e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LAERNING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPA
I Gusti Lanang Ngurah Mahendra1, Ida Bagus Surya Manuaba2, I Made Suara3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran PBL berbantuan media gambar dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV Gugus Letda Kajeng. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain penelitian nonequivalent control group design.Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV Gugus Letda Kajeng tahun pelajaran 2015/2016 yang banyaknya 314 orang. Sampel ditentukan dengan teknik random sampling. Sampel penelitian ini adalah kelas IV SDN 14 pemecutan sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV SDN 8 Pemecutan sebagai kelompok kontrol. Data Hasil Belajar Pengetahuan IPA dikumpulkan dengan instrumen berupa tes objektif. Data Hasil Belajar Pengetahuan IPA dianalisis dengan t-test.Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA antara kelompok yang dibelajarkan melalui pembelajaran PBL berbantuan media gambar dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada kelas IV Gugus Letda Kajeng. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil thit= 3,712 > ttab (α = 0,05, 62) = 2,000. Demikian pula nilai Rerata Hasil Belajar Pengetahuan IPA siswa kelompok eskperimen X = 73,78 > X = 61,53 rerata Hasil Belajar Pengetahuan IPA siswa kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan pembelajaran PBL berbantuan Media Gambar berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelas IV Gugus Letda Kajeng tahun pelajaran 2015/2016. Kata-kata kunci : Problem Based Learning, Media Gambar, Hasil Belajar. ABSTRACT The objective of this study to know the significan of diffrences resual physical science learning by the groups of students, that was learned trough PBL help to ficture media through conventional to sixth grade students Gugus IV Letda Kajeng. The kind of objective were false elesperiment and monequivalent control group design.The objective of population were students grade sixth Gugus IV Letda Kajeng 2015/2016 years learning that consist of 314 students. The sample was difinited by radom sampling. They were grade sixth SDN 14 Pemecutan as eksperiment group and SDN 8 Pemecutan as control group. The date of objective result physical science learning were colected by objective test intrumen and it was analized by t-test.The result of analyses showed different significan physical science learning by the group that were learned trought PBL help ficture media by the group through conventional learning. It was evidenced by the result are = 3,712 > (α = 0,05) = 2,000. The everage of resutt physical science learning with the group of control. So, it was
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 concluded PBL help ficture media got to influence to the result of physical science learning to the grade sixth Gugus IV Letda Kajeng 2015/2016 years learning. Key words
: Problem Based Learning, ficture media, result learning
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu prasyarat seseorang menuju kesuksesan, namun sayang masih banyak yang berpikiran bahwa pendidikan tidaklah penting bagi kesuksesan seseorang. Masih banyak pula yang beranggapan bahwa pendidikan itu hanya mementingkan nilai, bukan prosesnya menuju Sumber Daya Manusia yang mempunyai mental yang kuat, kecerdasan berfikir, kepribadian yang baik dan menjadi manusia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan membutuhkan perhatian yang lebih dari pihak pemerintah, masyarakat dan yang paling utama adalah para orang tua yang merupakan bagian terdepan dalam pendidikan anak. Kurikulum terbaru yang digunakan dalam pendidikan di Indonesia adalah kurikulum 2013, Tujuan dari kurikulum 2013 adalah untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa menjadi lebih aktif. Pada kurikulum ini siswa tidak lagi menjadi objek justru siswa menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema yang ada. Keberhasilan suatu proses pembelajaran biasanya hanya dilihat dari bagusnya nilai siswa, bukan bagaimana cara siswa menangkap materi yang diberikan oleh guru. Untuk mengatasi hal itu, guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk membentuk kewibawaan guru, antara lain penguasaan materi yang diajarkan, pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran. Solihatin Raharjo
(dalam Susanto, 2013:93) menyebutkan bahwa dalam pembelajaran di sekolah dasar saat ini, guru masih menganggap siswa sebagai objek, bukan sebagai subjek dalam pembelajaran. Siswa hanya menerima informasi dari guru secara pasif. Sesuai dengan uraian tersebut maka guru harus mampu merancang pembelajaran agar pembelajaran dapat bermakna bagi siswa. Salah satunya adalah menggunakan model pembelajaran yang mengutamakan kreativitas siswa serta hasil belajar yang akan dicapai nantinya dapat berguna bagi siswa. Berbagai model pembelajaran yang telah banyak dikembangkan, salah satunya adalah model problem based learning berbantuan media gambar. Sani (2014:127) menyatakan, problem based learning merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Dengan menggunakan model problem based learning berbantuan media gambar, Pengalaman belajar, baik itu yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka peroleh berdasarkan kesadaran dan kepentingan mereka sendiri. Materi yang mereka pelajari berbasis fakta atau fenomena tertentu, sesuai dengan kompetensi dasar yang dikembangkan guru. fakta atau fenomena tersebut diamati, selanjutnya di pertanyakan dan mencari tahu jawabannya sendiri dari berbagai sumber yang relevan dan bermuara pada sebuah jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan. Dengan demikian siswa dapat memahami suatu konsep dengan utuh, bukan hanya sebagai pengetahuan tetapi juga dapat diterapkan kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran. Dari berbagai muatan materi di sekolah dasar, IPA merupakan salah satu muatan materi yang sering 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
muncul dalam pembelajaran karena berhubungan langsung dengan lingkungan siswa. IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013:167). Ilmu Pengetahuan Alam dapat dipandang sebagai produk dan sebagai proses. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan para ilmuan berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori-teori. Menurut uraian tersebut menunjukan bahwa dalam muatan materi IPA di sekolah dasar yang perlu diajarkan adalah prinsip dan proses IPA karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Guru yang berperan sebagai fasilitator siswa dalam belajar IPA harus dapat mengemas pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Sehingga perlu diciptakan suasana pembelajaran IPA yang mendorong minat siswa dan mempermudah pemahaman siswa memahami materi yang diajarkan. Untuk mempermudah siswa memahami materi, sebaiknya guru harus teliti dalam memilih media. Berdasarkan observasi langsung di Gugus Letda Kajeng Denpasar Utara khususnya pada muatan materi pelajaran IPA, KKM muatan materi pelajaran IPA untuk kelas IV adalah 70 dan belum terlihat adanya motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran. Siswa belum mampu untuk memanfaatkan lingkunganya sebagai sumber belajar karena dalam pembelajaran siswa hanya menerima informasi dari guru serta sumber belajar seperti buku-buku maupun lembar kerja siswa yang telah tersedia. Selain itu sebagian besar siswa belum mengetahui manfaat atau kegunaan dari belajar materi-materi IPA yang disampaikan oleh guru, sehingga cenderung bersikap pasif dalam pembelajaran. Dalam hal ini, persoalannya bukan pada kemampuan siswa yang rendah, namun perlu dikaji lebih mendalam penyebab dari belum adanya minat dan motivasi belajar siswa yang
berdampak pada hasil belajar IPA yang belum optimal. Kondisi pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas masih diwarnai oleh penekanan pada aspek pengetahuan dan masih sedikit yang mengacu pada pelibatan siswa dalam pembelajaran. Guru belum menerapkan berbagai strategi, pendekatan, model, maupun metode pembelajaran yang tepat. Dengan demikian, pembelajaran yang berlangsung terkesan kaku, dan hal ini juga berpengaruh secara bertahap perolehan hasil belajar IPA. Terkait dengan permasalahan tersebut dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Gugus Letda Kajeng Tahun Pelajaran 2015/2016 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment) karena tidak semua variabel yang muncul dalam kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang meneliti hubungan sebab akibat dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu atau lebih kelompok eksperimental. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dimanipulasi). Darmadi (2013:217) menyatakan penelitian eksperimen adalah satusatunya metode penelitian yang benarbenar dapat menguji hipotesis hubungan sebab-akibat. Penelitian ini dikatagorikan ke dalam penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini adanya manipulasi dan kontrol terhadap variabel yang sengaja dilakukan. Penelitian ini menguji perbedaan antara siswa yang belajar dengan pembelajaran PBL berbantuan media gambar dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa. Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah post test only control-group design. Pada penelitian ini. Terdapat dua kelompok yang dipilih sebagai kelompok eskperimen 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dan kelompok kontrol dalam desain post test only control-group design ini. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran PBL berbantuan media gambar, sedangkan kelompok kontrol mendapat perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pada akhir penelitian kedua kelompok diberi post-test untuk mengetahui adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Jadi pada penelitian akan memberikan perlakuan kepada kedua kelas untuk membandingkan pembelajaran mana yang dioptimalkan dalam hasil belajar pengetahuan IPA. “Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak bisa sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen” (Sugiyono, 2014:114).Kemampuan dalam mengamati perilaku siswa sangat terbatas terutama ketika siswa berada di luar sekolah (rumah). Desain eksperimen yang digunakan adalah “Nonquivalent control group design”. Prosedur penelitian dilakukan untuk menentukan tindakantindakan yang mengarahkan peneliti menjalankan penelitian. Prosedur penelitian yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah tahapan persiapan eksperimen, tahapan pelaksanaan eksperimen, dan tahapan akhir eksperimen. Pertama pada tahap persiapan eksperimen langkah-langkah yang dilakukan yaitu : 1) Menetukan kelas melakukan penelitian di Gugus Letda Kajeng Denpasar utara. 2) Menentukan jadwal pelajaran yang disesuaikan dengan pelajaran yang ada di sekolah. 3) Menyiapkan materi pelajaran yang menyangkut pembelajaran PBL menggunakan media gambar dengan pembelajaran konvensional. 4) Membuat instrumen pengumpulan data, yang meliputi lembar observasi, untuk mengetahui perilaku sosial peserta didik dan menyusun lembaran tes hasil belajar peserta didik. 5) Menyiapkan lembarkerja siswa. 6) Membuat RPP. 7) Menyiapkan media yang relevan dengan materi yang akan diajarkan. Kedua pada tahapan
pelaksanaan eksperimen langkah-langkah yang dilakukan yaitu : 1) Pertama-tama siswa diajukan masalah. 2) Peserta didik mendiskusikan masalah dalam tutorial problem based learning dalam sebuah kelompok kecil. Mereka mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus kemudian mengidentifikasi sebuah masalah. Mereka membrainstoming gagasan-gagasanya dengan berpijak pada pengetahuan sebelumnya. Kemudian, mereka mengidentifikasi apa yang merekabutuhkan untuk menyelesaikan masalah serta apa yang mereka tidak ketahui. Mereka menelaah masalah tersebut. Mereka juga mendesain suatu rencana tindakan untuk menggarap suatu masalah. 3) Peserta didik terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan masalah diluar bimbingan guru. Hal ini bisa mencakup: perpustakaan, database,website, masyarakat dan observasi. 4) Peserta didik kembali pada tutorial problem based learning, lalu saling sharing informasi, melalui peer teaching atau cooperative learning atau masalah tertentu. 5) Peserta didik menyajikan solusi atas masalah.Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan selama ini.Semua yang berpartisipasi dalam proses tersebut terlibat dalam review pribadi, review berpasangan, dan review berdasarkan bimbingan guru, sekaligus melakukan refleksi atas kontribusinya terhadap proses tersebut. Ketiga pada tahapan akhir eksperimen langkah-langkah yang di lakukan yaitu : 1) Menganalisis data hasil penelitian untuk menguji hipotesis yang diajukan. 2) Menyusun laporan penelitian. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015:117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di SD Negeri yang terdapat pada Gugus Letda Kajeng tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 314 siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah di SD Gugus Letda Kajeng pada bulan februari 2016, diperoleh informasi bahwa kelas IV Gugus 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Letda Kajeng homogen, masing- masing individu dalam kelas tiap sekolah pada Gugus Letda Kajeng dianggap setara karena disebar secara merata antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Hal tersebut berarti tidak terdapat kelas unggulan maupun non unggulan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili, (Sugiyono, 2015:118). Dapat dikatakan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi. Dari lima sekolah negeri yang ada di Gugus Letda Kajeng, dilakukan dua kali pengundian. Pengundian tahap pertama untuk memilih dua kelas yang dijadikan sampel penelitian, dua kelas yang muncul langsung dipilih sebagai kelas sampel. Kedua kelas yang terpilih menjadi sampel kemudian diundi kembali untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan undian yang dilakukan, kelas IV SD Negeri 14 Pemecutan berjumlah 40 siswa muncul pertama dan dijadikan kelas eksperimen dan kelas IV SD Negeri 8 Pemecutan yang berjumlah 40 siswa muncul kedua dan dijadikan sebagai kelas control. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran PBL berbantuan media gambar dan pada kelas control lagi diberikan perlakuan berupa Pembelajaran Konvensional. Untuk mengetahui kesetaraan pada kelas sampel yang ada di SD Gugus Letda Kajeng maka diberikan pre-test dan hasil dari pre-test tersebut diuji kesetaraanya dengan rumus polled varians. Hipotesis nol yang diuji menyatakan tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai antar kelompok (setara) melawan hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat perbedaan rata-rata nilai antar kelompok (tidak setara).
Kesetaraan sampel diuji dengan rumus ujit yakni dengan polled varian. Dalam penelitian ini sampel yang dipilih adalah dua kelas, kedua kelas tersebut nantinya akan diberikan perlakukan yang berbeda. Satu kelas akan diberikan perlakuan berupa pembelajaran problem based learning berbantuan media gambar dan satu kelas lagi di berikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Pertama dilakukan pre-test untuk menyetarakan kelas yang ada di Gugus Letda Kajeng, setelah mengetahui kelas yang setara dilakukan pengundian untuk memilih dua kelas yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah melakukan pengundian pertama dilakukan pengundian kedua untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah ditentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilaksanakan penerapan pembelajaran problem based learning kepada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol, terakhir memberikan post-test untuk mengetahui perbedaan dari kedua model tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling, dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengundian kelas. Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan variabel terikat. Sugiyono (2014:61) menyatakan bahawa variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menajdi sebab perubahannya dan timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran PBL berbatuan media gambar yang diterapkan pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional yang diterapkan pada kelompok kontrol. Sugiyono (2014: 61) menyatakan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menajdi akibat, karena adanya variabel bebas. Jadi variabel terikat adalah variabel tergantung dan pengaruh yang ingin diprediksi serta dipengaruhi oleh beberapa variabel dan faktor laiinya.Variabel terikat 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dalam penelitian ini adalah hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelas IV Gugus 1 Letda Kajeng. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Gugus Letda Kajeng tahun pelajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar IPA. Tes yang digunakan diberikan pada akhir kegiatan penelitian sesuai dengan desain penelitian yang telah dirancang. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA adalah tes pilihan ganda biasa. Setelah instrumen penelitian disusun, dilakukan uji coba untuk mendapatkan gambaran secara empirik mengenai kelayakan instrumen agar dapat digunakan sebagai instrumen penelitian dengan menguji validitas dan reliabilitas. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan berbeda yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran problem based learning melalui media gambar dan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Tes yang diberikan untuk kedua kelas tersebut pada akhir perlakuan akan digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian. Untuk mengetahui apakah sebaran data skor hasil belajar siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak, digunakan analisis Chi-Square. Kreteria pengujian normalitas adalah jika
polled varians digunakan karena jumlah anggota sampel sama n1 = n2 dan varians homogeny. Uji signifikansinya adalah jika
t hitung
ttabel, maka Ho diterima (gagal
ditolak) dan Ha ditolak, sebaliknya jika
t hitung
ttabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% ( =0,05) atau taraf kepercayaan 95% dengan dk = n1+ n2 - 2. Uji tanda ini dilakukan apabila data tidak lolos uji prasyarat, maka t-test tidak dapat digunakan. Data yang tidak memenuhi syarat (normalitas dan homogenitas) dapat dianalisis dengan menggunakan statistik non parametrik. Statistik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji tanda. Pengujiannya dilakukan dengan Chi Kuadrat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah diberikan treatment sebanyak 6 kali, di akhir eksperimen siswa diberikan post-test untuk memperoleh data hasil belajar pengetahuan IPA siswa. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif hasil belajar pengetahuan IPA kelompok eksperimen diperoleh skor rerata, = 73,78 dan rerata persentase hasil belajar pengetahuan IPA kelompok eksperimen, M% = 77,66. Persentase penguasaan kompetensi pengetahuan tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel konversi PAP dan berada pada kategori sedang. Kelompok kontrol juga diberikan treatment berupa pembelajaran konvensional sebanyak 6 kali, di akhir treatment siswa diberikan post-test untuk memperoleh data hasil pengetahuan IPA siswa. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif hasil belajar pengetahuan IPA kelompok kontrol diperoleh skor rerata, = 61,53 dan rerata persentase hasil belajar pengetahuan IPA kelompok kontrol, M% = 76,91. Persentase penguasaan kompetensi pengetahuan tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel konversi PAP dan berada pada kategori sedang. Sesuai dengan hasil deskripsi
X 2 hit X 2 (1 ) ( k 3) ,
maka H0 diterima (gagal ditolak) yang berarti data berdistribusi normal. Sedangkan taraf signifikansinya adalah 5% dan derajat kebebasannya (dk) = (k - 1). Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan malah akibat dari adanya perbedaan dalam kelompok. Uji homogenitas data dilakukan dengan AnavaHavley.. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji-t dengan rumus polled varians. Rumus uji-t dengan rumus
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa menunjukkan bahwa rerata nilai penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok eskperimen = 73,78 > trol.
= 61,53 rerata nilai hasil belajar pengetahuan siswa kelompok kontrol. Berikut adalah diagram hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kon
Gambar 4.1. Gambar Histogram Hasil Belajar Pengetahuan IPA siswa Kelas Eksperimen 8 6 4 2 0 55
57
58
60
65
67
70
75
80
83
84
85
90
95
Gambar 4.2. Gambar Histogram Hasil Belajar Pengetahuan IPA siswa Kelas Kontrol 8 6 4 2 0 40
45
50
55
60
65
66
70
75
80
konsultasikan dengan harga χ2tabel dengan dk = 5 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh harga χ2tabel(α=0,05) = 11,07. Karena χ2hitung = 7,99 < χ2tabel(α=0,05) = 11,07 maka H0 diterima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data penguasaan kompetensi pengetahuan IPA kelompok kontrol berdistribusi nomal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians. Uji homogenitas varians dilakukan terhadap data penguasaan kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil Uji Homogenitas data hasil belajar pengetahuan IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh Fhitung = 1,51. Nilai tersebut kemudian di konsultasikan dengan harga Ftabel(α=0,05) = 1,71 dengan dk 39,39. Karena Fhitung = 1,51 < Ftabel(α=0,05) = 1,71 maka dapat dikatakan data hasil belajar pengetahuan
Dalam penelitian ini, data hasil belajar pengetahuan IPA yang diperoleh pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisis untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Berdasarkan hasil analisis diperoleh harga χ2hitung = 4,50 untuk kelompok eksperimen. Harga tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga χ2tabel dengan dk = 5 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh harga χ2tabel = 11,07. Karena χ2hitung = 4,50 < χ2tabel(α=0,05) = 11,07 maka H0 diterima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data penguasaan kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen berdistribusi nomal. Sedangkan pada kelompok kontrol, harga χ2hitung = 7,99. Harga tersebut kemudian di 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varians yang homogen. Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan. Adapun hipotesis penelitian yang diuji sebagai berikut. Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model problem based learning berbantuan media gambar dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada kelas IV
SD Gugus Letda Kajeng Denpasar Utara. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas dapat diketahui bahwa data yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bersdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Karena data yang diperoleh telah memenuhi uji prasyarat, maka uji hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis uji-t. Rekapitulasi analisis uji-t dari data penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa disajikan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 1. Tabel Rekapitulasi Hasil Analisis Data hasil belajar Pengetahuan IPA Menggunakan Uji-t No.
Sampel
N
1
Kelompok eksperimen
40
S2
Dk
73,78
Kelompok control
40
61,53
χ2tabel
Status
3,712
2,000
H0 ditolak
172,96
78 2
χ2hitung
261,77
Dari hasil analisis diperoleh thitung = 3,712 dan ttabel = 2,000 pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 40 – 2 = 78. Oleh karena thitung = 3,712 > ttabel(α = 0,05) = 2,000 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar dan pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Letda Kajeng Denpasar Utara. Perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang menggunakan Pembelajaran Problem Based Learnig berbantuan media gambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dapat disebabkan adanya perbedaan perlakuan pada langkah-langkah pembelajaran. Rusmono (2012:81) mengemukakan lima
tahapan pembelajaran dalam model Problem Based Learning yang meliputi (1) mengorganisasikan siswa kepada masalah, (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, (4) mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya, dan (5) mengevaluasi proses pemecahan masalah. Selain itu, dengan bantuan media gambar yang dihadirkan pada proses pembelajaran menjadikan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan sehingga mampu membangkitkan semangat dan minat siswa untuk belajar. Dengan meningkatnya semangat dan minat siswa untuk belajar, tentu saja akan mempengaruhi tingkat konsentrasi siswa dan kematangan pemahaman terhadap sejumlah materi yang diberikan sehingga akan berpengaruh pada hasil belajar pengetahuan yang optimal. Pada 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 kelompok kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama-sama menggunakan pendekatan saintifik, karena kurikulum 2013 mengharapkan kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Tetapi yang membedakan di kelompok eksperimen yaitu penggunaan pembelajaran problem based learning didukung media pembelajaran yaitu media gambar yang menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan sehingga mampu membangkitkan semangat dan minat siswa untuk belajar. Sedangkan pada kelompok kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional, dan medianya hanya sebatas buku pegangan dan sarana prasarana yang ada di kelas. Hal tersebut juga bisa membuat siswa merasa kurang bersemangat dalam belajar karena penggunaan metode dan media yang monoton. Penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian Juniati (2015) yang menyatakan bahwa pembelajaran problem based learning berpengaruh terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelas VI SD No. 2 Tuban. Berdasarkan paparan tersebut, dapat dikatakan bahwa Pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelas IV SD Gugus Letda Kajeng Denpasar Utara.
pengetahuan IPA kelompok kontrol kemudian dikonsultasikan dengan tabel konversi PAP dan berada pada kategori sedang. Hasil analisis data hasil belajar pengetahuan IPA diperoleh thitung = 3,712 > ttabel(α = 0,05) = 2,000. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara model problem based learning berbantuan media gambar dengan pembelajaran konvensional. Dilihat dari nilai rerata kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model problem based learning berbantuan media gambar = 73.78 > = 61.53 kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model problem based learning berbantuan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelas IV SD Gugus Letda Kajeng Denpasar Utara. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut. Bagi guru, Melihat hasil penelitian pada muatan materi IPA dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media gambar ini, hendaknya guru menerapkan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning pada muatan materi IPA sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran. Bagi Sekolah, Sekolah hendaknya menyediakan sarana khususnya media yang maksimal untuk menunjang pembelajaran agar siswa semakin bersemangat untuk belajar dan memanfaatkan sarana tersebut untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa sehingga mutu sekolah menjadi semakin meningkat. Bagi Peneliti Lain, Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan peneliti lain melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan Pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar. Atau dapat pula dilakukan penelititan lebih lanjut dengan menggunakan pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar pada sumber data/sampel yang berbeda khususnya pada muatan materi IPA sehingga hasil penelitian benar-benar dapat menggambarkan
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar pengetahuan IPA pada kelompok eksperimen diperoleh = 73.78 dan persentase rata-rata hasil belajar pengetahuan IPA kelompok eksperimen M% = 77,66. Rerata hasil belajar pengetahuan IPA tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel konversi PAP dan berada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar pengetahuan IPA pada kelompok kontrol diperoleh = 61,53 dan persentase rata-rata hasil belajar pengetahuan IPA kelompok kontrol M% = 76,91. Persentase rata-rata hasil belajar 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan.
Proses Pendidikan. Jakarta Kencana Prenada Media Grouf
DAFTAR PUSTAKA
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya.
Sudijono, Anas. 2014. Pengantar evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Asyhar , H. Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Refrensi Jakarta.
Sudjana, Nana. 2007. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP). 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta : BSNP.
Sugiyanto H. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yuma Pustaka
Brahin, K. Theresia. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Sains Siswa Kelas IV SD Melalui Pendekatan Penempatan Sumber Daya Alam Hayati di Lingkungan Sekitar.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendektan kuantitatif, kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta ................ 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial.Bandung : Alfabeta
Suharsimi. Arikunto. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Dimyati. 2005. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Depdikbud
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. PT Kharisma Putra Utama.
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Sinar Grafika Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : Rajawali Press.
Usman, Moh. Uzer. 2008. Menjadi Guru Profesional. Badung : Remaja Rosda Karya
Martinis, Yamin. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada
Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu. Bogor : Ghalia Indonesia. Sani,
:
Winarsunu, Tulus.2010.Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang : UMM Press
Ridwan Abdullah . 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.Jakarta : PT Bumi Aksara
Sanjaya, Winna. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar 10