e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SD GUGUS 1 MENGWI BADUNG Ni Pt. Ayu Widiastiti 1, I Wyn. Darsana 2, I Ngh. Suadnyana 3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
g-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) berbantuan media audio visual dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada mata pelajaran IPA siswa kelas V sekolah dasar Gugus 1 mengwi kabupaten Badung. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian Nonequivalent Control Group. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus 1 Mengwi tahun ajaran 2013/2014. Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah tekhnik purposive random sampling untuk mendapatkan 2 kelas sebagai sampel. Selanjutnya kelas yang diperoleh diundi untuk menentukan kelompok eksperimen dan kontrol. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistic parametric. Untuk menguji hipotesis digunakan analisis uji-t. Berdasarkan hasil analisis ditemukan hasil, rerata posttestt kelompok eksperimen 74,5 dan kelompok kontrol 63,2. Uji hipotesis dilakukan pada skor post test dengan hasil pengujian uji-t yaitu thit (3.50) > ttab (2,000). Hasil uji hipotesis tersebut menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Berbantuan Media Audio Visual dengan model konvensional terhadap hasil belajar IPA Siswa Kelas V Gugus 1 Mengwi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Berbantuan Media Audio Visual berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar IPA Siswa Kelas V Gugus 1 Mengwi. Kata-kunci : kooperatif tipe STAD, media audio visual, hasil belajar Abstract
This study aims to determine a significant difference to science learning outcomes between students who learned with the implementation of cooperative learning model student teams achievement divisions (STAD) aided audio-visual media with students that learned conventional teaching science in fifth grade elementary school students Gugus 1 mengwi Badung regency. This research is a quasi experiment (quasi-experimental) study design Nonequivalent the Control Group. The study population was all students in the class V Gugus 1 Mengwi elementary school year 2013/2014. Sampling technique in this study was purposive random sampling technique to obtain class 2 class as sampel. Furthermore obtained drawn to determine the experimental and control groups. Data were analyzed using parametric statistical analysis. To test the hypothesis used t-test analysis. Based on the results of the analysis of the results found, the
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) mean posttestt experimental group 74,5 and the group kontrol 63,2. Hypothesis testing is done on the post-test scores with the results of t-test testing that is tvalue (3.50) > ttable (2.00). The hypothesis test results showed a significant difference implementation of cooperative learning model Student Teams Achievement Divisions (STAD) Audio Visual Media Assisted with the conventional model of science learning outcomes Students Class V Gugus 1 Mengwi. It can be concluded that the cooperative learning model Student Teams Achievement Divisions (STAD) Audio Visual Media Assisted significantly affect the results of Class V students learn science Gugus 1 Mengwi. Key words : cooperative type STAD, audio visual media, learning outcomes PENDAHULUAN Pembelajaran IPA sangatlah penting di sekolah dasar, maka perlu dicari suatu pola pembelajaran IPA yang dapat diterima dengan baik oleh siswa. Menurut Samatowa (2011:3) mengemukakan bahwa IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berfikir, dan cara memecahkan masalah. Adapun Trianto (2012:136) menyebutkan IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran diharapkan siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami, berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru apabila ada kesulitan. Guru berkewajiban untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran khususnya pada pelajaran IPA untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Setelah melakukan observasi ke Gugus 1 Mengwi pembelajaran IPA di kelas V Gugus 1 Mengwi tampak hasil belajar IPA siswa masih rendah. Proses pembelajaran kurang mampu mengatifkan siswa dalam belajar. Pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru, siswa kurang diberikan kesempatan menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Proses pembelajaran IPA tampak belum menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif karena masih cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab, sehingga hasil belajar IPA di Gugus 1 Mengwi kurang optimal. Untuk mengatasi persoalan tersebut maka dilakukan penelitian pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (stad) berbantuan media audio visual terhadap hasil belajar ipa siswa kelas V sekolah dasar gugus 1 mengwi sebagai solusi dan memecahkan permasalahan tersebut. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa perlu diadakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan merangsang minat siswa untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang cocok diterapkan pembelajaran IPA adalah model pembelajaran STAD karena dengan model pembelajaran STAD siswa dapat melakukan pembelajaran yang bermakna melalui student teams achievement divisions yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru (Slavin, 2012 : 12). Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Model ini telah banyak digunakan dalam penelitian khususnya di Sekolah Dasar. Seperti yang disebutkan Slavin (2011:213) model student teams achievement division (STAD) merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) matematika, IPA, IPS, bahasa inggris, teknik dan pada subjek lainnya, dan masih tingkat Sekolah Dasar. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa didalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. STAD adalah yang paling tepat untuk mengajarkan materimateri pelajaran ilmu pasti, seperti pembelajaran IPA. Menurut Trianto (2010:68) pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Berdasarkan pendapat di atas tampak dengan jelas model kooperatif tipe STAD cocok digunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Karena memberikan kemungkinan siswa turut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Kerja sama dalam kelompok yang heterogen mungkin terjadinya saling memberikan pengamalaman di antara anggota kelompok, sehingga penggunaan tutor teman sebaya dapat dilaksanakan. Menurut Trianto (2012), yang mengemukakan keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) yaitu: (a) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas suatu masalah, (b) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah, (c) dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan berdiskusi, (d) dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya, (e) para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi, (f) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati, pribadi
temannya, dan menghargai pendapat orang lain. Roestiyah (2001) juga mengemukakan Keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu, 1) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas suatu masalah dalam proses kerjasama, 2) mengembangkan bakat kepemimpinan sehingga siswa saling membantu dan memotivasi untuk berhasil bersama, 3) menempatkan siswa sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, 4) meningkatkan interaksi antar siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD diadakan untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap perbedaan individu dan juga untuk pengembangan sikap sosial siwa. STAD adalah model pembelajaran yang paling tepat untuk mengajarkan pelajaran-pelajaran ilmu pasti, seperti perhitungan dan penerapan matematika, geografi dan keterampilan perpetaan, dan konsep sains. Slavin (2011:12) juga mengemukakan gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Arends (2008:13) bahwa dalam model STAD, siswa di kelompok-kelompok heterogen saling membantu dengan menggunakan beragam metode belajar kooperatif dan berbagai prosedur kuis. Arends (2008:12) juga mengemukakan bahwa dengan partisipasi aktif di kelompokkelompok kecil membantu siswa untuk mempelajari berbagai keterampilan sosial penting sekaligus mengembangkan keterampilan akademis dan sikap-sikap demokratis. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model yang paling sederhana, dimana pada model STAD siswa dituntut untuk saling bekerjasama, sehingga dengan bekerjasama siswa, lebih mudah memahami materi tersebut karena belajar dari teman sebaya dan dibawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Agar proses pembelajaran yang dilaksanakan maksimal, maka perlu dibantu dengan pengunaan media pembelajaran. Melalui media siswa dapat memahami tentang materi yang dipelajari. Media yang sangat sesuai dipergunakan untuk mendukung proses pembelajaran IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah media audio visual. Menurut Sukiman (2012:150) media pembelajaran berbasis audio visual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan. Media audio visual adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan media audio, yang memungkinkan terjadi komunikasi dua arah antara guru dan anak didik dalam proses belajar mengajar, dengan kata lain media audio visual merupakan perpaduan yang saling mendukung antara gambar dan suara yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi yang menonton. Media audio visual merupakan sarana (media) yang mampu menampilkan gambar dan suara secara bersamaan, melalui media ini seseorang tidak hanya melihat atau mengamati sesuatu, melainkan mendengarkan segala sesuatu yang divisualisasikan. Media audio visual merupakan instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar. Media audio visual dibagi menjadi dua, yaitu: (1) Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, dan cetak suara, (2) Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassett. Pembagian lain dari media ini adalah (1) Audio visual murni, yaitu baik unsur suara maupun gambar berasal dari satu sumber seperti film, video cassett dan (2) audio visual tidak murni, yaitu unsur gambarnya berasal dari sumber berbeda (Syaiful Bahri Djamarah, 2006: 212). Adapun kelebihan dari media audio visual adalah : (a) merupakan media gerak perpaduan gambar dan suara, (b) mampu mempengaruhi prilaku manusia melebihi
media cetak, (c) dapat digunakan seketika, (d) dapat digunakan secara berulang-ulang, (e) dapat menyajikan materi yang secara fisik tidak bisa dibawa ke dalam kelas, (f) dapat menyajikan objek secara detail, (g) tidak memerlukan ruang gelap, (h) dapat menyajikan objek yang berbahaya, (i) dapat diperlambat atau dipercepat, (j) dapat digunakan untuk kasikal ataupun individual. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa media audio visual merupakan media yang sesuai dengan perkembangan zaman karena merupakan media yang mempunyai unsur suara dan gambar yang dapat mempermudah siswa memahami materi di dalam proses pembelajaran. Media audio visual merupakan sarana (media) yang mampu menampilkan gambar dan suara secara bersamaan, melalui media ini seseorang tidak hanya melihat atau mengamati sesuatu, melainkan mendengarkan segala sesuatu yang divisualisasikan. Dalam kegiatan pembelajaran sangat baik jika dipergunakan media audio visual sebagai perantara menyampaikan pembelajaran dari guru kepada siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) berbantuan media audio visual, ini sesuai dengan proses pembelajaran IPA. Karena dalam pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) berbantuan media audio visual pembelajaran IPA disekolah dasar, dapat menggali potensi siswa untuk saling bekerjasama atau belajar secara berkelompok terutama dalam memberikan informasi atau pesan dari kelompok satu ke kelompok lainnya serta memberikan peluang kepada siswa untuk berpartisifasi aktif dalam proses pembelajaran. Kemudian agar siswa lebih mudah memahami materi tentang IPA, dibantu dengan penggunaan media audio visual yang sangat sesuai dengan perkembangan kemampuan berpikir siswa di sekolah dasar. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) berbantuan media audio visual sangat tepat digunakan dalam proses pembelajaran IPA di sekolah dasar dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan media audio visual dengan siswa yang dibelajarkan melalui penerapan pembelajaran konvensional pada siswa Kelas V Gugus 1 Mengwi. METODE Penelitian ini tergolong kedalam penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperiment), karena terbatasnya pengamatan prilaku objek penelitian khususnya ketika siswa berada diluar sekolah ( rumah ). Disamping itu sulit untuk mngetahui persepsi objek penelitian terhadap perlakuan secara pasti. Dalam hal ini tidak dapat dilakukan pengubahan kondisi kelas yang sudah ada atau tidak dapat dilakukan karantina sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas V SD Gugus I Mengwi yang berjumlah 201 orang dan sampel dalam penelitian ini adalah 2 kelas yang dijadikan populasi study yaitu SD No. 2 Cemagi dan SD No. 4 Cemagi yang berjumlah 76 orang. Sampel dalam penelitian berarti bagian dari populasi yang memiliki karakteristik sama yang dianggap mewakili populasi. Menurut Sugiyono (2011: 62) sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Besarnya populasi menyebabkan semua yang ada dalam populasi tidak dapat dipelajari, seperti keterbatasan dana dan waktu. Sehingga digunakan sampel penelitian untuk membuat kesimpulan tentang populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive random sampling. Purposive random sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2011:24). Teknik purposive random sampling merupakan salah satu bentuk dari teknik Nonprobability Sampling dimana dalam teknik ini tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Tekhnik ini
merupakan gabungan dari tekhnik sampling purposive dengan teknik random sampling. Karena dalam pengambilan sampel untuk diuji dalam penelitian ini diharapkan berjumlah 30 orang atau lebih. Langkah selanjutnya dari tiga Sekolah Dasar diundi terdapat 7 kelas V dengan jumlah kelas lebih besar atau sama dengan 30 siswa sebanyak 3 kelas. Dari 3 kelas yang diperoleh diundi untuk mendapatkan 2 kelas sebagai sampel dan selanjutnya diundi untuk menentukan kelompok kontrol dan eksperimen. berdasarkan cara tersebut terpilih dua Sekolah Dasar sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen adalah SD No.2 Cemagi dengan jumlah siswa 38 orang dan kelompok kontrol adalah SD No.4 Cemagi dengan jumlah 38 orang. Diuji kesetaraan sampel, untuk mengetahui kesetaraan kelas dilakukan dengan menganalisis hasil belajar IPA berupa nilai ulangan umum semester sebelumnya melalui uji-t kesetaraan. Sebelum dilakukan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians.. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media audio visual. Dan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan Nonequivalent Only Kontrol Group, Disain ini memiliki kelompok Kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Penggunaan desain eksperimen ini karena pada kenyataan sulit mendapatkan kelompok penelitian yang bisa dikarantina (Sugioyono, 2012:114). Pelaksanaan eksperimen meliputi uji awal (pretest), kegiatan pembelajaran, dan uji akhir (post test). Rancangan penelitian, disajikan dalam Gambar 1.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
E
O1
X
O2
_____________________ K
O3
-
O4
(Sugiyono, 2012:116) Gambar 1. Rancangan Non-equivalent Pretest-Posttest Control Group Keterangan : E : Kelas Eksperimen, K : Kelas Kontrol, O1 dan O3 : Pre test O2 dan O4 : Post test X : Perlakuan (treatment) Penelitian ini menyelidiki pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran eksperimen. Adapun tahapan adalah sebagai berikut. 1) Persiapan Eksperimen meliputi: (a) menyusun RPP model pembelajaran STAD berbantuan media audio visual (b) menyiapkan media dan sumber belajar (alat peraga, LKS, Silabus dan Kurikulum) yang nantinya digunakan selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen (c) menyusun instrumen penelitian berupa tes hasil belajar pada ranah kognitif untuk mengukur hasil belajar IPA siswa (d) mengadakan validasi instrumen penelitian yaitu tes hasil belajar IPA 2) Pelaksanaan Eksperimen meliputi: a) menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia dan uji kesetaraan. (b) melakukan undian pada sampel untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol (c) melaksanakan penelitian yaitu memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), serta diakhiri dengan menganaliisis data temuan. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa pada ranah kognitif. Data hasil belajar
siswa pada ranah kognitif dikumpulkan dengan testing, penelitian ini menggunakan tes pilihan ganda biasa (PGB) dengan empat pilihan jawaban, dengan satu jawaban yang benar. Jumlah item soal yang digunakan yaitu 30 item soal. Tes tersebut mengungkapkan tentang pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran IPA yang mereka peroleh di kelas V. Setiap soal disertai dengan empat alternatif jawaban yang dipilih siswa (alternatif a,b, c, dan d). Setiap item, diberikan skor satu bila siswa menjawab dengan benar (jawaban dicocokkan dengan kunci jawaban). Serta skor nol untuk siswa yang menjawab salah. Skor setiap jawaban kemudian dijumlahkan dan jumlah tersebut dibagi skor maksimal dan kemudian dikalikan bobot kognitif (100). Data yang diperoleh pada penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan analisis statistik parametrik. Sebelum analisis hipotesis dilakukan didahului dengan menguji normalitas dan homogenitas data sebagai syarat penggunaan statistic parametric pengujian normalitas data digunakan uji analisis Chi-Square dan untuk menguji homogenitas varian kelompok eksperimen dan control digunakan uji FAvley. Hipotesis penelitian diuji menggunakan rumus uji-t dengan rumus Polled Varian. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan eksperimen semu dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Data dalam penelitian ini siswa kelas V di SD No. 2 Cemagi sebagai kelompok eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media audio visual, kedua kelompok kontrol yaitu SD No. 4 Cemagi menggunakan pembelajaran konvensional. Data hasil belajar IPA diperoleh setelah dilakukan post test dengan jumlah butir soal sebanyak 30 soal. Hasil analisis hasil belajar IPA siswa tercantum pada Tabel 1.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Tabel 1. Ringkasan Hasil Perhitungan Hasil Belajar IPA Siswa Kelompok Eksperimen dan Kontrol Hasil Belajar IPA Statistik Mean Standar Deviasi Varians Skor Maksimum Skor Minimum
Kelompok Eksperimen 74,5 12,4 152,7 99,3 49,6
Berdasarkan Tabel 2 maka diuji prasyarat untuk bisa menggunakan pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu uji normalitas data dan homogenitas. Berdasarkan hasil analisis Chi-Square χ 2hit = 5,87 sedangkan untuk taraf signifikansi 5 % ( = 0,05) dan derajat bebasan (dk) = 5 diperoleh = 11,07, karena x2hit < x2tab yaitu 5,87 < 11,07 maka H0 diterima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data post test IPA kelompok eksperimen berdistribusi Normal. Sementara hasil analisis Chi-Square kelompok kontrol didapatkan hasil untuk χ 2 hit = 4,28 sedangkan untuk taraf signifikansi 5 % ( = 0,05) dan derajat kebebasan (dk)
Kelompok Kontrol 63,2 13,9 195,7 91 49,2 = 5% diperoleh
= 11,07,
karena < yaitu 4,28 < 11,07 maka H0 diterima (gagal ditolak). Oleh karena data posttest IPA kelompok kontrol berdistribusi normal. Pada pengujian homogenitas data didapatkan hasil yaitu uji F diperolehFhit < Ftabel yaitu 1,3 < 1,78 sehingga dapat disimpulkan bahwa varians antar kelompok homogen. Setelah dilakukan uji prasyarat dilanjutkan pengujian dengan menguji hipotesis dengan uji-t. Adapun rekapitulasi hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. x2hit
x2tab
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis Pada Taraf Signifikan 5% dan dk = 74 No 1 2
Kelompok Eksperimen Kontrol
N 38 38
DK 74
Berdasarkan pengujian yang dilakukan uji-t menunjukkan thitung = 3,50 dan ttabel 2.00 untuk dk = 74 dengan taraf signifikankansi 5%. Berdasarkan kriteria pengujian, thitung > ttabel (3,5 > 2.00) maka Ho ditolak dan Ha diterima maka dapat dinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audio Visual melalui siswa yang dibelajarkan dengan penerapan pembelajaran konvensional pada siswa Kelas V Gugus 1 Mengwi.
̅ 74,5 63,2
SD 12,4 13,9
thitung 3.50
ttabel 2,00
Berdasarkan hasil analisis nilai ulangan umum siswa menunjukkan keadaan data yang normal dan sampel yang homogen. Artinya data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Hal Ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama. Setelah ditentukan kelompok-kelompok penelitian, maka kelompok eksperimen diberikan perlakuan yaitu model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berbantuan media audiovisual dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah diberi perlakuan pada kelas
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) eksperimen dan kelas kontrol kemudian kedua kelas diberi tes akhir (post-test). Hasil analisis skor hasil belajar IPA siswa menunjukkan bahwa skor rata-rata yang peroleh kelompok eksperimen sebesar 74,5 sedangkan skor rata-rata yang peroleh kelompok kontrol sebesar 63,2. Varians pada kelompok eksperimen yaitu 152,7 dan kelompok control yaitu 195,7. Sedangkan standar deviasi untuk kelompok eksperimen adalah 12,4 dan kelompok kontrol adalah 13,9. Untuk perhitungan normalitas, homogenitas dan uji-t menggunakan microsoft excel didapatkan hasil bahwa kedua kelompok memiliki data yang normal dan homogen. Perhitungan uji hipotesis dengan uji-t menunjukkan thitung = 3,50 dan ttabel 2.00 untuk dk = 74 dengan taraf signifikan 5%. Berdasarkan kriteria pengujian, thitung > ttabel (3,50 > 2.00) maka H0 ditolak dan Ha diterima dengan demikian hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dapat disimpulkan hal ini terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif student teams achievement division (STAD) berbantuan media audio visual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Gugus I Mengwi. Perbedaan hasil belajar yang siginifikan antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) Berbantuan media audio visual dengan pembelajaran konvensional dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah satu langkah pembelajaran di kelas yang menekankan interaksi untuk bekerjasama dan membantu satu sama lain dalam kelompok yang terdiri atas 4-5 orang siswa secara heterogen untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah secara bersama-sama dengan dibimbing oleh guru tugas-tugas yang diberikan serta memiliki keunggulan menurut Ibrahim,dkk.(2000:10) yaitu, 1) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya
dan membahas suatu masalah dalam proses kerjasama, 2) mengembangkan bakat kepemimpinan sehingga siswa saling membantu dan memotivasi untuk berhasil bersama, 3) menempatkan siswa sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, 4) meningkatkan interaksi antar siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain. Selain itu, dengan adanya bantuan media pembelajaran berbasis audio visual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengar dan pengelihatan menurut Sukiman (2012:150) media audio visual yang merupakan media yang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan media audio, yang memungkinkan terjadi komunikasi dua arah antara guru dan anak didik dalam proses belajar mengajar, dengan kata lain media audio visual merupakan perpaduan yang saling mendukung antara gambar dan suara yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi yang menonton. Media audio visual merupakan sarana (media) yang mampu menampilkan gambar dan suara secara bersamaan, melalui media ini seseorang tidak hanya melihat atau mengamati sesuatu, melainkan mendengarkan segala sesuatu yang divisualisasikan sehingga sesuai dengan pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa. Lain halnya dengan kelas yang dibelajarkan secara konvensional, hasil yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan kelas yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) Berbantuan media audio visual. Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran konvensional menggunakan metode pembelajaran tradisional yang dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran serta diiringi dengan penjelasan, pembagian tugas dan latihan. Siswa adalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsinya sebagai badan
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar, pembelajaran dilakukan secara individual, pembelajaran sangat abstrak dan teoritis, guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran sehingga interaksi di antara siswa kurang. Selain itu, tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan, terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari, daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ni Putu Sudiarti (2012) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe student teams achievement division (STAD) berbantuan Powerpoint Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 6 Dauh Puri Denpasar dengan hasil penelitian yang menunjukan terjadinya peningkatan hasil belajar IPS dan penelitian Gusti Ayu Nyoman Sartini (2012) menyatakan Implementasi Model pembelajaran Kooperatif Tipe student teams achievement division (STAD) Berbantuan LKS untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri 2 Penatih dengan hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan rata-rata persentase hasil belajar PKn. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) berbantuan media audio visual dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada kelas V Gugus 1 Mengwi. Hal ini dilihat dari uji hipotesis menggunakan uji-t dengan hasil thitung lebih besar dari ttabel yaitu 3,5 > 2,00 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Nilai rata-rata hasil belajar IPA kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol yaitu 74,5 > 63,2. Hal ini berarti terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Berbantuan Media Audio Visual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V
Sekolah Dasar Gugus 1 Mengwi Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan simpulan di atas maka saran yang dapat diberikan yaitu: 1) Bagi Guru Bagi guru Guru hendaknya dalam membelajarkan siswa dapat memfasilitasi siswa dengan berbagai model, pendekatan pembelajaran, dan sumber belajar yang bervariasi salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) berbantuan media audio visual sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan mendapatkan pembelajaran yang bermakna.2) Kepada Peneliti Lain Bagi para peneliti lain yang ingin meneliti dengan mempergunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Berbantuan Media Audio Visual agar menggunakan pokok bahasan yang lainnya, karena materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada pokok bahasan alat-alat pernafasan pada manusia dan hewan. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT ASdi Mahasatya. Slavin, Robert. 2011. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung: Nusa Media. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukiman.2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT Bumi Aksara. Winarsunu, Tulus, 2009, Stastistik Dalam penelitian Psikologi Pendidikan, Malang: UMM Press.