PENGARUH PELAKSANAAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DI KABUPATEN GOWA ANDI BADRUSSAMAN STIE-YPUP Makassar
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Usaha kecil (Mikro) pada dinas Perindag di Kabupaten Gowa. Berdasarkan hasil penelitian Pembinaan dengan pengembangan Usaha Mikro pada dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Gowa berkorelasi sangat kuat. Dari hasil pembahasan menunjukkan bahwa Korelasi yang sangat kuat antara pembinaan dengan pengembangan Usaha Mikro menunjukkan bahwa, pimpinan hendaknya lebih memperhatikan lebih serius masalah pembinaan ke depan bagi pelaku Usaha Mikro jika menghendaki pengembangan Usaha Mikro lebih tinggi, dan Pengaruh yang signifikan dan positif dalam mencapai tujuan pembinaan menunjukkan bahwa pelaku Usaha Mikro pada dasarnya menghendaki adanya peningkatan dan pengembangan usaha mereka, karena itu disarankan agar pihak manajemen Dinas Perindag Kabupaten Gowa mengundang lebih banyak Pengusaha dari berbagai kalangan untuk mengikuti pelatihan – pelatihan yang diadakan setiap tahunnya untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan Usaha Mikro. Kata-Kata Kunci: Pembinaan dan pengembangan usaha kecil (mikro) PENDAHULUAN Latar belakang masalah Dalam mewujudkan pengembangan usaha nasional, Usaha Mikro perlu dibina menjadi usaha menengah yang makin efisien dan mampu berkembang secara mandiri, meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka lapangan kerja dan diharapkan makin mampu meningkatkan peranan dalam penyediaan barang dan jasa serta berbagai komponen, baik untuk keperluan pasar dalam negeri maupun luar negeri. Usaha Mikro merupakan bagian integral dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Mengembangkan usaha skala mikro, sebagai tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan dan memperluas partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Usaha Mikro merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada masyarakat dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. misalnya keberadaan pedagang kaki lima (PKL) sebagai sektor informal ternyata sangat membantu pemerintah dalam hal penyesuaian lapangan kerja, mengatasi masalah dan menanggulangi pengangguran. Pemberdayaan masyarakat termasuk Usaha Mikro tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah, namun juga
1
2
menjadi tugas dan tanggungjawab dunia usaha, hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 7 Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, menyebutkan bahwa: “Dunia usaha (corporation) berperan serta menumbuhkan iklim usaha kondusif, yaitu dalam aspek pendanaan, sarana dan prasarana, informasi usaha, kemitraan, perizinan usaha, kesempatan berusaha, promosi dagang serta dukungan kelembagaan.” Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah pokok penelitian sebagai berikut : Apakah pelaksanaan pembinaan dan pengembangan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan Usaha kecil (Mikro) pada dinas Perindag di Kabupaten Gowa ? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Usaha kecil (Mikro) pada dinas perindag di Kabupaten Gowa ?. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Mathis-John H. Jackson (2002 ; 50), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya. Menurut Nawawi, (2003 ; 75) Organisasi-organisasi yang masih kecil maupun yang bersifat tradisional biasanya fokus terhadap Sumber Daya Manusia belum dijalankan atau dilaksanakan secara efektif. Karena organisasi-organisasi tersebut lebih memilih fokus terhadap fungsi-fungsi produksi, keuangan, dan pemasaran yang biasanya selalu berorientasi dalam jangka pendek. Pengertian Usaha Mikro Umumnya mereka tumbuh secara Menurut aziz (2007; 80) Kegiatan usaha mikro merupakan lapangan pekerjaan yang diterima orang, karena tak ada pilihan lain. Banyak orang melakukan pekerjaan ini tanpa menyadari tuntutan sikap dan perilaku yang diperlukan agar usahanya dapat berkembangalamiah dan turun temurun. Oleh karena itu, sikap dan perilaku kepengusahaan mereka perlu dikembangkan. Usaha Mikro dikategorikan sebagai usaha sektor informal. Menurut Handoko (2006 ; 95 ) usaha sektor informal sangat beraneka ragam yang meliputi antara lain : a). Pedagang kaki lima b). Pedagang keliling c). Warung kopi (warkop) d). Tukang cukur e). Tukang becak f). Tukang sepatu h). Usaha-usaha rumah tangga dalam pembuatan tempe,kue,es mambo,barang anyam-anyaman,tukang jahit, tukang tenun dan lain-lain.
3
Pengertian Pembinaan dan pengembangan Usaha Beberapa definisi dari pembinaan adalah sebagai berikut : a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Poerwadarmita, (2002 ; 111), Pembinaan adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. b. Menurut Thoha (1987:7), pembinaan adalah suatu proses, hasil atau pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan atas sesuatu. c. Menurut Widjaja (1989), Pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan-urutan Pengertian, diawali dengan mendirikan, membutuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut yang disertai usaha-usaha perbaikan, menyempurnakan dan mengembangkannya. d. Pembinaan adalah suatu proses, hasil atau pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan atas sesuatu. e. Pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian, diawali dengan mendirikan, membutuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut yang disertai usaha-usaha perbaikan, menyempurnakan dan mengembangkannya. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Menurut As’ad (2000: 5) Pelatihan adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang dimaksud untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan, sesuai dengan keinginan dari DISPERINDAG Kabupaten Gowa. Menurut Manulang (2000: 85), mengemukakan bahwa tujuan utama setiap latihan adalah agar supaya masing-masing pengikut latihan dapat melakukan pekerjaanya kelak lebih efisien. . Menurut Hamalik (2001 : 10), pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktifitas tenaga kerja. Pengertian Produk Kotler (2004: 89) memberikan pengertian produk sebagai apa saja yang ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan, termasuk didalamnya adalah obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. Swastha (2003: 196) kemukakan bahwa produk adalah sifat yang kompleks baik diraba maupun tidak diraba, termasuk bungkus, warna, harga prestise perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan.
4
Lebih lanjut dikemukakan kotler (2004: 26), bahwa kebijaksanaan produk ini meliputi kebijaksanaan yang berhubungan dengan: a. Luasnya Pasar b. Tingkat Persaingan c. Kemampuan Tehnis Metode Pelatihan Pembinaan dan Pengembangan Pegawai Serta Usaha Mikro Untuk suatu jabatan tersebut job spesification menjelaskan pendidikan yang bagaimana harus dimiliki oleh calon pekerja untuk dapat melaksanakan tugas dengan berhasil. Karenanya bahan-bahan yang diajarkan dalam pendidikan harus berhubungan erat dengan yang dinyatakan dalam job spesification para peserta latihan kelak. Jadi salah satu azas latihan yang penting ialah agar supaya pendidikan atau latihan berhubungan erat dengan job analysis dari jabatan yang kelak akan dipangku para peserta latihan. Didalam pendidikan, para peserta harus turut aktif mengambil bagian di dalam pembicaraan. Karenanya pendidikan harus dijalankan dengan tidak sematamata memberi kuliah. Sistem pendidikan dengan jalan memberi kuliah seringkali membosankan sebab kepada pengikut sesuatu hal yang diberikan tanpa adanya hal untuk membantahnya atau mengetahui sebab dan akibatnya. Sumber Daya Manusia Dalam Konteks Pembangunan Nasional Menurut Malayu S.P.Hasibuan (2005:5) “ Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.” Pelatihan tenaga kerja lebih diarahkan kepada pengembangan usaha yang mandiri dan profesional, sehingga dapat berkembang menjadi kader wiraswasta yang mampu menciptakan lapangan kerja. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas, maka koordinasi antar lembaga pemerintah, maupun antara lembaga-lembaga dimasyarakat dalam pengembangan Sumber Daya Manusia perlu lebih dikembangkan. Masyarakat, termasuk dunia usaha (swasta), koperasi dan organisasi kemasyarakatan lainnya didorong untuk lebih partisipatif dalam berbagai upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Konsep Sektor Informal Menurut Mulyadi dalam bukunya keith hart Konsep sektor informal, yang pertama kali diperkenalkan oleh Hart ( 2000 ; 17), membagi secara tegas kegiatan ekonomi yang bersifat formal dan informal. dalam penelitiannya tentang unit-unit usaha mikro di Ghana. Kemudian terminologi Hart tersebut digunakan oleh sebuah misi ke kenya yang diorganisir oleh ILO (Internasional Labor Organisation). Menurut Widardi (2003; 40) menggunakan status pekerjaan utama untuk pengelompokan sektor formal dan sektor informal. Mereka yang berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain, berusaha dengan dibantu anggota rumah tangga, dan pekerja keluarga dimasukkan ke dalam sektor informal. Sedangkan, mereka yang
5
bekerja sebagai buruh/karyawan dan berusaha dengan dibantu buruh tetap dimasukkan kedalam sektor formal. Karakteristik Usaha Mikro Menurut poerwadarmita (2002 ; 110) Karakteristik yang dimiliki oleh Usaha Mikro mengisyaratkan adanya kelemahan-kelemahan yang potensial menimbulkan berbagai masalah internal terutama yang berkaitan dengan pendanaan. Walaupun pemerintah telah mengeluarkan berbagi kemudahan dengan paket-paket kebijakan untuk mendorong kehidupan sektor Usaha Mikro tersebut.. Peran strategis tersebut antara lain : 1. Dengan jumlah yang sangat banyak usaha mikro berpotensi menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat. 2. Kontribusi terhadap PDB menurut harga berlaku sebesar 63,11 % 3. Usaha mikro merupakan pelaku ekonomi utama yang berinteraksi langsung dengan konsumen. 4. Mempunyai implikasi langsung untuk meredam persoalan-persoalan yang berdimensi sosial politik, terbukti pada waktu krisis usaha mikro menengah memegang peran kunci dalam kegiatan produksi dan distribusi. Manfaat Dan Tujuan Program Pembinaan A. Manfaat program pembinaan menurut Toha Miftha (2003:54-62) adalah :(1) meningkatkan produktivitas; (2) mencapai effisiensi;(3) jaminan kualitas dan kuantitas; (4) resiko minimal; 5) manfaat lingkungan sosial. B. Tujuan Pokok Pembinaan Usaha Mikro Program pembinaan perlu diarahkan untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang bersifat strategis, dengan tujuan untuk menjadikan pembinaan sebagai upaya untuk menghadapi persaingan bisnis global. C. Faktor Penyebab Kebutuhan Pembinaan METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu penelitian Lokasi penelitian yang dijadikan sebagai obyek penelitian ini adalah Lingkup pemerintah kabupaten Gowa, tepatnya di dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa. Sedangkan waktu yang digunakan kurang lebih 3 bulan. Populasi dan Sample 1. Populasi Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Gowa, yang berjumlah 50 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebahagian dari kuantitas populasi yang akan mencerminkan dari keseluruhan populasi tersebut Pasolong (2005:67). Dengan menggunakan metode total sampling seluruh populasi menjadi anggota yang akan diamati sebagai sampel, dengan pertimbangan sampel yang besar cenderung mendekati nilai yang sesungguhnya. Arikunto (2002), jika jumlah subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik semua subyeknya, karena subyeknya meliputi semua yang terdapat di dalam populasi.
6
Metode Analisis Untuk menjawab hipotesis yang diajukan sebelumnya, maka metode analisis yang digunakan yaitu : 1. Analisis Regresi Sederhana Analisis regresi sederhana adalah alat analisis untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara satu variabel terikat (pembinaan,pengembangan) dengan satu variabel bebas (Usaha Mikro) sugiyono (2001:412). Formula yang digunakan sebagai berikut : Y = a + bX Keterangan : Y= Variabel dependent ( pembinaan, pengembangan) X= Variabel independent (usaha mikro) b = koofisien regresi a = konstanta 2. Analisis Korelasi 1. Analisis Korelasi antara pengaruh pembinaan dengan pengembangan yang digunakan adalah sesuai Sugiyono (2005;182): Rumus Korelasi Pearson Product Moment (PPM) n=
n( ∑xy ) – (∑x)( ∑y) n( ∑ x² ) – (∑ x)²
Di mana : r = Koefisien korelasi y = Variabel terikat (pembinaan) x = Variabel bebas ( pengembangan) n = Jumlah responden interpretasi tentang keeratan hubungan : Interval Koefiesien (+/-)
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
Sumber, Sugiyono (2004:183) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Usaha Mikro Di Kabupaten Gowa, sebagian besar kehidupan masyarakat sekitar mempunyai berbagai bidang usaha yang menyerap tenaga kerja yang cukup besar antara lain pengrajin kerajinan bambu, pengrajin kerajinan daun pandang,
7
pengrajin serat lontar, pengrajin tenun sutera, kerajinan kerabah, pengrajin batu bata, kue kering, Minuman tradisional, dan lain-lain. Gambar 1. Grafik Unit Usaha Mikro dan Tenaga Kerja di Kab.Gowa 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
100 90
2008
150
220 215
200
290 275
115
100
2009
2010
Unit Usaha (Unit)
2011
2012
Tenaga Kerja ( Org)
Sumber : Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.Gowa Th.2012 Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Gowa, sesuai Grafik pada tabel 1 dapat dijelaskan sebagai berikut : pada Tahun 2008 sebanyak 200 unit merupakan perusahaan kecil (Mikro). Jumlah tenaga kerja yang berhasil diserap pada sektor Usaha Mikro pada Tahun 2008 tercatat sebanyak 90 orang, ditahun 2009 tercatat 150 unit Usaha Mikro dan jumlah tenaga kerja sebanyak 100 orang, kemudian pada tahun 2010 meningkat menjadi 200 unit Usaha Mikro dan tenaga kerja mencapai 115 orang. Pada tahun 2011 pengusaha Mikro meningkat menjadi 220 unit dan tenaga kerja 215 orang. Terakhir ditahun 2012 jumlah pengusaha Mikro terus mengalami peningkatan dibanding Tahun 2011 yang berjumlah 290 unit usaha dan tenaga kerja sebanyak 275 orang. Aspek kegiatan Pengembangan Sumber Daya Manusia Adapun perusahaan yang dimaksud dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Jumlah Usaha Mikro di Kabupaten Gowa yang Telah Mengikuti Pelatihan serta Jenis Usaha NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
NAMA PERUSAHAAN KUB CURA’LABBA KUB ABBULO SIBATANG KUB BAJI PA’MAI KUB BALLA RATEA KUB CIKAL BAKAL KUB DINASTY KUB EKA JAYA KUB JIPANG JAYA KUB MASALE JAYA
JENIS USAHA Sarung sutera Keranjang, Gamacca Tikar daun lontar, daun pandan (Makanan/Minuman) Sarabba,Baruasa,kue kering Keramik/Gerabah Keramik/Gerabah Meubel(Lemari) Keramik/Gerabah Celengan
8
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49.
KUB NUR TAYLOR KUB PANRANNUANGKU KUB SAMBORITTA KUB SIPATETEI KUB TUNAS MUDA KUB MINASA TE’NE KUB PARAPUNGANTA JULU BORI INDAH KUB NYIRU INDAH SATRIA KUB BOLLANGI KARYA NUR USAHA MAKMUR BERSAMA MEGA SARO UTAMA KUB GANTARANG KUB RANNA LOE ANEKA KARYA KUB MELATI KANDAR USAHA WAHYU USAHA TANI SUTERA MANDIRI BENGKEL JATIM HERY SILVER NOSTALGIA MANGASA JAYA SAMARA CIKORO SINGKARAK KUB TAMARUNANG LESTARI DONAT GOWA SAKTI PRATAMA REJEKI RAIHAN KUB GOWA ALAMI WISATA MALINO KUB KARYA AYU MANDIRI JAYA MAKMUR SEDAP JAYA FADILLAH MAKMUR PUTRA TIGA
Gorden, Taplak Meja Keramik/Periuk Keramik/Cinderamata Bata Merah Keramik/Cindramata Kue Kering Bata Merah Kasur Nyiru Songkok Guru Gula Merah Percetakan Jagung Goreng Kerajinan Tangan Gula Merah Gula Merah Kue Kering Sarung Sutra dan Baju bodo Kerupuk Seprei Batik Sutera Terali Pengaman Perhiasan Perhiasan Mie Basah Roti Juice Markisa Kompor Meubel(Lemari) Kue Donat Kopi Jagung Tahu Kecap Manis Juice Markisa Dodol Markisa Seprei Anyaman Kerupuk Bakso Tahu
9
BERSAUDARA 50. KUB “BALLA RATEA” Sarabba Instant Sumber: kantor dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Gowa Gambar 2. Grafik Peningkatan Peserta Pelatihan Pengusaha Mikro kab.Gowa
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: Hasil Olahan Data Berdasarkan data statistik diatas tentang perkembangan peserta pelatihan Usaha Mikro di kabupaten Gowa, mengalami peningkatan sebanyak 12 orang pada tahun 2008, Kemudian tahun 2009 bertambah menjadi 17 orang, terus ditahun 2010 meningkat menjadi 25 orang, tahun 2011 menjadi 30 orang dan ditahun 2012 meningkat menjadi 50 orang. maka dengan adanya peningkatan jumlah pengusaha Mikro di Kabupaten Gowa maka dibutuhkan peran serta Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat secara menyeluruh, sinergis, dan berkisinambungan guna lebih meningkatkan kemampuan dalam upaya pembinaan pengusaha Mikro untuk meningkatkan perekonomian daerah dan ekonomi masyarakat dikabupaten Gowa. Aspek Pemasaran Produksi Pameran Produk dari industri budaya lokal merupakan ekspresi budaya dan seni, yang biasanya banyak menarik bagi pembeli asing dan memiliki potensi ekspor tinggi. Walaupun secara umum, sebagian dari industri ini adalah usaha mikro yang kesulitan pemasaran di luar negeri. Untuk maksud tersebut diperlukan sarana promosi yang baik, Kebijakan seperti ini dapat mencegah \hilangnya nilai budaya dan sejarah karena dampak globalisasi.
Tahun
Pameran / Promosi
10
Jml Taraf Nasional 2008
Pekan Raya Jakarta (PRJ)
2009
Pekan Raya Jakarta (PRJ)
2010
Pekan raya jakarta (PRJ)
Taraf Regional Pameran pembangunan Tk. Prop.sul-sel Pameran Deskranasada prop sul-sel Pameran produk ekspor daerah
2 2 2
Pameran Gelar inovasi 2011 UMKM dan pusat inovasi di Pameran celebes fair Gedung Smesco UKM jakarta Pameran pembangunan 2012 Pekan Raya Jakarta (PRJ) Tk.prop sul-sel TOTAL Tabel 4. Kegiatan Pameran/Promosi Dinas perindag Kab.Gowa Sumber : hasil olahan data
2 2 10
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat frekuensi jumlah kegiatan pameran produksi yang digelar oleh pemerintah daerah kabupaten Gowa melalui Dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Gowa dilaksanakan dalam rangka HUT kemerdekaaan RI ataupun HUT sulawesi selatan. sedangkan pekan raya jakarta biasannya dilakukan secara reguler artinya setiap enam bulan sekali selama setahun dimulai tahun 2008 sampai dengan 2012. Pameran tersebut berupa pameran karya pembangunan Tingkat propinsi sulawesi-selatan ataupun pameran pekan raya jakarta (PRJ) di tingkat nasional. Sistem Pameran produk melingkupi kegiatan kompleks yang dimulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai pemasaran produk usaha dan/atau agroindustri yang saling berkaitan satu sama lain. Aspek bantuan sarana Produksi Fungsi Penyediaan dan penyaluran sarana produksi mencakup semua kegiatan yang meliputi perencanaan, pengolahan, pengadaan dan penyaluran sarana produksi untuk memperlancar penerapan teknologi dalam Usaha Mikro dan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia secara tepat guna, penggunaan teknologi yang lebih baik. TABEL 5. BANTUAN SARANA PRODUKSI No 1 1
Jenis Usaha 2 Petani
Thn Bantuan 3 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010
Jenis Bantuan 4
Jumlah 5
LOKASI 6
alat pemipil jagung alat pemipil jagung alat pemipil jagung alat pemipil jagung alat pemipil jagung alat pemipil jagung alat pemipil jagung alat pemipil jagung alat pengolah bubur
1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tompobulu Tompobulu Parangloe Parangloe Bontonompo Selatan Bontonompo Selatan Bontonompo Selatan Bontonompo Selatan Pallangga
11
2
Pertukangan Kayu
Tukang Kayu
Tukang Kayu
Tukang Kayu (Kelompok Usaha)
Tukang Kayu (kelompok usaha)
3 4 5 6
jagung goreng kripik kentang nata de coco tani ganyuh tani ganyuh
2010 2010 2010 2010 2010 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012
alat pengolah bubur alat unit kacip alat unit kacip alat unit kacip alat unit kacip mesin bor mesin amplas mesin ketam mesin planner mesin bor untuk kayu mesin amplas mesin ketam mesin planner mesin bor untuk kayu mesin amplas mesin ketam mesin planner mesin bor untuk kayu mesin amplas mesin ketam mesin planner mesin bor untuk kayu mesin amplas mesin ketam mesin planner mesin alat pengemasan mesin alat pengemasan mesin alat pengemasan mesin pengolahan tepung gayuh mesin pengolahan tepung gayuh TOTAL JUMLAH KESELURUHAN
1 20 25 35 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
Bontonompo Biringbulu Biringbulu Biringbulu Biringbulu Parangloe Parangloe Parangloe Parangloe Parangloe Parangloe Parangloe Parangloe Biringbulu Biringbulu Biringbulu Biringbulu Bontolempangang Bontolempangang Bontolempangang Bontolempangang Bontolempangang Bontolempangang Bontolempangang Bontolempangang Sombaopu Tinggimoncong Sungguminasa Bungaya Bungaya
148 UNIT
Sumber : Hasil olahan data Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah bantuan alat mesin pengolah produksi yang berguna untuk memperlancar penerapan teknologi dalam Usaha Mikro dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan sumber daya manusia secara optimal. adapun dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Gowa menyalurkan bantuan mesin berupa mesin pengolahan dan alat produksi lainnya yang terdiri dari : 8 unit alat pemipil jagung dan 2 unit alat pengolah bubur ditahun 2010, kemudian 100 buah alat unit kacip. Dan ditahun 2011 bantuan berupa mesin pertukangan kayu berjumlah 20 unit, kemudian tahun 2012 mesin pengemasan dan mesin pengolahan tepung gayuh berjumlah 6 unit, untuk masing-masing usaha jagung goreng, kripik kentang, nata de coco dan tani ganyuh. Total semua dari penyaluran bantuan tersebut adalah 148 unit yang tersebar diberbagai lokasi kecamatan. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang digambarkan dalam penelitian ini mencakup tingkat umur. Kondisi Usaha Mikro di kabupaten Gowa berdasarkan tingkat umur dapat dilihat dalam Tabel berikut :
12
1. Tingkat Umur Table 6. Responden Berdasarkan Tingkat Umur Laki-laki
Tingkat Umur
Perempuan
f % f 20-26 8 16.00 2 27-33 13 26.00 4 34-40 12 24.00 3 >40 7 14.00 1 Jumlah 40 80.00 10 Sumber : Bagian Umum Dinas Perindag Kab.Gowa, 2012
Jumlah
% 4.00 8.00 6.00 2.00 20.00
f 10 17 15 8 50
Rumus Persamaan Regresi Sederhana : ⅀x = 40 ⅀y = 10 ⅀xy = 50 Rumus a : a = (⅀x)( ⅀xy) + (⅀y)( ⅀xy) ⅀xy 2 a = (40)(50) + (10)(50) 250 a = 2000 + 500 250 a = 10 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa komposisi umur yang menjadi responden pada dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Gowa kebanyakan adalah pengusaha mikro dengan usia 27 – 40 tahun sebesar 64,00 persen. Sedangkan yang terkecil adalah pengusaha Mikro dengan usia di atas 40 tahun (16,0 persen) dan antara 20 sampai 26 tahun (20 persen). Dengan komposisi usia pengusaha Mikro tersebut yang rata-rata berada dalam tingkat kematangan. Analisis Hasil Penelitian Analisis Korelasi Untuk melihat hasil analisis dan menguji hipotesis yang telah diajukan sebelumnya, dilakukan analisis regresi sederhana dengan bantuan program aplikasi computer SPSS 15.0 for Windows, diperoleh hasil (output) sebagai berikut : Tabel 7. Correlation Pembinaan
Pengembangan Usaha Mikro
% 20.00 34.00 30.00 16.00 100.00
13
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
Pembinaan Pengembangan Pembinaan Pengembangan Pembinaan Pengembangan
1.000 .982 . .000 50 50
.982 1.000 .000 . 50 50
Tingkat signifikansi koefisien korelasi satu sisi (Sig.1-tailed) memperlihatkan angka 0,000 atau praktis 0 (nol). Oleh karena probabilitas jauh di bawah 0,05, maka berarti korelasi antara pembinaan dengan pengembangan Usaha Mikro sangat nyata. Tabel 8. Model Summary(b) Mode I R R Square 1 .982(a) .964 a Predictors : (Constant), Pembinaan b Dependent Variable : Pengembangan
Adjusted R Square .963
Std. Error Of the Estimate 1.015
Angka R Square atau Koefisien determinasi adalah 0,964 (atau 0,982²), yang berarti menunjukkan bahwa 96,4 persen pengaruh pembinaan Usaha Mikro dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Gowa dijelaskan oleh variabel pembinaan, sedangkan sisanya sebesar 3,6 persen (100 persen – 96,4 persen) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain yang tidak diteliti (diluar variabel pembinaan) Analisis Regresi Hasil uji ANOVA atau F-test dan analisis regresi memperlihatkan sebagai berikut: Model 1
Sum of Squares 1318.032
Df
Mean Square 1318.032
Regresi 1 On Residual 49.488 48 1.031 Total 1367.520 49 a Predictors : (Constant), Pembinaan b Dependent Variable : Pengembangan Usaha Mikro
F 1278.398
Sig. .000(a)
Tabel 9. Coefficients (a) Unstandardized Model B
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
14
1
(Constant) 3.611 2458 pengaruh pembinaan 1.915 .054 .982 a. Dependent Variable : Pelatihan dan Pengembangan
1.469
.148
35.755
.000
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pembinaan dengan pengembangan Usaha Mikro pada dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Gowa berkorelasi sangat kuat. Hal ini ditunjukkan dengan angka koefisien determinasi (R²) sebesar 0,964 atau 96,4 persen. 2. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan searah (positif) pembinaan terhadap pengembangan Usaha Mikro dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (jauh lebih kecil dari 0,05) pada dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Gowa. Saran 1.
2.
3.
Berdasarkan kesimpulan penelitian disarankan sebagai berikut : Korelasi yang sangat kuat antara pembinaan dengan pengembangan Usaha Mikro menunjukkan bahwa, pimpinan hendaknya lebih memperhatikan lebih serius masalah pembinaan ke depan bagi pelaku Usaha Mikro jika menghendaki pengembangan Usaha Mikro lebih tinggi. Pengaruh yang signifikan dan positif dalam mencapai tujuan pembinaan menunjukkan bahwa pelaku Usaha Mikro pada dasarnya menghendaki adanya peningkatan dan pengembangan usaha mereka, karena itu disarankan agar pihak manajemen Dinas Perindag Kabupaten Gowa mengundang lebih banyak Pengusaha dari berbagai kalangan untuk mengikuti pelatihan – pelatihan yang diadakan setiap tahunnya untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan Usaha Mikro. Selebihnya sebesar 3,6 persen (100 persen – 96,4) dijelaskan oleh sebabsebab yang lain yang tidak diteliti (diluar variabel pembinaan).
DAFTAR PUSTAKA As’ad muh, 2000., Psikologi Industri, Cetakan ke-5, Yogyakarta: Liberty Aziz, Abdul, dan Miftah Fauzi, 1997. Perkreditan dan pengembangan usaha kecil, Bank Indonesia, Jakarta. Flippo edwin, 2007., Manajemen Personalia, Edisi Ke-6, Terjemahan dari Muh.Mas’Ud, jakarta: erlangga. Handoko Hani T, 2006., Manajemen Personalia, Yogjakarta: penerbit Liberty Hasibuan, Melayu, S.P 2005. Manajemen Sumber Daya manusia, Edisi Revisi, Cetakan Keenam, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta Kotler, philip., 2004. Principles of Marketing, Englewoodf Cliffs, new jersey: Prontice-hall international. Manullang, 2000., Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, Edisi Revisi, Cetakan Pertama, Jakarta: Ghalia Indonesia.
15
Mulyadi, S, 2009., Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan, PT.Raja Grafindo Persada,.Jakarta. Mathis, Robert L dan Jackson, Jonh H, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Salemba Empat. Jakarta Nawawi, Hadari. 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang Kompetitif : Cetakan Keempat,Penerbit Gajah Mada University Press, yogyakarta Poerwadarmita, 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Penerbit PN Balai Pustaka, Jakarta. Toha, Miftah.,2009.Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.Jakarta.Raja Grafindo Persada. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Mikro). Wahyudi, Bambang.2002., manajemen sumber daya manusia. Bandung: sulita Winardi, 2003, Pengantar Ilmu Ekonomi, Tarsito, Bandung