking Water On Right Ventricular Hypertrophy, Right Ventricular Failure And Ascites In Broiler Chickens. Avian Pathology, http://www.pustakadeptan.go.id/homepage.pdf. Diakses 25 september 2014 Jull, M.A., 1978. Poultry Husbandry 4th Edition. M Graw. Hill Company Inc., Danville, Illionis. Mia Nur Widianingsih. 2008. Persentase Organ Dalam Broiler Yang Diberi Ransum Crumble Berperekat Onggok, Bentonit dan Tapioka. Skripsi. Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Moran, P.A., D.K. Graner, V.W. Rod Well dan D.W. Martin, 1992. Biokimia (Harper Review of Biochemistry) Ed.20. Alih Bahasa Dr. Iyan Darmwan. CV. EGC. Jakarta. Hal 275-276. Murtidjo, T. R. dan Sugiono, 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen pendidikan dan kebudayaan. Direktorat Jendaral Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pasha, T. N., M. U. Farooq, F. M. Khattak, M. A. Jabbar and A. D. Khan. 2007. Effectiveness of sodium bentonite and two commercial products as aflatoxin absorbents in diets for broiler chicken. Animal Feed Science and Technology. 132: 103-110. http://www.aseanfood.info/scripts/countarticle. asp?. [4 September 2014]. Puspitasari, D. I. 2006. Kajian pemberian tepung daun salam (syzygium polyanthum (wight) Walp.) dalam ransum sebagai bahan anti bakteri Escherchia coli terhadap organ dalam ayam broiler. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Putnam, P. A. 1991. Handbook of Animal Science. Academic Press. San Diego. Prananda Dinar Eka, 2013, Efektifitas Bubuk Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Sebagai Pengendali Hama Lalat Buah (Bactrocera Carambolae Linn), Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Priyono Olivia, 2013, kajian kadar dan sebaran logam berat timbal (pb) dalam daging, hati, dan ginjal ayam broiler, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor ( IPB ). Rasyaf, M. 1992.
Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging . Kanisius, Yogyakarta.
_________. 2000. Manajemen peternakan ayam broiler. PT. penebar swadaya. Jakarta. _________. 2004. Beternak Ayam Pedaging.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Ressang, A.A. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Edisi III.N.V. Percetakan Bali. Denpasar.
Mery C. Simanjuntak Dan P. Patabo
68
Jurnal Agroforestri XI Nomor 1 Maret 2016
Retnodiati., N. 2001. Persentase Bobot Organ Dalam Dan Lemak abdomen Ayam Broiler Yang Diberi Ransum Berbahan Baku Tepung Kadal (Mabouya multifacaata Kuhl). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Riyanto, 2004, Pengaruh Halusan Biji Sirsak ( Annona muricata L.) Terhadap Angka Kematian Larva Nyamuk Culex sp.Jurnal MIPA, Fakultas Biologi, Universitas Sriwijaya Ruri Ramdani Apritar. 2012, Optimalisasi Penggunaan Kombinasi Dan Interval Pemberian Ramuan Herbal Cair Terhadap Persentase Karkas Dan Lemak Abdominal Broiler. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar Rusmiyati, Ika, 2010, Bioaktivitas Ekstrak Metanol Daun Muda Sirsak Annona muricata L. Sebagai Antibakteri Terhadap Staphylococcus aureus dan Propionibacterium acnes, Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin Makassar Sierad Produce. 2007. Pembibitan PT. Sierad Produce: Broiler chicks AS 101. PT. Sierad Produce. http://www.sierad produce.com. [13 September 2014] Soeparno. 1994. Ilmu Teknologi daginng. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. [BBA] Suprayitno, 2006. Persentase karkas, lemak abdominal dan organ dalam ayam pedaging yang diberi ransum mengandung limbah restoran hotel sahid sebagai substitusi dedak padi. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Syukron, M. 2006. Kandungan lemak dan kolesterol daging serta persentase organ dalam ayam broiler yang diberi ransum finisher dengan penambahan kepala udang. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Whitthow, G., 2000. Sturkies Avian Phsycology5th. Academic press. USA
Pengaruh Pemberian Tepung Daun Sirsak (Annona Muricata L.) dalam Pakan terhadap Berat Organ dalam Ayam Pedaging ( Broiler )