PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA BENDA KONGKRIT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Darul Ma’arif, Jakarta Selatan) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Ghufron Kamil NIM : 109017000098
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul “Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Berbantuan Media Benda Kongkrit Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa” disusun oleh Ghufron Kamil, NIM. 109017000098, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, April 2014
Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Kadir, M.Pd
Khairunnisa, S.Pd, M.Si
NIP. 19670812 199402 1 001
NIP. 19810404 200901 2 013
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: GHUFRON KAMIL
NIM
: 109017000098
Jurusan
: Pendidikan Matematika
Angkatan Tahun
: 2009
Alamat
: Jl. Kp. Gintung RT.04/08 No.57, Cirendeu-Ciputat Timur Tangerang Selatan – Banten
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Berbantuan Media Benda Kongkrit Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: 1. Nama
: Dr. Kadir, M.Pd
NIP
: 19670812 199402 1 001
Dosen Jurusan
: Pendidikan Matematika
2. Nama
: Khairunnisa, S.Pd, M.Si
NIP
: 19810404 200901 2 013
Dosen Jurusan
: Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 7 April 2014 Yang Menyatakan,
Ghufron Kamil NIM 109017000098
ABSTRAK
Ghufron Kamil (109017000098). “pengaruh metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, April 2014
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Darul Ma’arif Jakarta Selatan, Tahun Ajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan desain Control Group Post-test Only Design, yang melibatkan 70 siswa sebagai sampel. Pengumpulan data setelah perlakuan dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan berpikir kritis matematik siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang diajar dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional (thitung = 2,40 dan ttabel = 2,00). Hal ini dapat dilihat dari presentase hasil setiap indikator, pada indikator memfokuskan pertanyaan kelas eksperimen mencapai 78,7% sedangkan kelas kontrol 61,76%. Pada indikator menganalisis argumen kelas eksperimen mencapai 66,2% sedangkan kelas kontrol 47,55%. Pada indikator menjawab pertanyaan yang menentang kelas eksperimen mencapai 61,11 sedangkan pada kelas kontrol 48,53%. Pada indikator membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan kelas ekperimen mencapai 76,59 sedangkan kelas kontrol 70,59%. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar dengan menggunakan metode Penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa. Kata kunci: Penemuan Terbimbing, Berpikir kritis Matematik, Media Benda Kongkrit
i
ABSTRACT Ghufron Kamil (109017000098). "The effect of media-assisted guided discovery method of concrete objects to critical mathematical thinking ability". Thesis Department of Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, April 2014 The purpose of this study was to analyze the effect of media-assisted guided discovery method of concrete objects to critical thinking mathematical of students. This research was conducted SMP Darul Maarif in South Jakarta, Academic of Year 2013/2014. The method used is the method of quasiexperimental with Control Group Post-test Only Design, which involved 70 students in the sample. Data after the treatment is collected by using a mathematical test students' critical thinking skills. The results showed that the critical thinking skills of students whom are taught mathematics by guided discovery learning methods aided concrete media objects is higher than students whom taught by conventional teaching methods ( of t = 2.40 and t table = 2,00 ) . It can be seen from the percentage results for each indicators, questions focused on indicators of classroom experiments reached 78.7 %, 61.76 % while the control class . On the argument indicator analyze experimental class reached 66.2%, 47.55 % while the control class . In answering the question indicators against experimental class reached 61.11%, while 48.53 % in the control classes . At indicators make decisions and consider the results of the experimental class reaches 76.59%, 70.59 % while the control class . The conclusion of this study is that the learning of mathematics on the subject of figures with the flat side using media-assisted guided discovery method of concrete objects significantly affect students' critical thinking skills of mathematics. Keywords: Guided Discovery, Critical Thinking Mathematics, Media Objects concrete
ii
KATA PENGANTAR
ﺑﺳﻢﺍﷲﺍﻟﺭﺤﻣﻦﺍﻟﺭﺤﻳﻢ Alhamdulillah segala puji kehadirat illahirabbi Allah SWT yang telah memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan yang berlimpah dari dunia sampai akhirat. Shalawat dan Salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, doa, perjuangan, kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan
waktu, bimbingan, arahan,
motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis selama ini. Terlepas dari segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan, Semoga Bapak selalu berada dalam kemuliaanNya. 3. Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Khairunnisa, S.Pd, M.Si, selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan
waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam
membimbing penulis selama ini. Terlepas dari segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan. Semoga Ibu selalu berada dalam kemuliaanNya. 5. Ibu Lia Kurniawati, M.Pd, Dosen Pembimbing akademik yang telah memberikan arahan, motivasi, dan semangat dalam penulisan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada iii
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. 7. Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat. 8. Kepala SMP Darul Ma’arif, Bapak Rasyidul Anam, S.Pd yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 9. Seluruh dewan guru SMP Darul Ma’arif, khususnya Ami Inayati, S.Pd selaku guru mata pelajaran yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini. Serta siswa dan siswi SMP Darul Ma’arif, khususnya kelas VIII-A dan VIII-C. 10. Keluarga tercinta Ayahanda Bachtiar, Ibunda Elda Rusmiati yang tak hentihentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Adik A. Lutfi Fuadi, Hilmi Karim, Mutia Alifia, dan Hamdan Syakir serta semua keluarga yang selalu mendoakan, mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita. 11. Sahabatku tersayang Frendy astra, M. Anang Jatmiko, Sakhina Sri Utami, Nurul Amanah, dan Linda Rusdiana yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan menjadi tempat berbagi untuk segala cerita selama penulisan skripsi ini. 12. Sahabat seperjuangan Yulisa Desriyanti, Viera Avianutia, Mulyoko yang selalu merepotkan dan memberikan masukan positif kepada penulis. 13. Adikku Risma Cahyani yang selalu meluangkan waktu untuk menemani, membantu menghilangkan stres dan memberikan doa serta motivasi penuh selama proses penyusunan skripsi. Terimakasih sudah bersedia direpotkan. 14. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2009, khususnya kelas C. Terimakasih untuk doa dan semangatnya. Semoga kekeluargaan kita tetap terjalin dengan baik. 15. Kakak Kelas angkatan 2008 yang telah membantu memberikan saran dan motivasi kepada penulis.
iv
Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan berdoa mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin. Demikianlah,
betapapun
penulis
telah
berusaha
dengan
segenap
kemampuan yang ada untuk menyusun karya tulis yang sebaik-baiknya, namun di atas lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai macam kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesarbesarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.
Jakarta, 18 April 2014
Penulis Ghufron Kamil
v
DAFTAR ISI ABSTRAK .........................................................................................................
i
ABSTRACT ........................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................
6
C. Pembatasan Masalah ........................................................................
7
D. Perumusan Masalah..........................................................................
7
E. Tujuan Penelitian..............................................................................
7
F. Manfaat Penelitian............................................................................
8
BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ................................................................
9
A. Deskripsi Teoritik .............................................................................
9
1. Kemampuan Berpikir Matematik Matematik Siswa ...................
9
a. Pengertian Berpikir Kritis .....................................................
9
b. Kemampuan Berpikir Kritis Matematik ............................... 10 c. Indikator Berpikir Kritis Matematik ..................................... 11 2. Penemuan Terbimbing ................................................................ 15 a. Pengertian Metode Penemuan Terbimbing ........................... 15 b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penemuan Terbimbing ............................................................................ 17 c. Langkah – Langkah Metode Penemuan Terbimbing ............ 18 3. Media Beda kongkrit ................................................................... 19 4. Metode Pembelajaran Konvensional........................................... 21 B. Hasil Penelitian Yang Relevan ......................................................... 23 vi
C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 25 D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 26 A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 26 B. Metode dan Desain Penelitian .......................................................... 26 C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 27 D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................................ 28 E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 28 F. Analisis Instrumen............................................................................ 30 G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 34 H. Hipotesis Statistik............................................................................. 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 39 A. Hasil Penelitian ................................................................................ 40 1. Deskripsi Data ............................................................................. 40 a. Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Bangun Ruang Sisi Datar Kelompok Eksperimen ................................................ 41 b. Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Bangun Ruang Sisi Datar Kelompok Kontrol ....................................................... 46 2. Analisis Data ............................................................................... 51 Tes Kemampuan Berpikir Kritis Bangun Ruang Sisi Datar ........ 52 1) Uji Normalitas ....................................................................... 52 2) Uji Homogenitas .................................................................... 53 3) Pengujian Hipotesis ............................................................... 54 B. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 55 1. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa ........... 55 a. Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Memfokuskan Pertanyaan ........................................................................... 60 b. Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Menganalisis Argumen .............................................................................. 62
vii
c. Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Menjawab pertanyaan yang menentang ................................................................... 63 d. Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Membuat dan Mempertimbangkan Hasil Keputusan ................................. 65 2. Proses Pembelajaran Metode Penemuan Terbimbing ............... 67 C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 70 A. Kesimpulan....................................................................................... 70 B. Saran ................................................................................................. 71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Keterampilan Berpikir Kritis ........................................................... 12
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematik.......... 29
Tabel 3.2
Kriteria Koefisien Reliabilitas.......................................................... 32
Tabel 3.3
Indeks Taraf Kesukaran ................................................................... 32
Tabel 3.4
Indeks Daya Pembeda ...................................................................... 33
Tabel 3.5
Rekap Data Hasil Uji Instrumen ...................................................... 34
Tabel 4.1
Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen ............................... 42
Tabel 4.2
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ................................. 42
Tabel 4.3
Diskripsi Data Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator ................ 44
Tabel 4.4
Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol ..................................... 47
Tabel 4.5
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol ....................................... 47
Tabel 4.6
Diskripsi Data Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator ...................... 49
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 52
Tabel 4.8
Hasil Uji Homogenitas ..................................................................... 53
Tabel 4.9
Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 54
Tabel 4.10 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis ...................................... 56 Tabel 4.11 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontorl Berdasarkan Indikator .............................................. 58
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerucut Pengalaman ...................................................................... 19
Gambar 4.1
Histogram Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas Eksperimen .................................................................................... 43
Gambar 4.2
Diagram Batang Presentase Indikator Kelas Ekperimen .............. 46
Gambar 4.3
Histogram Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas Kontrol ........................................................................................... 48
Gambar 4.4
Diagram Batang Presentase Indikator Kelas Kontrol .................... 51
Gambar 4.5
Kurva Perbandingan Nilai Kemampuan Berpikir Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol ......................................................................... 57
Gambar 4.6
Perbandingan Mean Berpikir Kritis Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol ......................................................................................... 59
Gambar 4.7
Perbandingan Presentase Berpikir Kritis Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol ................................................................................ 60
Gambar 4.8
Hasil Jawaban Siswa Indikator Memfokuskan Pertanyaan .......... 61
Gambar 4.9
Hasil Jawaban Siswa Indikator Menganalisi Argumen ................ 63
Gambar 4.10 Hasil Jawaban Siswa Indikator Menjawab Pertanyaan yang Menentang ..................................................................................... 64 Gambar 4.11 Hasil Jawaban Siswa Indikator Membuat dan Mempertimbangkan Hasil Keputusan ............................................................................ 66
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen.............. 74
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................... 106
Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen ..................................... 135
Lampiran 4
Tabel Hasil Perhitungan CVR ..................................................... 171
Lampiran 5
Tabel Validitas CVR ............................................................ …. 172
Lampiran 6
Form Penilaian CVR ................................................................... 173
Lampiran 7
Pedoman Penilaian ...................................................................... 178
Lampiran 8
Kisi-kisi Instrumen ...................................................................... 182
Lampiran 9
Kunci Jawaban Instrumen ........................................................... 185
Lampiran 10 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ....................................... 188 Lampiran 11 Perhitungan Validitas Instrumen .......................................... …..190 Lampiran 12 Hasil Validitas Instrumen ............................................................ 191 Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas............................................................... 192 Lampiran 14 Hasil Reliabilitas Instrumen ........................................................ 194 Lampiran 15 Perhitungan Taraf Kesukaran ...................................................... 195 Lampiran 16 Hasil Taraf Kesukaran ................................................................. 196 Lampiran 17 Perhitungan Daya Pembeda ......................................................... 197 Lampiran 18 Hasil Daya Pembeda ................................................................... 198 Lampiran 19 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Kelompok Eksperimen .................................................................................. 199 Lampiran 20 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Kelompok Kontrol ......................................................................................... 200 Lampiran 21 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, Varians, Simpangan Baku dan Kemiringan Kelompok Eksperimen ..................................................................................................... 201 Lampiran 22 Perhitungan Mean dan Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Berdasarkan Indikator pada Kelas Eksperimen ..................................................................................................... 205
xi
Lampiran 23 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, Varians, Simpangan Baku dan Kemiringan Kelompok Kontrol .. ..................................................................................................... 207 Lampiran 24 Perhitungan Mean dan Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Berdasarkan Indikator pada Kelas Kontrol .... 211 Lampiran 25 Uji Normalitas Kelas Eksperimen ............................................... 213 Lampiran 26 Uji Normalitas Kelas Kontrol ...................................................... 215 Lampiran 27 Perhitungan Uji Homogenitas ..................................................... 217 Lampiran 28 Perhitungan Pengujian Hipotesis ................................................. 218 Lampiran 29 Tabel Minimum CVR .................................................................... 220
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang “Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah kurangnya kemampuan berpikir siswa. Hal ini disebabkan dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir”.1 Hal ini sejalan dengan hasil laporan The Trends International Mathematics and Sciencs Study (TIMSS) pada tahun 2003 Indonesia berada pada peringkat 34 dari 46 negara yang disurvei. Hasil studi TIMSS tahun 2007 juga masih menempatkan Indonesia pada urutan ke 36 dari 48 negara yang disurvei. Dan hasil TIMSS pada tahun 2011 menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 42 negara. “Kemampuan matematis siswa Indonesia untuk soal–soal tidak rutin sangat lemah, namun relatif baik dalam menyelesaikan soal–soal fakta dan procedural”.2 Hal ini disebabkan karena guru hanya mengajarkan materi saja, tidak membiasakan siswa untuk mengalami kesulitan ketika ia bekerja dan berpikir aktif, kreatif, serta kritis untuk mencari jalan keluar dari masalah yang mereka hadapi. Guru bukan hanya mengajar, namun guru juga harus menjadi motivator, fasilitator yang dapat menumbuhkan minat siswa sehingga tertarik dalam belajar. Matematika adalah pelajaran yang dipelajari pada semua tingkat pendidikan formal seperti SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Pemerintah Republik Indonesia, khususnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika, baik melalui
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Bandung: Kencana, 2006), h. 1. 2 Dasa Ismaimuza, “Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau dari Pengetahuan Awal Siswa”, Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2, (Januari, 2011), h. 11.
1
2
peningkatan kualitas guru metematika melalui penataran-penatarannya, maupun peningkatan prestasi belajar siswa melalui peningkatan standar minimal Ujian Nasional untuk mata pelajaran metematika.3 Karenanya matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dilakukan karena tujuan dari mata pelajaran matematika sangat banyak. Salah satu tujuannya, menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), adalah untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Pendidikan matematika untuk pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi ditujukan untuk memenuhi kehidupan manusia masa kini dan masa yang akan datang. Perubahan zaman yang terjadi seiring dengan berubahnya peradaban manusia menuntut adanya pola pikir yang mencari dan menganalisis suatu informasi guna menyelesaikan masalah. Karena semakin modern zaman, semakin ketat juga persaingan antara individu. Untuk itu kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk dilatih dan dikembangkan. Menurut Poedjiadi pada jurnal Abdul Karim menyatakan bahwa “berpikir kritis menjadi bekal bagi siswa untuk menghadapi persaingan tingkat dunia”.4 Tentu jika kemampuan berpikir kritis itu ditingkatkan dalam pendidikan di Indonesia, maka hasil survey TIMSS selanjutnya akan membawa Indonesia di peringkat atas sehingga Indonesia tidak kalah dengan negara–negara tetangganya yang juga sedang berkembang. Menurut Anderson juga menyatakan dalam jurnal Dodi “bila berpikir kritis dikembangkan, seseorang cenderung untuk mencari kebenaran, berpikir divergen (terbuka dan toleran terhadap ide–ide baru), dapat menganalisis dengan baik, berpikir secara sistematis, penuh rasa ingin tahu, dewasa dalam berpikir, dan dapat berpikir kritis secara mandiri”.5 Artinya dalam berpikir kritis siswa dilatih untuk menganalisis serta berpikir secara sistematis dengan demikian dalam 3
Markaban, Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing, (Yogyakarta: DEPDIKNAS, 2006), h. 3. 4 Abdul Karim, “Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Model Reciprocal Teaching”, (2010), h. 36. 5 Dodi Syamsuduha, “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Goemeter’s Sketchpad Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa SMP, (2010) h. 52.
3
berpikir kritis siswa juga dilatih agar timbul rasa ingin tahu yang dalam sehingga siswa akan terus menyelidiki suatu masalah sampai menemukan pemecahan masalah yang dibutuhkan. Menurut Baron dan Stemberg dalam jurnal Dasa menyatakan “terdapat lima hal dasar dalam berpikir kritis yaitu praktis, reflektif, masuk akal, keyakinan, dan tindakan”.6 Artinya dalam berpikir kritis suatu pikiran akan dianalisis oleh nalar lalu diyakini untuk memutuskan tindakan yang akan dilakukan. Siswa menerima masalah lalu mencari informasi yang berkaitan dengan masalah yang diterimanya, mencari pemecahan masalah dengan penuh keyakinan dengan informasi yang dimilikinya, setelah itu melakukan tindakan sesuai dengan hasil yang ditemukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Krulick dalam jurnal pendidikan matematika, Dasa menyatakan “bahwa berpikir kritis itu adalah suatu cara berpikir menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari suatu masalah, termaksuk di dalamnya kemampuan untuk mengumpulkan informasi, mengingat, menganalisis situasi, membaca serta memahami dan mengidentifikasi hal–hal yang diperlukan”.7 Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah proses yang sistematis karena dilakukan selangkah demi selangkah, dilakukan dengan menghubungkan semua informasi yang ada. Setelah itu mengambil mengklarifikasi, membandingkan, menarik kesimpulan dan mengevaluasi. Dalam
upaya
memperbaiki
kualitas
pendidikan
terutama
terkait
kemampuan berpikir kritis matematika siswa, metode penemuan terbimbing merupakan suatu alternatif metode yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik. Metode penemuan terbimbing dinilai sebagai proses pemerolehan atau pembentukan pengetahuan. Teori belajar menurut teori Kontruktivisme yang merupakan salah satu filsafat pengetahuan, menekankan bahwa pengetahuan kita adalah kontruksi (bentukan) kita sendiri. Belajar 6 7
Dasa Ismaimuza, op. cit. h. 12. Ibid. h. 13.
4
merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan pengertian yang dimiliki, dengan
demikian
pengertiannya menjadi berkembang. Hal ini sejalan dengan pengertian kemampuan berpikir kritis tadi, yaitu dalam berpikir kritis juga menghubungkan informasi yang dimiliki dari suatu masalah lalu menganalisis kebenaran suatu informasi untuk mengambil kesimpulan, kemudian membuktikan kesimpulan yang didapat untuk mencari pemecahan masalah. Menurut Paul Suparno dalam buku karangan Markaban, ada beberapa prinsip belajar, yaitu (1) belajar adalah mencari makna, (2) kontruksi makna adalah proses yang terus menerus, (3) belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru, (4) hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya, dan (5) hasil belajar tergantung pada apa yang telah diketahui si subyek belajar, tujuan, motivasi, mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.8 Artinya belajar bukan hanya menerima informasi yang diberikan guru, namun belajar adalah mengkontruksi (membentuk) pengetahuan dari apa yang siswa dengar, lihat, rasakan dan alami. Dalam pandangan Bruner pada buku Markaban “belajar dengan penemuan adalah belajar yang sangat efektif, dalam belajar penemuan siswa diarahkan untuk menemukan, ketika seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampak ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan”.9 Ada beberapa keunggulan belajar penemuan, pertama pengetahuan itu bertahan lama atau lama diingat atau lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara– cara lain. Kedua, hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil dari belajar lainnya. Ketiga, secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas.
8 9
Markaban, op. cit. h. 7. Ibid. h.9.
5
Media pembelajaran juga diperlukan dalam proses pembelajaran. Kata media dalam bahasa arab berarti “perantara ( )وسائلatau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima”.10 Media adalah semua bentuk saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi yang akan dituju. Pendidikan di Indonesia kurang berkembang karena pada proses pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran untuk mengkonstruk (membangun) pola pikir siswa, padahal media mempunyai peran yang cukup penting. Dengan media
pembelajaran,
siswa
mendapatkan
pengalaman
langsung
untuk
mempelajari objek atau bahan yang dipelajari. Proses pembelajaran yang terjadi melalui pengalaman langsung siswa merupakan proses pembelajaran yang sangat bermanfaat, karena dengan mengalami secara langsung, kemungkinan kesalahan memahami akan dapat dihindari. “Contoh belajar melalui pengalaman langsung adalah mengamati tingkah laku hewan di kebun binatang, berlatih mengendarai kendaraan bermotor atau pengalaman langsung mempelajari benda-benda di lingkungan. Namun, pada kenyataannya tidak semua bahan pelajaran dapat disajikan secara langsung”.11 Untuk mempelajari bagaimana kehidupan ikan-ikan di dasar laut, tidak mungkin seluruh siswa menyelam hingga ke dasar laut, atau mempelajari kerja atau komponen dari organ tubuh manusia. Untuk memberikan pengalaman belajar semacam itu, guru memerlukan alat bantu seperti foto, film, maupun rangka buatan yang menyerupai objek yang akan diteliti. Belajar seperti itu merupakan proses pembelajaran melalui pengalaman tiruan. “Pengalamann tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya”.12 Pengalaman tiruan bukanlah pengalaman langsung bagi siswa, karena objek yang dipelajari bukan keadaan sebenarnya melainkan benda tiruan yang menyerupai aslinya. Mempelajari objek tiruan sangat besar manfaatnya bagi siswa, terutama
10
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 3. Winna Sanjaya, op. cit, h. 164. 12 Ibid, h. 166. 11
6
untuk menghindari cara mengajar guru yang hanya menggunakan tulisan dan ucapannya. Menurut Yunus dalam buku Azhar Arsyad.13
…ف ما راءك من سمع.. ان ها اعظم ت ا ث يرا ف ى ال حواس واخمن ل ل فهم “Mengungkapkan
bahwasanya
media
pembelajaran
paling
besar
pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman... orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya diibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarkannya.” Berdasarkan latar belakang tersebut, diharapkan metode penemuan terbimbing dengan bantuan media pembelajaran yang bersifat memberikan pengalaman tiruan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik siswa. Oleh karena itu, peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing Berbantuan Media Benda Kongkrit Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa ”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah sebelumnya, maka timbul berbagai permasalahan yang dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: 1.
Fenomena umum menunjukan bahwa proses pembelajaran matematika diajarkan secara konvensional, dimana guru menjadi pusat pembelajaran (teaching center).
2.
Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika.
3.
13
Siswa sulit mengerjakan soal non contoh.
Azhar Arsyad, op. cit, h.16
7
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian terarah dan tidak terjadi penyimpangan terhadap masalah yang akan dibahas, maka peneliti memberikan batasan sebagai berikut : 1.
Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing berbantuan media benda kongkrit terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa.
2.
Kemampuan berpikir kritis matematik siswa merupakan fokus dan ukuran pada penelitian ini.
3.
Penelitian dilakukan di SMP Darul Ma’arif.
4.
Materi yang disampaikan adalah Geometri.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya yaitu: 1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang diajarkan dengan pembelajaran metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit dan pembelajaran metode konvensional? 2. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan problematika yang telah dikemukakan, maka tujuan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mendapatkan
informasi
mengenai
kemampuan
berpikir
kritis
matematika siswa sebelum penerapan metode penemuan terbimbing. 2.
Mendapatkan
informasi
mengenai
kemampuan
berpikir
matematika siswa setelah penerapan metode penemuan terbimbing.
kritis
8
3.
Mendapatkan
informasi
mengenai
pengaruh
metode
penemuan
terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa pada pembelajaran matematika.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tentang pengaruh metode penemuan terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa dapat memberikan kontribusi sebagai berikut : 1. Bagi peneliti a) Memberi gambaran pengaruh metode penemuan terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran matematika. b) Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing. 2. Bagi guru a) Memberi informasi pada guru mengenai metode penemuan terbimbing serta penerapannya. b) Memberi
masukan
mengenai
cara
mengajar
yang
mempengaruhi kemampuan berpikir kritis matematika siswa.
dapat
BAB II KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa a. Pengertian Berpikir Kritis Pengertian berpikir kritis, menurut Gerhand dalam buku Dina, mendefinisikan sebagai “proses kompleks yang melibatkan penerimaan dan penguasaan data, analisis data, evaluasi data, dan mempertibangkan aspek kualitatif dan kuantitatif serta membuat seleksi atau membuat keputusan berdasarkan hasil evaluasi”.1 Sedangkan menurut Vincent Reggiero dalam buku Elaine menyatakan bahwa “berpikir kritis adalah segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah,
membuat
keputusan,
atau
memenuhi
keinginan
untuk
memahami; berpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian makna”.2 Proses berpikir kritis mengharuskan siswa membuka pikirannya, menerima kekurangan diri, dan sabar dalam memecahkan masalah. Pencarian kebenaran dari suatu informasi mengharuskan siswa berhati-hati dalam mengambil keputusan dan menarik kesimpulan, mengakui kesalahan yang dibuat, toleran terhadap sudut pandang baru, sabar dalam menyelidiki bukti yang ditemukan, dan mengakui kelebihan sudut pandang orang lain.
1
Dina Mayadiana Suwarma, Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha Karya, 2009), h. 11 2 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching & Learning (Bandung: Kaifa Learning, 2010), h. 187
9
10
Alasan pentingnya kemampuan berpikir kritis harus ditanamkan menurut Wahab pada buku Dina adalah : (1) tuntutan zaman yang menuntun setiap warga negara dapat mencari, memilih, dan menggunakan
informasi
untuk
kehidupan
bermasyarakat
dan
bernegara, (2) Setiap warga negara senantiasa berhadapan dengan berbagai masalah dan pilihan sehingga dituntut mampu berpikir kritis dan kretif, (3) Kemampuan memandang sesuatu hal dengan cara yang berbeda dalam memecahkan masalah, dan (4) Berpikir kritis merupakan aspek dalam memecahkan peremasalahan secara kreatif agar peserta didik kita disatu pihak dapat bersaing secara adil dan dilain pihak bisa bekerja sama dengan bangsa lain.3 Jadi menurut penulis berpikir kritis adalah proses yang menyangkut merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami untuk membuat keputuasan terhadap suatu masalah yang dihadapi. b. Kemampuan Berpikir Kritis Matematik “Istilah berpikir matematik (mathematical thingking) diartikan sebagai cara berpikir berkenaan dengan kegiatan matematika (doing math) atau cara berpikir dalam menyelesaikan tugas matematik (mathematical task) baik yang sederhana maupun yang kompleks”.4 Berpikir kritis matematik juga ada dalam lingkup berpikir matematik dimana dalam berpikir kritis, siswa tidak segera mengambil keputusan agar dapat meminimalisir kesalahan dalam mengambil kesimpulan dalam masalah matematika.
3
Dina Mayadiana Suwarma, op. cit, h. 5. Utari Sumarmo, “berpikir dan disposisi matematik : apa, mengapa, dan bagaimana dikembangkan pada peserta didik”, FPMIPA UPI, 2010 h. 4 4
11
“Berpikir matematik digolongkan dalam 2 jenis. Yaitu tingkat rendah dan tingkat tinggi”.5 NCTM (National Council Teacher Mathematic) menyatakan salah satu komponen berpikir matematik adalah daya matematik, yaitu kemampuan untuk mengeksplorasi, menyusun konjektur, dan memberikan alasan secara logis; kemampuan menyelesaikan masalah non rutin; mengomunasikan ide mengenai matematika dan menggunakan metematika sebagai alat komunikasi; menghubungkan ide-ide dalam matematika, antar matematika, dan kegiatan intelektual lainnya. Jadi menurut
penulis,
kemampuan
berpikir
kritis
matematika
adalah
kemampuan siswa dalam merumuskan dan menganalisis masalah matematika, setelah itu siswa membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah matematika tersebut dan siswa mengkaji kembali keputusan yang telah dibuatnya untuk melihat kemungkinan kesalahan yang ditimbulkan.
c. Indikator Berpikir Kritis Matematik Terdapat beberapa kelompok kemampuan berpikir kritis, salah satunya menurut Ennis dalam buku Dina mengelompokan kemampuan berpikir kritis menjadi lima kemampuan berpikir6, yaitu: 1) Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification), 2) Membangun keterampilan dasar (basic support), 3) Membuat inferensi (inferring), 4) Membuat penjelasan lebih lanjut (advanced clarification), 5) Mengatur startegi dan taktik (strategies and tactics).
5 6
Ibid, h. 4 Dina Mayadiana Suwarma op cit., h. 13
12
Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis Keterampilan Berpikir Kritis
Indikator Memfokuskan pertanyaan.
Memberikan penjelasan sederhana
Menganalisis argument
Bertanya dan menjawab pertanyaan klasifikasi dan pertanyaan yang menentang
Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria) suatu sumber Membangun keterampilan dasar Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Penjelasan a. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan. b. Mengidentifikasi kriteria-kriteria untuk mempertimbangkan yang mungkin. c. Menjaga kondisi pikiran. a. Mengidentifikasi kesimpulan b. Mengidentifikasi alasan(sebab) yang dinyatakan(eksplisit) c. Mengidentifikasi alasan(sebab) yang tidak dinyatakan(implisit) d. Mengidentifikasi ketidakrelevanan dan kerelevanan e. Mencari persamaan dan perbedaan f. Mencari struktur suatu argument g. Merangkum a. Mengapa b. Apa intinya, apa artinya c. Apa contohnya, apa yang bukan contoh d. Bagaimana menerapkannya dalam kasus tersebut e. Perbedaan apa yang menyebabkannya f. Akankah andah menyatakan lebih dari itu a. Ahli b. Tidak ada konflik internal c. Kesepakatan antar sumber d. Reputasi e. Mengurutkan prosedur yang ada f. Mengetahui resiko g. Kemampuan memberi alasan h. Kebisaaan hati-hati a. Ikut terlibat dalam menyimpulkan b. Dilaporkan oleh pengamat sendiri c. Mencatat hal-hal yang diinginkan d. Penguatan(collaboration) dan kemungkinan penguatan e. Kondisi akses yang baik f. Penggunan teknologi yang kompeten g. Kepuasan observer atas kredibilitas kriteria
13
Menyimpulkan
Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan
Membuat penjelasan lebih lanjut
Mendefinisikan istilah, mempertimbangkan definisi. Mengidentifikasi asumsi.
Strategi dan tehnik
Memutuskan suatu tindakan
a. b. c. a. b.
Kelompok yang logis Kondisi yang logis Interpretasi pernyataan Membuat gereralisasi Membuat kesimpulan dan hipotesis
a. b. c. d. e. a.
Latar belakang fakta Konsekuensi Penerapan prinsip-prinsip Memikirkan alternatif Menyeimbangkan, memutuskan Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang ekspresi yang sama Strategi definisi (tindakan mengidentifikasi persamaan) Isi (content) Penalaran secara implisit Asumsi yang diperlukan rekonstrukurusasi argument Mendefinisikan masalah Menyelesaikan kriteria Merumuskan alternatif yang memungkinkan Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan secara alternatif Melakukan revise Memonitori implementasi
b. c. a. b. a. b. c. d. e. f.
Berinteraksi dengan orang lain Indikator kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan dari aktivitas kritis siswa sebagai berikut: 1) Memberi pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan; 2) Memberi alasan; 3) Berusaha mengetahui informasi dengan baik; 4) Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya; 5) Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan; 6) Berusaha tetap relevan dengan ide utama; 7) Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar;
14
8) Memberi alternatif; 9) Bersikap dan berpikir terbuka; 10) Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu; 11) Memberi penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan; 12) Bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah. Dalam penelitian ini, difokuskan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dengan indikator berikut : 1) Memfokuskan pertanyaan Memfokuskan
pertanyaan
yang
dimaksud
dalam
lingkup
mengidentifikasi atau merumuskan masalah dan mengidentifikasi kriteria-kriteria untuk mempertimbangkan yang mungkin sehingga siswa bisa menjawab pertanyaan yang dimaksud. 2) Menganalisis argumen Menganalisis argumen dalam lingkup mengidentifikasi alasan(sebab) yang tidak dinyatakan(implisit) dan mencari persamaan serta perbedaan. 3) Menjawab pertanyaan yang menentang Menjawab pertanyaan yang menentang dalam lingkup pengetahuan siswa yang bisa membedakan sebab dari suatu perbedaan. 4) Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan
dalam lingkup
dapat menerapkan prinsip-prinsip yang telah dipelajari untuk membuat keputusan dan dapat menyeimbangkan dan memutuskan menjadi suatu kesimpulan.
15
2. Penemuan Terbimbing a. Pengertian Metode Penemuan Terbimbing Model penemuan merupakan model belajar yang dipopulerkan oleh Bruner. Belajar yang bermakna dapat diperoleh ketika siswa berusaha sendiri mencari tahu pemecahan masalah yang dihadapi dengan pengetahuan yang dimilikinya. Ada beberapa kebaikan belajar penemuan, yaitu (1) pengetahuan akan bertahan lebih lama diingat dan lebih mudah diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara bukan penemuan, (2) hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil belajar lainnya, (3) secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas.7 Namun begitu, belajar penemuan ini memerlukan waktu yang lama dalam pelaksanaannya. Belajar penemuan juga kurang tepat, karena pada umumnya sebagian besar siswa masih membutuhkan konsep dasar untuk menemukan sesuatu. Jika siswa tidak memiliki konsep dasar untuk melakukan penemuan, siswa tidak akan bisa berbuat apa-apa karena siswa tidak tahu. Dalam metode penemuan ini, siswa mencari sendiri penyelesaian dari permasalahan yang ada. Tanpa dibantu oleh siapapun, siswa tergangung pada kesanggupan, pengalaman, latihan dan trial and error. Demikian pula model penemuan kurang tepat untuk diterapkan untuk siswa sekolah dasar maupun lanjutan apabila tidak dengan bimbingan guru. Karena materi matematika yang ada dalam kurikulum tidak banyak yang hal dipelajari sendiri bahkan siswa dan guru pun kekurangan waktu dalam pembelajaran di sekolah. Untuk itu, metode penemuan yang dipandu oleh guru atau bisa disebut metode penemuan terimbing. Metode penemuan terbimbing ini pertama diperkenalkan oleh Plato yang selanjutnya dikembangkan oleh Bruner. Metode 7
h.80
Ratna Wilis Dahar , Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2006),
16
ini melibatkan interaksi guru dan siswa dimana siswa mencari kesimpulan yang diinginkan melalui interaksi tersebut. Interaksi dalam metode ini menekankan pada adanya interaksi dalam kegiatan belajar mengajar. Interaksi tersebut dapat terjadi antara siswa dengan siswa, siswa dengan bahan ajar, siswa dengan guru. Interaksi dapat pula dilakukan antara siswa baik dalam kelompok-kelompok kecil maupun kelompok besar. Dalam kelompok kecil, interaksi dapat berupa sharing antar siswa atau siswa yang lemah bertanya dan siswa yang pandai menjelaskan. Sedangkan dalam kelompok besar interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa tertentu, dengan beberapa siswa , atau dengan semua siswa dalam kelas. Tujuannya untuk saling mempengaruhi pikiran masing-masing. Yang harus dilakukan oleh guru adalah memancing berpikir siswa, yaitu dengan pertanyaan-pertanyaan yang terfokus sehingga memungkinkan siswa untuk memahami atau membangun konsepkonsep tertentu untuk memecahkan masalah. Dengan model penemuan terbimbing ini siswa dihadapkan pada situasi ketika siswa bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan untuk mencari penemuan yang baru. Terkaan, intuisi dan mencoba-coba (trial and error) hendaknya dianjurkan dan guru sebagai penunjuk jalan dan membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan yang baru.8 Karena dalam metode penemuan terbimbing mengarahkan siswa untuk aktif berpikir, mencari tahu, aktif, dan mencari alternatif-alternatif termudah agar dapat menyelesaikan suatu masalah yang diberikan. Melalui pembelajaran seperti inilah siswa mendapat pengetahuan yang benar-benar bermakna, ditambah lagi dalam metode penemuan terbimbing siswa dituntut berperan aktif mencari penyelesaian masalah yang diberikan. Sehingga pengetahuan yang didapat akan lebih lama diingat oleh siswa. 8
Markaban, Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing, (Yogyakarta: Depdiknas, 2006), h. 15
17
b.
Kelebihan metode penemuan terbimbing Berikut adalah kelebihan yang dimiliki dalam metode penemuan
terbimbing:9 1) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. 2) Menumbuhkan
sekaligus
menanamkan
sikap
inquiry
(mencari-
temukan). 3) Mendukung kemampuan problem solving siswa. 4) Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5) Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan
lama
membekas
karena
siswa
dilibatkan
dalam
proses
menemukannya. c.
Langkah-langkah metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit. Agar pelaksanaan model penemuan terbimbing ini berjalan dengan efektif,
beberapa langkah yang perlu ditempuh oleh guru matematika adalah sebagai berikut. 1) Merumuskan masalah. Guru memberikan data secukupnya kepada siswa. Perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah. 2) Dari
data
yang
berikan
guru,
siswa
menyusun,
memproses,
mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, digunakan media
pembelajaran
dalam
proses
menyusun,
memproses,
mengorganisir, dan menganalisis data. Dengan penggunaan media pembelajaran siswa akan lebih mudah menyususn dan mengorganisir 9
Ibid, h. 16
18
informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Pada langkah ini guru membimbing siswa menggunakan media pembelajaran agar dapat digunakan dengan baik. 3) Siswa menyusun konjektur (perkiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya. Bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau LKS. 4) Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut di atas diperiksa kembali oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran perkiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai. 5) Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunya. Di samping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak menjamin 100% kebenaran konjektur. 6) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi dari beberapa konjektur siswa yang berbeda-beda. Selanjutnya guru menyedikan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakan hasil penemuan itu benar. 3.
Media Benda Kongkrit
Guru memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar, namun guru bukanlah satu – satunya sumber belajar. Dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, guru dapat menambahkan media pembelajaran sebagai sumber belajar lain bagi siswa. Pada saat guru tidak bisa menjadi sumber belajar di luar jam pelajaran di sekolah, media pembelajaran dapat menjadi sumber belajar bagi siswa ketika membutuhkannya. Kata media dalam bahasa arab
19
berarti “perantara ( )وسائلatau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima”.10 Dalam bahasa latin media adalah bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses pembelajaran terjadi secara baik. Penggunaan media dalam pembelajaran
berguna
memfasilitasi
siswa
miniatur
benda
asli
untuk melihat yang
dipelajari. Dengan penggunaan media benda kongkrit, siswa mendapat proses pembelajaran secara langsung. Edgar Dale dalam
buku
“mengklasifikasi
Arief,
dkk
pengalaman
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman
menurut tingkat yang paling kongkrit ke yang paling abstrak yang dikenal dengan nama kerucut pengalaman (Cone of experience)”. 11 Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efesiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Ada empat substansi media pembelajaran secara umum, yaitu bentuk saluran, jenis komponen dalam lingkungan pembelajar, bentuk alat fisik, dan bentuk-bentuk komunikasi.
10 11
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 3 Arief dkk, “Media Pendidikan”. PT raja Grafindo persada(Jakarta: 1996) h. 8
20
Adapun tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, yaitu mempermudah proses pembelajaran di kelas, meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan belajar, dan membantu konsentrasi pembelajaran dalam proses pembelajaran. Sedangkan manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, yaitu pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, metode pembelajaran bervariasi, dan pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Tidak semua media pembelajaran cocok digunakan dalam proses pembelajaran, untuk itu perlu dilakukan pertimbangan dalam memilih media supaya penggunaan media pembelajaran tersebut benar dan tepat. Adapun media yang dipilih harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, bahan pelajaran, metode mengajar, tersedia alat yang dibutuhkan, pribadi pengajar, minat dan kemampuan pembelajar, dan situasi pengajaran yang sedang berlangsung. Dengan penggunaan media pembelajaran siswa dapat mempelajari media tersebiut dengan melihat langsung maksud dari permasalahan yang ada. Hal tersebut menjelaskan bahwa dibandingkan dengan hanya mendengarkan saja, siswa lebih paham jika dalam proses pembelajaran guru menggunakan media pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran juga pemahamannya bertahan lebih lama dibandingkan yang hanya mendengarkan saja. Berikut adalah menfaat menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar:12 a.
Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar,
12
Ibid, h. 25
21
b.
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri–sendiri sesuai dengan kemampuan minatnya,
c.
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu,
d.
Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya mislanya melalui
karyawisata, kunjungan-
kunjungan ke museum atau kebun binatang. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerangka-kerangka kubus, balok, limas dan prisma yang akan membantu siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur kubus, balok, limas dan prisma; jarring-jaring kubus, balok, limas dan prisma yang akan membantu siswa untuk menemukan rumus luas permukaan bangun-bangun tersebut; rubik, dan miniatur kubus, balok, limas dan prisma yang transparan sehingga dapat membantu siswa untuk menemukan volume bangun-bangun tersebut. 4. Metode pembelajaran konvensional Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mengajar. Pada dasarnya pembelajaran adalah penambahan informasi dan kemampuan kepada siswa melalui guru. Seorang guru diwajibkan untuk menguasai metode pembelajaran yang hendak diterapkan dalam pembelajaran. Dengan guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat, siswa yang diajarkan dapat memperoleh nilai lebih pada pengetahuan yang diperoleh. Dengan menggunakan metode pemebelajaran yang tepat, situasi pembelajaran
22
menjadi lebih mudah untuk dikontrol oleh guru. Penggunaan metode pembelajaran sangatlah dipengaruhi oleh keadaan peserta didiknya. Pengajaran matematika tradisional di Indonesia pada umumnya memiliki beberapa ciri khas, seperti : materinya materi lama (lamban berkembang), lebih mengutamakan hafalan daripada kepada pemahaman, menekankan kepada bagaimana suatu dihitung daripada mengapa sesuatu dihitung demikian, lebih mengutamakan melatih otak daripada kegunaannya, bahasa/istilah/simbul yang dipergunakan tidak jelas (ambiguous), urutan operasi harus diterima tanpa alasan, soal-soal banyak yang menjelimet, dan lain-lain.13 Dari ciri khas tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional belum melatih kemampuan berpikir siswa. Contohnya dalam pembelajaran konvesional yang diutamakan hanyalah hafalan, tidak dilatih memahami agar siswa faham. Dalam pembelajaran konvensional pula posisi guru adalah sebagai pusat pembelajaran. Padahal jika kemampuan berpikir ingin ditingkatkan siswa harus menjadi pusat pembelajaran, karena siswa dapat mengeksplor apa yang ingin diketahuinya. Dalam pembelejaran konvensional siswa hanya diberikan rumus tanpa mengetahui kenapa alasan rumus itu ada. Jika siswa yang menjadi pusat pembelajaran, siswa diberi kesempatan berpikir, bahkan menemukan rumus sehingga pengetahuan yang diterima lebih lama melekat. Metode konvensional juga dikenal dengan nama metode ceramah (Lecture). Metode ceramah ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta yang dijelaskan oleh guru di depan kelas dan
pada akhir pembelajaran ditutup
dengan tanya jawab antara gur dengan siswa. Dalam bukunya, Yamin menyatakan bahwa ada 5 keterbatasan metode ceramah14, yaitu:
13
Ruseffendi,”pengajaran matematika modern dan masa kini”, Tarsito, bandung 1988, h. 70 Martinis yamin, strategi pembelajaran berbasis kompetensi.(Jakarta:gaung persada press) 2004, h. 65 14
23
a. Keberhasilan siswa tidak terukur, b. Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur, c. Peranserta siswa dalam pembelajaran rendah, d. Materi kurang terfokus, e. Pembicaraan sering melantur. Untuk itu penulis menyarankan agar pembelajaran di sekolah menggunakan metode pembelajaran yang bervarisi agar meningkatkan kemempuan berpikir siswa.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Tahun 2011, Zulkarnaini juga melaksanakan penelitian yang mengukur kemampuan berpikir kritis matematik siswa. Penelitian tersebut dituangkan dalam jurnal yang berjudul “Model Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis”. Penelitian juga mengukur keterampilan berpikir kritis memberikan penjelasan sederhana dan membangun keterampilan dasar. Kedua keterampilan tersebut selajan dengan penelitian yang akan dilakukan dan penelitian Zulkarnaini ini mengkasilkan kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang menggunakan model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) lebih meningkat daripada kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Leo Adhar Effendi melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Hasil penelitiannya dituangkan dalam jurnal yang berjudul “Pembelajaram Matematika Dengan
Metode Penemuan
Terbimbing Untuk Meningkatkan Representasi dan Pemecahan Masalah Matemetis Siswa SMP”. Penelitian ini dilaksanakan dengan sampel sebanyak 71 siswa kelas VIII yang berasal dari dua kelas pada salah satu SMP Negeri di Bandung. Penelitian
24
ini menghasilkan kesimpulan bahwa secara keseluruhan peningkatan kemampuan representasi pembelajaran
dan
pemecahan
dengan
metode
masalah
matematis
penemuan
siswa
terbimbing,
yang
lebih
memperoleh
baik
daripada
pembelajaran konvensional. Asrul karim pada tahun 2011 juga melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing di sekolah dasar. Hasil penelitiannya dituangkan dalam jurnal yang berjudul “penerapan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman konsep dan berpikir kritis sisiwa sekolah dasar”. Penelitian ini melibatkan 104 siswa sekolah dasar yang berasal dari tiga level, yaitu rendah, sedang, tinggi pada salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Kuta Blang. Penelitian ini mengukur kemampuan berpikir kritis yang meliputi mengidentifikasi konsep, kemampuan generalisasi, menganalisis argoritma dan memecahkan masalah. Kesimpulan penelitian ini secara keseluruhan peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing, lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, penulis menjadikan ke empat hasil penelitian itu sebagai salah satu referensi dalam menjalankan dan melaporkan hasil penelitian yang mempergunakan metode pembelajaran yang sama.
C. Kerangka Berpikir Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap siswa, karena dengan kemampuan berpikir kritis siswa dapat mencari penyelesaian masalah secara aktif dan sistematis. Siswa dilatih untuk menyusun pengetahannya, mengaplikasikannya, menganalisi, merefleksi, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dengan cara mengamati, pengalaman langsung, atau memberikan alasan dalam suatu mencari pemecahan masalah.
25
Penemuan terbimbing adalah metode yang menuntut siswa aktif dan kreatif dalam mencari pemecahan masalah. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar tentu dibawah bimbingan oleh guru. Langkah-langkah penemuan terbimbing yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah memahami masalah, melihat pola yang terjadi dan membuat dugaan, lalu membuktikan dugaan yang dibuat.
BERPENGARUH POSITIF
Merumuskan masalah
Metode Penemuan Terbimbing Berbantuan Media Benda Kongkrit
Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan
Mengidentifikasi yang mungkin
Menganalisis data
Mengidentifikasi sebab yang tidak dinyatakan
Membuat perkiraan
Berpikir Kritis Matematik
Perbedaan apa yang menyebabkan. Menyimpulkan perkiraan dari masalah Penerapan prinsip-prinsip
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Dalam berpikir kritis siswa juga dituntut aktif, dan siswa juga akan menyusun dugaan dari informasi yang diterimanya untuk membuat kesimpulan yang akan menjadi pemecahan masalahnya. Kemampuan berpikir kritis juga akan meningkat jika pembelajaran menggunakan media benda kongkrit yang dapat menjadi fasilitator siswa untuk mencari informasi dan menganalisis informasi tersebut. Dengan demikian, pembelajaran metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit diduga dapat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa.
26
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “ peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode konvensional.”
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Darul Ma’arif yang beralamat di Jalan RS. Fatmawati No. 45 Cipete Selatan, Jakarta Selatan. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil bulan Januari - Februari 2014 tahun pelajaran 2013-2014.
B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen (percobaan semu), yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap faktor lain yang mempengaruhi variabel dan kondisi eksperimen. Dalam hal ini kelompok sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian The Randomized Kontrol Group Posttest Only Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok
eksperimen
diberikan
treatment
(perlakuan
khusus)
berupa
pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Sedangkan pada kelompok kontrol, peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional. Kemudian kedua kelompok diberi posttest untuk mengetahui perbedaan antara kedua kelompok, apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Model desainnya adalah : R:
E
XE
Y
R:
K
XK
Y
27
28
Keterangan: R
= Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih secara acak
XE
= Perlakuan dengan metode penemuan terbimbing
XK
= Perlakuan dengan metode konvensional
Y
= posttest yang diberikan kepada kedua kelompok
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1.
Populasi Menurut Hadari Nawawi dalam S. Margono, ”populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karekteristik tertentu di dalam suatu penelitian”.1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Darul Ma’arif kelas VIII semester genap pada Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 6 kelas.
2.
Sampel ”Sampel adalah sebagai bagian dari populasi”.2 Teknik sampling yang
digunakan pada penelitian ini adalah Cluster Random Sampling, yaitu dengan mengambil dua kelas secara acak dari enam kelas yang memiliki karakteristik yang sama. Satu kelas sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dan satu kelas sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional. Dari enam kelas yang ada, kemuadian dirandom dan terpilih dua kelas yaitu kelas VIII-A dan VIII-C. Kemudian dari dua kelas tersebut dirandom lagi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan terpilih kelas VII-C sebagai kelas eksperimen dan VIII-A sebagai kelas kontrol. Kelas VIII-C beranggotakan 36 orang, dan VIII-A beranggotakan 34 orang.
1 2
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 118 S. Margono, Ibid., h. 121
29
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu: a.
Variabel metode penemuan terbimbing. Variabel ini menduduki posisi sebagai variabel independen (bebas) yakni masukan yang memberi pengaruh terhadap hasil.
b.
Variabel kemampuan berpikir kritis matematik siswa. Variabel ini menduduki posisi sebagai variabel dependen (terikat) yakni hasil sebagai pengaruh variabel independen.
2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini, yaitu: 1.
Siswa, siswa yang menjadi sampel penelitian. Dari siswa didapat informasi tentang kemampuan berpikir kritis matematik siswa. Sumber data juga didapat dari siswa yang menjadi sampel untuk melakukan uji coba instrumen.
2.
Peneliti, peneliti adalah sumber data yang penting karena di dalam penelitian ini berperan sebagai perancang penelitian, pelaksana pembelajaran, dan penganalisis hasil penelitian.
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes kemampuan berpikir kritis matematik siswa dalam proses pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing. Tes kemampuan berpikir kritis matematik yang diberikan sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis matematik. Tes ini kemudian dinilai
30
dengan berdasarkan rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis matematik. Berikut adalah kisi-kisi tes kemampuan berpikir kritis yang akan diuji cobakan: Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen kemampuan berpikir kritis Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. Indikator Kemampuan Berpikis Kritis Matematik Memfokuskan pertanyaan
Menganalisis argumen
Menjawab pertanyaan yang menentang
Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan
Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifatsifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas. Mengidentifikasi sifatsifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
No. Butur Soal
Banyaknya Butir Soal
1 dan 2
2 soal
3 2 soal 4
5 2 soal 6
7 dan 8
2 soal
Tes kemampuan berpikir kritis matematik diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal kemampuan berpikir kritis matematik. Kemudian, agar tes kemampuan berpikir kritis matematik dapat
31
digunakan perlu dilakukan proses uji validasi, proses uji validasi yang digunakan yaitu validitas empiris pada soal yang valid. F. Analisis Instrumen 1.
Uji validitas Penilaian instrumen tes oleh para ahli ini selain untuk perbaikan
instrumen tes, dimaksudkan juga untuk memperoleh uji validitas isi instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematik dengan menggunakan metode CVR (Content Validity Ratio). Rumus CVR yang digunakan adalah sebagai berikut: 3 CVR =
( n e N 2) N2
Keterangan: CVR
: Konten validitas rasio (Content Validity Ratio)
ne
: Jumlah penilai yang menyatakan item soal esensial
N
: Jumlah penilai Penilaian ahli ini melibatkan 7 orang ahli dalam bidang matematika,
diantaranya 3 orang dosen dan 4 orang guru. Dari 11 soal yang diuji dengan CVR, didapat delapan soal valid dengan minimum skor 0,99. Selanjutnya delapan soal yang valid dalam penilaian CVR kembali diuji kepada siswa. Uji validitas digunakan pada instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematik siswa matematik adalah dengan menggunakan validitas butir soal. Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:4 r xy =
3
( √{
) ( (
) }{
)(
) (
) }
C. H Lawshe. (1975). A quantitative approach to content validity. By Personnel Psychology, INC. h. 567-568 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2012) , Edisi ke-2 Cet pertama, h. 87
32
keterangan: r xy
= koefisien korelasi = jumlah skor item = jumlah skor total = jumlah responden
Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan di atas dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan ketentuan jika rhitung > rtabel berarti butir soal valid, sedangkan jika rhitung < rtabel berarti butir soal tidak valid. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen, dari delapan soal yang diuji, hasilnya kedelapan soal tersebut valid. Untuk itu penguji melakukan uji selanjutnya yaitu uji reliabilitas. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas suatu alat evaluasi, menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan alpha cronbach, yaitu :5 r11 = {
}{
}
keterangan; r11
= reliabilitas yang dicari = jumlah varians skor tiap-tipa item = varians total =
5
Suharsimi, Ibid., h.122
33
Tabel 3.2 koefisien reliabilitas: Interval 0,80 ≤ r ≤ 1,00 0,70 ≤ r < 0,80 0,40 ≤ r < 0,70 0,20 ≤ r < 0,40 r ≤ 0,20
Kriteria Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah (tidak valid)
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen, diperoleh nilai 0,72. Maka instrumen penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria koefisien reliabilitas yang tinggi, dan memenuhi persyaratan instrument yang memiliki ketetapan jika digunakan. 3. Taraf Kesukaran Uji taraf kesukaran instrumen bertujuan mengetahui soal-soal yang mudah, sedang, dan sukar. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran adalah:6
P
B JS
Keterangan: P
= indeks kesukaran
B
= jumlah seluruh poin siswa pada tiap nomor
JS
= jumlah poin penuh suatu nomor dikali dengan jumlah seluruh peserta tes Tabel 3.3 Indeks taraf kesukaran P Keterangan
6
0,00-0,30
Sukar
0,31-0,70
Sedang
0,71-1,00
Mudah
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2003) , Edisi Revisi Cet-6 h. 208
34
Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrumen, dari delapan soal yang diujikan diperoleh 1 soal dengan tingkat kesukaran “mudah”, dan 7 soal dengan tingkat kesukaran “sedang”. 4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:7 DP
=
Keterangan: DP = Daya pembeda soal JBA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar JBB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JSA = Banyaknya peserta kelompok atas JSB = Banyaknya peserta kelompok bawah PA =
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB =
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3. 4 Indeks Daya Pembeda Daya beda soal Keterangan 0,00-0,20 Jelek 0,21-0,40 Cukup 0,41-0,70 Baik 0,71-1,00 Baik sekali
Dari hasil perhitungan daya beda soal, ditemukan bahwa dari delapan soal yang diujikan,tujuh soal memiliki daya pembeda “cukup”, dan satu soal memiliki 7
Suharsimi, Ibid, h.231
35
daya pembeda “baik”. Berikut adalah rekap hasil uji validitas,reliabilitas instrumen, taraf kesukaran dan daya pembeda soal : Tabel 3.5 REKAP DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN No. Soal
Validitas
Taraf Kesukaran
Daya Beda
Keterangan
1.
Valid
Sedang
Cukup
Digunakan
2.
Valid
Sedang
Cukup
Digunakan
3.
Valid
Sedang
Cukup
Digunakan
4.
Valid
Sedang
Baik
Digunakan
5.
Valid
Sedang
Cukup
Digunakan
6.
Valid
Sedang
Cukup
Digunakan
7.
Valid
Sedang
Cukup
Digunakan
8.
Valid
Mudah
Cukup
Digunakan
Derajat Reliabilitas
0,72
G. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik analisis yang dilakukan dengan perhitungan, mengenai tes kemampuan berpikir kritis matematik
siswa
yang
diberikan.
Penganalisisan
dilakukan
dengan
membandingkan hasil tes kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari data yang telah diperoleh dilakukan perhitungan statistik dan melakukan perbandingan terhadap dua kelas tersebut untuk mengetahui kontribusi metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran Matematika terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa. Perhitungan statistik yang digunakan, yaitu:
36
1. Uji Prasyarat Analisis Data Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis untuk dapat menjawab masalah dan hipotesis penelitian. Sebelum menguji hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat analisis yang perlu dipenuhi adalah: a. Uji Normalitas Uji normalitas untuk menguji apakah sebaran data posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Apabila hasil pengujian menunjukan bahwa sebaran data berdistribusi normal maka dalam menguji kesamaan dua rata-rata digunakan uji-t. Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan ChiSquare, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:8 1.
Perumusan hipotesis H0: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1: Sampel berasal dari populasi berdistribusitidak normal
2.
Data dikelompokan kedalam distribusi frekuensi
3.
Menetukan proposi ke-j (Pj)
4.
Menentukan 100 Pj yaitu prosentasse luas interval ke-j dari suatu distribusi normal melalui tranformasi ke skor baku:
5.
Menghitung nilai
6.
Menentukan
(
tabel
̅
)
pada derajat bebas (db) = k-3, dimana k
banyaknya kelompok 7.
Kriteria pengujian Jika Jika
8
tabel maka tabel
H0 diterima
maka H0 ditolak
Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: PT. Rosemata Sampurna, 2010), h.111
37
8.
Kesimpulan tabel :
Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
tabel : Sampel
berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
b. Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas varians digunakan untuk menguji kesamaan varians pada kedua kelompok populasi. Apabila hasil pengujian menunjukkan kesamaan varians maka untuk uji kesamaan dua rata-rata digunakan uji t (apabila berdistribusi normal) dan digunakan varians gabungan. Apabila hasil pengujian menunjukkan tidak homogen maka untuk uji kesamaan dua rata-rata digunakan uji t (apabila berdistribusi normal) dan tidak digunakan varians gabungan. Uji homogenitas varians dua buah variabel independen dapat dilakukan dengan Uji F, adapun langkah-langkah statistik uji F yang dimaksud diekspresikan sebagai berikut:9 1) Perumusan Hipotesis Ho : σ12 = σ22 Distribusi populasi kedua kelompok mempunyai varians yang sama Ha : σ12 σ22 Distribusi populasi kedua kelompok mempunyai varians yang tidak sama 2) Menghitung nilai F dengan rumus Fisher: F
9
Kadir. Ibid., h. 118
Sb
2
Sk
2
38
Keterangan: 2
S b = varians terbesar 2
S k = varians terkecil 3) Menentukan taraf signifikan α = 5 % 4) Menentukan Ftabel pada derajat bebas db1 = (n1 – 1) untuk pembilang dan db2 = (n2 – 1) untuk penyebut, dimana n adalah banyaknya anggota kelompok 5) Kriteria pengujian Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak 6) Kesimpulan Fhit ≤ Ftab : Distribusi populasi mempunyai varians yang sama atau homogen Fhit > Ftab : Distribusi populasi mempunyai varians yang tidak homogen
2. Uji Hipotesis (Uji-t) Pengujian yang harus dilakukan selanjutnya adalah uji hipotesis, uji hipotesis ini dilakukan jika pada uji normalitas dan uji homogenitas menghasilkan kesimpulan bahwa data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan antara kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang menggunakan metode Penemuan
Terbimbing
Berbantuan
Media
Benda
Kongkrit
(kelompok
eksperimen) dengan siswa yang menggunakan Pembelajaran dengan Metode Konvensional (kelompok kontrol). Langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu: 1.
Rumusan Hipotesis
39
Ho : 1 2 Ha : 1 > 2 2.
Tentukan Uji Statistik. Rumus yang digunakan : 1). Jika varians populasi homogen
Rumus : t hitung =
X1 X 2 S gab
1 1 n1 n 2
; dengan db = (n1 + n2 – 2)
2). Jika varians populasi heterogen Rumus : t hitung =
X1 X 2 S12 S 22 n1 n2
(n1 1) S1 (n2 1) S 2 (n1 n2 2) 2
Dimana : S gab
2
Keterangan: X1
= rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik dari kelompok eksperimen
X2
= rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik dari kelompok kontrol
3.
S1
2
= standar deviasi (varians kelompok eksperimen)
S2
2
= standar deviasi (varians kelompok kontrol)
n1
= jumlah sampel kelompok eksperimen
n2
= jumlah sampel kelompok Kontrol
Sgab
= varians gabungan
Tentukan Tingkat Signifikan Tingkat signifikan yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan derajat keyakinan 95% dengan = 5% dan rumus ttabel = t (, db).
40
4.
Tentukan kriteria Pengujian Untuk menentukan kriteria pengujian pada pengolahan data dilakukan dengan operasi perhitungan, pengujiannya dengan melihat perbandingan antara thitung dengan ttabel.
5.
Lakukan Pengambilan Kesimpulan Jika operasi perhitungan pada poin (4) ternyata: a). thitung < ttabel maka terima Ho. b). thitung > ttabel maka tolak Ho.
H. Hipotesis Statistik Hipotesis yang diajukan dalam pengujian pada penelitian ini adalah: Ho : 1 2 Ha : 1 2 Keterangan:
1 =
rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa matematis siswa pada kelas eksperimen
2 =
rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa matematis siswa pada kelas kontrol
Tingkat signifikasi yang diambil dalam penelitian ini adalah derajat kepercayaan 95 % dan Terima Ho, jika t-hit H0 :
= 5 %. Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut : t tabel dan Tolak Ho, jika t-hit
t tabel.
Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik pada kelompok eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik pada kelompok kontrol.
H1 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik satu variabel pada kelompok kontrol.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SMP Darul Ma’arif Jakarta Selatan. Peneliti
mengambil dua kelas untuk dijadikan kelompok penelitian. Sampel yang digunakan sebanyak 70 siswa yang terdiri dari 36 siswa di kelompok eksperimen dan 34 siswa di kelompok kontrol. Pada penelitian ini, kelas VIII-C sebagai kelompok eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit dan kelas VIII-A sebagai kelompok kontrol yang diajar dengan menggunakan metode konvensional. Pokok bahasan yang diajarkan adalah Bangun Ruang Sisi Datar dengan delapan kali pertemuan. Untuk mengukur kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar siswa pada kedua kelompok tersebut diberikan tes berbentuk essay. Sebelum tes diberikan kepada siswa, terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan konten kepada pakar melalui metode content validity ratio (CVR) kepada tujuh orang pakar, hasilnya dari sebelas soal yang diuji, delapan diantaranya valid hasil bisa dilihat pada lampiran 5 . Kedelapan soal yang valid melalui metode CVR diperbaiki konten kalimat sesuai yang disarankan oleh pakar yang menilai. Setelah diperbaiki, uji coba berlanjut kepada siswa kelas IX SMP Darul Ma’arif Jakarta Selatan. Uji coba sebanyak delapan soal yang telah valid dengan metode CVR di uji coba kembali pada 34 siswa. Setelah dilakukan uji coba instrumen selanjutnya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran dan uji daya pembeda. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh delapan soal yang valid dengan reliabilitas soal sebesar 0, 72, maka instrumen penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria koefisien reliabilitas yang tinggi, dan memenuhi persyaratan instrumen yang memiliki ketetapan jika
41
42
digunakan. Perhitungan uji taraf kesukaran diperoleh 1 soal dengan tingkat kesukaran “mudah”, 7 soal dengan tingkat kesukaran “sedang”. Perhitungan uji daya pembeda diperoleh 7 soal memiliki daya pembeda “cukup”, 1 soal memiliki daya pembeda “baik”. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13. Sebelum diberikan posttest, selama delapan kali pertemuan pada kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit sedangkan pada kelas kontrol diberikan metode pembelajaran konvensional. Pada akhir pembelajaran kedua kelompok belajar siswa di atas diberikan posttest untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kritis metematik pada bangun ruang sisi datar antara siswa yang menggunakan metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit dan siswa yang menggunakan metode konvensional, serta mencari tahu apakah terdapat pengaruh pembelajaran yang menggunakan metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit terhadap kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar. Berikut ini akan disajikan data hasil tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar yang berupa hasil perhitungan akhir pada kelas eksperimen. a.
Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Bangun Ruang Sisi Datar Kelompok Eksperimen Hasil tes indikator berpikir kritis matematik yang terdiri dari empat
indikator, yaitu memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, menjawab pertanyaan yang menentang, serta membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan telah diberikan kepada kelompok eksperimen yang menggunakan metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit. Hasilnya pada kelompok eksperimen nilai terendah adalah 37 dan nilai tertinggi adalah 81 dengan nilai rata-rata 63,17. Untuk lebih jelasnya, data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematik bangun ruang sisi datar kelompok eksperimen akan disajikan dalam bentuk tabel 4.1:
43
Tabel 4.1 Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen Statistik Kelompok Eksperimen Banyak sampel 36 Nilai terendah 37 Nilai tertinggi 81 Mean 63,17 Median 65,071 Modus 71,5 Varians 159,09 Simpangan Baku 12,61 Kemiringan -0,66 Berdasarkan data tabel 4.1, terlihat bahwa banyak sampel pada kelas eksperimen yaitu sebanyak 36 siswa. Selisih nilai tertinggi dan nilai terendah kemampuan berpikir kritis matematik adalah 44, dengan nilai terendah yaitu 37 sedangkan nilai tertinggi yaitu 81. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata ( ̅
63,17, median (Me) sebesar 65,071, dan modus (Mo) sebesar
71,50,. Varians (
kelompok eksperimen sebesar 159,09 berarti penyebaran data
kolmpok eksperimen merata, dengan simpangan baku (
sebesar 12,61. Tingkat
kemiringan di kelompok eksperimen sebesar – 0,66. Karena bernilai negatif, maka kecenderungan data mengumpul di atas nilai rata-rata. Sebagai rincian data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematik kelas ekperimen yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Kelas Eksperimen Frekuensi No. 1 2 3 4 5 6
Interval 37-44 45-52 53-60 61-68 69-76 77-84 Jumlah
fi
fi(%)
fk
4 4 6 7 10 5 36
11,11 11,11 16,67 19,44 27,78 13,89 100,00
4 8 14 21 31 36
44
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi, dapat diketahui bahwa nilai terbanyak terdapat pada interval 69 - 76 sebanyak 10 siswa dengan persentase 27,78% dan siswa yang memperoleh nilai terendah berada pada interval 37 - 44 sebanyak 4 siswa dengan persentase 11,11%, sedangkan nilai tertinggi berada pada interval 77-84 sebanyak 5 siswa dengan persentase 13,89% (lampiran 21). Dengan rata-rata 63,17, nilai diatas rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa mencapai 19 orang (4 siswa pada interval 61 – 68, 10 siswa pada interval 69 – 76, 5 siswa pada interval 77 – 84) dengan persentase 52,78%, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 17 siswa (4 siswa pada interval 37 – 44, 4 siswa pada interval 45 – 52, 6 siswa pada interval 53 – 60, 3 siswa pada interval 61 – 68) dengan persentase 47,22%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelompok eksperimen atau kelompok yang diajarkan dengan metode penemuan terbimbing mendapat nilai di atas rata-rata. Nilai KKM pada tempat penelitian yaitu sebesar 65 untuk mata pelajaran matematika, maka sebanyak 19 siswa kelompok eksperimen mendapat nilai diatas KKM. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 17 siswa. Secara visual penyebaran data hasil kemampuan kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar di kelas eksperimen dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dapat dilihat pada kurva dibawah ini: 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0
36,5
44,5
52,5
60,5
68,5
76,5
84,5
Gambar 4.1 Histogram Skor Kemampuan Berpikir Kritis Bangun Ruang Sisi Datar Kelas Eksperimen
45
Dari histogram di atas, median dan modus berada di atas rata-rata. Ini menunjukan bahwa X < Me < Mo. Histogram kemampuan berpikir kritis di atas, memiliki koefisien -0,66 (negatif). Hal ini menggambarkan bahwa data menyebar pada nilai-nilai di atas rata-rata. Sehingga siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata lebih banyak dibanding siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata. (lampiran 21). Ditinjau dari indikator kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar kelas eksperimen diperoleh rata-rata secara keseluruhan sebesar 4,8.Rata-rata standar deviasi sebesar 1,11 dan rata-rata persentase mencapai 70,5%. Deskripsi data indikator kemampuan berpikir kritis disajikan pada table 4.2: Tabel 4.3 Deskripsi Data Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematik No
Indikator Berfikir Kritis
n
Skor Ideal
Mean
1
Memfokuskan pertanyaan
36
8
6,28
1,45 78,47
2
Menganalisis argument
36
6
3,97
0,93
3
Menjawab pertanyaan yang menentang
36
6
3,67
1,03 61,11
Membuat dan mengambil keputusan 36
7
5,36
1,06 76,59
4,81
1,11
4
Rata-rata
SD
(%)
66,2
70,5
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 4 indikator kemampuan berpikir kritis matematik yaitu memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, menjawab pertanyaan yang menentang, dan membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan. Pada indikator memfokuskan pertanyaan kemampuan yang diukur yaitu kemampuan siswa untuk mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan dan mempertimbangkan kemungkinan-kemingkinan pemecahan masalah lain yang dapat menjadi alternatif. Pada indikator menganalisis argumen kemampuan yang diukur adalah menerapkan mengidentifikasi alasan (sebab) yang
46
tidak dinyatakan (implisit) dan mencari persamaan dan perbedaan dari masalah yang diberikan dengan memberi penjelasan atas argumen yang diberikan. Indikator yang ketiga adalah menjawab pertanyaan yang menentang kemampuan yang diukur adalah kemampuan siswa dalam menjelaskan sebab yang mengakibatkan siswa menentang pertanyaan yang diberikan. Ketiga indikator tersebut masuk pada klasifikasi keterampilan berpikir kritis ”memberikan penjelasan
sederhana”.
Indikator
yang
terakhir
adalah
membuat
dan
mempertimbangkan hasil keputusan, kemampuan yang diukur adalah menerapkan prinsip-prinsip yang telah dipelajari untuk membuat keputusan dan dapat menyeimbangkan dan memutuskan menjadi suatu kesimpulan. Untuk kelas eksperimen, persentase tertinggi pada indikator memfokuskan pertanyaan yaitu 78,47% berarti dalam indikator memfokuskan pertanyaan, kemampuan berpikir kritis seluruh siswa kelas eksperimen hanya mampu mencapai 78,47% dari skor ideal yang diharapkan. Sedangkan untuk indikator menganalisis argumen, memperoleh persentase 66,2%. berarti dalam indikator menganalisis argumen, kemampuan berpikir kritis seluruh siswa kelas eksperimen hanya mampu mencapai 66,2% dari skor ideal yang diharapkan. Untuk indikator menjawab pertanyaan yang menentang, memperoleh persentase 61,11%. berarti dalam indikator menjawab pertanyaan yang menentang, kemampuan berpikir kritis seluruh siswa kelas eksperimen hanya mampu mencapai 61,11% dari skor ideal yang diharapkan. Dan pada indikator membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan, memperoleh persentase sebesar 76,59%. berarti dalam indikator membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan, kemampuan berpikir kritis seluruh siswa kelas eksperimen hanya mampu mencapai 76,59% dari skor ideal yang diharapkan. Berikut ini akan disajikan diagram batang perbedaan setiap indokator kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar pada kelas eksperimen.
47
90 80
78.47
76.59 66.2
70
61.11
60 50 40 30 20 10 0 memfokuskan pertanyaan
menganalisis argumen
menjawab pertanyaan yang menentang
membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan
Gambar 4.2 Diagram Batang Presentase Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen Dari gambar 4.2, terlihat indikator memfokuskan pertanyaan, lebih tinggi daripada ketiga indikator lainnya. Artinya, siswa kelas eksperimen lebih mampu mengidentifikasi dan merumuskan pertanyaan dengan mempertimbangkan kemungkinan yang lain. Sedangkan indikator menjawab pertanyaan yang menentang, memiliki persentase paling rendah. berarti jawaban siswa kelas eksperimen kurang dapat menentang pertanyaan yang diberikan. b.
Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Bangun Ruang Sisi Datar Kelompok Kontrol Hasil tes indikator berpikir kritis matematik yang terdiri dari empat
indikator , yaitu memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, menjawab pertanyaan yang menentang, dan membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan juga telah diberikan kepada kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hasilnya kelompok kontrol memiliki nilai terendah adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 78. Untuk lebih jelasnya, data hasil tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel 4.4 sebagai berikut:
48
Tabel 4.4 Kemampuan Berpikir Kritis Bangun Ruang Sisi Datar Kelas Kontrol Statistik Kelompok Kontrol Banyak sampel 34 Nilai terendah 30 Nilai tertinggi 78 Mean 56,26 Median 51,50 Modus 54,80 Varians 129,84 Simpangan Baku 11,39 Kemiringan 0,12 Berdasarkan data tabel 4.3, terlihat bahwa banyak sampel pada kelas kontrol yaitu sebanyak 34 siswa. Selisih nilai tertinggi dengan nilia terendah pada kelompok kontrol adalah 48, dengan nilai terendah kelompok kontrol yaitu 30, sedangkan nilai tertinggi yaitu 78. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata ( ̅ 56,26, median (Me) sebesar 51,50, dan modus (Mo) sebesar 54,80. Varians (
kelompok kontrol sebesar 129,84, berarti penyebaran data merata
dengan simpangan baku (
sebesar 12,39. Tingkat kemiringan di kelas kontrol
sebesar 0,12. Karena bernilai positif, maka kecenderungan data mengumpul di bawah nilai rata-rata. Sebagai rincian data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematik kelas ekperimen yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Kelas Kontrol Frekuensi No.
Interval
1 2 3 4 5 6 7
30-36 37-43 44-50 51-57 58-64 65-71 72-78 Jumlah
fi
fi(%)
fk
2 3 5 7 9 5 3 34
5,88 8,82 14,71 20,59 26,47 14,71 8,82 100,00
2 5 10 17 26 31 34
49
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi, dapat diketahui bahwa nilai terbanyak terdapat pada interval 58-64 sebanyak 9 siswa dengan persentase 26,47% dan siswa yang memperoleh nilai terendah berada pada interval 30-36 sebanyak 2 siswa dengan persentase 5,88 %, sedangkan nilai tertinggi berada pada interval 72-78 sebanyak 3 siswa dengan persentase 8,82%. Dengan rata-rata 56,26, nilai diatas rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelas kontrol mencapai 17 orang (9 siswa pada interval 58 – 64, 5 siswa pada interval 65 – 71, 3 siswa pada interval 72 – 78) dengan persentase 50%, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 17 siswa (2 siswa pada interval 30 – 36, 3 siswa pada interval 37 – 43, 5 siswa pada interval 44 – 50, 7 siswa pada interval 51 – 57) dengan persentase 50%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai siswa yang diatas rata-rata pada kelompok eksperimen sama dengan nilai siswa yang dibawah rata-rata pada kelompok kontrol. Nilai KKM pada tempat penelitian yaitu sebesar 65 untuk mata pelajaran matematika, maka sebanyak 6 siswa kelompok kontrol mendapat nilai diatas KKM. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 28 siswa. Secara visual penyebaran data hasil kemampuan kemampuan berpikir kritis matematika siswa di kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut:
Frekuensi
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
29,5
36,5
43,5
50,5
57,5
64,5
71,5
78,5
Gambar 4.3 Histogram Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas Kontrol
50
Dari histogram di atas, nilai median memiliki nilai lebih kecil dari nilai ratarata dan nilai modus, nilai modus berada diantara nilai rata-rata dan nilai median, sedangkan nilai median memiliki nilai lebih rendah dari nilai rata-rata dan nilai modus. Ini menunjukaan bahwa Me < Mo < X . Histogram kemampuan berpikir kritis di atas, memiliki koefisien 0,12 (positif), hal ini menggambarkan bahwa data menyebar pada nilai-nilai di bawah rata-rata. Sehingga siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata lebih banyak dibanding siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata. Ditinjau dari indikator kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar kelas kontrol diperoleh rata-rata secara keseluruhan sebesar 3,91, dengan rincian indikator memfokuskan pertanyaan sebesar 4,94, indikator menganalisis argumen sebesar 2,85, indikator menjawab pertanyaan yang menentang 2,91, dan indikator membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan 4,94 . Deskripsi data inidkator kemampuan berpikir kritis meliputi mean standar deviasi dan presentase akan disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.6 Deskripsi Data Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis No
Indikator Berfikir Kritis
n
Skor Ideal
Mean
1
Memfokuskan pertanyaan
34
8
4,94
1,16 61,76
2
Menganalisis argument
34
6
2,85
0,81 47,55
3
Menjawab pertanyaan yang menentang
34
6
2,91
1,31 48,53
4
Membuat dan mengambil keputusan
34
7
4,94
0,80 70,59
3,91
1,02 57,11
Rata-rata
SD
(%)
51
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa terdapat 4 indikator kemampuan berpikir kritis yaitu memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, menjawab pertanyaan yang menentang, dan membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan. Pada indikator memfokuskan pertanyaan kemampuan yang diukur yaitu kemampuan siswa untuk mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan dan mempertimbangkan kemungkinan-kemingkinan pemecahan masalah lain yang dapat menjadi alternatif. Pada indikator menganalisis argumen kemampuan yang diukur adalah menerapkan mengidentifikasi alasan (sebab) yang tidak dinyatakan (implisit) dan mencari persamaan dan perbedaan dari masalah yang diberikan dengan memberi penjelasan atas argumen yang diberikan. Indikator yang ketiga adalah menjawab pertanyaan yang menentang kemampuan yang diukur adalah kemampuan siswa dalam menjelaskan sebab yang mengakibatkan siswa menentang pertanyaan yang diberikan. Ketiga indikator tersebut masuk pada klasifikasi keterampilan berpikir kritis ”memberikan penjelasan sederhana”. Indikator yang terakhir adalah membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan, kemampuan yang diukur adalah menerapkan prinsip-prinsip yang telah dipelajari untuk membuat keputusan dan dapat menyeimbangkan dan memutuskan menjadi suatu kesimpulan. Untuk kelas kontrol, persentase tertinggi pada indikator memfokuskan pertanyaan yaitu 61,76% berarti dalam indikator memfokuskan pertanyaan, kemampuan berpikir kritis seluruh siswa kelas kontrol hanya mampu mencapai 61,76% dari skor ideal yang diharapkan. Sedangkan untuk indikator menganalisis argumen, memperoleh persentase 47,55%. berarti dalam indikator menganalisis argumen, kemampuan berpikir kritis seluruh siswa kelas kontrol hanya mampu mencapai 47,55% dari skor ideal yang diharapkan. Untuk indikator menjawab pertanyaan yang menentang, memperoleh persentase 48,53%. berarti dalam indikator menjawab pertanyaan yang menentang, kemampuan berpikir kritis seluruh siswa kelas kontrol hanya mampu mencapai 48,53% dari skor ideal yang diharapkan. Dan pada indikator membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan, memperoleh persentase sebesar 70,59%. berarti dalam indikator
52
mwmbuat dan mempertimbangkan hasil keputusan, kemampuan berpikir kritis seluruh siswa kelas kontrol hanya mampu mencapai 70,59% dari skor ideal yang diharapkan. Berikut ini akan disajikan diagram batang perbedaan setiap indokator kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar pada kelas kontrol.
80 70.59 70
61.76
60 47.55
50
48.53
40 30 20 10 0 memfokuskan pertanyaan
menganalisis argumen menjawab pertanyaan membuat dan yang menentang mempertimbangkan hasil keputusan
Gambar 4.4 Diagram Batang Presentase Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol Dari gambar 4.4, terlihat indikator membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan, lebih tinggi daripada ketiga indikator lainnya. Artinya, siswa kelas kontrol lebih mampu menerapkan prinsip-prinsip yang mendasari pemecahan masalah yang dimaksud oleh soal. Sedangkan indikator menganalisis argumen, memiliki persentase paling rendah. Yang artinya siswa kelas kontrol kurang dapat memberikan alasan dari argumen yang diberikan dalam soal. 2. Analilis Data Data yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah data tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar.
53
a. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Bangun Ruang Sisi Datar Analisis data tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian, yaitu
kemampuan
berpikir
kritis
bangun
ruang
sisi
datar
yang
pembelajarannya menerapkan metode penemuan terbimbing lebih tinggi daripada siswa yang pembelajarannya menerapkan pembelajaran konvensional. Akan tetapi, sebelum dilakukan pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu akan dilakukan uji prasyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas data.
1) Uji Normalitas Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H0 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Hasil perhitungan uji normalitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelompok
N
2 hitung
2 tabel
Kesimpulan
Eksperimen
36
5,30
7,82
Berdistribusi Normal
Kontrol
34
6,72
9,49
Berdistribusi Normal
Dari hasil pengujian untuk kelompok eksperimen diperoleh nilai
2
hitung
=
5,30 dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai 2 tabel untuk n=3 pada taraf signifikan 0,05 adalah 7,82. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 26. Karena 2 hitung kurang dari 2 tabel
(5,30 < 7,82) maka H0
54
diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar kelompok kontrol, diperoleh nilai
2 hitung =
6,72 dan dari tabel nilai kritis uji chi
kuadrat diperoleh nilai 2 tabel untuk n = 4 pada taraf signifikan 0,05 adalah 9,49. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 27. Karena 2 hitung kurang dari 2 tabel (6,72< 9,49) maka H0 diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Karena
2 hitung pada kedua kelompok kurang dari 2 tabel maka dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas Setelah kedua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya uji homogenitas varians kedua populasi tersebut dengan menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua varians populasi homogen. Hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung = 1,225 dan Ftabel = 1,76 pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang 36 dan derajat kebebasan penyebut 34 (lampiran 28). Karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel (1,225 ≤ 1,76) maka H0 diterima, artinya data kelompok eksperimen dan kontrol homogen. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol Ftabel Kelas Jumlah Sampel Varians (S2) Fhitung Kesimpulan ( =0,05) Eksperimen
36
159,09 1,225
Kontrol
34
129,84
1,76
Homogen
55
3) Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji persyaratan analisis ternyata populasi berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji t. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar kelompok eksperimen yang menggunakan metode penemuan terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tes kemampuan berpikir kritis Bangun ruang sisi datar kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: H0: 1 2 H1: 1 2 Keterangan :
1
: Rata-rata kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar pada kelas eksperimen.
2
: Rata-rata kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar pada kelas kontrol.
Dengan kriteria pengujian yaitu jika thitung < ttabel, maka Ho diterima Ha ditolak, sedangkan jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak Ha diterima. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t untuk sampel yang homogen, maka diperoleh thitung= 2,40 (lampiran 29). Menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikan 5%, atau ( = 0,05) diperoleh harga ttabel = 2,00 Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji-t thitung
ttabel ( =0,05)
Kesimpulan
2,40
2,00
Tolak H0
56
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa thitung lebih besar dari ttabel (2,40 2,00) maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima dengan taraf signifikansi 5%, artinya rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar yang diajarkan dengan menggunakan metode penemuan terbimbing lebih tinggi daripada rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
B.
Pembahasan Hasil Penelitian Peneliti akan membahas kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar,
pembelajaran kelas eksperimen yang menggunakan metode penemuan terbimbing dan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. Hasil penelitian yang peneliti dapat bisa dibandingkan dengan penelitian lain yang relevan Penelitian Asrul karim pada tahun 2011, penelitian Asrul karim tertuang dalam judul “penerapan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman konsep dan berpikir kritis sisiwa sekolah dasar”. Salah satu kerampilan berpikir kritis yang diukur adalah memberikan penjelasan sederhana. Sama seperti penelitian Asrul Karim, penelitian ini juga mengukur keterampilan berpikir kritis memberikan penjelasan sederhan. Namun, dalam penelitian Asrul Karim mengukur indikator menganalisi algoritma. Pada penelitian ini mengukur indikator menganalisis argumen. Walaupun kedua indikator tersebut berbeda, namun keterampilan yang diukur sama, yaitu memberikan penjelasan sederhana. Hasilnya kedua indikator tersebut lebih baik ketika diberi pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dibandingkan dengan diberi pembelajaran secara konvensional. Berikut adalah rincian analisis kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar tiap indikator: 1.
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Bangun Ruang Sisi Datar Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar
kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat adanya perbedaan nilai rata-rata,
57
median, modus, varians, simpangan baku, tingkat kemiringan dan
ketajaman.
Deskripsi data perbedaan kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar disajikan pada tabel 4.10 berikut ini: Tabel 4.10 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kontrol Statistik
Kelompok
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Banyak sampel
36
34
Nilai terendah
37
30
Nilai tertinggi
84
78
Mean
63,17
56,26
Median
65,07
51,50
Modus
71,50
54,80
Varians
159,09
129,84
Simpangan Baku
12,61
11,39
Kemiringan
-0,66
0,12
Tabel 4.9 menunjukkan perbandingan kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, yaitu perolehan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar kelas kontrol yaitu memiliki selisih 6,91 artinya rata-rata nilai kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Perbandingan median, modus, varians dan simpangan baku pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Tingkat kemiringan di kelompok eksperimen -0,66. Karena bernilai negatif, maka kecenderungan data mengumpul di atas nilai rata-rata, sedangkan pada kelompok kontrol memperoleh tingkat kemiringan 0,12. Karena bernilai positif, maka kecenderungan data mengumpul di bawah nilai rata-rata.
58
Secara visual perbedaan penyebaran data di kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan metode penemuan terbimbing dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada gambar berikut ini: 16 14
Frekuensi
12 10 8
eksperimen
6
kontrol
4 2 0 10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai
Gambar 4.5 Kurva Perbandingan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis pada Kelas Eksperimen dan Kontrol Dilihat dari gambar 4.6, terlihat bahwa penyebaran data kurva pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol, karena kurva dikelas eksperimen memiliki kurva landai ke kiri yaitu ekor kiri lebih panjang dari ekor kanan artinya data yang diperoleh dari nilai tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar pada kelas ekperimen mengelompok diatas rata-rata dengan persentase siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata sebanyak 52,77% dan siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 47,23%. Maka dapat dikatakan bahwa siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata. Sedangkan pada kelas kontrol persentase siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata sebanyak 50% dan siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 50%. Maka dapat dikatakan bahwa siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata sama dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata.
59
Kemampuan berpikir kritis matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis matematik juga terlihat adanya perbedaan berdasarkan nilai mean dengan rata-rata mean kelas eksperimen sebesar 4,81 dan kelas kontrol sebesar 3,91, standar deviasi dengan rata-rata standar deviasi kelas ekperimen sebesar 1,11 dan kelas kontrol sebesar 1,02, dan rata-rata persentase kelas eksperimen 70,5 dan kelas kontrol 57,11. Untuk lebih memperjelas perbedaan kemampuan berpikir kritis matematik berdasarkan indikator antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.11 Perbandingan Kemampuan Berpikir kritis Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Eksperimen
Kontrol
Indikator Berfikir Kritis
Skor Ideal
Mean
1.
Memfokuskan pertanyaan
8
6,28
1,45 78,47
4,94
1,16 61,76
2.
Menganalisi argument
6
3,97
0,93
66,2
2,85
0,81 47,55
6
3,67
1,03 61,11
2,91
1,31 48,53
7
5,36
1,06 76,59
4,94
0,80 70,59
4,81
1,11
3,91
1,02 57,11
No
3. 4.
Menjawab pertanyaan yang menentang Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan Rata-rata
SD
%
70,5
Mean
SD
%
Tabel 4.11 menunjukkan perbandingan indikator kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol, yaitu perolehan jumlah mean dan presentase kemampuan berpikir kritis matematik kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah mean dan presentase kelas kontrol, artinya kemampuan berpikir kritis matematik kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol pada semua indikator. Pada indikator memfokuskan pertannyaan mean pada kelas eksperimen sebesar 6,28 sedangkan pada kelas kontrol 4,94. Pada indikator menganalisis argumen mean pada kelas eksperimen sebesar 3,97 sedangkan pada kelas kontrol 2,85. Pada indikator menjawab pertanyaan yang menentang mean pada kelas
60
eksperimen sebesar 3,67 sedangkan pada kelas kontrol 2,91. Dan Pada indikator membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan mean pada kelas eksperimen sebesar 5,36 sedangkan pada kelas kontrol 4,94. Perbandingan antara kelas eksperimen dan kontrol dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang. Untuk lebih memperjelas perbedaannya, dapat dilihat pada diagram berikut: 7
6.28
6 5
5.36 4.94
4.94 3.97
4
3.67 2.85
3
2.91
2 1 0 memfokuskan pertanyaan
menganalisis argumen
Kelas eksperimen
menjawab pertanyaan yang menentang
membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan
Kelas kontrol
Gambar 4.6 Perbandingan Mean Kemampuan Berpikir kritis Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Pada gambar 4.6 terlihat bahwa mean pada setiap indikator berpikir kritis matematik siswa di kelas eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dari kelas kontrol. Perolehan mean tertinggi terdapat pada indikator berpikir memfokuskan pertanyaan, mean tersebut dicapai oleh kelas eksperimen dengan nilai 6,28. Sedangkan mean terendah diperoleh kelas kontrol dengan nilai 2,85 untuk indikator menganalisis argumen.
61
90
80
78.7
70
76.59 61.76
66.2
61.11
60 47.55
50
70.59
48.53
40 30 20 10 0
memfokuskan pertanyaan
menganalisis argumen Kelas eksperimen
menjawab pertanyaan yang menentang Kelas kontrol
membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan
Gambar 4.7 Perbandingan Presentase Kemampuan Berpikir kritis Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Pada gambar 4.8 terlihat bahwa presentase pada setiap indikator berpikir kritis matematik siswa di kelas eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dari kelas kontrol. Perolehan presentase
tertinggi dicapai oleh indikator berpikir
memfokuskan pertanyaan, presentase tersebut dicapai oleh kelas eksperimen dengan nilai 78,47%. Sedangkan prosentase terendah diperoleh kelas kontrol dengan nilai 47,55% untuk indikator menganalisis argumen. Perbedaan kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar dalam penelitian ini juga tercermin dari hasil jawaban posttest yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini adalah analisis hasil jawaban tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar berdasarkan indikatorindikatornya.
a.
Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Memfokuskan Pertanyaan Indikor memfokuskan pertanyaan adalah mengukur kemampuan siswa
untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah, dan juga mempertimbangkan
62
kemungkinan-kemungkinan
lain
yang
dapat
menjadi
alternatif
untuk
menyelesaikan masalah. Pada soal posttest yang diberikan, soal nomor satu, dan nomor dua, keduanya mewakili kemampuan berpikir kritis dengan indikator memfokuskan pertanyaan. Dari hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata indikator memfokuskan pertanyaan pada kelas eksperimen sebesar 6,28 dengan persentase 78,47% sedangkan pada kelas kontrol rata-rata indikator memfokuskan pertanyaan sebesar 4,94 dengan persentase 61,76%. Sebagai gambaran umum hasil penelitian mengenai kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar indikator memfokuskan pertanyaan berikut ini akan ditampilkan soal beserta jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Salah satu hasil jawaban siswa pada soal nomor satu adalah sebagai berikut: Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH disamping. Melalui titik-titik sudutnya ditarik garis diagonal ruang, sehingga berbentuk limas. a. Berapa limas yang terbentuk dalam kubus tersebut? Sebutkan. b. Apakah limas-limas itu kongruen? c. Berbentuk apakah alas setiap limas itu? d. Jika panjang rusuk kubus 8 cm, tentukan tinggi limas
Perbedaan jawaban dari kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada gambar berikut:
Gambar 4.8 Hasil Jawaban Siswa Indikator Memfokuskan Pertanyaan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
63
Dari hasil jawaban kedua siswa di atas dapat dilihat bahwa jawaban soal posttest siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa dari kelas kontrol. Hal ini karena jawaban siswa kelas eksperimen lebih terlihat kemampuan berpikir kritis
matematikanya dibandingkan jawaban siswa kelas kontrol. Alasannya
adalah siswa kelas eksperimen mampu memahami permasalahan dengan baik, sehingga dapat lebih fokus dalam melihat limas yang ada di dalam kubus. Pada kelas eksperimen sudah mampu mengidentifikasi banyak limas segiempat yang terdapat di dalam kubus, yaitu ada 6 buah limas segiempat. Sedangkan pada kelas kontrol, belum dapat mengidentifikasi banyak limas segiempat yang terdapat di dalam kubus.
b. Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Menganalisis Argumen Indikor bangun ruang sisi datar indikator menganalisis argumen yang mengukur kemampuan siswa dalam mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan dan mencari persamaan serta perbedaan dalam menyelesaikan masalah. Dalam indikator ini, diberikan suatu argumen, kemudian siswa menganalisis argumen yang diberikan. Pada soal posttest yang diberikan, soal nomor tiga dan nomor empat, keduanya mewakili indikator menganalisis argumen. Dari hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata indikator menganalisis argumen pada kelas eksperimen sebesar 3,97 dengan persentase 66,20% sedangkan pada kelas kontrol rata-rata pemahaman relasional sebesar 2,91 dengan persentase 48,53%. Sebagai gambaran umum hasil penelitian mengenai indikator menganalisis argumen, berikut ini akan ditampilkan soal/ masalah beserta jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Salah satu hasil jawaban siswa pada soal nomor empat sebagai berikut: Jika dikatakan kerucut adalah limas dengan bidang alas berbentuk lingkaran. Selidiki mengapa kerucut bisa dikatakan limas yang alasnya berbentuk lingkaran?
64
Perbedaan jawaban dari kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada gambar berikut:
Gambar 4.9 Hasil Jawaban Siswa Indikator Menganalisis Argumen Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Dari hasil jawaban kedua siswa di atas dapat dilihat bahwa jawaban soal posttest siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa dari kelas kontrol. Hal ini karena jawaban siswa kelas eksperimen lebih terlihat kemampuan berpikir kritis matematikanya dibandingkan jawaban siswa kelas kontrol. Berdasarkan gambar 4.9 dapat dilihat bahwa siswa mampu memahami permasalahan dengan baik. Dalam kelas eksperimen dalam gambar 4.10, siswa menyelesaikan hingga memberikan alasan dengan mengidentifikasi unsur-unsur dari kerucut dan limas. Sedangkan pada kelas kontrol siswa menyelesaikan permasalahan hanya membedakan jarring-jaring antara kerucut dan limas tanpa memberikan alasan. c. Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Menjawab Pertanyaan yang Menentang Indikator
menjawab
pertanyaan
yang
menentang
yang
mengukur
kemampuan siswa dalam memberikan alasan atas perbedaan apa yang menyebabkan jawaban siswa berbeda dengan pertanyaan yang ada di soal. Pada
65
soal posttest yang diberikan, soal nomor lima dan nomor enam, keduanya mewakili indikator menjawab pertanyaan yang menentang. Dari hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata indikator menjawab pertanyaan yang menentang pada kelas eksperimen sebesar 3,67 dengan persentase 61,11% sedangkan pada kelas kontrol rata-rata pemahaman relasional sebesar 2,91 dengan persentase 48,53%. Sebagai gambaran umum hasil penelitian mengenai indikator menjawab pertanyaan yang menentang, berikut ini akan ditampilkan soal/ masalah beserta jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Salah satu hasil jawaban siswa pada soal nomor lima sebagai berikut: Syakir ingin membuat kerangka balok dengan panjang 6m, lebar 4m, dan tinggi 2m. Jika Syakir diberikan kawat sepanjang 100 meter, Syakir dapat membuat kerangka balok lebih dari 3. Benarkah demikian? Berikan alasannya!
Perbedaan jawaban dari kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada gambar berikut:
Gambar 4.10 Hasil Jawaban Siswa Indikator Menjawab Pertanyaan yang Menentang Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Dari hasil jawaban kedua siswa di atas dapat dilihat bahwa jawaban soal posttest siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa dari kelas kontrol. Hal ini karena jawaban siswa kelas eksperimen lebih terlihat kemampuan berpikir kritis matematikanya dibandingkan jawaban siswa kelas kontrol. Berdasarkan gambar 4.11 dapat dilihat bahwa siswa mampu memahami permasalahan dengan
66
baik. Dalam kelas eksperimen, siswa menentang bahwa pernyataan yang ada dalam soal adalah tidak benar, dan siswa memberikan alasan atas apa yang ditentang. Sedangkan pada kelas kontrol dalam gambar 4.12, siswa hanya menyajikan fakta yang ada, tanpa disertai dengan argumen-argumennya yang menentang pernyataan yang ada dalam soal.
d. Kemampuan
Berpikir
Kritis
Indikator
Membuat
dan
Mempertimbangkan Hasil Keputusan Indikator membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan yang mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan prinsip-prinsip yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Indikator ini mengukur sejauh mana sisiwa dapat menerapkan prinsip-prinsip untuk mencari pemecahan masalah yang diberikan. Pada soal posttest yang diberikan, soal nomor tujuh dan nomor delapan, keduanya mewakili indikator membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan. Dari hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata indikator menjawab membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan pada kelas eksperimen sebesar 5,36 dengan persentase 76,59% sedangkan pada kelas kontrol rata-rata indikator membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan sebesar 4,94 dengan persentase 70,59%. Sebagai gambaran umum hasil penelitian mengenai indikator membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan, berikut ini akan ditampilkan soal/ masalah beserta jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Salah satu hasil jawaban siswa pada soal nomor tujuh sebagai berikut: Jika terdapat miniatur piramida mesir(berbentuk limas persegi) di sekolah, kamu ingin mencat piramida tersebut(tidak termaksud alas limas) dengan cat berwarna merah, 1 kaleng cat dapat mewarnai 5 m2. Sedangkan volume limas adalah 72 m3, dan tinggi limas 4 m. berapa kaleng catkah yang dibutuhkan untuk mewarnai piranida tersebut?
Perbedaan jawaban dari kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada gambar berikut:
67
Gambar 4.11 Hasil Jawaban Siswa Indikator Membuat dan Mempertimbangkan Hasil Keputusan Kelas Eksperimen Dari hasil jawaban kedua siswa di atas dapat dilihat bahwa jawaban soal posttest siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa dari kelas kontrol. Hal ini karena jawaban siswa kelas eksperimen lebih terlihat kemampuan berpikir kritis matematikanya dibandingkan jawaban siswa kelas kontrol. Berdasarkan gambar 4.13 dapat dilihat bahwa siswa mampu mampu menerapkan prinsi-prinsip yang dibutuhkan untuk menjawab soal. Dalam kelas eksperimen, siswa mengetahui urutan untuk menyelesaikan soal. Sedangkan pada kelas kontrol dalam gambar 4.14, siswa tidak dapat menentukan langkah berikutnya agar soal dapat terselesaikan dengan baik.
68
2. Proses Pembelajaran Metode Penemuan Terbimbing Pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
penemuan
terbimbing
merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada keterampilan mencari temukan,
yang
diikuti
dengan
penguatan
kreativitas.
Sehingga
dalam
pembelajaran ini, selain dilatih menyelesaikan suatu permasalahan, kreativitas siswa juga dapat terlatih. Siswa akan terbiasa menyelesaikan permasalahan dengan cara yang siswa temukan sendiri. Adapun langkah pembelajaran yang menggunakan metode penemuan terbimbing di kelas eksperimen yaitu, pertama-tama siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Setiap kelompok terdiri dari anak yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Sehingga tiap kelompok memiliki anggota kelompok yang berkemampuan heterogen. Setelah berkumpul dengan teman-teman sekelompoknya, guru memberikan Media pembelajaran berupa kerangka kubus dan balok Lembar Kerja Siswa (LKS) yang harus diselesaikan siswa secara berkelompok. Pada pertemuan pertama, siswa masih merasa kebingungan dalam mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru karena siswa belum terbiasa melakukan pembelajaran secara mandiri. Siswa juga tidak terbiasa menggunakan media pembelajaran. Guru mendampingi siswa saat siswa mengerjakan LKS dan membimbing siswa dalam menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu untuk mengerjakan LKS tersebut. Dalam LKS tersebut, siswa dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan membimbing siswa untuk menemukan suatu sifat/unsur dan rumus yang akan memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah nantiya, tahap pertama yaitu, siswa dalam kelompok merumuskan masalah yang diberikan. Siswa membuat perkiraan definisi dari apa yang mereka ketahui. Setelah itu siswa membuat argumen untuk menyelesaikan masalah. Dalam tahap ini, tiap anggota kelompok diberikan kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai solusi penyelesaian dari permasalahan tersebut. Setelah terkumpul
69
beberapa solusi penyelesaian, siswa menyeleksi solusi-solusi tersebut atau menganalisis argumen yang lebih baik untuk mencari solusi. Solusi yang dipilih merupakan solusi yang paling efisien. Setelah menemukan solusi yang dianggap paling efisien, kemuadian siswa membuat kesimpulan dan menyelesaikan solusi tersebut. Setelah selesai, perwakilan dari setiap kelompok menjelaskan hasil diskusi dari kelompok masing-masing. Kelompok lain mendengarkan presentasi teman kelompok yang sedang berbicara di depan kelas, setelah selesai presentasi, kelompok lain menanggapi atau memberikan pendapat lain. Setelah diskusi selesai dilaksanakan, guru memberikan kesimpulan/mengoreksi agar materi pelajaran lebih jelas. Oleh karena itu, jika siswa yang hendak diajarkan dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dan LKS belum terbiasa, sebaiknya guru lebih fokus untuk membantu siswa yang kesulitan. Karena mereka belum terbiasa menggunakan metode tersebut. Penerapan metode tersebut juga haruslah bertahap. Guru jangan memaksakan siswa yang berlum terbiasa mendapatkan pengajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan LKS. Untuk kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional disekolah menggunakan metode kovensional, tanya jawab dan latihan. Pertama-tama guru menerangkan materi dan memberikan contoh soal. Keterlibatan siswa hanya sebatas mendengarkan dan mencatat konsep-konsep yang diberikan. Apabila ada siswa yang kurang paham/mengerti, maka siswa dapat bertanya kepada guru. Setelah guru selesai menyampaikan materi, siswa diberi latihan untuk penguatan. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan dikelas kontrol ini, siswa tidak terlibat secara optimal dan cenderung pasif. Siswa tidak diberi kesempatan untuk bertukar pendapat dengan temannya dalam mengungkapkan ide dan gagasannya didalam kelas. Dengan demikian, siswa belajar dengan hafalan. Namun kelebihan dari kelas kontrol ini adalah siswa dapat mengerjakan dengan lancar dan sistematis terhadap soal yang diberikan guru, dengan catatan soal tersebut sesuai
70
dengan contoh soal yang telah dijelaskan. Apabila soal yang diberikan berbeda dengan contoh yang dijelaskan, maka siswa akan mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya. C.
Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah
dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang optimal. Namun demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya.: 1.
Penelitian ini hanya dilaksanakan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok basahan materi lain.
2.
Siswa belum terbiasa dengan proses pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan metode penemuan terbimbing, sehingga peneliti harus lebih membimbing setiap kelompok agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
3.
Kelas yang digunakan dalam penelitian memiliki jumlah siswa yang relatif banyak, sehingga peneliti agak kesulitan dalam membimbing siswa dengan jumlah kelompok yang banyak, terkadang masih terdapat kelompok yang bingung dalam mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS. Pemberian petunjuk pada LKS belum dipahami oleh siswa, sehingga peneliti perlu memberikan penjelasan kembali tentang petunjuk penggunaan metode penemuan terbimbing.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
diperoleh
beberapa
kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang diajarkan dengan metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari capaian kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang diajarkan dengan metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit pada indikator memfokuskan pertanyaan sebesar 78,47%, menganalisis argumen sebesar 66,2%, menjawab pertanyaan yang menentang sebesar 61,11%, serta membuat dan mempertimbangkan
hasil
keputusan
sebesar
76,59%.
Sedangkan,
capaian
kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang diajarkan dengan pembelajaran secara konvensional pada indikator memfokuskan pertanyaan sebesar 61,76%, menganalisis argumen sebesar 47,55%, menjawab pertanyaan yang menentang sebesar 48,53%, serta membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan sebesar 70,59%.
2. Kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang menggunakan metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit lebih tinggi dari pada
Kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang menggunakan metode konvensional (thitung = 2,40 > ttabel = 2,00). Hal ini dapat dilihat dari rata-rata Kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang menggunakan metode penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit sebesar 63,17 dan rata-
rata Kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang menggunakan metode konvensional sebesar 56,26. Dengan demikian penggunaan metode Penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit memberikan pengaruh terhadap
Kemampuan
berpikir
kritis
matematik
konvensional.
70
siswa
dibandingkan
metode
72
B. SARAN Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, berikut beberapa saran penulis terkait penelitian ini : 1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran matematika dengan metode Penemuan
terbimbing
berbantuan
media
benda
kongkrit
mampu
meningkatkan Kemampuan berpikir kritis matematik siswa, sehingga pembelajaran tersebut dapat menjadi salah satu variasi pembelajaran matematika yang dapat diterapkan oleh guru. 2. Penelitian berikutnya mungkin dapat meneliti indikator-indikator kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang lainnya yang belum diteliti dalam penelitian ini seperti mengidentifikasi asumsi, memutuskan suatu tindakan, mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber serta membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi. 3. Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini, sebaiknya dilakukan penelitian lanjut yang meneliti tentang pembelajaran dengan metode Penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit pada pokok bahasan lain, mengukur aspek yang lain atau jenjang sekolah yang berbeda. Penelitian ini menggunakan masalah non-rutin hanya dalam pelaksanaan pembelajaran saja, tidak dalam pemberian tugas. 4. metode
Penemuan
terbimbing
berbantuan
media
benda
kongkrit
membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk itu, guru yang hendak menggunakan metode Penemuan terbimbing berbantuan media benda kongkrit dalam pembelajaran matematika di kelas diharapkan dapat mendesain pembelajaran dengan seefektif mungkin sehingga pembelajaran bisa selesai tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA Arief dkk. Media Pendidikan. Jakarta: PT raja Grafindo persada, 1996. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, Edisi ke-2 Cet pertama. 2012. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, edisi Revisi, Cet. 6. 2006. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006. Ismaimuza, Dasa. “Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau dari Pengetahuan Awal Siswa”. Jurnal Pendidikan Matematika, Volume. 2, Januari, 2011. Johnson, Elaine B. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Kaifa Learning, 2010. Kadir. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010. Karim, Abdul. “Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Model Reciprocal Teaching”. Jurnal Ilmu Pendidikan, Volume. 3, 2010. Karim, Asrul. “Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal ISSN 1412-565X, Edisi Khusus No.1, Agustus 2011. Lawshe, C. H (1975), A Quantitative Approach to Content Validity. Personnel Psychology, INC. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010. Markaban. Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing. Yogyakarta: DEPDIKNAS, 2006. Ruseffendi. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini. Bandung: Tarsito, 1988. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana, 2006.
73
74
Sumarmo, Utari. Berpikir dan Disposisi Matematik serta pembelajarannya. FPMIPA UPI: Januari, 2010. Suwarma, Dina Mayadiana. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jakarta: Cakrawala Maha Karya, 2009. Syamsuduha, Dodi. “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Goemeter’s Sketchpad Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa SMP”. Jurnal Ilmu Pendidikan, Volume. 3, 2010. Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press 2004. Zulkarnaini. “Model Pembelajaran Tipe Thing Talk Write (TTW) untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis”. Jurnal ISSN 1412-565X, Edisi Khusus No.2, Agustus 2011.
74
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 1 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuanP
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagianbagiannya. D. Indikator Memahami sifat-sifat kubus. Mengidentifikasi unsur-unsur kubus. Menyebutkan unsur-unsur kubus Memahami sifat-sifat balok. Mengidentifikasi unsur-unsur balok. Menyebutkan unsur-unsur kubus. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat memahami sifat-sifat kubus. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur kubus. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur kubus. Siswa dapat memahami sifat-sifat balok.
75
Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur balok. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur balok. Karakter siswa yang diharapkan : 1.
Rasa ingin tahu
2.
Kerja sama
3.
Ketelitian
4.
Komunikatif
F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Unsur-unsur Kubus dan Balok G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). H. Strategi Pembelajaran Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1.
Kegiatan awal (15 Menit) Guru datang dan mengucapkan salam. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa. Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran.
76
2.
Kegiatan Inti (50 Menit) a. Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui tentang kubus dan balok. Meminta siswa untuk menemukan benda di lingkungan sekitar yang berbentuk kubus dan balok. Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka temukan tentang sifat-sifat kubus dan balok. b. Elaborasi Memberikan contoh lain tentang kubus dan balok kepada siswa. Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) dan replika kubus dan balok dari karton untuk menemukan sifat-sifat dan unsur-unsur kubus dan balok. Siswa merumuskan masalah yang diberikan guru melalui lembar kerja siswa (LKS). Dalam kelompok siswa menyusun informasi dari replika bangun yang diberikan oleh guru. Siswa berdiskusi mengolah informasi yang telah didapat melalui replika bangun yang diberikan guru. Siswa menyusun perkiraan hasil analisis yang dilakukan. Guru berkeliling membantu siswa agar perkiraan yang siswa dapat menuju arah yang hendak dituju. Bila dipandang perlu, guru memeriksa kembali perkiraan yang dibuat siswa. Setelah siswa menyelesaikan hasil diskusinya, guru memilih 2 kelompok untuk mempresentasikan hasil temuannya.
77
c. Konfirmasi Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik. Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai pengertian, sifat-sifat dan unsur-unsur kubus dan balok. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang penemuan mereka tentang pengertian, sifat-sifat dan unsur-unsur kubus dan balok. Siswa berpendapat tentang perbedaan kubus dan balok. Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Memastikan semua siswa memahami materi tentang kubus dan balok.
3.
Kegiatan Akhir (15 Menit) Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan kesimpulan melalui proses tanya jawab. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan. Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar Alat Sumber
: White board, spidol, penggaris, replika balok. : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 2 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator Mengetahui pengertian jaring-jaring. Menemukan jaring-jaring kubus. Menemukan jaring-jaring balok. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat memahami pengertian jaring-jaring. Siswa dapat menemukan jaring-jaring kubus. Siswa dapat menemukan jaring-jaring balok. Karakter siswa yang diharapkan : 1.
Rasa ingin tahu
2.
Kerja sama
3.
Ketelitian
4.
Kreatif
79
F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Replika Kubus dan Balok G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). H. Strategi Pembelajaran Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan awal Guru datang dan mengucapkan salam. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa. Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran.
2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang dibahas sebelumnya tentang kubus dan balok. Meminta siswa untuk menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok.
80
Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka temukan tentang jaring-jaring. Menjelaskan sedikit kepada siswa tentang pengertian jaring-jaring. Untuk menemukan jaring-jaring kubus dan balok secara lebih jelas, guru memberikan LKS dan media replika kubus dan balok dari karton. b. Elaborasi Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk menemukan jaring-jaring kubus dan balok melalui media Lembar Kerja Siswa (LKS). Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) dan replika kubus dan balok dari karton untuk menemukan jaring-jaring kubus dan balok. Siswa menggunting replika kubus dan balok yang diberikan guru. Siswa merumuskan masalah yang diberikan guru melalui lembar kerja siswa (LKS). Dalam kelompok siswa menyusun informasi dari replika bangun yang diberikan oleh guru. Siswa berdiskusi mengolah informasi yang telah didapat melalui replika bangun yang diberikan guru. Siswa menyusun perkiraan hasil analisis yang dilakukan. Guru berkeliling membantu siswa agar perkiraan yang siswa dapat menuju arah yang hendak dituju. Bila dipandang perlu, guru memeriksa kembali perkiraan yang dibuat siswa. Setelah siswa menyelesaikan hasil diskusinya, guru memilih 2 kelompok untuk mempresentasikan hasil temuan.
81
c. Konfirmasi Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik. Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai pengertian dan macam-macam jaring-jaring kubus dan balok. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang temuan mereka tentang jaring-jaring kubus dan balok. Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Memastikan semua siswa memahami materi tentang jaring-jaring kubus dan balok. 3. Kegiatan Akhir Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan kesimpulan melalui proses tanya jawab. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan. Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar Alat
: White board, spidol, replika kubus dan balok dari karton, gunting, penggaris.
Sumber
: Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 3 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok. Menentukan luas permukaan kubus dan balok menggunakan rumus. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dan balok dalam pemecahan masalah. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok. Siswa dapat menentukan luas permukaan kubus dan balok menggunakan rumus. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dan balok dalam pemecahan masalah. Karakter siswa yang diharapkan : 1. Rasa ingin tahu 2. Kerja sama
83
3. Ketelitian 4. Kreatif F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Luas Permukaan serta Volume Kubus dan Balok G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). H. Strategi Pembelajaran Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan awal Guru datang dan mengucapkan salam. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa. Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran. 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang dibahas sebelumnya tentang jaring-jaring kubus dan balok. Meminta 2 orang siswa untuk menggambarkan kembali jaring-jaring kubus dan balok di papan tulis. Mengingatkan kembali kepada siswa tentang apa yang ditemukan dari hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya. Menjelaskan tentang luas permukaan kubus dan balok.
84
b. Elaborasi Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk menemukan luas permukaan kubus dan balok. Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) yang disertai jaring-jaring untuk menemukan luas permukaan kubus dan balok. Guru meminta siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menemukan luas permukaan kubus dan balok dengan bantuan LKS. Meminta
siswa
mengikuti
langkah-langkah
dalam
LKS
untuk
menemukan luas permukaan kubus dan balok. Membantu siswa yang kesulitan dalam menemukan luas permukaan kubus dan balok. Setelah
selesai
mengisi
LKS,
perwakilan
kelompok
diminta
mempresentasikan hasil temuan mereka. Dari hasil LKS diperoleh rumus luas permukaan kubus dan balok. c. Konfirmasi Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik. Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai luas permukaan kubus dan balok. Guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa dan diminta mengerjakan dengan memberikan waktu beberapa menit. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang temuan mereka materi luas permukaan kubus dan balok. Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
85
Memastikan semua siswa memahami materi tentang luas permukaan kubus dan balok. 3. Kegiatan Akhir Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan kesimpulan melalui proses tanya jawab. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan. Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Guru mengingatkan setiap kelompok siswa agar membawa replika kubus(rubik) dalam pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar Alat Sumber
: White board, spidol, laptop, dan infokus, jaring jaring. : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 4 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator Menemukan rumus volume kubus dan balok. Menentukan volume kubus dan balok dengan menggunakan rumus. Menggunakan rumus volume kubus dan balok dalam pemecahan masalah. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat menemukan rumus volume kubus dan balok. Siswa dapat menentukan volume kubus dan balok dengan menggunakan rumus. Siswa dapat menggunakan rumus volume serta volume kubus dan balok dalam pemecahan masalah. Karakter siswa yang diharapkan : 1.
Rasa ingin tahu
2.
Kerja sama
3.
Ketelitian
4.
Kreatif
87
F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Volume Kubus dan Balok G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). H. Strategi Pembelajaran Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan awal
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Guru memastikan siswa membawa rubik yang diingatkan pada pertemuan sebelumnya.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran.
2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang ditemukan sebelumnya tentang luas permukaan kubus dan balok.
Meminta beberapa siswa untuk menggambarkan kembali jaring-jaring kubus dan balok di papan tulis.
Mengingatkan kembali kepada siswa tentang apa yang temukan dari hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya.
Menjelaskan sedikit tentang volume kubus dan balok.
88
b. Elaborasi Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk menemukan jaring-jaring kubus dan balok melalui media Lembar Kerja Siswa (LKS).
Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang.
Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) dan replika kubus dan balok dari karton untuk menemukan volume kubus dan balok.
Siswa merumuskan masalah yang diberikan guru melalui lembar kerja siswa (LKS).
Dalam kelompok siswa menyusun informasi dari LKS dan replika kubus dan balok.
Siswa berdiskusi mengolah informasi yang telah didapat melalui replika bangun yang diberikan guru.
Siswa menyusun perkiraan hasil analisis yang dilakukan.
Guru berkeliling membantu siswa agar perkiraan yang siswa dapat menuju arah yang hendak dituju.
Bila dipandang perlu, guru memeriksa kembali perkiraan yang dibuat siswa.
Setelah siswa menyelesaikan hasil diskusinya, guru memilih 2 kelompok untuk mempresentasikan hasil temuan.
3. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai volume kubus dan balok
Guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa dan diminta mengerjakan dengan memberikan waktu beberapa menit.
89
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang temuan mereka materi volume kubus dan balok.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang volume kubus dan balok.
J. Alat dan Sumber Belajar Alat Sumber
: White board, spidol, rubik. : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
90
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 5 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagianbagiannya.
D. Indikator Mendefinisikan prisma. Mengidentifikasi unsur-unsur prisma. Menyebutkan unsur-unsur prisma. Mendefinisikan limas. Mengidentifikasi unsur-unsur limas. Menyebutkan unsur-unsur limas E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat mendefinisikan prisma. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur prisma. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur prisma. Siswa dapat mendefinisikan limas. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur limas. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur limas.
91
Karakter siswa yang diharapkan : 1.
Rasa ingin tahu
2.
Kerja sama
3.
Ketelitian
F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Unsur-unsur prisma dan limas G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). H. Strategi Pembelajaran Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan awal Guru datang dan mengucapkan salam. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa. Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka temukan tentang prisma dan limas.
92
Meminta siswa untuk menemukan benda di lingkungan sekitar yang berbentuk prisma dan limas. Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka temukan tentang unsur-unsur prisma dan limas. Guru menjelaskan dibantu dengan media yang berupa prisma dan limas dari kertas karton. Guru menjelaskan sedikit tentang pengertian prisma dan limas. b. Elaborasi Pada tahap ini, siswa diminta berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk dapat mendefinisikan prisma dan limas dan menyebutkan unsur-unsurnya. Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) serta replika prisma dan limas dari karton untuk menemukan unsur-unsur prisma dan limas. Siswa merumuskan masalah yang diberikan guru melalui lembar kerja siswa (LKS). Siswa menyusun informasi dari replika bangun yang diberikan oleh guru. Siswa berdiskusi mengolah informasi yang telah didapat melalui replika bangun yang diberikan guru. Siswa menyusun perkiraan hasil analisis yang dilakukan. Guru berkeliling membantu siswa agar perkiraan yang siswa dapat menuju arah yang hendak dituju. Bila dipandang perlu, guru memeriksa kembali perkiraan yang dibuat siswa. Setelah siswa menyelesaikan hasil diskusinya, guru memilih 2 pasang siswa untuk mempresentasikan hasil temuan mereka. c. Konfirmasi Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik.
93
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai pengertian, sifat-sifat dan unsur-unsur prisma dan limas. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang penemuan mereka tentang pengertian, sifat-sifat dan unsur-unsur prisma dan limas. Siswa berpendapat tentang perbedaan prisma dan limas. Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Memastikan semua siswa memahami materi tentang prisma dan limas. 3. Kegiatan Akhir Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan kesimpulan melalui proses tanya jawab. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan. Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar Alat
: White board, spidol, penggaris, replika prisma dan limas.
Sumber
: Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) – 6
A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator Mengetahui pengertian jaring-jaring. Menemukan jaring-jaring prisma. Menemukan jaring-jaring limas. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat memahami pengertian jaring-jaring. Siswa dapat menemukan jaring-jaring prisma. Siswa dapat menemukan jaring-jaring limas. Karakter siswa yang diharapkan : 1.
Rasa ingin tahu
2.
Kerja sama
3.
Ketelitian
4.
Kreatif
F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Replika Prisma dan limas
95
G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). H. Strategi Pembelajaran Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan awal Guru datang dan mengucapkan salam. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa. Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran. 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang ditemukan sebelumnya tentang prisma dan limas. Meminta siswa untuk menyebutkan sifat-sifat bangun ruang prisma dan limas yang telah ditemukan. Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka temukan tentang jaring-jaring. Menjelaskan kepada siswa tentang pengertian jaring-jaring. Untuk menemukan jaring-jaring prisma dan limas secara lebih jelas, guru memberikan LKS dan media replika prisma dan limas dari karton. b. Elaborasi Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk menemukan jaring-jaring balok melalui media Lembar Kerja Siswa (LKS).
96
Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) dan replika prisma dan limas dari karton untuk menemukan jaring-jaring prisma dan limas. Siswa menggunting replika prisma dan limas yang diberikan guru. Siswa merumuskan masalah yang diberikan guru melalui lembar kerja siswa (LKS). Dalam kelompok siswa menyusun informasi dari replika bangun yang diberikan oleh guru. Siswa berdiskusi mengolah informasi yang telah didapat melalui replika bangun yang diberikan guru. Siswa menyusun perkiraan hasil analisis yang dilakukan. Guru berkeliling membantu siswa agar perkiraan yang siswa dapat menuju arah yang hendak dituju. Bila dipandang perlu, guru memeriksa kembali perkiraan yang dibuat siswa. Setelah siswa menyelesaikan hasil diskusinya, guru memilih 2 kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. c. Konfirmasi Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik. Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai pengertian dan macam-macam jaring-jaring prisma dan limas. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang temuan mereka tentang jaring-jaring prisma dan limas. Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Memastikan semua siswa memahami materi tentang jaring-jaring prisma dan limas.
97
3. Kegiatan Akhir Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan kesimpulan melalui proses tanya jawab. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan. Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar Alat
: White board, spidol, replika prisma dan limas dari karton, gunting,
penggaris. Sumber
: Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 7 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator Menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas. Menentukan luas permukaan prisma dan limas menggunakan rumus. Menggunakan rumus luas permukaan primsa dan limas dalam pemecahan masalah. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas. Siswa dapat menentukan luas permukaan prisma dan limas menggunakan rumus. Menggunakan rumus luas permukaan prisma dan limas dalam pemecahan masalah. Karakter siswa yang diharapkan : 1.
Rasa ingin tahu
2.
Kerja sama
99
3.
Ketelitian
4.
Kreatif
F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Luas Permukaan prisma dan limas G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). H. Strategi Pembelajaran Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan awal Guru datang dan mengucapkan salam. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa. Memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran. 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang ditemukan sebelumnya tentang jaring-jaring prisma dan limas. Meminta siswa untuk menggambarkan kembali jaring-jaring prisma dan limas. Mengingatkan kembali kepada siswa tentang apa yang didapat dari hasil temuan pada pertemuan sebelumnya. Menjelaskan sedikit tentang luas permukaan prisma dan limas.
100
b. Elaborasi Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk menemukan luas permukaan prisma dan limas. Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) yang disertai jaring-jaring untuk menemukan luas permukaan prisma dan limas. Guru meminta siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menemukan luas permukaan prisma dan limas dengan bantuan LKS. Meminta siswa mengikuti langkah-langkah dalam LKS untuk menemukan luas permukaan prisma dan limas. Membantu siswa yang kesulitan dalam menemukan luas permukaan prisma dan limas. Dari hasil LKS diperoleh rumus luas permukaan prisma dan limas. Setelah semua kelompok selesai mengisi LKS, perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil temuannya c. Konfirmasi Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik. Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai luas permukaan prisma dan limas. Guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa dan diminta mengerjakan dengan memberikan waktu beberapa menit. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang temuan mereka materi luas permukaan prisma dan limas. Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
101
Memastikan semua siswa memahami materi tentang luas permukaan prisma dan limas. 3. Kegiatan Akhir Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan kesimpulan melalui proses tanya jawab. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan. Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar Alat Sumber
: White board, spidol, jaring jaring. : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 8 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar 5.3 Menghitung luas alas dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator Menemukan rumus volume prisma dan limas. Menentukan volume prisma dan limas dengan menggunakan rumus. Menggunakan rumus volume prisma dan limas dalam pemecahan masalah. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat menemukan rumus volume prisma dan limas. Siswa dapat menentukan volume prisma dan limas dengan menggunakan rumus. Siswa dapat menggunakan rumus volume prisma dan limas dalam pemecahan masalah. Karakter siswa yang diharapkan : 1.
Rasa ingin tahu
2.
Kerja sama
3.
Ketelitian
4.
Kreatif
103
F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Volume prisma dan limas G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). H. Strategi Pembelajaran Metode
: Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1.
Kegiatan awal
Guru datang dan mengucapkan salam.
Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa.
Memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik.
Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran.
2.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang ditemukan sebelumnya tentang luas permukaan prisma dan limas.
Meminta beberapa siswa untuk menggambarkan kembali jaring-jaring prisma dan limas di papan tulis.
Mengingatkan kembali kepada siswa tentang apa yang temukan dari hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya.
Menjelaskan sedikit tentang volume prisma dan limas
104
b. Elaborasi Pada tahap ini, guru membimbing siswa untuk menemukan volume prisma dan limas melalui media Lembar Kerja Siswa (LKS).
Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang.
Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) dan replika prisma dan limas dari karton untuk menemukan volume prisma dan limas.
Siswa merumuskan masalah yang diberikan guru melalui lembar kerja siswa (LKS).
Dalam kelompok siswa menyusun informasi dari LKS dan replika prisma dan limas yang diberikan.
Siswa berdiskusi mengolah informasi yang telah didapat melalui replika bangun yang diberikan guru.
Siswa menyusun perkiraan hasil analisis yang dilakukan
Guru berkeliling membantu siswa agar perkiraan yang siswa dapat menuju arah yang hendak dituju.
Bila dipandang perlu, guru memeriksa kembali perkiraan yang dibuat siswa.
Setelah siswa menyelesaikan hasil diskusinya, guru memilih 2 kelompok untuk mempresentasikan hasil temuan.
c. Konfirmasi
Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai volume prisma dan limas.
Guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa dan diminta mengerjakan dengan memberikan waktu beberapa menit.
105
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang temuan mereka materi volume prisma dan limas.
Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Memastikan semua siswa memahami materi tentang volume prisma dan limas
. J. Alat dan Sumber Belajar Alat Sumber
: White board, spidol, laptop, dan infokus, jaring jaring. : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
106
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 1 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagianbagiannya. D. Indikator Memahami sifat-sifat kubus. Mengidentifikasi unsur-unsur kubus. Menyebutkan unsur-unsur kubus Memahami sifat-sifat balok. Mengidentifikasi unsur-unsur balok. Menyebutkan unsur-unsur kubus. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat memahami sifat-sifat kubus. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur kubus. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur kubus. Siswa dapat memahami sifat-sifat balok. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur balok. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur balok.
107
Karakter siswa yang diharapkan : 1.
Rasa ingin tahu
2.
Kerja sama
3.
Ketelitian
4.
Komunikatif
F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Unsur-unsur Kubus dan Balok G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). H. Strategi Pembelajaran Metode
: Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1.
Kegiatan awal(15 Menit) Guru datang dan mengucapkan salam. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa. Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran.
2.
Kegiatan Inti(50 Menit) a. Eksplorasi
108
Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui tentang kubus dan balok. Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang berbentuk kubus dan balok. Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui tentang sifat-sifat kubus dan balok. b. Elaborasi Memberikan contoh lain tentang kubus dan balok kepada siswa. Guru menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok. Guru menyebutkan sifat-sifat kubus dan balok. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Guru menjelaskan alasan mengapa bisa disebut sifat-sifat atau unsurunsur kubus dan balok. Guru memberikan alasan mengapa suatu benda bisa dikatakan berbentuk kubus atau balok. c. Konfirmasi Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik. Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai pengertian, sifat-sifat dan unsur-unsur kubus dan balok. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pemahaman mereka tentang pengertian, sifat-sifat dan unsur-unsur kubus dan balok. Siswa berpendapat tentang perbedaan kubus dan balok. Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Memastikan semua siswa memahami materi tentang kubus dan balok. 3.
Kegiatan Akhir(15 Menit) Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan kesimpulan melalui proses tanya jawab.
109
Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan. Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam. J. Alat dan Sumber Belajar Alat Sumber
: White board, spidol, penggaris. : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 2 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas. D. Indikator Mengetahui pengertian jaring-jaring. Menemukan jaring-jaring kubus. Menemukan jaring-jaring balok. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat memahami pengertian jaring-jaring. Siswa dapat menemukan jaring-jaring kubus. Siswa dapat menemukan jaring-jaring balok. Karakter siswa yang diharapkan : 1.
Rasa ingin tahu
2.
Kerja sama
3.
Ketelitian
4.
Kreatif
F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Replika Kubus dan Balok G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
111
H. Strategi Pembelajaran Metode
: Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1.
Kegiatan awal(15 Menit) Guru datang dan mengucapkan salam. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa. Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran.
2.
Kegiatan Inti(50 Menit) a. Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui tentang jaring-jaring. Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang berbentuk kubus dan balok yang bisa dibuat jaring-jaringnya. Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui tentang jaring-jaring kubus dan balok. b. Elaborasi Guru menggambar di papan tulis benda yang bisa disebut jaring-jaring kubus dan balok. Guru menjelaskan tentang pengertian jaring-jaring. Guru menjelaskan kenapa bisa disebut jaring-jaring kubus atau balok. Guru menjelaskan syarat-syarat agar bisa disebut jaring-jaring. Guru memberikan contoh lain jaring-jaring kubus dan balok.
112
Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Guru membuat kelompok siswa untuk membuat jaring-jaring. Siswa bisa membuat jaring-jaring kubus dan balok yang lain secara kelompok. c. Konfirmasi Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik. Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai jaring-jaring kubus dan balok. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang macam-macam jaringjaring kubus dan balok. Siswa berpendapat tentang perbedaan jaring-jaring kubus dan balok. Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Memastikan semua siswa memahami materi tentang jarring-jaring kubus dan balok. 3.
Kegiatan Akhir(15 Menit) Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan kesimpulan melalui proses tanya jawab. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan. Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar Alat Sumber
: White board, spidol, penggaris. : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
113
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 3 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas. D. Indikator Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok. Menentukan luas permukaan kubus dan balok menggunakan rumus. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dan balok dalam pemecahan masalah. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok. Siswa dapat menentukan luas permukaan kubus dan balok menggunakan rumus. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dan balok dalam pemecahan masalah. Karakter siswa yang diharapkan : 1.
Rasa ingin tahu
2.
Kerja sama
3.
Ketelitian
4.
Kreatif
114
F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Luas Permukaan serta Volume Kubus dan Balok G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). H. Strategi Pembelajaran Metode
: Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan awal(15 Menit) Guru datang dan mengucapkan salam. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa. Memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran. 2.
Kegiatan Inti(50 Menit) a. Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui luas permukaan kubus dan balok. Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang berbentuk kubus dan balok. Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui tentang luas permukaan kubus dan balok. b. Elaborasi Memberikan contoh lain tentang kubus dan balok kepada siswa.
115
Guru menjelaskan apa yang dimaksud dengan luas permukaan kubus dan balok. Siswa membuat jaring-jaring kubus dan balok dipapan tulis. Guru menjelaskan tentang luas permuakaan kubus dan balok. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Guru menjelaskan cara menghitung luas permukaan kubus dan balok. c. Konfirmasi Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik. Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai luas permukaan kubus dan balok. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pemahaman mereka tentang luas permukaan kubus dan balok. Siswa berpendapat tentang perbedaan kubus dan balok. Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Memastikan semua siswa memahami materi tentang luas permukaan kubus dan balok. 3.
Kegiatan Akhir(15 Menit) Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan kesimpulan melalui proses tanya jawab. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan. Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
116
J. Alat dan Sumber Belajar Alat Sumber
: White board, spidol, laptop, dan infokus, jaring jaring. : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 4 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas. D. Indikator Menemukan rumus volume kubus dan balok. Menentukan volume kubus dan balok dengan menggunakan rumus. Menggunakan rumus volume kubus dan balok dalam pemecahan masalah. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat menemukan rumus volume kubus dan balok. Siswa dapat menentukan volume kubus dan balok dengan menggunakan rumus. Siswa dapat menggunakan rumus volume serta volume kubus dan balok dalam pemecahan masalah. Karakter siswa yang diharapkan : 1.
Rasa ingin tahu
2.
Kerja sama
3.
Ketelitian
4.
Kreatif
118
F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Volume Kubus dan Balok G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
H. Strategi Pembelajaran Metode
: Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan awal(15 Menit) Guru datang dan mengucapkan salam. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa. Memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran. 2.
Kegiatan Inti(50 Menit) a. Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui volume kubus dan balok. Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang berbentuk kubus dan balok. Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui tentang volume kubus dan balok. b. Elaborasi Memberikan contoh lain tentang kubus dan balok kepada siswa.
119
Guru menjelaskan apa yang dimaksud dengan volume kubus dan balok. Guru menjelaskan tentang volume kubus dan balok. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Guru menjelaskan cara menghitung volume kubus dan balok. c. Konfirmasi Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik. Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai volume kubus dan balok. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pemahaman mereka tentang volume kubus dan balok. Guru memberikan latihan tentang volume kubus dan balok Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Memastikan semua siswa memahami materi tentang volime kubus dan balok. 3.
Kegiatan Akhir(15 Menit) Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan kesimpulan melalui proses tanya jawab. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan. Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar Alat Sumber
: White board, spidol. : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 5 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagianbagiannya. D. Indikator Mendefinisikan prisma. Mengidentifikasi unsur-unsur prisma. Menyebutkan unsur-unsur prisma. Mendefinisikan limas. Mengidentifikasi unsur-unsur limas. Menyebutkan unsur-unsur limas E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat mendefinisikan prisma. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur prisma. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur prisma. Siswa dapat mendefinisikan limas. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur limas. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur limas.
121
Karakter siswa yang diharapkan : 1.
Rasa ingin tahu
2.
Kerja sama
3.
Ketelitian
4.
Komunikatif
F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Unsur-unsur prisma dan limas G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). H. Strategi Pembelajaran Pendekatan : CTL ( Contextual Teaching Learning ) Metode
: Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan awal(15 Menit) Guru datang dan mengucapkan salam. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa. Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran. 2.
Kegiatan Inti(50 Menit) a. Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui tentang prisma dan limas.
122
Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang berbentuk prisma dan limas. Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui tentang prisma dan limas. b. Elaborasi Memberikan contoh lain tentang prisma dan limas kepada siswa. Guru menyebutkan unsur-unsur prisma dan limas. Guru menyebutkan sifat-sifat prisma dan limas. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Guru menjelaskan alasan mengapa bisa disebut sifat-sifat atau unsurunsur prisma dan limas. Guru memberikan alasan mengapa suatu benda bisa dikatakan berbentuk prisma dan limas. c. Konfirmasi Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik. Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai pengertian, sifat-sifat dan unsur-unsur prisma dan limas. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pemahaman mereka tentang pengertian, sifat-sifat dan unsur-unsur prisma dan limas. Siswa berpendapat tentang perbedaan prisma dan limas. Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Memastikan semua siswa memahami materi tentang prisma dan limas. 3.
Kegiatan Akhir(15 Menit) Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan kesimpulan melalui proses tanya jawab. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan.
123
Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam. J. Alat dan Sumber Belajar Alat Sumber
: White board, spidol, penggaris. : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
124
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 6 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas. D. Indikator Mengetahui pengertian jaring-jaring. Menemukan jaring-jaring prisma. Menemukan jaring-jaring limas. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat memahami pengertian jaring-jaring. Siswa dapat menemukan jaring-jaring prisma. Siswa dapat menemukan jaring-jaring limas. Karakter siswa yang diharapkan : 1.
Rasa ingin tahu
2.
Kerja sama
3.
Ketelitian
4.
Kreatif
F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Replika Prisma dan limas G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit).
125
H. Strategi Pembelajaran Metode
: Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan awal(15 Menit) Guru datang dan mengucapkan salam. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa. Apersepsi, memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran. 2.
Kegiatan Inti(50 Menit) a. Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui tentang jaring-jaring. Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang berbentuk primas dan limas yang bisa dibuat jaring-jaringnya. Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui tentang jaring-jaring primas dan limas. b. Elaborasi Memberikan contoh benda yang bisa disebut jaring-jaring primas dan limas. Guru menjelaskan tentang pengertian jaring-jaring. Guru menjelaskan kenapa bisa disebut jaring-jaring primas dan limas. Guru menjelaskan syarat-syarat agar bisa disebut jaring-jaring. Guru memberikan contoh lain jaring-jaring primas dan limas.
126
Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Guru membuat kelompok siswa untuk membuat jaring-jaring primas dan limas. Siswa bisa membuat jaring-jaring primas dan limas yang lain secara kelompok. c. Konfirmasi Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik. Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai jaring-jaring primas dan limas. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang macam-macam jaringjaring primas dan limas. Siswa berpendapat tentang perbedaan jaring-jaring primas dan limas. Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Memastikan semua siswa memahami materi tentang jarring-jaring primas dan limas. 3.
Kegiatan Akhir(15 Menit) Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan kesimpulan melalui proses tanya jawab. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan. Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
J. Alat dan Sumber Belajar Alat Sumber
: White board, spidol, penggaris. : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
127
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 7 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas. D. Indikator Menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas. Menentukan luas permukaan prisma dan limas menggunakan rumus. Menggunakan rumus luas permukaan primsa dan limas dalam pemecahan masalah. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas. Siswa dapat menentukan luas permukaan prisma dan limas menggunakan rumus. Menggunakan rumus luas permukaan prisma dan limas dalam pemecahan masalah. Karakter siswa yang diharapkan : 1.
Rasa ingin tahu
2.
Kerja sama
3.
Ketelitian
4.
Kreatif
128
F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Luas Permukaan prisma dan limas G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). H. Strategi Pembelajaran Metode
: Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan awal(15 Menit) Guru datang dan mengucapkan salam. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa. Memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran. 2.
Kegiatan Inti(50 Menit) a. Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui luas permukaan prisma dan limas. Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang berbentuk prisma dan limas. Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui tentang luas permukaan prisma dan limas. b. Elaborasi Memberikan contoh lain tentang prisma dan limas kepada siswa.
129
Guru menjelaskan apa yang dimaksud dengan luas permukaan prisma dan limas. Siswa membuat jaring-jaring prisma dan limas dipapan tulis. Guru menjelaskan tentang luas permuakaan prisma dan limas.. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Guru menjelaskan cara menghitung luas permukaan prisma dan limas. c. Konfirmasi Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik. Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai luas permukaan prisma dan limas. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pemahaman mereka tentang luas permukaan prisma dan limas. Siswa berpendapat tentang perbedaan prisma dan limas. Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Memastikan semua siswa memahami materi tentang luas permukaan prisma dan limas. 3.
Kegiatan Akhir(15 Menit) Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan kesimpulan melalui proses tanya jawab. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan. Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
130
J. Alat dan Sumber Belajar Alat Sumber
: White board, spidol. : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
131
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 8 A. Identitas Mata Pelajaran Sekolah
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Kelas / Semester
: VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
Tahun Pelajaran
: 2013 / 2014
Jumlah Pertemuan
: 1 x pertemuan
B. Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya C. Kompetensi Dasar 5.3 Menghitung luas alas dan volume kubus, balok, prisma dan limas. D. Indikator Menemukan rumus volume prisma dan limas. Menentukan volume prisma dan limas dengan menggunakan rumus. Menggunakan rumus volume prisma dan limas dalam pemecahan masalah. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan : Siswa dapat menemukan rumus volume prisma dan limas. Siswa dapat menentukan volume prisma dan limas dengan menggunakan rumus. Siswa dapat menggunakan rumus volume prisma dan limas dalam pemecahan masalah. Karakter siswa yang diharapkan : 1.
Rasa ingin tahu
2.
Kerja sama
3.
Ketelitian
4.
Kreatif
132
F. Materi Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar : Volume prisma dan limas G. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). H. Strategi Pembelajaran Metode
: Diskusi, tanya jawab, konvensional/ceramah dan penugasan.
I. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan awal(15 Menit) Guru datang dan mengucapkan salam. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Mengecek kehadiran dan mempersiapkan siswa. Memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Memberikan ice breaking agar siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran.
2.
Kegiatan Inti(50 Menit) a. Eksplorasi Guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui volume prisma dan limas. Meminta siswa untuk menyebutkan benda di lingkungan sekitar yang berbentuk prisma dan limas. Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai apa yang mereka ketahui tentang volume prisma dan limas. b. Elaborasi Memberikan contoh lain tentang kubus dan balok kepada siswa.
133
Guru menjelaskan apa yang dimaksud dengan volume prisma dan limas. Guru menjelaskan tentang volume prisma dan limas. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Guru menjelaskan cara menghitung volume prisma dan limas.
c. Konfirmasi Memberikan umpan balik dan penguatan dalam bentuk lisan atau tulisan terhadap keberhasilan peserta didik. Guru memberikan penegasan kepada murid mengenai volume prisma dan limas. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pemahaman mereka tentang volume prisma dan limas. Guru memberikan latihan tentang volume prisma dan limas. Memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Memastikan semua siswa memahami materi tentang volume prisma dan limas.
3.
Kegiatan Akhir(15 Menit) Bersama-sama dengan murid mengulang kembali dan memberikan kesimpulan melalui proses tanya jawab. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih ingin bertanya. Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai bahan penguatan. Mengingatkan kepada siswa materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
134
J. Alat dan Sumber Belajar Alat Sumber
: White board, spidol. : Buku Paket Matemetika SMP Kelas VIII dan buku referensi lain yang relevan.
135
LEMBAR KERJA SISWA-1.a Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
Perhatikan gambar balok di bawah ini!
Bahan Diskusi : Namai setiap perpotongan tiga garis pada gambar. Kemudian pasangkan setiap poin dalam suatu kotak ke poin dalam kotak lain.
Sisi
Rusuk
Titik Sudut
Diagonal Sisi
Diagonal Ruang
Bidang Diagonal
Bidang yang memuat dua rusuk yang berhadapan. Daerah pada balok. Perpotongan dua sisi balok. Ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut berhadapan dalam balok yang berpotongan ditengah. Titik perpotongan dari setiap tiga rusuk yang bertemu. Ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut berhadapan pada subuah sisi balok.
136
No
Unsur-unsur Balok
Nama
Jumlah
1. Rusuk 2. Titik Sudut 3. Sisi/Bidang 4. Diagonal Bidang 5. Diagonal Ruang 6. Bidang Diagonal
Setelah melakukan kegiatan di atas dapat ditemukan bahwa balok merupakan bangun ruang yang memiliki : 1. …… buah sisi yang berbentuk …………………yang masing-masing terdiri dari …. pasang sisi yang kongruen. 2. …… buah rusuk. 3. …… buah titik sudut. 4. …… diagonal bidang. 5. …… diagonal ruang. 6. …… bidang diagonal.
137
LEMBAR KERJA SISWA-1.b Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
Perhatikan gambar kubusdi bawah ini!
Bahan Diskusi : Namai setiap perpotongan tiga garis pada gambar. Kemudian pasangkan setiap poin dalam suatu kotak ke poin dalam kotak lain.
Sisi
Rusuk
Titik Sudut
Diagonal Sisi
Diagonal Ruang
Bidang Diagonal
Bidang yang memuat dua rusuk yang berhadapan. Daerah pada kubus. Perpotongan dua sisi kubus Ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut berhadapan dalam kubus yang berpotongan ditengah. Titik perpotongan dari setiap tiga rusuk yang bertemu. Ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut berhadapan pada subuah sisi kubus.
138
No
Unsur-unsur Kubus
1.
Rusuk
2.
Titik Sudut
3.
Sisi/Bidang
4.
Diagonal Bidang
5.
Diagonal Ruang
6.
Bidang Diagonal
Nama
Jumlah
Setelah melakukan kegiatan di atas dapat ditemukan bahwa kubus merupakan bangun ruang yang memiliki : 1. …… buah sisi yang berbentuk …………………yang masing-masing terdiri dari …. pasang sisi yang kongruen. 2. …… buah rusuk. 3. …… buah titik sudut. 4. …… diagonal bidang. 5. …… diagonal ruang. 6. …… bidang diagonal.
139
LEMBAR KERJA SISWA-2.a Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
Menemukan Jaring-jaring Kubus Alat dan Bahan
: replika kubus dari kertas karton, gunting, penggaris, alat tulis. TEMUKAN AKU!!!
Langkah-langkah : 1. Diberikan sebuah kubus kepada masing-masing kelompok. 2. Guntinglah kubus pada rusuk-rusuknya sehingga menjadi persegi. 3. Rebahkan bidang-bidang hasil guntingan dari kubus itu, sehingga diperoleh beberapa bangun datar yang saling menyatu. 4. Arsir atau gambar hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas berpetak di bawah ini! (catatan : 1 kotak dalam kertas mewakili 1 cm ukuran balok) 5. Ubah posisi persegi agar menjadi bentuk jaring-jaring kubus lain. 6. Arsir atau gambar kembali hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas berpetak di bawah ini! 7. Buatlah kesimpulan dari kegiatan yang kalian lakukan!
140
Kesimpulan :
141
LEMBAR KERJA SISWA-2.b Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
Menemukan Jaring-jaring Balok Alat dan Bahan
: replika balok dari kertas karton, gunting, penggaris, alat tulis. TEMUKAN AKU!!!
Langkah-langkah : 1.
Diberikan sebuah balok kepada masing-masing kelompok.
2.
Guntinglah balok pada rusuk-rusuknya sehingga menjadi persegi atau persegi panjang.
3.
Rebahkan bidang-bidang hasil guntingan dari balok itu, sehingga diperoleh beberapa bangun datar yang saling menyatu.
4.
Arsir atau gambar hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas berpetak di bawah ini! (catatan : 1 kotak dalam kertas mewakili 1 cm ukuran balok).
5.
Ubah posisi persegi agar menjadi bentuk jaring-jaring balok lain.
6.
Arsir atau gambar kembali hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas berpetak di bawah ini!
7.
Buatlah kesimpulan dari kegiatan yang kalian lakukan!
142
Kesimpulan :
143
LEMBAR KERJA SISWA-3.a Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
Balok ABCD.EFGH
Buatlah jaring-jaring balok ABCD.EFGH, dan namai setiap titiknya!!!
1. Dari jaring-jaring yang kalian dapatkan, ada berapa bentuk bangun datar (sisi) yang kalian dapatkan? _____________________________________________
144
Bagaimana cara mencari luas masing-masing sisinya? ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ _________________________ 2. Bagaimana cara kalian menghitung luas semua sisinya? ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ________________________________ 3. Tulislah kesimpulan luas permukaan balok yang kalian dapatkan!
Selamat Berdiskusi!!!!
145
LEMBAR KERJA SISWA-3.b Kelompok Nama Anggota : 1.
………………………….
2. ……………………………..
3.
………………………….
4. ……………………………..
Kubus ABCD.EFGH
Buatlah jaring-jaring kubus ABCD.EFGH, dan namai setiap titiknya!!!
1. Dari jaring-jaring yang kalian dapatkan, ada berapa bentuk bangun datar (sisi) yang kalian dapatkan? _______________________________________ ______________________________________________________________________________
146
Bagaimana cara mencari luas masing-masing sisinya? ________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________ ________________________________________________ 2. Bagaimana cara kalian menghitung luas semua sisinya? ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ___________________ 3. Tulislah kesimpulan luas permukaan kubus yang kalian dapatkan!
Selamat Berdiskusi!!!!
147
LEMBAR KERJA SISWA-4.a Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
1. Ada berapa tumpukan kubus kecil pada gambar diatas?___________________________ 2. Ada berapa baris kubus kecil pada gambar diatas?_______________________________ 3. Apakah jumlah baris dan tumpukan kubus kecil sama?____________________________ 4. Ada berapa jumlah baris kubus ke belakang(warna gelap) ?________________________ 5. Apakah jumlah baris kubus kebelakang sama dengan jumlah tumbukan kubus?_________________________________________________________ 6. Ada berapa jumlah balok yang ada di tumpukan pertama?_________________________
148
7. Ada berapa jumlah balok yang ada di tumpukan kedua?___________________________ 8. Apakah jumlah kubus disetiap sisi sama?_______________________________________ 9. adi berapa jumlah kubus kecil yang ada?______________________________________ 10. Volume kubus adalah isi kubus kecil, hal ini dapat dirumuskan dengan?________________________________________________________
149
LEMBAR KERJA SISWA-4.b Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
1. Ada berapa tumpukan kubus kecil pada gambar diatas?_____________________________ 2. Ada berapa baris kubus kecil pada gambar diatas?_________________________________ 3. Apakah jumlah baris dan tumpukan kubus kecil sama?_____________________________ 4. Ada berapa jumlah baris kubus ke belakang?(berwarna gelap)_______________________ 5. Apakah jumlah baris kubus kebelakang sama dengan jumlah tumpukan kubus?__________________________________________________________ _________ 6. Ada berapa jumlah kubus yang ada di tumpukan pertama?__________________________
150
7. Ada berapa jumlah kubus yang ada di tumpukan kedua?____________________________ 8. Apakah jumlah kubus disetiap sisi sama?________________________________________ 9. Jadi berapa jumlah kubus kecil yang ada?_______________________________________ 10. Volume kubus adalah isi kubus kecil, hal ini dapat dirumuskan dengan?_________________________________________________________
151
LEMBAR KERJA SISWA-5.a Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
Dalam prisma segi-n terdapat diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal yang berbeda-beda Coba kalian analisis dari gambar dan replika prisma yang diberikan, kemudian lengkapilah tabel berikut ini!!
Prisma Segi-n
Diagonal
Diagonal
Bidang
Bidang
Ruang
Diagonal
n=3 n=4 n=5 : : n=p
Setelah melengkapi tabel diatas, apakah yang kalian temukan? Banyak diagonal bidang alas pada prisma segi-n
=
Bayak bidang diagonal pada prisma segi-n
=
Banyak diagonal ruang pada prisma segi-n
=
152
LEMBAR KERJA SISWA-5.b Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
2. ……………………………..
3. ………………………….
4. …………………… ………..
Dalam limas segi-n terdapat diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal yang berbeda-beda. Coba kalian analisis dari gambar dan replika prisma yang diberikan, kemudian lengkapilah tabel berikut ini!!
Prisma Segi-n
Diagonal
Diagonal
Bidang
Bidang
Ruang
Diagonal
n=3 n=4 n=5 : : n=p
4.
Setelah melengkapi tabel diatas, apakah yang kalian temukan? 5.
Banyak 6. diagonal bidang alas pada limas segi-n
=
7. bidang diagonal pada limas segi-n Bayak
=
8.
Banyak diagonal ruang pada limas segi-n 9.
10.
=
153
LEMBAR KERJA SISWA-6.a Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
Menemukan Jaring-jaring Prisma Alat dan Bahan
: replika prisma dari kertas karton, gunting, penggaris, alat tulis. TEMUKAN AKU!!!
Langkah-langkah : 1. Diberikan sebuah prisma kepada masing-masing kelompok. 2. Guntinglah prisma pada rusuk-rusuknya sehingga menjadi bangun datar. 3. Rebahkan bidang-bidang hasil guntingan dari prisma itu, sehingga diperoleh beberapa bangun datar yang saling menyatu. 4. Salin atau gambar hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas berpetak di bawah ini! (catatan : 1 kotak dalam kertas mewakili 1 cm ukuran balok) 5. Ubah posisi bangun datar agar menjadi bentuk jaring-jaring prisma lain. 6. Salin atau gambar kembali hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas berpetak di bawah ini! 7. Buatlah kesimpulan dari kegiatan yang kalian lakukan!
154
KESIMPULAN:
155
LEMBAR KERJA SISWA-6.b Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
Menemukan Jaring-jaring Limas Alat dan Bahan
: replika limas dari kertas karton, gunting, penggaris, alat tulis. TEMUKAN AKU!!!
Langkah-langkah : 1.
Diberikan sebuah limas kepada masing-masing kelompok.
2.
Guntinglah limas pada rusuk-rusuknya sehingga menjadi bangun datar.
3.
Rebahkan bidang-bidang hasil guntingan dari limas itu, sehingga diperoleh beberapa bangun datar yang saling menyatu.
4.
Salin atau gambar hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas berpetak di bawah ini! (catatan : 1 kotak dalam kertas mewakili 1 cm ukuran balok).
5.
Ubah posisi bangun datar agar menjadi bentuk jaring-jaring limas lain.Salin atau gambar kembali hasil yang kalian dapatkan ke dalam kertas berpetak di bawah ini!
6.
Buatlah kesimpulan dari kegiatan yang kalian lakukan!
156
KESIMPULAN:
157
LEMBAR KERJA SISWA-7.a Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
Menentukan Luas Permukaan Limas
Untuk menemukan luas permukaan limas digunakan replika limas yang terdiri dari limas segitiga dan limas segiempat. Alat dan bahan : Replika limas dari karton, gunting, dan penggaris. Langkah-langkah : 1. Dari replika limas yang tersedia, buatlah jaring-jaring limas dengan cara iris/ gunting limas pada rusuk tegaknya. Gambarlah hasilnya di bawah ini!
158
2. Dari jaring-jaring yang kalian dapatkan, berbentuk apakah sisi tegak limas? _________________________________________________________ Bagaimana cara mencari luas masing-masing sisi tegaknya? ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ _______________________________________ 3. Ada berapa buah sisi tegak yang kalian dapatkan? ____________________________________________________________________________________ _____________ Apakah jumlahnya sama dengan jumlah sisi alasnya? ____________________________________________________________________________________ _____________ 4. Bagaimana cara kalian menghitung luas semua sisi tegaknya? ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ __________________________ 5. Berbentuk apakah alas limas, dan bagaimana cara menghitung luasnya? ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ __________________________ 6. Apakah luas sisi limas sama dengan jumlah luas semua sisi tegaknya ditambah luas alasnya? Tentukan Luas Limas Segiempat!! ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________
159
7. Tulislah kesimpulan luas permukaan limas yang kalian dapatkan!
Selamat Berdiskusi!!!!
160
LEMBAR KERJA SISWA-7.b Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
Menentukan Luas Permukaan Limas
Untuk menemukan luas permukaan limas digunakan replika limas yang terdiri dari limas segitiga dan limas segiempat. Alat dan bahan : Replika limas dari karton, gunting, dan penggaris. Langkah-langkah : 1. Dari replika limas yang tersedia, buatlah jaring-jaring limas dengan cara iris/ gunting limas pada rusuk tegaknya. Gambarlah hasilnya di bawah ini!
161
2. Dari jaring-jaring yang kalian dapatkan, berbentuk apakah sisi tegak limas? _________________________________________________________________ Bagaimana cara mencari luas masing-masing sisi tegaknya? ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ _______________________________________ 3. Ada berapa buah sisi tegak yang kalian dapatkan? ____________________________________________________________________________________ _____________ Apakah jumlahnya sama dengan jumlah sisi alasnya? ____________________________________________________________________________________ _____________ 4. Bagaimana cara kalian menghitung luas semua sisi tegaknya? ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ __________________________ 5. Berbentuk apakah alas limas, dan bagaimana cara menghitung luasnya? ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ __________________________ 6. Apakah luas sisi limas sama dengan jumlah luas semua sisi tegaknya ditambah luas alasnya? Tentukan Luas Limas Segitiga!! ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________
162
7. Tulislah kesimpulan luas permukaan limas yang kalian dapatkan!
Selamat Berdiskusi!!!!
163
LEMBAR KERJA SISWA-7.c Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
Menentukan Luas Permukaan Prisma
Untuk menemukan luas permukaan prisma digunakan replika prisma yang terdiri dari prisma segitiga dan prisma segilima. Alat dan bahan : Replika prisma dari karton, gunting, dan penggaris. Langkah-langkah : 1. Dari replika prisma yang tersedia, buatlah jaring-jaring prisma dengan cara iris/ gunting prisma pada rusuk tegaknya. Gambarlah hasilnya di bawah ini!
164
2. Dari jaring-jaring yang kalian dapatkan, berbentuk apakah sisi tegak prisma? _________________________________________________________________ Bagaimana cara mencari luas masing-masing sisi tegaknya? ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ _______________________________________ 3. Ada berapa buah sisi tegak yang kalian dapatkan? ____________________________________________________________________________________ _____________ Apakah jumlahnya sama dengan jumlah sisi alasnya? ____________________________________________________________________________________ _____________ 4. Bagaimana cara kalian menghitung luas semua sisi tegaknya? ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ __________________________ 5. Berbentuk apakah alas dan atap prisma, dan bagaimana cara menghitung luas keduanya? ____________________________________________________________________________________ _____________ 6. Apakah luas sisi prisma sama dengan jumlah luas semua sisi tegaknya ditambah luas alas dan atapnya? Tentukan Luas prisma Segilima!! ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________
165
7. Tulislah kesimpulan luas permukaan prisma yang kalian dapatkan!
Selamat Berdiskusi!!!!!
166
LEMBAR KERJA SISWA-7.d Kelompok Nama Anggota : 1. ………………………….
3. ……………………………..
2. ………………………….
4. ……………………………..
Menentukan Luas Permukaan Prisma
Untuk menemukan luas permukaan prisma digunakan replika prisma yang terdiri dari prisma segitiga dan prisma segilima. Alat dan bahan : Replika prisma dari karton, gunting, dan penggaris. Langkah-langkah : 1. Dari replika prisma yang tersedia, buatlah jaring-jaring prisma dengan cara iris/ gunting prisma pada rusuk tegaknya. Gambarlah hasilnya di bawah ini!
167
2. Dari jaring-jaring yang kalian dapatkan, berbentuk apakah sisi tegak prisma? _______________________________________________________________________ Bagaimana cara mencari luas masing-masing sisi tegaknya? ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ _______________________________________ 3. Ada berapa buah sisi tegak yang kalian dapatkan? ____________________________________________________________________________________ _____________ Apakah jumlahnya sama dengan jumlah sisi alasnya? ____________________________________________________________________________________ _____________ 4. Bagaimana cara kalian menghitung luas semua sisi tegaknya? ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ __________________________ 5. Berbentuk apakah alas dan atap prisma, dan bagaimana cara menghitung luas keduanya? ____________________________________________________________________________________ _____________ 6. Apakah luas sisi prisma sama dengan jumlah luas semua sisi tegaknya ditambah luas alas dan atapnya? Tentukan Luas prisma Segilima!! ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________
168
____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________ 7. Tulislah kesimpulan luas permukaan prisma yang kalian dapatkan!
Selamat Berdiskusi!!!!!
169
LEMBAR KERJA SISWA-8.a Kelompok Nama Anggota : 3. ………………………….
3. ……………………………..
4. ………………………….
4. ……………………………..
MENCARI VOLUME LIMAS
BANDINGKAN KEDUA GAMBAR INI!!! 6 LIMAS SEGI EMPAT = 1 KUBUS Artinya : Tinggi limas
= ______ Tinggi kubus
Volume kubus
= _____ X
Volume Limas
= _____ Volume Kubus
Volume limas
= _____ x ____ tinggi limas x ______ x_______ = ________________ x ____________________ Jadi Volume Limas
LEMBAR KERJA SISWA LEMBAR KERJA SISWA-8.b
170
Kelompok Nama Anggota : 1. …………………………. 2. ………………………….
3. …………………………….. 4. ……………………………..
MENCARI VOLUME PRISMA
BANDINGKAN KEDUA GAMBAR INI!!! 2 PRISMA SEGIEMPAT = 1 BALOK Artinya : Volume balok
= _____ X
Volume limas
Volume prisma
= _____ Volume Balok = _____ x ____ tinggi Prisma x ______ x_______ = ________________ x ____________________
Jadi Volume Prisma
171
Lampiran 4
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA DENGAN CVR (CONTENT VALIDITY RASIO)
Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 E E E E E E E E TE E E
2 E E E E TE E E E E E E
3 E E E E E E E E TE E E
Penilai 4 E E E E TE E E E TE E E
5 E E E E E E E E TE E E
6 E E E TE E E E E TE E E
7 E E E TE E E E E TE E E
172
Lampiran 5
VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITS MATEMATIK SISWA SMP KELAS VIII DENGAN METODE CONTENT VALIDITY RATIO (CVR) POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR
No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Esensial 7 7 7 5 5 7 7 7 1 7 7
Tidak Esensial 0 0 0 2 2 0 0 0 6 0 0
Tidak Relevan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
N
Ne
N/2
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
7 7 7 5 5 7 7 7 1 7 7
3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
(Ne-N/2) ((Ne-N/2)/(N/2)) 3,5 3,5 3,5 1,5 1,5 3,5 3,5 3,5 -2,5 3,5 3,5
1 1 1 0,4285 0,4285 1 1 1 -0,7142 1 1
CVR 1 1 1 0,4285 0,4285 1 1 1 -0,7142 1 1
Minimum skor 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99
Kesimpulan Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
173
Lampiran 6 UJI VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP KELAS VIII DENGAN METODE CONTENT VALIDITY RATIO (CVR) POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR Untuk menguji validitas secara isi dari instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematik, para penilai diharapkan memberikan penilaiannya dengan memberi tanda (√) pada kolom E: Esensial (soal tersebut sangat penting untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematik), TE: Tidak Esensial (soal tersebut tidak terlalu penting untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematik) atau TR: Tidak Relevan (soal tersebut tidak ada kaitannya dengan kemampuan berpikir kritis matematik) pada masing-masing soal yang berbentuk tes uraian di bawah ini. No 1.
SOAL Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH disamping. Melalui titik-titik sudutnya ditarik garis diagonal ruang, sehingga berbentuk limas.
Indikator Berpikir kritis Siswa dapat memfokuskan pertanyaan
E TE
TR
KOMENTAR
174
a. Berapa limas yang terbentuk dalam kubus tersebut? Sebutkan. b. Apakah limas-limas itu kongruen? c. Berbentuk apakah alas setiap limas itu? d. Jika panjang rusuk kubus 8 cm, tentukan tinggi limas 2.
Siswa dapat memfokuskan pertanyaan
Perhatikan gambar balok ABCD.EFGH di atas. Melalui titik-titik sudutnya ditarik bidang diagonal, sehingga berbentuk prisma. a. Berapa prisma yang terbentuk dalam kubus tersebut? Sebutkan. b. Apakah prisma-prisma itu kongruen? c. Berbentuk apakah alas setiap prisma itu? d. Jika panjang balok 8 cm, lebar balok 6 cm, dan tinggi balok 4 cm. tentukan volume prisma?
175
3.
Sebuah kubus panjang rusuknya 8 cm, memiliki volume sebesar 512 cm3. Jika rusuk kubus
Menganalisis argument
diperkecil sebesar kali panjang rusuk semula. Apakah volume kubus baru itu lebih kecil dari volume kubus semula? Berikan alasan
4.
Jika Abdul dan Aziz memiliki sebuah celengan. Celengan Abdul memiliki panjang 15 cm, tinggi 10
Menganalisis argument
cm, dan lebar 6 cm. sedangkan celengan Aziz memiliki panjang, tinggi, dan lebar yang sama yaitu 10 cm. Apakah celengan Abdul dan Aziz kongruen? Jelaskan pendapatmu 5.
Jika dikatakan bahwa tabung adalah prisma dengan bidang alas berbentuk lingkaran, selidiki mengapa
Menganalisis argument
tabung bisa dikatakan prisma yang alasnya berbentuk lingkaran? 6.
Jika dikatakan kerucut adalah limas dengan bidang alas berbentuk lingkaran. Selidiki mengapa kerucut bisa dikatakan limas yang alasnya berbentuk lingkaran?
Menganalisis argument
176
7.
Syakir ingin membuat kerangka balok dengan panjang 6m, lebar 4m, dan tinggi 2m. Jika Syakir
Menjawab pertanyaan yang menentang
diberikan kawat sepanjang 100 meter, Syakir dapat membuat kerangka balok lebih dari 3. Benarkah demikian? Berikan alasannya! 8.
Gambarlah balok ABCD.EFGH. Benarkah garis AB berpotongan dengan garis CD? Beri penjelasan.
9.
Apakah setiap prisma tegak beraturan segi-n, untuk n ≥ 4 memiliki diagonal bidang alas, diagonal
Menjawab pertanyaan yang menentang Membuat dan mempertimbangk an hasil keputusan
ruang, dan bidang diagonal? Mengapa demikian? 10.
Jika terdapat miniatur piramida mesir(berbentuk limas persegi) di sekolah, kamu ingin mencat
Membuat dan mempertimbangk an hasil keputusan
piramida tersebut(tidak termaksud alas limas) dengan cat berwarna merah, 1 kaleng cat dapat mewarnai 5 m2. Sedangkan volume limas adalah 128 m3, dan tinggi limas 6 m. berapa kaleng catkah yang dibutuhkan untuk mewarnai piranida tersebut? 11.
Paman akan membuat etalase toko dari kaca yang terbentuk balok yang berukuran panjang 100 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 70 cm, jika harga permeter
Membuat dan mempertimbangk an hasil keputusan
177
kaca Rp. 50.000,-/meter persegi, hitunglah biaya yang dibutuhkan untuk membuat etalase tersebut?
Jakarta, Penilai,
……………………………..
178
Lampiran 7 Pedoman Penilaian Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis No. 1
Soal Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH
Skor 4
disamping. Melalui titik-titik sudutnya
Jika jawaban siswa lengkap dan sesuai dengan kunci jawaban. Jika siswa hanya menjawab poin a,
3
b, dan c. dan jawaban siswa sesuai
ditarik garis diagonal
dengan kunci jawaban.
ruang, sehingga berbentuk limas.
Jika siswa hanya menjawab poin a
a. Berapa limas yang terbentuk dalam kubus
2
tersebut? Sebutkan.
c. Berbentuk apakah alas setiap limas itu?
Jika siswa hanya menjawab poin a. 1
d. Jika panjang rusuk kubus 8 cm, tentukan 0
ABCD.EFGH di atas.
4
Melalui titik-titik sudutnya ditarik bidang diagonal,
dan jawaban siswa sesuai kunci jawaban.
tinggi limas
Perhatikan gambar balok
dan b. dan jawaban siswa sesuai kunci jawaban.
b. Apakah limas-limas itu kongruen?
2
Alasan
Jika siswa tidak merespon Jika jawaban siswa lengkap dan sesuai dengan kunci jawaban. Jika siswa hanya menjawab poin a,
3
b, dan c. dan jawaban siswa sesuai
sehingga berbentuk prisma.
dengan kunci jawaban.
a. Berapa prisma yang
Jika siswa hanya menjawab poin a
terbentuk dalam kubus tersebut? Sebutkan.
2
dan b. dan jawaban siswa sesuai
b. Apakah prisma-prisma itu kongruen?
kunci jawaban.
c. Berbentuk apakah alas setiap prisma itu?
Jika siswa hanya menjawab poin a.
d. Jika panjang balok 8 cm, lebar balok 6 cm,
1
dan jawaban siswa sesuai kunci
dan tinggi balok 4 cm. tentukan volume
jawaban.
prisma?
Jika siswa tidak merespon 0
179
3
Sebuah kubus panjang rusuknya 8 cm, memiliki volume sebesar 512 cm3. Jika rusuk kubus
4
sesuai dengan kunci jawaban Jika jawaban siswa hanya sampai
diperkecil sebesar kali panjang rusuk semula. Apakah volume kubus baru itu lebih kecil dari
Jika jawaban siswa lengkap dan
3
menemukan volume kubus baru dengan satuan yang benar.
volume kubus semula? Berikan alasan
Jika jawaban siswa hanya sampai 2
menemukan rusuk dari kubus baru dengan satuan yang benar. Hanya dapat mengidentifikasi bahwa kubus baru akan memiliki volume
1
yang lebih kecil dari volume kubus semula, tanpa memberikan alasannya.
0 4
Jika dikatakan kerucut adalah limas dengan bidang alas berbentuk lingkaran. Selidiki
2
mengapa kerucut bisa dikatakan limas yang alasnya berbentuk lingkaran?
Jika siswa tidak merespon Jika jawaban siswa lengkap dan sesuai dengan kunci jawaban Jika siswa hanya mengidentifikasi
1
bahwa alas kerucut berbentuk lingkaran.
0 5
Syakir ingin membuat kerangka balok dengan panjang 6m, lebar 4m, dan tinggi 2m. Jika Syakir diberikan kawat sepanjang 100 meter,
Jika siswa tidak merespon Jika jawaban siswa dengan tegas
3
membantah pernyataan pada soal disertai dengan alasan yang jelas
Syakir dapat membuat kerangka balok lebih
sesuai dengan kunci jawaban
dari 3. Benarkah demikian? Berikan alasannya!
Jika jawaban siswa hanya 2
menunjukan panjang kawat yang dibutuhkan untuk membuat satu kerangka balok.
180
Jika jawaban siswa hanya 1
membantah penyataan pada soal tanpa alasan.
0 6
Gambarlah balok ABCD.EFGH. Benarkah garis AB berpotongan dengan garis CD? Beri penjelasan.
Jika siswa tidak merespon. Jika jawaban siswa dengan tegas
3
membantah pernyataan pada soal disertai dengan alasan yang jelas sesuai dengan kunci jawaban Jika jawaban siswa hanya
2
menunjukan jika garis AB dan garis CD adalah sejajar.
1 0 7
Jika terdapat miniatur piramida mesir(berbentuk limas persegi) di sekolah, kamu ingin mencat
Jika siswa hanya menggambar balok ABCD.EFGH Jika siswa tidak merespon. Jika jawaban siswa lengkap dan
4
sesuai dengan kunci jawaban serta
piramida tersebut(tidak termaksud alas limas)
satuan yang dikehendaki
dengan cat berwarna merah, 1 kaleng cat dapat
Jika siswa hanya dapat menunjukan
2
mewarnai 5 m . Sedangkan volume limas
3
luas yang akan di cat dengan satuan
adalah 72 m3, dan tinggi limas 4 m. berapa
yang kehendaki
kaleng catkah yang dibutuhkan untuk
Jika siswa hanya dapat menunjukan
mewarnai piranida tersebut? 2
luas permukaan dari piramida tersebut dengan satuan yang dikegendaki Jika siswa hanya menunjukan sisi
1
dari persegi alas piramida dengan satuan yang dikehendaki
0
Jika siswa tidak merespon
181
8
Paman akan membuat etalase toko dari kaca yang terbentuk balok yang berukuran panjang
Jika jawaban siswa lengkap sesuai 3
dengan kunci jawaban dengan satuan
100 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 70 cm, jika
yang dikehendaki
harga permeter kaca Rp. 50.000,-/meter
Jika siswa hanya menentukan luas
persegi, hitunglah biaya yang dibutuhkan
2
permukaan etalase dalam satuan meter2
untuk membuat etalase tersebut?
Jika jawaban siswa hanya 1
menentukan luas permukaan etalase dalam satuan cm2
0
Jika siswa tidak merespon
182
Lampiran 8 KISI-KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI
: BANGUN RUANG SISI DATAR
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan
ukurannya No
Soal Perhatikan
gambar
ABCD.EFGH
Indikator Berpikir Kritis
Kompetensi Siswa
Memfokuskan pertanyaan
Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok,
skor
kubus
disamping.
Melalui titik-titik sudutnya ditarik garis diagonal ruang, 1
sehingga berbentuk limas. a. Berapa limas yang terbentuk dalam kubus tersebut?
prisma dan limas serta bagian-bagiannya
4
Sebutkan. b. Apakah limas-limas itu kongruen? c. Berbentuk apakah alas setiap limas itu? d. Jika panjang rusuk kubus 8 cm, tentukan tinggi limas 2
Perhatikan gambar balok ABCD.EFGH di samping. Melalui titik-titik sudutnya ditarik bidang diagonal,
Memfokuskan pertanyaan
Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya
4
183
sehingga berbentuk prisma. a. Berapa prisma yang terbentuk dalam kubus tersebut? Sebutkan. b. Apakah prisma-prisma itu kongruen? c. Berbentuk apakah alas setiap prisma itu? d. Jika panjang balok 8 cm, lebar balok 6 cm, dan tinggi balok 4 cm. tentukan volume prisma? Sebuah kubus panjang rusuknya 8 cm, memiliki volume sebesar 512 cm3. Jika rusuk kubus diperkecil sebesar kali 3
Menganalisis argument
panjang rusuk semula. Apakah volume kubus baru itu
Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
4
lebih kecil dari volume kubus semula? Jelaskan Jika dikatakan kerucut adalah limas dengan bidang alas 4
berbentuk lingkaran. Selidiki mengapa kerucut bisa
Menganalisis argument
dikatakan limas yang alasnya berbentuk lingkaran?
5
Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas
Syakir ingin membuat kerangka balok dengan panjang 6m,
Menjawab pertanyaan yang
Membuat jaring-jaring kubus, balok,
lebar 4m, dan tinggi 2m. Jika Syakir diberikan kawat
menentang
prisma dan limas
sepanjang 100 meter, Syakir dapat membuat kerangka
2
3
184
balok lebih dari 3. Benarkah demikian? Berikan alasannya! Gambarlah balok ABCD.EFGH. Benarkah garis AB 6
berpotongan dengan garis CD? Beri penjelasan.
Menjawab pertanyaan yang
Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok,
menentang
prisma dan limas serta bagian-bagiannya
3
Jika terdapat miniatur piramida mesir(berbentuk limas persegi) di sekolah, kamu ingin mencat piramida
7
tersebut(tidak termaksud alas limas) dengan cat berwarna
Membuat dan
merah, 1 kaleng cat dapat mewarnai 5 m2. Sedangkan
mempertimbangkan hasil
3
volume limas adalah 128 m , dan tinggi limas 6 m. berapa
keputusan
Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
4
kaleng catkah yang dibutuhkan untuk mewarnai piramida tersebut? Paman akan membuat etalase toko dari kaca yang
8
terbentuk balok yang berukuran panjang 100 cm, lebar 40
Membuat dan
cm, dan tinggi 70 cm, jika harga permeter kaca Rp.
mempertimbangkan hasil
50.000,-/meter persegi, hitunglah biaya yang dibutuhkan
keputusan
untuk membuat etalase tersebut?
Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
3
185
Lampiran 9 KUNCI JAWABAN 1. Soal kubus ABCD.EFGH a. Limas yang terbentuk pada kubus ada 6, yaitu limas ABCD.T, BCGF.T, EFGH.T, ADEH.T, CDHG.T, dan ABEF.T b. Semua limas tersebut kongruen, karena semua sisi dan rusuk limas sama. c. Alas semua limas berbentik persegi. d. Jika panjang rusuk pada kubus adalah 8 cm, maka tinggi limas adalah dari panjang rusuk, yaitu 4 cm. 2. Soal balok ABCD.EFGH a. Prisma yang terbentuk pada kubus ada 2, yaitu limas ABD.EFH dan BCD.FGH b. Semua prisma tersebut kongruen, karena semua sisi dan rusuk prisma sama. c. Alas semua prisma berbentik segitiga siku-siku. d. Jika panjang pada balok adalah 8 cm, lebar 6 cm, dan tinggi 4. maka volume satu prisma adalah dari volume balok. Volume balok = panjang x lebar x tinggi = 8cm x 6cm x 4 cm = 192 cm3 Volume prisma = x volume balok = x 192 cm3 = 96 cm3 3. Terdapat kubus yang panjang rusuknya 8 cm memiliki volume 512 cm3, jika rusuknya diperkecil dari rusuk semuala, maka volume kubus pun akan lebih kecil dari volume kubus semula. Bukti :
186
Rusuk kubus baru
= x 8 cm = 4 cm
Volume kubus yang baru
= 4 cm x 4 cm x 4 cm = 64 cm3
64 cm3 ˂ 512 cm3 Volume kubus baru ˂ volume kubus semula 4. Karenakerucut adalah prisma dengan alas segi-n yang tak terhingga(limas segi-n), kerucut juga memiliki sifat-sifat yang sama yaitu memiliki tinggi, bidang alas, satu titik puncak, memiliki jaring-jaring yang sejenis dengan limas.
5. Tidak benar, karena panjang kawat yang diberikan hanya bisa membuat 2 krangka. Buktinya p= 6 m, l= 4 m, t= 2 m. satu kerangka balok membutuhkan 4x6 + 4x4 + 4x2= 24+16+8= 48, jika dua kerangka = 2x48 = 96 m. jadi tidak bisa lebih dari 2
6. Tidak benar, karna garis yang berpotongan adalah garis yang akan saling memotong satu sama lain, sedangkan pada balok disamping garis AB jika di perpanjang tidak akan memotong garis CD. Jadi garis AB sejajar dengan garis CD.
7. Diketahui :
Vlimas
= 72 m3
Tinggilimas
=4m
1 kaleng cat
= 5 m2
Ditanya :
banyak kaleng cat yang dibutuhkan =…..??
Jawab
volume =
187
72 = La = La = 36
Sisi persegi =√
Tinggi segitiga = √
√
Luas permukaan = 36 + (4 x sisi tegak) = 36 + (4 x
)
= 36 + 60 = 96 cm2
Luas yang di cat = 96 – 36 = 60 cm2 Jumlah kaleng yang dibutuhkan =
8. Etalase took paman. Panjang 100 cm, lebar 40 cm, tinggi 70 cm. Luas permukaan balok = 2 ((pl)+(pt)+(lt)) = 2((100x40)+(100X70)+(40x70)) =2(4000+7000+2100) =2(13100) = 26200 cm2 = 262 m2 Harga kaca Rp. 50.000/meter persegi Jadi biaya yang dibutuhkan = 262 x Rp. 50.000 =Rp. 13.100.000
188
Lampiran 10
INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS BANGUN RUANG SISI DATAR
1. Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH disamping. Melalui titiktitik sudutnya ditarik garis diagonal ruang, sehingga berbentuk limas. a. Berapa limas yang terbentuk dalam kubus tersebut? Sebutkan. b. Apakah limas-limas itu kongruen? c. Berbentuk apakah alas setiap limas itu? d. Jika panjang rusuk kubus 8 cm, tentukan tinggi limas!
2. Perhatikan gambar balok ABCD.EFGH di atas. Melalui titik-titik sudutnya ditarik bidang diagonal, sehingga berbentuk prisma. a.
Berapa prisma yang terbentuk dalam kubus tersebut? Sebutkan.
b.
Apakah prisma-prisma itu kongruen?
c.
Berbentuk apakah alas setiap prisma itu?
d.
Jika panjang balok 8 cm, lebar balok 6 cm, dan tinggi balok 4 cm. tentukan volume prisma?
3. Sebuah kubus panjang rusuknya 8 cm, memiliki volume sebesar 512 cm3. Jika rusuk kubus diperkecil sebesar kali panjang rusuk semula. Apakah volume kubus baru itu lebih kecil dari volume kubus semula? Beri penjelasan!
4. Jika dikatakan kerucut adalah limas dengan bidang alas berbentuk lingkaran. Selidiki mengapa kerucut bisa dikatakan limas yang alasnya berbentuk lingkaran?
Selamat mengerjakan!!!
189
5. Syakir ingin membuat kerangka balok dengan panjang 6m, lebar 4m, dan tinggi 2m. Jika Syakir diberikan kawat sepanjang 100 meter, Syakir dapat membuat kerangka balok lebih dari 3. Benarkah demikian? Berikan alasannya!
6. Gambarlah balok ABCD.EFGH. Benarkah garis AB berpotongan dengan garis CD? Beri penjelasan.
7. Jika terdapat miniatur piramida mesir(berbentuk limas persegi) di sekolah, kamu ingin mengecat piramida tersebut(tidak termaksud alas limas) dengan cat berwarna merah, 1 kaleng cat dapat mewarnai 5 m2. Sedangkan volume limas adalah 72 m3, dan tinggi limas 4 m. berapa kaleng catkah yang dibutuhkan untuk mewarnai piramida tersebut?
8. Paman akan membuat etalase toko dari kaca yang terbentuk balok yang berukuran panjang 100 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 70 cm, jika harga permeter kaca Rp. 50.000,-/meter persegi, hitunglah biaya yang dibutuhkan untuk membuat etalase tersebut?
Selamat mengerjakan!!!
190
Lampiran 11 Perhitungan Validitas Contoh mencari validasi nomor 1 :
Menentukan nilai ∑ = 80
Menentukan nilai ∑ = 536
Menentukan nilai ∑ = 214
Menentukan nilai ∑ = 8994
Menentukan nilai ∑
= 1337
Menentukan nilai rxy ∑
∑ √[ ∑
∑ ∑
]
∑ ∑
∑
∑
∑
√
Mencari nilai rtabel, dengan dk = n – 2 = 34 – 2 = 32 dan tingkat signifikansu sebesar 0,05 diperoleh nilai rtabel = 0,339
Setelah diperoleh nilai rxy = 0,64 lalu dikonsultasikan dengan nilai rtabel = 0,339 karena rxy ˃ rtabel (0,64 ˃ 0,339), maka soal no. 1 Valid
Untuk soal selanjutnya menggunakan langkah soal no. 1
Hasil Uji Validitas No
Nama
1 2
Nomor Soal
y
y²
2
16
256
3
19
361
2
2
18
324
3
2
21
441
2
2
3
18
324
2
3
3
23
529
2
2
1
2
14
196
1
2
1
1
14
196
2
3
3
3
2
22
484
3
2
3
1
2
3
19
361
3
2
2
3
3
1
19
361
3
3
1
3
1
1
2
16
256
1
2
1
2
2
3
2
17
289
3
3
3
2
0
3
2
3
19
361
3
3
3
2
1
2
1
3
18
324
P
2
2
2
1
2
1
2
2
14
196
Q
2
3
2
2
1
2
0
1
13
169
R
1
2
1
0
3
3
3
2
15
225
S
2
1
2
0
2
1
1
2
11
121
20
T
1
1
1
0
0
2
3
2
10
100
21
U
1
2
2
0
0
1
2
3
11
121
22
V
2
2
3
0
3
3
3
3
19
361
23
W
2
2
3
0
1
3
3
3
17
289
24
X
3
1
3
0
0
2
2
1
12
144
25
Y
3
3
2
2
2
3
3
3
21
441
26
Z
3
3
1
2
1
2
3
3
18
324
27
AA
2
2
3
2
3
3
2
2
19
361
28
BB
3
2
3
2
1
2
1
3
17
289
29
CC
1
2
1
0
0
0
0
2
6
36
30
DD
2
2
2
0
2
2
2
2
14
196
31
EE
3
0
3
0
2
3
2
2
15
225
32
FF
1
2
1
0
1
1
2
2
10
100
33
GG
3
1
1
2
2
2
0
2
13
169
HH
1
1
2
3
6
7
8
10
11
A
2
3
3
1
1
2
2
B
3
2
2
2
3
1
3
3
C
4
2
3
2
1
2
4
D
3
3
3
2
3
2
5
E
2
3
3
1
2
6
F
4
3
4
1
3
7
G
2
1
2
2
8
H
3
2
2
2
9
I
3
3
3
10
J
2
3
11
K
2
3
12
L
2
13
M
4
14
N
15
O
16 17 18 19
34
2
0
0
1
2
1
80
38
56
67
68
75
0,640
0,574
0,642
0,596
0,622
0,578
0,524
0,464
0,339
0,339
0,339
0,339
0,339
0,339
0,339
0,339
r
r
72
hitung
1
80
tabel
Jumlah
kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
8
64
536
8994
256 361 324 441 324 529 196 196 484 361 361 256 289 361 324 196 169 225 121 100 121 361 289 144 441 324 361 289 36 196 225 100 169 64
4 9 16 9 4 16 4 9 9 4 4 4 16 9 9 4 4 1 4 1 1 4 4 9 9 9 4 9 1 4 9 1 9 1
32 57 72 63 36 92 28 42 66 38 38 32 68 57 54 28 26 15 22 10 11 38 34 36 63 54 38 51 6 28 45 10 39 8
8994
214
1337
192
Lampiran 13
Langkah-langkah perhitungan uji reliabilitas
Menentukan nilai varian sjor tiap-tiap soal Misal nomor 1 : Rumus varian : ∑
∑
Rumus standar deviasi (simpangan baku)
√
∑
∑
√
Untuk mencari no. 2 dan selanjutnya sama dengn nomor 1
Menentukan nilai jumlah varian semua soal. Berdasarkan tabel perhitungan reabilitas di atas diperoleh( ∑
Menentukan nilai varian total
Menentukan nilai
[
]
) = 6,15
∑
193
Berdasarkan kriteria reliabilitas, r11= 0,72 berada diantara kisaran nilai 0,70 ≤ r ˂ 0,80, maka tes bentuk uraian tersebut memiliki reliabilitas tinggi.
Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal 1
2
3
6
7
8
10
11
y
A
2
3
3
1
1
2
2
2
16
B
3
2
2
2
3
1
3
3
19
3
C
4
2
3
2
1
2
2
2
18
4
D
3
3
3
2
3
2
3
2
21
5
E
2
3
3
1
2
2
2
3
18
6
F
4
3
4
1
3
2
3
3
23
7
G
2
1
2
2
2
2
1
2
14
8
H
3
2
2
2
1
2
1
1
14
9
I
3
3
3
2
3
3
3
2
22
10
J
2
3
3
2
3
1
2
3
19
11
K
2
3
3
2
2
3
3
1
19
12
L
2
3
3
1
3
1
1
2
16
13
M
4
1
2
1
2
2
3
2
17
14
N
3
3
3
2
0
3
2
3
19
15
O
3
3
3
2
1
2
1
3
18
16
P
2
2
2
1
2
1
2
2
14
17
Q
2
3
2
2
1
2
0
1
13
18
R
1
2
1
0
3
3
3
2
15
19
S
2
1
2
0
2
1
1
2
11
20
T
1
1
1
0
0
2
3
2
10
21
U
1
2
2
0
0
1
2
3
11
22
V
2
2
3
0
3
3
3
3
19
23
W
2
2
3
0
1
3
3
3
17
24
X
3
1
3
0
0
2
2
1
12
25
Y
3
3
2
2
2
3
3
3
21
26
Z
3
3
1
2
1
2
3
3
18
27
AA
2
2
3
2
3
3
2
2
19
28
BB
3
2
3
2
1
2
1
3
17
29
CC
1
2
1
0
0
0
0
2
6
30
DD
2
2
2
0
2
2
2
2
14
31
EE
3
0
3
0
2
3
2
2
15
32
FF
1
2
1
0
1
1
2
2
10
33
GG
3
1
1
2
2
2
0
2
13
34
HH
1
1
2
0
0
1
2
1
No
Nama
1 2
Jumlah si
0,88
0,84
0,81
0,91
1,07
0,80
0,95
0,69
s i2
0,78
0,71
0,66
0,83
1,14
0,64
0,91
0,47
∑si2
6,15
st st2 r hitung
16,49
80
4,06
0,72
72
80
38
56
67
68
8
75
536
256 361 324 441 324 529 196 196 484 361 361 256 289 361 324 196 169 225 121 100 121 361 289 144 441 324 361 289 36 196 225 100 169 64 8994
195
Lampiran 15 Langkah-langkah perhitungan taraf kesukaran
Menentukan ∑
Menentukan N
= jumlah peserta tes
Menentukan Sm
= skor maksimal soal yang bersangkutan
Misal, untuk soal no. 1 perhitungan tingkat kesukarannya sebagai berikut : ∑
Sm = 4, N = 34
Menentukan taraf kesukaran : ∑
Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran, p = 0,588 berada pada kisaran nilai 0,31 ˂ p ˂ 0,70, maka soal nomor 1 tersebut memiliki tingkat kesukaran sedang.
Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukarannya sema dengan perhitungan nomor 1.
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
No
Nama 1
2
3
6
7
8
10
11
1
A
2
3
3
1
1
2
2
2
2
B
3
2
2
2
3
1
3
3
3
C
4
2
3
2
1
2
2
2
4
D
3
3
3
2
3
2
3
2
5
E
2
3
3
1
2
2
2
3
6
F
4
3
4
1
3
2
3
3
7
G
2
1
2
2
2
2
1
2
8
H
3
2
2
2
1
2
1
1
9
I
3
3
3
2
3
3
3
2
10
J
2
3
3
2
3
1
2
3
11
K
2
3
3
2
2
3
3
1
12
L
2
3
3
1
3
1
1
2
13
M
4
1
2
1
2
2
3
2
14
N
3
3
3
2
0
3
2
3
15
O
3
3
3
2
1
2
1
3
16
P
2
2
2
1
2
1
2
2
17
Q
2
3
2
2
1
2
0
1
18
R
1
2
1
0
3
3
3
2
19
S
2
1
2
0
2
1
1
2
20
T
1
1
1
0
0
2
3
2
21
U
1
2
2
0
0
1
2
3
22
V
2
2
3
0
3
3
3
3
23
W
2
2
3
0
1
3
3
3
24
X
3
1
3
0
0
2
2
1
25
Y
3
3
2
2
2
3
3
3
26
Z
3
3
1
2
1
2
3
3
27
AA
2
2
3
2
3
3
2
2
28
BB
3
2
3
2
1
2
1
3
29
CC
1
2
1
0
0
0
0
2
30
DD
2
2
2
0
2
2
2
2
31
EE
3
0
3
0
2
3
2
2
32
FF
1
2
1
0
1
1
2
2
33
GG
3
1
1
2
2
2
0
2
34
HH
1
1
2
0
0
1
2
1
Jumlah
80
72
80
38
56
67
68
75
JS
136
136
136
68
102
102
136
102
P
0,588
0,529
0,588
0,559
0,549
0,657
0,500
0,735
Kriteria
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
197
Lampiran 17 Langkah-langkah perhitungan daya beda soal
Menentukan jumlah kelompok atas dan bawah dengan cara : Jumlak kelompok
= 50% x jumlah siswa = 50% x 34 =17
Nilai siswa diurutkan dari yang terbesar , sehingga 17 siswa dengan nilai tertimggi menempati kelompok A dan 17 siswa dengan nilai terendah menempati kelompok B
Menentukan ∑
= jumlah nilai kelompok atas pada soal yang
diolah
Menentukan ∑
= jumlah nilai kelompok bawah pada soal yang
diolah
Sm
= jumlah skor maksimal butir soal
nA
= jumlah peserta kelompok atas
nB
= jumlah peserta kelompok bawah
misal, untuk soal no. 1, perhitungan daya bedanya adalah sebagai berikut : ∑
menentukan DP = Daya pembeda D=
∑
∑
-
∑
=
Bedasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai D = 0,24 berada dikisaran nilai 0,21 – 0,40. Maka soal nomor 1 tersebut memiliki daya pembeda cukup.
Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan daya pembedanya sama dengan perhitungan daya pembeda nomor 1.
Hasil Uji Daya Beda Butir Soal
NO
Kelompok Atas
6 9 4 25 2 10 11 14 22 27 3 5 15 26 13 23 28 JBA
Kelompok Bawah
1 12 18 31 7 8 16 30 17 33 24 19 21 20 32 34 29 JBB
y
1
2
3
6
7
8
10
11
4
3
4
1
3
2
3
3
23
3
3
3
2
3
3
3
2
22
3
3
3
2
3
2
3
2
21
3
3
2
2
2
3
3
3
21
3
2
2
2
3
1
3
3
19
2
3
3
2
3
1
2
3
19
2
3
3
2
2
3
3
1
19
3
3
3
2
0
3
2
3
19
2
2
3
0
3
3
3
3
19
2
2
3
2
3
3
2
2
19
4
2
3
2
1
2
2
2
18
2
3
3
1
2
2
2
3
18
3
3
3
2
1
2
1
3
18
3
3
1
2
1
2
3
3
18
4
1
2
1
2
2
3
2
17
2
2
3
0
1
3
3
3
17
3
2
3
2
1
2
1
3
17
48
43
47
27
34
39
42
44
324
2
3
3
1
1
2
2
2
16
2
3
3
1
3
1
1
2
16
1
2
1
0
3
3
3
2
15
3
0
3
0
2
3
2
2
15
2
1
2
2
2
2
1
2
14
3
2
2
2
1
2
1
1
14
2
2
2
1
2
1
2
2
14
2
2
2
0
2
2
2
2
14
2
3
2
2
1
2
0
1
13
3
1
1
2
2
2
0
2
13
3
1
3
0
0
2
2
1
12
2
1
2
0
2
1
1
2
11
1
2
2
0
0
1
2
3
11
1
1
1
0
0
2
3
2
10
1
2
1
0
1
1
2
2
10
1
1
2
0
0
1
2
1
8
1
2
1
0
0
0
0
2
6
32
29
JSA
33
68
11
68
68
22
28
34
26
51
51
31
212
68
51
JSB
68
68
68
34
51
51
68
51
DP
0,24
0,21
0,21
0,47
0,24
0,22
0,24
0,25
Kriteria
cukup
cukup
cukup
baik
cukup
cukup
cukup
cukup
199
Lampiran 19
HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NAMA SISWA
NILAI
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 C31 C32 C33 C34 C35 C36
74 70 67 59 74 48 59 52 67 74 52 63 78 67 78 63 70 63 37 70 41 56 56 59 70 56 78 44 67 70 81 48 70 81 70 44
200
Lampiran 20
HASIL TES KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA KELOMPOK KONTROL
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
NAMA SISWA
NILAI
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34
63 59 30 63 63 48 48 78 59 59 44 70 48 56 44 52 74 59 74 41 37 70 59 59 33 41 52 56 52 56 67 67 67 56
201
Lampiran 21
PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS, VARIANS, SIMPANGAN BAKU DAN KEMIRINGAN KELOMPOK EKSPERIMEN A. Distribusi Frekuensi 37
41
44
44
48
48
52
52
56
56
56
59
59
59
63
63
63
67
67
67
67
70
70
70
70
70
70
70
74
74
74
78
78
78
81
81
Banyak data (n) = 36 Perhitungan Rentang R = Xmaks - Xmin = 81 – 37 = 44 Perhitungan Banyak Kelas K = 1 + 3,3 log (n) = 1 + 3,3 log 36 = 1 + 3,3 (1,55) = 1 + 5,13 = 6,13 6 Perhitungan Panjang Kelas
202
R K 44 P 6 P 7,333 P
P8 No.
Interval
1 2 3 4 5 6
37-44 45-52 53-60 61-68 69-76 77-84
Batas Bawah
36,5 44,5 52,5 60,5 68,5 76,5 Jumlah
B. Perhitungan Mean x
fx f i
i
i
2274 36 63,17
C. Perhitungan Median n F M e B b P 2 f Me 18 14 60,5 8 7 60,5 4,57 65,07
D. Perhitungan Modus fa M o Bb P fa fb 3 68,5 8 3 5 68,5 3 71,5
Batas Atas 44,5 52,5 60,5 68,5 76,5 84,5
Frekuensi fi
fi(%)
fk
Titik Tengah (xi)
4 4 6 7 10 5 36
11,11 11,11 16,67 19,44 27,78 13,89 100,00
4 8 14 21 31 36
40,5 48,5 56,5 64,5 72,5 80,5
xi2
fixi
1640,25 2352,25 3192,25 4160,25 5256,25 6480,25
162,00 194,00 339,00 451,50 725,00 402,50 2274,00
fixi2 6561,00 9409,00 19153,50 29121,75 52562,50 32401,25 149209,00
203
E. Perhitungan Quartil n F Q1 b p 4 f 9 8 52,5 8 6
3n F 4 Q3 b p f 27 21 68,5 8 10
52,5 1,33
68,5 12
53,83
80,5
F. Perhitungan Persentil 10n F P10 b p 100 f 3,6 0 36,5 8 4
90n F P90 b p 100 f 32,4 31 76,5 8 5
36,5 27,2
76,5 2,24
43,7
78,74
G. Perhitungan Varians n f i xi f i xi 2
s 2
2
nn 1
36149209 2247 3636 1 5371524 5049009 1260 322515 1260 159,09
2
H. Perhitungan simpangan baku
s 159,09 12,61
204
I. Perhitungan Kemiringan x Mo s 63,17 71,5 12,61 8,33 12,61 0,66
3
Karena berharga negatif, maka distribusi data miring negatif atau landai kiri. Dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di atas rata-rata.
205
Lampiran 22
PERHITUNGAN MEAN DAN PERSENTASE KEMAMPUANBERPIKIR KRITIS MATEMATIK BERDASARKAN INDIKATOR PADA KELAS EKSPERIMEN N = Jumlah siswa Skor Ideal Banyaknya soal x skor maksimal 1. Memfokuskan pertanyaan = 2 soal x 4 = 8 2. Menganalisis argumen = 1 soal x (4) + 1 soal x (2) = 6 3. Menjawab pertanyaan yang menentang = 2 soal x 3 = 6 4. Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan = 1 soal x (4) + 1 soal x (3) = 7 Mean = Misal mean indikator memfokuskan pertanyaan
=
= 6,27
Untuk mean indikator lainnya, gunakan hitungan seperti indikator memfokuskan pertanyaan. Standar Deviasi =
SD = √
Misal SD indikator memfokuskan pertanyaan = √ = √ =√ =√ = 1,45
206
Untuk menghitung standar deviasi indikator lainnya menggunakan cara seperti indikator memfokuskan pertanyaan. Persentase = (
)
Misal Persentase indikator memfokuskan pertanyaan = (
)
= Untuk menghitung persentase indikator lainnya dengan menggunakan cara seperti indikator memfokuskan pertanyaan.
207
Lampiran 23
PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS, VARIANS, SIMPANGAN BAKU DAN KEMIRINGAN KELOMPOK KONTROL
A. Distribusi Frekuensi 30 33 37 41 41 44 44 48 48 48 52 52 52 56 56 56 56 59 59 59 59 59 59 63 63 63 67 67 67 70 70 74 74 78
Banyak data (n) = 34 Perhitungan Rentang R = Xmaks - Xmin = 78 – 30 = 48 Perhitungan Banyak Kelas K = 1 + 3,3 log (n) = 1 + 3,3 log 34 = 1 + 3,3 (1,53) = 1 + 5,05 = 6,05 7 (dibulatkan ke atas) Perhitungan Panjang Kelas R K 48 P 7 P 6,85 P
P7
208
Frekuensi
No.
Interval
Batas Bawah
1
30-36
29,5
36,5
2
2 3 4 5 6 7
37-43 44-50 51-57 58-64 65-71 72-78
36,5 43,5 50,5 57,5 64,5 71,5 Jumlah
43,5 50,5 57,5 64,5 71,5 78,5
3 5 7 9 5 3 34
B. Perhitungan Mean x
fx f i
i
i
1913 34 56,26
C. Perhitungan Median n F M e Bb P 2 f Me 17 10 44,5 7 7 48,5 7 51,50
D. Perhitungan Modus fa M o Bb P f f b a 2 52,5 7 2 4 52,5 2,3 54,8
fk
Titik Tengah (xi)
xi2
fixi
fixi2
5,88
2
33
1089
66,00
2178,00
8,82 14,71 20,59 26,47 14,71 8,82 100,00
5 10 17 26 31 34
40 47 54 61 68 75
1600 2209 2916 3721 4624 5625
120,00 235,00 378,00 549,00 340,00 225,00 1913,00
4800,00 11045,00 20412,00 33489,00 23120,00 16875,00 111919,00
Batas Atas
fi
fi(%)
209
E. Perhitungan Quartil n F Q1 b p 4 f 8,5 5 43,5 7 5
3n F 4 Q3 b p f 25,5 17 57,5 7 9
43,5 4,9
57,5 6,61
48,4
64,11
F. Perhitungan Persentil 10n F P10 b p 100 f 3,4 2 36,5 7 3
90n F P90 b p 100 f 30,4 26 64,5 7 5
36,5 3,26
64,5 6,16
39,76
70,66
G. Perhitungan Varians n f i xi f i xi 2
s 2
2
nn 1
34111919 1913 3434 1 3805246 3659569 1122 145677 1122 129,84
2
H. Perhitungan simpangan baku
s 129,84 11,39
210
I. Perhitungan Kemiringan x Mo s 56,26 54,8 11,39 1,46 11,39 0,12
3
Karena berharga positif, maka distribusi data miring positif atau landai kanan. Dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di bawah rata-rata.
211
Lampiran 24
PERHITUNGAN MEAN DAN PERSENTASE KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK BERDASARKAN INDIKATOR PADA KELAS KONTROL N = Jumlah siswa Skor Ideal Banyaknya soal x skor maksimal 1.
Memfokuskan pertanyaan = 2 soal x 4 = 8
2.
Menganalisis argumen = 1 soal x (4) + 1 soal x (2) = 6
3.
Menjawab pertanyaan yang menentang = 2 soal x 3 = 6
4.
Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan = 1 soal x (4) + 1 soal x (3) = 7
Mean = Misal mean indikator memfokuskan pertanyaan
=
= 4,94
Untuk mean indikator lainnya, gunakan hitungan seperti indikator memfokuskan pertanyaan. Standar Deviasi =
SD = √
Misal SD indikator memfokuskan pertanyaan = √ = √ =√ =√ = 1,16
212
Persentase = (
)
Misal Persentase indikator memfokuskan pertanyaan = (
)
= Untuk menghitung persentase indikator lainnya dengan menggunakan cara seperti indikator memfokuskan pertanyaan.
213
Lampiran 25
Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen 1. Hipotesis : H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal 2. Menentukan 2 table Dari tabel kai kuadrat untuk jumlah sampel 36 pada tarif signifikansi
dan dk
= K 3 = 3, diperoleh 2 table = 7,82 3. Menentukan 2 hitung
No.
1
Kelas Interval
Batas Kelas
z
F(z)
36,5
-2,11
0,01722
37-44
44,5 2
-1,48
3
-0,85
4
-0,21
5
0,42
6
1,06
77-84
4
2,40
0,12937 4,65743
4
0,09
0,21742 7,82722
6
0,43
0,24758 8,91286
7
0,41
0,19103
6,8771
10
1,42
0,09986 3,59511
5
0,55
0,66374
69-76
76,5
0,05214 1,87722
0,41616
61-68
68,5
(FoFe)2/Fe
0,19873
53-60 60,5
Fo
Fe
0,06936
45-52
52,5
Luas Kelas Interval
0,85477
84,5
1,69 0,95463 Rata-rata Simpangan Baku x^2Hitung x^2 Tabel (0.05)(3) Kesimpulan : Terima Ho Data Berasal Dari Populasi Yang Berdistribusi Normal
2 hitung
fo fe 2 fe
5,30
63,17 12,61 5,30 7,82
214
Keterangan: 2 = harga chi square fo = frekuensi observasi fe = frekensi ekspetasi 4. Kriteria pengujian Jika 2 hitung < 2 table , maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika 2 hitung
2 table , maka H0 ditolak dan H1 diterima
5. Membandingkan 2 table dan 2 hitung Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh :
2 hitung < 2 table (5,30 < 7,82) 6. Kesimpulan Karena 2 hitung < 2 table , maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
215
Lampiran 26
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELOMPOK KONTROL 1. Hipotesis : H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal 2. Menentukan 2 table Dari tabel kai kuadrat untuk jumlah sampel 34 pada tarif signifikansi
dan dk
= K 3 = 4, diperoleh 2 table = 9,49 3. Menentukan 2 hitung
No.
Kelas Batas Interval Kelas 30,5
1
-1,08 -0,52 0,05
5
58-64
6
65-71
64,5 71,5 72-78
0,61 1,18 1,74
Fe
Fo
(FoFe)2/Fe
0,08113
3,245
2
0,48
0,16291 6,51624
3
1,90
0,21625 8,65013
5
1,54
0,21059 8,42344
7
0,24
0,15043
6,0172
9
1,48
0,07882 3,15282
5
1,08
0,03029 1,21153
3
2,64
0,14012 0,30303 0,51928
51-57
57,5
7
0,059
44-50 50,5
4
-1,56
37-43
43,5 3
F(z)
30-36
36,5 2
z
Luas Kelas Interval
0,72987 0,8803 0,95912
78,5
2,30 0,98941 Rata-rata Simpangan Baku x^2Hitung x^2 Tabel (0.05)(4) Kesimpulan : Terima Ho Data Berasal Dari Populasi Yang Berdistribusi Normal
49,90 12,41 6,72 9,49
216
2 hitung
fo fe 2 fe
6,72
Keterangan: 2 = harga chi square fo = frekuensi observasi fe = frekensi ekspetasi 4. Kriteria pengujian Jika 2 hitung < 2 table , maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika 2 hitung
2 table , maka H0 ditolak dan H1 diterima
5. Membandingkan 2 table dan 2 hitung Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh :
2 hitung < 2 table (6,72 < 9,49) 6. Kesimpulan Karena 2 hitung < 2 table , maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
217
Lampiran 27
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS A. Menentukan Hipotesis Statistik H0 : 1 2 2 2 H1 : 1 2 2 2 B. Menentukan Ftabel Dari tabel F untuk jumlah sampel 36 pada taraf signifikasi ( ) 5% dan pada taraf signifikansi =0,05 untuk dk penyebut (varian terbesar) 36 dan dk pembilang (varian terkecil ) 34, diperoleh Ftabel = 1,76. C. Menentukan Fhitung Varians terbesar Varians terkecil 159,09 129,84 1,225
Fhitung
D. Membandingkan Ftabel dengan Fhitung Dari hasil perhitungan diperoleh, Fhitung ≤ Ftabel 1,225 ≤ 1,76 E. Kriteria Pengujian Kriteria pengujian untuk uji homogenitas sebagai berikut : Jika Fhitung < Ftabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima F. Kesimpulan Dari pengujian homogenitas dengan uji Fisher diperoleh Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima, artinya kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen.
218
Lampiran 28
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS STATISTIK A. Menentukan Hipotesis Statistik H0 : 1 2 H1 : 1 2 Keterangan:
μ1
:
Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok
eksperimen
μ2
:
Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok
kontrol H0 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok kontrol H1 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok kontrol B. Menentukan ttabel Dengan dk n1 n2 2 36 34 2 68 Pada taraf signifikasi =0,05 diperoleh ttabel = t tabel t 0,05,68 = 2,00 C. Menentukan thitung Statistik
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Rata –rata
56,26
63,17
Varians (s2)
129,84
159,09
219
s gab
n1 1s1 2 n2 1s 2 2 n1 n2 2
36 1159,09 34 1129,84 36 34 2
9852,87 68 12,04
t hitung
X1 X 2 S gab
1 1 n1 n2
63,17 56,26 12,04
1 1 36 34
6,91` 2,878 2,4
D. Membandingkan thitung dengan ttabel Dari hasil perhitungan diperoleh, thitung > ttabel 2,4 > 2,00
E. Kriteria Pengujian Kriteria pengujian untuk uji hipotesis statistik sebagai berikut: Jika thitung ≤ ttabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika thitung > ttabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima F. Kesimpulan Dari pengujian hipotesis dengan uji-t diperoleh thitung> ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima atau dengan kata lain rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok kontrol.
220
Lampiran 30
Tabel. Minimum values of CVR, One tailed test, p = .05 No of Panelists
Minimum Value
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 20 25 30 35 40
.99 .99 .99 .85 .78 .62 .59 .56 .54 .51 .49 .42 .37 .33 .31 .29
Wawancara Pra Penelitian Hari/Tanggal : Senin, 20 Januari 2014 Nama Guru
: Ami Inayati, S.Pd
Tempat
: SMP Darul Ma’arif Jakarta
Pewawancara : Ghufron Kamil Daftar pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana keadaan para siswa pada saat pembelajaran metamatika? “Keadaan siswa pada saat pembelajaran berbeda-beda. Ada yang antusias, ada yang diam, ada yang malu-malu, dan ada yang suka berbicara tentang hal-hal diluar pelajaran matematika. Umumnya siswa belum siap untuk belajar.” 2. Apakah para siswa aktif bertanya ketika mereka mengalami kesulitan pada saat belajar matematika? “Ada beberapa siswa yang aktif bertanya karna menyukai pelajaran matematika. Namun siswa yang seperti itu sangat sedikit” 3. Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar matematika? “Keadaan siswa pada saat pembelajaran matematika berbeda-beda, siswa masih memiliki kesulitan dalam perhitungan dasar Sehingga tidak sedikit siswa yang sudah putus asa dalam menyelesaikan permasalahan matematika; terutama pada soal cerita, menyelesaikan masalah matematika dan soal aplikasi matematika. 4. Upaya apa yang Ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut? “Biasanya ya saya yang harus aktif dalam menangani perbedaan karakteristik siswa yang berbeda-beda, saya harus mengulang kembali mengenai materi perhitungan dasar. Umumnya dalam pembelajaran matematika masih terfokus pada guru yang harus aktif“ 5. Metode apa yang biasa Ibu gunakan pada saat pembelajaran matematika? “Biasanya saya masih menggunakan metode gabungan atau variatif tapi lebih sering ceramah.”
6. Bagaimana kemampuan berpikir kritis matematik siswa? “Kemampuan berpikir kritis siswa itu masih rendah. berbeda pada masingmasing siswa. karna siswa hanya menerima pelajaran saja” 7. Seberapa penting kemampuan berpikir kritis matematik dalam pembelajaran? “Sangat penting, mengingat begitu berkembangnya perubahan zaman, jadi siswa harus sangat kritis dalam pembelajaran, melatih untuk kehidupan seharihari mereka. 8. Sulitkah Ibu mengajak siswa untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa? “cukup sulit, cara mengatasinya dengan menyuruh siswa untuk aktif dan ikut memberikan pendapatnya ketika pelajaran. 9. Menurut Ibu, metode yang sudah Ibu gunakan, sudah cukup untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa? “Metode yang saya gunakan masih belum cukup untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik siswa, karena ya banyak faktor-faktor yang saya hadapi.”