BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Profil Dinas Perindustrian,Perdagangan dan Koperasi Usaha Mikro Kecil MenengahKota Cirebon Dasar Hukum dan Organisasi serta Tata Kerja Bidang Perindustrian Dinas
Perindustrian,Perdagangan dan Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Cirebon adalah Perda Nomor 12 Tahun 2004 tentang Pembentukan Dinas – Dinas Daerah pada Pemerintah Kota Cirebon yang dijabarkan melalui Keputusan Walikota Cirebon Nomor 22. E tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Cirebon. VISI: Terwujudnya peran industri,perdagangan,koperasi dan usaha mikro kecil menengah yang maju,kompetitif dan mandiri sebagai penggerak ekonomi Kota Cirebon M I S I: 1. Meningkatkan pembinaan & pemfasilitasian pengembangan potensi industri mikro,kecil,menengah,dan besar yang berbasis IPTEK serta berdaya saing global.
2. Menciptakan stabilitas & iklim usaha perdagangan dalam dan luar negeri yang sehat,efektif,efisien dan berkapasitas terukur. 3. Meningkatkan kualitas,kapasitas dan kompetensi dan pengembangan kelembagaan koperasi dan usaha mikro kecil menengah. Tugas pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas-tugas pembantuan bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan. Fungsi: 1. Perumusan kebijakan teknis bidang koperasi usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan. 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang
koperasi usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan. 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang koperasi,usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan. 4. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Dinas
Kelompok Jabatan Fungsional
Kepala Bidang Koperasi & UMKM
Sekretaris
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri
Kepala Bidang Industri
Kepala Sub.Bagian Umum
Kepala Seksi koperasi
Kepala Sub.BagianProgr am & Pelaporan
Kepala Seksi Fasilitas Simpan Pinjam
Kepala Sub.Bagian Keuangan
Kepala Seksi UMKM
Kepala Seksi Industri Kimia, Agro & Hasil Hutan Kepala Seksi Industri Logam, Mesin & Aneka
Kepala Seksi Tertib Usaha & Perlidungan Konsumen Kepala Seksi Bina Usaha & sarana Perdagangan
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Kepala Seksi Ekspor Impor
Kepala Seksi Kerjasama Perdag. Internasional
UPTD
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
4.2.
Hasil Penelitian Data penelitian diperoleh dari jawaban para responden. Responden
dalam penelitian ini merupakan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon yang berjumlah 53 orang. Pengolahan data dalam pengukuran pengaruh kemampuandan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, dilakukan secara survey explanatory research. Data
penelitian
ini
menggunakan
3
(tiga)
variabel,
yaitu:
kemampuan(X1) dan motivasi kerja (X2) serta kinerja pegawai pemerintah daerah (Y). Pemaparan ketiga variabel tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui kuesioner. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 3 (tiga) bagian,
yaitu; bagian pertama berisi mengenai kemampuan(X1), bagian kedua berisi pernyataan mengenai motivasi kerja (X2), dan bagian ketiga berisi pernyataan mengenai kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, di mana pernyataannya sudah
ditentukan
oleh
peneliti
dan
jawaban
pernyataan
mengenai
kemampuan(X1), motivasi kerja (X2), dan kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) menggunakan Skala Likert, yaitu berisi lima tingkatan jawaban yang menggunakan skala jenis ordinal. Guna melakukan perhitungan dan menguji hipotesis yang penulis ajukan, di mana untuk mempermudah penghitungan penulis melakukan penghitungan dengan mempergunakan software Excell dan SPSS.
4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Dalam melakukan penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas data penelitian dengan tujuan untuk mengetahui apakah data penelitian telah memenuhi persyaratan ditinjau dari segi kesahihan/validitas maupun dan segi keterandalan/reliabilitasnya.
4.2.1.1.
Uji Validitas Untuk mengetahui validitas data penelitian dilakukan dengan cara
melakukan korelasi antar skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu data penelitian dikatakan valid bila skor data penelitian tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya. Tinggi rendahnya validitas
data penelitian, menurut Arikunto (1998: 160), menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Hasil uji validitas berdasarkan analisis korelasi product moment untuk variabel kemampuan(X1) dapat dijelaskan pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Uji Validitas Variabel Kemampuan (X1)
No. Item Pernyataan (X1)
Pearson Correlation
r tabel
N
1
0.744
0.271
53 Valid
2
0.636
0.271
53 Valid
3
0.781
0.271
53 Valid
4
0.689
0.271
53 Valid
5
0.649
0.271
53 Valid
6
0.594
0.271
53 Valid
7
0.681
0.271
53 Valid
8
0.806
0.271
53 Valid
9
0.669
0.271
53 Valid
10
0.764
0.271
53 Valid
Ket.
Sumber data: Hasil Olah Data, 2012
Untuk mengetahui signifikansi nilai korelasi pada tabel di atas, maka dilakukan pengecekan pada nilai r hitung dengan r tabelnya. Dengan jumlah sampel 53 orang dan interval kepercayaan 95%, diperoleh bahwa setiap item pernyataan variabel kemampuan (X1) memiliki nilai r hitung > r tabel, di mana
item pernyataan dikatakan valid apabila memiliki nilai r hitung > r tabel. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa semua pernyataan pada variabel kemampuan(X1) adalah valid. Hasil uji validitas berdasarkan analisis korelasi product moment untuk variabel motivasi kerja (X2) dapat dijelaskan pada tabel berikut ini. Tabel 4.2 Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja (X2)
No. Item Pernyataan (X2)
Pearson Correlation
r tabel
N
11
0.497
0.271
53 Valid
12
0.554
0.271
53 Valid
13
0.803
0.271
53 Valid
14
0.824
0.271
53 Valid
15
0.825
0.271
53 Valid
16
0.441
0.271
53 Valid
17
0.562
0.271
53 Valid
18
0.889
0.271
53 Valid
19
0.825
0.271
53 Valid
Ket.
Sumber data: Hasil Olah Data, 2012
Untuk mengetahui signifikansi nilai korelasi pada tabel di atas, maka dilakukan pengecekan pada nilai r hitung dengan r tabelnya. Dengan jumlah sampel 53 orang dan interval kepercayaan 95%, diperoleh bahwa setiap item pernyataan variabel motivasi kerja (X2) memiliki nilai r hitung > r tabel, di mana item pernyataan dikatakan valid apabila memiliki nilai r hitung > r tabel.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa semua pernyataan pada variabel motivasi kerja (X2) adalah valid. Hasil uji validitas berdasarkan analisis korelasi product moment untuk variabel kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) dapat dijelaskan pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel Kinerja (Y)
No. Item Pernyataan (Y)
Pearson Correlation
r tabel
N
20
0.634
0.271
53 Valid
21
0.745
0.271
53 Valid
22
0.746
0.271
53 Valid
23
0.354
0.271
53 Valid
24
0.584
0.271
53 Valid
25
0.634
0.271
53 Valid
26
0.745
0.271
53 Valid
27
0.761
0.271
53 Valid
28
0.732
0.271
53 Valid
29
0.847
0.271
53 Valid
30
0.778
0.271
53 Valid
31
0.631
0.271
53 Valid
32
0.366
0.271
53 Valid
33
0.608
0.271
53 Valid
34
0.369
0.271
53 Valid
Ket.
No. Item Pernyataan (Y)
Pearson Correlation
r tabel
N
35
0.522
0.271
53 Valid
36
0.694
0.271
53 Valid
Ket.
Sumber data: Hasil Olah Data, 2012
Untuk mengetahui signifikansi nilai korelasi pada tabel di atas, maka dilakukan pengecekan pada nilai r hitung dengan r tabelnya. Dengan jumlah sampel 53 orang dan interval kepercayaan 95%, diperoleh bahwa setiap item pernyataan variabel kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) memiliki nilai r hitung > r tabel, di mana item pernyataan dikatakan valid apabila memiliki nilai r hitung > r tabel. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa semua pernyataan pada variabel kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) adalah valid.
4.2.1.2.Uji Reliabilitas Uji reliabilitas yang dipergunakan adalah dengan mempergunakan koefisien Alpha Cronbach, dengan alat bantu software SPSS, sehingga dihasilkan koefisien korelasi, sebagai berikut:
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
No. Variabel
Cronbach's Alpha
N of Items
Titik Kritis
Ket.
1
X1
0.883
10
0.6
Reliabel
2
X2
0.868
9
0.6
Reliabel
3
Y
0.906
17
0.6
Reliabel
Untuk mengetahui reliabilitas pada tabel di atas, maka dilakukan pengecekan pada nilai Cronbach's Alpha-nya. Item pernyataan dikatakan reliabel apabila hasil koefisien korelasi Cronbach's Alpha lebih besar dari nilai kritis r. Menurut Suliyanto (2005: 51), dikatakan reliabel jika nilai construct realibilitynya adalah ≥ 0,6. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua variabel penelitian adalah reliabel. Dengan demikian, diketahui bahwa data penelitian yang digunakan valid dan reliabel, sehingga dapat dipergunakan dan diolah untuk keperluan analisis selanjutnya.
4.2.2. Data Penelitian Deskripsi hasil penelitian yang diuraikan merupakan gambaran tentang berbagai item indikator yang digunakan berikut nilai skor yang dihasilkan dari tanggapan responden terhadap variabel penelitian, yaitu: 1. Kemampuan (X1) di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon.
2. Motivasi Kerja (X2) di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. 3. Kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Pengukuran yang dilakukan terhadap variabel-variabel tersebut menggunakan angket yang terdiri dari 36 pernyataan yang masing-masing dilengkapi 5 (lima) kemungkinan atau alternatif jawaban dan dijawab oleh responden sebanyak 53 responden sesuai dengan pendapat responden masingmasing terhadap setiap item pertanyaan yang menjadi indikator-indikatornya. Pembahasan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan data yang diolah dalam bentuk tabel yang kemudian ditafsirkan berdasarkan pemahaman atau asumsi peneliti dalam mempertegas kenyataan melalui tanggapan responden yang diuraikan berdasarkan pada kenyataan di lapangan dari hasil pengolahan statistik. Untuk menganalisis pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dapat dihitung menggunakan analisis statistik dengan metode yang digunakan adalah analisis jalur/path analysis. 4.2.2.1.
Kemampuan (X1) Sumber daya manusia adalah syarat utama sebagai modal dasar
pembangunan fisik, hal ini dikarenakan dengan sumber daya yang berkualitas maka pengelolaan sumber daya yang lain akan menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga pembangunan akan terlaksana dengan baik. Manusia adalah sumber
daya yang memiliki nilai tertinggi bagi setiap organisasi, karena dapat memberikan manfaat yang besar sekali bila penggunaan tenaga manusia secara tepat
guna.
Manusialah
yang
dapat
menggerakkan
organisasi
dengan
menghubungkan segenap tenaga, pikiran, bakat, kreativitas dan berupaya demi keberlangsungan kehidupan organisasi tersebut. Sumber daya manusia yang dimiliki organisasi memiliki berbagai karakteristik, termasuk kemampuan kerja, motivasi dan kinerja
yang dimilikinya. Ketiga
komponen tersebut
sangat
berkaitan dan berada dalam diri pegawai yang melaksanakan tugas seharihari. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seorang anggota organisasi adalah faktor kemampuan, sebagaimana didukung oleh pendapat Mangkunegara (2001). Kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon merupakan sifat yang dimiliki pegawai yang dibawa sejak lahir dan dipelajari yang memungkinkan pegawai bersangkutan mampu menyelesaikan
tugasnya.
Kemampuan
pegawai
di
Dinas
Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dalam hal ini menunjukkan potensi pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaannya, sebagaimana didukung
oleh
pendapat
Gibson
(1989).
Kemampuan
pegawai
dalam
melaksanakan tugasnya tersebut merupakan perwujudan dari pengetahuan dan keterampilan
yang
dimiliki pegawai bersangkutan. Hal
ini
seperti
yang
diungkapkan oleh Kenneth H. Blanchard (1986). Pengetahuan pegawai merupakan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan pendidikan pada masa hidupnya, sedangkan keterampilan pegawai
merupakan kecakapan yang berhubungan dengan tugas yang dimiliki dan digunakan oleh pegawai pada waktu yang tepat, sebagaimana didukung oleh pendapat Gondokusumo (1986). Kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berkaitan dengan karakter pegawai karena setiap pegawai pasti memiliki kemampuan tetapi tingkat kemampuannya berbeda, meliputi antara lain; pengetahuan, pengalaman, keterampilan, bakat, kepribadian dan pendidikan yang diperolehnya sejak lahir dan dipelajari selama masa hidupnya. Oleh karena itu, perlu penyesuaian antara kemampuan pegawai dengan pekerjaan yang diberikan akan meningkatkan kinerja pegawai bersangkutan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berdasarkan jawaban responden dapat diketahui hasil deskripsinya, sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Deskriptif Dimensi-Dimensi Variabel Kemampuan (X1)
No.
Jawaban
Kode
Fi A
B
C
D
E
Xi
Fi.Xi
∑Fi.Xi
Kategori
Rendah
Dimensi Keterampilan Psikomotor 1
Penyelesaian Tugas Tepat Waktu
KK1
3
5
10
22
13
5
4
3
2
1
15
20
30
44
13
122
2
Kecepatan dalam bekerja
KK2
5
18
19
10
1
5
4
3
2
1
25
72
57
20
1
175
Cukup
3
Kreatifitas (negatif)
KK3
8
31
11
2
1
1
2
3
4
5
8
62
33
8
5
116
Rendah
4
Berinovatif Kemampuan untuk menghitung secara cepat Kemampuan untuk mengoperasikan Komputer
KK4
7
9
7
20
10
5
4
3
2
1
35
36
21
40
10
142
Cukup
KK5
5
4
6
20
18
5
4
3
2
1
25
16
18
40
18
117
Rendah
KK6
1
6
6
34
6
5
4
3
2
1
5
24
18
68
6
121
Rendah
793
Rendah
5 6
Jumlah
7 8
Dimensi Pengetahuan Kerja sesuai latar belakang pendidikan (negatif) Sering mengikuti pelatihan
KK7
8
23
9
10
3
1
2
3
4
5
8
46
27
40
15
136
Rendah
KK8
3
8
15
20
7
5
4
3
2
1
15
32
45
40
7
139
Cukup
275
Rendah
Jumlah Dimensi Pengalaman Kerja
No.
Jawaban
Fi
Kode
A
B
C
D
E
Xi
Fi.Xi
∑Fi.Xi
Kategori Rendah
9
Menguasai pekerjaan
KK9
1
1
8
34
9
5
4
3
2
1
5
4
24
68
9
110
10
Frekuensi Kepindahan Tempat Kerja
KK10
14
6
24
4
5
5
4
3
2
1
70
24
72
8
5
179
Tinggi
289
Cukup
1357
Rendah
Jumlah Total Skor Variabel
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
KK1-KK10 Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Range Jenjang Range
= = = =
1 x 1 x 53 5 x 1 x 53 265 – 53 212 : 5
= = = =
53 265 212 42
DIMENSI KETERAMPILAN PSIKOMOTOR Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Range Jenjang Range
= = = =
1 x 6 x 53 5 x 6 x 53 1590 – 318 1272 : 5
= = = =
318 1590 1272 254.4
1 x 2 x 53 5 x 2 x 53 530 – 106 424 : 5
= = = =
106 530 424 85
1 x 2 x 53 5 x 2 x 53 530 – 106 424 : 5
= = = =
106 530 424 85
1 x 10 x 53 5 x 10 x 53 2650 – 530 2120 : 5
= = = =
530 2650 2120 424
DIMENSI PENGETAHUAN Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Range Jenjang Range
= = = =
DIMENSI PENGALAMAN KERJA Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Range Jenjang Range
= = = =
VARIABEL KEMAMPUAN Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Range Jenjang Range
= = = =
(1357)
Sangat Rendah 530
Rendah 954
Cukup
Tinggi
1378
1802
Sangat Tinggi 2226
2650
1357 x 100% 2650
51,21%
Kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon menunjukkan hasil yang rendah, terlihat dari beberapa dimensi, diantaranya adalah berkaitan dengan dimensi keterampilan psikomotor. Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebonkurang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi di lapangan yang menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan kepada masyarakat khususnya pelaku usaha tidak dapat dipenuhi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, disebabkan pegawai bekerja kurang mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dangan tepat waktu, seperti dalam pelayanan Pembuatan Hinder Ordonantie ( HO/Izin Gangguan) yang diperuntukkan bagi pelaku usaha
yang akan mendirikan usaha yang berpotensi menimbulkan
gangguan bagi masyarakat di sekitar lokasi usaha, dimana untuk legalisasi harus mengajukan rekomendasi perizinan kepada instansi ini. HO atau izin gangguan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian, gangguan. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon memberikan rekomendasi setelah pengajuan serta BAP untuk diterbitkan SK nya melalui BPMPPT ( Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu ) dengan jangka waktu proses penyelesaian rekomendasilebih dari 5 Hari masa Kerja, yang seharusnya hanya 5 hari saja.
Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon juga kurang memiliki kreatifitas dalam bekerja, hal ini terlihat dari hasil jawaban yang mayoritas pegawai tidak setuju bahwa pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dapat berkreatifitas dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya dikarenakan program atau kegiatan yang sama dari tahun ke tahun. Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebonternyata cukup memiliki inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini terlihat dari munculnya pelaku usaha seperti UMKM yang memproduksi produk yang menjadi ciri khas Kota Cirebon seperti lukisan yang tidak hanya dibuat dari kanvas tapi juga dari kaca. Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon juga memiliki kemampuan untuk menghitung secara cepatyang rendah. Berdasarkan hasil observasi, pegawai di dinas ini mutlak harus memiliki pengetahuan mengenai akuntansi. Hal ini dikarenakan mereka harus mengetahui berkembang atau tidaknya usaha dari ikm maupun ukm di kota cirebon yang menjadi binaan. Hal ini bisa terlihat dari pekerjaan rutin yang harus dikerjakan oleh pegawai yaitu membuat rekapitulasi keragaan industri maupun usaha lainnya dilihat dari jumlah modal, baik modal sendiri atau modal luar bagi koperasi atau dilihat dari volume usaha maupun penjualan, kedalam file yang telah disediakan melalui hasil pengamatan di lapangan atau berdasarkan laporan usaha triwulan yang diberikan oleh pelaku usaha. Hasil rekapitulasi bisa dikerjakan hanya setengah dari jumlah yang dilaporkan per hari. Hal ini juga dikarenakan faktor
lain yaitu kurangnya kemampuan dari pegawai untuk mengoperasikan komputer khususnya program excel dan powerpoint. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat ternyata kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berkaitan dengan dimensi keterampilan psikomotor dapat dimasukkan dalam kategori rendah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa responden di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, bahwa:Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh instansi ini merupakan hasil seleksi dari ribuan calon pegawai, artinya pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon secara dasar harusnya telah memiliki
kualitas
dalam
segi
kemampuan
pendidikannya,
tetapi
pada
kenyataannya mereka tidak cukup memiliki kemampuan dasar untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Pegawai juga cukup sering mendapatkan pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh Pererintah Provinsi Jawa Barat maupun oleh Kementrian guna meningkatkan kemampuan kerjanya, hal ini guna mendukung visi dan misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon untuk terwujudnya peran industri, perdagangan, koperasi dan usaha mikro kecil menengah yang maju, kompetitif dan mandiri sebagai penggerak ekonomi Kota Cirebon dengan misi meningkatkan pembinaan & pemfasilitasian pengembangan potensi industri mikro, kecil, menengah, dan besar yang berbasis IPTEK serta berdaya saing global, menciptakan stabilitas & iklim usaha perdagangan dalam dan luar negeri yang sehat, efektif, efisien dan berkapasitas terukur, dan
meningkatkan
kualitas,
kapasitas
dan
kompetensi
dan
pengembangan
kelembagaan koperasi dan usaha mikro kecil menengah. Hanya saja pegawai yang diikutsertakan dalam pelatihan terkadang tidak sesuai dengan pekerjaan yang sedang diembannya. Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh hasil bahwa kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berkaitan dengan dimensi pengetahuan dapat dimasukkan dalam kategori rendah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa responden di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, bahwa:“Kami menyadari untuk saat ini pengetahuan pegawai di Dinas ini umumnya kurang, tetapi dengan pelatihan yang tepat sasaran kami berharap ke depan pegawai disini bisa memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan pembinaan” Kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berkaitan dengan dimensi pengalaman kerja berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebonkurang mampu menguasai pekerjaannya dengan baik. Hal ini tentunya bertentangan dengan prinsip bahwa suatu pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan baik apabila pegawai memiliki kemampuan dalam menguasai pekerjaannya. Ini juga diperkuat dengan hasil observasi di lapangan bahwa banyak masyarakat yang kurang
puas dalam mendapatkan
informasi mengenai program-program yang diberikan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon.
Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebonternyata memiliki frekuensi kepindahan tempat kerja yang tinggi, ini memungkinkan pegawai untuk mengembangkan pengetahuan di tempat baru yang tidak bisa dikembangkan ditempat sebelumnya sehingga atasan tak perlu merasa kuatir akan kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diamanaykan kepada pegawai. Berdasarkan tanggapan responden mengenai item-item pernyataan pada variabel kemampuan (X1) berdasarkan dimensi keterampilan psikomotor, pengetahuan dan pengalaman kerja yang telah diuraikan di atas, selanjutnya dapat dirangkum hasilnya berikut. Tanggapan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon mayoritas memberikan tanggapan positif mengenai kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Tanggapan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon menilai terbaik pada item pernyataan mengenai Frekuensi Kepindahan Tempat Kerja di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon(bobot skor 179).
Adapun tingkat pencapaian variabel kemampuan (X1) dapat dilihat dari pembagian antara total bobot skor dengan total bobot skor ideal, sehingga diperoleh sebesar 51,21% sehingga dapat dinyatakan bahwa tingkat variabel kemampuan (X1) di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon adalah sebesar 51,21% dari total skor idealnya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pegawai (X1) di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon masuk dalam kategori rendah.
Adapun yang menjadi permasalahan dalam hal kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dapat dilihat dari beberapa nilai bobot skor terkecil, sebagai berikut:
Tabel 4.6 Pernyataan Kemampuan dengan Nilai Bobot Skor Terkecil
No 1 2 3 4 5
Pernyataan Item
Kode Pernyataan
Nilai Bobot Skor
Menguasai pekerjaan
KK9
110
Kreatifitas (negatif)
KK3
116
KK5
117
KK6
121
KK1
122
Kemampuan untuk menghitung secara cepat Kemampuan untuk mengoperasikan komputer Penyelesaian Tugas Tepat Waktu
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
Dengan demikian, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dapat mengetahui permasalahan yang terjadi mengenai kemampuan pegawainya disebabkan pemberian pekerjaan yang kurang sesuai dengan latar belakang pendidikan pegawai dan kurangnya kreatifitas pegawai dalam bekerja di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Hal ini tentunya dapat dilakukan pembenahan dengan penyesuaian pekerjaan yang diberikan kepada pegawai dan pemberian motivasi kepada pegawai untuk lebih berkreatifitas dalam melakukan pekerjaannya. Khususnya, dari hasil observasi terlihat bahwa para tenaga fungsional dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi UMKM Kota Cirebon kurang diberdayakan sebagai tenaga penyuluh bagi UKM, IKM, di mana salah satu Tugas Pokok dan Fungsinya adalah membina para pelaku Industri Kecil Menengah, Pengusaha, UKM, dan Koperasi di Cirebon. dan pelaku usaha lainnya. Seperti
contoh bagi pegawai lapangan atau pembina, lebih tepatnya disebut sebagai penyuluh Perindagkum. Banyak tenaga fungsional penyuluh yang latar belakang pendidikannya kurang sesuai dengan tupoksi yang diberikan, yaitu sebagai penyuluh perindag KUMKM (penyuluh perindustrian, perdagangan, dan koperasi UMKM) yang tidak difungsikan sebagai pembina atau penyuluh bagi UKM, IKM dan bagi pelaku usaha lainnya. Sebagai pembina bagi para pelaku Industri Kecil Menengah, Pengusaha, UKM, dan Koperasi di Cirebon, maka petugas pembina atau penyuluh di lapangan seharusnya berlatar belakang pendidikan yang sesuai dengan tupoksi yang diberikan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa responden di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, bahwa:dalam hal tenaga penyuluh, hanya ada dua orang tenaga penyuluh yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan tupoksi yang diberikan. Selain itu, pelatihan bagi mereka jarang diadakan sehingga pengetahuan untuk pembinaan di lapangan mengenai aspek usaha dan sebagainya bagi para pelaku usaha sangat minim. Yang akhirnya mereka tidak diberdayakan, ini bisa dilihat pada tupoksi dinas yang tidak sesuai dengan tupoksi awal yang dikeluarkan berdasarkan SK Walikota Kota Cirebon.
4.1.2.2
Motivasi (X2) Kinerja pegawai dalam suatu organisasi tidak terlepas dari adanya
motivasiyaitu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Dorongan tersebut mempunyai kekuatan yang besar dalam penentuan
sikap pegawai dalam bekerja. Jika pengaruh yang ditimbulkannya besar, maka dorongan kerja besar pula atau seorang pegawai akan termotivasi jika pegawai tersebut merasa harapan atas apa yang dilakukan sesuai dengan imbalan yang diterima. Oleh karena itu, salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seorang anggota organisasi adalah faktor motivasi, sebagaimana didukung oleh pendapat Mangkunegara (2001). Motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon merupakan karakteristik psikologi pegawai yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang, di mana apabila atasan memberi motivasi kepada pegawai itu berarti bahwa atasan melakukan segala upaya yang diharapkan dapat memuaskan dorongan dan keinginan serta menyebabkan pegawai melakukan hal-hal yang diinginkan oleh atasan. Selain itu, motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon juga merupakan kesediaan pegawai melakukan usaha tingkat tinggi guna mencapai sasaran organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut memuaskan kebutuhan pegawainya. Motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon juga sebagai keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada pegawai sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis, hal ini sebagaimana didukung oleh pendapat Stoner, et al. (2003), Robbins, et al., Siagian dan Mintorogo (1997). Motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dalam penelitian ini dikembangkan dari teori pengharapan yang merupakan penjelasan paling menyeluruh mengenai motivasi yang ada saat
ini. Teori harapan ini mencakup aspek 1) Pengharapan atau kaitan usaha-kinerja (kemungkinan yang dirasakan oleh pegawai bahwa melakukan sejumlah usaha tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja tertentu), 2) Instrumentalitas atau kaitan kinerja-imbalan (tingkat sejauh mana pegawai percaya bahwa bekerja pada tingkat tertentu menjadikan sarana untuk tercapainya hasil yang diinginkan), dan 3) Valensi atau daya tarik imbalan (bobot yang ditempatkan oleh pegawai ke potensi hasil atau imbalan yang dapat dicapai dalam organisasi, di mana valensi ini akan mempertimbangkan sasaran dan juga kebutuhan orang tersebut), sebagaimana didukung oleh pendapat Robbins, et al. (2005). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berdasarkan jawaban responden dapat diketahui hasil deskripsinya, sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Deskriptif Dimensi-Dimensi Variabel Motivasi (X2) No.
Jawaban
Kode
Fi A
B
C
D
E
Xi
Fi.Xi
∑Fi.Xi
Kategori
Dimensi Pengharapan 1
Hasil sesuai dengan usaha
MK1
5
8
11
18
11
5
4
3
2
1
25
32
33
36
11
137
Rendah
2
Tingkat usaha Kerja keras menyelesaikan pekerjaan
MK2
4
11
20
10
8
5
4
3
2
1
20
44
60
20
8
152
Cukup
MK3
8
4
23
8
10
5
4
3
2
1
40
16
69
16
10
151
Cukup
440
Cukup
3
Jumlah
4 5
6
7
Dimensi Instrumentalitas Kemungkinan akan mendapatkan bonus/honor Kemungkinan pegawai berkesempatan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan Kemungkinan mendapatkan Kontinuitas dalam menerima bonus diluar gaji pokok Kemungkinan pegawai mendapatkan promosi dari kepala dinas
MK4
6
7
10
19
11
5
4
3
2
1
30
28
30
38
11
137
Rendah
MK5
5
7
10
22
9
5
4
3
2
1
25
28
30
44
9
136
Rendah
MK6
7
12
10
15
9
5
4
3
2
1
35
48
30
30
9
152
Cukup
MK7
6
23
20
4
0
5
4
3
2
1
30
92
60
8
0
190
Tinggi
615
Cukup
Jumlah Dimensi Valensi 8
Gaji mencukupi kebutuhan
MK8
8
12
17
12
4
5
4
3
2
1
40
48
51
24
4
167
Cukup
9
Gaji mencukupi keinginan
MK9
4
6
10
23
10
5
4
3
2
1
20
24
30
46
10
130
Rendah
No.
Jawaban
Kode
Fi A
B
C
D
Xi
E
Fi.Xi Jumlah
Total Skor Variabel
∑Fi.Xi
Kategori
297
Cukup
1352
Cukup
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
MK1-MK9 Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Range Jenjang Range
= = = =
1 x 1 x 53 5 x 1 x 53 265 – 53 212 : 5
= = = =
53 265 212 42
DIMENSI PENGHARAPAN Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Range Jenjang Range
= = = =
1 x 3 x 53 5 x 3 x 53 795 – 159 636 : 5
= = = =
159 795 636 127.2
DIMENSI INSTRUMENTALITAS Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Range Jenjang Range
= = = =
1 x 4 x 53 5 x 4 x 53 1060 – 212 848 : 5
= = = =
212 1060 848 170
= = = =
1 x 2 x 53 5 x 2 x 53 530 – 106 424 : 5
= = = =
106 530 424 85
DIMENSI VALENSI Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Range Jenjang Range
VARIABEL MOTIVASI Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Range Jenjang Range
= = = =
1 x 9 x 53 5 x 9 x 53 2385 – 477 1908 : 5
= = = =
477 2385 1908 381.6
(1352)
Sangat Rendah 477
Rendah 859
Cukup
Tinggi
1240
1622
1352 x 100% 2385
56,69%
Sangat Tinggi 2003
2385
Motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berkaitan dengan dimensi pengharapan berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon cukup memilikimotivasi dalam pencapaian kinerja kerja yang baik. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pegawai yang memiliki motivasi yang cukup dalam menyelesaikan tugastugas yang diberikan. Dilihat dari dimensi Pengharapan hasil yang masih rendah adalah kesesuaian antara hasil
dengan usaha. Yang menjadi masalah disini adalah
ketidak merataan hasil yang diterima dengan usaha. Artinya pegawai yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan dengan pegawai yang asalasalan memiliki tingkat perolehan hasil yang sama. Ini dikaitkan dengan hasil berupa reward dari atasan. Mereka yang bekerja rajin dibayar sama dengan mereka yang malas bekerja. Yang menjadi tolak ukur hanyalah golongan ruang yang dimiliki oleh pegawai. Mereka yang rajin tetapi golongan ruang lebih rendah dari mereka yang bekerja biasa saja maka reward yang didapatkan lebih kecil dari yang mereka dapatkan, intinya tidak disesuaikan dengan kinerja kerjanya. Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cireboncukup memiliki usaha pada setiap pekerjaan yang sedang ditanganinya, sebagaimana secara prinsip apabila manusia ingin mendapatkan keberhasilan dalam menyelesaikan permasalahan, maka ia harus dapat sekuat tenaga untuk menyelesaikan permasalahannya tersebut, agar permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan baik.
Berdasarkan hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berkaitan dengan dimensi pengharapan dapat dimasukkan dalam kategori cukup. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa responden di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, bahwa:Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon pada umumnya mengharapkan karier yang baik, dan untuk mencapai karier yang baik diperlukan kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan atasan, karena mereka mengaharapkan atasan akan melihat mana pegawai yang layak mendapatkan promosi dan mana yang tidak, namun untuk mencapai itu tentunya harus melalui kerja yang optimal bagi kepentingan dan keinginan organisasi dalam mencapai visi dan misinya untuk terwujudnya peran industri, perdagangan, koperasi dan usaha mikro kecil menengah yang maju, kompetitif dan mandiri sebagai penggerak ekonomi Kota Cirebon dengan misi meningkatkan pembinaan & pemfasilitasian pengembangan potensi industri mikro, kecil, menengah, dan besar yang berbasis IPTEK serta berdaya saing global, menciptakan stabilitas & iklim usaha perdagangan dalam dan luar negeri yang sehat, efektif, efisien dan berkapasitas terukur, dan meningkatkan
kualitas,
kapasitas
dan
kompetensi
dan
pengembangan
kelembagaan koperasi dan usaha mikro kecil menengah.
Motivasi pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dilihat dari dimensi instrumentalitas dapat dimasukan pada
kategori cukup. Hasil dari tiap indikator bervariasi, diantaranya ada yang masuk dalam kategori rendah,cukup, maupun tinggi. Indikator yang termasuk kategori rendah yang pertama adalah kemungkinan untuk mendapatkan bonus/honor bagi pegawai dinilai rendah. Hal ini disebabkan karena keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh Dinas khususnya bidang. Terlebih hal ini dirasakan oleh bidang koperasi umkm yang dulunya merupakan kantor tersendiri, Peraturan Pemerintah no 41 yang menjadikan koperasi umkm dilebur dengan dinas perindustrian dan perdagangan, berikut hasil wawancara dengan salah satu pegawai : “ Jaman dulu sewaktu koperasi umkm sebagai kantor tersendiri anggaran yang dimiliki lebih besar dari anggaran dinas pada saat ini, hal ini disebabkan banyaknya kucuran baik dari kementrian, maupun pemerintah provinsi. Dan proses administrasi pencairan pun tidak begitu rumit. Beda hal nya dengan saat ini, harus melalui tiga tahap, yaitu kepala seksi, diteruskan ke kepala bidang dan disetujui oleh kepala dinas. “ Yang termasuk kategori rendah berikutnya adalah kemungkinan pegawai untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya. Ini dikarenakan pekerjaan pegawai diatur menurut kode ring dari setiap bidang yang terkadang program dari tahun ke tahun cenderung sama. Dan juga sebagai pembina tugas mereka terkadang sering digantikan oleh petugas ahli contohnya dari widyaswara dari pemerintah kota maupun provinsi, atau juga digantikan oleh sarjana pendamping yang dipilih oleh Dinas. Indikator kemungkinan pegawai mendapatkan promosi dari kepala dinas berada pada kategori yang tinggi. Promosi diberikan kepada pegawai yang
berprestasi di bidangnya. Hal ini bisa dilihat salah satunya realisasi target capaian program yang ditetapkan oleh masing-masing bidang, atau bisa juga dilihat dari binaan pelaku usaha yang bisa masuk ke skala nasional maupun internasional, atau bisa juga melalui lomba-lomba yang diikuti. Tetapi juga tidak sedikit promosi diberikan berdasarkan unsur kedekatan dengan pimpinan, atau loyalitas terhadap pimpinan. Semakin memiliki kedekatan maka kemungkinan untuk mendapatkan promosipun cukup tinggi. Berdasarkan hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berkaitan dengan dimensi instrumentalitas dapat dimasukkan dalam kategori cukup. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa responden di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, bahwa:Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon memiliki upaya-upaya pengembangan dan peningkatan dalam pemberian insentif bagi kesejahteraan pegawai, meskipun belum bisa terealisasi dengan baik pada tahun ini setidaknya untuk tahun berikutnya dapat terealisasi sehingga pegawai di dinas ini memiliki motivasi yang baik untuk mengingkatkan kinerjanya meskipun hanya dari sisi instrumentalitas. Motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berkaitan dengan dimensi valensi berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon memiliki kecukupan gaji dan imbalan yang diberikan. Hal
ini tentunya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintahan Kota Cirebon. Akan tetapi Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon belum memiliki gaji dan imbalan yang bisa mencukupi keinginan. Karena tentunya untuk dapat memenuhi keinginan harus diselaraskan dengan penghasilan yang telah ditetapkan oleh instansi. Berdasarkan hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berkaitan dengan dimensi valensi dapat dimasukkan dalam kategori cukup. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa responden di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, bahwa:Gaji pegawai tentunya telah disesuaikan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, namun besarnya insentif tentunya tergantung dari usaha pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan secara optimal dan adanya keinginan untuk bekerja keras dan sungguh-sungguh serta disesuaikan dengan keberadaan anggaran yang dimiliki oleh dinas ini”. Berdasarkan tanggapan responden mengenai item-item pernyataan pada variabel motivasi (X2) berdasarkan dimensi pengharapan, instrumentalitas dan valensi yang telah diuraikan di atas, selanjutnya dapat dirangkum hasilnya berikut. “Tanggapan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon mayoritas memberikan tanggapan cukup positif mengenai motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Tanggapan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon menilai terbaik pada item pernyataan mengenai kemungkinan pegawai mendapatkan promosi dari kepala dinas di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon(bobot skor 190)”.
Adapun tingkat pencapaian variabel motivasi (X2) dapat dilihat dari pembagian antara total bobot skor dengan total bobot skor ideal, sehingga diperoleh sebesar 56,69%, sehingga dapat dinyatakan bahwa tingkat variabel motivasi (X2) di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon adalah sebesar 56,69%, dari total skor idealnya. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi pegawai (X2) di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon masuk dalam kategori cukup tinggi. Adapun yang menjadi permasalahan dalam hal motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dapat dilihat dari beberapa nilai bobot skor terkecil, sebagai berikut: Tabel 4.8 Pernyataan Motivasi dengan Nilai Bobot Skor Terkecil
No 1 2
3 4 5
Pernyataan Item Gaji mencukupi keinginan Kemungkinan pegawai berkesempatan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan Hasil sesuai dengan usaha Kemungkinan akan mendapatkan bonus/honor Kerja keras menyelesaikan pekerjaan
Kode Pernyataan MK9 MK5
Nilai Bobot Skor 130 136
MK1 MK4
137 137
MK3
151
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
Dengan demikian, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dapat mengetahui permasalahan yang terjadi mengenai motivasi
pegawainya
disebabkan
kurangnya
keinginan
pegawai
untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang optimal, kurangnya kontinuitas dalam
menerima bonus di luar gaji pokok dan kurangnya gaji dan imbalan yang diberikan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Hal ini tentunya dapat dilakukan pembenahan dengan pemberian sarana dan prasarana yang dapat mendukung pekerjaan pegawai agar memberikan hasil secara optimal, memberikan kepastian dalam kontinuitas dalam menerima bonus di luar gaji pokok dan memberikan kecukupan gaji dan imbalan kepada pegawainya. Terjadinya permasalahan pada motivasi pegawai ini tentunya dapat berdapak pada tingkat kedisiplinan pegawai, seperti absensi atau daftar kehadiran. Absennya pegawai dapat menjadi dasar pengukuran motivasi, semakin banyak pegawai yang absen berarti tingkat motivasi mereka untuk menyelesaikan pekerjaannya semakin rendah dan berimbas pada kinerja pegawai. Absennya pegawai dapat menjadi dasar pengukuran motivasi, semakin banyak pegawai yang absen berarti tingkat motivasi mereka untuk menyelesaikan pekerjaannya semakin rendah dan berimbas pada kinerja pegawai. Hal disebabkan
oleh
tersebut
dapat
faktor kurangnya reward (penghargaan) yang diberikan,
kurangnya kesesuaian antara imbalan atas apa yang telah dikerjakan, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa responden di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, bahwa:Dengan adanya motivasi, pegawai akan merasa mempunyai dorongan khusus untuk menyelesaikan pekerjaannya menuju tercapainya efektivitas organisasi. Ketika pegawai memiliki motivasi untuk berprestasi, pegawai bersangkutan akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, namun ketika
pegawai menganggap bahwa melaksanakan pekerjaan hanya sebagai suatu rutinitas maka mereka cenderung statis dalam bekerja.
4.1.2.3
Kinerja Pegawai Pemerintah Daerah (Y) Dasar Hukum dan Organisasi serta Tata Kerja Bidang Perindustrian Dinas
Perindustrian,Perdagangan dan Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Cirebon adalah Perda Nomor 12 Tahun 2004 tentang Pembentukan Dinas-Dinas Daerah pada Pemerintah Kota Cirebon yang dijabarkan melalui Keputusan Walikota Cirebon Nomor 22. E tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Cirebon. Adapun visinya adalah terwujudnya peran industri, perdagangan, koperasi dan usaha mikro kecil menengah yang maju, kompetitif dan mandiri sebagai penggerak ekonomi Kota Cirebon, dengan misi untukmeningkatkan pembinaan & pemfasilitasian pengembangan potensi industri mikro, kecil, menengah, dan besar yang berbasis IPTEK serta berdaya saing global, menciptakan stabilitas & iklim usaha perdagangan dalam dan luar negeri yang sehat, efektif, efisien dan berkapasitas terukur, dan meningkatkan kualitas, kapasitas dan kompetensi dan pengembangan kelembagaan koperasi dan usaha mikro kecil menengah. Tugas pokok Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas-tugas pembantuan bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan, dengan fungsinya untuk perumusan kebijakan teknis bidang koperasi usaha mikro kecil menengah
dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang koperasi usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan, pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan, dan pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Berdasarkan Perda Nomor 12 Tahun 2004 di atas, tentunya Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon mempunyai tugas yang berat dalam mengembangkan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu diperlukan kinerja pegawai pemerintah yang benar-benar berkualitas dan berkompetetif. Kinerja pegawai di
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
UMKM Kota Cirebon merupakan catatan hasil (outcome) yang dihasilkan dari pekerjaan atau kegiatan tertentu selama periode waktu tertentu untuk menunjukan sejauhmana pegawai dapat memenuhi tuntutan pekerjaannya. Kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon merupakan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, sebagaimana didukung oleh pendapat Robbins dan De Cenzo (2007). Kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, sebagaimana didukung oleh pendapat Mangkunegara (2005). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai
di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon merupakan prestasi kerja, atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja merupakan aspek penting dalam upaya pencapaian tujuan. Pegawai yang memiliki kinerja baik, tentu lebih dapat diharapkan pencapaian tujuannya berhasil, dibandingkan pegawai yang kinerjanya buruk. Untuk mengetahui kinerja pegawai harus ditetapkan standar kinerja sebagai tolak ukurnya. Standar kinerja masing-masing pegawai yang mempunyai pekerjaan sesuai jenis pekerjaan organisasi atau profesinya. Standar kinerja merujuk pada tujuan organisasi yang dijabarkan ke dalam tugas-tugas fungsionalnya. Penilaian kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon merupakan usaha yang dilakukan atasan pimpinan untuk menilai hasil kerja pegawai. Penilaian kinerja pegawai ini merupakan proses yang digunakan atasan untuk menentukan apakah seorang pegawai melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya atau tidak, sebagaimana didukung oleh pendapat Leon C. Mengginson (dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2005). Penilaian dalam proses penafsiran atau penentuan nilai, kualitasatau status dari beberapa obyek pegawai bersangkutan. Penilaian kinerja pegawai ini merupakan prosesmelalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja pegawai, di mana kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik
kepada para pegawai tentang pelaksanaan kerja mereka, sebagaimana didukung oleh pendapat Handoko (2001). Pada penelitian ini kriteria umum yang diambil manajemen dalam menilai
kinerja
pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
UMKM Kota Cirebon, yaitu: Individual Task Outcome, Behaviors, dan Trait, sebagaimana didukung oleh pendapat Robbins (2001). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berdasarkan jawaban responden dapat diketahui hasil deskripsinya, sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Deskriptif Dimensi-Dimensi Variabel Kinerja (Y) No.
Jawaban
Kode
Fi A
B
C
D
Xi
E
Fi.Xi
∑Fi.Xi
Kategori
Dimensi Individual task outcome 1
Berkualitas (Negatif)
Ki1
7
13
15
14
4
1
2
3
4
5
7
26
45
56
20
154
cukup
2
Kuantitas
Ki2
6
11
14
12
10
5
4
3
2
1
30
44
42
24
10
150
cukup
3
Efisiensi waktu kerja
Ki3
4
5
10
26
8
5
4
3
2
1
20
20
30
52
8
130
rendah
4
Ketelitian
Ki4
4
4
10
28
7
5
4
3
2
1
20
16
30
56
7
129
rendah
5
Maksimalisasi sumber daya
Ki5
1
6
9
27
10
5
4
3
2
1
5
24
27
54
10
120
rendah
6
Pemeliharaan sumber daya
Ki6
5
11
14
15
8
5
4
3
2
1
25
44
42
30
8
149
cukup
7
Realisasi Target
Ki7
3
7
11
23
9
5
4
3
2
1
15
28
33
46
9
131
rendah
963
rendah
Jumlah Dimensi Behaviours 8
Loyalitas pada organisasi
Ki8
5
31
7
3
7
1
2
3
4
5
5
62
21
12
35
135
rendah
9
Disiplin Kemampuan memecahkan masalah (Negatif) Kemampuan mengerjakan tugas Kemampuan menangani situasi darurat
Ki9
3
6
15
21
8
5
4
3
2
1
15
24
45
42
8
134
rendah
Ki10
0
11
27
10
5
1
2
3
4
5
0
22
81
40
25
168
cukup
Ki11
7
13
17
15
1
5
4
3
2
1
35
52
51
30
1
169
cukup
Ki12
5
7
12
18
11
5
4
3
2
1
25
28
36
36
11
136
rendah
742
cukup cukup
10 11 12
Jumlah Dimensi Traits 13
Berusaha untuk bersikap baik
Ki13
11
5
10
21
6
5
4
3
2
1
55
20
30
42
6
153
14
Cerdas
Ki14
9
9
12
18
5
5
4
3
2
1
45
36
36
36
5
158
cukup
15
Mandiri
Ki15
4
5
12
29
3
5
4
3
2
1
20
20
36
58
3
137
rendah
16
Kepuasan atas hasil/evaluasi kerja Penerimaan atas sistem evaluasi yang diterapkan
Ki16
10
25
12
4
2
1
2
3
4
5
10
50
36
16
10
122
rendah
Ki17
4
8
29
7
5
5
4
3
2
1
20
32
87
14
5
158
cukup
17
Jumlah Total Skor Variabel
728
cukup
2433
cukup
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
Ki1 – Ki17 Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Range Jenjang Range
= = = =
1 x 1 x 53 5 x 1 x 53 265 – 53 212 : 5
= = = =
53 265 212 42
DIMENSI INDIVIDUAL TASK OUTCOME Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Range Jenjang Range
= = = =
1 x 7 x 53 5 x 7 x 53 1855 – 371 1484 : 5
= = = =
371 1855 1484 296.8
= = = =
1 x 5 x 53 5 x 5 x 53 1325 – 265 1060 : 5
= = = =
265 1325 1060 212
= = = =
1 x 5 x 53 5 x 5 x 53 1325 – 265 1060 : 5
= = = =
265 1325 1060 212
= = = =
1 x 17 x 53 5 x 17 x 53 4505 – 901 3604 : 5
= = = =
901 4505 3604 720.8
DIMENSI BEHAVIOURS Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Range Jenjang Range
DIMENSI TRAITS Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Range Jenjang Range
VARIABEL KINERJA Nilai Indeks Minimum Nilai Indeks Maksimum Range Jenjang Range
(2433) Sangat Rendah 901
Rendah 1622
Cukup 2343
Tinggi 3063
Sangat Tinggi 3784
4505
2433 x 100% 4505
54,01%
Kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM
Kota
Cirebon
berkaitan
dengan
dimensi
individual
task
outcomeberdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebonrendah dalam dimensi ini. Dilihat dari sisi kualitas dan kuantitas sebetulnya pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Dan Kumkm berada pada kategori cukup. Ini bisa dilihat dari jumlah binaan pelaku usaha umumnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Meskipun belum memenuhi target yang ditetapkan. Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon juga menilai rendahnya efisiensi waktu kerja. Pekerjaan rutin seharusnya diselesaikan satu hari masa kerja. Mengingat keterbatasan pegawai menyebabkan pegawai kurang efisien menggunakan waktu kerja. Contohnya saja di bidang UMKM pada bidang ini. Jumlah pegawai yang hanya 3 orang (termasuk kepala seksi) dengan UMKM yang harus dibina sejumlah 300. Melihat jumlah pegawai yang tidak sebanding dengan jumlah pelaku usaha yang harus diberikan pelayanan maka seharusnya ini juga menjadi perhatian khusus bagi para pemangku kebijakan. Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dilihat dari dimensi ketelitian berada padak kategori yang rendah. Ini salah satunya bisa terlihat dari analisis pegawai terhadap laporan usaha dari para
pelaku usaha. Adanya ketidaksinambungan antara jumlah dari volume usaha yang diberikan oleh pelaku usaha dengan pegawai. Sehingga contohnya pemberian modal usaha maupun pembinaan terkadang tidak tepat sasaran. Begitu hal nya dengan realisasi target yang dicanangkan. Banyak programprogram yang dicanangkan oleh masing-masing bidang yang tidak sesuai dengan realisasinya. Contohnya pada bidang perdagangan luar negeri, yaitu target ijin gangguan yang diberikan kepada pelaku usaha ( HO ). Target yang ditetapkan untuk masuk sebagai pendapatan asli daerah ke Pemerintah Kota Cirebon sampai saat triwulan II baru sekitar 40%, yang seharusnya realisasi target sudah mencapai 60%. Ini juga dikarenakan banyaknya juga ijin yang dikeluarkan oleh kecamatan maupun kelurahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya.Sebagaimana tugas pegawai untuk memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat dan penyelesaian tugas yang harus diselesaikan secara cepat dan optimal, tentunya dukungan dan kerjasama dengan rekan kerja sangat diperlukan dalam menyelesaikan semua permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berkaitan dengan dimensi individual task outcome dapat dimasukkan dalam kategori rendah . Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa responden di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, bahwaPada peningkatan kerja pegawai, agar dapat tercapai pekerjaan yang memiliki kualitas dan kuantitas tinggi, tentunya dukungan dan kerjasama antara pegawai yang satu dengan yang lain sangat diperlukan, apalagi bila
pegawai bersangkutan memang loyal dan setia terhadap organisasi tentunya dukungan seperti itu harus dilakukan setiap saat. Kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berkaitan dengan dimensi behaviours berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebonkurang loyalitas terhadap organisasi. Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon juga menilai rendahnya loyalitas terhadap instansi tempat bekerja akan membuat pegawai bekerja sebaik mungkindi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Disebabkan dengan adanya kurangnya loyalitas, hal ini juga diindikasikan dengan banyaknya pegawai yang tidak hadir pada jam-jam kerja dimana jumlah pegawai yang absen mencapai 12% pada periode januari- april 2012, pegawai tidak akan merasa bertanggung jawab akan keberlangsungan dan nama baik dari organisasi, sehingga pegawai akan bersungguh-sungguh untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dan memberikan hasil yang optimal ini juga disebabkan karena lemahnya pengawasan dalam lingkungan dinas. Selain itu banyak juga rahasia intern dinas yang tersekspose ke luar dinas. Padahal salah satu ikrar pns adalah memegang rahasia jabatan dan rahasia golongan. Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon juga menilai kurangnya loyalitas pegawai yang akan membuat pegawai bekerja tidak optimal di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM
Kota
Cirebon.
Kurangnya
kesetiaan
pegawai
akan
menjadi
hambatandalam menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi, baik dalam organisasi maupun pada rekan kerja. Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon juga menilai kurangnya disiplin pegawai dalam menjalankan tugastugasnya di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Diantaranya bisa dilihat dari kehadiran pada saat apel. Apel yang ditetapkan oleh dinas ini adalah apel pagi,sianh gari dan sore hari. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir pegawai yang menginggalkan kantor sebelum jam kantor berakhir yaitu pukul 16.00. Maka diperlukan aturan mengikat dan punishmentyang diberikan oleh dinas maupun bagian kepegawaianyang akan mendukung peningkatan disiplin pegawai untuk lebih meningkatkan kinerjanya, sehingga hasil kerjanya dapat lebih baik lagi dan terus mengalami peningkatan. Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cireboncukup mampu dalam memecahkan permasalahan tugas-tugasnya di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Hal ini terlihat dari observasi di lapangan yang menunjukkan bahwa masing-masing pegawai memiliki job description dan tugasnya masing-masing, sehingga kemampuan pegawai untuk memecahkan setiap permasalahan yang mungkin terjadi harus sudah dapat dipersiapkan atau diantisipasi sebelumnya, sehingga pekerjaan yang harus diselesaikan tidak akan tertunda. Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebonternyata kurang mampu dalam menangani situasi darurat di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Untuk
menangani permasalahan darurat tentunya pegawai harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja yang baik, karena situasi darurat biasanya akan muncul mendadak dan perlu perhatian khusus, sehingga nama organisasi dan tujuan organisasi akan tetap baik dan tercapai. Berdasarkan hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berkaitan dengan dimensi behaviours dapat dimasukkan dalam kategori cukup. Hal ini sesuai dengan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa responden di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, bahwa:“ Pegawai umumnya memiliki sikap kerja yang cukup. Mereka umumnya mau menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi yang diberikan, hanya saja memang terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian khusus, tentunya bagi bidang kepegawaian yang harus menumbuhkan sikap-sikap yang mengatur kedisiplinan dari pegawai, guna meningkatkan kualitas dan kuantitas kerjanya” Kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berkaitan dengan dimensi traits berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cireboncukup mampu bersikap baik dalam bekerja di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon juga memiliki pengalaman kerja yang mendukung dalam menyelesaikan pekerjaannya di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Selain itu, pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota
Cireboncukup memiliki kemandirian yang mendukung dalam menyelesaikan pekerjaannya di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon juga memiliki kecerdasan yang cukup dalam menyelsaikan pekerjaannya di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Dan, pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berusaha untuk menerima atas sistem evaluasi yang diterapkan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diperoleh hasil bahwa kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon berkaitan dengan dimensi traits dapat dimasukkan dalam kategori cukup. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa responden di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, bahwa; Pegawai harus memiliki kemampuan untuk bersikap baik dalam melayani masyarakat, dengan didukung adanya pengalaman kerja yang cukup, akan tetapi dalam hal kemandirian dan keyakinan terlihat masih rendah, padahal kemandirian dan keyakinan dalam menyelesaikan pekerjaan
yang dimiliki tentunya dapat
mempercepat dan menghasilkan penyelesaian pekerjaan dengan baik dan optimal, dalam rangka menghadapi era globalisasi sekarang ini dan masa-masa akan datang dengan kompetisi yang semakin bersifat global dan adanya perubahanperubahan kondisi ekonomi yang kondisi ini harus benar-benar disadari dan dipersiapkan secara proporsional.
Berdasarkan tanggapan responden mengenai item-item pernyataan pada variabel kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) berdasarkan dimensi-dimensi individual task outcome, behaviours, dan traitsyang telah diuraikan di atas, selanjutnya dapat dirangkum hasilnya berikut. Tanggapan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon mayoritas memberikan tanggapan cukup baik mengenai kinerja pegawai pemerintah daerah di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Tanggapan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon menilai terbaik pada item pernyataan mengenai Kemampuan mengerjakan tugas di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon(bobot skor 169).
Adapun tingkat pencapaian variabel kinerja (Y) dapat dilihat dari pembagian antara total bobot skor dengan total bobot skor ideal, sehingga diperoleh sebesar 54,01%, sehingga dapat dinyatakan bahwa tingkat variabel kinerja (Y) di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon adalah sebesar 54,01% dari total skor idealnya. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon masuk dalam kategori Cukup baik. Adapun yang menjadi permasalahan dalam hal kinerja pegawai pemerintah daerah di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dapat dilihat dari beberapa nilai bobot skor terkecil, sebagai berikut:
Tabel 4.10 Pernyataan Kinerja dengan Nilai Bobot Skor Terkecil No 1
2 3 4 5
Pernyataan Item Maksimalisasi Sumber daya Kepuasan atas hasil/evaluasi kerja Ketelitian Efisiensi waktu kerja Realisasi Target
Kode Pernyataan Ki5
Nilai Bobot Skor 120
Ki16 Ki4
122 129
Ki3 Ki7
130 131
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
Dengan demikian, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dapat mengetahui permasalahan yang terjadi mengenai kinerja pegawai pemerintah daerah disebabkan kurangnya loyalitas pegawai, kurangnya Keyakinan pegawai dalam menjalankan tugas, kurangnyakerjasama dengan rekan sekerja, kurangnya pengetahuan tentang pekerjaannya serta kurangnya inisiatif dalam menjalankan tugas di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Hal ini tentunya dapat dilakukan pembenahan dengan pemberian pelatihan-pelatihan dalam penyelsaian masalah, adanya pelatihan mengenai pengembangan sumber daya manusia terhadap pentingnya kerjasama dan keyakinan diri dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dan tugas, serta pelatihan dalam hal
mengadakan pertemuan rutin untuk
meningkatkan kerjasama pegawai dan mendukung dalam inisiatif pegawai untuk menjalankan tugas-tugasnya.
Kendala di atas tentunya bisa menghambat kinerja pegawai, contohnya sebagai
tenaga
fungsional
penyuluh
perindagKUMKM dan misi
yang
dicanangkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon yaitu meningkatnya pembinaan dan pemfasilitasan pengembangan potensi industri mikro, kecil, menengah dan besar yang berbasis IPTEK serta berdaya saing global, meningkatkan kualitas, kapasitas dan kompetensi dan pengembangan kelembagaan Koperasidan Usaha Mikro Kecil Menengah, serta meningkatnya pengetahuan, keterampilan pengusaha industri kecil menengah, UKM dan sebagainya tidak akan tercapai. Selain itu, pencapaian hasil kerja jauh dari target yang ditetapkan diperlihatkan pula dari hasil pada tahun 2010 realisasi program pengembangan industri kecil menengah hanya 65% dari target yang ditetapkan sebesar 100%, kemudian pada tahun 2011 pencapaian hasil kerja masih di bawah target yang ditetapkan dengan realisasi 74%, walaupun mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya akan tetapi masih belum sesuai dengan harapan program rencana kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, di mana pada akhirnya tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengusaha kecil menengah tidak tercapai. Rendahnya kinerja pegawai juga dapat dilihat dari kurangnya keterampilan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada pegawai dimiliki oleh pegawai dikarenakan pekerjaan yang dijalani hanya sebatas rutinitas saja. Rendahnya kinerja pegawai juga dapat dilihat dari target yang dicanangkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon yaitu peningkatan modal koperasi minimal sebesar 3%
akan tetapi peningkatan yang terjadi pada tahun 2010 ke 2011 hanya di bawah 3% dari beberapa sasaran dan target yang telah dicanangkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon masih belum tercapai. Rendahnya kinerja pegawai juga dapat dilihat dari bidang perdagangan yang adanya peningkatan kasus mengenai peredaran barang di masyarakat, karena salah satu rencana kerja dari bidang perdagangan adalahpeningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa. Terutama banyaknya ketidakpuasaan ataupun pengaduan dari masyarakat atau dalam hal ini konsumen terhadap barang yang dibelinya, selain itu masih banyak barang yang beredar yang tidak mencantumkan dengan standar yang ditentukan, hal ini dikarenakan oleh kurangnya pengawasan dari para pegawai terhadap pelaku usaha mengenai produk yang dijualnya. Oleh karena itu, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon perlu semakin meningkatkan kinerja pegawainya dalam mendukung pencapaian cita-cita, visi dan misi organisasi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa responden di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon, bahwa:Pada era globalisasi sekarang ini dan masa-masa akan datang kompetisi yang terjadi sudah bersifat global dan adanya perubahanperubahan kondisi ekonomi menyebabkan banyak organisasi dari bermacammacam ukuran melakukan langkah restrukturisasi. Hal ini mendorong terjadinya perubahan paradigma organisasi dari tradisional menjadi modern. Kondisi ini harus benar-benar disadari dan dipersiapkan secara proporsional. Persiapan ini terutama pada faktor-faktor sumber daya manusia yang bermutu dengan kualifikasi yang sesuai. Oleh karena itu, peningkatan kinerja sumber daya
manusia (SDM) merupakan hal yang sangat penting di dalam usaha memperbaiki pelayanan kepada masyarakat, sehingga perlu diupayakan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam menghadapi tuntutan masyarakat.
4.2.3.
Pengaruh Kemampuan (X1) dan Motivasi Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Pemerintah Daerah (Y)
4.2.3.1.
Model dan Persamaan Analisis Jalur Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji pengaruhkemampuan
(X1) dan motivasi (X2) terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik path analysis (analisis jalur). Dalam penelitian ini variabelkemampuan (X1) dan motivasi (X2) sebagai variabel sebab (eksogenus variabel) dan variabel kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) sebagai variabel akibat (endogenus variabel). Langkah awal dalam perhitungan adalah mengetahui besaran korelasi antar variabel. Adapun hasil perhitungan korelasi antar variabel yang diteliti dengan menggunakan program bantuan software SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Matriks Korelasi Antar Variabel Bebas
Pearson Correlation
X1
X2
X1
1.000 0.712
X2
0.712 1.000
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
Berdasarkan hasil penghitungan diketahui besarnya nilai korelasi antara X1 dan X2 adalah 0,712. Terlihat hubungan antar variabel kuat. Selanjutnya koefisien jalur dapat diperoleh berdasarkan korelasi antar variabel. Dengan menggunakan software SPSS hasil yang diperoleh untuk koefisien jalur dari kemampuan (X1) dan motivasi (X2) terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y), sebagai berikut:
Tabel 4.12 Besaran Koefisien Jalur
Variabel X1
Koefisien Jalur yx1
= 0.334
Sig.
Koefisien Korelasi
0.004 0.839
X2
yx2
= 0.568
Koefisien Koefisien Determinasi Residu 0.704
0.544
0.000
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
Koefisien jalur untuk pengaruh dari masing-masing variabel terlihat pada kolom koefisien jalur dari hasil perhitungan SPSS. Diperoleh untuk pengaruh kemampuan (X1) terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah
(Y)memiliki koefisien jalur (ρyx1) yang bertanda positif dengan nilai sebesar 0,334 (p = 0,004), untuk pengaruh motivasi (X2) terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) memiliki koefisien jalur (ρyx2) yang bertanda positif dengan nilai sebesar 0,568 (p = 0,000). Besar pengaruh secara bersama-sama kemampuan (X1) dan motivasi (X2) terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi (R2), yaitu sebesar 0,704. Koefisien jalur variabel lain di luar kemampuan (X1) dan motivasi (X2) terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) diperoleh sebesar 0,544. Dari hasil perhitungan koefisien jalur yang diperoleh dapat dihitung besar pengaruh variabel yang dihipotesiskan. Sehingga dapat digambarkan hubungan pengaruh X1 dan X2 terhadap Y, sebagai berikut:
ρYε = 0,544 X1
ρYX1= 0,334
rX1X2= 0,712
Y
X2
ρYX2= 0,568
R2 YX1X2 = 0,704
Gambar 4.2 Diagram Jalur Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y
Dengan memperhatikan tabel dan gambar di atas, maka diperoleh persamaan jalur sebagai berikut : Y = 0,334 X1 + 0,568 X2 + ε
4.2.3.2.
Pengujian Secara Simultan Hipotesis utama penelitian ini adalah kemampuan (X1) dan motivasi
(X2) berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y). Hipotesis penelitian tersebut dinyatakan dalam hipotesis statistik berikut ini: H0 : ρyx1 = ρyx2 = 0 H1 : Sekurang-kurangnya ada satu ρyxi ≠ 0
Statistik uji yang digunakan adalah:
k
(n k 1)
ρ yxi ryxi
i 1
F
k
ρ yxi ryxi
k (1 i 1
di mana i = 1, 2
Kriteria uji, Tolak H0 jika F hitung ≥ F tabel, terima H0 dalam hal lainnya. Di mana F tabel diperoleh dari tabel distribusi F dengan
= 5 % dan
derajat bebas db1=k=2, dan db2=n-k-1=53-2-1=50. Tabel 4.13 Pengujian Secara Simultan
Hipotesis Alternatif
F hitung
X1dan X2 secara bersama berpengaruh terhadap Y
Db
F tabel
Keputusan Kesimpulan
db1 = 2 59.526
3.183
H0 ditolak
Signifikan
db2 = 50
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil pengujian signifikan yang berarti kemampuan (X1) dan motivasi (X2) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon.
4.2.3.3.
Pengujian Secara Parsial Karena hasil pengujian secara keseluruhan memberikan hasil yang
signifikan, maka untuk mengetahui variabel bebas mana yang secara parsial berpengaruh nyata terhadap Y dapat dilanjutkan dengan pengujian secara parsial.
Untuk menguji koefisien jalur secara parsial, terlebih dahulu ditentukan rumusan hipotesisnya sebagai berikut: ρyxi = 0, Tidak terdapat pengaruh yang nyata variabel bebas
H0 :
(X) yang ke-i (Xi) terhadap Y. ρyxi ≠ 0, Terdapat pengaruh yang nyata variabel bebas (X)
H1 :
yang ke-i (Xi) terhadap Y
Statistik uji yang digunakan adalah:
ρ yxi
ti
(1 R 2 ) CR ii n k 1
di mana i = 1, 2.
Kriteria uji: Tolak Ho jika t hitung > t tabel (tα;n-1) dengan
= 5 % dan
derajat bebas db = 53-1=52. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.14 Pengujian Secara Parsial
No
Hipotesis Alternatif
t hitung
1
yx1 ≠
3.050
2
yx2
0
≠0
db
t tabel
Keputusan
Kesimpulan
± 2.007
H0 ditolak
Signifikan
± 2.007
H0 ditolak
Signifikan
52 5.185
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai t hitung untuk masing-masing variabel kemampuan (X1) dan motivasi (X2) lebih besar
dibandingkan dengan nilai t tabel. Ini berarti variabel kemampuan (X1) dan motivasi (X2) secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon.
4.2.3.4.
Efek Langsung Maupun Tidak Langsung Berikut ini akan ditampilkan pengaruh langsung maupun tidak
langsung kemampuan (X1) dan motivasi (X2) terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y).
Tabel 4.15 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung X1 Terhadap Y
Pengaruh langsung dan tidak langsung
Besar kontribusi
X1 langsung
yx1 rx1x1 x1y
11.16%
X1 melalui X2
yx1 rx1x2 x2y
13.51%
Total pengaruh X1 terhadap Y
24.67%
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
Dapat dilihat bahwa pengaruh langsung kemampuan (X1) terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y)tanpa memperhatikan motivasi (X2) adalah sebesar 11,16% dan pengaruh tidak langsung kemampuan (X1) terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y)jika dilihat adanya keterkaitan dengan motivasi (X2) adalah sebesar 13,51%. Sehingga total pengaruh kemampuan (X1) baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) adalah 24,67%.
Dengan demikian peningkatan yang terjadi pada kinerja pegawai pemerintah daerah di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon sebesar 24,67% dipengaruhi oleh peningkatan kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Tabel 4.16 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung X2 Terhadap Y
Pengaruh langsung dan tidak langsung
Besar kontribusi
X2 langsung
yx2 rx2x2 x2y
32.25%
X2 melalui X1
yx2 rx2x1 x1y
13.51%
Total pengaruh X2 terhadap Y
45.76%
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
Dapat dilihat bahwa pengaruh langsung motivasi (X2) terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y)tanpa memperhatikan kemampuan (X1) adalah sebesar 32,25% dan pengaruh tidak langsung motivasi (X2) terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y)jika dilihat adanya keterkaitan dengan kemampuan (X1) adalah sebesar 13,51%. Sehingga total pengaruh motivasi (X2) baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) adalah 45,76%. Dengan demikian peningkatan yang terjadi pada kinerja pegawai pemerintah daerah di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon sebesar 45,76% dipengaruhi oleh peningkatan motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon.
Berdasarkan perhitungan tersebut di atas, maka dapat dikemukakan bahwa kemampuan (X1) dan motivasi (X2) secara bersama mempunyai pengaruh secara langsung terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) sebesar 43,41%, sedangkan pengaruh tidak langsungnya sebesar 27,01%, sehingga pengaruh kemampuan (X1) dan motivasi (X2) secara bersama baik pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) sebesar 70,42%. Sedangkan besarnya pengaruh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y), yaitu sebesar 29,58%. Berdasarkan hasil perhitungan juga dapat diketahui bahwa variabel yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) adalah motivasi (X2), yaitu sebesar 45,76%. Sedangkan pengaruh terkecil terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) adalah kemampuan (X1), yaitu sebesar 24,67%.
4.3.
Pembahasan Berikut
ini
akan
dijabarkan
pembahasan
hasil
penelitian
mengenaipengaruh kemampuan dan motivasi pegawai terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Untuk mengetahui pengaruhkemampuan dan motivasi pegawai terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebontersebut dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur.
Data untuk variabel penelitian pengaruh kemampuan dan motivasi pegawai terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon diperoleh melalui indikator yang dijabarkan dalam kuesioner penelitian. Data variabel penelitian yang dikumpulkan memiliki skala ukur ordinal. Untuk memenuhi syarat data dalam perhitungan analisis jalur sekurang-kurangnya mempunyai skala pengukuran interval. Untuk mengubah data skala ordinal menjadi data dengan skala pengukuran interval dilakukan transformasikan data menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Hasil data interval dapat dilihat pada lampiran. Selanjutnya menggunakan data dengan skala ukur interval dihitung skor untuk setiap variabel yang digunakan dalam analisis jalur.
4.3.1. Kemampuan Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa besarnya pengaruh kemampuan terhadap kinerja pada Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi
Usaha
Mikro
Kecil
Menengah
dipengaruhi
oleh
dimensi
keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman kerja. Adapun hasil perhitungan menunjukkan bahwa tanggapan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon mayoritas memberikan tanggapan positif (75,85%) mengenai kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pegawai di Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon menilai baik mengenai kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Adapun tanggapan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon menilai terbaik mengenai frekuensi kepindahan tempat kerja di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon (bobot skor 179). Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dinyatakan bahwa pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon adanya indikasi kurangnya kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dapat disebabkan oleh pemberian pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan pegawai dan kurangnya kreatifitas pegawai dalam bekerja di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Sehingga pimpinan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dapat melakukan pembenahan dengan penyesuaian pekerjaan yang diberikan kepada pegawai dan pemberian motivasi kepada pegawai untuk lebih berkreatifitas dalam melakukan pekerjaannya. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa mayoritas pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon menilai kemampuan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dapat dikategorikan dalam kategorirendah.
Berdasarkan hasil penelitian Variabel Kemampuan memberikan pengaruh terhadap kinerja melalui dimensi keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman kerjanya. Dengan bobot skor 51,21 % dari total skor idealnya atau bisa dilihat pada hasil koefisien jalur dari hasil perhitungan SPSS yang memperoleh bahwa pengaruh kemampuan yang dipengaruhi oleh dimensi keterampilan,pengetahuan dan pengalaman kerja memiliki koefisien jalur positif sebesar 0,003(p=0,004), dan dapat diketahui juga bahwa variabel kemampuan secara parsial memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah.
4.3.2. Motivasi Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa besarnya pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dipengaruhi oleh dimensi pengharapan atau kaitan usaha-kinerja, Instrumentalis atau kaitan kinerja-imbalan dan valensi atau daya tarik imbalan. Adapun hasil perhitungan menunjukkan bahwa tanggapan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon mayoritas memberikan tanggapan cukup baik (56,69%) mengenai motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon menilai cukup
baik mengenai motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Adapun tanggapan pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon menilai terbaik mengenai kemungkinan pegawai mendapatkan promosi dari kepala dinas di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon(bobot skor 190). Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dinyatakan bahwa pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon cukup memiliki pengharapan atau kaitan usaha-kinerja yang merupakan kemungkinan yang dirasakan oleh pegawai bahwa melakukan sejumlah usaha tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja tertentu; instrumentalitas atau kaitan kinerjaimbalan yang merupakan tingkat kepercayaan pegawai bahwa bekerja pada tingkat tertentu akan menjadikan sarana untuk tercapainya hasil yang diinginkan; dan valensi atau daya tarik imbalan yang merupakan bobot yang ditempatkan oleh pegawai ke potensi hasil atau imbalan yang dapat dicapai di tempat kerja, juga mempertimbangkan sasaran dan juga kebutuhan pegawai bersangkutan. Namun demikian, adanya indikasi kurangnya motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dapat disebabkan oleh gaji dan bonus yang kurang mencukupi keinginan, bentuk penghargaan yang kurang, hasil kerja yang kurang sesuai dengan imbalan serta kurangnya keinginan pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang optimal, yang diberikan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi UMKM Kota Cirebon. Sehingga pimpinan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dapat melakukan pembenahan dengan pemberian bonus serta reward yang sesuai, dumana memberikan kepastian dalam kontinuitas dalam menerima bonus di luar gaji pokok dan memberikan kecukupan gaji dan imbalan kepada pegawainya. serta peningkatan sarana dan prasarana yang dapat mendukung pekerjaan pegawai dan menstimulasi pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, agar memberikan hasil secara optimal. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa mayoritas pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon menilai motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dapat dikategorikan dalam kategori cukup baik.
4.3.3. Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pemerintah Daerah di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon
Kinerja
pegawai
pemerintah
daerah
di
Dinas
Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon tidaklah mungkin mencapai hasil yang maksimal apabila tidak ada motivasi, karena motivasi merupakan suatu kebutuhan di dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Begitu juga berbagai ragam kemampuan pegawai akan sangat berpengaruh terhadap kinerja
mengingat pegawai merupakan titik sentral dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, sebagaimana didukung oleh pendapat Sulistiyani (2003). Untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kemampuan pegawai terhadap
kinerja
pegawai
pemerintah
daerahdi
Dinas
Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon yang dilakukan dengan menggunakan analisis jalur diperoleh model persamaannya adalah: Y = 0,334 X1 + 0,568 X2 + ε Pada hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel, maka H0 ditolak, berarti hasil pengujian signifikan, yang berarti
secara
berpengaruh
terhadap
keseluruhan variabel kemampuan dan motivasi kinerja
pegawai
pemerintah
daerahdi
Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Untuk mengetahui variabel mana yang secara parsial berpengaruh nyata terhadap
kinerja
pegawai
pemerintah
daerahdi
Dinas
Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dilakukan pengujian secara parsial. Dari hasil pengujian secara parsial dapat diketahui: Untuk kemampuan pegawai, didapatkan bahwa t hitung (3,050) lebih besar dari t tabel (2,007), dengan demikian H0 ditolak, maka terdapat pengaruh yang signifikan dari kemampuan terhadap kinerja pegawai pemerintah daerahdi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon sebesar 24,67%. Untuk motivasi pegawai, didapatkan bahwa t hitung (5,185) lebih besar dari t tabel (2,007), dengan demikian H0 ditolak, maka terdapat pengaruh yang
signifikan dari motivasi terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon sebesar 45,76%. Secara proposional dari kedua aspek variabel kemampuan dan motivasi yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai pemerintah daerahdi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon adalah motivasi pegawai dengan pengaruhnya terhadap variasi kinerja pegawai pemerintah daerahsebesar 45,76%, artinyamotivasi memberikan kontribusi sebesar 45,76% pada setiap peningkatan kinerja pegawai pemerintah daerahdi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa kemampuan dan motivasi secara bersama mempunyai pengaruh secara bersama baik pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y) sebesar 70,42%. Sedangkan besarnya pengaruh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian terhadap kinerja pegawai pemerintah daerah (Y), yaitu sebesar 29,58%. Dengan demikian, kemampuan dan motivasi pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon merupakan aspek-aspek yang penting dalam membentuk kinerja pegawai pemerintah daerah di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Oleh karena itu, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon perlu memperhatikan aspek-aspek tersebut dan perlu meningkatkannya secara optimal, agar pegawai pemerintah daerah di Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon dapat memiliki kinerja yang optimal pula. Hal ini juga sejalan dengan Severt et al (2006) dengan hasil penelitian memberikan kejelasan bahwa faktor keuntungan pendidikan dari variabel motivasi sangat berpengaruh terhadap kinerja. Hasil penelitian Grossman (2000) mengatakan bahwa ada pengaruh. Hal ini juga dapat dibuktikan dari hasil penelitian ini. Serta dikatakan oleh Christen et al (2006) dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa Usaha dan kemampuan
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Grossman (2000) mengatakan bahwa pengalaman, kemampuan teknik dan kemampuan kemanusiaan berpengaruh terhadap prestasi kerja.