e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) BERBANTUAN MEDIA BENDA KONGKRIT TERHADAP HASIL BELAJAR IPA Putu Desy Kompyang Sari Utami1, I Dewa Kade Tastra2, Nyoman Kusmariyatni3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: desi.id28gmail.com1,
[email protected] [email protected] Abstrak Penelitian ini dilakukan karena permasalahan hasil belajar IPA yang rendah. Tujuan dari penelitian ini diantaranya (1) untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa setelah dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Course Riview Horay (CRH) berbantuan media benda kongkrit. (2) Untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa setelah dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional berbantuan media benda kongkrit. (3) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran Course Riview Horay (CRH) berbantuan media benda kongkrit dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan desain post test only control grup design. Data dikumpulkan dengan metode tes. Instrumen penelitian ini adalah tes hasil belajar IPA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) berbantuan media benda konkrit dengan mean = 24,55, pada kategori sangat tinggi. (2) Hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional dengan mean = 20,73, pada kategori tinggi. (3) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) berbantuan media konkrit dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional dengan thitung lebih besar dari ttabel yaitu 3,26 > 1,98. Dengan perolehaan nilai rata-rata hasil belajar IPA kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 24,55 > 20,73. Adanya perbedaan hasil belajar menandakan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) berbantuan media konkrit berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada siswa. Kata Kunci: Course Review Horay, Hasil Belajar, Media Konkrit. Abstract This research was done because of problems IPA low learning outcomes. The purpose of this study include (1) to assess student learning outcomes IPA after dibelajarkan by using model Riview Horay Course (CRH) media aided concrete objects. (2) To determine
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 student learning outcomes IPA after dibelajarkan using conventional learning models media aided concrete objects. (3) To know the difference IPA significant learning outcomes among students who study learning model Riview Horay Course (CRH) media aided concrete objects with students learning with conventional learning models. This study is a quasi-experimental research (quasi) design with post test only control group design. Data collected by the test method. The instrument of this study is the science achievement test. The results of this study indicate that: (1) results for students to learn science experimental group who followed the teaching learning model Course Review Horay (CRH) media aided concrete objects with mean = 24.55, on the very high category. (2) The results of the control group students learn science the following study with conventional learning with mean = 20.73, the high category. (3) there are significant differences between the groups Science learning outcomes of students that learned learning model Course Review Horay (CRH) concrete media aided by a group of students that learned with conventional learning with thitung greater than ttable ie 3.26> 1.98. With perolehaan average value learning outcomes IPA experimental class is higher than the control class that is equal to 24.55> 20.73. The big difference in learning outcomes signify learning model Course Review Horay (CRH) aided concrete media influence on science learning outcomes in students. Key Words: Course Review Horay (CRH), media Concretely, learning outcomes.
PENDAHULUAN Pendidikan yang berkualitas sangat mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Setiap anak memerlukan pendidikan sebagai bekal untuk menghadapi persaingan global yang semakin ketat. Proses pembelajaran dalam dunia pendidikan seringkali masih menjadi suatu permasalahan yang dihadapi oleh guru dan anak disekolah. Guru adalah pendidik yang sangat mempengaruhi kualitas para peserta didik. Peran utama guru adalah merancang, mengelola, mengevaluasi dan terus menerus menindak lanjuti permasalahan dalam pembelajaran. Terkait dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia sudah beberapa kali mengadakan usaha-usaha pembaharuan kurikulum, diantaranya: pada tahun 1994 tercetus kurikulum 1994. Kurikulum 1994 sebenarnya sudah mengalami perubahan yaitu disempurnakan pada tahun 1997 dilengkapi suplemen materi ajar. Akan tetapi karena tuntutan kemajuan jaman dalam hal ini adalah keadaan dan kebutuhan peserta didik di masa sekarang dan yang akan datang, yang sangat berbeda dengan sebelumnya, maka kurikulum pendidikan tahun 1994 selanjutnya digantikan dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang
diluncurkan ke masyarakat pada tahun 2004, yang disebut dengan kurikulum 2004. Kehadiran KBK diharapkan dapat membekali peserta didik untuk menghadapi tantangan kehidupan secara mandiri, cerdas, kritis rasional dan kreatif. Setelah KBK diberlakukan, kemudian diperbaharui lagi dengan kurikulum baru pada tahun 2006, yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini sudah berjalan hampir selama 8 tahun dan sudah berjalan sangat baik. Namun karena tuntutan kemajuan jaman yang semakin berkembang pesat, ditahun pelajaran 2013/2014 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kembali disempurnakan lagi menjadi kurikulum 2013. Namun dalam pelaksanaanya, kurikulum ini diberhentikan sementara untuk sekolah yang baru menggunakan selama 1 semester dan kembali menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hanya beberapa sekolah yang telah melaksanakan selama 3 semester tetap menggunakannya. Negara Indonesia memberlakukan dua kurikulum dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di SD Negeri Gugus VI Kecamatan Sukasada menggunakan kurikulum Tingkat Satuan
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Pendidikan (KTSP) dalam proses pembelajaran. Masing-masing kurikulum memiliki warna dan ciri khas tersendiri. Warna dan ciri khas tiap kurikulum menunjukan kurikulum berusaha menghadirkan sosok peserta didik yang paling pas dengan jamannya (Qomaryah, 2014). Berdasarkan realita di SD Negeri gugus VI kecamatan Sukasada dalam proses pembelajaran cenderung menuntut anak untuk menghafal, dan hanya mendengarkan saja. Anak menjadi kurang kreatif, malas, dan kurang antusias dalam proses pembelajaran serta hasil yang dicapai disebabkan oleh kurangnya strategi yang dikuasai oleh guru saat mengajar dalam kelas. Pembelajaran yang kooperatif mulai dirancang, untuk menciptakan suatu proses pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka kualitas pendidikan perlu ditingkatkan secara berkesinambungan. Kualitas tersebut harus ditingkatkan pada semua jenjang mata pelajaran termasuk dalam pembelajaran IPA. Tujuan pembelajaran IPA di SD adalah untuk memahami displin keilmuan IPA dan keterampilan berkarya (proyek) untuk menghasilkan suatu sebagai hasil belajarnya (Sukra: 2006). Tujuan tersebut dapat dicapai jika pembelajaran IPA dapat diorentasikan pada aktivitas yang mendukung terjadinya
pemahaman terhadap konsep, prinsip, dan prosedur dalam kaitannya dengan konteks kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA pada saat ini disekolah masih belum mencerminkan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. disebabkan karena guru selalu menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh guru yaitu, melalui ceramah, latihan soal, kemudian pemberian tugas. Guru juga jarang menggunakan media sebagai penunjang dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran, siswa masih pasif dan menunggu informasi, catatan maupun pertanyaan-pertanyaan dari guru. Akibatnya guru terkesan lebih aktif dalam pembelajaran daripada siswa. Pembelajaran demikian membuat siswa tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA. Siswa masih pasif dan menunggu informasi, catatan maupun pertanyaanpertanyaan dari guru. Siswa menganggap bahwa pembelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang membosankan sehingga sangat berpengaruh dengan hasil belajar siswa dalam mengkuti pembelajaran Data hasil tes ulangan harian siswa yang tercantum pada dokumen nilai guru pada tanggal 7 januari 2016. Ratarata nilai siswa dapat dilihat pada tabel 1.sebagai berikut.
Tabel 1. Tabel Rata-rata nilai IPA Kelas V pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 di SD Gugus VI Kecamatan Sukasada
No 1 2 3 4 5 6 7 8 yang
Sekolah SD N 1 Panji Anom SD N 2 Panji Anom SD N 3 Panji Anom SD N 4 Panji Anom SD N 1 Tegallinggah SD N 2 Tegallinggah SD N 4 Tegallinggah Min Tegallinggah
Rata-Rata 60.767 60.565 61.13 62.852 61.16 61.778 60.86 61.56
65 65 65 65 65 65 65 65
KKM
rendahnya hasil belajar siswa khusunya pada mata pelajaran yaitu guru belum mengoptimalkan pengajuan masalah-
Terdapat beberapa permasalahan diidentifikasi sebagai penyebab 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 masalah real yang ada dalam fenomena kehidupan berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dibelajarkan dan metode pembelajaran IPA yang diterapkan cenderung menggunakan metode ceramah. Ini berarti siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah dan tidak tahu darimana memulai pemecahan masalah dan ketika mereka telah menemukan jawaban dari permasalahan tersebut, mereka biasanya sudah puas dan jarang mengecek kembali apakah jawaban yang mereka peroleh sudah benar atau tidak. Permasalahan di dalam kelompok umumnya masih kurang dalam artian sikap individual siswa sangat tinggi. Sebagian besar siswa jarang melakukan tukar informasi dengan teman kelompoknya, ketika mereka diberikan tugas berkelompok dikelasnya dan tidak mau saling membantu dalam memecahkan masalah. Siswa jarang diajak untuk melihat dan melakukan tindakan langsung kejadian/fenomena nyata yang terjadi oleh guru dan kurang dapat memvisualisasikan dan memahami konsep materi yang diajarkan dalam IPA, penyebab hasil belajar siswa rendah dikarenakan pemahaman konsep IPA siswa yang masih rendah. Cara yang dapat dilakukan melalui pemilihan model dan media yang relevan dan sesuai. Pemilihan model dan media yang relevan dan sesuai diharapkan dapat menciptakan suasana kondusif yang nantinya dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya secara mandiri, kritis, dan kreatif. Mengacu pada permasalahan di atas, salah satu solusi yang dapat ditawarkan adalah menggunakan model Course Review Horay (CRH) dalam pembelajaran. Course Review Horay (CRH) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif. Kegiatan belajarnya dilakukan dengan cara pengelompokkan siswa dalam kelompokkelompok kecil dan menguji pemahaman konsep mereka menggunakan kotak yang diisi soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Kelompok siswa yang pertama mendapatkan tanda benar
langsung berteriak “horay” atau yel-yel lainnya (Mustaghiroh dalam Kasio,2000). Selanjutnya, juga dinyatakan pembelajaran Course Review Horay (CRH) sebagai “ salah satu pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar” (Angraeni,2011:201). Artinya pembelajaran ini lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan guru dengan menyelesaikan soal-soal. Hamalik (dalam Ashar Arsyad, 1996), mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologi terhadap siswa. Media konkret dalam pembelajaran IPA di SD adalah suatu penggunaan media pembelajaran berupa benda-benda nyata atau benda-benda asli yang terdapat di sekitar siswa, dekat siswa, mudah didapat dan murah. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa berkesempatan menyentuh, melalukan tindakan, melihat, dan menggunakannya sebagai media pengamatan atau percobaan sehingga membantu siswa memamhami suatu konsep yang akan bertahan lama pada diri siswa, selain itu dengan penggunaan media konkret dalam pembelajaran akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, karena siswa cenderung lebih aktif dalam pembelajaran. Mengingat masalah tersebut sangat penting, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk (1) untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa setelah dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Course Riview Horay (CRH) berbantuan media benda kongkrit. (2) Untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa setelah dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional berbantuan media benda kongkrit. (3) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran Course Riview Horay (CRH) berbantuan media benda kongkrit dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional pada siswa 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 kelas V SD gugus VI Kecamatan Sukasada tahun pelajaran 2015/2016. METODE Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen semu (quasi experiment). Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah Gugus VI Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng pada rentang waktu semester II (genap) tahun pelajaran 2015/2016. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas V SD di Gugus VI Kecamatan Sukasada. Jumlah SD keseluruhannya sebanyak 8 SD dengan jumlah seluruh siswa adalah 185 siswa. Arikunto (1997:109) menyatakan, “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel dalam penelitian. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling (Sugiyono, 2011:64). Cara ini dilakukan dengan memandang bahwa anggota populasi dianggap homogen. Dalam penelitian ini, sampel dipilih tanpa adanya pemilihan individu sebagai sampel. Ini dilakukan mengingat dan mempertimbangkan sulitnya mengubah kelas yang sudah terbentuk. Kelas-kelas yang terpilih sebagai sampel yang mewakili populasi kemudian dibagi menjadi 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari 8 kelas yang terdapat pada 8 sekolah dasar di Gugus VI Kecamatan Sukasada Tahun Pelajaran 2015/2016, selanjutnya dilakukan pengambilan sampel secara acak untuk menentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian. Sampel penelitian ini diperoleh dengan terlebih dahulu menentukan kesetaraan dua kelompok sampel yang terpilih. Penyetaraan sampel yang digunakan berdasarkan nilai UAS mata pelajaran IPA kelas V semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Dari 8 sekolah dasar yang ada di Gugus VI Kecamatan Sukasada dilakukan pengambilan sampel secara acak tahap pertama untuk memperoleh dua kelas yang akan
dijadikan sampel penelitian. Untuk menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan undian tahap kedua. Dari hasil pengambilan sampel secara acak, untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh sampel yaitu SD Negeri 2 Tegallinggah sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 27 dan SD Negeri 1 Tegallinggah sebagai kelas kontrol yang berjumlah 23. Kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran Course Review Horay (CRH) berbantuan media konkrit dan kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan non equivalent post-test only control group design. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. Metode tes adalah cara memperoleh data yang berbentuk tugas yang harus dikerjakan oleh seseorang atau kelompok orang yang dites dan menghasilkan suatu data berupa skor (interval) (Agung, 2010: 60). Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir kritis dalam mata pelajaran IPA dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 30 butir soal. Dalam penelitian ini tes diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran course review horay (CRH) berbantuan media Benda Konkrit dan kelas kontrol menerapkan model pembelajaran konvensional seperti biasanya. Tes seperti ini disebut dengan post test. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif, yang artinya bahwa data dianalisis dengan menghitung nilai ratarata, modus, median, standar deviasi, varian, skor maksimum, dan skor minimum. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk kurva polygon. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data guna menguji hipotesis penelitian adalah uji-t (polled varians). Sebelum melakukan uji hipotesis, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dan perlu dibuktikkan. 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Persyaratan yang dimaksud yaitu: (1) data yang dianalisis harus berdistribusi normal, (2) mengetahui data yang dianalisis bersifat homogen atau tidak kedua persyarat tersebut harus dibuktikkan terlebih dahulu maka untuk memenuhi hal tersebut dilakukan uji prsyarat analisis
dengan melakukan uji normalitas dan homogenitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Data Adapun hasil analisis data statistik deskriptif disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen 24,55 25,15 25,75 14,33 3,78 32 0 16
Statistik Mean Median Modus Varians Standar Deviasi Skor minimum Skor Maximum Rentangan Apabila distribusi data hasil belajar IPA kelompok eksperimen divisualisasikan dalam bentuk grafik, seperti gambar 1.
FREKUENSI
10
12 FREKUENSI
Kelompok Kontrol 20,73 21,18 21,37 20,64 4,53 32 0 17
10 8 6
8 6 4 2 0
4
0
2
12 15 18 21 24 27
0
TITIK TENGAH
0 0
16 19 22 25 28 31 TITIK TENGAH
Gambar 2. Kurva Polygon Data Hasil Post-Test Kelompok Kontrol
0
Berdasarkan hasil perhitungan dan kurva polygon pada Gambar 2. Diketahui Modus lebih besar daripada Median dan Median lebih besar daripada Mean (Mo>Md>M), sehingga kurva juling negatif yang berarti sebagian besar skor cenderung tinggi.
Gambar 1. Kurva Polygon Data Hasil Post-Test Kelompok Eksperimen Berdasarkan hasil perhitungan dan kurva polygon pada Gambar 4.1. Diketahui Modus lebih besar daripada Median dan Median lebih besar daripada Mean (Mo>Md>M), sehingga kurva juling negatif yang berarti sebagian besar skor cenderung tinggi. Apabila distribusi data hasil belajar IPA kelompok kontrol divisualisasikan dalam bentuk grafik, seperti gambar 2.
Hasil Uji Prasyarat Analisis Suatu data penelitian dapat dianalisis dengan statistik infersial, dalam hal teknik analisisnya adalah uji t, maka terlebih dahulu data tersebut harus memenuhi persyaratan yaitu (1) sebaran data harus berdistribusi normal (2) Variasi data antar kelompok homogen. Dalam memenuhi persyaratan tersebut data pada 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 penelitian ini harus diuji asumsi statikstik. Asumsi statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah (1) uji normalitas data dan (2) uji homogenitas varians. Sebelum melakukan uji hipotesis maka harus dilakukan beberapa uji prasyarat terhadap sebaran data yang meliputi uji normalitas terhadap data tes hasil belajar IPA. Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah suatu distribusi empiris mengkuti ciri-ciri distribusi normal bahwa f0 (frekunsi Observasi) dan gejala yang diselidiki tidak menyimpang secara signifikan dari f e (frekuensi harapan)
dalam distribusi normal teoritik. Uji normalitas data dilakukan terhadap data hasil post-test hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun kaidah pengujian adalah X2 hitung < X2 tabel maka sebaran data berdistribusi normal. Sedangkan X2 hitung > X2 tabel maka data tidak berdistribusi normal dengan taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan dk = jumlah kelas – parameter dikurangi 1 (dk = k-2-1) Adapun hasil perhitungan dari uji normalitas dapat disajikan pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Hasil Belajar IPA Sampel Penelitian Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
X2 hitung 5,62 2,89
X2 tabel Keterangan 7,82 Normal 7,82 Normal 1, n1-2). Hasil analisis uji F untuk mengetahui homogenitas varians antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel 4.
Homogenitas antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisis dengan uji F. Suatu data homogen jika F hitung < F tabel (n1-1, n1-2) dan data tidak homogen jika F hitung > F tabel (n1-
Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar IPA Kelompok Post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Berdasarkan hasil analisis, dengan diperoleh F hitung adalah 0,69 dan F tabel dengan taraf signifikasi 5% dengan db pembilang 23-1 = 22 dan db penyebut 271 = 26 adalah 1,98 . dengan demikian jika F hitung < F tabel. Maka varians dua kelompok homogen.
F hitung
F table
0,69
1,98
kontrol adalah normal. Pada tabel 4 diatas juga telah disampaikan bahwa varians kelompok kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen. Pada tabel 3 di atas telah disampaikan bahwa data hasil belajar dalam belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah normal. Pada tabel 4 diatas juga telah disampaikan bahwa varians kelompok kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen. Berdasarkan hasil uji asumsi statistik yaitu uji normalitas dan homogen diperoleh bahwa data dari kelompok sampel berdistribusi normal dan homogen. Karena data berdistribusi normal dan homogen, dilanjutkan pada pengujian hipotesis.Uji Hipotesis ini menggunakan uji-t,
Hasil Uji Hipotesis Hipotesis penelitian yang diuji adalah terdapat pengaruh signifikan Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Gugus VI Kecamatan Sukasada Tahun Pelajaran 2015/2016. Pada tabel 3 di atas telah disampaikan bahwa data hasil belajar dalam belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan sampel indenpenden. Kreteria pengujian adalah H0 diterima jika harga t-hitung < t-tabel dan
H0 ditolak jika harga t-hitung > t-tabel. Adapun analisis untuk uji-t dapat disajikan pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis
Sampel N Penelitian Kelompok 27 Eksperimen Kelompok 23 Kontrol
X
S2
SD
24,55 3,78
14,33
20,73 4.53
20,64
Dari hasil perhitungan uji-t, diperoleh thit sebesar 3,26 sedangkan, ttab dengan db = (n1+ n2)-2 = 27 + 23 – 2 = 48 dan taraf signifikansi 5% sebesar 1,67. Dari uji-t diperoleh thit lebih besar dari ttab. Berdasarkan kriteria penguji maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) berbantuan media konkrit dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester II SD Gugus VI Sukasada tahun pelajaran 2015/2016. Pembahasan Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, diketahui bahwa kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) berbantuan media konkrit mendapatkan hasil belajar IPA yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Dilihat dari rata-rata skor hasil belajar IPA siswa. Kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) berbantuan media konkrit memiliki rata-rata skor sebesar 24,55 yang berada pada kategori sangat tinggi. Sedangkan kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvesional memiliki ratarata skor hasil belajar IPA sebesar 20,73 yang berada pada kategori tinggi.
dk 48
t hitung
ttabel
3,26 1,67
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t, Dari hasil perhitungan uji-t, diperoleh thitung sebesar 3,26 sedangkan, ttabel dengan db = (n1+ n2)-2 = 27 + 23 – 2 = 48 dan taraf signifikansi 5% sebesar 1,67. Sehingga hasil penelitian adalah signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) berbantuan media konkrit dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester II SD Gugus VI Sukasada tahun pelajaran 2015/2016. Hasil temuan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) membuat siswa menjadi lebih aktif karena siswa belajar secara berkelompok dengan menyenangkan. Keunggulan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) yaitu Pembelajaran tidak menoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menenggangkan. Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) menguji pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang berisi nomor untuk menuliskan jawaban dari beberapa soal yang dibaca secara acak oleh guru. Kelompok siswa yang dapat menjawab dengan benar maka meraka berteriak atau yel-yel yang sudah disepakati dengan kelompok. Selain menerapkan model pembelajaran, dalam penelitian ini guru juga menggunakan media pembelajaran 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 berupa media konkrit. Media konkret dalam pembelajaran IPA di SD adalah suatu penggunaan media pembelajaran berupa benda-benda nyata atau bendabenda asli yang terdapat di sekitar siswa, dekat siswa, mudah didapat dan murah. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa berkesempatan menyentuh, melakukan tindakan, melihat, dan menggunakannya sebagai media pengamatan atau percobaan sehingga membantu siswa memamhami suatu konsep yang akan bertahan lama pada diri siswa, selain itu dengan penggunaan media konkret dalam pembelajaran akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, karena siswa cenderung lebih aktif dalam pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) berbantuan media benda konkrit hasil penelitian menunjukkan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hasil temuan ini, sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ni Made Dwi Payani (2013) berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) Terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Sangsit Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil Penelitian yang dilakukan menunjukkan pengaruh model Course Review Horay (CRH) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa. Lain halnya dengan pembelajaran konvensional. Dalam proses pembelajarannya siswa lebih banyak menerima informasi yang hanya mendengarkan penjelasan guru, lebih banyak ceramah, dan materi pembelajaran lebih pada penguasaan konsep-konsep yang membuat pengetahuan siswa kurang bermakna serta tidak tahan lama. Pembelajaran ini menimbulkan dampak negatif bagi siswa, interaksi siswa sangat kurang dalam pembelajaran, siswa cenderung menghafal konsep sehingga menyebabkan hasil belajar yang dicapai kurang maksimal. Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat
dinyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) berbantuan media konkrit berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD gugus VI Kecamatan Sukasada. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) berbantuan media benda konkrit dengan mean = 24,55, pada kategori sangat tinggi. 2. Hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional dengan mean = 20,73, pada kategori tinggi. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) berbantuan media konkrit dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester II SD Gugus VI Sukasada tahun pelajaran 2015/2016. Dilihat dari hasil analisis bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu 3,26 > 1,98. Dengan perolehaan nilai rata-rata hasil belajar IPA kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 24,55 > 20,73. Adanya perbedaan hasil belajar menandakan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) berbantuan media konkrit berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V semester II SD Gugus VI Sukasada tahun pelajaran 2015/2016 Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukn sebagai berikut. 1. Para siswa sekolah dasar agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan terus mengembangkan pemahamannya dengan menemukan sendiri berbagai konsep secara menyeluruh. 2. Guru-guru di sekolah dasar yang menemukan permasalahan yang sama dengan penelitian yang dilakukan disarankan agar menerapkan model model pembelajaran Course Review Horay (CRH) berbantuan 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 media konkrit untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. 3. Sekolah-sekolah yang mengalami permasalahan rendahnya hasil belajar IPA, disarankan untuk mengimplentasikan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) berbantuan media konkrit dalam pembelajaran di sekolah. 4. Kepada peneliti lainnya diharapkan mencoba kembali untuk melakukan penelitian yang dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) agar teori ini benar-benar teruji kefektifannya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Pendidikan Sekolah Dasar. Kasio, Kazio Pahwan. 2012. Pengaruh Model Kooperatif Tipe Course Review Horay Terhadap Prestasi Belajar Fisika pada Materi Zat Wujud di kelas VII Semester 1 SMP Swasta AN-Nisam Medan T.P 2012/2013. Tersedia pada http://digilib.unimed.ac.id.Skripsi (diterbitkan) (diakses tanggal 20 Desember 2015) Rasana, I Dewa Putu Raka. 2009. Model– model Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Santyasa, I.W. 2003. “Pendidikan, Pembelajaran, dan Penilaian Berbasis Kompetensi”. Makalah disajikan dalam Seminar Akademik Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja, pada tanggal 27 Februari 2003 di Singaraja. Shoimin, Aris. 2013. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum. 2013. Yogyakarta: ArRuzz Media. Siregar. 2010a. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Course Review Horay untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Akuntasi Siswa Kelas X di SMK Pencawan 1 Medan Tahun Pelajaran 2009/2010. FE Unimed. Tersedia pada http://digilib.unimed.ac.id/. Skripsi (diterbitkan) (diakses tanggal 20 Desember 2015) Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajaran PKn. Jakarta: Bumi Aksara. Suastra, I.W. 2002. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudana, Dewa Nyoman, dkk. 2010. Bahan Ajar Pendidikan IPA SD. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Sudjana, Ahmad Rivai. 1991. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Sudjana, N. 2005. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.
DAFTAR RUJUKAN Abimanyu, Soli, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dikjen Dikti Depdiknas. Anggraeni, Dessy. 2011. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay pada siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang. Jurnal Kependidikan Dasar Volume 1 Nomor 2 (diterbitkan). http://journal.unnes.ac.id/nju/index. php/kreatif/article/view/1681/. (diakses tanggal 20 Desember 2015) Arsyad, Ashar.1996. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Aqib. Zainal. 2013. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya. Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hamalik, Oemar. 1996. Media Pendidikan. Cetakan ke-7. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Huda, Mifatul. 2013. Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Iskandar. Srini M. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal 10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Sugandi, Eko dan Sri Rahayu. 2012. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay pada siswa kelas X Akutansi 1 SMK Negeri 1 Surabaya Tahun Ajaran 2011/2012. Seminar Nasional Pendidikan Matematika Aplikasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika Surabaya, 05 Mei 2012: Surabaya Sukra, Warpala. 2006. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Strategi Belajar Kooperatif yang Berbeda terhadap Pemahaman dan Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran IPA SD. Disertasi (tidak diterbitkan). Universitas Negeri Malang. Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Susanto, Pudyo. 2002. Keterampilan Mengajar IPA Berbasis Kontruktivisme. Malang: Universitas Negeri Malang. Tegeh, I Made. 2010. Media Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan & Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Predana Group.
11